Pengertian Dan Kriteria Ilmu Pengetahua1
-
Upload
densy-hacker -
Category
Documents
-
view
516 -
download
1
description
Transcript of Pengertian Dan Kriteria Ilmu Pengetahua1
|
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
MAKALAH ILMU PENGETAHUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai upaya dapat digunakan untuk menjelaskan apa yang
dimaksud dengan filsafat, salah satunya adalah dengan memahami ilmu
pengetahuan manusia. Filsafat adalah salah satu jenis ilmu pengetahuan
manusia, yaitu pengetahuan filsafat.
Bila ada istilah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela maka
ilmu juga bisa diartikan sebagai penerang dunia. Karena ibarat hidup
tanpa ilmu maka kita akan hidup dalam sebuah kegelapan yang tanpa
berujung. Oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu mencari dan
memperdalam ilmu supaya kita bisa mengikuti perkembangan jaman
tanpa dihantui rasa ketakutan karena kedangkalan ilmu yang kita miliki.
Dalam makalah kami ini, kami akan menjelaskan apa yang
dimaksud dengan ilmu pengetahuan, arti definisinya, klasifikasi menurut
obyek dan subyeknya serta klasifikasi menurut para filosofis.
Tentunya makalah kami ini sangat banyak sekali kekurangannya,
maka dari itu saran serta kritik dari pembaca yang budiman sangat kami
harapkan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN ILMU
Pengertian Ilmu Menurut Para AhliBerikut ini adalah pengertian dan definisi ilmu menurut beberapa ahli:
#M.IZUDDIN TAUFIQ
Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian
dan eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun
asal usulnya
#THOMAS KUHN
Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail
dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya
# Dr.MAURICE BUCAILLE
Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu
yang lama maupun sebentar.
#NS.ASMADI
Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses
mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode
ilmiah)
# POESPOPRODJO
Ilmu adalah proses perbaikan diri secara bersinambungan yang meliputi
perkembangan teori dan uji empiris
2
# MINTO RAHAYU
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan
berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat
pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum
dicoba dan diuji.
#POPPER
ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin direorganisasi.
#DR.H.M.GADE
Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas
kemungkinan pengetahuan manusia.
#FRANCIS BACON
Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta
yang dapat menjadi objek pengetahuan.
#CHARLESSINGER
Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the
process which makes knowledge)
3
2. Pengertian Pengetahuan
Logika yang sedang kita pelajari adalah ilmu. Dalam bahasa indonesia
“ilmu” seimbang dengan “science” dan dibedakan pemakaiannya secara
jelas dengan kata “pengetahuan”. Dengan kata lain ilmu dengan
pengetahuan mempunyai pengertian yang berbeda secara mendasar.
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktifitas mengetahui, yakni
tersingkatnya suatu pernyataan ke dalam jiwa hingga tidak ada keraguan
terhadapnya.
Ketidakraguan merupakan syarat mutlak bagi jiwa untuk dapat dikatakan
mengetahui. Kita harus berhati-hati dalam menggunakan kata
“pengetahuan” dan “ilmu” dari apa yang kita tangkap dari jiwa.
Pengetahuan (knowledge) sudah puas menangkap tanpa “ragu”
kenyataan sesuatu, sedangkan ilmu atau scince menghendaki penjelasan
lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut pengetahuan.
3. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Menurut “ensiklopedia Indonesia” ilmu pengetahuan adalah suatu
sistem dari berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan
sebagai hasil pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti
dengan menggunakan metode-metode tertentu. Ilmu pengetahuan
prinsipnya merupakan usaha untuk mengorganisasikan dan
mensistematiskan common sense, suatu pengetahuan yang berasal dari
pengalamandan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, namun
dilanjutkan
4
dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan
berbagai metode.[1]
Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa inggris science , yang
berasal dari bahasa latin scientia dari bentuk kata kerja scire yang berarti
mempelajari, mengetahui.[2] Ilmu pengetahuan adalah suatu proses
pemikiran dan analisis yang rasional, sistematik, logis, dan konsisten.
A. Perbedaan Ilmu Pengetahuan Dengan Pengetahuan Biasa
Apabila kita memperbandingkan antara pengetahuan biasa dengan
ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai berikut :
Pengetahuan biasa( knowledge/ common sense): tidak memandang
sebab-sebabnya, tidak mencari rumusan secara obyektif, tidak
menyelidiki obyeknya, tidak ada sintesis, tidak bermetode dan
bersistem.
Ilmu pengetahuan (science) : mementingkan sebab-sebabnya, mencari
rumusan, menyelidiki obyek, melakukan sintesis, bermetode dan
bersistem.[3]
Perbedaan antara ilmu pengetahuan dengan pengetahuan biasa terlihat
dari sifat sistematik dan cara memperolehnya[4]
5
B. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan mengalami
perkembangan atau perubahan sesuai dengan semangat zaman[5].
Terdapat banyak pandangan yang terkait dengan klasifikasi ilmu
pengetahuan yang dapat kita temui. Pada makalah ini kami akan
mengklasifikasikan ilmu pengetahuan menurut subyeknya dan obyeknya.
Menurut subyeknya
1) Teoritis
a. Nomotetis: ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal
berlaku, mempelajari obyeknya dalam keabstrakannya dan
mencoba menemukan unsur-unsur yang selalu terdapat kembali
dalam segala pernyataannya yang konkrit bilamana dan di mana
saja, misalnya adalah ilmu alam, ilmu kimia, sosiologi, ilmu hayat
dan sebagianya.
b. Ideografis (ide: cita-cita, grafis: lukisan), ilmu yang mempelajari
obyeknya dalam konkrit menurut tempat dan waktu tertentu,
dengan sifat-sifatnya yang menyendiri (unik). Misalnya ilmu
sejarah, etnografi (ilmu bangsa-bangsa), sosiologi dan
sebagainnya.
2) Praktis (applied science/ ilmu terapan)
Ilmu yang langsung ditujukan kepada pemakaian atau
pengalaman pengetahuan itu, jadi menentukan bagaimanakah
orang harus berbuat
6
sesuatu, maka ini pun diperinci lebih lanjut yaitu :
a. Normatif, ilmu yang memesankan bagaimanakah kita harus
berbuat, membebankan kewajiban-kewajiban dan larangan-
laramgan misalnya: etika (filsafat kesusilaan/filsafat moral)
b. Positif, (applied dalam arti sempit) yaitu ilmu yang mengatakan
bagaimanakah orang harus berbuat sesuatu , mencapai hasil
tertentu. Misalnya adalah ilmu pertanian, ilmu teknik, ilmu
kedokteran dan sebagainnya.
Kedua macam ilmu pengetahuan ini saling melengkapi, jadi
walaupun dibedakan tetap tidak boleh dipisahkan. Kebanyakan ilmu
pengetahuan mempunyai bagian teoritis disamping bagian praktis,
sehingga sering sulit diterapkan dimana suatu ilmu harus dimasukkan
dalam pembagian ini, ilmu teoritis, biasannya dapat berdiri sendiri
terlepas dari ilmu praktis,akan tetapi ilmu praktis selalu mempunyai
dasar yang teoritis.
Menurut Obyeknya (terutama obyek formalnya atau sudut pandangnya)
1) Universal/umum: meliputi keseluruhan yang ada,seluruh hidup
manusa, misalnnya: teologi/agama dan filsafat.
2) Khusus: hanya mengenai salah satu lapangan tertentu dan
kehidupan manusia, jadi obyeknya terbatasa, hanya ini saja atau itu
saja.inilah yang biasannya disebut” ilmu pengetahuan”.
Ini diperinci lagi atas:
7
a. Ilmu-ilmu alam (natural scienses, natuurwetenschappen)
Ilmu yang mempelajari barang-barang menurut keadaanya di alam
kodrat saja, terlepas dari pengaruh manusia dan mencari hukum-
hukum yang mengatur apa yang terjasi di dalam alam, jadi
terperinci lagi menurut obyeknya. Termasuk di dalamnya adalah:
ilmu alam, ailmu fisika, ilmu kimia, ilmu hayat dan sebainnya.
b. Ilmu pasti (mathematics)
Ilmu yang memandang barang-barang, terlepas dari isinya hanya
menurut besarnya. Jadi mengadakan abstaraksi barang-barang itu.
Ilmunya dijabarkan secara logis berpangkal pada beberapa asas-
asas dasar (axioma). Termasuk di dalamnya adalah: ilmu pasti, ilmu
ukur, ilmu hitung, ilmu al jabar dan sebagainnya.
c. Ilmu-ilmu kerohanian / kebudayaan (geisteswisssen-schaften/social-
sciences)
Ilmu yang mempelahari hal-hal dimana jiwa manusia
memegang peranan yang menentukan. Yang dipandang bukan
barang-barang seperti di alam dunia, terlepas dari manusia,
melainkan justru sekadar mengalami pengaruh dari manusia.
Termasuk misalnnya: ilmu sejarah, ilmu mendidik, ilmu hukum , ilmu
ekonomi, ilmu sosiologi, ilmu bahasa dan sebagainnya.
Ketiga macam ilmu pengetahuan ini juga dibeda-bedakan tetapi
jangan sampai dipisah-pisahkan, kerna memang berhubungan satu
sama lain dan saling mempengaruhi dan melengkapi.[6]
8
C. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut Para Filsuf
Dalam sub tema ini, kami mengambil beberapa contoh klasifikasi ilmu
pengetahuan menurut para filsuf, antara lain :
1) Cristian Wolff
Cristian Wolff mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga
kelompok besar , yakni ilmu pengetahuan empiris, matematika, dan
filsafat. Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Cristian Wolff dapat
diskemakan sebagai berikut :
a. Ilmu pengetahuan empiris
1. Kosmologis empiris
2. Psikologis empiris
b. Matematika
1. Murni : aritmatika, geometri, aljabar
2. Campuran : mekanika, dan lain-lain
c. Filsafat
1. Spekulatif (metafisika)
a. umum:ontologi
b. khusus: psikologi, kosmologi, theologi
2. Praktis
a. intelek: logika
b. kehendak; ekonomi, etika, politik. c. pekerjaan fisik:
tekhnologi
9
2) Auguste Comte
Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan
Auguste Comte sejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang
menunjukkan bahwa gejala-gejala dalam ilmu pengetahuan yang paling
umum akan tampil terlebih dahulu. Kemudian disusul dengan gejala
pengetahuan yang semakin lama semakin rumit atau kompleks dan
semakin kongkret. Karena dalam mengemukakan penggolongan ilmu
pengetahuan, Auguste Comte memulai dengan mengamati gejala-gejala
yang paling sederhana, yaitu gejala yang letaknya paling jauh dari
suasana kehidupan sehari-hari. Urutan dalam penggolongan ilmu
pengetahuan Auguste Comte sebagai berikut:
1. Ilmu pasti (matematika)
2. Ilmu perbintangan (astronomi)
3. Ilmu alam (fisika)
4. Ilmu kimia
5. Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)
6. Fisika sosial (sosiologi)
10
Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Auguste Comte secara garis
besar dapat diklasifikasikan sebagi berikut:
1. Ilmu pengetahuan
a. Logika (matematika murni)
b. Ilmu pengetahuan empiris (astronomi, fisika, biologi, sosiologi)
2. Filsafat
a. Metafisika
b. Filsafat ilmu pengetahuan[7]
4. Kriteria Ilmu Pengetahuan
Ilmu merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk memperadab
dirinya. Ketika manusia merenung tentang apa artinya menjadi seorang
manusia,lambat laun mereka sampai pada kesimpulan bahwa mengetahui
kebenaran adalah tujuan yang paling utama dari manusia. Perkembangan
ilmu pada waktu lampau dan sekarang merupakan jawaban dari rasa
keinginan manusia untuk mengetahui kebenaran.
Ilmu dapat di anggap sebagai suatu sistem yang menghasilkan kebenaran.
Dan seperti juga sistem- sistem yang lainnya mempunyai komponen-
komponen yang berhubungan satu sama lainnya. Komponen utama dari
sistem ilmu adalah:
1.Perumusan masalah
2.Pengamatan dan diskripsi
3.Penjelasan
11
4.Ramalan dan kontrol
Dalam pengetahuan modern dikenal pembagian ilmu atas kelompok ilmu
a posteriori, dan kelompok ilmu a periori. Kemenaran ilmu ini tidak dapat
di temukan dan dikembalikan kepada data empiris melainkan kepada akal.
Semua ilmu yang tidak tergantung kepada pengalaman dan eksperimen
termasuk kepada kelompok ini, begitu juga logika.
Secara umum filsafat membedakan dua sumber pengetahuan, yaitu
indera dan budi. Maka pengetahuan yang mungkin dimiliki oleh manusia,
yakni pengetahuan inderawi dan pengetahuan intelektif.
a. Kriteria Kebenaran
Kebenaran merupakan suatu hubungan tertentu antara suatu
kepercayaan dengan suatu fakta atau lebih diluar kepercayaan. Bila
hubungan ini tidak ada, maka kepercayaan itu adalah salah. Suatu kalimat
dapat disebut “banar” atau “salah”, meskipun tak seorang pun
mempercayainnya, asalkan jika kalimat itu dipercaya, banar atau salahnya
kepercayaan itu terletak pada masalahnya.
Ada dua cara berfikir yang dapat kita gunakan untuk mendaptkan
pengetahuan baru yang benar, yaitu melalui metode induksi dan metode
deduksi
Induksi adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat
umum dari kasus-kasus yang bersifat individual. Penalaran ini dimulai dari
kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum.
Cara penalaran ini mempunyaidua keuntungan. Pertama, kita dapat
berfikir secara ekonomis. Meskipun eksperimen terbatas pada beberapa
kasus individual, kita dapt
12
bisa mendapat pengetahuan yang lebih umum tidak sekedar kasus yang
menjadi dasar pemikiran kita. Kedua, pernyataan yang di hasilkan melalui
cara berfikir induksi tadi memungkinkan proses penalaran selanjutnya,
baik secar induktiv maupun deduktif.
Deduksi merupakan kegiatan berfikir merupakan kebalikan dari penalaran
induksi. Deduksi adalah cara berfikir dari pernyataan yang bersifat umum,
menuju kesimpulan yang bersifat khusus.
Usaha untuk mendefinisikan atau memberi batasan kebenaran mengalami
banyak kesulitan misalnya sukar untuk menghindari proyeksi posisi
seorang filsuf kedalam suatu definisi prasangka seorang filsuf dapt
dilekkan pencerminan marilah kita sepakati bersama bahwa kebenaran
adalah suatu pertimbangan yang sesuai dengan realitas kebenaran adalah
suatu pertimbangan yang sesuai dengan realitas, bahwa pengetahuan kita
mengenai realitas dan kenyataan sejajar secara harmonis, sehingga
sistem- sistem pendapat yang diintegrasikan dalam benak kita secara
terperinci tepat dengan dunia realitas.
Kepercayaan tentang apa yang tidak perhan dialami, tidaklah berkenan
Manuasia selalu dirangsan tentang kebenaran tidaklah berkenan dengan
individu yang tidak pernah mengalami, tetapi berkenaan dengan kelas
dimana tidak seorangpun dari anggotanya pernah dialami. Suatu
kepercayaan harus selalu sanggup untuk dianalisis dan ke dalam unsur-
unsur dimana pengalaman membuatnya dapat dipaham, tetapi bila suatu
kepercayaan diuraikan dalam bentuk logis ia sering
13
membaawa kita pada analisis yang berbeda, yang agaknya akan
menyangkut
komponen-komponen yang tidak diketahui dari pengalman. Bila analisis
psikologis yang menyesatkan dihindari,kita dapat mengatakan secara
umum bahwa setiap kepercayaan yang tidak semata-mata merupakan
dorongan untukbertindak pada hakikatnya merupakan gambaran
digabung dengan suatu perasaan yang mengiyakan atau meniadakan ,
dimana dalam perasaan yang mengiyakan hal ini adalah benar bila
terdapat fakta yang menggambarkan kesamaan dengan yang diberikan
sebuah prototipe terhadap bayangan, sedangkan dalam perasaan yang
meniadakan, ia adalah benar bila tak terdapat fakta seperti itu. Suatu
kepercayaaan yang tidak benar disebut salah. Inilah suatu definisi
tentangn kebenaran.
Manusia selalu dirangsang berbagai masalah tentang kebenaran. Dan
berusaha merumuskan definisi tentang kebenaran. Tiga penafsiran utama
telah timbul, yaitu:
1. Kebenaran sebagai sesuatu yang mutlak
2. Sebenaran sebagai sesuatu yang subyektif, sebagai masalah pendapat
pribadi
3. Kebenaran sebagai seuatu kesatuan yang tidak bisa dicapai, sesuatu
yang tidak mungkin (ketidak mungkinan).
Kebenaran-kebenaran tersebut didukung oleh argumentasi-argumentasi
yang terkandung pada sifat kebenaran itu sendiri. Kebenaran yang mutlak
dituntut untuk dapat dieterima secara umum dengan dukungan data dan
argumentasi ilmiah yang kuat. Sifat kenbenaran mutlak ini menuntutb
syarat-syarat yang lebih berat, sedangkan yang subyektif tentunya agak
dibatasi oleh pengalaman subyek tertentu
14
dalam lingkungan pergaulannya, dan kebenaran yang tisak bisa dicapai
adalah
pencapaian kebenaran atau kenyataan bahwa sesuatu tidak mungkin
terjadi. Kebenaran pada hakikatnya adalah tujuan dari aktivitas ilmu
pengetahuan yang selalu berkembang, jadi mencari kebenaran
sebagaimana telah dikemukakan adalah tujuan ilmu pengetahuan.
5. Syarat-syarat Ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan
khusus tentang apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada
persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah
sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam
yang telah ada lebih dahulu.
1. Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu
golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun
bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang
dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek,
sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan subjek
peneliti atau subjek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang berarti:
cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan
dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
15
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan
suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang
teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara
utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu menjelaskan rangkaian sebab
akibat menyangkut objeknya. Pengetahuan yang tersusun secara
sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang
ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal
yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga
bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang
keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an
(universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat
objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat
universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu
pula.
6. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Saat ini mungkin sudah sangat maju.Banyak sekali inovasi atau
segla penemuan-penemuan yang dilakukan manusia. Ilmu pengetahuan
sendiri adalah usaha manusia manusia yang ingin menyelidiki tentang
suatu hal makna dan hakekat idup di dunia ini. Bahkan manusia telah
berani membuat manusia sendiri dengan teknologi yang disebut dengan
cloning. Dengan pengetahuanya itu manusia telah berani bermain sebagai
tuhan, Luar biasa. Tidak ada lagi suatu etika atau tuntunan yang dimiliki
oleh orang-orang yang diberi kecerdasan otak itu. Hati mereka
16
beku sehingga mereka tidak sungkan mengorbankan banyak hal demi
mewujudkan satu produk ilmu pengetahuan yang seharusnya tidak terjadi.
a.Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan
Penyalahgunaan Ilmu pengetahuan seperti cloning itu sendiri
sebenarnya telah dinyatakan sebagai sesuatu yang sangat
membahayakan. Bayangkan saja, melihat bentuk bayi yang gagal di
cloning, pasti akan membuat hati orang yang masih mempunyai hati
nurani akan berteriak. Bayi-bayi itu berbentuk seperti kodok, bayi dengan
mata yang sangat besar dibagian dahi, bayi dengan bagian organ dalam
terurai dan lain sebagainya.
Bayi-bayi yang menjadi bahan percobaan itu tidak bersalah. Dengan
tanpa rasa kemanusiaan sedikitpun orang yang diberi ilmu pengeetahuan
itu mencoba berbagai hal dan mewujudkan karya-karya yang menentang
Alam. Tuhan pasti marah dengan smua itu, Produk cloning ini biasanya
tidak mempunysi imunitas tubuh yang bagus sehingga akan mudah
terkena serangan penyakit.
Cloning sendiri merupakan satu pembuahan tanpa menggunakan
sperma, Inilah satu hal yang menentang alam, kalau tanpa sperma pasti
akan ada yang salah dengan produk cloning itu.
Orang-orang yang mengaku Ilmuan itu harus belajar Hati dan
bagaimana menggabungkan kecerdasan otak dan kecerdasan hati.
Mereka tidak boleh
17
sertamerta mengatasnamakan pengetahuan dan dengan beraninya
apapun yang bias mereka lakukan.
Pikiran manusia itu memang aneh, pembentukan kepribadian
dianggap sebagai suatu yang bias dirancang jauh sebelum bayi itu
dilahirkan dengan bantuan teknologi. Lalu Apa fungsi pendidikan dan
pengasuhan orang tua? Kalau dituruti, maka dengan adanya ilmu
pengetahuan yang semakin pesat, ditakutkan manusia semakin sombong.
Padahal seharunya semakin tinggi ilmu seseorang ia akan semakin tahu
dengan tuhanya dan ia akan semakin bertakwa, sayangnya semakin maju
ilmu pengetahuan malah terkdang semakin jauh dengan Tuhanya.
b. Pengetahuan Yang Membunuh
Seorang Einstein mengatakan bahwa Ilmu pengetahuan itu
membutuhkan Agama agar ada yang mengendalikan kalau tidak, maka
ilmu pengetahuan ini akan menjadi mesin pembunuh manusia yang
sangat keji. Penemuan senjata biologis yang mampu membunuh manusia
secara masal adalah salah satunya.
Semakin berkembang ilmu pengetahuan, semakin berkembang pula
keserakahan manusia akan suatu hal, segala aspek dan hidup, itu tidak
menjadi soal, karena masih banyak juga manusia yang melihat manfaat
perkembangan ilmu pengetahuan untuk nak cucu kita dimasa depan, Ilmu
pengetahuan memang diperuntukan untuk generasi masa depan.
18
7. Hakikat Ilmu Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan adalah milik Tuhan, dan sudah sepantanya Setiap
manusia berpengetahuan tanpa ada sebuah batas. Karena manusia
didunia ini diciptakan oleh suatu zat yaitu Tuhan. Ketika mempunyai ilmu
pengetahuan pun jangan sampai takabur dan lupa akan kesejahteraan
Masyarakat umum. Untuk selanjutnya kita sebagai manusia harus bias
mengikuti segala perkembangan, jika tidak ingin tertinggal dari pusran
waktu yang turut juga mengembangkan segala ilmu pengetahuan di dunia
ini.
Ilmu pengetahuan saat ini bias dikatakan, merupakan hasil dari
akumulasi pengetahuan yang terjadi dengan pertumbuhan maka ilmuan
yang berperan dalam ilmu pengethuan dalam perkembanganya juga harus
memiliki kearifan, kebenaran, etika dan estetika agar tidak terjerumus
kedalam penemuan yang tidak mempunyai etika dan akhirnya bias
menghancurkan umat manusia.
Mencari Ilmu adalah kewajiban dari manusia. Kalimat itu sudah
tertera di semua kitab suci semua Agama. Setelah kita mengetahui mana
ilmu pengethuan yang baik, maka kitapun dituntut untuk menyebrluaskan
kepada manusia lainya, dengan tujuan untuk mensejahterakan kehidupan
manusia di dunia ini. Perkembangan ilmu pengetahuan itu harus terus bias
membuat manusia menjadi lebih baik
19
KESIMPULAN
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktifitas mengetahui, yakni
tersingkatnya suatu pernyataan ke dalam jiwa hingga tidak ada keraguan
terhadapnya.
Ilmu merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk memperadab
dirinya, Ilmu dapat di anggap sebagai suatu sistem yang menghasilkan
kebenaran. Dan seperti itu juga sistem- sistem yang lainnya mempunyai
komponen- komponen yang berhubungan satu sama lainnya.
Kebenaran merupakan suatu hubungan tertentu antara suatu
kepercayaan dengan suatu fakta atau lebih diluar kepercayaan. Bila
hubungan ini tidak ada, maka kepercayaan itu adalah salah. Suatu kalimat
dapat disebut “banar” atau “salah”, meskipun tak seorang pun
mempercayainnya, asalkan jika kalimat itu dipercaya, banar atau salahnya
kepercayaan itu terletak pada masalahnya.
20
BAB III
PENUTUP
Makalah kami yang sangat ringkas ini bermaksud menjelaskan
apakah ilmu pengetahuan itu, apa makna definisi dan juga klasifikasinya.
Setelah kita pelajari bersama, dapatlah diketahui bersama bahwa ilmu
pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang rasional,
sistematik,logis, dan konsisten. Sedangkan menurut “ensiklopedia
Indonesia” ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari berbagai
pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil
pemeriksaaan-pemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan
menggunakan metode-metode tertentu.
Perbedaan ilmu pengetahuan dengan pengetahuan biasa ( common
sense)terletak pada sifat sistematiknya dan cara memperolehnya.
Klasifikasi ilmu pengetahuan bisa didasarkan pada subjek dan objeknya,
berdasar subyek dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu ilmu teoritis
dan ilmu praktis. Sedangkan menurut objeknya ilmu pengetahuan dapat
dibagi menjadi dua macam yaitu ilmu umum dan ilmu khusus yang
perinciannya telah kita pelajari bersama tadi.
Cristian Wolff mengklasifikasikan ilmu pengetahuan ke dalam tiga
kelompok besar , yakni ilmu pengetahuan empiris, matematika, dan
filsafat. Sedangkan Auguste Comte sejalan dengan sejarah
ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan bahwa gejala-gejala
dalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih dahulu.
Kemudian disusul dengan gejala pengetahuan yang semakin lama
semakin rumit atau kompleks dan semakin kongkret.
21
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal. 2007. Filsafat Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir. 2001. Filsafat Ilmu. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Salam, Burhanuddin.1995. Pengantar Filsafat. Jakarta : Bumi Aksara.
Surajiyo.2005.Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
[1] Burhanuddin Salam. Pengantar Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal
10
[2] Drs.Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),
hal 62
[3] Burhanuddin Salam. Pengantar Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal 8
[4] Amsal Bachtiar. Filsafat Ilmu.(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal 92
[5] Rizal munir. Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal 143
[6] Burhanuddin salam. Pengantar Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal
20-23
[7] Surajiyo. Ilmu Filsafat Sebgai Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal
72-74
http://tugasteknikmesin.blogspot.com/2011/12/definisi-ilmu-
pengetahuan.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_ilmu_menurut_para_ahli_info515.
html
www.anneahira.com
22
DAFTAR ISI
BAB I.Pendahuluan.................................................................................1
BAB 2.Pembahasan................................................................................2
Pengertian Ilmu......................................................................................2
Pengertian Pengetahuan........................................................................4
Pengertian Ilmu Pengetahuan................................................................4
A.Perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan ilmu Biasa.......................5
B.Klasifikasi Ilmu Pengetahun.........................................................6
C.Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut para Filusuf.....................9
Kriteria Ilmu Pengetahuan.....................................................................11
a.Kriteria kebenaran.......................................................................12
Syarat-Syarat Ilmu.................................................................................15
Perkembangan Ilmu Pengetahuan.........................................................16
a.Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan............................................17
b.Pengetahuan yang membuuh......................................................18
Hakekat Ilmu Pengetahuan...................................................................19
Kesimpulan............................................................................................20