PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta...

88
PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN BERBASIS SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN PEDAGOGICAL CONTENT KNOWLEDGE (PCK)GURU IPA (Tesis) Oleh CONNYTA ELVADOLA MAGISTER KEGURUAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Transcript of PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta...

Page 1: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN BERBASIS SCAFFOLDING

UNTUK MENINGKATKAN PEDAGOGICAL CONTENT

KNOWLEDGE (PCK)GURU IPA

(Tesis)

Oleh

CONNYTA ELVADOLA

MAGISTER KEGURUAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

Connyta Elvadola

ii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN BERBASIS SCAFFOLDING

UNTUK MENINGKATKAN PEDAGOGICAL CONTENT

KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA

Oleh

CONNYTA ELVADOLA

Hasil survei yang dilakukan pada guru IPA di Lampung menunjukkan bahwa

kompetensi PCK guru IPA rendah. Faktor penyebabnya antara lain karena

pelatihan yang selama ini dilakukan hanya bersifat satu arah serta tidak adanya

feedback dalam pelaksanaan pelatihan sehingga guru sulit mengembangkan

kompetensi PCK. Pengembangan profesionalisme guru IPA melalui pelatihan

menggunakan strategi scaffolding dengan pola In-On merupakan salah satu

bentuk upaya memaksimalkan pelatihan untuk meningkatkan PCK. Tujuan dari

penelitian adalah untuk mengetahui validitas, respon peserta pelatihan, dan

keefektivan strategi scaffolding dalam pelatihan guru untuk meningkatkan PCK

guru IPA. Penelitian ini menggunakan model R & D yaitu pengumpulan informasi

data awal, perencanaan produk awal, pengembangan desain produk awal, uji coba

produk. Subjek penelitian pada tahap uji coba yaitu 16 guru IPA SMP yang

tergabung dalam MGMP Kota Bandar Lampung. Instrumen pengumpulan data

menggunakan lembar angket, lembar validasi konstruksi dan substansi, lembar tes

Page 3: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

Connyta Elvadola

iii

tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi pembelajaran.

Hasil akhir menunjukkan bahwa strategi scaffolding yang dikembangkan layak

untuk digunakan dalam pelatihan guru IPA dengan persentase kelayakan strategi

dalam kriteria “sangat tinggi”. Strategi scaffolding hasil pengembangan efektif

dalam meningkatkan PCK guru IPA. Hal tersebut terlihat dari hasil uji Wilcoxon

prestes dan postes menunjukkan nilai sig 0,000<0,05 dan hasil dari self-

assessment menunjukkan nilai sig 0,001< 0,05. Penilaian menggunakan lembar

telaah RPP dan lembar observasi pembelajaran menunjukkan kriteria “sangat

tinggi”. Respon positif yang diberikan oleh peserta pelatihan memiliki kriteria

“sangat tinggi” dan 94 % peserta pelatihan merasakan dampak besar terhadap

kompetensi PCK yang dimiliki setelah mengikuti pelatihan.

Kata kunci: Pedagogical Content Knowledge (PCK), pelatihan guru IPA,

strategi scaffolding

Page 4: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

Connyta Elvadola

iv

ABSTRACT

THE DEVELOPMENT OF SCAFFOLDING STRATEGY IN TEACHER

TRAINING TO IMPROVE PEDAGOGICAL CONTENT

KNOWLEDGE (PCK) SCIENCE TEACHER

By

CONNYTA ELVADOLA

The survey which has been conducted to science teacher in Lampung showed that

science teacher’s PCK competence is still low. One of the reasons is because the

training which has done so far is only one way without any feedback so that the

teacher is hard to improve PCK competence. By using professionalism

development of science teacher through scaffolding strategy with In-On pattern

becomes one of the ways to maximize teacher training to improve PCK

competence. The objectives of this research are to find out the validity, response

of training participants, and the effectiveness of scaffolding strategy in teacher

training to improve science teacher’s PCK. This research used R & D model by

gaining the preliminary data, initial product planning, initial product design

development, product testing. There were 16 junior high school science teacher

who are incorporated with MGMP Bandar Lampung as the subject of this

research. The instruments of data collection used questionnaire sheets,

construction and substance validation sheets, written test sheets, self-assessment,

Page 5: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

Connyta Elvadola

v

RPP review sheets, and learning observation sheets. The final results show that

the scaffolding strategy developed is feasible to be used in science teacher training

with the percentage of feasibility strategies in the criteria of "very high". The

development scaffolding strategy is effective in increasing the PCK of science

teachers. This can be seen from the result of Wilcoxon test from pretest to posttest

which showed that sig. value is 0,000<0,05 and from the result of self-assessment

showed that sig. value is 0,001< 0,05. Assessment using RPP sheets and learning

observation sheets showed the criteria of "very high". The positive response given

by the training participants had the criteria of "very high" and there was 94% of

the training participants felt a large impact on the competence of the PCK they

had after attending the training.

Keywords: Pedagogical Content Knowledge (PCK), science teacher training,

scaffolding strategy

Page 6: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN BERBASIS SCAFFOLDING

UNTUK MENINGKATKAN PEDAGOGICAL CONTENT

KNOWLEDGE (PCK) GURU IPA

Oleh

Connyta Elvadola

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

MAGISTER KEGURUAN IPA

Pada

Program Studi Magister Keguruan IPA

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 7: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi
Page 8: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi
Page 9: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi
Page 10: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung karang, pada tanggal 08 Juni

1994, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan

Bapak Helmi Syarif (Alm) dan Ibu Fawarida Ali. Penulis

beralamat di Jl. Imam Bonjol Perumahan Gunter II, Blok E

No. 5, Kemiling, Bandar Lampung.

Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 1999 di TK Aisyah Pringsewu

yang diselesaikan pada tahun 2000. Selanjutnya pada tahun 2000 penulis

bersekolah di SD Negeri 3 Sukaraja, Tanggamus Lampung yang diselesaikan pada

tahun 2006. Pada tahun 2006 diterima di SMP Negeri 23 Bandar Lampung yang

diselesaikan tahun 2009. Selanjutnya pada tahun yang sama penulis masuk di

SMA Negeri 9 Bandar Lampung dan selesai pada tahun 2012.

Pada tahun 2012 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi

melalui jalur Ujian Mandiri (UM) dan diselesaikan pada tahun 2016. Kemudian

pada tahun yang sama, peneliti melanjutkan studi di Magister Keguruan IPA

Universitas Lampung.

Page 11: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

MOTTO:

“Bersyukurlah dengan apa yang kau capai saat ini, karena ada orang di luar

sana yang ingin seperti dirimu”

”Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya” (Q.S. Al-Baqarah : 286)

“Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya “jalan keluar” dan memberi rezeki dari arah yang tak di sangka-sangka”

(Qs. At-Thalaq: 2-3)

Page 12: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala kemudahan, limpahan rahmad, rezeki, dan karunia yang Engkau berikan selama

ini. Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:

1. Ayah dan Ibu tercinta, Bapak Helmi Syarif (Alm.) dan Ibu Fawarida Ali

dengan ketulusan doa, keringat, dan air mata serta kasih sayang tanpa putus,

senantiasa memberikan dorongan untuk keberhasilan dan kebahagiaan

penulis.

2. Papa Irham Lihan, terima kasih atas segala dukungan, motivasi, semangat dan

doa yang telah diberikan.

3. Kakakku tersayang Hesti Anggia Sari & Thamaroni serta Meitara Remadona &

Efin Afriza yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi, tempat berkeluh

kesah dan selalu mendoakan keberhasilan penulis.

Page 13: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

4. Abel, Atta, Aca, Agi dan Agah, ponakanku tersayang yang selalu jadi mood

booster terhebat.

5. Ahmad Syukur Kurniawan terima kasih atas dukungan semangat, motivasi,

doa dan kesabaran dalam membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

6. Para pendidik yang kuhormati.

7. Almamater tercinta.

Page 14: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

xiii

SANWACANA

Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya

penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Magister Keguruan IPA di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung;

2. Bapak Prof. Drs. Mustofa Usman, M. A. Ph, D., selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Lampung;

3. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA;

5. Bapak Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Ketua Program Studi Magister Keguruan

IPA, Pembimbing Akademik sekaligus Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, saran dan motivasi dalam proses penyelesaian tesis serta bekal

ilmu untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam menjalani hidup

kedepannya;

6. Ibu Dr. Setyarini, M. Si., selaku Pembimbing II yang telah memberi motivasi,

semangat, saran dan bimbingan dalam penyelesaian tesis;

7. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Pembahas I yang telah memberikan

saran-saran perbaikan dan semangat yang sangat berharga;

Page 15: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

xiv

8. Ibu Dr. Dewi Lengkana, M.Sc., selaku Pembahas II yang telah memberikan

saran perbaikan dan motivasi bagi penulis;

9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Magister Pendidikan Universitas Lampung.

10. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M. Si., Dr. Undang Rosidin, M. Pd.,

Dr. Sowiyah, M. Pd., Dani Maulana M. Si., Dr. Riderayana, dan

Dr. Dida Hamidah, M. Si., selaku validator yang telah memberikan saran

dan masukan dalam pengembangan produk;

11. Ketua dan Anggota MGMP IPA Kota Bandar Lampung, atas bantuan dan

kerjasamanya;

12. Mira Olivia HR, tim seperjuangan tesis, makasih mbak untuk saling

menguatkan sampe akhir, segala dukungan dan motivasi.

13. Sahabat-sahabatku (Ina, Kiki, Ririn, Ijah, Lia, Ika, Wulan, Welly, Reni, Mbak

Mira) terima kasih untuk segala bantuan dan motivasi untuk penulis;

14. Teman-teman seperjuangan Magister Keguruan IPA 2016, atas bantuan,

motivasi dan kerjasamanya;

15. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini.

Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan yang telah diberikan mendapat

pahala dari Allah SWT dan semoga tesis ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Bandar Lampung, 29 Januari 2019

Penulis

Connyta Elvadola

Page 16: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

xv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

ABSTRAK ....................................................................................................... ii

ABSTRACT ..................................................................................................... iv

HALAMAN JUDUL DALAM ........................................................................ vi

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... vii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... viii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. ix

MOTTO ........................................................................................................... x

PERSEMBAHAN ............................................................................................ xi

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... xii

SANWACANA ................................................................................................ xiii

DAFTAR ISI .................................................................................................... xv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian .....................................................................................10

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................10

E. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................11

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Profesionalisme Guru ....................................................13

B. Pengembangan Profesionalisme Melalui Pelatihan ................................17

C. Pedagogical Content Knowledge (PCK) .................................................22

D. Pendekatan Scaffolding ...........................................................................24

E. Pelatihan Guru di Indonesia ....................................................................27

F. Kerangka Pemikiran ................................................................................29

G. Hipotesis Penelitian .................................................................................33

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .....................................................................................34

B. Subjek dan Lokasi Penelitian ..................................................................35

Page 17: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

xvi

C. Sumber Data ............................................................................................36

D. Prosedur Penelitian ..................................................................................37

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ..............................................46

F. Teknik Analisis Data ...............................................................................48

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................57

1. Studi Pendahuluan ..............................................................................58

2. Pengembangan Produk Awal..............................................................61

3. Uji Validasi Produk ...........................................................................67

4. Uji Coba Produk .................................................................................70

B. Pembahasan .............................................................................................77

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ..................................................................................................93

B. Saran ........................................................................................................94

C. Kelebihan Penelitian ...............................................................................94

D. Kekurangan Penelitian ...........................................................................95

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Model Pengembangan Profesionalisme Guru ...........................................18

2. Indikator Instrumen Tes Awal dan Tes Akhir ...........................................42

3. Indikator Instrumen Self-assessment .........................................................42

4. Indikator Instrumen Telaah RPP ...............................................................43

5. Indikator Instrumen Lembar Observasi Pembelajaran ..............................43

6. Indikator Kuisioner Dampak Pelatihan terhadap PCK ..............................44

7. Kisi-kisi Instrumen Uji Konstruksi ............................................................44

8. Kisi-kisi Instrumen Uji Substansi ..............................................................45

9. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ................................................46

10. Kriteria Persentase Guru Hasil Penelitian Pendahuluan ............................50

11. Tafsiran Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas .....................52

12. Nilai dan Kriteria Kompetensi PCK Berdasarkan Self-assesment ............53

13. Nilai dan Kriteria Kompetensi PCK Guru Berdasarkan Telaah RPP ........54

14. Nilai dan Kriteria Kompetensi PCK guru Berdasarkan Observasi ............55

15. Nilai dan Kriteria dampak terhadap pelatihan ...........................................56

16. Hasil Analisis Potensi dan Masalah Menurut Persepsi Guru ....................58

17. Hasil Uji Normalitas Instrumen Pretes dan Postes ....................................72

18. Hasil Uji Wilcoxon Pretes dan Postes .......................................................72

19. Hasil Uji Normalitas Instrumen Self-assessment .......................................73

20. Hasil Uji Wilcoxon Self-assessment ..........................................................74

21. Kompetensi PCK peserta pelatihan berdasarkan hasil telaah RPP ............75

22. Kompetensi PCK peserta pelatihan berdasarkan observasi .......................76

Page 19: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Keterkaitan untuk PK, CK dan PCK ............................................................23

2. Kerangka Pemikiran ....................................................................................32

3. Alur desain Penelitian Pengembangan .........................................................35

4. Kerangka Desain Cetak Buku Panduan .......................................................64

5. Kerangka Desain Cetak Bahan Ajar ............................................................66

6. Hasil Uji Validasi Ahli Kelayakan Strategi Pelatihan .................................69

7. Strategi Scaffolding Hasil Pengembangan ...................................................71

8. Hasil Kompetensi PCK Guru Berdasarkan Self-assessment ........................74

9. Hasil Respon Peserta Pelatihan Terhadap Dampak Pelatihan .....................77

10. Contoh Pembuatan IPK pada Produk RPP ..................................................79

11. Pemilihan Media Pembelajaran ...................................................................80

12. Pemilihan Penilaian ....................................................................................80

13. Hasil Pada Tahap Class Does It ...................................................................86

14. Hasil Kerja Kelompok Peserta Pelatihan .....................................................88

15. Hasil Tugas Pada Tahap Individual Does It ................................................89

16. Pendapat Peserta PelatihanTerhadap Strategi Scaffolding ...........................94

17. Respon peserta pelatihan terhadap jumlah peserta pelatihan .......................94

18. Manfaat yang Dirasakan Setelah Pelatihan ..................................................95

Page 20: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Angket Analisis Kebutuhan Guru .................................................108

2. Angket Analisis Kebutuhan Guru ................................................................109

3. Desain Cetak Buku Panduan dan Bahan Ajar ..............................................114

4. Kisi-kisi Instrumen Validasi Ahli ................................................................117

5. Instumen Validasi Produk Ahli Konstruksi .................................................119

6. Instrumen Validasi Produk Ahli Substansi ..................................................123

7. Kisi-kisi Instrumen Pretes dan Postes ..........................................................127

8. Instrumen Prestes dan Postes .......................................................................134

9. Rubrik Instrumen Pretes dan Postes ............................................................138

10. Kisi-kisi Instrumen self-assessment .............................................................142

11. Instrumen self-assessment ............................................................................144

12. Rubrik self-assessment .................................................................................147

13. Kisi-kisi Instrumen Telaah RPP ...................................................................151

14. Instrumen Telaah RPP .................................................................................156

15. Kisi-kisi Instrumen Observasi Pembelajaran ...............................................158

16. Instrumen Observasi Pembelajaran ..............................................................162

17. Hasil Analisis Kubutuhan ............................................................................164

18. Rekapitulasi Validasi Ahli ...........................................................................168

19. Hasil Uji Statistik Pretes dan Postes ............................................................180

20. Hasil Uji Statistik Self-assessment ..............................................................182

21. Rekapitulasi Hasil Telaah RPP ....................................................................184

22. Rekapitulasi Hasil Observasi Pembelajaran ................................................185

23. Kuisioner Dampak Pelatihan .......................................................................186

24. Rekapitulasi Hasil Kuisioner Dampak Pelatihan .........................................188

25. Foto Penelitiaan ...........................................................................................189

26. Produk Akhir ................................................................................................193

Page 21: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang berkua-

litas. Kualitas pendidikan terkoneksi secara langsung dengan mutu pembelajaran

di kelas (Azam, Fauzee & Daud, 2014) yang tentunya menjadikan guru sebagai

faktor penting keberhasilan proses pembelajaran. Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa guru sebagai

pendidik merupakan tenaga profesional yang harus memiliki kualifikasi akademik

dan kompetensi yang baik (Kemdikbud, 2003) sebagai upaya untuk mencapai

tujuan pendidikan nasional.

Kualitas guru yang baik sangat mempengaruhi keberhasilan siswa (Bayar, 2014;

Tanang & Abu, 2014), sehingga guru harus benar-benar memahami tugas

utamanya. Tugas pokok guru telah tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 yaitu guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih

serta penilai dan pengevaluasi siswa. Seiring berkembangnya zaman tugas guru

bertambah sesuai tuntutan abad 21 yang mengharapkan siswa memiliki keteram-

pilan berfikir tingkat tinggi (High Order Thinking Skills) yakni mampu menerap-

kan pengetahuan dan keterampilan yang telah dikembangkan selama

Page 22: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

2

pembelajaran dalam konteks baru (Brookhart, 2010; Abidin, 2016). National

Education Assosiation (NEA) menjelaskan pada abad ini siswa harus memiliki

kemampuan menjadi Four Cs (Critical thinkers, Communicators, Collaborators,

and Creators) (Wijaya, Sudjimat, & Nyoto, 2016).

Dalam rangka menciptakan kemampuan siswa sesuai dengan tuntuan zaman, guru

diwajibkan mengubah cara berpikir untuk bisa berperan lebih menjadi fasilitator

dan motivator daripada inisiator dan eksekutor, dengan merubah pembelajaran

dari teacher centered ke student centered (Juwariah, Atmojo & Usodo, 2015;

Kabaday, 2016). Kemampuan guru dalam menginstruksi suatu pembelajaran akan

sangat mempengaruhi hasil belajar siswa (Lee, 2006; Bayar, 2014). Guru meru-

pakan faktor utama yang mampu mengoptimalkan proses pembelajaran, sehingga

hal tersebut menuntut guru untuk memiliki empat kompetensi yakni kompetensi

pedagogik, profesional, kepribadian dan sosial (Kemdikbud, 2007). Empat

kompetensi tersebut diharapkan mampu menghantarkan semua siswa mencapai

tujuan pendidikan, karena kompetensi yang dimiliki oleh guru berhubungan

langsung dengan prestasi siswa (Kleinsasser, 2014).

Dijabarkan lebih rinci bahwa guru IPA SMP/MTs dipersyaratkan mempunyai

kompetensi dalam bidang akademis, diantaranya adalah : (1) memahami konsep,

hukum, dan teori IPA serta penerapannya secara fleksibel, (2) kreatif dan inovatif

dalam menerapkan dan pengembangan IPA (Kemdikbud, 2007). Kedua macam

kompetensi tersebut menuntut adanya penguasaan serta pemahaman konten IPA

yang mendalam bagi guru dan cara mengajarkannya. Maka cara mengajar guru

tidak dapat dipisahkan dari konten materi yang diajarkan. Shulman (1986)

Page 23: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

3

memunculkan istilah Pedagogical Content Knowledge (PCK) yang

mengkombinasi antara Pedagogical Knowledge (PK) yang berkaitan dengan

kompetensi pedagogik dan Content knowledge (CK) berkaitan dengan penguasaan

konten. PCK diartikan sebagai pengetahuan pedagogik untuk pembelajaran

konten yang disesuaikan dengan pendekatan yang digunakan atau dapat juga

bagaimana elemen konten dapat diatur untuk pembelajaran sehingga harus

membuat perencanaan pembelajaran (Abbit, 2011; Suryawati, Firdaus & Yosua,

2014).

Berdasarkan fakta lapangan ditemukan bahwa sebagian besar dari guru IPA di

Bandar Lampung yang telah mengikuti pelatihan, workshop ataupun Bimbingan

teknis (Bimtek) dalam rentang 18 bulan terakhir pada tahun 2016-2017, hanya

mengenai teori-teori pendidikan dan peraturan-peraturan kurikulum terbaru.

Sebagian besar guru belum mengetahui mengenai istilah PCK. Pelatihan yang

berfokus untuk meningkatkan PCK yang diikuti oleh guru, belum menghasilkan

dampak yang signifikan terhadap kompetensi PCK yang dimiliki. Hal tersebut

terlihat masih sulitnya guru-guru dalam membuat perangkat pembelajaran yang

sesuai dengan kedalaman dan keluasan materi, sehingga berdampak dengan

pembelajaran di kelas. Seluruh guru yang menjadi responden berpendapat bahwa

PCK penting untuk dimiliki oleh guru, karena sangat berkaitan dengan materi

pembelajaran dan juga cara membelajarkan materi tersebut.

Telah banyak juga dilakukan penelitian mengenai pentingnya PCK bagi guru

(Abdurrahman, 2013; Resbiantoro, Sarwanto & Cari, 2015; Maryono, 2016;

Yuliati, 2017; Jatisunda, 2018). Hal tersebut sejalan dengan pernyataan dari The

Page 24: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

4

National Science Education Standards yang menyatakan sangat krusial bagi

seorang guru untuk memiliki PCK yang baik, keselarasan antara PK dan CK akan

memberikan pembelajaran yang bermakna bagi siswa (National Research

Council, 1996). Komponen PCK menurut Etkina (2010) yakni orientasi pada

mengajar, pengetahuan tentang kurikulum IPA, pemahaman karakter siswa,

pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang efektif dan pengetahuan metode

asesmen. Selaras dengan peneliti lain bahwa guru dengan PCK yang baik harus

menguasai tiga komponen yaitu pemahaman konten, pemahaman kurikulum dan

pemahaman pedagogik (An, Kulm & Wu, 2004; Turnuklu, 2007).

Kemampuan PCK yang baik berimplikasi pada peningkatan kognitif siswa,

sedangkan miskinnya PCK pada guru dapat menyebabkan miskonsepsi pada

siswa (Lee, 1995; Park, 2015). Setiap materi pembelajaran IPA memiliki

karakteristik tertentu yang tidak dapat disamaratakan cara membelajarkannya,

sehingga PCK yang dimiliki guru berdampak langsung bagi peningkatan dan

penurunan siswa dalam hal semangat belajar, prestasi, pola pikir dan keterampilan

hidup (Rahman, 2014; Yasin, 2011; Haberman, 2010). Dengan demikian sangat

penting untuk mempersiapkan guru yang memiliki PCK yang baik sehingga dapat

membantu membangun cara berpikir mengenai pembelajaran sepanjang hayat

(Selmo & Orsenigo, 2014; Febrianis, 2014, Astuti dkk., 2017).

Dalam rangka meningkatkan PCK guru, pemerintah banyak mengadakan program

pengembangan profesionalisme guru, diantaranya adalah melalui pelatihan (In

service training) (Kabaday, 2016). Penting bagi guru untuk terus mengikuti

pelatihan berkelanjutan agar guru mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan

Page 25: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

5

keterampilan yang sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan sehingga

menghasilkan siswa yang ahli (Sobri, 2016; Kabaday, 2016). Pada dasarnya

secara individual guru dapat meningkatkan PCK dengan pengalaman-pengalaman

kesehariannya di kelas atau melalui komunikasi dengan rekan seprofesi

(Abdurrahman, 2013; Desimone, 2011), namun aktivitas tersebut belum berjalan

dengan baik. Hal tersebut diperkuat oleh Hasbi (2007) bahwa motivasi guru dalam

mengembangkan PCK masih rendah. Faktanya dalam menyelenggarakan

pembelajaran sebagian besar guru masih menggunakan metode konvensional hal

tersebut terjadi di berbagai Provinsi di Indonesia (Putra & Subroto, 2016;

Nuraisah, Irawati & Hanifah, 2016; Wahyuningsih, 2015; Mujakir, 2015).

Fakta bahwa pembelajaran di Indonesia masih secara konvensional, maka

pemerintah atau lembaga terkait menyediakan wadah bagi guru dalam meningkat-

kan PCK melalui program pelatihan. Pelatihan yang saat ini banyak dilaksanakan

yakni pelatihan mengenai Kurikulum 2013 dengan pola In service learning (In)

dan On the job learning (On). Kegiatan In service learning (In) dilakukan dengan

beberapa sekolah yang tergabung dalam satu klaster, sedangkan On the job

learning (On) dilaksanakan di sekolah masing-masing. Pelaksanaan pelatihan

berdasarkan pola tersebut dilakukan dengan, In-1, On, In-2 dan seterusnya.

Kegiatan In-1 dilaksanakan di Sekolah Induk Klaster yang ditetapkan bersama.

Pelaksanaannya dilakukan dengan pemberian materi Bimtek Guru Sasaran 2017

yang disesuaikan dengan silabus yang ada, disampaikan oleh kepala sekolah induk

klaster atau pun instruktur dari dinas pendidikan atau lembaga terkait. Kegiatan

On dilaksanakan di sekolah masing-masing, disertai dengan kunjungan

pendamping untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran terkait dengan

Page 26: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

6

implementasi Kurikulum 2013. Kegiatan In-2 yaitu pertemuan semua sekolah

dalam satu klaster untuk membahas hasil On. Pelaksanaan kegiatan In-2

dikoordinasikan oleh Sekolah Induk Klaster (Kemdikbud, 2017).

Pada kenyataannya walaupun pelatihan sudah dilaksanakan dengan pola In-On

namun kompetensi yang dimiliki guru belum maksimal, dari hasil Uji Kompetensi

Awal (UKA) yang dilakukan oleh Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan

Penjaminan Mutu Pendidikan menyatakan bahwa PK guru yang tergolong rendah

(Anif & Zainudin, 2015). Diperkuat dengan hasil Uji Kompetensi Guru (UKG)

2015 yang menguji CK dan PK hasil rata-rata nasional yaitu 53,02. Standar

Kompetensi Minimal yaitu sebesar 55 (Maulipaksi, 2016).

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap guru IPA SMP se-Provinsi

Lampung dengan jumlah 254 guru, terlihat bahwa keikutsertaan guru IPA SMP

pada program pengembangan profesionalisme dalam MGMP kota hanya sebesar

61,2% guru. Dampak yang dirasakan oleh guru terhadap kompetensinya setelah

mengikuti pelatihan tidak besar. Serupa dengan keikutsertaan dalam pelatihan

yang sering diadakan pemerintah atau pun lembaga terkait, hanya 60% guru yang

aktif mengikuti pelatihan dalam 18 bulan terakhir. Fakta lain dari analisis menye-

butkan bahwa 62,1 % guru mengeluh pelaksanaan pelatihan hanya didominasi

dengan instruktur/tutor, sehingga hanya bersifat teori. Walaupun diselingi

dengan latihan, peserta mengerjakan tugas-tugas, namun tidak semua peserta

mempresentasikan tugasnya, sehingga peserta tidak mengetahui benar atau salah

tugas yang dikerjakan. Hal tersebut yang menyebabkan kompetensi setiap peserta

pelatihan tidak terukur dengan baik, sehingga gambaran efektivitas pelatihan

Page 27: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

7

belum terlihat. Hasil survei juga menunjukkan bahwa 76,3 % guru berpendapat

bahwa ketika pelaksanaan On kurang efektif, dengan alasan sulitnya menentukan

waktu dengan tutor. Dengan demikian guru merasa pelatihan yang dilaksanaan

selama ini belum optimal untuk mempelajari Kurikulum 2013 yang digunakan

saat ini.

Bila ditinjau lebih dalam bahwa pelatihan guru merupakan suatu bentuk

pendidikan bagi orang dewasa, dimana secara psikologis individu yang dewasa

telah memiliki banyak pengalaman sehingga proses delivery of knowledge tidak

dapat disamakan dengan siswa di bangku sekolah (Sumhaji, 2013). Kedudukan

instruktur dalam pelatihan hanya sebagai More Knowledge Other (MKO) disebut

juga facilitator. Facilitator merupakan penyedia fasilitas dalam artian bahwa

facilitator hanya memberikan contoh cara dari pemecahan masalah tertentu dan

memberikan feedback dari pelaksanaan pelatihan menggunakan ongoing

assessment. Lain halnya dengan diskusi, pelaksanaan diskusi antar teman sejawat

dalam suatu pelatihan dapat memberikan dampak positif dalam mecapai tujuan

pelatihan (Riadi dkk., 2018). Peneliti lain melaporkan bahwa dengan praktek

pembelajaran dapat meningkatkan PCK (Abdurrahman, 2013). Dengan demikian

pelaksanaan On sangat bermanfaat bagi guru untuk mendapatkan feedback dalam

rangka mengembangkan PCK.

Penelitian Jalmo & Rustaman (2010) menyatakan bahwa pelatihan menggunakan

strategi scaffolding dapat meningkatkan PCK guru IPA pada indikator pembuatan

penilaian pembelajaran atau knowledge of assessment. Penelitian tersebut juga

menyatakan bahwa 82,14% peserta setuju bahwa strategi scaffolding cocok

Page 28: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

8

digunakan untuk pendidikan orang dewasa (guru). Ditinjau dari prinsip

scaffolding mengenai Zone of Proximal Development (ZPD) bahwa ZPD

merupakan jarak antara tingkat perkembangan sesunggguhnya (aktual) yang

didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah sendiri dan tingkat

perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan

masalah dengan bantuan dari MKO (Shabani, Khatib & Ebadi, 2010). Dalam

rangka mencapai kemampuan potensial maka peran pelatih yakni memberikan

bantuan yang secara bertahap akan dikurangi agar peserta pelatihan dapat

memecahkan masalah secara individu (Kapon, 2016). Dominasi pelatih yang

terlalu besar dalam proses pelatihan, tidak memberikan efek positif terhadap

pelatihan. Penggunaan strategi scaffolding dapat diartikan sebagai penggunaan

dukungan dalam pembelajaran untuk membantu menyelesaikan proses belajar

yang tidak dapat diselesaikan sendiri (Wood, 2011). Pemberian dukungan ini

tidak dilakukan secara terus menerus, tetapi seiring dengan terjadinya peningkatan

kemampuan, secara berangsur-angsur harus mengurangi sampai nantinya

menghilangkan bantuan yang diberikan, sehingga akan membentuk pribadi yang

belajar secara mandiri (Kapon, 2016).

Scaffolding didasari dengan teori sosiokultural Vygotsky (Wilson & Devereux,

2014). Interaksi dengan teman sebaya atau orang yang lebih berpengalaman

dengan membantu membangun pengetahuan dan melakukan tugas. Seiring

kemampuan yang meningkat, maka bantuan bisa dihapus secara bertahap, sehing-

ga akhir yang diharapkan seseorang dapat melakukan suatu tugas tanpa bantuan

dan dapat menyelesaikan tugas lain (Wilson & Devereux, 2014). Penelitian yang

dilakukan oleh Jalmo & Rustaman (2010) memiliki tahapan pelatihan (a) the

Page 29: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

9

facilitator does it (evaluasi); (b) the class does it (evaluasi); (c) the group does it

(evaluasi); (d) the individual does it (evaluasi). Pelaksanaan pelatihan dalam

penelitian tersebut menyebutkan adanya kesulitan dalam hal menejemen waktu

selain itu, pelatihan tersebut belum ada praktek langsung yang dilakukan peserta

pelatihan setelah membuat produk dalam pelatihan.

Pola Bimtek In-On yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga terkait

dirancang untuk pelatihan guru yang bekelanjutan, sehingga setelah pelatihan

diadakan peserta pelatihan dapat mengaplikasikan dalam sekolah masing-masing

dan selanjutnya akan dievaluasi kembali. Peneliti telah melakukan penelitian

pengembangan strategi pelatihan mengadaptasi pola In-On (Kemdikbud, 2017)

dengan mengkombinasi strategi scaffolding pada penelitian Jalmo & Rustaman

(2010) dalam meningkatkan PCK guru IPA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik strategi pelatihan berbasis scaffolding untuk

meningkatkan kompetensi PCK guru IPA?

2. Bagaimana validitas strategi pelatihan berbasis scaffolding untuk

meningkatkan PCK guru IPA?

3. Bagaimana respon guru terhadap pelatihan dengan menggunakan strategi

scaffolding?

4. Bagaimana efektivitas strategi pelatihan berbasis scaffolding untuk mening-

katkan PCK guru IPA?

Page 30: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

10

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah diatas yakni menghasilkan suatu

produk berupa strategi pelatihan berbasis scaffolding untuk meningkatkan PCK

guru IPA. Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan karakteristik strategi pelatihan berbasis scaffolding untuk

meningkatkan PCK guru IPA.

2. Mendeskripsikan validitas strategi pelatihan berbasis scaffolding untuk

meningkatkan PCK guru IPA.

3. Mendeskripsikan respon guru terhadap pelatihan guru IPA SMP dengan

menggunakan strategi scaffolding.

4. Mengetahui efektivitas pelatihan guru IPA SMP berbasis scaffolding untuk

meningkatkan PCK guru IPA.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan, wawasan dan pengalaman

dalam mengembangkan strategi pelatihan guru IPA SMP berbasis scaffolding.

2. Bagi guru IPA, dapat mengetahui tingkat kompetensi PCK yang dimiliki

sehingga dapat menjadi pedoman guru dalam mengembangkan

kompetensinya serta sebagai alternatif strategi untuk mengembangkan

profesionalismenya dalam forum internal antara teman sejawat.

3. Sekolah dan dinas pendidikan, dapat menjadi salah satu acuan strategi dalam

usaha untuk pembinaan guru-guru yang ada untuk meningkatkan PCK dalam

Page 31: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

11

membelajarkan IPA serta sebagai bahan refleksi untuk mengajarkan mata

pelajaran selain IPA.

4. Peneliti lain, sebagai dasar pemikiran bagi peneliti lain, untuk terus

mengembangkan program pelatihan dalam rangka upaya untuk

pengembangan profesionalisme guru secara terus menerus.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari perbedaan pendapat terhadap permasalahan yang dibahas,

maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:

1. Strategi pelatihan guru IPA SMP berbasis scaffolding dengan pola In-On-

In untuk meningkatkan PCK guru IPA SMP.

2. Strategi scaffolding dibagi menjadi dua bentuk yakni bentuk hard

scaffolding berupa buku panduan dan bahan ajar pelatihan serta soft

scaffolding yakni pemberian bantuan secara langsung oleh pelatih kepada

peserta pelatihan yang bersifat fleksibel dan dinamis.

3. Pelatihan yang dikembangkan berbasis scaffolding dengan mengadaptasi

penelitian Jalmo & Rustaman (2010) yaitu (1) the facilitator does it

(evaluasi); (2) the class does it (evaluasi); (3) the group does it (evaluasi);

(4) the individual does it (evaluasi) dan dikombinasi dengan pola In-On-In

menurut Kemdikbud (2017).

4. Ongoing assessment yang digunakan mulai dari awal sampai akhir

pelatihan yaitu pretes, postes, penilaian diri, lembar observasi telaah RPP,

lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan kuisioner.

5. Kompetensi guru yang ditingkatkan dalam pelatihan ini yaitu Pedagogical

Content Knowledge (PCK) pada indikator Knowledge of Curriculum,

Page 32: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

12

Orientation to Teaching Subject Matter dan Knowledge of Instructional

Strategy.

6. Efektivitas pelatihan ditinjau dari ketercapaian tujuan pelatihan dengan

melihat perbedaan nilai sig. pada pretes (dilakukan ketika In-1) dan posttes

(dilakukan ketika In-2), hasil skor rata-rata self-assessment, lembar telaah

RPP dan lembar observasi pembelajaran sebagai data kuantitatif dan

persepsi guru melalui wawancara dan kuisioner sebagai data kualitatif.

Page 33: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Profesionalisme Guru

Program pengembangan profesionalisme menjadi salah satu perhatian dunia

sebagai upaya untuk merangsang dan menopang perkembangan kompetensi guru

(Desimone dkk., 2002; Santoro dkk., 2012; Widodo & Riadi, 2013, Rahman dkk.,

2015). Pengembangan profesionalisme diartikan sebagai aktivitas dan interaksi

yang dilakukan oleh guru yang dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampil-

an dengan berlatih (Desimone, 2011).

Pengembangan profesionalisme dapat dilakukan dengan dua cara yakni: (1)

Formal melalui seminar, workshop, pelatihan dan lain-lain. (2) Informal yaitu

dilakukan berdasarkan kegiatan sehari-hari dan diskusi dengan teman sejawat

(Desimone, 2011). Selain itu Bayar (2014) berpendapat bahwa terdapat dua jenis

pengembangan profesionalisme yaitu : (1) Tradisional, terdiri dari workshop

singkat, konferensi dan lain-lain, sedangkan (2) Non-Tradisional mentoring,

coaching, observasi bersama. Kunci dari perbedaan antara keduanya yakni waktu

dari program tersebut, pengembangan profesionalisme tradisional dilakukan

dengan waktu yang relative pendek sehingga tidak memberikan dampak pada

Page 34: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

14

keterampilan guru, sedangkan pengembangan profesionalisme non-tradisional

memanfaatkan waktu yang lebih panjang.

Dalam meningkatkan kompetensi guru Suprihatiningrum (2016) membagi

menjadi enam jenis kegiatan yang dapat dilakukan, sebagai berikut:

1. Studi lanjut yaitu pendidikan lanjut bagi guru hendaknya diarahkan pada

tiga hal yaitu peningkatan pengetahuan materi subjek; peningkatan

pengetahuan yang spesifik sesuai dengan bidang; dan pendidikan

profesional.

2. In service training yaitu kegiatan berupa pelatihan guru dalam mengim-

plementasikan kurikulum, pendekatan pembelajaran serta perkembangan

ilmu.

3. Pemberdayaan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah suatu

kegiatan guru yang membentuk forum dan berkumpul secara berkala untuk

membahas masalah-masalah yang berkaiatan dengan profesi dan tugas-

tugas guru bidang studi tertentu.

4. Pemberdayaan organisasi profesi, organisasi yang menghimpun guru di

Indonesia yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Organisasi

ini banyak mengadakan lokakarya, seminar ataupun workshop, dalam

rangka pengembangan kompetensi guru.

5. Mengevaluasi kinerja guru di kelas yakni evaluasi ini dapat dilakukan oleh

guru sendiri (pribadi), teman sejawat dan supervisor. Secara berkala

supervisor melakukan supervisi guna membantu guru untuk memperbaiki

kualitas pembelajaran dikelas.

Page 35: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

15

6. Sertifikasi dan uji kompetensi bertujuan untuk mengetahui kemampuan

profesionalisme guru sehingga dapat menjadi standarisasi guru. Data ini

dapat digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan.

Pengembangan profesionalisme sangat diperlukan bagi guru untuk meningkatkan

kompetensi yang dimiliki, dalam penelitian Widodo & Riadi (2013) guru sangat

memerlukan pelatihan pada kompetensi pedagogik dalam aspek strategi pembe-

lajaran dan media pembelajaran. Sangat penting bagi guru untuk mengembang-

kan profesionalismenya, karena guru harus sangat paham dengan subjek yang

diajarkan serta kemampuan dalam menyampaikan kepada siswa sehingga

membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan

problem-solving siswa (Garet dkk., 2001). Guru harus dipastikan mengikuti

setiap standar pendidikan yang berkembang di dunia seperti perkembangan

metode pembelajaran, pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran serta pemanfa-

atan lingkungan sekitar (Lawless & Pellegrino, 2007). Program pengembangan

profesionalisme harus diadakan secara berkelanjutan, karena program ini mem-

bantu guru untuk berubah menjadi lebih baik dalam hal cara berfikir, kenyakinan

serta memahami suatu situasi (Guskey, 2002).

Menurut Permen PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2009, unsur kegiatan pengem-

bangan keprofesian berkelanjutan meliputi: (a) pengembangan diri, dapat dilaku-

kan dengan melalui diklat fungsional dan/atau kegiatan kolektif guru meningkat-

kan kompetensi dan/atau keprofesian guru, misalnya loka karya atau kegiatan

bersama, keikutsertaan pada kegiatan ilmiah dan kegiatan kolektif lain yang sesuai

dengan tugas dan kewajiban guru, (b) publikasi Ilmiah, terdiri atas: presentasi

Page 36: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

16

pada forum ilmiah, publikasi ilmiah berupa hasil penelitian atau gagasan ilmu

bidang pendidikan formal, dan publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan,

dan/atau pedoman guru, (c) karya inovatif, misalnya penemuan teknologi tepat

guna, penemuan/penciptaan atau pengembangan karya seni, pembuatan/

modifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum, atau penyusunan standar, pedoman,

soal dan sejenisnya pada tingkat nasional maupun provinsi. Ketiga macam

pengembangan tersebut dilaksanakan guru secara berkelanjutan agar profesio-

nalisme guru tetap terjaga dan meningkat (Kemdikbud, 2009).

Menurut National Science Educational Standards (NSES) (National Research

Council, 1996) dalam pengembangan profesionalisme guru IPA, paling tidak

harus memenuhi empat standar, yaitu :

1. Sandar A : Pengembangan profesi guru IPA perlu mempelajari konten IPA

yang penting melalui perspektif - perspektif serta metode penelitian.

Dalam pelaksanaannya para guru melalui sebuah proses observasi

fenomena alam, membuat penjelasan-penjelasan dan menguji penjelasan-

penjelasan tersebut berdasarkan fenomena alam;

2. Standar B : Pengembangan profesi untuk guru IPA perlu mengintegrasi-

kan pengetahuan tentang IPA, pembelajaran, kependidikan dan siswa

sehingga nantinya penerapan pengetahuan tersebut di aplikasikan dalam

proses pembelajaran. Guru yang efektif tidak hanya tahu mengenai IPA,

namun juga bagaimana cara membelajarkannya, guru mampu memahami

bagaimana siswa mempelajari konsep-konsep yang penting, konsep yang

mampu dipahami siswa pada tahap-tahap perkembangan, status serta

pengalaman belajar yang berbeda-beda.

Page 37: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

17

3. Standar C : Pengembangan profesi guru IPA perlu membangun

pemahaman dan kemampuan untuk pembelajaran sepanjang hayat. Per-

kembangan zaman mengharuskan guru terus belajar untuk memiliki

pengetahuan yang baru, hal tersebut juga yang harus guru tanamkan

kepada siswa untuk membangun pemahaman mengenai pembelajaran

sepanjang hayat;

4. Standar D : Program pengembangan profesionalisme guru IPA harus

terintegrasi dan koheren. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir

kecenderungan kesempatan-kesempatan pengembangan profesi terfrag-

mentasi dan tidak berkelanjutan.

Meskipun keempat standar tersebut merupakan standar pengembangan

profesionalisme guru IPA di Amerika, namun dapat menjadi rujukan dalam

pengembangan profesionalisme guru di Indonesia. Pengembangan profesio-

nalisme memiliki tujuan untuk memenuhi tiga kebutuhan, yaitu (1) kebutuhan

sosial yang meningkatkan kemampuan sistem pendidikan yang efisien; (2)

kebutuhan untuk menemukan cara untuk membantu staf pendidikan guna

mengembangkan pribadinya secara luas; (3) kebutuhan untuk mengembangkan

dan mendorong keinginan untuk mengembangkan potensi dasar

(Suprihatiningrum, 2016).

B. Pengembangan Profesionalisme melalui Pelatihan

Guru yang profesional merupakan tuntutan utama yang harus dipenuhi untuk

melaksanakan pendidikan bermutu. Pengembangan profesionalisme guru bisa

dilakukan dengan beberapa model, yaitu: (1) training model, (2) award-bearing

model, (3) deficit model, (4) cascade model, (5) standards-based model, (6)

Page 38: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

18

coaching/ mentoring model, (7) community of practice model, (8) action research

model, (9) transformative model. Masing-masing mempunyai karakteristik yang

disesuaikan dengan kebutuhan guru (Kennedy, 2005). Sementara itu Castetter

(dalam Saud, 2010) menyampaikan lima model pengembangan untuk guru seperti

pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Model Pengembangan Profesionalisme Guru

Model Pengembangan

Profesionalisme Guru Keterangan

Individual Guide Staff

Develompment (pengembangan

guru yang dipadu secara individual)

Para guru dapat menilai kebutuhan

belajarannya secara individual dan mampu

belajar aktif serta mengarahkan diri

sendiri. Para guru harus dimotivasi saat

menyeleksi tujuan belajar berdasarkan

penilaian personil berdasrkan

kebutuhannya sendiri.

Observation/ Assessment (observasi

dan penilaian)

Observasi dan penilaian didasari dari data

yang didapat kemudian direfleksikan dan

dianalisis untuk tujuan peningkatan belajar

siswa.

Involvement in a Development/

Improvement Process (keterlibatan

dalam suatu proses pengembangan/

peningkatan).

Guru perlu untuk memperoleh

pengetahuan atau keterampian melalui

keterlibatan pada proses peningkatan

sekolah atau pengembangan kurikulum

Training (pelatihan) Kegiatan yang memuat teknik-teknik dan

prilaku yang dapat ditiru oleh guru dalam

pembelajaran.

Inquiry (pemeriksaan) Studi kerja sama yang dilakukan oleh para

guru untuk memecahkan suatu

permasalahan atau isu yang timbul dalam

bidang pendidikan.

Sumber : Castetter (dalam Saud, 2010)

Kelima model pengembangan guru di atas, model "training" merupakan model

pengembangan yang banyak dilakukan untuk mengembangkan profesionalisme

guru, dengan melakukan In service training guru melakukan penyegaran

(refreshing) maupun peningkatan kemampuan (upgrading) dalam bidang

Page 39: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

19

pendidikan. In service training adalah suatu program pendidikan dan pelatihan

yang dilaksanakan untuk pegawai yang sudah berstatus sebagai pegawai tetap

(bukan calon pegawai). Bertujuan untuk lebih meningkatkan kemampuan,

keterampilan serta pengetahuan dari pegawai yang bersangkutan (Kornelius,

Margono & Hartutiningsih, 2014), hal tersebut dikarenakan kemajuan ilmu dan

teknologi yang sangat pesat memacu untuk mampu mengikuti perubahan yang

ada.

Pelatihan adalah suatu metode dalam pendidikan orang dewaasa atau dalam suatu

pertemuan yang biasa digunakan dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan

dan mengubah sikap peserta dengan cara yang spesifik (Suprijanto, 2007). Pela-

tihan juga diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari serangkaian upaya yang

dilakukan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja

yang dilakukan oleh tenaga profesi kepelatihan dalam suatu waktu bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu,

meningkatkan efektivitas dan produktifitas suatu organisasi. Dengan demikian

pelatihan yang diberikan kepada guru bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

guru dalam mengjar, sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dan dapat

meningkatkan efektivitas dan produktivitas sekolah (Hamalik dalam Jalmo &

Rustaman, 2010). Pelatihan didesain untuk membangun kemampuan dalam

mengajar yang mengintegrasikan pengetahuan, tindakan dalam pembelajaran serta

sikap (Minister of State for Education and Youth, 2001).

Pengalaman dalam pelatihan dapat diperoleh dari pendidikan yang merupakan

suatu bagian yang tidak terpisahkan dari seorang individu dan merupakan

Page 40: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

20

investasi yang terpadu pada diri seseorang dalam interaksinya secara efektif

dengan lingkungan sosial kemasyarakatan sekitar. Kegiatan pelatihan bagi guru

pada dasarnya merupakan suatu bagian yang integral dari manajemen dalam

bidang ketenagaan di sekolah dan merupkan upaya untuk mengembangkan

pengetahuan dan keterampilan guru (Suprihatiningrum, 2016).

Pelatihan dapat dibedakan beberapa jenis dilihat dari berbagai sudut yaitu ber-

dasarkan: (1) peserta pelatihan; (2) metode pelatihan; (3) tempat dan sarana;

(4) jadwal pelatihan; dan, (5) materi pelatihan. Dilihat dari metode pelatihan

Ranupandojo dan Husna (dalam Kornelius, Margono & Hartutiningsing, 2014)

menyatakan bahwa secara umum bentuk/metode latihan dikelompokkan menjadi

empat macam, yaitu:

a. On-job training merupakan metode latihan yang banyak dipergunakan.

Sistem ini terutama memberikan tugas kepada atasan langsung dari kar-

yawan yang baru dilatih, untuk melatih mereka. Para menejer mengangg-

ap bahwa sistem ini adalah yang paling ekonomis dan hemat karena tidak

perlu menyediakan fasilitas khusus untuk latihan.

b. Vestibule School dalam metode ini adalah merupakan bentuk latihan dimana

pelatihnya bukanlah para atasan langsung, tetapi pelatih-pelatih khusus (staff

specialist). Hal ini dilakukan alasannya adalah untuk menghindarkan

para atasan langsung tersebut dengan tambahan kewajiban dan memusat-

kan fasilitas khusus untuk latihan.

Page 41: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

21

c. Apprenticeship (magang) adalah suatu metode yang biasanya digunakan

untuk pekerjaan-pekerjaan keterampilan (skill) yang relatif lebih tinggi.

Metode ini biasanya mengkombinasikan on the job training dan pengalam-

an dengan petunjuk-petunjuk di kelas dalam pengetahuan-pengetahuan

tetentu.

d. Kursus-kursus yaitu merupakan bentuk pengembangan karyawan yang

mirip pendidikan dari pada latihan.

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa terdapat dampak yang positif antara

pelatihan dengan hasil belajar siswa (Berry dkk., 2017; Keller, Neumann &

Fischer, 2017; Park, 2015). Banyaknya pelatihan yang diadakan saat ini belum

dapat memberikan dampak besar terhadap kompe-tensi guru terutama dalam

kompetensi pedagogik, hal ini diperkuat dengan hasil UKG guru pada tahun 2015

kompetensi pedagogik guru masih di bawah standar ketentuan minimum yang ada

(Maulipaksi, 2016). Gagalnya pelatihan yang diadakan menurut Chand (2015)

terdapat beberapa faktor yaitu: (1) waktu yang pendek pada pelaksanaan

pelatihan; (2) pemilihan masalah; (3) ketidaksesuaian bahan ajar; (4)

pengembangan kompetensi yang tidak tepat; (5) kesalahan dari instruktur

pelatihan; (6) penggunaan metode yang salah. Diungkapkan pula oleh Friday

(2016) masalah dalam pelaksanaan pelatihan yang telah teridentifikasi yakni:

1. Dana yang relatif mahal untuk mengadakan program pelatihan dan

didukung dengan tidak adanya sponsor dari pihak ketiga;

2. Keterbatasan waktu untuk tatap muka serta ujian yang tidak memadai;

Page 42: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

22

3. Adanya perbedaan dalam pendekatan dan teknik yang diadopsi dalam

pelatihan;

4. Kurang matangnya perencanaan dan organisasi pelaksana pelatihan;

5. Fasilitas yang tidak memadai dalam hal ruang kelas, laboratorium dan

fasilitas asrama untuk mengakomodasi ukuran pendaftaran.

C. Pedagogical Content Knowledge (PCK)

National Science Teachers Association (NSTA, 2003 ) menjelaskan bahwa

terdapat 10 aspek standar guru IPA yaitu standar konten, karakteristik IPA,

pedagogik, konteks IPA, kurikulum, mengajar melalui inkuiri, konteks sosial

pembelajaran IPA, lingkungan belajar, praktik professional dan penilaian. Selain

itu Arends (2007) mengungkapkan bahwa terdapat tujuh kategori ranah

pengetahuan yang penting dikuasai guru yakni: (a) konten (Content Knowledge);

(b) pengetahuan pedagogik yang sesuai dengan konten (Pedagogical Content

Knowledge); (c) pengetahuan mengenai karakteristik siswa (Knowledge of

Learners); (d) pengetahuan pedagogi umum (General Pedagogical Knowledge);

(e) pendidikan secara umum (Knowledge of Educational Context); (f) kurikulum

(Curriculum Knowledge); dan (g) tujuan pendidikan (Knowledge of Educational

ends, purposes, and values) (Arends, 2007).

Salah satu pengetahuan yang sangat penting dimiliki oleh guru yaitu pedagogik

yang sesuai dengan konten Pedagogical Content Knowledge (PCK). Istilah PCK

pertama kali diungkapkan oleh Shulman (1986) yang merupakan kombinasi dari

dua jenis kompetensi, yaitu pengetahuan pedagogik (pedagogical knowledge) dan

pengetahuan konten (content knowledge). Pengetahuan pedagogik terkait dengan

Page 43: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

23

kompetensi pedagogik dan pengetahuan konten terkait dengan kompetensi

profesional. Definisi PCK dikemukakan oleh Loughran (2012) yaitu pengetahuan

seorang guru dalam menyediakan situasi pembelajaran untuk membantu

pembelajar dalam mengerti konten atas fakta ilmu pengetahuan. Menurut Abbit

(2011), PCK adalah pengetahuan tentang pedagogik, praktek pembelajaran dan

perencanaan pembelajaran, serta metode yang tepat untuk mengajarkan suatu

materi. Adapun keterkaitan antara unsur-unsur PCK sebagai berikut:

Gambar 1. Keterkaitan unsur PK, CK dan PCK

(Sumber: Shulman,1986)

Standar Pedagogical Knowledge (PK) dalam Permen Nomor 16 Tahun 2007

menegaskan bahwa terdapat 10 indikator yang harus dimiliki oleh guru yaitu: (1)

menguasai karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, cultural,

emosional dan intelektual; (2) menguasai berbagai teori dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik; (3) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan

setiap mata pelajaran; (4) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis; (5) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi; (6) memfasilitasi

PK:

- Pengembangan

otak

- Pengetahuan

sistem kognitif

- Kolaboratif

- Menejemen

kelas

PCK: CK:

- Orientasi mengajar - Pengetahuan

- Pengetahuan kurikulum konsep

- Pengetahuan karakter siswa

- Strategi pembelajaran

- Metode asesmen

Page 44: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

24

pengem-bangan potensi siswa; (7) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan

santun; (8) mengadakan penelitian dan evaluasi proses hasil belajar; (9)

memanfaatkan hasil penelitian dan evaluasi; (10) melakukan tindakan reflektif.

Sedangkan standar CK (Content Knowledge) pada Permen Nomor 16 Tahun 2007

yaitu (1) menguasai materi dan struktur materi; (2) menguasai standar kompetensi

dan kompetensi dasar mata pelajaran yang diampu; (3) mengembangkan materi

pembelajaran yang diampu secara efektif; (4) mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif; (5) memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.

The National Science Education Standards (NSES) yang menyatakan bahwa

konsep PCK sebagai komponen essensial dari pengembangan professional guru

IPA (Loughran, Berry & Mulhall, 2008). Guru yang tingkat PCKnya tinggi, dapat

diprediksi tingkat prestasi siswa yang diajarnya juga tinggi (Abell, 2008). Oleh

karena itu PCK penting dan wajib dimiliki guru professional. Kemampuan PCK

berkembang seiring dengan pengalaman mengajar guru. Hal tersebut selaras

dengan yang dikatakan oleh Agustina (2015) bahwa PCK sangat penting dimiliki

oleh seorang guru untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Anwar, dkk (2016) menyatakan bahwa kemampuan PCK guru bersifat kontinu

dan didapat tidak dengan waktu yang singkat sehingga perlu adanya

pengembangan terus menerus.

D. Pendekatan Scaffolding

Scaffolding dilandasi dari teori sosiokultural Vygotsky, yaitu bahwa interaksi

sosial memainkan peran yang mendasar dalam perkembangan kognisi. Belajar

Page 45: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

25

terjadi melalui partisipasi siswa dalam pengalaman-pengalaman sosial dan budaya

yang sengaja ditanamkan oleh lingkungan. Teori Vygotsky juga menyatakan

bahwa pembelajaran melibatkan adanya instruksi dan informasi dari pihak lain.

Dalam melalui proses perkembangan belajarnya seseorang melibatkan

kemampuan untuk menginternalisasi instruksi dan informasi sehingga mampu

berpikir dan menyelesaikan masalah tanpa bantuan dari orang lain. Instruksi dan

informasi tersebut merupakan bentuk bantuan yang disebut scaffolding (Vygotsky

dalam Nurulsari, 2016).

Teori scaffolding bergantung pada konseptualisasi Vygotsky tentang Zone of

Proximal Development (ZPD) (Wilson & Devereux, 2014). Dinyatakan oleh

Vygotsky bahwa ada dua tingkatan perkembangan siswa yaitu tingkat

perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Jarak antara tingkat

perkembangan aktual sebagai kemampuan memecahkan masalah sendiri dan

tingkat perkembangan potensial yang ditentukan melalui pemecahan masalah di

bawah bimbingan orang lain atau kerjasama dengan teman yang lebih mampu

disebut dengan ZPD (Vygotsky dalam Wilson & Devereux, 2014). ZPD adalah

aspek yang sangat penting dan wajib diperhatikan dalam merencanakan suatu

pembelajaran. Pembelajaran yang berhasil harus menciptakan ZPD yang

merangsang anak untuk aktif dengan memotivasi siswa untuk fokus dalam

pembelajaran (Fani & Ghaemi, 2011; Suryandari, 2016).

Prinsip penting dalam scaffolding selain ZPD yaitu adanya the more knowladge

other (MKO). MKO merupakan seseorang yang memiliki pemahaman yang lebih

baik atau tingkat kemampuan yang lebih tinggi dari pada siswa contohnya guru,

Page 46: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

26

orang dewasa, teman sebaya dan orang tua siswa (Jalmo & Rustaman, 2010).

Dalam proses pembelajaran MKO akan berbagi pengetahuan dengan siswa untuk

menjembatani antara yang dipahami siswa dan tidak dipahami. Hal penting yang

ada dalam pembelajaran scaffolding adalah bahwa scaffold yang diberikan oleh

MKO bersifat sementara karena seiring bertambahnya pengetahuan siswa, maka

bantuan dari MKO berangsur-angsur dikurangi. Berkaitan dengan hal tersebut,

Trianto (2007) mengungkapkan bantuan yang diberikan oleh pembelajar

(pelatih/guru) dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah

ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri. Dorongan

tersebut sangat dibutuhkan agar pencapian siswa ke jenjang yang lebih tinggi

menjadi optimal. Secara umum terdapat tiga tahapan pelaksanaan pembelajaran

scaffolding yaitu: 1) guru dan siswa bekerja bersama dalam pemecahan masalah;

2) siswa bekerja bersama-sama dalam memecahkan permasalahan yang sama; 3)

siswa secara individual menyelesaikan permasalahannya (Wilson & Devereux,

2014).

Aplikasi scaffolding dalam proses pembelajaran berorientasi pada tujuan-tujuan

pencapaian kompetensi pembelajaran dan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap hasil belajar siswa (Indrayana, Santyasa & Artawan, 2015; Vonna,

Mukminatien & Laksmi, 2015). Scaffolding merupakan suatu strategi

pembelajaran yang memberikan suatu dukungan bagi setiap individu berdasarkan

pada wilayah perkembangan siswa yang masih berpotensi dan berpeluang untuk

ditingkatkan serta dioptimalkan melalui suatu bantuan (Chang, Hsin-Yi &Linn,

2013). Bantuan dilakukan selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian

mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut

Page 47: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

27

mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah mampu

mengerjakan sendiri (Fani & Ghaemi, 2011). Hal senada diungkapkan oleh

Kapon (2016) bahwa pemberian dukungan ini tidak dilakukan secara terus

menerus. Seiring dengan terjadinya peningkatan kemampuan siswa, secara

berangsur-angsur harus mengurangi sampai nantinya menghilangkan bantuan

yang diberikan.

Karakteristik dari pembelajaran scaffolding menurut Vygotsky (Hartman, 2002),

pertama, guru harus berhati-hati, tidak memberikan terlalu banyak bimbingan,

karena dikhawatirkan siswa menjadi tergantung pada guru. Kedua, karakteristik

scaffolding yaitu efektif adalah pembelajaran harus selalu dalam ZPD. Ketiga,

sangat penting bagi guru untuk berulang kali menghadapkan siswa dengan

konsep ilmiah agar tidak terjadi miskonsepsi. Scaffolding dapat diterapkan dalam

pembelajaran orang dewasa (guru) seperti pelatihan, karena pada dasarnya guru

membutuhkan jenis dukungan atau bantuan, contohnya dalam menguasai

kurikulum baru, strategi pembelajaran baru, dibutuhkan dukungan dari supervisor

ataupun teman sebaya.

E. Pelatihan Guru di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang terus melakukan upaya untuk meningkatkan

kompetensi guru. Banyak program yang telah berkembang di Indonesia mengenai

pelatihan guru. Pelatihan guru yang dilakukan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan salah satunya melalui Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan

Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (P4TK) secara

kontinuitas seperti bimbingan teknis, diklat, seminar, dan workshop. Seiring

Page 48: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

28

perkembangan teknologi modern serta mengingat salah satu kendala dalam

pelatihan adalah waktu untuk tatap muka yang kurang (Friday, 2016), saat ini

pelatihan dapat dilakukan melalui metode jaringan nirkabel (daring). Selain itu,

pelatihan yang dilakukan bukan hanya berpusat di dalam negeri, guru berkesem-

patan untuk mengikuti pelatihan di negara lain sebagai bentuk kerjasama

Indonesia dengan negara lainnya, misalnya Indonesia-Asia Tenggara melalui

program SEAMEO SEAMOLEC, Indonesia-Amerika melalui program Fullbright

Aminef, Indonesia-Jepang melalui program Monbukagakusho, Indonesia-Amerika

melalui program USAID, dan Indonesia-Jerman dengan mendatangkan Senior

Experter Service (SES) khusus untuk SMK.

1. Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

(SIM PKB)

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) merupakan program

pemerintah yang difungsikan untuk mengembangakn profesionalisme guru

secara berkelanjutan. Melalui aplikasi daring rumah belajar Kemdikbud

membuat halaman untuk PKB yang memungkinkan pelatihan guru dilakukan

tanpa tatap muka secara langsung. Melalui Sistem Informasi Manajemen

(SIM) PKB, guru dapat mengetahui informasi dan data mengenai statusnya

sebagai guru. SIM PKB juga berperan sebagai pusat pengaturan layanan bagi

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan guru (Kemdikbud, 2017).

2. SEAMEO SEAMOLEC

The Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO)

merupakan sebuah organisasi antar pemerintah regional yang didirikan pada

tahun 1965 di antara pemerintah negara-negara Asia Tenggara untuk

Page 49: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

29

mempromosikan kerjasama regional dalam pendidikan, IPA dan budaya di

wilayah tersebut. Program yang menjadi tugas utamanya adalah pelatihan,

konsultasi, penelitian dan pengembangan, dan penyebaran informasi

pendidikan. SEAMOLEC membantu negara anggota SEAMEO untuk

menemukan solusi alternatif untuk meningkatkan kualitas masyarakatnya

melalui Open and Distance Learning (ODL) (Seamolec., 2016).

3. Monbukagakusho

Program ini dirancang khusus bagi para guru untuk meningkatkan kualitas

pengajaran sesuai dengan bidangnya. Program beasiswa dari Kementerian

Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

(Monbukagakusho/MEXT). Penerima beasiswa akan diberikan pelatihan

dalam cara mengajar, pembuatan rencana belajar-mengajar yang lebih efektif

dan menarik minat siswa, serta hal-hal lain yang dapat meningkatkan kualitas

dan kemampuan para guru (Kedutaan Besar Jepang, 2017)

4. Fullbright-Aminef

ILEP adalah program Biro Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Luar

Negeri AS dan dikelola oleh International Research & Exchanges Board

(IREX). ILEP membawa guru sekolah menengah, matematika, IPA, studi

sosial, dan pendidikan khusus dari seluruh dunia, termasuk Indonesia ke

Amerika Serikat. Peserta mengembangkan lebih lanjut keahlian di bidang

studi mereka, meningkatkan kemampuan mengajar mereka dan meningkatkan

pengetahuan mereka tentang Amerika Serikat (Aminef, 2018)

Page 50: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

30

F. Kerangka Pemikiran

Dalam dunia pendidikan guru menjadi faktor utama dalam penentu keberhasilan

pembelajaran tidak terkecuali guru mata pelajaran IPA. Pemerintah mengatur

berbagai standar kualifikasi dan kompetensi yang harus dimiliki guru. Faktor-

faktor yang menyebabkan berhasilnya suatu pendidikan yaitu kompetensi yang

dimiliki seorang guru. Guru IPA memiliki tanggung jawab untuk memberikan

pemahaman konsep, hukum, dan teori IPA dengan penerapannya secara fleksibel

serta kreatif dan inovatif dalam menerapkan dan pengembangan IPA. Tidak hanya

berfungsi untuk memberikan materi pembelajaran saja seorang guru juga

berfungsi sebagai pendidik, pembimbing, pelatih, penilai serta pengevaluasi

siswa. Dalam proses pembelajaran guru memiliki wewenang penuh untuk

menentukan jalannya pelaksanaan pembelajaran bagi siswa yang nantinya akan

berdampak pada hasil belajar siswa. Namun tidak hanya hasil belajar secara

akademik, seorang guru juga memiliki peranan penting dalam membangun cara

berpikir bagi siswa dalam bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi kepribadian, kom-

petensi sosial, kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Di antara

kompetensi tersebut, terdapat kombinasi antara kompetensi pedagogik dan

kompetensi profesional yang disebut dengan PCK. PCK diartikan sebagai

pengetahuan pedagogik untuk pembelajaran konten yang disesuaikan dengan

pendekatan yang digunakan. PCK merupakan pengetahuan mengenai pedagogik,

praktek pembelajaran dan perencanaan pembelajaran serta metode yang tepat

untuk mengajarkan suatu materi. Kompetensi ini tidak didapatkan dalam waktu

Page 51: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

31

yang singkat, perlu belajar serta pengalaman untuk membuat guru memiliki PCK

yang baik.

Hal yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan PCK guru yakni melalui

program pengembangan profesionalisme guru. Terdapat berbagai jenis

pengembangan profesionalisme yang berkembang, yang paling sering diadakan

yakni In service training (pelatihan). Dalam perkembangannya pelatihan telah

menggunakan berbagai strategi untuk meningkatkan efektivitas pelatihan, namun

sayangnya pelatihan tidak berdampak besar terhadap perkembangan kompetensi

guru dalam mengistruksi pembelajaran.

Banyak faktor yang terjadi dengan tidak tercapainya tujuan dari pelatihan, salah

satunya yaitu strategi yang digunakan dalam pelatihan tidak memberikan

pengalaman pelatihan yang bermakna. Kecenderungan instruktur yang

memberikan materi sehingga membuat peserta pelatihan tidak dapat melatih

dirinya untuk membuat suatu produk yang dapat diaplikasikan dalam

pembelajaran. Strategi pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi PCK guru

IPA salah satunya yaitu strategi scaffolding dengan pola In-On-In. Scaffolding

didasari dengan teori sosiokultural Vygotsky, interaksi dengan teman sebaya atau

orang yang lebih berpengalaman dengan membantu membangun pengetahuan dan

melakukan tugas, seiring kemampuan yang meningkat, maka bantuan bisa dihapus

secara bertahap, sehingga akhir yang diharapkan seseorang dapat melakukan suatu

tugas tanpa bantuan dan dapat menyelesaikan tugas lain.

Mengadaptasi strategi scaffolding dalam pelatihan diharapkan mampu meningkat-

kan kompetensi PCK guru dalam Knowledge of Curriculum, Orientation to

Page 52: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

32

Teaching Subject Matter dan Knowledge of Instructional Strategy. Cara guru

dalam membelajarkan suatu materi harus disesuaikan dengan konten pada materi

pelajaran tersebut dan harus mengikuti perkembangan kurikulumyang berlaku saat

ini. Pembelajaran IPA yang berkualitas membentuk siswa-siswi yang memiliki

kemampuan Four Cs (Critical thinkers, Communicator, Collaborator and

Creato). Pembelajaran harus memuat hakikat IPA yaitu sikap, proses, produk dan

aplikasi yang saling keterkaitan, sehingga berdampak dengan kualitas

pembelajaran yang berlangsung.

Gambar 2. Kerangka pemikiran

Profesi Guru

Peningkatan PCK guru IPA

(Knowledge of Curriculum, Orientation to Teaching Subject Matter dan

Knowledge of Instructional Strategy)

Pelatihan PCK Berbasis Scaffolding

Strategi Scaffolding

1. Facilitator does it Individual does it Evaluasi dan Refleksi

2. Class does it

3. Group does it

4. Individual does it

Standar Kompetensi Guru

Kepribadian Sosial Pedagogik Profesionalisme

Pengembangan Profesionalisme

In-1 On In-2

Page 53: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

33

G. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Strategi pelatihan berbasis scaffolding efektif meningkatkan PCK guru IPA SMP.

Page 54: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan program pelatihan menggunakan

strategi scaffolding untuk meningkatkan PCK guru dalam hal pembuatan

perangkat pembelajaran dan mengimplementasikan menggunakan pendekatan

saintifik. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian dan Pengembangan

Pendidikan menurut Gall, Gall, and Borg (2003), tahap-tahap dari desain ini yaitu

1) research and information collecting includes (penelitian dan pengumpulan

informasi); 2) planning (perencanaan), 3) develop premilinary form of product

(pengembangan produk pendahuluan); 4) premilinary field testing (uji coba

pendahuluan); 5) main product revision (revisi terhadap produk utama); 6) main

field testing (uji coba utama); 7) operational product revision (revisi produk

operasional); 8) operational field testing (uji coba operasional); 9) final product

revision (revisi produk akhir); dan 10) dissemination and implementation

(desiminasi dan pelaksanaan). Pada penelitian ini dilakukan penyederhanaan dan

penyesuaian dengan kebutuhan serta keterbatasan penelitian sehingga hanya

melibatkan 4 langkah, yaitu : 1) research and information collecting (penelitian

dan pengumpulan informasi); 2) planning (perencanaan), 3) develop premilinary

Page 55: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

35

form of product (pengembangan produk pendahuluan); 4) premilinary field testing

(uji coba pendahuluan).

Gambar 3. Alur desain penelitian pengembangan (Gall, Gall, and Borg, 2003)

B. Subyek dan Lokasi Penelitian

1. Penelitian pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menjaring informasi awal yang

diperlukan sebagai dasar pengembangan produk strategi scaffolding. Berlokasi

di beberapa sekolah di Provinsi Lampung yang tersebar di 11 kabupaten/kota

yaitu Tanggamus, Pesawaran, Pringsewu, Lampung Selatan, Lampung Utara,

Studi literatur dan

Studi Lapangan

Penetapan Tujuan

Pelatihan

Perancangan Desain

Cetak Revisi

Produk

k

Validasi Produk

Uji Coba Produk

Produk Strategi

Valid

Tidak

Valid

Tahap I Studi

pendahuluan

Tahap II

Pengembangan

Tahap III Uji

coba produk

Penentuan Dasar

Tahapan Strategi

Penyusunan

Instrumen

Page 56: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

36

Lampung Tengah, Way Kanan, Pesisir Barat, Tulang Bawang, Metro, dan

Bandar Lampung sehingga berjumlah 254 guru.

2. Uji Coba Produk

Dalam tahap pengujian diadakan di Bandar lampung, berlokasi di Universitas

Lampung. Subjek pada tahap ini yaitu 16 guru IPA yang tergabung dalam

MGMP Kota Bandar Lampung.

C. Sumber Data

1. Penelitian pendahuluan

Pada tahap studi pendahuluan yaitu untuk mengetahui keikutsertaan guru dalam

pelatihan (dalam rentang waktu 18 bulan terakhir tahun 2016-2017), dampak

yang dirasakan guru setelah mengikuti pelatihan, persepsi guru mengenai

pelatihan yang selama ini diadakan serta strategi pelatihan yang diharapkan oleh

guru. Sumber data tersebut berasal dari 254 guru yang tersebar di 11

kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Data dijaring menggunakan lembar

observasi berupa angket.

2. Uji Coba Produk

Pada tahap pengujian dilakukan uji coba produk yang dibuat yaitu berupa

strategi pelatihan. Selanjutnya diukur efektivitas dari strategi tersebut

menggunakan tes tertulis (pretes dan postes), self assessment, lembar observasi

dan kuesioner. Sumber data yang digunakan berasal dari guru-guru IPA yang

menjadi peserta program pelatihan serta penilaian dari pelatih.

Page 57: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

37

D. Prosedur Penelitian

Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki tujuan yaitu: (1)

mengembangkan produk dan (2) menguji keefektivan produk. Prosedur

pengembangan menggunakan langkah penelitian dan pengembangan menurut

Gall, Gall & Borg (2003) yang telah dimodifikasi menjadi 3 tahap pengembangan

yaitu tahap studi pendahuluan, tahap pengembangan dan tahap uji coba produk

(Gambar 3).

1. Tahap Studi Pendahuluan

Pada tahap studi pendahuluan peneliti melakukan analisis kebutuhan melalui

studi literatur dan studi lapangan yang bertujuan untuk mengiedentifikasi potensi

dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi pada pelatihan yang dilaksanakan

saat ini, sehingga perlu diadakan pengembangan strategi scaffolding.

a. Studi literatur

Studi literatur dilakukan dengan menganalisis Undang-undang Nomor 16

Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yang

menyatakan bahwa guru harus memiliki kompetensi pedagogik atau PCK

dengan indikator (1) menguasai karakteristik siswa; (2) menguasai teori dan

prinsip pembelajaran; (3) mengembangkan kurikulum; (4) menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik; (5) memanfaatkan teknologi untuk

pembelajaran; (6) memberikan berbagai kegiatan untuk mendukung potensi

siswa; (7) mampu berkomunikasi secara efektif; (8) menyelenggarakan

penilian dan evaluasi pembelajaran; (9) melakukan evaluasi untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran; (10) melakukan refleksi terhadap

Page 58: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

38

pembelajran (Kemdikbud, 2007). Selain itu menganalisis standar guru IPA,

menurut National Science Teachers Association (NSTA) menjelaskan bahwa

terdapat 10 aspek standar guru IPA yaitu standar konten, karakteristik IPA,

pedagogic/PCK, konteks IPA, kurikulum, mengajar melalui inkuiri, konteks

sosial pembelajaran IPA, lingkungan belajar, praktik profesional dan penilaian

(NSTA, 2003). Disebutkan oleh NSTA bahwa guru IPA harus memiliki PCK

untuk melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya menganalisis standar

pengembangan profesionalisme guru menurut National Science Educational

Standards (NSES, 1996) dalam pengembangan profesionalisme guru IPA,

paling tidak harus memenuhi empat standar, yaitu :

1) Sandar A : Pengembangan profesi guru IPA perlu mempelajari konten

IPA yang penting melalui perspektif - perspektif serta metode penelitian.

Dalam pelaksanaannya para guru melalui sebuah proses observasi

fenomena alam, membuat penjelasan-penjelasan dan menguji penjelasan-

penjelasan tersebut berdasarkan fenomena alam;

2) Standar B : Pengembangan profesi untuk guru IPA perlu meng-

integrasikan pengetahuan tentang IPA, pembelajaran, kependidikan dan

siswa sehingga nantinya penerapan pengetahuan tersebut di aplikasikan

dalam proses pembelajaran. Guru yang efektif tidak hanya tahu

mengenai IPA, namun juga bagaimana cara membelajarkannya, guru

mampu memahami bagaimana siswa mempelajari konsep-konsep yang

penting, konsep yang mampu dipahami siswa pada tahap-tahap

perkembangan, status serta pengalaman belajar yang berbeda-beda.

Page 59: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

39

3) Standar C : Pengembangan profesi guru IPA perlu membangun

pemahaman dan kemampuan untuk pembelajaran sepanjang hayat. Per-

kembangan zaman mengharuskan guru terus belajar untuk memiliki

pengetahuan yang baru, hal tersebut juga yang harus guru tanamkan

kepada siswa untuk membangun pemahaman mengenai pembelajaran

sepanjang hayat;

4) Standar D : Program pengembangan profesionalisme guru IPA harus

terintegrasi dan koheren. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir

kecenderungan kesempatan-kesempatan pengembangan profesi

terfragmentasi dan tidak.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan dengan menjaring persepsi guru dengan

menyebarkan angket ke 254 guru yang tersebar di 11 kabupaten/ kota di

Provinsi Lampung. Berdasarkan analisis, didapatkan gambaran fakta bahwa

pelatihan yang selama ini belum berdampak maksimal pada PCK yang dimiliki

guru IPA. Guru mengeluhkan pelaksanaan pelatihan yang didominasi oleh

instruktur sehingga peserta pelatihan tidak ada praktik nyata, selain itu materi

pelatihan hanya bersifat umum mengenai teori-teori pendidikan. Waktu yang

sempit dan jumlah peserta yang terlalu banyak membuat pelatihan tidak efektif.

Guru mengharapkan ada pelatihan yang mampu membantu dalam

implementasi Kurikulum 2013 dengan memperbanyak praktik pada saat

pelaksanaan pelatihan serta kondisi peserta yang tidak terlalu banyak.

Berdasarkan fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar sehingga

Page 60: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

40

memudahkan dalam menentukan langkah awal pengembangan strategi

pelatihan guru.

2. Tahap Pengembangan Produk

Setelah potensi dan masalah yang ditemukan di lapangan, yang dilakuakan

selanjutnya yaitu merencanakan produk yang diharapkan dapat mengatasi

masalah. Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti yaitu menentukan model yang

digunakan untuk pelatihan. Model yang digunakan yaitu model pelatihan In-On.

Strategi pelatihan yang dikembangkan yakni strategi scaffolding dengan bentuk

soft scaffolding dan hard scaffolding. Soft scaffolding yang dikembangkan yaitu

dengan tahapan: (a) the facilitator does it; (b) the class does it; (c) the group does

it; (d) the individual does it (Jalmo & Rustaman, 2010). Hard scaffolding yang

dikembangkan berupa buku panduan pelatihan dan bahan ajar pelatihan. Langkah-

langkah dalam pengembangan produk ini yaitu: (1) penetapan tujuan pelatihan,

(2) menentukan dasar tahapan strategi, (3) merancang kerangka desain cetak, (4)

menyusun instrumen, (5) validasi ahli.

a. Penetapan Tujuan Pelatihan

Perumusan tujuan pelatihan merupakan perubahan yang diharapkan setelah

pelaksanaan pelatihan. Hal ini digunakan agar peneliti tidak menyimpang dari

tujuan awal pada saat pengembangan strategi pelatihan. Pengembangan

produk strategi pelatihan bertujuan untuk meningkatkan PCK guru IPA melalui

pelatihan yang dilaksanakan dengan menggunakan strategi scaffolding.

Indikator PCK yang ditingkatkan yaitu Knowledge of Curriculum, Orientation

to Teaching Subject Matter dan Knowledge of Instructional Strategy. Ketiga

Page 61: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

41

indikator tersebut dikemas dalam pembuatan produk berupa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan implementasi RPP sesuai dengan

Kurikulum 2013.

Keterampilan dalam merancangan RPP dilihat melalui perumusan Indikator

Pencapaian Kompetensi (IPK) berdasarkan KD, penentuan keluasan dan

kedalaman materi sesuai dengan SKL, KI dan KD, penentuan model yang

digunakan dalam pembelajaran. Kemudian implementasi RPP dilakukan

dengan menerapkan sesuai dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan

RPP.

b. Penentuan dasar tahapan strategi

Pemilihan tahapan scaffolding berdasarkan penelitian Jalmo & Rustaman

(2010) yang menyatakan bahwa strategi scaffolding cocok digunakan untuk

pendidikan orang dewasa dalam hal ini pelatihan guru dalam meningkatakan

kompetensi pedagogik. Hal tersebut dikarenakan strategi scaffolding

merupakan strategi yang dilakukan dengan pemberian dukungan namun tidak

terus menerus, setiap tahapannya terdapat pengurangan bantuan yang jelas dari

pelatih/tutor (Chang dkk, 2013; Kapon, 2016). Model pelatihan yang

digunakan yaitu menggunakan pola pelatihan Kurikulum 2013 yaitu In service

learning (In) dan On the job learning (On).

c. Perancangan Kerangka Desain Cetak

Desain cetak perancangan strategi scaffolding yakni dalam bentuk buku

panduan dan bahan ajar pelatihan. Buku panduan pelatihan didalamnya

memuat langkah-langkah strategi scaffolding yang digunakan dalam pelatihan

Page 62: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

42

dengan pola In-On. Bahan ajar memuat materi mengenai profesi keguruan,

analisis SKL, KI-KD, silabus, materi dan penilaian serta pengembangan RPP.

d. Penyusunan Instrumen

Berdasarkan tujuan pengembangan yang ditentukan, maka penyusunan

instrumen untuk mengukur PCK guru merupakan bagian penting dalam

melakukan penilaian dan pengukuran keberhasilan dari pelatihan. Terdapat

beberapa instrumen yang disusun yang terdiri dari instrument tes awal dan tes

akhir, self-assessment, lembar kuesioner tanggapan peserta pelatihan, lembar

observasi pembelajaran dan lembar telaah RPP. Instrumen tes awal dan tes

akhir terdiri dari 8 item pertanyaan dalam bentuk uraian, dengan indikator

sebagai berikut (Tabel 2):

Tabel 2. Indikator instrumen tes awal dan tes akhir

Indikator Nomor item soal

Knowledge of Curriculum 1A, 1D, 2A,2D,

3, 4, 7

Orientation to Teaching Subject Matter 1B,1E, 2B,

Knowledge of Instructional Strategy 1C,1F,2C,5,6,8

Instrumen self-assessment digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan

PCK peserta pelatihan secara pribadi. Terdiri dari 13 item pernyataan dengan

pilihan respon jawaban “sangat baik”, “baik”, “kurang baik’ dan “tidak baik”,

dengan indikator sebagai berikut (Tabel 3):

Tabel 3. Indikator instrumen self assessment

Indikator Nomor item pernyataan

Knowledge of Curriculum 1, 2, 3, 4,10

Orientation to Teaching Subject Matter 5

Knowledge of Instructional Strategy 6,7,8,9,11

Page 63: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

43

Instrumen lembar observasi pembelajaran dan lembar telaah RPP digunakan

untuk mengukur pelaksanaan On serta hasil dari produk pelatihan yang dibuat

oleh peserta.

Tabel 4. Indikator instrumen telaah RPP

Indikator Nomor item pernyataan

Identitas mata pelajaran 1.1

Perumusan indikator 2.1, 2.2 dan2.3

Perumusan tujuan pembelajaran 3.1 dan 3.2

Pemilihan materi 4.1, 4.2 dan 4.3

Pemilihan sumber belajar 5.1 dan 5.2

Pemilihan media pembelajaran 6.1 dan 6.2

Pemilihan model pembelajaran 7.1 dan 7.2

Pemilihan skenario 8.1, 8.2, 8.3, 8.4 dan 8.5

Pemilihan penilaian 9.1, 9.2 dan 9.3

Instrumen telaah RPP terdiri dari 23 item pernyataan yang dibagi menjadi 9

indikator. Memiliki pilihan respon dari aspek kondisi dengan pilihan “Ada”

dan “Tidak ada”. Jika jawaban “Ada” maka skor pilihannya yaitu skor 3

“Baik”, skor 2 “Cukup” dan skor 1 “Kurang”.

Tabel 5. Indikator instrument lembar observasi pembelajaran

Indikator Nomor item pernyataan

Kegiatan pendahuluan 1.1, 1.2, 1.3 dan 1.4

Kegiatan inti pembelajaran 2.1, 2.2 dan 2.3

Penerapan strategi pembelajaran 3.1, 3.2, 3.3 dan 3.4

Penerapan pendekatan saintifik 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5 dan 4.6

Pemanfaatan sumber belajar 5.1, 5.2 dan 5.3

Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran 6.1, 6.2 dan 6.3

Penggunaan bahasa yang benar dan tepat 7.1 dan 7.2

Kegiatan penutup 8.1, 8.2 dan 8.3

Instrumen observasi pembelajaran terdiri dari 28 item pernyataan yang dibagi

menjadi 8 indikator. Memiliki pilihan respon dari aspek kondisi dengan pilihan

“Ada” dan “Tidak ada”. Jika jawaban “Ada” maka skor pilihannya yaitu skor 3

“Baik”, skor 2 “Cukup” dan skor 1 “Kurang”.

Page 64: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

44

Tabel 6. Indikator kuesioner dampak pelatihan terhadap PCK

Indikator Nomor item pernyataan

Pendapat mengenai strategi pelatihan 1 dan 2

Manfaat pelatihan 3

Dampak yang dirasakan 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6 dan 4.7

Instrumen kuesioner dampak pelatihan terdiri dari10 item pertanyaan dan

pernyataan. Memiliki pilihan respon “Ya” dan “Tidak”. Kemudian hitung skor

berdasarkan pilihan jawaban “Tidak ada” mendapat skor 1, “Kecil” mendapat

skor 2, “Sedang” mendapat skor 3 dan “Besar” mendapat skor 4.

e. Validasi Produk

Validasi produk dilakukan dengan oleh enam validator ahli dalam bidang

pendidikan dan pelatihan. Produk strategi scaffolding dikemas dalam bentuk

buku panduan dan bahan ajar divalidasi dari aspek konstruksi dan substansi.

Adapun indikator dari aspek konstruksi dan substansi dalam lembar validasi

sebagai berikut:

Tabel 7. Kisi-Kisi Instrumen Uji Konstruksi

No Aspek yang Dinilai Butir

Pernyataan

A Kesesuaian Organisasi Buku Panduan dengan Isi Strategi

1 Kesesuaian cover dengan isi strategi. 1

2 Kesesuaian latar belakang dengan isi strategi. 2

3 Kesesuaian bentuk flowchart dengan isi strategi. 3

4 Kesesuaian gambar, pemahaman, dan istilah yang

digunakan.

4

5 Kesesuaian konsep dengan kebenaran ilmiah. 5

B Kesesuaian Kegiatan dari Strategi dengan Tujuan Pengembangan

6 Kesesuaian sekuensi dari strategi yang dikembangkan untuk

meningkatkan PCK guru IPA

6,7,8,9,10,11,

12,13,14

7 Kesesuaian model yang digunakan untuk meningkatkan

kemampuan PCK guru IPA

15

8 Kesesuaian aktivitas pelatihan yang dirancang untuk

meningkatkan kemampuan PCK guru IPA

16

C. Kesimpulan Umum Validasi 17

Page 65: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

45

Kisi-kisi instrumen uji konstruksi pada lembar validasi terdiri dari 17 item

pernyataan yang dinilai oleh validator dengan skor 4 “sangat baik”, skor 3

“baik”, skor 2 “cukup baik” dan skor 1 “kurang baik”. Validasi konstruksi

terdiri dari aspek kesesuaian organisasi buku panduan dan kesesuaian dari

strategi dengan tujuan pengembangan.

Tabel 8. Kisi-Kisi Instrumen Uji Substansi

No Aspek yang Dinilai Butir

Pernyataan

A Kesesuaian Substansi Buku Panduan dan Bahan Ajar Pelatihan

dengan Produk yang dikembangkan

1 Kesesuaian isi dari buku panduan dengan strategi

scaffolding yang dikembangkan

1,2,3

2 Kesesuaian bahan ajar dengan hasil yang akan dicapai 4

B Kesesuaian Substansi Strategi dengan Tujuan Pelatihan

3 Kesesuaian strategi yang dikembangkan dengan tujuan

pelatihan guru IPA

5,6,7

4 Kesesuaian strategi yang dikembangkan dengan aktivitas

hand on dan mind on

8

5 Kesesuaian strategi yang dikembangkan dengan

karakteristik andragogy

9

6 Kesesuaian strategi yang dikembangkan untuk

merangsang potensi peserta

10,11,12,13

C Kesesuaian Substansi Strategi dengan Pelaksanaan Pelatihan

7 Kesesuaian strategi yang dikembangkan memuat urutan

kegiatan yang jelas, mudah dan praktis.

14,15,16

8 Kesimpulan Umum Validasi 17

Pada Tabel 8, kisi-kisi instrumen validasi uji substansi terdiri dari 17 item

pernyataan yang dinilai oleh validator dengan skor 4 “sangat baik”, skor 3

“baik”, skor 2 “cukup baik” dan skor 1 “kurang baik”. Terdiri dari aspek

kesesuaian substansi buku panduan dan bahan ajar pelatihan, kesesuaian

substansi strategi dengan tujuan pelatihan dan kesesuaian substansi strategi

dengan pelaksanaan pelatihan.

Page 66: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

46

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Instrument dan teknik pengumpulan data diringkas dalam Tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

No Kegiatan

Program

Jenis Evaluasi Pelaksana Waktu

Tahap penelitian pendahuluan

1 Penelitian

pendahuluan

Angket:

1. PCK umum

2. Keterampilan

merencanakan

pembelajaran

3. Dampak pelatihan

4. Strategi pelatihan

yang diharapkan

Peneliti Sebelum

dilakukan

pengembangan

produk

Tahap pengembangan

2 Validasi ahli Lembar validasi produk Ahli dan

praktisi

Sebelum

implementasi

produk

Tahap Uji coba produk (Pelatihan)

Pelaksanaan In service training

3 Tes

kemampuan

awal

Pretes:

1. Knowledge of

curriculum

2. Orientation to

teaching subject

matter

3. Knowledge of

instructional

Pelatih Sebelum

kegiatan

4 Telaah

profesi

keguruan

Penilaian diri Peserta Sebelum dan

setelah

pelatihan

5 Pengembang

kan RPP

Penilaian diri Peserta Sebelum dan

sesudah

kegiatan

Penilaian produk Pelatih Setelah

kegiatan

6 Presentasi

produk RPP

dan praktek

mengajar

Evaluasi kinerja Rekan

peserta

Proses

kegiatan

Evaluasi produk Pelatih Setelah

kegiatan

7 Tes

kemampuan

akhir

Postes:

1. Knowledge of

curriculum

2. Orientation to

teaching subject

Pelatih Setelah

kegiatan

Page 67: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

47

No Kegiatan

Program

Jenis Evaluasi Pelaksana Waktu

matter

3. Knowledge of

instructional

Pelaksanaan On job training

8 Telaah

dokumen

RPP

Lembar observasi

telaah RPP

Rekan

peserta

Sebelum

kegiatan

9 Telaah

kegiatan

Belajar

Mengajar

(KBM)

Lembar observasi KBM Rekan

peserta

Proses

kegiatan

Penilaian diri Peserta Setelah KBM

Tes digunakan untuk mengetahui kemampuan PCK guru IPA sebelum dan

sesudah penelitian pengembangan. Tes yang diberikan berupa tes tertulis (pretest

dan postest) dan self assessment dilakukan pada tahap implementasi produk.

Kuesioner digunakan setelah pelatihan berlangsung untuk mengetahui pendapat

dan respon guru mengenai pelatihan dan dampak pelatihan.

1. Pretest dan postest

Pemberian pretest dan postest dilakukan saat pengaplikasian produk.

Pertanyaan yang diberikan kepada guru IPA selaku peserta pelatihan

adalah pertanyaan mengenai kompetensi PCK terkait dengan indikator

pembuatan RPP dan implementasi RPP. Terdiri dari 13 item pernyataan

dengan pilihan respon jawaban “sangat baik”, “baik”, “kurang baik’ dan

“tidak baik”. Jenis pertanyaan yang diberikan mengarah pada tujuan dan

kompetensi PCK guru yang menjadi tujuan dari pelatihan.

Tabel 9. Lanjutan

Page 68: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

48

2. Penilaian diri sendiri

Penilaian diri sendiri ini dimaksudkan agar guru sasaran mengetahui

dampak dari pelatihan yang diberikan. Penilaian ini membantu guru

sasaran untuk merefleksikan diri mengenai pelatihan yang telah diikuti.

3. Lembar obervasi produk dan pelaksanaan pembelajaran

Obeservasi dilakukan untuk melihat produk yang dihasilkan oleh peserta

pelatihan yakni berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Produk

dinilai untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta pelatihan. Lembar

observasi pelaksanaan pembelajaran digunakan pada saat kegiatan On

sebagai rambu-rambu bagi observer untuk menilai pelaksanaan

pembelajaran.

4. Kuesioner

Kuesioner digunakan pada saat in service training (In-2), penggunaan

kuesioner dilakukan untuk mengetahui pendapat dan respon guru

mengenai pelatihan dan dampak pelatihan.

F. Teknik analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis data angket, data

validitas ahli (aspek isi dan konstruksi), hasil pretes dan postes, hasil self-

assesment, hasil telaah RPP, hasil observasi pembelajaran dan hasil kuesioner

dampak pelatihan.

1. Analisis data angket

Pada tahap studi pendahuluan dalam penelitian ini dilakukan penyebaran

angket kepada guru IPA yang tergabung dalam MGMP di Provinsi

Lampung. Respon jawaban dari subjek penelitian tersebut dideskripsikan

Page 69: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

49

dalam bentuk persentase sesuai dengan masing-masing aspek yang ingin

diketahui kemudian data diinterpretasikan secara kualitatif.

Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis data angket kebutuhan

guru secara terperinci sebagai berikut:

a. Mengelompokkan data respon jawaban guru sesuai dengan

masing- masing aspek pertanyaan yang tertera dalam angket,

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat

dengan tujuan untuk memberikan gambaran kecenderungan

jawaban guru

c. Menghitung frekuensi dari setiap jawaban dan mengkonversikan

jawaban tersebut dengan menggunakan skala likert dengan

tujuan untuk memperoleh informasi mengenai kecenderungan

pilihan jawaban, dan

d. Menghitung persentase jawaban untuk mengetahui persentase

guru yang memiliki item tersebut sehingga mempermudah

kegiatan menganalisis data sebagai suatu temuan dalam

penelitian tahap studi pendahuluan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung presentase jawaban setiap item

adalah sebagai berikut:

S =

x 100

Keterangan :

S= pesentase guru yang memilih item

R= jumlah guru yang memilih item

N= jumlah keseluruhan responden guru

Kemudian persentase guru yang memilih item dikelompokan kedalam

kriteria sebagai berikut:

Page 70: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

50

Tabel 10. Kriteria Persentase Guru Hasil Penelitian Pendahuluan

Interval Kriteria

100% Seluruhnya

76%-99% Sebagian besar

51%-75% Lebih dari setengahnya

50% Setengahnya

26%-49% Kurang dari

1%-25% Sebagian kecil

0% Tidak seorangpun

Sumber: Ali, 1995

2. Analisis data validasi

Data validitas subtansi dan konstruk dianalisis dan diinterpretasikan secara

kualitatif untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan. Untuk uji

validasi oleh ahli, memiliki pilihan jawaban yaitu: “sangat baik”, “baik”,

“kurang baik”, dan “tidak baik”. Revisi dilakukan pada konten pertanyaan

yang diberi pilihan jawaban “kurang” dan “tidak” atau para ahli memberikan

saran khusus terhadap strategi scaffolding yang dikembangkan. Analisis yang

digunakan dalam tahap ini disebut deskripsi kualitatif. Adapun kegiatan dalam

teknik analisis data uji validitas produk hasil pengembangan dilakukan dengan

cara:

a. Mengkode atau klasifikasi data, bertujuan untuk mengelompokkan jawaban

berdasarkan pertanyaan angket.

b. Melakukan tabulasi data berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan

untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap

jawaban berdasarkan pertanyaan angket dan banyaknya responden (pengisi

angket).

Page 71: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

51

c. Memberi skor jawaban responden. Penskoran jawaban responden dalam

angket dilakukan berdasarkan skala Likert. Skor 4 untuk ”sangat baik”, skor

3 untuk ”baik”, skor 2 untuk ”cukup baik” dan skor 1 untuk ”kurang baik”.

d. Mengolah jumlah skor jawaban responden

Pengolahan jumlah skor (S ) jawaban angket adalah sebagai berikut :

1) Skor untuk pernyataan sangat baik.

Skor = 4 x jumlah responden yang menjawab

2) Skor untuk pernyataan baik.

Skor = 3 x jumlah responden yang menjawab

3) Skor untuk pernyataan cukup baik.

Skor = 2 x jumlah responden yang menjawab

4) Skor untuk pernyataan kurang baik.

Skor = 1 x jumlah responden yang menjawab

e. Menghitung persentase jawaban angket pada setiap pernyataan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

%100%

maks

inS

SX (Sudjana, 2005)

Keterangan : %inX = Persentase jawaban angket-i terhadap strategi

scaffolding hasil pengembangan.

S = Jumlah skor jawaban

maksS = Skor maksimum yang diharapkan

f. Menghitung rata-rata persentase jawaban setiap angket untuk mengetahui

tingkat kelayakan strategi scaffolding dengan rumus sebagai berikut:

n

XX

in

i

%% (Sudjana, 2005)

Page 72: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

52

Keterangan : %iX = Rata-rata persentase angket-i terhadap strategi soft

scaffolding hasil pengembangan.

%inX = Jumlah persentase angket-i terhadap strategi

scaffolding hasil pengembangan.

n = Jumlah pertanyaan

g. Menafsirkan persentase angket dengan menggunakan tafsiran Arikunto

(2013) seperti pada Tabel 11.

Tabel 11. Tafsiran Skor Penilaian Menjadi Pernyataan Nilai Kualitas

3. Analisis data pretest dan postest

Adapun langkah yang dilakukan dalam menganilis data pretest dan postest

sebagai berikut:

a. Menghitung skor pretest dan postest

Untuk mendapatkan nilai konversi, maka skor tersebut dihitung

menggunakan rumus:

Nilai =

b. Menghitung nilai nilai Sigifikansi (nilai sig) menggunakan bantuan

SPSS. Dengan menggunakan intepretasi :

1) Apabila nilai probabilitas > 0,05 maka tidak ada dampak

terhadap PCK guru setelah pelatihan

2) Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka ada dampak terhadap

PCK guru setelah pelatihan

Skor (Persentase) Kriteria

80,1%-100% Sangat tinggi

60,1%-80% Tinggi

40,1%-60% Sedang

20,1%-40% Rendah

0,0%-20% Sangat rendah

Page 73: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

53

4. Analisis data penilaian diri sendiri

Lembar penilaian diri sendiri dianalisis menggunakan skala likert. Adapun

langkah yang dilakukan sebagai berikut.

a. Mengkonversikan jawaban pada lembar penilaian diri. Apabila

jawaban 4 maka termasuk dalam kategori “sangat baik”, jika

jawaban 3 maka termasuk dalam kategori “baik”, jika jawaban 2

maka termasuk dalam kategori “kurang” dan jika jawaban 1 maka

termasuk kategori “tidak baik”.

b. Menghitung jumlah nilai konversi.

Untuk mendapatkan nilai konversi, maka skor tersebut dihitung

menggunakan rumus:

Nilai =

× 100

c. Menafsirkan atau menentukan nilai yang diperoleh sesuai kriteria

yang terdapat pada Tabel 12.

Tabel 12. Nilai dan Kriteria kompetensi PCK berdasarkan Self-

assesment

(dimodifikasi dari Riduwan, 2012).

5. Analisis instrumen penelaah RPP

Lembar penilaian RPP dianalisis menggunakan skala likert. Adapun

langkah yang dilakukan sebagai berikut.

Nilai Kriteria

81 – 100 Sangat tinggi

61 – 80 Tinggi

41 – 60 Cukup

21 – 40 Rendah

0 – 20 Sangat rendah

Page 74: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

54

a. Mengkonversikan jawaban pada lembar penilaian RPP. Apabila

jawaban pada kondisi “ada” maka nilai mulai dihitung menggunakan

skor perolehan. Jika jawaban 4 berarti “baik sekali”, jika jawaban 3

berarti “baik”, jika jawaban 2 berarti “cukup”, jika jawaban 1 bearti

“kurang” dan jika jawaban 0 berarti kondisi komponen RPP “tidak

ada”.

b. Menghitung jumlah nilai konversi.

Untuk mendapatkan nilai konversi, maka skor tersebut dihitung

menggunakan rumus:

Nilai Akhir =

× 100

c. Menafsirkan atau menentukan nilai yang diperoleh sesuai kriteria yang

terdapat pada Tabel 13.

Tabel 13. Nilai dan Kriteria Kompetensi PCK Guru Berdasarkan

Telaah RPP

Nilai Kriteria

86 – 100 Sangat Baik

70 – 85 Baik

56 – 69 Cukup

≤ 55 Kurang

(dimodifikasi dari Kemdikbud, 2017).

6. Analisis lembar observasi kegiatan pembelajaran

Lembar observasi kegiatan pembelajaran dianalisis menggunakan skala

likert. Adapun langkah yang dilakukan sebagai berikut.

a. Mengkonversikan jawaban pada lembar observasi kegiatan

pembelajaran. Apabila jawaban pada kondisi “ada” maka nilai mulai

dihitung menggunakan skor perolehan. Jika jawaban 4 berarti “baik

sekali”, jika jawaban 3 berarti “baik”, jika jawaban 2 berarti “cukup”,

Page 75: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

55

jika jawaban 1 bearti “kurang” dan jika jawaban 0 berarti kondisi

komponen pembelajaran“tidak ada”.

b. Menghitung jumlah nilai konversi.

Untuk mendapatkan nilai konversi, maka skor tersebut dihitung

menggunakan rumus:

Nilai Akhir =

× 100

c. Menafsirkan atau menentukan nilai yang diperoleh sesuai kriteria

yang terdapat pada Tabel 14.

Tabel 14. Nilai dan Kriteria Kompetensi PCK guru Berdasarkan

Observasi

Nilai Kriteria

86 – 100 Sangat Baik

70 – 85 Baik

56 – 69 Cukup

≤ 55 Kurang

(dimodifikasi dari Kemdikbud, 2017).

7. Analisis data kuesioner respon peserta pelatihan

Data hasil dari kuesioner dianalisis menggunakan skala likert. Adapun

langkah yang dilakukan sebagai berikut.

a. Mengkonversikan jawaban pada lembar penilaian diri. Apabila

jawaban 4 maka termasuk dalam kategori “sangat baik”, jika

jawaban 3 maka termasuk dalam kategori “baik”, jika jawaban 2

maka termasuk dalam kategori “kurang” dan jika jawaban 1 maka

termasuk kategori “tidak baik”.

b. Menghitung jumlah nilai konversi.

Untuk mendapatkan nilai konversi, maka skor tersebut dihitung

menggunakan rumus:

Nilai =

× 100

Page 76: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

56

c. Menafsirkan atau menentukan nilai yang diperoleh sesuai kriteria

yang terdapat pada Tabel 15.

Tabel 15. Nilai dan Kriteria dampak terhadap pelatihan

(dimodifikasi dari Riduwan, 2012).

Hasil tersebut dideskripsikan secara kualitatif berdasarkan jawaban yang

diberikan kepada peserta dalam pelatihan. Kuesioner mengenai dampak

yang dirasakan menggunakan strategi yang digunakan, manfaat yang

didapat dari pelatihan, saran untuk pelatihan, kelebihan dari strategi yang

digunakan.

Nilai Kriteria

81 – 100 Sangat tinggi

61 – 80 Tinggi

41 – 60 Cukup

21 – 40 Rendah

0 – 20 Sangat rendah

Page 77: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

93

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Karakteristik strategi scaffolding hasil pengembangan memiliki pola In 1-

On-In 2 yang terdiri dari In service training-1(In 1) dengan tahapan: (1) the

facilitator does it (evaluasi); (2) the class does it (evaluasi); (3) the group

does it (evaluasi); (4) the individual does it (evaluasi); On job training (On)

dengan tahapan: the individual does it dan In service training-2 (In 2)

dengan tahapan : Evaluasi dan refleksi. Strategi scaffolding yang

dikembangkan menghasilkan produk dalam bentuk soft scaffolding dan hard

scaffolding. Strategi scaffolding digunakan untuk meningkatkan PCK guru

IPA.

2. Hasil validasi oleh tiga dosen ahli dan tiga praktisi bidang pendidikan

menyatakan bahwa strategi scaffolding hasil pengembangan sudah layak

secara isi dan konstruksi sehingga strategi scaffolding dapat diterapkan.

3. Respon peserta pelatihan terhadap strategi scaffolding hasil pengembangan

menunjukan respon yang positif.

Page 78: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

4. Strategi scaffolding hasil pengembangan efektif untuk meningkatkan

kompetensi PCK guru. Hal tersebut didasarkan atas adanya peningkatan

kompetensi PCK guru yang dinilai menggunakan tes tertulis (pretes dan

postes), self-assessment, lembar telaah RPP dan lembar observasi

pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil akhir penelitian ini, maka peneliti memberikan saran yaitu:

1. Strategi scaffolding dalam pelatihan dapat digunakan sesuai dengan

kebutuhan materi pelatihan , namun harus dilengkapi dengan panduan

pelatihan dan bahan ajar yang bersifat relevan dengan materi pelatihan yang

dipilih. Selain itu, kelengkapan insfrastruktur seperti LCD proyektor,

sumber listrik, dan laptop harus memadai untuk kelancaran

pengimplementasian strategi scaffolding.

2. Dalam pelaksanaan On service learning sebaiknya dilakukan pembiasaan

untuk direkam dikelas sehingga siswa telah terbiasa dengan keadaan kelas,

sehingga sifat alami siswa saat belajar dapat terekam dengan baik

3. Perlu dikembangkan instrumen strategi scaffolding pada materi pelatihan

yang berbeda.

C. Kelebihan Penelitian

Berdsarkan hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan, penelitian ini

memiliki kelebihan :

1. Produk yang dikembangkan mengkombinasi antara pelatihan yang saat ini

berkembang dan strategi yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya.

Page 79: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

2. Penelitian ini menghasilkan produk strategi scaffolding dengan pola In-On

yang belum pernah dikembangkan oleh peneliti lain.

3. Penelitian ini menghasilkan produk berbasis scaffolding dalam bentuk soft

scaffolding dan hard scaffolding.

4. Penelitian ini mengkondisikan pelatihan dengan peserta pelatihan minimal

2 orang guru IPA dari sekolah yang sama

D. Kekurangan Penelitian

Berdsarkan hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan, penelitian ini

memiliki kekurangan :

1. Tahap pelatihan pada saat On tidak dihadiri oleh peneliti, sehingga hanya

mengandalkan presentasi dari peserta pada saat In-2 dan lembar observasi

pembelajaran serta telaah RPP.

2. Pelatihan tidak memisahkan kompetensi peserta pelatihan dalam

pelaksanaannya.

3. Penelitian tidak menguji produk secara luas, hanya uji coba produk terbatas.

4. Penelitian tidak menentukan pokok materi tertentu, sehingga kurang

terfokus pada peningkatan konten peserta pelatihan.

Page 80: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

98

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. 2016. Revitalisasi Penilaian Pembelajaran. Refika Aditama:

Bandung

Abbitt, J. T. 2011. Measuring technological pedagogical content knowledge in

preservice teacher education: A review of current methods and

instruments. Journal of Research on Technology in Education, 43.4. 281-

300

Abdurrahman. 2013. Identifikasi Pedagogical Content Knowledge Calon Guru

Fisika Melalui Pembelajaran Berbasis Multirepresentasi. Lampung;

Universitas Lampung.

Agustina, P. 2015. Pengembangan PCK (Pedagogical Content Knowledge)

Mahasiswa Calon Guru Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah

Surakarta Melalui Simulasi Pembelajaran. Jurnal Penelitian dan

Pembelajaran IPA. 1.1. 1-15.

Al-Bashir, M., Kabir, R. & Rahman, I. 2016. The Value and Effectiveness of

Feedback in Improving Students Learning and Professionalizing Teaching

in Higher Education. Journal of Education and Practice. 7. 16. 38-41.

American Indonesia Exchange Foundation (Aminef). 2018. Grants for

Indonesian. [Online]. Tersedia: www.aminef.or.id.

An, S., Kulm, G. & Wu, Z. 2004. The Pedagogical Content Knowledge of Middle

School, Mathematics Teacher in China and The U.S. Journal of

Mathematics Teacher Education. 7. 145-172.

Anif, S. & Zainuddin, A. 2015. Efektivitas Model Peningkatan kompetensi

Profesional Guru Biologi Berbasis Continuous Professional Development

(CPD) Di Karesidenan Surakarta. Varia Pendidikan. 27.2. 162-173.

Arends, R.I. 2012. Learning to Teach Ninth Edition. New York: McGraw-Hil.

[Online]. Tersedia: www.umsl.edu.

Page 81: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

99

Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Rineka Cipta.

Jakarta.

Astuti, A. P., Wijayatiningsih, T. D., Aziz, A., Sumarti, S. S. & Barati, D. A. L.

2017. Description of Pedagogical Content Knowledge (PCK) and Content

Knowledge on Muhammadiyah Semarang University‟s Preservice

Teacher. AIP Conference Proceedings, American Institute of Physics.

Azam, F., Fauzee, M. S. O. & Daud, Y. 2014. A Cursory Review of the

Importance of Teacher Training: A Case Study of Pakistan. Middle-East

Journal of Scientific Research. 21. 6. 912-917.

Bayar, A. 2014. The Components of Effective Professional Development

Activities in terms of Teachers‟ Perspective. International Online Journal

of Educational Sciences. 6. 2. 319-327.

Berry, A., Nilsson, P., Driel, J. V. & Carlson, J. 2017. Analyzing Science

Teachers‟ Pedagogical Content Knowledge: A Report On The Second

PCK Summit. European Science Education Research Association

(ESERA) Conference, Ireland.

Brookhart, S. M. 2010. How to Asses Higher Order Thinking Skills in Your

Classroom. Alexandria, Virginia. USA. [Online]. www.ascd.org.com.

Brush, T. A. & Saye, J. W. 2002. A Summary of Research Exploring Hard and

Soft Scaffolding for Teachers and Student Using a Multimedia Supported

Learning Environment. The Journal of Interactive Online Learning. 1.2. 1-

12.

Chand, D. 2015. Major problems and issues of teacher education. International

Journal of Applied Research. .1. 4. 350-353.

Chang, Hsin-Yi & Linn, M. C. 2013. Scaffolding Learning From Molecular

Visualizations. Journal of Research In Science Teaching. Taiwan. 50. 7.

858-886.

Chawla, V & Thukral, P. 2011. Effect of Student Feedback on Teaching

Compentence of Student Teachers: A Microteaching Experiment.

Contemporary Education Technology. 2.1. 77-87.

Ciraso, A. 2012. An evaluation of the effectiveness of teacher training: some

results from a study on the transfer factors of teacher training in Barcelona

area. Procedia- Social and Behavioral Sciences. 46. 1776-1780.

Page 82: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

100

Desimone, L. M., Porter, A. C., Garet, M. S., Yoon, K. S. & Birman B. F. 2002.

Effects of Professional Development on Teachers' Instruction: Results

from a Three-Year Longitudinal Study. Educational Evaluation and

Policy Analysis. 24. 2. 81-112

Desimone, L. M. 2011. A Primer on Effective Professional Development.

[Online]. Tersedia: www.kappamagazine.org.

Donker, A. S., de Boer, H., Koston, D., Ewijk, C.C. D. & van der Werf, M. P. C.

Effectiveness of Learning Strategy Instruction on Academic Performance: a

Meta-Analysis. Educational Research Review. 11.2. 1-73.

Engin, M. 2010. Scaffolding the construction of teaching knowledge

in a pre-service teacher training context: Language Teacher education in

a Turkish University. [Tesis]. University of Bath.

Etkina, E. 2010. Pedagogical Content Knowledge and Preparation of High School

Physics Teacher. Physics Education Research. 6. 2. 1-26.

Fani,T. & Ghaemi, F. 2011. Implications of Vygotsky„s Zone of Proximal

Development (ZPD) in Teacher Education: ZPTD and Self-scaffolding.

Procedia - Social and Behavioral Sciences. 29. 1549 – 1554

Febrianis, I. 2014. Analisis Kebutuhan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru

IPA SMP Negeri di Kota Pekanbaru. IPB. Bandung. [Online]. Tersedia:

Journal.ipb.ac.id

Fortress Learning Team. 2017. Develop Possible Learning Strategies. [Online].

Tersedia: https://fortresslearning.com.au/cert-iv-content/design/develop-

possible-learning-strategies/

Garet, M. S., Poster A. C., Desimone, L. M, Birman, B. F. & Yoon, K. S. 2001.

What Make Professional Development Effective? Result From a national

Sampel of Teachers. American Educational Research Journal. 38. 4.

914-945

Guskey, T. R. 2002. Professional Development and Teacher Change. Teacher and

Teaching: teory and practice. 8. 3. 381-391.

Gall, M. D., Gall, J. P. & Borg, W. R. 2003. Educational Research: an

Introduction (7th

ed). New York: Pearson Education

Haberman, M. 2010. The Pedagogy of Poverty Versus Good Teaching. [Online].

Tersedia: http://kappanmagazine.org.

Hasbi. 2007. Tanggapan Guru terhadap Profesi. Banda Aceh: Ar-Raniry Press.

Page 83: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

101

Hartman, H. 2002. Instructional Scaffolding: A Teaching Stategy. [Online].

Tersedia: http://daretodifferentiate.wikispaces.com

Indrayana, I. P. T., Santyasa, I W. & Artawan, P. 2015. Pengaruh Model Problem

Solving Dan Scaffolding Terhadap Pemahaman Konsep Fisika Siswa Kelas

XI IPA. Prosiding Pertemuan Ilmiah XXIX HFI Jateng & DIY.

Ismail, N., Ismail, K. & Aun, N. S. M. 2015. The Role of Scaffoldingn in

Problem Solving Skills among Children. International Proceedings of

Economics Development and Research. 85.

Jalmo, T. & Rustaman, N. Y. 2010. Pengembangan Program Pelatihan

Peningkatan Kompetensi Guru IPA SMP. Forum Kependidikan. 30. 1.

Jatisunda, M. G. 2018. Pengembangan Pedagogical Content Knowledge (PCK)

Calon Guru Matematika. Jurnal The Original Research of Mathematic.

2.2.22-32.

Juwariah., Atmojo, N. T. & Usodo, B. 2015. Pola Pikir (Mindset) Guru dalam

Menerapkan Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran Matematika

Ditinjau dari Gender. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika. 3. 4.

418-427.

Kabaday, A. 2016. A Suggested In-service Training Model Based on Turkish

Preschool Teachersí Conceptions for Sustainable Development. Journal of

Teacher Education for Sustainability. 18. 1. 5-15.

Kapon, S. 2016. Doing Research In School: Physics Inquiry In The Zone Of

Proximal Development. Journal Of Research In Science Teaching. Israel.

Kastutik, A. W. & Hariyatmi. 2017. Profil Kemampuan Pedagogical Content

Knowledge (PCK) Guru IPA Kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten

Sukoharjo. Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II. 643-648.

Kedutaan Besar Jepang. 2017. Program Research Student. [Online]. Tersedia:

www.id.emb-japan.go.id

Keller, M. M., Neumann, K. & Fischer, H. E. 2017. The Impact of Physics

Teachers‟ Pedagogical Content Knowledge and Motivation on Students‟

Achievement and Interest. Journal of Research In Science Teaching. 54. 5.

586–614.

Page 84: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

102

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Sistem Pendidikan Nasional.

Depdiknas: Jakarta.

. 2007. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Depdiknas:

Jakarta.

. 2009.Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Depdiknas:

Jakarta.

. 2017. Panduan Bimbingan Teknis danPendampingan Implementasi

Kurikulum 2013. Depdiknas: Jakarta.

.2017. Pedoman UmumProgram Pengembangan Keprofesian

Berkelanjutan. Depdiknas: Jakarta.

Kennedy, A. 2005. Models of continuing professional development: a framework

for analysis. Journal of In-Service Education, 31. 2. 235-250. Kleinsasser, R. 2014. Teacher Efficacy in Teaching and Teacher Education.

Teaching and Teacher Education. 44. 168-179 Koll, S. V & Rietz, C. 2016. Effects of Web-Based Feedback on Student

Learning. International Journal of Teaching and Learning in Higher

Education. 28. 3. 385-394. Kornelius, Margono, B. & Hartutiningsih. 2014. Pendidikan Dan Pelatihan Guru

Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Smp Negeri 27 Sendawar

Kabupaten Kutai Barat. eJournal Administrative Reform. 23. 1811-1823.

Larkin, M. 2002. Using Scaffolding Instruction to Optimize learning. ERIC

Digest.

Lawless, K. A. & Pallegrino, J. W.. 2007. Professional Development in

Integrating Technology Into Teaching and Learning: Knowns, Unknowns,

and Waysto Pursue Better Question and Answer. Review of Educational

Research. 77. 4. 575-614.

Lee, O. 1995. Subject Matter Knowledge, Classroom Management, and

Instructional Practices in Middle School Science Classrooms. Jorunal of

Research in Science Teaching. 32. 4 423-440.

Lee, O. 2006. Science Inquiry and Student Diversity: Enhanced Abilities and

Continuing Difficulties After an Instructional Intervention. Journal of

Research in Science Teaching. 10. 4. 607-636.

Page 85: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

103

Loughran, J. A., Berry, & Mulhall, P. 2008. Exploring Pedagogical Content

Knowledge in Science Teacher Education. International Journal of

Science Education. 30. 10. 1301-1320.

Maryono. 2016. Profil Pedagogical Content Knowledge (PCK) Mahasiswa Calon

Guru Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Akademiknya. Jurnal

Review Pembelajaran Matematika. 1.1.1-16.

Maulipaksi, D. 2016. Tujuh Provinsi Riah Nilai Terbaik Uji Kompetensi Guru

2015. [Online]. Tersedia: www.kemdikbud.go.id.

Mujakir. 2015. Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Sekolah Dasar. Lantanida

Journal. 3. 1. 82-92.

Majzub, R. M. 2013. Teacher Trainees‟ Self Evaluation during Teaching

Practicum. Procedia-Social and Behavioral Sciences. 102. 195-203.

National Research Council. 1996. National Science Education Standards (NSES).

National Academy Press, Washington, D.C. [Online]. Tersedia:

http://nap.edu.com.

National Science Teacher Association (NSTA). 2003. Standards for Science

Teacher Preparation. [Online]. Tersedia: www.nsta.org.

Nuraisah, E., Irawati, R., & Hanifah, N. 2016. Perbedaan Pengaruh Penggunaan

Pembelajaran Konvensional dan Pendekatan Kontekstual Terhadai

KemampuanBerpikir Kritis Matematis dan Motivasi Belajar siswa Pada

Materi Pecahan. Jurnal Pena Ilmiah. 1. 1.

Nurulsari, N. 2016. Pengembangan Strategi Soft Scaffolding dalam Pembelajaran

Kooperatif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada

Pembelajaran Fisika SMA.[Tesis]. Universitas Lampung

Putra, A. R. D. & Subroto. 2016. Perbedaan Minat Dan Hasil Belajar Aspek

Kognitif Antara Pembelajaran Fisika Menggunakan Media Video Dengan

Pembelajaran Fisika Tanpa Media Pada Peserta Didik Kelas X SMA

Negeri 2 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Fisika. 5. 6. 361-366.

Rahmadhani, Y,. Rahmat, A & Purwaningsih, W. 2016. Pedagogical Content

Knowledge (PCK) Guru dalam Pembelajaran Biologi SMA di Kota

Cimahi. Jurnal Nasional Sains dan Pendidikan Sains. 6.1. 17-24.

Page 86: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

104

Rahman, M. Hi. 2014. Professional Competence, Pedagogical Competence, and

the Performance of Junior High School of Science Teachers. Journal of

Education and Practice. 5. 9. 75-80.

Rahman, B., Abdurrahman, Kadaryanto, B., & Rusminto, N. E. 2015. Teacher-

Based Scaffolding as a Teacher Professional Development Program in

Indonesia. Australian Journal of Teacher Education. 40. 11. 67-78.

Resbiantoro, G., Sarwanto & Cari. 2015. Pengembangan Modul Pedagogical

Content Knowledge (PCK) Fisika Pada Materi Hukum Gravitasi Newton

untuk SMA Kelas XI. Jurnal Inkuiri. 4.1.121-130.

Riadi, B., Putrawan, G. E., Maydiantoro, A., &Hidayatullah, R. 2014.

Peningkatan Profesional Guru Melalui Pelatihan Pembelajaran Aktif.

[Tesis]. Universitas Lampung.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Santoro, N., Reid, J. A., Mayer, D., & Singh, M. 2012. Producing “quality”

teachers: the role of teacher professional standards. Asia-Pacific Journal of

Teacher Education. 40. 1. 1–3.

Saud, U. S. 2010. Pengembangan Profesi Guru. Alfabeta. Bandung.

Selmo, L & Orsenigo, J. 2014. Learning and Sharing Through Reflective Practice

in teacher education in Italy. Elsevier Procedia - Social and Behavioral

Sciences. 116. 1925-1929.

Shulman, L. S. 1986. Those who understand: Knowledge growth in teaching.

Educational Researcher, 15(2), 4-14.

Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Open Learning

Center (Seamolec). 2016.Online training. Diunduh dari etraining.

seamolec.org.

Sobri. A. Y. 2016. Model-model Pengembangan Profesionalisme Guru. Konvensi

Nasional Pendidikan Indonesia (KONASPI) VIII.

Sudjana, N. 2005. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung.

Page 87: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

105

Sunhaji, S. 2013. Konsep Pendidikan Orang Dewasa. Jurnal Kependidikan. 1. 1.

1-11.

Sunyono. 2015. Model Pembelajaran Multipel Representasi. Yogyakarta: Media

Akademi.

Suprihatiningrum, J. 2016. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan

Kompetensi Guru. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta,

Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa: Dari Teori Hingga Aplikasi. Bumi

Aksara. Jakarta.

Suryandari, K. C. 2016. Peran Scaffolding dalam Problem Solving untuk

Meningkatkan Science Content Knowledge Calon Guru. Prosiding

Seminar Nasional Inovasi Pendidikan Inovasi Pembelajaran Berbasis

Karakter dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Suryawati, E., Firdaus, L. N. & Yosua, H. 2014. Analisis Ketrampilan

Technological Pedagogycal Content Knowledge Guru Biologi SMA

Negeri Kota Pekanbaru. Jurnal Biogenesis. 11. 1. 67-72

Tanang, H & Abu, B. 2014. Teacher Professionalism and Professional

Development Practices in South Sulawesi, Indonesia. Journal of

Curriculum and Teaching 3. 2. 25-42.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Prestasi

Pustaka Raya. Jakarta

Turnuklu, E. B. & Yesildere, S. 2007. The Pedagogical Content Knowledge In

Mathematics: Pre-Service Primary Mathematics Teachers Perspective In

Turkey. IUMPST The Journal. 1. 1-13.

Vonna, Y., Mukminatien, N., Laksmi, E. D. 2015. The Effect of Scaffolding

Techniques on Students‟ Writing Achievement. Jurnal Pendidikan

Humaniora. 3. 1. 227-233.

Vygotsky, L. 1978. Interaction Between Learning and Development. From; Mind

and Sociaty. Reprint in: Reading on the Development of Children. W. H

Freeman and Company: New York

Wahyuningsih, S. 2015. Profil Guru Dalam Pembelajaran, IPA Kelas V Sekolah

Dasar Negeri Kecamatan Rajabasa. Jurnal Bioterdidik.

Page 88: PENGEMBANGAN STRATEGI PELATIHAN …digilib.unila.ac.id/56423/3/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfConnyta Elvadola iii tertulis, self-assessment, lembar telaah RPP, dan lembar observasi

106

Wijaya, E. Y., Sudjimat, D. A. & Nyoto, A. 2016. Transformasi Pendidikan Abad

21 sebagai Tuntutan Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Era Global.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika. 1. 263-278.

Widodo, A. & Riandi. 2013. Dual-mode teacher professional development:

challenges and re-visioning future TPD in Indonesia. Teacher

Development. 17. 3. 380–392.

Wilson, K. & Devereux, L. 2014. Scaffolding theory: High challenge, high

support in Academic Language and Learning (ALL) contexts. Journal of

Academic Language & Learning . 8. 3. 91-100.

Wood. 2011. Penerapan strategi scaffolding. FMIPA. Universitas Pendidikan

Indonesia. [Online]. Tersedia: http://file.upi.17/3/2012.

Yasin, A. F. 2011. Pengembangan Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan

Agama Islam Di Madrasah (Studi Kasus di MIN Malang I). Jurnal eL-

QUDWAH . 1. 5. 157-181.

Yuliati, L. 2017. Membangun Pedagogical Content Knowledge Calon Guru Fisika

Melalui Praktek Pengalaman Lapangan Berbasis Lesson Study.

Momentum: Physics Education Journal. 1. 1. 16-30.