Assessment Icha.docx

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan m Dalam kondisi apapun manusia tidakdapat menolak efek daripenerapan pendidikan. Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah dalam dunia pendidikan. Hal ini tidakterlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaia belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal d proses evaluasi tersebut. Kegiatanpengukuranyang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digun amun, tes bukanlah satu!satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik "# $%&'. $ non tes biasanya dilakukan dengan pengisian observasi, wawancara, angke (kuesioner), skala sikap dan lain!lain. Pada evaluasi penilaian hasil bel ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif. B. Rumusan Masalah *dapun +umusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut -. *pa konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan teknik penilaian te dan non tes /. *pa saja jenis tes dan non tes 0. *pa saja manfaat tes dan non tes

Transcript of Assessment Icha.docx

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bersifat umum bagi setiap manusia dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala kegiatan manusia. Dalam kondisi apapun manusia tidak dapat menolak efek dari penerapan pendidikan. Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik NON TES. Teknik non tes biasanya dilakukan dengan pengisian observasi, wawancara, angket (kuesioner), skala sikap dan lain-lain. Pada evaluasi penilaian hasil belajar, teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif.

B. Rumusan MasalahAdapun Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:1. Apa konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan teknik penilaian tes dan non tes? 2. Apa saja jenis tes dan non tes? 3. Apa saja manfaat tes dan non tes? 4. Bagaimana analisis kasus disertai solusi mengenai penggunaan teknik tes dan non tes dalam evaluasi pendidikan? 5. Bagaimana contoh penerapan penilaian menggunakan teknik tes dan non tes?

C. Tujuan Berdasarkan Rumusan Masalah sebelumnya maka tujuan dari makalah ini adalah membahas mengenai :1. Untuk mengetahui konsep dasar evaluasi pendidikan menggunakan teknik penilaian tes dan non tes? 2. Untuk mengetahui saja jenis tes dan non tes? 3. Untuk mengetahui Apa saja manfaat tes dan non tes? 4. Untuk mengetahui analisis kasus disertai solusi mengenai penggunaan teknik tes dan non tes dalam evaluasi pendidikan? 5. Untuk mengetahui contoh penerapan penilaian menggunakan teknik tes dan non tes?

D. ManfaatMemberikan sarana belajar dan wisata kepusytakaan bagi pembaca dalam mengembngkan nalar di bidang assessment, penilaian, dan pengukuranBAB IIPEMBAHASANA. Teknik Tes 1. Pengertian Tes Menurut Calongesi (Wulan,2010) Tes merupakan salah satu upaya pengukuran terencana yang digunakan oleh guru untuk mencoba menciptakan kesempatan pada siswa dalam memperlihatkan prestasi mereka yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan. Tes terdiri atas sejumlah soal yang harus dikerjakan siswa. Setiap soal dalam tes menghadapkan siswa pada suatu tugas dan menyediakan kondisi bagu siswa untuk menanggapi tugas atau soal tersebut. Tes menurut Arikunto (Wulan, 2010) merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan. Dalam hal ini harus dibedakan harus dibedakan pengertian tes, testing, testee, dan tester. Testing adalah saat pada waktu tes trsebut dilaksanakan (saat pengambilan tes). Sementara itu Gabel (Wulan, 2010) menyatakan bahwa testing menunjukkan proses pelaksanaan tes. Testee adalah responden yang mengerjakan tes. Mereka itulah yang akan dinilai atau diukur kemampuannya. Sedangkan Tester adalah seseorang yang diserahi tugas untuk melaksanakan penga,bilan tes pada responden.Berdasarkan pendapat ahli maka disimpulkan bahwa tes adalah alat atau prosedur untuk mengetahui dan mengukur sesuaitu yang berisi pertayaan yang terstruktur yang dijukankan kepada testee sehingga dapat disimpulkan dari hasil perbandingan jawaban testee lainnya.2. Jenis-Jenis Teknik TesTes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan. a. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/ kemajuan belajar peserta didik, dibedakan menjadi tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. b. Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap, tes setidak-tidaknya dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu tes intelegensi, tes kemampuan, tes sikap, tes kepribadian, dan tes hasil belajar. c. Penggolongan tes berdasarkan jumlah orang yang mengikuti tes, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes individual dan tes kelompok. d. Penggolongan tes berdasarkan waktu yang disediakan, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu power test dan speed test. e. Penggolongan berdasarkan bentuk respon, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu verbal test dan nonverbal test. f. Penggolongan tes berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawaban apabila, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu tes tertulis (pencil and paper test), dan tes lisan. g. Tes dibedakan berdasarkan tingkatnya terdiri dari tes standard an nonstandard.Tes seleksi sering dikenal dengan istilah ujian ringan atau ujian masuk. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes. Materi tes pada tes seleksi merupakan materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan diikuti oleh calon peserta didik. Isi materi terdiri atas butir-butir soal yang cukup sulit. Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu maka butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Tes akhir sering dikenal dengan post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Isi materi tes akhir adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting. Tes diagnostik adalah tes yang dirancang khusus untuk mengetahui kelemahan-kelemahan konsep atau miskonsepsi yang berada di dalam diri peserta didik sehingga dapat segera dideteksi sedini mungkin oleh guru untuk diberikan bantuan atau terapi yang tepat agar tidak terjadi kesulitan belajar yang lebih besar di kemudian hari (Suwarto, 2013 : v). Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik telah terbentuk (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan ditengah- tengah pelajaran program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau sub pokok bahasan terakhir atau dapat diselesaikan tes ini biasanya disebut dengan Ulangan Harian. Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Di sekolah tes ini dikenal dengan istilah Ulangan Umum atau EBTA (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) atau Ujian Akhir Semester (UAS) dimana hasilnya digunakan untuk mengisi rapor atau mengisi ijazah (STTB). Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada umumnya juga lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes formatif.Tes intelegensi yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. Tes kemampuan yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee. Tes sikap yaitu tes yang dipergunakan untuk mengungkap predis posisi atau kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.Tes kepribadian yaitu tes yang dilaksanakan dnegan tujuan mengungkapkan ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada suara, dan lain-lain. Tes hasil belajar yaitu tes yang biasa digunakan untuk mengungkapkan tingkat pencapaian atau prestasi belajar. Tes individu yakni tes di mana tester hanya berhadapan dengan satu orang testee saja, sedangkan tes kelompok yakni tes di mana tester berhadapan dengan lebih dari satu orang testee. Power test yakni tes di mana waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi, sedangkan speed test yakni tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut dibatasi. Tes verbal adalah tes yang menghendaki respon (jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun secara tertulis, sedangkan antonimnya nonverbal test yakni tes yang menghendaki respon (jawaban) dari testee bukan berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau tingkah laku. Jadi respon yang dikehendaki muncul dari testee adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu. Tes tulis, yang dibedakan menjadi dua, yaitu tes obyektif (terstruktur) dan tes subyektif (uraian). Tes obyektif adalah tes yang terdiri dari butir-butir yang dapat dijawab dengan memilih alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi jawaban yang benar dengan beberapa perkataan/simbol (Suwarto, 2013 : 34). Sedangkan tes subyektif adalah tes yang terdiri dari soal-soal yang memiliki jawaban berupa uraian. Tes obyektif sendiri dibedakan lagi menjadi beberapa, yaitu short-answer objective items yang berfungsi mengukur kemampuan hafalan/ingatan. completion test (melengkapi soal yang rumpang/kosong), true-false test yaitu tes yang itemnya mengandung statement yang mengandung dua kemungkinan yaitu benar dan salah, multiple choice test, dan test bentuk matching. Tes lisan yaitu tes yang dilaksanakan secara lisan. Tes standar adalah tes yang disusun oleh tim ahli atau lembaga khusus berdasarkan standar tertentu sehingga memiliki validitas tinggi dan memungkinkan untuk diterapkan secara nasional. Misalnya Ujian Nasional

3. Manfaat Teknik TesSearah dengan tujuannya, secara umum pembuatan tes memiliki manfaat, di antaranya untuk mengetahui keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kemampuan memecahkan masalah, proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat, serta kemampuan menggunakan bahasa lisan. Selain itu tes juga bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik, mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, mengetahui hasil pengajaran, mengetahui hasil belajar, mengetahui pencapaian kurikulum, mendorong peserta didik belajar, dan mendorong guru agar mengajar lebih baik. Menurut Mardapi (Wulan, 2010) Berdasarkan macam-macamnya, tes memiliki manfaat sebagai berikut : a. Tes seleksi bermanfaat untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik, yang mana kemampuan tersebut dapat digunakan untuk meramalkan kemampuan peserta didik sehingga untuk ke depannya dia bisa dibimbing atau di arahkan ke jurusan yang sesuai dengan kemampuannya. b. Tes formatif bertujuan untuk pembinaan dan perbaikan proses belajar mengajar. Sehingga setelah dilaksanakannya tes formatif, perlu dilakukan tindak lanjut yaitu jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, namun jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum melanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, hal ini sering disebut remidial.c. Tes sumatif bertujuan untuk mengukur keberhasilan peserta didik secara menyeluruh, mengujikan materi secara menyeluruh juga selama satu semester. Tingkat kesukaran soal pada tes sumatif bervariasi, sedang materinya harus mewakili bahan yang telah diajarkan (Mardapi, 2004 :72). d. Manfaat tes diagnostik adalah untuk mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, termasuk kesalah pemahaman konsep. Tes diagnosis dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu (Suwarto, 2013 : 94). e. Manfaat tes standar adalah untuk membandingkan tes belajar dengan pembawaan individual atau kelompok, membandingkan tingkat prestasi peserta didik dalam ketrampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok, membandingkan prestasi peserta didik berbagai sekolah atau kelas, serta mempelajari perkembangan peserta didik dalam suatu periode atau waktu tertentu (Arikunto, 1984 : 113)

4. Penerapan penggunaan Teknik Tes dalam Assessment Pendidikana. Tes Subjektif

Mengapa pada siang hari air di laut surut?Mengapa Pada malam hari bintang tidak dapat terlihat?Apa penyebab terjadinya perbedaan waktu disetiap Negara?

b. Tes Objektif1.) Benar Salah

Matahari terbit dari timur dan terbenam di Barat (Benar/salah)Jumlah kaki Laba-laba Jantan sebanyak 4 pasang (Benar/salah)Jamur yang berwarna mencolok tidak beracun (Benar/salah)

2.) Proses pelepasan ekor pada cicak disebut denganKulit terluar pada lapisan kulit manusia disebut dengan Proses pengelupasan kulit pada ular disebut dengan Jawaban Singkat

3.) MenjodohkanNoSoalJawaban

1.Istilah untuk hewan Pemangsa disebuta. Herbivora

2.Hewan pemakan tumbuh-tumbuhan disebutb. Vivivar

3.Hewan yang bertelur disebutc. Predator

4.) Pilihn Ganda

1. Penulisan kalimat di bawah ini yang paling tepat adalah:Tika rekreasi ke pulau BaliTika rekreasi ke Pulau BaliBapak memiliki burung Jalak Bali di belakang rumahBapak memiliki burung jalak bali di belakang rumah2. Pemakaian huruf kapital pada kalimat di bawah ini yang paling benar adalah:Di Teluk Jakarta terdapat Kepulauan SeribuDi teluk Jakarta terdapat Kepulauan SeribuDi Teluk Jakarta terdapat kepulauan SeribuDi teluk Jakarta terdapat Kepulauan seribu3. Pilihlah penulisan nama kota pada kalimat - kalimat di bawah ini:Ayah dilahirkan di surabayaBatu marmer itu dibeli di Tulung AgungSaya berencana ke Banyu Wangi bulan depanPaman mengadakan reuni di Semarang

5.) Melengkapi

Yang dimaksud dengan hadits, adalah suatu berita tentang (1), (2) , dan (3) yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW. Kalimat yang sering digunakan untuk menyandarkan berita kepada nabi secara langsung adalah (4) , sedangkan penyandaran yang tidak langsung adalah (5)

5. Contoh Penerapan Penilaian dengan Menggunakan Teknik Tesa. Tes SubjektifHal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun soal subyektif adalah soal-soal tes dapat meliputi ide-ide pokok dari bahan yang diteskan, dan kalau mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif, soal tidak mengambil kalimat-kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan, pada waktu menyusun, soal-soal itu sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penilaiannya, diusahakan agar pertanyaannya bervariasi antara jelaskan mengapa seberapa jauh agar dapat diketahui lebih jauh penguasaan peserta didik terhadap bahan, rumusan soal dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh tercoba, ditegaskan model jawaban apa yang dikehendaki oleh penyusun tes. Untuk itu pertanyaan tidak boleh terlalu umum, tetapi harus spesifik.Menurut Suwarto (2013 : 60), pertimbangan secara umum untuk membuat tes subyektif adalah : (1) memberikan waktu dan berpikir yang cukup untuk memprsiapkan tes uraian, (2) pertanyaan harus ditulis sehingga akan menunjukkan jenis penilaian yang akan diukur, (3) menetapkan suatu kerangka kerja dalam domain kerja peserta didik, (4) menunjukkan faktor- faktor yang dapat memajukan penilaian suatu jawaban, (5) jangan memberikan pertanyaan oposional, (6) pergunakan sejumlah pertanyaan yang banyak yang mewajibkan jawaban singkat, (7) jangan memulai pertanyaan uraian dengan kata-kata seperti : daftar/urutkan, siapa, apa, apakah, (8) sesuaikan panjang jawaban dan kompleksitas pertanyaan serta jawaban terhadap tingkat kematangan peserta didik, (9) gunakan jenis pertanyaan yang menarik (pertanyaan menunjukkan kenyataan yang ada), (10) menyiapkan sebuah kunci scoring, (11) melarang digunakannya tes uraian dalam pelajaran yang tidak dapat dijadikan pedoman obyektif yang memuaskan, (12) merumuskan pertanyaan yang akan memberikan jalan keluar, serta (13) menunjukkan estimasi batas waktu rata-rata untuk setiap pertanyaan. Penilaian tes subyektif tidak tergantung pada jawaban yang diberikan peserta didik saja, namun juga pada berbagai hal yang berkaitan dengan pihak-pihak yang berlaku sebagai pemeriksa yang memeriksa dan menilai jawaban tersebut, dan juga pada metode penilaian yang diterapkan. Oleh karena itu, penilaian pada tes subyektif ini pun juga dipengaruhi oleh subyektifitas penilai, karena adanya variasi jawaban dari peserta didik. Oleh karena itu, dalam memberikan penilaian terhadap hasil tes subyektif, pendidik harus menerapkan metode penilaian yang tepat dengan membuat pedoman penilaian (rubrik), penilaian difokuskan pada aspek-aspek penilaian yang penting dan signifikan, tidak membiarkan hal-hal personal memengaruhi pemberian nilainya, serta menerapkan standar yang seragam pada semua jawaban. Menurut Suwarto, (Wulan, 2010)menyatakan bahwa Ada dua metode yang dapat dikembangkan untuk menilai ujian subyektif, yaitu metode analisis dan metode global Dalam metode analisis, model penilaian jawaban disusun secara detail dengan pemberian poin-poin pada setiap jawaban. Poin pada masing-masing soal dapat ditentukan berdasarkan waktu yang diperlukan untuk menjawab soal, tingkat kerumitan, serta penekanan pada isi yang dibahas pada suatu soal secara garis besar. Sedangkan dalam metode global yang disebut juga sebagai metode holistik atau metode rating, pendidik atau penilai memberi nilai dengan cara memberi pendapat mengenai jawaban secara global (keseluruhan) terlepas dari beragamnya skala nilai yang digunakan.Contohnya, seorang guru bisa memberi nilai bagus, rata- rata, maupun kurang. 1.) Contoh penerapan penilaian menggunakan metode analisis a) Sebutkan alat dan bahan yang diperlukan untuk mencangkok pohon Mangga! b) Jelaskan fungsi dan penggunaan alat dan bahan untuk mencangkok Pohon Manggac) Sebutkan kerugian kerugian yang ditimbulkan jika mencangkok tidak menggunakan alat yang telah ditentukan !NoKriteriaSkorSkor Max

1Siswa menyebutkan 7 alat dan bahan yang diperlukan untuk mencangkok Pohon Mangga

Siswa menyebutkan < 7 dan/atau > 4 alat dan bahan yang diperlukan untuk mencangkok Pohon Mangga

Siswa menyebutkan < 4 dan/atau > 2 alat dan bahan yang diperlukan untuk mencangkok Pohon Mangga 10

5-7

2-4 10

2Siswa menyebutkan 5 fungsi dan penggunaan alat dan bahan untuk mencangkok Pohon Mangga

Siswa menyebutkan 3-4 fungsi dan penggunaan alat dan bahan untuk mencangkok Pohon Mangga

Siswa menyebutkan 1-2 fungsi dan penggunaan alat dan bahan untuk mencangkok Pohon Mangga 10

6-8

2-4 10

3Siswa menyebutkan 7 kerugian kerugian yang ditimbulkan jika mencangkok tidak menggunakan alat yang telah ditentukan

Siswa menyebutkan < 7 dan/atau > 4 kerugian kerugian yang ditimbulkan mencangkok tidak menggunakan alat yang telah ditentukan

Siswa menyebutkan < 4 dan/atau > 2 kerugian kerugian yang ditimbulkan jika mencangkok tidak menggunakan alat yang telah ditentukan 5-7

6-8

2-4 10

Jumlah Skor = 30 Nilai Perolehan = Skor Perolehan x 100% Jumlah Skor

2.) Contoh Penerapan Penilaian Menggunakan Metode GlobalNomor SoalNo. AbsenNama SiswaTes Tertulis

Kriteria

BagusRata-rataKurang

11

2

3

21

2

3

31

2

3

b. Tes Objektif Penilaian pada tes obyektif tidak terlalu rumit jika dibandingkan dengan penilaian pada tes subyektif. Selain reliabilitas penskorannya lebih terjamin, waktu serta pelaksanaan penilaiannya pun lebih efektif dan efisien. Teknik penilaian yang dapat digunakan untuk tes obyektif di antaranya adalah dengan penerapan sistem denda dan sistem tanpa denda. Penerapan sistem denda memiliki kelebihan mengurangi kemungkinan siswa untuk berspekulasi kemungkinan siswa berspekulasi dalam menjawab soal, namun kelemahan dalam system denda ini adalah adanya kemungkinan siswa memperoleh skor negatif. Sebaliknya, sistem tanpa denda memiliki kelebihan tidak adanya skor negatif, dan kekurangannya adanya kemungkinan siswa menjawab soal secara untung-untungan. Sistem denda : SK = B - SSk = skor yang diperoleh siswa, B = jumlah jawaban benar, S = jumlah jawaban salah. Contoh : jumlah butir suatu tes ada 100. Rizqiana dapat menjawab dengan benar sejumlah 80 butir soal, jawaban yang salah sejumlah 15 butir soal, dan 5 butir soal tidak dijawab. Maka skor untuk Rizqiana adalah 80-15 = 65.

Sistem tanpa denda : SK = BContoh : jumlah butir suatu tes ada 100. Yogi dapat menjawab dengan benar sejumlah 80 butir soal, jawaban yang salah sejumlah 15 butir soal, dan 5 butir soal tidak dijawab. Maka skor untuk Yogi adalah 80.B. Non Tes 1. Pengertian Teknik NontesMenurut Anas sudijono (Jamaluddin, 2011) Teknik evaluasi nontes berarti melaksanakan penilain dengan tidak mengunakan tes. Dengan teknik non-tes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation), melakukan wawancara (interview), menyebarkan angket (questionnaire), dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentery analysis) Non tes adalah teknik evaluasi yang tidak menggunakan perangkat soal yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Teknik-teknik non tes juga menempati kedudukan yang penting dalam rangka evaluasi hasil belajar, lebih-lebih evaluasi yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan peserta didik, seperti persepsinya terhadap mata pelajaran tertentu, persepsinya terhadap guru, minatnya, bakatnya, tingkah laku atau sikapnya dan sebagainya, yang kesemuanya itu tidak mungkin dievaluasi dengan menggunakan tes sebagai alat pengukurnya

2. Jenis-Jenis Non-TesTes non standar adalah tes yang disusun oleh seorang pendidik dan belum tersusun dengan baik, sehingga validitas dan reliabilitasnya belum dapat dipertanggunggjawabkan. Sedangkan evaluasi mengenai kemajuan perkembangan atau keberhasilan peserta didik tanpa menguji (non tes) dibedakan menjadi beberapa, yaitu observasi, angket (kuisioner), wawancara, sosiometri, otobiografi, dan inventory (DCM). Observasi atau pengamatan adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Alat yang digunakan berupa lembar observasi yang disusun dalam bentuk check list atau skala penilaian. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas, interaksi, dan kecakapan sosial. Pada dasarnya, kuisioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuisioner dapat diketahui tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya.Angket dapat juga digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar maupun penilaian terhadap pendidik. Wawancara (interview) secara umum dapat diartikan sebagai cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara, responden tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya alat yang digunakan adalah pedoman wawancara yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. Wawancara adalah pertemuan antar pribadi yang dilakukan secara informal antara seorang atau sejumlah murid dengan seorang dewasa untuk memperoleh pendapat otoritatif atas keterangan-keterangan informal mengenai beberapa hal. Menurut Nurhidayah (Wulan, 2010) Sosiometri adalah salah satu teknik untuk mengumpulkan data mengenai hubungan sosial dan tingkah laku individu. Melalui teknik ini dapat diperoleh data tentang situasi hubungan sosial antar individu dalam kelompok, struktur sosial, dan arah hubungan sosialnya sehingga dari data sosiometri ini dapat diketahui tingkat pergaulan antar individu, kelompok, dan popularitas sesesorang dalam lingkungannya Menurut Nurhidayah (Wulan, 2010) Otobiografi (riwayat hidup) adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai. Otobiografi ini biasanya berisi tentang kapan dan dimana peserta didik dilahirkan, agama yang dianut, kedudukan anak di dalam keluarga misalnya anak kandung atau anak tiri beserta data-data yang berkaitan dengan anak peserta didik lainnya. Selain itu, di samping dokumen yang memuat data-data mengenai peserta didik, dokumen juga memuat informasi mengenai peserta didik, seperti informasi mengenai nama, tempat tinggal, tempat dan tanggal lahir, tingkat jenjang pendidikan, rata-rata penghasilan setiap bulan, berkerja dalam bidang apa dan sebagainya yang berhubungan dengan informasi-informasi mengenai orang tua peserta didik. Inventory (daftar cek masalah) merupakan salah satu alat yang dipakai untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapi individu dengan secara langsung menggunakan daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang.

3. Manfaat Non TesManfaat tes non standar (Non Tes) adalah untuk melaksanakan tes-tes yang bersifat realistik seperti tes formatif dan tes diagnostik yang memang dirancang sesuai dengan keaadaan peserta didik serta proses belajar mengajar pada suatu tingkat dan lembaga tertentu yang memang tidak dapat distandardisasikan. Secara umum, tes obyektif dan subyektif memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mengukur pemahaman dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran tertentu hanya saja tekniknya berbeda. Tujuan tes lisan adalah untuk menilai kemampuan memecahkan masalah, proses berpikir terutama melihat hubungan sebab akibat, kemampuan menggunakan bahasa lisan, serta kemampuan mempertanggungjawabkan pendapat atau konsep yang dikemukakan. Observasi bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai suatu fenomena dan untuk mengukur perilaku kelas, interaksi, dan kecakapan sosial. Kuisioner bertujuan untuk mengetahui tentang keadaan atau data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dapat juga digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar maupun penilaian terhadap pendidik. Tujuan wawancara adalah untuk menghimpun bahan-bahan keterangan dengan cara melakukan tanya jawab lisan secara sepihak. 12. Sosiometri bertujuan untuk memperoleh data tentang situasi hubungan sosial antar individu dalam kelompok, struktur sosial, dan arah hubungan sosialnya sehingga dari data sosiometri ini dapat diketahui tingkat pergaulan antar individu, kelompok, dan popularitas sesesorang dalam lingkungannya Tujuan mempelajari riwayat hidup adalah dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari objek yang dinilai. untuk mengetahui adanya masalah yang dihadapi individu dengan secara langsung menggunakan daftar kemungkinan masalah yang disusun untuk merangsang atau memancing pengutaraan masalah yang pernah atau sedang dialami oleh seseorang

4. Penerapan penggunaan Teknik Non Tes dalam Assessment Pendidikana. Observasi Langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat pedoman observasi langsung adalah sebagai berikut : 1) Terlebih dulu lakukan observasi langsung terhadap suatu proses tingkah laku. 2) Setelah diketahui, penilai menentukan segi-segi mana dari perilaku tersebut yang akan diamati sehubungan dengan keperluannya. 3) Tentukan bentuk observasi tersebut.

Mata pelajaran: PKnKelas/Semester : IV/Genap Indikator : Mengindahkan kepentingan orang lainNoPerilaku yang DiamatiHasil Pengamatan123451.Mengganggu Teman di Kelas2.Ketaatan peserta didik terhadap peraturan sekolah3.Menunaikan tugas kelompokKeterangan:1 = Tidak Pernah2 = Jarang3 = Kadang-kadang4 = Sering5 = Selalu

b. KUESIONER MINAT BELAJAR MATEMATIKANoPertanyaanSSSTSSTS1Saya sudah belajar Matematika pada malam hari sebelum pelajaran esok hari. 2Saya sampai di sekolah sebelum pukul 07.003Saya sudah mempersiapkan buku pelajaran Matematika ketika guru memasuki kelas4Matematika adalah pelajaran yang menarik dan menantang5Saya sering melamun ketika pelajaran berlangsung6Saya cenderung pasif ketika diskusi kelompokdstdstKeterangan :SS: Sangat SetujuS: SetujuTS: Tidak SetujuSST: Sangat Tidak SetujuKuesioner

c. Wawancara

Bentuk: BebasResponden : Siswa yang memperoleh prestasi tinggiNama:Kelas:Jenis Kelamin:PertanyaanJawaban siswaKomentar dan Kesimpulan Hasil WawancaraKapan dan berapa alama anda belajar di rumah?Bagaimana anda mempersiapkan diri uantu belajar secara efektifApa yang anda lakukan ketika anda mengalami kesulitan dalam belajar

d. SosiometriSiswa diminta untuk menuliskan siswa yang disenanginya dalam kelasnya. Dimulai dengan siswa yang paling disenanginya.

DAFTAR ISIAN SOSIOMETRINama: .Jenis kelamin (L/P): .. Kelas : ..Tanggal : ..Kriterium : Untuk kegiatan belajar kelompok. Pilihan I : ..Alasan: ..Pilihan II: ..Alasan : ..Pilihan III : ..........Alasan : ..

e. OtobiografiNama saya Alda Rena Nuranisya, nama panggilan saya Alda, agar lebih singkat lagi panggil saja Al, atau Da, silahkan pilih sesuka hati. Ayah saya bernama Jhenit dan ibu saya bernama Hartati. Saya anak kedua dari tiga bersaudara, dan saya adalah anak perempuan satu-satunya diantara mereka. Saat ini saya tinggal di kabupaten Bekasi, tepatnya di jalan Panda III No. 16 blok D-8 desa Jayamukti, kecamatan Cikarang Pusat. Saya lahir di Cianjur tanggal 27 bulan Maret tahun 1995.Tahun 2001, saya mulai memasuki bangku sekolah dasar. Saat itu saya bersekolah di SDN Cakra Sari, selama dua tahun saya belajar disekolah itu. Menginjak kelas III SD, keluarga sayapun kembali memutuskan untuk tinggal ditempat lain, masih dengan alasan yang sama seperti ketika pindah ke Jakarta yaitu pekerjaan ayah. Akhirnya kota Bekasi-lah pilihannya, tepatnya di Cikarang Pusat, disini saya melanjutkan kembali sekolah saya di SDN Jayamukti 01 hingga saya lulus pada tahun ajaran 2006/2007

f. Inventory

Contoh :Pilihlah salah satu jabatan yang paling kamu sukai dari tiap-tiap kelompok ini Insinyur pertanianTukang lasDokter GigiJuru rawatHakimPramuria tokoBupatiKepala RTPilihlah salah satu mata pelajaran yang kamu sukai dari tiap-tiap kelompok ini :Ilmu tumbuh-tumbuhanIlmu tanahIlmu kimiaBakteriologiTata bukuIlmu ekonomiSejarahTata Negara3) Dan seterusya

5. Contoh Penerapan Penilaian dengan Menggunakan Teknik Non TesPenilaian Non tes dapat dilakukan dengan bebagai cara yaitu diantaranya:a. NoPertanyaanSkala123451Rumah seharusnya dibersihkan setiap hari2Kebersihan rumah tanggung jawab semua anggota keluarga3Ruang kelas perlu dijaga keberhasihannya4Setiap kelas sebaiknya melaksanakan tugas piket dengan penuh rasa tanggung 5Ketua kelas tidak perlu melaksanakan tugas piket karena bertugas mengatur kegiatan kelasKeterangan :1: Sangat Setuju2: Setuju3: Kurang setuju4: Tidak Setuju5: Sangat Tidak SetujuPenilaian Menggunakan Skala

b. Pilihlah salah satu jawaban yang sesusai dengan Anda dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d. 1. Air minum di keluargamu berasal dari .... a. sumurc. hujanb. kemasand. sungai 2. Air mandi di keluargamu berasal dari .... a. sumur c. hujanb. kemasand. sungai 3. Buku dan alat tulismu disiapkan oleh ....a. orang tua c. kakakb. pembantu d. saya sendiri Angket

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanDunia pendidikan, pendidik memerlukan penilaian menggunakan teknik tes dan non tes untuk memperoleh angka-angka hasil penilaian. Hasil penilaian itulah yang akan diberi perlakuan berupa pengukuran dengan menggunakan perbandingan berupa rerata kelas maupun standar ketuntasan minimal (SKM). Dari hasil pengukuran itulah pendidik dapat melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Jika hasilnya kurang baik maka perlu adanya perbaikan pada komponen yang dirasa kurang, bila hasilnya sudah baik maka dapat dipertahankan atau mungkin dimaksimalkan. Dalam pelaksanaannya baik teknik penilaian menggunakan tes maupun tanpa tes tentu memiliki fungsinya masing-masing. Karena perbedaan fungsi itulah masing-masing teknik penilaian memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga pendidik harus memenuhi 7 standar ketrampilan dalam memilih metode penilaian yang cocok, yaitu terampil memilih metode penilaian paling tepat yang dibutuhkan dan pemahaman tentang keputusan yang harus diambil dengan mempertimbangkan hasil penilaian, guru harus terampil dalam mengembangkan metode penilaian yang tepat untuk keputusan instruksional, guru harus terampil dalam mengelola, mencetak, dan menafsirkan hasil penilaian, terampil melaksanakan uji scoring, guru harus terampil dalam menggunakan hasil penilaian untuk membuat keputusan mengenai individu siswa, perencanaan pengajaran, pengembangan kurikulum, dan perbaikan sekolah, guru harus terampil dalam mengembangkan prosedur penilaian untuk murid yang valid yang menggunakan penilaian murid, guru harus dapat berkomunikasi dengan baik kepada siswa, orang tua, masyarakat awam, dan pendidik lainnya untuk menginfirmasikan hasil belajar siswa, guru harus terampil dalam mengenali metode penilaian yang tidak etis, ilegal, dan sebaliknya yang tidak pantas dan penggunaan informasi penilaian.

B. SaranPengukuran memiliki sistemnya sendiri sehingga sebagai penilai haruslah bersikap objektif terhadapp hasil penilaian baik itu berupa tes maupun non tes.

DAFTAR ISIArikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Brown, GW dan Edwin Wondt. 1957. Essentials of Educational Evaluation. New York : Holt Rinehart and Winston. Mardapi, D. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta : Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Nurhidayah & Indreswari, H. 1991. Teknik Pemahaman Individu Non Test (Buku Penunjang Perkuliahan). Malang : Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang. Stanley, J.C dan Hopkins, K.D. 1978. Educational and Psychological Measurement and Evaluation. New Delhi : Prentice Hall of India Private Limited. Suryabrata, S. 1983. Proses Belajar-Mengajar di Perguruan Tinggi. Yogyakarta : Andi Offset. Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik dalam Pembelajaran : Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Thoha, M.C. 2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Walstad, W.B. 2006. Testing for Depth of Understanding in Economics Ussing Essay Questions. Journal of Economic Education. Washington : Winter