PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

32
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI INSOURCING DAN OUTSOURCING NAMA : MULYANA SURYA NIM : K 15161098 MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DOSEN : Dr. Ir. ARIF IMAM SUROSO, M.Sc SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

Transcript of PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

Page 1: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI

MELALUI INSOURCING DAN OUTSOURCING

NAMA : MULYANA SURYA

NIM : K 15161098

MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

DOSEN : Dr. Ir. ARIF IMAM SUROSO, M.Sc

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2017

Page 2: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, memasuki masa persaingan global dan kompetisi yang semakin

ketat, setiap perusahaan harus mampu melakukan berbagai inovasi. Salah salah

satunya adalah dengan menerapkan teknologi tepat guna. Sistem informasi

merupakan salah satu alat (tool) yang sering digunakan oleh perusahaan untuk

mewujudkan tujuan perusahan demi mencapai efektifitas dan efIsiensi

perusahaan. Organisasi (perusahaan) dan sistem informasi memerlukan

kontribusi, komitmen dan kepedulian untuk mendapatkan potensi yang

sesungguhnya. Efektifitas dan efisiensi dalam mentransfer teknologi memerlukan

perubahan yang terus menerus dan berkelanjutan. Teknologi dan sistem informasi

yang merupakan kolaborasi antara teknologi informasi dan komunikasi yang

memainkan peran utama pengembangan sistem informasi.

Permasalahan dan tantangan yang akan selalu dihadapi oleh perusahaan dalam

pengembangan sebuah sistem informasi di perusahaannya, terletak pada suatu

pertanyaan yaitu siapa atau pihak mana yang akan melaksanakan proses

pengembangan tersebut.

Keputusan untuk menyerahkan pengembangan sistem informasi harus

didasarkan pada pertimbangan sumberdaya modal perusahan, kemampuan sumber

daya manusia, teknologi perusahaan yang memadai dan kebutuhan operasional

perusahaan. Apabila perusahaan belum sanggup melakukan pengembangan

sistem informasinya sendiri, maka perusahaan dapat membeli paket sistem

informasi yang sudah jadi atau juga dapat berupa permintaan terhadap pihak

ketiga untuk melaksanakan proses pengembangan sistem informasi termasuk

pelaksanaan sistem informasi tersebut. Pihak perusahaan menyerahkan tugas

pengembangan dan pelaksanaan serta perawatan sistem informasi kepada pihak

ketiga (outsourcing).

Dengan cara lain, perusahaan juga bisa merancang atau membuat sendiri

sistem informasi yang dibutuhkan dan menentukan pelaksana sistem informasi

tersebut (insourcing). Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam insourcing ini

Page 3: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

2

adalah terbatasnya pelaksana sistem informasi, kemampuan dan penguasaan

pelaksana sistem informasi, beban kerja pelaksana sistem informasi, serta

kemungkinan masalah yang timbul dengan adanya kinerja pelaksana sistem

informasi tersebut.

Pemilihan alternatif pengembangan sistem informasi perusahaan yang tepat

akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan dan sebaliknya kesalahan

pemilihan alternatif akan menyebabkan investasi yang telah dilakukan perusahaan

akan menjadi sia-sia. Dalam pemilihannya perusahaan dapat melihat sisi

keuntungan dan kerugian dari kedua alternatif pelaku pengembangan sistem

informasi tersebut.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah,

1. Menguraikan perbedaan antara pengembangan sistem informasi

perusahaan secara insourcing dan outsourcing.

2. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari pengembangan sistem

informasi secara insourcing dibandingkan dengan cara outsourcing.

Page 4: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Sistem

Sistem dapat dijabarkan secara sederhana sebagai kelompok elemen yang

saling berhubungan dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

melalui sebuah proses yang terorganisasi.

Menurut O’Brien, setiap sistem setidaknya terdiri atas 3 komponen dasar

yang saling berinteraksi yaitu,

1) Masukan (input) yang meliputi kegiatan penangkapan (capturing) dan

pengumpulan (assembling) dari suatu elemen yang dimasukkan ke dalam

sistem untuk kemudian diproses. Masukan dapat dibedakan menjadi

maintenance input yang memungkinkan sistem dapat beroperasi dan

signal input yang nantinya akan diolah menjadi produk, contohnya, bahan

baku, data, dan energi.

2) Pengolahan (processing), yaitu proses pengubahan dari input menjadi

suatu output.

3) Keluaran (output), meliputi proses pemindahan elemen yang telah

melewati tahap pemrosesan ke tujuan akhir yang ditetapkan. Keluaran

dari sebuah sistem selalu berupa keluaran yang berguna dan sisa

pembuangan.

2.2 Konsep Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2010), sistem informasi dapat berupa kombinasi yang

terorganisir antara orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi

dan sumber daya yang terkumpul, berubah dan menyebarkan informasi dalam

sebuah organisasi. Manusia bergantung pada sistem informasi untuk melakukan

komunikasi dengan peralatan fisik (hardware), instruksi pemrosesan informasi

atau prosedur (software), jaringan komunikasi (network), dan data (data

Page 5: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

4

resources). Adapun sumberdaya yang merupakan komponen dari sistem informasi

adalah sebagai berikut,

1) Manusia, yaitu pengguna akhir dari sistem informasi dan juga para ahli

seperti system analyst, programmer, operator dan lainnya yang

menggunakan sistem informasi.

2) Perangkat keras (hardware), yaitu mesin dan media. Mesin dapat berupa

komputer, printer, monitor dll, sedangkan media dapat berupa hardisk,

floopy disk, optical disk dsb.

3) Perangkat lunak (software), yaitu segala instruksi yang digunakan untuk

mengolah suatu data agar dapat menjadi output yang diinginkan.

4) Sumber daya data, berisi informasi-informasi, yaitu segala sesuatu yang

akan dilakukan processing sehingga dapat menjadi hasil akhir (output).

5) Sumber daya jaringan, berisi mekanisme komunikasi antar mesin, media

dan perangkat pendukung jaringan.

Komponen sistem informasi tersebut secara lebih jelas ditunjukkan pada

Gambar berikut ini,

Gambar 1. Komponen Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2014), terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam

bisnis yaitu,

Mendukung proses bisnis dan operasional

Mendukung pengambilan keputusan

Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif

Page 6: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

5

Gambar 2. Tiga Peran Utama Sistem Informasi

Mengembangkan solusi sistem informasi yang berhasil baik mengatasi

masalah bisnis adalah tantangan utama untuk para manajer dan praktisi bisnis saat

ini. Seorang praktisi bisnis bertanggungjawab untuk mengajukan atau

mengembangkan teknologi informasi baru atau meningkatkannya bagi

perusahaan. Adapun untuk seorang manajer bertanggungjawab untuk mengelola

usaha pengembangan yang dilakukan para spesialis sistem informasi dan para

pemakai akhir bisnis. Mengembangkan solusi sistem informasi untuk mengatasi

masalah bisnis dapat diimplementasikan dan dikelola sebagai beberapa proses

bertahap atau beberapa siklus seperti ditunjukkan pada Gambar di bawah ini

(O’Brien, 2014).

Gambar 3. Siklus Pengembangan Sistem Informasi

Page 7: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

6

2.3 Jenis-jenis Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2014), secara konsep aplikasi sistem informasi yang

diimplementasikan dalam dunia bisnis saat ini dapat diklasifikasikan dalam

beberapa cara.

Gambar 4. Jenis Sistem Informasi

Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa O’Brien (2014),

mengklasifikasikan sistem informasi ke dalam dua kelompok besar, yaitu,

a. Sistem Pendukung Operasi (Operations Support System)

Sistem informasi selalu dibutuhkan untuk memproses data yang

dihasilkan oleh dan digunakan dalam operasi bisnis. Sistem pendukung

operasi semacam ini menghasilkan berbagai produk informasi yang paling

dapat digunakan oleh para manajer. Pemrosesan lebih jauh oleh sistem

informasi manajemen biasanya dibutuhkan. Peran dari sistem pendukung

operasi perusahaan bisnis adalah untuk secara efisien memproses transaksi

bisnis, mengendalikan proses industrial, mendukung komunikasi dan

kerjasama perusahaan, serta memperbarui database perusahaan. sistem

pendukung operasi ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu:

1) Sistem Pengolahan Khusus (Specialized Processing System).

2) Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Systems)

Merupakan bagian yang penting dari sistem pendukung operasi

yang bertugas mengolah dan merekam data laporan dari transaksi

bisnis, dengan dua prinsip dasar, yakni in batch processing dan in

real-time (or online) processing.

Page 8: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

7

3) Sistem Pengendalian Proses(Process Control Systems)

Merupakan sistem yang bertugas mengawasi dan mengendalikan

berbagai proses industrial. Contoh pada penyulingan minyak bumi,

pembangkit listrik, dan sistem produksi baja.

4) Sistem Kerjasama Perusahaan (Enterprise Collaboration Systems)

Merupakan sistem informasi yang berkaitan dengan tim

pendukung, kelompok kerja, peningkatan komunikasi dan

produktivitas perusahaan dan kolaborasi mengenai bentuk

aplikasinya, dan otomatisasi pekerjaan, misalnya memfasilitasi

dalam surat elektronik untuk mengirim dan menerima pesan

elektronik, dan termasuk menggunakan videoconference dan lain-

lain.

b. Sistem Pendukung Manajemen (Management Support System)

Sistem ini pada hakekatnya muncul ketika aplikasi sistem informasi

berfokus pada penyediaan informasi dan dukungan dalam pengambilan

keputusan yang efektif oleh para manajer. Karena menyediakan informasi

dan memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan oleh semua

level manajer dan profesional bisnis adalah tugas yang cukup sulit, maka

diperlukan suatu sistem pendukung operasi yang disebut dengan sistem

pendukung manajemen. Sistem Pendukung Manajemen dibagi empat

bagian yaitu,

1) Sistem Informasi Manajemen (Management Information Systems)

Sistem Informasi ini menyediakan informasi dalam bentuk

laporan dan tampilan kepada para manajer dan professional

bisnis. Contohnya kepada manajer penjualan yang dapat

menggunakan informasi melalui jaringan komputer, dan

mengakses tampilan tentang keadaan hasil penjualan produk

mereka dan dapat mengakses intranet perusahaan mengenai

Page 9: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

8

laporan analisis penjualan harian, dan sekaligus mengevaluasi

hasil penjualan yang dibuat oleh masing-masing staf penjualan.

2) Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support Systems)

Merupakan suatu sistem yang memberikan dukungan komputer

secara langsung kepada seorang manajer dalam proses

pengambilan/pembuatan keputusan. Seorang manajer produksi

dapat menggunakan DSS untuk menentukan berapa banyak

produk yang akan diproduksi seperti pada perusahaan

manufaktur, dengan didasarkan pada perkiraan penjualan

dikaitkan dengan promosi yang akan dilakukan, lokasi dan

ketersediaan bahan baku yang diperlukan dalam memproduksi

suatu produk.

3) Sistem Informasi Eksekutif (Executive Information Systems)

Merupakan suatu sistem informasi yang menyediakan informasi

penting dari berbagai sumber internal dan eksternal yang mudah

digunakan oleh para eksekutif dan manajer. Contohnya eksekutif

puncak dapat menggunakan terminal layar sentuh untuk segera

melihat dan atau menampilkan teks dan grafik yang mencakup

bidang-bidang utama dari suatu organisasi dan daya saing

kinerjanya.

4) Sistem Pengolahan Khusus (Specialized Processing Systems).

Menurut O’Brien (2014), selain jenis sistem informasi di atas, terdapat

beberapa jenis sistem informasi lainnya,

1) Sistem Pakar

Sistem berbasis pengetahuan yang menyediakan saran pakar dan

bertindak sebagai konsultan pakar bagi para pemakai. Contoh :

penasihat aplikasi kredit, pengawasan proses, dan sistem

pemeliharaan diagnosis

Page 10: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

9

2) Sistem Manajemen Pengetahuan

Sistem berbasis pengetahuan yang mendukung pembuatan,

pengaturan, dan penyebaran pengetahuan bisnis dalam perusahaan.

contoh: akses intranet ke praktik-praktik bisnis terbaik, strategi

proposal penjualan, dan sistem pemecah masalah pelanggan.

3) Sistem Informasi Strategis

Mendukung operasi dan proses manajemen yang memberi

perusahaan produk, layanan, dan kemampuan strategis sebagai

keunggulan kompetitif. Contoh: perdagangan saham online,

penelusuran pengiriman, dan sistem web e-commerce.

4) Sistem Bisnis Fungsional

Mendukung berbagai aplikasi operasional dan manajerial atas

berbagai fungsi bisnis perusahaan. Contoh: sistem informasi yang

mendukung aplikasi akuntansi, keuangan, pemasaran, manajemen

operasi, dan manajemen sumber daya manusia.

2.4 Pengembangan Sistem Informasi

Terdapat beberapa alternatif yang dapat diambil perusahaan terkait dengan

pembangunan, pengembangan serta pemeliharaan sistem informasi, antara lain:

1) Perusahaan merancang dan membuat sendiri sistem informasinya serta

menentukan pelaksana dari sistem informasi tersebut. Dengan cara ini,

perusahaan dapat mengembangkan sistem informasi sesuai dengan yang

mereka inginkan/butuhkan. Pelaksanaan perancangan menjadi sangat

penting karena mereka harus membuat sistem informasi yang sesuai

dengan kegiatan perusahaam, sehingga sistem informasi yang dihasilkan

dapat tepat sasaran dan tujuan. Pelaksana dari sistem yang dibuat pun

harus jelas, apakah mereka sendiri atau menunjuk pihak lain. Konsekuensi

dari pilihan ini adalah perusahaan harus menyediakan sumber daya lebih

untuk pengembangan sistem informasi ini, seperti sumber daya manusia

yang handal pada bidang IT dan juga biaya yang tidak sedikit dalam

Page 11: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

10

mengembangkan sistem informasi tersebut. Beberapa hal yang harus

diperhatikan apabila memilih alternatif ini antara lain,

Ketersediaan sumber daya yang memadai.

Kemampuan dalam pengembangan maupun pelaksanaan sistem

informasi.

Keterbatasan pelaksana sistem informasi.

Masalah lain yang timbul selanjutnya akibat penggunaan sistem

informasi yang tidak tepat sasaran.

2) Perusahaan membeli paket sistem informasi yang sudah jadi kepada pihak

lain. Perusahaan cukup membeli paket aplikasi yang sudah siap untuk

digunakan. Paket-paket aplikasi tersebut disediakan oleh vendor maupun

software developer yang telah professional dalam menciptakan suatu

aplikasi di bidang tertentu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika

alternatif ini diambil, antara lain:

Mengidentifikasi kebutuhan, perencanaan serta pemilihan sistem

yang tepat sasaran.

Pemilihan vendor/developer yang tepat dan telah memiliki reputasi

yang baik.

Menganalisis sistem yang ingin dibeli dan yang dibutuhkan

Mengevaluasi penggunaan sistem tersebut apakah sudah tepat

sasaran/belum.

3) Meminta pihak lain untuk mengerjakan sistem informasi sesuai dengan

yang diminta dan juga sebagai pelaksana dari sistem tersebut (outsource).

Pada alternatif ini, perusahaan menyerahkan tugas pengembangan serta

pelaksanaan dari sistem informasi kepada pihak ketiga. Mereka

dipekerjakan secara outsourcing. Hal ini dilakukan karena perusahaan

ingin lebih fokus pada core-business nya, sehingga sistem informasi yang

merupakan sistem penunjang lebih baik dikerjakan oleh pihak lain secara

outsourcing, daripada harus mengorbankan sumber daya mereka untuk

mengerjakan hal tersebut. Dengan begitu, sumber daya yang mereka miliki

Page 12: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

11

dapat fokus digunakan untuk kepentingan lain yang lebih berguna bagi

perusahaan, terutama di bagian core-business perusahaan. Beberapa faktor

yang menyebabkan pentingnya pengerjaan sistem informasi secara

outsourcing bagi suatu perusahaan, antara lain:

Penghematan biaya perusahaan.

Efisiensi sumber daya manusia di perusahaan.

Perusahaan tidak memiliki sumber daya yang kompeten di bidang

tersebut.

Kualitas sistem informasi yang kurang meyakinkan apabila dikerjakan

sendiri.

Perusahan dapat lebih fokus pada core-business nya tanpa memikirkan

hal lainnya.

4) End User Development

Pada alternatif ini, perusahaan membeli ataupun menyewa pihak ketiga

untuk mengerjakan sistem informasi sesuai dengan yang mereka butuhkan.

Selanjutnya sistem informasi tersebut dilaksanakan oleh mereka sendiri

dan mereka pula yang melakukan pengembangan dan pemeliharaan

(maintenance) dari sistem informasi tersebut.

Beberapa keuntungan serta hal yang harus diperhatikan apabila memilih

alternatif ini adalah:

Dapat menghemat biaya.

Waktu pengembangan sistem informasi relatif lebih singkat.

Modifikasi dari sistem yang relatif lebih mudah.

Dibutuhkan sumber daya yang kompeten untuk melakukan

pengembangan sistem informasi.

Kemampuan sumber daya untuk melakukan pemeliharaan

(maintenance) pada suatu sistem informasi.

Page 13: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

12

2.5 Definisi Outsourcing

Menurut O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to

Information Systems”, istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian

sejumlah barang atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan

tetapi sekarang dengan memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga

(third-party partners). Dalam kaitannya dengan IT, outsourcing digunakan untuk

menjangkau fungsi IT secara luas dengan mengontrak penyedia layangan

eksternal. Outsourcing dapat dapat juga diartikan sebagai proses pemindahan

tanggung jawab dari perusahaan utama kepada perusahaan lain/perusahaan

partner di luar perusahaan utama. Perusahaan partner dapat berupa instansi,

vendor maupun bentuk lain yang diatur dalam kesepakatan antar kedua belah

pihak tersebut.

Lebih lanjut, outsourcing adalah pendelegasian suatu proses bisnis kepada

pihak luar (pihak perusahaan outsourcing) dengan tujuan untuk mendapatkan

kinerja pekerjaan yang profesional dan berkelas dunia. Adapun hal-hal yang

didelegasikan dalam outsourcing adalah suatu fungsi dan proses bisnis tertentu

untuk disisipkan dalam operasional bisnis perusahaan secara keseluruhan.

Outsourcing mempengaruhi suatu organisasi secara keseluruhan dalam hal bentuk

organisasi, pekerja, cara operasional, serta cara pengukuran kinerja (Indrajit dan

Djokopranoto, 2003).

2.5 Tipe-tipe Outsourcing

Ada beberapa tipe dari outsourcing, antara lain contracting, outsourcing,

insourcing, co-sourcing dan benefit based relationship.

2.5.1 Contracting

Contracting merupakan bentuk penyerahan aktivitas perusahaan kepada

pihak ketiga, biasanya merupakan aktivitas yang paling sederhana dari perusahaan

dan merupakan bentuk kerjasama yang paling lama. Biasanya ini menyangkut

kegiatan sederhana atau jenis layanan tingkat rendah, seperti pembersihan kantor,

pemeliharaan rumput, dan kebun. Langkah ini bukan merupakan bagian dari

Page 14: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

13

strategi perusahaan, tetapi sekadar mencari cara yang praktis saja. Praktis dalam

arti menghindari kesulitan dan kerumitan yang tidak perlu dan juga menghemat

tenaga serta biaya. Oleh karena sifat pekerjan yang sangat sederhana, maka

pemilihan pemberi jasa bukan merupakan masalah serius, sebab praktis hampir

semua orang atau perusahaan dengan latihan sebentar dapat melakukan pekerjaan

tersebut. Dari segi biaya, mungkin bukan bagian yang besar dari seluruh biaya

yang dikeluarkan oleh perusahaan.

2.5.2 Co-sourcing

Co-sourcing merupakan jenis hubungan pekerjaan dan aktivitas, dimana

hubungan perusahaan dan rekanan lebih erat dari sekadar hubungan outsourcing

biasa. Contohnya seperti staf spesialis perusahaan yang diperbantukan kepada

rekanan pemberi jasa karena langkanya keahlian yang diperlukan atau karena

perusahaan tidak mau kehilangan staf spesialis tersebut. Melalui cara ini,

keberhasilan pekerjaan seakan-akan menjadi tanggung jawab bersama, termasuk

juga risiko dari ketidakberhasilan.

2.5.3 Benefit-based Relationship

Benefit-based relationship merupakan hubungan outsourcing dimana sejak

awal kedua belah pihak telah mengadakan investasi bersama, dengan pembagian

pekerjaan tertentu. Dengan demikian, kedua belah pihak betul-betul saling

mendukung dan juga saling bergantung. Kedua belah pihak mendapat pembagian

keuntungan berdasarkan kesepakatan yang disetujui bersama.

2.6 Definisi Insourcing

Insourcing merupakan kebalikan dari outsourcing, dimana perusahaan bukan

menyerahkan aktivitas pada perusahaan lain yang dianggap lebih kompeten,

namun justru mengambil atau menerima pekerjaan dari perusahaan lain dengan

berbagai motivasi. Salah satu motivasi yang penting adalah menjaga tingkat

produktivitas dan penggunaan aset yang maksimal agar biaya satuan dapat ditekan

sehingga menjaga dan meningkatkan keuntungan perusahaan. Dengan demikian,

Page 15: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

14

kompetensi utama perusahaan tidak hanya digunakan oleh perusahaan sendiri

tetapi dapat digunakan perusahaan lain dengan imbalan tertentu. Hal ini sangat

penting, misalnya apabila kapasitas produksi tidak digunakan secara penuh,

sehingga ada kapasitas yang menganggur.

Sedangkan insourcing adalah mengoptimalkan karyawan dalam perusahaan

untuk dipekerjakan di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat

karyawan itu sendiri dan difasilitasi oleh perusahaannya. Insourcing bisa dalam

bentuk bekerja di luar perusahaan secara fulltime, fifty-fifty atau temporary.

Kompensasi yang diterima juga mengikuti pola tersebut. Artinya mereka akan

dibayar secara penuh oleh perusahaan yang menggunakannya, atau sharing

dengan perusahaan asalnya atau perusahaan asal hanya menanggung selisih gaji.

Insourcing juga dapat didefinisikan sebagai transfer pekerjaan dari satu organisasi

ke organisasi lain yang terdapat di dalam negara yang sama. Selain itu, insourcing

dapat pula diartikan dengan suatu organisasi yang membangun fasilitas atau sentra

bisnis baru yang mengkhususkan diri pada layanan atau produk tertentu. Dalam

kaitannya dengan TI, Insourcing atau Contracting merupakan delegasi dari suatu

pekerjaan ke pihak yang ahli (spesialis TI) dalam bidang tersebut dalam suatu

perusahaan.

Suatu sistem informasi merupakan komponen yang tidak dapat terpisahkan

dari suatu perusahaan. Ketersediaan sistem informasi merupakan suatu keharusan

bagi suatu perusahaan agar dapat menjalankan kegiatannya secara cepat dan

efisien. Perusahaan dapat memutuskan sendiri bagaimana sistem informasi

mereka dibentuk dan dikembangkan. Permasalahan yang sering muncul adalah

siapa yang akan membangun dan mengembangkan sistem informasi tersebut,

apakah perusahaan itu sendiri atau menyewa jasa dari pihak ketiga, seperti vendor

untuk mengembangkan suatu sistem informasi sesuai dengan kebutuhan

perusahaan.

Page 16: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

15

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengembangan Sistem Informasi Melalui Outsourcing.

Definisi outsourcing menurut Indrajit dan Djokopranoto (2003) adalah

penyerahan aktivitas perusahaan pada pihak ketiga dengan tujuan untuk

mendapatkan kinerja pekerjaan yang profesional dan berkelas dunia. Adapun hal-

hal yang didelegasikan dalam outsourcing adalah suatu fungsi dan proses bisnis

tertentu untuk disisipkan dalam operasional bisnis perusahaan secara keseluruhan,

dalam hal organisasi, pekerja, cara operasional, serta cara pengukuran.

Sistem informasi outsourcing merupakan suatu sistem yang digunakan oleh

suatu perusahaan, dimana perusahaan tersebut tidak membangun dan

mengembangkan sistem informasi tersebut sendiri, melainkan dengan

bantuan/jasa dari perusahaan maupun vendor pihak ketiga (third-party partners).

Menurut O’Brien dan Marakas (2010), terdapat 10 faktor utama mengapa

perusahaan melakukan tindakan outsourcing yaitu,

1) Mengurangi dan mengontrol biaya operasi.

2) Meningkatkan fokus perusahaan.

3) Mendapatkan akses kepada kemampuan kelas internasional.

4) Sumber daya internal yang dapat digunakan untuk tujuan lainnya.

5) Tidak terdapat sumber daya yang dibutuhkan di dalam internal

perusahaan.

6) Mempercepat keuntungan perusahaan.

7) Mengatasi fungsi dari perusahaan yang sulit untuk diatur secara internal.

8) Menciptakan ketersediaan modal.

9) Membagi resiko.

10) Pemasukan secara tunai.

Setiap perusahaan memiliki kebutuhan akan sistem informasi yang berbeda-

beda. Terlepas dari mampu atau tidaknya suatu perusahaan menciptakan dan

mengembangkan sistem informasinya sendiri, terdapat beberapa hal lain yang

Page 17: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

16

membuat perusahaan kerap menggunakan sistem informasi outsourcing meskipun

mereka mampu mengembangkan sistem informasinya sendiri, diantaranya

1) Fokus kepada bisnis utama (core-business).

Perusahaan melakukan outsourcing dalam pengembangan sistem

informasinya agar mereka dapat lebih fokus kepada bisnis utamanya,

sehingga seluruh sumber daya yang mereka miliki dapat digunakan secara

maksimal untuk mendukung core-business mereka. Bagian yang bukan

merupakan fokus mereka diserahkan kepada pihak lain untuk dikerjakan.

Contohnya seperti pada perbankan, dimana mereka fokus pada bidang

ekonomi dan keuangan, sedangkan untuk sistem informasinya seperti

sistem informasi perbankan, sistem tarik tunai ATM, internet banking dan

lain sebagainya diserahkan kepada pihak lain (outsource) yang lebih

kompeten.

2) Mengurangi biaya operasional.

Dengan menggunakan jasa pihak ketiga (outsourcing), perusahaan dapat

menghemat biaya operasional dan dapat menggunakannya untuk

kepentingan operasional lainnya.

3) Pemanfaatan sumber daya untuk keperluan lain.

Dengan melakukan outsourcing, perusahaan dapat memanfaatkan sumber

dayanya, seperti karyawan mereka untuk melakukan pekerjaan lainnya

yang lebih penting bagi perusahaan.

4) Membagi risiko.

Mengembangkan sistem informasi sendiri memiliki resiko yang besar

apabila terjadi kegagalan pada sistem yang digunakan. Dengan

menggunakan outsourcing, segala resiko dari penggunaan sistem informasi

tidak sepenuhnya ditanggung oleh perusahaan, karena resiko juga

diserahkan kepada vendor yang mengerjakan sistem informasi tersebut.

Dengan menyerahkan resiko kepada pihak yang telah ahli, diharapkan

resiko kegagalan dapat menjadi lebih kecil.

5) Biaya pengembangan sistem yang sangat tinggi.

Page 18: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

17

Biaya mengembangkan sistem informasi sendiri terkadang jauh lebih

tinggi dibandingkan dengan menggunakan jasa dari vendor.

6) Risiko tidak kembalinya investasi.

Investasi untuk IT yang tinggi menimbulkan risiko tidak kembalinya uang

yang diinvestasikan tersebut sebagai akibat dari kegagalan dalam

pengembangan sistem informasi yang dijalankan sendiri.

7) Ketidakpastian perusahaan dalam mendapatkan sistem informasi sesuai

dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

Menyerahkan tugas bukan kepada yang ahlinya dapat menyebabkan sistem

informasi yang dibuat tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan dari

perusahaan.

8) Faktor waktu.

Mengembangkan sistem informasi sendiri cenderung memakan waktu

yang lebih lama.

9) Proses pembelajaran dari pelaksana sistem informasi yang membutuhkan

jangka waktu yang cukup lama.

Pelaksana dari sistem informasi membutuhkan waktu yang lama agar

dapat menjadi ahli dan terampil dalam menggunakan sistem informasi

tersebut.

10) Tidak terdapat jaminan loyalitas pekerja.

Karyawan yang menjadi pelaksana dari sistem informasi tersebut belum

pasti loyal terhadap perusahaan yang telah membuatnya menjadi terampil.

Dari hal-hal yang telah disebutkan diatas, pengembangan sistem informasi

secara outsourcing sangat perlu dilakukan oleh suatu perusahaan, terlebih oleh

perusahaan dengan core-business yang jauh dari backround IT. Dengan

bekerjasama bersama vendor yang menyediakan jasa pengembangan dan

pemeliharaan (maintenance) sistem informasi, perusahaan dapat meminimalisir

biaya serta risiko kegagalan dalam pengembangan sistem informasi tersebut.

Page 19: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

18

Pemilihan vendor yang tepat menjadi kunci penting bagi suatu perusahaan

yang melakukan outsourcing, agar pelaksanaan outsourcing yang dilakukan

perusahaan dapat berjalan dengan semestinya. Menurut O’Brien dan Marakas

(2010), terdapat 10 faktor penting keberhasilan dalam pelaksanaan outsourcing

yaitu,

1) Memahami misi dan tujuan dari perusahaan.

2) Memiliki visi dan rencana yang strategis.

3) Memilih vendor yang tepat.

4) Menjalin hubungan baik secara berkelanjutan antara perusahaan dan

vendor.

5) Kontrak yang terstruktur dengan baik.

6) Komunikasi yang efektif antar individual maupun kelompok.

7) Dukungan dan keterlibatan eksekutif senior.

8) Perhatian lebih terhadap masalah pribadi.

9) Penilaian keuangan jangka pendek.

10) Penggunaan tenaga ahli dari luar.

Dari kesepuluh faktor penting keberhasilan pelaksanaan outsourcing di atas,

terdapat point dalam pemilihan vendor. Pemilihan vendor merupakan point

penting dalam keberhasilan pengembangan sistem informasi secara outsourcing,

seperti keahlian vendor, loyalitas, tarif yang diajukan vendor dan lain sebagainya.

Dibawah ini adalah 10 faktor penting yang menentukan dalam melakukan

pemilihan vendor, yaitu:

1) Komitmen terhadap kualitas.

2) Harga/tarif.

3) Referensi/reputasi.

4) Syarat dari kontrak yang fleksibel.

5) Lingkup sumber daya.

6) Kemampuan lain yang menjadi nilai tambah.

7) Kesesuaian budaya kerja.

Page 20: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

19

8) Hubungan yang ada saat ini.

9) Lokasi

10) Lain-lain

Dengan melihat beberapa faktor diatas, perusahaan diharapkan dapat memilih

vendor untuk mengerjakan sistem informasinya secara tepat. Kemampuan vendor

yang telah terpercaya dan reputasi vendor yang baik di mata perusahaan lain

menjadi poin penting bagi perusahaan untuk merekrut vendor tersebut. Beberapa

perusahaan dapat terus menggunakan vendor yang sama dalam jangka waktu yang

lama apabila pekerjaan yang mereka lakukan memuaskan dan sesuai dengan

ekspektasi dari perusahaan. Pada perusahaan, banyak bagian dari IT maupun

sistem informasi yang dilakukan secara outsourcing dengan bantuan dari pihak

ketiga/vendor. Bahkan, beberapa perusahaan ada yang melakukan outsourcing

pada setiap bagian IT yang dijalankan di perusahaannya.

Seiring dengan perkembangan zaman, banyak terdapat area IT yang

digunakan oleh perusahaan untuk menunjang kegiatan operasionalnya. Menurut

O’Brien dan Marakas (2010), terdapat top 10 area IT yang dijalankan

perusahaan secara outsourcing, yaitu:

1) Pemeliharaan dan perbaikan.

2) Pelatihan.

3) Pengembangan aplikasi.

4) Konsultasi dan re-engineering.

5) Mainframe data center.

6) Jasa client/server dan administrasi.

7) Administrasi jaringan (network).

8) Desktop services.

9) Dukungan end-user.

10) Seluruh area dilakukan secara outsourcing.

Dengan melihat data tersebut, kita dapat menyimpulkan bagian dari IT mana

saja yang dilakukan secara outsourcing oleh banyak perusahaan. Pemilihan bagian

yang dilakukan secara outsourcing merupakan keputusan perusahaan untuk

Page 21: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

20

mengembangkan sistem informasinya. Perusahaan harus mempertimbangkan

dengan baik daerah mana yang seharusnya dilakukan secara outsourcing, dan dan

daerah mana yang sekiranya dapat dilakukan sendiri.

Penggunaan tenaga outsourcing pada seluruh bagian IT di perusahaan belum

tentu menjadi solusi terbaik bagi perusahaan tersebut, apalagi jika dari setiap

bagian IT tersebut dikerjakan oleh banyak vendor yang berbeda-beda. Perusahaan

justru akan mengeluarkan lebih banyak biaya untuk membayar banyak jasa

vendor dan juga hasil pekerjaan dari berbagai macam vendor yang belum tentu

sesuai harapan, karena perusahaan semestinya memilih beberapa vendor terbaik

dari yang telah ada.

Menurut Millar (1994) dalam Rudy dan Mary, terdapat empat tipe dasar

pengaturan outsourcing, yaitu:

1) General Outsourcing, terdiri dari 3 alternatif, yaitu,

a. Selective outsourcing, dimana satu area aktifitas SI diberikan kepada pihak

ketiga misalnya operasional pusat basis data.

b. Value added outsourcing, dimana beberapa area aktifitas SI diberikan

kepada pihak ketiga yang diharapkan dapat memberikan dukungan kepada

tim SI internal sehingga dapat meningkatkan efektifitas.

c. Cooperative outsourcing, dimana beberapa aktifitas SI yang dipilih

dilakukan oleh pihak ketiga dan tim SI internal secara bersama-sama.

2) Transitional Outsourcing, untuk tipe ini biasanya melibatkan migrasi dari satu

platform ke platform lainnya. Terdiri dari 3 fase, yaitu:

a. Manajemen dari sistem lama

b. Transisi ke teknologi baru

b. Manajemen dari sistem baru

3) Business Process Outsourcing

Merupakan suatu hubungan outsourcing dimana pihak ketiga

bertanggungjawab dalam melaksanakan seluruh fungsi bisnis perusahaan.

Page 22: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

21

Biasanya dilakukan oleh pemerintah, jasa keuangan (bank dan perusahaan

asuransi), transportasi dan perusahaan logistik.

3.1.1 Keuntungan Pengembangan Sistem Informasi Melalui Outsourcing.

Sudah banyak perusahaan menjalankan sistem informasinya dengan bantuan

dari pihak ketiga/vendor. Perusahaan pun banyak mendapatkan keuntungan dari

sistem outsourcing yang dilakukan. Sistem informasi yang dijalankan secara

outsourcing memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

1) Biaya yang lebih murah karena perusahaan tidak perlu membangun

sendiri fasilitas SI dan TI.

2) Memiliki akses ke jaringan dari para ahli dan professional di bidang IT.

3) Perusahaan dapat berkonsentrasi dalam bidang yang menjadi bisnis

utamanya/core business.

4) Dapat mengeksploitasi kemampuan dan skill dari perusahaan outsource

dalam mengembangkan SI yang diinginkan perusahaan.

5) Mempersingkat waktu pengerjaan dari sistem informasi karena dapat

memperkerjakan beberapa outsource dalam waktu yang bersamaan.

6) Fleksibel dalam menghadapi perubahan teknologi dan sistem informasi.

7) Fleksibel dalam keputusan melakukan suatu investasi.

8) Meningkatkan Fokus Bisnis Perusahaan

Outsourcing memungkinkan perusahaan fokus pada bisnis inti dengan

skala yang lebih luas. Pelaksanaan operasional lainnya dilakukan oleh

perusahaan outsourcing yang telah berpengalaman di bidangnya. Artinya

dengan melakukan outsourcing maka perusahaan dapat berkonsentrasi

secara penuh dalam menangani bisnis intinya.

9) Memasuki Kemampuan Kelas Dunia

Secara mendasar, perusahaan penyedia jasa outsourcing akan membawa

kelanjutan sumber-sumber kelas dunia untuk memenuhi kebutuhan

operasional bisnis perusahaan. Perusahaan yang berhubungan dengan

suatu organisasi dengan kemampuan kelas dunia akan memungkinkan

Page 23: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

22

akses pada teknologi baru, peralatan serta teknik yang belum

dipergunakan sebelumnya, termasuk:

Kesempatan berkarir yang lebih baik untuk personil yang

pindah ke perusahaan penyedia jasa outsourcing

Metode, prosedur, dan dokumentasi yang lebih terstruktur

Keuntungan dalam berkompetisi melalui keahlian lebih dari

perusahaan penyedia outsourcing.

10) Mempercepat Keuntungan dari Re-engeenering (teknologi baru)

Outsourcing sering dilakukan dengan re-engeenering proses bisnis.

Perusahaan penyedia jasa biasanya melengkapi layanannya dengan

peralatan modern karena kebutuhan akan kapasitas kerjanya. Dalam

hal ini, perusahaan pemakai jasa akan segera mendapatkan keuntungan

re-engeenering.

11) Membagi Risiko Usaha

Pada kenyataannya, terdapat risiko investasi yang sangat besar dari

suatu perusahaan, terutama pada kondisi politik dan sosial ekonomi

tertentu sebagai berikut,

Dengan melakukan outsourcing, perusahaan menjadi lebih

fleksibel, lebih dinamis, dan lebih baik. Perusahaan dapat

melakukan perubahan dengan cepat untuk memenuhi

perubahan kesempatan sesuai kondisi yang ada.

Dengan melakukan outsourcing, segala risiko pekerjaaan,

ketenagakerjaan, kriminalitas, dan risiko lainnya menjadi risiko

perusahaan penyedia jasa Outsourcing

12) Menggunakan Sumber-Sumber yang Ada untuk Aktivitas yang Lebih

Strategis.

Dengan melakukan outsourcing maka segala kegiatan yang bukan

merupakan bisnis inti perusahaan tidak akan menjadi beban lagi.

Segala sumber yang ada dapat difokuskan pada bisnis inti, seperti

aktivitas pemberian layanan lebih kepada pelanggan dan lain-lain.

Page 24: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

23

13) Menyediakan dan Mengendalikan Biaya-Biaya Operasional

Dengan melakukan outsourcing, biaya-biaya operasional akan menjadi

beban perusahaan outsourcing. Perusahan outsourcing akan

membebankan perusahaan pemakai jasa dengan tarif yang ditentukan

setiap bulannya, biasanya biaya menjadi lebih murah karena kapasitas

yang dikerjakan memungkinkan terciptanya efisiensi. Akibatnya,

perusahan tertentu dapat mengendalikan biaya operasional dari

kebocoran/kecurangan. Singkat kata, outsourcing mampu membantu

perusahaan pengguna jasa dalam menghemat biaya sehingga dapat

mencapai ROI maksimum, dengan cara mengurangi pengeluaran

operasional (OPEX) dan pengeluaran kapital (CAPEX).

14) Menyediakan Dana-Dana Modal

Outsourcing mengurangi kebutuhan investasi dana pada fungsi-fungsi

selain bisnis inti. Upaya tersebut akan memungkinkan dana-dana

modal tersedia untuk area bisnis inti. Outsourcing juga dapat

menyempurnakan pengukuran keuangan tertentu dengan

menghapuskan kebutuhan ROE (return on equity) dari investasi dana

di luar bisnis inti perusahaan.

15) Menghasilkan Pemasukan Dana Tunai

Outsourcing dapat melibatkan transfer aset dari pemakai jasa kepada

penyedia jasa. Peralatan, fasilitas, kendaraan, dan lisensi yang

dipergunakan untuk operasi pada saat itu mempunyai nilai. Sebagai

efeknya, penjualan aset kepada penyedia jasa tersebut merupakan

bagian dari transaksi yang menghasilkan pemasukan dana tunai.

16) Sumber Daya Tidak Perlu Tersedia Secara Internal

Perusahaan-perusahaan dapat melakukan outsourcing karena mereka

tidak dapat memenuhi sumber daya di organisasinya.

Ketidakmampuan mereka mungkin disebabkan oleh biaya yang terlalu

besar untuk pemenuhan sumber daya (manusia, teknologi, dan lain-

lain).

Page 25: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

24

17) Pemberdayaan Fungsi yang Sulit Diatur

Outsourcing merupakan suatu alternatif untuk mnyelesaikan dan

memberdayakan fungsi yang sulit diatur atau di luar kendali. Dengan

melakukan outsourcing, fungsi-fungsi di luar bisnis inti akan ditangani

oleh perusahaan yang profesional di bidangnya.

3.1.2 Kekurangan Pengembangan Sistem Informasi Secara Outsourcing.

Sistem outsourcing yang digunakan perusahaan untuk melakukan

pengembangan sistem informasi banyak menemui masalah dan juga kekurangan.

Kekurangan dari sistem informasi yang dijalankan dengan cara outsourcing

diantaranya:

1) Kurangnya kontrol perusahaan terhadap data dan sistem informasi

yang dikembangkan oleh vendor, karena bisa saja pihak outsourcer

menjual data ke pesaing.

2) Ketergantungan perusahaan terhadap perusahaan vendor/perusahaan

penyedia jasa outsourcing, sehingga sangat sulit bagi perusahaan untuk

mengambil alih kembali sistem yang sedang berjalan terutama apabila

ada kerusakan/gangguan mendadak ataupun permasalahan-

permasalahan lain terhadap sistem informasi perusahaan.

3) Informasi-informasi penting perusahaan sewaktu-waktu dapat

disalahgunakan oleh vendor yang tidak bertanggung jawab. Oleh sebab

itu, pemilihan vendor yang tepat dan memiliki reputasi yang baik

sangat diperlukan.

4) Risiko tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila

terjadi ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan.

5) Mengurangi keunggulan kompetitif perusahaan karena semua

pengembangan sistem informasi diserahkan kepada perusahaan lain.

6) Perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk belajar membangun

dan mengoperasikan aplikasi sistem informasi tersebut.

Page 26: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

25

7) Memerlukan waktu, koordinasi dan biaya dalam melakukan perubahan

terhadap isi dari kesepakatan kerja sebelumnya.

8) Adanya kecenderungan penyedia layanan eksternal untuk

merahasiakan sistem yang digunakan dalam membangun sistem

informasi bagi pelanggannya agar jasanya tetap digunakan.

9) Kurangnya pemahaman perusahaan dan SDM terhadap perkembangan

teknologi dan sistem informasi, karena sistem informasinya

dikembangkan oleh pihak lain di luar perusahaan.

10) Adanya jurang atau pembatas antara karyawan tetap dan karyawan

kontrak/outsourcing.

3.2 Pengembangan Sistem Informasi Melalui Insourcing

Insourching merupakan keputusan suatu perusahaan untuk menggunakan

sumber daya yang terdapat di dalam perusahaan, dimana terdapat sumber daya

manusia, sumber daya teknologi, sumber daya sistem informasi, sumber daya

hardware, sumber daya software, sumber daya jaringan, sumber daya data,

sumber daya ekonomi, yang digunakan untuk mengembangan sistem informasi

dan operasional perusahaan. Dalam model ini, perusahaan mempertahankan dan

mengelola semua peralatan IT secara langsung dan in-house.

Perusahaan yang melakukan insourcing harus memperhatikan hal-hal berikut,

1) Perencanaan

Membentuk rencana pengembangan sistem informasi yang memenuhi

rencana-rencana strategis dalam organisasi.

2) Analisis

Menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem yang diusulkan.

3) Desain

Merancang sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperoleh

pada tahapan analisis.

4) Implementasi

Membuat sistem dan menyiapkan infrastruktur untuk sistem.

Page 27: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

26

5) Pemeliharaan

Mendukung sistem yang telah berjalan.

3.2.1 Keuntungan Pengembangan Sistem Informasi Insourcing.

Dengan menerapkan insourcing, perusahaan akan mendapatkan kelebihan

atau keuntungan sebagai berikut,

1) Umumnya sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi

kebutuhan perusahaan dan dokumentasi yang lebih lengkap karena

karyawan yang ditugaskan mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan.

2) Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance)

terhadap sistem informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh

karyawan perusahaan tersebut.

3) Kendali terhadap aplikasi strategi dan pengambilan keputusan dalam

pengembangan sistem infomasi sepenuhnya ada di tangan perusahaan

tersebut.

4) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dimana karyawan

mendapatkan kesempatan untuk belajar dan membangun sistem informasi

perusahaan.

5) Lebih mudah dalam melakukan pengawasan (security access) pada proses

pengembangan sistem dan keamanan data lebih terjamin karena hanya

melibatkan pihak internal perusahaan.

6) Dalam pengembangannya membutuhkan biaya yang relatif lebih rendah

karena hanya melibatkan pihak internal perusahaan.

7) Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab

untuk mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.

8) Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat

segera melakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut.

Dalam jangka panjang akan meningkatkan keunggulan kompetitif

perusahaan, sekaligus menunjukkan kemandirian dalam berusaha dan

menambah rasa percaya diri perusahaan akan kemampuannya.

Page 28: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

27

9) Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan dengan lebih

mudah dan lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.

10) Rasa ikut memiliki yang dimiliki oleh pihak karyawan sehingga dapat

mendukung pengembangan sistem yang sedang dijalankan dan tidak

adanya konflik kepentingan bila dibandingkan dengan outsourcing.

11) Cocok untuk pengembangan sistem dan proyek yang kompleks.

12) Kedekatan departemen yang mengelola sistem informasi dengan end-user

sehingga akan mempermudah dalam mengembangkan sistem sesuai

dengan harapan.

13) Pengambilan keputusan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan sendiri

tanpa adanya intervensi dari pihak luar.

3.2.2 Kekurangan Pengembangan Sistem Informasi Insourcing.

Selain mendapatkan keuntungan, ada beberapa kekurangan atau kelemahan

yang harus diperhatikan perusahaan ketika menerapkan insourcing, yaitu:

1) Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang relatif lama

dalam perbaikan dan modifikasi terhadap pengembangan sistem informasi

karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-

hari, sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.

2) Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM dalam perusahaan yang

menguasai teknologi informasi.

3) Risiko kegagalan pengembangan sistem informasi menjadi tanggung

perusahan sepenuhnya.

4) Perubahan dalam teknologi informasi yang terjadi secara cepat belum tentu

diikuti oleh cepatnya perusahaan dalam mengadaptasi perubahan tersebut,

sehingga bisa saja menyebabkan teknologi yang digunakan oleh

perusahaan tidak up to date.

5) Membutuhkan waktu dan biaya tambahan untuk melakukan pelatihan bagi

operator dan programmer dalam mengembangkan sistem informasi

perusahaan.

Page 29: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

28

6) Perusahaan dalam jangka pendek belum dapat merasakan hasil dari

pengembangan sistem informasi perusahaan tersebut.

7) Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat

menyebabkan kesalahan persepsi dalam pengembangan sistem dan hal

tersebut menjadi tanggung jawab perusahaan.

8) Pada umumya penggunaan sumber daya sistem informasi dalam

perusahaan belum optimal karena karyawan tidak memiliki spesialisasi

(core competency) dalam bidang pengembangan sistem informasi.

9) Batasan biaya dan waktu yang tidak jelas karena tidak adanya target yang

ditetapkan sehingga sulit untuk diprediksi oleh perusahaan.

Page 30: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

29

BAB IV

KESIMPULAN

Sistem informasi merupakan sarana yang penting bagi perusahaan untuk

melakukan kegiatan operasionalnya. Suatu perusahaan dapat membuat dan

mengembangkan sistem informasinya sendiri dan juga dapat menggunakan jasa

pihak ketiga/vendor untuk melakukan hal tersebut, yang disebut dengan

outsourcing. Saat ini, banyak perusahaan yang menggunakan sistem outsourcing

dalam mengembangkan sistem informasinya.

Sistem informasi yang dikerjakan dengan cara outsourcing banyak memiliki

kelebihan dibandingkan dengan yang dilakukan secara sendiri, seperti

penghematan biaya, efisiensi sumber daya perusahaan, dan juga menjaga fokus

perusahaan terhadap corebusiness-nya. Keberhasilan dari outsourcing ditentukan

oleh banyak faktor, salah satunya adalah pemilihan vendor yang tepat untuk

mengerjakan sistem informasi. Vendor yang tepat adalah vendor yang memiliki

kemampuan dan skill yang baik, reputasi yang baik serta loyalitas dan

kepercayaan yang baik terhadap perusahaan yang mempekerjakannya.

Selain memiliki banyak kelebihan, sistem informasi yang dikembangkan

secara outsourcing juga memiliki beberapa kekurangan dan kelemahan.

Perusahaan harus menerapkan strategi yang tepat dalam menentukan fungsi mana

saja yang dapat dikerjakan sendiri dan mana yang harus dilakukan secara

outsourcing. Dengan strategi yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan daya

saingnya terhadap para kompetitor dan tetap dapat mengikuti perkembangan

teknologi/IT dengan baik.

Dalam membuat keputusan terkait pengembangan atau pembangunan sistem

informasi di sebuah perusahaan atau organisasi, pihan model

outsourcing dan insourcing tentunya bergantung dari kondisi perusahaan dilihat

dari keuntungan dan kerugian yang diterima bila perusahaan memilih salah satu

dari dua pendekatan tersebut. Kedua pendekatan memiliki keunggulan dan

kelemahan masing-masing. Sebenarnya tidak bisa dikatakan mana yang lebih baik

dan mana yang buruk, tapi kebijakan memilih pendekatan itu tergantung pada

Page 31: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

30

situasi perusahaan. Ada pula perusahaan yang tidak hanya menggunakan satu

pendekatan, namun dua pendekatan sekaligus digunakan.

Namuan demikian, outsourcing menjadi salah satu solusi yang paling sering

digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi pada suatu perusahaan

karena dengan outsourcing suatu perusahaan akan lebih fokus pada bisnis inti.

Page 32: PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DI ORGANISASI MELALUI ...

31

DAFTAR PUSTAKA

Indrajit, Richardus Eko dan Richardus Djokopranoto. 2003. Proses Bisnis

Outsourcing. PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.

IS Outsourcing and Insourcing. Melalui : http://www.pacis-net.org/file/1997/3.pdf

IT Service Strategy. Malalui: http://www.itservicestrategy.com/comparison-itil-

sourcing-and-delivery-strategy.

Mulyawan, Tyo. 2014. Metode Pengembangan Sistem Informasi Perusahaan.

Diakses dari: http://tyomulyawan.wordpress.com/2014/01/02/metode-

pengembangan-sisteminformasi-perusahaan-insourcing-outsourcing-co-

sourcing/.

Mc Leod Jr, Rymond. 1996. Sistem Informasi Manajemen. Edisi Bahasa

Indonesia Jilid 2. PT Ikrar Mandiriabadi, Jakarta.

O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information System 15th

ed. Mc Graw-Hill Companies, Inc : New York.

O’Brien, James A. dan Marakas, George M. 2014. Sistem Informasi Manajemen,

Edisi 9-Buku 2. McGraw-Hill Education (Asia) dan Salemba Empat.

Pasaribu F.T.P. 2010. Outsourcing, Insourcing & Selfsourcing. Melalui :

http://ferry1002.blog.binusian.org/?p=128&repeat=w3tc#comments

Prapti, MS. 2007. Lebih dari Sekedar Outsourcing : Pengelolaan Teknologi

Informasi sebagai Value Center. Manajemen Usahawan Indonesia, Volume

XXXVI No 2, Februari 2007, Hal 49-55.

Rahardjo, B. 2006. Kesulitan Outsourcing di Indonesia. Melalui :

http://rahard.wordpress.com/2006/02/25/kesulitan-outsourcing-di-indonesia/

Yasar, I. 2008. Sukses Implementasi Oursourcing. Penerbit PPM, Jakarta.