PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA KELAS 4 SUBTEMA …eprints.uny.ac.id/50088/1/Eva Amalia.pdf · Kata...

170
i PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA KELAS 4 SUBTEMA SIKAP KEPAHLAWANAN BERBASIS TOKOH WAYANG DI SDN GOLO UMBULHARJO YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Eva Amalia NIM 13108241104 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017

Transcript of PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA KELAS 4 SUBTEMA …eprints.uny.ac.id/50088/1/Eva Amalia.pdf · Kata...

i

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA KELAS 4 SUBTEMA SIKAP KEPAHLAWANAN BERBASIS TOKOH WAYANG

DI SDN GOLO UMBULHARJO YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh:

Eva Amalia

NIM 13108241104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017

ii

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA KELAS 4 SUBTEMA SIKAP KEPAHLAWANAN BERBASIS TOKOH WAYANG DI SD N

GOLO UMBULHARJO YOGYAKARTA

Oleh: Eva Amalia

NIM 13108241104

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan LKS berbasis tokoh wayang. Subyek penelitian merupakan siswa kelas 4 SDN Golo. Subtema yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sikap Kepahlawanan. Penelitian ini dikembangkan menggunakan model Borg and Gall yang telah melalui sembilan tahap. Kesembilan tahap tersebut adalah : Penelitian dan pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk, uji lapangan awal, revisi, uji lapangan utama, revisi, uji lapangan operasional, revisi akhir. Hasil dalam penelitian yaitu: skor validasi ahli materi 4.16, ahli media 4.25, uji lapangan awal 4.45, uji lapangan utama 4.46, uji lapangan operasional 4.32. Setelah melalui tahap tersebut lembar kerja siswa kelas 4 berbasis tokoh wayang layak digunakan untuk pembelajaran.

Kata kunci : Lembar Kerja Siswa. Tokoh wayang . Tematik kelas 4

iii

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF STUDENTS’ WORKSHEET BASED ON CHARACTER OF PUPPET

by:

Eva Amalia

This research is to know the feasibility of Student worksheet based on

character of puppet. Subjects of the research were fourth grade in SDN Golo. Sub theme of this research was attitude of heroism. This research design modified from development model of Borg and Gall, which was done in the nine steps of research, they are: research and information collecting, planning, develop preliminary form of product,preliminary field testing,main product revision, main field testing, operational product revision, operationa field testing, and final product revision. The result of these research : Score of matterial expert is 4.16 (Good),score of media expert is 4.28 (Excellent), score of preliminary testing field is 4.45 (Excellent), score of main field testing is 4.46 (Excellent), and operational field testing score is 4.32 (Excellent). After all step have been finished, development of student worksheet based on character of puppet valid for instruction.

Keywords: students’ worksheet based on chacarter of puppet. Sub theme attitude of heroism. fourth grade elementary school

iv

v

vi

vii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap alkhamdulillah , karya ini penulis persembahkan kepada:

1.agama, orang tua, masyarakat, dan negara,

2. Univesitas Negeri Yogyakarta, serta

3. mahasiswa UNY khususnya PGSD FIP.

viii

MOTTO

Budaya seperti akar yang apabila tercabut dan kering maka matilah tubuhnya (Eva Amalia)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT dengan segala kemurahan hati

dan sifat – sifatnya yang sempurna, saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir

Skripsi yang berjudul “ Pengembangan Lembar Kerja Siswa Kelas 4 Subtema

Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang di SDN Golo Umbulharjo

Yogyakarta” dengan lancar. Saya menyadari dalam pembuatan tugas akhir ini

tidak akan pernah selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor UNY terdahulu yang telah memberikan kesempatan untuk saya

masuk ke dalam bagian UNY.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang

telah memberikan izin penelitian.

3. Ketua Jurusan PGSD FIP UNY.

4. Ibu Unik Ambarwati, M.Pd, Dosen Pembimbing Skripsi yang baik

hati, teliti dan juga selalu memberi motivasi dan arahan.

5. Ibu Supartinah,M.Hum, Dosen validator materi dari PGSD UNY yang

telah dengan rela memberikan waktu untuk merevisi produk saya.

6. Ibu Isniatun Munawaroh, M.Pd Dosen Teknologi Pendidikan sekaligus

validator media produk saya yang dengan sabar, teliti, baik hati

merevisi produk saya.

7. Dr.Dwi Siswoyo, M.Hum, selaku penguji utama dan Bapak

Fathurrohman,M.Pd selaku sekretaris penguji yang telah memberikan

koreksi terhadap Tugas Akhir Skripsi ini.

x

8. Bu Septi Suciati, M.Pd kepala sekolah SDN Golo Umbulharjo

Yogyakarta.

9. Pak Herka, S.Pd walikelas 4B SDN Golo yang dengan sabar selalu

mendampingi dalam penelitian, semoga S2 beliau cepat selesai amin.

10. Pak Joko, S.Pd walikelas 4A SDN Golo yang dengan sabar, dan baik

mendampingi dalam penelitian.

11. Orang tua saya yang selalu mendidik saya dengan luar biasa.

12. Pratita Pawestri, Restu Aji Puryanto, Siti Rikha Mahmudah, dan

Afrinda Pradita adik dan teman saya yang selalu mendukung saya

dalam berkarya.

13. Semua pihak yang telah ikut serta memberikan bantuan dan dukungan

selama perancangan dan pembuatan skripsi ini.

Saya berharap skripsi ini bermanfaat untuk kemajuan dunia pendidikan di

Indonesia, khususnya pendidikan dasar. Saran dan kritik yang membangun sangat

penulis harapkan demi penyempurnaan skripsi ini.

Yogyakarta, 24 April 2017

Eva Amalia

xi

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................................. ii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS .................................................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................................... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................................... v

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................... vii

MOTO ............................................................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .......................................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. …xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 10

D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 10

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 10

G. Spesifikasi Produk yang dikembangkan ....................................................... 12

H. Asumsi Pengembangan ................................................................................. 12

I. Definisi Operasional ....................................................................................... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Lembar Kerja Siswa ...................................................................................... 14

1. Pengertian Lembar Kerja Siswa ............................................................... 14

xii

2. Unsur –unsur LKS .................................................................................... 14

3. Cara membuat LKS yang baik .................................................................. 16

4. Mengembangkan LKS yang Bermanfaat ................................................. 18

B. Subtema Sikap Kepahlawanan ...................................................................... 22

1. Pembelajaran 1 Subtema Sikap Kepahlawanan ....................................... 22

2. Pembelajaran 2 Subtema Sikap Kepahlawanan ....................................... 23

3. Pembelajaran 3 Subtema Sikap Kepahlawanan ....................................... 24

4. Pembelajaran 4 Subtema Sikap Kepahlawanan ....................................... 25

5. Pembelajaran 5 Subtema Sikap Kepahlawanan ....................................... 26

6. Pembelajaran 6 Subtema Sikap Kepahlawanan ........................................... 27

C. Wayang ......................................................................................................... 29

1. Pengertian wayang .................................................................................... 29

2. Sejarah wayang ......................................................................................... 30

3. Jenis – jenis wayang ................................................................................. 31

4. Tokoh – tokoh wayang ............................................................................. 32

5. Tokoh – tokoh wayang ............................................................................. 33

D. Penelitian yang Relevan ................................................................................ 35

E. Kerangka Pikir ............................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .......................................................................................... 41

B. Prosedur Pengembangan ............................................................................... 41

1. Penelitian dan Pengumpulan Data ............................................................ 42

2. Tahap Perencanaan ................................................................................... 43

3. Pengembangan Produk Awal .................................................................... 43

4. Uji Coba Lapangan Awal .......................................................................... 44

5. Revisi Produk ........................................................................................... 45

6. Uji Coba Lapangan Utama ........................................................................... 45

7. Revisi Produk ............................................................................................ 46

8. Uji Lapangan Operasional ......................................................................... 46

xiii

9. Revisi Produk Akhir ................................................................................. 47

C.Validasi dan Uji Coba Produk ...................................................................... 48

1. Validasi ......................................................................................................... 48

2. Uji Coba Produk ........................................................................................ 49

D. Setting dan Subyek Penelitian .......................................................................... 50

E. Jenis Data ...................................................................................................... 50

F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 51

1. Wawancara Tidak Terstruktur .................................................................. 51

2. Observasi .................................................................................................. 51

3. Angket ...................................................................................................... 52

G. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 53

H. Teknik Analisis Data .................................................................................... 55

1. Teknik analisis data kualitatif ................................................................... 55

2. Teknik analisis data kuantitatif ................................................................. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................................. 59

B. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk. ......................................................... 99

C. Pembahasan .................................................................................................... 101

D.Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 104

B. Saran ............................................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 106

LAMPIRAN ................................................................................................................. 109

xiv

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Data statistik kepariwisataan DIY 2012......................................................... 5

Tabel 2. KD dan indikator pembelajaran 1 .................................................................. 22

Tabel 3. KD dan indikator pembelajaran 2 .................................................................. 23

Tabel 4. KD dan indikator pembelajaran 3 .................................................................. 24

Tabel 5. KD dan indikator pembelajaran 4 .................................................................. 25

Tabel 6. KD dan indikator pembelajaran 5 .................................................................. 26

Tabel 7. KD dan indikator pembelajaran 6 .................................................................. 27

Tabel 8. Kisi-kisi instrument respon siswa.. ................................................................ 53

Tabel 9. Kisi-kisi instrument ahli materi.. ................................................................... 54

Tabel 10. Kisi-kisi instrument ahli media.. .................................................................. 54

Tabel 11.Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ........................................ 56

Tabel 12.Konvers huruf ke skor angka. ....................................................................... 57

Tabel 13.Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Kualitatif ........................................ 57

Tabel 14.Hasil validasi Media Tahap 1 ....................................................................... 72

Tabel 15.Hasil Validasi Media Tahap 2. ...................................................................... 82

Tabel 16.Hasil Validasi Materi Tahap 1 ...................................................................... 84

Tabel 17.Hasil Validasi Materi Tahap 2 ...................................................................... 89

Tabel 18.Hasil Ujicoba Lapangan Awal ...................................................................... 95

Tabel 19.Hasil Uji coba Lapangan Utama ................................................................... 96

Tabel 20.Hasil Uji coba Lapangan Operasional .......................................................... 98

Tabel 21.Rata – rata nilai perolehan ujicoba siswa ...................................................... 98

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Kerangka Pikir. ............................................................................................. 40

Gambar 2.Desain wayang di kertas HVS. ...................................................................... 61

Gambar 3.Scanner dan printer ....................................................................................... 62

Gambar 4.Corel Draw untuk mendesain LKS ............................................................... 62

Gambar 5.Menyusun materi . ......................................................................................... 63

Gambar 6.Gambar wayang menggunakan Corel Draw ................................................. 64

Gambar 7.Uji Coba LKS ................................................................................................ 64

Gambar 8.Revisi Sampul. .............................................................................................. 73

Gambar 9.Revisi Pendahuluan ....................................................................................... 74

Gambar 10.Revisi Pemetaan Kompetensi Dasar ........................................................... 75

Gambar 11.Revisi Pengenalan Tokoh ............................................................................ 75

Gambar 12.Revisi Petunjuk Penggunaan ....................................................................... 76

Gambar 13.Revisi Pengenalan Tema ............................................................................. 76

Gambar 14.Revisi Pembelajaran 1. ................................................................................ 77

Gambar 15.Revisi Pembelajaran 2 ................................................................................. 77

Gambar 16. Revisi Pembelajaran 3 ................................................................................ 78

Gambar 17. Revisi Halaman 18 ..................................................................................... 78

Gambar 18.Revisi Halaman 19 ...................................................................................... 79

Gambar 19. Penambahan halaman 21 ............................................................................ 79

Gambar 20. Revisi Pembelajaran 4 ................................................................................ 80

Gambar 21. Revisi Halaman 25 ..................................................................................... 80

Gambar 22. Revisi Pembelajaran 5 ................................................................................ 81

Gambar 23. Penambahan tokoh Arjuna dan Kumbakarna ............................................. 85

Gambar 24. Perubahan Urutan Pembelajaran 1 ............................................................. 86

Gambar 25.Revisi Tokoh Pembelajaran 2 ..................................................................... 86

Gambar 26.Revisi Soal Evaluasi Pembelajaran 2 .......................................................... 87

Gambar 27. Revisi Soal Evaluasi Pembelajaran 5 ......................................................... 87

Gambar 28. Revisi Background LKS ............................................................................ 88

xvi

Gambar 29. Revisi Pengetikan Tulisan ........................................................................ 90

Gambar 30. Revisi Cetakan Tanda titik pada soal evaluasi ......................................... 91

Gambar 31. Awan tulisan ............................................................................................ 91

Gambar 32. Revisi peta gambar ................................................................................... 92

Gambar 33. Revisi Peta ................................................................................................ 92

Gambar 34. Revisi Tulisan .......................................................................................... 93

Gambar 35. Revisi Pengkaitan tulisan ........................................................................ 93

Gambar 36.Uji Coba Lapangan Awal .......................................................................... 95

Gambar 37. Uji Coba Lapangan Utama ....................................................................... 96

Gambar 38. Uji Coba Lapangan Operasional .............................................................. 97

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Isi LKS Belajar Bareng Arjuna. ............................................................. 111

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian ............................................................................... 119

Lampiran 3. Surat Permohonan Penelitian ................................................................. 120

Lampiran 4. Surat Keterangan telah melakukan penelitian . ...................................... 121

Lampiran 5. Surat Pernyataan Validator Materi ......................................................... 122

Lampiran 6. Surat Pernyataan Instrumen Penelitian ................................................... 123

Lampiran 7. Surat Permohonan Validator Media ....................................................... 124

Lampiran 8. Angket Validasi Ahli Media tahap 1 ...................................................... 125

Lampiran 9. Angket Validasi Ahli Media tahap 2 ...................................................... 129

Lampiran 10. Angket Validasi Ahli Materi tahap 1 ...................................................... 124

Lampiran 11. Angket Validasi Ahli Materi tahap 2 ...................................................... 137

Lampiran 12. Angket tanggapan peserta didik ............................................................. 141

Lampiran 13. Hasil Wawancara dengan penjaga Museum ........................................... 145

Lampiran 14. Hasil wawancara dengan Guru Kelas dan Pustakawan .......................... 147

Lampiran 15. Hasil Wawancara dengan siswa ............................................................. 148

Lampiran 16. Hasil Observasi di SDN Golo Umbulharjo ............................................ 150

Lampiran 17. Hasil Uji Lapangan Utama ..................................................................... 152

Lampiran 18. Hasil Uji Lapangan Operasional ............................................................ 153

Lampiran 19. Hasil Uji Lapangan Awal ....................................................................... 154

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan merupakan sebuah fenomena yang universal. Kebudayaan

adalah sebuah bentuk dari kreasi masyarakat. Menurut Widianti (2009:60)

kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Setiap

masyarakat-bangsa di dunia memiliki kebudayaan, meskipun bentuk dan coraknya

sangat berbeda. Kebudayaan yang ada di Indonesia misalnya memiliki bentuk dan

corak yang berbeda-beda dari tiap daerah. Masyarakat daerah di Indonesia

memiliki kekhasan budaya masing-masing. Kekhasan yang dimiliki dari setiap

daerah yang berbeda tersebut dikenal dengan istilah budaya lokal.

Budaya lokal yang tersebar di Indonesia merupakan budaya yang sangat

penting dan fundamental. Berbagai manfaat budaya lokal salah satunya yaitu

memberi unsur pembentuk identitas bangsa. Budaya lokal merupakan fondasi

basis bagi daerah untuk menciptakan diri, masyarakat, dan bangsa. Kebudayaan

lokal memberikan dasar pada setiap aspek kehidupan manusia dan masyarakat.

Jika landasan ini rapuh, maka rapuh pula eksistensi budaya dan masyarakat

pendukungnya. Mubah (2011:305) mengatakan bahwa jati diri bangsa merupakan

nilai identitas masyarakat yang harus dibangun secara kokoh dan

diinternalisasikan secara mendalam.

Berdasarkan arti pentingnya budaya lokal tersebut, berbagai cara pelestarian

budaya lokal telah dilakukan. Salah satu caranya yaitu penanaman budaya lokal

sejak dini melalui generasi muda dalam bidang pendidikan. Budaya lokal telah

2

masuk ke dalam undang-undang pendidikan. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 berbunyi:“Pendidikan nasional

adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan

nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.”Menurut

uraian pasal diatas, pendidikan nasional di Indonesia mengisyaratkan pendidikan

yang tetap memperhatikan akar budaya. Undang–undang tersebut menegaskan

keteguhan pendidikan Indonesia untuk terus mempertahankan budaya lokal.

Berbagai jenis budaya lokal yang ada di Indonesia telah diolah dan dilestarikan

lewat pendidikan.

Salah satu jenis budaya lokal yang dilestarikan lewat pendidikan adalah

wayang. Wayang merupakan salah satu seni budaya bangsa Indonesia yang paling

menonjol di antara banyak karya budaya lainnya. Menurut Nur Fajrie dalam

Makalah Media Pertunjukan Wayang untuk Menumbuhkan Karakter Anak

Bangsa(hlm.219),

Budaya wayang yang terus berkembang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta hiburan. Wayang merupakan seni pertunjukan asli dari Indonesia yang selalu menceritakan nilai-nilai, norma, tradisi dan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat lokal.

Cerita yang terkadung di dalam wayang merupakan simbol kehidupan yang dapat

digunakan untuk membentuk jati diri watak bangsa yang tergambarkan oleh watak

tokoh wayang itu sendiri. Kesenian wayang memiliki tujuan untuk membangun

kehidupan berbangsa dan bernegara menuju terwujudnya negara Indonesia yang

adil dan makmur berdasarkan Pancasila sehingga wayang akhirnya diakui

3

UNESCO pada tanggal 7 November 2003 sebagai masterpiece of oral and

intangible heritage of humanity (Rif’an, 2010 : 13-15).

Berdasarkan keunggulan di atas, wayang sangat cocok untuk dilestarikan

melalui pendidikan. Pada pembelajaran di sekolah dasar misalnya wayang telah

diajarkan di dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Selain itu, pada kurikulum 2013

saat ini gambar wayang juga di temui di beberapa buku siswa tematik (Prihatini,

2015: 175-187). Meskipun begitu, upaya ini belum berhasil melestarikan wayang

karena fakta dilapangan menunjukan bahwa minat masyarakat terhadap wayang

justru semakin berkurang. Menurut hasil rekapitulasi jumlah pengunjung obyek

wisata wayang kulit Sasono Hinggil mengalami penurunan peminat dari tahun

2009 hingga 2012

Tabel 1. Data Statistik Buku Kepariwisataan 2012 Pengunjung Wayang Sasono Hinggil

2008 2009 2010 2011 2012 2.783 4.892 - - -

Selain itu, menurut data statistik kepariwisataan 2015 museum Wayang Kakayon

hanya memperoleh sekitar 2914 pengunjung dalam setahun. Jumlah ini jauh

dibawah pengunjung museum lainnya yang rata-rata dalam satu tahun mencapai

lebih dari 6.000 pengunjung. Era globalisasi juga menjadi pengaruh buruk

terhadap eksistensi budaya lokal seperti wayang. Terutama masuknya budaya

asing secara bebas ke Indonesia, semakin mengikis kecintaan masyarakat terhadap

budaya lokal. Akhirnya budaya lokal seperti wayang semakin sepi peminat dan

terpinggirkan.

Fenomena yang dijumpai di sekolah juga menunjukan turunnya minat siswa

terhadap wayang. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan pada

4

bulan Juli-September 2016 ( bertepatan dengan kegiatan Praktik Pengalaman

Lapangan) di Sekolah Dasar Negeri Golo, Yogyakarta ditemukan beberapa fakta.

Siswa kurang peduli dengan budaya setempat termasuk wayang. Pada

perpustakaan misalnya hampir tidak ada siswa yang meminjam buku tentang

wayang. Siswa zaman sekarang lebih menyukai permainan yang mengandung

teknologi tinggi. Beberapa siswa menjelaskan bahwa mereka menonton wayang

hanya beberapa kali untuk menemani kakek maupun nenek. Mereka kurang

paham dengan tokoh pewayangan, mereka hanya mengetahui nama-nama yang

familiar seperti Arjuna, Semar, Bagong, Petruk. Kebanyakan siswa mengenal

pahlawan dari luar negeri seperti Superman, Batman,Ultraman tetapi kurang

mengenal pahlawan dan cerita pewayangan. Siswa lebih mengenal budaya Barat

dan Korea.

Menurut Guru kelas IV ketika diwawancarai, penyebab siswa kurang

mengenal wayang adalah kurangnya sarana pengenalan wayang. Buku- buku

tentang wayang sangat terbatas. Kebanyakan pengenalan wayang terdapat pada

buku bahasa Jawa dan LKS Bahasa Jawa. Meskipun begitu, persediaan buku

Bahasa Jawa sangat terbatas sehingga sedikit sekali referensi siswa dalam

mengenal wayang. Selain itu LKS yang sering dipakai belajar siswa dalam

pembelajaran Bahasa Jawa tidak menarik karena hanya berwarna hitam dan putih.

Guru Kelas IV juga menyebutkan siswa menyukai budaya yang berbau kekinian.

Terlebih lagi berdasarkan latar belakang budaya, siswa di SDN Golo termasuk

kategori siswa yang majemuk. Banyak terdapat pendatang baru dari luar

Yogyakarta yang membawa kebudayaan berbeda, akibatnya budaya asli seperti

5

wayang berangsur-angsur mulai terpinggirkan. Beberapa siswa yang di

wawancara juga mengatakan wayang merupakan budaya yang sudah kuno,

ketinggalan jaman. Pementasan wayang menggunakan bahasa yang sulit

dipahami, sehingga mereka berasumsi bahwa wayang merupakan tontonan untuk

orang tua. Berdasarkan observasi di Perpustakaan Bugenfil SD N Golo

pustakawan menyebutkan bahwa buku -buku tentang wayang sudah banyak yang

dimakan rayap dan hilang. Selain itu animo siswa dalam meminjam buku

pewayangan hampir tidak ada.

Berdasarkan berbagai fakta hilangnya minat siswa terhadap wayang tersebut

mengindikasikan bahwa pelestarian wayang dalam pendidikan belum berhasil.

Perlu strategi lain untuk menambah minat siswa terhadap wayang karena wayang

merupakan salah satu jati diri bangsa yang wajib untuk dilestarikan. Berdasarkan

fakta di atas diperlukan adanya perbaikan, penambahan dan pengembangan pada

pembelajaran siswa mengenai wayang. Salah satunya perbaikan, penambahan, dan

pengembangan buku pegangan belajar siswa. Buku pegangan siswa selalu dipakai

dalam pembelajaran, sehingga apabila disisipkan unsur wayang ke dalamnya,

maka siswa dapat belajar wayang terus menerus. Penggabungan unsur wayang ke

dalam buku pegangan siswa merupakan ide potensial sehingga belajar wayang

tidak hanya terbatas pada pembelajaran Bahasa Jawa. Prosentase wayang dalam

pembelajaran Bahasa Jawa sangat kecil. Pada pembelajaran bahasa Jawa banyak

materi yang harus dipelajari selain wayang, yaitu : aksara jawa, unggah-ungguh,

basa karma, sinonim antonim, pepatah jawa,dll.

6

Buku pegangan siswa yang potensial untuk digabungan dengan unsur

wayang adalah buku siswa tematik kurikulum 2013. Buku siswa tematik 2013

adalah buku pegangan siswa yang digunakan dalam pembelajaran siswa sehari –

hari. Buku pegangan ini di desain oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

berdasarkan kurikulum 2013 yang dipakai secara nasional. Refandi (2013:174)

menyatakan bahwa kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan.

Pendidikan tidak boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan

pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip relevansi pendidikan dengan

kebutuhan lingkungan hidupnya. Artinya kurikulum memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di lingkungan

masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan untuk mengaplikasikan

yang dipelajari di kelas dalam kehidupan masyarakat.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan

kepentingan daerah untuk membangun kehidupan masyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Kepentingan nasional di kembangkan melalui penentuan struktur

kurikulum, SK, KD serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan untuk

membangun manusia yang tidak tercabut dari akar budayanya dan kemampuan

berkontribusi langsung kepada masyarakat di sekitarnya. Kedua kepentingan ini

saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan yang dinyatakan

dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk membangun NKRI. Berdasarkan keterangan

di atas pengembangan buku tematik dengan unsur wayang boleh dilakukan dan

sudah ada di Buku Tematik Kurikulum 2013 kelas 5. Buku Siswa tematik 2013

dapat dikembangkan dan digabungkan dengan budaya lokal seperti wayang.

7

Prihatini (2015:175-187) dalam Jurnal Pengintegrasian Konten Budaya

Lokal dalam Buku Tematik Pegangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar (Lingua

Vol.12) menyebutkan bahwa sudah terdapat unsur wayang dan penjabarannya

dalam teks. Namun dalam buku tersebut masih perlu perbaikan karena

pembahasan yang hanya tiga pembelajaran saja di nilai sangat kurang. Minimnya

suplai materi wayang ini menyebabkan pelestarian tidak maksimal.Ulasan materi

tersebut hanya dibuat singkat. Beberapa contoh unsur wayang pada buku siswa

tematik kurikulum 2013 kelas 5 Tema 1(Benda –Benda di Lingkungan Sekitar)

terdapat dalam tiga pembelajaran yang tersebar di Subtema 1 (Wujud Benda dan

Cirinya) Pembelajaran 2 halaman 23 tentang petikan informasi wayang kulit dan

wayang golek, Subtema 2 (Perubahan Wujud Benda) Pembelajaran 6 membuat

topeng punakawan, dan Subtema 3 (Manusia dan Lingkungan) Pembelajaran 6

terdapat gambar pertunjukan wayang.

Penggabungan unsur wayang dalam buku siswa masih terdapat banyak

kekurangan sehingga diperlukan pengembangan dan penyempurnaan dalam

penggabungan unsur wayang. Pengembangan dan penyempurnaan yang baik

harus menyasar pada karakter tokoh wayang secara langsung. Sasaran salah satu

pengembangan yang dapat dilakukan adalah mengembangkan lembar kerja siswa

berbasis tokoh wayang. Lembar Kerja Siswa di SDN Golo merupakan salah satu

sumber belajar yang sudah akrab dengan siswa. Pada pembelajaran bahasa Jawa

misalnya, guru sering menggunakan Lembar Kerja Siswa.

Selain siswa sering menggunakan LKS, LKS juga memiliki keunggulan

yaitu membantu peserta didik menemukan konsep. LKS memberikan rangsangan

8

konstruksi pengetahuan yang berasal dari pengamatan, perlakuan, analisis yang

disusun dengan langkah – langkah sehingga siswa lebih kritis. Lembar Kerja

Siswa ini akan membantu konsep pelajaran dan wayang lebih tertanam karena

berdasarkan pengetahuan yang di dapat secara langsung. LKS juga berisi banyak

kegiatan yang membantu peserta didik menerapkan dan mengintegrasikan

berbagai konsep yang ditemukan. Langkah–langkah dalam LKS ini berpusat pada

pengontrolan pelaksanaan penerapan konsep yang telah dibuat.LKS

memungkinkan tindak lanjut dari konsep (pelajaran dan wayang) sehingga guru

lebih bisa mengontrol pemahaman siswa mengenai konsep. LKS berisi soal – soal

yang merangsang siswa untuk mencari pengetahuan dan informasi lebih luas.

Siswa akan berusaha mencari jawaban dari LKS dengan cara membaca berbagai

sumber. Jika LKS berisi soal mengenai wayang, maka untuk menjawab soal siswa

akan mencari jawaban dengan membaca berbagai sumber mengenai wayang.

Pengembangan ini lebih menekankan pada perbendaraan pengetahuan, dan

penambahan jumlah pembelajaran yang menggabungkan wayang. Pengembangan

yang dilakukan adalah dengan lebih menekankan pada tokoh wayang (karakter

kepahlawanan). Cara ini merupakan cara efektif dalam pelestarian wayang,

sehingga diharapkan dapat membuat siswa lebih akrab dengan wayang. Semakin

akrab siswa dengan wayang maka semakin mudah meencapai keberhasilan

pendidikan dalam melestarikan budaya lokal seperti wayang. Wayang akan

dikenal dimana – mana dan disukai banyak siswa.

Berdasarkan keterkaitan antara kebutuhan dalam penambahan konten

wayang dengan prinsip pengembangan kurikulum 2013 tersebut maka peneliti

9

mencoba untuk mengembangkan Lembar Kerja Siswa berbasis tokoh wayang. Hal

ini dikarenakan Lembar Kerja Siswa adalah bahan ajar cetak yang menuntut siswa

untuk ikut beraktivitas, sehingga dengan aktivitas yang ada dapat memberikan

pengalaman belajar yang lebih mendalam kepada siswa. Semakin mendalam

pengalaman belajar siswa, maka semakin tertanam kepada diri siswa tentang

kekayaan budayanya (wayang). LKS juga membantu peserta didik menemukan

konsep sehingga tidak mudah dilupakan oleh siswa, membantu menerapkan dan

mengintegrasikan berbagai konsep yang ditemukan, serta memiliki soal – soal

yang dapat merangsang siswa untuk mencari pengetahuan dan informasi yang

lebih luas. Pengembangan ini difokuskan pada kelas 4 di SDN Golo yang telah

menggunakan kurikulum 2013 dan telah memasuki karakteristik kelas tinggi.

Adapun subtema yang dikembangkan adalah Subtema pada materi kelas 4 yaitu

Sikap Kepahlawanan. Subtema Sikap Kepahlawanan sesuai karena di dalam cerita

wayang terdapat tokoh wayang yang memiliki sikap kepahlawanan.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai

berikut:

1. Tantangan pada pelestarian budaya lokal semakin besar.

2. Pelestarian wayang lewat pendidikan melalui buku siswa masih minim.

3. Banyak kendala dalam pelestarian budaya lokal salah satunya wayang dalam

pembelajaran, salah satunya karena minim sumber belajar.

4. Museum wayang sepi pengunjung, siswa menganggap wayang kuno, siswa

lebih suka budaya yang “kekinian”.

10

5. Kurangnya pemanfaatan buku pegangan siswa untuk pelestarian wayang

sehingga diperlukan pengembangan dan penyempurnaan bahan ajar (Lembar

Kerja Siswa) dalam pelestarian wayang.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, masalah yang diangkat

merupakan masalah kurangnya pemanfaatan buku pegangan siswa untuk

pengembangan wayang sehingga diperlukan pengembangan lembar kerja siswa

dalam pelestarian wayang. Untuk itu diperlukan pembatasan masalah sebagai

berikut : Penelitian ini lebih difokuskan untuk mengembangkan Lembar Kerja

Siswa berbasis tokoh wayang subtema Sikap Kepahlawanan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dirumuskan masalah dalam

penelitian ini yakni bagaimana kelayakan pengembangan Lembar Kerja Siswa

Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang di SDN Golo?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian adalah mengetahui

kelayakan pengembangan Lembar Kerja Siswa Kelas 4 Subtema Sikap

Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang di SD N Golo yang layak digunakan

dalam pembelajaran.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang akan dicapai maka hasil penelitian pengembangan

ini diharapkan dapat memberikan nilai manfaat untuk pihak yang terkait antara

lain.

11

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan terhadap pengembangan pendidikan terutama dalam

pengembangan lembar kerja siswa berbasis tokoh wayang untuk kelas IV

sekolah dasar.

b. Membantu pelestarian kebudayaan lokal wayang melalui pengembangan

lembar kerja siswa berbasis tokoh wayang untuk kelas IV sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Siswa dapat mengenal dan melestarikan wayang tanpa harus meninggalkan

kompetensi dasar yang ada pada kurikulum 2013.

2) Siswa mendapatkan sumber belajar yang baru sehingga siswa lebih antusias

dalam belajar.

b. Bagi Guru

1) Mempermudah dalam pembelajaran yang kontekstual dengan budaya

setempat.

2) Memberikan pengalaman baru dalam menggabungkan unsur tematik- tematik

dengan konten budaya lokal.

c. Bagi Kepala Sekolah

1) Memberikan pertimbangan cara meningkatkan kultur budaya lokal di

sekolah.

d. Bagi Peneliti

1) Mendapatkan pengalaman lapangan dan menjadikan bekal dalam

melaksanakan pembelajaran.

12

2) Sebagai referensi dalam kajian penelitian yang lebih lanjut.

3) Menambah pengalaman dalam mengembangkan buku siswa kurikulum 2013

G. Spesifikasi Produk

Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa pengembangan

LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan.

Adapun spesifikasi produk yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. LKS berbentuk bahan ajar cetak.

2. LKS berukuran kertas A4 (21 x 30 cm).

3. Kertas yang digunakan untuk sampul adalah kertas ivory 2100 gsm dan kertas

untuk isi buku adalah kertas HVS 80 gsm.

4. LKS yang dikembangkan sesuai dengan kompetensi dasar pada buku siswa

tematik revisi 2016 subtema sikap kepahlawanan.

5. Subtema sikap kepahlawanan terdapat dalam materi Buku Siswa Kurikulum

2013 Revisi 2016 Tema 5 Pahlawanku Subtema Sikap Kepahlawanan.

6. LKS menggunakan Bahasa Indonesia.

7. Gambar ilustrasi dalam LKS menggunakan gambar tokoh - tokoh wayang

dalam bentuk kartun.

8. Font yang digunakan menggunakan jenis Comic Sains dan Arial.

9. Penggunaan bahasa dalam LKS yang dikembangkan dipilih kosakata

sederhana disertai gambar yang menarik.

H. Asumsi Pengembangan

Asumsi dalam pengembangan LKS Kelas 4 subtema Sikap Kepahlawanan

berbasis tokoh wayang adalah LKS merupakan bahan ajar alternatif yang dapat

13

dipakai guru dalam menajamkan materi pada siswa. LKS juga merupakan bahan

ajar alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemandirian siswa.

Selain itu LKS merupakan bahan ajar yang sudah lazim digunakan siswa dalam

pembelajaran, sehingga siswa sudah terbiasa memakai LKS.

I. Definisi Operasional

1. Pengembangan adalah proses menerapkan ilmu pengetahuan guna meghasilkan

produk berupa sumber belajar (lembar kerja siswa).

2. Lembar Kerja Siswa Kelas 4 subtema sikap kepahlawanan berbasis tokoh

wayang adalah lembar kerja siswa yang berisi konten pembelajaran tematik

namun diberi unsur wayang. LKS ini memberikan materi pembelajaran sesuai

kurikulum 2013 menggunakan pendekatan dan pengkaitan cerita wayang

khususnya sikap kepahlawanan tokoh wayang. LKS ini didesain menggunakan

gambar ilustrasi tokoh wayang, untuk menarik siswa masuk ke dalam dunia

wayang. Nama - nama dalam lembar kerja siswa ini menggunakan nama -

nama tokoh pewayangan(YK).

3. Subtema Sikap Kepahlawanan merupakan salah satu bagian dari buku

pegangan siswa kelas 4, Tema 5 Pahlawanku, Subtema 3 (Sikap

Kepahlawanan).

14

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Lembar Kerja Siswa

1. Pengertian Lembar Kerja Siswa

Menurut Darmodjo & Jenny R.E. Kaligis (1992:40) Lembar Kerja Siswa

atau LKS adalah sarana dalam proses belajar mengajar. LKS digunakan guru

untuk meningkatkan keterlibatan siswa atau aktivitas siswa. Menurut Sriyono

(1992:87), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk program yang

berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk

mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu mempercepat

tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan

berbagai pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Lembar Kerja Siswa

adalah salah satu bahan ajar cetak yang terdiri dari tugas berupa petunjuk dan

langkah- langkah yang di desain untuk meningkatkan keterlibatan siswa atau

aktivitas dalam proses belajar mengajar.

2. Unsur – unsur LKS

Menurut Prastowo (2015:208), LKS memiliki 6 unsur utama yaitu : judul,

petunjuk belajar, kompetensi dasar/ materi pokok, informasi pendukung, tugas

atau langah kerja, dan penilaian. Namun jika dilihat dari format nya LKS paling

tidak memiliki delapan unsur yang terdiri dari : judul, kompetensi dasar yang

ingin dicapai, waktu penyelesaian, peralatan/bahan untuk menyelesaikan tugas,

informasi singkat, langkah kerja, tugas yang harus dilakukan, dan laporan yang

harus dikerjakan.

15

a. Judul

Judul LKS diletakan di sampul LKS atau dibagian paling atas. Judul LKS

adalah identitas untuk memudahkan pengadministrasikan. Judul merupakan

gambaran bahasan isi LKS. Judul dibuat singkat, padat, dan jelas. Judul ditulis

dengan huruf kapital atau ditulis dengan ukurna yang lebih besar dari unsur yang

lain. Judul LKS tematik ditentukan atas dasar tema sentral dan pokok bahasannya

diperoleh dari hasil pemetaan kompetensi dasar, materi pokok atau pengalaman

belajar antar mata pelajaran di SD/MI .

b. Petunjuk belajar

Petunjuk belajar merupakan pedoman siswa dalam menggunakan LKS.

Petunjuk belajar berisi aturan yang harus dilakukan siswa untuk mempermudah

penggunaan LKS. Petunjuk belajar ditulis dengan jelas, agar tidak menimbulkan

salah tafsir oleh siswa.

c. KD/materi pokok

Kompetensi dasar merupakan turunan dari standar isi atau kompetensi inti.

Kompetensi dasar adalah keahlian minimal yang harus dikuasai siswa.

Kompetensi dasar diturunkan menjadi indikator. Indikator merupakan bekal dalam

membuat materi pokok. Kompetensi dasar dalam LKS harus ditulis dengan jelas.

d. Informasi pendukung

Informasi pendukung merupakan cuplikan materi yang dapat membantu siswa

dalam mengerjakan LKS.

16

e. Langkah kerja

Langkah kerja yang terdapat pada LKS dapat berupa pengamatan, eksperimen,

dan pengajuan pertanyaan.

f. Penilaian

Penilaian adalah tes yang diberikan kepada siswa untuk mengukur ketercapaian

kompetensi dasar.

3. Cara Membuat Lembar Kerja Siswa yang Baik

Menurut Darmojo & R.E Kaligis (1991: 41) Lembar Kerja Siswa yang baik,

memuat berbagai persyaratan, yaitu syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat

teknis.

a. Syarat didaktik

LKS sebagai salah satu sarana belajar mengajar, memiliki syarat didaktis

yaitu LKS harus mengikuti asas –asas belajar yang efektif yang terdiri dari:

1) LKS yang baik memperhatikan perbedaan kemampuan belajar individu, baik

pandai, sedang, dan lamban.

2) Tekanan pada proses untuk menemukan konsep sehingga LKS dapat

digunakan sebagi penunjuk jalan bagi siswa yang ingin mencari tahu.

3) Memiliki stimulus yang bervariasi melalui berbagai media dan kegiatan

siswa.

4) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral dan

estetika pada diri anak.

17

5) Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi siswa

(intelektual, emosional, dan sebagainya) dan bukan ditentukan oleh materi

bahan pelajaran.

b. Syarat konstruksi

Syarat konstruksi merupakan syarat yang berkenaan dengan penggunaan

bahasa, susunan kalimat, kosa-kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan yang

hakikatnya haruslah dapat dimengerti berbagai pihak. Beberapa contoh syarat

konstruksi adalah:

1) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak.

2) Menggunakan struktur kalimat yang jelas.

3) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

4) Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka

5) Mengacu pada buku sumber dan tidak melebihi kemampuan luar siswa

6) Memberikan ruangan keleluasaan siswa dalam melalukan aktivitas dalam

LKS.

7) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek

8) Gunakan lebih banyak ilustrasi dari pada kata –kata.

9) Memiliki tujuan belajar yang jelas serta manfaat dari itu sebagai sumber

motivasi.

10) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya.

g. Syarat teknis

18

1) Tulisan

Lembar Kerja Siswa yang baik menggunakan huruf cetak dan tidak

menggunakan huruf latin atau romawi. Gunakan huruf tebal yang agak besar

untuk topik , bukan huruf biasa yang diberi garis bawah. Gunakan tidak lebih dari

10 kata dalam satu baris. Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah

dengan jawaban siswa. Usahakan perbandingan tulisan dan gambar serasi.

2) Gambar

Pilihlah gambar yang memberikan ilustrasi mengenai pesan yang akan

disampaikan. Gambar disesuaikan dengan tingkat kelas siswa.

3) Penampilan

LKS yang baik memiliki kombinasi antara gambar dan tulisan.

4. Mengembangkan LKS yang Bermanfaat

Menurut Prastowo ( 2015:216-225) untuk membuat LKS yang kaya manfaat

maka kita harus menjadikan LKS sebagai bahan ajar yang menarik untuk siswa.

LKS yang kaya manfaat adalah LKS yang menatik perhatian siswa untuk belajar

lebih giat. Cara membuat LKS yang kaya manfaat ditinjau dari desain

pengembangan adalah :

a. Menentukan desain pengembangan LKS

Desain LKS tidak memiliki batasan. Batas yang ada hanyalah imajinasi

sebagai pendidik. Terdapat dua faktor yang harus di perhatikan dalam mendesain

LKS yaitu tingkat kemampuan membaca peserta didik dan pengetahuan peserta

didik. LKS di desain untuk siswa belajar mandiri sehingga pendidik hanya

menjadi fasilitator. Apabila desain yang kita buat terlalu sulit dan rumit, maka

19

peserta didik akan sulit memahami materi. Adapun batasan umum yang dapat

djadikan pedoman pada saat menentukan desain LKS adalah sebagai berikut:

1.Ukuran

Gunakan ukuran yang dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran yang

telah ditetapkan. Contoh: pada kegiatan pembelajaran membuat bagan ukuran

kertas yang pas untuk memantu siswa membuat bagan adalah A4, apabila

pendidik membuat LKS berukuran menjadi A5 maka tidak ada ruang siswa untuk

menggambar bagan.

2. Kepadatan halaman

Halaman yang baik tidak dipadati oleh tulisan. Halaman yang terlalu padat akan

memecah fokus perhatian peserta didik.

b. Penomoran

Penomoran adalah hal yang penting karena penomoran berfungsi untuk

membantu siswa dalam menentukan judul, subbab, anak subbab dalam memahami

materi secara keseluruhan. Penomoran dapat menggunakan huruf dan angka.

Desain penomoran boleh mengambil dari suatu aturan, namun harus konsisten

dalam penggunaannya.

c. Kejelasan

Pastikan materi dan insruksi yang kita berikan dalam LKS dapat dibaca jelas

oleh peseta didik. Sesempurna apaapun materi yang kita buat apabila hasil cetakan

kurang bagus mengakibatkan siswa kurang maksimal. Contoh apabila cetakan

suatu halaman tembus pada halaman sebaliknya, maka akan mengganggu

20

kenyamanan membaca, Oleh karena tu harus dipastikan agar halaman tidak

tembus ke sebaliknya.

5. Langkah – langkah Pengembangan LKS

Ada 4 langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan LKS yaitu:

penentuan pembelajaran, pengumpulan materi, penyusunan elemen atau unsur –

unsur, serta pemeriksaan dan penyempurnaan.

a. Menentukan tujuan pembelajarn yang akan di breakdown dalam LKS

Pada langkah pertama ini kita harus menentukan desain menurut tujuan

yang ingin kita acu. Perhatikan variabel ukuran, kepadatan, penomoran, kejelasan.

Sebagai contoh, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai “ Mahasiswa dapat

melakukan penyusunan teknik instrumen penilaian pembelajaran X”. Sebagai

simulasi mahasiswa menentukan ukuran kerta A4 untuk membuat bagan. Untuk

memaksimalkan penggunaan halaman, maka desain LKS akan dibuat dengan

outline sebagai berikut.

b. Pengumpulan materi

Dalam pengumpulan materi hal yang perlu dilakukan adalah menentukan

materi dan tugas yang akan kita masukan ke dalam LKS. Oleh karena itu, materi

dan tugas harus sejalan dengan tujuan pembelajaran. Bahan yang dimuat dalam

LKS dapat dikembangkan sendiri atau dapat memanfaatkan materi yang sudah

ada. Selain itu ilustrasi atau bagan dapat memperjelas penjelasana naratif yang

disajikan.

21

c. Penyusunan Elemen atau unsur – unsur

Penyusunan elemen atau unsur harus sesuai antara desain (langkah pertama)

dengan tugas(langkah kedua).

d. Pemeriksaan dan Penyempurnaan

Apabila sebelum memberikan LKS yang sudah dikembangkan kepada

peserta didik harus dilakukan review perbaikan. Variabel yang harus diperhatikan

adalah:

1) Keseuaian desain dengan tujuan pembelajaran

2) Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran

3) Kesesuaian elemen dengan tujuan pembelajaran, pastikan kegiatan dan tugas

yang kita berikan menunjang tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

4) Kejelasan penyampaian. Pastikan LKS mudah dibaca dan tersedia cukup

ruang untuk mengerjakan tugas yang diminta.

Setelah diujicobakan kepada peserta didik, harus dilakukan evaluasi terhadap

LKS. Cara untuk dapat mengevaluasi LKS adalah menyaring komentar siswa.

Masukan dari peserta didik dapat digunakan untuk penyempurnaan LKS.

Berdasarkan uraian diatas, LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap

kepahlawanan merupakan LKS yang berfungsi untuk membantu siswa dalam

menemukan konsep (pelajaran) serta memberi penguatan kepada pengetahuan

siswa (wayang). LKS berbasis tokoh wayang merupakan desain LKS dengan

indikator berdasarkan kompetensi dasar buku siswa kurikulum 2013.

Pembelajaran pada LKS disajikan menggunakan konsep pewayangan yang

berfokus pada tokoh wayang.

22

B. Subtema Sikap Kepahlawanan

Subtema Sikap Kepahlawanan adalah salah satu subtema yang terdapat di

dalam buku siswa kurikulum 2013 Tema 5 Pahlawanku, Subtema 3 Sikap

Kepahlawanan. Adapun pemetaan Kompetensi dasar Subtema Siakp

Kepahlawanan pada tiap pembelajaran adalah:

1. Pembelajaran 1 Subtema Sikap Kepahlawanan Asal –usul sikap kepahlawanan, pengertian pahlawanan Indonesia, contoh

pahlawan di Indonesia, mengidentifikasi sikap kepahlawanan dari tokoh

pahlawan, mengetahui sifat bayangan cermin cekung, cembung dan cermin datar.

Adapun KD dan Indikator pembelajaran 1 adalah:

Tabel 2. KD-Indikator pembelajaran 1 Kompetensi Dasar Indikator

a.IPS Kompetensi Dasar: 3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islamserta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masakini di lingkungan daerahsetempat. 4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.

3.4.Menyebutkan sikap kepahlawanan sebagaipeninggalan kerajaanmasa Islam pada masakini dan pengaruhnya bagimastarakat di wilayahsetempat. 4.4.Membuat laporan sikap kepahlawanan sebagai peninggalan kerajaan masa Islam pada masa kini dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat dalam bentuk peta pikiran.

b.Bahasa Indonesia 3.8 Membandingkan hal yang sudah diketahui denganyang baru diketahui dari teksnonfiksi 4.8 Menyampaikan hasil membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru secara tertulis dengan bahasa sendiri.

3.8. Menyebutkan informasi sikap kepahlawanan denganmenggunakan tabel KW(know –what do you want toknow) 4.8. Mempresentasikan informasi tentang sikap kepahlawanan berdasarkan tabel KW melalui bahasa lisan dan tulisan.

c.IPA Kompetensi Dasar 3.7 Memahami sifat-sifat cahaya dan keterkaitannyadengan indera penglihatan. 4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/ atau percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya

3.7.1 Mengidentifikasi sifat- sifat cahaya melalui percobaandengan jenis-jenis cermin 4.7.1 Melaporkan hasil percobaan sifat cahaya melalui percobaan dengan berbagai jenis cermin.

23

2. Pembelajaran 2 Subtema Sikap Kepahlawanan

Pembelajaran 2 mencakup materi mengenai sikap –sikap kepahlawanan yang

mengaplikasikan nilai- nilai pancasila,menyanyikan lagu Hari Merdeka,serta

belajar mengenai materi sudut.

Adapun KD dan Indikator adalah :

Tabel 3.KD-indikator pembelajaran 2

Kompetensi dasar Indikator

a.Matematika

Kompetensi Dasar

3.1Menjelaskan hubungan antargaris (sejajar,berpotongan,berhimpit)menggunakanmodel kongkrit

4.1Mengidentifikasi hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpit) menggunakan model kongkrit

b.PPKn

Kompetensi Dasar

3.1 Memahami hubungan simbol dengan makna silasilaPancasilasebagaisatu kesatuan dalam kehidupan sehari – hari.

4.10 Menceritakan hubungan simbol dengan makna silasila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari

Indikator

3.1.Mengidentifikasi sudut- sudut yang dihasilkan dariperpotongan garis sejajar

4.1.Menunjukkan sudut sehadap dan bertolak belakang dari perpotongan garis sejajar

Indikator

3.1.13 Menuliskan sikap kepahlawan dan menghubungkan dengannilai-nilai Pancasila

4.1.13 Memberikan pendapat terhadap tindakan sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

c.SBdP

Kompetensi Dasar

3.2 Memahami tanda tempo dan tinggi rendah nada

4.2 Menampilkan tempo lambat, sedang dancepat melaluilagu

Indikator

3.1.1 Mengidentifikasi panjang pendek nada pada teks lagu

4.2.3 Menyanyikan syair lagu Hari Merdeka sesuai denganpanjang pendek nada dantempo yang tepat

24

3. Pembelajaran 3 Subtema Sikap Kepahlawanan

Pembelajaran 3 mencakup materi jenis – jenis cedera, sikap kepahlawanan

yang dapat ditemui di lingkungan sekitar, membuat periskop sederhana.

Adapun KD dan Indikator pembelajaran 3 adalah :

Tabel 4. KD –indikator pembelajaran 3

Kompetensi Dasar Indikator a.Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar

3.8 Membandingkan hal yang sudah diketahui dengan yang baru diketahui dai teks nonfiksi

4.8 Menyampaikan hasil membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru secara tertulis dengan bahasa sendiri.

Indikator

3.8.3 Menyebutkan informasi sikap kepahlawanan yang bisa dicontoh dengan menggunakan tabel KW (know –what do you want toknow)

4.8.2 Mempresentasikan informasi tentang sikap kepahlawanan yang bisa dicontoh tabel KW melalui bahasa lisan dan tulisan.

b.PJOK

Kompetensi Dasar

3.9 Memahami jenis cidera dan cara penanggulangannyasecara sederhana saatmelakukan aktivitas fisik dandalam kehidupan sehari-hari

4.9 Memaparkan jenis cidera dan cara penanggulangannya secara sederhana saat melakukan aktivitas fisik dan dalam kehidupan sehari-hari

Indikator

3.9.Mengidentifikasi ciri-ciri memar, cedera luka danlepuh dan bagaimanapenanggulangannya

4.9.Mempraktikkan penanggulangan memar,cedera luka dan lepuh dan dalam kehidupan seharihari

c.I PA

Kompetensi Dasar

3.7 Memahami sifat- sifat cahaya dan keterkaitannyadengan indera penglihatan

4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/ atau percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya

Indikator

3.7.Mengidentifikasi sifat- sifat cahaya melalui percobaandengan periskop yang dibuatsendiri

4.7.Melaporkan hasil percobaan sifat cahaya melalui percobaan dengan periskop yang dibuat sendiri.

25

4. Pembelajaran 4 Subtema Sikap Kepahlawanan

Pembelajaran 4 mencakup materi teks nonfiksi mengenai Bung Tomo, Sikap

sehari – hari yang mengeplikasikan nilai –nilai pancasila.Posisi sudut dalam garis.

Adapun KD dan indicator pembelajaran 4 adalah:

Tabel 5. KD –indikator pembelajaran 4

Kompetensi Dasar Indikator

a.Matematika

Kompetensi Dasar

3.1.Menjelaskan hubungan antar garis (sejajar,berpotongan, berhimpit)menggunakan modelkongkrit

4.1Mengidentifikasi hubungan antar garis (sejajar, berpotongan, berhimpit) menggunakan model kongkrit.

Indikator

3.1.Mengidentifikasi sudut- sudut yang dihasilkan dariperpotongan garis sejajar

4.1Menunjukkan pasangan sudut yang sama besar pada perpotongan garis sejajar

b.PPKn

Kompetensi Dasar

3.1.Memahami hubungan simbol dengan makna silasilaPancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari – hari.

4.1.Menceritakan hubungansimbol dengan makna sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari

Indikator

3.1.Menganalisis sikap yang sesuai dengan Pancasila

4.1.Menceritakan pengalaman diri mengamalkan nilainilai Pancasila

c.Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar

3.8 Membandingkan hal yang sudah diketahui denganyang baru diketahui dari teksnonfiksi

4.8 Menyampaikan hasil membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru secara tertulis dengan bahasa sendiri.

Indikator

3.8.Menuliskan informasi dari teks nonfiksi

4.8.Membandingkan informasi sebelum dan sesudahmembaca teks nonfiksi

26

5. Pembelajaran 5 Subtema Sikap Kepahlawanan

Pembelajaran 5 mencakup materi sikap –sikap Keteladanan Sultan Iskandar

Muda, mengupas dan menyanyikan lagu hari merdeka, garis sejajar dan

berpotongan. Adapun KD dan indicator pembelajaran 5 adalah

Tabel 6. KD –indikator pembelajaran 5:

Kompetensi Dasar Indikator

a.Matematika

Kompetensi Dasar

3.1.Menjelaskan hubungan antar garis (sejajar,berpotongan,berhimpit) menggunakanmodel kongkrit

4.1.Mengidentifikasi hubungan antar garis (sejajar,berpotongan, berhimpit) menggunakan model kongkrit.

Indikator

3.9.Menemukan garis sejajar dan berpotongan dalamkehidupan sehari- hari

4.9.Menyelesaikan masalah garis sejajar dan berpotongan dalam kehidupan sehari- hari

b.IPS

Kompetensi Dasar:

3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islamserta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masakini di lingkungan daerahsetempat

4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat

Indikator

3.4.2 Menyebutkan sikap kepahlawanan sebagai peninggalan kerajaan masaIslam dan pengaruhnyaterhadap masa kini bagimastarakat di wilayahsetempat.

4.4.2 Menyajikan dalam bentuk peta pikiran pahlawanan di masa kerajaan Islam dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat pada masa kini

c.SBdP

Kompetensi Dasar

3.2 Memahami tanda tempo dan tinggi rendah nada

4.2 Menampilkan tempo lambat, sedang dan cepat melalui lagu.

Indikator

3.2.3 Mengidentifikasi tinggi rendah nada dari teks lagumaju tak gentar

4.2.2 Menyanyikan notasi lagu maju tak gentar sesuai dengan tinggi rendah nada

27

6. Pembelajaran 6 Subtema Sikap Kepahlawanan

Pembelajaran 6 mencakup materi contoh sikap yang mencerminkan

kepahlawanan (sikap tanggung jawab sosial) sila ke -5, memberi pertolongan pada

orang yang mengalami cedera. Adapun KD dan indikator pembelajaran 6 adalah:

Tabel 7. KD –indikator pembelajaran 6

Kompetensi Dasar Indikator

a.PJOK

Kompetensi Dasar

3.9.Mengidentifikasiciri-ciri cedera luka danlepuh dan bagaimanapenanggulangannya

4.9.Mempraktikkan penanggulangan cedera luka dan lepuh dan dalam kehidupan sehari hari.

Indikator

3.9.Mengidentifikasi ciri-ciri cedera luka danlepuh dan bagaimanapenanggulangannya

4.9.Mempraktikkanpenanggulangan cederaluka dan lepuh dan dalamkehidupan sehari- hari

b.Bahasa Indonesia

Kompetensi Dasar

3.8 Membandingkan hal yang sudah diketahui dengan yang baru diketahui dari teksnonfiksi

4.8 Menyampaikan hasil membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru secara tertulis dengan bahasa sendiri.

Indikator

3.8.Menyebutkan informasi yang diketahui tentang salah satupahlawan nasional Indonesia

4.8.Mempresentasikan informasi yang diperoleh melalui bahasa lisan dan tulisan tentang pahlawan nasional Indonesia

c.PPKn

Kompetensi Dasar

3.1 Memahami hubungan simbol dengan makna silasilaPancasilasebagai satukesatuan

dalam kehidupan sehari- hari

4.1 Menceritakan hubungan simbol dengan makna silasila Pancasila sebagai satu

Kesatuan dalam kehidupan sehari-hari

Indikator

3.1.Menceritakan kaitan antara sikap kepahlawanan denganmakna sila Pancasila

4.1.Menceritakan kaitan antara sikap kepahlawanan dengan makna sila Pancasila

28

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan LKS berbasis tokoh wayang

menggunakan kompetensi dasar pada subtema sikap kepahlawanan. Alasan

pemilihan subtema sikap kepahlawanan karena subtema ini mengandung sikap

kepahlawanan yang juga terdapat pada sikap kepahlawanan beberapa tokoh

wayang. Penggunaan subtema sikap kepahlawanan diharapkan dapat

menyatupadukan pemikiran siswa mengenai konsep sikap kepahalawanan yang

dapat pula diambil dari tokoh dalam cerita pewayangan.

29

C. Wayang

1. Pengertian wayang

Salah satu contoh budaya Jawa adalah wayang. Wayang adalah seni budaya

yang berasal dari Indonesia. Budaya wayang terdiri dari seni peran, seni suara,

seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis dan perlambang. Menurut Hazeu

dalam Mertosoedono (1994:28) mengatakan bahwa wayang dalam bahasa atau

kata Jawa berarti : bayangan, dalam Bahasa Melayu : bayang –bayang, yang

artinya bayangan, samar-samar, menerawang. Tokoh wayang yang dikenal

masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa, merupakan campuran dari epos

Hindhu (India) terutama Ramayana dan Mahabharata. Meskipun begitu tokoh

wayang di Indonesia telah mendapat ubahan dari pujangga asal Indonesia .

Menurut Jaring Communications dalam Dahlan (2011:50-51)“Puppetry is one of

the most ancient forms of representation, diffused all over the world in different

shapes, degrees of freedom in movements and forms of manipulation”.

Menurut Byard –Jones (2001:43-54)“The wayang kulit (shadow puppet theatre of

central Java is rated by most Javanese as being the most important and typically

Javanesse of all cultural form.”

Pada bahasa Jawa istilah wayang memiliki arti “bayang”. Pada bahasa

Melayu istilah wayang disebut “bayang-bayang”. Menurut Sri Mulyono dalam

Nurrochsyam,dkk (2014:5) akar kata wayang adalah “yang” yang artinya

“terbang”, istilah “doyong” yang berarti “miring” atau “tidak stabil”,tidak pasti,

tidak tenang,terbang bergerak kian kemari.

30

Pagelaran wayang merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan yang

kompleks. Kecanggiha wayang terlihat dalam bentuk berbagai unsure seni, antara

lain seni sastra, seni rupa, seni musik, seni pentas, dan seni widya. Unsur – unsur

pagelaran wayang menurut Pandam Guritno dalam Nurrochsyam (2014: 20)

adalah unsur pelaksana&peralatan, dan unsur pertunjukan. Unsur pelaksana

adalah dhalang, wiyaga, pesindhen. Unsur peralatan adalah gamelan, kelir (layar

dari katun ), blenchong( lampu), kotak, cempala ( pemukul kotak), kepyak atau

keprak, dan debog (batang pisang). Unsur pertunjukan antara lain sabetan(gerak

wayang) dan unsur yang didengar yaitu janturan, cariyos atau kandha,ginem atau

pocapan, suluk, tembang dhodhogan, kepyakan atau keprakan. Gendhing (koor

pria) dan sindhenan (nyanyian sindhen).

2. Sejarah wayang

Menurut Nurrochsyam (2014:6) adanya wayang dimulai dengan adanya

catatan tertulis dalam prasasti Dyah Balitung 907 M. Tertulis dalam prasasti

tersebut yaitu “si galili mawayang buat Hyang macarita Bimma ya Kumara (Sri

Mulyono ,1975). Artinya yaitu pagelaran wayang untuk persembahan kepada

Hyang. Selain itu catatan tertulis lain mengenai wayang tertulis dalam Arjuna

Wiwaha bait 59 pada masa pemerintahan Airlangga yaitu abad 11. Hingga saat ini

belum ada catatan tertulis mengenai wayang yang menjelaskan kapan pertama kali

wayang dipergelarkan. Relief candi di Jawa terdapat adegan yang menceritakan

Mahabharata dan Ramayana diduga merupakan inspirasi yang diambil seniman

dalam proses pembuatan cerita wayang.

31

Menurut G.AJ Hazeu dalam Nurrochsyam, dkk (2014: 7) wayang sudah ada

sejak zaman animisme. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

wayang berarti bayang. Wayang adalah seni pertunjukan yang dipimpin oleh

seorang dalang. Wayang diartikan bayang karena pada pementasannya wayang

tersorot lampu dari depan sehingga timbulah bayangan yang ditangkap oleh layar.

Wayang merupakan kebudayaan asli Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO.

3. Jenis –jenis wayang

Terdapat berbagai macam jenis wayang yang terdapat di Indonesia.

Beberapa diantaranya bahkan ada yang telah punah. Contoh wayang yang sudah

punah adalah Wayang cicak di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Meskipun

begitu terdapat berbagai wayang yang mulai berkembang dan digemari

masyarakat yaitu: Wayang Kulit Purwa Jawa, Wayang Parwa, Wayang Sasak,

Wayang Golek Sunda, Wayang Banjar, Wayang Topeng Madura, Wayang

Palembang. Beberapa daerah di Indonesia memiliki wayang sendiri. Misal di Jawa

Barat, masyarakat Betawi memiliki wayang betawi yang mengisahkan cerita

carangan.Masyarakat Cirebon juga memiliki wayang Cirebon yang menceritakan

kisah Ramayana dan Mahabharata. Jawa Tengah memiliki wayang kulit Purwa

yang berkembang di daerah Surakarta dan Banyumas. Wayang kulit purwa juga

terkenal di daerah Yogyakarta. Bali juga memiliki wayang Parwa. Pulau Lombok

yang mayoritas masyarakatnya memeluk agama Islam memiliki wayang sasak

yang menceritakan tentang kepahlawanan Amir Hamzah dan Nabi Muhammad

SAW. Wayang Palembang menceritakan tentang hikayat melayu. Selain itu di

Banjarmasin terdapat wayang yang menceritakan kehidupan budaya banjar

32

dengan nama wayang banjar. Wayang jemblung dari Banyumas Masyarakat

Tionghoa di Indonesia juga memiliki wayang bernama wayang Potehi. Wayang

beber adalah wayang yang cara memainkannya dengan membeberkan kain berisi

gambar wayang. Wayang beber berasala dari Pacitan. Wayang wong berasal dari

Jawa. Jenis wayang yang digunakan dalam pengembangan LKS berbasis tokoh

wayang adalah wayang kulit.

4. Tokoh – tokoh wayang

Nurrochsyam (2014 :19) menjelaskan bahwa sumber cerita wayang yang

paling utama ada dua yaitu epos Mahabharata dan Ramayana. Kedua cerita ini

merupakan cerita asli dari India yang kemudian diadaptasi dan ditafsirkan ke

dalam rasa budaya asli Indonesia.

Tokoh wayang Mahabarata

1. Puntadewa

2. Werkudara

3. Arjuna/Janaka

4. Nakula

5. Sadhewa

6. Abimanyu

7. Gathotkaca

8. Sengkuni

Tokoh wayang Ramayana :

9. Rama

10. Shinta

11. Dasamuka

12. Anoman

13. Wibisana

14. Kumbakarna

Tokoh wayang yang digunakan dalam LKS berbasis tokoh wayang adalah

Puntadewa, Arjuna/Janaka, Werkudara, Nakula, Sadewa, Anoman, Prabu Kresna,

Kumbakarna.

33

5. Watak tokoh wayang

Watak tokoh wayang yang digunakan dalam LKS berbasis tokoh wayang adalah :

a. Puntadewa

Puntadewa adalah saudara tertua Pandhawa. Prabu Puntadewa memiliki

kepribadian yang halus dan sabar. Puntadewa juga suka menolong siapa saja tanpa

membedakan status sosial. Prabu Puntadewa menyukai kerukunan, dan

ketenteraman. Puntadewa adalah ksatria negara Hatinapura. Ketika menjadi raja

hastinapura Puntadewa sangat dihormati oleh negara lain. Walaupun sabar dan

tidak menyukai peperangan, Puntadewa akan berubah menjadi raksasa besar

(ajian Triwikrama) jika merasa diganggu.

b. Werkudara

Werkudara adalah ksatria dari Jodhipati. Watak Werkudara adalah sehat dan

memiliki tekad yang kuat. Apabila memiliki keinginan harus terlaksana dengan

kerja keras sungguh – sungguh pantang menyerah dan tidak sungkan. Raden

Werkudara sangat menghormati gurunya, dengan cara melakukan apa yang

diperintahkan guru. Sikap Raden Werkudara lainnya yaitu menghormati saudara

dan orang tua dan siapa saja orang yang menurutnya pantas untuk di hormati.

(Solichin: 2012: 69)

c. Arjuna/Janaka

Janaka adalah ksatria Madukara yang memiliki wajah yang tampan. Janaka

merupakan anak ketiga dalam silsilah Pandhawa. Janaka memiliki kepribadian

yang halus dan suka bersemedi/bertapa. Janaka juga suka menuntut ilmu dunia

34

dan ilmu akhirat. Janaka suka menolong orang dan tidak menyukai angkara

murka.

d. Raden Nakula

Raden Nakula adalah anggota Pandhawa sekaligus kembaran dari adiknya

yaitu Sadewa. Nakula berasal dari Sawojajar. Karakter raden nakula adalah

berhati- hati dalam bertindak, pintar menyembunyikan rahasia, jujur, berbakti

pada orang tua serta memiliki hati yang welas asih. Raden Nakula memiliki

keahlian bermain pedang.

e. Raden Sadewa

Raden Sadewa adalah kembaran sekaligus adik dari Raden Nakula. Mereka

berdua adalah saudara kembar. Raden Sadewa adalah ksatria dari Bumiretalun.

Raden Sadewa memiliki wajah yang sama dengan Nakula dan memiliki

kepribadian yang ampir sama dengan Raden Nakula, bahkan suara dan

pakaiannya pun sama.

f. Anoman

Anoman adalah seekor monyet putih yang merupakan anak buah Raden

Rama. Sikap Kepahlawanannya yaitu menjalankan tugas atasan tanpa takut dan

dengan segenap jiwa raga.Anoman sangat setia kepada Raden Rama meski

mendapat tugas yang berat yaitu melawan Rahwana yang jahat.

g. Rama

Rama adalah suami dari Dewi Shinta.Rama adalah orang yang baik dan pemimpin

yang baik bagi negaranya.

35

h. Prabu Kresna

Prabu Kresna adalah paman dari Pandhawa yang senantiasa membela kebenaran

dengan melawan Kurawa yang jahat.

i. Kumbakarna

Kumbakarna adalah adik dari Rahwana yang jahat.Kumbakarna berbentuk

seperti raksasa. Walaupun adik Rahwana, namun Kumbakarna adalah raksasa

yang baik. Kumbakarna gugur dalam membela negaranya yang diserang oleh

Rama karena ulah Rahwana. Kumbakarna memiliki jiwa patriotisme yang besar

serta loyalitas pada negaranya.

j. Gathotkaca

Gathotkaca adalah salah satu tokoh wayang yang kuat, sehinga dijuluki otot kawat

balung wesi Gathotkaca memiliki sikap kepahlawanan yaitu patuh kepada orang

tua dan membelaayahnya yang sedang berperang melawan kejahatan

F. Penelitian yang Relevan

Adapun penelitian yang relevan dengan penelitan ini adalah :

Penelitian yang dilakukan oleh Puspita S (2015), dengan judul

Pengembangan LKS Tematik Materi Jenis –Jenis Pekerjaan untuk Kelas IV

MI/SD penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Prsedur

pengembangan yang dilakukan dengan empat tahap yaitu, Analysis, Design,

Development, Implementation and Evaluation. Hasil pembahasan menunjukan

bahwa LKS Tematik Materi Jenis- jenis Pekerjaan untuk Siswa Kelas IV SD

layak dengan nilai 90 atau A. Persamaan penelitian Dian Puspita S dengan

penelitian ini adalah pada pengembangan keduanya mengembangkan Lembar

36

Kerja Siswa. Selain itu Subyek penelitian juga Kelas IV siswa sekolah dasar,

materi yang dikembangkan keduanya merupakan buku siswa kurikulum 2013

namun menggunakan tema yang berbeda. Dian Puspita S mengembangkan Tema

4 Subtema Jenis-jenis pekerjaan, sedangkan penelitian ini menggembangkan

Tema 5 Subtema Sikap Kepahlawanan berbasis tokoh wayang. Perbedaan antara

keduanya adalah penelitian Dian Puspita S murni mengembangkan tema

kurikulum 2013 sedangkan pada penelitian ini menggunakan basis tokoh wayang

dalam penggabungan tematiknya. Selain itu pada metode penelitian Dian Puspita

S menggunakan ADDIE sedangkan penelitian ini menggunakan Borg and Gall.

Lokasi penelitian berbeda, peneliti Dian Puspita S melakukan penelitian di MIN

Tempel sedangkan penelitian ini dilakukan di SD N Golo Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Intan YuliaW, Nurhadi, & Zaini Rohmad

dengan judul Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal melalui pelestarian wayang

kulit di Desa Kepuhsari Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil

pembahasan menunjukan bahwa sanggar dijadikan pusat inovasi dalam

masyarakat, sehingga sehingga sanggar mempunyai peranan penting dalam

pelestarian wayang. Persamaan penelitian Intan YuliaW, Nurhadi, & Zaini

Rohmad dengan penelitian ini adalah Intan YuliaW, Nurhadi, & Zaini Rohmad

meneliti tentang pelestarian wayang di sebuah sanggar. sedangkan penelitian ini

juga meneliti kelayakan pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis tokoh

wayang untuk melestarikan wayang. Sehingga kedua penelitian ini mengambil

tema wayang. Perbedaan antara keduanya adalah penelitian Intan YuliaW,

37

Nurhadi, & Zaini Rohmad meneliti pelestarian wayang di sanggar, sedangkan

penelitian ini meneliti kelayakan pengembangan LKS berbasis tokoh wayang.

Lokasi penelitian Intan YuliaW, Nurhadi, & Zaini Rohmad dilaksanakan di

Wonogiri, sedangkan penelitian ini menggunakan lokasi di SD N Golo

Umbulharjo Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Anggita Yulia, dkk.(2014) dengan judul

Manfaat Nilai Tokoh Wayang Kumbakarna Terhadap Pengembangan Karakter

Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif. Hasil pembahasan menunjukan sikap atau watak Kumbakarna sesuai

dengan 18 karakter yang dikembangkan dalam kurikulum 2013. Persamaan

penelitian Anggita Yulia, dkk dengan penelitian ini adalah sama – sama

mengangkat sikap – sikap keteladanan dari tokoh wayang yang dapat digunakan

dalam pembelajaran. Perbedaan antara keduanya adalah tokoh wayang yang

digunakan pada penelitian Anggita Yulia, dkk terbatas pada Kumbakarna

sedangkan untuk penelitian ini tokoh wayang yang diangkat adalah Arjuna dan

Kumbakarna. Penelitian Anggita Yulia, dkk merupakan penelitian kualitatif

sedangkan penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Subyek penelitian

dalam penelitian Anggita Yulia, dkk menggunakan siswa SMA. Subyek penelitian

dalam penelitian ini menggunakan siswa sekolah dasar.

Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Wulandari yang berjudul Pengaruh

Penggunaan Media Wayang terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Siswa

Kelas II B SD Negeri Kasongan Bantul Yogyakarta. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh penggunaan

38

wayang terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas II B di SD N

Kasongan Bantul Yogyakarta. Persamaan penelitian Ratna Wulandari dengan

penelitian ini adalah sama – sama menggunakan wayang sebagai teman belajar

untuk mencapai kompetensi pembelajaran di sekolah dasar. Perbedaan penelitian

ini terdapat pada jenis penelitian Ratna Wulandari menggunakan kuantitatif

sedangkan penelitian ini menggunakan jenis penelitian pengembangan. Subyek

penelitian Ratna Wulandari adalah kelas II di SDN Kasongan Bantul Yogyakarta

sedangakan subyek penelitian ini menggunakan subyek penelitian di kelas IV SD

N Golo Umbulharjo Yogyakarta.

39

G. Kerangka Pikir

Kebudayaan adalah identitas atau jati diri bangsa yang wajib di lestarikan.

Kebudayaan bangsa berasal dari budaya lokal. Salah satu budaya lokal yang yang

membutuhkan pelestarian adalah wayang. Wayang dapat dilestarikan melalui

pendidikan, salah satu upaya tersebut adalah dengan memasukan wayang dalam

pelajaran Bahasa Jawa dan buku pegangan siswa. Namun cara ini belum berhasil

karena kurangnya alokasi waktu dalam belajar wayang (terbagi dengan materi

bahasa Jawa lainnya), serta minimnya informasi dalam buku buku siswa mengenai

wayang. Beberapa orang telah mengembangkan materi wayang yang dipadukan

dengan buku siswa kurikulum 2013 namun pembahasanya kurang mendalam dan

mengena. Berdasarkan kondisi di atas, diperlukan pengembangan dan perbaikan

buku siswa kurikulum 2013 berbasis tokoh wayang. Pengembangan yang pas

untuk buku siswa kurikulum 2013 adalah Lembar Kerja Siswa karena lebih

mengaktifkan siswa, sedangkan pada perpaduan (wayang) langsung ditujukan

pada tokoh wayang. Tokoh wayang memiliki karakter kepahlawanan yang dapat

digunakan pula untuk suri tauladan siswa. Subtema yang diambil untuk

dikembangkan adalah Subtema Sikap Kepahlawanan, yang sesuai dengan tokoh

tokoh wayang.

40

Gambar 1. Kerangka Pikir

Pelestarian wayang

Melalui pendidikan

Disisipkan dalam buku pegangan siswa

Buku Siswa Tematik 2013

1. Sudah ada di Kelas V tetapi materi sedikit dan masih umum

Mata Pelajaran Bahasa Jawa

1. LKS hitam putih 2. Alokasi waktu terbatas karena

terbagi dengan materi bahasa jawa lain

SOLUSI :

Buku Siswa(Subtema Kepahlawanan) + Wayang(Tokoh wayang)

LKS berbasis tokoh wayang

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan

(eduacational research and development) yang mengembangkan lembar kerja

siswa berbasis tokoh wayang. Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses

atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk atau menyempurnakan

produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2013:

164). Selain mengembangkan produk tertentu, penelitian pengembangan juga

dapat digunakan untuk menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,

2010:407). Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah LKS Kelas 4

Subtema Sikap Kepahlawananberbasis tokoh wayang.

B. Prosedur Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

adaptasi dari Borg and Gall (Sugiyono,2008: 408). Borg and Gall mengemukakan

langkah-langkah dalam penelitian dan pengembangan yang bersifat siklus seperti

yang terlihat dalam tabel berikut :

1. Penelitian dan pengumpulan data

2. Perencanaan

3. Pengembangan bentuk awal produk

4. Uji Lapangan Awal

5. Revisi Produk

6. Uji Lapangan Utama

42

7. Revisi Produk Operasional

8. Uji Lapangan Operasional

9. Revisi Produk Akhir

10. Diseminasi dan Implementasi

Pada pengembangan produk LKS berbasis tokoh wayang subtema Sikap

Kepahlawanan model yang digunakan adalah model penelitian dan

pengembangan versi Borg and Gall dalam Sugiyono (2008: 408). Langkah

tersebut terdiri dari sepuluh langkah kegiatan. Dari sepuluh langkah kegiatan

tahap yang dilakukan hanya sampai pada langkah kesembilan. Diseminasi tidak

dilakukan karena keterbatasan waktu. Penelitian ini dimodifikasi menggunakan

langkah pengembangan berdasarkan Arief S. Sadiman mengenai pengambilan

subyek disesuaikan kondisi lapangan. Berikut ini merupakan penjelasan dari

kesembilan langkah pengembangan LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan

Berbasis Tokoh Wayang tersebut :

1. Penelitian dan Pengumpulan Data

Langkah ini bertujuan untuk mengetahui minat siswa terhadap wayang di

SDN Golo, Umbulharjo, Yogyakarta. Kegiatan pengumpulan informasi dilakukan

dengan observasi siswa selama Praktik Pengalaman Lapangan sekitar bulan Juli-

September 2016. Kegiatan yang dilakukan setelah itu adalah wawancara dengan

guru kelas 4, pustakawan, dan beberapa siswa. Topik wawancara meliputi minat

siswa terhadap wayang, pengetahuan siswa terhadap wayang, kondisi buku

wayang di perpustakaan. Analisis kurikulum mengenai pembelajaran tematik yang

mengandung unsur wayang. Setelah itu, peneliti melakukan studi pustaka. Studi

43

pustaka yaitu mengkaji teori – teori dan hasil penelitian yang relevan sesuai

dengan permasalahan yang ditemukan pada masalah yang ditemukan sehingga

memunculkan solusi yang akan dikembangkan pada tahap selanjutnya. Studi

pustaka berupa wayang, pembelajaran tematik kurikulum 2013 dan buku siswa.

Studi pustaka yang mendukung kemudian dipakai untuk mengembangkan produk.

2. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti : merumuskan tujuan pengembangan LKS,

menentukan subtema-pembelajaran yang akan digunakan, mempersiapkan alat

dan bahan untuk membuat LKS. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan studi

pendahuluan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

3. Pengembangan Format Produk Awal

Kegiatan yang dilakukan pada langkah ini adalah memproduksi LKS yaitu

LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang yang telah

disusun sebelumnya. Setelah itu peneliti melakukan validasi materi dan validasi

media terhadap LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh

Wayang. Validasi media dilakukan oleh salah satu dosen Teknologi Pendidikan

yaitu Ibu Isniyatun Munawaroh, M.Pd. Validasi materi dilakukan oleh dosen

Bahasa Jawa PGSD yaitu Ibu Supartinah, M.Hum. Kegiatan selanjutnya setelah

validasi adalah merevisi LKS berdasarkan masukan dari ahli, agar LKS Kelas 4

Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang dinyatakan layak.

44

4. Uji Coba Lapangan Awal

Pada tahap uji coba lapangan awal dari Borg & Gall uji coba melibatkan 1

sampai 3 sekolah dengan jumlah 6- 12 subjek, akan tetapi uji lapangan awal yang

dilakukan pada pengembangan LKS ini dimodifikasi menggunakan langkah

pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S. Sadiman tentang

banyaknya subyek penelitian. Banyaknya siswa yang diambil mengacu pada

pernyataan Sadiman dkk(2008:183) bahwa pada tahap evaluasi satu lawan satu

dalam penguji cobaan media, dibutuhkan dua siswa atau lebih yang dapat

mewakili populasi target dari LKS yang dibuat. Jumlah dua siswa ini merupakan

jumlah minimal. Dua siswa yang telah dipilih hendaknya satu orang merupakan

populasi target yang kemampuan umumnya sedikit dibawah rata- rata dan yang

lainnya diatas rata –rata.

LKS yang telah dikembangkan serta telah divalidasi, kemudian diuji

cobakan kepada siswa SDN Golo dengan jumlah tiga siswa. Tiga siswa diambil

berdasarkan perbedaan kemampuan belajar. Tiga siswa tersebut terdiri dari siswa

dengan tingkat kemampuan belajar tinggi, sedang, dan rendah. Subyek uji coba

diminta untuk belajar sambil mengerjakan LKS sedangkan siswa lainnya tetap

mengikuti pelajaran di kelas. Selama kegiatan berlangsung peneliti mengobservasi

siswa dalam menggunakan LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis

Tokoh Wayang. Kegiatan dilanjutkan denganmembagikan angket kepada masing

– masing siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap LKS Kelas 4 Subtema

Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang.

45

5. Revisi Produk

Berdasarkan hasil uji coba awal dan pengamatan respon yang diperoleh dari

angket, wawancara, serta observasi maka kegiatan selanjutnya adalah revisi

produk. Revisi ini berfungsi untuk memperbaiki produk agar lebih baik dari

produk sebelumnya.

6. Uji Coba Lapangan Utama

Pada tahap ujicoba lapangan utama dari Borg and Gall melibatkan

cakupan lebih luas, yaitu 5-15 sekolah dengan jumlah subyek 30-100 orang.Akan

tetapi uji lapangan yang dilakukan oleh peneliti dimodifikasi dengan

menggunakan langkah pengembangan media berdasarkan pernyataan Arief S.

Sadiman tentang banyaknya subyek penelitian. Jumlah anak yang diambil sesuai

pernyataan Sadiman,dkk (2008:184) bahwa dalam tahap evaluasi kelompok kecil

dalam pengujicobaan media, perlu diujicobakan kepada 10 -20 siswa yang dapat

mewakili populasi target.

LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang yang

telah direvisi diujicobakan kembali kepada siswa dengan jumlah 10 siswa. Siswa

yang dipilih mempunyai perbedaan karakteristik populasi, yaitu terdiri dari siswa

dengan tingkatan sangat pandai, rata–rata, kurang pandai. Selain itu juga

merupakan anak laki- laki, perempuan, berasal dari berbagai latar belakang. Pada

proses uji coba siswa diminta untuk belajar menggunakan LKS Kelas 4 Subtema

Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang. Pada proses tersebut peneliti

mengamati dan mewawancara siswa untuk mendapatkan tanggapan siswa terkait

46

LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang. Setelah itu

peneliti membagikan angket respon siswa terhadap LKS Kelas 4 Subtema Sikap

Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang.

7. Revisi Produk

Berdasarkan pengamatan, wawancara dan respon siswa yang diperoleh dari

angket, maka dilakukan revisi LKS sebagai perbaikan dan penyempurnaan.

8.Uji Lapangan Operasional

Pada tahap ini menurut Borg and Gall, ujicoba melibatkan 10-30 sekolah

dengan jumlah subyek 40- 200 orang.Uji lapangan operasional yang dilakukan

dimodifikasi menggunakan langkah pengembangan Arief S Sadiman tentang

banyaknya subyek penelitian. Jumalah anak yang diambil menurut Sadiman , dkk.

( 2008:185) bahwa pada tahap evaluasi kelompok kecil dalam ujicoba penggunaan

media, dibutuhkan sekitar 30 anak dengan berbagai karakteristik (kelas, tingkat

kepandaian, jenis kelamin, latar belakang, kemampuan belajar, usia, dan lain-

lain).

LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang yang

telah direvisi diujicobakan pada subyek penelitian yaitu siswa kelas IV B SD

Negeri Golo dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa dikarenakan kondisi

dilapangan hanya ada 28 siswa. Siswa diminta untuk belajar menggunakan LKS.

Pada proses tersebut peneliti melakukan observasi dan wawancara terhadap siswa

untuk mendapatkan tanggapan siswa. Setelah itu siswa diminta untuk memberi

tanggapan mengenai LKS berbasis tokoh wayang dengan mengisi angket.

47

9. Revisi Produk Akhir

Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah penyempurnaan LKS

Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang yang

dikembangkan berdasarkan data hasil pengamatan, observasi dan angket yang

diperoleh dari uji lapangan operasional. Setelah dilakukan revisi tahap akhir, LKS

Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang dinyatakan layak

untuk digunakan dalam pembelajaran.

48

C. Validasi dan Uji Coba Produk

1. Validasi

Validasi dilakukan untuk memperoleh data yang digunakan untuk

mengetahui kelayakan LKS sebelum masuk ke dalam tahap uji coba produk.

Apabila produk dikatakan layak maka produk dapat diujicobakan di lapangan.

Validasi dalam pengembagan LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan

Berbasis Tokoh Wayang terbagi menjadi dua, yaitu vaildasi ahli materi dan

validasi ahli media.

a. Validasi ahli media

Media yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar LKS Kelas 4

Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang. Sebelum diujicobakan

kepada siswa peneliti melakukan validasi media. Validasi dilakukan dengan cara

pengisian angket yang dibuat oleh peneliti tentang aspek LKS yang terdiri

dariaspek tulisan, gambar, penampilan, ketersediaan, kondisi fisik, relevansi,

kemudahan, kemenarikan, ukuran, kepadatan halaman, penomoran, kejelasan, dan

pemanfaatan LKS. Data dari angket validasi media kemudian digunakan untuk

merevisi LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang

sampai LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang siap

diujicobakan.

b. Validasi ahli materi

Selain divalidasi oleh ahli media, LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan

Berbasis Tokoh Wayang juga dilakukan validasi materi. Materi yang digunakan

49

untuk LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang

adalah materi pada subtema 3 sikap kepahlawanan Tema 5 Pahlawanku Buku

Siswa Kurikulum 2013 Revisi 2016. Validasi dilakukan dengan cara pengisian

angket yang dibuat oleh peneliti tentang aspek media yang terdiri

dariaspekkesessuaian dngan kurikulum, kesesuaian dengan tujuan belajar,

kebenaran isi, kesesuaian dengan peserta didik, kejelasan tugas, kelengkapan

struktur, teknik penyajian. Data yang diperoleh digunakan untuk melakukan

perbaikan dan penyempurnaan materi, sehingga LKS Kelas 4 Subtema Sikap

Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang siap digunakan dalam kegiatan uji coba.

2. Uji Coba Produk

Setelah dilakukan validasi terhadap materi dan media pada LKS Kelas 4

Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang, kegiatan selanjutnya

adalah uji coba produk. Uji coba dilakukan untuk mendapatkan data yang

digunakan untuk merevisi produk. Tujuan dari uji coba adalah mengetahui

kelayakan LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh

Wayang.LKS yang dibuat diujicobakan kepada subyek penelitian. Adapun

tahapan uji coba adalah sebagai berikut.

a. Uji coba lapangan awal, LKS diujicobakan kepada tiga siswa dari kelas IV A.

b. Uji coba lapangan utama, LKS diujicobakan kepada 10 siswa dari kelas IV A.

c. Uji coba lapangan operasional, LKS diujicobakan kepada 28 siswa kelas IV B.

50

D. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian pengembangan LKS Kelas 4 Subtema Sikap Kepahlawanan

Berbasis Tokoh Wayang dilakukan di SDN Golo yang beralamatkan di Jalan

Tohpati Golo, Umbulharjo, Yogyakarta. SDN Golo merupakan sekolah yang

terakreditasi A dan merupakan sekolah dengan berbagai prestasi. Subyek

penelitian adalah siswa kelas VA dan VB. Untuk kelas VA terdiri dari 26 siswa

dan kelas VB terdiri dari 28 siswa.

E. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelititan pengembangan ini adalah jenis

data deskriptif kuantitatif yaitu data kuantitatif yang dilengkapi dengan data

kualitatif. Data kuantitatif untuk menentukan kelayakan LKS Kelas 4 Subtema

Sikap Kepahlawanan Berbasis Tokoh Wayang yang diperoleh dari penilaian skor

ahli materi dosen PGSD Ibu Supartinah, M.Pd, ahli media dosen Teknologi

Pendidikan Ibu Isniyatun Munawaroh, M.Pd, dan subjek uji coba yaitu siswa

kelas IV A dan IV B SDN Golo. Data kualitatif diperoleh dari catatan berupa

pengamatan, tanggapan dan saran, maupun kritik ahli media, ahli materi, dan

subjek uji coba selama proses pengembangan LKS berbasis tokoh wayang. Data

kuantitatif memiliki kategori

SK( Sangat Kurang), K ( Kurang ) ,C ( Cukup ), B( Baik ) SB ( Sangat Baik ).

51

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan agar peneliti mendapatkan data

penelitian yang tepat dan dapat dipertanggung jawabkan. Menurut Sugiyono

(2016: 137) cara atau teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview

(wawancara), kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan

ketiganya. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan teknik wawancara semi

terstruktur, observasi dan angket.

1. Wawancara Tidak Terstruktur

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang dilakukan untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, sehingga peneliti dapat

menambah pertanyaan di luar tanpa menggunakan pedoman wawancara untuk

mengungkap pendapat dan ide- ide dari responden.Wawancara tidak terstruktur

adalah wawancara yang membutuhkan jawaban mendalam dari

responden.Wawancara tidak terstruktur pada penelitian dilakukan kepada

beberapa narasumber yaitu Guru Kelas IV SD N Golo, Siswa Kelas IV SD N

Golo, Penjaga Perpustakaan SD N Golo dan Penjaga Museum Wayang Kakayon.

Hal–hal yang digali berkaitan dengan minat siswa terhadap wayang oleh siswa,

pustakawan dan guru, serta minat pengunjung terhadap museum wayang ( Penjaga

Museum Kakayon).

2. Observasi

Teknik pengumpulan data kedua yaitu Observasi. Observasi tidak terbatas

pada jumlah orang, namun observasi dapat diambil dari obyek- obyek alam yang

lain. Menurut Sugiyono (2016: 145) Teknik pengumpulan data dengan observasi

52

digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala- gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dalam

penelitan ini berdasarkan proses pelaksanaan pengumpulan data peneliti termasuk

dalam participant observation. Dalam penelitia ini peneliti terlibat langsung dalam

mengobservasi minat siswa terhadap wayang. Hal ini dikarenakan proses

observasi dilaksanakan bertepatan dengan Praktik Pengalaman Lapangan, Peneliti

berperan sebagai calon guru yang magang di SD N Golo Yogyakarta. Observasi

ini dilakukan untuk mengetahui minat dan pengetahuan siswa mengenai wayang.

Menurut instrumentasi yang digunakan penelitian ini dalam teknik pengumpulan

data menggunakan observasi tidak terstruktur. Observasi tidak terstruktur

merupakan observasi yang dilakukan tanpa dipersiapkan secara sistematis, hanya

menggunakan rambu- rambu pengamatan.

3. Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini merupakan angket yang berasal

dari ahli materi, ahli media dan peserta didik. Angket yang dibuat untuk ahli

materi dan ahli media berfungsi untuk validasi yaitu menentukan LKS berbasis

tokoh wayang telah layak untuk diujicobakan pada siswa. Angket untuk peserta

didik dibuat dengan bentuk pilihan ganda untuk memudahkan siswa dalam

mengisi. Angket untuk siswa digunakan untuk mengetahui apakah LKS berbasis

tokoh wayang telah layak untuk digunakan.

53

G. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosialyang diamati (Sugiyono,2016:102) Instrumen yang

digunakan dalam penelitin ini berupa lembar skala penilaian untuk ahli materi,

ahli media, serta siswa. Kualitas LKS ini ditinjau dari beberapa aspek. Aspek

tersebut dijabarkan ke dalam beberapa indikator dengan mengadaptasi dari

Prastowo (2015), Darmojo & Jenny R.E Kaligis (1992) serta skripsi Dian Puspita

Sari yang telah dimodifikasi. Adapun kisi-kisi intrumen pengumpulan data

sebagai berikut:

Tabel 8. Kisi – kisi instrument respon peserta didik

No Aspek Nomor Kriteria Jumlah

1 Aspek kemudahan pemahaman 1,2 2

2 Aspek minat LKS 3,4 2

3 Aspek kemandirian belajar 5,6 2

4 Aspek keaktifan dalam belajar 7,8,9 3

5 Aspek penyajian LKS 10,11,12 3

6 Aspek penggunaan LKS 13,14 2

54

Tabel 9. Kisi – kisi instrumen penilaian ahli materi

Kriteria Aspek Jumlah butir

Nomor butir Sumber

Pertimbangan isi

Keseuaian dengan kurikulum

3 1,2,3 Prastowo(2015: 216-225) Darmojo & Jenny R.E Kaligis (1992: 41-47) Puspita (2015)

Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2 4,5,

Kebenaran isi 2 6,7, Kesesuaian LKS dengan peserta didik

2 8,9

Materi LKS Kejelasan tugas 2 10,11 Kelengkapan struktur

2 12,13

Teknik Penyajian LKS

3 14,15,16,

Elemen sesuai dengan tujuan pembelajaran

2 17,18

Evaluasi Aspek evaluasi siswa

2 19,20

Syarat LKS yang baik

Syarat didaktif 4 21,22,23,24, Syarat konstruksi 6 25,26,27,28,29,

30 Tabel 10 Kisi – kisi instrumen penilaian ahli media :

Kriteria Aspek Jumlah butir

Nomor butir Sumber

Syarat teknis Tulisan 7 1,2,3,4,5,6,7 Prastowo(2015: 216-225) Darmojo & Jenny R.E Kaligis (1992: 41-47) Budiningsih (2003), Rohani 1997, Leong (2009) , Anggraeni (2015: 38-41)

Gambar 2 8,9 Penampilan 2 10,11

Pertimbangan produksi

Ketersediaan 2 12,13 Kondisi fisik 3 14,15,16

Syarat media yang baik

Relevansi 1 17, Kemudahan 2 18,19

Design Kemenarikan 1 20

Ukuran 1 21 Kepadatan halaman

1 22

Penmoran 1 23 Kejelasan 1 24

Pemanfaatan LKS

Penyampaian 1 25

Adapun pembatasan aspek sesuai dengan kebutuhan penilaian berdasarkan

kompetensi penilaian adalah:

55

a. Ahli media

Aspek yang digunakan dalam penilaian ahli media adalah terbatas pada aspek

syarat teknis, aspek pertimbangan produksi, aspek syarat media yang baik, aspek

design.

b. Ahli materi

Aspek yang digunakan dalam penilaian ahli materi adalah aspek pertimbangan isi,

aspek materi LKS, aspek evaluasi, dan aspek syarat LKS yang baik

c. Respon peserta didik

Aspek yang digunakan dalam penilaian respon peserta didik adalah aspek

kemudahan pemahaman, aspek minat LKS, aspek kemandirian belajar, aspek

keaktifan dalam belajar, aspek penyajian LKS dan aspek penggunaan LKS.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan

rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian

atau desain yang diambil (Arikunto, 1998: 236).Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan dengan teknik analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

1. Teknik analisis data kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkan

ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2010: 333). Data penelitian yang

56

diperoleh selama proses penelitian dicatat kemudian dijabarkan secara deskriptif

dan ditarik kesimpulan.

2. Teknik analisis data kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka,

baik hasil pengukuran maupun hasil mengubah data kualitatif (Ali, 2013:

167).Analisis kuantitaif dilakukan untuk mengolah data berupa skor penilaian ahli

materi, ahli media, dan siswa.Data kuantitatif dikonversi menjadi data kualitatif

menggunakan teknik pengkriteriaan dengan skala 5.Konversi data kuantitatf

menjadi kualitatif dilakukan dengan membandingkan skor rata-rata angket dengan

kriteria yang ada mengacu pada rumus konversi Widoyoko (2009: 238) sebagai

berikut.

Tabel 11. Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Keterangan:

X = Skor empiris

X̄i (Rerata Ideal) = 1 2 ⁄ (Skor maksimal ideal +Skor minimum ideal)

Sbi (Simpangan Baku Ideal)= 1 6 ⁄ (skor maksimal ideal–skor minimum ideal)

Dalam penelitian ini, ditetapkan bahwa produk media dikatakan layak

apabila mencapai rata-rata skor penilaian lebih dari 3,4 atau kriteria minimal baik.

57

Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan daianalisis melalui tahapan sebagai

berikut :

a. Data yang diperoleh melalui angket ahli dan angket untuk siswa yang berupa

hururf diubah menjadi nilai kualitatif LKS berbasis tokoh wayang dengan

langkah – langkah sebagai berikut :

1) Jenis Data yang diambil berupa data kualitatif kemudian diubah menjadi data

kuantitatif dengan ketentuan yang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Konversi huruf ke skor angka Keterangan Skor SB 5 B 4 C 3 K 2 SK 1

2) Setelah data terkumpul, kemudian menghitung skor rata- rata dengan rumus

3) Mengubah nilai tiap aspek kriteria dalam masing – masing komponen

instrumen penelitian LKS berbasis tokoh wayang menjadi nilai kualitatif

sesuai dengan kriteria kategori penilaian ideal dengan ketentuan dalam tabel

berikut :

Tabel 13. Pedoman Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

58

Keterangan :

sbi : rata – rata ideal yang dapat dicari dengan menggunakan rumus

Xi = ½ x (skor maksimal ideal + Skor minimal ideal)

sbi = simpangan baku ideal

sbi = 1/6 x ( skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

Skor maksimal ideal = ∑butir criteria x skor tertinggi

Skor minimal ideal = ∑ butir criteria x skor terendah

4) Mengubah nilai tiap aspek criteria dalam LKS berbasis tokoh wayang

menjadi nilai kualitatif sesuai dengan criteria kategori penilaian dengan

ketentuan seperti dijabarkan dalam tabel diatas.

5) Menentukan nilai keseluruhan LKS berbasis tokoh wayang dengan

menghitung skor rata – rata seluruh materi pokok. Kemudian diubah menjadi

nilai kualitatif sesuai dengan criteria kategori penilaian ideal pada LKS.

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan ini dikembangkan

berdasarkan model Borg and Gall. Penjelasan hasil penelitian berdasarkan

masing- masing langkah adalah sebagai berikut.

1. Penelitian dan Pengembangan Data

Tahap penelititan dan pengumpulan data dilakukan melalui studi

pendahuluan dan studi pustaka.Studi pendahuluan adalah kegiatan menganalisa

kebutuhan akan masalah yang ada. Studi pendahuluan dilakukan dengan cara

melakukan observasi terhadap pembelajaran Bahasa Jawa, wawancara dengan

guru kelas IV dan pustakawan di SD N Golo. Kegiatan ini dilakukan pada bulan

Juli – September 2016.Berdasarkan kegiatan yang sudah dilakukan diperoleh

informasi sebagai berikut.

a. Siswa kurang berminat terhadap wayang.

b. Buku – buku tentang wayang sangat sedikit.

c. Beberapa buku tentang wayang di perpustakaan kurang peminat( peminjam).

d. Pengajaran materi wayang menggunakan LKS hitam putih

e. Alokasi waktu untuk mempelajari wayang dalam Bahasa Jawa kurang karena

banyak materi lain yang harus dipelajari.

60

f. Siswa menyukai hal – hal yang berbau kekinian, sehingga menganggap

wayang kuno

g. Belum dikembangkan LKS berbasis tokoh wayang untuk subtema sikap

kepahlawanan.

Selain melakukan studi pendahuluan, peneliti juga melakukan studi pustaka

mengenai bahan ajar LKS, karakter tokoh wayang, dan buku siswa kurikulum

2013 kelas IV Tema 5 Pahlawanku Subtema 3 Sikap Kepahlawanan serta konten

budaya lokal dalam buku tematik siswa. Alokasi pembelajaran wayang dalam

silabus pembelajaran Bahasa Jawa sangat kurang. Sehingga diperlukan alokasi

pengenalan wayang yang lebih. Oleh karena itu perlu pengembangan buku

pegangan siswa menjadi berkonten wayang. Selain itu agar siswa lebih tertarik

pada wayang diperlukan langkah- langkah pembelajaran yang menarik dan

membuat siswa mandiri. Salah satu bahan ajar yang menarik dan melatih siswa

mandiri adalah LKS. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari studi

pendahuluan dan studi pustaka dapat disimpulkan bahwa perlu dikembangkan

sebuah LKS berbasis tokoh wayang dengan desain menarik dan kegiatan yang

membuat siswa dapat berperan aktif serta mandiri dalam pembelajaran.

2. Perencanaan

Perencanaaan pengembangan produk dilakukan dengan langkah – langkah

perumusan tujuan pembelajaran dengan menggunakan LKS berbasis tokoh

wayang subtema sikap kepahlawanan. Menentukan peralatan yang dibuthkan

dalam pengembangan media, dan kemampuan peneliti untuk melalukan

penelititan pengembangan. Masing – masing langkah dijabarkan sebagai berikut.

61

a. Tujuan pengembangan LKS berbasis tokoh wayng adalah untuk

membiasakan siswa mengenal wayang dalam pembelajaran yang berkaitan

dengan sikap kepahlawanan.

b. LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan adalah LKS yang

didesain menggunakan pendekatan berbasis tokoh wayang dalam penyajian

pembelajaran.

c. Peralatan yang harus disiapkan untuk mengembangkan LKS berbasis tokoh

wayang subtema sikap kepahlawanan adalah sebagai berikut.

1) Kertas HVS dan spidol digunakan untuk mendesain gambar, layout, dan

materi LKS

Gambar 2. Desain wayang di kertas HVS

2) Scanner untuk menscan gambar – gambar yang relevan dengan materi LKS.

62

Gambar 3. Scanner dan printer

3) Corel Draw X7, digunakan untuk mendesain layout, mengedit gambar

wayang, member tulisan, mendesain background pada LKS berbasis tokoh

wayang.

Gambar 4. Corel draw untuk mendesain LKS

4) Kertas ivory 230 gram untuk mencetak sampul LKS berbasis tokoh wayang

subtema sikap kepahlawanan

63

5) Kertas HVS 80 gram digunakan untuk mencetak isi LKS berbasis tokoh

wayang subtema sikap kepahlawanan.

d. Pada pengembangan LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap

kepahlawanan ini kegiatan yang dilakukan peneliti antara lain.

1) Menyiapan materi

Gambar 5. Menyusun materi LKS

2) Mempersiapkan cerita, cerita yang disiapkan adalah cerita wayang dan cerita

cerita sikap kepahlawanan pahlawan Indonesia.

3) Menyiapkan gambar wayang dan gambar visual lainnya yang mendukung

materi dan cerita menggunakan Corel Draw X7.

64

Gambar 6. Gambar wayang menggunakan corel draw

4) Menyusun materi LKS , cerita dan gambar menjadi “LKS berbasis tokoh

wayang subtema sikap kepahlawanan”.

5) Melakukan ujicoba pada kegiatan yang ada di dalam LKS berbasis tokoh

wayang subtema sikap kepahlawanan.

Gambar 7. Uji coba LKS

65

3. Pengembangan Produk

a. Melakukan pengembangan produk

Pengembangan LKS subtema sikap kepahlawanan berbasis tokoh wayang ini

memperhatikan beberapa hal yaitu.

1) Segi Media

a) Tulisan

Tulisan merupakan salah satu syarat teknis dalam pembuatan LKS. Tulisan

yang diperhatikan dalam pembuatan LKS ini adalah ketepatan penggunaan jenis

huruf, ketebalan huruf, penggunaan ukuran huruf, penyajian kata pada tiap

kalimat. Keserasian penggunaan perbandingan gambar dan huruf.Pada

pengembangan produk LKS subtema sikap kepahlawanan berbasis tokoh wayang

ini huruf yang digunakan adalah comic sains. Ketebalan huruf yang digunakan

terletak pada judul- judul bacaan ataupun nama pembelajaran.Ukuran huruf yang

digunakan adalah font 11, 12 dan 14. Penyajian kata pada setiap kalimat tidak

lebih dari sepuluh kata. Penggunaan ukuran huruf disesuaikan dengan gambar-

gambar wayang. Contoh keserasian terdapat pada penggunaan tulisan pada

percakapan wayang dengan gambar wayang.

b) Gambar

Gambar juga merupakan salah satu syarat teknis dalam pembuatan LKS.

Gambar yang baik adalah gambar yang dapat menyampaikan pesan secara efektif.

Gambar dalam pembuatan produk ini merupakan gambar wayang yang diatur

sehingga dapat menyampaikan pesan kepada pembaca. Penyajian gambar wayang

harus memudahkan siswa dalam mencapai inti pembelajaran. Gambar wayang

66

yang ada pada LKS ini merupakan gambar wayang Arjuna dalam bentuk kartun.

Gambar terdiri dari kartun arjuna sedang berburu, memanah, bermain periskop,

membaca buku dan lain sebagainya.

c) Penampilan

Penampilan sangat penting dalam LKS karena anak pertama – tama tertarik

pada tampilan daripada isinya. Produk ini dikembangkan dengan memeperhatikan

kesesuaian antara tampilan gambar dengan tulisan. Tampilan pada LKS ini dibuat

berwarna – warni dengan konsep pada pembelajaran 1 warna dominan adalah

merah muda, pembelajaran 2 berwarna ungu, pembelajaran 3 berwarna biru,

pembelajaran 4 berwarna hijau, pembelajaran 5 berwarna orange, pembelajaran 6

berwarna magenta.

d) Ketersediaan

Ketersediaan adalah cara dalam memilih bahan pembuatan LKS sehingga

mudah dibuat karena terdapat bahan yang tersedia. Bahan yang digunakan dalam

membuat LKS adalah kertas HVS 80 gram dan sampul menggunakan ivory 210

gram.

e) Kondisi Fisik

Kualitas fisik dalam pengembangan produk sangat penting karena akan

berdampak pada kejelasan dalam penangkapan materi oleh siswa. Kondisi fisik

yang prima adalah kualitas cetakan bagus, cover menarik, penampilan isi menarik.

LKS dicetak oleh sebuah perusahaan cetak di Yogyakarta menggunakan kertas A3

yang dipotong menjadi dua. Pada proses finishing LKS diklip dua dibagian tengah

dengan cetakan bolak-balik.

67

f) Relevansi

LKS yang dibuat disesuaikan antara wayang dengan karakteristik siswa SD.

Tokoh wayang yang diambil adalah tokoh wayang Arjuna. Pada pembelajaran

bahasa jawa kelas 4 materi wayang, Arjuna termasuk ke dalam Pandawa yang

sudah dibelajarkan untuk kelas 4, sehingga terdapat relevansi.

g) Kemudahan

Kemudahan yang diperhatkan adalah kemudahan membuat produk dan

kemudahan penyimpanan serta portable dibawa kemana saja. LKS subtema sikap

kepahlawanan berbasis tokoh wayang mudah dibawa kemana saja karena terbuat

dari kertas dengan jumlah halaman kurang lebih 60 halaman. LKS ini dapat

dengan mudah disimpan dalam tas maupun rak buku.

h) Kemenarikan

Isi materi LKS yang baik adalah yang menarik. LKS subtema sikap

kepahlawanan berbasis tokoh wayang dibuat menarik dengan menggabungkan

materi subtema sikap kepahlawanan dengan cerita sikap kepahlawanan Arjuna.

Selain itu LKS ini disertai gambar – gambar kartun wayang dengan kegiatan

sehari- hari.

i) Ukuran

Kesesuaian space yang dibutuhkan untuk menjawab berdasarkan pertanyaan.

Beberapa pertanyaan dalam LKS in disertai kotak untuk siswa menjawab soal.

j) Kepadatan halaman, penomoran, dan kejelasan.

Proporsi penulisan materi harus dibuat tidak terlalu padat. Urutan dalam

penomoran judul, subbab harus jelas. Instruksi kegiatan tiap tugas harus jelas.

68

Penulisan materi bacaan pada LKS ini dibuat ringan agar tidak terlalu padat.

Contoh pada cerita Cut Nyak Dien dan Pangeran Antasari dibuat singkat agar

siswa tidak merasa bosan dan merasa terlalu padat. Penomoran menggunakan

penomoran arab yaitu 1,2,3... penomoran terdapat dalam pergantian pembelajaran

dan nomor soal evaluasi.

k) Pemanfaatan LKS

Pemanfaatan unsur wayang dalam LKS harus sesuai. Pada LKS subtema

sikap kepahlawanan berbasis tokoh wayang pemanfaatan unsur wayang adalah

wayang Arjuna dan Kumbakarna. Hal ini dikarenakan materi IPS terdapat nama –

nama pahlawan dan biografi yang harus dipelajari sehingga untuk memperjelas

materi tokoh yang digunakan hanya dua saja.

2) Segi Materi

LKS berbasis tokoh wayang menampilkan materi pada Tema 5 Pahlawanku

Subtema 3 Sikap Kepahlawanan untuk Kelas IV Semester 1. Materi LKS ini

didasarkan pada : kesesuaian dengan kurikulum, kesesuaian tujuan belajar,

kebenaran isi, kesesuaian LKS dengan peserta didik, kejelasan tugas, kelengkapan

struktur, teknik penyajian, elemen sesuai dengan tujuan pembelajaran, evaluasi

siswa, syarat didaktif, syarat konstruktif.

a) Kesesuaian dengan kurikulum

Pembuatan LKS didasarkan pada kurikulum yang berlaku di sekolah tempat

penelitian yaitu kurikulum 2013. LKS dirancang sesuai dengan Buku Siswa Kelas

4 Tema 5 Pahlawanku Subtema Sikap Kepahlawanan.

b) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

69

Bagian pembelajaran tiap LKS disusun sesuai dengan KD dan indikator tiap

tujuan pembelajaran mapel yang tematik Kelas 4 Tema 5 Pahlawanku Subtema 3

Sikap Kepahlawanan. KD fan indikator terdapat pada bab 3.

c) Kebenaran isi

Kebenaran isi meliputi penyajian wayang yang baik dan kesesuaian teks dengan

materi yang dibahas. Wayang disajikan sebagai pengantar belajar siswa dan juga

sebagai materi terkait sikap kepahlawanan.

d) Kesesuaian LKS dengan peserta didik

Kesesuaian LKS dibaut dengan menyesuaikan langkah- langkah kerja dalam

penemuan konsep untuk anak sekolah dasar. LKS dibuat untuk dapat

mengakomodasi perbedaan gaya belajar. Perbedaan gaya belajar dirangkum dalam

beberapa kegiatan dalam LKS dan soal pengayaan. Contoh terdapat pada tugas

siswa untuk mencari di internet dari televisi atau dari radio. Selain itu soal

pengayaan juga ada yang mengharuskan siswa melakukan wawancara.

e) Kejelasan tugas

Kejelasan tugas pada penulisan perintah LKS yang mudah dipahami dan

penulisan langkah kerja dalam LKS. Penulisan langkah kerja dibuat sederhana

agar siswa lebih memahami maksud soal.

f) Kelengkapan struktur

Kelengkapan LKS yaitu format judul, KD, waktu penyelesaian,

peralatan/bahan, informasi singkat, langkah kerja, tugas dan laporan. Semua

kelengkapan dalam LKS dimasukan ke dalam LKS subtema sikap kepahlawanan

berbasis tokoh wayang. Kelengkapan LKS unsur utama judul, petunjuk belajar,

70

KD atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan

penilaian juga terdapat dalam LKS ini.

g) Teknik Penyajian LKS

Penyajian tokoh wayang dapat membantu siswa mencapai isi materi,

langkah kerja mengaktifkan siswa, dan pertanyaan LKS mudah dipahami. Teknik

penyajianya dibuat dengan memanfaatkan wayang dalam membantu siswa

mencapai materi.Segala petunjuk kegiatan dilakukan sebagian besar oleh Arjuna.

h) Elemen sesuai dengan tujuan pembelajaran

Pembuatan elemen pada LKS subtema sikap kepahlawanan berbasis tokoh

wayang telah dibuat sesuai antara kesesuaian petunjuk belajar dengan tujuan

belajar serta kesesuaian informasi pendukung, tugas/langkah kerja, dan penilaian

dengan tujuan pembelajaran.

i) Evaluasi siswa

LKS ini memuat soal yang mengasah kognitif siswa. Setiap soal disesuaikan

dengan indikator. Soal evaluasi terdapat pada akhir pembelajaran. Terdapat enam

soal evaluasi dengan masing – masing sepuluh soal untuk setiap pembelajaran.

j) Syarat didaktif

LKS ini didesain memenuhi syarat didaktif yaitu: disesuaikan dengan pengalaman

siswa, variasi kegiatan, membantu siswa menemukan konsep, pemberian soal

remidi dan pengayaan.

k) Syarat Konstruktif

LKS ini disesain dengan memenuhi syarat konstruktif yaitu penggunaan bahasa

yang disesuaikan dengan tingkat kedewasaan siswa, struktur kalimat yang jelas,

71

kosakata yang mudah dipahami, buku sumber yang menjangkau kemampuan

siswa, ruang dalam menulis dan menggambar, penggunaan ilustrasi yang sesuai.

b. Melakukan validasi produk media

LKS berbasis tokoh wayang yang telah dibuat kemudian divalidasi baik dari

segi media maupun segi materi yang dilakukan oleh para ahli di bidangnya.

Manfaat validasi adalah untuk memastikan produk yang dikembangkan memiliki

kelayakan awal untuk diujicobakan. Validator bertugas memberikan penilaian dan

juga memberikan saran sebagai masukan dari LKS yang dikembangkan. Data dari

kegiatan validasi adalah sebagai berikut.

1) Data hasil validasi ahli media

Validasi media dilakukan oleh Ibu Isniatun Munawaroh, M.Pd. dosen

jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, FIP, Universitas Negeri

Yogyakarta. Ahli media memberikan penilaian dengan mengisi angket serta

memberikan saran untuk revisi. Validasi media yang pertama dilaksanakan

tanggal 3 Maret 2017dengan hasil penilaian sebagai berikut.

72

Tabel 14. Hasil validasi media tahap 1

No Kriteria Aspek ∑ butir ∑Nilai Kriteria nilai

1 Syarat teknis

Tulisan 7

4 Baik 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 4 Baik 4 Baik 4 Baik

2 Gambar 2

1 Sangat Kurang

2 Kurang 3

Penampilan 2

3 Cukup

3 Cukup

4

Pertimbangan produksi

Ketersediaan 2 3 Cukup 4 Baik

5

Kondisi fisik 3

4 Baik 5 Sangat

baik 4 Baik

6 Syarat media yang baik Relevansi 1 3 Cukup 7

Kemudahan 2

4 Baik

4 Baik

8 Design Kemenarikan 1 4 Baik

9 Ukuran 1 4 Baik 10 Kepadatan

halaman 1 4 Baik

11 Penomoran 1 4 Baik 12 Kejelasan 1 3 Cukup 13 Pemanfaatan LKS Pemanfaatan

LKS 1 2 Sangat

Kurang

Jumlah 25 86

Rata- rata keseluruhan 3.44 Baik

73

Dari hasil data pada table di atas maka hasil validasi tahap pertama masuk

kategori “Baik” dengan rata – rata penilaian 3.44. Beberapa hal yang harus

diperbaiki yaitu sebagai berikut.

a) Mengganti judul pada cover “Lembar Kerja Siswa Berbasis tokoh wayang

menjadi “LKS Pintar : Belajar Bareng Arjuna” agar materi wayang tidak terlalu

banyak sehingga membingungkan siswa. Validator media menyarankan untuk

mengambil beberapa tokoh saja. Tokoh utama yang diambil akhirnya adalah

tokoh Arjuna. Gambar pada cover, difokuskan pada Arjuna dengan cara

diperbesar ukurannya dibanding tokoh lain.

Sebelum

Sesudah

Gambar 8. Revisi Sampul

b) Tidak menggunkan kata pengantar. Kata pengantar dihapus.

c) Halaman iii Pada kata Pendahuluan, kurang huruf “n”. Kata – kata dalam

pendahuluan terlalu abstrak untuk anak sekolah dasar. Kata – kata

pendahuluan disarankan sesuai dengan bahasa anak – anak. Sehingga menjadi

seperti ini :

74

Halo teman- teman !Perkenalkan namaku Arjuna. Aku akan mengajak kalian belajar bersama. Kalian tentu senang belajar bukan?Iya, kita harus rajin belajar supaya pandai. Kali ini kita akan belajar menggunakan LKS Pintar. LKS ini dapat kalian gunakan dimana saja. Kalian tidak perlu takut tidak bisa mengerjakan, aku akan memberikan petunjuk kepada kalian. LKS pintar ini berbentuk tematik integratif lho.LKS Pintar ini sesuai dengan buku kalian yaitu Buku Siswa Tema 5 Pahlawanku Subtema 3 Sikap Kepahlawanan. Semoga kalian senang belajar denganku! Selamat belajar , jangan lupa berdoa ya !

Sebelum

Sesudah

Gambar 9. Revisi Pendahuluan

d) Halaman iv Tujuan LKS dan Pemetaan KD dibuat lebih ringkas. Bahasa

dibuat lebih sesuai dengan bahasa anak–anak. Penggunaan warna background

dengan tulisan pada KD kotak SBdP tidak diperbolehkan karena akan

mematikan kombinasi warna. Pemilihan warna background dengan tulisan

harus kontras agar tulisan dapat terbaca.

75

Sebelum

Sesudah

Gambar 10. Revisi Pemetaan Kompetensi Dasar

e) Pengenalan Tokoh lebih dibuat sederhana. Tokoh yang banyak digunakan

dikerucutkan menjadi Arjuna dan saudaranya. Tujuan penyederhanaan tokoh

untuk membantu siswa agar lebih mudah dalam mengenal tokoh.

Sebelum

Sesudah

Gambar 11. Revisi Pengenalan Tokoh

f) Halaman Petunjuk dibuat lebih menggunakan bahasa anak – anak.

76

Sebelum

Sesudah

Gambar 12. Revisi Petunjuk

g) Halaman ix judul warna merah dengan tulisan hitam tida diperbolehkan

karena akan mematikan kombinasi warna. Pemilihan warna background

dengan tulisan harus kontras karena dapat membuat tulisan tidak terbaca.

Sebelum

Sesudah

Gambar 13. Revisi Pengenalan Tema

h) Revisi Pembelajaran 1, Gambar – gambar wayang lain seperti semar, dkk

diganti menggunakan gambar arjuna.

77

Sebelum

Sesudah

Gambar 14. Revisi Pembelajaran 1

i) Revisi Pembelajaran 2, Halaman 12 Gambarlah Anoman membuang sampah

kata Anoman diganti “seorang anak” tulisan menampilkan salah ketik.

Sebelum

Sesudah

Gambar 15. Revisi Pembelajaran 2

78

j) Halaman 16 – Gambar Nakula dan Sadewa diganti gambar Arjuna. Teks

Perang Baratayuda dihapus diganti dengan kehidupan sehari – hari Arjuna

untuk masuk ke materi luka, memar, dan cidera.

Sebelum

Sesudah

Gambar 16. Revisi Pembelajaran 3

k) Halaman 18 kotak pink dan tulisannya dihapus diganti gambar ilustrasi

Arjuna kakinya sakit.

Sebelum

Sesudah

Gambar 17.Revisi Halaman 18

79

l) Halaman 19 diberi halaman dan gambar ilustrasi menuju ke pembuatan

periskop.

Terima kasih telah membantuku belajar mengobati kakiku. Sekarang aku akan melanjutkan berburu. Aku membutuhkan periskop.kotak hijau paling atas ada gambar arjuna mengintai pake periskop (atau apalah yang penting ada arjuna dan periskop). Ayo bantu aku membuat periskop.

Sebelum

Sesudah

Gambar 18. Revisi halaman 19

m) Halaman 21 ditambah gambar ilustrasi Arjuna.

Sebelumnya tidak ada

Sesudah

Gambar 19. Penambahan halaman 21

n) Halaman 24 – Gambar yudistira diganti gambar arjuna dengan background di

belakangnya ada gambar orang Indonesia bawa bendera.

80

Sebelum

Sesudah

Gambar 20. Revisi Pembelajaran 4

o) Halaman 25 gambar Gathotkaca diganti gambar Arjuna sedang menunjuk

wayang Bung Tomo

Sebelum

Sesudah

Gambar 21. Revisi Halaman 25

p) Halaman 34 gambar Anoman diganti gambar Arjuna. Topik utama yang

diagkat diganti Sultan Iskandar Muda.

81

Sebelum

Sesudah

Gambar 22. Revisi Pembelajaran 5

82

LKS berbasis tokoh wayang direvisi sesuai saran kemudian di validasi pada tahap

kedua tanggal 29 Maret 2017.Validasi media tahap kedua memperoleh data

sebagai berikut.Tabel 15. Validasi Media Tahap 2

No Kriteria Aspek ∑

butir ∑Nilai Keterangan

1

Syarat teknis

Tulisan 7

4 Baik 5 sangat baik 5 sangat baik 5 sangat baik 4 Baik 4 Baik 4 Baik

2 Gambar 2 5 sangat baik 4 Baik

3 Penampilan 2 4 Baik 4 Baik

4 Pertimbangan

produksi

Ketersediaan 2 4 Baik

5 sangat baik

5 Kondisi fisik 3 4 Baik 5 sangat baik 4 Baik

6 Syarat media

yang baik

Relevansi 1 4 Baik

7 Kemudahan 2 4 Baik 4 Baik

8

Design

Kemenarikan 1 4 Baik 9 Ukuran 1 4 Baik

10 Kepadatan halaman

1 4 Baik

11 Penomoran 1 4 Baik 12 Kejelasan 1 4 Baik

13 Pemanfaatan

LKS Pemanfaatan

LKS 1 5 sangat baik

Jumlah 25 107

Rata- rata keseluruhan 4.28 sangat baik

Dari tabel tersebut maka hasil tahap kedua masuk dala kategori “sangat

baik” dengan rata- rata skor 4.28. Setelah dilakukan validasi tahap I dan II maka

83

LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan memperoleh

rekomendasi “layak” untuk diujicobakan. Pada validasi tahap II LKS layak tanpa

revisi.

2) Data hasil validasi ahli materi

Validasi ahli materi oleh satu ahli materi yang merupakan dosen Bahasa

Jawa dari Prodi PGSD, FIP , Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Ibu Supartinah,

M.Hum. Validasi pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Maret 2017 dengan

hasil sebagai berikut.

84

Tabel 16. Validasi materi tahap 1

No Kriteria Aspek ∑butir ∑nil

ai Kriteria nilai

1

Pertimbangan isi

Keseuaian dengan

kurikulum 3

3 Cukup

2 Kurang

2 Kurang

2 Kesesuaian

dengan tujuan pembelajaran

2 2 Kurang

2 Kurang

3 Kebenaran isi

2 2 Kurang

2 Kurang

4 Kesesuaian LKS dengan peserta

didik 2

3 Cukup

3 Cukup

5 Materi LKS

Kejelasan tugas 2 3

Cukup

3 Cukup

6 Kelengkapan

struktur 2 3 Cukup 3 Cukup

7 Teknik

Penyajian LKS 3 2 Kurang

3 Cukup 3 Cukup

8 Elemen sesuai dengan tujuan pembelajaran

2 3

Cukup

2 Kurang

9 Evaluasi Aspek evaluasi

siswa 2 3 Cukup

3 Cukup

10

Syarat LKS yang baik

Syarat didaktif

4

2 Kurang

3 Cukup

3 Cukup

1 Sangat Kurang

Syarat konstruksi

6

2 Kurang

3 Cukup

3 Cukup

3 Cukup

2 Kurang

3 Cukup

Jumlah 30 77

Rata – rata keseluruhan

2.56 Kurang

Dari data table tersebut maka hasil validasi tahap I masuk kategori Kurang.

Beberapa hal yang harus diperbaiki yaitu sebagai berikut.

85

a) Mencari celah dari Kompetensi Dasar untuk dapat dimasuki unsur wayang.

Kompetensi Dasar yang dapat dimasuki unsur wayang ada dua yaitu cerita

kepahlawanan Arjuna dan pengalaman Kumbakarna.

Arjuna

Kumbakarna

Gambar 23. Memasukan tokoh Arjuna dan Kubmakarna

b) Urutan pada pembelajaran 1, diubah menjadi “Salah satu peninggalan

kerajaan Islam adalah sikap kepahlawanan” kemudian masuk pada walisanga

kemudian sunan kalijaga kemudian wayang, cerita kepahlawanan Arjuna,

terakhir kisah Pahlawan Indonesia yang juga memiliki sikap kepahlawanan.

Sebelum

Urutan 1

Urutan 2

Urutan 3

86

Sesudah

Urutan 1

Urutan 2

Urutan 3

Gambar 24. Perubahan urutan pembelajaran 1

c) Pada pembelajaran 2 tokoh yang diangkat Raden Arjuna dan Prabu Rama

diganti Cut Nyak Dien dan Pangeran Antasari, agar materi wayang tidak

terlalu luas.

Sebelum

Sesudah

Gambar 25. Revisi Tokoh Pembelajaran 2

d) Soal Evaluasi tentang wayang diganti sesuai dengan KD yang ingin dicapai.

Permasalahan wayang tidak perlu diangkat dalam soal evaluasi.

87

Sebelum

Sesudah

Gambar 26. Revisi Soal Evaluasi Pembelajaran 2

e) Setiap pembelajaran harus mengandung soal pengayaan

Sebelum

Sesudah

Gambar 27. Revisi Soal Evaluasi Pembelajaran 5

88

f) Background LKS tidak perlu terlalu rame agar kesan yang ditimbulkan tidak

membuat rumit pikiran siswa.

Sebelum

Sesudah

Gambar 28. Revisi Background LKS

89

LKS berrbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan direvisi sesuai

saran kemudian dilakukan validasi tahap II pada tanggal 23 Maret 2017.Validasi

ahli materi tahap II memperoleh data sebagai berikut.

Tabel 17. Validasi materi tahap 2

No Kriteria Aspek ∑butir ∑nilai Ket 1 Pertimbangan isi Keseuaian dengan

kurikulum 3 4 Baik

4 Baik 4 Baik

2 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2

4 Baik 4 Baik

3 Kebenaran isi 2

4 Baik 4 Baik

4 Kesesuaian LKS dengan peserta didik 2

4 Baik

4 Baik 5 Materi LKS Kejelasan tugas 2 5 Sangat Baik

5 Sangat Baik 6 Kelengkapan struktur

2 4 Baik

5 Sangat Baik 7 Teknik Penyajian LKS

3 4 Baik

5 Sangat Baik 4 Baik

8 Elemen sesuai dengan tujuan pembelajaran 2

5 Sangat Baik 4 Baik 9 Evaluasi Aspek evaluasi siswa

2 4 Baik

4 Baik 10 Syarat LKS yang

baik Syarat didaktif

4

3 Cukup

4 Baik

4 Baik

4 Baik

Syarat konstruksi

6

4 Baik

4 Baik

4 Baik

5 Sangat Baik

4 Baik

4 Baik

Jumlah 30 125 Rata – rata keseluruhan 4.16 Baik

90

Dari table 17 tersebut maka validasi tahap kedua masuk kategori “Baik”

dengan nilai rata-rata 4.16.Setelah dilakukan validasi tahap I dan II maka LKS ini

memperoleh rekomendasi layak untuk diuji cobakan dengan beberapa revisi

sebagai berikut.

a. Masalah teknis tulisan seperti salah ketik huruf dan penulisan tanda petik

yang kurang tepat.

Sebelum

Sesudah

Gambar 29. Revisi Pengetikan tulisan

b. Cetakan tanda titik untuk soal evaluasi haruslah 4 titik, karena tanda titik

terakhir merupakan penanda akhir kalimat.

91

Sebelum

Sesudah

Gambar 30. Cetakan tanda titik pada soal evaluasi

c. Perbaikan huruf dan awan kata pada gambar halaman 11. Awan kata dengan

background harus memiliki perbedaan warna yang kontras agar tulisan mudah

terbaca.

Sebelum

Sesudah

Gambar 31. Revisi Awan tulisan

92

d. Halaman 12 gambar Cut Nyak Dien dan Pangeran Antasari harus digabung.

Hal ini untuk menghindari kesalahan persepsi siswa dalam menyebutkan

sikap pahlawan.

Sebelum

Sesudah

Gambar 32. Revisi Peta gambar

e. Halaman 34 peta yang berwarna hitam dan tidak terlihat diganti dengan peta

berwarna cerah.

Sebelum

Sesudah

Gambar 33. Revisi Peta

f. Halaman 36 terdapat tulisan yang menumpuk satu sama lain.

93

Sebelum

Sesudah

Gambar 34. Revisi tulisan

g. Halaman 37 Pengkaitan mata pelajaran setelah bernyanyi hari merdeka

menuju ke pembelajaran garis berpotongan dan sejajar harus ditambahi

apersepsi seperti “Kalian harus meniru semangat para pahlawan dengan

semangat belajar garis berpotongan dan sejajar setelah bernyanyi hari

merdeka”.

Sebelum

Sesudah

Gambar 35.Revisi pengkaitan materi LKS

94

4. Uji Coba Lapangan Awal

Uji coba lapangan awal LKS dialakukan setelah melalui validasi ahli dan

materi. Uji coba lapangan awal dilaksanakan tanggal 3 April 2017 dengan

menunjuk tiga siswa kelas IV SD N Golo Yogyakarta.Pemilihan subyek tersebut

didasarkan pada rekomendasi guru dengan mempertimbangkan kemampuan

akademik masing- masing siswa.Sebelumnya ketiga siswa tersebut diberi arahan

untuk mencoba LKS dan membaca petunjuk LKS. Setelah itu siswa diminta

mengisi angket respon siswa. Berdasarkan isian angket respon siswa diperoleh

hasil data sebagai berikut.

95

Tabel 18.Hasil ujicoba lapangan awal No Aspek Penilaian ∑Butir ∑Nilai Rata-

rata Kriteria

1 Kemudahan pemahaman

2 27 4.5 Sangat Baik

2 Minat terhadap LKS 2 26 4.3 Sangat Baik 3 Kemandirian Belajar 2 26 4.3 Sangat Baik 4 Keaktifan dalam Belajar 3 41 4.5 Sangat Baik 5 Penyajian LKS 3 40 4.4 Sangat Baik 6 Penggunaan LKS 2 27 4.5 Sangat Baik Jumlah Keseluruhan 14 187 4.45 Sangat Baik

Berdasarkan hasil ujicoba lapangan awal, diketahu LKS berbasis tokoh

wayng subtema sikap kepahlawanan termasu dalam kategori “ Sangat Baik”

dengan nilai rata- rata 4.45

Gambar 36. Uji Coba lapangan Awal

5. Revisi Produk

Berdasarkan uji coba lapangan utama didapatkan data penilaian siswa

terhadap LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan sudah

menunjukan kategori “ Sangat Baik” dan tidak memerlukan revisi.

96

6. Uji Coba Lapangan Utama

Uji coba lapangan utama dilaksanakan pada tanggal 3 April 2017. Kegiatan

ini melibatkan 10 siswa. Siswa diberi arahan tentang rencana kegiatan yang akan

dilakukan sebelum menggunakan LKS Berbasis tokoh wayang subtema sikap

kepahlawanan. Setiap anak membaca LKS nya masing – masing dan mencoba

mempelajarinya.Setelah LKS selesai dipelajari siswa diarahakan untuk mengisi

angket respon peserta didik.

Gambar 37. Uji Coba Lapangan Utama

Data hasil uji coba lapangan utama termuat pada tabel berikut.

Tabel 19.Hasil uji coba lapangan utama No Aspek Penilaian ∑Butir ∑Nilai Rata-

rata Kriteria

1 Kemudahan pemahaman

2 91 4.55 Sangat Baik

2 Minat terhadap LKS 2 91 4.55 Sangat Baik 3 Kemandirian Belajar 2 89 4.45 Sangat Baik 4 Keaktifan dalam Belajar 3 131 4.36 Sangat Baik 5 Penyajian LKS 3 134 4.46 Sangat Baik 6 Penggunaan LKS 2 89 4.45 Sangat Baik Jumlah Keseluruhan 14 625 4.46 Sangat Baik

Berdasarkan hasil uji lapangan utama dapat diketahu bahwa LKS ini

mendapat nilai 4.46 dan termasuk dalam kategori Sangat Baik.Hal ini menunjukan

97

LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan dapat diuji coba

selanjutnya.

7. Revisi Produk

Berdasarkan uji coba lapangan utama didapatkan data penilaian siswa terhadap

LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan sudah menunjukan

kategori “ Sangat Baik” dan tidak memerlukan revisi.

8. Uji Lapangan Operasional

Uji lapangan operasional dilaksanakan tanggal4 April 2017.Kegiatan ini

melibatkan 26 siswa kelas IV SD N Golo. Siswa diberi arahan tentang LKS yang

akan digunakan. Siswa diminta mempelajari LKS dengan waktu 10 menit dan

mencoba- coba mengerjakan soal evaluasi.Setelah itu, siswa diminta mengisi

angket respon siswa terhadap LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap

kepahlawanan.

Gambar 38. Uji Lapangan Operasional

Data hasil uji lapangan operasional yang diperoleh termuat dalam tabel berikut.

98

Tabel 20.Hasil uji lapangan operasional No Aspek Penilaian ∑Butir ∑Nilai Rata-

rata Kriteria

1 Kemudahan pemahaman

2 230 4.42 Sangat Baik

2 Minat terhadap LKS 2 209 4.01 Baik 3 Kemandirian Belajar 2 217 4.17 Baik 4 Keaktifan dalam Belajar 3 342 4.38 Sangat Baik 5 Penyajian LKS 3 352 4.51 Sangat Baik 6 Penggunaan LKS 2 225 4.32 Sangat Baik Jumlah Keseluruhan 14 1575 4.32 Sangat Baik

Berdasarkan uji coba lapangan operasional hasil penilaian terhadap LKS

berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan termasuk kategori “Sangat

Baik” dengan nilai rata- rata 4.32.

9. Revisi Produk Akhir

Berdasarkan uji coba lapangan operasional hasil penilaian terhadap LKS

berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan termasuk kategori “Sangat

Baik” dengan nilai rata- rata 4.32 Sedangkan perolehan skor rata-rata total sebesar

4.41 dengan kategori “ Sangat Baik” . Data yang diperoleh dari keseluruhan uji

coba terhadap siswa termuat dalam table berikut.

Tabel 21.Rata- rata total perolehan nilai uji coba terhadap siswa No Ujicoba Rata-rata 1 Lapangan awal 4.45 2 Lapangan utama 4.46 3 Pelaksanaan Operasional 4.32 Rata- rata total 4.41 Kategori Sangat Baik

Berdasarkan perolehan skor diatas, maka dapat disimpulkan bahwa LKS berbasis

tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan yang dikembangkan “Layak” untuk di

gunakan dalam pembelajaran siswa.

99

B. Deskripsi Hasil Pengembangan Produk

Proses pengembangan LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap

kepahlawanan ini melalui serangkaian tahap seperti yang telah dijelaskan dalam

BAB III. Tahap pertama adalah melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui

permasalahan dan kebutuhan dalam proses belajar mengajar di SD N Golo

Yogyakarta. Tahap kedua adalah melakukan perencanaan tentang langkah

pembelajaran, tujuan pembelajaran, peralatan yang diperlukan dan kemampuan

peneliti yang dibutuhkan.Tahap ketiga adalah pengembangan produk berdasarkan

perencanaan peneliti.

Produk yang dikembangkan peneliti kemudian diuji kelayakannya oleh ahli

materi dan ahli media. Proses uji kelayakan ini disebut tahap validasi. Skor yang

digunakan dalam validasi adalah skor dengan skala 5.

Validasi media dilakukan oleh Ibu Isniyatun Munawaroh, M.Pd. selaku ahli

media.Validasi tahap I mendapat skor rata-rata 3.44 dengan kategori

“Baik”.Setelah dilakukan revisi sesuai dengan saran yang diperoleh dari ahli

media, kemudian dilanjutkan validasi tahap II. Pada validasi media tahap II LKS

berbasis tokoh wayang mendapatkan skor 4.28 dengan kategori “Sangat Baik”,

maka setelah melalui validasi tahap I dan tahap II LKS berbasis tokoh wayang

mendapat rekomendasi “layak” untuk diujicobakan.

Validasi materi dilakukan oleh Ibu Supartinah, M.Pd. selaku ahli

materi.Validasi materi tahap I mendapat skor rata- rata 2.56 dengan kategori

“Kurang”. Setelah dilakukan revisi sesuai dengan saran ahli materi , maka pada

validasi tahap II mendapat skor rata- rata 4.16 dengan kategori “Baik”. Setelah

100

LKS berbasis tokoh wayang divalidasi oleh ahli media dan ahli materi, LKS

berbasis tokoh wayang yang dikembangkan peneliti mendapat rekomendasi

“layak” untuk diujicobakan.

Setelah dinyatakan layak oleh ahli media dan ahli materi, LKS berbasis

tokoh wayang diuji cobakan kepada siswa.Pada pelaksanaan ujicoba, siswa

melakukan penilaian terhadap LKS menggunakan angket dengan skala 5.Tahap

ujicoba awal melibatkan 3 siswa dengan hasil rata-rata 4.45 dengan kategori

“Sangat Baik”.Tahap ujicoba lapangan utama melibatkan 10 siswa dengan

perolehan skor rata- rata 4.46 dengan kategori “Sangat Baik”.Tahap uji coba

lapangan operasional melibatkan 26 siswa dengan perolehan skor 4.32 dengan

kategori “Sangat Baik”. Melalui serangkaian tahapan uji coba yang telah

dilakukan, maka produk LKS yang dihasilkan adalah.

1. LKS yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah LKS Berbasis Tokoh

Wayang pokok bahasan Subtema Sikap Kepahlawanan. Subtema Sikap

Kepahlawanan ini terdiri dari 6 pembelajaran. Materi dalam LKS ini dikaitkan

dengan sikap kepahlawanan tokoh wayang.

2. LKS ini ditujukan untuk siswa kelas IV SD

3. LKS ini bertujuan untuk menghasilkan LKS berbasis tokoh wayang sebagai

salah satu sarana pelestarian wayang.

4. Satu paket LKS terdiri dari satu subtema (Sikap Kepahlawanan) terangkai

dalam enam pembelajaran.

101

C. Pembahasan

Pengembangan LKS kelas 4 subtema sikap kepahlawananberbasis tokoh

wayang ini didasari dari adanya permasalahan kurangnya pelestarian wayang

dalam dunia pendidikan. Salah satu ide potensial dalam pelestarian wayang adalah

pengembangan buku siswa kurikulum 2013 menjadi LKS berbasis tokoh wayang.

Menurut Sriyono (1992:87), Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu bentuk

program yang berlandaskan atas tugas yang harus diselesaikan dan berfungsi

sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu

mempercepat tumbuhnya minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Menurut Darmodjo dan R. E Kaligis LKS lebih mengaktifkan siswa, sedangkan

perpaduan (wayang) dalam pembelajaran membuat siswa terbiasa dengan wayang.

Pengembangan LKS berbasis tokoh wayang mengambil subtema sikap

kepahlawanan karena beberapa tokoh wayang memiliki karakter kepahlawanan

yang dapat digunakan untuk suri tauladan siswa. Selain itu, LKS ini juga dapat

memotivasi siswa untuk lebih giat belajar.

LKS berbasis tokoh wayang merupakan bahan ajar berbentuk LKS yang

dikaitkan dengan unsur wayang. Materi yang diambil yaitu Subtema Sikap

Kepahlawanan Tema Pahlawanku Buku Pegangan Kurikulum 2013 Revisi

2016.LKS ini idesain dengan pendekatan berbasis tokoh wayang pada tiap

pembelajaran. LKS ini selain mempertajam konsep dan pengetahuan siswa juga

dapat mendekatkan siswa pada wayang yang saat ini hampir punah.

LKS berbasis tokoh wayang yang dikembangkan ini berjudul LKS Pintar

Belajar Bersama Arjuna. Berdasarkan KD yang ada LKS Belajar Bersama Arjuna

102

di rancang tidak berlebihan dalam menceritakan sikap kepahlawanan tokoh

wayang sehingga tidak membingungkan siswa. Tokoh wayang utama pada LKS

ini adalah Arjuna. LKS ini didesain dengan warna- warna yang menarik dan

gambar yang lebih mudah ditangkap siswa.LKS ini mudah dibawa kemana- mana.

Selain praktis isi dari LKS ini membelajarkan siswa pada KD sebenarnya melalui

bantuan wayang Arjuna. Konten di dalam LKS ini ditambah dengan soal evaluasi

dan soal pengayaan. Melalui LKS ini diharapkan dapat melestarikan wayang yang

saat ini membutuhkan sarana dalam pelestarian sebagai asset kebudayaan bangsa

Indonesia.

LKS berbasis tokoh wayang ini telah melalui serangkaian validasi dari

ahli.Hasil akhir validasi media memperoleh skor 4.28 dengan kategori Sangat

Baik. Hasil akhir validasi materi memperoleh skor 4.16 dengankategori Baik.

Setelah diuji oleh ahli materi dan media, LKS diujicobakan kepada siswa kelas IV

SDN Golo. Pada uji coba lapangan awal dan uji coba lapangan utama peneliti

tidak menemui hambatan yang berarti. Akan tetapi pada saat uji coba lapangan

operasional jumlah LKS yang dicetak kurang, sehingga peneliti mengambil solusi

untuk mencobanya bergantian antar siswa. Selain itu jumlah siswa yang banyak

sulit untuk dikondisikan. Siswa awalnya kurang antusias dalam mengisi angket,

namun peneliti memberikan reward pada siswa yang mau mengerjakan angket

sehingga siswa menjadi antusias mengisi angket. Hasil angket uji coba lapangan

terhadap siswa menunjukan bahwa LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap

kepahlawanan layak digunakan dalam pembelajaran. Berdasarkan angket tersebut

LKS ini mendapatkan skor 4.32 kategori Sangat Baik.

103

D. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan penelitian ini yaitu.

1. Jumlah LKS yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah siswa pada uji coba

lapangan operasional. Hal ini karena biaya pencetakan untuk membuat LKS

sangat terbatas. Pemanfaatan pencetakan menggunakan kertas tebal berwarna

mempengaruhi harga produksi LKS.

2. Kegiatan diseminasi untuk mensosialisasikan dan menyebarluaskan produk

LKS berbasis tokoh wayang belum dilakukan karena minimnya keterbatasan

waktu dan kemampuan peneliti.

3. Validasi yang dilakukan hanya validasi konten wayang dalam pembelajaran

sehingga wayang dapat muncul di pembelajaran tanpa mengurangi

kompetensi dasar asli. Validasi mapel lain tidak dilakukan karena

keterbatasan waktu. Namun pada instrumen telah disertakan kesesuaian

antara KD dengan inti LKS dan telah di validasi.

104

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan untuk

menghasilkan LKS berbasis tokoh wayang yang layak, LKS berbasis tokoh

wayang menempuh prosedur pengembangan yang mengadaptasi dari

pengembangan sepuluh tahap Borg dan Gall.

LKS berbasis tokoh wayang layak untuk digunakan dalam proses

pembelajaran subtema sikap kepahlawanan. Hal ini didasarkan pada hasil

penelitian sebagai berikut. a) penilaian terhadap media mendapat skor 4.28

dengan kategori “Sangat Baik”,b) penilaian terhadap materi dengan skor 4.16

kategori “Baik”. Hasil uji coba lapangan awal memperoleh skor rata – rata 4.45

dengan kategori “Sangat Baik”.hasil uji coba lapangan utama memperoleh skor

rata – rata 4.46 dengan kategori “Sangat Baik”. Hasil uji coba lapangan

operasional memperoleh skor rata – rata 4.32 yang termasuk kategori “Sangat

Baik”.Hasil nilai rata – rata uji lapangan seluruhnya adalah 4.41 dengan kategori

Sangat Baik.Setelah melalui langkah- langkah sistematis pengembangan produk

dan uji coba produk, LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan

dinyatakan memenuhi validitas untuk digunakan dalam pembelajaran.

105

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka saran yang diberikan

peneliti adalah sebagai berikut.

1. Saran untuk peneliti

a. LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan diharapkan dapat

menjadi inspirasi untuk mengembangkan LKS berbasis tokoh wayang

subtema lainnya sesuai dengan kebutuhan siswa dan perkembangan zaman

saat ini.

b. LKS berbasis tokoh wayng subtema sikap kepahlawanan diharapkan dapat

menjadi alternatif dalam pelestarian budaya local seperti wayang.

2. Saran untuk siswa

a. Agar siswa lebih mau mencintai budaya lokalnya sendiri seperti wayang.

b. Agar siswa sebagai pengguna LKS dapat memanfaatkan media ini dengan

baik.

3. Saran untuk guru

a. Pengembangan LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan

dapat menjadi alternatif yang dapat mendukung pembelajaran di kelas.

b. Pengembangan LKS berbasis tokoh wayang subtema sikap kepahlawanan

dapat menginspirasi guru untuk terus kreatif dalam berkarya dan

menggunakan Kurikulum 2013.

106

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M.(2013).Penelitian Kependidikan: Prosedur dan Strategi.Bandung: Angkasa

Anggraeni, E.M.D.(2015).Pengembangan LKS komik sebagai media Pembelajaran IPA Kelas IV Semester 2 Sekolah Dasar. FIP UNY SKRIPSI

Arikunto, S.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rinieka Cipta

Budiningsih.(2003).Belajar dan Pembelajaran edisi Revisi.Jakarta : Rineka Cipta

Buku Statistik Kepariwisataan.(2015).http://visitingjogja.web.id- diakses Maret 2016.

Byard-Jones TIM.(2001).Development in Performance Practice The Creation of New Genres and Social Transformation in Yogyakarta Wayang kulit.Taylor & Francis Group.Vol.11. Hlm 43-54

Dahlan, AG.(2011).Visualization Element of Shadow Play of t Technique Movemen and Study of CGI in wayangkulit Kelantan.International Journal of Art, Culture and Design Technologise.1.Hlm 50-57.

Darmojo, H & Jenny R.E. Kaligis.(1993). Pendidikan IPA 2. Depdikbud : Yogyakarta

Fajrie, N. Media Pertunjukan wayang untuk menumbuhkan karakter anak bangsa.FKIP.Univ.Muria Kudus.//http:publikasiilmiah.ums.ac.id-diakses juli 2016

Leong, M.(2009).Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran.Yogyakarta: UAJY

Mertosoedono, A.(1994). Sejarah Wayang ,Asal – Usul Jenis dan Cirinya.Semarang:Dahara Prize

Mubah, A. S.(2011). Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam menghadapi arus Globalisasi. Vol 24(04) :302-308. Surabaya:Fisip.Univ.Airlangga

107

Nurrochsyam, M.W,dkk.(2014).Wayang (Pengayaan Bahan Ajar Muatan Lokal).Jakarta: Kemendikbud

Nusa, P.(2013).Reasearch & Development .Jakarta: Rajawali Press

Prastowo, A.(2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.Yogyakarta: Divapress

Prihatini, A.(2015). Pengintegrasian Konten Budaya Lokal dalam Buku Tematik Pegangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Lingua, 12 (2) : 175-187September 2015. Universitas Negeri Malang

Puspita Sari, D.(2015). Pengembangan LKS Tematik Materi Jenis – jenis Pekerjaan untuk Kelas IV MI/SD. SKRIPSI UIN

Refandi.(2013). Kurikulum 2013 SD/MI.Jakarta:CV.Putra Mandiri

Rif’an , A.(2010).Buku Pintar Wayang. Jogjakarta :Garailmu

Rohani, A.(1997).Pengelolaan Pengajaran.Jakarta:Rineka Cipta

Sadiman, AS,dkk.(2008). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan.rev.ed.Depok: Raja Grafindo Persada.

Solichin&Ki Waluyo.(2012).Mengenal Tokoh Wayang Jilid 1.Surakarta: CV. Asih Jaya

Sriyono.(1992).Proses Belajar Mengajar dan Strategi.Jakarta:Rineka Cipta

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sugiyono.(2008). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan RnD . Bandung: Alfabeta

Sugiyono.(2016). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan RnD . Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, N.S.(2010).Metode Penelitian Pendidikan.Remaja Rosdakarya: Bandung

108

Sumanto,S. (2010). Ayo wanuh wayang .Yogyakarta: Pepadi Komda Kota Yogyakarta

Sumanto,S. (2014).Mari Mengenal Wayang.Yogyakarta:adiwacana

Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dokumentasi dan Informasi Hukum Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, (Online), (http://jdih.bpk.go.id), diakses 6 September 2014.

Widianti, W.(2009).Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XI IPS.Bandung: Depdiknas

Widyoko, E.P (2010). Evaluasi Program Pembelajaran:Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Wulandari, R.(2015).Pengaruh Penggunaan Media Wayang Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas II B SD Negeri Kasongan Bantul Yogyakarta.SKRIPSI UNY FIP

Yuliana, A.dkk. (2014). Manfaaat Nilai Tokoh Wayang Kumbakarna Terhadap Pengembangan Karakter Siswa dalam Pembelajaran Sejarah di SMA. Jember : Universitas Jember

Yunia, I & Nurhadi,dkk. (-). Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Melalui Pelestarian Wayang Kulit di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. SKRIPSI. FIP UNY

109

111

Halaman Sampul Halaman judul

Pendahuluan Pemetaan KD

Tujuan LKS Petunjuk LKS

Pengenalan Tokoh Daftar isi

112

Pengenalan Tema Pembelajaran 1 hal.1

Halaman 2 Halaman 3

Halaman 4 Halaman 5

Halaman 6 Halaman 7

113

Halaman 8 Halaman 9

Pembelajaran 2 Halaman 10 Halaman 11

Halaman 12 Halaman 13

Halaman 14 Halaman 14

114

Halaman 15 Halaman 16

Halaman 17 Halaman 18

Halaman 19 Halaman 20

Halaman 21 Halaman 22

115

Halaman 23 Pembelajaran 4 Halaman 24

Halaman 25 Halaman 26

Halaman 27 Halaman 28

Halaman 29 Halaman 30

116

Halaman 31 Halaman 32

Halaman 33 Halaman 34

Halaman 35 Halaman 36

Halaman 37 Halaman 38

117

Halaman 39 Halaman 40

Halaman 41 Halaman 42

Halaman 43 Halaman 44

Halaman 45 Halaman 46

118

Halaman 47 Halaman 48

Sampul belakang

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

Hasil Wawancara dengan Penjaga Museum Kakayon

Wawancara dilakukan pada tanggal 14 Desember2016dengan penjaga museum bernama Mbak Tyas.

Wartawan :Bagaimana menurut Mbak tentang wayang?

Penjaga Museum: Wayang itu memang budaya asli Indonesia yang patut untuk dilestarikan.Tapi untuk sekarang ini perkembangan wayang sudah jarang jadi lebih, apalagi anak anak yang muda – muda ini mereka tidak mengetahui tentang wayang jadi sangat sayang sekali.Apabila mbak mengambil skripsi tentang wayang saya sangat setuju karenakan itu mengenalkan budaya wayang untuk generasi – generasi yang akan datang, karena wayang ini warisan nenek moyang yang sudah diakui UNESCO juga gitu lo. Sayang sekali apabila generasi muda yang besok – besok nya itu tidak mengerti tentang wayang.

Wartawan : Trus untuk pengunjung museum ini ramai gak mbak tiap harinya berapa?

Penjaga Museum : Ya untuk tiap harinya itu ya mbak kalo setiap hari seperti ini nih mba empat sampai lima orang.Tapi kalo sudah sepi ya sepi banget mbak.Ga menentu juga , Kalo rombongan itu ya sebulan itu ada dua atau tiga kali rombongan itu pasti ada. Kebanyakan anak – anak SD tapi memang belum semua dari Dinas Pendidikan itu ada WKM mbak.

Wartawan: Menurut mbak sendiri apa kendala mengapa anak- anak sekarang tidak menyukai wayang?

Penjaga Museum : Ya tau sendiri lah anak anak sekarnag ini suka dengan yang kekinian.Untuk wayang itu kan budaya yang udah tua, yang tau juga hanya orang – orang tua, orang – orang kuno, orang – orang jaman dulu. Kita mana tahu wayang kita kan lebih ke gadget. Mungkin utnuk mengenalkan itu kita bawa wayang ke zaman sekarang.Bagaiman caranya mengemas budaya kita tinggalan nenk moyang wayang itu dengan cara sekarang entah dengan cara teknologi ataupun pengejaran. Entah itu di hape ada aplikasitentang wayang kan sekarng juga ada aplikasi hanacaraka, Mna ada anak sekarang itu susah untuk menghafalkan hanacaraka.Itu sekarang ada di Hape nah mungkin seperti itu.

Wartawan : Kalo biaya pengelolaan sendiri?

Penjaga Museum :Pribadi mbak.Biaya pengelolaan sendiri mbak karena kan pribadi, namun kemaren dapat bantuan dana revitalisasi dari dina kebudayaan.Untuk bangunan dan fasilitas yang lain itu pribadi.

146

Wartawan :Sayang sekali ya mbak ini museum bagus tetapi jarang dikunjungi?

Penjaga museum :Yak an namanya museum mbak orang kan dengernya dulu tempat penyimpanan barang – barang kuno, padahal kan sebenarnya kao di museum kita bisa belajar mbak, refreshing, penelitian juga bisa.Tiga fungsi museum itu lho mbak tetapi kan pemikiran anak sekarang kan museum itu kuno. Apalagi budaya – budaya seperti ini, budaya wayang. Makanya saying sekali , sebagai generasi muda kan harusnya bangga . Jangan sampai wayang ini diambil oleh Negara lain.

147

Hasil Wawancara dengan Guru Kelas dan Penjaga Perpustakaan:

Wawancara dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2016 dengan guru kelas 4B Wartawan : bagaimana minat siswa terhadap wayang saat ini pak?

Guru : Kalau minat siswa terhadap wayang memang sangat kurang. Siswa kurang tertarik dengan hal seperti itu, lebih tertarik dengan hal – hal sik kekinian.

Wartawan : Menurut bapak selain hal tersebut apa lagi yang menyebabkan anak kuang minat dengan wayang pak?

Guru : Pengaruh teknologi terutama HP dan game. Terus banyak pendatang di jogja sehingga siswa kurang memperhatikan budayanya sendiri.

Sumber belajar yang dipakai juga masih kurang mbak. Kurang lebih seperti itu mbak.

Wartawan : Mohon maaf miss mau Tanya> Adakah siswa yang meminjam buku mengenai wayang ?

Pustakawan : Jarang e mbak hamper tidak ada. Lagian gak ada buku wayang kok. Kalo di daftar peminjam jarang tuh mbak ada anak yang pinjam.

Wartawan : baik miss makasih infonya

Pustakawan : OK

148

Hasil Wawancara dengan siswa :

Rangga Paya Cucu W dan Yudika

Wartawan :Assalamualaikum wr.wb dek Rangga Mbak Eva Mau Tanya

Rangga :Ya Tanya apa mbak?

Wartawan :Dek rangga sudah pernah diajari wayang – wayang belum?

Rangga :Belum

Wartawan :Oh belum. Tau tidak waygn itu ada apa saja di Indonesia?

Rangga : Apa ya? Rareti aku mbak?

Wartawan :Wayang kulit itu wayang yang terbuat dari apa?

Rangga :Kulit.

Wartawan :Nah wayang kulit itu kan gambarnya macam – macam bisa tidak membedakan?

Ini tokoh siapa?

Rangga : Nggak bisa mbak

Wartawan :Tapi pernah melihat pertunjukan wayang?

Rangga :Pernah sekali.

Wartawan :Tapi tau ceritanya tidak?

Rangga :Enggak tau.

Wartawan :Tapi pengen tahu ceritanya gak?

Rangga :Pengen…

Wartawan :Tapi tau tidak kalo wayang itu budaya Indonesia?

Rangga Tahu..

Wartawan :Yasudah, Yud kamu tahu wayang?

Yudi : tahu mbak. Pandawa sama Punakawan.

Wartawan : Kamu pernah lihat pertunjukannya ?

149

Yudi : Pernah mbak ngancani simbah pas kae gek aku keturon.

Wartawan: Paham ceritanya tidak?

Yudi : Nggak e mbak bahasanya susah dipahami.

Wartawan: Kalo tokoh wayng yang kamu suka?

Yudi: Apa ya???

Wartawan: Bisa membedakan gambar wayang ?

Yudi : Bisa sedikit mbak.

150

Hasil Observasi di Sekolah SDN Golo Umbulharjo Yogyakarta:

Observasi dilaksanakan pada Bulan Juli- September 2016 bertepatan dengan PPL.

Adapun hasil observasi adalah:

1. Siswa kelas 5 sudah mengenal Boyband Korea. 2. Mereka menyukai game online. 3. Siswa kelas 4 ditanya mengenai wayang jarang yang dapat menjaab. 4. LKS Bahasa Jawa yang sering mereka gunakan berwarna hitam putih. 5. Minat siswa terhadap wayang sangat kurang. 6. Buku- buku perpustakaan hanya menyediakan sedikit referensi wayang. 7. Hampir jarang yang mengenal wayang. 8. Ketika ditanya gambar wayang yang menempel di dinding mereka salah

menyebutkan nama tokoh. 9. Ketika ditanya mengenai siapa tokoh pahlawan favorit mereka menjawab

Ultraman, Spiderman, tidak ada satupun yang menyebutkan nama tokoh wayang.

151

152

153

154