PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM …digilib.unila.ac.id/30420/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM …digilib.unila.ac.id/30420/3/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM KLASIFIKASIMAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL ARGUMENT DRIVEN
INQUIRY (ADI) UNTUK SISWA SMP KELAS VIIDI KOTA BANDAR LAMPUNG
(Skripsi)
OlehUMI NURKHASANAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2018
ii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM KLASIFIKASIMAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL ARGUMENT DRIVEN
INQUIRY (ADI) UNTUK SISWA SMP KELAS VIIDI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
UMI NURKHASANAH
Buku penuntun praktikum digunakan untuk menunjang terlaksananya kegiatan
laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) karakteristik buku
penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup yang dipakai guru SMP di Bandar
Lampung dan buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup dengan model
ADI, (2) kondisi optimum alat, bahan, dan prosedur praktikum klasifikasi
makhluk hidup, (3) keterlaksanaan kegiatan praktikum, (4) penilaian pendidik
terhadap buku penuntun praktikum yang dikembangkan, dan (5) respons siswa
terhadap buku penuntun praktikum yang dikembangkan.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development)
dengan menggunakan model 4-D Thiagarajan (define, design, develop, dan
disseminate) tetapi tahap disseminate tidak dilakukan. Data penelitian
dikumpulkan dengan menggunakan berbagai instrumen, yaitu: angket validasi
buku penuntun praktikum, angket respons siswa, lembar optimasi buku penuntun
iii
praktikum, dan lembar observasi keterlaksanaan prosedur praktikum. Teknik
analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik buku penuntun yang dipakai guru
SMP di Bandar Lampung hanya berisi instruksi langsung sehingga belum
memfasilitasi siswa untuk melatih kemampuan argumentasinya, sedangkan
karakteristik buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup yang
dikembangkan dengan model ADI yaitu memiliki sampul yang menarik, lembar
kerja praktikum meliputi identitas siswa, judul praktikum, dasar teori, tujuan,
pertanyaan penelitian, alat dan bahan, langkah kerja, argumentasi pada papan
tulis, sesi argumentasi, laporan, dan format buku menggunakan huruf Franklin
Gothic Book font 12. Kondisi optimum alat, bahan, dan prosedur praktikum yaitu
dengan digunakannya loupe (kaca pembesar), situs web, dan tumbuhan untuk
menunjang siswa melakukan praktikum dan prosedur yang digunakan pada
penelitian ini adalah mengacu pada langkah-langkah dalam model ADI yang
meliputi identifikasi tugas, pengumpulan data, produksi argumen tentatif, sesi
interaktif argumentasi, dan penyusunan laporan penyelidikan. Hasil
keterlaksanaan penuntun praktikum menunjukkan rata-rata 97% sehingga
diperoleh kriteria “hampir seluruh kegiatan terlaksana”. Penilaian pendidik
menunjukkan rata-rata 81% dan 92% dengan kategori “baik sekali”. Respons
siswa menunjukkan skor 99% dengan kategori “baik sekali”. Buku penuntun
praktikum klasifikasi makhluk hidup dengan model ADI untuk siswa SMP kelas
VII dinyatakan valid dan praktis untuk digunakan oleh guru dan siswa.
Kata Kunci : buku penuntun praktikum, klasifikasi makhluk hidup, modelArgument Driven Inquiry (ADI)
PENGEMBANGAN BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM KLASIFIKASIMAKHLUK HIDUP DENGAN MODEL ARGUMENT DRIVEN
INQUIRY (ADI) UNTUK SISWA SMP KELAS VIIDI KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
UMI NURKHASANAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan BiologiJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG2018
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Lampung Tengah pada tanggal
24 Juni 1994. Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak Imam
Syafi’i dengan Ibu Sriyanti. No handphone penulis
yaitu 085769356490. Penulis mengawali pendidikan
formal di Sekolah Dasar Negeri 2 Simpang Agung
yang diselesaikan pada tahun 2007, kemudian melanjutkan di SMP Negeri 1
Seputih Agung yang diselesaikan pada tahun 2010, dan lulus dari SMA Negeri 1
Terbanggi Besar pada tahun 2013. Pada tahun 2013, Penulis diterima sebagai
mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Program Studi Pendidikan Biologi melalui jalur SBMPTN.
Selama menempuh pendidikan di Prodi Biologi, penulis memiliki pengalaman
organisasi dan aktif dalam organisasi eksternal kampus diantaranya yaitu
Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) pada tahun 2013/2015.
viii
Dengan Menyebut Nama ALLAH yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji hanya milik Allah SWT, Sang pemberi hidupSholawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda Rasullulllah Muhammad
Saw.Dengan Ridho Allah SWT, Kupersembahkan skripsi ini sebagai tanda bakti cinta
kasih ku kepada :
Kedua orang tua kutercinta, Ayah dan Ibu yang selama ini mendoakanku,menuntunku di jalan NYA, selalu memberikan cinta dan kasih sayang serta
dukungan yang tiada henti demi tercapainya asa dan impianku. Cinta dan kasihmu tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskankata cinta dan persembahan. Namun semoga ini menjadi langkah awalku untuk
membuat simpul senyum dan kebahagiaan untukmu ayah dan ibu.
Kakakku tersayang Siti Nurjanah, tiada hal yang paling berharga selain berkumpulbersamamu, meskipun terkadang pertengkaran kecil muncul diantara kita.
Teman dan kakak senior terbaikku yang selama ini membantuku berprosesmenuju kedewasaan dan menjadi pribadi yang baik.
Almamater tercinta, Universitas Lampung.
ix
MOTTO
“ Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus
asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir”
(Q.S Yusuf : 87)
“ Hai orang – orang beriman, jadikan sabar dan sholatmu sebagai penolongmu,
sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Q.S Al Baqarah: 153)
“Jangan menuntut Tuhan lantaran permintaanmu terlambat dikabulkan. Akan
tetapi, tuntutlah dirimu lantaran terlambat melaksanakan kewajiban”
(Syekh Ibnu ‘atha’illah)
“jika engkau tak sanggup menahan lelahnya belajar, maka engkau harus
menanggung pedihnya kebodohan”
(Imam Syafi’i)
x
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah :
Nama : Umi Nurkhasanah
NPM : 1313024087
Prodi/Jurusan : Pendidikan Biologi/Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Alamat : Desa Bumi Kencana Kecamatan Seputih Agung
Kabupaten Lampung Tengah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya orang lain
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam
pernyataan saya diatas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.
Bandar Lampung, Februari 2018Penulis
Umi NurkhasanahNPM 131302408
xi
SANWACANA
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan
Buku Penuntun Praktikum Klasifikasi Makhluk Hidup dengan Model
Argument Driven Inquiry (ADI) untuk Siswa SMP Kelas VII di Kota Bandar
Lampung”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung. Penelitian skripsi ini merupakan bagian dari penelitian yang didanai
oleh Simlitabmas Ristekdikti Tahun 2017 yang berjudul “ Pengembangan
Perangkat Pembelajaran dengan Model Argument Driven Inquiry dan
Pengaruhnya terhadap keterampilan Argumentasi, Keterampilan Berpikir Kritis,
dan Pemahaman Konsep IPA SMP/MTs Siswa Berkemampuan Akademik
Berbeda di Kota Bandar Lampung.”
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak bantuan dari berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan kemudahan bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
xii
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA yang telah
memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
yang telah memberikan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
4. Dr. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing I sekaligus
pembimbing akademik,atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan,
arahan, dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing II atas bimbingan, saran dan
kritik kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Dr. Arwin Surbakti, M.Si., selaku Pembahas terima kasih atas saran dan
perbaikan yang telah diberikan.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Biologi dan
Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Lampung, terima kasih atas ilmu dan wawasan yang telah
diberikan kepada penulis.
8. Kepala SMPN 15 Bandar Lampung, dan Sutardi, S.Pd., Dian Kartika, S.Si.,
serta Yoyok, S.Pd. Terima kasih telah ikut membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
9. Seluruh guruku, terima kasih atas segala ilmu dan wawasan yang kalian
ajarkan kepadaku, sehingga menghantarku menuju kematangan berfikir dan
bertindak serta memiliki kepribadian baik.
10.Keluarga besar Pendidikan Biologi dari angkatan 2012-2016, terima kasih atas
doa, saran, serta dukungan yang kalian berikan.
xiii
11.Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan mendapat pahala serta balasan
dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Aamiin.
Bandar Lampung, Februari 2018
Penulis,
Umi Nurkhasanah
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. x
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1B. Rumusan Masalah.............................................................................. 6C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 7D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 8
11. TINJAUAN PUSTAKAA. Karakteristik Pembelajaran IPA ........................................................ 10B. Model ADI......................................................................................... 12C. Penuntun Praktikum........................................................................... 15D. Tinjauan Materi Klasifikasi Makhluk Hidup..................................... 16E. Kerangka Pikir ................................................................................... 32
III. METODE PENELITIANA. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 35B. Subyek Penelitian................................................................................. 35C. Rancangan Penelitian ........................................................................... 35D. Prosedur Penelitian............................................................................... 36E. Instrumen Penelitian............................................................................. 39F. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 42G. Teknik Analisis Data............................................................................ 45
IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian .................................................................................... 47B. Pembahasan.......................................................................................... 90
V. SIMPULAN DAN SARANA. Simpulan ............................................................................................. 99B. Saran ................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Penilaian Argumen Menurut Model Toulmin BerdasarkanKerangka Kerja Inch ............................................................................ 14
2. Kriteria Rentang Skor Validasi Buku Penuntun Praktikum ................ 42
3. Kriteria Rentang Skor Angket Buku Penuntun Praktikum .................. 43
4. Penilaian Argumen Menurut Model Toulmin BerdasarkanKerangka Kerja Inch ........................................................................... 44
5. Interpretasi keterlaksanaan prosedur praktikum .................................. 45
6. Hasil Analisis Angket dan Wawancara Terhadap Guru ...................... 48
7. Hasil Observasi Pembelajaran ............................................................. 49
8. Hasil Uji Optimasi Buku Penuntun Praktikum Klasifikasi MakhlukHidup di Laboratorium FKIP Biologi Universitas Lampung .............. 70
9. Hasil Penilaian Lembar Optimasi Siswa Terhadap Buku PenuntunPraktikum Klasifikasi Makhluk Hidup.......................................... ...... 71
10. Hasil Tanggapan Validator Terhadap Buku Penuntun PraktikumKlasifikasi Makhluk Hidup........................................................... ....... 74
11. Hasil Validasi Ahli Perangkat Buku Penuntun Praktikum KlasifikasiMakhluk Hidup ................................................................................... 75
12. Hasil Validasi Praktisi Perangkat Buku Penuntun PraktikumKlasifikasi Makhluk Hidup .................................................................. 78
13. Hasil Uji Keterbacaan Buku Penuntun Praktikum KlasifikasiMakhluk Hidup dengan Model ADI .................................................... 82
14. Hasil Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum Klasifikasi MakhlukHidup.................................................................................................... 83
xvi
15. Hasil Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum Tingkatan Taksondalam Klasifikasi Makhluk Hidup ....................................................... 85
16. Hasil Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum Kunci DeterminasiTumbuhan ............................................................................................ 87
17. Hasil Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum Kunci DeterminasiHewan .................................................................................................. 89
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur Umum Bakteri dan Cyanobacteria .............................................. 17
2. Anggota Monera dari Ganggang Biru-Hijau ............................................. 18
3. (a) Amoeba, (b) Euglena, (c) Paramecium, (d) Dictyoselium discoideum, (e)Saprolegnia sp., (f) Physarium polycephalum, (g) Phytophtora infestans 18
4. (a) Alga merah; Euchema spinosum, (b) Gracillaria sp, (c) Alga hijau; Ulvasp, dan (d) Alga coklat; Fucus sp............................................................... 19
5. (a) Paramecium, (b) Entamoeba histolytica, (c) Plasmodium malariae yangterdapat pada sel darah merah .................................................................... 19
6. Jamur tempe dan bagian-bagiannya ........................................................... 20
7. Pembagian Kelompok Jamur ..................................................................... 21
8. Tumbuhan Lumut Beserta Bagian-Bagiannya ........................................... 22
9. Bagian-Bagian Tubuh Pada Tumbuhan Paku ............................................ 22
10. Strobilus Jantan dan Betina Pada Tanaman Pakis Haji.............................. 23
11. Struktur Bunga dan Bagian-Bagiannya...................................................... 24
12. Perbedaan Tanaman Dikotil dan Monokotil .............................................. 25
13. Struktur Tubuh Porifera ............................................................................. 26
14. Anatomi Hydra viridis ............................................................................... 27
15. Struktur Polychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinea .................................... 28
16. Contoh Hewan Mollusca............................................................................ 29
xviii
17. Pembagian Kelas Pada Filum Arthropoda ................................................. 29
18. Contoh Hewan Pada Filum Echinodermata ............................................... 30
19. Kelompok Hewan Vertebrata..................................................................... 31
20. Kerangka Pikir Penelitian .......................................................................... 34
21. Alur Penelitian ........................................................................................... 39
22. Visualisasi LKP BSE ................................................................................. 51
23. Visualisasi LKP Guru ................................................................................ 52
24. Sampul Buku Penuntun.............................................................................. 62
25. Lembar Praktikum (Identitas siswa (nama, kelas, dan tanggal), JudulPraktikum, Dasar teori, Tujuan, Pertanyaan Penelitian) ........................... 64
26. Lembar Praktikum (Alat dan bahan, Langkah kerja)................................. 65
27. Lembar Praktikum (argumen di papan tulis ) .............................................. 66
28. Lembar Praktikum (sesi argumentasi) ....................................................... 67
29. Lembar Praktikum (Laporan)..................................................................... 68
30. Sampul buku penuntun sebelum diperbaiki ............................................... 72
31. Gambar sampul buku penuntun setelah diperbaiki .................................... 73
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. INSTRUMEN STUDI PENDAHULUANA. Kisi –kisi Angket dan Wawancara Guru .......................................... 107B. Lembar Angket Guru IPA ................................................................ 110C. Lembar Wawancara Guru ................................................................. 117D. Kisi-kisi Angket dan Wawancara Siswa.......................................... . 121E. Lembar Angket Siswa ..................................................................... 123F. Lembar Wawancara Siswa................................................................ 126G. Lembar Observasi Pembelajaran ...................................................... 128H. Lembar Kerja Buku Teks Siswa ....................................................... 130I. Lembar Kerja Siswa Buatan Guru .................................................... 131
2. INSTRUMEN PENELITIANA. Kisi-kisi Instrumen Validasi ............................................................. 133B. Lembar Validasi ............................................................................... 134C. Kisi-kisi Angket Respons Siswa....................................................... 137D. Lembar Angket Respons Siswa ........................................................ 138E. Lembar Pernyataan Validator ........................................................... 140F. Kisi-kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum ................... 141G. Lembar Observasi Keterlaksanaan Praktikum.................................. 142
3. PERANGKAT PEMBELAJARANA. Silabus .............................................................................................. 145B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................... 148
4. HASIL ANALISIS ANGKET, WAWANCARA, DANOBSERVASI PEMBELAJARANA. Hasil Analisis Angket Guru.............................................................. 160B. Hasil Analisis Wawancara Guru...................................................... 167C. Hasil Analisis Angket Siswa............................................................. 173D. Hasil Analisis Wawancara Siswa ..................................................... 175E. Hasil Observasi Pembelajaran .......................................................... 177
5. HASIL OPTIMASI DAN HASIL VALIDASI (AHLI, GURU,DAN SISWA)A. Hasil Optimasi di Laboratorium Pembelajaran Biologi ................... 180B. Hasil Validasi Ahli............................................................................ 189
xx
C. Hasil Validasi Praktisi ...................................................................... 205D. Hasil Uji Respons Siswa................................................................... 212
6. HASIL UJI KETERLAKSANAAN PEMBELAJARANA. Uji Keterlaksanaan Praktikum Klasifikasi Makhluk Hidup ............. 223B. Uji Keterlaksanaan Praktikum Tingkatan Takson ............................ 225C. Uji Keterlaksanaan Praktikum Kunci Determinasi Tumbuhan ........ 228D. Uji Keterlaksanaan Praktikum Kunci Determinasi Hewan .............. 230
7. DOKUMENTASI PENELITIANA. Dokumentasi Optimasi ..................................................................... 234B. Dokumentasi Penelitian .................................................................... 238
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi saat ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Perkembangan IPTEK tersebut membuat semua negara
saling bersaing. Bangsa Indonesia harus mengikuti persaingan yang terjadi
agar tidak tertinggal dengan negara lain. Oleh karena itu, dibutuhkan generasi
bangsa yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik. Kemampuan
dan keterampilan yang baik dapat dimiliki oleh manusia yang berkualitas
(Mukminan, 2014: 2).
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas manusia dapat dilakukan melalui
pendidikan. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi
manusia. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa
pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Munandar, 2016: 9).
2
Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia masih mengalami banyak
kendala. Salah satu kendalanya yaitu masih rendahnya mutu pendidikan
Indonesia yang dapat diketahui dari laporan Human Development Report
tahun 2015 yang menyebutkan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
atau Human Development Index (HDI) bangsa Indonesia berada pada urutan
ke 110 dari 188 negara (OECD, 2016: 3). Dilaporkan juga dari hasil penelitian
Programme Internationale for Student Assesment (PISA) tahun 2015 bahwa
kemampuan IPA siswa SMP berada di urutan ke 62 dari 70 negara (OECD,
2016 : 5).
Rendahnya mutu pendidikan memacu pemerintah untuk melakukan
perbaikan. Perbaikan tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan proses
pembelajaran. Salah satu cara yang dilakukan dalam upaya peningkatan
proses pembelajaran adalah dengan diberlakukannya Kurikulum 2013
yang menerapkan pendekatan saintifik. Pelaksanaan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik dirancang untuk siswa agar mampu belajar secara
aktif dalam menyusun konsep teori melalui lima tahapan yaitu mengamati,
menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Penerapan
pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik bertujuan untuk
meningkatkan ranah sikap dan keterampilan proses siswa. Terjadinya
peningkatan pada ranah sikap dan keterampilan proses diharapkan dapat
meningkatkan ranah pengetahuan siswa (Trianto, 2014: 9).
Hasil analisis angket yang dilaksanakan pada bulan Oktober sampai bulan
November 2016 terhadap 25 guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Sekolah
3
Menengah Pertama (SMP) negeri dan swasta di Bandar Lampung
menunjukkan bahwa 85% guru memahami pendekatan saintifik. Namun
demikian, pengetahuan guru tersebut belum dapat diaplikasikan dalam
kegiatan pembelajaran, karena guru masih sering menggunakan metode
ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan penugasan. Guru jarang
sekali menggunakan metode eksperimen dan inkuiri dalam pembelajaran.
Hal ini tampak dari hasil observasi proses pembelajaran, bahwa guru yang
menerapkan langkah 5M dalam pembelajaran dengan urutan logis
sebanyak 5% , guru yang menggunakan langkah 5M tetapi dengan tahapan
yang tidak lengkap sebanyak 45%, dan 50% tidak menggunakan langkah
5M dalam pembelajaran. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penerapan
5M dalam proses pembelajaran belum dilakukan secara maksimal.
Berdasarkan hasil penelitian Deden (2015: 104) diketahui bahwa masih
banyak guru yang bingung untuk menerapkan pendekatan saintifik
sehingga menyebabkan siswa belum mampu mencapai kompetensi pada
ranah pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Selain itu, hasil analisis angket dan wawancara terhadap 1.100 siswa SMP
negeri dan swasta di Bandar Lampung dalam mata pelajaran IPA
mengungkapkan bahwa sebanyak 50% mengalami kesulitan dalam
memahami materi biologi. Menurut para siswa, materi biologi sering
diberikan oleh guru melalui metode ceramah, diskusi, tanya jawab,
demontrasi, dan penugasan. Guru jarang sekali menggunakan eksperimen
dan inkuiri. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru kebanyakan dilakukan
untuk menjawab teori, bukan dari hasil penyelidikan atau dari
4
permasalahan nyata di alam. Hal tersebut menunjukkan bahwa proses
pembelajaran yang berlangsung selama ini masih berorientasi pada teori
dan hafalan, sehingga belum sesuai dengan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik. Menurut Darma (2014: 3), proses pembelajaran
selama ini masih berorientasi pada penguasaan teori dan hafalan yang
menyebabkan kemampuan belajar siswa menjadi terhambat dan belum
tergali secara optimal.
Pada Kurikulum 2013, pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
saintifik khususnya pembelajaran IPA dapat diterapkan dengan empat
model pembelajaran yaitu model pembelajaran inkuiri (inquiry based
learning), model pembelajaran discoveri (discovery learning), model
pembelajaran berbasis projek (project based learning), dan model
pembelajaran berbasis permasalahan (problem based learning) (Trianto,
2014: 27). Karena pembelajaran IPA identik dengan kegiatan penyelidikan
secara ilmiah, maka model inkuiri tepat digunakan dalam pembelajaran.
Model pembelajaran inkuiri menuntut siswa untuk merumuskan masalah,
membuat desain eksperimen, melaksanakan ekperimen, mengumpulkan dan
mengolah data serta membuat kesimpulan. Salah satu model pembelajaran
berbasis inkuiri adalah Argument Driven Inquiry (ADI). Menurut Sampson
dan Gleim (2009: 465), pembelajaran dengan model ADI dirancang untuk
memberikan kesempatan kepada siswa memahami argumentasi dan peran
argumen dalam membangun pengetahuan ilmiah. Model ini bertujuan untuk
menciptakan penyelidikan ilmiah sebagai upaya pengembangan argumen
5
dalam kegiatan laboratorium. Salah satu bentuk kegiatan laboratorium dikenal
dengan istilah praktikum. Menurut Subiantoro (2008: 7), kegiatan praktikum
memungkinkan adanya penerapan keterampilan proses sains dan
mengembangkan sikap ilmiah yang dapat mendukung proses perolehan
pengetahuan dalam diri siswa.
Kegiatan praktikum akan berhasil dan efektif apabila ditunjang dengan
fasilitas yang memadai. Salah satu fasilitas dalam kegiatan praktikum adalah
penuntun praktikum yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data,
dan pelaporan yang disusun dengan mengikuti kaidah ilmiah. Menurut
Wijayanto (2012: 2), saat ini penuntun praktikum di sekolah masih bersifat
verifikasi teori tanpa melatih kemampuan berpikir siswa dan belum
memberikan kesempatan untuk membangun konsep yang dimiliki siswa.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 20 guru dari 25 SMP negeri dan swasta
di Bandar Lampung yang mengajar kelas VII, diketahui bahwa selama ini
penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup yang digunakan adalah buku
siswa sebanyak 90% dan LKS yang disusun oleh guru 10%. Selain itu,
diketahui bahwa penuntun praktikum yang digunakan tidak menggunakan
model pembelajaran ADI. Hal ini didukung oleh hasil angket yang
menunjukkan bahwa guru belum pernah menerapkan model ADI dalam
kegiatan pembelajaran dan belum pernah ada pembuatan penuntun praktikum
dengan model ADI. Menurut Subamia dkk. (2014: 30), dalam pembelajaran
IPA khususnya kegiatan praktikum diperlukan model pembelajaran berbasis
penelitian yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk
6
membangun ide dan gagasan sehingga dapat meningkatkan keterampilan
proses sains siswa. Sampai saat ini belum ada peneliti yang mengembangkan
penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup dengan model ADI. Oleh karena itu,
diperlukan adanya pengembangan penuntun praktikum dengan model ADI untuk
mengoptimalkan kemampuan siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ Pengembangan Buku Penuntun Praktikum
Klasifikasi Makhluk Hidup Dengan Model Argument Driven Inquiry (ADI) Untuk
Siswa SMP Kelas VII di Kota Bandar Lampung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana karakteristik buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk
hidup yang dipakai oleh sebagian besar guru SMP di Bandar Lampung
dan buku penuntun yang dikembangkan dengan model ADI untuk siswa
SMP/MTs kelas VII?
2. Bagaimana kondisi optimum alat, bahan, dan prosedur praktikum
klasifikasi makhluk hidup?
3. Bagaimana keterlaksanaan prosedur praktikum klasifikasi makhluk hidup
dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VII?
4. Bagaimana penilaian pendidik terhadap buku penuntun praktikum
klasifikasi makhluk hidup dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VII?
7
5. Bagaimana respons siswa terhadap buku penuntun praktikum klasifikasi
makhluk hidup dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VII?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui karakteristik buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk
hidup yang dipakai oleh sebagian besar guru SMP di Bandar Lampung
dan buku penuntun yang dikembangkan dengan model ADI untuk siswa
SMP/MTs kelas VII.
2. Mengetahui kondisi optimum alat, bahan, dan prosedur praktikum
klasifikasi makhluk hidup.
3. Mengetahui keterlaksanaan buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk
hidup dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VII.
4. Mengetahui penilaian pendidik terhadap buku penuntun praktikum
klasifikasi makhluk hidup dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VII.
5. Mengetahui respons siswa terhadap buku penuntun praktikum klasifikasi
makhluk hidup dengan model ADI untuk siswa SMP kelas VII.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Peneliti, mendapat pengetahuan dan pengalaman dalam pembelajaran
biologi dengan mengembangkan buku penuntun praktikum klasifikasi
makhluk hidup sehingga peneliti dapat melakukan perbaikan dalam proses
pembelajaran nantinya ketika menjadi seorang guru.
8
2. Peneliti lain, sebagai bahan referensi untuk memudahkan peneliti
selanjutnya yang ingin melakukan penelitian terkait pengembangan
penuntun praktikum dengan model ADI.
3. Guru, yaitu memberikan refleksi mengenai kemampuan berargumentasi
siswa melalui penyelidikan serta dapat menjadi alternatif untuk
menerapkan buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup dengan
model ADI.
4. Siswa, melatih kemampuan berargumentasi siswa dalam mempelajari
materi klasifikasi makhluk hidup melalui kegiatan penyelidikan dengan
model ADI.
5. Sekolah, memberikan gambaran kemampuan berargumentasi siswa SMP
saat ini dan dapat dijadikan masukan dalam mengevaluasi kurikulum yang
diterapkan di sekolah. Sekolah juga dapat mengembangkan pembelajaran
dengan lebih baik agar dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan
memaksimalkan kemampuan berargumentasi siswa.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah :
1. Pada penelitian ini yang dikembangkan adalah buku penuntun praktikum
dengan menggunakan langkah 4-D, yakni Define (pendefinisian), Design
(perencanaan), Development (pengembangan), dan Desseminate
(penyebaran), namun dalam penelitian ini hanya sampai tahap
Development (pengembangan).
2. Penuntun praktikum merupakan pedoman pelaksanaan praktikum yang
berisi tata cara persiapan, pelaksanaan, analisis data, dan pelaporan dengan
9
mengikuti kaidah penulisan ilmiah.
3. Model ADI merupakan pembelajaran dengan menekankan kegiatan
argumentasi yang dapat membuat siswa lebih aktif karena melalui
kegiatan ini siswa menghubungkan ide-ide dan bukti yang dapat
digunakan untuk memvalidasi ide yang mereka kemukakan serta
mengkomunikasikannya.
4. Tahapan model ADI yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : (1)
identifikasi tugas, (2) pengumpulan data, (3) produksi argumen tentatif,
(4) sesi interaktif argumentasi, dan (5) penyusunan laporan penyelidikan.
5. Materi pokok yang dikembangkan dalam penuntun praktikum adalah
klasifikasi makhluk hidup pada KD 3.2. Memahami prosedur
pengklasifikasian makhluk hidup dan benda-benda tak hidup sebagai
bagian kerja ilmiah, serta mengklasifikasikan berbagai makhluk hidup
dan benda-benda tak hidup berdasarkan ciri yang diamati.
10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Karakteristik Pembelajaran IPA
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik tertentu dalam membelajarkannya
pada peserta didik dengan tingkat tertentu, seperti halnya mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Wisudawati dan Sulistyowati (2014: 22),
Mata pelajaran IPA di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) memiliki
karakteristik khusus yaitu, (1) mempelajari fenomena alam yang faktual, (2)
berupa kenyataan atau kejadian, (3) hubungan sebab akibat. Dengan
karakteristik tersebut, IPA diartikan sebagai ilmu yng mempelajari tentang
sebab dan akibat kejadian-kejadian di alam.
Belajar IPA bukanlah sekedar proses memahami konsep, teori, dan hukum
semata melainkan proses untuk mampu menjawab permasalahan yang
dijumpai siswa. Dengan demikian, proses pembelajaran IPA diharapkan
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta mampu menerapkannya di dalam kehidupan nyata. Proses
pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung dalam
mengembangkan kompetensi untuk menjelajahi dan memahami alam sekitar
(Wisudawati dan Sulistyowati, 2014: 96). Pembelajaran IPA yang sesuai
dengan kurikulum 2013 identik dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
11
Merujuk pada Lazim (2013: 1), pembelajaran dengan pendekatan ilmiah
(scientific approach) adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa agar siswa secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui
tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan
masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
ditemukan.
Biologi merupakan salah satu cabang IPA yang memiliki karakteristik
tertentu. Menurut Warianto (2011: 2), ada 5 karakteristik biologi yaitu:
(1) Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera dan
dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris, (2) Memiliki langkah-
langkah sistematis yang bersifat baku, (3) Menggunakan cara berfikir logis
yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari
hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum, (4) Bersifat
deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum
menjadi ketentuan khusus, (5) Hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya
yang terhindar dari kepentingan pelaku (subyektif). Hasil berupa hukum-
hukum yang berlaku umum dimanapun diberlakukan.
Biologi perlu dipelajari oleh siswa untuk mengembangkan kemampuannya.
Menurut Solikhatun (2015: 49), biologi mempelajari berbagai permasalahan
makhluk hidup, sehingga untuk mempelajarinya harus melalui proses dan
sikap ilmiah. Pembelajaran biologi bukan hanya pelajaran hafalan, melainkan
12
pembelajaran yang mengikutertakan siswa secara aktif sehingga tercapai hasil
belajar yang optimal baik pemahaman konsep, keterampilan proses sains dan
sikap ilmiah.
B. Model ADI
Seorang guru dapat menggunakan berbagai macam model yang dapat
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai
moral yang berkaitan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam proses pembelajaran. Salah satu model yang dapat digunakan dalam
pembelajaran adalah model ADI. Menurut Sampson dan Gleim (2009: 465),
model ADI memungkinkan guru untuk mengintegrasikan percobaan
laboratorium berbasis inkuiri dengan bidang ilmu yang lain, seperti membaca,
menulis, dan berbicara dalam konteks sains.
Pembelajaran dengan model ADI memiliki karakteristik tertentu. Menurut
Sampson dan Gleim (2009: 466), pembelajaran dengan model ADI terdiri dari
delapan tahapan yaitu: (1) identifikasi tugas, (2) pengumpulan data, (3)
produksi argumen tentatif, (4) sesi interaktif argumentasi, (5) penyusunan
laporan penyelidikan, (6) review laporan, (7) revisi laporan, dan (8) diskusi
reflektif. Pada tahap identifikasi tugas, guru dapat memulai dengan
memperkenalkan topik utama yang harus dipelajari siswa melalui kegiatan
laboratorium. Tahapan ini dirancang untuk menarik perhatian dan minat siswa
dalam memahami fenomena atau menyelesaikan permasalahan. Tahap kedua
ADI difokuskan pada pengumpulan data. Produksi argumen tentatif adalah
tahap ketiga ADI. Dalam tahap ini siswa dituntut untuk menyusun argumen
13
tertulis yang terdiri dari penjelasan yang didukung dengan bukti-bukti, dan
alasan untuk pilihan bukti dalam media seperti papan tulis, kemudian
didiskusikan bersama. Tahap keempat ADI adalah sesi interaktif argumen.
Selama sesi ini kelompok-kelompok siswa diberi kesempatan untuk berbagi
argumen mereka dengan kelompok lain dan mengkritik karya orang lain untuk
menentukan penjelasan yang paling valid atau dapat diterima. Penyusunan
laporan penyelidikan tertulis adalah tahap kelima dalam ADI, tujuannya
adalah terciptanya sebuah laporan investigasi yang ditulis oleh siswa. Tahap
keenam dalam ADI adalah merevieuw laporan penyelidikan. Review laporan
dapat dilakukan siswa secara berpasangan untuk menilai kualitas dan
menghasilkan umpan balik yang berharga baginya. Revisi laporan
penyelidikan berdasarkan hasil review merupakan langkah ketujuh dari model
ADI. Laporan yang diserahkan oleh reviewer diberikan nilai oleh guru dan
dikembalikan kepada penulis. Tahap terakhir dari ADI adalah diskusi reflektif.
Guru memimpin diskusi eksplisit dan reflektif setelah siswa merevisi laporan.
Tujuan dari diskusi ini adalah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk
berbicara tentang apa yang telah mereka pelajari selama penyelidikan.
Beberapa penelitian dengan menggunakan model ADI telah dilakukan.
Demircioglu dan Ucar (2012: 5037) melaksanakan penelitian pada siswa PPG
Sains SD di Universitas Turki, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ADI
lebih efektif dalam meningkatkan kualitas argumentasi dibandingkan dengan
metode praktikum tradisional. ADI meningkatkan keterampilan argumentasi
secara signifikan. Kadayifci dkk. (2012: 805) melalui penelitiannya pada kelas
kimia di sebuah Universitas di Turki ditemukan hubungan yang erat antara
14
kelemahan siswa dalam berargumen dengan keterampilan berpikir kritis dan
kreatifnya dengan menggunakan model ADI. Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Andriani dan Riandi (2015: 1) menunjukkan bahwa penerapan model
ADI secara signifikan dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa
dibandingkan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing. Ginanjar (2015: 32)
melalui penelitiannya menyimpulkan bahwa cara-cara yang dikembangkan
dalam model ADI dapat melatih kemampuan argumentasi ilmiah siswa SMP.
Salah satu kemampuan yang diperoleh melalui model ADI adalah kemampuan
argumentasi. Argumentasi dipandang sebagai hal penting dalam proses belajar
sains karena merupakan aktivitas inti dari penyelidikan ilmiah. Menurut
Weston (1954: xi), keesensialan argumentasi didasarkan pada dua alasan,
yakni argumentasi merupakan sebuah usaha mencari tahu pandangan mana
yang lebih baik dari yang lain dan argumen dijabarkan sebagai cara seseorang
menjelaskan dan mempertahankan suatu gagasan yang diyakini benar.
Penilaian argumen menurut model Toulmin berdasarkan kerangka kerja Inch
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Penilaian Argumen menurut Model Toulmin Berdasarkan KerangkaKerja Inch
Skor Model Kriteria1 C [claim] Hanya terdiri dari klaim
2 DK [data, klaim] Terdiri dari data dan klaim3 DKP [data, penjamin, klaim] Terdiri dari data, penjamin
(warrant), dan klaim4 DKPB
[data, penjamin-pendukung,klaim]
Terdiri dari data, penjamin,pendukung penjamin, dan
klaimSumber: Inch (2006: 41)
15
C. Penuntun Praktikum
Salah satu fasilitas praktikum yang vital yaitu penuntun praktikum. Penuntun
praktikum untuk membantu dan menuntun peserta didik agar dapat bekerja
secara kontinu dan terarah. Penuntun praktikum digunakan sebagai panduan
tahapan-tahapan kerja praktikum bagi siswa maupun bagi guru sendiri (Rahmi,
2014: 243). Menurut Salirawati dan Agung (2010: 99), penggunaan penuntun
praktikum dapat membimbing siswa dalam mempersiapkan dan melaksanakan
kegiatan praktikum yang mampu mengembangkan kemampuan belajar ilmiah
siswa.
Penuntun praktikum disusun secara logis dan sistematis sehingga lebih mudah
untuk dipahami. Penuntun praktikum mampu meningkatkan keterampilan
berpikir kreatif dan kinerja ilmiah siswa (Ummah, 2014: 517). Menurut
Susantini (2012: 103), penuntun praktikum mudah dilaksanakan dan dapat
melatih kemampuan berpikir siswa. Melalui penuntun praktikum, siswa dapat
mengeksplorasi pemahaman yang telah diajarkan guru pada situasi-situasi
baru.
Penuntun praktikum digunakan untuk kegiatan pembelajaran yang berperan
secara maksimal dalam melatih siswa melakukan penyelidikan. Menurut
Sudarisman (2015: 31), langkah-langkah yang disajikan dalam penuntun
praktikum melatih siswa melakukan proses ilmiah, menganalisis dan
menemukan suatu konsep. Penuntun praktikum biasa digunakan untuk mencari
atau menemukan suatu konsep, dan mengaplikasikan konsep yang sudah ada
dalam kehidupan, hal tersebut membuat siswa berkegiatan secara aktif dalam
16
proses pembelajaran.
Penuntun praktikum memiliki beberapa syarat tampilan, yaitu terdiri dari
identitas judul, nama penyusun, kelas, semester, tahun terbit, dan ilustrasi yang
dapat memberikan informasi secara tepat tentang materi isi penuntun
praktikum. Selain itu penampilan fisik penuntun praktikum dapat menarik
perhatian siswa untuk belajar. Menurut Zulaiha dkk. (2014: 87), penuntun
praktikum berisi judul praktikum sehingga siswa mengetahui praktikum apa
yang akan dilakukan, penulisan standar kompetensi dasar dengan indikator
untuk pencapaian kompetensi, tujuan praktikum agar siswa mengetahui tujuan
dilakukannya praktikum, prosedur atau langkah-langkah pelaksanaan
praktikum, alat dan zat apa saja yang digunakan dalam kegiatan praktikum,
lembar observasi kegiatan praktikum. Selain itu, penuntun praktikum
dilengkapi lembar kerja siswa hasil pengamatan dari praktikum yang dilakukan
sehingga dapat digunakan siswa dalam menuliskan hasil pengamatan.
D. Tinjauan Materi Klasifikasi Makhluk Hidup
Makhluk hidup di bumi sangat banyak jumlahnya dan beraneka ragam baik
bentuk, corak, ukuran, anatomi, fisiologi, maupun perilakunya. Untuk
memudahkan mempelajari makhluk hidup, para pakar melakukan
penggolongan yang disebut dengan klasifikasi. Klasifikasi makhluk hidup
adalah suatu cara penggolongan atau pengelompokan makhluk hidup yang
dilakukan secara sistematis yang didasarkan pada persamaan dan perbedaan
ciri-ciri atau sifat dari makhluk hidup tersebut. Saat ini, sistem klasifikasi yang
diterima secara luas oleh para ahli biologi adalah rancangan Robert Whittaker
17
pada tahun 1968. Skema klasifikasi Whittaker mengakui 5 Kingdom yaitu :
Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Whittaker mengelompokkan
organisme menjadi 5 Kingdom berdasarkan tingkat organisme, kondisi inti
sel, dan nutrisinya (Djumhana, 2007: 24). Kelima Kingdom tersebut adalah:
1. Monera
Monera merupakan kelompok makhluk hidup yang hanya bisa dilihat
menggunakan mikroskop. Contoh kelompok Monera ialah Bakteri dan
Alga Biru-Hijau (Cyanobacteria). Kingdom Monera merupakan
mikroorganisme prokariotik yang memiliki bahan inti tetapi tidak
memiliki membran inti. Terdapat perbedaan antara bakteri dan ganggang
hijau-biru. Bakteri tidak berklorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis
sedangkan ganggang hijau-biru berklorofil sehingga dapat berfotosintesis
(Djumhana, 2007: 26). Bakteri dan ganggang hijau-biru dapat dilihat pada
Gambar 1.
Gambar 1. Struktur umum bakteri (kiri) dan Cyanobacteria (kanan)(dikutip dari Suwarno, 2009: 36)
Beberapa contoh anggota Monera dari ganggang biru-hijau diantaranya
yaitu Chrococcus, Gloecopsa, Oscillatoria, Tolypothrix, Merismopedia,
dan Gloeotrichia. Monera tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
18
Gambar 2. Anggota Monera dari ganggang biru-hijau(dikutip dari Kemendikbud, 2014: 63)
2. Protista
Protista adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri selnya bermembran
inti (eukariotik), bersel satu (uniseluler), dan mampu berkembang biak.
Beberapa contoh kelompok Protista adalah Amoeba, Euglena,
Paramecium, Dictyoselium discoideum, Saprolegnia sp., Physarium
polycephalum, Phytophtora infestans. Makhluk hidup tersebut dapat
dilihat pada Gambar 3 (Widodo, 2014: 60).
Gambar 3. (a) Amoeba, (b) Euglena, (c) Paramecium, (d) Dictyoseliumdiscoideum, (e) Saprolegnia sp., (f) Physarium polycephalum,(g) Phytophtora infestans (dikutip dari Kemendikbud, 2014:61)
19
Selain kelompok Protista yang bersifat mikroskopis, terdapat juga Protista
yang bersifat makroskopis yang dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. (a) Alga merah; Euchema spinosum, (b) Gracillaria sp, (c)Alga hijau; Ulva sp, dan (d) Alga coklat; Fucus sp.(dikutip dari Kemendikbud, 2014: 61)
Protista ada juga yang menyerupai hewan. Kelompok protista ini disebut
Protozoa. Protozoa diantaranya adalah Paramecium, Entamoeba
histolytica yang terdapat pada usus besar yang dapat mengakibatkan
penyakit diare, dan Plasmodium malariae yang terdapat pada sel darah
merah yang mengakibatkan penyakit malaria dapat dilihat pada Gambar 5
(Widodo, 2014: 61).
Gambar 5. (a) Paramecium, (b) Entamoeba histolytica, (c) Plasmodiummalariae yang terdapat pada sel darah merah(dikutip dari Kemendikbud, 2014: 62)
3. Jamur (Fungi)
Kelompok jamur (Fungi) merupakan makhluk hidup yang memperoleh
makanan dengan cara menguraikan bahan organik makhluk hidup yang
20
sudah mati. Jamur tidak berklorofil, berspora, tidak mempunyai akar,
batang, dan daun. Jamur hidupnya di tempat yang lembap, bersifat saprofit
(organisme yang hidup dan makan dari bahan organik yang sudah mati
atau yang sudah busuk), dan parasit (organisme yang hidup dan menghisap
makanan dari organime lain yang ditempelinya). Tubuh jamur terdiri atas
benang-benang halus yang disebut hifa. Hifa saling bersambungan
membentuk miselium. Pada umumnya, jamur berkembang biak dengan
spora yang dihasilkan oleh sporangium. Contoh makhluk hidup yang
termasuk kelompok jamur adalah jamur tempe, jamur roti, ragi tapai,
jamur tiram putih, dan jamur kayu (Widodo, 2014: 65).
Gambar 6. Jamur tempe dan bagian-bagiannya(dikutip dari Widodo, 2014: 66)
Jamur dibagi menjadi 6 divisi, yaitu Myxomycotina (jamur lendir),
Oomycotina, Zygomycotina, Ascomycotina, Basidiomycotina, dan
Deuteromycotina (Kemendikbud, 2014: 66). Jamur tersebut dapat dilihat
pada Gambar 7.
21
Gambar 7. Pembagian kelompok Jamur(dikutip dari Kemendikbud, 2014: 66)
4. Kelompok Tumbuh-tumbuhan (Plantae)
Kingdom Plantae dibagi kedalam beberapa divisi, yakni lumut
(Bryophyta), paku-pakuan (Pteridophyta), serta tumbuhan berbiji
(Spermatophyta). Berdasarkan morfologi atau susunan tubuh, tumbuhan
dapat dibedakan lagi atas dua kelompok, yaitu:
(1) Tumbuhan tidak berpembuluh (Thallophyta) yang meliputi lumut
(Bryophyta), (2) Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta), meliputi paku-
pakuan (Pteridophyta) dan tumbuhan berbiji (Spermatophyta) (Widodo,
2014: 70).
Tumbuhan lumut dan tumbuhan paku adalah tumbuhan yang memiliki
spora serta berkembang biak dengan cara vegetatif dan generatif.
Tumbuhan tersebut memiliki klorofil dan berfotosintesis. Habitatnya
berupa tempat yang lembap. Tumbuhan lumut termasuk kelompok
tumbuhan tidak berpembuluh. Tumbuhan tidak berpembuluh adalah
tumbuhan yang tidak memiliki berkas pengangkut. Kelompok tumbuhan
ini belum dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Memiliki
22
struktur yang menyerupai akar disebut rizoid, berspora, dan berklorofil
yang dapat dilihat pada Gambar 8 (Widodo, 2014: 70).
Gambar 8. Tumbuhan lumut beserta bagian-bagiannya(dikutip dari Kemendikbud, 2014: 71)
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan berpembuluh yang memiliki ciri
yaitu memiliki akar, batang, dan daun sejati; tidak berbunga; dan tidak
berbiji. Ciri lain dari tumbuhan paku adalah daun muda yang menggulung.
Daun tumbuhan paku ada yang menghasilkan spora disebut sporofil dan
ada pula daun yang tidak menghasilkan spora disebut tropofil yang dapat
dilihat pada Gambar 9 (Widodo, 2014: 72).
Gambar 9. Bagian-bagian tubuh pada tumbuhan paku(dikutip dari Kemendikbud, 2014: 73)
23
Tumbuhan berbiji dikelompokkan menjadi tumbuhan berbiji terbuka
(Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).
Tumbuhan berbiji terbuka mempunyai ciri-ciri yaitu: (1) berbiji telanjang
karena bijinya tidak dibungkus oleh daun buah, (2) alat reproduksi berupa
bangun seperti kerucut yang disebut strobilus. Ada dua strobilus, yaitu
strobilus jantan dan betina, (3) batang besar dan berkambium, (4) berakar
tunggang dan serabut, (5) daun selalu hijau, sempit, tebal, dan kaku.
Contoh tumbuhan berbiji terbuka adalah juniper, cemara, damar, pinus,
melinjo, dan pakis haji (Widodo, 2014: 74). Strobilus pada tanaman pakis
haji dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Strobilus jantan pada tanaman pakis haji (kiri) dan strobilusbetina pada tanaman pakis haji (kanan) (dikutip dari Suwarno,2009: 117)
Tumbuhan berbiji tertutup memiliki bakal biji atau bijinya terlindungi oleh
daun buah (carpels). Pada tumbuhan ini telah memiliki bunga yang
sesungguhnya, memiliki bentuk dan susunan urat daun yang beraneka
ragam. Alat perkembangbiakan secara generatif berupa bunga (Widodo,
2014: 74). Struktur bunga dapat dilihat pada Gambar 11.
24
Gambar 11. Struktur bunga dan bagian-bagiannya(dikutip dari Suwarno, 2009: 118)
Tumbuhan Angiospermae ada dua, yaitu tumbuhan berkeping satu
(monokotil) dan tumbuhan berkeping dua (dikotil). Tumbuhan berkeping
satu (monokotil) ciri-cirinya memiliki satu keping daun lembaga, berakar
serabut, batang tidak berkambium, berkas pembuluh pengangkut tersebar,
tulang daun sejajar atau melengkung, dan kelopak bunga pada umumnya
kelipatan tiga. Tumbuhan berkeping dua memiliki ciri-ciri yang berbeda
dengan tumbuhan berkeping satu. Tumbuhan berkeping dua (dikotil) ciri-
cirinya yaitu memiliki dua keping daun lembaga, berakar tunggang, batang
berkambium, tulang daunnya menjari atau menyirip, berkas pengangkut
tersusun dalam satu lingkaran, dan kelopak bunga kelipatan empat atau
lima (Widodo, 2014: 75). Perbedaan tanaman dikotil dan monokotil dapat
dilihat pada Gambar 12.
25
Gambar 12. Perbedaan tanaman dikotil dan monokotil(dikutip dari Suwarno, 2009: 119)
5. Kelompok Hewan (Animalia)
Kelompok hewan dibedakan menjadi dua, yaitu hewan tidak bertulang
belakang (Avertebrata) dan hewan bertulang belakang (Vertebrata).
Hewan tidak bertulang belakang dikelompokkan menjadi delapan
kelompok. Hewan tersebut adalah hewan berpori (Porifera), hewan
berongga (Coelenterata), cacing pipih (Platyhelminthes), cacing gilig
(Nemathelminthes), cacing berbuku-buku (Annelida), hewan lunak
(Mollusca), hewan dengan kaki beruas-ruas (Arthropoda), dan hewan
berkulit duri (Echinodermata) (Widodo, 2014: 90).
Porifera adalah hewan yang memiliki pori-pori. Hewan ini tubuhnya
seperti spons yang memiliki habitat di perairan, warna tubuhnya
bermacam-macam seperti merah, kuning, dan hijau. Contoh hewan
26
Porifera, yaitu Spongilla, Euspongia, Poterion, dan Scypha (Widodo,
2014: 90). Struktur tubuh porifera dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Struktur tubuh Porifera(dikutip dari Suwarno, 2009: 127)
Coelentrata adalah hewan berongga, mempunyai tentakel untuk
menangkap mangsa, pada permukaan tentakel terdapat sel beracun yang
menyengat. Tubuhnya ada yang berbentuk polip yang menempel pada
tempat hidupnya, dan ada yang berbentuk medusa yang bergerak aktif
melayang-layang di air seperti payung. Coelenterata dibagi menjadi 3
kelas yaitu Hydrozoa (contohnya Hydra), Scyphozoa (contohnya Aurelia
aurita), dan Anthozoa (contohnya anemone laut) (Kemendikbud, 2014:
83).
27
Gambar 14. Anatomi Hydra viridis (dikutip dari Suwarno,2009: 132)
Cacing adalah hewan bertubuh lunak, tidak bercangkang, dan tubuhnya
simetri bilateral. Cacing dibedakan menjadi tiga berdasarkan bentuk
tubuhnya yaitu cacing pipih (Platyhelminthes), cacing gilig
(Nemathelminthes), dan cacing gelang (Annelida). Platyhelminthes
dikelompokkan menjadi 3 kelas, yaitu Turbellaria, Trematoda, dan
Cestoda. Contoh dari Turbellaria yaitu Planaria, contoh dari Trematoda
yaitu cacing isap, dan contoh dari Cestoda adalah cacing pita.
Nemathelminthes merupakan cacing yang hidup bebas dan ada yang
bersifat parasit, baik bagi hewan maupun manusia. Contoh cacing
Nemathelminthes adalah Ascaris lumbricodes, Wuchereria bancrofti.
Annelida terdiri dari kelas Polychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinea
(Campbell, Reece, dan Cain, 2008: 239).
28
Gambar 15. Struktur Polychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinea(dikutip dari Suwarno, 2009: 142)
Mollusca memiliki tubuh lunak yang pada banyak spesies dilindungi oleh
cangkang yang keras. Hewan ini sering kita jumpai di darat ataupun di
perairan. Mollusca terdiri dari 5 kelas yaitu Amphineura, Bivalvia,
Gastropoda, Schapopoda, Chepalopoda. Contoh dari Amphineura yaitu
Chiton, contoh hewan Bivalvia adalah remis dan tiram, contoh Gastropoda
adalah bekicot, contoh Schapopoda adalah Dentalium vulgare, contoh
Chepalopoda adalah cumi-cumi dan gurita (Suwarno, 2009: 143-145).
29
Gambar 16. Contoh hewan Mollusca (dikutip dari Suwarno,2009: 145)
Arthropoda memiliki eksoskeleton yang beruas dan tonjolan berbuku.
Arthropoda terdiri dari empat kelas yaitu Insecta (serangga), Crustacea
(udang-udangan), Arachnoidea (laba-laba), dan Myriapoda (lipan)
(Suwarno, 2009: 151).
Gambar 17. Pembagian kelas pada Filum Arthropoda(dikutip dari Suwarno, 2009: 151)
30
Echinodermata tubuhnya diselimuti duri, tubuhnya simetri bilateral ketika
masih larva, dan memiliki sistem ambulakral untuk alat geraknya.
Echinodermata memiliki 5 kelas, yaitu Asteroidea (contohnya bintang
laut), Echinoidea (contohnya landak laut), Ophiuroidea (contohnya
bintang ular), Crinoidea (contohnya lilia laut), Holothuroidea (contohnya
teripang) (Campbell, Reece, dan Cain, 2008: 241).
Gambar 18. Contoh hewan pada Filum Echinodermata(dikutip dari kemendikbud, 2014: 80)
Hewan vertebrata ada lima kelompok, yaitu Pisces, Amphibi, Reptilia,
Aves, dan Mamalia. Pisces atau ikan dapat bergerak dengan menggunakan
sirip. Amfibi bergerak dengan menggunakan empat kaki dan mempunyai
kulit yang basah sebagai pembantu dari alat pernapasan. Reptilia bergerak
secara melata dan ada yang menggunakan empat kaki, reptil memiliki kulit
yang keras yang terdiri dari zat tanduk dan sebagian dari reptil memiliki
sisik. Aves atau burung dapat bergerak dengan menggunakan sepasang
31
sayap dan kaki, burung memiliki kulit yang tertutup oleh bulu. Mamalia
dapat bergerak dengan empat kaki dan ada yang bergerak menggunakan
dua kaki dan dua tangan serta ada yang memiliki sepasang tungkai yang
menyerupai seperti sirip dan juga mamalia ditumbuhi oleh rambut
(Widodo, 2014: 97).
Gambar 19. Kelompok hewan Vertebrata (dikutip dari Suwarno,2009: 157)
Tingkatan-tingkatan pada klasifikasi disebut takson. Takson tertinggi
adalah Kingdom dan takson terendah adalah spesies. Contohnya manusia
adalah spesies, kucing merupakan spesies lain, dan begitu juga yang
lainnya seperti mangga dan kelapa. Urutan takson dari yang tertinggi
hingga terendah yaitu : Kingdom, Divisio/Phylum, Classis, Ordo, Familia,
Genus, Spesies. Anggota dalam satu spesies memiliki kemiripan yang
tinggi dibandingkan dengan anggota spesies lainnya. Anggota dalam satu
spesies dapat melakukan perkawinan dengan sesamanya, tetapi tidak
dengan spesies lainnya. Setiap spesies juga memiliki nama yang spesifik
(Salli dkk, 2014: 67).
32
Kunci determinasi merupakan suatu kunci yang dipergunakan untuk
menentukan filum atau divisi, kelas, ordo, family, genus, atau spesies.
Dasar yang dipergunakan kunci determinasi adalah identifikasi dari
makhluk hidup dengan menggunakan kunci dikotom. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pembuatan kunci determinasi adalah: (1) kunci harus
dikotomi, (2) kata pertama dalam tiap pernyataan dalam 1 kuplet harus
identik, (3) pilihan atau bagian dari kuplet harus kontradiktif sehingga satu
bagian bisa diterima dan yang lain ditolak, (4) hindari pemakaian kisaran
yang tumpang tindih atau hal-hal yang bersifat relatif dalam kuplet , (5)
gunakan sifat-sifat yang biasa diamati, (6) pernyataan dari dua kuplet yang
berurutan jangan dimulai dengan kata yang sama, (7) setiap kuplet diberi
nomor, (8) buat kalimat pernyataan yang pendek (Widodo, 2014: 63).
E. Kerangka Pikir
Banyak persaingan yang harus dihadapi oleh manusia di era globalisasi. Untuk
menghadapi persaingan tersebut, perlu adanya peningkatan kualitas manusia.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas manusia adalah melalui
pendidikan. Pendidikan berfungsi sebagai wadah untuk menyiapkan sumber
daya manusia yang bermutu tinggi.
Peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dapat dilakukan dengan
menerapkan Kurikulum 2013. Tema dari Kurikulum 2013 adalah dapat
menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
melalui penguatan sikap. Untuk mencapai tema pada Kurikulum 2013
dibutuhkan proses pembelajaran yang mendukung kreativitas. Kurikulum
33
2013 menerapkan pendekatan saintifik, yaitu pendekatan yang menggunakan
lima langkah dalam memperoleh pengetahuan. Langkah – langkahnya yaitu
mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik menuntut pembelajaran
berpusat pada siswa (student centered), bukan berpusat pada guru (teacher
centered).
Sebagai implementasi pendekatan saintifik, salah satu model yang dapat
digunakan dalam pembelajaran IPA adalah model pembelajaran inkuiri. Salah
satu model pembelajaran berbasis inkuiri adalah ADI. Model ADI
menghendaki adanya kegiatan praktikum dalam proses pembelajaran.
Pelaksanaan praktikum memerlukan sumber belajar yang disebut dengan
penuntun praktikum. Penuntun praktikum menjadikan kegiatan praktikum
yang dilakukan siswa menjadi terarah dan memiliki keterampilan proses sains
serta sikap ilmiah. Penuntun praktikum dengan menerapkan model ADI
dimaksudkan agar siswa merancang pertanyaan sendiri, merumuskan
hipotesis, membuat kesimpulan dan terlibat dalam argumentasi berbagai ide
sehingga siswa dapat memiliki kemampuan berargumentasi melalui proses
penyelidikan. Kerangka pikir penelitian disajikan pada Tabel 20.
34
Gambar 20. Kerangka Pikir Penelitian
Peningkatan kualitas manusia melalui pendidikandi era globalisasi
Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan saintifik
Student centered (berpusat pada siswa)
Menggunakan langkah 5 M
Penerapan model pembelajaran inkuiri yaitu ADI
Model ADI menghendaki adanya kegiatanpraktikum dengan sumber belajar berupapenuntun praktikum
Pengembangan Penuntun Praktikum KlasifikasiMakhluk Hidup dengan Model ADI
35
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus 2017. Penelitian ini
menggunakan dua uji yaitu uji optimasi penuntun praktikum dan uji validasi.
Uji optimasi penuntun praktikum dilaksanakan di Laboratorium Pembelajaran
Biologi FKIP Unila. Sedangkan uji validasi dilakukan di SMPN 15 Bandar
Lampung. Uji validasi dilakukan kepada siswa kelas VII yang mempelajari
uraian materi pokok klasifikasi makhluk hidup.
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk
hidup yang disusun menggunakan langkah pembelajaran dengan model ADI
untuk siswa SMP kelas VII. Buku penuntun praktikum yang dikembangkan
berisikan pendahuluan, tujuan, pertanyaan penelitian, langkah kerja, argumen,
sesi argumentasi, dan laporan.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain “Penelitian
Pengembangan” (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011: 407),
penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Model
36
pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi model
pengembangan perangkat pembelajaran menurut Thiagarajan, Semmel dan
Semmel (1974: 5) yaitu Model 4-D.
Research and Development (R & D) dengan model 4-D terdiri dari empat tahap
yaitu: tahap pendefinisian (define), pendisainan (design), pengembangan
(develop), dan diseminasi (disseminate). Penelitian ini hanya sampai pada
tahap ke-3 yaitu pada tahap pengembangan (develop) sedangkan tahap
desiminasi tidak dilakukan, hal ini karena pertimbangan keterbatasan waktu
peneliti.
D. Prosedur Penelitian
Adapun prosedur yang dilakukan dalam mengembangkan buku penuntun
praktikum klasifikasi makhluk hidup melalui tahapan-tahapan berikut : (1)
tahap pendefinisian (define), (2) perancangan (design), dan (3) pengembangan
(develop).
1. Tahap pendefinisian (define). Tahap ini bertujuan untuk menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan
analisis kebutuhan yang terdiri dari : analisis ujung depan, analisis siswa,
analisis konsep, analisis tugas, dan analisis perumusan tujuan pembelajaran.
(a). Analisis ujung depan, bertujuan mengetahui karakteristik buku
penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup yang dipakai sebagian besar
guru SMP di Bandar Lampung.
(b). Analisis siswa, bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kemampuan,
dan pengalaman siswa, baik secara individu maupun kelompok sebagai
37
gambaran untuk mendesain pengembangan buku penuntun. Hasil analisis
tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan buku
siswa yang didasarkan kemampuan siswa.
( c ). Analisis konsep, dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
materi-materi yang sesuai dengan KD.
(d). Analisis tugas, dilakukan untuk mengetahui tugas-tugas yang
diberikan oleh guru dan bagaimana pengaruh tugas tersebut terhadap
pemahaman siswa.
(e). Analisis perumusan tujuan pembelajaran, bertujuan untuk
merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas sebagai penentu
objek penelitian. Pada akhirnya, dari tahap ini diperoleh gambaran tentang
konsep-konsep yang penting dan kegiatan pada penuntun praktikum yang
dikembangkan yang akan dijadikan dasar pembuatan rancangan awal
penuntun praktikum beserta kuncinya.
2. Tahap perancangan (design). Tahap ini bertujuan untuk merancang
perangkat pembelajaran, yaitu komponen-komponen buku penuntun
praktikum yang meliputi teks dan gambar terkait kegiatan untuk melatih
kemampuan argumentasi siswa. Termasuk di dalamnya pertanyaan-
pertanyaan diskusi yang harus dikerjakan oleh siswa yang mengarahkan
mereka untuk menemukan konsep penting yang berhubungan dengan
materi ajar. Tujuan tahap ini adalah tersedianya teks dan gambar serta kunci
buku penuntun praktikum yang siap untuk diproses pada tahap selanjutnya
(draft 1).
38
3. Tahap pengembangan (develop). Tahap ini bertujuan untuk menghasilkan
buku penuntun praktikum dan kuncinya yang layak secara teoritis. Tahap
pengembangan ini terdiri dari beberapa langkah yang secara rinci adalah:
(a) Telaah dan Validasi, buku penuntun praktikum dan kuncinya yang
pertama kali dibuat (draft 1) selanjutnya ditelaah oleh 5 penelaah, yaitu dua
orang dosen Unila dan 3 orang guru IPA SMP Negeri 15 Bandar Lampung
sehingga mendapatkan saran. Validasi yang dilakukan adalah validasi
pedagogik, validasi content atau isi, dan validasi desain. Validasi pedagogik
digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang kesesuaian sistematika
penulisan dalam penuntun praktikum dengan pembelajaran biologi.
Validasi content atau isi digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang
kesesuaian materi dalam penuntun praktikum yang hendak dikuasai siswa
dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan validasi desain digunakan untuk
mendapatkan gambaran tentang keselarasan desain yang diterapkan dalam
buku penuntun praktikum. Masukan dari hasil validasi tersebut digunakan
sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan draft 1 menjadi draft
2 penuntun praktikum dengan model ADI yang siap diuji coba pada siswa.
(b) Keterbacaan, draft 2 penuntun praktikum selanjutnya diberikan kepada
30 siswa SMP kelas VII untuk mengetahui keterbacaan buku penuntun
praktikum. Data respons siswa terhadap keterbacaan buku penuntun
praktikum digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyempurnakan
draft 2 menjadi draft 3 buku penuntun praktikum dengan model ADI.
Adapun tahap pengembangan penuntun praktikum klasifikasi makhluk
hidup dan kuncinya dijelaskan pada Gambar 21.
39
Gambar 21. Alur Penelitian
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Instrumen Validasi Buku Penuntun Praktikum
Instrumen validasi buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup
dengan model ADI untuk siswa SMP/MTs Kelas VII digunakan untuk
mengetahui kualitas buku penuntun praktikum yang dikembangkan dan
Analisis Kebutuhan
DEFINE
Analisis TugasAnalisis KonsepAnalisis Siswa
Rancangan Awal Buku Penuntun Praktikum Klasifikasi Makhluk Hidupmodel ADI
Inventarisasi dan penyusunan isi Buku Penuntun Praktikum Klasifikasi MakhlukHidup yang dikembangkan
DESIGN
Draft I yang siap diproses pada tahap selanjutnya
Telaah Buku Penuntun Praktikum KlasifikasiMakhluk Hidup oleh penelaah ahli pend.
Biologi dan guru
Revisi I
Draft II yang siap diuji coba
DEVELOP
Uji coba kepada siswa
Revisi II
Buku Penuntun Praktikum Klasifikasi Makhluk Hidup modelADI
AnalisisUjung Depan
PerumusanTujuan
40
untuk mendapatkan masukan. Instrumen validasi ini berupa daftar cek
yang berisikan rangkaian pernyataan mengenai validitas pedagogik,
validitas content/isi, dan validasi desain. Validator diminta untuk
menanggapi pernyataan dengan memberikan skor penilaian dengan
ketentuan: 1 = tidak baik/tidak sesuai; 2 = kurang baik/kurang sesuai; 3 =
baik/sesuai; 4 = sangat baik/sangat sesuai.
Instrumen validasi buku penuntun praktikum diberikan kepada dua orang
dosen Unila dan tiga orang guru IPA SMP Negeri 15 Bandar Lampung
untuk mendapatkan masukan. Instrumen validasi yang berupa daftar cek
ini dikembangkan oleh peneliti dengan mengadaptasi angket oleh Ni’mah
(2013: 85-91), kemudian divalidasi oleh pembimbing.
2. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap keterbacaan
buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup model ADI untuk
siswa SMP/MTs Kelas VII. Menurut Widi (2010: 243), angket merupakan
daftar tertulis pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Melalui
metode pengumpulan data ini, responden membaca daftar pertanyaan
tertulis yang diberikan, dan untuk selanjutnya menuliskan jawabannya
atau memilih jawaban yang telah disediakan. Angket disajikan dalam
bentuk pernyataan positif dan siswa diminta untuk menanggapi pernyataan
dengan jawaban Ya atau Tidak.
Angket diberikan kepada setiap siswa yang telah melakukan praktikum
dengan menggunakan buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup
41
dengan model pembelajaran ADI yang telah dikembangkan. Angket yang
berupa daftar cek ini dikembangkan oleh peneliti dengan mengadaptasi
angket oleh Ni’mah (2013: 94-96), kemudian divalidasi oleh pembimbing.
3. Lembar Optimasi Buku Penuntun Praktikum
Lembar optimasi buku penuntun praktikum digunakan untuk mencatat
argumen yang disusun, terdiri atas: claim, bukti atau data pengamatan,
bukti kebenaran (warrant dan backing). Pada lembar optimasi buku
penuntun praktikum, bukti atau data yang diharapkan adalah dapat
mengklasifikasikan makhluk hidup. Data yang berasal dari lembar
optimasi ini akan digunakan untuk penyusunan buku penuntun praktikum.
4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum
Lembar observasi digunakan untuk mengamati keterlaksanaan praktikum
menggunakan buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup dengan
model pembelajaran ADI. Lembar observasi ini diberikan kepada observer
yaitu tiga guru IPA di SMPN 15 Bandar Lampung yang mengamati
kegiatan praktikum pada saat praktikum klasifikasi makhluk hidup dengan
model pembelajaran ADI. Lembar observasi ini berupa daftar cek yang
dikembangkan oleh peneliti dengan mengadaptasi lembar observasi oleh
Hasnunidah (2016: 97), kemudian divalidasi oleh pembimbing. Lembar
observasi keterlaksanaan praktikum diisi dengan cara memberi tanda
checklist pada salah satu kolom penilaian yang telah ditentukan peneliti.
Kolom penilaian terdiri atas kriteria: terlaksana, kurang terlaksana, dan
tidak terlaksana. Lembar observasi ini menggunakan nilai sebagai
pengukur tingkat keterlaksanaan praktikum.
42
F. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian dikumpulkan dengan melalui kegiatan sebagai berikut:
1. Instrumen Validasi Buku Penuntun Praktikum
Instrumen validasi buku penuntun praktikum digunakan untuk mengetahui
kualitas penuntun praktikum yang dikembangkan dan untuk mendapatkan
masukan. Instrumen validasi ini berupa daftar yang berisikan rangkaian
pernyataan mengenai validitas pedagogik, validitas content/isi, dan
validasi desain. Hasil validasi diolah sebagai berikut:
1.1 Menghitung jumlah jawaban tidak baik/tidak sesuai, kurang
baik/kurang sesuai; baik/sesuai; sangat baik/sangat sesuai. Setiap
indikator pada jawaban tidak baik/tidak sesuai diberikan skor 1,
kurang baik/kurang sesuai diberikan skor 2; baik/sesuai diberikan
skor 3; dan sangat baik/sangat sesuai diberikan skor 4.
1.2 Menghitung persentase skor keidealan setiap aspek dengan rumus
berikut:
% Skor Keidealan = Skor Rata − rata Setiap AspekSkor Tertinggi Ideal Setiap Aspek x 100%1.3 Mengkonsultasikan persentase skor dimasukkan ke dalam kategori
menurut Arikunto (2006: 211) pada Tabel 2.
Tabel 2. Kriteria Rentang Skor Validasi Buku Penuntun PraktikumPersentase Skor KategoriKurang dari 21 Kurang
21 – 40 Cukup41 – 70 Baik71 – 100 Baik sekali
Sumber : Arikunto (2006: 211)
43
2. Angket
Angket digunakan untuk mengumpulkan data mengenai respons siswa
terhadap keterbacaan penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup
model ADI untuk siswa SMP/MTs Kelas VII. Hasil angket diolah sebagai
berikut:
2.1 Menghitung jumlah jawaban Ya dan Tidak. Setiap indikator pada
jawaban Ya diberikan skor 1 dan Tidak diberikan skor 0.
2.2 Menghitung persentase skor dengan rumus berikut:
% Skor = Jumlah skor yang diperolehSkor tertinggi × Jumlah responden x 100%2.3 Mengkonsultasikan persentase skor dimasukkan ke dalam kategori
menurut Arikunto (2006: 211) pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria Rentang Skor Angket Buku Penuntun PraktikumPersentase Skor KategoriKurang dari 21 Kurang
21-40 Cukup41-70 Baik71-100 Baik Sekali
Sumber : Arikunto (2006: 211)
3. Lembar Optimasi Buku Penuntun Praktikum
Berdasarkan lembar optimasi buku penuntun praktikum klasifikasi
makhluk hidup dengan model pembelajaran ADI, diambil hasil optimasi
yang optimum. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan penyusunan
argumen sesuai Model Toulmin berdasarkan Kerangka Kerja Inch (2006 :
41), seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Selain itu, lembar optimasi buku
penuntun praktikum juga mencatat waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan praktikum secara keseluruhan.
44
Tabel 4. Penilaian Argumen menurut Model Toulmin BerdasarkanKerangka Kerja Inch
Skor Model Kriteria1 C [claim] Hanya terdiri dari klaim
2 DK [data, klaim] Terdiri dari data dan klaim3 DKP [data, penjamin, klaim] Terdiri dari data, penjamin
(warrant), dan klaim4 DKPB
[data, penjamin-pendukung,klaim]
Terdiri dari data,penjamin, pendukungpenjamin, dan klaim
Sumber: Inch (2006: 41)
4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Prosedur Praktikum
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
keterlaksanaan prosedur penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup
model ADI untuk siswa SMP/MTs Kelas VII. Hasil observasi diolah
sebagai berikut:
4.1. Menghitung jumlah jawaban “terlaksana”, “kurang terlaksana” dan
“tidak terlaksana” yang diisi oleh observer pada lembar observasi
keterlaksanaan pembelajaran. Setiap indikator pada sintaks
pembelajaran yang terlaksana diberikan skor 2, kurang terlaksana
diberikan skor 1, dan jika tidak terlaksana diberikan skor 0.
4.2. Menghitung persentase keterlaksanaan prosedur praktikum
menggunakan rumus berikut:Keterlaksanaan prosedur praktikum (%)= ∑kegiatan yang terlaksana∑kegiatan 100%
4.3. Mengkonsultasikan hasil perhitungan ke dalam kategori
keterlaksanaan prosedur praktikum dengan kriteria menurut
Hasnunidah (2016: 98) seperti ditunjukkan pada Tabel 5.
45
Tabel 5. Interpretasi Keterlaksanaan Prosedur PraktikumPKP (%) Kriteria
PKP = 0 Tak satu kegiatan pun terlaksana0 < PKP < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana25 ≤ PKP < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
PKP= 50 Setengah kegiatan terlaksana50 < PKP < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana75 ≤ PKP< 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
PKP = 100 Seluruh kegiatan terlaksanaPKP = Persentase Keterlaksanaan Praktikum( Hasnunidah, 2016: 98)
G. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan 4 macam data, yaitu : (1) data hasil validasi
penuntun praktikum, (2) data hasil angket respons siswa, (3) data optimasi
penuntun praktikum, dan (4) data hasil observasi keterlaksanaan prosedur
praktikum. Teknik analisis data yang digunakan yaitu statistik deskriptif untuk
menunjukkan deskripsi atau profil kualitas buku penuntun praktikum yang
dikembangkan. Statistik deskriptif yang digunakan untuk menunjukkan
deskripsi hasil optimasi buku penuntun praktikum dan hasil observasi
keterlaksanaan prosedur praktikum. Nilai statistik deskriptif yang digunakan
meliputi: rata-rata, rerata tertinggi, rerata terendah, dan persentase. Statistik
deskriptif digunakan untuk mengolah data yang dihimpun dari pendapat,
komentar, saran semua validator, dan respons siswa. Data kualitas kelayakan
produk pengembangan, yaitu buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk
hidup model ADI untuk siswa SMP/MTs kelas VII ditentukan dari hasil
validasi buku penuntun praktikum dan angket respons siswa yang
menunjukkan kriteria minimal baik, sementara dari hasil optimasi buku
penuntun praktikum minimal memperoleh skor 3 dan hasil observasi
keterlaksanaan prosedur praktikum minimal skor 75 ≤ PKP < 100. Sehingga,
46
buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup dengan model ADI untuk
siswa SMP/MTs kelas VII yang dikembangkan layak untuk guru dan siswa.
99
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Karakteristik penuntun praktikum yang digunakan di Kota Bandar Lampung
adalah penuntun yang berisi instruksi langsung. Penuntun praktikum tidak
memfasilitasi kegiatan menanya sebagai ciri pendekatan saintifik Kurikulum
2013 sehingga tidak melatih kemampuan argumentasi siswa. Karakteristik
buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup dengan model ADI adalah
penuntun praktikum yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
(a) Tampilan fisik buku penuntun praktikum memiliki cover/sampul yang
menarik, tulisan jelas, dan gambar berwarna.
(b) Komponen-komponen yang terdapat pada buku penuntun meliputi
cover, kata pengantar, daftar isi, tata tertib praktikum, tata tertib dalam
sesi argumentatif, panduan argumentasi, lembar review laporan
penelitian, LKP 01, LKP 02, LKP 03, LKP 04, daftar pustaka, dan
kunci jawaban.
100
(c) Lembar kerja praktikum meliputi identitas siswa, judul praktikum,
dasar teori, tujuan, pertanyaan penelitian, alat dan bahan, langkah
kerja, argumentasi pada papan tulis, sesi argumentasi, dan laporan.
(d) Format buku menggunakan huruf Franklin Gothic Book dengan
ukuran 12, dan menggunakan ejaan yang baik dan benar.
2. Kondisi optimum alat, bahan, dan prosedur praktikum klasifikasi makhluk
hidup yaitu dengan digunakannya loupe (kaca pembesar), situs web, dan
tumbuhan untuk menunjang siswa melakukan praktikum dan prosedur
yang digunakan pada penelitian ini adalah mengacu pada langkah-langkah
dalam model ADI yang meliputi identifikasi tugas, pengumpulan data,
produksi argumen tentatif, sesi interaktif argumentasi, dan penyusunan
laporan penyelidikan.
3. Keterlaksanaan penuntun praktikum klasifikasi makhluk hidup yang
dikembangkan menunjukkan kriteria “hampir seluruh kegiatan
terlaksana” dengan persentase rata-rata 92% dan 94% untuk praktikum
klasifikasi makhluk hidup dan tingkatan takson dalam klasifikasi makhluk
hidup, dan untuk praktikum kunci determinasi tumbuhan dan kunci
determinasi tumbuhan menunjukkan rata-rata 100% dengan kategori
“seluruh kegiatan terlaksana”.
4. Penilaian pendidik terhadap penuntun praktikum klasifikasi makhluk
hidup dengan model ADI yang dikembangkan berkategori“baik sekali”.
101
5. Respons siswa terhadap buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk
hidup dengan model ADI berkategori “baik sekali”.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan di atas
maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi guru, diharapkan dapat membuat buku penuntun praktikum dengan
model ADI sehingga mampu melatih keterampilan ilmiah siswa dan
kemampuan siswa dapat tergali secara optimal.
2. Bagi kepala sekolah, diharapkan dapat memperhatikan kemampuan guru
IPA dan memfasilitasi guru bidang studi dalam upaya meningkatkan
kemampuan berargumentasi siswa dengan menerapkan model ADI.
3. Penelitian pengembangan buku penuntun dengan model 4-D Thiagarajan
ini hanya sampai pada tahap pengembangan (develop). Untuk mengetahui
efektifitas penggunaan buku penuntun praktikum klasifikasi makhluk
hidup dalam proses pembelajaran diharapkan untuk melanjutkan hingga
tahap penyebaran (disseminate).
102
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Y dan Riandi. 2015. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa MelaluiPembelajaran Argument Driven Inquiry Pada Pembelajaran IPA TerpaduDi SMP Kelas VII. 1 (3): 115-120.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: BumiAksara. 370 hlm.
Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Cain, Michael. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid2. Jakarta: Erlangga. 441 hlm.
Darma, 1. 2014. Studi Komparatif Model Pembelajaran Inkuiri Bebas dan GeneratifTerhadap Pemahaman Konsep dan Kreativitas Siswa. E-journal ProgramPascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 4 (1), 1-13.
Deden. 2015. Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Menggunakan ModelPembelajaran Inkuiri Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Prosiding SeminarNasional 9 Mei 2015. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 107 hlm.
Demirciouglu, T. dan Ucar, S. 2012. The Effect of Argument-Driven Inquiry on Pre-Service Science Teachers Attitude and Argumentation Skill. Procedia-Sosial and Behavioral Sciences. 46: 5035-5039.
Djumhana, N. 2007. Bahan Ajar Biologi Untuk Kelas X. Bandung: UniversitasPendidikan Indonesia. 55 hlm.
Ginanjar, W.S. 2015. Penerapan Model Argument- Driven Inquiry dalamPembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi IlmiahSiswa SMP. Jurnal Pengajaran MIPA. 20 (1): 32-37.
Hasnunidah, N. 2016. Pengaruh Argument Driven-Inquiry dengan ScaffoldingTerhadap Keterampilan Argumentasi, Keterampilan Berpikir Kritis, DanPemahaman Konsep Biologi Dasar Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA
103
Universitas Lampung. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: UniversitasNegeri Malang.
Inch, E.S., Warnick, B. dan Endres, D. 2006. Critical Thinking and Communication:The Use Of Reason In Argument. Boston: Pearson Education Inc. 390 hlm.
Kadayifcia, H., Atasoya, B., dan Akussa, H. 2012. The Correlation between TheFlaws Students Define in Argument and Their Creative and CriticalThinking Abilities. Procedia-Social and Behavioral Science, 47: 802-806.
Kemendikbud. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VII Semester 1.Jakarta. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 234 hlm.
Lazim, M. 2013. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Kurikulum2013. (Online), (http://p4tksb-jogja.com/arsip/index.php?o), Diakses 31Desember 2016.
Mudjito.2015. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka. 162 hlm.
Mukminan. 2014. Strategi Menyiasati Pendidikan Abad 21. Makalah Disajikan danDibahas Pada Seminar Nasional “Pendidikan Abad 21”. Bandung:Universitas Pendidikan Indonesia. 13 hlm.
Munandar, K. 2016. Pengenalan Laboratorium IPA-Biologi Sekolah. Bandung: PTRefika Aditama. 170 hlm.
Ni’mah, H.I. 2013. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia BerbasisPendekatan SETS Untuk Peserta Didik SMA/MA Kelas X. Skripsi.Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. 133 hlm.
OECD. 2016. PISA 2015 Result In Focus. Perancis : OECD. Paris, France: OECD.( online) (http://www.oecd.org/dataoecd/1/53/384866.pdf), Diakses padatanggal 10 Januari 2017.
Peniati. 2013. Model Analisis Evaluasi Diri Untuk Mengembangkan KemampuanMahasiswa Dalam Merancang Pengembangan Laboratorium di Sekolah.Jurnal Pendidikan IPA Indonesia. 2 (2): 107-119.
Rahmi, R. 2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis InkuiriTerbimbing dan Multimedia Pembelajaran IPA SMP. 2 (2): 240-256.
Salirawati, D dan Agung, W. 2010. Pelatihan Pengembangan Praktikum IPABerbasis Lingkungan. Inotek, 15 (1). 100-108.
104
Sampson, V. dan Gleim, L. 2009. Argument-Driven Inquiry to Promote theUnderstanding of Important Concepts & Practices in Biology.AcademicJournal Article. 465-472.
Solikhatun, I. 2015. Pengaruh Penerapan Reality Based Learning Terhadap HasilBelajar Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran2012/2013. Jurnal Pendidikan Biologi, 7(3): 49-60.
Subamia, I Gusti, dan I Nyoman. 2014. Pengembangan Perangkat PenunjangPraktikum IPA SMP Berorientasi Lingkungan. Jurnal Pendidikan danPengajaran,47 (1): 29-39.
Subiantoro.A.W. 2008. Pentingnya Praktikum Dalam Pembelajaran IPA.Disampaikan dalam kegiatan PPM bagi guru IPA SMP kota Yogyakarta.Yogyakarta : FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. 11 hlm.
Sudarisman, S. 2015. Memahami Hakikat dan Karakteristik Pembelajaran Biologidalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 Serta OptimalisasiImplementasi Kurikulum 2013. Jurnal Florea. 2 (1), 29-35.
Susantini, E. 2012. Pengembangan Penuntun Praktikum Genetika Untuk MelatihKeterampilan Berpikir Kritis. JPII 1 (2): 102-108.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. 458 hlm.
Suwarno. 2009. Panduan Pembelajaran Biologi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 234 hlm.
Thiagarajan, S. , Semmel, D.S dan Semmel, M. 1974. Instructional DevelopmentFor Training Teachers of Exceptional Children A Blomington: CentralFor Inovation On Teaching The Hardicapped. 194 hlm.
Trianto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.Jakarta: Prenadamedia Group. 313 hlm.
Ummah, S.K. 2014. Pengembangan Petunjuk Praktikum IPA Terpadu BerbasisInkuiri Terbimbing Pada Tema Makanan dan Kesehatan. USEJ 3 (2): 511-518.
Waluyo, Maya. 2014. Pengembangan Panduan Praktikum Berbasis InkuiriTerbimbing Tema Fotosintesis Untuk Menumbuhkan Keterampilan Kerja
105
Ilmiah Siswa SMP. Online:digilib.uns.ac.id/view/year/2014.type.htm.Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang: 146 hlm.
Warianto, C. 2011. Biologi Sebagai Ilmu. (Online), (http:/www.pendidikan-diy.go.id/biologi/up), Diakses 02 Januari 2017. 130 hlm.
Weston, A. 1954. A Rulebooks For Arguments. London: Hackett PublishingCompany. 87 hlm.
Widi, R.K. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu. 290 hlm.
Widodo, W. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII Semester 1.(Online), (http:/www.pendidikan-diy.go.id/kurikulum2013/up), Diakses 01Januari 2017. 240 hlm.
Wijayanto, D. 2012. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia SMA BerbasisInkuiri Terbimbing Pada Materi Asam Basa. Malang: Universitas NegeriMalang. 7 hlm.
Wisudawati, A. dan Sulistyowati, E. 2014. Metode Pembelajaran IPA. Jakarta: PTBumi Aksara. 280 hlm.
Zulaiha, Hartono, dan Ibrahim, R. 2014. Pengembangan Buku Panduan PraktikumKimia Hidrokarbon Berbasis Keterampilan Proses Sains di SMA.J.Pend.Kim. 1 (1), 87-93.