PENGARUH MODEL ARGUMENT DRIVEN INQUIRY (ADI) …digilib.unila.ac.id/54860/3/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH MODEL ARGUMENT DRIVEN INQUIRY (ADI) …digilib.unila.ac.id/54860/3/SKRIPSI TANPA BAB...
i
PENGARUH MODEL ARGUMENT DRIVEN INQUIRY (ADI) PADA
PEMBELAJARAN SISTEM PERNAPASAN TERHADAP
KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA
BERKEMAMPUAN AKADEMIK BERBEDA
DI KELAS VIII SMP AL-AZHAR 3
BANDAR LAMPUNG TAHUN
AJARAN 2018/2019
(Skripsi)
Oleh
DANI JAYA PUTRA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ii
ABSTRAK
PENGARUH MODEL ARGUMENT DRIVEN INQUIRY (ADI) PADA
PEMBELAJARAN SISTEM PERNAPASAN TERHADAP
KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA
BERKEMAMPUAN AKADEMIK BERBEDA
DI KELAS VIII SMP AL-AZHAR 3
BANDAR LAMPUNG TAHUN
AJARAN 2018/2019
Oleh
DANI JAYA PUTRA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh dari penggunaan
model pembelajaran ADI terhadap keterampilan argumentasi siswa; signifikansi
pengaruh kemampuan akademik terhadap keterampilan argumentasi siswa;
signifikansi pengaruh interaksi antara model pembelajaran ADI dengan
kemampuan akademik terhadap keterampilan argumentasi siswa.
Penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan desain Pretest Postest Non
Equivalent Control Group Design. Unit perlakuan yang digunakan adalah
faktorial 2x2. Faktor pertama adalah model pembelajaran (ADI dan
Konvensional) dan faktor kedua adalah kemampuan akademik (atas dan bawah).
Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al–Azhar 3 Bandar
Lampung yang berjumlah 253 orang. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII E
dan VIII G yang dipilih dari populasi dengan teknik cluster random sampling.
Jenis data yang digunakan yaitu data kuantitatif berupa data keterampilan
iii
argumentasi siswa yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Sementara itu, data
kualitatif berupa hasil observasi keterlaksanaan sintaks pembelajaran dan hasil
analisis angket tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran ADI.
Data kuantitatif dalam penelitian ini dianalisis secara statistik dengan uji ankova
pada taraf nyata 5%. Uji lanjut dilakukan terhadap nilai pretes dan postes yaitu
dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji
homogenitas dari nilai pretes dan postes. Uji homogenitas menggunakan Levene’s
Test of Equality of Error Variances sedangkan uji normalitas menggunakan One
Sample Kolmogorov Smirnov Test. Data keterlaksanaan sintaks pembelajaran serta
data tanggapan siswa dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
penggunaan model ADI terhadap keterampilan argumentasi siswa dengan angka
signifikansi sebesar 0,000. Keterampilan argumentasi siswa yang belajar dengan
model ADI (71,25 ± 6,12) lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang belajar
secara konvensional (34,75 ± 12,19). Sedangkan, kemampuan akademik tidak
memberikan pengaruh signifikan terhadap keterampilan argumentasi siswa
dengan angka signifikansi sebesar 0,135. Interaksi antara model pembelajaran
ADI dengan kemampuan akademik juga tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap keterampilan argumentasi siswa dengan angka signifikansi sebesar
0,005.
Kata Kunci: model pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI), keterampilan
argumentasi, kemampuan akademik.
iv
PENGARUH MODEL ARGUMENT DRIVEN INQUIRY (ADI) PADA
PEMBELAJARAN SISTEM PERNAPASAN TERHADAP
KETERAMPILAN ARGUMENTASI SISWA
BERKEMAMPUAN AKADEMIK BERBEDA
DI KELAS VIII SMP AL-AZHAR 3
BANDAR LAMPUNG TAHUN
AJARAN 2018/2019
Oleh
DANI JAYA PUTRA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
v
vi
vii
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi, Lampung Utara pada
08 Desember 1995 yang merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara pasangan Bapak Amrin Efendi (Alm) dengan
Ibu Ibu Putri. Alamat penulis yaitu di Desa Palbatu,
Pekurun Tengah, Kecamatan Abung Pekurun,
Kabupaten Lampung Utara.
Pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh penulis adalah TK Muslimin
Kotabumi (2001-2002), SD Negeri 1 Pekurun Tengah (2002-2008), SMP Negeri 1
Kotabumi (2008-2011), dan SMA Negeri 1 Kotabumi (2011-2014). Pada
pertengahan tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi
FKIP Unila melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN).
Penulis aktif sebagai anggota muda BEM FKIP Unila dan Himasakta Unila pada
tahun 2014-2015, menjadi staff ahli Dinas Pemberdayaan Sumber Daya
Mahasiswa BEM FKIP Unila 2015-2016 serta menjadi Kepala Divisi Sosial
Himasakta Unila tahun 2015-2016.
Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Pangasinan State
University Laboratory School Bayambang, Filipina tahun 2017 serta Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Tematik tahun 2017 di Pekon Gunung Cahaya, Kecamatan Labuhan
Ratu, Kabupaten Way Kanan.
ix
MOTTO
“Tututlah ilmu, di saat kamu miskin, Ia akan menjadi hartamu, di saat kamu kaya,
Ia akan menjadi perhiasanmu.”
(Luqman Al- Hakim)
" Saat kamu berhasil, kamu mendapatkan sesuatu. Saat kamu gagal, kamu belajar
tentang sesuatu. Kamu butuh keduanya. "
(Dr. Bilal Philips.)
“Don’t let anyone rush you with their timelines. Everything in life happens
according to our time, our clock. They have their own time and clock and so do
you.”
(Jay Shetty)
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(QS. Luqman ; 18)
x
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil’aalamin
Sembah sujud serta puji dan syukur pada-Mu Allah SWT yang Maha Agung.
Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda Rasullulllah Muhammad
SAW. dan para sahabat yang Mulia.
Kupersembahkan tugas akhir ini sebagai tanda bakti cinta kasihku kepada :
Kedua orang tuaku tercinta, Bapak (Amrin Efendi Alm.) dan terutama Ibuk (Ibu
Putri) yang selama ini telah berjuang merawat, membesarkan dan memberikan
segala yang beliau punya sehingga Penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan tinggi ini. Terimakasih atas kasih sayang, do’a, dukungan semangat
dan pengorbanan yang sudah Ibuk berikan, semoga Allah SWT meridhai saya
untuk dapat memberikan yang terbaik kepada Ibuk dan Allah SWT mengganti
semuanya dengan Syurga-Nya kelak. Amin Ya Rabbal Alamin.
Kakak (Dana Jaya Putra, S.Pd.) dan Adik (Diah Tathira Putri) yang selalu
mendukung, mendoakan, dan memberi semangat serta mengingatkan untuk terus
berusaha membahagiakan orang tua tercinta. Semoga kita selalu dieratkan
meskipun tidak selalu bersama, dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin Ya
Rabbal Alamin. .
Para pendidikku atas ilmu, nasihat dan motivasinya untuk terus melanjutkan dan
menyelesaikan pendidikan hingga saat ini.
Almamater tercinta, Universitas Lampung
xi
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Argument Driven Inquiry
(ADI) pada Pembelajaran Sistem Pernapasan Terhadap Keterampilan
Argumentasi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda di Kelas VIII SMP Al -
Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2018/2019”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung;
3. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi Univesritas Lampung,
4. Dr. Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si., selaku Pembimbing I serta pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan dukungan yang
sangat berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini serta pengalaman yang
telah diberikan sebagai bekal untuk menjalani hidup ke depannya;
xii
5. Dr. Tri Jalmo, M.Si selaku pembimbing II, yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikiran, memberikan saran, masukan serta nasihat untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini;
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung, atas segala ilmu yang telah diberikan
kepada penulis;
7. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi angkatan 2014 terutama kelas
A atas semangat, dukungan dan segala bantuan yang telah diberikan selama
Penulis menyelesaikan studi di Univeristas Lampung ;
8. Kepala Sekolah SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung , dan Guru IPA Kelas VIII
(Bapak Andrey Hasan, S. Pd.) serta siswa- siswi kelas VIII E dan VIII G yang
telah memberikan waktu dan kesempatan kepada Penulis untuk dapat
melaksanakan penelitian di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung;
9. Keluarga Besar tercinta baik dari Bapak maupun Ibuk yang terus memberikan
doa, dukungan dan motivasi untuk dapat menyelesaikan pendidikan tinggi ini.
Penulis berharap agar karya ini bisa bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Aamiin.
Bandar Lampung, 12 Desember 2018
Penulis
Dani Jaya Putra
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8
C. Tujuan .................................................................................................. 9
D. Manfaat ................................................................................................ 9
E. Ruang Lingkup ..................................................................................... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) ........................ 13
B. Kemampuan Akademik Berbeda ......................................................... 15
C. Keterampilan Argumentasi .................................................................. 17
D. Analisis Materi Sistem Pernapasan ..................................................... 19
E. Kerangka Pikir ..................................................................................... 28
F. Hipotesis Penelitian .............................................................................. 32
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 34
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 34
C. Desain Penelitian ................................................................................... 34
D. Prosedur Penelitian................................................................................ 36
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ................................................... 37
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 43
G. Teknik Pengelompokan Siswa ............................................................. 46
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry
(ADI) Terhadap Keterampilan Argumentasi ........................................ 48
xiv
B. Pengaruh Kemampuan Akademik yang Berbeda Terhadap
Keterampilan Argumentasi ................................................................... 51
C. Pengaruh Interaksi Antara Model Pembelajaran Argument Driven
Inquiry (ADI) dengan Kemampuan Akademik Berbeda Terhadap
Keterampilan Argumentasi ................................................................... 52
D. Keterlaksanaan Pembelajaran Sistem Pernapasan Pada Manusia
dengan Model ADI ............................................................................... 54
E. Keterlaksanaan Pembelajaran Sistem Pernapasan Pada Manusia
dengan Model Inkuiri ............................................................................ 56
F. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Sistem Pencernaan Pada
Manusia dengan Model ADI ................................................................. 57
G. Pembahasan .......................................................................................... 58
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 65
B. Saran ..................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Analisis Kedalaman dan Keluasan KD 3.9 ......................................... 19
2. Lanjutan Analisis Kedalaman dan Keluasan KD 3.9 9 ....................... 20
3. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2 .................................................... 35
4. Denah Perlakuan Penelitian.................................................................. 35
5. Penilaian Keterampilan Argumentasi Berdasarkan TAP
dengan Kerangka Kerja Orborne dkk ................................................. 39
6. Keterlaksanaan Pembelajaran ............................................................. 41
7. Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran ......................................... 42
8. Tanggapan Siswa ................................................................................. 42
9. Kriteria Pengelompokan Siswa ........................................................... 47
10. Uji Normalitas dengan One-Sample Kolmogrof Smirnov Test............ 48
11. Uji Homogenitas Data Pretest dan Postes dengan Levene’s
Test of Equality of Error Variances .................................................... 49
12. Hasil Uji Pengaruh Antar Subyek ...................................................... 50
13. Data Keterampilan Argumentasi ........................................................ 51
14. Perbandingan Rerata Nilai Keterampilan Argumentasi ...................... 51
15. Keterampilan Argumentasi Berdasarkan Kemampuan
Akademik ............................................................................................ 52
16. Keterampilan Argumentasi Berdasarkan Kelas &
Kemampuan Akademik ....................................................................... 53
17. Perbandingan Rerata Nilai Keterampilan Argumentasi ...................... 53
xvi
18. Hasil Analisis Keterlaksanaan Sintaks ADI melalui Pengamatan
Aktivitas Guru dan Siswa .................................................................... 55
19. Hasil Analisis Keterlaksanaan Sintaks Model Inkuiri melalui
Pengamatan Guru dan Siswa ............................................................... 56
20. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Sistem Gerak Pada
Manusia dengan Model ADI ............................................................... 57
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Argumentasi model Toulmin .................................................. 19
2. Sistem Pernapasan pada Manusia ...................................................... 23
3. Bagan Kerangka Pikir Peneliti ........................................................... 32
4. Diagram Hubungan Antar Varibel Penelitian .................................... 31
5. Grafik Interaksi Model dengan Kemampuan Akademik ..................... 53
6. Contoh Jawaban Pos Tes Siswa Kelas Kontrol ................................. 58
7. Contoh Jawaban Pos Tes Siswa Kelas Eksperimen ........................... 59
8. Contoh Argumen yang dibuat oleh Siswa pada Tahap Pembuatan
Argumen Tentatif ................................................................................ 60
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi- Kisi Kuisioner Guru ..................................................................... 74
2. Lembar Kuisioner Guru ....................................................................... 75
3. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru .................................................. 81
4. Lembar Pedoman Wawancara Guru ..................................................... 82
5. Kisi-Kisi Kuisioner Siswa .................................................................... 85
6. Lembar Kuisioner Siswa ...................................................................... 86
7. Lembar Observasi Laboratorium ......................................................... 89
8. Lembar Observasi Pembelajaran .......................................................... 91
9. Silabus Sistem Pernapasan pada Manusia ............................................ 94
10. Contoh RPP Kelas Eksperimen ............................................................ 95
11. Contoh RPP Kelas Kontrol .................................................................. 107
12. Contoh Lembar Kerja Praktikum Kelas Eksperimen ............................ 114
13. Contoh Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol ......................................... 129
14. Lembar Panduan Review Laporan ........................................................ 133
15. Lembar Panduan Revisi Laporan ......................................................... 134
16. Lembar Diskusi Reflektif ..................................................................... 135
17. Rubrik Soal Tes Keteremapilan Argumentasi ...................................... 136
18. Lenbar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Model ADI ............. 150
19. Lenbar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Model Inkuiri .......... 153
20. Lembar Tanggapan Siswa .................................................................... 155
21. Data Pretes dan Postes ......................................................................... 156
22. Data Keterampilan Argumentasi Sebelum dan Sesudah
Penerapan Model Pembelajaran ADI ................................................... 158
xix
23. Uji Normalitas Pretes dan Postes ......................................................... 159
24. Uji Homogenitas Pretes dan Postes ...................................................... 161
25. Uji Ankova ........................................................................................... 162
26. Uji Least Significans Difference ........................................................... 163
27. Data Observasi Keterlaksaan Sintaks Pembelajaran ADI
oleh Guru .............................................................................................. 165
28. Data Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Inkuiri
oleh Guru .............................................................................................. 167
29. Data Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran ADI
oleh Siswa ............................................................................................. 168
30. Data Observasi Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Inkuiri
oleh Siswa ............................................................................................ 170
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah
Abad 21 menuntut sumber daya manusia yang berkualitas agar mampu
bersaing dalam persaingan global. Sumber daya manusia yang berkualitas
berasal dari proses pendidikan yang berkualitas juga, dimana dalam proses
pendidikan tersebut siswa dibekali dengan berbagai keterampilan salah satunya
keterampilan berpikir. Keterampilan berpikir merupakan salah satu kecakapan
hidup yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan. Keterampilan
berpikir sangat penting untuk membekali siswa bersaing di dunia global
(Anjarsari, 2014 : 2). Oleh karena itu, perlu dikembangkan cara untuk melatih
kemampuan berpikir peserta didik dalam pembelajaran IPA. Salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk melatih kemampuan tersebut yaitu dengan melatih
kemampuan berargumentasi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Erduran &
Maria (2008, dalam Hasnunidah 2016 : 7) bahwa kontribusi argumentasi
dalam pembelajaran sains di kelas menyangkut lima dimensi, salah satunya
yaitu mendukung perkembangan kompetensi komunikasi dan berpikir kritis.
Beberapa alasan pentingnya kemampuan berargumentasi diterapkan dalam
pembelajaran IPA yaitu, argumentasi adalah kegiatan yang signifikan yang
berperan dalam pertumbuhan pengetahuan ilmiah serta komponen penting dari
2
wacana ilmiah. Selain itu, para ilmuwan juga menggunakan argumen untuk
menghubungkan bukti yang mereka pilih dengan klaim yang mereka dapatkan
melalui penggunaan warrant dan backing (Toulmin, 1958 & Kitcher 1988
dalam Erduran dkk., 2004 : 916). Selain itu, Kind dkk., (2011 : 2), juga
menyebutkan bahwa argumentasi merupakan komponen penting dari
penyelidikan ilmiah atau inkuiri, mengenalkan keterampilan ini ke dalam kelas
atau kegiatan laboratorium dapat dinilai sebagai cara untuk mengembangkan
kegiatan praktek sains atau IPA di sekolah.
Argumentasi ilmiah merupakan kemampuan mengemukakan ide atau gagasan
yang mampu menunjukkan hubungan antara hasil pemikiran dengan bukti
nyata yang ada dalam sains (Duschel dkk., 2007 : 33). Sedangkan argumentasi
itu sendiri merupakan proses untuk membentuk suatu argumen (Duschel &
Osborne (2002 : 41). Untuk dapat membedakan argumentasi ilmiah dengan
argumentasi pada umumnya, berdasarkan Toulmin’s Argumentation Pattern
(TAP) argumentasi ilmiah dapat diartikan sebuah penjelasan mengenai suatu
fenomena sains yang berisikan komponen klaim yang dilandasi data,
pembenaran yang menjelaskan hubungan data dengan klaim, dan diperkuat
oleh pendukung lainnya. Selain itu, terdapat pula komponen sanggahan atau
penolakan terhadap suatu keadaan tertentu (Erduran dkk., 2004 : 917).
Keterampilan argumentasi ini memiliki peran dan fungsi penting dalam proses
pembelajaran IPA. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Osborne (2004 : 995),
bahwa argumentasi memiliki dua peranan utama yaitu untuk melibatkan
peserta didik dalam koordinasi tujuan konseptual dan epistemis, selain itu,
3
membuat pemikiran dan penalaran ilmiah siswa memungkinkan dilakukannya
penilaian secara formatif oleh guru.
Pentingnya pengembangan argumentasi dalam pembelajaran juga
diungkapkan oleh beberapa ahli. Bilig dan Khun (1996) (dalam Osborne,
2004 : 996) menyatakan bahwa kemampuan berargumentasi merupakan salah
satu kemampuan berpikir yang dapat dikembangkan melalui penalaran yang
dilakukan dalam diskusi kelompok. Duschel dan Osborne (2002 : 48) juga
berpendapat bahwa, siswa harus diberikan kesempatan untuk terlibat dalam
kegiatan-kegiatan yang mengharuskan mereka menggunakan bahasa dan
penalaran ilmiah dengan teman-teman sekelas dan guru untuk mengetahui
konstruksi dan evaluasi argumentasi ilmiah mereka. Dalam proses diskusi dan
argumentasi tersebut, siswa perlu memberikan bukti-bukti atau data dan teori
yang kuat dan konkrit untuk mendukung argumen terhadap suatu
permasalahan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Koslowksi (dalam
Osborne, 2004 : 1001) bahwa untuk memulai sebuah argumen atau pendapat
membutuhkan sebuah sumber atau data yang memungkinkan konstruksi atau
pembentukan argumen tersebut. Melalui kegiatan argumentasi ini, siswa
memiliki kesempatan untuk berlatih menggunakan metode ilmiah dalam
membenarkan dan menyangkal ide-ide mereka selain mempelajari konsep
sains.
Berdasarkan hasil studi internasional seperti TIMSS (Trends in International
Mathematic and Science Study) (2011 : 146) memperlihatkan literasi siswa
Indonesia masih rendah. Penilaian yang dilakukan oleh International
4
Association for the Evaluation of Educational Achievement Study Center
Boston College tersebut, diikuti oleh 600.000 siswa dari 63 negara.
Berdasarkan studi tersebut pada tahun 2011, siswa SMP kelas VIII mendapat
peringkat 40 dari 42 negara di dunia yang terlibat pada bidang sains. Studi
yang juga dilakukan pada tahun 2015 juga menunjukkan hal yang serupa.
Secara umum siswa Indonesia lemah di semua aspek konten maupun koginitif
baik IPA maupun Matematika. Oleh karena itu, perlu penguatan kemampuan
dalam mengintegrasikan informasi, memberi kesimpulan, serta
menggeneralisasi pengetahuan ke hal-hal lain (Rahmawati, 2016 : 3).
Rendahnya literasi sains siswa, juga memiliki berpengaruh terhadap
keterampilan argumentasi siswa. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Khusnayain dkk (2013 : 69) bahwa terdapat pengaruh
linear yang positif dan signifikan antara skill argumentasi terhadap literasi sains
siswa.
Berdasarkan hasil observasi terhadap 18 guru IPA SMP di Kota Bandar
Lampung yang telah menerapkan kurikulum 2013, didapatkan data bahwa
82 % guru mengaku sudah menerapkan model inkuiri dalam kegiatan
pembelajaran. Namun dalam pelaksanaannya, penggunaan inkuiri belum
memberdayakan keterampilan argumentasi siswa. Hal ini dibuktikan dari
hasil observasi menggunakan angket bahwa sebagian besar guru ( 67%)
belum mengetahui tentang model pembelajaran ADI, dan belum menilai
keterampilan argumentasi siswa sebagai bagian dari evaluasi proses dan hasil
belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Sampson dkk, (2009), dalam
Demircioglu & Ucar (2015 : 268) yang menyatakan bahwa kebanyakan guru
5
IPA atau sains menemui kesulitan dalam mengintegrasikan argumentasi dan
menggunakan inquiry di dalam kelas, sama seperti mengenalkan siswa
dengan penyelidikan ilmiah untuk membantu mereka memahami
perkembangan dan pentingnya konsep-konsep dalam sains.
Berdasarkan observasi yang dilaksanakan pada siswa SMP kelas VIII di
Bandar Lampung yang telah menerapkan kurikulum 2013 memperlihatkan
bahwa, semua siswa (1150 orang) berpendapat bahwa, keterampilan
argumentasi perlu dimiliki oleh mereka. Selain itu, sebanyak 63% siswa
menyatakan mampu berbicara lancar dan berani menyatakan pendapat di depan
kelas, 70% menyatakan merasa tertarik memberikan komentar terhadap
pendapat orang lain, 77% menyatakan dapat memberikan alasan yang kuat
untuk mendukung suatu pendapat, dan 59% menyatakan yakin dapat
memberikan sanggahan terhadap suatu pendapat. Hasil ini dapat
menggambarkan bahwa, siswa tersebut memiliki potensi untuk dapat
mengembangkan keterampilan argumentasi jika mereka dilibatkan dalam
wacana argumentatif.
Berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan, kemampuan berargumentasi
merupakan hal yang sangat penting dan perlu dikembangkan di sekolah
dengan penerapannya dalam pembelajaran. Hal ini juga didukung oleh
pendapat Bricker & Bell (2008 : 474) yang menyatakan bahwa argumentasi
perlu dimasukkan ke dalam komponen inti pembelajaran sains, karena
argumentasi dapat membantu siswa untuk terlibat dalam pembentukan atau
konstruksi gagasan ilmiah dan belajar tentang bagaimana cara kerja ilmiah.
6
Dengan demikian, keterampilan untuk terlibat dalam argumentasi ilmiah,
yaitu keterampilan untuk memeriksa, menerima, atau menolak hubungan
antara bukti dan ide teoritas merupakan aspek penting dalam literasi sains.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk melatih argumentasi dan
metode ilmiah kepada siswa khususnya pada pembelajaran Biologi adalah
dengan inkuiri. Dhaaka (2012 : 81) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa,
model inkuiri dalam pembelajaran Biologi lebih efektif dibandingkan model
konvensional dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu model Inkuiri
menjadikan kegiatan pembelajaran Biologi menjadi lebih interaktif, nyata dan
menarik bagi siswa. Trowbridge (1990) dalam Rustaman (2005 : 12)
memperkenalkan model inkuiri sebagai suatu proses pendefinisian dan
penyelidikan masalah, formulasi hipotesis, merencanakan eksperimen,
mengumpulkan data, dan membuat kesimpulan. Penelitian lain yang juga
dilakukan oleh Putri (2017 : 20) menunjukkan bahwa terdapat interaksi model
scientific inquiry dengan argumentasi ilmiah siswa dalam meningkatkan
keterampilan proses sains siswa.
Salah satu model pembelajaran yang merupakan pengembangan dari inkuiri
dan diyakini dapat mengembangkan keterampilan argumentasi siswa adalah
model pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI). Model pembelajaran
ADI dipandang dapat memfasilitasi siswa untuk memahami konsep IPA secara
baik. Model pembelajaran ADI menekankan pada kegiatan konstruksi dan
validasi pengetahuan melalui kegiatan penyelidikan atau inquiry (Andriani,
2015: 115). Model pembelajaran ini dirancang untuk membuat sebuah kelas
7
yang dapat membantu siswa untuk mengerti tentang cara membuat sebuah
penjelasan ilmiah, mengeneralisasikan fakta ilmiah, menggunakan data untuk
menjawab pertanyaan ilmiah dan pada akhirnya dapat merefleksikan hasil kerja
yang telah dilakukannya (Sampson dkk., 2012 : 1). Melalui kombinasi dari
semua kegiatan tersebut, diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep-
konsep penting sebagai bagian dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Dengan terlibat dalam proses argumentasi, siswa juga dapat menguasai konsep
lebih baik karena pengetahuan tentang konten topik yang dibahas dibutuhkan
siswa untuk membangun argumen.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran ADI dapat
meningkatkan keterampilan argumentasi siswa. Hal ini ini dibuktikan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Demircioglu & Ucar (2015 : 267) bahwa,
ADI merupakan model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil
belajar dan kemampuan proses sains siswa serta dapat diaplikasikan untuk
kegiatan laboratorium yang lain. Penelitian lain yang dilakukan oleh
Marhamah dkk. (2017 : 51) pada siswa SMA kelas X juga menyimpulkan
bahwa ADI berpengaruh pada keterampilan berargumentasi siswa. Berdasarkan
hasil analisis data didapatkan peningkatan level argumentasi siswa dari level 1
ke level 3. Oleh karena itu, model pembelajaran Argument Driven Inquiry
sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, sangat perlu untuk diterapkan dan
dikembangkan pada kegiatan pembelajaran. Penelitian yang juga dilakukan
oleh Grooms (2011) dalam Huda (2014 : 64) menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan kemampuan argumentasi siswa dengan menggunakan model
pembelajaran Argument Driven Inquiry.
8
Selain model pembelajaran, keterampilan atau kemampuan berargumentasi
siswa juga dipengaruhi oleh faktor lain, salah satunya yaitu kemampuan
akademik siswa yang berbeda-beda. Aspek ini penting dipahami karena faktor-
faktor yang mempengaruhi kemampuan akademik siswa memiliki implikasi
yang penting dalam kegiatan belajar mengajar (Conrad & Patry, 2012 : 1).
Kemampuan akademik merupakan gambaran kemampuan yang dapat
digunakan sebagai bekal dan model untuk memperoleh pengetahuan yang lebih
luas lagi. Penelitian yang dilakukan oleh Hasnunidah (2016) menunjukkan
bahwa kemampuan akademik berpengaruh terhadap keterampilan argumentasi,
keterampilan berpikir kritis, dan pemahaman konsep.
Berdasarkan kondisi seperti yang dijelaskan di atas, maka perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut yang dapat melatih keterampilan argumentasi siswa
dengan metode Inquiry. Hal inilah yang menjadi dasar alasan peneliti untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Model Pembelajaran
Argument Driven Inquiry pada Pembelajaran Sistem Pernapasan Terhadap
Keterampilan Argumentasi Siswa Berkemampuan Akademik Berbeda di
Kelas VIII SMP Al–Azhar 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2018/2019.“
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran Argument
Driven Inquiry (ADI) terhadap keterampilan argumentasi siswa kelas VIII
SMP Al–Azhar 3 Bandar Lampung ?
9
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan akademik berbeda
terhadap keterampilan argumentasi siswa kelas VIII SMP Al–Azhar 3
Bandar Lampung ?
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran
Argument Driven Inquiry dengan kemampuan akademik berbeda terhadap
keterampilan argumentasi siswa kelas VIII SMP Al–Azhar 3 Bandar
Lampung ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui signifikansi pengaruh model pembelajaran Argument Driven
Inquiry terhadap keterampilan argumentasi siswa kelas VIII SMP Al-Azhar
3 Bandar Lampung.
2. Mengetahui signifikansi pengaruh kemampuan akademik berbeda yang
signifikan terhadap keterampilan argumentasi siswa kelas VIII SMP Al-
Azhar 3 Bandar Lampung.
3. Mengetahui signifikansi pengaruh antara model pembelajaran Argument
Driven Inquiry dengan kemampuan akademik berbeda terhadap
keterampilan argumentasi siswa kelas VIII SMP Al-Azhar 3 Bandar
Lampung.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berebeda dalam
pembelajarn IPA Biologi khususnya pada materi Sistem Pernapasan.
10
2. Bagi guru, dapat menambah wawasan mengenai keterampilan argumentasi
dan hubungannya dengan model pembelajaran ADI. Selain itu, dapat
menjadi informasi dalam pengembangan perangkat pembelajaran IPA
khusunya IPA Biologi di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang dapat
mengembangkan keterampilan argumentasi siswa, terutama pada materi
sistem pernapasan manusia.
3. Bagi peneliti, dapat menjadi sarana pengembangan diri, menambah
pengetahuan dan pengalaman, terutama terkait dengan pengembangan
ketarampilan argumentasi siswa melalui model pembelajaran ADI.
E. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran ADI adalah model pembelajaran yang didesain
untuk mengembangkan sebuah argumen yang memberikan dukungan
terhadap penjelasan dari suatu pertanyaan ilmiah berdasarkan fakta
penyelidikan. Adapun sintaks yang digunakan dalam model
pembelajaran ini yaitu :
a) Identifikasi tugas dan pertanyaan penyelidikan atau inkuiri:
b) Pengumpulan dan analisis data:;
c) Pengembangan argumen tentatif ;
d) Sesi argumentasi;
e) Penyusunan laporan investigasi berdasarkan fakta-fakta yang
diperoleh dari hasil studi pustaka, sesi argumentasi dan percobaan;
f) Double blind group peer-review, penilaian laporan oleh sesama
siswa berlainan kelompok ;
11
g) Revisi laporan personal oleh masing-masing siswa;
h) Diskusi eksplisit dan reflektif
2. Kemampuan akademik adalah kemampuan siswa yang ditunjukkan oleh
nilai rapot mata pelajaran IPA. Kemampuan akademik dibedakan
menjadi dua kelompok, yaitu kemampuan atas dan bawah. Untuk
menentukan kelompok ini, nilai siswa diurutkan, kemudian diambil 30
siswa urutan teratas mewakili siswa berkemampuan akademik atas dan
30 siswa urutan terbawah mewakili siswa berkemampuan akademik
bawah;
3. Populasi subjek penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas VIII SMP Al-
Azhar 3 Bandar Lampung. Sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa
SMP Al–Azhar 3 Bandar Lampung yang terdiri dari dua kelas, yaitu
kelas kontrol dan kelas eksperimen;
4. Materi pokok yang diteliti adalah materi Sistem Pernapasan pada
Manusia untuk siswa SMP kelas VIII, yaitu pada KD. 3.9 Menganalisis
sistem pernapasan pada manusia dan memahami gangguan pada sistem
pernapasan serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan.
5. Keterampilan argumentasi siswa, yaitu kemampuan siswa untuk
mengkonstruk atau membangun gagasan atau penjelasan ilmiah untuk
memecahkan suatu gejala atau masalah dengan dilengkapi data-data atau
fakta yang ditemukan dalam kegiatan penyelidikan. Keterampilan
argumentasi ini dinilai dengan menggunakan kerangka kerja analisis
argumentasi menurut Toulmin’s Argumentation Pattern (TAP),
berdasarkan indikator Osborne dkk. (2004 : 1008), yaitu :
12
a) Argumentasi terdiri dari argumen argumen dengan sebuah counter claim
atau claim dengan claim lain.
b) Argumentasi memiliki argumen argumen yang tersusun atas claim, data,
warrants atau backings, tetapi tidak memiliki rebuttals.
c) Argumentasi memilki argumen dengan serangkaian claim atau counter
claim dengan data, warrants atau backings, dengan sanggahan yang lemah
sekali.
d) Argumentasi menunjukkan argumen dengan claim sebuah rebuttal yang
bisa diidentifikasi dengan jelas, seperti sebuah argumen yang memiliki
beberapa claim dan counter claim tetapi tidak diperlukan.
e) Argumentasi menghadirkan argumen yang diperpanjang dengan lebih dari
satu rebuttal.
Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal pre tes
dan pos tes dengan tipe Competiting Theories (Osborne, 2004 : 1002).
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry ( ADI )
Model pembelajaran Argument Driven Inquiry (ADI) merupakan model
pembelajaran yang berakar dari pembelajaran konstruksional (Sampson dkk,
2010 : 223). ADI didesain untuk membentuk tujuan dari penyelidikan ilmiah
sebagai usaha untuk mengembangkan sebuah argumen yang memberikan
dukungan terhadap penjelasan dari suatu pertanyaan ilmiah (Sampson &
Gleim, 2009 : 465). Model pembelajaran ADI mendorong siswa untuk
menggunakan metode ilmiah yang harus diikuti selama penyelidikan untuk
menjawab pertanyaan penelitian, meskipun demikian, proses mempelajari
konsep ilmiah dengan inquiry, argumentasi, dan penulisan sains dilakukan
secara peer review. Inquiry atau penyelidikan itu sendiri merupakan bagian
penting yang terintegrasi dalam proses pembelajaran sains (Sampsons &
Gleim, 2009 : 465). Penyelidikan ilmiah (scientific inquiry) juga menjadi
dasar dalam reserach dan kegiatan pembelajaran (Sampson, Grooms &
Walker 2011, Demircioglu, 2015 : 268).
Model pembelajaran ADI memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat
dalam kegiatan ilmiah yang penting seperti argumentasi ilmiah, dan dikusi
kelompok selama kegiatan laboratorium (Sampson dkk. 2010 : 219).
Sehingga, model pembelajaran ADI dapat menjadikan kegiatan laboratorium
14
lebih realistis dan edukatif untuk siswa, karena siswa diberi kesempatan
untuk berpartisipasi lebih dalam kegiatan sains serta dapat merefleksikan apa
yang mereka tahu dan apa yang telah mereka pelajari selama di laboratorium
(Sampson dkk, 2012). Hal ini ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Demircioglu (2015 : 267) bahwa, ADI merupakan model
pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan kemampuan
proses sains siswa serta dapat diaplikasikan untuk kegiatan laboratorium yang
lain. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ginanjar (2015 : 34) juga menjukkan
bahwa terdapat trend peningkatan jumlah level argumentasi 2, 4 dan 5. Hal
ini menunjukkan bahwa model ADI dapar dapat menigkatkan kemampuan
argumentasi ilmiah siswa SMP baik argumentasi lisan maupun argumentasi
tertulis.
Adapun sintaks model pembelajaran ADI menurut Sampson dkk. (2012 : 2)
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi tugas dan pertanyaan penyelidikan atau inkuiri;
2. Pengumpulan dan analisis data;
3. Pengembangan argumen tentatif ;
4. Sesi argumentasi;
5. Penyusunan laporan investigasi berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh
dari hasil studi pustaka, sesi argumentasi dan percobaan;
6. Double blind group peer-review, penilaian laporan oleh sesama siswa
berlainan kelompok ;
7. Revisi laporan personal oleh masing-masing siswa;
8. Diskusi eksplisit dan reflektif
15
Implementasi ADI dimulai dengan topik utama untuk diselidiki oleh siswa.
Guru memberikan pertanyaan yang bisa diteliti yang perlu dijawab. Para
siswa bekerja sama dengan kelompok kolaboratif untuk mengembangkan
metode penyelidikan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
(Walker dkk. 2011 : 9). Selama penyelidikan, prosedur yang diikuti oleh
siswa tidak pasti. Karena sifat prosedurnya yang tidak pasti, siswa diajar
untuk melakukan investigasi untuk mencapai pengetahuan. Dengan kata lain
siswa diharapkan bisa memahami cara ilmuwan mengikuti dengan melakukan
sains melalui metode perancangan, menafsirkan data empiris dan
mengevaluasi penjelasan baru (Sampsons & Grooms, 2008 ).
B. Kemampuan Akademik Berbeda
Kemampuan akademik (academic achievement) adalah persepsi dan evaluasi
diri terhadap kesuksesan seseorang di bidang akademis (Klobal & Musek
2001: 889). Menurut Gbati (1998) dalam Coetzee (2011: 22) kemampuan
akademik merujuk kepada skor numerik dari pengetahuan siswa terhadap
suatu materi pembelajaran. Kemampuan akademik atau prestasi akademik
mengacu pada pembelajaran tertentu dalam pengaturan tertentu yang
ditentukan oleh nilai ujian, nilai yang diberikan guru dan persentil dalam
mata pelajaran akademik (Chowdhury and Pati, 1997 : 138) dalam Awan dkk
(2011 : 739). Kemampuan akademik juga menjadi kriteria utama untuk
menentukan potensi dan kapasistas sebenarnya dari seorang siswa (Daulta,
2008, Nuthanap, 2007 dalam Calaguas, 2012 : 50).
16
Kemampuan akademik menjadi salah satu kunci keberhasilan seseorang
siswa. Siswa yang memiliki kemampuan yang baik secara akademik memiliki
banyak keuntungan (Daulta, 2008, Nuthanap, 2007 dalam Calaguas, 2012 :
50). Oleh karena itu, kemampuan akademik seseorang dapat berbeda-beda
satu sama lain. Hal ini dijelaskan oleh Coetzee (2011 : 13) bahwa ada banyak
faktor yang mempengaruhi kemampaun akademik seseorang baik secara
kognitif maupun non kognitif. Faktor kognitif misal tingkat kecerdasan
seseorang. Sedangkan faktor non kognitif seperti motivasi, guru, keadaan
keluarga, latar belakang, prestasi akademik sebelumnya, keterampilan belajar
dll. Hal ini mengindikasikan bawa kemampuan akademik yang berbeda-beda
yang dimiliki oleh siswa juga menentukan keberhasilan dalam suatu kegiatan
pembelajaran.
Memahami perbedaan individu dalam kinerja akademis sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan populasi siswa yang beragam dewasa ini. Pengetahuan
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja akademik memiliki
implikasi penting bagi pembelajaran dan pendidikan, dalam hal
menyesuaikan teknik pengajaran dengan gaya belajar individu dan untuk
desain kurikulum (Conrad & Patry, 2012 : 1). Keefektifan akademik, atau
keyakinan akan kemampuan akademis seseorang, dianggap sebagai
penyumbang penting bagi kesuksesan akademis (Klassen, 2004 dalam
Conrad & Patry, 2012 : 3). Wardani (2016 : 26) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa, keterampilan argumentasi ilmiah harus didukung
dengan pengetahuan konseptual atau dengan kata lain kemampuan akdemik
17
yang memadai, sehingga argumen yang dihasilkan siswa akan memiliki
keterpercayaan yang lebih tinggi.
C. Keterampilan Argumentasi
Argumentasi adalah proses pembuatan argumen yang dimaksudkan untuk
membenarkan kepercayaan, sikap dan nilai sehingga mempengaruhi orang
lain. Argumentasi adalah sebuah proses menghubungkan argumen individu
bersama-sama dengan cara yang memungkinkan kita untuk membangun
kasus atau di atas semua posisi. Sebuah argumen adalah seperangkat
pernyataan di mana klaim dibuat, dukungan ditawarkan untuknya, dan ada
upaya untuk mempengaruhi seseorang dalam konteks pertentangan (Inch
dkk.,2006 : 8-9). Argumentasi merupakan cara untuk mengetahui pendapat
mana yang lebih baik dari yang lain, karena setiap pendapat pastilah tidak
sama (Western, 2000 : 11). Namun, argumentasi bukanlah perebutan sengit
antar saingan yang menghasilkan pemenang dan pecundang atau pun upaya
untuk mencapai kompromi yang saling menguntungkan, melainkan
merupakan bentuk wacana logis yang tujuannya adalah untuk mengetahui
hubungan antara gagasan dan bukti (Duschl dkk., 2007, Sampson dkk., 2009).
Argumentasi merupakan salah satu proses yang paling penting dalam proses
inkuiri dan sains (Anderson, 2007; Cobern dkk., 2010 ) dalam Demircioglu &
Ucar (2015 : 268). Oleh karena itu, argumentasi perlu dipelajari oleh siswa
dan diajarkan secara eksplisit menggunakan pendekatan dan model yang tepat
(Duschl & Osborne, 2002, Demircioglu, 2015 : 268). Keterampilan
argumentasi memiliki kemiripan dengan kemampuan berfikir kritis dan
18
terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya (Watson and Glaser, 196,
dalam Martunnen, 1994 : 176), yaitu :
1. Kemampuan untuk mendefinisikan masalah
2. Kemampuan untuk menemukan dan memilih informasi yang relevan
untuk penyelesaian masalah
3. Kemampuan untuk menyadari secara terbuka atau tidak menunjukkan
anggapan
4. Kemampuan untuk merumuskan dan memilih hipotesis yang tepat
5. Kemampuan untuk membuat kesimpulan yang tepat untuk mengevaluasi
validitas penalaran.
Banyak penelitian dalam pendidikan sains juga mengungkapkan bahwa
argumentasi dapat mengenalkan literasi ilmiah dan mendorong siswa untuk
berbicara dan menulis dalam bahasa sains sebagai cara untuk belajar (Driver
dkk. 2011 : ). Osborne (2005) dalam Celep (2015 :32 ) menyatakan bahwa
argumentasi di kelas membuat siswa dapat memperoleh dan mempromosikan
pemahaman epistemologis tentang sains melalui pemahaman konseptual dan
mengembangkan pemahaman tentang pembangunan pengetahuan ilmiah.
Terdapat beberapa komponen yang menysusun sebuah argumentasi. Model
argumentasi Toulmin adalah model yang sangat berguna untuk menganalisis
validitas sebuah argumen. Dalam argumentasi Toulmin, klaim adalah elemen
penting untuk semua argumen (Celep, 2015 : 29). Beberapa komponen
penuyusun argumen menurut Toulmin dalam Driver dkk. (2000 : 293), yaitu :
19
1. Data, yaitu kumpulan fakta-fakta yang terlibat dalam argumen untuk
mendukung claim;
2. Claim, yaitu kesimpulan atau dugaan yang layak untuk dibuat;
3. Warrant, yaitu alasan-alasan (aturan, prinsip dll) yang disulkan untuk
membenarkan claim atau kesimpulan;
4. Backing, yaitu asumsi-asumsi dasar yang biasanya diambil untuk untuk
menjadi persetujuan yang menyediakan pembenaran pada bukti-bukti atau
fakta-fakta dari warrants.
Bagan komponen Argumentasi model Toulmin digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Bagan Komponen Argumentasi model Toulmin
Sumber : Inch dkk., 2006 : 41.
D. Analisis Materi Sistem Pernapasan
Materi sistem pernapasan pada manusia kelas VIII SMP semester 2, tercantum
dalam KD 3.9 yaitu Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan
memahami gangguan pada sistem pernapasan serta upaya menjaga kesehatan
sistem pernapasan, dengan kedalaman dan keluasan yang disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 1. Analisis Keluasan dan Kedalaman KD 3.9
No Keluasan Kedalaman
1 Sistem Pernapasan Manusia Pengertian dan Fungsi
Pernapasan, Organ Sistem
Warrant
Data
Backing
Qualifier
Reservation
Klaim
20
Tabel 2. Lanjutan Analisis Keluasan dan Kedalaman KD 3.9
No Keluasan Kedalaman
Pernapasan, Volume dan
Kapasitas Paru-Paru, Mekanisme
Pernapasan
2
Gangguan Sistem Pernapasan
Manusia
Pneumonia, Emfisema, Asma,,
Sinusitis, Tonsilis, TBC, Kanker
Paru-Paru
3
Upaya Menjaga Kesehatan Sistem
Pernapasan Manusia
Berolahraga teratur, cukup
istirahat, makan makanan yang
bergizi, tidak merokok, tidak
meminum alkohol, menjaga
kebersihan lingkungan, tidak
memelihara hewan berbulu.
1. Sistem Pernapasan
Sistem pernapasan merupakan sistem yang berperan untuk menukar udara
ke permukaan di dalam paru-paru.
a. Pengertian Pernapasan
Pernapasan sendiri memiliki beberapa definisi menurut Setiadi (2007;
40) :
1) Pernapasan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara sel-sel tubuh
serta lingkungan.
2) Pernapasan merupakan peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 dan mengeluarkan CO2 sebagai sisa oksidasi.
3) Pernapasan merupakan penghisapan udara ke dalam tubuh
(insprirasi) dan menghembuskan udara keluar tubuh (ekspirasi).
b. Fungsi Bernapas
Beberapa fungsi pernapasan yang penting adalah :
1) Mengambil O2 yang kemudian dibawa ke seluruh tubuh untuk
mengadakan pembakaran.
21
2) Mengeluarkan CO2 yang terbentuk sebagai sisa dari pembakaran
kemudian dibawa ke paru-paru untuk dibuang (Setiadi, 2007 : 40).
c. Organ Sistem Pernapasan
Organ yang termasuk dalam sistem pernapasan yaitu hidung, rongga
hidung, faring, laring, trakhea, bronkhus, bronkhiolus, dan paru
(alveoli) (Sarpini, 2014 : 105).
1) Hidung dan rongga hidung
Fungsi utama bagian ini adalah ini untuk mengkondisikan udara
inspirasi dengan membersihkan, melembabkan dan
menghangatkannya sebelum memasuki paru-paru. Begitu udara
mencapai bagian ini, partikel dan polutan gas akan terperangkap di
bagian mukus. Mukus ini juga yang berfungsi melembapkan udara
yang masuk serta melindungi alveoli paru yang halus dari
kekeringan (Mescher, 2011: 293).
2) Faring
Faring merupakan saluran tempat lewat baik udara maupun
makanan atau minuman yang ditelan (Srapini, 2014 : 108). Faring
adalah pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan oesofagus. Faring terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu nasofaring, orofaring dan laringofaring (Setiadi, 2007
: 44).
3) Laring
Laring adalah saluran kaku yang pendek untuk mengalirkan udara
antara faring dengan trakhea. Dindingnya memiliki otot rangka dan
22
bagian kartilago yang membuat laring dikhusukan juga untuk
produksi suara (Mescher, 2011: 296).
4) Trakhea
Trakea merupakan saluran dengan panjang 12-14 cm dan dilapisi
mukosa (Mescher, 2011 : 296).
5) Bronkhus
Bronkhus merupakan dua cabang yang berasal dari trakhea.
Masing-masing dari cabang tersebut mengarah ke salah satu paru-
paru (Cambell, 2011 : 79).
6) Bronkhiolus
Bronkhiolus merupakan percabangan dari bronkhus yang
membentuk saluran yang lebih luas lagi (Campbell, 2011 : 79).
7) Alveoli
Alveoli merupakan kantong-kantong udara yang menggugus di
ujung brokhiolus paling kecil (Campbell, 2011 : 79 ). Alveoli atau
alveolus (tunggal) merupukan penyusun struktur berongga dalam
paru. Alveolus menyerupai kantong kecil yang terbuka pada satu
sisinya, yang mirip dengan sarang lebah. Pertukaran O2 dan CO2
antara udara dengan darah berlangsung di dalam organ yang
menyerupai mangkuk ini (Mescher, 2011 : 299).
Sistem Pernapasan pada Manusia digambarkan secara lengkap sebagai
berikut :
23
Gambar 2. Sistem Pernapasan pada Manusia
d. Volume dan Kapasitas Paru-paru
Metode yang sederhana untuk meneliti ventilasi paru-paru dengan
merekam volume pergerakan udara yang masuk dan keluar paru-paru
mengggunakan alat yang dinamakan Spirometri. Spirogram pada
spirometri memperlihatkan perubahan dalam volume paru-paru pada
berbagai keadaan pernapasan
1) Volume Paru-paru
Terdapat empat jenis volume paru-paru yang bila dijumlahkan
sama dengan volume maksimal paru yang mengembang, yaitu :
Volume Tidal (VT)
Volume tudal merupakan volume udara yang diinspirasikan
dan diekspirasikan di setiap pernapasan normal yang
berjumlah sekitar 500 mL.
24
Volume Cadangan Inspirasi (VCI)
VCI merupakan volume tambahan udara yang dapat
diinspirasikan di atas volume tidal normal yang berjumlah
sekitar 3000 mL.
Volume Cadangan Ekspirasi (VCE)
VCE merupakan volume udara yang masih dapat dikleuarkan
dengan ekspirasi tidal yang jumlahnya sekitar 1100 mL.
Volume Sisa (VS)
VS merupakan volume udara yang masih tersisa di dalam
paru-paru setelah ekspirasi kuat yang jumlahnya sekitar 1200
mL (Sarpini, 2014 : 79).
2) Kapasitas Paru-paru
Kapasistas Sisa Fungsional (KSF)
KSF adalah penambahan volume residual atau sisa dan volume
cadangan ekspirasi (VCE). Kapasistas ini merupakan jumlah
udara sisa dalam sistem respiratorik setelah ekspirasi normal.
Jumlah rata-ratanya adalah sekitar 2200 mL. Jadi nilai KSF =
VS + VCE.
Kapasitas Inspirasi (KI)
KI adalah penambahan volume tidal (VT) dan volume
cadangan Inspirasi (VCI). Nilai rata-ratanya adalah sekitar
3500 mL. Jadi, nilai KI = VT + VCI
25
Kapasitas Vital (KV)
KV yaitu penambahan volume tidal, volume cadangan
inspirasi dan volume cadangan ekspirasi. Nilai rata-ratanya
adalah sekitar 4500 mL. Jadi nilai KV= VT + VCI + VCE
Kapasitas Total Paru (KTP)
KTP adalah jumlah total udara yang dapat ditampung dalam
paru-paru dan sama dengan kapasitas vital ditambah volume
residual atau sisa. Nilai rata-ratanya adalah sekitar 5700 mL.
Jadi nilai KTP = KV + VR (Setiadi, 2007 : 57).
e. Mekanisme Pernapasan
Pernapasan adalah proses inspirasi udara ke dalam paru-paru dan
ekspirasi udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh(Setiadi, 2007 :
49). Gerakan inspirasi dan ekspirasi ini berlangsung dengan bantuan
otot-otot diafragma dan otot-otot intercostalis ( otot-otot di antara
tulang rusuk). Diafragma terletak sepanjang bagian bawah tulang rusuk,
yang berfungsi sebagai sekat antara rongga dada dan abdomen (perut)
(Sarpini, 2014 : 110 ). Oleh karena itu maka pernapasan dibedakan
menjadi dua yaitu:
1) Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang menggunakan gerakan-
gerakan otot antartulang rusuk. Rongga dada membesar karena
tulang dada dan tulang rusuk terangkat akibat kontraksi otot-otot
yang terdapat di antara tulang-tulang rusuk. Paru-paru turut
mengembang, volumenya menjadi besar, sedangkan tekanannya
menjadi lebih kecil daripada tekanan udara luar. Dalam keadaan
26
demikian udara luar dapat masuk melalui batang tenggorok (trakea)
ke paruparu (pulmonum).
2) Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang menggunakan otot-otot
diafragma. Otot-otot sekat rongga dada berkontraksi sehingga
diafragma yang semula cembung menjadi agak rata, dengan
demikian paru-paru dapat mengembang ke arah perut (abdomen).
Pada waktu itu rongga dada bertambah besar dan udara terhirup
masuk.
2. Gangguan dan Penyakit pada Sistem Pernapasan
a. Pneumonia
Istilah Pneumonia mencakup setiap keadaan radang paru-paru di mana
beberapa atau seluruh alveoli terisi dengan cairan dan sel-sel darah.
Umumnya disebabkan oleh infkesi bakteri pneumokokus (Guyton &
Hall, 1997 : 673)
b. Emfisema
Istilah Emfisema berarti adanya jumlah udara yang berlebihan di
dalam paru Guyton & Hall, 1997 : 672).
c. Asma
Asma merupakan angguan yang ditandai dengan peradangan saluran
pernafasan kronis, hipersensitivitas saluran pernapasan terhadap
berbagai rangsangan, dan penyumbatan saluran pernapasan (Tortora &
Derrickson, 2011 : 959).
27
d. Sinusitis
Sinusitis adalah suatu peradangan sinus. Sinusitis diawali dengan
sumbatan ostium sinus akibat proses inflamasi pada mukosa rongga
hidung (Metson & Steven, 2006 dalam Kusuma, 2014 : 23).
e. Tonsilitis
Tonsilitis merupakan suatu kondisi respon peradangan lokal dari tonsil
sebagai manifestasi dari kuman yang menginvasi tonsil sering terjadi
pada anak-anak di daerah faring (Muttaqin & Sari, 2009 : 614).
f. Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Mycobacterium tuberculosis (Tortora & Derrickson, 2011 :
960).
g. Kanker Paru-paru
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian
klinik yang dimaksud dengan kanker paru primer adalah tumor ganas
yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma bronkus/bronchogenic
carcinoma) (Kemenkes, 2017 : 7)
3. Upaya Menjaga Kesehatan Sistem Pernapasan
Seseorang apabila ingin hidup sehat, maka harus selalu menjaga kesehatan
paru: jagalah stamina dengan berolahraga teratur, cukup istirahat, makanan
yang bergizi, hindarilah menghisap rokok (Prasetyo, 2016 : 8). `Merokok
baik pasif maupun aktif, telah terbukti secara klinis memiliki efek yang
buruk terhadap sistem respirasi. Merokok telah diketahui sebagai salah satu
28
penyebab kanker baru, PPOK, serta faktor resiko dari beberapa penyakit
infeksi.8 Kebiasaan minum alkohol kronik dapat menyebabkan gangguan
fungsi pernafasan dengan menurunkan produksi gluthione (GSH) yang
berfungsi sangat banyak dalam sistem pernafasan. Hal tersebut akan
berdapampak pada lebih mudahnya terjadi ARDS (Acute Respiratory
Distress Syndrome). Lokasi aktivitas sehari hari serta kebersihan rumah
sangat mempengaruhi kesehatan respirasi, hal ini berkaitan dengan
keberadaan polutan baik dalam maupun luar ruangan yang berkaitan
dengan penyakit respirasi tertentu. Memelihara binatang berbulu dapat
menginduksi berbagai gangguan sistem respirasi, karena partikelnya yang
kecil yang dapat menjadi alargen maupun vektor infeksi (Triyanni,&
Syarifuddin, 2013 : 5).
E. Kerangka Pikir
Pendidikan di Abad-21 saat ini perlu mempertimbangkan berbagai hal, baik
kompetensi lulusan, isi/konten pendidikan, maupun proses pembelajarannya.
Adapun beberapa kompetensi dan/atau keahlian yang harus dimiliki oleh
Sumber Daya Manusia (SDM) di Abad-21, di antaranya; kemampuan berpikir
kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and Problem-Solving Skills),
yaitu mampu berpikir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam
konteks pemecahan masalah, kemudian kemampuan berkomunikasi dan
bekerjasama (Communication and Collaboration Skills), yaitu mampu
berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak.
Pendidikan di negara kita saat ini, diharapkan mampu memunculkan kedua
kemampuan tersebut terutama pada pembelajaran IPA.
29
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memunculkan keterampilan
berpikir kritis, pemecahan masalah, serta kemampuan komunikasi sebagaimana
yang dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan melatih keterampilan
berargumentasi ilmiah siswa. Argumentasi ilmiah merupakan penjelasan
konkret dan ilmiah dari gejala-gejala atau permasalahan permasalahan dalam
IPA berdasarkan fakta yang ditemukan. Kemampuan argumentasi ilmiah ini
dapat dijadikan indikator guru untuk mengukur pemahaman siswa terhadap
suatu permasalahan atau konsep dalam IPA. Argumentasi ilmiah seperti ini
perlu dikembangkan oleh guru karena dengan membiasakan siswa
berargumentasi secara konkret, dapat melatih siswa bersikap sebagai seorang
peneliti dan melaksanakan IPA sesuai dengan prinsipnya. Dengan melatih
keterampilan argumentasi siswa, kemampuan berpikir kritis, pemecahan
masalah dan kemampuan komunikasi juga akan ikut terlatih.
Menerapkan keterampilan argumentasi ilmiah dalam kegiatan pembelajaran
memerlukan situasi dan proses belajar IPA yang mendukung. Pembelajaran
IPA khususnya IPA Biologi idealnya dilaksanakan sesuai dengan prinsip-
prinsip IPA, salah satunya yaitu penemuan atau inkuiri. Melalui penemuan atau
inkuiri, pengalaman pembelajaran IPA yang dilakukan siswa akan lebih
berkesan sehingga konsep-konsep dalam IPA yang dipelajari dapat lebih
efektif untuk dipahami. Selain sesuai dengan prinsip-prinsip dalam IPA,
kegiatan pembelajaran berbasis penemuan atau inkuiri dapat mengembangkan
sikap ilmiah siswa. Hal ini dikarenakan kegiatan penyelidikan atau inkuiri
menuntut siswa untuk menjelaskan suatu masalah IPA dengan bersikap
objektif sesuai dengan fakta yang ditemukan.
30
Salah satu bentuk model pembelajaran inkuri yang dapat membantu siswa
untuk melatih kemampuan tersebut adalah Argument Driven Inquiry (ADI).
Model pembelajaran ADI merupakan model pembelajaran yang didesain
untuk mengutamakan prinsip IPA yaitu penyelidikan atau inkuiri serta
menuntut siswa untuk membiasakan berargumentasi secara ilmiah berdasarkan
fakta-fakta yang ditemukan selama penyelidikan. Kegiatan utama
pembelajaran menggunakan model ini mengarahkan siswa untuk melakukan
kegiatan penyelidikan atau inkuiri, mengkomunikasikan hasil penyelidikan
atau kegiatan argumentasi, membaca dan menghimpun teori yang digunakan
untuk memperkuat argumen yang disampaikan serta menulis argumentasi yang
diusulkan.
Keterampilan argumentasi siswa ini tentu bervariasi antara satu sama lain. Hal
ini disebabkan karena kemampuan akademik mereka pada jenjang sebelumnya
yang berbeda-beda. Sehingga kemampuan akademik yang berbeda ini juga
mempengaruhi kemampuan argumentasi siswa. Berdasarkan perbedaan
kemampuan akademik ini, siswa yang dilibatkan dibedakan ke dalam dua
kelompok, yaitu siswa berkemampuan akademik tinggi, dan siswa
berkemampuan akademik rendah. Sehingga untuk mengatasi perbedaan
kemampuan akademik tersebut, diperlukan metode belajar yang sesuai, yatu
dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok yang heterogen.
Kelompok heterogen ini terdiri dari siswa berkemampuan akademik tinggi
maupun rendah. Hal ini akan sangat membantu terutama bagi siswa yang
berkemampuan akademik rendah. Selain itu, siswa yang berkemampuan
akademik tinggi tidak akan terhambat, karena diasumsikan bahwa siswa
31
berkemampuan akademik tinggi akan mampu menerima informasi dengan
bentuk pembelajaran yang beragam. Sehingga, dengan melibatkan siswa pada
kegiatan pembelajaran sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, level
keterampilan argumentasi siswa dapat meningkat dari sebelumnya. Berikut
merupakan bagan kerangka pikir peneliti secara ringkas :
Gambar 3. Bagan Kerangka Pikir Peneliti
Adapun hubungan antar variabel dalam penelitian ini digambarkan pada
diagram sebagai berikut :
X1
X2
Y
Kemampuan Akademik
Atas
Kemampuan Akademik
Bawah
Keterampilan Argumentasi Meningkat
Keterampilan Abad 21 perlu
dikembangkan
Keterampilan Argumentasi
Melalui Pembelajaran Inkuiri
Model Argument Driven Inquiry
Tahapan utama:
Inkuiri, Argumentasi, Membaca, dan Menulis
32
Keterangan : X1 = Model Argument Driven Inquiry
X2 = Kemampuan Akademik Berbeda
Y = Keterampilan Argumentasi
Gambar 4. Diagram Hubungan Antar Variabel Penelitian
F. Hipotesis Penelitian
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu tolak H0 dan terima H1, dengan
keterangan sebagai berikut :
1. H0 : tidak terdapat signifikansi pengaruh model pembelajaran Argument
Driven Inquiry terhadap keterampilan argumentasi siswa kelas VIII
SMP Al - Azhar 3 Bandar Lampung yang berkemampuan akademik
berbeda.
H1 : terdapat signifikansi pengaruh model pembelaran Argument Driven
Inquiry terhadap keterampilan argumentasi siwa kelas VIII SMP Al-
Azhar 3 Bandar Lampung yang berkemampuan akademik berbeda.
2. H0 : tidak terdapat signifikansi pengaruh kemampuan akademik
berbedaterhadap keterampilan argumentasi siswa kelas VIII SMP
Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
H1 : terdapat signifikansi pengaruh kemampuan akademik berbeda
terhadap keterampilan argumentasi siswa kelas VIII SMP Al-Azhar
3 Bandar Lampung.
3. H0 : tidak signifikansi terdapat interaksi antara model pembelajaran
Argument Driven Inquiry dengan kemampuan akademik berbeda
terhadap keterampilan argumentasi siswa kelas VIII SMP Al-Azhar
3 Bandar Lampung.
33
H1 : terdapat signifikansi interaksi antara model pembelajaran
Argument Driven Inquiry dengan kemampuan akademik berbeda
terhadap keterampilan argumentasi siswa kelas VIII SMP Al-Azhar
3 Bandar Lampug.
34
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2018/2019 di
SMP Al–Azhar 3 Bandar Lampung pada kelas VIII yang sudah menerapkan
kurikulum 2013.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al –
Azhar 3 Bandar Lampung yang berjumlah 253 orang yang terbagi dalam 8
kelas. Dua kelompok sampel yang ditetapkan sebagai sampel, yaitu kelas VIII
E sebanyak 31 siswa dan kelas VIII G sebanyak 30 siswa. Adapun jumlah
sampel sebanyak 61 siswa yang dibedakan ke dalam dua kelas, yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Sampel dicuplik dari populasi dengan teknik
cluster random sampling (Sugiyono, 2008 : 120). Sampel dipilih dari
populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment. Rancangan
penelitiannya adalah Pre-test- Postest Non- Equivalent Control Group Design
yang merupakan model desain ideal untuk melakukan penelitian esperimen
35
terkontrol (desain faktorial 2 x 2) (Noor, 2011 : 117). Unit perlakuan yang
digunakan adalah faktorial 2 x 2. Faktor pertama adalah model pembelajaran,
yaitu ADI (Argument-Driven Inquiry) dan konvensional. Faktor kedua adalah
kemampuan akademik yaitu kemampuan akademik atas dan bawah. Sebagai
variabel terikat adalah keterampilan argumentasi. Struktur desainnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. Rancangan Penelitian Faktorial 2x2
Kemampuan Akademik (K) Model Pembelajaran (M)
ADI (M1) Konvensional (M2)
Atas (K1) K1.M1 K1.M2
Bawah (K2) K2.M1 K2.M2
Berdasarkan rancangan di atas, maka denah perlakuan yang diberikan
ditunjukkan pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Denah Perlakuan Penelitian
Pretes Perlakuan Postes
O1 K1.M1 O2
O3 K1.M2 O4
O5 K2.M1 O6
O7 K2.M2 O8
Keterangan: K1.M1 = Kelompok siswa berkemampuan akademik atas diberi pembelajaran
dengan ADI
K1.M2 = Kelompok siswa berkemampuan akademik atas diberi pembelajaran
konvensional
K2.M1 = Kelompok siswa berkemampuan akademik bawah diberi pembelajaran
dengan ADI
K2.M2 = Kelompok siswa berkemampuan akademik bawah diberi pembelajaran
konvensional
O1, O3, O5, O7 = pretes
O2, O4, O6, O8 = postes
36
D. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu:
1. Tahap Persiapan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Melakukan studi pendahuluan melalui kegiatan survai dengan
menyebarkan angket, mengobservasi kegiatan pembelajaran IPA di
dalam kelas dan kelengkapan sarana laboratorium.
b. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori yang akurat
mengenai permasalahan yang dikaji.
c. Melakukan studi kurikulum mengenai pokok bahasan yang dijadikan
penelitian untuk mengetahui kompetensi dasar yang hendak dicapai.
d. Membuat dan menyusun instrumen penelitian.
e. Menyusun RPP kelas eksperimen dan kelas kontrol. RPP kelas
eksperimen dibuat dengan menggunakan model pembelajaran ADI.
f. Membuat instrumen penelitian yaitu tes keterampilan argumentasi.
g. Melakukan uji validasi instrumen oleh pembimbing.
h. Melakukan uji coba instrumen penelitian.
i. Menganalisis hasil uji validitas dan uji coba instrumen penelitian.
j. Melakukan revisi instrumen penelitian
2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan meliputi:
a. Memberikan test awal (pre-test) untuk mengukur keterampilan
berpikir kritis siswa sebelum diberi perlakuan (treatment).
37
b. Memberikan perlakuan yaitu dengan cara menerapkan model ADI
pada pembelajaran serta mengobservasi jalannya pembelajaran
dengan bantuan observer.
c. Memberikan test akhir (post-test) untuk mengukur peningkatan
keterampilan berpikir kritis siswa setelah diberi perlakuan (treatment).
3. Tahap Akhir
Pada tahapan ini kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Mengolah data hasil tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test) dan
instrumen pendukung penelitian lainnya.
b. Membandingkan hasil analisis data instrumen tes antara sebelum
perlakuan dan setelah diberi perlakuan untuk menentukan apakah
terdapat perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa antara
pembelajaran dengan model ADI dengan tanpa ADI.
c. Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari
langkah-langkah menganalisis data.
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini dapat diuraikan secara
lengkap sebagai berikut:
1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data keterampilan
argumentasi siswa pada materi Sistem Pernapasan Manusia yang
diperoleh dari nilai pretes dan postes.
38
b. Data Kualitatif
Data kualitatif yang digunakan adalah data hasil observasi
keterlaksanaan pembelajaran materi Sistem Pernapasan Manusia
dengan model ADI. Selain data keterlaksanaan pembelajaran, data
tanggapan siswa mengenai penggunaan model ADI dalam
pembelajaran juga termasuk ke dalam data kualitatif.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah:
a. Pretes dan Postes
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tes. Data
keterampilan argumentasi berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes
diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun
kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran, baik
eksperimen maupun kontrol.
Teknik Penskoran nilai pretes dan postes yaitu:
S = R X 100
N
Keterangan : S = nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari
item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor
maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112).
Tes digunakan untuk mengukur keterampilan argumentasi siswa dalam
menjawab soal-soal berbentuk esai. Pertanyaan berhubungan dengan
39
indikator keterampilan argumentasi menurut kerangka kerja Osborne
(2004 : 1008) seperti pada tabel berikut :
Tabel 5. Penilaian Keterampilan Argumentasi Berdasarkan TAP dengan
Kerangka Kerja Osborne dkk (2004 : 1008).
Skor Deskripsi
1 Argumentasi terdiri dari argumen argumen dengan sebuah
counter claim atau claim dengan claim lain
2
Argumentasi memiliki argumen argumen yang tersusun atas
claim, data, warrants atau backings, tetapi tidak memiliki
rebuttals
3
Argumentasi memilki argumen dengan serangkaian claim atau
counter claim dengan data, warrants atau backings, dengan
sanggahan yang lemah sekali
4
Argumentasi menunjukkan argumen dengan claim sebuah
rebuttal yang bisa diidentifikasi dengan jelas, seperti sebuah
argumen yang memiliki beberapa claim dan counter claim tetapi
tidak diperlukan
5 Argumentasi menghadirkan argumen yang diperpanjang dengan
lebih dari satu rebuttal
Sebelum tes keterampilan argumentasi digunakan, terlebih dahulu
dilakukan analisis validitas isi, konstruk, dan empiris. Analisis validitas
isi dan konstruk oleh pembimbing, sedangkan validitas empiris dengan
rumus korelasi product moment. Berikut ini rumus korelasi product
moment :
rxy = N∑XY-(∑X)( ∑Y)
√{N ∑ X2-(∑X)
2}{N∑Y
2(∑Y)
2}
Keterangan: rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = jumlah banyak
X = skor dari tiap-tiap item
Y = jumlah dari skor item
Sumber: (Sudjana. 2005: 72)
Dengan kriteria pengujian apabila r hitung > r tabel dengan α = 0,05 maka
alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung < r tabel
40
maka alat ukur tersebut adalah tidak valid. Uji validitas dalam penelitian
ini dilakukan dengan SPSS 23 for windows.
Selain uji validitas, dilakukan juga uji reliabilitas untuk mengetahui
tingkat kepercayaan. Rumus yang digunakan adalah Alpha Cronbach.
Keterangan: r1 1 = reliabilitas instrumen
= skor tiap-tiap item
n = banyaknya butir soal
= varians total
Sumber: (Sudjana. 2005: 109)
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila r hitung > r tabel,
maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika r hitung < r tabel
maka alat ukur tidak reliabel. Dalam penelitian ini, dilakukan uji
reliabilitas dengan menggunakan SPSS 23 for windows dengan model
Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala Alpha Cronbach’s 0
sampai 1.Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran
mengenai indeks r 1 1 sebagai berikut (Arikunto, 2010: 319):
1. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : tinggi
2. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 : cukup
3. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 : agak rendah
4. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 : rendah
5. Antara 0,000 sampai dengan 0,00 : sangat rendah
b. Keterlaksanaan Pembelajaran dengan Model ADI
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan
pembelajaran melalui aktivitas guru dan siswa berdasarkan kegiatan
pembelajaran yang diamati. Lembar observasi keterlaksanaan
41
pembelajaran memuat beberapa indikator yang dikembangkan untuk
menjadi fokus pengamatan sesuai sintaks pembelajaran. Lembar
observasi ini berupa daftar cek yang dikembangkan oleh peneliti
dengan mengadaptasi lembar observasi oleh Hasnunidah (2016).
Lembar observasi ini diisi dengan cara memberi tanda checklist pada
salah satu kolom penilaian yang telah ditentukan. Kolom penilaian
terdiri atas kriteria terlaksana, kurang, dan tidak terlaksana. Lembar
observasi diisi oleh observer. Format observasi keterlaksanaan
pembelajaran disajikan pada tabel 6 berikut ini.
Tabel 6. Keterlaksanaan Pembelajaran
Sintaks
Pembelajaran
Aktivitas
Guru
Terlaksana Aktivitas
Siswa
Terlaksana
Ya Kur
ang
Ti
dak
Ya Ku
rang
Tid
ak
Data keterlaksanaan pembelajaran dianalisis secara deskriptif kualitatif
dalam bentuk persentase. Setiap indikator pada sintaks pembelajaran
yang terlaksana diberi skor 2, kurang terlaksana diberi skor 1, dan tidak
terlaksana diberi skor 0. Setelah itu, dilakukan penghitungan persentase
keterlaksanaan dengan rumus :
Keterlaksanaan pembelajaran (%) ∑
∑
(Yuliati, 2011).
Kemudian persentase yang sudah didapat ditentukan berdasarkan
kategorinya. Berikut tabel interpretasi keterlaksanaan model
pembelajaran.
42
Tabel 7. Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
PKS (%) Kriteria
PKS = 0 Tidak ada kegiatan terlaksana
0 < PKS < 25 Sebagian kecil kegiatan terlaksana
25 ≤ PKS < 50 Hampir setengah kegiatan terlaksana
PKS = 50 Setengah kegiatan terlaksana
50 ≤ PKS < 75 Sebagian besar kegiatan terlaksana
75 ≤ PKS < 100 Hampir seluruh kegiatan terlaksana
PKS = 100 Seluruh kegiatan terlaksana
PKS = Persentase keterlaksanaan sintaks.
c. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
Kuisioner atau angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap pembelajaran yang dialami. Kuisioner tanggapan siswa
diadaptasi dari Hasnunidah (2016). Pernyataan dalam kuisioner
menggunakan skala Likert. Setiap siswa diminta menjawab pertanyaan
dengan jawaban ya, ragu, atau tidak. Format tanggapan kuisioner siswa
disajikan pada tabel 8 berikut ini :
Tabel 8. Tanggapan Siswa
No Pernyataan Tanggapan
Ya Ragu Tidak
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dianalisis juga secara
deskriptif kualitatif dalam bentuk persentase. Setiap indikator pada
sintaks pembelajaran yang terlaksana diberi skor 2, kurang terlaksana
diberi skor 1, dan tidak terlaksana diberi skor 0. Setelah itu, dilakukan
penghitungan tanggapan siswa dengan rumus :
Persentase tanggapan (%)
(Kristiana, 2012).
43
F. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan 3 macam data yaitu data hasil tes, data hasil
observasi, dan data hasil kuisioner. Data nilai keterampilan argumentasi diuji
statistik menggunakan Ankova atau Analisis Kovarian. Analisis kovarian
digunakan untuk menguji perbedaan perlakuan terhadap sekelompok data
hasil postest setelah disesuaikan dengan pengaruh kovariat yaitu pretest. Uji
lanjut digunakan apabila ditemukan perbedaan hasil belajar, dalam hal ini
keterampilan argumentasi yang signifikan antar kelompok perlakuan dengan
uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Uji Ankova dan uji BNT dalam penelitian ini
menggunakan software SPSS versi 23 for Windows pada taraf nyata 5%.
Kriteria pengujiannya adalah jika maka hipotesis diterima dan jika
maka hipotesis ditolak. Asumsi uji Ankova adalah data
berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Pengujian
normalitas data pada penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov-
Smirnov Test dengan kriteria uji menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau
0,05.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari
populasi berdistribusi normal atau tidak.
a. Rumusan Hipotesis
Ho : data berdistribusi normal
Ha : data tidak berdistribusi tidak normal
44
b. Rumus statistik dengan Uji One Sample Kolmogorov Smirnov (x2)
∑
c. Kriteria uji
Data akan berdistribusi normal jika hitung <
tabel dengan dk = k-1
dengan taraf signifikansi 5% (Pratisto, 2004 : 5).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas data dilakukan setelah diketahui data berdistribusi
normal. Uji homogenitas 2 varians digunakan untuk mengetahui apakah
data hasil belajar siswa dari 2 kelompok sampel mempunyai varians yang
homogen atau tidak, maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Rumusan hipotesis
Ho :
(data hasil belajar siswa memiliki varians yang
homogen)
Ha :
(data hasil belajar memiliki varians yang tidak
homogen)
b. Rumusan statistik yang digunakan adalah uji-F
[ ] [∑ ]
[ ] [ ∑ ]
Keterangan:
= kuadrat jumlah data perkelompok
= kuadrat jumlah data seluruhnya
= data/nilai
= banyak data perkelompok
= banyak kelompok data
45
c. Kriteria uji
Terima Ho jika Fhitung < Ftabel, dan tolak, jika sebaliknya (Pratisto,
2004:13).
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan model matematis Ancova dengan 1
covariat. Uji Ankova secara umum berfungsi menguji perbandingan
variabel tergantung (Y) ditinjau dari variabel bebas (X1), dan
memprediksi variabel tergantung (Y) tadi melalui variabel bebas (X2)
(Widhiarso, 2011 : 1). Adapaun langkah uji ini sebagai berikut :
a. Rumusan Hipotesis
H0 = τi = τ2 = ......... τa = 0
H1 = sekurang-kurangnya ada satu τi ≠ 0, i = 1,2, ..... a
b. Rumusan statistik dengan Uji Ankova
yij = µ + τi + β xij + έij
Keterangan :
i = 1,2, ..... a
j = 1,2, ..... n
yij : nilai keterampilan argumentasi pada perlakuan i
ke j
xij : nilai kovariat pada observasi yang bersesuaian
dengan yij
β xij : koefisien regresi linier
τi : pengaruh perlakuan ke i
έij : random error
a : banyak kategori dalam perlakuan
ni : banyaknya observasi pada kategori ke i
46
G. Teknik Pengelompokan Siswa
Telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini mengambil subyek
penelitian pada kelas yang memiliki kemampuan kognitif yang heterogen.
Sehingga dalam pelaksanaan penelitian, siswa dikelompokkan berdasarkan
kemampuan kognitifnya ke dalam 2 kelompok yaitu tinggi dan rendah.
Penentuan kelompok ini berdasarkan hasil nilai raport mata pelajaran IPA
pada jenjang kelas sebelumnya yaitu kelas VII. Pengelompokkan siswa
berdasarkan kemampuan kognitifnya, dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1. Mengurangi nilai terbesar dengan nilai terkecil untuk menentukan
rentang.
2. Menentukan banyak kelas interval menggunakan rumus:
Banyak kelas = 1 + 3,3 log
Keterangan:
n = banyak data
3. Membagi rentang dengan banyak kelas untuk menentukan panjang
interval.
4. Menentukan mean menggunakan rumus:
∑
∑
Keterangan: = nilai rata-rata siswa
∑ = jumlah frekuensi dikalikan dengan nilai siswa
∑ = jumlah frekuensi
5. Menentukan standar deviasi menggunakan rumus:
√∑
∑
47
Keterangan: SD = standar deviasi
= jumlah frekuensi dikalikan dengan kuadrat nilai
n = jumlah subyek
6. Menghitung mean + SD dan mean – SD
7. Menentukan kriteria pengelompokkan kemampuan kognitif siswa ke
dalam kategori tinggi dan rendah.
Tabel 9.. Kriteria Pengelompokkan Siswa
Kriteria Pengelompokkan Kelompok
Nilai ≥ mean + SD Tinggi Tinggi
Nilai < mean – SD Rendah Rendah
65
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Adapun simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Penggunaan model ADI berpengaruh signifikan terhadap pencapaian
keterampilan argumentasi siswa. Rerata keterampilan argumentasi siswa
yang diajarkan dengan model ADI (71,25 ± 6,12) lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan model Inkuiri (34,75 ±
12,19).
2. Kemampuan akademik berpengaruh tidak signifikan terhadap pencapaian
keterampilan argumentasi siswa. Rerata keterampilan argumentasi pada
siswa berkemampuan akademik atas adalah 56,50 ± 19,80 sedangkan pada
siswa berkemampuan akademik bawah adalah 49,50 ± 21,75.
3. Interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan akademik
berpengaruh signifikan terhadap pencapaian keterampilan argumentasi
siswa. Rataan keterampilan argumentasi siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran ADI pada siswa berkemampuan akademik atas 74,50
± 6,43 sedangkan untuk siswa berkemampuan akademik bawah adalah
68,00 ± 4,83. Untuk siswa yang diajarkan dengan model Inkuiri, rataan
pada siswa berkemampuan akademik atas 38,50 ± 8,18 sedangkan untuk
siswa berkemampuan akademik bawah adalah 31,00 ± 14,68.
66
B. Saran
Saran-saran dalam penelitian ini, antara lain:
1. Peneliti selanjutnya perlu memperhatikan manajemen waktu pada saat
penyelidikan agar siswa bekerja secara efektif dan efisien.
2. LKPD ADI ini hanya menyajikan materi Sistem Pernapasan, diharapkan
guru atau peneliti lain dapat mengembangkan LKPD untuk materi yang
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Yuli. 2015. Peningkatan Penguasaan Konsep Siswa Melalui Pembelajaran
Argument Driven Inquiry pada Pembelajaran IPA Terpadu di SMP Kelas VII.
Center For Science Education. Vol. 7 No. 2. 115 - 120 hlm.
Anjarsari, Putri. 2014. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir (Thinking Skills)
Dalam Pembelajaran IPA SMP (Makalah PPM). Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi
Revisi). Rineka Cipta. Jakarta
Awan, Riffat Un-Annisa, Noureen, Ghazala, Naz, Anjum. 2011. A Study of
Relationship between Achievement Motivation, Self Concept and Achievement
in English and Mathematics at Secondary Level. Vol. 4 No. 3. 72 – 79 hlm.
Bricker, Leah A. & Bell, Philip. 2008. Conceptualizations of Argumentation From
Science Studies and the Learning Sciences and Their Implications for the
Practices of Science Education. Vol. 92. 473 - 498 hlm.
Calaguas, Glenn M. 2012. Academic Achievement and School Ability: Implications to
Guidance And Counseling Programs. Vol. 3 No. 2 (3). 49 – 55 hlm.
Campbell, Neil A. 2011. Biologi Edisi Ke-8 Jilid Tiga. Erlangga. Jakarta.
Celep, Nirgun Demirci. 2015. The Effect Argument-Driven Inquiry Instructional
Model on !0th
Grade Students’Understanding of Gases Concepts (Disertasi).
Middle East Technical University. Turkey.
Citizens dan Governance in a Knowledge-based Society Ramon, Europian
Commissions. 2009. Actions for success in schools in Europe.
Coetzee, Louise R. 2011. The Relationship Between Students’ Academic Self-
Concept, Motivation And Academic Achievement at The University Of The
Free State (Disertasi). University of South Africa. South Africa.
68
Conrad, Nicole & Patry, Marc W. 2012. Conscientiousness and Academic
Performance: A Mediational Analysis. Vol. 6 No. 1. 1-14 hlm.
Corebima, AD. 2016. Pembelajaran Biologi Di Indonesia Bukan Untuk Hidup. Vol.
13. No. 1. 8-22 hlm.
Daryanto dan Rahardjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Gava Media.
Yogyakarta.
Dhaaka, Amita. 2012. Biological Science Inquiry Model and Biology Teaching. Vol.
1 No. 2. 80 – 82 hlm.
Demircioglu, Tuba & Ucar, Sedat. 2015. Investigating the Effect of Argument-Driven
Inquiry in Laboratory Instruction. 267-283 hlm.
Dipalaya, Tismi., Susilo, Herwati., Corebima, Aloysius Duran. 2016. Pengaruh
Strategi Pembelajaran PDEODE (Predict-DiscussExplain-Observe Discuss
Explain) Pada Kemampuan Akademik Berbeda Terhadap Hasil Belajar Siswa
SMA di Kota Makassar. Vol. 1 No. 9. 1713-1720 hlm.
Driver, Rosalind., Newton, Paul., Osborne, Jonathan. 2000. Establishing the Norms
of Scientific Argumentation in Classrooms. King’s College. United Kingdom.
Duschel, Richard A & Osborne, Jonathan. 2002. Supporting and Promoting
Discourse in Science Education. Vol. 38 No. 1. 39 - 72 hlm.
Erduran, Sibel., Simon, Shirley., Osborne, Jonathan. 2004. TAPing into
Argumentation: Developments in the Application of Toulmin’s Argument
Pattern for Studying Science Discourse. Science Education. Vol. 88 No. 6.
915-933 hlm.
Gayatri, I Gst Ayu S., Jekti Dwi Soelistya D., Jufri A Wahab. 2013. Efektifitas
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dan Strategi Kooperatif Terhadap
Kemampuan Menyelesaikan Masalah dan Hasil Belajar Kognitif Biologi
Ditinjau dari Kemampuan Akademik Awal Siswa Siswa Kelas X SMA Negeri 3
Mataram. Vol. 3 No. 2. 41 -46 hlm.
Ginanjar, Wahyu Sukma. 2014. Penerapan Model Argument- Driven Inquiry dalam
Pembelajaran IPA Untuk Meningkatkan Kemampuan Argumentasi Ilmiah
Siswa SMP (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Guyton, Arthur. C., & Hall, Jhon E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
EGC. Jakarta
69
Hasnunidah, Neni. 2016. Pengaruh Argument-Driven Inquiry dengan Scaffolding
Terhadap Keterampilan Argumentasi, Keterampilan Berpikir Kritis, dan
Pemahaman
Konsep Biologi Dasar Mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Lampung
(Disertasi). Universitas Negeri Malang. Malang.
Hornby, Garry., Witte, Chrystal., Mitchell, David. 2011. Policies and Practices of
Ability Grouping in New Zealand Intermediate Schools. Vol. 26 No. 3. 92-96
hlm.
Huda, Fauzia N. 2014. Pengaruh Penerapan Model Pembangkit Argumen dengan
Metode Investigasi Sains terhadap Peningkatan Kemampuan Argumentasi
Siswa pada Materi Fluida Statis (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia.
Bandung.
IEA. 2011. Trends in International Mathematic and Science Study (TIMMS). Boston
College. United Kingdom.
Inch, Edward S., Warnick, Barbara., Endres, Danielle. 2006. Critical Thinking and
Communication The Use of Reason in Argument 5th
Edition. Pearson Education
Inc. USA.
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Yrama
Widya. Jakarta.
Karina, Rizky M., Syafrina, Alfiati., Habibah, Sy. 2017. Hubungan Antara Minat
Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPA pada Kelas V
SD Negeri Garot Geuceu Aceh Besar. Vol. 2. No. 1. 67-77 hlm.
Kemenkes. 2017. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker Paru. KPKN.
Jakarta.
Khusnayain, Arina., Abdurrahman., Suyatna, Agus. 2013. Pengaruh Skill
Argumentasi Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) Terhadap Literasi Sains Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 1 No. 4.
69 – 76 hlm.
Kind, Per M., Kind, Vanesa., Hofstein, Avi., Wilson, Janine. 2011. Peer
Argumentation In The School Science Laboratory—Exploring Effects of Task
Features. International Journal Of Science Education. Vol. 33 No. 18. 2527-
2558 hlm.
Kobal, Darja & Musek, Janek. 2011. Self-Concept and Academic Achievement :
Slovenia and France. Vol. 30. 887 – 899 hlm.
70
Kusuma, Ince, 2014. Jenis Gigi Sebagai Faktor Penyebab Sinusitis Maksila Ditinjau
Secara Ct-Scan (Skripsi). Universitas Hasanuddin. Makasar.
Laila, Sahubauwa., Corebima, Aloysius Duran., Abdul, Gofur. 2015. Pengaruh
Strategi Pembelajaran Cooperative Script dan Kemampuan Akademik Siswa
Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep Biologi Kelas
XI SMA di Kabupaten Maluku Tengah. Vol. 4. No. 2. 47-57 hlm.
Marhamah, Ofi S., Nurlaelah, Ilah., Setiawati, Ina. 2017. Penerapan Model
Argument-Driven Inquiry (Adi) Dalam Meningkatkan Kemampuan
Berargumentasi Siswa Pada Konsep Pencemaran Lingkungan Di Kelas X SMA
Negeri 1 Ciawigebang. Vol. 9 No. 2. 46-53 hlm.
Martunnen, Miika. 1994. Assessing Argumentation Skills Among Finnish University
Students. Vol. 4. 175-191 hlm.
Mescher, Anthony L. 2011. Histologi Dasar JUNQUEIRA Teks & Atlas Edisi 12.
EGC. Jakarta.
Muttaqin, Arif & Sari, Kumala. 2009. Asuhan Keperwawatn Perioperatif ; Konsep,
Proses dan Aplikasi. Salemba Medika. Jakarta.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian : Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya
Ilmiah. Prenada Media Grup. Jakarta
Osborne, Jonathan., Erduran, Sibel., Simon, Shirley. 2004. Enhancing The Quality of
Argumentation in School Science. Vol. 41 No. 10. 994 – 1020 hlm.
Prasetyo, Yudik. 2016. Adaptasi Sistem Pernapasan Terhadap Latihan. Diunduh dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132308484/Adaptasi_Sistem_Pernapasa
n_Terhadap__Latihan.pdf
Prasinta, Janik Diyan., Kadaritna, Nina., Tania, Lisa. 2018. Efektivitas Model
Pembelajaran ADI dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa
berdasarkan Kemampuan Akademik. Vol. 7 No. 2. 1 – 13 hlm.
Pratisto, Arif. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan.
Percobaan dengan SPSS 12. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Prayitno. 2010. Potensi Pembelajaran Kooperatif dalam Memberdayakan Prestasi
Belajar Siswa Under Achievment (Upaya Mensejajarkan Prestasi Belajar
Siswa Akademik Bawah dengan Siswa Akademik Atas). Universitas Sebelas
Maret. Surakarta.
Purwanto, Ngalim M. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Remaja Rosda Karya. Bandung.
71
Putri, Meutia K. 2017. Pengaruh Model Scientific Inquiry Terhadap Keterampilan
Proses Sains Siswa Sma Ditinjau dari Argumentasi Ilmiah. Vol. 6 No. 1. 20 –
26 hlm.
Rahmawati. 2016. Hasil TIMSS 2015 [handout powerpoint slides]. Diunduh dari
http://puspendik.kemdikbud.go.id/seminar/upload/Rahmawati-Seminar%20
Hasil%20TIMSS%202015.pdf
Rustaman, Nuryani Y. Perkembangan Penelitian Pemebelajaran Inkuiri dalam
Pendidikan Sains. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.
Sampson, Victor., Grooms, Jonathan., Walker, Jhoi Phepls. 2010. Argument-Driven
Inquiry as a Way to Help Students Learn How to Participate in Scientific
Argumentation and Craft Written Arguments: An Exploratory Study. Vol. 95.
217-257 hlm.
Sampson, Victor., Enderle, Patrick., Gleim, Leeanne., Grooms, Jonathan., Hester,
Melani., Shoutherland, Shery A., Wilson, Kristin. 2011. Argument Driven
Inquiry in Biology Lab Investigations for Grade 9 - 12. NSTA Press. USA
Sampson, Victor., Enderley, Patrick., Grooms, Jonathan., Southerland, Shery A.
2012. Using Laboratory Activities That Emphasize Argumentation and
Argument to help High School Students Learn how to engage in Scientific
Practices and Understand the Nature of Scientific Inquiry. The Florida State
University. USA.
Sampson, Victor & Gleim, Leanne. 2009. Argument-Driven Inquiry To Promote the
Understanding of Important Concepts and Practices in Biology. The American
Biology Teacher. Vol. 71 No. 8. 465 – 471 hlm.
Sarpini, Rusbandi. 2014. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia untuk Paramedis. In
Media. Jakarta
Setiadi. 2007. Anatomi & Fisiologi Manusia. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta.
Jakarta
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Sudjana. 2005. Metode Statistia Edisi ke- 6. Tarsito. Bandung.
Syaifuddin. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia untuk Perawat Edisi 2. Salemba
Medika. Jakarta.
72
Tortora Gerrad J. & Derrickson, Bryan. 2011. Principles of Anatomy and Physiology
Maintanance and Continuity of the Human Body 13th
Edition.: John Wiley &
Sons, Inc. USA.
Triyanni,Vania & Syarifuddin, Elisna, 2013. Prevalensi Gangguan Respirasi dan
Hubungannya dengan Perilaku Warga Rumah Susun Serta Faktor yang
Berhubungan. 49 hlm.
Walker, Joi Phelps. 2011. Argumentation in Undergraduate Chemistry Laboratories
(Disertasi). Florida State Univesrity. USA.
Wardani, Adetya Dewi. 2016. Kemampuan Argumentasi Ilmiah dan Pemecahan
Masalah Fisika Siswa SMA pada Materi Gaya dan Gerak. Vol. 1. 13 - 28 hlm.
Warouw, Zusje W M. 2009. Pembelajaran Cooperative Script Metakognitif (Csm)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa SMP di Manado. Skripsi.
Universitas Negeri Manado. Manado.
Weston, Anthony. 2000. A Rulebook for Arguments Third Edition. Hackett
Publishing Company. Cambridge.
Wibowo, Doddy Hendro. 2015. Penerapan Pengelompokan Siswa Berdasarkan
Prestasi di Jenjang Sekolah Dasar. Vol. 14. No. 2. 148-159 hlm.
Widhiarso, Wahyu. 2011. Aplikasi Analisis Kovarian dalam Penelitian Eksperimen.
Diunduh dari http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/Analisis%20Kovarian
%20Untuk%20Eksperimen.pdf
Yahaya, Azizi. 2003. Factors Contributing Towards Excellence Academic
Performance. Univeristy Technology Malaysia. Malaysia.