PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK...

23
PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI SESUAI PEDOMAN KURIKULUM 2013 DI SMK BATIK 2 SURAKARTA Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh : FARIS SUKMO PRIAMBUDI NIM. A 210 130 038 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Transcript of PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK...

Page 1: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

i

PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN

AKUNTANSI SESUAI PEDOMAN KURIKULUM 2013

DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada

Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh :

FARIS SUKMO PRIAMBUDI

NIM. A 210 130 038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

i

HALAMAN PERSETUJUAN

PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN

AKUNTANSI SESUAI PEDOMAN KURIKULUM 2013

DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh :

FARIS SUKMO PRIAMBUDI

A. 210 130 038

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Surakarta, Mei 2018

Dosen Pembimbing

Dr. Sabar Narimo, M.M., M.Pd.

Page 3: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

ii

HALAMAN PENGESAHAN

PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN

AKUNTANSI SESUAI PEDOMAN KURIKULUM 2013

DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

FARIS SUKMO PRIAMBUDI

A. 210 130 038

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada hari/tanggal: ___Mei 2018

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

1. ( …………………… )

2. ( …………………… )

3. ( …………………… )

Dekan,

Prof. Dr. Harun Joko P., M.Hum.

NIP. 19650428 199303 1 001

Page 4: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untusk memperoleh gelar kesajarnaan di

suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara

tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka saya akan mempetanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, Mei 2018

Yang membuat pernyataan

Faris Sukmo Priambudi

A. 210 130 038

Page 5: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

1

PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN

AKUNTANSI SESUAI PEDOMAN KURIKULUM 2013

DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

Abstrak

Faris Sukmo Priambudi. NIM A 210 130 38.. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2018. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengelolaan penilaian autentik dalam

pembelajaran Akuntansi, faktor pendukung dan faktor penghambat. Penelitian ini termasuk

jenis penelitian kualitatif yang dilaksanakan di lapangan. Penelitian ini dilaksanakan di SMK

Batik 2 Surakarta. Sumber data diperoleh dari data primer dari hasil wawancara dengan

narasumber. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan terdiri dari

pengumpulan data, reduksi data, verifikasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Pengelolaan penilaian autentik pada pembelajaran akuntansi di SMK

Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud No. 66 tahun

2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang membagi tahap penilaian autentik menjadi

tiga tahap yaitu: tahap penilaian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil.

Faktor pendukung: adanya pelatihan pelaksanaan penilaian autentik oleh Dinas Pendidikan,

pendampingan dari berbagai pihak dalam pelaksanaan penilaian, serta tersedianya anggaran

untuk pelaksanaan penilaian autentik.Faktor penghambat: Kesulitan guru dalam pelaksanaan

penilaian dengan jumlah siswa yang banyak, motivasi siswa yang rendah dalam mengikuti

penilaian, guru kesulitan dalam mengkondisikan siswa, dan prosedur penilaian lebih rumit..

Kata Kunci: Penilaian Autentik, Pembelajaran Akuntansi, Kurikulum 2013, Pengelolaan

Abstract

Faris Sukmo Priambudi. NIM A 210 130 38. Accounting Education Program. The Faculty of Teacher Training and Education, Muhammadiyah University of Surakarta. 2017. The

purpose of this study is to describe management of authentic assessment in Accounting

learning. This research includes the type of qualitative research conducted in the field. This research was conducted in SMK Batik 2 Surakarta. Sources of data were obtained from

primary data from interviews. Data analysis techniques use qualitative analysis by

comprising data collection, data reduction, verification, and conclusion. The results showed

that: Management of authentic assessment on accounting learning in SMK Batik 2 Surakarta

has been implemented in accordance with Permendikbud regulation no. 66 of 2013 on Education Assessment Standards that divide the authentic assessment phase into three stages:

the assessment stage consists of planning, implementation, and reporting of results. Factors supporting: the implementation of authentic assessment by the Education Office, assistance

from various parties in the implementation of the assessment, and the availability of budget

for the implementation of authentic assessment. Inhibiting factors: Teachers' difficulties in the implementation of assessment with large number of students, low student motivation in

following assessment, teachers difficulty in conditioning students, and more complex

assessment procedures.

Keywords: Authentic Assessment, Accounting Learning, Curriculum 2013, Management

Page 6: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

2

1. PENDAHULUAN

Implementasi Kurikulum 2013 di SMK, khususnya pada program studi keahlian

keuangan kompetensi keahlian akuntansi menurut Permendikbud Nomor 70

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK,

terdapat perubahan dalam pembelajaran akuntansi di SMK. Menurut Mulyasa

(2014: 7) “Implementasi kurikulum 2013 telah mengubah paradigma pendidikan

dari behavioristik ke konstruktivistik, tidak hanya menuntut adanya perubahan

dalam proses pembelajaran tetapi juga perubahan dalam melaksanakan penilaian.”

Menurut kurikulum 2013 terdapat standar penilaian yang harus dipenuhi,

menurut Permendikbud standar penilaian pendidikan adalah kriteria mengenai

mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.

Diperbarui dengan acuan penilaian dalam Permendikbud Nomer 104. Penilaian

menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta didik

dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan. Skor yang

diperoleh dari hasil suatu penilaian baik yang formatif maupun sumatif seorang

peserta didik tidak dibandingkan dengan skor peserta didik lainnya namun

dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan

(Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013).

Mengacu pada Permendikbud No. 104 tahun 2014 terdapat beberapa kriteria

Penilaian. Namun salah satu yang menjadi penekanan dalam kurikulum 2013

adalah pada penilaian auntentik (aunthentic assessment). Menurut Kunandar

(2013:35) “Penilaian Autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang

menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan

berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang

ada di Standar Kompetensi, Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar.” Dalam

kurikulum 2013 ini menggeser penilaian yang sudah ada sebelumnya dari

penilaian melalui tes (mengukur kompetensi berdasarkan hasil tes), menuju

penilaian auntentik (mengukur kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan

berdasarkan proses dan hasil). Pendapat Arifin (2013:7-8), menyebutkan bahwa:

“Penilaian kerja yang merupakan bagian dari penilaian autentik, bahwa

penilaian autentik perlu ditekankan untuk mengukur aspek lain di luar

kognitif, yaitu tujuh kemampuan dasar menurut Howard Gardner yang tidak

Page 7: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

3

mungkin dinilai hanya dengan cara-cara yang biasa. Ketujuh kemampuan

dasar tersebut adalah: 1) visual-spatial, 2) bodily – kinethetic, 3) musical-

rythmical, 4) interpersonal, 5) intrapersonal, 6) logical mathematical, 7)

verbal linguistic. Baru dua kemampuan yang terakhir yang banyak diukur dan

dinilai orang, sementara lima kemampuan yang lainnya belum banyak

diungkap. Dari keterangan di atas jelaslah bahwa proses penilaian (assesmen)

terutama penilaian kerja menjadi fokus utama penilaian”.

Penilaian autentik menurut Subali (2012: 23) adalah “suatu asesmen hasil

belajar yang menuntut peserta didik menunjukkan prestasi belajar berupa

kemampuan dalam kehidupan nyata dalam bentuk kinerja atau hasil kerja.”

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam

pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Kunandar (2013: 36)

mengemukakan bahwa:

“Kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan

penilaian, yakni dari penilaian melalui tes (berdasarkan hasil saja), menuju

penilaian autentik (mengukur sikap, keterampilan, dan pengetahuan

berdasarkan proses dan hasil)”.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa penilaian autentik

mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam

rangka mengobservasi, menalar, mencoba, dan membangun jejaring atau

mengkomunikasikan. Penilaian autentik dilakukan oleh guru dalam bentuk

penilaian kelas melalui penilaian kinerja, portofolio, produk, projek, tertulis, dan

penilaian diri.

Pada penilaian autentik seluruh domain (ranah) dilakukan penilaian mulai

dari ranah afektif, kognitif maupun psikomotorik (Kemendikbud, 2013: 4). Pada

kurikulum 2013 sikap dapat dibedakan yaitu sikap spiritual (hubungan terhadap

Tuhan YME) dan sikap social (hubungan antara sesama). Kedua sikap ini dalam

kurikulum 2013 harus dilakukan penilaiannya dan akan tertuang kedalam buku

rapor siswa. Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun

implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan

pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor.

Satuan pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan

pembelajaran afektif dapat dicapai. Keberhasilan pendidik melaksanakan

Page 8: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

4

pembelajaran ranah afektif dan keberhasilan peserta didik mencapai kompetensi

afektif perlu dinilai. Penilaian otentik memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang

berbeda dengan penilaian yang lainnya. Menurut Hanafiah & Suhana (2010: 76)

menyebutkan beberapa karakteristik dari penilaian autentik (authentic asessment)

sebagai berikut:

“a) Penilaian dilakukan selama dan sesudah proses pembelajaran

berlangsung, b) Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi,

bukan mengingat fakta apakah peserta didik belajar? Atau apa yang sudah

diketahui peserta didik?, c) Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitu

dilakukan dalam beberapa tahapan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan

bahasannya, baik bentuk formatif maupun sumatif, d) Penilaian dilakukan

secara integral, yaitu menilai berbagai aspek pengetahuan, sikap, dan

keterampilan peserta didik sebagai satu kesatuan utuh, e) Hasil penilaian

digunakan sebagai feedback, yaitu untuk keperluan pengayaan (enrichment)

standar minimal telah tercapai atau mengulang (remedial) jika standar

minimal belum tercapai”.

Berbagai fenomena mengenai penilaian kurikulum 2013 membuat guru-

guru menghadapi permasalahan dalam hal penilaian. Guru tidak hanya disibukkan

dalam pembuatan rencana pembelajaran, penguasaan materi, penerapan strategi,

namun guru juga disibukan dengan penilaian autentik, yang sebelumnya pada

KTSP pendidik hanya menilai pengetahuan saja, dengan adanya kurikulum 2013

guru juga menilai sikap dan keterampilan peserta didik. Guru harus mencermati

karakter masing-masing peserta didik saat proses pembelajaran berlangsung.

Penilaian guru tidak hanya memberikan nilai berupa angka-angka, namun harus

menunjukkan fakta-fakta pendukung. Menurut Kunandar (2013: 42) “Penilaian

autentik menilai perkembangan belajar peserta didik pada ranah sikap,

pengetahuan, dan keterampilan.” Guru harus terbiasa menerapkan penilaian

autentik dikarenakan hasil dari penilaian autentik akan menentukan perlakuan apa

yang harus diberikan guru kepada peserta didik.

Permasalahan yang berkaitan dengan penilaian autentik, khususnya dalam

pembelajaran Akuntansi, juga dihadapi guru-guru di SMK Batik 2 Surakarta. Hal

ini diketahui dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Bapak Drs. Bambang

Kandiawan, M.Si., Kepala SMK Batik 2 Surakarta yang menjelaskan bahwa

permasalahan yang sering dialami guru dalam implementasi kurikulum 2013

Page 9: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

5

adalah pada bagian penilaian. Dalam prosesnya masih banyak guru yang kesulitan

dalam menilai hasil belajar peserta didik. Hal ini terkait dengan kesiapan guru

sebelum memulai penilaian, perencanaan perangkat-perangkat penilaian yang

menurut mereka terlalu banyak, kemudian hal tersebut berpengaruh terhadap

pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berkaitan dengan penilaian autentik dalam

pembelajaran Akuntansi di SMK. Adapun judul penelitian yang diangkat dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut: “Pengelolaan Penilaian Autentik Dalam

Pembelajaran Akuntansi Sesuai Pedoman Kurikulum 2013 di SMK Batik 2

Surakarta.”

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka masalah dalam penelitian

ini dapat dirumuskan: Pertama, Bagaimana pengelolaan penilaian autentik dalam

pembelajaran Akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta?; Kedua, Apa yang menjadi

faktor pendukung pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran Akuntansi

di SMK Batik 2 Surakarta?; Ketiga, Apa yang menjadi faktor penghambat

penilaian autentik dalam pembelajaran Akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta dan

bagaimana solusi yang dilakukan?

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: Pertama,

mendeskripsikan pengelolaan penilaian autentik dalam pembelajaran Akuntansi di

SMK Batik 2 Surakarta; Kedua, mendeskripsikan faktor pendukung pelaksanaan

penilaian autentik dalam pembelajaran Akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta;

Ketiga, mendeskripsikan faktor penghambat pelaksanaan penilaian autentik dalam

pembelajaran Akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta dan solusi yang dilakukan.

2. METODE

2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Sutama (2012: 32)

bertujuan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari perspektif partisipan.

Penelitian kualitatif ini digunakan untuk menggambarkan pengelolaan penilaian

autentik pada pembelajaran Akuntansi di SMK sesuai dengan Kurikulum 2013.

Page 10: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

6

2.2 Rancangan penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah naturalistik. Pendekatan

naturalistik, menurut Bogdan (dalam Sutama, 2012: 32) dikatakan sebagai suatu

desain penelitian yang bertujuan mengetahui aktualitas, realitas sosial dan

persepsi manusia, yang mungkin tidak dapat diungkap melalui pengukuran formal

atau pertanyaan penelitian yang telah disiapkan lebih dulu.”

2.3 Data dan sumber data

Data dalam penelitian ini adalah data primer yang berupa kondisi pembelajaran

Akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta, pengelolaan penilaian autentik sesuai

Kurikulum 2013 dalam pembelajaran akuntansi di sekolah tersebut, faktor

pendukung, dan faktor penghambat dalam penilaian autentik yang dihadapi guru

mata pelajaran Akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta. Sumber data utama dicatat

melalui catatan tertulis dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Wawancara dilakukan dengan informan yaitu: Wakil kepala sekolah bidang

kurikulum, Guru mata pelajaran akuntansi kelas X, XI, dan XII.

2.4 Instrumen penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah manusia, yaitu peneliti sebagai instrumen

utama dalam penelitian. Kehadiran peneliti dalam penelitian kualitatif adalah

sebagai instrumen utama penelitian dan sebagai siswa.

2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara

mendalam, observasi, dan dokumen. Ketiga teknik tersebut dapat dijelaskan

secara singkat sebagai berikut: Pertama, wawancara mendalam. menurut Ratna

(2010: 222) adalah “cara-cara memperoleh data dengan berhadapan langsung,

bercakap-cakap, baik antara individu dengan individu maupun antara individu

dengan kelompok.” Teknik ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan

nara sumber untuk memperoleh data mengenai pendapat, kesan mereka terhadap

pengelolaan penilaian autentik dalam pembelajaran Akuntansi sesuai Kurikulum

2013 di SMK Batik 2 Surakarta. Dalam perspektif ini, konteks pemahaman

anggota terhadap pengelolaan penilaian autentik dalam pembelajaran Akuntansi

sesuai Kurikulum 2013 di SMK Batik 2 Surakarta dapat dipahami dalam tiga

Page 11: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

7

proses, yaitu: (1) memahami sudut pandang atau gagasan dari pelaku asli; (2)

memahami arti atau makna kegiatan-kegiatan mereka pada hal-hal yang secara

langsung berhubungan dengan konteks tersebut; dan (3) menilai peristiwa-

peristiwa pengelolaan penilaian autentik dalam pembelajaran akuntansi tersebut

berdasarkan gagasan yang berlaku pada konteks saat ini. “Proses (1) dan (2)

merupakan ‘first order understanding’, sedangkan proses (3) disebut sebagai

‘second order understanding’ (Nazir, 2014: 172-173). Terkait hal ini,

Nieswiadomy menjelaskan bahwa dalam proses ini peneliti harus menyingkirkan

pengalaman yang dimilikinya agar dapat memahami makna dari para partisipan

dalam penelitian tersebut (Sutama, 2012: 81).

Kedua, Observasi, yang dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap

aktivitas subjek yang diteliti (Ratna, 2010: 217). Teknik ini dilakukan untuk

memperoleh data mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam kaitannya

dengan pengelolaan penilaian autentik dalam pembelajaran Akuntansi sesuai

Kurikulum 2013 di SMK Batik 2 Surakarta.

Ketiga, Dokumentasi. Teknik dokumen merupakan teknik pengumpulan

data untuk mengumpulkan bukti-bukti tertulis (Ratna, 2010: 234). Teknik ini

digunakan untuk mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan profil

kelembagaan SMK Batik 2 Surakarta, perangkat administrasi mengajar guru, dan

dokumen penilaian yang dilakukan guru dalam pembelajaran Akuntansi sesuai

Kurikulum 2013 di sekolah tersebut.

2.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis yang bersifat

naratif-kualitatif (Sutama, 2012: 151). Teknik analisis data kualitatif sebagaimana

dikemukakan Mills sebagaimana dikutip oleh Sutama (2012: 152) adalah sebagai

berikut ini:

1) Mengidentifikasi tema-tema, yaitu peneliti mengidentifikasi tema-tema

tertentu dari data yang dikumpulkan secara induktif;

2) Membuat kode pada hasil survai, interview dan angket, yaitu membuat

kode untuk setiap kelompok data;

3) Mengajukan pertanyaan kunci, yaitu mengajukan pertanyaan kunci seperti

apa, siapa, di mana, kapan, dan bagaimana?, untuk membantu

Page 12: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

8

mensistematisasikan data sehingga membuat suatu kesatuan yang

bermakna;

4) Membuat review keorganisasian dari unit yang diteliti;

5) Menyusun peta konsep;

6) Analisis faktor yang mendahului dan mengikuti;

7) Membuat bentuk-bentuk penyajian dari temuan; dan

8) Mengemukakan apa yang belum/ tidak ditemukan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengelolaan penilaian autentik dalam pembelajaran Akuntansi di SMK

Batik 2 Surakarta

Penilaian autentik merupakan bentuk penilaian yang menghendaki peserta

didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang

diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang

sesungguhnya. Melalui penilaian, autentik, guru dapat melakukan refleksi dan

evaluasi terhadap kualitas pembelajaran yang telah dilakukan. Berdasarkan

hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengelolaan penilaian autentik pada

pembelajaran akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai

dengan peraturan Permendikbud No. 66 tahun 2013 memuat aspek–aspek

tentang standar penilaian pendidikan.

Pelaksanaan penilaian autentik dibagi atas tiga tahap, tahap pertama

adalah tahap masukan yang merupakan tahap perencanaan penilaian yang

memuat tentang rancangan penilaian yang digunakan oleh guru untuk menilai

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa di sekolah.

Tahap kedua adalah tahap proses yang merupakan tahap pelaksanaan penilaian

di kelas yang memuat langkah langkah apa saja yang mesti dilaksanakan oleh

guru dalam menilai sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh

siswa. Tahap terakhir adalah tahap hasil yang merupakan tahap manajemen

hasil dalam mengolah data hasil pengolahan guru tentang sikap pengetahuan

dan keterampilan siswa yang didapatkan dari proses pembelajran di sekolah.

3.1.1 Tahap Perencanaan Penilaian Autentik

Perencanaan penilaian autentik pada mata pelajaran Akuntansi di SMK

Batik 2 Surakarta adalah dengan menyusun instrumen penilaian yang

Page 13: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

9

dicantumkan dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Kegiatan perencanaan penilaian autentik yang dilakukan guru

dilakukan melalui tiga tahap kegiatan. Ketiga tahapan kegiatan tersebut

terdiri dari: (1) menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran

sejenis pada satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan

pengembangan indikator pencapaian KD dan pembuatan rancangan

program remedial dan pengayaan setiap KD, (2) pada awal semester

pendidik menginformasikan KKM dan silabus mata pelajaran yang di

dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian kepada peserta didik,

dan (3) pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi, instrumen

penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan

pedoman penskoran.

Perencanaan penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi yang

dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik

secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan format

observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Hal ini

dilakukan saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Perencanaan

penilaian kompetensi sikap harus disesuaikan dengan muatan KI-1 (sikap

spiritual) antara lain: Ketaatan beribadah, berperilaku syukur, berdoa

sebelum dan sesudah melakukan kegiatan, toleransi dalam beribadah.

Kemudian muatan KI-2 (sikap sosial) antara lain: Jujur, disiplin, tanggung

jawab, santun, peduli, percaya diri, cinta lingkungan, toleransi, insiatif,

dan menghargai.

Perencanaan penilaian pengetahuan dilakukan dengan menggunakan

berbagai teknik penilaian. Guru diharapkan mampu mengidentifikasi

setiap KD dan/atau materi pembelajaran untuk selanjutnya memilih teknik

penilaian yang sesuai dengan karakteristik kompetensi yang akan dinilai.

Penilaian dimulai dengan perencanaan yang dilakukan pada saat

menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Teknik yang biasa

digunakan adalah tes lisan, tes tertulis, dan penugasan.

Page 14: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

10

Perencanaan penilaian aspek keterampilan di SMK Batik 2

dilakukan dengan teknik penilaian kinerja (unjuk kerja), yaitu untuk

mengukur capaian pembelajaran yang berupa keterampilan proses dan/atau

hasil. Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja adalah proses

pengerjaannya atau kualitas produknya atau kedua-duanya. Teknik

penilaian keterampilan yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik

KD pada KI-4. Hasil penilaian kompetensi keterampilan selama dan

setelah proses pembelajaran dinyatakan dalam bentuk angka rentang 1-100

dan deskripsi.

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan Sutama, Sabar Narimo & Samino (2015) penelitian

menunjukkan evaluasi pembelajaran pada aspek afektif terdiri dari sikap

spiritual dan sosial, evaluasi dilakukan melalui observasi, jurnal guru,

penilaian diri dan penilaian antar teman. Pada aspek kognitif evaluasi

dilakukan dengan tes tertulis, tes lisan dan penugasan. Evaluasi pada aspek

psikomotor dilakukan dengan evaluasi kinerja, proyek dan portofolio, pada

aspek psikomotor evaluasi cenderung dilakukan dalam kelompok.

Konsisten dengan hasil penelitian Yunus dan Retnowati (2014) yang

menyatakan bahwa guru dalam melakukan penilaian terhadap peserta

didik harus memperhatikan tiga hal penting meliputi kompetensi sikap,

kompetensi pengetahuan dan ketermpilan yang dilakukan secara

berimbang sehingga dapat digunakan untuk menetukan posisi relative

setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.

3.1.2 Tahap pelaksanaan penilaian autentik

Pelaksanaan penilaian autentik pada pelajaran akuntansi di SMK Batik 2

Surakarta sudah dilaksanakan dengan baik. Setiap penilaian, baik penilaian

sikap, pengetahuan dan keterampilan juga sudah dilaksanakan oleh guru.

Pelaksanaan penilaian sikap menggunakan metode observasi Penilaian

observasi ini dilakukan guru pada aktivitas diskusi pembelajaran.

Observasi yang dilakukan oleh guru Akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta

merujuk pada pedoman teknis penilaian Kemendikbud tahun 2013, yaitu

Page 15: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

11

observasi yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan

indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan

format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.

Pelaksanaan penilaian pada aspek pengetahuan dilakukan melalui tes

tertulis, tes lisan dan penugasan. Sesuai dengan hasil wawancara dengan

Ibu Budiarsih, S.Pd, M. E., menyebutkan bahwa pelaksanaan penilaian

dalam ranah kognitif atau pengetahuan dilakukan dengan menilai

kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

Penilaian capaian kompetensi pengetahuan dinyatakan dalam bentuk

angka (1 – 100). Nilai tersebut selanjutnya diklasifikasikan ke dalam 4

(empat) klasifikasi, yaitu klasifikasi A (Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup

Baik), dan D (Kurang Baik). Pengklasifikasian nilai pengetahuan

didasarkan pada KKM yang ditetapkan sebagai basis, sehingga rentang

nilai masing-masing klasifikasi akan berbeda antara satu sekolah dengan

sekolah lain.

Penilaian selanjutnya adalah pada ranah psikomotor atau

ketrampilan. Penilaian aspek keterampilan pada mata pelajaran Akuntansi

di SMK Batik 2 Surakarta dilakukan melalui penilaian kinerja (unjuk

kerja). Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang meminta peserta

didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke

dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Pada mata

pelajaran akuntansi untuk tes praktik ini dilakukan misalnya pada saat

praktik membuat laporan administrasi kas kecil. Pada materi ini penilaian

praktik dianggap lebih autentik daripada tes tertulis karena apa yang

dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.

Teknik penilaian yang digunakan guru akuntansi di SMK Batik 2

Surakarta dalam menilai aspek sikap menggunakan dua teknik yang sering

dipakai yaitu teknik observasi dan teknik penilaian jurnal. Dalam teknik

observasi guru membuat lembar observasi sesuai dengan materi yang akan

diajarkan dan di samakan dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran.

Lembar observasi sudah disiapkan di setiap RPP sehingga guru tinggal

Page 16: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

12

mengamati dan mengisi. Untuk teknik penilaian yang menggunakan jurnal

guru melakukan penilaian secara insidental (terjadi secara kebetulan) yang

artinya guru melakukan penilaian jurnal dengan mengamati tingkahlaku

sswa baik di dalam kelas maupun diluar kelas.

Pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 mata pelajaran

akuntansi aspek keterampilan di SMK Batik 2 Surakarta adalah

menggunakan teknik penilaian kinerja. Guru membagi kelompok sehingga

masing-masing individu dalam kelompok harus menunjukkan

kekompakannya. Dalam penilaian keterampilan guru pernah menggunakan

penilaian portopolio namun mengalami kesulitan karna tidak setiap KD

dalam mata pelajaran dapat diportopoliokan. selain itu guru membuat

daftar cek atau skala penilaian yang disertai dengan rubrik.

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kulprasit dalam

Sutama, dkk (2017: 10) bahwa siswa menunjukkan sikap positif dalam

penulisan rubrik, melalui pengalaman menulis rubrik perspektif siswa

dalam penilaian berdampak positif dan diarahkan untuk penilaian

formative. Hasil observasi yang dilakukan di SMK Batik 2 Surakarta

menunjukan bahwa dalam sebuah pelaksanaan penilaian guru sudah

melakukan sesuai dengan pedoman penilaian kurikulum 2013. Dalam

penilaian afektif terkait sikap spiritual dan sikap sosial guru menggunakan

teknik observasi dan jurnal. Lembar observasi sudah dibuat guru

bersamaan dengan dibuatnya rancangan pelaksanaan pembelajaran. untuk

penilaian jurnal dilakukan guru secara insidental yang artinya guru

melakukan penilaian tentang tingkah laku siswa baik di dalam kelas

maupun diluar kelas.

3.1.3 Analisis dan Pelaporan Hasil Penilaian Autentik

Analisis terhadap hasil penilaian autentk dilakukan untuk mengetahui

seberapa berhasilkah siswa menguasai materi yang telah disampaikan

guru. Analisis dilakukan dengan cara guru mengamati hasil nilai yang

telah diperoleh peserta didik. Apabila ada peserta didik yang belum

mencapai nilai KKM, maka guru melakukan program tindak lanjut dengan

Page 17: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

13

mengadakan remidi bagi peserta didik. Selain itu, bagi peserta didik yang

sudah mampu mencapai nilai KKM dilakukan kegiatan pengayaan.

Format hasil penilaian mata pelajaran Akuntansi tidak jauh berbeda

dengan mata pelajaran lainnya. Pertama, guru memasukkan hasil nilai

yang telah diperoleh siswa dalam setiap aspek kedalam lembaran daftar

nilai per kompetensi dasar. Kemudian, dari daftar nilai per kompetensi

dasar dimasukkan kedalam lembar daftar nilai keseluruhan gabungan dari

setiap materi pokok. Setelah hasil nilai dimasukkan kedalam lembar

format penilaian, kemudian hasil akhirnya dimasukkan kedalam lembar

pelaporan (rapor).

Penyajian nilai ke dalam rapor, nilai yang dimasukkan sesuai dengan

hasil asli nilai yang diperoleh peserta didik yang meliputi aspek

pengetahuan (KI 3), aspek keterampilan (KI 4), dan aspek sikap spiritual

dan sosial (KI 1 dan KI 2). Menurut Kurikulum 2013 harus mencakup

semua aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Laporan

hasil belajar tersebut disajikan dalam bentuk rapor, yang diberikan sebagai

laporan untuk peserta didik dan orang tua. Pelaporan hasil penilaian

autentik pada mata pelajaran akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta meliputi

kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan, dan kompetensi sikap.

Kompetensi pengetahuan dan keterampilan menggunakan skala 1-4,

sedangkan kompetensi sikap menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik

(B), Cukup (C), dan Kurang (K).

Pelaporan hasil penilaian autentik selain berguna untuk mengukut

kemajuan peserta didik juga dapat membangkitkan minat dan motivasi

belajar siswa. Dengan adanya persaingan yang terjadi dikelas maka

motivasi belajar siswa akan naik dan tujuan dari sebuah peilaian akan

tercapai. Hasil penelitian oleh Nickel (2013) dalam Sutama, dkk (2017: 9),

menunjukkan bahwa model penilaian formatif dan sintesis dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis refleksi jurnal, penilaian

formatif merupakan dasar sebelum melakukan penilaian sumatif.

Penelitian lain oleh Clementsa dan Cord (2013) dalam Sutama, dkk (2017:

Page 18: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

14

9), menyimpulkan bahwa penilaian berbasis kerja dapat memberikan

kontribusi dalam peningkatan hasil belajar siswa, melalui progam ini siswa

dapat menerapkan kemampuan dalam konteks praktis serta menenerapkan

pembelajaran yang diperoleh dalam dunia nyata.

Guru menggunakan hasil penilaian autentik sebagai sarana perbaikan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Sebab hasil dari sebuah

penilaian yang dilakukan oleh guru dipengaruhi oleh berberapa faktor dan

salah satu diantaranya adalah perencanaan pembelajaran, selain itu rencana

pembelajaran juga merupakan bagian penting dari tugas guru selaku

pengelola pembelajaran. hal ini dilakukan guru dengan mengadakan rapat

evaluasi diakhir semester dengan membahas kendala-kedala yang dihadapi

selama proses penilaian berlangsung.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Merta, Suarjana dan

Mahadewi (2015) yang menyimpulkan bahwa dalam tujuan pembelajaran

merupakan bagian dari rencana pembelajaran sehingga diperlukan evaluasi

secara berkala untuk dapat mengontrol tercapainya target pembelajaran.

Hasil penelitia ini dapat dimaknai bahwa dalam pemanfaatan hasil

penilaian autentik dapat digunakan sebagai evaluasi terhadap rencana

pelaksanaan dan tujuan pembelajaran yag direncanakan oleh guru,

sehingga dengan dilakukan evaluasi secara berkala maka dapat dapat

diketahui apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak.

3.2 Faktor pendukung pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran

Akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan guru

akuntansi SMK Batik 2 Surakarta tentang faktor pendukung dalam

pengelolaan penilaian autentik dalam pembelajaran akuntansi antara lain

adalah: Adanya pelatihan pelaksanaan penilaian autentik oleh Dinas

Pendidikan, pendampingan dari berbagai pihak dalam pelaksanaan penilaian,

dan tersedianya anggaran untuk pelaksanaan penilaian autentik

Implementasi penilaian autentik membutuhkan biaya yang jauh lebih

besar dari pada penilaian sebelumnya. Maka sebagian besar pembiayaan

Page 19: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

15

tersebut diambilkan dari dana BOS (Biaya Operasional Sekolah). LPMP

(Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan) juga ikut menunjang dalam

keberhasilan implementasi penilaian autentik dengan cara menyediakan kolom

penilaian. disamping itu, LPMP juga memberikan pendampingan cara

membuat dan mengisi kolom penilaian agar sesuai prosedur yang telah

ditetapkan oleh pemerintah. Hal tersebut sangat mendukung keberhasilan

implementasi penilaian autentik di SMK Batik 2 Surakarta.

3.3 Faktor penghambat penilaian autentik dalam pembelajaran Akuntansi

di SMK Batik 2 Surakarta dan bagaimana solusi yang dilakukan

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari hasil observasi pembelajaran

dan wawancara dengan guru akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta tentang

faktor penghambat dalam pengelolaan penilaian autentik pada pembelajaran

akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta di antaranya adalah: Kesulitan guru

dalam pelaksanaan penilaian dengan jumlah siswa yang banyak. Solusi untuk

mengatasi hambatan tersebut adalah dengan membuat format penilaian yang

praktis yang memudahkan guru membuat penilaian terhadap masing-masing

siswa. Guru juga melaksanakan penilaian tidak hanya dalam satu kesempatan

saja, melainkan pada berbagai tugas lain.

Motivasi siswa yang rendah dalam mengikuti penilaian. Solusi untuk

mengatasi hal tersebut antara lain, guru harus menyelami pribadi peserta didik

agar dapat mengenali karakteristik peserta didik, dan guru harus mengubah

cara mengemas penyampaian tugas supaya peserta didik tidak merasa

terbebani dengan tugas yang diberikan oleh guru. Guru kesulitan dalam

mengkondisikan siswa. Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut adalah

dengan memberikan pengertian kepada siswa. Peserta didik dikondisikan pada

saat ulangan tertulis dan lisan, sehingga guru dapat memantau keadaan peserta

didik secara langsung.

Prosedur penilaian lebih rumit. Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut

adalah dengan cara mengadakan kerja kelompok guru (KKG) seminggu sekali

untuk membuat kolom awal tahun. Guru juga harus mengikuti penataran

mengenai kurikulum 2013 dan selalu aktif mencari informasi terbaru

Page 20: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

16

mengenai penilaian autentik dalam pembelajaran tematik terpadu. Solusi yang

diberikan oleh guru memang sesuai karena dengan mengenali karakteristik

maka akan mudah untuk menentukan jenis penilaian serta jika peserta didik

tidak merasa terbebani dengan tugas maka akan tercipta suasana kompetisi

untuk mencapai nilai terbaik. Masalah prosedur penilaian yang sulit akan

dapat teratasi jika ada komunikasi diantara guru dan aktif mencari informasi

terbaru mengenai penilaian autentik akan memudahkan guru untuk lebih

memahami prosedur penilaiannya.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diambil adalah: Pengelolaan penilaian autentik pada

pembelajaran akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai

dengan peraturan Permendikbud No. 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian

Pendidikan yang membagi tahap penilaian autentik menjadi tiga tahap yaitu: tahap

penilaian terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan hasil. Adapun

ruang lingkup penilaian peserta didik sesuai dengan Permendikbud Nomor 104

Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan Dasar

dan Menengah mencakup: aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Tahap perencanaan penilaian autentik, perencanaan penilaian autentik pada

mata pelajaran Akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta adalah dengan menyusun

instrumen penilaian yang dicantumkan dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Kegiatan perencanaan penilaian autentik yang dilakukan

guru dilakukan melalui tiga tahap kegiatan. Ketiga tahapan kegiatan tersebut

terdiri dari: (1) menjelang awal tahun pelajaran, guru mata pelajaran sejenis pada

satuan pendidikan (MGMP sekolah) melakukan pengembangan indikator

pencapaian KD dan pembuatan rancangan program remedial dan pengayaan setiap

KD, (2) pada awal semester pendidik menginformasikan KKM dan silabus mata

pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian kepada

peserta didik, dan (3) pendidik mengembangkan indikator penilaian, kisi-kisi,

Page 21: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

17

instrumen penilaian (berupa tes, pengamatan, penugasan, dan sebagainya) dan

pedoman penskoran.

Tahap pelaksanaan penilaian autentik, pelaksanaan penilaian sikap

menggunakan metode observasi. Pelaksanaan penilaian pengetahuan dilakukan

melalui tes tertulis, tes lisan dan penugasan. Penilaian aspek keterampilan

dilakukan melalui penilaian kinerja (unjuk kerja). Analisis dan Pelaporan Hasil

Penilaian Autentik. Analisis terhadap hasil penilaian autentk dilakukan untuk

mengetahui seberapa berhasilkah siswa menguasai materi yang telah disampaikan

guru. Tahapnya adalah guru memasukkan hasil nilai yang telah diperoleh siswa

dalam setiap aspek kedalam lembaran daftar nilai per kompetensi dasar.

Kemudian, dari daftar nilai per kompetensi dasar dimasukkan kedalam lembar

daftar nilai keseluruhan gabungan dari setiap materi pokok. Setelah hasil nilai

dimasukkan kedalam lembar format penilaian, kemudian hasil akhirnya

dimasukkan kedalam lembar pelaporan (rapor). Penyajian nilai ke dalam rapor,

nilai yang dimasukkan sesuai dengan hasil asli nilai yang diperoleh peserta didik

yang meliputi aspek pengetahuan (KI 3), aspek keterampilan (KI 4), dan aspek

sikap spiritual dan sosial (KI 1 dan KI 2).

Faktor pendukung dalam pengelolaan penilaian autentik dalam

pembelajaran akuntansi antara lain adalah: Adanya pelatihan pelaksanaan

penilaian autentik oleh Dinas Pendidikan, pendampingan dari berbagai pihak

dalam pelaksanaan penilaian, serta tersedianya anggaran untuk pelaksanaan

penilaian autentik.

Faktor penghambat dalam pengelolaan penilaian autentik pada pembelajaran

akuntansi di SMK Batik 2 Surakarta di antaranya adalah: Kesulitan guru dalam

pelaksanaan penilaian dengan jumlah siswa yang banyak, motivasi siswa yang

rendah dalam mengikuti penilaian, guru kesulitan dalam mengkondisikan siswa,

dan prosedur penilaian lebih rumit.

Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut adalah: dengan membuat format

penilaian yang praktis, lebih mengenali karakteristik peserta didik, memberikan

pengertian dan motivasi kepada siswa, serta mengadakan kerja kelompok guru

(KKG) untuk melatih guru melaksanakan penilaian.

Page 22: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

18

4.2 Saran

Guru sebaiknya menyiapkan dan merencanakan dengan baik penilaian apa yang

dapat digunakan dengan tepat dan dapat memenuhi kriteria penilaian autentik

sesuai dengan standar kurikulum 2013. Pada perencanaan penilaian hendaknya

guru selalu melampirkan kisi-kisi soal, instrumen soal, dan pedoman penskoran

yang jelas ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sehingga

memudahkan dalam pelaksanaan penilaian autentik. Pada pelaksanaan penilaian

hendaknya guru sesegera mungkin menyelesaikan administrasi penilaian sesuai

dengan kegiatan pembelajaran. Pelaporan hasil penilaian autentik harus lebih teliti

sehingga relevan dengan kemajuan peserta didik.

Saran bagi sekolah, mengikutsertakan semua guru mata pelajaran dalam

kegiatan PLPG ataupun MGMP yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan

ataupun perguruan tinggi untuk melatih guru melaksanakan penilaian autentik.

Sekolah seyogyanya memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar

kepada guru mata pelajaran akuntansi dalam pelaksanaan penilaian autentik

dengan cara memberikan pembinaan kepada guru tentang pelaksanaan penilaian

autentik. Penyiapan sarana prasarana yang memadai sangat dibutuhkan untuk

keberlangsungan implementasi kurikulum 2013. Ruang kelas dan ruang

penunjang lain harus tersedia demi kelangsungan proses belajar mengajar.

Saran bagi penelitian berikutnya, penelitian berikutnya hendaknya

mengadakan penelitian lanjutan mengenai pelaksanaan penilaian autentik,

khususnya pada mata pelajaran lainnnya dan di sekolah yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Cet. Ke- 5.

2013. Bandung

Hanafiah, Nanang & Cucu, Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika

Aditama. Bandung.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasar Kurikulum 2013. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Page 23: PENGELOLAAN PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN ...eprints.ums.ac.id/63419/11/NASKAH PUBLIKASI OK UP.pdf · Batik 2 Surakarta telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan Permendikbud

19

Merta, I. M. E. D & Mahadewi, L. P. P. 2015. “Analisis Autentik Menurut

Pembelajaran Kurikulum 2013 Pada Kelas IV SD No 4 Banyuasri.” e-

Journal PGSD Universitas Ganesha. Vol 3 no 1 Tahun 2015

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bamdung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Permendikbud Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum SMK/MAK. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Subali, Bambang. 2012. Prinsip Asesmen & Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:

UNY Press

Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D.

Surakarta: Fairuz Media

Sutama, Sandy, GA, dan Fuadi, D. 2017. “Pengelolaan Penilaian Autentik

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Matematika di SMA.” Jurnal Manajemen

Pendidikan - Vol. 12, No. 1, Januari 2017 : 105-114

Yunus, M & Retnowati, T H. 2014. Evaluasi Pelaksanaan Penilaian Kelas pada

Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri di Kabupaten Lombok Tengah.

Jurnal Evaluasi Pendidikan Vol 2, No 2 2014