PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

72
i PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan NENENG HIDAYANTI NIM.AK.1.14.026 PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA BANDUNG 2018

Transcript of PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

Page 1: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

i

PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH

PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS

SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Keperawatan

NENENG HIDAYANTI

NIM.AK.1.14.026

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA

BANDUNG

2018

Page 2: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

i

Page 3: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

ii

Page 4: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

iii

Page 5: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

iv

ABSTRAK

Hipertensi pada lansia di Puskesmas Solokonjeruk dari tahun ke tahun

selalu mengalami peningkatan dan tidak pernah stabil. terapi tertawa bisa

merangsang pengeluaran endorphin dan serotonin, sejenis morfin alami tubuh dan

juga melatonin ini sangat baik untuk otak sehingga kita bisa merasa lebih tenang

sehingga bisa menurunkan tekanan darah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Terapi

Tertawa Terhadap Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Puskesmas

Solokanjeruk Kabupaten Bandung.

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif yaitu pre eksperimen dengan desain penelitian One Group Pretest-

Posttest, populasi dalam penelitian ini 48 lansia, pengambilan sampel

mengunakan purposive sampling sehinga sampel dalam penelitian ini terdapat 15

sampel.

Berdasarkan hasil uji statistik untuk pengaruh terapi tertawa terhadap nilai

tekanan darah sistolik dan diastolik dengan uji Paired Sample T Test diperoleh

nilai significant sig.(2tailed) : 0,000 (sistol) dan 0,002 (diastol) < α (0,05),

Berdasarkan penelitian tersebut disarankan kepada perawat dan pihak puskesmas

solokanjeruk untuk menerapkan terapi mordalitas keperawatan untuk upaya

mengstabilkan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.

Kata kunci : Hipertensi, Lansia, Terapi Tertawa

Daftar pustaka : 15 Buku (2012-2018)

5 Jurnal (2015-2016)

5 Skripsi (2016-2017)

Page 6: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

v

ABSTRACT

Hypertension in the elderly at Clinics Solokonjeruk from year to year has

increased and is never stable. laugh therapy could stimulate spending endorphin

and serotonin, the body's natural morphine and similar also melatonin is excellent

for the brain so that we can feel more calm so it can lower blood pressure.

The purpose of this research is to find out whether there is Influence

Therapy Chuckled blood pressure in Elderly with hypertension in Clinic

Solokanjeruk Bandung Regency.

The type of Research used in this research is quantitative research pre

design research experiments with One Group Pretest-Posttest, the population in

this research 48 elderly, sampling using purposive sampling for the sample in this

study there were 15 samples.

Based on the results of statistical tests for therapeutic influence blood

pressure values chuckled systolic and diastolic by Paired Sample T test Test

earned value significant sig (2tailed): 0.000 (sistol) and 0.002 (diastol) < α

(0.05), based on research the nurse recommended to health centers and the

solokanjeruk to apply the therapy mordalitas nursing for an effort stabilize the

blood pressure in the elderly with hypertension.

Keywords : Hypertension, Elderly, Laugh Therapy

Bibliography : 15 books (2012-2018)

5 Journal (2015-2016)

5 Theses (2016-2017)

Page 7: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

vi

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, yang senantiasa memberikan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap

Tekanan Darah pada Lansia dengan Hipertensi di Puskesmas Solokanjeruk

Kabupaten Bandung”

Skripsi ini dibuat oleh penulis sebagai salah satu syarat dan tugas akhir dalam

menyelesaikan program Studi Sarjana Keperawatan. Dalam penulisan Skripsi ini

peneliti menyadari masih jauh dari sempurna, serta tidak akan selesai tanpa

bantuan dari pembimbing dan doa orang tua maupun pihak lain, untuk itu

selayaknya penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan rasa

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. H. Mulyana, S.Pd., S.H., MH.Kes., selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana

Bandung.

2. Rd. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Bhakti Kencana Bandung, dan selaku pembimbing I yang selalu memberikan

bimbingan,masukan, motivasi, dan bantuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

3. Yuyun Sarinengsih, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Kencana Bandung.

4. Imam Abidin, S.Kep., Ners., selaku pembimbing II yang selau memberikan

bimbingan, masukan, motivasi, dan bantuan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

5. Seluruh dosen, Staf pengajar dan karyawan STIKes Bhakti Kencana Bandung

yang telah banyak memberikan wawasan dan segala bantuan.

Page 8: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

vii

6. Kepada Kepala Puskesmas Solokanjeruk dr.Rina Ayu yang telah mengijinkan

melakukan ijin penelitian di Puskesmas Solokanjeruk dan seluruh Staf

Puskesmas Solokanjeruk yang selalu membantu dan memberikan kemudahan

dalam penelitian ini khususnya Teh Tiktik Tasrikah S.Kep.,Ners dan Ibu Siti

Rofiah Amd.Keb yang selalu mebantu saya.

7. Ayahanda IPDA M.Arif Rakhaman Hakim dan Ibunda tercinta Elis Nurhayati

yang selalu mendoakan, memotivasi, mendukung baik moral, materi maupun

spiritual, serta adiku Dewi Handayani, dan keluarga besar semuanya.

8. Kekasihku Prada Helda Priatna yang selalu memberikan semangat dan doa

yang tiada hentinya dari jauh sehingga saya selalu bersemangat untuk

menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.

9. Sahabat-sahabat Terbaikku Galaxy Lina,Verrin, Cici, Yuli, Teh Hilda yang

selalu memberikan semangat dan motivasi yang tidak henti saat saya malas.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan Program Studi Sarjana Keperawatan

angkatan 2014 telah membantu dan memberikan suport setiap saat.

Semoga yang telah kalian berikan kepada saya mendapatkan balasan

kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Besar Harapan saya semoga

ilmu yang sama didapatkan dari perkuliahan ini dapat berguna bagi kemajuan

ilmu khususnya di bidang keperawatan.

Bandung, Agustus 2018

NENENG HIDAYANTI

AK.1.14.026

Page 9: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR ................................................................................. V

DAFTAR ISI . ............................................................................................... VII

DAFTAR TABEL ........................................................................................ IX

DAFTAR BAGAN ....................................................................................... X

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... X1

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 11

1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................... 11

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................ 11

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................... 11

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 11

1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................................. 11

1.4.2 Manfaat Praktis .............................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 13

2.1 Konsep Lanjut Usia ................................................................................. 13

2.2 Konsep Tekanan Darah ............................................................................ 23

2.3 Konsep Hipertensi .................................................................................... 27

2.4 Konsep Terapi Tertawa ............................................................................ 41

2.5 Kerangka Konsep ..................................................................................... 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 61

3.1 Rancangan Penelitian .............................................................................. 61

3.2 Paradigma Penelitian ............................................................................... 61

3.3 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 65

3.4 Variabel Penelitian .................................................................................. 65

3.5 Definisi Konseptual ................................................................................. 66

3.6 Definisi Operasional ................................................................................ 67

3.7 Populasi dan Sampel ................................................................................ 68

Page 10: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

ix

3.8 Pengumpulan Data .................................................................................. 70

3.9 Langkah-langkah Penelitian .................................................................... 73

3.10 Pengolahan Data dan Analisa Data ........................................................ 75

3.11 Etika Penelitian ...................................................................................... 78

3.12 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 80

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 81

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 81

4.2 Pembahasan Teori .................................................................................... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 92

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 92

5.2 Saran ........................................................................................................ 92

Page 11: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

x

DAFTAR TABEL

HALAMAN

Tabel 2.2 Tekanan Darah Normal Rata-rata ................................................ 25

Tabel 2.3.2 Klasifikasi Hipertensi ............................................................... 28

Tabel 3.6 Definisi Operasional .................................................................... 67

Tabel 4.1 Nilai Rata-rata tekanan ................................................................ 81

Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Tekanan ............................................................... 83

Tabel 4.1.2 Pengaruh Terapi Tertawa .......................................................... 89

Page 12: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

xi

DAFTAR BAGAN

HALAMAN

Bagan 2.5 Kerangka Konseptual .................................................................. 60

Bagan 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 61

Bagan 3.2 Kerangka Penelitian .................................................................... 64

Page 13: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Catatan Bimbingan Skripsi

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 4 Daftar Hadir Lansia

Lampiran 5 Lembar Observasi Tekanan Darah

Lampiran 6 Hasil pengolahan data menggunakan SPSS

Lampiran 7 Pedoman Penelitian

Lampiran 8 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 9 Riwayat Hidup

Page 14: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia mempunyai rata-rata umur harapan hidup pada tahun 2014

yaitu 70,49 tahun, hal ini membawa konsekuensi meningkatnya populasi

lansia dari tahun ke tahun, sehingga menimbulkan kebutuhkan pelayanan

umumnya masalah yang dihadapi lansia menyangkut kesehatan, sosial,

budaya dan ekonomi. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional

ini memberikan dampak meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH) yaitu dari

70,7 tahun pada 2010 menjadi 72 tahun pada tahun 2016. Di prediksi jumlah

penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030

(40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Kemenkes RI, 2017).

Semakin tingginya usia harapan hidup, maka semakin tinggi pula faktor

resiko terjadinya berbagai masalah kesehatan. Masalah umum yang dialami

para lansia adalah rentannya kondisi fisik para lansia terhadap berbagai

penyakit karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh

dari luar serta menurunnya efisiensi mekanisme homeostatis, oleh karena hal

tersebut mudah terserang sebagai penyakit ( Riskesdas, 2013).

Proses Menua (Aging Process) adalah suatu keadaan yang terjadi

didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang

hidup yang tidak hanya dimulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak

permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti

Page 15: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

2

seseorang telah memulai tahap-tahap kehidupanya, yatu neonatus,

toddler, pra school, school, remaja, dewasa, dan lansia (Padila, 2013).

Menurut World Health Organisation (WHO) lansia adalah seseorang

yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok

umur pada manusia yang telah memasuki tahap akhir fase kehidupanya.

Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami suatu proses yang

disebut aging Process atau proses penuaan.

Berhubung dengan proses penuaan secara lambat dan progresif manusia

akan kehilangan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan akan menempuh

semakin banyak penyakit degeneratif akibat perubahan dan konsekuensi

patologis lanjut usia. Penyakit kardiovaskuler yang sering terjadi pada lansia

akibat perubahan pada lanjut usia diantarnya adalah hipertensi (Padila, 2013).

Peningkatan tekanan darah pada lansia umumnya terjadi akibat

penurunan fungsi organ pada sIstem kardiovaskuler. Katup jantung menebal

dan menjadi kaku, serta terjadi penurunan elastisitas dari aorta dan arteri-

arteri besar lainnya (Smeltzer & Bare, 2002) (dalam debby.2017)

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dengan keadaan

cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014).

Menifestasi klinis yang terjadi pada penderita hipertensi diantaranya sakit

kepala terus menerus, kelelahan jantung berdebar-debar, sesak nafas,

pendengaran kabur, penglihatan ganda dan mimisan (Black & Hawks, 2014).

Page 16: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

3

Menurut data World Heath Organization (WHO) tahun 2013 menunjukan

satu miliyar orang di dunia menderita hipertensi 2/3 diantaranya adalah

negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi

hipertensi akan terus meningkat tajam dan di prediksi pada tahun 2025

sebanyak 29% orang dewasa diseruruh dunia terkena hipertensi. Hipertensi

telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, dimana 1,5

juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita

hipertensi sehinga dapat menyebabkan beban biaya kesehatan.

Di Indonesia angka kejadian hipertensi berkisar 6-15% dimana masih

banyak penderita yang belum terjangkau pelayanan kesehatan terutama

daerah pedesaan. Sementara itu berdasarkan data NHANES (National

Healthand Nutrion Examination survey) memperlihatkan bahwa resiko

hipertensi meningkat sesuai dengan peningkatan usia, Data NHANES 2005-

2008 memperlihatkan kurang lebih 76,4 juta orang diatas 20 tahun adalah

penderita hipertensi, berarti 1 dari 3 orang dewasa menderita hipertensi

(Candra, 2013).

Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2016 penyakit

hipertensi masih menjadi penyakit tidak menular tertinggi yang banyak

diderita oleh lansia saat ini. Menurut Riskesdas 2013 penyakit tertinggi yang

banyak diderita lansia adalah hipertensi dengan prevalensi 45,9% pada usia

55-64 tahun (Infodatin, Kemenkes RI, 2016). Jawa Barat termasuk provinsi

dengan prevalensi hipertensi tertinggi dengan prsentase 2,94%.

Page 17: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

4

Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2016 Prevalensi 20

penyakit terbesar di Puskesmas yang ada di Kota Bandung adalah hipertensi

yang memasuki Peringkat ke 3 dengan jumlah 84,162 orang 7,75% (Dinas

Kesehatan Kota Bandung, 2016).

Menurut Data Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tahun 2016

Prevalensi pola penyakit rawat jalan terbanyak di Puskesmas adalah

hipertensi, berdasarkan semua golongan umur hipertensi berada di peringkat

ke 3 penyakit terbanyak yang diderita oleh masyarakat dengan jumlah

101.473 orang 8,29%. Tetapi apabila di kategorikam berdasarkan umur

45­>75 hipertensi menduduki peringkat pertama dengan jumlah 88,390 orang

17,62%. (Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, 2016).

American Heart Association (AHA) (2016) menyatakan bahwa hipertensi

yang tidak terkontrol atau tidak terdeteksi akan menyebabkan serangan

jantung, stroke, gagal jantung, penyakit ginjal, atau gagal ginjal, gangguan

penglihatan, angina dan penyakit arteri perifer. Jika tidak di tangani hal ini

menjadi masalah bagi penderita dan juga bagi pemerintah karena akan

mengakibatkan masalah pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan dan

peningkatan disabilitas (Kemenkes RI, 2017).

Pada hipertensi ada 2 penatalaksanaan yang dilakukan, yaitu

penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis. Penatalaksanaan

farmakologis ada berbagai macam jenis obat anti hipertensi diantaranya

Diuretik, Penghambat adrenergik (β-bloker), Vasodilator, Penghambat enzim

konversi angiotensin (Penghambat ACE), Antagonis Kalsium (Manurung,

Page 18: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

5

2018). Penatalaksanaan non farmakologis diantaranya bisa dilakukan dengan

diet sehat, gaya hidup yang baik, olahraga tetapi ada juga terapi alternatif

yang bisa digunakan yaitu dengan melakukan terapi komplementer atau terapi

modalitas keperawatan, terapi mordalitas keperawatan yang bisa dilakukan

untuk lansia dengan hipertensi diantaranya bisa dengan aroma terapi, healing

touch, meditasi, terapi musik, relaksasi otot progresif, senam tai chi, dan

terapi tertawa ( Kushariyadi Setyoadi, 2011).

Terapi Tertawa merupakan tertawa yang dimulai dengan tahap demi

tahap. Sehingga efek yang dirasakan bagi yang tertawa benar-benar

bermanfaat. Terapi tertawa untuk mengurangi stress sudah banyak dilakukan

orang. Tertawa 5-10 menit bisa merangsang pengeluaran endorphin dan

serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh dan juga melatonin. Ketiga zat ini

sangat baik untuk otak sehingga kita bisa merasa lebih tenang. Efeknya

sangat luar biasa untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Tertawa akan

meningkatkan aliran darah dan oksigen dalam darah. (Padila, 2013).

Tertawa juga dapat membantu mengontrol tekanan darah dengan

mengurangi pelepasan hormon-hormon yang berhubungan dengan stress dan

memberikan relaksasi. Dalam eksperimen telah dibuktikan bahwa terjadi

penurunan 10-20 mm tekanan darah setelah seorang penderita mengikuti 10

menit sesi tawa. Tapi yang penting tawa akan mengendalikan dan

menghentikan penyakit. Demikian juga bila seseorang beresiko tinggi

menjadi penderita penyakit jantung, tawa bisa menjadi obat pencegah yang

paling baik, karena marah dan takut yang merupakan emosi penyebab

Page 19: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

6

serangan jantung bisa diatasi dengan tertawa. (Gifari Sofyan, 2008). Banyak

penelitian menunjukan bahwa tertawa adalah salah satu cara yang baik untuk

mencegah terjadinya penyakit, bahkan tertawa bisa menghilangkan rasa sakit.

tertawa dapat meningkatkan suplai oksigen ke pembuluh darah sehingga

pembuluh darah menjadi elastis kembali dan terjadi pelebaran pada pembuluh

darah yang menyebabkan peredaran darah menjadi lancar dan tekanan darah

menjadi normal kembali (Tandra Hans, 2017).

Hasil penelitian Ramdhani 2013 ( dalam Tawarina subekti (2016) terjadi

perubahan nilai rata-rata tekanan darah yaitu dari 142/76 menjadi 118/71

mmHg setelah dilakukan terapi tertawa selama dua minggu sebanyak 6x

pemberian, dengan pengukuran tekanan darah dilkukan sebanyak 1x yaitu

sebelum dilakukan terapi tertawa dan setelah dilakukan terapi tertawa

terhadap tekanan darah subjek penelitian.

Terapi Tertawa dapat membantu lansia ketika mereka jenuh terhadap

terapi non farmakologis yang biasa mereka lakukan seperti senam lansia.

Menurut Berk et al (1996) dalam Tage (2012) tertawa 20 menit sama dengan

berolahraga ringan selama 2 jam karena dengan tertawa peredaran dalam

tubuh menjadi lancar, kadar oksigen dalam darah meningkat dan tekanan

darah akan normal. Terapi tertawa dapat merileksasikan tubuh yang bertujuan

melepasan endhorpin kedalam pembuluh darah dapat mengalami vasodilatasi

sehingga tekanan darah akan turun (Kataria, 2004) (dalam Agustin, 2015).

Hasil Penelitian dari Nur Samah Anjani (2016) Menunjukan bahwa

Berdasarkan uji independen t-test terlihat bahwa nilai t hitung 2,183

Page 20: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

7

sedangkan nilai p value sebesar 0,036 (α=0,05). Hal tersebut menunjukkan

ada pengaruh terapi tertawa terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi

di Desa Pringapus Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang.

Hasil penelitian dari Partus Kaniasius Siga Tage (2016) Menunjukan

hasil dari uji statistik Paired t-test dengan tingkat kemaknaan α≤0,05. Artinya

bila hasil uji t berpasangan hasilnya P≤0,05, mka Ho ditolak dan hipotesis

diterima hal ini berarti ada perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah

intervensi tertapi tertawa selama 3 minggu dengan 6x perlakuan.

Hasil penelitian dari Dr.Michael Millaer dalam Pangestu Bangkit (2017)

Bahwa dengan tertawa dapat mengembangkan/memperluas pembuluh darah

yang menyebabkan meneingkatnya sirkulasi dan meningkatkan suplai

oksigen. Dalam percobaanya, telah membuktikan bahwa ada penurunan

tekanan darah 10-20 mmHg setelah melakukan 10 menit tertawa.

Hasil penelitian dari Sumartyawati Made (2016) Menunjukan bahwa ada

pengaruh terapi tertawa terhadap perubahan tekanan darah pada lansia.

Perawat sebagai care provider disarankan untuk mengaplikasikan terapi

tertawa sebagai salah satu intervensi bagi lansia yang mengalami hipertensi.

Hasil Studi Pendahuluan data yang didapatkan dari Buku Laporan

Tahunan dari beberapa Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung pada

tanggal 25 Maret 2018 angka kejadian hipertensi yang didapatkan sebagian

besar penyakit terbanyak pada lansia adalah hipertensi, angka kejadian

hipertensi dilihat dari 3 Puskesmas yang ada di Kabupaten Bandung yang

sudah mengadakan program pengelolaan penyakit kronis (PROLANIS),

Page 21: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

8

diantaranya angka hipertensi tertinggi ada di Puskesmas Solokanjeruk dengan

peringkat pertama dari 10 besar penyakit dengan jumlah 2.661 jiwa, kedua

Puskesmas Padamukti dengan jumlah 1.743 jiwa, dan Puskesmas Majalaya

1089 jiwa orang jadi dari data tersebut dapat disimpulkan dari beberapa

puskesmas yang disebutkan diatas bahwa Puskesmas Solokanjeruk memiliki

penderita hipertensi lebih tinggi dan selalu mengalami peningkatan dalam

setiap tahunnya.

Puskesmas Solokanjeruk adalah salah satu tempat Pelayanan Kesehatan

di Kabupaten Bandung yang beralamatkan tepatnya di Jl. RHO. Kosih Rt.02

Rw.09, Desa Langensari, Kec. Solokanjeruk, Kab. Bandung, Di wilayah kerja

Puskesmas Solokanjeruk terdapat 4 Desa yaitu diantaranya ada Desa

Rancakasumba, Bojong Emas, Solokanjeruk, Langensari, dari keempat desa

tersebut yang paling banyak adalah penduduk lansia dengan jumlah 3372

jiwa. Di Puskesmas Solokanjeruk sudah rutin diadakan suatu program upaya

pemerintah dalam mengelola penyakit kronis yaitu dengan menyelenggarakan

Program Pengelolaan Penyakit Kronis (PROLANIS).

PROLANIS adalah suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan

proaktif yang diselenggarakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta,

fasilitas kesehatan dan BPJS kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan

bagi peserta BPJS kesehatan yang menderita penyakit kronis agar terhindar

dari komplikasi dan dapat mencapai kualitas hidup yang lebih optimal,

penyelengaraan prolanis dilakukan 1 bulan sekali yaitu dengan kegiatan yang

Page 22: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

9

dilakukan adalah penyuluhan kesehatan, senam lansia, pemberian obat, dan

pemeriksaan kesehatan.

Dari hasil wawancara pada tanggal 03 April 2018 dengan bagian

pengelola Program Prolanis di Puskesmas Solokanjeruk yaitu Bidan Siti

Rofiah kegiatan prolanis disini selalu berjalan dengan baik yang rutin di ikuti

oleh lansia hipertensi dan diabetes melitus, tetapi yang lebih dominan yaitu

penderita hipertensi dibandingkan penyakit diabetes melitus dalam program

ini pada data bulan April 2018 terdaftar 48 lansia diantaranya 43 orang

hipertensi dan 5 orang hipertensi dengan diabtes melitus. dilihat dari daftar

kunjungan dan buku laporan tahunan, hipertensi di puskesmas solokonjeruk

dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dan tidak pernah stabil.

Pada data terakhir dari buku tahunan tahun 2016 hipertensi menduduki

peringkat pertama dengan jumlah 1.363 jiwa dan mengalami peningkatan pada

tahun 2017 menjadi 2.661 jiwa.

Meskipun sudah rutin dilakukan senam dan pemberian pengobatan yang

rutin lansia masih saja selalu ada lansia yang datang ke puskesmas dengan

keluhan seperti pusing, nyeri pada bagian tengkuk, dan kenaikan tekanan

darah. Padahal pemberian obat yang sama setiap bulannya dan senam sering

dilakukan, mungkin masih ada dari kebiasaan buruk lansia yang bisa

menyebabkan hipertensi dintaranya konsumsi natrium berlebih ataupun faktor

stress yang menyebabkan peningkatan tekanan darah maka dari masalah yang

ditemukan perlu dilakukan terapi lain untuk menurunkan tekanan darah yaitu

dengan terapi komplementer atau terapi mordalitas. Terapi mordalitas

Page 23: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

10

bertujuan untuk membantu proses penyembuhan dan mengurangi keluhan

yang dialami oleh klien. Maka dari itu ada salah satu terapi mordaltas yang

bisa dilakukan untuk menurunkan tekanan darah yaitu dengan terapi tertawa.

Berdasarkan latar belakang diatas dalam penanganan hipertensi tidak

hanya dengan menggunakan obat. Ada juga seperti terapi terapi tertawa yang

bisa dilakukan untuk menurunkan tekanan darah. terapi tertawa ini tidak

hanya membuat lansia sehat secara fisik saja tetapi secara psikis dan sosial,

karena dengan terapi tertawa lansia akan lebih akrab dan dapat bersosilisasi

dengan baik dengan lansia di sekitarnya yang mengikuti program prolanis dan

lansia juga akan lebih aktif. Maka dengan ini peneliti tertarik untuk

melaksanakan penelitian guna menganalisis “ Pengaruh Terapi Tertawa

Terhadap Tekanan Darah pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Solokanjeruk Kabupaten Bandung.

Page 24: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

11

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh Terapi Tertawa terhadap Tekanan Darah pada lansia

Hipertensi di puskesmas solokanjeruk kabupaten bandung.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Pada Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

Terapi Tertwa Terhadap Tekanan Darah pada lansia hipertensi di

Puskesmas Solokanjeruk

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui rata-rata tekanan darah sistolik sebelum (pre)

dan sesudah (post) dilakuakan Terapi Tertawa pada lansia

hipertensi

b. Untuk mengetahui rata-rata tekanan darah diastolik sebelum (pre)

dan sesudah (post) setelah dilakukan Terapi Tertawa pada lansia

hipertensi

c. Untuk mengetahui pengaruh Terapi Tertawa terhadap perubahan

tekanan darah pada lansia hipertensi

Page 25: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

12

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai Evidance Based Practice baru untuk sumber referensi

dikalangan akademis dan sebagai bahan masukan yang digunakan

untuk bahan pengembangan penelitian selanjutnya.

b. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan dan dasar untuk riset selanjutnya dalam penelitian

untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pengaruh terapi

tertawa terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi (Puskemas Solokanjeruk)

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi dan

sebagai kegiatan baru dalam program prolanis Puskesmas Solokan

Jeruk , sehingga bermanfaat untuk upaya peningkatan kesehatan

lansia yang mengalami hipertensi.

b. Bagi perawat

Sebagai Evidance Based Practice keperawatan dalam memberikan

suatu intervensi untuk penatalaksanaan hipertensi.

Page 26: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lanjut Usia

2.1.1 Proses Menua (Aging Proces)

Menurut World Health Organisation (WHO). Lansia merupakan

kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahap akhir fase

kehidupanya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan mengalami

suatu proses yang disebut aging Process atau proses penuaan.

Proses Menua (Aging Proces) adalah suatu keadaan yang terjadi

didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses

sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari satu waktu tertentu,

tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan

proses alamiah yang berarti seseorang telah memulai tahaap-taahap

kehidupanya, yatu neonatus, toddler, pra school, school, remaja,

dewasa, dan lansia (Padilla, 2013).

Berhubung dengan proses menua secara lambat dan progresif

manusia akan kehilangan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan akan

menempuh semakin banyak penyakit degeneratif misalnya hipertensi,

arterosklerosis, diabetes melitus, dan kanker (Nugroho, 2008).

Page 27: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

14

2.1.2 Batasan Lanjut Usia

Menurut World Health Organisation (WHO)(dalam Padila, 2013) :

Usia yang dijadikan patokan untuk lanjut usia berbeda-beda, umumnya

berkisar antara 60-65 tahun. Beberapa pendapat para ahli tentang

batasan lanjut usia adalah sebagai berikut :

1. Usia Pertengahan (middle age) kelompok usia 45-59 tahun.

2. Usia Lanjut (elderly) antara 60-70 tahun.

3. Usia Lanjut tua ( old) antara 75-90 tahun.

4. Usia Sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

Menurut (Departemen Kesehatan RI) :

1. Kelompok lansia dini (55-64 tahun)

2. Kelompok lansia pertengahan (65 tahun ke atas)

3. Kelompok lansia dengan resiko tinggi (70 tahun keatas)

2.1.3 Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia meliputi

perubahan fisik, perubahan mental dan psikologis, perubahan

psikososial, dan spiritual diantaranya :

1. Perubahan fisik & Fungsi :

a. Sistem persarafan

Perubahan pada sistem saraf yaitu terjadi penurunan berat otak

sebesar 10-20%, penurunan hubungan persarafan, lambat dalam

respon dan waktu untuk bereaksi khususnya stress, mengecilnya

Page 28: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

15

saraf panca indra, dan penurunan sensitifitas terhadap sentuhan,

defisit memori.

b. Sistem Pendengaran

Dapat terjadi gangguan pendengaran (presbiakusis), sulit

mengerti kata-kata, terjadi pengumpulan serumen yang dapat

mengeras akibat meningkatnya keratin, dan penurunan

pendengaran pada lansia akibat keterangan jiwa/stress.

c. Sistem penglihatan

Mulai terjadi kekeruhan pada lensa dan menyebabkan katarak,

daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat

dalam gelap, hilangnya daya akomodasi, menurunnya daya

membedakan warna biru atau hijau.

d. Sistem Integumen

Kulit mengkerut dan keriput akibat kehilangan jaringan lemak,

elastisitas berkurang akibat menurunnya cairan dan vaskularisasi,

kuku jari menjadai lebih keras dan rapuh, serta penurunan dan

fungsi dari kelenjar keringat.

e. Sistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan density (cairan) dan semakin rapuh, bungkuk

(kifosis), pergerakan pinggang, lutut, dan jari-jari terbatas

persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan

mengalami sklerosis , serta serabut otot mengalami atrofi.

Page 29: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

16

f. Sistem Gastrointestinal

Terjadi kehilangan gigi , hilangnya sensitivitas saraf pengecap

dilidah menurun, peristaltic lemah dan biasanya timbul

konstipasi, melemahnya daya absorbsi dan lansia mudah

mengalami gizi yang buruk.

g. Sistem Pernapasan

Otot-otot pernapasan mengalami penurunan kekuatan dan

menjadi kaku, penurunan aktivitas dari silia, elastisitas paru-paru

menurun, kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan

kedalaman bernafas menurun, kemampuan kekuatan otot

pernafasan menurun, menarik nafas menjadi lebih berat,

kemampuan untuk batuk berkurang

h. Sistem Reproduksi

Terjadi penciutan pada ovary dan uterus, penurunan lendir vagina,

serta atrofi payudara, sedangkan pada laki-laki , testis masih dapat

memproduksi spermatozoa meskipun secara berangsur-angsur

akan menurun.

i. Sistem Perkemihan

Terjadi atrofi nefron dan aliran darah ke ginjal menurun sampai

50%, filtrasi di glomerulus menurun dan fungsi tubulus menurun,

otot-otot vesika urinaria menjadi lemah, frekuensi buang air kecil

meningkat dan terkadang menyebabkan retensi urin pada pria.

Page 30: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

17

j. Sistem Endokrin

Terjadi penurunan semua produksi hormone, mencakup

penurunan aktivitas tiroid, berkurangnya ACTH, TSH, FSH,

BMR, menurunkan daya pertukaran zat , penurunan produksi

aldosteron, progesterone, estrogen, dan testosterone.

j. Sistem kardiovaskular

Katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung

memompa darah menurun, elastisitas pembuluh darah menurun,

kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi,

meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan

darah meningkat.

2. Perubahan Mental

a. Di bidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan dapat

berupa sikap yang semakin egosenttrik, mudah curiga,

bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu.

b. Yang paling perlu dimengerti adalah sikap umum yang

ditemukan pada hampir setiap lanjut usia, yakini keinginan

berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin dihemat.

c. Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat.

d. Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap

berwibawa.

e. Jika meninggalpun mereka ingin meninggal secara terhormat

dan masuk surga.

Page 31: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

18

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :

a) Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

b) Kesehatan umum

c) Tingkat pendidikan

d) Keturunan (Hereditas)

e) Lingkungan

3. Perubahan Psikososial

Pensiun adalah nilai seseorang sering diukur oleh produktivitasnya

dan identitas dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila

seseorang pension, akan mengalami kehilangan-kehilangan antara

lain:

a. Kehilangan finansial

Kehilangan materi karna sudah tidak lagi bekerja

b. Kehilangan status

Yang dulunya mempunyai jabatan dan lengkap dengan

fasilitasnya, sekarang sudah hilang karena sudah tidak bekerja

lagi.

c. Kehilangan teman atau relasi

Semasa masih bekerja mempunyai banyak teman dan relasi,

karena faktor usia yang sudah tua, jadi tidak mungkin untuk

bekerja sehingga otomatis semuanya hilang.

d. Kehilangan pekerjaan atau kegiatan

Page 32: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

19

Faktor usia yang sudah lanjut tidak mungkin lagi bisa bekerja

di perusahaan atau tempat lainnya, karena keterbatasan tenaga

dan pikiran.

e. Perubahan dalam cara hidup

Memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit.

f. Perubahan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan

(kesusahan ekonomi) akibat meningkatnya biaya hidup.

g. Gangguan saraf panca indera, sehingga timbul kebutaan dan

ketulian.

h. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan sehingga ekonomi

menjadi masalah.

4. Perubahan Spiritual

a. Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam

kehidupannya.

b. Lansia semakin teratur dalam kehidupan keagamaannya, hal ini

terlihat dalam berpikir dan bertindak dalam sehari-hari.

c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun adalah

universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini

adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberikan contoh

cara mencintai dan keadilan.

2.1.4 Penyakit yang sering terjadi pada lansia

(Menurut Padila, 2013) Penyakit Kardiovaskuler yang sering terjadi

akibat perubahan pada lanjut usia diantaranya :

Page 33: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

20

a. Hipertensi

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama

atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih

tinggi dari 90 mmHg, yang terjadi karena menurunnya elastis arteri

karena proses menua. Bila tidak segera ditangani hipertensi dapat

memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah

(arterosclerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal.

b. Penyakit jantung koroner

Penyempitan pembuluh daraah jantung sehingga aliran darah

menuju jantung tergaggu. Gejala umum yang terjadi adalah nyeri

dada, sesak nafas, pingsan, hingga kebingungan.

c. Disritmia

Insidensi disritmia dan ventrikuler meningkat pada lansia karena

perubahan struktural dan fungsional pada penuaan. Masalah dipicu

oleh distitmia dan tidak terkoordinasinya jantung sering

dimenifestasikan sebagai perubahan perilaku, palpitasi, sesak nafas,

keletihan, dan jatuh.

d. Penyakit Vaskular Perifer

Gejala yang paing sering adalah rasa terbakar, kram, atau nyeri

yang sangat pada saat beraktifitasdan menghilang pada saat

beristirahat. Ketika penyakit semakin berkembang, nyeri tidak lagi

dapat hilang dengan istirahat. Jika klien mempertahankann gaya

Page 34: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

21

hidup yanng kurang gerak, penyakit ini mungkin telah berlanjut

ketika nyeri pertama muncul.

e. Penyakit Katup Jantung

Menifestasi klinis dari penyakit katup jantung itu bervariasi dari

fase kompensasi sampai pada fase pascakompensasi. Lansia dapat

turut berperan dalam fase ini melaui peningkatan gaya hidup yang

menghaisakan sebagian besar waktunya dengan kurang gerak yang

menempatkan tuntutan kebutuhan yang lebih pada jantung untuk

curah jantungnya.

2.1.5 Tugas Perkembangan Lansia

Kesiapan lansia utuk beradaptasi terhadap tugas perkembangan

lansia dipengaruhi oleh proses tumbang pada tahap sebelumnya

(Padila, 2013) :

Tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun

2. Menyesuaikan diri untuk pensiun

3. Membentuk bungan baik dengan orang seusianya

4. Mempersiapkan kehidupan baru

5. Melaakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat

secara santai

6. Mempersiapkan diri untuk kemtiaannya dan kematian pasangan

Page 35: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

22

2.1.6 Tipe-Tipe Lansia

Tipe-tipe lansia diantaranya (Menurut Nugroho, 2008) :

1. Tipe Arif bijaksana

yaitu kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan

prubahan aman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah

hati, sederhana, drmawan, memenuhi undangan dan menjadi

panutan.

2. Tipe Mandiri

yaitu mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif

dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi

undangan.

3. Tipe tidak puas

yaitu konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga

menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani,

pengkritik dan banyak menuntut.

4. Tipe pasrah

yaitu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan

agama dan melakukan pekerjaan apa saja.

5. Tipe bingung

yaitu mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif dan acuh tak

acuh.

2.2 Konsep Tekanan Darah

2.2.1 Pengertian Tekanan Darah

Page 36: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

23

Tekanan darah adalah kekuatan lateral pada dinding arteri oleh

darahyang di dorong dengan tekanan dari jantung (Perry & potter,

2010). Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding

arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut

tekanan sistolik. Tekanan darah diastolik adalah tekanan terendah yang

terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasaya digambarkan

sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai

dewasa normalnya berkisar dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata

tekanan darah normal biasanya 120/80 (Smeltzer & Bare, 2012).

Tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di

dalam arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa

gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri

menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal

jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada hipertensi sistolik

terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi

tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih

dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami

kenaikan tekanan darah. Tekanan sistolik terus meningkat sampai usia

80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55 – 60

tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun

drastis. (Triyanto, 2014 ).

Page 37: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

24

2.2.2 Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran tekanan darah arteri dapat dilakukan secaara

langsung (invasif) maupun tidak langsung. Metode langsung adalah

dengan insersi kateter tipis ke dalam arteri. Kateter dihubungkan

dengan monitor elektronik melalui tube. Monitor akan menampilkan

gelombang tekanan arteri. Prosedur ini hanya dilakukan pada perawatan

intensif karena resiko terjadinya kehilangan darah mendadak. Metode

tidak langsung yang umum digunakan adalah dengan spignomanometer

dan stetoskop. Auskultasi atau palpasi dengan auskultasi adalah tehnik

yang paling banyak digunakan (Perry & Potter, 2010).

2.2.3 Faktor Yang mempengaruhi Tekanan Darah

Tekanan darah tidak konstan namun dipengaruhi oleh banyak

faktor secara kontinu sepanjang hari. Tidak ada pengukuran tekanan

darah yang dapat secara adekuat menujukan tekanan darah klien.

Meskipun saat dalam kondisi yang palig baik, tekanan darah berubah

dari satu denyut jantung ke denyut lainya.

a. Usia

Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan.

Meningkat masa anak-anak. Tingkat tekanan darah anak-anak atau

remaja dikaji dengan memperhitungkan ukuran tubuh atau usia.

Tekanan darah dewasa cenderung meningkat seiring dengan

Page 38: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

25

pertambahan usia. Lansia tekanan sistoliknya meningkat sehubungan

dengan penuaan elastisitas pembuluh darah

Tabel 2.2

Tekanan Darah Normal Rata-rata

(Sumber : Perry & Potter, 2010)

b. Stress

Ansietas, takut nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi

simpatik yang meningkat frekuensi darah, curah jantung dan tahanan

vaskuler perifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan

darah. Stress adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik

mengharuskan seseorang individu untuk berespon atau melakukan

tindakan.

Usia Tekanan Darah (mmHg)

Bayi baru lahir (3000gr)

1 Bulan

1 Tahun

6 Tahun

10-13 Tahun

14-17 Tahun

Dewasa tengah

Lansia

40 (rerata)

85/54

95/65

105/65

110/65

120/75

120/80

140/90

Page 39: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

26

c. Ras

Frekuensi hipertensi (tekanan darah tinggi pada orang Afrika

Amerika lebih tinggi dari Eropa Amerika. Kematian yang

dihubungkan dengan hipertensi juga lebih banyak orang Afrika

Amerika. Kecenderungan populasi ini terhadap hipertensi diyakini

berhubungan dengan genetik dan lingkungan.

d. Jenis Kelamin

Secara Klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah

pada anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria

cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi. Setelah

menopause, wanita cinderung memiliki tekanan darah yang lebih

tinggi daripada pria pada usia tersebut.

2.2.4 Pengaruh Terapi tertawa terhadap Penurunan Tekanan darah

Tertawa 5-10 menit bisa merangsang pengeluaran endorphin dan

serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh dan juga melatonin.

Ketiga zat ini sangat baik untuk otak sehingga kita bisa merasa lebih

tenang. Efeknya sangat luar biasa untuk menurunkan tekanan darah

tinggi. Tertawa akan meningkatkan aliran darah dan oksigen dalam

darah (Padila, 2013). sehingga pembuluh darah menjadi elastis

kembali dan terjadi pelebaran pada pembuluh darah yang

menyebabkan peredaran darah menjadi lancar dan tekanan darah

menjadi normal kembali (Tandra Hans, 2017).

Page 40: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

27

Tertawa juga dapat membantu mengontrol tekanan darah dengan

mengurangi pelepasan hormon-hormon yang berhubungan dengan

stress dan memberikan relaksasi. Dalam eksperimen telah dibuktikan

bahwa terjadi penurunan 10-20 mm tekanan darah setelah seorang

penderita mengikuti 10 menit sesi tawa (Gifari Sofyan, 2008).

2.3 Konsep Hipertensi

2.3.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan

darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih

dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima

menit dengan keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI, 2014).

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik sama

atau lebih tinggi dari 140 mmHg, yang terjadi karena menurunnya

elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani, hipertensi

dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh darah

(arterosklerosis), serangan/gagal jantung, dan gagal ginjal (Padila,

2013).

Hipertensi adalah adalah suatu keadaan dimana seseorang

mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang

mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka

kematian/ mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada

dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140

Page 41: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

28

menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase

diastolik 90 menunjukan fase darah yang kembali ke jantung (Triyanto,

2014).

2.3.2 Klasifikasi Hipertensi

Klasifiksai tekanan darah menurut JNC 7 :

Tabel 2.3.2

Klasifikasi Hipertensi

2.3.3 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan

menurut Triyanto, 2014) :

1. Hipertensi Primer (Esensial)

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum

dapat diketahui. Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi

penyebab timbulnya hipertensi pimer, termasuk faktor lain yang

diantaranya adalah faktor stress, arkohol, merokok, lingkungan, dan

gaya hidup.

Kategori Tekanan darah

sistolik

(mmHg)

Tekanan darah

diastolik

(mmHg)

Normal

Pre Hiertensi

Hpertensi Stage I

Hipertens Stage II

< 120

120-139

140-150

>150

< 80

80-89

90-99

> = 100

Page 42: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

29

2. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat

diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan

kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal

(Hiperaldosteronisme), golongan terbesar dari penderita hipertensi

esensial. Maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak diajukan

kedapa hipertensi esensial.

2.3.4 Faktor Resiko Hipertensi

Faktor-faktor resiko terjadinya hipertensi yang dapat dirubah menurut

(Black & Hawks, 2014) diantaranya :

1. Faktor yang tidak dapat diubah :

a. Riwayat Keluarga

Kecenderungan genetis yang membuat keluarga tertentu lebih

rentan terhadap hipertensi, mungkin berhubungan dengan

peningkatan kadar natrium intraseluler danpenurunan rasio

kalsium-kalsium yang lebih sering ditemukam pada orang

berkulit hitam.

b. Usia

Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun.

Hipertensi meningkat pada usia 50-60% yang berumur lebih daari

60 tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140 mmHg.

Page 43: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

30

c. Jenis Kelamin

Hipertensi banyak terjadi pada pria dibandingkan dengan wanita

sampai kira-kira usia 55 tahun.resiko pada pria dan wanita hampir

sama antara usia 55 sampai 74 tahun, kemudian, setelah usia 74

tahun, wanita beresiko lebih besar.

2. Faktor yang dapat di ubah :

a. Diabetes

Diabetes mempercepat atrerosklerosis dan menyebabkan

hipertensi karena kerusakan pada pembuluh darah besar

b. Stress

Stress menyebabkan vascular perifer dan curah jantung serta

menstimulasi aktifitas saraf simpatis. Stresor bisa dari banyak

hal, mulai dari suara, infeksi, peradangan, nyeri, berkurangnya

suplai oksigen, panas, dingin, obat-obatan, penyakit,

pembedahan, dan pengobatan medis dapat memicu stress.

c. Obesitas

Obesitas terutama pada tubuh bagian atas (tubuh berbentuk apel)

dengan meningkatnya jumlah lemak sekitar diafragma,

pinggang, daan perut, dihubungkan dengan pengembangan

hipertesi.

d. Nutrisi

Mengosumsi natrium bisa menjadi faktor penting dalam

perkembangan hipertensi esensial. Hipertensi akan sensitif

Page 44: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

31

terhada garam, dan kelebihan garam sehingga menjadi

penyebab pencetus hipertensi. Diet tinggi garam mungkin

menyebabkan pelepasan hormon natriuretik yang berlebihan

yang mungkin secara tidak langsung meningkatkan tekanan

darah.

e. Penyalahgunaan obat

Merokok sigaret, mengosumsi banyak arkohol, dan beberapa

pengguna obat terlarang merupakan faktor-faktor resiko

hipertensi.

2.3.5 Patofisiologi Hipertensi pada lansia

Mekanisme dasar peningkatan tekanan sistolik sejalan dengan

peningkatan usia terjadinya penurunan elastisitas dan kemampuan

meregang pada arteri besar. Tekanan aorta meningkat sangat tinggi

dengan penambahan volume intra vaskuler yang sedikit menunjukan

kekakuan pembuluh darah pada lanjut usia. Secara hemodinamik

hipertensi sistolik ditandai dengan penurunan kelenturan pembuluh

darah arteri besar, resistensi perifer yang tinggi, pengisian diastolik

abnormal dan bertambahnya masa ventrikel kiri. Penurunan volume

darah dan output jantung disertai kekakuan arteri besar menyebabkan

penurunan tekanan darah diastolik. Lanjut usia dengan keadaan

hipertensi sistolik dan diastolik akan menyebabkan berkurangnya

output jantung, peningkatan intravaskuler, menyebabkan aliran darah ke

ginjal terhambat, mengakibatkan aktivitas plasma renin yang lebih

Page 45: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

32

rendah dan menimbulkan resistensi perifer. Perubahan aktivitas saraf

simpatik dengan bertambahnya noepineprin menyebabkan penurunan

tingkat kepekaan sistem resepor beta adrenergic sehingga berakibat

penurunan fungsi relaksasi otot pembuluh darah dan meningkatkan

tekanan darah (Mujahidullah, 2012).

Lansia mengalami kerusakan struktural dan fungsional pada arteri

besar yang membawa darah dari jantung menyebabkan semakin

parahnya pengerasan pembuluh darah dan tingginya tekanan darah.

Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan

tahapan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi umumnya

normal. Kelainan terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan

tahanan perifer ini disebabkan karena vasokontriksi arteriol akibat

naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila hipertensi sudah

berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-perubahan

struktural pad pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna

dan hyperplasia, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak

mencukupi lagi sehingga terjadi terjadi anokssi relative keadaan ini

didapat dengan adanya artero sklerosis koroner (Mujahidullah, 2012).

2.3.4 Menifestasi Hipertensi

Pada tahap perkembangan hipertensi, tidak ada menifestasi yang

dicatat oleh klien atau praktisi kesehatan. Pada akhirnya tekanan darah

akan naik, dan jika keadaan ini tidak terdeteksi selama pemeriksaan

rutin, klien akan tetap tidak sadar bahwa tekanan darahnya naik. Jika

Page 46: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

33

keadaan ini dibiarkan tidak terdiagnosis, tekanan darah akan terus

naik, menifestasi klinis akan semakin jelas dan klien pada akhirnya

akan datang ke rumah sakit dengan keluhan sakit kepala terus

menerus, kelelahan jantung berdebar-debar, sesak nafas, pendengaran

kabur, penglihatan ganda dan mimisan (Black & Hawks, 2014).

2.3.5 Pentalaksanaan Hipertensi

1. Penatalaksanaan Farmakologis

Penatalaksanaan farmakologis adalah penatalaksanaan

hipertensi dengan menggunakan obat-obatan kimiawi. Seperti jenis

obat anti hipertensi. Ada berbagai macam jenis obat anti hipertensi

pada penatalaksanaan farmakologis yaitu ( Manurung, 2018) :

a. Deuretik

Obat-obatan jenis ini bekerja dengan cara mengeluarkan

cairan tubuh melalui kencing, dengan demikian, volume cairan

dalam tubuh berkurang sehingga daya pompa jantung lebih

ringan (Dalimartha, 2008).

Deuretik menurunkan tekanan darah dengan cara

mengurangi jumlah air dan garam di dalam tubuh serta

melonggarkan pembuluh darah. Sehingga tekanan daah secara

perlahan mengalami penurunan karena hanya ada fluida yang

sedikit di dalam sirkulasi dibandingkan dengan sebelum

mengunakan deuretik. Selain itu jumlah garam di dalam

pembuluh darah menurun sehngga menyebabkan pembuluh

Page 47: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

34

darah membesar. Kondisi ini membantu tekanan darah menjadi

normal kembali.

b. Penghambat adrenergik (β-bloker)

Mekanisme kerja obat anti-hipertensi obat ini adalah

melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis beta bloker tidak

dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengalami

gangguan pernafasan seperti asma bronkhial, karena pada

pemberian β-bloker dapat menghambat reseptor beta 2 di

jantung lebih banyak dibandingkan reseptor beta 2 ditempat

lain. Penghambat beta 2 ini dapat membuka pembuluh darah

dan saluran udara (bronkhi) yang menuju ke paru-paru.

Sehingga penghambatan beta 2 dari aksi pembukaan ini

dengan β-bloker dapat memperburuk penderita asma.

c. Vasodilator

Agen vasodilator bekerja langsung pada pembuluh darah

dalam merelaksasi otot pembuluh darah. Contoh yang

termasuk obat jenis vasodilator adaah prasosin dan hidralasin.

Kemungkinan yang akan terjadi akibat pemberian obat ini

adalah sakit kepala dan pusing.

d. Penghambat enzim konversi angiotensin (Penghambat

ACE)

Obat ini bekerja melalui menghambataksi dari sistem renin-

angiotensin. Efek utama ACE inhibitor adalah menurunkan

Page 48: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

35

efek enzim pengubah angiotensin (angiotensin-converting

enzym). Kondisi ini akan menurunkan perlawana pembuluh

darah dan menurunkan tekanan darah.

e. Antagonis Kasium

Adalah sekelompok obat yang bekerja mempengaruhi jalan

masuk kalsium ke sel-sel dengan mengendurkan otot-otot

didalam dinding pembuluh darah sehingga menurunkan

perlawanan terhadap aliran darah dan tekanan darah.

Antagonis kalsium bertindak sebagai vasodilator atau pelebar,

menurunkan daya pompa jantung. Yang termasuk golongan

obat ini adalah Nefedipin, Deliasem dan Verapamil.

2. Penatalaksanaan Non-Farmakologis

Pentalaksanaan Non-farmakologis atau penatalaksanaan yang

dilakukan tanpa obat Menurut (Black & Hawks, 2014) :

a. Modifikasi Gaya Hidup

Modifikasi gaya hidup efektif untuk menurunkan tekaanan

darah tinggi dan mengurangi faktor-faktor resiko

kardiovaskuler.

b. Pengurangan Berat Badan

Kelebihan berat badan yang ditunjukan oleh indeks masa tubuh

(IMT)-berat badan dalam kilogram dibagi tinggi dalam meter

persegi -2 atau lebih, sangat berhubungan dengn naiknya

tekanan darah.

Page 49: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

36

c. Pembatasan Natrium

Sebagian besar penderita hipertensi yang sensitif terhadap

natrium, menunjukan setelah mengosumsi natrium mengalami

kenaikan tekanan darah.

d. Pembatasan Kafein

Walaupun konsumsi kafein akut dapat menaikan tekanan darah,

konsumsi kafein sedang kronis terlihat tidak memiliki efek

signifikan terhadap tekanan darah. Oleh karena itu, pembatasan

kafein tidak penting kecuali respon jantung atau sensitivitas

berlebih terhadap kafein ada.

e. Modifikasi Diet Lemak

Modifikasi diet asupan lemak dengan menurunkan flaksi lemak

jenuh dan meningkatkan lemak tak jenuh ganda berpengaru

sedikit terhadap penurunan tekanan darah.

f. Menghentikan Merokok

Nikotin sudah jelas dapat meningkatkan denyut jantung dan

memproduksi vasokontriksi perifer yang memang

meningkatkan tekanan darah arteri dalam jangka waktu yang

pendek selama dan setelah merokok

g. Olahraga

Program olahraga senam aerobik teratur yang adekuat untuk

mencapai paling tidak kadar cukup kebugaran fisik

memfasilitasi pengondisian kardiovaskuler dan dapat

Page 50: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

37

membantu klien obesitas hipertensi dalam mengurangi berat

badan dan mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler.

3. Terapi Terapi Modalitas Keperawatan

a. Definisi Terapi Modalitas Keperawatan

Terapi modalitas dalam ilmu keperawatan lebih dikenal

dengan terapi komplementer, terapi aternatif, terapi holistis,

terapi nonbiomedis. Terapi modalitas merupakan metode

pemberian terapi yang menggunakan kemampuan fisik atau

elektrik yang bertujuan untuk membantu proses

penyembuhan dan mengurangi keluhan yang dialami oleh

klien (Lundy & Janes, 2009). Terapi komplementer adalah

istilah untuk terapi yang bukan bagian dari terapi medis

konvensional ( Kushariyadi Setyoadi, 2011).

Terapi modalitas adalah proses pemulihan fungsi fisik,

mental, emosional, dan sosial ke arah keutuhan pribadi yang

dilakukan secara holistik (Padila, 2013).

Terapi modalitas/ terapi komplementer yang umum

sering digunakan dalam keperawatan meliputi active

listening, akupresur, aroma terapi, biofeedback, healing

touch, Terapi tertawa (humor), imagery, meditasi, terapi

musik, relaksasi otot progresif, reiki, tai chi, sentuhan

terapeutik dll ( Kushariyadi Setyoadi, 2011).

Page 51: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

38

b. Klasifikasi Terapi Modaitas

Kategori terapi Komplementer menurut Natinal Center for

complementery/Alternative Medicine (NCCAM) adalah sebagai

berikut dintaranya :

a) Terapi pikiran-tubuh (mind-body therapies).

Suatu terapi yang dilakukan untuk pendekatan prilaku,

psikologis, sosial, dan spiritual ntuk kesehatan, diantaranya

tai chi, meditasi, yoga, terapi seni, terapi musik, terapi

tertawa, imagery, psikoterapi tubuh.

b) Terapi berbasis biologi (biologically based therapies)

Suatu terapi yang bersifat alami. Praktik, intevensi, dan

produknya berbasis biologis diantaranya herbal, diet khusus,

pengobatan orthomoleculer (gizi), sengatan lebah.

c) Terapi manipulatif dan berbasis tubuh (manipulative and

body based therapies)

Suatu terapi yang didasarkan pada kegitan manipulasi dan

atau gerakan anggota tubuh, diantaranya pijatan dan gerak

tubuh atau body work (refleksiologi). Serta terapi fisika non

konvensional (hidroterapi, diatermi, terapi cahaya dan warna.

d) Terapi energy (energy therapies)

Suatu terapi yang menggunakan medan energy halus di

dalam dan sekitar tubuh, diantaranya sentuhan terapeutik,

reiki, going eksternal, dan magnet

Page 52: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

39

2.3.6 Komplikasi Hipertensi

Komplikasi hipertensi menurut (Triyanto, 2014) :

1. Stroke

Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi di otak atau

akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan

tekanan darah tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik

apabila arteri-arteri yang mempengaruhi otak mengalami hipertropi

dan menebal, sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang

dipendarahinya berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami

arterosklerosis dapat menjadi lemah, sehingga meningkatkan

kemungkinan terbentukya aneurisma. Gejala terkena stroke adalah

sakit kepala secara tiba-tiba, seperti orang bingung, limbung atau

bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian organ tubuh

terasa lemah atau sulit digerakan (misalnya wajah, mulit, atau

lengan terasa kaku, tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak

sadarkan diri secara mendadak.

2. Infark Miokard

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang

arterosklerosis tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke

miokardium atau apabila terbentuk embolus yang menghambat

aliran darah melalui pembuluh daraah tersebut. Hipertensi kronik

dan hipertensi ventrikel maka kebutuhan oksigen miokaardium

mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat menyebabkan iskemia

Page 53: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

40

jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga hipertensi

ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu hantaran

listrik melintas ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia

jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.

3. Gagal Ginjal

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusaakan progresif akibat

tekanan darah tinggi pada kapiler-kapiler ginjal, glomelurus.

Dengan rusaknya membraane glomelurus, darah akan mengalir

keunit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dan dapat

berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya

membrane glomelurus, protein akan keluar melalui urine sehingga

tekanan osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema

yang sering dijumpai pada hipertensi kronik.

4. Ketidakmampuan Jantung dalam Memompa Darah

Ketidakmampuan jantung dalam memompa adarah yang

kembalinya jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpul

di paru, kaki dan jaringan lain sring disebut edema. Cairan didalam

paru-paru menyebabkan sesak nafas, timbulnya cairan di tungkai

menyebabkan kaki bengkak. Enselopati dapat terjadi terutama yang

tinggi padaa kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan

kapiler dan mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh

susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolap dan terjadi

koma.

Page 54: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

41

2.4 Konsep Terapi Tertawa

2.4.1 Pengertian Terapi Tertawa

Terapi Tertawa adalah suatu terapi yang mencapai kegembiraan

didalam hati yang dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa,

senyuman yang menghias wajah, perasaan hati yang lepas dan gembira,

dada yang lapang, peredaran darah yang lancar sehingga bisa mencegah

penyakit, memelihara kesehatan, serta menghilangkan stress

(Kushariyadi setyoadi, 2011).

Terapi tertawa adalah salah satu cara yang baik untuk mencegah

terjadinya penyakit, bahkan dengan tertawa dapat menghilangkan rasa

sakit. Tertawa juga bisa mengurangi stress, menurunkan tekanan darah,

memperbaiki fungsi sel otak, dan menambah daya tahan tubuh ( Tandra

Hans, 2017).

Terapi Tertawa merupakan tertawa yang dimulai dengan tahap

demi tahap. Sehingga efek yang dirasakan bagi yang tertawa benar-

benar bermanfaat. Terapi tertawa untuk mengurangi stress sudah

banyak dilakukan orang. Tertawa 5-10 menit bisa merangsang

pengeluaran endorphin dan serotonin, yaitu sejenis morfin alami tubuh

dan juga melatonin. Ketiga zat ini sangat baik untuk otak sehingga kita

bisa merasa lebih tenang. Efeknya sngat luar biasa, bahkan dapat

menyembuhkan pasien dengan gangguan mental akibat stress berat dan

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi (Padila, 2013).

Page 55: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

42

2.4.2 Jenis-jenis Terapi Tertawa

Jenis-jenis terapi tertawa (Dumbre, 2012) :

1. Humor Therapy

Humor terdiri dari penggunaan bahan-bahan lucu seperti buku, film,

atau cerita untuk mendorong diskusi sepontan dari pasien yang

memiliki pengalaman lucu sendiri. Tetapi ini dapat diberikan secara

individu maupun setting kelompok. Proses terapi ini biasanya

difasilitasi oleh seorang profesional. Hal ini juga dapat digunakan

dalam percakapan antara profesional medis dan pasien.

2. Laughter Therapy

Terapi tertawa adalah terapi yang memiliki bentuk yang sedikit

berbeda dengan jenis terapi yang lain dimana klien diperlakukan

secara individual. Dalam terapi ini doker atau profesional akan

mengkaji secara spesifik pemicu tawa pada klien yang dapat

membuat klien itu sendiri tertawa. Ini kemudian akan digunakan

untuk membangun sebuah profil humor dan klien akan diajarkan

latihan dasar yang dapat membantu mengajarkan individu

pentingnya hubungan dan dukungan sosial sambil memberikan

mereka dengan tawa sebagai alat untuk membantu merekamengatasi

stress.

3. Laughter Meditation

Meditasi tawa memiliki kesamaan dengan meditasi tradisional.

Namun pada terapi ini tertawa ini memfokuskan seseorang untuk

Page 56: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

43

lebih berkonsentrasi saat terapi dilakukan. Pada meditasi tawa

terdapat tiga tahapan yang harus dilalui diantaranya peregangan,

tawa sengaja, dan periode meditasi diam. Terapi ini kadang-kadang

dilakukan berkelompok.

4. Laughter Yoga

Yoga tawa dikatakan hampir mirip dengan yoga tradisional.

Terapi ini adalah terapi yang menggabungkan latihan pernafasan,

yoga san tehnik, peregangan bersama dengan tawa tawa, yoga tawa

memiliki format terstruktur yang meliputi beberapa latihan tawa.

Terapi ini dapat digunakan sebagai terapi komplementer atau terapi

pencegahan.

2.4.3 Tujuan Terapi Tertawa

Terapi tertawa bertujuan untuk mencapai kondisi tubuh yang rileks.

Tertawa merupakan perpaduan dari peningkatan dan penurunan sistem

saraf simpatik, peningkatannya berfungsi untuk memberikan tenaga

bagi gerakan pada tubuh, namun hal ini kemudian juga diikuti oleh

penurunan sistem saraf simpatik yang salah satunya disebabkan oleh

adanya perubahan kondisi otot yang menjadi rebih rileks, dan

pengurangan pemecahan terhadap nitric oxide yang membawa kepada

pelebaran pembuluh darah, sehingga rata-rata tertawa menyebabkan

peningkatan aliran darah sebesar 20%, sementara stress menyebabkan

penurunan aliran darah sekitar 30% (Hasan,2009).

Page 57: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

44

2.4.4 Manfaat Terapi Tertawa

Manfaat dari terapi tertawa (Menurut Setyawan tony, 2012) :

1. Menghilangkan Stress

Tawa adalah penangkal stres yang pang baik, murah, dan mudah.

Tawa adalah salah satu cara terbaik untuk mengendurkan otot. Tawa

memperlebar pembuluh darah dan mengirim lebih banyak darah

hingga ke ujung-ujung dan kesemua otot di seluruh tubuh. Satu

putaran tawa yang bagus juga mengurangi tingkat hormone stres,

epinephrine dan cortisol. Bisa dikatakan tawa adalah sebentuk

meditasi dinamis atau rileks.

2. Meragsang Mood dan Jaringan Otak

Terapi tertawa juga dapat merangsang mood, memperbiki fungsi

jantung, otak, merapatkan hubungan dengan orang lain, melegakan

perasaan, tertawa akan mengurangi tingkat stress tertentu dan

menumbuhkan hormon. Hormon stress akan menekan sistem

kekebalan, sehingga meningkatkan jumlah platelet (sesutu yang

dapat menyebabkan gangguan dalam arteri) dan meningkatkan

tekanan darah. Tawa pada dasarnya akan membawa keseimbangan

pada semua komponen dan unsur dalam sistem kekebalan.

Menurunkan tekanan darah tinggi. Tertawa akan meningkatkan

aliran darah dan oksigen dalam darah, yang dapat membantu

pernapasan.

Page 58: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

45

3. Mencegah Tekanan Darah Tinggi

Ada sejumlah penyebab tekanan darah tinggi, seperti faktor

keturunan, kegemukan, merokok, dan konsumsi lemak berlebih.

Tetapi stress adalah salah atu faktor yang dominan, dan faktor

utamanya adalah karena tekanan jiwa atau pikiran. Saat seseorang

tengah kumat darah tingginya, maka seluruh tekanan darahnya akan

naik sehingga kondisi ini mempengaruhi tingkat emosi seseorang.

Ketika tekanan darah meningkat tanpa bisa dikontrol, maka emosi

seseorang juga sulit dikendalikan akhirnya meledak menjadi amarah

yang tak karuan, kalau sudah begini maka pandangannya biasanya

menjadi gelap semua. Inginnya mengamuk.

Dengan hal ini tertawa dapat mengontrol tekana darah, dengan

mengurangi pelepasan hormon-hormon yang berhubungan dengan

stress dengan memberikan efek relaksasi.

4. Mencegah Penyakit Jantung

Tawa akan mengendalikan dan menghentikan penyakit jantung.

Tawa bisa menjadi obat pencegahan yang baik terhadap penyakit

tersebut. Dari kebanyakan yang ikut klub tawa. Mereka yang

menderita penyakit jantung dan keadaanya telah menjadi stabil

karena penggunaan obat-obatan. Tetapi dengan tertawa akan

merasakan bahwa tawa membiki sirkulasi darah dan pasokan

oksigen ke otot-otot jantung. Karena dengan meningkatnya sirkulasi

darah, maka kemungkinan terjadinya penggumpalan akan berkurang.

Page 59: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

46

Maka dari itu terapi tertawa dapat dijadikan sebagai pengobatan

alternatif.

5. Memperkuat Sistem Kekebalan

Sistem kekebalan memainkan peranan yang sangat penting dalam

menjaga kesehatan tubuh dan menjauhkan diri dari infeksi,

alergi,dan kanker. Telah dibuktikan oleh para psikoneuroimunolog

bahwa semua emosi negatif, seperti kecemasan, depresi, atau

kemarahan akan memperlemah sistem kekebalan tubuh dan dengan

demikian mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

Menurut Dr. Lee S. Berk dari Universitas Loma Limba, California,

Amerika Serikat, tawa membantu meningkatkan jumlah sel-sel

pembunuh alami (sel Nksemacam sel putih) dan juga menaikkan

tingkat antibodi. Para peneliti telah menemukan bahwa, setelah

mengikuti terapi tawa, para peserta mengalami peningkatan antibodi

(immunoglobulin A) dalam lender di hidung dan di saluran

pernafasan, yang dipercaya mempunyai kemampuan melawan virus,

bakteri, dan mikroorganisme lain. Ada banyak anggota Klub Tawa

yang mengalami penurunan frekuensi terserang pilek, sakit

tenggorokan, dan sesak nafas. Dampak tawa pada sistem kekebalan

dianggap sangat besar dalam hubungannya dengan penyakit-

penyakit mematikan seperti AIDS dan kanker.

Page 60: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

47

6. Mengurangi Bronkhitis dan Asma

Tawa merupakan salah satu latihan terbaik untuk mereka yang

menderita asma dan bronchitis. Tawa meningkatkan kapasitas paru-

paru dan tingkat oksigen dalam darah. Para dokter menyarankan

fisioterapi dada untuk mengeluarkan lender (dahak) dari saluran

pernafasan.Meniup kedalam sebuah alat atau balon merupakan salah

satu latihan yang biasa diberikan kepada penderita asma. Tawa

melakukan hal yang sama, dan cara ini lebih mudah dilakukan serta

nyaris tanpa ongkos. Salah satu penyebab penyakit asma yang paling

umum adalah infeksi. Terapi tawa menaikkan tingkat antibodi dalam

selaput lender saluran pernafasan, dengan begitu mengurangi

frekuensi infeksi pernafasan. Terapi tawa juga meningkatkan sistem

pembersihan lender di saluran pernafasan. Stres adalah faktor lain

yang bisa memicu serangan asma. Dengan mengurangi stres, tawa

bisa memperbaiki prognosis penyakit asma.

7. Latihan aerobik terbaik

Sebuah manfaat yang didapat oleh hampir setiap orang adalah

perasaan enak. Setelah tertawa pagi selama lima belas menit, mereka

merasa segar sepanjang hari. Tidak ada obat semanjur tawa, yang

bisa memberi anda hasil yang langsung terasa. Penyebab perasaan

enak ini adalah karena anda menghirup lebih banyak oksigen saat

tertawa. Tawa bisa dibandingkan dengan aerobic, hanya saja anda

tidak perlu memakai sepatu atau pakaian khusus. anda tidak perlu

Page 61: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

48

mengucurkan banyak keringat di atas jalur jogging. Menurut

William Fry dari Universitas Stanford, satu menit tawa sebanding

dengan sepuluh menit latihan mendayung. Dengan kata lain, tawa

merangsang jantung dan sirkulasi darah dan sama sengan latihan

aerobik. Latihan tawa cocok untuk orang-orang yang banyak duduk

dan mereka yang tak bisa meninggalkan tempat tidur atau kursi roda.

8. Joging Internal

Ada banyak latihan yang bisa dilakukan untuk melatih otot-otot

anda, terapi tertawa memberikan pijatan yang bagus untuk semua

organ internal. Tawa memperlancar pasokan darah dan

meningkatkan efisiensinya. Orang membandingkan latihan ini

dengan jari-jari ajaib, yang menjangkau kedalam perut dan memijat

organ-organ anda. Pijakan terbaik tawa adalah pada usus. Hal ini

bisa meningkatkan persediaan darah dan membantu kerja usus.

9. Menghilangkan Rasa Sakit Alami

Tertawa melepaskan dua neuropeptide yaitu Endhorpin dan

Enkepalin. kedua zat penenang yang merupakan agen penghilang

rasa sakit yang secara alami dihasilkan oleh tubuh, kemampuan

tawa meredakan ketegangan otot dan menenangkan sistem saraf

simpatis, juga membantu mengendalikan rasa sakit seperti halnya

peningkatan sirkulasi. Dengan demikian tawa memiliki dampak

sebagai penghilang rasa sakit.

Page 62: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

49

10. Membuat anda tampak lebih muda

Orang melakukan latihan untuk semua otot tubuh, tetapi tidak

ada latihan teratur untuk otot-otot wajah kecuali dalam Yoga. Tawa

merupakan latihan yang sangat bagus untuk otot-otot wajah anda.

Tawa mengencangkan otot-otot wajah memperbaiki ekspresi

wajah. Ketika tertawa, wajah anda tampak merah karena

peningkatan pasokan darah yang menyegarkan kulit wajah dan

membuat kulit wajah tampak cerah. Orang-orang yang suka tertawa

tampak lebih ceria dan menarik. Ketika anda menekan kelenjar air

mata dengan tertawa, mata anda menjadi basah dan tampak

berkilauan. Tawa melatih otot-otot perut dan membantu

mengencangkan otot-otot mereka yang berperut gendut.

11. Parameter Psikologis

Mengacu pada parameter psikologis, data yang menunjukan adanya

dampak yang secara kmparatif besar. Hal ini sangat terlihat dalam

data yang menyebutkan bahwa peserta terapi tertawa merasa lebih

mampu menghadapi stress, meskipun masih perlu diteliti lebih

lanjut cara terapi tawa tersebut mempengaruhi proses penilaian

sseseorang terhadap sebuah situasi yang menekan dengan cara yang

membuatnya bisa mengatasi stress dengan lebih efektif.

2.4.5 Waktu dan Tempat yang tepat untuk Terapi Tertawa

Waktu yang ideal sebuah sesi terapi tertawa harus dilaksanakan

pada pagi hari, kebanyakan klub tawa mengadakan kegiatan antara

Page 63: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

50

pukul 6 dan 7 pagi di taman-taman terbuka, disesuaikan dengan waktu

luang para pesertanya. Jumlah total pernafasan, tawa, dan peregangan,

sebaikya tidak lebih dari 15-20 menit. Di negara barat sesi ketawa

didadakan sekali atau dua kali dalam seminggu. Beberapa kelompok

bertemu dua kali atau seminggu sekali ( Setyawan tony, 2012).

2.4.6 Indikasi dan Kontra indikasi Terapi Tertawa

Menurut Setyawan tony, 2012 indikasi dan Kontraindikasi terapi

tertawa diantanya :

1. Indikasi

Terapi tertawa diindikasikan pada klien yang mengalami masalah

psikologis, psikososial, hipertensi, dan seluruh klien yang tidak

sedang dalam keadaan kontra indikasi. Tertawa bisa meningkatkan

kapasitas paru dan kadar oksigen dalam darah.

2. Kontra Indikasi

Terapi tertawa tidak dapat diterapkan pada individu dengan

beberapa gangguan kesehatan seperti hernia, hemoroid, penyekit

jantung, sesak nafas, post operasi, TBC, dan glaucoma.

2.4.7 Tahapan-tahapan Terapi Tertawa

1. Langkah Pertama

Pemanasan dengan tepuk tangan serentak semua anggota klub,

sambil mengucapkan ho ho ho... Ha ha ha ... tepuk tangan disini

sangat bermanfaat bagi peserta karena syaraf-syaraf ditelapak

Page 64: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

51

tangan akan ikut terangsang sehingga menciptakan rasa aman dan

meningkatkan energi dalam tubuh.

2. Langkah Kedua

Pernapasan dilakukan seperti pernapasan biasa yang dilakukan

semua cabang-cabang olahraga pada awal latian yaitu: melakukan

pernapasan dengan mengambil napas melaui hidung, lalu napas

ditahan selama 15 detik dengan pernapasan perut. Kemudian

keluarkan perlahan-lahan melaui mulut. Hal ini dilakukan lima kali

berturt-turut.

3. Langkah Ketiga

Menutar engsel bahu kedepan dan kearah belakang. Kemudian

menganggukkan kepala ke bawah sampai dagu hampir menyentuh

dada, lalu mendongakkan kepala ke atas belakang. Lalu menoleh ke

kiri dan ke kanan. Melakukan gerakan ini harus dilakukan secara

perlahan.tidak dianjurkan untuk melakukan gerakan memutar leher,

karena bisa terjadi cidera pada otot leher. Peregangan dilakukan

dengan memutar pingang ke arah kanan kemudian ditahan beberapa

saat, lalu kembali ke posisi semula. Peregangan uini juga dapat

dilakukan dengan otot-otot bagian tubuh lainnya. Semua gerakan ini

dilakukan masing-masing lima kali.

4. Langkah Keempat: Tawa Bersemangat

Dalam tawa ini tutor memberikan aba-aba untuk memulai tawa,

1, 2, 3.... semua anggota klub tertawa serempak, diarapkan jangan

Page 65: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

52

ada yang tertawa lebih dulu atau belakangan, harus kompak seperti

nyayian koor. Dalam tawa ini tangan diangkat ke atas beberapa saat

lalu diturunkan dan diangkat kembali, sedangkan kepala agak

mengdongak ke belakang. Melakukan tawa ini harus bersemangat.

Jika tawa bersemangat mau berakhir maka sang tutor mengeluarkan

kata, ho ho ho..... ha ha ha..... beberapa kali sambil bertepuk tangan.

Setiap selesai melakukan satu tahap dianjurkan menarik napas

secara pelan dan dalam.

5. Langkah Kelima: Tawa Sapaan

Tutor memberikan aba-aba agar peserta tawa tertawa dengan suara

suara sedang sambil medekat dan bertegur sapa satu sama lainnya.

Dalam melakukan sesi ini mata peserta memberikan diharapkan

saling memandang satu dengan lainnya. Peserta dianjurkan

menyapa sambil tertawa pelan, cara menyapa ini sesuai dengan

kebiasaan masing-masing. Misalnya orang India dengan cara

mengatupkan kedua tangan, orang Barat saling berjabat tangan,

orang Timur Tengah berpelukan dan ciuman pipi, serta orang

Jepang saling menundukkan badan dan tetap menjaga kontak mata.

Setelah itu peserta menarik napas secara pelan dan dalam.

6. Langkah Keenam: Tawa Penghargaan

Peserta membuat lingkaran kecil dengan menghuungkan ujung

jaritelunjuk dengan ujung ibu jari. Kemudian tangan digerakkan ke

depan dan ke belakang sekaligus memandang anggota lainnya

Page 66: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

53

dengan melayangkan tawa yang manis sehingga kita kelihatan

memberikan penghargaan kepada yang kita tuju. Kemudian

bersama-sama tutor mengucapkan, ho ho ho... ha ha ha ... sekaligus

bertepuk tangan. Setelah melakukan tawa ini kembali menarik

napas secara pelan dan dalam agar kemabali tenang.

7. Langkah Ketujuh: Tawa Satu Meter

Tangan kiri dijulurkan ke samping tegak lurus dengan badan,

sementara tangan kanan melakukan gerakan seperti melepaskan

anak panah, lalu tangan di tarik kebelakang seperti menarik anak

panah dan dilakukan dalam tiga gerakan pendek, seraya

mengucapkan ae...... ae.......aeee.... lalu tertawa lepas seraya

merentangkan kedua tangan dan kepala agak mendongak serta

tertawa dari perut. Gerakan seperti ini dilakukan ke arah kiri lalu ke

arah kanan, hal serupa diulangi antara 2 hingga 4 kali. Setelah

selesai kembali menarik napas secara pelan dan dalam.

8. Langkah Kedelapan: Tawa Milk Shake.

Anggota klub seolah-olah memegang dua gelas berisi susu, yang

satu di tangan kiri dan satu di tangan kanan. Saat tutor memebrikan

instruksi lalu susu dituang dari gelas yang satu ke gelas yang

satunya sambil mengucapkan Aeee.... dan kembali dituang ke gelas

yang awal sambil mengucapkan aeeee..... Setelah selesai melakukan

gerakan itu, para anggota klub tertawa sambil melakukan gerakan

seperti minum susu. Al serupa dilakukan sebanyak emapt kali, lalu

Page 67: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

54

bertepuk tangan seraya mengucapkan, ho ho ho ..... ha ha ha ......

kembali lakukan tarik nafas pelan dan dalam.

9. Langkah Kesembilan: Tawa Hening tanpa Suara

Harus dilakukan hati-hati, sebab tawa itu tidak bisa dilakukan

dengan tenaga berlebihan, dapat berbahaya jika beban di dalam

perut mendapat tekanan secara berlebihan. Dalam melakukan

gerakan ini perasaan lebih banyak berperan dari pada penggunaan

tenaga berlebihan. Pada tawa ini mulut di buka selebar-lebarnya

seolah-olah tertawa lepas tetapi tanpa suara, sekaligus saling

meandang satu sama lainnya dan membuat berbagai gerakan dengan

telapak tangan serta menggerak-gerakkan kepala dengan mimik-

mimik lucu. Dalam melakukan tawa hening ini otot-otot perut

bergerak cepat sepeti melakukan gerak tawa lepas. Kemudian

kembali menarik napas pelan dan dalam.

10. Langkah Kesepuluh: Tawa Bersenandung dengan Bibir Tertutup

Ini adalah gerakan tawa yang harus hati-hati dilakukan sebab

tertawa tanpa suara, sekaligus mengatupkan mulut yang dipaksakan

akan berdampak buruk karena menambah tekanan yang tidak baik

dalam ronga perut. Dalam pelaksanaan gerak ini peserta dianjurkan

bersenandung hmmmmmm...... dengan mulut tetap tertutup,

sehingga akan terasa bergema di dalam kepala. Dalam melakukan

senandung ini diharapkan semua pesert saling berpandangan dan

Page 68: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

55

saling membuat gerakan-gerakan yang lucu sehingga memacu para

peserta lain semakin tertawa.

11. Langkah Kesebelas: Tawa Ayunan

Merupakan tawa yang banyak digemari para klub tawa karena tawa

ini seakan-akan bermain-main dan kompak. Pesert klub harus

mendengar aba-aba tutor, dan peserta dalam gerakan ini lebih baik

berbentuk lingkaran. Peseta disuruh mundur dua meter sambil

tertawa, untuk memperbesar lingkarab dan kemabli maju sekaligus

mengeluarkan ucapan, Ae ae aeeeeeeee....... dan seluruhnya

mengangkat tangan dan serempak tertawa lepas dan pada saat yang

sama semua bertemu di tengah-tengah dan melambaikan tangan

masing-masing. Tahap berikutnya mereka kembali pada posisi

semula, dan melanjutkan gerakan maju ke tengah dan mengeluarkan

ucapan, Aee..... Oooo.... Ee-Uu...... dan sekaligus tertawa lepas dan

serupa dilakukan bisa sampai emapat kali. Setelah selesai kembali

menarik napas dalam dan pelan.

12. Langkah Keduabelas: Tawa Singa

Ini merupakan tawa yang sangat bermanfaat buat otot-otot wajah,

lidah, dan memperkuat kerongkongan serta memperbaiki saluran

dan kalenjer tiroid sekaligus menjadikan peserta klub

menghilangkan rasa malu dan takut. Dalam gerakan ini mulut

dibuka lebar-lebar dan lidah dijulurkan ke luar semaksimal

mungkin, mata dibuka lebar seperti melotot, dan tangan diangkat ke

Page 69: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

56

depan di mana jari-jari di baut seperti akan mencakar, seolah-olah

seperti singa mau mencakar mangsanya. Pada saat itula peserta

tertawa dari perut. Setelah selesai lakukan kemabali gerakan

menarik napas secara dalam dan pelan.

13. Langkah Ketigabelas: Tawa Ponsel

Peserta dibagi dalam dua kelompok yang saling berhadapan dan

masing-masing seolah-olah memegang handphone. Dengan aba-aba

tutor mereka disuru saling menyeberang sambil memegang

handphone, pada saat itulah perserta tertawa sambil saling

berpandangan dan setelah itu kembali lagi ke posisi semula. Setelah

selesai tarik napas dalam dan pelan.

14. Langkah Keempatbelas: Tawa Bantahan

Anggota kelompok dibagi dalam dua bagian yang bersaing dengan

dibatasi jarak. Biasanya mereka dibagi dengan kelompok pria dan

wanita. Dalam kelompok itu mereka saling berpandangan sekaligus

tertawa dan saling menuding dengan jari telunjuk kepada kelompok

yang dihadapannya. Gerakan ini sangat menarik para peserta karena

mereka akan bisa tertawa lepas. Setelah selesai tarik napas dalam

dan pelan agar kembali segar dan tenang.

15. Langkah Kelimabelas: Tawa Memaafkan

Perserta klub memegang cuping telinga masing-masing sekaligus

menyilangkan lengan dan berlutut diikuti dengan tawa. Tawa

memaafkan ini mengajarkan kepada kita jika kita ada perselisihan

Page 70: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

57

terhadap orang lain maka diajarkan saling memaafkan. Setelah

selesai tarik napas dalam dan pelan.

16. Langkah Keenambelas: Tawa Bertahap

Di sini tutor menginstruksikan agar semua anggota klub

mendekatinya. Dalam sesi ini tutor mengajak anggotanya untuk

tersenyum kemudian bertahap menjadi tertawa ringan, berlanjut

menjadi tawa sedang dan terakhir menjadi tertawa lepas penuh

semngat. Dalam melakukan tawa ini sesama anggota saling

berpandangan dari anggota yang lain ke anggota yang lainnya juga.

Tawa ini dilakukan selama satu menit. Setelah selesai tarik napas

dalam pelan. Setelah selesai akan terasa sekali bahwa badan kita

akan segar.

17. Langkah Ketujuhbelas: Tawa dari Hati ke Hati

Tawa ini merupakan sesi terakhir dari tahapan terapi. Semua

peserta terapi saling berpegangan tangan sambil berdekatan

sekaligus bersama-sama tertawa dengan saling bertatapan dengan

perasaan lega. Peserta juga bisa saling bersalaman atau berpelukan

sehingga terjalin rasa keakraban yang mendalam.

Setelah selesai melakukan senam tawa setiap klub mempunyai

cara masing-masing dalam mengakhiri latihan terapi tawa. Ada

yang melakukan tertawa secara spontan dan lamanya 5 menit,

sehingga tubuh lebih rileks dan segar.

Page 71: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

58

Bahkan bila ada anggota klub yang kurang kompak waktu

melakukan terapi tawa dari sesi ke sesi berikutnya, sebaiknya

diulang, jika sudah kompak dilanjutkan pada tahap berikutnya

sampai selesai. Tetapi jika belum padu harus diulang sampai

anggota klub tersebut bisa tertawa kompak, dengan demikian semua

anggota klub mendapatkan manfaatnya

Page 72: PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP TEKANAN DARAH …

59

2.5 Kerangka Konseptual

Bagan 2.5

Kerangka Konseptual

Sumber : (Black & Hawks, 2014), (Padila,2013), (Kushariyadi Setyoadi, 2011).

Faktor Usia Obesitas Stress Nutrisi

Dengan

bertambahnya usia

menyebabkan

penurunan elastisitas

pembuluh darah

Stress menyebabkan

pengeluaran hormon

stress seperti

adrenalin, kortisol,

dan nonepineprin

yang akan

menyebabkan

tekanan darah tinggi

Dengan berat

badan yang

berlebih dapat

menyebabkan

penumpukan

lemak di tubuh

terutama di

pembuluh darah

Kandungan garam

berlebih didalam

tubuh akan

menyebabkan

volume darah

meningkat

Hipertensi

Terapi Komplementer :

Terapi Tertawa

Menyebabkan

meningkatnya asupan

oksigen ke paru-paru

sehingga peredaran darah

menjadi normal kembali

Mengurangi pelepasan

hormon yang berhubungan

dengan stress merangsang

pengeluaran hormon

endoprin dan serotonin yang

memberikan efek relaksasi

Melebarkan pemebuluh

darah dan meningkatkan

elastisistas pembuluh

darah dan melancarkan

peledaran darah

Tekanan darah menjadi

Normal kembali