PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN...

52
PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE TAHUN 2012 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: HUSNITA THAMRIN NIM: 109103000023 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/ 2012 M

Transcript of PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN...

Page 1: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM

DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE TAHUN 2012

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH: HUSNITA THAMRIN

NIM: 109103000023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1433 H/ 2012 M

Page 2: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE
Page 3: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE
Page 4: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE
Page 5: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

v

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak nikmat

sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian “Perbedaan Tekanan Darah

Sebelum dan Sesudah Terapi Bekam di Rumah Sehat Afiat Cinere Tahun 2012”.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW yang telah

memberikan begitu banyak ilmu bagi seluruh umat manusia termasuk mengenai

bekam sehingga menjadi salah satu pendorong saya untuk menyelesaikan

penelitian ini.

Penelitian ini tidak mungkin dapat saya selesaikan tanpa bantuan dan

dorongan berbagai pihak yang telah membantu. Saya mengucapkan terima kasih

kepada:

• Prof. Dr(HC). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan yang sosoknya adalah sebagai seorang motivator bagi

seluruh civitas FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

• Dr. dr. Syarief Hasan Luthfie, Sp.KFR selaku Kaprodi Pendidikan Doter yang

selalu mendorong kemajuan Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta,

• dr. Fika Ekayanti, M.Med.Ed selaku dosen pembimbing saya yang telah

mendorong saya untuk memilih tema penelitian ini dan telah meluangkan

waktu serta pikirannya untuk membimbing saya dalam penelitian ini hingga

selesai,

• Bu Ratna Pelawati, M. Biomed selaku dosen pembimbing saya yang

sepanjang penelitian ini telah banyak memotivasi, membimbing dan

memberikan banyak masukan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan

penelitian ini.

• dr. Mohammad Ali Toha Assegaf, MARS selaku pemilik Rumah Sehat Afiat

dan penasihat Asosiasi Bekam Indonesia yang dengan tangan terbuka telah

Page 6: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

vi

menerima kami untuk melakukan penelitian di tempat beliau dan telah

mengenalkan serta mengajarkan kami banyak hal mengenai bekam.

• Papa, Mama dan kakak saya tercinta, Achmad Thamrin, Dr. Ir. Yetti Rusli,

M.Sc, dan drg. Aziza Rahmy yang telah mengajarkan banyak hal kepada saya

hingga saya dapat berada pada keadaan saya saat ini serta yang selalu

menyemangati saya dalam segala hal yang saya lakukan, dan

• Teman-teman satu angkatan di PSPD 2009 terutama teman-teman satu

kelompok penelitian saya, yaitu Dian Pratiwi, Khoirun M. Putra, Rahmatul

Fithri Yanti, dan Pradipta Suarsyaf yang telah menemani dan menyemangati

saya selama penelitian ini.

Semoga penelitian ini dapat menambah wawasan kita serta bermanfaat

bagi masyarakat. Semoga penelitian ini juga menjadi bagian dari amal ibadah

untuk mencari rida-Nya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Ciputat, 11 September 2012

Penulis

Page 7: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

vii

ABSTRAK

Husnita Thamrin. Program Studi Pendidikan Dokter. Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terapi Bekam di Rumah Sehat Afiat Cinere Tahun 2012. Latar Belakang: bekam merupakan salah satu pengobatan komplementer-alternatif yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dan sedang meningkat penggunaannya oleh masyarakat. Hal ini harus diiringi dengan penelitian mengenai pengaruh bekam terhadap tubuh. Tujuan: mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi bekam. Metode: penelitian cross sectional analitik dengan sampel 32 orang nonhipertensi. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode consecutive sampling. Data berupa tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah bekam yang diolah menggunakan SPSS v.20. Hasil: setelah menjalani bekam, tekanan darah pada perempuan lebih cenderung turun dibandingkan laki-laki baik tekanan sistolik (p = 0.025) maupun tekanan diastolik (p = 0.008). Namun, tidak ada perbedaan signifikan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi bekam baik tekanan sistolik (p = 0.872) maupun tekanan diastolik (p = 0.343) Kesimpulan: tidak ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi bekam. Kata Kunci: Bekam, Tekanan Darah

ABSTRACT

Husnita Thamrin. Medicine Study Program. Difference of Blood Pressure Before and After Cupping Therapy at Rumah Sehat Afiat 2012. Background: cupping therapy is a therapy in complementary-alternative medicine that is advised by Rasulullah SAW and is used more frequently now in our society. This should be followed by researches about the effects of cupping therapy on the human body. Objective: to identify the difference of blood pressure before and after cupping therapy. Method: analytic cross sectional research with 32 samples of non-hypertensive people. The sampling method used was consecutive sampling. The data consists of systolic and diastolic pressure before and after cupping therapy that was processed with SPSS v.20. Result: after cupping therapy, women is more probable to have a decrease in blood pressure compared to men whether it was systolic pressure (p = 0.025) or diastolic pressure (p = 0.008). However, there was no significant difference between blood pressure before and after cupping therapy whether it was systolic pressure (p = 0.872) or diastolic pressure (p = 0.343). Conclusion: there was no difference of blood pressure before and after cupping therapy. Key Words: Cupping Therapy, Blood Pressure

Page 8: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................. ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING . .................................................. iii PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... v ABSTRAK .......................................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2 1.3 Hipotesis................................................................................................ 2 1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................. 2 1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4 2.1 Bekam ...................................................................................................... 4

2.1.1 Definisi .......................................................................................... 4 2.1.2 Bekam dalam Sudut Pandang Islam .............................................. 4 2.1.3 Metode Bekam di Rumah Sehat Afiat ........................................... 7

2.2 Tekanan Darah ....................................................................................... 11 2.2.1 Pengertian ................................................................................... 11 2.2.2 Pengukuran Tekanan Darah ........................................................ 11 2.2.3 Klasifikasi Tekanan Darah ......................................................... 12 2.2.4 Perubahan Tekanan Darah .......................................................... 12 2.2.5 Mekanisme Tubuh Mempertahankan Tekanan Darah ................ 14

2.3 Hubungan Bekam dengan Tekanan Darah............................................. 15 2.4 Kerangka Konsep ................................................................................... 16 2.5 Definisi Operasional .............................................................................. 17

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 18 3.1 Desain Penelitian.................................................................................... 18 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 18 3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................. 18

3.3.1 Jumlah Sampel ............................................................................. 18 3.3.2 Metode Pengambilan Sampel ...................................................... 19 3.3.3 Kriteria Sampel ............................................................................ 19

3.4 Cara Kerja Penelitian ............................................................................. 19 3.5 Pengumpulan Data ................................................................................. 20 3.6 Pengolahan Data..................................................................................... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 21 4.1 Data Deskriptif ...................................................................................... 21

Page 9: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

ix

4.2 Data Analitik ......................................................................................... 26 4.2.1 Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terapi Bekam 26 4.2.2 Tekanan Darah Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 27 4.2.3 Tekanan Darah Berdasarkan Usia ................................................ 28 4.2.4 Tekanan Darah Berdasarkan Pengalaman Terapi Bekam ............ 28 4.2.5 Perubahan Tekanan Darah Berdasarkan Lokasi Titik Bekam ..... 28 4.2.6 Perubahan Tekanan Darah Berdasarkan Jumlah Titik Bekam ..... 28

4.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 29 BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 30

5.1 Simpulan ............................................................................................... 30 5.2 Saran....................................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32 LAMPIRAN ........................................................................................................ 35

Page 10: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

x

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah ................................................................... 12 Tabel 4.1 Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terapi Bekam......... 26 Tabel 4.2 Tekanan Darah Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................ 27 Tabel 4.3 Tekanan Darah Berdasarkan Usia ........................................................ 28 Tabel 4.4 Tekanan Darah Berdasarkan Pengalaman Menjalani Terapi Bekam.... 28 Tabel 4.5 Perubahan Tekanan Darah Berdasarkan Lokasi Titik Bekam ............. 28 Tabel 4.6 Perubahan Tekanan Darah Berdasarkan Jumlah Tititk Bekam ........... 28

Page 11: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................. 21 Gambar 4.2 Sebaran Responden Berdasarkan Alasan Bekam/Keluhan ............... 22 Gambar 4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Usia ............................................. 22 Gambar 4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Bekam .................... 23 Gambar 4.5 Sebaran Responden Berdasarkan Lokasi Titik Bekam .................... 23 Gambar 4.6 Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Titik Bekam .................... 24 Gambar 4.7 Tekanan Sistolik dan Diastolik Sebelum Bekam ............................. 24 Gambar 4.8 Tekanan Sistolik dan Diastolik Sesudah Bekam .............................. 25 Gambar 4.9 Sebaran Perubahan Tekanan Sistolik Setelah Bekam ...................... 26 Gambar 4.10 Sebaran Perubahan Tekanan Diastolik Setelah Bekam .................. 26

Page 12: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

xii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden ....................................................... 35 Lampiran 2 Data Hasil Uji Statistik ..................................................................... 36 Lampiran 3 Riwayat Penulis ................................................................................ 40

Page 13: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Bekam adalah metode pengobatan yang dianjurkan oleh Rasulullah

SAW. Dalam Shohihul Bukhori dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda,

“Pengobatan yang paling utama yang kalian lakukan adalah bekam.”1 Bekam

dilakukan dengan menghisap kulit yang telah disayat sehingga darah dapat

keluar.2

Dalam dunia kedokteran, bekam dikenal sebagai bagian dari

kedokteran komplementer-alternatif. Pengobatan komplementer-alternatif ini

semakin berkembang di Indonesia3 bahkan di Jawa Barat saja terdapat 45

ribu praktisi pengobatan komplementer-alternatif.4 Seiring dengan hal ini,

penelitian mengenai pengaruh bekam terhadap tubuh manusia sangat

diperlukan. Hasil penelitian tersebut dapat menjadi masukan untuk

mengembangkan terapi bekam yang baik serta aman untuk pasien dan dapat

mengobati penyakit dengan efektif. Topik yang penting diteliti adalah

pengaruh bekam terhadap salah satu tanda vital manusia yaitu tekanan darah.

Tekanan darah menggambarkan keadaan pasien di antaranya keadaan

kardiovaskular seperti jantung, pembuluh darah, volume darah dan lain

sebagainya. Tekanan darah ini dapat diukur menggunakan

tensimeter/sfigmomanometer. Hasil tekanan darah berupa tekanan sistolik

dan diastolik dengan satuan mmHg. Pemeriksaan tekanan darah ini

merupakan salah satu pemeriksaan penting yang cukup mudah dilakukan dan

bersifat non-invasif sehingga menjadi salah satu alasan untuk mengangkat

tekanan darah sebagai topik penelitian.

Berbagai penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bekam dapat

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Penelitian oleh

Purwandari (2010) menunjukkan terjadi penurunan tekanan sistolik 14.6 +

12.823 mmHg setelah satu kali dilakukan bekam pada pasien hipertensi

(p<0.05).5 Selain itu, penelitian oleh Astuti (2011) menunjukkan bahwa

1

Page 14: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

2

terdapat penurunan tekanan sistolik dan diastolik setelah terapi bekam pada

pasein hipertensi (p = 0.000).6 Namun, peneliti tidak menemukan penelitian

mengenai perbedaan tekanan darah pada pasien non-hipertensi. Apakah

tekanan darah pada setiap orang setelah menjalani bekam lebih cenderung

menurun atau tidak? Oleh karena itu, penelitian ini meneliti tentang

perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi bekam.

1.2.Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi

bekam?

1.3.Hipotesis

Terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi bekam.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi

bekam

1.4.2 Tujuan Khusus

• Mengetahui perbedaan perubahan tekanan darah berdasarkan data

karakteristik responden

• Mengetahui perbedaan perubahan tekanan darah berdasarkan

jumlah titik bekam

• Mengetahui perbedaan perubahan tekanan darah berdasarkan lokasi

titik bekam

1.5 Manfaat Penelitian

• Subyek Penelitian

Meningkatkan keamanan pasien yang menjalani terapi bekam dengan

memberikan rekomendasi mengenai terapi bekam dari sudut pandang

perubahan tekanan darah yang terjadi

Page 15: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

3

• Peneliti

Menerapkan, memanfaatkan dan menambah wawasan ilmu mengenai

penelitian ilmiah serta menambah pengetahuan mengenai terapi bekam

• Penyelenggara Terapi Bekam (Rumah Sehat Afiat)

Mengetahui perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi bekam

sebagai masukan mengenai dampak terapi bekam terhadap pasien dan

masukan untuk prosedur terapi

• Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Menambah peran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dalam penelitian mengenai pengobatan komplementer-alternatif yang

dianjurkan Rasulullah SAW

Page 16: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bekam

2.1.1 Definisi

Bekam dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Hijamah. Hijamah

berasal dari kata hajama yang berarti menyedot. Dengan demikian, hijamah

berarti tindakan menyedot/menghisap kulit yang telah disayat sehingga darah

dapat keluar. Selain itu, hijamah dapat berasal dari kata hajjama yang berarti

mengembalikan sesuatu kepada volume aslinya dan mencegahnya agar tidak

berkembang. Dengan demikian, bekam juga berarti metode untuk mengembalikan

seseorang dalam keadaan sehat dan mencegah perkembangan penyakit. 7

Bekam dalam dunia kedokteran termasuk ke dalam kedokteran

komplementer-alternatif (Complementary-Alternative Medicine) dan dalam

bahasa Inggris sering dikenal sebagai Cupping Therapy. Pengobatan ini

menggunakan istilah cupping karena alat yang digunakan burupa wadah

berbentuk cup atau gelas/mangkuk yang digunakan untuk menghisap. Kedokteran

komplementer-alternatif mengenal berbagai macam teknik terapi bekam. Dalam

penelitian ini, istilah bahasa Inggris yang tepat digunakan adalah wet cupping

yang memiliki arti sama dengan hijamah yaitu penyedotan kulit yang telah disayat

sehingga darah dapat dikeluarkan. Dari berbagai macam metode bekam yang telah

berkembang, wet cupping/hijama merupakan bekam yang tertua sejarahnya dan

lebih sering digunakan.8

2.1.2 Bekam dalam Sudut Pandang Islam

2.1.2.1. Hukum Bekam

Mewujudkan kesehatan merupakan sarana dalam memelihara kehidupan

atau hifzh al-nafs yang merupakan salah satu tujuan syariat Islam (maqashid al-

syari’ah). Oleh karena itu, mencari dan melakukan pengobatan merupakan suatu

keharusan pada orang-orang yang sedang mengalami penyakit.9 Tindakan untuk

melakukan pengobatan menjadi bagian dari usaha (al kasb) dan ikhtiar (al

ihktiyar) sesuai dengan potensi kemampuan (istitha’ah) yang dianugerahkan

4

Page 17: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

5

Allah SWT kepada manusia untuk mencapai kesembuhan. Hal ini dijelaskan

dalam hadis:

“Dalam kitab Musnad Imam Ahmad dari hadis Ziyad bin ‘Alaqah, dari Usamah bin Syarik berkata, “Pada suatu hari aku berada di tempat Nabi, tiba-tiba datanglah orang-orang Arab pedalaman. Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah SAW, haruskah kita berobat?’ Rasulullah menjawab, ‘Ya, wahai hamba Allah, berobatlah kalian. Sesungguhnya Allah tidak akan meletakkan suatu penyakit tanpa meletakkan penyembuhnya; kecuali satu penyakit.’ Mereka bertanya, ‘Apakah itu?’ Rasul menjawab, ‘tua’”10

Bekam menjadi salah satu pilihan metode pengobatan yang dapat

digunakan untuk menyembuhkan penyakit. Metode ini dapat dipertimbangkan

dalam pengobatan karena sering diutarakan Rasulullah dalam berbagai hadis

seperti: “Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah bekam”1

Keberadaan hadis yang menganjurkan bekam bukan berarti bekam

menjadi pilihan metode pengobatan untuk semua penyakit. Pemilihan metode

pengobatan yang tepat tetap harus berdasarkan indikasi dan kontraindikasi.

Pemilihan metode pengobatan dilakukan dengan memilih pengobatan yang paling

mudah dan efektif terlebih dahulu. Apabila pengobatan tersebut tidak cukup untuk

mengobati penyakit maka metode pengobatan dapat diganti atau ditambah dengan

metode lain.11 Hal ini sesuai dengan hadis: “Kesembuhan itu ada dalam tiga hal,

yaitu minum madu, sayatan dengan alat bekam, dan kay. Namun, aku melarang

umatku melakukan kay.”`12 Dalam hadis tersebut Rasulullah mencontohkan

adanya pemilihan metode pengobatan mulai dari obat yang dapat dikonsumsi

seperti madu hingga suatu pengobatan yang perlu pertimbangan lebih mendalam

seperti kay (besi panas).13

Oleh karena itu, hukum menjalani terapi bekam juga bergantung pada illat

(motivasi ditetapkan hukum). Hukum asal segala sesuatu adalah mubah (boleh)

kecuali terdapat hal yang bertentangan dengan ajaran Islam.14 Namun,

berdasarkan illat-nya maka bekam dapat menjadi haram jika merupakan

kontraindikasi pada seorang pasien yaitu jika pelaksanaan bekam justru dapat

mengancam nyawa pasien. Bekam menjadi makruh jika memiliki kemungkinan

untuk memperburuk keadaan pasien. Bekam menjadi mubah jika terapi bekam

Page 18: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

6

tidak memperburuk maupun meningkatkan taraf kesehatan pasien. Bekam

menjadi sunat jika terapi ini dapat memberikan manfaat untuk kesembuhan dan

kesehatan pasien. Sedangkan, bekam dapat menjadi wajib jika terapi bekam

menjadi terapi utama dalam pengobatan suatu penyakit, setelah metode

pengobatan lain ternyata belum mendatangkan kesembuhan, terutama jika

penyakit tersebut dapat membahayakan nyawa pasien. Oleh karena itu, para ahli

kesehatan baik ilmuwan maupun klinisi perlu menggali lebih lanjut mengenai

pengaruh bekam terhadap tubuh dan efektivitas bekam dalam menyembuhkan

berbagai penyakit.

2.1.2.2. Manfaat Bekam dalam Segi Pandang Islam

Bekam bermanfaat dalam beberapa hal sebagai berikut.

• Peningkatan Akidah

Menjalani pengobatan seperti terapi bekam akan menyadarkan bahwa sembuh

atau tidaknya seseorang bergantung pada ketetapan Allah SWT. Manusia

harus berikhtiar untuk mencari dan menjalani pengobatan disertai berdoa dan

dilanjutkan dengan bertawakal. Dengan demikian, pengobatan bekam dapat

meningkatkan keteguhan akidah seorang muslim.

• Ibadah

Segala sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas atas dasar mendapatkan keridaan

Allah akan bernilai sebagai ibadah. Dalam konteks ini, usaha untuk mencapai

taraf sehat demi memelihara hidup (hifzh al-nafs) dan memudahkan

terlaksananya tugas-tugas baik duniawi maupun ukhrawi termasuk suatu

ibadah dengan syarat jika dilakukan bertujuan demi mendapat rida-Nya. Oleh

karena itu, praktik bekam dapat bernilai ibadah jika dilakukan dengan

memadukan motivasi mencari keridaan Allah dan upaya pengobatan.9

• Mengajarkan sabar

Dalam menjalani pengobatan, penyakit mungkin tidak segera sembuh

sehingga pasien dan keluarga perlu sabar dan tetap berikhtiar secara maksimal

yang diakhiri dengan tawakal. Dalam kaitan itu, setiap yang menimpa diri

manusia merupakan ketentuan (taqdir) Allah SWT yang harus diterima

manusia dengan perasaan sabar. Pasien harus sabar dan tidak mengeluh dalam

Page 19: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

7

menghadapi penyakitnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam

Q.S. Luqman: 17 yaitu “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia)

mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar

dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.”

• Meneladani Kehidupan Rasulullah (Ta-assi)

Setiap umat Islam yang melakukan praktik bekam pada dasarnya adalah

mencontoh perbuatan Rasulullah SAW (ta-assi). Bekam merupakan salah satu

bentuk mencontoh Rasulullah SAW karena Rasul pernah dibekam. Dalam

Shohihul Bukhori dan Muslim, dari Thowus, dari Ibnu Abbas: “Bahwasanya

Rasulullah SAW pernah bekam dan memberi imbalan bagi yang membekam”

• Peningkatan Semangat Persaudaraan (ukhuwah)

Pelaksanaan terapi bekam dapat membangun ukhuwah/persaudara antara para

terapis dengan pasien bekam dan keluarganya terutama ukhuwah islamiah

karena sebagian besar terapis dan pasiennya beragama Islam dan secara

bersama memiliki semangat untuk menghidupkan salah satu pengobatan yang

dicontohkan Rasulullah SAW.

2.1.3 Metode Bekam di Rumah Sehat Afiat

2.1.3.1 Indikasi Bekam

Bekam dapat bermanfaat pada berbagai penyakit, seperti

• gangguan kardiovaskular: hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke;

• gangguan metabolik dan endokrin: diabetes mellitus, dislipidemia,

hiperurisemia;

• gangguan akibat proses degenerasi: neuropati, retinopati;

• berbagai keadaan lainnya seperti dispepsia, low back pain, asma, dan lain-

lain.15

2.1.3.2 Kontra Indikasi Bekam

Keadaan pasien yang menjadi kontra indikasi dilakukan bekam:

• gangguan pembekuan darah atau sedang mengonsumsi obat yang menghambat

pembekuan darah;

• anemia sedang-berat;

Page 20: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

8

• menstruasi;

• wanita hamil;

• penurunan kesadaran;

• penyakit kulit dan lain sebagainya.15

2.1.3.3 Titik Bekam

Pada prinsipnya, penentuan titik bekam disesuaikan dengan keluhan atau

alasan pasien berobat. Lebih banyak titik bekam yang digunakan bukan berarti

semakin berdampak baik bagi pasien bahkan dapat menyebabkan pasien kurang

nyaman dan menyebabkan nyeri yang berlebihan. Titik yang dipilih sebaiknya

tidak mengganggu pasien dari segi kosmetik, seperti wajah, kecuali atas dasar

keluhan yang tepat dan persetujuan dari pasien. Titik bekam terdapat beberapa

macam, seperti titik bekam yang direkomendasikan Rasulullah dan titik bekam

berdasarkan teori meridian. 16

Rasulullah merekomendasikan beberapa titik bekam, seperti

• akhda’ain,

• kahil, dan

• munkib.

Akhda’ain terletek di kanan dan kiri leher tepatnya di belakang otot

sternokleidomastoideus. Titik akhda’ain berfungsi dalam pengobatan

penyakit/gangguan, seperti pusing, nyeri punggung dan leher, kaku leher, dsb.

Kahil terletak di tonjolan servikal tujuh. Kahil berfungsi dalam pengobatan

penyakit seperti asma, batuk, pilek, sakit kepala, dll. Munkib terletak di

pertengahan bahu dan memiliki beberapa fungsi dalam pengobatan penyakit,

seperti nyeri bahu, nyeri lengan atas, gangguan pergerakan sendi bahu, dll.16

Selain itu, penentuan titik bekam dapat dilakukan berdasarkan teroi

meridian dari kedokteran tradisional cina. Teori meridian menjelaskan bahwa

tubuh kita terdiri dari berbagai organ yang saling terhubung satu sama lain melalui

saluran-saluran. Meridian berupa garis-garis imanjiner yang melintang dan

membujur yang menggambarkan saluran-saluran penghubung berbagai bagian

tubuh manusia. Hal ini membentuk suatu kesatuan yang akan bereaksi bersamaan

Page 21: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

9

apabila mengalami suatu penyakit atau rangsangan lainnya. Berdasarkan hal ini,

beberapa titik dapat ditentukan untuk keluhan pada organ tertentu, seperti

• titik paru;

• titik jantung;

• titik ginjal dan lain-lain.

Titik paru terletak di antara ostium scapula dan vertebra tepatnya setinggi 1/3

bagian atas ostium scapula. Titik jantung juga terletak di antara ostium scapula

dengan vertebra tetapi setinggi setengah ostium scapula. Titik ginjal terletak

setinggi perbatasan vertebra torakal dengan vertebra lumbal tepat di kanan kiri

ruas vertebra tersebut. 16

2.1.3.4 Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam terapi bekam:

• mangkuk bekam (cupping set),

• penghisap (hand pump),

• lancing device dan lanset,

• sarung tangan,

• masker,

• tisu bersih,

• cairan antiseptik (minyak habbatus sauda dan povidone iodine),

• plastik untuk tempat sampah,

• wadah untuk menampung alat, dan

• larutan klorin.15

2.1.3.5 Pelaksanaan Terapi Bekam

Keamanan dan kenyamanan pasien harus diperhatikan dalam segala tindak

pengobatan termasuk terapi bekam. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk

memastikan keamanan dan kenyamanan pasien saat terapi bekam sebagai berikut.

• Pasien yang baru datang setelah bepergian atau baru selesai melakukan

aktivitas berat sebaiknya beristirahat terlebih dahulu.

• Pasien sebaiknya tidak dalam keadaan terlalu kenyang sehabis makan.

Page 22: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

10

• Ruangan tempat melakukan bekam harus tertutup untuk memastikan

terjaganya aurat pasien (ruangan untuk wanita dipisahkan dari laki-laki dan

antar setiap pasien diberikan sekat yang baik).

• Memastikan pasien dalam posisi nyaman saat bekam.

• Bekam dapat dilakukan pada ruang ber-AC namun suhu ruangan diperhatikan

agar tidak terlalu dingin, hendaknya suhu ruangan + 240C.

• Sebelum melukai kulit, antiseptik berupa minyak habbatus sauda perlu

diberikan dan setelah selesai bekam juga perlu mengoleskan povidone iodone

pada tempat luka.

• Terapis perlu menggunakan alat pelindung diri.

• Mangkuk bekam dan lancing device perlu disterlikan dengan larutan klorin.

Proses pelaksanaan terapi bekam:

• mempersiapkan peralatan bekam,

• mengukur tekanan darah pasien,

• memastikan pasien layak untuk menjalani terapi bekam, seperti memastikan

pasien tidak dalam keadaan terlalu kenyang, tidak sedang mengalami

menstruasi, tidak menggunakan obat yang menghambat pembekuan darah, dan

lain sebagainya,

• melakukan anamnesis mengenai keluhan pasien dan menentukan titik yang

dapat digunakan untuk mengatasi keluhan tersebut,

• menggunakan alat pelindung diri,

• memposisikan pasien agar nyaman sesuai dengan titik yang akan dibekam

seperti telungkup atau duduk untuk bekam pada daerah punggung dan lain

sebagainya,

• melumuri daerah yang akan dibekam dengan minyak habbatus sauda dan

melakukan bekam seluncur yaitu bekam dengan menggeser cup yang disedot

ringan,

• meletakkan mangkuk dengan ukuran sesuai pada titik yang telah dipilih,

• menghisap mangkuk bekam dengan penghisap,

• membiarkan mangkuk tersebut dalam keadaan terhisap selama 6-8 menit,

Page 23: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

11

• membuka mangkuk dan melakukan perlukaan kulit dengan menggunakan

lancing device mengikuti pola melingkar dari luar ke dalam (jumlah tusukan

adalah 8-11 tusukan atau maksimal 17 tusukan pada mangkuk yang besar),

• menghisap kembali mangkuk pada tempat yang telah dilukai dan membiarkan

mangkuk tersebut selama 3-5 menit,

• membuka mangkuk dan membersihkan darah pada tubuh dan mangkuk,

• melakukan penghisapan kembali dan menunggu hingga darah berhenti keluar,

• membuka mangkuk dan membersihkan tubuh pasien dari darah, dan

• mengoleskan povidone iodine pada tempat perlukaan di kulit.15

2.2 Tekanan Darah

2.2.1 Pengertian

Tekanan darah merupakan hasil tekanan sejumlah volume darah terhadap

dinding pembuluh darah tempatnya berada. Pada saat jantung berada dalam fase

sistolik ventrikel, darah dalam ventrikel akan dipompakan ke dalam aorta.

Tekanan darah pada saat ini dikenal sebagai tekanan sistolik. Arteri memiliki

kemampuan meregang saat mendapatkan sejumlah volume darah saat sistolik

ventrikel. Pada saat jantung sedang dalam fase diastol, tidak ada darah yang

dipompakan ke dalam aorta. Kemampuan arteri untuk kembali ke bentuknya

semula secara pasif menyebabkan darah terdorong ke pembuluh darah lainnya

meskipun tidak terdapat tekanan/dorongan dari jantung. Berangsur-angsur

tekanan yang dipertahankan oleh arteri ini akan menurun hingga mencapai suatu

titik terendah sebelum jantung kembali memompa darah. Titik terendah ini

dikenal sebagai tekanan diastolik.17,18

2.2.2 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah dalam pembuluh darah dapat diukur secara tidak langsung

dengan metode yang tidak invasif dan cukup akurat. Pengukuran dilakukan

dengan menggunakan peralatan berupa sfigmomanometer dan stetoskop. Tekanan

darah yang diukur adalah tekanan darah arteri.17 Cara mengukur tekanan darah,

yaitu

• memasang manset sfigmomanometer + 1,5 cm di atas fossa cubiti anterior,

Page 24: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

12

• meraba artreri radialis dan menaikkan tekanan sfigmomanometer dengan

memompa manset,

• memompa hingga lebih dari 20 mmHg setelah arteri radialis berhenti teraba,

• meletekkan stetoskop pada fossa cubiti anterior di atas arteri brakialis dan

perlahan menurunkannya sambil mendengarkan bunyi Korotkov I untuk

menentukan tekanan sistolik dan Korotkov V untuk menentukan tekanan

diastolik. (Karotkov I adalah denyut pertama yang terdengar sedangkan

Karotkov V adalah denyut paling terakhir yang terdengar) 19

2.2.3 Klasifikasi Tekanan Darah

Tekanan darah dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok sesuai

dengan tabel 2.1. Tekanan darah yang digunakan pada klasifikasi tersebut adalah

rata-rata tekanan darah yang diukur pada keadaan pasein duduk dalam 2 kali

pengukuran atau lebih. 20

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg) Normal <120 dan <80

Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89 Hipertensi 1 140-159 atau 90-99 Hipertensi 2 >160 atau >100

Sumber: JNC VII, 2004 (telah diolah kembali)

2.2.4. Perubahan Tekanan Darah

Tekanan darah yang bermakna untuk meneruskan aliran darah ke seluruh

tubuh adalah rata-rata tekanan darah arteri (mean arterial pressure). Rata-rata ini

dihitung berdasarkan rumus: tekanan diastolik – 1/3 (sistolik-diastolik) atau setara

dengan rumus: [sistolik + (2 x diastolik)]/3.21 Tekanan ini dipertahankan oleh

tubuh agar tetap stabil.17 Beberapa determinan yang menentukan tekanan darah

adalah sebagai berikut.

• Curah Jantung

Curah jantung berbanding lurus dengan tekanan darah. Curah jantung sendiri

dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut.

- Frekuensi Denyut Jantung

Frekuensi denyut jantung akan meningkat apabila sistem saraf

simpatik teraktivasi dan akan menurun apabila sistem saraf parasimpatik

Page 25: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

13

teraktivasi. Frekuensi denyut jantung berbanding lurus dengan curah

jantung.17

- Isi Sekuncup

Isi sekuncup berbanding lurus dengan curah jantung. Isi sekuncup

dipengaruhi oleh aliran balik vena. Aliran balik vena akan meningkat

seiring dengan aktivitas otot skeletal, aktivitas respiratorik, jumlah volume

darah serta aktivasi sistem saraf simpatik.17

• Tahanan Perifer Total

Tahanan perifer total berbanding lurus dengan tekanan darah. Tahanan perifer

total ini dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut.

- Radius arteriol

Semakin kecil radius arteriol, semakin besar tahanan perifer yang

dihasilkan. Radius arteriol ini sangat besar pengaruhnya terhadap tahanan

perifer sebab dengan perubahan radius arteriol sedikit saja, sudah mampu

untuk merubah tehanan perifer secara bermakna. Adapun hubungan

tersebut dapat dijelaskan melalui rumus:

R = �

� �

R = tahanan perifer

r = radius arteriol

Radius arteriol ini dipengaruhi oleh kontrol metabolik lokal dan

juga aktivitas sistem saraf simpatis. Kontrol metabolik lokal adalah

mekanisme yang berusaha menyesuaikan aliran darah sesuai kebutuhan

organ/jaringan setempat, seperti peningkatan aktivitas otot yang akan

menyebabkan vasodilatasi lokal untuk meningkatkan aliran darah ke otot

tersebut. Aktivitas sistem saraf simpatis yang meningkat akan

menyebabkan vasokonstriksi.17

- Viskositas darah

Viskositas darah berbanding lurus dengan tahanan perifer.

Viskositas terutama ditentukan oleh hematokrit. Peningkatan hematokrit

seperti pada keadaan inflamasi dan dehidrasi akan meningkatkan

viskositas darah.17

Page 26: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

14

Berdasarkan beberapa determinan tersebut dapat diketahui beberapa

kegiatan sehari-hari yang mempengaruhi tekanan darah sebagai berikut.

• Olahraga atau aktivitas fisik

Olahraga atau berbagai aktivitas fisik lainnya akan mengaktifkan

sistem saraf simpatis sehingga terjadi vasokonstriksi yang menyebabkan

peningkatan tanahan perifer total. Olahraga juga meningkatkan aliran balik

vena akibat aktivitas otot skeletal yang meningkat. Dengan demikian, olahraga

meningkatkan tekanan darah.

• Konsumsi kafein.

Mekanisme kafein dalam meningkatkan tekanan darah belum terlalu

jelas tetapi diperkirakan berhubungan dengan sifat kafein sebagai antagonis

kompetitif terhadap reseptor adenosin. Adenosin berperan dalam vasodilatasi

pembuluh darah.22 Efek kafein ini dapat meningkatkan tekanan darah 30

menit sejak konsumsi dengan puncak tertinggi 1-2 jam kemudian. Efek kafein

dapat bertahan hingga lebih dari 4 jam setelah konsumsi. 23

2.2.5. Mekanisme Tubuh Mempertahankan Tekanan Darah

Tubuh memiliki mekanisme untuk mempertahankan rata-rata tekanan darah

arteri baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Mekanisme

mempertahankan tekanan darah jangka pendek dapat bekerja dalam waktu

hitungan detik. Regulasi ini terjadi melalui refleks yang disebut sebagai refleks

baroreseptor. Baroreseptor utama untuk tekanan darah terletak di arkus aorta dan

sinus karotid. Kedua baroreseptor ini akan mengirimkan impuls ke medulla

oblongata, tempat pusat kontrol kardiovaskular. Apabila tekanan darah

mengalami penurunan, sistem saraf simpatis akan diaktifkan, sedangkan apabila

tekanan darah mengalami peningkatan maka sistem parasimpatis yang akan

diaktifkan. Regulasi mempertahankan tekanan darah jangka panjang bekerja

dalam hitungan beberapa menit hingga beberapa jam. Regulasi ini melibatkan

penyesuaian volume darah dengan pengaturan kadar cairan dan garam oleh sistem

renin, angiotensin, dan aldosteron serta mengatur rasa haus.17

Page 27: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

15

2.3. Hubungan Bekam dengan Tekanan Darah

Beberapa penelitian telah mencari hubungan bekam dengan tekanan darah

terutama pengaruh bekam terhadap penurunan tekanan darah pada pasien

hipertensi. Penelitian oleh Purwandari (2010) menunjukkan terjadi penurunan

rata-rata tekanan darah sistolik yang bermakna sebesar 14,6 + 12,823 mmHg

setelah satu kali menjalani terapi bekam pada pasien hipertensi.5 Selain itu,

penelitian oleh Astuti (2011) menunjukkan terjadi penurunan tekanan sistolik dan

diastolik yang bermakna pada pasien hipertensi di Rumah Sehat Afiat Depok.6

Mekanisme yang dapat menjelaskan pengaruh bekam terhadap penurunan

tekanan darah tersebut adalah sebagai berikut.

• Penurunan volume darah setelah bekam

Penggunaan 10-15 titik bekam dapat mengeluarkan volume darah sebanyak

150-250 ml.2

• Efek relaksasi otot

Relaksasi otot menurunkan aliran balik vena sehingga menurunkan curah

jantung dan berdampak terhadap tekanan darah.

• Dilatasi pembuluh darah kapiler

Jejas sel akibat perlukaan saat bekam dapat mengeluarkan berbagai mediator

inflamasi. Mediator inflamasi seperti prostadglandin, histamine, bradikinin

dan lain sebagainya memiliki efek vasodilatasi.24 Vasodilatasi kapiler akan

menurunkan tahanan perifer total sehingga menurunkan tekanan darah.17

Selain itu, pada penelitian Astuti (2011), terapi bekam menyebabkan

peningkatan tekanan darah pada beberapa pasien hipertensi.19 Hal ini dapat

disebabkan oleh peningkatan set point refleks baroreseptor akibat nyeri.25Selain

itu, emosi berupa cemas dapat meningkatkan tekanan darah dengan pengeluaran

neuropeptide Y yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer.26

Page 28: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

16

2.4 Kerangka Konsep

Keterangan:

---- : tidak diperiksa dalam penelitian ini

Bekam

Metode bekam

seluncur &

penghisapan kulit

sebelum perlukaan

Perlukaan kulit Penghisapan kulit

setelah dilukai

Relaksasi Otot

Pengeluaran

mediator

inflamasi

Pengeluaran

darah

Vasodilatasi

pembuluh darah

↓ volume darah ↓ Pompa otot

skeletal

↓ Aliran Balik

Vena

↓Tahanan

Perifer Total ↓ Isi Sekuncup

↓ Curah Jantung

↓ Tekanan Darah

Emosi:

Takut/

Cemas

Nyeri

↑ Tekanan Darah

Perubahan terdeteksi

baroreseptor

Aktivasi

Simpatis/Parasimpatis

Mengembalikan

tekanan darah

mendekati nilai

sebelum bekam

Page 29: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

17

2.5. Definisi Operasional

No Variabel Pengukur Alat Ukur Cara Pengukuran Skala Pengukuran

1 Tekanan Darah Sistolik

Peneliti Sfigmomanometer raksa

- Pengukuran dilakukan sebelum terapi bekam setelah pasien menunggu sebelumnya

- Pengukuran setelah bekam dilakukan + 5 menit* setelah terapi bekam

- Responden duduk

- Mendengarkan bunyi korotkov I

Numerik

2 Tekanan Darah Diastolik

Peneliti Sfigmomanometer raksa

- Pengukuran dilakukan sebelum terapi bekam setelah pasien menunggu sebelumnya

- Pengukuran setelah bekam dilakukan + 5 menit* setelah terapi bekam

- Responden duduk

- Mendengarkan bunyi korotkov V

Numerik

∗ 5 menit setelah bekam ditentukan berdasarkan observasi peneliti di tempat pengambilan data. Waktu ini merupakan waktu tercepat setelah bekam yang memungkinkan untuk dilakukan pengukuran tekanan darah. Dalam 5 menit ini, tekanan darah yang terukur dapat berupa hasil tekanan darah setelah kerja refleks baroreseptor.

Page 30: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

18

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik karena mencoba mengetahui

perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi bekam pada orang

nonhipertensi. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Data diperolah di Rumah Sehat Afiat Cinere, Jl. Limau Raya No.3, Cinere,

Depok. Pengambilan data dilakukan dari tanggal 1 April 2012 hingga 21 Agustus

2012.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah pasien yang menjalani terapi bekam basah.

3.3.1 Jumlah Sampel

Jumlah sampel yang dibutuhkan dihitung melalui rumus berikut:

N1= N2= ((� � � � � )� �

� � � � �)�

Keterangan:

α = kesalahan tipe I = 5 % à sehingga Zα dua arah = 1,96

β = kesalahan tipe II = 10% à sehingga Zβ = 1,28

(x1-x2) = selisih minimal yang dianggap bermakna = 5

SD = Standar Deviasi = 8,76 (berdasarkan penelitian pendahuluan)

Melalui rumus tersebut, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 32 orang dengan

perhitungan sebagai berikut:

N1= N2= ((� ,� � � � ,� � )� ,� �

�)�

N1= N2= (5,67)�

N1= N2= 32,14

18

Page 31: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

19

3.3.2 Metode Pengambilan Sampel

Sampel tersebut diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling.

3.3.3 Kriteria Sampel

3.3.3.1 Kriteria Inklusi

• Memilih menjalani terapi bekam di Rumah Sehat Afiat Cinere

• Bersedia menjadi responden dengan mengisi lembar persetujuan

responden

3.3.3.2 Kriteria Eksklusi

• Responden menderita hipertensi:

- atas diagnosis dokter, atau

- rata-rata tekanan sistolik 140 mmHg atau tekanan diastolik 90

mmHg dari dua kali pengukuran pada posisi duduk.

• Responden merokok.

• Responden sedang menggunakan obat antihipertensi.

• Responden meminum kopi 6 jam sebelum terapi bekam.

• Responden menjalani terapi lain selain terapi bekam pada saat

pengambilan data.

• Data dari responden tidak lengkap.

3.4 Cara Kerja Penelitian

Page 32: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

20

3.5 Pengumpulan Data

Data merupakan data primer yang didapatkan melalui pengisian data

pasien dan pengukuran berupa:

• jenis kelamin

• umur,

• keluhan/alasan menjalani terapi bekam,

• jumlah pengalaman menjalani bekam,

• jumlah titik bekam,

• lokasi titik bekam,

• tekanan sistolik dan diastolik sebelum terapi bekam, dan

• tekanan sistolik dan diastolik setelah terapi bekam.

3.6 Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data dalam penelitian ini diawali dengan editing.

Editing dilakukan di lokasi saat pengambilan data berlangsung yaitu dengan

memastikan data dari responden terisi dengan lengkap. Apabila tidak lengkap

maka sedapatnya dimintai kembali informasi kepada responden. Namun, apabila

hal tersebut tidak memungkinkan maka responden mengalami eksklusi.

Pengolahan dilanjutkan dengan coding untuk memudahkan proses

pengolahan data pada program IBM SPSS Statistics v.20. Untuk menjawab

rumusan masalah pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis uji T-

berpasangan apabila sebaran data normal atau uji Wilcoxon apabila sebaran data

tidak normal.

Page 33: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Deskriptif

Pada penelitian ini, pasien yang menjalani terapi bekam di Rumah Sehat

Afiat selama 1 April hingga 24 Agustus 2012 dan masuk sebagai sampel

penelitian berjumlah 32 orang. Dari 32 orang tersebut, 23 berjenis kelamin laki-

laki (72%) dan 9 orang berjenis kelamin perempuan (28%). Responden lebih

banyak laki-laki. Hal ini sesuai dengan karakteristik pasien di Rumah Sehat Afiat.

Berdasarkan wawancara di lapangan, beberapa hal menyebabkan perempuan lebih

jarang untuk dibekam, yaitu rasa takut sakit saat perlukaan kulit untuk mengisap

darah, takut tempat perlukaan berbekas dan rasa kurang nyaman untuk berbuka

pakaian saat menjalani bekam meskipun diberikan ruangan khusus untuk wanita

dan terapis bekam wanita.

Gambar 4.1 Sebaran Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Responden datang untuk menjalani terapi bekam atas berbagai alasan.

Paling banyak, 13 orang (41%), memilih menjalani terapi bekam bukan karena

keluhan spesifik tertentu tetapi atas dasar rutinitas, mempertahankan kesehatan

atau sekedar mencoba, sedangkan 9 orang mengeluhkan nyeri otot atau pegal-

pegal (28%), 6 orang mengeluhkan batuk pilek (19%) dan 4 pasien lainnya datang

dengan berbagai keluhan lain (12%). Hasil ini dapat terjadi sejalan dengan

peningkatan minat masyarakat terhadap metode pengobatan komplementer-

alternatif terutama bekam.3

72%

28% Laki-Laki

Perempuan

21

Page 34: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

22

Gambar 4.2 Sebaran Responden berdasarkan Alasan Bekam/Keluhan

Sebaran usia didominasi oleh usia 19-24 tahun sebanyak 18 orang (56%),

dilanjutkan oleh kelompok usia 25-30 tahun dan 31-36 tahun yang masing-masing

berjumlah 4 orang (13%), 2 orang berusia 37-42 tahun (6%), 3 orang berusia 43-

38 tahun (9%) dan 1 orang yang berusia 52 tahun (3%). Responden lebih banyak

berasal dari kalangan usia 19-24 tahun dan cenderung semakin sedikit jumlahnya

sebanding dengan peningkatan usia. Hal ini dapat disebabkan karena pasien yang

lebih tua cenderung banyak telah menderita hipertensi20 sehingga menjadi ekslusi

dalam penelitian ini.

Gambar 4.3 Sebaran Responden Berdasarkan Usia

Sebagian besar responden menjalani terapi bekam untuk pertama kalinya

yaitu sebanyak 14 orang (43%). 12 orang telah menjalani bekam sebanyak 2-5

kali (38%) dan terdapat 6 orang yang sudah menjalani terapi bekam lebih dari 5

kali (19%).

41%

19%

28%

12% Tidak adakeluhanBatuk/Pilek

Pegal/Nyeri Otot

Lain-lain

56% 13%

13%

6% 9%

3% 19-24 tahun

25-30 tahun

31-36 tahun

37-42 tahun

43-48 tahun

49-54 tahun

Page 35: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

23

Gambar 4.4 Sebaran Responden Berdasarkan Pengalaman Bekam

(terhitung dengan saat pengambilan data)

Pasien yang telah memilih untuk dibekam akan diperiksa oleh dokter.

Berdasarkan keluhan pasien, dokter dan terapis bekam akan menentukan titik

yang sesuai untuk keluhan pasien tersebut. Titik sunah akda’ain, kahil, dan

munkib digunakan pada semua pasien bekam. Adapun sebaran responden

berdasarkan lokasi titik bekam didominasi oleh penggunaan titik sunah dan titik

pada daerah punggung sebanyak 13 responden (41%); 7 responden dibekam pada

titik sunah, titik di regio punggung serta ekstremitas bawah (22%); 5 responden

hanya dibekam pada titik sunah (16%); 3 responden dibekam pada titik sunah,

daerah punggung dan regio dada (9%); dan sisanya berupa 4 responden dibekam

pada titik sunah, titik di regio punggung dan beberapa titik di regio lainnya (13%).

Lokasi titik bekam yang paling sering digunakan adalah titik sunah ditambah

dengan titik-titik pada daerah punggung. Hal ini disebabkan banyak titik untuk

berbagai penyakit terdapat di daerah punggung dan bekam pada daerah punggung

lebih nyaman bagi pasien.

Gambar 4.5 Sebaran Responden Berdasarkan Lokasi Titik Bekam

44%

37%

19% pertama kali

2-5 kali

>5 kali

16%

41% 22%

9% 12%

Titik Sunnah

Titik Sunnah & Punggung

Titik Sunnah & Punggung &Ekstremitas BawahTitik Sunnah & Punggung &DadaTitik Sunnah & Punggung &lainnya

Page 36: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

24

Selain lokasi titik bekam yang berbeda, responden juga memiliki variasi

jumlah titik bekam sesuai dengan keluhan/alasan responden datang. Sebagian

besar responden dibekam menggunakan 7-13 titik bekam (24%), 5 responden

hanya dibekam pada 5 titik bekam yaitu pada titik sunah (16%), dan hanya 3

reponden yang dibekam pada lebih dari 13 titik (9%).

Gambar 4.6 Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Titik Bekam

Pada penelitian ini, tekanan darah pasien diperiksa dua kali yaitu sebelum

menjalani terapi bekam dan setelah menjalani terapi bekam. Tekanan darah

sebelum bekam memiliki karekteristik berupa sistolik dengan median 110.00 (90-

10) mmHg dan diastolik dengan median 77.50 (55-90) mmHg. Tekanan darah

sesudah bekam memiliki karakteristik berupa tekanan sistolik dengan mean

108.28 + 11.54 mmHg dan tekanan diastolik dengan mean 71.72 + 9.21 mmHg.

Gambar 4.7 Tekanan Sistolik dan Diastolik Sebelum Bekam

16%

75%

9%

5 titik

7-13 titik

> 13 titik

0

2

4

6

8

10

12

14

90 95 100 110 120 130

Jum

lah

Re

spo

nd

en

Sistolik Sebelum Bekam (mmHg)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

55 60 65 70 75 80 85 90

Jum

lah

Re

spo

nd

en

Diastolik Sebelum Bekam (mmHg)

Page 37: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

25

Gambar 4.8 Tekanan Sistolik dan Diastolik Sesudah Bekam

Beberapa responden mengalami perubahan tekanan darah baik sistolik

maupun diastolik. Peneliti menghitung angka perubahan tekanan darah yang

terjadi dengan mengurangi tekanan darah sesudah dengan sebelum terapi bekam.

Rata-rata perubahan sistolik adalah 1.09 + 8.20mmHg dan rata-rata perubahan

diastolik adalah 0.31 + 7.06mmHg.

Pada penelitian ini, 12 pasien mengalami penurunan tekanan sistolik

sesudah menjalani bekam (38%). Penurunan ini terjadi rata-rata sebanyak

7.50+2.60 mmHg. 11 pasien tidak mengalami perubahan tekanan sistolik (34%)

dan 9 pasien mengalami peningkatan tekanan sistolik setelah dibekam (28%)

dengan peningkatan rata-rata 8.89 + 3.33 mmHg. Selain itu, 16 pasien mengalami

penurunan tekanan darah diastolik setelah menjalani terapi bekam (50%) dengan

rata-rata penurunan tekanan darah sebanyak 7.81 + 2.50 mmHg. 10 pasien

mengalami peningkatan tekanan diastolik (31%) dengan rata-rata peningkatan

9.00 + 5.20 mmHg, dan 6 responden lainnya memiliki tekanan diastolik yang

tetap (19%). Penurunan tekanan darah dapat terjadi akibat penurunan volume

darah, relaksasi otot serta vasoilatasi akibat mediator inflamasi.17 Peningkatan

tekanan darah dapat terjadi akibat nyeri atau perasaan cemas yang dirasakan

pasien.25,26 Tekanan darah yang tetap dapat disebabkan refleks baroreseptor yang

telah mengembalikan tekanan darah mendekati tekanan darah semula melalui

aktivasi sistem saraf otonom.17,18 Perubahan-perubahan yang terjadi pada tekanan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

80

90

95

10

0

10

5

11

0

12

0

12

5

13

5

Jum

lah

Re

spo

nd

en

Tekanan Sistolik Sesudah Bekam (mmHg)

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

55 60 65 70 75 80 85 100

Jum

lah

Re

spo

nd

en

Tekanan Diastolik Sesudah Bekam (mmHg)

Page 38: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

26

darah seperti yang telah dideskripsikan di atas perlu dicari nilai kebermaknaannya

melalui uji analitik yang dijelaskan pada bagian selanjutnya.

Gambar 4.9 Sebaran Perubahan Tekanan Sistolik Setelah Bekam

Gambar 4.10 Sebaran Perubahan Tekanan Diastolik Setelah Bekam

4.2 Data Analitik

Berdasarkan data karakteristik responden di atas, dapat dilakukan analisis

apakah terdapat hubungan antara berbagai variabel pada penelitian ini.

4.2.1 Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terapi Bekam

Tabel 4.1 Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Terapi Bekam

Sebelum Bekam Sesudah Bekam p Sistolik 110.00 (90-130) 110.00 (80-135) 0.872

Diastolik 77.50 (55-90) 70.00 (55-100) 0.343

Tidak terdapat perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sedudah

bekam. Hal ini dapat disebabkan tubuh memiliki mekanisme refleks baroreseptor

yang berusaha mengembalikan tekanan darah ke nilai semula bahkan dalam

hitungan detik. Perubahan tekanan yang terjadi setelah bekam akibat penurunan

volume darah, relaksasi otot, serta vasodilatasi dapat segera terdeteksi oleh

baroreseptor kemudian diteruskan ke medulla oblongata yang akan mengaktifkan

sistem saraf simpatis atau parasimpatis untuk mengembalikan tekanan darah

38%

28%

34% Menurun

Meningkat

Tidak adaperubahan

50%

31%

19% Menurun

Meningkat

Tidak adaperubahan

Page 39: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

27

mendekati nilai tekanan darah semula.17 Oleh karena itu, pada pasien non-

hipertensi tidak terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi

bekam.

Hasil ini berbeda dengan berbagai penelitian sebelumnya pada pasien

hipertensi. Penelitian oleh Purwandari (2010) menunjukkan terjadi penurunan

tekanan sistolik 14.6 + 12.823 mmHg setelah satu kali dilakukan bekam pada

pasien hipertensi (p<0.05).5 Selain itu, penelitian oleh Astuti (2011) menunjukkan

bahwa terdapat penurunan tekanan sistolik dan diastolik stelah terapi bekam pada

pasien hipertensi (p = 0.000).6 Penurunan tekanan darah setelah terapi bekam pada

pasien hipertensi dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pada pasien hipertensi,

terjadi penurunan fungsi barorefleks dalam mengatur denyut jantung. 27 Selain itu,

beberapa penelitian sebelumnya juga memberi hipotesis bahwa pada pasien yang

sudah lama mengalami hipertensi terjadi penurunan tonus simpatis.28

4.2.2 Tekanan Darah Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Tekanan Darah Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-Laki Perempuan p Sistolik Sebelum Bekam 110 (90-130) 110 (90-120) 0.651

Diastolik Sebelum Bekam 80 (60-90) 60 (55-85) 0.049* Perubahan Sistolik 0 ((-15)-10) -5 ((-10)-5) 0.025* Perubahan Diastolik 5 ((-20)-10) -5 ((-15)-5) 0.008*

*uji Mann-Whitney

Pada penelitian ini, perempuan memiliki tekanan diastolik sebelum bekam

lebih rendah daripada laki-laki. Hal ini sesuai dengan sebaran yang ada di

populasi usia dewasa yaitu tekanan diastolik perempuan umumnya lebih rendah

daripada tekanan diastolik laki-laki.29

Pada penelitian ini, terdapat perbedaan perubahan tekanan darah antara

laki-laki dan perempuan. Perempuan cenderung mengalami penurunan tekanan

darah, baik sistolik maupun diastolik, setelah terapi bekam. Hal ini dapat

disebabkan regulasi untuk mempertahankan tekanan darah pada laki-laki dan

perempuan yang berbeda. Penelitian oleh Evans, JM (2001) menunjukkan bahwa

laki-laki lebih dominan regulasi simpatisnya terhadap pembuluh darah sedangkan

perempuan lebih dominan regulasi parasimpatisnya terhadap frekuensi denyut

jantung.30

Page 40: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

28

4.2.3 Tekanan Darah Berdasarkan Usia

Tabel 4.3 Tekanan Darah Berdasarkan Usia

19-24thn 25-30thn 31-36thn 37-42thn 43-48thn 49-54thn p Sistolik Sebelum Bekam

110 (90-120)

105 (100-110)

110 (100-120)

110 (100-120)

120 (100-130)

110 0,818

Diastolik Sebelum Bekam

70 (55-90)

75 (60-80)

80 82.5 (80-85)

80 (60-80)

70 0,210

Perubahan Sistolik

0 ((-15)-10)

2.5 (0-5)

0 (0-5)

-7.5 ((-10)-(-5))

0 ((-10)-10)

10 0.678

Perubahan Diastolik

-5 ((-20)-10)

7.5 (5-10)

10 (0-10)

7.5 (5-10)

0 (0-5)

0 0.020

Berdasarkan penelitian ini, tidak ada perbedaan perubahan tekanan darah

berdasarkan sebaran usia tertentu.

4.2.4 Tekanan Darah Berdasarkan Pengalaman Menjalani Terapi Bekam

Tabel 4.4 Tekanan Darah Berdasarkan Pengalaman Menjalani Terapi Bekam

Pertama Kali 2-5 kali >5 kali p Sistolik Sebelum Bekam 110.00 (90-120) 110.00 (90-120) 105.00 (100-130 0.804

Diastolik Sebelum Bekam 70 (55-80) 75 (60-90) 77.50 (60-85) 0.233 Perubahan Sistolik 2.5 ((-10)-10) 2.5 ((-20)-10) 7.5 (0-10) 0.400

Perubahan Diastolik 0 ((-15)-10) 2.5 ((-20)-10) 7.5 (0-10) 0.274

Berdasarkan penilitian ini, tidak ada perbedaan perubahan tekanan darah

berdasarkan sebaran pengalaman menjalani terapi bekam.

4.2.5 Perubahan Tekanan Darah Berdasarkan Lokasi Titik Bekam

Tabel 4.5 Perubahan Tekanan Darah Berdasarkan Lokasi Titik Bekam

Sunah Sunah + Punggung

Sunah + Punggung+ Ekstr.Bwh*

Sunah +Punggung

+ Dada

Sunah + Punggung + Lainnya

p

Perubahan Sistolik

-5 ((-15)-10) 0 ((-10)-10) 0 ((-10)-5) 10 ((-20)-10)

0 (0-10)

0.400

Perubahan Diastolik

-5 ((-15)-10) 0 ((-10)-10) 0 ((-10)-5) 10 ((-20)-10)

10 (5-10)

0.141

Pada penelitian ini, tidak ada perbedaan perubahan tekanan darah

berdasarkan sebaran lokasi titik bekam yang digunakan.

4.2.6 Perubahan Tekanan Darah Berdasarkan Jumlah Titik Bekam

Tabel 4.6 Perubahan Tekanan Darah Berdasarkan Jumlah Titik Bekam

5 titik 7-13 titik >13 titik p Perubahan Sistolik 5 ((-10)-5) 0 ((-10)-10) 0 ((-15)-10) 0.964

Perubahan Diastolik -5 ((-15)-10) 2.5 ((-10)-10) 5 ((-20)-10) 0.544

Pada penelitian ini, tidak ada perbedaan perubahan tekanan darah

berdasarkan sebaran jumlah titik bekam yang digunakan.

Page 41: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

29

4.2. Keterbatasan Penelitian

• Pengukuran tekanan darah dilakukan oleh peneliti sendiri.

• Penelitian ini tidak dapat menghilangkan faktor perancu berupa tingkat nyeri

maupun emosi pada responden sebab sulit dinilai secara objektif.

• Keterbatasan jumlah sampel menyebabkan banyak data memiliki distribusi

tidak normal.

• Pengukuran tekanan darah setelah bekam pada penelitian ini hanya dilakukan

sekali yaitu + 5 menit setelah bekam. Oleh karena itu, tidak terdeteksi apakah

terdapat perubahan yang berarti setelah waktu tersebut berlalu.

Page 42: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

30

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian ini, simpulan yang dapat diambil adalah

• tidak ada perbedaan bermakna antara tekanan darah sebelum dan sesudah

terapi bekam baik tekanan sistolik (p = 0.872) maupun tekanan diastolik (p =

0.343),

• terdapat perbedaan perubahan tekanan darah antara laki-laki dan perempuan

yaitu perempuan lebih cenderung mengalami penurunan tekanan darah setelah

terapi bekam baik tekanan darah sistolik (p = 0.025) maupun tekanan darah

diastolik (p = 0.008), dan

• tidak ada perbedaan perubahan tekanan darah berdasarkan usia, pengalaman

bekam, jumlah titik bekam, maupun lokasi titik bekam yang digunakan.

• 5.2 Saran

• Hasil ini dapat menjadi masukan bagi terapis bekam dan pasien bekam bahwa

tidak ada perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudah terapi bekam yang

bermakna pada orang dengan tekanan darah normal.

• Pemeriksaan tekanan darah sebelum bekam sangat diperlukan untuk

memastikan pasien tidak memiliki tekanan darah terlalu rendah. Hal ini

penting sebab, melalui hasil deskriptif penelitian ini, beberapa responden

mengalami perubahan tekanan darah. Pasien dengan tekanan darah terlalu

rendah, terutama perempuan, tidak dianjurkan menjalani terapi bekam sebab

terdapat kemungkinan terjadi penurunan tekanan darah setelah terapi bekam

tersebut.

• Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan penambahan jumlah sampel

dan penambahan pengukuran tekanan darah setelah terapi, tidak hanya sekali

tetapi beberapa kali dengan interval waktu tertentu sehingga dapat terdeteksi

30

Page 43: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

31

jika terjadi perubahan tekanan darah beberapa menit bahkan beberapa jam

setelah bekam.

• Penelitian selanjutnya juga dapat meneliti mengenai perbedaan tekanan darah

sebelum dan sesudah terapi bekam pada pasien hipertensi serta pengaruh

jangka panjang terapi bekam terhadap tekanan darah terutama jika bekam

dilakukan secara rutin.

Page 44: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

32

DAFTAR PUSTAKA

1. Shahih Bukhari (No.5696 ) dan Muslim (No.1577).

2. Manz H. The art of cupping. New York: Thieme; 2009. p. 5-7

3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1109/MENKES/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan Pengobatan

Komplementer-Alternatif di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

4. Kliping 13-14 Januari 2005. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

[Online]; 2005 [cited 2012 June 20]. Available from:

http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/41-kliping/677-

13-14-januari-2005.html.

5. Purwandari AW, Sagiran. Pengaruh terapi bekam terhadap penurunan tekanan

darah pada pasien hipertensi.Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta; 2010 [cited 2012 Mar 3]. Available from: Digilib Fakultas

Kedokteran UMY.

6. Astuti A. Pengaruh terapi bekam terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi di klinik rumah sehat AFIAT kecamatan Limo, Depok.

Jakarta: UPNVJ; 2011 [cited 2012 Mar 3]. Available from: Perpustakaan

UPNVJ.

7. Al Husaini A. Bekam: mukjizat pengobatan Nabi SAW. Jakarta: Pustaka

Azzam; 2005. p. 15

8. Shaban T. Cupping therapy in brief [online]. 2009 [cited 2011 Okt 2011].

Available from: www.cuppingtherapy.info.

9. ‘Aly A, Machfudz LZ. Islam itu sehat: syari’ah dan ghairah kesehatan.

Jakarta: Center for Pesantren Democracy Studies; 2008. p. 74-7

10. HR. Abu Daud (3855), At-Tirmidzi (2038), Ibnu Majah (3436), Ibnu Habban

(1395), Al-Hakim (4/399-400), dengan sanad yang shahih.

11. Al-Jauziyyah IQ. Tata cara pengobatan ala nabi: praktis dan lengkap. Syaifa

Presindo; 2010. p. 138

12. HR Bukhori dalam Ath-Thibb (5680 dan 5681) bab III: Asy-Syifa' fi

Page 45: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

33

Tsalatsin.

13. Kamali. Konsep kesehatan dan pengobatan Rasulullah: studi analisis terhadap

matan hadis. Jakarta: Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Jakarta; 2005.

14. Tadjudin MK, Tahido H, Kusmana D, Lubis MR, Nata A, Mahmouddin S, et

all. Dokter muslim kedokteran islam: sejarah, hokum dan etika. Jakarta:

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta; 2010. p. 114-5, 126

15. Assegaf MAT, editor. Buku Pedoman Bekam Rumah Sehat Afiat.

16. Umar WA. Sembuh dengan satu titik. Solo: AlQowan; 2008. p. 79-86, 114-5,

123-4, 144-9, 168-9

17. Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 7th ed. Australia:

Brooks/Cole, Cengage Learning; 2010. p. 376-83

18. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology. 11th ed. Philadelphia:

Elsevier Saunder; 2006. p.161-70

19. Sudoyo AW, Setiyohad B, Alwi I, Simadibrata K M, Setiati S. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. 5th ed. Jakarta: InternaPress; 2009. p. 31-2

20. The seventh report of the joint national committee on prevention, detection,

evaluation, and treatment of high blood pressure. USA: National Institutes of

Health; 2004. p. 8,12

21. Rohkamm R. Color atlas of neurology. Stuttgart: Thieme; 2004. p. 162

22. Chabner BA, Knollmann BC. Goodman & Gilman's the pharmacological basis

of therapeutics. 12th ed. USA: McGraw-Hill; 2011.

23. Mort JR, Kruse HR. Timing of blood pressure measurement related to caffeine

consumption. Ann Pahrmavother [internet]. 2008 January [cited 2012 Sept 9];

42:105-110. Available from:

http://www.theannals.com/content/42/1/105.abstract

24. Kumar V, Abbas AK, Fausto N, Aster JC. Robbins and Cotran pathologic

basis of disease. 8th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2010.

25. Guyent PG. The sympathetic control of blood pressure. Nature Reviews

[Internet]. 2006 May [cited 2012 Sept 21]. Available from:

http://www.nature.com/nrn/journal/v7/n5/fig_tab/nrn1902_F5.html

Page 46: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

34

26. Hildrum G, Mykletum A, Holmen J, dan Dahi AA. Effect of anxiety and

depression on blood pressure: 11-year longitudinal population study. BJ Psych

2008. doi: 10.1192/bjp.bp.107.045013

27. Grassi G, Trevano FQ, Seravalle G, Scopelliti F, Mancia G. Baroreflex

function in hypertension: consequences for antihypertensive therapy. Progress

in Cardivascular Diseases [Internet]. 2006 May [cited 2012 Sept 22]; 48(6).

Available from:

http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0033062006000247

28. Schroeder EB, Liao D, Chambless LE, Prineas RJ, Evans GW, Heiss G.

Hypertension, blood pressure, and heart rate variability: the atherosclerosis

risk in communities study. Am J Hypertens. 2003 October; 42:1106-1111. doi:

10.1161/01.HYP.000100444.71069.73

29. Wright JD, Hughes JP, Ostchega Y, Yoon SS, Nwankwo T. Mean systolic and

diastolic blood pressure in Adults aged 18 and over in the United States, 2001-

2008. National Health Statistics Repord. Hyattsville: National Center for

Health Statistics (US); 2011 March 25. 24 p. Report No. 35

30. Evans JM, Zielger MG, Patwardhan AR, Ott JB, Kim CS, Leonelli FM, et al.

Gender differences in autonomic cardiovascular regulation: spectral, hormonal

and hemodynamic indexes. J Appl Physiol [internet]; 2001 [cited 2012 Sept

9]; 91:2611-2618. Available from:

http://ajpregu.physiology.org/content/275/6/R1909.full.pdf+html

Page 47: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

35

Lampiran 1

Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN “PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM

DI KLINIK RUMAH SEHAT AFIAT CIPUTAT TAHUN 2012” Oleh: Husnita Thamrin

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

menyatakan bersedia menjadi responden penilitian ini setelah mendapatkan penjelasan dari

peneliti mengenai tujuan & manfaat penelitian serta penggunaan data yang diperoleh dari

saya. Keikutsertaan saya dalam penelitian ini bersifat sukarela tanpa ada paksaan dari pihak

manapun.

Demikianlah pernyataan ini saya sampaikan.

Cinere,

Responden Peneliti

( ) ( Husnita Thamrin )

DATA RESPONDEN

Jenis Kelamin : L / P

Umur : th

Pengalaman Bekam:Pertama / Lebih: x

Datang Dengan Alasan/Keluhan:

Jumlah Titik Bekam :

Lokasi Titik Bekam :

Tekanan Darah Sebelum Bekam :

Tekanan Darah Sebelum Bekam :

Hipertensi : - / +

Merokok : - / +

Konsumsi Kopi: - / + ;

berapa jam sebelum bekam:

Konsumsi obat saat ini:

Page 48: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

36

Lampiran 2

DATA HASIL UJI STATISTIK

A. Deskriptif Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Bekam

Statistic Std. Error

Sistol Sebelum Bekam

Mean 108.59 1.813

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 104.90

Upper Bound 112.29

5% Trimmed Mean 108.65

Median 110.00

Variance 105.217

Std. Deviation 10.258

Minimum 90

Maximum 130

Range 40

Interquartile Range 20

Skewness -.144 .414

Kurtosis -.568 .809

Sistol Sesudah Bekam

Mean 108.28 2.041

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 104.12

Upper Bound 112.44

5% Trimmed Mean 108.37

Median 110.00

Variance 133.241

Std. Deviation 11.543

Minimum 80

Maximum 135

Range 55

Interquartile Range 20

Skewness -.155 .414

Kurtosis .357 .809

Tests of Normality Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Sistol Sebelum Bekam .915 32 .015 Sistol Sesudah Bekam .963 32 .326

a. Lilliefors Significance Correction

Page 49: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

37

(lanjutan)

B. Hasil Uji Wilcoxon (Perbedaan Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah

Bekam)

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Sistol Sesudah Bekam - Sistol Sebelum Bekam

Negative Ranks 12a 10.00 120.00

Positive Ranks 9b 12.33 111.00

Ties 11c

Total 32

Diastol Sesudah Bekam - Diastol Sebelum Bekam

Negative Ranks 16d 13.25 212.00

Positive Ranks 10e 13.90 139.00

Ties 6f

Total 32

a. Sistol Sesudah Bekam < Sistol Sebelum Bekam

b. Sistol Sesudah Bekam > Sistol Sebelum Bekam

c. Sistol Sesudah Bekam = Sistol Sebelum Bekam

d. Diastol Sesudah Bekam < Diastol Sebelum Bekam

e. Diastol Sesudah Bekam > Diastol Sebelum Bekam

f. Diastol Sesudah Bekam = Diastol Sebelum Bekam

Test Statisticsa

Sistol Sesudah

Bekam - Sistol

Sebelum Bekam

Diastol Sesudah

Bekam - Diastol

Sebelum Bekam

Z -.161b -.949b

Asymp. Sig. (2-tailed) .872 .343

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on positive ranks.

Page 50: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

38

(lanjutan)

C. Perubahan Tekanan Sistolik Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Statistic Std. Error

Perubahan sistolik

laki-laki

Mean 1.9565 1.46565

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound -1.0831

Upper Bound 4.9961

5% Trimmed Mean 2.4155

Median .0000

Variance 49.407

Std. Deviation 7.02902

Minimum -15.00

Maximum 10.00

Range 25.00

Interquartile Range 10.00

Skewness -.778 .481

Kurtosis .252 .935

perempuan

Mean -3.8889 1.82151

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound -8.0893

Upper Bound .3115

5% Trimmed Mean -4.0432

Median -5.0000

Variance 29.861

Std. Deviation 5.46453

Minimum -10.00

Maximum 5.00

Range 15.00

Interquartile Range 10.00

Skewness .188 .717

Kurtosis -1.232 1.400

Tests of Normality

Jenis Kelamin Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

perubahansis laki-laki .882 23 .011

perempuan .884 9 .172

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Test Statisticsa (Uji Mann-Whitney)

perubahansis

Mann-Whitney U 51.500 Wilcoxon W 96.500 Z -2.245 Asymp. Sig. (2-tailed) .025 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

.027b

a. Grouping Variable: Jenis Kelamin b. Not corrected for ties.

Page 51: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

39

(lanjutan)

D. Perubahan Tekanan Diastolik Berdasarkan Jenis Kelamin Descriptives

Jenis Kelamin Statistic Std. Error

perubahandis

laki-laki

Mean 3.2609 1.65171

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound -.1646

Upper Bound 6.6863

5% Trimmed Mean 4.1063

Median 5.0000

Variance 62.747

Std. Deviation 7.92130

Minimum -20.00

Maximum 10.00

Range 30.00

Interquartile Range 10.00

Skewness -1.395 .481

Kurtosis 1.954 .935

perempuan

Mean -4.4444 2.11549

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound -9.3228

Upper Bound .4339

5% Trimmed Mean -4.3827

Median -5.0000

Variance 40.278

Std. Deviation 6.34648

Minimum -15.00

Maximum 5.00

Range 20.00

Interquartile Range 10.00

Skewness -.260 .717

Kurtosis -.700 1.400

Tests of Normality

Jenis Kelamin Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

perubahandis laki-laki .817 23 .001

perempuan .948 9 .663

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Test Statisticsa (Uji Mann-Whitney)

perubahandis

Mann-Whitney U 41.500 Wilcoxon W 86.500 Z -2.656 Asymp. Sig. (2-tailed) .008 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

.008b

a. Grouping Variable: Jenis Kelamin b. Not corrected for ties.

Page 52: PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25559...PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI BEKAM DI RUMAH SEHAT AFIAT CINERE

40

Lampiran 3

Nama Lengkap : Husnita Thamrin

Nama Panggilan : Nita

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir : Canada, 6 Juni 1991

E-mail : [email protected]

[email protected]

Alamat : Komplek Kehutanan Wana Mulya II No. 22,

RT01/RW02, Bogor Timur 16720

Riwayat Pendidikan:

1. Laurelhurst Elementary School (Kindergarten – 2nd Grade), 1996-1999

2. SD Negeri IV Jatiasih (Kelas 3 – Kelas 6) , Bekasi 1999-2003

3. SMP Negeri 9 Jatiasih, Bekasi 2003-2006

4. SMA Negeri 48 Jakarta, 2006-2009

5. Program Studi Pendidikan Dokter, FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2009-sekarang