PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

85
SKRIPSI PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI MTs. AL-KHAIRIYAH KEDOYA SELATAN JAKARTA BARAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Disusun Oleh : ROSYIDIN NIM : 105011000159 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H/2011 M.

Transcript of PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

Page 1: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

i

SKRIPSI

PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL

SISWA DI MTs. AL-KHAIRIYAH KEDOYA SELATAN

JAKARTA BARAT

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh :

ROSYIDIN

NIM : 105011000159

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H/2011 M.

Page 2: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

ii

Page 3: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

iii

Page 4: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

iv

Page 5: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

v

ABSTRAKSI

ROSYIDIN 105011000159

“Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Mental Siswa Di MTs. Al-Khairiyah

Kedoya Selatan Jakarta Barat” Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Adapun penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwasanya ibadah puasa

tidak hanya dipandang sebagai ibadah ritual semata atau kewajiban yang

diperintahkan Allah SWT kepada hamba-Nya. Namun, dibalik perintah kewajiban

berpuasa tersebut terdapat hikmah dan manfaat bagi penganut-Nya yang

menjalankannya secara baik dan benar.

Mengadakan penelitian di MTs. Al-Khairiyah Jakarta Barat tahun pelajaran

2010/2011. Populasi penelitian ini adalah kelas VIII yang berjumlah 150 orang

dan mengambil sampel sebanyak 30 orang.

Penelitian ini bersifat kuantitatif, instrumen yang digunakan berupa angket

dan hasilnya akan diuji dengan menggunakan rumus product moment. Dari hasil

perhitungan yang diperoleh nilai rhitung sebesar 0,559 sedangkan rtabel pada taraf

signifikansi 5% adalah 0,361 dan pada taraf signifikansi 1% adalah 0,463, dengan

demikian rhitung lebih besar daripada rtabel baik pada taraf signifikansi 5% (0,559 >

0,361) maupun pada taraf signifikansi 1% (0,559 > 0,463), artinya hipotesa

alternatif (Ha) diterima dan Hipotesa nihil ditolak (Ho), maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh positif yang cukup atau sedang antara variabel X dengan

variabel Y.

Page 6: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

vi

KATA PENGANTAR

بسن الله الرحوي الرحِين

Puji syukur Kehadirat Allah swt, yang telah melimpahkan berbagai nikmat

dan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “ Pengaruh Puasa Sunnah (Puasa Senin Kamis) Terhadap

Kesehatan Mental Siswa Di MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta

Barat”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Strata 1 (S1) pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (

UIN ).

Dalam skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang

dihadapi, namun Al hamdulillah dapat teratasi. Selama menyusun skripsi ini,

banyak ilmu dan pengalaman berharga yang penulis dapatkan. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih terutama kepada Ayahanda tercinta Bapak H. Shidiq

(Alm) dan Ibunda Hj. Muniroh yang telah mendidik penulis dengan rasa cinta,

kasih sayang dan perhatian yang tak terhingga dan penulis berjanji akan

membalas semua kebaikan yang ayahanda dan ibunda berikan kepada penulis

serta mengamalkan ilmu pengetahuan yang penulis dapatkan ketika masih

dibangku kuliah. Skripsi yang penulis buat ini dipersembahkan untuk semua

orang-orang yang menyayangi penulis baik di keluarga, kampus maupun di

lingkungan sekitarnya.

Selanjutnya juga kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, khususya kepada :

1. BAZIS Jakarta Barat yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama

3 tahun.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Ketua dan sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta serta seluruh jajaran staf Pendidikan

Agama Islam.

Page 7: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

vii

4. Drs. H. M. Alisuf Sabri, sebagai dosen skripsi yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dosen penasehat akademik Bpk. Yudi Munadhi M,Ag.

6. Ibu Nadiaturiza S.Pd. sebagai kepala Sekolah MTs. Al-Khairiyah Jakarta

Barat yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah

ini.

7. Staf TU dan Seluruh guru-guru MTs. Al-Khairiyah Jakarta Barat yang telah

memberikan informasi dan data-data melalui angket yang diperlukan dalam

penyelesaian skripsi.

8. Rekan-rekan Jurusan PAI angkatan 2005, khususnya kelas D yang telah

memberikan kepada penulis akan motivasi dan humor yang tidak akan

penulis lupakan.

9. Kepada seluruh keluarga besar penulis yang bawel menyuruh penulis untuk

segera menyelesaikan skripsi dan tak henti-hentinya memberi semangat dan

dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10. Kepada wanita yang penulis cintai Ana Noviana A.Md yang selalu berkata

kepada penulis : “Semangat ya”. Alhamdulillah berkat do‟amu skripsinya

sudah selesai. Dan juga untuk semua orang-orang yang penulis cintai dan

sayangi.

Akhirnya dengan ketulusan hati, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi dunia pendidikan pada umumnya.

Semoga Allah swt. memberikan limpahan keberkahan kepada semua pihak yang

telah membantu penulis selama ini. Amiin..

Jakarta, Oktober 2011

Dzulhijjah 1432 H

Rosyidin,

Page 8: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH ................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv

ABSTRAKSI........................................................................................................ v

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL............................................................................................... x

LEMBAR UJI REFERENSI ............................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4

BAB II KAJIAN TEORI

A. Hakikat Puasa

1. Definisi Puasa ............................................................................... 6

2. Macam-macam Puasa ................................................................... 9

3. Hikmah Puasa ............................................................................... 11

4. Indikator Puasa Yang Baik ........................................................... 16

B. Hakikat Kesehatan Mental

1. Pengertian Kesehatan Mental ........................................................ 21

2. Kedudukan dan Fungsi Kesehatan Mental Bagi Individu ............ 22

3. Faktor - faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental .............. 23

4. Indikator Kesehatan Mental .......................................................... 25

C. Puasa Dan Kesehatan Mental

1. Hubungan Puasa Dengan Kesehatan Mental ................................. 26

2. Kerangka Berfikir Dan Hipotesis .................................................. 27

Page 9: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 28

B. Variabel Penelitian .............................................................................. 28

C. Metode Penelitian ............................................................................... 28

D. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 29

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 29

F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ................................................. 32

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kependidikan MTs. Al-Khairiyah

1. Sejarah Singkat MTs. Al- Khairiyah ............................................. 34

2. Letak Geografis MTs. Al-Khairiyah ............................................. 35

3. Visi, Misi, dan Strategi MTs. Al-Khairiyah.................................. 36

4. Sarana dan Prasarana .................................................................... 37

5. Keadaan Siswa dan Tenaga Kependidikan ................................... 38

6. Kurikulum MTs. Al-Khairiyah ..................................................... 40

7. Prestasi-prestasi MTs. Al-Khairiyah ............................................. 40

B. Deskripsi Data .................................................................................... 40

C. Analisis dan Interpretasi Data ............................................................ 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 66

B. Saran.................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

x

UJI REFERENSI

BAB No. Pengarang Judul Hal Ceklist

Dosen

BAB I

PENDAHULUAN

1.

2.

3.

Undang-

undang RI No.

2/1989,

Zuhairini, et.

al,

Zakiah Darajat.

Sistem Pendidikan

Nasional Beserta

Peraturan

Pelaksanaannya,

Filsafat Pendidikan

Islam,

Peranan Agama

dan Kesehatan

Mental

1

2

2

BAB II

KAJIAN TEORI

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

El-Bahayi el-

Choli

M. Baghir al-

Habsyi

Slamet Abidin

Ahmad Isa

Asyur

Drs. Dedi

Junaidi

Zakiah Darajat

Utsman Ibn

Hasan Ahmad

al-Syakir

Ahmad

Syarifuddin

Edi A. Effendi

Wahjoetomo

Zakiah Darajat

Jalaludin dan

Ramayunis

Sururin

Mustafa Fahmi

Ahamad

Mubarok

Al-syiam

Fiqih Praktis

Fiqih Ibadah

Al-Fiqih Muyassar

Pedoman Puasa

Tuntunan dan

Permasalahannya

Puasa

Meningkatkan

Kesehatan mental

Durroh al-Nashihin

Puasa Menuju

Sehat Fisik dan

Psikis

Ribuan Hikmah

Puasa

Puasa Dan

Kesehatan

Kesehatan Mental

Pengantar Ilmu

Jiwa Agama

Ilmu Jiwa Agama

Penyesuaian Diri

Pengertian dan

Perananannya

Dalam Kesehatan

Mental

Jiwa Dalam Al-

Qu’an

7

7

8

10

12

13

14

16

19

21

22

22

23

24

25

Page 11: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

xi

19.

20.

Dadang

Hawari

Yusak

Burhanudin

Al-Qur’an Ilmu

Kedokteran jiwa

dan Kesehatan

Jiwa

Kesehatan Mental

26

27

BAB III

METODOLOGI

PENELITIAN

21.

22.

23.

Hermawan

Wasito

Nana Sudjana

Suharisimi

Arikunto

Pengantar

Metodologi

Penelitian

Penelitian dan

Penelitian

pendidikan

Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan

Praktek

30

31

31

“ Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul “

Pengaruh Puasa terhadap kesehatan Mental Siswa Di MTs. Al-Khairiyah kedoya

Selatan Jakarta Barat” yang disusun oleh Rosyidin, NIM 105011000159,

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya oleh dosen

pembimbing skripsi pada tanggal 14 Oktober 2011.

Jakarta, 15 Oktober 2011

Mahasiswa ybs, Dosen Pembimbing

Rosyidin Drs. H. M. Alisuf Sabri

NIM. 105011000159 NIP . 150 034 454

Page 12: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Kisi-kisi Instrument Penelitian ................................................................ 31

2. Skor Item Alternatif Jawaban Angket Responden ................................... 31

3. Interpretasi Nilai Product Moment .......................................................... 33

4. Data Sarana Dan Prasarana ...................................................................... 37

5. Keadaan Siswa/i MTs. Al-Khairiyah Jakarta Barat ................................. 38

6. Keadaan Tenaga Edukatif dan Non Edukatif MTs. Al-Khairiyah ........... 39

7. Pengaruh puasa terhadap aktifitas ............................................................ 41

8. Puasa menghindarkan sifat malas ............................................................ 41

9. Puasa dapat menanamkan kejujuran ......................................................... 42

10. Meninggalkan aktifitas yang tidak bermanfaat ketika berpuasa .............. 42

11. Merasa senang ketika menjalankan puasa ............................................... 43

12. Semangat belajar saat menjalankan puasa ............................................... 43

13. Puasa meningkatkan konsentrasi belajar ................................................. 44

14. Puasa dapat meningkatkan iman dan takwa ............................................. 44

15. Puasa menghilangkan rasa dendam ......................................................... 45

16. Puasa menghindarkan sifat marah ........................................................... 45

17. Menjalankan puasa dengan terburu-buru ................................................. 46

18. Puasa membuat pikiran jernih .................................................................. 46

19. Puasa dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT .................................. 47

20. Puasa menghilangkan rasa takut ............................................................... 47

21. Melatih diri untuk terbiasa berpuasa ........................................................ 48

22. Puasa menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat ..................... 48

23. Puasa atas kemauan diri sendiri ............................................................... 49

24. Puasa dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar ................ 49

25. Puasa dapat menjadikan disiplin waktu ................................................... 50

26. Puasa yang baik dan benar akan memperoleh pahala .............................. 50

27. Kecemasan dapat teratasi .......................................................................... 51

28. Menyikapi ujian dan cobaan dengan kesabaran ....................................... 52

29. Memohon pertolongan ketika dihadapkan masalah yang sulit ................. 52

30. Hari-hari selalu dilalui dengan kegembiraan ........................................... 53

31. Tidak berputus asa ketika cita-cita tidak terwujud .................................. 53

32. Bertanggung jawab terhadap perbuatan yang dilakukan .......................... 54

33. Tidak mengurung diri ketika dihadapkan masalah .................................. 54

34. Meminta bimbingan ketika dihadapkan masalah ...................................... 55

35. Merasa berdosa ketika berbohong ........................................................... 55

36. Menerima kekurangan diri dengan lapang dada ....................................... 56

37. Selalu mengalami kecemasan setiap hari .................................................. 56

38. Jujur tidak penting..................................................................................... 57

39. Tidak mengendalikan emosi ketika marah .............................................. 57

Page 13: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

xiii

40. Bila musibah datang mudah panik ............................................................ 58

41. Rasa takut selalu memggangu perasaan dan pikiran................................. 58

42. Menghadapi masalah dengan sendiri ........................................................ 59

43. Mempunyai cita-cita tetapi malas berusaha dan belajar ........................... 59

44. Mudah tersinggung ketika teman berbicara .............................................. 60

45. Membiarkan kesedihan dan ketakutan berkepanjangan ........................... 60

46. Tidak pernah mempunyai tujuan hidup .................................................... 61

47. Tabel Kerja atau Tabel Perhitungan ........................................................ 62

Page 14: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia,

sebagaimana terdapat dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 memuat Tujuan

Pendidikan Nasional sebagai berikut :

“Pendidikan Nasional bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”1

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa pendidikan merupakan suatu proses

untuk mengembangkan potensi atau kemampuan dasar yang dimiliki manusia.

Dalam proses tersebut manusia membutuhkan adanya bantuan dari orang lain

untuk membimbing, mendorong dan mengarahkan agar berbagai potensi tersebut

dapat tumbuh dan berkembang secara wajar dan optimal sehingga hidupnya kelak

dapat meraih kesuksesan. Dengan demikian dia akan dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan

fisik maupun sosial.

Pendidikan juga berusaha untuk mengembangkan aspek-aspek kepribadian

anak, baik yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat ruhaniah, termasuk

aspek individualitas, sosialitas, moralitas maupun aspek religius. Sehingga dengan

pendidikan itu akan tercapai kehidupan yang harmonis dan seimbang antara

kebutuhan aspek material dengan kebutuhan mental spiritual serta antara dunia

dan akherat. Hal ini juga ditegaskan Zuhairini bahwa “Pendidikan adalah aktivitas

dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina

1 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi, (PT. Remaja Rosdakarya, 2006), cet. Ke-3, hal. 68.

Page 15: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

2

potensi-potensi pribadinya, rohani (pikiran, rasa, karsa, cipta dan budi nurani) dan

jasmani (panca indera serta keterampilan-keterampilan).2

Dalam hubungannya dengan aspek ruhaniah seseorang sangat

berhubungan erat sekali dengan kebutuhan perkembangan jiwa dan mental

seseorang. Oleh karena itu, aspek tersebut tidak kalah penting dari aspek-aspek

lainnya. Sementara itu, kesehatan mental yang kita ketahui bersama adalah

terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan jiwa dan dari gejala-gejala

penyakit jiwa. Kesehatan mental bertujuan mencegah timbulnya

gangguan/penyakit jiwa dan gangguan emosi, dan berusaha mengurangi atau

menyembuhkan penyakit mental. Dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 hal yang

dapat mempengaruhi seseorang yaitu : perasaan, pikiran, kelakuan, kesehatan

badan.

Dari pengertian di atas, telah jelaslah bahwa aspek ruhaniah seseorang

dapat dibina dan dibimbing dengan cara mengenal dan mengimplementasikan

pengamalan-pengamalan dasar agama yang kuat, sehingga kebutuhan-kebutuhan

mental seseorang dapat terlaksana dan seimbang.

Di dalam ajaran Islam yang membawa obat kejiwaan dan ketentraman

batin, tidak mudah diterima oleh khalayak atau masyarakat, bila disajikan dengan

cara yang tidak sesuai dengan perkembangan jiwa seseorang. Agama dapat

berfungsi sebagai pengendali perbuatan dan perkataan. Apabila agama itu masuk

ke dalam kepribadian seseorang, maka kepribadian itulah yang menggerakan

orang bertindak dan berprilaku.

Sementara itu Prof. Dr. Zakiah Darajat mengatakan dalam bukunya

Peranan Agama dan Kesehatan Mental, yaitu ; dapat disaksikan betapa besar

perbedaan antara orang yang beriman yang hidup menjalankan agamanya, dengan

orang yang tidak beragama atau acuh yak acuh terhadap agamanya.3

Agaknya cukup logis bila melihat bahwa setiap ajaran agama mewajibkan

penganutnya untuk melaksanakan ajarannya secara rutin demi kebaikan bagi

penganutnya itu sendiri. Bentuk dan pelaksanaan ibadah agama, paling tidak akan

2 Zuhairini, et. al, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet.

Ke-2, h. 151 3 Zakiah Darajat, Peranan Agama dan Kesehatan Mental ,(CV. Haji Massagung,

1994), h. 56

Page 16: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

3

ikut berpengaruh dalam menanamkan keluhuran budi yang ada puncaknya akan

menimbulkan rasa sukses sebagai pengabdi Tuhan yang setia. Tindak ibadah

setidak-tidaknya akan memberikan rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna.

Sembahyang, do‟a-do‟a dan permohonan ampun kepada Allah, semuanya

merupakan cara-cara pelegaan batin yang akan mengembalikan ketenangan dan

ketentraman jiwa kepada orang-orang yang melakukannya. Oleh karena itu,

penulis mencoba mencari pengaruh ajaran-ajaran agama Islam dalam

mengembangkan kesehatan mental bagi penganutnya dan juga bagi masyarakat

luas.

Segala macam ibadah yang menjadi obat bagi aneka penyakit-penyakit

rohani, baik itu shalat, puasa, zakat maupun ibadah-ibadah lainnya yang positif

dan bermanfaat bagi diri maupun alam sekitarnya, merupakan cara dalam

membentuk dan meningkatkan kesehatan mental seseorang.

Salah-satu ibadah yang dapat mencegah perbuatan maksiat dan

menenangkan hati adalah ibadah puasa. Puasa yang artinya menahan lapar, haus,

dan perbuatan-perbuatan tercela. Puasa juga mengurangkan kesempatan untuk

makan dan minum pada seseorang, artinya berkurangnya makanan dan minuman

yang masuk ke dalam perut, maka akan berkurang otot dalam tubuh manusia.

Sehingga dorongan hawa nafsu pada seseorang akan menurun pula.

Dari pengertian puasa di atas, dapat disimpulkan bahwa salah-satu tujuan

puasa ialah mengalahkan musuh-musuh Allah yaitu setan. Setan itu masuk ke

dalam tubuh manusia melalui syahwat. Syahwat itu bisa kuat dengan sebab makan

dan minum. Dengan demikian dengan berpuasa, seseorang tidak bisa melakukan

perbuatan-perbuatan yang tercela. Puasa juga dapat melatih kejujuran, dan dapat

pula menyehatkan jasmani dan rohani seseorang apabila dikerjakan secara benar,

mengetahui rukun-rukunnya serta mengikuti syariat hukum Islam.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul :

“Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan Mental Siswa Di MTs. AL-Khairiyah

Kedoya Selatan Jakarta Barat “ sebagai karya ilmiyah dalam bentuk skripsi.

Selain dari hal tersebut diatas, yakni memberikan pemahaman khususnya

kepada umat Islam terutama orang awam, bahwa puasa tidak hanya dipandang

sebagai perintah menurut hukum Islam semata, tanpa melihat secara lebih jauh

Page 17: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

4

bagaimana sebenarnya pengaruh puasa bagi kesehatan mental anak. Padahal

kesehatan mental penting untuk kehidupannya terutama terhadap kejiwaan anak.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari perbedaan persepsi maka perlu mengarahkan

pembatasan masalah dalam skripsi ini sebagai berikut:

a. Puasa yang dimaksud adalah puasa sunnah (puasa Senin dan Kamis).

b. Pengaruh puasa yang dimaksud adalah pengaruh terhadap kesehatan mental,

yakni terhindarnya siswa dari gejala gangguan jiwa seperti mudah emosi,

merasa tidak tenang, ketakutan, kecemasan, dan rasa tidak nyaman.

c. Siswa yang dimaksud disini adalah siswa kelas VIII MTs. Al-Khairiyah

Kedoya Selatan Jakarta Barat tahun 2010-2011.

2. Perumusan Masalah

Dari pembatasan masalah diatas, maka penulis perlu menetapkan

perumusan masalah. Perumusan masalahnya ialah:

a. Apakah ada pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa ?

b. Sejauh mana pengaruh puasa terhadap kesehatan mental siswa ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh puasa terhadap kesehatan mental

siswa.

2. Untuk mengetahui sejauh mana nilai kontribusi pengaruh puasa terhadap

kesehatan mental siswa.

D. Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan akan pentingnya pengaruh puasa

bagi kesehatan mental.

Page 18: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

5

2. Menambah tingkat pemahaman terhadap ibadah yang dapat menyehatkan

mental.

3. Memotivasi diri untuk dapat mengimplementasikan ibadah-ibadah seperti

puasa serta dapat mengembangkan budaya berpuasa dalam kehidupan sehari-

hari.

4. Untuk menambah khazanah keilmuan terutama dalam dunia pendidikan.

Page 19: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. HAKIKAT PUASA

1. Definisi Puasa

Menurut bahasa syiam, puasa berarti “ menahan dari sesuatu”4. Menurut

syara’ ialah : “menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan seperti

makan, minum dan bersenggama dari mulai terbit fajar hingga terbenam matahari,

karena perintah Allah SWT semata-mata, dengan disertai niat syarat-syarat

tertentu.5 Adapun puasa dalam istilah fiqih adalah :

الصِيَامُ هٌوَتَرْكُ الْاكْلُ وَالَشرَبُ وَالجِمَاعُ مِنَ طُلٌوْعِ اْلفَجْرِ اِلَى غُرٌوْبِ الشَمْسِ مَعَ نِيَةِ الصِيَامُ

لِله تَعَالَى

Artinya : Puasa ialah meninggalkan makan, minum, dan jima’ mulai dari terbit

fajar sampai terbenam matahari dengan niat karena Allah swt.6

Sedangkan menurut Imam Barakat Abdullah Ba‟lawiy Al-Hadad7

menyebutkan bahwa puasa itu memiliki ruh (jiwa) dan bentuk. Bentuk dari puasa

adalah menahan diri dari makan, minum, bersetubuh (dengan istri) mulai dari

terbit fajar sampai terbenam matahari dengan suatu niat (ibadah). Sedangkan

jiwa/ruh dari puasa ini adalah menahan diri dari melakukan perbuatan dosa dan

hal-hal haram lainnya, dan sebaliknya melakukan amala-amalan fardhu (wajib).

Dengan demikian, orang berpuasa dari makan, minum dan bersetubuh di siang

hari tetapi tidak menahan diri dari perbuatan dosa dan hal-hal haram lainnya, baik

perkataan maupun perbuatan, maka ia hanya akan mendapat rasa haus dan lapar

semata.

Ketentuan yang mewajibkan puasa ialah firman Allah swt.

4 El-Bahayi el-Choli, Al syiam, (Cairo : Qadadar Street ), Seri II, hal. 20

5 M.Baghir al-Habsyi, Fiqih Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), Cet ke-I, hal. 341

6 al-Habsyi, Fiqih Praktis, hal. 342

7 al-Habsyi, Fiqih Praktis, hal. 343

Page 20: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

7

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi

orang-orang bertaqwa (QS. Al-Baqarah, ayat 183).8

Adapun Syarat Wajib dan Sahnya Puasa sebagai berikut:

1. Syarat wajib puasa

a. Beragama Islam

b. Baligh dan berakal ; anak-anak belumlah diwajibkan berpuasa, tetapi

apabila kuat mengerjakannya, boleh diajak berpuasa sebagai latihan.

c. Suci dari haidh dan nifas ( ini tertentu bagi wanita )

d. Kuasa ( ada kekuatan), kuasa disini artinya tidak sakit dan bukan yang

sudah tua. Orang sakit dan orang tua, mereka boleh tidak berpuasa, tetapi

wajib membayar fidyah.

2. Syarat sahnya puasa ;

a. Islam

b. Tamyiz, artinya orang-orang/anak-anak yang dapat membedakan antara

baik dan buruk, tegasnya bukan anak yang terlalu kecil dan bukan orang

gila.

c. Suci dari haidh dan nifas, wanita yang sedang haidh dan nifas tidak sah

jika mereka berpuasa, tetapi wajib qadha pada waktu lain, sebanyak

bilangan hari yang ia tinggalkan.

d. Tidak di dalam hari-hari yang dilarang untuk berpuasa.9

8 T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Puasa, (N.V. Bulan Bintang, Jakarta

1983), Cet. Ke-9, hal. 35 9 Slamet Abidin, Fiqih Ibadah, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1998), Cet. ke-I,

hal. 252-253

Page 21: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

8

Dalam melaksanakan ibadah puasa, disyaratkan melakukan hal-hal sebagai

berikut;

1. Niat

Puasa harus dengan niat didalam hati yang diucapkan pada malam harinya

(puasa Ramadhan). Sempurnanya niat harus jelas untuk berpuasa besok

memenuhi kewajiban karena Allah swt, berikut sabda Nabi saw :

هَيْ لَنْ يَجْوَعُ الصَيَامُ قَبْلَ الفَجْرِ فَلَا صِيَامُ لَهُ ( رواه الخوسة)

Artinya : Barangsiapa tidak berniat berpuasa pada malam hari sebelum fajar

tiba, maka tidak puasa baginya ( HR. Lima ahli hadits ).10

2. Sahur

Makan sahur menurut ijma‟ umat Islam adalah sunnah dan tidak berdosa

bila ditinggalkan. Waktu sahur adalah dari pertengahan malam sampai terbit fajar

dan disunnatkan mengakhirkannya. Sabda Nabi Saw.

(رواه البخارى و هسلن )تَسَحُرُوْا فَاِىَ فِي السَحُوْرُ بَرَكَةُ

Artinya : Makan sahurlah kamu karena makan sahur itu barokah ( HR. Bukhari

Muslim).11

Orang yang berpuasa hendaknya menjaga diri dari hal-hal yang

membatalkan seperti makan, minum, bersenggama dan juga harus menahan diri

dari godaan-godaan yang berupa hinaan dari orang lain maupun cacian. Oleh

karena itu, apabila sedang berpuasa maka perbanyaklah bersabar dalam

menghadapi tantangan untuk menjalankan ibadah puasa.12

Adapun hal-hal yang membatalkan puasa yaitu :

1. Yang wajib qadha saja

a. Makan atau minum secara sengaja,termasuk juga memasukan sesuatu

benda,bukan makanan ke dalam tubuh melalui saluran yang biasa,

seperti: mulut, hidung, dan telinga.

10

Abidin, Fiqih Ibadah, hal. 248 11

Abidin, Fiqih Ibadah, hal. 249 12

Abidin, Fiqih Ibadah, hal. 250

Page 22: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

9

b. Muntah dengan sengaja.

c. Haid dan nifas.

d. Istimna‟ (masturbasi), yaitu dengan sengaja melakukan sesuatu yang

menimbulkan rangsangan syahwat dan menyebabkan keluarnya mani.

e. Membatalkan niat puasa.

f. Makan, minum, atau melakukan jima‟ karena mengira matahari telah

terbenam atau fajar belum terbit.13

g. Gila.

h. Murtad.

i. Pingsan, apabila pingsan seluruh siangna dan tidak sadar sesaat pun, alau

saar diwaktu siang,maka puasanya tetap sah.

2. Yang wajib qadha dan kaffarat

Tidak ada larangan bagi seorang suami melakukan jima‟ dengan istrinya

dimalam hari dimalam ramadhan. Tetapi jika ia melakukan di siang hari, ketika

sedang berpuasa, maka selain batal puasanya ia pun wajib kaffarat selain

mengqadha. Adapun kaffaratnya memerdekakan budak, atau jika tidak mampu

memerdekakan budak, maka berpuasa dua bulan berturut-turut atau memberi akan

orang miskin ( masing-masing sebanyak satu mudd atau kira-kira 600 gr makanan

pokok).14

2. Macam-macam puasa

Puasa dalam Islam terbagi atas dua bagian, yaitu ; puasa wajib dan puasa

sunnah (tatawwu).

1. Puasa wajib, yang termasuk puasa wajib yaitu : puasa ramadhan, puasa

kaffarat dan puasa nadzar.

a. Puasa ramadhan

Puasa bulan ramadhan diwajibkan berdasakan firman Allah swt dalam QS.

Al-Baqarah ayat 185 :

13

Ahmad Isa Asyur, Al Fiqih Muyassar, (Jakarta: Pustaka Amani, 1994), h. 203 14

M. Baghir Al Habsyi, Fiqih Praktis, h. 30

Page 23: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

10

Artinya : Bulan ramadhan yan padanya diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk

bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk serta pemisah antara hak dan

batil, maka barangsiapa kamu menyaksikan bulan ini hendaklah berpasa (QS.

Al-Baqarah: 185).15

b. Puasa kaffarat

Puasa kaffarat yaitu puasa penganti pelanggaran tertentu pada waktu

berpuasa ramadhan atau ketika sedang melaksaakan ibadah Haji.

c. Puasa nadzar

Puasa nadzar yaitu puasa yang dilakukan kaena ada tekad atau janji dari

individu itu sendiri.

2. Puasa Sunnah, yang termasuk puasa sunnah, yaitu :16

a. Puasa enam hari di bulan syawal.

Abu Ayyub ra. Menginformasikan, Muhammad Rasulullah saw.

bersabda, “Barangsiapa berpuasa pada bulan Romadhon, lalu dilanjutkan

dengan puasa enam hari pada bulan Syawal, maka nilainya seperti puasa

sepanjang tahun.”(HR. Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi)

b. Puasa Arafah untuk selain yang sedang berhaji ( 9 Dzulhijjah ).

Muhammad Rasulullah saw. bersabda: “Puasa pada Arofah itu

dapat menghapuskan dosa selama dua tahun, yakni satu tahun lalu dan

satu tahun yang akan datang”.(HR. Muslim)

c. Puasa hari Asyura ( 10 Muharram).

Tentang pahalanya ditegaskan oleh Nabi Muhammad saw: “Puasa

hari Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa selama satu tahun yang

lalu.” (HR. Muslim dari Abi Qotadah)

15

T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pedoman Puasa, (N.V. Bulan Bintang, Jakarta

1983), Cet. Ke-9, hal. 25 16

Syamsul Rijal Hamid, Buku Pintar Agama Islam, (Cahaya salam, 2006), hal.

383-385

Page 24: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

11

d. Puasa tiga hari pertengahan bulan.

Abu Dzar Al-Ghifari ra. Mengungkapkan, Muhammad Rasulullah

saw. bersabda, “Wahai Abu Dzar, apabila engkau hendak berpuasa

sunnah pada setiap bulannya, maka laksanakanlah pada tanggal 13 (tiga

belas, 14 (empat belas), dan 15 (lima belas)”. (HR. Tirmidzi)

e. Puasa hari Senin dan Kemis.

Usamah bin Zaid ra. Mengungkapkan, bahwa Nabi Muhammad

saw. sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Lalu seorang sahabat

bertanya tentang hal itu. Maka beliau menjawab, “ Sesungguhnya amal

perbuatan manusia diangkat menuju Allah pada hari Senin dan Kamis”.

(HR. Abu Dawud)

f. Puasa sunnah Nabi Dawud As

“Puasa sunnah yang terbaik adalah puasa yang dilakukan Nabi

Dawud, sehari ia berpuasa dan sehari berikutnya tidak”. (HR. Bukhori

Muslim)

g. Puasa di bulan Sya‟ban.

„Aisyah ra. Menuturkan, “Aku tidak melihat Rasulullah saw.

menyempurnakan puasa satu bulan penuh, selain pada bulan Ramadhan.

Dan aku tidak melihat beliau pada bulan-bulan yang lai berpuasa lebih

banyak dari bulan Sya’ban.” (HR. Jama‟ah ahli hadits)

Adapun waktu-waktu yang dilarang untuk berpuasa, ialah :

1. Diharamkan berpuasa pada dua hari raya ( Idul fitri dan Idul adha )

2. Diharamkan berpuasa pada hari Tasrik, yaitu tangal 11, 12, 13 Dzulhijjah

3. Tidak boleh berpuasa pada hari syak ( diragukan )

4. Tidak boleh seorang istri berpuasa tatawwu tanpa seizin suaminya

5. Dimakruhkan berpuasa sepanjang tahun.

3. Hikmah Puasa

Meskipun di dalam salah satu hadits qudsi dinyatakan bahwa puasa itu

untuk Allah swt dan Dia sendiri yang akan membalasnya, yang karena ia

merupakan ibadah yang bersifat mahdhah (langsung kepada Allah swt) dan

Page 25: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

12

ghairu ma’qulatil ma’na (supra-rasional) artinya tidak dapat dicerna dengan akal.

Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti bahwa puasa itu sepi dari hikmah, manfaat,

dan faedah bagi pelakunya. Orang-orang beriman diwajibkan berpuasa dan

dianjurkan puasa sunnat lantaran puasa ini memberikan pengaruh dan hikmah

untuk meningkatkan nilai-nilai manusia dan mempertinggi mutunya, yang

meliputi aspek; ruhaniah (kejiwaan), ijtimaiyah (sosial), dan shihiyah (

kesehatan).17

a. Aspek Kejiwaan

Dalam aspek ruhaniyah (kejiwaan) ini, puasa memberikan bagi pelakunya,

antara lain.

1. Puasa melatih pelakunya untuk memiliki watak dan ahklak yang mulia serta

menanamkan sifat-sifat kepribadian yang luhur, seperti amanah, jujur, dan

dapat dipercaya serta membiasakann diri takut kepada Allah swt baik di saat

sendiri maupun saat beramai-ramai karena tidak ada yang mengawasi orang

yang berpuasa kecuali kepada Allah swt.

2. Puasa membiasakan pelakunya untuk bersikap sabar, tahan penderitaan, serta

melatih jiwa dan membantu pengendaliannya hingga ia memiliki sikap takwa

dan suka menyuburkannya; sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Al-

Baqarah 183.

3. Sikap takwa yang dapat ditumbuhkan oleh puasa ini menunjukkan besarnya

faedah puasa dan hikmahnya yang sangat tinggi yaitu membiasakan jiwa

orang yang berpuasa meningglkan keinginan-keinginan nafsu yang dibolehkan

demi melaksanakan perintah Allah swt dan mengharap pahala dari-Nya,

sehingga terdidiklah kemauan dan tabiatnya melembaga menjadi jiwa takwa

dengan merasa ringan meningglkan segala yang diharamkan.

b. Aspek Sosial

Dalam aspek ijtimaiyah (sosial) ini, puasa memberikan kepada pelakunya

beberapa manfaat di antaranya,

17

Drs. Dedi Junaedi, Pedoman Puasa Tuntunan dan Permasalahannya,

(Akademika Pressindo, 2004), Cet. Ke-1, hal. 11-15

Page 26: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

13

1. Puasa membiasakan umat (pelakunya) untuk berdisiplin dan bersatu-padu,

cinta keadilan dan persamaan antarsesama. Puasa juga membentuk sifat kasih

(rahmat) dan ihsan pada orang-orang mukmin, hingga masyarakat terjaga dari

kejahatan dan kerusakan karena telah tercipta solidaritas yang tinggi dan

ukhuwah yang berdasarkann pada iman di antara mereka.

2. Puasa memberikan pengalaman langsung tentang keadaan dan penderitaan

yang dialami oleh kaum fakir miskin atau mereka yang menderita musibah

kelaparan dan sebagainya. Lantaran memiliki pengalaman ini, akan tumbuh

dalam diri ( orang-orang berpuasa) rasa cinta dan kasih sayang terhadap

sesama, khususnya terhadap mereka yang melarat. Hal ini sejalan dengan

perbuatan Nabi Yusuf saat ditanya : “mengapa Anda banyak berpuasa,

padahal Anda seorang pemegang pembendaharaan negara?” Jawab Yusuf:

“Saya takut kenyang lalu melupakan orang-orang yang lapar (miskin).

c. Aspek Kesehatan Fisik

Dalam aspek ini, puasa dapat memberikan manfaat bagi pelakunya, antara

lain bahwa puasa dapat membersihkan perut (usus) dan memperbaiki pencernaan

serta membersihkan badan dari kotoran yang merusak (lemak). Rasulullah saw

pernah besabda “Puasalah kalian, supaya kalian hidup sehat.” (HR. Ibnu Sunniy

dan Abu Nuaim).

Selain itu, para ahli kedokteran juga mengakui bahwa banyak penyakit

yang berasal dari masalah perut. Karena itu, mereka menyimpulkan bahwa ibadah

puasa adalah terapi mujarab untuk menyegarkan kembali jasmani manusia.

Eksperiman menunjukan banyak gejala penyakit yang bisa ditangkal dengan

menjalani terapi puasa.

d. Aspek Kesehatan Mental

1. Puasa sebagai pencegah gangguan kejiwaan

Pakar ilmu jiwa menyimpulkan bahwa yang mendorong/melatar belakangi

manusia bertindak, berprilaku dan bekerja adalah berdasarkan kebutuhan-

kebutuhan yang dapat dibagi kepada dua macam,18

yaitu;

a) Kebutuhan jasmani

18

Zakiah Darajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 1989), hal 26

Page 27: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

14

Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan pokok dari kebutuhan manusia,

jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan terguncang atau terasa sakit. Diantara

kebutuhan yang dirasakan oleh manusia adalah makan, minum, dan seks. Proses

jasmani ini berjalan terus menerus mulai dari si anak lahir sampai tua.

Makanan dan minuman adalah kebutuhan tubuh yang berkepanjangan,

terjadinya tidak dipelajari dan tidak dapat dielakan. Karena itulah manusia selalu

berusaha mencari makanan dan minuman agar ia dapat menyambung hidupnya.

Puasa mengurangkan kesempatan untuk makan, dan berkurangnya

makanan dan minuman yang masuk, maka akan berkurang otot-otot dalam tubuh

manusia. Sehingga dorongan hawa nafsu akan menurun pula.19

Salah-satu tujuan dari puasa ialah mengalahkan musuh-musuh Allah yaitu

setan. Setan itu masuk ke dalam manusia melalui syahwat. Syahwat itu biasa kuat

dengan sebab makan dan minum. Cara untuk mencegah setan itu ialah dengan

sedikit makan atau berpuasa.20

Kebutuhan seks juga tidak dipelajari akan tetapi kebutuhan mulai

dirasakan apabila manusia sudah mencapai kematangan tertentu, yang dimulai

dari masa remaja. Dirasakan kebutuhan tersebut juga menimbulkan ketegangan

tertentu pada tubuh. Hal inilah yang mendorog manusia mencari jalan untuk

memenuhinya.21

Diantara hikmah puasa yang terpenting ialah memperkuat mental,

sehingga dapat menguasai dorongan yang datang dari dalam diri berupa dorongan

biologis, maupun kegoncangan emosi yang diakibatkan oleh tidak tersalurnya

dorongan biologis itu.

b) Kebutuhan rohani

Dari segi kejiwaan, diakui bahwa suatu kebiasaan dalam memenuhi

kebutuhan akan mendorong orang untuk melakukannya pada waktu-waktu yang

telah menjadi kebiasaannya itu. Sebabnya adalah karena pemenuhan kebutuhan

tersebut mendatangkan kepuasan dan kelegaan. Apabila manusia mampu

mengendalikan diri dalam menghadapi kebutuhan-kebutuhan yang pokok

19

Darajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, hal 30 20

Utsman Ibn Hasan Ibn Ahmad al-Syakir, Durroh al-Nashihin, Indonesia : Dar

al-Ihya al-Kutub al-„Arabiyyah, ttp, hal 13 21

Darajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, hal. 28

Page 28: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

15

tersebut, ia akan sering melakukan pelanggaran terhadap hak orang lain dan

selanjutnya akan menyebabkan pertengkaran, perkelahian bahkan yang dapat

membahayakan orang banyak.22

Dapatlah kita katakan bahwa puasa merupakan salah satu cara

pengendalian dri manusia dalam menghadapi kebutuhan pokoknya yang

dinamakan puasa orang awam atau puasa yang paling sederhana. Puasa yang

demikian itu telah memenuhi syarat minimal untuk sahnya puasa dan dapat

menjadi alat pencegah ( preventif ) terhadap terjadinya gangguan kejiwaan.23

2. Puasa sebagai pembinaan kesehatan mental

Yang dituntut oleh puasa adalah kejujuran terhadap dirinya sendiri

disamping jujur kepada orang lain. Karena puasa itu ibadah batin yang tidak biasa

disaksikan oleh panca indra dengan ibadah lain yang hanya mengetahuinya ialah

Allah swt.

Sifat jujur telah tertanam pada diri seseorang, maka dirinya akan merasa

tentram, ia tidak akan dihinggapi oleh rasa takut atau rasa dosa, karena segala

sesuatunya jelas dan tidak ada yang palsu atau disembunyikan.

Dalam ilmu kesehan mental, terdapat suatu cara penyesuaian diri yang

tidak sehat yang disebut pembelaan ( sancity ), yaitu orang yang tidak berani

mengakui kepada dirinya bahwa ia telah melangar nilai-nilai yang dianutnya

sendiri.24

Ibadah puasa mencegah terjadinya gangguan-gangguan kejiwan. Nilai

puasa itu benar-benar menjangkau lubuk yang terdalam pada diri manusia yang

menunjang kepada pembinaan ahklak mulia.

3. Puasa sebagai pengobatan terhadap gangguan kejiwaan

Pengobatan kejiwaan yang paling baik adalah menghilangkan penyebab

terjadinya gangguan tersebut. Diantara penyebab gangguan kejiwaan yang banyak

terdapat adalah rasa berdosa atau bersalah dan rasa dendam.

Apabila seseorang merasa dirinya bersalah kepada manusia atau berdosa

kepada Allah swt, ia akan menderita, dan penderitaan tersebut semakin lama

semakin berat, ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kejiwaan yang agak

22 Utsman al-syakir, Durroh al-Nashihin, hal 31

23

Darajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, hal 12 24

Darajat, Puasa Meningkatkan kesehatan Mental, hal 32

Page 29: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

16

berat disertai dengan penyakit jasmani bahkan mungkin akan mengubah jalan

hidupnya.

Penderitaan yang amat berat adalah merasa berdosa, ia telah mencoba dan

mohon ampun kepada Allah swt, namun rasa dosa dan penyesalannya tidak hilang

juga. Maka laksanakanlah puasa, terlebih lagi di bulan Ramadhan dengan tekun

serta perbanyak ibadah, amal shaleh dan mohon ampun kepada Allah swt.25

4. Indikator Puasa Yang Baik

Sedemikian penting dan baiknya hikmah puasa bagi berbagai segi

kehidupan manusia, tentunya setiap orang ingin melaksanakannya, meraih

manfaat dan keuntungan bagi dirinya, terutama manfaat rohaniah-kejiwaan yang

sangat didambakan oleh setiap orang.

Berikut ciri puasa yang baik, antara lain :26

a. Dapat mengantarkan sikap hidup takwa

Orang yang bertakwa sebagai buah dari ketaatan dan kepatuhan

menjalankan perintah dan menjauhi larangannya akan selalu berkata benar,

berkata yang menyejukkan, bertindak jujur dan adil, dermawan, memenuhi janji,

tidak mendendam, berkasih sayang, dan sebagainya.

Berbagai bentuk ahklak mulia itulah indikasi takwa yang bisa terlihat

karena hakikat takwa tempatnya tersembunyi, yaitu di dalam hati nurani yang

tidak tampak kecuali oleh Allah swt.

Puasa dalam hal ini akan bisa mengantar manusia kepada ketakwaan yang

lebih baik daripada sebelumnya. Puasa melatih manusia ikhlas hati, mawas diri,

amanah, jujur, bekerja tanpa pamrih, takut dan malu semata-mata karena merasa

berada dalam pengawasan Allah swt.

Takwa merupakan target yang hendak dicapai dari aktivitas puasa, bukan

lapar, haus, atau mengekang seks semata, seperti pada agama-agama lain yang

berarti semakin menderita maka nilai puasa semakin baik. Nabi saw. Menjelaskan

bahwa ada sekian banyak orang yang berpuasa, namun tidak memperoleh hasil

25

Darajat, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, hal 20 26

Ahmad Syarifuddin, Puasa Menuju Sehat Fisik Dan Psikis, (Gema Insani

Press, 2003), Cet. Ke-1, hal. 175-230

Page 30: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

17

dari puasanya kecuali lapar dan dahaga. Hal ini karena dia dalam berpuasa tidak

berupaya meningkatkan kadar ketakwaannya.

b. Membangun kepercayaan diri

Secara psikis, do‟a memiliki pengaruh terhadap rohani. Senjata orang

beriman ini menjadikan jiwa tenang dan tabah. Doa memperkuat semangat juang

dan mendatangkan optimisme. Dengan doa, manusia memiliki kepercayaan diri

sehingga tidak minder. Doa adalah terapi psikomatik seperti takut, cemas, ragu-

ragu, dan sebagainya. Ia stabilisator jiwa terutama saat jiwa mengalami

guncangan dan tekanan berat seperti stres dan depresi.

Anjuran itu bertambah kuat menjelang waktu-waktu yang diduga kuat doa

akan mudah dikabulkan, di antaranya yaitu waktu antara azan dan iqamah, waktu

berpergian, waktu sulit dan terdesak, waktu turun hujan (pertama kali), waktu

perang berkecamuk, hari jum‟at, hari Arafah, malam hari raya Idul Fitri dan Idul

Adha, Lailatul Qadar, doa orang yang llemah dan tertindas, serta doa saat tengah

menjalani ibadah puasa.

c. Mampu mengurangi tekanan jiwa

Problem utama kesehatan jiwa manusia adalah timbulnya berbagai stresor

psikososial pada masyarakat, seperti ketidakmampuan mengikuti perkembangan

zaman, kesenjangan komunikasi, beban kerja yang menumpuk, target yang tidak

tercapai, dan persaingan tidak sehat. Akibatnya, banyak orang menderita

ketegangan, kecemasan, depresi, tidak puas, kecewa, curiga berlebihan kepada

orang lain, dan sebagainya.

Tekanan-tekanan psikologis seperti kescewa, tidak bahagia, tajut, dan

persaingan tidak sehat, berkorelasi tinggi terhadap menurunnya daya tahan tubuh

sehingga memudahkan intervensi penyakit yang dapat diketahui dari fisik, tingkah

laku, alam perasaan, dan cara berpikir seseorang.

Salah satu hikmah puasa adalah melatih dengan sengaja tidak memenuhi

kebutuhan pokok jasmani pada waktu yang biasa. Jika orang berpuasa karena

Allah merenungkan pengalaman tidak terpenuhinya kebutuhan pokok sehari-hari,

ia akan menemukan suatu pelajaran dan latihan menghadapi kesulitan. Apabila

kemampuan menghadapi dorongan dan kebutuhan pokok jasmani berhasil diraih

dalam berpuasa selama satu bulan, maka seharusnya secara berangsur-angsur ia

Page 31: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

18

dapat melatih diri untuk menghadapi kebutuhan pokok kejiwaan dan sosial yang

selama ini tidak dapat diatasinya.

d. Memupuk Solidaritas Sosial

Banyak orang menyerukan solidaritas sosial, namun banyak pula yang

hanya sebatas retorika, teori, aksesoris, dan kata-kata, belum pada tahapan aksi

dan praktik langsung. Di sinilah nilai kelebihan dari puasa yakni dapat memupuk

solidaritas sosial.

Seperti kita ketahui, sebagian masyarakat terdiri dari golongan dhuafa dan

mustadh‟afin. Mereka apakah lemah karena faktor kultural atau struktural

mengalami kesusahan dan penderitaan hidup. Setiap dari mereka manahan lapar

dan dahaga, sementara belak makanan tidak ada sama sekali kalau tidak menipis.

Puasa baginya adalah hal wajar yang dialami mereka sehari-hari. Ditambah lagi

ketika berpuasa dia tidak bisa turut bersuka cita asaat berbuka kecuali sekadar

syukur di tenga sebagian masyarakat merayakan buka puasa dengan pesta.

Mereka membutuhkan kasih sayang dan kepedulian.

Dengan puasa, orang-orang kaya akan merasakan betapa sakit dan

perihnya menahan lapar, padahal itu hanya sementara waktu. Perasaan ini akan

mengingatkan mereka kepada sebagian saudaranya yang dhuafa dan mustadh‟afin

yang senantiasa merasakan lapar dan dahaga sepanjang waktu.

Dari pengalaman ini, maka akan timbullah sikap murah hati, guna

menolong mereka yang serba kekurangan dan lemah, yang pada akhirnya akan

melahirkan pula sikap kasih sayang kepada sesama muslim. Maka jelaslah

kehidupan masyarakat muslim akan semakin kokoh dan lestari.27

e. Sebagai pengendalian diri

Kemampuan mengendalikan diri amat penting dalam kehidupan manusia.

Apabila seseorang tidak mampu mengatasi dorongan dan kebutuhannya dengan

cara yang baik dan wajar, ia akann sering menghadapi kesulitan, misalnya

melanggar kaidah-kaidah agama, keetentuan hukum, hak orang lain, merugikan

27

Edy A. Effendi, Ribuan Hikmah Puasa, (Jakarta: Puspa Swara, 1997), Cet.

Ke-1, hal. 40

Page 32: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

19

diri sendiri, bahkan lebih dari itu dapat menimbulkan bencana perkelahian,

peperangan, dan permusuhan antar negara, suku, ras dan golongan.

Ukuran kemampuan pengendalian diri seseorang bergantung pada nafsu.

Seseorang yang mampu mengendalikan nafsu, ia juga tidak akan mampu

mengendalikan akal dan hatinya.

Dilihat dari funngsinya, nafsu yang menyertai hidup dan kehidupan dapat

dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, nafsu yang melayani kepentingan dan

kebutuhan jasmani, dan kedua, hafsu yang melayani kepentingan dan kebutuhan

rohani.

Puasa dalam hal ini melatih manusia mengendalikan diri selain

meningkatkan keimanan. Anjuran berpuasa dengan menehan diri dari kata-kata

dan prilaku negatif seperti emosi, jorok, dusta, dan lainnya, melatih manusia

untuk menghindari kejahatan seperti memprovokasi dan berkarakter mulia seperti

berkasih sayang.

f. Menyehatkan emosional

Puasa erat kaitannya dengan kemampuan menahan diri (imsak). Puasa

merupakan wahana penempatan mental hingga seseorang mampu bertahan

menghadapi ujian dan cobaan serta siap menghadapi perjuangan dan pengorbanan

yang lebih berat. Puasa melatih kedisiplinan dan mengendalikan diri.

Mengendalikan diri luas cakupannya, termasuk di dalamnya adalah

mengendalikan diri dari sikap emosional.

Aktivitas puasa sangat efektif dalam upaya melatih sikap meredam marah.

Marah berasal dari nafsu yang dibimbing setan. Setan masuk ke dalam manusia

melalui aliran darah. Dalam kondisi berpuasa, tubuuh lemah akibat manahan haus

dan lapar. Kondisi ini akan menjadikan kekuatan dan energi setan turut melemah.

Oleh karena itu, sering dikatakan bahwa puasa adalah perisai (junnah). Temasuk

perisai dari gangguan marah yang disebabkan oleh nafsu setan.

Orang yang menjadikan puasa dituntut untuk memelihara emosinya.

Emosi tidak boleh dibiarkan lepas. Puasa itu mulia. Kemulian puasa tidak boleh

dirusak dengan prilaku kampungan yang tidak terkontrol dan jangan menjadikan

nilai puasa lenyap.

Page 33: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

20

g. Dapat melatih kesabaran

Menurut sahabat Ali bin Abi Thalib dan Imam al-Ghazali, sabar dibagi

menjadi tiga macam, yaitu : (1) sabar dalam ketaatan, yakni menahan kesusahan

dan kesukaran dalam mengerjakan amal ibadah,(2) sabar dari kamaksiatan, yakni

menahan diri dari mengerjakan kemaksiatan, kemungkaran, dan kedurhakaan, dan

(3) sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan, yaitu tabah, tidak mengeluh, serta

tidak berputus asa atas musibah dan berbagai penderitaan hidup yang

menimpanya.

Karena kaitannya yang lekat antara puasa dan kesabaran, Al-Qur‟an sering

menyebut puasa dengan menggunakan bahasa sabar. Allah swt. berfirman,

“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar (puasa) dan

shalat...’ (al-Baqarah : 45)

Dengan latihan kesabaran, secara psikis orang yang berpuasa lebih

memiliki kesiapan dan ketahanan dalam menghadapi derita, ujian, dan cobaan

hidup (tahammul) sebab dia telah terlatih, terbiasa, dan tertempa mentalnya. Dia

tidak mudah mengeluh dan berputus asa.

Menurut pandangan Al-Ghazali dalam bukunya Ihya Ulumuddin,

sebagaimana ditulis Wahjotomo dalam keadaan lapar karena puasa sebenarnya

akan diperoleh beberapa manfaat, yaitu :

1. Bersih hati, bersinarnya kecerdasan dan tembusnya penglihatan mata hati.

2. Halus dan bersihnya hati yang dengan itu dipersiapkan untuk memperoleh

ketekunan berzikir.

3. Terlepasnya dari nafsu-nafsu yang hina, sehingga terhindar dari jebakan-

jebakannkenikmatan, kegembiraan, dan kufur nikmat.

4. Tidak melupakan cobaan Allah yang ditimpakan kepada orang lain.

5. Hancurnya nafsu-nafsu syahwat pada perbuatan-perbuatan maksiat ataupun

jahat.

6. Menolak tidur atau dapat mengurangi frekuensi tidur yang tinggi.

7. Memudahkan dorongan untuk semakin rajin beribadah.

8. Memiliki badan yang sehat sehingga kecil kemungkinan untuk menggapai

penyakit.

9. Dapat meringankan biaya pembelanjaan.

Page 34: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

21

10. Lebih kemungkinan untuk hidup tidak boros, sehingga dapat menyisihkan

kelebihan makan atau lainnya untuk para yatim dan fakir miskin.28

B. HAKIKAT KESEHATAN MENTAL

1. Pengertian Kesehatan mental

Berikut ini merupakan beberapa definisi kesehatan mental, ialah ;

a. Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejala jiwa dan gejala

penyakit jiwa. Berbagai kalangan psikiatri ( kedokteran jiwa ) menyambut

baik definisi ini. Menurut definis ini, seseorang dikatakan bermental sehat bila

terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, yaitu adanya cemas tanpa

diketahui sebabnya, malas, hilangnya kegairahan bekerja pada diri seseorang.

b. Kesehatan mental adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain, masyarakat atau

lingkungannya. Definisi ini luas, definisi pertama diatas karena berhubungan

dengan kehidupan manusia secar umum. Menurut definisi ini seseorang

dikatakan bermental sehat bila ia menguasai diri sehingga ia terhindar dari

tekanan-tekanan perasaan atau hal-hal yang menyebabkan frustasi.

c. Kesehatan mental adalah pengetahuan dan perbuatan untuk mengembangkan

potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga

menyebabkan kebahagiaan diri sendiri dan orang lain, serta terhindar dari

gangguan dan penyakit jiwa. Dalam hal ini seseorang harus mengembangkan

dan memanfaatkan potensi yang dimilikinya sehingga ia dapat

membahagiakan dirinya dan orang lain serta tidak mengganggu hak-hak orang

lain.

d. Kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh

antara fungsi-fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi

problem-problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif

kebahagiaan dan kemampuan dirinya.29

Apabila ditinjau dari etimologi, kata “mental” berasal dari kata latin, yaitu

“mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa

28

Wahjoetomo, Puasa dan Kesehatan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997), h. 6 29

Prof. Dr. Zakiah Darajat, Kesehatan Mental , Jakarta : PT.Toko Gunung

Agung 2001, hal. 4-6

Page 35: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

22

yunani, kesehatan mental terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu

kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu

kesehatan mental).

Pengertian kesehatan mental yang dikemukakan oleh Sigmund freud

membatasi pengertian kesehatan mental itu pada “rasa tanggung jawab” seseorang

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan menurut Marie Jahoda

kesehatan mental tidak hanya terbatas kepada absennya seseorang dari gangguan

dan penyakit jiwa. Tetapi memiliki sifat atau karakteristik seperti : memiliki sikap

kepribadian terhadap diri sendiri dalam arti ia mengenal dirinya dengan baik,

memiliki pertumbuhan, perkembangan dan perwujudan diri.30

2. Kedudukan dan fungsi kesehatan mental bagi individu

Para ahli kesehatan mental telah sepakat bahwa kedudukan kesehatan

mental dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Kesehatan mental sebagai kondisi ( keadaan)

Kedudukan kesehatan mental sebagai kondisi (keadaan) mengacu kepada

pengertian diatas, seperti terhindar dari gangguan kejiwaan (neorosis) dan

penyakit kejiwaan (psychoses). Selain itu juga mampu menyesuaikan diri dengan

diri sendiri, orang lain, dan dengan masyarakat di mana ia hidup, mampu

mengendalikan diri dalam berbagai masalah serta terwujudnya keserasian dan

keharmonisan antara fungsi-fungsi kejiwaan.

b. Kesehatan mental sebagai ilmu pengetahuan

Sebagai ilmu psikologi, kesehatan yang bertujuan untuk mengembangkan

semua potensi yang ada pada manusia seoptimal mungkin. Serta

memanfaatkannya sebaik-baiknya agar terhindar dari gangguan dan penyakit

kejiwaan.

c. Kesehatan mental sebagai terapi kesehatan mental dan juga sebagai ilmu jiwa

terapan, mengkaji dan mengembangkan teknik- konseling dan terapi kejiwaan.31

30

Jalaludin dan Ramayunis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT. Kalam

Mulia, 1993), cet. Ke-1, hal. 76 31

Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Hal.

145-148.

Page 36: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

23

Dalam dunia Islam kedudukan, fungsi, dan peranan kesehatan mental

tampak lebih jelas lagi. Maksud dan tujuan Allah menciptakan manusia di muka

bumi adalah untuk beribadah dalam pengertian luas. Ibadah dalam pengertian,

kegiatannya mencakup seluruh aspek kegiatan manusia. Baik yang bersifat

i‟tiqad, pikiran, amal sosial, jasmani, rohani, akhlak dan keindahan.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Mental

Dari beberapa ciri-ciri atau criteria jiwa yang sehat adalah mempunyai

kemampuan untuk menyesuaikan diri baik dirinya sendiri, orang lain, maupun

lingkungan. Penyesuaian diri atau pribadi adalah, penerimaan individu terhadap

dirinya, tidak benci, lari, dongkol atau tidak percaya padanya. Kehidupan

kejiwaannya ditandai oleh sunyi dari kegoncangan dan keresahan jiwa yang

menyertai rasa bersalah, rasa cemas dan tidak puas.

Keadaan konflik yang umum dalam kehidupan sehari-hari mencakup pula

fakta kejiwaan lainnya, yaitu takut dan cemas. Sesungguhnya frustasi, konflik,

dan cemas merupakan suatu rangkaian, yang unsur-unsurnya berkaitan satu sama

lainnya.32

a. Frustasi

Frustasi merupakan pernyatan sikap seseorang akibat adanya hambatan

dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, atau adanya suatu hal yang

menghalangi keinginannya. Contonya banyak sekali seperti yang terdapat pada

kehidupan kita sehari-hari, contoh yang sederhana sikap seorang anak yang tidak

dapat berbuat sekehendak hatinya karena ia harus menaati peraturan orang tuanya.

Misalnya, makan, minum, tidur, dan bermain. Ada berbagai sikap yang

ditunjukkan oleh seseorang bila menghadapi rasa frustasinya, orang yang sehat

mentalnya dapat menerima frustasi itu untuk sementara, sambil menunggu

kesempatan yang memungkinkan untuk mencapai keinginannya. Sebaliknya,

orang yang tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara yang wajar. Ia

berusaha mengatasinya dengan caranya sendiri, tanpa memperdulikan keadaan

sekitarnya misalnya, dengan kekerasan.

32

Mustafa Fahmi, Penyesuaian Diri Pengertian dan Peranannya Dalam

Kesehatan Mental, (ter) Zakiah Daraadjat, (Jakarta : PT. Bulan Bintang, 1982), cet. 1,

hal. 20

Page 37: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

24

b. Konflik

Apabila dalam diri seseorang terdapat dua dorongan atau lebih yang salin

bertentangan dan tidak dipenuhi dalam waktu yang bersamaan dapat

menyebabkan adanya konflik jiwa pada seseorang. Konflik jiwa ini dapat dibagi

dalam dua kategori yaitu:

1) Pertentangan antara dua hal yang diinginkan tetapi tidak mungkiin diambil

keduanya.

2) Pertentangan antara dua hal berbeda yang salah satu diantarana sangat

diharapkannya, sementara satu lainnya ingin dihindari. Konflik ini terjadi

apabila ada dua macam keinginan yang salin bertentangan atau saling

menghalangi.

3) Pertentangan antara dua hal yang tidak diinginkan, yaitu sama-sama tidak

disenangi jika salah satu dihindari maka harus menghadapi yang lainnya, yang

juga tidak diinginkan.

c. Kecemasan

Kecemasan adalah luapan berbagai emosi yang menjadi satu. Kecemasan

ini terjadi ketika seseorang sedang menghadapi sesuatu yang menekan perasaan

dan menyebabkan pertentangan batin dalam dirinya. Dalam kecemasan terdapat

segi yang disadari seperti rasa takut, terkejutt, tidak berdaya, rassa dosa atau

bersalah, terancam, dan sebagainya.

4. Indikator Kesehatan Mental

Menurut Kitab suci Al-Quran, ketenangan jiwa ditandai dengan rasa aman,

bebas dari rasa takut dan sedih baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian

orang yang sudah mencapai tingkat ketenangan dia selalu aman karena berada

disisi Allah swt, yakin akan kebenaran dan tidak pernah takut maupun cemas

dalam menghadapi masalah. Tingkatan ini disebut the Meaning of the Glorious

Quran artinya puncak dari kebahagiaan seorang mukmin.33

Yang dimaksud dengan Indikator kesehatan mental atau ciri mental yang

sehat adalah dasar-dasar yang harus di tegakkan manusia guna mendapatkan

33

Ahmad Mubarok, Jiwa Dalam Alquran, ( Jakarta: PT Paramadina, 2000), cet.

Ke-1. hal. 82

Page 38: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

25

kesehatan mental dan terhindarnya dari gangguan kejiwaan. Diantara prinsip

tersebut adalah sebagai berikut:

Menurut organisasi kesehatan se-dunia (WHO), memberikan kriteria jiwa

yang sehat sebagai berikut :

a. Memiliki gambaran dan sikap yang baik terhadap diri sendiri

b. Memiliki keterpaduan atau integrasi diri

c. Memiliki perwujudan diri sebagai proses kematangan diri

d. Berkemampuan menerima orang lain, melakukan aktifitas sosial, dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat tinggal

e. Berminat dalam tugas dan pekerjaan

f. Memiliki agama, cita-cita, dan falsafah hidup

g. Pengawasan diri

h. Rasa benar dan tanggung jawab.34

Selanjutnya dikemukakan bahwa setiap gangguan dalam perkembangan

kesehatan jiwa tersebut di atas yang menjelma sebagai perubahan dalam fungsi

jiwa seseorang itu, merupakan gangguan di bidang kejiwaan.

Di pihak lain ada yang memberikan criteria jiwa atau mental yang sehat,

adalah sebagai berikut :

1) Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun

kenyataan itu buruk baginya.

2) Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.

3) Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.

4) Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.35

Berkenaan dengan pribadi normal dan mental yang sehat, DR. Kartini

Kartono mengutip Principles of Abnormal Psychology karangan Maslow and

Mittleman, yaitu sebagai berikut :

a. Memiliki rasa aman (sense of security) yang tepat, mampu berhubungan

dengan orang lain dalam bidang kerja, pergaulan dan dalam lingkungan

keluarga.

34

Sururin, Ilmu Jiwa Agama, hal. 145-148 35

Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,

(Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), cet. Ke-2, Hal. 11-12

Page 39: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

26

b. Memiliki penilaian ( self evaluation) wawasan diri yang rasional dengan

harga diri yang tidak berlebihan, memiliki kesehatan secara moral, dan

tidak dihinggapi rasa bersalah. Selain itu juga dapat menilai prilaku orang

lain yang rasional dan tidak menusiawi sebagai gejala prilaku yang

menyimpang.

c. Mempunyai spontanitas dan emosional yang tepat.

d. Memiliki dorongan dan nafsu-nafsu jasmaniah yang sehat dan mampu

memuaskannya dengan cara yang sehat, namun tidak diperbudak oleh

nafsunya sendiri.

e. Mempunyai pengetahuan diri yang cukup dengan memilliki motif hidup

yang sehat dan kesadaran tinggi.

b. Memiliki tujuan hidup yang wajar, tepat, dan realitas sehingga bisa dicapai

dengan kemampuan sendiri serta memilliki keuletan dalam mengejar

tujuan hidupnya agar bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat

pada umumnya.36

Berdasarkan uraian-uraian diatas mengenai indikator kesehatan mental,

dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental mengandung banyak arti, yakni tidak

hanya terhindarnya seseorang dari gejala gangguan-gangguan kejiwaan tetapi

lebih bersifat kemampuan dan mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam

dirinya.

C. Puasa Dan Kesehatan Mental

1. Hubungan Puasa Dengan Kesehatan Mental

Peranan puasa dalam menciptakan kesehatan mental cukup besar, baik

sebagai pengobatan terhadap gangguan kejiwaan, sebagai pencegahan agar tidak

terjadi gangguan kejiwaan, maupun sebagai alat untuk kesehatan mental.

Dalam ibadah puasa, kejujuran yang dituntut adalah jujur terhadap diri

sendiri di samping jujur kepada orang lain. Orang yang tahu persis apakah

seseorang itu berpuasa atau tidak, adalah dirinya sendiri. Orang lain dapat

dibohonginya. Sebab menelan air waktu berkumur-kumur sudah menyebabkan

36

Yusak Burhanudin, Kesehatan Mental, (Bandung, PT. Pustaka Setia, 1999),

Cet. 1, hal. 13-14

Page 40: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

27

puasa itu batal, walaupun ia meneruskan puasanya, tidak makan, minum maupun

yang membatalkan puasa.

Puasa juga merupakan hubungan ruhani antara mahkluk dengan

kholiknya, orang yang sedang mengerjakan puasa dengan khusus tidak akan

merasa sendiri. Puasa bertujuan agar manusia selalu dekat dengan Allah SWT,

sehingga mendorong manusia untuk berusaha dan tidak tergelincir serta

terperosok kepada gelisah, bersalah, dan tidak tenang. Adapun kesehatan mental

adalah terhindarnya seseorang dari gejala jiwa seperti cemas, adanya konfllik,

hingga timbul rasa gelisah dan frustasi. Oleh karena itu, hubungan ibadah puasa

dengan kesehatan mental sangat erat, karena ibadah puasa mampu menyehatkan

mental manusia.

2. Kerangka Berpikir Dan Hipotesis

Adapun kerangka berfikir tersebut, bahwa penulis berkesimpulan yakni

adanya pengaruh antara ibadah puasa dengan kesehatan mental. Apabila siswa

menjalankan ibadah puasa dengan baik dan benar, maka jiwa atau mentalnya akan

baik, karena jiwa atau mental yang sehat akan mempengaruhi gaya hidup yang

normal, berkepribadian yang baik hingga dapat tercipta masyarakat yang baik

pula.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis nihil ( Ho )

dan hipotesis alternatif ( Ha ), dengan :

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang positif antara hubungan puasa terhadap

kesehatan mental siswa.

Ha = Terdapat pengaruh yang positif antara hubungan puasa terhadap mental,

yang tercermin prilaku siswa.

Page 41: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dijadikan sebagai penelitian adalah MTs. Al-Khairiyah jalan

Azalea 2 Kedoya Selatan Jakarta Barat. Sedangkan waktu dan pelaksanaannya

adalah pada hari Senin, tanggal 2 Mei - 31 Agustus 2011.

B. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu :

2. Puasa adalah variabel (X) sebagai variabel terikat.

3. Kesehatan mental adalah variabel (Y) sebagai variabel bebas.

C. Metode Penelitian

Penggunaan metode penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan data

yang valid, akurat dan sifnifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan

untuk mengungkapkan masalah yang diteliti.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif, yakni pendekatan yang hasil temuannya diperoleh melalui hitungan

atau statistik yang berbasis angka. Pendekatan kuantitatif biasanya dipakai untuk

menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendekripsikan statistik,

untuk menunjukan hubungan antar variabel.

Adapun metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis

yakni penelitain yang menggambarkan, mengungkapkan dan memaparkan data

yang diperoleh dari hasil penelitian secara jelas dan apa adanya, sehingga hasil

penelitian ini dapat tergambarkan dengan jelas. Penelitian deskriptif dimaksudkan

untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena yang terjadi di lapangan

mengenai berbagai gejala yang ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas,

yaitu melalui angket, observasi dan wawancara.

Page 42: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

29

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang

terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, atau peritiwa, sebagai sumber data

yang memiliki karakteristik dalam suatu penelitian.37

Dalam penelitian ini yang menjadi objek populasi adalah seluruh siswa

dan siswi kelas VII MTs Al-Khairiyah yang terdiri dari 150 orang siswa.

Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian dari populasi

yang memiliki sifat dan karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili

populasinya.38

Sampel diambil dengan mengunakan teknik non probility sampling

(pengambilan sampel tidak berdasarkan peluang) dengan memakai model

accidental sampling yaitu pengambilan secara kebetulan, yang mudah ditemui dan

dijangkau.

Yang diambil sebagai sampel dalam penelitian ini berdasarkan pendapat

Suharsimi Arikunto adalah jika populasinya lebih dari 100 orang maka diambil

adalah 10-15% atau 20-25%. Dan dalam penelitian ini penulis mengambil atau

menggunakan yang 20%, yakni mengambil sebanyak 30 sampel dari jumlah

populasi keseluruhan kelas VII yang berjumlah 150 siswa.

E. Teknik Pengumpulan data

Dalam upaya pengumpulan data penyusunan skripsi ini, penulis

menggunakan dua metode pendekatan penelitian, yaitu:

1. Penelitian kepustakaan (Libery Research)

Bertujuan untuk memberi literatur buku-buku dan teori yang berkaitan

dengan pembahasan dalam skripsi.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Dalam penelitian lapangan ini penulis berusaha menganalisa data yang ada di

lapangan, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat dibuktikan

relevansinya.

37

Hermawan Wasito, Pengantar metodologi Penelitian, (Jakarta; PT. Gramedia

persada Utama, 1992), h. 49 38

Nana Sudjana, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung; Sinar Baru,

1989), h. 84

Page 43: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

30

Untuk memperoleh data di lapangan ini penulis menggunakan tehnik

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Seringkali orang mengartikan observasi sebagai kegiatan yang sempit,

yakni mengamati sesuatu dengan menggunakan mata. Padahal observasi atau

yang disebut dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap

suatu objek dengan menggunakan alat indra.

Dalam hal ini penulis mengadakan pengamatan dengan seksama terhadap

pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lokasi penelitian juga

mengamati keadaan lingkungan sekolah seperti fasilitas sekolah, keadaan guru

dan murid, perlengkapan sekolah dan lain-lain.

b. Wawancara (interview)

Wawancara yang sering disebut dengan interview adalah sebagai dialog

yang dilakukan pewawancara untuk memperoleh informasi atau data dari yang

diwawancarakan.39

Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah

MTs. Al-Khairiyah yakni Ibu Nadiaturriza, guna mendapatkan informasi tentang

pelaksanaan puasa sunnah (Senin dan Kamis), kondisi kesehatan mental siswa,

latar belakang berdirinya sekolah, tentang fasilitas yang mendukung terlaksananya

proses belajar mengajar, keadaan guru dan murid dan juga tentang bagaimana

pelaksanaan puasa bagi siswa dan siswi di sekolah MTs. Al-Khairiyah.

c. Angket atau Kuesioner

Untuk mendapatkan data yang komprehensif, penulis menyebarkan angket

yang merupakan suatu daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk

memperoleh data penelitian. Dalam hal ini penulis meyebarkan angket kepada

siswa dan siswi MTs. Al-Khairiyah kelas VIII yang berjumlah 30 siswa

39 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

(Yogyakarta:Rineka Cipta, 1998), Cet. 9, Hal. 120

Page 44: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

31

Tabel 1

Kisi-kisi Instrument Penelitian

Variabel Indikator Nomor Soal

Kewajiban Puasa Keutamaan Puasa 15, 20

Fungsi Puasa

Preventif

Curative

Konstruktif

Mencegah perbuatan keji

Memiliki jiwa yang sehat

Hikmah Puasa

1, 2, 3, 4, 12

5, 6, 7, 9, 14

8, 10, 11, 13, 16, 17,

18, 19

Kesehatan Mental 1. Pentingnya jujur

2. Sabar dalam

menghadapi ujian.

3. Mengendalikan emosi.

4. Menyesuaikan diri.

5. Kasih sayang.

6, 18

3, 4, 20

7, 9, 13

1, 2, 5, 8, 10, 12, 14,

15, 16, 19

17, 11

Tabel 2

Skor Item Alternatif Jawaban Angket Responden

Positif Negatif

Jawaban Skor Jawaban Skor

Sangat Setuju 4 Sangat Setuju 1

Setuju 3 Setuju 2

Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 3

Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 4

Page 45: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

32

F. Teknik Pengolahan Dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Langkah-langkah yang digunakan dalam mengolah data adalah sebagai berikut:

a. Editing : yaitu memperbaiki atau mengedit data yang telah diperoleh dari

angket dan mendata jika ada pertanyaan yang belum diisi.

b. Coding : yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kategori untuk masing-

masing variabel. Pengkodean data berarti memberikan simbol berupa angka

pada jawaban-jawaban responden tersebut. Simbol angka inilah yang disebut

kode.

c. Tabulating : yaitu memasukkan data yang sudah diberi kode kedalam tabel

untuk memudahkan membaca data. Tabulasi juga merupakan proses

pengolahan data yang dilakukan dengan cara memasukan data ke dalam tabel.

Sedangkan data hasil wawancara dan observasi akan diolah melalui tahap :

a. Klasifikasi terhadap jawaban yang sama dan berbeda.

b. Kategorisasi melalui pengumpulan jawaban berdasarkan aspek-aspek masalah

yang sama.

c. Data tersebut kemudian diolah dan dianalisis dengan cara mempersamakan,

memperbandingkan terhadap aspek-aspek masalah yang sama.

d. Kemudian data tersebut di interpretasi terhadap jawaban yang menonjol

dengan mengacu kepada kerangka berpikir. Yakni, menjelaskan secara

terperinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan, selain itu

juga memberikan arti yang lebih luas dari penemuan penelitian.

2. Teknik Analisa Data

Setelah dilakukan pengolahan data, maka data tersebut di analisa dengan

menggunakan rumus product moment, adapun rumusnya sebagai berikut :

rxy =𝐍∑𝒙𝒚 – (∑ 𝒙 )(∑ 𝒚)

(𝐍∑𝒙𝟐 − (∑𝒙)𝟐 (𝐍∑𝒚𝟐 − (∑𝒚)𝟐

Keterangan :

r = Angka indeks korelasi r product moment koefisien korelasi

N = Jumlah responden

Page 46: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

33

X = Nilai puasa

Y = Nilai kesehatan mental

Kemudian setelah menganalisa hubungan antara kedua variabel di atas,

penulis memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” a.a Product

moment serta menarik kesimpulan dengan 2 cara yaitu :

11. Interpretasi kasar/ sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil

perhitungan dengan angka indeks korelasi „r‟ product moment seperti

dibawah ini:

Table 3

Interpretasi Nilai Product Moment

Fxy Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel x dan y ada korelasi tetapi sangat

lemah atau rendah

0,20-0,40 Antara variabel x dan y ada korelasi tetapi lemah

0,40-0,70 Antara variabel x dan y ada korelasi yang sedang

0,70-0,90 Antara variabel x dan y ada korelasi yang kuat

0,90-1,00 Antara variabel x dan y ada korelasi yang sangat

kuat

12. Interpretasi dengan berkonsultasi pada tabel nilai “r” product moment

untuk memudahkan pemberian interpretasi terhadap angka indeks

korelasi “r” product moment dapat ditempuh dengan cara berkonsultasi

pada tabel nilai “r” product moment dengan cara :

1. Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho).

2. Menguji kebenaran dari hipotesa diajukan dengan jalan

membandingkan besarnya “r” product moment dengan nilai tabel,

dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (df) dengan

rumus df=N-nr untuk df taraf signifikansi 1% dan 5%.

Keterangan :

Df = dagress of fredom

N = number of cases

Nr= banyaknya variabel yang dikorelasikan

Page 47: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs. Al-Khairiyah

1. Sejarah Singkat MTs. Al-Khairiyah

Pada mulanya di tahun 1968 Yayasan Islam Al-Khairiyah berawal dari

pendirian Majlis Taklim oleh kaum bapak dan ibu di rumah pimpinannnya sendiri

yakni Al Mukarram Al Ustadz H. Siddiq yang diprakarsai oleh putranya sendiri

Al Ustadz H. Munadi, dari majlis taklim tersebut diubah menjadi Madrasah

Diniyah dengan jumlah murid 47 orang putera dan puteri, dengan satu ruang

belajar, bertempat di rumah pimpinannya sendiri yaitu Al Ustadz H. Siddiq pada

tahun 1969.

Mengenai penamaan nama Al-Khairiyah tersebut diberikan langsung

kepada pimpinannya sendiri yakni Al Mukarram Al Ustadz H. Siddiq. Kata

“khair” yang artinya baik sedangkan kata Khairiyah artinya yang terbaik. Dengan

penamaan tersebut diharapkan madrasah Al-Khairiyah dapat menjadi yang terbaik

dari segi keilmuan dan pengajaran. Penamaan tersebut masih berjalan dan tidak

diubah sama sekali, sehingga madrasah Al-Khairiyah bisa dikenal dahulu sampai

sekarang.

Dari tahun ke tahun madrasah diniyah mengalami peningkatan dan

mengingat masa depan anak (siswa-siswinya) yang akan berkembang dan

mengalami penyesuaian diri dengan perkembangan maka pada tahun 1970

pimpinan, pengurus serta masyarakat mengadakan musyawarah dengan maksud

merubahnya menjadi madrasah Ibtidaiyah, dengan harapan mereka yang tidak

tertampung di SD Negeri dapat ditampung di Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah.

Madrasah Ibtidaiyah ini mempunyai murid sebanyak 400 orang putera dan

puteri dengan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pada petang hari serta

dengan 8 orang guru.

Page 48: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

35

Tahun demi tahun Madrasah Al-Khairiyah banyak mengeluarkan lulusan

dan mereka melanjutkan pendidikannya antara lain ke Madrasah Tsanawiyah

Negeri 1 filial (MTsN 12 sekarang) yang berlokasi di jalan Salam Jakarta Barat

cabang MTsn 1 Mampang Prapatan Jakarta Selatan dan ke Madrasah Tsanawiyah

Ass‟adatul Abdiyah yang berlokasi di Jln. Tanjung Duren Grogol Jakarta Barat

serta ke sekolah lain-lain.

Mengingat sekolah SMP/MTs pada waktu itu jaraknya berjauhan dengan

tempat tinggal murid-murid Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah, maka pada tahun

1982 pimpinan dan pengurus serta dewan guru Yayasan Al-Khairiyah

bermusyawarah untuk mendirikan sebuah sekolah lanjutan pertama (MTs), agar

anak didik yang telah lulus dari Madrasah Ibtidaiyah Al-Khairiyah tetap dapat

melanjutkan di lingkungan yayasan itu sendiri, sehingga tidak banyak

mengeluarkan biaya dan dapat dijangkau dengan mudah.

Pada bulan Juli 1984 di mulailah tahun ajaran pertama dengan satu kelas

dan jumlah siswanya sebanyak ± 50 orang putera dan puteri. Pada tahun kedua

yaitu tahun 1985 jumlah siswanya bertambah menjadi 130 orang. Pada tahun

berikutnya (1986) jumlah siswanya lebih banyak yakni 210 orang putera dan

puteri. Sedangkan pada tahun 1987 jumlah siswanya menurun menjadi 120. Pada

tahun ajaran 1998/1999 ini jumlah siswanya sebanyak kurang lebih 105 orang

putera dan puteri.40

Adapun mengenai informasi sejarah berdirinya MTs. Al-Khairiyah ini,

penulis mengambil dari data sekolah dan hasil wawancara dengan kepala sekolah

MTs. Al-Khairiyah serta dari pihak keluarga pendiri sekolah MTs. Al-Khairiyah.

2. Letak Geografis MTs. Al-Khairiyah

MTs. Al-Khairiyah berlokasi di kawasan Kedoya Selatan tepatnya di jalan

Azalea II Blok A Perum PT. Aneka Elok Kelurahan Kedoya Selatan kecamatan

Kebon Jeruk Jakarta Barat. Daerah ini belum begitu maju dalam pendidikan

(khususnya pendidikan agama) namun masyarakat sudah mulai dapat memahami

arti pendidikan baik dari segi manfaat maupun keutamaannya. Keadaan demikian

40

Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. Al-Khairiyah, Jakarta, 22 Mei 2011.

Page 49: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

36

terjadi disebabkan karena ada sebagian penduduk yang berusaha untuk mengubah

sikap acuh tak acuh terhadap pendidikan selama ini.

Ditinjau dari lokasinya MTs. Al-Khairiyah letaknya jauh dari keramaian

kota dan dapat dengan mudah ditinjau dengan kendaraan umum. Jarak dari jalan

raya Kedoya ke lokasi sekitar 200 meter. Oleh karena itu letaknya strategis sekali

dan memenuhi syarat untuk lokasi lembaga pendidikan.

3. Visi, Misi dan Strategi MTs. Al-Khairiyah

Visi :

“Unggul dalam prestasi, menguasai keterampilan dan tekhnologi serta berwawasan

global atas dasar iman dan takwa terhadap Allah swt”.

Misi :

a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan model pembelajaran yang

aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, kontekstual berbasis iman dan

takwa.

b. Membina dan mengembangkan seluruh potensi peserta didik untuk

membangun peserta didik yang cerdas terampil, kreatif, sehat jasmani dan

rohani, dan memiliki keunggulan dalam bidang akademik dan non akademik.

Strategi :

1. Penataan Sekolah:

a. Penyempurnaan sistem kerja untuk meningkatkan kualitas pelayanan

b. Pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah secara maksimal.

c. Optimalisasi pemanfaatan SDM yang ada.

d. Pelaksanaan visi, misi, dan strategi sekolah secara maksimal.

2. Peningkatan Mutu Kegiatan Belajar Mengajar:

a. Tepat dalam perencanaan, efektif dalam pelaksanaan serta tepat dalam

pemberdayaan kegiatan evaluasi.

b. Menumbuhkan keunggulan kompetitif secara kreatif.

c. Mengembangkan / merintis kelas unggulan.

Page 50: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

37

4. Sarana dan Prasarana

Sarana fisik sekolah ini terdiri dari satu bangunan milik sendiri dengan

tujuh ruangan yaitu 5 buah ruang kegiatan belajar mengajar, satu ruang kepala

sekolah dan wakil, satu ruangan guru, satu ruang kantor tata usaha bagian

administrasi dan bendahara, dua ruang WC untuk putera dan puteri.

Setiap ruang dilengkapi dengan peralatan seperti : ruang belajar dengan

peralatan belajar mengajar, ruang kantor dilengkapi dengan alat-alat kantor, juga

terdapat data kepegawaian yang memuat data nama-nama guru dan pegawai, latar

belakang pendidikannya serta terdapat pula keadaan siswa serta meja dan kursi.

Ruang guru dilengkapi dengan meja, kursi dan lemari tempat penyimpanan buku-

buku setiap guru. Dalam ruang ini pula papan jadwal pelajaran dan lain-lain.

Sarana dan prasarana atau fasilitas yang diterima oleh MTs. Al-Khairiyah

ini antara lain dari Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan ( Pemerintah Daerah

Khusus Ibu Kota Jakarta ) berupa buku paket dan beberapa buah buku pegangan

untuk guru bidang studi seperti : Buku Bahasa Inggris, IPA, IPS, Matematika.41

Selain sarana akademis sebagaimana dikemukakan di atas tersedia pula

lapangan olah raga serba guna, karena selain di gunakan untuk berolahraga

digunakan pula untuk upacara bendera setiap hari senin dan hari-hari Nasional.

Olah raga yang diajarkan seperti : bola volly, bulu tangkis dan tenis meja.

Sedangkan untuk kegiatan olah raga lainnya seperti : sepak bola, lari estafet

digunakan lapangan lain yang terletak diluar lingkungan sekolah yang berjarak

sepuluh meter dari sekolah.

Tabel 4

Data sarana dan prasarana

No. Sarana dan Prasarana Keterangan

1. Ruang Belajar 5 lokal

2. Ruang Kantor 2 ruang

41

Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs. Al-Khairiyah

Page 51: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

38

3. Ruang Perpustakaan 1 ruang

4. Lapangan Olahraga Ada

5. Ruang Ibadah/Musholla 1 ruang

6. Kantin Ada

7. WC Guru dan Murid 2 ruang

8. Meja Belajar 100 Meja

9. Kursi 200 Kursi

10. Komputer+Printer Ada

11. Kalkulator dan Mesin tik manual Ada

12.. Laptop Ada

Adapun sarana dan prasarana ini penulis memperolehnya dari hasil

wawancara penulis dengan kepala sekolah dan pihak-pihak yang terkait serta

meminta data sekolah mengenai sarana dan prasarana yang ada di MTs. Al-

Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat.

5. Keadaan Siswa dan Tenaga Kependidikan

a. Jumlah siswa

Keadaan siswa ditinjau dari kuantitas MTs. Al-Khairiyah keseluruhan

berjumlah orang siswa yang terbagi dalam 5 kelas, dengan perincian sebagai

berikut :

Tabel 5

Keadaan Siswa/i MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat

Tahun 2011/2012

No. Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. Kelas VII 61 53 114

2. Kelas VIII 78 72 150

3. Kelas IX 55 52 107

Jumlah 194 177 371

Page 52: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

39

Jumlah siswa yang sekolah di MTs. Al-Khairiyah ini adalah mayoritas

masyarakat sekitar (masyarakat yang berdomisili di sekitar Kedoya Selatan).

Karena di daerah ini hanya ada satu sekolah MTs yaitu MTs. Al-Khairiyah.

b. Jumlah Tenaga Edukatif dan Non Edukatif

Tabel 6

Keadaan Tenaga Edukatif dan Non Edukatif MTs. Al-Khairiyah

Kedoya Selatan

No. Nama Pendidikan Jabatan Guru

B.Studi

1. H. Munadi HS Pesantren Kpl. Yayasan

2. Nadiaturriza S.pd.i S1 Kpl. Sekolah SKI

3. Alwanah, S.ag S1 Guru Fiqih

4. Eva Musyrifah,

S.pd.i, M.si S1, S2 Guru Matematika

5. Abdillah, S.pd S1 Guru Olah Raga

6. Dian R, S.pd S1 Guru Sejarah

7. Fahkril Amin, Amd D3 Guru TIK

8. Ahmad Fahmi, S1 Guru Fisika

9. Siti Khadijah, S.pd S1 Guru Kesenian

10. H. Fakhrurozi, S.pd.i S1 Guru Bhs.Arab

11. H. Ramli S1 Guru PPKN

12. Nadiratul afifah, SE S1 Guru Akuntansi

13. Fathullah SMA Merbot

14. Fathuridho SMA Pesuruh

15. Fakhroin SMA Pesuruh

16. Suhendra SMP Pesuruh

Guru yang mengajar di MTs. Al-Khairiyah berjumlah 11 orang, yaitu 90%

Sarjana Pendidikan dan 10% Pendidikan Diploma.

Page 53: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

40

6. Kurikulum MTs. Al-Khairiyah

Adapun kurikulum yang digunakan MTs. Al-Khairiyah adalah kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP) artinya kurikulum operasional yang disusun

dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, yakni oleh sekolah atau

penyelenggara pembelajaran dan disusun oleh kepala sekolah dan para staf guru

pengajar.

Komponen yang ada di MTs. Al-Khairiyah terdiri dari tujuan pendidikan

sekolah, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan RPP.

7. Prestasi - prestasi yang di dapat MTs. Al-Khairiyah

Adapun prestasi-prestasi yang di dapat MTs. Al-Khariyah antara lain:

a. Juara II lomba cerdas cermat yang dilaksanakan UIN Syarif Hidayatullah

2010

b. Juara II uji kompetensi yang dilaksanakan MTsn. 10 Jakarta 2010

c. Juara II Hazir Marawis Se-Jabotabek dan Banten 2009

d. Juara II MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur‟an) tingkat kelurahan Kedoya

Selatan 2009

B. Deskripsi Data

Didalam penelitian ini penulis mengumpulkan dua jenis data, yaitu data

mengenai puasa (variabel x) dan kesehatan mental (variabel y) di MTs. Al-

Khairiyah kedoya selatan jakarta barat.

Berdasarkan data tersebut, kemudian data ini akan dituangkan dalam

bentuk tabel dan diinterpretasikan hasilnya dalam bentuk persentase perolehan.

Selanjutnya dua jenis data tersebut dikorelasikan dengan rumus korelasi product

moment dengan mencari nilai korelasi dan setelah itu diinterpretasikan hasilnya.

Page 54: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

41

C. Analisis dan Interpretsi Data

1. Analisa data dan Interpretasi data pelaksanaan puasa sunnah Senin dan

Kamis

a. Analisa tabel data pelaksanaan puasa siswa MTs. Al-Khairiyah

Tabel 7

Puasa berpengaruh positif terhadap aktivitas

NO Alternatif Jawaban F P (%)

1 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

14

11

2

3

46,67%

36,67%

6,67%

10%

Jumlah 30 100 %

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresenrase (36,67%),

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%) dan siswa yang

menjawab sangat tidak setuju berpresentase (10%). Maka hal ini menandakan

bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat berpengaruh positif terhadap

aktifitas.

Tabel 8

Puasa dapat menghindarkan sifat malas

NO Alternatif Jawaban F P (%)

2 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

16

9

5

-

53,33%

30%

16,67%

-

Jumlah 30 100 %

Page 55: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

42

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (30%),

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (16,67%). Maka hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa mampu

menghindarkan siswa dari sifat malas.

Tabel 9

Puasa dapat menanamkan kejujuran

NO Alternatif Jawaban F P (%)

3 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

12

15

2

1

40%

50%

6,67%

3,33%

Jumlah 30 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (40%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (50%), siswa

yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,66%) dan siswa yang menjawab

sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa

sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menanamkan kejujuran bagi siswa.

Tabel 10

Meninggalkan aktifitas yang tidak bermanfaat ketika berpuasa

NO Alternatif Jawaban F P (%)

4 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

15

13

2

-

50%

43,33%

6,67%

-

Jumlah 30 100 %

Page 56: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

43

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (50%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (43,33%),

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menjauhkan

siswa dari aktifitas yang tidak bermanfaat dan sia-sia.

Tabel 11

Merasa senang ketika menjalankan puasa

NO Alternatif Jawaban F P (%)

5 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

16

9

3

2

53,33%

30%

10%

6,67%

Jumlah 30 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (30%), siswa

yang menjawab tidak setuju berpresentase (10%) dan siswa yang menjawab

sangat tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini menandakan bahwa

sebagian besar siswa merasakan puasa membuat rasa senang dan bahagia ketika

menjalankan ibadah puasa.

Tabel 12

Semangat belajar saat menjalankan puasa

NO Alternatif Jawaban F P (%)

6 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

16

11

2

1

53,33%

36,67%

6,67%

3,33%

Jumlah 30 100 %

Page 57: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

44

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (36,67%),

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%) dan siswa yang

menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Hal ini menandakan bahwa

sebagian besar siswa merasakan puasa dapat membuat menjadi semangat belajar.

Tabel 13

Puasa meningkatkan konsentrasi belajar

NO Alternatif Jawaban F P (%)

7 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

18

9

1

2

60%

30%

3,33%

6,67%

Jumlah 30 100 %

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (60%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (30%),

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (3,33%) dan siswa yang

menjawab sangat tidak setuju berpresentase (6,67%). Hal ini menandakan bahwa

sebagian besar siswa merasakan puasa dapat meningkatkan konsentrasi belajar

siswa.

Tabel 14

Puasa dapat meningkatkan iman dan takwa

NO Alternatif Jawaban F P (%)

8 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

18

7

5

-

60%

23,33%

16,67%

-

Jumlah 30 100 %

Page 58: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

45

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (60%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (23,33%), siswa

yang menjawab tidak setuju berpresentase (16,67%). Maka hal ini menandakan

bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat meningkatkan iman dan

takwa kepada Allah swt.

Tabel 15

Puasa menghilangkan rasa dendam

NO Alternatif Jawaban F P (%)

9 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

14

11

4

1

46,67%

36,67%

13,33%

3,33%

Jumlah 30 100 %

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab

sangat setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase

(36,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (13,33%) dan siswa

yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini dapat

dikatakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menghilangkan

rasa dendam dihati antar siswa.

Tabel 16

Puasa menghindarkan sifat marah

NO Alternatif Jawaban F P (%)

10 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

12

11

6

1

40%

36,67%

20%

3,33%

Jumlah 30 100 %

Page 59: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

46

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (40%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (36,67%), siswa

yang menjawab tidak setuju berpresentase (20%) dan siswa yang menjawab

sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa

sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menghindarkan diri dari sifat marah

terhadap sesama.

Tabel 17

Menjalankan puasa dengan terburu-buru

NO Alternatif Jawaban F P (%)

11 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

18

9

2

1

60%

30%

6,67%

3,33%

Jumlah 30 100 %

Tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (60%), siswa yang menjawa setuju berpresentase (30%),

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%) dan siswa yang

menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Hal ini menandakan bahwa

sebagian besar siswa dalam menjalankan ibadah puasa tidak terlalu terburu-buru.

Tabel 18

Puasa membuat pikiran jernih

NO Alternatif Jawaban F P (%)

12 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

14

14

2

-

46,67%

46,67%

6,67%

-

Jumlah 30 100 %

Page 60: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

47

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab

sangat setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase

(46,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,66%). Maka hal

ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa mampu membuat

fikiran siswa menjadi lebih jernih.

Tabel 19

Puasa dapat mendekatkan diri kepada Allah swt

NO Alternatif Jawaban F P (%)

13 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

15

10

4

1

50%

33,33%

13,33%

3,33%

Jumlah 30 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (50%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (33,33%), siswa

yang menjawab tidak setuju berpresentase (13,33%) dan siswa yang menjawab

sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa

sebagian besar siswa merasakan puasa dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.

Tabel 20

Puasa menghilangkan rasa takut

NO Alternatif Jawaban F P (%)

14 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

14

12

2

2

46,67%

40%

6,67%

6,67%

Jumlah 30 100 %

Page 61: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

48

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab

sangat setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase

(40%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%) dan siswa yang

menjawab sangat tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini menandakan

bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menghilangkan rasa takut

dalam hati.

Tabel 21

Melatih diri untuk terbiasa berpuasa

NO Alternatif Jawaban F P (%)

15 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

17

11

2

-

56,67%

36,67%

6,67%

-

Jumlah 30 100 %

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (56,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (36,67%) dan

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa merasa dilatih agar terbiasa dan rajin

berpuasa.

Tabel 22

Puasa menjaga lisan dari perkataan yang tidak bermanfaat

NO Alternatif Jawaban F P (%)

16 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

14

10

6

-

46,67%

33,33%

20%

-

Jumlah 30 100 %

Page 62: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

49

Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase

(33,33%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (20%). Maka hal

ini menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menjaga lisan

dari perkataan yang tidak bermanfaat dan sia-sia.

Tabel 23

Puasa atas kemauan diri sendiri

NO Alternatif Jawaban F P (%)

17 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

14

14

2

-

46,67%

46,67%

6,67%

-

Jumlah 30 100 %

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase

(46,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal

ini menandakan bahwa sebagian besar siswa dalam melaksanakan ibadah puasa

atas kemauan sendiri dan tidak dalam keadaan dipaksa.

Tabel 24

Puasa dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar

NO Alternatif Jawaban F P (%)

18 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

16

12

2

-

53,33%

40%

6,67%

-

Jumlah 30 100 %

Page 63: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

50

Dari pernyataan tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab

sangat setuju berpresentase (53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase

(40%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Maka hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa mampu menjauhkan

diri dari perbuatan keji dan munkar.

Tabel 25

Puasa dapat menjadikan disiplin waktu

NO Alternatif Jawaban F P (%)

19 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

18

11

-

1

60%

36,67%

-

3,33%

Jumlah 30 100 %

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (60%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (36,67%)

dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa merasakan puasa dapat menjadikan

lebih disiplin waktu dari awal masuk sampai akhir jam sekolah.

Tabel 26

Puasa yang baik dan benar akan memperoleh pahala

NO Alternatif Jawaban F P (%)

20 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

18

10

1

1

60%

33,33%

3,33%

3,33%

Jumlah 30 100 %

Page 64: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

51

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (60%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (33,33%), siswa

yang menjawab tidak setuju berpresentase (3,33%) dan siswa yang menjawab

sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini menandakan bahwa

sebagian besar siswa telah menjalankan puasa dengan baik dan benar guna

memperoleh pahala dari Allah swt.

b. Interpretasi data pelaksanaan puasa MTs. Al-Khairiyah

Dari hasil data jawaban angket pelaksanaan puasa di MTs. Al-Khairiyah

menunjukkan angka positif. Hal ini ditandai dengan jawaban siswa yang sebagian

besar merasakan puasa sangat berpengaruh positif bagi dirinya baik dari segi

aktivitas maupun prilakunya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

pelaksanaan puasa di MTs. Al-Khairiyah sudah berjalan dengan baik.

2. Analisa dan interpretasi data tentang kesehatan mental

a. Analisa tabel data kondisi kesehatan mental siswa MTs. Al-

Khairiyah bersifat positif

Tabel 27

Kecemasan dapat teratasi

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (50%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (46,67%),

dan siswa yang menjawab sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini

menandakan bahwa kecemasan yang dihadapi siswa dapat teratasi dengan baik.

NO Alternatif Jawaban F P (%)

1 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

15

14

1

-

50%

46,67%

3,33%

-

Jumlah 30 100 %

Page 65: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

52

Tabel 28

Menyikapi ujian dan cobaan dengan kesabaran

Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (50%), siswa yang menjawan setuju berpresentase (43,33%)

dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa sudah mampu menyikapi ujian dan

cobaan dengan kesabaran.

Tabel 29

Memohon pertolongan ketika dihadapkan masalah yang sulit

Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (50%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (40%) dan

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (10%). Maka hal ini menandakan

bahwa sebagian besar siswa selalu memohon pertolongan kepada Allah swt dari

pada berdiam diri dan berputus asa.

NO Alternatif Jawaban F P (%)

2 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

15

13

2

-

50%

43,33%

6,67%

-

Jumlah 30 100 %

NO Alternatif Jawaban F P (%)

3 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

15

12

3

-

50%

40%

10%

-

Jumlah 30 100 %

Page 66: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

53

Tabel 30

Hari-hari selalu dilalui dengan kegembiraan

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (43,33), siswa yang menjawab setuju berpresentase (46,67%)

dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (10%). Maka hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa dalam melalui hari-hari selalu gembira

meskipun ada yang masih belum merasakan kegembiraan.

Tabel 31

Tidak berputus asa ketika cita-cita tidak terwujud

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab

sangat setuju berpresentase (40%), siswa yang menjawab setuju berpresentase

(56,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal

ini menandakan bahwa sebagian besar siswa tidak akan mudah berputus asa

ketika cita-cita mereka tidak terwujud di kemudian hari.

NO Alternatif Jawaban F P (%)

4 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

13

14

3

-

43,33%

46,67%

10%

-

Jumlah 30 100 %

NO Alternatif Jawaban F P (%)

5 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

12

17

1

-

40%

56,67%

3,33%

-

Jumlah 30 100 %

Page 67: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

54

Tabel 32

Bertanggung jawab terhadap perbuatan yang telah dilakukan

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (43,33%) dan

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (3,33%). Maka hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa akan bertanggung jawab terhadap segala

perbuatan yang telah dilakukan secara bijak.

Tabel 33

Tidak mengurung diri ketika dihadapkan masalah

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat

setuju berpresentase (56,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase

(36,67%) dan siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa tidak akan mengurung maupun berdiam

diri ketika dihadapkan masalah.

NO Alternatif Jawaban F P (%)

6 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

16

13

1

-

53,33%

43,33%

3,33%

-

Jumlah 30 100 %

NO Alternatif Jawaban F P (%)

7 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

17

11

2

-

56,67%

36,67%

6,67%

-

Jumlah 30 100 %

Page 68: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

55

Tabel 34

Meminta bimbingan ketika dihadapkan masalah

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (40%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (43,33%), siswa

yang menjawab tidak setuju berpresentase (13,33%) dan siswa yang menjawab

sangat tidak setuju berpresentase (3,33%). Hal ini menandakan bahwa sebagian

besar siswa selalu meminta bimbingan ketika dihadapkan masalah.

Tabel 35

Merasa berdosa ketika berbohong

Dari pernyataan diatas menunjukkan siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase (36,67%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (56,67%) dan

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (6,67%). Hal ini menandakan

bahwa sebagian besar siswa takut dosa apabila hendak berbohong kepada orang

lain.

NO Alternatif Jawaban F P (%)

8 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

12

13

4

1

40%

43,33%

13,33%

3,33%

Jumlah 30 100 %

NO Alternatif Jawaban F P (%)

9 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

11

17

2

-

36,67%

56,67%

6,67%

-

Jumlah 30 100 %

Page 69: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

56

Tabel 36

Menerima kekurangan diri dengan lapang dada

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat setuju

berpresentase ( 53,33%), siswa yang menjawab setuju berpresentase (43,33%) dan

siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase (3,33%). Hal ini menandakan

bahwa sebagian besar siswa menerima kekurangan diri dengan lapang dada.

b. Analisa tabel data tentang kesehatan mental siswa MTs. Al-

Khairiyah bersifat negatif

Tabel 37

Selalu mengalami kecemasan setiap hari

Dari tebel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak

setuju berpresentase (33.33%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase

(56,67%) dan siswa menjawab setuju berpresentase (10%). Hal ini menandakan

bahwa sebagian besar siswa tidak mengalami kecemasan setiap hari.

NO Alternatif Jawaban F P (%)

10 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

16

13

1

-

53,33%

43,33%

3,33%

-

Jumlah 30 100 %

NO Alternatif Jawaban F P (%)

1 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

-

3

17

10

-

10%

56,67%

33,33%

Jumlah 30 100 %

Page 70: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

57

Tabel 38

Jujur tidak penting

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab

sangat tidak setuju berpresentase (36,67%), siswa yang menjawab tidak setuju

berpresentase (43,33%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (20%).

Hal ini menandakan bahwa sebagian besar siswa berpendapat kejujuran begitu

penting dalam kehidupan sosial.

Tabel 39

Tidak bisa mengendalikan emosi ketika marah

Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat

tidak setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab tidak setuju

berpresentase (50%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (3,33%). Hal

ini menandakan bahwa sebagian besar siswa mampu mengendalikan emosi ketika

pada saat marah.

NO Alternatif Jawaban F P (%)

2 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

-

6

13

11

-

20%

43,33%

36,67%

Jumlah 30 100 %

NO Alternatif Jawaban F P (%)

3 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

-

1

15

14

-

3,33%

50%

46,67%

Jumlah 30 100 %

Page 71: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

58

Tabel 40

Bila musibah datang mudah panik

Dari tabel diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab sangat

tidak setuju berpresentase (30%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase

(56,67%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (13,33%). Hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa ketika musibah datang mereka tidak

panik.

Tabel 41

Rasa takut selalu menggangu perasaan dan pikiran

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak

setuju berpresentase (60%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase

(23,33%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (16,67%). Hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa berpendapat ketakutan tidak akan

menggangu perasaan dan pikiran.

NO Alternatif Jawaban F P (%)

4 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

-

4

17

9

-

13,33%

56,67%

30%

Jumlah 30 100 %

NO Alternatif Jawaban F P (%)

5 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

-

5

7

18

-

16,67%

23,33%

60%

Jumlah 30 100 %

Page 72: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

59

Tabel 42

Menghadapi masalah dengan sendiri

Dari tebel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak

setuju berpresentase (26,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase

(60%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (13,33%). Hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa dalam menghadapi permasalahan selalu

meminta pendapat orang lain dan tidak sendiri.

Tabel 43

Mempunyai cita-cita tetapi malas berusaha dan belajar

Dari pernyataan diatas dapat dikemukakan bahwa siswa yang menjawab

sangat tidak setuju berpresentase (43,33%), siswa yang menjawab tidak setuju

berpresentase (46,67%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (10%).

Hal ini menandakan bahwa siswa tidak malas berusaha dan belajar dalam

menggapai cita-cita.

NO Alternatif Jawaban F P (%)

6 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

-

4

18

8

-

13,33%

60%

26,67%

Jumlah 30 100 %

NO Alternatif Jawaban F P (%)

7 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

-

3

14

13

-

10%

46,67%

43,33%

Jumlah 30 100 %

Page 73: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

60

Tabel 44

Mudah tersinggung ketika teman berbicara

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawan sangat tidak

setuju berpresentase (40%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase

(50%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (10%). Hal ini menandakan

bahwa siswa tidak mudah tersinggung ketika teman sedang berbicara.

Tabel 45

Membiarkan kesedihan dan ketakutan berkepanjangan

Tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak

setuju bepresentase (46,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase

(50%) dan siswa yang yang menjawab setuju berpresentase (3,33%). Hal ini

menandakan bahwa siswa tidak merasa sedih dan takut yaang berkepanjangan.

NO Alternatif Jawaban F P (%)

8 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

-

3

15

12

-

10%

50%

40%

Jumlah 30 100 %

NO Alternatif Jawaban F P (%)

9 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

-

1

15

14

-

3,33%

50%

46,67%

Jumlah 30 100 %

Page 74: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

61

Tabel 46

Tidak pernah mempunyai tujuan hidup

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sangat tidak

setuju berpresentase (46,67%), siswa yang menjawab tidak setuju berpresentase

(40%) dan siswa yang menjawab setuju berpresentase (13,33%). Hal ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa mempunyai tujuan hidup dan cita-cita.

c. Interpretasi data tentang kondisi kesehatan mental siswa MTs. Al-

Khairiyah

Dari hasil data jawaban angket kesehatan mental siswa di MTs. Al-

Khairiyah menunjukkan angka positif. Hal ini ditandai dengan jawaban siswa

yang sebagian besar menyatakan kondisi kesehatan mentalnya sangat

berpengaruh positif bagi dirinya baik dari segi mentalnya, aktivitas maupun

prilakunya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi kesehatan mental

siswa di MTs. Al-Khairiyah dalam keadaan sehat dan baik.

3. Analisa Statistik dan Interpretasi Hasilnya

Setelah memperoleh gambaran tentang kondisi puasa dan kesehatan

mental siswa MTs. Al-Khairiyah, maka langkah berikutnya adalah mencari angka

korelasi antara variabel X ( puasa) dan variabel Y ( kesehatan mental) yang

dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :

NO Alternatif Jawaban F P (%)

10 A. Sangat Setuju

B. Setuju

C. Tidak Setuju

D. Sangat Tidak Setuju

-

4

12

14

-

13,33%

40%

46,67%

Jumlah 30 100 %

Page 75: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

62

Tabel 47

Tabel kerja atau tabel perhitungan

Responden

X X2 Y Y2 XY (N)

1 60 3600 70 4900 4200

2 68 4624 70 4900 4760

3 70 4900 71 5041 4970

4 70 4900 70 4900 4900

5 72 5184 69 4761 4968

6 75 5625 70 4900 5250

7 67 4489 65 4225 4355

8 65 4225 65 4225 4225

9 71 5041 70 4900 4970

10 68 4624 60 3600 4080

11 64 4096 65 4225 4160

12 69 4761 72 5184 4968

13 64 4096 70 4900 4480

14 65 4225 70 4900 4550

15 64 4096 68 4624 4352

16 70 4900 72 5184 5040

17 66 4356 62 3844 4092

18 71 5041 70 4900 4970

19 65 4225 60 3600 3900

20 60 3600 60 3600 3600

21 68 4624 65 4225 4420

22 55 3025 60 3600 3300

23 66 4356 70 4900 4620

24 71 5041 70 4900 4970

25 76 5776 70 4900 5320

26 61 3721 60 3600 3660

Page 76: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

63

27 72 5184 60 3600 4320

28 58 3364 60 3600 3480

29 61 3721 60 3600 3660

30 66 4356 65 4225 4290

Jumlah 1998 133776 1989 132463 132830

Setelah diketahui N=30, ∑X=1998, ∑Y=1989, ∑X2=133776,

∑Y2=132463, ∑XY=132830, maka dapatlah dicari indeks korelasinya, dengan

menggunakan rumus :

Rxy =N∑𝑥𝑦 – (∑ 𝑥 )(∑ 𝑦)

[(N∑𝑥2 − (∑𝑥)]2 [(N∑𝑦2 − (∑𝑦)2]

Rxy = 30.132830 – (1998 )(1989)

[(30.133776 − (1998)]2 [(30.132463 − (1989)2]

= 3984900 – 3974022

4013280 −3992004 x [(3973890 − 3956121 )]

= 10878

21276 x (17769 )

= 10878

35916053244

= 10878

19443 ,59

= 0,5594

Dari perhitungan di atas ternyata angka kerelasi antar variabel X (Puasa)

dan variabel Y (Kesehatan Mental) bertanda positif dengan memperhatikan

besarnya rxy yang diperoleh sebesar 0,5594.

Page 77: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

64

Apabila hasil tersebut diinterpretasikan secara kasar atau sederhana

dengan mencocokkan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product

moment, ternyata besarnya rxy (0,5594) yang besarnya berkisar antara 0,40 – 0,70

yang berarti hubungan antara variabel X dan variabel Y berkorelasi positif cukup

atau sedang.

Selanjutnya untuk mengetahui apakah itu signifikan atau tidak maka “r”

hasil perhitungan dibandingkan dengan “r tabel”. Dan sebelum

membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat kebebasannya atau df ( degrees

of freedom) yakni dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

df : degreess of freedom

N : number of cases

Nr : Banyaknya variabel yang dikorelasikan angka yang diperoleh

df = N – nr

df = 30 – 2 = 28

rhit = 0,559

rtab = pada taraf signifikansi 5% = 0,361

rtab = pada taraf signifikansi 1% = 0,463

Dengan memeriksa tabel nilai “r” product moment ternyata df sebesar 28,

pada taraf signifikansi 5% diperoleh “r” tabel = 0,361 sedangkan pada taraf

signifikansi 1% diperoleh “r” tabel = 0,463 , jika dilihat pada harga “r” tabel

tersebut rxy hitung lebih besar dari pada harga “r” tabel, baik pada taraf

signifikansi 5% (0,559 > 0,361) maupun pada taraf sinifikansi 1% (0,559 > 0,463)

artinya hipotesa alternatif (Ha) diterima dan Hipotesa nihil ditolak (Ho), dengan

demikian terdapat pengaruh positif yang signifikan antara variabel X dab variabel

Y.

Page 78: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

65

Setelah ada korelasi maka dihitung seberapa besar kontribusinya dengan

menggunakan koefisien determinasi (KD), adalah :

KD = 𝑟2 x 100%

= (0, 55)2 x 100%

= 0,3025 x 100%

= 30,25%

Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan mental siswa dipengaruhi oleh

puasa sebesar 30,25%, sedangkan 69,75% ditentukan oleh faktor lain.

Dengan demikian nilai korelasi pengaruh puasa terhadap kesehatan mental

siswa di MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat adalah sedang atau

cukup.

Adapun puasa dapat mempengaruhi jiwa mental siswa, apabila puasa

semakin rendah, maka kesehatan mental siswapun akan berkurang. Ini berarti

semakin tinggi nilai puasa siswa, maka semakin dapat pula siswa memenage dan

menjaga jiwanya dari hal-hal yang merusak dirinya sehingga terwujud dalam

implementasi sikap yang lebih baik

Page 79: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh puasa terhadap kesehatan

mental, akhirnya penulis memaparkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengaruh puasa terhadap kesehatan mental menghasilkan nilai yang

valid sebesar 0,559. Angka tersebut berada pada rentangan 0,40-0,70. Dengan

demikian pengaruh puasa terhadap kesehatan mental adalah cukup atau

sedang.

2. Mengenai sejauh mana tingkat pengaruh puasa terhadap kesehatan mental

adalah 30,25% sedangkan 69,75% dipengaruhi oleh faktor lain.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis menuangkan saran dalam

rangka sebagai motivasi dan nasehat-nasehat dari penelitian yang diadakan di

sekolah MTs. Al-Khairiyah Kedoya Selatan Jakarta Barat, antara lain :

1. Para guru perlu ditingkatkan kerjasama yang baik, khususnya guru agama

dalam rangka menjawab segala permasalahan-permasalahan yang

kontemporer, memberikan pemahaman ajaran-ajaran agama secara jelas

sehingga siswa dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Para siswa agar terus meningkatkan motivasi belajarnya dan

mengimplementasikan ibadah-ibadah yang diperintahkan oleh Allah swt

dalam kehidupan sekolah, keluarga maupun masyarakat.

3. Para orang tua agar terus mengawasi dan memberikan arahan serta bimbingan

kepada anak-anak dalam bersikap maupun berprilaku dalam mempraktekan

ajaran-ajaran agama yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an dan Hadits.

Page 80: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

67

Daftar Pustaka

Abidin, Slamet, Fiqih Ibadah, (Bandung : CV Pustaka Setia, 1998), Cet.I

Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pedoman Puasa, (N.V. Bulan Bintang, Jakarta 1983),

Cet. Ke-9

Al-Syakir, Utsman, Durroh al-Nashihin, Indonesia : Dar al-Ihya al-Kutub al-

„Arabiyyah

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,

Yogyakarta :Rineka Cipta, 1998), Cet XI.

Asyur, Ahmad Isa, Al Fiqih Muyassar, (Jakarta: Pustaka Amani, 1994)

Baghir al-Habsyi, Muhammad, Fiqih Praktis, (Bandung: Mizan, 1999), Cet. I

Burhanuddin, Yusak, Kesehatan Mental, (Bandung, PT. Pustaka Setia, 1999),

Cet. Ke-1

Darajat, Zakiah, Peranan Agama dan Kesehatan Mental ,(CV. Haji Massagung,

1994).

--------------------, Kesehatan Mental , Jakarta : PT.Toko Gunung Agung 2001

--------------------, Puasa Meningkatkan Kesehatan Mental, Bandung : Remaja

Rosdakarya, 1989.

Effendi, Edy A., Ribuan Hikmah Puasa, (Jakarta: Puspa Swara, 1997), Cet. Ke-1.

El-Bahayi el-Choli, Al-Syiam (Cairo : Qadadar Street ), Seri II

Fahmi, Mustafa, Penyesuaian Diri Pengertian Dan peranannya Dalam

Kesehatan Mental, (ter) Zakiah Daraadjat, (Jakarta : PT. Bulan Bintang,

1982), cet. 1

Hawari, Dadang, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta:

PT. Dana Bhakti Prima Yasa, 1996), cet. Ke-2

Page 81: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

68

Hamid, Syamsul Rija. Buku Pintar Agama Islam, (Cahaya salam, 2006).

Jaya, Yahya, Spiritualisasi Islam Dalam Menumbuhkembangkan Kepribadian -

Dan Kesehatan Mental, (Jakarta : CV Ruhama, 1993).

Junaedi, Dedi, Pedoman Puasa Tuntunan dan Permasalahannya, (Akademika

Pressindo, 2004), Cet. Ke-1.

Majid, Abdul dan Andayani, Dian. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi, (PT. Remaja Rosdakarya, 2006)

Mubarok, Ahmad., Jiwa Dalam Alquran, ( Jakarta: PT Paramadina, 2000), Cet.

Ke-1.

Nasuhi, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan

Disertasi), ( UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007), Cet. 2

Ramayunis dkk, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : PT. Kalam Mulia,

1993), cet. Ke-1.

Sudjana, Nana, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung :Sinar Baru,

1989).

Sururin, Ilmu Agama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004

Suryabrata, Sumardi, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PR Grafindo Persada,

1995). Cet IX, h. 72

Syarifuddin, Ahmad, Puasa Menuju Sehat Fisik Dan Psikis, (Gema Insani Press,

2003), Cet. Ke-1.

Undang-undang RI No. 2/1989, Sistem Pendidikan Nasional Beserta Peraturan

Pelaksanaannya, ( Jakarta, CV Eko Jaya 1990 )

Wasito, Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Gramedia

Persada Utama, 1992).

Wahjoetomo, Puasa dan Kesehatan, (Jakarta : Gema Insani Press, 1997),

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. Ke-2.

Page 82: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

69

Lampiran 1 :

Quesioner Angket Penelitian tentang Pengaruh Puasa Terhadap Kesehatan

Mental Siswa MTs. Al-Khairiyah

A. Petunjuk

1. Dibawah ini terdapat 40 pertanyaan, baca dan pahamilah pertanyaannya.

2. Pilihlah jawaban dengan memberi tanda check list (√ ) pada salah satu

pilihan yang tersedia dikolom.

3. Angket ini diberikan dalam rangka penelitian ilmiah, mohon angket ini

diisi dengan jawaban yang jujur sesuai dengan hati dan diri anda sendiri.

4. Isilah angket ini dengan sejujur-jujurnya.

5. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

B. Identitas responden

Nama :

Kelas :

Nb : Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai-nilai anda disekolah.

No. Pernyataan SS S TS STS

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

Jika Puasa dilakukan dengan baik dan benar, maka

ada pengaruhnya terhadap aktifiitas saya sehari-

hari.

Berpuasa menghindarkan saya dari sifat pemalas

Dengan puasa kejujuran akan tertanam

Ketika berpuasa segala aktifitas yang tidak berguna

saya tinggalkan

Merasa senang ketika menjalankan Puasa

Semangat belajar ketika menjalankan ibadah puasa

Konsentrasi belajar lebih fokus ketika berpuasa

Puasa meningkatkan iman dan takwa kepada Allah

swt.

Rasa dendam akan hilang ketika menjalankan puasa

Puasa menghindarkan saya dari sifat marah

Saya tidak terburu-buru dalam melaksanakan puasa

Puasa membuat fikiran saya jernih

Puasa dapat mendekatkan diri kepada Allah swt.

Rasa takut hilang saat menjalankan ibadah puasa

Puasa melatih diri saya untuk gemar berpuasa

Page 83: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

70

16.

17.

18.

19.

20.

Puasa dapat menjaga lisan saya dari perkataan yang

tidak bermanfaat

Jika menunaikan puasa, atas kemauan diri saya

sendiri

Puasa dapat menjauhkan diri dari perbuatan keji

dan munkar

Puasa dapat menjadikan anda disiplin waktu

Melaksanakan puasa dengan baik dan benar, akan

berpengaruh juga terhadap perolehan pahala

Kesehatan Mental

1. Pernyataan Positif

No. Pernyataan SS S TS STS

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Kecemasan yang saya hadapi dapat diatasi.

Kesabaran adalah cara untuk menyikapi cobaan atau

ujian yang menimpa diri.

Kepada Allah lah saya memohon pertolongan saat

saya dihadapkan pada masalah yang sulit.

Hari-hari selalu saya lalui dengan kegembiraan.

Tidak terwujudnya sesuatu yang saya harapkan

membuat saya tidak mudah kecewa dan putus asa.

Ketika melakukan sesuatu, maka saya harus berani

mempertanggung jawabkannya.

Saya tidak suka mengurung diri berlarut-larut.

Ibu dan bapak guru sering membimbing saya untuk

mengatasi persoalan pribadi.

Saya merasa berdosa, ketika berbohong pada orang

tua.

Kekurangan yang ada dalam diri saya, saya terima

dengan lapang dada.

2. Pernyataan Negatif

No. Pernyataan SS S TS STS

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Saya selalu mengalami kecemasan.

Jujur itu tidak penting.

Saya tidak bisa mengendalikan emosi saya, ketika

saya sedang marah.

Bila musibah datang saya mudah panic.

Rasa takut selalu menggangu perasaan dan pikiran

saya.

Orang tua tidak pernah memperhatikan

Page 84: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

71

7.

8.

9.

10.

permasalahan saya.

Saya mempunyai cita-cita, tetapi saya malas untuk

belajar dan berusaha.

Ketika teman berbicara saya mudah tersinggung.

Ketakutan dan kesedihan saya berkepanjangan dan

sangat lama.

Dalam hidup saya tidak pernah mempunyai tujuan

apa-apa.

.....Atas partisipasi anda, saya ucapkan terima kasih banyak

Page 85: PENGARUH PUASA TERHADAP KESEHATAN MENTAL SISWA DI …

72