PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE...

128
i PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE TERHADAP KECERDASAN EMOSI PADA REMAJA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Disusun Oleh : Gian Sugianto NIM : 1110070000068 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Transcript of PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE...

Page 1: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

i

PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE

KEPRIBADIAN BIG FIVE TERHADAP KECERDASAN

EMOSI PADA REMAJA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Disusun Oleh :

Gian Sugianto

NIM : 1110070000068

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

ii

Page 3: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

iii

Page 4: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

iv

Page 5: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

v

MOTTO

Dalam Hidup Bukan Masalah Agama, Harta, Atau

Tahta, Tapi Yang Terpenting Ialah Bagaimana

Kau Beretika Karena Etika Yang Memberimu

Tempat Dihati Manusia Dan Menentukan

Derajat Di Sisi Tuhan Mu

Bapak

Persembahan

Skripsi ini ku persembahkan untuk bapak, ibu, adik,

dan calon keluarga kecilku yang tak pernah letih

menyertaiku dalam doanya

Page 6: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) September 2015

(C) Gian Sugianto

(D) Pengaruh Persepsi Pola Asuh Orang Tua Dan Tipe Kepribadian Big Five

Terhadap Kecerdasan Emosi Pada Remaja

(E) xii + 106 halaman + 46 lampiran

(F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel persepsi pola

asuh orang tua (otoriter, otoritatif, permisif) dan variabel tipe kepribadian big

five (neuroticism, extraversion, openness to experience, agreeableness,

conscientiousness) terhadap kecerdasan emosi pada remaja.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa STM Pangudi Rahayu Cijantung,

Jakarta Timur berjumlah 360 siswa dan sampel penelitian ini melibatkan

sebanyak 279 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

teknik nonprobability sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah Skala

kecerdasan emosi yang dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan karakateristik

kecerdasan emosi menurut Goleman, Parental Authority Questionnaire (PAQ)

untuk mengukur pola asuh orang tua, dan Big Five Inventory (BFI) untuk

mengukur tipe kepribadian big five. Adapun metode pengujian analisis

konstruk menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA), sedangkan

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik regresi

berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pada

persepsi pola asuh orang tua (otoriter, otoritatif, permisif) dan tipe kepribadian

big five (neuroticism, extraversion, openess to experience, agreeableness,

conscientiousness) terhadap kecerdasan emosi remaja. Terdapat satu variabel

independen yang signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi yaitu variabel

pola asuh orang tua yaitu otoritatif.

Penulis berharap implikasi dari hasil penelitian ini, orang tua dapat

mengaplikasikan jenis pola asuh otoritatif dalam membimbing dan mendidik

anak.

(G) Bahan bacaan : 34; 9 buku +20 jurnal + 4 artikel internet + 1 tesis

Page 7: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

vii

Abstract

(A) Faculty of Psychology

(B) September 2015

(C) Gian Sugianto

(D) Influence of perceived parenting styles and Big Five personality type on

Emotional Intelligence of adolescents

(E) xii + 106 pages + 9 attachments

(F) This study examined influence perceived parenting styles (authoritarian,

authoritative and permissive ) and the big five personality type (neuroticism,

extraversion, openness to experience, agreeableness, conscientiousness) on

Emotional Intelligence of adolescents.

The population in this study were students STM Pangudi Rahayu Cijantung ,

of east Jakarta, totaling 360 students and this study involves a sample of 279

respondents . The sampling technique used is the technique of nonprobability

sampling. Administered in this study is the emotional intelligence scale were

made by researchers based on specific characteristics according to Goleman's

emotional intelligence , Parental Authority Questionnaire ( PAQ ) to measure

parenting parents, and the Big Five Inventory ( BFI ) to measure the big five

personality types. The testing method of analysis constructs using

Confirmatory Factor Analysis ( CFA ) , while the data analysis used in this

study using multiple regression techniques.

The results showed that there was a significant effect on the perceived

parenting styles (authoritarian, authoritative, permissive ) and the big five

personality type (neuroticism, extraversion, openess to experience,

agreeableness, conscientiousness) of emotional intelligence on adolescent.

There is one independent variable that significantly affect the emotional

intelligence that is a variable pattern that is authoritative parenting.

The authors hope the implications of the results of this study , parents can

apply the kind of authoritative parenting in guiding and educating of

adolescents.

(G) References : 34; 9 book + 20 journal + 4 website + 1 thesis

Page 8: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat,

rahmat, hidayah, dan kasih sayang yang diberikan-Nya kepada manusia sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancar dan tepat pada waktnunya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita semua,

Rasulillah Muhammad SAW berikut keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah melibatkan banyak banyak pihak

yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langusng sehingga karya ini

terselesaikan dengan baik. Banyak sekali pelajaran dan hikmah yang penulis dapatkan

baik selama penyusunan skripsi, maupun selama kuliah di fakusltas psikologi. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Wakil Dekan Bidang Akademik

Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

Dra. Diana Mutiah, M.Si dan Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum

Ikhwan Luthfi, M.Si yang telah memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini serta dalam rangka menciptakan lulusan yang berakhlak dan

berkualitas.

2. Drs. Akhmad Baidun, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan arahan, masukan, serta feedback kepada penulis sehingga penulis

dapat memperbaiki kekurangan dalam penulisan skripsi.

3. Dra. Diana Mutiah, M.Si selaku dosen pembimbing, yang secara bijaksana

dan kooperatif telah memberikan bimbingan, bantuan, dan dukungan baik

Page 9: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

ix

secara moral maupun teknis. Dan telah memberikan semangat, dukungan,

dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

4. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah memberikan limpahan ilmu dan pelajaran yang tidak

ternilai kepada penulis.

5. Harliyana Chalik, S.Pd selaku kepala sekolah STM Pangudi Rahayu

Cijantung Jakarta Timur beserta staff dan jajarannya yang begitu baik,

memberikan motivasi dan segala bentuk dukungannya kepada peneliti

selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapaku Tarnoto, Ibuku Damih tercinta yang telah berjuang untuk

memberikan semangat hidup kepada saya. Terimakasih atas segala do‟a,

restu dan harapannya kepada saya yang tak pernah lepas. Serta untuk adik

laki-laki ku Galuh yang selalu menjadi motivasi saya dalam melakukan

setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Serta seluruh keluarga besarku

yang tak pernah putus memberikan dorongan, doa, cinta dan kasih

sayang yang tulus kepada penulis

7. Untuk semua keluarga besar Psikologi 2010, khususnya B‟2010, yang selalu

menghiasi hari-hari dan menjadi inspirasi penulis.

8. Sahabat terbaik yang banyak memberikan bantuan kepada penulis selama

perkuliahan Rifki (Nizam), Haris, Hilmi, Danar, Adit, Yulian, Bobby,

Didik, dan Deri.

9. Sahabat-sahabat Al-Badru Evan, Agung, Begeng, Kiting, Uwa, Bohay,

Susilo, Susan, Samty, Noe, dan Landa yang telah memberikan keceriaan dan

canda tawanya.

Page 10: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

x

10. Alviani Wahyuni yang selalu ada untuk memberikan semangat dan

dukungannya, dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman seperjuangan dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu

persatu yang telah memberikan doa dan dukungan dalam penelitian ini.

Peneliti sadar bahwa penyususan skripsi ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif di

[email protected] penyusunan laporanyang lebih baik lagi.

Akhir kata, peneliti berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak terutama sahabat-sahabat Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, baik

sebagai bahan karya tulis berupa informasi, perbandingan maupun dasar untuk

penelitian materi lebih lanjut.

Wassalamu ’alaikum wr. wb

Page 11: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iv

MOTTO............................................................................................................ . v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

BAB 1PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah .................................................................... 9

1.2.1 Pembatasan Masalah ........................................................................... 9

1.2.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 10

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 11

1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 12

1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................................. 12

1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................................. 12

1.5 Sistematika Penulisan ................................................................................... 13

BAB 2 KAJIAN TEORI ................................................................................... 15

2.1 Kecerdasan Emosi ........................................................................................ 15

2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosi ............................................................. 15

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ...................... 18

2.1.3 Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi ........................................................ 20

2.1.4 Pengukuran Kecerdasan Emosi ........................................................... 23

2.2 Persepsi Pola Asuh ....................................................................................... 24

2.2.1 Pengertian Persepsi.............................................................................. 24

2.2.2 Pengertin Persepsi Pola Asuh .............................................................. 25

2.2.3 Jenis-Jenis Pola Asuh .......................................................................... 26

2.2.4 Pengukuran Persepsi Pola Asuh .......................................................... 30

2.3 Kepribadian Big Five .................................................................................... 31

2.3.1 Pengertian Kepribadian Big Five ......................................................... 31

2.3.2 Dimensi Big Five Personality .............................................................. 32

2.3.3 Pengukuran Big Five Personality Trait ............................................... 35

2.4 Kerangka Berfikir ......................................................................................... 36

2.4.1 Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap Kecerdasan Emosi.............. 38

2.4.2 Pengaruh Big Five Terhadap Kecerdasan Emosi............................... 40

2.5 Hipotesis Penelitian ...................................................................................... 42

BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 44

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel..................................... 44

3.2 Variabel Penelitian ....................................................................................... 44

Page 12: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

xii

3.3 Definisi Operasional Variabel ..................................................................... 45

3.4 Instrumen Pengumpulan Data ...................................................................... 47

3.5 Pengujian Validitas Konstruk Alat Ukur ...................................................... 50

3.5.1 Uji Validitas Item Kecerdasan Emosi ................................................. 53

3.5.2 Uji Validitas Item Otoriter .................................................................. 56

3.5.3 Uji Validitas Item Otoritatif ................................................................ 57

3.5.4 Uji Validitas Item Permisif .................................................................. 59

3.5.5 Uji Validitas Item Agreebleness .......................................................... 61

3.5.6 Uji Validitas Item Conscientiousness .................................................. 63

3.5.7 Uji Validitas Item Extraversion .......................................................... 65

3.5.8 Uji Validitas Item Neuroticism............................................................ 67

3.5.9 Uji Validitas Item Openness to Experience ........................................ 70

3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................... 72

BAB 4 HASIL PENELITIAN .......................................................................... 77

4.1 Gambaran Subjek Penelitian ........................................................................ 77

4.2 Hasil Analisis Deskriptif .............................................................................. 78

4.2.1 Kategorisasi skor variabel ................................................................... 79

4.3 Uji Hipotesis Penelitian ................................................................................ 80

4.3.1 Pengujian proporsi varians independent variabel ................................ 85

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN .......................................... 89

5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 89

5.2 Diskusi .......................................................................................................... 90

5.3 Saran ............................................................................................................. 97

5.3.1 Saran metodologis ............................................................................... 97

5.3.2 Saran praktis ........................................................................................ 98

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 99

LAMPIRAN ……………………………………………………………………103

Page 13: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Lima Faktor Model Personality Costa dan McCrae ........................... 34

Tabel 3.1 Blue Print Skala Kecerdasan Emosi ................................................... 47

Tabel 3.2 Blue Print Skala Persepsi Pola Asuh .................................................. 48

Tabel 3.3 Blue Print Skala Kepribadian Big Five............................................... 49

Tabel 3.4 Muatan Faktor Kecerdasan Emosi ...................................................... 55

Tabel 3.5 Muatan Faktor Otoriter ..................................................................... 57

Tabel 3.6 Muatan FaktorOtoritatif ..................................................................... 59

Tabel 3.7 Muatan Faktor Permisif ...................................................................... 61

Tabel 3.8 Muatan Faktor Agreeableness ............................................................ 63

Tabel 3.9 Muatan Faktor Conscientiousness ...................................................... 65

Tabel 3.10 Muatan Faktor Extraversion ............................................................. 67

Tabel 3.11 Muatan Faktor Neuroticism .............................................................. 70

Tabel 3.12 Muatan Faktor Openess to Experience ............................................. 72

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif .............................................................................. 78

Tabel 4.2 Pedoman Interpretasi Skor ................................................................. 79

Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Variabel ................................................................. 80

Tabel 4.4 Model Sumary Analisis Regresi ......................................................... 81

Tabel 4.5 Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ................................. 82

Tabel 4.6 Koefisien Regresi ............................................................................... 83

Tabel 4.7 Model Summay Proporsi Varians Tiap IV Terhadap DV .................. 86

Page 14: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 41

Gambar 3.1 Path Diagram Kecerdasan Emosi ................................................... 54

Gambar 3.2 Path Diagram Otoriter ..................................................................... 56

Gambar 3.3 Path DiagramOtoritatif ................................................................... 58

Gambar 3.4 Path Diagram Permisif .................................................................... 60

Gambar 3.5 Path Diagram Agreeableness .......................................................... 62

Gambar 3.6 Path Diagram Conscientiouesness .................................................. 64

Gambar 3.7 Path Diagram Extraversion ............................................................. 66

Gambar 3.8 Path Diagram Neuroticism .............................................................. 69

Gambar 3.9 Path Diagram Openess to Experience ............................................. 71

Page 15: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang mengapa perlu dilakukan penelitian

kecerdasan emosi, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan

sistematika penulisan

1.1. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang psikologi,

terdapat temuan-temuan peneliti. Salah satunya adalah temuan dari Goleman

(2000) menyatakan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20%

bagi kesuksesan, 80% dari kesuksesan individu ditentukan oleh kecerdasan

emosi.

Kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk mengatur

kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with

intelligence) menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the

appropriateness of emotion and its expression) melalui motivasi, kesadaran

dan pengendalian diri, empati serta keterampilan sosial. Kemampuan

memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola emosi diri sendiri dengan baik

dan dalam hubungan dengan orang lain (Goleman, 1995).

Kecerdasan emosi telah banyak diminati, baik masyarakat dan akademisi.

Telah banyak pula penelitian yang dilakukan yang membuktikan hubungan antara

kecerdasan emosi dengan beberapa aspek-aspek positif dalam hidup, seperti:

Page 16: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

2

kesejahteraan (well-being), kesehatan mental, kepribadian, prestasi akademik,

penyesuaian sekolah, fisik dan kesehatan psikologis (Alegre, 2012). Hal ini

mengisyaratkan pentingnya kecerdasan emosi dalam kehidupan manusia,

khususnya bagi seorang remaja sebagai generasi muda yang diharapkan menjadi

penerus bangsa, dan menjadi ujung tombak kemajuan bagi sebuah bangsa.

seharusnya sedang fokus dengan pendidikannya, disibukan dengan melakukan

hal-hal yang positif dan bermanfaat, serta berfokus dengan mengembangkan bakat

dan minatnya, namun pada kenyataanya, ironisnya para remaja di Indonesia

khususnya di Jakarta, melakukan perilaku, tindakan dan kegiatan, yang jauh

bertolak belakang dengan harapan.

Beberapa fenomena yang terjadi tiga tahun belakangan ini yang

menunjukan kurangnya kecerdasan emosi pada remaja di Indonesia khususnya di

Jakarta. seperti pada Rabu, 18 November 2015 lalu, Seorang pelajar SMK di

Jakarta Selatan tewas di Lapangan Blok S, Jakarta Selatan setelah disabet celurit

oleh pelajar lainnya (Metrotvnews.com). Seorang siswa STM I Jakarta, meninggal

dunia setelah disabet celurit dalam tawuran pelajar antara anak-anak STM Poncol

dan STM Budi Oetomo di Jalan Letjen Soeprapto, Jakarta Pusat, Senin

(19/5/2014) siang. Selain kasus-kasus tawuran pelajar, belum lama ini Tahun

2015 masyarakat Indonesia juga digegerkan dengan marakanya pembegalan,

khususnya di Jakarta dihantui teror para pembegal motor yang ternyata sebagian

pelakunya adalah anak-anak berusia belia. Salah satunya pembegalan dikawasan

sawangan Depok yang ternyata pelakunya adalah anak-anak belia yang masih

bersekolah di salah satu SMP swasta di kota Depok (Indonesian review.com).

Page 17: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

3

Fenomena ini diperkuat oleh data yang dilangsir oleh Komisi Nasional

Perlindungan Anak (KOMNAS PA) data KPAI yang menyebutkan jumlah

kekerasan antar siswa yang meningkat tiap tahunnya. Sepanjang tahun 2013 total

telah terjadi 255 kasus kekerasan yang menewaskan 20 siswa di seluruh

Indonesia. Jumlah ini hampir dua kali lipat lebih banyak dari tahun 2012 yang

mencapai 147 kasus dengan jumlah tewas mencapai 17 siswa. Tahun 2014 lalu,

Komisi Nasional Perlindungan Anak sudah menerima 2.737 kasus atau 210 setiap

bulannya termasuk kasus kekerasan dengan pelaku anak-anak yang ternyata naik

hingga 10 persen. Komnas PA bahkan memprediksi tahun 2015 angka kekerasan

dengan pelaku anak-anak, termasuk tawuran antar siswa akan meningkat sekitar

12-18 persen (Indonesianreview.com).

Fenomena ini dapat terjadi, di sebabkan karena, seorang remaja memiliki

tingkat emosional yang tinggi, sehingga mudah sekali terpancing emosi, hal ini

sesuai dengan penjelasan dari Steinberg & Levine (dalam Santrock, 2007) dan

(Santrock, 2007) yang menjelaskan bahwa dalam beberapa kasus, hanya dengan

sedikit atau bahkan tanpa provokasi sama sekali, mereka bisa saja mengeluarkan

emosi yang meluap-luap dan dalam beberapa kasus, remaja memiliki intensitas

emosi yang tinggi dibanding penyebab yang dialaminya.

Selain itu, hal yang menyebabkan terjadinya fenomena tawuran pelajar,

pembegalan yang dilakukan remaja, dan kenakalan-kenalan remaja lainnya,

karena seorang remaja berada dalam masa pencarian identitas, dan memiliki

emosi yang tidak stabil, hal ini sensuai dengan yang dikatakan oleh Erikson

(dalam Santrock, 1995) juga menjelaskan bahwa masa remaja sebagai tahapan

Page 18: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

4

pencarian identitas diri dan merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak

menuju masa dewasa. Di sisi lain, secara fisiologis remaja mengalami

pertumbuhan fisik dan hormonal yang pesat, yang selanjutnya berpengaruh pula

pada ketidakstabilan emosi remaja. Seorang remaja akan sering menunjukkan

perilaku emosi yang tidak benar, tidak tahu bagaimana mengeekspresikan emosi

mereka. sehingga seorang remaja kecenderungan akan memunculkan perilaku-

perilaku menyimpang, Pada kondisi tertentu, perilaku yang menganggu bahkan

melanggar aturan hukum yang telah ditetapkan, hal ini sesuai dengan pejelasan

dari Papalia (2008).

Berdasarkan fenomena dan data yang dilangsir oleh Komisi Nasional

Perlindungan Anak (KOMNAS PA) data KPAI, menunjukan bahwa remaja saat

ini memiliki kecerdasan emosi yang cenderung lemah sehingga mengakibatkan

munculnya pemikiran yang menganggap perilaku menyimpang ini merupakan hal

biasa dikalangan anak muda. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh

(Goleman, 2007), bahwa anak yang memiliki kecerdasan emosi yang kurang

baik, memiliki ciri-ciri, menarik diri dari pergaulan atau masalah sosial, cemas

dan depresi, memiliki masalah dalam perhatian, nakal atau agresif, bergaul dengan

anak-anak yang bermasalah, bohong dan menipu, sering bertengkar, kasar

terhadap orang lain, tempramen. Bukan hanya itu, berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan oleh penulis dari beberapa remaja, sebagian besar remaja yang

diwawancarai mengatakan bahwa remaja yang kurang memiliki kecerdasan

emosi, remaja cenderung melakukan perilaku-perilaku menyimpang seperti

Page 19: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

5

tawuran antara pelajar, pemerasan terhadap siswa lain, dan sering melanggar

aturan sekolah.

Sejalan dengan fenomena lemahnya kecerdasan emosi pada remaja,

Surbakti, (2009). Menjelaskan kenakalan remaja yang sering terjadi dapat berupa

kebut-kebutan dijalanan membolos sekolah, menggunakan narkotika dan

meminum minuman keras, tawuran atau perkelahian antar pelajar, dan lain-lain

Kenakalan remaja ini dapat ditimbulkan sebagai akibat dari kecerdasan emosional

yang rendah pada remaja (Surbakti, 2009). Kartono (2010) juga menjelaskan

Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja menurut, di golongkan dalam 4 (empat)

teori, salah satunya teori psikogenis, teori ini menekankan sebab-sebab tingkah

laku delinkuen anak-anak dari aspek psikologis atau isi kejiwaan. Antara lain

faktor inteligensi, ciri kepribadian, emosi yang kontroversial, dan kecenderungan

psikopatologis. Dari hasil wawancara dan penjelasan dari para ahli, menjelaskan

bahwa tawuran pelajar, pembegalan dan kenakalan-kenakalan remaja lainnya,

disebebkan oleh faktor rendahnya kecerdasan emosi pada remaja.

Kecerdasan emosi mencakup pengendalian diri terutama berkaitan

dengan relasi, berempati kepada orang lain, mengelola rasa gembira dan sedih,

semangat dan ketekunan. Penjelasan di atas mengisyaratkan pentingnya akan

kecerdasan emosi dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui kecerdasan emosi

yang baik, manusia dapat melepaskan diri dari keterbelakangan. Kecerdasan

emosi juga mampu menanamkan kapasitas baru bagi manusia dalam memotivasi

diri sendiri dan bertahan di tengah frustrasi, kemampuan mengontrol impuls dan

menunda kepuasan, meregulasi mood dan tetap mampu berpikir dalam

Page 20: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

6

keadaan tertekan serta berempati, sehingga dapat menjadi manusia yang

produktif dan kompetitif.

Kasus di atas dapat dikaitkan dengan penelitian yang menjelaskan bahwa

kecerdasan emosi merupakan salah satu faktor yang memainkan peran penting

dalam kesehatan mental, termasuk kemampuan dalam pengaturan emosi

seseorang, memanipulasi informasi untuk mengelola pikiran dan tindakan

seseorang, dan mengatur emosi dalam diri serta orang lain. Selain itu

memanfaatkan emosi untuk memecahkan kesulitan sehari-hari dan rintangan yang

dihadapi (Mayer, Salovey, Caruso, 2004).

Goleman (1995) menjelaskan, mengendalikan dan mensinergikan antara

personal compentence dan social competence sehingga akan lahir kemampuan

untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali

emosi orang lain, serta dapat membina hubungan baik dengan orang lain, sangat

dibutuhkan agar para remaja terhindar dari kecenderungan melakukan perilaku–

perilaku pada kasus tersebut, perlu peran orang tua untuk mendidik mempelajari

emosi Goleman (2007).

Orang tua adalah pihak yang dapat membantu anak-anak ataupun remaja

untuk mengatur emosi mereka. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi

seorang anak, dan orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak tersebut.

Orang tua dimaksud sebagai pendidik pertama karena orang tua menjadi

pembimbing pertama dan peletak dasar nilai-nilai dan juga menjadi awal bagi

Page 21: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

7

perkembangan anak sepanjang hidupnya nanti. Orang tua bertugas sebagai

pengasuh, pembimbing dan juga pendidik bagi anaknya (Santrock, 2003).

Pola asuh yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari berbeda-beda

antara satu dengan yang lainnya. Saat anak telah beranjak tumbuh dan telah

berada dalam tahap remaja, maka akan timbul banyak pikiran dan pertentangan

mengenai pola asuh yang diterapkan oleh orang tua karena anak telah berinteraksi

lebih banyak dengan lingkungan sosialnya, seperti misalnya dibatasi

kebebasannya, kurang perhatian, terlalu dikekang ataupun terlalu diatur. Hal-hal

tersebutlah yang sedikit banyak mempengaruhi perasaan ataupun pikiran, emosi,

motivasi belajar, kecerdasan intelektual dan juga kecerdasan emosi dari seorang

remaja. Kelekatan dan pola asuh yang diberikan oleh para orang tua kepada

anaknya, ketika anak bertumbuh menjadi seorang remaja,hubungan antara orang

tua dan anak tidak selalu berjalan dengan baik. (Santrock, 2007).

Cara mendidik atau pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dapat

menjadi hal yang positif dan negatif, hal tersebut dapat terjadi karena pandangan

yang berbeda antara orang tua dan anak. Efek dari hal diatas tidak semata-mata

berhenti sampai anak berada dalam usia tertentu, tetapi efeknya akan terus

berlanjut hingga anak-anak tumbuh besar seperti saat menjadi seorang remaja. Hal

ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Goleman (2007) cara orang tua

memperlakukan anak-anaknya, baik dengan disiplin yang keras atau pemahaman

yang empatik, atau dengan ketidakpedulian atau kehangatan, dan sebagainya

berakibat mendalam dan permanen bagi kehidupan emosional anak.

Page 22: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

8

Beberapa penelitian menjelaskan kaitan antara pola asuh orang tua

terhadap kecerdasan emosi seseorang seperti Fonte (2009) yang menunjukkan

adanya hubungan positif antara pola asuh otoritatif dan kecerdasan emosi

seseorang, dan hubungan negatif pada gaya pola asuh permisif dengan kecerdasan

emosi pada seseorang.

Asghari dan Besharat (2011) menemukan bahwa hubungan yang

signifikan terjadi antara tipe pola asuh dan kecerdasan emosi pada siswa Iran. Pola

asuh yang dimaksud sebagai pendapat pada remaja tentang gaya perilaku

pengasuhan orangtua selama masa kanak-kanak mereka.

Dalam penelitian yang dilakukan Alberto Alegre & Mark Benson (2004)

membuktikkan bahwa, pola asuh orang tua merupakan salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi kecerdasan emosi anak. Adapun penelitian di Indonesia

yang dilakukan (Woro Priatini, et.al 2008) dan (Nur Dian Oktafiany, et.al 2013)

yang membuktikan bahwa pengasuhan orang tua berpengaruh positif terhadap

kecerdasan emosi remaja. Dapat dikatakan bahwa keluarga memegang peran

penting dalam pertumbuhan dan berkembangnya seorang anak termasuk

kecerdasan emosinya.

Selain faktor pola asuh orang tua yang dapat menumbuhkan dan

mengembangkan kecerdasan emosi, tipe kepribadian juga memiliki peranan

penting dalam melahirkan dan mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dari diri orang tersebut, salah satunya

adalah personality traits. Salah satu tipe kepribadian adalah Big Five Personality

Page 23: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

9

Traits yang berisi 5 tipe yaitu openness, conscentiousness, extraversion,

agreeableness, neuroticism. Costa dan McCrae (dalam Feist & Feist, 2008).

Penelitian sebelumnya mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi memiliki

korelasi dengan tipe kepribadian Big five yaitu penelitian dari Kappagoda (2008)

yang menunjukan bahwa kecerdasan emosi seseorang secara signifikan dan positif

berkorelasi dengan tipe kepribadian extraversion, keramahan dan keterbukaan

terhadap pengalaman, tapi itu tidak signifikan berkorelasi dengan kesadaran dan

neurotisisme. Penelitian oleh Brackett, Mayer, Warner (2004) dan Mahasneh

(2013) mengatakan kepribadian big five secara signifikan berhubungan dengan

kecerdasan emosi, big five dapat digunakan untuk memprediksi tingkat

kecerdasan emosi, juga membuktikan bahwa tipe kepribadian memliki hubungan

yang signifikan dengan kecerdasan emosi.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

menganggap perlu adanya penelitian mengenai hal tersebut agar nantinya hasil

dari penelitian tersebut dapat menjadi acuan, khsusnya orang tua dalam mendidik

anak. Maka dari itu, untuk merealisasi hal tersebut peneliti melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Persepsi Pola Asuh Orang Tua dan Tipe

Kepribadian Big Five Terhadap Kecerdasan Emosi Pada Remaja”

Page 24: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

10

1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi hanya pengaruh dari variabel prediktor, yaitu persepsi pola

asuh orang tua dan tipe kepribadian big five terhadap kecerdasan emosi. Adapun

pengertian tentang konsep variabel yang digunakan, sebagai berikut :

1. Kecerdasan emosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah merujuk

pada kemampuan mengungkap dan mengenali perasaan kita sendiri juga

perasaan orang lain. Kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan

mengelola emosi diri sendiri dengan baik dan dalam hubungan dengan

orang lain (Goleman, 1999).

2. Persepsi pola asuh orang tua sikap orang tua terhadap anak dengan

mengembangkan aturan-aturan dan mencurahkan kasih sayang kepada

anak. Berdasarkan tiga pola pengasuhan pola asuh otoriter, pola asuh

otoritatif dan pola asuh permisif Baumrind (dalam Santrock, 2007).

3. Tipe Kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

pendekatan yang mendefinisikan dan digunakan dalam psikologi untuk

melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima

buah domain kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan

analisis faktor. Lima trait Kepribadian Big Five Personality Neuroticism

(N), Extraversion (E), Opennes to New Experience (O), Agreeableness (A)

dan Conscientiousness (C) (Costa & McCrae, dalam Feist & Feist, 2008).

Page 25: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

11

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini difokuskan

pada:

1. Apakah persepsi pola asuh orang tua dan tipe kepribadian Big Five secara

signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi pada remaja ?

2. Apakah persepsi pola asuh otoriter secara signifikan mempengaruhi

kecerdasan emosi pada remaja ?

3. Apakah persepsi pola asuh otoritatif secara signifikan mempengaruhi

kecerdasan emosi pada remaja ?

4. Apakah persepsi pola asuh permisif secara signifikan mempengaruhi

kecerdasan emosi pada remaja ?

5. Apakah tipe kepribadian neuroticism secara signifikan mempengaruhi

kecerdasan emosi pada remaja ?

6. Apakah tipe kepribadian extraversion secara signifikan mempengaruhi

kecerdasan emosi pada remaja ?

7. Apakah tipe kepribadian opennes to experience secara signifikan

mempengaruhi kecerdasan emosi pada remaja ?

8. Apakah tipe kepribadian agreeableness secara signifikan mempengaruhi

kecerdasan emosi pada remaja ?

9. Apakah tipe kepribadian conscientiousness secara signifikan

mempengaruhi kecerdasan emosi pada remaja ?

Page 26: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

12

1.3 Tujuan Peneliatian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat :

1. Mengetahui adanya pengaruh yang signifikan antara persepsi pola asuh

orang tua dan tipe kepribadian Big Five terhadap kecerdasan emosi pada

remaja.

2. Mengetahui besarnya pengaruh aspek persepsi pola asuh otoriter secara

signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi pada remaja ?

3. Mengetahui besarnya pengaruh aspek persepsi pola asuh otoritatif secara

signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi pada remaja ?

4. Mengetahui besarnya pengaruh aspek persepsi pola asuh permisif secara

signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi pada remaja ?

5. Mengetahui besarnya pengaruh aspek tipe kepribadian neuroticism secara

signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi pada remaja ?

6. Mengetahui besarnya pengaruh aspek tipe kepribadian extraversion secara

signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi pada remaja ?

7. Mengetahui besarnya pengaruh aspek tipe kepribadian opennes to

experience secara signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi pada

remaja?

8. Mengetahui besarnya pengaruh aspek tipe kepribadian agreeableness

secara signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi pada remaja ?

9. Mengetahui besarnya pengaruh aspek tipe kepribadian conscientiousness

secara signifikan mempengaruhi kecerdasan emosi pada remaja ?

Page 27: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

13

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat berupa:

1.4.1 Manfaat teoritis:

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangsih bagi

perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu psikologi. Selain

itu dari hasil penelitian ini diharapakan juga dapat menambah khazanah

pengetahuan tentang ilmu psikologi khususnya kecerdasan emosi (EI) serta faktor-

faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

rujukan dan pembanding untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang relevan.

1.4.2 Manfaat praktis

Diharapakan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi kecerdasan emosi (EI), khususnya para orang tua dan tenaga

pendidik, agar dapat mengerti perkembangan emosi anak-anak dan peserta didik

dan menjadi orang tua yang baik dan efektif menghasilkan generasi-generasi yang

berkualitas.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I Bab ini merupakan yang terdiri atas : Latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, serta sistematika penulisan.

Page 28: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

14

BAB II Bab ini memaparkan teori Kecerdasan emosi (EI), Pola Asuh.Tipe

kepribadian.yang dilengkapi kerangka berfikir dan hipotesis

penelitian.

BAB III Bab ini menggambarkan metode yang digunakan untuk penelitian

yang terdiri atas: pendekatan dan jenis penelitian, definisi variable,

populasi dan sampel,metode pengambilan data, teknik pengmabilan

data, dan teknik uji instrument, hasil uji instrument serta prosedur

penelitian.

BAB IV Bab ini berisi gambaran umum responden, uji hipotesis

penelitian, proporsi varian, dan hasil hipotesis

BAB V Bab ini berisi kesimpulan, diskusi dan saran penelitian

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 29: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

15

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kecerdasan Emosi

2.1.1 Pengertian Kecerdasan Emosi

Salovey dan Mayer (1997) kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang

dalam mengenali perasaan dan menggunakan perasaan-perasaan itu untuk

berifikir. Lebih khusus lagi, kecerdasan emosi melibatkan "kemampuan untuk

memahami, menilai, dan mengekspresikan emosi; kemampuan ini digunakan

untuk memandu fikiran dan tindakan, untuk menunjang tumbuhnya intelektual

(Salovey & Mayer, 1997).

Goleman (1999) mengungkapkan bahwa, kecerdasan emosi atau emotional

intelligence merujuk kepada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan

perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan

mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan

orang lain. Dilandasi definisi tersebut maka dapat dikatakan bahwa individu

yang cerdas secara emosi lebih mudah mengetahui keadaan diri sendiri dan

orang lain, dalam hal tersebut membuatnya dapat berfikir dan menampilkan

perilaku yang baik.

Goleman (1999) menjelaskan tentang adaptasinya yang meliputi lima

kemampuan dasar kecakapan emosi dan sosial sebagai berikut: Kesadaran diri,

untuk mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat dan menggunakannya

Page 30: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

16

untuk memandu dalam mengambil keputusan, serta memiliki tolok ukur yang

realistis atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat. Pengaturan diri,

untuk menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif pada hal

yang kita hadapi, peka terhadap kata hati, dan mampu pulih kembali dari tekanan

batin. Motivasi, untuk menggunakan hasrat kita yang paling dalam untuk

menggerakan dan menuntun kita menuju sasaran, membantu kita mengambil

inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan untuk bertahan menghadapi kegagalan

dan frustasi. Empati, untuk merasakan yang dirasakan oleh orang lain, mampu

memahami perspektif mereka, menumbuhkan hubungan saling percaya dan

meyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang. Keterampilan sosial, untuk

menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan

cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar dengan

lingkungan sekitar.

Menurut Caruso, Meyer dan Salovey (2002), kecerdasan emosi

mencakup empat kemampuan, yaitu (1) Kesadaran emosi: ini mencakup

sejumlah kemampuan, seperti kemampuan untuk mengidentifikasi perasaan,

mengekspresikan emosi dengan akurat, dan membedakan antara ekspresi emosi

nyata dan kebohongan. (2) Menggunakan emosi: kemampuan untuk

menggunakan emosi untuk mengarahkan perhatian pada peristiwa-peristiwa

penting, untuk menghasilkan emosi dalam pengambilan keputusan,

menggunakan perubahan suasana hati sebagai alat untuk mempertimbangkan

banyak sudut pandang, dan memanfaatkan emosi yang berbeda untuk mendorong

pendekatan yang berbeda untuk pemecahan masalah (misalnya, menggunakan

Page 31: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

17

suasana hati bahagia untuk membantu dalam menghasilkan kreatif, ide-ide baru.

(3) Mengerti dan mengetahui makna dari emosi: kemampuan untuk

menguraikan emosi-emosi menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengerti

kemungkinan perubahan dari satu perasaan ke perasaan lain, dan

kemampuan mengerti perasaan-perasaan yang sulit, (4) Kemampuan

mengelola emosi: kemampuan untuk tetap menyadari emosi seseorang, bahkan

mereka yang tidak menyenangkan, kemampuan untuk menentukan emosi, dan

kemampuan untuk memecahkan masalah, tanpa harus menekan emosi negatif.

Goleman (2007) menjelaskan bahwa, kecerdasan emosi adalah

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi,

mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur

suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak mengganggu kemampuan

berpikir, kemampuan berempati dan berdoa. Kecerdasan emosi juga disebut meta-

ability, menentukan seberapa baik kita mampu menggunakan keterampilan-

keterampilan lain manapun yang kita miliki, termasuk intelektual yang belum

terarah (Goleman, 2007).

Kecerdasan emosi didefinisikan sebagai serangkaian kemampuan pribadi,

emosi dan sosial yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami

dan mengekspresikan diri, serta kemampuan seseorang untuk memahami dan

berhubungan dengan orang lain, untuk berhasil dalam mengatasi tuntutan,

tantangan dan tekanan lingkungan (Bar-On,2010). Sedangkan kesadaran emosi

dan ekspresi emosi merupakan kunci dari kecerdasan emosi (Bar-On,2010).

Page 32: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

18

Dari definisi yang dijelaskan, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan teori kecerdasan emosi dari Goleman yaitu kemampuan individu

untuk mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan

memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri

sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

Menurut Goleman (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kecerdasan emosional meliputi:

1. Faktor yang bersifat bawaan Genetik. Faktor yang bersifat bawaan genetik

misalnya Kepribadian.

2. Faktor yang berasal dari lingkungan, Kehidupan keluarga merupakan pendidik

pertama kita untuk mempelajari emosi, dalam lingkungan yang akrab ini

kita belajar begaimana merasakan perasaan kita sendiri dan bagaimana

orang lain menanggapi perasaan kita, bagaimana berfikir tentang perasaan

ini dan pilihan-pilihan apa yang kita miliki untuk bereaksi, serta

bagaimana membaca dan mengungkap harapan dan rasa takut.

Menurut Le Dove (dalam Goleman, 1997) mengemukakan bahwa

terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang

antara lain:

1. Fisik. Secara fisik bagian yang paling menentukan atau paling

berpengaruh terhadap kecerdasan emosi seseorang adalah anatomi saraf

emosinya.

Page 33: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

19

a. Korteks. Konteks berperan penting dalam memahami sesuatu secara

mendalam, menganalisis mengapa mengalami perasaan tertentu dan

selanjutnya berbuat sesuatu untuk mengatasinya. Konteks khusus

lobus prefrontal, dapat bertindak sebagai saklar peredam yang

memberi arti terhadap situasi emosi sebelum berbuat sesuatu.

b. Sistem limbich. Bagian ini sering disebut sebagai emosi otak yang

letaknya jauh didalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung

jawab atas pengaturan emosi dan implus. Sistem limbic meliputi

hippocampus, tempat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dan

tempat disimpannya emosi. Selain itu ada amygdala yang

dipandang sebagai pusat pengendalian emosi pada otak.

2. Psikis. Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga

dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.

Goleman (2007) menguraikan tujuh unsur utama faktor-faktor yang

mempengaruhi kecerdasan emosi sejak masuk sekolah sebagai berikut:

1. Keyakinan, perasaaan kendali dan penguasaan seseorang terhadap

tubuh, perilaku, dan dunia. Perasaan anak bahwa ia lebih cenderung berhasil

daripada tidak dalam apa yang dikerjakannya, dan bahwa orang-orang

dewasa akan besedia menolong.

2. Rasa ingin tahu, perasaan bahwa menyelidiki segala sesuatu itu

bersifat positif dan menimbulkan kesenangan.

Page 34: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

20

3. Niat, hasrat dan kemampuan untuk berhasil, dan untuk bertindak

berdasarkan niat dengan tekun. Ini berkaitan dengan perasaan terampil,

perasaan afektif.

4. Kendali diri, kemampuan untuk menyesuaikan dan mengendalikan

tindakan dengan pola yang sesuai dengan usia, suatu rasa kendali

bathiniah.

5. Keterkaitan, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan orang lain

berdasarkan pada perasaan saling memahami.

6. Kecakapan berkomunikasi, keyakinan dan kemampuan verbal untuk

bertukar gagasan, perasaan, dan konsep dengan orang lain. Ini

kaitannya dengan rasa percaya pada orang lain dan kenikmatan terlibat

dengan orang lain, termasuk orang dewasa.

7. Kooperatif, kemampuan untuk menyeimbangkan kebutuhannya sendiri

dengan kebutuhan orang lain dalam kegiatan kelompok.

2.1.3 Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi

E.L. Thorndike pada artikelnya di harpers magazine (dalam Goleman, 2007)

mengemukakan bahwa aspek kecerdasan emosi adalah kecerdasan sosial.

Kemampuan untuk memahami orang lain dan bertindak bijaksana dalam

hubungan antar manusia merupakan aspek IQ seseorang.

Sedangkan Salovey menempatkan kecerdasan pribadi Gardner (dalam

Goleman, 2007), dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosi yang

menyebutkan lima wilayah utama :

Page 35: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

21

1. Mengenali Emosi Diri

Kesadaran diri dalam mengenali dalam perasaan dari waktu ke waktu dalam

suatu kejadian dan menggunakannya untuk memandu pengambilan keputusan.

Mengenali emosi diri adalah salah satu dasar kecerdasan emosi, karena

kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal

penting bagi wawasan psikologi dan pemahaman diri. Kemampuan untuk

mencermati perasaan diri yang sesungguhnya membuat individu berada

dalam kekuasaan perasaaan, sehingga tidak peka akan persaan yang

sesungguhnya, akan berakibat buruk bagi pengambilan keputusan.

2. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan menangani perasaan untuk

terungkap dengan sesuai. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila individu

memiliki kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan,

kemurungan, atau ketersinggungan yang dapat mengganggu aktifitas.

Sebaliknya orang yang buruk kemampuanya dalam mengelola emosi akan

terus menerus bertarung melawan perasaan untuk melarikan diri pada hal–hal

yang negatif dan merugikan dirinya.

3. Memotivasi Diri Sendiri

Motivasi diri merupakan kemampuan untuk menahan diri terhadap kepuasan,

mengendalikan dorongan hati, dan terus berusaha menemukan cara untuk

mencapai tujuan sehingga dapat membantu mengambil inisiatif, bertindak

produktif dan efektif. Ciri individu yang memiliki kemampuan ini adalah

memiliki kepercayaan diri yang tinggi, optimis dalam menghadapi keadaan sulit,

Page 36: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

22

mampu memecahkan persoalan dan mampu menyesuaikan diri dalam suasana

yang akan memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang.

4. Mengenali Emosi Orang Lain

Mengenali emosi orang lain merupakan kemamapuan untuk mengetahui

bagaimana perasaan orang lain yang dibangun berdasarkan kesadaran diri.

Kunci untuk memahami perasaan orang lain adalah mampu membaca pesan

non verbal: nada bicara, gerak gerik, dan ekspresi wajah. Artinya, individu

yang memiliki empati lebih mampu menangkap sinyal–sinyal sosial yang

tersembunyi yang mengisyaratkan hal yang dibutuhkan orang lain, sehingga

mampu merasakan yang dirasakan orang lain.

5. Membina Hubungan

Membina hubungan merupakan keterampilan sosial yang meliputi kemampuan

untuk mengetahui perasaan orang lain dan untuk bertindak sedemikian rupa

sehingga dapat membentuk perasaan yang lebih jauh. Mampu menangani emosi

orang lain merupakan inti dari seni memelihara hubungan. Kemampuan sosial

memungkinkan individu membentuk hubungan untuk membina kedekatan

hubungan, meyakinkan dan mempengaruhi sekaligus menciptakan rasa aman bagi

individu lain serta membaca reaksi yang ada. Keterampilan sosial ini melibatkan

kemampuan individu untuk memahami perasaan diri dan perasaan indivdu lain.

Dapat menangani emosi individu lain merupakan seni yang mantap untuk

membina hubungan, karena bagaimanapun, dalam menjalani suatu hubungan

dibutuhkan adanya kematangan dua keterampilan emosi yang lain, yaitu

manajemen diri dan kemampuan memahami individu lain. Keterampilan ini

Page 37: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

23

digunakan untuk mempengaruhi memimpin, mengorganisir, serta pandai

menangani perselisihan yang muncul, bekerja sama, dan menunjang popularitas.

2.1.4. Pengukuran Kecerdasan Emosi

Alat Ukur Kecerdasan Emosi

Untuk mengukur kecerdasan emosional, alat ukur yang dapat digunakan antara

lain:

1. Multi-Factor Emotional Intelligence Scale (MEIS)

MEIS dikembangkan oleh Mayer (2000) skala ini dibuat untuk mengukur

empat komponen: emotional perception, emotional facilitation of thought,

emotional understanding dan emotional management.

2. Emotional Quotient Inventory (EQ-i)

EQ-i dikembangkan oleh Bar-On (2010) skala pengukuran ini terdiri dari 133

item dengan 15 subskala yang diklasifikasikan dalam 5 faktor utama yaitu;

kemampuan intrapersonal, kemampuan beradaptasi, suasana hati, dan

manajemen stress.

3. Self-Report Emotional Intelligence Scale (SREIS)

Skala SREIS (Schutte, 1998) terdiri dari 33 item dengan setiap item mengukur

berbagai aspek kecerdasan emosional termasuk ekspresi emosi, regulasi

emosi, dan pemanfaatan emosi.

4. Mayer Salovey Caruso Emotional Intelligence Test (MSCEIT)

Skala pengukuran MSCEIT dikembangkan oleh Mayer, Salovey, dan Caruso

(2002) skala ini terdiri dari 141 item, dengan mengukur empat komponen dari

Page 38: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

24

kecerdasan emosional yaitu: kemampuan merasakan emosi, kemampuan

penggunaan emosi, kemampuan pemahaman emosi, dan kemampuan

mengelola emosi.

Dari keempat skala kecerdasan emosi yang telah peneliti sampaikan di

atas, peneliti tidak menggunakannya sebagai skala kecerdasan emosi, karena

peneliti tidak menemukan seluruh aspek-aspek kecerdasan emosi dari Goleman

(1999) dalam satu skala. Karena alasan itu maka peneliti menyusun sendiri skala

emosi berdasarkan teori dari Goleman (1999) dengan aspek-aspek seperti

mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi

orang lain, membina hubungan.

2.2 Persepsi Pola Asuh

2.2.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah penelitian bagaimana kita mengintegrasikan sensasi ke dalam

percepts objek, dan bagaiamana kita selanjutnya menggunakan percepts itu untuk

mengenali dunia (percepts adalah hasil dari proses perseptual) (Atkinson, R. L.

et.al.,)

Persepsi adalah kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan,

memfokuskan dan sebagainya itu (objek) yang selanjutnya diinterpretasikan

disebut pesepsi (Sarwono, 2013).

Quin (dikutip oleh Sarwono, 2013), pesepsi adalah proses kombinasi dari

sensasi yang diterima oleh organ dan hasil interpretasinya (hasil dari otak).

Bentuk, tekstur, dan rasa yang anda terima merupakan sensasi, sedangkan

perbandigan yang anda lakukan adalah interpretasi (Sarwono, 2013).

Page 39: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

25

Marr, D. (dalam Sarwono, 2013) persepsi adalah ketika kita sudah mampu

menentukan a. Objek apa dan b. di mana objek itu berada.

Berdasarkan definisi-definisi yang diatas, persepsi adalah kemampuan

seseorang untuk membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan pada sebuah

objek kemudian diinterpretasikan yang malibatkan alat-alat indera dan proses

kognisi.

2.2.2 Pengertian Persepsi Pola Asuh

Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik,

membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai

kedewasaan serta dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.

Hurlock (1999) orang tua adalah orang dewasa yang membawa anak ke

dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas orang tua melengkapi dan

mempersiapkan anak menuju ke kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan

pengarahan yang dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan. Dalam

memberikan bimbingan dan pengarahan pada anak akan berbeda pada masing-

masing orang tua kerena setiap keluarga memiliki kondisi-kondisi tertentu yang

berbeda corak dan sifatnya antara keluarga yang satu dengan keluarga yang lain.

Sedangkan Baumrind (dalam Santrock, 2007), mengatakan pengasuhan

adalah sebagai aktifitas kompleks yang di dalamnya terdapat beberapa

perilaku spesifik yang dilakukan secara individu maupun bersama dalam

mempengaruhi perilaku anak. Pengasuhan juga berarti sikap orang tua

Page 40: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

26

terhadap anak dengan mengembangkan aturan-aturan dan mencurahkan kasih

sayang kepada anak, serta peranan orang tua dalam usaha mempengaruhi,

mendidik, dan mengontrol anak mereka.

Dapat disimpulkan persepsi pola asuh orang tua merupakan hasil

interpretasi dari sensai yang dirasakan dari sikap orang tua terhadap anak,

mengembangkan aturan-aturan dan mencurahkan kasih sayang kepada anak

mereka.

2.2.3 Jenis-Jenis Pola Asuh

Dalam mendidik anak, terdapat berbagai macam bentuk pola asuh yang bisa

dipilih dan digunakan oleh orang tua. Dalam mengelompokkan pola asuh orang

tua dalam mendidik anak, para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda,

namun antara satu dengan yang lain mempunyai persamaan.

Baumrind (dalam Santrock, 2007) menjelaskan tiga jenis pengasuhan

yang dikaitkan dengan aspek-aspek yang berbeda dalam perilaku sosial anak

diantaranya pola asuh otoriter, otoritatif, dan permisif. Adapun masing-masing

jenis pola asuh tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter ialah suatu gaya membatasi dan menghukum yang menuntut

anak untuk mengikuti perinta-perintah orang tua dan menghormati pekerjaan

dan usaha. Orang tua yang otoriter menetapkan batas-batas yang tegas dan

tidak memberi peluang yang besar kepada anak-anak untuk berbicara

(bermusyawarah). Anak-anak yang orang tuanya otoriter seringkali cemas

Page 41: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

27

akan perbandingan sosial, gagal memprakarsai kegiatan, dan memiliki

ketrampilan komunikasi yang rendah. Dan di dalam suatu studi baru-baru ini,

disiplin awal yangterlalu kasar diasosiasikan dengan agresi anak (Weiss &

Other, 1992). Dimensi dalam pola asuh otoriter adalah dimensi kontrol yang

mencakup : pembatasan-pembatasan, tuntutan, keketatan, campur tangan, dan

penggunaan kekuasaan sewenang-wenang.

2. Pola asuh otoritatif

Pola asuh otoritatif ialah pola asuh yang mendorong anak-anak agar mandiri

tetapi masih menerapkan batas-batas dan pengendalian atas tindakan-tindakan

mereka.Musyawarah verbal yang ekstensif dimungkinkan, dan orang tua

memperhatikan kehangatan serta kasih sayang kepada anak. Pengasuhan yang

otoritatif diasosiasikan dengan kompetensi sosial anak-anak. Anak-anak yang

memiliki orang tua yang otoritatif berkompeten secara sosial, percaya diri, dan

bertanggung jawab secara sosial. Dimensi dalam pola asuh otoritatif adalah

dimensi kehangatan yang mencakup: memperhatikan kesejahteraan anak,

cepat tanggap, bersedia meluangkan waktu dalam suatu kegiatan,

menunjukkan cinta kasih dan peka terhadap keadaan emosi anak.

3. Pola asuh permisif

Orang tua yang permisif adalah orang tua yang menghargai ekspresi diri dan

pengaturan diri.Mereka hanya membuat sedikit permintaan dan membiarkan

anak memonitor kegiatannya sendiri. Mereka sangat jarang menghukum, tidak

mengontrol dan tidak menuntut (Papalia, 2009). Menurut Maccoby & Martin

Page 42: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

28

(dalam Santrock, 2007), pola asuh permisif dibagi menjadi dua bentuk

yaitu permissive-indifferent dan permissive-indulgent.

a. Pola asuh permissive-indifferent

Pola asuh permissive-indifferent ialah suatu gaya pengasuhan di mana orang

tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan anak, tipe pengasuhan ini

diasosiasikan dengan inkonpetensi sosial anak, khususnya kurangnya kendali

diri. Anak-anak yang orang tuanya bergaya permissive-indifferent

mengembangkan suatu perasaan bahwa aspek-aspek lain kehidupan orang tua

lebih penting daripada anak mereka.Anak-anak yang orang tuanya bergaya

permissive-indifferent inkompeten secara social, mereka memperlihatkan

kendali diri yang buruk dan tidak membangun kemandirian yang baik.

b. Pola asuh permissive-indulgent

Pola asuh permissive-indulgent, ialah suatu gaya pengasuhan di mana orang

tua sangat terlibat dalam kehidupan anak-anak mereka tetapi menetapkan

sedikit batas atau kendali terhadap mereka. Pengasuhan yang permissive-

indulgent diasosiasikan dengan inkompetensi sosial anak, khususnya

kurangnya kendali diri. Orang tua seperti itu membiarkan anak-anak mereka

melakukan apa saja yang mereka inginkan, dan akibatnya ialah anak-anak

tidak pernah belajar mengendalikan perilaku mereka sendiri dan selalu

mengharapkan kemauan mereka dituruti. Anak-anak yang orang tuanya

permissive-indulgent jarang belajar menaruh hormat pada orang lain dan

mengaiami kesulitan mengendalikan perilaku mereka.

Page 43: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

29

Goleman (2007) tiga gaya mendidik (pengasuhan) anak yang secara emosional

tidak efisien yaitu :

1. Mengabaikan perasaan

Orang tua semacam ini memperlakukan masalah emosional anaknya sebagai

hal kecil atau bahkan sebagai gangguan, sesuatu hal yang mereka tunggu-

tunggu untuk dibentak. Mereka gagal memanfaatkan momen emosional

sebagai peluang untuk menjadi lebih dekat dengan anak, atau untuk menolong

anak memperoleh pelajaran-pelajaran dalam keterampilan emosional.

1. Terlalu membebaskan

Orang tua ini peka akan perasaan anak, tetapi berpendapat bahwa apa pun

yang dilakukan anak untuk menangani masalah emosinya sendiri itu baik

adanya, bahkan misalnya dengan cara memukul. Seperti orang tua yang

mengabaikan perasaan anaknya, orang tua jenis ini jarang berusaha

memperlihatkan kepada anakmya respons-respons emosional alternative.

Mereka mencoba menenangkan semua kekecewaan dan misalnya, akan

menggunakan tawar-menawar serta suap agar anak berhenti bersedih hati atau

marah.

2. Menghina, tidak menunjukan penghargaan terhadap perasaan anak.

Orang tua seamacam ini biasanya suka mencela, mengecam, dan menghukum

keras anak mereka. Misalnya, mereka mencegah setiap ungkapan kemarahan

anak dan menjadi kejam bila melihat tanda kemarahan paling kecil sekali pun.

Mereka adalah orang tua yang akan berteriak dengan marah pada anak yang

mencoba menyampaikan alasannya. Dengan ucapan “Jangan Membantah”.

Page 44: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

30

Dari kedua jenis pola asuh di atas, peneliti memilih menggunakan jenis

pola asuh menurut Baumrind (dalam Santrock, 2007), yaitu pola asuh otoriter,

pola asuh otoritatif dan pola asuh permisif. Karena jenis pola asuh menurut

Baumrind (dalam Santrock, 2007) lebih mudah dipahami dan ketiga jenis pola

asuh tersebut telah mencakup semua jenis pola asuh yang biasa diterapkan oleh

orang tua.

2.2.4. Pengukuran Persepsi Pola Asuh

Pengukuran persepsi pola asuh yang diterapkan orang tua, dalam penelitian ini

yaitu Parental Authority Questionnaire (PAQ) yang dikembangkan oleh Buri

(1991). PAQ didesain berdasarkan pengukuran tiga pola pengasuhan Baumrind

(dalam Santrock, 2007) yaitu pola asuh otoriter, otoritatif dan permisif. PAQ

terdiri atas 30 item, 10 untuk tiap item yang berbeda dalam empat poin format

Likert mulai dari “Sangat Setuju” sampai “Sangat Tidak Setuju”.

Parental Authority Questionnaire (PAQ) meiliki validitas konstruk alat

ukur untuk pola asuh otoriter (r = -38, p < .0005), pola asuh otoritatif (r = -48, p <

.0005), dan pola asuh permisif ( r = -50, p < .0005). Sehingga disimpulkan bahwa

alat ukur ini valid mengukur pola asuh dengan tiga dimensi yaitu otoriter,

otoritatif, dan permisif.

Pola asuh dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Parental

Authority Questionnaire (PAQ) yang diadaptasi kedalam bahasa Indonesia dan

telah peneliti modifikasi dengan hanya menggunakan satu komponen (orang tua)

dimana dalam pengukuran asli dan sebelumnya terdapat dua komponen (pola asuh

ibu dan pola asuh ayah). Parental Authority Questionnaire (PAQ) ini digunakan

Page 45: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

31

karena merupakan alat ukur pola asuh yang popular, dapat dimodifikasi dan

memungkinkan perhitungan skor total dengan mengkombinasikan seluruh item

dan didesain berdasarkan teori pola asuh yang peneliti gunakan.

2.3 Kepribadian Big Five

2.3.1 Pengertian Kepribadian Big Five

Pervin, L.A. et.al., (2010) menyatakan bahwa big five in trait factor theory,

the five major trait categories including emotionality, activity, and

sociability factors. Artinya big five adalah teori faktor trait (sifat, ciri), dengan

lima kategori sifat secara umum meliputi emosi, tindakan, dan faktor sosial.

Pervin, L.A. et.al., (2010) juga menyatakan “Model Lima faktor adalah

pendekatan yag dibangun lebih sederhana yaitu mencoba menemukan unit dasar

kerpribadian dengan menganalisis kata-kata yang digunakan sehari-hari untuk

menggambarkan kepribadian orang lain.

Kepribadian big five merupakan Pendekatan yang diilustrasikan dalam

sebuah taksonomi yang komprehensif dari domain perilaku interpersonal

yang menghasilkan dimensi berlawanan (Wiggins, dalam Mischel, 2003).

Kepribadian Big Five menurut Costa dan McCrae dapat

didefinisikan sebagai suatu pendekatan dalam psikologi untuk melihat

kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima buah domain

kepribadian yang dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima buah

domain tersebut adalah extraversion, agreeableness, conscientiousness,

neuroticism, dan openness to experiences (dalam Feist & Feist, 2008).

Page 46: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

32

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian big five

merupakan pendekatan psikologi yang memiliki lima trait kepribadian

neuroticism, extravertion, openness, agreeableness, consenciousness yang

digunakan untuk menganalisis kepribadian seseorang.

2.3.2 Dimensi Big Five Personality

Trait-trait dalam dimensi Big Five Personality antara lain sebagai berikut.

a. Extraversion (E)

Extraversion dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme

yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan

banyak hal, dan ramah terhadap orang lain. Individu dengan tingkat

extraversion yang tinggi lebih cepat memiliki teman. Sebaliknya individu

yang memiliki extraversion yang rendah biasanya tertutup, pendiam,

penyendiri, pasif, dant tidak mempunyai cukup kemampuan untuk

mengekspresikan emosi yang kuat (Feist & Feist, 2008).

b. Agreeableness (A)

Dicirikan dengan kedermawanan dan keramahan sehingga dapat disebut

juga social adaptability. Dimensi agreeableness membedakan individu yang

berhati lembut dengan individu yang memiliki hati yang jahat. Individu yang

memiliki skor agreeableness yang tinggi digambarkan sebagai seorang yang

mudah percaya, murah hati, pengalah, mudah menerima, memiliki perilaku

yang baik, bersahabat, kooperatif, dapat dipercaya, dan hangat (Feist & Feist,

Page 47: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

33

2008). Sedangkan individu dengan skor agreeableness yang rendah adalah

individu yang dingin, penuh curiga, pelit, tidak ramah, pemarah, dan suka

mengkritik orang lain (Feist & Feist, 2008).

c. Conscientiousness (C)

Conscientiousness mendeskripsikan individu yang teratur, terkontrol,

terorganisir, ambisius, fokus pada pencapaiannya, dan memilki disiplin diri

(Feist & Feist, 2008). Individu dengan skor conscientiousness yang tinggi

biasanya akan digambarkan oleh teman-teman individu sebagai individu yang

well-organized. Tingkat conscientiousness yang rendah akan menunjukkan

sikap ceroboh, tidak terarah, dan mudah teralih perhatiannya.

d. Neuroticism (N)

Neuroticism menggambarkan individu yang memiliki masalah dengan

emosi negatife seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Individu dengan tingkat

neuroticism rendah akan lebih gembira terhadap hidup dibandingkan dengan

orang yang memiliki skor neuroticism yang tinggi.

e. Openness To Experience (O)

Secara umum individu yang openness adalah individu yang

imaginative, artistic, cerdas, dan original. Individu yang memiliki skor tinggi pada

trait ini akan cenderung mempertanyakan nilai-nilai tradisional sedangkan

individu dengan skor yang rendah cenderung mendukung nilai tradisional

dan memelihara gaya hidup yang konstan.

Page 48: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

34

Di bawah ini adalah tabel yang merupakan rangkuman dari Costa

dan McCrae mengenai Big Five yang telah dijelaskan di atas, dikutip dari Feist &

Feist (2008).

Tabel 2.1 Lima Faktor Model Personality Costa dan McCrae

Bukti kekuatan dan validitas big five telah terbukti, seperti dalam

Mischel (2003) adalah

1. Struktur Big Five Factor telah sering diulang dalam penelitian oleh beragam

peneliti dengan menggunakan berbagai sample berbahasa Inggris.

2. Terutama faktor N, E, dan A telah ditemukan dapat meniru dengan baik

bahkan ketika bahasa, budaya, dan format konten yang digunakan berbeda.

Karakter Skor Tinggi Skala Trait

Karakteristik Skor

Rendah

Penuh kasih sayang, mudah

bergaul, banyak bicara, menyukai

kesenangan, bersemangat

Extraversion

Tidak peduli, penyendiri, pendiam, serius, tidak

berperasaan

Berhati lembut, mudah percaya,

dermawan, ramah, toleran,

bersahabat

Agreeableness

Penuh kecurigaan, pelit, bermusuhan, kritis, lekas

marah

Teliti, bekerja keras, teratur, tepat

waktu, ambisius, gigih Conscientiousness

Ceroboh, malas, tidak teratur, terlambat, tidak

punya tujuan, mudah menyerah

Pencemas, temeperamental,

sentimental, emosional, rentan Neuroticism

Tenang, terkadang temperamen, bangga dengan

dirinya sendiri, tidak emosional, kuat, realistis

Imajinatif, kreatif, inovatif,

penasaran, bebas

Openness to

Experience

Tidak kreatif, konvensional, tidak penasaran,

konservatif, keras hati

Page 49: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

35

3. Secara keseluruhan, hasilnya mengesankan dan dapat digeneralisasi di

beragam budaya (McCrae et al., 1998), meskipun ada beberapa faktor yang

dapat mengambil bentuk berbeda dalam sampel dan budaya yang berbeda.

4. Struktur faktor dari gambaran individu yang dijelaskan oleh model ini

cenderung relatif stabil selama jangka waktu yang lama pada orang dewasa.

2.3.3 Pengukuran Kepribadian Big Five Personality Trait

Pengukuran Big Five dikembangkan oleh Costa dan McCrae. Alat ukur ini

dinamakan NEO-PI-R yaitu Neuroticism, Extraversion, Openness (NEO)

Personality Inventory (PI) Revised. Selanjutnya Jon, Donahue dan Kentle (dalam

Jhon & Soto, 2008) mengembangkan skala big five yaitu Big Five Inventory (BFI)

yang terdiri dari 44 item yang terdiri dari lima faktor yaitu, extraversion,

neuroticism, agreeableness, conscientiousness, dan openness.

John dan Srivastava BFI memiliki validitas (α) antara 0.75 hingga 0.80 dan

reliabilitas tes antara 0.80 hingga 0.90. Validitas BFI pada versi asli yang

dikorelasikan dengan NEO-FFI dan TDA menghasilkan rata-rata korelasi sebesar

0.83 hingga 0.91.

Item-item yang terdapat di BFI telah dibandingkan dengan berbagai

inventori kepribadian yang sudah baku dan memiliki rehabilitas yang cukup baik.

Kuesioner yang dikembangkan oleh Jhon dan Soto ini mengukur setiap item

dengan 4 kategori jawaban, yaitu: “Sangat Sesuai” (SS), “Sesuai” (S),

“Tidak Sesuai” (TS), “Sangat Tidak Sesuai” (STS). Penskoran tertinggi

diberikan pada pernyataan “Sangat Sesuai” (SS) dan terendah pada

Page 50: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

36

pernyataan “Sangat Tidak Sesuai” (STS) untuk pernyataan favourable.

Sementara, untuk pernyataan unfavourable, penskoran tertinggi diberikan

pada pernyataan “Sangat Tidak Sesuai” (STS) dan terendah pada “Sangat

Sesuai” (SS). Skor-skor tersebut dihitung dengan dua cara yaitu melalui item

favorable dan unfavorable, untuk item favorable penskorannya yaitu: SS = 4, S

= 3, TS = 2, STS = 1

2.4 Kerangka Berpikir

Menurut Goleman (1999) kecerdasan emosi atau “emotional intelligence”

merujuk pada kemampuan mengungkap dan mengenali perasaan kita sendiri juga

perasaan orang lain. Kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan

mengelola emosi diri sendiri dengan baik dan dalam hubungan dengan orang lain.

Berdasarkan berbagai riset yang telah dilakukan oleh para peneliti,

terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang,

salah satunya adalah parenting style atau pola asuh orang tua (Alegre & Benson,

2004).

Beberapa hal yang menentukan tinggi rendahnya kecerdasan emosi

seseorang adalah Pola asuh seperti pola asuh otoriter. Kurangnya kehangatan dan

tingkat kepedulian orang tua yang rendah terhadap anaknya akan berdampak

buruk bagi perkembangan emosi si anak dan adanya pengawasan dari orang tua

yang teralu ketat, dan orang tua yang suka memberi contoh mengabaikan,

kurang memperhatikan, melecehkan, menghina, tidak adil, suka marah-marah

dan sebagainya hal tersebut menyebabkan si anak kehilangan kesempatan untuk

Page 51: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

37

belajar mengontrol emosi, dan membuat si anak memiliki perasaan bahwa orang

tuanya tidak memperhatikan apa emosi atau perasaan dari si anak.

Pola asuh otoritatif cara mendidik anak dengan musyawarah,

memberikan kebebasan anak tuk memilih apa yang dia suka tetapi selalu di

kontrol oleh orang tua, jika anak melakukan kesalahan orang tua tidah

menghukum dengan fisik ataupun perkataan yang tidak baik, orang tua hanya

menasehati anaknya bahwa itu tidak baik. Oleh karna itu anak akan mendapatkan

pendidikan kecerdasan emosi yang dipelajari dari pola asuh orang tuanya dan si

anak akan menerapkan perilaku yang diajarkan orang tua dilingkungan teman

bermainnya dan dilingkungan sekolah.

Pola asuh permisif memberikan kebebasan penuh pada anak sesuai

dengan keinginan mereka sendiri, orang tua bersikap menerima dan memberikan

keinginan-keinginan anak, dan anak bebas untuk mengatur sendiri jadwal

sehari-hari. Hal ini juga tidak terlalu baik bagi perkembangan emosi si anak,

karena si anak tidak akan mendapatkan kontrol dari orang tua, dan si anak akan

cenderung mengikuti apa yang si anak dapat di lingkungan dan teman

bermainnya.

Kepribadian neuroticism, karakter kepribadian ini dapat menyebabkan

rendanya tingkat kecerdasan emosi si anak karena karakter ini sangat sensitif dan

emosi-emosi yang biasa dimunculkan adalah emosi negatif. Sedangkan

kepribadian extravertion cenderung memiliki dampak yang positif bagi

kecerdasan emosi seseorang karena karakter ini biasanya mudah dalam

Page 52: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

38

menyesuaikan diri dengan lingkungan. Kepribadian openness memiliki peluang

untuk tingginya dan rendanhya emosi seseorang, karena karakter ini sangat

menyenangkan, kreatif, dan imajinatif. Tetapi orang yang kreatif juga bisa saja

berdampak buruk bagi perkembangan emosi. Kepribadian agreeableness juga

cenderung berdampak positif bagi tingginya kecerdasan emosi karena karakter ini

sangat ramah, mudah percaya, dan hangat.

Hal ini dapat dijelaskan dengan teori kepribadian. Menurut Larsen

& Buss (2002) kepribadian dapat mempengaruhi seseorang dalam berpikir,

bertindak, melihat sesuatu, berinteraksi dengan lingkungannya. Kepribadian yang

ada dalam diri seseorang ditampilkan dalam pola-pola perilaku yang konsisten

pada setiap waktu dan setiap situasi. Maka dapat dipahami bahwa seseorang

yang memiliki trait yang sensitif dan pencemas akan cenderung menampilkan

emosi-emsoi yang negatif yang konsisten setiap waktu dan setiap situasi.

2.4.1 Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap Kecerdasan Emosi

Golman (2007) mengatakan bahwa kehidupan keluarga merupakan pendidik

pertama bagi kita untuk mempelajari emosi, dimana kita belajar bagaimana

merasakan perasaan kita sendiri dan bagaimana orang lain menanggapi perasaan

kita, bagaimana berpikir tentang perasaan ini dan pilihan-pilihan apa yang kita

miliki untuk bereaksi serta bagaimana membaca dan mengungkapkan harapan dan

rasa takut.

Ada ratusan penelelitian yang meperlihatkan bahwa cara orang tua

memperlakukan anak-anaknya, baik dengan disiplin yang keras atau pemahaman

Page 53: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

39

yang empatik, atau dengan ketidakpedulian atau kehangatan, dan sebagainya

berakibat mendalam dan permanen bagi kehidupan emosioanal anak Goleman

(2007).

Salah satu data kuat yang memperlihatkan bahwa mempunyai orang tua

yang cerdas secara emosional merupakan keuntungan yang besar bagi seorang

anak. Berdasarkan riset yang dipimpin oleh Carole Hooven dan John Gottman

dari University of Washington melakukan mikroanalisis mengenai interaksi pada

pasangan suami istri tetang bagaimana pasangan itu mendidik anak-anaknya, riset

itu menemukan bahwa pasangan yang secara emosional lebih terampil dalam

pernikahannya juga merupakan pasangan yang paling berhasil membantu anak-

anaknya menghadapi perubahan emosi dan memberi dasar keterampilan

emosioanal, seperti belajar mengenali, mengelola, dan memanfaatkan perasaan-

perasaan, berempati, dan menangani perasaan-perasaan yang muncul dalam

hubungan-hubungan mereka. Fakta lain mengatakan bahwa orang tua yang

terampil secara emosianal memiliki anak-anak yang pergaulannya lebik baik dan

memperlihatkan lebih banyak kasih sayang kepada orang tuanya serta lebih

sedikit konflik dengan orang tuanya. Selain itu, anak-anak ini juga lebih pintar

menaganani emosinya, lebih efektif menenangkan diri saat marah, dan tidak

sering marah. Secara biologis anak-anak ini juga lebih santai dan memiliki kadar

hormon stres dan indikator pembangkit emosi yang lebih rendah. Secara sosial

anak-anak ini lebih popular dan lebih disukai teman sebayanya dan oleh guru

dianggap anak yang lebih pandai bergaul (dalam Goleman, 2007).

Page 54: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

40

Penelitian yang dilakukan Alberto Alegre & Mark Benson (2004)

membuktikkan bahwa, gaya pengasuhan (parenting style) merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosional anak. Kemudian

penelitian di Indonesia yang dilakukan (Woro Priatini, et.al 2008) dan (Nur Dian

Oktafiany, et.al 2013) yang membuktikan bahwa pengasuhan orang tua

berpengaruh positif terhadap kecerdasan emosional remaja.

Berdasarkan riset dan berbagai penelitian yang telah dilakukan mengenai

pola pengasuhan orang tua kepada anak-anaknya. hal ini membuktikan bahwa

pola asuh orang tua yang diterapkan kepada anak-anaknya dapat mempengaruhi

kecerdasan emosi. Dapat dikatakan bahwa keluarga memegang peran penting

dalam pertumbuhan dan berkembangnya seorang anak termasuk kecerdasan

emosionalnya.

2.4.2 Pengaruh Big Five Terhadap Kecerdasan Emosi

Berdasarkan apa yang dijelaskan oleh Goleman (2009), ada faktor- faktor yang

mempengaruhi keceradasan emosional meliputi: (1) Faktor yang bersifat bawaan

Genetik misalnya kepribadian. (2) Faktor yang berasal dari lingkungan yaitu

kehidupan keluarga merupakan pendidik pertama, selain itu sekolah juga

mempunyai peran penting bagi kita untuk mempelajari emosi. Menurut Le

Dove (dalam Goleman, 1997) mengemukakan bahwa terdapat dua faktor

yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang antara lain: 1. Fisik.

Secara fisik bagian anatomi saraf emosinyalah yang paling berpengaruh

terhadap kecerdasan emosi seseorang (Korteks dan sistem limbich). 2. Psikis.

Page 55: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

41

Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga dapat

dipupuk dan diperkuat dalam diri individu.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi salah

satunya adalah kepribadian, hal ini membuktikan bahwa Tipe Kepribadian dapat

mempengaruhi kecerdasan emosi. Diperkuat lagi oleh penelitian Kappagoda

(2008) yang menunjukkan bahwa kecerdasan emosional seseorang secara

signifikan dan positif berkorelasi dengan tipe kepribadian extraversion,

keramahan dan keterbukaan terhadap pengalaman, tapi itu tidak signifikan

berkorelasi dengan kesadaran dan neurotisisme.

Uraian-uraian tersebut dapat dituangkan pada skema berikut ini:

seperti bagan di bawah ini:

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Pola asuh

Otoriter

Otoritatif

Permisif

Tipe Kepribadian Big

Five Neuroticism

Extraversion

Openness To Experience

Agreeableness

Conscientiousness

Kecerdasan Emosi

Page 56: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

42

2.5 Hipotesis Penelitian

Karena di dalam penelitian ini menggunakan uji statistik, maka hipotesis yang

akan diuji adalah hipotesis nol (nihil), lalu dipaparkan juga hipotesis alternatif

sebagai informasi tambahan, sebagai berikut:

Hipotesis Nol (Ho): Tidak ada pengaruh yang signifikan dari dimensi pola asuh

orang tua (otoriter, otoritatif, dan permisif), tipe kepribadian big five (neuroticism,

agreableness, openness to experience, conscientiousness, extraversion) terhadap

kecerdasan emosi pada remaja.

Ho1 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan antara persepsi pola asuh orang tua

dan tipe kepribadian Big Five terhadap kecerdasan emosi pada remaja.

Ho2 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan pola asuh otoriter terhadap

kecerdasan emosi pada remaja

Ho3 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan pola asuh otoritatif terhadap

kecerdasan emosi pada remaja.

Ho4 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan pola asuh permisif terhadap

kecerdasan emosi pada remaja.

Ho5 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan kepribadian neuroticism terhadap

kecerdasan emosi pada remaja.

Ho6 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan kepribadian extraversion

terhadap kecerdasan emosi pada remaja.

Page 57: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

43

Ho7 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan kepribadian openness terhadap

kecerdasan emosi pada remaja.

Ho8 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan kepribadian agreeableness

terhadap kecerdasan emosi pada remaja.

Ho9 : Tidak Ada pengaruh yang signifikan kepribadian conscientiousness

terhadap kecerdasan emosi pada remaja.

Page 58: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

44

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab tiga ini dipaparkan populasi dan sampel, variabel penelitian,

definisi operasional, instrumen pengumpulan data, uji validitas instrumen

pengumpulan data, prosedur pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa STM Pangudi Rahayu Cijantung,

Jakarta Timur, yang berjumlah 360 siswa. Adapun sampel dalam penelitian ini

berjumlah 279 siswa yang seluruhnya berjenis kelamin laki-laki. Pengambilan

sampel menggunakan metode non-probability sampling yang berarti

kemungkinan terpilihnya setiap responden anggota populasi tidak diketahui

peluangnya. Teknik yang digunakan adalah accidental sampling dimana teknik

penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan

bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang

yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber data.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki bermacam-macam nilai

atau sifat yang berdiri sendiri-sendiri. Kerlinger (2003) menyatakan variabel

sebagai symbol atau lambang yang padanya kita lekatkan bilangan atau nilai.

Variabel dibagi menjadi dua macam, yaitu : independent variable (Variabel

bebas) dan dependent variable (Variabel terikat). Variabel bebas adalah

Page 59: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

45

variabel yang dipandang sebagai sebab kemunculan, sedangkan variabel

terikat adalah konsekuensi atau yang dipandang sebagai akibatnya

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat (dependent variabel) dan

variabel bebas (independent variable).

Adapun variabel-variabel tersebut adalah :

a. Variabel terikat (dependent variable), yaitu variabel kecerdasan emosi.

b. Variabel bebas (independent variable), yaitu aspek-aspek dari:

Persepsi Pola Asuh Orang tua yang meliputi: (otoriter, otoritatif, permisif)

Tipe Kepribadian Big Five yang meliputi: (Neuroticism, Extraversion,

Openess to experience, Agreeableness, Conscientiousness)

3.3 Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Kecerdasan emosi atau “Emotional Intelligence” adalah merujuk pada

kemampuan mengungkap dan mengenali perasaan kita sendiri juga perasaan

orang lain. Kemampuan memotivasi diri sendiri dan kemampuan mengelola

emosi diri sendiri dengan baik dan dalam hubungan dengan orang lain.

Goleman (1995). Kecerdasan emosi dalam penelitian ini diukur dengan skala

kecerdasan emosi dibuat berdasarkan aspek-aspek kecerdasan emosi menurut

Goleman (1995), seperti mengenali emosi, mengelola emosi, memotivasi diri

sendiri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan.

Page 60: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

46

2. Persepsi pola asuh orang tua sikap orang tua terhadap anak dengan

mengembangkan aturan-aturan dan mencurahkan kasih sayang kepada

anak. Berdasarkan tiga pola pengasuhan Baumrind (dalam Santrock, 2007)

a. Pola asuh otoriter adalah sikap orang tua yang membatasi, menghukum

dan menuntut anak untuk mengikuti perintah orang tua.

b. Pola asuh otoritatif adalah sikap orang tua yang mendorong anak-

anak agar mandiri tetapi masih menerapkan batasan pada tindakan mereka.

c. Pola asuh permisif adalah sikap orang tua yang menghargai ekspresi

diri dan pengaturan diri, hangat jarang menghukum dan tidak mengontrol.

Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala Parental Authority

Questionnaire (PAQ)

3. Kepribadian Big Five adalah pendekatan yang digunakan dalam psikologi

untuk melihat kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam

lima domain kepribadian. Lima domain kepribadian tersebut adalah :

a. Extraversion adalah karakteristik individu yang memiliki antusiasme

yang tinggi, senang bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik

dengan banyak hal, dan ramah terhadap orang lain.

b. Agreeableness adalah karakteristik individu yang cenderung mudah

percaya, murah hati, dan bersahabat.

c. Conscientiousness adalah karakteristik individu yang teratur, terkontrol

dan terorganisir.

d. Neuroticism adalah karakteristik individu yang cenderung penuh

kecemasan, temperamental, dan emosional.

Page 61: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

47

e. Openness to experience adalah karakteristik individu yang cenderung

mencari pengalaman yang berbeda dan bervariasi.

Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala Big Five Inventory (BFI).

3.4 Instrumen Pengumpulan Data

1. Skala Kecerdasan emosi

Skala Kecerdasan emosidalam penelitian ini, dibuat berdasarkan aspek-aspek

kecerdasan emosi menurut Goleman (1995), seperti mengenali emosi, mengelola

emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan.

Skala kecerdasan emosi yang diuji terdiri atas 25 item. Selanjutnya untuk

menginterpretasi skor responden, peneliti menentukan 4 kategori jawaban yaitu:

Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai (STS).

Adapun blue print skala Kecerdasan emosi terdapat dalam tabel di bawah ini

Tabel 3.1 Blue-print skala Kecerdasan emosi

No Aspek Indikator Favorable Unfavorable Total

1 Mengenali Emosi

Diri

Kesadaran

diri

1,20,25 5

Kemampuan

memantau

perasaan

7 14

2 Mengelola Emosi Mampu menangani

perasaan

2,8,15,24 21 5

3 Motivasi Diri Sendiri Berusaha mencapai

tujuan

9,12,16,23 3 5

4 Mengenali Emosi

orang lain

Mampu membaca

pesan non verbal

4,13 18 5

Mengetahui

Perasaan orang

lain

10 6

5 Membina Hubungan Mampu membina

hubungan dengan

orang lain

5,11,17,19 22 5

Jumlah 19 6 25

Page 62: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

48

2. Skala Persepsi Pola Asuh

Skala persepsi pola asuh orang tua dalam penelitian ini adalah Parental Authority

Questionnaire (PAQ) yang dikembangkan oleh Buri (1991). PAQ didesain

berdasarkan pengukuran tiga pola pengasuhan Baumrind (dalam Santrock, 2007)

yaitu pola asuh otoriter, otoritatif dan permisif.

Skala pola asuh yang di uji terdiri atas 21 item. Selanjutnya untuk

menginterpretasi skor responden, peneliti menentukan 4 kategori jawaban,

yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai

(STS). Adapun blue print skala pola asuh orang tua terdapat dalam tabel dibawah

ini.

Tabel 3.2 Blue-print skala Persepsi Pola Asuh

No Jenis-Jenis

Pola Asuh

Indikator Item Jumlah

1 Otoriter Orang tua bersifat membatasi,

menghukum, dan hanya sedikit

melakukan komunikasi verbal

Mendesak anak untuk mengikuti petunjuk

dan usaha orang tua

1, 7, 13

2, 8, 14, 19

3

4

2 Otoritatif Mendorong anak untuk bebas tetapi tetap

memberikan batasan dan mengendalikan

tindakan anak.

Penetapat aturan dalam keluarga

berdasarkan kesepakatan bersama

3, 9, 15, 20

4, 10, 16

4

3

3 Permisif Orang tua bersikap membebaskan

Tidak memberikan pengawasan dan

pengarahan pada tingkah laku anak

5, 11, 17,21

6,12, 18

4

3

Jumlah 21 21

Page 63: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

49

2. Skala Kepribadian Big Five

Skala kepribadian big five untuk mengukur trait big five, alat ukur yang

digunakan dalam penelitian ini adalah skala Big Five Inventory (BFI) yang

dikembangkan oleh Jhon et.al (Jhon & Soto, 2008). BFI berjumlah 44 item

mengenai trait kepribadian yang menggunakan kalimat singkat berdasarkan

sifat yang menjadi penanda kepribadian lima faktor yaitu, extraversion,

agreeableness, conscienusness, neuroticism, dan openness to experience.

Instrumen ini berbentuk skala Likert dengan rentang lima rentangan,

namun peneliti memodifikasi sehingga menggunakan rentang skala empat

rentangan yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak

Sesuai (STS). Hal ini dilakukan untuk mempermudah subjek dalam pengisian

alat ukur. Adapun pembagian item-item skala big five berdasarkan trait adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.3 Blue print skala kepribadian Big Five

No Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Total

1 Extraversion Penuh kasih sayang

Mudah bergaul

Banyak bicara

1, 11, 16,

26, 36

6, 21, 31 8

2 Agreeableness Berhati lembut

Dermawan

Ramah

7, 17, 22,

32, 42

2, 12, 27, 37 9

3 Conscientiousnes Teliti

.Pekerja keras

.Teratur

Tepat waktu

3, 13, 28,

33, 38

8, 18, 23, 43 9

4 Neuroticism Pencemas

Emosional

Realistis

4, 14, 19,29,

39

9, 24, 34 8

5 Opennesess to

Experience

Imajinatif

.Kreatif

Inovatif

5, 10, 15, 20,

25,30, 40, 44

35, 41 10

Jumlah 28 16 44

Page 64: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

50

3.5 Pengujian Validitas Konstruk Alat Ukur

Peneliti melakukan uji instrumen dengan sejumlah item dari 3 skala, yaitu skala

kecerdasan emosi, skala persepsi pola asuh orang tua dan skala tipe kepribadian.

Uji instrumen ini diberikan kepada seluruh sampel.

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Adapun prosedur uji

validitas konstruk dengan CFA adalah sebagai berikut (Umar, 2012):

1. Dibuat atau disusun suatu definisi operasional tentang konsep atau trait

yang hendak diukur. Untuk mengukur trait atau faktor tersebut diperlukan

item (stimulus) sebagai indikatornya.

2. Disusun hipotesis/teori bahwa seluruh item yang disusun (dibuat) adalah

valid mengukur konstruk yang didefinisikan. Dengan kata lain diteorikan

(hipotesis) bahwa hanya ada 1 faktor yang diukur yaitu konstruk yang

didefinisikan (model unidimensional).

3. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dihitung matriks korelasi antar

item, yang disebut matriks S.

4. Matriks korelasi tersebut digunakan untuk mengestimasi matriks korelasi

yang seharusnya terjadi menurut teori/model yang ditetapkan. Jika

teori/hipotesis pada butir 2 adalah benar, maka semestinya semua item

hanya mengukur satu faktor saja (unidimensional).

Page 65: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

51

5. Adapun langkah-langkahnya adalah:

a. Dihitung (diestimasi) parameter dari model/teori yang diuji yang

dalam halini terdiri dari dari koefisien muatan faktor dan varian

kesalahan pengukuran (residual)

b. Setelah nilai parameter diperoleh kemudian di estimasi (dihitung)

korelasi antar setiap item sehingga diperoleh matriks korelasi antar

item berdasarkan hipotesis/teori yang diuji (matriks korelasi ini disebut

sigma).

6. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menguji hipotesis bahwa S=∑

atau dapat dituliskan Ho : S - ∑ = 0. Uji hipotesis ini misalnya dilakukan

menggunakan uji chi square, dimana jika chi square tidak signifikan

(p>0.05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) tidak ditolak.

Artinya, teori yang mengatakan bahwa semua item hanya mengukur satu

konstruk saja terbukti sesuai (fit) dengan data.

7. Jika telah terbukti model unidimensional (satu faktor) fit dengan data

maka dapat dilakukan seleksi terhadap item dengan menggunakan 3

kriteria, yaitu:

a. Item yang koefisien muatan faktornya tidak signifikan di drop karena

tidak memberikan informasi yang secara statistik bermakna.

b. Item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif juga didrop karena

mengukur hal yang berlawanan dengan konsep yang didefinisikan.

Namun demikian, harus diperiksa dahulu apakah item yang

pernyataannya unfavorable atau negatif sudah disesuaikan (di reverse)

Page 66: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

52

skornya sehingga menjadi positif. Hal ini berlaku khusus untuk item

dimana tidak ada jawaban yang benar ataupun salah (misalnya, alat

ukur personality, motivasi, persepsi, dsb).

c. Item dapat juga di drop jika residualnya (kesalahan pengukuran)

berkorelasi dengan banyak residual item yang lainnya, karena ini

berarti bahwa item tersebut mengukur juga hal lain selain konstruk

yang hendak diukur.

Jika langkah-langkah diatas telah dilakukan, maka diperoleh item-item

yang valid untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, penulis

tidak menggunakan raw score/skor mentah (hasil menjumlahkan skor item). Item-

item inilah yang diolah untuk mendapatkan faktor skor pada tiap skala. Dengan

demikian perbedaan kemampuan masing-masing item dalam mengukur apa yang

hendak diukur ikut menentukan dalam menghitung faktor skor (True score). True

score inilah yang dianalisis dalam penelitian ini.

Untuk kemudahan didalam penafsiran hasil analisis maka penulis

mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi

T score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak

ada responden yang mendapat skor negatif. Adapun rumus T score adalah:

Rumus 3.1

T score = (10 x skor faktor) + 50

Page 67: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

53

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software

LISREL 8.70. Uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan dalam sub bab berikut.

3.5.1 Uji validitas item kecerdasan emosi

Peneliti menguji apakah ke 25 item yang mengukur kecerdasan emosi bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur kecerdasan emosi. Tetapi saat

dilakukan pengujian CFA, data mengalami masalah sehingga peneliti mendrop 8

item yang menjadi sumber masalah dalam pengujian CFA, item tersebut di drop

karena memiliki factor loading yang negative. Selanjutnya, setelah tersisa 17

item, dilakukan analisis CFA kembali. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 798.58, df =

119, P-value = 0.000, dan nilai RMSEA = 0.143. Oleh sebab itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-square= 92.65, df = 72, P-value = 0.0511, RMSEA = 0.032.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model

dengan satu faktor dapat diterima,artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor

yaitu kecerdasan emosi. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor.

Page 68: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

54

Pada pengujian CFA ini, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif.

Gambar 3.1

Path Diagram Kecerdasan Emosi

Sehingga di dapatkan nilai koefisien muatan faktor, t-value tiap item seperti yang

dapat dilihat di tabel 3.4 dibawah ini:

Page 69: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

55

Tabel 3.4

Muatan Faktor Kecerdasan Emosi

No No.

Item

Muatan

Faktor

Standard

Error

t-value Valid/Tidak

1 1 0.34 0.06 5.47 V

2 3 0.41 0.06 6.91 V

3 5 0.49 0.06 7.96 V

4 6 0.19 0.06 3.04 V

5 7 0.29 0.07 4.11 V

6 8 0.31 0.07 4.55 V

7 10 0.33 0.06 5.63 V

8 12 0.48 0.06 8.38 V

9 13 0.39 0.06 6.57 V

10 16 0.67 0.06 11.90 V

11 17 0.30 0.06 4.72 V

12 18 0.60 0.06 9.56 V

13 19 0.31 0.06 4.87 V

14 20 0.23 0.06 3.92 V

15 22 0.40 0.06 6.42 V

16 23 0.61 0.06 10.30 V

17 24 0.55 0.06 9.75 V Keterangan : V artinya Valid, X artinya Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.4, setelah dilakukan pengujian CFA, nilai t bagi

koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Lalu

koefisien muatan faktor dari seluruh item tidak ada yang memiliki nilai negatif.

Artinya, ke 17 item merupakan item yang valid untuk mengukur kecerdasan

emosi berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu muatan faktor

tidak boleh memiliki nilai negatif, t-value memiliki nilai t > 1.96 atau t < -1.96.

3.5.2 Uji validitas item otoriter

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur otoriter. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

Page 70: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

56

model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 72.25, df = 14, P-value

= 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.125, oleh sebab itu, penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

square= 15.85, df = 11, P-value = 0.14668, RMSEA = 0.040.

Gambar 3.2

Path Diagram Otoriter

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu

faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu

otoriter. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti table 3.5 dibawah ini:

Page 71: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

57

Tabel 3.5

Muatan Faktor Otoriter

No No.

Item

Muatan

Faktor

Standard

Error

t-value Valid/Tidak

1 1 0.65 0.08 7.71 V

2 2 0.47 0.07 6.53 V

3 7 0.57 0.07 7.62 V

4 8 -0.03 0.08 -0.33 X

5 13 0.44 0.09 5.14 V

6 14 0.21 0.08 2.82 V

7 19 0.21 0.07 2.93 V Keterangan : V artinya Valid, X artinya Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.5, penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, ternyata terdapat 1 item yang

muatan faktornya negatif, yaitu item 8. Selanjutnya, nilai t bagi koefisien

muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Dengan

demikian, bobot nilai pada item 8 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor

skor, karena tidak valid sedangkan seluruh item lain valid untuk mengukur apa

yang hendak diukur berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.

3.5.3 Uji validitas item otoritatif

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur otoritatif. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 74.49, df = 14, P-value

= 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.125, oleh sebab itu, penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

square= 18.22 df = 11, P-value = 0.07655, RMSEA = 0.049.

Page 72: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

58

Gambar 3.3

Path Diagram Otoritatif

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu

faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu

otoritatif. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor.seperti tabel 3.6

Page 73: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

59

Tabel 3.6

Muatan Faktor Otoritatif

No No.

Item

Muatan

Faktor

Standard

Error

t-value Valid/Tidak

1 3 0.51 0.07 7.32 V

2 4 0.48 0.06 7.66 V

3 9 0.50 0.06 8.11 V

4 10 0.39 0.06 6.10 V

5 15 0.68 0.06 11.38 V

6 16 0.37 0.07 5.47 V

7 20 0.75 0.06 11.83 V

Keterangan : V artinya Valid, X artinya Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.6, penulis melihat muatan faktor dari item, apakah

ada yang bermuatan negatif atau tidak, ternyata tidak terdapat item yang

muatan faktornya negatif. Selanjutnya, nilai t bagi koefisien muatan faktor

semua item signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Dengan demikian, semua

bobot nilai pada item ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Artinya

seluruh item valid untuk mengukur apa yang hendak diukur berdasarkan kriteria

yang telah dijelaskan sebelumnya

3.5.4 Uji validitas item permisif

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur permisif. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 181.72, df = 14, P-value

= 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.208, oleh sebab itu, penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

Page 74: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

60

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

square= 9.59, df = 8, P-value = 0.29464, RMSEA = 0.027.

Gambar 3.4

Path Diagram Permisif

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu

faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu

permisif. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor yang

hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.7.

Page 75: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

61

Tabel 3.7

Muatan Faktor Permisif

No No.

Item

Muatan

Faktor

Standard

Error

t-value Valid/Tidak

1 5 0.72 0.06 12.92 V

2 6 0.81 0.05 15.07 V

3 11 0.70 0.06 12.11 V

4 12 0.54 0.06 9.09 V

5 17 0.58 0.06 9.49 V

6 18 0.41 0.06 6.38 V

7 21 0.62 0.06 10.15 V Keterangan : V artinya Valid, X artinya Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.7, penulis melihat muatan faktor dari item, apakah

ada yang bermuatan negatif atau tidak, ternyata tidak terdapat item yang

muatan faktornya negatif. Selanjutnya, nilai t bagi koefisien muatan faktor

semua item signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Dengan demikian, semua

bobot nilai pada item ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor. Artinya

seluruh item valid untuk mengukur apa yang hendak diukur berdasarkan kriteria

yang telah dijelaskan sebelumnya

3.5.5 Uji validitas item agreeableness

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur agreeableness. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, dan model tersebut tidak fit, dengan Chi-square =

184.80, df = 27, P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.145, oleh sebab itu,

penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

Page 76: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

62

model fit dengan Chi-square= 24.02, df = 18, P-value = 0.15422, RMSEA =

0.035.

Gambar 3.5

Path Diagram Agreeableness

Telah didapat nilai P-value> 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa model dengan

satu faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu

agreeableness. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item

tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.8.

Page 77: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

63

Tabel 3.8

Muatan Faktor Agreeableness

No No.

Item

Muatan

Faktor

Standard

Error

t-value Valid/Tidak

1 2 0.05 0.07 0.74 X

2 7 -0.72 0.08 -8.74 X

3 12 -0.45 0.07 -6.67 X

4 17 0.35 0.07 5.16 V

5 22 0.33 0.08 4.17 V

6 27 -0.37 0.06 -5.88 X

7 32 -0.49 0.06 -7.70 X

8 37 -0.13 0.06 -2.06 X

9 42 -0.60 0.08 -7.81 X Keterangan : V artinya Valid, X artinya Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.8, penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, ternyata terdapat 6 item yang

muatan faktornya negatif, yaitu item 7, 12, 27, 32, 37, 42. Selanjutnya ,

terdapat 1 item dengan T-Value <1.96, yaitu item 2. Dengan demikian, bobot

nilai pada item 7, 12, 27, 32, 37, 42 dan 2 tidak ikut dianalisis dalam

penghitungan faktor skor, karena tidak valid sedangkan seluruh item lain valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur berdasarkan kriteria yang telah

dijelaskan sebelumnya.

3.5.6 Uji validitas item conscientiousness

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur conscientiousnes. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 211.550, df =

27, P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.157, oleh sebab itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

Page 78: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

64

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-square= 27.62, df = 18, P-value = 0.06804, RMSEA = 0.044.

Gambar 3.6

Path Diagram Conscientiousness

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu

faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu

Conscientiousness. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur

faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah

item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai

t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.9 .

Page 79: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

65

Tabel 3.9

Muatan Faktor Conscientiousness

No No.

Item

Muatan

Faktor

Standard

Error

t-value Valid/Tidak

1 3 0.44 0.07 6.62 V

2 8 0.65 0.06 10.91 V

3 13 0.04 0.07 0.65 X

4 18 0.76 0.06 12.98 V

5 23 0.63 0.06 10.12 V

6 28 0.43 0.07 6.34 V

7 33 0.37 0.06 5.69 V

8 38 0.27 0.07 3.90 V

9 43 0.30 0.07 4.30 V Keterangan : V artinya Valid, X artinya Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.9, penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, ternyata tidak terdapat item yang

muatan faktornya negatif. Selanjutnya, terdapat 1 item dengan T-Value <1.96,

yaitu item 13. Dengan demikian, bobot nilai pada item 13 tidak ikut dianalisis

dalam penghitungan faktor skor, karena tidak valid sedangkan seluruh item lain

valid untuk mengukur apa yang hendak diukur berdasarkan kriteria yang telah

dijelaskan sebelumnya.

3.5.7 Uji validitas item extraversion

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur extraversion. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 277.79, df = 20,

P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.214, oleh sebab itu, penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

Page 80: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

66

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

square= 15.51, df = 10, P-value = 0.11441, RMSEA = 0.045.

Gambar 3.7

Path Diagram Extraversion

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu

faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu

extraversion. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut mengukur faktor

yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan apakah item

tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.10.

Page 81: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

67

Tabel 3.10

Muatan Faktor Extraversion

No No.

Item

Muatan

Faktor

Standard

Error

t-value Valid/Tidak

1 1 0.35 0.06 5.39 V

2 6 0.14 0.07 1.96 V

3 11 0.80 0.06 14.23 V

4 16 0.79 0.06 13.66 V

5 21 -0.34 0.06 -5.26 X

6 26 0.63 0.06 10.83 V

7 31 -0.33 0.07 -5.02 X

8 36 0.51 0.06 7.90 V

Keterangan : V artinya Valid, X artinya Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3. 10, penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, ternyata terdapat 2 item yang

muatan faktornya negatif, yaitu item 21 dan 31 . Selanjutnya, nilai t bagi

koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96.

Dengan demikian, bobot nilai pada item item 21 dan 31 tidak ikut dianalisis dalam

penghitungan faktor skor, karena tidak valid sedangkan seluruh item lain valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur berdasarkan kriteria yang telah

dijelaskan sebelumnya.

3.5.8 Uji validitas item neuroticism

Peneliti menguji apakah ke 15 item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukur neuroticism. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 148.71, df = 20,

P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.152. Oleh sebab itu, penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item

Page 82: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

68

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-

square=13.63, df = 10, P-value = 0.19032, RMSEA = 0.036.

Setelah di dapat nilai P-value > 0.05 sehingga dapat dinyatakan bahwa

model dengan satu faktor dapat diterima,dapat diartikan bahwa seluruh item hanya

mengukur satu faktor yaitu neuroticism. Kemudian penulis melihat apakah item

tersebut mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus

menentukan apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan

dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor.

Pada pengujian CFA ini, nilai t bagi koefisien muatan faktor semua item

signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96. Selanjutnya penulis melihat muatan

faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, tetapi diketahui

tidak terdapat item yang muatan faktornya negatif.

Dari hasil analisis CFA kelima kalinya, yang dilakukan dengan model satu

faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square = 206.13, df = 44, P-value = 0.00000,

RMSEA = 0.106. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya, sehingga diperoleh model fit dengan Chi-square = 48.85, df = 36,

P-value = 0.07482, RMSEA = 0.033.

Page 83: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

69

Gambar 3.8

Path Diagram Neuroticism

Sehingga di dapatkan nilai koefisien muatan faktor, t-value dan jumlah korelasi

kesalahan pengukuran tiap item seperti yang dapat dilihat di tabel 3.11 dibawah

ini:

Page 84: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

70

Tabel 3.11

Muatan Faktor Neuroticism

No No.

Item

Muatan

Faktor

Standard

Error

T-value Valid/Tidak

1 4 -0.05 0.06 6.26 X

2 9 -0.05 0.07 -0.71 X

3 14 0.86 0.06 14.46 V

4 19 0.62 0.06 10.59 V

5 24 -0.29 0.08 -3.83 X

6 29 0.28 0.06 4.48 V

7 34 0.41 0.06 6.33 V

8 39 0.65 0.06 10.90 V Keterangan : V artinya Valid, X artinya Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.11, penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, ternyata terdapat 3 item yang

muatan faktornya negatif, yaitu item 4, 9 dan 24. Selanjutnya, nilai t bagi

koefisien muatan faktor semua item signifikan karena t > 1.96 atau t < -1.96.

Dengan demikian, bobot nilai pada item 4, 9 dan 24 tidak ikut dianalisis dalam

penghitungan faktor skor, karena tidak valid sedangkan seluruh item lain valid

untuk mengukur apa yang hendak diukur berdasarkan kriteria yang telah

dijelaskan sebelumnya.

3.5.9 Uji validitas item openness to experience

Peneliti menguji apakah kelima item yang ada bersifat unidimensional, artinya

benar hanya mengukuropenness to experience. Dari hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-square =

226.45, df = 27, P-value = 0.00000, dan nilai RMSEA = 0.163, oleh sebab itu,

penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

Page 85: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

71

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-square= 21.71, df = 14, P-value = 0.08476, RMSEA = 0.045

Gambar 3.9

Path Diagram Openness to Experience

Setelah didapat nilai P-value > 0.05 dapat dinyatakan bahwa model dengan satu

faktor dapat diterima. Artinya seluruh item hanya mengukur satu faktor yaitu

opportunity for nurturance. Kemudian penulis melihat apakah item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur secara signifikan dan sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu didrop atau tidak, pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti tabel 3.12.

Page 86: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

72

Tabel 3.12

Muatan Faktor Openness to Experience

No No.

Item

Muatan

Faktor

Standard

Error

t-value Valid/Tidak

1 5 0.62 0.06 10.19 V

2 10 0.23 0.08 3.08 V

3 15 0.52 0.08 6.72 V

4 20 1.04 0.07 15.58 V

5 25 0.42 0.06 7.22 V

6 30 0.07 0.06 1.27 X

7 35 -0.25 0.06 -4.47 X

8 40 0.40 0.06 6.81 V

9 41 -0.22 0.06 -3.92 X

10 44 0.21 0.06 3.75 V

Keterangan : V artinya Valid, X artinya Tidak Valid

Berdasarkan tabel 3.12, penulis melihat muatan faktor dari item,

apakah ada yang bermuatan negatif atau tidak, ternyata terdapat 2 item yang

muatan faktornya negatif, yaitu item 35 dan 41. Selanjutnya, terdapat 1 item

dengan T-Value <1.96, yaitu item 30. Dengan demikian, bobot nilai pada item

35, 41 dan 30 tidak ikut dianalisis dalam penghitungan faktor skor, karena tidak

valid sedangkan seluruh item lain valid untuk mengukur apa yang hendak diukur

berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.

3.6 Teknik Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, digunakan Confirmatory Factor Analysis

(CFA) untuk melihat validitas konstruk setiap item serta menguji struktur faktor

yang diturunkan secara teoritis. Analisis faktor adalah metode analisis statistik

yang digunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel

menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti.

Page 87: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

73

Melalui analisis faktor akan didapatkan data variabel konstruk (skor faktor)

sebagai data input analisis lebih lanjut atau sebagai data penelitian.

Dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis

statistik, maka hipotesis penelitian yang ada diubah menjadi hipotesis nihil.

Hipotesis nihil inilah yang akan diuji dalam analisis statistik nantinya. Pada

penelitian ini digunakan multiple regression analysis di mana terdapat lebih dari

satu independent variable untuk mengetahui pengaruhnya terhadap dependent

variable. Pada penelitian ini terdapat delapan independent variable dan satu

dependent variable. Dengan menggunakan rumus persamaan garis regresi, yaitu:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + … + b7X7 + b8X8+ e

Keterangan:

Y = Kecerdasan emosi

a = Konstan

b = Koefisien regrentuk masing-masing X

X1 = otoriter

X2 = otoritatif

X3 = permisif

X4 = Agreeableness

X5 = Conscientiousnes

X6 = Extraversion

X7 = Neuroticsm

X8 = Opennesess to experience

e = Residual

Page 88: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

74

Melalui regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara kecerdasan emosi (DV) dengan otoriter, otoritatif,

permisif, agreeableness, conscientiousness, extraversion, neuroticism, opennesess

to experience. Besarnya kecerdasan emosi yang disebabkan faktor-faktor yang

telah disebutkan ditunjukkan oleh koefisien determinasi berganda atau R2.

R2 menunjukkan variasi atau perubahan dependent variable (Y)

disebabkan independent variable (X) atau digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh independent variable (X) terhadap dependent variable (Y) atau

merupakan perkiraan proporsi varians dari kecerdasan emosi yang dijelaskan oleh

otoriter, otoritatif, permisif, agreeableness, conscientiousness, extraversion,

neuroticism, opennesess to experience. Untuk mendapatkan nilai R2, digunakan

rumus sebagai berikut:

Rumus 3.2

R2 =

Keterangan:

R2 = Proporsi varians

SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadrat regresi)

SSy = Sum of Square Y (jumlah kuadrat Y)

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya seperti uji signifikansi pada F-

test. Selain itu juga, uji signifikansi bisa juga dilakukan dengan tujuan melihat

apakah pengaruh dari IV terhadap DV signifikan atau tidak. Pembagi disini adalah

SSreg

SSy

Page 89: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

75

R2 itu sendiri dengan df-nya (dilambangkan „k‟), yaitu sejumlah IV yang

dianalisis sedangkan penyebutnya (1-R2) dibagi dengan df-nya (N-k-1) dimana N

adalah total sampel. Untuk df dari pembagi sebagai numerator sedangkan df

penyebut sebagai denumerator. Jika dirumuskan, maka:

Rumus 3.3

R2/k

(1-R2)/(N-k-1)

Keterangan:

R2 = Proporsi varians

k = Banyaknya independent variable

N = Ukuran sampel

Kemudian selanjutnya dilakukan uji koefisiensi regresi dari tiap-tiap IV

yang dianalisis. Uji tersebut digunakan untuk melihat apakah pengaruh yang

diberikan IV signifikan terhadap DV secara sendiri-sendiri atau parsial. Uji ini

digunakan untuk menguji apakah sebuah IV benar-benar memberikan kontribusi

terhadap DV. Sebelum di dapat nilai t dari tiap IV, harus didapat dahulu nilai

standart error estimate dari b (koefisien regresi) yang didapatkan melalui akar

MSres dibagi dengan SSx. Setelah didapat nilai Sb barulah bisa dilakukan uji t,

yaitu hasil bagi dari b (koefisien regresi) dengan Sb itu sendiri. Dapat dirumuskan:

F =

Page 90: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

76

Rumus 3.4

ti =

Keterangan:

bi = Koefisien regresi ke-i

Sbi = Standart Error Estimate dari bi

bi

Sbi

Page 91: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

77

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini, dipaparkan mengenai gambaran subjek penelitian, hasil analisis

deskriptif, kategorisasi skor variabel penelitian, hasil pengujian hipotesis dan

pembahasan hasil pengujian hipotesis dan proporsi varians.

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Total sampel pada penelitian ini berjumlah 279 orang. Berikut ini adalah daftar

sampel yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Lalu, untuk mendapatkan

gambaran umum mengenai latar belakang subjek penelitian maka pada sub bab ini

ditampilkan gambaran banyaknya subjek penelitian berdasarkan usia.

Gambar 4.1

Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia

Berdasarkan data pada pie chart di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah sampel

berdasarkan usia sampel, terdapat sampel berusia 15 tahun sebesar 27 %, sampel

berusia 16 tahun sebesar 58 % dan sampel berusia 17 tahun sebesar 15 %.

Page 92: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

78

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif adalah hasil yang memberikan gambaran data penelitian.

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, maksimum,

mean dan standar deviasi variabel serta kategorisasi tinggi dan rendahnya skor

variabel penelitian. Gambaran hasil analisis deskriptif ini dapat dilihat pada tabel

di bawah ini:

Tabel 4.1

Analisis Deskriptif

Variabel N Min Max Mean SD

Kecerdasan Emosi 279 20.55 65. 10 50 8.61

Otoriter 279 24.95 65.75 50 7.58

Otoritatif 279 29.91 67.29 50 8.52

Permisif 279 9.32 68.57 50 8.94

Neuroticism 279 32.28 68.82 50 8.64

Extraversion 279 28.56 63.40 50 8.49 Openness To Experience 279 24.33 65.19 50 8.87

Agreableness 279 28.34 77.55 50 10.00

Conscientiousness 279 31.45 69.39 50 8.53

Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui pertama bahwa nilai

minimum dari variabel kecerdasan emosi adalah 20.55 dengan nilai maksimum =

65. 10, mean = 50 dan SD = 8.61. Kedua, otoriter memiliki nilai minimum =

24.95 dan nilai maksimum = 65.75, mean = 50 dan SD =7.58 . Ketiga, otoritatif

memiliki nilai minimum = 29.91 dan nilai maksimum = 67.29, mean = 50, SD =

8.52. Keempat, Permisif memiliki nilai minimum = 9.32 dan nilai maksimum =

68.57, mean = 50, SD = 8.94. Kelima, Neuroticism memiliki nilai minimum =

32.28 dan nilai maksimum = 68.82, mean = 50, SD =8.64. Keenam, Extraversion

memiliki nilai minimum =28.56 dan nilai maksimum = 63.40, mean = 50, SD =

Page 93: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

79

8.49 . Ketujuh, Openness to Experience memiliki nilai minimum = 24.33 dan nilai

maksimum =65.19 , mean = 50, SD = 8.87. Kedelapan, Agreableness memiliki

nilai minimum = 28.34 dan nilai maksimum = 77.55, mean = 50, SD = 10.00.

Kesembilan Conscientiousness, memiliki nilai minimum = 31.45 dan nilai

maksimum = 69.39, mean =50, SD = 8.53.

4.2.1 Kategorisasi skor variabel

Berdasarkan pada alat ukur yang digunakan, kategorisasi skor dalam penelitian ini

dibuat menjadi dua kategori yaitu, tinggi dan rendah. Hal ini diketahui dari

informasi yang tertera pada alat ukur yang digunakan bahwa kategorisasi skor

menggunakan raw score dibagi menjadi dua kategori yaitu tinggi dan rendah.

Selanjutnya, peneliti menggunakan informasi tersebut sebagai acuan untuk

membuat norma kategorisasi dalam penelitian ini yang datanya bukan

menggunakan raw score tetapi merupakan true score yang skalanya telah

dipindah menggunakan rumus T score yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, pedoman interpretasi skor adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2

Pedoman Interpretasi Skor

Kategori Rumus

Tinggi X ≥ Mean

Rendah X < Mean

Uraian mengenai gambaran kategori skor variabel berdasarkan tinggi dan

rendahnya tiap variabel disajikan pada tabel 4.3 di bawah ini.

Page 94: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

80

Tabel 4.3

Kategorisasi Skor Variabel

Kategorisasi Skor Variabel

Variabel Frekuensi %

Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Kecerdasan emosi 140 139 50.2 49.8

Otoritatif 163 116 58.4 41.6

Otoriter 117 162 41.9 58.1

Permisif 150 129 53.8 46.2

Neuroticism 139 140 49.8 50.2

Extraversion 129 150 46.2 53.8

Opennes to experience 136 143 48.7 51.3

Agreeableness 125 154 44.8 55.2

Conscientiousness 119 160 42.7 57.3

Berdasarkan data pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa skor pada variabel

kecerdasan emosi cenderung rendah. Lalu, skor pada variabel otoritatif juga

cenderung rendah. Selanjutnya, skor pada variable otoriter cenderung rendah

begitupun juga pada variabel permisif skor cenderung rendah. Lalu, skor pada

variabel neuroticism cenderung tinggi. Pada variabel extravesion skor cenderung

tinggi antara kategori yang tinggi dan juga rendah, begitupun juga pada variabel

opennes to experience cenderung tinggi. Selanjutnya, skor pada variabel

agreeablenes cenderung tinggi dan terakhir skor pada variabel conscientiousness

cenderung tinggi antara kategori yang tinggi dan rendah.

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

Selanjutnya, uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing

IV terhadap DV dalam penelitian ini, analisisnya dilakukan dengan teknik

multiple regression analysis. Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true score

yang diperoleh dari hasil analisis faktor. Lalu peneliti memindahkan skala faktor

Page 95: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

81

skor tersebut menjadi T score dengan berdasarkan rumus 3.1 yang telah

dipaparkan sebelumnya. Alasan penulis menggunakan T score ini ialah untuk

menghindari dampak negatif dari kesalahan pengukuran dan juga agar tidak ada

responden yang mendapatkan nilai negatif.

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan multiple regression

analysis dengan menggunakan software IBM SPSS 20. Dalam melakukan analisis

regresi, ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui

berapa persen varians DV yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara

keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV, kemudian terakhir

melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah pertama

peneliti melihat besaran R2 untuk mengetahui berapa persen varians DV yang

dijelaskan oleh IV. Selanjutnya untuk tabel yang berisi R2, dapat dilihat pada tabel

4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Model Summary Analisis Regresi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R square Standard Error

1 .244 .059 .032 8.47945

a. Predictors: (Constant), Conscientiousness, Permisif, Otoriter, Otoritatif, Opennes to

experience, Neuroticsm, Agreeablenees, Extraversion

Berdasarkan data pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa perolehan R2 sebesar 0.059

atau 5.9%. Artinya proporsi varians dari kecerdasan emosi yang dijelaskan oleh

variabel pola asuh (otoriter, otoritatif, permisif) dan variabel tipe kepribadian big

five (neuroticism, extraversion, openess to experience, agreeableness,

Page 96: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

82

conscientiousness) dalam penelitian ini adalah sebesar 5.9 %, sedangkan 94. 1%

lainnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent

variable terhadap kecerdasan emosi. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel

4.5.

Tabel 4.5

Anova Pengaruh Keseluruhan IV Terhadap DV

ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1226.247 8 153.281 2. 132 .033

Residual 19413.302 270 71.901

Total 20639.549 278

a. Dependent Variable : Kecerdasan Emosi

b. Predictors : (Constant), Conscientiousness, Permisif, Otoriter, Otoritatif, Opennes to

experience, Neuroticsm, Agreeablenees, Extraversion

Berdasarkan pada tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. pada kolom paling

kanan adalah sebesar 0.033. Dengan demikian diketahui bahwa nilai Sig. < 0.05,

maka hipotesis nol (nihil) yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

dari dimensi persepsi pola asuh orang tua (otoriter, otoritatif, permisif), dan Tipe

kepribadian (Neuroticism, Extraversion, Opennes to experience, Agreeableness,

Conscientiousness) terhadap kecerdasan emosi ditolak. Artinya, ada pengaruh

yang signifikan secara keseluruhan dari dimensi persepsi pola asuh orang tua

(otoriter, otoritatif, permisif), dan Tipe kepribadian (Neuroticism, Extraversion,

Opennes to experience, Agreeableness, Conscientiousness) terhadap kecerdasan

emosi.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi dari masing-masing IV.

Untuk mengetahui signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan,

Page 97: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

83

dapat dilihat melalui kolom Sig. (kolom keenam). Jika Sig. < 0.05 maka koefisien

regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya terhadap kecerdasan emosi,

begitupun sebaliknya. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing IV

terhadap kecerdasan emosi dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Koefisien Regresi

Coefficients

Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 20.697 9.502 2.178 .030

Otoriter .034 .069 .030 .495 .621

Otoritatif .127 .061 .125 2.059 .040

Permisif .043 .058 .045 .742 .459

Neuroticsm .046 .069 .046 .659 .510

Extraversion .103 .078 .102 1.328 .185

Opennes to

experience

.067 .076 .068 .883 .378

Agreeablenes .046 .062 .054 .748 .455

Conscientiousness .120 .073 . 118 1.630 .104

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut:

Kecerdasan Emosi = 20.697 + 0.034 (Otoriter) + 0.127 (Otoritatif) + 0.043

(Permisif) +0.046 (Neuroticsm) + 0.103 (Extraversion) + 0.067 (Opennes to

experience) + 0.046 (Agreeablenes) + 0.120 (Conscientiousness)

Dari persamaan regresi di atas, dapat dijelaskan bahwa dari delapan independent

variable hanya Otoritatif yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi

yang diperoleh pada masing-masing IV adalah sebagai berikut:

1. Variabel Otoriter: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.034 dengan

Sig. sebesar 0.621 (Sig. > 0.05), dengan demikian Ho1 yang menyatakan

Page 98: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

84

tidak ada pengaruh yang signifikan dari otoriter terhadap kecerdasan emosi

pada remaja diterima. Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan otoriter

terhadap kecerdasan emosi.

2. Variabel Otoritatif : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.127 dengan

Sig. sebesar 0.040 (Sig. < 0.05), dengan demikia Ho2 yang menyatakan

tidak ada pengaruh yang signifikan dari otoritatif terhadap kecerdasan

emosi pada remaja ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan

otoritatif terhadap kecerdasan emosi. Nilai koefisien regresi yang positif

menunjukkan arah hubungan yang positif antara otoritatif dan kecerdasan

emosi. Dari arah hubungan tersebut dapat diartikan jika skor otoritatif

seseorang itu tinggi maka skor kecerdasan emosi akan tinggi ataupun

sebaliknya.

3. Variabel Permisif : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.043 dengan

Sig. sebesar 0.459 (Sig. > 0.05), dengan demikian Ho3 yang menyatakan

tidak ada pengaruh yang signifikan dari Permisif terhadap kecerdasan

emosi pada remaja diterima.

4. Variabel Neuroticsm : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.046

dengan Sig. sebesar 0.510 (Sig. > 0.05), dengan demikian Ho4 yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari Neuroticsm terhadap

kecerdasan emosi pada remaja diterima.

5. Variabel Extraversion : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.103

dengan Sig. sebesar 0.185 (Sig. > 0.05), dengan demikian Ho5 yang

Page 99: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

85

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari Extraversion terhadap

kecerdasan emosi pada remaja diterima.

6. Variabel Opennes to experience : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.067 dengan Sig. sebesar 0.378 (Sig. > 0.05), dengan demikian Ho6 yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari Opennes to

experience terhadap kecerdasan emosi pada remaja diterima.

7. Variabel Agreeablenes : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.046

dengan Sig. sebesar 0.455 (Sig. > 0.05), dengan demikian Ho7 yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari Agreeablenes

terhadap kecerdasan emosi pada remaja diterima.

8. Variabel Conscientiousness : diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.120 dengan Sig. sebesar 0.104 (Sig. > 0.05), dengan demikian Ho8 yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari Conscientiousness

terhadap kecerdasan emosi pada remaja diterima.

4.3.1 Pengujian Proporsi Varians Independent Variable

Selanjutnya, peneliti ingin mengetahui bagaimana sumbangan proporsi varians

dari masing-masing independent variable terhadap kecerdasa emosi. Berikut ini

akan disajikan tabel dimana dalam tabel tersebut terdiri atas kolom pertama

(model) adalah IV yang dianalisis satu persatu, kolom ketiga (R Square)

merupakan penambahan varians DV dari tiap IV yang dianalisis satu persatu

tersebut, kolom keenam (R square change) merupakan nilai murni varians DV

dari tiap IV yang dianalisis satu persatu, kolom ketujuh (F change) adalah nilai F

Page 100: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

86

hitung bagi IV yang bersangkutan, kemudian kolom df ialah derajat kebebasan

atau taraf nyata bagi IV yang bersangkutan dan df terdiri atas numerator dan

denumerator. Lalu yang terakhir adalah kolom signifikansi (Sig. F change).

Besarnya proporsi varians pada kecerdasan emosi dapat dilihat pada tabel 4.7

berikut ini:

Tabel 4.7 Model Summary Proporsi Varians Tiap IV Terhadap DV

Model Summary

Change Statistics

Model R R

Square Adjusted

R Square

Std.

Error

R

Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .007a .000 .004 8.63177 .000 .013 1 277 .910

2 .147b .022 .014 8.55388 .022 6.068 1 276 .014

3 .148c .022 .011 8.56781 .000 .104 1 275 .748

4 .152d .023 .009 8.57780 .001 .360 1 274 .549

5 .219e .048 .031 8.48390 .025 7.099 1 273 .008

6 .223f .050 .029 8.49155 .002 .508 1 272 .476

7 .224g .050 .026 8.50533 .000 .119 1 271 .730

8 .244h .059 .032 8.47945 .009 2.657 1 270 .104

a. Predictors: (Constant), Otoriter

b. Predictors: (Constant), Otoriter, Otoritatif

c. Predictors: (Constant), Otoriter, Otoritatif, Permisif

d. Predictors: (Constant), Otoriter, Otoritatif, Permisif, Neuroticism

e. Predictors: (Constant), Otoriter, Otoritatif, Permisif, Neuroticism, Extraversion

f. Predictors: (Constant), Otoriter, Otoritatif, Permisif, Neuroticism, Extraversion, Opennes

to experience

g. Predictors: (Constant), Otoriter, Otoritatif, Permisif, Neuroticism, Extraversion, Opennes

to experience, Agreeablenees

h. Predictors: (Constant), Otoriter, Otoritatif, Permisif, Neuroticism, Extraversion, Opennes

to experience, Agreeablenees, Conscientiousness

Berdasarkan data pada tabel 4.7 dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1. Variabel Otoriter memberikan sumbangan sebesar 0.0 % terhadap varians

kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F change =

0.013 dan df1 = 1 dan df2 =277 dengan Sig. F Change = 0.910 (Sig. F

Change > 0.05)

Page 101: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

87

2. Variabel Otoritatif memberikan sumbangan sebesar 2,2 % terhadap

varians kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut signifikan dengan F

change = 6.068 dan df1 = 1 dan df2 = 276 dengan Sig. F Change = 0.014

(Sig. F Change < 0.05)

3. Variabel Permisif memberikan sumbangan sebesar 0.0 % terhadap varians

kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F change =

0.104 dan df1 = 1 dan df2 = 275 dengan Sig. F Change = 0.748 (Sig. F

Change > 0.05)

4. Variabel Neuroticism memberikan sumbangan sebesar 0,1 % terhadap

varians kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

change = 0.360 dan df1 = 1 dan df2 = 274 dengan Sig. F Change = 0.549

(Sig. F Change > 0.05)

5. Variabel Extraversion memberikan sumbangan sebesar 2.5 % terhadap

varians kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut signifikan dengan F

change = 7.099 dan df1 = 1 dan df2 = 273 dengan Sig. F Change = 0.008

(Sig. F Change < 0.05)

6. Variabel Opennes to experience memberikan sumbangan sebesar 0,2 %

terhadap varians kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut tidak signifikan

dengan F change = 0.508 dan df1 = 1 dan df2 = 272 dengan Sig. F Change

= 0.476 (Sig. F Change > 0.05)

7. Variabel Agreeablenees memberikan sumbangan sebesar 0,0 % terhadap

varians kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F

Page 102: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

88

change = 0.119 dan df1 = 1 dan df2 = 271 dengan Sig. F Change = 0.730

(Sig. F Change > 0.05)

8. Variabel Conscientiousness memberikan sumbangan sebesar 0,9 %

terhadap varians kecerdasan emosi. Sumbangan tersebut tidak signifikan

dengan F change = 2.657 dan df1 = 1 dan df2 = 270 dengan Sig. F Change

= 0.104 (Sig. F Change > 0.05)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua IV dari

delapan IV, yaitu otoritatif dan extraversion yang memberikan sumbangan

terhadap varians kecerdasan emosi secara signifikan jika dilihat dari besarnya R2

yang dihasilkan.

Page 103: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

89

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini, akan dipaparkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang telah

dilakukan. Bab ini terdiri dari tiga bagian yaitu kesimpulan, diskusi, dan

saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis, didapatkan kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan secara keseluruhan dari variabel pola asuh (otoriter,

otoritatif, permisif) dan variabel tipe kepribadian big five (neuroticism,

extraversion, openess to experience, agreeableness, conscientiousness) terhadap

kecerdasan emosi pada remaja.

Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis, yang menguji signifikansi

masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable (DV), diperoleh

hanya terdapat satu variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap kecerdasan

emosi pada remaja yaitu variabel pola asuh otoritatif. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa kecerdasan emosi pada remaja dipengaruhi oleh pola asuh

otoritatif.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, didapatkan bahwa

ada pengaruh yang signifikan variabel persepsi pola asuh terhadap kecerdasan

emosi pada remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikatakan Goleman

Page 104: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

90

(2007) cara orang tua memperlakukan anak-anaknya, baik dengan disiplin yang

keras atau pemahaman yang empatik, atau dengan ketidakpedulian atau

kehangatan, dan sebagainya berakibat mendalam dan permanen bagi kehidupan

emosioanal anak. Jika dikaitkan dengan penelitian terdahulu oleh Alegre dan

Benson (2004) yang mengatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari pola asuh terhadap kecerdasan emosi, gaya pengasuhan orang tua yang

diberikan kepada anak dari masa kanak-kanak hingga remaja akan berpengaruh

terhadap kecerdasan emosi pada remaja.

Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi dari variabel pola

asuh orang tua yaitu otoritatif memiliki pengaruh secara positif yang signifikan

terhadap kecerdasan emosi pada remaja, artinya semakin tinggi pola asuh

otoritatif semakin tinggi pula kecerdasan emosi dan sebaliknya semakin kecil pola

asuh otoritatif semakin kecil pula kecerdasan emosinya. Hal ini menunjukkan

semakin besar pola asuh otoritatif yang diterapkan orang tua dalam mendidik

anak, maka akan semakin besar kecerdasan emosi yang akan dimiliki anak.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya Fonte (2009)

yang menjelaskan adanya hubungan positif antara pola asuh otoritatif yang

diterapkan orang tua dengan kecerdasan emosi seorang anak. Shalini, et.al.,

(2013) juga mengatakan persepsi pola asuh otoritatif dan otoriter secara signifikan

berkorelasi dengan tingakat kecerdasan emosi pada remaja, semakin tinggi pola

asuh otoritatif semakin tinggi pula kecerdasan emosi dan sebaliknya semakin kecil

pola asuh otoritatif semakin kecil pula kecerdasan emosinya. Jadi semakin orang

Page 105: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

91

tua bersikap otoritatif dalam pengasuhannya terhadap anak, maka akan semakin

besar kecerdasan emosi yang dimiliki anak.

Pola asuh otoritatif merupakan pengasuhan yang memprioritaskan

kebutuhan dan tuntutan anak dengan pengawasan dan pengendalian orang tua.

Pola asuh otoritatif dimana orang tua sangat bersikap hangat, dapat saling

memberi atau menerima kritik dan saran antara anak dan orang tua, membesarkan

hati anak serta tanggap terhadap kebutuhan dan kemampuan anak. Hal ini

menunjukan pengasuhan orang tua dengan pemahaman yang empatik,

kehangatan, komunikasi yang baik, akan membentuk karakteristik anak yang

dapat mengontrol dan memahami emosi diri, anak yang mandiri, serta memiliki

hubungan sosial yang baik dengan lingkungan sekitar dan dengan begitu dapat

menumbuhkan kecerdasan emosi pada anak.

Sesuai dengan hasil penelitian ini mengenai dimensi dari varibel pola

asuh yaitu otoritatif memiliki pengaruh secara positif yang signifikan terhadap

kecerdasan emosi pada remaja dan memberikan sumbangan terbesar dilihat dari

koefisien regresi dari besaran standardized coefficients (beta), dengan beta = .125.

Hasil Penelitian sebelumnya oleh Abdollahi, Talib dan Motalebi (2013) juga

menyatakan persepsi pola asuh otoritatif positif signifikan berpengaruh terhadap

kecerdasan emosi pada remaja, dalam penelitian ini juga mengatakan bahwa

persepsi pola asuh otoritatif merupakan faktor terbesar untuk tingginya tingkat

kecerdasan emosi pada remaja. Jadi dengan menerapkan pola asuh otoritatif

kepada anak menjadi faktor terbesar untuk tumbuh dan berkembangnya

kecerdasan emosi.

Page 106: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

92

Dimensi otoriter dari varibel persepsi pola asuh dalam penelitian ini tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi. Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa pola asuh otoriter yang diterapkan di dalam keluarga oleh

orang tua terhadap anak remajanya tidak memiliki dampak bagi kecerdasan emosi

pada remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh

(Alegre, 2012; Mabruria, 2013) yang menjelaskan bahwa gaya pengasuhan orang

tua otoriter yang diterapkan dalam mendidik anak tidak memiliki dampak bagi

kecerdasan emosi anak. Hal ini dapat terjadi karena pola asuh otoriter adalah

gaya pengasuhan yang menekankan ke pembatasan-pembatasan, tuntutan,

keketatan, campur tangan, dan penggunaan kekuasaan sewenang-wenang.

Sehingga seorang remaja tidak dapat mengekspresikan diri, tidak dapat

mengembangkan bakat dan minat yang diinginkan, dan berdampak pada tidak

tumbuh dan berkembangnya kecerdasan emsionalnya. Hal ini sesuai juga dengan

yang dikatakan Baumrind (dalam Santrock, 2007) yaitu anak-anak yang orang

tuanya otoriter seringkali cemas akan perbandingan sosial, gagal memprakarsai

kegiatan, dan memiliki keterampilan komunikasi yang rendah.

Dimensi permisif dari varibel persepsi pola asuh dalam penelitian ini tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi. Hasil penelitian

ini menunjukan bahwa pola asuh permisif yang diterapkan di dalam keluarga oleh

orang tua terhadap anak remajanya tidak memiliki dampak bagi kecerdasan emosi

remaja. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh

(Alegre, 2012; Mabruria, 2013) yang menjelaskan bahwa gaya pengasuhan orang

tua permisif yang diterapkan dalam mendidik anak tidak memiliki dampak bagi

Page 107: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

93

kecerdasan emosi anak. Hal ini dapat terjadi karena pola asuh permisif adalah

gaya pengasuhan yang orang tua berada dalam posisi “lepas tangan”, mereka

membiarkan anak untuk bertingkah laku sesuai kehendaknya. Orang tua

bersikap tidak menghukum, dan menerima serta menyetujui apa saja yang

dilakukan oleh anaknya, pengawasan yang diberikan orang tua bersifat longgar,

sehingga seorang remaja dibiarkan mengatur dan menentukan sendiri apa yang

dianggapnya baik. Dan berdampak kepada ketidakcakapan sosial anak,

pengendalian diri, dan berdampak pada tidak tumbuh dan berkembangnya

kecerdasan emosi.

Selanjutnya, jika dilihat dari proporsi varians, terdapat variabel yang

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kecerdasan emosi pada

remaja, namun memiliki sumbangan yang signifikan terhadap bervariasinya

kecerdasan emosi pada remaja. Variabel tersebut adalah varibel tipe kepribadian

big five (extraversion). Hal ini menunjukan bahwa dimensi kepribadian big five

(extraversion) menjadi salah satu variabel yang memiliki peranan penting

terhadap kecerdasan emosi pada remaja. Hal ini sejalan dengan penelitian Nawi,

Redzuan, dan Hamsan (2012) mengatakan dimensi (extraversion) signifikan

berkorelasi positif dengan kecerdasan emosi. Penelitian Avsec, et.al.,(2009)

mengatakan bahwa big five dapat memprediksi tingginya tinggkat varian dalam

mengelola dan mengatur skala emosi. jadi dengan melihat nilai dari dimensi

(extraversion) kita dapat memprediksi tingginnya tingkat kecerdasan emosi. Hal

ini sesuai dengan Costa dan McCrae mengenai big five dikutip dari Feist & Feist

(2008) bahwa seseorang yang memiliki skor dimensi (extraversion) yang tinggi

Page 108: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

94

memiliki kecenderungan individu yang penuh kasih sayang, mudah bergaul,

banyak bicara, menyukai kesenangan, bersemangat dan sebaliknya jika orang

memiliki skor dimensi (extraversion) yang tinggi memiliki kecenderungan invidu

yang tidak peduli, penyendiri, pendiam, serius, dan tidak berperasaan. Sehingga

seorang remaja yang memeiliki kecenderungan kepribadian (extraversion)

berdampak pada rendahnya kecerdasan emosi.

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, didapatkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan dari variabel tipe kepribadian big five (neuroticism,

extraversion, openess to experience, agreeableness, conscientiousness) terhadap

kecerdasan emosi pada remaja. hal ini sesuai dengan penelitian Brackett, Mayer,

Warner (2004) dan Mahasneh (2013) mengatakan kepribadian big five secara

signifikan berhubungan dengan kecerdasan emosi, big five dapat digunakan untuk

memprediksi tingkat kecerdasan emosi.

Dimensi kepribadian big five (neuroticism) dalam penelitian ini tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi. Hal ini tidak

sejalan dengan penelitian Avsec, Taksic dan Mohoric (2009) mengatakan bahwa

big five dapat memprediksi tingginya tinggkat varian dalam mengelola dan

mengatur skala emosi, jadi dengan melihat nilai dari dimensi (neuroticism) kita

dapat melihat tingginnya tingkat kecerdasan emosi.

Penelitian Atta, Ather, Bano (2013) juga mengatakan dimensi big five

(neuroticism) berkorelasi negatif dengan kecerdasan emosi, jadi semakin tinggi

nilai dimensi big five (neuroticism) maka semakin rendah tinggkat kecerdasan

Page 109: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

95

emosi seseorang. Hal ini sesuai dengan Costa dan McCrae mengenai big five

dikutip dari Feist & Feist (2008) bahwa seseorang yang memiliki skor dimensi

(neuroticism) yang tinggi cenderung menjadi individu yang pencemas,

temeperamental, sentimental, emosi, dan rentan. Avsec et.al (2009) juga

menegaskan mendapatkan bahwa dimensi (neuroticism) merupakan faktor

terbesar untuk memprediksi besarnya kecerdasan emosi pada remaja.

Dimensi kepribadian big five (opennes to experience) dalam penelitian ini

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi. Hal ini tidak

sejalan dengan penelitian Brackett, et.al., (2004) mengatakan kepribadian big five

secara signifikan berhubungan dengan kecerdasan emosi, big five dapat digunakan

untuk memprediksi tingkat kecerdasan emosi. Jadi dengan melihat nilai dari

dimensi (opennes to experience) kita dapat memprediksi tingginnya tingkat

kecerdasan emosi. Hal ini sejalan dengan penelitian Avsec, et.al.,(2009)

mengatakan bahwa adanya hunbungan signifikan antara dimensi (opennes to

experience) dan kecerdasan emosi, penelitian ini juga menyimpulkan kepribadian

big five mampu memprediksi besarnya tingkat kecerdasan emosi seseorang.

Dimensi kepribadian big five (agreeablenees) dalam penelitian ini tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi. Hal ini tidak

sejalan dengan penelitian Atta, et.al., (2013) juga mengatakan dimensi big five

(agreeablenees) berkorelasi positif dengan kecerdasan emosi, jadi semakin tinggi

nilai dimensi big five (agreeablenees) maka semakin tinggi tingkat kecerdasan

emosi seseorang. Penelitian Avsec, et.al., (2009); Brackett, et.al., (2004); Nawi,

Page 110: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

96

et.al., (2012); Mahasneh (2013) juga mengatakan kepribadian big five dapat

memprediksi kecerdasan emosi seseorang.

Hal ini sesuai dengan Costa dan McCrae mengenai big five dikutip dari

Feist & Feist (2008) bahwa seseorang yang memiliki skor dimensi

(agreeablenees) yang tinggi memiliki kecenderungan individu yang berhati

lembut, mudah percaya, dermawan, ramah, toleran, bersahabat dan sebaliknya

seseorang yang memiliki skor dimensi (agreeablenees) yang rendah memiliki

kecenderungan individu yang penuh kecurigaan, pelit, bermusuhan, kritis dan

lekas marah.

Dimensi kepribadian big five (conscientiousness) dalam penelitian ini

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan emosi. Hal ini

sejalan dengan penelitian Kappagoda (2008) yang menunjukkan bahwa

kecerdasan emosi seseorang tidak memiliki hubungan de ngan dimensi

(Conscientiousness) dan dimensi (neuroticism). Hasil penelitian ini tidak sesuai

dengan Goleman (2009) mengatakan, faktor yang bersifat bawaan genetik

misalnya kepribadian. Faktor yang berasal dari lingkungan, faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi kecerdasan emosi. Penelitian-penelitian Avsec, et.al.,

(2009); Brackett, et.al., (2004); Nawi, et.al., (2012); Mahasneh (2013) juga

mengatakan kepribadian big five dapat memprediksi kecerdasan emosi seseorang,

jadi besarnya skor kepribadian big five dapat memprediksi dan memberi gambaran

besarnya kecerdasan emosi seseorang.

Page 111: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

97

5.3 Saran

Pada bagian ini, saran dibagi menjadi dua, yaitu saran metodologis dan

saran praktis. Penulis memberikan saran secara metodologis sebagai bahan

pertimbangan untuk perkembangan penelitian selanjutnya. Selain itu, peneliti

juga menguraikan saran praktis sebagai bahan kesimpulan dan masukan bagi

pembaca sehingga dapat mengambil manfaat dari penelitian ini.

5.3.1. Saran Metodologis

1. Varians dari delapan independent variable (IV) yang diteliti hanya

menyumbang sebesar 5.9 %. Sedangkan sisanya sebesar 94.1%

kemungkinan disumbangkan oleh variabel lainnya. Oleh karena itu,

disarankan bagi penulis selanjutnya dapat menggunakan variabel lain

yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi.

2. Karena pada penelitian ini dilakukan disekolah dan populasinya jelas,

diharapkan penelitian sejenis melakukan pengambilan sampel secara

random sampling.

5.3.2 Saran praktis

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi positif bagi orang tua, guru

dan instansi pendidikan yang terkait dalam penelitian ini baik di SD,

SMP, SMA, universitas dan yang setingkat, dalam membantu

meningkatkan dan menciptakan remaja yang memiliki kecerdasan emosi

yang baik.

Page 112: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

98

2. Orang tua hendaknya mendidik anak-anaknya di rumah dan di

lingkungan dengan memperhatikan pembentukan dan pengembangan

kecerdasan emosi dengan menerapkan pola asuh otoritatif, untuk

menumbuhkan perilaku yang positif. Serta perlunya pengembangan

program pelatihan pola asuh bagi orang tua, agar mereka mampu

meningkatkan kemampuan dalam memahami kebutuhan dan tuntutan

anak.

Page 113: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

99

DAFTAR PUSTAKA

Abdollahi, A., Abu Talib, M., Motalebi, S. A. (2013). Perceived parenting styles

and emotional intelligence among iranian boy students. Asian Journal

Of Social Sciences & Humanities. Vol. 2 No. 3.

Alegre, A. (2011). Parenting styles and children's emotional intelligence: what do

we know ?. The Family Journal 19-56.

Alegre, A. (2012). Is there a relation between mothers‟ parenting styles and

children‟s trait emotional intelligence?. Electronic Journal of

Research in Educational Psychology, 10(1), 005-034.

Alegre A, Benson M (2004). The effects of parenting styles on children’s

emotional intelligence. Paper presented at the annual conference of the

National Council of Family Research. Orlando FL

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian, edisi revisi. Malang: UMM Press.

Andreja, A. (2011). Importance of the alternative five and trait emotional

intelligence for agentic and communal domains of satisfaction.

Psychological Topics 20,( 3), 461-475

Asghari, M. S., & Besharat, M. A. (2011). The relation of perceived parenting

with emotional intelligence. Procedia-Social and Behavioral Sciences,

30, 231-235.

Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E., & Bem, D.J. (tanpa tahun).

Pengantar psikologi. Batam: Interaksara.

Atta, M., Ather, M., Bano, M. (2013). Emotional intelligence and personality

traits among university teachers: relationship and gender differences.

International Journal of psychology 4, (17)

Avsec, A., Takšić, V., & Mohorić, T. (2009). The relationship of trait emotional

intelligence with the big five in croatian and slovene university

student samples. Journal of Psychology, 18, (3), 99-110.

Bar-On, R. (2010). Emotional intelligence: an integral part of positive

psychology. South African Journal of Psychology, 40(1), 54-62.

Brackett, M. A., & Salovey, P. (2006). Measuring emotional intelligence with the

mayer salovery caruso emotional intelligence test (MSCEIT).

Psicothema, 18, 34-41.

Brackett, M. A., Mayer, J. D., Warner, R. M., (2004). Emotional intelligence and

its relation to everyday behaviour. personality and individual

differences 36, 1387–1402

Page 114: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

100

Buri, J. R. (1991). Parental authority questionnaire. Journal Of Personality

And Social Assessment, 57, 110-119

Caruso, D. R., Mayer, J. D., Salovey. P. (2002). Relation of an ability measure of

emotional intelligence to personality. Journal Of Personality

Assessment, 79, (2), 306–320

Ciarrochi, J., Chan, A. Y. C., Bajgar, J. (2001). Measuring emotional intelligence

in adolescents. Personality and Individual Differences 31, 1105-1119

Dinkmeyer, D. C. (1965). Child development: The emerging self.

Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Edo. (2014). Pelaku penyiraman air keras terhadap siswa stm budi utomo

diamankan. diunduh tanggal 10 Agustus 2015 dari

http://news.detik.com

Elsy. (2015). Stop kekerasan terhadap pelajar. Diunduh tanggal 10 Agustus2015

dari http://www.koran.padek.com

Feist & Feist. (2008). Psychology: theories of personaliy (7th ed.). USA:

McGraw-Hill.

Feist, J., Feist, G.J. (2010). Teori kepribadian (theories of personalty). Jakarta:

Salemba Humanika

Fonte, B. A. (2009). Relationship between parenting style, emotional intelligence

and self esteem. USA: McGraw-Hill.

Ghasem, M. (2013). The relationship between parental style and emotional

intelligence among students of payame noor university. Proceeding of

the Global Summit on Education 117, ( 68 ) 978-967.

Goleman, D. (2007).Kecerdasan emosional: mengapa EI lebih penting daripada

IQ.jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Goleman, D. (1999).Kecerdasan emosi untuk mencapai puncak prestasi. Jakata:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Hurlock, E. B. (1999). Perkembangan anak,.Jilid 2. Jakarta: PT. Erlangga

Jhon, O. P., & Soto, C. J. (2008). Ten facet scales for the big five

inventory: convergence with neo pi-r facets, self-peer agreement, and

discriminant validity. Journal of research in personality, (43), 84-90.

Kappagoda, S. U.W.M.R. (2013). The relationship between emotional intelligence

and five factor model of personality of english teachers in sri lanka.

International Journal (2), 2289-1552.

Page 115: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

101

Kartono, K. (2010). Patologi sosial 2, kenakalan remaja, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Mabruria, A. (2013). Tesis. pengaruh pola asuh orang tua dan tempramen anak

terhadap kecerdasan emosi anak usia dini

Mahasneh, A. M. M. (2013). Investigation relationship between emotional

intelligence and personality traits among sample of jordanian

university students. Cross-Cultural Communication 9, (6), 82-86.

Mahasneh, A.M., Al-Zoubi1, Z.H., Batayenh, O.T. (2014). Family socialization

patterns as a predictor of emotional intelligence from university

student. Standard Global Journal Of Psychology Educational

Research 1, (1): 012- 016.

Mayer, J. D., & Salovey, P. (1997). What is emotional intelligence? In P. Salovey

& D. Sluyter (Eds.),emotional development and emotional

intelligence. (pp. 3–31). New York: Basic

Mayer, J. D., Salovey, P., Caruso, D. R. (2002). Relation of an ability measure of

emotional intelligence to personality. Journal Of Personality

Assessment, 79(2), 306–320

Mayer, J. D., Salovey, P., Caruso, D. R. (2004). Emotional intelligence: theory,

fimdings, and implications. Journal Of Psychological Inquiry. 15,

.(3), 197-215.

Mischel, et. al. (2004). Introduction to personality:toward an integration, sevnth

edition. USA: Wiley.

Murti, A.S.(2015). Kekerasan pelajar. Diunduh tanggal 18 November 2015.

http://metro.sindonews.com

Nawi, N.H., Redzuan, M., & Hamsan, H. (2012). Inter relationship between

emotional intelligence and personality trait of educator leaders.

International Journal of Academic Research in Business and Social

Sciences 2, ( 5). 2222-6990.

Oktafiany, N. D., Solihatin, E., Japar, M. (2013). Hubungan pola asuh orangtua

dengan kecerdasan emosional siswa di smp diponegoro 1 Jakarta.

Jurnal ppkn unj online. 1, ( 2), 2337-5205.

Papalia, D.E. Old, S.W.,& Feldman, R.D. (2008). Human development

(perkembangan manusia). Jakarta: Salemba Humanika.

Praginanto, G. (2015). Pendidikan kian loyo. Diunduh tanggal 10 Agustus 2015.

http://indonesianreview.com

Page 116: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

102

Priatini, W., Latifah, M., Guhardja, S. (2008). Pengaruh tipe pengasuhan,

lingkungan sekolah, dan peran teman sebaya terhadap kecerdasan

emosional remaja. 1, (1)

Santrock, J.W. (2003). Adolescence, edisi keenam. perkembangan remaja. Sinto

B. Jakarta : Erlangga.

Santrock, J.W. (2007). Adolescene, eleventh edition. remaja. Widyasinta (terj).

Jakarta : Erlangga.

Sari, L. D. (2014). Aditya alfian tewas di tangan anak-anak stm poncol. diunduh

tanggal 10 Agustus 2015. http://news.metrotvnews.com

Sarwono, S.W. (2013).Pengantar psikologi umum. Jakarta: Rajawali Pers.

Shalini, A., & Balakrishna Acharya, Y. T. (2013). Perceived paternal parenting

style on emotional intelligence of adolescents. Guru Journal of

Behavioral and Social Sciences Volume 1 Issue 4.

Surbakti, M.A. (2009). Kenalilah anak remaja anda. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Uma, M., & Devi, L., Uma (2014). Relationship of emotional intelligence of

adolescentswith selected personal social variables in authoritarian

parenting style. Asian Journl Psychology Home., 9, (2) : 345

Page 117: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

103

Page 118: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

104

Page 119: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

105

PERYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikumWr. Wb

Salam Sejahtera

Saya Gian Sugianto Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang sedang mengadakan penelitian mengenai

“Pengaruh Persepsi Pola Asuh Orang Tua Dan Tipe Kepribadian Big Five

Terhadap Kecerdasan Emosi Pada Remaja”. Penelitian ini sebagai tugas akhir

untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Oleh karena itu, saya mengharapkan kesediaan anda untuk berpartisipasi

dalam membantu penelitian ini. Silahkan anda mengisi kuesioner ini dengan

mengikuti petunjuk yang diberikan. TIDAK ADA JAWABAN YANG SALAH

dalam kuesioner ini. Pilihlah jawaban sesuai dengan keadaan anda saat ini.

Informasi atau data yang saya peroleh hanya akan dipergunakan untuk

kepentingan penelitian saya dan tanpa menyebutkan nama saudara di dalam

laporan penelitian saya. Data diri dan semua jawaban anda akan sangat

bermanfaat bagi penelitian ini dan dijamin KERAHASIANNYA.

Atas segala kerjasama dan batuannya, saya mengucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Hormat Peneliti

Gian Sugianto

Page 120: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

106

PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI

Dengan ini saya secara sukarela menyatakan bersedia untuk berpartisipasi

dalam

penelitian ini. (WAJIB DIISI)

Inisial :

Jenis Kelamin : P / L (Lingkari)

PETUNJUK

Di bawah ini terdapat pernyataan-pernyataan, baca dan pahami baik-baik

setiap pernyataan. Saudara diminta untuk mengemukakan apakah peryataan-

pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara, dengan cara memberikan

tanda checklist (√) dalam pilihan jawaban yang telah tersedia. TIDAK ADA

JAWABAN BENAR ATAU SALAH, semua jawaban saudara adalah benar.

SS : Sangat sesuai

S : Sesuai

TS : Tidak sesuai

STS : Sangat tidak sesuai

Contoh

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya ikut merasa sedih saat teman tertimpa masalah √

SKALA A

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya mengerti perasaan-perasaan yang sedang saya alami

2 Saya dapat mengendalikan diri saat amarah sedang

Page 121: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

107

memuncak

3 Saya merasa tidak memiliki masa depan lagi.

4 Saya dapat mengetahui perasaan seorang teman walaupun dia

tidak bercerita

5 Orang lain merasa nyaman untuk berteman kepada saya

6 Saya tidak ragu-ragu untuk menyakiti perasaan orang lain

7 Saya dapat mengontrol emosi

8 Saya tidak mengungkapakan perasaan marah yang rasakan

9 Saya yakin dengan apa yang saya cita-citakan

10 Saya mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain

(Empati).

11 Saya mengetahui kapan waktu yang tepat untuk bercerita

12 Saya berpikiran positif dengan hal yang saya jalani

13 Saya mengetahui perasaan orang lain dari nada suara dan

ekpresi wajah mereka.

14 Saya tidak memikirkan akibatnya bila sedang marah.

15 Saya segera merubah perasaan sedih menjadi perasaan

bahagia

16 Apabila saya menemui hambatan dalam mencapai tujuan,

saya akan terus mencari cara lain

17 Saya senang apabila saya mampu membantu memecahkan

masalah seseorang

18 Saya tidak mampu membaca perasaaan orang lain hanya dari

kata-kata atau ekspresi wajah

19 Mudah bagi saya untuk berteman dengan orang baru

20 Saya tahu bila ada orang yang kesal dengan saya

21 Bila saya sedang tidak enak hati saya mudah tersinggung

22 Saya memiliki Hubungan yang kurang baik dengan orang

lain.

23 Saya segera bangkit kembali ketika putus asa

Page 122: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

108

24 Saya tetap berpikiran positif terhadap kritikan meskipun saya

sedang kesal

25 Saya tetap menyadari apa yang saya rasakan, walau dalam

keadaan marah

SKALA B

No Pernyataan SS S TS STS

1 Orang tua melarang saya bertanya pada setiap keputusan yang

mereka buat.

2 Menurut orang tua, saya harus setuju dengan pendapat

mereka, karena hal tersebut demi kebaikan saya sendiri

3 Orang tua saya mengarahkan kegiatan dan keputusananak-

anak dalam keluarga melalui pemahaman dan kedisiplinan.

4 Orang tua saya memberikan penjelasan setiap kali saya

merasa aturan dan batasan dalam keluarga tidak masuk akal

5 Orang tua saya menuruti apa yang saya inginkan ketika

membuat keputusan keluarga.

6 Orang tua saya jarang memberi saya harapan dan bimbingn

untuk perilaku saya

7 Orang tua memberi tahu perilaku apa yang mereka mau dari

saya, dan jika saya tidak memenuhi kemauan mereka,

mereka akan menghukum saya

8 Orang tua mengharapkan saya melakukan segera mungkin

apa yang orang tua perinthkan tanpa bertanya.

9 Orang tua saya secara terus menerus memberikan arahan

dan bimbingan yang masuk akal dan tidak memihak

10 Orang tua mempertimbangkan pendapat dari anak-anaknya

ketika membuat keputusan keluarga, tapi meraka tidak akan

memutuskan sesuatu hanya karena anak-anak

Page 123: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

109

menginginkannya.

11 Orang tua membebaskan saya berfikir dan berbuat semau

saya, bahkan jika hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang

mereka inginkan

12 Orang tua jarang memberikan contoh kepada saya

tentang cara berprilaku yang baik dalam kehidupan sehari-

hari.

13 Orang tua saya memaksa dan ketat dalam membuat keputusan

dengan anak-anaknya ketika tidak melakukan apa yang

seharusnya dilakukan

14 Orang tua saya merasa bahwa paksaan harus lebih digunakan

agar anak-anak bersikap sesuai dengan apa yang orang tua

inginkan.

15 Orang tua memiliki aturan tentang perilaku anak-anaknya

dirumah, tetapi mereka bersedia menyesuaikan aturan

tersebut dengan kebutuhan masing-masing anak dalam

keluarga.

16 Jika orang tua saya membuat suatu keputusan di dalam

keluarga yang menyakiti saya, mereka bersedia

membicarakan keputusan itu dengan saya dan mengakui jika

mereka melakukan kesalahan.

17 Orang tua saya mengikuti apa yang anak-anak inginkan

ketika membuat keputusan keluarga

18 Orang tua saya tidak mengarahkan perilaku, kegiatan,

dan keinginan anak-anaknya

19 Orang tua bersikeras bahwa saya harus sesuai dengan

harapan-harapannya.

20 Orang tua saya memberikan arahan yang jelas untuk perilaku

dan kegiatan saya, tetapi mereka tidak memaksa

21 Orang tua mengizinkan saya untuk memutuskan sendiri apa

Page 124: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

110

yang akan saya lakukan.

SKALA C

Saya adalah seseorang yang……….

No Pernyataan SS S TS STS

1 Suka mengobrol

2 Cenderung mencari kesalahan orang lain

3 Mengerjakan sesuatu dengan teliti

4 Depresi, murung

5 Penuh dengan ide-ide baru

6 Pendiam

7 Senang menolong orang lain

8 Ceroboh

9 Tenang

10 Memiliki rasa ingin tahu

11 Bersemangat

12 Suka memulai pertengkaran dengan orang lain

13 Dapat diandalkan

14 Terkadang panik

15 Banyak akal dan pemikir keras

16 Memiliki semangat yang tinggi

17 Memiliki sifat pemalas

18 Cenderung tidak teratur

19 Sering cemas

20 Memiliki ide-ide yang cemerlang

21 Cenderung tenang

22 Mudah percaya pada orang lain

23 Cenderung malas

Page 125: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

111

24 Tidak mudah marah

25 Mampu menciptakan sesuatu yang baru

26 Memiliki kepribadian yang tegas

27 Pendiam dan suka menyendiri

28 Berusaha keras menyelesaikan tugas sampai selesai

29 Memiliki suasana hati yang mudah berubah-ubah

30 Mengutamakan nilai artistik dan keindahan

31 Pemalu

32 Perhatian dan Baik kepada hampir semua orang

33 Praktis dalam melakukan sesuatu

34 Tetap tenang meski dalam situasi tertekan

35 Menyukai pekerjaan yang bersifat rutin

36 Mudah bergaul

37 Terkadang kasar terhadap orang lain

38 Membuat perencanaan sebelum melakukan sesuatu dan

mengikuti perencanaan tersebut

39 Mudah gugup

40 Suka mengembangkan ide-ide

41 Memiliki sedikit ketertarikan pada seni

42 Suka berdiskusi dan bekerja sama dengan orang lain

43 Mudah terpengaruh

44 Ahli dalam bidang seni, musik, atau sastra

Mohon Kesediaannya Untuk Memeriksa Kembali Bahwa Semua

Pernyataan Telah Terisi.

Terima Kasih atas Segala Kerjasama dan Bantuannya dalam Penelitian Ini.

Page 126: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

112

UJI VALIDITAS KECERDASAN EMOSI

DA NI=25 NO=279 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20 ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 PM SY FI=EMOSI.COR MO NX=25 NK=1 LX=FR TD=SY LK KECEMOSI FR TD 12 4 TD 24 3 TD 15 6 TD 24 15 TD 24 13 TD 21 20 TD 16 11 TD

12 5 TD 15 2 TD 4 1 TD 23 19 TD 19 12 TD 15 4 TD 22 18 TD 23 22 TD

22 10 TD 15 13 TD 15 3 TD 10 5 TD 11 10 TD 25 13 TD 22 20 TD 22 12

TD 23 8 TD 14 9 TD 14 4 TD 17 6 TD 23 17 TD 17 11 TD 18 7 TD 18 15

TD 7 2 TD 21 18 TD 19 1 TD 23 16 TD 15 5 TD 25 15 TD 9 6 TD 13 5

TD 23 1 TD 25 23 TD 25 16 TD 25 4 TD 17 8 TD 21 13 TD 8 2 TD 8 7

TD 23 18 TD 22 6 TD 22 17 TD 17 10 TD 18 8 TD 18 2 TD 25 11 TD 16

2 TD 24 14 TD 15 1 TD 17 1 TD 13 10 TD 10 1 TD 21 1 TD 21 12 TD 22

5 TD 23 12 TD 14 3 TD 14 1 TD 24 9 TD 23 5 TD 23 3 TD 22 21 TD 22

3 TD 19 14 TD 15 14 TD 22 8 TD 15 7 TD 11 8 TD 24 17 TD 21 14 TD

14 5 TD 4 3 TD 13 6 TD 17 2 TD 24 12 TD 10 4 TD 7 4 TD 7 3 PD OU TV SS MI AD=OFF

UJI VALIDITAS KECERDASAN EMOSI TAHAP DUA DA NI=19 NO=279 MA=PM LA ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM10 ITEM12 ITEM13

ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM22 ITEM23 ITEM24 PM SY FI=EMOSIDUA.COR MO NX=19 NK=1 LX=FR LK KECEMOSI PD OU TV SS MI

UJI VALIDITAS KECERDASAN EMOSI TAHAP TIGA DA NI=17 NO=279 MA=PM LA ITEM1 ITEM3 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM10 ITEM12 ITEM13 ITEM16

ITEM17 ITEM18 ITEM19 ITEM20 ITEM22 ITEM23 ITEM24 PM SY FI=EMOSITIGA.COR MO NX=17 NK=1 LX=FR TD=SY LK KECEMOSI FR TD 17 2 TD 15 14 TD 16 6 TD 11 7 TD 12 3 TD 16 12 TD 15 12 TD

17 11 TD 16 1 TD 16 13 TD 15 11 TD 15 7 TD 12 5 TD 11 1 TD 13 8 TD

15 9 TD 11 6 TD 16 11 TD 13 5 TD 8 7 TD 5 2 TD 6 5 TD 16 5 TD 4 3

TD 6 4 TD 9 3 TD 10 5 TD 7 1 TD 9 7 TD 10 4 TD 12 6 TD 15 6 TD 15

8 TD 17 8 TD 8 2 TD 9 8 TD 9 1 TD 3 2 TD 9 4 TD 11 4 TD 17 4 TD 15

4 TD 4 2 TD 10 6 TD 17 1 TD 7 4 TD 14 2 PD OU TV SS MI

Page 127: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

113

UJI VALIDITAS POLA ASUH OTORITATIF

DA NI=7 NO=279 MA=PM

LA

ITEM3 ITEM4 ITEM9 ITEM10 ITEM15 ITEM16 ITEM20

PM SY FI=OTORITATIFTIGA.COR

MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

OTORITATIF

FR TD 7 1 TD 6 2 TD 6 1

PD

OU TV SS MI

UJI VALIDITAS POLA ASUH OTORITER

DA NI=7 NO=279 MA=PM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM7 ITEM8 ITEM13 ITEM14 ITEM19

PM SY FI=OTORITER.COR

MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

OTORITER

FR TD 6 5 TD 5 4 TD 5 1

PD

OU TV SS MI

UJI VALIDITAS POLA ASUH PERMISIF

DA NI=7 NO=279 MA=PM

LA

ITEM5 ITEM6 ITEM11 ITEM12 ITEM17 ITEM18 ITEM21

PM SY FI=PERMISIDEH.COR

MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

PERMISIF

FR TD 6 5 TD 5 3 TD 6 4 TD 7 1 TD 7 3 TD 7 5

PD

OU TV SS MI

UJI AGREE DA NI=9 NO=279 MA=PM LA ITEM2 ITEM7 ITEM12 ITEM17 ITEM22 ITEM27 ITEM32 ITEM37 ITEM42 PM SY FI=AGREE.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY LK AGREE FR TD 8 1 TD 5 3 TD 5 1 TD 5 2 TD 8 3 TD 3 1 TD 9 2 TD 4 3 TD 5 4 PD OU MI SS TV

UJI CONSCIENTIOUSNESS DA NI=9 NO=279 MA=PM LA

Page 128: PENGARUH PERSEPSI POLA ASUH ORANG TUA DAN TIPE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41477/1/GIAN... · Pengaruh Persepsi Pola Asuh Terhadap ... 3.5.2 Uji Validitas

114

ITEM3 ITEM8 ITEM13 ITEM18 ITEM23 ITEM28 ITEM33 ITEM38 ITEM43 PM SY FI=CONS.COR MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY LK CONS FR TD 6 5 TD 8 1 TD 3 1 TD 9 5 TD 9 7 TD 8 6 TD 6 1 TD 8 7 TD 3 2 PD OU MI SS TV

UJI EXTRAVERSION DA NI=8 NO=279 MA=PM LA ITEM1 ITEM6 ITEM11 ITEM16 ITEM21 ITEM26 ITEM31 ITEM36 PM SY FI=EXTRA.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK EXTRA FR TD 7 2 TD 2 1 TD 8 5 TD 8 1 TD 8 2 TD 8 4 TD 7 6 TD 6 5 TD 3 2

TD 7 3 PD OU MI SS TV

UJI NEUROTICISM DA NI=8 NO=279 MA=PM LA ITEM4 ITEM9 ITEM14 ITEM19 ITEM24 ITEM29 ITEM34 ITEM39 PM SY FI=NEURO.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK NEUROTICISM FR TD 7 5 TD 4 1 TD 6 1 TD 5 3 TD 8 6 TD 7 2 TD 8 7 TD 5 2 TD 2 1

TD 5 1 PD OU MI SS TV

UJI OPENNESS DA NI=10 NO=279 MA=PM LA ITEM5 ITEM10 ITEM15 ITEM20 ITEM25 ITEM30 ITEM35 ITEM40 ITEM41

ITEM44 PM SY FI=OPENNESS.COR MO NX=10 NK=1 LX=FR TD=SY LK OPENNESS FR TD 7 6 TD 8 6 TD 10 7 TD 9 1 TD 4 3 TD 9 8 TD 10 2 TD 6 2 TD 4

2 TD 9 2 TD 9 6 TD 9 7 TD 9 5 TD 10 9 TD 10 1 TD 8 5 TD 6 3 PD OU MI SS TV