Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua...

119
Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Risiko Perilaku Bullying Siswa di SMA Triguna Utama Ciputat Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) oleh : Ari Nur Husaini 109104000010 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013

Transcript of Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua...

Page 1: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap

Risiko Perilaku Bullying Siswa di SMA Triguna Utama Ciputat

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

oleh :

Ari Nur Husaini

109104000010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013

Page 2: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 Keperawatan di Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas islam negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia

menenrima sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juli 2013

(Ari Nur Husaini)

Page 3: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan Judul :

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI JENIS POLA ASUH ORANG

TUA TERHADAP RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI

SMA TRIGUNA UTAMA CIPUTAT

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disusun Oleh ;

Ari Nur Husaini

NIM : 109104000010

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, Msc Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB

NIP: 198008022006042001 NIP : 197311061005012003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 H/2013 M

Page 4: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI JENIS POLA ASUH ORANG

TUA TERHADAP RISIKO PERILAKU BULLYING SISWA DI

SMA TRIGUNA UTAMA CIPUTAT

Telah disetuji dan dipertahankan dihadapan penguji oleh :

Ari Nur Husaini

109104000010

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, MSc Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB

NIP. 198008022006042001 NIP . 197311061005012003

Penguji I Penguji II

Yenita Agus, M.Kep, Sp.Mat, Ph.D Ernawati, S.Kp, M.Kep, Sp.KMB

NIP. 197206082006042001 NIP . 197311061005012003

Penguji III

Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep, MSc

NIP. 198008022006042001

Page 5: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

v

LEMBAR PENGESAHAN

SIDANG UJIAN SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Ciputat, Juli 2013

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM

NIP. 19790520 200901 1012

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. DR.(Hc), dr. M.K, Tadjudin, Sp. And

Page 6: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

vi

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ari Nur Husaini

Tempat, Tgl lahir : Sumedang, 14 mei 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Dusun Kaum no. 25 RT 03 RW 04 Desa Jatisari, Kecamatan

Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Kode pos : 45362

Hp : 085216041866

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Cut Nyak Dhien Tanjungsari (1996-1997)

2. SDN Tanjungsari 2 (1997-2003)

3. MtsN Ciwaringin Cirebon (2003-2006)

4. MAN Model Ciwaringin Cirebon (2006-2009)

5. S-1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2009-2013)

Page 7: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

vii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Skripsi, Juni 2013

Ari Nur Husaini, NIM: 109104000010

Hubungan antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Risiko

Perilaku Bullying Siswa di SMA Triguna Utama Ciputat

Xii + 85 halaman + 8 tabel + 2 bagan + 8 lampiran

ABSTRAK

Salah satu kenakalan remaja yang sering terjadi adalah perilaku bullying.

Bullying adalah penindasan terhadap seseorang yang lebih kuat kepada yang lebih

lemah, dan dilakukan berulang kali baik oleh individu atau kelompok. Bullying

memiliki dampak yang buruk, sehingga harus dikurangi kejadiannya. Salah satu yang

menyebabkan bullying adalah pola asuh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk

melihat hubungan antara persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku

bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat.

Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan desain deskirptif korelatif dan teknik

sampling stratified random sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah 71.

Penelitian dilakukan pada Juni 2013. Pengumpulan data menggunakan data

demografi, kuesioner persepsi jenis pola asuh orang tua dan risiko perilaku bullying.

Hasil uji instrumen penelitian didapatkan hasil reliabilitas sebesar 0,913 untuk

persepsi pola asuh dan 0,915 untuk risiko perilaku bullying.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden 43,7 % memiliki

persepsi pola asuh demokratis dan memiliki risiko perilaku bullying rendah sebesar

77,8 %. Hasil uji statistik menggunakan uji Lambda dengan α=0,05 diperoleh hasil

bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi jenis pola asuh orang tua

terhadap risiko perilaku bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat (p

value=0,000) dengan nilai r= 0,583. Berdasarkan penelitian ini, sekolah bersama

orang tua siswa diharapakan dapat lebih memperhatikan bullying, dan tidak

menganggap bullying sebagai hal yang biasa terjadi di sekolah, dan dapat juga

melakukan kerja sama dengan bidang keperawatan untuk pencegahan sampai

penanggulangan bullying seperti, penyuluhan tentang problem solving, manajemen

marah, atau penyuluhan bullying beserta dampak dan cara menanganinya.

Kata kunci: Persepsi jenis pola asuh, Perilaku bullying, remaja.

Daftar bacaan : 70 (1996-2013)

Page 8: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

viii

ABSTRACT

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

SCHOOL OF NURSING

ISLAMIC STATE UNIVERSITY (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Undergraduates Thesis, Juny 2013

Ari Nur Husaini, NIM: 109104000010

The Correlation between Student’s Perceptions of Parenting Types with

Bullying Behavior among study in SMA Trigua Utama Ciputat

Xii + pages + 8 tables + 2 charts + 8 attachments

One of adolescent mischief that often happens is bullying behavior. Bullying

is oppression against someone stronger to weaker, and done repeatedly either by

individuals or groups. Bullying has a bad impact, so it must be reduced. One of the

causes of bullying are parenting types. So the purpose of study is This study aimed to

examine the relationship between perceptions of patterns in parenting on the risk

bullying behavior of students in SMA Triguna Utama Ciputat.

The type of this study is quantitative with descriptive correlative design by

use stratified random sampling technique among 71 student. The study was

conducted in June 2013. Collecting data using demographic data, the questionnaire of

perception in parenting patterns and the risk of bullying behavior. The questionnaire

of student’s perception of parenting types and the risk of bullying behavior

conducted in this study

The reliability test showed 0.913 on the student perception questionnaire and

0,915 on risk of bullying behavior questionnaire. The results showed that the majority

of respondents (43.7%) have a democratic parenting types and 77,8% of the

responden have low risk bullying behavior. Results of statistical tests using Lambda

test with α = 0.05 obtained results that there is the significant relationship between the

perception of patterns of parenting on risk behavior in high school students bullying

Main Triguna Chester (p value = 0.000) r = 0.583. Based on this study, both of

parents and teacher are expected to pay more attention to bullying, and do not

consider bullying as a common problem in schools. More over the conclusion of this

study for nursing have show the need of bullying prevention such as health education

about problem solving, anger management , counseling and the bullying

management.

Keywords: adolescent, bullying behavior, parenting types.

References : 70 (1996-2013)

Page 9: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas

berkah dan rahmatnya peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini. Sholawat dan

salam senantiasa terlimpahkan kepada nabi akhir jaman Sayyidina wa Maulana

Muhammad SAW, karena perantara beliaulah kita selaku umatnya saat ini dapat

mengetahui yang mana hak dan bathil. Berkat kuasa dan kehendak Allah SWT,

penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul : Hubungan Antara Persepsi

Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Risiko Perilaku Bullying Siswa di SMA

Triguna Utama Ciputat

Dalam menyelesaikan penelitian ini peneliti menemukan cukup banyak

hambatan dan kesulitan. Sehingga dalam penelitian ini peneliti mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penelitian

dapat terselesaikan.

Maka dari itu sudah sepatutnya peneliti mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr (Hc). dr. M.K. Tajudin, Sp.And dan Drs. H. Achmad Gholib,

MA, selaku Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Waras Budi Utomo, S.Kep.,Ners.,MKM selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 10: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

x

3. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini S.Kep. Msc sebagai sekertaris program studi

ilmu keperawatan dan dosen pembimbing 1 saya yang telah mencurahkan

waktu dan pemikiran demi terselesaikanya penelitian ini.

4. Ibu Ernawati S.Kep.,M.Kep, S.KMB sebagai dosen pembimbing 2 saya yang

tidak kenal lelah memberikan waktu luang dan masukan-masukan yang

berharga demi terselesaikanya penelitian ini.

5. Ibu Ita Yuanita, S,Kp, M.Kep sebagai dosen pembimbing akademik yang

selalu memberikan pengarahan dan motivasi untuk lebih baik dari sejak

semester 1.

6. Segenap bapak dan ibu dosen di Program studi ilmu keperawatan yang telah

mendidik dan memberikan ilmu yang berharga kepada saya.

7. Segenap staf dan karyawan fakultas dan jurusan yang banyak membantu

dalam bidang administrasi.

8. Ibu Dwi Rini Listiowati S.Pd selaku guru bp SMA Triguna Utama Ciputat

yang cukup banyak membantu peneliti di lapangan.

9. Seluruh teman – teman psik 2009 yang telah berjuang bersama-sama dalam

suka dan duka.

10. Ucapan Terima kasih dan bangga kepada ayahanda H.Isyam Basri dan Ibunda

tercinta Hj. Juju Julihati. Yang selalu memberikan doa dan dukungan baik

psikis maupun materil, serta didikan dan nasehatnya yang selalu peneliti ingat.

11. Kakak saya Hj.Ane handayani dan suami, Aziz Heikal dan Istri, Serta kedua

adik saya Ammy Heryuni dan Annisa Nur (almarhumah).

Page 11: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. iii

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v

ABSTRAK ......................................................................................................... vi

ABSTRACT ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 7

C. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian................................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja ......................................................................... 10

Page 12: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

xii

2. Tahap Perkembangan Remaja ....................................................... 11

3. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Remaja ............................. 12

4. Tugas Perkembangan Remaja ....................................................... 17

5. Kenakalan Remaja ......................................................................... 18

B. Persepsi

1. Pengertian persepsi ........................................................................ 19

2. Jenis-jenis perspsi .......................................................................... 20

3. Syarat terjadinya persepsi .............................................................. 21

4. Proses terjadinya persepsi…………………………………… ...... 21

C. Pola Asuh orang tua

1. Pengertian Pola Asuh orang tua ………………………………. .. 22

2. Jenis Pola Asuh Orang tua……………………………………... .. 24

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pola Asuh Orang Tua………...29

D. Bullying

1. Definisi Perilaku Bullying ............................................................ 30

2. Bentuk-bentuk Bullying ............................................................... 31

3. Faktor-faktor penyebab terjadi Bullying ...................................... 33

4. Peran-peran dalam Perilaku Bullying ........................................... 37

5. Dampak Bullying .......................................................................... 37

6. Penanggulangan Bullying ............................................................. 39

E. Kerangka Teori .................................................................................. 41

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep .............................................................................. 43

Page 13: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

xiii

B. Hipotesis ............................................................................................ 43

C. Definisi Operasional .......................................................................... 44

BAB IV METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ............................................................................... 46

B. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 46

1. Populasi ........................................................................................ 46

2. Sampel .......................................................................................... 46

a. Kriteria Inklusi ......................................................................... 47

C. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 48

D. Instrumen Penelitian .......................................................................... 48

1. Data Demografi ............................................................................. 49

2. Kuisioner Pola Asuh Orang Tua .................................................... 50

3 Kuisioner Risiko Perilaku Bullying ................................................ 51

E. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen .............................................. 52

F. Tahapan Penelitian ............................................................................. 54

G. Pengolahan data................................................................................. 55

1. Data Coding ................................................................................... 55

2. Data Editing ................................................................................... 55

3. Data Structure ................................................................................ 55

4. Data Entry ...................................................................................... 56

5. Data Cleaning ................................................................................ 56

H. Analisa Data ...................................................................................... 56

1. Analisa Univariat ......................................................................... 56

2. Analisa Bivariat ............................................................................ 61

Page 14: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

xiv

I. Etika Penelitian ................................................................................... 58

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum SMA Triguna Utama Ciputat .................................... 60

B. Analisa Univariat ................................................................................... 60

1. Gambaran Demografi Responden .................................................... 61

a. Jenis Kelamin ................................................................................... 61

b. Kelas ................................................................................................. 61

2. Persepsi pola asuh orang tua ............................................................ 62

3. Gambaran Risiko Perilaku Bullying Siswa .................................... 63

4. Analisa Bivariat ................................................................................ 63

BAB VI PEMBAHASAN

A. Analisa Univariat ................................................................................... 66

1. Gambaran persepsi jenis pola asuh orang tua siswa di SMA Triguna

Utama Ciputat ………………………………………………….......66

2. Gambaran risiko perilaku bullying siswa di SMA Triguna Utama

Ciputat…………………………………………………………….. 70

B. Analisa Bivariat………………………………………………………... 73

C. Ketrbatasa Peneliti…………………………………………………….. 77

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……………………………………………………………. 78

B. Saran …………………………………………………………………..81

Page 15: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional…………………………………………………….. 45

Table 4.2 Distribusi Pernyataan kuisioner Pola Asuh Orang Tua…………………. 54

Table 4.3 Distribusi Pernyataan Kuisioner Risiko Perilaku Bullying……………… 55

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………………… 65

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas ……………………. 66

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua ……………… 67

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Risiko Perilaku Bullying siswa …………………… 68

Tabel 5.5 Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Risiko

Perilaku Bullying………………………………………………………….69

Page 16: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori………………………………………………………... 42

Gambar 3.1 Kerangka konsep………………………………………………………. 43

Page 17: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden

2. Lampiran 2 Data Diri Responden

3. Lampiran 3 Kuisioner Penelitian

4 . Lampiran 4 Hasil Uji Validitas

5. Lampran 5 Hasil Penelitian

6. Lampiran 6 Surat Ijin Uji Validitas

7. Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian

8. Lampiran 8 surat izin studi pendahuluan

Page 18: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

xviii

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ari Nur Husaini

Tempat, Tgl lahir : Sumedang, 14 mei 1991

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Dusun Kaum no. 25 RT 03 RW 04 Desa Jatisari, Kecamatan

Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Kode pos : 45362

Hp : 085216041866

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan :

1. TK Cut Nyak Dhien Tanjungsari (1996-1997)

2. SDN Tanjungsari 2 (1997-2003)

3. MtsN Ciwaringin Cirebon (2003-2006)

4. MAN Model Ciwaringin Cirebon (2006-2009)

5. S-1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2009-2013)

Page 19: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang, dan salah satu

tahap dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia yaitu masa remaja.

Masa remaja adalah masa dimana terjadi transisi dari masa anak-anak menuju

masa dewasa, yang mencangkup perubahan baik secara biologis, kognitif, dan

sosio-emosional (Santrock, 2007). Kata remaja yang dalam bahasa inggris

adolescence berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 2012). Sedangkan batasan usia untuk

remaja adalah 12 – 24 (World Health Organization, 2007 dalam Efendi dan

Mahfudhi, 2009).

Pada remaja terjadi perubahan biologis, hal ini berkaitan dengan anatomi

dan fisiologi, dimana dipengaruhi dari fungsi kelenjar hipofisis yang

mengelurakan hormon, seperti hormon genotrop yang mempercepat fungsi

kematangan sel telur dan sperma, serta mempengaruhi hormon

adrenokortikotropik yang berfungsi mempengaruhi kelenjar suprenalis,

testosteron, estrogen, yang mempengaruhi pertumbuhan anak sehingga terjadi

percepatan pertumbuhan (Monks dan Knoers, 2004). Perubahan fisik ini dapat

dilihat pada pertumbuhan tubuh (badan menjadi makin panjang dan tinggi),

mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan

mimpi basah pada laki-laki) dan tanda – tanda seksual sekunder yang tumbuh

(Sarwono, 2012).

Page 20: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

2

Perkembangan kognitif atau biasa juga disebut perkembangan intelek

adalah suatu kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan

cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru

(Ali, 2010). Menurut Santrock (2007), contoh dari perubahan kognitif adalah

remaja dapat mengingat sebuah puisi, mengerjakan soal matematika,

membayangkan bagaimana menjadi orang terkenal. Maka perkembangan

kognitif ini dapat dikatakan sebagai perubahan pemikiran dan intelegensi

individu.

Perkembangan selanjutnya adalah perkembangan sosio-emosial. Emosi

individu biasanya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya. Remaja

biasanya memiliki kondisi emosi yang berkobar-kobar, energi yang besar,

sedangkan pengendalian diri belum sempurna, sehingga sering mengalami

perasaan yang tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian (Ali, 2010).

Sehingga dapat dikatakan bahwa emosi remaja masih labil.

Perubahan emosi berkaitan dengan perubahan sosial. Ada dua perubahan

sosial yang terjadi, pertama remaja akan lebih dekat dengan teman sebayanya

dan memisahkan diri dari orang tua dengan maksud menemukan jati diri,

remaja membentuk kelompok dan mengekspresikan segala potensi yang

dimiliki sehingga hal ini membuat remaja sangat rentan terhadap pengaruh

teman sebaya dalam hal sikap, penampilan, dan perilaku. Perubahan sosial

yang kedua adalah remaja mulai menyukai lawan jenis (Monks dan Knoers,

2004). Pada masa ini remaja cenderung ingin mencoba hal – hal baru, baik hal

positif maupun negatif, hal negatif yang dicoba salah satunya adalah

kenakalan remaja.

Page 21: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

3

Menurut Santrock (2007), menjelaskan bahwa Kenakalan remaja

merupakan kumpulan dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima

secara sosial hingga terjadi tindakan kriminal. Sedangkan pendapat lain

menyebutkan kenakalan remaja adalah perbuatan yang dilakukan oleh anak

remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila, dan menyalahi

norma-norma agama (Sudarsono, 2012).

Selama beberapa tahun terakhir masalah kenakalan remaja menjadi

masalah pokok bagi masyarakat, terutama masyarakat yang tinggal di kota-

kota besar, selain kejadianya terus meningkat, kualitas kenakalanya juga

cenderung meningkat, data kriminalitas dari MABES Polri menunjukan

bahwa selama tahun 2007, tercatat sekitar 3100 orang pelaku tindak pidana

adalah remaja berusia 19 tahun atau kurang, jumlah tersebut pada tahun 2008

dan 2009 masing-masing meningkat mejadi sekitar 3300 remaja dan 4200

remaja (Badan Pusat Statistik, 2010).

Dilihat dari barbagai kenakalan remaja di sekolah, salah satu yang sering

terjadi adalah perilaku bulying, perilaku bullying sendiri adalah tindakan

negatif yang dilakukan seseorang atau lebih, yang dilakukan berulang – ulang

dan terjadi dari waktu ke waktu (Olweus, 1993 dalam Hazalden Foundation,

2007). Bullying memiliki arti yang berbeda-beda di setiap negara, tapi pada

umumnya kasus bullying sering terjadi antara senior kepada juniornya.

Sedangkan definisi kata kerja “to bully” dalam Oxford Advanced Learner’s

Dictionary adalah tindakan yang menimbulkan rasa sakit atau menyakiti orang

lain untuk kepentingan sendiri.

Page 22: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

4

Dalam kenyataan sehari-hari bullying dapat terjadi dalam bentuk

penyiksaan atau pelecehan secara fisik, verbal maupun psikologis. Contoh

bullying fisik adalah menampar, menimpuk, dan menginjak kaki. Contoh

bullying non fisik adalah memaki, dan menghina. Contoh bullying psikologis

adalah memandang sinis, dan mempermalukan (Yayasan Sejiwa, 2008).

Perilaku ini pada kalangan remaja di sekolah dapat dikatakan sebagai

fenomena gunung es, karena kasus-kasus hanya sedikit yang terangkat

kepermukaan dan itu juga apabila terdapat kasus yang besar yang dilaporkan,

namun pada kenyataanya perilaku ini sudah sangat melekat di dunia

pendidikan di Indonesia. Penyebab kasus bullying sedikit yang terangkat ke

permukaan adalah sekolah cenderung menutupi kasus bullying seperti

senioritas sebab jika diketahui publik, mereka khawatir sekolahnya akan

mendapat reputasi buruk (Astuti, 2008).

Bullying seringkali dianggap masalah yang sepele, padahal ini merupakan

masalah yang cukup serius bagi siswa di Indonesia. Sebuah survei yang

dilakukan oleh organisasi Plan Indonesia (2008) yang dilakukan di empat kota

besar yakni Jakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Bogor terhadap 1500 siswa

SMA dan 75 guru, hasilnya 67,9 persen menganggap terjadi kekerasan di

sekolah berupa kekerasan verbal, psikologis, dan fisik, pelaku kekerasan

umumnya teman, kakak kelas, adik kelas, guru, dan siswa yang menjadi

preman di sekolah (kompas.com). Data lain yang tercatat oleh Yayasan Sejiwa

(2008), hasil survei yang dilakukan pada workshop antibullying (2006) pada

sekitar 250 peserta, 94,9% peserta yang hadir menyatakan bahwa memang

terjadi bullying di sekolah-sekolah di Indonesia.

Page 23: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

5

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya bullying antara lain faktor

keluarga, teman sebaya, dan pengaruh media (Quiroz dkk, 2006). Sedangkan

menurut pendapat lain menyebutkan ada 7 faktor penyebab terjadinya bullying

yaitu perbedaan kelas, tradisi senioritas, senioritas, keluarga yang tidak rukun,

situasi sekolah yang tidak harmonis, karakter individu/kelompok, dan

persepsi/nilai yang salah atas perilaku korban (Astuti, 2008)

Terdapat faktor keluarga, keluarga merupakan sekolah pertama anak,

dimana anak mulai mempelajari semuanya dari mulai keluarga yang ada di

rumah dan pada akhirnya akan menjadi nilai dan perilaku yang dia anut ( hasil

imitasi). Maka dari itu pola asuh penting kaitanya sebagai hal yang

mempengaruhi perilaku anak, sehingga dapat dikatakan pola asuh orang tua di

rumah dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan perilaku bullying.

Selain itu, tipe orang tua di rumah yang suka memaki, membandingkan,

melakukan kekerasan fisik maka anakpun akan menganggap benar bahasa

kekerasan (Haryana, 2004 dalam Yayasan Sejiwa, 2008). Jadi jelas bullying

itu dapat mulai tertanam sejak anak masih berusia dini sehingga harus ada

upaya yang maksimal untuk mencegah “benih” tersebut tumbuh berkembang

dirumah, yang kemudian akan berlanjut ke sekolah. (Priyatna, 2010).

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Maghfiroh & Rahmawati (2009),

yang dilakukan pada 73 siswa/siswi di Bantul Yogyakarta, mendapatkan hasil

ada hubungan negatif antara iklim sekolah dengan kecenderungan perilaku

bullying. semakin negatif iklim suatu sekolah makin tinggi kecenderungan

perilaku bullying. Sebaliknya semakin positif iklim sekolah maka semakin

rendah kecenderungan perilaku bullying. Peneliti menemukan iklim sekolah

Page 24: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

6

memberi sumbangan sebesar 21% terhadap kecenderungan perilaku bullying.

Atas dasar tersebut peneliti ini menyarankan untuk penelitian berikutnya

tentang kecenderungan perilaku bullying dilakukan dengan faktor-faktor

lainya seperti pola asuh orang tua, pengaruh teman sebaya dan sebagainya.

Peneltitian lainya yang dilakukan oleh Kismartani (2010) menunjukan

bahwa secara umum masyarakat mengidentifikasi pola asuh keluarga sebagai

faktor yang paling mempengaruhi perilaku bullying. Pola asuh keluarga disini

adalah bagaimana pola asuh orang tua terhadap anaknya di rumah.

Dampak bullying sendiri akan terjadi dalam jangka waktu lama dan

cenderung terbawa sampai dewasa. Bullying menyebabkan seorang anak yang

menjadi korban akan terhambat dalam aktualisasi diri. Bullying tidak memberi

rasa aman dan nyaman, sehingga akan membuat para korban takut dan

terintimidasi, rendah diri, serta tidak merasa berharga, sulit berkonsentrasi

dalam belajar, tidak bergerak untuk bersosialisasi dengan lingkungan, tidak

ingin sekolah, pribadi yang tidak percaya diri dan sulit berkomunikasi, akan

menyebabkan prestasi belajarnya merosot, mungkin pula para korban bullying

akan kehilangan rasa percaya diri kepada lingkungan yang banyak menyakiti

dirinya (Yayasan Sejiwa, 2008). Selain itu pula kegagalan dalam mengatasi

bullying akan menyebabkan tindakan agresi yang lebih jauh (Pearce dan Eliot

2002, dalam Astuti, 2008). Jadi penting untuk menangani bullying agar dapat

mencegah dampak buruk yang di timbulkanya.

Melihat pemaparan di atas peneliti merasa tertarik untuk meneliti

hubungan antara persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku

bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat. Persepsi ini untuk melihat

Page 25: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

7

bagaimana anak mempersepsikan tentang pola asuh yang orang tua terapkan

padanya. SMA Triguna Utama di pilih karena jaraknya dekat dengan tempat

tinggal peneliti, sehingga diharapkan akan memudahkan dalam penelitianya

dan menghemat biaya. SMA ini tergolong sekolah yang cukup besar, dan

berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan dalam hal ini wawancara

terhadap guru BP dan 10 orang siswanya didapatkan bahwa terdapat kejadian

bullying di sekolahnya seperti bullying fisik, verbal, dan psikologis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan :

1. Hasil survei yang dilakukan Yayasan Sejiwa terhadap sekitar 250 orang

peserta workshop antibullying 2006, menunjukan 94,9% peserta

menyatakan terjadi bullying di sekolah – sekolah di Indonesia. Dan dalam

survei yang dilakukan oleh Organisasi kemanusian Plan Indonesia (2008)

di empat kota besar di Indonesia pada 1500 siswa dan 75 guru, menunjukan

bahwa 67,9% menganggap terjadi bullying di sekolah.

2. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya bullying adalah keluarga,

teman sebaya dan pengaruh media.( Quiroz dkk, 2006)

3. Penelitian yang dilakukan oleh Kusmartani (2010) menunjukan bahwa

faktor pola asuh keluarga adalah yang paling mempengaruhi perilaku

bullying.

4. Studi pendahuluan yang dilakukan dengan cara wawancara terhadap guru

BP dan 10 orang siswa SMA Triguna Utama Ciputat menyatakan bahwa di

sekolahnya terjadi perilaku bullying, meliputi bullying fisik, verbal, dan

psikologis.

Page 26: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

8

Maka peneliti merumuskan masalah peneltian sebagai berikut, apakah ada

hubungan antara persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku

bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat?

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran siswa di SMA Triguna Utama Ciputat ?

2. Bagaimana persepsi jenis pola asuh orang tua siswa di SMA Triguna Utama

Ciputat ?

3. Bagaiman tingkat risiko perilaku bullying siswa di SMA Triguna Utama

Ciputat ?

4. Bagaimana hubungan antara persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap resiko

perilaku bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara

persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku bullying siswa di

SMA Triguna Utama Ciputat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran demografi siswa di SMA Triguna Utama Ciputat.

b. Mengidentifikasi persepsi jenis pola asuh orang tua siswa di SMA Triguna

Utama Ciputat.

c. Mengidentifikasi tingkat risiko Perilaku bullying siswa di SMA Triguna Utama

Ciputat.

d. Mengidentifikasi hubungan antara jenis pola asuh orang tua terhadap risiko

perilaku bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat.

Page 27: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

9

E. Manfaat Penelitian

1. Ilmu Keperawatan

Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam penelitian yang akan datang serta

dapat menambah wawasan dalam bidang ilmu keperawatan jiwa, anak, maupun

keluarga. Serta diharapkan dapat menambah teori yang sudah ada mengenai

bagaimana persepsi pola asuh orang tua terhada risiko perilaku bullying.

2. SMA Triguna Utama

Dapat mencegah atau mengurangi sedini mungkin dampak buruk dari bullying

ketika sudah mengetahui data tentang bullying maupun bagaimana persepsi

pola asuh orang tua yang dapat mempengaruhi perilaku tersebut, sehingga

dapat memaksimalkan potensi siswa maupun siswi di SMA Triguna Utama

Ciputat. Bagi BP juga dapat mempunyai data bagaimana tingkat risiko perilaku

bullying di sekolah sehingga dapat meminimalisirnya.

3. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam konteks

keilmuan dan metodologi penelitian yang baik dan benar, serta memberikan

pengalaman yang berharga sebagai peneliti pemula. Hasil dari penelitian ini

juga dapat digunakan untuk penelitian yang akan datang.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis dari penelitian ini adalah kuantitatif, dengan menggunakan desain

deskriptif korelatif. Penelitian ini dilakukan di SMA Triguna Utama Ciputat

yang melibatkan kelas X, XI IPA, dan XI IPS. Penelitian ini dilakukan untuk

melihat apakah ada hubungan antara persepsi jenis pola asuh orang tua

terhadap risiko perilaku bullying siswa.

Page 28: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah salah satu tahap perkembangan manusia, kata remaja

(adolescence) berasal dari bahasa latin yaitu “adolescare” yang artinya

tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Remaja merupakan suatu masa peralihan

dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang dimulai dengan adanya

kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun

atau menjelang dewasa muda (Soetjiningsih, 2004). Sedangkan menurut

Nototatmojdo (2007) menjelaskan sebagian besar masyarakat sesuai budayanya

mengkategorikan remaja pada usia awal 10-13 tahun dan berakhir pada usia

18-22 tahun. Menurut Wong, dkk (2009) remaja adalah bila seorang anak telah

mencapai umur 10-20 tahun.

Berikut beberapa definisi remaja lainya :

a. Menurut UU No.1 tahun 1979 tentang kesejehteraan anak, remaja adalah

yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.

b. Menurut UU perburuhan tahun 1997, anak dianggap remaja apabila

mencapai usia 15-18 tahun.

c. Menurut UU perkawinan No.1 tahun 1979, seorang anak dianggap remaja

apabila sudah cukup matang, usia 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun

untuk laki-laki

Page 29: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

11

Jadi dari beberapa pengertian remaja di atas dapat disimpulkan bahwa

remaja adalah salah satu tahap perkembangan manusia, berupa masa

peralihan dari anak-anak menjadi dewasa dimulai pada usia 10 – 22 tahun dan

belum menikah.

2. Tahap Perkembangan Remaja

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada tiga tahap

perkembangan remaja, yaitu :

a. Remaja awal (early adolescence)

Remaja awal ini masih terheran – heran akan perubahan yang terjadi

pada dirinya dan dorongan–dorongan yang menyertai perubahan–perubahan

itu. Dan pada saat ini mereka mulai menyukai lawan jenis dan menjadi lebih

mudah terangsang. Mereka memiliki kepekaan yang berlebihan terhadap

lawan jenis.

b. Remaja madya (middle adolescence)

Remaja pada tahapan ini membutuhkan banyak teman-teman sehingga

mereka akan merasa senang apabila punya banyak teman dan diterima oleh

teman-temanya, selain itu remaja ini mempunyai kecenderungan narsistik,

yaitu menyukai diri sendiri dan orang-orang yang sama dengan dirinya. Pada

masa ini terjadi kebingungan seperti memilih yang mana yang peka atau

tidak peduli, optimis atau pesimis, idealis atau materialis, dan sebagainya,

remaja pria juga sudah harus membebaskan dari oedispus complex (perasaan

cinta pada ibu sendiri seperti pada masa anak-anak) dengan cara mempererat

hubungan dengan teman-temanya.

Page 30: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

12

c..Reamaja akhir ( late adolescence)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa yaitu ditandai

dengan pencapaian lima hal, yaitu :

1) Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek

2) Egonya untuk mencari kesempatan bersatu dengan orang lain dan

dalam pengalaman-pengalaman baru.

3) Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi

4) Egosentrisme (memusatkan perhatian pada diri sendiri) menjadi

kesimbangan antara kepentingan sendiri dan orang lain

5) Tumbuhnya “dinding” yang menjadi pemisah diri pribadinya dan

masyarakat umum (Sarwono, 2012).

3. Pertumbuhan dan perkembangan pada remaja

Masa remaja mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat,

pertumbuhan dan perkembangan itu adalah biologis, kognitif, dan sosio-

emosional (Santrock, 2007).

a. Pertumbuhan biologis

Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang

bersifat progresif dan kontinu dan berlangsung dalam periode tertentu.

Pertumbuhan ini bersifat kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek fisik

individu (Ali, 2010). Perubahan yang pesat di masa remaja juga biasa

disebut dengan masa puberitas. Puberitas adalah sebuah periode dimana

kematangan fisik begitu pesat, yang melibatkan perubahan hormonal dan

tubuh, yang terutama berlangusung di masa remaja awal. Hormon adalah

Page 31: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

13

zat kimia yang kuat yang diciptkan oleh kelenjar endokrin dan dibawa

keseluruh tubuh melalui aliran darah (Santrock, 2007).

Pesatnya perubahan akan menyebabkan kejutan kepada remaja,

sebagai contoh pakaian yang dimilki oleh remaja sering kali tidak dapat

digunakan lagi, dan harus membeli lagi baju baru. Pada remaja putri ada

perasaan seolah-olah belum dapat menerima kenyataan bahwa tanpa

dibayangkan sebelumnya payudaranya membesar. Oleh sebab itu

seringkali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas,

gangguan yang terjadi karena pesatnya pertumbuhan fisik seperti ini biasa

disebut dengan gangguan regulasi (Ali, 2010).

Pertumbuhan fisik meliputi dua hal, yakni internal dan eksternal.

Perubahan internal contohnya perubahan alat pencernaan makanan,

bertambah besarnya berat dan ukuran jantung dan paru-paru, dan

bertambah sempurnanya kelenjar endokrin atau kelamin dan seluruh

bagian tubuh. Sedangkan perubahan eksternal contohnya bertambahnya

tinggi badan, bertambah lingkar tubuh, ukuran dan panjang lingkar tubuh,

ukuran organ seks, munculnya tanda-tanda kelamin sekunder (Hurlock

E.B, 1991 dalam Ali, 2010).

Selain itu ada juga faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik :

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu,

yaitu 1) Sifat jasmaniah yang diwariskan oleh orang tuanya

Page 32: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

14

Anak yang orang tuanya bertumbuh tinggi cenderung lebih lekas menjadi

tinggi dari pada anak dengan orang tuanya bertumbuh pendek, dalam hal

ini dapat dikatakan juga faktor genetik.

2) Kematangan

Faktor kematangan mempengaruhi pertumbuhan fisik, sebagai contoh

anak yang berumur tiga bulan walaupun diberikan makanan bergizi

supaya menunjang otot kakinya agar dapat berjalan, tidak mungkin

berhasil jika usianya sebelum lebih dari sepuluh bulan.

b. Faktor Eksternal

1) Kesehatan

Anak yang sering sakit-sakitan pertumbuhan fisiknya akan terhambat.

2) Makanan

Makanan yang bergizi akan membuat anak tumbuh dengan pesat

dibandingkan anak yang tidak mendapatkan makanan yang bergizi.

3) Stimulasi Lingkungan

Individu yang tubuhnya sering dilatih oleh lingkungannya untuk

meningkatkan percepatan pertumbuhannya, akan berbeda dengan yang

tidak mendapatkan latihan (Ali, 2010). Oleh karna adanya faktor-faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan individu, maka

akan menyebabkan pertumbuhan fisik bervariasi setiap orangnya.

b. Perubahan Kognitif

Kemampuan pemikiran remaja yang sedang berkembang, membuat

cakrawala kognitif yang baru. Pemikiran mereka semakin abstrak, logis,

Page 33: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

15

dan idealis, dan lebih cenderung memantau dunia sosial. Menurut Piaget

(2001 dalam Gunarsa 2012), remaja termotivasi untuk memahami

dunianya karena hal ini merupakan suatu bentuk adaptasi biologis. Remaja

secara aktif mengkontruksi dunia kognitifnya sendiri, mereka juga

melibatkan gagasan–gagasan baru karena informasi ini dapat

meningkatkan pemahaman mereka (Ali, 2010).

Ketika mengkontruksikan dunianya yang akhirnya meningkatkan

pemahamannya, remaja menggunakan skema. Skema adalah sebuah

konsep atau kerangka kerja mental yang diperlukan untuk

mengorganisasikan dan menginterprestasikan informasi. Remaja

menggunakan dan mengadaptasikan skema kedalam dua proses, yaitu

asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah memasukan informasi baru

kedalam pengetahuan yang sudah ada, dalam asimilasi skema yang sudah

ada tidak mengalami perubahan. Akomodasi adalah menyesuaikan sebuah

skema yang sudah ada terhadap masuknya informasi baru (Santrock,

2007).

Tahap- tahap perkembangan kognitif

Menurut Piaget (dalam Santrock, 2007), individu berkembang

melalui empat tahap kognitif, yaitu sensorimotor, pra-oprasional motor,

operasi konkret, dan operasi formal. Setiap tahap yang tergantung pada

usia ini memiliki cara berfikir yang berbeda, sedangkan remaja sendiri

termasuk kedalam tahap operasional formal, yaitu remaja bernalar secara

lebih abstrak, idealis, dan logis.

Page 34: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

16

c. Perubahan emosional

Definisi emosi sendiri menurut Chaplin (1989 dalam Ali, 2010)

adalah suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencangkup

perubahan- perubahan yang disadari, yang sifatnya mendalam dari

perubahan perilaku. Sedangkan Perubahan sosio-emosional adalah

perubahan relasi individu dengan orang lain, emosi, kepribadian dan

konteks sosial (Santrock, 2007).

Dalam hal ini emosi memilki peranan penting dalam tingkah laku

individu termasuk dalam masalah sosial ini saling berkaitan. Daniel

Goleman (1995 dalam Ali, 2010) mengemukakan sejumlah ciri utama

pikiran emosional sebagai bukti bahwa emosi memainkan peranan penting

dalam pola pikir maupun tingkah laku individu. Adapun ciri utama pikiran

emosional tersebut adalah respon yang cepat tetapi ceroboh,

mendahulukan perasaan kemudian pemikiran, memperlakukan realitas

sebagai realitas simbolik, masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang,

realitas yang ditentukan oleh keadaan (Ali).

Remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-

kobar sedangkan pengendalian diri belum sempurna. Selain itu

perkembangan emosi remaja juga di pengaruhi beberapa faktor, yaitu

perubahan jasmani, perubahan pola interaksi dengan orang tua, perubahan

interkasi dengan teman sebaya, perubahan pandangan luar, perubahan

interaksi dengan sekolah (Ali, 2010). Dengan perbedaan faktor-faktor

Page 35: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

17

tersebut perkembangan emosi remaja sangat dimungkin berbeda satu sama

lain.

d. Perubahan Sosial

Perkembangan sosial terjadi karena adanya hubungan sosial yang

berubah karena adanya dorongan rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu

yang ada disekitarnya. Hubungan sosial ini berawal dari rumah yang

kemudian dilanjutkan disekolah dan dilanjutkan lagi ketempat yang lebih

luas yaitu pergaulan teman sebaya. Pergaulan adalah juga sesuatu untuk

memperkembangkan aspek sosial anak. Seorang anak membutuhkan anak

lain atau kelompok yang kira-kira sebaya. Melalui hubungan dengan

lingkungan sosialnya, anak sengaja atau tidak sengaja, langsung atau tidak

langsung terpengaruh kepribadiannya (Gunarsa, 2004).

Ada karakteristik yang unik dari perkembangan sosial remaja,

yaitu berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan untuk

bergaul, adanya upaya untuk memilih nilai-nilai sosial, meningkatnya

kesadaran akan lawan jenis, dan mulai tampak kecenderungan mereka

untuk memilih karier tertentu. Akan tetapi perkembangan sosial setiap

remaja tentu saja tidak akan sama karena dipengaruhi oleh keluarga,

sekolah dan masyarakat (Ali, 2010).

4. Tugas Perkembangan Remaja

Tugas perkembangan remaja yaitu memfokuskan pada bagaimana

meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan menjadi perilaku dan sikap

Page 36: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

18

dewasa. Menurut Havighurst (1961) tugas perkembangan remaja adalah

sebagai berikut:

a. Mencapai hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya baik pria

maupun wanita.

b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.

c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif.

d. Mencapai dan mengharapkan perilaku sosial yang bertanggung jawab.

e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang – orang dewasa

lainya.

f. Mempersiapkan karir ekonomi.

g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga

h. Memperoleh peringkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk

berperilaku mengembangkan ideologi (Hurlock, 2012)

5. Kenakalan Remaja

a. Pengertian kenakalan Remaja :

Kenakalan Remaja atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

juvenile delinquency, merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang

disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial yang berakibat mereka

mengembangkan bentuk perilaku yang menyimpang (Kartono,1997).

Menurut Santrock (2007), kenakalan remaja merupakan kumpulan dari

berbagai perilaku remaja yang tidak dapat diterima secara sosial hingga

terjadi tindakan kriminal. Sedangkan menurut Sudarsono (2012), kenakalan

remaja adalah perbuatan/kejahatan/pelanggaran yang dilakukan oleh anak

Page 37: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

19

remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila, dan menyalahi

norma – norma agama.

Jadi kenakalan remaja adalah segala sesuatu perilaku remaja yang

bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat yang sampai

pada tindakan kriminal yang dilakukan oleh remaja. Adapun kenakalan

remaja yang sering terjadi di sekolah adalah perilaku bullying.

b. Jenis – jenis kenakalan remaja

Jensen (1985) membagi kenakalan remaja menjadi 4 jenis, yaitu :

a) Kenakalan remaja yang menimbulkan korban fisik pada orang lain.

Seperti : perkelahian, pembunuhan, perampokan, dan lain-lain.

b) Kenakalan yang menibulkan korban materi : perusakan, pencurian,

pemerasan, dan lain-lain.

c) Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain.

Seperti pelacuran, penyalahgunaan obat, dan lain-lain.

d) Kenakalan yang melawan status, Seperti : mengingkari status sebagai

pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua dengan

cara minggat dari rumah, dan lain-lain. (Sarwono, 2012)

B. Persepsi

Walgito (2001) menjelaskan persepsi adalah suatu proses pengoganisasian,

penginterpresatasian, terhadap rangsang yang diterima oleh individu, sehingga

merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi

dalam diri individu. Menurut pendapat Maramis (1999) menyebutkan bahwa

Page 38: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

20

persepsi adalah daya mengenal barang kualitas atau hubungan dan perbedaan

antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui, atau mengartikan setelah

pancaindra mendapat rangsang (Sunaryo, 2002).

Marliyah (2004) menjelaskan persepsi adalah penafsiran unik terhadap

situasi dan bukan merupakan pencarian yang benar terhadap situasi. Sedangkan

menurut Seamon dan Kenrick (1994) persepsi adalah sesuatu yang melibatkan

proses organisasi dan interprestasi dari stimulus-stimulus untuk memberikan

makna-makna tertentu. Menurut Rakhmat (2000) penyimpulan informasi dan

penafsiran kesan dari pengalaman akan objek, peristiwa, dan hubungan-

hubungan yang diperoleh inilah yang akhirnya akan membentuk persepsi

(Marliyah, 2004).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah

penafsiran individu terhadap stimulus-stimulus yang datang padanya melalui

panca indra terhadap situasi.

2. Jenis-jenis Persepsi

Ada dua macam persepsi yaitu :

a. External perception adalah persepsi yang terjadi karena adanya rangsang

yang datang dari luar individu.

b. Self-perception adalah persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang

berasal dari dalam diri individu, dalam hal ini yang menjadi objek adalah

dirinya sendiri (Sunaryo, 2002)

Page 39: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

21

3. Syarat Terjadinya Persepsi

Persepsi adalah suatu proses yang didahului pengindraan, yaitu dengan

diterimanya stimulus oleh reseptor, diteruskan ke otak atau pusat saraf yang di

organisasikan dan diinterprestasikan sebagai proses psikologis. Akhirnya individu

menyadari apa yang dilihat dan didengarkan. Berikut syarat terjadinya persepsi :

a. Adanya Objek : objek → stimulus → alat indra (reseptor).

Stimulus berasal dari luar individu (langsung mengenai alat indra/reseptor)

dan dari dalam diri individu (langsung mengenai saraf sensoris yang bekerja

sebagai reseptor).

b. Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi.

c. Adanya alat indra sebagai reseptor penerima stimulus.

d. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak (pusat

saraf/pusat kesadaran). Dari otak dibawa melalui saraf motoris sebagai alat

untuk mengadakan respons (Sunaryo, 2002).

4. Proses Terjadinya Persepsi

Persepsi melewati tiga proses, yaitu :

a. Proses Fisik (kealaman) : Objek → stimulus → reseptor atau alat indra.

b. proses fisiologis : stimulus → saraf sensoris → otak.

c. Proses Psikologis : Proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus

yang diterima.

Penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2008) menunjukan bahwa

semakin positif remaja mempersepsikan pola asuh ayah dan ibunya, maka

semakin positif pula perilaku disiplin remaja tersebut. Penyebabnya adalah peran

Page 40: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

22

keluarga dapat memberikan dasar pembentukan sikap, watak, tingkah laku, moral

dan pendidikan pada anak, yang semua itu mampu di persepsi remaja secara

positif, sehingga berdampak positif pula pada kualitas kepribadian remaja, dalam

hal ini pada perilaku disiplinya. Hal ini menunjukan bahwa persepsi dapat

mempengaruhi perilaku.

Hurlock (2005) menyatakan bahwa persepsi individu dapat memotivasi

perilakunya lebih lanjut. objek persepsi yang dinilai tidak menyenangkan maka

perilakunya negatif, sebaliknya individu yang mempersepsikan suatu objek secara

positif, maka akan mengkondisikan individu secara psikologis sebagai motivasi

untuk berperilaku positif.

C. Pola Asuh Orang Tua

1. Pengertian Pola Asuh Orang Tua

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak dapat

berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan

kepribadian sangatlah besar artinya. Orang tua memiliki tanggung jawab

untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai

tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan

bermasyarakat.

Setiap anak sangat membutuhkan lingkungan keluarga, rasa aman yang

diperoleh dari ibu dan rasa terlindung dari ayah. Rasa aman dalam keluarga

merupakan salah satu syarat bagi kelancaran proses perkembangan anak,

kekhawatiran dan kecemasan yang terlihat pada orang dewasa dan remaja bila

ditelusuri ternyata merupakan akibat peristiwa-peristiwa yang berkaitan

Page 41: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

23

dengan hilangnya rasa aman pada usia muda (Gunarsa, 2004). Dalam

mengasuh anaknya, orang tua dipengaruhi oleh budaya yang ada di

lingkungannya. Di samping itu, orang tua juga diwarnai oleh sikap-sikap

tertentu dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan putra-putrinya.

Sikap tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anaknya yang

berbeda-beda, karena setiap masing-masing orang tua mempunyai pola

pengasuhan tertentu yang beda pula. Pola asuh orang tua merupakan interaksi

antara orang tua dengan anak. Selama proses pengasuhan orang tua itulah

yang memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak.

Menurut Santrock (2004), mendefinisikan pengasuhan orang tua adalah

aktivitas kompleks termasuk banyak perilaku spesifik yang dikerjakan secara

individu dan bersama-sama untuk mempengaruhi pembentukan karakter anak.

Sedangkan menurut Wahyuningsih dkk (2003), menjelaskan pola asuh sebagai

seluruh cara perlakuan orang tua yang diterapkan pada anak.

Dalam mengasuh anaknya, orang tua cenderung menggunakan pola asuh

tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam

mewarnai perkembangan terhadap bentuk- bentuk perilaku sosial tertentu pada

anaknya. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua

selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua

mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk

mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

masyarakat (Santrock, 2004). Jadi pola asuh orang tua adalah perlakuan orang

Page 42: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

24

tua yang di terapkan pada anaknya, untuk membentuk karakter anak dan

dalam mencapai kedewasaan anaknya.

2. Jenis Pola Asuh Orang Tua

Pola asuh terbentuk karena adanya dua hal yaitu demandignes dan

responsivnes. Demandignes standar yang berkaitan dengan kontrol perilaku

yang ditetapkan oleh orang tua kepada anaknya, sedangkan responsiveness

adalah respon orang tua kepada anaknya yang berkaitan dengan kehangatan

dan dukungan (Baumrind, 1991 dalam Santrock, 2007). Pendapat Baumrind

menjelaskan bahwa orang tua sebaiknya tidak bersikap menghukum maupun

bersikap menjauh namun sebaiknya orang tua mengembangkan aturan-aturan

dan hangat terhadap mereka. Dalam hal ini Baumrind (1971) dalam Fathi

(2011) menjelaskan 3 gaya pola asuh yaitu : authoritative, authoritarian, dan

permissive.

a. Authoritative (Demokratis)

Gaya pengasuhan orang tua yang bergaya otoratif. Mendorong remaja

untuk mandiri namun masih membatasi dan mengendalikan aksi-aksi mereka.

Memberikan komunikasi terbuka dan kehangatan dalam mengasuh. Ciri yang

kental pada pola pengasuhan ini adalah diskusi antara anak dan orang tua.

Kerja sama yang berjalan baik antara anak dan orang tua. Anak diakui

eksistensinya. Kebebasan berekspresi diberikan kepada anak dengan tetap

berada dibawah pengawasan orang tua. Pola asuh ini biasa juga disebut pola

asuh demokratis.

Page 43: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

25

Menurut Cole dan Hall (1970) dalam Rahman (2008), mengemukakan

bahwa suasana terbuka dan kondusif yang ada pada pola asuh demokratis

menyebabkan remaja menjadi lebih berkembang serta memiliki kemampuan

menghadapi konflik yang terjadi dengan orang lain. Hal tersebut dipertegas

oleh Shapiro (2001) yang menjelaskan bahwa ayah dan ibu dengan pola asuh

demokratis menyebabkan anak tidak tergantung dan tidak berperilaku

kekanak-kanakan, mendorong untuk berprestasi, kreatif dan disukai banyak

orang serta responsif (Rahman, 2008).

b. Authoritarian (Otoriter)

Pola asuh ototiter ini bersifat menghukum dan membatasi dimana orang

tua sangat memaksakan remaja mengikuti dan menghormati usaha-usaha yang

dilakukan oleh orang tuanya, serta komunikasi tertutup, sehingga tidak

memberikan kesempatan kepada anak untuk berkomunikasi secara verbal. Ciri

khas pola asuh ini diantaranya kekuasaan orang tua dominan jika tidak boleh

dikatakan mutlak, anak yang tidak mematuhi orang tua akan mendapatkan

hukuman yang keras, pendapat anak tidak didengarkan sehingga anak tidak

memiliki eksistensi dirumah, tingkah laku anak dikontrol degan sangat ketat.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa pola

asuh otoriter memiliki ciri pokok tidak demokratis dan menerapkan kontrol

yang kuat. Hal ini berbeda dengan pola asuh otorotatif (demokratis) yang

berciri demokrasi dan menerapkan kontrol. Berbeda pula dengan pola asuh

permisif yang berciri demokratis, tetapi tanpa memberikan kontrol. Dengan

pendekatan yang tidak demoratis dan pemberian kontrol yang ketat dalam pola

Page 44: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

26

asuh otoriter, maka tidak mengherankan pola asuh otoriter memiliki banyak

akibat negatif terhadap anak (Widyarini, 2009)

Penelitian yang dilkukan oleh Anggaraningtyas dkk (2010) menunjukan

hasil bahwa remaja yang mempersepsikan orang tuanya memberikan pola asuh

otoriter mempunyai hubungan yang signifikan dengan kecenderungan perilaku

agresi. Hal ini sejalan dengan pendapat Steinberg (1993) dalam Hasugian

(2012) menjelaskan bahwa remaja yang tumbuh dalam keluarga dengan pola

asuh Otoriter (Authoritarian) cenderung menjadi individu yang bergantung

pada orang lain, pasif, kurang mampu bersosialisasi, kurang percaya diri, dan

kurang berminat pada hal-hal yang menyangkut inteletualitas.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Asmaliah (2008) menunjukan hasil

semakin positif persepsi remaja awal terhadap pola asuh orang tua ototrier

maka semakin rendah motivasi berprestasinya, dan semakin negatif persepsi

remaja awal terhadap pola asuh. Artinya jika remaja awal ini semakin

mempersepsikan bahwa pola asuh yang diterapkan kepadanya adalah otoriter,

makan akan semakin rendah motivasi untuk berprestasi dari remaja tersebut.

Orang tua dengan pola asuh otoriter tidak menyadari bahwa dengan pola

yang lebih banyak menuntut terhadap anak ini telah mengikis kehangatan

hubungan dengan anak. Anak tidak menemukan suasana yang memungkinkan

untuk mengekspresikan pikiran atau perasaanya. Padahal kehangatan dalam

hubungan orang tua dan anak merupakan prasyarat bagi kesejahteraan

psikologis bagi anak maupun orang tua (Widyarini, 2009)

Page 45: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

27

c. Permissive (permisif / Mengabaikan)

Gaya pengasuhan orang tua dimana orang tua memberikan kebebasan

penuh kepada anaknya. Cirinya orang tua bersifat longgar, tidak terlalu

memberikan bimbingan dan kontrol, perhatian pun terkesan kurang. Kendali

anak sepenuhnya terdapat pada anak itu sendri.

Pola asuh permisif juga memiliki dampak yang tidak baik juga bagi anak.

Menurut Surbakti (2009) Akibat penerapan pola asuh permisif adalah anak

akan bertindak sekehendak hati, tidak mampu mengendalikan diri, tingkat

kesadaran mereka rendah, menganut pola hidup bebas, nyaris tanpa aturan,

selalu memaksakan kehendak, tidak mampu membedakan baik dan buruk,

kemampuan berkompetensi yang rendah, tidak mampu menghargai prestasi

dan kerja keras, mudah putus asa, daya juang rendah, tidak produktif, dan

kemampuan mengambil keputusan rendah.

Patterson & Stouthamer (1984) dalam Santrock (2007) menjelaskan bahwa

kurangnya pengawasan yang memadai dari orang tua merupakan aspek

pengasuhan yang paling sering berkaitan dengan kenakalan remaja. Pendapat

ini didukung oleh Surbakti (2009) yaitu akibat penerapan pola asuh permisif

remaja akan merasa bebas melakukan apa yang saja sesuai keinginan mereka,

pola asuh permisif juga merupakan metode yang paling cepat menghancurkan

masa depan remaja. Tipe pola asuh permisif juga membawa dampak lebih

buruk dalam hal prestasi belajar dari pada pola asuh otoriter (Palupi dan

Wrasasti, 2013).

Page 46: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

28

Setelah dijelaskan mengenai berbagai jenis pola asuh, maka dapat

disimpulkan bahwa pola asuh otoritatif (demokrasi) adalah yang paling efektif,

seperti pendapat yang diungkapkan oleh Steinberg & Silk (2002) dalam

Santrock (2007) pola pengasuhan otoritatif (demokratis) merupakan pola

pengasuhan yang paling efektif, karena ;

a. Orang tua otoritatif mencapai keseimbangan yang baik antara

pengendalian dan otonomi, memberikan peluang kepada anak-anak dan

remaja untuk mengembangkan kemandirian sambil memberika standar,

batasan dan bimbingan yang diperlukan oleh anak-anak (Rauter & Conger,

1995).

b. Orang tua otoritatif cenderung lebih banyak melibatkan anak-anaknya

dalam dialog verbal dan membiarkan mereka mengeksprsikan pandangan-

pandanganya (Kuczynski & Lollis, 2002). Jenis diskusi keluarga seperti ini

dapat membantu anak-anak memahami relasi sosial dan hal-hal yang

dibutuhkan untuk menjadi seorang yang kompeten.

c. Kehangatan dan keteribatan yang diberikan oleh orang tua yang otoritattif

membuat anak lebih bersedia menerima pendidikan orang tua (Sim, 2000)

Setiap orang tua tentunya memiliki gaya pengasuhan yang berbeda beda,

namun dalam kehidupan sehari-hari orang tua mungkin melakukan kombinasi

dari gaya pengasuhan, akan tetapi hanya satu gaya pengasuhan yang dominan

(Baumrind 1991, dalam Santrock, 2007)

Page 47: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

29

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua

Ada beberapa hal yang mempengaruhi jenis pola asuh yang digunakan orang

tua menurut Hurlock (2012), yaitu :

a. Pola asuh yang diterima orang tua waktu masih anak – anak.

Orang tua memiliki kecenderungan yang besar menerapkan pola asuh yang

mereka terima dari orang tua mereka pada anaknya.

b. Pendidikan orang tua

Orang tua yang mendapatkan pendidikan yang baik, cenderung

menerapkan pola asuh yang lebih demokratis ataupun permisif

dibandingkan dengan orang tua yang pendidikanya terbatas. Pendidikan

membantu orang tua untuk lebih memahami kebutuhan anak.

c. Kelas sosial

Perbedaan dari kelas sosial orang tua mempengaruhi pemilihan pola asuh.

Orang tua dari kelas sosial menengah cenderung lebih permisif

dibandingkan dari orang tua kelas sosial bawah.

d. Konsep tentang peran orang tua

Setiap orang tua memeiliki konsep tentang bagaimana seharusnya dia

berperan. Orang tua dengan konsep tradisional cenderung memilih pola

asuh yang ketat dibandingkan orang tua dengan konsep non-tradisional.

e. Kepribadian orang tua

Kepribadian memepengaruhi bagaimana mereka menginterprestasikan pola

asuh yang mereka terapkan. Orang tua yang berkepribadian tertutup dan

Page 48: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

30

konservatif cenderung akan memperlakukan anaknya dengan ketat dan

otoriter.

f. Kepribadian anak

Anak yang ekstrovert akan bersikap lebih terbuka terhadap rangsangan-

rangsangan yang datang padanya dibandingkan anak yang introvert.

g. Faktor nilai yang dianut orang tua

Seperti paham „equalitarian‟ dimana kedudukan anak sejajar dengan orang

tua. Namun kebanyakan di Negara timur, orang tua masih lebih cenderung

manghargai kepatuhan anak.

h. Usia anak

Tingkah laku dan sikap orang tua terhadap anaknya di pengaruh oleh usia

anak. Orang tua lebih memberikan dukungan dan dapat menerima sikap

ketergantungan anak usia pra sekolah dari pada remaja.

D. Bullying

1. Definisi Perilaku Bullying

Banyak pakar bullying yang mendebatkan tentang definisi bullying.

Definisi yang sering digunakan adalah definisi Olweus (1993 dalam Hazalden

Foundation 2007), yang menjelaskan bullying sebagai suatu penindasan

tehadap seorang siswa yang dilakukan berulang kali dari waktu ke waktu yang

berdampak negatif dan dilakukan oleh satu siswa atau lebih .

Sedangkan definisi lain menyebutkan bahwa bullying adalah suatu

keadaan dimana terjadi penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan yang dilakukan

Page 49: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

31

oleh seseorang atau kelompok. Pihak yang kuat disini tidak hanya kuat secara

fisik, akan tetapi bisa juga kuat secara mental, dan korban bullying tidak

mampu mempertahankan dirinya karena lemah secara fisik maupun secara

mental (Yayasan Sejiwa, 2008).

Definisi bullying menurut Ken Rigby (dalam Astuti, 2008) adalah sebuah

hasrat untuk menyakiti. Hasrat ini diperlihatkan kedalam aksi, menyebabkan

seseorang menderita. Aksi ini dilakukan secara langsung oleh seseorang atau

sekelompok yang lebih kuat, tidak bertanggung jawab, biasanya berulang, dan

dilakukan dengan perasaan senang. Flynt dan Marton (2006), juga

menyebutkan perilaku bullying adalah perilaku agresi yang dilakukan secara

bebas dengan tujuan melukai orang lain secara penuh dan dilakukan secara

terus menerus.

Dari beberapa definisi di atas diperoleh kesimpulan bahwa bullying adalah

suatu bentuk agresi yang dilakukan oleh orang yang merasa berkuasa kepada

orang yang dianggap lemah untuk keuntungan atau kepuasan mereka sendiri

baik dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan untuk menyakiti

korbanya dan dilakukan dengan berulang-ulang.

2. Bentuk – bentuk Bullying

Astuti (2008) menjelaskan bentuk-bentuk bullying sebagai berikut :

a. Fisik adalah menganiaya secara fisik, seperti menggigit, mengunci,

menarik rambut, memukul, menendang, dan mengintimidasi korban di

ruangan atau dengan mengitari, memelintir, menonjok, mendorong,

Page 50: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

32

mencakar, meludahi, mengancam, merusak barang-barang korban,

penggunaan senjata dan perbuatan kriminal.

b. Non-Fisik terbagi dalam bentuk verbal dan non-verbal.

1) Verbal: berkata-berkata yang menyakitkan korban, mengatai,

memeras, mengancam, menghasut, intimidasi, barkata jorok pada

korban, menyebarkan kejelekan korban.

2) Non-verbal, terbagi menjadi langsung dan tidak langsung :

a) Tidak langsung : seperti memanipulasi pertemanan, mengasingkan,

tidak mengikutsertakan, mencurangi.

b) Langsung : seperti gerakan kasar atau membahayakan, menatap

dengan sinis, menggeram, atau menakuti.

Menurut Yayasan Sejiwa (2008), bentuk-bentuk perilaku bullying adalah fisik,

verbal, dan mental/psikologis, contoh bullying mental / psikologis adalah

mempermalukan didepan umum, mendiamkan, mengucilkan, meneror lewat sms

atau email, memandang yang merendahkan, memelototi, dan mencibir.

Sedangkan Olweus (1993) memaparkan contoh tindakan negatif yang termasuk

dalam bullying antara lain;

a. Mengatakan hal yang tidak menyenangkan atau memanggil seseorang dengan

julukan yang buruk.

b. Mengabaikan atau mengucilkan seseorang dari suatu kelompok karena suatu

tujuan.

c. Memukul, menendang, menjegal atau menyakiti orang lain secara fisik.

Page 51: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

33

d. Mengatakan kebohongan atau rumor yang keliru mengenai seseorang atau

membuat siswa lain tidak menyukai seseorang dan hal-hal semacamnya.

3. Faktor-faktor penyebab terjadinya Bullying

Terdapat tujuh faktor yang menyebabkan terjadi bullying menurut Astuti

(2008) :

a. Perbedaan kelas

Seringkali perbedaan kelas menjadi penyebab terjadinya bullying,

sebagai contoh perbedaan kelas di sekolah, senior akan cenderung

melakukan tindakan bullying kepada juniornya karena merasa berkuasa.

Selain itu perbedaan kelas disni juga termasuk perbedaan gender, agama,

ekonomi, etnisitas atau rasisme. Sebagai contoh perbedaan kelas ekonomi,

seseorang yang berada pada ekonomi yang berbeda dengan tingkatan

ekonomi mayoritas kelompoknya cenderung menjadi korban bullying.

b. Tradisi senioritas

Tradisi yang diwariskan oleh seniornya dahulu seringkali dijadikan alasan

melakukan bullying, contohnya seperti tradisi kelas x tidak boleh melewati

kelas y, dan apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi berupa teguran dan

lain sebaginya, dan tradisi ini berlangsung terus menerus.

d. Senioritas

Penyebab senioritas ini datang dari diri siswanya sendiri dengan

alasan untuk menunjukan diri atau mencari popularitas, ajang balas

dendam, atau mungkin menunjukan kekuasaan.

e. Keluarga yang tidak rukun

Page 52: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

34

Masalah yang terjadi pada keluarga seperti perceraian orang tua,

kurangnya komunikasi, ketidak harmonisan orang tua, masalah sosial

ekonomi, dan lain-lain dapat menjadi penyebab perilaku bullying.

f. Iklim sekolah yang tidak harmonis

Situasi sekolah sebagai lembaga pendidikan juga dapat menjadi

penyebab perilaku bullying, sebagai contoh peraturan sekolah yang tidak

ditegakkan, minimnya pengawsan dari guru, dan tidak layaknya bimbingan

etika dari guru.

g. Karakter individu atau kelompok

Dendam, iri hati, adanya hasrat ingin menguasai, ingin mendapatkan

popularitas dapat menjadi salah satu penyebab perilaku bullying.

h. Persepsi yang salah atas perilaku korban

Korban sering merasa bahwa dirinya memang pantas diperlakukan

seperti itu (di-bully), sehingga tidak ada usaha untuk menghentikan

tindakan itu walaupun dilakukan berulang-ulang.

Sedangkan Quiroz dkk (2006) mengemukakan tiga faktor yang dapat

menyebabkan perilaku bullying, sebagai berikut :

a. Keluarga

Anak akan meniru perilaku yang dia lihat dikeluarganya, baik itu orang

tua maupun kakak kandungnya, sehingga menjadi nilai atau perilaku yang dia

anut, jika anak di besarkan di lingkungan keluarga yang mentoleransi

kekerasan atau perilaku bullying maka anak akan beranggapan bahwa perilaku

bullying adalah perilaku yang wajar dilakukan untuk membina suatu hubungan

Page 53: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

35

atau untuk mencapai apa yang dia inginkan. Menurut Haryana (dalam Yayasan

Sejiwa, 2008), karena faktor orang tua di rumah yang tipe suka memaki,

membandingkan atau melakukan kekerasan fisik, maka anak pun menganggap

benar bahasa kekerasan. Hal ini juga berhubungan dengan bagaimana pola

asuh orang tua di rumah.

b. Teman sebaya

Teman sebaya adalah salah satu penyumbang besar dalam perilaku

bullying, disebabkan oleh adanya teman sebaya yang meberikan pengaruh

negatif dengan cara menyebarkan ide baik itu secara aktif maupun secara pasif.

Selain itu remaja juga cenderung mengikuti apa yang teman sebayanya lakukan

(konformitas). Remaja berkeinginan untuk tidak lagi tergantung pada

keluarganya dan mulai mencari dukungan dan rasa aman dari kelompok

sebayanya.

c. Pengaruh media

Media membawa pengaruh kepada remaja karena remaja cenderung

ingin mencoba dan penasaran dengan apa yang dilihatnya, seperti di tv, sebagai

contoh perilaku bullying seperti di sinetron – sinetron di Indonesia yang

banyak sekali mengajarkan bullying.

Sedangkan menurut Gentile & Bushman (2012) menjelaskan sedikitnya ada 6

faktor risiko yang menyebabkan seseorang menjadi pelaku bullying yaitu :

a. Kecenderungan dalam permusuhan

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang permusuhan tidak dapat dihindari,

merasa dimusuhi akan membuat anak ingin membalas dendam.

Page 54: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

36

b. Kurangnya perhatian

Kurangnya perhatian dari orang tua akan menyebabkan si anak

mencari perhatian diluar rumahnya dengan cara menunjukan kekuatan dan

popularitasnya diluar rumah.

c. Gender sebagai laki-laki

Seringkali orang beranggapan bahwa gender sebagi laki-laki harus kuat

dan tidak dapat dikalahkan oleh laki-laki lain hal ini pada akhirnya akan

membeuat orang cenderung agresif secara fisik.

d. Riwayat sebagai korban kekerasan

Seorang yang pernah menjadi korban kekerasan khususnya dari orang tua

cenderung melakukan kekerasan juga kepada temanya diluar rumah.

c. Riwayat berkelahi

Kadang seseorang yang pernah berkelahi cenderung akan melakukanya

lagi, ini bisa terjadi kemungkinan karena mereka senang untuk dipuji.

d. Terpapar kekerasan dari media

Tv, film, atau video game adalah media yang biasa menjadi contoh

perilaku kekerasan pada anak yang pada akhirnya akan ditiru oleh anak,

maka dari itu orang tua harus dapat melakukan pendampingan ketika anak

dibawah umur sedang menonton tv, film,atau video game agar anak tidak

terinspirasi untuk melakukannya. Menurut Nugraha (2012), contoh

Page 55: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

37

perilaku bullying yang banyak disaksikan di tv adalah perilaku bullying

yang ada pada serial kartun Doraemon.

4. Peran – peran dalam perilaku bullying

a. Bully yaitu siswa yang dikategorikan sebagai pemimpin, berinisiatif dan

aktif terlibat dalam perilaku bullying.

b. Asisten bully, juga terlibat aktif dalam perilaku bullying, namun dia

cenderung bergantung atau mengikuti perintah bully.

c. Rincofer adalah mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi, ikut

menyaksikan, menertawakan korban, memprofokasi bully, mengajak

siswa lain untuk menonton dan sebagainya.

d. Defender adalah orang yang berusaha membela dan membantu korban,

seringkali akhirnya mereka menjadi korban juga.

e. Outsider adalah orang-orang yang tahu bahwa hal itu terjadi, namun

tidak melakukan apapun, seolah-olah tidak peduli.(Salmivalli et al.

1996).

5. Dampak Bullying

Akibat bullying pada diri korban timbul perasaan tertekan oleh perilaku

menguasai korban (Rigby,1996;Fontaine,1991;Sharp&Smith, 1994 dalam

Astuti, 2007). Akibat bullying bagi korban menyebabkan dirinya mengalami

kesakitan fisik dan psikologis, kepercayaan diri self-esteem) yang merosot,

malu, trauma, tidak mampu menyerang balik, merasa sendiri, serba salah, dan

takut sekolah (school phobia), dimana dia tidak merasa ada yang menolong,

dalam kondisi selanjutnya ditemukan bahwa korban kemudian mengasingkan

Page 56: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

38

diri dari sekolah, atau menderita ketakutan sosial (social phobia), bahkan

cenderung ingin bunuh diri (Astuti)

Selain dampak-dampak bullying yang telah dipaparkan diatas, penelitian-

penelitian yang dilakukan baik di dalam maupun luar negeri menunjukkan

bahwa bullying mengakibatkan dampak-dampak negatif sebagai berikut:

a. Gangguan psikologis, misalnya rasa cemas berlebihan dan kesepian (Rigby,

2003).

b. Konsep diri sosial korban bullying menjadi lebih negatif karena korban

merasa tidak diterima oleh teman-temannya, selain itu dirinya juga

mempunyai pengalaman gagal yang terus-menerus dalam membina

pertemanan, yaitu di bully oleh teman dekatnya sendiri (Djuwita, dkk ,

2005).

c. Korban bullying merasakan stress, depresi, benci terhadap pelaku, dendam,

ingin keluar sekolah, merana, malu, tertekan, terancam, bahkan ada yang

menyilet-nyilet tangannya (Djuwita, dkk , 2005).

d. Membenci lingkungan sosialnya, tidak mau berangkat ke sekolah (Forero et

all 1999).

e. Keinginan untuk bunuh diri (Kaltiala & Heino, 1999).

f. Kesulitan konsentrasi, rasa takut berkepanjangan dan depresi (Bond, 2001).

g. Cenderung kurang empatik dan mengarah ke psikotis (Banks, 1993).

h. Pelaku bullying yang kronis akan membawa perilaku itu sampai dewasa,

akan berpengaruh negatif pada kemampuan mereka untuk membangun dan

memelihara hubungan baik dengan orang lain.

Page 57: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

39

i. Korban akan merasa rendah diri, tidak berharga (Rigby, 1999).

j. Gangguan pada kesehatan fisik: sakit kepala, sakit tenggorokan, flu, batuk-

batuk, gatal-gatal, sakit dada, bibir pecah-pecah (Rigby, 2003).

(www.psychologymania.com)

6. Penanggulangan Bullying

Melihat dari dampaknya yang besar sudah seharusnya bullying ini

menjadi lebih diperhatikan, di Indonesia program untuk menghentikan

bullying belum difikirkan secara khusus oleh sekolah atau Departemen

Pendidikan, bagi Departemen Pendidikan penanganan masalah bullying

masih merupakan bagian dari peraturan etika sekolah yang berada dibawah

wewenang petugas atau guru bimbingan atau penyuluhan, sementara sekolah

tidak memasukan bullying ini kedalam program khusus, padahal untuk

menangani bullying ini memerlukan metode penanganan khusus, dan

dilakukan oleh guru atau petugas khusus yang telah dilatih khusus mengenai

bullying (Astuti, 2008).

Beberapa contoh metode dan pelatihan yang dilakukan disekolah-sekolah di

Amerika serikat, Australia, dan Eropa serta beberapa negara lain :

a. Peer partnering / befriending : bagian dari intervensi prososial melaui

pemanfaatan peer group untuk mendampingi, menjaga murid-murid

yang kecil dan lemah yang rawan menjadi korban bullying,

aktivitasnya adalah support dan “pelajaran” agar percaya diri, termpil

Page 58: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

40

membuat tugas sekolah, mudah beradaptasi dan membuat

pertemanan.

b. Peer mentoring : mengenal, bicara, berempati dan mendampingi siswa,

lingkungan dan pelajaran yang di perolehnya. Membimbing agar

siswa memperoleh self-esteem agar percaya diri, mampu memecahkan

masalah dan mempunyai arti bagi orang lain, mentoring bisa

dilakukan dengan role play.

c. Mengefektifkan mentoring dan mediasi : secara aktif mendengar,

membantu memberikan feed back atas masalah yang di hadapi siswa

menggunakan metode “saya” yang berfokus pada feeling, dan hindari

menyalahkan (blaming).

d. Share responsibility : jika ada bullying yang melibatkan kelompok ,

maka kelompok tersebut harus bertanggung jawab membuat sesuatu

memperbaiki sikap terutama pada korban dan komunitasnya

e. Supporting network : mengumpulkan, menyeleksi, dan mengelolah data

dan informasi terbaru dengan rekan sesama orang tua,guru, murid dan

pihak lain yang mengetahui masalah bullying.

f. PEACE pack : (p)reparation, (e)ducation,(a)ction (c)oping,

(e)valuation. Paket ini melibatkan semua pihak yang berada disekolah,

yakni staf, guru, orang tua murid dan murid.

g. Melakukan kontrol dan komunikasi dengan anak : mengajak anak

untuk mampu berkomunikasi dan mengutarakan pendapat tentang

masalah masing-masing sehari-hari.

Page 59: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

41

h. Intervensi sosial-kognitif oleh adults & children together-againts

violence yang menugaskan orang tua dan orang dewasa untuk

melindungi anak-anak dari kekerasan dan luka-luka dengan

membentuk lingkungan pembelajaran yang berfokus pada

keterampilan fisik dan sosial yang non-agresif (Fuantes & Silva, the

community psychologist, vol. 37,#2 spring, 2004 dalam Astuti 2008)

E. Kerangka Teori

Kerangka teori yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teori perilaku

Lawrance Green, teori ini menjelaskan bahwa faktor perilaku ditentukan oleh

tiga faktor utama yaitu : faktor predisposisi ( disposing faktor) adalah faktor

yang mempermudah atau mempredisposisi perilaku seseorang, faktor

pemungkin (enabling faktor) adalah faktor yang memungkinkan atau

memfasilitasi suatu tindakan , faktor penguat (reinforcing faktor) adalah faktor

yang mendorong atau memperkuat perilaku dan berikut skemanya :

Page 60: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

42

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Sumber : Modifikasi Kerangka teori perilaku Lawrence Green( 1980), Quiroz dkk

(2006). WHO (2010), Astuti (2008), Baumrind (dalam Fathi, 2011), Santrock

(2007),Wong dkk (2009)

Faktor Penguat

Pengaruh media

Iklim sekolah

yang tidak

harmonis

Keluarga yang

tidak rukun

Persepsi yang

salah tentang

perilaku korban

Faktor Pemungkin

Perbedaan kelas

Tradsisi senioritas

Senioritas

Karakter individu

atau kelompok

Risiko perilaku bullying di

sekolah

Fisik Non fisik

Remaja

Batasan usia 10 – 20 tahun

Perubahan yang terjadi pada remaja :

biologis, kognitif, dan sosio-

emosional

verbal Non verbal/psikologis

Faktor Predisposisi

Persepsi jenis pola asuh

orang tua (demokratis,

otoriter, dan permesif)

Page 61: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

43

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah variabel independen

dan variabel dependen. Variabel independen dari penelitian in adalah persepsi jenis

pola asuh orang tua. Sedangkan variabel dependen adalah risiko perilaku bullying

siswa. Sehingga kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Kerangka konsep

B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan antara persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku

bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat

Persepsi jenis pola

asuh orang tua

Risiko perilaku

bullying siswa di

SMA Triguna Utama

Ciputat

Page 62: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

44

C. Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Persepsi

jenis pola

asuh

orang tua

Penafsiran anak

tentang jenis

perlakuan orang

tua yang

diterapkan

padanya, untuk

membentuk

karakter anak dan

dalam mencapai

kedewasaan

anaknya. Dalam

hal ini terdapat

tiga jenis pola

asuh orang tua

yaitu: demokratis,

otoriter, permisif,

dan campuran.

Menghitung skor persepsi

pola asuh sebagai berikut :

(4) Sangat Sesuai (SS)

(3) Sesuai (S)

(2) Tidak Sesuai (TS)

(1) Sangat Tidak Sesuai

(STS).

Kuisioner yang

digunakan adalah

parental authority

questionnaire (PAQ)

yang dibuat oleh Buri

(1991) dan

dikembangkan oleh

Dwairy dkk (2006), yang

diterjemahkan kedalam

bahasa Indonesia.

kuisioner ini terdiri dari

30 pernyataan, dan

responden harus memilih

satu jawaban yang paling

sesuai. Setiap jenis pola

asuh dibuat 10

pernyataan, sehingga

skor tertinggi dari salah

satu jenis pola asuh

tersebut adalah 40 dan

skor terendahnya adalah

10.

1. Skor yang

tertinggi pada salah

satu dari 3 jenis pola

asuh tersebut,

menunjukan salah

satu jenis pola asuh

tersebut(demokratis,

otoriter, dan

permisif).

2.jika skornya sama

untuk dua atau tiga

jenis pola asuh

tersebut, maka pola

asuhnya campuran.

Nominal

Page 63: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

45

2 Risiko

perilaku

bullying

Risiko untuk

melakukan suatu

bentuk agresi

yang dilakukan

oleh orang yang

merasa berkuasa

kepada orang

yang dianggap

lemah untuk

keuntungan atau

kepuasan mereka

sendiri baik

dilakukan oleh

individu atau

kelompok dengan

tujuan untuk

menyakiti

korbanya dan

dilakukan dengan

berulang-ulang.

Bullying ada tiga

bentuk, yaitu :

fisik,verbal,dan

non verbal (

psikologis).

Menghitung skor risiko

perilaku bullying dengan

arah favorable dan

unfavorable (sesuai dan

tidak sesuai) dengan skala

Likert. Penilaian yang

favorable adalah sebagai

berikut :

(4) Sangat Sesuai (SS)

(3) Sesuai (S)

(2) Tidak Sesuai (TS)

(1) Sangat Tidak Sesuai

(STS).

Sedangkan unfavorable

penilaianya adalah sebagai

berikut :

(4) Sangat tidak sesuai (

STS)

(3) Tidak Sesuai (TS)

(2) Sesuai (S)

(2) Sangat Sesuai (SS)

(STS)

Kuisioner yang

digunakan adalah

kuisioner resiko perilaku

bullying yang dibuat oleh

Atfiyanah (2013), yang

direvisi oleh penulis dan

sesuai dengan bentuk-

bentuk perilaku bullying,

terdiri dari 29

pernyataan. Dengan skor

tertinggi adalah 116 dan

skor terendah adalah 29

1. Tinggi jika skor

≥ mean (44)

2. Rendah jika, jika

skor < mean (44)

Ordinal

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Page 64: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

46

BAB IV

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini mengkaji hubungan antara perspsi jenis pola asuh orang tua

tehadap risiko perilaku bullying pada siswa SMA Triguna Utama Ciputat.

Berdasarkan pendekatan penelitian, peneliti menggunakan pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dapat

dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh

(Hikmat,2007).

Pada penelitian kuantitatif ini jenisnya adalah deskriptif korelatif. Peneliti

menggunakan desain ini karena ingin mengetahui hubungan antara persepsi

jenis pola asuh orang tua (variabel independen) terhadap resiko perilaku

bullying (variabel dependen).

B. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan unit subjek atau objek dengan karakteristik

tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dari penelitian ini

adalah seluruh siswa SMA Triguna Utama Ciputat kelas X dan XI yang

berjumlah 104 siswa. Kelas XII tidak dapat menjadi responden, karena telah

selesai melakukan ujian nasional sehingga sudah sudah tidak ada kegiatan

belajar lagi di sekolah tersebut.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimilki oleh populasi. Dalam penelitian

Page 65: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

47

keperawatan kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan ekslusi, dimana

kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel tersebut digunakan

(Hidayat, 2007).

a.Kriteria inklusi :

1) Siswa kelas X dan XI SMA Triguna Utama Ciputat

2) Bersedia menjadi responden.

Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

random sampling yaitu stratified random sampling (pengambilan sampel

secara acak stratifikasi). Jika suatu populasi mempunyai unit yang mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen, maka teknik pengambilan

sampel yang tepat digunakan adalah stratified random sampling

(Notoatmodjo, 2006). Teknik ini menggunakan perwakilan populasi dari

setiap tingkatan atau jenjang dalam hal ini di random masing-masing mewakili

kelas X dan XI IPA dan XI IPS.

Pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus yang

dikembangkan oleh Sugiyono (2008) dari Isaac dan Michael :

( )

Keterangan :

λ = 1,96 (Derajat kepercayaan 95% CI/Confidence Interval dengan alfa (α)

sebesar 5%)

N = Jumlah Populasi = 104

P = 0,828 (proporsi pola asuh otoriter terhadap perilaku bullying remaja

pada penelitian Annisa tahun 2012)

Page 66: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

48

Q = 1-P = 1-0,828 = 0,17

d = penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang diinginkan

= 0,05

n = sampel

( )

n = 70,20 dibulatkan menjadi 71

Jumlah sampel pada penelitian ini yaitu 71 orang. Diketahui jumlah

populasi 104, yaitu kelas X berjumlah 46 siswa, XI IPA berjumlah 26 orang

siswa. XI IPS sebanyak 32 orang siswa. Maka besar sampel untuk setiap

kelas adalah :

C. Waktu dan Tempat

1. Waktu

Waktu penelitian dilaksanakan pada juni 2013

2. Tempat

Peneltian ini dilakukan di SMA Triguna Utama Ciputat.

D. Instrument Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

adalah kuisioner dalam bentuk skala likert, dimana responden harus menjawab

pernyataan yang paling sesuai dengan dirinya. Menurut Azwar (2012), untuk

Page 67: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

49

aspek keprilakuan harus selalu dirumuskan dalam arah favorable yaitu berisi

konsep keprilakuan yang sesuai atau mendukung atribut yang diukur, selain

itu juga diukur dengan arah unfavorable, yaitu yang bertentangan atau tidak

mendukung ciri perilaku yang dikehendaki oleh indikator keprilakuanya.

Responden memilih jawaban untuk setiap pernyataan yang menunjukan

kesetujuan (favourable) atau yang ketidaksetujuan (unfavourable), dengan

empat kategori jawaban yaitu SS (sangat sesuai), S (sesuai), TS (tidak sesuai),

STS (sangat tidak sesuai).

Untuk pengumpulan datanya sendiri peneliti akan menggunakan satu data

demografi dan dua kuisioner, yaitu :

1. Data demografi, yaitu :

a. Jenis kelamin,

b. Kelas

2. Kuisioner Pola Asuh Orang Tua

Parenteral authority Quistionare ( PAQ) yang dibuat oleh Buri (1991)

dan dikembangkan oleh Dwairy dkk (2006), yang peneliti beserta rekannya

seorang guru bahasa inggris terjemahkan kedalam bahasa Indonesia,

kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui jenis pola asuh orang tua mana

yang paling dominan digunakan oleh orang tua responden. Pola asuh orang

tua sendiri menurut Boumrind (dalam Fathi 2011) ada tiga jenis yaitu :

demokratis, otoriter, dan permisif.

Kuisioner ini terdiri dari 30 pernyataan, setiap jenis pola asuh digambarkan

oleh 10 pernyataan, yang pada akhirnya skor tertinggi yang diperoleh pada

salah satu dari tiga pola asuh tersebut menunjukan pola asuh tersebut.

Page 68: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

50

Sebagai contoh apabila skor yang diperoleh oleh responden setelah mengisi

PAQ didapatkan skor pada pola asuh authoritative (demokratis) adalah 36,

sedangkan skor pada authoritarian (otoriter), dan permissive (permisif)

adalah 10 dan 12. Maka responden tersebut termasuk pola asuh orang tua

authoritative (demokratis) karena skor yang terbesar didapatkan pada pola

asuh tersebut. Apabila skor yang didapat ternyata sama pada dua atau tiga

jenis pola asuh, maka pola asuh orang tuanya termasuk dalam pola asuh

campuran.

No Pola asuh Indikator No

Pernyataan

Jumlah

1. authoritarian

(Otoriter) Orang tua bersifat

membatasi,

menghukum dan

hanya sedikit

melakukan

komunikasu verbal

Mendesak anak

untuk mengikuti

petunjuk dan usaha

orang tua

7,12,18,25

2, 3, 9, 26,

29

16

4

6

2. authoritative

(otoritatif/

demokratis)

Mendorong anak

untuk bebas tetapi

tetap memberikan

batasan dan

mengendalikan

tindakan anak

Pembuatan aturan

dikeluarga

diterapkan

berdsarkan aturan

bersama

8, 22, 27

15

11, 20, 23,

30

4, 5

4

6

3. permissive

(permisif) Orang tua bersifat

serba bebas (

membolehkan )

Tidak memberikan

pengawasan dan

pengarahan pada

tingkah laku anak

6, 14, 19, 24

1, 10

13,17,21, 28

6

4

Page 69: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

51

Jumlah 30

Table 4.2 Distribusi Pernyataan kuisioner Pola Asuh Orang tua

3. Kuisioner Risiko Perilaku bullying

Kuisioner ini digunakan dengan mengetahui risiko siswa dalam melakukan

bullying ini dibuat oleh Atfiyanah (2013) yang telah dimodifikasi oleh

peneliti, kuisioner ini menggunakan skala model likert yang memilki empat

alternatif jawaban yaitu : SS ( sangat sesuai), S ( sesuai), TS ( tidak sesuai),

STS ( sangat tidak sesuai). yang terdiri dari 39 pernyataan dngan arah

favorable dan unfavorable.

No bullying Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

1 Verbal Mengejek

Mencela

Menggoda

33, 37

22

9,15,19

1, 4

7, 11

26, 28

4

3

5

2 Fisik Nama

julukan

Memukul

Menendan

g

Mendoron

g

Merusak

Barang

13,30

2,21,34

23,29,35

5,17

27,32,38

12,25

18

3

20

16

4

4

4

3

4

3 Psikis Mencuri

Menganca

m

6, 10, 39

8, 14, 36

24

31

4

4

Jumlah 39

Table 4.3 Distribusi Pernyataan Kuisioner Risiko Perilaku Bullying

Jumlah item pernyataan ada 28. Dihitung mneggunakan skor favorable

dengan skor 4 untuk jawaban SS, skor 3 untuk S, skor 2 untuk TS, dan 1 untuk

Page 70: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

52

STS. Hasil ukur dari kuisioner ini adalah tinggi dan rendah. Dengan perhitungan

menggunakan rumus dari Azwar (2012) :

1. X ≥ mean (44) tinggi

2. X < mean rendah

E. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti keandalan

instrumen dalam mengumpulkan data dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur. (Nursalam, 2008). Uji validitas dapat menggunakkan rumus Pearson

Product Moment dengan rumus sebagai berikut :

( ) ( ) ( )

√[ ( ) ] [ ( ) ]

Keterangan :

= koefisien korelasi

= jumlah skor item

= jumlah skor total (item)

= jumlah responden

Hasil penghitungan tiap-tiap item akan dibandingkan dengan tabel nilai

product moment. Jika r hitung lebih besar dari table r tabel pada taraf

signifikansi 5% maka instrumen yang diujicobakan dinyatakan valid.

Page 71: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

53

Peneliti melakukan uji coba pada 34 siswa SMA YADIKA Sumedang

karena karakteristiknya sama dengan tempat yang akan diteliti nantinya.

Kemudian hasil dari uji coba, hasilnya dianalisa menggunakan rumus

Pearson Product Moment dengan bantuan perangkat lunak computer. Dari

hasil analisis didapatkan bahwa r tabel (n-2) < r hitung atau 0,349 < r hitung

pada semua kuisioner persepsi pola asuh, dan pada risiko perilaku bullying

dari 39 item terdapat 11 item yang tidak valid (r table > r hitung) kemudian

11 item tersebut dihilangkan, sehingga terdapat 28 item valid untuk risiko

bullying dan sudah mewakili dari bentuk-bentuk bullying.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila

fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu

yang berlainan. Teknik pengujian pada penelitian ini menggunakan teknik

Alpha Crombach (α), dalam uji reliabilitas r hasil adalah alpha. Ketentuannya

apabila r alpha > r tabel maka pertanyaan tersebut reliabel. Sebaliknya

apabila r alpha < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak reliabel

(Notoatmodjo, 2006).

Rumus :

[

] [

( )

]

Keterangan :

= Koefisien reliabilitas yang dicari

k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir

= Varian total

Page 72: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

54

Dari hasil uji reabilitas yang dilakukan oleh peneliti di SMA YADIKA

Sumedang, terhadap 34 responden, dengan menggunakan bantuan software

komputer diperoleh nilai Alpha Cronbach (α) dari variable persepsi pola asuh

orang tua sebesar 0,913 (koefisien reabilitas tinggi) dan variable risiko perilaku

bullying diperoleh nilai Alpha Cronbach (α) sebesar 0,915 (koefesien reabilitas

tinggi), melihat dari nilai yang diperoleh maka dapat dinayatakan bahwa kedua

kuisioner tersebut realibel dan dapat digunakan.

F. Tahapan penelitian

1. Tahap persiapan :

a. Dimulai dengan perumusan masalah.

b. Menentukan variable penelitian.

c. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan

teoritis yang tepat.

d. Menentukan lokasi penelitian

e. Melakukan studi pendahuluan.

f. Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu skala jenis pola asuh orang tua dan skala risiko

perilaku bullying.

g. Mengajukan izin ke sekolah yang akan diteliti.

h. Melakukan uji coba alat ukur ( try out) di sekolah berbeda namun

kriterianya masih sama yakni setingkat SMA.

2. Tahapan pengambilan data :

a. Menjelaskan tujuan penelitian dan melakukan informed consent

Page 73: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

55

b. Membagikan kuisioner dan menjelaskan cara pengisianya

c. Melakukan skoring terhadap hasil kuesioner yang telah diisi oleh

responden

d. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian

membuat tabel data

e. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk

menguji hipotesis penelitian

3. Tahapan pembahasan :

a. Menginterprestasikan dan membahas hasil analisis statistik berdsaarkan

teori.

b. Merumuskan hasil penelitian yang diperoleh dan membahasnya.

G. Pengolahan data

Pengolahan data terdiri dari serangkaian tahapan yang harus dilakukan

agar data siap untuk di uji statistik dan dilakukan analisis/interprestasi.

1. Data Coding

Data coding yaitu merupakan kegiatan mengklarifikasi data dan memberi

kode untuk masing – masing kelas sesuai dengan tujuan dikumpulaknya

data.

2. Data Editing

Data editing adalah penyuntingan data dilakukan sebelum proses

pemasukan data.

3. Data Structure

Page 74: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

56

Data structure dikembangkan sesuai dengan analisis yang akan dilakukan

dan jenis perangkat lunak yang digunakan.

4. Data Entry

Data entry meupakan proses pemasukan data ke dalam program atau

fasilitas analisis data.

5. Data Cleaning

Data cleaning merupakan proses pembersihan data setelah data di entri

(Amran, 2012)

H. Analisa data

Analisa data yang akan digunakan menggunakan program komputer, yang

terdiri dari dua macam analisa data, yaitu univariat dan bivariat.

1. Analisis univariat

Analisa Univariat digunakan untuk mejelaskan atau

mendeskiripsikan karakteristik masing-masing variabel yang dimiliki.

Varabel independen persepsi jenis pola asuh orang tua dan variable

dependen risiko perilaku bullying selain itu analisis univariat digunakan

juga untuk melihat distribusi frekuensi dari jenis kelamin dan kelas.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel dependen dan independen. Yaitu untuk mengetahui hubungan

antara persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku bullying.

Analisa data yang digunakan adalah uji korelasi Lambda. Hasil penelitian

dibandingkan p-value dengan signifikan alpha 0,05. Apabila p-value lebih

kecil dari alpha (0,05) maka ada hubungan yang bermakna antara variabel

Page 75: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

57

independen dengan variabel dependen dan apabila p-value lebih besar dari

alpha (0,05) maka tidak ada hubungan antara variabel independen dan

variabel dependen.

Uji korelasi Lambda digunakan untuk menguji korelasi dua

variabel dimana salah satu variabelnya nominal. Dalam penelitian ini

variabel persepsi jenis pola asuh orang tua adalah nominal dan variabel

risiko perilaku bullying adalah ordinal.

I. Etika penelitian

Hidayat (2008) menjelaskan ada tiga masalah etika dalam penelitian

keperawatan, yaitu :

1. Informed Consent

Informed Consent dilakukan sebelum melakukan penelitian.

Informed Consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Pemberian informed Consent bertujuan agar subjek mengerti maksud dan

tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia untuk

menjadi responden atau bagian yang diteliti, maka subjek harus

menandatangani lembar persetujuann namun apabila subjek menolak maka

peneliti harus menghormati keputusan tersebut

2. Anonimity ( Tanpa Nama)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

lembar penelitian tersebut.

3. Confidentially (Kerahasiaan)

Page 76: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

58

Bagian ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasian informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasian oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

Sedangkan menurut Nursalam (2009), bahwa secara umum prinsip etika

penelitian/pengumpulan data dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

1. Prinsip manfaat

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitaan pada subjek.

Terlebih lagi jika menggunakan tindakan khusus.

2. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus dihindarkan dari keadaan yang

tidak menguntungkan. Peneliti harus meyakinkan subjek bahwa

penelitianya tidak akan merugikan subjek dalam hal apapun.

3. Resiko ( benefits ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang

akan berakibat pada subjek pada setiap tindakan.

Page 77: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

60

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA Triguna Utama Ciputat

SMA Triguna Utama Ciputat terletak di kota Tangerang Selatan tepatnya di Jalan

Ir. Juanda km 2, Ciputat Rt. 02/Rw 04, Kampung Utan, Cempaka Putih, Kecamatan

Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, yang berjarak sekitar 8 km dari

Pusat Pemerintahan Kota Taengerang Selatan. Secara Topografi SMA Triguna Utama

Ciputat berada pada ketinggian 44 m dari permukaan laut.

Sebelah barat SMA Triguna Utama Ciputat berbatasan dengan Kecamatan

Pamulang. Sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta. Sebelah Utara berbatasan

dengan Kecamatan Pondok Aren. Kemudian sebelah selatan berbatasan dengan

Kecamatan Pamulang.

Kawasan di SMA Triguna Utama Ciputat ini berbatasan langsung dengan

wilayah bisnis dan jasa serta berdekatan dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta yang merupakan pusat pendidikan islam. Lokasi SMA ini sangat

strategis karena merupakan wilayah inti dari pengembangan kota serta pengembangan

pendidikan karena memang lokasinya yang sangat berdekatan dengan UIN

B. Analisa Univariat

1. Gambaran Demografi Responden

Penelitian ini dilakukan pada bulan juni 2013 dengan responden sebanyak 71

orang siswa/siswi di SMA Triguna Utama Ciputat, yang memenuhi kriteria inklusi

yang ditentukan sebelumnya. Tehnik pengambilan data dengan menggunakan 3 buah

kuisioner, yaitu : data demografi, kuisioner persepsi jenis pola asuh orang tua, dan

kuisioner risiko perilaku bullying, dan siswa/siswi yang menjadi responden mengisi

sendiri kuisioner tersebut.

Page 78: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

61

Karakteristik responden disini terdiri dari jenis kelamin dan kelas, yang mana

datanya sebagai berikut :

a. Jenis Kelamin

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki 32 45

Perempuan 39 55

Total 71 100%

Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis

kelamin. Hasil ini menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak

32 orang (45%) dan responden perempuan sebanyak 39 orang (55%).

b. Kelas

Table 5.2

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas

Kelas Frekuensi Persentase %

X 31 44

XI 40 56

Total 71 100%

Tebel 5.2 Menunjukan bahwa distribusi Frekuensi Responden berdasarkan

kelas adalah kelas X berjumlah 31 orang (44%), kelas XI 40 orang (56%)

Page 79: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

62

2. Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua

Variabel persepsi jenis pola asuh orang tua merupakan variabel independen,

maksud dari persepsi jenis pola asuh orang tua anak adalah bagaimana penafsiran

anak tentang jenis perlakuan orang tua yang diterapkan padanya, untuk membentuk

karakter anak dan dalam mencapai kedewasaan anaknya. Pola asuh dibagi menjadi 4,

yaitu : demokratis (Authoritatif) , Otoriter (Authoritarian) , Permisif (Permesiive) , dan

Campuran. Tabel dibawah ini menggambarkan bagaimana distribusi frekuensi persepsi

jenis pola asuh orang tua siswa di SMA Triguna Utama Ciputat.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Persepsi Jenis Pola Orang tua Siswa di SMA Triguna

Utama Ciputat

Persepsi Jenis Pola Asuh

Orang tua

Jumlah Persentase (%)

demokratis 31 43,7

Otoriter 28 39,4

Permisif 6 8,4

Campuran 6 8,4

Jumlah 71 100%

Tabel 5.3 menunjukan hasil bahwa persepsi jenis pola asuh orang tua yang

dominan adalah demokratis sebanyak 31 orang (43,7%), otoriter 28 orang (39,4%),

campuran dan permisif masing-masing 6 orang

3. Gambaran Risiko Perilaku Bullying Siswa di SMA Triguna Utama Ciputat

Variabel risiko perilaku bullying dibagi menjadi tiga hasil pengukuranya yaitu :

tinggi, sedang, dan rendah. Table 5.4 akan menggambarkan bagaimana gambaran

distribusi frekuensi risiko perilaku bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat

Page 80: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

63

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Risiko Perilaku Bullying siswa di SMA Triguna Utama

Ciputat

Risiko Perilaku

Bullying

jumlah Persentase ((%)

Tinggi 38 53,5%

Rendah 33 46,5 %

jumlah 71 100%

Tabel 5.4 menunjukan bahwa bullying terbanyak adalah termasuk kriteria tinggi

sebanyak 38 orang (53,5%) dan rendah sebanyak 33 orang (46,5%).

C. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen

dan independen. Persepsi jenis pola asuh orang tua adalah variabel dependen, dan risiko

perilaku bullying adalah variabel independen. Uji bivariat ini menggunakan uji korelaasi

Lambda dengan tingkat kemaknaan 0.05 (α = 5%). Analisa hubungan antara persepsi

jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku bullying siswa di SMA Triguna Utama

Ciputat akan disajikan pada table 5.5

Tabel 5.5 Hubungan antara persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku

bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat

persepsi pola asuh * risiko perilaku bullying Crosstabulation

risiko perilaku bullying

Total rendah tinggi

.persepsi pola asuh demokrasi Count 25 6 31

Expected Count 14.4 16.6 31.0

otoriter Count 7 21 28

Expected Count 13.0 15.0 28.0

Page 81: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

64

permesif Count 0 6 6

Expected Count 2.8 3.2 6.0

campuran Count 1 5 6

Expected Count 2.8 3.2 6.0

Total Count 33 38 71

Expected Count 33.0 38.0 71.0

Tabel 5.5 menunjukan bahwa jenis persepsi pola asuh orang tua yang paling

banyak adalah demokrasi adalah 31 orang dengan tingkat risiko perilaku bullying pada

risiko rendah yaitu 25 orang (80,6%) dan pada risiko perilaku bullying rendah 6 orang

(19,4%). Jadi pada persepsi pola asuh demokratis paling banyak adalah berisiko rendah

terhadap perilaku bullying. Berbeda dengan pola asuh otoriter dan campuran yang mana

tingkat risiko perilaku bullying lebih banyak pada tingkat tinggi, sedangkan untuk

persepsi pola asuh orang tua permisif ada 6 orang (100%) berisiko perilaku bullying

tinggi.

Uji statistik yang digunakan untuk melihat hubungan antara persepsi jenis pola

asuh orang tua terhadap risiko perilaku bullying adalah uji korelasi Lambda dengan

tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5%). Dari hasil uji tersebut didapatkan bahwa nilai p =

0,000 lebih kecil dari 0,05 (menunjukan ada hubungan yang signifikan) dan r = 0,576

(kekuatan hubungan sedang), maka ini menunjukan bahwa Ha diterima, sehingga dapat

dikatakan bahwa ada hubungan yang sedang antara persepsi jenis pola asuh orang tua

terhadap risiko perilaku bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat.

Page 82: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

66

BAB VI

PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku bullying siswa di SMA

Triguna Utama Ciputat. Penelitian ini dilakukan pada bulan juni 2013. Penelitian

dilakukan dengan sampel sebanyak 71 siswa/siswi SMA Triguna Utama Ciputat.

Pengumupulan data menggunakan satu data demografi dan dua macam kuisioner

yang terdiri dari kuisioner persepsi jenis pola asuh orang tua dan kuisioner risiko

perilaku bullying. Berikut ini dijelaskan mengenai hasil penelitian yang terdiri dari

analisa univariat, bivariat, dan keterbatasan penelitian.

A. Analisa Univariat

1. Gambaran Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Siswa di SMA Triguna

Utama ciputat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 71 siswa di SMA

Triguna Utama Ciputat didapatkan untuk siswa yang mempersepsikan pola

asuh orang tuanya demokratis berjumlah 31 orang (43,7%), diikuti pola asuh

otoriter 28 orang (39,4%), campuran 6 orang (8,4%), dan permisif 6 orang

(8,4%). Disini terlihat bahwa persepsi pola asuh yang paling dominan adalah

demokratis dan otoriter.

Hurlock (2005) menyatakan bahwa persepsi individu dapat memotivasi

perilakunya lebih lanjut. objek persepsi yang dinilai tidak menyenangkan maka

perilakunya negatif, sebaliknya individu yang mempersepsikan suatu objek

secara positif akan mengkondisikan individu secara psikologis sebagai motivasi

Page 83: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

67

67

untuk berperilaku positif. Persepsi pola asuh orang tua yang positif akan

membuat dampak yang positif juga. Penyebabnya adalah orang tua dapat

memberikan dasar pembentukan sikap, watak, tingkah laku, moral dan

pendidikan pada anak, yang semua itu mampu di persepsi remaja secara positif,

sehingga berdampak positif pula pada kualitas kepribadian remaja, dalam hal

ini pada perilaku disiplinya (Rahman, 2008).

Pola asuh sendiri adalah aktivitas kompleks termasuk banyak perilaku

spesifik yang dikerjakan secara individu dan bersama-sama untuk

mempengaruhi pembentukan karakter anak (Santrock, 2004).

Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi pola asuh demokratis dan

otoriter adalah yang paling mendominasi. Remaja mempersepsikan pola asuh

demokratis, karena remaja oleh orang tuanya didorong untuk mandiri namun

masih dibatasi dan dikendalikan aksi-aksinya, diberikan komunikasi terbuka

dan kehangatan dalam pengasuhanya. Ciri yang kental pada pola pengasuhan

ini adalah adanya diskusi antara anak dan orang tua, kerja sama yang berjalan

baik antara anak dan orang tua, anak diakui eksistensinya, dan kebebasan

berekspresi diberikan kepada anak dengan tetap berada dibawah pengawasan

orang tua (Baumrind, 1971 dalam Fathi, 2011).

Pola pengasuhan demokratis memiliki banyak manfaat. Surbakti (2009)

menjelaskan tentang manfaat pola asuh demokratis yaitu : dapat menghargai

pendapat orang lain, menghormati perbedaan pendapat, membangun dan

membina dialog, menghindarkan sikap mau menang sendiri, memupuk

persaudaraan dan persahabatan, mengedepankan sikap tenggang rasa,

membangun kerja sama, kepemimpinan kolektif, menumbuhkan sikap kritis,

Page 84: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

68

68

menghormati kesetaraan peran, menumbuhkan semangat gotong royong,

mengembangkan potensi diri.

Pola asuh yang paling dominan berikutnya adalah pola asuh ototiter yaitu

sebanyak 28 orang (39,4%). Pola asuh ini bersifat menghukum dan membatasi

dimana orang tua sangat memaksakan remaja mengikuti dan menghormati

usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tuanya, serta komunikasi tertutup,

sehingga tidak memberikan kesempatan kepada anak untuk berkomunikasi

secara verbal (Baumrind, 1971 dalam Fathi, 2011). Widyarini (2009)

mengemukakan bahwa pola asuh otoroter memiliki ciri pokok tidak

demokratis dan menerapkan kontrol yang kuat, maka tidak mengherankan

pola asuh otoriter memiliki banyak akibat negatif terhadap anak.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut diatas, kita dapat menyimpulkan orang tua

dengan pola asuh otoriter tidak menyadari bahwa dengan pola yang lebih

banyak menuntut terhadap anak ini telah mengikis kehangatan hubungan

dengan anak. Anak tidak menemukan suasana yang memungkinkan untuk

mengekspresikan pikiran atau perasaanya. Padahal kehangatan dalam

hubungan orang tua dan anak merupakan prasyarat bagi kesejahteraan

psikologis bagi anak maupun orang tua (Widyarini, 2009).

Pola asuh campuran didapatkan peneliti yaitu sebanyak 6 orang (8,4 %),

yang terdiri campuran semua jenis pola asuh (demokratis, otoriter, dan

permisif) sebanyak 2 orang (33,3%) dan pola asuh campuran yang terdiri dari

pola asuh otoriter dan demokratis ada 4 siswa (66,6%), dan tidak ditemukan

pada penelitian ini pola asuh demokratis dan permsif atau otoriter dan

permisif.

Page 85: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

69

69

Pola asuh permisif yang peneliti temukan adalah sebanyak 6 orang (8,4%),

ini merupakan persepsi pola asuh paling sedikit dibandingkan dengan persepsi

siswa tentang pola asuh lainya. hasil ini berbeda dengan hasil penelitian

Annisa (2012) yang dilakukan di SMK Cikini, yang mana pola asuh ibu

permisifnya cukup besar, yaitu 21 orang (23,1%) dari 91 orang responden.

Pola asuh permisif adalah gaya pengasuhan orang tua yang memberikan

kebebasan penuh kepada anaknya. Cirinya orang tua bersifat longgar, tidak

terlalu memberikan bimbingan dan kontrol, perhatian pun terkesan kurang.

Kendali anak sepenuhnya terdapat pada anak itu sendri. (Baumrind, 1971

dalam Santrock, 2011).

Surbakti (2009) menjelaskan akibat penerapan pola asuh permisif remaja

akan merasa bebas melakukan apa saja sesuai keinginan mereka, pola asuh

permisif juga merupakan metode yang paling cepat menghancurkan masa

depan remaja. Selain itu menurut Palupi dan Puspita (2013) pola asuh permisif

menyebabkan dampak yang lebih buruk daripada pola asuh otoriter dalam hal

prestasi belajar.

Pada masa remaja juga seseorang akan mengalami perubahan hubungan

dengan orang tua, yaitu akan mengalami kerenggangan. Kerenggangan ini

semakin lama semakin terasa antara kedua belah pihak, hubungan dalam

bentuk percakapan semakin jarang. Akhirnya hubungan mereka mengesankan

usaha melepaskan diri karena ingin berdiri sendiri. Disini mulailah masa

penuh kontraindikasi antara orang tua dan remaja. Disatu pihak remaja merasa

tidak dimengerti oleh orang tua. Sebaliknya orang tua tidak mengetahui isi

hatinya para remaja. Kesimpangsiuran dalam hal pandangan dan pendapat ini

Page 86: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

70

70

menyebabkan kehidupan yang berbeda (Gunarsa, 2012). Maka dari itu

penting bagi orang tua untuk melakukan komunikasi yang terbuka dengan

remajanya agar remaja merasa lebih dimengerti dan didengarkan, namun tetap

memberikan kontrol yang baik.

Dalam hubungan orang tua dan remaja yang perlu dicatat dan dijadikan

pegangan utama adalah persepsi remaja itu sendiri, bukan pandangan orang

tua atau orang dewasa lainya karena jika remaja memandang suatu hal sebagai

ketidakadilan, maka dia akan bereaksi sesuai dengan pandanganya itu sendiri,

walaupun semua orang mengatakanya sebagai hal yang biasa saja dan adil

(Sarwono, 2012).

Setiap orang tua tentunya memiliki gaya pengasuhan yang berbeda beda,

namun dalam kehidupan sehari-hari orang tua mungkin melakukan kombinasi

dari gaya pengasuhan, akan tetapi hanya satu gaya pengasuhan yang dominan

(Baumrind 1991, dalam Santrock, 2007). Perbedaan pola asuh terjadi karena

banyak faktor, menurut Hurlock (2012) menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu : pola asuh yang diterima orang tua

ketika masih kecil, pendidikan orang tua, kelas sosial, konsep tentang peran

orang tua, kepribadian orang tua, kepribadian anak, faktor nilai yang dianut

orang tua, dan usia anak.

2. Gambaran Risiko Perilaku Bullying Siswa di SMA Triguna Utama Ciputat

Bullying adalah penindasan tehadap seorang siswa yang dilakukan

berulang kali dari waktu ke waktu yang berdampak negatif dan dilakukan oleh

satu siswa atau lebih (Olweus, 1993 dalam Hazalden Foundation 2007).

Sedangkan definisi lain menyebutkan bahwa bullying adalah suatu keadaan

Page 87: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

71

71

dimana terjadi penyalahgunaan kekuasaan/kekuatan yang dilakukan oleh

seseorang atau kelompok. Pihak yang kuat disini tidak hanya kuat secara fisik,

akan tetapi bisa juga kuat secara mental, dan korban bullying tidak mampu

mempertahankan dirinya karana lemah secara fisik maupun secara mental

(Yayasan Sejiwa, 2008).

Sedangkan risiko perilaku bullying itu sendiri adalah risiko untuk

melakukan suatu bentuk agresi yang dilakukan oleh orang yang merasa

berkuasa kepada orang yang dianggap lemah untuk keuntungan atau kepuasan

mereka sendiri baik dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan

untuk menyakiti korbanya dan dilakukan dengan berulang-ulang. Maksud dari

risiko disini karena perilaku bullying yang ditelitinya belum terjadi dan peneliti

melakukan penilaian dari kuisioner yang dibagikan, jadi hasilnya dilihat tingkat

risiko atau tingkat kecenderungan dari perilaku bullying. Hasil dari

pengkuranya adalah tinggi, sedang dan rendah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, risiko perilaku bullying siswa

adalah paling banyak risiko perilaku bullying tinggi yaitu berjumlah 38 siswa

(53,5%). Hal ini menunjukan bahwa risiko perilaku bullying siswa yang paling

banyak di SMA Triguna Utama Ciputat adalah tinggi

Hasil peneltian ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan Annisa

(2012) tentang perilaku bullying siswa SMK Cikini, dengan karakteristik

responden yang hampir sama, akan tetapi Annisa hanya membaginya menjadi

dua, yaitu melakukan bullying dan tidak melakukan bullying, yang hasilnya 56

orang (61,5%) dari 92 orang melakukan bullying, dan yang tidak melakukan

Page 88: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

72

72

bullying berjumlah 35 orang (38,5%). Hal ini menunjukan memang terjadi

bullying di tingkat SMA/SMK.

Hasil penelitian ini berbeda dengan yang didapatkan oleh Basyiruddin

(2010) tentang penalaran moral dan perilaku bullying di santri Madrasah

Aliyah Assaadah Serang banten. Pada penelitianya ini skor bullying yang

berada pada kategori tinggi hanya 15 orang (19, %) dari 80 responden, dan

yang paling banyak justru pada kategori sedang 51 orang (63,3%), peneliti

berasumsi bahwa perbedaanya ini karena perbedaan lingkungan, dalam hal ini

Basyiruddin (2010) melakukanya di lingkungan pesantren yang lebih positif.

Penelitian Maghfiroh & Rachawati (2009) menunjukan bahwa semakin baik

iklim/lingkungan sekolah, semakin sedikit kecenderungan perilaku bullying,

iklim sekolah sendiri memberikan sumbangan sebesar 21% terhadap perilaku

bullying.

Pada penelitian ini tingkat risiko perilaku bullying yang tinggi paling

banyak pada responden kelas XI yaitu dari 35 responden yang berisiko perilaku

bullying tinggi, sebanyak 21 responden (60%) berasal dari responden kelas XI.

Artinya kelas XI disini lebih banyak yang berisiko perilaku bullying tinggi

dibanding kelas X. Ini sesuai dengan pendapat Astuti (2008), yang menjelaskan

bahwa biasanya bullying dilakukan dari senior ke junior, dikarenakan senior

merasa lebih berkuasa atau memang meneruskan tradisi yang sudah ada,

sehingga berujung pada perilaku bullying. Selain itu kelas XI juga adalah yang

menjadi panitian MOS (masa orientasi siswa) yang mana banyak dijadikan

ajang pembulian dari mereka kelas X sebagai siswa baru, dan ini sudah

dianggap hal biasa di Indonesia.

Page 89: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

73

73

Pada penelitian di SMA Triguna Utama ini jumlah responden perempuan

lebih banyak dari pada laki-laki yaitu berjumlah 39 orang (55%). Hasilnya akan

berbeda apabila penelitian ini dilakukan di SMK yang mana jurusan yang ada

didalamnya lebih banyak yang diminati oleh laki-laki. Seperti pada penelitian

Annisa (2012) yang dilakukan di SMK Cikini, dimana jumlah responden laki-

lakinya berjumlah 85,7%.

B. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan independen. Yaitu untuk mengetahui hubungan antara persepsi

jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku bullying. Analisa data yang

digunakan adalah uji korelasi Lambda. Hasil penelitian dibandingkan p-value

dengan signifikan alpha 0,05. Apabila p-value lebih kecil dari alpha (0,05)

maka ada hubungan yang bermakna antara variabel independen dengan

variabel dependen dan apabila p-value lebih besar dari alpha (0,05) maka tidak

ada hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil uji

statistik yang peneliti lakukan menunjukan bahwa ada hubungan yang sedang

antara persepsi jenis pola asuh orang tua terhadapa risiko perilaku bullying ( p

= 0,000, r = 0,576). Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Annisa

(2012) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pola asuh ibu denga

perilaku bullying remaja dan sesuai juga dengan Penelitian Mayasari (2008)

yang mendapatkan bahwa ada hubungan antara persepsi jenis pola asuh orang

tua dengan kenakalan remaja siswa kelas XI SMU Laboratorium Malang.

Penelitian lainya juga yang sesuai adalah penelitian Eyefni (2011) yang

mendapatkan hasil ada hubungan antara pola asuh orang tua terhadap perilaku

Page 90: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

74

74

agresif serta Murtiani (2011) ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan

kenakalan remaja.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa siswa yang

mempersepsikan pola asuh orang tua demokratis ada 31 orang (43,7 %),

dengan risiko perilaku bullying rendah 25 orang (80,6%) dan tinggi 6 orang

(19,4%). Siswa yang mempersepsikan pola asuh orang tuanya otoriter ada 28

orang (39,4%), dengan risiko perilaku bullying rendah 7 orang (25%), tinggi 21

orang (75,0%). Siswa yang mempersepsikan pola asuh orang tuanya permisif

ada 6 orang (8,4 %) yang mana seluruh dari siswa ini (100%) memiliki risiko

perilaku bullying tinggi. Selajutnya siswa yang mempersepsikan pola asuh

orang tuanya campuran ada 6 orang (6,4%), dengan risiko perilaku bullying

rendah 1 orang (16,7%), dan tinggi 5 orang (83,3%).

Pola asuh yang paling ideal yang dapat diterapkan orang tua (ayah dan

ibu) dalam pengasuhan remaja adalah pengasuhan demokratis. Cole dan Hall

(1970 dalam Rahman, 2008) mengemukakan bahwa suasana terbuka dan

kondusif yang ada pada pola asuh demokratis menyebabkan remaja menjadi

lebih berkembang serta memiliki kemampuan menghadapi konflik yang terjadi

dengan orang lain. Hal tersebut dipertegas oleh Shapiro (2001 dalam Rahman,

2008) yang menjelaskan bahwa ayah dan ibu dengan pola asuh demokratis

menyebabkan anak tidak tergantung dan tidak berperilaku kekanak-kanakan,

mendorong untuk berprestasi, kreatif dan disukai banyak orang serta responsif.

Pola asuh demokratis dari hasil penelitian menunjukan bahwa risiko

perilaku bullying rendah sebanyak 80,6 % dan tinggi 19,4%. Hal ini jelas

bahwa pola asuh demokratis ini paling banyak risiko perilaku bullying rendah,

Page 91: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

75

75

meskipun masih ada yang sedang dan tinggi, ini dikarenakan masih ada faktor

lain seperti teman sebaya, lingkungan/iklim sekolah, media, dll. Hasil

penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Annisa (2012) yang menunjukan

bahwa sebagian besar yang menerima pola asuh demokratis adalah non-

perilaku bullying.

Kaitanya dengan persepsi pola asuh yang terjadi pada remaja adalah

semakin positif remaja mempersepsikan pola asuh ayah dan ibunya, semakin

positif pula perilaku disiplin remaja tersebut. Rahman (2008) menyebutkan

bahwa persepsi remaja terhadap pola asuh demokratis ayah dan ibu dapat

mempengaruhi terbentuknya perilaku disiplin remaja, karena peran keluarga

dapat memberikan dasar pembentukan sikap, watak, tingkah laku, moral dan

pendidikan pada anak, yang semua itu mampu di persepsi remaja secara positif.

Persepsi siswa terhadap jenis pola asuh orang tua otoriter menunjukan

sebanyak 75% yang memiliki risiko perilku bullying tinggi. Hasil ini sesuai

dengan penelitian Annisa (2012) bahwasanya pola asuh ibu otoriter yang

paling banyak perilaku bullying yaitu 82,8%. Penelitian lainya juga

menunjukan hal yang sama yaitu persepsi pola asuh otoriter mempunyai

hubungan yang signifikan dengan kecenderungan perilaku agresi pada remaja

(Anggaraningtyas dkk, 2010).

Widyarini (2009) menyebutkan bahwa pola asuh otoriter memiliki ciri

pokok tidak demokratis dan menerapkan kontrol yang kuat. Hal ini berbeda

dengan pola asuh demokratis yang memberikan kebebasan dan menerapkan

kontrol. Berbeda pula dengan pola asuh permisif yang berciri bebas, tetapi

tanpa memberikan kontrol. Dengan pendekatan yang tidak demokratis dan

Page 92: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

76

76

pemberian kontrol yang ketat dalam pola asuh otoriter, maka tidak

mengherankan pola asuh otoriter memiliki banyak akibat negatif terhadap anak

(widyarini, 2009).

Dibandingkan dengan jenis pola asuh yang lainya, pola asuh demokrasi

merupakan pola asuh yang paling memadai diterapkan kepada remaja dan

anggota keluarga lainya, karena dalam sistem pola asuh demokrasi aspirasi

setiap individu terakomodasi dengan baik sehingga individu dihormati sesuai

dengan kapasitas dan kapabilitasnya (Surbakti, 2009). Pendapat yang sama

juga diungkapkan oleh Steinberg & Silk (2002 dalam Santrock, 2007) pola

pengasuhan otoritatif (demokratis) merupakan pola pengasuhan yang paling

efektif, karena ;

a. Orang tua otoritattif mencapai keseimbangan yang baik antara

pengendalian dan otonomi, memberikan peluang kepada anak-anak dan

remaja untuk mengembangkan kemandirian sambil memberika standar,

batasan dan bimbingan yang diperlukan oleh anak-anak (Rauter & Conger,

1995)

b. Orang tua otoritatif cenderung lebih banyak melibatkan anak-anaknya

dalam dialog verbal dan membiarkan mereka mengeksprsikan pandangan-

pandanganya (Kuczynski & Lollis, 2002). Jenis diskusi keluarga seperti

ini dapat membantu anak-anak memahami relasi sosial dan hal-hal yang

dibutuhkan untuk menjadi seorang yang kompeten,

c. Kehangatan dan keteribatan yang diberikan oleh orang tua yang

demokratis membuat anak lebih bersedia menerima pendidikan orang tua

(Sim, 2000).

Page 93: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

77

77

C. Keterbatasan Peneliti

Dalam melakukan penelitian ini masih terdapat keterbatasan peniliti,

sehingga masih perlu disempurnakan lagi, berikut adalah keterbatasan peneliti :

1. Penelitian ini dilakukan hanya pada kelas X dan XI karena kelas XII sudah

libur setelah menghadapi UN, sehingga tidak menggambarkan risiko

perilaku bullying secara keseluruhan di SMA Triguna Utama Ciputat,yaitu

kelas X, XI, dan XII.

2. Penelitian ini tidak melihat responden apakah tinggal dengan kedua orang

tuanya, hanya salah satu dari orang tua, atau tidak diasuh oleh orang

tuanya.

3. Peneltian ini dilakukan setelah siswa melakukan ujian kenaikan kelas, yang

dikhawatirkan siswa sudah merasa lelah dan tidak fokus dalam mengisi

kuisioner penelitian yang dibagikan.

Page 94: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

78

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Triguna Utama Ciputat, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah responden perempuan lebih banyak yaitu 39 orang atau (55%)

2. Perspsi pola asuh orang tua siswa yang paling mendominasi adalah demokratis

31 orang (43,7%) dan dilanjutkan otoriter 28 orang (39,4 %)

3. Gambaran tingkat risiko perilaku bullying siswa adalah yang paling banyak

tinggi 38 orang (53,3%)

4. Hasil uji statistik menunjukan hubungan yang sedang anatara variabel persepsi

jenis pola asuh orang tua terhadap variabel risiko perilaku bullying (p = 0,000, r

= 0, 583).

5. Mayoritas responden yang mempersepsikan jenis pola asuh orang tuanya

demokratis, memiliki risiko perilaku bullying rendah berbeda dengan persepsi

jenis pola asuh lainya yang mayoritas berada pada tingkat risiko perilaku

bullying tinggi.

B. Saran

1. Bagi SMA Triguna Utama Ciputat

a. Setelah dilihat dari hasil penelitian, tingkat risiko perilaku bullying tinggi cukup

banyak yakni hampir setengahnya, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan

pertimbangan bagi pihak sekolah untuk melakukan pengawasan yang labih lagi,

Page 95: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

79

baik itu dari kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, guru bp, maupun

penjaga keamanan sekolah, agar ketika nampak indikasi bullying, harus

dlakukan minimal peneguran atau larangan melakukan itu, dan harus dirubah

pemikiran bahwa bullying adalah perilaku yang wajar di sekolah-sekolah yang

ada di Indonesia, karena mengingat dampak bullying sangat banyak tidak

hanya bagi korban, pelaku, bahkan bagi yang menyaksikan bullying sendiri.

b. Adanya kerja sama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua. Orang tua

juga dapat melaporkan apabila anaknya terindikasi menjadi korban bullying,

dan apabila ada laporan seperti itu seyogyanya sekolah cepat tanggap

menanganinya agar masalah bullying ini tidak terjadi berlarut-larut atau

menjadi budaya disekolah tersebut.

c. Menjalin kerja sama dengan bidang keperawatan untuk bersama melakukan

pencegahan sampai dengan penanggulangan bullying.

2. Penelitian Selanjutnya

a. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

persepsi jenis pola asuh orang tua terhadap risiko perilaku bullying siswa. Maka

dari itu, peneliti menyarankan untuk penelian yang akan datang untuk

dilakukan penelitian sejenis seperti dilihat bagaimana jika yang mengasuhnya

bukan ayah atau ibu kandung atau mungkin tidak tinggal satu rumah.

b. Pada penelitian selanjutnya dapat juga melihat pola asuh orang tua yang mana

yang paling berpengaruh terhadap perilaku bullying. Selain itu masih ada

variabel-variabel lain yang diduga ada hubunganya dengan perilaku bullying

yang masih dapat diteliti lebih lanjut.

Page 96: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

80

c. Lebih selektif lagi dalam menentukan responden, seperti dilihat bagaimana

jumlah anak dalam keluarga tersebut, pekerjaan orang tua, pendidikan orang

tua dan lain-lain.

d. Penelitian selanjutnya yang akan dilakukan di SMA/SMK sebaiknya

memperhatikan juga jadwal akademik sekolah, seperti UN yang mana nantinya

sampel akan lengkap dari kelas X,XI, dan XII. Selain itu sebisa mungkin

sebaiknya tidak dilakukan saat ujian kenaikan kelas, karena dikhawatirkan akan

mengganggu konsentrasi siswa baik dalam ujiannya maupun dalam mengisi

kuisioner. Jadi peneliti harus punya perkiraan waktu yang tepat untuk

pengambilan data.

3. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

a. Hasil penelitian ini dapat menambah ilmu dibidang keperawatan jiwa, anak,

maupun keluarga. Dari hasil penelitian yang menunjukan tingginya risiko

perilaku bullying remaja, perawat dapat melakukan upaya-upaya untuk

mencegah atau menanggulangi bullying, perawat dapat memberikan asuhan

keperawatan bagi para pelaku atau korban bullying,

b. Perawat dapat juga memberikan penyuluhan mengenai manajemen marah,

problem solving, atau koping yang baik terhadap masalah. Tidak kalah penting

adalah penyuluhan terkait perilaku bullying serta dampaknya bagi remaja,

mengingat masih sangat sedikit penanganan bullying di Indonesia.

c. Kaitanya dengan keperawatan keluarga adalah pada penelitan ini pola asuh

orang tua demokratis menunjukan tingkat risiko bullying rendah yang paling

banyak, berbeda denga pola asuh lain yang menunjukan paling banyak risiko

Page 97: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

81

tinggi. Maka dari itu dapat juga menjadi pertimbangan ketika melakukan

penyuluhan kepada keluarga mengenai jenis-jenis pola asuh serta kelebihan dan

kekurangan dari cara pola asuh tersebut maupun pola asuh yag mana yang

paling berpengaruh terhadap perilaku bullying.

Page 98: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

Daftar Pustaka

Ali, Zaidin. Pengantar keperawatan keluarga. Jakarta : EGC, 2010.

Anggaraningtyas dkk. Hubungan antara Koping Stress dan Persepsi Pola Asuh

Otoriter dengan Kecenderungan Perilaku Agresi pada Remaja yang

dimoderasi oleh konformitas Teman Sebaya pada Siswa Kelas XI SMK

Muhammadiyah 4 Boyolali. Skripsi Fakultas Kedokteran Univeristas Sebelas

Maret. 2010

Annisa. Hubungan Antara Pola Asuh Ibu Dengan perilaku Bullying Remaja. Skripsi

S1 Fakultas Ilmu Keperawatan. Universitas Indonesia. Depok, 2012.

Asmaliah. Hubungan Antara Persepsi Remaja Awal Terhadap Pola Asuh Orang Tua

Otoriter dengan motivasi berprestasi di SMPN 13 Malang. Skripsi. Fakultas

Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrohim Malang. 2009

Astuti, Poni Retno. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Menanggulangi Kekerasan

pada Anak. Jakarta: Grasindo, 2008.

Atfiyanah. Hubungan Antara Sensation Seeking dan Konformitas Teman Sebaya

Terhadap Kecenderungan Perilaku Bullying Siswa SMA Triguna Tangerang.

Skripsi S1 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013.

Amran, Yuli. Pengolahan dan Analisis Data Statistik di Bidang Kesehatan. Jakarta :

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UIN Syarif Hidayatullah, 2012.

Azwar, Saifuddin. Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2.Yoyakarta : Pustaka Pelajar,

2012.

Basyiruddin, Farkhan. Hubungan antara penalaran moral dengan perilaku bullying

para santri madrasah aliyah Pondok Pesantren Assa’adah Serang Banten.

Skiripsi S1. Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010.

Badan Pusat Statistik (BPS). Profil Kriminalitas Reamaja 2010. diunduh pada 20

maret 2013, dari

http://www.bps.go.id/hasil_publikasi/flip_2011/4401003/files/search/searchtex

t.xml

Dwairy dkk . Parenting Styles In Arab Socieies : A first Cross-Regional Research

Study. Jurnal of Cros Cultural Psychologi. Vol. 37 No.3. May 2006 1-18.

Sage Publication : 2006.

Efendi,Ferry & Mahfudhi .Keperawatan Kesehatan komunitas. Jakarta : Salemba

medika, 2009.

Page 99: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

Ekowarni, E.. Kenakalan Remaja: Suatu Tinjauan Psikologi. Bulletin Psikologi. 2:

24-27,1993.

Eyefni, Yeye (2011) Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perilaku Agresif

pada siswa Kelas 2L2 dan Kelas 2M3 di SMK N 5 padang. Diakses pada 28

agustus 2013, dari http://repository.unand.ac.id/18031/

Fathi, Bunda. Mendidik anak dengan Al-Qur’an sejak janin.Jakarta : Oasis, 2011.

Flynt, S.W. Morton, R.C. Alabama. Elementary Principals’ Perception of Bullying.

Education, 2, 187-191, 2006.

Friedman, M. Marilyn. Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Jakarta :

EGC,1998.

Gentile, D. A. & Bushman, B. J. (in press). Reassessing media violence effects using

a risk and resilence approach to understanding aggression. Psychology of

Popular Media Culture, 2012.

Gunarsa Yulia SD.,Singgih D. Gunarsa. Psikologi Remaja. Jakarta : Libri, 2012.

Gunarsa, Singgih D. Dari Anak Sampai Usia Lanjut .Jakarta : BPK Gunung Mulia,

2004.

Hasugian, Shem Malekhi. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Asuh Orang

Tua tipe penelantar Dengan Perilaku Agresif Remaja. Skripsi Universitas

Katolik Soegijapranata Semarang. 2012

Hazalden Foundation. Bullying Frequently Asked Questions. Olweus bullying

prevention program, 2007.

Hidayat, A.Aziz Alimul. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta :

Salemba Medika, 2007.

Hikmat, Mahi M. Karya Ilmiah dan Metode Penelitian. Bandung : LPPM

Universitas Al-Ghifari, 2007.

Hurlock, Elizabeth B. Perkembangan anak jilid 1. Edisi keenam. Alih bahasa :

Tjandrasa & Zakarsih. Jakarta : Erlangga, 2005.

B. Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Terjemahan ( edisi kelima). Jakarta : Erlangga, 2012.

Islamina, Sabila. menyelesaikan fenomena kenakalan remaja artikel diakses 10

jaunari 2013, dari

http://news.detik.com/read/2012/10/04/104232/2054307/471/menyelesaikan-

fenomena-kenakalan-remaja

Page 100: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

Indria, Karina ,Nindyawati,dan Ayu Dwi. Kajian Konformitas dan Kreatifitas

Affective Remaja. Jurnal Provita Vol.3 No. 1 Mei 2007.Fakultas psikologi

Untar Jakarta dan Yayasan Obor, 2007.

Kaman,Colleen ,” What country has the most bullies?” artikel diakses pada

November 2012, dari http://www.latitudenews.com/story/what-country-has-

the-most-bullies-2/

Kartono,Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: CV. Rajawali, 1997.

Kismartani, Dian Ade. Studi Deskriptif : Identifikasi Masyarakat Mengenai Faktor-

faktor yang Mempengaruhi Bullying. Skripsi S1 Fakultas Psikologi, UNIKA.

2010

Kompas.com. “4 Siswi ini bicara anti “Bullying” di Jerman,” kompas.com , diakses

pada februari 2012, dari

http://edukasi.kompas.com/read/2011/06/17/08520342/4.Siswi.Ini.Bicara.Anti.

Bullying.di.Jerman

Maghrfirah , Ufah & Rahmawati Mira Aliza. Hubungan antara iklim sekolah dengan

kecenderungan perilaku bullying. psikohumanika vol 1, no.1, 2009.

Marliyah, lina, Fransischa IR, Tommy, Suyasa. Persepsi terhadap dukungan orang tua

dan pembuatan keputusan karir remaja. Jurnal provitae vol 1, no 1 2004.

Monks & Knoers. Psikologi perkembangan.Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press. 2004

Mayasari, Elok Dyan . Hubungan antara persepsi jenis pola asuh orang tua dengan

kenakalan pada siswa kelas XI IPS di SMU Laboratorium Malang. Diakses

pada 28 agustus 2013 dari http://library.um.ac.id/free-

contents/index.php/pub/detail/hubungan-antara-persepsi-pola-asuh-orang-tua-

dengan-kenakalan-pada-siswa-kelas-xi-ips-di-smu-laboratrium-malang-elok-

dyan-mayasari-36261.html

Murtiani, Ninik. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dengan Kenakalan Remaja

di RW V Kelurahan sidokare Kecamatan Sidoarjo diakses pada 8 agustus 2013

dari http://www.dianhusada.ac.id/jurnalimg/jurper1-7-nin.pdf

Nograhany Widhi K. 5 Kasus Bullying SMA di Jakarta. artikel di akses pada 2

desember 2012 dari

http://news.detik.com/read/2012/07/31/105747/1979089/10/3/ Notoatmodjo, Soekidjo. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Edisi revisi. Jakarta :

Rineka Cipta, 2006. . Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Edisi Revisi.Jakarta:

Rineka Cipta, 2007.

Page 101: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan :

pedoman skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 2.

Jakarta : Salemba Medika, 2008.

Nugraha, Arie. Representasi Realitas Bullying Dalam Serial Kartun Doraemon. Tesis

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas

Indonesia. Depok, 2012.

Oxford University. Oxford Advanced Learner’s Dictionary : Six Editions. New York

: Oxford University Press, 2000.

Palupi dan Wrasasti. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dan Persepsi Terhadap

Pola Asuh Orang tua dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Psikologi Angkatan

2010 Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal psikologi Pendidikan dan

Perkembangan UNAIR. 2013

Prayitno. Dasar Teori dan Praktis Pendidikan. Jakarta : Grasindo, 2009.

Psychologymania.com. Dampak bullying bagi siswa. Jendela dunia psikologi.

Diakses pada 25 februari 2013 dari

http://www.psychologymania.com/2012/06/dampak-bullying-bagi-siswa.html

Plan Indonesia. Learning without fear thorough fottbal.2011. Artikel diakses pada 11

maret 2013 dari https://plan-international.org/learnwithoutfear/resources/learn-

without-fear-through-football

Priyatna, Andi. Let’s End Bullying: Memahami, Mencegah & Mengatasi Bullying.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2010

Puspitasari, Lisa. hubungan antara persepsi terhadap pola asuh orang tua yang

otoritatif dengan kecerdasan emosional pada remaja Madya di SMAN 2 Kudus

kelas X dan XI. Skripsi. Program Studi Psikologi. Fakultas Kedokteran.

Universitas Diponogoro. 2012

Quiroz ,Hilda Clarise dkk .” bullying in school : fighting the bully bettle” national

school safety center, 2006.

Rahman, Istianah A. Hubungan antara persepsi terhadap pola asuh demokratis ayah

dan ibu dengan perilaku disiplin remaja. UIN alaudin Makasar : Jurnal Lentera

Pendidikan. 2008

Salmivalli, dkk. Bullying as a Group Process : Participant Roles and Their

Realations to Social Status Within The groups. In Aggresivve Behavior. Vol

22.1996

Sarwono, S. W. Psikologi Remaja, Edisi Revisi., Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2012.

Page 102: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

Sarwono,Sarlito W & Eko A.Meinarno. Psikologi sosial. Jakarta : Salemba

humanika, 2009.

Santrock. Jhon W. Life-Span Development. New York : McGraw-Hill, 2002.

. Remaja jilid 2, edisi kesebelas. Jakarta : Erlangga, 2007.

Senders,CE & Phye GD. Bullying implication for the class room. California :

Elsevier academic press, 2004.

Soetjiningsih.. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung

Seto, 2004.

Suprajitno. Asuhan keperawatan Keluarga.Jakarta : EGC, 2004.

Suyanto dan Narwoko. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana

Media Group,

2004.

Sudarsono. Kenakalan Remaja. Jakarta : Rineka Cipta, 2012.

Sugiyono. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

2008.

Sunaryo. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC, 2002.

Surbakti E.B. Kenalilah Anak Remaja Anda. Jakarta : Elex Media Komputindo. 2009

Wahyuningsih,Wiwit, Jash, Metta Rahmadiana. Mengkomunikasikan moral kepada

anak. Jakarta : Elex Media Komputindo, 2003.

Widyarini, Nilam. Relasi Orang Tua & Anak. Jakarta : Elex Media Komputindo.

2009

Wiggins, J.A, dan Zanden, J.V. Social Psychology, fifth edition. New York: Mc.

Graw-Hill, 1994.

Wong, dkk. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Edisi 6, Volume 1. Jakarta : EGC, 2002.

Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa). Bullying Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan

Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo, 2008.

Page 103: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

LAMPIRAN 1

INFORMED CONSENT

Assalamua’laikum Wr.Wb.

Salam sejahtera.

Nama : Ari Nur Husaini

NIM : 109104000010

Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang sedang

mengerjakan skripsi dengan judul : Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

Tua Terhadap Risiko Perilaku Bullying siswa di SMA Triguna Utama Ciputat.

Dalam rangka pengumpulan data, dengan segala kerendahan hati, saya

megharapkan kesedian anda untuk meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner yang

telah disediakan. Kerahasiaan jawaban anda akan dijaga dan hanya diketahui oleh

peneliti. Tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawaban dikatakan benar apabila

yang paling sesuai dengan anda. Jadi dimohon diisi dengan sejujur-jujurnya yang

paling sesuai dengan anda.

Atas bantuan dan kerja sama anda, saya ucapkan terima kasih.Apakah anda bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini :

YA / TIDAK

Tertanda

(responden)

Page 104: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

LAMPIRAN 2

Data Diri responden

1. Jenis Kelamin : L / P

2. Kelas : X / XI…… ( IPA / IPS)

Petunjuk Pengisian Kuisioner

1. Berikut ini ada tiga macam kuisioner yang harus di isi,yaitu : (1) Parenteral

authority Quisionare ( PAQ) untuk megetahui jenis pola asuh yang orang tua

terapkan di rumah,(2) Konformitas teman sebaya, (3) risiko perilaku bullying

2. Bacalah setiap pernyataan yang paling sesuai dengan anda dengan tanda checklist

( √) dengan salah satu pilihan jawaban dari 4 macam pilihan, yaitu :

SL jika SELALU dengan anda

SR jika SERING dengan anda

JR jika JARANG dengan anda

TP jika TIDAK PERNAH dengan anda

3. Tidak ada jawaban benar atau salah, jawaban dianggap benar jika paling sesuai

dengan anda.

Contoh

No Pernyataan SL SR JR TP

1 Saya suka belajar setiap malam √

Page 105: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

LAMPIRAN 3

kuisioner persepsi jenis pola asuh

No Pernyataan SS S TS STS

1 Orang tua saya berfikir bahwa didalam rumah seorang anak

harus punya caranya sendiri untuk tumbuh menjadi dewasa.

2 Meskipun saya tidak setuju dengan orang tua saya, mereka

memaksa saya untuk mengikuti apa yang mereka anggap

benar, karna mereka menganggap itu untuk kebaikan saya.

3 Setiap kali orang tua saya mengatakan pada saya untuk

melakukan sesuatu, mereka mengahrapkan saya untuk

melakukanya segera tanpa mengajukan pertanyaan.

4 Setelah kebijakan keluarga ditetapkan, orang tua saya

membahasa bersama-sama mengapa kebijakan itu di tetapkan

dalam keluarga

5 Orang tua saya mengizinkan saya untuk bertanya ketika aturan

dalam keluarga tidak sesuai

6 Orang tua saya berfikir bahwa seorang anak bebas membuat

keputusan sendiri dan melakukan apa yang dinginkanya,

meskipun tidak sesuai dengan keinginan orang tua.

7 Orang tua saya tidak mengijinkan saya untuk mempertanyakan

setiap keputusan yang mereka buat.

8 Orang tua saya ikut langsung dalam aktifitas dan pengambilan

keputusan untuk anak – anaknya melalui penalaran dan

disiplin.

9 Orang tua saya merasa bahwa untuk mendidik anak-anak

mereka dalam berprilaku adalah dengan cara yang mereka

inginkan.

10 Orang tua saya berfikir bahwa saya tidak perlu mematuhi

aturan dan kebiasaan karna sudah ada lembaga yang mendidik

saya

11 Saya mengerti apa yang orang tua inginkan, tapi saya bebas

untuk mendiskusikan keinginan saya dengan mereka ketika

saya merasa tidak sesuai

12 Menurut orang tua saya, bahwa orang tua yang bijak hrus

mengajarkan anak – anaknya untuk menuruti aturan – aturan

yang talah ditetaapkan oleh irang tua.

13 Orang tua saya jarang memberi contoh dan pedoman perilaku

untuk saya

14 Orang tua saya melakukan apa yang anak – anak inginkan di

dalam keluarga, ketika membuat keputusan

15 Orang tua saya selalu memberikan bimbingan dan arahan

Page 106: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

secara rasional dan obyektif

16 Orang tua saya akan marah jika saya tidak setuju dengan

mereka.

SS S TS STS

17 Orang tua saya berfikir bahwa sebagian besar masalah dalam

lingkungan sosial saya akan terselesaikan jika mereka tidak

membatasi kegiatan, keinginan, dan pengambilan keputusan

saya, karna saya sudah dewasa.

18 Orang tua saya akan menghukum saya jika saya tidak

mengikuti keinginan dan harapan mereka

19 Orang tua saya membiarkan saya untuk memutuskan hal

terpenting dalam hidup saya tanpa harus meminta persetujuan

dari mereka

20 Orang tua saya meminta pendapat anak-anaknya untuk

dijadikan pertimbangan ketika membuat keputusan keluarga,

tetapi mereka tidak memutuskan sesuatu hanya karna anak-

anak menginginkanya

21 Meskipun saya tidak setuju dengan orang tua saya, mereka

memaksa saya untuk mengikuti apa yang mereka anggap

benar, karna mereka menganggap itu untuk kebaikan saya.

22 Orang tua saya tidak beranggapan bahwa mereka bertanggung

jawab langsung untuk membimbing perilaku saya.

23 Orang tua saya memberikan arahan dalam perilaku dan

kegiatan saya, dan mereka ingin saya mengikutinya, tapi

mereka bersedia untuk mendengarkan kepentingan saya dan

mendiskusikanya.

24 Orang tua saya membiarkan saya membangun pandangan

sendiri mengenai masalah keluarga, dan mereka mengizinkan

saya untuk melakukan apa yang saya inginkan

25 Orang tua saya merasa bahwa masalah di masyarkat akan

terselesaikan jika orang tua memaksa anaknya untuk

mengikuti apa yang orang tua inginkan

26 Orang tua saya selalu mengatakan apa yang mereka

inginkan,dan bagaimana mereka mengharapkan saya utnuk

melakukanya

27 Orang tua saya member arahan dan perilaku yang jelas utnuk

kegiatan saya, tapi mereka juga mengerti ketika saya tidak

setuju dengan mereka.

28 Orang tua saya tidak mengarahkan perilaku, kegiatan, dan

keinginan dari anak – anak dalam keluarga

29 Saya tahu apa yang orang tua inginkan dan mereka

menegaskan bahwa saya memenuhi harapan-harpan itu hanya

Page 107: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

untuk menghormati otoritas mereka.

30 Jika orang tua saya membuat keputusan yang menyakiti saya,

mereka bersedia mendiskusikan keputusan itu dan mengakui

jika mereka melakukan kesalahan

Kuisioner risiko perilaku bullying

No Pernyataan SS S TS STS

1 Saya tidak akan melakukan kekerasan dengan menggunakan kaki

(menendang)

2 Saya tidak pernah berniat mengolok-olok teman saya

3 Saya tidak akan mencela teman yang prestasinya tidak bagus

4 Saya berteriak ketika siswa lain sedang belajar

5 Saya suka mengambil uang milik siswa lain tanpa sepengetahuanya

6 Saya tidak akan mengolok-olok teman saya dengan nama panggilan atau

julukan

7 Saya akan memberi nama julukan yang buruk kepada siswa yang tidak

saya suka, dan itu merupakan hal yang biasa menurut saya.

8 Saya akan meneror siswa lain dengan menggunakan benda tajam

9 Ketika seorang teman menitipkan barang miliknya, saya akan

menjaganya dengan baik

10 Saya akan menyenggol teman hingga jatuh

11 Saya senang mengganggu kegiatan siswa lain yang tidak saya suka

12 Saya akan menampar teman yang membuat saya jengkel

13 Sah saja bila mempunyai keinginan untuk mencela orang lain yang lebih

rendah tingkatanya daripada saya

14 Ketika berhadapan dengan siswa yang bersikap “songong”, saya akan

menendangnya

15 Sebagai siswa yang baik, saya akan memamnggi teman sesuai dengan

namanya

16 Saya suka membantu siswa lain belajar dengan tenang

17 Saya akan menyobek buku pelajaran siswa yang menyebalkan

18 Sikap saling menghargai akan selalu saya jaga

19 Saya akan menginjak kaki siswa lain yang menghalangi jalan saya

20 Saya akan memanggil teman dengan nama-nama binatang, karena itu

merupakan hal yang wajar menurut saya

21 Saya akan mengototri baju siswa lain yang saya inginkan

22 “bodoh” adalah kata yang tepat ketika saya akan mengejek orang lain

23 Saya akan memukul siswa yang tidak mau mengikuti perintah saya

24 Saya mendukung teman yang suka menendang atau memukul

25 Saya akan mengancam teman agar dia taat dan patuh kepada saya

26 Saya suka menyinggung teman saya dengan perkataan yang tidak baik

27 Saya senang bila dapat merusak kendaraan siswa lain

28 Saya akan mengambil handphone yang saya suka bagaimanapun caranya

Page 108: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

LAMPIRAN 4

UJI VALIDITAS DAN REABILITAS

1. Validitas dan Reabilitas Jenis Pola Asuh Orang Tua

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 34 100.0

Excludeda 0 .0

Total 34 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.913 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 72.5294 226.863 .396 .912

VAR00002 73.0000 222.182 .557 .909

VAR00003 72.6176 224.425 .453 .911

VAR00004 72.8529 224.675 .562 .909

VAR00005 72.7353 217.958 .636 .908

VAR00006 73.4412 218.315 .715 .907

VAR00007 72.4706 225.348 .494 .910

Page 109: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

VAR00008 72.5588 221.224 .604 .909

VAR00009 72.2941 228.153 .385 .912

VAR00010 73.9706 232.029 .414 .912

VAR00011 72.9118 221.174 .519 .910

VAR00012 72.2941 224.093 .606 .909

VAR00013 73.6176 227.334 .359 .913

VAR00014 72.5294 225.893 .501 .910

VAR00015 72.0882 230.325 .359 .912

VAR00016 72.8824 228.774 .352 .913

VAR00017 72.0000 228.303 .476 .911

VAR00018 73.3235 225.741 .381 .913

VAR00019 72.8824 228.774 .352 .913

VAR00020 72.6471 223.266 .503 .910

VAR00021 72.8529 224.675 .562 .909

VAR00022 73.2353 219.155 .563 .909

VAR00023 72.0000 228.303 .476 .911

VAR00024 72.5294 225.893 .501 .910

VAR00025 72.9118 221.174 .519 .910

VAR00026 73.6176 227.334 .359 .913

VAR00027 72.4706 225.348 .494 .910

VAR00028 73.5000 222.621 .611 .909

VAR00029 72.6176 224.425 .453 .911

VAR00030 73.0000 222.182 .557 .909

Page 110: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

2. Validitas dan Reabilitas risiko perilaku bullying

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 34 100.0

Excludeda 0 .0

Total 34 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.897 39

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00001 65.7647 208.549 .251 .897

VAR00002 65.0882 210.689 .106 .899

VAR00003 64.9706 198.393 .599 .892

VAR00004 65.7059 206.456 .390 .896

VAR00005 65.6176 210.001 .137 .898

VAR00006 65.9412 210.178 .103 .899

VAR00007 65.6471 201.023 .432 .894

VAR00008 65.3529 206.235 .274 .897

VAR00009 65.6765 203.256 .459 .894

VAR00010 66.1176 207.077 .414 .896

VAR00011 65.3824 202.243 .279 .898

VAR00012 65.1471 202.190 .436 .894

VAR00013 65.7059 203.305 .450 .894

VAR00014 66.0588 204.239 .487 .894

Page 111: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

VAR00015 65.6471 206.720 .266 .897

VAR00016 65.7647 198.791 .591 .892

VAR00017 65.8824 201.622 .574 .893

VAR00018 65.6176 203.213 .306 .897

VAR00019 65.7647 201.216 .511 .893

VAR00020 65.7059 207.062 .232 .897

VAR00021 65.1176 200.349 .393 .895

VAR00022 65.6471 200.599 .466 .894

VAR00023 65.4706 197.893 .601 .891

VAR00024 65.4412 204.072 .246 .898

VAR00025 65.5588 200.678 .428 .894

VAR00026 65.6471 203.205 .468 .894

VAR00027 65.7941 200.047 .589 .892

VAR00028 65.7941 201.987 .499 .893

VAR00029 65.8235 201.544 .583 .892

VAR00030 66.0294 204.151 .529 .894

VAR00031 66.1176 215.986 -.188 .900

VAR00032 65.8824 203.804 .539 .893

VAR00033 65.6176 203.152 .387 .895

VAR00034 65.7059 199.184 .613 .892

VAR00035 65.7353 197.534 .573 .892

VAR00036 65.7647 196.791 .648 .891

VAR00037 65.8235 198.210 .672 .891

VAR00038 65.9118 202.568 .493 .893

VAR00039 66.2059 207.502 .429 .895

Page 112: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

Validitas setelah item tidak valid dibuang

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.915 28

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

VAR00003 45.1176 139.865 .627 .910

VAR00004 45.8529 147.463 .407 .915

VAR00007 45.7941 143.199 .404 .914

VAR00009 45.8235 143.968 .489 .912

VAR00010 46.2647 147.655 .419 .914

VAR00012 45.2941 142.941 .468 .912

VAR00013 45.8529 143.766 .494 .912

VAR00014 46.2059 145.744 .461 .913

VAR00016 45.9118 141.356 .558 .911

VAR00017 46.0294 143.726 .538 .911

VAR00019 45.9118 142.447 .528 .911

VAR00021 45.2647 140.746 .442 .914

VAR00022 45.7941 141.138 .518 .912

VAR00023 45.6176 140.001 .599 .910

VAR00025 45.7059 143.547 .372 .915

VAR00026 45.7941 145.562 .405 .913

VAR00027 45.9412 141.572 .602 .910

VAR00028 45.9412 144.299 .451 .913

VAR00029 45.9706 142.332 .629 .910

VAR00030 46.1765 145.059 .545 .912

Page 113: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

VAR00032 46.0294 144.757 .555 .911

VAR00033 45.7647 143.155 .447 .913

VAR00034 45.8529 141.099 .612 .910

VAR00035 45.8824 139.258 .592 .910

VAR00036 45.9118 139.113 .645 .909

VAR00037 45.9706 140.090 .682 .909

VAR00038 46.0588 143.330 .527 .911

VAR00039 46.3529 147.872 .451 .913

Page 114: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

LAMPIRAN 5

HASIL PENELITIAN

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Laki-laki

Perempuan

Total

32

39

71

45

55

100

45

55

100

45

55

100

KELAS

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid XI

X

Total

40

31

71

56

44

100

56

44

100

56

44

100

HASIL UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Bullying Pola Asuh

N 71 71

Normal Parametersa Mean 44.4225 79.2394

Std. Deviation 1.04289E1 10.29489

Most Extreme Differences Absolute .112 .108

Positive .112 .071

Negative -.070 -.108

Kolmogorov-Smirnov Z .946 .912

Asymp. Sig. (2-tailed) .332 .377

a. Test distribution is Normal.

Page 115: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

HASIL UJI LAMBDA

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

persepsi pola asuh *

risiko perilaku bullying 71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

persepsi pola asuh * risiko perilaku bullying Crosstabulation

risiko perilaku bullying

Total rendah tinggi

persepsi pola asuh demokratis Count 25 6 31

Expected Count 14.4 16.6 31.0

otoriter Count 7 21 28

Expected Count 13.0 15.0 28.0

permesif Count 0 6 6

Expected Count 2.8 3.2 6.0

campuran Count 1 5 6

Expected Count 2.8 3.2 6.0

Total Count 33 38 71

Expected Count 33.0 38.0 71.0

Directional Measures

Value

Asymp. Std.

Errora

Approx.

Tb

Approx.

Sig.

Nominal by

Nominal

Lambda Symmetric .466 .093 4.639 .000

persepsi pola asuh

Dependent .375 .103 3.073 .002

Page 116: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

risiko perilaku

bullying Dependent .576 .110 3.732 .000

Goodman and

Kruskal tau

persepsi pola asuh

Dependent .199 .069

.000

c

risiko perilaku

bullying Dependent .382 .106

.000

c

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null

hypothesis.

c. Based on chi-square approximation

Page 117: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

KEMENTERIAN AGAMAUNT\TERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419Telp. : (62-21)74716718 Fax : (62-21) 7404985Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]

Ciputat, Juni 2013Nomor : Un.0llFl0/KM.01.2&t,%tZAtSLampiran : -Hal : Permohonan Izin Uji Validitas dan Retibilitas

Kepada Yang Terhormat,Kepala Sekolah SMA YadikaKabupaten Sumedangdi

Sumedang

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perh.rliahan mahasiswadiperlukan pen)rusunan Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara PersepsiJenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Risiko Perilaku Buliying Siswa diSMA Triguna Utama Ciputat ".

Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakan ujivaliditas dan relibilitas atas nama :

Ari NurHusaini

r09104000010

VIIIIImu Keperawatan

K^edokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah lakarta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Widjajakusumah, AIF., PFK

Nama

NIM

Semester

Program Studi

Fakultas

Tembusan:Dekan FKIK

r

Page 118: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

KEMENTERIAN AGAMAUMYERSTTAS rSLAM NEGERT ( rirN )SYARIF HIDAYATULLAII JAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21\ 7404985Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]

, Ciputat, Juni 2013NomorLampiranHal

Tembusan:Dekan FKIK

Nama

NtM

Semester

Program Studi

Fakultas

: Un.0l/Fl0/KM.0l .2l*.ulq /2013:-: Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yang Terhorma!Kepala Sekoiah SMA Triguna Utamadi

Ciputat

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadiperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara PersepsiJenis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Risiko Perilaku Bullying Siswa diSMA Triguna Utama Ciputat ".

Sehubungan dengan itu kami mohen diberikan izin melaksanakanpenelitian atas nama :

Ari Nur Husaini

109r04000010

VMIlmu Keperawatan

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

.Djauhari Widjajakusumah, AIF-, PFK

Page 119: Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang Tua Terhadaprepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25525/1/ARI NUR... · Hubungan Antara Persepsi Jenis Pola Asuh Orang

-t

KEMENTERHN AGAMALTNTVERSTTAS rSLAM NEGERT ( UrN )SYARIF HIDAYATT]LLAI{ JAI(ARTA

FAKT]LTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Il. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419

Telp. : (62-21) 74716718 Fax : (62-21) 7404985Website : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]

Ciputat, Maret 2013Nomor : Un.01lFl0/KM.0l.2l /2013Lampiran : -Hal : Permohonan Izin Studi Pendahuluan

Nama

NIMSemester

Program Studi

Fakultas

Kepada Yang Terhormat,Kepala Sekolah SMK Triguna Utamadi

Ciputat

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadiperlukan penyusunan Skripsi yang berjudul "Hubungan Antara PengaruhTeman Sebaya Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying".

Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakan studipendahuluan atas nama :

Ari Nur Husaini

109104000010

VUI

Ilmu Keperawatan

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Tembusan:Dekan FKIK

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

A.n. Dekan

/Or. ff . Vf . Oi auhari Widj aj akusumah, AIF., PFK

I

Pe tu Dekanidang ademik,

::i:'1:H>-