PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENGENAI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN YANG BAIK UNTUK BALITA KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan DYAH AMBARINI KUSUMANINGTYAS R0107065 PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELASMARET SURAKARTA 2011

Transcript of PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

Page 1: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN

IBU MENGENAI PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN YANG BAIK

UNTUK BALITA

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan

DYAH AMBARINI KUSUMANINGTYAS

R0107065

PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELASMARET

SURAKARTA 2011

Page 2: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Dyah Ambarini Kusumaningtyas, R0107065, 2011. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Pemberian Makanan Tambahan Yang Baik Untuk Balita. Latar Belakang dan tujuan Penelitian. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancarai 15 ibu yang datang ke Posyandu Dusun Ngulu Wetan didapatkan hasil 11 ibu menggunakan bahan aditif dalam pemberian makanan tambahan untuk balita. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang untuk balita Metodologi. Penelitian menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian one group pre and post test design. Perlakuan dilakukan dengan penyuluhan gizi yang berupa metode ceramah menggunakan slide power point, diskusi, dan pembagian leaflet. Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode tes. Jumlah sampel sebanyak 32 orang ibu. Data yang diperoleh dianalisis dengan wilcoxon sebagai uji alternatif dari paired t test yang sebelumnya sudah dilakukan uji normalitas data. Hasil penelitian. Hasil pretest diperoleh skor rata-rata=83,4491, sedangkan pada posttest didapatkan hasil skor rata-rata=89,5883. Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan uji wilcoxon diperoleh nilai signifikasi 0,000 Kesimpulan. Penyuluhan gizi yang dilakukan dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita. Kata kunci: Penyuluhan Gizi, Tingkat Pengetahuan Ibu, Pemberian Makanan Tambahan

Page 3: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Dyah Ambarini Kusumaningtyas, R0107065, 2011. The Effect of Nutritional Counseling against Mother’s Knowledge Level about Giving the Supplementary Food for Toddlers. Background and objectives of Study. . Based on preliminary studies conducted by interviewing 15 mothers who come to Ngulu Wetan’s Posyandu, the results obtained that there are 11 mothers use additives in giving the suplementary food for toddlers. The purpose of this study was to determine the effect of nutritional counseling on the level of mother’s knowledge about giving the supplementary food for toddlers. Research Methodology. The research uses quasi-experimental research design with one group pre and post test design. Treatment is nutritional counseling in the form of the lecture method by using power point slide, discussion, and the distribution of leaflets. The Methods of data collection was taken by using the test method. The number of samples are as many as 32 mother. The data obtained were analyzed with the Wilcoxon as an alternative test of paired t tests previously conducted tests of normality of data. The Research Result. The results obtained that the mean score of pretest=83.4491, while the mean score of post-test=89.5883. The results of hypothesis testing by using the Wilcoxon obtained the test significance value of 0.000 Conclusion. Nutritional counseling can improve mother’s knowledge about giving supplementary food for toddlers. Key words: Nutritional Counceling, Mother’s Knowledge Level, Giving Supplementary Food

Page 4: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyuluhan dalam hal ini pendidikan kesehatan merupakan komponen dari

program-program kesehatan dan kedokteran yang didalamnya terdapat usaha-

usaha yang terencana untuk merubah tingkah laku individu, kelompok dan

masyarakat dengan tujuan pengobatan, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan

peningkatan kesehatan(Siswanto, 2010).

Penyuluhan kesehatan pada ibu-ibu yang memiliki anak usia dini perlu

dilakukan. Orang tua perlu dibekali atau memiliki pengetahuan kesehatan dan

gizi,lingkungan dan rumah sehat, gizi dan pola makanan sehat. Di dalam

pendidikan kesehatan ibu memiliki peran yang penting karena ibu mempunyai

peran strategis dalam pendidikan anak usia dini baik karena posisi biologisnya,

maupun perannya dalam pengasuhan anak. Pengetahuan ibu tentang gizi anak

sangat berpengaruh dalam pemberian makanan. Makanan tambahan yang

diberikan pada balita terdapat berbagai jenis salah satunya makanan

jajanan(Siswanto, 2010; Mudjajanto,2007; Notoatmodjo,2003).

Berdasarkan data hasil dari Survey BPOM tahun 2007 , sebanyak 4500

sekolah di Indonesia, membuktikan bahwa 45% makanan yang di jual di kaki

lima berbahaya. Pemakaian zat aditif ini sangat berbahaya bagi kesehatan karena

jika dikonsumsi dalam jangka lama akan memicu kanker dan gangguan pada

ginjal.(Cahanar, 2007).

Page 5: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan mewawancarai 15

ibu yang datang ke Posyandu Dusun Ngulu Wetan didapatkan hasil 11 ibu

menggunakan bahan aditif dalam pemberian makanan tambahan, sehingga perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut karena masih diragukan adanya pengaruh dari

pemberian penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan Ibu mengenai

pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita. Atas uraian tersebut

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Penyuluhan Gizi

Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai Pemberian Makanan tambahan

yang Baik Untuk Balita”.

Penelitian Serupa Pernah dilakukan oleh Freddy Suyanto Saragih(2010)

dengan judul Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap

Ibu Tentang Makanan Sehat Dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan

Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010. Persamaan dengan penelitian

terdahulu ini adalah pada jenis dan desain penelitian. Akan tetapi, penelitian

terdahulu ini meneliti variabel sikap dan pengetahun sedangkan pada penelitian

sekarang hanya meneliti variabel tingkat pengetahuan saja. Selain itu penelitian

terdahulu ini meneliti tentang makanan sehat dan gizi seimbang, sedangkan pada

penelitian yang sekarang dilakukan mengenai pemberian makanan tambahan

yang baik untuk balita.

B. Rumusan Masalah

Apakah penyuluhan gizi berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu

mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita?

Page 6: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan

ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang untuk balita.

b. Tujuan Khusus

1) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan

tambahan yang baik untuk anak usia balita sebelum diberi

penyuluhan.

2) Mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan

tambahan yang baik untuk anak usia balita setelah diberi penyuluhan.

3) Menganalisis pengaruh penyuluhan gizi terhadap tingkat pengetahuan

ibu mengenai makanan tambahan yang baik untuk balita.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat aplikatif agar ibu dapat dapat memberi makanan tambahan

dengan baik bagi anak balita dengan cara meningkatkan pengetahuan ibu

melalui penyuluhan tentang gizi mengenai pemberian makanan yang baik

bagi anak usia balita.

Page 7: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Penyuluhan Gizi

a. Penyuluhan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan

yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,

dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan

ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa

dilakukan (Fitriani,2010).

b. Penyuluhan Gizi

Tujuan dari penyuluhan adalah meningkatkan keadaan gizi

penduduk sebagai tujuan pengembangan nasional dan untuk mendukung

keberhasilan program yang dilaksanakan di departemen-

departemen(Suhardjo,2003).

c. Metode Penyuluhan

Metode yang digunakan dalam penyuluhan dapat digolongkan

berdasar:

1) Teknik komunikasi

Page 8: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

a) Metode penyuluhan langsung yaitu penyuluh langsung berhadapan

atau bertatap muka dengan sasaran.

b) Metode penyuluhan tidak langsung yaitu penyuluh tidak secara

langsung tatap muka dengan sasaran, tapi menyampaikan pesan

melalui perantara (media).

2) Sasaran yang dicapai

a) Pendekatan perorangan

Penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung

dengan sasaran secara perorangan.

b) Pendekatan kelompok

Dalam pendekatan ini petugas penyuluhan berhubungan dengan

sekelompok sasaran.

c) Pendekatan masal

Petugas penyuluhan menyampaikan pesannya secara sekaligus

kepada sasaran yang jumlahnya banyak.

3) Indera penerima

a) Metode melihat/ memperhatikan

Pesan diterima oleh sasaran melalui indera penglihatan, seperti:

penempelan poster, pemasangan gambar/photo, pemutaran film,

pemasangan koran dinding.

b) Metode pendengaran

Pesan diterima sasaran melalui indera pendengar

Page 9: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

c) Metode kombinasi

Sesorang belajar melalui panca inderanya. Setiap indera

berbeda pengaruhnya terhadap hasil belajar seseorang. 1% melalui

indera perasa, 2% melalui sentuhan, 3% melalui indera pencium, 11%

melalui pendengaran, dan 83% melalui penglihatan. Oleh karena itu

seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila

menggunakan lebih dari satu indera

(Depkes, 2008)

d. Media Penyuluhan

Media atau alat peraga dalam penyuluhan dapat diartikan sebagai

alat bantu untuk penyuluhan yanag dapat dilihat,didengar, dirasa, diraba,

atau dicium, baik secara kombinasi atau tunggal.

Jenis media dibagi menjadi 4 kelompok besar :

1) Benda asli yaitu Benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati.

Merupakan alat peraga yang baik karena mudah serta cepat dikenal,

mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat.

2) Benda tiruan yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Hal ini

dikarenakan menggunakan benda asli tidak memungkinkan, missal

ukuran benda asli yang terlalu besar atau terlalu berat.

3) Gambar/Media grafis berupa poster, leflet, lukisan, dan gambar

karikatur. Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan

kalimat-kalimat singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar

yang sederhana. Leaflet dapat disebarkan pada saat pertemuan-

pertemuan dilakukan,

Page 10: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

4) Gambar alat optik seperti foto, slide, dan film. Photo dapat berbentuk

album yang berurutan maupun dokumentasi lepasan. Slide sangat

efektif untuk membahas suatu topok tertentu dan peserta dapat

mencermati setiap materi dengan seksama karena slide sifatnya dapat

diulang-ulang.

(Depkes, 2004)

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan

Keberhasilan suatu penyuluhan dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu:

(1) Faktor penyuluh

Hal-hal yang harus diperhatikan penyuluh untuk keberhasilan

penyuluhan adalah persiapan, penguasaan materi, penampilan,

penggunaan bahasa, intonasi, dan cara penyampaian.

(2) Faktor sasaran

Tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, kepercayaan dan

adat, serta kondisi lingkungan

(3) Faktor proses penyuluhan

Pilihan waktu, tempat, jumlah sasaran, alat peraga, metode.

(Notoatmodjo, 2003)

2. Pengetahuan Tentang Makanan Tambahan

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau

kognitif sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

Page 11: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Berdasar pendapat Notoatmodjo (2003) Dalam mengadopsi perilaku

baru pada diri seseorang terjadi proses berurutan yakni awareness (sadar),

interest (merasa tertarik), evaluation (menimbang-nimbang), trial

(mencoba), adoption.

b. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dalam domain kognitif meliputi :

1) Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami dapat diartikan sebagai kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

mengintepresentasikan materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipeljari pada situasi sebenarnya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur

organisasi tersebut yang masih ada kaitan antara satu dengan lainnya

Page 12: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, dimana

penilaian berdasar pada kriteria yang dibuat sendiri atau pada kriteria

yang sudah ada.

(Fitriyani,2011)

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan seseorang kepada orang lain

terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi

pendidikan seseorang akan semakin mudah pula mereka menerima

informasi, begitu pula sebaiknya.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan. baik secara langsung maupun secara

tidak langsung.

3) Usia

Dengan bertambahnya usia seseorang, maka terjadi perubahan

pada aspek fisik dan psikologis. Pertumbuhan fisik secara garis besar

Page 13: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dikategorikan menjadi empat, yaitu: perubahan ukuran, perubahan

proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Hal ini

terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau

mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

4) Minat

Minat aalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang

lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan sikap.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan baru.

(Fitriyani, 2011)

d. Pengetahuan Mengenai Pemberian Makanan Tambahan

Makanan tambahan adalah makanan lain yang diberikan pada balita

di samping pemberian ASI. Pemberian makanan tambahan merupakan

transisi sebelum balita dapat mengonsumsi makanan orang dewasa.

Pengenalan makanan tambahan dilakukan secara bertahap(Pujiarto,2005).

Page 14: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Pengetahuan mengenai pemberian makanan tambahan adalah

kepandaian memberi makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan

kepandaian mengenai memberi makanan yang sehat.

1) Pengertian Gizi

Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan

dan manfaatnya untuk kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme

menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses

digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan

pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan

kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta

menghasilkan energi (Siswanto,2010 dan Supariasa, 2001)

2) Manfaat Gizi

Beberapa manfaat dari makanan bergizi yaitu:

a) Zat tenaga

Zat tenaga terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Tubuh

memerlukan tenaga untuk beraktivitas. Tenaga ini diperoleh dari

hasil pembakaran zat makanan di dalam tubuh. Panas yang

dihasilkan tubuh inilah yang kemudian diubah oleh menjadi tenaga

yang dapat digunakan untuk bergerak.

b) Zat pembangun

Zat pembangun terdiri dari protein, mineral, dan air. Fungsi dari

zat ini sebagai pembangun sel jaringan tubuh, pengganti sel-sel tubuh

yang mati dan rusak, membuat enzim, dan menjaga keseimbangan

asam basa(Siswanto,2010)

Page 15: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

c) Zat pengatur

Tubuh memerlukan zat pengatur yang terdiri dari vitamin,

mineral dan air yang dapat meningkatkan daya tahun tubuh terhadap

infeksi( Pujiarto,2005).

3) Macam sumber makanan bergizi

a) Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi

kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan

santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga.

b) Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan

nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal

dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging, susu serta hasil olahan,

seperti keju.

c) Makanan sumber zat pengatur antara lain Vitamin A terdapat pada

hati, susu, wortel, dan sayuran. Vitamin D terdapat pada ikan, susu,

dan kuning telur. Vitamin E pada minyak, kacang-kacangan, dan

kedelai. Vitamin K pada brokoli, bayam dan wortel. Vitamin B pada

gandum, ikan, susu, dan telur, serta kalsium pada susu, ikan, dan

kedelai.

(Saragih, 2010)

d) Usia yang tepat memberikan makanan tambahan

Makanan tambahan sudah bisa mulai diberikan pada saat bayi

berusia 6 bulan, saat dimana pertumbuhan dan peningkatan aktivitas.

Pada usia ini sistem syaraf dan otot mulut bayi sudah berkembang.

Sistem pencernaan juga sudah mulai matang. Pada awal pengenalan

Page 16: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

makanan, anak diberi makanan yang masih dalam bentuk cair sampai

agak padat. Baru pada usia 9 bulan keatas anak mulai diperkenalkan

dengan makanan yang biasa dikonsumsi keluarga.

Makanan tambahan bila diberikan terlalu dini dapat mengurangi

konsumsi Air Susu Ibu( ASI) sehingga balita lebih rentan terhadap

penyakit infeksi.

Keterlambatan memberikan makanan tambahan dapat

mengakibatkan balita beresiko mengalami kurang gizi (Pujiarto, 2005).

e) Kandungan zat aditif dalam makanan tambahan

Jenis zat aditif yang telah beredar di pasaran antara lain:

(1) Pemanis buatan

Pemanis yang diizinkan FDA adalah sakarin, aspartame,

acesulfame K, dan sucralose

(2) Pewarna makanan

Pewarna adalah zat yang dicampur dalam makanan untuk

menimbulkan warna tertentu yang diharapkan membangkitkan

selera.

(3) Pengawet makanan

Pengawet makanan adalah zat yang digunakan untuk

mencegah pertumbuhan bakteri pembusuk.

(4) Penyedap

Penyedap atau penguat rasa adalah bahan yang digunakan

untuk mengintensifkan rasa yang sudah ada

(Arisman, 2008).

Page 17: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

3. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu

Mengenai Pemberian Makanan Tambahan Yang Baik Untuk Balita

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan

dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan(Fitriani,2011).

Sedangkan Penyuluhan gizi bertujuan untuk meningkatkan keadaan gizi

penduduk sebagai tujuan pengembangan nasional (Suhardjo,2003).

Penyuluhan dapat diukur melalui domain knowledge (pengetahuan), attitude

(sikap), practice (perilaku) (Fitriani, 2011).

Pengetahuan merupakan hasil tahu yang terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,2003).

Jadi pengetahuan mengenai pemberian makanan tambahan adalah mengenai

kepandaian memberi makanan yang sehat.

Sehingga berdasarkan penjabaran tinjauan pustaka diatas dapat

dikatakan pengaruh penyuluhan gizi adalah membentuk kecenderungan

positif yang tercermin dalam pengetahuan masyarakat yang disuluh yang

dalam penelitian ini diukur melalui domain tingkat pengetahuan yang dicapai

oleh orang yang mendapat penyuluhan.

Page 18: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

B. Kerangka Konsep

Keterangan:

Yang diteliti

Tidak diteliti

C. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori dan uraian sebelunya, maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah Penyuluhan gizi dapat meningkatkan pengetahuan

ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita

Penyuluhan gizi

ceramah

Tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita

Mengetahui materi penyuluhan

Memahami materi penyuluhan

Menganalisis makanan tambahan yang tepat diberikan pada balita

Mengaplikasikan informasi yang di dapat

Mensintesis informasi

Evaluasi tingkat pengetahuan

Mendapat Informasi baru

Page 19: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuasi eksperimen (eksperiman

semu) dalam upaya mengendalikan variabel luar tidak menggunakan prosedur

randomisasi subjek. Menurut Taufiqurrahman (2008) Pendekatan penelitian ini

dengan menggunakan rancangan one group pre and post test design yaitu

rancangan sebelum dan sesudah intervensi menggunakan satu kelompok dengan

skema sebagai berikut

Keterangan :

O1 :pengamatan sebelum intrvensi

O2 :pengamatan setelah intervensi

X : intervensi

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Ngulu Wetan Desa Pracimantoro

Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri dari bulan Januari-Mei 2011

C. Populasi penelitian

1. Populasi target

Populasi target penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki balita dan

berperan dalam pemberian makanan tambahan untuk anaknya.

O1 (x) O2

Page 20: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

2. Populasi aktual

Populasi aktual penelitian ini adalah seluruh ibu yang pada saat

penelitian memiliki balita di Dusun Ngulu Wetan.

D. Sampel dan Teknik Sampling

1. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu yang pada saat penelitian

memiliki anak usia balita yang tinggal di Dusun Ngulu Wetan

2. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

total sampling.

E. Kriteria Retriksi

1. Kriteria inklusi

a. Ibu yang memiliki balita dan tinggal di Dusun Ngulu Wetan

b. Berusia antara 21 sampai dengan 35 tahun

c. Jenjang pendidikan minimal tamat SMP dan maksimal tamat SMA

2. Kriteria ekslusi

Ibu yang tidak bersedia menjadi responden penelitian

F. Pengalokasian subjek

Penelitian subjek ini digunakan sebagai kelompok eskperimen sekaligus

kelompok kontrol (Taufiqurrahman,2008). Mula-mula Pada kelompok

eskperimen diberikan pretes untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum

penyuluhan, dan dilakukan postest setelah penyuluhan dilakukan.

Page 21: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pembatasan ruang lingkup atau pengertian

variabel-variabel yang diamati atau diteliti.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian penyuluhan tentang gizi.

a. Definisi :Kegiatan meningkatkan keadaan gizi penduduk

melalui pendidikan kesehatan. Menggunakan metode

ceramah dan diskusi. Media yang digunakan pada

penyuluhan ini adalah slide power point dan leaflet.

b. Skala pengukuran :nominal dikotomi (sebelum diberi penyuluhan dan

setelah diberi penyuluhan)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan

mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita.

a. Definisi :tingkat pengetahuan dalam pemberian makanan

tambahan yang baik untuk balita yang dicapai oleh ibu

setelah mengikuti penyuluhan gizi meliputi tahap tahu,

paham, menerapkan, menganalisis, mensintesis,dan

mengevaluasi. Materi berupa pengetahuan tentang usia

yang tepat untuk pemberian makanan tambahan dan

zat aditif yang terdapat dalam makanan tambahan

Page 22: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

b. Skala pengukuran :interval(Skor test pengetahuan yaitu kemampuan

kognitif yang dicapai ibu setelah mengikuti

penyuluhan gizi dengan nilai 0-100)

3. Pemberian Makanan Tambahan Yang Baik Untuk Balita

Definisi operasional :meliputi ketepatan antara usia balita dengan

pemberian makanan tambahan, asupan nutrisi yang

penting untuk balita, dan bahaya penggunaan zat

aditif dalam pemberian makanan tambahan untuk

balita.

H. Cara Kerja

1. Intervensi Penelitian

Bentuk intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini kelompok

responden diberi pretest berupa tes tertulis kemudian 3 hari kemudian diberi

penyuluhan dengan metode ceramah dengan disertai penggunaan media slide

power point, dan diberi waktu untuk diskusi setelah ceramah selesai. Media

leaflet diberikan setelah penyuluhan untuk dibaca dan dipelajari di rumah

sampai sebelum diadakan posttest. Posttest diberikan 2 minggu setelah

diadakan penyuluhan.

2. Instrumen Penelitian

a. Alat yang digunakan dalam melakukan penyuluhan antara lain

LCD,Laptop, dan Leaflet.

Page 23: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Alat ukur yang digunakan dalam pengumpulan data adalah soal test

tertulis tentang makanan tambahan yang baik untuk balita. Soal yang

telah di buat terlebih dahulu diujicobakan dan dianalisis.

1) Analisis soal test

Instrumen yang telah diujicobakan terlebih dahulu kepada ibu

yang memiliki balita di luar sampel penelitian kemudian dilakukan

analisis soal test. Adapun hal-hal yang dianalisis dari uji coba

instrument adalah:

a) Validitas

Sebuah test dikatakan valid apabila tes tersebut dapat

mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal

dis-kontinum(misalnya soal bentuk objektif dengan skor 0 dan 1)

menggunakan koefisien korelasi biserial. Rumus yang digunakan

untuk menghitung koefisien korelasi biserial antara skor butir soal

dengan skor total tes adalah:

rưis纵i邹= (果i − 果迫)管迫 罪顺贵i刽i尊

Keterangan :

r bis(i) : koefisien korelasi biserial antara skor butir nomor I dengan

skor total

xi : rata-rata skor total responden yang menjawab benar burtir

soal nomor i

xt : rata-rata skor total semua responden

st : standar deviasi skor total semua responden

Page 24: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

pi : proporsi jawaban yang benar untuk butir soal nomor i

qi : proporsi jawaban yang salah untuk butir soal nomor i

Hasil perhitungan tersebut kemudian dikonsultasikan dengan harga r

tabel dengan ketentuan bila r hitung (r pearson) ≥ r tabel, artinya

pertanyaan tersebut valid. Bila r hitung (r person) < r tabel artinya

pertanyaan tesebut tidak valid (Riyanto, 2011). Pada uji validitas

instrument penelitian pada 30 responden yang dilakukan di Dusun

Belik Pracimantoro, Wonogiri didapatkan hasil bahwa 3 item

kuesioner mempunyai nilai p<0,361 yaitu item nomor 5,16 dan 22.

Jika ditemukan item pertanyaan pada kuesioner yang tidak valid

bisa di buang pertanyaannya(Riyanto, 2010). Pada penelitian ini

item kuesioner yang tidak memenuhi tersebut dihilangkan, sehingga

dapat dinyatakan instrumen penelitian ini masih layak untuk

digunakan.

b) Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan

kepada subjek yang sama. Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat

memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali atau

dengan kata lain tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut

menunjukkan ketetapan. Reliabilitas soal dis-kontinum dicari

dengan menggunakan KR-20 pada SPSS 17 for windows. Harga rii

yang diperoleh dikonsultasikan dengan konstanta (0,6). jika r hit >

konstanta (0,6) maka pertanyaan tersebut reliabel(Sugiyono, 2008).

Pada uji reliabilitas instrumen penelitian yang dilakukan pada 30

Page 25: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

responden di Dusun Belik Pracimantoro Wonogiri didapatkan hasil

0,849 (nilai r hit > 0,6) atau dinyatakan bahwa instrument penelitian

ini reliabel.

Tabel 1. Kisi kisi kuesioner

2) Cara Pengambilan Data

Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah secara langsung

dari responden (data primer) dengan cara sebagai berikut:

a) Pretest

Data diambil dengan cara mengisi kuesioner beberapa hari

sebelum penyuluhan. Peneliti dibantu kader posyandu saat

memberikan pretest. Pengambilan data diambil secara door to

door, tiap ibu ditunggui saat mengerjakan dan diberi waktu 45

menit untuk menjawab sesuai kemampuannya sendiri.

Kompetensi Dasar Indikator

Aspek yang di ungkap C% No. soal

C1 C2 C3 C4 C5 C6 Mendeskripsikan tentang Pemberian Makanan Tambahan yang baik untuk balita

1. Pengertian Gizi

1 1 0 0 0 0 7,41 1,6

2. Manfaat gizi

1 1 1 0 1 1 18,52 2,7,11,21, 26

3. Macam sumber makanan bergizi

1 1 1 1 0 1 18,52 3,8,12, 17,27

4. Usia yang tepat untuk PMT

1 1 1 1 1 1 22,22 4,9,13,18, 23, 28

5. Zat aditif yang kadang terdapat pada makanan

0 1 2 2 2 2 33,33 10,14,15,19,20,24,25, 29, 30

Page 26: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b) Posttest

Data diambil dengan cara mengisi kuesioner 15 hari setelah

penyuluhan. Peserta penyuluhan dikumpulkan kembali di

Posyandu yang berukuran 8x6 meter untuk menjawab kuesioner

yang sama saat pretes. Posttest diberikan secara serentak. Saat

mengerjakan peserta duduknya diberi jarak sekitar 1 meter agar

tidak saling mencontek. Waktu mengerjakan 45 menit.

c) Cara Pengukuran

Pretes diberikan pada tanggal 15 dan 16 Mei 2011, peneliti

dibantu oleh 5 orang kader posyandu untuk menyebar kuesioner

pretest ke rumah tiap responden satu per satu dan menunggui

responden mengisi kuesioner yang berupa tes tertulis pilihan

ganda untuk memastikan kuesioner di isi oleh responden sendiri.

Peneliti dan kader posyandu menunggui 6-7 orang responden.

Waktu mengisi kuesioner adalah 45 menit.

Posttest diberikan tanggal 2 Juni 2011 jam 11.00 WIB,

seluruh responden dikumpulkan kembali di Posyandu seperti pada

saat penyuluhan. Posttest berupa kuesioner yang sama dengan

pada saat pretest. Posttest dilakukan pada siang hari karena

menyesuaikan waktu luang dari seluruh responden, sehingga

posttest dapat dilakukan bersamaan. Posttest mulai dikerjakan

dalam waktu yang bersamaan dan waktu mengerjakan adalah 45

menit.

Page 27: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

I. Analisis data

Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian dianalisis untuk

mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan atau tidak.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan paired t test (Fajar,2007). Proses

analisis data dibantu dengan menggunakan SPSS 17 for windows.

Uji normalitas data diperlukan sebelum menggunakan paired t test, uji

normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal

atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Shapiro-Wilk

dengan menggunakan taraf signifikasi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal

jika signifikasi lebih besar dari 5 % atau 0,05 dan jika data tidak terdistribusi

normal harus dilakukan transformasi data terlebih dahulu. Jika variabel baru hasil

transformasi tidak berdistribusi normal maka selanjutnya dilakukan uji wilcoxon

sebagai uji alternatif dari paired t test. Jika diperoleh nilai signifikasi < 0,05 maka

dinyatakan ada pengaruh dari penyuluhan yang dilakukan (Dahlan, 2009).

Page 28: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di dusun Ngulu Wetan Pracimantoro

Wonogiri dengan judul Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan

Ibu Mengenai Pemberian Makanan Tambahan Yang Baik Untuk Balita didapatkan

data-data sebagai berikut:

A. Pretest

Pretest dilakukan sebelum diberikan penyuluhan untuk mengetahui

pengetahuan dasar responden.

Gambar 1. Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Mengenai Pemberian Makanan

Tambahan Yang baik Untuk Balita

Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan gambar diatas diperoleh rata-rata skor hasil pretes=83,4491;

standar deviasi=11,24902; varian=126,540; nilai tertinggi=100 sebanyak 1orang

Page 29: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

(3,1%); dan nilai terendah=55,56 sebanyak 1 orang(3,1%). Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13

B. Posttest

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan

maka dilakukan post test setelah penyuluhan dilakukan.

Gambar 2. Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Mengenai Pemberian

Makanan Tambahan Yang baik Untuk Balita

Sumber : Data Primer 2011

Berdasarkan gambar diatas diperoleh rata-rata skor hasil

posttest=89,5883; standar deviasi=7,83912; varian=61,452; nilai tertinggi=100

sebanyak 4 orang (12,5%); dan nilai terendah=70,37 sebanyak 1 orang(3,1%).

Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13

C. Pengujian Prasyarat Analisis

Uji prasyarat yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah uji

normalitas data. Uji normalitas terhadap hasil skor peretes dan posttest dihitung

Page 30: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dengan menggunakan Shapiro-wilk pada SPSS 17. Hasil perhitungan normalitas

dapat dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 2. Uji Normalitas Skor Hasil Pretest dan Posttest

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistik df Sig. Statistik df Sig.

PRETEST .186 32 .007 .887 32 .003

POSTTEST .215 32 .001 .890 32 .004

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan tebel tersebut tampak bahwa data pretest dan posttest tidak

terdistribusi normal karena nilai taraf signifikasi < 0,05 sehingga perlu

dilakukan trnsformasi data untuk menormalkan data yang distribusinya tidak

normal. Tranformasi data untuk penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

kuadrat.

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Setelah dilakukan Transformasi Data

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistik df Sig. Statistik df Sig.

tran_post .203 32 .002 .907 32 .010

tran_pre .178 32 .011 .916 32 .016

a. Lilliefors Significance Correction

Page 31: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa data transformasi pretest dan

posttest tidak terdistribusi normal karena nilai taraf signifikasi <0,05. Untuk

transformasi data selengkapnya bisa di lihat di lampiran 16.

D. Analisis Data

Variabel baru hasil transformasi tidak berdistribusi normal maka

selanjutnya dilakukan uji wilcoxon yang merupakan uji alternatif dari paired t

test.

Tabel 4. Hasil Perbandingan Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

POSTTEST - PRETEST

Negative Ranks 2a 5.75 11.50

Positive Ranks 21b 12.60 264.50

Ties 9c

Total 32

a. POSTTEST < PRETEST b. POSTTEST > PRETEST c. POSTTEST = PRETEST

Tabel di atas terdapat 2 orang dengan hasil skor posttest lebih rendah

daripada saat pretest, 9 orang tetap, dan 21 orang mempunyai skor posttest yang

lebih baik daripada saat pretest.

Page 32: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

5. Hasil Uji Wilcoxon

Test Statisticsb

POSTTEST - PRETEST

Z -3.860a

Asymp. Sig. (2-tailed)

.000

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Pada tabel test statistik menunjukkan hasil uji wilcoxon, diperoleh nilai

signifikasi 0,000 (p<0,05). Dengan demikian disimpulkan terdapat perbedaan

tingkat pengetahuan yang bermakna antara saat pretest dan posttest.

Page 33: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB V

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini pretest dilaksanakan pada tanggal 15 dan 16 Mei 2011.

Pretest yang dilakukan secara door to door untuk memastikan benar-benar

responden itu sendiri yang mengerjakan kuesioner. Kendala pada saat pretest adalah

ada sebagian dari responden yang tidak mengerjakan beberapa item soal pada

kuesioner sampai batas waktu yang telah ditentukan. Penyuluhan gizi diberikan pada

tanggal 18 Mei 2011. Penyuluhan dilakukan secara masal di Posyandu Dusun Ngulu

Wetan. Kendala yang terjadi pada saat penyuluhan adalah responden yang datang

tidak dalam waktu yang bersamaan, sehingga ada kemungkinan beberapa responden

yang datang terlambat tidak mengetahui materi yang diberikan pada awal

penyuluhan. Responden dikumpulkan kembali untuk mengikuti posttest pada tanggal

2 Juni 2011 di Posyandu Dusun Ngulu Wetan. Pada saat posttest responden sudah

diberi jarak kira-kira satu meter, tetapi masih ada saja beberapa responden tetap

bertanya jawaban item kuesioner pada responden di dekatnya.

A. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Mengenai

Pemberian Makanan Tambahan Yang Baik Untuk Balita

Penelitian ini menggunakan metode ceramah atau kuliah yang merupakan

metode belajar tradisional yang bahan materi disajikan oleh penyuluh secara

monologue sehingga pembicaraan lebih bersifat satu arah. Ceramah merupakan

metode yang baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah

Page 34: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

(Notoatmodjo,2003). Peran penyuluh lebih banyak dalam hal keaktifannya untuk

memberikan materi penyuluhan, sementara peserta penyuluhan mendengarkan

dengan teliti serta mencatat yang pokok-pokok dari pernyataan yang

dikemukakan oleh penyuluh. Berdasarkan penelitian yang dilakukan

Aliyatun(2003) peningkatan pengetahuan dapat terjadi karena setiap ibu yang

menjadi responden mempunyai kesempatan yang sama dalam menerima

informasi yang disampaikan dalam bentuk penyuluhan langsung. Menurut

Notoatmodjo(2003) diskusi dilakukan agar semua orang dapat kesempatan

berbicara. Adanya komunikasi antar ibu dan penyuluh saat diskusi juga dapat

menambah pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan bagi balita.

Selain menggunakan metode ceramah penelitian pengaruh penyuluhan

gizi terhadap tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan

yang baik untuk balita dilakukan dengan menggunakan media audio visual

berupa slide power point. Menurut Depkes (2004) seseorang dapat mempelajari

sesuatu dengan baik apabila menggunakan lebih dari satu indera. Selain itu

pemilihan penggunaan media slide juga lebih menguntungkan bagi peneliti yang

memberikan penyuluhan pada sekelompok responden sekaligus karena media

slide pada umumnya digunakan untuk sasaran kelompok. Hal ini sesuai dengan

Notoatmodjo(2003) yang mengatakan bahwa keberhasilan dari penyuluhan pada

suatu kelompok dapat terjadi karena penggunaan alat bantu audio visual

semaksimal mungkin. Penggunaan slide cukup effektif, karena gambar atau

setiap materi dapat dilihat berkali-kali, dibahas lebih mendalam. Sehingga

reponden menjadi semakin tertarik dan tidak jenuh pada penyuluhan yang

Page 35: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

diberikan oleh peneliti karena penyuluh tidak hanya sekedar berbicara saja tapi

juga menggunakan gambar, animasi, maupun video yang menguatkan materi

penyuluhan.

Menurut Notoatmodjo(2003) jarak waktu antara test yang pertama dan test

yang kedua sebaiknya antara 15 sampai dengan 20 hari, karena jika waktu terlalu

pendek kemungkinan responden masih ingat pertanyaan pada saat pretest.

Sedangkan jika terlalu lama kemungkinan pada responden terjadi perubahan

dalam variabel yang di ukur. Pada penelitian ini hasil posttest mengalami

peningkatan daripada hasil pretest, hal ini mungkin disebabkan karena adanya

jarak yang ideal untuk pelaksanaan pretest maupun posttest tersebut. Dengan

pertimbangan jarak yang cukup lama antara pretest dan posttest inilah pada saat

penyuluhan responden diberi leaflet untuk dibaca dan dipelajari di rumah sampai

sebelum dilakukan posttest. Hal ini sesuai dengan keuntungan leaflet yang dapat

disimpan lama dan fungsi penggunaan leaflet yaitu untuk mengingat kembali

tentang hal-hal yang telah diajarkan atau dikomunikasikan. Selain itu keuntungan

dari leaflet juga membantu media lain(Depkes, 2004). Dalam penyuluhan ini

media leaflet membantu memperkuat informasi yang diberikan lewat media slide

power point.

Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan

antara sebelum dan setelah diberikan penyuluhan. Hasil yang sama terdapat

penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh Saragih (2010), Tursiani(2010) dan

Aliyatun(2003). Akan tetapi, hasil penelitian ini tidak sama dengan hasil

penelitian terdahulu yang dilakukan Dewi(2010) yang menyatakan bahwa

Page 36: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

pengetahuan belum mampu menjadi faktor dominan dalam pemenuhan gizi anak.

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor lain yang ikut menentukan perilaku

ibu dalam pemenuhan gizi anaknya disamping faktor pengetahuan. Faktor

tersebut antara lain penilaian ibu mengenai perlunya memperhatikan kecukupan gizi

pada anak, persepsi atau anggapan mengenai kecukupan gizi pada anak, dan

keyakinan perlunya memenuhi kebutuhan gizi pada anak, serta diperlukan faktor

pemungkin yaitu yang memungkinkan perilaku pemenuhan kebutuhan gizi.

Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyuluhan gizi

yang diberikan pada responden dapat meningkatkan pengetahuan responden.

Menurut Tursiani(2010) pengetahuan gizi yang baik dapat meningkatkan

pengetahuan gizi pada ibu balita yang akan dapat mempengaruhi kualitas dan

kuantitas makanan sehari-hari. Selain itu, Menurut Murniningsih(2008)

pengetahuan gizi yang cukup diharapkan dapat mengubah perilaku seseorang

yang kurang benar sehingga dapat memilih bahan makanan yang bergizi serta

menyusun menu seimbang sesuai dengan kebutuhan dan selera. Pada penelitian

ini peningkatan pengetahuan yang terjadi setelah diberikan penyuluhan. Hal ini

sesuai dengan Fitriyani(2010) yang menyatakan bahwa tujuan penyuluhan yaitu

masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa

melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Menurut

suhardjo(2003) penyuluhan gizi yang diberikan kepada ibu yaitu untuk

meningkatkan keadaan gizi. Sehingga diharapkan dengan adanya penyuluhan

gizi responden dapat meningkatkan keadaan gizi pada anak usia balita.

Page 37: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan dalam penelitian ini

yaitu tidak adanya kelompok kontrol. Pada penelitian eksperimen peran

kelompok kontrol ini sangat penting untuk melihat perubahan variabel

terpengaruh antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Tidak adanya

kelompok kontrol dalam penelitian ini dapat berakibat pengendalian terhadap

faktor perancu kurang kuat sehingga mungkin terjadi bisa dalam analisis data.

Page 38: PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP TINGKAT ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis mendapatkan hasil:

1. Terjadi peningkatan pengetahuan ibu antara sebelum dan sesudah penyuluhan.

Rata-rata skor hasil pretest=83,4491; posttest=89,5883; standar deviasi

pretest=11,24902; standar deviasi posttest=7,83912; varian pretest=126,540;

varian posttest=61,452; nilai tertinggi pretest=100 sebanyak 1 orang; nilai

tertinggi posttest=100 sebanyak 4 orang; nilai terendah pretest=55,56 sebanyak

1 orang; dan nilai terendah posttest = 70,37 sebanyak 1 orang.

2. Hasil analisis data menunjukkan nilai p=0,000. Artinya terdapat pengaruh yang

signifikan antara penyuluhan gizi terhadap peningkatan pengetahuan ibu

mengenai pemberian makanan tambahan yang baik untuk balita.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan pengetahuan

setelah diberi penyuluhan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Upaya peningkatan pengetahuan mengenai pemberian makanan tambahan

yang baik untuk balita bisa dilakukan dengan proses penyuluhan gizi

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penyuluhan gizi

terhadap tingkat pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan

yang baik untuk balita dengan menggunakan kelompok kontrol agar lebih

valid.