Pengaruh Penggunaan Strategi Metakognitif Untuk...
Transcript of Pengaruh Penggunaan Strategi Metakognitif Untuk...
Kamaluddin / Pengaruh Penggunaan Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa 135
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
Pengaruh Penggunaan Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan
Penguasaan Konsep Fisika Siswa
Kamaluddin*, Dwi Sulisworo Program Studi Magister Pendidikan Fisika
Universitas Ahmad Dahlan
Jln. Pramuka 42, Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta 55161
* e-mail: [email protected]
Abstrak – Pada penelitian ini, dilaksanakan di SMA N 2 Woha, kelas yaang dijadikan tempat penelitian adalah kelas XI
IPA 1 sebagai kelompok kontrol dan kelas XI IPA 2 sebagi kelompok eksperimen. Pada penelitian yang diharapkan
adalah penguasaan konsep. Rancangan penelitian mengikuti desain factorial dengan pretest dan posttest. Terdapat dua
kelompok siswa, yaitu kelompok esperimen dan kelompok kontrol, mengikuti pembelajaran dengan materi, tujuan,
sumber belajar dan guru yang sama. Pelaksanaan pembelajaran berbeda dalam hal metode yang digunakan. Kelompok
pertama sebagai kelompok eksprimen melaksanakan pembelajaran dengan strategi metakognitif, sedangkan kelompok
kedua atau kelompok kontrol melaksanakan pembelajaran dengan metode diskusi. Dari hasil analisis data menunjukkan
bahwa ada perbedaan hasil belajar fisika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada taraf signifikansi 5% dengan
diperoleh thitung = 2,08 dan ttabel= 2,00. Karena thitung > ttabel atau 2,08 > 2,00 maka Ha diterima dan H0 ditolak. Hal ini
berarti bahwa penggunaan strategi metakognitif berpengaruh terhadap penguasaan konsep fisika siswa.
Kata kunci: Strategi Metakognitif, Pengguasaan Konsep Fisika
I. PENDAHULUAN
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu yang bertolak
dari setiap fenomena alam yang terjadi. Mempelajari
fisika adalah belajar mengamati gejala alam yang
kemudian dilanjutkan dengan melakukan pengukuran
secara kuantitatif terhadap gejala alam yang diamati, dan
disusul dengan pengolahan data hasil pengamatan dan
pengukuran yang diteruskan dengan penarikan
kesimpulan terhadap gejala-gejala alam yang diamati
tersebut. Bidang studi fisika tepat digunakan untuk
melatih dan mengembangkan penguasaan konsep siswa,
karena dalam fisika terdapat banyak fenomena, peristiwa,
dan fakta yang dapat ditemukan dan diselidiki dengan
menggunakan pengamatan.
Pada kegiatan belajar mengajar sering dijumpai
berbagai permasaalahan yang bisa berasal dari guru,
peserta didik, sarana dan prasarana pendukung proses
pembelajaran.
Pembelajaran akan berhasil baik bila proses
komunikasi dua arah antara guru sebagai pendidik, dan
peserta didik atau siswa dapat berjalan dengan baik
begitu juga antara siswa dengan siswa. Pembelajaran
sebagai proses yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkonstruksikan
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan
penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan. Dalam
pembelajaran, ada berbagai macam strategi atau model
yang dapat digunakan oleh pengajar. antara Strategi
dalam pembelajaran sudah tentu harus dikembangkan dan
dilaksanakan melalui metode pembelajaran. Dari
berbagai banyak strategi atau model di atas, maka ada
strategi atau model yang sesuai untuk bidang sains
khususnya Fisika yaitu strategi metakognitif
II. LANDASAN TEORI (JIKA DIPERLUKAN)
A. strategi metakognitif
Matlin melihat metakognitif sebagai pengetahuan dan
kesadaran tentang proses kognitif. Metakognitif
merupakan suatu proses membangkitkan minat sebab
seseorang menggunakan proses kognitif untuk
merenungkan proses kognitif mereka sendiri [7].
Metakognitif sangat penting karena pengetahuan tentang
proses kognitif dapat menuntun siswa didalam menyusun
dan memilih strategi untuk memperbaiki kinerja positif.
Menurut Flavell Metakognitif adalah kesadaran
berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak
diketahui. Dalam konteks pembelajaran, siswa
mengetahui bagaimana untuk belajar, mengetahui
kemampuan dan modalitas belajar yang dimiliki, dan
mengetahui strategi belajar terbaik untuk belajar efektif
[2].
Flavell mengusulkan bahwa basis pengetahuan
metakognisi terdiri dari apa yang telah kita pelajari,
melalui pengalaman, tentang kegiatan kognisi. Dia lebih
jauh menyebutkan bahwa hal itu bisa dibagi menjadi tiga
variabel pengetahuan yang berbeda dan sangat interaktif;
yaitu variabel pembelajar, variabel tugas, dan variabel
strategi. Flavell menyarankan bahwa peran pengetahuan
dasar metacognitive sangat penting untuk belajar sukses
dan pembelajar yang baik adalah salah satu yang
memiliki banyak pengetahuan metakognisi tentang diri
sebagai seorang pembelajar, tentang sifat tugas kognisi,
dan tentang strategi yang tepat untuk mencapai tujuan
akademik [3]. Gambar 1 menjelaskan komponen
metakognisi seperti yang dinyatakan oleh Flavell.
136 Kamaluddin / Pengaruh Penggunaan Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
Gambar 1. Model metakognitif Flavell
Metakognitif merupakan pengetahuan yang diperoleh
siswa tentang proses-proses kognitif yaitu pengetahuan
yang bisa digunakan untuk mengontrol proses-proses
kognitif. Pengalaman metakognitif melibatkan strategi
atau pengaturan metakognisi. Strategi metakognisi
merupakan proses yang berurutan yang digunakan untuk
mengontrol aktivitas kognitif dan memastikan bahwa
tujuan kognitif telah dicapai.
Menurut Flavell mengemukakan bahwa metakognitif
meliputi dua komponen yaitu: (1) pengetahuan
metakognitif (metakognitive knowledge), dan (2)
pengalaman/regulasi metakognitif (metakog-nitive
experience or regulation) [4].
Buron (Chrobak, 1999), mengemukakan bahwa
metakognitif memiliki empat karakteristik, yaitu: (1)
mengetahui tujuan yang ingin dicapai melalui proses
berpikir secara sungguh-sungguh, (2) memilih strategi
untuk mencapai tujuan, (3) mengamati proses
pengembangan pengetahuan diri sendiri, untuk melihat
apakah strategi yang dipilih sudah tepat, (4)
mengevaluasi hasil untuk mengetahui apakah tujuan
sudah tercapai [5].
B. Penguasaan Konsep
Sebagian materi pembelajaran yang dipelajari di
sekolah terdiri dari konsep-konsep. Konsep sangat
penting dalam proses belajar. Suatu konsep tidak dapat
berdiri sendiri, artinya suatu konsep berhubungan dengan
konsep lain. Untuk menguasai konsep baru, maka
diperlukan konsep awal yang diperoleh dari pengalaman-
pengalaman keseharian pada berbagai aspek
pengetahuan. Setelah memahami suatu konsep, siswa
akan menguasai konsep tersebut. Adapun yang dimaksud
dengan penguasaan konsep menurut Dahar (2003),
penguasaan konsep sebagai kemampuan siswa dalam
memahami makna secara ilmiah baik teori maupun
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari [6].
Fisika terdiri banyak konsep, mulai yang paling dasar
sampai yang paling kompleks. Penyampaian konsep
fisika yang keliru menyebabkan kesulitan mengubah
konsep itu ke arah kebenaran di jenjang yang lebih tinggi.
Jika siswa telah mengerti hakikat konsep dan kemampuan
untuk memproses informasi, kondisi untuk mempelajari
konsep yang diperlukan kiranya menjadi jelas.
Penguasaan konsep dalam diri yang sedang belajar
merupakan kemampuan dari seseorang untuk
mengembangkan fakta yang satu dengan fakta yang lain.
Dalam menguasai konsep perlu bagi siswa untuk
memperoleh dan mengombinasikan pengetahuan yang
dimilikinya. Dengan menguasai suatu konsep,
pengembangan pengetahuan yang dimiliki semakin luas.
III. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, rancangan penelitian mengikuti
desain faktorial 2x2 dengan pretest dan posttest. Kedua
kelompok siswa, yaitu kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol, mengikuti pembelajaran dengan
materi, tujuan, sumber belajar dan guru yang sama [7].
Pelaksanaan pembelajaran berbeda dalam hal metode
yang digunakan. Kelompok pertama sebagai kelompok
perlakuan melaksanakan pembelajaran dengan strategi
metakognitif, sedangkan kelompok kedua atau kelompok
kontrol melaksanakan pembelajaran dengan metode
diskusi. Setiap kelompok melakukan pembelajaran pada
ruangan dan kondisi lingkungan yang sama di SMAN 2
Woha.
Sejalan dengan hipotesis yang akan diuji, yaitu
pengaruh penggunaan strategi metakognitif terhadap
penguasaan konsep fisika maka rancangan eksperimen
faktorial tipe 2x2 digunakan dalam penelitian ini. Tabel 1
berikut ini memperlihatkan rancangan faktorial (2x2)
yang digunakan dalam penelitian ini. Sebelum instrumen
penelitian digunakan untuk melakukan penelitian terlebih
dulu di uji validitas dan uji reliabel. Pada penelitian
instrumen yang digunakan sebanyak 30 item instrumen
penelitian.
Tehnik analisis data antara lain: uji Homogenitas yaitu
Sebelum diberikan perlakuan, pada sampel dilakukan uji
homogenitas untuk membuktikan kedua sampel
homogen atau tidak, uji Normalitas yaitu untuk data tes
akhir dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah
data tes akhir terdistribusi normal atau tidak dan uji Beda
yaitu Untuk melihat pengaruh perlakuan atau untuk
membuktikan hipotesis yang diajukan, maka data tersebut
diolah dengan menggunakan rumus uji-t (uji beda) pada
uji dua pihak.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum memasuki kegiatan belajar mengajar terlebih
dahulu instrumen penelitian di uji validitas dan uji
reliabel dan ternyata ada 10 item instrumen yang tidak
valid dengan nilai kurang dari rtabel = 0,349 sedangkan
untuk uji reliabelnya adalah rhitung= 0,967 > rtabel = 0,349,
maka dapat disimpulkan instrumen penelitian tersebut
reliabel.
Sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar terlebih
dahulu peneliti mengambil data pretest pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, yang datanya seperti pada
tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Nilai rata-rata pretest
Kelas Jumlah
siswa
Nilai rata-rata
Eksperimen 28 53,39
Kontrol 26 57,50
Kamaluddin / Pengaruh Penggunaan Strategi Metakognitif Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa 137
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXX HFI Jateng & DIY, Salatiga 28 Mei 2016
ISSN : 0853-0823
Dari tabel 1 ini bisa kita melihat bahwa penguasan
konsep fisika sangat kurang dan siswa masih kurang
menyiapkan diri dalam kegiatan belajar.
Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar dengan
strategi metakognitif pada kelas eksperimen dan metode
diskusi pada kelas kontrol terdapat peningkatan hasil
penguasaan konsep fisika siswa, seperti pada tabel 2 di
bawah ini.
Tabel 2. Nilai rata-rata posttest
Kelas Jumlah
siswa
Nilai rata-rata
Eksperimen 28 68,57
Kontrol 26 68,28
Setelah melihat data pada tabel 2 siswa sudah bisa
menguasai konsep fisika dengan baik, yang dimana siswa
sudah dapat: (1) mengetahui tujuan yang ingin dicapai
melalui proses berpikir secara sungguh-sungguh, (2)
memilih strategi untuk mencapai tujuan, (3) mengamati
proses pengembangan pengetahuan diri sendiri, untuk
melihat apakah strategi yang dipilih sudah tepat, (4)
mengevaluasi hasil untuk mengetahui apakah tujuan
sudah tercapai.
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil
belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
maka dilakukan uji t menggunakan statistik parametrik.
Dari hasil perhitungan, diperoleh bahwa hitung thitung=
2,08 dan ttabel = 2,00. Jika hitung thitung > ttabel maka
hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Ini artinya bahwa
ada pengaruh signifikan penggunaan strategi
metakognitif berpengaruh terhadap penguasaan konsep
fisika siswa.
Hasil analisis data hasil penguasaan konsep fisika
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol terlihat pada
diagram berikut.
Gambar 2. Skor hasil penguasaan konsep fisika siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol
V. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut bahwa dengan
menggunakan strategi metakognif dapat meningkatkan
penguasaan konsep fisika siswa pada kelas eksperimen
sangat signifikan di bandingkan dengan kelas kontrol .
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada pembimbing yang telah
membimbing selama ini dengan penuh kesabaran dan
masukan-masukan yang membangun. Dan kepada teman-
teman yang sangat setia menemani.
PUSTAKA [1] Brian Wicaksono, R. Wakhid Akhdinirwanto dan Ashari,
(2013). Peningkatan Kemampuan Metakognitif Fisika
Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning
Pada SMK Pancasila 1 Kutoarjo, Radiasi, Vol.3, No.2,
Universitas Muhammadiyah Purworejo
[2] Flavell, J. H., 1979, Metacognition and Cognitive
Monitoring, A New Area of Cognitive – Developmental
Inquiry, in Nelson, T. O. (Ed), 1992, Metacognition,
Allyn and Bacon, Boston.
[3] Gredler, M, (2009). Learning and Instruction theory into
Practicey, Pearson, Inc., New Jersey.
[4] Mustamin Anggo, (2012). Pelibatan Metakognisi dan
Usaha Mengatasi Kesulitan dalam Memecahkan Masalah
Matematika Kontekstual. AKSIOMA, Volume 01 Nomor
01 Maret 2012: Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Haluoleo.
[5] Dahar, R.W. (2011). Teori-teori belajar dan
pembelajaran. Bandung: Penerbit Erlangga
[6] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
[7] Kuntjojo (2009). Metacognisi dan Keberhasilan Peserta
Didik. Tersedia pada:
http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/metakognisi-
dan keberhasilanbelajar-peserta-didik/. Diakses pada
tanggal 25 Oktober 2015.
TANYA JAWAB
Debora (UKSW) ? 1. Bagaimana alur penelitian ?
2. Berarti tidak menggunakan pembelajaran?
3. Cara monitoring?
Kamaluddin (UAD) √ 1. Memancing siswa dengan pertanyaan. Pada proses
belajar, terserah mau belajar apa, yang penting
konsepnya masuk.
2. Saya gunakan.
3. Dari jawaban latihan soal dan hasil tes.
3