PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP...
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO TERHADAP...
PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO
TERHADAP PEMBELAJARAN MENYIMAK PUISI
DI KELAS X SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
oleh
Rike Rahmalia
NIM 1110013000055
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Rike Rahmalia (NIM: 1110013000055). Pengaruh Penggunaan Media Audio
terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014. Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penelitian yang berjudul Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap
Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2013/2014, dilaksanakan di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio
terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen murni.
Metode tersebut menggunakan teknik pretest dan posttest grup desain. Sampel
dalam penelitian ini menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas
eksperimen dengan jumlah tiga puluh empat siswa menggunakan media audio
berupa rekaman puisi yang didengarkan melalui laptop dan pengeras suara,
sedangkan kelas kontrol dengan jumlah tiga puluh enam siswa tidak
menggunakan media audio.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu thitung > ttabel yaitu 3.63 > 1.668. Dengan
demikian dapat disimpulkan, bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam
penggunaan media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X SMA
Negeri 6 Tangerang Selatan pada tahun pelajaran 2013/2014.
Kata Kunci: Media Audio, Keterampilan Menyimak, Puisi.
i
ABSTRACT
Rike Rahmalia (NIM: 1110013000055). The Effect of Using Audio towards
Listening Poetry in Class X SMA Negeri 6 South Tangerang Academic Year
2013/2014. Indonesian Literature and Language Education Department, the
Faculty of Tarbiyah and Teaching Training and Education, the State Islamic
University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
The Titled of research The Effect of Using Audio towards Listening Poetry in
Class X SMA Negeri 6 South Tangerang Academic Year 2013/2014, held in
SMAN 6 South Tangerang. The aims of the research is to determine the effect of
using audio towards listening poetry in class X.
The method used in this research is pure experimental method. This method used
the pretest and posttest design as a technique. The sample in this research using
the control group and experimental group. Thitrty four students as an
experimental group with the amount of use audio form of poetry recording are
heard on laptop and speaker. While, thirty six students the control group with
didn’t use audio.
The results obtained are tcount > ttable is 3.63 > 1,668. It can be concluded, that the
use of audio had significant effect towards listening poetry in class X SMA Negeri
6 South Tangerang in the academic year 2013/2014.
Keywords: Audio, Listening Skill, Poetry
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi rabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan, semangat, perlindungan, anugrah ilmu serta karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Media Audio terhadap Pembelajaran Menyimak Puisi di Kelas X
SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014.” Shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar
sarjana pendidikan pada Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Di samping itu, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya
kepada pihak-pihak yang mendukung dan membantu sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa‟i, M.A., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mempermudah dan melancarkan penyelesaian skripsi ini.
2. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., selaku ketua jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia yang telah memberikan ilmu dan bimbingan yang sangat
berharga bagi penulis selama ini.
3. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
4. Nuryati Djihadah, M.Pd,. M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang sangat
berpengaruh dalam penyelesaian skripsi ini. (Terima kasih atas kesabaran,
arahan dan saran Ibu selama bimbingan).
iii
5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu
pengetahuan. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat hingga akhir hayat.
6. Hidayat Mufraeni dan Yetty Mariawati, selaku kedua orang tuaku tercinta.
Terima kasih atas dukungan baik moril maupun materil, kasih sayang, dan
kesabaran yang kalian berikan untukku.
7. Herawati Ayu, Tria Yustia, Poppy Alicyana, dan Muhammad Khadafi, selaku
saudara-saudaraku tersayang. Kalian pengobat hati di kala sedih dan sulit, yang
senantiasa memberi semangat dan keceriaan dalam hidupku.
8. Heri Mardianto, S. Kom., selaku orang yang senantiasa memberi dukungan,
semangat, bantuan, kasih sayang, dan menjadi tempat curahan segala keluh
kesah selama menjalani masa-masa tersulit dalam kuliah.
9. Sahabat-sahabat “Four Icons and Manager” (Ayu Annisa, Syafrida, Nurmah,
dan Kurnia Dewi N.) kalian selalu setia menjadi sahabat dalam suka maupun
duka. Canda tawa bahagia yang selalu menghiasi saat kita sedang berkumpul.
Semoga tali silaturahmi kita tetap terjalin.
10. Sahabat-sahabat “Lima Belas” (Enday, Icha, Titi, Alfi, Abu, Oky, Jojon, Aji,
Zhalbiah, Devi, Nia, Reza, Age, Diny, Kang Iya) yang selalu mendukung dan
memberi motivasi dari jauh. Kalian adalah sahabat terbaikku yang
menjadikanku dewasa dan mengetahui arti sebuah perjuangan dan
pengorbanan.
11. Seluruh staf guru dan karyawan SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, khususnya
Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, Bapak Agus Hendrawan,
dan Ibu Nurhayati yang telah membantu dan memberikan kemudahan penulis
dalam melaksanakan penelitian.
12. Para siswa SMA Negeri 6 Tangerang Selatan terutama siswa kelas X IIS 2, X
IIS 3, dan X IIS 4. Terima kasih atas bantuanya. Kalian adalah pengalaman
berhargaku, semoga kalian menjadi siswa yang rajin dan membanggakan.
iv
13. Teman-teman Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2010,
terutama Sahabat PBSI kelas B yang secara tidak langsung telah memberikan
dukungannya dan semangat. Terima kasih selama empat tahun, kalian telah
memberikan warna dalam hidupku, baik dengan tawa, canda, sedih, kecewa,
marah, kesal, dan penghianatan.
14. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. Semoga
Allah SWT membalas kebaikan kalian.
Semoga semua bantuan, dukungan, partisipasi yang kalian berikan
mendapatkan pahala dan keridhoan dari Allah SWT. Selain itu, semoga kebaikan
kalian diberikan balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Tak ada gading yang tak retak, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran konstruktif penulis buka
selebar-lebarnya. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 8 Juli 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................ 5
D. Perumusan Masalah .............................................................. 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat Media Audio ........................................................... 7
1. Pengertian Media ............................................................. 7
2. Pengertian Media Audio ................................................ 11
B. Hakikat Menyimak ............................................................. 15
1. Pengertian Menyimak .................................................... 15
2. Tahap-tahap menyimak ................................................. 17
3. Faktor dan Jenis Menyimak ........................................... 19
4. Tujuan Menyimak .......................................................... 21
C. Puisi .................................................................................... 23
1. Pengertian puisi ............................................................. 23
vi
2. Unsur dan jenis puisi ..................................................... 25
3. Pemahaman dan Telaah Puisi ........................................ 31
D. Penelitian yang Relevan ..................................................... 35
E. Kerangka Berpikir .............................................................. 37
F. Hipotesis Penelitian ............................................................ 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 39
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................ 39
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 41
1. Populasi ......................................................................... 41
2. Sampel ........................................................................... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 42
E. Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 43
F. Uji Coba Instrumen ............................................................ 44
1. Uji Validitas ................................................................... 44
2. Uji Reliabilitas ............................................................... 45
G. Teknik Analisis Data .......................................................... 46
1. Pengujian Persyaratan Analisis ..................................... 46
a. Uji Normalitas ........................................................... 46
b. Uji Homogenitas ....................................................... 47
2. Uji hipotesis ................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 6 Tangerang Selatan ........ 50
B. Deskripsi Data .................................................................... 57
1. Deskripsi Kegiatan Penelitian........................................ 57
2. Deskripsi Data Hasil Prestest dan Posttest Keterampilan
Menyimak Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang
Selatan............................................................................ 59
C. Pengujian Prasyarat Analisis Data ..................................... 73
vii
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 73
2. Uji Normalitas dan Homogenitas .................................. 76
D. Pengujian Hipotesis ............................................................ 77
E. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 82
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................. 85
B. Implikasi ............................................................................. 85
C. Saran ................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1: Desain penelitian .............................................................................. 40
Tabel 3.2: Sampel.............................................................................................. 42
Tabel 3.3: Kisi-kisi soal .................................................................................... 44
Tabel 4.1: Kepala Sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan ......................... 53
Tabel 4.2: Input dan Output Peserta didik ........................................................ 54
Tabel 4.3: Kondisi Ideal SMA Negeri 6 Tangerang Selatan ............................ 55
Tabel 4.4: Prestasi ............................................................................................. 56
Tabel 4.5: Kurikulum ........................................................................................ 57
Tabel 4.6: Data Hasil Pretest Siswa kelas Kontrol (X IIS 2)............................ 59
Tabel 4.7: Urutan Nilai Pretest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Kontrol
(X IIS 2) ............................................................................................................ 60
Tabel 4.8: Data Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol (X IIS 2) ......................... 62
Tabel 4.9: Urutan Nilai Posttest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Kontrol
(X IIS 2) ............................................................................................................ 63
Tabel 4.10: Statistik Deskripstif Kelas Kontrol ................................................ 65
Tabel 4.11: Data Hasil Prestest Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4) ................ 66
Tabel 4.12: Urutan Nilai Pretest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas
Eksperimen (X IPS 4) ....................................................................................... 67
Tabel 4.13: Data Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4) ................. 68
Tabel 4.14: Urutan Nilai Posttest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas
Eksperimen (X IIS 4) ........................................................................................ 70
Tabel 4.15: Statistik Deskripstif Kelas Eksperimen ......................................... 71
Tabel 4.16: Statistik Deskripstif Postest Kelas Kontrol dan Posttest Kelas
Eksperimen ........................................................................................................ 72
Tabel 4.17: Validitas Instrumen ........................................................................ 73
Tabel 4.18: Reliabilitas Instrumen .................................................................... 75
Tabel 4.19: Uji Normalitas ................................................................................ 77
Tabel 4.20: Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol ................. 78
Tabel 4.21: Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ........... 79
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Grafik Histogram dan Poligon Pretest Kelas Kontrol ............... 61
Gambar 2: Grafik Histogram dan Poligon Posttest Kelas Kontrol .............. 64
Gambar 3: Grafik Histogram dan Poligon Pretest Kelas Eksperimen ......... 68
Gambar 4: Grafik Histogram dan Poligon Posttest Kelas Eksperimen ....... 71
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
LAMPIRAN 2: Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
LAMPIRAN 3: Tabel distribusi frekuensi pretest kelas kontrol
LAMPIRAN 4: Tabel distribusi frekuensi posttest kelas kontrol
LAMPIRAN 5: Tabel distribusi frekuensi pretest kelas eksperimen
LAMPIRAN 6: Tabel distribusi frekuensi posttest kelas eksperimen
LAMPIRAN 7: Uji Validitas Instrumen
LAMPIRAN 8: Uji Reliabilitas Instrumen
LAMPIRAN 9: Uji Normalitas Perhitungan Uji Liliefors Kelas Kontrol
LAMPIRAN 10: Uji Normalitas Perhitungan Uji Liliefors Kelas Eksperimen
LAMPIRAN 11: Uji Homogenitas Perhitungan Uji Fisher
LAMPIRAN 12: Uji hipotesis dengan menggunakan rumus uji t
LAMPIRAN 13: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Kontrol)
LAMPIRAN 14: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen)
LAMPIRAN 15: Instrumen Soal (Pretest Bahasa Indonesia kelas X)
LAMPIRAN 16: Instrumen Soal (Posttest Bahasa Indonesia kelas X)
LAMPIRAN 17: Tabel R (Product Moment)
LAMPIRAN 18: Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors
LAMPIRAN 19: Titik Persentase Distribusi t
LAMPIRAN 20: Dokumentasi
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Standar Nasional Pendidikan menjelaskan, terdapat standar proses yang
menjadi kegiatan utama dalam meraih ilmu di sekolah. Proses pembelajaran
diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, memotivasi peserta didik
untuk giat, serta memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik dalam
menyalurkan bakat, minat dan potensi. Proses tersebut menentukan hasil
pembelajaran peserta didik.
Selain standar proses, adapula standar tenaga pendidikan. Tenaga
pendidik atau guru, merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam proses
pembelajaran. Guru menjadi agen perubahan dalam pendidikan khususnya di
Indonesia. Guru juga yang menjadi kunci keberhasilan bagi peserta didik dan
institusi yang menaungi jabatan atau profesinya.
Pada dasarnya pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan
dan tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap kesusasteraan
(Depdiknas). Peranan bahasa dan sastra Indonesia sangat penting dalam
kemajuan sumber daya manusia di negara Indonesia. Bahasa Indonesia
dijadikan mata pelajaran wajib yang harus dikuasai oleh seluruh warga
Indonesia, karena bahasa Indonesia merupakan pusat dan perkembangan
intelektual, emosional, spiritual, dan penunjang keberhasilan dalam semua
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Mempelajari bahasa Indonesia membantu peserta didik untuk
merangsang kreativitas dan potensi. Dengan belajar bahasa dan sastra
Indonesia peserta didik mampu mengekspresikan diri, mengemukakan
gagasan, informasi, pikiran, dan perasaan serta dapat mengembangkan
pengetahuan dan teknologi. Akan tetapi pada kenyataannya, pembelajaran
1
bahasa dan sastra Indonesia di sekolah kadang masih dilakukan secara klasik
atau monoton. Dengan cara guru ceramah di depan kelas dengan sistem
pembelajaran yang membuat peserta didik merasa bosan serta kurang aktif.
Padahal tidak menutup kemungkinan, pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia diterapkan dengan cara yang baru agar dapat memberikan hasil
yang baik, mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan. Untuk mencapai hal tersebut perlu adanya kerjasama yang baik
antara peserta didik dan tenaga pengajar.
Selain memiliki kualifikasi yang baik, seorang guru juga harus memiliki
keterampilan dalam mengajar atau mendidik, apalagi pada saat ini kurikulum
pendidikan sudah mengarah pada kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang
berorientasi pada tematik integratif, dan tiga komponen utama pendidikan,
yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Di Kurikulum 2013 ditekankan
pada penguatan karakter (Kemendikbud). Maka untuk menyesuaikan dengan
perkembangan kurikulum guru harus melakukan langkah-langkah seperti
melakukan perencanaan, persiapan, dan evaluasi serta memiliki strategi
ataupun metode, agar pembelajaran di sekolah terasa lebih aktif dan
menyenangkan. Strategi atau metode yang dipilih hendaknya disesuaikan
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan serta menghubungkan materi
pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.
Materi bahasa dan sastra Indonesia yang sekiranya kurang diminati oleh
peserta didik adalah materi puisi yang diintegrasikan, baik itu dalam
menyimak, membaca, menulis, ataupun merefleksikan. Pelaksanaan
pembelajaran di kelas pun kadang-kadang menimbulkan beberapa
problematika, seperti kurangnya keterlibatan dalam pembelajaran dan
kebosanan peserta didik yang menyebabkan proses pembelajaran monoton,
sehingga pemahaman materi tidak dikuasai dengan baik.
Pembelajaran puisi terkadang menjadi salah satu materi yang dianggap
siswa sebagai materi yang membosankan. Hal tersebut mungkin disebabkan
karena pendalaman materi yang disampaikan guru kepada peserta didik
kurang begitu tepat dan berkesan. Tema materi puisi yang disampaikan
2
kurang menarik, atau metode yang digunakan oleh guru tidak mendukung,
sehingga minat peserta didik dalam mempelajari materi puisi rendah. Padahal
dalam pembelajaran puisi dibutuhkan kreativitas yang cukup baik dalam
menguasai materi, seperti pemaknaan puisi, pembacaan puisi dan sebagainya,
Seiring berkembangnya zaman dan teknologi, tidak dipungkiri juga
peserta didik lebih tertarik dengan hal-hal berupa media yang menurut
mereka lebih menarik dan menyenangkan. Seperti video, gambar, permainan
online, lagu-lagu atau jejaring sosial yang bermunculan dan marak digunakan.
Teknologi yang berkembang pada saat ini, bila tidak dibatasi dapat merusak
peserta didik dari berbagai sisi, baik itu menurunkan semangat dalam belajar
atau mempengaruhi pola pikir peserta didik.
Tetapi perkembangan teknologi sebenarnya dapat menjadi faktor yang
mendukung proses pembelajaran, terutama dalam materi bahasa dan sastra
Indonesia, apabila digunakan dan dimanfaatkan dengan bijaksana dan cerdas.
Sumber teknologi yang mendukung proses pembelajaran harus dipilih sebaik
mungkin, sehingga teknologi atau media yang diterapkan dalam proses
pembelajaran tidak menyalahi aturan standar pendidikan yang ada.
Penggunaan media teknologi dalam pembelajaran yang bervariasi
membantu peserta didik dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Akan
tetapi, guru harus bisa menyesuaikan penggunaan media teknologi dengan
pola pikir dan kemampuan peserta didik, serta melakukan pemilihan media
yang tepat. Agar siswa tidak terbawa arus negatif atas perkembangan
teknologi pada saat ini, yang menyebabkan rendahnya pembelajaran di
sekolah.
Melihat fenomena yang terjadi, ada alternatif yang dapat dilakukan oleh
guru untuk meningkatkan pemahaman dalam belajar, dengan memilih media
pembelajaran yang baik agar peserta didik lebih antusias dalam melaksanakan
proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya mengenai
pembelajaran puisi. Peserta didik lebih semangat dan berperan aktif untuk
mengapresiasikan puisi, serta mudah memahami dan menguasai materi yang
disampaikan, sehingga memberikan hasil belajar yang baik.
3
Pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam menyimak puisi di SMA
Negeri 6 Tangerang Selatan masih kurang. Pemahaman yang diberikan oleh
guru kepada peserta didik terutama kelas X masih belum bisa diserap dengan
baik, artinya secara keseluruhan peserta didik belum antusias dalam
melakukan proses pembelajaran. Mungkin karena penggunaan alat atau media
yang ada di kelas masih belum dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga
tidak membangkitkan semangat pada saat pembelajaran berlangsung.
Media audio berupa hasil rekaman atau lagu dapat digunakan sebagai
media alternatif pembelajaran puisi, sesuai dengan keadaan sarana dan
kemampuan guru SMA Negeri 6 Tangerang Selatan yang belakangan ini
sudah mumpuni dalam teknologi, selain itu pembelajaran menggunakan
media audio pada materi puisi pun belum pernah diterapkan di kelas X pada
tahun ajaran ini. Dengan menggunakan media audio siswa dapat lebih fokus
terhadap puisi yang disimak sehingga meningkatkan konsentrasi dan
kreativitas berpikir peserta didik.
Maka berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui pembelajaran peserta
didik terhadap menyimak puisi, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Media Audio terhadap Pembelajaran
Menyimak Puisi di Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2013/2014.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Menurunnya pemahaman terhadap materi puisi.
b. Rendahnya minat pembelajaran puisi.
c. Rendahnya keterampilan menyimak puisi.
d. Kurangnya pengembangan media pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
4
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari materi, maka batasan
penelitian yang berjudul Pengaruh Media Audio terhadap Pembelajaran
Menyimak Puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, terfokus pada
pembahasan mengenai pengaruh penggunaan media audio terhadap
pembelajaran menyimak puisi yang diterapkan di kelas X IIS 2 dan X IIS 4
SMA Negeri 6 Tangerang Selatan semester genap tahun pelajaran 2013/2014.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, dapat dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana pengaruh penggunaan media audio terhadap pembelajaran
penyimak puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan tahun pelajaran
2013/2014?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian perumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui Pengaruh Penggunaan Media Audio Terhadap
Pembelajaran Menyimak Puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
tahun pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Memberikan masukan dalam rangka penyusunan teori dan konsep-
konsep baru terutama untuk mengembangkan bidang ilmu pendidikan
ilmu bahasa dan sastra Indonesia, khususnya pembelajaran puisi.
2. Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan kemampuan
5
dan keterampilan meneliti, serta penambahan teori-teori yang lebih
mendalam terutama pada ilmu berbahasa.
b. Bagi siswa
Dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya mata
pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran menyimak
puisi, serta dapat memberikan pengetahuan mengenai pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia yang aktif dan menyenangkan melalui
pembelajaran menyimak puisi menggunakan media audio. Dengan
demikian dapat menciptakan pengalaman yang baru dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia sehingga dapat
meningkatkan prestasi siswa.
c. Bagi guru
Sebagai masukan dalam penambahan materi dan meningkatkan
strategi serta kualitas belajar mengajar, khususnya dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
d. Bagi sekolah
Diharapkan memberikan suasana yang baru dalam pembelajaran di
sekolah khususnya di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Dengan
demikian dapat mengurangi kemungkinan adanya siswa yang
nilainya kurang baik dalam mata pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia. Selain itu, dapat dijadikan referensi dan pertimbangan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar memperoleh prestasi
yang baik.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Media Audio
1. Pengertian media
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟ atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam pengertian ini guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal.
Batasan lain telah dikemukakan oleh para ahli yang sebagian di
antaranya diberikan berikut ini. AECT (Association of Education
and Communication Technology) memberikan batasan tentang
media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai sistem
penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata
mediator. Menurut Fleming, media adalah penyebab atau alat yang
turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan
istilah mediator, media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu
mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam
proses belajar siswa dan isi pelajaran. Di samping itu, mediator
dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap pembelajaran
yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada
7
peralatan yang canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media
adalah alat yang menyampaikan atau mengantar pesan-pesan
pembelajaran dengan fungsi utama adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan
belajar yang ditata dan diciptakan.1
Dapat diartikan, media merupakan segala bentuk alat yang
direncanakan dan diciptakan, berfungsi untuk menyampaikan
informasi atau pesan yang disampaikan oleh seorang guru kepada
siswa. Dengan alat tersebut, siswa dapat mengerti informasi atau
pesan yang disampaikan sehingga mempermudah proses
pembelajaran.
Adapun pengertian media yang berbeda dengan beberapa
definisi sebelumnya.
Media adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar kondusif, yang penerimannya dapat
melakukan proses belajar secara efisien dan efektif, sehingga
terlihat pemanfaatan media dalam proses pembelajaran, yaitu
untuk mengefektifkan dan mengefesiensikan proses pembelajaran
itu sendiri. Media dalam konteks pembelajaran merupakan bahasa
guru dalam proses pembelajaran verbal maupun nonverbal.
Bahasa verbal adalah semua jenis komunikasi yang menggunakan
satu kata atau lebih, sedangkan bahasa nonverbal adalah semua
pesan yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata
yang digunakan.2
Media merupakan alat untuk menyampaikan pesan dari sumber
yang sudah direncakan untuk menciptakan pembelajaran yang dapat
diterima oleh pendengar. Pendengar mendapatkan informasi dari
guru dalam bentuk bahasa verbal dan nonverbal. Media juga
diciptakan sebagai alat untuk menciptakan pembelajaran yang efektif
dan efisien, sehingga pembelajaran yang disampaikan oleh guru
dapat dipahami oleh pendengar (siswa).
1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 3-15.
2 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2012), h. 7-8.
8
S. Sadiman menjelaskan media adalah bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.
Media hendaknya memanipulasi, dapat dilihat, didengar dan
dibaca. Adapun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara
batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses
belajar terjadi.3
Media diciptakan dari sesuatu yang dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar, dan dibaca. Media juga digunakan untuk menyalurkan
pesan atau informasi yang dapat merangsang siswa sehingga
mempermudah dan membantu proses pembelajaran dengan baik.
Saiful Bahri dan Aswan Zein berpendapat apabila media
adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat diartikan
dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan
anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Dapat
dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat
dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pengajaran.4
Media adalah alat bantu apapun yang dapat membantu guru dan
siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pengajaran. Alat
bantu tersebut berasal dari berbagai sumber belajar yang dapat
diciptakan dan direncanakan oleh guru. Sumber belajar tersebut
meliputi gambar, kerajinan tangan, peristiwa atau sejarah,
lingkungan, siswa sendiri, atau alat teknologi yang telah tersedia
dengan baik.
Secara lebih detail, media sebagai alat bantu dalam proses
belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri
karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu
tugas guru dalam penyampain pesan-pesan dari bahan pelajaran yang
3 Arief S. Sadiman dan R. Rahardjo, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatan) Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.8, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1996), h. 6-7. 4 Saiful Bachri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rhineka Cipta,
2002), h. 136.
9
diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa
bantuan media, bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan untuk
dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang
rumit atau kompleks.
Secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau
kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam pengertian
ini, media bukan hanya alat perantara seperti televisi, radio, slide,
bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber
belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya
wisata, dan sebagainya yang dikondisikan untuk menambah
wawasan mengubah sikap siswa atau menambah keterampilan
siswa.5
Media memiliki peran yang sangat penting, yaitu suatu sarana
atau perangkat yang berfungsi sebagai perantara atau saluran dalam
suatu proses komunikasi antara komunikator dan komunikan. Media
pembelajaran digunakan sebagai media dalam pembelajaran.
Berbagai komponen pada lingkungan belajar yang membantu
pembelajar untuk belajar. Jadi dapat dipahami media pembelajaran
merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau
menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga
lingkungan belajar yang kondusif dapat melakukan proses
pembelajaran secara efisisen dan efektif.6
Media diciptakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran.
Dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa
terbentuk suatu informasi yang didapat dari perantara tersebut.
Perantara yang digunakan telah direncakan dengan baik sehingga
5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 163. 6 Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada
Press Jakarta, 2011), h. 4-8.
10
dapat membantu proses pembelajaran demi tercapainya tujuan
pendidikan.
Media berfungsi sebagai alat yang dapat membantu tugas
guru dalam mengajar. Media tersebut dapat mendukung terhadap
penggunaan strategi belajar mengajar sekaligus membantu
tercapainya tujuan pembelajaran. Kegunaan utama media adalah
sebagai media atau alat bantu untuk menunjang metode yang
digunakan oleh guru saat mengajar.7
Media diartikan sebagai alat yang dapat membantu tugas guru
dalam proses belajar mengajar. Mendukung metode yang diciptakan
dan digunakan oleh guru, agar proses pembelajaran yang
dilaksanakan lebih lengkap atau sempurna. Sehingga siswa lebih
mudah memahami materi yang disampaikan guru melalui metode
tersebut.
Dari beberapa pendapat mengenai media, penulis lebih
mengarah pada pendapat Munadi. Dapat disimpulkan bahwa media
merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan
dan menyampaikan pesan atau informasi baik dalam bentuk lisan
maupun tertulis. Media tersebut diciptakan agar dapat dipahami serta
dapat merangsang seseorang untuk berpikir dan mengeksplor dirinya
sendiri. Media dalam proses pembelajaran dapat dinyatakan juga
sebagai bahasa guru, yakni bahasa verbal atau nonverbal yang
digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, efektif dan
efisien, menyenangkan dan dapat merangsang pemikiran, perhatian
serta pemahaman siswa.
2. Pengertian Media Audio
Pembahasan tentang proses komunikasi pembelajaran dengan
menggunakan media audio tidak lepas dari pembahasan aspek
pendengarannya itu sendiri. Pendengaran adalah alat untuk
mendengarkan. Mendengarkan sesungguhnya suatu proses rumit
7 Uus Ruswandi dan Badrudin, Media Pembelajaran, (Bandung: CV Insan Mandiri), h. 19.
11
yang melibatkan empat unsur yaitu mendengarkan, memperhatikan,
memahami dan mengingat. Media audio merupakan media yang
hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu
memanipulasi kemampuan suara semata.
Dilihat dari pesan yang diterimanya media audio yakni bahasa
lisan atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-
bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik dan lain-
lain. Jenis-jenis media yang termasuk media ini adalah program
media radio dan program media rekam (software), yang disalurkan
melalui hardware seperti radio dan alat-alat perekam seperti
phonograph record (disc recording), audio tape (tape recorder) yang
menggunakan pita magnetik (cassete), dan compact disk. Program
radio sangat sesuai untuk sasaran dalam jangkauan yang luas, dan
dalam dunia pendidikan telah digunakan untuk pendidikan jarak
jauh. Sedangkan program media rekam sangat memungkinkan untuk
sasaran dalam jangkauan terbatas, seperti proses pembelajaran di
kelas kecil maupun di kelas besar (ruang auditorium).
Adapun karakter media audio, karakter media dalam media
audio adalah pesan yang disalurkan melalui media audio dituangkan
dalam lambang-lambang auditif baik verbal maupun nonverbal.
Karakter yang lainnya dapat dilihat dari kelebihan-kelebihan media
audio sebagai berikut:
a. mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dan
memungkinkan menjangkau sasaran yang luas,
b. mampu mengembangkan daya imajinasi pendengar,
c. mampu memusatkan perhatian siswa pada penggunaan kata-
kata, bunyi dan arti dari kata/bunyi,
d. sangat cocok atau tepat untuk mengajarkan musik dan bahasa
laboratorium bahasa tidak lepas dari media ini terutama untuk
melatih listening,
12
e. mampu mempengaruhi suasana dan perilaku siswa melalui latar
dan efek suara,
f. dapat menyajikan program pedalaman materi yang dibawakan
oleh guru atau orang-orang yang memiliki keahlian di bidang
tertentu sehingga tema yang dibahas memiliki mutu yang baik
dilihat dari segi ilmiah karena selalu dilengkapi hasil-hasil
observasi dan penelitian,
g. dapat mengerjakan hal-hal tertentu yang sulit dikerjakan oleh
guru, yakni menyajikan pengalaman-pengalaman dunia luar ke
dalam kelas, sehingga media audio memungkinkan untuk
menghadirkan hal-hal yang aktual. Dengan demikian dapat
memberikan suasana kesegaran pada sebagian topik yang
dibahas.8
Pengelompokkan media dalam pembelajaran terbagi atas
beberapa media, salah satunya adalah media audio. Media audio
adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat diterima oleh
indera pendengaran. Pesan atau informasi yang disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-
kata, musik, dan sound effect. Jenis media audio antara lain media
radio dan media alat perekam pita magnetik. Media radio merupakan
media audio yang penyampaian pesannya dilakukan melalui
pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar,
sedangkan alat perekam pita magnetik atau kaset tape recorder
merupakan media yang menyajikan pesannya melalui proses
rekaman kaset audio.9
Adapun pengertian media audio menurut Ashyar, media
audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui
indera pendengaran saja. Media audio berfungsi merekam dan
memancarkan suara manusia, binatang, dan lain-lain serta untuk
tujuan interview. Media audio digunakan dalam pengembangan
8 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2012), h. 55-65.
9 Rudi Susilana, Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pengambilan dan Penilaian),
(Bandung: CW Wacana prima, 2009), h.19-20.
13
keterampilan-keterampilan mendengarkan untuk pesan-pesan
lisan. Media audio merupakan media penyampaian pesannya yang
hanya dapat diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau
informasi yang akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-
lambang auditif berupa kata-kata, musik, dan efek suara.10
Media audio adalah media yang berhubungan dengan
pendengaran saja, segala sesuatu yang dapat didengar oleh indera
pendengaran. Hal-hal yang didengar meliputi pesan yang
dikeluarkan melalui suara berupa musik, rekaman, lagu, dan efek
suara. Media audio memiliki jenis dan bentuk yang bervariasi seperti
radio, piringan hitam, pita kaset, cd (compact disc).
Selain itu juga menurut Arief S. Sadiman, media audio
berkaitan dengan indera pendengar. Pesan yang disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif, baik verbal (ke
dalam kata-kata atau bahasa lisan) maupun nonverbal. Ada
beberapa jenis media dapat kita kelompokkan dalam media audio,
antara lain radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan
laboratorium bahasa.11
Media audio merupakan segala media yang dapat didengar oleh
indera pendengar yaitu telinga. Segala suara yang dapat didengar,
baik dalam bentuk verbal berupa kata-kata yang diucapkan ataupun
bentuk nonverbal seperti gerak-gerik atau tingkah laku. Adapun
macam-macam media audio yang dapat dikelompokkan seperti
radio, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.
Cukup banyak bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari
yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah
dan sudah ada secara natural sampai pada media yang harus
dirancang oleh guru sendiri. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke
dalam media auditif, media visual, dan media audiovisual. Media
10
Rayandra Asyhar, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada
Press Jakarta, 2011), h. 71-72. 11
Arief S. Sadiman dan R. Rahardjo, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatan) Seri Pustaka Teknologi Pendidikan No.8, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1996), h. 6-7.
14
auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara
saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam.12
Dapat disimpulkan dari beberapa definisi di atas, media audio
adalah media yang mengutamakan indera pendengaran sebagai
penerima pesan atau informasi yang diwujudkan dalam lambang-
lambang atau pesan auditif. Jenis media yang dikelompokkan dalam
media audio, antara lain radio, alat perekam pita magnetik atau kaset,
piringan hitam, musik, cd (compact disk), laboratorium bahasa dan
lain-lain. Pada penelitian yang dilakukan media audio yang
digunakan berupa rekaman puisi yang didengarkan melalui laptop
dan pengeras suara.
B. Hakikat Menyimak
1. Pengertian Menyimak
Keterampilan menyimak sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Menyimak dalam kehidupan sehari-hari misalnya
berdialog antarmanusia, mendengarkan radio, televisi, dan menonton
film menuntut keterampilan menyimak. Simakan kosakata pertama
sangat menentukan keterampilan berbahasa lainnya. Semakin banyak
dan sering menyimak kosakata, pola kalimat, intonasi, dan
sebagainya, semakin berkembang pula keterampilan berbicara. Bila
sudah ada tradisi tulisan pada masyarakatnya maka keterampilan
membaca dan menulispun turut berkembang. Karena itu tidaklah
mengherankan apabila para ahli menyimpulkan menyimak adalah
dasar daripada keterampilan bahasa lainnya.13
Menyimak juga mempunyai peranan yang penting sekali bagi
kehidupan manusia. Dengan menyimak, seorang dapat mengenal
12
Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran
Bermakna melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama,
2007), h. 67-68. 13
Djago Tarigan dan Henry Guntur Tarigan, Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa,
(Bandung: Angkasa, 1986), h. 48.
15
bunyi suatu bahasa. Bunyi-bunyi bahasa yang sering dan berulang-
ulang disimak itu akhirnya ditiru, diucapkan dan dipraktikan dalam
kegiatan berbicara. Menyimak juga mempunyai peranan penting
sebagai dasar belajar berbahasa, penunjang keterampilan berbicara,
membaca, menulis, memperlancar komunikasi lisan, dan penambah
informasi atau pengetahuan. Menyimak sebagai proses diawali
dengan kegiatan mendengarkan, mengenal, serta
menginterprestasikan lambang-lambang lisan dan menyimak juga
bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian
serta apresiasi.
Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,
apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi
yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan atau menyimak adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasi, menilai dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya.14
Menyimak merupakan kegiatan mendengarkan informasi atau
pesan yang disampaikan secara lisan oleh seseorang. Dengan proses
menyimak seseorang dapat merespons, menilai, memaknai atau
memahami suatu pesan yang didengarnya.
Bustanul Arifin dan kawan-kawan berpendapat, menyimak
merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif reseptif.
Artinya dalam kegiatan menyimak seseorang harus mengaktifkan
pikirannya untuk dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa,
memahami, dan menafsirkan maknanya sehingga tertangkap
pesan yang disampaikan oleh pembicara. Menyimak atau
mendengarkan berbeda dengan mendengar walaupun keduanya
mempergunakan alat indera yang sama, yaitu telinga. Mendengar
tidak memerlukan aktivitas mental atau pikiran karena mendengar
dilakukan tanpa tujuan.15
14
Novi Resmini, Pendidikan Bahasa dan Sastra di kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS,
2007), h. 38. 15
Bustanul Arifin, Menyimak, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010), h. 1.13.
16
Dapat disimpulkan menyimak adalah suatu keterampilan dalam
berbahasa yang bersifat aktif reseptif, maksudnya terbuka atau mau
menerima saran dan tanggapan atau pendapat yang disampaikan.
Proses menyimak yang dimaksud adalah kegiatan mendengarkan
yang bertujuan mengindentifikasi pesan atau informasi dengan
membuka pikiran dan pemahaman.
Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan menyimak adalah:
Suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.16
Dalam kegiatan menyimak sangat dibutuhkan perhatian yang
tinggi, pemahaman, dan interpretasi, serta apresiasi yang baik,
sehingga informasi yang diujarkan secara lisan oleh pembicara dapat
diterima. Makna yang disampaikan oleh pembicara pun dapat
ditangkap oleh pendengar dengan baik sehingga tidak adanya
kesalahan komunikasi.
Dari beberapa pendapat mengenai pengertian menyimak, sejalan
dengan Henry Guntur Tarigan dapat disimpulkan bahwa menyimak
adalah kegiatan mendengarkan suatu pesan secara lisan, baik yang
berasal dari ucapan orang lain, televisi, radio dan sebagainya dengan
penuh perhatian, sehingga menimbulkan pemahaman, penafsiran dan
interpretasi dalam memperoleh pesan dan informasi. Selain itu
menyimak juga disampaikan guna memberi efek komunikasi yang
baik untuk menghasilkan satu pemahaman yang sama.
2. Tahap-tahap menyimak
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan menyimak
pada para siswa Sekolah dasar, Henry Tarigan, menyimpulkan
16
Henry Guntur Tarigan, Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa Bandung, 2008), h. 31.
17
adanya sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak
berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh.
Kesembilan tahap itu, dapat dilukiskan sebagai berikut:
a. Menyimak berkala, yang terjadi pada saat-saat anak merasakan
keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.
b. Menyimak dengan perhatian dangkal, karena sering mendapat
gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada
hal-hal di luar pembicaraan.
c. Setengah menyimak, karena gangguan oleh kegiatan menunggu
kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan
sesuatu yang terpendam dalam hati.
d. Menyimak serapan, karena sang anak keasyikan menyerap atau
mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan
penjaringan pasif yang sesungguhnya.
e. Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar sesuatu
yang disimak, perhatian secara seksama berganti dengan
keasyikan lain, hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara
yang menarik hati saja.
f. Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman
pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak
benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang
disampaikan pembicara.
g. Menyimak dengan reaksi berkala, terhadap pembicara dengan
membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan.
h. Menyimak secara seksama, dengan sungguh-sungguh mengikuti
jalan pemikiran sang pembicara.
i. Menyimak secara aktif, untuk mendapatkan serta menemukan
pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara.17
Jadi dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap menyimak diawali
dengan menyimak berkala, menyimak dangkal, menyimak setengah,
17
Ibid, h. 31-32.
18
menyimak serapan, menyimak sekali-sekali, menyimak asosiatif,
menyimak dengan reaksi berkala, menyimak seksama dan menyimak
aktif. Dengan tahapan dalam menyimak memperlihatkan keterlibatan
seseorang dalam isi pembicaraan yang dibicarakan.
3. Faktor dan Jenis Menyimak
Faktor penting dalam menyimak ialah keterlibatan penyimak
dalam berinteraksi dengan pembicara. Aktivitas menyimak yang bisa
dilakukan antara lain melalui sebuah percakapan. Kegiatan
mendengarkan atau menyimak sebaiknya dipadukan dengan aktivitas
bahasa lainnya. Aktivitas menyimak merupakan aktivitas yang fokus
sehingga memerlukan kosentrasi yang penuh. Salah satu langkah
penting dalam mengembangkan kemampuan menyimak siswa adalah
meminimumkan gangguan fisik di dalam lingkungan kelas. Terdapat
jenis-jenis menyimak yang perlu diketahui oleh seorang guru, yaitu:
1. menyimak ekstensif yaitu jenis kegiatan menyimak yang
berhubungan dengan atau mengenal hal-hal yang lebih umum
dan lebih bebas terhadap suatu bahasa, tidak perlu bimbingan
guru.
2. menyimak intensif yaitu lebih diarahkan pada menyimak
alamiah secara lebih mendalam.
3. menyimak sosial adalah biasanya berlangsung dalam situasi-
situasi sosial, tempat orang-orang mengobrol mengenai hal-hal
yang menarik perhatian.
4. menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara
kebetulan.
5. menyimak estetik adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak
secara kebetulan.
6. menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang di
dalamnya sudah terlihat kurangnya keaslian ataupun kehadiran
prasangka serta ketidaktelitian yang diamati.
19
7. menyimak konsentrasi merupakan sejenis telaah.
8. menyimak kreatif adalah pembetukan atau rekontruksi seorang
anak secara imajinatif terhadap bunyi, penglihatan, gerakan,
serta perasaan-perasaan kinestik yang disarankan oleh apa-apa
yang didengarnya.
9. menyimak penyelidik adalah sejenis menyimak intensif dengan
maksud dan tujuan agak lebih sempit.
10. menyimak interogatif adalah sejenis menyimak intensif yang
menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan
perhatian pemilihan.
11. menyimak pasif adalah penyerapan suatu bahasa tanpa sadar
yang biasanya menyerupai upaya-upaya sadar yang biasanya
menyerupai upaya-upaya kita pada saat belajar.18
Dari jenis-jenis menyimak yang sudah dijelaskan, jenis
menyimak yang sesuai dengan pembelajaran menyimak puisi adalah
menyimak ekstensif, menyimak intensif, menyimak estetik, karena
dalam menyimak puisi berhubungan dengan hal-hal yang lebih
umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Selain itu dalam menyimak
puisi diperlukan cara menyimak yang mendalam dan luas, serta
berhubungan dengan keindahan atau kesenian yang dilakukan secara
tidak sengaja atau kebetulan.
Dalam peristiwa menyimak ada tiga faktor dominan. Pertama,
faktor kesengajaan tampak dengan jelas dan nyata. Kedua faktor
pemahaman harus ada dan tampak pula dengan jelas sehingga faktor
ketiga, yakni, faktor penilaian dapat muncul dengan nyata pula.
Aktivitas penyimak dalam suatu peristiwa menyimak dapat
digambarkan seperti berikut, penyimak mendengarkan bunyi bahasa
yang diucapkan secara langsung atau rekamannya baik melalui radio,
televisi, atau kaset.
18
Novi Resmini, Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS,
2007), h. 38-40.
20
Dari ketiga faktor dominan dalam kegiatan menyimak, faktor
tersebut harus dilakukan. Apabila seseorang sudah mencakup tiga
faktor dalam proses menyimak maka orang tersebut sudah bisa
dikatakan sebagai penyimak yang ideal. Adapun ciri-ciri penyimak
ideal menurut Djago Tarigan, yaitu:
Adanya kesiapan fisik dan mental penyimak, motivasi dan
kesungguhan, obyektif dan menghargai pembicaraan, menyimak
secara menyeluruh namun selektif dalam mengingat atau
mencatat pembicaraan, tanggap situasi dan kenal arah
pembicaraan agar dapat menyesuaikan dengan inti pembicaraan,
adanya kontak dengan pembicara seperti dengan adanya
anggukan kepala, merangkum isi pembicaraan dan menilai serta
menanggapi hasil dari pembicaraan.19
Dapat disimpulkan bahwa faktor terpenting dalam menyimak
adalah keseriusan penyimak dalam menyimak pembicaraan. Hindari
gangguan-gangguan yang sekiranya dapat menimbulkan hambatan
dalam menyimak. Mengembangkan kemampuan menyimak dengan
sikap fokus dan konsentrasi. Selain itu faktor dominan dalam
kegiatan menyimak yaitu adanya faktor kesengajaan tampak dengan
jelas dan nyata, faktor pemahaman, dan faktor penilaian dalam
menyimak. Apabila faktor-faktor tersebut sudah terpenuhi maka
tidak menutup kemungkinan seseorang tersebut merupakan
penyimak yang baik atau penyimak ideal.
4. Tujuan Menyimak
Tujuan dalam menyimak bagi setiap orang beraneka ragam, antara
lain:
a. agar dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran
pembicara dengan perkataan lain, menyimak adalah untuk
belajar,
19
Djago Tarigan, Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2005), h. 2.6-2.10.
21
b. seseorang menyimak dengan penekanan pada penikmatan
terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang
diperdengarkan yakni menyimak untuk menikmati keindahan
audial,
c. agar mendapat nilai sesuatu dari yang disimak, baik itu yang
buruk, indah, baik, ngawur, jelek, logis dan tak logis, jadi
menyimak itu untuk evaluasi,
d. menyimak untuk mengapresiasi materi simakan,
e. agar dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan,
ataupun perasaan-perasaan kepada orang lain dengan lancar dan
tepat,
f. agar dapat membedakan bunyi-bunyi yang tepat,
g. agar dapat memecahkan suatu masalah secara kreatif dan
analisis,
h. menyimak juga untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu
masalah atau pendapat yang diragukan.20
Dari uraian mengenai tujuan menyimak, penulis lebih mengarah
pada poin pertama dan kedua bahwa tujuan penting dalam menyimak
adalah untuk memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran
pembicaraan, yaitu kegiatan menyimak dilakukan sebagai proses
belajar. Serta menyimak dengan penekanan terhadap suatu materi
yang diujarkan sehingga kegiatan menyimak dilakukan untuk
keindahan audial. Jadi menurut pandangan penulis, dasar menyimak
dapat dilihat dari segi keterampilan komunikasi, sebagai seni,
sebagai proses dalam pembelajaran, serta sebagai pengalaman yang
unik dan kreatif yang dirasakan oleh penyimak.
20
Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa Bandung, 2008), h. 60-61.
22
C. Puisi
1. Pengertian puisi
Pengertian puisi dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
adalah 1) ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra,
rima, serta penyusunan larik dan bait, 2) gubahan dalam bahasa yang
bentuknya dipilih atau ditata secara cermat sehingga mempertajam
kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan
khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus, 3) sajak.
Pada buku Anatomi Sastra, karangan Atar Semi mendefinisikan
puisi menurut beberapa ahli dengan menggunakan berbagai
pendekatan, yaitu:
Slamet Mulyana menggunakan pendekatan psikolinguistik,
karena puisi merupakan karya seni yang tidak saja berhubungan
dengan masalah tetapi juga berhubungan dengan masalah jiwa.
Adapula pendekatan struktural menurut William Worsworth,
merumuskan pengertian puisi: Poetry is the best words in the best
order, artinya adalah kata-kata terbaik dalam susunan terbaik.
Adapula pendekatan emotif seperti Leight Hunt yang mengatakan
Poetry is imaginative passion: puisi merupakan luapan yang
gelora perasaan yang bersifat imajinatif. Adapula yang
menggunakan pendekatan didaktis, seperti Mathew Arnold yang
mengatakan bahwa Poetry is the critisme of life: puisi merupakan
kritik kehidupan.
Pendekatan yang paling produktif dan paling banyak
digunakan oleh teoritikus sastra adalah pendekatan perbandingan
antara prosa dan puisi. Herbert Read yang menyitir pendapat dari
William J. Grace, mengemukakan bahwa puisi adalah
“predominantly intuitive, imaginative, and synthetic. Herbert
memperbandingkan puisi dengan prosa, yang menurutnya puisi
lebih bersifat intuitif, imajinatif, dan konstruktif serta analitik.21
Puisi dapat diartikan dalam beberapa pendekatan yakni
pendekatan struktural, bahwa kata-kata terbaik dalam susunan
terbaik. Pendekatan emotif yaitu puisi merupakan luapan perasaan
yang bersifat imajinatif. Pendekatan didaktis bahwa puisi merupakan
kritik kehidupan, dan pendekatan yang paling produktif adalah
21
Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya Padang, 1988), h. 93-94.
23
pendekatan perbandingan antara prosa dan puisi, yakni
memperbandingkan puisi dengan prosa. Puisi lebih bersifat intuitif,
imajinatif, dan konstruktif serta analitik.
Puisi adalah: Bentuk karya sastra yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Perlu
diingat pada hakikatnya puisi harus ditinjau dari segi pengarang
dan pembaca. Puisi merupakan karya yang dimaksudkan oleh
pengarang sebagai puisi dan diterima oleh pembaca.22
Puisi merupakan karya sastra yang mengungkapkan imajinasi
seorang pengarang yang tersusun atas struktur fisik dan struktur
batin. Puisi diciptakan oleh pengarang bukan sekedar
mengungkapkan keindahan kata-kata semata, melainkan puisi
diciptakan untuk menjadi karya sastra yang dapat diterima oleh
pembaca.
Selain itu Edy Sembodo berpendapat, “puisi adalah ungkapan
imajinatif yang dirangkai dengan irama dan memperlihatkan
pemaknaan.”23
Dalam Herman J. Waluyo puisi adalah: Karya sastra yang
bersifat imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatif karena banyak
digunakan makna kias dan makna lambang (majas), selain itu
puisi adalah salah satu bentuk kesusasteraan yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif
dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa
yakni dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur
batin.24
Dari beberapa definisi puisi, penulis lebih mengarah pada
pendapat Atar Semi, yang mengatakan bahwa pengertian puisi
memiliki batasan yang bersumber dari beberapa ahli melalui
pendekatan, yang menerangkan bahwa puisi adalah karya seni yang
tidak saja berhubungan dengan masalah tetapi juga berhubungan
dengan masalah jiwa. Melalui kata-kata terbaik dalam susunan
22
Wahyudi Siswanto, Pengantar Teori Sastra, (Jakarta: Grasindo, 2008), h. 107-108. 23
Edy Sembodo, Contekan Pintar Sastra Indonesia, (Jakarta: Hikmah, 2010), h.20. 24
Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 22 dan 29.
24
terbaik, sehingga dapat menjadi media untuk meluapkan gelora
perasaan yang bersifat imajinatif. Selain itu, puisi juga merupakan
kritik kehidupan yang diciptakan oleh seorang penyair, karena puisi
dapat diciptakan bersifat intuitif, imajinatif, dan konstruktif serta
analitik
2. Unsur dan jenis puisi
a. Unsur Puisi
1) Unsur intrinsik
a) Judul
Judul adalah unsur esensial puisi. Judul bukan sekedar
pelengkap puisi karena dari judul inilah secara eksplisit
pembaca akan mengetahui puisi tersebut berbicara
tentang apa dan mengekspresikan atau menyuarakan
apa. Ini berarti judul dan isi memiliki satu kesatuan dan
keutuhan makna.
b) Diksi
Diksi adalah pilihan kata. Kata-kata pada puisi adalah
kata-kata yang terpilih mampu mengungkapkan banyak
makna. Kata ada yang tersurat dan tersirat atau kata
konotatif dan kata denotatif.
c) Imaji
Imaji merupakan bayangan yang timbul sebagai akibat
pembaca membaca atau mendengar sebuah puisi yang
dibaca. Daya bayang atau pengimajian ini dianggap
sebagai jiwanya puisi karena dengan disertai
pengimajianlah sebuah puisi dapat dianggap lebih
berjiwa dan lebih hidup.
d) Bahasa figuratif (majas)
25
Gaya bahasa merupakan unsur terpenting dalam sastra.
Majas penuh dengan pemaknaan yang mengandalkan
permainan tata bahasa atau logika bahasa.
e) Bunyi suara
Bunyi yang dapat memberikan sejumlah perasaan
kepada pembaca. Contoh bunyi yang menyenangkan
misalnya musik, sedangkan bunyi kengerian misalnya
angin puting beliung. Bunyi diciptakan untuk
menimbulkan efek nuansa baru.
f) Rima
Rima adalah persamaan bunyi yang berulang-ulang
baik pada akhir baris, awal, atau tengah yang tujuannya
adalah untuk menumbuhkan efek estetis.
g) Ritme
Ritme merupakan bagian penting puisi. Ritme adalah
rangkaian alun suara. Ritme adalah naik turunnya suara
dalam puisi. Ritme adalah pengulangan bunyi yang
terus menerus dan tertata rapi menyerupai alunan
musik.
h) Tema
Tema adalah gagasan pokok yang ingin disampaikan
oleh pengarang. Tema tentulah merupakan kombinasi
atau sintesis dari bermacam-macam pengalaman, ide,
cita-cita, dan bermacam-macam hal yang ada dalam
pikiran penulis.
i) Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca.
26
2) Unsur ekstrinsik
a) Aspek historis
Aspek yang berkaitan dengan latar belakang
kesejarahan.
b) Aspek psikologis
Aspek yang berkaitan dengan kejiwaan manusia. Pada
saat melahirkan imajinasinya, pengarang kadangkala
memasukkan pengetahuan tentang psikologi tertentu,
sehingga karyanya memuat aspek psikologis.
c) Aspek filsafat
Aspek yang berkaitan dengan filsafat, karena dalam
karya sastra terdapat nilai-nilai filsafat tertentu.
d) Aspek religius
Aspek yang berkaitan dengan religius. Religi yang
merupakan akar kata dari religion memiliki makna
yang luas daripada agama. Religi artinya ikatan atau
pengikatan diri. Oleh karena itu, bereligi berarti
menyerahkan diri atau tunduk dan taat. Tunduk dan taat
dalam arti positif, yakni penyerahan diri atau ketaatan
yang dikaitkan dengan kebahagiaan dan kedamaian
seseorang yang bereligi, serta ada keterkaitan untuk
senantiasa mendekatkan diri kepada Tuhan25
Dapat disimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam puisi
terbagi atas dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur intrinsik meliputi judul, diksi, imaji, bahasa figuratif (majas),
bunyi suara, rima, ritme, tema, amanat. Unsur ekstrinsik dalam puisi
meliputi: aspek historis, aspek psikologis, aspek filsafat, aspek
religius
25
Endah Tri Priyatni, Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2010), h. 66-78.
27
b. Jenis Puisi
Terdapat bermacam-macam jenis puisi berdasarkan cara
pengungkapan isi dan gagasan dari penyair sebagaimana
diklasifikasikan, yaitu:
1) Puisi naratif, adalah puisi yang mengungkapkan cerita atau
penjelasan penyair. Ada puisi naratif yang sederhana,
sugestif, dan komplek. Puisi naratif contohnya balada, epik,
syair dan romansa.
2) Puisi lirik, dalam puisi lirik penyair mengungkapkan aku
lirik atau gagasan pribadinya. Ia tidak bercerita. Jenis puisi
ini misalnya ode, elegi, dan serenade.
3) Puisi deskriptif, pada jenis syair ini penyair bertindak
sebagai pemberi kesan terhadap peristiwa, benda, atau
suasana yang dianggap menarik perhatian. Jenis puisi ini
adalah satire, kritik sosial, dan puisi-puisi impresionik.
4) Puisi kamar atau puisi auditorium. Puisi kamar adalah puisi
yang cocok dibaca sendirian atau satu dua orang pendengar
saja di kamar. Puisi auditorium adalah puisi yang cocok
dibacakan di auditorium, di mimbar dengan jumlah
pendengar ratusan orang.
5) Puisi fisikal, platonik dan metafisikal. Puisi fisikal adalah
puisi yang bersifat realistis artinya menggambarkan
kenyataan bukan gagasan hal-hal yang dilihat, didengar atau
dirasakan. Puisi platonik adalah puisi yang berisikan hal-hal
spiritual dan kejiwaan, contoh puisi ini misalnya puisi
religius, dan puisi cita-cita. Puisi metafisikal adalah puisi
yang bersifat filosofis dan mengajak pembaca merenungkan
kehidupan dan tuhan, puisi religius juga bisa termasuk puisi
ini.
28
6) Puisi subjektif dan objektif. Puisi subjektif sering disebut
juga puisi personal yaitu puisi yang mengungkapkan
gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana diri dalam penyair.
Puisi objektif merupakan puisi yang mengungkapkan hal-
hal di luar diri penyair itu sendiri. Puisi ini juga disebut
puisi impersonal, meskipun ada beberapa yang subjektif.
7) Puisi konkret, puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati
keindahan bentuk dari sudut penglihatan.
8) Puisi diafan dan puisi prismatis. Puisi diafan adalah puisi
yang kata-katanya sangat terbuka tidak mengandung
lambang-lambang atau kiasan, dalam puisi diafan penyair
menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan
cenderung merupakan bahasa sehari-hari. Puisi prismatis
adalah jenis puisi yang menggunakan kata-kata lambang
atau kiasan, dalam puisi ini pengarang memilih kata-kata
yang sulit dipahami.
9) Puisi pernasian dan puisi inspiratif. Puisi pernasian adalah
puisi yang mengandung nilai keilmuan. Puisi inspiratif
adalah puisi yang berasal dari mood atau passion.
10) Puisi demonstrasi dan puisi pamflet. Puisi demonstrasi
adalah puisi endapan dari pengalaman fisik, mental, dan
emosional selama penyair terlibat dalam suatu peristiwa.
Puisi ini banyak pada karya angkatan 66. Puisi pamflet
adalah puisi yang mengungkapkan protes sosial dengan
menggunakan bahasa pamflet secara spontan tanpa
perenungan yang mendalam.
11) Alegori, dikenal juga dengan parabel yang sering juga
disebut dongeng perumpamaan yang maknanya dapat kita
cari balik yang tersurat.26
26
Ibid, h. 135-144.
29
Dapat disimpulkan jenis puisi ada 11 jenis yaitu puisi naratif,
lirik, deskriptif, puisi kamar dan auditorium, puisi fisikal, paltonik,
metafisikal. Puisi subjektif dan objektif, puisi konkret, puisi diafan
dan prismatis, puisi pernasian dan inspiratif, puisi demonstrasi dan
pamflet, serta alegori.
Dari beberapa jenis puisi, penulis berpendapat jenis puisi yang
dapat dijadikan sebagai pembelajaran menyimak puisi di sekolah
menengah atas yaitu jenis puisi subjektif dan obyektif. Puisi
subjektif sering disebut juga puisi personal yaitu puisi yang
mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan suasana diri dalam
penyair atau pengarang. Jadi puisi yang dibuat berdasarkan
pengalaman atau imajinatif pengarang. Sedangkan, puisi objektif
merupakan puisi yang mengungkapkan hal-hal di luar diri penyair itu
sendiri, misalnya puisi yang menggambarkan keadaan lingkungan,
masyarakat sosial, dan lain-lain.
Adapun jenis puisi berdasarkan isinya di antaranya:
1) Balada adalah puisi yang mengungkapkan sesuatu dan berakhir
dengan kesedihan.
2) Romans adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah
percintaan.
3) Elegy adalah puisi yang mengisahkan tentang ratapan nasib.
4) Himne adalah puisi yang berisi tentang pemujaan kepada dewa-
dewa dan Tuhan.
5) Ode adalah puisi yang berisi pujian terhadap seseorang atau
sesuatu yang dianggap luhur.
6) Satire adalah puisi yang berisi protes sosial dan sindiran keras
terhadap kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat.
7) Idyle adalah puisi yang mengisahkan kehidupan aman, tentram,
damai sentosa (gemah ripah loh jinawi).
8) Epigram adalah puisi sindiran yang berisi ajaran kehidupan yang
luhur dan perjuangan.
30
9) Didaktis adalah puisi yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan
dan pengajaran.
10) Serenade adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah
percintaan yang dapat dinyanyikan (puisi/lirik lagu cinta).
11) Diafan adalah puisi sederhana karena mudah ditangkap dan
mudah dicerna maknanya (diksi sederhana).
12) Prismatis adalah puisi yang cenderung sulit dicerna maknanya
(diksi konotatif), tetapi bila dibaca secara cermat maknanya
dapat dicerna.
13) Hermetis adalah puisi yang sulit dipahami maknanya. Untuk
memahami puisi harus memahami latar belakang dan
kepribadian penyair.27
Dari beberapa jenis puisi berdasarkan isinya, terdapat 13 jenis
yaitu puisi balada, romans, elegy, himne, ode, satire, idyle, epigram,
didaktis, serenade, diafan, prismatis, hermetis. Jenis puisi yang akan
digunakan dalam pembelajaran menyimak puisi adalah jenis puisi
satire yakni jenis puisi yang berisi mengenai protes sosial atau kritik
sosial terhadap kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat.
3. Pemahaman dan Telaah Puisi
Langkah-langkah menelaah puisi dapat dilakukan melalui tahap-
tahap sebagai berikut:
a. Struktur karya sastra
Pada tahap pertama siapapun yang akan meneliti harus berusaha
memahami struktur karya sastra secara umum. Apakah puisi ini
berstruktur sebagai puisi lama, baru, angkatan 45, ataukah puisi
kontemporer. Apakah bentuk puisi itu konvensional ataukah
nonkonvensional. Penelaah berusaha memahami bait-bait dan
27
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi (Teori dan Praktik), (Jakarta: Unindra Press:
2013), h. 18-19.
31
lirik-lirik, serta memahami secara global tema apakah yang
dikemukakan oleh penyair.
b. Penyair dan Kenyataan Sejarah
Untuk melengkapi pemahaman secara global karya yang kita
telaah, maka bahas penyairnya, aliran penyair, filsafat, corak
khas yang menjadi ciri dari zaman penyair itu berkarya, kata-
kata dan ungkapan khusus yang berhubungan dengan penyair,
filsafat, dan jaman saat puisi itu diciptakan. Dengan dilengkapi
data penyair dan kenyataan sejarah ini, totalitas puisi akan lebih
mudah diinterpretasikan.
c. Telaah Unsur-unsur
Struktur fisik dan struktur batin ditelaah unsur-unsurnya.
Keduanya harus mempunyai kepaduan dalam mendukung
totalitas puisi. Telaah ini menyangkut telaah unsur-unsur puisi
dan berusaha membedah puisi sampai ke unsur-unsur yang
sekecil-kecilnya. Ditelaah bagaimana struktur fisik digunakan
untuk mengungkapkan struktur batin yang dikemukakan. Telaah
yang demikian menghasilkan pembahasan yang lebih
mendalam.
1) Struktur fisik, telaah struktur fisik disebut pula metode puisi.
Ditelaah bagaimana penyair memilih, mengurutkan, dan
memberi sugesti kata (diksi), memilih pengimajian,
bagaimana kata-kata diperkonkret, penyair menciptakan
lambang, kiasan (majas), bagaimana verifikasi dalam puisi,
menyusun tata wajah puisi. Telaah struktur fisik tidak dapat
dilepaskan dari telaah struktur batin.
2) Struktur batin, semua unsur struktur fisik digunakan penyair
untuk mengungkapkan tema dan amanat yang hendak
disampaikan. Dengan kata lain, struktur fisik dan batin tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Kemampuan memahami
struktur fisik secara mendalam dan canggih memungkinkan
32
pembaca memiliki kemampuan menghayati makna yang
hendak disampaikan melalui struktur fisik puisi.
Adanya jalinan antara struktur fisik dan batin yang begitu
kuat, menyebabkan perlunya pembaca memahami kedua
struktur ini secara bersama-sama. Tingkat pemikiran, luapan
rasa hati penyair, dan tingkat imajinasi (pengalaman) penyair,
diungkapkan dengan metode atau teknik pengucapan khas
milik penyair. Nilai artistik sebuah karya sastra terletak dari
tepat tidaknya penyair mengungkapkan struktur batin ke
dalam struktur fisik. Jika takarannya tepat maka akan terasa
keharmonisan. Keharmonisan antara keduanya itu tidak
bersifat statis. Pembaca menghendaki sesuatu yang baru.
Oleh sebab itu, faktor kreativitas penyair juga ikut berperan
dalam menentukan nilai artistik sebuah puisi, jadi struktur
batin dan gaya pengucapan disampaikan lewat bahasa penyair
merupakan dua hal yang saling berhubungan dan saling
menentukan.
d. Sintesis dan Interpretasi
Sintesis dapat berwujud jawaban atas pertanyaan sebagai
berikut, 1) apakah amanat (pesan) yang hendak disampaikan
penyair? 2) mengapa penyair menggunakan bahasa yang
demikian (hubungan dengan perasaan dan nada)? 3) apakah arti
karya tersebut bagi kita (peneliti)? Bagaimana sikap Anda
terhadap yang dikemukakan penyair? 5) bagaimana penyair
menciptakan puisi itu, apakah cukup mahir?28
Herman J. Waluyo menjelaskan dalam menelaah puisi ada langkah-
langkah yang harus dilakukan yaitu memahami struktur karya sastra,
melengkapi pemahaman secara global tentang penyair dan kenyataan
sejarah, mengetahui dan memahami telah unsur-unsur baik unsur batin
28
Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 1987), h. 146-148.
33
dan fisik, dan melakukan sintesis serta interpretasi. Hal tersebut
dilakukan agar dapat memahami sebuah karya sastra terutama puisi
dengan baik.
Adapun menurut Pradopo, menganalisis puisi dapat dengan analisis
struktural dan semiotik. Menganalisis sastra atau mengkritik karya sastra
adalah usaha menangkap makna dan memberi makna kepada teks karya
sastra (puisi). Karya sastra itu merupakan struktur makna atau struktur
yang bermakna. Hal ini mengingat bahwa karya sastra merupakan sistem
tanda yang mempunyai makna. Ilmu pengetahuan tentang tanda ini
disebut semiotik, oleh karena itu semiotik tidak dapat dipisahkan dari
analisis struktur.
Karya sastra merupakan sebuah struktur yang kompleks. Karena
untuk memahami karya sastra berupa puisi haruslah puisi dianalisis.
Dalam analisis puisi haruslah dipahami sebagai bagian dari keseluruhan.
Menurut Riffatere dalam Pradopo, analisis puisi tidak hanya dilihat
dari struktur dan semiotik saja, akan tetapi adanya ketidaklangsungan
ekspresi puisi. Ketidaklangsungan pernyataan puisi disebabkan tiga hal
yaitu:
A. Pengganti arti
Pada umumnya kata-kata kiasan menggantikan arti sesuatu yang
lain, lebih-lebih metafora dan metonimi. Dalam penggantian arti ini
suatu kata (kiasan) berarti yang lain (tidak menurut arti
sesungguhnya).
B. Penyimpangan arti
Penyimpangan arti terjadi bila dalam sajak terdapat ambiguitas
(dalam puisi kata-kata, frase, dan kalimat mempunyai arti ganda,
menimbulkan banyak tafsir) kontadiksi (salah satu cara
menyampaikan maksud secara berlawanan atau berbalikan) ataupun
nonsense (bentuk kata-kata yang secara linguistik tidak mempunyai
arti sebab tidak terdapat dalam kosakata, misalnya sepisaupi,
sepisaupa yang membentuk kata baru.
34
C. Penciptaan arti
Terjadi penciptaan arti apabila ruang teks berlaku sebagai prinsip
pengorganisasian untuk membuat tanda-tanda keluar dari hal-hal
ketatabahasaan yang sesungguhnya secara linguistik tidak ada
artinya, misalnya rima, enjabement, simitri (keseimbangan berupa
persejajaran arti antara bait-bait atau baris-baris dalam bait.29
Dapat disimpulkan, dalam pemahaman puisi atau analisis puisi
bahwa teori yang dapat digunakan dalam menganalisis suatu karya sastra
terutama puisi adalah dengan cara analisis struktur dan semiotik. Teori
tersebut merupakan kritik sastra objektif, kritik objektif merupakan kritik
yang melihat karya sastra itu sendiri, terutama unsur intrinsiknya. Untuk
menyempurnakan teori kritik objektif maka adanya teori struktural dan
semiotik. Teori tersebut melihat karya sastra dari karya sastra itu sendiri
(puisi) dan melihat tanda-tanda berupa bahasa yang digunakan pada
puisi. Sehingga menimbulkan makna yang dapat memperjelas arti sebuah
karya sastra (puisi).
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berhubungan dengan pengaruh penggunaan media audio
terhadap pembelajaran menyimak puisi pernah diteliti oleh beberapa orang di
antaranya ialah, penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang bernama Rita Purbawanti, pada tesisnya
berjudul Peningkatan Keterampilan Menyimak Puisi Melalui Metode
Quantum Learning pada siswa Kelas X6 MAN 2 Madiun Tahun Pelajaran
2011/2012. Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Hasil penelitian
menyatakan bahwa keterampilan menyimak puisi siswa rendah pada kondisi
awal, yang disebabkan oleh motivasi menyimak puisi siswa rendah, metode
29
Rachmat Djoko Pradopo, Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 141-154.
35
mengajar yang berpusat pada guru, proses pembelajaran tanpa menggunakan
media apapun. Dalam penelitian ini, tindakan untuk meningkatkan proses
maupun hasil pembelajaran menyimak puisi menggunakan metode Quantum
Learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode
Quantum Learning, keterampilan menyimak puisi siswa dapat ditingkatkan.
Kesamaan skripsi ini adalah meneliti tentang menyimak puisi. Perbedaan
terletak pada judul yang peneliti lakukan, yaitu peneliti melakukan penelitian
mengenai pengaruh media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi.
Selanjutnya pada skripsi Shihaabul Huda, mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013. Penelitian tersebut disusun
dalam skripsi S1 pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
dengan judul Penggunaan Metode Musikalisasi Puisi dalam Peningkatan
Minat Membaca Puisi Kelas X AP 1 di SMK Al-Hidayah Lestari Lebak Bulus
Jakarta Selatan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan
minat membaca puisi di kelas X SMK Al-Hidayah Lestari, kesamaan judul
terletak pada materi pembelajaran puisi. Penelitian yang dilakukan pada
skripsi ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Shihaabul Huda,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media
terhadap pembelajaran menyimak puisi.
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia pada skripsinya yang
berjudul Pembelajaran Menulis Puisi dengan Menggunakan Media Video
Compact Disk (VCD) Lagu Band Padi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 15
Bandung Tahun Pelajaran 2007/2008. Penelitian tersebut menjelaskan
tentang pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media Video
Compact Disk (VCD) lagu band Padi dan menjelaskan perbedaan signifikan
antara kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 15 Bandung dalam menulis
puisi sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran puisi dengan
menggunakan media Video Compact Disk. Kesamaan judul terletak pada
materi atau variabel mengenai puisi dan media, sedangkan perbedaan dalam
skripsi ini peneliti bertujuan untuk meneliti penggunaan media audio terhadap
36
pembelajaran menyimak puisi dan obyek penelitian yang dilakukan pada
siswa SMA.
Penelitian yang berjudul Peningkatan Kemampuan Menyimak Cerita Anak
melalui Media Audiovisual pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Islam Mahad
Islam Pekalongan pernah dilakukan oleh Yulinda Karimah, jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang.
Penelitian tersebut disusun untuk syarat meraih gelar strata satu yang
menjelaskan tentang peningkatan keterampilan menyimak cerita anak melalui
media animasi audio visual serta perubahan perilaku siswa kelas VI Sekolah
Dasar Islam 1 Mahad Islam Pekalongan setelah dilakukannya pembelajaran
menyimak cerita anak melalui media audio visual. Kesamaan judul skripsi
tersebut terletak pada keterampilan menyimak. Perbedaannya adalah, skripsi
ini membahas mengenai pembelajaran menyimak puisi dan media audio di
SMA.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bernama Hairul Muhtadi tahun 2012,
jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia bejudul Kemampuan Menulis
Puisi melalui Media lagu Iwan Fals Siswa Kelas VIII MTs Darussalam
Palabuhanratu Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian tersebut menjelaskan
tentang kemampuan menulis puisi siswa MTs Darussalam Palabuhanratu.
Metode yang digunakan adalah eksperimen semu, dengan data tunggal dan
melihat hasil prates dan paskates. Kesamaan skripsi tersebut terletak pada
media yang digunakan yaitu media audio dan metodenya yaitu metode
eksperimen. Perbedaannya, skripsi ini meneliti tentang pengaruh media audio
terhadap pembelajaran menyimak puisi di SMA.
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori, dalam rangka memahami puisi pada tingkat
SMA, penulis mengemukakan hubungan antara variabel independen (yang
mempengaruhi) dan dependen (yang dipengaruhi) yang bersifat sebab
pengaruh. Dari judul skripsi “Pengaruh Penggunaan Media Audio terhadap
37
Pembelajaran Menyimak Puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2013/2014”. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat
diketahui bahwa yang menjadi variabel independen (yang memengaruhi)
dalam pembelajaran menyimak puisi yaitu media audio (rekaman). Dengan
menggunakan media audio dapat melatih konsentrasi serta meningkatkan
antusias siswa dalam belajar, sehingga kemungkinan dapat mempengaruhi
keterampilan menyimak siswa dalam pembelajaran puisi pada siswa kelas X
SMA Negeri 6 Tangerang Selatan.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat diartikan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul dan
sekurang-kurangnya mengandung dua variable atau lebih.30
Dikatakan
jawaban yang bersifat sementara karena jawaban belum didukung
pengumpulan dan pengolahan data-data yang empiris. Adapun hipotesis
dalam penelitian yang dilakukan yaitu
Ho: Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap
pembelajaran menyimak puisi.
Hi : Terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap
pembelajaran menyimak puisi.
30
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta: 2010), h. 110.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan, di
Komplek Pamulang Permai I, Pamulang Tangerang Selatan. Waktu Penelitian
dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yaitu dari bulan
Februari sampai Mei 2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam penelitian adalah metode
eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat
(hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
dengan mengelimininasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain
yang mengganggu.31
Adapun eksperimen yang digunakan adalah eksperimen
murni, metode itu memiliki tiga karakter yaitu adanya kelompok kontrol,
subjek ditarik secara random, dan ditandai untuk masing-masing kelompok,
serta adanya sebuah tes awal diberikan untuk mengetahui perbedaan
antarkelompok.32
Dalam penelitian ini, peneliti ikut serta dalam penelitian,
yaitu dengan mengajar di sekolah tersebut. Pada kelas eksperimen,
pembelajarannya menggunakan media audio sedangkan dalam kelas kontrol
tidak menggunakan media audio.
Penelitian ini menggunakan teknik pretest dan posttest grup desain. Pada
teknik ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih, lalu diberi
pretest untuk mengetahui keadaan awal dan posttest untuk mengetahui
keadaan akhir.33
Peneliti melakukan prestest dan posttest terhadap dua kelas.
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, PT RIneka
Cipta: 2010), h. 9. 32
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2011), h. 74. 33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, (Bandung: Afabeta, 2013), h. 112.
39
Kedua kelas penelitian ini kelas kontrol (X IIS 2) dan kelas eksperimen (X
IIS 4). Kelas eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan, yakni
menggunakan media audio, berupa rekaman puisi. Sedangkan pada kelas
kontrol tidak diberikan perlakuan. Kedua kelompok akan diukur dan
dibandingkan untuk memastikan, ada atau tidaknya pengaruh penggunaan
media audio terhadap pembelajaran menyimak puisi pada kedua kelas
tersebut.
Pada saat pretest, baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen diberi
perlakuan yang sama dengan memberi latihan soal kepada siswa dalam
bentuk pemahaman sebuah puisi. Selanjutnya pada saat posttest siswa
diberikan perlakuan yang berbeda. Pada kelas kontrol, siswa mengerjakan
soal dengan menggunakan teks puisi, sedangkan pada kelas eksperimen, guru
menyajikan media audio, lalu siswa secara individu mengerjakan soal sesuai
dengan puisi yang disimak.
Setelah diberi perlakuan, baik kelas kontrol maupun eksperimen, sama-
sama diberi tes berupa posttest. Kemudian dilihat ada atau tidaknya
perubahan hasil belajar. Selain itu dapat dikatakan pengaruh yang besar
dalam penggunaan media audio tersebut, terutama di kelas eksperimen yang
telah diberi perlakuan.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Variabel bebas Posttest
(R)E X1 X X2
(R)K Y1 - Y2
Keterangan:
(R)E : Kelas eksperimen
(R)K : Kelas Kontrol
X : Variabel bebas atau perlakuan dengan menggunakan media audio
X1 : Hasil prestest kelas eksperimen
X2 : Hasil prestest kelas kontrol
Y1 : Hasil posttest kelas eksperimen
40
Y2 : Hasil posttest kelas kontrol
C. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.34
atau populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan
kemudian ditarik kesimpulannya.35
Pada penelitian ini yang menjadi
populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 6 Tangerang
Selatan.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.36
Cara pengambilan sampel (teknik sampling) dengan
probality sampling (pengambilan sampling berdasarkan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel. Dalam probality sampling peneliti menggunakan simple random
sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang
dilakukan secara acak atau random tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi. Dalam pemilihan kelas peneliti memilih karena sesuai
dengan kelas yang diajar oleh peneliti. Sampel yang diambil dari
populasi penelitian yaitu siswa kelas X IIS 2 dan XII IIS 4. Kelas X IIS 4
sebagai kelas eksperimen dan X IIS 2 sebagai kelas kontrol. Berikut
rinciannya.
34
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010), h. 173. 35
Op.cit, h. 117. 36
Op.cit, h. 118.
41
Tabel 3.2 Sampel
No. Kelas Jumlah
siswa Sampel
1 X IIS 2 36 36
2 X IIS 4 34 34
Jumlah 70 70
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, digunakan beberapa teknik yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan
cara:
a. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan atau observasi merupakan suatu proses yang alami, di mana
kita sering melakukannya, baik secara sadar maupun tidak sadar di dalam
kehiduan sehari-hari. Di dalam kelas guru melihat, mengamati, dan
melakukan interpretasi.37
Pengamatan dilakukan pada saat siswa
melakukan proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam
materi puisi dengan mengamati kejadian, gerak, atau proses. Pengamatan
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media audio terhadap
pembelajaran menyimak puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang
Selatan tahun pelajaran 2013/2014.
b. Tes
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematika dan objektif untuk
memperoleh data atau keterangan yang diinginkan tentang seseorang
dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Instrumen tes dapat
digunakan untuk mengetahui kemampuan dasar seperti tes intelegensi,
tes minat, tes bakat khusus, tes hasil belajar.38
Tes juga merupakan alat
yang digunakan oleh pengajar untuk memperoleh informasi tentang
37
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset, 2011), h. 230. 38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h. 266
42
keberhasilan peserta didik dalam memahami suatu materi yang telah
diberikan oleh pengajar.39
Tes yang digunakan adalah tes awal, yang
dilakukan sebelum pembelajaran (prestest), dan tes akhir yang dilakukan
setelah dilaksanakan pembelajaran (posttest). Bentuk tes yang digunakan
adalah objektif tes, berupa tes langsung dengan metode pilihan ganda,
pelaksanaannya langsung disampaikan oleh pengajar. Soal yang
dikerjakan berupa pemahaman puisi sesuai materi yang sudah dijelaskan
oleh guru.
c. Perlakuan (treatment)
Pemberian perlakuan dengan cara peneliti mengajar pada kedua kelas
tersebut. Pada kelas eksperimen peneliti mengajar menggunakan media
audio. Pada kelas kontrol peneliti mengajar tidak menggunakan media
audio. Perlakuan tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media audio terhadap pembelajaran bahasa Indonesia,
khususnya dalam menyimak puisi.
d. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Dokumen
biasanya bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian,
sejarah kehidupan, dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk gambar
biasanya foto, sketsa, dan lain-lain.40
Jadi dengan menggunakan teknik
pengumpulan data secara dokumentasi dapat memberi kelengkapan
dalam penelitian yang dilakukan.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian
39
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 180. 40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h. 329.
43
dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat diwujudkan dalam benda,
misalnya angket, pedoman wawancara, lembar pengamatan, tes dan
sebagainya.41
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian antara lain
tes. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda, terdiri dari lima alternatif
jawaban A, B, C, D, dan E. Tes disusun berdasarkan indikator pada materi
pembelajaran. Skor yang dinilai pada pilihan ganda, bernilai 1 (satu) untuk
jawaban yang benar dan bernilai 0 (nol) untuk jawaban yang salah.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal
Kompetensi Dasar Indikator Soal
Mengungkapkan isi
suatu puisi yang
disampaikan secara
langsung
Menyebutkan tema
puisi yang didengar
1
Menjelaskan jenis puisi 2
Menjelaskan isi puisi 4, 5, 8, 9, 10, 13, 14
Menjelaskan suasana
puisi
11,
Menyebutkan gaya
bahasa dalam puisi
3, 6, 7
Menjelaskan nilai
moral yang terdapat
dalam puisi
12
Menjelaskan amanat
puisi
15
F. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid
atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang
41
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2007), h. 101.
44
kurang valid berarti memiliki validitas rendah.42
Sebelum instrumen diuji
coba dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dalam
bentuk soal sebanyak 15 pilihan ganda. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui kesahihan suatu instrument, peneliti akan melakukan uji
validitas dengan korelasi Pearson Moment dengan menggunakan rumus
product moment:
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi
N : Banyak siswa
X : Skor tiap butir soal
Y : Skor total yang diperoleh siswa
ΣX : Jumlah skor untuk tiap butir soal
ΣY : Jumlah skor total
ΣXY : jumlah perkalian antara X dan Y
ΣX2 : Jumlah kuadrat setiap butir soal
ΣY2 : Jumlah kuadrat skor hitung
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat
dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya
juga. Reabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel
artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.43
Uji reliabilitas yang
dilakukan menggunakan Cronbach Alpha dengan rumus:
42
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h. 211. 43
Ibid, h. 221.
45
Keterangan
ri : Reliabilitas instrumen si2 :
Varians butir
n : Jumlah butir pertanyaan st2 :
Varians total
G. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data rumus yang digunakan adalah uji-t. Untuk menggunakan
rumus tersebut, terlebih dahulu dilakukan analisis persyaratan sebagai
berikut:
1. Pengujian Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas paling
sederhana adalah membuat grafik distribusi frekuensi atas skor yang
ada. Mengingat kesederhanaan tersebut, maka pengujian kenormalan
data sangat tergantung pada kemampuan mata dalam mencermati
plotting data. Jika jumlah data cukup banyak dan penyebarannya
tidak 100% normal (tidak normal sempurna), maka kesimpulan yang
ditarik kemungkinan salah. Untuk menghindari kesalahan lebih baik
menggunakan beberapa rumus yang telah diuji keterandalannya.44
Uji kenormalan yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji
liliefors. Uji liliefors adalah uji kenormalan yang sifatnya sederhana.
Langkah-langkah melakukan uji liliefors sebagai berikut:
1) Urutkan data sampel dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2) Tentukan nilai Zi dari tiap-tiap data berikut dengan rumus Zi=
Xi-X
S
dengan Zi = skor baku, X = rata-rata,
Xi = skor data S = simpangan baku
44
Agus Irianto, Statistik (Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya), (Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2004), h. 272.
46
3) Tentukan besar peluang untk masing-masing nilai Zi, berdasarkan
tabel Zi dan sebut dengan F(Zi) dengan aturan:
Jika Zi > 0, maka F (Zi) = 0.5 + nilai tabel
Jika Zi < 0, maka F (Zi) = 1 - (0.5 + nilai tabel)
4) Selanjutnya hitung proporsi Z1, Z2,…….., Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Zi jika proporsi dinyatakan oleh S (Zi), maka
S (Zi) = Banyaknya Z1Z2……., Zn ≤ Zi
n
5) Hitung selisih F (Zi) – S (Zi) kemudian tentukan harga
mutlaknya.
6) Ambil nilai terbesar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut,
nilai kita namakan Lo.
7) Memberikan interpretasi Lo dengan membandingkan dengan Lt.
Lt adalah harga yang diambil sari tabel kritis liliefors.
8) Mengambil kesimpulan berdasarkan harga Lo dan Lt yang telah
didapat. Apabila Lo < Lt maka sampel tersebut berasal dari
distribusi normal.
b. Uji Homogenitas (Uji Kesamaan Varians)
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua
keadaan atau populasi. Uji homogenitas sangat diperlukan sebelum
membandingkan dua kelompok atau lebih.45
Uji homogenitas yang
dilakukan adalah “uji fisher.”
di mana
Keterangan:
F : Homogenitas
: Varians besar
: Varians kecil
45
Ibid, h. 275.
47
Adapun keriteria pengujiannya sebagai berikut:
Terima Ho jika harga F hitung ≤ F tabel
Tolak Ho jika harga F hitung > F tabel
Keterangan:
Ho: Varians populasi homogen
Ha: Varian s populasi tidak homogen
Untuk taraf keyakinan α 0.05 dan derajat bebas pembilang dk = nb-1
serta derajat kebebasan penyebut dk = nk-1 dengan nb merupakan
ukuran sampel yang variansnya besar dan nk merupakan sampel
yang ukuran sampel variansnya kecil.
2. Uji hipotesis
Setelah melakukan pengujian persyaratan analisis, maka dilanjutkan
dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji-t. Uji hipotesis ini
digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan media audio
berupa rekaman terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X
SMAN 6 Tangerang Selatan. Langkah-langkah pengujiannya sebagai
berikut:
a. Bentuk rumusan hipotesis
Ho = Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio
terhadap pembelajaran menyimak puisi.
Hi = Terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap
pembelajaran menyimak puisi.
b. Tentukan uji statistik
1) Jika varians populasi homogen
di mana,
2) Jika varians heterogen
48
Keterangan:
XE = Rata-rata nilai posttest menyimak puisi siswa yang
menggunakan media audio
XK = Rata-rata nilai posttest menyimak puisi siswa yang tidak
menggunakan media audio
nE = Jumlah sampel kelas eksperimen
nk = Jumlah sampel kelas kontrol
= Varians kelompok eksperimen
= Varians kelompok kontrol
3) Tentukan taraf signifikan
Tingkat signifikan yang diambil dalam penelitian ini adalah α =
0.05 serta dk = ne+nk-2 dengan peluang (1-½a).
4) Tentukan kriteria pengujian
Kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan
operasi perhitungan, pengujiannya melihat perbandingan antara
thitung dan ttabel.
5) Lakukan pengambilan kesimpulan
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho : μE ≤ μk
Hi : μE > μk
Keterangan:
Ho : hipotesis nol
Hi : hipotesis alternatif
μE : rata-rata nilai menyimak puisi siswa yang
menggunakan media audio
μk : rata-rata nilai menyimak puisi siswa yang tidak
menggunakan media audio.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
Nama Sekolah : SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan
Alamat : Jl. Pamulang Permai Barat 1 Komplek Pamulang Permai,
Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Kode Pos:
15417
Telp : 021-7401484
Email : [email protected]
Web : http://sman6tangsel.sch.id
1. Sejarah Singkat Sekolah
Berawal dari kelebihan siswa SMAN 1 Pamulang sebanyak 46 Siswa
(satu kelas) pada tahun pelajaran 2004/2005 dengan menejemen SMA 1
Pamulang tepatnya pada 19 Juli 2004. Dalam perjalanan selama 1 (satu)
tahun siswanya tinggal 38 siswa. Pada awal rintisan berdirinya dipimpin
oleh Drs. Dedi Rafidi (periode 2004-2005), kemudian dilanjutkan oleh Drs
Junaedi, M.M (periode 2005-2008), setelah itu pada tahun 2008 (selama
kurang lebih 8 bulan) dipimpin oleh Dra. Neng Nurhemah, M.Pd, setelah
itu dari tahun 2008-2012 dipimpin oleh Drs. Agus Purwanto, dan kini
dipimpin oleh Drs. Agus Hendrawan, M.Pd. (2012-sekarang).
SMA Negeri 6 Tangerang Selatan terletak di komplek Pamulang
Permai I-Pamulang Barat-Tangerang Selatan. Letaknya yang berbatasan
langsung dengan wilayah bisnis penyediaan barang dan Jasa menjadikan
SMA Negeri 6 Tangerang Selatan tempat belajar yang strategis yang
berpotensi menjadi sekolah percontohan jika dikembangkan secara
maksimal, apalagi jika dikaitkan dengan rencana wilayah ini menjadi Pusat
Pemerintahan Kota Tangerang Selatan.
50
Secara umum lahan-lahan di wilayah Pamulang dimanfaatkan sebagai
lahan perumahan. Sehingga adanya sekolah di wilayah Pamulang sangat
membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhan di bidang pendidikan.
Tanah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan sepenuhnya milik negara
dengan luas arealnya 12.000 m2, luas bangunannya 3.297 m
2 dengan
sekeliling lahan yang telah dibatasi oleh pagar yang secara otomatis
berpotensi untuk menjaga/tindakan preventif jika ada peserta didik yang
coba-coba untuk bolos sekolah dijam-jam KBM.
2. Visi, Misi dan Tujuan
Visi
Menghasilkan lulusan yang berbudi luhur, kreatif-inovatif berlandaskan
IMTAK dan unggul dalam IPTEK yang berwawasan lingkungan serta
kompetitif dalam menghadapi era global.
Misi
a. Menumbuhkembangkan kultur positif berlandaskan IMTAK
b. Membudayakan sikap kreatif-inovatif dan berbudi pekerti luhur
c. Mewujudkan life skill dengan memberdayakan multiple intelegence
d. Menciptakan lingkungan sebagai media pembelajaran alam
berbasis teknologi informasi
e. Menggali potensi diri untuk mampu bersaing sebagai bekal hidup
di masyarakat
Tujuan
a. Memiliki sistem informasi sekolah dalam sebuah jaringan
komputerisasi
b. Memiliki perpustakaan yang berstandar nasional
c. Memperoleh kejuaraan bidang seni dan sains tingkat kabupaten
dan provinsi
d. Memiliki lulusan yang diterima di PTN mencapai 25%
e. Memiliki alat peraga dan media pembelajaran hasil karya guru
mata pelajaran
51
f. Memiliki hasil karya siswa yang dapat ditampilkan dalam pameran
pendidikan di tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional
g. Memiliki siswa yang mampu mengadakan dan melaksanakan
kompetensi dalam bidang kompetensi mata pelajaran tingkat
kabupaten dan provinsi
h. Memiliki sistem pembelajaran yang mudah, massal dan
menyenangkan
i. Memiliki metode, media dan pendekatan pembelajaran yang aman,
nyaman dan menyenangkan
j. Memiliki MoU dengan instansi/lembaga pemerintah/swasta
maupun perguruan tinggi dalam bidang IPTEK dan jaminan sosial
dan kesehatan.
k. Memiliki siswa yang kuat iman dan taqwanya, yang
terimplementasikan dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan
kegiatan kegamaan sesuai ajaran agamanya masing-masing.
3. Sarana dan Prasarana
Bangunan sekolah pada umumnya dalam kondisi baik. Jumlah ruang
kelas untuk menunjang kegiatan belajar juga memadai. Fasilitas sekolah
yang dimiliki oleh SMA Negeri 6 Tangerang Selatan adalah sebagai
berikut:
Ruang Kepala Sekolah : 1, Baik
Ruang Wakasek : 1, Baik
Ruang TU : 2, Baik
Ruang Guru : 1, Baik
Ruang Kelas : 30, Baik
Ruang Lab. IPA : 2, Baik
Ruang Lab. Bahasa : 1, Baik
Ruang Perpustakaan : 1, Baik
Ruang Lab. Komputer : 2, Baik
Ruang Osis : 1, Baik
52
Ruang UKS : 1, Baik
Ruang peralatan Olahraga : 1, Baik
Ruang BP/BK : 1, Baik
Pos Keamanan : 1, Baik
Ruang Piket : 1, Baik
KM/WC Kasek : 1, Baik
KM/WC Wakasek : 1, Baik
KM/WC Guru : 2, Baik
KM/WC BP/BK : 1, Baik
KM/WC TU : 2, Baik
KM/WC siswa : 18, Baik
Wastafel didepan kelas : 18, baik
4. Pendiri SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
SMA Negeri 6 Tangerang Selatan didirikan pada tahun 2005
berdasarkan SK Bupati Tangerang No. 421/Kep-53Huk/2005 tentang
Pendirian sekolah baru (USB). Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di
SMA Negeri 6 Kota Tangerang Selatan sejak awal berdirinya adalah:
Tabel 4.1
Kepala sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
NAMA PERIODE TUGAS
1. Drs. Dedi Rafidi. Persiapan Pendirian - th.2006
2. Drs. Junaedi, M.M. Tahun 2006 s/d Feb. 2008
3. Dra. Neng Nurhemah, M.Pd. Feb. 2008 s/d Des. 2008
4. Drs. Agus Purwanto Des. 2008 s/d Okt 2012
5. Drs. Agus Hendrawan, MPd Okt 2012 s/d sekarang
5. Tenaga Pendidik
Tenaga Pendidik yang dimiliki oleh SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
berjumlah 58 guru dan 21 Staf Tata Usaha.
Dari sejumlah guru, sebanyak 46 orang (79,31 %) berstatus guru PNS, dan
sisanya 12 orang (20,69 %) berstatus guru honorer. 17 orang (29,31 %)
53
berpendidikan S2, dan sisanya 41 orang (70,69 %) berpendidikan S1.
Sedangkan untuk tenaga kependidikan hanya 1 orang yang PNS.
Jumlah peserta didik pada tahun pelajaran 2012/2013 seluruhnya
berjumlah 1.080 orang. Persebaran jumlah peserta didik di kelas X ada
sebanyak 10 rombongan belajar dengan komposisi 5 rombel MIA
(Matematika dan Ilmu Alam) dan 5 rombel IIS (Ilmu-Ilmu Sosial), kelas
XI sebanyak 10 rombongan belajar dengan komposisi 5 rombel program
IPA dan 5 rombel program IPS dan di kelas XII sebanyak 9 rombongan
belajar dengan komposisi 5 rombel program IPA dan 4 rombel program
IPS, ditambah 1 kelas Akselerasi. Sekitar separuh dari peserta didik (50%)
berasal dari wilayah Kec. Pamulang sedangkan sisanya tersebar dari
wilayah sekitar Pamulang yaitu Ciputat, Serpong, Cisauk, Pondok Aren,
dan lain-lain.
Pencapaian nilai rata-rata UN peserta didik pada saat PSB/PPDB sejak
berdirinya SMA Negeri 6 Tangerang Selatan cenderung meningkat, tetapi
untuk tahun pelajaran 2013/2014 menurun. Berdasarkan hasil analisis
penurunan ini terjadi secara nasional. Kemungkinan besar adalah karena
jumlah paket soal dalam satu kelas yang terdiri dari 20 orang ada 21 paket.
Ini terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Input dan Output Peserta didik
Input Tahun
Pelajaran
Passing Grade
Peserta Didik
Baru
Output
Tahun
Pelajaran
Rata-rata Jumlah
Nilai UN
IPA IPS
2008/2009
2009/2010
2010/2011
2011/2012
2012/2013
29.30
31.55
32,60
31,20
2007/2008
2008/2009
2009/2010
2010/2011
2011/2012
2012/2013
42,02
43,86
43,05
47,53
47,41
43,56
43,29
43,98
47,38
46,03
54
6. Kondisi Ideal
Berdasarkan kondisi riil yang diuraikan di atas, SMA Negeri 6 Kota
Tangerang Selatan sudah mendekati ideal, dari tahun ke-tahun selalu ada
pembenahan/penambahan sarana prasarana, di antaranya di tahun pelajaran
2012/2013 sudah ditambah 1 lab IPA, 1 lab bahasa, 18 wastafel di depan
masing-masing kelas lantai bawah, 12 LCD yang 10 diantaranya sudah
terpasang di beberapa kelas, 18 CCTV yang terpasang di kelas, juga
terbangunnya masjid sekolah hasil swadana warga sekolah meskipun baru
lantai bawah. Tetapi tentu ini akan lebih ideal lagi jika pembenahan
diadakan secara berkelanjutan, diantaranya adanya penambahan fasilitas
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Kondisi ideal SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
No Keadaan Riil Keadaan Ideal
1. Ada 2 lab IPA yang secara otomatis
digunakan untuk bersama (praktik
Kimia, Biologi dan Fisika)
Ada 3 lab IPA.
Jadi perlu ada penambahan 1 lab
IPA.
2. Ada 10 LCD terpasang di ruang
kelas
Terpasang LCD di seluruh ruang
kelas (30 ruang kelas)
3 Tenaga Kependidikan yang PNS
baru 1 dan kurang menguasai ICT
Ada sedikitnya 3 Tenaga
Kependidikan yang PNS dan
menguasai ICT dengan baik
4 Ada beberapa mata pelajaran yang
kekurangan guru PNS ataupun
belum mempunyai guru PNS
sehingga diambil guru honorer, baik
yang mengajar di satu sekolah saja,
yaitu di SMAN 6 saja atau yang
mengajar dibeberapa sekolah
Terpenuhi guru PNS berkualitas
untuk semua mata pelajaran
5 Adanya Tenaga Pendidik yang Semua guru memiliki
55
kurang atau jauh dari memiliki
kompetensi guru
kompetensi guru. Untuk guru-
guru yang sudah diberikan
pengarahan/pembimbingan tapi
tidak ada perubahan sebaiknya
dipindahkan status
kepegawaiannya menjadi tenaga
struktural.
7. Prestasi yang Dimiliki
Tabel 4.4 Prestasi
8. Program Kerja
Program Unggulan SMAN 6 Tangerang Selatan
a. Menjadi Sekolah Standar Nasional (SSN).
b. Mengembangkan Sikap dan Kompetensi Keagamaan.
c. Mengembangkan Potensi Siswa Berbasis Multiple Intelligance.
d. Mengembangkan Budaya daerah.
e. Mengembangkan Kemampuan bahasa dan Teknologi Informasi.
f. Meningkatkan Daya serap Ke Perguruan Tinggi Favorit.
Program Pengembangan Sarana Prioritas
56
a. Membangun Mushola permanen dengan kapasitas 500 orang jamaah.
b. Menertibkan areal parkir.
c. Membangun Ruang Pengolah Data.
d. Perbaikan dan Pengecetan Lapangan Olah Raga.
e. Pengembangan Jaringan Infrastruktur LAN (Intranet dan Internet).
f. Pengembangan Sistem Informasi Sekolah (SIS).
g. Melengkapi Sarana dan Prasarana Perpustakaan dan Lab Komputer.
h. Pembangunan Gedung Serbaguna.
9. Kurikulum yang Digunakan Di Sekolah
Tabel 4.5 Kurikulum
No Kurikulum Kelas
X XI XII
1 Kurikulum 1994
2 Kurikulum 1999
3 Kurikulum 2004 (KBK)
4 KTSP v v V
5 K13 V
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas X IIS 2 dan X IIS 4 SMA Negeri 6
Tangerang Selatan pada materi pembelajaran menyimak puisi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media audio
terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X pada SMA Negeri 6
Tangerang Selatan tahun ajaran 2013/2014. Proses pembelajaran
dilakukan dengan memberikan perlakuan tehadap salah satu kelas. Kelas
X IIS 4 merupakan kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan
menggunakan media audio berupa rekaman puisi, dan kelas X IIS 2
merupakan kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan.
Sebelum melakukan penelitian di kelas eksperimen dan kelas
kontrol, peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Uji
validitas dan reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengukur hasil
57
belajar pada pembelajaran menyimak puisi. Uji validitas dan reliabilitas
dilakukan dengan mengujikan sebanyak 15 pertanyan pilihan ganda
tentang materi puisi. Puisi yang diambil adalah puisi karya Chairil Anwar
yang berjudul “Persetujuan dengan Bung Karno” Dari hasil uji validitas
dan reliabilitas, sebanyak lima soal yang tidak memenuhi syarat validitas,
dan tiga soal yang tidak memenuhi syarat reliabilitas. Soal yang tidak
valid dan tidak reliabel tidak dibuang, melainkan dilakukan pengujian
validitas konstruksi, yakni pengujian validitas yang dikonsultasikan
dengan para ahli/dosen. Konsultasi yang dilakukan dengan mengubah
redaksi atau bahasa yang digunakan di soal, jadi soal yang dipakai dalam
penelitian tetap berjumlah 15 soal pilihan ganda.
Tahap selanjutnya adalah melakukan uji normalitas dan
homogenitas, nilai yang dilakukan untuk menghitung uji prasyarat adalah
nilai ujian harian di kelas X IIS 2 dan X IIS 4. Pada uji normalitas dan
homogenitas kedua kelas dinyatakan normal dan homogen, maka setelah
dinyatakan normal dan homogen, peneliti langsung melakukan penelitian
pada kedua kelas tersebut.
Pada pembelajaran awal di kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilakukan pretest. Lalu setelah itu peneliti masuk pada inti pembelajaran.
Di kelas eksperimen peneliti menggunakan media audio berupa rekaman
puisi, puisi yang didengar sebagai contoh musikalisasi/rekaman puisi
adalah puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “Pada Suatu
Hari Nanti” dan sebagai evaluasi (pretest dan posttest) menggunakan
puisi karya Chairil Anwar yang berjudul “Persetujuan dengan Bung
Karno,” sedangkan di kelas kontrol tidak menggunakan media. Puisi
disajikan dalam bentuk teks yang dibaca oleh beberapa siswa secara
bergantian. Pada pembelajaran pertemuan berikutnya peneliti
memberikan posttest dengan soal yang sama. Kemudian skor rata-rata
dari kedua kelas selanjutnya dijadikan sebagai data yang akan digunakan
dan diolah sebagai hasil penelitian.
58
2. Deskripsi Data Hasil Prestest dan Posttest Keterampilan
Menyimak Puisi Siswa Kelas X SMA Negeri 6 Tangerang
Selatan.
Tabel 4.6
Data Hasil Pretest Siswa Kelas Kontrol (X IIS 2)
No NAMA NILAI
1 AFIF ALWAN SABIQ 46
2 APRILIA PUSPITANINGRUM 73
3 DANU SUSANTO 60
4 DENI RAMADYANTO 53
5 DEZA NURUL AINI 53
6 DHEA SALSABILA 66
7 EKA MARDIANI 73
8 ELISABET SATRIA 46
9 FAJAR RIANA WULANDARI 60
10 FELICIA PRAZEITA 46
11 FIRA ANDIANI MAIDAH 66
12 FLIVIA RETNO HERWANTI 46
13 GILANG ANUGRAH PRADANA 66
14 HAIKAL ARSYAN MUSTIKA 40
15 IKHSANTI CHOERUNNISA P 66
16 KYLIA TIANI PUTRI 40
17 M. RAYHAN AKBAR 53
18 MIA NURUL FADILAH 60
19 MUHAMMAD ILYAS SYAHRONI 53
20 NAZILA FAJRIAH AMRI 60
21 NOVITA CAESARIA PUTRI 73
59
22 NURFINA FITRI MELINA 73
23 RAFI ARKHAN 53
24 RAKA DZULFIKAR 53
25 REZA ADITYA NUGROHO 33
26 RISDAYANTI 66
27 RIZKY AGUNG PRASETYO 60
28 RIZKY OKTAVIANI 60
29 SOFIA AMALIA RINANDA 66
30 TAJDIDUN NISA 60
31 TITI AYU SANJAYA 73
32 VIDINIA RAMADHANI 53
33 YOUKE NANLOHY 53
34 MUHAMAD RAFLI 40
35 PINGKAN RAUDYA TUZZAHRA 33
36 VIOLITA LUSTRI ANANDA DEWI 73
Nilai prestest yang yang dihasilkan oleh siswa kemudian diurutkan dari
nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutannya sebagai berikut:
Tabel 4.7
Urutan Nilai Pretest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Kontrol
(X IIS 2)
33 33 40 40 40 46 46
46 46 53 53 53 53 53
53 53 53 60 60 60 60
60 60 60 66 66 66 66
66 66 73 73 73 73 73
73
60
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai pretest yang terendah adalah 33,
sebanyak dua orang dan nilai yang tertinggi adalah 73 sebanyak enam
orang. Nilai mean 55.06, nilai median 54.49, nilai modus 50. Nilai
varians 113.71 dan standar deviasi 10.67.
Distribusi frekuensi pembelajaran menyimak puisi pada pretest kelas
kontrol dapat disajikan pada grafik histogram dan poligon di bawah ini:
Gambar 1
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa frekuensi absolut tertinggi berada
pada rentang 39.5-46.5, dengan titik tengah 50 pada frekuensi 8.
Frekuenssi absolut terendah berada pada rentang 25.5 - 32.5, dengan titik
tengah 36, pada frekuensi 2. Median data terletak pada 46.5 – 53.5,
dengan titik tengah antara 50 dan 57, pada frekuensi 8 dan 7.
29
36
43 29
50
57
64
71
25.5
61
Tabel 4.8
Data Hasil Posttest Siswa Kelas Kontrol (X IIS 2)
No NAMA NILAI
1 AFIF ALWAN SABIQ 66
2 APRILIA PUSPITANINGRUM 76
3 DANU SUSANTO 76
4 DENI RAMADYANTO 66
5 DEZA NURUL AINI 60
6 DHEA SALSABILA 76
7 EKA MARDIANI 73
8 ELISABET SATRIA 80
9 FAJAR RIANA WULANDARI 60
10 FELICIA PRAZEITA 60
11 FIRA ANDIANI MAIDAH 73
12 FLIVIA RETNO HERWANTI 73
13 GILANG ANUGRAH PRADANA 70
14 HAIKAL ARSYAN MUSTIKA 80
15 IKHSANTI CHOERUNNISA P 80
16 KYLIA TIANI PUTRI 56
17 M. RAYHAN AKBAR 66
18 MIA NURUL FADILAH 80
19 MUHAMMAD ILYAS SYAHRONI 76
20 NAZILA FAJRIAH AMRI 76
21 NOVITA CAESARIA PUTRI 76
22 NURFINA FITRI MELINA* 76
23 RAFI ARKHAN 80
24 RAKA DZULFIKAR 53
62
25 REZA ADITYA NUGROHO 60
26 RISDAYANTI 73
27 RIZKY AGUNG PRASETYO 66
28 RIZKY OKTAVIANI 66
29 SOFIA AMALIA RINANDA 70
30 TAJDIDUN NISA 80
31 TITI AYU SANJAYA 80
32 VIDINIA RAMADHANI 66
33 YOUKE NANLOHY 53
34 MUHAMAD RAFLI 60
35 PINGKAN RAUDYA TUZZAHRA 73
36 VIOLITA LUSTRI ANANDA DEWI 80
Nilai posttest yang yang dihasilkan oleh siswa kemudian diurutkan dari
nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutannya sebagai berikut:
Tabel 4.9
Urutan Nilai Posttest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Kontrol
(X IIS 2)
53 53 56 60 60 60 60
60 66 66 66 66 66 66
70 70 73 73 73 73 73
76 76 76 76 76 76 76
80 80 80 80 80 80 80
80
63
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai posttest yang terendah adalah
53, sebanyak dua orang dan nilai yang tertinggi adalah 80 sebanyak
delapan orang orang. Nilai mean 70.42, nilai median 73.3, nilai modus
75.62. Nilai varians 69.11 dan standar deviasi 8.32.
Distribusi frekuensi Pembelajaran menyimak puisi pada posttest kelas
kontrol dapat disajikan pada grafik histogram dan poligon di bawah ini:
Gambar 2
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa frekuensi absolut tertinggi berada
pada rentang 67.5-72.5, dengan titik tengah 75 pada frekuensi 12.
Frekuenssi absolut terendah berada pada rentang 62.5 – 67.5, dengan titik
tengah 70, pada frekuensi 2. Median data terletak pada 62.5 – 67.5,
dengan titik tengah antara 65 dan 70, pada frekuensi 2 dan 6.
50
55
60
65
70
75
80
47.5
64
Tabel 4.10
Statistik Deskripstif Kelas Kontrol
Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Keterangan Pretest Postest
N 36 36
Xmax 73 80
Xmin 33 53
X 55.06 70.42
S 10.67 8.32
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil pretest dan posttest pada kelas
kontrol. Nilai terendah yang diperoleh pada kelas kontrol mengalami
peningkatan, yaitu 33 untuk nilai terendah pretest dan 53 untuk nilai
terendah posttest, dari nilai 33 menjadi 53. Dengan demikian selisih
peningkatan mencapai 20. Nilai tertinggi pun terjadi peningkatan, yaitu 73
untuk pretest dan 80 untuk posttes, selisih peningkatan mencapai 8.
Peningkatan terjadi setelah kelas kontrol melakukan pembelajaran walaupun
tanpa menggunakan media. Nilai rata-rata pretest dan posttest kelas kontrol
menunjukkan perbedaan yang meningkat, yaitu 55.06 untuk rata-rata pretest
dan 70.42 untuk rata-rata posttest. Akan tetapi pada standar deviasi atau
simpangan baku pretest dan posttest mengalami penurunan, yaitu dari 10.67
untuk simpangan baku pretest, menjadi 8.32 untuk simpangan baku posttest.
Akan tetapi dilihat dari nilai pretest dan posttest pada kelas kontrol, hasil ini
menunjukkan bahwa peroleh posttest lebih tinggi dibanding pretest maka
dalam pembelajaran menyimak puisi di kelas kontrol terjadi peningkatan.
65
Tabel 4.11
Data Hasil Prestest Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4)
NO. NAMA NILAI
1 ACHMAD CHANDRA 46
2 AJENG PRILLIANTHI RUSMAWADI 60
3 ALFATH LUTHFI HUSAINI 53
4 ANGGARA PUTRA RAMADHAN 60
5 AYU CITRA DEWI 73
6 AZZHARA OWENA LIVIA 66
7 BELINDA AUDREYA AMBARWATI 46
8 FADHIL INDRAWAN 46
9 FARENTIFAL NAHDA 40
10 FRANCISKA ANGELITA LORENZA 33
11 FRISCA AYU APRILIA LEXSA 40
12 HAFIJAH RAHMAWATI 53
13 M. AMRY AGUSTA 46
14 MEGA AYU GITANINGTYAS 53
15 MELLY AYUNING TYAS 60
16 MIRANDA THOMAS 53
17 MUHAMMAD BADRIANTO
SAMUDRA
53
18 MUHAMMAD FARIDH 60
19 MUHAMMAD FAUZAN 53
20 MUHAMMAD FEBRILIAN 60
21 NAFISAH HASAN 60
22 NUR VIDIANI 53
23 NURFADHILA IDHANY 66
24 PERMATA SARI 46
66
25 RASHIDA AN'AM SHALIHA 73
26 RINI AINUN NISYA 60
27 ROBY WIJAYA PUTRA 40
28 ROQIBAN DWI SAPUTRA 53
29 SARAH SUSILAWATI 53
30 SELVI SINTIYA SARI 20
31 THORIQ ALGHIFARI 53
32 TIGY AMBAR SILVANARI 46
33 VONY NURATIKHA 40
34 WAHYU DWI FEBRIANTI 46
Nilai prestest yang yang dihasilkan oleh siswa kemudian diurutkan dari
nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutannya sebagai berikut:
Tabel 4.12
Urutan Nilai Pretest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Eksperimen
(X IIS 4)
20 33 40 40 40 40 46
46 46 46 46 46 46 53
53 53 53 53 53 53 53
53 53 60 60 60 60 60
60 60 66 66 73 73
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai pretest yang terendah adalah 20,
sebanyak satu orang dan nilai yang tertinggi adalah 73 sebanyak dua
orang orang. Nilai mean 50.74, nilai median 50.1, nilai modus 45.6. Nilai
varians 115.29 dan standar deviasi 10.74.
67
Distribusi frekuensi Pembelajaran menyimak puisi pada pretest kelas
eksperimen dapat disajikan pada grafik histogram dan poligon di bawah
ini:
Gambar 3
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa frekuensi absolut tertinggi berada
pada rentang 28.5-37.5, dengan titik tengah 42 pada frekuensi 12.
Frekuensi absolut terendah berada pada rentang 10.5-19.5 dan 19.5-28.5,
dengan titik tengah 24 dan 33, pada frekuensi 2. Median data terletak
pada 37.5 – 46.5, dengan titik tengah antara 42 dan 51, pada frekuensi 12
dan 10.
Tabel 4.13
Data Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen (X IIS 4)
NO. NAMA NILAI
1 ACHMAD CHANDRA 73
2 AJENG PRILLIANTHI
RUSMAWADI 86
3 ALFATH LUTHFI HUSAINI 93
15
24 33
42 51
69
60
10.5
68
4 ANGGARA PUTRA RAMADHAN 73
5 AYU CITRA DEWI 80
6 AZZHARA OWENA LIVIA 73
7 BELINDA AUDREYA
AMBARWATI 66
8 FADHIL INDRAWAN 83
9 FARENTIFAL NAHDA 73
10 FRANCISKA ANGELITA
LORENZA 53
11 FRISCA AYU APRILIA LEXSA 93
12 HAFIJAH RAHMAWATI 86
13 M. AMRY AGUSTA 86
14 MEGA AYU GITANINGTYAS 60
15 MELLY AYUNING TYAS 86
16 MIRANDA THOMAS 73
17 MUHAMMAD BADRIANTO
SAMUDRA 80
18 MUHAMMAD FARIDH 86
19 MUHAMMAD FAUZAN 66
20 MUHAMMAD FEBRILIAN 86
21 NAFISAH HASAN 60
22 NUR VIDIANI 86
23 NURFADHILA IDHANY 80
24 PERMATA SARI 93
25 RASHIDA AN'AM SHALIHA 80
26 RINI AINUN NISYA 93
27 ROBY WIJAYA PUTRA 73
28 ROQIBAN DWI SAPUTRA 73
69
29 SARAH SUSILAWATI 60
30 SELVI SINTIYA SARI 86
31 THORIQ ALGHIFARI 93
32 TIGY AMBAR SILVANARI 100
33 VONY NURATIKHA 86
34 WAHYU DWI FEBRIANTI 80
Nilai posttest yang yang dihasilkan oleh siswa kemudian diurutkan dari
nilai terendah sampai nilai tertinggi. Adapun urutannya sebagai berikut:
Tabel 4.14
Urutan Nilai Posttest Terendah sampai Tertinggi Siswa Kelas Eksperimen
(X IIS 4)
53 60 60 60 66 66 73
73 73 73 73 73 73 80
80 80 80 80 83 86 86
86 86 86 86 86 86 86
93 93 93 93 93 100
Berdasarkan tabel di atas diketahui nilai posttest yang terendah adalah
53, sebanyak satu orang dan nilai yang tertinggi adalah 100 sebanyak
satu orang. Nilai mean 80.03, nilai median 81.78, nilai modus 88.5. nilai
varians 162.68 dan standar deviasi 12.75.
Distribusi frekuensi Pembelajaran menyimak puisi pada posttest kelas
eksperimen dapat disajikan pada grafik histogram dan poligon di bawah
ini:
70
Gambar 4
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa frekuensi absolut tertinggi berada
pada rentang 76.5-84.5, dengan titik tengah 88.5, frekuensi 9. Frekuenssi
absolut terendah berada pada rentang 52.5-60.5, dengan titik tengah 64.5,
pada frekuensi 2. Median data terletak pada 68.5 – 75.5, dengan titik tengah
antara 72.5 dan 80.5, pada frekuensi 7 dan 6.
Tabel 4.15
Statistik Deskripstif Kelas Eksperimen
Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Keterangan Pretest Postest
N 34 34
Xmax 73 100
Xmin 20 53
X 50.74 81.78
S 10.74 12.75
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan hasil pretest dan posttest pada
kelas eksperimen. Nilai terendah yang diperoleh pada kelas eksperimen
44.5
71
mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu 20 untuk nilai terendah
pretest dan 53 untuk nilai terendah posttest, dari nilai 20 menjadi 53,
selisih peningkatan mencapai 33. Nilai tertinggi pun mengalami
peningkatan, yaitu 73 untuk pretest dan 100 untuk posttest, selisih
peningkatan mencapai 27. Peningkatan terjadi setelah kelas eksperimen
melakukan pembelajaran menggunakan media audio. Nilai rata-rata
pretest dan posttest kelas eksperimen menunjukkan perbedaan yang
meningkat, yaitu dari 50.74 untuk rata-rata pretest menjadi 81.78 untuk
rata-rata posttest. Pada standar deviasi atau simpangan baku pretest dan
posttest juga mengalami peningkatan yang signifikan juga, yaitu dari
10.74 untuk simpangan baku pretest, menjadi 12.75 untuk simpangan
baku posttest. Dilihat dari nilai pretest dan posttest pada kelas
eksperimen hasil ini menunjukkan bahwa peroleh posttest lebih tinggi
dibanding pretest. Maka dalam pembelajaran menyimak puisi
menggunakan media audio terjadi peningkatan.
Tabel 4.16
Statistik Deskripstif Postest Kelas Kontrol dan Posttest Kelas Eksperimen
Data Posttest Kelas Kontrol dan Posttest Kelas Eksperimen
Keterangan Posttest Kelas
Kontrol
Posttest Kelas
Eksperimen
N 36 34
Xmax 80 100
Xmin 53 53
X 70.42 81.78
S 8.32 12.75
Dari tabel posttest kelas kontrol dan kelas eskperimen menunjukkan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran menyimak puisi. Nilai terendah yang
diperoleh siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen sama, dengan
nilai 53. Sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada kelas
eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai yang diperoleh di kelas
72
kontrol. Yaitu 100 untuk kelas eksperimen dan 80 untuk kelas kontrol,
dengan selisih mencapai 20. Perolehan nilai rata-rata di kelas eksperimen
lebih tinggi dibanding di kelas kontrol, 70.42 untuk kelas kontrol dan
81.78 untuk kelas eksperimen, dengan jumlah selisih nilai rata-rata 11.36.
Simpangan baku di kelas eksperimen juga lebih tinggi dibanding di kelas
kontrol. 8. 32 untuk kelas kontrol dan 12.75 untuk kelas eksperimen.
Jumlah selisih simpangan baku mencapai 4.43. Maka dapat disimpulkan
dari statistik deskriptif ini nilai posttest di kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan di kelas kontrol karena pada dasarnya kelas eksperimen
dalam pembelajaran menyimak puisi menggunakan media audio.
C. Pengujian Prasyarat Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Hasil dari uji validitas instrumen soal yang diajukan kepada siswa
kelas X IIS 3, dengan jumlah siswa 32 orang serta 15 soal yang
sudah diujikan. Hasil validitas butir soal untuk setiap nomor
ditujukkan pada baris Pearson Correlation. Untuk mengetahui soal
valid atau tidak dibandingkan dengan r tabel Product Moment.
Dengan jumlah siswa data sebanyak 32 orang (N = 32) dan taraf
signifikan 5 % menurut r tabel. Soal dinyatakan valid apabila r hasil
hitungan > r tabel.
Tabel 4.17
Validitas Instrumen
Nomor Soal r Hitung R tabel (5%)
N = 32 Keterangan
1 0.558 0.349 Valid
2 0.010 0.349 Tidak valid
3 0.605 0.349 Valid
4 0.043 0.349 Tidak valid
5 0.456 0.349 Valid
73
6 0.540 0.349 Valid
7 0.088 0.349 Tidak valid
8 0.519 0.349 Valid
9 0.473 0.349 Valid
10 0.768 0.349 Valid
11 0.419 0.349 Tidak valid
12 0.446 0.349 Valid
13 0.154 0.349 Tidak valid
14 0.385 0.349 Valid
15 0.540 0.349 Valid
Dari uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan rumus
Pearson Correlation adalah nomor soal 1, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 12, 13,
15. Soal yang dinyatakan valid berjumlah sepuluh soal, dan tidak
valid lima soal. Maka pada penelitian nanti, untuk soal yang tidak
valid tidak akan dibuang, melainkan akan dilakukan pengujian
validitas konstruksi, yakni pengujian validitas yang dikonsultasikan
dengan para ahli.46
Konsultasi yang dilakukan dengan mengubah
redaksi atau bahasa yang digunakan di soal. Ahli di sini dapat
dikatakan adalah dosen. Para ahli atau dosen akan memberi
keputusan bahwa instrumen yang digunakan tanpa perbaikan, ada
perbaikan dan mungkin dirombak total. Jadi, soal yang dipakai
dalam penelitian tetap berjumlah 15 soal dengan bentuk pilihan
ganda.
b. Hasil uji Reliabilitas
Hasil uji Reliabilitas instrumen soal yang diajukan kepada siswa
dengan jumlah 32 siswa dan jumlah soal 15 soal ialah:
Keterangan:
1. Nilai Croncbach’s Alpha if Item Delete = Nilai Reliabilitas Butir
46
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta Bandung, 2013), h. 177.
74
2. Untuk menilai nilai validitas dan reliabilitas butir valid dan
reliabilitas, harus dibandingkan dengan r Tabel pada DF = N-2
dan probabilitas = 0,05.
3. Nilai distribusi frekuensi dengan jumlah sampel (32)-2= 30. R
Tabel df 30 probabilitas 0,05 adalah 0,361.
Tabel 4.18
Reliabilitas Instrumen
Nomor
Soal
Nilai
Croncbach’s
Alpha if Item
Delete
Nilai r
tabel
Keterangan
1 0.452 0,361 Reliabel
2 0.216 0,361 Tidak Reliabel
3 0.380 0,361 Reliabel
4 0.175 0,361 Tidak Reliabel
5 0.565 0,361 Reliabel
6 0.390 0,361 Reliabel
7 0.390 0,361 Reliabel
8 0.533 0,361 Reliabel
9 0.412 0,361 Reliabel
10 0,423 0,361 Reliabel
11 0.386 0,361 Reliabel
12 0.440 0,361 Reliabel
13 0.506 0,361 Reliabel
14 0.448 0,361 Reliabel
15 0.118 0,361 Tidak Reliabel
Nilai
Alpha
Jumlah
soal (N)
0.565 15
75
Maka, butir yang reliabel dengan menggunakan rumus Alpha adalah
soal nomor 1,3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14. Akan tetapi, secara
keseluruhan hasil statistik reliabilitas dengan rumus Alpha adalah
0,565 berarti soal-soal tersebut dapat diterima atau reliabilitas.
Keterangan:
1. Perhitungan validitas dan reliabilitas pada instrumen soal ini
menggunakan aplikasi SPSS 20.
2. Uji Normalitas dan Homogenitas
a. Normalitas
Uji normalitas pemelitian menggunakan liliefors yang dilakukan
terhadap kedua kelompok data. Pengujian dilakukan untuk
mengetahui sampel yang diteliti berdistribusi normal atau berada
pada titik seimbang. Kriteria dikatakan berdistribusi normal jika
harga Lhitung < Ltabel, sebaliknya jika harga Lhitung > Ltabel maka data
yang diperoleh tidak berdistribusi normal.
1) Uji Normal data kelas eksperimen
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Lhitung sebesar 0.010
dan Ltabel sebesar 0.151 pada taraf signifikan 0.05 untuk jumlah
kelas (n) adalah 34. Sehingga Lhitung (0.010) < Ltabel (0.151),
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh
berdistribusi normal.
2) Uji normal data kelas kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Lhitung sebesar 0.107
dan Ltabel sebesar 0.147 pada taraf signifikan 0.05 untuk jumlah
kelas (n) adalah 36. Sehingga Lhitung (0.107) < Ltabel (0.147),
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh
berdistribusi normal.
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan berdasarkan tabel
normalitas sebagai berikut:
76
Tabel 4.19
Uji Normalitas
N Lhitung Ltabel Keterangan
34 0.010 0.151 Normal
36 0.107 0.147 Normal
b. Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menghitung harga satuan.
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
kesamaannya variansi kelompok maka dapat dikatakan bahwa
kelompok tersebut berasal dari populasi yang sama (homogen).
Adapun keriteria pengujiannya sebagai berikut: Terima Ho jika
harga Fhitung ≤ Ftabel, dan Tolak Ho jika harga Fhitung > Ftabel, dengan
keterangan:
Ho: Varians populasi homogen
Ha: Varian s populasi tidak homogen
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari dua
kelompok kontrol dan eksperimen Fhitung = 1.1394 dan Ftabel 1.762
dengan taraf signifikan 0.05. Maka disimpulkan Fhitung (1.1394) ≤
Ftabel (1.762), dengan demikian bahwa variansi populasi adalah sama
atau homogen.
D. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai rata-rata pembelajaran
menyimak puisi siswa yang menggunakan media audio adalah 79.35, dengan
varians 162.68 dan standar deviasi 12.75. sedangkan nilai rata-rata
pembelajaran menyimak siswa yang tidak menggunakan media audio adalah
70.42, dengan varians 69.11 dan standar deviasi 8.32, untuk mengetahui
adanya pengaruh atau tidak, perlu diadakan analisis lanjut.
Berdasarkan hasil pengujian persyaratan analisis yang meliputi uji
normalitas dan homogenitas, diketahui bahwa kedua kelas berada pada
77
distribusi normal dan homogen, sehingga dengan melakukan uji hipotesis
menggunakan uji t.
Dengan melihat hasil perhitungan rata-rata kelas eksperimen dan kontrol
diperoleh thitung = 3.63, sedangkan pada taraf signifikan α = 0.05 dengan
derajat kebebasan (dk) = 68 bila dicocokkan dengan harga ttabel yaitu (1-½ɑ ),
jadi harga ttabel (1-(0.5) (0.05) ttabel (0.975) = 1.668
Dengan diketahui thitung = 3.63 > 1.668 ttabel, maka hipotesis Ho ditolak
dan Hi diterima, yang berarti terdapat pengaruh dalam penggunaan media
audio terhadap pembelajaran menyimak puisi kelas X SMA Negeri 6
Tangerang Selatan. Adapun perhitungan dengan uji-t sebagai berikut:
Tabel 4.20
Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
No Pretest (YI) Postest (Y2) (YI)2 (Y2)
2
1 46 66 2116 4356
2 73 76 5329 5776
3 60 76 3600 5776
4 53 66 2809 4356
5 53 60 2809 3600
6 66 76 4356 5776
7 73 73 5329 5329
8 46 80 2116 6400
9 60 60 3600 3600
10 46 60 2116 3600
11 66 73 4356 5329
12 46 73 2116 5329
13 66 70 4356 4900
14 40 80 1600 6400
15 66 80 4356 6400
16 40 56 1600 3136
17 53 66 2809 4356
18 60 80 3600 6400
19 53 76 2809 5776
20 60 76 3600 5776
21 73 76 5329 5776
78
22 73 76 5329 5776
23 53 80 2809 6400
24 53 53 2809 2809
25 33 60 1089 3600
26 66 73 4356 5329
27 60 66 3600 4356
28 60 66 3600 4356
29 66 70 4356 4900
30 60 80 3600 6400
31 73 80 5329 6400
32 53 66 2809 4356
33 53 53 2809 2809
34 40 60 1600 3600
35 33 73 1089 5329
36 73 80 5329 6400
Σ 2048 2535 121224 180967
X 56.89 70.42 3367.33 5026.86
Tabel 4.21
Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
No Pretest (XI) Postest (X2) (XI)2 (X2)
2
1 46 73 2116 5329
2 60 86 3600 7396
3 53 93 2809 8649
4 60 73 3600 5329
5 73 80 5329 6400
6 66 73 4356 5329
7 46 66 2116 4356
8 46 83 2116 6889
9 40 73 1600 5329
10 33 53 1089 2809
11 40 93 1600 8649
12 53 86 2809 7396
13 46 86 2116 7396
14 53 60 2809 3600
79
15 60 86 3600 7396
16 53 73 2809 5329
17 53 80 2809 6400
18 60 86 3600 7396
19 53 66 2809 4356
20 60 86 3600 7396
21 60 60 3600 3600
22 53 86 2809 7396
23 66 80 4356 6400
24 46 93 2116 8649
25 73 80 5329 6400
26 60 93 3600 8649
27 40 73 1600 5329
28 53 73 2809 5329
29 53 60 2809 3600
30 20 86 400 7396
31 53 93 2809 8649
32 46 100 2116 10000
33 40 86 1600 7396
34 46 80 2116 6400
Σ 1763 2698 95361 218322
X 51.85 79.35 2804.74 6421.24
a. Pengajuan hipotesis
Ho : μE ≤ μk
Hi : μE > μk
b. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh sebelumnya:
nE : 34 XE : 79.35 : 162.68
nk : 36 Xk : 70.42 : 69.11
Dari data di atas, maka dapat didistribusikan ke dalam rumus uji t sebagi
berikut:
di mana,
80
cari nilai Sg terlebih dahulu:
= 8.93
10.70 √0.029+0.027
= 8.93
= √(34-1) 162.68 + (36-1) 69.11 10.70 √0.056
√(34+36-2) = 8.93
= √(34-1) 162.68 + (36-1) 69.11 10.70 (0.23)
√68 = 8.93 = 3.63
= √(33) 162.68 + (35) 69.11 2.46
√68
= √5368.44 + 2418.85
√68
= √77.87 = √114.52 = 10.70
√68
= 79.35 – 70.42
10.70 √1/34+1/36
c. Taraf signifikan
Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini derajat keyakinan 95%
dengan rumus tɑ = (dk=nE+nK-2). Dengan taraf signifikan 0.05 dan dk =
36+34-2=68. Untuk memperoleh nilai ttabel (0,05;68) pada distribusi t,
digunakan interval tabel berikut:
60 68 70
8 2
Berdasarkan tabel distribusi t, diketahui t(0.05; 60) = 1.67 dan t(0.05; 70) = 1.66
sehingga nilai t(0.05: 68) =
t (0.05;68) = (8 x 1.67) + (2x 1.66) = 13.36+3.32 = 16.68 = 1.668
8+2 10 10
81
d. Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika thitung ≤ ttabel dan sebaliknya
tolak Ho jika thitung > ttabel.
e. Simpulan
Berdasarkan perhitungan, thitung > ttabel yaitu 3.63 > 1.668, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio
terhadap pembelajaran menyimak puisi kelas X SMAN 6 Tangerang
Selatan.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan di kelas eksperimen dengan menggunakan
media audio sebagai alat yang membantu dalam pembelajaran menyimak
puisi. Media audio yang digunakan berupa rekaman puisi yang
diperdengarkan melalui laptop dan pengeras suara. Siswa menyimak rekaman
yang diperdengarkan berupa puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” karya
Chairil Anwar. Puisi yang disimak diharapkan mempermudah siswa untuk
memahami makna yang terkandung dalam setiap bait puisi, berikut puisi
tersebut:
Persetujuan dengan Bung Karno
(Chairil Anwar)
Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengar bicaramu,
dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu
dari mulai tanggal 17 Agustus 1945
aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
aku sekarang api, aku sekarang laut
Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak &
berlabuh
1948
Puisi yang diberikan kepada siswa adalah puisi yang mudah dipahami,
dengan bahasa yang tidak terlalu rumit, dan memiliki makna yang dapat
menjadi inspirasi dan pembelajaran yang baik bagi kehidupan siswa. Selain
82
itu puisi “Persetujuan dengan Bung Karno” juga merupakan puisi yang dapat
dihubungkan dengan bab materi pada saat itu, bab yang dipelajari merupakan
bab tentang negosiasi. Negosiasi merupakan kesepakatan antara dua belah
pihak yang memiliki kepentingan berbeda. Puisi “Persetujuan dengan Bung
Karno” berisi tentang kesepakatan antara Bung Karno dan Penyair untuk
menyelesaikan suatu masalah yang terjadi di Indonesia, maka puisi ini cocok
digunakan sebagai pembelajaran menyimak karena berkesinambungan
dengan materi yang dipelajari.
Pada hari pertama, pembelajaran berlangsung di kelas kontrol. Kelas
kontrol merupakan kelas yang tidak menggunakan media audio ketika
pembelajaran menyimak puisi, lalu peneliti memberikan soal pretest. Masuk
ke pembelajaran inti siswa diberikan contoh puisi “Persetujuan dengan Bung
Karno” dijelaskan sedikit tentang materi puisi dan menyimak, lalu setelah itu
beberapa siswa maju ke depan untuk membacakan puisi sementara siswa lain
menyimak puisi yang dibacakan dengan seksama. Hari berikutnya peneliti
memberikan soal posttest untuk mengetahui pemahaman siswa setelah
dilakukan pembelajaran menyimak puisi.
Di kelas eksperimen, saat pembelajaran berlangsung peneliti
menggunakan media audio berupa rekaman puisi yang diperdengarkan
melalui laptop dan pengeras suara, puisi yang disimak adalah puisi “Pada
Suatu Hari Nanti” karya Sapardi Djoko Damono untuk latihan menyimak.
Lalu peneliti memberikan soal pretest. Masuk ke pembelajaran inti siswa
menyimal lagi rekaman puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”. Setelah itu
dijelaskan sedikit materi tentang tentang puisi dan menyimak. Hari
berikutnya peneliti memberikan soal posttest untuk mengetahui pemahaman
siswa setelah menyimak puisi.
Hasil yang didapat dari penelitian di kelas eksperimen, menyatakan
dengan ditolaknya Ho dan diterimanya H1, dari pengujian hipotesis uji-t pada
taraf signifikan α = 0.05, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam
penggunaan media audio berupa rekaman terhadap pembelajaran menyimak
puisi di kelas X SMA Negeri 6 Tangerang Selatan. Berarti media yang
83
diterapkan di kelas eksperimen berhasil. Dengan nilai rata-rata awal 51. 58
menjadi 79.35 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, dengan
selisih peningkatan sebesar 27.77 maka pemberian perlakuan di kelas
eksperimen mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.
Hal tersebut membuktikan dengan menggunakan audio atau rekaman
sebagai media pembelajaran di sekolah dapat memberikan efek yang baik
pada proses dan hasil belajar siswa. Siswa semakin semangat, antusias, dan
konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran menyimak puisi. Jadi, dalam
proses pembelajaran, hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui bantuan
media audio berupa rekaman, lagu, atau media audio lain yang sesuai dengan
materi serta indikator pembelajaran.
84
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio
terhadap pembelajaran menyimak puisi di kelas X SMAN 6 Tangerang
Selatan, sesuai dengan hipotesis dan perhitungan menggunakan rumus uji-t,
yaitu thitung > ttabel yaitu 3.63 > 1.668. Berarti media yang diterapkan di kelas
eksperimen berhasil. Dengan nilai rata-rata awal 51. 58 menjadi 79.35
menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan, dengan selisih
peningkatan sebesar 27.77. Maka penggunaan media audio di kelas
ekperimen menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan, karena nilai yang
dihasilkan dalam pembelajaran sudah mencapai KKM. Dengan demikian
hasil penelitian dapat diterima.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka beberapa
implikasi yang diperoleh dari hasil penelitian antara lain:
1. Penggunaan media pembelajaran seperti media audio, memiliki peran
penting dalam meningkatkan motivasi dan antusias dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia, sehingga dapat memberikan hasil belajar
yang baik dalam pembelajaran menyimak puisi pada siswa.
2. Semakin sering penerapan media pembelajaran seperti media audio
dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, maka akan menarik
perhatian siswa serta dapat mempermudah siswa dalam memahami
materi pembelajaran menyimak puisi.
85
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan, ada
beberapa saran yang dapat disampaikan yaitu;
1. Tingkatkan penggunaan media pada proses pembelajaran bahasa dan
sastra Indonesia baik itu media audio, visual, atau audiovisual untuk
meningkatkan semangat dan antusias siswa dalam belajar.
2. Pertahankan hasil belajar pada setiap materi pembelajaran guna
meningkatkan prestasi.
3. Gunakan sebaik mungkin fasilitas yang tersedia di sekolah, karena hal
tersebut dapat mendukung proses pembelajaran dengan baik sehingga
siswa lebih semangat untuk belajar.
4. Peneliti berharap penelitian mengenai pembelajaran menyimak puisi,
dapat dikembangkan dengan metode atau media yang belum pernah
digunakan sebelumnya. Sehingga banyak metode alternatif yang dapat
digunakan guru dalam pembelajaran puisi di sekolah, khususnya untuk
kelas X.
86
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Bustanul. Menyimak. Jakarta: Universitas Terbuka. 2010.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2007.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. PT
Rineka Cipta: 2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011.
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar. Kajian Puisi (Teori dan Praktik). Jakarta:
Unindra Press. 2013.
Asyhar, Rayandra. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung
Persada Press Jakarta. 2011.
Djamarah, Saiful Bachri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rhineka Cipta. 2002.
Fathurrohman, Pupuh. Strategi Belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan
Pembelajaran Bermakna melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep
Islami. Bandung: PT Refika Aditama. 2007.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010.
Munadi, Yudhi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press. 2012.
Pradopo, Rachmat Djoko. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan
Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2007.
Priyatni, Endah Tri. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta:
Bumi Aksara. 2010.
Resmini, Novi. Pendidikan Bahasa dan Sastra di kelas Tinggi. Bandung: UPI
PRESS. 2007.
Ruswandi, Uus dan Badrudin. Media Pembelajaran. Bandung: CV Insan Mandiri.
Sadiman, Arief S. Media Pembelajaran, Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Kharisma Petra Utama Offset. 1987.
Sadiman, Arief S. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2006.
Sembodo, Edy. Contekan Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Hikmah. 2010.
Semi, Atar. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya Padang. 1988.
Siswanto, Wahyudi. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo. 2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta. 2013.
Susilana, Rudi. Media Pembelajaran (Hakikat, Pengembangan, Pengambilan dan
Penilaian). Bandung: CW Wacana Prima. 2009.
Tarigan, Djago dan Henry Guntur Tarigan. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa. 1986.
Tarigan, Djago. Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas
Terbuka. 2005.
Tarigan, Henry Guntur. Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa Bandung. 2008.
Waluyo, Herman J. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. 1987.
LAMPIRAN 1
Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
No Kelas Kontrol
pretest (YI) postest (Y2) YI2 Y2
2
1 46 73 2116 5329
2 73 80 5329 6400
3 60 86 3600 7396
4 53 66 2809 4356
5 53 60 2809 3600
6 66 80 4356 6400
7 73 73 5329 5329
8 46 86 2116 7396
9 60 60 3600 3600
10 46 76 2116 5776
11 66 93 4356 8649
12 46 93 2116 8649
13 66 86 4356 7396
14 40 86 1600 7396
15 66 86 4356 7396
16 40 66 1600 4356
17 53 73 2809 5329
18 60 93 3600 8649
19 53 80 2809 6400
20 60 80 3600 6400
21 73 100 5329 10000
22 73 100 5329 10000
23 53 86 2809 7396
24 53 53 2809 2809
25 33 73 1089 5329
26 66 80 4356 6400
27 60 73 3600 5329
28 60 86 3600 7396
29 66 93 4356 8649
30 60 80 3600 6400
31 73 93 5329 8649
32 53 66 2809 4356
33 53 53 2809 2809
34 40 86 1600 7396
35 33 86 1089 7396
36 73 86 5329 7396
Σ 2048 2870 114806 233912
X 56.89 79.72 3189.05 6497.56
LAMPIRAN 2
Pemerolehan Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
No pretest (XI) postest (X2) XI2 X22
1 46 73 2116 5329
2 60 86 3600 7396
3 53 93 2809 8649
4 60 73 3600 5329
5 73 80 5329 6400
6 66 73 4356 5329
7 46 66 2116 4356
8 46 83 2116 6889
9 40 73 1600 5329
10 33 53 1089 2809
11 40 93 1600 8649
12 53 86 2809 7396
13 46 86 2116 7396
14 53 60 2809 3600
15 60 86 3600 7396
16 53 73 2809 5329
17 53 80 2809 6400
18 60 86 3600 7396
19 53 66 2809 4356
20 60 86 3600 7396
21 60 60 3600 3600
22 53 86 2809 7396
23 66 80 4356 6400
24 46 93 2116 8649
25 73 80 5329 6400
26 60 93 3600 8649
27 40 73 1600 5329
28 53 73 2809 5329
29 53 60 2809 3600
30 20 86 400 7396
31 53 93 2809 8649
32 46 100 2116 10000
33 40 86 1600 7396
34 46 80 2116 6400
Σ 1763 2698 95361 218322
X 51.85 79.35 2804.74 6421.24
LAMPIRAN 3
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol
a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar)
33 33 40 40 40 46 46
46 46 53 53 53 53 53
53 53 53 60 60 60 60
60 60 60 66 66 66 66
66 66 73 73 73 73 73
73
b. Mencari Rentang
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = Xt-Xo = 73-33= 40
c. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas
K = 1 + 3.3 log n
K = 1 + 3.3 log 36
K = 1 + 3.3 (1.556)
K = 1 + 5.1348 = 6.1348 = 6
d. Menentukan Panjang Kelas
P = R = 40 = 6.66 = 7
K 6
Tabel Distribusi Frekuensi
No Interval Titik
Tengah
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Kumulatif
Frekuensi
Relatif
1 33-39 36 2 2 5.55%
2 40-46 43 7 9 19.44%
3 47-53 50 8 17 22.22%
4 54-60 57 7 24 19.44%
5 61-67 64 6 30 16.66%
6 68-74 71 6 36 16.66%
36 118 100%
Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)
No Interval Frekuensi Nilai
Frekunsi
Kumulatif <
0 0 0 0 0
1 33-39 2 39.5 0+2=2
2 40-46 7 46.5 0+2+7=9
3 47-53 8 53.5 0+2+7+8=17
4 54-60 7 60.5 0+2+7+8+7=24
5 61-67 6 67.5 0+2+7+8+7+6=30
6 68-74 6 74.5 0+2+7+8+7+6+6=36
Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>)
No Interval Frekuensi Nilai
Frekuensi
Kumulatif >
0 0 0 0 0+6+6+7+8+7+2=36
1 33-39 2 32.5 0+6+6+7+8+7=34
2 40-46 7 39.5 0+6+6+7+8=27
3 47-53 8 46.5 0+6+6+7=19
4 54-60 7 53.5 0+6+6=12
5 61-67 6 60.5 0+6=6
6 68-74 6 67.5 0
No Interval f Xi Fi.Xi X-X │X-X│ Fi│X-X│ Xi2 FiXi² │X-X│² Fi│X-X│²
1 33-39 2 36 72 19.06 19.06 38.12 1296 2592 363.2836 726.5672
2 40-46 7 43 301 12.06 12.06 84.42 1849 12943 145.4436 1018.1052
3 47-53 8 50 400 5.06 5.06 40.48 2500 20000 25.6036 204.8288
4 54-60 7 57 399 1.94 1.94 13.58 3249 22743 3.7636 26.3452
5 61-67 6 64 384 8.94 8.94 53.64 4096 24576 79.9236 479.5416
6 68-74 6 71 426 15.94 15.94 95.64 5041 30246 254.0836 1524.5016
Jumlah 36 321 1982
63 325.88 18031 113100 872.1016 3979.8896
1. Mencari Mean (Rata-rata)
(X) = = 1928 = 55.06
36
2. Mencari Median (Nilai Tengah)
Me =
Me = 53.5 + 7 [½ 36 - 17]/7
Me = 53.5 + 7 [18-17)/7
Me = 53.5 + 7 (1/7)
Me = 53.5 + 7 (0.142)
Me = 53.5 + 0.0994 = 54.494
3. Modus (Nilai yang Paling Banyak Muncul)
Mo =
Mo = 46.5 + 7 [1/1+1]
Mo = 46.5 + 7 [1/2]
Mo = 46.5 + 7 (0.5)
Mo = 46.5 + 3.5 = 50
4. Varian (Ragam)
= 3979.89 = 3979.89 = 113.71
36-1 35
5. Standar Deviasi (Simpangan Baku)
Sd = √varians = √113.71 = 10.67
LAMPIRAN 4
Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Kontrol
a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar)
53 53 56 60 60 60 60
60 66 66 66 66 66 66
70 70 73 73 73 73 73
76 76 76 76 76 76 76
80 80 80 80 80 80 80
80
d. Mencari Rentang
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = Xt-Xo = 80-53 = 27
e. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas
K = 1 + 3.3 log n
K = 1 + 3.3 log 36
K = 1 + 3.3 (1.556)
K = 1 + 5.1348 = 6.1348 = 6
e. Menentukan Panjang Kelas
P = R = 27 = 4.5 = 5
K 6
Tabel Distribusi Frekuensi
No Interval Titik
Tengah
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Kumulatif Frekuensi Relatif
1 53-57 55 3 3 8.33%
2 58-62 60 5 8 13.88%
3 63-67 65 6 14 16.66%
4 68-72 70 2 16 5.55%
5 73-77 75 12 28 33.33%
6 78-82 80 8 36 22.22%
36 105 100%
Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)
No Interval Frekuensi Nilai Frekuensi
Kumulatif <
0 0 0 0 0
1 53-57 3 57.5 0+3=3
2 58-62 5 62.5 0+3+5=8
3 63-67 6 67.5 0+3+5+6=14
4 68-72 2 72.5 0+3+5+6+2=16
5 73-77 12 77.5 0+3+5+6+2+12=28
6 78-82 8 82.5 0+3+5+6+2+12+8=36
Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>)
No Interval Frekuensi Nilai Frekuensi
Kumulatif >
0 0 0 0 0+8+12+2+6+5+3=36
1 53-57 3 52.5 0+8+12+2+6+5=33
2 58-62 5 57.5 0+8+12+2+6=28
3 63-67 6 62.5 0+8+12+2=22
4 68-72 2 67.5 0+8+12=20
5 73-77 12 72.5 0+8=8
6 78-82 8 77.5 0
No Interval f Xi Fi.Xi X-X │X-X│ Fi│X-X│ Xi2 FiXi² │X-X│² Fi│X-X│²
1 53-57 3 55 165 15.42 15.42 46.26 3025 9075 237.776 713.3292
2 58-62 5 60 300 10.42 10.42 52.1 3600 18000 108.576 542.882
3 63-67 6 65 390 5.42 5.42 32.52 4225 25350 29.3764 176.2584
4 68-72 2 70 140 0.42 0.42 0.84 4900 9800 0.1764 0.3528
5 73-77 12 75 900 4.58 4.58 54.96 5625 67500 20.9764 251.7168
6 78-82 8 80 640 9.58 9.58 76.64 6400 51200 91.7764 734.2112
36 405 2535 45.84 263.32 27775 180925 488.658 2418.75
1. Mencari Mean (Rata-rata)
(X) = = 2535=70.42
36
2. Mencari Median (Nilai Tengah)
Me =
Me= 72.5 + 5 [½ 36 - 16]/12
Me= 72.5 + 5 [18-16)/12
Me= 72.5 + 5 (2/12)
Me= 72.5 + 5 (0.16)
Me= 72.5 + 0.8 = 73.3
3. Modus (Nilai yang Paling Banyak Muncul)
Mo =
Mo = 72.5 + 5 [10/10+6]
Mo = 72.5 + 5 [10/16]
Mo = 72.5 + 5 (0.625)
Mo = 72.5 + 3.125 = 75.625
4. Varian (Ragam)
= 2418.75 = 2418.75 = 69.11
36-1 35
5. Standar Deviasi (Simpangan Baku)
Sd = √varians = √69.11 = 8.32
LAMPIRAN 5
Tabel Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen
a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar)
20 33 40 40 40 40 46
46 46 46 46 46 46 53
53 53 53 53 53 53 53
53 53 60 60 60 60 60
60 60 66 66 73 73
b. Mencari Rentang
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = Xt-Xo = 73-20- 53
c. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas
K = 1 + 3.3 log n
K = 1 + 3.3 log 34
K = 1 + 3.3 (1.531)
K = 1 + 5.0523 = 6.0523 = 6
e. Menentukan Panjang Kelas
P = R = 53 = 8.833 = 9
K 6
Tabel Distribusi Frekuensi
No Interval titik
tengah
Frekuensi
absolut
Frekuensi
Kumulatif
Frekuensi
Relatif
1 20-28 24 1 1 2.94%
2 29-37 33 1 2 2.94%
3 38-46 42 11 13 32.35%
4 47-55 51 10 23 29.41%
5 56-64 60 7 30 20.58%
6 65-73 69 4 34 11.76%
34 103 100%
Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)
No Interval Frekuensi Nilai Frekuensi
Kumulatif <
0 0 0 0 0
1 20-28 1 28.5 0+1=1
2 29-37 1 37.5 0+1+1=2
3 38-46 11 46.5 0+1+1+11=13
4 47-55 10 55.5 0+1+1+11+10=23
5 56-64 7 64.5 0+1+1+11+10+7=30
6 65-73 4 73.5 0+1+1+11+10+7+4=34
Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>)
No Interval Frekuensi Nilai Frekuensi
Kumulatif >
0 0 0 0 0+4+7+10+11+1+1=34
1 20-28 1 19.5 0+4+7+10+11+1=33
2 29-37 1 28.5 0+4+7+10+11=32
3 38-46 11 37.5 0+4+7+10=21
4 47-55 10 46.5 0+4+7=11
5 56-64 7 55.5 0+4=4
6 65-73 4 64.5 0
No Interval f Xi Fi.Xi X-X │X-X│ Fi│X-X│ Xi2 FiXi² │X-X│² Fi│X-X│²
1 20-28 1 24 24 26.74 26.74 26.74 576 576 715.028 715.0276
2 29-37 1 33 33 17.74 17.74 17.74 1089 1089 314.708 314.7076
3 38-46 11 42 462 8.74 8.74 96.14 1764 19404 76.3876 840.2636
4 47-55 10 51 510 0.26 0.26 2.6 2601 26010 0.0676 0.676
5 56-64 7 60 420 9.26 9.26 64.82 3600 25200 85.7476 600.2332
6 65-73 4 69 276 18.26 18.26 73.04 4761 19044 333.428 1333.7104
34 279 1725 81 281.08 14391 91323 1525.37 3804.6184
1. Mencari Mean (rata-rata)
(X) = = 1725 = 50.74
34
2. Mencari Median (Nilai Tengah)
Me =
Me= 46.5 + 9 [½ 34 - 13]/10
Me= 46.5 + 9 [17-13)/10
Me= 46.5 + 9 (4/10)
Me= 46.5 + 9 (0.4)
Me= 46.5 + 3.6 = 50.1
3. Modus (Nilai yang Paling Banyak Muncul)
Mo =
Mo = 37.5 + 9 [10/10+1]
Mo = 37.5 + 9 [10/11]
Mo = 37.5 + 9 (0.90)
Mo = 37.5 + 8.1 = 45.6
4. Varian (Ragam)
= 3804.64 = 3804.62 = 115.29
34-1 33
5. Standar Deviasi (Simpangan Baku)
Sd = √varians = √115.29 = 10.74
LAMPIRAN 6
Tabel Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen
a. Deskripsi Data (Mengurutkan Nilai dari Terkecil Sampai yang Terbesar)
53 60 60 60 66 66 73
73 73 73 73 73 73 80
80 80 80 80 83 86 86
86 86 86 86 86 86 86
93 93 93 93 93 100
b. Mencari Rentang
R = nilai tertinggi – nilai terendah
R = Xt-Xo = 100-53 = 47
c. Menentukan Jumlah Kelas atau Banyak Kelas
K = 1 + 3.3 log n
K = 1 + 3.3 log 34
K = 1 + 3.3 (1.531)
K = 1 + 5.0523 = 6.0523 = 6
e. Menentukan Panjang Kelas
P = R = 47 = 7.883 = 8
K 6
Tabel Distribusi Frekuensi
No Interval Titik
Tengah
Frekuensi
Absolut
Frekuensi
Kumulatif
Frekuensi
Relatif
1 53-60 56.5 4 4 11.76%
2 61-68 64.5 2 6 5.88%
3 69-76 72.5 7 13 20.58%
4 77-84 80.5 6 19 17.64%
5 85-92 88.5 9 28 26.47%
6 93-100 96.5 6 34 17.64%
34 104 100%
Tabel Distribusi Kumulatif Kurang dari (<)
No Interval Frekuensi Nilai Frekuensi
Kumulatif <
0 0 0 0 0
1 53-60 4 60.5 0+4=4
2 61-68 2 68.5 0+4+2=6
3 69-76 7 76.5 0+4+2+7=13
4 77-84 6 84.5 0+4+2+7+6=19
5 85-92 9 92.5 0+4+2+7+6+9=28
6 93-100 6 100.5 0+4+2+7+6+9+6=34
Tabel Distribusi Kumulatif Lebih dari (>)
No Interval Frekuensi Nilai Frekuensi
Kumulatif >
0 0 0 0 0+6+9+6+7+2+4=34
1 53-60 4 52.5 0+6+9+6+7+2=30
2 61-68 2 60.5 0+6+9+6+7=28
3 69-76 7 68.5 0+6+9+6=21
4 77-84 6 76.5 0+6+9=15
5 85-92 9 84.5 0+6=6
6 93-100 6 92.5 0
No Interval f Xi Fi.Xi X-X │X-X│ Fi│X-X│ Xi2 FiXi² │X-X│² Fi│X-X│²
1 53-60 4 56.5 226 23.53 23.53 94.12 3192.25 12769 553.661 2214.6436
2 61-68 2 64.5 129 15.53 15.53 31.06 4160.25 8320.5 241.181 482.3618
3 69-76 7 72.5 507.5 7.53 7.53 52.71 5256.25 36793.8 56.7009 396.9063
4 77-84 6 80.5 483 0.47 0.47 2.82 6480.25 38881.5 0.2209 1.3254
5 85-92 9 88.5 796.5 8.47 8.47 76.23 7832.25 70490.3 71.7409 645.6681
6 93-100 6 96.5 579 16.47 16.47 98.82 9312.25 55873.5 271.261 1627.5654
Σ 34 459 2721
72 355.76 36233.5 223129 1194.77 5368.4706
1. Mencari Mean (Rata-rata)
(X) = = 2721 = 80.03
34
2. Mencari Median (Nilai Tengah)
Me =
Me= 76.5 + 8 [½ 34 - 13]/6
Me= 76.5 + 8 [17-13)/6
Me= 76.5 + 8 (4/6)
Me= 76.5 + 8 (0.66)
Me= 76.5 + 5.28 = 81.78
3. Modus (Nilai yang Paling Banyak Muncul)
Mo =
Mo = 84.5 + 8 [3/3+3]
Mo = 84.5 + 8 [3/6]
Mo = 84.5 + 8 (0.5)
Mo = 84.5 + 4 = 88.5
4. Varian (Ragam)
= 5368.47 = 538.47 = 162.68
34-1 33
5. Standar Deviasi (Simpangan Baku)
Sd = √varians = √162.68 = 12.75
LAMPIRAN 7
UJI VALIDITAS INSTRUMEN
Correlations
soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8 soal9 soal10 soal11 soal12 soal13 soal14 soal15 Total
soal1
Pearson Correlation 1 -.051 -.143 -.364* -.143 .048 -.308 -.143 .162 -.218 .068 -.149 .222 .010 .506
** .558
**
Sig. (2-tailed) .782 .435 .041 .435 .796 .087 .435 .376 .230 .713 .417 .222 .959 .003 .387
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal2
Pearson Correlation -.051 1 -.323 -.078 -.051 -.255 -.177 -.051 .194 -.078 .217 -.014 -.151 .031 -.222 -.010
Sig. (2-tailed) .782 .072 .672 .782 .159 .332 .782 .288 .672 .233 .937 .409 .868 .222 .957
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal3
Pearson Correlation -.143 -.323 1 -.073 .365* .048 .071 .429
* -.143 .655
** -.149 .284 .061 .010 .240 .605
**
Sig. (2-tailed) .435 .072 .692 .040 .796 .699 .014 .435 .000 .417 .116 .742 .959 .185 .000
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal4
Pearson Correlation -.364* -.078 -.073 1 -.073 -.218 -.108 .218 -.306 .167 .062 -.186 -.277 .393
* .038 .043
Sig. (2-tailed) .041 .672 .692 .692 .230 .555 .230 .089 .362 .736 .309 .124 .026 .836 .817
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal5
Pearson Correlation -.143 -.051 .365* -.073 1 .048 -.181 .429
* -.143 .364
* .068 -.149 .222 .010 -.025 .456
**
Sig. (2-tailed) .435 .782 .040 .692 .796 .320 .014 .435 .041 .713 .417 .222 .959 .893 .009
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal6
Pearson Correlation .048 -.255 .048 -.218 .048 1 .166 -.143 .200 .000 -.203 .122 .061 -.029 -.124 .540*
Sig. (2-tailed) .796 .159 .796 .230 .796 .365 .435 .272 1.000 .266 .507 .742 .877 .498 .446
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal7
Pearson Correlation -.308 -.177 .071 -.108 -.181 .166 1 -.213 .260 .108 .128 .128 -.191 -.346 -.021 .088
Sig. (2-tailed) .087 .332 .699 .555 .320 .365 .242 .150 .555 .487 .487 .296 .053 .911 .632
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal8 Pearson Correlation -.143 -.051 .429
* .218 .429
* -.143 -.213 1 -.714
** .436
* -.203 .122 .303 .200 .075 .519
*
Sig. (2-tailed) .435 .782 .014 .230 .014 .435 .242 .000 .013 .266 .507 .092 .272 .685 .017
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal9
Pearson Correlation .162 .194 -.143 -.306 -.143 .200 .260 -.714**
1 -.218 .089 -.170 -.327 -.097 -.224 -.473
Sig. (2-tailed) .376 .288 .435 .089 .435 .272 .150 .000 .230 .628 .352 .068 .597 .218 .693
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
32
soal10
Pearson Correlation -.218 -.078 .655**
.167 .364* .000 .108 .436
* -.218 1 -.062 .186 .092 .131 .418
* .768
**
Sig. (2-tailed) .230 .672 .000 .362 .041 1.000 .555 .013 .230 .736 .309 .615 .475 .017 .000
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal11
Pearson Correlation .068 .217 -.149 .062 .068 -.203 .128 -.203 .089 -.062 1 -.103 -.395* -.170 .219 .419
*
Sig. (2-tailed) .713 .233 .417 .736 .713 .266 .487 .266 .628 .736 .573 .025 .352 .229 .517
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal12
Pearson Correlation -.149 -.014 .284 -.186 -.149 .122 .128 .122 -.170 .186 -.103 1 .155 .089 -.007 .446*
Sig. (2-tailed) .417 .937 .116 .309 .417 .507 .487 .507 .352 .309 .573 .398 .628 .969 .175
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal13
Pearson Correlation .222 -.151 .061 -.277 .222 .061 -.191 .303 -.327 .092 -.395* .155 1 -.133 .011 .154
Sig. (2-tailed) .222 .409 .742 .124 .222 .742 .296 .092 .068 .615 .025 .398 .468 .954 .400
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal14
Pearson Correlation .010 .031 .010 .393* .010 -.029 -.346 .200 -.097 .131 -.170 .089 -.133 1 .094 .385
*
Sig. (2-tailed) .959 .868 .959 .026 .959 .877 .053 .272 .597 .475 .352 .628 .468 .607 .114
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
soal15
Pearson Correlation .506**
-.222 .240 .038 -.025 -.124 -.021 .075 -.224 .418* .219 -.007 .011 .094 1 .540
**
Sig. (2-tailed) .003 .222 .185 .836 .893 .498 .911 .685 .218 .017 .229 .969 .954 .607 .001
N
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Total
Pearson Correlation .558**
-.010 .605**
.043 .456**
.540**
.088 .519* -.473 .768
** .419
* .446
* .154 .385
* .540
** 1
Sig. (2-tailed) .387 .957 .000 .817 .009 .446 .632 .017 .693 .000 .517 .175 .400 .114 .001
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
LAMPIRAN 8 UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
Item Total Statistic
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance if
Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
VAR00001 7.19 2.931 -.136 . .452
VAR00002 7.31 3.190 -.273 . .216
VAR00003 7.19 2.157 .365 . -.380a
VAR00004 6.88 3.081 -.209 . .175
VAR00005 7.19 2.415 .180 . -.546a
VAR00006 7.50 2.903 -.056 . .390
VAR00007 7.09 3.055 -.204 . .390
VAR00008 7.50 2.581 .239 . -.533a
VAR00009 6.84 3.233 -.303 . .412
VAR00010 7.38 1.984 .625 . -.423a
VAR00011 6.72 2.918 -.054 . .386
VAR00012 6.72 2.789 .075 . .440
VAR00013 7.44 2.899 -.078 . .506
VAR00014 6.84 2.717 .042 . .448
VAR00015 6.97 2.289 .294 . -.118a
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha
Based on
Standardize
d Items
N of
Items
.565 .352 15
LAMPIRAN 9
Uji Normalitas
Perhitungan Uji Liliefors Kelas Kontrol
No X Z f(z) s(z) │s(z)-f(z)│
1 53 -2.21172 0.013493 0.05555556 0.04206238
2 53 -2.21172 0.013493 0.05555556 0.04206238
3 60 -1.63235 0.051303 0.11111111 0.059807903
4 60 -1.63235 0.051303 0.11111111 0.059807903
5 66 -1.13575 0.128032 0.19444444 0.066412925
6 66 -1.13575 0.128032 0.19444444 0.066412925
7 66 -1.13575 0.128032 0.19444444 0.066412925
8 73 -0.55638 0.288976 0.33333333 0.044356895
9 73 -0.55638 0.288976 0.33333333 0.044356895
10 73 -0.55638 0.288976 0.33333333 0.044356895
11 73 -0.55638 0.288976 0.33333333 0.044356895
12 73 -0.55638 0.288976 0.33333333 0.044356895
13 76 -0.30808 0.379012 0.36111111 -0.017900855
14 80 0.022991 0.509171 0.52777778 0.018606583
15 80 0.022991 0.509171 0.52777778 0.018606583
16 80 0.022991 0.509171 0.52777778 0.018606583
17 80 0.022991 0.509171 0.52777778 0.018606583
18 80 0.022991 0.509171 0.52777778 0.018606583
19 80 0.022991 0.509171 0.52777778 0.018606583
20 86 0.519592 0.698326 0.80555556 0.107229498
21 86 0.519592 0.698326 0.80555556 0.107229498
22 86 0.519592 0.698326 0.80555556 0.107229498
23 86 0.519592 0.698326 0.80555556 0.107229498
24 86 0.519592 0.698326 0.80555556 0.107229498
25 86 0.519592 0.698326 0.80555556 0.107229498
26 86 0.519592 0.698326 0.80555556 0.107229498
27 86 0.519592 0.698326 0.80555556 0.107229498
28 86 0.519592 0.698326 0.80555556 0.107229498
29 86 0.519592 0.698326 0.80555556 0.107229498
30 93 1.09896 0.864107 0.94444444 0.080337126
31 93 1.09896 0.864107 0.94444444 0.080337126
32 93 1.09896 0.864107 0.94444444 0.080337126
33 93 1.09896 0.864107 0.94444444 0.080337126
34 93 1.09896 0.864107 0.94444444 0.080337126
35 100 1.678329 0.953359 1 0.046641488
36 100 1.678329 0.953359 1 0.046641488
MEAN
79.7222222
MAX= 0.107229498
STDEVIAS
I
12.0821264
Jika L< L tabel maka data berdistribusi normal atau dengan daerah kritisnya
{Dk={L│L>Ltabel}
L 0.107229498
L tabel 0.14767
Kesimpulan
L<L tabel maka berdistribusi normal
LAMPIRAN 10
Uji Normalitas
Perhitungan Uji Liliefors Kelas Eksperimen
No X Z f(z) s(z) │s(z)-f(z)│
1 53 -2.32826 0.009949 0.029412 0.019462497
2 60 -1.70981 0.04365 0.117647 0.073996803
3 60 -1.70981 0.04365 0.117647 0.073996803
4 60 -1.70981 0.04365 0.117647 0.073996803
5 66 -1.17972 0.119056 0.176471 0.057414552
6 66 -1.17972 0.119056 0.176471 0.057414552
7 73 -0.56128 0.287305 0.382353 0.095048209
8 73 -0.56128 0.287305 0.382353 0.095048209
9 73 -0.56128 0.287305 0.382353 0.095048209
10 73 -0.56128 0.287305 0.382353 0.095048209
11 73 -0.56128 0.287305 0.382353 0.095048209
12 73 -0.56128 0.287305 0.382353 0.095048209
13 73 -0.56128 0.287305 0.382353 0.095048209
14 80 0.057167 0.522794 0.529412 0.006617851
15 80 0.057167 0.522794 0.529412 0.006617851
16 80 0.057167 0.522794 0.529412 0.006617851
17 80 0.057167 0.522794 0.529412 0.006617851
18 80 0.057167 0.522794 0.529412 0.006617851
19 83 0.322214 0.626355 0.558824 -0.067531161
20 86 0.587261 0.721486 0.823529 0.10204366
21 86 0.587261 0.721486 0.823529 0.10204366
22 86 0.587261 0.721486 0.823529 0.10204366
23 86 0.587261 0.721486 0.823529 0.10204366
24 86 0.587261 0.721486 0.823529 0.10204366
25 86 0.587261 0.721486 0.823529 0.10204366
26 86 0.587261 0.721486 0.823529 0.10204366
27 86 0.587261 0.721486 0.823529 0.10204366
28 86 0.587261 0.721486 0.823529 0.10204366
29 93 1.205704 0.886034 0.970588 0.084554095
30 93 1.205704 0.886034 0.970588 0.084554095
31 93 1.205704 0.886034 0.970588 0.084554095
32 93 1.205704 0.886034 0.970588 0.084554095
33 93 1.205704 0.886034 0.970588 0.084554095
34 100 1.824147 0.965935 1 0.034064949
MEAN
79.352941
MAX= 0.10204366
STDEVIASI
11.318749
jika L< L tabel maka data berdistribusi normal atau dengan daerah kritisnya
{Dk={L│L>Ltabel}
L 0.10204366
L tabel 0.15195
Kesimpulan
L<L tabel maka berdistribusi normal
LAMPIRAN 11
Uji Homogenitas Perhitungan Uji Fisher
Uji Homogenitas Fisher
Mean variabel 1 79.72222222
Mean variabel 2 79.35294118
Beda 2 Mean 0.369281046
Varian variabel 1 145.9777778
Varian variabel 2 128.114082
N variabel 1 36
N variabel 2 34
F Hitung 1.139435849
Batas Kritis/Tingkat
Signifikansi 0.05
F Tabel 1.762183581
Homogenitas Homogen
Variabel
1
Variabel
2
73 73
80 86
86 93
66 73
60 80
80 73
73 66
86 83
60 73
76 53
93 93
93 86
86 86
86 60
86 86
66 73
73 80
93 86
80 66
80 86
100 60
100 86
86 80
53 93
73 80
80 93
73 73
86 73
93 60
80 86
93 93
66 100
53 86
86 80
86
86
LAMPIRAN 12
Uji hipotesis dengan menggunakan rumus uji t.
a. Pengajuan hipotesis
Ho : μE ≤ μk
Hi : μE > μk
f. Berdasarkan perhitungan yang diperoleh sebelumnya:
nE : 34 XE : 79.72 : 162.68
nk : 36 Xk : 70.42 : 69.11
Dari data di atas, maka dapat didistribusikan ke dalam rumus uji t sebagi berikut:
di mana,
cari nilai Sg terlebih dahulu:
= 8.93
10.70 √0.029+0.027
= 8.93
= √(34-1) 162.68 + (36-1) 69.11 10.70 √0.056
√(34+36-2) = 8.93
= √(34-1) 162.68 + (36-1) 69.11 10.70 (0.23)
√68 = 8.93 = 3.63
= √(33) 162.68 + (35) 69.11 2.46
√68
= √5368.44 + 2418.85
√68
= √77.87 = √114.52 = 10.70
√68
= 79.35 – 70.42
10.70 √1/34+1/36
g. Taraf signifikan
Taraf signifikan yang digunakan dalam penelitian ini derajat keyakinan 95%
dengan rumus tɑ = (dk=nE+nK-2). Dengan taraf signifikan 0.05 dan dk =
36+34-2=68. Untuk memperoleh nilai ttabel (0,05;68) pada distribusi t,
digunakan interval tabel berikut:
60 68 70
8 2
Berdasarkan tabel distribusi t, diketahui t(0.05; 60) = 1.67 dan t(0.05; 70) = 1.66
sehingga nilai t(0.05: 68) =
t (0.05;68) = (8 x 1.67) + (2x 1.66) = 13.36+3.32 = 16.68 = 1.668
8+2 10 10
h. Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika thitung ≤ ttabel dan sebaliknya tolak
Ho jika thitung > ttabel.
i. Simpulan
Berdasarkan perhitungan, thitung > ttabel yaitu 3.63 > 1.668, maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dalam penggunaan media audio terhadap
pembelajaran menyimak puisi kelas X SMAN 6 Tangerang Selatan.
LAMPIRAN 13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/2
Peminatan : IIS
Tema : Seni Bernegosiasi dalam Kewirausahaan
Materi Pokok : Teks Negosiasi
Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan (4x45 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Pencapaian Indikator Kompetensi
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar,
dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks negosiasi.
2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi merundingkan
masalah perburuhan, perdagangan, dan kewirausahaan.
4.5 Mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan
struktur dan
kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.
1. Memahami tema, maksud, isi, jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral
dalam jenis teks negosiasi berupa monolog (puisi)
2. Mengonversi teks negosiasi menjadi teks monolog (puisi)
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses mengamati berbagai fakta , menanya konsep, mencoba,
mengasosiasi, dan mengomunikan peserta didik dapat:
1. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks negosiasi.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi merundingkan
masalah perburuhan, perdagangan, dan kewirausahaan.
3. Memahami tema, maksud, isi, jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral dalam
jenis teks negosiasi berupa monolog (puisi).
4. Mengonversi teks negosiasi menjadi teks monolog berupa puisi dengan
benar.
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Teks negosiasi dari berbagai sumber.
2. Pengertian puisi
Puisi adalah satu bentuk karya sastra. Hal yang membedakan puisi dengan
cerpen atau novel adalah pemilihan katanya (diksi). Kata-kata dalam puisi
memang dipilih dengan mempertimbangkan efek makna dan persajakan
yang berkaitan. Oleh karena itu, ketika puisi dibacakan, pendengar akan
merasakan keindahan puisi itu dari “permainan kata-katanya”.47
Ada hal yang berbeda ketika membaca teks dengan membaca puisi. Ketika
membaca teks, Anda tidak perlu membacanya dengan berbagai ekspresi.
Sementara itu, ketika membaca puisi diperlukan ekspresi terhadap isi yang
dibaca. Selain itu, dapat diterapkan membaca secara cepat dan
memahaminya dengan cepat pula seperti membaca teks. Akan tetapi, hal
ini dilakukan sebelum membacakan puisi. Hal ini bertujuan untuk
memahami puisi tersebut, sebelum Anda membacanya. Dengan begitu,
47
Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 78.
Anda pun akan membacakan puisi dengan penuh penghayatan karena telah
memahaminya terlebih dahulu.
Puisi merupakan karya sastra yang dominan dengan pilihan kata (diksi)
yang indah dan berirama. Keindahan puisi terletak pada pemakaian diksi
yang mewakili dan menginspirasikan sebuah gagasan kehidupan secara
universal. Pemakaian diksi tersebut tentunya disesuaikan dengan tema.48
3. Tema
Tema puisi merupakan pokok persoalan yang disampaikan penyair.
Dengan demikian, ada puisi yang bertema pendidikan, kritik sosial, atau
percintaan, nasionalisme, dan sebagainya.49
Puisi selayaknya karya sastra yang lain juga mempunyai tema, Tema pada
puisi bergantung pada penyair. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita
mengetahui latar belakang penyair. Sebuah puisi biasanya menggunakan
bahasa kias dan lambang, maka untuk mengungkapkan makna kita harus
menganalisis bahasa kias dan lambang tersebut.50
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok
pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair
sehingga menjadi landasan utama pengucapan. Jika desakan yang kuat itu
berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan, dapat dipastikan puisinya
bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau
kemanusiaan, puisi itu bertema ke manusiaan. Jika yang kuat adalah
dorongan untuk memprotes ketidakadilan, puisi tersebut bertema protes
atau kritik sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat
melahirkan tema-tema cinta dalam puisi.51
4. Jenis puisi berdasarkan isinya
1) Balada adalah puisi yang mengungkapkan sesuatu dan berkahir dengan
kesedihan.
2) Romans adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan.
3) Elegy adalah puisi yang mengisahkan tentang ratapan nasib.
4) Himne adalah puisi yang berisi tentang pemujaan kepada dewa-dewa dan
Tuhan.
5) Ode adalah puisi yang berisi pujia terhadap seseorang atau sesuatu yang
dianggap luhur.
48
Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif
untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 4. 49
Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 78. 50
P. Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X, (Jakarta: Yudhistira, 2006), h.14 51
Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif
untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 4-5.
6) Satire adalah puisi yang berisi protes sosial dan sindiran keras terhadap
kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat.
7) Idyle adalah puisi yang mengisahkan kehidupa aman, tentram, damai
sentosa (gemah ripah loh jinawi).
8) Epigram adalah puisi sindiran yang berisi ajaran kehidupan yang luhur
dan perjuangan.
9) Didaktis adalah puisi yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan dan
pengajaran.
10) Serenade adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan
yang dapat dinyanyikan (puisi/lirik lagu cinta).
11) Diafan adalah puisi sederhana karena mudah ditangkap dan mudah
dicerna maknanya (diksi sederhana).
12) Prismatik adalah puisi yang cenderung sulit dicerna maknanya (diksi
konotatif), tetapi bila dibaca secara cermat maknanya dapat dicerna.
13) Hermetis adalah puisi yang sulit dipahami maknanya. Untuk memahami
puisi kita harus memahami latar belakang dan kepribadian penyair.52
5. Gaya bahasa
Gaya bahasa merupakan unsur terpenting dalam sastra. Majas penuh dengan
pemaknaan yang mengandalkan permainan tata bahasa atau logika bahasa.
Jadi gaya bahasa adalah bahasa yang digunakan dalam puisi tersebut
sehingga dapat menimbulkan makna atau arti. Adapun macam-macam gaya
bahasa atau majas di antaranya:
a. Personifikasi adalah bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati
atau barang seolah seperti manusia.
b. Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain.
c. Hiperbola adalah gaya bahasa untuk membesar-bearkan atau melebih-
lebihkan sesuatu. Contoh: dia diam seribu bahasa, teriakannya
menggelegar ke angkasa.
d. Sarkasme adalah gaya bahasa yang memiliki makna sindiran atau
terus terang. Contoh: kelakuanmu seperti anak terbelakang, kalau
bicara yang jelas jangan seperti orang gagu.
e. Pleonasme adalah gaya bahasa gaya bahasa yang ditandai dengan
penggunaan kata-kata tambahan yang sebenarnya tidak perlu dan
berlebihan. Contoh: aku benar-benar melihat dengan mata kepalaku
sendiri, aku tak perlu datang ke acara dia, aku hanya mantan dia.
52
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi (Teori dan Praktik), (Jakarta: Unindra Press:
2013), h. 18-19.
f. Ironi adalah gaya bahasa berupa sindiran tetapi menggunakan kata-
kata yang positif. Contoh: bagus sekali nilai rapormu, bisa berwarna-
warni seperti ini.
g. Metonimia adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyebut
sesuatu dengan sebutan lain. Contoh: odol, stabilo, garuda, kijang.53
6. Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai yang dapat diambil dari puisi yang dibaca, biasanya
nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan akhlak/budi pekerti/susila
baik dan buruk tingkah laku.
7. Memahami maksud/isi puisi
Di samping tema, puisi juga mengandung makna dan pesan yang ingin
disampaikan kepada penikmat puisi. Dengan demikian, ketika
mendengarkan puisi,kalian akan menangkapmakna puisi tersebut, sekaligus
merenungkan pesan yang diungkapkan penyairnya. Pesan yang disampaikan
penyair ditulis dalam kata-kata yang sarat makna. Oleh karena itu, ketika
mendengarkan puisi, kalian harus dapat menentukan pesan tersebut dengan
tepat. Dengan demikian, apresiasi terhadap puisi yang kalian dengarkan
akan lebih sempurna.54
Amanat ataupun pesan dalam puisi ditafsirkan sendiri oleh pembacanya.
Amanat puisi ini tidak dapat lepas dari tema puisi.55
Dalam memahami
makna dan pesan dalam puisi, biasanya makna dan pesan ini tersirat. Anda
dapat memahaminya jika telah membaca atau mendengarkan secara
keseluruhan.56
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Saintifik
Learning communication
Inquiri
Tanya jawab
Diskusi
53
Edy Sembodo, Contekan Pintar Sastra, (Bandung: HIkmah, 2010), h. 66-67 54
Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 79. 55
P. Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X, (Jakarta: Yudhistira, 2006), h.14 56
Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif
untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 5.
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media: Power Point,
Alat: LCD, laptop,
Sumber Belajar: Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik . 2013.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru menyampaikan
salam dan menanyakan
kehadiran siswa.
Siswa menjawab
salam dan berdoa
bersama-sama, tanda
mensyukuri
anugerah Tuhan.
15
menit
Guru bertanya kepada
siswa tentang
pembelajaran yang
sudah dipelajari
sebelumnya dan
menghubungkan dengan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Siswa menjawab dan
menerima informasi
dengan proaktif
tentang keterkaitan
pembelajaran
sebelumnya dengan
pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Apersepsi Guru menyampaikan,
kompetensi, tujuan, dan
manfaat pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Siswa
mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru.
Kegiatan Inti
Mengamati a. Guru membimbing
siswa untuk
membaca dan
mencermati contoh
teks negosiasi dalam
bentuk puisi.
a. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
b. Siswa membaca
teks negosiasi
berupa contoh
teks puisi.
c. Siswa
mendengarkan
teks negosiasi
berupa contoh
teks puisi.
60
menit
Mempertanyakan Guru membimbing
siswa untuk menjawab
pertanyaan yang
berhubungan dengan isi
bacaan.
Siswa bertanya
jawab tentang hal-
hal yang
berhubungan dengan
teks puisi.
Eksplorasi a. Guru memfasilitasi
dan membimbing
siswa ketika
menemukan fakta-
fakta.
b. Mengamati sikap dan
keterampilan serta
menilai sikap.
Siswa mencari dari
berbagai sumber
informasi tentang
negosiasi yang
dikonversi dalam
bentuk puisi
Mengasosiasi a. Guru memfasilitasi
perkembangan nalar
dan rasa ingin tahu
siswa.
b. Mengamati (sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan).
a. Siswa memahami
contoh teks
negosiasi yang
telah
dikonversikan.
b. Siswa
menyimpulkan
hal-hal terpenting
dalam teks
negosiasi berupa
monolog (puisi)
meliputi tema,
maksud, isi, jenis,
suasana, gaya
bahasa, nilai
moral.
c. Siswa
mengonversi teks
negosiasi ke
dalam bentuk
monolog.
Mengkomunikasikan Guru menilai
keterampilan siswa
dalam berkomunikasi.
a. Siswa
menuliskan
laporan berupa
hasil simakan
terhadap puisi
yang berjudul
“Persetujuan
dengan Bung
Karno” karya
Chairil Anwar.
Penutup
a. Guru meminta
beberapa siswa
untuk
menyimpulkan
pembelajaran hari
ini.
b. Guru memberi
umpan balik
terhadap proses dan
hasil evaluasi
pembelajaran.
c. Menginformasikan
rencana kegiatan
untuk pertemuan
selanjutnya.
a. Siswa
menyimpulkan
materi
pembelajaran.
b. Siswa melakukan
evaluasi
pembelajaran.
c. Siswa saling
memberikan
umpan balik hasil
evaluasi
pembelajaran
yang telah
dicapai.
15
menit
H. Penilaian Autentik
1. Penilaian proses
Penilaian Sikap
No Aspek yang dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian Instrumen Penilaian
1. Religius Pengamatan Proses
Lembar Pengamatan
2. Tanggung jawab
3. Disiplin
4. Proaktif
5. Jujur
2. Penilaian Hasil
a. Penilaian Pengetahuan
1. Siswa memahami
tema, maksud, isi,
jenis, suasana, gaya
bahasa, nilai moral
dalam teks puisi
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Instrumen terlampir
I. Pedoman Penskoran
a. Penilaian pengetahuan
Jumlah Instrumen soal 15 soal
Jawaban benar 0
Jawaban salah 1
Penilaian = (perolehan jawaban benar x 2)
Keterangan
Nilai = Perolehan skor x 100
Jumlah skor maksimal
Tangerang Selatan, Maret 2014
Guru Bahasa Indonesia,
Rike Rahmalia
Lembar Pengamatan Sikap
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELAS : X IIS 4
KD : MENGONVERSI TEKS NEGOSIASI DALAM
BENTUK PUISI
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No
.
Nama Peserta Didik Religius
Tanggung
jawab
Disiplin Proaktif Jujur
S
B
B C K S
B
B C K S
B
B C K S
B
B C K S
B
B C K
1. Afif Alwan Sabiq √ √ √ √ √
2. Aprilian Puspitaningrum √ √ √ √ √
3. Danu Susanto √ √ √ √ √
4. Deni Ramadyanto √ √ √ √ √
5. Deza Nurul Aini √ √ √ √ √
6. Dhea Salsabila √ √ √ √ √
7. Eka Mardiana √ √ √ √ √
8. Elisabet Satria √ √ √ √ √
9. Fajar Riana Wulandari √ √ √ √ √
10. Felicia Prazeita √ √ √ √ √
11. Fira Andiani M. √ √ √ √ √
12. Flivia Retno H. √ √ √ √ √
13. Gilang Anugrah P. √ √ √ √ √
14. Haikal Arsyan M. √ √ √ √ √
15. Ikhsanti Choerunnisa P. √ √ √ √ √
16. Kylian Tiani Putri √ √ √ √ √
17. M. Rayhan Akbar √ √ √ √ √
18. Mia Nurul Fadilah √ √ √ √ √
19. M. Ilyas Syahroni √ √ √ √ √
20. Nazila Fajriah Amri √ √ √ √ √
21. Novita Caesaria Putri √ √ √ √ √
22. Nurfina Fitri M. √ √ √ √ √
23. Rafi Arkhan √ √ √ √ √
24. Raka Dzulfikar √ √ √ √ √
25. Reza Aditya N. √ √ √ √ √
26. Risdayanti √ √ √ √ √
27. Rizky Agung P. √ √ √ √ √
28. Rizky Oktaviani √ √ √ √ √
29. Sofia Amalia √ √ √ √ √
30. Tajdidun Nisa √ √ √ √ √
31. Titi Ayu Sanjaya √ √ √ √ √
32. Vidinia Ramadhani √ √ √ √ √
33. Youke Nanlohy √ √ √ √ √
34. Muhammad Rafli √ √ √ √ √
35. Pingkan Raudya T. √ √ √ √ √
36. Violita Lustri Ananda
Dewi
√ √ √ √ √
Keterangan
Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah kriteria.
Dari contoh di atas skor maksimal = 2 x 4 = 8
Nilai sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 = 6/8 x 100 =
75
Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik = 80-100
C = Cukup = 60-69
B = Baik = 70-79
K = Kurang = < 60
LAMPIRAN 14
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 6 TANGERANG SELATAN
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/2
Peminatan : IIS
Tema : Seni Bernegosiasi dalam Kewirausahaan
Materi Pokok : Teks Negosiasi
Alokasi Waktu : 1 X Pertemuan (4x45 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Pencapaian Indikator Kompetensi
1.3 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar,
dan menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks negosiasi.
2.4 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi merundingkan
masalah perburuhan, perdagangan, dan kewirausahaan.
4.5 Mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan
struktur
dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan.
3. Memahami tema, maksud, isi, jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral
dalam jenis teks negosiasi berupa monolog (puisi)
4. Mengonversi teks negosiasi menjadi teks monolog (puisi)
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses mengamati berbagai fakta , menanya konsep, mencoba,
mengasosiasi, dan mengomunikan peserta didik dapat:
5. Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan dan tulis melalui teks negosiasi.
6. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, peduli, dan santun dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk bernegosiasi merundingkan
masalah perburuhan, perdagangan, dan kewirausahaan.
7. Memahami tema, maksud, isi, jenis, suasana, gaya bahasa, nilai moral dalam
jenis teks negosiasi berupa monolog (puisi).
8. Mengonversi teks negosiasi menjadi teks monolog berupa puisi dengan
benar.
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Teks negosiasi dari berbagai sumber.
2. Pengertian puisi
Puisi adalah satu bentuk karya sastra. Hal yang membedakan puisi dengan
cerpen atau novel adalah pemilihan katanya (diksi). Kata-kata dalam puisi
memang dipilih dengan mempertimbangkan efek makna dan persajakan
yang berkaitan. Oleh karena itu, ketika puisi dibacakan, pendengar akan
merasakan keindahan puisi itu dari “permainan kata-katanya”.57
Ada hal yang berbeda ketika membaca teks dengan membaca puisi. Ketika
membaca teks, Anda tidak perlu membacanya dengan berbagai ekspresi.
Sementara itu, ketika membaca puisi diperlukan ekspresi terhadap isi yang
dibaca. Selain itu, dapat diterapkan membaca secara cepat dan
memahaminya dengan cepat pula seperti membaca teks. Akan tetapi, hal
ini dilakukan sebelum membacakan puisi. Hal ini bertujuan untuk
memahami puisi tersebut, sebelum Anda membacanya. Dengan begitu,
Anda pun akan membacakan puisi dengan penuh penghayatan karena telah
memahaminya terlebih dahulu.
57
Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 78.
Puisi merupakan karya sastra yang dominan dengan pilihan kata (diksi)
yang indah dan berirama. Keindahan puisi terletak pada pemakaian diksi
yang mewakili dan menginspirasikan sebuah gagasan kehidupan secara
universal. Pemakaian diksi tersebut tentunya disesuaikan dengan tema.58
3. Tema
Tema puisi merupakan pokok persoalan yang disampaikan penyair.
Dengan demikian, ada puisi yang bertema pendidikan, kritik sosial, atau
percintaan, nasionalisme, dan sebagainya.59
Puisi selayaknya karya sastra yang lain juga mempunyai tema, Tema pada
puisi bergantung pada penyair. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita
mengetahui latar belakang penyair. Sebuah puisi biasanya menggunakan
bahasa kias dan lambang, maka untuk mengungkapkan makna kita harus
menganalisis bahasa kias dan lambang tersebut.60
Tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair. Pokok
pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair
sehingga menjadi landasan utama pengucapan. Jika desakan yang kuat itu
berupa hubungan antara penyair dengan Tuhan, dapat dipastikan puisinya
bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat berupa rasa belas kasih atau
kemanusiaan, puisi itu bertema ke manusiaan. Jika yang kuat adalah
dorongan untuk memprotes ketidakadilan, puisi tersebut bertema protes
atau kritik sosial. Perasaan cinta atau patah hati yang kuat juga dapat
melahirkan tema-tema cinta dalam puisi.61
4. Jenis puisi berdasarkan isinya
1) Balada adalah puisi yang mengungkapkan sesuatu dan berkahir dengan
kesedihan.
2) Romans adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan.
3) Elegy adalah puisi yang mengisahkan tentang ratapan nasib.
4) Himne adalah puisi yang berisi tentang pemujaan kepada dewa-dewa dan
Tuhan.
5) Ode adalah puisi yang berisi pujia terhadap seseorang atau sesuatu yang
dianggap luhur.
58
Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif
untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 4. 59
Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 78. 60
P. Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X, (Jakarta: Yudhistira, 2006), h.14 61
Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif
untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 4-5.
6) Satire adalah puisi yang berisi protes sosial dan sindiran keras terhadap
kondisi tertentu dan perilaku kelompok masyarakat.
7) Idyle adalah puisi yang mengisahkan kehidupa aman, tentram, damai
sentosa (gemah ripah loh jinawi).
8) Epigram adalah puisi sindiran yang berisi ajaran kehidupan yang luhur
dan perjuangan.
9) Didaktis adalah puisi yang berisi tentang nilai-nilai pendidikan dan
pengajaran.
10) Serenade adalah puisi yang mengungkapkan tentang kisah percintaan
yang dapat dinyanyikan (puisi/lirik lagu cinta).
11) Diafan adalah puisi sederhana karena mudah ditangkap dan mudah
dicerna maknanya (diksi sederhana).
12) Prismatik adalah puisi yang cenderung sulit dicerna maknanya (diksi
konotatif), tetapi bila dibaca secara cermat maknanya dapat dicerna.
13) Hermetis adalah puisi yang sulit dipahami maknanya. Untuk memahami
puisi kita harus memahami latar belakang dan kepribadian penyair.62
5. Gaya bahasa
Gaya bahasa merupakan unsur terpenting dalam sastra. Majas penuh dengan
pemaknaan yang mengandalkan permainan tata bahasa atau logika bahasa.
Jadi gaya bahasa adalah bahasa yang digunakan dalam puisi tersebut
sehingga dapat menimbulkan makna atau arti. Adapun macam-macam gaya
bahasa atau majas di antaranya:
h. Personifikasi adalah bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati
atau barang seolah seperti manusia.
i. Metafora adalah gaya bahasa yang membandingkan sesuatu dengan
sesuatu yang lain.
j. Hiperbola adalah gaya bahasa untuk membesar-bearkan atau melebih-
lebihkan sesuatu. Contoh: dia diam seribu bahasa, teriakannya
menggelegar ke angkasa.
k. Sarkasme adalah gaya bahasa yang memiliki makna sindiran atau
terus terang. Contoh: kelakuanmu seperti anak terbelakang, kalau
bicara yang jelas jangan seperti orang gagu.
l. Pleonasme adalah gaya bahasa gaya bahasa yang ditandai dengan
penggunaan kata-kata tambahan yang sebenarnya tidak perlu dan
berlebihan. Contoh: aku benar-benar melihat dengan mata kepalaku
sendiri, aku tak perlu datang ke acara dia, aku hanya mantan dia.
62
Aswinarko dan Ahmad Bahtiar, Kajian Puisi (Teori dan Praktik), (Jakarta: Unindra Press:
2013), h. 18-19.
m. Ironi adalah gaya bahasa berupa sindiran tetapi menggunakan kata-
kata yang positif. Contoh: bagus sekali nilai rapormu, bisa berwarna-
warni seperti ini.
n. Metonimia adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyebut
sesuatu dengan sebutan lain. Contoh: odol, stabilo, garuda, kijang.63
6. Nilai Moral
Nilai moral adalah nilai yang dapat diambil dari puisi yang dibaca, biasanya
nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan akhlak/budi pekerti/susila
baik dan buruk tingkah laku.
7. Memahami maksud/isi puisi
Di samping tema, puisi juga mengandung makna dan pesan yang ingin
disampaikan kepada penikmat puisi. Dengan demikian, ketika
mendengarkan puisi,kalian akan menangkapmakna puisi tersebut, sekaligus
merenungkan pesan yang diungkapkan penyairnya. Pesan yang disampaikan
penyair ditulis dalam kata-kata yang sarat makna. Oleh karena itu, ketika
mendengarkan puisi, kalian harus dapat menentukan pesan tersebut dengan
tepat. Dengan demikian, apresiasi terhadap puisi yang kalian dengarkan
akan lebih sempurna.64
Amanat ataupun pesan dalam puisi ditafsirkan sendiri oleh pembacanya.
Amanat puisi ini tidak dapat lepas dari tema puisi.65
Dalam memahami
makna dan pesan dalam puisi, biasanya makna dan pesan ini tersirat. Anda
dapat memahaminya jika telah membaca atau mendengarkan secara
keseluruhan.66
E. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Saintifik
Learning communication
Inquiri
Tanya jawab
Diskusi
63
Edy Sembodo, Contekan Pintar Sastra, (Bandung: HIkmah, 2010), h. 66-67 64
Kompetensi Berbahasa Indonesia untuk SMA Kelas X, (Erlangga, 2007), h. 79. 65
P. Tukan, Mahir Berbahasa Indonesia SMA Kelas X, (Jakarta: Yudhistira, 2006), h.14 66
Erwan Juhara, Eriyandi Budiman, dan Rita Rochayati, Berbahasa Indonesia dengan Efektif
untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah, (Jakarta: Pusat pembukuan, Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 5.
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media: Power Point,
Alat: LCD, laptop, Pengeras suara (speaker),
Sumber Belajar: Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik . 2013.
Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru menyampaikan
salam dan mengecek
kehadiran siswa.
Siswa menjawab
salam dan berdoa
bersama-sama, tanda
mensyukuri
anugerah Tuhan.
15
menit
Guru bertanya kepada
siswa tentang
pembelajaran yang
sudah dipelajari
sebelumnya dan
menghubungkan dengan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Siswa menjawab dan
menerima informasi
dengan proaktif
tentang keterkaitan
pembelajaran
sebelumnya dengan
pembelajaran yang
akan dilaksanakan.
Apersepsi Guru menyampaikan,
kompetensi, tujuan, dan
manfaat pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
Siswa
mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan guru.
Kegiatan Inti
Mengamati b. Guru membimbing
siswa untuk
membaca dan
mencermati contoh
teks negosiasi dalam
bentuk puisi.
d. Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
e. Siswa
mendengarkan
teks negosiasi
berupa contoh
teks puisi dari
pengeras suara.
60
menit
Mempertanyakan Guru membimbing
siswa untuk menjawab
pertanyaan yang
Siswa bertanya
jawab tentang hal-
hal yang
berhubungan dengan isi
bacaan.
berhubungan dengan
teks puisi.
Eksplorasi c. Guru memfasilitasi
dan membimbing
siswa ketika
menemukan fakta-
fakta.
d. Mengamati sikap dan
keterampilan serta
menilai sikap.
Siswa mencari dari
berbagai sumber
informasi tentang
negosiasi yang
dikonversi dalam
bentuk puisi
Mengasosiasi d. Guru memfasilitasi
perkembangan nalar
dan rasa ingin tahu
siswa.
e. Mengamati (sikap,
pengetahuan, dan
keterampilan).
a. Siswa memahami
contoh teks
negosiasi yang
telah
dikonversikan.
b. Siswa
menyimpulkan
hal-hal terpenting
dalam teks
negosiasi berupa
monolog (puisi)
meliputi tema,
maksud, isi, jenis,
suasana, gaya
bahasa, nilai
moral.
f. Siswa
mengonversi teks
negosiasi ke
dalam bentuk
puisi.
Mengkomunikasikan Guru menilai
keterampilan siswa
dalam berkomunikasi.
b. Siswa
menuliskan
laporan berupa
hasil simakan
terhadap puisi
yang berjudul
“Persetujuan
dengan Bung
Karno” karya
Chairil Anwar.
Penutup
d. Guru meminta
beberapa siswa
untuk
menyimpulkan
pembelajaran hari
ini.
e. Guru memberi
umpan balik
terhadap proses dan
hasil evaluasi
pembelajaran.
f. Menginformasikan
rencana kegiatan
untuk pertemuan
selanjutnya.
d. Siswa
menyimpulkan
materi
pembelajaran.
e. Siswa melakukan
evaluasi
pembelajaran.
f. Siswa saling
memberikan
umpan balik hasil
evaluasi
pembelajaran
yang telah
dicapai.
15
menit
H. Penilaian Autentik
1. Penilaian proses
Penilaian Sikap
No Aspek yang dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian Instrumen Penilaian
1. Religius Pengamatan Proses
Lembar Pengamatan
2. Tanggung jawab
3. Disiplin
4. Proaktif
5. Jujur
2. Penilaian Hasil
a. Penilaian Pengetahuan
1. Siswa memahami
tema, maksud, isi,
jenis, suasana, gaya
bahasa, nilai moral
dalam teks puisi
Tes
tertulis
Pilihan
ganda
Instrumen terlampir
I. Pedoman Penskoran
b. Penilaian pengetahuan
Jumlah Instrumen soal 15 soal pilihan ganda
Jawaban benar 0
Jawaban salah 1
Penilaian = (perolehan jawaban benar x 2)
3
Keterangan
Nilai = Perolehan skor x 100
Jumlah skor maksimal
Tangerang Selatan, Maret 2014
Guru Bahasa Indonesia,
Rike Rahmalia
Lembar Pengamatan Sikap
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELAS : X IIS 4
KD : MENGONVERSI TEKS NEGOSIASI DALAM
BENTUK PUISI
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No
.
Nama Peserta Didik Religius
Tanggung
jawab
Disiplin Proaktif Jujur
S
B
B C K S
B
B C K S
B
B C K S
B
B C K S
B
B C K
1. Ahmad Chandra √ √ √ √ √
2. Ajeng Prillianthi
Rusmawadi
√ √ √ √ √
3. Alfath Luthfi Husaini √ √ √ √ √
4. Anggara Putra
Ramadhan
√ √ √ √ √
5. Arif Darmawan - - - - -
6. Ayu Citra Dewi √ √ √ √ √
7. Azzhara Owena Livia √ √ √ √ √
8. Belinda Audreya
Ambarwati
√ √ √ √ √
9. Fadhil Indrawan √ √ √ √ √
10. Farentifal Nahda √ √ √ √ √
11. Franciska Angelita
Lorenza
√ √ √ √ √
12. Frisca Ayu Aprilia Lexsa √ √ √ √ √
13. Hafijah Rahmawati √ √ √ √ √
14. M. Amry Agusta √ √ √ √ √
15. Mega Ayu Gitaningtyas √ √ √ √ √
16. Melly Ayuning Tyas √ √ √ √ √
17. Miranda Thomas √ √ √ √ √
18. M. Badrianto Samudra √ √ √ √ √
19. Muhammad Faridh √ √ √ √ √
20. Muhammad Fauzan √ √ √ √ √
21. Muhammad Febrilian √ √ √ √ √
22. Muhammad Iqbal √ √ √ √ √
23. Nafisah Hasan √ √ √ √ √
24. Nur Vidiani √ √ √ √ √
25. Nurfadhilla Idhany √ √ √ √ √
26. Permata Sari √ √ √ √ √
27. Rashida An‟am Shaliha √ √ √ √ √
28. Rini Ainun Nisya √ √ √ √ √
29. Roby Wijaya Putra √ √ √ √ √
30. Roqiban Dwi Saputra √ √ √ √ √
31. Sarah Susilawati √ √ √ √ √
32. Selvi Sintiya Sari √ √ √ √ √
33. Thoriq Alghifari √ √ √ √ √
34. Tigy Ambar Silvanari √ √ √ √ √
35. Wahyu Dwi Febrianti √ √ √ √ √
Keterangan
Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah kriteria.
Dari contoh di atas skor maksimal = 2 x 4 = 8
Nilai sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100 = 6/8 x 100 =
75
Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut:
SB = Sangat Baik = 80-100
C = Cukup = 60-69
B = Baik = 70-79
K = Kurang = < 60
LAMPIRAN 15
(PRETEST BAHASA INDONESIA KELAS X)
Nama :
Kelas :
Bacalah puisi di bawah ini dengan seksama, lalu jawablah
pertanyaannya dengan baik!
Persetujuan dengan Bung Karno
(Chairil Anwar)
Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengar bicaramu,
dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu
dari mulai tanggal 17 Agustus 1945
aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
aku sekarang api, aku sekarang laut
Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak &
berlabuh
1948
1. Tema yang tepat dalam puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”
adalah….
a. Semangat perjuangan
b. Kemiskinan
c. Semangat nasionalisme
d. Kepasrahan
e. Kesepakatan dengan Bung Karno
2. Dilihat dari jenis puisi berdasarkan isinya, jenis puisi apakah
yang tepat dengan puisi tersebut….
a. Elegy
b. Satire
c. Ode
d. Epigram
e. Balada
f. Romance
3. Yang bukan termasuk kelompok majas/gaya bahasa adalah….
a. Majas sarkasme
b. Majas pleonasme
c. Majas antagonis
d. Majas metafora
e. Majas personifikasi
4. Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Makna dari gaya bahasa yang digaris bawahi pada kutipan
tersebut adalah….
a. Memberi keputusan
b. Memberi bantuan
c. Memberi dana/uang
d. Memberi kekuasaan
e. Memberi jabatan
5. Makna laut pada bait ketiga puisi tersebut adalah….
a. keluasan
b. ketenangan
c. keasinan
d. kedalaman
e. biru
6. Dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu
Majas/gaya bahasa apa yang sesuai dengan kutipan puisi
tersebut….
a. Personifikasi
b. Hiperbola (berlebih-lebihan)
c. Ironi
d. Metafora
e. Metonimia
7. Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
Makna dari gaya bahasa pada kutipan puisi tersebut adalah….
a. Tokoh aku dan bung Karno memiliki hubungan darah yang
erat
b. Tokoh aku memiliki keberanian yang kuat dan ingin
mencapai kesepakatan bersama dalam meraih kemerdekaan
c. Bung karno menuju pelabuhan untuk melihat kapal-kapal
yang datang bersama tokoh Aku
d. Tokoh aku dan Bung Karno memiliki persamaan dan tujuan
yang sama, walaupun suatu saat akan pergi tapi pasti akan
kembali lagi untuk membela negeri.
e. Tokoh aku dan bung Karno memiliki cita-cita yang berbeda,
serta menjelaskan bahwa mereka akan meraih cita-citanya
dengan perjuangan yang harus dilewati bersama-sama.
8. Kutipan Dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu,
mengandung makna….
a. Tokoh Aku dalam puisi sudah sangat bersemangat
b. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu panas
c. Tokoh Aku dalam puisi dibuat marah dan kesal
d. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu lelah
e. Tokoh Aku dalam puisi sudah menyerah
9. Makna yang terdapat dalam kutipan Bung Karno! Kau dan aku
satu zat satu urat adalah….
a. Tokoh Aku sudah satu hati dan satu pendapat dengan Bung
Karno
b. Tokoh Aku sudah satu nasib dengan Bung Karno
c. Tokoh Aku merupakan satu generasi dengan Bung Karno
d. Tokoh Aku merupakan satu perkumpulan dengan Bung
Karno
e. Tokoh Aku merupakan satu asal dengan Bung Karno
10. Peristiwa yang berkaitan dengan isi puisi tersebut adalah….
a. Kemerdekaan Indonesia
b. Sumpah pemuda
c. Polemik politik antara PKI dan pemerintah
d. Perebutan kekuasaan Belanda
e. Hari pahlawan
11. Bagaimana gambaran perasaan penyair pada puisi tersebut….
a. Takut
b. Sedih
c. Gembira
d. Berduka
e. Semangat
12. Nilai moral yang terkandung dalam puisi tesebut adalah….
a. Sikap tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
b. Melawan kepada pemimpin
c. Senantiasa berjuang dan bekerja keras dalam mencapai cita-
cita
d. Sikap acuh tak acuh kepada keadaan
e. Melawan pemerintah demi kepentingan individu
13. Dari jawaban di bawah ini, manakah isi yang tepat mengenai
puisi tersebut….
a. Mengungkapkan kekesalan yang dirasakan oleh penyair atas
polemik yang terjadi pada tahun 1945.
b. Mengatasi masalah ekonomi pada masa pemerintahan Bung
Karno.
c. Untuk mencari ketenaran melalui sebuah karya sastra, dalam
bentuk puisi
d. Untuk mendukung Bung Karno dalam menyelesaikan semua
permasalahan yang dialami di Indonesia
e. Memusyawarahkan konflik yang terjadi pada tahun 1948
sehingga membentuk kesepakatan dan tujuan bersama
14. Setelah memahami puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”
Kritik apa yang dapat disampaikan dalam puisi tersebut….
a. Pemerintah seharusnya peduli dan sigap terhadap kemelut
yang terjadi di Indonesia
b. Perebutan kekuasaan yang terjadi di Indonesia
c. Berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia
d. Pemerintah seharusnya peka terhadap kemiskinan yang
terjadi di Indonesia
e. Melawan sikap penjajah dengan semangat patriotisme yang
tinggi
15. Apakah amanat yang dapat disampaikan dari puisi tersebut,
kecuali?
a. Harus bersabar dan berusaha dalam mencapai impian
b. Harus bersemangat dalam menjalankan sesuatu
c. Meningkatkan kerjasama yang baik
d. Berjuang dalam hidup
e. Mengambil keputusan dengan tergesa-gesa
LAMPIRAN 16
(POSTTEST BAHASA INDONESIA KELAS X)
Nama :
Kelas :
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X)
pada soal di bawah ini!
1. Tema yang tepat dalam puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”
adalah….
a. Semangat perjuangan
b. Kemiskinan
c. Semangat nasionalisme
d. Kepasrahan
e. Kesepakatan dengan Bung Karno
2. Dilihat dari jenis puisi berdasarkan isinya, jenis puisi apakah
yang tepat dengan puisi tersebut….
a. Elegy
b. Satire
c. Ode
d. Epigram
e. Balada
3. Yang bukan termasuk kelompok majas/gaya bahasa adalah….
a. Majas sarkasme
b. Majas pleonasme
c. Majas antagonis
d. Majas metafora
e. Majas personifikasi
4. Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Makna dari gaya bahasa yang digaris bawahi pada kutipan
tersebut adalah….
a. Memberi keputusan
b. Memberi bantuan
c. Memberi dana/uang
d. Memberi kekuasaan
e. Memberi jabatan
5. Makna laut pada bait ketiga puisi tersebut adalah….
a. keluasan
b. ketenangan
c. keasinan
d. kedalaman
e. biru
6. Dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu
Majas/gaya bahasa apa yang sesuai dengan kutipan puisi
tersebut….
a. Personifikasi
b. Hiperbola (berlebih-lebihan)
c. Ironi
d. Metafora
e. Metonimia
7. Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
Makna dari gaya bahasa pada kutipan puisi tersebut adalah….
a. Tokoh aku dan bung Karno memiliki hubungan darah yang
erat
b. Tokoh aku memiliki keberanian yang kuat dan ingin
mencapai kesepakatan bersama dalam meraih kemerdekaan
c. Bung karno menuju pelabuhan untuk melihat kapal-kapal
yang datang bersama tokoh Aku
d. Tokoh aku dan Bung Karno memiliki persamaan dan tujuan
yang sama, walaupun suatu saat akan pergi tapi pasti akan
kembali lagi untuk membela negeri.
e. Tokoh aku dan bung Karno memiliki cita-cita yang berbeda,
serta menjelaskan bahwa mereka akan meraih cita-citanya
dengan perjuangan yang harus dilewati bersama-sama.
8. Kutipan Dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu,
mengandung makna….
a. Tokoh Aku dalam puisi sudah sangat bersemangat
b. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu panas
c. Tokoh Aku dalam puisi dibuat marah dan kesal
d. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu lelah
e. Tokoh Aku dalam puisi sudah menyerah
9. Makna yang terdapat dalam kutipan Bung Karno! Kau dan aku
satu zat satu urat adalah….
a. Tokoh Aku sudah satu hati dan satu pendapat dengan Bung
Karno
b. Tokoh Aku sudah satu nasib dengan Bung Karno
c. Tokoh Aku merupakan satu generasi dengan Bung Karno
d. Tokoh Aku merupakan satu perkumpulan dengan Bung
Karno
e. Tokoh Aku merupakan satu asal dengan Bung Karn
10. Peristiwa yang berkaitan dengan isi puisi tersebut adalah….
a. Kemerdekaan Indonesia
b. Sumpah pemuda
c. Polemik politik antara PKI dan pemerintah
d. Perebutan kekuasaan Belanda
e. Hari pahlawan
11. Bagaimana gambaran perasaan penyair pada puisi tersebut….
a. Takut
b. Sedih
c. Gembira
d. Berduka
e. Semangat
12. Nilai moral yang terkandung dalam puisi tesebut adalah….
a. Sikap tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
b. Melawan kepada pemimpin
c. Senantiasa berjuang dan bekerja keras dalam mencapai cita-
cita
d. Sikap acuh tak acuh kepada keadaan
e. Melawan pemerintah demi kepentingan individu
13. Dari jawaban di bawah ini, manakah isi yang tepat mengenai
puisi tersebut….
a. Mengungkapkan kekesalan yang dirasakan oleh penyair atas
polemik yang terjadi pada tahun 1945.
b. Mengatasi masalah ekonomi pada masa pemerintahan Bung
Karno.
c. Untuk mencari ketenaran melalui sebuah karya sastra, dalam
bentuk puisi
d. Untuk mendukung Bung Karno dalam menyelesaikan semua
permasalahan yang dialami di Indonesia
e. Memusyawarahkan konflik yang terjadi pada tahun 1948
sehingga membentuk kesepakatan dan tujuan bersama
14. Setelah memahami puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”
Kritik apa yang dapat disampaikan dalam puisi tersebut….
a. Pemerintah seharusnya peduli dan sigap terhadap kemelut
yang terjadi di Indonesia
b. Perebutan kekuasaan yang terjadi di Indonesia
c. Berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia
d. Pemerintah seharusnya peka terhadap kemiskinan yang
terjadi di Indonesia
e. Melawan sikap penjajah dengan semangat patriotisme yang
tinggi
15. Apakah amanat yang dapat disampaikan dari puisi tersebut,
kecuali?
a. Harus bersabar dan berusaha dalam mencapai impian
b. Harus bersemangat dalam menjalankan sesuatu
c. Meningkatkan kerjasama yang baik
d. Berjuang dalam hidup
e. Mengambil keputusan dengan tergesa-gesa
Kunci Jawaban
Instrumen Pretest dan Posttest
1. A (Semangat perjuangan)
2. B (Satire)
3. C (Majas antagonis)
4. A (Memberi keputusan)
5. B (Ketenangan)
6. D (Metafora)
7. D (Tokoh aku dan Bung Karno memiliki persamaan dan tujuan yang sama,
walaupun suatu saat akan pergi tapi pasti akan kembali lagi untuk
membela
negeri.
8. C (Tokoh Aku dalam puisi dibuat marah dan kesal)
9. A (Tokoh Aku sudah satu hati dan satu pendapat dengan Bung Karno)
10. C (Polemik politik antara PKI dan pemerintah)
11. E (Semangat)
12. C (Senantiasa berjuang dan bekerja keras dalam mencapai cita-cita)
13. E (Memusyawarahkan konflik yang terjadi pada tahun 1948 sehingga
membentuk kesepakatan dan tujuan bersama)
14. A (Pemerintah seharusnya peduli dan sigap terhadap kemelut yang terjadi di
Indonesia)
15. E (Mengambil keputusan dengan tergesa-gesa)
LAMPIRAN 17
Tabel R (Product Moment)
DF 0.05 0.01
t 0,05 r 0,05 t 0,01 r 0,01
1 #NUM! #NUM! #NUM! #NUM!
2 #NUM! #NUM! #NUM! #NUM!
3 12.7062 0.9969 63.6567 0.9999
4 4.3027 0.9500 9.9248 0.9900
5 3.1824 0.8783 5.8409 0.9587
6 2.7764 0.8114 4.6041 0.9172
7 2.5706 0.7545 4.0321 0.8745
8 2.4469 0.7067 3.7074 0.8343
9 2.3646 0.6664 3.4995 0.7977
10 2.3060 0.6319 3.3554 0.7646
11 2.2622 0.6021 3.2498 0.7348
12 2.2281 0.5760 3.1693 0.7079
13 2.2010 0.5529 3.1058 0.6835
14 2.1788 0.5324 3.0545 0.6614
15 2.1604 0.5140 3.0123 0.6411
16 2.1448 0.4973 2.9768 0.6226
17 2.1314 0.4821 2.9467 0.6055
18 2.1199 0.4683 2.9208 0.5897
19 2.1098 0.4555 2.8982 0.5751
20 2.1009 0.4438 2.8784 0.5614
21 2.0930 0.4329 2.8609 0.5487
22 2.0860 0.4227 2.8453 0.5368
23 2.0796 0.4132 2.8314 0.5256
24 2.0739 0.4044 2.8188 0.5151
25 2.0687 0.3961 2.8073 0.5052
26 2.0639 0.3882 2.7969 0.4958
27 2.0595 0.3809 2.7874 0.4869
28 2.0555 0.3739 2.7787 0.4785
29 2.0518 0.3673 2.7707 0.4705
30 2.0484 0.3610 2.7633 0.4629
By Anwar Hidayat//http://statistikian.blogspot.com
LAMPIRAN 18
Nilai Kritis L untuk Uji Liliefors
DF Probabilitas
0.01 0.05 0.1 0.2 0.3
1 1.03100 0.88600 0.80500 0.76800 0.73600
2 0.72903 0.62650 0.56922 0.54306 0.52043
3 0.59525 0.51153 0.46477 0.44341 0.42493
4 0.51550 0.44300 0.40250 0.38400 0.36800
5 0.46108 0.39623 0.36001 0.34346 0.32915
6 0.42090 0.36171 0.32864 0.31353 0.30047
7 0.38968 0.33488 0.30426 0.29028 0.27818
8 0.36451 0.31325 0.28461 0.27153 0.26022
9 0.34367 0.29533 0.26833 0.25600 0.24533
10 0.32603 0.28018 0.25456 0.24286 0.23274
11 0.31086 0.26714 0.24272 0.23156 0.22191
12 0.29762 0.25577 0.23238 0.22170 0.21246
13 0.28595 0.24573 0.22327 0.21300 0.20413
14 0.27555 0.23679 0.21515 0.20526 0.19670
15 0.26620 0.22876 0.20785 0.19830 0.19003
16 0.25775 0.22150 0.20125 0.19200 0.18400
17 0.25005 0.21489 0.19524 0.18627 0.17851
18 0.24301 0.20883 0.18974 0.18102 0.17348
19 0.23653 0.20326 0.18468 0.17619 0.16885
20 0.23054 0.19812 0.18000 0.17173 0.16457
21 0.22498 0.19334 0.17567 0.16759 0.16061
22 0.21981 0.18890 0.17163 0.16374 0.15692
23 0.21498 0.18474 0.16785 0.16014 0.15347
24 0.21045 0.18085 0.16432 0.15677 0.15024
25 0.20620 0.17720 0.16100 0.15360 0.14720
26 0.20220 0.17376 0.15787 0.15062 0.14434
27 0.19842 0.17051 0.15492 0.14780 0.14164
28 0.19484 0.16744 0.15213 0.14514 0.13909
29 0.19145 0.16453 0.14948 0.14261 0.13667
30 0.18823 0.16176 0.14697 0.14022 0.13437
31 0.18517 0.15913 0.14458 0.13794 0.13219
32 0.18226 0.15662 0.14231 0.13576 0.13011
33 0.17947 0.15423 0.14013 0.13369 0.12812
34 0.17682 0.15195 0.13806 0.13171 0.12622
35 0.17427 0.14976 0.13607 0.12982 0.12441
36 0.17183 0.14767 0.13417 0.12800 0.12267
37 0.16950 0.14566 0.13234 0.12626 0.12100
38 0.16725 0.14373 0.13059 0.12459 0.11939
39 0.16509 0.14187 0.12890 0.12298 0.11785
40 0.16302 0.14009 0.12728 0.12143 0.11637
41 0.16102 0.13837 0.12572 0.11994 0.11494
42 0.15909 0.13671 0.12421 0.11850 0.11357
43 0.15723 0.13511 0.12276 0.11712 0.11224
44 0.15543 0.13357 0.12136 0.11578 0.11096
45 0.15369 0.13208 0.12000 0.11449 0.10972
46 0.15201 0.13063 0.11869 0.11324 0.10852
47 0.15039 0.12924 0.11742 0.11202 0.10736
48 0.14881 0.12788 0.11619 0.11085 0.10623
49 0.14729 0.12657 0.11500 0.10971 0.10514
50 0.14581 0.12530 0.11384 0.10861 0.10409
51 0.14437 0.12406 0.11272 0.10754 0.10306
52 0.14297 0.12287 0.11163 0.10650 0.10206
53 0.14162 0.12170 0.11058 0.10549 0.10110
54 0.14030 0.12057 0.10955 0.10451 0.10016
55 0.13902 0.11947 0.10855 0.10356 0.09924
56 0.13777 0.11840 0.10757 0.10263 0.09835
57 0.13656 0.11735 0.10662 0.10172 0.09749
58 0.13538 0.11634 0.10570 0.10084 0.09664
59 0.13422 0.11535 0.10480 0.09999 0.09582
60 0.13310 0.11438 0.10393 0.09915 0.09502
61 0.13201 0.11344 0.10307 0.09833 0.09424
62 0.13094 0.11252 0.10224 0.09754 0.09347
63 0.12989 0.11163 0.10142 0.09676 0.09273
64 0.12888 0.11075 0.10063 0.09600 0.09200
65 0.12788 0.10989 0.09985 0.09526 0.09129
66 0.12691 0.10906 0.09909 0.09453 0.09060
67 0.12596 0.10824 0.09835 0.09383 0.08992
68 0.12503 0.10744 0.09762 0.09313 0.08925
69 0.12412 0.10666 0.09691 0.09246 0.08860
70 0.12323 0.10590 0.09622 0.09179 0.08797
By Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
LAMPIRAN 19
Titik Persentase Distribusi t (df = 1 – 40)
Pr
df
0.25
0.50
0.10
0.20
0.05
0.10
0.025
0.050
0.01
0.02
0.005
0.010
0.001
0.002
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1.00000
0.81650
0.76489
0.74070
0.72669
0.71756
0.71114
0.70639
0.70272
0.69981
0.69745
0.69548
0.69383
0.69242
0.69120
0.69013
0.68920
0.68836
0.68762
0.68695
0.68635
0.68581
0.68531
0.68485
0.68443
0.68404
0.68368
0.68335
0.68304
0.68276
0.68249
0.68223
0.68200
0.68177
0.68156
0.68137
0.68118
0.68100
0.68083
0.68067
3.07768
1.88562
1.63774
1.53321
1.47588
1.43976
1.41492
1.39682
1.38303
1.37218
1.36343
1.35622
1.35017
1.34503
1.34061
1.33676
1.33338
1.33039
1.32773
1.32534
1.32319
1.32124
1.31946
1.31784
1.31635
1.31497
1.31370
1.31253
1.31143
1.31042
1.30946
1.30857
1.30774
1.30695
1.30621
1.30551
1.30485
1.30423
1.30364
1.30308
6.31375
2.91999
2.35336
2.13185
2.01505
1.94318
1.89458
1.85955
1.83311
1.81246
1.79588
1.78229
1.77093
1.76131
1.75305
1.74588
1.73961
1.73406
1.72913
1.72472
1.72074
1.71714
1.71387
1.71088
1.70814
1.70562
1.70329
1.70113
1.69913
1.69726
1.69552
1.69389
1.69236
1.69092
1.68957
1.68830
1.68709
1.68595
1.68488
1.68385
12.70620
4.30265
3.18245
2.77645
2.57058
2.44691
2.36462
2.30600
2.26216
2.22814
2.20099
2.17881
2.16037
2.14479
2.13145
2.11991
2.10982
2.10092
2.09302
2.08596
2.07961
2.07387
2.06866
2.06390
2.05954
2.05553
2.05183
2.04841
2.04523
2.04227
2.03951
2.03693
2.03452
2.03224
2.03011
2.02809
2.02619
2.02439
2.02269
2.02108
31.82052
6.96456
4.54070
3.74695
3.36493
3.14267
2.99795
2.89646
2.82144
2.76377
2.71808
2.68100
2.65031
2.62449
2.60248
2.58349
2.56693
2.55238
2.53948
2.52798
2.51765
2.50832
2.49987
2.49216
2.48511
2.47863
2.47266
2.46714
2.46202
2.45726
2.45282
2.44868
2.44479
2.44115
2.43772
2.43449
2.43145
2.42857
2.42584
2.42326
63.65674
9.92484
5.84091
4.60409
4.03214
3.70743
3.49948
3.35539
3.24984
3.16927
3.10581
3.05454
3.01228
2.97684
2.94671
2.92078
2.89823
2.87844
2.86093
2.84534
2.83136
2.81876
2.80734
2.79694
2.78744
2.77871
2.77068
2.76326
2.75639
2.75000
2.74404
2.73848
2.73328
2.72839
2.72381
2.71948
2.71541
2.71156
2.70791
2.70446
318.30884
22.32712
10.21453
7.17318
5.89343
5.20763
4.78529
4.50079
4.29681
4.14370
4.02470
3.92963
3.85198
3.78739
3.73283
3.68615
3.64577
3.61048
3.57940
3.55181
3.52715
3.50499
3.48496
3.46678
3.45019
3.43500
3.42103
3.40816
3.39624
3.38518
3.37490
3.36531
3.35634
3.34793
3.34005
3.33262
3.32563
3.31903
3.31279
3.30688
By: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Titik Persentase Distribusi t (df = 41-80)
By: Junaidi (http://junaidichaniago.wordpress.com). 2010
Pr
df
0.25
0.50
0.10
0.20
0.05
0.10
0.025
0.050
0.01
0.02
0.005
0.010
0.001
0.002
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
0.68052
0.68038
0.68024
0.68011
0.67998
0.67986
0.67975
0.67964
0.67953
0.67943
0.67933
0.67924
0.67915
0.67906
0.67898
0.67890
0.67882
0.67874
0.67867
0.67860
0.67853
0.67847
0.67840
0.67834
0.67828
0.67823
0.67817
0.67811
0.67806
0.67801
0.67796
0.67791
0.67787
0.67782
0.67778
0.67773
0.67769
0.67765
0.67761
0.67757
1.30254
1.30204
1.30155
1.30109
1.30065
1.30023
1.29982
1.29944
1.29907
1.29871
1.29837
1.29805
1.29773
1.29743
1.29713
1.29685
1.29658
1.29632
1.29607
1.29582
1.29558
1.29536
1.29513
1.29492
1.29471
1.29451
1.29432
1.29413
1.29394
1.29376
1.29359
1.29342
1.29326
1.29310
1.29294
1.29279
1.29264
1.29250
1.29236
1.29222
1.68288
1.68195
1.68107
1.68023
1.67943
1.67866
1.67793
1.67722
1.67655
1.67591
1.67528
1.67469
1.67412
1.67356
1.67303
1.67252
1.67203
1.67155
1.67109
1.67065
1.67022
1.66980
1.66940
1.66901
1.66864
1.66827
1.66792
1.66757
1.66724
1.66691
1.66660
1.66629
1.66600
1.66571
1.66543
1.66515
1.66488
1.66462
1.66437
1.66412
2.01954
2.01808
2.01669
2.01537
2.01410
2.01290
2.01174
2.01063
2.00958
2.00856
2.00758
2.00665
2.00575
2.00488
2.00404
2.00324
2.00247
2.00172
2.00100
2.00030
1.99962
1.99897
1.99834
1.99773
1.99714
1.99656
1.99601
1.99547
1.99495
1.99444
1.99394
1.99346
1.99300
1.99254
1.99210
1.99167
1.99125
1.99085
1.99045
1.99006
2.42080
2.41847
2.41625
2.41413
2.41212
2.41019
2.40835
2.40658
2.40489
2.40327
2.40172
2.40022
2.39879
2.39741
2.39608
2.39480
2.39357
2.39238
2.39123
2.39012
2.38905
2.38801
2.38701
2.38604
2.38510
2.38419
2.38330
2.38245
2.38161
2.38081
2.38002
2.37926
2.37852
2.37780
2.37710
2.37642
2.37576
2.37511
2.37448
2.37387
2.70118
2.69807
2.69510
2.69228
2.68959
2.68701
2.68456
2.68220
2.67995
2.67779
2.67572
2.67373
2.67182
2.66998
2.66822
2.66651
2.66487
2.66329
2.66176
2.66028
2.65886
2.65748
2.65615
2.65485
2.65360
2.65239
2.65122
2.65008
2.64898
2.64790
2.64686
2.64585
2.64487
2.64391
2.64298
2.64208
2.64120
2.64034
2.63950
2.63869
3.30127
3.29595
3.29089
3.28607
3.28148
3.27710
3.27291
3.26891
3.26508
3.26141
3.25789
3.25451
3.25127
3.24815
3.24515
3.24226
3.23948
3.23680
3.23421
3.23171
3.22930
3.22696
3.22471
3.22253
3.22041
3.21837
3.21639
3.21446
3.21260
3.21079
3.20903
3.20733
3.20567
3.20406
3.20249
3.20096
3.19948
3.19804
3.19663
3.19526
LAMPIRAN 20
DOKUMENTASI FOTO
Penelitian kelas eksperimen
Pene litian kelas kontrol
Kegiatan pretest dan posttest
Pelaksanaan Belajar Mengajar
Uji Validitas Instrumen di Kelas X IIS 3
Ruang Guru dan Lapangan Sekolah SMA Negeri 6 Tangerang Selatan
VALIDITAS INSTRUMEN
Nama :
Kelas :
Bacalah puisi di bawah ini dengan seksama, lalu jawablah
pertanyaannya dengan baik!
Persetujuan dengan Bung Karno
(Chairil Anwar)
Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengar bicaramu,
dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu
dari mulai tanggal 17 Agustus 1945
aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
aku sekarang api, aku sekarang laut
Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak &
berlabuh
1948
A. Pilihan Ganda
1. Tema yang tepat dalam puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”
adalah….
a. Semangat perjuangan
b. Kemiskinan
c. Semangat nasionalisme
d. Kepasrahan
e. Kesepakatan dengan Bung Karno
2. Dilihat dari jenis puisi berdasarkan isinya, jenis puisi apakah
yang tepat dengan puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”….
a. Elegy
b. Satire
c. Ode
d. Epigram
e. Balada
3. Yang bukan termasuk kelompok majas/gaya bahasa adalah….
a. Majas sarkasme
b. Majas pleonasme
c. Majas antagonis
d. Majas metafora
e. Majas personifikasi
4. Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Makna dari gaya bahasa yang digaris bawahi adalah….
a. Memberi keputusan
b. Memberi bantuan
c. Memberi dana/uang
d. Memberi kekuasaan
e. Memberi jabatan
5. Makna laut pada bait ketiga puisi tersebut adalah….
a. keluasan
b. ketenangan
c. keasinan
d. kedalaman
e. biru
6. Majas/gaya bahasa apa yang sesuai dengan kalimat dipanggang
atas apimu, digarami oleh lautmu, adalah….
a. Personifikasi
b. Hiperbola (berlebih-lebihan)
c. Ironi
d. Metafora
e. Metonimia
7. Makna dari gaya bahasa
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
adalah….
a. Tokoh aku dan bung Karno memiliki hubungan darah yang
erat
b. Tokoh aku memiliki keberanian yang kuat dan ingin
mencapai kesepakatan bersama dalam meraih kemerdekaan
c. Bung karno menuju pelabuhan untuk melihat kapal-kapal
yang datang bersama tokoh Aku
d. Tokoh aku dan Bung Karno memiliki persamaan dan tujuan
yang sama, walaupun suatu saat akan pergi tapi pasti akan
kembali lagi untuk membela negeri.
e. Tokoh aku dan bung Karno memiliki cita-cita yang berbeda,
serta menjelaskan bahwa mereka akan meraih cita-citanya
dengan perjuangan yang harus dilewati bersama-sama.
8. Kutipan Dipanggang atas apimu, digarami oleh lautmu,
mengandung makna….
a. Tokoh Aku dalam puisi sudah sangat bersemangat
b. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu panas
c. Tokoh Aku dalam puisi dibuat marah dan kesal
d. Tokoh Aku dalam puisi sudah terlalu lelah
e. Tokoh Aku dalam puisi sudah menyerah
9. Makna yang terdapat dalam kutipan Bung Karno! Kau dan aku
satu zat satu urat adalah….
a. Tokoh Aku sudah satu hati dan satu pendapat dengan Bung
Karno
b. Tokoh Aku sudah satu nasib dengan Bung Karno
c. Tokoh Aku merupakan satu generasi dengan Bung Karno
d. Tokoh Aku merupakan satu perkumpulan dengan Bung
Karno
e. Tokoh Aku merupakan satu asal dengan Bung Karno
10. Peristiwa yang berkaitan dengan isi puisi tersebut adalah….
a. Kemerdekaan Indonesia
b. Sumpah pemuda
c. Polemik politik antara PKI dan pemerintah
d. Perebutan kekuasaan Belanda
e. Hari pahlawan
11. Gambaran perasaan penyair pada puisi tersebut adalah….
a. Takut
b. Sedih
c. Gembira
d. Berduka
e. Semangat
12. Nilai moral yang terkandung dalam puisi tesebut adalah….
a. Sikap tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
b. Melawan kepada pemimpin
c. Senantiasa berjuang dan bekerja keras dalam mencapai cita-
cita
d. Sikap acuh tak acuh kepada keadaan
e. Melawan pemerintah demi kepentingan individu
13. Isi yang tepat mengenai puisi tersebut adalah….
a. Mengungkapkan kekesalan yang dirasakan oleh penyair atas
polemik yang terjadi pada tahun 1945.
b. Mengatasi masalah ekonomi pada masa pemerintahan Bung
Karno.
c. Untuk mencari ketenaran melalui sebuah karya sastra, dalam
bentuk puisi
d. Untuk mendukung Bung Karno dalam menyelesaikan semua
permasalahan yang dialami di Indonesia
e. Memusyawarahkan konflik yang terjadi pada tahun 1948
sehingga membentuk kesepakatan dan tujuan bersama
14. Setelah memahami puisi “Persetujuan dengan Bung Karno”
Kritik apa yang dapat disampaikan sesuai dengan puisi
tersebut….
a. Pemerintah seharusnya peduli dan sigap terhadap kemelut
yang terjadi di Indonesia
b. Perebutan kekuasaan yang terjadi di Indonesia
c. Berjuang melawan penjajah demi kemerdekaan Indonesia
d. Pemerintah seharusnya peka terhadap kemiskinan yang
terjadi di Indonesia
e. Melawan sikap penjajah dengan semangat patriotisme yang
tinggi
15. Amanat yang dapat disampaikan dari puisi tersebut, kecuali?
a. Harus bersabar dan berusaha dalam mencapai impian
b. Harus bersemangat dalam menjalankan sesuatu
c. Meningkatkan kerjasama yang baik
d. Berjuang dalam hidup
e. Mengambil keputusan dengan tergesa-gesa
Terima kasih
RIWAYAT PENULIS
Rike Rahmalia atau biasa dipanggil Keke, lahir di
Bogor pada tanggal 25 November 1991. Bertempat
tinggal di Komplek Badak Putih 1 Rt. 03/ Rw. 05 No.
156, Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten
Bogor, 16610. Terlahir dari pasangan Bapak Mufraeni
Hidayat dan Ibu Yetty Mariawati. Anak kedua dari
lima bersaudara ini memulai pendidikan dari RA. Insan
takwa Bogor, lalu SD Negeri Kotabatu 3, lalu di SMP
Rimba teruna Bogor, dan meneruskan di MA Negeri 2 Bogor. Pendidikannya
dilanjutkan ke Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Pengalaman organisasi yang pernah dijalani adalah menjadi pengurus FK-
PSKB (Forum Komunikasi Paskibra Sekolah Kota Bogor), pengurus inti
organisasi MANDAPA Bogor, pengurus HMJ Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan anggota
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Ciputat.
Kegemarannya adalah mendengarkan musik, browsing, dan membaca novel.
Keinginan terbesarnya adalah ingin membahagiakan kedua orang tua, membantu
keluarga, menjadi menteri pendidikan, dan ingin menjadi wanita sukses dunia
akhirat. Amin. Moto dalam hidupnya adalah tak ada kata terlambat untuk berbuat
baik, karena kebaikan dapat membawa pada kebahagiaan yang hakiki.
Bogor, 14 Juli 2014