Oleh : RIKE RAMADANI NPM.1601050028
Transcript of Oleh : RIKE RAMADANI NPM.1601050028
i
SKRIPSI
PERAN GURU KELAS DALAM PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN
SISWA SEKOLAH DASAR GANTIWARNO KECAMATAN
PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR
Oleh :
RIKE RAMADANI
NPM.1601050028
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO
1441 H / 2020 M
ii
PERAN GURU KELAS DALAM PEMBENTUKAN
KEDISIPLINANSISWA SEKOLAH DASAR GANTIWARNO
KECAMATAN PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan ( S. Pd )
Oleh:
Rike Ramadani
NPM. 1601050028
Pembimbing I: Nurul Afifah, M.Pd.I
Pembimbing II: Tubagus Ali RPK, M.Pd
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah Daan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
1441/2020
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
PERAN GURU KELAS DALAM PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN
SISWA SEKOLAH DASAR GANTIWARNO KECAMATAN
PEKALONGAN LAMPUNG TIMUR
Oleh : Rike Ramadani
Masa sekolah dasar adalah masa yang baik untuk meresapkan nilai
kedisiplinan dalam diri seorang siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Dalam hal
ini tentu saja tidak hanya dilingkungan keluarga saja tetapi dilingkungan sekolah
terutama didalam kelas belajarnya. Namun masih ada siswa sekolah dasar yang
masih kurang sadar akan pentingnya kedisiplinan seperti terlambat datang ke
sekolah, terlambat masuk kelas, tidak menggunakan seragam sesuai ketentuan,
tidak menggunakan atribut secara lengkap
Hal ini merupakan bukti bahwa ternyata pembentukan kedisiplinan pada
siswa sekolah dasar masih kurang. Peran guru dalam pembentukan kedisiplinan
seharusnya menjadi bentuk kepedulian seorang guru dalam pembentukan
kedisiplinan pada siswa sekolah dasar dalam menjaga kedisiplinan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru kelas dalam pembentukan
kedisiplinan siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Gantiwarno Kecamatan Pekalongan
menjadi lebih baik.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner atau angket dan
dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, uji
normalitas, dan uji hipotesis Pearson Product Moment menggunakan SPSS 16.0.
Lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Dasar Negeri 1 Gantiwarno Kecamatan
Pekalongan Kabupaten Lampung Timur.
Berdasarkan analisis data inferensial dan pengujian hipotesis mengunakan
teknik analisis korelasi product moment untuk 22 orang dengan taraf signifikansi
5% menggunakan aplikasi SPSS di peroleh p-Value = 0,327 ˃a = 0,05, maka
terima Ho, artinya terdapat hubungan yang positif namun kategori rendah antara
variabel peran guru dengan kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri 1
Gantiwarno .
Kata Kunci : Peran Guru, Kedisilinan, Siswa
vii
viii
HALAMAN MOTTO
“Allah Tidak Membebani Seseorang Melainkan Sesuai Dengan
Kesanggupannya”1
1 Q.S Al-Baqarah (286) : 2
ix
HALAMAN PERSEMBAHAN
Sujud syukurku kusembahkan kepada-Mu Ya Allah, Tuhan Yang Maha
Agung dan Maha Tinggi. Atas takdirMu, Saya bisa menjadi pribadi yang mampu
berpikir, berilmu, dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah
awal untuk masa depanku dalam meraih cita-cita. Dengan ini Saya persembahkan
hasil studi ini untuk:
1. Kedua orang tua saya, Ibu Suyati dan Bapak Wardib. Terimakasih atas kasih
sayang yang berlimpah dari mulai Saya lahir, hingga Saya bisa tumbuh dan
dan diberi kesempatan menempuh pendidikan setinggi ini. Terimakasih atas
limpahan do’a serta segala hal yang telah dilakukan.
2. Teman-teman seperjuangan terkhusus PGMI, Pramuka Racana Radin Inten
II dan Puteri Kandang Rarang, sahabat-sahabat dan semua pihak yang telah
mensuport dan membantu penulisan penelitian ini hingga selesai.
3. Almamater Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.
x
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
ORISINALITAS PENELITIAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7
C. Batasan Masalah ............................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 8
E. Tujuan Penalitian ............................................................................. 8
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
G. Penelitian Yang Relevan................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 11
A. Guru .................................................................................................. 11
1. Pengertian Guru.................................................................... ....... 11
2. Peran Guru ................................................................................... 14
3. Peran Guru dalam Proses Pendidikan .......................................... 16
B. Kedisiplinan Siswa ........................................................................... 23
xiii
1. Pengertian Kedisiplinan ............................................................... 23
2. Bentuk-bentuk Kedisiplinan di Sekolah ...................................... 24
3. Fungsi Kedisiplinan ..................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 29
A. Jenis dan Lokasi Penelitian.............................................................. 29
B. Variabel Penelitian ......................................................................... 30
C. Definisi oprasional variabel dan ruang lingkup pembahasan .......... 31
D. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 33
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data.......................................................................... 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 41
A. Hasil Penelitian .................................................................................. 41
1. Deskripsi Lokasi Penelitian .............................................................. 41
2. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 45
3. Deskripsi Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ...................... 45
a. Uji Validitas Instrumen .......................................................... 45
b. Uji Reliabilitas Tes ................................................................. 52
c. Uji Normalitas ........................................................................ 54
d. Uji Hipotesis........................................................................... 57
B. Pembahasan........................................................................................ 61
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 63
A. Kesimpulan ........................................................................................ 63
B. Saran .................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian Relevan
Tabel 3.1 Alternatif Jawaban
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Untuk Guru
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Untuk Siswa
Tabel 4.1 Data Sarana Dan Prasarana SD Negeri 1 Gantiwarno
Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik SD Negeri 1 Gantiwarno
Tabel 4.3 Kisi-Kisi Instrumen Untuk Guru
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Angket Guru
Tabel 4.5 Kisi-Kisi Instrumen Untuk Siswa
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Angket Siswa
Tabel 4.7 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Tabel 4.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Denah Lokasi SD N 1 Gantiwarno
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Angket
Uji Validitas
Uji Reliabilitas
Uji Normalitas
Uji Hipotesis
Dokumentasi
Permohonan Izin Membagikan Angket
Daftar Skor Angket
Surat Bimbingan Skripsi.
Surat Izin Prasurvey
Surat Balasan Prasurvey
Surat Tugas
Izin Research
Surat Balasan Research
Formulir Konsultasi Bimbingan
Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang
biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu
pada kanak-kanak atau orang yang sedang dididik.2 Pendidikan merupakan
investasi yang paling utama bagi bangsa, apalagi bagi bangsa yang sedang
berkembang. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia untuk itu
dipersiapkan melalui pendidikan. Selain itu, pendidikan juga merupakan
ujung tombak bagi kemanusiaan bangsa. Jika pendidikan suatu bangsa
baik maka baik pulalah generasi seterusnya. Sementara itu, baik atau
tidaknya pendidikan suatu bangsa dapat dilihat dari pelaksanaan serta
orientasi sistem pendidikan tersebut. Semakin jelas pendidikan itu, maka
semakin tampak pula perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Sekolah
dan guru dituntut untuk memberikan pemebelajaran yang baik bagi
siswanya. Peran seorang guru sangat diperlukan dalam setiap
pembelajaran.
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui
kinerjanya pada tingkat intruksional dan institusional.3 Kedudukan guru
sebagai tenaga profesional mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan
2 Langgulung Hasan, Manusia dan Pendidikan, (Jakarta : PT. Pustaka Al Husna
Baru, 2004) h. 28. 3 Priansa Doni Juni, Kinerja dan Profesionalisme Guru, (Bandung : CV.
Alfabeta, 2014) h. 108.
2
pembelajaran sesuai dengan prinsip profesionalisme untuk memenuhi hak
yang sama bagi setiap warga negara dalam memperoleh pendidikan yang
bermutu. Kedudukan guru sebagai agen pembelajaran berkaitan dengan
peran guru dalam pembelajaran, antara lain sebagai fasilitator, motivator,
pemacu dan pemberi inspirasi bagi siswa atau peserta didik. Peran guru ini
menuntut guru harus mampu meningkatkan kinerjanya dan
profesionalismenya sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan
zaman yang semakin pesat. Interaksi antar guru dan siswa harus terjalin
secara baik dan harmonis. Perwujudan interaksi ini dapat berupa perhatian,
motivasi dari guru kepada siswanya agar siswa merasa bergairah dan
bersemangat dalam mengembangkan bakat dan kemampuan yang
dimilikinya.
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-
mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial di bidang pembangunan.4 Guru merupakan salah
satu unsur terpenting dalam pendidikan. Oleh karena itu guru dituntut
untuk berperan secara aktif, kreatif dan inovatif dalam menempatkan
kedudukannya sebagai seorang tenaga pengajar yang profesional, sesuai
dengan tututan masyarakat saat ini yang semakin berkembang. Pada setiap
diri seorang guru, terdapat tanggung jawab untuk membawa peserta
didiknya ke taraf kematangan tertentu. Guru juga berperan menghantarkan
peserta didik untuk mencapai cita-citanya.
4 Purwanto Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014) h.125.
3
Siswa atau peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi
yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar.5 Siswa atau
peserta didik merupakan pokok persoalan dalam belajar-mengajar karean
merekalah yang menjadi tumpuan perhatian. Dalam proses belajar–
mengajar siswa sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan
dan kemudian ingin mencapainya secara optimal.
Masa sebagai anak didik senantiasa merupakan fase berproses
untuk menentukan eksistensi kediriannya secara utuh. Oleh karena itu,
diperlukan pihak orang yang lebih dewasa untuk membimbing, membina
dan mengarahkan proses penentuan diri agar mencapai hasil yang baik,
efektif dan efisien sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam hal ini guru
harus mampu mengorganisasikan setiap kegiatan belajar-mengajar dan
menghargai anak didiknya sebagai subjek yang memiliki bakat dan
kemampuan yang baik untuk dikembangkan potensinya secara maksimal.
Perkembangan manusia sepanjang hidup akan mengalami siklus
dari sejak masa janin dikandungan hingga lahir, tumbuh menjadi bayi,
anak-anak, remaja, dewasa dan terakhir pada masa kematian. Untuk dapat
menjalani dengan baik, agar seorang individu mencapai kebahagiaan lahir-
batin didunia dan akhirat, diperlukan pendidikan formal maupun non
formal. Pendidikan orang tua maupun pendidikan sekolah formal akan
mampu mempengaruhi kepribadian yang baik. Demikian pula
perkembangan fisik, kognitif, maupun psikososial manusia sejak lahir
5Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
, 2011) h.111.
4
hingga dewasa akan dapat dijadikan dasar-dasar menerapkan strategi
pengajar dan pendidikan agar mampu memaksimalkan potensinya dengan
baik. 6
Siswa akan mengalami perkembangan secara terus menerus hingga
mereka dewasa bahkan sampai meninggal dunia. Dalam masa
perkembangan tersebut sangat diperlukan bimbingan dan arahan, baik dari
orang tua, guru, teman, dan lingkungan sekitar untuk mengembangkan dan
memaksimalkan potensi yang ada dalam dirinya.
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan dengan wawancara
kepada Ibu guru Tri Puji Astuti, S.Pd.SD selaku wali kelas 5 B di SD
Negeri 1 Gantiwarno, Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur
pada tanggal 10 Agustus 2019 diketahui banyak terjadi siswa-siswi yang
kurang disiplin disekolah seperti :
1. Terlambat datang ke sekolah
2. Terlambat masuk kelas
3. Tidak menggunakan seragam sesuai ketentuan
4. Tidak menggunakan atribut secara lengkap
5. Tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
6. Tidak mengumpulkan tugas tepat waktu
7. Ketekunan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih cukup rendah
Peraturan jam masuk sekolah di SDN 1 Gantiwarno adalah pukul
07.30 Wib, tetapi masih ada siswa yang hadir pukul 07.40 Wib.
6 Agoes Dariyo, “Psikologi Perkembangan Anak Tiga Tahun Pertama”, (Bandung :
Refika Aditama, 2007) h.11.
5
Keterlambatan siswa masuk kelas terjadi saat pergantian jam pelajaran
setelah istirahat, masih banyak siswa yang asik bermain dan jajan dikantin
atau diluar sekolah sehingga mereka lalai masuk jam pelajaran
selanjutnya, jam istirahat yaitu pukul 10.00-10.30 Wib tetapi masih
banyak siswa yang masuk kelas pukul 11.00 Wib padahal batas waktu
keterlambatan hanya 15 menit. Atribut sekolah seperti sabuk, kaos kaki,
topi, bet nama, bet sekolah merupakan atribut yang wajib digunakan oleh
siswa, namun ada siswa yang tidak menggunakan sabuk, kaos kaki, tidak
memiliki bet nama dan tidak menggunakan topi saat upacara. Dalam
menjaga kebersihan lingkungan juga masih kurang, siswa cenderung
membuang sampah di laci mejanya dari pada membuang sampah pada
tempat sampah yang telah disediakan. Ketika proses pembelajaran
berlangsung siswa banyak yang lari kesana kemari, menjahili teman, dan
mengobrol dengan teman sebangkunya. Hal ini merupakan bukti bahwa
ternyata pembentukan kedisiplinan pada siswa sekolah dasar masih
kurang. Peran guru dalam pembentukan kedisiplinan seharusnya menjadi
bentuk kepedulian seorang guru dalam pembentukan kedisiplinan pada
siswa sekolah dasar dalam menjaga kedisiplinan.
Peneliti mengambil objek siswa sekolah dasar dimana
pembentukan kedisiplinan pada usia ini merupakan hal yang sangat
penting untuk menjaga dirinya agar dewasa kelak sudah mempunyai
pegangan atau prinsip hidup yakni kedisiplinan yang akan berguna bagi
dirinya sendiri dan orang lain.
6
Masa sekolah dasar adalah masa yang baik untuk meresapkan nilai
kedisiplinan dalam diri seorang siswa dalam kehidupannya sehari-hari.
Dalam hal ini tentu saja tidak hanya dilingkungan keluarga saja tetapi
dilingkungan sekolah terutama didalam kelas belajarnya.
Senada dengan pendapat wali kelas 5 Ibu Tri Puji Astuti, S.Pd.SD,
Bapak Hamim,S.Pd.I selaku kepala sekolah mengatakan bahwa faktor
yang mempengaruhi kedisiplinan siswa di SDN 1 Gantiwarno antara lain
faktor orang tua, lingkungan, teman sebaya. Sebagian siswa kurang
mendapatkan perhatian dari orang tuanya, terlihat dari penggunaan
seragam dan atribut sekolah yang tidak sesuai dengan aturan disekolah.
Lingkungan tempat tinggal dan bermain juga mempengaruhi kedisiplinan
siswa, terlihat dari banyak siswa yang jajan dan bermain diluar lingkungan
sekolah. Selain itu teman sebaya juga berpengaruh terhadap kedisiplinan
siswa, ketika satu siswa ribut dikelas akan mempengaruhi dan memicu
teman yang lain untuk ribut juga.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 12
September 2019 di SD Negeri 1 Gantiwarno, peneliti melihat banyak
siswa masuk kelas tidak tepat waktu dikarenakan guru masih berada
dikantor saat jam istirahat sudah usai. Ketika ada siswa yang tidak
mengerjakan pekerjaan rumah (PR) yang diberikan guru ataupun ada
siswa yang tidak menggunkan atribut sekolah secara lengkap, guru sudah
memberikan teguran dan hukuman kepada siswa, tetapi hukuman yang
diberikan guru belum efektif. Dari sekolah masih kurang adanya himbauan
7
mengenai aturan atau tata tertib contohnya papan 10 budaya malu bagi
siswa.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Peran Guru Kelas Dalam
Pembentukan Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Gantiwarno Kecamatan
Pekalongan Lampung Timur”.
B. Identifikasi Masalah
Melihat latar belakang masalah yang telah peneliti sampaikan
diatas, maka masalah yang dapat teridentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Siswa masih banyak yang belum sadar akan pentingnya
kedisiplinan
2. Masih banyak siswa yang terlambat datang ke sekolah
3. Masih banyak siswa yang tidak menggunakan atribut secara
lengkap
4. Hukuman yang diberikan guru kepada siswa belum efektif
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi, maka perlu dibuat
batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Peran guru kelas
2. Kedisiplinan siswa
8
D. Rumusan Masalah
Bagaimana peran guru kelas dalam pembentukan kedisiplian siswa
di Sekolah Dasar Negeri 1 Gantiwarno Kecamatan Pekalongan Kabupaten
Lampung Timur .
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui peran guru kelas dalam pembentukan
kedisiplinan siswa di Sekolah Dasar Negeri 1 Gantiwarno Kecamatan
Pekalongan menjadi lebih baik.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan informasi bagi penelitian
selanjutnya dan merupakan salah satu rujukan dalam pengembangan ilmu
pendidikan, sekaligus merubah dan memperkaya khazanah dalam bidang
pendidikan.
a. Bagi Guru
Untuk mengembangkan khazanah keilmuan dalam dunia pendidikan
berdasarkan teori pendidikan yang berkaitan dengan pembelajaran
sekolah dasar.
b. Bagi Orang Tua Siswa
Untuk memberikan input dan tambahan informasi bagi orang tua
dalam mendidik kedidiplinan seorang anak.
9
c. Bagi Lembaga
Bisa dijadikan motivasi untuk memperbaiki mutu maupun teknis baik
dari segi sarana dan prasarana sekolah sehingga kwalitas kelulusan
bisa disiplin dan berkahlak mulia.
d. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu syarat pemenuhan memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan.
e. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis
G. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan adalah untuk menjelaskan posisi (Istate Of
Art) perbedaan atau memerkuat hasil penelitian tersebut dengan penelitian
yang telah ada. Pengkajian terhadap hasil penelitian orang lain yang
relevan, lebih berfungsi sebagai perbandingan dari kesimpulan berfikir
peneliti.7
Sebagai acuan dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan
penelusuran terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. Dalam hasil
penelusuran diperoleh beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti, yaitu :
7 STAIN Jurai Siwo Metro, Pedoman Penelitian Karya Ilmiah, 2013, h.39.
10
Tabel 1.1
Penelitian Relevan
No Judul Penelitian Nama Peneliti Perbedaan Persamaan
1. Efektivitas Peran
Guru Dalam
Membentuk
Kedisiplinan Siswa
di MTS Annajah
Jakarta
Qori Abiansyah
(Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
NIM
1112011000079
Perbedaan penelitian
ini yaitu terdapat pada
variabel terikat, objek
dan lokasi penelitian,
yaitu saudara Qori
Abiansyah
memfokuskan
penelitiannya pada
Kedisiplinan Siswa di
MTS Annajah Jakarta
Sedangkan penelitian
yang peneliti teliti
adalah kedisiplinan
siswa di Sekolah
Dasar Gantiwarno
Kecamatan
Pekalongan
LampungTimur.
Adapun dalam hal ini terdapat
persamaan pada
variabel bebas,
yaitu mengenai
peran guru
Menggunakan
metode penelitian
yang sama yaitu
angket dan
dokumentasi.
2. Peran Guru
Pendidikan Agama
Islam (PAI) dalam
Membentuk
Kemandirian Peserta
Didik.8
Milda mahasiswi
STAIN Jurai Siwo
Metro (Program
Studi Pendidikan
Agama Islam)
NPM 1168201
Perbedaan penelitian
ini yaitu terdapat pada
variabel bebas, objek
dan lokasi penelitian.
Saudari Milda
memfokuskan
penelitiannya pada
Kemandirian Peserta
Didik SDN 4 Metro
Barat.
Sedangkan penelitian
yang peneliti teliti
adalah kedisiplinan
siswa di Sekolah
Dasar Gantiwarno
Kecamatan
Pekalongan Lampung
Timur
Adapun dalam
hal ini terdapat
persamaan pada
variabel terikat,
yaitu mengenai
peran guru.
Menggunakan metode penelitian
yang sama yaitu
observasi,
wawancara dan
dokumentasi.
8Milda, Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Membentuk Kemandirian
Peserta Didik (Metro : STAIN Jurai Siwo Metro, 2016)
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Guru
1. Pengertian Guru
Guru dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Menurut
Zahara Idris dan Lisma Jamal guru adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab memberikan bimbingan kepada peserta didik
dalam hal perkembangan jasmani dan ruhaniah untuk mencapai tingkat
kedewasaan, memenuhi tugasnya sebagai makhluk Tuhan, makhluk
individu yang mandiri, dan makhluk sosial.9
Menurut N.A Ametambun dan Djamara, guru adalah semua
orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik
secara individual ataupun klasik, baik di sekolah maupun di luar
sekolah.10
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa guru
adalah orang yang mendidik, membimbing, mengarahkan memberikan
penilaian dan mengevaluasi peserta didik yang menempuh
pembelajaran baik formal maupun non formal. Seseorang yang aktif
dalam dunia pendidikan harus memiliki kepribadian sebagai seorang
pendidik. Guru merupakan seseorang yang bisa digugu dan ditiru.
9 M. Shabri U, “Kedudukan Guru Sebagai Pendidik” Auladuna, Vol.2, No.2, 2015, h. 223
10 Heriyansyah, “Guru Adalah Manajer Sesungguhnya di Sekolah” Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, Vol.1, No.1, 2018
12
Dilihat dari segi penugasannya, tenaga pendidik (guru) di
sekolah dasar terdiri atas dua fungsi yaitu sebagai guru kelas dan
sebagai guru bidang studi, yaitu :
a. Guru kelas
Menurut pendapat Zainal bahwa guru sekolah dasar
adalah guru kelas artinya guru harus dapat mengerjakan
berbagai materi pelajaran. Guru tidak hanya dituntut untuk
menyelesaikan bahan pelajaran yang telah ditetapkan, tetapi
guru harus menguasai dan menghayati secara mendalam semua
materi yang akan diajarkan.11
Guru dalam fungsinya sebagai pembimbing atau guru
kelas, seyogyanya telah mempersiapkan diri untuk penanggung
jawab utama kelas. Oleh karena itu perlu mengetahui seluk
beluk tentang siswanya baik mengenai latar belakang
kehidupannya, masalah sosial, ekonomi, budayanya maupun
hal lain yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan
dengan siswa.
11
Nurhayati, “Perbedaan Pengaruh Fungsi Guru (Guru Bidang Studi dengan Guru Kelas)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Tingkat IQ Siswa” Jurnal Formatif, ISSN :
2088-351X, h. 143
13
Menurut PP No. 74 Tahun 2008 guru kelas memiliki
tugas diantaranya :
1) Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan
pendidikan
2) Menyusun silabus pembelajaran
3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran
4) Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap
proses dan hasil belajar tingkat sekolah dan nasional.12
b. Guru bidang studi
Guru bidang studi adalahh guru yang mengajar mata
pelajaran tertentu sesuai kualifikasi yang dipersyaratkan dan
sesuai dengan keahliannya. Oleh karena itu guru tersebut harus
menguasai teori dan praktik sistem penyampaian khusus untuk
bidang studi tertentu.13
Tugas guru mata pelajaran (guru
bidang studi) antara lain :
1) Menciptakan iklim yang kondusif sehinggga anak-anak
merasa nyaman belajar disekolah atau dikelas
2) Menyusun dan melaksanakan asesmen pada semua
anak untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhannya
3) Menyusun program pengajaran individu bersama-sama
dengan guru pendidikan khusus
12 Nanang Hanafi dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT
Refika Aditama, 2012) h.51 13
Nurhayati, “Perbedaan Pengaruh Fungsi Guru (Guru Bidang Studi dengan Guru Kelas)
Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Tingkat IQ Siswa” Jurnal Formatif, ISSN :
2088-351X, h. 144
14
4) Melaksanakan kegiatan belajar-mengajar dan
mengadakan penilaian kegiatan belajar-mengajar untuk
mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya
5) Memberikan program perbaikan
6) Penyusun program pengajaran selama kurun tertentu
secara berkelanjutan.
2. Peran Guru
Rumusan profil tenaga pengajar (guru) ternyata bervariasi,
tergantung kepada cara mempersepsikan dan memandang apa yang
menjadi peran dan tugas pokonya. 14
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
pada pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.15
Selanjutnya pasal 20 menyatakan bahwa salah
satu kewajiban profesional guru adalah merencanakan pembelajaran,
melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, menilai dan
mengevaluasi hasil pembelajaran serta meningkatkan dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
14
Udin Syaefudin Sa’ud, Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta : Alfaabeta, 2009), h.
36. 15
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
15
Guru berperan sangat penting dan strategis terutama dalam
upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian
dan nilai-nilai yang diinginkan. Guru yaitu sebagai pembimbing dan
mengarahkan anak didiknya kearah yang lebih baik, hal ini
digambarkan dalam firman Allah sebagai berikut :
Artinya :
Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang Kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”16
Ayat tersebut menjelaskan bahwa seorang guru memiliki
peranan yang cukup penting dalam upaya penanaman kedisiplinan
pada seorang anak.
Undang-undang No.20 tahun 2003 Pasal 1 menyatakaan bahwa
tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan
diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Sementara pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur,
16
QS. An-Nahl (16) 43
16
fasilitator dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 17
Otonomi yang lebih besar dan lebih luas peran guru dalam
pembentukan kebijakan pendidikan akan membuka peluang untuk
memperluas peran kepemimpinan diluar kelas. Untuk menyiapkan
kepemimpinan dimasa depan dibutuhkan bimbingan dan pengarahan
dari orang yang berkompeten dibidangnya.
3. Peran Guru dalam Proses Pendidikan
Guru dalam melaksanakan perannya harus mampu melayani
peserta didik yang dilandasi dengan kesadaran, keyakinan, kedisiplinan
dan tanggung jawab secara optimal sehingga memberikan pengaruh
positif terhadap perkembangan siswa-siswi secara optimal, baik fisik
maupun psikis. Peranan guru dalam pendidikan menjadikan guru
sebagai pahlawan yang berjasa dalam pelaksanaan proses pendidikan.
Di sekolah siswa mendapatkan bantuan dan bimbingan belajar
dari guru melalui penyampaian informasi dan praktik berupa
pengetahuan, keterampilan serta pembentukan sikap atau prilaku untuk
membentuk siswa menjadi warga negara yang baik dan cerdas.18
17
Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Pasal 1. 18
Tubagus Ali Rachman Puja Kesuma, “Pengaruh Pemahaman Siswa Tentang Konsep
Budaya Politik Terhadap Karakteristik Aspirasi Pemilih Pemula Di SMA Al-Kautsar Kota Bandar
Lampung”, Elementary :Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 2017, Vol. 2 No.1, h. 75.
17
Menurut Imam Wahyudi beberapa peran guru yang
berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan disekolah dan perlu
dipahami antara lain guru sebagai pendidik dan pengajar, guru sebagai
anggota masyarakat, guru sebagai administrator dan guru sebagai
pengelola pembelajaran, yaitu :19
a. Guru sebagai pendidik dan pengajar
Bahwasannya setiap guru berperan melakukan transfer ilmu
pengetahuan, mengajarkan dan membimbing ana didiknya serta
mengajarkan tentang segala sesuatu yang berguna bagi mereka
dimasa depan.
Pendidikan adalah orang yang bertanggung jawab terhadap
berlangsungnya proses pertumbuhan dan perkembangan potensi
anak didik, baik potensi kognitif maupun potensi psikomotoriknya.
b. Guru sebagai anggota masyarakat
Seorang guru harus mampu berinteraksi dan berkomunikasi
dengan lingkunga secara baik mengenai administrasi sekolah dan
segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran
disekolah.
c. Guru sebagai administrator
Seorang guru berperan melaksanakan semua administrasi
sekolah yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran.
19
Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru, (Jakarta : Prestasi Pustaka, 2012) h.
46
18
d. Guru sebagai pengelola pembelajaran
Bahwasannya guru berperan aktif dalam menguasai
berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar
didalam maupun diluar sekolah.
Mengenai peran guru sebagai seorang pendidik, terdapat
beberapa peranan guru sebagaimana dijabarkan oleh E.Mulyasa
sebagai berikut :20
a. Guru sebagai pendidik
Seorang guru harus memiliki standar kualitas pribadi
tertentu yang mencakup disiplin, wibawa, tanggung jawab dan
kemandirian. Guru sebagai pendidik yang menjadi tokoh, panutan
dan identifikasi bagi para peserta didik dan lingkungannya.
b. Guru sebagai pengajar
Sebagai seorang pengajar guru harus mampu melaksanakan
pembelajaran dan membantu siswa dalam mengembangkan potensi
yang dimiliki peserta didik dengan baik dan tepat.
c. Guru sebagai pembimbing
Guru membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam
menata masa depan mereka, membekali dan bertanggung jawab
terhadap bimbingannya.
20
Ibid. h.47-49
19
d. Guru sebagai pelatih
Guru melatih peserta didiknya dalam mengembangkan
kemampuan dan keterampilan mereka secara intelektual, afektif
dan psikomotorik.
e. Guru sebagai penasehat
Guru berperan aktif dalam memberikan arahan dan
bimbingan konseling kepada siswa.
f. Guru sebagai pembaharu
Guru berperan memberikan ide-ide dan pandangan masa
depan kepada peserta didik.
g. Guru sebagai model dan teladan
Guru dijadikan tokoh atau model panutan yang dicontoh
dan ditiru oleh peserta didik.
Menurut Nanang Hanafi dan Cucu Suhana peran guru
adalah sebagai pendidik, pengajar, pemimpin, supervisor,
administrator, motivator, fasilitator dan pembimbing yaitu :21
a. Guru sebagai pendidik
Guru berperan sebagai pendidik, yaitu memiliki kewajiban
untuk melakukan reformasi kelas, sehingga diberi otonomi untuk
melakukan inovasi dan perubahan di lingkungan kelasnya. Dengan
peran yang diberikannya, guru dapat dengan leluasa untuk
21
Nanang Hanafi dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT
Refika Aditama, 2012) p.108.
20
memahami, mengarahkan dan mengembangkan peserta didik
dalam aspek intelektual, moral, emosional dan kinestetik.
Peran guru sebagai pendidik memiliki tanggung jawab yang
lebih dalam dan luas didunia dan akherat, bai yang bersifat
intelektual, moral, emosional, kinestetik dan estetika. Ada sebuah
asumsi yang menyatakan dengan ilmu hidup menjadi mudah,
dengan seni hidup menjadi indah, dengan agama hidup menjadi
terarah.22
b. Guru sebagai pemimpin
Guru memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan
kemampuan anggota peserta didik dan komunitasnya sehingga
dapat memberikan pengaruhnya kepada pihak lain, terutama
peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaraan.
Guru sebagai pemimpin di kelasnya harus mampu
menciptakan atmosfir kelas yang ilmiah, agamis, dan
menyenangkan. Hal ini sebagaimana dikatakan Riawan Amin yaitu
sebagaai berikut : 1) Guru harus membangun kelas sebagai a place
of worship yaitu kelas sebagai tempat untuk membangun ibadah. 2)
Guru harus membangun kelas sebagai a place of wealth, yaitu
tempat untuk membangun kesejahteraan lahir dan batin sehingga
kela menjadi tempat untuk berbagi dan menyejukan hati secara
inovatif. 3) Guru harus dapat membangun kelas sebagai a place of
22
Ibid.h. 108
21
warfare, yaitu menjadikan kelas sebagai tempat untuk memajukan
peserta didik.23
c. Guru sebagai supervisor
Guru dalam menjalankan tugasnya merupakan sosok
pribadi yang profesional, yang siap berkooperatif untuk membantu
mitra kerjanya dalam meningkatkan kompetensinya, baik dalam
wadah Kelompok Kerja Guru (KKG) bagi guru-guru Sekolah
Dasar, maupun dalam wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) bagi guru-guru Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
d. Guru sebagai administrator
Guru secara otonom berperan sebagai administrator kelas,
yaitu bertanggungjawab dalam perencanaan, pelaksanaan,
penilaian, dan menentukan tindak lanjut kegiatan proses
pembelajaran di dalam kelas.Ada beberapa tanggung jawab yang
menjadi wewenang guru sebagai administrator kelas, yaitu
mengelola silabus dan mengelola Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).24
e. Guru sebagai motivator
Secara harfiah motivasi berarti pemberian
motif.25
Motivator yaitu pendidik harus mampu mendorong peserta
didik agar bergairah dan aktif belajar.
23 Ibid.h.107
24Ibid. h.108
25 Donni Juni Priansa, Kinerja Dan Profesionalisme Guru, (Bandung : CV. Alfabeta,
2014) h. 96
22
Sebagai seorang pendidik seorang guru harus mampu
memberikan semangat kepada siswa agar siswa lebih semangat,
bergairah dan berkeinginan untuk terus belajar dan mendewasakan
dirinya.
f. Guru sebagai fasilitator
Fasilitator yaitu guru dapat memberikan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar.
g. Guru sebagai pembimbing
Guru sebagai pembimbing adalah terletak pada kekuatan
intensitas hubungan interpersonal antara guru dengan siswa yang
dibimbing. Guru bertugas mengarahkan dan membimbing siswa
agar dapat menemukan berbagai potensi yang ada pada dirinya
agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka,
sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan
berkembang sebagai individu yang mandiri dan produktif.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
peran guru dalam pembentukan kedisiplinan yaitu sebagai
pendidik, pengajar, pemimpin, motivator, fasilitator dan
pembimbing.
23
B. Kedisiplinan Siswa
1. Pengertian Kedisiplinan
Arti disiplin bila dilihat dari segi bahasanya adalah latihan
ingatan dan watak untuk menciptakan pengawasan (kontrol diri)
atau kebiasaan mematuhi ketentuan dan perintah.26
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat
awalan ke- dan akhiran –an menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia disiplin memiliki arti ketaatan dan kepatuhan pada
aturan, tata tertib dan lain sebagainya.27
Menurut Soegeng Prijodarmunto, disiplin adalah suatu
kondisi yang tercipta dan berbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban.28
Menurut Draver disiplin adalah kontrol terhadap kelakuan,
baik oleh suatu keluasan luar ataupun oleh individu sendiri.29
Keits Devis mengemukakan bahwa disiplin merupakan
pengawasan terhadap diri pribadi untuk melaksanakan segala
sesuatu yang telah disetujui atau diterima sebagai tanggung
jawab.30
26
Sugeng Haryono, “Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi” Jurnal Ilmiah Kependidikan, Jakarta, Vol.3
2016, h. 264 27
Kamus Besar Bahsa Indonesia, 1997, p.747 28
Wisnu Aditya Kurniawan, Budaya Tertib Siswa di Sekolah, (Jawa Barat : CV Jejak,
2018) h. 38 29
Ibid. h.39 30
Ibid. h.37
24
Disiplin pada hakekatnya adalah suatu ketaatan atau
kesungguhan yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan
tugas kewajiban serta perilaku sebagaimana mestinya menurut
aturan-aturan atau tata kelakukan yang seharusnya berlaku didalam
suatu lingkungan tertentu.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan
siswa adalah prilaku seorang siswa yang sesuai dengan tata tertib
atau peraturan yang berlaku baik secara sadar maupun dengan
paksaan. Karena kepatuhan itu tidak hanya muncul dari paksaan
saja melainkan dari kesadaran diri masing-masing pula.
Oleh karena itu, disekolah sangat diperlukan adanya tata
tertib guna mengatur dan mengarahkan siswa mengenai aturan-
aturan yang ada disekolah untuk dilaksanakan dengan baik dan
tertib.
2. Bentuk-Bentuk Kedisiplinan di Sekolah
Menurut Fani Julia Fiana dkk bentuk pelaksanaan kedisiplinan
disekolah antara lain yaitu :31
a. Disiplin dalam kerapihan
Aspek-aspek yang tercantum dalam tata tertib sekolah yaitu
diantaranya mengenai waktu masuk sekolah, waktu belajar, waktu
isirahat dan waktu pulang. Larangan-larangan bagi siswa yaitu antara
31
Fani Julia Liana dkk, “Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam Pelayanan
Bimbingan dan Konseling”, Jurnal Ilmiah Konseling, Vol 2, No.23, (2013), h.30-31
25
lain, meninggalkan sekolah atau pelajaran tanpa izin kepala sekolah,
guru yang bersangkutan dan guru piket.
Dengan adanya kesadaran siswa untuk menjalankan peraturan
dan tata tertib yang ada maka siswa akan bertingkah laku sesuai
dengan aturan tersebut, dan mempunyai dampak positif terhadap
keberhasilan siswa dalaam belajar dan meningkatkan kedisiplinannya.
b. Disiplin dalam kerajinan
Sekolah tanpa disiplin yang baik, maka akan mengakibatkan
kegiatan dan proses pembelajara akan terganggu karena ada yang
melanggar disiplin sekolah. Siswa yang melaksanaan peraturan dalam
kerajinan akan memiliki kesadaran pentingnya bersikap disiplin
karena disiplin sangat diperlukan dalam kegiatan disekolah.
c. Disiplin dalam kebersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan sekolah merupakan taggung jawab dari
seluruh warga sekolah termasuk guru dan siswa. Lingkungan ynag
bersih, sehat dan teratur akan memberikan kenyamanan saat proses
pemebelajaran berlangsung. Siswa akan lebih fokus dan
menyenagnkan saat mengikuti proses pemebelajaran.
Lingkungan sekolah diartikan sebagai lingkungan dimana
siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai-nilai
kegiatan pemeblajaran berbagai bidang setudi. Ini berarti lingkungan
sekolah sangat penting untuk dijaaga kebersihannya. Hal ini
26
dimaksudkan agar siswa mampu melaksanakan proses pembelajaran
dengan baik dan dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
d. Disiplin dalam pengaturan waktu belajar
Dalam kegiatan pembelajaran diperlukan jadwal kegiatan yang
tepat yang berfungsi sebagai pengatur waktu pembelajaran seoptimal,
seefektif dan seevisien mungkin. Dengan begitu siswa akan terbiasa
dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, positif, dan bermanfaaat bagi
dirinya dan bagi lingkungannya. kebiasan-kebiasaan yang dapat
dikembangkan oleh siswa yaitu mengenai pengaturan waktu belajar
yang tepat disekolah maupun dirumah.
e. Disiplin dalam kelakuan
Siswa diharapkan memiliki disiplin yang baik dalam
bertingkah laku. Karena sopan santun dan adab merupakan hal yang
sangat penting bagi seorang siswa baik dalam kehidupannya disekolah
maupun diluar sekolah.
Menurut Sugeng Haryono, macam-macam disiplin
berdasarkan ruang lingkup berlakunya ketentuan atau peraturan yang
harus ditatati, dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a. Disiplin diri
Disiplin diri adalah apabila peraturan atau ketentuan yang dibuat
dikhususkan untuk diri sendiri atau perseorangan. Misalnya, disiplin
belajar, disiplin kerja, dan disiplin beribadah.
27
b. Disiplin sosial
Disiplin sosial adalah apabila ketentuan dan peraturan yang ada
harus dipatuhi dan ditaati oleh orang banyak atau masyarakat secara
umum. Misalnya, musyawarah, tertib lalu lintas dan kerja bakti.
c. Disiplin nasional
Disiplin nasional yaitu kesadaran nasional akan tatanan
masyarakat yang berlaku serta ketaatan kepada peraturan perundang-
undangan. Menjelaskan mengenai hak dan kewajiban sebagai warga
negara.32
3. Fungsi Disiplin
Dilihat dari aspek sosiologis dan psikologis, fungsi disiplin dapat
dikategorikan sebagai berikut :
a. Disiplin penting bagi sosialisasi, yaitu agar anak belajar tentang
standar prilaku yang disetujui dan ditoleransi dalam suatu sistem
sosial.
b. Disiplin penting bagi kematangan kepribadian yang normal, yaitu
agar anak memperoleh sifat-sifat kepribadian yang handal, percaya
diri, kontrol diri, tekun dan mampu mengatasi frustasi. Aspek-
aspek kematangan ini terjadi secara spontan, tetapi respons
terhadap tuntutan dan ekspetasi sosial yang berkelanjutan.
32
Sugeng Haryono, ”Pengaruh Kedidiplinan Siswa dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonom”i, Jurnal Ilmiah Kependidika, Vol.3, No.3,
(2016), h.265
28
c. Disiplin penting bagi internalisasi standar moral dan kewajiban.
Standar ini jelas tidak sekedar disentralisasikan tetapi juga
diwujudkan dalam bentuk perilaku eksternal, bahkan untuk
menjamin stabilitasketahanan tatanan sosial.
d. Disiplin penting bagi keamanan emosional anak, khususnya untuk
memberikan kepastian terhadap kebingungan dan ketakutan mereka
terhadap suatu prilaku.33
Fungsi disiplin menurut Tulus Tu’u adalah :
a. Menata kehidupan bersama.
Disiplin berguna untuk menyadarkan seseorang bahwa bahwa
dirinya perlu menghargai oranglain dengan cara mentaati peraturan
yang berlaku sehingga tidak akan merugikan pihak lain.
b. Membangun kepribadian
Membangun kepribadian biasanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Penerapan disiplin yang ada dalam lingkungan akan
memberikan dampak bagi baik atau buruknya pertumbuhan
kepribadian seseorang.
c. Melatih kepribadian sikap
Prilaku dan pola kehidupan yang baik dan disiplin dapat dibentuk
melalui latihan yang baik dan benar pula.34
33
Ahmad Susanto, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta : Prenadamedia Group,
2018) h.123
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis penelitian kuantitatif, yaitu dengan pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.35
Berdasarkan penelitian diatas, penelitian yang akan peneliti
laksanakan di SD Negeri 1 Gantiwarno merupakan penelitian yang
menggunakan metode kuantitatif. Dalam penelitian ini peneliti terjun
langsung ke lapangan menyebarkan angket dan mengambil dokumen
data yang menunjang penelitian ini.
Penelitian ini bersifat deskriptif yang berarti peneliti ingin
menggambarkan atau memberi gambaran secara objektif, dengan cara
memberikan pertanyaan kepada responden sehingga mendapatkan
jawaban yang diperlukan. Penelitian ini ditunjukan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan dengan cara mencari besarnya pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
34
Sugeng Haryono, ”Pengaruh Kedidiplinan Siswa dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonom”i, Jurnal Ilmiah Kependidika, Vol.3, No.3,
(2016), h.266 35
Sugoyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D
(Bandung : Alfabeta, 2012) h.8.
30
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SD Negeri 1 Gantiwarno Kecamatan
Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. Peneliti mengambil lokasi di
Sekolah ini karena selain tempatnya strategis, peneliti juga ingin
mengetahui peran guru kelas dalam pembentukan kedisiplinan siswa di
sekolah tersebut.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang,objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya .
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Variabel bebas/ independent variable(X)
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah peran guru.
2. Variabel terikat/dependent variable(Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel terikat yaitu kedisiplinan siswa.
31
C. Definisi Operasional Variabel dan Ruang Lingkup Pembahasan
Istilah variabel telah banyak dikemukakan dan bermacam-macam
arti istilahnya. Dalam tulisan ini variabel diartikan sebagai objek atau variasi
dalam pengamatan penelitian.
Untuk lebih memudahkan kita memahami maksud yang terkandung
dalam pembahasan ini, maka terlebih dahulu penulis meguraikan beberapa
pengertian konsep variabel yang ada dalam rumusan masalah, sebagai
berikut:
a. Peran guru
Menurut Nanang Hanafi dan Cucu Suhana peran guru adalah sebagai
pendidik, pengajar, pemimpin, supervisor, administrator, motivator,
fasilitator dan pembimbing.36
b. Kedisiplinan siswa
Menurut Soegeng Prijodarmunto, disiplin adalah suatu kondisi yang
tercipta dan berbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan,
dan ketertiban.37
36 Nanang Hanafi dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT
Refika Aditama, 2012) h.108. 37
Wisnu Aditya Kurniawan, Budaya Tertib Siswa di Sekolah, (Jawa Barat : CV Jejak,
2018) h.38.
32
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek dan
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian kita tarik
kesimpulan jadi .populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda
alam yang lain dan juga bukan dari jumlah yang ada pada objek/subjek
yang dipelajari meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh
subjek/objek itu.38
Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh guru dan
siswa kelas V di SD Negeri 1 Gantiwarno, Kecamatan Pekalongan,
Kabupaten Lampung Timur. Populasi yang diambil 16 orang guru dan 44
siswa terdiri dari kelas V A dan V B, jadi keseluruhan populasi
berjumlah 60 orang.
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari populasi. Dalam sampel harus
tergambar karekteristik populasi.39
Bila populasi tersebut besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah guru kelas V B dan
siswa difokuskan pada siswa kelas V B SD Negeri 1 Gantiwarno,
Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur yang berjumlah 22
38
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R &
D, VI (Bandung: Alfabeta, 2008) h.117. 39
Nanang Gozali Toto Syatori Nasehudin, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2012) h.121.
33
siswa. Penelitian ini bersifat populatif artinya kelas V B poupulasi
dengan jumlah 22 orang. Teknik sampling menggunakan sampel jenuh
yaitu penentuan sampel semua populasi dipilih sebagai sampel.40
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan sebuah data. Teknik penelitian kuantitatif adalah cara
memperoleh ilmu pengetahuan atau memecahkan masalah yang dihadapi
dan dilakukan secara hati-hati dan sistematis, dan data-data yang
dikumpulkan berupa rangkaian atau kumpulan angka-angka.
Metode analisis data yang digunakan adalah teknik analisis
deskriptif kuantitatif yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu
berusaha mendeskripsikan data secara apa adanya. Teknik awal deskriptif
digunakan untuk mengetahui bagaimana peran guru kelas dalam
pembentukan kedisiplinan siswa.
Dalam rangka pengumpulan data digunakan angket, dan
dokumentasi.
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
40
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2012), 79
34
yang akan diukur yang tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Tujuan dilakukannya angket atau kuesioner ialah:
a. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian.
b. Memperoleh informasi mengenai suatu masalah secara serentak.41
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert dengan
pertanyaan bersifat tertutup yaitu jawaban atas pertanyaan yang diajukan
telah disediakan, penulis telah memberikan alternatif jawaban kepada
responden, selanjutnya responden memilih salah satu alternatif jawaban
sesuai dengan pengalaman yang ia miliki. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena tertentu.42
Adapun bentuk Kuesioner adalah multiple choice, yaitu bentuk
pilihan yang telah disajikan alternatif jawabanya. Bentuk pertanyaan ini “
kemungkinan jawabanya sudah ditentukan dahulu dan responden tidak
diberikan kesempatan memberi jawaban lain”. Dengan alternatif jawaban:
41
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, III (Jakarta: Bumi Aksara,
2001) h.77. 42
Sofyan Siregar, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian Dilengkapi dengan Perhitungan
Manual dan V Aplikasi SPSS Versi 17, h.138.
35
Tabel 3.1
Alternatif Jawaban
Jawaban Skor nilai
Selalu 4
Sering 3
Jarang 2
Tidak Pernah 1
Angket ini ditunjukan kepada guru kelas dan siswa kelas V SD
Negeri 1 Gantiwarno, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung
Timur untuk memperoleh data yang lengkap atau akurat tentang peran
guru dalam pembentukan kedisiplinan siswa.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah data tentang kedisiplinan siswa yang
diperoleh dari buku catatan harian guru dan buku catatan harian TU untuk
memperoleh data yang akurat dan terpercaya mengenai kedisiplinan siswa
di sekolah.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik, dalam arti cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah.43
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menyaring
informasi yang dapat mengambarkan variabel-variabel penelitian.
Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang
43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h.160.
36
digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen.
Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang
dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris
sebagaimana adanya. Data yang salah atau tidak mengambarkan data
secara empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian
yang ditarik/dibuat peneliti bisa keliru.
1. Kisi-kisi Instrumen
Dalam penelitian ini, peneliti menyusun sebuah rancangan
instrumen berupa kisi-kisi. Adapun kisi-kisi yang peneliti gunakan adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.2
KISI-KISI INSTRUMEN UNTUK GURU
No Variabel
Penelitian
Indikator Jumlah
Soal
No
Soal
Peran Guru
Guru Sebagai Pendidik
a. Mengarahkan siswa untuk
taatan kepada Tuhan Yang
Maha Esa
b. Tegas dan Disiplin
2
2
1-2
3-4
Guru Sebagai Administrator
a. Mengelola perangkat
pembelajaran
b. Membuat jadwal piket kelas
2
2
5-6
7-8
Guru Sebagai Motivator
a. Memberikan semangat
kepada siswa untuk
mematuhi peraturan sekolah
b. Memberikan reward kepada
2
2
9-10
11-12
37
siswa yang disiplin dan
hukuman kepada siswa yang
kurang disiplin
Guru Sebagai Fasilitator
a. Memperhatikan siswa satu-
persatu
b. Memberikan kesempatan
pada siswa untuk
berpendapat
2
2
13-14
15-16
Guru Sebagai Pembimbing
a. Mengajak siswa untuk patuh
kepada Tuhan Yang Maha
Esa
b. Mengajak siswa untuk
mematuhi peraturan sekolah
2
2
17-18
19-20
Jumlah Seluruh Soal 20
Tabel 3.3
KISI-KISI INSTRUMEN UNTUK SISWA
No Variabel
Penelitian
Indikator Jumlah
Soal
No
Soal
Kedisiplinan
Siswa
Disiplin dalam kerapihan
a. Menggunakan atribut
sekolah secara lengkap
b. Menggunakan seragam
sekolah sesuai ketentuan
2
2
1-2
3-4
Disiplin dalam kerajinan
a. Mentaati peraturan sekolah
b. Mentaati peraturan kelas
2
2
5-6
7-8
Disiplin dalam kebersihan
lingkungan
a. Menjaga kebersihan kelas
b. Menjaga kebersihan
lingkungan sekolah
2
2
9-10
11-12
Disiplin dalam pengaturan
waktu belajar
a. Mengumpulkan tugas tepat
waktu
b. Keluar masuk kelas sesuai
2
2
13-14
15-16
38
dengan jam pelajaran
Disiplin dalam kelakuan
a. Menerapkan 5 S (Senyum,
Sapa, Salam, Sopan, Santun)
b. Melaukan ibadah sesuai
dengan agama yang dianut
2
2
17-18
19-20
Jumlah Seluruh Soal 20
2. Pengujian Instrumen
a. Uji Validitas
Untuk menguji kisi-kisi istrumen di atas, maka diperlukan
uji validitas untuk menguji kesahihan instrumen adapun rumus
yang digunakan untuk validitas data ini yaitu korelasi product
moment.44
Uji validitas dilakukan kepada seluruh guru yang berjumlah
16 orang dan siswa kelas VI A yang berjumlah 22 orang untuk
menguji kesahihan instrumen yang digunakan peneliti dalam
penelitian.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabititas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat
pengukur yang sama pula.
44
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual
Dan Aplikasi SPSS Versi 17 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010) h. 164.
39
Peneliti menggunakan metode Alpha-Cronbach..45
Dalam
melakukan uji validitas dan reliabilitas, peneliti menggunakan
SPSS Versi 16 guna membantu dan mempermudah perhitungan.
G. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh dari penelitian Peran Guru
Kelas Dalam Pembentukan Kedisiplinan Siswa Sekolah Dasar Gantiwarno
serta mengambil kesimpulan dari data hasil angket dalam rangka
memperoleh data adalah termasuk data non parametik dan yang diperoleh
setelah penelitian yaitu berupa angka (numerik) dan interval, serta data
kelompok. Setelah data-data terkumpul maka kemudian akan diolah dan
dianalisis dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :
1) Uji Normalitas
“Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan
distribusi data. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data
akan mengikuti bentuk distribusi normal. Distribusi normal data dengan
bentuk distribusi normal dimana data memusat pada nilai rata-rata dan
median”.46
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan
analisis statistik nonparametrik SPSS yaitu Kolmogrow Smirnov.
45 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 17 (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010) h. 173. 46
Purbayu Budi Santosa and Ashari, Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel & SPSS
(Yogyakarta: CV Andi Offset, n.d.), 231.
40
2) Uji Hipotesis
“Hipotesisi statistic adalah suatu anggapan atau pernyataan, yang
mungkin benar atau tidak, mengenai suatu populasi atau lebih”.47
Hipotesis yang diujikan pada penelitian ini adalah:
H0 = Peran guru tidak berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa
H1 = Peran guru berpengaruh terhadap kedisiplinan siswa
Teknik yang akan digunakan untuk menguji hipotesisi adalah
rumus statistik parametris dengan Pearson Product Moment berdasarkan
uji normalitas dan homogenitas.
47Muhammad Ali Gunawan, Statistika Penelitian, Bidang Pendidikan, Psikologi Dan
Sosial, 102.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Gantiwarno yang
merupakan salah satu SD Negeri yang ada dikecamatan Pekalongan
Kabupaten Lampung Timur. Sekolah ini beralamatkan di Jl.
Rawamangun Gantiwano Kecamatan Pekalongan Kabupaten
Lampung Timur. SD Negri Gantiwarno berdiri pada tahun 1947,
dibangun diatas tanah seluas 5.000m2. Adapun profil singkat SD
Negeri 1 Gantiwarno adalah sebagai berikut.
a. Visi dan Misi48
1) Visi
Membina ahlak dan meraih prestasi berwawasan
global yang dilandasi nilai-nilai budaya sesuai dengan
ajaran agama dan cinta lingkungan.
2). Misi
a. Mengembangkan sikap dan perilaku religius di
lingkungan dalam dan luar sekolah.
b. Meningkatkan minat baca, tulis dan berhitung serta
pengetahuan sosial berdasarkan pada kompetensi
dasar dan pengembangannya.
c. Mewujudkan pembelajaran yang aktif,
inovatif,kreatif, efektif dan mandiri.
d. Membiasakan prilaku yang baik sesuai dengan nilai-
nilai yang berlaku di masyarakat seperti: sikap saling
tolong menolong, saling membantu dan saling
menghormati.
e. Meningkatkan mutu lulusan yang siap bersaing di
jenjang pendidikan berikutnnya.
48
Data Visi Misi SD Negeri 1 Gantiwarno
42
f. Membiasakan untuk berfikir aktif, kreatif dan
menunjukkan tinggi nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa.
g. Membiasakan siswa untuk berwirausaha dan
berekonomi kreatif dalam perilaku kehidupan sehari-
hari.
h. Menumbuhkambangkan perduli dan cinta
lingkungan
i. Menumbuhkan kreativitas, menjaga dan mengelola
lingkungan melalui kegiatan ekstrakulikuler dan
pengembangan diri.
b. Sarana dan Prasarana
SD Negeri 1 Gantiwarno secara umum memiliki sarana
dan prasarana yang cukup memadai dalam menunjang kegiatan
pembelajaran. Sekolah ini memiliki beberapa ruangan untuk
kegiatan pembelajaran dan administrasi sekolah serta sarana
keperluan lainnya. Adapun rinciannya sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Sarana dan Prasarana SD Negeri 1 Gantiwarno
No Nama Jumlah Keterangan
1 Ruang kelas 10 Ada/baik
2 Ruang kepala sekolah 1 Ada/baik
3 Ruang guru 1 Ada/baik
4 Ruang tata usaha 1 Ada/baik
5 Kamar mandi/wc 3 Ada/baik
6 Ruang uks 1 Ada/baik
7 Perpustakaan 1 Ada/baik
8 Laboratorium 2 Ada/baik
9 Gudang 1 Ada/baik
10 Mushola 1 Ada/baik
11 Lapangan voli 1 Ada/baik
12 Matras 2 Ada/baik
13 Meja 121 Ada/baik
14 Kursi 168 Ada/baik
15 Parkir 1 Ada/baik
16 Kantin 2 Ada/baik
17 Rumah dinas penjaga 2 Ada/baik
43
Sumber: Dokumentasi SD Negeri 1 Gantiwarno 49
c. Keadaan Tenaga Pendidik
Guru merupakan faktor terpenting dalam proses
pembelajaran, karena tanpa adanya seorang guru keberhasilan
pendidikan tidak dapat tercapai, guru dan staf di SD Negeri 1
Gantiwarno berjumlah 17 orang yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.2
Data Tenaga Pendidik SD Negri 1 Gantiwarno
No Nama Guru L/P Pend.
Terahir Keterangan Status
1 Hamim, S.Pd.I L S1 Kepala
Sekolah
PNS
2 Siti martifah,
S.Pd.I
P S1 Guru Agama
Islam
PNS
3 Sumanto, S.Pd. L S1 Guru Kelas PNS
4 Saino, S.Pd. L S1 Guru Kelas PNS
5 Suwarni,
S.Pd.SD
P S1 Guru Kelas PNS
6 Tukinem,
S.Pd.SD
P S1 Guru Kelas PNS
7 Tri Puji Astuti,
S.Pd.SD
P S1 Guru Kelas PNS
8 Erwina P S1 Guru Kelas PNS
9 Hi. Ngadisan,
S.Pd.
L S1 Guru
Olahraga
PNS
10 Abu sufyan,
S.Pd.I
L S1 Guru Agama
Islam
PNS
11 Ribut, S.Pd.SD P S1 Guru Kelas PNS
12 Yuli Purwanto P SPG Guru Kelas PNS
13 Supadmi,
S.Pd.SD
L S1 Guru Kelas PNS
14 Emilia
Kontesa,
S.Pd.SD
P S1 Guru Kelas PNS
15 Indri Hapsari, P S1 Guru Kelas PNS
49
Data Dokumentasi SD Negri 1 Gantiwarno
44
WC
SISWA
S.Pd.
16 Netty
pusvitasari,
S.Pd.SD
P S1 Operator honorer
17 Yusuf
Awaludin
L SMA Penjaga
Sekolah
honorer
18 Sri Sulami P SMA Petugas
Kebersihan
honorer
Sumber: Dokumentasi SD Negeri 1 Gantiwarno50
d. Denah Sekolah
SD Negeri 1 Gantiwarno berdiri di tanah seluas 5000m2
yang merupakan milik pmerintah. Berikut peneliti sajikan denah
sekolah.51
Gambar 4.1
Denah Lokasi SD N 1 Gantiwarno
50
Data Dokumentasi SD Negeri 1 Gantiwarno 51
Data Dokumentasi SD Negeri 1 Gantiwarno.
MUSHOLA WC
GURU
KELAS
III
KELAS
VA
KELAS
VB
KELAS
IIA
KELAS
IIB
KELAS
IA
KELAS
IB
PERPUSTAKAAN
KELAS
VIA
KELAS
VIB
KANTO
R
KEPSEK
UKS
R.
DINAS
KELAS
IV
45
2. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Gantiwarno tahun ajaran
2019/2020 untuk mengetahui peran guru kelas dalam pembentukan
kedisiplinan siswa. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah
siswa kelas V yang jumlah 22 siswa. Penelitian ini menggunakan
angket yang bertujuan untuk mendapatkan data mengenai peran guru
kelas dalam pembentukan kedisiplinan siswa Sekolah Dasar
Gantiwarno.
3. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini diuji coba terlebih dahulu
kepada guru kelas dan 22 siswa kelas 6 B dengan angket yang
berbeda untuk menguji secara empiric kevalidan soal. Uji validitas
dilakukan dengan cara menghitung korelasi masing masing
pertanyaan (item) dengan skor totalnya. Rumus korelasi yang
dipergunakan adalah korelasi product moment yang dibantu dengan
SPSS dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.3
KISI-KISI INSTRUMEN UNTUK GURU
No Variabel
Penelitian
Indikator Jumlah
Soal
No
Soal
Peran Guru
Guru Sebagai Pendidik
c. Mengarahkan siswa untuk
taatan kepada Tuhan Yang
Maha Esa
d. Tegas dan Disiplin
2
2
1-2
3-4
46
Guru Sebagai Administrator
c. Mengelola perangkat
pembelajaran
d. Membuat jadwal piket kelas
2
2
5-6
7-8
Guru Sebagai Motivator
c. Memberikan semangat
kepada siswa untuk
mematuhi peraturan sekolah
d. Memberikan reward kepada
siswa yang disiplin dan
hukuman kepada siswa yang
kurang disiplin
2
2
9-10
11-12
Guru Sebagai Fasilitator
c. Memperhatikan siswa satu-
persatu
d. Memberikan kesempatan
pada siswa untuk
berpendapat
2
2
13-14
15-16
Guru Sebagai Pembimbing
c. Mengajak siswa untuk patuh
kepada Tuhan Yang Maha
Esa
d. Mengajak siswa untuk
mematuhi peraturan sekolah
2
2
17-18
19-20
Jumlah Seluruh Soal 20
47
Perhitungan Validitas Angket Guru Menggunakan SPPS 16.0
48
Dari data diatas dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh rtabel =
0,432. Dari hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
Dari data diatas dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh
rtabel = 0,432. Dari hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas Angket Guru
No item Keterangan
1 rhitung= 0,442 ˃ rtabel
2 rhitung= 0,753 > rtabel
3 rhitung= 0,655 ˃ rtabel
4 rhitung= 0,206 < rtabel
5 rhitung= 0442 > rtabel
6 rhitung= 0,852 ˃ rtabel
7 rhitung= -0,102 < rtabel
8 rhitung= 0,650 ˃ rtabel
9 rhitung= 0,206 < rtabel
10 rhitung= 0,571 ˃ rtabel
11 rhitung= 0,537 ˃ rtabel
12 rhitung= 0,267 < rtabel
13 rhitung= 0,620 ˃ rtabel
14 rhitung= 0,532 ˃ rtabel
15 rhitung= 0,753 ˃ rtabel
16 rhitung= 0,263 < rtabel
17 rhitung= 0,857 ˃ rtabel
18 rhitung= -0,085 < rtabel
19 rhitung= 0,549 ˃ rtabel
20 rhitung= 0,753 ˃ rtabel
49
Dapat disimpulkan bahwa dari 20 soal instrumen yang dibagikan
ada 14 soal yang valid dan 6 soal yang tidak valid. Dari 14 soal yang valid
tersebut sudah mewakili indikator instrumen penelitian.
Tabel 4.5
KISI-KISI INSTRUMEN UNTUK SISWA
No Variabel
Penelitian
Indikator Jumlah
Soal
No
Soal
Kedisiplinan
Siswa
Disiplin dalam kerapihan
c. Menggunakan atribut
sekolah secara lengkap
d. Menggunakan seragam
sekolah sesuai ketentuan
2
2
1-2
3-4
Disiplin dalam kerajinan
c. Mentaati peraturan sekolah
d. Mentaati peraturan kelas
2
2
5-6
7-8
Disiplin dalam kebersihan
lingkungan
c. Menjaga kebersihan kelas
d. Menjaga kebersihan
lingkungan sekolah
2
2
9-10
11-12
Disiplin dalam pengaturan
waktu belajar
c. Mengumpulkan tugas tepat
waktu
d. Keluar masuk kelas sesuai
dengan jam pelajaran
2
2
13-14
15-16
Disiplin dalam kelakuan
c. Menerapkan 5 S (Senyum,
Sapa, Salam, Sopan, Santun)
d. Melaukan ibadah sesuai
dengan agama yang dianut
2
2
17-18
19-20
Jumlah Seluruh Soal 20
50
Perhitungan Validitas Angket Siswa Menggunakan SPPS 16.0
51
Dari data diatas dengan tingkat signifikansi 5% diperoleh
rtabel = 0,432. Dari hasil uji coba instrumen dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Angket Siswa
No item Keterangan
1 rhitung= -0,075 < rtabel
2 rhitung= 0,659 > rtabel
3 rhitung= -0,243 < rtabel
52
4 rhitung= 0,659 > rtabel
5 rhitung= 0,001 < rtabel
6 rhitung= 0,518 ˃ rtabel
7 rhitung= 0,051 < rtabel
8 rhitung= 0,598 ˃ rtabel
9 rhitung= 0,248 < rtabel
10 rhitung= 0,659 ˃ rtabel
11 rhitung= 0,659 ˃ rtabel
12 rhitung= -0,149 < rtabel
13 rhitung= 0,500 ˃ rtabel
14 rhitung= 0,659 ˃ rtabel
15 rhitung= 0,518 ˃ rtabel
16 rhitung= 0,476 > rtabel
17 rhitung= 0,518 ˃ rtabel
18 rhitung= 0,232 < rtabel
19 rhitung= 0,518 ˃ rtabel
20 rhitung= 0,325 ˃ rtabel
Dapat disimpulkan bahwa dari 20 soal instrumen yang
dibagikan ada 13 soal yang valid dan 7 soal yang tidak valid.
Dari 13 soal yang valid tersebut sudah mewakili indikator
instrumen penelitian.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk melihat apakah instrument cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengukur data, maka
dilakukan uji reliabilitas. Rumus yang digunakan adalah rumus
Alpha. Dari perhitungan dapat dikatakan reliabel apabila alpha
˃ rtabel. Untuk menguji reliabilitas instrumen peneliti melakukan
melalui metode Alpha-Cronbach.
53
Tabel 4.7
Klasifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas (R) Interpretasi
Antara 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi
Antara 0,600 – 0,800 Tinggi
Antara 0,400 – 0,600 Cukup
Antara 0,200 – 0,400 Rendah
Antara 0,000 – 0,200 Sangat Rendah52
Uji reliabilitas soal dilakukan menggunakan SPSS 16,0.
Dari perhitungan tersebut diiperoleh nilai Alpha-Cronbach
sebagai berikut:
Nilai Alpha Angket Guru dengan Perhitungan SPSS 16.0
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan SPSS
16.0 maka instrument dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat
pada hasil nilai Cronbach Alpha apabila nilai r hitung˃r tabel .
Pada α = 5% dengan n = 22 diperoleh r hitung = 0,620 karena
0,620 ˃ 0,432 maka instrumen dikatakan reliabel. Nilai
instrumen yang diperoleh termasuk dalam interpretasi reliabitas
tinggi karena 0,620 terletak pada (0,600 – 0,800).
52 Rostina Sundayana, Statistika Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 69
54
Nilai Alpha Angket Siswa dengan Perhitungan SPSS 16.0
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan SPSS
16.0 maka instrument dikatakan reliabel. Hal ini dapat dilihat
pada hasil nilai Cronbach Alpha apabila nilai r hitung˃r tabel .
Pada α = 5% dengan n = 22 diperoleh r hitung = 0,756 karena
0,756 ˃ 0,432 maka instrumen dikatakan reliabel. Nilai
instrumen yang diperoleh termasuk dalam interpretasi reliabitas
tinggi karena 0,756 terletak pada (0,600 – 0,800).
c. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data
peran guru dan kedisiplinan siswa berdistribusi normal atau
tidak. Uji normalitas merupakan syarat mutlak sebelum
melakukan analisis statistik parametrik. Uji normalitas
dilakukaan dengan bantuan software SPSS 16.0 dengan kriteria
pengujian apabila nilai signifikansi ˃ α = 0,05 maka data
tersebut berdistribusi normal, dan jika nilai signifikansi ˂ α =
55
0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Adapun hasil uji
normalitas yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Perhitungan Normalitas Angket Guru Menggunakan
SPPS 16.0
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa angket
peran guru mempeoleh nilai signifikansi 0,125. Berdasarkan
kriteria pengujian apabila nilai signifikansi > α = 0,05 maka
data berdistribusi normal. Nilai signifikansi angket peran guru
adalah sig 0,125 > α = 0,05 yang artinya angket berdistribusi
normal.
56
Perhitungan Normalitas Angket Siswa Menggunakan
SPPS 16.0
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa angket
peran guru mempeoleh nilai signifikansi 0,200. Berdasarkan
kriteria pengujian apabila nilai signifikansi > α = 0,05 maka data
berdistribusi normal. Nilai signifikansi angket peran guru
adalah sig 0,200 > α = 0,05 yang artinya angket berdistribusi
normal.
57
Nilai Rata-Rata Angket Peran Guru dan Kedisiplinan Siswa
d. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan
menunjukan bahwa data berdistribusi normal. Uji nilai hipotesis
menggunakan Pearson Product Moment . Uji tersebut dilakukan
untuk membuktikan pengaruh yang signifikan peran guru kelas
dalam pembentukan kedisiplinan siswa. Uji statistik ini
menggunakan bantuan sofware SPSS 16.
Hipotesis yang diujikan pada penelitian ini adalah:
H0 = Peran guru tidak berperan terhadap kedisiplinan siswa
H1 = Peran guru berperan terhadap kedisiplinan siswa
Untuk dapat mengetahui hubungan terhadap koefesien
korelasi yang ditemukan besar dan kecil peran guru dalam
pembentukan kedisiplinan siswa, maka dapat berpedoman pada
tabel berikut:
58
Tabel 4.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,20 Sangat rendah
0,20-0,40 Rendah
0,40-0,70 Sedang
0,70-0,90 Kuat
0,90-1,00 Sangat kuat
Langkah-Langkah Uji Korelasi Dengan SPSS
1. Buka program SPSS, Entri atau buka file data yang akan dianalisis. Isi kolom
Nama X (Angket Guru) Y (Angket Siswa) dan Label (Peran Guru dan
Kedisiplinan Siswa) pada Variabel View
59
2. Masukan skor angket guru dan angket siswa dalam jendela data view SPSS
3. Pilih menu Analyze - Correlate – Bivariate - Ok
4. Masukkan seluruh variable yang diteliti ke dalam kolom variabels.
Kemudian pada kolom Correlation Coefficients pilih Pearson sesuai dengan
teknik uji yang akan dilakukan. Pada kolom Test of Significance, pilih Two-
Tailed untuk uji dua arah.
60
5. Klik Ok. Kemudian muncul tampilan hasil analyze seperti pada gambar
dibawah ini.
6. Daerah Kritik/Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho akan ditolak jika p-Value < a
Ho akan diterima jika p-Value > a
61
7. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan diatas, ternyata angka korelasi antara variabel
X dan Y bertanda positif, artinya kedua variabel tersebut terdapat korelasi
yang positif. Karena p-Value = 0,327 (Antara 0,20 – 0,40) ˃a = 0,05, maka
terima Ho. Artinya peran guru kelas (X) dan kedisiplinan siswa (Y)
termasuk korelasi yang tergolong rendah. Ini menekankan bahwa masih ada
faktor lain yang dapat medukung dan menghambat kedisiplinan siswa, baik
dari faktor internalsiswa maupun faktor eksternal siswa seperti lingkungan
sosial siswa.
B. Pembahasan
Peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pemimpin,
supervisor, administrator, motivator, fasilitator dan pembimbing.
Kedisiplinan siswa adalah prilaku seorang siswa yang sesuai dengan tata
tertib atau peraturan yang berlaku baik secara sadar maupun dengan
paksaan. Karena kepatuhan itu tidak hanya muncul dari paksaan saja
melainkan dari kesadaran diri masing-masing pula.
Analisis inferensial mengunakan teknik analisis korelasi product
moment untuk 22 orang dengan taraf signifikansi 5% menggunakan
aplikasi SPSS di peroleh p-Value = 0,327 ˃a = 0,05, maka terima Ho,
artinya terdapat hubungan yang positif namun kategori rendah antara
variabel peran guru dengan kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri 1
Gantiwarno.
62
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang
dianalisis secara deskriptif dan analisis inferensial, peran guru kelas dalam
pembentukan kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri 1 Gantiwarno
termasuk kategori rendah. Sehingga, untuk itu perlu diperbaiki dan
ditingkatkan agar dapat membentuk siswa yang memiliki kesadaran
disiplin yang baik tak hanya dari lingkunganya tapi juga dari dalam
dirinya, agar peran guru kelas dalam pembentukan kedisiplinan siswa
Sekolah Dasar Gantiwarno berada pada kategori baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian saudara Qori
Arbiansyah tahun 2017 mengenai Efektivitas Peran Guru Dalam
Membentuk Kedisiplinan Siswa di MTS Annajah Jakarta bahwa peran
guru Pendidikan Agama Islam hanya sebagian kecil dalam membentuk
kedisiplinan siswa. Ini menekankan bahwa masih ada faktor lain yang
dapat mendukung atau menghambat kedisiplinan siswa baik faktor internal
maupun eksternal.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis statistik yang dilakukan
dengan menggunakan aplikasi SPSS di peroleh p-Value = 0,327 ˃a = 0,05,
maka terima Ho, artinya ada peran namun kategori rendah antara variabel
peran guru dengan kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Gantiwarno . Hal ini
didasarkan pada :
1. Peran guru di Sekolah Dasar Negeri 1 Gantiwarno sebagai pendidik,
pengajar, pemimpin, supervisor, administrator, motivator, fasilitator dan
pembimbing termasuk dalam kategori sudah baik namun belum
berjalan secara efektif. Kesimpulan ini didasarkan pada nilai rata-rata
jawaban responden terhadap kuesioner peran guru dalam pembentukan
kedisiplinan siswa sebesar 52,86.
2. Kedisiplinan siswa di Sekolah Dasar Negeri 1Gantiwarno yaitu yang
berkaitan dengan kerapihan, kerajinan, kebersihan lingkungan,
pengaturan waktu belajar dan disiplin kelakuan dalam kategori kurang
efektif. Kesimpulan ini didasarkan pada nilai rata-rata jawaban
responden terhadap kuesioner kedisiplinan siswa sebesar 33,09.
3. Kurang diterimanya hipotesis maka ini menunjukan bahwa peran guru
kelas dalam pembentukan kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri 1
Gantiwarno kurang efektif. Untuk membentuk kedisiplinan siswa ke
arah yang lebih baik , maka salah satu langkah yang harus dilakukan
64
adalah guru harus selalu mengingatkan dan membimbing siswa untuk
membiasakan diri dalam hal-hal kedisiplinan baik di Sekolah ataupun di
luar sekolah, sehingga akan menumbuhkan kedisiplinan pada diri siswa.
Hal ini harus diimbangi dengan penerapan tata tertib di sekolah secara
tegas agar siswa semakin sadar akan pentingnya kedisiplinan.
B. Saran
Dari hasil penelitian diatas diketahui bahwa peran guru kelas sangat
membantu dalam membentuk kedisiplinan siswa Sekolah Dasar Negeri 1
Gantiwarno, oleh karena itu untuk lebih memperbaiki kedisiplinan siswa
kelas 5 B penulis menyarankan :
1. Kepada guru kelas hendaknya lebih ditingkatkan lagi dalam
membentuk kedisiplinan siswa yang sudah cukup baik menjadi lebih
baik lagi
2. Memperketat pelaksanaan tata tertib yang ada
3. Hendaknya seluruh guru, kepala sekolah, orang tua, siswa dan
masyarakat saling bekerja sama untuk membentuk kedisiplinan siswa.
4. Hendaknya setiap siswa berusaha mentaati tata tertib baik didalam
sekolah ataupun diluar sekolah.
65
DAFTAR PUSTAKA
Aditya Kurniawan, Wisnu, Budaya Tertib Siswa di Sekolah, Jawa Barat : CV
Jejak, 2018
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006
Hanafi, Nanang dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung : PT Refika
Aditama, 2012
Haryono, Sugeng, “Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi” Jurnal Ilmiah
Kependidikan, Jakarta, Vol.3 2016
Hasan, Langgulung. Manusia dan Pendidikan. Jakarta : PT. Pustaka Al Husna
Baru, 2004
Heriyansyah. “Guru Adalah Manajer Sesungguhnya di Sekolah” Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, Vol.1, No.1, 2018
Imam, Wahyudi. Mengejar Profesionalisme Guru. Jakarta : Prestasi Pustaka,
2012
Kamus Besar Bahsa Indonesia, 1997
Kesuma, T. A. R. P (2017) Pengaruh Pemahaman Siswa Tentang Konsep Budaya
Politik Terhadap Karakteristik Aspirasi Pemilih Pemula Di SMA Al-
Kautsar Kota Bandar Lampung, Elementary :Jurnal Ilmiah Pendidikan
Dasar, 2 (1), 74-83.
Kurniawan, Wisnu Aditya, Budaya Tertib Siswa di Sekolah, Jawa Barat : CV
Jejak, 2018
Liana, Fani Julia dkk, “Disiplin Siswa di Sekolah dan Implikasinya dalam
Pelayanan Bimbingan dan Konseling”, Jurnal Ilmiah Konseling, Vol 2,
No.23, 2013
Martono, Nanang, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2012
66
Milda. Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Membentuk
Kemandirian Peserta Didik. Metro : STAIN Jurai Siwo Metro, 2016
Narbuko, Cholid, Metodologi Penelitian, III Jakarta: Bumi Aksara, 2001
Nasehudin, Nanang Gozali Toto Syatori, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung:
CV Pustaka Setia, 2012
Priansa, Donni Juni, Kinerja Dan Profesionalisme Guru, Bandung : CV. Alfabeta,
2014
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2014
Siregar, Sofyan, Statistik Deskriptif Untuk Penelitian Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan V Aplikasi SPSS Versi 17
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D Bandung : Alfabeta, 2012
Sundayana, Rostina, Statistika Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2014
Susanto, Ahmad, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta : Prenadamedia
Group, 2018
Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Undang-undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Pasal 1
Usman, Husaini dkk, Pengantar Statistik Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006
67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ANGKET
PERAN GURU KELAS DALAM PEMBENTUKAN KEDISIPLINAN
SISWA SEKOLAH DASAR GANTIWARNO
KISI-KISI INSTRUMEN UNTUK GURU
No Variabel
Penelitian
Indikator Jumlah
Soal
No
Soal
Peran Guru
Guru Sebagai Pendidik
e. Mengarahkan siswa untuk
taatan kepada Tuhan Yang
Maha Esa
f. Tegas dan Disiplin
2
2
1-2
3-4
Guru Sebagai Administrator
e. Mengelola perangkat
pembelajaran
f. Membuat jadwal piket kelas
2
2
5-6
7-8
Guru Sebagai Motivator
e. Memberikan semangat
kepada siswa untuk
mematuhi peraturan sekolah
f. Memberikan reward kepada
siswa yang disiplin dan
hukuman kepada siswa yang
kurang disiplin
2
2
9-10
11-12
Guru Sebagai Fasilitator
e. Memperhatikan siswa satu-
persatu
f. Memberikan kesempatan
pada siswa untuk
berpendapat
2
2
13-14
15-16
Guru Sebagai Pembimbing
e. Mengajak siswa untuk patuh
kepada Tuhan Yang Maha
Esa
f. Mengajak siswa untuk
mematuhi peraturan sekolah
2
2
17-18
19-20
Jumlah Seluruh Soal 20
68
A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Angket ini diperuntukkan semata-mata untuk kepentingan
penelitian. Oleh karena itu, apapun hasil jawaban dari angket ini
tidak akan mempengaruhi kedudukan Anda sebagai Guru Kelas di
SD Negeri 1 Gantiwarno.
2. Angket ini berbentuk pilihan ganda, untuk itu pilihlah jawaban
sesuai dengan apa yang Anda ketahui.
3. Dalam menjawab angket ini diusahakan agar tidak diadakan
kerjasama dengan responden lain agar diperoleh keaslian data
penelitian.
4. Jawaban yang diberikan sebaiknya merupakan cerminan dari apa
yang telah anda alami dan rasakan selama ini.
5. Pilihlah alternatif jawaban di bawah ini dengan memberi tanda (√)
pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia.
6. Periksa kembali jawaban Anda sebelum Anda menyerahkan
kembali.
B. IDENTITAS RESPONDEN
NAMA :
JABATAN :
C. Jawablah Pernyataan di Bawah Ini Dengan Memberikan Tanda
Cek (√ ) Pada Alternatif Jawaban Yang Sesuai Pendapat Anda
Alternatif Jawaban :
SL : Selalu
S : Sering
JR : Jarang
TP : Tidak Pernah
69
No Pernyataan SL S JR TP
1. Guru melaksanakan sholat tepat
waktu
2. Guru berdo’a setiap melakukan
sesuatu
3. Ketika ada siswa yang terlambat
masuk kelas guru menegurnya
4. Siswa yang tidak mengumpulkan
tugas tepat waktu, guru diamkan
saja
5. Guru membawa RPP setiap
mengajar
6. Guru menyiapkan materi
pembelajaran sebelum
melaksanakan pembelaajaran
7. Guru membuat jadwal piket kelas
bersama siswa
8. Guru mengawasi siswa yang
sedang piket kelas
9. Ketika ada siswa yang terlambat
datang ke sekolah, Guru
membiarkannya
10. Guru selalu mengingatkan siwa
untuk mematuhi peraturan sekolah
11. Guru memberi hadiah kepada
siswa yang mengumpulkan tugas
tepat waktu
12. Ketika ada siswa yang terlambat
masuk kelas Guru memberikan
hukuman
13. Guru mengabsen siswa satu-
persatu sebelum pembelajaran
dimulai
14. Guru mengecek kelengkapan
atribut siswa setiap hari
15. Guru bertanya alasan siswa yang
terlambat datang ke sekolah
16. Guru menegur siswa yang tidak
menggunakan topi saat upacara
17. Ketika waktu sholat, Guru
mengajak siswa untuk sholat
berjamaah
18. Sebelum dan sesudah belajar
Guru berdo’a bersama siwa
didalam kelas
70
19. Guru datang ke sekolah tepat
waktu
20. Guru tidak meninggalkan kelas
kecuali ada kepentingan yang
mendesak
KISI-KISI INSTRUMEN UNTUK SISWA
No Variabel
Penelitian
Indikator Jumlah
Soal
No
Soal
Kedisiplinan
Siswa
Disiplin dalam kerapihan
e. Menggunakan atribut
sekolah secara lengkap
f. Menggunakan seragam
sekolah sesuai ketentuan
2
2
1-2
3-4
Disiplin dalam kerajinan
e. Mentaati peraturan sekolah
f. Mentaati peraturan kelas
2
2
5-6
7-8
Disiplin dalam kebersihan
lingkungan
e. Menjaga kebersihan kelas
f. Menjaga kebersihan
lingkungan sekolah
2
2
9-10
11-12
Disiplin dalam pengaturan
waktu belajar
e. Mengumpulkan tugas tepat
waktu
f. Keluar masuk kelas sesuai
dengan jam pelajaran
2
2
13-14
15-16
Disiplin dalam kelakuan
e. Menerapkan 5 S (Senyum,
Sapa, Salam, Sopan, Santun)
f. Melaukan ibadah sesuai
dengan agama yang dianut
2
2
17-18
19-20
Jumlah Seluruh Soal 20
71
A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Angket ini diperuntukkan semata-mata untuk kepentingan
penelitian. Oleh karena itu, apapun hasil jawaban dari angket
ini tidak akan mempengaruhi kedudukan Anda sebagai siswa
di SD Negeri 1 Gantiwarno.
2. Angket ini berbentuk pilihan ganda, untuk itu pilihlah jawaban
sesuai dengan apa yang Anda ketahui.
3. Dalam menjawab angket ini diusahakan agar tidak diadakan
kerjasama dengan responden lain agar diperoleh keaslian data
penelitian.
4. Jawaban yang diberikan sebaiknya merupakan cerminan dari
apa yang telah anda alami dan rasakan selama ini.
5. Pilihlah alternatif jawaban di bawah ini dengan memberi tanda
(√) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia.
6. Periksa kembali jawaban Anda sebelum Anda menyerahkan
kembali.
B. IDENTITAS RESPONDEN
NAMA :
KELAS :
C. Jawablah Pernyataan di Bawah Ini Dengan Memberikan
Tanda Silang (x) Pada Alternatif Jawaban Yang Sesuai
Pendapat Anda
1. Siswa menggunakan atribut sekolah secara lengkap
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
72
2. Ketika upacara Siswa menggunakan topi, dasi dan sabuk
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
3. Siswa memakai baju merah putih setiap hari Senin dan Selasa
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
4. Baju olahraga Siswa pakai setiap hari Jum’at
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
5. Siswa datang ke sekolah tepat waktu
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
6. Siswa tidak merasa bersalah ketika terlambat datang ke sekolah
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
7. Sebelum dan sesudah belajar siswa berdo’a bersama teman-
teman Saya
A. Selalu
B. Sering
73
C. Jarang
D. Tidak Pernah
8. Siswa tidak merasa bersalah ketika siswa tidak melaksanakan
piket kelas
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
9. Siswa membuang sampah di dalam laci meja
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
10. Siswa tidak menyapu kelas setiap hari
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
11. Ketika siswa melihat sampah dihalaman sekolah, siswa akan
mengambil dan membuangnya ke tempat sampah
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
12. Siswa mengikuti kerja bakti di sekolah
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
13. Ketika Siswa lupa mengerjakan PR, guru menegur siswa
A. Selalu
B. Sering
74
C. Jarang
D. Tidak Pernah
14. Ketika terlambat mengumpulkan tugas, siswa merasa sedih
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
15. Siswa ingin segera istirahat ketika jam pelajaran berlangsung
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
16. Siswa tidak diberikan hukuman oleh guru ketika siswa
terlambat masuk kelas
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
17. Ketika bertemu Bapak/Ibu guru siswa diam saja
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
18. Siswa mengucap salam dan mencium tangan guru ketika tiba di
sekolah
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
19. Siswa langsung mengambil wudhu ketika mendengar azan
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
75
20. Siswa tidak merasa bersalah ketika tidak melaksanakan sholat
A. Selalu
B. Sering
C. Jarang
D. Tidak Pernah
Perhitungan Validitas Angket Guru Menggunakan SPPS 16.0
76
77
78
Hasil Uji Validitas Angket Guru
Perhitungan Validitas Angket Siswa Menggunakan SPPS 16.0
No item Keterangan
1 rhitung= 0,442 ˃ rtabel
2 rhitung= 0,753 > rtabel
3 rhitung= 0,655 ˃ rtabel
4 rhitung= 0,206 < rtabel
5 rhitung= 0442 > rtabel
6 rhitung= 0,852 ˃ rtabel
7 rhitung= -0,102 < rtabel
8 rhitung= 0,650 ˃ rtabel
9 rhitung= 0,206 < rtabel
10 rhitung= 0,571 ˃ rtabel
11 rhitung= 0,537 ˃ rtabel
12 rhitung= 0,267 < rtabel
13 rhitung= 0,620 ˃ rtabel
14 rhitung= 0,532 ˃ rtabel
15 rhitung= 0,753 ˃ rtabel
16 rhitung= 0,263 < rtabel
17 rhitung= 0,857 ˃ rtabel
18 rhitung= -0,085 < rtabel
19 rhitung= 0,549 ˃ rtabel
20 rhitung= 0,753 ˃ rtabel
79
80
Hasil Uji Validitas Angket Siswa
No item Keterangan
1 rhitung= -0,075 < rtabel
2 rhitung= 0,659 > rtabel
3 rhitung= -0,243 < rtabel
4 rhitung= 0,659 > rtabel
5 rhitung= 0,001 < rtabel
6 rhitung= 0,518 ˃ rtabel
7 rhitung= 0,051 < rtabel
8 rhitung= 0,598 ˃ rtabel
9 rhitung= 0,248 < rtabel
10 rhitung= 0,659 ˃ rtabel
11 rhitung= 0,659 ˃ rtabel
12 rhitung= -0,149 < rtabel
13 rhitung= 0,500 ˃ rtabel
14 rhitung= 0,659 ˃ rtabel
15 rhitung= 0,518 ˃ rtabel
16 rhitung= 0,476 > rtabel
17 rhitung= 0,518 ˃ rtabel
18 rhitung= 0,232 < rtabel
19 rhitung= 0,518 ˃ rtabel
20 rhitung= 0,325 ˃ rtabel
81
Uji Reliabilitas Angket Siswa
Uji Normalitas Angket Siswa
82
Uji Normalitas Angket Siswa
83
84
Langkah-Langkah Uji Korelasi Dengan SPSS
85
86
DOKUMENTASI
Suasana Kelas V B SDN 1 Gantiwarno
87
Siswa Menjahili Teman Saat Belajar
88
Permohonan Izin Membagikan Angket
Kepala Sekolah Guru Kelas VI B
89
Guru Kelas V B
90
Skor Angket
Validitas
91
Normalitas
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Rike Ramadani. Penulis merupakan puteri
tunggal dari Bapak Wardib dan Ibu Suyati. Penulis lahir di Gantiwarno, 08 Juni
1998. Penulis menyelesaikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK Dharma Wanita
Gantiwarno, Sekolah Dasar (SD) di Sekolah Dasar Negri (SDN1) Gantiwarno,
lulus pada tahun 2010. Melanjutkan ke jenjang pertama di SMPN 1 Pekalongan,
lulus pada tahun 2013. Kemudian melanjutkan ke jenjang atas (SMA/sederajat) di
SMKN 1 Metro dan lulus pada tahun 2016.
Penulis melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo, yang kini telah berganti nama menjadi Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Metro pada tahun 2016. Saat ini penulis
menyelesaikan studi di semester delapan (VIII) Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Penulis senang berorganisasi salah satunya adalah PRAMUKA. Penulis
mengikuti organisasi PRAMUKA sejak duduk dibangku Sekolah Menengah
Pertama. Kegiatan PRAMUKA yang penulis senangi adalah berkemah, PBB dan
halang rintang karena kegiatan tersebut membutuhkan fokus dan mental yang
kuat. Penulis masih mengikuti Organisasi PRAMUKA sampai sekarang.
Motto hidup penulis adalah menjadi baik itu baik, maka teruslah menjadi
baik, usaha tanpa do’a itu sombong, do’a tanpa usaha itu sia-sia.