PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07,...

54
i PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH (GLUTATHIONE) TERHADAP TINGKAT PEMATANGAN OOSIT SAPI BALI SECARA IN VITRO SKRIPSI OLEH ANDI FAUSIAH I 111 10 265 PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK JURUSAN PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2014

Transcript of PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07,...

Page 1: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

i

PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH

(GLUTATHIONE) TERHADAP TINGKAT PEMATANGAN

OOSIT SAPI BALI SECARA IN VITRO

SKRIPSI

OLEH

ANDI FAUSIAH

I 111 10 265

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK

JURUSAN PRODUKSI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

Page 2: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

ii

PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH

(GLUTATHIONE) TERHADAP TINGKAT PEMATANGAN

OOSIT SAPI BALI SECARA IN VITRO

Oleh:

ANDI FAUSIAH

I 111 10 265

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada

Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin

PROGRAM STUDI PRODUKSI TERNAK

JURUSAN PRODUKSI TERNAK

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

SKRIPSI

Page 3: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Andi Fausiah

NIM : I 111 10 265

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa ;

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab Hasil

dan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi maka bersedia dibatalkan dan

dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Makassar, Mei 2014

TTD

Andi Fausiah

Page 4: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Penelitian : Pengaruh Penambahan Antioksidan GSH

(Glutathione) Terhadap Tingkat Pematangan

Oosit Sapi Bali Secara In Vitro

Nama : Andi Fausiah

No. Pokok : I 111 10 265

Program Studi : Produksi Ternak

Jurusan : Produksi Ternak

Fakultas : Peternakan

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh:

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Prof.Dr.Ir.H.Abd. Latief Toleng, M.Sc Dr. Muhammad Yusuf, S.Pt

NIP. 19540602 197802 1 001 NIP. 19700725 199903 1 001

Dekan Fakultas Peternakan Ketua Jurusan Produksi Ternak

Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M.Sc Prof. Dr. Ir. Sudirman Baco, M. Sc

NIP. 19520923 197903 1 002 NIP. 19641231 198903 1 025

Tanggal Lulus : 12 Mei 2014

Page 5: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

v

ABSTRAK

Andi Fausiah (I 111 10 265) Pengaruh Penambahan Antioksidan GSH (Glutathione)

terhadap Tingkat Pematangan Oosit Sapi Bali Secara In Vitro. Dibawah bimbingan Abd.

Latief Toleng Sebagai Pembimbing Utama dan Muhammad Yusuf Sebagai

Pembimbing Anggota.

Ovarium sapi betina dari RPH (Rumah Potong Hewan) dapat dimaturasi secara in

vitro. Namun demikian, dalam maturasi tersebut, memungkinkan terjadinya ROS

(Reactive Oxygen Species). Oleh karena itu, penambahan antioksidan GSH (Glutathione)

diharapkan mengurangi efek tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh

tingkat pematangan oosit sapi Bali secara in vitro dengan penambahan GSH

(Glutathione). Penelitian menggunakan metode eksperimental laboratorium berdasarkan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan (Tanpa penambahan, Penambahan

GSH (Glutathione) 5 µl/ml, 10 µl/ml dan 20 µl/ml). Koleksi oosit dilakukan dengan

menyayat folikel yang terdapat pada permukaan ovarium. Pematangan oosit dilakukan

pada medium maturasi dalam inkubator CO2 5%, dengan temperatur 38,5oC. Sel-sel

kumulus oosit dihilangkan, kemudian difiksasi, dan selanjutnya dilakukan pengamatan

dibawah mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan GSH

(Glutathione) tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap tingkat persentase kematangan

oosit yang mencapai M-II. Dapat disimpulan bahwa level GSH 5 µl/ml sampai 20 µl/ml

tidak mempengaruhi tingkat pematangan oosit sapi Bali.

Kata Kunci : Ovarium, Sapi Bali, Antoksidan, Glutathione, Metaphase I, Metaphase-II.

Page 6: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

vi

ABSTRACT

Andi Fausiah (I 111 09 265) Effect of Antioxidant Glutathione on the in vitro

Maturation Rate of oocytes Bali Cows. Supervised by Abd. Latief Toleng as Main

Supervisor Muhammad Yusuf as Co-supervisor.

The ovaries of cows from slaughterhouse can be matured in vitro. However, in

the maturation, allowing the occurrence of ROS (Reactive Oxygen Species). Therefore,

the addition of the antioxidant GSH (glutathione) is expected to reduce this effect. This

study aimed to examine the effect of in vitro oocyte maturation rate of Bali cows by

addition of GSH (glutathione). The study was using experimental laboratory methods

based on completely randomized design (CRD) with 4 treatments (without the addition of

GSH, addition of GSH (glutathione) 5 mL / mL, 10 mL / mL and 20 mL / mL).

Collection of oocytes was conducted by slicing the follicle on the surface of the ovary.

Maturation of oocytes was performed on the maturation medium in the incubator of 5%

CO2, with a temperature of 38.5°C. Cumulus cells of oocyte were removed, fixated, and

then observed under a microscope. The results of this study showed that addition of GSH

(glutathione) had no significant effect (P>0.05) on the percentage of oocytes at the level

of maturity reaching M-II. It can be concluded that the level of GSH 5 mL / mL to 20 mL

/ mL did not affect the rate of maturation of oocytes Bali cows.

Keywords: Ovaries, Bali cows, Antioxidant, Glutathione, Metaphase I, Metaphase-II.

Page 7: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan

hidayah-Nya sehingga Tugas Akhir / Skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi

dengan judul “Pengaruh Penambahan Antioksidan GSH (Glutathione)

Terhadap Tingkat Pematangan Oosit Sapi Bali Secara In Vitro”. Sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin, Makassar.

Pada kesempatan ini penulis menghantur ucapan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya dengan penuh rasa hormat kepada:

1. Secara khusus penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Prof.Dr.Ir.H.Abd. Latief Toleng, M.Sc selaku Pembimbing

Utama dan Dr. Muhammad Yusuf, S.Pt selaku Pembimbing Anggota, atas

segala bantuan dan keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, nasehat dan

saran sejak awal penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.

2. Pada kedua orang tua, ayahanda Andi Mudirman dan ibunda Dra.

Rahmatiah tercinta, Adik-adikku Tercinta Andi Alfriadi, Andi Fajar Alam,

Andi Nurul Amsari, dan Andi Nurul Aulia. Serta keluarga besarku yang

terus mendidik dan mendukung baik materil maupun moril, dan atas segala

limpahan doa, kasih sayang, kesabaran, pengorbanan, dan segala bentuk

motivasi yang telah diberikan tanpa henti kepada penulis.

3. Prof. Dr. Ir. H. Ambo Ako, M.Sc. selaku Dosen dan Ibu sekaligus wali Hj

Andi Nurmiati S.Pd yang telah membantu selama penulis duduk dibangku

Page 8: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

viii

perkuliahan dan senantiasa memberikan nasehat yang sangat berarti bagi

penulis.

4. Dr. Muhammad Yusuf S.Pt, selaku Penasehat Akademik penulis yang telah

bersedia meluangkan waktunya selama penulis duduk dibangku perkuliahan

dan senantiasa memberikan motivasi dan nasehat yang sangat berarti bagi

penulis kurang lebih 4 tahun.

5. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada bapak Prof.Dr.Ir. H. Herry Sonjaya, DEA, DES selaku direktur

PKP sekaligus Dosen yang telah banyak membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian.

6. Secara khusus penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada bapak Hasbi, S.Pt, M.Si dan ibu Sri Gustina, S.Pt, M.Si

yang telah mengajarkan teknik mengkultur oosit sapi Bali secara in vitro dan

membantu kami dalam penelitian ini.

7. Prof. Dr. Ir. H. Sudirman Baco, M. Sc selaku Ketua Jurusan Produksi

Ternak beserta seluruh dosen dan staf Jurusan Produksi Ternak atas segala

bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

8. penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar- besarnya kepada ibu

Prof.Dr.Ir Hj. Sahari Banong, M.S, yang telah banyak membantu penulis

pada saat seminar hasil.

9. Bapak Prof.Dr.Ir. H. Basit Wello, M.Sc, Prof.Dr. Ir.H. Herry Sonjaya,

DEA, DES. dan Prof. Rr. Sri Rachma Aprilita B., M. Sc. Ph. D, selaku

Page 9: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

ix

pembahas yang telah banyak memberikan masukan dalam proses perbaikan

skripsi

10. Prof. Dr. Ir. Syamsuddin Hasan, M. Sc selaku Dekan Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin, dan Bapak wakil Dekan I, II, III, yang telah

menyediakan fasilitas kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

11. Semua Dosen-Dosen Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang telah

memberi ilmunya kepada penulis.

12. LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) selaku Lembaga yang

memberikan bantu baik alat maupun bahan yang menunjang dalam penelitian

ini.

13. Dikti (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) yang telah memberikan

beasiswa bidik misi

14. Bapak Direktur Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Tamangapa,

Makassar, terkhusus kepada Pak Syarir, Om Firman dan para pegawai

RPH yang telah membantu kami untuk mendapatkan bahan utama yaitu

Ovarium Sapi Bali.

15. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sepenelitian

Andi Mutmainna, Rahmi Syamsuddin, dan Ahmad Mujahid yang telah

mencurahkan segenap tenaga dan perhatiannya, sekali lagi terima kasih

banyak yang sebesar-besarnya.

16. Kepada Sahabat-sahabatku yang tercinta, Tenri, Inna, Wheny, Nurmi, Lili.

Ceceng, Selalu menemani setiap saat.

Page 10: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

x

17. kepada Saudari-Saudariku yang terbaik Tenri, Weny, Inna, Nurmi, Lili,

Rahmi, dhian, Che-ceng, Vhivi, Risna, Putri, Ifha, Kiki, Linda, Evhi, dan

Maya dan Saudara-saudaraku yang terbaik Alam, Rian, Chiwank, Irsan,

Aldes, Aidil, Yafet, Ibnu, Herman, April, Ai, Yogi, Nawir, Farid dan

Sudirman. terkhusus Angkatan 2010 “L10N” yang telah membantu baik

material maupun moril,

18. Serta tak lupa pula menghanturkan banyak terima kasih kepada teman-teman

MATADOR dan SITUASI 2010, dan kepada para senior terutama

RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak

dapat penulis sebut satu persatu, terima kasih atas bantuannya.

19. Kepada Teman-teman KKN Gel 85 Desa Tamuku, Kec. Bone-bone. Kab.

Luwu Utara. Aulia Hasana, Andi Nujummuniswah, Andi Ika Angriaeni,

Adrian Mansur, Kak Agusriandi, Ayu Desiana, Ayu, dan Fitriahyang

telah membantu baik material maupun moril, selama penulis melaksanakan

KKN

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan tapi

penulis membuka diri terhadap kritik dan saran yang membangundemi

kesempurnaan skripsi ini dan demi kemajuan ilmu pengetahuan nantinya.Akhir

kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi diri

penulis sendiri. Amin

Makassar, Mei 2014

Penulis

Page 11: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x

PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 4

A. Ovarium Secara Umum ................................................................. 4

B. Folikulogenesis .............................................................................. 5

C. Pematangan Oosit In Vitro ............................................................ 7

D. Antioksidan Glutathione ................................................................ 9

E. Peranan Medium Maturasi............................................................. 10

MATERI DAN METODE PENELITIAN .............................................. 13

Waktu & Tempat Penelitian ................................................................. 13

Materi Penelitian .................................................................................. 13

Prosedur Penelitian ............................................................................. 13

Analisis Data ........................................................................................ 16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Pematangan Oosit In Vitro ..................................................... 18

Page 12: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

xii

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan .......................................................................................... 23

Saran .................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 24

LAMPIRAN ............................................................................................... 28

DOKUMENTASI ...................................................................................... 38

RIWAYAT HIDUP

Page 13: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

xiii

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Tingkat Khualitas Oosit ..................................................................... 13

2. Histogram Rata-rata Pematangan Oosit Sapi Bali dengan

Penambahan Antioksidan Glutathion .................................................. 18

3. Tingkat Pematangan Inti Oosit ........................................................... 19

Page 14: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

1

PENDAHULUAN

Data menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah impor daging mencapai

120.000 ton melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebanyak 76.000 ton

(Djumena, 2011). Kondisi ini disebabkan karena penurunan jumlah populasi

ternak lokal yang belum mampu memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

Kebutuhan konsumsi daging nasional cenderung meningkat setiap tahunnya. Oleh

karena itu dibutuhkan peningkatan populasi ternak lokal seperti sapi Bali

kecukupan penyediaan bibit, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Bibit yang

baik umumnya dapat menghasilkan keturunan dan produktivitas yang tinggi.

Peningkatan produktivitas ternak dapat dilakukan dengan berbagai macam cara,

salah satunya adalah dengan menerapkan bioteknologi reproduksi seperti

Inseminasi Buatan (IB), Transfer Embrio (TE) dan Produksi Embrio In vitro

(PEIV).

Produksi Embrio In-vitro (PEIV) adalah salah satu assisted reproductive

technologi (ART) yang terdiri atas yang terdiri atas in vitro maturation (IVM) in

vitro fertilization (IVF) dan in vitro cultur (Rahman et al., 2008; Hegab et al.,

2009) dengan teknik PEIV hewan-hewan yang fungsi reproduksinya tidak dapat

berfungsi dengan normal materi genetiknya masih dapat di selamatkan.

Keberhasilan Produksi Embrio In vitro (PEIV) ditentukan oleh sistem yang

digunakan yaitu sistem PEIV yaitu dilakukan pada kondisi temperatur 38,5oC dan

5 % CO2 serta kelembapan yang tinggi. Apabila hal tersebut tidak ada maka akan

terjadi reactive oxygen species (ROS) seperti radikal bebas. Radikal bebas

merupakan kelompok molekul kimia yang tidak stabil dan sangat reaktif dengan

Page 15: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

2

satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan, sehingga untuk memperoleh

pasangan elektronnya senyawa ini bereaksi dengan atom atau molekul lain seperti

asam lemak tidak jenuh, protein, asam nukleat atau lipopolisakarida. Dalam

keadaan normal radikal bebas mempunyai peran positif dalam fungsi fisiologis

yaitu membantu dalam proses proliferasi dan diferensiasi sel, tetapi

keberadaannya dalam jumlah berlebihan dapat menimbulkan efek negatif, maka

dari itu untuk menghambat pembentukan radikal bebas dibutuhkan antioksidan

seperti glutathione.

Glutatione (GSH) mempunyai peranan yang penting dalam pematangan

oosit. Proses dari pematangan sitoplasma oosit melibatkan sejumlah peristiwa

molekuler, termasuk dalam sintesis komponen-komponen biokimia, protein

phosphorilasi dan pengaktifan lintasan-lintasan metabolisme tertentu (Eppig,

1996; Krisher and Bavister, 1998). Fungsi GSH (Glutathione) didalam oosit

sebagian besar berhubungan dengan antioksidan dan perlindungan terhadap

aktivitas ROS yang toksik.

Menurut Wijaya 2001 glutathione adalah antioksidan primer yang bekerja

dengan cara mencegah pembentukan radikal bebas baru. Antioksidan glutathione

ini mengubah radikal bebas yang ada menjadi molekul yang kurang mempunyai

dampak negatif. Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian

bagaimana pengaruh penambahan level GSH (glutathione) terhadap tingkat

pematangan oosit sapi bali.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh tingkat pematangan

oosit sapi Bali secara in vitro dengan penambahan GSH (glutathione). Kegunaan

Page 16: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

3

penelitian adalah memberikan informasi kepada peneliti tentang pengaruh tingkat

pematangan oosit sapi Bali secara in vitro dengan penambahan GSH (glutathione).

Page 17: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

4

TINJAUAN PUSTAKA

A. Ovarium Secara Umum

Ovarium merupakan organ reproduksi primer ternak betina yang

mempunyai dua fungsi dasar yaitu sebagai organ eksokrin yang memproduksi sel

telur dan sebagai organ endokrin yang memproduksi hormon kelamin betina yaitu

estrogen dan progesterone (Hafez, 1987;Toelihere, 1977).

Ovarium mempunyai ukuran dan bentuk yang bervariasi tergantung

spesies dan siklus birahi. Pada domba dan kambing ovarium berbentuk oval

(Nalbandov,1976; Hafez,1987). Ovarium terdiri dari dua bagian medulla dan

korteks, bagian medulla terdiri dari jaringan ikat fibroelastik yang tidak teratur,

sistem saraf dan pembuluh darah yang masuk ke dalam ovarium melalui hilus.

Sedangkan pada bagian korteks terdapat folikel pada berbagai tahap

perkembangan sel telur dan produksi hormon (Hafez,1987 ;Toelihere,1977).

Perkembangan folikel ovarium pada sapi ditandai dengan adanya

gelombang pertumbuhan folikel ovarium. Satu gelombang didefinisikan sebagai

suatu proses pertumbuhan folikel yang sinkron dari beberapa folikel kecil. Dari

kelompok folikel kecil tersebut, salah satu diantaranya akan terseleksi dan tumbuh

menjadi folikel dominan, sedangkan folikel lainnya akan terhenti pertumbuhannya

dan menuju atresi. Setelah mencapai ukuran maksimal, folikel dominan juga akan

mengalami atresi dan regresi. Atresi dari folikel dominan akan menyebabkan

pertumbuhan gelombang folikel baru. Selama periode siklus estrus terjadi dua

sampai tiga gelombang folikel. Pada gelombang yang kedua folikel dominannya

Page 18: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

5

akan menjadi folikel ovulatori sedangkan folikel dominan dari gelombang ketiga

akan mengalami ovulasi. Gelombang pertumbuhan folikel terjadi bukan hanya

selama siklus estrus, namun juga telah terjadi sebelum pubertas, selama

kebuntingan dan selama periode post partus (Rasbi dan Vinton,2001).

B. Folikulogenesis

Folikulogenesis adalah proses perubahan yang ditandai dengan adanya

perubahan proliferasi dan differensiasi komponen sel pada folikel. Dinamika

folikel terjadi selama folikel merupakan perubahan tahap perkembangan folikel

mulai dari folikel primordial sampai folikel tersier termaksud perubahan ekspresi

mRNA yang mengkode reseptor GnRH, horm on steroid dan diikuti seleksi

folikel. Perkembangan folikel akan menyediakan lingkungan yang optimal untuk

maturasi oosit sehingga siap untuk fertilisasi.

Folikulogenesis berhubungan dengan perkembangan sekelompok folikel

dengan berbagai tahap perkembangan, kemudian sejumlah folikel akan terseleksi

untuk berkembang lebih lanjut (Armstrong and webh, 1997). Folikulogenesis

dapat dibagi menjadi tiga tahap:

1. Rekrutmen, tahap pertumbuhan pool folikel yang cepat. Pertumbuhan ini

terjadi dari folikel primordial menjadi folikel primer dan folikel sekunder.

2. Seleksi, proses penseleksian folikel untuk pertumbuhan lebih lanjut menjadi

folikel subordinat.

3. Dominasi, proses perkembangan folikel dominan yang cepat dan

perkembangan folikel subordinat akan tertekan oleh folikel dominan. Dominasi

folikel dan penghambatan pertumbuhan folikel subordinat disebabkan oleh

Page 19: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

6

meningkatnya follicle growth inhibiting factor (FGIF) yang diproduksi oleh

folikel dominan. FGIF akan menghambat proliferasi sel granulosa yang

menstimulasi FSH dan aktivitas aromatase, selain itu juga menghambat

vaskularisasi folikel subordinat.

Selain hormon, proses folikulogenesis dikontrol oleh faktor endokrim atau

paraktrim seperti growth factor misalnya insulin-like growth factor (IGF),

Transforming Growth factor (TGF ), Fibroblast Growth Factor (FGF) dan

Epidermal Growth Factor (EGF). IGF berfungsi untuk menstimulasi proliferasi

dan diferensiasi sel granulosa dan sel theca.

Hormon gonadtropin pada level seluler TGF berperan untuk

menghambat fragmen sel granulosa dan sel theca FGF akan menstimulasi

proliferasi sel theca, menghambat stimulasi FSH yang menginduksi ekspresi

reseptor LH pada sel granulosa, dan mereduksi ikatan IGF pada jaringan techa.

FGF bersama Extra Celluler Matrix (ECM) dapat mengatur stabilitas dan

penggabungan Growth Factor (Amstrong dan Webh, 1997).

Menurut McGee dan Hsueh (2000), ada dua tahap utama yang terjadi pada

perkembangan folikel yaitu initial recruitment dan cyclic cecruitment. initial

recruitment adalah perkembangan folikel yang berlangsung terus-menerus mulai

dari pembentukan folikel sampai sebelum masa pubertas. Perkembangan ini

terjadi pada folikel tahap primordial, dimana perkembangan folikel tidak

mempengaruhi hormon gonadtropin. Folikel akan berkembang dari berkembang

akan mengalami dormansi. Oosit mulai tumbuh namun perkembangan tidak

mencapai germinal vesicle breakdown (GVBD). Sedangkan cyclic recruitment

Page 20: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

7

dimulai setelah masuk masa pubertas. Perkembangan terjadi pada folikel tahap

antral dimana perkembangan telah dipengaruhi oleh FSH dan LH. Folikel yang

tidak berkembang akan mengalami atresi. Oosit berkembang sempurna dari

mampu mencapai tahap germinal vesicle breakdown (GVBD).

Folikel primordial terdiri atas satu oosit primer yang dibungkus oleh

selapis sel folikel pipih yang saling melekat melalui desmosom, kemudian dilapisi

oleh sebuah membran basal yang merupakan batas antara folikel avaskular dan

stroma di sekitarnya. Selama siklus birahi, terjadi perubahan struktur dari folikel-

folikel sampai akhirnya mencapai folikel de graff, perkembangan folikel

melibatkan perubahan pada sel-sel folikel, oosit primer dan stroma di sekitar.

C. Pematangan Oosit In Vitro

Secara umum oosit hewan mamalia harus mengalami dua hal yaitu

pematangan inti dan pematangan sitoplasma untuk dapat mengalami proses

fertilisasi dan perkembangan embrio. Pematangan inti meliputi berbagai

perubahan kronologis tahapan meiosis sedangkan pematangan sitoplasma

merupakan penambahan kompetensi biologis oosit yang meliputi berbagai

perubahan struktur dan biokimia di dalam sel yang memungkinkan oosit untuk

mengekspresikan potensi perkembangannya setelah fertilisasi dan mampu

mendukung pembentukan dan perkembangan embrio preimplantasi (Gordon,

2003), ditandai dengan sejumlah kriteria termaksud organisasi sitoskeletal dari

oosit seperti migrasi kortika granula ke oolemma, peningkatan mitokondria dan

lipid droplet, akan menyebabkan perubahan susunana paratus golgi dan

Page 21: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

8

keberadaan retikulum endoplasmik granular, aktivitas maturation promoting

factor (MPF) dan metabolisme oosit (Rahman dkk., 2008).

Kriteria lain yang juga sering digunakan sebagai indikator pematangan

adalah pematangan sel-sel kumulus yang dinilai berdasarkan ekspansi sel-sel

kumulus, kriteria ini sering digunakan karena adanya indikasi yang kuat antara

dinamika ekspansi sel-sel kumulus pada oosit dari hewan tertentu dengan

morfologi yang normal kemampuan untuk difertilisasi dan kemampuan

perkembangan oosit setelah difertilisasi (Setiadi, 2001).

Sel-sel kumulus berperan penting dalam proses pematangan oosit secara in

vitro (Setiadi, 2002), yang selanjutnya juga akan mempengaruhi kualitas embrio

yang dihasilkan. Apabila sel-sel kumulus dilepaskan sebelum maturasi, maka akan

terjadi kelambatan dalam proses pematangan oosit atau bahkan tidak terjadi

pematangan. Kehadiran sel-sel kumulus sangat berperan penting dalam proses

transkripsi dan sintesis protein sebelum terjadinya germinal vesicle breakdown

(GVBD) pada oosit sapi dan domba (Trounson, 1992). Oosit yang memiliki sel-

sel kumulus menunjukkan perkembangan yang lebih baik dibandingkan dengan

oosit yang telah dihilangkan sel kumulusnya terlebih dahulu (Bilodeau-Goeseels

and Panich, 2002).

Sama halnya secara in vivo, pematangan inti dan pematangan sitopasma

memerlukan untuk menjamin fertilisasi normal dan perkembangan embrio in

vitro. Walaupun demikian perubahan sitoplasma selama pematangan oosit masih

sulit untuk di evaluasi. Pematangan secara tidak langsung ditentukan oleh inti dan

Page 22: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

9

struktur kromatin dan atau kemampuan dari oosit untuk difertilisasi. Tahapan

pematangan inti sitoplasma.

Proses pematangan inti berhubungan dengan aktivitas sintesis RNA,

ditandai dengan perubahan inti dari fase diploten ke metafase II. Membran inti

akan mengadakan penyatuan dengan veskel membentuk germinal vesikel (GV)

dan kemudian akan mengalami pelepasan membran inti membentuk germinal

vesicle breakdown (GVBD) setelah terbentuk GVBD terbentuk kromsom

dibungkus oleh mirotubulus dan mikrofilamen yang sangat mempengaruhi

keberhasilan pembelahan meiosis. Oosit yang telah mengalami GVBD selanjutnya

akan mencapai tahap metaphase I (MI, pada oosit sapi metaphase I terjadi setelah

12-14 jam inkubasi dan diikuti oleh tahap anaphase (AI) dan telophase (TI) yang

berlangsung relatif singkat (14-18 jam) setelah inkubasi (Chohan and Hunter

2003), lebih lanjut akan mencapai tahap metaphase II (MII) yang ditandai dengan

terbentuknya badan kutub I sebagai oosit matang yang siap untuk difertilisasi

(Bawshe,et al., 1994).

D. Antioksidan Glutathione

Glutathione merupakan salah satu antioksidan primer yang bekerja dengan

cara mencegah pembentukan radikal bebas baru dan mengubah radikal bebas ada

menjadi molekul yang kurang berbahaya sebelum radikal bebas tersebut

mempunyai kesempatan untuk bereaksi (Werdhany, 1999).

Glutathione adalah tripeptida (tiga protein dalam satu molekul) yaitu

cystein, glutamin acid, dan glycin. Glutathione secara alami terdapat dan

diproduksi dalam tubuh (Anonim, 2010). Menurut (Murray et, al.,2009)

Page 23: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

10

Glutathione peroksidase adalah enzim yang mengandung selenium sebagai

komponen dasarnya, sehingga digolongkan dalan selenoprotein. Enzim

glutathione peroksidase terdiri dari 4 atom selenium yang terikat sebagai

selenocystein. Glutation peroksidase dapat membentuk pertahanan terhadap

oksidan atau radikal bebas didalam tubuh dan mencegah kerusakan sel dengan

cara mengkatalisa peroksida menjadi air dan oksigen. Karena kemampuannya

inilah maka enzim ini disebut sebagai antioksidan. Enzim glutathione peroksidase

banyak terdapat di hepar, ginjal otot, dan plasma, terutama pada sitosol dan

mitokondria.

Glutathione aktif di dalam fungsi oosit, termasuk dalam memelihara

morfologi meiotik spidel. Glutathione melindungi spidel terhadap kerusakan

oksidatif dan berperan dalam mendukung pembentukan zigot yang normal

(Zuelke et al., 1997)

Konsentrasi GSH (Glutathione) didalam oosit meningkat selama proses

metaphase II (MII). Secara umum konsentrasi GSH (Glutathione) di dalam oosit-

oosit yang diovulasikan (MII) adalah kira-kira dua kali lebih tinggi dibandingkan

di dalam oosit pada tahap germinal vesicle (GV). Dalam oosit hamster konsentrasi

GSH dari 1,0 pmol/oosit pada tahap GV menjadi 1,62 oosit pada tahap MII

(Zuelke,et al., 2003).

Page 24: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

11

E. Peranan Medium Maturasi

Pada proses pematangan oosit secara in vitro dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya medium dan lingkungan penyimpanan (incubator) medium

maturasi tidak hanya berpengaruh terhadap proses pematangan tetapi berpengaruh

juga terhadap pembuahan dan perkembangan embrio. Oleh karena itu berbagai

metode pematangan oosit telah diaplikasikan dengan penambahan berbagai

hormon serta aplikasi system cultur pada medium (Setiadi, 2002).

TCM-199 merupakan medium kompleks yang banyak digunakan untuk

pematangan in vitro. Medium ini terdiri atas garam Earl, buffer yang mengandung

N-(2 hydroxyethil)-piperazine-N-(2-ethanesulphonic acid), HEPES, sodium

bikarbonat, disuplementasi dengan piruvat, laktat, asam amino, vitamin, purin,

serum, estradiol, hormone GnRH (FSH dan LH), mineral dan glukosa yang dapat

membantu proses transformasi inti (Sirard dan Blodin, 1996)

TCM-199 umumnya digunakan untuk pematangan oosit sapi secara in

vitro, karena mengandung glutamine dan glukosa. Hal tersebut dimaksudka,

dengan cukupnya konsentrasi glukosa dan glutamine pada media bebas serum,

maka FSH dapat menyebabkan terjadinya ekspansi sel-srl kumulus secara in vitro

(Calder, et al., 2013). Glutamine digunakan sebagai sumber energy untuk

memetabolisme sel dan pembentukan blastosis (Yang et al, 1995).

Medium yang digunakan untuk pematangan oosit dapat memberikan

pengaruh tidak hanya untuk proses pematangan oosit tetapi juga untuk

perkembangan embrio. Berdasarkan komposisi bahan penyusunan medium yang

Page 25: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

12

biasa digunakan untuk proses produksi embrio in vitro dapat dibedakan menjadi

medium sederhana seperti whitten medium, brinster medium, whitten dan biggers,

human tubal fluid (HTF), chatot ziomex and bavister (CZB), dan potassium

Pada umumnya medium maturasi disuplementasi dengan hormon GnRH

(Folicle stimulatin hormone/FSH dan Luteinizing hormon/LH) dan estradiol yang

dilaporkan dapat meningkatkan angka pematangan oosit secara nyata (Keskintepe

et al., 1994;Izquierdo et al., 1998).

Hormon gonadotropin merupakan regulator utama untuk pematangan inti

oosit hewan mamalia secara in vitro estradiol mungkin terlibat dalam pematangan

sitoplasma dengan menstimulasi DNA polymerase dan diduga meningkatkan

sintesis faktor pertumbuhan pronukleus jantan. Dengan adanya estradiol pada

pematangan oosit dapat meningkatkan produksi blastosit secara nyata (Pawse and

Totey, 2003). Penambahan hormon GnRH dalam medium maturasi dapat

meningkatkan kualitas oosit dan kemampuan perkembangan dengan perubahan

proses metabolisme (Zuelke, 1993).

Page 26: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

13

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Terpadu, Gedung Pusat

Kegiatan Penelitian (PKP), Universitas Hasanuddin pada bulan Desember 2013

sampai Januari 2014.

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah ovarium sapi Bali yang diperoleh dari

Rumah Potong Hewan (RPH) Tamangapa, Kota Makassar, provinsi Sulawesi

Selatan. Oosit diseleksi berdasarkan keadaan sitplasma yang homogen dan sel-sel

kumulus yang kompak (Gambar 1). Bahan-bahan yang digunakan antara lain

medium transportasi ovarium, aceto orcein 2 %, asam asetat 25 %, ethanol absole,

alcohol 70 % tissue, mineral oil (Sigma Chemical Co. St. Louis MO, USA), Kcl

0,7% enzim hyaluronidase (Sigma, USA) 0,25%, kuteks bening, paraffin dan

vaselin (1:10).

Gambar 2. Oosit dengan sitoplasma yang homogeny dan sel kumulus yang

kompak: O:Oosit : SK : Sel kumulus

Page 27: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

14

Alat yang digunakan adalah incubator, mikroskop (ZEISS, image A2 :

Axio Cam HRc), Syringe (10 ml), scalpel, petri dish, gelas kimia, labu enlemeyer,

freezer, timbangan analitik, kaca objek, kaca penutup, pipet tetes, mikropipet,

cawan petri dan gunting bedah.

Materi Penelitian

a. Rancangan Penelitian

Penelitian menggunakan metode eksperimental laboratorium berdasarkan

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan dengan

susunan sebagai berikut :

T0: Kontrol

T1 : Medium maturasi dengan Penambahan GSH (Glutathione) 5 µl/ml

T2 : Medium maturasi dengan Penambahan GSH (Glutathione) 10 µl/ml

T3 : Medium maturasi dengan Penambahan GSH (Glutathione) 20 µl/ml

b. Prosedur Penelitian

Koleksi oosit. Ovarium sapi segar dikumpulkan di rumah potong hewan

dan dibawa ke laboratorium dengan larutan 0,9% NaCl ditambah 100 IU/ml

penicillin dan 100 µ/ml streptomycin sulfate. Koleksi oosit dilakukan dengan

menyayat/mencacah (slicing) folikel yang ada di permukaan ovarium sehingga

cairan folikel keluar. Selanjutnya dilakukan pembilasan (flushing) dengan

penyemprotan NaCl 0,9% menggunakann syringe ke dalam folikel bekas sayatan

Page 28: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

15

diharapkan oosit juga ikut keluar. Selanjutnya oosit diseleksi menggunakan

mikroskop (hanya oosit dengan keadaan sitoplasma yang homogen dan dikelilingi

≥ 3 lapis sel kumulus yang digunakan), Kemudian ditampung dalam petri dish

yang berisi media phosphate buffered saline (PBS; Gibco, Grand Island, NY,

USA) yang disuplementasi dengan Fetal Bovine Serum (FBS; Gibco, Grand

Island, NY, USA) 10%. Oosit hasil koleksi dicuci dalam medium koleksi yang

terdiri atas PBS ditambah 10% FBS dan medium maturasi masing-masing dua

kali, selanjutnya dilakukan maturasi dalam tissue culture medium (TCM) 199

(Sigma, USA) ditambahkan FBS 10%, 10 IU/ml pregnant mare serum

gonadotrophin (PMSG) (Intergonan, Intervet Deutschland GmbH), 10 IU/ml

human chorionic gonadotrophin (hCG) (Chorulon, Intervet international B.V.

Boxmeer-Holland) dan 50 µg/ml gentamycin (Sigma, USA).

Pematangan oosit in vitro. Oosit yang terseleksi dan telah melalui dua

kali pencucian dengan beberapa media, pematangan oosit dilakukan dalam

medium maturasi yang telah diequilibrasi dengan membuat empat tetesan (drop)

pada petri dish (50 µL/drop) dan ditutup dengan mineral oil (Sigma Chemical Co.

St. Louis MO, USA) dalam inkubator CO2 5%, temperature 38,5 oC selama 24

jam.

Evaluasi tingkat pematangan inti oosit. Oosit yang telah dimaturasi

dibersihkan dari sel-sel kumulusnya (denudase) dengan batuan enzim

hyaluronidase (Sigma, USA) 0,25% dengan cara dipipet berulang-ulang

menggunakan pipet berdiameter yang sesuai dengan ukuran oosit. Oosit yang

telah bebas dari sel kumulusnya diletakkan pada drop Kcl 0.7% diatas kaca objek,

Page 29: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

16

lalu difiksi dengan kaca penutup yang memiliki bantalan parafin dan vaselin (1:9)

pada keempat sudutnya. Preparat oosit yang telah jadi, difiksasi pada ethanol dan

asetat dengan perbandingan (3:1) selama 3-4 hari pada temperatur kamar. Setelah

difiksasi preparat direndam terlebih dahulu dalam larutan ethanol absolute selama

satu jam. Kemudian preparat dikeringkan menggunakan tissuese belum diwarnai

dengan acetoorcein 2% selama 5 menit. Kemudian zat pewarna dibersihkan

dengan asam asetat 25% dan keempat sisi kaca penutup diberi larutan kuteks

bening untuk selanjutnya dilakukan pengamatan dibawah mikroskop Axio cam.

c. Parameter yang diamati

Pengamatan tingkat pematangan oosit dilakukan dengan menghitung jumlah

oosit pada setiap tahap perkembangan meiosis, meliputi fase germinal vesicle

(GV) ditandai dengan adanya membrane intidan nucleolus terlihat jelas ditepi,

fase germinal vesicle breaking down (GVBD) ditandai dengan robeknya membran

inti sehingga nukleus tidak terlihat jelas, fasemetaphase–I (M-I) ditandai dengan

adanya kromosom homolog yang berpasangan dan berderet di bidang equator,

pada fase metaphase-II (M-II) ditandai adanya badan kutub I dan susunan

kromosom yang sama dengan tahap M-I.

Analisis Data

Tingkat kematangan oosit dianalisis menggunakan Rancangan Acak

lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Data penelitian dianalisis

dengan analysis of variance (ANOVA) dan apabila terdapat perbedaan diantara

perlakuan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil (BNT) (Steel &Torrie 1981).

Page 30: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

17

Data diolah menggunakan software SPSS 18.0 for windows. Dengan model

matematika sebagai berikut :

Yij = µ + ᴛi + ɛi

i = 1,2,3,4

j = 1,2,3,4

Keterangan :

Yij= Hasil pengamatan dari tingkat pematangan oosit dengan konsentrasi

GSH (Glutation) ke-i dengan ulangan ke-j

µ = Rata-rata pengamatan

ᴛi = Pengaruh konsentrasi GSH (Glutathione) ke-i

ɛ = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Page 31: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

18

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat Pematangan Oosit In Vitro

Pematangan oosit merupakan salah satu tahap penting dalam produksi

embrio in vitro, Tingkat pematangan dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya oosit yang digunakan. Dapat dilihat pada gambar 2

Gambar 2. Histogram rata-rata pematangan oosit sapi bali dengan penambahan

antioksidan GSH (glutathione)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan GSH dalam medium

maturasi tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap tingkat pematangan inti oosit sapi

bali yang mencapai tahap metaphase II. Hal inilah yang mengidentifikasi bahwa

penambahan GSH (Glutathione) dalam medium maturasi yang digunakan tidak

memberi pengaruh tetapi dapat meningkatkan jumlah oosit yang mencapai tahap

metaphase II. Selain itu diduga bahwa medium maturasi yang digunakan cocok

untuk mendukung proses pematangan oosit in vitro sehingga konsentrasi GSH

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

GV GVBD MI MII

Rat

a-ra

ta (

%)

Tingkat Kematangan Oosit sapi Bali

Kontrol

5 µl

10 µl

20 µl

Page 32: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

19

intraseluler yang disintesis selama proses pematangan dapat melindungi oosit

terhadap stress oksidatif dan aktivitas ROS yang toksik yang di tandai dengan

tingginya jumlah oosit yang mencapai MII.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua oosit yang dimatangakan

telah melaui proses meiosis yang ditunjukkan dengan perubahan status inti oosit

dari tahap GV menjadi GVBD hingga menjadi tahap Metaphase II (Gambar 3).

Gambar 3: a. GV (Germinal Vesicle), b. GVBD (Germinal Vesicle Breakdown), c. MI

(Metaphase I), d. MII (Metaphase II).

Konsentrasi GSH (glutathione) didalam oosit meningkat selama proses

pematangan dan mencapai level puncak pada tahap metaphase II (MII). Secara

umum konsentrasi GSH didalam oosit-oosit yang diovulasikan MII adalah kira-

A B

C D

Page 33: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

20

kira dua kali lebih tinggi dibandingkan didalam oosit pada tahap Germinal vesicle

(GV).

Penambahan 20 µl GSH dalam medium maturasi dapat meningkatkan

tingkat pematangan oosit dibanding tanpa penambahan dan penambahan 5 µl dan

10 µl. Konsentrasi GSH pada proses pematangan oosit in vitro mencerminkan

tingkat pematangan sitoplasma, dimana sitoplasma oosit berperan dalam proses

pembentukan pronukleus dimulai dari pemecahan ikatan disulfida membran inti

yang dilanjutkan dengan inisiasi dekondensasi kromosom (Funahashi et al., 1994).

Penambahan 20 µl GSH (gluthatione) lebih optimal dalam medium

maturasi disebabkan karena selama proses pematangan oosit mengalami berbagai

perubahan baik pada inti maupun sitoplasma. Pematangan oosit merupakan

tahapan awal yang paling krusial dalam menentukan keberhasilan produksi

embrio in vitro (PEIV), sehingga diperlukan perlindungan terhadap struktur sel

selama proses pematangan yang sangat menentukan kemampuan pengembangan

oosit lebih lanjut. Proses perubahan tersebut diantaranya aktivitas sintesis RNA

hal ini sesuai dengan pendapat (Ghohan and Hunter 2003), perubahan inti dari

tahap diploten prophase meiosis I ke metaphase II, dimana oosit yang mencapai

tahap MII dan adanya polar bodi I merupakan oosit matang dan siap untuk di

fertilisasi.

Gluthatione adalah suatu thiol tripeptida (y-glutamylcysteinylglycine)

yang merupakan komponen sulphydryl non protein yang mempunyai peranan

penting dalam detoksifikasi dan antioksidan seperti memelihara kondisi redoks

Page 34: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

21

intraseluler dan melawan stress oksidatif yang terdapat dalam dua bentuk yaitu

untuk mereduksi (GSH) dan bentuk mengoksidasi (GSSG) (Luberda, 2005).

Gluthatione berperan dalam memelihara morfologi meiotik spidel, melindungi

spidel terhadap kerusakan oksidatif dan mendukung pembentukan zigot yang

normal. Metioik spidel merupakan komponen sel yang tidak terlibat langsung

dalam proses metabolisme, tetapi berperan sangat penting dalam proses

pematangan inti dan pematangan sitoplasma (Zuelke, et al., 1997).

Menurut (Zuelke, et al., 2003) menjelaskan bahwa pada oosit yang matang

GSH mempunyai peran yang penting dalam pembentukan pronukleus jantan

setelah fertilisasi. (Maedomari, et al., 2007) melaporkan bahwa GSH yang

terdapat pada sitoplasma oosit berperan dalam proses pembentukan pronukleus

dimulai dari pemecahan ikatan disulfida membrane inti yang dilanjutkan dengan

inisiasi dekondensasi kromosom.

Menurut Luberda (2005) menjelaskan bahwa gluthatione adalah suatu

reservoir alami yang dapat dengan cepat digunakan oleh sel-sel sebagai

pertahanan melawan stress oksidatif. Lebih lanjut dijelaskan bahwa gluthatione

memberi perlindungan terhadap kerusakan oksidatif. Gluthatione melindungi

terhadap reactive oxygen species (ROS) dengan cara difasilitasi oleh interaksi

dengan enzim-enzim seperti gluthatione peroksidase dan gluthatione reduktase.

Tingkat pematangan oosit secara in vitro juga sangat dipengaruhi oleh

kualitas oosit yang digunakan. Pada penelitian ini oosit yang digunakan diseleksi

berdasarkan keadaan sitoplasma yang homogen dan dan sel-sel cumulus yang

Page 35: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

22

kompak, sehingga oosit yang digunakan diusahakan seragam dan dianggap

mempunyai kompotensi perkembangan yang sama. Sel-sel kumulus berperan

penting dalam proses pematangan oosit secara in vitro (Setiadi 2002), yang

selanjutnya juga akan mempengaruhi khualitas embrio yang dihasilkan. Apabila

sel-sel kumulus dilepaskan sebelum pematangan, maka akan terjadi kelambatan

dalam proses pematangan oosit atau bahkan tidak terjadi pematangan.

Komunikasi antara oosit dan sel-sel kumulus berperang penting dalam proses

pematangan oosit dan perkembangan oosit lebih lanjut selama in vitro cultur

(IVC). sehingga oosit yang digunakan diusahakan seragam dan dianggap

mempunyai kompotensi perkembangan yang sama.

Page 36: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

23

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penambahan GSH (Gluthatione) dalam medium maturasi tidak

berpengaruh terhadap pematangan oosit.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut penambahan antioksidan dengan

GSH (Glutathione) konsentrasi yang lebih tinggi atau perlu menggunakan

antioksidan lain.

Page 37: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

24

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, M and Webh 1997, A Handbook of Human Resource Management,

Elex Media Komputindo, Jakarta.

Anonim, 2010. Glutathione Master Antioksidan. http: // mariarina.wordpress.com

/2010/10/03/glutathione-master-of-antioxidants/ di akses

tanggal 01 November 2013.

Bilodeau-Goeseels, S. and Panich P., 2002. Effects of oocyte quality on

development and transcriptional activity in early bovine

embryos. Anim. Reprod. Sci. 71 (3-4):143-155

Calder, M.D., A.N. Caveney, L.C., Smith and A.J., Watson. 2003.

Responsiveness of bovine cumulus-oocyte complexes

(COC) to porcine and recombinant human FSH, and the

effect of COC quality on gonadotrophin receptor and Cx43

marker gene mRNA during maturation in vitro. Reprod.

Biol, Endoc., 1:1-12

Chohan, K.R., Hunter A.G. 2003. Meiotic competence of bovine fetal oocytes

following in vitro maturation. Anim Reprod Sci 76:43-51

Djumena, dan Erlanggga. 2011 5,89JutaWajibPajakTakPatuh. Diakses 1

November 2013 dari World Wide Web: Http://nasional

.kompas.com/read/2011/03/07/054923/5.89

juta.wajib.pajak.tak.patuh

Eppig, J.J., 1996. Coordination of nuclear and cytoplasmic oocyte maturation in

eutherian mammals. Reprod. Fert. Dev. 8:485-489.

Funahashi H, Cantley T.C., Stumpf T.T., Terlouw S.L., 1994, Use of low-salt

culture medium with elevated oocyte glutathione levels and

enhance male pronuclear formation after in vitro fertization.

Biol Repro 51:633-639.

Gordon, I., 2003. Laboratory production of cattle embryos. Dublin:

CABInternational. pp 30-142; 277-290.

Hafez, E.S.E.,1987, Reproduction in farm animals. Ed ke-5. Philadelphia:Lea and

Febiger.Pp;7-205

Hegab, A.O., A.E. Montasser, A.M. Hamman, E.M.A. Abu El-Naga, and S.M.

Zaabel. 2009. Improving in vitro maturation and cleavage

rates of buffalo oocytes. Anim, Reprod. 6(2):416-421.

Page 38: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

25

Izquierdo, D.P., Villamediana, M.T., Paramio. 1999 Effect of culture media on

embryo development from prepubertal goat IVM-IVF

oocytes.theriogenology 52:847-861

Karyadi, D. Muhilal, 1990. Kecukupan Gizi yang Dianjurkan. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Keskintepe, L. G.M., Darwish, A.T., Kenimer, B.G., Brackett, 1994. Term

development of caprine embryos derived from immature

oocytes in vitro theriogenology 42:527-535

Krisher, R.L., Bavister, D.B. 1998. Responses of oocytes and embryos to the

culture environment. Theriogenology 49:103-114.

Luberda Z, 2005. The role of glutathione in mamalia gametes. Biol Reprod 5(1):5-

17

Maedomari, N.K., et al, 2007, Cytoplasmic glutathione regulated by cumulus cell

during porcine maturation affects fertilization and

embryonic development in vitro. Theriogenology 67:983-

993

McGee E.A.A.J.W.Hsue, 2000 Initial and recruitment of ovarium follicles,

Endocrinol Rev 21:200-214

Murray R.K., Granner D.K., Rodwell V.W., 2006. Dalam Nanda Wulandari, Leo

Rendy, Linda Dwijayanthi, Liena, Frans Dany, Luqman

Yanuar Rachman (Ed). Biokimia Harper edisi 27. Jakarta:

EGC, hlm. 582 – 583

Nalbandov, A.V., 1976. Reproductive Physiology ofMammals and Birds. Penerbit

Universitas Indonesia Jakarta.

Pawshe, C.H., Palanisamy A, Taneja M, Jain S.K. Totey. 1996. Comparison of

various maturation treatment on in vitro maturation of goat

oocytes and their early emdryonic development and cell

number. Theriology 46:971-982

Rahman, Anma, R.B., Abdulla, W.E., Wan Khadijah, 2008. Goat embryo

development following in vitro maturation and

intracytoplasmic sperm injection accordding to oocyte

grading. Proceeding of 11 th Biological Sciences Grauate

Conference; Bangkok, Thailand. 15-17 Des 2006, pp:143-

143

Page 39: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

26

Setiadi M.A., 2001. Tinjauan mekanisme pemekaran sel-sel kumulus oosit pada

kondisi in vivo dan in vitro: suatu review. Media veteriner

8(3):66-69.

Setiadi M.A., 2002. Effect of co-culture with follicle shell on cumulus expansion

and nuclear maturation porcine oocytes in vitro. Reprotech

1 (2): 87-91

Sirard M.A., and Blondin P, 1996. Oocyte Maturation and IVF in Cattle. Anim

Reprod, Sci, 442:417-426

Staigmiller R.B., and Moor R.M., 1984. Effect of follicle cell on the maturation

and depelopment compotence of ovine oocytes outside the

folicle, Gamete Resea 9:221-229

Steel, R.G.D., dan J.H. Torrie 1993 Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu

Pendekatan Biometric. Alih bahasa: B. Sumantri. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Toelihere, 1977.Reproduction in farm animals 7 th Ed Philadelphia: Lea and

Febiger. Pp 68-81.

Trounson, A., 1992. The production of ruminant embrio in vitro. J. Anim. Reprod

Sci., 28 : 125-134

Wijaya S.I.B.S. Widjanarko dan Susanto, 2001. Ekstraksi dan karakterisasi

pigmen dari kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum)

var. Binjai. BIOSAIN. Universitas Brawijaya, Malang 1(2)

Werdhany, W.I . 1999 . Efektivitas Penambahan a-Tokoferol Di Dalam Pengencer

Tris dan Susu Skim Terhadap Kualitas Semen Kambing

Peranakan Etawah. Thesis Pascasarjana IPB-Bogor.

Yang Z, Wang W, Yu S, 2008. Effects of different activation protocols on

preimplantation development, appotosis and ploidy of

bovine pathenogenetic embriyos. Anim Reprod Sci 105:292-

301

Zuelke, K.A., Brackett, B.G. 1993. Luteinizig hormone enhance in viro

maturation of bovine oocytes with and without protein

supplementation boil reprod 43:784-787

Zuelke K.A., Jones D.P., Perreault S.D., 1997. Glutathione oxidation is associates

with altered microtubule function and disrupted fertilization

in mature hamster oocytes. Biol Reprod 57:1413-1420

Page 40: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

27

Zuelke K.A., S.C. Jeffay, R.M., Zucker, S.D., Perreault, 2003. Glutathione (GSH)

concentrations vary with the cell cycle in maturing hamster

oocytes,zygotes and pre-implantation stage embryos. Mol

Reprod Dev 64:106-112.

Page 41: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

28

LAMPIRAN

PERLAKUAN ULANGAN PEMATANGAN INTI

TOTAL GV GVBD M I M II

KONTROL 1

1 2 7 10 70,00

2

2 7 9 77,78

3

1 2 6 9 66,67

4

1 1 6 8 75,00

5 µl 1

1 2 6 9 66,67

2

2 7 9 77,78

3

1 1 6 8 75,00

4

1 1 6 8 75,00

10 µl 1

2 7 9 77,78

2

2 6 8 75,00

3

1 2 7 10 70,00

4

1 1 7 9 77,78

20 µl 1

1 1 6 8 75,00

2

1 8 9 88,89

3

1 1 6 8 75,00

4

2 8 10 80,00

Page 42: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

29

Perlakuan Jumlah Oosit Tingkat Kematangan (%)

GV GVBD MI MII

Kontrol 36 0 3(8,33) 7(19,44) 26(72,3)

5 µl 34 0 3(8,82) 6(17,65) 25(73,53)

10 µl 36 0 2(5,56) 7(19,44) 27(75)

20 µl 35 0 2(5,71) 5(14,29) 28(80)

Descriptive Statistics

Dependent Variable: GVBD

PERLAKUAN Mean Std. Deviation N

1 8.4028 5.69444 4

2 .0000 .00000 4

3 11.5278 1.21081 4

4 9.0278 6.05403 4

Total 7.2396 5.84828 16

Page 43: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

30

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: GVBD

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 301.403a 3 100.468 5.697 .012

Intercept 838.585 1 838.585 47.550 .000

PERLAKUAN 301.403 3 100.468 5.697 .012

Error 211.632 12 17.636

Total 1351.620 16

Corrected Total 513.035 15

a. R Squared = .587 (Adjusted R Squared = .484)

PERLAKUAN

Dependent Variable: GVBD

PERLAKUAN Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1 8.403 2.100 3.828 12.978

2 .000 2.100 -4.575 4.575

3 11.528 2.100 6.953 16.103

4 9.028 2.100 4.453 13.603

Page 44: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

31

Multiple Comparisons

Dependent Variable: GVBD

(I) PERLAKUAN (J) PERLAKUAN Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD

1

2 8.4028* 2.96951 .015 1.9328 14.8728

3 -3.1250 2.96951 .313 -9.5950 3.3450

4 -.6250 2.96951 .837 -7.0950 5.8450

2

1 -8.4028* 2.96951 .015 -14.8728 -1.9328

3 -11.5278* 2.96951 .002 -17.9978 -5.0578

4 -9.0278* 2.96951 .010 -15.4978 -2.5578

3

1 3.1250 2.96951 .313 -3.3450 9.5950

2 11.5278* 2.96951 .002 5.0578 17.9978

4 2.5000 2.96951 .416 -3.9700 8.9700

4

1 .6250 2.96951 .837 -5.8450 7.0950

2 9.0278* 2.96951 .010 2.5578 15.4978

3 -2.5000 2.96951 .416 -8.9700 3.9700

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 17.636.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Page 45: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

32

GVBD

PERLAKUAN N Subset

1 2

Student-Newman-Keulsa,b

2 4 .0000

1 4 8.4028

4 4 9.0278

3 4 11.5278

Sig. 1.000 .560

Duncana,b

2 4 .0000

1 4 8.4028

4 4 9.0278

3 4 11.5278

Sig. 1.000 .337

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 17.636.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

b. Alpha = .05.

Page 46: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

33

Descriptive Statistics

Dependent Variable: Metaphase_I

PERLAKUAN Mean Std. Deviation N

1 19.2361 4.61131 4

2 20.1389 6.15932 4

3 16.8056 5.05372 4

4 14.0278 4.03496 4

Total 17.5521 5.11918 16

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Metaphase_I

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 90.022a 3 30.007 1.188 .356

Intercept 4929.210 1 4929.210 195.173 .000

PERLAKUAN 90.022 3 30.007 1.188 .356

Error 303.067 12 25.256

Total 5322.299 16

Corrected Total 393.089 15

a. R Squared = .229 (Adjusted R Squared = .036)

Page 47: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

34

PERLAKUAN

Dependent Variable: Metaphase_I

PERLAKUAN Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1 19.236 2.513 13.761 24.711

2 20.139 2.513 14.664 25.614

3 16.806 2.513 11.331 22.280

4 14.028 2.513 8.553 19.503

Descriptive Statistics

Dependent Variable: Metaphase_II

PERLAKUAN Mean Std. Deviation N

1 72.3611 4.97680 4

2 79.8611 6.15932 4

3 71.6667 4.08248 4

4 76.9444 2.42161 4

Total 75.2083 5.39728 16

Page 48: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

35

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: Metaphase_II

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 181.250a 3 60.417 2.835 .083

Intercept 90500.694 1 90500.694 4247.033 .000

PERLAKUAN 181.250 3 60.417 2.835 .083

Error 255.710 12 21.309

Total 90937.654 16

Corrected Total 436.960 15

a. R Squared = .415 (Adjusted R Squared = .268)

PERLAKUAN

Dependent Variable: Metaphase_II

PERLAKUAN Mean Std. Error 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

1 72.361 2.308 67.332 77.390

2 79.861 2.308 74.832 84.890

3 71.667 2.308 66.638 76.696

4 76.944 2.308 71.916 81.973

Page 49: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

36

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Metaphase_II

(I) PERLAKUAN (J) PERLAKUAN Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

LSD

1

2 -7.5000* 3.26414 .040 -14.6119 -.3881

3 .6944 3.26414 .835 -6.4175 7.8064

4 -4.5833 3.26414 .186 -11.6953 2.5286

2

1 7.5000* 3.26414 .040 .3881 14.6119

3 8.1944* 3.26414 .027 1.0825 15.3064

4 2.9167 3.26414 .389 -4.1953 10.0286

3

1 -.6944 3.26414 .835 -7.8064 6.4175

2 -8.1944* 3.26414 .027 -15.3064 -1.0825

4 -5.2778 3.26414 .132 -12.3897 1.8342

4

1 4.5833 3.26414 .186 -2.5286 11.6953

2 -2.9167 3.26414 .389 -10.0286 4.1953

3 5.2778 3.26414 .132 -1.8342 12.3897

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 21.309.

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Page 50: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

37

Metaphase_II

PERLAKUAN N Subset

1 2

Student-Newman-Keulsa,b

3 4 71.6667

1 4 72.3611

4 4 76.9444

2 4 79.8611

Sig. .109

Duncana,b

3 4 71.6667

1 4 72.3611

4 4 76.9444 76.9444

2 4 79.8611

Sig. .149 .389

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 21.309.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

b. Alpha = .05.

Page 51: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

38

DOKUMENTASI

a. Pengambilan sampel Ovarium di RPH

b. Melakukan slicing(Pencacahan)

Page 52: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

39

c. Pengamatan dan Pembuatan Medium Maturasi

d. Fiksasi dan Pewarnaan

Page 53: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

33

Page 54: PENGARUH PENAMBAHAN ANTIOKSIDAN GSH · PDF filekumulus oosit dihilangkan, ... RUMPUT07, BAKTERI 08, MERPATI 09, dan Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu, terima

RIWAYAT HIDUP

Andi Fausiah (I 111 10 265), lahir di Palopo pada tanggal 10

Juli 1992. Penulis merupakan anak Pertama dari Lima

bersaudara dari pasangan Andi Mudirman dan Dra.

Rahmatiah. Penulis memulai jenjang pendidikan pada tahun

1998 di Sekolah Dasar Negeri 274 Mattirowalie Kota Palopo

dan selesai pada tahun 2004, kemudian melanjutkan

pendidikan pada MTsN Model Palopo dan selesai pada tahun 2007, dan melanjutkan

pendidikan di Madrasah Aliyah Negri Palopo dan selesai pada tahun 2010. Penulis

melanjutkan pendidikan disalah satu perguruan tinggi tepatnya di Universitas

Hasanuddin pada tahun 2010 melalui jalur SMPTN dan diterima di Fakultas

Peternakan, jurusan Produksi Ternak. Selama kuliah penulis menjadi asisten di

Laboratorium Ilmu Reproduksi Ternak dan menjadi pengurus di Himpunan

Mahasiswa Produksi Ternak (HIMAPROTEK) tahun 2013-2014.