isnaeniapriliani2013.files.wordpress.com€¦ · Web viewuntuk pendingin mesin-mesin industri,...

36
I. TEORI Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu larutan yang bersifat universal (Linsley,1991). Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus ditanamkan pada segenap pengguna air (Effendi,2003). Suatu perairan merupakan ekosistem yang kompleks sekaligus merupakan habitat dari berbagai jenis makhluk hidup, baik yang berukuran besar seperti ikan dan berbagai jenis makhlik hidup yang berukuran kecil(mikroba) yang hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Perairan alami mempunyai sifat yang dinamis dan aliran energi yang kontinyu selama sistem didalamnya mengalami gangguan atau hambatan antara lain dalam bentuk pencemaran (Nugroho, 2006). Agar air layak untuk dikonsumsi sebagai air minum maka air yang berasal dari berbagai jenis sumber air harus terlebih dahulu diolah. Secara umum pengolahan air dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu pengolahan untuk

Transcript of isnaeniapriliani2013.files.wordpress.com€¦ · Web viewuntuk pendingin mesin-mesin industri,...

I. TEORI

Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang

terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu

larutan yang bersifat universal (Linsley,1991). Air merupakan sumber daya alam

yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk

hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat

dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.

Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus dilakukan secara bijaksana,

dengan memperhitungkan kepentingan generasi sekarang maupun generasi

mendatang. Aspek penghematan dan pelestarian sumber daya air harus

ditanamkan pada segenap pengguna air (Effendi,2003). Suatu perairan

merupakan ekosistem yang kompleks sekaligus merupakan habitat dari berbagai

jenis makhluk hidup, baik yang berukuran besar seperti ikan dan berbagai jenis

makhlik hidup yang berukuran kecil(mikroba) yang hanya dapat dilihat dengan

bantuan mikroskop. Perairan alami mempunyai sifat yang dinamis dan aliran

energi yang kontinyu selama sistem didalamnya mengalami gangguan atau

hambatan antara lain dalam bentuk pencemaran (Nugroho, 2006). Agar air layak

untuk dikonsumsi sebagai air minum maka air yang berasal dari berbagai jenis

sumber air harus terlebih dahulu diolah. Secara umum pengolahan air dapat

digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu pengolahan untuk domestik misalnya air

konsumsi rumah tangga, pengolahan untuk keperluan khusus industri, dan

pengolahan air untuk layak dibuang ke lingkungan. Air untuk keperluan domestik

harus didisinfeksi terlebih dahulu untuk menghilangkan mikroorganisme patogen

penyebab penyakit (Situmorang, 2007).

Sumber air untuk keperluan domestik, misalnya air minum dapat berasal

dari beberapa sumber yaitu dari aliran sungai yang masih relatif sedikit

terkontaminasi, berasal dari mata air pegunungan, berasal dari danau dan berasal

dari tanah atau sumber lain sepertiair laut. Air tersebut harus terlebih dahulu

diolah didalam wadah pengolahan air sebelum didistribusikan kepada penggguna.

Variasi dari sumber air akan mengandung senyawa yang berbeda, maka harus

dikelola terlebih dahulu untuk menjadikan air minum aman untuk dikonsumsi,

yaitu air yang tidak mengandung bahan berbahaya untuk kesehatan berupa

senyawa kimia atau mikroorganisme. Air yang akan digunakan untuk keperluan

industri, misalnya untuk pendingin mesin-mesin industri, kesadahan air harus

dihilangkan serendah mungkin agar tidak terjadi pengendapan di dalam mesin dan

kehadiran bakteri dan mikroorganisme didalam air tidak menjadi masalah. Air

limbah yang akan dikembalikan kedalam air sungai maka pengolahannya harus

lebih ketat agar semua senyawa pencemar yang membahayakan lingkungan dapat

dihilangkan sehingga tidak membahayakan lingkungan. Air buangan umumnya

mengandung komponen pencemar seperti senyawa kimia pengoksidasi dan

pereduksi, sedimen, kotoran, lumpur, minyak, bakteri patogen, virus, garam,

nutrien, pestisida, senyawa organik, logam berat dan bahan-bahan lain yang

mengapung, melayang dan tersuspensi didalam air. Agar air buangan ini dapat di

kembalikan atau digunakan kembali maka perlu dilakukan usaha untuk

memisahkan bahan pencemar ini dari dalam air (Situmorang, 2007).

Karakteristik Air

Air memiliki karakteristik fisika, kimia dan biologis yang sangat mempengaruhi

kualitas air tersebut. Oleh sebab itu, pengolahan air mengacu kepada beberapa

parameter guna memperoleh air yang layak untuk keperluan domestik terutama

pada industri minuman.

Karakteristik Fisik Air

Karakteristik fisika air ialah karakter pada air yang dapat terlihat langsung melalui

fisik air tanpa harus melakuka n pengamatan yang lebih jauh pada air tersebut.

Karakteristik fisika pada air meliputi:

A. Kekeruhan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik danorganik

yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh

buangan industri.

B. Temperatur

Kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar

oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap

akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja terjadi.

C. Warna

Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi

yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-

tumbuhan.

D. Solid (Zat padat)

Kandungan zat padat menimbulkan bau, juga dapat meyebabkan turunnya kadar

oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air

E. Bau dan rasa

Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga serta

oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh

adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

Karakteristik Kimia Air

Karakteristik kimia air menyatakan banyaknya senyawa kimia yang terdapat di

dalam air, sebagian di antaranya berasal dari alam secara alamiah dan sebagian

lagi sebagai kontribusi aktivitas makhluk hidup. Beberapa senyawa kimia yang

terdapat didalam air dapat dianalisa dengan beberapa parameter kualitas air.

Parameter kualitas air tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :

A. pH

Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan

efisiensi klorinasi.

Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana

disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.

B. DO (dissolved oxygent)

DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan

absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak jumlah DO maka kualitas air semakin

baik.

C. BOD (biological oxygent demand)

BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorgasnisme untuk

menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air

secara biologi.

D. COD (chemical oxygent demand)

COD adalah banyaknya oksigen yang di butuhkan untuk mengoksidasi bahan-

bahan organik secara kimia.

E. Kesadahan

Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun,

namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam pemakaian untuk

industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air

tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar

residu terlarut yang tinggi dalam air.

F. Senyawa-senyawa kimia yang beracun

Kehadiran unsur arsen (As) pada dosis yang rendah sudah merupakan racun

terhadap manusia sehingga perlu pembatasan yang agak ketat (± 0,05 mg/l).

Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan menyebabkan timbulnya rasa dan bau

ligan, menimbulkan warna koloid merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen

terlarut yang dapat menjadi racun bagi manusia (Farida, 2002).

Karakteristik Biologis Air

Organisme mikro biasa terdapat dalam air permukaan, tetapi pada umumnya tidak

terdapat pada kebanyakan air tanah karena penyaringan oleh aquifer. Organisme

yang paling dikenal adalah bakteri. Adapun pembagian mokroorganisme didalam

air dapat di bagi sebagai berikut :

A. Bakteri

Dengan ukuran yang berbeda-beda dari 1-4 mikron, bakteri tidak dapat dilihat

dengan mata telanjang. Bakteri yang menimbulkan penyakit disebut disebut

bakteri patogen.

B. Organisme Colliform

Organisme colliform merupakan organisme yang tidak berbahaya dari kelompok

colliform yang akan hidup lebih lama didalam air daripada organisme patogen.

Akan tetapi secara umum untuk air yang dianggap aman untuk dikonsumsi, tidak

boleh lebih dari 1 didalam 100ml air.

C. Organisme Mikro Lainnnya

Disamping bakteri, air dapat mengandung organisme mikroskopis lain yang tidak

diinginkan berupa ganggang dan jamur. Ganggang adalah tumbuh-tumbuhan satu

sel yang memberi rasa dan bau pada air. Pertumbuhan ganggang yang berlebihan

dapat dicegah dengan pemakaian sulfat tembaga atau klorin. Jamur adalah

tanaman yang dapat tumbuh tanpa sinar matahari dan

pada waktu tertentu dapat merajalela pada pipa–pipa air, sehingga menimbulkan

rasa dan bau yang tidak enak (Linsley, 1991).

Penggolongan dan Sifat Air

Penggolongan Air

Peraturan mentri No.20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi

beberapa golongan menurut kegunaannya. Adapun penggolongan air menurut

kegunaanya adalah sebagai berikut:

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku minum.

3. Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian,

usaha di perkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Sifat Air

Air memiliki sifat yang khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain.

Sifat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan makhluk hidup, yakni

0oC(32oF)-100oC, air berwujud cair. Suhu OoC merupakan titik beku

(freezing point) dan suhu 100oC merupakan titik didih (boiling point) air.

Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat didalam jaringan tubuh makhluk

hidup maupun air yang terdapat di laut sungai, danau, badan air yang lain

akan berada dalam bentuk gas atau padatan, sehingga tidak akan terdapat

kehidupan di muka bumi ini karena sekitar 60%-90% bagian sel makhluk

hidup adalah air.

2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat sebagai

penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak

menjadi panas ataupun dingin dalam seketika.

3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Sifat ini

merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan terjadinya

penyebaran panas secara baik di bumi.

4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis

senyawa kimia. Sifat ini memungkinkan nutrien terlarut diangkut

keseluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan

toksik yang masuk kedalam tubuh makhluk hidup dapat dikeluarkan

kembali.

5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi, sehingga menyebabkan air

memiliki sifat dapat membasahi suatu bahan secara baik (higger wetting

ability) dan juga memungkinkan terjadinya sisitem kapiler, yaitu

kemampuan bergerak dalam pipa kapiler.

6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang meregang ketika membeku.

Pada saat membeku, air meregang sehingga es memliki nilai densitas yang

lebih rendah daripada air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah

yang beriklim dingin hanya membeku pada bagian permukaan sehingga

kehidupan organisme akuatik tetap dapat berlangsung (Effendi, 2003).

II. TUJUAN

Untuk mengetahui keberadaan bakteri coliform pada sampel air

III. ALAT & BAHAN

1. Tabung reaksi

2. Rak tabung reaksi

3. Kawat ose

4. Gelas ukur

5. Bunsen

6. Inkubator

7. Media NA

8. Air keran kosan

IV. PROSEDUR KERJA

1. Mensterilisasi semua alat yang akan di gunakan.

2. Mengambil sampel air dengan menggunakan kawat ose yang dipanaskan

terlebih dahulu diatas api bunsen hingga memijar

3. Menanam sampel air tersebut dengan menggunakan metode gores pada

media NA miring yang sudah didinginkan terlebih dahulu sehingga media

menjadi padat.

4. Menginkubasi selama 2x24 jam pada suhu 37oC.

5. Mengamati bakteri yang tumbuh.

V. HASIL PENGAMATAN

No Gambar Keterangan

1 Terdapat 9 koloni bakteri

yang tumbuh pada

permukaan media NA

miring dengan

menggunakan metode

gores.

Nama : Amaliana Tanggal praktikum : 28 April

2014

NIM : 1305865 Tanggal laporan : 7 Mei 2014

Judul praktikum : Uji Penduga (Presumtive test) bakteri coliform

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum mikrobiologi pangan yang telah dilakukan minggu lalu

kami melakukan praktikum mengenai pemeriksaan mikroorganisme pada air,

sampel air yang kelompok kami gunakan adalah air keran kosan. Kami melakukan

praktikum pemeriksaan mikroorganisme pada air keran kosan dengan

menggunakan metode agar miring yaitu dengan menggunakan media

pertumbuhan NA.

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara

karena tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air oleh karena itu

manusia tidak dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Air juga

merupakan zat yang paling parah akibat pencemaran. Penyakit-penyakit yang

menyerang manusia dapat ditularkan dan disebarkan melalui air. Penyakit-

penyakit tersebut merupakan akibat semakin tingginya kadar pencemar yang

memasuki air. Pengadaan air bersih untuk keperluan air minum, harus memenuhi

persyaratan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Air minum aman bagi

kesehatan apabila memenuhi persyaratan secara fisika, mikrobiologi, kimia, dan

radioaktif. Parameter wajib penentuan kualitas air minum secara mikrobiologi

adalah total bakteri Coliform dan Escherichia coli. Semakin sulitnya penyediaan

air yang layak dikonsumsi serta modernisasi yang menuntut kepraktisan

kebutuhan hidup menyebabkan pergeseran kebiasaan dan perilaku manusia. Air

layak minum harus memenuhi syarat kimiawi maupun bakteriologis. Salah satu

indicator untuk air layak minum adalah jumlah bakteri yang terkandung. Menurut

persayaratan Dirjen POM , batas cemaran bakteri dalam makanan dan minuman

adalah angka TPC < 100 / ml sample.

Berdasarkan hasil pengamatan, setelah diinkubasi dengan suhu 37oC

selama 2 hari diketahui bahwa pada media pertumbuhan NA terdapat 6 koloni

kecil bakteri dan 3 koloni besar bakteri. Hal ini terjadi bisa disebabkan karena

terjadi kontaminasi pada saat praktikum, sumber mata air tersebut sudah tercemar

dan Menurut Dwidjoseputro (1989), air tanah mangandung zat-zat anorganik

maupun zat-zat organic yang merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan dan

perkembangan mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme). Mikroorganisme

yang autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat

anorganik. Menurut saya air keran yang dijadikan sampel ini sangat tidak layak

untuk diminum secara langsung karena mengandung bakteri koliform yang

melebihi standar. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor SNI -01-

3553-1996 dalam surat keputusan Menteri Negara Kependudukan dan

Lingkungan Hidup KEP-02/MENKLH/I/1988 menyatakan bahwa parameter

kwalitas air minum berdasarkan parameter bakteriologisnya yaitu bakteri

koliform. Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting

kualitas air minum. Adanya bakteri coliform dan E.Coli pada sumber air,

mengindikasikan kalau air tersebut kurang higenis untuk dijadikan sebagai air

minum.  Karena bakteri ini biasanya berasal dari kotoran hewan manusia.

Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter aerogenes,

Citrobacterfruendii dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak

berbahaya dan tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung,

keberadaannya di dalam air minum menunjukkan tingkat sanitasi yang rendah

(Suprihatin, 2004). Oleh karena itu air minum harus bebas dari semua jenis

coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi

pula resiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran

manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen-yang kemungkinan terdapat

dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas adalah Shigella,

yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah.

Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E coli O:157:H7, bersifat patogen dan juga

dapat menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa tidak enak

badan. Bakteri coliform ini menghasilkan zat ethionine yang pada penelitian

menyebabkan kanker. Bakteri-bakteri pembusuk ini juga memproduksi bermacam-

macam racun seperti Indole, skatole yang dapat menimbulkan penyakit bila berlebih

didalam tubuh. E. coli dapat menyebabkan diare dengan metode:

1. produksi enterotoksin yang secara tidak langsung dapat menyebabkan

kehilangan cairan

2. invasi yang sebenarnya lapisan epitelium dinding usus yang menyebabkan

peradangan dan kehilangan cairan.

VII. KESIMPULAN

Air memiliki karakteristik fisika, kimia dan biologis yang sangat

mempengaruhi kualitas air tersebut. Oleh sebab itu, pengolahan air

mengacu kepada beberapa parameter dengan tujuan untuk memperoleh air

yang layak untuk keperluan domestik terutama pada industri minuman.

Parameter terpenting untuk menentukan kualitas air minum secara

mikrobiologi adalah total bakteri Coliform dan Escherichia coli.

Air keran yang dijadikan sampel pada saat praktikum sangat tidak layak

jika langsung dikonsumsi dan mengindikasikan kalau air tersebut kurang

higenis untuk dijadikan sebagai air minum.karena mengandung bakteri

koliform yang melebihi batas standar karena semakin tinggi tingkat

kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula resiko kehadiran

bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan

hewan dan bisa menimbulkan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/261/

LAPPEN_Susanti%20Pudji%20Hastuti-Lusiawati%20Dewi__Uji%20air

%20minum%20_BAB%20II.pdf?sequence=3

http://jurnal.fk.unand.ac.id/articles/vol_1no_3/129-133.pdf

Slamet, 1994. Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang dibeberapa Depo

Air Minum Isi Ulang di Daerah Lenteng Agung dan Srengseng Sawah Jakarta

Selatan (Online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20807/4/Chapter

%20II.pdf . Diakses 29 Agustus 2013

http://sinarkesehatan.blogspot.com/2013/09/laporan-lengkap-bakteriologis.html

http://www.scribd.com/doc/211434612/bakteriologi

Nama : Isnaeni Apriliani Tanggal Praktikum : 28 April 2014

NIM : 1305572 Tanggal Laporan : 7 Mei 2014

Judul Praktikum : Uji penduga (presumtive test) Bakteri coliform

VI. PEMBAHASAN

Pemeriksaan air secara mikrobiologis sangat penting dan dapat dilakukan

terhadap semua jenis air yang ada, terutama dilakukan untuk menentukan standar

kualitas air. Pencemaran air secara biologis yang mungkin terdapat dalam air,

minuman, atau makanan, terutama adalah mikroorganisme penyebab penyakit

(patogen) penghasil racun atau yang dikenal sebagai pencemar.

Pemeriksaan air secara mikrobiologis baik secara kualitatif maupun secara

kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukur derajat pencemaran. Selain adanya

mikroorganisme dalam air, juga terdapat bahan organik yang perlu mendapat

perhatian sebab jumlah bahan organik yang mencemari air sangat mempengaruhi

kesuburan pertumbuhan mikroorganisme.

Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogen.

Bakteri Coliform terdiri atas dua jenis, yaitu bakteri Coliform fekal dan bakteri

Coliform non fekal. Dimana, bakteri Coliform fekal adalah bakteri yang

mempunyai peran sebagai pengindikasi adanya pencemaran bakteri patogen.

Bakteri Coliform fekal ini berasal dari kotoran manusia dan hewan, misalnnya

Escherichia coli. Sedangkan bakteri Coliform non fekal adalah bakteri yang

berasal dari hewan atau tanaman yang sudah mati, misalnya Enterobacter

aerogenes. Penentuan Coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan

jumlah koloninya berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri patogen.

Pada praktikum yang kami lakukan pada hari Senin tanggal 28 April 2014

yaitu mengenai Uji penduga (Presumtive test bakteri Coliform). Dalam praktikum

kali ini, kami menggunakan beberapa sampel air sebagai objek pengamatan,

diantaranya adalah air keran kosan, air galon isi ulang, dan air minum dari mata

air. Dalam praktikum kali ini, kelompok kami bertugas untuk mengamati bakteri

yang terdapat pada air keran kosan, sampel air yang kami amati untuk pengamatan

ini adalah air keran kosan yang berasal dari kosan salah satu teman kami yaitu

Olin Marlina yang berlokasi di Panorama. Dalam praktikum ini, kami mengamati

sampel air keran kosan pada media NA miring dengan menggunakan metode

gores secara duplo yang kemudian menginkubasinya selama dua hari.

Berdasarkan hasil pengamatan, kami menemukan 9 koloni bakteri yang

terdapat pada permukaan media, diantaranya adalah 6 koloni kecil dan 3 koloni

besar. Bakteri yang tumbuh tersebut merupakan bakteri patogen, karena

berdasarkan teori yang saya baca, suatu bakteri dikatakan patogen apabila bakteri

tersebut sudah membentuk koloni. Bakteri yang kami temukan ini kemungkinan

besar adalah golongan bakteri Coliform, dimana bakteri Coliform yang terdapat

dalam air keran ini merupakan bakteri patogen karena pada umumnya bakteri

yang terdapat pada air keran mentah selalu berdampak negatif terhadap kesehatan

manusia apabila diminum secara langsung, hal ini membuktikan bahwa pada air

keran yang kami amati banyak terdapat mikroba yang bersifat enteropatogenik

dan toksikgenik yang berbahaya bagi kesehatan.

VII. KESIMPULAN

1. Terdapat bakteri Coliform pada sampel air keran kosan yang diamati

2. Bakteri Coliform yang tumbuh pada permukaan media tersebut hidup secara

berkoloni, hal ini menunjukan bahwa bakteri Coliform yang terdapat pada

air keran kosan tersebut merupakan bakteri Coliform yang patogen dan

berbahaya bagi kesehatan manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Pusat Antar Universitas. Bogor : Institut Pertanian Bogor Press.

Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang: Universitas Negeri Malang.

Nama: Naila Fauzia Fadiah Tanggal Praktikum: 28 April 2014

NIM: 1307342 Tanggal Laporan: 7 Mei 2014

Judul Praktikum: Uji Penduga (presumptive test) Bakteri Coliform

VI. PEMBAHASAN

Air yang kita gunakan untuk keperluan sehari-hari mengandung berbagai

jenis mikroba (patogen dan nonpatogen) di dalamnya. Seiring dengan

berkembangnya industri, penduduk dan luasnya areal pemukiman, ketersediaan

akan air bersih yang layak diminum semakin langka. Salah satu hal yang perlu

diperhatikan dalam menilai kelayakan atau kualitas air unuk menjadi air minum

adalah jenis bakteri yang terkandung di dalamnya. Pemakaian air sungai sebagai

air minum masih aman digunakan asalkan mikroorganisme (bakteri) yang

terkandung di dalamnya tidak bersifat patogen. Air minum yang tercemar oleh

kuman dapat menyebabkan wabah penyakit usus. Ditemukannya kuman-kuman

patogen dari air minum, misalnya Salmonella Tiphy, Shigella dysentriae, Vibrio

Cholera, Escherichia coli merupakan bukti langsung bahwa air minum sudah

tercemar kotoran manusia. Salah satu metode pencegahan yang dapat dilakukan

adalah dengan monitoring kualitas air secara mikrobiologik sebelum dijadikan

sebagai sumber air minum. Coliform merupakan suatu grup bakteri yang

digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik

terhadap air, makanan, susu, dan lain lain. Coliform sebagai suatu kelompok

dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negative, tidak membentuk

spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan

menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. Adanya bakteri

coliform di dalam minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang

bersifat enteropatogenik dan atau toksikgenik yang berbahaya bagi kesehatan. 

Keberadaan kuman-kuman patogen dalam sampel air umumnya dalam

jumlah kecil dan karena sukarnya teknik pengisolasian, maka pemeriksaan

bakteriologik air minum untuk mengetahui keberadaan kuman pathogen menjadi

tidak praktis. Selain itu, analisis air tidak memungkinkan dapat menentukan

semua jenis kuman patogen. Oleh karena itu, dilakukan suatu pendekatan dengan

melakukan pemeriksaan bakteriologis terhadap keberadaan kuman komensal usus

manusia, yaitu bakteri koli (koli fekal dan nonfekal) utamanya bakteri Escherichia

coli sebagai indikator terjadinya pencemaran fekal. Digunakannya Escherichia

coli sebagai indikator kualitas air disebabkan Escherichia coli hidup di usus

manusia dan hewan dan keluar melalui tinja sehingga keberadaanya di air

memperingatkan tentang kemungkinan adanya patogen lain yang berasal dari usus

atau system pencernaan hewan dan manusia. Selain itu Escherichia coli juga dapat

memfermentasikan laktosa dengan membentuk gas pada suhu kamar, sehingga

untuk uji bekteriologik air merupakan indikator yang terpercaya.

Prosedur yang di lakukan pada percobaan kali ini adalah uji penduga

(presumptive test), uji penduga (presumptive test) ialah uji yang bertujuan untuk

mendeteksi mikroorganisme yang dapat diduga sebagai bakteri coliform dan

untuk melihat apakah sample air mampu memfermentasi laktosa. Prosedur

pertama adalah mensterilkan seluruh alat yang akan di gunakan dengan autoklaf

dan menyiapkan sampel yang akan di uji coba, sampel yang di gunakan kali ini

adalah air kran. Kemudian setelah itu, ambil sampel air kran dengan ose lalu

masukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah di isi dengan media NA yang di

miringkan dengan cara gores sebanyak 3 kali secara bulak balik, setelah itu di

inkubasi selama 2 hari pada suhu 37oC. Dari data hasil pengamatan, ternyata air

kran yang di gunakan sebagai sampel memiliki jumlah 6 koloni besar bakteri dan

3 koloni kecil bakteri pada media NA tersebut. Sehingga sampel air kran ini

positif mengandung coliform yang menunjukkan kemungkinan adanya mikroba

yang bersifat enteropatogenik dan atau toksikgenik yang berbahaya bagi

kesehatan.

VII. KESIMPULAN

Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator

adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu,

dan lain lain. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri

berbentuk batang, gram negative, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik

fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam

waktu 48 jam pada suhu 35oC.

Uji penduga (presumptive test) ialah uji yang bertujuan untuk mendeteksi

mikroorganisme yang dapat diduga sebagai bakteri coliform dan untuk

melihat apakah sample air mampu memfermentasi laktosa.

Dari data hasil pengamatan, ternyata air kran yang di gunakan sebagai

sampel memiliki jumlah 6 koloni besar bakteri dan 3 koloni kecil bakteri

pada media NA.

Adanya bakteri coliform di dalam minuman menunjukkan kemungkinan

adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksikgenik yang

berbahaya bagi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, Srikandi.1992.Mikrobiologi Pangan 1.Jakarta : PT

Gramedi Pustaka Utama.

Dwijoseputro. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Nama : Olin Marlina Tanggal Praktikum : 28 April 2014

NIM : 1304930 Tanggal Laporan : 7 Mei 2014

Judul Praktikum : Uji Penduga (Presumtive test) Bakteri coliform

VI. PEMBAHASAN

Air adalah kebutuhan utama sehari-hari kita, dimulai dari memasak,

mandi, mencuci hingga minum. Dan kebanyakan air yang digunakan adalah air

keran, atau dikenal juga dengan air ledeng,di air keran teedapat bahan bahan yang

mudah terkontaminasi baik dai bakteri, Timbal dan Tembaga, Air ledeng atau air

keran tentu melalui pipa-pipa saluran air yang dapat terbuat dari timbal dan

tembaga. Porsi kecil akan timbal dan tembaga yang tidak terlihat oleh mata

telanjang kita, dapat saja berada di dalam air keran kita selagi air itu melalui pipa

saluran air tersebut, Berbagai kimia berbahaya, Dalam keadaan yang paling buruk,

ada kemungkinan bahwa air tersebut dapat berisikan bahan-bahan kimia yang

buruk untuk kesehatan, seperti pupuk, pestisida, arsenik (limbah pembuangan,

erosi dan seterusnya) atau bahkan bahan bakar roket juga dapat berada di dalam

air keran tersebut, By-Product,By-Product adalah produk yang didapatkan sebagai

hasil dari reaksi atau proses kimia sebagai produk sampingan yang terbentuk

tanpa sengaja dalam proses pembuatan produk utamanya,dan sebagai nya.

Semua jenis air sebenarnya mengandung bakteri dan protozoa. Demikian

pula pada air minum yang kita konsumsi sehari-hari baik air keran atau air

kemasan isi ulang. Pada praktikum minggu lalu kami membahas tentang air dan

sampel nya adalah air keran yang ada di kosan , di sini kami tidak melakukan

pengenceran sampel di masukan di tabung reaksi dan di tambahkan NA setelah itu

di inkubasi selama tiga hari. Setalah tiga hari tabung reaksi yang berisi NA

tersebut terdapat Sembilan bakteri di dalam nya , bakteri ini bernama Naegleria

fowleri dikenal dengan karakteristik yang disebut amebaflagellata, yaitu memiliki

bentuk ameboiddan flagellata dalam hidupnya. Siklus hidupnya terdiri atas

stadium trophozoit (ameboid dan flagellata) yang motile dan bentuk kista yang

non-motile dan resisten. Trophozoit bentuk ameboid adalah bentuk satu-satunya

yang dijumpai pada manusia organisme ini biasanya ditemukan di air tawar

hangat seperti kolam, danau, sungai, dan sumber air panas. fowleri dapat

menyerang sistem saraf manusia Meskipun hal ini jarang terjadi, infeksi ini dapat

menyebabkan kematian korban.

VII.KESIMPULAN

Bahwa semua jenis air pasti mengadung bakteri di dalam nya, karena

bakteri di dalam air tersebut terjadi kontaminasi baik itu terhadap alat nya maupun

manusia itu sendiri, di dalam air keran ini terdapat Sembilan bakteri, bakteri ini

bernama Naegleria fowleri yang terdapat di kolam, sungai, danau dan air panas.

DAFTAR PUSTAKA

http://biologipedia.blogspot.com/2013/04/bakteri-dalam-air-minum.html

http://www.tahupedia.com/content/show/218/Ketahui-Apa-Saja-yang-Ada-Di-

Dalam-Air-Keran-Anda

Nama : Tiara rismayanti Tanggal Praktikum : 28 April 2014

NIM : 1305772 Tanggal Laporan : 7 Mei 2014

Judul Praktikum : Uji Penduga (presumtive test) bakteri coliform

VI. PEMBAHASAN

Pada pembahasan kali ini kami akan membahas mengenai praktikum yang

kami laksanakan pada tanggal 28 Mei 2014. Kami melakukan praktikum

mengenai mikroorganisme pada air. Sampel yang kami amati yaitu air keran dari

daerah panorama setiabudi.

Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup. Akan

tetapi dapat juga merupakan suatu substansia yang membawa malapetaka, karena

air dapat membawa mikroorganisme patogen dan zat-zat kimia yang bersifat

racun (Tarigan, 1988). Air keran pada umumnya berasal dari 2 sumber, sumber

pertama adalah dari air alami seperti waduk, danau, atau sungai (paling umum),

dan sumber lainnya dapat berasal dari air tanah seperti sumur. Sebelum air

mencapai keran , semua air akan melalui proses penyaringan 4 tahap, yakni

koagulasi, pengendapan, penyaringan dan terakhir adalah disinfeksi Inti dari

keempat tahap ini adalah mengeliminasi atau menghancurkan senyawa-senyawa

bakteri dan parasit berbahaya yang ada di dalamnya. Proses tersebut tidak

sepenuhnya membuat air tersebut menjadi benar-benar bersih. Masih ada

kemungkinan akan adanya hal-hal lain yang dapat masih berada di air tersebut.

Menurut Dwidjoseputro (1989), air alaminya mangandung zat-zat

anorganik maupun zat-zat organic yang merupakan tempat yang baik bagi

pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme (kehidupan mikroorganisme).

Faktor-faktor biotis (dalam hal ini mikroba) yang terdapat di dalam air,

menurut Suriawiria (1985) terdiri dari:

1.Bakteri

2.Fungi (jamur)

3.Mikroalga

4.Protozoa

5.Virus

Kualitas Air

Pengadaan air bersih untuk kepentingan rumah tangga harus memenuhi

persyaratan yang sudah ditentukan sesuai peraturan Internasional (WHO dan

APHA). Kualitas air bersih di Indonesia sendiri harus memenuhi persyaratan yang

tertuang di dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 173/Men. Kes/Per/VIII/77.

Menurut Suriawiria (1985), kualitas tesebut menyangkut:

1. Kualitas Fisik, meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau, dan rasa.

2. Kualitas Kimia, yaitu yang berhubungan dengan adanya ion-ion senyawa

ataupun logam yang membahayakan dan pestisida.

Kualitas Biologi yaitu berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen (penyebab

penyakit), pencemar, dan penghasil toksin. Kandungan bakteri E. Coli dalam air

berdasarkan ketentuan WHO (1968) dalam Dwijoseputro (1989), dalam hal

jumlah maksimum yang diperkenankan per 100 ml adalah 1000, air untuk kolam

renang 200, dan air minum 1. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas air secara

biologis ditentukan oleh kehadiran bakteri E. Coli di dalamnya.

Langkah yang kami lakukan untuk menganalisis mikroorganisme pada air

dengan media agar miring dengan media NA yaitu mensterilisasi tabung reaksi

dengan memasukkannya ke dalam autoclave yang sebelumnya telah dibungkus

dengan kertas selama 30 menit 121 oC selanjutnya menuang media NA pada

tabung reaksi yang telah di sterilisasi lalu mendiamkan dengan posisi miring, lalu

menginokulasi sampel air yang akan diamati dengan cara mencelupkan ose pada

air yang akan diteliti selanjutnya menggoreskan ose tersebut pada media NA dan

yang terakhir menginkubasi media NA tersebut dengan suhu 37oC selama 2 x 24

jam.

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan yaitu pada hari ke – 2

setelah isolasi air pada media NA di dapatkan haisl terdapat 9 bakteri pada media

tersebut dengan bentuk 3 bakteri besar dan 6 bakteri besar. Mikroorganisme yang

autotrof merupakan penghuni pertama dalam air yang mangandung zat-zat

anorganik. Sel-sel yang mati merupakan bahan organic yang memungkinkan

kehidupan mikroorganisme yang heterotrof. Temperatur juga ikut menentukan

populasi mikroorganisme di dalam air. Pada temperature sekitar 30oC merupakan

temperatur yang baik bagi kehidupan bakteri pathogen yang berasal dari hewan

maupun manusia. Sinar matahari (terutama sinar ultraviolet) memang dapat

mematikan bakteri, akan tetapi daya tembus sinar ultraviolet ke dalam air tidak

maksimal. Air yang berarus deras kurang baik bagi kehidupan bakteri. Hal ini

berkaitan dengan tidak maksimalnya perkembangbiakan bakteri, karena

kebanyakan bakteri memerlukan media/substrat yang tenang untuk

perkembangbiakannya (Dwijoseputro, 1989).

Mikroorganisme patogen dalam air dapat masuk ke dalam tubuh dengan

perantaraan air minum atau infeksi pada luka yang terbuka. Mikroorganism ini

umumnya tumbuh dengan baik di dalam saluran pencernaan keluar bersama feses,

bakteri ini disebut bakteri coliform (Tarigan, 1988). Adanya hubungan antara tinja

dengan coliform,maka bakteri ini dijadikan indikator alami kehadiran materi

fekal. Artinya, jika pada suatu substrat atau benda didapatkan bakteri ini maka

langsung ataupun tidak langsung substrat atau benda tersebut sudah dikenal atau

dicemari oleh materi fekal. Selain itu dijelaskan pula bahwa ada kesamaan sifat

dan kehidupan antara bakteri coliform dengan bakteri lain penyebab penyakit

perut, tifus, paratifus, disentri dan kolera. Oleh karena itu kehadiran bakteri

coliform dalam jumlah tertentu didalam sutau substrat ataupun benda, misalnya

air dan bahan makanan sudah merupakan indikator kehadiran bakteri penyakit

lainnya.

Kelompok bakteri coliform antara lain Eschericia coli, Enterrobacter

aerogenes, dan Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri ini dalam air minum juga

menunjukkan adanya bakteri patogen lain, misalnya Shigella, yang bisa

menyebabkan diare hingga muntaber (Kompas Cyber Media, 2003 dalam

Kompas.com).

Menurut Supardi dan Sukamto (1999), bakteri coliform dapat dibedakan menjadi

dua bagian, yaitu.

a. Coliform fekal, misalnya E. coli, merupakan bakteri yang berasal dari

kotoran hewan atau manusia.

b. Coliform non-fekal, misalnya E. aeroginosa, biasanya ditemukan pada

hewan atau tanaman yang telah mati. Bakteri E. coli memiliki kemampuan

untuk memfermentasikan kaldu laktosa pada temperatur 37° Celcius

dengan membentuk asam dan dan gas dalam waktu 48 jam. Sejak

diketahui bahwa E. coli tersebar dalam semua individu, analisis

bakterialogis terhadap air minum ditunjukkan dengan kehadiran bakteri

tersebut. Walaupun adanya bakteri tersebut tidak dapat memastikan

adanya bakteri patogen secara langsung, namun dari hasil yang didapat

memberikan kesimpulan bahwa E. Coli dalam junlah tertentu dalam air

dapat digunakan sebagai indikator adanya bakteri yang patogen.

Aerobacter dan Klebsiela yang biasa disebut golongan perantara, memiliki sifat

Coli, dan lebih banyak didapatkan dalam habitat tanah dan air daripada dalam

usus, sehingga disebut “nonfekal” dan umumnya tidak patogen. Pencemaran

bakteri fekal tidak dikehendaki, baik dari segi estetika, sanitasi, maupun

kemungkinan terjadinya infeksi yang berbahaya. Jika dalam 100 ml air minum

terdapat 500 bakteri Coli, mungkin terjadi penyakit gastroenteritis yang segera

dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh, sehingga dapat tinggal dalam

blander (cystitis) dan pelvis (pyelitis), ginjal dan hati.

Hal-hal yang dapat ada di dalam air keran walaupun sudah melalui tahap

penyaringan selain bakteri yaitu ;

Timbal dan Tembaga

Air keran tentu melalui pipa-pipa saluran air yang dapat terbuat dari timbal

dan tembaga. Porsi kecil timbal dan tembaga yang tidak terlihat oleh mata ,

dapat saja berada di dalam air keran selagi air itu melalui pipa saluran air

tersebut.

Berbagai kimia berbahaya

Dalam keadaan yang paling buruk, ada kemungkinan bahwa air tersebut

dapat berisikan bahan-bahan kimia yang buruk untuk kesehatan, seperti

pupuk, pestisida, arsenik (limbah pembuangan, erosi dan seterusnya) atau

bahkan bahan bakar roket juga dapat berada di dalam air keran tersebut.

By-Product

By-Product adalah produk yang didapatkan sebagai hasil dari reaksi atau

proses kimia sebagai produk sampingan yang terbentuk tanpa sengaja

dalam proses pembuatan produk utamanya. By-Product ini dapat berada di

dalam air keran kita sebagai hasil dari penyaringan .

Kaporit

Dalam melakukan proses disinfeksi air, Kaporit digunakan sebagai senyawa

kimia yang ditujukan sebagai zat disinfektan air. Kaporit ini sendiri tidak

dapat dikatakan aman, karena dapat menimbulkan rasa tidak nyaman seperti

kulit dan rambut kering, bahkan dalam jangka panjang dapat menimbulkan

penyakit ginjal. Kadar Kaporit yang tinggi tidak disarankan untuk diminum.

VII. KESIMPULAN

Air merupakan komponen esensial bagi kehidupan jasad hidup

Pada air keran umumnya terdapat bakteri, zat kimia, kaporit, dan by

product

Air keran yang kami amati menunjukkan adanya bakteri, yaitu 9 bakteri

Bakteri yang ada di air keran biasanya yaitu bakteri koliform yaitu

Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendii

DAFTAR PUSTAKA

http://bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/jek/article/view/1332/pdf [online]

diakses pada sabtu , 3 Mei 2014

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/

196805091994031-KUSNADI/

BUKU_COMMON_TEXT_MIKROBIOLOGI,_Kusnadi,dkk/petunjuk_mikro.pdf

[online] diakses pada sabtu , 3 Mei 2014

Rahayu, Winarti p. dan C. C.Nurwitri.(2012). Mikrobiologi pangan. Bogor : PT

Penerbit IPB Press.

http://www.tahupedia.com/content/show/218/Ketahui-Apa-Saja-yang-Ada-

Di-Dalam-Air-Keran-Anda [online] diakses pada sabtu , 3 Mei 2014