Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Bank Riau
-
Upload
raden-hamidi-ziera-cloth -
Category
Documents
-
view
256 -
download
2
Transcript of Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Bank Riau
8/19/2019 Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Bank Riau
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-pemberian-reward-terhadap-kepuasan-kerja-karyawan-pada-bank-riau 1/6
Pengaruh Pemberian
eward
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
pada Bank Riau
ohanas
Oemar
Abstract: This research aims to analyze ang describe the effects of reward on employees work satisfaction
at Riau Bank. The benefit of this research was to provide inform ation or the consideration of the stakehold-
ers andfinancial institutions concerned with placement and motivational training. Research method was
verificative and descriptive one. Descriptive survey and explanatory survey were used Employees w orking
at marketing Department, credit and costumer service of Riau Bank both in the headquarter and in the
branch ofjices were used as samp le population. Samples were taken through Proportional Stratified Ran-
dom Sampling method according to eductional level Ofthe employees. Data were collected by inlervieiw.
questionaire distribution, and observation. Data were analyzed by Structural Equation Modeling (SEM).
While hypothesis was tested b y regression weight/loadingfactor The results showed trhat reward did not
have
any significant effect on employees work satisfaction at Riau Bank.
Keywords: reward, employees work satisfaction
Sumber daya manusia dalam organisasi merupakan
aspek yang menentukan keefektifan su atu organisasi.
Irnplikasinya, organisasi perlu senantiasa m erekrut dan
menyeleksi karyawan secara efektif. Selain itu orga-
nisasi juga berusah a untuk mempertahankan sum ber-
daya yang potensial agar t idak berdampak pada
perpindahan karyawan. Tingkat perputaran karyawan
yang tinggi akan berdampak negatif terhadap orga-
nisasi, seperti menciptakan ketidakstabilan terhadap
kondisi kerja dan peningkatan biaya sumber daya
manusia. Hal tersebut menjadikan organisasi tidak
efektif karena perusahaa n kehilangan karyawan yang
berpengalaman dan perlu melatih karyawan baru.
Keinginan mengakhiri tugas atau meninggalkan
organisasi berhubungan negatif dengan kepuasan
kerja. Men urut Mine r 1992) kepuasan kerja merupa-
kan tanggapan emosional terhadap situasi kerja.
Individu-individu yang merasa terpuaskan dengan
pekerjaannya cend erun g untuk bertahan dalam orga-
nisasi, sedangkan individu-individu yang merasa
kurang terpuaskan dengan pekerjaanya cenderung
untuk keluar dari organisasi. Kepuasan kerja yang
dirasakan dapat mem pengaruhi pemikiran seseorang
untuk keluar. Evaluasi terhadap berbagai alternatif
pekerjaan, yang pada akhirnya akan mewujudkan
terjadinya perputaran karena individu yang memilih
keluar organisasi akan mengharapkan hasil yang lebih
memuaskan di tem pat lain. Dam pak ketidakpuasan
selain dalam bentuk meninggalkan pekerjaan atau
keluar dari organisasi dapa t berupa ketidak ha diran.
Untuk meningkatkan kepuasan karyawan dapat
dilakukan dengan membenahi struktur penggajian
sehingga terjadi sistem penggajian yang adil dan
karyawan dapat merasakan kepuasan kerja.
Di sam ping itu, setiap organisasi menggunakan
berbagai imbalan untuk menarik dan mempertahankan
orang dan memotivasi mereka agar m encapai tuiuan
pribadi mereka dan tujuan organisasi. Misalnya saja
dengan cara memberikan kepada karyawan betupa
upah, alih tugas, promosi, pujian dan pengakuan dan
juga membantu menciptakan iklim yang menghasil-
kan pekerjaan yang lebih banyak tantangannya dan
memuaskan. Sebaliknya, para karyawan menukar-
kannya dengan waktu, kemampuan, keahlian, dan
usaha untuk mendapatkan imbalan yang sesuai.
Hubungan antara organisasi dan karyawan tersebut
Yohanas Oemar adalah dosen FakuNas ~kb no m i niversitasRiau, Kandidat DoklorProgran2 Pasca Sarjana Universitas Brawijaya
26
8/19/2019 Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Bank Riau
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-pemberian-reward-terhadap-kepuasan-kerja-karyawan-pada-bank-riau 2/6
8/19/2019 Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Bank Riau
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-pemberian-reward-terhadap-kepuasan-kerja-karyawan-pada-bank-riau 3/6
28
JURNAL APLIKASI MANAJEMEN VOLUME
5,
NOMOR
I
APRIL
2007
berikut: rewa rd (X5.1) dan pur nish me nt (X5.2).
Persepsi responden tentang rew ard danpurnishm ent
responden dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Tabel Frekuensimersentase Indikator Variabel
Reward dan Punisltment
Sumber: Oemar. 2006
BerdasarkanTabel
1
dapat diketahui bahwa dari
130 orang responden ya ng diteliti seca ra umum per-
sepsi karyawan terhadap variabel re war d dan pun-
ishment (X5) berada pada daerah sangat positif
dengan rata-rata skor 3.33 dan ha1 ini dinyatakan
sangat baik. Indikator pembentuk variabel reward
danpun ishmen tyang mempunyai respon paling tinggi
adal ahpu nishme nt (X5.2) denga n rata-rata skor 3.38,
disusul kemudian oleh indikator reward (X5.1) dengan
rata-rata skor 3.27. Hal ini menunjukkan bahwa re-
wa rdda npu nish ~ne nt i Bank Riau didasarkan pada
imbalan maupun gan jaran atas perilaku individu.
Hasil uji konstruk rewardd anp unis hm ent (X5)
dievaluasi berdasarkan goo dne ss offit dengan krite-
ria model serta nilai kritisnya. Dari evaluasi model
yang diajukan menunjukkan bahwa evaluasi terhadap
konstruk secara keseluruhan menghasilkan nilaipro-
bability di bawah 0.05 atau nilai c riti cal ratio lebih
besar dari t,,,. Seh ingga variabel yang dapat diguna-
kan sebagai indikator atau dimensi dari rew ard dan
~ u ni sh m en t apat diamati dari nilai loading factor
atau koefisien lambda
A)
an tingkat signifikansinya,
yang mencerminkan m asing-masing variabel sebagai
indikator rew ard danpu nish me nt tampak pada Tabel
2.
Tahel2 Loading Factor
h)
engukuran Rewarddan
Ptc
rrislrnrerrt
Variabel Loading ritical Probabil;@
P)
Ketcrangan
Indikator
Fnclor
2) Ratio
X5 1 0 586 Fix Signifikan
X5 2 0 934 Fix
Signifikan
sum be^: Oemnr.
2006
Ber dasa rkanTabel2 dapat diketahui bahwa indi-
kator yang paling kuat untuk mengukur variabel re-
wa rd dan punishm ent adalah indikatorpurnishrlzent
(X5.2) dengan nilai loadingfactor 0.934 dan reward
(X5.1) dengan nilai load ing facto r 0.586 dari uji
goodness offit hasilnya tidak menunjukkan hasil yang
baik atau memenuhi kriteria ha1 ini disebabkan oleh
indikator pembentuk variabel hanya terdiri dari dua
indikator sehingga semua indikator dimasukkan ke
dalam analisis model keseluruhan.
Analisis pengaruh langsung (direct effect),
pengaruh tidak lang sun g (Indirect Efj s), dan
pengaruh total (Total Effects) ant ar konstruk dari
model dapat dibandingkan untuk mengevaluasi
pengaruh setiap konstruk terhadap pengaruh langsung
yang tidak lain adalah koefisien dari semua garis
koefisien dengan anak panah satu ujung, sedangkan
efek tidak langsungadalah efek yang muncul melalui
sebuah variabel antara (intervening variabel) dan
efek total adalah efek dari berbagai hubungan
(Augusty, 2005), yang h a i l uji ditunjukkan bahwaefek
langsung rew ard terhadap jo b satisfactio~z sebesar
-0.016 dan tidak langsung -0.016 dan secara total
-
0.01 6. Sehingga hipotesis yang diajukan ditolak, yaitu
bahwa rew ard berpengaruh terhadap jo b satisfac-
tion.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menun-
jukkan bahwa rew ard tidak mempunyai pengaruh
yangsignifikan terhadapjobsatisfaction Hal ini dili-
hat dari hasil analisis SEM menunjukkan bahwa re-
wardtidak berp eng a~u h ignifikan terhadapjohsatis-
faction. Hasil ini dibuktikan dengan adanya nilai t
hitung (critical ratio) yang lebih besar dari
tId,,
dan
nilaip robabililyatau nilai p lebih kecil dari 0,05. Pene-
litian ini juga menunjukkan ad anya hubungan negatif
antara rew ard dengan jo b satisfaction yang ditandai
dengan koefisien jalur negatif. Hal tersebut dilihat dari
nilai regression weight estim ate sebesar 1.000 dan
stand ardiz ed regression weigth -0.0 16. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa reward tidak
memberi pengaruh langsung -terhadap ob satisfac-
tion. Artinya, reward tidak membuat karyawan ter-
sebut dapat meningkatkan kinerja. Hasil ini tidak sesuai
dengan riset sebelu rnnya yang dilakukan Alvero.
Dilihat dari efek langsung antarareward purz-
ishment dengan kinerja dengan arah positif sehesar
0.016. Efek tidak langsung dengan nilai negatif 0,000
sedangkan efek total yang merupakan penjumlahan
efek langsung dan efek tidak langsung diperoleli ang-
ka sebesar-0.016. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa hipotesis, yang nienyatakan bahwa reward
berpengaruh signifikan terhadap jo b salisjf lclion
ditolak.
8/19/2019 Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Bank Riau
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-pemberian-reward-terhadap-kepuasan-kerja-karyawan-pada-bank-riau 4/6
Oemar Pengaruh Pem be~ian eward terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada Bank Riau
29
Penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat
menemukan hubungan kausal anta rarew ardd anpu -
nishment dan kinerja. Temuan dari hubungan kausal
antara konstruk atau variabel laten tersebut secara
terperinci dijelaskan bahwa terdapat pen ga n~ h cgatif
signifikan variabel rew ard terhadap jo b sarisfaction
karyawan. Pengaruh negatiftidak signifikan ini berarti
reward yang diterima karyawan dalam bekerja tidak
membuat dia puas dalam ~bekerja.
Menurut Mathis dan Jacson (2000), kepuasan
kerja adalah keadaan emosi yang positif dari evaluasi
pengalaman ke rja seseorang. Fakto r kritis kepuasan
kerja adalah apa yang diterima oleh katyawan sebagai
penghargaan dari pekerjaannya.
Kepuasan kerja tercapai tidak hanya karena
adanya rewa rdy ang tinggi atas prestasi kerja mereka
akan tetapi juga hal-ha1 yang bersangkutan dengan
kebutuhan hidup karyawan. Karena perilaku anggota
organisasi dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhannya,
Abraham Maslo w mem bedakan kebutuhan ini, seba-
gai beriknt: (1) Kebutu han psikologis; makan, peru-
mahan, kehangatan dan keinginan fisik lainnya. (2)
Kebutuhan keamanan; keam anan dan perlindungan
3) Kebutuhan kasih sayang dan rasa memiliki;
keinginan untuk memberi dan m enerima kasih sayang
dan persahabatan.
(4)
Kebutuhan penghargaan; peng-
hargaan diri dan penghargaan dari orang lain.
(5)
Kebutuhan aktualisasi; Apa yang seseorang dapat
lakukan, ia harus melakukan .
Urutan kebutuhan menurut Maslow tersebut
sudah ditentukan berdasarkan kepentingannya sehing-
ga yang disebut terdahulu mempakan kebutuhan yang
lebih penting daripada yang berada di bawahnya.
Keinginan mengak hiri tugas atau meninggalkan
organisasi berhubungan negatif dengan kepuasan
keda. Menurut Miner (1992) kepuasan kerja merupa-
kan tanggapan emosional terhadap situasi kerja.
Individu-individu yang merasa terpuaskan dengan
pekerjaannya cenderung untuk bettahan dalam orga-
nisasi, sedangkan individu-individu yang merasa
kurang terpuaskan den gan pekerjaaanya cenderung
untuk keluar dari organisasi. Kepuasan kerja yang
dirasakan dapat mempengaruhi pemikiran seseorang
untuk keluai . ~valuis ierhadap berbagai alternatif
pekerjaan, yang pada akhirnya akan mewujudkan
terjadinya perputaran karena individu yang memilih
keluar organisasi akan mengharapkan hasil yang lebih
memuaskan di tem pat lain. Dampak ketidakpuasan
selain dalam bentuk meninggalkan pekerjaan atau
keluar dari organisasi dapat b erupa ketidak hadiran.
Men urut Mathis dan Jackson (2000), kepuasan
kerja ini selain berpengaruh terhadap perputaran tena-
ga kerja juga dapat berpe ngaruh terhadap komitmen
organisasi dan selanjutnya mempengaruhi tujuan
produktivitas, kualitas dan pelayanan. Komitmen orga-
nisasi adalah tingkat kepercayaan dan penerimaan
karyawan terhadap tujuan organisasi dan mempunyai
keinginan untuk tetap ada di dalam organisasi ersebut.
Orang-orang yang relatif puas dengan pekerjaanya
akan lebih berkomitmen pada organisasi dan orang-
orang yang komitmen terhadap organisasi lebih munz-
kin untuk mendapatkan kepuasan lebih besar .
Karyawan yang berkomitmen pada organisasi akan
lebih produktif. Orang-orang yang tidak puas dengan
pekerjaannya atau kurang berkomitmen pada orga-
nisasi akan terlihat menarik d iri dari organisasi baik
melalui ketidak hadiran atau m asuk keluar yang tidak
beraturan.
Luthans (1995) menyatakan bahwa kepuasan
kerja memiliki tiga dimensi, yaitu: (1) Kepuasan kerja
adalah tanggapan emosional seseorang terhadap
situasi kerja. (2) Kepua san kerja seringkali ditentukan
oleh sejauhmana h a d kerja memenuhi atau melebihi
harapan seseorang.
3)
Kepua san kerja mencermin-
kan hubungan dengan berbagai sikap lainnya dari
individu.
Untuk meningkatkan kepuasan karyawan dapat
dilakukan dengan membenahi struktur penggajian
sehingga terjadi sistem penggajian yang adil dan
karyawan dapat merasakan kepuasan kerja.
Setiap organisasi m enggunakan berbagai jenis
imbalan untuk m enarik dan m empertahankan orang
dan mem otivasi mereka agar mencapai tujuan pribadi
mereka dan tujuan organisasi. Cara dan waktu men-
distribusikan imhalan tersebut bergantung pada masing
masing sistem yang digunakan pimpinan. Umum nya
imbalan yang diberikan kepada karyawan berupa
upah, alih tugas, p romosi, p ujian dan pengakuan. Di
samping juga membantu menciptakan iklim yang
menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak tantangan-
nya dan memuaskan. Oleh karena, imbalan ini diang-
gap penting oleh para karyawan, m aka imbalan terse-
but mem punyai dam pak yang penting atas perilaku
dan prestasi.
Untuk menarik orang agar dapat berada di orga-
nisasi, dan mempertahankan agar mereka datang
bekerja, dan memberi motivasi agar bekerja secara
8/19/2019 Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Bank Riau
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-pemberian-reward-terhadap-kepuasan-kerja-karyawan-pada-bank-riau 5/6
13
JURNA LAPLIKASI MANAJEMEN, VOLUME 5 NOMDR I APRIL 2007
sungguh-sungguh, maka pimpinan harus memberi
imbalan bagi karyawannya. Sebaliknya, para karya-
wan menukarkannya dengan waktu, kemampuan,
keahlian, dan usaha untuk mendapatkan imbalan yang
sesuai. Hubungan antara organisasi dan karyawan
tersebut oleh Schein 1988) disebu t sebagai kontrak
psikologis. Selanjutnya, ia menyatakan bahw a setiap
individu mempunyai sejumlah harapan dari organisasi
dan organisasi mempunyai harapan dari mereka.
Harapan-harapan tersebut tidak hanya mencakup
berapa banyak pekerjaan yang harus dikerjakan untuk
sejumlah upah, tetapi juga melibatkan keseluruhan
pola, hak-hak, hak istimew a, dan kewajiban antara
para pekerja dan organisasi.
Berdasarkan argumentasi tersebut, maka dapat
dipahami bahwa s asaran utama dari program im balan
adalah menarik ora ng yang berkualitas untuk berga-
bung dalam organisasi, mem pertahankan karyawan
agar tetap datang bekerja, d an memotivasi karyawan
untuk mencapai tingkat prestasi yang tinggi. Gambar-
an di atas mencoba mengintegrasikan kepuasan,
motivasi, prestasi, dan imbalan sebagaiman a digam-
barkan dalam model Porter Law ler tentan g moti-
vasi dan kepuasan. Padam odel tersebut m enunjukkan
bahwa motivasi untuk m endorong upaya tidak cukup
menimbulkan prestasi ya ng dap at diterima. Prestasi
berasal dari kombinasi antara usaha individu karya-
wan) dengan tingkat kem ampua n, keterampilan, dan
pengalaman individu karyawa n). Selanjutnya,
pimpinan melakukan evaluasi terhadap prestasi yang
dihasilkan individu karyawan), baik sec ara formal
maupun informal. Sebagai hasil dari evaluasi tersebut,
maka ada dua jenis imbalan yang dapat didistribusi-
kan, yaitu imbalan intrinsik dan imb alan ekshins ik.
Kedua jenis irnbalan tersebu t kemudian dievaluasi oleh
individu karyawan). Jika imbalan tersebut memuas-
kan dan adil, maka individu karyawan) akan mencapai
tingkat kepuasan terten tu, demikian sebaliknya.
Jika anggota organisasi m erasa bekerja lebih be-
rat daripada anggota lainnya dan merasa m emperoleh
penghargaan yang lebih sedikit daripada yang diharap-
kan, maka yang bersangkutan mungkin akan bersikap
negatif terhadap kerja, atasan atau rekan kerja
mereka. Di lain pihak apabila yang bersangkutan akan
bersikap positif terhadap kerja, jika mereka m erasa
bahwa usaha yang telah dicurahk an dihargai secara
adil dan diperlakukan dengan baik.
Ketidakadilan atau ketidakpuasan terjadi apabila
prestasi penghargaan) yang diterima seseorang
dalam suatu hubungan adalah tidak proporsional
dengan apa yang telah diberikan dalam hubungan
tersebut. S ecara lebih eksplisit, teori ekuitas didasar-
kan pada premis bahwa ketika seseorang memban-
dingkan situasi mereka sendiri dengan situasi lain dan
mem punyai suatu perasaan ketidakadilan, dan karena
kurangnya prestasi untuk kontribusi mereka, mereka
mengalami tekanan yang meningkat dan berjuang
untuk menguranginya.
Pekerja yang dibayar lebih akan meningkatkan
usaha mereka, dengan m emproduksi lebih banyak,
sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakadilan,
sedangkan pekerja yang dibayar lebih rendah akan
mem produksi lebih sedik it untuk mencapa i suatu ke-
seimbangan antara prestasi kontribusi.
Jenis imbalan yang d apat didistribusikan, yaitu
imbalan intrinsik dan imbalan ekstrinsik. Kedua jenis
imbalan tersebut kemudian d ievaluasi oleh individu
karyawan). Jika imbalan tersebut memuaskan dan
adil, maka individu karyaw an) akan mencapai tingkat
kepuasan tertentu, demikian se baliknya.
Imbalan intrinsik dan imbalan ekstrinsik. Untuk
memahami kedua kategori imbalan tersebut, maka
pertama-tama yang harus dipertimbangkan adalah
imbalan apa yang dinilai oleh orang yang bersangkut-
an. Seseorang akan berupaya sedikit saja, jika imbalan
yang diberikan tidak mempunyai nilai. Baik imbalan
intrinsikm aupun imbalan ekstrinsik keduanya mempu-
nyai nilai Guzzo, 1999).
KESIMPUL N D N S R N
esimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka
dapat diambil kesimpulan variabel reward tidak
berpengaruh signifikan positif terhad apjob satisfac-
tion. Hal ini disebabkan masih banvak variabel
kepuasan kerja yang diharapkan oleh karyawan selain
rewardlimbaian dari hasil kerja yang diterimanya
mis alnya alihtug as, promosi, pujian dan pengakuan.
Di samping juga membantu menciptakan iklim yang
menghasilkan pekerjaan yang lebih banyak tantangan-
nya dan memuaskan. Walaupun imbalan ini sendiri
dianggap penting oleh para karyawan seh ingga mem-
punyai dampak yang penting atas perilaku dan prestasi
karyawan.
8/19/2019 Pengaruh Pemberian Reward Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Bank Riau
http://slidepdf.com/reader/full/pengaruh-pemberian-reward-terhadap-kepuasan-kerja-karyawan-pada-bank-riau 6/6
Oemar. Pengaruh Pemberian
Rewa,
Saran
Berdasarkan pembah asan d i a tas d apat d i saran-
kan perlunya memperhatikan variabel-variabel lain
yang dapat meningkatkan kepuasan ker ja karyawan
selain reward yan g akan d iber ikan da r i hasi l ker ja
mereka.
D FT R
RUJUK N
Amstrong M. 1990. Manajemen Sum ber Daya Manusia.
Jakarta: Elex Media Kornputindo.
Bums T.J. 1992. Modem Hum an Resources Management
for Bank, 1 Edition.
Toppan Co.. Ltd. Japan.
Davis K. dan Newstrom J.W. 1990.
Hum an Behavior at
Work,
Terjemahan. Jakarta: ErIangga.
Davis K. dan Newstrom J.W. 1993. Hum an Behavior at
Work Managem ent, Heinemann. London.
Denison D.R. 1990. Corporate Culture and Organiza-
tional Effectiveness. Canada: Jhon Wiley Sons.
Hadari
N.
1998.
Manajemen Sumber Daya M anusia untuk
Bisnis yang Kompetitif:
Yoyyakarta: Gajah M ada Uni-
versity Press.
Heidjrachman R. dan Husnan S. 1994. Manajem en Perso-
nalia, Edisi 4 Cetakan Ketiga . Yogyakarta: BPFE
UGM.
Luthans F. 1992. Organizational B ehcvior, 6 th Edition.
Singapore: McGraw-Hill International Editions.
Mon. Nazir. 1988.
Metode Penelitian.
Cetakan Kedua
Ghalialndonesia.
Mulla N. 1994. Manajemen Personalia Aplikasi dalam
Perusahaan. Bandung: Penerbit PT Remaja Rosda
karya
r terhadap Kepuasan K e~ jaKaryawan
p do
Bunk iau
3
Oemar Y. 2006. Pengaruh Faktor Budaya Organ ismi, Pro-
gram Dik laf , Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Kaiyawan dun Kepuasan Kerjapad a PT Bank Riau,
Malang : P rog ram Pasca Sa r jana Un ive r si t as
Brawijaya. Malang
Piet R. dan Sunalyanto
L.T.
1994.
8
Masalah Pokok
Dalam Regresi Berganda. Yogyakarta: Andi Offset.
Porter M.E. dan Mau lana
A.
1997. Strategi Bersaing;
Teknik Mengan alisis lndu stri du n Pesaing. Jakarta:
Erlangga.
Ranupandojo H. dan Husnan.1986.
Manajemen Perm-
nalia. Yogyakarta: BPFE.
Soekidjo N. 1991. Pengembangunsumber Daya Manusia.
Jakarta: RinekaCipta.
Ronald and Myers R. 1990. Probabilily and Statistics
For Engineers andscientists.
New York: Colier
Mc
Millan International Edition.
Sondang P.S. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Cetakan Ketujuh. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. 1992. Teknik Analisis Regresi d on Kurelasi, Edisi
Pertama. Bandung: Tarsito.
Suharsimi
A.
1993. Prosedur Penelitian: Suatu Pende-
katan Praktek.
Edisi Revisi 1 I. Jakarta: Rinelka Cipta.
Syafarnddin A 2001
Manajem enSum ber Daya Manusia:
Strategi Keunggulan Kompetitif;
Edisi Pertarna.
Yogyakarta: BPFE.
Walker M.H. and Clan Paul L. Wiener. 1993.Metode dan
Analisis Penelitian: Mencari Hubungan, Terjemah-
an. Jakarta: Erlangga.
Werther W.B. and Davis K. 1993.
Hum an Resources and
Personnel Management,
Fourth E dition. Singapore:
McGraw-Hill.