PENGARUH PENGGUNAAN REWARD TERHADAP KARAKTER …
Transcript of PENGARUH PENGGUNAAN REWARD TERHADAP KARAKTER …
PENGARUH PENGGUNAAN REWARD TERHADAP KARAKTER
PEDULI LINGKUNGAN ANAK
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan(S.Pd.)
Oleh
Nama : Zikri Zaman
Nim : 2016820090
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR Skripsi, Febuari 2021
Zikri Zaman (2016820090)
PENGARUH PENGGUNAAN REWARD TERHADAP KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN ANAK
xv, 81 halaman, 14 tabel, 2 gambar, 16 lampiran
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pebedaan penggunaan reward terhadap karakter peduli lingkungan. Hal ini dimaksudkan untuk menambah rasa peduli anak terhadap lingkungan agar mereka lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Penelitian ini dilakukan pada anak kelas 4 SD Cenderawasih III Pondok Aren. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen. Subjek uji coba dalam penelitian ini siswa kelas 4 SD Cenderawasih III. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan angket yang berisi dengan pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar anak yaitu rumah. Siswa dan siswi mengisi angket dua kali tentunya mereka sebelum dan sesudah diberikan reward oleh kedua orang tua mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan antara karakter peduli lingkungan pada saat pretest dengan postest. Berikut ini adalah hasil dari postest yaitu sekitar 100,2500 lebih besar dari rata rata pretest yaitu sekitar 65,7500. Dapat dikatakan karakter peduli lingkungan anak lebih baik jika menggunaka reward dari pada yang tidak menggunakan reward. Terdapat perbedaan dari pretest dan postest, dimana pretest tidak diberlakukan pemberian reward dan postest di lakukan pemberian reward untuk mengetahui pengaruh penggunaan reward terhadap karakter peduli lingkungan. Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh nilai sig (2-tailed) 0,000 atau < 0,05, sehingga jika di ambil keputusan yang berdasarkan nilai sig (2-tailed) maka bisa peneliti simpulkan bahwa terdapat perbedaan yang terdampaknya pengaruh antara penggunaan reward terhadap karakter peduli lingkungan.
Kata kunci : Reward, Karakter, Peduli Lingkungan
Daftar Pustaka: 32 (2007-2019)
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERSYARATAN UNTUK SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI
Pembimbing,
Dr. Ahmad Susanto M,pd.
Tanggal:……………………………..
MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH
DASAR
Kaprodi,
Azmi Al Bahij, S.Pd., M.Si.
Tanggal:……………………………..
Nama : Zikri Zaman
Nomor Pokok : 2016820090
Judul Skripsi :PENGARUH PENGUNAAN REWARD
.................................TERHADAP KARAKTER PEDULI
..................................LINGKUNGAN ANAK
Angkatan : 2016/2017
iii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Reward Terhadap Karakter Peduli Lingkungan Anak” yang ditulis oleh Zikri Zaman Nomor Pokok 2016820090, diterima dan disahkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Mengesahkan,
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Dekan,
Dr. Iswan, M.Si. Panitia Ujian Tanda Tangan Tanggal
Ismah, M.Si Ketua
Azmi Al Bahij, M.Si \ Sekretaris
Dr. Ahmad Susanto, M.Pd Pembimbing
Dr. Pratiwi Kartika Sari, M.Pd Penguji-1
Nurbaiti Widyasari, M.Pd Penguji-2
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Diterima dan disahkan oleh Komisi Penguji Skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta untuk memenuhi
sebagian persyaratan dalam menempuh ujian Sarjana Strata Satu (S1)
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Nama : Zikri Zaman
Nomor Pokok : 2016820090
Judul Skripsi : Pengaruh Pengunaan Reward Terhadap Karakter Peduli
..........................Lingkungan Anak
Angkatan : .2016/2017
Hari : Rabu
Tanggal : 21 April 2021
........................................................... Ismah, M.Si
Ketua
.......................................................... Azmi Al Bahij, M.Si
Sekretaris
.......................................................... Dr. Pratiwi Kartika Sari, M.Pd
Penguji-1
......................................................... Nurbaiti Widyasari, M.Pd
Penguji-2
v
PAKTA INTEGRITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
a. Nama : Zikri Zaman
b. Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 20 Agustus 1998
c. Fakultas/Prodi : Ilmu Pendidikan / Pendidikan Guru
.................................................Sekolah Dasar
d. Nomor Pokok : 2016820090
e. Alamat Rumah : Puri Bintaro Hijau, blok D6/12 RT
.................................................005/RW 012, Kelurahan Pondok Aren,
.................................................Kecamatan Pondok Aren
f. No. Tlp/Hp : 089652890155
g. Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Reward
.................................................Terhadap Karakter Peduli Lingkungan
.................................................Anak
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa seluruh dokumen/data yang saya sampaikan dalam skripsi ini adalah benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian dokumen/data terdapat indikasi penyimpangan/pemalsian data bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan perundang-undanganyang berlaku.
Demikian pakta integritas ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan dari siapapun juga, untuk dipergunakan sebagaimana menstinya.
Tangerang, 21 April 2021
Mahasiswa yang bersangkutan
Zikri Zaman
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
PENINGKATAN AKADEMIK
Sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Jakart, saya bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Zikri Zaman
No pokok : 2016820090
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pendidikan menyetujui untuk memberikan
kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammdiyah Jakarta Hak
Bebas Royalty Non Eksklusif (Non Exclussive Royalty Free Right) atas
karya ilmiah saya yang berjudul
PENGARUH PENGGUNAAN REWARD TERHADAP KARAKTER
PEDULI LINGKUNGAN ANAK
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan ini hak bebas royalty
Fakultas Ilmu Pendidikan berhak menyimpan, menggali media, mengelola
dalam bentuk perangkat data, merawat dan mempublikasikan skripsi saya
salama tetap mencantumkan nama sayasebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benanrya.
Tangerang, 21 April 2020
Yang membuat pernyataan
Zikri Zaman
vii
PERSEMBAHAN
Bismillahirahmannirahim
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya
Untuk Papah, Mamah, dan Adik
Sahabat – sahabat saya
Terimakasih untuk kalian semua, karena motivasi dan dorongan kalian,
saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
viii
MOTTO
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dari kamu sekalian
dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat.” (QS. Al Mujahdalah 58 :
11)
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, peneliti panjatkan ke hadlirat
Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita
semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta kepada umatnya yang selalu
melaksanakan ajarannya.
Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd.) pada fakultas ilmu pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini tentu
masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis ingin
menyampaikan permohonan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan
yang baik ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, terutama
kepada:
1. Bapak Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti studi di fakultas ini.
x
2. Bapak Azmi Al Bahij, S.Pd., M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta yang telah memberi dorongan dan arahan
kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
3. Bapak Dr. Ahmad Susanto, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang
telah mengarahkan dan meluruskan jalan pikiran penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Ibu dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah jakarta.
5. Semua sahabat kelas BSD angkatan 2016 yang selalu memberikan
semangat dan motivasi sehingga penulis mampu menyusun skripsi
ini.
6. Keluarga terutama Bapak dan Ibu penulis, yang selalu berdoa untuk
diberi kelancaran dalam mengerjakan skripsi ini.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat kepada
penulis dalam rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala ketulusan hati yang bersih dan ikhlas,
penulis berdoa semoga segala amal baik yang telah mereka berikan
semoga mendapat pahala yang berllipat ganda dari Allah SWT. Aamiin
Tangerang, April 2021
Zikri Zaman
xi
DAFTAR ISI
Abstrak..................................................................................... i
Lembar Persetujuan................................................................. ii
Persetujuan Panitia Ujian Skripsi............................................. iii
Lembar Pengesahan................................................................ iv
Pakta Inttegritas........................................................................ v
Pernyataan Persetujuan........................................................... vi
Persembahan........................................................................... vii
Motto......................................................................................... viii
Kata Pengantar......................................................................... ix
Daftar Isi................................................................................... xi
Daftar Gambar.......................................................................... xiv
Daftar Tabel.............................................................................. xv
Daftar Lampiran........................................................................ x
BAB I........................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................... 6
C. Batasan Masalah........................................................... 6
D. Rumusan Masalah......................................................... 6
E. Tujuan Penelitian........................................................... 7
F. Manfaat Penelitian......................................................... 7
BAB II....................................................................................... 9
A. Kajian Teori.................................................................... 9
1. Hakikat Reward........................................................ 9
a. Landasan Teori................................................... 9
b. Pengertian Reward............................................. 10
c. Fungsi Reward.................................................... 13
2. Hakikat Karakter ...................................................... 14
a. Pengertian Karakter............................................ 15
b. Pendidikan Karakter............................................ 17
xii
c. Fungsi dan Tujuan.............................................. 19
d. Perlunya Pendidikan karakter............................. 21
e. Prinsip Pendidikan Karakter................................ 21
f. Ciri Dasar Pendidikan Karakter........................... 24
g. Manfaat Pendidikan Karakter.............................. 27
h. Nilai Pendidikan Karakter.................................... 28
i. Peranan Sekolah Dalam Pendidikan Karakter.... 29
3. Hakikat Peduli Lingkungan....................................... 31
a. Pengertian lingkungan........................................ 31
b. Peduli Lingkungan.............................................. 32
c. Sikap dan Perilaku Peduli Ligkungan................. 33
d. Lingkungan Sehat............................................... 33
e. Ciri Lingkungan Sehat dan Tidak Sehat............. 34
f. Kesehatan Lingkungan....................................... 34
g. Sampah............................................................... 35
h. Jenis Kerusakan Lingkungan.............................. 36
4. Karakter Peduli Lingkungan..................................... 37
a. Hakikat Karakter Peduli Lingkungan................... 37
b. Pendiidkan Karakter Peduli Lingkungan............. 39
B. Kerangka Berpikir.......................................................... 41
C. Hipotesis Penelitian....................................................... 43
BAB III...................................................................................... 44
A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................ 44
B. Metode Penelitian.......................................................... 45
C. Vairabel dan Definisi Variabel........................................ 46
1. Variabel Penelitian................................................... 46
2. Variabel x ................................................................. 47
3. Variabel y ................................................................. 48
D. Populasi dan Sampel..................................................... 48
1. Populasi.................................................................... 48
2. Sampel..................................................................... 49
E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian......................................... 50
F. Teknik Pengumpulan Data............................................ 51
1. Observasi................................................................. 51
2. Angket...................................................................... 52
3. Dokumentasi............................................................ 53
G. Teknik Analisa Data ...................................................... 53
1. Uji Coba Instrumen................................................... 53
2. Uji Prasyarat Analisi................................................. 55
xiii
3. Uji Hipoteses............................................................ 56
4. Uji Hipotesis Sstatistik.............................................. 57
BAB IV...................................................................................... 58
A. Deskripsi Biodata........................................................... 58
1. Biodata Tempat Penelitian....................................... 58
2. Deskripsi Responden............................................... 58
3. Deksripsi Penelitian.................................................. 60
B. Uji Analisis data............................................................. 62
1. Uji validasi................................................................ 62
2. Reliabilitas................................................................ 65
C. Uji Prasyarat ................................................................. 66
1. Uji Normalitas........................................................... 66
D. Uji Hipotesis................................................................... 67
E. Uji Hipotesis Statistik..................................................... 69
F. Interpretasi..................................................................... 70
BAB V....................................................................................... 72
A. Kesimpulan.................................................................... 73
B. Saran
1. Pihak Siswa.............................................................. 73
2. Pihak Guru............................................................... 73
3. Bagi Peneliti............................................................. 73
4. Bagi Guru................................................................. 73
Daftar Pustaka.......................................................................... 74
Lampiran................................................................................... 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir....................................... 42
Gambar 3.1 Desain Penelitian.................................................. 46
Gambar 3.2 Hubungan Antar Variabel..................................... 47
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian.......................................... 44
Tabel 3.2 Kisi-kisi Intrument...................................................... 50
Tabel 3.3 Skala Likert............................................................... 55
Tabel 4.1 Daftar Nama Siswa................................................... 61
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi.................................................. 64
Tabel 4.3 Validitas.................................................................... 65
Tabel 4.4 Validitas X................................................................ 66
Tabel 4.5 Validitas Y................................................................ 67
Tabel 4.6 Reliabilitas X............................................................ 68
Tabel 4.7 Reliabilitas Y............................................................ 69
Tabel 4.8 Normalitas pretest.................................................... 70
Tabel 4. 9 Normalitas Postest...................................................... 70
Tabel 4. 10 Hipotesis................................................................ 72
Tabel 4. 11 Hipotesis................................................................ 72
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi – kisi Instrumen.............................................. 78
Lampiran 2. Instrumen.............................................................. 79
Lampiran 3. Validasi................................................................. 82
Lampiran 4. Reliabilitas............................................................ 84
Lampiran 5. Uji Normalitas....................................................... 85
Lampiran 6. Uji Hipotesis.......................................................... 87
Lampiran 7. Pengisian Angket Pretest..................................... 88
Lampiran 8. Pengisian Angket Postest..................................... 90
Lampiran 9. Dokumentasi......................................................... 92
Lampiran 10. Surat Permohonan Penelitian............................. 98
Lampiran 11. Surat Balasan Validasi....................................... 99
Lampiran 12. Surat Balasan Penelitian.................................... 103
Lampiran 13. Kartu Menyaksikan Sidang................................. 104
Lampiran 14. Kartu Bimbingan................................................. 106
Lampiran 15. Riwayat Hidup.................................................... 107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak-anak akan menjadi penerus atau bangsa yang harus
di arahkan agar menjadi penerus bangsa yang mampu
membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih positif. Tentunya
cara agar menciptakan penerus bangsa yang baik dan benar
dengan cara melalui pendidikan, tidak hanya pendidikan yang
mengacu pada kognitif anak tetapi juga mengacu pada
pendidikan karakter anak. Menurut Diknas nilai-nilai karakter
anak ada 18 yaitu: 1) Religius, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Disiplin,
5) Kerja keras, 6) Kreatif, 7) Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa ingin
tahu, 10) Semangat kebangsaan, 11) Cinta tanah air, 12)
Menghargai prestasi, 13) Komunikatif, 14) Cinta damai, 15)
Gemar membaca, 16) Peduli lingkungan, 17) Peduli sosial, 18)
Tanggung jawab (Diknas:2011).
Nilai-nilai karakter tersebut sangat di perlukan oleh siswa
contohnya saja nilai karakter nomer 16 yaitu peduli lingkungan,
nilai karakter ini di perlukan karena hampir kebanyakan anak
sekolah dasar memiliki rasa peduli lingkungan yang rendah,
contoh kecilnya membuang sampah masih sembarangan.
2
Pada artikel yang ditulis oleh CNN INDONESIA dari data
riset Kementerian Kesehatan diketahui hanya 20 persen dari total
masyarakat Indonesia peduli terhadap kebersihan dan
kesehatan. Ini berarti, dari 262 juta jiwa di Indonesia mulai dari
dewasa, lansia bahkan anak-anak, hanya sekitar 52 juta orang
yang memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan
sekitar.dampaknya terhadap kesehatan cukup buruk. Baru
separuh masyarakat yang punya kebiasaan cuci tangan,sikat gigi
dan membuang sampah pada tempatnya itu sekitar 80 persen.
Hasil observasi di SD Cenderawasih III yang dilakukan
peneliti melalu zoom terjadi tanya jawab dengan guru kelas dan
siswa – siswi kelas 4. Dimana inti dari tanya jawab tersebut
menghasilkan jawaban bahwa siswa dan siswi kurang
memperhatinkan lingkungan sekitar, mulai dari lingkungan
rumah, lingkungan sekolah, dan lain-lain. Anak-anak dengan jujur
mengatakan bahwa mereka masih seringkali membuang sampah
sembarangan dan jarang membersih kamar mereka. Hal ini
membuat peneliti semakin yakin untuk melakukan penelitian
terkait karakter peduli lingkungan.
Lebih lanjut hasil observasi yang telah dijelaskan diatas
maka sangat disayangkan jika anak-anak masih kurang peduli
terhadap lingkunganya, padahal kebersihan itu sangatlah penting
bagi lingkungan, dari banyaknya sampah yang berserakan bisa
3
berdampak pada kesehatan anak. Jika anak memiliki kesehatan
yang buruk maka anak akan menjadi mudah sakit atau gampang
terjangkit penyakit, hal ini juga akan berdampak ke pada kegiatan
belajar anak. Jika anak sakit maka anak akan sulit berkosentrasi
dalam belajar dan bahkan jika sakitnya parah, anak akan tidak
masuk kelas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. Jika
anak terganggu dengan kegiatan belajar mengajar maka anak
akan ketinggalan materi. Tentunya bila anak ketinggalan materi
bagaimana anak akan menjadi penerus bangsa yang baik. oleh
sebab itu penanaman nilai karakter peduli lingkungan sangat
penting bagi anak. Lingkung tidak hanya mempengaruhi
kenyamanan saja tetapi juga dapat mempengaruhi kesehatan.
Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa lingkungan sendiri bagi manusia adalah salah satu unsur
yang penting dalam kehidupan sehari-hari, hal ini di karenakan
lingkungan bukan saja sebagai tempat manusia melakukan
kegiatan, akan tetapi lingkungan memiliki peran yang penting
dalam mendukung berbagai kegiatan manusia. Lingkungan yang
dimaksud dalam nilai karakter nomer 16 menurut Diknas ialah
lingkungan. Dimana lingkungan yang dimaksud mencakup
lingkungan sekolah, lingkungan rumah, dan lingkungan
masyarakat, namun dalam penelitian ini peneliti memfokuskan
pada lingkungan rumah saja. Hal ini dikarenakan lingkungan
4
rumah adalah lingkungan dimana para anak-anak dibesarkan
dan tinggal bersama keluargnya, lingkungan rumah juga dapat
dikatakan adalah sebuah lingkungan dimana tempat pertama
anak belajar semua hal. Oleh sebab itu lingkungan rumah akan
menjadi pembelajaran awal bagi anak-anak untuk memeliki
karakter peduli lingkungan.
Peduli lingkungan didalam Islam juga termasuk hal sangat
penting misalnya saja kebersihan. Kebersihan disinggung dalam
ayat Quran sebagai berikut:
Artinya :
“sesungguhnya Allah menyukai orang-orang bertaubat
dan mensucikan diri” (Q.S. Al-Baqarah ; 222)
Ayat di atas memiliki makna bahwa kita sebagai manusia
harus melakukan taubat agar memiliki hati yang bersih, dimana
bersih yang di maksud di sini bukan hanya bersih batin tetapi fisik
juga. Maka dari itu kita harus membersihkan diri kita dari najis
karena Allah menyukai orang orang yang mensucikan diri.
Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti berpendapat
karakter peduli lingkungan sangat penting, dan peneliti
berpendapat dengan menggunakan reward ini siswa akan jadi
5
lebih tertarik dalam melakukan kegiatan yang bersangkutan
dengan peduli lingkungan, contohnya membuang sampah pada
tempatnya, menghapus papan tulis, menyapu, mengepel, dan
lain-lain. Pemberian reward dapat berupa pujian, senyuman,
tepuk tangan, bahkan hadiah. Hal ini bertujuan agar
menyenangkan hati siswa sehingga siswa lebih giat dalam
menjaga kebersihan lingkungan kelas.
Pada penelitian ini peneliti lebih memfokuskan memberikan
reward dengan cara memberikan hadiah. Pemberian hadiah tidak
semata-mata hanya diberikan saja tetapi ada persyaratan dan
ketentuan tertentu, yaitu ketika anak melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan peduli lingkungan. Pemberian reward atau
hadiah menggunakan media snack atau makanan ringan. Snack
ini akan dibagikan ke siswa-siswi oleh orang tua atau wali dari
siswa dan siswi tersebut. Pemberian snack dilakukan pada saat
atau setelah siswa dan siswi melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan peduli lingkungan, seperti mengepel,
menyapu, membersihkan kamar, membuang sampah,
merapihkan mainan, dan lain-lain. Jika siswa tidak melakukanya
kegiatan yang bersangkutan dengan peduli lingkungan maka
tidak akan diberi reward.
Melalui pemberian reward, diharapkan akan menjadi
stimulus yang mampu meningkatkan rasa peduli lingkungan
6
anak, dengan begitu anak-anak akan memiliki rasa peduli
lingkungan yang tinggi. Atas dasar tersebutlah peneliti akan
melakukan penelitian dengan judul pengaruh pengunaan reward
terhadap karakter peduli lingkungan anak.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan sebelumnya
maka dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Kebiasaan peserta didik yang jarang memperhatikan keadaan
lingkungan sekitarnya.
2. Kurangnya kepedulian siswa terhadap kebersihan lingkungan
C. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permasalahan yang ada serta
keterbatasan kemampuan peneliti maka berasaskan latar
belakang di atas yang menjelaskan agar permasalahn yang di
teliti semakin menjadi terarah sesuai dengan sasaran. Tetapi
peneliti membatasi masalah pada permasalahan seputar
karakter peduli lingkungan yang ada di lingkungan rumah siswa
dan siswi masing-masing, dan reward yang digunakan hanyalah
snack atau makanan ringan saja.
D. Rumusan Masalah
Berlandaskan identifkasi dan batasan masalah yang
sebelumnya di jelaskan, maka perumusan masalahnya adalah:
7
1. Adakah perbedaan penggunaan reward terhadap karakter
peduli lingkungan anak dengan yang tidak menggunakan
reward ?
2. Seberapa besarkah perbedaan penggunaan reward terhadap
peningkatan karakter peduli lingkungan anak?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di jelaskan
sebelumnya maka bisa peneliti rumuskan bahwa tujuan dalam
peneilitian sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui dampak dan pengaruh penggunaan
reward terhadap karakter peduli lingkungan anak
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui besarkah pengaruh penggunaan reward
terhadap peningkatan karakter peduli lingkungan anak.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penilitian ini mampu menjadi landasan dalam
pengunaan reward di dalam kelas baik dalam pembelajaran
maupun tidak. Selain itu juga menjadi nilai tambah dalam
khasanah pengetahauan ilmiah dalam bidang pendidikan di
Indonesia khususnya pendidikan di jenjang SD.
8
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
1) Mampu meningkatkan rasa peduli lingkungan anak
dengan cara prang tua memberikan reward ke siswa.
2) Siswa tertarik untuk peduli terhadap lingkungan.
b. Bagi guru
1) Guru mengetahui strategi agar meningkatkan karakter
peduli lingkungan anak dengan cara memberikan
reward kepada anak.
2) Mengetahui anak yang memiliki rasa peduli lingkungan
yang tinggi dan rendah.
c. Bagi sekolah
Sekolah dapat menyusun program untuk
meningkatkan karakter peduli lingkungan anak.
d. Bagi peneliti lain
1) Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi
peneliti lain yang ingin meniliti pembahasan yang mirip
atau bahkan serupa.
2) Penelitian ini juga dapat menjadi acuan untuk
penelitian lain yang ingin meneliti pembahasan yang
serupa.
9
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
A. Kajian Teori
1. Hakikat Reward
a. Landasan Teori Reward
Meha (2016:104) menyatakan bahwa belajar adalah
tingkah laku yang bukan sekedar respon terhadap stimulus
tetapi merupakan suatu tindakan yang dipengaruhi oleh apa
yang terjadi sesudahnya. Pernyataan tersebut sejalan dengan
teori tingkah laku yaitu Skinner. Teori Skinner berpusat pada
perilaku dan konsekuensinya. Artinya Skinner menggunakan
kondisi menyenangkan dan tidak menyenangkan untuk
mengendalikan terjadinya perilaku. Pemikiran Skinner yang
terkenal dan dipakai dalam setiap aspek adalah penguatan
dan hukuman (Reinforcement & Punishment).
Surya (2013:57) menyatakan bahwa teori Skinner
banyak menekankan pada aspek-aspek yang berkaitan
dengan faktor-faktor yang dapat memperkuat atau
memperlemah seseorang dalam melakukan tindakan. Bila
seseorang menghasilkan sesuatu yang memuaskan maka
tindakan itu cenderung akan di perkuat. Berdasarkan teori ini
setiap rangsangan atau stimulus yang sampai pada diri orang
akan diberikan respon yang diperkuat apabila memberikan
10
kepuasan, dan akan diperlemah apabila tidak memuaskan.
Dalyono (2015:32) menyatakan Skinner menganggap reward
atau reinforcement sebagai faktor terpenting dalam proses
belajar.
Pada penjelasan sebelumnya, teori belajar yang
digunakan pada penelitian ini adalah teori Skinner, yaitu
reinforcement yang di kemas menjadi reward.
b. Pengertian Reward
Kawalur, Arios & Pio (2018:69) menyatakan bahwa kata
reward berasal dari bahasa Inggris yang artinya hadiah.
Echolas & Shadily dalam Kawalur, Arios, Pio (2018:69)
menambahkan bahwa hadiah adalah sesuatu yang kita
berikan kepada seseorang karena dia melakukan sesuatu.
Pernyataan tersebut secara alami menyatakan bahwa reward
adalah semacam penghargaan, untuk mengungkapkan rasa
perhatian kita dan rasa terimakasih. Pemberian reward
tersebut mengasosiasikan perbuatan dan kelakuan
seseorang dengan perasaan bahagia, senang dan biasanya
akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan baik
secara berulang-ulang. Reward juga bertujuan agar
seseorang menjadi semakin giat dalam usaha memperbaiki
atau meningkatkan prestasi yang telah dicapainya.
11
Murni, dkk dalam Mabriru (2016:3.065) secara umum
menyatakan bahwa reward merupakan salah satu bentuk dari
apresiasi yang berdampak positif bagi kehidupan manusia
dan dapat mendorong seseorang untuk memperbaiki
perilakunya dan meningkatkan usahanya. Reward
merupakan bagian dari penguatan, yaitu penguatan positif.
Salah satu tugas pendidik adalah memberikan penguatan
positif denga cara mengembangkan kegiatan pembelajaran
yang menarik bagi peserta didik, mendorong peserta didik
untuk selalu belajar dengan baik dan bersemangat terhadap
lingkungan belajar. Dorongan untuk bertindak untuk tujuan
tertentu, disadari atau tidak disebut motivasi. Motivasi
merupakan tenaga penggerak dalam diri siswa yang
menyebabkan terjadinya kegiatan belajar dan memberikan
arahan bagi kegiatan belajar, sehingga tercapainya tujuan
yang diharapkan oleh objek pembelajaran, Sardiman
(2001:73) dalam Mabriru (2016:3.066).
Lebih lanjut Mabriru (2016:3.066) menyatakan bahwa
guru memberikan penghargaan kepada siswa atas apa yang
mereka lakukan secara aktif. Imbalan tersebut, guru
bermaksud untuk membuat anak-anak bekerja lebih keras
dan berprestasi lebih baik. Sejalan dengan pendapat Wantah,
(2007: 167) dalam Mbariru (2016:3.066) yang mengatakan
12
bahwa “bagi anak-anak sebenarnya reward bisa diberikan,
yaitu dalam bentuk hadiah. Oleh karena itu nilai perilaku yang
baik akan semakin besar”. Kurangnya guru yang memberikan
penghargaan kepada siswa akan mengakibatkan kurangnya
semangat dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di
lingkungan belajar siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat
Alma (2008: 30) dalam Mabriru (2016:3.066) yang dikatakan
bahwa “hanya ada satu kebiasaan diantara guru kita, pujian
itu mahal sekali. Jawaban siswa benar, tetapi lidah guru sulit
mengatakan pujian. Apakah karena ini bukan kebiasaan kita
?” ataukah masih terpengaruh sistem foedalism yaitu guru
selalu benar. Kebiasaan ini harus di ubah agar terjalin
komunikasi yang baik antara guru dan siswa.
Dwi (2016:2428) menjelaskan bahwa dalam kegiatan
pendidikan sekolah, penghargaan prestasi dapat dinyatakan
sebagai reward bagi siswa. Namun masih banyak guru yang
tidak memberikan penghargaan kepada siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Guru sering kali meremehkan hal-hal kecil,
seperti mengagumi atau memuji siswa atas kemajuanya.
Padahal apresiasi siswa dapat meningkatkan semangatnya,
bahkan dapat menjadikan perilakunya menjadi lebih baik.
guru masih cenderug memberi penghargaan kepada siswa
atas prestasi mereka, dari pada memberi penghargaan
13
kepada siswa dari prosesdari proses pencapaian prestasi
tersebut. Bagi para guru yang sudah melaksanakan
pemberian penghargaan atau reward kebanyakan dari
mereka kreativitas dan variasinya masih kurang atau rendah
dalam praktiknya. Guru biasanya hanya memberikan satu
macam penghargaan dan jarang sekali dilakukan
penggantian. Misalnya guru hanya memberika pujian sebagai
reward kepada anak yang pintar dan rajin saja, seharusnya
semua anak berhak mendapatkan pujian dari gurunya. Selain
itu sejauh ini, sebagian besar sekolah belum secara khusus
merancang program untuk memberi penghargaan kepada
siswa sehingga guru mampu memberikan reward atau
penghargaan secara maksimal.
Berasarkan uraian di atas maka dapat peneliti simpulkan
bahwa reward adalah sebuah hadiah yang diberikan kepada
seseorang yang telah melakukan suatu hal perbuatan baik
atau hal yang positif, agar orang tersebut dapat
mempertahankan perbuatan baik tersebut atau bahkan
meningkatkan perbuatan baik yang ia lakukan.
c. Fungsi Reward
Menurut Handoko (2003: 55) dalam Kawalur, Arios & Pio
(2018:70) menjelaskan fungsi-fungsi reward yaitu:
1)Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai
14
prestasi, 2)Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki
kemampuan lebih, 3)Bersifat Universal.
Febianti (2018:99) menyatakan bahwa reward atau
penghargaan berfungsi sebagai penguatan yang diberikan
guru pada peserta didik, bertujuan untuk meningkatkan
konsentrasi, keaktifan, dan motivasi, juga pembinaan sikap
peserta didik kearah positif dalam kegiatan belajar –
mengajar, dapat diberikan dengan cara - cara berbeda
berdasarkan situasi dan kondisi yang terjadi saat kegiatan
pembelajaran berlangsung. Reward yang diberikan harus
tepat sasaran sehingga memberikan makna dalam bagi
peserta didik. Reward yang diberikan juga harus menciptakan
suasana yang menyenangkan dan kondusif untuk belajar.
Menurut Djamar (2010 :118) dalam Febianti (2018:97)
bahwa pemberian reward berfungsi sebagai penguatan
(reinforcement). Individu selalu memerlukan perhatian, pujian,
dan sapaan sebagai suatu bentuk penguat tingkah laku. Oleh
karena itu, tujuan penggunaan penguatan (reinforcement)
dikelas dapat memberikan motivasi kepada siswa,
mengontrol atau mengubah perilaku yang kurang baik.
15
2. Hakikat Karakter
a. Pengertian Karakter
Busro & Suwandi (2017:13) menjelaskan bahwa
karakter ialah sebuah nilai yang khas baik (mengetahui nilai
kebaikan, ingin melakukan hal-hal baik, nyata berkehidupan
yang baik, dan memiliki efek yang baik terhadap lingkungan)
yang tertanam pada diri terhadap perilaku. Karakter secara
konsisten memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga,
serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang
yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan
ketegaran dalam menghadapai kesulitan dan tantangan.
Busro & Suwandi (2017:13) menyatakan bahwa dalam pusat
kurikulum balitbang kemdiknas karakter ialah akhlak, tabiat,
moralitas, atau individualitas seseorang yang dibentuk
dengan memperkenalkan dengan berbagai kebijakan yang di
anggap dan digunakan sebagai dasar pendapat, pemikiran,
perilaku, dan tindakan.
Menurut Foerster yang di kutip oleh Elmubarok (2008:
104) dalam Busro & Suwandi (2017:13) memaparkan bahwa
karakter adalah hal yang mengkualifikasikan seorang pribadi.
Karakter membentuk identitas yang mengatasi pengalaaman
kontingen yang berubah. Dari kematangan karakter ini,
kualitas individu pribadi diukur.
16
Busro & Suwandi (2017:14) dalam kamus umum
bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 2006:520) menyatakan
bahwa karakter adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan,
akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain. Istilah karakter di hubungkan dan di
pertukarkan dengan kata moralitas, akhlak, dan atau nilai dan
berkaitan dengan kekuatan moral, memiliki konotasi positif
dan bukan netral, sedangkan karakter menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2008) merupakan sifat-sifat kejiwaan,
moral atau karakter yang membedakan individu dengan
individu yang lain. Maka dari itu karakter ialah sebuah nilai
yang cukup unik yang tertanami dalam diri dan
terimplikasikan dalam perilaku. Karakter tersebut secara
koheren berasal dari pemikiran, hati, rasa dan karsa, serta
raga seseorang atau sekelompok orang.
Berdasarkan pernyataan yang telah di sampaikan
maka di simpulkan bahwa pengertian karakter ialah watak,
ahlak, tabiat dan sifat asli seseorang yang bersumber dari
pola pikir orang tersebut. Karakter ini dapat membedakan
seseorang dengan orang yang lainya, karena setiap orang
memiliki karakter yang berbeda-beda.
17
b. Pendidikan Karakter
Busro & Suwandi (2017:109) dalam UUD Republik
Indonesia Nomer 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa: pendidikan ialah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang di perlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Busro & Suwandi (2017:110) dalam kamus umum
bahasa Indonesia (KUBI) disebutkan sebenarnya karakter
artinya tabiat, perangai, sifat-sifat seseorang. Lebih lannjut
berkarakter artinya mempunyai tabiat kepribadian sendiri.
Menurut Wyne dalam pengembangan pendidikan karakter
bangsa melalui lagu nasional bahwa kata karakter berasal
dari sebuah bahaya yaitu yunani yang memiliki arti menandai
dan terfokus pada dengan cara apa mengaplikasian nilai-nilai
kebaikan ke dalam tindakan sehari-hari. Oleh karena itu
individu yang berkelakuan tidak jujur, kejam atau rakus, dapat
dikatakan sebagai orang yang memiliki karakter jelek.
Berbeda dengan sebelumnya individu yang jujur dan sering
18
menolong sesama dapat dikatakan sebagai orang yang
memiliki karakter mulia.
Busro & Suwandi (2017:111) menjelaskan bahwa
pendidikan karakter sangat percayai adanya keberadaan
moral absolute, yaitu moral absolute harus di ajarkan pada
penerus muda agar mereka mengetahuhi mana yang benar
dan mana yang baik. Pendidikan karakter sedikit tidak
sepaham dengan pendidikan moral dan klasifikasi nilai yang
dipakai sebagai salah satu strategi yang mendasar dalam
pendidikan karakter di U.S.A, karena nyatanya ada nilai moral
universal yang memiliki sifat absolute yang bersumber dari
banyak agama yang ada di dunia, yang di sebut the golden
rule. Contohnya berbuat jujur, hormat, bersahaja, menolong
sesama, adil, serta bertanggung jawab.
Busro & Suwandi (2017:111) menjelaskan bahwa
pendidikan karakter memiliki makna yang lebih dari pada
pendidikan moral, karena tidak hanya sekedar mengajarkan
mana yang baik dan mana yang tidak, lebih dari itu pendidikan
karakter mengajarkan kebiasaan perihal hal yang baik
sehingga siswa dan siswi menjadi mengerti tentang mana
yang benar dan mana yang salah, memiliki kemampuan
merasakan nilai-nilai yang baik dan biasa mempraktekanya.
Oleh karena itu, pendidikan karakter sangat erat kaitanya
19
dengan kebiasaan yang terus berulangpulang di praktekan
atau di lakukan.
Daryanto & Darmiatun (2013:64) menyatakan bahwa
Williams (2000) menyatakan, sebenarnya makna yang
terkandung dalam pendidikan karakter tersebut pada mulanya
di gunakan oleh national commission on character education
di U.S.A sebagai satu istilah payung yang melingkup berbagai
pendekatan, filosofi dan program. Penyelesaian masalah,
pengambilan keputusan, penyelesaian sebuah konflik,
merupakan sebuah aspek yang cukup penting dari
pengembangan karakter. Maka dari itu, dalam pendidikan
karakter seharusnya mampu memberikan sebuah
kesempatan kepada peserta didik untuk mengalamai sifat-
sifat tersebut secara langsung.
Berdasarkan uraian di atas maka disimpulkan dan di
artikan pendidikan karakter adalah suatu proses
pembelajaran secara sadar terhadap siswa dan siswi, agar
siswa dan siswi memunyai sikap, watak dan tindakan yang
baik.
c. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Karakter
Daryanto & Darmiatun (2013:45) menjelaskan bahwa
pendidikan karakter memiliki fungsi (1) meningkatkan potensi-
potensi dasar agar memiliki hati yang baik, memiliki pikiran
20
baik, dan memiliki perilaku yang baik; (2) memperkokoh dan
membentuk perilaku banga dan negara yang multikultur; (3)
mengembangkan peradaban bangsa dan negara yang
bersaing dalam peegaulan dunia. Darmanto & Darmiatun
(2013:45) menyatakan bahwa pendidikan karakter intinya
memiliki tujuan untuk membentuk bangsa yang kuat,
bersaing, berakhlak baik, bermoral, toleran, bergotong
royong, berjiwa patriotisme, berkembang dinamis, berkiblat ke
ilmu pengetahuah dan teknologi yang secara keseluruham di
jiwai oleh takwa dan iman kepada tuhan YME, berdasarkan
Pancasila. Pendidikan karakter memliki tujuan yaitu
meningkatkan mutu penyelengaraan dan hasil pendidikan
dari sekolah yang mengarah pada pencapaian yang mampu
membentukan karakter atau akhlak yang mulia siswa dan
sisiwi secara utuh, seimbang, terpadu, dan sesuai dengan
standar kompetensi kelulusan. Melalui pendidikan ini di
harapkan ssiwa dan siswi memiliki kemampuan secara
mandiri untuk mengunakan dan mengembangkan
pengetahuanya, menginternalisasikan dan mengkaji serta
mempersonalisasikan nilai karakter dan akhlak agar tercapai
dalam perilaku sehari-hari.
21
d. Perlunya Pendidikan Karakter
Pendapat Lickona dalam Darmiatun & Daryanto
(2013:64) menyebutkan ada tujuh alasan kenapa pendidikan
karakter itu wajib di sampaikan yaitu : 1) merupakan cara yang
paling baik untuk menjamin penenrus bangsa memiliki
kepribadian yang cukup baik dalam kehidupanya, 2) menjadi
cara untuk mengembangkan prestasi akademik, 3) sebagian
peserta didik tidak mampu membentuk karakter yang kokoh
bagi dirinya di tempat lain, 4) mempersiapkan peserta didik
agar menghormati orang atau pihak lain dan dapat hidup di
dalam masyarakat yang heterogen, 5) berpacu dari akar
masalah yang berkaitan erat dengan problem moral sosial,
seperti tidak memiliki kesopanan, tidak memiliki kejujuran,
tindak kekerasan, pelanggaran, pelecehan seksual, dan etos
kerja (belajar) yang minim, 6) merupakan persiapan yang
paling baik untuk menopang perilaku di tempat kerja(sekolah),
7) membentuk nilai-nilai budaya merupakan bagian dan kerja
peradaban.
e. Prinsip Pendidikan Karakter
Gunawan (2012:35) menyatakan bahwa pendidikan
karakter di dalam sekolah akan mudah terlaksana, jika guru
dalam pelaksanaanya melihat dalam beberapa pendidikan
karakter. Kemendiknas (2010) dalam Gunawan (2012:35)
22
menyatakan sebuah rekomendasi prinsip agar terwujudnya
pendidikan karakter yang ampuh sebagai berikut: 1)
memperkenalkan niali-nilai dasar etika sebagai dasar
karakter, 2) mengidentifikasi karakter dengan lengkap,
supaya mencakup pemikiran, perilaku dan perasaan, 3)
menggunakan pendekatan yang tajam dan ampuh untuk
membentuk kartakter, 4) membuat komunitas sekolah yang
punya rasa kepedulian, 5) memberikan kesempatan kepada
siswa dan siswi untuk menunjukan sikap yang baik, 6)
memiliki ruang lingkup yang jelas terhadap kurikulum yang
memiliki makna dan menantang yang menghargai semua
siswa dan siswi, memembangkan karakter mereka, dan
menolong mereka agar menjadi individu yang sukses, 7)
mengupayakan berkembangnya motivasi diri kepada siswa
dan siswi, 8) menggunakan semua guru dan karyawan
sekolah sebagai komunitas moral yang memliki rasa
tanggung jawab untuk mendidik karakter peserta didik dan
setia kepada nilai-nilai dasar yang sama, 9) dilakukan
pembagian pemimpin moral yang mendukungan dalam
mengembangkan buah pikiran pendidikan karakter, 10)
menggunakan seluruh masyarkat sebagai kolabolaor dalam
usaha mengembangkan karakter, 11) menilai karakter di
sekolah, fungsi karyawan sekolah sebagai para pendidik
23
karakter, dan manifestasi karakter positif di kehidupan siswa
dan siswi.
Berasakan pada sebuah prinsip yang di
rekomendasikan oleh kemendiknas tersebut, Budimasyah
(2010:68) dalam Gunawan (2012:36) mengatakan, agenda
pendidikan karakter di sekolah harus di kembangkan, dan
harus berlandaskan pada prinsip-prinsip berikut :
1) Di sekolah pendidikan karakter perlu dilaksanakan
secara terus menerus. Ini menjelaskan bahwa
penggarapan pengembangan nilai karakter ialah suatu
proses yang cukup panjang, mulai dari awal siswa dan
siswi masuk ke sekolah sampai siswa dan siswi lulus
sekolah.
2) Pendidikan karakter seharusnya di kembangkan dalam
semua mata pelajaran, pembentukam diri, dan sebuah
budaya dalam satuan pendidikan. Pengajaran karakter
bangsa diaplikasian dengan cara mengintegrasikan
seluruh pelajaran, pada kegiatan kurikuler pelajaran,
sehingga semua pelajaran yang ada di arahkan kepada
pengembangan nila karakter. Peningkatan nilai-nilai
karakter bisa dilakukan dengan cara pengembangan diri,
baik itu dengan cara konseling ataupun dengan cara
kegiatan ekskul, contohya kepramukaan dan lain-lain.
24
3) Aslinya nilai karakter ini tidak diajarkan, jika hal tersebut
di gabungkan ke dalam pelajaran. Kecuali jika bentuk
mata pelajarannya agama (yang isinya terdapat ajaran)
maka dari itu tetap di ajarkan sesuai dengan
pengetahuan, proses, pengaplikasian, dan ahirnya
terbiasa.
4) Pelaksanaan pendidikan dilakukan oleh siswa dan siswi
dengan cara yang menyenangkan dan aktif. Ini
menunjukan bahwa proses pendidikan karakter di
lakukan oleh siswa dan siswi dan bukan dilakuan oleh
guru. Padahal guru juga memakai prinsip “tut wuri
handayani” pada setiap karakter yang di tunjukan oleh
agama.
f. Ciri-Ciri Dasar Pendidikan Karakter
Foester yang dikutip oleh Majid (2010) dalam buku
Gunawan (2012:36) menyatakan, ada 4 ciri-ciri dasar
pendidikam karakter, antara lain:
1) Keteraturan interior di mana setiap hal yang kita
lakukan diukur dengan dasar hirarki nilai. Maka dari
itu nilai menjadi sebuah acuan yang memiliki sifat
normatif dalam setiap hal yang kita lakukan
(tindakan).
25
2) Kohorensi yang memeberikan keberanian mengubah
seseorang menjadi teguh ada prinsip, dan tidak
gambang terbawa suasana pada situasi yang baru
atau takut pada resiko. Kohorensi ialah dasar yang
menciptakan rasa percaya antara yang satu dan
lainya. Jika tidak ada kohorensi maka akan
menurunkan kredibelitas seseorang.
3) Kemandirian, dimana seseorang menghayati sebuah
norma atau aturan sampai menjadi sikap atau
kebiasaan pribadi. Hal ini bisa kita lihat dari penilaian
keputusan pribadi, tanpa terbujuk oleh ajakan orang
lain.
4) Kesetiaan dan keteguhan. Keteguhan ialah sebuah
pertahanan seseorang untuk menggapai semua hal
yang di anggap baik. dan kesetiaan ialah asas bagi
penghor matan atas janji yang di pilih.
keintesifan keempat karakter yang di jelaskan di atas,
memungkinkan seseorang menyelesaikan tahap
individualitas ke personilitas. individu modern selalu
menggabungkan individualitas dan personilitas, antara alami
dan rohani, antara kedaulatan, pengeluaran dan pemasukan.
Karakter inikah yang akan memutuskan prestasi seseorang
dalam segala tindakanya.
26
Kemudian Kidder dalam buku “How Good People
Make Tough Choice” (1995) yang kutip oleh Majid (2010)
dalam Gunawan (2012:37) menyatakan ada tujuh kualitas
yang harus ada didalam pendidikan karakter, antara lain:
1) Pemberdayaan (empowered), maksudnya guru
diwajibkan bisa memberdayakan diri buat mengajarkan
pendidikan karakter dengan dimulainya dari guru itu
sendiri.
2) Efektif (effective), penggarapan pendidikan berbasis
karakter diwajibkan dilakukan dengan efektif.
3) Extented into community, maksudnya komunitas
diwajibkan menolong dan memberi dukungan kepada
sekolah dalam menegakan nilai tersebut kepada siswa
dan siswi.
4) Embedded, maksudnya mengintegrasikan semua nilai
kedalam kurikulum pendidikan dan semua rangkaian
penggarapan pembelajaran.
5) Engaged, mengikutsertakan komunitas dan menunjukan
pembicaraan yang cukup pokok.
6) Epistomological, diwajibkan memiliki konferensi antara
cara berpikir etis dengan upaya untuk membantu siswa
dan siswi menerapkanya secara baik dan benar.
27
7) Evaluative. Menurut Kidder ada lima hal yang wajib di
wujudkan dalam menilai individu berkarakter, (a) di awali
dengan kesadaran etika; (b) adanya rasa percaya pada
diri sendiri untuk berfikir dan melahirkan keputusan-
keputusan perihal etika; (c) memliki kapasitas untuk
menunjukan kepercayaan diri dengan praktis dalam
kehidupan sehari-hari; (d) memiliki kapasitas dalam
memakai pengalaman praktis tersebut kedalam sebuah
bentuk yaitu komunitas; (e) memiliki kemampuan untuk
menjadi pelopor perubahan dalam mewujudkan
gagasan-gagasan etik dan melahirkan suasana yang
berbeda.
g. Manfaat Pendidikan Karakter
Najib, Novan & Solihin (2016:72) menyebutkan ada
beberapa manfaat pendidikan karakter di sekolah yaitu:
1) Pelaksanaan pendidikan karakter menajadikan sekolah
mempunyai kawasan yang mendukung bagi seluruh
warga.
2) Sekolah mempunyai siswa dan siswi yang cerdas
hanya cerdas pengetahuanya namun juga memiliki
kecerdasan spritual dan emosi.
28
3) Ternbentuknya budaya sekolah yang memiliki karakter
dengan di terapkanya berbagai program pembiasaan
pada implementasi pedidikan karakter.
4) Sekolah memiliki tata tertib bagi peserta didik yang
jelas dan dapat dilaksanakan dengan baik.
5) Sekolah memiliki citra yang positif dimata wali murid
siswa dan siswi dan di mata masyarakat sekitar
sekolah.
h. Nilai-nilai pendidikan karakter
Najib, Novan & Solihin (2016:75) menyatakan bahwa
menurut Megawangi menjelaskan kalau setidaknya ada
sembilan nilai yang menjadi sembilan tonggak karakter yang
layak emnjadi sebuah acuan dalam pengimplementasian
pendidikan, antara lain:
1) Cinta kepada tuhan dan kebenaran
2) Bertanggung jawab, taat
3) Amanah
4) Santun dan hormat
5) Kerja sama, perhatian dan kasih sayang
6) Inovatif, percaya diri dan pantang menyerah
7) Adil dan berjiwa leader ship
8) Ramah dan rendah hati
9) Toleran dan cinta damai
29
Najib, Novan & Solihin (2016:76) menyatakan bahwa
menurut Suparno nilai-nilai karakter yang mampu di
implementasikan dalam kurikulum di Indonesia yaitu :1)
religius, 2) sosialitas, 3) gemder, 4) keadilan, 5) demokrasi, 6)
kejujuran, 7) kemandirian, 8), daya juang, 9) tanggung jawab,
10) penghargaan terhadap lingkungan alam.
i. Peranan Sekolah terhadap Pendidikan Karakter
Busro & Suwandi (2017:41)mengatakan bahwa
sekolah adalah fasilitas yang di rancang untuk pendidikan.
Karena kemajuan zaman, keluarga tidak dapat memenuhi
semua kebutuhan dan harapan anak akan ilmu pengetahuan
dam teknologi. Semakin berkembang masyarakat, semakin
penting peran sekolah dalam mempersiapkan generasi muda
sebelum memasuki proses pembangunan masyarakat.
Alternatif yang dapat meningkatkan peran sekolah sebagai
institusi pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi yaitu:
1) Pengajaran yang memliki nilai mendidik. Artinya,
pengajaran simultan memberikan kesempatan untuk
mencapai tujuan pengajaran dari area pembelajaran dan
tujuan pendidikan umum lainya. Untuk mencapai
pendidikan dan pengajaran, perlu dijelaskan bahwa
setiap keputusan dan tindakan guru dalam kegiatan
30
belajar mengajar akan memberikan pengaruh yang
beragam pada siswa.
2) Meningkatkan dan mengembangkan sekolah dalam
program bimbingan penyuluhan (BP). Sebagaimana
yang kita ketahui dalam pelaksanaan program BP
melakukan pengembangan pribadi siswa dan siswi,
terhadap perilaku.
3) Peningkatan perpustakaan di dalam sekolah.
Perpustakaan adalah sumber belajar, yang tidak hanya
mengelola bahan pustaka tapi juga mengelola berbagai
sumber yang lain.
4) Pengembangan pengelolaan program sekolah, terutama
yang berhubungan dengan siswa dan siswi, pengelolaan
selaku pusat pendidikan dan kebudayaan sekolah yang
semestinya merupakan refleksi dari sebuah masyarakat
yang beradap yang di cita-citai oleh tujuan yang bersifat
nasional. Secara umum, gaya kerja pengelola tidak
hanya meoengaruhi kebijakan tetapi juga kinerja dan
keteladanya.
3. Hakekat Peduli Lingkungan
a. Pengertian Lingkungan
Pribadi (2011:1) menjelaskan bahwa lingkungan
berarti sekeliling, terutama keadaan yang memengaruhi
31
kehidupan manusia dan mahluk lain. Lingkungan kita sering
juga di sebut lingkungan hidup. Lingkungan hidup ialah
sebuah satu kesatuan dengan semua unsur lingkungan, yaitu
benda, daya, keadan dan mahluk lain. Jadi, lingkungan hidup
merupakan air, udara, tanah, suhu, cuaca, dan semua mahluk
hidup lain. Berbeda dari sebelumnya menurut Sriyanto
(2007:107) Lingkungan merupakan area yang dihuni oleh
makhluk hidup dan berdampingan dengan benda hidup dan
benda tak hidup.
Maka dari pengertian seblumnya dapat di tarik
kesimpulan bahwa lingkungan ialah sebuah tempat yang
ditinggali atau dihuni oleh mahluk hidup, baik itu hewan,
tumbuhan dan manusia.
b. Peduli Lingkungan
Pribadi (2011: 4) menyatakan bahwa lingkungan
hidup adalah anugrah dan karunia tuhan. Kita memiliki
tanggung jawab besar pada keselarasan lingkungan. Sebagai
manusia kita harus menjaga lingkungan dan memiliki rasa
peduli terhadap lingkungan. Peduli lingkungan artinya
mempehartikan secara seksama terhadap masalah-masalah
lingkungan dan berusaha membuat lingkungan menjadi lebih
baik. Lingkungan kotor di sebabkan oleh perbuatan manusia.
Memasak, ,mencuci, mandi, cuci, kakus, batuk, berrsin,
32
meludah dan lain-lain harus dilakukan dengaan benar. Jika
tidak hal itu akan berakibat buruk pada lingkungan.
Sarmini & Triwardani (2013:471) menjelaskan bahwa
pengapliaksian kegiatan pelestarian lingkungan terdapat
pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang isinya mengenai
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua
benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya
manusia dan perilakunya yang melangsungkan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Maka dari pengertian diatas maka peneliti simpulkan
bahwa peduli lingkungan adalah sebuah sikap individu untuk
menjaga tempat tinggalnya untuk kesejahteraan semua
mahlkuk hidup
c. Sikap dan Perilaku Peduli Lingkungan
Sikap peduli terhadap lingkungan adalah tindakan
saling memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu
obyek. Menurut Azwar dalam buku Faizal (2008:6) dalam
Sarmini & Triwardani (2013:472). Sebagai mahluk yang tidak
dapat hidup sendiri, manusia tidak bisa diisolasikan dari
lingkungan. Tujuan dalam penelitian ini adalah lingkungan.
Rasa peduli terhadap lingkungan dalam penelitian ini yaitu
33
sikap positif dalam mempertahankan dan menjaga ke
lestarian lingkungan. Perilaku peduli lingkungan merupakan
suautu skill agar dapat menentukan pilihan tentang
bagaimana bersikap secara cepat berdasarkan dorongan
hati.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dalam
Widyaningrum, Nata & Grahito (2018:74) menyatakan bahwa
ada beberapa parameter kepedulian kepada lingkungan
antara lain yaitu perilaku menghematan energi, membuang
sampah pada tempatnya, pemanfaatan air, penyumbang
emisi karbon, dan habit hidup sehat. Semantara itu menurut
Barr dalam Widyaningrum (2018:74) ada lima indikator dari
perilaku tanggung jawab lingkungan yaitu menghematan
energi, mengkonservasi air, mendaur ulang, dan manajemen
sampah.
d. Lingkungan Sehat
Pribadi (2013:3) menyatakan bahwa saat ini hampir
setengah keluarga di Indonesia hidup dalam keadaan tidak
sehat. Ada empat hal yang memengaruhi kesehatan yaitu: 1)
keturunan, 2) lingkungan, 3) perilaku atau kebiasaan hidup, 4)
pelayanan kesehatan.
34
e. Ciri-Ciri Lingkungan yang Tidak Sehat dan Sehat
1) Pribadi (2013:4) menyebutkan bahwa lingkungan
dikatakan sehat apabila memiliki ciri-ciir berikut:
a) Udara bersih
b) Tanah, sungai, danau dan pantai bersih
c) Ada saluran pembuangan air kotor
d) Ada taman yang luas dan tenang di perumahan
2) Pribadi (2013:4) juga menyebutkan bahwa lingkungan
tidak sehat berarti lingkungan itu kotor. Lingkungan kotor
mengandung gas, debu, bakteri, virus, cacing, dan jamur
pembawa penyakit, serta bahan-bahan kimia lainya. Ciri-
ciri lingkungan yang tidak sehat yaitu:
a) Udara tercemar asap dan gas buangan
b) Sungai , danau, dan pantai kotor
c) Air tergenang di perumahan dan saran umum
d) Sampah berserakan
e) Lingkungan padat bising
f. Kesehatan Lingkungan
Pribadi (2013:5) menjelaskan bahwa upaya untuk
menjadikan lingkungn sehat disebut kesehatan lingkungan.
Banyak yang dapat kita lakukan yang menunjukan bahwa kita
peduli lingkungan dan ingin menjadikan lingkungan kita sehat,
di antaranya:
35
1) Menutup hidup dan mulut dengan sepu tangan jika batuk
atau bersin
2) B.A.B dan B.A.K serta meludah di jamban, wece, atau
kakus
3) Membersihkan rumah, dapur, dan jamban secaea teratur
4) Membuang sampah pada tempatnya
5) Membersihkan selokan dan parit di sekitaran rumah
6) Merawat tanaman dan menanam pohon di pekarangan
7) Tidak mencoret-coret tembok, pagar, bangunan, tanaman,
kendaraan, dan telepon umum.
g. Sampah
Pribadi (2013:31) menyatakan bahwa sampah adalah
limbah atau benda yang sudah tak terpakai dan berbentuk
padat. Sampah merupakan sisa hasil olahan atau kegiatan
manusia. Setiap kegiatan kita pasti menghasilkan sampah.
Ada sampah rumah, sampah sekolah, sampah pasar, dan
sampah dari tempat umum.
Sampah harus di buang dan di kelola dengan baik. Jika
tidak maka akan berakibat:
1) Menjadi sarang lalat, tikus, namuk, kecoa yang
menyebarkan penyakit
2) Pencemaran udara
3) Pencemaran air dan tanah
36
4) Menganggu pandangan mata
5) Kecelakaan (jatuh, terpeleset, tertsusuk paku)
6) Menyumbat saluran air, parit atai got sehingga
menyebabkan banjir di lingkungan dan merusak jalanan
serta bangunan
7) Bahaya longsor karena tumpukan sampah
h. Jenis-Jenis Kerusakan Lingkungan
Sarmini & Triwardani (2013:471) menyatakan bahwa
keberadaan lingkungan memilki peran yang sangat besar
bagi keberlangsungan hidup di bumi. Kehidupan akan terus
berjalan normal apabila lingkungan tetap terjaga
keseimbangannya. Kerusakan lingkungan akan menimbulkan
berbagai bencana, seperti musim kering, longsor, banjir,
perubahan musim yang tidak teratur dan munculnya berbagai
penyakit yang dapat membahayakan keselamatan manusia.
Berdasarkan penyebabnya, kerusakan lingkungan hidup
dapat kita bedakan jadi 2 jenis, seperti: kerusakan lingkungan
hidup dari dampak peristiwa alam seperti: yang pertama;
meletusannya gunung berapi, terjadi gempa bumi, angin
topan, dan yang kedua; kerusakan pada lingkungan hidup
karena ulah manusia. Manusia selaku mahluk hidup yang
menguasai lingkungan hidup di bumi berperan cukup besar
dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup.
37
4. Karakter Peduli Lingkungan
a. Hakikat Karakter Peduli Lingkungan
Mustari (2014:145) menjelaskan bahwa karakter
peduli lingkungan atau ekologis merupakan sikap yang selalu
berkomitmen untuk mencegah kerusakan lingkungan alam di
sekitarnya, dan berkomitmen untuk memperbaiki kerusakan
alam yang telah terjadi, serta selalu berharap dapat
memberikan pertolongan kepada orang lain dan masyarakat
yang membutuhkan.
Mustari (2014:152) juga menjelaskan bahwa karakter
peduli lingkangan atau ekologis sangat memerlukan
kesadaran yang di tanamkan sejak dini pada anak-anak.
Anak-anak diharuskan untuk mengetahui apa yang telah di
perbuat mereka kepada alam disekitar. Sampah seharusnya
di buang ke tempat yang semestinya, mampu menghemat
energi, bisa mendaur ulang dan menggunakan kembali apa
yang biasanya sudah tidak terpakai, menyayangi binatang,
menghargai keberagaman mahluk hidup, dan lain-lain adalah
sikap yang wajib di ajarkan kepada anak-anak sejak dini. Oleh
sebab itu sikap hidup tersebut dapat melekat pada mereka,
sehingga ketika mereka dewasa mereka sudah bisa dan
sudah terbiasa membedakan mana yang baik dan mana yang
benar di perbuat untuk alam yang baik dan mana yang buruk,
38
salah, dan merusak untuk alam. Pendidikan karakter peduli
lingkungan harus dilakukan diberbagai ranah keberadaan
anak. Di rumah, keluarga harus mengajarkan dan
mengkondisikan cara-cara hidup ekologis, misalnya
mengajarkan kesadaran lingkungan ketika ketika melihat
berita atau acara di TV. Di sekolah, murid-murid harus selalu
diajarkan dan dikondisikan supaya berkesadaran lingkungan,
baik itu melalui kurikulum maupun tidak.
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional Badan
Penelitian Dan Pengembangan Pusat Kurikulum (2010: 37)
dalam Mukminin (2014:232) bahwa karakter peeduli
lingkungan merupakan sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan lingkungan alam di sekitarnya
dan pengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki
kerusakan alam yang sudah terjadi. Adapun indikator peduli
lingkungan untuk siswa Kelas 1 - 3: buang air besar dan kecil
di WC, Membuang sampah di tempatnya, membersihkan
halaman sekolah, tidak memetik bungan di taman sekolah,
menjaga kebersihan rumah. Kelas 4 - 6, membersihkan WC,
membersihkan tempat sampah, membersihkan lingkungan
sekolah, memperindah kelas dan sekolah dengan tanaman,
ikut memelihara taman di halaman sekolah. Putra (2017:117)
menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
39
munculnya perilaku pro-lingkungan yaitu: pengetahuan, sikap
dan nilai.
Berdasarkan ulasan sebelumnya maka dapat penliti
simpulkan bahwa karakter peduli lingkungan adalah sebuah
karakter yang meemerlukan kesadaran untuk berkomitmen
dalam tindakan mencegah kerusakan lingkungan dan
berupaya untuk memperbaiki kerusakan lingkungan yang
terjadi.
b. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan
Mustari (2014:152) menyatakan bahwa pendidikan
karakter peduli lingkungan harus dilakukan di berbagai ranah
keberadaan anak, misalnya di rumah. Keluarganya harus
mengajarkan dan mengkondisikan cara-cara hidup ekologis.
Meninggalkan barang-barang yang bersifat spray (obat
nyamuk, pengharum ruangan, minyak wangi, dan lain-lain),
misalnya karena mengandung chloro fluor carbons (CFCs).
Mengajarkan kesadaran lingkungan ketika melihat verita atau
acara TV. Di sekolah, peserta didik wajib diajarkan dan di
kondisikan agar berkesadaran lingkungan, bisa melalui
kurikulum ataupun tidak, di dalam kelas ataupun luar kelas.
Misalnya kesadaran lingkungan diajarkan pada saat mengajar
pelajaran ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan
sosial. Pada ekstrakulikuler, peduli terhadap lingkungan di
40
tanamkan pada saat acara penjelasajahan pada kegiatan
pramuka, misalnya. Tetapi pendidikan karakter peduli
lingkungan ini tidak hanya diperuntukan kepada anak atau
peserta didik saja. Pendidikan lingkungan wajib di berikan
kepada semua orang dan berlangsung secara terus-menerus
sampai ahir hayat, perlunya megingatkan terus menerus
perihal makna ekologi bagi mahluk hidup terutama manusia.
Berbagai media, peraturan, dan bahkan hukuman mansusia
bisa dididik menjadi mahluk beradab. Begitu juga akan halnya
kesadaran akan perlunya mengonservasi alam. Berbagai
macam kampanye (di TV, radio, reklame, dan lain-lain),
peneguhan aturan konservasi (di tingkat DPR, DPRD ataupun
pemerintah), dan penegakan hukum (penghukuman mereka
yang melakukan penebangan ilegal dan mereka yang
mencemari lingkungan, dan sebagainya) harus terus di
jalankan. Sebab, hanya dengan kesadaran yang kontinu-lah
manusia menjadi tidak ada waktu lagi untuk lengah dan
menhadi rusak.
Mustari (2014:153) menyatakah bahwa secara
keseluruhan, menjadi manusia yang memiliki martabat adalah
memjadi manusia yang mampu menjaga lingkungan.
Bermartabat karena manusia ekologis adalah manusia yang
berpandangan jauh ke depan, ke arah nasib generasi
41
setelahnya, yang juga berhak mendapatkan alam yang baik,
yang mampu embuat mereka kehidupan menjadi wajar,
seperti generasi yang sebelum-sebelumnya.
B. Kerangka Berpikir
Kondisi saat ini Indonesia memiliki permasalahan yang
sering di jumpai di sekolah bahkan di rumah, tidak lain dan tidak
bukan masalah tersebut adalah sampah. Banyak dari siswa dan
siswi kurang peduli terhadap lingkungan sekolahnya, mereka tidak
memperhatikan kebersihan, memang tidak semua orang seperti itu
tetapi kebanyakan dari mereka masih minim dengan rasa peduli
lingkungan. Rasa peduli lingkungan sangatlah dibutuhkan bagi
siswa san siswi. Hal ini di karenakan kebersihan lingkungan
memengaruhi kenyamanan dalam belajar. Dalam belajar jika siswa
merasa nyaman maka siswa dan siswi akan lebih serius dalam
belajar dan tentu saja hasil belajar juga akan lebih baik. tidak hanya
peduli lingkungan juga termamasuk nilia karakter anak didik
menurut Diknas, nilai-nilai karakter anak ada 18 yaitu: 1) Religius,
2) Jujur, 3) Toleransi, 4) Disiplin, 5) Kerja keras, 6) Kreatif, 7)
Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa ingin tahu, 10) Semangat
kebangsaan, 11) Cinta tanah air, 12) Menghargai prestasi, 13)
Komunikatif, 14) Cinta damai, 15) Gemar membaca, 16) Peduli
lingkungan, 17) Peduli sosial, 18) Tanggung jawab (Diknas:2011).
42
Maka dari itu peserta didik harus di ajarkan tentang pendidikan
karakter termasuk karakter peduli lingkungan.
Berdasarkan uraian kerangka berpikir yang telah di
sampaikan peneliti maka bagan kerangka berpikir di gambarkan
sebagai berikut :
Sebab-sebab di berikan reward
Situasi
lingkungan:
Perlu di
perhatikan
Kondisi siswa:
Siswa kurang
memerhatikan
kebersihan
lingkungan
Penerapan reward
Jenis reward:
Mendapatkan hadiah
berupa snack dari orang
tua atau wali
Siswa peduli dengan
lingkungan
Siswa menjadi lebih peduli
dengan lingkungan
disekitarnya
Gambarl 2.1 Bagan kerangka berfikir
43
C. Hipotesis Penelitian
Berasakan kerangka berpikir yang telah dipaparkan
sebelumnya maka hipotesis dalam peneitian ini adalah terdapat
pengaruh pengunaan reward terhadap karakter peduli lingkungan.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakasanakan di SD Cenderawasih III
yang beralamtkan di Komplek Deplu No. 74, Pd. Betung.
Kecamatan Pd Aren, Tangerang Selatan
2. Waktu Penenlitian
Penenlitian dilaksanakan bulan Mei 2020 dan lebih
lengkapnya lihat tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Jadwal Waktu Penelitian
NO Jenis Kegiatan Bulan
Nov Des Aprl Mei okt nov jan
1 Pengajuan judul
2 Observasi Lokasi
Penelitian
3 Penyiapan Instrument
4 Uji Coba Instrument
5 Pengambilan Data
6 Pengolahan Data
7 Penyusunan Laporan
45
B. Metode Penelitian
Penelitian ini peneliti memakai metode kuantitatif,
eksperiment. Sujarweni (2014:39) menyatakan bahwa penelitian
kuantitatif ialah penelitian yang memiliki hasil sebuah penemuan-
penemuan yang mampu di capai dengan cara memakai prosedur
statistik atau dengan cara lain dari sebuah pengukuran. Kasaram
dalam Surjaweni (2014:39) juga menyatakan bahwa penelitian
kuantitatif merupakan proses mencari pengetahuan menggunakan
data dalam bentuk digital sebagai alat untuk menganalisis informasi
yang ingin peneliti ketahui.
Hermawan (2019:33) menyampaikan bahwa metode
eksperimen atau ekpserimental adalah penelitian yang paling murni,
karena semua hal dalam penelitian kuantitatif dapat di terapkan pada
metode ini. Penelitian eksperimental adalah penelitian lab, meskipun
peneliti tetap bisa melakukan di luar lab.
Penelitian ini peneliti menggunakan eksperimen pre-
experimental design, dalam eksperimen ini peneliti hanya dilakukan
satu kelas saja, yaitu kelas 4 di SD Cenderawasih III Pondok Aren.
Bentuk desain eskperimen yang dipilih adalah the one group pretest
– postest (satu Kelompok Pretest – postes ). Emzir (2015:96)
menyebutkan beberapa kelebihan desain ini dari desain lainya
adalah memasukan pretes untuk memasukan skor garis belakang,
dan postes untuk di garis depan sebagai pembanding. Adapun
46
rancangan yang akan dilakukan dapat dilihat pada gambar 3.1
berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
O1 = nilai pretes (sebelum perlakuan)
X = pengguaan reward
O2 = nilai postest (setelah diberikan perlakuan)
C. Variabel dan Definisi Variabel
1. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:60) menyatakan bahwa pada
asasnya variabel ialah sesuatu yang berbentuk apapun yang di
tetapkan oleh peneliti agar dapat di pelajari sehingga memperoleh
sebuah informasi tentang suatu hal, lalu ditarik kesimpulan. Secara
teori variabel, bisa dikatakan sebagai keunikan seseorang atau objek
yang memiliki variasi antara orang yang satu dengan orang yang
lainya atau sabuah objek dengan objek yang lain.
Penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu
variabel independen dan dependen. Umar (2003:50) dalam
Cristalistana (2018:91) menyatakan bahwa variabel independen
O1 X O2
47
yaitu variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya
variabel terikat. variabel dependen adalah variabel terikat yang
dipengaruhi karena adanya variabel bebas(independen).
Pada penelitian ini pemberian reward akan memperkuat atau
meningatkan rasa peduli lingkungan anak.
Gambar 3.2
Hubungan antar variabel
2. Variabel x (reward)
a. Definisi konseptual
Reward merupakan sebuah hadiah yang dihibahkan
kepada seseorang yang sudah melakukan hal ataupun
perbuatan baik (hal yang positif), agar orang tersebut dapat
mempertahankan perbuatan baik tersebut atau bahkan
meningkatkan perbuatan baik yang ia lakukan.
b. Definisi oprasioanal
Reward dapat di definisikan sebagai suatu hal atau
barang yang diberikan kepada seseorang. Dalam penelitian
ini reward yang diberikan kepada siswa dan siswi adalah
sanck atau makanan ringan. Pemberian reward dilakukan
Penggunaan reward
(variabel independen)
Karakter peduli
lingkungan anak
(variabel dependen)
48
setelah siswa dan siswi telah melakukan kegiatan yang
berkaitan tentang peduli lingkungan.
3. Vairabel y (karakter peduli lingkungan)
a. Definisi konseptual
Peduli lingkungan adalah sebuah sikap individu dalam
menjaga tempat tinggalnya untuk kesejahteraanya manusia
serta mahluk hidup
b. Definisi oprasional
Peduli lingkungan dapar di definisikan sebagai sebuah
perilaku dimana seseorang mencintai lingkungan dan sangat
menjaga lingkungan terutama lingkungan disekitarnya,
misalnya membuang pada tempatnya, membersihkan rumah,
menyapu, mengepel, dan lain-lain.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Andriani (2014:4.3) p0pulasi ialah perkumpulan yang
komplit dari satuan atau individu yang memiliki karakteristik ingin
di ketahui. Arikunto (2013:173) populasi ialah keseluruhan subjek
fisik. Pada penelitian ini peneliti populasi yang dipakai adalah
murid SD Cenderawsih III Pondok Aren yang memiliki total jumlah
141 siswa/i.
49
2. Sampel
Arikunto (2013:174) menyatakan bahwa sampel ialah sedikit
atau perwakilan dari perkumpulan yang akan diteliti. Andriani
(2014:4.4) sampel ialah sedikit anggota perkumpulan yang
memberikan keterangan maupun data yang di perlukan dalam
sebuah penelitian. Pengertian di atas bisa di simpulkan sampel
merupakan sebagian dikit dari perkeumpulan atau populasi.
Syaodih (2011:254) menjelaskan bahwa untuk tujuan
penelitian tertentu dilakukan pengambilan sampel bukan acak
atau nonsampling. Penelitian yang menggunakan teknik
pengambilan sampel ini bertujuan untuk mempeljari kasus-kasus
tertentu. Sesuatu bisa dijadikan objek penelitian karena
bermasalah, ada penyimpangan, atau memiliki kekurangan,
tetapi bisa juga karena memiliki karakteristik yang khas, atau
bahkan menunjukan keunggulan-keunggulan. Jenis sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah purposif sampling. Purposif
sampling atau pengambilan sampel berdasarkan tujuan adalah
pegambilan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian.
Pada penelitian ini sampel yang di gunakan adalah siswa
kelas 4 SD Cenderawasih III yaitu, kelas 4 dengan jumlah 20
orang.
50
E. Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini peneliti memakai instrumen penelitian
berbentuk angket atau kuisioner dan lember observasi.
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrument
Variabel aspek Indikator
Jumlah
Nomer butir
butir pada
instrument
Pengaruh Reward memiliki
a. Siswa akan
penggunaan tujuan agar siswa menjadi
semangat dalam 3 1,2,3,
Reward giat menjaga kebersihan
rumah jika di beri hadiah
b. Siswa akan menjadi lebih
giat dalam melakukan 3 4,5,6
kegiatan menjaga kebersihan
dirumah jika di beri hadiah
Penghargaan a. Siswa memperbaiki
memiliki peng tingkaah laku menjadi 2 7,8
aruh positif lebih memperhatikan
kebersihan lingkungan
a. Siswa termotifasi untuk
fungsi universal
membuang sampah pada
tempatnya, membersuhkan
tempat tidur, mengepel, 3 9,10,11
menyapu,menyiram tanaman
,serta memperhatikan
lingkungan sekitar
b. Siswa lebih menjaga
lingkungan seperti rumah
,membuang sampah,
menyapu, mengepel 3 12,13,14
51
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Sugiono (2010:203) menyatakan bahwa observasi adalah
salah satu teknik pemgumpulan data memiliki kelebihan yaitu
sangat spesifik jika kita bandingkan dengan teknik yang lain,
observasi tidak hanya pada orang, tapi bisa juga digunakan
terhadap objek-objek alam yang lain. Sugiono (2010:203)
menyatakan bahwa, observasi adalah sebuah proses yang cukup
rumit, sebuah proses yang telah disusun dari berbagai proses
biologis dan psikologis. Diantara keduanya yang paling penting
ialah proses-proses pengamatan dan ingatan. Peneliti
melakukan observasi dengan cara daring melalui zoom, hal ini
membersihkan kamar,
menyiram taman
Karakter sikap dan perilaku a. Siswa mulai memliki
peduli peduli lingkungan kesadaran dengan 3 15,16,17
lingkungan lingkungaan sekitar
b. Siswa mulai melakukan
tindakan yang mencerminkan 5 18.19,20,21,22
perilaku peduli terhadap
lingkungan sekitar
lingkungan sehat a. Siswa mengetahui 4 23,24,25,26
ciri-ciri lingkungan sehat
b. Siswa mengetahu ciri-
ciri lingkungan yang 2 27,28
tidak sehat
52
dikarenakan sekolah belum bisa luring atau tatap muka
dikarenakan pandemi.
2. Angket/Kuisioner
Sugiono (2010:199) menjelaskan bahwa kusioner
merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk di jawabnya. Kuisioner merupakan
teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tau dengan
pasti variabel yang akan di ukur dan tahu apa yang bisa di
harapkan dari responden.
Penggunaan teknik angket ini peneliti dapat mengetahui
efektivitas reward (variabel x) dan karakter peduli lingkungan
(variabel y). Teknik ini digunakan ubtuk mendapatkan data,
dengan jumlah butiran soal sebanyak 14. Angket yang pakai yaitu
skala likert.
Sugiono (2010:134) menjelaskan skala likert di gunakan
untuk mengukur sikap, pemdapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok tentang fenomena sosial. Untuk keperluan analisis
kuantitatif, maka jawaban itu dapat di beri skor yaitu:..........
53
.....Tabel 3.3
skala likert
3. Dokumentasi
Taniredja (2011:51), dokumentasi atau dokumenter
merupakan pengumpulan data yang bersifat pelengkap, untuk
memperoleh data yang di perlukan peneliti.
G. Teknik analisa data
1. Uji coba instrument
a. Uji validasi
Taniredja dan Mustafidah (2011:42) menyatakan
bahwa validitas merupakan ukuran yang menunjukan
tingkatan keadilan atau kebenaran dari sebuah instrumen.
Sebuah instrument dapat dikatakan valid mengukur apa yang
di inginkan. Instrument juga dapat dikatkan valid jika mampu
mengungkap data dari variabel yang di teliti secara baik dan
benar. Berikut rumus validasi yamg di gunakan peneliti:
Keterangan Skor
sangat setuju (SS) 5
setuju (S) 4
ragu-ragu (RG) 3
tidak setuju (TS) 2
sangat tidak setuju (STS) 1
54
𝑟 =𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
√[𝑛 ∑ 𝑥2 − (𝑥)2][𝑛 ∑ 𝑦2 − (∑ 𝑦)2]
Keterangan :
n = jumlah responden
x = skor variabel (jawaban responden)
y = skor total dari dari variabel (jawaban responden)
b. Uji reliabilitas
Nasution (2007:77) dalam Taniredja dan Mustafidah
(2011:43) mengatakan, suatu alat pengukur bisa dikatakan
benar apabila alat itu dalam mengukur sebuah gejala pada
waktu yang berlainan senantiasa menunjukan hasil yang
sama. Reliabelitas merujuk pada suatu pengertian bahwa
suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut
sudah baik. Rumus uji reliabilitas yang digunakan peneliti
sebagai bebrikut:
𝑟 [𝑘
(𝑘 − 1)] [1 −
∑ 𝜎𝑏2
𝜎𝑡2 ]
Keterangan :
r = koefesien reliability instrument
55
k = banyaknya butir pernyataan
∑ 𝜎𝑏2 = total varians butir
𝜎𝑡2 = total varians
2. Uji prasyarat analisis
a. Uji normalitas
Irianto (2015:272) menyatakan bahwa uji normalitas
yang sederhana adalah membuat grafik distribusi frekuensi
atas skor yang ada. Karena kesederhanaannya, pengujian
kenormalan data memiliki ketergantungan terhadap
kemampuan mata dalam mencermati plotting data.
Penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas
lilifors yang menggunkan spss versi 22. Uji normalitas lilifors
adalah pengembangan namun dengan cara yang sederhana
darirumus Kolmogorov-Smirnov sehingga sifatnya
menyederhanakan.
L = max (𝔩𝐹(𝑍𝑖) − 𝑆(𝑍𝐼)𝔩)
𝑆(𝑍𝑖) = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑘𝑒 − 𝑖
𝑛
Keterangan :
L : Statistik uji dengan Lilifors
56
𝑍𝑖 : Data pada 𝑥𝑖 yang di standarrrisasi berdasarkan
...................................rumus Z = 𝑋𝑖−𝑋−
𝑆𝐷
𝑋𝑖 : Angka pada data
𝐹(𝑍𝑖) : Probalitas kumulatif normal di 𝑍𝑖
𝑆(𝑍𝑖) : Peobabilitas Kumulatif 𝑍𝑖
3. Uji hipotesis
Menurut Arifin (2011: 280) jika peneliti menguji perbedaan
dari dua rata-rata, dari dua sampel tentang suatu variable yang
diteliti, maka teknik statistic yang pakai adalah uji-t (test). Asumsi
penggunaan uji-t adalah:
1) Kedua sampel diambil dari populasi.
2) Data kedua sampel berdisribusi normal.
3) Varians kedua sampel tidak berbeda (homogen).
Hadi (2015:243) menuliskan rumus sebagai berikut:
t = 𝑀𝐾 −𝑀𝑒
√∑ 𝑏2
𝑁(𝑁−1)
Keterangan :
MK = Mean dari kelompok komtrol
ME = Mean dari kelompok eksperiment
57
∑ 𝑏2 = Jumlah deviasi dari mean perbedaan
N = Jumlah subjek
4. Uji statistik / uji hipotesis statistik
Secara statistik, hipotesis penelitian memiliki rumus yaitu:
𝐻0 : 𝜇1= 𝜇2
𝐻1 : 𝜇1 ≠ 𝜇2
Keterangan:
𝐻0 = tidak terdapat pengaruh antara sebelum menggunakan
.........reward (pretest) dengan sesudah menggunakan
.........reward (postest).
𝐻1= terdapat pengaruh antara sebelum menggunakan
.........reward (pretest) dengan sesudah menggunakan
..../....reward(postest).
𝜇1 = rata – rata skor pendidikan karakter siswa dalam pretest
𝜇2 = rata – rata skor pendidikan karakter siswa dalam postest
........setelah menggunakan reward.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Biodata Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksankan di sekolah SD Cenderawasih III.
Sekolah ini berada di Komplek Deplu, Jl. Komp. Kemlu No.74,
Pd. Betung, Kec. Pd. Aren, Kota Tangerang Selatan, Kode pos
15224. Sekolah ini ada sekolah yang memiliki akreditasi A,
dengan nomor NPSN 20613981 dan NSS 101020418059.
Sekolah ini berstatus sekolah swasta. Sekolah ini dalam sistem
pembelajaranya menggunakan kurikulum 2013 atau K-13.
a. Visi
Membentuk sekolah unggula, pandai dalam menggunakan
teknologi informasi dan membina generasi muda agar
berahlak mulia dan sehat, memiliki wawasan nasional
maupun internasional, dan menjadi pusat yang mengbangkan
potensi kecerdasaan (Multiple Intellegence) melalui
pendekatan pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
b. Misi
1) Menyelengagarakan pendidikan dengan menginteg
rasikan nilai-nilai kebaikan dalam setiap pembelajaran
2) Menyediakan teknologi informasi secara aktif
59
3) Membangunkultur pendidikan yang mampu meningkatkan
wawasan nasional maupun internasional dan menjadi
pengembangan kecerdasan majemuk peserta didik dan
kesehatan jasmaninya
2. Deskripsi Responden
Penelitian ini dilakukan di kelas 4, yaitu kelas 4 engan jumlah
siswa 20. Adapun detail nama siswa yaitu:
Tabel 4.1
Daftar Nama Siswa
SD Cenderawasih III
No Nama Siswa Kelas
1 V V 4
2 N N 4
3 J K 4
4 A L A 4
5 D K M 4
6 Y E B 4
7 A R S 4
8 R T M 4
9 G 4
10 M Y 4
11 F S 4
60
12 K 4
13 M N J 4
14 M R 4
15 B A 4
16 K A 4
17 A I F 4
18 Y F A 4
19 M K S 4
20 D L 4
61
3. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu X dan variabel
Y. Variabel X yairu pengaruh reward dan variabel Y yaitu karakter
peduli lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan mnyebar
angket yang berisi pernyataan-pernyataan kepada siswa kelas 4
yang berjumlah 20 orang. Sebelum melakukan peneliti, peneliti
terlebih dahulu melakuan observasi sikap siswa tentang
bagaimana pendapat mereka mengenai lingkungan di sekitar
melalui zoom class. Kemudian setelah melihat kondisi siswa dan
konsultasi kepada guru-guru di sekolah tersebut, kami sepakat
bahwa penelitian dapat dilakukan di kelas 4.
Penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan zoom class
di kelas 4, dengan rincian mencari tahu sikap siswa dan siswi
terhadap lingkungan sekitar. Di pertemuan selanjutnya peneliti
memberikan angket sebelum adanya eksperiment atau tindakan
yang berupa google form (pretest). Lalu pertemuanya berikutnya
peneliti menguhubungi wali murid melalui whatssapp grup untuk
mengarahkan orang tua memberikan reward berupa snack
kepada anak-anaknya setelah mereka melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan peduli lingkungan sekitar, mulai dari menyapu,
mengepel, membersihkan halaman, dll, selanjutnya peneliti
meminta kepada wali murid untuk memvidiokan kegiatan siswa/i
dan memfoto ketika anak di kasih reward berupa snack oleh wali
62
murid itu sendiri. Pertemuan selanjutnya peneliti menyebarkan
angket yang berupa google form kepada wali murid untuk di isi
oleh siswa dan siswi dengan bimbingan orang tua (postest).
Tabel 4.2
Tabel distribusi frekuensi
Statistics
Pretest Postest
N Valid 20 20
Missing 0 0 Mean 65,7500 100,2500 Median 66,5000 110,5000 Mode 61,00 84,00a Std. Deviation 11,48855 25,79856 Variance 131,987 665,566 Skewness -,700 -1,310 Std. Error of Skewness ,512 ,512 Kurtosis -,011 1,738 Std. Error of Kurtosis ,992 ,992 Minimum 42,00 28,00 Maximum 82,00 130,00 Sum 1315,00 2005,00
Pada tabel di atas memperoleh hasil data melalui angket
yang disebar ke 20 siswa SD Cenderawasih III. Angket yang
digunakan peniliti ini ada 28 pernyataan. Beradarkan perhitungan
deskripsi data, maka diperoleh jumlah nilai 65,7 untuk mean
pretest dan 100,2 untuk mean postest. Nilai tengah atau median
untuk pretest 66,5 dan untuk postest sebesar 110,5. Untuk
standar deviasai pretest berjumlah 11,4 dengan variansi 131,9
dan untuk postest sebesar 25,7 dengan variansi 665,5. Nilai
minimum untuk pretest berjumlah 42 sedangkan untuk postest
sebesar 28. Untuk nilai maksimum pretest sebesar 82 dan untuk
postest sebesar 130.
63
B. Uji Analisa Data
1. Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan dengan uji ahli dosen dan uji
spss. Berdasarkan hasil uji ahli memperoleh sebagai berikut :
Tabel 4.3
Validasi dosen
Untuk uji spss, dilakuan dengan spss versi 22
a. Validasi Vriabel X
Tabel 4.4
Validasi spss variabel x
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
R1 36,7500 304,303 ,901 ,956
R2 37,4000 319,200 ,677 ,961
R3 36,5500 303,839 ,826 ,958
R4 37,1500 314,555 ,709 ,960
R5 36,4000 299,937 ,951 ,955
Klasifikasi Jumlah No Item
Valid
28
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,
12,13,14,15,16,17,18,19
,20,21,22,23,24,,25,26
27, dan 28
Tidak Valid 0
_
64
R6 36,2000 297,011 ,926 ,955
R7 37,4500 320,050 ,632 ,962
R8 36,3000 298,011 ,894 ,956
R9 37,7500 324,303 ,622 ,962
R10 36,1000 295,358 ,924 ,956
R11 36,0500 294,787 ,920 ,956
R12 38,0000 330,842 ,589 ,963
R13 35,9000 304,200 ,815 ,958
R14 38,1000 333,147 ,529 ,964
b. Validasi Variabel Y
Tabel 4.5
Validasi spss variabel y
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 55,8000 129,432 ,915 ,952
P2 55,8500 129,292 ,908 ,952
P3 55,9000 129,884 ,867 ,953
P4 56,1000 131,989 ,553 ,960
P5 55,8500 129,292 ,908 ,952
P6 55,8500 129,292 ,908 ,952
65
P7 56,2500 127,250 ,852 ,953
P8 56,2500 127,776 ,874 ,952
P9 56,2000 131,011 ,682 ,957
P10 56,6000 128,253 ,835 ,953
P11 56,8000 129,747 ,654 ,958
P12 56,7500 129,461 ,703 ,956
P13 56,7000 127,379 ,681 ,958
P14 56,2500 126,934 ,702 ,957
Penelitian ini peneliti mencari validitas dengan cara
menggunakan spss versi 22 dengan cara memasukan data lalu pilih
Analyz setelah itu pilih scale lalu realibilitis analyze lalu akan keluar
output seperti pada tabel di atas. Bisa kita lihat dalam tabel di atas
terdapat huruf dan angka R1,R2,R3, dan seterusnya lalu P1,P2,P3
dan seterusnya. Huruf “R” memandakan bahwa yang di uji validsai
adalah variabel X yaitu Pengaruh Reward, sedangkan hutuf “P”
mengartikan bahwa yang di uji adalah variabel Y yaitu Peduli
Lingkungan.
Pada tabel di atas bisa di perhatikan pada kolom corected
item-total correlation , pada kolom tersebut terdapat angka angka.
Angka tersebut menujukan bahwa valid atau tidaknya angket kita
pada setiap nomernya. Dikatakan valid apabila R hitung > R tabel
sedangkan dikatakan tidak valid jika R hitung < R tabel. Pada
penelitian ini R tabelnya adalah 0,378.
66
Pada tabel di atas pada kolom corected item-total correlation
R hitungya sudah lebih dari besar dari R tabelnya atau 0.378. jadi
dapat dikatakan bahwa semua butir di angket sudah valid.
2. Uji Reliabilitas
Tabel 4.6
Reliabilitas x dan y
Reliability Statistics x Reliability Statistics y
Cronbach's
Alpha N of Items
Cronbach's
Alpha
N of Items
,962 14 958 14
Sama seperti halnya ujji validitas, uji reliabilitas ini
menggunakan spss versi 22. Untuk mencara reliabilitas ini peneliti
memasukan data ke spss lalu pilih analiz setalah itu pilih scale lalu
pilih realibilitis analyz. Setlah dilakukan tahap tersebut maka akan
mucul tabel. Perhatikan tabel Realibility Statistic. Pada tersebut
terdapat 2 kolom yaitu Cronbach Alpa dan N of Item. Cronbach Alpa
menunjukan angka angka tersebut sebagai tolak ukur apakah angket
kita reliabel atau tidak. Dikatakan reliebel jika nilai Cronbanch Alpa >
0,60 dan dikatakan reliebel jika nilai Cronbach Alpa < 0,60. Dalam
penelitian nilai uji reliabilitas sudah lebih besar dari 0,6 maka dapat
dikatan reliebel. Untuk kolom berikutnya yaitu N of Item yaitum kolom
yang menjelaskan item yang ada dalam angket peneliti.
67
C. Uji Prasayat
1. Uji Normalitas
a. Pretest
Tabel 4.7
b. Postest
Tabel 4.8
Uji normalitas ini peneliti menggunakan spss versi 22 untuk
menghitungnya uji normalitas ini dilakukan 2 kali yaitu pada saat
pretest dan postes. Untuk menghitung menggunakan spss dilakukan
dengan rumus kolmogorov smirnov z dengan cara pilih analyz lalu
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pretest
N 20 Normal Parametersa,b Mean 65,7500
Std. Deviation 11,48855 Most Extreme Differences Absolute ,158
Positive ,081 Negative -,158
Test Statistic ,158 Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d Exact Sig. (2-tailed) ,641 Point Probability ,000
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Postest
N 20 Normal Parametersa,b Mean 100,2500
Std. Deviation 25,79856 Most Extreme Differences Absolute ,192
Positive ,124 Negative -,192
Test Statistic ,192 Asymp. Sig. (2-tailed) ,051c Exact Sig. (2-tailed) ,399 Point Probability ,000
68
nonparametic test setelah itu pilih legacy dialog, lalu pilih 1 sampel
K-S lalu centang normal dan oke.
Pada uji normalitas ini perhatikan tabel one-sample
kolmogorov-smirnov test, untuk menentukan apakah angket kita
normal atau tidak maka kita harus memperhatikan nilai exact sig (2-
tailed). Jika nilai sig > 0,50 maka dapat dikatan normal namun jika
nilai sig < 0,50 maka dapat dikatakan tidak normal. Pada penelitian
ini nilai exact sig suda lebih besar sari 0,50 semua.
D. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan peneliti menggunakan spss versi
22 dengan cara masukan data terlebih dulu ke dalam spss lalu pilih
analyz, setelah itu pilih compare means lalu pilih paired sampel t test,
setalh itu pindahkan data keseblah kanan dan klik ok. Dari cara
tersebut maka akan keluar output berupa beberapa tabel.
Tabel 4.10
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 65,7500 20 11,48855 2,56892
Postest 100,2500 20 25,79856 5,76873
Pada tabel ini diperlihatkan hasil ringkasan statistik deskriptif
dari kedua sampel atau data yaitu pretest dan postest. Bisa kita lihat
pada bagian mean, mean menunjukan rata-rata score dari pretest
69
dan postest. Dan pada bagian N menunjukan jumlah responden
dalam penelitian ini.
Tabel 4.11
Paired Samples Test
Paired Differences
T Df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest
–
Postest
-
34,5000
0
30,50539 6,82121 -48,77696 -20,22304 -5,058 19 ,000
Tabel ini adalah tabel yang paling penting dalam uji ini, karena
dalam tabel ini kita di beri gambaran tentang ada atau tidaknya
perbedaan antara pretest dengan postest. Pada bagian sig (2-tailed)
menunjukan angka 0,000 yang berarti nilai sig lebih kecil dari 0,5
yang berarti terdapat perbedaan yang nyata antara pretest dengan
postes.
E. Uji Statistik
Pengujian hipotesis dengan uji paired samples test dengan
a=0,05. Sebelum melakukan pengujian dilakukan dengan penentuan
terlebih dahulu. Berikut merupakan hipotesis yang telah dirumaskan
sebagai berikut:
70
𝐻0 = tidak terdapat perbedaan antara sebelum menggunakan
.........reward (pretest) dengan sesudah menggunakan
.........reward(postest).
𝐻1= terdapat perbedaan antara sebelum menggunakan
.........reward (pretest) dengan sesudah menggunakan
..../....reward(postest).
Pengambilan keputusan hipotesis diatas dapat dilakukan
dengan menggunakan 2 cara yaitu dengan membandingakan
thitung dan ttabel atau membandingkan nilai sig 2-tailed yang
diperoleh. Berikut merupakan kriteteria pengambilan keputusan
hipotesisnya sebagai berikut:
1) Jika thitung < ttabel maka H0 diterima ,H1 ditolah, artinya tidak
terdapat pengaruh antara sebelum menggunakan reward
dengan sesudah menggunakan reward
2) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, H1 diterima, artinya
terdapat pengaruh atantara sebelum menggunakan
reward dengan sesudah menggunaan reward
3) Jikan nilai sig (2-tailed) < 0,05 maka terdapat pengaruh
atantara sebelum menggunakan reward dengan sesudah
menggunaan reward
71
4) Jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 tidak terdapat pengaruh
antara sebelum menggunakan reward dengan sesudah
menggunakan reward
Berdasarkan pengujian pada uji hipoteses diperoleh nilai sig (2-
tailed) sebesar 0,000 atau < dari 0,05 ,sehingga jika pengambilan
keputusan dilakukan berdasarkan nilai sig (2-tailed) maka dapat di
simpulkan bahwa terdapat pengaruh atantara sebelum
menggunakan reward dengan sesudah menggunaan reward.
F. Interpretasi
Setelah dilakukanya perhitungan data menggunakan uji t
maka memperoleh hasil nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000 atau < 0,05
jika pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan Sig (2-tailed)
maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Berdasarkan pendapat tersebut maka penggunaan reward ini
dapat mempengaruhi karakter peduli lingkungan anak. Reward ini
berfungsi sebagai penguatan yang diberikan kepada peserta didik,
bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi, keaktifan, dan motivasi,
juga pembinaan sikap peserta didik kearah positif.
Pada prosesnya, anak-anak yang melakukan kegiatian
peduli lingkungan akan diberikan reward ketika sudah melakukan
kegiatan tersebut.
72
Penenilitan ini membuktikan bahwa pemberian stimulus
positif berupa reward dapat memengaruhi perilaku positif juga
kepada seseorang. Hal ini sejalan dengan teori Skinner yang
berpusat pada perilaku dan konsekuensinya, artinya Skinner
menggunakan Kondisi menyenangkan dan tidak menyenangkan
untuk mengendalikan terjadinya perilaku. Skinner juga menganggap
reward dan reinforcement sebagai faktor terpenting dalam proses
belajar.
72
BAB V
Kesimpulan
A. Kesimpulan
Berasakan perumusan masalah yang sudah disampaikan
ataupun dijelaskan di bab sebelumnya maka peneliti simpiulkan
yaitu:
1. Terdapat perbedaan dari pretest dan postest, dimana pretest
tidak diberlakukan pemberian reward dan postest di lakukan
pemberian reward untuk mengetahiu pengaruh penggunaan
reward terhadap karakter peduli lingkungan. Berdasarkan
pengujian hipotesis diperoleh nilai sig (2-tailed) 0,000 atau < 0,05,
sehingga jika di ambil keputusan yang berdasarkan nilai sig (2-
tailed) maka bisa peneiliti simpulkan bahwa terdapat pengaruh
antara penggunaan reward terhadap karakter peduli lingkungan.
2. Perbedaan antara karakter peduli lingkungan pada saat pretest
dengan postest, postest yaitu sekitar 100,2500 lebih besar dari
rata rata pretest yaitu sekitar 65,7500, yang artinya terdapat
perbedaan sebesar 34,5. Dapat dikatakan bahwa karakter peduli
lingkungan anak lebih baik jika menggunaka reward daripada
yang tidak menggunakan reward.
73
73
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peneliti, maka
peneitili memiliki beberapa saran yaitu :
1. Bagi Siswa
Siswa mampu meningkatkan rasa peduli lingkungan anak
dengan cara guru memberikan reward ke siswa.
2. Bagi Guru
Guru mampu mengetahui cara agar siswa dan siswi
melakukan kegiatan peduli lingkungan dengan cara memberikan
reward yang menarik kepada anak.
3. Bagi Peneliti
Penelitan ini dapat menjadi sumber referensi bagi peneiliti
lain yang ingin meniliti pembahasan yang mirip atau bahkan
serupa, Penelitian ini juga dapat menjadi acuan untuk penilitian
lain yang ingin meneliti pembahasan yang serupa.
4. Bagi Sekolah
Dapat menjadi pertimbangan sekolah bahwa karakter anak
harus di bentuk sejak dini.
78
74
DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Duri, dkk. (2014). Metode Penelitian. Tangerang:Universitas
Terbuka.
Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya
Arikunto, Shuarsini. (2013). Prosedur Penelitian. Jakarta:Rineka Cipta.
Busro, Muhammad dan Suwandi. (2017). Pendidikan Karakter.
Yogyakarta:Media Akademi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Riset Kurikulum. (2009).
Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional
Christalisana, Chandra. (2018). Pengaruh Pengalaman dan Karakter
Sumber Daya Manusia Konsultan Manajemen Konstruksi
Terhadap Kualitas Pekerjaan Pada Proyek di Kabupaten
Pandeglang. Jurnal Fondasi,volume 7(1), 87-98
Dalyono, Mohammad. (2015). Psikologi Pendidikan. Jakarta:PT Rineka
Cipta
Darmiatun,Suryati dan Daryanto. (2013).Implementasi Pendidikan Karakter
Di Sekolah.Yogyakarta:Gava Media.
Dwi Martha, Erni. (2016). Implementasi Reward Ke Pada Siswa SD
Muhammadiyah Bantul Kota. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Vol25,2426-2435.
75
Emzir. (2015). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif.
Jakarta:Raja Grafindo Persada
Febianti, Yopi Nisa. (2018). Peningkatan Motivasi Belajar Dengan
Pemberian Reward dan Punishment yang Poaitif. Jurnal
Educomic. Vol 6, 93 - 103.
Gunawan, Heri. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Imolementasi.
Bandung:Alfa Beta.
Hadi, Sutrisno. (2015). Statistic. Yogyakarta:Universitas Gadjah Mada
Hermawan, Iwan. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif
Kualitatif dan Mixed Metode. Kuningan:Hidayatul quran kuningan.
Irianto. Agus. (2015). Statistik Konsep Dasar Aplikasi dan
Pemgembanganya. Jakarta:PT fajar interpratama mandiri.
Kawulur, Karli Tresia.W.A. Arios, dan R.J.Pio.(2018). Pengaruh Reward
and Punishment Terhadap Loyalitas Karyawan di PT. Columbia
Perdana Cabang Manado.Administrasi Bisnis, vol 6(2), 68-76.
Mabruri, Rizky Ardi. Pengaruh Reward Terhadap Motivasi Belajar Ipa Siswa
Kelas IV Muhammadiyah Piyaman. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Daasar. Vol 5:3.064-3.072
Meha, Nehru. (2016). Oreintasi Baru dalam Psikologi Pendidikan.
Jakarta:Universitas Muhammadiyah Jakarta
76
Mukminin, Amirul. (2014). Starategi Pembentukan Karakter Peduli
Lingkungan di Sekolah Adiwiyata Mandiri. Ta,dib. Vol19,227-252.
Mustari, Mohamad. (2014). Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan.
Jakarta:Rajawali Pers.
Najib, Muhammad. Novan Ardy Wiyani dan Sholichin. (2016). Manajemen
Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini. Yogyakarta:Gava
Media
Pribadi, Harlina. (2011). Peduli Lingkungan. Bandung:Remaja Rosdakarya.
Payadna, I Gede Ade Andre dan Jayantika I Gusti Agung Trisna. (2018).
Panduan. Penelitian Eksperiment Beserta Analisis Stastk
Dengan SPSS. Jogjakarta : Deepublish.
Pusat Kurikulum. (2010). Bahan Pelatihan Metodologi Pemelajaran
Berdasarkan Nilai-nilai Budaya untuk Membentuk Daya saing dan
Karakter Bangsa : Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter
Bangsa:Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.
Jakarta:Kementrian Pendidikan Nasional
Putra, Dwi Fauziah. (2017). Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Peduli
Lingkungan Masyarakat. Jurnal Pendidikan Ilmu Geografi. vol 2(1),
117-126
Sriyanto. (2007). Kondisi Lingkungan Hidup di Jawa Tenah dan Prospek
Pembangunan ke Depan. Jurnal Geografi. 4(2):107-113.
77
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung:Afabeta.
Sujarweni, V Wiratna. (2014). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Baru Pers.
Surya, Mohammad. (2013). Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi dari Guru
untuk Guru. Bandung:Alfabeta
Syaodih, Nana Sukmadinata. (2011). Metode Penelitian Pendidikan.
Jakarta:Rosda
Taniredja, Tukiran & Mustafidah, Hidayat. (2011). Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Alfabeta
Triwardanin, Rachma dan Sarmini. (2013). Pembudayaan Karakter Peduli
Lingkungan Melalui Kegiatan Bank Sampah Di Desa Duwet
Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Kajian Moral Dan
Kewarganegaraan,1(3), 470-484.
Widyaningrum, Nata & Grahito Wicaksono, Anggit. (2018). Penanaman .
SikapPeduli Lingkungan dan Sikap Ilmiah Siswa Sekolah dasar
Melalui Sosialisasi Program Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan. Jurnal Adiwidya. 2(1):73-81
78
Lampiran 1
KISI-KISI INTRUMENT INSTRUMENT
79
Lampiran 2
INSTRUMENT
ANGKET / KUESIONER
Petunjuk Pengisian Angket :
1. Tulislah identitas terlebih dahulu di tempat yang telah disediakan.
2. Bacalah pernyataan dengan cermat.
3. Berilah tanda (√) pada salah satu alternatif jawaban.
4. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda sendiri.
Nama :
Kelas :
Hari / Tanggal :
Terdapat lima alternatif jawaban dibawah ini, antara lain : SS : Sangat Setuju RG : Ragu-ragu S : Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S RG TS STS
1 saya sangat senang jika di beri hadiah
2 Saya termasuk anak yang tidak peduli terhadap hadiah
3
Saya sangat semangat dalam melakukan hal yang saya suka meskipun saya tidak di beri hadiah.
4 saya menjadi lebih giat Melakukan pekerjaan rumah jika mendapatkan Hadiah
5
Saya melakukan kegiatan rumah seperti menyapu,cuci piring dan membersihkan kamar meski tidak di beri hadiah
80
6
saya selalu melalukan hal yang di perintahkan orang tua di rumah meskipun tidak mendapat hadiah
7
Saya mau melakukan apapun termasuk merubah sikap buruk saya jika saya di beri hadiah
8
Saya memperbaiki diri saya karena saya sadar ingin menjadi anak yang baik
9 saya membuang sampah pada tempatnya jika diberi hadiah
10
Saya membuang sampah pada tempatnya karena saya sadar kebersihan itu penting
11
Diberi hadiah atau tidak saya tetap akan menjaga kebersihan lingkungan rumah saya
12 saya menjaga kebersihan rumah karena di beri hadiah
13
Saya merasa menjaga kebersihan itu kewajiban saya sebagai penghuni rumah sehingga tidak perlu mendapat hadiah
14
Jika di perintahkan orang tua saya menjaga kebersihan ruma, saya akan melakukanya jika mendapatakn sesuatu dari orang tua
15 Saya menyadari bahwa membuang sampah pada tempatnya adalah hal yang penting.
16 Saya menyadari bahwa kebersihan lingkungan itu penting
17 Saya mulai berpikir bahwa lingkungan yang jorok akan menimbulkan penyakit
18 Saya mulai membuang sampah pada tempatnya
19 Saya menjaga kebersihan tempat tinggal saya
20 Saya mengajak anggota keluarga untuk menjaga kebrsihan lingkungan tempat tinggal
81
21 Saya memungut sampah ketika menemukan sampah di jalan
22 Saya akan membersihkan lingkungan ketika melihat lingkungan disekitarnya terasa kotor
23 Saya menyadari bahwa udara yang dihirupnya adalah udara yang bersih
24 Tanah di sekitar rumah saya cukup bersih
25 Saluran pembuangan air di tempat tingal saya tidak tersumbat
26 Saluran pembuangan air dilingkungan rumah saya bebas sampah
27 Tidak ada genangan air yang berada dekat rumah saya
28 Sampah berserakah adalah hal yang harus dibersihkan
82
Lampiran 3
Validasi statistic
Variabel X
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
R1 36,7500 304,303 ,901 ,956
R2 37,4000 319,200 ,677 ,961
R3 36,5500 303,839 ,826 ,958
R4 37,1500 314,555 ,709 ,960
R5 36,4000 299,937 ,951 ,955
R6 36,2000 297,011 ,926 ,955
R7 37,4500 320,050 ,632 ,962
R8 36,3000 298,011 ,894 ,956
R9 37,7500 324,303 ,622 ,962
R10 36,1000 295,358 ,924 ,956
R11 36,0500 294,787 ,920 ,956
R12 38,0000 330,842 ,589 ,963
R13 35,9000 304,200 ,815 ,958
R14 38,1000 333,147 ,529 ,964
83
Variabel Y
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 55,8000 129,432 ,915 ,952
P2 55,8500 129,292 ,908 ,952
P3 55,9000 129,884 ,867 ,953
P4 56,1000 131,989 ,553 ,960
P5 55,8500 129,292 ,908 ,952
P6 55,8500 129,292 ,908 ,952
P7 56,2500 127,250 ,852 ,953
P8 56,2500 127,776 ,874 ,952
P9 56,2000 131,011 ,682 ,957
P10 56,6000 128,253 ,835 ,953
P11 56,8000 129,747 ,654 ,958
P12 56,7500 129,461 ,703 ,956
P13 56,7000 127,379 ,681 ,958
P14 56,2500 126,934 ,702 ,957
84
Lampiran 4
Reliabilitas
Variabel X
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,962 14
Variabel Y
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,958 14
85
Lampiran 5
Uji Normalitas
Pretes
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pretest
N 20
Normal Parametersa,b Mean 65,7500
Std. Deviation 11,48855
Most Extreme Differences Absolute ,158
Positive ,081
Negative -,158
Test Statistic ,158
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
Exact Sig. (2-tailed) ,641
Point Probability ,000
86
Postest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Postest
N 20
Normal Parametersa,b Mean 100,2500
Std. Deviation 25,79856
Most Extreme Differences Absolute ,192
Positive ,124
Negative -,192
Test Statistic ,192
Asymp. Sig. (2-tailed) ,051c
Exact Sig. (2-tailed) ,399
Point Probability ,000
87
Lampiran 6
Uji hipotesis
Paired sampel statistic
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 65,7500 20 11,48855 2,56892
Postest 100,2500 20 25,79856 5,76873
Paired sampel test
Paired Samples Test
Paired Differences
t Df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Pretest -
Postest
-
34,50000 30,50539 6,82121 -48,77696 -20,22304 -5,058 19 ,000
88
Lampiran 7
Pengisian Angket Pretest
89
90
Lampiran 8
Pengisian Angket Postest
91
92
Lampiran 9
Dokumentasi
93
94
95
96
97
98
Lampiran 10
Surat Permohonan Penlitian
99
Lampiran 11
Surat Balasan Validasi
100
101
102
103
Lampiran 12
Surat Balasan Penelitian
104
Lampiran 13
Kartu Menyaksikan Sidang
105
Lampiran 14
Kartu Bimbingan Skripsi
106
107
Lampiran 15
Riwayat Hidup
Nama : Zikri Zaman
Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 20 Agustus 1998
Agama : Islam
Alamat : Komplek Puri Bintaro Hijau blok D6/12,
............................................RT05/RW12, Pondek Aren, Tangerang
...........................................Selatan
Riwayat Keluarga
Orang Tua : 1. Ayah : Badru Zaman
2. Ibu : Siti Afifah
Riwayat Pendidikan
1. SD Muhammadiyah 2 Ciledug, tamat pada tahun 2010
2. SMP Negeri 11 Tangerang Selatan, tamat pada tahun 2013
3. SMA Budi Mulya Ciledug, tamat tahun 2016
4. Diterima di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Jakarta, tahun 2016