208_Penghargaan Dan SanPenghargaan dan Sanksi (Reward and Punishment)ksi (Reward and Punishment)
-
Upload
rave-to-serenity -
Category
Documents
-
view
41 -
download
0
description
Transcript of 208_Penghargaan Dan SanPenghargaan dan Sanksi (Reward and Punishment)ksi (Reward and Punishment)
Salah satu upaya dalam rangka menguatkan pelaksanaan
Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM) adalah diterapkan
Mekanisme Inisiatif Baru (new initiative). Mekanisme ini mengatur
tata cara apabila ada kebijakan baru yang belum masuk dalam
perencanaan yang ada. Peraturan tersebut adalah Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 1 Tahun
2011 tentang Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru.
Sebelumnya telah ditetapkan Peraturan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas tentang Tata Cara
Penyusunan Inisiatif Baru tersebut diatas, telah ditetapkan Peraturan
Menteri Keuangan nomor 38 / PMK.02/2011 tentang Tata Cara
Penggunaan Hasil Optimalisasi Anggaran Belanja Kementerian
Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2010 Pada Tahun Anggaran 2011
dan Pemotongan Pagu Belanja Kementerian Negara /Lembaga Pada
Tahun Anggaran 2011 yang tidak Sepenuhnya Melaksanakan
Anggaran Belanja Tahun Anggaran 2010.
Selanjutnya Peraturan Menteri Keuangan nomor 38 /
PMK.02/2011 Kementerian / Lembaga yang melakukan optimalisasi
(hasil lebih atau sisa dana yang diperoleh setelah pelaksanaan suatu
paket pekerjaan yang target sasarannya telah dicapai) dapat
menggunakan hasil optimalisasi tersebut dengan mekanisme inisiatif
baru (new initiative), hal tersebut disebut sebagai penghargaan
(reward). Sanksi (punishment) diberikan jika Kementerian Negara/
Lembaga yang tidak sepenuhnya melaksanakan anggaran belanja
dapat dikenakan pemotongan pagu belanja.
Penghargaan (reward) dan Sanksi (punishment) diharapkan
memberikan dorongan akan meningkatnya efisiensi operasional yaitu
1. P endahuluan
Isi :
Pendahuluan
Anggaran Sektor Publik
Kesimpulan
Balai Diklat Cimahi
Penghargaan dan Sanksi (reward and Punishment) : Akankah mendorong Kementerian Negara / Lembaga meningkatkan Efisiensi Operasional ?
30 mei 2012 Keuangan Negara
pada efisiensi dari sumber daya yang digunakan oleh pengguna anggaran
dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh pengguna anggaran
tersebut. Penerapan konsep tersebut melalui pelaksanaan kegiatan dengan
biaya yang sehemat mungkin (mengupayakan unit cost yang minimal),
namun tetap dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Peningkatan
efisiensi operasional merupakan harapan akan diberlakukannya
Penghargaan (reward) dan Sanksi (punishment) dan akan menimbulkan
optimalisasi yang akan juga meningkatkan Inisiatif Baru (new initiative).
Anggaran menurut Salvatore Schiavo-Campo dalam bukunya
Managing Government Expenditure (1999): kata “budget” berasal dari
budjet, yang berarti kantong sang raja yang berisikan uang untuk
kepentingan pembayaran publik. Anggaran berasal dari kata budget
(Inggris), sebelumnya dari kata bougette (Perancis) yang berarti sebuah tas
kecil. Anggaran negara (state budget) menurut John F. Due dalam
”Government Finance and Economic Analysis” : Anggaran diartikan secara
umum adalah rencana keuangan untuk suatu periode tertentu.
Menurut Wildavsky, anggaran adalah : (i) catatan masa lalu;
(ii) rencana masa depan; (iii) mekanisme pengalokasian sumber daya;
(iv) metode untuk pertumbuhan; (v) alat penyaluran pendapatan;
(vi) mekanisme untuk negosiasi; (vi) harapan-aspirasi-strategi organisasi;
(vi) satu bentuk kekuatan kontrol; dan (vii) alat atau jaringan komunikasi.
Menurut Freeman (2003), anggaran adalah sebuah proses yang
dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya
yang dimilikinya ke dalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas (the
process of allocating resources to unlimited demands). Pengertian tersebut
mengungkap peran strategis anggaran dalam pengelolaan kekayaan sebuah
organisasi publik. Organisasi sektor publik tentunya berkeinginan
memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, tetapi sering kali
keinginan tersebut terkendala oleh terbatasnya sumber daya yang dimiliki
(Deddi Nordiawan : 2006).
Halaman 2 Penghargaan dan Sanksi (reward and Punishment) :
anggaran adalah sebuah proses
yang dilakukan oleh organisasi sektor publik
untuk mengalokasikan
sumber daya yang dimilikinya
ke dalam kebutuhan-
kebutuhan yang tidak terbatas
2. Anggaran S ektor P ubl ik
2.1. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
Tahapan penyusunan anggaran berbasis kinerja menurut Deddi
Nordiawan meliputi empat langkah yaitu ;
1. Penetapan Strategi Organisasi (Visi dan Misi).
Visi dan Misi adalah sebuah cara pandang yang jauh ke depan yang
memberi gambaran tentang suatu kondisi yang harus dicapai oleh sebuah
organisasi.
2. Pembuatan tujuan.
Tujuan dalam hal ini adalah sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu
satu tahun atau sering diistilahkan dengan tujuan operasional. Karena
tujuan operasional merupakan turunan dari Visi dan Misi organisasi,
tujuan operasional seharusnya menjadi dasar untuk alokasi sumber daya
yang dimiliki, mengelola akivitas harian, serta pemberian penghargaan dan
hukuman.
3. Penetapan Aktivitas.
Tahapan selanjutnya adalah menetapkan aktifitas dipilih berdasarkan
strategi organisasi dan tujuan operasional yang telah ditetapkan.
4. Evaluasi dan Pengambilan Keputusan.
Langkah selanjutnya setelah pengajuan anggaran disiapkan adalah proses
evaluasi dan pengambilan keputusan.
2.2. Anggaran Sebagai Fungsi Alokasi
Pengeluaran pemerintah mempunyai 3 (tiga) fungsi utama (Musgrave &
Musgrave, 1984) yaitu fungsi alokasi, fungsi redistribusi, dan fungsi stabilisasi.
fungsi alokasi adalah mengalokasikan sumber daya yang dimiliki kepada
sektor-sektor yang memberikan manfaat paling besar (efisiensi alokasi).
Fungsi redistribusi yaitu bertujuan pembagian pendapatan nasional kepada
masyarakat lebih adil dan merata dan fungsi stabilisasi mengarahkan kebijakan
pemerintah agar kondisi perekonomian tetap stabil.
2.3. Penghargaan (reward) dan Sanksi (punishment)
Salah satu syarat penerapan perencanaan dan penganggaran berjangka
menengah dan berbasis kinerja terkait dengan dukungan terhadap proses
desentralisasi (principal/agen) meliputi pertama reward dan sanksi, kedua
Halaman 3 Keuangan Negara
kejelasan tugas dan tanggung jawab, dan ketiga kombinasi mekanisme
pengawasan yang mencakup pengawasan oleh Pemerintah daerah (state
agency monitoring), Local electorate, Media massa (mass media) serta
pilihan pengguna (user choice) (Bappenas:2009).
Reward dan sanksi seperti dijelaskan diatas merupakan salah satu
syarat penerapan perencanaan dan penganggaran berjangka menengah dan
berbasis kinerja sehingga perlu diatur mekanisme tersebut yaitu dengan
Peraturan Menteri Keuangan nomor 38/PMK.02/2011 tentang Tata Cara
Penggunaan Hasil Optimalisasi Anggaran Belanja Kementerian Negara/
Lembaga Tahun Anggaran 2010 Pada Tahun Anggaran 2011 dan
Pemotongan Pagu Belanja Kementerian Negara /Lembaga Pada Tahun
Anggaran 2011 yang tidak Sepenuhnya Melaksanakan Anggaran Belanja
Tahun Anggaran 2010.
Kementerian Negara / Lembaga yang melakukan optimalisasi
anggaran belanja pada Tahun Anggaran 2010, dapat menggunakan Hasil
Optimalisasi anggaran belanja tersebut pada Tahun Anggaran 2011 yang
selanjutnya disebut dengan Penghargaan (reward).
Hasil Optimalisasi adalah hasil lebih atau sisa dana yang diperoleh
setelah pelaksanaan suatu paket pekerjaan yang target sasannya telah
dicapai baik yang berasal dari paket pekerjaan yang dilaksanakan secara
kontraktual maupun swakelola.
Penghargaan (reward) yang diberikan kepada Kementerian Negara/
Lembaga dapat berupa :
1. Tambahan alokasi anggaran pada Tahun Anggaran 2011.
2. Prioritas dalam mendapatkan dana atas Inisiatif Baru (new initiative)
yang diajukan.
3. Prioritas dalam mendapatkan anggaran belanja tambahan apabila
kondisi keuangan negara memungkinkan.
4. Pemberian piagam penghargaan (award) kepada menteri/pimpinan
lembaga atau kepala satuan kerja, dan/atau
5. Publikasi ke mass media.
Kementerian Negara/Lembaga yang tidak sepenuhnya melaksanakan
anggaran belanja Tahun Anggaran 2011, dapat dikenakan pemotongan pagu
belanja pada Tahun Anggaran 2011, yang selanjutnya disebut dengan
Halaman 4 Penghargaan dan Sanksi (reward and Punishment) :
Kementerian Negara / Lembaga yang melakukan optimalisasi anggaran belanja pada Tahun
Anggaran 2010, dapat menggunakan Hasil Optimalisasi anggaran belanja tersebut pada
Tahun Anggaran 2011 yang selanjutnya disebut dengan
Penghargaan (reward).
Kementerian Negara/Lembaga yang tidak sepenuhnya
melaksanakan anggaran belanja Tahun Anggaran 2011, dapat
dikenakan pemotongan pagu belanja pada Tahun Anggaran 2011, yang selanjutnya disebut dengan sanksi (punishment).
sanksi (punishment).
2.4. Inisiatif Baru (New Initiative)
Perencanaan dan penganggaran dalam perspektif jangka menengah
berupa mekanisme pengambilan keputusan untuk menyeimbangkan penetapan
anggaran secara agregat dengan kebijakan prioritas. Proses penetapan
anggaran tersebut, terkait dengan proses prakiraan anggaran yang diusulkan
(bottom-up) dengan penyesuaian prakiraan anggaran tersebut dengan sumber
daya yang tersedia (top-down) yang dilakukan dalam perspektif jangka
menengah (Bappenas:2009)
Penyesuaian anggaran dilakukan dalam proses penyusunan anggaran
tahunan dengan menerapkan mekanisme rolling plan. Penyesuaian ini dapat
diakibatkan adanya perubahan kebijakan yang merupakan konsekuensi dari
perubahan kondisi ekonomi makro dan perubahan strategi pemerintah. Pada
dasarnya ada beberapa kondisi yang dapat merubah anggaran, salah satunya
adalah Pemanfaatan untuk kegiatan baru (new initiative). Perubahan baseline
juga dapat digunakan untuk mendanai kegiatan baru sepanjang pagu anggaran
mencukupi. Jika salah satu kegiatan telah selesai pelaksanaanya pada tahun
sebelumnya, maka dimungkinkan mengusulkan kegiatan baru. Pemanfaatan
ini tidak selalu diperuntukkan bagi kegiatan baru, tetapi dapat berupa
penguatan pendanaan terhadap kegiatan yang telah ada sebelumnya dan terus
berlanjut (Bappenas:2009).
Definisi inisiatif baru (new initiative) adalah usulan tambahan rencana
kinerja selain yang telah dicantumkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga (RKA/KL) dan/atau Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2011 yang dapat berupa program,
kegiatan, dan/atau keluaran baru.
Mekanisme inisiatif baru (new initiative) diatur dengan Peraturan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 1 Tahun
2011 tentang Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru.
Inisiatif Baru adalah kebijakan baru atau perubahan kebijakan berjalan
yang menyebabkan adanya konsekuensi anggaran, baik pada anggaran
baseline maupun anggaran ke depan. Inisiatif Baru dapat berupa penambahan
Program (Fokus Prioritas)/ Outcome/Kegiatan/Output baru, Penambahan
Halaman 5 Keuangan Negara
Volume Target, atau Percepatan Pencapaian Target.
Inisiatif Baru merupakan salah satu mekanisme yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sistem perencanaan dan penganggaran yang lebih
baik, utamanya dalam penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah,
dengan cara:
1. Memberikan Fleksibilitas Pada Sistem Perencanaan dan Penganggaran
Mekanisme Inisiatif Baru menjadikan sistem perencanaan dan
penganggaran bersifat lebih fleksibel pada dua tingkat. Pertama,
fleksibilitas pada tingkat nasional. Mekanisme ini memungkinkan
pemerintah untuk menambah atau mengubah kebijakan nasional
sebagai respon terhadap perkembangan keadaan dengan tetap dalam
koridor Kerangka Fiskal Jangka Menengah (Medium Term Fiscal
Framework). Kedua, fleksibilitas pada tingkat Kementerian/Lembaga.
Mekanisme ini meningkatkan derajat fleksibilitas pada Kementerian/
Lembaga untuk mengelola anggaran agar mencapai hasil yang
rnaksirnal dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager
manages). Keleluasaan tersebut termasuk merencanakan perubahan
yang diperlukan untuk mengantisipasi keadaan baru yang muncul,
dengan tetap menjaga tujuan dan sasaran pembangunan jangka
menengah atau perubahan yang diperlukan agar capaian keluaran lebih
maksimal.
2. Menjaga Konsistensi Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional
Mekanisme Inisiatif Baru memungkinkan pemerintah untuk
mengadakan penyesuaian rencana (baseline) dalam merespon
perubahan kondisi. Perubahan rencana ini (Inisiatif Baru) diarahkan
untuk menjaga konsistensi pencapaian tujuan pembangunan nasional,
sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJMN.
3. Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas
Mekanisme Inisiatif Baru meningkatkan transparansi dalam
sistem perencanaan dan penganggaran karena prosesnya bersifat
terbuka, mulai dari proses pengusulan hingga penentuan hasil akhir
proposal. Di sisi lain mekanisme ini meningkatkan akuntabilitas
Halaman 6 Penghargaan dan Sanksi (reward and Punishment) :
karena adanya kejelasan tanggung jawab bagi setiap lembaga atau
institusi yang terlibat.
4. Melakukan Efisiensi
Mekanisme Inisiatif Baru akan mendorong efisiensi anggaran,
karena dalam mekanisme ini dimungkinkan terjadinya realokasi anggaran
pada Kementerian/Lembaga yang dapat digunakan untuk mendanai
Inisiatif Baru.
2.5. Efisiensi Operasional (Operational Efficiency)
Perlunya penggunaan public power secara efektif karena organisasi
sektor publik dihadapkan pada kondisi semakin langkanya sumberdaya. Guna
menopang skenario strategi, menempatkan sumber daya sebagai salah satu
persoalan strategis bagi organisasi sektor publik. Perlunya mencari sumber
daya yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan sama pentingnya dengan
bagaimana mengalokasikan sumberdaya tersebut secara efisien, efektif, dan
memiliki daya guna. Tujuan dasar dari sistem manajemen sumberdaya,
dimana anggaran sebagai satu-satunya komponen, adalah (OECD, 1999) :
1. Aggregate fiscal dicipline. Untuk mendesain dan menjaga disiplin
fiskal keseluruhan (aggregate fiscal dicipline), diantaranya untuk
memastikan pemerintah tidak membelanjakan, secara keseluruhan,
melebihi dari ketentuan, adalah merupakan satu kontrol terhadap
anggaran. Efektifitas keseluruhan anggaran merupakan kedisiplinan
keseluruhan sistem. Kontrol secara total merupakan tujuan dari semua
sistem anggaran.
2. Allocation Efficiency. Untuk mengalokasikan sumberdaya sesuai
dengan prioritas pemerintah (diantaranya membelanjakan atas
pertimbangan paling penting secara politik – efisiensi alokasi/allocation
efficiency). Alokasi secara efisien merupakan kapasitas dalam
mewujudkan prioritas melalui anggaran, yaitu (1) mendistribusikan
sumberdaya atas dasar prioritas pemerintah dan efektifitas program, (2)
mengalihkan sumberdaya dari prioritas lama ke prioritas baru atau dari
yang wilayah tidak produktif ke wilayah lebih produktif sesuai dengan
tujuan pemerintah.
3. Mendorong efisiensi didalam penggunaan sumberdaya anggaran
didalam menjalankan program dan pemberian pelayanan (efisiensi
Halaman 7 Keuangan Negara
Konsep Efisiensi
Operasional (operational
efficiency) menekankan
pada efisiensi dari sumber
daya yang digunakan oleh
pengguna anggaran
dibandingkan dengan output
yang dihasilkan oleh
pengguna anggaran
tersebut. Penerapan
konsep tersebut melalui
pelaksanaan kegiatan
(service delivery) dengan
biaya yang sehemat
mungkin (mengupayakan
unit cost yang minimal),
namun tetap dapat
mencapai sasaran yang
telah ditetapkan.
operasional/operational efficiency)
Konsep Efisiensi Operasional (operational efficiency) menekankan
pada efisiensi dari sumber daya yang digunakan oleh pengguna anggaran
dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh pengguna anggaran
tersebut. Penerapan konsep tersebut melalui pelaksanaan kegiatan
(service delivery) dengan biaya yang sehemat mungkin (mengupayakan
unit cost yang minimal), namun tetap dapat mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
Robinson M dan Brumby J (2005), yang mengemukakan sasaran
dari Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah dan Anggaran Berbasis
kinerja;
Meningkatnya efisiensi alokasi dan efisiensi operasional dalam
pembelanjaan publik.
Meningkatnya keterkaitan yang kuat antara tujuan tingkat makro
(prioritas) dengan pembelanjaan agregat dan kestabilan fiskal.
Meningkatnya upaya penghematan terhadap agregat belanja, dengan
cara :
1. Efisiensi Alokasi.
2. Konsolidasi Fiskal.
3. Penyempurnaan prioritas pembelanjaan.
Bank dunia dalam Public expenditure management handbook (1998) :
Anggaran memiliki pengaruh pada tiga level outcome :
1. Agregat Fiskal Disiplin.
2. Alokasi sumber daya dan menggunakannya berdasarkan
prioritas.
3. Efisiensi dan efektivitas program.
Balai Diklat Cimahi
Bank dunia dalam Public expenditure management handbook (1998) diatas
menyatakan bahwa pendekatan-pendekatan baru tersebut
diatas diharapkan menghasilkan pencapaian
(outcome) yang diharapkan
salah satunya adalah efisiensi alokasi.
Balai Diklat Cimahi
Bank dunia dalam Public expenditure management handbook (1998)
diatas menyatakan bahwa pendekatan-pendekatan baru tersebut diatas
diharapkan menghasilkan pencapaian (outcome) yang diharapkan salah
satunya adalah efisiensi alokasi.
Kesimpulan.
Dari paparan teori diatas bangsa indonesia maju satu langkah lagi
dalam Reformasi pada tahapan Perencanaan dan Penganggaran dengan
menerapkan 3 pendekatan, yaitu Anggaran Terpadu (Unified Budgeting),
Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting), dan Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah (Medium Term Expenditure Framework).
Salah satu upaya dalam rangka menguatkan pelaksanaan Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), diterapkan Mekanisme Inisiatif
Baru (new initiative). Penghargaan (reward) dan Sanksi (punishment)
diharapkan memberikan dorongan akan meningkatnya efisiensi operasional
yaitu pada efisiensi dari sumber daya yang digunakan oleh pengguna
anggaran dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh pengguna
anggaran tersebut. Penerapan konsep tersebut melalui pelaksanaan
kegiatan dengan biaya yang sehemat mungkin (mengupayakan unit cost
yang minimal), namun tetap dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Peningkatan efisiensi operasional merupakan harapan akan
diberlakukannya Penghargaan (reward) dan Sanksi (punishment) dan akan
menimbulkan optimalisasi yang akan juga meningkatkan Inisiatif Baru
(new initiative). Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan teori
tersebut diatas agar diperoleh hasil yang secara empiris harapan terciptanya
peningkatan efisiensi operasional tercipta dengan diberlakukannya
peraturan reward and punishment ini.
Salah satu upaya dalam rangka menguatkan pelaksanaan
Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (KPJM), diterapkan Mekanisme Inisiatif Baru (new
initiative). Penghargaan (reward) dan Sanksi
(punishment) diharapkan
memberikan dorongan akan meningkatnya efisiensi
operasional yaitu pada efisiensi dari sumber daya yang
digunakan oleh pengguna anggaran dibandingkan dengan
output yang dihasilkan oleh pengguna anggaran tersebut
Puji Agus., SST., Ak., M.Ak Widyaiswara Muda
Balai Diklat Cimahi
Adrienne Shall 2008 berdasarkan lesson learned di negara Afrika Selatan.
Brown, J.R. 2003. Performance-Based Budgeting. In Rabin, J. (Ed). Encyclopaedia of Public Administration and Public Policy. Marcel Dekker: New York.
Barberton C. et al (2002) ‘South Africa’ in Folscher A. (ed) Budget Transparency and Participation: Five African Case Studies IDASA, Cape Town.
Christensen, P., McElravy, J. and Miranda, R. 2003. What is wrong with budgeting – a framework for evaluating and fixing public sector financial planning process. Government Finance Review, October, volume 19 No. 5.
Dickey, T. 1992. Budgeting – A practical guide for better business planning. Crisp Publication Inc.London.
Deddi Nordiawan, 2006, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Gujarati, Damodar (1995). Basic Econometrics, (3rd edition). New York:Mc-Graw Hill, Inc
Indra Bastian, 2007, Audit Sektor Publik, Penerbit Salemba Empat Jakarta.
Kajian Pengeluaran Publik, 2007, The World Bank, 1818 H Street N.W. Washington, D.C. 20433, U.S.A.
Mardiasmo, 2005, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Andi Yogyakarta.
Robinson M dan Brumby J : 2005, Performance budgeting, Palgrave Macmillan, October 2007
Rosen Harvey S, 2005, Public Finance seventh Edition McGraw-Hill Education (Asia).
Robinson, M., & Brumby. J. Does Performance Budgeting Work? An Analytical Review of The Empirical Literature. IMF Working Paper. 2005:210
Salvatore Schiavo Campo and Daniel Tommasi, 1999, Managing Goverment Expenditure : Asian Development Bank.
Steven Cohen and William Eimicke, 1995, The New Effective Public Manager, Jossey-Bass Publisher San fransisco.
The world bank, maret 2007, Kajian Pengeluaran Publik Indonesia : memaksimalkan peluang baru, The world bank office Jakarta.
The world bank, 1998, Public Expenditure Management Handbook, The world bank wahington, D.C.
William N Dunn, 2000 Pengantar Analisis Kebijakan Publik Gadjah Mada University press.
Republik Indonesia. Undang Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Republik Indonesia. Undang Undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Republik Indonesia. Undang Undang nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Modul Reformasi Perencanaan dan Penganggaran, Bappenas, 2009.
Power point dan Modul Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas No. 1 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyusunan Inisiatif Baru.
PP No. 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan RKA-K/L
PMK Nomor 38/PMK.02/2011 Tanggal 2 Maret 2011 tentang Tata Cara Penggunaan Hasil Optimalisasi Anggaran Belanja K/L TA 2010 pada Tahun Anggaran 2011 dan Pemotongan Pagu Belanja K/L pada TA 2011 yang Tidak Sepenuhnya Melaksanakan Anggaran Belanja TA 2010
Daftar P ustaka