PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

104
PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Sebuah Studi Pada Siswa SMK Grafika Yayasan Lektur Jakarta) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : AMELIA FADILLA PERMAISARI 104016200429 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Transcript of PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI

NILAI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Sebuah Studi Pada Siswa SMK Grafika Yayasan Lektur Jakarta)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

AMELIA FADILLA PERMAISARI

104016200429

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …
Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …
Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

i

ABSTRAK

AMELIA. Pengaruh Pembelajaran Kimia Terintegrasi Nilai Terhadap Hasil

Belajar Siswa. Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan

Ilmu Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Maret 2011.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh

pembelajaran kimia terintegrasi nilai terhadap hasil belajar siswa. Penelitian

menggunakan metode kuantitatif dengan desain Pre-Experimental Designs (non

designs) yang dilaksanakan di SMK Grafika Yayasan Lektur pada Mei 2009.

Populasi penelitian adalah siswa SMK Grafika Yayasan Lektur Jakarta,

sedangkan sampel yang diambil adalah siswa kelas X semester II tahun

2008/2009. Teknik pengumpulan data variabel pendidikan nilai dengan

menggunakan angket. Sedangkan variabel hasil belajar dengan menggunakan tes

formatif dan angket.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara

pembelajaran kimia terintegrasi nilai dengan hasil belajar. Hasil analisis data

menggunakan statistik uji “t” diperoleh nilai thitung = 18.1187 sedangkan nilai ttabel

pada taraf signifikansi α = 0,01 (derajat kebebasan 78) adalah 2.381, maka nilai

thitung lebih besar dari nilai ttabel, sehingga Ha diterima.

Kata kunci : pendidikan nilai, hasil belajar

Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

ii

ABSTRACT

AMELIA. Effect Learning Chemistry Concept of Integrated Value Influences

Learning Outcomes of Student. Thesis, Chemistry Education Studies Program,

Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiyah and Teach

Trainer, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, March 2011.

The study aims to determine influences chemistry concept of integrated to

the learning outcomes of students. Research using quantitative methods Pre-

Experimental Designs (non Designs) held at SMK Grafika Literature Foundation

in May 2009. The study population is a student of SMK Grafika Literature

Foundation Jakarta, was the sample taken is class X the second semester of

2008/2009. Data collection techniques are taught using the variable results of

formative tests and questionnairess.

Based on this research can be concluded that there is an influences

between chemistry concept of integrated to the learning outcomes of students.

The results of data analysis using the test statistic "t" values obtained tvalue =

18.1187 while ttable = 2.381 at significance level α = 0.01 (degrees of freedom 78),

then tvalue is bigger than ttable, so Ha is accepted.

Key words : value education, learning outcomes

Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmaanirrahiim

Alhamdulillah , segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu

banyak nikmat kasih dan sayang-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Kimia Terintegrasi

Nilai Terhadap Hasil Belajar Siswa”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya yang

setia hingga hari akhir nanti.

Begitu banyaknya hambatan yang telah dilewati oleh penulis untuk proses

penyelesaian skripsi ini, namum begitu banyak dukungan dari berbagai pihak

kepada penulis. Oleh sebab itu dengan segala ketulusan hati ini penluis

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang

telah berjasa dalam membantu penulis, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Mama, Papa, Rian dan Alip keluargaku tercinta yang selalu memberikan doa

dan dukungannya selama ini.

3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc dan Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd, Ketua dan

Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA.

4. Bapak Dedi Irwandi M.Si, Ketua Program Studi Pendidikan Kimia.

5. Bapak Drs. Zamris Habib, M.Si, selaku dosen pembimbing I dan Bapak

Tonih Feronika, M.Pd, sebagai dosen pembimbing II yang telah meluangkan

waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan

pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Turyono, M.Pd, selaku Kepala SMK Grafika Yayasan Lektur

Jakarta Selatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengadakan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.

7. Seluruh siswa kelas X-A sebagai sampel dalam penelitian ini.

8. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan ilmu yang sangat

berguna sebagai bekal penulis dalam menjalani tantangan ke depan.

9. Sahabat-sahabatku Eem Nurrizqi Munawaroh, Pratiwi Handayani,

Dewimarhelly, Nabilah Syafei, Retno Purwandari, Sri Rahayu, Ria Irmawati,

Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

iv

Nur Alfia Solihat, Erni Rochaeci dan Irma Rahmawati yang telah

memberikan kenangan yang indah selama kuliah.

10. Semua teman baik di Program S1 Pendidikan Kimia angkatan 2004, teman

pengajar di SMK Grafika Yayasan Lektur yang telah memberikan bantuan

dan semangat kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga setiap bantuan, dukungan semangat yang telah diberikan diberikah

balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT. Kritik dan saran yang membangun

dari pembaca sangat diharapkan demi perbaikan.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga karya tulis ini dapat memberikan

manfaat khususnya bagi diri sendiri dan dunia pendidikan pada umumnya. Amiin

Yaa Rabbal ‘Alamin.

Jakarta, Juni 2011

Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ……………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. iii

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… v

DAFTAR TABEL ………………………………………………………………viii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .......................................................................................... 3

C. Pembahasan Masalah ........................................................................................ 4

D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 4

E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4

F. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 4

BAB II DESKRIPSI TEORITIS,KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis .............................................................................................. 6

1. Konsep-konsep Nilai dan Pendidikan Nilai ................................................. 6

a. Pengertian Nilai ........................................................................................ 6

b. Pendidikan Nilai ....................................................................................... 7

c. Pedagogi Pendidikan Nilai ....................................................................... 11

d. Nilai dalam Ilmu Sains ………………………………………………… 16

2. Pendidikan Nilai dalam Sains Kimia ……………………………………... 20

a. Konsep Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit.......................................... 21

b. Pendidikan Nilai dalam Konsep Elektrolit dan Non Elektrolit................ 23

3. Konsep Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar......................................... 24

a. Belajar....................................................................................................... 24

b. Pembelajaran............................................................................................. 25

c. Hasil Belajar.............................................................................................. 26

Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

vi

B. Hasil Penelitian Yang Relevan......................................................................... 28

C. Kerangka Pikir................................................................................................... 29

D. Hipotesis............................................................................................................ 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 32

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................................32

C. Metode Penelitian ............................................................................................. 32

D. Populasi dan Sampel ........................................................................................ 33

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 33

F. Instrumen Penelitian ......................................................................................... 33

G. Validitas Instrumen Penelitian ......................................................................... 38

H. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ……………………………………………………………….. 47

1. Hasil Belajar Kognitif …………………………………………………….. 47

a. Data hasil pretest ………………………………………………………. 47

b. Data hasil posttest ……………………………………………………... 47

c. Data hasil belajar kognitif setiap indikator ……………………………. 47

2. Data Kualitatif ……………………………………………………………. 48

a. Hasil Observasi ………………………………………………………... 48

b. Hasil Wawancara ……………………………………………………… 50

c. Hasil Angket …………………………………………………………... 52

B. Pengujian Persyaratan Analisis ……………………………………………… 52

1. Uji Normalitas …………………………………………………………….. 52

2. Uji Homogenitas …………………………………………………………... 53

3. Nilai N-Gain ………………………………………………………………. 54

4. Pengujian Hipotesis ……………………………………………………….. 55

C. Interpretasi Data ……………………………………………………………... 56

1. Hasil Belajar Siswa ………………………………………………………...56

2. Hasil Belajar Siswa Tiap Indikator ………………………………………...56

Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

vii

D. Pembahasan ………………………………………………………………….. 57

E. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………………… 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………………………………………….. 61

B. Saran …………………………………………………………………………. 61

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….. 62

LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 65

Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar ………………………………...... 34

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Angket Pedagogi Pendidikan Nilai ……………… 36

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Pedagogi Pendidikan Nilai ……………………….. 36

Tabel 4.1 Persentase Siswa Yang Menjawab Benar Setiap Indikator ………….. 48

Tabel 4.2 Tabel Hasil Observasi Siswa Pada Pelaksanaan Pembelajaran ………49

Tabel 4.3 Respon Siswa Terhadap Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran

Kimia …………………………………………………………………………… 50

Tabel 4.4 Angket Siswa Terhadap Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran

Kimia …………………………………………………………………………… 52

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Normalitas Dengan Uji Lilliefors ………………….. 52

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Homogenitas Dengan Uji Fisher …………………… 53

Tabel 4.7 Nilai N-Gain Konsep Laruan Elektrolit dan Non Elektrolit ………… 54

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Dengan Uji t ……………………………... 55

Page 12: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Distribusi Pretest Siswa ………………………………………… 66

Lampiran 2 Distribusi Posttest Siswa ……………………………………….. 67

Lampiran 3 Tabel Perhitungan Uji Normalitas………………………………. 68

Lampiran 4 Perhitungan Uji Homogenitas ………………………………….. 69

Lampiran 5 Perhitungan Uji T ………………………………………………. 70

Lampiran 6 Tes Hasil Belajar ……………………………………………….. 72

Lampiran 7 Angket Tentang Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran Kimia… 81

Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa ……………………………………………. 83

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 …………………………. 86

Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 .…………………………. 86

Lampiran 11 Validasi Instrumen Pilihan Ganda………………………………. 93

Lampiran 12 Reliabilitas Tes Hasil Belajar ………………………………....... 103

Lampiran 13 Taraf Kesukaran ………………………………………………… 106

Lampiran 14 Daya Pembeda Soal ……………………………………………... 108

Lampiran 15 Lembar Pengesahan Uji Referensi ………………………………. 111

Page 13: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang menemukan 40

makanan olahan hasil industri rumah tangga yang mengandung bahan kimia

berbahaya, seperti boraks, rhodamin B, auramin, dan metanyl yellow. Untuk itu,

masyarakat diimbau berhati-hati dalam memilih dan mengonsumsi makanan

olahan. Apabila dikonsumsi, bahan kimia seperti rhodamin B dapat menyebabkan

gangguan pada jaringan hati, kandung kemih, saluran pencernaan, dan kulit.

Auramin dapat menyebabkan gangguan jaringan ginjal, hati, dan saluran

pencernaan. Metanyl yellow menyebabkan kanker saluran kemih, iritasi saluran

pernafasan, dan gangguan penglihatan. Adapun boraks membuat iritasi kulit,

mata, dan kerusakan ginjal.1

Hal ini menunjukkan, bahwa ada pihak-pihak yang tidak bertanggung

jawab menggunakan ilmu kimia untuk kepentingan pribadi. Mereka tidak

menanamkan nilai-nilai moral dalam kehidupan. Bidang ilmu yang ditekuni tidak

lagi dilandasi dan dijiwai, bahkan mungkin tak tersentuh sama sekali oleh

nilai-nilai moral universal. Salah satu faktornya yaitu tidak adanya pedidikan nilai

dalam pembelajaran kimia dimana seharusnya pendidikan memegang peranan

penting sebagai pembinaan nilai dan moral.

Pendidikan perlu menekankan pentingnya dan mengupayakan

terlaksananya pendidikan nilai. Dengan pendidikan nilai, dampak negatif

kemajuan sains dan teknologi akan lebih dapat dihindarkan. Pendidikan nilai

sebagai bagian hakiki pendidikan ikut menentukan kualitas manusia pencipta dan

pengguna teknologi di masa depan.2

Pendidikan di Indonesia baik formal, non-formal maupun informal

1Harry Susilo, Awas Makanan Mengandung Bahan Berbahaya Masih Beredar!,

http://kesehatan.kompas.com/read/2009/04/07/19225412/awas.makanan.mengandung.bahan.berba

haya.masih.beredar, diakses pada 27 April 2011 2J. Sudarminta, Transformasi Pendidikan : Memasuki Milenium Ketiga, (Yogyakarta : Penerbit

Kanisius, 2000), hal 9

Page 14: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

2

merupakan proses yang dengan sengaja dilakukan untuk tujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian yang

mantap, mandiri serta bertanggung jawab. Di dalamnya tersirat adanya pendidikan

nilai dalam pembelajaran agar tujuan pendidikan tercapai, sesuai dengan UU

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, Bab II, pasal 3 yaitu :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap. kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3

Sekolah pada hakikatnya bukanlah sekedar tempat transfer of knowledge

belaka. Sekolah juga adalah lembaga yang mengusahakan proses pembelajaran

yang berorientasi pada nilai (value-oriented enterprise). Sekolah bertanggung

jawab bukan hanya dalam mencetak peserta didik yang unggul dalam ilmu

pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam karakter dan kepribadian.4

Pendidikan di sekolah perlu memberi perhatian pada perkembangan

perilaku yang baik dalam diri subyek didik. Para pendidik umumnya berpendapat,

pendidikan moral merupakan bagian integral dari pendidikan. Pendidikan di

sekolah diharapkan tidak hanya mengembangkan kecerdasan otak dan

keterampilan subyek didik, tetapi juga menumbuhkan kecerdasan moral dan

bertumbuh menjadi manusia yang berakhlak mulia.5

Sekolah Menengah Kejuruan Grafika Yayasan Lektur merupakan salah

satu lembaga pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan, pengajaran dan

pelatihan untuk mencapai keahlian grafika. Salah satu misinya adalah

mengembangkan sistem pendidikan kejuruan grafika yang adaptif, fleksibel dan

3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf., hal 3, diakses pada 26 Agustus 2008

4 Azyumardi Azra, Paradigma Baru Pendidikan Nasional: Rekonstruksi dan Demokratisasi,

(Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2002), hal 176

5Tonny D. Widiastono, Pendidikan Manusia Indonesia, (Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2004),

hal 108

Page 15: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

3

berwawasan global berdasarkan iman dan takwa serta berbudi luhur.

Kelas X sebagai bagian dari SMK Grafika Yayasan Lektur memiliki

karakteristik anak-anak SMA seperti umumnya. Mereka memasuki masa

peralihan dari SMP menuju SMA. Pada usia ini mereka mengalami

pertentangan-pertentangan batin yang paling memuncak dalam kehidupannya.

Masa ini juga merupakan periode penuh kontras-kontras, badai-badai

permasalahan, dan gelora-gelora jiwa yang sering berlawanan. Sehingga

mengakibatkan timbulnya banyak kecemasan dan kebingungan pada anak muda.

Di samping itu, secara sadar anak mulai mencari nilai-nilai hidup dan

norma-norma baru yang luhur, serta nilai religius.6 Maka, semenjak dini harus

mulai diterapkan pendidikan nilai agar mereka berkarakter baik dan dapat

mengembangkan diri secara berkesinambungan. Pendidikan nilai yang diterapkan

secara cerdas dan kreatif akan menuntun remaja memperoleh kepuasan dalam

kehidupannya yang akan dijalani dan yang akan dicapai dikemudian hari.

Dengan memasukkan pendidikan nilai dalam proses pembelajaran kimia

khususnya pada konsep larutan elektrolit dan non elektrolit di kelas X, diharapkan

dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa sekaligus menanamkan nilai-nilai

yang terkandung dalam konsep tersebut. Oleh karena itu penulis tertarik untuk

memilih pembahasan tentang “Pengaruh pembelajaran kimia terintegrasi nilai

terhadap hasil belajar siswa?”.

B. Identifikasi masalah

1. Dampak negatif kemajuan sains dan teknologi mengakibatkan penurunan

nilai di masyarakat, sehingga dibutuhkan pendidikan nilai dalam

pembelajaran kimia

2. Pendidikan nilai belum ditanamkan pada mata pelajaran kimia, sehingga

perlu langkah awal untuk memulainya

3. Rendahnya penguasaan konsep siswa dalam sains diharapkan dapat

diimbangi dengan kepribadian dan karakter yang unggul dengan

pendidikan nilai

Page 16: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

4

C. Pembatasan masalah

Dari berbagai masalah yang telah diidentifikasi di atas, pembatasan fokus

penelitian dilakukan pada :

1. Pendidikan nilai pada pembelajaran kimia dibatasi pada konsep larutan

elektrolit dan non elektrolit sebagai langkah awal dalam

pengintegrasiannya

2. Nilai – nilai yang dikaji dalam pengintegrasian nilai yaitu nilai religi, nilai

intelektual, nilai pendidikan, nilai sosial politik ekonomi dan nilai praktis

3. Penguasaan konsep siswa dilihat dari hasil belajar siswa pada tes

kemampuan kognitif setelah pengintegrasian pendidikan nilai

D. Perumusan Masalah

Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan

penelitian sebagai berikut :

” Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kimia terintegrasi nilai terhadap hasil

belajar siswa?”.

E. Tujuan penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh

pembelajaran kimia terintegrasi nilai terhadap hasil belajar siswa di SMK Grafika

Yayasan Lektur Jakarta.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi kepada mahasiswa jurusan pendidikan IPA pada

umumnya dan mahasiswa program studi kimia UIN Syarif Hidayatullah

pada khususnya sehingga terpacu untuk terus berupaya meningkatkan

pemahaman serta menanamkan nilai-nilai kepada siswa

2. Memberikan masukan kepada guru kimia khususnya mengenai salah satu

cara penyelenggaraan pendidikan nilai pada pelajaran kimia dan

6 Kartini Kartono, Psikologi Anak, (Bandung : CV Mandar Maju, 2007), hal 170

Page 17: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

5

guru-guru umumnya tentang perlunya penyelenggaraan pendidikan nilai

pada setiap proses pembelajaran di sekolah

3. Memberikan informasi kepada pihak sekolah, perlunya pembinaan

kepada guru-guru tentang pentingnya penyelenggaraan pendidikan nilai

pada proses pembelajaran di sekolah

Page 18: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

6

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Konsep-Konsep Nilai dan Pendidikan Nilai

a. Pengertian nilai

Nilai didefinisikan dengan cara berbeda-beda oleh banyak ahli.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai adalah sifat-sifat (hal-hal)

yang penting atau berguna bagi kemanusiaan dan sesuatu yang

menyempurnakan manusia dengan hakikatnya.1 Berdasarkan pandangan

psikologis, pada dasarnya pendidikan nilai merupakan upaya penguatan

keyakinan terhadap kebenaran, kebaikan, dan keindahan perilaku peserta

didik. Menurut Gordon Allport dalam Mulyana nilai adalah keyakinan

yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya.2

Dalam pendidikan tentu saja pilihan yang diharapkan adalah nilai-

nilai yang sesuai dengan tuntunan yang ada, baik yang berlaku dalam

masyarakat maupun ajaran agama. Oleh karena itu dari sudut pandang

sosiologis, pengertian nilai menurut Kupperman dalam Yudianto adalah

patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan

pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif.3

Definisi nilai oleh Spranger dalam Sunaryo yaitu suatu tatanan

yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih

alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Kepribadian manusia

terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai dan kesejarahan. Selain

dalam konteks sosial sebagai nilai dalam kepribadian manusia, terdapat

pula kekuatan individual yang dikenal sebagai “roh subjektif” (subjective

spirit). Sementara itu, kekuatan nilai-nilai budaya merupakan “roh

objektif” (objective spirit). Penerimaan nilai oleh manusia tidak dilakukan

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 2008), hal 963

2 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung : CV Alfabeta, 2004), hal 11

3 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam, (Bandung : Mughni Sejahtera, 2005), hal 46

Page 19: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

7

secara pasif melainkan secara aktif dan kreatif.4

Nilai merupakan kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat

disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi

semacam objek bagi kepentingan tertentu. Nilai juga merupakan makna

dalam hidup, yang memberikan dalam hidup ini titik tolak, isi dan tujuan.5

Menurut Norton dan Hunt dalam Narwoko-Bagong, nilai adalah

gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti.

Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang

tetapi ia tidak menghakimi apakah suatu perilaku tertentu itu salah atau

benar.6

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa nilai adalah kepercayaan yang terdapat dalam diri seseorang yang

keberadaannya hanya dapat dilihat melalui pola tingkah laku manusia yang

nantinya akan menentukan sikap manusia. Nilai pada umumnya

terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak.

b. Pendidikan nilai

Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai

dalam diri seseorang.7 Pendidikan nilai tidak harus merupakan satu

program atau pelajaran khusus, seperti pelajaran menggambar atau Bahasa

Inggris, tetapi lebih merupakan suatu dimensi dari seluruh usaha

pendidikan.

Menurut pemahaman J. Sudarminta, pendidikan moral sebagai

bagian pendidikan nilai dalam konteks pendidikan di sekolah, merupakan

upaya untuk membantu subyek didik mengenal, menyadari pentingnya dan

menghayati nilai-nilai moral yang seharusnya dijadikan panduan bagi

4 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta Didik,

(Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), hal 76

5 Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak : Peran Moral, Intelektual, Emosional dan Sosial

Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), hal 29

6 Dwi Narwoko, Bagong Suyanto, Sosiologi : Teks Pengantar Dan Terapan, (Jakarta : Prenada

Media), hal 35

7 Kaswardi, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta : PT. Grasindo, 1993), hal 3

Page 20: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

8

sikap dan perilakunya sebagai manusia, baik secara perorangan maupun

bersama-sama dalam suatu masyarakat.”.8 Oleh karena itu, dalam proses

pendidikan nilai (value clarification) menjadi tanggung jawab pendidik

untuk :

1) Melihat implikasi nilai etis dalam setiap proses perubahan yang

terjadi

2) Membantu untuk berkembangnya nilai-nilai dalam diri seseorang

3) Membantu agar anak didik dapat mengambil sikap dan keputusan,

dalam merencanakan kehidupan secara berarti9

Pendidikan nilai tersebut menurut Enstein dalam Yudianto

mencakup nilai-nilai (value) dalam kehidupan yaitu : nilai praktis, nilai

intelektual, nilai sosial politik ekonomi, nilai pendidikan dan nilai

religius.10

1) Nilai praktis

Nilai praktis merupakan nilai kemanfaatan dari suatu bahan ajar

yang dikaitkan dengan segi-segi praktis bagi kehidupan manusia. Nilai

praktis sains adalah kandungan nilai yang berhubungan dengan aspek-

aspek manfaat sains dalam kehidupan. Sains dapat berkembang pesat

karena memiliki nilai praktis, seperti sumber pangan, sandang,

perumahan dan pengobatan/kesehatan.

2) Nilai intelektual

Nilai intelektual suatu bahan ajar adalah mengajarkan kecerdasan

seseorang dalam menggunakan akalnya untuk memahami sesuatu

dengan tidak mempercayai tahayul atau kebenaran mitos, tetapi agar

lebih kritis, analitis dan kreatif terhadap pemecahan suatu masalah yang

lebih efektif dan efisien. Selain itu nilai intelektual berarti nilai

kecerdasan pada manusia untuk mengambil sikap dan perilaku yang

8 Tonny D. Widiastono, Pendidikan Manusia Indonesia, (Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2004),

hal 108

9 Kaswardi, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta : PT. Grasindo, 1993), hal 3

10Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam : Sumber Pendidikan Nilai ,(Bandung : Mughni

Sejahtera, 2005), hal 47

Page 21: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

9

tepat, tidak percaya pada mistis ataupun hal-hal yang bersifat

provokatif. Dengan demikian segala permasalahan dipertimbangkan

dengan akal sehat dan diselesaikan melalui proses berpikir kritis.

3) Nilai sosial politik ekonomi

Nilai sosial politik ekonomi berorientasi kepada berbagai bentuk

hubungan sosial, sikap bertanggung jawab terhadap kelompok, kasih

sayang, sikap loyal dan bersedia berkorban dan berpartisipasi dalam

kehidupan sosial. Salah satu nilai sosio politik dapat ditunjukkan bahwa

persatuan merupakan wujud kesatuan bangsa.

4) Nilai pendidikan

Nilai pendidikan suatu bahan ajar merupakan kandungan nilai

dari bahan ajar yang dapat memberi inspirasi atau ide-ide atau gagasan

untuk dimunculkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan, keinginan,

dan hasratnya bagi kesejahteraan hidupnya, baik untuk pribadi maupun

kepentingan bangsanya.

4) Nilai religius.

Nilai religius menurut Enstein dalam Yudianto merupakan

kandungan nilai yang dapat membangkitkan kesadaran akan keberadaan

Tuhan Tuhan di alam sebagai Sang Maha Pencipta dan sifat-sifat Tuhan

lainnya.

Dalam kurikulum Pendidikan Budi Pekerti ditegaskan ada lima

pendekatan yang dapat digunakan pada pembelajaran Agama dan

Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) untuk memasukkan nilai-nilai yang

terdapat dalam Pendidikan Budi Pekerti itu dapat dilaksanakan. Kelima

pendekatan itu dapat dilaksanakan secara mandiri maupun saling

melengkapi atau saling dikaitkan antara pendekatan yang satu dengan yang

lain sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan para siswa yang menjadi

peserta didiknya. Kelima pendekatan tersebut telah diringkas menjadi :11

11 Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak : Peran Moral, Intelektual, Emosional dan Sosial

Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006), hal 33

Page 22: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

10

1) Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach)

Pendekatan penanaman nilai (inculcation approach) adalah suatu

pendekatan yang memberi penekanan pada penanaman nilai-nilai social

pada diri siswa. Tujuan pendidikan nilai melalui pendekatan ini adalah :

pertama, diterimanya nilai-nilai social tertentu oleh siswa; kedua,

berubahnya nilai-nilai siswa yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sosial

yang diinginkan.

2) Pendekatan perkembangan kognitif (cognitive moral development

approach)

Pendekatan perkembangan kognitif (cognitive moral development

approach) adalah pendekatan yang member penekanan pada aspek

kognitif dan perkembangannya. Tujuan pendidikan nilai melalui

pendekatan ini adalah : pertama, membantu siswa dalam membuat

pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan nilai yang lebih

tinggi; kedua, mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya

ketika memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral.

3) Pendekatan analisis nilai (values analysis approach)

Pendekatan analisis nilai (values analysis approach) adalah

pendekatan yang memberikan penekanan pada perkembangan

kemampuan siswa untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis

masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Tujuan pendidikan

nilai melalui pendekatan ini adalah : pertama, membantu siswa untuk

menggunakan kemampuan berpikir logis dan penemuan ilmiah dalam

menganalisis masalah-masalah sosial, yang berhubungan dengan nilai

moral tertentu; kedua, membantu siswa untuk menggunakan proses

brpikir rasional dan analitik, dalam menghubung-hubungkan dan

merumuskan konsep tentang nilai-nilai mereka.

4) Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach)

Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach) adalah

pendekatan yang memberikan penekanan pada usaha membantu siswa

dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk

Page 23: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

11

meningkatkan kesadaran mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri.

Tujuan pendidikan nilai melalui pendekatan ini adalah : pertama,

membantu siswa untuk menyadari dan mengidentifikasi nilai-nilai

mereka sendiri serta nilai-nilai orang lain; kedua, membantu siswa

supaya mereka mempu menggunakan secara bersama-sama kemampuan

berpikir rasional dan kesadaran emosional, untuk memahami perasaan,

nilai-nilai dan pola tingkah laku mereka sendiri.

5) Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach)

Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach) adalah

pendekatan yang memberikan penekanan pada usaha memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan moral,

baik secara perorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu

kelompok. Tujuan pendidikan nilai melalui pendekatan ini adalah :

pertama, memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

perbuatan moral, baik secara perorangan maupun secara bersama-sama,

berdasarkan nilai-nilai merka sendiri; kedua, mendorong siswa untuk

untuk melihat diri mereka sebagai mahluk individu dan makhluk sosial

dalam pergaulan dengan sesame, yang tidak memiliki kebebasan

sepenuhnya, melainkan sebgai warga dari suatu masyarakat, yang harus

mengambil bagian dalam proses demokrasi.

c. Pedagogi pendidikan nilai12

1) Menghargai dan menerima setiap murid dan setiap orang.

Bila murid diharapkan menghormati sesamanya, maka guru harus

memberi contoh dengan menghargai murid sebagai pribadi yang utuh.

Kecenderungan guru untuk unjuk kekuasaan : selalu benar, paling tahu,

memberi perintah harus diminimalisir. Diharapkan akan menciptakan

suasana persaudaraan, saling tanggap diantara murid. Penghargaan yang

diberikan kepada murid sama dengan penghargaan yang diminta dari

mereka, agar dapat ditunjukkan kepada orang tua, guru dan teman.

12 Kaswardi, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, (Jakarta : PT. Grasindo, 1993), hal 117

Page 24: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

12

2) Menerima perbedaan-perbedaan yang ada di pihak lain

Perbedaan yang terdapat pada masing-masing orang mempunyai

nilai dan merupakan sumber untuk memperkaya diri. Kebhinekaan

merupakan sumber kemajuan. Menerima perbedaan pada pihak lain

dapat dipelajari lewat pergaulan sehari-hari, permainan bersama,

menyanyi bersama dan lain-lain.Melalui pendidikan cara konvergen,

yang berusaha menemukan sebanyak mungkin pemecahan atas suatu

persoalan dan kemudian memilih pemecahan yang paling menarik

menurut ukuran beberapa orang, murid dilatih bersikap toleran. Cara

berpikir divergen dapat diterapkan dengan memberikan kesempatan

kepada para murid untuk menciptakan sesuatu dengan memilih kegiatan

yang cocok, murid dilatih mengemukakan pendapat sendiri.

3) Mendahulukan kepentingan bersama

Kehidupan bersama tidak mungkin terwujud apabila tidak ada

kesediaan menyangkal diri masing-masing. Cara paling baik adalah

dengan menjelaskan dan bersama mereka menemukan bahwa

mewujudkan kepentingan bersama diperlukan sikap tertentu dari

masing-masing murid, misal tertib di kelas.

4) Meningkatkan dialog

Murid perlu dilatih untuk mendengarkan pandangan orang lain,

memberi kesempatan orang lain berbicara, mengakui secara jujur apa

yang benar dari pendapat orang lain. Perlu juga melatih mereka dapat

mengemukakan pendapat dengan jelas, tepat dan moderat. Agar

bersedia, bila perlu mengadakan modifikasi atas pendapatnya sesudah

mendengar pendapat orang lain. Pada kesempatan pertemuan kelas,

misalnya kecenderungan untuk memonopoli seluruh pembicaraan harus

dicegah; kepada setiap anak harus diberikan kesempatan untuk

mengetengahkan pendapatnya, walaupun dengan susunan kalimat atau

bahasa yang tidak sempurna. Selain pertemuan kelas, baik juga

diadakan pertemuan antar kelas dimana masing-masing kelas melatih

murid belajar berdemokrasi

Page 25: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

13

5) Bekerja dan bermain dalam tim

Sumbangan atau andil tiap-tiap andil adalah mutlak perlu. Jangan

ada murid yang bermalas-malasan. Masing-masing anggota sekolah

menentukan keberhasilan usaha sekolah. Contoh terbaik dan paling

tepat untuk mendorong murid-murid bekerja dalam tim adalah apabila

para guru sendiri bekerja dalam tim.

6) Bertindak adil dalam hubungan dengan murid

Perilaku dan sikap guru di lingkungan sekolah memainkan

peranan penting sekali. Salah satu kesalahan melanggar keadilan paling

besar dan paling sering terjadi pada guru adalah pilih kasih : memilih

sekelompok murid yang pandai, menyenangkan, ”baik” diantara murid-

murid lainnya. Sesuatu yang istimewa jika memberikan kehangatan dan

perhatian kepada murid-murid yang tidak menarik. Di lain pihak,

supaya betul-betul adil dan jujur, harus berhati-hati dalam

mempertimbangkan pemberian hukuman dan peghargaan, pujian dan

celaan. Jangan memberikan hukuman secara kolektif. Jangan pula

mencaci maki di depan umum untuk kesalahan yang dibuat oleh

seorang murid. Akhirnya, sementara dicontohkan sikap adil dan jujur,

murid-murid pun dapat memberi timbal balik dengan tidak melakukan

penipuan dalam pekerjaan rumah, ulangan atau ujian ; agar mereka

menjauhkan diri dari nilai pilih kasih terhadap sesamanya.

7) Menghargai janji

Menepati janji sama dengan memenuhi tanggung jawab. Dengan

memilih sekolah, baik guru maupun murid berarti telah memberikan

kesanggupan. Karena itu hendaklah mereka masing-masing

melaksanakan tugas dan kewajiban yang merupakan kesanggupaannya.

Kita hanya dapat menghargai diri kita maupun orang lain, kalau kita

menepati kesanggupan yang telah dijanjikan.

8) Melaksanakan tugas panggilan

Setiap orang wajib melaksanakan panggilan yang dipercayakan

kepadanya. Tugas panggilan setiap orang adalah unik dan personal.

Page 26: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

14

Untuk mewajibkan panggilan itu dia harus malaksanakan tugasnya

dengan cermat sesuai dengan kemampuannya. Hendaknya kita

mendorong anak-anak mengerjakan pekerjaan sekolah dengan baik,

eapi dan secermat mungkin. Dalam hal ini, contoh kesadaran guru

terhadap tugasnya merupan pelajaran yang lestari dan efektif.

Sebaliknya, setiap kelalaian dari pihak guru akan menghasilkan

kebalikannya.

9) Menyadari kewajiban dan kebebasan

Kita perlu memahami dan menghargai hak-hak orang lain. Kita

juga perlu menyadari kebebasan kita, merasa bangga atas kebebasan

kita dan bersedia untuk mempertahankannya. Pemahaman anak

mengenai hak-hak tersebut perlu diimbangi dengan pemahaman

mengenai kewajiban-kewajiban, karena diantaranya terdapat jalinan

yang sangat erat. Anak pun harus dibantu menghayati hak-haknya

secara nyata, antara lain diberi kesempatan untuk mengemukakan

pendapat, hak berbeda dari yang lain, hak untuk dihargai sebagai

pribadi, hak untuk mendapatkan pendidikan, hak untuk berusaha sendiri

dan lain-lain.

10) Menghargai kekuasaan yang benar

Kekuasaan yang benar adalah kekuasaan yang melayani

kepentingan umum, yang membuat kepentingan umum semakin

bertambah baik dan dihargai. Di kelas dan di sekolah dijumpai

hubungan guru-murid sebagai hubungan dan taklukan. Hubungan

macam ini tidak dapat menciptakan suasana persaudaraan, sebaliknya

malah membentuk anak menjadi pemberontak atau senang melakukan

tipu daya.

11) Menghargai dan mengusahakan perbaikan lingkungan

Kita ajak anak menghargai alam, lingkungan ciptaan manusia dan

hasil-hasil karya manusia. Untuk itu, kita dapat mulai dengan mengajak

anak-anak menjaga kebersihan dan kerapihan kelas, halaman, peralatan

sekolah misalkan dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman bunga,

Page 27: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

15

lukisan dan sebagainya. Mereka pun harus menjaga kebersihan dan

kerapihan jalan, tempat-tempat umum, serta menjauhkan diri dari

pengotoran ataupun pengrusakan.

12) Melibatkan diri dalam lingkungan : partisipasi

Dalam kelompok : keluarga, kelas, sekolah dan lain-lain semua

anggota harus merasa saling terlihat satu sama lain. Semua anggota

harus membentuk kelompok, mengembangkan semangat kelompok

yang benar, membuat kelompoknya bersinar keluar, memahami dan

menerima saling ketergantungan dan saling melengkap, serta solidaritas

antar kelompok-kelompok. Murid dilibatkan dalam kelompok kecil,

yaitu kelas. Tanggung jawab atas kelas dan sekolah diserahkan kepda

murid-murid yang lebih tua. Tanggung jawab meliputi tanggung jawab

mengenai, keterlibatan, kebersihan lingkungan sekolah, tanggung jawab

terhadap bimbingan murid-murid muda dalam beberapa keterampilan

atau ketangkasan, seperti olahraga, keamanan lalu lintas dan

sebagainya. Kita dorong mereka untuk mengadakan kontak dengan

pejabat setempat, seperti lurah, pejabat keamanan dan sebagainya.

Dengan mengajak murid menghayati dan melibatkan diri dalam

kehidupan suatu kelompok, kita memberi mereka pendidikan sosial dan

kewarganegaraan secara efektif. Dalam kehidupan-kehidupan suatu

kelompok, anak harus menaati peraturan dan melaksanakan suatu

peraturan. Dengan menaati peraturan, mereka belajar memahami bahwa

peraturan yang disetujui bersama, bukan yang dipaksakan oleh yang

berkuasa, merupakan prasyarat agar ,masyarakat dapat berfungsi secara

serasi (harmonis). Dengan melaksanakan peranan masing-masing

−betapa pun kecilnya− dalam melayani kepentingan seluruh kelompok,

mereka saling mendorong untuk membuang jauh egoisme; mereka

belajar memahami dan merasakan kegembiraan karena memberikan

dengan sukarela, diri dan harga dirinya, karena bermanfaat bagi orang

lain. Dengan membagi tanggung jawab, guru dapat memusatkan

perhatian dan usahanya kepada masalah-masalah pendidikan yang

Page 28: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

16

sebenarnya.

13) Menaruh perhatian dan berperan serta dalam masalah-masalah

dunia

Masalah-masalah dunia sangat tepat diperkenalkan kepada anak-

anak usia antara 6 dan 12 tahun. Misal, perang antar bangsa, pengungsi

kelaparan, kemiskinan dan lain-lain. Diperkenalkan pula badan-badan

dunia yang mengurusi masalah tersebut seperti PBB,

UNICEF,UNESCO dan sebagainya. Selain itu, dalam memperkenalkan

masalah-masalah tersebut , kita ajak mereka untuk berbuat sesuatu.

14) Berdoa bersama.

Kita berdoa bersama dengan murid-murid dengan doa-doa hafalan

dan juga dengan doa yang keluar dari isi hati mereka. Kita ajak berdoa

untuk mereka sendiri, untuk keluarga mereka, untuk para guru,

pimpinan negara, pemerintah dan bangsan. Puncak doa kita adalah

ekaristi menjalin persaudaraan dengan semua orang.

d. Nilai dalam ilmu sains

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu dan penerapannya

dalam masyarakat menjadi penting karena 1) mata pelajaran itu berfaedah

bagi kehidupan atau pekerjaan di kemudian hari, 2) mata pelajaran itu

melatih anak berpikir kritis, 3) mata pelajaran itu merupakan bagian

kebudayaan bangsa, dan 4) mata pelajaran itu mempunyai nilai-nilai

pendidikan, yaitu mempunyai potensi (kemampuan) dapat membentuk

pribadi anak secara keseluruhan13

Pada dasarnya tujuan sains di sekolah sebagai institusi sosial yang

diadaptasi dari Pusat Nasional Pengembangan Pendidikan Sains adalah :14

1) Menambah keingintahuan (curiousity), dengan cara :

a) Mendorong siswa untuk menyelidiki alam dengan teknologi

13 Khaeruddin dan Eko Hadi Sujiono, Pembelajaran Sains (IPA) : Berdasarkan Kurikulum

Berbasis Kompetensi, (Makasar : Badan Penerbit Universitas Negeri Makasar, 2005), hal 24

14 Khaeruddin dan Eko Hadi Sujiono, Pembelajaran Sains (IPA) : Berdasarkan Kurikulum

Berbasis Kompetensi, (Makasar : Badan Penerbit Universitas Negeri Makasar, 2005), hal 11

Page 29: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

17

b) mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan

tentang alam semesta

c) mengembangkan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi

masalah pengadaptasian manusia

2) Mengembangkan keterampilan investigasi (skill for investigation), yang

akan dapat:

a) Memperkaya pemahaman siswa dan kemampuan menggunakan

proses sains

b) Awal pemahaman siswa dan kemampuan memecahkan masalah dan

strategi membuat keputusan

3) Sains, teknologi dan masyarakat (nature of science, technology and

society), yang akan dapat :

a) Menjadikan siswa mengakui dan mengaplikasikan ilmu, sikap dan

kebiasaan berpikir

b) Meningkatkan pemahaman siswa terhadap sains dan teknologi

c) Membantu siswa menjadi lebih sadar terhadap interaksi sains dan

teknologi dengan masyarakat

d) Membantu siswa dalam penggunaan pengetahuan sains dan

teknologi, sikap dan keterampilan membuat keputusan

Pendidikan nilai moral melalui pengajaran sains, misalnya dalam

pelajaran ilmu pengetahuan alam, seperti fisika, kimia atau biologi dapat

dilakukan sebagai berikut. Dalam suatu kerja kelompok untuk melakukan

percobaan atau penelitian, peserta didik dapat dilatih menghayati nilai

kerjasama. Di dalamnya, peserta didik juga perlu disadarkan, penguasaan

sains dan teknologi sebenarnya tidak mungkin dilakukan tanpa menghayati

nilai-nilai seperti ketelitian, kesabaran, tanggung jawab, kejujuran dan

kebenaran. Nilai-nilai itu juga penting untuk hidup bersama yang sehat

dalam masyarakat.15

Pendidikan sains harus mampu menanamkan nilai-nilai agama dan

15 Tonny D. Widiastono, Pendidikan Manusia Indonesia, (Jakarta : Penerbit Buku Kompas,

2004), hal 117

Page 30: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

18

nilai-nilai luhur budaya bangsa sebagaimana dikemukakan oleh Enstein

tentang kandungan nilai-nilai dalam sains mencakup nilai praktis,

intelektual, pendidikan, sosial-politik dan nilai religius Pembelajaran

bernuansa IMTAQ membuat suasana proses pembelajarannya diarahkan

kepada peningkatan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa melalui pengembangan berpikir logis untuk menimbulkan kesadaran

adanya sistem nilai dan moral pada setiap bahan ajarnya. Nilai pendidikan

sains dapat berupa pendidikan teknik (arsitektur), seni (motif batik),

kepemimpinan, sistem pemerintahan, sistem pembanguna ekonomi,

pertahanan negara, sistem lalu lintas jalan raya, atau pendidikan mental

atau moral bagi manusia.16

Menurut Ali Nugraha, sains dapat dipandang baik sebagai suatu

proses, maupun hasil atau produk, serta sebagai sikap. Gambaran tentang

batasan sains sebagai proses, sebagai produk dan sebagai sikap dapat

dijelaskan sebagai berikut.17 Pertama, sains sebagai suatu proses adalah

metode untuk memperoleh pengetahuan. Sains berhubungan erat dengan

kegiatan penelusuran gejala dan fakta-fakta alam yang dilakukan melalui

kegiatan laboratorium beserta perangkatnya. Sains dipandang sebagai

suatu disiplin (keilmuan) yang ketat, obyektif dan bebas nilai. Kedua, sains

sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep prinsip, hukum

dan teori.

Ketiga, sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap

keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai

yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari

atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap dimaksud dapat

diklarifikasikan ke dalam dua kelompok besar; yaitu 1) seperangkat sikap

yang bila diikuti akan membantu proses pemecahan masalah, seperti

kesadaran akan perlunya bukti ketika mengemukakan suatu pernyataan,

16 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam : Sumber Pendidikan Nilai ,(Bandung : Mughni

Sejahtera, 2005), hal 12

17 Ali Nugraha, Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini, (Jakarta : JILSI

Page 31: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

19

kemauan untuk mempertimbangkan interpretasi atau pandangan lain,

kemauan melakukan eksperimen atau kegiatan lainnya secara berhati-hati

serta menyadari adanya keterbatasan dalam penemuan keilmuan 2)

seperangkat sikap tertentu terhadap sains sebagai suatu cara memandang

dunia serta dapat berguna bagi perkembangan karier di masa depan, seperti

rasa ingin tahu terhadap dunia fisik dan biologis serta cara kerjanya,

pengakuan bahwa sains dapat membantu memecahkan masalah-masalah

individual dan global, memiliki rasa antusiasme untuk menguasai

pengetahuan dan metode sains, pengakuan pentingnya pemahaman

keilmuan dalam dunia masa kini, pengakuan bahwa sains merupakan

aktifitas manusia serta pemahaman hubungan antara sains dan bentuk

aktivitas manusia lainnya.

Dalam pengajaran sains yang menghasilkan nilai, seorang guru

harus :

1) Merasa/menimbang nilai apa yang muncul dan relevan dalam suatu

topik

2) Guru sains harus menggunakan teknik yang tepat untuk menanamkan

nilai, baik secra implisit ataupun eksplisit

3) Guru harus menilai apa yang diperoleh siswa atau bagaimana sikap

siswa dalam pembelajaran kimia

Banyak nilai yang terdapat dalam pelajaran sains antara lain taqwa

kepada Tuhan, nilai etika, nilai moral humaniora, sikap mencintai

kebenaran (jujur, objektif), sikap tidak berburuk sangka, sikap rendah hati

dan tidak sombong, sikap toleran atau menghargai orang lain, sikap teliti

dan hati-hati serta sikap tidak mudah putus asa. Salah satu cara

memunculkan nilai yang terdapat dalam sains yang dapat dilakukan adalah

menstimulasikan nilai kepada siswa dan membantu siswa menyadari nilai

yang terdapat dalam sains.

Foundation, 2008), hal 5

Page 32: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

20

2. Pendidikan Nilai dalam Sains Kimia

a. Konsep larutan elektrolit dan non elektrolit

1) Pengertian larutan

Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan

pelarut. Zat terlarut adalah zat yang larut dalam zat pelarut. Zat terlarut

mempunyai jumlah yang sedikit dalam campuran. Zat pelarut adalah zat

yang melarutkan komponen zat terlarut. Zat pelarut adalah zat yang

melarutkan komponen zat terlarut.

2) Sifat hantar listrik larutan

Daya hantar listrik larutan adalah kemampuan larutan untuk

menghantarkan arus listrik.

3) Larutan elektrolit dan non elektrolit

a) Larutan elektrolit

Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan

elektrolit. Jadi, senyawa elektrolit adalah senyawa yang dapat

mengalami ionisasi jika dilarutkan dalam air. Umumnya senyawa

elektrolit berupa garam, asam atau basa yang terdiri dari ion positif

dan negatif saat pembentukannya. Contohnya pada pembentukan

garam NaCl. Reaksinya sebagai berikut.

Na Na+ + e

Cl2 + e 2Cl− +

Na+ + Cl− NaCl

Contoh senyawa elektrolit lainnya lainnya ialah KCl, NaBr,

CaCl2 dan Na

2SO

4

b) Larutan non elektrolit

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat

menghantarkan arus listrik. Jadi, senyawa non elektrolit adalah

senyawa yang tidak dapat terionisasi jika dilarutkan dalam air.

Umumnya senyawa non elektrolit berupa senyawa karbon yang

berikatan kovalen atau senyawa organik, misalnya gula, urea,

Page 33: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

21

glukosa dan minyak. Jika senyawa dilarutkan dalam air, senyawa

utuh dalam bentuk molekulnya dan tidak bermuatan. Contohnya

seperti urea.

CO(NH2)2(s)

+ H2O

(l) CO(NH

2)2(aq)

4) Elektrolit kuat dan elektrolit lemah

Larutan NaCl dapat menghantarkan arus listrik. Senyawa NaCl

merupakan senyawa ionik, yaitu senyawa yang terbentuk dari ion Na+

bergabung dengan ion Cl−. Molekul NaCl terdiri atas ion-ion yang

bermuatan dan bergabung untuk membentuk kristal. Oleh karena itu,

senyawa ionik dalam bentuk lelehannya dapat menghantarkan arus

listrik. Struktur kristal NaCl terdiri atas ion-ion yang rapat. Jika

dilarutkan dalam air, molekul-molekul air akan merenggangkan ion-ion

tersebut sehingga ion akan tersebar dalam medium air. Reaksi pelarutan

NaCl dalam air sebagai berikut.

NaCl(s)

+ H2O

(l) Na+

(aq) + Cl−

(aq)

Muatan dari ion-ion dalam larutan dapat menghantarkan arus

listrik. Jika kedua elektroda dicelupkan dalam larutan, arus listrik dapat

dihantarkan dari satu elektroda lainnya dan lampu menyala.

Air murni sangat sedikit mengalami ionisasi sehingga molekul-

molekul air tetap utuh dan tidak bermuatan. Akibatnya, air sukar

menghantarkan arus listrik. Molekul gula tidak dapat ,menghantarkan

arus listrik jika kedua elektroda dicelupkan dan lampu pun tidakn

menyala. Proses terbentuknya ion-ion dalam larutan disebut ionisasi.

HCl dapat terionisasi sempurna menghasilkan ion H+ dan Cl−

sehingga dapat membuat lampu menyala terang. Reaksi ionisasinya

sebagai berikut.

HCl(aq)

+ H2O

(l) H+

(aq) + Cl−

(aq)

Contoh senyawa yang merupakan elektrolit kuat adalah NaCl,

KCl, HCl, HNO3, Na

2SO

4, Ca(OH)

2, dan KOH. Contoh senyawa

Page 34: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

22

elektrolit lemah adalah CH3COOH, HF, H

2CO

3, NH

4OH, Al(OH)

3 dan

H3PO

4. Kuat lemahnya larutan elektrolit dapat ditentukan dengan

derajat ionisasi.

Derajat ionisasi adalah perbandingan jumlah mol zat yang

terionisasi dengan mol zat mula-mula.

Persamaannya sebagai berikut.

Keterangan : α = 0, zat tidak terionisasi

0 < α < 1, zat terionisasi sebagian

α = 1, zat terionisasi sempurna

Semakin besar derajat ionisasi, semakin kuat sifat elektrolitnya. Reaksi

elektrolit kuat ditulis sebagai berikut.

NaCl(aq)

Na+(aq)

+ Cl−(aq)

HCl(aq)

H+(aq)

+ Cl−(aq)

Jika zat terionisasi sebagian, reaksinya dituliskan sebagai berikut.

CH3COOH

(aq) CH

3COO−

(aq) + H+

(aq)

NH4OH

(aq) NH

4+

(aq) + OH−

(aq)

5) Senyawa elektrolit

Senyawa elektrolit terbentuk dari senyawa ionik yang jika

dilarutkan dalam air mengalami ionisasi. Senyawa ionik adalah

senyawa yang terdiri atas ion-ion yang bermuatan. Dalam keadaan

padat, senyawa ionik tidak dapat menghantarkan arus listrik karena ion-

ionnya tidak bergerak bebas. Namun, dalam bentuk lelehan atau

larutannya, ion-ion tersebut dapat menghantarkan arus listrik.

Senyawa kovalen yang dapat menghantarkan arus listrik adalah

senyawa kovalen polar karena senyawa tersebut memiliki

keelektronegatifan besar. Contoh senyawa kovalen polar adalah HF,

HCl, HBr, HNO3 dan H

2SO

4.

Page 35: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

23

b. Pendidikan Nilai dalam Konsep Elektrolit dan Non Elektrolit

Dalam kehidupan sehari-hari, nilai praktis dari konsep larutan

elektrolit dan non elektrolit antara lain penggunaan larutan elektrolit

sebagai minuman isotonik. Saat olahraga, manusia mengeluarkan cairan

elektrolit berupa keringat dari dalam tubuh. Cairan tubuh ini perlu

digantikan dengan minuman isotonik yang mengandung larutan elektrolit

agar tidak terjadi dehidrasi.

Nilai intelektual dalam larutan elektrolit dan non elektrolit

contohnya memancing ikan menggunakan listrik. Arus listrik yang

dimasukkan ke dalam air dapat membahayakan pemancing dan orang lain

serta merusak ekosistem laut. Oleh karena itu, cara ini tidak dianjurkan

untuk digunakan.

Nilai ekonomi dalam larutan elektrolit dan non elektrolit contohnya

minuman isotonik yang dapat diperjualbelikan. Penjual dapat meraih

untung dari penjualannya. Nilai pendidikan dari larutan elektrolit dan non

elektrolit adalah larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik

sehingga dapat menyalakan lampu pada alat uji elektrolit. Sedangkan

larutan non elektolit tidak dapat menghantarkan arus listrik sehingga tidak

dapat menyalakan lampu pada alat uji elektrolit.

Nilai religius dari larutan elektrolit dan non elektrolit menuntun

kita untuk berpikir dan merenungkan air sebagai rahmat Allah SWT agar

bertambah keyakinan terhadap-Nya dan dapat digunakan semaksimal

mungkin untuk manfaat yang sebesar-besarnya seperti dalam Ar-Rahman

(55) : 33.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya

malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang

berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,

lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia

sebarkan di bumi segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang

Page 36: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

24

dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda

(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.

3. Konsep Belajar, Pembelajaran dan Hasil Belajar

a. Belajar

Para ahli psikologi dan pendidikan mengemukakan rumusan yang

berlainan tentang belajar sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Setiap rumusan tersebut mempunyai alasan yang dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, belajar adalah berubah tingkah laku atau tanggapan yang

disebabkan oleh pengalaman.18

Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah

mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu.19 Perubahan yang terjadi

harus secara relatif bersifat menetap (permanent) dan tidak hanya terjadi

pada perilaku yang saat ini tampak (immediate behavior).

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu

dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif

dan psikomotor.20 Belajar juga merupakan suatu usaha sadar individu

untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau perubahan diri melalui

latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi

bukan karena peristiwa kebetulan.21

Sesuai dengan pengertian di atas , dimensi perubahan yang terjadi

saat belajar, yaitu :22

1) Kepribadian, yaitu dengan memiliki pola respon atau tingkah laku

baru

18 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 2008), hal 23

19 Zikri Neni Iska, Psikologi : Pengantar Pemahaman Diri Dan Lingkungan, (Jakarta : Penerbit

Kizi Brothers, 2008), hal 82

20 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2002), hal 13

21 Mulyati, Psikologi Belajar, (Yogyakarta : Penerbit ANDI, 2005), hal. 5

22Ali Nugraha, Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia Dini, (Jakarta : JILSI

Foundation, 2008), hal 57

Page 37: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

25

2) Perilaku aktual maupun potensial, yaitu kemampuan melakukan

kegiatan nyata maupun yang bersifat tidak nyata (biasanya perilaku

internal)

3) Kecakapan/ keterampilan dalam bertindak, yaitu kemampuan yang

terkait dengan penggunaan motorik (kasar maupun halus)

4) Sikap dan kebiasaan, yaitu penerapan nilai-nilai kehidupan dalam

perilaku keseharian

5) Pengetahuan dan pemahaman, yaitu berupa penguasaan konsep,

prinsip maupun teori

b. Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembelajaran adalah

proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.23

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.24 Pembelajaran juga

merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar.25

Ada tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu :26

1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang

merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran

2) Kesalingtergantungan (interdepence), antara unsur-unsur sistem

pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan

3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan agar siswa belajar

Dengan demikian, pembelajaran berarti proses belajar mengajar

yang sesuai dengan rencana pembelajaran yang diharapkan terjadinya

transformasi pada diri siswa yang mencakup seluruh aspek baik aspek

kognitif, psikomotorik maupun afektif ke arah yang lebih baik sesuai

23 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : PT Gramedia, 2008), hal 23

24 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (PT. Bumi Aksara:Jakarta,2009), hal 57 25Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf., hal 2, diakses pada 26 Agustus 2008

Page 38: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

26

dengan tujuan pembelajaran.

c. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar

dan tindak mengajar.27 Hasil belajar siswa merupakan keberhasilan belajar

berupa perubahan tingkah laku siswa setelah siswa menyelesaikan

pembelajaran. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan

melainkan pengubahan kelakuan.28 Hasil belajar yang utama adalah

tingkah laku yang bulat.29

Menurut taksonomi Benyamin S. Bloom perubahan tingkah laku

(kemampuan) yang diharapkan dapat terjadi pada diri siswa setelah

menyelesaikan kegiatan pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga

domain (kawasan/ranah) yaitu :

a) Domain kognitif (pengetahuan), merupakan sekelompok perubahan

tingkah laku (kemampuan) yang dipengaruhi oleh kemampuan

berpikir/kemampuan intelektual.

b) Domain psikomotor (keterampilan fisik/otot atau motorik) yang

dipengaruhi oleh kemampuan keterampilan fisik/otot.

c) Domain afektif (sikap/nilai), merupakan sekelompok perubahan

tingkah laku (kemempuan) yang dipengaruhi oleh perasaan, sikap

dan nilai.

Selanjutnya setiap domain tersebut dapat diklasifikasikan lagi

menjadi beberapa jenjang atau kemampuan sebagai berikut :30

a) Domain kognitif

1) Kemampuan pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang

hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan

2) Kemampuan pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti

dan makna tentang hal yang dipelajari

26 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (PT. Bumi Aksara:Jakarta,2009), hal 66

27 Dimyati, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2006), hal 26

28 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (PT. Bumi Aksara:Jakarta, 2003), hal 27 29 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (PT. Bumi Aksara:Jakarta, 2003), hal 28

Page 39: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

27

3) Kemampuan penerapan, mencakup kemampuan menangkap arti

dan makna tentang hal yang dipelajari

4) Kemampuan analisis, mencakup kemampuan merinci suatu

kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan

dapat dipahami dengan baik

5) Kemampuan evaluasi, mencakup kemampuan membentuk

pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu

b) Domain afektif (kawasan sikap)

1) Penerimaan, mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan

kesediaan memperhatikan hal tersebut

2) Partisipasi, mencakup kerelaan, kesediaan memperhatikan dan

berpartisipasi dalam suatu kegiatan

3) Penilaian dan penentuan sikap, mencakup menerima suatu nilai,

menghargai, mengakui dan menentukan sikap

4) Organisasi, mencakup kemampuan membentuk suatu system nilai

sebagai pedoman dan pegangan hidup

5) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan menghayati

nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi

c) Domain psikomotor kawasan (keterampilan fisik/otot)

1) Persepsi, mencakup kemampuan memilah-milahkan

(mendeskriminasikan) hal-hal secara khas dan menyadari adanya

perbedaan yang khas tersebut

2) Kesiapan, mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan

dimana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan

3) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan

sesuai contoh atau gerakan peniruan

4) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan

gerakan-gerakan tanpa contoh

5) Gerakan kompleks, mencakup kmmpuan melakukan gerakan atau

keterampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancer, efisien

30 Dimyati, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta : PT Asdi Mahasatya, 2006), hal. 3

Page 40: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

28

dan tepat

6) Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak

yang baru atas dasar prakarsa sendiri

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Penerapan Pendidikan Nilai Sebagai Usaha Pendidikan Dalam Upaya

Membentuk Kepribadian Siswa oleh Aziz Lukman Praja. Kesimpulan

penelitian tersebut adalah pendidikan nilai sebagai usaha pendidikan

merupakan pendidikan bagi semua, yang berpusat pada hati dalam arti qolbu,

yang sudah difitrahkan oleh Allah SWT bersifat mono dualistik31 seperti

yang tersurat dalam As Syamsi (91) : 8

“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya.

Melalui pendidikan nilai ini selalu diingatkan pada keduanya sehingga akal

dengan bantuan nurani memilih ketaqwaan dari kejahatan. Pendidikan umum

sebagai pendidikan nilai akan selalu mengingatkan nilai-nilai baik, kejujuran

dan kebenaran yang melekat dalam segala bidang.

2. Metoda Dan Teknik Pendidikan Nilai oleh Lamijan. Kesimpulan penelitian

tersebut adalah pendidikan nilai memiliki metoda dan teknik yang

karakteristik, karena lebih menekankan pada ranah afektif. Sejumlah metode

yang dapat digunakan untuk pendidikan nilai antara lain metode dokmatif,

deduktif, induktif dan reflektif. Metode dokmatif dianggap kurang baik untuk

diterapkan pada pendidikan nilai, karena tidak memberikan keleluasaan antuk

mengembangkan pemikiran dan mental peserta didik. Beberapa teknik

pendidikan nilai yang dapat ditawarkan antara lain : indoktrinasi, klarifikasi

nilai, moral reasoning, meramalkan konsekwensi, menganalisis nilai dan

31Aziz Lukman Praja, Penerapan Pendidikan Nilai Sebagai Usaha Pendidikan Dalam Upaya

Membentuk Kepribadian Siswa, dalam Jurnal Ilmiah Pendidikan Ekonomi Akutansi Volume 2

Nomor 3, (Bandung : FKIP UNPAS, 2008), hal 15

Page 41: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

29

internalisasi nilai. Teknik indoktrinasi dianggap kurang tepat untuk

diterapkan dalam pendidikan nilai karena kurang mengembangkan kreativitas

dan potensi mental peserta didik.32

3. Integrasi Nilai Agama Dalam Pendidikan Budi Pekerti oleh Ernawati.

Kesimpulan penelitian tersebut yaitu pengintegrasian nilai moral agama

dalam pendidikan budi pekerti ditujukan dengan perpaduan nilai-nilai moral

agama dengan pendidikan budi pekerti yakni tentang akhlak. Terdapat

korelasi antara persepsi (pengetahuan) siswa dan afeksi siswa. Persepsi

(pengetahuan) siswa tentang pendidikan akhlak adalah cukup baik. Sikap

siswa juga cukup baik dengan menunjukkan akhlak yang baik.33

4. Pengaruh pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan

kontekstual terhadap hasil belajar siswa oleh Astri Rama Yulia. Kesimpulan

penelitian tersebut yaitu terdapat pengaruh pembelajaran kimia bernuansa

nilai dengan pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar siswa serta

terdapat peningkatan hasil belajar siswa tentang Kesetimbangan Kimia

melalui pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan

kontekstual.34

C. Kerangka Pikir

Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia

mempunyai karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek

ilmu kimia, cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia adalah ilmu yang pada

awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif), namun

pada perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan

berdasarkan teori (deduktif). Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas

32Lamijan, Metode dan Teknik Pendidikan Nilai, dalam Jurnal Inkoma : Kajian Teori dan Praktek

Pembangunan, Nomor 1 Tahun 13, (Undaris : Universitas Darul Ulum, 2002), hal. 34

33Ernawati, Integrasi Nilai Agama Dalam Pendidikan Budi Pekerti, (Jakarta : UIN Syarif

Hidayatullah, 2007), hal 84

34 Astri Rama Yulia, Pengaruh pembelajaran kimia bernuansa nilai dengan pendekatan

Page 42: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

30

pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan

dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat

yang melibatkan keterampilan dan penalaran.

Seiring dengan kemajuan zaman, ada pihak-pihak yang tidak bertanggung

jawab menggunakan ilmu kimia untuk kepentingan pribadi. Mereka tidak

menanamkan nilai-nilai moral dalam kehidupan. Bidang ilmu yang ditekuni tidak

lagi dilandasi dan dijiwai, bahkan mungkin tak tersentuh sama sekali oleh nilai-

nilai moral universal. Salah satu faktornya yaitu tidak adanya pendidikan nilai

dalam pembelajaran kimia dimana seharusnya pendidikan memegang peranan

penting sebagai pembinaan nilai dan moral.

Dengan memasukkan pendidikan nilai dalam proses pembelajaran kimia

khususnya pada konsep larutan elektrolit dan non elektrolit di kelas X, diharapkan

dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa sekaligus menanamkan nilai-nilai

yang terkandung dalam konsep tersebut.

kontekstual terhadap hasil belajar siswa, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2009), hal 78

Ilmu Kimia

Dampak Negatif Ilmu Kimia

Tidak Disertai Pendidikan Nilai

Pemberian Tindakan

(Pendidikan Nilai)

Proses Pendidikan Nilai

Mengaitkan Nilai- Nilai dalam Pembelajaran Kimia

Interaksi Antar Siswa Serta Interaksi Siswa Dan Guru

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Page 43: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

31

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan teoretis dan kerangka pikir yang telah dikemukakan

diatas, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

Ha : “Terdapat pengaruh antara pembelajaran kimia terintegrasi nilai dengan

hasil belajar siswa”.

Ho : “Tidak terdapat pengaruh antara pembelajaran kimia terintegrasi nilai

dengan hasil belajar kimia”.

Page 44: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pembelajaran

kimia terintegrasi nilai dapat mempengaruhi hasil belajar siswa SMK Grafika

Yayasan Lektur Jakarta.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Grafika Yayasan Lektur Jakarta pada

siswa kelas X semester genap tahun ajaran 2008/2009. Adapun penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Mei 2009.

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian Pre-

Experimental Designs (non designs), yaitu metode penelitian yang desainnya

belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh (semu). Hal ini disebabkan

karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya

variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen

bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen, karena tidak adanya

variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.1

Desain penelitian yang digunakan adalah one group pretestt-postestt

design yang digambarkan sebagai berikut:

O1 X O2

Dimana O1 = Nilai Pretest (sebelum pembelajaran)

X = Perlakuan (Treatment)

O2 = Nilai Postest (setelah pembelajaran)

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2007), hal

74

Page 45: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

33

Dalam desain ini observasi dilakukan dua kali yaitu sebelum pembelajaran

yang disebut pretest dan sesudah pembelajaran yang disebut postest. Perbedaan

antara skor pretest dengan skor postest diasumsikan sebagai efek dari adanya

pembelajaran. Keuntungan menggunakan desain ini adalah pretest memberi

landasan untuk membuat komparasi prestasi subjek yang sama sebelum dan

sesudah dikenai experimental treatment.2

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMK Grafika Yayasan Lektur

Jakarta, sedang sampel yang diambil adalah siswa kelas X semester II tahun

2008/2009.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tahapan-tahapan pengumpulan data:

1. Tahap persiapan

Pada tahap ini penulis menyusun materi yang akan di ajarkan, pembuatan dan

pengujian instrumen penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2009

3. Tahap penyelesaian

Sebelum melakukan pembelajaran kimia terintegrasi nilai diadakan tes hasil

belajar kognitif pretest, setelah selesai diadakan tes hasil belajar kognitif

posttest dengan instrumen berupa soal pilihan ganda larutan elektrolit dan non

elektrolit.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes hasil belajar, berupa soal-

soal tes pilihan ganda yang berkaitan dengan larutan elektrolit dan non elektrolit

untuk mengukur hasil belajar siswa dalam memahami materi. Tes dalam bentuk

pilihan ganda dengan pilihan jawaban A, B, C, D, dan E. Soal yang diberikan

2 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal 103

Page 46: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

34

diambil dari beberapa sumber dan disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu

diberikan angket pendidikan nilai berdasarkan indikator tertentu. Kriteria yang

digunakan pada instrumen angket pendidikan nilai ini adalah skala Likert yang

terdiri dari butir pernyataan positif dan negatif dengan empat pilihan jawaban,

yaitu: sangat setuju (ss), setuju (s), tidak setuju (ts), sangat tidak setuju (sts)

Uraian lebih rinci instrumen penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tes Hasil Belajar

Tes ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang pendidikan

nilai pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit. Kisi-kisi untuk soal dibuat

berdasarkan KTSP disesuaikan dengan materi yang diajarkan, yaitu konsep

larutan elektrolit dan non elektrolit pada semester genap kelas X. Penjabaran

konsep untuk menjadi butir-butir soal memperhatikan ranah pengetahuan (C1),

pemahaman (C2), dan aplikasi konsep (C3) serta analisis (C4). Instrumen tes yang

diujikan kepada siswa yaitu sebanyak 25 butir soal pilihan ganda yang dapat

dilihat pada lampiran dan kunci jawabannya pada lampiran . Kisi-kisi instrumen

secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2. Adapun rekapitulasi kisi-kisi

instrumen tes adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen

No. Indikator Aspek Kognitif Proporsi

C1 C2 C3 C4 ∑ %

1. Mengidentifikasi sifat-sifat

larutan elektrolit dan non

elektrolit melalui percobaan

1*,

4*,

5,

19,

29,

40*

3*,

6*,

7,

8,

12,

26*,

49

13 22,41

2. Mengelompokkan larutan ke

dalam larutan elektrolit dan

non elektrolit berdasarkan sifat

9,

21,

23,

10,

11*,

50*,

46* 13 22,41

Page 47: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

35

hantaran listriknya 28,

30*,

31,

39,

45*

48*

3. Menjelaskan penyebab

kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik

2*,

15*,

18,

22*,

25*,

27,

42*,

44*

24,

37,

38*,

47*

12 24

4. Mendeskripsikan bahwa

larutan elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan senyawa

kovalen polar

17*,

20,

32,

33,

34*,

35,

36,

41

8 16

5. Menjelaskan nilai-nilai yang

terkandung dalam larutan

elektrolit dan non elektrolit

13*,

14,

16,

43

4 8

Jumlah 30 8 12 50 100

Keterangan : *) butir pernyataan yang tidak dipakai sebagai instrumen

penelitian karena tidak valid

Page 48: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

36

2. Angket Pedagogi Pendidikan Nilai

Angket adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula

oleh responden. Angket ini digunakan utuk memperoleh informasi dari siswa

mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kriteria yang digunakan pada

instrumen angket pendidikan nilai ini adalah skala Likert yang terdiri dari butir

pernyataan positif dan negatif dengan empat pilihan jawaban, yaitu: sangat setuju

(ss), setuju (s), tidak setuju (ts), sangat tidak setuju (sts). Pernyataan negatif

disisipkan di antara pernyataan positif untuk mengontrol tingkat ketelitian atau

keseriusan responden dalam memberikan respons. Responden yang tidak serius

atau ceroboh akan terjebak dengan pernyataan tersebut. 3 Adapun kriteria skor

alternatif jawaban pernyataan angket dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Angket pedagogi pendidikan nilai

Alternatif jawaban Pernyataan

Positif Negatif

Sangat setuju

Setuju

Tidak setuju

Sangat tidak setuju

4

3

2

1

1

2

3

4

Kisi-kisi instrumen angket yang meliputi aspek-aspek pedagogi

pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3. Kisi-kisi Angket Pedagogi Pendidikan Nilai

No. Indikator Nomor item pernyataan

Positif Negatif

1. Pedagogi Pendidikan

Nilai

2, 4*, 8*, 10,

14, 16*, 20*,

6, 12*, 18, 25*,

27, 29*, 31, 32

3 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, Cetakan keempat, April

2007), hal 147

Page 49: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

37

22, 23, 24*,

26, 28*, 30,

37*, 43, 49*

32*, 33*, 35,

39, 41*, 45*,

47, 51, 53*

2. Pembelajaran Kimia 11, 13*, 15,

17*, 34, 36*

19, 21*, 38,

40*, 42, 44* 12

3. Pendidikan Nilai 3, 7, 10, 50, 54

1*, 5*, 9*, 48*,

52* 10

Jumlah 27 27 54

Keterangan : *) butir pernyataan yang tidak dipakai sebagai instrumen

penelitian karena tidak valid

3. Observasi

Observasi digunakan untuk mengukur tingkah laku individu maupun

proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang

sebenarnya maupun dalam situasi buatan.

Data dari hasil observasi digunakan untuk memperoleh gambaran langsung

tentang aktivitas siswa pada proses pembelajaran. Aspek-aspek yang

diobservasi dikelompokkan ke dalam kategori baik (B), cukup (C), dan kurang

(K). Aktifitas siswa yang diobservasi meliputi:

a. Memperhatikan mendengarkan penjelasan guru;

b. berada dalam tugas kelompok;

c. Mengerjakan soal latihan (LKS);

d. Berdiskusi / bertanya antara siswa dengan guru;

e. Berdiskusi / bertanya antar siswa;

f. Memperhatikan penjelasan teman;

g. Menulis yang relevan dengan KBM; dan

h. perilaku yang tidak relevan dalam pembelajaran.

4. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai alat pengumpul data untuk mendapatkan

informasi yang lebih mendalam berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan,

Page 50: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

38

dan respon dari individu atau responden dalam menginterpretasikan situasi dan

fenomena yang terjadi.

Pada penelitian ini wawancara dilakukan terhadap siswa berkaitan dengan

pembelajaran kimia terintegrasi nilai. Jenis wawancara yang dilakukan

termasuk jenis semi terstruktur dimana pada pelaksanaannya berpedoman pada

format wawancara yang telah disusun sebelumnya. Dimana wawancara dalam

penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengungkap pendapat siswa tentang pembelajaran kimia terintegrasi nilai

konsep larutan elektrolit dan non elektrolit

b. Mengungkap motivasi dan sikap siswa terhadap pembelajaran kimia

terintegrasi nilai yang digunakan guru dalam pembelajaran;

c. Mengungkap tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan mengunakan

LKS pembelajaran kimia terintegrasi nilai

d. Mengungkap respon siswa setelah mengalami proses pembelajaran kimia

terintegrasi nilai

G. Validitas Instrumen Penelitian

Agar mendapatkan instrumen t yang memadai, maka sebelum instrumen

tersebut digunakan dalam penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba dan

kemudian dianalisis dengan metode analisis sebagai berikut:

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevaliditasan atau kesahihan instrumen. Instrumen yang valid mempunyai

validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas

yang rendah.4 Untuk mengukur instrumen dalam penelitian ini dilakukan

pengujian validitas konstruk yaitu yang berkenaan dengan ketepatan alat ukur

terhadap konsep yang akan diukur. Pengukuran validitas instrumen ini

menggunakan rumus point biserial korelasi :

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2002), Cet-12, hal 144

Page 51: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

39

Keterangan :

rpbis = koefisien korelasi point biserial

Mp = rata-rata skor dari subjek-subjek yang menjawab benar

Mt = rata-rata skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)

St = standar deviasi skor total semua responden

p = proporsi subjek yang menjawab benar item tersebut

q = proporsi subjek yang menjawab salah item tersebut

Setelah didapatkan rhitung, maka dibandingkan dengan rtabel dengan taraf

signifikan () 5%. Jika rhitung lebih besar dari rtabel, maka soal tersebut valid.

Sedangkan jika rhitung lebih besar dari rtabel, maka soal tersebut tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapar dipercaya

untuk digunakan sebagai pengumpul data relatif konsisten bila pengukuran

tersebut diulangi.5

Penghitungan reliabilibas instrumen menggunakan rumus KR-20, sebagai

berikut :

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas tes

kii = jumlah butir

piqi = varians skor butir

pi = proporsi jawaban benar untuk butir soal nomor i

qi = proporsi jawaban salah untuk butir soal nomor i

St2 = varians skor total

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian;.... hal 154

Page 52: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

40

3. Taraf Kesukaran Instrumen

Taraf kesukaran test adalah kemampuan test tersebut dalam menjaring

banyaknya subjek peserta test yang dapat mengerjakan dengan benar.6 Soal yang

dibuat terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan tingkat

berfikirnya, sebaliknya soal yang terlalu sulit membuat siswa menjadi putus asa

dan tidak mempunyai semangat yang tinggi untuk mencoba mengerjakannya,

karena terlalu jauh dari jangkauan berfikirnya.

Adapun rumus untuk menentukan taraf kesukaran soal adalah sebagai

berikut :

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta test

Menurut ketentuan yang sering diikuti, taraf kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut:7

soal dengan p 1,00-0,30 : soal sukar

soal dengan p 0,30-0,70 : soal sedang

soal dengan p 0,70-1,00 : soal mudah

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang

mampu (berkemampuan rendah).8

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah :

6 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rieneka Cipta, 2005), Cet. Ke-7, hal 230

7 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), Cet. Ke-8, hal 210 8 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,…, hal 211

Page 53: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

41

Keterangan :

D = daya pembeda

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar

BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Dengan klasifikasi daya pembeda adalah sebagai berikut:9

D : 0,00 – 0,20 : jelek

D : 0,20 – 0,40 : cukup

D : 0,40 – 0,70 : baik

D : 0,70 – 1,00 : sangat baik

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kuantitatif.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas yang dilakukan menggunakan uji Liliefors pada taraf signifikan

5% dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menetapkan hipotesis

Ho = data sampel berdistribusi normal

Ha = data sampel berdistribusi tidak normal

2) Menghitung nilai Z dari masing-masing data

Dimana : X data

9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,….., hal 218

Page 54: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

42

S simpangan baku

3) Menentukan peluang untuk masing-masing nilai Zi berdasarkan tabel

Z yang ditulis dengan F(Z≤Zi) berdasarkan tabel distribusi normal

baku

F (Z) = 0.5 ± Z

Jika nilai Z < 0, maka F (Z) = 0.5 Z tabel

Jika nilai Z > 0, maka F (Z) = 0.5 + Z tabel

4) Menghitung proporsi dari Z1, Z2, Z3, …, Zn yang bernilai lebih

kecil atau sama dengan Z

, dengan Zn = frekuensi kumulatif

5) Menghitung selisih antara F (Z) dan S (Z) pada masing-masing data

6) Menentukan statistik Liliefors dengan cara memilih nilai maksimal

dari nilai-nilai pada poin 5 yang dinotasikan dengan L

L = maks |F (Z) S (Z)|

7) Menentukan kriteria pengujian

Jika Lo ≤ Lt maka Ho diterima, yang berarti data sampel tersebut

berdistribusi normal

Jika Lo > Lt maka Ha diterima, yang berarti data sampel tersebut

berdistribusi tidak normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua

keadaan atau populasi dengan melihat keadaan kehomogenan populasi. Uji

homogenitas yang dilakukan menggunakan uji Fisher, dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

1) Menetapkan hipotesis

Ho = variansi populasi kedua variabel homogen

Ha = variansi populasi kedua variabel tidak homogen

2) Membagi data menjadi dua kelompok

Page 55: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

43

3) Mencari nilai simpangan baku dari masing-masing kelompok

4) Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut

(varians terkecil)

db1 pembilang = n 1

db2 penyebut = n 1

5) Menentukan F dengan rumus :

6) Menentukan kriteria pengujian

Jika Fhit ≤ Ft maka Ho diterima, yang berarti variansi populasi dari

kedua variabel homogen

Jika Fhit > Ft maka Ha diterima, yang berarti variansi populasi dari

kedua variabel tidak homogen

c. Uji Hipotesis Tes t

Tes t adalah tes yang dipergunakan untuk menguji kebenaran atau

kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah

mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang sama

tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Langkah-langkah yang

dilakukan :

1) Menentukan varians gabungan dengan rumus

Keterangan :

Page 56: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

44

2) Menentukan uji t dengan rumus

3) Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus (n1+n2-2)

4) Menentukan nilai ttabel dengan taraf signifikansi (α) = 0.01

5) Menentukan uji hipotesis

Jika thit ≥ tt maka Ha diterima, yang berarti pengaruh antara

pembelajaran kimia terintegrasi nilai dengan hasil belajar siswa.

Jika thit ≤ tt maka Ho diterima, yang berarti tidak terdapat

pengaruh antara pembelajaran kimia terintegrasi nilai dengan

hasil belajar siswa

d. Uji Normal Gain

Untuk menghindari hasil kesimpulan yang akan menimbulkan bias

penelitian, karena nilai pretest kelompok penelitian berbeda, dan untuk

mengukur signifikansinya digunakan uji normal gain. Selain itu N-Gain

bertujuan untuk melihat peningkatan hasil belajar yang memperhitungkan

ketuntasan hasil belajar.

Rumus normal gain menurut Meltzer, yaitu:10

Dengan katagori perolehan:

g-tinggi : nilai (<g>) > 0,70

g-sedang : nilai 0,70 ”(<g>)” 0,30

g-rendah : nilai (<g>) <0,30

10

David E. Meltzer, Addendum to: The Realition Between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gain in Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores,

http://physics.iastate.edu/per/docs/addendum_on_normalized_gain.pdf, diakses pada 21 Maret

2007

Page 57: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

45

2. Analisis Data Kualitatif.

a. Presentase Angket Pedagogi Pendidikan Nilai

Setelah angket pedagogi pendidikan nilai dilakukan serangkaian uji

prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Selanjutnya,

angket pedagogi pendidikan nilai diolah dengan metode deskriptif dengan

aturan Likert dan dipersentasikan dengan rumus:11

Keterangan:

R = Skor yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

Persentase yang diperoleh, menginterpretasikan tingkat pedagogi

pendidikan nilai yang dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu,

kelompok tinggi, sedang dan rendah, dengan kriteria sebagai berikut:12

a) Kategori Tinggi apabila, χ > (μ + 1σ)

b) Kategori Sedang apabila, (μ + 1σ) ≥ χ ≥ (μ -1σ)

c) Kategori Rendah apabila, χ < (μ - 1σ)

Dimana

μ = mean (nilai rata-rata)

σ = standar deviasi

b. Hasil Observasi

Data hasil observasi digunakan untuk memperoleh gambaran

langsung tentang proses pembelajaran di kelas. Aspek-aspek yang

diobservasi dikelompokkan ke dalam kategori Baik (B), Cukup (C), dan

Kurang (K).

11

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, Cetakan XI, 2002), hal 102 12

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi), (Jakarta: Bumi Aksara,

2007), hal 264

Page 58: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

46

c. Hasil Wawancara

Adapun data hasil wawancara yang diperoleh, diolah menjadi bahasa

Indonesia baku, kemudian dianalisis dan digunakan untuk memperkuat

pernyataan pada angket pedagogi pendidikan nilai. Dari data hasil

wawancara diperoleh respon siswa terhadap pendidikan nilai yang

diterapkan dalam pembelajaran kimia.

Page 59: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Hasil Belajar Kognitif

a. Data hasil pretest

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian tes kognitif

pretest dari 40 siswa yang dijadikan subjek penelitian diperoleh nilai

terendah 32 dan nilai tertinggi 64. Skor rata-rata yang diperoleh yaitu

sebesar 50.1. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak

55%. Siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 45%.

Perhitungan perhitungan data penelitian tes kognitif pretest dapat

dilihat pada lampiran 1.

b. Data hasil posttest

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian tes kognitif

posttest dari 40 siswa yang dijadikan subjek penelitian diperoleh nilai

terendah 52 dan nilai tertinggi 84. Skor rata-rata yang diperoleh yaitu

sebesar 70.4. Siswa yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 52,5

%. Siswa yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 47,5 %.

Perhitungan data penelitian tes kognitif posttest dapat dilihat pada

lampiran 2.

c. Data hasil belajar kognitif setiap indikator

Berdasarkan hasil perhitungan presentase siswa dari hasil

belajar kognitif setiap indikator diperoleh peningkatan siswa yang

menjawab benar setiap indikator.

Page 60: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

48

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.1 Persentase Siswa yang Menjawab Benar Setiap Indikator

No. Indikator

Kel. Atas Kel. Bawah

Pre

(%)

Post

%)

Pre

(%)

Post

(%)

1.

Mengidentifikasi sifat-sifat

larutan elektrolit dan non

elektrolit melalui percobaan

63 61 60 49 48

61 60 49 48

83 55 70

2.

Mengelompokkan larutan ke

dalam larutan elektrolit dan non

elektrolit berdasarkan sifat

hantaran listriknya

61 81 35 63

3. Menjelaskan penyebab

kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik

60 74 45 64

4. Mendeskripsikan bahwa larutan

elektrolit dapat berupa senyawa

ion dan senyawa kovalen polar

49 74 40 61

5. Menjelaskan nilai-nilai yang

terkandung dalam larutan

elektrolit dan non elektrolit

48 68 39 59

Berdasarkan tabel 4.1. pada kelompok atas terjadi

peningkatan dengan rata-rata 20,2%. Sedangkan pada kelompok bawah

peningkatan terjadi dengan rata-rata 20,6%. Berdasarkan persentase

siswa yang menjawab benar tiap indikator di atas, dapat disimpulkan

bahwa pada masing-masing kelompok mengalami peningkatan

terhadap setiap indikator.

2. Data Kualitatif

a. Hasil Observasi

Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas kegiatan siswa

selama pembelajaran konsep larutan elektrolit dan non elektrolit

diperoleh data untuk menunjang informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian. Instrumen observasi disusun sesuai dengan tahapan

pendidikan nilai dan diinterpretasikan berdasarkan kategori baik,

cukup dan kurang, yang sebelumnya siswa telah dibagi dalam

Page 61: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

49

kelompok atas dan kelompok bawah. Penilaian dilakukan selama 2 kali

pertemuan (4x45 menit).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah.

Tabel 4.2 Tabel Hasil Observasi Siswa pada Pelaksanaan Pembelajaran

No. INDIKATOR YANG

DIPERLIHATKAN

Hasil Observasi

Kelompok

Atas

Kelompok

Bawah

1. Memahami konsep kimia

a. Mengemukakan konsep kimia

dengan benar

b. Memberikan contoh untuk

konsep kimia yang dipelajari

c. Menjawab pertanyaan pengarah

dari guru tentang konsep yang

sedang dipelajari

d. Menunjukkan keluasan

wawasan siswa terhadap konsep

kimia yang diajarkan

Baik

Baik

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Kurang

Kurang

2. Mengaitkan konsep dengan nilai

yang relevan

a. Membuat kaitan antara konsep

dengan nilai-nilai kehidupan

b. Mengaitkan konsep kimia

dengan nilai praktis

c. Mengaitkan konsep kimia

dengan nilai religius

d. Mengaitkan konsep kimia

dengan nilai pendidikan

e. Mengaitkan konsep kimia

dengan nilai intelektual

f. Mengaitkan konsep kimia

dengan nilai sosialpolitik-

ekonomi

g. Menunjukkan keluasan

wawasan siswa tentang nilai-

nilai kehidupan yang terkait

dengan kimia

Baik

Baik

Cukup

Cukup

Cukup

Baik

Baik

Cukup

Baik

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

Cukup

3. Minat dan motivasi

a. Menunjukkan kemauan

menjawab terhadap pertanyaan

yang diberikan

b. Menunjukkan rasa ingin tahu

terhadap konsep yang sedang

Baik

Baik

Baik

Baik

Cukup

Cukup

Page 62: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

50

dipelajari

c. Menunjukkan rasa ingin tahu

terhadap nilai yang sedang

dipelajari

d. Tampak tertarik dengan fakta-

fakta kimia dan kandungan

nilainya yang ditunjukkan guru

e. Memfokuskan perhatian pada

media alat bantu yang dibawa

guru

f. Mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang menunjukkan

keingintahuan terhadap konsep

dan nilai yang dipelajari

g. Memusatkan perhatian pada

pembelajaran dan tidak

melakukan aktivitas lainnya

yang tidak relevan

Cukup

Cukup

Baik

Baik

Baik

Kurang

Kurang

Cukup

Cukup

Cukup

Tabel di atas menunjukkan rata-rata penilaian observasi pada

kelompok atas berada dalam kategori baik dan rata-rata penilaian

observasi pada kelompok bawah berada dalam kategori cukup.

b. Hasil Wawancara

Temuan yang diperoleh berupa data hasil wawancara

disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 4.3 Respon Siswa terhadap Pendidikan Nilai dalam

Pembelajaran Kimia

No. Pertanyaan Kesimpulan Jawaban Siswa

1. Hal apa yang paling

kamu senangi dari

kimia? Pokok

bahasan apa?

Kegiatan praktikum.

Tidak menggunakan rumus-rumus tertentu.

2. Cara pembelajaran

seperti apa yang

diinginkan agar

belajar kimia mudah

dan menyenangkan?!

Tergantung pada guru membawakan

materi. Metode guru dalam mengajar

sangat menentukan apakah pembelajaran

kimia menarik apa tidak.

Belajar secara berkelompok

3. Bagaimana

menurutmu mengenai

pembelajaran kimia

Sebenarnya pelajaran kimia tidak penting

dalam dunia kerja nanti jadi tidak perlu

diterangkan secara mendetail.

Page 63: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

51

yang dikaitkan

dengan kehidupan

sehari-hari dan nilai –

nilai pada konsep

larutan elektrolit dan

non elektrolit?

Tetapi ketika nilai dikaitkan dengan konsep

larutan elektrolit dan non elektrolit,

pelajaran kimia jadi menarik walaupun

terasa agak aneh.

4. Apakah gurumu

pernah mengaitkan

materi kimia dengan

kehidupan sehari-hari

atau nilai-nilai ?

Belum pernah, karena lebih sering

membahas perhitungan dengan metode

yang kurang bervariasi

5. Apakah dengan

adanya pendidikan

nilai dalam pelajaran

kimia kamu lebih

tertarik dan

termotivasi untuk

belajar ?

Ya, minimal ada motivasi untuk belajar.

Karena terkait dengan kehidupan sehari-

hari sehingga lebih memahami konsep

larutan elektrolit dan nonelektrolit yang

sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.

6. Apakah nilai-nilai

yang ditanamkan

berpengaruh terhadap

diri kamu ?

Pengaruhnya tidak dapat dirasakan secara

langsung, tetapi butuh proses. Nilai itu baru

hanya dapat diterima dan direnungi

maknanya.

7. Apakah kamu

menemui kesulitan

selama proses

pembelajaran

berlangsung? Jika ya,

kesulitan apa yang

kamu hadapi?

Ya, Materi kimia saling berhubungan satu

sama lain. Bukan hanya hapalan dan

perhitungan saja tetapi pemahaman juga

sangat penting agar memahami suatu

materi. Menggabungkan hapalan,

perhitungan dan pemahaman lumayan sulit

untuk dilakukan

8. Menurutmu, apakah

pembelajaran seperti

ini efektif untuk

dilakukan? Berikan

alasanmu!

Efektif, karena materinya menjadi lebih

mudah dengan praktikum. Tetapi nilai-

nilai yang diberikan membuat agak sedikit

bingung.

9. Bagaimana kesan dan

pesan kamu setelah

mempelajari

pendidikan nilai

dalam konsep larutan

elektrolit dan non

elektrolit

Kimia itu menarik, maka metode

pengajaran kimia lebih diperbaharui.

Nilai-nilai yang diberikan tidak usah

dimasukkan ke dalam soal ulangan.

Page 64: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

52

c. Hasil Angket

Temuan yang diperoleh berupa data hasil angket disajikan

dalam bentuk tabel di bawah ini :

Tabel 4.4 Angket Siswa terhadap Pendidikan Nilai dalam

Pembelajaran Kimia

No. Indikator Hasil Angket

Kelompok Atas Kelompok Bawah

1. Pedagogi Pendidikan

Nilai Baik Cukup

2. Pembelajaran Kimia Baik Baik

3. Pendidikan Nilai Baik Cukup

Berdasarkan tabel di atas, angket yang diberikan pada siswa

menunjukkan bahwa tiap indikator pada kelompok atas berada dalam

kategori baik dan pada kelompok bawah berada dalam kategori cukup.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Kriteria uji

normalitas adalah Ho diterima jika Lhitung lebih kecil dari Ltabel dan Ho

ditolak jika Lhitung lebih besar dari Ltabel. Jika Ho diterima berarti data

penelitian berasal dari populasi berdistribusi normal, sedangkan jika Ho

ditolak berarti data penelitian berasal dari populasi berdistribusi tidak

normal. Pada data nilai pretest dan nilai posttest dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan uji Lilliefors. Berikut adalah tabel hasil perhitungan

uji normalitas:

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Normalitas dengan Uji Lillieforts

Data Nilai N α Lhitung Ltabel Kesimpulan

Pretest 40 0,05 0.0825 0.1401 Ho diterima

Posttest 40 0,05 0.0953 0.1401 Ho diterima

Page 65: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

53

Dari tabel di atas pada pretest diperoleh Lo = 0,0825, sedangkan

Lt = 0,1401 dengan taraf signifikansi α = 0,05 dan n = 40, karena Lhitung <

Ltabel maka Ho diterima, yaitu populasi berdistribusi normal. Sedangkan

pada posttest diperoleh Lo = 0,0953, sedangkan Lt = 0,1401 dengan taraf

signifikansi α = 0,05 dan n = 40, karena Lhitung < Ltabel maka Ho diterima,

yaitu populasi berdistribusi normal. Perhitungan normalitas data nilai

pretest dan nilai posttest dengan menggunakan Lilliefors dapat dilihat

pada lampiran 3 dan 4.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berasal dari populasi homogen atau tidak. Kriteria uji

homogenitas adalah Ho diterima jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel dan Ho

ditolak jika Fhitung lebih besar dari Ftabel. Jika Ho diterima berarti data

penelitian berasal dari populasi homogen, sedangkan jika Ho ditolak

berarti data penelitian berasal dari populasi tidak homogen. Pada data nilai

pretest dan nilai posttest dilakukan uji homogenitas dengan menggunakan

uji Fisher. Berikut adalah tabel hasil perhitungan uji homogenitas:

Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Homogenitas dengan Uji Fisher

α Data

Nilai Jumlah Varians Fhitung Ftabel Kesimpulan

0,05

Pretest

Postest

NPretes =

40

NPostest =

40

24.576

24.6503 1.0030 1.69 Ho diterima

Dari hasil pengujian diperoleh nilai Fhitung = 1.0030 sedangkan

nilai Ftabel pada taraf signifikansi α = 0,05, dengan derajat kebebasan

pembilang 40 dan derajat kebebasan penyebut 40 adalah 1,69. karena nilai

Fhitung < nilai Ftabel, maka Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa

kedua data bersifat homogen. Perhitungan homogenitas dengan

menggunakan uji Fisher dapat dilihat pada lampiran 5.

Page 66: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

54

3. Nilai N-Gain

Hasil belajar dapat dianalisis untuk melihat sejauh mana

pengaruh pendidikan nilai pada konsep larutan elektrolit dan non elektrolit

terhadap hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa diperoleh

dengan membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir dan uji

menggunakan nilai N-Gain.

Tabel 4.7 Nilai Pretes dan Postes Konsep Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

No. Pretes Postes N-Gain Kategori 1. 56 76 0.45 Sedang

2. 48 68 0.38 Sedang

3. 56 74 0.41 Sedang

4. 48 68 0.38 Sedang

5. 60 80 0.50 Sedang

6. 40 60 0.33 Sedang

7. 60 74 0.35 Sedang

8. 64 84 0.56 Sedang

9. 52 74 0.46 Sedang

10. 40 60 0.33 Sedang

11. 56 76 0.45 Sedang

12. 48 68 0.38 Sedang

13. 32 64 0.47 Rendah

14. 56 76 0.45 Sedang

15. 44 64 0.36 Sedang

16. 32 52 0.29 Rendah

17. 52 74 0.46 Sedang

18. 44 64 0.36 Sedang

19. 70 84 0.47 Sedang

20. 52 74 0.46 Sedang

21. 60 80 0.50 Sedang

22. 52 76 0.50 Sedang

23. 48 68 0.38 Sedang

24. 60 80 0.50 Sedang

25. 36 56 0.31 Sedang

26. 60 80 0.50 Sedang

27. 48 68 0.38 Sedang

28. 52 74 0.46 Sedang

29. 40 60 0.33 Sedang

30. 52 76 0.50 Sedang

31. 56 76 0.45 Sedang

32. 36 56 0.31 Sedang

33. 52 68 0.33 Sedang

34. 36 60 0.38 Sedang

35. 48 68 0.38 Sedang

Page 67: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

55

36. 56 76 0.45 Sedang

37. 44 64 0.36 Sedang

38. 52 74 0.46 Sedang

39. 44 64 0.36 Sedang

40. 56 76 0.45 Sedang

rata-

rata 49.95 70.35 0.42

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa siswa yang

termasuk kategori sedang sebanyak 39 siswa (97.5 %) dan siswa yang

termasuk dalam kategori rendah sebanyak 1 siswa (2.5 %).

4. Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh

pembelajaran kimia terintegrasi nilai konsep larutan elektrolit dan non

elektrolit terhadap hasil belajar siswa. Uji hipotesis dalam penelitian ini

menggunakan test “t”. Kriteria uji t adalah Ha diterima jika thitung lebih

besar dari ttabel dan Ha ditolak jika thitung lebih kecil dari ttabel.Jika Ha

diterima berarti terdapat pengaruh pembelajaran kimia terintegrasi nilai

konsep larutan elektrolit dan non elektrolit terhadap hasil belajar siswa,

sedangkan jika Ha ditolak berarti tidak terdapat pengaruh pembelajaran

kimia terintegrasi nilai konsep larutan elektrolit dan non elektrolit terhadap

hasil belajar siswa. Pada data nilai pretest dan nilai posttest dilakukan uji

hipotesis dengan menggunakan uji t. Berikut adalah tabel hasil

perhitungan uji t:

Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji t

N Α thitung ttabel Kesimpulan

40 0,01 18.1187 2.381 Ha diterima

Dari hasil pengujian diperoleh nilai thitung = 18.1187 sedangkan

nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,01, dengan derajat kebebasan 40

adalah 2.381. karena nilai thitung > dari nilai ttabel, maka Ha diterima,

sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh pembelajaran kimia

terintegrasi nilai konsep larutan elektrolit dan non elektrolit terhadap hasil

Page 68: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

56

belajar siswa. Perhitungan uji hipotesis dengan menggunakan uji t dapat

dilihat pada lampiran 6.

C. Interpretasi Data

1. Hasil Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kimia

terintegrasi nilai konsep larutan elektrolit dan non elektrolit berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Sebelum pembelajaran dilakukan pretest

terhadap 40 orang siswa. Hasil frekuensi siswa terbanyak pada rentang 56

– 61 sebanyak 13 siswa. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sebelum

perlakuan dari 40 siswa, hanya 1 siswa yang mencapai SKM yaitu rentang

nilai diatas 65. Setelah pembelajaran dilakukan posttest terhadap 40 orang

siswa. Hasil frekuensi siswa terbanyak pada rentang 76 – 81 sebanyak 13

siswa, Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar setelah perlakuan

mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 23 orang yang telah

mencapai SKM. Maka terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada konsep

larutan elekrolit dan non elektrolit yaitu peningkatan rata-rata hasil belajar

kognitif.

2. Hasil Belajar Siswa Tiap Indikator

a. Indikator mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non

elektrolit melalui percobaan

Indikator pertama mengalami peningkatan pada masing-masing

kelompok siswa. Pada kelompok atas peningkatan yang terjadi

sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 20%. Sedangkan pada

kelompok bawah terjadi peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah

pembelajaran sebesar 15%.

b. Indikator mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan

non elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya

Indikator kedua mengalami peningkatan pada masing-masing

kelompok siswa. Pada kelompok atas peningkatan yang terjadi

Page 69: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

57

sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 20%. Sedangkan pada

kelompok bawah terjadi peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah

pembelajaran sebesar 28%.

c. Indikator menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik

Indikator ketiga mengalami peningkatan pada masing-masing

kelompok siswa. Pada kelompok atas peningkatan yang terjadi

sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 16%. Sedangkan pada

kelompok bawah terjadi peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah

pembelajaran sebesar 19%.

d. Indikator mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa

senyawa ion dan senyawa kovalen polar

Indikator keempat mengalami peningkatan pada masing-masing

kelompok siswa. Pada kelompok atas peningkatan yang terjadi

sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 25%. Sedangkan pada

kelompok bawah terjadi peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah

pembelajaran sebesar 21%.

e. Nilai-nilai yang terkandung dalam larutan elektrolit dan non

elektrolit

Indikator kelima mengalami peningkatan pada masing-masing

kelompok siswa. Pada kelompok atas peningkatan yang terjadi

sebelum dan sesudah pembelajaran sebesar 20%. Begitu pun pada

kelompok bawah terjadi peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah

pembelajaran sebesar 20%.

D. Pembahasan

Pembelajaran kimia terintegrasi nilai memiliki pengaruh meningkatkan

hasil belajar siswa. Pada pembelajaran ini siswa tidak hanya mendapatkan

konsep kimia saja melainkan juga mendapatkan pendidikan nilai yang

Page 70: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

58

terkandung didalamnya. Dengan demikian, siswa mendapatkan dua

pembelajaran sekaligus yaitu konsep dasar sains dan nilai-nilai yang

terkandung dalam sains. Dengan pembelajaran tersebut diharapkan, siswa

tidak hanya knowing (mengetahui) tetapi juga applying (mengaplikasikan)

konsep yang dipelajari, sehingga sistem pendidikan tidak hanya hanya

mengedepankan aspek kognitif dan mengabaikan aspek afektif dan

psikomotor.

Berdasarkan hasil belajar siswa, dapat diketahui bahwa Pembelajaran

kimia terintegrasi nilai memiliki pengaruh meningkatkan hasil belajar siswa.

Hasil belajar siswa merupakan keberhasilan belajar berupa perubahan tingkah

laku siswa setelah siswa menyelesaikan pembelajaran.

Dengan pembelajaran kimia terintegrasi nilai, diharapkan siswa dapat

menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap. kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Nilai-nilai sains dalam

pembelajaran ini meliputi nilai religi, nilai sosial dan nilai praktis. Nilai-nilai

yang diajarkan dimasukkan ke dalam konsep larutan elektrolit dan non

elektrolit. Dengan pendidikan nilai dalam pembelajaran kimia, siswa secara

berkala akan mempunyai sikap dan perilaku yang baik.

Dalam kehidupan sehari-hari, nilai praktis dari konsep larutan elektrolit

dan non elektrolit antara lain penggunaan larutan elektrolit sebagai minuman

isotonik. Saat olahraga, manusia mengeluarkan cairan elektrolit berupa

keringat dari dalam tubuh. Cairan tubuh ini perlu digantikan dengan minuman

isotonik yang mengandung larutan elektrolit agar tidak terjadi dehidrasi.

Nilai intelektual dalam larutan elektrolit dan non elektrolit contohnya

memancing ikan menggunakan listrik. Arus listrik yang dimasukkan ke

dalam air dapat membahayakan pemancing dan orang lain serta merusak

ekosistem laut. Oleh karena itu, cara ini tidak dianjurkan untuk digunakan.

Nilai ekonomi dalam larutan elektrolit dan non elektrolit contohnya minuman

isotonik yang dapat diperjualbelikan. Penjual dapat meraih untung dari

penjualannya.

Page 71: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

59

Nilai pendidikan dari larutan elektrolit dan non elektrolit adalah larutan

elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sehingga dapat menyalakan lampu

pada alat uji elektrolit. Sedangkan larutan non elektolit tidak dapat

menghantarkan arus listrik sehingga tidak dapat menyalakan lampu pada alat

uji elektrolit.

Nilai religius dari larutan elektrolit dan non elektrolit menuntun kita untuk

berpikir dan merenungkan air sebagai rahmat Allah SWT agar bertambah

keyakinan terhadap-Nya dan dapat digunakan semaksimal mungkin untuk

manfaat yang sebesar-besarnya seperti dalam Ar-Rahman (55) : 33.

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya

malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang

berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air,

lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia

sebarkan di bumi segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang

dikendalikan antara lanit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda

(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.

Berdasarkan angket siswa tentang pendidikan nilai dalam pembelajaran

kimia, diperoleh respon positif pada tahap pedagogi pendidikan nilai,

pembelajaran kimia dan pendidikan nilai. Wawancara yang dilakukan pun

dijadikan sebagai data penunjang hasil penelitian. Wawancara dilakukan pada

kelompok atas dan kelompok bawah (masing-masing 5 orang). Menurut

siswa, pembelajaran kimia merupakan pelajaran yang tidak dapat digunakan

dalam kehidupan mereka kelak sehingga mereka menganggap remeh

pelajaran ini. Materinya rumit karena harus menggabungkan hapalan,

hitungan dan pemahaman. Sedangkan pendidikan nilai yang dilakukan,

awalnya membuat bingung dan terasa berbeda. Namun seiring waktu mereka

mulai terbiasa dan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik. Nilai-

nilai yang diberikan tidak dapat diaplikasikan dalam kehidupan dalam satu

rangkaian pembelajaran tetapi membutuhkan waktu yang panjang dengan

pembelajaran yang berulang-ulang. Siswa hanya dapat menerima nilai

tersebut saja sedangkan aplikasi dari nilai tersebut dalam proses

kehidupannya.

Selama penelitian berlangsung, menurut hasil observasi pendidikan

nilai merubah sikap siswa dalam proses pembelajaran menjadi lebih positif.

Page 72: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

60

Pemahaman, mengaitkan konsep dengan nilai dan minat serta motivasi siswa

cenderung dalam kategori baik.

E. Keterbatasan Penelitian

Peneliti memiliki beberapa keterbatasan dalam penelitian yang

dilakukan. Keterbatasan tersebut di antaranya adalah kurangnya jam belajar

yang digunakan untuk pendidikan nilai pada pembelajaran kimia. Pada waktu

kegiatan praktikum dan diskusi, siswa dikoordinasikan dalam kelompok dan

mendiskusikan LKS yang diberikan. Diskusi tersebut seharusnya dilakukan

dengan waktu yang agak lama agar para siswa dapat lebih mengeluarkan

pengetahuan dan pendapatnya.

Selain masalah waktu, peneliti juga mengalami kesulitan dalam

integrasi nilai yang disisipkan pada materi larutan elektrolit dan non

elektrolit. Diperlukan kerja keras bagi peneliti dan siswa karena nilai tersebut

merupakan hal yang baru bagi siswa kelas X-A. Selain hal tersebut di atas,

penelitian ini adalah hal baru bagi penulis. Oleh karena itu, kemampuan

penulis pun terbatas untuk meneliti secara lebih mendalam.

Page 73: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat pengaruh antara

pembelajaran kimia terintegrasi nilai dengan hasil belajar. Hasil analisis

data menggunakan statistik uji “t” diperoleh nilai thitung = 18.1187

sedangkan nilai ttabel pada taraf signifikansi α = 0,01 (derajat kebebasan

78) adalah 2.381, maka nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel, sehingga Ha

diterima.

2. Hasil analisis data pretest dan postest, diperoleh nilai rata-rata (mean) N-

Gain sebesar 0,42 (kategori sedang). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran kimia terintegrasi

nilai.

3. Dari LKS yang telah dikerjakan siswa pada kegiatan praktikum, nilai-nilai

yang diintegrasikan dalam konsep larutan elektrolit dan non elektrolit

adalah nilai praktis, nilai intelektual, nilai pendidikan, nilai ekonomi dan

nilai religi .

4. Sedangkan dari hasil wawancara diperoleh bahwa pembelajaran kimia

terintegrasi nilai memiliki respon yang positif dan mudah untuk diikuti dan

menyenangkan.

B. Saran

Penelitian ini tidak terlepas dari kekurangan atau keterbatasan,

sehingga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan ini dapat

diminimalisir dengan saran dan masukan sebagai berikut :

1. Bagi guru-guru kimia hendaknya memasukkan pendidikan nilai dalam

proses pembelajaran yang dilakukan, sehingga diharapkan dapat

mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti

luhur, berkepribadian yang mantap, mandiri serta bertanggung jawab

Page 74: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

62

sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sedangkan bagi guru kimia

yang mengembangkan pendidikan nilai pada pembelajaran kimia,

hendaknya lebih kreatif menemukan hal-hal baru agar proses

pembelajarannya menjadi lebih menarik dan tidak membosankan.

2. Pengalaman belajar siswa yang bervariasi yang dikaitkan dengan

kehidupan sehari-hari sebaiknya diterapkan oleh guru di kelas karena

dengan adanya variasi pengalaman belajar akan memperkaya kemampuan

serta wawasan siswa.

3. Sebaiknya penelitian ini dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi guru

kimia untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan program pemerintah

yaitu meningkatkan IPTEK dan IMTAQ melalui proses pembelajaran

kimia.

4. Bagi pihak lain yang akan menerapkan pendidikan nilai pada pembelajaran

kimia, sebaiknya penelitian berikutnya diharapkan memiliki banyak waktu

(jam belajar) agar siswa lebih dapada menggali pengetahuannya dan

pendapatnya, khususnya pada kegiatan praktikum dan diskusi. Dengan

demikian, pendidikan nilai pada pembelajaran kimia dapat berjalan dengan

lancar dan mencapai hasil yang diharapkan.

Page 75: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

63

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2009. Psikologi Remaja :

Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Anonim. diakses pada 26 Agustus 2008. Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

www.inherent-dikti.net/files/sisdiknas.pdf.

Anonim. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi

Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Cet. Ke-8.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta.

Cet. Ke-7.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Cet-12.

Azra, Azyumardi. 2002. Paradigma Baru Pendidikan Nasional:

Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta : Penerbit Buku Kompas.

Dimyati. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

Ernawati. 2007. Integrasi Nilai Agama Dalam Pendidikan Budi Pekerti.

Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah.

Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Bumi

Aksara.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi

Aksara.

Iska, Zikri Neni. 2008. Psikologi : Pengantar Pemahaman Diri Dan

Lingkungan. Jakarta : Penerbit Kizi Brothers.

Kaswardi. 1993. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta : PT.

Grasindo.

Khaeruddin dan Eko Hadi Sujiono. 2005. Pembelajaran Sains (IPA) :

Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetens. Makasar : Badan Penerbit

Universitas Negeri Makasar.

Page 76: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

64

Lamijan. 2002. Metode dan Teknik Pendidikan Nilai, dalam Jurnal Inkoma

: Kajian Teori dan Praktek Pembangunan, Nomor 1 Tahun 13. Undaris :

Universitas Darul Ulum.

Meltzer, David E. diakses pada 21 Maret 2007. Addendum to: The

Realition Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in

Physics: A Possible Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores.

http://physics.iastate.edu/per/docs/addendum_on_normalized_gain.pdf.

Mulyana, Rohmat. 2004. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung :

CV Alfabeta,.

Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

Narwoko, Dwi dan Bagong Suyanto. 2004. Sosiologi : Teks Pengantar

Dan Terapan. Jakarta : Prenada Media.

Nugraha, Ali. 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains Pada Anak Usia

Dini. Jakarta : JILSI Foundation.

Praja, Aziz Lukman. 2008. Penerapan Pendidikan Nilai Sebagai Usaha

Pendidikan Dalam Upaya Membentuk Kepribadian Siswa, dalam Jurnal Ilmiah

Pendidikan Ekonomi Akutansi Volume 2 Nomor 3. Bandung : FKIP UNPAS.

Purwanto, Ngalim. 2002. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,

Bandung: Remaja Rosdakarya. Cetakan XI.

Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak : Peran Moral,

Intelektual, Emosional dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati

Diri. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Sudarminta, J. 2000. Transformasi Pendidikan : Memasuki Milenium

Ketiga. Yogyakarta : Penerbit Kanisius.

Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Cetakan Keempat.

Suryabrata, Sumadi. 2005. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Page 77: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

65

Susilo, Harry. diakses pada 27 April 2011. .Awas Makanan Mengandung

Bahan Berbahaya Masih Beredar!,

http://kesehatan.kompas.com/read/2009/04/07/19225412/awas.makanan.mengand

ung.bahan.berbahaya.masih.beredar.

Widiastono, Tonny D. 2004. Pendidikan Manusia Indonesia. Jakarta :

Penerbit Buku Kompas.

Yudianto, Suroso Adi. 2005. Manajemen Alam : Sumber Pendidikan Nilai,

Bandung : Mughni Sejahtera.

Page 78: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 1 66

DISTRIBUSI FREKUENSI PRETEST SISWA

1. Banyaknya data (n) = 40

2. Distribusi frekuensi

64 60 60 60 60 60 56 56 56 56

56 56 56 56 52 52 52 52 52 52

52 52 48 48 48 48 48 48 44 44

44 44 40 40 40 36 36 36 32 32

3. Menentukan sebaran

Sebaran = data terbesar data terkecil

= 64 32

= 32

4. Menentukan banyak kelas

Banyak kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 1,602

= 1 + 5,29

= 6,29 (pembulatan ke bawah)

= 6

5. Menentukan panjang kelas

Panjang kelas interval

= jangkauan

batas kelas interval=

32

6= 5,33(pembulatan ke atas) = 6

Tabel distribusi frekuensi pretest siswa

Interval fi xi fixi

32 - 37 5 34.5 172.5

38 - 43 3 40.5 121.5

44 - 49 10 46.5 465

50 - 55 8 52.5 420

56 - 61 13 58.5 760.5

62 - 67 1 64.5 64.5

fi 40 fixi 2004

6. Menghitung rata-rata (X)

X = fi.xi

f=

2004

40= 50.1

Page 79: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 2 67

DISTRIBUSI FREKUENSI POSTTEST SISWA

1. Banyaknya data (n) = 40

2. Distribusi frekuensi

84 80 80 80 80 76 76 76 76 76

76 76 76 76 72 72 72 72 72 72

72 68 68 68 68 68 68 64 64 64

64 64 64 60 60 60 60 56 56 52

3. Menentukan sebaran

Sebaran = data terbesar data terkecil

= 84 52

= 32

4. Menentukan banyak kelas

Banyak kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 1,602

= 1 + 5,29

= 6,29 (pembulatan ke bawah)

= 6

5. Menentukan panjang kelas

Panjang kelas interval

= jangkauan

batas kelas interval=

32

6= 5,33(pembulatan ke atas) = 6

Tabel distribusi frekuensi posttest siswa

Interval fi xi fixi

52 - 57 3 54.5 163.5

58 - 63 4 60.5 242

64 - 69 12 66.5 798

70 - 75 7 72.5 507.5

76 - 81 13 78.5 1020.5

82 - 87 1 84.5 84.5

fi 40 fixi 2816

6. Menghitung rata-rata (X)

X = fi.xi

f=

2816

40= 70.4

Page 80: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 3 68

TABEL PERHITUNGAN UJI NORMALITAS PRETEST

xi fi fk fixi xi2 fixi

2 Z Zt F(Z) S(Z) |F(Zi)- F(Si)|

32 2 2 64 1024 2048 -2.10995 0.4826 0.0174 0.05 0.0326

36 3 5 108 1296 3888 -1.63042 0.4484 0.0516 0.125 0.0734

40 3 8 120 1600 4800 -1.15088 0.3749 0.1251 0.2 0.0749

44 4 12 176 1936 7744 -0.67135 0.2486 0.2514 0.3 0.0486

48 6 18 288 2304 13824 -0.19181 0.0753 0.4247 0.45 0.0253

52 8 26 416 2704 21632 0.28772 0.1141 0.6141 0.65 0.0359

56 8 34 448 3136 25088 0.767254 0.2764 0.7764 0.85 0.0736

60 5 39 300 3600 18000 1.246788 0.3925 0.8925 0.975 0.0825

64 1 40 64 4096 4096 1.726322 0.4573 0.9573 1 0.0427

fi 40 fixi 1984 fixi2 101120

Mean 49.6

Si2 24.576

S 4.95742

Lt 0.1400889

Lo 0.0825

TABEL PERHITUNGAN UJI NORMALITAS POSTTEST

xi fi fk fixi xi2 fixi2 Z Zt F(Z) S(Z) |F(Zi)-F(Si)|

52 1 1 52 2704 2704 -2.30464 0.4898 0.0102 0.025 0.0148

56 2 3 112 3136 6272 -1.78382 0.4625 0.0375 0.075 0.0375

60 4 7 240 3600 14400 -1.263 0.3962 0.1038 0.175 0.0712

64 6 13 384 4096 24576 -0.74217 0.2703 0.2297 0.325 0.0953

68 6 19 408 4624 27744 -0.22135 0.0871 0.4129 0.475 0.0621

72 7 26 504 5184 36288 0.299474 0.1179 0.6179 0.65 0.0321

76 9 35 684 5776 51984 0.820297 0.2939 0.7939 0.875 0.0811

80 4 39 320 6400 25600 1.341121 0.4099 0.9099 0.975 0.0651

84 1 40 84 7056 7056 1.861944 0.4686 0.9686 1 0.0314

fi 40 fixi 2788 fixi2 196624

Mean 69.7

Si2 24.6503

S 4.9649

Lt 0.1400889

Lo 0.0953

Page 81: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 4 69

PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS

1. Menentukan varians terbesar (S12)

S2=

𝑥𝑖 − 𝑥 2

n=

986.01

40= 24.65025

Menentukan varians terkecil (S22)

S2=

𝑥𝑖 − 𝑥 2

n=

983.04

40= 24.576

2. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians

terkecil)

db1 pembilang = n 1 = 40 1 = 39

db2 penyebut = n 1 = 40 1 = 39

3. Menentukan Ft dan Fo

Fo= S1

2

S22

= 24.65025

24.576= 1.003021

Ft = dilihat dari tabel distribusi F (karena dk pembilang 39 dan dk

penyebut 39 tidak ada dalam tabel maka digunakan dk pembilang 40

dan dk penyebut 40)

= 1.69

4. Mengambil kesimpulan

Fo ≤ Ft (1.003021≤ 1.69), maka Ho diterima berarti variansi dari kedua

populasi homogen

Page 82: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 5 70

PERHITUNGAN UJI T

Data yang sudah normal dan homogen, selanjutnya dilakukan uji t dengan rumus

sebagai berikut:

t= x2 - x1

dsg 1n1

+1n2

,dengan dsg= n1- 1 S1

2+ n2- 1 S2

2

n1+ n2 - 2

Keterangan :

x2 = rata-rata posttest

x1 = rata-rata pretest

dsg = standar deviasi gabungan

n1= banyak siswa pada pretest

n2= banyak siswa pada posttest

S12= varians pretest

S22= varians posttest

Sebelum melakukan uji t, dilakukan perhitungan untuk mencari dsg dengan rumus

sebagai berikut :

dsg = n1- 1 S1

2+ n2- 1 S2

2

n1+ n2 – 2

= 40- 1 24.6503 + 40- 1 24.576

40+ 40 – 2

= 39 25.20615 + 39 25.28231

78

= 961.36 + 958.464

78

= 1919.82

78

= 24.6131

= 4.96116

Page 83: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 5 70

Uji t

t = x2 - x1

dsg 1n1

+1n2

= 69.7 - 49.6

4.96116 1

40 +1

40

= 20.1

4.96116 0.025 + 0.025

= 20.1

4.96116 0.05

= 20.1

4.96116 (0.22361)

= 20.1

1.10935

= 18.1187

dk untuk ttabel adalah n1 + n2 -2 =78. Karena 78 terletak diantara 60 dan 120,

maka ttabel untuk dk 78 dicari dengan menggunakan cara interpolasi sebagai

berikut :

ttabel= ttabel120- 78-60

120-60 ttabel 120- ttabel

= 2.39 − 78 − 60

120 − 60 2.39 − 2.36

= 2.39 − 78 − 60

120 − 60 2.39 − 2.36

= 2.39 − 18

60 0.03

= 2.39 – 0.3 0.03 = 2.39 – 0.009

= 2.381

Karena thitung > ttabel = 18.1187 > 2.381, maka Ho ditolak atau Ha diterima. Ini

berarti bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kimia terintegrasi nilai terhadap

hasil belajar siswa.

Page 84: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 6 72

TES HASIL BELAJAR

1. *Berikut ini merupakan gejala yang dapat diamati pada beberapa larutan jika

dihubungkan dengan alat penguji elektrolit berbagai larutan.

1) Terdapat gelembung gas

2) Lampu menyala terang

3) Lampu menyala redup

4) Lampu tidak menyala

Gejala yang menunjukkan adanya sifat hantar listrik pada larutan adalah

nomor....

a. 1 dan 3

b. 2 dan 4

c. 3 dan 4

d. 1, 2 dan 3

e. 1, 2 dan 4

2. *Suatu larutan merupakan penghantar yang baik jika larutan tersebut

mengandung....

a. molekul yang mudah bergerak

b. molekulyang bersifat konduktor

c. molekul zat terlarut

d. ion yang bebas bergerak

e. zat pelarut dan terlarut

3. *Lampu pada alat penguji elektrolit tidak menyala ketika elektrodanya

dicelupkan ke larutan CH3COOH, tetapi terdapat gelembung gas pada

elektrodanya. Berdasarkan data yang diberikan, pernyataan yang benar

adalah....

a. sedikit sekali larutan CH3COOH yang terionisasi

b. alat penguji bekerja tidak baik

c. larutan CH3COOH bukan larutan elektrolit

d. larutan asam cuka sudah rusak

e. asam cuka merupakan zat yang mudah menguap

4. *Air yang tidak dapat menghantarkan arus listrik adalah....

a. air sungai

b. air sawah

c. air suling

d. air ledeng

e. air sumur

5. *Diketahui data percobaan sebagai berikut.

Larutan Keadaan lampu Keadaan elektroda

A

B

C

D

E

F

Tidak menyala

Menyala

Tidak menyala

Menyala

Tidak menyala

Menyala

Tidak ada gelembung gas

Ada gelembung gas

Ada gelembung gas

Ada gelembung gas

Tidak ada gelembung gas

Ada gelembung gas

Larutan yang termasuk elektrolit kuat dan lemah berturut-turut adalah larutan

a. B dan F

b. C dan D

c. D dan A

d. E dan B

e. F dan C

Page 85: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 6 72

6. Larutan yang dapat menghantarkan arus listirk adalah....

a. larutan gula

b. larutan etanol

c. larutan alkohol

d. larutan urea

e. larutan bensin

7. Berdasarkan data percobaan pada soal nomor 5, larutan yang merupakan

larutan non elekrolit adalah larutan....

a. A dan C

b. C dan E

c. B dan D

d. D dan E

e. A dan E

8. Berdasarkan data percobaan pada soal nomor 5, larutan yang merupakan

larutan elektrolit adalah larutan....

a. A, B, C dan D

b. B, C, D dan F

c. C, D, E dan F

d. B, C, E dan A

e. D, E, F dan A

9. Larutan yang membuat lampu menyala paling terang adalah....

a. air sumur

b. air sungai

c. air laut

d. larutan jeruk

e. larutan teh

10. Perhatikan beberapa larutan berikut.

1) Larutan NaCl

2) Larutan CH3COOH 30%

3) Larutan H2SO4

4) Larutan gula 40%

Larutan yang dapat menghasilkan hantaran listirk paling kecil adalah nomor....

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 1 dan 3

11. *Kelompok larutan yang merupakan larutan elektrolit lemah adalah....

a. Larutan CH3COOH, larutan NaCl dan larutan jeruk

b. Larutan gula, larutan CH3COOH dan larutan jeruk

c. Larutan CH3COOH, larutan jeruk dan larutan NH3

d. larutan NaCl, larutan H2SO4 dan larutan CH3COOH

e. larutan NH3, larutan H2SO4 dan larutan jeruk

12. * Di depan gedung olahraga banyak penjual yang menjajakan minuman

isotonik. Mereka dapat meraih untung dari penjualannya. Adanya larutan

elektrolit dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi mereka.

Ini merupakan salah satu contoh dari pendidikan nilai pada….

a. nilai praktis

b. nilai ekonomi

c. nilai religi

d. nilai intelektual

e. nilai pendidikan

Page 86: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 6 72

13. Perhatikan data oercobaan berikut.

No. Keadaan

Lampu

Pengamatan

Gelembung Gas

1.

2.

3.

4.

5.

++

+++

++

++

+++

+

++

Larutan gula ditunjukkan oleh percobaan nomor....

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

14. Saat olahraga, manusia mengeluarkan cairan elektrolit berupa keringat dari

dalam tubuh. Cairan tubuh ini perlu digantikan dengan minuman isotonik yang

mengandung larutan elektrolit agar tidak terjadi dehidrasi. Larutan elektrolit

yang digunakan sebagai minuman isotonik merupakan salah satu contoh dari

pendidikan nilai pada....

a. nilai praktis

b. nilai ekonomi

c. nilai religi

d. nilai intelektual

e. nilai pendidikan

15. *Senyawa yang dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam air dan

memiliki ikatan kovalen adalah....

a. NaCl

b. HCl

c. C6H12O6

d. Na2SO4

e. KCl

16. Beberapa nelayan memancing ikan menggunakan listrik. Arus listrik yang

dimasukkan ke dalam air dapat membahayakan pemancing dan orang lain serta

merusak ekosistem laut. Oleh karena itu, cara ini tidak dianjurkan untuk

digunakan.

Hal ini mengingatkan pada salah satu contoh dari pendidikan nilai pada….

a. nilai praktis

b. nilai ekonomi

c. nilai religi

d. nilai intelektual

e. nilai pendidikan

17. *Senyawa yang dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam air dan

memiliki ikatan ion adalah....

a. KCl

b. HCl

c. HNO3

d. NH3

e. H2SO4

18. Jika senyawa mempunyai nilai derajat ionisasi 1 maka....

a. tidak ada zat yang terionisasi

b. semua zat terdispersi

c. sebagian zat terurai menjadi ion

d. semua zat terurai menjadi ion

e. sebagian zat terurai menjadi

molekul

Page 87: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 6 72

19. Suatu larutan yang dicelupkan elektroda dan dihubungkan ke lampu memiliki

data, yaitu lampu tidak menyala dan timbul gelembung gas. Berdasarkan data

tersebut, disimpulkan bahwa....

a. larutan tersebut non elektrolit

b. larutan tersebut mengandung sedikit ion bebas

c. larutan tersebut tidak mengandung ion bebas

d. alat uji tidak bekerja dengan baik

e. semua berbentuk molekul dalam air

20. Senyawa yang tidak dapat menghantarkan arus listrik jika dilarutkan dalam air

dan memiliki ikatan kovalen adalah....

a. NaOH

b. KCl

c. C6H12O6

d. MgCl2

e. NH3

21. Contoh larutan elektrolit lemah adalah....

a. alkohol

b. larutan NaCl

c. larutan gula

d. larutan NH3

e. larutan H2SO4

22. *Hal yang dapat menyebabkan lelehan PbBr2 menghantarkan arus listrik

adalah....

a. pergerakan molekulnya

b. pergerakan atom

c. pergerakan ion

d. logam Pb

e. lelehan Pb

23. Contoh larutan nonelektrolit adalah....

a. Ca(OH)2

b. CH3COOH

c. CuSO4

d. CHCl3

e. H2CO3

24. Konsentrasi HCl yang diperlukan supaya lampu menyala lebih terang adalah....

a. 0,1 M

b. 0,2 M

c. 0,4 M

d. 0,6 M

e. 1,0 M

25. *Jika terdapat larutan HNO3, HCl dan NH3, larutan yang dapat digunakan

sebagai penghantar listrik yang baik adalah....

a. NH3

b. HNO3 dan NH3

c. HNO3 dan HCl

d. HCl dan NH3

e. HNO3

26. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena

a. molekul-molekul zat terlarut bebas berpindah

b. ion-ion yang terlarut bebas bergerak membawa muatan

c. atom-atom dalam larutannya berpindah tempat

d. air yang berperan memindahkan arus

e. larutannya tetap dalam bentuk molekul

Page 88: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 6 72

27. *Berikut ini hasil pengujian daya hantar listrik beberapa larutan:

Larutan Pengamatan

Nyala lampu Gelembung

1. Tidak menyala Ada

2. Tidak menyala Tidak ada

3. Menyala terang Ada

4. Tidak menyala Tidak ada

5. Menyala redup Ada

Berdasarkan data di atas yang merupakan larutan non elektrolit adalah larutan

nomor....

a. 1 dan 5

b. 2 dan 3

c. 2 dan 4

d. 1 dan 4

e. 3 dan 5

28. Senyawa berikut ini jika terlarut dalam air dapat menghasilkan lerutan

elektrolit adalah....

a. gas HCl

b. gula pasir

c. urea

d. glukosa

e. fruktosa

29. Pada percobaan uji elektrolit akan terjadi hal-hal berikut ini pada larutan garam

dapur, kecuali....

a. larutan mengtandung ion Na+ dan Cl

b. ion-ion positif bergerak ke arah kutub negatif

c. ion-ion negatif bergerak menuju kutub positif

d. pada elektrode terjadi gelembung-gelembung gas

e. ion positif dan ion negatif membentuk molekul netral

30. *Zat-zat berikut ini,

1) larutan cuka

2) larutan gula

3) larutan amonia

4) larutan garam dapur

5) larutan asam klorida

yang bersifat elektrolit lemah adalah....

a. 1 dan 2

b. 4 dan 5

c. 1 dan 4

d. 3 dan 4

e. 2 dan 5

31. Larutan-larutan zat berikut ini,

1) garam dapur

2) gula

3) asam cuka

berdasarkan sifat daya hantar listrik dari yang lemah ke yang makin kuat

adalah....

a. 1, 2, 3

b. 1, 3, 2

c. 2, 3, 1

d. 3, 2, 1

e. 2, 1, 3

Page 89: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 6 72

32. Larutan elektrolit yang dihasilkan dari pelarutan senyawa ion dalam air

adalah....

a. HCl

b. NH4OH

c. HNO3

d. KI

e. CH3COOH

33. Senyawa kovalen polar jika dilarutkan ke dalam air dapat terionisasi

menghasilkan larutan elektrolit. Larutan senyawa kovalen polar yang bersifat

elektrolir kuat adalah....

a. KCl

b. HI

c. H2S

d. NH3

e. NaOH

34. *Senyawa MgCl2 jika terlarut dalam air dapat menghasilkan larutan elektrolit

karena memiliki jenis ikatan....

a. ion

b. kovalen polar

c. kovalen nonpolar

d. koordinasi

e. kovalen semipolar

35. Diantara pernyataan berikut ini

1) leburannya dapat menghantarkan arus listrik

2) larutannya di dalam air terion

3) molekulnya mempunyai ikatan kovalen

yang merupakan sifat garam adalah....

a. 1

b. 2

c. 1 dan 2

d. 2 dan 3

e. 1, 2 dan 3

36. Berikut ini,

1) zat terlarutnya berupa gas

2) pelarutnya adalah air

3) merupakan larutan zat kovalen polar

4) zat terlarut mengalami ionisasi

yang sesuai dengan keadaan dan sifat asam klorida adalah....

a. 1, 2, 3

b. 1, 2

c. 2, 4

d. 1, 3, 4

e. 1, 2, 3, 4

37. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik sehingga dapat menyalakan

lampu pada alat uji elektrolit. Sedangkan larutan non elektolit tidak dapat

menghantarkan arus listrik sehingga tidak dapat menyalakan lampu pada alat

uji elektrolit. Hal ini merupakan salah

satu contoh dari pendidikan nilai pada ....

a. nilai praktis

b. nilai ekonomi

c. nilai religi

d. nilai intelektual

e. nilai pendidikan

Page 90: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 6 72

38. *Garam dapur (NaCl) merupakan camputan senyawa ion yang sangat mudah

larut dalam air dengan derajat ionisasi 1. Pernyataan yang salah di bawah ini

adalah....

a. reaksi yang terjadi bersifat NaCl Na+ + Cl

b. larutannya bersifat elektrolit kuat

c. setiap 1 mol NaCl menghasilkan 2 mol partilel ion

d. kadar larutannya dalam air tidak ada batas

e. dapat dibuat larutan jenuhnya

39. Larutan senyawa hidroksida yang bersifat sebagai larutan elektrolit kuat

adalah....

a. NH4OH

b. Mg(OH)2

c. Zn(OH)2

d. KOH

e. Fe(OH)2

40. *Larutan-larutan di bawah ini, jika diuji dengan alat elektrolit yang dapat

menyalakan nyala lampu paling terang adalah....

a. Al(OH)3 10%

b. H2SO4 10%

c. CH3COOH 10 %

d. NH3 10%

e. C6H12O6 20%

41. Perhatikan tabel berikut ini!

No. Keadaan zat NaX HX

1.

2.

3.

4.

Jenis ikatan

Fase zat murni (25oC)

Sebagai larutan

Sifat leburan

Ion

Padat

Elektrolit

Terion

Kovalen polar

Gas

Elektrolit

molekuler

Jika unsur X adalah halogen maka pernyataan yang benar adalah nomor....

a. 1,2 dan 3

b. 1 dan 3

c. 2 dan 4

d. 1 dan 4

e. 1, 2, 3 dan 4

42. *Satu satuan rumus barium hidroksida jika dilarutkan dalam air akan

menghasilkan....

a. 1 ion Ba2+

dan 2 ion OH−

b. 1 ion Ba2+

dan 1 ion OH−

c. 2 ion Ba2+

dan 2 ion OH−

d. 1 ion Ba2+

dan 2 ion H+

e. 1 ion Ba2+

dan 1 ion OH−

43. Air merupakan rahmat Allah SWT yang dapat digunakan semaksimal mungkin

untuk manfaat yang sebesar-besarnya, maka kita perlu meyakini kebesaran-

Nya seperti terkandung dalam Ar-Rahman (55) : 33. Ini merupakan salah satu

pendidikan nilai pada….

a. nilai praktis

b. nilai ekonomi

c. nilai religi

d. nilai intelektual

e. nilai pendidikan

Page 91: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 6 72

44. *Reaksi berikut ini yang menunjukkan ionisasi asam fosfat, yaitu....

a. NO3−

(aq) + H+

(aq) HNO3(aq)

b. H2SO4(aq) 2H+

(aq) + SO42−

(aq)

c. HPO4(aq) H+

(aq) + PO4−

(aq)

d. H3PO4(aq) 3H+

(aq) + PO43−

(aq)

e. 3H+

(aq) + PO43−

(aq) H3PO4(aq)

45. *Larutan berikut yang memiliki daya hantar listrik terbaik, yaitu....

a. HCl 0,4 M

b. BaCl2 1M

c. CH3COOH 1 M

d. Na2SO4 0,5 M

e. NaCl 0,2 M

46. *Larutan gula pasir dalam air dingin bersifat non elektrolit karena....

a. molekul gula dalam larutan terlalu besar sehingga susah bergerak

b. larutan akan bersifat elektronik setelah dipanaskan pada suhu tinggi

c. air gula terlarut secara molekular dalam air

d. larutan gula mudah mengkristal

e. arus listrik menyebabkan gula terpecah menjadi CO2 dan H2O

47. *Penangkapan ikan di sungai kering menggunakan arus listrik karena....

a. molekul-molekul air sungai bersifat elektrolit

b. kotoran yang terlarut dalam air sungai berfungsi sebagai zat konduktor

c. elektroda yang dicelupkan menyentuh langsung ikan-ikan di sungai

d. ikan-ikan tidak tahan terhadap arus listrik, meskipun arus kecil

e. elektron bergereak ke arah ikan yang berfungsi sebagai elektrode positif

48. *Suatu zat padat T dilarutkan dalam air dapat menghantarkan arus listrik dan

membirukan kertas lakmus merah maka zat padat T tersebut adalah....

a. suatu asam yang dapat terurai menjadi atom-atomnya

b. suatu asam kuat yang dapat terurai menjadi ion-ionnya

c. zat yang menyebabkan air dapat menghantarkan arus listrik

d. zat yang terurai menjadi ion-ionnya, OH− dan ion positif

e. zat yang dapat mengionkan air menjadi H+ dan OH

49. Diketahui data percobaan daya hantar listrik air dari berbagai sumber sebagai

berikut.

No. Jenis air Nyala

Lampu

Pengamatan

Lain

1.

2.

3.

4.

5.

Air laut

Air ledeng

Air danau

Air sumur

Air sungai

redup

redup

Ada gas

Ada gas

Ada gas

Ada gas

Ada gas

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa....

a. air laut merupakan elektrolit

b. air sungai bersifat non elektrolit

c. ada ait yang bersifat elektrolit dan non elektrolit

d. semua air dari berbagai sumber bersifat elektrolit

e. sifat elektrolit air bergantung pada jenis zat pelarut

Page 92: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 6 72

50. *Suatu zat padat dilarutkan dalam air dan ternyata larutan zat itu dapat

menghantarkan arus listrik. Pernyataan yang tepat untuk menerangkan

peristiwa ini adalah....

a. dalam air, zat padat itu terurai menjadi ionnya

b. dalam air, zat padat itu terurai menjadi atomnya

c. dalam air, zat padat itu terurai menjadi molekulnya

d. air menjadi mudah terionisasi bila ada zat padat di dalamnya

e. air menjadi konduktor listrik bila ada zat terlarut di dalamya

Page 93: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 7 81

ANGKET TENTANG PENDIDIKAN NILAI

DALAM PEMBELAJARAN KIMIA

Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda () pada kolom SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju)

atau STS (Sangat Tidak Setuju)

Jawaban yang anda berikan tidak mempengaruhi nilai kimia anda.

2. Berilah jawaban sejujur-jujurnya setelah anda belajar kimia hari ini, karena

jawaban akan membantu meningkatkan pembelajaran kimia

3. Atas perhatian dan kejujuran anda, saya ucapkan terima kasih

Angket Siswa

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Setelah belajar kimia, saya dapat menerima

kelebihan dan kekurangan orang lain

2. Setelah belajar kimia, saya merasa benar

3. Setelah belajar kimia, saya cenderung unjuk

kekuasaan

4. Setelah belajar kimia, saya suka memberi

perintah

5. Setelah belajar kimia, saya senang berdiskusi

dengan teman

6. Setelah belajar kimia, saya mendahulukan

kepentingan bersama

7. Setelah belajar kimia, saya senang bekerja

dalam tim

8. Setelah belajar kimia, saya mencontek saat

ulangan

9. Setelah belajar kimia, saya sering pilih kasih

terhadap teman

10. Setelah belajar kimia, saya sering tidak

menepati janji

11. Setelah belajar kimia, saya melaksanakan tugas

dengan cermat

12. Setelah belajar kimia, saya tidak pernah

mengerjakan kewajiban

13. Setelah belajar kimia, saya menghargai

kekuasaan yang benar

14. Setelah belajar kimia, saya tidak perduli akan

lingkungan

15. Setelah belajar kimia, saya berpartisipasi

Page 94: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 7 81

dalam lingkungan

16. Setelah belajar kimia, saya senang berdoa

17. Saya senang dengan pelajaran kimia

18. Sayatidak pernah mengerjakan tugas kimia

19. Saya tidak pernah memperhatikan guru kimia

di kelas

20. Kimia sangat penting untuk dipelajari

21. Nilai kimia saya selalu jelek

22. Saya bertanya kepada teman jika ada materi

yang tidak dimengerti

23. Saya tahu manfaat minuman isotonik dalam

tubuh dari pelajaran kimia

24. Setelah belajar kimia, saya tidak tahu

memancing ikan menggunakan listrik dapat

membahayakan pemancing dan orang lain

25. Setelah belajar kimia, saya tahu larutan

isotonik lebih laku jika dijual di tempat orang

yang sering berolahraga

26. Setelah belajar kimia, saya tidak tahu larutan

elektrolit dapat menghantarkan arus listrik

27. Setelah belajar kimia, saya semakin percaya

adanya kekuasaan Allah

Saran untuk pelajaran kimia :________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

Page 95: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 8 83

LKS Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non elektrolit dan elektrolit serta reaksi oksidasi reduksi

Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat larutan non elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT A. Tujuan Kegiatan

1. Siswa mampu memahami ciri-ciri larutan elektrolit dan non elektrolit

2. Siswa dapat mengelompokkan larutan elektrolit dan non elektrolit

B. Teori Dasar

Larutan elektrolit adalah larutan yang memiliki kemampuan menghantarkan listrik.

Larutan elektrolit terbentuk dari zat elektrolit, seperti asam, basa, dan garam yang terlarut

dalam pelarut air. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak memiliki kemampuan

untuk mengalirkan arus listrik. Larutan non elektrolit sebagian besar terdiri dari zat-zat

organik.

Penghantaran listrik ini disebabkan karena zat-zat elektrolit dalam larutan atau

leburannya terurai (terionisasi) menjadi ion positif, seperti ion H+, ion logam (kation) dan

ion negatif, seperti OH

dan ion-ion sisa asam (anion). Ion-ion itulah yang menghantarkan

arus listrik.

Larutan yang daya hantar listriknya cukup baik disebut elektrolit kuat. Hantaran listrik

oleh elektrolit kuat ditandai dengan menyalanya lampu pada alat penguji elektrolit.

Sebaliknya, elektrolit yang daya hantarnya lemah ditandai dengan adanya perubahan pada

elektroda (seperti terbentubnya gelembung gas), sedangkan lampu tidak menyala.

Dalam kehidupan sehari-hari, nilai praktis dari konsep larutan elektrolit dan non

elektrolit antara lain penggunaan larutan elektrolit sebagai minuman isotonik. Saat

olahraga, manusia mengeluarkan cairan elektrolit berupa keringat dari dalam tubuh.

Cairan tubuh ini perlu digantikan dengan minuman isotonik yang mengandung larutan

elektrolit agar tidak terjadi dehidrasi.

Nilai intelektual dalam larutan elektrolit dan non elektrolit contohnya memancing ikan

menggunakan listrik. Arus listrik yang dimasukkan ke dalam air dapat membahayakan

pemancing dan orang lain serta merusak ekosistem laut. Oleh karena itu, cara ini tidak

dianjurkan untuk digunakan.

Nilai ekonomi dalam larutan elektrolit dan non elektrolit contohnya minuman isotonik

yang dapat diperjualbelikan. Penjual dapat meraih untung dari penjualannya. Nilai

pendidikan dari larutan elektrolit dan non elektrolit adalah larutan elektrolit dapat

menghantarkan arus listrik sehingga dapat menyalakan lampu pada alat uji elektrolit.

Sedangkan larutan non elektolit tidak dapat menghantarkan arus listrik sehingga tidak

dapat menyalakan lampu pada alat uji elektrolit.

Nilai religius dari larutan elektrolit dan non elektrolit menuntun kita untuk berpikir

dan merenungkan air sebagai rahmat Allah SWT agar bertambah keyakinan terhadap-Nya

dan dapat digunakan semaksimal mungkin untuk manfaat yang sebesar-besarnya seperti

dalam Ar-Rahman (55) : 33. “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan di bumi segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.

C. Alat dan Bahan

1. Seperangkat alat penguji elektrolit

2. Gelas beaker

3. Bola Lampu

4. Akuades

5. Larutan garam dapur

6. Larutan batu kapur

7. Larutan asam cuka

8. Larutan gula

Page 96: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 8 83

LKS Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

9. Larutan asam sulfat

10. Larutan alkohol

11. Larutan urea

12. Larutan natrium hidroksida

13. Larutan amoniak

14. Mizone

15. Pocari sweat

16. Air jeruk

17. Ait teh

18. Air kopi

19. Tisu bersih

D. Langkah Kerja

1. Siapkan alat penguji elektrolit.

2. Masukkan akuades ke dalam gelas kimia.

3. Pasang alat sesuai gambar.

4. Hidupkan listrik.

5. Amati nyala lampu dan gelembung-gelembung gas di sekitar elektroda.

6. Kerjakan langkah 1-5 pada masing-masing larutan .

E. Hasil Pengamatan

No. Bahan

Lampu Gelembung Gas Larutan

Nyala Tidak Ada Tidak Elektrolit Non

Elektrolit

1. Akuades

2. Larutan garam

dapur

3. Larutan batu

kapur

4. Larutan asam

cuka

5. Larutan gula

6. Larutan asam

sulfat

7. Larutan alkohol

8. Larutan urea

9. Larutan natrium

hidroksida

10. Larutan

amoniak

11. Mizone

12. Pocari sweat

13. Air jeruk

14. Air teh

15. Air kopi F. KESIMPULAN

1. Ciri-ciri larutan elektrolit, yaitu:

a. _________________________________________

b. _________________________________________

c. _________________________________________

2. Larutan yang termasuk larutan elektrolit, yaitu:

a. _________________________

b. _________________________

c. _________________________

d. _________________________

e. _________________________

f. _________________________

g. _________________________

h. _________________________

Page 97: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 8 83

LKS Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

3. Larutan yang termasuk larutan non elektrolit, yaitu:

a. _________________________

b. _________________________

c. _________________________

d. _________________________

e. _________________________

f. _________________________

g. _________________________

h. _________________________

G. TUGAS

Carilah nilai-nilai yang terkandung dalam larutan elektrolit dan non elektrolit

1. Nilai praktis

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

2. Nilai intelektual

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

3. Nilai sosial politik ekonomi

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

4. Nilai pendidikan

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

5. Nilai relihius

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

Page 98: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 9 86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Pertemuan Ke : 1

Alokasi Waktu : 1@45 menit

Standar Kompetensi :

Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit serta reaksi oksidasi

reduksi

Kompetensi Dasar :

Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil

percobaan

Indikator Pembelajaran :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit melalui

percobaan

2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya

3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus

listrik

4. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar

5. Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam larutan elektrolit dan non

elektrolit

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit

melalui percobaan

2. Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non

elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya

3. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik

Page 99: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 9 86

4. Siswa dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa

ion dan senyawa kovalen polar

5. Siswa dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam larutan elektrolit

dan non elektrolit

Materi Pembelajaran :

Larutan elektrolit dan non elektrolit

Metode Pembelajaran :

1. Metode : Ceramah dan diskusi kelompok

2. Pendekatan : Praktikum

Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan Memberi salam

Memulai pembelajaran

dengan mengucap

basmalah

Mengabsen siswa

Memberikan pretest

Apersepsi :

Menjelaskan kompetensi

dan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai

Motivasi dan prasyarat :

Meminta siswa

menyebutkan contoh-

contoh larutan

Menjawab salam

Mengucap basmalah

Menjawab absen

guru

Mengerjakan pretest

Menyimak

penjelasan guru

Menyebutkan

contoh-contoh

larutan

2 menit

2 menit

5 menit

20 menit

10 menit

5 menit

Inti Menayangkan slide

tentang larutan elektrolit

dan non elektrolit

Memberikan penjelasan

tentang larutan elektrolit

dan non elektrolit beserta

nilai-nilai yang

terkandung didalamnya

Larutan yang dapat

menghantarkan arus

listrik disebut larutan

elektrolit. Contoh

senyawa elektrolit

Memperhatikan slide

yang diberikan

Menyimak

penjelasan guru

15 menit

12 menit

Page 100: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 9 86

lainnya lainnya ialah

KCl, NaBr, CaCl2 dan

Na2SO4

Larutan non elektrolit

adalah larutan yang

tidak dapat

menghantarkan arus

listrik. Umumnya

senyawa non elektrolit

berupa senyawa karbon

yang berikatan kovalen

atau senyawa organik,

misalnya gula, urea,

glukosa dan minyak.

Nilai praktis dari konsep

larutan elektrolit dan

non elektrolit antara lain

penggunaan larutan

elektrolit sebagai

minuman isotonik.

Nilai intelektual dalam

larutan elektrolit dan

non elektrolit contohnya

memancing ikan

menggunakan listrik.

Arus listrik yang

dimasukkan ke dalam air

dapat membahayakan

pemancing dan orang

lain serta merusak

ekosistem laut.

Nilai ekonomi dalam

larutan elektrolit dan

non elektrolit contohnya

minuman isotonik yang

dapat diperjualbelikan.

Nilai religius dari

larutan elektrolit dan

non elektrolit menuntun

kita untuk berpikir dan

merenungkan air

sebagai rahmat Allah

SWT agar bertambah

keyakinan terhadap-Nya

dan dapat digunakan

semaksimal mungkin

Page 101: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 9 86

untuk manfaat yang

sebesar-besarnya

Memberikan penjelasan

singkat tentang

praktikum yang akan

dilakukan

Mencatat hal-hal

penting yang harus

dilakukan dalam

praktikum

10 menit

Penutup Membuat kesimpulan

bersama siswa

Mengingatkan kembali

tentang praktikum yang

akan dilakukan

Menutup pelajaran

dengan membaca

hamdalah

Membuat kesimpulan

bersama guru

Menyimak

penjelasan guru

Membaca hamdalah

2 menit

5 menit

2 menit

Penilaian :

1. Kognitif

a. Tes pretest

b. Laporan tertulis hasil praktikum

c. Tes posttest

2. Psikomotor (saat praktikum)

Alat/Bahan/Sumber :

1. Buku Paket Kimia

2. Lembar Kerja Praktikum

3. Alat dan Bahan Praktikum

Page 102: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 10 90

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : X/II

Pertemuan Ke : 2

Alokasi Waktu : 2@45 menit

Standar Kompetensi :

Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit serta reaksi oksidasi

reduksi

Kompetensi Dasar :

Mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil

percobaan

Indikator Pembelajaran :

1. Mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit melalui

percobaan

2. Mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non elektrolit

berdasarkan sifat hantaran listriknya

3. Menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit menghantarkan arus

listrik

4. Mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion dan

senyawa kovalen polar

5. Menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam larutan elektrolit dan non

elektrolit

Tujuan Pembelajaran :

1. Siswa dapat mengidentifikasi sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit

melalui percobaan

2. Siswa dapat mengelompokkan larutan ke dalam larutan elektrolit dan non

elektrolit berdasarkan sifat hantaran listriknya

3. Siswa dapat menjelaskan penyebab kemampuan larutan elektrolit

menghantarkan arus listrik

Page 103: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 10 90

4. Siswa dapat mendeskripsikan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa

ion dan senyawa kovalen polar

5. Siswa dapat menjelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam larutan elektrolit

dan non elektrolit

Materi Pembelajaran :

Larutan elektrolit dan non elektrolit

Metode Pembelajaran :

1. Metode : Ceramah dan diskusi kelompok

2. Pendekatan : Praktikum

Kegiatan Pembelajaran :

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan Memberi salam

Memulai pembelajaran

dengan mengucap

basmalah

Mengabsen siswa

Apersepsi :

Menjelaskan kompetensi

dan tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai

Memberi materi singkat

tentang larutan elektrolit

dan non elektrolit beserta

nilai-nilai yang ada di

dalamnya

Motivasi dan prasyarat :

Meminta siswa

menyebutkan contoh-

contoh larutan elektrolit

dan non elektrolit

Meminta siswa

menjelaskan salah satu

nilai yang ada di dalam

larutan elektrolit dan non

elektrolit

Menjawab salam

Mengucap basmalah

Menjawab absen

guru

Menyimak

penjelasan guru

Menyimak materi

singkat tentang

larutan elektrolit

dan non elektrolit

beserta nilai-nilai

yang ada di

dalamnya

Menyebutkan

contoh-contoh

larutan elektrolit

dan non elektrolit

Menjelaskan salah

satu nilai yang ada

di dalam larutan

elektrolit dan non

elektrolit

2 menit

2 menit

5 menit

3 menit

5 menit

3 menit

3 menit

Page 104: PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA TERINTEGRASI NILAI …

Lampiran 10 90

Inti Membentuk siswa

menjadi beberapa

kelompok

Memberi lembar kerja

praktikum

Mempersilahkan siswa

untuk melakukan

praktikum sesuai dengan

panduan lembar kerja

praktikum

Membimbing dan

mengarahkan siswa

dalam praktikum

Mengawasi jalannya

praktikum

Berkumpul dan

duduk bersama

kelompoknya

masing-masing

Mengambil lembar

kerja praktikum

Melakukan kegiatan

praktikum sesuai

dengan panduan

lembar kerja

praktikum

Mengamati dan

mengolah data

dengan benar

Bertanya jika

terdapat hal-hal

yang belum

dipahami

5 menit

2 menit

23 menit

5 menit

3 menit

Penutup Mengarahkan

pemahaman siswa dari

hasil praktikum dan

diskusi yang telah

dilakukan

Membuat kesimpulan

bersama siswa

Menugaskan siswa

membuat laporan

praktikum

Memberikan posttest

Menutup pelajaran

dengan membaca

hamdalah

Mencatat hal-hal

penting tentang

praktikum dan

materi larutan

elektrolit dan non

elektrolit yang

terlewat

Membuat

kesimpulan bersama

guru

Mencatat tugas dari

guru

Mengerjakan

posttest

Membaca hamdalah

3 menit

2 menit

2 menit

20 menit

2 menit Penilaian : Alat/Bahan/Sumber :

1. Kognitif 1. Buku Paket Kimia

a. Tes pretest 2. Lembar Kerja Praktikum

b. Laporan tertulis hasil praktikum 3. Alat dan Bahan Praktikum

c. Tes posttest

2. Psikomotor (saat praktikum)