PENGARUH ORDER IMBALANCE TERHADAP RETURN DAN …digilib.unila.ac.id/54686/4/SKRIPSI TANPA BAB...
Transcript of PENGARUH ORDER IMBALANCE TERHADAP RETURN DAN …digilib.unila.ac.id/54686/4/SKRIPSI TANPA BAB...
PENGARUH ORDER IMBALANCE TERHADAP RETURN DANVOLATILITAS HARGA SAHAM
(STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2017)
(SKRIPSI)
Oleh
Dinda Nila Sari
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
ABSTRAK
PENGARUH ORDER IMBALANCE TERHADAP RETURN DANVOLATILITAS HARGA SAHAM
(STUDI PADA BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2017)
OlehDINDA NILA SARI
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh order imbalance terhadap return danvolatilitas harga saham. Penelitian ini menggunakan data sekunder, populasipenelitian ini yaitu semua saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesiatahun 2017. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan metode purposivesampling sehingga menghasilkan total sampel sebanyak 4891 data.
Pendekatan yang digunakan adalah penedekatan kuantitatif dengan menggunakanteknik purposive sampling pada saham teraktif berdasarkan volume perdagangandi Bursa Efek Indonesia selama kuartal satu dan empat tahun 2017. Hasilpenelitian ini menunjukan bahwa order imbalance memiliki pengaruh positifterhadap return dan volatilitas harga saham.
Kata kunci: Order Imbalance, return, volatilitas harga saham, saham teraktif.
ABSTRACT
THE ORDER IMBALANCE EFFECT’S ON RETURN AND STOCK PRICEVOLATILITY
(EVENT STUDY IN INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2017)
By
DINDA NILA SARI
The focus of this studyin the order imbalance effect’s on return and pricevolatility. This study uses secondary data, The sampling technique was done bypurposive sampling method, which resulted in a total of 4891data samples.
This research in quantitative explanative with purposive sampling teqnique on themost active stocks based on tranding in volume in Indonesian Stocks Exchange 1st
and 4 quarter in 2017. The results showed order imbalance has positif significanteffect on return and stock price volatility.
Keywords: Order Imbalance, return, volatility, most active stocks.
PENGARUH ORDER IMBALANCE TERHADAP RETURN DANVOLATILITAS HARGA SAHAM (STUDI PADA BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2017)
Oleh
Dinda Nila Sari
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan AkuntansiFakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 26 Juli
1996 dengan nama lengkap Dinda Nila Sari dan merupakan
anak pertama dari dua bersaudara yang merupakan buah hati
dari Bapak Nazir Khan dan Ibu Dewi Yana. Penulis
menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) di TK
Muawanah Kota B. Lampung pada tahun 2002. Kemudian menempuh pendidikan
Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 02 T. Gading Kota B.Lampung pada tahun
2002-2008, selanjutnya penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di SMP Negeri 23 B.Lampung pada tahun 2011, dan kemudian
menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 7
B.Lampung pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswi S1 Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN
(Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Selama menjadi mahasiswi
penulis terdaftar sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Akuntansi (Himakta)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung dan penulis juga aktif di
ROIS FEB Unila serta BEM Universitas Lampung Kabinet Kolaborasi Hebat.
PERSEMBAHAN
Puji syukur yang tiada henti selalu terucapkan kepada Allah SWT atas segala
karunia, rahmat, cinta, dan kasih sayang-Nya yang selalu melimpah kepadaku.
Shalawat beserta salam juga selalu tercurahkan kepada suri tauladanku Baginda
Muhammad SAW sang pemberi syafaat di akhirat kelak.
Kupersembahkan karyaku ini untuk:
Kedua orang tuaku
Bapak Nazir Khan dan Ibu Dewi Yana
Saudariku
Nirna
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa.
Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu
urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmu-lah engkau berharap”
(Qs. Al-Insyirah: 6-8)
“Berlomba-lombalah dalam kebaikan”
(Qs. Al-Baqarah: 148)
“Don’t be afraid to move, because the distance of 1000 miles starts by a single
step”
(Anonymous)
SASANWACANA
SANWACANA
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Order
Imbalance Terhadap Return Dan Volatilitas Harga Saham”, sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak yang telah diperoleh penulis dapat
membantu mempermudah proses penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., CA., selaku Ketua Jurusan S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, SE., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Dr. Farichah, SE., M.Si., Akt., CA., selaku Dosen Pembimbing 1
dan Bapak Agus Zahron Idris., S.E., M.Si., Akt., CA., selaku Dosen
Pembimbing 2 yang telah memberikan waktu, kritik, saran, masukan dan
semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Si., Akt., CA., selaku Dosen Penguji
Utama yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun selama
proses penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Rindu Rika Gamayuni, S.E., M.Si., selaku Pembimbing Akademik
selama masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dan pembelajaran berharga bagi penulis
selama menempuh program pendidikan S1.
8. Seluruh staff Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai, serta staff
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terima kasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
9. Ibuku tercinta Dewi Yana dan ayahku Nazir Khan yang selalu mendoakan
dan menjadi penyemangat serta selalu mendoakanku untuk menyelesaikan
studi ini. Terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanan yang telah
diberikan kepadaku.
10. Teruntuk Ibu Dewi Yana terima kasih sudah menjadi pembimbingku,
mentorku, idolaku, pahlawanku, dan malaikat dalam hidupku. Tetap sehat
dan bahagia bu, kami anak-anakmu menyayangimu.
11. Adikku tersayang Nirna yang selalu bersedia disusahkan dan membantu
selama ini terimakasih banyak.
12. Bibi-bibiku yang sudah seperti orang tua kedua dalam hidupku, Teteh Daroh,
Teteh Iyus, dan Teteh Iyah terimakasih atas segala bantuan dan doanya
selama ini.
13. Keluarga besar M. Damin, paman, tante, ayah, serta sepupu-sepupuku Izal,
Husen, Eko, Imam, Fira, Kak Rudi, Aa Endik, Aa Enda.
14. Keluarga besar Habibi Noor, nenek, tante, om, dan sepupu-sepupuku Vera,
Melinda, Kak Armen, Nabil, Teh Eci, Teh Ria, Kak Uut, Rani, Arsi, Ilham,
Kak Ogi, dan yang lainnya.
15. Keponakanku tersayang Alesha, Reyhan, Khanza, Al, Abizar, Arkan
terimakasih telah menjadi penghibur dikala lelah.
16. Sahabat main sekaligus keluargaku dari jaman kecil, Anggi dan Grace,
semoga persahabatan ini berlangsung sampai nanti.
17. Sahabat terbaikku Diska Aryanti, terimakasih telah setia membersamai
hingga sekarang dan menerima banyak kekurangan aku sebagai sahabatmu.
18. Para pejuang ku, tim sukses ku, tim hore, dan semuanya. Katrin Dea
Situmorang, Tri Adinda Anggraini, Sendy Hudanisa, Eka Setia Ningrum,
Lidya, Laila, Inda Tri dan Anggi yang terbaik sudah mau direpotkan,
disusahkan, disengsarakan, dan dinistakan. Terimakasih atas kesetiakawanan
kita 4 tahun ini.
19. Sahabatku si AYAM BETINA Kating, Eka, Nindul, Sendy, Adin, Tika, Umi,
Indah, Ulan, Merta, Toge, Rahel yang selalu ada setiap ku membutuhkan.
Terima kasih selalu siap di saat sulit.
20. Sahabtku yang lain selama ini Rifqi Idham, Ilham, Bagus, Eci, Famella, Ka
Agus, Eri Sholihah, Kadin semoga kita selalu dilancarkan dalam menggapai
mimpi kita.
21. Terima kasih teruntuk sahabatku Ukhti Agnes, Saadatur Rahma, Ramadhana
dan Riski Isnaeni yang insyaa Allah menjadi sahabat sampai jannah-Nya
karena kalian terbaik selalu mengingatkan kedalam hal kebaikan.
22. Sahabatku tersayang jaman SMA, Zahra, Rico, Bella, Ayu, Febby, Meilinda,
Nia, Qonita, Agnes, Nate.
23. Sahabatku jaman SMP, Mitha, Dirga, Marelsa, Charenina, Syaskia, kalian
semoga sukses selalu.
24. Sahabatku sedari jaman SD, Yenni, Nabila, Yanda, Tasya, dan Rendi yang
selalu setia menemani dan bertukar cerita tentang apapun itu dan selalu
bertahan hingga sekarang.
25. Keluarga seperjuangan Kak Bayu, Mba Citra, Cindy, Murni, Tya, Gilang,
Firda, Lia dan lainnya di Kementrian Adkesma BEM U KBM UNILA
Kabinet Kolaborasi Hebat.
26. Teman hidup selama 40 hari yaitu Nci, Shinta bungsu, Mia, Bowo, Boy, dan
Nanda semoga komunikasi kita tetap terjaga.
27. Teman-teman seperjuangan Akuntansi angkatan 2014 dan semua pihak yang
telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan semoga
Allah SWT memberikan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya untuk kita semua.
Bandar Lampung, 15 November 2018
Penulis,
Dinda Nila Sari
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Penelitian ..............................................................11.2 Rumusan Masalah ..........................................................................71.3 Tujuan Penelitian ...........................................................................81.4 Manfaat Penelitian ........................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 Kajian Pustaka................................................................................9
2.1.1 Teori Pasar Efisien .............................................................92.1.2 Signalling Theory .............................................................122.1.3 Hukum Permintaan dan Penawaran ................................132.1.4 Order Imbalance ..............................................................132.1.5 Return ...............................................................................142.1.6 Volatilitas ........................................................................152.1.7 Saham Teraktif ................................................................162.1.8 Volume Perdagangan ......................................................17
2.2 PenelitianTerdahulu .....................................................................172.3 Kerangka Penelitian ....................................................................192.4 Hipotesis Penelitian......................................................................21
2.4.1 Pengaruh Order Imbalance Terhadap Return Saham .....212.4.2 Pengaruh Order Imbalance Terhadap Volatilitas Harga
Saham ...............................................................................22BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian ..................................................................233.2 Jenis Penelitian ............................................................................23
3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian ........................................233.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian .........................................24
3.2.3 Berdasarkan Dimensi Waktu .............................................243.3 Metode Pengumpulan Data .........................................................243.4 Pengolahan Data...........................................................................253.5 Populasi dan Sampel Penelitian ...................................................25
3.5.1 Populasi Penelitian ...........................................................253.5.2 Sampel Penelitian .............................................................25
3.5.2.1 Rincian Sampel .................................................263.6 Model Penelitian .........................................................................273.7 Variabel Penelitian ......................................................................27
3.7.1 Variabel Dependen ...........................................................273.7.1.1 Volatilitas ...........................................................283.7.1.2 Return .................................................................28
3.7.2 Variabel Independen ........................................................283.8 Analisis Data ................................................................................29
3.8.1 Pemilihan Data Metode Time Series ...............................293.8.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................30
3.8.2.1 Uji Normalitas....................................................303.8.2.2 Uji Multikolenieritas ..........................................313.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas.......................................313.8.2.4 Uji Autokorelasi .................................................31
3.9 Uji Hipotesis ................................................................................323.9.1 Uji Koefisien Determinan (R2).........................................323.9.2 Uji F..................................................................................323.9.3 Uji t ..................................................................................32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian ............................................................................34
4.1.1 Data dan Sampel ..............................................................344.1.2 Statistik Deskriptif ...........................................................34
4.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................354.2.1 Uji Normalitas..................................................................354.2.2 Uji Multikolenieritas ........................................................364.2.3 Uji Heteroskedastisitas.....................................................374.2.4 Uji Autokorelasi ...............................................................38
4.3 Uji Hipotesis ................................................................................394.3.1 Uji Determinan (R2) .........................................................394.3.2 Uji F .................................................................................404.3.3 Uji t ..................................................................................41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan ................................................................................ 455.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 465.3 Saran ........................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 47
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
1.1 Jumlah Perusahaan IPO Tahun 2013-2017 ..................................................... 2
4.1 Kerangka Data Observasi .............................................................................. 34
4.2 Statistik Deskriptif ........................................................................................ .35
4.3 Hasil Uji Multikolinieritas Model Pertama ................................................... 37
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas Model Kedua ...................................................... 37
4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Pertama ......................................................... 38
4.6 Hasil Uji Autokorelasi Model Kedua ............................................................ 39
4.7 Hasil Uji Koefisien Determinan ( ) Model Pertama ................................... 39
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinan ( ) Model Kedua ..................................... 40
4.9 Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) Model Pertama ................... 40
4.10 Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F) Model Kedua .................... 40
4.11 Hasil Pengujian Uji t Model Pertama .......................................................... 41
4.12 Hasil Pengujian Uji t Model Kedua ............................................................. 42
4.13 Hasil Uji Hipotesis ....................................................................................... 44
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ..................................................................... 21
4.1 Uji Normalitas P-Plots Model 1 .................................................................... 36
4.2 Uji Normalitas P-Plots Model 2 .................................................................... 36
4.3 Uji Heterokedastisitas Model 1 ..................................................................... 38
4.4 Uji Heterokedastisitas Model 2 ..................................................................... 38
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kegiatan investasi merupakan kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih
aset dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan keuntungan. Terdapat
berbagai macam alternatif investasi, sebagai contoh investasi di pasar modal.
Pengertian pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas, instrumen
derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan
bagi perusahaan maupun institusi lain dan sarana bagi kegiatan berinvestasi
(Darmadji dan Fakhruddin, 2006).
Pola perilaku saham di pasar saham merupakan indikasi bagi para pelaku pasar
untuk memperoleh return dari modal yang diinvestasikan di pasar modal. Return
atau keuntungan yang diharapkan dapat berasal dari dividen yang dibagikan oleh
perusahaan yang menerbitkan saham (emiten) atau dapat pula berasal dari selisih
positif antara harga saham yang dibeli dengan harga pada saat dijual (capital
gain). Volatilitas harga saham menjadi perhatian pelaku pasar untuk menentukan
strategi yang tepat dalam berinvestasi, untuk memperoleh return dari selisih harga
beli dengan harga jual.
2
Berdasarkan data yang didapat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), selama periode
2013 sampai 2017 jumlah perusahaan yang IPO mengalami kenaikan dan
penurunan. Sebagai contoh pada tahun 2013 jumlah perusahaan IPO sebanyak 30,
namun tahun 2016 hanya 15 perusahaan, dan tahun 2017 sebanyak 37 perusahaan
yang melakukan IPO (Initial Public Offering) di BEI (Bursa Efek Indonesia).
Tabel 1.1TabelJumlah Perusahaan IPO Tahun 2013-2017
Tahun Jumlah Perusahaan yang IPO2013 302014 242015 162016 152017 37
Tahun 2017 tampaknya merupakan tahun yang cukup menggembirakan bagi pasar
saham Indonesia. Sepanjang tahun ini, Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG)
mengalami tren penguatan sejak awal tahun hingga ke penghujung tahun. IHSG
menutup akhir tahun 2016 pada kisaran level 5.296. Kemudian, sepanjang pekan
pertama tahun 2017, IHSG tercatat menguat 0,95 persen ke level 5.347,02 dan
kapitalisasi pasar pun naik 0,95 persen menjadi Rp 5.808,51 triliun. IHSG juga
dalam tren yang cukup positif sepanjang bulan Februari dan Maret 2017.
IHSG juga mengalami langkah yang cukup terjal, misalnya adalah koreksi sebesar
0,33 persen atau 17,805 poin ke level 5.368,887 pasca rilis data inflasi pada 1
Maret 2017. Pada pertengahan Maret 2017, IHSG berhasil menembus level 5.500.
Penguatan ini merupakan dampak pasca bank sentral AS atau Federal Reserve
yang menaikkan suku bunga 0,25 persen menjadi 0,75-1 persen. Kemudian, pada
awal April 2017, tepatnya pada 3 April 2017, IHSG kembali menembus level
5.600, ditopang oleh sektor finansial. Pada saat itu, IHSG ditutup pada level
3
5.606,78. Selama bulan Mei 2017 pun IHSG menguat lantaran diguyur sejumlah
sentimen positif.
IHSG melompat ke level 5.683 pasca pengumuman pertumbuhan ekonomi
Indonesia periode kuartal I 2017 pada awal Mei 2017. Investment Grade Pada 19
Mei 2017, lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor's mengganjar
Indonesia dengan peringkat layak investasi atau investment grade. Ini membuat
IHSG menguat 174,79 poin atau 3,09 persen ke level 5.820, rekor terbaru bagi
IHSG. IHSG Kembali Ukir Rekor Baru IHSG terus melanjutkan tren
penguatannya pula selama bulan Juni dan Juli 2017. Puncaknya, IHSG kembali
mencatat rekor tertinggi, yakni 5.900 pada 3 Juli 2017. Pada Agustus 2017, IHSG
juga turut bersorak setelah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI
7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen. IHSG
meresponnya dengan menguat 23,55 poin 0,4 poin ke 5.903,847.
Selama bulan September 2017 dan Oktober 2017, IHSG juga bertengger pada
kisaran level 5.900. Pada akhir Oktober 2017, kapitalisasi pasar Bursa Efek
Indonesia (BEI) mencatat rekor baru, yakni menembus Rp 6.602,76 triliun. Jelang
akhir tahun IHSG tembus Level 6.000 IHSG kemudian kembali mencatat rekor
sepanjang sejarah, yakni menembus level 6.000 pada 25 Oktober 2017.
Bertenggernya IHSG pada rekor tertinggi ini merupakan buah atas kepercayaan
investor pada kinerja pemerintah. Selain itu, menguatnya IHSG hingga menembus
level 6.000 juga didorong cemerlangnya kinerja emiten-emiten BEI hingga kuartal
III 2017. Menjelang akhir tahun 2017, IHSG kembali melanjutkan penguatannya.
Pada 15 Desember 2017, IHSG kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang masa,
ditutup menguat 1,46 persen menjadi 6.119,41. Kenaikan IHSG juga diikuti
4
peningkatan kapitalisasi pasar BEI yang juga mencapai level menjadi Rp 6.781,42
triliun. Kemudian, pada 21 Desember 2017, IHSG kembali menguat ke rekor level
tertingginya, yakni IHGS menguat 73,91 poin atau 1,21 persen ditutup pada
6.183,39. Ini adalah rekor level tertinggi sepanjang masa bagi IHSG. Pasar
diwarnai sentimen positif setelah lembaga pemeringkat Internasional Fitch
Ratings menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan
outlook stabil.
Tren kenaikan IHSG meningkatkan volume perdagangan di pasar modal. Volume
perdagangan identik dengan aktivitas perdagangan dan return. Pada umumnya
investor mencoba mencari dan menemukan indikator yang berguna untuk
memprediksi pergerakan harga saham mereka (Chan et al., 2011). Aktivitas
perdagangan merupakan proxy terbaik yang mampu menjelaskan informasi
private.
Return saham dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan
oleh investor individual. Tinggi rendahnya aktivitas perdagangan di pasar modal
akan mempengaruhi harga saham. Penelitian pola return saham di pasar modal
menunjukkan hasil penelitian yang beraneka ragam (Suryaningsih, 2010).
Terdapat beberapa jenis volume perdagangan seperti perdagangan saham dan
perdagangan mata uang. Penelitian yang dialkukan Chordia et al., (2005) dan
menemukan bahwa adanya pengaruh volume perdagangan terhadap imbal hasil
saham. Ketika volume perdagangan mengalami kenaikan maka imbal hasil akan
meningkat. Begitu pula sebaliknya, ketika terjadinya penurunan volume
perdagangan maka imbal hasil akan menurun. Dalam penelitian tersebut juga
5
digunakan indikator lain yakni order imbalance. Order imbalance merupakan
perbedaan volume permintaan terhadap suatu saham dan volume penawaran
saham tersebut. Order imbalance merupakan salah satu indikator bagi para pelaku
pasar dalam melakukan transaksi dan menunjukkan informasi yang lebih
mendalam dari volume perdagangan suatu saham (Chordia et al., 2005). Order
Imbalance juga dapat menggambarkan arah volume perdagangan yang
berpengaruh signifikan terhadap return yang diperoleh.
Untuk memperoleh return dari selisih harga beli dengan harga jual, volatilitas
saham menjadi perhatian pelaku pasar untuk menentukan strategi yang tepat
dalam berinvestasi. Studi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pola
perilaku saham di Bursa Efek telah banyak dilakukan di antaranya yaitu pengaruh
informasi yang masuk ke pasar serta pengaruh perbedaan hari perdagangan,
Namun, penelitian mengenai pengaruh order imbalance terhadap volatilitas dan
return di Indonesia belum banyak dilakukan.
Volatilitas dipengaruhi oleh net order inflow, karena pelaku pasar tidak bisa
membedakan order penawaran atau order permintaaan berasal dari informed atau
liquidity trader sehingga akan menginterpretasikan informasi dari net order inflow
(Admati dan Pfleiderer, 1988). Harga akan naik apabila terjadi kelebihan
permintaan dan akan turun apabila terjadi kelebihan penawaran (Madhavan dan
Richardson, 1997). Penelitian oleh Chan dan Fong (2000) menunjukkan bahwa
order imbalance mempunyai pengaruh terhadap volatilitas.
Menurut penelitian yang dilakukan Young et al., (2011) order imbalance dapat
menjadi panduan dalam memperkirakan pergerakan harga saham dari setiap
6
volumenya. Order Imbalance dapat menjadi proxy untuk mengukur aktivitas
perdagangan saham. Ketersediaan saham yang dimiliki oleh market maker dapat
mempengaruhi keberadaan order imbalance. Ketika market maker tidak memiliki
jumlah saham yang cukup atas permintaan saham tertentu, maka mereka
cenderung meningkatkan harga. Begitu pula ketika market maker memiliki jumlah
saham yang cukup untuk dijual namun tidak diimbangi oleh permintaan pasar
maka mereka akan cenderung menurunkan harga. Kondisi inilah yang akan
menimbulkan order imbalance. Tekanan harga yang diakibatkan oleh order
imbalance mengacu pada ketersediaan jumlah saham yang beredar tidak hanya
berpengaruh terhadap saham tertentu namun harga saham secara keseluruhan.
(Young et al., 2011).
Penelitan yang dilakukan Chan dan Fong (2000) menunjukan bahwa volatilitas
harga saham dipengaruhi oleh volume perdagangan, trade zise dan order
imbalance. Penelitian tersebut menggunakan sampel di New York Stock
Exchange (NYSE) serta Nasdaq. Pengaruh volume perdagangan terhadap
volatilitas harga saham ini terutama dipengaruhi oleh informasi, dimana informasi
tersebut menyebabkan timbulnya pengaruh positif volume terhadap volatilitas.
Investor melakukan transaksi saham mengacu pada dua motif utama yaitu
menjaga kepemilikan saham dan berspekulasi atas dasar informasi privat yang
mereka peroleh. Ketika investor bertransaksi untuk menjaga kepemilikan saham,
pola imbal hasil akan menurun seiring dengan berjalannya waktu.
Saham yang paling terpengaruh dari adanya hal tersebut ialah saham teraktif yang
diperjualbelikan dipasar saham. Ketika suatu sentimen terjadi dipasar, saham
teraktif akan mengalami order imbalance diakibatkan oleh ketidakseimbangan
7
order jual yang melebihi order beli sehingga harga saham lebih volatile (berubah
dengan cepat). Penelitian dengan sampel pada pasar yang berbeda tentunya akan
menunjukkan hubungan yang berbeda karena mikrostruktur dari tiap pasar juga
berbeda. Chan dan Fong (2000), menganalisis pada New York Stock Exchange
serta Nasdaq, menunjukkan perbedaan hubungan tersebut meskipun keduanya
tetap menunjukkan hubungan yang positif antara volume dengan perubahan harga.
Demikian pula halnya dengan Bursa Efek Indonesia, tentunya memiliki struktur
pasar yang berbeda dengan struktur pasar NYSE maupun Nasdaq.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Order Imbalance terhadap Return dan Volatilitas
Harga Saham (Studi pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2017)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
1. Apakah order imbalance berpengaruh terhadap return saham teraktif
berdasarkan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah order imbalance berpengaruh terhadap volatilitas harga saham
teraktif berdasarkan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia?
8
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Menganalisis pengaruh order imbalance terhadap return saham teraktif
berdasarkan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
b. Menganalisis pengaruh order imbalance terhadap volatilitas harga saham
teraktif berdasarkan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Manfaat Praktisi:
a. Menjadi bahan pertimbangan investor dalam memprediksi pergerakan harga
saham di Bursa Efek Indonesia.
b. Menjadi masukan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi untuk
melakukan jual beli saham.
c. Memberikan gambaran bagaimana order imbalance mempengaruhi return
dan volatilitas harga saham, terutama saham-saham yang tergolong aktif di
perdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
2. Manfaat Akademis
Dalam upaya pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan mampu
mendorong penelitian lanjutan dimasa yang akan datang dan dapat menambah
pengetahuan bagi pembaca penelitian tersebut.
9
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori Pasar Efisien
Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama
(1970). Dalam konteks ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal dan
pasar uang. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun, baik investor
individu maupun investor institusi, akan mampu memperoleh return tidak normal,
setelah disesuaikan dengan resiko, dengan menggunakan strategi perdagangan
yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk di pasar merupakan cerminan dari
informasi yang ada. Ekspresi yang lain menyebutkan bahwa dalam pasar yang
efisien harga-harga asset atau sekuritas secara cepat dan utuh mencerminkan
informasi yang tersedia tentang asset atau sekuritas tersebut.
Dalam mempelajari konsep pasar efisien, perhatian kita akan diarahkan pada
sejauh mana dan seberapa cepat informasi tersebut dapat mempengaruhi pasar
yang tercermin dalam perubahan harga sekuritas. Dalam hal ini Haugen (2001)
membagi kelompok informasi menjadi tiga, yaitu (1) informasi harga saham masa
lalu, (2) semua informasi yang ada termasuk informasi public, dan (3) semua
informasi yang ada termasuk informasi orang dalam. Masing–masing kelompok
informasi tersebut mencerminkan sejauh mana tingkat efisiensi suatu pasar.
10
Jones (1998) menyebutkan bahwa harga sekarang suatu saham (sekuritas)
mencerminkan dua jenis informasi, yaitu informasi yang sudah diketahui meliputi
dua macam, yaitu informasi masa lalu (misalnya laba tahun atau kuartal yang lalu)
dan informasi saat ini selain juga kejadian atau peristiwa yang telah diumumkan
tetapi masih akan terjadi (misalnya rencana pemisahan saham). Contoh untuk
informasi yang masih membutuhkan dugaan adalah jika banyak investor percaya
bahwa suku bunga akan segera turun, harga-harga akan mencerminkan
kepercayaan ini sebelum penurunan sebenarnya terjadi. Menurut Fama (1970)
bentuk pasar dapat dikelompokkan menjadi tiga, yang dikenal sebagai hipotesis
pasar efisien. Ketiga bentuk efisien pasar, yaitu:
1. Pasar efisien bentuk lemah
Dalam hipotesis ini harga saham diasumsikan mencerminkan semua informasi
yang terkandung dalam sejarah masa lalu tentang harga sekuritas yang
bersangkutan. Artinya, harga yang terbentuk atas suatu saham, misalnya
merupakan cermin dari pergerakan harga saham yang bersangkutan di masa lalu.
Misalkan, ada bentuk musiman atas kinerja harga suatu saham yang menunjukan
bahwa harga saham akan naik menjelang tutup tahun (akhir tahun) dan kemudian
turun pada awal tahun. Berdasarkan pada hipotesis pasar efisien bentuk lemah,
pasar akan segera mengetahui dan merevisi kebijakan harganya dengan
melakukan perubahan terhadapstrategi perdagangannya. Mengantisipasi
kemungkinan penurunan harga pada awal tahun, pedagang akan menjual saham
yang dimilikinya sesegera mungkin untuk menghindari kerugian sebagai akibat
dari jatuhnya harga saham perusahaan yang diamati. Upaya yang dilakukan
pedagang tersebut akan menyebabkan harga saham perusahaan secara keseluruhan
11
akan turun. Investor yang cerdik tentu akan menjual saham yang dimilikinya pada
akhir tahun untuk menghindari kerugian sebagai akibat dari menurunnya harga
saham di awal tahun.
2. Pasar efisien bentuk setengah kuat.
Menurut hipotesis pasar efisisen bentuk semi kuat, menyebutnya sebagai studi
peristiwa (event studies), harga mencerminkan semua informasi public yang
relevan. Di samping merupakan cerminan harga saham histories, harga yang
tercipta juga terjadi karena informasi yang ada di pasar., termasuk di dalamnya
adalah laporan keuangan dan informasi tambahan sebagaimana diwajibkan oleh
peraturan akuntansi. Informasi yang tersedia di public juga dapat berupa berupa
peraturan keuangan lain seperti pajak bangunan (property) atau suku bunga
dan/atau beta saham termasuk rating perusahaan (Fama, 1991).
3. Pasar efisien bentuk kuat.
Pasar efisien bentuk kuat menyatakan bahwa harga yang terjadi mencerminkan
semua informasi yang ada, baik informasi public maupun informasi pribadi. Jadi,
dalam hal ini, bentuk kuat mencakup semua informasi historis yang relevan dan
juga informasi yang ada di public yang relevan, disamping juga informasi yang
hanya diketahui oleh beberapa pihak saja, misalnya manajemen perusahaan,
dewan direksi, dan kreditor. Bentuk pasar efisien kuat merupakan bentuk pasar
efisien paling ketat. Hal ini terkait dengan pengertiannya bahwa harga pasar
mencerminkan semua informasi, baik public maupun nonpublic. Dalam kaitannya
dengan hal tersebut, maka dalam konteks pasar efisien bentuk kuat tidak ada
seorangpun baik individu maupun institusi dapat memperoleh abnormal return,
untuk suatu periode tertentu, dengan menggunakan informasi yang tersedia di
12
publik dalam konteks kelebihan informasi, termasuk di dalamnya informasi yang
hanya dapat diakses oleh orang-orang tertentu.
Terdapat beberapa kondisi yang mendorong terjadinya pasar efisien (Jones, 2002),
yakni:
1. Banyak terdapat investor rasional dan berorientasi pada
maksimisasikeuntungan yang secara aktif berpartisipasi di pasar dengan
menganalisis, menilai, dan brdagang saham. Investor-investor ini adalah
price taker, artinya pelaku itu sendiri tidak akan dapat mempengaruhi harga
suatu sekuritas.
2. Tidak diperlukan biaya untuk mendapatkan informasi dan informasi tersedia
bebas bagi pelaku pasar pada waktu yang hampir sama (tidak jauh berbeda).
3. Informasi diperoleh dalam bentuk acak, dalam arti setiap pengumuman yang
ada di pasar adalah bebas atau tidak terpengaruh dari pengumuman yang
lain.
4. Investor bereaksi dengan cepat dan sepenuhnya terhadap informasi baru
yang masuk di pasar, yang menyebabkan harga saham segera melakukan
penyesuaian.
2.1.2 Signalling Theory
Menurut Hartono (2015), informasi yang dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman akan memberikan signal bagi investor dalam pengambilan
keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka
diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh
pasar. Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang
13
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran
baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang
bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya.
Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh
investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan
investasi.
2.1.3 Hukum Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan merupakan hukum yang menjelaskan tentang adanya
hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang
diminta. Apabila harga naik jumlah barang yang diminta sedikit danapabila
harga rendah jumlah barang yang diminta meningkat. Dengan demikian
hukum permintaan berbunyi semakin turun tingkat harga , m aka
s emak i n banyak jumlah barang yang bersedia di minta, dan sebaliknya semakin
naik tingkat harga semakin sedikit jumlah barang yang bersedia di minta.Pada
hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan
tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah
(Bangun, 2007).
2.1.4 Order Imbalance
Order Imbalance adalah sinyal volume perdagangan yang menentukan arah
pergerakan dan tekanan jual beli saham. Sinyal tersebut menunjukan minat
investor terhadap suatu saham tertentu dalam memperkirakan return di masa
14
depan (Chordia, 2004). Order imbalance dapat menjadi tolak ukur pergerakan
harga saham. Tingkat order imbalance yang tinggi berpengaruh besar terhadap
pergerakan harga yang diakibatkan oleh tekanan atas ketersediaan saham yang
dimiliki market maker. Selain itu, hasil penelitian Chen dan Lin (2011)
menyatakan bahwa order imbalance memiliki hubungan dengan volatilitas harga
saham. Order imbalance disebut juga net order flow yaitu perbedaan absolut
antara volume harga penawaran dan volume harga permintaan per saham per hari
(Marsh dan Rock, 1986).
2.1.5 Return
Return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor
atas investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari deviden dan capital gain/loss
(Corrado dan Jodan, 2000). Return saham dapat dibedakan menjadi dua yaitu
return saham sesungguhnya dan return yang diharapkan atau return ekspektasi.
Return sesungguhnya merupakan return yang sudah terjadi yang dihitung dari
selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya. Sedangkan return
ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa
yang akan datang.
Return tersebut memilki dua komponen yaitu current income dan capital gain
(Wahyudi, 2003). Bentuk dari current income berupa keuntungan yang diperoleh
melalui pembayaran yang bersifat periodik berupa deviden sebagai hasil kinerja
fundamental perusahaan. Sedangkan capital gain berupa keuntungan yang
diterima kerena selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital
15
gain suatu saham akan posif, bilamana harga jual dari saham yang dimiliki lebih
tinggi dari harga belinya.
Return merupakan tujuan utama untuk setiap investor, namun hubungan antara
return dan risiko adalah kunci didalam konsep keuangan. Sebuah investasi pada
dasarnya dibangun di atas prinsip-prinsip umum keuangan, karakteristik utama
dari investasi apapun adalah hasil investasi dan risiko. Namun diperlukan ukuran
kuantitatif yang paling tepat untuk membandingkan return dan risiko sebagai
alternatif investasi.
Investor di pasar modal selalu berusaha memperoleh keuntungan (return) dari
aktivitas perdagangan yang mereka lakukan di pasar modal. Aktivitas
perdagangan investor berupa membeli dan menjual saham yang dilakukan untuk
memperoleh return saham yang positif dan menghindari return saham yang
negatif (Hartono, 2015).
2.1.6 Volatilitas
Menurut Firmansyah (2006) dalam Tim Studi Volatilitas Pasar Modal Indonesia
dan Perekonomian Dunia (2011), volatilitas merupakan pengukuran statistik
untuk fluktuasi harga suatu sekuritas atau komoditas selama periode tertentu.
Mengingat volatilitas dapat direpresentasikan dengan simpangan baku, publik
juga mempersepsikan volatilitas sebagai risiko. Semakin tinggi tingkat volatilitas,
semakin tinggi pula tingkat ketidakpastian dari return saham yang dapat
diperoleh. Salah satu dari sepuluh prinsip manajemen keuangan menyatakan
bahwa investor tidak akan mau mengambil risiko yang lebih tinggi kecuali apabila
16
dapat memperoleh kompensasi berupa return yang lebih tinggi (Keown et al.,
2003).
Volatilitas saham menunjukkan pola perubahan harga saham yang menentukan
pola return yang diharapkan dari saham. Pola perilaku saham di pasar modal
menjadi perhatian bagi para pelaku pasar untuk menentukan waktu yang tepat
dalam berinvestasi. Berbagai studi telah banyak dilakukan untuk meneliti faktor-
faktor yang mempengaruhi pola perilaku saham, yaitu pengaruh informasi yang
masuk ke pasar serta pengaruh aspek psikologis pelaku perdagangan di pasar
modal tersebut. Nilai volatilitas yang tinggi menunjukkan bahwa harga saham
berubah (naik dan turun) dengan range yang sangat lebar. Sedangkan volatilitas
dikatakan rendah jika harga saham jarang berubah atau cenderung konstan
(Algifari, 1999).
2.1.7 Saham Teraktif
Saham merupakan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang terhadap suatu
badan, dan merupakan instrumen keuangan yang aktif diperdagangkan di lantai
bursa. Menurut Surat Edaran Bursa Efek Jakarta No. SE-03/BEJ/II-1/1994,
kriteria saham aktif yang diperdagangkan adalah saham yang memiliki frekuensi
perdagangan minimal 300 kali atau lebih dalam setiap tahunnya. Apabila suatu
saham memiliki frekuensi perdagangan dibawah standar tersebut, maka saham
tersebut dikategorikan sebagai saham yang tidak aktif diperdagangkan atau saham
tidur.
Saham teraktif yang diperjualbelikan dipasar saham merupakan saham yang
sangat terpengaruh dari adanya transaksi-transaksi yang ada dipasar. Ketika suatu
17
sentimen terjadi dipasar, saham teraktif akan mengalami order imbalance
diakibatkan oleh ketidakseimbangan order jual yang melebihi order beli sehingga
harga saham lebih volatile. Semakin besar risiko maka akan semakin besar return
yang diharapkan dan sebaliknya semakin kecil risiko maka akan semakin kecil
return yang diharapkan.
2.1.8 Volume Perdagangan
Darwis (2013) mendefinisikan volume perdagangan sebagai jumlah lembar saham
yang diperdagangan pada periode tertentu. Menurut Hartono (2015) volume
perdagangan saham adalah jumlah lembar saham yang diperdagangkan secara
harian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa volume perdagangan saham
merupakan jumlah lembar saham yang diperdagangkan dalam kurun waktu
tertentu. Perkembangan harga dan volume perdagangan saham di pasar modal
merupakan suatu indikator penting untuk mempelajari tingkah laku pasar yaitu
investor. Naiknya volume perdagangan saham dapat menambah informasi yang
berguna bagi investor secara kontinyu dalam periode perdagangan dimana saat
volume perdagangan saham dalam jumlah kecil yang menyebabkan harga jatuh.
Semakin tinggi minat atau permintaan saham semakin mendorong kenaikan harga
saham (Darwis, 2013).
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai order imbalance oleh berbagai peneliti dilakukan dalam
rangka memprediksi pergerakan harga saham. Penelitian tentang order imbalance
dan pengaruhnya pada harga saham dijadikan acuan pertama kali oleh Blume et.
al., (1988). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara order
imbalance dan imbal hasil individu. Order imbalance terjadi akibat
18
ketidakseimbangan order jual dan order beli saham. Hal tersebut menyebabkan
pergerakan saham yang fluktuakitf. Saham-saham yang mengalami kerugian pada
akhir perdagangan kemarin cenderung merealisasikan imbal hasil tertinggi pada
awal pembukaan perdagangan hari ini. adapun Blume et. al., mengukur order
imbalance menggunakan bid-ask spreed karena dianggap menggambarkan
tekanan jual beli saham. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lee et. al., (2003)
yang meneliti order imbalance dan efisiensi pasar di Taiwan Stock Exchange.
Penelitiaan Lee et al., (2003), menunjukan bahwa pembatasan order pasar bagi
investor bersekala besar seakan-akan saham tertentu terlihat likuid. Hal tersebut
menimbulkan order imbalance secara terus menerus dan berpotensi
menimbulakan price impact (efek harga) pada investor itu sendiri.
Chordia et al., (2004) melakukan penelitian mengenai order imbalance harian
terhadap return individu di New York Stock Exchange (NYSE). Hasil penelitian
menunjukan bahwa ketidakseimbangan order jual dan beli pada hari ini akan
diikuti oleh ketidakseimbangan order jual dan beli dikemudian hari. Temuan lain
menunjukan order imbalance berpengaruh positif terhadap imbal hasil saham
dalam jangka pendek dimasa mendatang.
Young et al., (2011) meneliti hubungan diantara hubungan order imbalanace,
volatilitasdan imbal hasil saham. Penelitiannya dilakukan pada interval waktu
yang pendek yaitu pada Bulan Desember 2009 pada saham top losers. Mereka
mencoba menguji hubungan ketiga variabel untuk memperkirakan pergerakan
harga saham di NYSE. Hasil penelitian menjelaskan bahwa order imbalance
berpengaruh positif dan signifikan terhadap volatilitas harga saham.
19
Tahun 2012 Chen and Lin melakukan penelitian tentang order imbalance imbal
hasil saham individu dan volatilitas harga saham. Hasil penelitian menemukan
bahwa order imbalane dapat menjadi sinyal ketertarikan investor untuk memiliki
saham tertentu berdasarkan informasi privat yang mereka dapatkan.
Tahun 2013 penelitian yang dilakukan oleh Wiedya dengan judul “Analisis
Pengaruh Volume Perdagangan, Frekueinsi Perdagangan, dan Order Imbalance
Terhadap Volatilitas Harga Saham Pada Perusahaan Go Public di BEI”
menunjukan bahwa volume perdagangan dan frekuensi perdagangan
menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volatilitas harga
saham.
Rastogi et al., (2014) melakukan penelitian dengan judul Order Imbalance and
Returns: evidence from India. Hasil penelitiannya ialah order imbalance
berpengaruh pada returns dimasa depan namun efeknya tidak terjadi dalam waktu
sehari-hari.
2.3 Kerangka Pemikiran
Salah satu indikator lain untuk mengukur pergerakan harga saham yaitu, order
imbalance. Order imbalance adalah suatu keadaan dimana terjadi
ketidakseimbangan order jual dan order beli yang dapat mengindikasikan
overbought/oversold saham tertentu yang dipengaruhi oleh volume perdagangan
dipasar modal. Order Imbalance mereflesikan arah volume perdagangan yang
berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Order Imbalance dapat menjadi proxy untuk mengukur aktivitas perdagangan
saham. Ketersediaan saham yang dimiliki oleh market maker dapat
20
mempengaruhi keberadaan order imbalance. Ketika market maker tidak memiliki
jumlah saham yang cukup atas permintaan saham tertentu, maka mereka
cenderung meningkatkan harga. Begitu pula ketika market maker memiliki jumlah
saham yang cukup untuk dijual namun tidak diimbangi oleh permintaan pasar
maka mereka akan cenderung menurunkan harga. Kondisi inilah yang akan
menimbulkan order imbalance. Tekanan harga yang diakibatkan oleh order
imbalance mengacu pada ketersediaan jumlah saham yang beredar tidak hanya
berpengaruh terhadap saham tertentu namun harga saham secara keseluruhan.
(Young et al., 2011).
Investor melakukan transaksi saham mengacu pada dua motif utama yaitu
menjaga kepemilikan saham dan berspekulasi atas dasar informasi privat yang
mereka peroleh. Ketika investor bertransaksi untuk menjaga kepemilikan saham,
pola imbal hasil akan menurun seiring dengan berjalannya waktu.
Saham yang paling terpengaruh dari adanya hal tersebut ialah saham teraktif yang
diperjualbelikan dipasar saham. Ketika suatu sentimen terjadi dipasar, saham
teraktif akan mengalami order imbalance diakibatkan oleh ketidakseimbangan
order jual yang melebihi order beli atau sebaliknya sehingga harga saham lebih
volatile.
21
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dapat didefiniskan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis
diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalan bentuk pernyataan yang
dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang
ditetapkan dalam kerangka pemikiran yang dirumuskan untuk studi penelitian
(Sekaran, 2009).
2.4.1 Pengaruh Order imbalane Terhadap Return Saham
Order imbalance adalah sinyal volume perdagangan yang menentukan arah
pergerakan dan tekanan jual beli saham. Sinyal tersebut menunjukan minat
investor terhadap suatu saham tertentu dalam memperkirakan return di masa
depan (Chordia, 2005). Semakin tinggi tingkat order imbalnce maka dapat
dikatakan semakin tinggi juga tingkat resiko yang akan diperoleh. Return
merupakan tujuan utama untuk setiap investor, namun hubungan antara return dan
resiko adalah kunci didalam konsep keuangan. Atas dasar hipotesis di atas maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Order imbalance berpengaruh terhadap return saham
Order Imbalance
Return
Volatilitas HargaSaham
Variabel DependenVariabel Independen
22
2.4.2 Pengaruh Order imbalane Terhadap Volatilitas Harga Saham
Keseimbangan akan selalu terjadi dalam pasar, sesuai dengan hukum penawaran
dan permintaan, harga akan naik apabila terjadi kelebihan permintaan dan akan
turun apabila terjadi kelebihan penawaran. Volatilitas dipengaruhi oleh net order
inflow, karena pelaku pasar tidak bisa membedakan order penawaran atau order
permintaaan berasal dari informed atau liquidity trader sehingga akan
menginterpretasikan informasi dari net order inflow (Admati dan Pfleiderer,
1988). Pengaruh volume perdagangan terhadap volatilitas harga saham ini
terutama dipengaruhi oleh informasi, dimana informasi tersebut menyebabkan
timbulnya pengaruh positif volume terhadap volatilitas. Penelitian Chan dan Fong
(2000) menunjukkan bahwa volatilitas dipengaruhi oleh order imbalance. Atas
dasar uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Order Imbalance berpengaruh terhadap volatilitas harga saham
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pada penelitian skripsi ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.
Pendekatan kuantitatif mengacu pada teori-teori yang digunakan untuk melakukan
kegiatan penelitian (Prasetyo dan Jannah, 2005). Teori menjadi sebuah hipotesis
dan menjadi sebuah pedoman tentang kerangka pemikiran yang dijabarkan dalam
sebuah model analisis.
3.2 Jenis Penelitian
Berdasarkan jenismya penelitian ini dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu
berdasarkan mafaat, tujuan penelitian dan dimensi waktu.
3.2.1 Berdasarkan Manfaat Penelitian
Ditinjau dari segi manfaat penelitian, penelitian ini tergolong kedalam penelitian
murni, penelitian murni diharapkan dapat memberikan dasar pengetahuan dan
pemahaman yang dapat dijadikan sumber, metode dan gagasan yang dapat
dipublikasikan pada penelitian selanjutnya.
24
3.2.2 Berdasarkan Tujuan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk kedalam penelitian
eksplanatif. Penelitian eksplanatif dilakukan untuk menemukan penjelasan
mengapa suatu kejadian atau gejala terjadi (Prasetyo dan Jannah, 2005). Hasil
akhir dari penelitian memberi gambaran mengenai hubungan sebab akibat.
3.2.3 Berdasarkan Dimensi Waktu
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini bersifat time series. Penelitian ini
dilakukan dalam rangkaian waktu dan berusaha melakukan perbandingan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Penelitian sampel data dalam sebuah penelitian dapat menggunakan dua cara yaitu
probability sampling atau non probability sampling. Probability sampling yaitu
data dipilih secara acak sehingga calon dan sampel mempunyai kesempatan atau
probabilitas yang sama untuk terpilih menjadi sata sampel suatu penelitian.
Sedangkan non probability sampling adalah jika data yang digunakan sebagai
sampel harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu dalam pemilihannya (Prasetyo
dan Janna, 2005).
Pada skripsi ini, penelitian menggunakan non probability sampling. Data sampel
yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa harga
saham dan volume perdagangan harian yang diperoleh dari website Bursa Efek
Indonesia.
25
3.4 Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa software, yaitu:
1. Microsoft Excel, yang digunakan untuk input data dan perhitungan variabel
penelitian.
2. SPSS, untuk melakukan pengujian data.
3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
3.5.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan gejala atau satuan yang ingin diteliti (Prasetyo dan
Jannah, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah semua saham yang terdaftar
dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia tahun 2017.
3.5.2 Sampel Penelitian
Sampel yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah saham teraktif
berdasarkan volume perdaganagn di Bursa Efek Indonesia pada kuartal satu dan
empat, tahun 2017. Kuartal satu dan empat, tahun 2017 ditetapkan menjadi
sampel penelitian karena terjadi beberapa sentimen positif dan negatif ditahun
tersebut khususnya dikuartal satu dan empat, pada kuartal pertama IHSG
mengalami tren positif sedangkan di akhir kuartal IHSG mengalami penurunan
dan menjadi penurunan terendah selama lima tahun terakhir. Sampel diambil
menggunakan teknik non probability sampling dengan menentukan kriteria
khusus terhadap data sampel atau dapat disebut juga dengan purposive sampling,
yaitu pemilihan data berdasarkan atas kriteria tertentu dengan tujuan tertentu.
26
Adapun kriteria tertentu antara lain:
1. Saham teraktif pada kuartal kesatu dan keempat, tahun 2017. Penulis memilih
saham yang paling aktif diperdagangkan di BEI dengan asumsi bahwa banyak
investor yang melakukan aksi jual dan beli saham tersebut. Kuartal kesatu dan
keempat dipilih didasarkan atas terjadinya gejolak perekonomian global yang
mempengaruhi pasar modal terutama saham teraktif yang diperjualbelikan.
2. Saham teraktif berdasarkan volume perdagangan. Pemilihan saham ini
berdasarkan asumsi bahwa investor cenderung tertarik dan berminat melakukan
jual beli saham teraktif. Ketertarikan investor dapat dilihat dari besarnya
volume perdagangan atas saham tersebut.
3. Diantara saham teraktif berdasarkan volume perdagangan, dipilih saham
dengan volume perdagangan tertinggi. Penulis memilih saham itu dengan
asumsi bahwa tingginya volume perdagangan menunjukkan tingginya minat
beli dan jual investor terhadap saham teraktif.
3.5.2.1 Rincian Sampel
1. Pada kuartal pertama akan diambil sampel sebanyak 50 sampel perusahaan.
Sampel yang diambil dalam kuartal pertama ini merupakan saham teraktif dan
dengan volume perdagangan tertinggi sesuai dengan judul penelitian.
2. Pada kuartal keempat akan diambil sampel sebanyak 50 sampel perusahaan.
Sampel yang diambil dalam kuartal keempat ini merupakan saham teraktif dan
dengan volume perdagangan tertinggi sesuai dengan judul penelitian.
27
3.6 Model Penelitian
Untuk mengetahui hasil hipotesis diatas, maka berdasarkan jurnal acuan dan
kontruksi model teoritis digunakan model penelitian sebgai berikut:
Model 1: untuk mengetahui pengaruh order imbalance pada hari t terhadap imbal
hasil saham teraktif di hari t di BEI. Model 1 dirumuskan sebagai berikut:
Rt = α+ β1 OI + µ t
Model 2: Untuk mempengaruhi order imbalance pada hari t terhadap volatilitas
harga saham teraktif hari t di BEI. Model 2 dirumuskan sebagai berikut:
Vol t = α+ β1 OI +µ t
Keterangan:Rt: return sahamVol : volutalitas harga sahamOI : order imbalanceβ0, β1, β2:Koefesienµ t: nilai residual pada persamaan regresiα: konstanta
3.7 Variabel Penelitian
3.7.1 Variabel Dependen
Variabel dependen (veriabel terikat) adalah variabel yang diakibatkan atau
dipengaruhi oleh variabel bebas (Prasetyo dan Jannah, 2005). Keberadaan variabel
tersebut sebagai variabel yang dijelaskan dalam fokus atau topik penelitian.
Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah volatilitas harga
saham dan imbal hasil.
28
3.7.1.1 Volatilitas
Volatilitas digunakan untuk melihat pergerakan harga saham. Chen et al., (2012)
menyatakan bahwa volatilitas dapat diperoleh dari perhitungan harga tertinggi dan
harga terendah suatu saham secara harian. Proksi volatilitas harga saham
dirumuskan sebagai berikut:
Vol=( )( )/
Keterangan:Vol: VolatilitasPH: Harga tertinggiPL: Harga terendah
3.7.1.2 Imbal Hasil/ Return
Return digunakan untuk menghitung pengembalian yang diperoleh investor dalam
waktu tertentu. Return suatu saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah
return saham harian.
RIt = (Pt – Pt-1)/Pt-1
Keterangan:RIt: Return saham perusahaan i pada haritPt: Harga saham pada hari tPt-1: Harga saham pada hari t-1
3.7.2 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang ada atau terjadi mendahului variabel
independennya (Prasetyo dan Jannah, 2005). Keberadaan variabel tersebut dalam
penelitian kuantitatif merupakan variabel yang menjelaskan terjadinya faktor atau
topik penelitian. Order imbalance menjadi variabel independen dalam penelitian
ini. Order imbalance menjadi variabel independen dalam penelitian ini. Order
29
imbalance dihitung dengan volume pembelian saham oleh kelompok trader
dikurangi volume penjualan saham dibagi dengan total volume perdagangan.
Skala pengukuran ratio digunakan dalam menghitung order imbalance. Formula
matematis untuk menghitung order imbalance adalah sebagai berikut (Chordia et
al., 2004).
OI = ( V1- V2) / TV
Keterangan:OI: Order imbalaneV1: Volume pembelian saham per hariV2: Volume penjualan saham per hariTV: Total volume perdagangan saham per lembar per hari
3.8 Analisis Data
3.8.1 Pemelihan Data Metode Time Series
Pemodelan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series, yaitu
data dari satu atau beberapa variabel yang dikumpulkan secara runtun waktu.
Analisis time series dilakukan untuk menemukan pola pertumbuhan atau
perubahan masa lalu yang dapat digunakan untuk memperkirakan pola pada masa
yang akan datang (Ghozali, 2016). Data time series ini menguji pengaruh order
imbalance terhadap imbal hasil dan volatilitas harga saham dari hari ke hari
selama kuartal pertama dan keempat tahun 2017.
3.8.2Uji Asumsi Klasik
Untuk tujuan model yang dapat dianalisis dan memberikan hasil representatif
maka model tersebut harus memnuhi asumsi dasar klasik, yaitu: uji normalitas,
multikolinieritas, dan heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
30
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempuanyai distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Asumsi normalitas dianggap terpenuhi bila data yang digunakan cukup
besar ( n > 30). Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Untuk menguji normalitas dapat digunakan
scatter plot diagram ( test statistic). Pendekatan dalam pengujian kenormalitasan
residual dapat dibentuk melalui sebuah frekuensi histogram residual atau
digambarkan pada sebuah plot kenormalan residual (Ghozali, 2016).
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (.)
pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya
dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2016):
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi memnuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi
normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.8.2.2 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah variabel dalam model
regresi ditentukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Uji
multokolinieritas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF
31
(Variance Inflation Factor) dan nilai tolerance. Jika VIF > 10 dan nilai tolerance
<0,10 maka terjadi gejala Multikolinieritas (Ghozali, 2016).
3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, atau disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
Salah satu cara untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik
scatter plot antara lain prediksi variable terikat (ZPREID) dengan residualnya
(SRESID). Jiks ada titik pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka
0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.8.2.4 Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian Durbin-
Watson (d)atau pun menggunakan pengujian non-parametik run-test. Jika
menggunakan Durbin-Watson maka hasil Perhitungan (d) dibandingkan dengan
dtabel pada α=0,05. Tabel d memiliki dua nilai, batas atas (dU) dan nilai batas
bawah (dL) untuk berbagai nilai n dan k (Sanusi,2011). Kemudian diartikan pada:
Jika d<dL; maka terjadi korelasi negatif
d>4-dL; maka terjadi korelasi positif
dL<d<4-dU; maka tidak terjadi autokorelasi
dL≤d≤dU dan 4-dU≤d≤4-dL ; maka pengujian tidak meyakinkan
(Ghozali, 2016).
32
3.8 Uji Hipotesis
3.8.1 Koefesien Determinan (R2)
R2 merupakan suatu ukuran yang sangat penting dalam mengukur kedekatan garis
regresi yang terestiminasi dengan data sesungguhnya. Jika nilai R2 mendekati 0,
maka variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen.
Sebaliknya jika nilai R2 mendekati 1, maka variabel dependen dapat dijelaskan
oleh variabel independen sehingga model regresi semakin baik digunakan
(Ghozali, 2016).
3.8.2 Uji F
Uji F dapat dilakukan dengan meihat nilai signifikan F pada output hasil regresi
menggnakan SPSS dengan significanse level 0,05 (α = 5%). Jika nilai signifikan
lebih besar dari α maka hipotesis ditolak, yang berarti model regresi tidak fit. Jika
nilai signifikasi lebih keci dari α maka hipotesis terdukung, yang berarti bahwa
model regresi fit (Ghozali,2016).
3.8.3 Uji t
Uji statistik t dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusannya adalah :
1. Jika t-hitung < t-tabel, maka variabel independen secara individual tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis tidak terdukung).
2. Jika t-hitung > t-tabel, maka variabel independen secara individual
berpengaruh terhadap variabel dependen (hipotesis terdukung).
33
Uji t dapat juga dilakukan dengan melihat nilai signifikansi t masing-masing
variabel pada output hasil regresi menggunakan SPSS dengan significance level
0,05 (α =5%). Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak
(koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti secara individual variabel
independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari α maka hipotesis diterima
(koefisien regresi signifikan), berarti secara individual variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali,
2016).
45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Ssimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh order
imbalance terhadap return dan volatilitas harga saham, melalu kegiatan
perdagangan yang ada di bursa efek. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kuartal 1 dan 4 tahun 2016
yang dihitung secara harian. Sampel dalam penelitian ini ialah perusahaan yang
paling aktif berdasarkan volume perdagangan di Bursa Efek Indonesia dipilih
menggunakan purposive sampling yang menghasilkan 73 perusahaan selama 67
hari atau dengan total secara keseluruhan 4891 data observasi.
Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa order imbalance
berpengaruh terhadap return dan volatilitas harga saham. Model 1 menghasilkan
perhitungan nilai Adjusted R Square sebesar 0,237 artinya kemampuan variabel
independen order imbalance dalam menjelaskan varians variabel dependen return
yaitu sebesar 23,7% dan sisanya sebesar 77,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tidak termasuk dalam model regresi penelitian ini. Model kedua
menghasilkan nilai adjusted sebesar 0,186 artinya kemampuan variabel
independen order imbalance dalam menjelaskan varians variabel dependen
46
volatilitas yaitu sebesar 18,6% dan 81,4% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang
tidak termasuk dalam model regresi penelitian ini.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menguji hipotesis dengan beberapa keterbatasan dan kelemahan.
Beberapa keterbatasan dan kelemahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel berdasarkan volume
perdagangan saham teraktif sehingga jumlahnya terbatas.
2. Penelitian ini hanya meneliti satu variabel independen yaitu order
imbalance.
3. Penelitian ini hanya mengambil sampel selama dua kuartal.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengemukakan
beberapa saran, antara lain:
1. Disarankan untuk menambah sampel penelitian, misalnya dengan
memasukan perdagangan saham aktif berdasarkan frekuensi ataupun
berdasarkan nilai perdagangan saham yang terdaftar di BEI.
2. Disarankan untuk menambah variabel penelitian, untuk lebih memperluas
cangkupan penilitian yang sudah ada.
3. Disarankan untuk menambah jumlah jangka waktu penelitian.
Daftar Pustaka
Aditya, Ananda dan Mahdy. 2015. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Volatilitas
Harga Saham pada Perusahaan-perusahaan Konsumsi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Volume 1, No.1.
Admati, Anat R dan Pfleiderer, Paul. 1988. A Theory of Intraday Patterns:
Volume and Price Variability. Financial Studies, Vol. 1, No. 1,
(Spring, 1988), pp. 3-40
Agustinus dkk. 2013. Volume Perdagangan, Frekuensi Perdagangan, Order
Imbalance dan Volatilitas Harga Saham. Jurnal Akuntansi dan Bisnis,
Volume 2, No.2
Ambarwati, Sri Dwi Ari .2008. Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan
Sahan, dan Varians Return Saham terhadap Bid-Ask Spreed Saham
pada Perusahaan Manufaktur yang tergabung dalam Indeks LQ 45
Periode Tahun 2003-2005. Jurnal Siasat Bisnis. Jurnal Akuntansi,
Volume 12.
Andreas, Widhi Khurniaji dan Surya, Raharja. 2013. Hubungan Kebijakan
Deviden ( DvidendPayout Ratio dan Devidend Yield) terhadap
Volatilitas Harga Saham di Perusahaan-perusahaan yang Terdaftar
di BEI. Diponegoro Journal of Accounting, Volume 2, No.3
Anoraga, Pandji dan Piji, Pakarti. 2006. Pengantar Pasar Modal, Edisi
Revisi.Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin, Ali. 2004. Membaca Saham. Yogyakarta: Andi Offset
Bangun, Wilson. 2007. Teori Ekonomi Mikro. Bandung: Penerbit Refika Aditama
Chan, K dan Fong, W. 2000. Trade Size, Order Imbalance and The Volatility
Volume Relation. Journal Financial Economics 57:247-273.
Chen, Hsuan si., Chung, San Lin., dan Ho, Keng Yu. 2011. The diversification
effects of volatility-related assets. Journal of Banking & Finance,
Elsevier, vol. 35(5), pages 1179-1189, May.
2
Chordia, Tharun., Richard, Roll., dan Subrahmanyan, Avanidhar. 2005. Order
Imbalance, Liquidity, and Market Returns. Journal of Financial and
Economics 65 (111-130).
Corrado, C. J., dan B. D. Jordan. 2000. Fundamentals of Investment Analysis, Ed.
Singapore: Mc Graw-Hill.
Connelly, B. L., S. T. Certo., R. D. Ireland., dan C. R. Reutzel.
(2011).“SignallingTheory: A Review and Assessment”. Journal of
Management. Vol. 37, No. 1. Hal. 39-67.
Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin, Hendy M .2001. Pasar Modal di Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat
Darwis, Herman. 2009. Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan.
Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.13, No 13, Seprember 2009, Hal
418-430
Denny, Erman A dan Nurita, Kusumastuti .2016. Liquidity Effects on the
Simultaneity of Trading Volume and Order Imbalance. Jurnal
Universitas Negeri Semarang, Volume 9, No.2
Fama, E. and French, R. 1992. The cross-section of expected stock returns.
Journal of Finance, Vol. 47 No. 2, pp. 427-65.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
23 Edisi 8. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ikatan Akuntansi Indonesia (2016), Standar Akuntansi Keuangan, PSAK, No.13
Tentang Akuntansi untuk Investasi, Jakarta.
Jogiyanto, Hartono. 2015. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 11,
BPFE-UGM. Yogyakarta .
Karproff, J. 1987. The Relation Between Price Changes and Trading Volume : a
Survey. Journal of Financial and Quantitative Analysis 22, 109 – 126.
Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.
Keown, et al. 2003. Financial Management: Principles and Applications. 9th
Edition. New Jersey: Pearson Education.
Lee, Y., Liu, Y., Roll, R. and Subrahmanyam, A. 2003. Order imbalance and
market efficiency: evidence from Taiwan stock exchange. Journal of
Financial & Quantitative Analysis, Vol. 2 No. 2, pp. 327-41.
Marsh, Tery dan Rock, k. 1986. Non-trading, market making, and estimates of
stock price volatility. Journal of Financial Economics 15 (3), 359-372
3
Rachmawati, Irma. 2017. Pengaruh Volume Perdagangan, Deviden Payout Ratio
dan inflasi Terhadap Volatilitas Harga Saham Pada Perusahaan yang
Terdaftar dalam Indeks LQ 45 Tahun 2011-2015. Jurnal Pendidikan
dan Ekonomi, Volume 6, Nomor 1
Rastogi, Nikhil dkk. 2013. Order Imbalance and Returns: evidence from India.
Journal of Managerial Finance & Accounting, Vol. 9 No. 2
Sekaran, Uma. 2009. Research Methods for Business: MetodologiPenelitian untuk
Bisnis. Edisi 4. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Sugeng, Abidin Suhadak, dan Hidayat, Raden Rustam. 2016. Pengaruh Faktor-
faktor Teknikal terhadap Harga Saham. Jurnal Universitas Brawijaya,
Volume 37, No.1
Sutrisno, Bambang. 2017. Hubungan Volatilitas dan Volume Perdagangan di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Volume 7,
Nomor 1
Tasa, Ushuaia dan Bulan, Prambani. 2016. Analisis Perbedaan Harga, Volume
Perdagangan, dan Return Saham Sebelum dan Sesudah Informasi
Akuisisi pada Industri Telekomunikais dan Properti. Jurnal Keuangan,
Universitas Diponegoro, Volume 5, No.1
Trisna, Ki Mas dan Yanti, Switriyani. 2014. Pengaruh Kebijakan Stock Split
terhadap Volatilitas Harga Saham, Volume Perdagangan Saham dan
Return Saham pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI
Periode 2010-2013. Jurnal Akuntansi, Volume 2, No.1
Wahyuliantini, Ni Made dan Suarjaya, Anak Agung Gede. 2015. Pengaruh Harga
Saham, dan Volatilitas Return Saham pada Bid-Ask Spread. Jurnal
Manajemen, Akuntansi, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan, Volume
9, No.2, Agustus 2015.
Wiedya, Tri Sandrasari. 2013. Analisis Pengaruh Volume Perdagangan,
Frekueinsi Perdagangan, dan Order Imbalance Terhadap Volatilitas
Harga Saham Pada Perusahaan Go Public Di BEI. Jurnal Akuntansi,
Keuangan dan Perbankan, Volume 1, No. 3
Young, Chern Su., Shing, Yang Hu., Han, chin Huang., dan Jun, Quie Hsei.
2009. Intraday Casuality Between Order Imbalance and Return of
Speculative Top Losers. Journal Invesment and Financial Innovations.
Volume 6, Issue 1
Young, Chern Su., Han, Ching Huang., Po, Hsin Kuo., dan Pei, Wen Chen. 2011.
Dynamic Relations Between Order Imbalance, Volatility and Return
of Top Losers. International Research Journal of Finance and
Economic 73, p.p 7-18.
4
Audriene, Dinda. 2017. IHSG Diramalkan Menanjak Didorong Window Dressing.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171218043715-92-
263045/ihsg-diramalkan-menanjak-didorong-window-dressing.
Diakses pada Maret 2018.
Setiawan, Sakinah. 2017. Catatan 2017 IHSG Berhasil Tembus Rekor Tertinggi
Sepanjang Masa. https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/26/0632.
Diakses pada Maret 2018.