PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED...

17
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MUSIK KLASIK TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS EJAAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS X SMK MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 E-JOURNAL diajukan untuk memenuhi sebagiansalah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) JUWINTAR FEBRIANI ARWAN NIM130388201030 PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2017

Transcript of PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED...

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

BERBANTUAN MEDIA MUSIK KLASIK TERHADAP KEMAMPUAN

MENGANALISIS EJAAN BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS X SMK

MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

E-JOURNAL

diajukan untuk memenuhi sebagiansalah satu persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

JUWINTAR FEBRIANI ARWAN

NIM130388201030

PROGAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2017

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei
Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA

MUSIK KLASIK DALAM MENGANALISIS EJAAN BAHASA INDONESIA

Juwintar Febriani Arwan, Harry Andheska, dan Wahyu Indrayatti

FKIP Universitas Maritim Raja Ali Haji

[email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh model pembelajaran Problem Based

Instruction dengan bantuan media musik klasik terhadap kemampuan menganalisis ejaan

bahasa Indonesia.Sampel penelitian ini berjumlah 39 siswa. Metode yang digunakan peneliti

adalah metode eksperimen dengan membedakan kelompok sampel yakni kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa pretest dan posttest pada kedua kelas. Dari

hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai rata-rata pretest kelas eksperimen 55,2 dan kelas

kontrol sebesar 63,58. Sedangkan hasil posttest kelas eksperimen adalah 87,4 dan kelas

kontrol sebesar 82,9. Nilai uji hipotesis adalah 2,566 > 2,026 yang menandakan bahwa

terdapat pengaruh model pembelajaran problem based instruction berbantuan media musik

klasik terhadap kemampuan menganalisis ejaan bahasa Indonesia pada siswa kelas X SMK

Maitreyawira Tanjungpinang tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci : ejaan bahasa Indonesia, musik klasik, problem based instruction

A MODEL OF A LEARNING MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION HELPED

BY CLASSICAL MUSIC FOR THE ANALYZING EJAAN BAHASA INDONESIA

Abstract

This research aims to see impacts of learning model problem based instruction by using

classical music which is implements can improve the concentration toward ability of

analyzing ejaan bahasa Indonesia for students class X Vocational High School Maitreyawira.

The total of sample is 39 students. The research’s method is experiment method with dividing

sample group which were experiment class with implementation and control class without

implementation but using conventional model. The research’s instrument was pretest and

posttest for both of class. From the analyzing result could be known that average value pretest

in experiment class was 55,2 and control class was 63,58. However the average value posttest

in experiment class was 87,4 and control class 82,9. Also value of hypothesis testing was

2,566 > 2,026 (t-table with scale significance 5%) which indicated was impact of learning

model problem based instruction using classical music toward ability of analyzing ejaan

bahasa Indonesia for students class X Vocational High School Maitreyawira Tanjungpinang

year learning 2016/2017.

Keywords : ejaan bahasa Indonesia, classical music, problem based instruction

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

PENDAHULUAN

Keberhasilan berbahasa tidak hanya terletak pada kelancaran membunyikan bahasa atau

merangkai kalimat. Namun, keberhasilan tersebut harusnya diselaraskan dengan aturan-

aturan yang menjadi kaidah berbahasa. Di dalam bahasa Indonesia aturan pemakaian bahasa

tersebut disebut dengan ejaan yang disempurnakan. Sesuai dengan Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) ejaan yang disempurnakan diartikan sebagai sistem ejaan bahasa Indonesia

yang sebagaian besar sama dengan sistem ejaan Malaysia yang termuat dalam Surat

Keputusan Presiden No. 57 tanggal 16 Agustus 1972 dan yang sekarang menjadi ejaan resmi

bahasa Indonesia. Namun, sejak tahun 2015 Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) sudah

berganti menjadi Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) sesuai dengan keputusan kementerian

pendidikan dan kebudayaan. Walaupun berbeda dalam penamaan tetapi secara umum tidak

ada perbedaan kontras antara ejaan yang disempurnakan dan ejaan bahasa Indonesia.

Biasanya dalam pembelajaran bahasa, para siswa diajarkan bagaimana penggunaan

ejaan yang tepat agar tercapainya keberhasilan berbahasa yang baik dan benar. Permasalahan

yang ditemukan dewasa ini adalah siswa hanya dituntut untuk pandai merangkai kata untuk

peningkatan kemampuan berbahasa terutama kemahiran berbicara dan menulis. Mereka

dituntut mahir namun mengenyampingkan pemahaman dan ketepatan menggunakan ejaan

bahasa Indonesia. Kenyataannya dapat dilihat di kalangan siswa terutama pada jenjang

pendidikan menengah.

Sesuai dengan wawancara dan survei tidak langsung bersama guru mata pelajaran

Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Maitreyawira Tanjungpinang saat

peneliti melaksanakan praktik pengalaman lapangan (PPL) pada 19 September – 23

Desember 2016 di sekolah tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa di sekolah tersebut masih

kurang memahami penggunaan ejaan. Jika diskalakan dengan angka masih sekitar rata-rata

65. Bukan hanya dituntut mampu merangkai kata-kata namun penggunaan kaidah bahasa

yang baik dan benar juga harus dimengerti. Dalam penggunaan ejaan pemahaman hal-hal

sederhana seperti penggunaan tanda baca, huruf kapital, penelitian kata depan, dan lain-lain

masih menjadi permasalahan. Hal tersebut dapat dilihat saat mereka diminta untuk menulis

karangan penggunaan ejaan selalu menjadi permasalahan. Padahal kriteria penilaian paling

tertinggi dalam kompetensi menulis selain tema, judul, kepaduan terdapat penggunaan ejaan

yang tepat. Faktor yang menjadikan siswa bingung dalam penentuan ejaan bahasa Indonesia

adalah pengaruh penggunaan ejaan yang biasa mereka dapatkan di sehari-hari.

Harusnya kemampuan terhadap pemakaian ejaan bahasa Indonesia harus

dikembangkan. Hal itu dikarenakan pada kisi-kisi ujian nasional atau biasa disebut dengan

SKL-UN setiap tahunnya terdapat indikator menyunting ejaan atau tanda baca. Selaras

dengan kurikulum KTSP yang digunakan di SMK Maitreyawira Tanjungpinang untuk

pelajaran bahasa Indonesia. Dalam salah satu indikator kurikulum bahasa Indonesia kelas

sepuluh (X) terdapat siswa menyunting teks atau tanda baca. Kedua hal pokok tersebut

membuat peneliti berangkat dengan menerapkan model pembelajaran untuk melihat

kemampuan siswa terhadap ejaan bahasa Indonesia.

Sebuah pembelajaran diharapkan mampu meninggalkan pemahaman kepada siswa

bukan hanya hasil dari pembelajaran. Pemahaman tersebut hadir karena proses belajar akan

lebih bermakna apabila anak mengalami apa yang dipelajari daripada tuntutan sekadar

mengetahuinya. Brown (dalam Saddhono dan Slamet 2014:2) menyatakan bahwa pengajar

hendaknya mampu menciptakan lingkungan belajar yang dapat memberikan rangsangan atau

tantangan sehingga para pelajar tertarik untuk belajar secara aktif. Hal ini berbanding lurus

bahwa jika pembelajaran yang hanya berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil

pada kemampuan mengingat jangka pendek. Dengan hadirnya lingkungan belajar yang

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

lengkap membangun rangsangan serta tantangan serta didukung lingkungan belajar yang

membangun akan memberikan daya pemahaman siswa pada jangka panjang.

Pembelajaran bahasa biasanya diidentikan dengan metode konvensional yaitu ceramah

dan diskusi biasa. Seperti yang terjadi pada SMK Maitreyawira Tanjungpinang, guru bahasa

Indonesia masih dominan metode ceramah dan diskusi biasa. Padahal seharusnya dalam

proses belajar-mengajar, guru harus mampu menerapkan ragam model pembelajaran sesuai

dengan kondisi dan tuntutan materi agar tidak monoton dan berpusat pada guru. Joyce (dalam

Trianto, 2007:5) menjabarkan bahwa model pembelajaran adalah salah satu perencanaan atau

suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk

di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. Sebuah model

pembelajaran disusun berdasarkan prinsip-prinsip pembelajara, teori-teori psikologis,

sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori lain yang mendukung.

Hampir sejalan dengan prinsip model pembelajaran sebelumnya, Soekamto (dalam

Trianto, 2007:5) menyatakan bahwa model pembelajaran merupakan kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang

pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan perencanaan atau

pola yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pada kegiatan mengajar di kelas.

Dari sekian model pembelajaran yang mungkin dapat diterapkan di kelas, peneliti

tertarik terhadap model pembelajaran problem based instruction. Model pembelajaran

berbasis masalah awalnya ditemukan oleh John Dewey (dalam Trianto, 2007:17).

Menurutnya bahwa model memecahkan masalah yaitu proses berpikir aktif, hati-hati, serta

dilandasi proses berpikir ke arah kesimpulan. Pengajaran berdasarkan masalah atau problem

based instruction ditinjau secara umum pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari

menyajikan kepada siswa situasi masalah yang otentik dan bermakna dan dapat memberikan

kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model pembelajaran

problem based instruction disebut juga dengan model pembelajaran problem based learning.

Pembelajaran berbasis masalah atau problem based instruction membutuhkan adanya

interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah yaitu belajar

dan lingkungan. Sebuah lingkungan akan memberikan masukan pada siswa berupa bantuan

dan masalah,s edangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif

sehingga masalah yang dihadapi dapt diselidiki, dinilai, dianalisis, dan dicari pemecahannya

dengan baik. Berjalan sebanding dengan Dewey, Arrends (2013:100) membahas bahwa

pembelajaran berbasis masalah dalam penggunaannya meningkatkan pemikiran tingkat tinggi

dalam situasi berorientasi masalah, termasuk mempelajari cara belajar. Guru dalam

menerapkan model ini berperan sebagai penampil masalah, penanya, dan fasilitator

penyelidikan dan dialog. Adapun tujuan model pembelajaran ini mengarah pada kemandirian

siswa membangun pola pikir penemuan solusi terhadap sekitarnya melalui lingkungan

sekitarnya.

Oleh karena adanya faktor lingkungan sebagai objek masalah dan bantuan

pembelajaran membuat model pembelajaran problem based instruction cocok digunakan

pada pelajaran IPA, Sosial, dan Matematika. Situasi dalam lingkungan disandingkan dengan

materi pembelajaran sehingga siswa lebih mandiri dan aktif dalam penyelesainnya. Hal ini

diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Raudhah (2016) yang menunjukkan model

problem based instruction melalui keterampilan proses sains efektif yang diterapkan pada

materi sistem gerak berhasil mengaktifkan siswa dan meningkatkan cara berpikir kreatif

siswa. Lingkungan juga menjadi subjek pembelajaran melalui model pembelajaran tersebut.

Selain untuk pembelajaran berdasarkan pada lingkungan, model pembelajaran problem

based instruction juga tepat digunakan pada kemampuan menganalisis. Hal tersebut

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

dibuktikan oleh Suwartini (2014) yang telah membuktikan bahwa model pembelajaran ini

berhasil membentuk mahasiswa yang kritis dan kreatif terhadap kemampuan menganalisis

teks eksplanasi. Mahasiswa sebagai sampel penelitiannya mengalami peningkatan

pemahaman, cara berpikir rasional dalam menyikapi fenomena alam yang tertera pada teks

eksplanasi. Kegiatan diskusi dalam problem based instruction tercipta karena adanya kerja

sama dalam penemuan solusi.

Atas hal tersebut peneliti tertarik untuk menerapkan model pembelajaran problem

based instruction terhadap kemampuan bahasa terkhusus kemampuan menganalisis yang

merupakan bagian dari kemampuan berbahasa membaca kritis. Dalam penelitian ini siswa

diminta secara langsung menganalisis permasalahan yang bersangkutan terhadap penggunaan

ejaan bahasa Indonesia pada beberapa teks dengan pengalaman dasar serta kelompok. Setiap

siswa akan melaporkan melalu persentasi lisan segala permasalahan yang ditemukan.

Setelahnya siswa akan kembali bersama-sama mereflesikan dengan mengambil sebuah

simpulan pengunaan ejaan bahasa Indonesia yang tepat.

Menganalisis adalah kegiatan membaca kritis yang membutuhkan sebuah konsentrasi.

Salah satu solusi dalam meningkatkan konsentrasi adalah mendengar musik. Mendengarkan

musik telah terbukti meningkatkan kemampuan membaca, daya ingat, perbendaharaan kata,

dan kreativitas (Campbell, 2002:226). Mendengarkan musik telah terbukti melambatkan laju

denyut jantung, mengaktifkan gelombang-gelombang otak untuk kegiatan berpikir tingkat

tinggi, dan menciptakan kondisi mental yang positif, santai, mudah menerima, yang ideal

untuk belajar.

Musik merupakan sifat universal yang dimiliki manusia. Semua orang memiliki

beberapa tingkatan musikalitas karena setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam

merespons musik yang sesuai dengan budayanya (Djohan, 2016:25). Para ahli berpendapat

bahwa jenis musik klasik dapat dipergunakan dalam kegiatan pendidikan (pembelajaran)

yang mempertajam konsentrasi serta kecerdasan setiap anak. Peneliti mempercayai bahwa

alunan musik klasik dapat memengaruhi perkembangan IQ dan EQ. Banyak juga

kepercayaan bahwa musik klasik selain meningkatkan kecerdasan juga menumbuhkan

kreativitas anak, bersifat menyembuhkan, serta multi guna.

Hal tersebut membuat musik berfungsi mereduksi atau mengurangi kejenuhan suasana

belajar. Jika suasana belajar dapat dibangun ke arah menarik maka siswa akan berkonsentrasi

dalam kegiatan pembelajaran. Dari beberapa penjabaran di atas mengenai penerapan model

hingga berbantuan musik latar membuat peneliti mengangkat judul penelitian yaitu Pengaruh

Model Pembelajaran Problem Based Instruction Terhadap Kemampuan Menganalisis Ejaan

Bahasa Indonesia Berbantuan Media Musik Pada Siswa Kelas X SMK Maitreyawira

Tanjungpinang Tahun Ajaran 2016/2017.

Berdasarkan uraian di atas penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan

siginifikan hasil pretest dan posttest antara kelas yang mendapat perlakuan model

pembelajaran problem based instruction berbantuan media musik klasik (eksperimen) dengan

kelas yang tidak mendapat perlakuan model pembelajaran (kontrol) terhadap kemampuan

menganalisis ejaan bahasa Indonesia. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan

pengaruh model pembelajaran problem based instruction berbantuan media musik klasik

terhadap kemampuan menganalisis ejaan bahasa Indonesia.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara, jalan, atau teknik yang digunakan peneliti

untuk melaksanakan penelitian (Muliawan, 2014:117). Hal-hal yang terkait

dengan model penelitian adalah populasi, sampel, tempat, waktu penelitian,

metode, teknik pengumpulan dan analisis data. Penelitian Penelitian ini

dilaksanakan pada pelaksanaan di pertengah semester kedua (genap) tahun ajaran

2016-2017. Tempat yang menjadi lokasi penelitian ini adalah Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) Maitreyawira Tanjungpinang. Sekolah ini terletak di Jalan

Ir.Sutami Komplek Villa Akasia Nomor 66. Sejak berdiri pada tahun 2010

sekolah kejuruan ini memiliki 3 jurusan yaitu Akuntansi, Pemasaran, dan Teknik

Komputer dan Jaringan.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK

Maitreyawira Tanjungpinang pada tahun pelajaran 2016/2017 yang terdiri atas 78

siswa dalam 4 kelas yaitu X Teknik Komputer dan Jaringan, X Pemasaran, X

Akuntansi 1, dan X Akuntansi 2. Teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik cluster sampling atau dengan memilih sampel bukan didasarkan pada

individual, tetapi didasarkan pada kelompok, daerah, atau kelompok subjek yang

secara alami berkumpul bersama (Sukardi, 2014:61).

Dari teknik pengambilan sampel tersebut, maka sampel penelitian adalah

kelas X Akuntansi 1 dan X Akuntansi 2 berjumlah 39 siswa. Hal tersebut berdasar

pada penelitian ini menggunakan teknik penelitian desain eksperimen semu atau

quasi experimental. Sampel tersebut kemudian dibagi menjadi dua kelompok

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Adanya kelas perbandingan merupakan unsur dari desain eksperimen quasi,

di mana terdapat satu kelompok kontrol dan satu kelompok sebagai penerima

perlakuan. Kedua kelompok akan diberikan pretest untuk mengukur seberapa

kemampuan awal kedua kelas dalam menganalisis sebuah penggunaan Ejaan

Bahasa Indonesia (EBI) dalam sebuah teks. Kemudian setelah dilakukan

pemberian stimulus berupa model pembelajaran problem based instruction

berbantuan musik klasik terhadap kelas eksperimen lalu akan dilakukan posttest

untuk menilai kemampuan akhir dari kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol

dalam ketepatan menganalisis EBI untuk sebuah teks.

Setelah mengumpulkan skor atau hasil dari pretest dan posttest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol selanjutnya adalah menganalisis data untuk menguji

terdapat pengaruh model pembelajaran problem based instruction berbantuan

media musik klasik terhadap kemampuan menganalisis ejaan bahasa Indonesia.

Untuk mendapatkan hasil akhir peneliti mencari rata-rata, jangkauan,

interval, rentang nilai, varians, dan standar deviasi berdasarkan hasil pretest dan

posttest kelas eksperimen serta kontrol. Selanjutnya data tersebut diuji

menggunakan uji prasyarat sebuah hipotesis melalui uji normalitas dan uji

homogenitas. Ketentuan yang dipakai dalam menguji hipotesis pada penelitian ini

adalah uji-t berdasarkan hasil gain score.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

HASIL & PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pretest

Dari hasil penelitian yang dilakukan selama Maret 2017 didapatkan hasil

pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Pretest

No Kelas N Nilai X 𝒙

Mk Mn

1 Eksperimen 20 80 12 1104 55,2

2 Kontrol 19 84 28 1208 63,57

Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan

antara kedua kelas. Nilai maksimal pada kelas eksperimen adalah 80 sedangkan

pada kelas kontrol sebesar 84. Nilai minimal atau terendah pada kelas eksperimen

adalah 12 dan kelas kontrol ialah 28. Deskripsi hasil pretest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada diagram batang berikut.

Bagan 1.

Gambaran Perolehan Total dan Rata-Rata Hasil Pretest dalam Kemampuan

Menganalisis Ejaan Bahasa Indonesia

Berdasarkan tabel dan diagram batang di atas dapat dilihat bahwa total

perolehan pretest kedua kelas berbeda. Total perolehan dan rata-rata pada kelas

eksperimen adalah 1104 dan 55,2. Sedangkan pada kelas kontrol, total perolehan

nilai adalah 1208 dan rata-rata kelas sebesar 63,57. Data pada tabel 2 di atas

kemudian diolah secara manual untuk menguji konormalan dan homogenitas data.

Uji normalitas dan uji homogenitas perlu dilakukan karena merupakan uji

prasayarat sebuah hipotesis.

Uji normalitas hasil pretest menggunakan ketentuan chi kuadrat 𝑋2 . Berikut tabel perolehan uji normalitas pretest dengan dk = 4 (5-1) yaitu nilai chi

kuadrat tabel adalah 9,48.

0

500

1000

1500

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

1104 1208

55,2 63,57

Jumlah Nilai Rata-Rata

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Pretest

No Kelas S X2

α Keputusan Keterangan

1 Eksperimen 14 6,73 0,05 Terima H0 Normal

2 Kontrol 13 5,94 0,05 Terima H0 Normal

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa untuk uji normalitas pretest pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan (α) adalah 0,05.

Keputusan bahwa data disebut normal apabila hasil 𝑋2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Nilai

𝑋2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada kelas eksperimen adalah 6,73 < 9,48 dan nilai 𝑋2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada

kelas kontrol 5,94 < 9,48. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa

masing-masing kelas menerima keputusan H0 bahwa data berdistribusi normal.

Selanjutnya adalah uji homogenitas hasil pretest. Ketentuan uji

homogenitas penelitian ini adalah varians terbesar dibagikan dengan varians

terkecil. Hasil uji homogenitas pretest tertera pada tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Pretest

No Jenis

Data

F α Keputusan Keterangan

1 Pretest 1,08 0,05 Terima H0 Homogen

Berdasarkan pada taraf siginifikan yaitu 5% (α = 0,05) maka harga Ftabel

adalah 2,21 yang didapatkan dari dk pembilang = 19 (20-1) dan dk penyebut = 18

(19 -1). Apabila Fhitung < Ftabel diambil keputusan adalah menerima H0, maka

1,08 < 2,21 simpulan yang dapat ditarik adalah menerima H0 dengan keterangan

data pretest kelas eksperimen dan kontrol berasal dari varians yang homogen.

Setelah menganalisis hasil pretest maka langkah penelitian selanjutnya

adalah memberikan perlakuan yang berbeda kepada kedua kelas. Pada kelas

eksperimen, peneliti menerapkan model pembelajaran problem based instruction

berbantuan media musik klasi. Pembelajaran berbasis masalah bertujuan

membantu siswa mengembangkan pengetahuan fleksibel yang diterapkan dalam

banyak situasi, yang berlawanan dengan inert knowledge atau informasi yang

diingat namun jarang diterapkan. Pengetahuan siswa tentang ejaan bahasa

Indonesia akan digali dalam kemampuan menganalisis ejaan bahasa Indonesia.

Sedangkan pada kelas kontrol, peneliti menerapkan metode pembelajaran

ceramah. Setelah melaksanakan perlakuan, untuk melihat kemampuan

menganalisis ejaan bahasa Indonesia maka akan diterapkan posttest.

Posttest

Pengambilan hasil posttest dilakukan setelah diterapkannya sebuah

perlakuan berupa model pembelajaran problem based instruction berbantuan

media musik klasik pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran

konvensional pada kelas kontrol. Berikut hasil posttest pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

Tabel 4. Deskripsi Data Hasil Posttest

No Kelas N Nilai X 𝒙

Mak Min

1 Eksperimen 20 orang 100 64 1748 87,4

2 Kontrol 19 orang 96 64 1576 82,9

Berdasarkan hasil tabel di atas, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan

antara kedua kelas. Nilai maksimal pada kelas eksperimen adalah 100 sedangkan

pada kelas kontrol sebesar 96. Nilai minimal atau terendah pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol adalah 64. Deskripsi hasil posttest pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol dapat dilihat pada diagram batang berikut.

Bagan 2.

Gambaran Perolehan Total dan Rata-Rata Hasil Posttest dalam Kemampuan

Menganalisis Ejaan Bahasa Indonesia

Berdasarkan hasil tabel dan diagram batang di atas dapat dilihat bahwa total

perolehan nilai pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dibandingkan

pretest yaitu 1758 dan kelas kontrol yaitu 1576. Rata-rata kelas eksperimen

sebesar 87,4 dan kelas kontrol adalah 82,9. Ni Data pada tabel di atas kemudian

diolah secara manual untuk menguji kembali normalitas serta homogenitas

sebagai prasyarat uji hipotesis yaitu uji-t.

Uji normalitas hasil posttest menggunakan ketentuan chi kuadrat (𝑋2). Di bawah

ini akan dijabarkan perolehan uji normalitas posttest dengan dk = 4 (5-1) yaitu

nilai chi kuadrat tabel adalah 9,48.

Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Posttest

No Kelas S X2

α Keputusan Keterangan

1 Eksperimen 11,40 3,02 0,05 Terima H0 Normal

2 Kontrol 8,4 4,00 0,05 Terima H0 Normal

Sesuai dengan tabel di atas, bahwa hasil uji normalitas posttest pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan (α) yaitu 0,05 masing-

masing bersifat normal. Keputusan hasil posttest dinyatakan normal apabila hasil

0

500

1000

1500

2000

Kelas

Eksperimen

Kelas

Kontrol

17581576

87,4 82,9

Jumlah Nilai Rata-Rata

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

𝑋2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑋2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Nilai 𝑋2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada kelas eksperimen adalah 3,02 <

9,48 dan nilai 𝑋2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada kelas kontrol 8,4 < 9,48.

Selanjutnya adalah uji homogenitas hasil posttest. Ketentuan uji

homogenitas penelitian ini adalah varians terbesar dibagikan dengan varians

terkecil. Hasil uji homogenitas posttest dimuat pada tabel berikut.

Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Posttest

No Jenis

Data

F α Keputusan Keterangan

1 Posttest 1,40 0,05 Terima H0 Homogen

Berdasarkan pada tabel hasil uji homogenitas yang didapatkan berdasarkan

dari varians posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 1,40. Berdasarkan

pada taraf siginifikan yaitu 5% (α = 0,05) maka harga Ftabel adalah 2,21 yang

didapatkan dari dk pembilang = 19 (20-1) dan dk penyebut = 18 (19 -1). Apabila

Fhitung < Ftabel diambil keputusan adalah menerima H0, maka 1,48 < 2,21

simpulan yang dapat ditarik adalah menerima H0 dengan keterangan data posttest

kelas eksperimen dan kontrol berasal dari varians yang homogen.

Setelah menguji normalisasi dan homogenitas data pretest dan posttest

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol selanjutnya adalah menguji hipotesis. Uji

hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji-t atau metode independent t-test

berdasrkan pada gain score. Penjabaran hasil uji hipotesis penelitian ini akan

dipaparkan di bawah ini.

Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis (Uji-t) Berdasarkan Gain Score

No Kelas N X 𝒙 X2 (X)

2 𝒔𝟐 SS

1 Eksperimen 20 644 32,20 26896 414736 18,00 6159,2

2 Kontrol 19 368 19,37 9800 135424 12,18 2672,4

Berdasarkan tabel di atas adalah data yang akan digunakan untuk

pengujian hipotesis menggunakan rumus independent sample t-test terhadap gain

score. Hasil t-hitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai yang ada pada t-tabel.

Pada tabel degress of fredom jumlah data 37 karena (df = N – 2 di mana df =

(20+19) – 2) dan alpha 0,05 diperolehlah nilai t-tabel sebesar 2,026. Karena

ketentuan dalam pengujian yaitu t-hitung > t-tabel maka 2,566 > 2,026.

Simpulan penelitian dari ketentuan ini adalah hipotesis alternatif (Ha)

diterimadan hipotesis nol (H0) ditolak, di mana rumusan hipotesis alternatif adalah

“Adanya pengaruh model pembelajaran problem based instruction berbantuan

media musik klasik terhadap kemampuan menganalisis ejaan bahasa Indonesia

pada siswa kelas X SMK Maitreyawira Tanjungpinang tahun pelajaran

2016/2017”.

Pembahasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan hasil analisis data pretest dapat

disimpulkan bahwa rata-rata siswa masih bingung dalam menentukan penggunaan

ejaan bahasa Indonesia yang tepat. Hal itu ditunjukkan bahwa siswa rata-rata

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

terpengaruh oleh penggunaan ejaan yang umum digunakan atau dilihat namun

belum tentu ejaan umum tersebut sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Siswa

cenderung memilih pilihan jawaban pengecoh karena pilihan tersebut dianggap

tepat dalam ejaan.

Kecendrungan memelih ejaan bahasa Indonesia yang salah akan menjadi

kebiasaan bagi siswa, permasalahan tersebut akan terus terbawa hingga siswa

berada di pendidikan tinggi. Hendrickson (dalam Sumarwati, 2014:109)

menyatakan bahwa kesalahan dalam menggunakan kaidah berbahasa disebut

dengan “fosilisasi kesalahan berbasaha” dalam artian kesalahan berbasaha telah

long-term memory. Padahal pada pembelajaran bahasa Indonesia, guru dituntut

untuk mampu menyampaikan kaidah bahasa kepada siswa namun, hasil orientasi

keberhasilan siswa terfokus pada kompetensi 4 keterampilan berbasaha siswa.

Temuan masalah berdasarkan hasil pretest siswa tentang kaidah bahasa ejaan

tersebut serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumarwati (2014)

yang meneliti permasalahan penggunaan kaidah bahasa pada siswa SMP.

Perbedaannya adalah penelitian Sumarwati menerapkan pendekatan focus on form

pada pembelajaran kaidah berbahasa tidak spesifik pada kaidah ejaan bahasa

Indonesia.

Setelah melaksanakan pretest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol,

selanjutnya peneliti menerapkan model pembelajaran atau perlakuan kepada kelas.

Terdapat perbedaan perlakuan yakni model pembelajaran problem based

instruction berbantuan media musik klasik pada kelas eksperimen dan metode

pembelajaran konvensional yakni ceramah pada kelas kontrol. Perlakuan

dilaksanakan selama 2 kali pertemuan terkait indikator ejaan bahasa Indonesia

yaitu penggunaan huruf kapital, huruf miring, tanda koma, tanda titik, tanda titik

dua, tanda hubung, tanda petik, tanda seru, tanda tanya, dan tanda garis miring.

Pada kelas eksperimen, peneliti menerapkan model pembelajaran problem

based instruction dengan bantuan media musik klasik. Penerapan model

pembelajaran problem based instruction menuntut siswa memecahkan

permasalahan penggunaan ejaan bahasa Indonesia meliputi 10 indikator ejaan

pada teks bersama teman sekelompok. Hal tersebut sesuai dengan defenisi dari

model pembelajaran problem based instruction di mana inti pembelajaran adalah

menyajikan masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa yang dapat

menjadi landasan penyelidikan (Arrends, 2013:100).

Djohan (2016:129) juga mengungkapkan bahwa musik dapat membantu

sebagian orang untuk mengorganisasi cara berpikir dan bekerja sehinga

membantu mereka berkembng dalam hal matematika, bahasa, dan kinerja spasial.

Bantuan musik klasik pun digunakan saat siswa menganalisis kesalahan ejaan

bahasa Indonesia bersama kelompok. Alunan lembut dan tempo yang sedikit

lambat digunakan sebagai latar suasana pada saat pembelajaran. Pada awal

peneliti memasang musik klasik, siswa terlihat bingung karena tidak biasanya

dalam kerja kelompok dipasang musik sebagai latar pembelajaran. Namun, hal

tersebut tidak menganggu siswa justru semakin menambah konsentrasi serta minat

diskusi di antara kelompok. Hal ini sejalan dengan teori bahwa musik klasik

berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi dan gelombang-gelombang otak untuk

daya pikir yang lebih tinggi (Campbell, 2002:226). Penerapan model

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

pembelajaran problem based instruction yang membutuhkan daya pikir lebih

tinggi siswa dibantu oleh latar musi klasik. Sepanjang kegiatan belajar sebanyak

15 lagu alunan musik klasik yang diputarkan dan terbukti siswa lebih rileks dan

konsentrasi dalam berkomunikasi serta menemukan solusi pada lembar yang

berisi kesalahan kaidah ejaan bahasa Indonesia.

Karena penelitian ini bersifat penelitian eksperimen semu di mana terdapat

kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perbedaannya antara kedua kelas adalah

pemberian perlakuan. Perlakuan juga tidak hanya diterapkan pada kelas

eksperimen. Pada kelas kontrol, peneliti menggunakan metode pembelajaran

konvensional berupa ceramah dengan pendekatan pembelajaran teacher center

learning. Metode ceramah digunakan rutin dalam penyampaian pembelajaran di

kelas bahasa Indonesia pada SMK Maitreyawira. Secara umum metode ceramah

ialah cara menyampaikan suatu pelajaran tertentu dengan jalan penuturan secara

lisan kepada peserta didik (Aqib dan Ali, 2016:38). Peneliti membagi menjelaskan

10 indikator ejaan bahasa Indonesia sebanyak 2 kali pertemuan. Pada pertemuan

pertama, peneliti menjelaskan defenisi dan contoh penggunaan huruf kapital,

huruf miring, tanda titik, tanda koma, dan tanya petik. Pada kelas kontrol juga

tidak diputar musik latar berupa musik klasik seperti pada kelas eksperimen.

Terlihat dari kelas kontrol bahwa siswa menerima pembelajaran seperti

biasa saat peneliti menjelaskan 10 cakupan penggunaan ejaan bahasa Indonesia.

Beberapa siswa juga bertanya tentang contoh penggunaan tanda baca yang masih

membingungkan seperti tanda titik, tanda koma, dan tanda titik dua. Antusiasme

dan keaktifan belajar siswa juga tidak terlalu terlihat pada kelas kontrol.

Perlakuan penelitian dibagi dalam 2 tatap muka di kelas. Perlakuan tahap

kedua pada kelas eksperimen dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2017. Pada

perlakuan di pertemuan kedua di kelas eksperimen, selanjutnya peneliti meminta

siswa memprensentasikan penemuan masalah serta pemecahan masalah. Secara

berkelompok, hasil penemuan masalah serta solusi perbaikan telah dibuat dalam

bentuk laporan tertulis. Laporan tertulis tersebut sejalan dengan teori bahwa

model pembelajaran problem based instruction menuntut adanya pengembangan

atau penyajian artefak (Arrends, 2013:116). Artefak berupa laporan tersebut

kemudian dipresentasikan secara verbal yang bertukar gagasan dan memberikan

balikan antar masing-masing kelompok. Pemberian gagasan baru oleh kelompok

lain hanya bersifat memberikan koreksi terhadap solusi yang sudah ditawarkan

oleh kelompok penyaji.

Setelah pemaparan hasil laporan tertulis masing-masing kelompok, tahap

selanjutnya adalah tahap akhir dari penerapan model pembelajaran problem based

instruction. Tahap tersebut adalah peneliti menganalisis dan mengevaluasi proses

pekerjaan siswa dalam pemberian solusi dari masalah penggunaan ejaan bahasa

Indonesia. Peneliti merincikan kembali hal-hal penting terkait 10 indikator

penggunaan bahasa Indonesia. Selanjutnya, peneliti menanyakan hal-hal yang

didapatkan dari perlakuan model pembelajaran problem based instruction dengan

bantuan media musik klasik. Rata-rata siswa menjawab dalam bertukar pendapat

menyelesaikan masalah serta tidak bosan dalam membaca karena adanya musik

klasik sebagai latar suasana di kelas.

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

Perlakuan tahap dua juga dilaksanakan di kelas kontrol. Peneliti kembali

melanjutkan materi terkait 5 indikator penggunaan ejaan bahasa Indonesia, yakni:

tanda tanya, tanda seru, tanda garis miring, tanda hubung, dan tanda titik dua.

Metode yang dipakai juga masih berupa metode ceramah. Pada akhir

pembelajaran peneliti bertanya kepada siswa untuk memberikan contoh serta

menyimpulkan 10 indikator ejaan bahasa Indonesia. Perlakuan tahap dua pada

kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2017.

Setelah menerapkan perlakuan sebanyak 2 kali pada kelas eskperimen dan

kelas kontrol, selanjutnya peneliti melaksanakan posttest. Posttest diberikan untuk

menilai kemampuan akhir siswa dalam menganalisis ejaan bahasa Indonesia

setelah diterapkannya perlakuan yang berbeda. Posttest dilaksanakan pada hari

Kamis, 16 Maret 2017. Posttest pertama dilaksanakan pada kelas eksperimen

selanjutnya adalah pada kelas kontrol. Setelah dianalisis keseluruhan prestasi

belajar dari posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, didapatkan bahwa hasil

posttest kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas kontrol. Rata-rata hasil

posttest pada kelas eksperimen adalah 87,4 sedangkan pada kelas kontrol ialah

82,9. Dan rata-rata kedua kelas berada pada kategori baik.

Trianto (2007:65) menyatakan bahwa pembelajaran secara umum hanya

menuntut siswa dalam menghafal konsep dan kurang mampu menggunakan

konsep dalam pemecahan masalah disekitar lingkungan siswa. Oleh karena itu,

model pembelajaran problem based instruction dirasa tepat untuk diterapkan agar

siswa mampu berpikir tingkat tinggi dan memahami konsep dasar terkhusus

dalam penggunaan ejaan bahasa Indonesia. Dari hasil posttest kelas eksperimen

dan kelas kontrol menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen dengan

model pembelajaran problem based instruction lebih unggul karena memahami

konsep daripada siswa yang diterapkan metode ceramah di kelas. Secara umum

model pembelajaran problem based instruction dengan bantuan media musik

klasik secara positif berpengaruh terhadap proses pembelajaran karena membantu

siswa dalam, bekerja sama dalam kelompok, mengonsepkan dan menemukan

solusi, serta aktif dalam memaparkan laporan hasil penelitian. Hal ini

menunjukkan bahwa model pembelajaran problem based instruction dengan

bantuan media musik klasik efektif diterapkan dalam menganalisis ejaan bahasa

Indonesia pada siswa kelas X SMK Maitreyawira Tanjungpinang.

Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan menganalisis data, disimpulkan

bahwa model pembelajaran problem based instruction berbantuan media musik

klasik terhadap kemampuan menganalisis ejaan bahasa Indonesia memang

memberikan pengaruh. Hal tersebut terlihat dari perbedaan ketercapaian skor pada

kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diberikan perlakuan berbeda. Model

pembelajaran problem based instruction dengan bantuan media musik klasik

terbukti meningkatkan daya aktif siswa serta konsentrasi pada saat kegiatan

menganalisis. Pembelajaran berbasis masalah secara efektif juga membantu siswa

menemukan masalah serta solusi terkait ejaan bahasa Indonesia yang selama ini

kurang diperhatikan selain empat keterampilan berbahasa.

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

SIMPULAN

Berdasarkan uraian serta pembaahasan di atas, maka peneliti menarik

simpulan penelitian. Simpulan penelitian sebagai meliputi hasil pretest, hasil

posttest, dan pengaruh model pembelajaran problem based instruction berbantuan

media musik klasik terhadap kemampuan menganalisis ejaan bahasa Indonesia

pada siswa kelas X SMK Maitreyawira Tanjungpinang tahun pelajaran 2016/217.

Darihasil pretest atau kemampuan awal siswa dalam menganalisis ejaan

bahasa Indonesia pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berada pada kategori

cukup dengan rata-rata 55,2 dan 63,58. Sedangkan hasil posttest setelah

diterapkannya perlakuan berupa model pembelajaran problem based instruction

berbantuan media musik klasik kepada kelas eksperimen dan ceramah pada kelas

kontrol terdapat perbedaan. Rata-rata hasil posttest kelas eksperimen adalah 87,4

dan kelas kontrol sebesar 82,9. Kategori kedua kelas sama-sama berada pada

kategori baik. Setelah hasil pretest dan posttest didapatkan selanjutnya adalah

menguji hipotesis. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel yaitu

2,566 > 2,026 (df=37). Berdasar hasil uji hipotesis tersebut disimpulkan terdapat

pengaruh model pembelajaran problem based instruction berbantuan media musik

klasik terhadap kemampuan menganalisis ejaan bahasa Indonesia pada siswa

kelas X SMK Maitreyawira Tanjungpinang tahun pelajaran 2016/2017.

Hasil penerapan model pada kelas eksperimen membuktikan bahwa

kegiatan dan proses belajar-mengajar di kelas dengan menerapkan model

pembelajaran problem based instruction berbantuan media musik klasik terbukti

lebih unggul dibandingkan kelas dengan metode konvensional berupa ceramah.

Model problem based instruction meningkatkan keaktifan serta daya pikir siswa

yang tinggi dalam menemukan solusi terhadap permasalahan. Musik klasik yang

diputar sebagai latar pembelajaran di kelas mampu meningkatkan konsentrasi

siswa dalam menganalisis. Di samping itu, pembelajaran dengan model problem

based instruction memang mampu memotivasi serta meningkatkan antusiasme

guru dan siswa dalam kegiatan belajar (Arrends, 2013:126).

Berdasarkan simpulan di atas, maka disampaikan saran-saran sebagai

berikut. Pertama, Guru Bahasa Indonesia dalam meningkatkan inovasi serta

kreativitas menerapkan model pembelajaran problem based learning pada

pembelajaran bahasa Indonesia. Pengembangan model pembelajaran problem

based instruction ini disesuaikan dengan permasalahan yang nyata sesuai dengan

ranah lingkungan materi bahasa Indonesia. Kedua, dapat menggabungkan

penggunaaan model pembelajaranproblem based instruction dengan media

pembelajaran berupa media audio, visual, dan audio-visual. Media audio musik

klasik juga dapat membantu siswa dan guru dalam peningkatan konsentrasi

dengan daya pikir yang tinggi serta meningkatkan pembedaharaan kosa kata.

Hasil penerapan model pembelajaran ini disarankan peneliti selanjutnya untuk

mengembangkan model pembelajaran problem based instruction terhadap materi

pelajaran bahasa Indonesia.

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a...PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ... Sesuai dengan wawancara dan survei

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dan Ali Murtadlo. 2016. Kumpulan Metode Pembelajaran Kreatif

dan Inovatif. Bandung : Satunusa.

Arrends, Richard. 2013. Belajar untuk Mengajar Edisi 9 Buku 2. Jakarta: Salemba

Humanika.

Campbell, Don. 2002. Efek Mozart. Jakarta : Gramedia.

Djohan. 2013. Psikologi Musik. Yogyakarta : Best Publisher.

Muliawan, Jasa Ungguh. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Dengan Studi

Kasus. Yogyakarta : Gava Media.

Raudhah, Awal dan Irma Sari Pardede. 2017. “Pembelajaran Berbasis Masalah

melalui Keterampilan Proses Sains terhadap Berpikir Kreatif Siswa pada

Materi Sistem Gerak Kelas XI IPA 2 T.A 2015/2016 SMA Nurul Falah

Pekanbaru”. Dalam Lectura: Jurnal Pendidikan Volume 8, Nomor 1,

Februari 2017, hlm 66 – 74.

Saddhono, Kundharu dan Slamet. 2014. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa

Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sukardi. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta : Bumi Aksara.

Sumarwati. 2014. “Pembelajaran Kaidah Bahasa Indonesia dan Keterampilan

Berbahasa Secara Terpadu Dengan Pendekatan Focus On Form Pada Siswa

Sekolah Menengah Pertama”. Dalam Litera Volume 13, Nomor 1, April

2014, hlm 103 – 113.

Suwartini, Iis. 2014. “Analisis Teks Eksplanasi Pada Media Masa Melalui

Pembelajaran Berbasis Masalah”. Dalam Jurnal Bahastra Volume XXXII,

Nomor 1, Oktober 2014, hlm 49 – 64.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik.

Jakarta : Prestasi Pustaka.