PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI...
Transcript of PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI...
PENGARUH METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI
TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA
KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN/IKLIM DAN DAUR
ULANG LIMBAH DI SMAN 10 TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Ratih Aulia
NIM. 1113016100012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI
i
ii
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iii
ABSTRAK
Ratih Aulia, 1113016100012. Pengaruh Metode Eksperimen dan Diskusi terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen dan diskusi terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah. Penelitian ini dilakukan pada kelas X SMAN 10 Tangerang Selatan tahun ajaran 2017/2018 dengan menggunakan metode quasi eksperimen yang menggunakan desain penelitian non-equivalen control grup design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel purposive, dengan kelas kontrol terdiri dari 32 siswa dan kelas eksperimen terdiri dari 32 siswa. Instrumen berupa tes dan observasi keterampilan proses sains. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang menerapkan metode eksperimen dan diskusi (ED) adalah 76,42, sedangkan rata-rata hasil belajar kelas kontrol yang tidak menerapkan metode eksperimen dan diskusi (ED) adalah 71,02. Hasil uji independent sample T test melalui aplikasi SPSS 22, pada taraf α = 0,05 menunjukkan nilai signifikansi 0,003, hal tersebut menyimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak yang artinya terdapat pengaruh metode eksperimen dan diskusi (ED) terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah. Kata Kunci: Metode Eksperimen dan Diskusi (ED), Keterampilan Proses Sains, Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
iv
ABSTRACT
Ratih Aulia, 1113016100012. The Effect of Experimentation and Discussion Method Towards Students Scientific Process Skills of Climate Change and Waste Recycling Concepts . Undergraduate Thesis of Biology Education Study Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aimed to determine the effect of experimentation and discussion method towards students scientific process skills on concepts of climate change and waste recycling. This research was conducted at SMAN 10 Tangerang Selatan in academic year 2017/2018 with a quasi-experimental method which used non-equivalen control grup design. The Purposive sampling technique was used as sampling technique, with samples included 32 students for the control class and 32 students for the experimental class. Instruments are Test and Scientific Process Skills Observation. The result show the average of learning from experimental class that used a experimentation and discussion method was 74,62, while the average of learning from control class was 71,02. Independent Sample T test results at the level of α = 0,05 show the significant value of 0,003, it is conclude that H0 is rejected which means experimentation and discussion method have effect toward students scientific processs skills of climate change and waste recycling concepts.
Keyword: Experimentation and Discussion Method, Scientific Process Skills, Climate Change and Waste Recycling
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan nikmat, karunia dan hidayah-Nya. Tak luput shalawat
dan salam semoga tercurahkan kepada baginda besar, Nabi Muhammad SAW,
keluarga serta sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Eksperimen dan Diskusi
terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep Perubahan
Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah di SMAN 10 Tangerang Selatan”
disusun sebagai syarat untuk mendapat gelar sarjana pendidikan pada Program
Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Jakarta.
Keberhasilan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
dukungan, doa serta bantuan berbagai pihak dengan penuh ketulusan, keikhlasan
dan kesabaran. Kerenannya, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Yanti Herlanti, M.Pd., Kepala Program Studi Pendidikan Biologi dan Ibu
Meiry Fadilah Noor, M.Si., Sekertaris Program Studi Pendidikan Biologi.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd., Dosen Pembimbing I dan Ibu Yuke Mardiati,
M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan
pikirannya untuk memberikan arahan, motivasi dan bimbingan serta sabar
dalam membimbing penulis sehingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Para Dosen yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman
kepada penulis.
5. Bapak Agus Purwanto, S.Pd., Kepala SMAN 10 Kota Tangerang Selatan, Ibu
Siti Maryam, S.Pd., selaku Guru Biologi kelas X dan seluruh guru di SMAN
10 Tangerang Selatan yang telah memberikan izin penelitian dan telah
membantu dalam penelitian.
vi
6. Seluruh siswa-siswa kelas X4 dan X5 tercinta yang telah membantu dalam
proses penelitian.
7. Kepada kedua orang tua, Bapak Enta dan Mamah Hanhan yang selalu
memberikan do’a, dukungan dan segala bentuk perhatian kasih sayang yang
begitu luar biasa, dan tak pernah lelah membimbing serta menuntun.
8. Kedua kakak, Chandra Agas Tian dan Ely Elya Rostika dan adik Syi’ar Gema
Ramadhan serta keluarga besar yang telah memberikan do’a dan dukungan
baik moral maupun material sera motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
9. Faridhotur Rifkiyah, Nurhasanah, Siti Maziyatul Muslimah, Laelatul
Mahmudah, Nabila Aladawiyah, dan rekan-rekan seperjuangan lainnya
program studi pendidikan biologi 2013 (Biosfer). Terimakasih atas kerjasama,
penyemangat dan persahabatannya.
10. Semua pihak terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun
tidak mengurangi rasa hormat dan terimakasih penulis.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan untuk
keberhasilan penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi para pembaca.
Jakarta, Agustus 2019
Penulis
Ratih Aulia
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH .............................................. ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ........................................................................ 4
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 4
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN
HIPOTESIS..........................................................................................
5
A. Deskripsi, Teoritis ................................................................................... 5
1. Belajar Mengajar .............................................................................. 5
2. Metode Mengajar ............................................................................. 5
3. Metode Eksperimen dan Diskusi ..................................................... 9
4. Keterampilan Proses Sains (KPS) .................................................... 13
5. Indikator Keterampilan Proses Sains ............................................... 18
6. Pengukuran Keterampilan Proses Sains (KPS) ............................... 21
B. Kajian Penelitian Relevan ....................................................................... 24
C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 27
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................ 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 29
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 29
viii
B. Metode Penelitian ................................................................................... 29
C. Populasi dan Sampel ............................................................................... 30
1. Populasi ............................................................................................. 30
2. Sampel .............................................................................................. 30
D. Teknik Pengambilan Sampel .................................................................. 30
E. Teknik Pengambilan Data ....................................................................... 30
F. Variabel Penelitian .................................................................................. 31
G. Prosedur Penelitian ................................................................................. 31
H. Instrumen Penelitian ............................................................................... 32
1. Instrumen Tes ................................................................................... 32
2. Instrumen Non Tes ........................................................................... 33
I. Kalibrasi .................................................................................................. 35
1. Uji Validitas ..................................................................................... 35
2. Reliabilitas ....................................................................................... 36
3. Tingkat Kesukaran ........................................................................... 37
4. Daya Pembeda ................................................................................. 38
J. Teknik Analisis Data .............................................................................. 39
1. Tes Keterampilan Proses Sains ......................................................... 39
a. Uji Normalitas .......................................................................... 39
b. Uji Homogenitas ....................................................................... 40
c. Uji Hipotesis ............................................................................. 41
2. Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa .................................... 41
K. Hipotesis Statistik ................................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 43
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 43
1. Keterampilan Proses Sains (KPS) Awal Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ..................................................................
43
2. Keterampilan Proses Sains (KPS) Akhir Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ..................................................................
44
3. Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS) ....................... 45
a. Persentase Aspek KPS Pretest/Awal......................................... 45
ix
b. Persentase Aspek KPS Posttest/Akhir........................................ 46
c. Hasil n-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...................... 47
d. Hasil Observasi ........................................................................... 48
B. Analisis Data............................................................................................ 49
1. Uji Normalitas ............................................................................ 49
2. Uji Homogenitas ......................................................................... 51
3. Uji Hipotesis ............................................................................... 52
C. Pembahasan ........................................................................................... 53
BAB V Kesimpulan .......................................................................................... 59
A. Kesimpulan ............................................................................................ 59
B. Saran ....................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 60
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 63
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains ........................................... 18
Tabel 2.2 Variabel Kontrol pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ............... 20
Tabel 2.3 Variabel Kontrol pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ............... 20
Tabel 3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 28
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains ......................... 31
Tabel 3.3 Indikator Keterampilan Proses Sains Berdasarkan Langkah-
Langkah Metode Eksperimen dan Diskusi .................................
32
Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Validitas....................................................... 35
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen ...................................................... 35
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Reliabilitas .......................................................... 36
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran........................................................... 37
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda............................................................ 37
Tabel 4.1 Keterampilan Proses Sains Pretest pada Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ..................................................................................
42
Tabel 4.2 Keterampilan Proses Sains Posttest pada Kelompok Eksperimen
dan Kontrol ...................................................................................
43
Tabel 4.3 Persentase Aspek KPS Awal Kelompok Eksperimen dan
Kontrol .........................................................................................
44
Tabel 4.4 Persentase Aspek KPS Akhir Kelompok Eksperimen Dan
Kontrol...........................................................................................
45
Tabel 4.5 Hasil N-Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol ...................... 46
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ...........................
49
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol .........................
50
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelompok
Eksperimen dan Kontrol ...........................................................
51
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Prosedur Penelitian ....................................................... 28
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian ........................................................ 31
Gambar 4.1 Observasi Pertemuan Ke-1 dan Ke-2 Kelompok Eksperimen
Tiap Aspek ........................................................
47
Gambar 4.2 Observasi Pertemuan Ke-1 dan Ke 2 Kelompok Eksperimen
Tiap Aspek ........................................................
48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ..................................................................... 63
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol ........................................................................... 88
Lampiran 3 LKS Kelas Eksperimen .................................................................... 106
Lampiran 4 LKS Kelas Kontrol ........................................................................... 116
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru ................................................................... 122
Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa................................................................... 128
Lampiran 7 Lembar Observasi Kelas Eksperimen ............................................. 134
Lampiran 8 Lembar Observasi Kelas Kontrol ..................................................... 138
Lampiran 9 Kisi-kisi Uji Instrumen Penelitian .................................................... 142
Lampiran 10 Instrumen Uji Validasi Penelitian .................................................... 158
Lampiran 11 Hasil Anates Uji Validasi Instrumen ................................................ 164
Lampiran 12 Instrumen Tes Penelitian .................................................................. 173
Lampiran 13 Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Pretest Kelas Eksperimen. 177
Lampiran 14 Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Posttest Kelas Eksperimen 179
Lampiran 15 Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Pretest Kelas Kontrol........ 181
Lampiran 16 Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Posttest Kelas Kontrol...... 183
Lampiran 17 Hasil N-Gain elas Eksperimen dan Kontrol..................................... 185
Lampiran 18 Analisis Data Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains........... 186
Lampiran 19 Perhitungan Uji Normalitas .............................................................. 188
Lampiran 20 Perhitungan Uji Homogenitas .......................................................... 190
Lampiran 21 Perhitungan Uji Hipotesis ................................................................ 191
Lampiran 22 Wawancara Penelitian....................................................................... 193
Lampiran 23 Surat Bimbingan Skripsi .................................................................. 195
Lampiran 24 Surat Keterangan Penelitian ............................................................. 196
Lampiran 25 Uji Referensi..................................................................................... 197
Lampiran 26 Dokumentasi Penelitian ................................................................... 202
Lampiran 27 Biodata Penulis.................................................................................. 203
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi pengembangan sebuah
negara. Pendidikan berfungsi untuk membantu siswa dalam membangun dirinya
sendiri untuk menjadi lebih baik. Pendidikan yang dilaksanakan di sekolah perlu
adanya peningkatan, contohnya dengan membuat pembelajaran yang bermakna,
kreatif dan inovatif. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang RI
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3
menyatakan:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membangun watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa tehadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab .1”
Pembelajaran biologi akan lebih efektif jika siswa diberikan pengalaman
langsung agar mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri serta akan
merasakan dan memahami makna dari pembelajaran yang diperoleh. Agar proses
penemuan dapat dilaksanakan dengan baik, hendaknya penggunaan proses
pembelajaran dapat melatih berbagai keterampilan. Pembelajaran biologi tidak
hanya dilihat dari hasil akhirnya saja tetapi juga saat proses pembelajaran
berlangsung, karena didalam proses pembelajarannya siswa dapat mengkonstruk
pengetahuannya melalui pengalaman langsung. Tetapi kenyataanya, penilaian
yang dilakukan hanya pada hasilnya saja tanpa menilai prosesnya. Hal ini bertolak
belakang dengan kurikulum 2013 yang menerapkan konsep pemberian
1Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/ UU_no_20_th_2003.pdf
2
pengalaman belajar bagi siswa dalam mengembangkan sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
Keterampilan yang harus dimiliki siswa yaitu keterampilan proses sains.
Dengan keterampilan proses sains ini siswa dapat mengkonstruk sendiri
pengetahuannya. Hasil observasi penelitian bahwa kenyataan yang ditemui
disalah satu sekolah jenjang SMA di wilayah Tangerang Selatan menunjukkan
masih ada guru yang dalam proses pembelajaran biologi masih ada beberapa
siswa yang cenderung pasif dan tidak memperhatikan pembelajaran.2.
Proses keterampilan proses sains siswa tidak berkembang. Pembelajaran
tersebut dilakukan dengan pendekatan saintifik dan metode ceramah. Siswa yang
belajar dengan menggunakan metode saintifik memiliki keterampilan proses sains
yang masih kurang berkembang. Untuk mengembangkan keterampilan proses
sains pada siswa diperlukan proses pembelajaran yang dapat memberikan
pengalaman langsung. Karena dengan pengalaman langsung siswa dapat
memperoleh ingatan dalam jangka panjang dan mampu mengkontruksi
pengetahuannya sendiri.3 Dalam pelaksanaan kegiatan mengajar yang
mengaktifkan siswa, guru tidak banyak melakukan aktivitas. Aktivitas lebih
mengarah pada siswa dan guru memberikan petunjuk, mengarahkan, menguasai
dan mengadakan evaluasi.4
Usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki proses pengajaran adalah
dengan memilih metode pembelajaran yang tepat. Guru harus dapat memilih
metode yang sesuai untuk dapat membuat siswa lebih aktif dengan melakukan
eksperimen, sehingga siswa dapat meningkatkan sikap ilmiah dalam
menggunakan alat ukur.5 Salah satu metode yang dapat mengembangkan
keterampilan proses sains siswa yaitu dengan menggunakan metode eksperimen
2 Lampiran 22 Wawancara Penelitian hal. 192 3 Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1985), hal. 18 4 R. Ibrahim dan Nana Syaodih, perencanaan pengajaran (Jakarta; Rineka Cipta, 2010) cet.
3, hal 44. 5 Kartika, dkk. “Pengaruh penerapan metode eksperimen dan inkuiri terbimbing terhadap
ketrampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa”. Jurnal Pendidikan sains Indonesia, Vol.03. No.02, hal.51-55, 2015
3
dan diskusi (ED). Metode eksperimen dan diskusi (ED) ini merupakan
penggabungan dari metode eksperimen dan metode dan diskusi (ED).
Metode eksperimen dan diskusi (ED) ini memiliki langkah-langkah yang
dapat melatih keterampilan proses sains, diantaranya: 1) guru mengawali
pertemuan dengan melakukan percobaan di depan kelas, 2) siswa diminta
memprediksi kemungkinan dari percobaan yang akan dilakukan (berhipotesis), 3)
guru mengelompokkan siswa secara acak untuk berdiskusi, 4) siswa membuktikan
hasil hipotesis kelompoknya, 5) hasil percobaan didiskusikan dan dibimbing oleh
guru. Pembelajaran dengan metode eksperimen dan diskusi (ED) sesuai untuk
diterapkan pada konsep perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah dalam
konsep perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah ini siswa dapat
mengamati, memprediksi, merencanakan dan melakukan percobaan. Siswa juga
dapat berdiskusi untuk dapat memecahkan masalah yang timbul. Pengalaman
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung melalui eksperimen dan
diskusi (ED) dapat membuat siswa lebih memahami konsep, prinsip ataupun fakta
sehingga dapat membuat siswa mampu mengembangkan keterampilan proses
sains.
Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berdasarkan latar belakang yang
telah diuraikan sebelumnya mengenai “Pengaruh Metode Eksperimen dan
Diskusi (ED) terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Konsep
Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Proses pembelajaran masih berorientasi pada penguasaan konsep, sehingga
siswa masih cenderung menghafal konsep yang diperoleh saat pembelajaran.
2. Penilaian yang dilakukan oleh guru masih cenderung pada hasil belajar saja
tanpa memperhatikan penilaian lain seperti keterampilan proses sains.
3. Pembelajaran melalui metode eksperimen ataupun diskusi masih kurang
dilakukan, sehingga partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran masih
rendah dan membuat keterampilan proses sains pada siswa tidak berkembang.
4
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini, meliputi:
1. Keterampilan proses sains siswa yang terdapat dalam pembelajaran secara
saintifik yang terstruktur menggunakan metode eksperimen dan diskusi (ED).
2. Keterampilan proses sains siswa yang dimaksud yaitu menurut Conny
Semiawan yang dibatasi pada aspek mengamati, merencanakan/melakukan
percobaan, memprediksi, berkomunikasi, menginterpretasi data, dan
menerapkan konsep.
3. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan
lingkungan/iklim dan daur ulang limbah.
D. Perumusan Masalah
Pembatasan masalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah metode
eksperimen dan diskusi (ED) berpengaruh terhadap keterampilan proses sains
siswa pada konsep perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen
dan diskusi (ED) terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep
perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini, antara lain:
1. Dapat menambah pengetahuan sekaligus sebagai pengalaman mengajar,
sehingga dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat.
2. Hasil penelitian ini dapat membantu guru di sekolah untuk menerapkan
metode pembelajaran yang dapat melatih keterampilan proses sains siswa.
3. dapat membantu guru di sekolah untuk menerapkan metode pembelajaran
yang dapat melatih keterampilan proses sains siswa, sehingga dapat melatih
keterampilan proses sains siswa dan memaknai pembelajaran yang dilakukan.
5
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi, Teoritis
1. Belajar Mengajar
Belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung
beberapa aspek, yaitu bertambahnya jumlah pengetahuan, adanya kemampuan
mengingat dan memproduksi, ada penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna,
menafsirkan dan mengkaitkannya dengan realitas dan adanya perubahan sebagai
pribadi.1 Pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus
dilakukan suatu perencanaan yang sistematis, sedangkan mengajar hanya salah
satu penerapan strategi pembelajaran diantara strategi-strategi pembelajaran yang
lain dengan tujuan utamanya menyampaikan informasi kepada peserta didik.2
Proses belajar mengajar secara secara umum dapat diartikan sebagai proses
dimana terdapat perubahan tingkah laku pada diri siswa baik dari pengetahuan,
sikap dan psikomotorik yang dihasilkan dari pentransferan dengan cara
mengkondisian situasi belajar serta bimbingan untuk mengarahkan siswa sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses belajar mengajar merupakan interaksi
antara komponen-komponen pembelajaran sehingga tercipta situasi belajar
mengajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran.
2. Metode Mengajar
a. Pengertian Metode Pembelajaran.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
secara optimal.3 Metode pembelajaran merupakan seluruh perencanaan dan
prosedur maupun langkah-langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara
penilaian yang akan dilaksanakan. Metode pembelajaran dapat dianggap sebagai
1 Eveline Siregar dan hartini Nara, Teori belajar dan pembelajaran (Bogor; Ghalia
Indonesia, 2011) , hal 17. 2 Ibid., hal 14. 3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), hal 147.
6
suatu prosedur atau proses yang teratur, suatu jalan atau cara yang teratur untuk
melakukan pembelajaran. Seluruh perencanaan itu jika dikaitkan dengan konsep
yang berkembang dewasa ini meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, tujuan pembelajaran, persiapan pembelajaran dan lain-lain.4 Metode
mengajar adalah cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur ketika
menyampaikan bahan ajar/ materi pelajaran.5
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, namun harus melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali guru terlihat merumuskan
tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu
tujuan.6 Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan
menjadi kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran.7 Dalam kenyataannya,
cara atau metode pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan informasi
berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Efektivitas metode khususnya metode pembelajaran di kelas dipengaruhi
oleh faktor tujuan, siswa, situasi dan guru itu sendiri. Metode dalam rangkaian
sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting karena keberhasilan
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru dalam menggunakan metode
pembelajaran.
b. Ciri-Ciri Metode Pembelajaran yang Baik
Banyak metode yang dapat dipilih oleh seorang guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Setiap guru yang akan mengajar diharapkan untuk memilih metode
yang baik. Baik dan tidaknya suatu metode yang akan digunakan dalam proses
belajar mengajar terletak pada ketepatan memilih suatu metode sesuai dengan
4 Suyono dan Hariyanto, belajar dan pembelajaran (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,
2012),hal 19. 5 Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembeajaran Sains (Jakarta; Tim
Kreatif Faza Medi, 2009), hal. 96. 6 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi belajar mengajar ( Jakarta; PT Rinek
Cipta, 2010), hal. 75. 7 Ibid., hal 77
7
tuntutan proses belajar mengajar. Ciri-ciri metode yang baik untuk proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut:8
1) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid
dan materi.
2) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan
mengantarkan murid pada kemampuan praktis.
3) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.
4) Memberikan keleluasaan pada siswa untuk menyatakan pendapat.
5) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam
keseluruhan proses pembelajaran.
Kesimpulan uraian di atas bahwa suatu metode yang akan digunakan dalam
proses belajar mengajar dapat dikatakan baik jika metode itu dapat
mengembangkan potensi peserta didik.
c. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Pembelajaran
Proses belajar mengajar guru dalam menentukan metode hendaknya tidak asal
pakai, guru dalam menentukan metode harus melalui seleksi yang sesuai dengan
perumusan tujuan pembelajaran. Metode apapun yang dipilih dalam kegiatan
belajar mengajar hendaklah memperhatikan ketepatan (efektifitas) metode
pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Acuan memilih
metode pembelajaran untuk anak usia 0 sampai 6 tahun adalah melibatkan anak
dalam kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa metode pembelajaran yang
disesuaikan dengan tahap usia anak. Anak usia 0 sampai 3 tahun dapat mengikuti
kegiatan di sekolah taman bermain.
Metode yang harus diperhatikan dalam pembelajaran yaitu hubungan
komunikasi antara guru dengan anak dan bagaimana cara guru berkomunikasi.
Ketika mengajar sebaiknya guru tidak mendominasi kegiatan anak. Sedangkan
untuk usia 4 sampai 6 tahun dapat diberikan kegiatan yang dapat memberi
kesempatan pada anak mengobservasi sesuatu. Sebaiknya pendidik tidak melulu
8 Pupuh Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman
KonsepUmum dan Islami (Bandung: Rafika Aditama, 2007), 56
8
mencontohkan lalu anak mengikutinya. Biarkan anak mencoba-coba, misalnya
anak menggambar bunga dengan warna hijau kuning atau biru.
Ketika seorang guru dalam memilih metode pembelajaran untuk digunakan
dalam praktik mengajar, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut 9:
1) Metode mengajar yang digunakan harus dapat membangkitkan motif,
minat belajar siswa.
2) Metode mengajar yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan
kegiatan kepribadian siswa.
3) Metode mengajar yang digunakan dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk mewujudkan hasil karya.
4) Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar.
5) Metode mengajar yang digunakan harus dapat mendidik siswa dalam
teknik belajar sendiri.
6) Metode mengajar yang digunakan harus dapat meniadakan penyajian
yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau
situasi yang nyata dan bertujuan.
7) Metode mengajar yang digunakan harus dapat menanamkan dan
mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan
dalam cara kebiasaan bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan metode pembelajaran
adalah sebagai berikut :10
1) Tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses
belajar mengajar harus menjadi perhatian utama bagi seorang guru dalam
menentukan metode apa yang dipakai (serasi).
2) Kemampuan guru. Efektif tidaknya suatu metode pembelajaran juga
sangat dipengaruhi pada kemampuan guru dalam menggunakannya.
Misalnya seorang guru yang mahir dalam berbicara, maka dapat
9 Zulfiani, op.cit hal 97-98. 10 Tayar Yusuf & Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 1997), 7-10.
9
menggunakan metode ceramah disamping metode yang lain sebagai
pendukungnya.
3) Guru dalam kegiatan belajar mengajar harus memperhatikan anak didik.
Karena siswa mempunyai kemampuan, bakat, minat, kecerdasan,
karakter, latar belakang ekonomi yang berbeda-beda. Karena itu, dengan
latar belakang yang berbeda-beda guru harus pandai dalam menentukan
metode pembelajaran yang akan digunakan.
4) Situasi dan kondisi proses belajar mengajar yang berada dilingkungan
dekat pasar yang ramai akan berdampak pada metode pembelajaran yang
akan digunakan. Sehingga guru dapat menentukan metode pembelajaran
yang sesuai di lingkungan tersebut.
5) Fasilitas yang tersedia. Tersedianya fasilitas seperti, alat peraga, media
pengajaran dan fasilitas-fasilitas lainnya sangat menentukan terhadap
efektif tidaknya suatu metode.
6) Waktu yang tersedia. Masalah waktu yang tersedia juga harus
diperhatikan. Apakah waktunya cukup jika menggunakan metode yang
akan dipakai atau tidak.
3. Metode Eksperimen dan Diskusi (ED)
Metode eksperimen dan diskusi (ED) adalah penggabungan antara dua
metode, yaitu metode eksperimen dan diskusi. Metode eksperimen adalah
cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan untuk
membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari.
Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, dimana siswa melakukan
suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan
hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan
dievaluasi oleh guru. Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa
mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-
persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga
siswa dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah. Dengan eksperimen
10
siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang
dipelajarinya.
Metode eksperimen adalah metode mengajar dengan cara mempraktikkan
langsung untuk menguji atau membuktikan suatu konsep yang sedang
dipelajari.11 Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian
pembelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Penggunaan teknik ini
mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri
berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan
mengadakan percobaan sendiri.
Siswa juga dapat terlatih dalam cara berpikir yang ilmiah (scientific
thinking). Penggunaan metode eksperimen menuntut siswa menemukan bukti
kebenaran dari suatu teori yang sedang dipelajarinya. Siswa dituntut untuk
mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum
atau dalil, dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya
Metode diskusi adalah cara penyajian pembelajaran dimana siswa
dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
Proses diskusi dalam pembelajaran ditandai dengan interaksi antara dua
atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman,
informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada
yang pasif sebagai pendengar saja.
Pelaksanaan diskusi dapat berjalan optimal apabila guru melakukan
pemantauan untuk mengetahui kesulitan masing-masing kelompok dan
memberi diskusi kelompok kedisiplinan berinkuiri, keaktifan memproses dan
memimpin kelompok, kehangatan hubungan antarpribadi sosial sebagai
siswa, dan mendapatkan penghargaan terhadap ilmu pengetahuan yang
mengarah kepada siswa.
11 Zulfiani, op.cit, hal 104.
11
Peran guru yang mendampingi diskusi juga akan mempengaruhi
keberhasilan dari metode diskusi yang diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran. Guru selayaknya mampu memantau dan mengidentifikasi
permasalahan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa sehingga dalam
memberi pengarahan ke siswa, guru mampu memberikan petunjuk yang tepat
agar siswa terpancing ke arah kesimpulan dari tujuan pembelajaran yang
sedang berlangsung.
Hasil eksperimen yang siswa dapatkan mungkin berbeda satu sama lain,
sehingga dalam hal ini dibutuhkan metode diskusi yang menyertai proses
pembelajaran eksperimen. Penggabungan kedua metode ini pernah
dilaksanakan disalah satu sekolah SMA di Kroasia pada siswa kelas XII pada
semester 2, yaitu apa yang disebut metode Experimenting and Discussion
(ED), hal ini berdasarkan karya ilmiah yang berjudul: Effects of two different
types of physics learning on the results of CLASS test (Efek dari dua jenis
pembelajaran fisika yang berbeda pada hasil tes CLASS), penulisnya Mirko
Marusic dan Josip Slisko.
Penelitian bertujuan untuk melihat sejauh mana efektivitas kedua metode
tersebut pada peningkatan sikap dan keyakinan siswa pada fisika, kemudian
hasilnya dievaluasi menggunakan tes CLASS. Sedangkan langkah-langkah
Metode Experimenting and Discussion (ED) pada penelitian ini adalah
sebagai berikut: a) Guru mengawali pertemuan dengan melakukan percobaan.
b) Siswa diminta untuk memprediksi hasil percobaan dan mencatatnya. c)
Siswa memberikan penjelasan dari prediksi hasil percobaan dan
dikelompokkan berdasarkan prediksinya. d) Siswa melakukan percobaan
untuk membuktikan prediksinya. e) Siswa mengamati percobaan yang
dilakukan dan mencatat hasil percobaan. f) Siswa menyusun laporan
percobaan. g) Siswa mempresentasikan laporan percobaan, kemudian
berdiskusi antar kelompok.12
12 Nurjanah, D.E., “Pengaruh penerapan metode experimenting and discussion (ED) dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar fisika dan sikap ilmiah siswa SMP”, Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. 1, No.3, 2013.
12
Penelitian ini setelah guru melakukan percobaan di depan kelas, siswa
diminta berdiskusi untuk mendapatkan hasil prediksi yang sama dengan
teman kelompoknya, setelah siswa menjelaskan hasil predisksinya siswa
diminta membuktikan hasil prediksinya tersebut. Kelebihan metode
eksperimen dan diskusi (ED) ini diantaranya:
1) Siswa dirangsang untuk memiliki keterampilan proses sains, seperti
mengamati, mempresentasikan, mengelompokkan, mengajukan
pertanyaan, merancang percobaan, menggunakan alat dan bahan,
mengkomunikasikan dan melakukan eksperimen.
2) Siswa belajar secara konstruktif tidak bersifat hafalan.
3) Siswa lebih memahami suatu konsep yang bersifat konkret.
4) Siswa dirangsang untuk kreatif.
5) Siswa dilatih untuk dibiasakan bertukar pikiran dalam mengatasi suatu
masalah.
6) Siswa dilatih untuk mengemukakan pendapat.
7) Siswa dilatih untuk menghargai pendapat orang lain.13
Terdapat beberapa kekurangan, diantaranya:
1) Memerlukan waktu yang lama.
2) Guru harus membuat perencanaan eksperimen yang matang, hal ini
menuntut guru menguasai konsep yang akan diuji.
3) Terkadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga terkadang tidak
sesuai dengan yang direncanakan.
4) Sering terjadi perbedaan pendapat yang besifat emosional.
5) Memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga terkadang tidak sesuai
dengan yang direncanakan.14
13 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung; Remaja Rosdakarya, 2013), h.204 14 Zufiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pemelajaran Sains, (Jakarta;
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 104-105
13
4. Keterampilan Proses Sains (KPS)
Keterampilan proses sains adalah keterampilan proses berpikir
menggunakan proses dan pendekatan ilmiah. Keterampilan proses ilmiah
sangat penting bagi setiap individu, karena mereka hampir selalu digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran sains terdapat aspek-aspek
mendasar seperti mengamati, mengklasifikasikan, menyimpulkan, mengukur,
berkomunikasi, dan memprediksi, mengidentifikasi variabel, membangun
hipotesis, tabulasi dan grafik data, mendefinisikan variabel, merancang
investigasi, dan bereksperimen.15
Keterampilan proses sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk
menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan
menemukan ilmu pengetahuan. Keterampilan proses sains juga bukan hanya
dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas, namun juga menjadi
bekal dalam memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.16 Keterampilan proses sains (KPS) adalah keterampilan yang biasa
dilakukan ilmuan untuk memperoleh pengetahuan.17 Keterampilan proses
sains adalah keterampilan ilmiah yang terarah yang dapat digunakan untuk
menentukan atau mengembangkan konsep/prinsip/teori yang telah ada
sebelumnya.
Proses terampil sangat erat sekali hubungannya dengan proses kreatif.
Tahap yang harus dilakukan dalam proses kreatif adalah sebagai berikut :18
a. Tahap I, Persiapan (Preparation). Pada tahap ini datang dan timbul
berbagai kemungkinan, tetapi biasanya itu berlangsung dengan hadirnya
suatu keterampilan.
15 E S Safaah, M Muslim dan WLiliawati. Teaching Science Process Skills by Using the 5-
Stage Learning Cycle in Junior High Schoo. IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 895 (2017) 012106. Hal 1-7. 2017.
16 Ai Hayati Rahayu, Poppy Anggraeni, Analisis profil keterampilan proses sains siswa Jurnal Pesona Dasar Vol. 5 No.2, hal. 22- 33, 2017.
17 Zufiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Op.cit, h. 51 18 Conny R. Semiawan, I made Putrawan dan TH I Setiawan. Dimensi Kreatif Dalam
Filsafat Ilmu. (Bandung : PT. Remadja Karya, 1988), hal. 66-67
14
b. Tahap II, Inkubasi (Incubation). Pada masa ini diharapkan hadirnya suatu
pemahaman serta kematangan terhadap ide yang tadi timbul.
c. Tahap III, Iluminasi (Illumination). Suatu tingkat penemuan saat inspirasi
yang tadi diperoleh, dikelola, digarap, dan kemudian menuju kepada
pengembangan suatu hasil.
d. Tahap VI, Verfikasi (Verification). Pada masa ini adalah perbaikan dari
perwujudan hasil dan tanggung jawab terhadap hasil menjadi tahap akhir.
Keterampilan proses sains yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran
sains, diantaranya adalah :
a. Observasi atau pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah salah satu keterampilan ilmiah yang
mendasar. Mengobservasi atau mengamati tidak sama dengan melihat,
melainkan memilah-milahkan mana yang penting dari yang kurang atau tidak
penting.19 Observasi tercakup berbagai kegiatan seperti menghitung,
mengukur, klasifikasi, maupun mencari hubungan antara ruang dan waktu.
1) Penghitungan
Keterampilan menghitung peserta didik biasanya dilatih dan dibina
melalui pelajaran matematika, tetapi dalam pelajaran ilmu pengetahuan
alam, ilmu-ilmu sosial, dan bahasa indonesia keterampilan ini dapat pula
dikembangkan. Peserta didik dapat dilatih dalam menghitung kelereng,
batu kerikil, luas meja, keliling lingkaran, dan waktu tempuh sebuah bus.
Hasi penghitungan dapat dikomunikasikan dengan cara membuat tabel,
grafik, atau histogram.
2) Pengukuran
Keterampilan mengukur sangat penting dalam kerja ilmiah. Dasar dari
pengukuran adalah pembanding. Perlunya membandingkan luas,
kecepatan, suhu, volume, dan sebagainya. Para guru dapat melatih peserta
19 Conny R. Semiawan. Pendekatan Keterampilan Proses. Bandung : PT. Remaja
Rodaskarya, 1990), Cet. IV, Hlm, 17
15
didik agar terampil mengukur. Pertama-tama tentu saja siswa diarahkan
untuk membanding-bandingkan satu benda dengan benda lainnya. Lama-
kelamaan siswa diperkenalkan dengan suatu ukuran, seperti centimeter,
kilogram, dan liter, ataupun mengukur sebuah tegangan listrik.
3) Klasifikasi
Keterampilan mengklasifikasi atau menggolong-golongkan adalah salah
satu kemampuan yang penting dalam kerja ilmiah. Dalam kehidupan
sehari-hari terdapat perbedaan dan persamaan benda-benda. Dalam
membuat klasifikasi perlu diperhatikan dasar klasifikasi, misalnya menurut
suatu ciri khusus, tujuan, atau kepentingan tertentu. Para guru hendaknya
melatih peserta didik agar terampil dalam membuat klasifikasi, misalnya
dengan mengelompokkan jenis-jenis obat-obatan, mengelompokkan
berbagai bangunan menurut bentuk, bahan, dan penggunannya, serta dapat
membedakan benda mengalami kelajuan ataupun kecepatan sesaat benda.
4) Hubungan ruang/waktu
Mencari hubungan ruang/waktu adalah salah satu keterampilan penting
dalam kerja ilmiah. Para guru perlu melatih peserta didik agar terampil
melihat hubungan ruang. Siswa dapat dilatih agar mampu mengenal
bentuk-bentuk, seperti lingkaran, persegi empat, persegi, kubus, dan
silinder. Siswa perlu dilatih untuk mengenal arah, seperti bawah, atas,
belakang, depan, kanan, kiri, Utara, Selatan, Barat, Timur, untuk
menempatkan benda-benda sesuai dengan rencana, untuk memasukkan
benda, menggabungkan, atau menyesuaikan untuk menggambarkan arah
dan jarak.
Belajar dengan membuat urutan kejadian, membuat jam sederhana,
menggunakan unit waktu, seperti menit, minggu, bulan, dan tahun,
menyebutkan jam berapa sekarang, dan mengukur waktu suatu kejadian.
Ruang dan waktu berkaitan sangat erat, misalnya gerakan suatau benda.
Benda bergerak dalam ruang, dengan kecepatan, dan gerakannya
berlansung selama waktu tertentu.
16
Guru dapat melatih peserta didik meneliti beberapa lama waktu yang
diperlukan untuk membakar habis setengah lembar kertas folio, satu
lembar folio, satu lembar kertas koran, dan sebagainya. Selain itu, peserta
didik dapat diajak meneliti berapa waktu yang dibutuhkan untuk
mengelilingi lapangan dengan berjalan kaki, berlari, dan naik sepeda.
Siswa dapat mengukur kecepatan berjalan seekor siput per menit, seekor
ulat, seekor semut, atau binatang lainnya. Siswa juga dapat menghitung
laju perahu-perahuan dalam berbagai bentuk.
b. Perumusan Hipotesis
Kemampuan membuat hipotesis adalah salah satu keterampilan yang
sangat mendasar dalam kerja ilmiah. Hipotesis adalah suatu perkiraan yang
beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.
Dalam kerja ilmiah peneliti biasanya membuat hipotesis yang kemudian
diuji melalui eksperimen. Para guru dapat melatih peserta didik dalam
membuat hipotesis sederhana. Misalnya, siswa dapat melakukan
percobaan dengan baterai. Jika lampu tidak menyala siswa dapat membuat
hipotesis mengapa terjadi demikian. Peserta didik dapat membuat hipotesis
bahwa lilin akan padam jika ditutup dengan gelas.
c. Perencanaan penelitian/eksperimen
Eksperimen tidak lain adalah usaha untuk menguji atau mengetes
melalui penyelidikan praktis. Peserta didik dapat dilatih untuk melakukan
berbagai penelitian sederhana, misalnya melihat perubahan lilin jika
dibakar, perubahan cuaca pada setiap hari di musim panas dan musim
hujan, dan lain sebagainya. Dalam melakukan eksperimen atau penelitian
sederhana, guru perlu melatih peserta didik dalam merencanakan terjadi
pemborosan waktu, tenaga, dan biaya serta hasilnya mungkin tak sesuai
dengan yang diharapkan.
d. Pengendalian variabel.
Variabel adalah faktor yang berpengaruh. Para guru dapat melatih
peserta didik dalam mengendalikan variabel. Sebagai contoh pada materi
fisika gerak lurus berubah beraturan, dan sebagainya. Pengendalian
17
variabel adalah suatu aktivitas yang dipandang sulit, tetapi sebenarnya
tidak sesulit yang dibayangkan. Guru harus bisa menggunakan kesempatan
yang tersedia untuk melatih anak mengontrol dan memperlakukan
variabel.
e. Interpretasi data.
Data yang dikumpulkan melalui observasi, penghitungan, pengukuran,
eksperimen, atau penelitian sederhana dapat dicatat atau disajikan dalam
berbagai bentuk, seperti tabel, grafik, histogram, atau diagram. Data yang
disajikan tersebut dapatlah diinterpretasi atau ditafsirkan.
f. Kesimpulan sementara (inferensi)
Guru dapat melatih peserta didik dalam menyusun suatu kesimpulan
sementara dalam proses penelitian sederhana yang dilakukan. Pertama-
tama data dikumpulkan, kadang-kadang melalui eksperimen terlebih
dahulu, lalu dibuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi yang
dimiliki sampai suatu waktu tertentu.
g. Peramalan (prediksi)
Para guru dapat melatih peserta didik dalam membuat peramalan
kejadian kejadian yang akan datang, berdasarkan pengetahuan,
pengalaman, atau data yang dikumpulkan. Misalnya para siswa mencatat
curah hujan selama dua tahun. Berdasarkan data tersebut, peserta didik
diharapkan meramalkan curah hujan tahun depan.
h. Penerapan (aplikasi)
Keterampilan menerapkan atau mengaplikasikan konsep adalah
kemampuan yang umumnya yang dimiliki oleh peneliti. Para guru dapat
melatih peserta didik untuk menerapkan konsep yang telah dikuasai untuk
memecahkan masalah tertentu, atau menjelaskan suatu peristiwa baru
dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki. Sebagai contoh, setelah
menguasai konsep bahwa udara mempunyai tekanan, para peserta didik
disuruh memompa ban sepeda yang mampu memuat beban yang berat.
Setelah menguasai konsep bahwa jumlah oksigen dalam air yang bergerak
lebih banyak dari pada air yang tenang.
18
i. Komunikasi
Kemampuan mengkomunikasikan apa yang ditemukan adalah salah
satu dari keterampilan yang mendasar. Para guru perlu melatih peserta
didik dalam keterampilan ini. Misalnya dalam membuat gambar, model,
tabel, diagram, grafik, atau histogram, dengan menceritakan
pengalamannya selama kegiatan observasi, dengan menyajikan laporan
hasil diskusi kelompok, atau membuat pajangan yang dipamerkan di
dalam ruang kelas.
5. Indikator Keterampilan Proses Sains (KPS)
Setiap aspek keterampilan proses sains memiliki indikator keterampilan
proses sains dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini :20
Tabel 2.1 Indikator Keterampilan Proses Sains
No. Aspek KPS Indikator
1 Observasi • Menggunakan sebanyak mungkin indera • Menggunakan fakta relevan
2 Klasifikasi • Mencatat setiap pengamatan • Mencari perbedaan/persamaan • Menginteraksi ciri-ciri • Membandingkan • Mencari dasar pengelompokan • Menggabungkan hasil pengamatan
3 Intepretasi • Menghubungkan hasil pengamatan • Menemukan pola dalam satu dari
pengamatan • Menyimpulkan
4 Prediksi • Menggunakan pola/ hasil pengamatan • Mengemukakan apa yang mungkin
terjadi 5 Mengajukan
Pertanyaan • Bertanya apa, bagaimana, mengapa • Bertanya untuk meminta penjelasan
20 Zulfiani, op.cit, h. 56.
19
No. Aspek KPS Indikator 6 Berhipotesis • Mengetahui bahwa ada lebih dari 1
kemungkinan penjelasan dari 1 kejadian • Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu
diuji kebenarannya 7 Merancang
Percobaan • Menentukan alat dan bahan yang
digunakan • Menentukan variabel • Menentukan apa yang akan diukur,
diamatai, dan dicatat 8 Menggunakan
alat/bahan • Memakai alat/bahan • Mengetahui alasan mengapa
menggunakan alat/bahan • Mengetahui bagaimana menggunakan
alat/ bahan 9 Menerapkan
konsep • Menerapkan konsep pada situasi baru • Menggunakan konsep pada pengalaman
baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
10 Berkomunikasi • Memberikan data empiris hasil percobaan dengan tabel/grafik/diagram
• Menyampaikan laporan sistemtis • Menjelaskan hasil percobaan • Membaca grafik • Mendiskusikan hasil percobaan • Membaca grafik • Mendiskusikan hasil kegiatan
11 Eksperimentasi -
a. Aspek KPS yang menjadi Variabel Kontrol pada Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel independen/ variabel bebas terhadap
variabel dependen/ variabel terikat, tidak dapt dipengaruhi oleh faktor
luar yang tidak diteliti.
20
Berikut variabel kontrol yang terdapat pada kelas eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini:
Tabel 2.2 Variabel Kontrol pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
No. Variabel Kontrol Eksperimen Kontrol
1 Klasifikasi (tidak terdapat dikedua kelompok eksperimen dan kontrol)
- -
2. Mengajukan Pertanyaan (Tahap Awal Pembelajaran)
3. Berhipotesis (LKS)
4. Menggunakan Alat/Bahan (Proses)
5. Eksperimentasi (Proses)
Variabel kontrol yang terdapat dalam tabel 2.2 tidak digunakan
dalam aspek yang akan diteliti pada penelitian, karena baik pada kelompok
eksperimen maupun kontrol keduanya memiliki persamaan. Adapun
aspek-aspek KPS yang akan diteliti pada penelitian diantaranya:
mengamati, interpertasi data, memprediksi, menemukan percobaan,
menerapkan konsep dan berkomunikasi. Perbedaan Tahapan-tahapan
kelompok eksperimen dan kontrol dengan aspek KPS dapat dilihat pada
tabel 2.3 sebagai berikut:
Tabel 2.3 Variabel Kontrol pada Kelas Eksperimen dan Kontrol
No. Aspek KPS Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
1 Observasi/
mengamati Siswa mengamati
langsung
Siswa mengamati dengan bimbingan dan arahan dari
guru. 2. Interpretasi
data Siswa lebih detail dalam
menginterpretasi data Siswa masih kurang detail dalam memaparkan data
21
3. Memprediksi Siswa memprediksi sebelum guru melakukan
percobaan
Siswa distimulus dengan percobaan yang dilakukan
oleh guru. 4. Merencanakan
Percobaan Dilakukan setelah siswa
memberikan preiaksi
Dilakukan setelah siswa diberikan stimulus arahan
oleh guru 5. Menerapkan
konsep
Persentase hasil aspek menerapkan konsep lebih
besar dibanding kelas kontrol
Sebagian siswa masih kurang dalam penerapan
konsep
6. Berkomunikasi Persentase hasil aspek komuniksi lebih besar
dibanding kelas kontrol
Sebagian siswa masih kurang dalam
penyampaian informasi yang diperoleh
6. Pengukuran Keterampilan Proses Sains (KPS)
Pengukuran keterampilan proses sains akan dibahas karakteristik butir soal
KPS, Penyusunan butir soal KPS, dan pemberian skor butir soal KPS.
a. Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses Sains
Karakteristik pokok uji KPS akan dibahas secara umum dan secara khusus.
Secara umum pembahasan pokok uji keterampilan proses lebih ditunjukkan
untuk membedakannya dengan pokok uji biasa yang mengukur penguasaan
konsep. Secara khusus karakteristik jenis keterampilan proses tertentu akan
dibahas dan dibandingkan satu sama lain, sehingga jelas perbedaannya.
1) Karakteristik umum
Butir soal keterampilan proses dapat dibedakan dari pokok uji
penguasaan konsep. Uji pokok keterampilan proses memiliki beberapa
karakteristik secara umum.
a) Pokok uji keterampilan proses tidak boleh membebani konsep. Hal ini
diupayakan agar pokok uji tersebut tidak rancu dengan pengukuran
penguasaan konse dan konsep tersebut dijadikan konteks. Konsep yang
terlibat harus diyakini oleh penyusun pokok uji sudah dipelajari siswa
atau tidak asing bagi siswa.
22
b) Pokok uji keterampilan proses sains mengandung sejumlah informasi
yang harus diolah oleh responden atau siswa. Dapat berupa gambar,
grafik, data dalam tabel atau objek aslinya.
c) Aspek yang akan diukur oleh pokok uji keterampilan proses sains harus
jelas dan mengandung satu aspek saja.
d) Sebaiknya, ditampilkan gambar untuk membantu menghadirkan objek.
2) Karakteristik khusus
Uji pokok keterampilan proses memiliki beberapa karakteristik secara
khusus:
a) Observasi: harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya.
b) Interprestasi: harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan
pola.
c) Klasifikasi: harus ada kesempatan mencari atau menemukan persamaan
dan perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan
pengelompokkan.
d) Prediksi: harus ada pola untuk mengajukan dugaan/ramalan.
e) Berkomunikasi: harus ada satu bentuk pengkajian terentu untuk
mengubah ke bentuk lainnya.
f) Berhipotesis: dapat merumuskan dugaan sementara.
g) Merencanakan percobaan atau penyelidikan: harus memberi
kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan
yang akan digunakan.
h) Menerapkan konsep atau prinsip: harus memuat konsep/prinsip yang
akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.
i) Mengajukan pertanyaan: harus memunculkan sesuatu yang mustahil,
tidak dapat atau kontradiktif agar siswa termotivasi untuk bertanya.
b. Penyusunan Pokok Uji Keterampilan Proses Sains
Penyusunan pokok uji keterampilan proses sains menuntut penguasaan
masing-masing jenis keterampilan poses (termasuk pengembangannya).
23
Sebaiknya dipilih satu konsep tertentu untuk dijadikan konteks. Dengan
mengingat karakteritik jenis keterampilan proses yang akan diukur, sajikan
sejumlah informasi yang perlu diolah. Setelah itu disiapkan pertanyaan
atau suruhan yang dimaksudkan untuk memperolah respon atau jawaban
yang diharapkan. Tentukan pula bagaimana bentuk respon yang diminta:
memberi tanda silang pada huruf a/b/c serta memberi tanda ceklis dalam
kolom yang sesuai , atau menuliskan jawaban singkat 3 buah, atau bentuk
lainnya.
Umpamanya akan disusun pokok uji keterampilan observasi tentang
bagian-bagian bunga. Berikan satu tangkai bunga sesungguhnya untuk
diperiksa (informasi). Sebaiknya dipilih bunga yang kontras dan memiliki
bau khas. Ajukan pertanyaan mengenai jumlah kelompok, jumlah dan
keadaan mahkota bunga, bentuk kepala sari, keadaan kepala putik, dan ciri
khas bunga tersebut. Respon diminta dalam bentuk jawaban singkat lima
buah berurutan ke bawah dari a sampai e.
c. Pemberian Skor Pokok Uji Keterampilan Proses Sains
Umumnya pokok uji keterampilan proses perlu diberi skor dengan cara
tertentu. Setiap respon yang benar diberi skor dengan bobot tertentu,
umpamanya masing-masing 1 untuk pokok uji observasi di atas yang
berarti jumlah skornya 5. Respon yang lebih kompleks, misalnya membuat
pertanyaan, dapat diberi skor bervariasi berdasarkan tingkat kesulitannya.
Umpamanya pertanyaan berlatar belakang hipotesis diberi skor 3,
pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, diberi skor 2, pertayaan meminta
penjelasan diberi skor 1.21
21 Nuryani Y Rusman, Asesmen Pendidikan IPA. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.
PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-NURYANI_RUSTAMAN/Asesmen_pendidikan_ IPA.pdf.
24
B. Kajian Penelitian Relevan
Hasil penelitian Mirko Marusic and Josip Slisko yang berjudul “Effects of
two different types of physics learning on the results of CLASS test” (Efek dari
dua jenis pembelajaran fisika yang berbeda pada hasil tes CLASS. Metode
Eksperimen-Diskusi (ED) pernah diterapkan pada suatu penelitian selama satu
semester di Kroasia pada siswa kelas 3 SMA. Langkah-langkah pembelajarannya,
yaitu : 1) guru melakukan peroban sederhana di depan kelas, 2) siswa diminta
untuk memprediksi hasil percobaannya, 3) hasil prediksi dan penjelasan siswa
dicatat dalam buku catatan, 4) siswa diminta untuk menjelaskan hasil
predisksinya, 5) siswa dikelompokkan berdasakan hasil prediksinya, diminta
untuk berdiskusi, 7) setelah berdiskusi, perobaan dilakukan oleh guru dan hasilnya
diamati dan dicatat, 8) apabila hasil predisksi siswa berbeda, maka siswa diminta
untuk mengulangi percobaan sendiri. Penelitian yang dilakukan pada 85 siswa ini
menunjukkan peningkatan sebesar 25,6% yang berarti bahwa metode ini memiliki
potensi untuk meningkatkan sikap dan keyakinan siswa entang fisika dan belajar
fisika.22
Hasil penelitian D.E Nurjanah, dkk, mahasiswa Universitas Pendidikan
Indonesia dalam karya ilmiah yang berjudul “Pengaruh penerapan metode
experimenting and discussion (ED) dalam pembelajaran terhadap hasil belajar
fisika dan sikap ilmiah siswa SMP”. Dalam penelitiannya siswa yang mendapat
pengaruh dari penerapan metode Experimenting and Discussion (ED)
mendapatkan hasil belajar fisika yang lebih baik dengan rata-rata 6,03
dibandingkan kelas konvensional dengan rata-rata 4,5 dan dari hasil Uji-t
(Independent Sample T-Test) dengan taraf signifikansi 5%, ternyata nilai
signifikansi nya 0,0000 atau lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukan
dengan penerapan metode Experimenting and Disscussion (ED) dalam
pembelajaran, berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar pada ranah
kognitif. Sikap ilmiah siswa dapat berkembang dengan baik, dengan
pencapaian rata-rata 82% (sangat baik), meliputi aspek sikap ingin tahu, sikap
22 Mirko Marusic and Josip Slisk, Effects of two different types of physics learning on the
results of CLASS test, American Physical Society, Vol. 8. 2012.
25
bekerjasama, sikap refleksi kritis, sikap respek terhadap data, dan sikap
ketekunan.23
Hasil penelitian Mazro’atul Ulum, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berjudul “Pengaruh Metode Eksperimen berorientasi penilaian
kinerja terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep rotasi benda tegar
di SMAN 1 kota Tangerang Selatan”. Dalam penelitiannya rata-rata keterampilan
proses sains setelah menggunakan metode eksperimen berorientasi penilaian
kinerja (posttest) lebih tinggi dari keterampilan dari rata-rata keterampilan proses
sains sebelum menggunakan metode eksperimen berorientasi penikaian kenerja
(pretest). Hasil observasi keterampilan proses sains mengunakan rubik penilaian
kinerja menunjukkan rata-rata sebesar 77,65% yang termasuk ke dalam kategori
baik.24
Hasil penelitian Siti Ipah Latifah, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berjudul “Pengaruh metode eksperimen dan diskusi (ED) terhadap
keterampilan Proses sains siswa pada konsep gerak harmonika sederhana”.
Penelitian ini dilakukan di SMAN 4 Karawang tahun pelajaran 2014/2015.
Pengumpulan data dilakukan melalui tes dan observasi keterampilan proses sains.
Hasih uji hipotesis data posttest didapatkan thitung=, dan ttable=2.00 sehingga
thitung>ttable. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode
eksperimen dan diskusi (ED) terhadap keterampilan proses sains siswa pada
konsep gerak harmonik sederhana.25
Hasil penelitian Indar Sri Wening, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berjudul “Pengaruh metode eksperimen dengan pendekatan
pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan proses sains siswa pada
konsep pencernaan di SMAN 1 kota Tangerang Selatan”. Analisis data
23 Nurjanah, D.E., “Pengaruh penerapan metode experimenting and discussion (ED) dalam
pembelajaran terhadap hasil belajar fisika dan sikap ilmiah siswa SMP”, Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. 1, No.3, 2013.
24 Mazro’atul Ulum, “Pengaruh Metode Eksperimen berorientasi penikaian kenerja terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep rotasi benda tegar di SMAN 1 kota Tanggerang Selatan”. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
25 Siti Ipah Latifah, “Pengaruh Metode Eksperimen /diskusi terhadap keteramilan Proses sains siswa pada konsep gerak harmonika sederhana di SMAN 4 Karawang tahun pelajaran 2014/2015”. Universitas Islam Negeri Sayrif Hidayatullah Jakarta, 2015.
26
menggunakan Uji t, diperoleh hasil thitung=3,74 dan ttable pada taraf signifikan=
0,05 sebesar 1.99, maka thitung>ttable. hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh
metode eksperimen dengan pendekatan berbasis masalah terhadap keterampilan
proses sains siswa pada konsep pencernaan.26
Hasil penelitian Yani Kusuma Astuti, yang berjudul “peningkatan
keterampilan proses sains dan penguasaan konsep IPA melalui pembelajaran
berbasis inquiri”. Penelitian ini bertujuan untuk mngetahui adanya peningkatan
penguasaan konsep dan keterampilan proses siswa melalui pembelajaran inquiri
dapat meningkatkan kelas VIII siswa SMP. Desain penelitian yang digunakan
adalah Nonequivalent Control Group Design. Pengumpulan data dilakukan
dengan tes tertulis (pretest dan posttest) dan angket respon siswa terhadap
pembelajaran inquiri. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inquiri dapat mempengaruhi secara
signifikan terhadap penguasaan konsep dan keterampilan proses siswa.27
Hasil penelitian Rina Astuti, dkk yang berjudul “Pembelajaran IPA dengan
pendekatan keterampilan proses sains menggunakan metode eksperimen bebas
termodifikasi dan eksperimen terbimbing ditinjau dari sikap ilmiah dan motivasi
belajar siswa”. Hasil penelitiannya yaitu: 1). Pembelajaran IPA pada materi
pemanfaatan limbah melalui pendekatan ketrampilan proses sains dengan
eksperimen terbimbing lebih efektif dibandingkan dengan metode eksperimen
bebas termodifikasi. 2). Siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi memiliki prestasi
afektif yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah
rendah. Sedangkan untuk aspek kognitif dan psikomotorik tidak terdapat pengaruh
sikap ilmiah tinggi maupun sikap ilmiah rendah. Sikap Ilmiah siswa merupakan
salah satu faktor intern yang dapat menentukan keberhasilan belajar seorang
26 Indar Sri wening,“Pengaruh Metode Eksperimen dengan pendekatan pembelajaran
berbasis maalah terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep pencernaan di SMAN 1 kota Tanggerang Selatan”. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.
27 Yani Kusuma Astuti,“peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep ipa melalui pembelajaran berbasis inquiry”.Jurnal STKIP NU Indramayu, Kjawa Barat. ISSN 1693-7945. Vol. VI. No. 12, Nov 2014.
27
siswa. 3). motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
khususnya prestasi afektif28
. C. Kerangka Pikir
Pelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam
semesta secara sistematis, dalam pembelajaran biologi siswa tidak hanya
diharapkan mampu menguasai fakta-fakta, konsep-konsep maupun prinsip-prinsip
saja melainkan merupakan suatu proses penemuan, sehingga dalam
mengembangkan pembelajaran biologi di kelas hendaknya ada keterlibatan aktif
siswa dalam pembelajaran untuk menemukan sendiri pengetahuan dan
memberikan pengalaman langsung.
Keaktifan siswa berkaitan dengan keterampilan dasar yang harus dimiliki
siswa dalam pembelajaran biologi. Keterampilan dasar tersebut yakni
keterampilan dasar sains. Dewasa ini keterampilan proses sains masih rendah dan
perlu dikembangkan agar memberikan siswa kesempatan untuk melakukan
penemuan dan dapat menyelesaikan permasalahan dalam pembelajaran biologi.
Untuk dapat mengembangkan keterampilan proses sains pada siswa, maka
diperlukan proses pembelajaran yang dapat memeberikan pengalaman langsung
kepada siswa.
Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan
keterampilan proses sains yaitu melalui pembelajaran yang aktif dan siswa
terlibat langsung dalam pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengembankan proses keterampilan sains siswa ini yaitu dengan
metode eksperimen dan diskusi (ED). Dengan metode eksperimen dan diskusi
(ED) dapat memberikan siswa mengembangkan keterampilan proses sains yang
ada pada dirinya. Selain siswa dapat terlibat aktif langsung dalam pembelajaran,
28 Rina Astuti, dkk. “Pembelajaran IPA dengan pendekatan keteramilan proses sains
menggiunakan metode eksperimen bebas termodifikasi dan eksperimen terbimbing ditinjau dari sikap ilmiah dan motivasi belajar siswa”. Proceeding Biology education conference. ISSN 2528-5742), vol.13 (1), 2016.
28
disini juga siswa dapat berlatih untuk proses berpikir dan mengungkapkan
pendapat. Karena itu, dalam penelitian ini diharapkan dengan menggunakan
metode ekserimen dan diskusi (ED) dapat mengembangkan keterampilan proses
sains siswa. Sehingga, dalam pembelajaran biologi ini siswa dapat memahami
pembelajaran dan meningkatkan keterampilan proses sains.
Kerangka pikir dalam melakukan penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1
berikut:
Gambar 2.1 Skema Prosedur Penelitian
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah bahwa metode eksperimen dan diskusi (ED)
berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep perubahan
lingkungan/iklim dan daur ulang limbah kelas X IPA di SMA Negeri 10 Kota
Tangerang Selatan”.
Guru Siswa
- Pembelajaran didominasi dengan ceramah.
- Penilaian hanya pada hasil
- Siswa pasif, lebih banyak mendengarkan dan mencatat.
Penerapan metode eksperimen dan diskusi
- Membuat siswa terlibat langsung dalam pembelajaran - Melatih proses berpikir siswa - Melatih siswa mengungkapkan pendapat
Keterampilan Proses Sains Siswa tidak berkembang
Keterampilan Proses Sains Siswa meningkat
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah SMA Negeri
10 kota Tangerang Selatan. Penelitian dilakukan pada semester genap kelas X
tahun pelajaran 2017/2018.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperimental
design. Desain penelitian ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksnaan eksperimen.1 Dalam metode ini, penelitian dilakukan
dalam dua kelas. Kelas pertama adalah kelompok eksperimen, yaitu diberikan
perlakuan dengan metode eksperimen dan diskusi (ED). Kelas kedua adalah kelas
kontrol, yaitu diberikan metode eksperimen saja. Jenis desain yang digunakan
yaitu nonequivlent control group design. Di dalam penelitian ini pemilihan
sampel kelas kontrol ataupun eksperimen tidak dipilih secara random.2 Design
penelitian dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Design penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest E O1 XE O2
K O1 XK O2
Keterangan :
E : kelompok eksperimen
K : kelompok kontrol
O1 : hasil pretest
1 Sugiyono, metode penelitian pendidikan kuantitatif, kualitatif, R&D, (Bandung; Alfabeta,
2015) h.114 2 Ibid., h.116
30
O2 : hasil posttest
XE : Perlakuan dengan metode eksperimen dan diskusi (ED)
XK : Perlakuan dengan metode eksperimen
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan dari kumpulan elemen yang memiliki sejumlah
karakteristik umum, yang terdiri dari bidang-bidang untuk diteliti.3 Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 10
Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2017/2018.
2. Sampel
Sampel merupakan suatu sub kelompok dari populasi yang dipilih untuki
digunakan dalam penelitian.4 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
X4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X5 sebagai kelas kontrol.
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu salah
satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan
tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan penelitian.5
Kriteria tersebut berdasarkan pada guru yang mengajar pada kedua kelas tersebut
sama, nilai antara kedua kelas yang tidak jauh berbeda.
E. Teknik pengambilan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari tes (pretest-posttest) dan lembar
observasi. Pretest adalah tes KPS sebelum diterepkan metode eksperimen dan
diskusi (ED) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
keterampilan proses sains siswa sebelum diberikan perlakuan. Posttest adalah tes
3 Amirullah, populasi dan sampel (Malang; Bayumedia Publishing Malang, 2015), hal. 67. 4 Ibid., hal. 68. 5Anwar Hidayat, Penjelasan teknik purposive sampling lengkap detail,
https://www.statistikian.com/2017/06/penjelasan-teknik-purposive-sampling.html, 2017.
31
KPS setelah diterapkan metode eksperimen dan diskusi (ED) untuk melihat
pengaruhnya terhadap tingkat keterampilan pross sains siswa setalah adanya
perlakuan. Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas KPS siswa selama
proses pembelajaran.
F. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:
1. Variabel bebas (X) : Metode eksperimen dan diskusi (ED)
2. Variabel terikat (Y) : Keterampilan proses sains siswa
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini secara terdiri dari tiga
tahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, dan akhir. Adapun gambaran dari tiap-
tiap tahapan dapat dilihat pada Gambar 3.1 sebagai berikut:
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan
- Survey tempat yang akan dilakukan penelitian - Menyusun perangkat pembelajaran yakni RPP dan
LKS - Menyusun instrumen penelitian - Uji coba instrumen - Analisis uji coba instrumen - Perbaikan instrumen yang akan digunakan
penelitian
Tahap Pelakanaan - Pretest - posttest
Tahap Akhir - Menganalisis data - Membahas hasil percobaan - Manarik kesimpulan penelitian.
32
H. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
Instrumen digolongkan menjadi dua macam, yaitu instrumen tes dan non-tes.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu:
1. Instrumen Tes
Tes adalah suatu suatu alat pengumpul informasi, jika dibandingkan dengan
alat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi, tes penuh dengan batasan-batasan. 6
Instrumen tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains berbasis
keterampilan mengamati, merencanakan/melakukan percobaan, mempredisksi,
berkomunikasi, menginterprestasi data dan menerapkan konsep. Jenis tes yang
diujikan dalam penelitian ini yaitu tes bentuk uraian. Agar memperoleh soal-soal
bentuk uraian yang memadai sebagai alat penilaian hasil belajar, perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini:7
1. Dari segi isi yang diukur, hendaknya ditentukan secara jelas abilitasnya,
misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu
permasalahan, dan aspek kognitif lainnya.
2. Dari segi bahasa, gunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah
diketahui makna yang terkandung dalam pertanyaan.
3. Dari segi teknis penyajian soal, jangan diulang-ulang pertanyaan terhadap
materi yang sama.
4. Dari segi jawaban, pertanyaan yang hendak diajukan sebaiknya ditentukan
jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokoknya.
Kisi-kisi instrumen keterampilan proses sains dapat dilihat pada Tabel 3.2
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Keterampilan Proses Sains
No Jenis Keterampilan Indikator
1 Observasi Menggunakan sebanyak mungkin indera.
2 Interpretasi data Menyimpulkan hasil pegamatan.
6 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan (Jakarta; bumi aksara, 2012), hal. 47. 7 Nana Sudhana, Penilaian hasil proses belajaran mengajar (Bandung; PT Ramaja
Rosdakarya, 2014), hal. 39-40.
33
No Jenis Keterampilan Indikator
3 Memprediksi Menyadari bahwa suatu penjelaan peru
diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti.
4 Merencanakan
Percobaan
Menentukan alat bahan yang digunakan
Menentukan prosedur suatu percobaan.
5 Menerapkan konsep Menggunakan konsep pada pengalaman
baru untuk menjelaskan apa yang sedng
terjadi.
6 Berkomunikasi Menyampaikan laporan secara sistematis
dan jelas.
2. Instrumen non-test
Instrumen non-test yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaran
observasi. Observasi merupakan cara atau metode menghimpun keterangan atau
data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.8
Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa
selama melakukan pembelajaran dengan metode eksperimen dan diskusi (ED).
Aspek yang dapat diukur adalah keterampilan memprediksi, merencanakan dan
melakukan percobaan, komunikasi, dan menginterpretasi data. Indikator
keterampilan proses sains berdasarkan langkah-langkah metode eksperimen dan
diskusi (ED) dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Indikator Keterampilan Proses Sains berdasarkan langkah-
langkah Metode Eksperimen dan Diskusi (ED)
Langkah-langkah Aspek KPS Indikator
Siswa diminta untuk Memprediksi Mengemukakan
8 Sitti Mania, observasi sebagai alat evaluasi dalam dunia pendidikan dan pengajaran,
lentera pendidikan vol. 11 no. 2, 2008, hal. 221.
34
memprediksi percobaan
yang belum dilakukan.
prediksi kemungkinan
yang akan terjadi.
Siswa diminta untuk
mendiskusikan hasil
prediksi secara
berkelompok.
Berkomunikasi Menjelaskan hasil
prediksi.
Siswa merencanakan dan
melakukan percobaan untuk
membuktikan hasil prediksi.
Merancang
percobaan
Membuat langkah-
langkah percbaan sesuai
dengan tujuan
percobaan.
Mempersiapkan alat
dan bahan yang
diperlukan.
Mengamati Mengamati percobaan
yang akan dilakukan.
Mengumpulkan
data
Menulis data percobaan
pada LKS.
Siswa mendiskusikan hasil
eksperimen dan membuat
laporan percobaan.
Menginterpretasi
data
Mengelola data hasil
percobaan.
Berkomunikasi Berdiskusi untuk
menjawab pertanyaan
pada kegiatan LKS.
Membuat kesimpulan
hasil percobaan.
Siswa memprestasikan hasil
percobaan.
Berkomunikasi Menjelaskan hasil
percobaan kepada
kelompok lain.
35
I. Kalibrasi
Sebelum dilakukan pengambilan data, terlebih dahulu instrumen penelitian
yang akan digunakan, diuji kepada responden diluar sampel yang telah ditentukan.
Setelah itu, instrumen penelitian diukur tingkat validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda, sehingga dapat dipertimbangkan apakah instrumen
tersebut dapat dipergunakan atau tidak. Untuk menghitung kalibrasi instrumen,
peneliti menggunakan program Anates Uraian versi 4.0.4.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes telah
mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas tes perlu ditentukan untuk
mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur kemampuan yang
seharusnya diukur.9 Suatu data atau informasi dikatakan valid apabila sesuai
dengan keadaan senyatanya.10 Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.11
Secara empirik, tinggi-rendahnya validitas ditunjukkan oleh suatu angka
yang disebut koefisien validitas.12 Adapun besarnya koefisien validitas dapat
dilihat sebagai berikut.13
Table 3.4 Kriteria Koefisien Validitas
Koefisien Kriteria
0,800-1,00 Sangat Tinggi
0,600-0,800 Tinggi
0,400-0,600 Cukup
0,200-0,400 Rendah
0,000-0,200 Sangat Rendah
9 Sumarna Surapranata, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi
Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 50 10Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan (Jakarta; Bumi aksara, 2012), hal 72. 11Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 173. 12Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hlm. 105. 13Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan; Edisi Kedua,(Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), hlm. 89.
36
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan Anates
Uraian versi 4.0.4. Hasil perhitungan validitas instrumen dapat dilihat dari
Tabel 3.5. sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen
Statistik
Jumlah siswa 28
Jumlah soal awal 14
Jumlah soal valid 10
Nomer soal valid 1, 2, 3,4,6,7,8,9,11,13
2. Uji Reliabilitas
Selain harus memenuhi syarat validitas, sebuah instrumen juga harus dapat
dikatakan reliabel. Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan
alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun alat
penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif`````` sama.14
Secara empirik, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka
yang disebut koefisien reliabilias, berkisaran antara 0-1.15Instrumen yang
baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai
dengan kenyataan. Yang sering ditangkap kurang tepat bagi pembaca adalah
adanya pendapat bahwa “ajeg” atau “tetap” diartikan sebagai “sama”. Dalam
pembicaraan evaluasi ini tidak demikian. Ajeg atau tetap tidak selalu harus
sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg. Jika keadaan si A mula-mula
berada lebih rendah dibandingkan dengan B, maka jika diadakan pengukuran
ulang, si A juga berada lebih rendah dari B. Itulah yang dikatakan ajeg atau
tetap, yaitu sama dalam kedudukan siswa di antara anggota kelompok yang
lain. Tentu saja tidak dituntut semuanya tetap. Besarnya ketetapan itulah
menunjukkan tingginya reliabilitas instrumen.16
14Nana sudjana, penilaian hasil proses belajar mengajar (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,
2013), hal. 16. 15 Ahmad sofyan, op.cit, hal. 105. 16Arikunto, op. cit. hlm. 100-101.
37
Tabel 3.6 Kriteria Indeks Reliabilitas
Interval Kriteria
0,80 ≤ r ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ r ≤ 0,08 Tinggi
0,40 ≤ r ≤ 0,07 Sedang
0,20 ≤ r ≤ 0,04 Rendah
r ≤ 0,2 Sangat rendah (tidak valid)
Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas soal, diperoleh hasil
reliabilitas tes yang menunjukkan butir-butir soal yang telah diuji cobakan
termasuk dalam kategori sedang, hasil uji terlampir.
3. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi
usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan
menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena di luar jangkauannya.17
Hasil hitung tingkat kesukaran merupakan proporsi atau perbandingan
antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti
tes.18 Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index). Di dalam istilah evaluasi, indeks
kesukaran ini diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata “proporsi”.19
Indeks kesukaran rentangannya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks
menunjukan semakin mudah butir soal, karena dapat dijawab dengan benar
oleh sebagian besar atau seluruh siswa. Sebaliknya jika sebagian kecil atau
tidak ada sama sekali siswa yang menjawab benar menunjukan butir soal
sukar. Indeks 0,0 menunjukkan butir sangat sukar, sedangkan indeks 1,0,
17Ibid., hlm. 222. 18Ahmad Sofyan, dkk., op.cit., hlm. 103 19Arikunto, op. cit., hlm. 223.
38
menunjukkan butir sangat mudah.20 Adapun kriteria tingkat kesukaran
disajikan pada tabel 3.6.
Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran
Interval Kriteria
0 – 0,25 Sukar
0,26 – 0,75 Sedang
0,76 – 1,00 Mudah
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah).21 Daya beda digunakan untuk mengetahui
kemampuan butir dalam membedakan kelompok siswa antara kelompok
siswa yang pandai dengan kelompok siswa yang kurang pandai.22
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi, disingkat D (d besar). Seperti halnya indeks kesukaran, indeks
diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Hanya
bedanya, indeks kesukaran tidak mengenal tanda negatif (-), tetapi pada
indeks diskriminasi ada tanda negatif.23 Adapun perhitungan daya pembeda
menggunakkan kriteria sebagai berikut:24
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda
Nilai Daya Pembeda Kriteria 0,00-0,20 Jelek 0,20-0,40 Cukup 0,40-0,70 Baik 0,70-1,00 Baik sekali Negatif Semua tidak baik
20Sofyan, dkk. loc. cit. 21Arikunto, op. cit., hlm. 226 22Ahmad Sofyan, dkk., op. cit., hlm. 104. 23Arikunto, loc. cit. 24Ibid., hlm. 232.
39
J. Teknik Analisis Data
Peneliti ini menggunakan teknik analisis data kuantitatif, yaitu data yang
dapat diwujudkan dengan angka yang diperoleh dari lapangan. Dalam penelitian
ini, setelah data diperoleh dari pretest dan posttest keterampilan proses sains,
maka data akan dianalisis melalui:
1. Tes Keterampilan Proses Sains
a. Uji Normalitas
Langkah setelah pengambilan data pretest dan posttest yaitu Uji
Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji t. Uji Normalitas ini dilakukan untuk
mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak.
Untuk Uji Normalitas ini peneliti dibantu dengan program SPSS. Uji
Normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk Uji Normalitas menggunakan
program SPSS yaitu sebgai berikut: Pertama adalah membuka dan masuk ke
program SPSS. Lalu akan ada tampilan IBM SPSS Statistics Data Editor,
yang di dalamnya terdapat beberapa pilihan, seperti data view, varible view,
analize, transform dan lain-lain. Kemudian, klik variabel view dan isi kolom
Name pada baris pertama dengan eksperimen dan baris kedua dengan kontrol.
Pada type pilih numeric dikedua kolom. Pada kolom label baris pertama isi
dengan mengetik “Pretest eksperimen” dan baris kedua ketik dengan kata
“pretest kontrol”. Pada kolom measure pilih scale di baris pertama dan
kedua. Langkah selanjutnya, klik data view masukkan nilai pretest kelompok
eksperimen dan kelompok konrol. Selanjutnya, pilih menu analyze, sub menu
nonparametric tests, pilih legacy dialogs, dan pilih 1-Sample K-S. Lalu
masukkan variabel “Pretest eksperimen” dan “Pretest kontrol” pada test
variable list. Kemudian pada test distribution klik normal dan klik OK.
Peneliti melakukan langkah yang sama untuk mengolah data hasil Posttest..
Kriteria pengujiannya adalah jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima. Hal
40
ini mengartikan bahwa distribusi data populasi normal. Jika probabilitas <
0,05 maka H0 ditolak, yang mengartikan bahwa data populasi tidak normal.25
b. Uji Homogenitas
Langkah setelah memperoleh hasil uji Normalitas yakni Uji
Homogenitas dilakukan untuk mengetahui kehomogenan antara dua
kelompok yang diteliti. Uji Homogenitas yang digunakan peneliti adalah
uji Levene Statistic. Langkah-langkah melakukan Uji Homogenitas
menggunakan program SPSS versi 22 yaitu, yang pertama membuka dan
masuk programSPSS. Kemudian muncul tampilan IBM SPSS Statistics
Data Editor, klik variable view. Lalu ketik kata “Kelas” di baris pertama
dan kata “Nilai” di baris kedua pada kolom name.
Pada kolom label baris pertama ketik “Kelas” dan baris kedua ketik
“Pretest”. Pada kolom values baris pertama klik kotak kecil, kemudian
ketik angka 1 pada value dan pada label ketik “ekperimen”, klik add. Lalu
ketik angka 2 pada value dan ketik “kontrol” pada label, klik add
kemudian klik ok. Pada kolom measure baris pertama pilih nominal dan
baris kedua pilih scale.
Langkah selanjutnya, klik data view. Pada kolom “Kelas” ketik angka 1
dan 2 sesuai dengan kelasnya dan banyak siswa. Pada kolom “Nilai”
masukkan nilai siswa sesuai dengan kelasnya. Lalu klik analyze, klik
compare means, klik One-Way ANOVA. Kemudian pindahkan variabel
“Nilai” ke Dependent List dan variabel “Kelas” ke Factor. Lalu klik
options, klik homogeneity of variance test, klik continue, dan klik OK.
Kriteria pengujiannya menunjukkan data memiliki varians homogen jika
probabilitas > 0,05 dan H0 diterima. Sedangkan jika probabilitas < 0,05
maka H0 ditolak, artinya varians data tidak homogen.26
25Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisler dalam Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), hal. 155-156.
41
c. Uji Hipotesis
Langkah setelah diperoleh hasil Uji Normalkitas dan Uji Homogenits
selanjurnya pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan independent
sampel T test. Dalam statistik uji-t menguji parameter perbedaan dua rata-
rata sampel yang asusmsi distribusi populasinya harus normal dan variansnya
harus homogen. Langkah-langkah awal uji hipotesis yaitu memasukkan data
ke variable view dan data view sama dengan langkah-langkah pada uji
homogenitas. Selanjutnya setelah data dimasukkan ke data view, klik
analyze, lalu klik Compare mean, pilih independent sample T test. Kemudian
pindahkan variabel “Nilai” ke Test Variable dan variabel “Kelas” ke
Grouping Variable. Setelah variabel “Kelas” dipindahkan ke Grouping
Variable, klik Define Groups, ketik angka 1 pada Group 1 dan angka 2 pada
Group 2, lalu klik continue dan yang terakhir klik OK. Kriteria pengujian
pada uji hepotesis ini adalah jika probabilitas < 0,05. artinya H0 ditolak.
Sedangkan, jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima.
2. Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa
Data yang diperoleh dari hasil observsi digunakan untuk mengukur
keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran, pengukuran
menggunakan rumus sebagai berikut:
Presentase = skor yang dipeolehskor maksimum
x 100%
Dengan presentase sebagai berikut :
(81-100) : baik sekali
(61-80) : baik
(41-60) : cukup
(2140) : kurang
(0-20) : sangat kurang27
26Ibid., hal. 167-169. 27 Piet A. Sahartian, Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal.
60.
42
K. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik pada penelitian ini yaitu :
H0 : µA = µB
Ha : µA > µB
Keterangan :
H0 : Tidak terdapat pengaruh metode eksperimen dan diskusi (ED)
terhadap keterampilan proses sains pada konsep perubahan
lingkungan/iklim dan daur ulang limbah.
Ha : Terdapat pengaruh metode eksperimen dan diskusi (ED) terhadap
keterampilan proses sains pada konsep perubahan lingkungan/iklim
dan daur ulang limbah.
µA : Nilai rata-rata kelompok eksperimen yang menggunakan metode
eksperimen dan diskusi (ED). µB : Nilai rata-rata kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode
eksperimen dan diskusi (ED).
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang terkumpul dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Berikut
ini disajikan analisis data hasil penelitian nilai pretest dan posttest keterampilan
proses sains, dan hasil observasi katerampilan proses sains pada kelompok
eksperimen dan kontrol.
1. Keterampilan Proses Sains (KPS) Awal Kelompok Eksperimen
dan Kontrol
Hasil pretest keterampilan proses sains secara pada kelompok
eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan yang berbeda dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tebel 4.1 Keterampilan Proses Sains Pretest pada Kelompok
Eksperimen dan Kontrol1
Data Pretest
Eksperimen Kontrol
Nilai terendah 22,73 20,45 Nilai tertinggi 50,00 40,91 Rata-rata 33,10 30,40 Median 31,82 29,55 Modus 31,82 27,27 Simpangan baku 5,50 5,50 Jumlah Siswa 32 32
Pengukuran keterampilan proses sains awal siswa berdasarkan Tabel
4.1 yaitu nilai rata-rata pretest pada kelompok eksperimen yaitu 33,10,
sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 30,40.
Rata-rata nilai pretest pada kelompok eksperimen hampir sama. Hal ini
1 Lampiran 13 dan 15 Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Pretest Kelas Eksperimen dan kontrol
hal. 176&180.
44
menunjukkan bahwa keterampilan proses sains awal kedua kelompok
sebelum diberikan perlakuan adalah sama.
2. Keterampilan Proses Sains (KPS) Akhir Kelompok Eksperimen
dan Kontrol
Hasil posttest ketempilan proses sains secara pada kelompok
eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan yang berbeda dapat
dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tebel 4.2 Keterampilan Proses Sains Posttest pada Kelompok
Eksperimen dan Kontrol2
Data Posttest
Eksperimen Kontrol
Nilai terendah 65,91 56,82 Nilai tertinggi 88,64 79,55 Rata-rata 76,42 71,02 Median 76,14 71,59 Modus 81,82 70,45 Simpangan baku 7,18 6,73 Jumlah siswa 32 32
Pengukuran keterampilan proses sains akhir siswa berdasarkan Tabel
4.2 yaitu hasil postest pada kelompok eksperimen diperoleh nilai rata-rata
postest pada kelompok eksperimen yaitu 76,42, sedangkan untuk
kelompok kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,02. Rata-rata nilai
keterampilan proses sains pada kedua kelompok tersebut cukup signifikan.
Hal ini dikarenakan kedua kelompok tersebut telah diberikan perlakuan
yang berbeda.
2 Lampiran 14 dan 16 Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Posttest Kelas Eksperimen dan kontrol
hal. 178&182.
45
3. Persentase Aspek Keterampilan Proses Sains (KPS)
a. Persentase Aspek KPS Pretest/ Awal
Hasil perhitungan persentase aspek keterampilan proses sains
(KPS) untuk data pretest kelompok eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini :
Tabel 4.3 Persentase Aspek KPS Awal Kelompok Eksperimen
dan Kontrol3
No Aspek KPS
Pretest
Eksperimen (%) Kontrol (%)
1 Mengamati 30,29% 30,05% 2 Memprediksi 35,94% 30,47% 3. Menerapkan konsep 33,98% 29,69% 4 Menginterpretasi
data 45,31% 35,94%
5 Merencanakan
percobaan 28,75% 28,75%
6 Berkomunikasi 35,76% 33,33% Rata-rata 35,01% 31,37%
Pengukuran persentase aspek KPS awal siswa kelompok
eksperimen dan kontrol berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh data pada
kelompok eksperimen aspek keterampilan proses sains tertinggi
45,31% yaitu pada aspek menginterpretasi data. Aspek terendah
diperoleh 28,75% pada aspek merencanakan percobaan. Pada
kelompok kontrol, aspek tertinggi diperoleh 35,94% pada aspek
menginterpretasikan data dan aspek terendah diperoleh pada aspek
merencanakan percobaan.
3 Lampiran 13 dan 15 Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Pretest Kelas Eksperimen dan kontrol
hal. 176&180.
46
b. Persentase Aspek KPS Posttest / Akhir
Hasil perhitungan persentase aspek keterampilan proses sains
(KPS) untuk data postest kelompok eksperimen dan kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4 Persentase Aspek KPS Akhir Kelompok Eksperimen
dan Kontrol 4
No Aspek KPS
Posttest
Eksperimen (%) Kontrol (%)
1 Mengamati 72,60% 67,31% 2 Memprediksi 85,16% 79,69% 3 Merencanakan
percobaan 80,08% 73,44%
4 Menginterpretasi
data 88,28% 88,28%
5 Berkomunikasi 66,88% 61,25% 6 Menerapkan
konsep 79,86% 76,04%
Rata-rata 78,81% 74,34%
Pengukuran persentase aspek KPS akhir siswa kelompok
eksperimen dan kontrol berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data
persentase aspek KPS pada akhir/ pretest, kelompok eksperimen
aspek keterampilan proses sains tertinggi diperoleh 88,28% yaitu pada
aspek menginterpretasi data, untuk aspek terendah diperoleh 66,88%
pada aspek berkomunikasi, sedangkan pada kelompok kontrol aspek
tertinggi diperoleh 79,69% pada aspek memprediksi dan aspek
terendah diperoleh 61,25% pada aspek berkomunikasi.
4 Lampiran 14 dan 16 Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Posttest Kelas Eksperimen dan kontrol
hal. 178&182.
47
c. Hasil n-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Uji n-gain dilakukan untuk mengukur peningkatan ketermpilan
proses sains setelah pembelajaran dilakukan. Hasil perhitungan n-gain
dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 Hasil n-gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol5
No Aspek KPS N -Gain
Eksperimen Kriteria Kontrol Kriteria 1 Mengamati 0,64 Sedang 0,53 Sedang 2 Memprediksi 0,77 Tinggi 0,71 Tinggi
3 Merencanakan
percobaan 0,70 Tinggi 0,62 Sedang
4 Menginterpretasi
data 0,92 Tinggi 0,82 Tinggi
5 Berkomunikasi 0,53 Sedang 0,36 Sedang
6 Menerapkan
konsep 0,69 Sedang 0,56 Sedang
Rata-rata 0,71 0,60
Hasil Uji n-gain berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa pada
kelompok eksperimen aspek keterampilan proses sains
menginterpretasi data memiliki kriteria tertinggi sebesar 0,92 dan
aspek berkomunikasi memiliki kriteria rendah sebesar 0,53. Pada
kelompok kontrol aspek komunikasi juga memiliki kriteria terendah
sebesar 0,36 dan aspek menginterpretasi data memiliki kriteria tinggi
sebesar 0,82.
5 Lampiran 17 Hasil N-Gain elas Eksperimen dan Kontrol hal. 184
48
73.33% 86.67% 86.60%
66.67% 66.67% 73.33% 86.67% 93.33%
80.00% 93.33%
73.33% 86.67%
0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%
100.00%
Kelompok Eksperimen Tiap Aspek
pertemuan 1
pertemuan 2
d. Hasil Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi
keterampilan proses siswa selama proses pembelajaran berlangsung
tiap pertemuan. Data hasil observasil keterampilan proses sains
kelompok eksperimen tiap aspek setelah 2 kali pertemuan dapat
dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar 4.1 Hasil Observasi Pertemuan ke-1 dan ke-2
Kelompok Eksperimen Tiap Aspek6
Perhitungan hasil data observasi keterampilan proses sains
kelompok eksperimen tiap pertemuan dan dilihat dari tiap aspeknya
tertinggi yaitu pada aspek memprediksi dan menginterpretasikan data
93,33% dan rata-rata persentase aspek terendah yaitu berkomunikasi
66,67%.
6 Lampiran 18 Analisis Data Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains hal. 185
49
60.00% 66.67% 66.67% 53.33% 53.33% 60%
86.67% 73.33% 80.00%
53.33%
93.33% 86.67%
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Kelompok Kontrol Tiap Aspek
pertemuan 1
pertemuan 2
Persentase hasil observasi siswa kelompok kontrol tiap aspeknya,
dapat dilihat pada Gambar 4.2 di bawah ini:
Gambar 4.2 Hasil Observasi Pertemuan ke-1 dan ke 2
Kelompok Kontrol Tiap Aspek7
Perhitungan hasil data observasi keterampilan proses sains
kelompok kontrol tiap pertemuan dan dilihat dari enam aspek,
persentase aspek tertinggi yaitu pada aspek berkomunikasi 93,33%
dan rata-rata persentase aspek terendah yaitu mengnterprestasikan
data yaitu 53,33%.
B. Analisis Data
Proses setelah diperoleh data dari masing-masing kelompok, maka dapat
dilanjutkan pada pengujian hipotesis. Tetapi sebelum dilakukan pengujian
hipotesis, perlu dilakukan uji prasyarat analisis data terlebih dahulu terhadap
data hasil penelitian diantaranya Uji Normalitas dan Homogenitas. Berikut uji
prasyarat analisis data yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan salah satu bagian dari uji prasyarat analisis
data, artinya sebelum melakukan analisis yang sesungguhnya, data tersebut
7 Lampiran 18 Analisis Data Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains hal. 185
50
harus di uji kenormalan distribusinya. Pengujian distribusi normalitas
pada penelitian ini dilakukan terhadap data hasil pretest dan posttest pada
tiap kelompok eksperimen maupun kontrol. Pengujian terhadap dua data
tersebut menggunakan Uji Kolmogorov Smirnov Z pada SPSS. Dasar
pengambilan keputusan dalam Uji Normalitas tersebut yaitu jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
Sedangkan, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut
tidak berdistribusi normal. Hasil data Uji Normalitas kedua kelompok
sampel penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini :
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol8
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 32 32 32 32
Test statistic 0,144 0,154 0,149 0,154
p-value (Sig.) 0,089 0,051 0,069 0,053
α 0,05 0,05 0,05 0,05
Kesimpulan 0,089>0,05
Normal
0,051>0,05
Normal
0,069>0,05
Normal
0,0530>0,05
Normal
Hasil data Uji Normalitas berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh hasil
pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi
normal dengan nilai signifikansi hasil belajar pretest dan posttest memiliki
nilai lebih besar dari 0,05. Hasil data Uji Normalitas pretest maupun
posttest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada lampiran 19.
8 Lampiran 19 Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol, hal 187
51
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas juga menjadi uji prasayarat untuk analisis statistik
dari data kedua kelompok eksperimen dan kontrol. Seperti uji statistik
normalitas, Uji Homogenitas menjadi acuan untuk menentukan keputusan
pengambilan uji satistik dengan ketentukan jika nilai signifikansi > 0,05,
maka dikatakan bahwa data tersebut memiliki varians homogen. Dan
sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tersebut memiliki
varians tidak homogen. Hasil Uji Homogenitas kedua kelompok sampel
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini :
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan
Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol9
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 32 32 32 32
Levene Satistic 0,083 1,126
p-value (Sig.) 0,774 0,293
α 0,05 0,05
Kesimpulan 0,774> 0,05
Homogen
0,293> 0,05
Homogen
Hasil data Uji Homogenitas berdasarkan Tabel 4.7, diperoleh hasil
pretest dan posttest dari kelompok eksperimen dan kontrol memiliki
varians homogen, karena nilai signifikansi hasil belajar pretest dan
posttest kelompok eksperimen maupun kontrol memiliki nilai lebih besar
dari 0,05. Hasil data Uji Homogenitas pretest maupun posttest kelompok
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada lampiran 20.
.
9 Lampiran 20 Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol, hal 189
52
3. Uji Hipotesis
Data hasil pengujian Uji Hipotesis dilakukan untuk mengetahui
adanya pengaruh metode pembelajaran yang digunakan dengan
ketermpilan proses sains siswa. Setelah dilakukan Uji Normalitas dan Uji
Homogenitas bahwa kedua data tersebut berdistribusi normal dan
homogen pada kelompok eksperimen dan kontrol. Oleh karena itu
pengujian hipotesis menggunakan uji-t.
Uji Hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
perbedaan antara hasil pretest dan posttest siswa dari kelompok
eksperimen dan kontrol. Uji Hipotesis yang digunakan yaitu Uji-t pada
taraf signifikansi 0,05 dengan kriteria H0 diterima jika nilai signifikansi
lebih dari 0,05 (p-value (sig.) > α), dan H0 ditolak nilai signifikansi kurang
dari 0,05 (p-value (sig.) < α). Hasil perhitungan Uji Hipotesis pretest dan
posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada Tabel
4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Kelompok Eksperimen dan Kontrol10
Data Pretest Posttest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Sampel (N) 32 32 32 32
x 33,10 30,40 76,42 71,02 t 1,962 3,102
p-value (Sig.) 0,054 0,003
α 0,05 0,05
Kesimpulan 0,054>0,05 (H0 diterima) 0,003< 0,05 (H0 ditolak)
Hasil uji hipotesis berdasarkan Tabel 4.8, untuk data pretest diperoleh
p-value (sig.) > α sehingga H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
10 Lampiran 21 Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kontrol, hal 190.
53
terdapat perbedaan yang signifikan sebelum menggunakan metode
eksperimen dan diskusi dengan yang tidak menggunakan metode
eksperimen dan diskusi. Sedangkan untuk data hasil posttest diperoleh p-
value (sig.) < α, maka H0 ditolak. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pengaruh metode pembelajaran Eksperimen dan
diskusi terhadap keterampilan proses sains siswa. Hasil data Uji Hipotesis
pretest maupun posttest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat
pada lampiran 21.
C. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 10 Tangerang Selatan ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode eksperimen dan diskusi (ED)
terhadap keterampilan proses sains siswa. Berdasarkan hasil pretest pada
kelompok eksperimen dan kontrol, hasil rata-rata tiap kelompoknya yaitu,
kelompok eksperimen sebesar 33,10 dan kontrol 30,40. Hasil pretest
menunjukkan bahwa kemampuan awal kelompok eksperimen maupun kontrol
masih tergolong rendah (Tabel 4.1).
Hasil setelah dilakukan Uji-t menunjukan bahwa pretest antara kelompok
eksperimen dan kontrol tidak berbeda. Hal ini menunjukkan kemampuan awal
kelompok eksperimen dan kontrol sama. Proses setelah dilakukan pretest
yaitu kegiatan pembelajaran, pada kelompok eksperimen diterapkan
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dan diskusi,
sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode eksperimen.
Pada kelompok eksperimen proses pertemuan awal yaitu 5 kelompok
siswa diberikan LKS oleh guru. Di dalam LKS terdapat aspek-aspek yang
dapat terukur diantaranya aspek mengamati, memprediksi, merencanakan
percobaan, menginterpretasi data, berkomunikasi dan menerapkan konsep.
Materi yang dibahas yaitu pengaruh penggunaan detergen terhadap gerak
operkulum ikan.
54
Proses setelah diberikan LKS setiap kelompok membuat prediksi dari
eksperimen yang akan dilakukan. Siswa melakukan diskusi dengan
kelompoknya mengenai hasil prediksi kelompok dan guru meminta
perwakilan kelompok menjelaskan hasil prediksi. Kemudian tiap kelompok
melakukan eksperimen seperti yang terdapat pada LKS. Siswa melakukan
diskusi hasil dari eksperimen yang telah dilakukan dan mempresentasikan
hasil diskusi kelompok.
Pertemuan kedua kelompok eksperimen sama seperti pertemuan
sebelumnya, aspek yang terdapat pada LKS sama diantaranya aspek
mengamati, memprediksi, merencanakan percobaan, menginterpretasi data,
berkomunikasi dan menerapkan konsep. Materi yang dibahas yaitu pengaruh
suhu terhadap gerak operkulum ikan. Pada pertemuan kedua nilai rata-rata tiap
aspek cukup meningkat. Aspek tertinggi yang diperoleh yaitu pada aspek
memprediksi dan mengnterprestasikan data.
Pada kelompok kontrol menggunakan metode pembelajaran eksperimen.
Materi yang dibahas yaitu pengaruh detergen terhadap gerak operkulum ikan.
Pada pertemuan pertama guru mengawalinya dengan memberikan gambar
seputar materi yang akan dibahas, lalu guru memberikan stimulus agar siswa
bertanya. Siswa selanjutnya dibagi menjadi beberapa kelompok dan diberikan
LKS. Guru membimbing dan mengamati jalannya percobaan, siswa
mendiskusikan hasil percobaan dan meminta tiap kelompok
mempresentasikan hasilnya. Hasil nilai aspek yang diperoleh pada observasi
pertemuan pertama kelompok kontrol ini masih di bawah 70,00%.
Pada pertemuan kedua kelompok kontrol sama dengan pertemuan
pertama, hanya materi yang dibahas yaitu pengaruh suhu terhadap gerak
operkulum ikan. Hasil nilai aspek yang diperoleh cukup meningkat. Nilai
aspek tertinggi pada kelompok kontrol adalah aspek berkomunikasi sebesar
93,33%.
Proses setelah memberikan perlakuan berbeda pada tiap kelompok,
selanjutnya baik kelompok ekperimen maupun kontrol dilakukan pengambilan
nilai posttest. Berdasarkan hasil data yang diperoleh melalui posttest,
55
kelompok eksperimen memperoleh rata-rata 76,42. Pada kelompok kontrol
memperoleh rata-rata 71,02. Hal ini membuktikan bahwa kelompok
eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dari kelompok kontrol
(Tabel 4.2).
Nilai rata-rata dari kelompok eksperimen termasuk dalam kategori cukup.
Sengangkan nilai kelompok kontrol masih banyak siswa yg mendapat nilai
kurang, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya kurangnya
konsentrasi siswa dalam pembelajaran, terdapat siswa yang kurang antusias
dalam pembelajaran, siswa yang diam saja saat kurang memahami dalam
menerima materi. Pada hasil Uji-t antara kelompok eksperimen dan kontrol
menunjukkan hasil berbeda, artinya metode pembelajaran yang diterapkan
pada kelompok eksperimen yaitu metode eksperimen dan diskusi
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mirko
Marusic dan Josep Slisko dalam jurnalnya yang berjudul “Effefts of two
different types of physics learning on the result of class tes11. Penelitian yang
dilakukan oleh Siti Ipah Latifah yang berjudl pengaruh metode eksperimen
dan diskusi (ED) terhadap keterampilan proses sains pada konsep gerak
harmonika sederhana12. Penelitian yang sama pun pernah dilakukan oleh oleh
D.E Nurjanah dalam jurnalnya yang berjudul pengaruh penerapan metode
eksperimen dan diskusi (ED) terhadap hasil belajar siswa13.
Perolehan nilai n-gain (Tabel 4.5), kelompok eksperimen memiliki rata-
rata 0,71 menunjukkan kategori Tinggi. Nilai n-gain dengan kriteria tinggi
terdapat pada aspek menginterpretasi data. Pada kelompok kontrol memiliki
nilai n-gain rata-rata sebesar 0,60 menunjukkan kategori sedang. Dengan
11 Mirko Marusic and Josip Slisk, Effects of two different types of physics learning on the
results of CLASS test, American Physical Society, Vol. 8. 2012. 12 Siti Ipah Latifah, “Pengaruh Metode Eksperimen /diskusi terhadap keteramilan Proses sains siswa
pada konsep gerak harmonika sederhana di SMAN 4 Karawang tahun pelajaran 2014/2015”. Universitas Islam Negeri Sayrif Hidayatullah Jakarta, 2015.
13 Nurjanah, D.E., “Pengaruh penerapan metode experimenting and discussion (ED) dalam pembelajaran terhadap hasil belajar fisika dan sikap ilmiah siswa SMP”, Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. 1, No.3, 2013.
56
demikian nilai rata-rata dan kategori n-gain kelompok eksperimen lebih tinggi
dibanding dengan kelompok kontrol.
Keterampilan proses sains siswa sebelum diberikan perlakuan pada
kelompok eksperimen dan kontrol didapatkan persentase ketercapaian yang
bervariasi. Hasil tes keterampilan proses sains setelah diberikan perlakuan
yang berbeda antara kelompok eksperimen dan kontrol yaitu kelompok
eksperimen dengan metode eksperimen dan diskusi (ED) dan kelompok
kontrol dengan metode eksperimen saja didapatkan rata-rata persentase yang
cukup signifikan, ini menunjukkan bahwa kelompok eksperimen lebih unggul
dari kelompok kontrol. Pentingnya metode pembelajaran yaitu untuk
mencapai tujuan pembelajaran, guru berusaha mencapai tujuan tujuan
semaksimal mungkin, salah satu usahanya dengan mengunakan metode
mengajar yang tepat.14Dalam kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode
pembelajaran diperlukan oleh guru agar penggunaannya bervariasi sesuai
yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir.15
Data aspek keterampilan proses sains (KPS) kelompok eksprerimen dan
kontrol terdapat perbedaan rata-rata keterampilan proses sains pada saat
pretest dan posttest. Persentase rata-rata 6 aspek KPS pretest kelompok
eksperimen sebesar 35,01% dan kontrol sebesar 31,37%. Persentase rata-rata
6 aspek KPS posttes kelompok eksperimen sebesar 78,81% dan kontrol
sebesar 74,34%. Terjadi peningkatan persentase rata-rata keterampilan proses
sains pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol. Tetapi,
kelompok eksperimen memiliki peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kontrol pada saat posttest.
Data hasil penelitian menunjukkan keterampilan proses sains aspek
mengamati pada hasil pretest dan posttest kelompok eksperimenl lebih besar
dibandingkan kelompok kontrol. Hal ini terjadi kerena siswa kelompok
eksperimen memilki kemampuan lebih tinggi dalam hal mengamati. Terbukti
14Samiudin, Peran Metode untuk Mencapau Tujuan Pembelajaran, Jurnal Studi Islam,
Volume 11, No. 2. 2016. Hal. 118 15 Muhamad Afandi, Evi Chamalan dan Oktarina Pusputa. Model dan Metode
Pembelajaran. Semarang; UNISSULA PRESS. 2013. Hal. 16
57
hasil pretest menunjukkan aspek mengamati kelompok eksperimen lebih
tinggi dari hasil pretest kelompok kontrol. Hasil n-gain diperoleh nilai 0,64
untuk kelompok eksperimen dan 0,53 untuk kelompok kontrol dimana kedua
nilai tersebut masuk ke dalam kategori sedang. Hasil n-gain tersebut jelas
terlihat bahwa kelompok eksperimen memiliki peningkatan aspek mengamati
lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol.
Aspek memprediksi pada kelompok eksperimen memiliki kategori
tinggi dan kelompok kontol juga memiliki kategori tinggi. Pada kegiatan
pembelajaran siswa sudah tepat menggunakan hasil menafsirkan pengamatan
untuk menyampaikan kemungkinan yang terjadi pada keadaan yang belum
teramati berkaitan dengan konsep pencematan air dengan mengajukan
pertanyaan dan juga menjawab pertanyaan prediksi yang diajukan guru.
Aspek merencanakan percobaan pada kelompok eksperimen termasuk
ke dalam kategori tinggi, hasil n-gain diperoleh 0,70, sedangkan untuk
kelompok kontrol memiliki kategori rendah yaitu 0,62. Kelompok
eksperimen lebih tinggi dibandingkan kontrol. Dalam kegiatan pembelajaran
siswa menggunakan alat dan bahan setiap melakukan eksperimen. Pada
kegaiatan eksperimen siswa sudah mengenal dan mengetahui cara melakukan
kegiatan tersebut. Penggunaan alat dan bahan menjadikan siswa merasa
senang dan termotivasi untuk mencari tahu.
Aspek menginterpretasi data sama halnya dengan aspek sebelumnya
yaitu memprediksi dan merencanakan percobaan, diperoleh hasil data
kelompok eksperimen memiliki kategori aspek tertinggi, hasil n-gain
diperoleh 0,92 dan kontrol memilikin kategori tinggi juga yaitu 0,82. Aspek
berkomunikasi pada kelompok eksperimen merupakan aspek sedang dengan
n-gain sebesar 0,53. Kelompok kontrol termasuk ke dalam kategori sedang
dengan n-gain 0,36. Pada kelompok eksperimen menujukkan bahwa siswa
mampu menafsirkan data pengamatan, lalu mengubahnya ke dalam bentuk
tabel atau grafik, serta siswa dapat mengaitkan hasil pengamatan tersebut.
Pada kelompok kontrol terkadang siswa tidak dapat mengkaitkan konsep
yang sesuai dengan data yang peroleh.
58
Aspek menerapkan konsep pada kelompok eksperimen termasuk ke
dalam kategori sedang dengan hasil n-gain sebesar 0,69, kelompok kontrol
juga termasuk ke dalam ketegori sedang dengan n-gain 0,56. Kemampuan
dalam menerapkan konsep kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Hal ini terjadikarena banyak sebagian siswa yang
mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat berkaitan dengan
konsep, siswa sudah terbiasa menggunakan konsep yang telah dipelajari ke
dalam situasi baru. Pada kelompok kontrol siswa merasa kesulitan dalam
mengkaitkan konsep yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru.
Keterampilan proses sains terbentuk dengan kebiasaan yang sering
dilakukan secara terus menerus. Keterampilan proses sains merupakan
pendekatan pembelajaran yang dirancang agar siswa mampu menemukan
fakta-fakta, membangun konsep, dan teori dalam pembelajaran yang diterima.
Siswa diarahkan untuk melibatkan diri dalam kegiatan ilmiah pada proes
yang digunakan untuk memahami fenomena apa saja. Keterampilan proses
sains diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan menerapkan
konsep, prinsip hukum, dan teori sains.16
Hasil perbandingan antara posttest kelompok eksperimen dengan
kontrol dapat disimpulkan bahwa kelompok yang menggunakan metode
eksperimen dan diskusi lebih baik daripada kontrol. Artinya metode
eksperimen dan diskusi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains
siswa pada konsep pencemaran air.
16 Erlinda Amnie, abdurahman, chandra eritkanto, Pengaruh Keterampilan Proses Sains terhadap
.Penguasaan konsep Siswa pada Ranah Kognitif. http://media.neliti.com/media/publication/117979-ID-pengaruh-keterampilan-proses-sains-terha.pdf.hal. 124-125
59
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang telah dianalisis dan pembahasan yang telah dipaparkan
pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen dan diskusi
(ED) berpengaruh terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep
perubahan lingkungan/iklim dan daur ulang limbah. Kelompok eksperimen
menggunakan metode eksperimen dan diskusi (ED) memiliki rata-rata nilai tes
keterampilan proses sains yang lebih tinggi (76,42) dibanding kelompok kontrol
(71,02) yang menggunakan metode eksperimen saja. Pengaruh ini juga dapat
dilihat dari hasil observasi saat pembelajaran berlangsung yaitu dengan
meningkatnya persentase aspek-aspek keterampilan proses sains seperti
memprediksi, merencanakan percobaan, menginterprestasikan data dan
berkomunikasi setiap pertemuannya.
B. Saran
Peneliti mengajukan beberapa saran berdasarkan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, diantaranya:
1. Membutuhkan manajemen waktu yang baik agar semua langkah-langkah
metode eksperimen dan diskusi (ED) dapat terlaksana dengan baik.
2. Guru peru memberikan motivasi siswa agar siswa mampu menyampaikan
pendapatnya.
3. Memerlukan alat dan bahan yang cukup banyak agar setiap kelompok yang
terbentuk saat pembelajaran mendapat alat dan bahan yang sama.
60
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Muhamad, Evi Chamalan dan Oktarina Pusputa. Model dan Metode Pembelajaran. Semarang; UNISSULA PRESS. 2013. .
Amirullah, populasi dan sampel Malang; Bayumedia Publishing Malang, 2015.
Amnie , Erlinda dan Abdurahman Chandra eritkanto, Pengaruh Keterampilan Proses Sains terhadap .Penguasaan konsep Siswa pada Ranah Kognitif. http://media.neliti.com/media/publication/117979-ID-pengaruh-keterampilan-proses-sains-terha.pdf.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta; Bumi Aksara, 2012.
Astuti, Rina.“Pembelajaran IPA dengan pendekatan keteramilan proses sains menggiunakan metode eksperimen bebas termodifikasi dan eksperimen terbimbing ditinjau dari sikap ilmiah dan motivasi belajar siswa”. Proceeding Biology education conference. vol.13 (1), 2016.
Astuti, Yani Kusuma,“peningkatan keterampilan proses sains dan penguasaan konsep ipa melalui pembelajaran berbasis inquiry”.Jurnal STKIP NU Indramayu, Kjawa Barat. Vol. VI. No. 12, hal. 5-11. Nov 2014.
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-content/uploads/2016/08/ UU_no_20_th_2003.pdf
Djamarah, Syaiful Bahri, Zain, Aswan, Strategi belajar mengajar. Jakarta; PT Rinek Cipta, 2010..
Fathurrohman, Pupuh, Sutikno, Sobry, Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman KonsepUmum dan Islami. Bandung: Rafika Aditama, 2007.
Hidayat, Anwar, Penjelasan teknik purposive sampling lengkap detail, https://www.statistikian.com/2017/06/penjelasan-teknik-purposive-sampling.html, 2017.
Ibrahim, R. dan Nana Syaodih, perencanaan pengajaran Jakarta; Rineka Cipta, 2010.
Kadir, Statistika Terapan: Konsep, Contoh dan Analisis Data dengan Program SPSS/Lisler dalam Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Kartika. “Pengaruh penerapan metode eksperimen dan inkuiri terbimbing terhadap ketrampilan proses sains dan sikap ilmiah siswa”. Jurnal Pendidikan sains Indonesia, Vol.03. No.02, h.51-55, 2015
61
Latifah, Siti Ipah, “Pengaruh Metode Eksperimen /diskusi terhadap keteramilan Proses sains siswa pada konsep gerak harmonika sederhana di SMAN 4 Karawang tahun pelajaran 2014/2015”. Universitas Islam Negeri Sayrif Hidayatullah Jakarta, 2015
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung; Remaja Rosdakarya, 2013.
Mania, Sitti. Observasi sebagai alat evaluasi dalam dunia pendidikan dan pengajaran, lentera pendidikan vol. 11 no. 2, 2008.
Marusic, Mirko and Josip Slisk, Effects of two different types of physics learning on the results of CLASS test, American Physical Society, Vol. 8. Hal. 1-12 2012.
Nurjanah, “Pengaruh penerapan metode experimenting and discussion (ED) dalam pembelajaran terhadap hasil belajar fisika dan sikap ilmiah siswa SMP”, Universitas Pendidikan Indonesia, Vol. 1, No.3, hal. 21-38. 2013.
Rahayu, Ai Hayati, Anggraeni, Poppy, Analisis profil keterampilan proses sains siswa Jurnal Pesona Dasar, Vol. 5 No.2, hal. 22- 33, 2017
Rusman, Nuryani Y, Asesmen Pendidikan IPA. http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI. PENDIDIKAN_IPA/1950123 11979032-NURYANI_RUSTAMAN/Asesmen_pendidikan_ IPA.pdf.
Safaah, E S, Muslim, M dan WLiliawati. Teaching Science Process Skills by Using the 5-Stage Learning Cycle in Junior High Schoo. IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 895. Hal 1-7. 2017
Sahartian, Piet A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Samiudin, Peran Metode untuk Mencapau Tujuan Pembelajaran, Jurnal Studi Islam, Volume 11, No. 2. 2016.
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.
Semiawan, Conny R Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia, 1985.
Semiawan, Conny R. Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu. Bandung: PT. Remaja Rodaskarya, 2002.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara, Teori belajar dan pembelajaran Bogor; Ghalia Indonesia, 2011.
62
Sofyan, Ahmad, Feronika, Tonih, dan Milama, Burhanudin, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Sudhana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajaran Mengajar Bandung; PT Ramaja Rosdakarya, 2014.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2015.
Surapranata, Sumarna. Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan pembelajaran Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Ulum, Mazro’atul,. “Pengaruh Metode Eksperimen berorientasi penikaian kenerja terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep rotasi benda tegar di SMAN 1 kota Tanggerang Selatan”. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Wening, Indar Sri,“Pengaruh Metode Eksperimen dengan pendekatan pembelajaran berbasis maalah terhadap keterampilan proses sains siswa pada konsep pencernaan di SMAN 1 kota Tanggerang Selatan”. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.
Yusuf, Tayar, Anwar, Saiful, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1997.
Zufiani, Feronika, Tonih, dan Suartini, Kinkin. Strategi Pemelajaran Sains, Jakarta; Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.
63
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Perubahan Lingkungan Pertemuan 1
kelas eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Tanggerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Sub Bab : Pencemaran air
Kelas/Semester : X/2ss
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI:
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
Lampiran 1
64
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan
hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2. 1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
65
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3. 10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan.
4. 10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
C. INDIKATOR
Sub Konsep Indikator KPS Kegiatan Pembelajaran Tes/ Soal Pencemaran air.
3.10.1 Memprediksi tentang pengaruh gerakan operkulum ikan terhadap pengunaan deterjen.
3.10.2 Menganalisis data percobaan pencemaran air.
3.10.3 Menginterprestasi data hasil percobaan pencemaran air.
3.10.4 Mengkomunikasi data hasil percobaan dengan mengubah data tabel menjadi data grafik.
3.10.5 Menyimpulkan hasil
- Mengamati : membagikan LKS dan membimbing siswa untuk melakukan percobaan.
- Mempredisksi : memberikan pertanyaan prediksi dari hasil percobaan yang dilakukan.
- Berkomuikasi : meminta siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan LKS.
Terdapat didalam LKS
66
percobaan pencemaran air.. 3. 10.6 Menganalisis faktor-faktor
penyebab pencemaran air. 3. 10.7 Menganalisis dampak yang
terjadi akibat pencemaran air.
- Mengamati, Mengukur, Mengumpulkan data : meminta siswa mempersiapkan alat dan bahan yang diperkukan untuk melakukan percobaan, dan membimbing siswa untuk merencanakan dan melakukan percobaan
- Menginterprest data Berkominikasi : melakukan diskusi hasil percobaan.
- Berkomunikasi : mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok didepan kelas.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengemukakan prediksi kemungkinan yang akan terjadi pada gerak operkulum ikan terhadap penggunaan deterjen.
2. Siswa mampu menganalisis data hasil percobaan deterjen terhadap gerakan operkulum ikan. 3. Siswa mampu menginterprestasi data hasil percobaan deterjen terhadap gerakan operkulum ikan.
67
4. Siswa mampu mengkomunikasikan data hasil percobaan dengan mengubah data tabel menjadi data grafik. 5. Siswa mampu menyimpulkan hasil percobaan pencemaran air. 6. Siswa mampu menganalisis faktor-faktor penyebab pencemaran air. 7. Siswa mampu menganalisis dampak yang terjadi akibat pencemaran air.
E. Materi Pembelajaran
• Pencemaran Air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrolog.
• Pengaruh detergen terhadap gerakan operkulum ikan : Ikan hias yang berada di air murni terus bergerak aktif dan tidak mengalami gangguan apapun terhadap insangnya karena lingkungannya normal, tidak tercemar. Sedangkan ikan yang berada diair yang telah tercemari detergen terutama insang, insang akan membengkak, berdarah dan mengeluarkan lendir. Ikan-ikan itu pun akhirnya mengambang dan mati. penyebab ikan itP membengkak, bedarah lalu mengeluarkan lendir adalah difusi. Difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Konsentrasi larutan detergen lebih tinggi dari sitoplasma sehingga partikel detergen berdifusi dari larutan ke sel-sel pada insang ikan. Cepat lambatnya insang
Pengaruh detergen terhadap gerakan operkulum ikan
Faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan
Pencemaran air
Dampak yang terjadi akibat pencemaran
lingkungan
68
ikan tersebut membengkak lalu mati dipengaruhi oleh konsentrasi detergen pada air. Semakin tinggi konsentrasi detergen pada air, semakin cepat ikan itu akan mati.
• Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air yaitu : - Bayaknya pembuangan limbah pabrik yang membuah ke sungai tanpa memproses penetralan. - Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pembuangan limbah rumah seperti membuang sampah kedalam sungai. - Penguunaan deterjen yang berlebihan dan membuat sungai tercemar. - Air yang tercemar dari pernakan dan perikinan disebabakan karena tidak matangnya pemikiran pembuangan kotoraan
hewan. • Dampak yag terjadi pada lingkungan yang tercemr air, yaitu:
- Menurunkan jumlah oksigen : Air yang tercemar mengandung berbagai macam larutan yang akan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air tersebut.
- Mematikan binatang- binatang yang ada di air : Masih dalam kaitan dampak pencemaran air yang menurunkan jumlah oksigen, dampak ini akan diikuti oleh matinya binatang- binatang air.
- Meningkatkan kecepatan reaksi kimia : Ketika air banyak mengandung bahan kimia, hal ini akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam air.
- Mengganggu kehidupan binatang dan tumbuhan : Air yang tercemar jelas akan mengganggu kehidupan semua makhluk hidup, baik yang berada di darat maupun di air, baik berpa manusia, binatang, maupun tumbuh- tumbuhan..
- Memgganggu kesuburan tanah : Air yang tercemar jelas akan mengganggu kesuburan tanah.
F. Metode Pembelajaran
Metode : Eksperimen dan Diskusi (ED)
Pendekatan : Pendekatan saintifik
69
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Powerpoint, gambar, Lembar Kerja Siwa
2. Sumber : Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI
H. Langkah-langkah Pemebelajaran :
Langkah-langkah
Eksperimen dan Diskusi
Aspek KPS
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu Guru Siswa
KEGIATAN PENDAHULUAN
• Guru mengucap salam, membimbing siswa membaca doa, mengisi daftar hadir siswa dan menyiapkan media pembelajaran.
• Guru memberikan apresepsi: Apakah yang kalian ketahui tentang perubahan lingkungan ?
• Siswa menjawab salam, berdo’a dan bersiap untuk kegiatan pembelajaran.
• Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. “perubahan lingkungan adalah peristiwa terganggunya keeimbangan lingkungan akibat tingkah laku manusia maupun alam.
10 menit
70
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Siswa menyimak tujuan pembelajaran.
KEGIATAN INTI Membuat prediksi.
Mengamati • Guru membagikan LKS. • Guru membimbing siswa
untuk melakukan percobaan.
• Siswa menerima LKS. • Siswa melakukan
percobaan yang dilakukan oleh guru.
10 menit
Mempredisksi • Guru meminta siswa untuk memprediksi apa yang akan terjadi dari percobaan yang belum dilakukan.
• Siswa memprediksikan apa yang akan terjadi pada percobaan yang belum dilakukan.
10 menit
71
Melakukan diskusi hasil prediksi kelompok.
Berkomuikasi • Guru meminta siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan LKS.
• Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk menjelaskan hasil prediksi.
• Siswa berdiskusi bersama kelompoknya mengenai hasil prediksi percobaan yang telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan LKS.
• Perwakilan tiap kelompok menjelaskan hasil prediksinya.
15 menit
Melakukan percobaan.
Mengamati Mengukur Mengumpulkan data
• Guru membimbing siswa untuk merencanakan dan melakukan percobaan seperti yang terdapat pada LKS siswa.
• Siswa merencanakan dan mengamati percobaan yang dilakukan dan mencatat hasilnya pada LKS.
20 menit
Melakukan diskusi hasil eksperimen.
Menginterprest data Berkominikasi
• Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok siswa mengenai : - Pengaruh detergen
terhadap jumlah gerak operkulum ikan
- Faktor-faktor penyebab pencemaran air
- Dampak pencemaran air.
• Siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi mengenai : - Pengaruh detergen
terhadap jumlah gerak operkulum ikan
- Faktor-faktor penyebab pencemaran air
- Dampak pencemaran air
30 menit
Memprestasikan Berkomunikasi • Guru meminta siswa • Perwakilan tiap
72
hasil diskusi kelompok.
untuk mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok disepan kelas.
• Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi atau menyanggah hasil percobaan atau diskusi pada kelompok yang sedang presentasi.
• Guru membimbing dan mengarahkan diskusi kelas.
kelompok mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi didepan kelas.
• Menyanggah atau menanggapi hasil percobaan kelompok yang sedang melakukan resentasi.
• Siswa menyimak arahan guru.
25 menir
KEGIATAN PENUTUP
Penutup
• Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.
• Guru merefleksikan dan menyimpulkan pembelajaran.
• Guru memberikan evaluasi pembelajaran.
• Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan mengucapkan salam.
• Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
• Siswa mengetahui manfaat pembelajaran
• Siswa menjawab pertanyaan yag diberikan guru.
• Siswa berdo’a dan menjawab salam.
10 menit
73
I. Jenis dan bentuk penilaian 1. Lisan
Indikator KPS Soal Jawaban • Memprediksi tentang
pengaruh penggunaan deterjen terhadap jumlah gerak operkulum ikan.
• Menyimpulkan hasil
percobaan perubahan suhu air terhadap kehidupan.
• Menganalisis faktor-
faktor penyebab pencemaran air.
• Dari hasil percobaan apakah penggunaan deterjen akan mempengaruhi jumlah gerakan operkulum ikan?
• Apa yang dapat
disimpulkan dari percobaan yang telah dilakukan?
• Faktor apa yang
dapat mempengarruhi terjadinya pencemaran air?
• Penggunaan deterjen mengakibatkan penurunan jumlah gerak operkulum pada ikan. Karena semakin banyak kadar detergen yang diujikan, maka semakin sedikit kadar oksigen yang terkandung di dalam air, sehingga ikan akan sulit untuk bernafas dan kemungkinan terburuk adalah kematian pada ikan.
• Konsentrasi larutan detergen lebih tinggi dari sitoplasma sehingga partikel detergen berdifusi. Lama kelamaan sel-sel insang mengalami plasmolisis (pecahnya sel) karena partikel detergen terus berdifusi. Karena selnya pecah, sitoplasma pun keluar, sehingga insang ikan terlihat mengeluarkan lendir. Cepat lambatnya insang ikan tersebut membengkak lalu mati dipengaruhi oleh konsentrasi detergen pada air. Semakin tinggi konsentrasi detergen pada air, semakin cepat ikan itu akan mati.
1. Bayaknya pembuangan limbah pabrik yang membuah ke sungai kurangnya pasilitas.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pembuangan limbah rumah
3. Penguunaan deterjen yang berlebihan dan membuat sungai tercemar.
4. Air yang tercemar dari pernakan dan perikinan disebabakan karena tidak matangnya pemikiran
74
• Menganalisis dampak
enggunaan deterjen pencemaran air.
• Bagaimana dampak
penggunaan deterjen bagi lingkunganr?
pembuangan kotoraan hewan. 1. Bagi lingkungan dampak penggunaan
deterjen bila limbah tersebut menyebar di air dan sungai dapat membunuh organisme yang ada di dalamnya seperti ikan, fitoplankton, zooplankton / protozoa, cyanobacteria, dan lain-lain.
2. Bila sabun dan deterjen tidak cocok dengan kulit kita akan dapat menyebabkan iritasi (panas, gatal bahkan mengelupas) pada kulit terutama di daerah yang bersentuhan langsung dengan produk.
2. Sikap
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa melakukan pembelajaran mengenai pengaruh
detergen terhadap pergerakan operkulum ikan.
3. Unjuk kerja
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa melakukan eksperimen dan diskusi dengan format
enilaian keterampilan proses sains siswa.
75
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi,
Siti Maryam, S.Pd
NIGTT.506070007
Tangerang, April 2018
Guru Peneliti
Ratih Aulia
NIM. 1113016100006
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Perubahan Lingkungan Pertemuan 2
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Tanggerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Sub Bab : Pencemaran air
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI:
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
77
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan
hidup.
1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi
pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2. 1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan
eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong,
bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan
dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan
pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
78
3. 10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan.
4. 10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
C. INDIKATOR
Sub Konsep Indikator KPS Kegiatan Pembelajaran Tes/ Soal Pencemaran air
3.10.1 Memprediksi tentang pengaruh gerakan operkulum ikan terhadap perubahan suhu.
3.10.2 Menganalisis data percobaan pengaruh perubahan suhu terhadap kehidupan.
3.10.3 Menginterprestasi data hasil percobaan pengaruh perubahan suhu terhadap kehidupan.
3.10.4 Mengkomunikasi data hasil percobaan dengan mengubah data tabel menjadi data grafik.
3.10.5 Menyimpulkan hasil
- Mengamati : membagikan LKS dan membimbing siswa untuk melakukan percobaan.
- Mempredisksi : memberikan pertanyaan prediksi dari hasil percobaan yang dilakukan.
- Berkomuikasi : meminta siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan LKS.
- Mengamati, Mengukur, Mengumpulkan data : meminta siswa
Terdapat didalam LKS
79
percobaan perubahan suhu air terhadap kehidupan.
3. 10.6 Menganalisis upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan air.
mempersiapkan alat dan bahan yang diperkukan untuk melakukan percobaan, dan membimbing siswa untuk merencanakan dan melakukan percobaan
- Menginterprest data Berkominikasi : melakukan diskusi hasil percobaan.
- Berkomunikasi : mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok didepan kelas.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengemukakan prediksi kemungkinan yang akan terjadi pada gerak operkulum ikan terhadap perubahan suhu.
2. Siswa mampu menganalisis data hasil percobaan perubahan suhu terhadap gerakan operkulum ikan. 3. Siswa mampu menginterprestasi data hasil percobaan perubahan suhu terhadap gerakan operkulum ikan. 4. Siswa mampu mengkomunikasikan data hasil percobaan dengan mengubah data tabel menjadi data grafik. 5. Siswa mampu menyimpulkan hasil percobaan pencemaran air. 6. Siswa mampu menganalisis upaya-upaya untuk melestarikan air.
80
E. Materi Pembelajaran
• Suhu sangat mempengaruhi bukaan operculum yang artinya laju pernafasan ikan dan juga mempengaruhi laju metabolisme pada ikan. Memang benar ikan merupakan hewan yang bersifat poikilotermik, yaitu suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungan tapi ikan tidak bisa secara langsung menyesuaikan dengan lingkungannya, butuh waktu bertahap agar ikan dapat menyesuaikan diri. Memang pada awalnya ikan terlihat stress pada suhu dingin dan panas juga suhu kamar bukaan operculum ikan tidak stabil (bisa naik bisa turun). Ketidak stabilan bukaan operculum ini mengkin diakibatkan kesalahan praktikan pada saat pengambilan ikan yang terlalu asal mengambil saja. Atau mungkin pada saat sebelum diambil ikan sudah mengalami stress. Atau mungkin ikan sedang dalam keadaan sakit.
• Upaya-upaya untuk melestarikan lingkungan perairan. 1. Limbah-limbah industri sebelum dibuang ke sungai harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung
unsur-unsur yang mencemari perairan. 2. Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang berguna dan gunakan dalam jumlah
yang tepat.
Pencemaran air
Pengaruh perubahan suhu terhadap gerakan operkulum ikan
Upaya-upaya untuk melestarikan lingkungan perairan.
81
3. Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
4. Mengurangi penggunaan pestisida dalam membasmi hama tanaman. Musuh-musuh alami (predator) hama tanaman perlu dikembangkan agar dapat membasmi hama tanpa pestisida.
5. Setiap perusahaan/ pabrik industri diwajibkan memiliki peralatan yang dapat membendung tumpahan limbah dan tidak membuangnya ke sungai.
F. Metode Pembelajaran
Metode : Eksperimen dan Diskusi (ED)
Pendekatan : Pendekatan saintifik
G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
3. Media : Powerpoint, gambar, Lembar Kerja Siwa
4. Sumber : Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI
82
H. Langkah-langkah Pemebelajaran :
Langkah-langkah
Eksperimen dan Diskusi
Aspek KPS
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu Guru Siswa
KEGIATAN PENDAHULUAN
• Guru mengucap salam, membimbing siswa membaca doa, mengisi daftar hadir siswa dan menyiapkan media pembelajaran.
• Guru memberikan apresepsi: Apakah yang kalian ketahui tentang perubahan lingkungan ?
• Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
• Siswa menjawab salam, berdo’a dan bersiap untuk kegiatan pembelajaran.
• Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. “perubahan longkungan adalah peristiwa terganggunya keeimbangan lingkungan akibat tingkah laku manusia maupun alam.
• Siswa menyimak tujuan pembelajaran.
10 menit
KEGIATAN INTI Membuat prediksi.
Mengamati • Guru membagikan LKS. • Guru membimbing siswa untuk
melakukan percobaan.
• Siswa menerima LKS. • Siswa melakukan percobaan
yang dilakukan oleh guru.
10 menit
83
Mempredisksi • Guru meminta siswa untuk memprediksi apa yang akan terjadi dari percobaan yang belum dilakukan.
• Siswa memprediksikan apa yang akan terjadi pada percobaan yang belum dilakukan.
10 menit
Melakukan diskusi hasil prediksi kelompok.
Berkomuikasi • Guru meminta siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan LKS.
• Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk menjelaskan hasil prediksi.
• Siswa berdiskusi bersama kelompoknya mengenai hasil prediksi percobaan yang telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan LKS.
• Perwakilan tiap kelompok menjelaskan hasil prediksinya.
15 menit
Melakukan percobaan.
Mengamati Mengukur Mengumpulkan data
• Guru membimbing siswa untuk merencanakan dan melakukan percobaan seperti yang terdapat pada LKS siswa.
• Siswa merencanakan dan mengamati percobaan yang dilakukan dan mencatat hasilnya pada LKS.
20 menit
Melakukan diskusi hasil eksperimen.
Menginterprest data Berkominikasi
• Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok siswa mengenai : - Pengaruh perubahan suhu
terhadap jumlah gerak operkulum ikan
- Upaya-upaya unruk melestarikn lingkungan perairan.
• Siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi mengenai : - Pengaruh perubahan suhu
terhadap pergerakan operkulum ikan
- Upaya-upaya untuk melesrtarikan lingkungan perairan.
30 menit
84
Memprestasikan hasil diskusi kelompok.
Berkomunikasi • Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok disepan kelas.
• Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi atau menyanggah hasil. percobaan atau diskusi pada kelompok yang sedang presentasi
• Guru membimbing dan mengarahkan diskusi kelas
• Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi didepan kelas.
• Menyanggah atau menanggapi hasil percobaan kelompok yang sedang melakukan resentasi.
• Siswa menyimak arahan guru.
25 menir
KEGIATAN PENUTUP
Penutup
• Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.
• Guru merefleksikan dan menyimpulkan pembelajaran.
• Guru memberikan evaluasi pembelajaran.
• Guru menutup pembelajaran
dengan do’a dan mengucapkan salam.
• Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran .
• Siswa mengetahui manfaat pembelajaran.
• Siswa menjawab pertanyaan yag diberikan guru.
• Siswa berdo’a dan menjawab salam.
10 menit
85
I. Jenis dan bentuk penilaian 1. Lisan
Indikator KPS Soal Jawaban • Memprediksi
tentang pengaruh gerakan operkulum ikan terhadap perubahan suhu.
• Menganalisis data
percobaan pengaruh perubahan suhu terhadap kehidupan. .
• Menganalisis upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan air.
• Dari hasil percobaan apakah perubahan suhu akan mempengaruhi jumlah gerakan operkulum ikan?
• pada suhu berapakah ikan dapat
mengalami pergerakan operkulum normal? Bagaimana jika ikan hidup dilingkungan yang bersuhu diatas/ dibawa normal?
• Bagaimana cara/ upaya yang dpat dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
• Perubahan suhu mengakibatkan penurunan jumlah gerak operkulum pada ikan. Karena semakin rendah suhu/ semakin tinggi suhu yang diujikan, maka semakin sedikit kadar oksigen yang terkandung di dalam air, sehingga ikan akan sulit untuk bernafas dan kemungkinan terburuk adalah kematian pada ikan pada suhu tinggi maupun rendah. Ikan hidup normal dilingkungan yang bersuhu 280C.
• Ikan akan hidup dilingkungan yang bersuhu 280C. Dan jika ikan hidup dilingkungan yang bersuhu lebih tinggi/ rendah akan mengalami penurunan gerak operkulum.
Limbah-limbah industri sebelum dibuang ke sungai harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung unsur-unsur yang mencemari perairan.
Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.
Kurangi penggunaan detergen. Sebisa
86
mungkin pilihlah detergen yang ramah lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
Setiap perusahaan/ pabrik industri diwajibkan memiliki peralatan yang dapat membendung tumpahan limbah dan tidak membuangnya ke sungai.
2. Sikap
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa melakukan pembelajaran mengenai pengaruh
detergen terhadap pergerakan operkulum ikan.
3. Unjuk kerja
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa melakukan eksperimen dan diskusi dengan format
enilaian keterampilan proses sains siswa.
87
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi,
Siti Maryam, S.Pd
NIGTT.506070007
Tangerang, April 2018
Guru Peneliti
Ratih Aulia
NIM. 1113016100012
88
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
Pertemuan 1
kelas kontrol
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Tanggerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Sub Bab : Pencemaran air
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI:
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
89
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 3.10. Menganalisis data perubahan
lingkungan dan dampak dari
perubahan perubahan tersebut bagi
kehidupan
4. 10 Memecahkan masalah lingkungan
dengan membuat desain produk daur
ulang limbah dan upaya pelestarian
lingkungan.
3.10.1 Menjelaskan pengertian pencemaran.
3.10.2 Menganalisis hasil data percobaan pengaruh detergen terhadap operkulum ikan.
3.10.3 Menjelaskan faktor-faktor penyebab gangguan keseimbangan.
3.10.4 Menyebutkan dampak terjadinya pencemaran.
90
C. Tujuan Pembelajar
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan.
2. Siswa mampu menganalisis hasil data percobaan pengaruh detergen terhadap operkulum ikan
3. Siswa mampu menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran lingkungan.
4. Siswa dapat menyebutkan dampak penyebab terjadinya pencemaran.
D. Materi Pembelajaran
• Pencemaran Air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan
dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrolog.
Pencemaran air faktor-faktor penyebab pencemaran air
dampak yang terjadi akibat pencemaran
lingkungan
Pengaruh detergen terhadap gerakan operkulum ikan
91
• Pengaruh detergen terhadap gerakan operkulum ikan : Ikan hias yang berada di air murni terus bergerak aktif dan tidak mengalami gangguan apapun terhadap insangnya karena lingkungannya normal, tidak tercemar. Sedangkan ikan yang berada diair yang telah tercemari detergen terutama insang, insang akan membengkak, berdarah dan mengeluarkan lendir. Ikan-ikan itu pun akhirnya mengambang dan mati. penyebab ikan itP membengkak, bedarah lalu mengeluarkan lendir adalah difusi. Difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Konsentrasi larutan detergen lebih tinggi dari sitoplasma sehingga partikel detergen berdifusi dari larutan ke sel-sel pada insang ikan. Cepat lambatnya insang ikan tersebut membengkak lalu mati dipengaruhi oleh konsentrasi detergen pada air. Semakin tinggi konsentrasi detergen pada air, semakin cepat ikan itu akan mati.
• Faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air yaitu : - Bayaknya pembuangan limbah pabrik yang membuah ke sungai tanpa memproses penetralan. - Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pembuangan limbah rumah seperti membuang sampah kedalam sungai. - Penguunaan deterjen yang berlebihan dan membuat sungai tercemar. - Air yang tercemar dari pernakan dan perikinan disebabakan karena tidak matangnya pemikiran pembuangan kotoraan
hewan. • Dampak yag terjadi pada lingkungan yang tercemr air, yaitu:
- Menurunkan jumlah oksigen : Air yang tercemar mengandung berbagai macam larutan yang akan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air tersebut.
- Mematikan binatang- binatang yang ada di air : Masih dalam kaitan dampak pencemaran air yang menurunkan jumlah oksigen, dampak ini akan diikuti oleh matinya binatang- binatang air.
- Meningkatkan kecepatan reaksi kimia : Ketika air banyak mengandung bahan kimia, hal ini akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam air.
- Mengganggu kehidupan binatang dan tumbuhan : Air yang tercemar jelas akan mengganggu kehidupan semua makhluk hidup, baik yang berada di darat maupun di air, baik berpa manusia, binatang, maupun tumbuh- tumbuhan..
- Memgganggu kesuburan tanah : Air yang tercemar jelas akan mengganggu kesuburan tanah.
92
E. Metode Pembelajaran
Metode : Eksperimen
Pendekatan : Pendekatan saintifik
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Powerpoint, gambar dan Lembar Kerja Siswa
2. Sumber : Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI
G. Langkah-langkah Pemebelajaran :
Tahapan Pembelajar-an
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
Guru Siswa
KEGIATAN PENDAHULUAN
Motivasi
• Guru mengucap salam, membimbing siswa membaca doa, mengisi daftar hadir siswa dan menyiapkan media pembelajaran.
• Guru memberikan apresepsi: 1. “Pernahkan kalian melihat
kolam, danau, atau sungai yang mengalami pencemaran?”
• Siswa menjawab salam, berdo’a dan bersiap untuk kegiatan pembelajaran.
• Siswa menanggapi tanya jawab dari guru. 1. “Pernah bu, di dekat
sungai dekat rumah” 2. “karena ada perilaku
10 menit
93
2. “Mengapa hal tersebut bisa terjadi?”
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
buang sampah ke sungai, limbah dari rumah tangga, pabrik dan sebagaimnya.”
• Siswa memperhatikan penjelasan guru
KEGIATAN INTI Mengamati • Guru menarik perhatian siswa
dengan menampilkan gambar seputar pencemaran air..
• Siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan.
15 menit
Menanya • Guru menstimulus siswa agar bertanya mengenai gambar yang diamati.
• Siswa menanyakan tentang pencemaran yang terjadi pada gambar.
10 menit
Mengeksplorasi
• Guru mengamati dan membimbing jalanya pelaksanaan percobaan.
• Siswa mengerjakan lembar kerja siswa bersama kelompoknya dan bertna jika terapat bagian yang belum diketahui.
25 menit
Mengasosiasi/ Menalar
• Guru meminta siswa untuk mendiskusikan mengenai: - Pengaruh detergen terhadap
pergerakan operkulum ikan - Faktor-faktor penyebab
pencemaran air. - Dampak pencemaran air.
• Siswa berdiskusi megenai: - Pengaruh detergen
terhadap pergerakan operkulum ikan
- Faktor-faktor penyebab pencemaran air.
25 menit
94
- Dampak pencemaran air.
Mengkomunikasi • Guru meminta perwakilan
setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.
• Guru memberikan penguatan dan klarifikasi jika terdapat kekurangan mengenai hasil diskusi.
• Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
• Siswa menyimak penjelasan guru.
25 menit
KEGIATAN PENUTUP
Penutup
• Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.
• Guru merefleksikan dan menyimpulkan pembelajaran.
• Guru memberikan evaluasi pembelajaran.
• Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan mengucapkan salam.
• Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
• Siswa mengetahui manfaat pembelajaran.
• Siswa menjawab pertanyaan yag diberikan guru.
• Siswa berdo’a dan menjawab salam.
15 menit
H. Jenis dan bentuk penilaian 4. Lisan
Indikator KPS Soal Jawaban • Memprediksi
tentang pengaruh penggunaan
• Dari hasil percobaan apakah penggunaan deterjen akan
• Penggunaan deterjen mengakibatkan penurunan jumlah gerak operkulum pada ikan. Karena semakin banyak kadar detergen yang diujikan,
95
deterjen terhadap jumlah gerak operkulum ikan.
• Menyimpulkan
hasil percobaan perubahan suhu air terhadap kehidupan.
• Menganalisis
faktor-faktor penyebab pencemaran air.
• Menganalisis
dampak enggunaan deterjen pencemaran air.
mempengaruhi jumlah gerakan operkulum ikan?
• Apa yang dapat
disimpulkan dari percobaan yang telah dilakukan?
• Faktor apa yang
dapat mempengarruhi terjadinya pencemaran air?
• Bagaimana dampak
penggunaan deterjen bagi lingkunganr?
maka semakin sedikit kadar oksigen yang terkandung di dalam air, sehingga ikan akan sulit untuk bernafas dan kemungkinan terburuk adalah kematian pada ikan.
• Konsentrasi larutan detergen lebih tinggi dari sitoplasma sehingga partikel detergen berdifusi. Lama kelamaan sel-sel insang mengalami plasmolisis (pecahnya sel) karena partikel detergen terus berdifusi. Karena selnya pecah, sitoplasma pun keluar, sehingga insang ikan terlihat mengeluarkan lendir. Cepat lambatnya insang ikan tersebut membengkak lalu mati dipengaruhi oleh konsentrasi detergen pada air. Semakin tinggi konsentrasi detergen pada air, semakin cepat ikan itu akan mati.
5. Bayaknya pembuangan limbah pabrik yang membuah ke sungai kurangnya pasilitas.
6. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pembuangan limbah rumah
7. Penguunaan deterjen yang berlebihan dan membuat sungai tercemar.
8. Air yang tercemar dari pernakan dan perikinan disebabakan karena tidak matangnya pemikiran pembuangan kotoraan hewan.
3. Bagi lingkungan dampak penggunaan deterjen bila limbah tersebut menyebar di air dan sungai dapat membunuh organisme yang ada di dalamnya seperti ikan, fitoplankton, zooplankton / protozoa, cyanobacteria, dan lain-lain.
96
4. Bila sabun dan deterjen tidak cocok dengan kulit kita akan dapat menyebabkan iritasi (panas, gatal bahkan mengelupas) pada kulit terutama di daerah yang bersentuhan langsung dengan produk.
5. Sikap
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa melakukan pembelajaran mengenai pengaruh
detergen terhadap pergerakan operkulum ikan.
6. Unjuk kerja
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa melakukan eksperimen dan diskusi dengan format
enilaian keterampilan proses sains siswa.
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi,
Siti Maryam, S.Pd
NIGTT.506070007
Tangerang, April 2018
Guru Peneliti
Ratih Aulia
NIM. 1113016100006
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
Pertemuan 2
kelas kontrol
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 10 Tanggerang Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Sub Bab : Pencemaran air
Kelas/Semester : X/2
Alokasi Waktu : 3 x 45 menit
A. KOMPETENSI INTI:
KI-1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
98
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI-4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1 3.10. Menganalisis data perubahan
lingkungan dan dampak dari
perubahan perubahan tersebut bagi
kehidupan.
3.10.1 Menganalisis hasil data percobaan pengaruh perubahan suhu terhadap operkulum ikan.
3.10.2 Menjelaskan upaya-upaya dalam pelestarian lingkungan perairan.
C. Tujuan Pembelajar
1. Siswa mampu menganalisis hasil data percobaan pengaruh perubahan suhu terhadap operkulum ikan.
2. Siswa mampu menyebutkan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan.
99
D. Materi Pembelajaran
• Suhu sangat mempengaruhi bukaan operculum yang artinya laju pernafasan ikan dan juga mempengaruhi laju metabolisme pada ikan. Memang benar ikan merupakan hewan yang bersifat poikilotermik, yaitu suhu tubuhnya mengikuti suhu lingkungan tapi ikan tidak bisa secara langsung menyesuaikan dengan lingkungannya, butuh waktu bertahap agar ikan dapat menyesuaikan diri. Memang pada awalnya ikan terlihat stress pada suhu dingin dan panas juga suhu kamar bukaan operculum ikan tidak stabil (bisa naik bisa turun). Ketidak stabilan bukaan operculum ini mengkin diakibatkan kesalahan praktikan pada saat pengambilan ikan yang terlalu asal mengambil saja. Atau mungkin pada saat sebelum diambil ikan sudah mengalami stress. Atau mungkin ikan sedang dalam keadaan sakit.
• Upaya-upaya untuk melestarikan lingkungan perairan. 6. Limbah-limbah industri sebelum dibuang ke sungai harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung
unsur-unsur yang mencemari perairan. 7. Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang berguna dan gunakan dalam jumlah
yang tepat. 8. Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah lingkungan dan dapat terurai di alam secara
cepat. 9. Mengurangi penggunaan pestisida dalam membasmi hama tanaman. Musuh-musuh alami (predator) hama tanaman perlu
dikembangkan agar dapat membasmi hama tanpa pestisida.
Pencemaran air pengaruh perubahan suhu terhadap operkulum ikan
Upaya-upaya untuk menjaga kelestarian
lingkungan.
100
10. Setiap perusahaan/ pabrik industri diwajibkan memiliki peralatan yang dapat membendung tumpahan limbah dan tidak membuangnya ke sungai.
E. Metode Pembelajaran
Metode : Eksperimen
Pendekatan : Pendekatan saintifik
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Powerpoint, gambar, Lembar Kerja Siwa
2. Sumber : Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI
G. Metode Pembelajaran
Metode : Eksperimen
Pendekatan : Pendekatan saintifik
H. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Powerpoint, gambar dan Lembar Kerja Siswa
2. Sumber : Buku Sekolah Elektronik (BSE) Biologi kelas XI
101
I. Langkah-langkah Pemebelajaran :
Tahapan Pembelajar-an
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Alokasi waktu
Guru Siswa
KEGIATAN PENDAHULUAN
Motivasi
• Guru mengucap salam, membimbing siswa membaca doa, mengisi daftar hadir siswa dan menyiapkan media pembelajaran.
• Guru memberikan apresepsi: 1. “Pernahkan kalian melihat
kolam, danau, atau sungai yang mengalami pencemaran?”
2. “Mengapa hal tersebut bisa terjadi?”
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
• Siswa menjawab salam, berdo’a dan bersiap untuk kegiatan pembelajaran.
• Siswa menanggapi tanya jawab dari guru. 1 “Pernah bu, di dekat
sungai dekat rumah” 2 “karena ada perilaku
buang sampah ke sungai, limbah dari rumah tangga, pabrik dan sebagaimnya.”
3. Siswa memperhatikan penjelasan guru
10 menit
KEGIATAN INTI Mengamati • Guru menarik perhatian siswa
dengan menampilkan gambar seputar pencemaran air.
• Siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan.
15 menit
102
Menanya • Guru menstimulus siswa agar bertanya mengenai gambar yang diamati.
• Siswa menanyakan tentang pencemaran yang terjadi pada gambar.
10 menit
Mengeksplorasi
• Guru mengamati dan membimbing jalanya pelaksanaan percobaan.
• Siswa mengerjakan lembar kerja siswa bersama kelompoknya dan bertna jika terapat bagian yang belum diketahui.
25 menit
Mengasosiasi/ Menalar
• Guru meminta siswa untuk mendiskusikan mengenai: - Pengaruh perubahan suhu
terhadap pergerakan operkulum ikan
- Upaya-upaya menjaga kelestarian lingkungan.
• Siswa berdiskusi megenai: - Pengaruh perubahan
suhu terhadap pergerakan operkulum ikan
- Upaya-upaya menjaga kelestarian lingkungan.
25 menit
Mengkomunikasi • Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.
• Guru memberikan penguatan dan klarifikasi jika terdapat kekurangan mengenai hasil diskusi.
• Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
• Siswa menyimak penjelasan guru.
25 menit
KEGIATAN PENUTUP
Penutup • Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.
• Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. 15 menit
103
• Guru merefleksikan dan menyimpulkan pembelajaran.
• Guru memberikan evaluasi pembelajaran.
• Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan mengucapkan salam.
• Siswa mengetahui manfaat pembelajaran.
• Siswa menjawab pertanyaan yag diberikan guru.
• Siswa berdo’a dan menjawab salam.
J. Jenis dan bentuk penilaian 4. Lisan
Indikator KPS Soal Jawaban • Memprediksi
tentang pengaruh gerakan operkulum ikan terhadap perubahan suhu.
• Menganalisis data
percobaan pengaruh perubahan suhu terhadap kehidupan. .
• Dari hasil percobaan apakah perubahan suhu akan mempengaruhi jumlah gerakan operkulum ikan?
• pada suhu berapakah ikan dapat
mengalami pergerakan operkulum normal? Bagaimana jika ikan hidup dilingkungan yang bersuhu diatas/ dibawa normal?
• Perubahan suhu mengakibatkan penurunan jumlah gerak operkulum pada ikan. Karena semakin rendah suhu/ semakin tinggi suhu yang diujikan, maka semakin sedikit kadar oksigen yang terkandung di dalam air, sehingga ikan akan sulit untuk bernafas dan kemungkinan terburuk adalah kematian pada ikan pada suhu tinggi maupun rendah. Ikan hidup normal dilingkungan yang bersuhu 280C.
• Ikan akan hidup dilingkungan yang bersuhu 280C. Dan jika ikan hidup dilingkungan yang bersuhu lebih tinggi/ rendah akan mengalami penurunan gerak operkulum.
104
• Menganalisis upaya-upaya yang dilakukan untuk melestarikan air.
• Bagaimana cara/ upaya yang dpat dilakukan untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
Limbah-limbah industri sebelum dibuang ke sungai harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung unsur-unsur yang mencemari perairan.
Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.
Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
Setiap perusahaan/ pabrik industri diwajibkan memiliki peralatan yang dapat membendung tumpahan limbah dan tidak membuangnya ke sungai.
5. Sikap
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa melakukan pembelajaran mengenai pengaruh
detergen terhadap pergerakan operkulum ikan.
6. Unjuk kerja
Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada saat siswa melakukan eksperimen dan diskusi dengan format
enilaian keterampilan proses sains siswa.
105
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Biologi,
Siti Maryam, S.Pd
NIGTT.506070007
Tangerang, April 2018
Guru Peneliti
Ratih Aulia
NIM. 1113016100006
106
lampiran 3
Tujuan :
1. Menganalisis pengaruh detergen terhadap pergerakan operkulum ikan 2. Menganalisis faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan 3. Meganalisis dampak pencemaran lingkungan.
Lembar Kegiatan Siswa 1
Pencemaran Lingkungan
Kelas Experimen
MENGAMATI
MEMPREDIKSI
1. Dari hasil kegiatanmu apakah deterjen akan mempengaruhi gerakan operkulum
ikan?
2. Apa ada perbadaan gerakan operkulum dari ikan A,B,C dan D yang diberi
detergen dengan jumlah yang berbeda-beda?
Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan adaptif terhadap perubahan lingkungan di habitatnya. Misalnya, ikan air tawar dapat hidup pada habitat air dengan derajat keasaman yang relatif normal dengan nilai pH 7. Perubahan lingkungan perairan yang dicemari limbah deterjen, pH air lingkungan itu akan meningkat lebih dari 7.
Mungkinkah limbah deterjen mempengaruhi perilaku ikan? Jika ikan A tidak diberi deterjen, ikan B diberi deterjen dengan sebanyak 0,2 gram, ikan C deterjen sebanyak 0,4, dan ikan D deterjen sebanyak 0,6 gram. Apakah yang akan terjadi?
Kelas : Kelompok : Nama anggota :
1. 4. 2. 5. 3. 6.
Hari/ tanggal : :
107
BERKOMUNIKASI
Diskusikan pertanyaan dibawah ini bersama teman sekelompokmu !
3. bandingkan gerak operkulum ikan A,B,C dan D, sama ataukah berbeda? Mengapa demikian?
4. Bagaimana keadaan ikan setelah diberikan perlakuaan tersebut?
108
Penyelidikan kelompok
A. Tujuan : 1. Menganalisis pengaruh detergen terhadap pergerakan operkulum ikan 2. Menganalisis faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan 3. Meganalisis dampak pencemaran lingkungan..
B. Alat bahan : - Stoples - Sendok - Air - Detergent - Ikan
C. Langkah kerja:
Lembar Kegiatan Siswa 2
Pencemaran Lingkungan
Kelas Experimen (pertemuan 1)
Rencanakan langkah-langkah percobaan yang harus dilakukan untuk menentukan cara kerja operkulum pada ikan
Kelas : Kelompok : Nama anggota :
4. 4. 5. 5. 6. 6.
Hari/ tanggal : :
109
No. Ikan 3 menit Keterangan
Ke 1 Ke 2 Ke 3
1 A (tidak diberi deterjen)
2 B (0,2 gram)
3 C (0,4 gram)
4 D (0,6 gram)
Mengumpulkan dan Menginterprestasikan Data
Berkomunikasi
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka:
1. Apakah perilaku ikan berbeda antara ikan A, B, C, dan D? Bila ya, bagaimana ?
2. Sebutkan faktor tak hidup yang diuji dalam eksperimen ini dan faktor hidup yang dipengaruhi ?
3. Dengan memperhatikan hasil penyelidikan dan berbagai pustaka, tuliskan
cara-cara untuk mengurangi pencemaran, khususnya pencemaran oleh limbah
deterjen!
4. Bagaimanakah perilaku ikan jika di perairan tercemar oleh limbah yang lain,
misalnya minyak, pupuk, pestisida, dan lain-lain?
110
5. Bandingkan seluruh rerata gerak operkulum ikan A,B , C dan D. Sama
ataukah berbeda? Mengapa demikian?
6. Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara kadar bahan pencemar dengan jumlah rerata gerak operkulum ikan!
7. Ramalkan berdasarkan grafik yang telah dibuat, apa yang terjadi jika kadar bahan pencemar ditingkatkan terus?
8. bagaimana damapak pencemaran lingkungan terhadap makhluk hidup da lingkungannya?
9. Bagaimana kesimpulan praktikan mengenai percobaan yang telah dilakukan?
111
Tujuan : 4. Menganalisis pengaruh perubahan suhu terhadap pergerakan operkulum ikan
5. Menganalisis upaya-upaya menlestarikan lingkungan.
Lembar Kegiatan Siswa 3
Pencemaran Lingkungan
Kelas Experimen
MENGAMATI
3. Dari hasil kegiatanmu apakah perubahan suhu akan mempengaruhi gerakan
operkulum ikan?
4. Apa ada perbadaan gerakan operkulum dari ikn A,B,C, D, dan E yang bersuhu
beda?
Kebutuhan oksigen pada ikan sangat dipengaruhi oleh umur, aktivitas, serta kondisi perairan. Semakin tua suatu organisme, maka laju metabolismenya semakin rendah. Selain itu umur mempengaruhi ukuran ikan, sedangkan ukuran ikan yang berbeda, membutuhkan oksigen yang berbeda pula. Ikan akan mengalami stres ketika berbeda media air saat dipindahkan dari wadahnya. Ikan kadang mengalami perbedaan lingkungan yang drastis sehingga menjadi stres. Oleh sebab itu biasanya dilakukan aklimatisasi sehingga ikan dapat beradaptasi perlahan-lahan terhadap kodisi lingkungan barunya..
Mungkinkah perubahan suhu dapat mempengaruhi perilaku ikan? Jika ikan A bersuhu normal/kamar 28°C, ikan B diberi suhu sebesar 30°C, ikan C suhu sebesar 32°C, dan ikan D bersuhu 26°C, dan ikan E bersuhu 24°C. Apakah yang akan terjadi?
Kelas : Kelompok : Nama anggota :
7. 4. 8. 5. 9. 6.
Hari/ tanggal : :
MEMPREDIKSI
112
BERKOMUNIKASI
Diskusikan pertanyaan dibawah ini bersama teman sekelompokmu !
1. bandingkan gerak operkulum ikan A,B,C, D dan E, sama ataukah berbeda? Mengapa demikian?
2. Bagaimana keadaan ikan setelah diberikan perlakuaan tersebut?
113
D. Tujuan : 1. Menganalisis pengaruh perubahan suhu terhadap pergerakan operkulum ikan
2. Menganalisis upaya-upaya menlestarikan lingkungan.
E. Alat bahan : • Gelas kimia 4 buah. • Termometer (mengukur suhu air). • Timer/stopwatch. • ikan sebanyak 4 ekor. • Stok es balok untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan. • Stok air panas untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan.
F. Langkah kerja:
Lembar Kegiatan Siswa 4
Pencemaran Lingkungan
Kelas Experimen
Rencanakan langkah-langkah percobaan yang harus dilakukan untuk menentukan cara kerja pengaruh suhu terhadap operkulum pada ikan
Kelas : Kelompok : Nama anggota :
10. 4. 11. 5. 12. 6.
Hari/ tanggal : :
114
No. Ikan 3 menit Rata-
rata Ke 1 Ke 2 Ke 3
1 A (suhu normal 28° C)
2 B (suhu dinaikkan menjadi 30° C)
3 C (suhu dinaikkan menjadi 32° C)
4 D (suhu diturunkankan menjadi 26° C)
5 E (suhu diturunkan menjadi 24° C)
MENGUMPULKAN DAN MENGUNTERPRESTASIKAN DATA
BERKOMUNIKASI
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka:
10. Apakah perilaku ikan berbeda antara ikan A, B, C, dan D? Bila ya, bagaimana ?
11. Pada suhu manakah ikan akan mengalami pererakan operkulum lebih lambat?
12. Dengan memperhatikan hasil penyelidikan dan berbagai pustaka, tuliskan yang dapat
dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
13. Bagaimanakah perilaku ikan suhu dinaikan dari suhu normalnya dan diturunkan
secara drastis?
115
`
14. Bandingkan seluruh rerata gerak operkulum ikan A,B , C dan D. Sama
ataukah berbeda? Mengapa demikian?
15. Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara kadar bahan pencemar dengan jumlah rerata gerak operkulum ikan!
16. Bagaimana kesimpulan praktikan mengenai percobaan yang telah dilakukan?
116
lampiran 4
A. Tujuan 1. Menganalisis pengaruh detergen terhadap pergerakan operkulum ikan 2. Menganalisis faktor-faktor penyebab pencemaran lingkungan 3. Meganalisis dampak pencemaran lingkungan.
B. Alat dan Bahan 1. 1 buah stopwatch 2. 4 buah gelas kimia 3. 1 buah naraca 4. 1 buah sendok pengaduk 5. 1 bungkus deterjen 6. 4 ekor ikan 7. air secukupnya
C. Langkah Kerja
1. Sediakan 4 wadah yaitu gelas kimia 2. Masukkan air ke dalam gelas kimia secara merata. 3. Masukkan detergen pada masing-masing gelas.
- Gelas A : tidak ada detergen - Gelas B : 0,2 gram - Gelas C : 0,4 gram - Gelas D : 0,6 gram
4. Aduk detergen yang sudah dimasukkan ke dalam wadah sampai detergen tersebut larut.
Lembar Kegiatan Siswa 1
Pencemaran Lingkungan
Kelas Kontrol
Kelas : Kelompok : Nama anggota :
13. 4. 14. 5. 15. 6.
Hari/ tanggal : :
117
5. Masukkan 1 ekor ikan ke setiap wadah. 6. Amat setiap aktivitas ikan selama dua menit pertama. 7. Hitung kecepatan pernafasan ikan selama dua menit. 8. Lakukan secara berulang-ulang selama enam kali. 9. Setelah itu, amati kondisi tubuh ikan setelah pengamatan. 10. Masukkan data ke dalam tabel 11. Bandingkan perbedaan dari keempat perlakuan tersebut.
D. Hasil Pengamatan
No. Ikan 3 menit Keterangan
Ke 1 Ke 2 Ke 3
1 A (tidak diberi deterjen)
2 B (0,2 gram)
3 C (0,4 gram)
4 D (0,6 gram)
E. Pembahasan
1. Apakah perilaku ikan berbeda antara ikan A, B, C, dan D? Bila ya, bagaimana ?
2. Apa saja cara untuk mengurangi pencemaran, khususnya pencemaran oleh
limbah deterjen!
3. Bagaimanakah perilaku ikan jika di perairan tercemar oleh limbah yang
lain, misalnya minyak, pupuk, pestisida, dan lain-lain?
4. Bagaimana dampak dari pengunaan detergen bagi lingkungan dan makluk
hidup sekitarnya?
118
F. Kesimpulan
119
G. Tujuan 1. Menganalisis pengaruh perubahan suhu terhadap pergerakan operkulum ikan
2. Menganalisis upaya-upaya menlestarikan lingkungan..
H. Alat dan Bahan
8. Gelas kimia 4 buah. 9. Termometer (mengukur suhu air). 10. Timer/stopwatch. 11. ikan sebanyak 4 ekor. 12. Stok es balok untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan. 13. Stok air panas untuk mengubah suhu air sesuai perlakuan.
I. Cara Kerja
12. Pengamatan dilakukan dengan lima perlakuan, yaitu : - T₁ : untuk suhu kamar (28° C) - T₂ : untuk suhu 2° C diatas suhu kamar (30° C) - T₃ : untuk suhu 4° C diatas suhu kamar (32° C) - T4 : untuk suhu 2° C dibawah suhu kamar (26° C) - T5 : untuk suhu 4° C dibawah suhu kamar (24° C)
13. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan lama pengamatan 3 menit untuk masing – masing ikan yang diamati.
14. Setiap kelompok menyiapkan satu gelas kimia dan 2 wadah plastic yang telah disediakan oleh laboran yang akan dijadikan sebagai wadah untuk pengamatan kali ini, lalu masukan air kedalam beaker glass dan wdah bejana plastik lalu ukur suhu air dengagn thermometer yang ada pada beaker glass, suhu ini merupakan suhu awal atau suhu kamar T₁.
Lembar Kegiatan Siswa 2 “Pengaruh Perubahan Suhu pada Pergerakan
Operkulum Ikan” Kelas Kontrol
Kelas : Kelompok : Nama anggota :
1. . 4. 2. . 5. 3. 6.
120
15. Masukan ikan satu ekor untuk pertama kali ke dalam gelas kimia yang sudah ditentukan suhunya sebagai suhu awal kamar atau T₁, lalu kemudian hitung banyaknya gerakan membuka serta menutupnya mulut ikan tersebut selama dua menit. Setiap perlakuan dilakukan sampai tiga kali pada tiap ikan.
16. Setelah perlakuan pertama selesai, dilanjutkan perlakuan kedua yaitu menaikkan suhu sebanyak 2° C dari suhu kamar sehingga menjadi 30° C (T₂) dengan cara menambahkan air panas. Setelah itu mengamati ikan seperti perlakuan yang sebelumnya.
17. Sebelum meneruskan pengamatan pada perlakuan ketiga, ikan diaklimasikan dahulu, hal ini dimaksudkan agar ikan tidak stress ketika pengamatan berlangsung.
18. Perlakuan ketiga yaitu dengan menambahkan lagi suhunya sebesar 2° C dari suhu T₂ sehingga suhunya menjadi 32° C (T₃) dengan cara menambahkan kembali air panas. Pertahankan hingga suhunya tetap lalu lakukan perlakuan seperti yang sebelumnya.
19. Setelah pengamatan pada air hangat dilakukan, kali ini kita akan melakukan pengamatan dengan menggunakan air dingin. Ganti air terlebih dahulu dengan air yang baru lalu pertama kali kita hitung suhu kamar dahulu dengan thermometer sebagai T₁ atau suhu awal.
20. Lakukan sama seperti perlakuaan menambahkan suhu panas tadi, namun kali ini suhu diturunkan -2° C.
21. Lalu catat hasil pengamatannya dalam tabel.
J. Hasil Pengamatan
No. Ikan 3 menit Rata-
rata Ke 1 Ke 2 Ke 3
1 A (suhu normal 28° C)
2 B (suhu dinaikkan menjadi 30° C)
3 C (suhu dinaikkan menjadi 32° C)
4 D (suhu diturunkankan menjadi 26° C)
5 E (suhu diturunkan menjadi 24° C)
121
K. Pembahasan 5. Apakah perilaku ikan berbeda antara ikan A, B, C, dan D? Bila ya, bagaimana ?
6. Pada suhu manakah ikan akan mengalami pererakan operkulum lebih lambat?
7. Buatlah grafik yang menunjukkan hubungan antara kadar bahan pencemar
dengan jumlah rerata gerak operkulum ikan!
L. Kesimpulan
122
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
Materi pembelajaran : Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
Kelas/Pertemuan : X4/ ke-1
Langkah-langkah
Eksperimen dan Diskusi
Aspek KPS Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Ya
Tidak
KEGIATAN PENDAHULUAN
• Guru mengucap salam, membimbing siswa membaca doa, mengisi daftar hadir siswa dan menyiapkan media pembelajaran.
• Guru memberikan apresepsi: Apakah yang kalian ketahui tentang perubahan lingkungan ?
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti Membuat prediksi.
Mengamati • Guru membagikan LKS. • Guru membimbing siswa untuk
melakukan percobaan.
Mempredisksi Guru meminta siswa untuk memprediksi apa yang akan terjadi dari percobaan yang belum dilakukan.
Melakukan diskusi hasil prediksi kelompok.
Berkomuikasi • Guru meminta siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan LKS.
• Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk menjelaskan hasil prediksi.
Melakukan percobaan.
Mengamati Mengukur Mengumpulkan data
• Guru membimbing siswa untuk merencanakan dan melakukan percobaan seperti yang terdapat pada LKS siswa.
Melakukan diskusi hasil eksperimen.
Menginterprest data Berkominikasi
• Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok siswa -
Memprestasikan hasil diskusi kelompok.
Berkomunikasi • Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok disepan kelas.
• Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi atau menyanggah hasil percobaan atau diskusi pada kelompok yang sedang presentasi.
• Guru membimbing dan mengarahkan diskusi kelas.
123
KEGIATAN PENUTUP
Penutup
• Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.
• Guru merefleksikan dan menyimpulkan pembelajaran.
• Guru memberikan evaluasi pembelajaran.
• Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan mengucapkan salam.
Tangerang, April 2018
Observer,
Faridllotur R
124
LEMBAR OSERVASI AKTIVITAS GURU (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
Materi pembelajaran : Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
Kelas/Pertemuan : X4/ke-2
Langkah-langkah
Eksperimen dan Diskusi
Aspek KPS Guru Ya Tidak
(Pendahuluan)
• Guru mengucap salam, membimbing siswa membaca doa, mengisi daftar hadir siswa dan menyiapkan media pembelajaran.
• Guru memberikan apresepsi: Apakah yang kalian ketahui tentang perubahan lingkungan
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
(Kegiatan Inti) Membuat prediksi.
Mengamati • Guru membagikan LKS. • Guru membimbing siswa untuk
melakukan percobaan.
Mempredisksi • Guru meminta siswa untuk
memprediksi apa yang akan terjadi dari percobaan yang belum dilakukan.
Melakukan diskusi hasil prediksi kelompok.
Berkomuikasi • Guru meminta siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan LKS.
• Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk menjelaskan hasil prediksi.
Melakukan percobaan.
Mengamati Mengukur Mengumpulkan data
• Guru membimbing siswa untuk merencanakan dan melakukan percobaan seperti yang terdapat pada LKS siswa.
Melakukan diskusi hasil eksperimen.
Menginterprest data Berkominikasi
• Guru mengawasi jalannya diskusi kelompok siswa
Memprestasikan hasil diskusi kelompok.
Berkomunikasi • Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi kelompok disepan kelas.
125
• Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi atau menyanggah hasil. percobaan atau diskusi pada kelompok yang sedang presentasi
• Guru membimbing dan mengarahkan diskusi kelas
Penutup
• Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.
• Guru merefleksikan dan menyimpulkan pembelajaran.
• Guru memberikan evaluasi pembelajaran.
• Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan mengucapkan salam.
•
Tangerang, April 2018
Observer,
Faridllotur R
126
LEMBAR OSERVASI AKTIVITAS GURU (KELAS KONTROL)
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
Materi pembelajaran : Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
Kelas/Pertemuan : X5/ke1
Tahapan Pembelajar-an
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Guru Ya Tidak
KEGIATAN PENDAHULUAN
Motivasi
Guru mengucap salam, membimbing siswa membaca doa, mengisi daftar hadir siswa dan menyiapkan media pembelajaran.
Guru memberikan apresepsi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
KEGIATAN INTI
Mengamati Guru menarik perhatian siswa dengan menampilkan gambar seputar pencemaran air..
Menanya Guru menstimulus siswa agar bertanya mengenai gambar yang diamati.
Mengeksplorasi Guru mengamati dan membimbing jalanya pelaksanaan percobaan.
Mengasosiasi/Menalar Guru meminta siswa untuk mendiskusikan.
Mengkomunikasi Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.
Guru memberikan penguatan dan klarifikasi jika terdapat kekurangan mengenai hasil diskusi.
KEGIATAN PENUTUP
Penutup
Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.
Guru merefleksikan dan menyimpulkan pembelajaran. Guru memberikan evaluasi pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan mengucapkan salam.
Tangerang, April 2018
Observer,
Faridllotur R
127
LEMBAR OSERVASI AKTIVITAS GURU (KELAS KONTROL)
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
Materi pembelajaran : Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
Kelas/Pertemuan : X5/ke2
Tahapan Pembelajar-an
Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Guru Ya Tidak
KEGIATAN PENDAHULUAN
Motivasi
Guru mengucap salam, membimbing siswa membaca doa, mengisi daftar hadir siswa dan menyiapkan media pembelajaran.
Guru memberikan apresepsi: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
KEGIATAN INTI
Mengamati Guru menarik perhatian siswa dengan menampilkan gambar seputar pencemaran air..
Menanya Guru menstimulus siswa agar bertanya mengenai gambar yang diamati.
Mengeksplorasi Guru mengamati dan membimbing jalanya pelaksanaan percobaan.
Mengasosiasi/Menalar Guru meminta siswa untuk mendiskusikan.
Mengkomunikasi Guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.
Guru memberikan penguatan dan klarifikasi jika terdapat kekurangan mengenai hasil diskusi.
KEGIATAN PENUTUP
Penutup
Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran.
Guru merefleksikan dan menyimpulkan pembelajaran. Guru memberikan evaluasi pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dengan do’a dan mengucapkan salam.
Tangerang, April 2018
Observer,
Faridllotur R
128
Lampiran 6
LEMBAR OSERVASI AKTIVITAS SISWA (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
Materi pembelajaran : Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
Kelas/Pertemuan : X4/ke1
Langkah-langkah
Eksperimen dan Diskusi
Aspek KPS Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Siswa
Ya Tidak
KEGIATAN PENDAHULUAN
• Siswa menjawab salam, berdo’a dan bersiap untuk kegiatan pembelajaran.
• Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. “perubahan lingkungan adalah peristiwa terganggunya keeimbangan lingkungan akibat tingkah laku manusia maupun alam.
• Siswa menyimak tujuan pembelajaran.
KEGIATAN INTI Membuat prediksi.
Mengamati • Siswa menerima LKS. • Siswa melakukan percobaan yang dilakukan
oleh guru.
Mempredisksi • Siswa memprediksikan apa yang akan terjadi pada percobaan yang belum dilakukan.
Melakukan diskusi hasil prediksi kelompok.
Berkomuikasi • Siswa berdiskusi bersama kelompoknya mengenai hasil prediksi percobaan yang telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan LKS.
• Perwakilan tiap kelompok menjelaskan hasil prediksinya.
Melakukan percobaan.
Mengamati Mengukur Mengumpulkan data
• Siswa merencanakan dan mengamati percobaan yang dilakukan dan mencatat hasilnya pada LKS.
Melakukan diskusi hasil eksperimen.
Menginterprest data Berkominikasi
• Siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi.
Memprestasikan hasil diskusi kelompok.
Berkomunikasi • Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi didepan kelas.
• Menyanggah atau menanggapi hasil percobaan kelompok yang sedang melakukan resentasi.
• Siswa menyimak arahan guru. KEGIATAN PENUTUP
Penutup • Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
129
• Siswa mengetahui manfaat pembelajaran • Siswa menjawab pertanyaan yag diberikan
guru.
• Siswa berdo’a dan menjawab salam.
Tangerang, April 2018
Observer,
Faridllotur R
130
LEMBAR OSERVASI AKTIVITAS SISWA (KELAS EKSPERIMEN)
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
Materi pembelajaran : Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
Kelas/Pertemuan : X4/k-2
Langkah-langkah
Eksperimen dan Diskusi
Aspek KPS Aktivitas Kegiatan Pembelajaran siswa Ya Tidak
KEGIATAN PENDAHULUAN
Siswa menjawab salam, berdo’a dan bersiap untuk kegiatan pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. “perubahan longkungan adalah peristiwa terganggunya keeimbangan lingkungan akibat tingkah laku manusia maupun alam.
Siswa menyimak tujuan pembelajaran.
KEGIATAN INTI Membuat prediksi.
Mengamati Siswa menerima LKS. Siswa melakukan percobaan yang dilakukan oleh guru.
Mempredisksi Siswa memprediksikan apa yang akan terjadi pada percobaan yang belum dilakukan.
Melakukan diskusi hasil prediksi kelompok.
Berkomuikasi Siswa berdiskusi bersama kelompoknya mengenai hasil prediksi percobaan yang telah dilakukan untuk menjawab pertanyaan pada kegiatan LKS.
Perwakilan tiap kelompok menjelaskan hasil prediksinya.
Melakukan percobaan.
Mengamati Mengukur Mengumpulkan data
Siswa merencanakan dan mengamati percobaan yang dilakukan dan mencatat hasilnya pada LKS.
Melakukan diskusi hasil eksperimen.
Menginterprest data Berkominikasi
Siswa bersama kelompoknya melakukan diskusi .
Memprestasikan hasil diskusi kelompok.
Berkomunikasi Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil percobaan dan hasil diskusi didepan kelas.
Menyanggah atau menanggapi hasil percobaan kelompok yang sedang melakukan resentasi.
Siswa menyimak arahan guru.
KEGIATAN PENUTUP Penutup Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran
131
Siswa mengetahui manfaat pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan yag diberikan guru.
Siswa berdo’a dan menjawab salam.
Tangerang, April 2018
Observer,
Faridllotur R
132
LEMBAR OSERVASI AKTIVITAS SISWA (KELAS KONTROL)
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
Materi pembelajaran : Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
Kelas/Pertemuan : X5/ Ke1
Tahapan Pembelajar-an Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Siswa Ya Tidak
KEGIATAN PENDAHULUAN
Motivasi
Siswa menjawab salam, berdo’a dan bersiap untuk kegiatan pembelajaran.
Siswa menanggapi tanya jawab dari guru.
Siswa memperhatikan penjelasan guru KEGIATAN INTI
Mengamati Siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan.
Menanya Siswa menanyakan tentang pencemaran yang terjadi pada gambar.
Mengeksplorasi Siswa mengerjakan lembar kerja siswa bersama kelompoknya dan bertna jika terapat bagian yang belum diketahui.
Mengasosiasi/ Menalar
Siswa berdiskusi megenai: Pengaruh detergen terhadap pergerakan operkulum ikan Faktor-faktor penyebab pencemaran air. Dampak pencemaran air.
Mengkomunikasi Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
Siswa menyimak penjelasan guru. KEGIATAN PENUTUP
Penutup
Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. Siswa mengetahui manfaat pembelajaran. Siswa menjawab pertanyaan yag diberikan guru. Siswa berdo’a dan menjawab salam.
Tangerang, April 2018
Observer,
Faridllotur R
133
LEMBAR OSERVASI AKTIVITAS SISWA (KELAS KONTROL)
Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
Materi pembelajaran : Perubahan Lingkungan/Iklim dan Daur Ulang Limbah
Kelas/Pertemuan : X5/ Ke1
Tahapan Pembelajar-an Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Siswa Ya Tidak
KEGIATAN PENDAHULUAN
Motivasi
Siswa menjawab salam, berdo’a dan bersiap untuk kegiatan pembelajaran.
Siswa menanggapi tanya jawab dari guru.
Siswa memperhatikan penjelasan guru KEGIATAN INTI
Mengamati Siswa memperhatikan gambar yang ditampilkan.
Menanya Siswa menanyakan tentang pencemaran yang terjadi pada gambar.
Mengeksplorasi Siswa mengerjakan lembar kerja siswa bersama kelompoknya dan bertna jika terapat bagian yang belum diketahui.
Mengasosiasi/ Menalar
Siswa berdiskusi megenai: Pengaruh detergen terhadap pergerakan operkulum ikan Faktor-faktor penyebab pencemaran air. Dampak pencemaran air.
Mengkomunikasi Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi.
Siswa menyimak penjelasan guru. KEGIATAN PENUTUP
Penutup
Siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran. Siswa mengetahui manfaat pembelajaran. Siswa menjawab pertanyaan yag diberikan guru. Siswa berdo’a dan menjawab salam.
Tangerang, April 2018
Observer,
Faridllotur R
134
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN PERTAMA)
No Keterampilan proses Sains
Rubik Skor
Kelompok Jumlah 1 2 3 4 5
1. Mengamati Siswa mengamati eksperimen yang dilakukan dengan cermat (menggunakan indera penglhatan saat mengamati pergerakan operkulum ikan akibat perubahan suhu tiap detiknya).
3
11
Siswa mengamati eksperimen yang dilakukan dengan kurang cermat (menggunakan indera penglhatan saat mengamati pergerakan operkulum ikan akibat perubahan suhu diakhir waktu saja).
2
Siswa tidak melakukan ekperimen.pengamatan pergerakan operkulum ikan.
1
2. Memprediksi Siswa memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan tepat. 3
13
Siswa memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan kurang tepat.
2
Siswa tidak memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan tepat.
1
3. Merencanakan percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat. 3
13 Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan kurang tepat. 2
Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat.
1
4. Menginterprestasi data
Siswa menginterprestasi data hasil percobaan dengan tepat. 3
10 Siswa menginterprestasi data hasil percobaan kurang tepat. 2
135
Siswa tidak menginterprestasi data hasil percobaan dengan tepat.
1
5. Berkomunikasi Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis serta sesuai dengan konsep.
3
10
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis kurang sesuai dengan konsep.
2
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis serta tidak sesuai dengan konsep.
1
6. Menerapkan konsep
Siswa menjawab seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat.
3
11 Siswa menjawab seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan kurang alasan tepat.
2
Siswa tidak menjawab seluruh pertanyaan LKS dengan benar,
1
Jumlah 13 14 14 13 13 68
Tangerang, April 2018
Obsever,
Siti Maryam, S.Pd
NIGTT.506070007
136
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(KELAS EKSPERIMEN PERTEMUAN KEDUA)
No Keterampilan proses Sains
Rubik Skor Kelompok Jumlah 1 2 3 4 5
1. Mengamati Siswa mengamati eksperimen yang dilakukan dengan cermat (menggunakan indera penglhatan saat mengamati pergerakan operkulum ikan akibat perubahan suhu tiap detiknya).
3
13
Siswa mengamati eksperimen yang dilakukan dengan kurang cermat (menggunakan indera penglhatan saat mengamati pergerakan operkulum ikan akibat perubahan suhu diakhir waktu saja).
2
Siswa tidak melakukan ekperimen.pengamatan pergerakan operkulum ikan.
1
2. Memprediksi Siswa memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan tepat. 3
14
Siswa memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan kurang tepat.
2
Siswa tidak memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan tepat.
1
3. Merencanakan percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat. 3
12 Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan kurang tepat. 2
Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat.
1
4. Menginterprestasi data
Siswa menginterprestasi data hasil percobaan dengan tepat. 3
14 Siswa menginterprestasi data hasil percobaan kurang tepat.
2
Siswa tidak menginterprestasi data hasil percobaan dengan
1
137
tepat. 5. Berkomunikasi Siswa menjelaskan hasil
percobaan dengan sistematis serta sesuai dengan konsep.
3
11
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis kurang sesuai dengan konsep.
2
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis serta tidak sesuai dengan konsep.
1
6. Menerapkan konsep
Siswa menjawab seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat.
3
13 Siswa menjawab seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan kurang alasan tepat.
2
Siswa tidak menjawab seluruh pertanyaan LKS dengan benar,
1
Jumlah 14 15
15
15
16 78
Tangerang, April 2018
Obsever,
Siti Maryam, S.Pd
NIGTT.506070007
138
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(KELAS KONTROL PERTEMUAN PERTAMA)
No Keterampilan proses Sains
Rubik Skor Kelompok Jumlah 1 2 3 4 5
1. Mengamati Siswa mengamati eksperimen yang dilakukan dengan cermat (menggunakan indera penglIhatan saat mengamati pergerakan operkulum ikan akibat perubahan suhu tiap detiknya).
3
9
Siswa mengamati eksperimen yang dilakukan dengan kurang cermat (menggunakan indera penglhatan saat mengamati pergerakan operkulum ikan akibat perubahan suhu diakhir waktu saja).
2
Siswa tidak melakukan ekperimen.pengamatan pergerakan operkulum ikan.
1
2. Memprediksi Siswa memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan tepat. 3
10
Siswa memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan kurang tepat.
2
Siswa tidak memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan tepat.
1
3. Merencanakan percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat. 3
10 Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan kurang tepat. 2
Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat.
1
4. Menginterprestasi data
Siswa menginterprestasi data hasil percobaan dengan tepat. 3
8 Siswa menginterprestasi data hasil percobaan kurang tepat. 2
139
Siswa tidak menginterprestasi data hasil percobaan dengan tepat.
1
5. Berkomunikasi Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis serta sesuai dengan konsep.
3
8
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis kurang sesuai dengan konsep.
2
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis serta tidak sesuai dengan konsep.
1
6. Menerapkan konsep
Siswa menjawab seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat.
3
9 Siswa menjawab seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan kurang alasan tepat.
2
Siswa tidak menjawab seluruh pertanyaan LKS dengan benar,
1
Jumlah 12
11
12
11
10 53
Tangerang, April 2018
Obsever,
Siti Maryam, S.Pd
NIGTT.506070007
140
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
(KELAS kontrol PERTEMUAN KEDUA)
No Keterampilan proses Sains
Rubik Skor Kelompok Jumlah 1 2 3 4 5
1. Mengamati Siswa mengamati eksperimen yang dilakukan dengan cermat (menggunakan indera penglhatan saat mengamati pergerakan operkulum ikan akibat perubahan suhu tiap detiknya).
3
13
Siswa mengamati eksperimen yang dilakukan dengan kurang cermat (menggunakan indera penglhatan saat mengamati pergerakan operkulum ikan akibat perubahan suhu diakhir waktu saja).
2
Siswa tidak melakukan ekperimen.pengamatan pergerakan operkulum ikan.
1
2. Memprediksi Siswa memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan tepat. 3
11
Siswa memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan kurang tepat.
2
Siswa tidak memprediksi pergerakan operkulum ikan dengan tepat.
1
3. Merencanakan percobaan
Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat. 3
12 Siswa menyiapkan dan menyusun alat dan bahan kurang tepat. 2
Siswa tidak menyiapkan dan menyusun alat dan bahan dengan tepat.
1
4. Menginterprestasi data
Siswa menginterprestasi data hasil percobaan dengan tepat. 3
8 Siswa menginterprestasi data hasil percobaan kurang tepat.
2
Siswa tidak menginterprestasi data hasil percobaan dengan
1
141
tepat. 5. Berkomunikasi Siswa menjelaskan hasil
percobaan dengan sistematis serta sesuai dengan konsep.
3
14
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan sistematis kurang sesuai dengan konsep.
2
Siswa menjelaskan hasil percobaan dengan tidak sistematis serta tidak sesuai dengan konsep.
1
6. Menerapkan konsep
Siswa menjawab seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan alasan tepat.
3
13 Siswa menjawab seluruh pertanyaan pada LKS dengan benar dan kurang alasan tepat.
2
Siswa tidak menjawab seluruh pertanyaan LKS dengan benar,
1
Jumlah 15 14
16
14
14 71
Tangerang, April 2018
Obsever,
Siti Maryam, S.Pd
NIGTT.506070007
142
Lampiran 9
Kisi-kisi Uji Instrumen Penelitian
KISI-KISI TES KETERAMILAN PROSES SAINS (KPS)
No Aspek KPS Soal Jawaban Skor
1 Mengamati
Gambar diatas merupakan salah satu bentuk pencemaran air disungai. Permasalahan apa saja yang mungkin terjadi dalam mengendalikan pencemaran air sungai?
Permasalahan Dalam Pengendalian Pencemaraan Air Sungai: 1. Bayaknya pembuangan limbah pabrik yang
membuah ke sungai tanpa memproses penetralan air limbah terlebih dahulu dikarenakan kurangnya pasilitas.
2. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pembuangan limbah rumah seperti membuang sampah kedalam sungai, membuat saluran pembuangan limbah rumah ke sungai
3. Penguunaan deterjen yang berlebihan dan membuat sungai tercemar.
4. Air yang tercemar dari pernakan dan perikinan disebabakan karena tidak matangnya pemikiran pembuangan kotoraan hewan yang menyebabkan air terkontaminasi dengan kotaran dan bakteri-bakteri lainnya. • Menyebutkan 3/ lebih permasalahan dengan
tepat dan berkaitan.dengan kasus tersebut. • Menyebutkan 3/ lebih upaya namun kurang
berkaitan dengan kasus tersebut.
4 3
143
• Menyebutkan kurang dari 3 upaya dengan tepat.
• Menyebutkan kurang dari 3 upaya namun kurang tepat dengan kasus tersebut.
• Tidak menjawab.
2 1 0
2 Mengamati
Pencemaran diperairan sudah seringkali kita temui dimanapun. Salah satunya yang terjadi di Depok baru-baru ini. Seperti yang diberitakan pada link antaranewa.com yaitu pencemaran disungai ciliwung yang diduga berasal dari pabrik dan tempat usaha sekitar singai di kota Depok. Penelusuran Sntara News selama dua jam menggunakan perahu karet bersama dengan pemerintah daerah setempat dan KomunitaCiliwung menemukan bahwa sungai tidak hanya tercemat tumpukan sampah, tapi juga limbah siswa pabrik san juga limbah dari warga. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Sumber
: https://www.antaranews.com/berita/394182/pencemaran-
1. Limbah-limbah industri sebelum dibuang ke sungai harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga tidak lagi mengandung unsur-unsur yang mencemari perairan.
2. Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat.
3. Kurangi penggunaan detergen. Sebisa mungkin pilihlah detergen yang ramah lingkungan dan dapat terurai di alam secara cepat.
4. Mengurangi penggunaan pestisida dalam membasmi hama tanaman. Musuh-musuh alami (predator) hama tanaman perlu dikembangkan agar dapat membasmi hama tanpa pestisida.
5. Setiap perusahaan/ pabrik industri diwajibkan memiliki peralatan yang dapat membendung tumpahan limbah dan tidak membuangnya ke sungai.
6. Daur ulang, yaitu pengolahan kembali sampah-sampah menjadi bahan yang berguna. • Menyebutkan 4/ lebih upaya dengan tepat
dan berkaitan.dengan kasus tersebut.
4
144
sungai-ciliwung-kian-parah
Menurut pendapat kalian, bagaimana upaya yang dapat dlakukan agar pencemaran sungai dapat teratasi dengan baik? (minimal 4 upaya)
• Menyebutkan 4/ lebih upaya namun kurang berkaitan dengan kasus tersebut.
• Menyebutkan kurang dari 4 upaya dengan tepat.
• Menyebutkan kurang dari 4 upaya namun kurang tepat dengan kasus tersebut.
3 2 1
3.
Memprediksi
Jika ikan dimasukan ke dalam masing-masing akuarium selama 10 menit. Pada akuarium manakah ikan akan mengalami pergerakan operkulum lambat? Berikan alasannya!
Pada akuarium C ikan akan mengalami pergerakan operkulum lambat. Sedangkan pada akuarium D pergerakan ikan akan normal (karena tidak ada detergen). Akuarium A dan B juga akan mengalami pergerakan lambat, namun C lebih lambat. Karena semakin banyak kadar detergen yang diujikan, maka semakin sedikit kadar oksigen yang terkandung di dalam air, sehingga ikan akan sulit untuk bernafas dan kemungkinan terburuk adalah kematian pada ikan. • Bila jawaban dan alasan tepat. • Bila jawaban tepat dan alasan masih
berhubungan. • Bila jawaban tepat dan alasan kurang
berhubungan. • Bila jawaban kurang tepat, namun alasan
berhubungan. • Bila jawaban kurang tepat dan alasan meluas.
5 4 3 2 1
145
4. Menerapkan
konsep
Di Karawang, permukaan air sungai Citarum dikecamatan Karawang Barat ini dipenuhi oleh tumbuhan eceng gondok. Pantauan Tempo di Desa Anjun, Karawang kulon, tumbuhan gulma ini tumbuh menyebar menutupi seluruh permukaan air. Pesatnya tumbuhan eceg gondok juga berdampak pada populasi iakn di Citarum.Eceng gondok merupakan indikator pencemaran kerena tumbuhan itu dikenal dapat menyerap logam berat, merkuri, nikel dan pesisida. Kondisi diperparah saat musim hujan, yakni volume air meningkat dan menyebabkan racun tersebar. Selain terpapar endapan racun, ikan-ikan juga rebutan oksigen yang menipis. Itulah yang menjelaskan gejala ikan mati mendadak di Sungai Citarum.
(Tempo.com)
Sumber : https://nasional.tempo.co/read/ /718196/eceng-gondok-ancam-populasi-ikan-di-sungai-citarum.Di Situ Pamulang banyak dijumpai suburnya pertumbuhan eceng gondok. Apa yang akan terjadi pada biota yang ada di situ tersebut?
Kemungkinan yang akan terjadi apabila eceng gondok terus tumbuh di danau tersebut, maka ikan-ikan di danau akan mati karena tidak mendapat cahaya matahari dan kekurangan O2 akibat eceng gondok yg menutupi permukaan air di danau. • Bila jawaban tepat. • Bila jawaban tepat, namun tidak berhubungan. • Bila jawaban kurang tepat, namun masih
berhubungan. • Bila jawaban jawaban kurang tepat dan tidak
berhubungan.
4 3 2 1
146
5. Mengamati
Untuk mengetahui air yang tercemar atau tidak terkadang kita masih sangat sulit untuk membedakannya. Secara sederhana, untuk mengetahui air yang tercemar kita dapat langsung mengetahuinya misalnya dengan melihat perubahan warna menjadi keruh.
Sumber : KimintekHijau.com
Dengan melihat gambar diatas dan melihat pencemaran yang ada dilingkungan sekitar kita. menurut kalian selain perubahan warna, indikator atau tanda apa yang menjadikan air tercemar?
1. Terjadi perubahan pada suhu air. Air yang mempunyai suhu panas apabila dibuang ke area lingkungan. secara langsung maka akan dapat merusak lingkungan tersebut.
2. Memiliki pH yang tidak normal. pH normal yang dimiliki air yakni antara 6,5 – 7,5. Apabila air mempunyai pH diatas atau dibawah pH tersebut maka bisa dikatakan bahwa air tersebut telah terkontaminasi oleh polutan.
3. Terjadi perubahan pada warna, bau, dan juga rasa. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa air yang murni dan sehat atau bersih adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
4. Adanya endapan, koloidal, dan bahan terlarut. Bahan- bahan yang demikian apabila terdapat dan bercampur dengan air maka dapat menghalangi masuknya sinar matahari.
5. Timbulnya banyak mikroorganisme. Salah satu tanda air yang tercemar adalah timbulnya banyak miroorganisme.
6. Ditumbuhi tumbuhan eceng gondok scara subur. • Bila jawaban tepat. • Bila jawaban tepat, namun tidak
berhubungan. • Bila jawaban kurang teepat, namun masih
berhubungan.
4 3 2
147
• Bila jawaban jawaban kurang tepat dan tidak behubungan
1
6. Mengamati
Jumlah fenomena pencemaran air ini saat ini sudah terjadi dimana saja dan sudah dalam masa yang kritis karena mungkin hampir separuh perairan di bumi mengalami pencemaran. Hal ini membuat peraturan mengenai pencemaran ini memerlukan tindakan evaluasi kebijakan. Hal ini sangatlah penting mengingat bahwa banyak kasus penularan penyakit terjadi melalui air. Apakah dilingkungan tempat kalian tinggal sering dijumpai pencemaran air? Apa saja akibat bagi lingkungan sekirar tempat tinggal?
Pencemaran aliran sungai Pencemaran solokan Pencemaran sumur Akibat:
- Menganggu penciuman - Menciptakan sarang/tempat bibit penyakit - Warna berubah, bau tak sedap dan kualitas
air menutrun. - Menurunnya jumlah populasi makhluk
hidup yang tinggal diperairan seperti ikan. • Bila pernyataan memberikan informasi kasus
dan akibat tepat. • Bila pernyataan memberikan informasi kasus
dan akibat masih berhubungan. • Bila pernyataan infoormasi tepat namun akbiat
kurang berhubungan. • Bila pernyataan inromasi kurang tepat, namun
akibat masih berhubungan. • Bila jawaban dan akibat kurang tepat.
5 4 3 2 1
148
7. Menginteprestasi
data
Berdasarkan tabel diatas, apa yang dapat kamu simpulkan?
no waktu Aquarium A
Aquarium B
Aquarium C
Aquarium D
1 1 menit 110 116 103 98 2 5 menit 103 54 26 19 3 10 menit 107 22 8 2 4 15 menit 99 6 0 0
Kadar deterjen
0 ml 3 ml 6 ml 9 ml
Berdasarkan tabel tersebut, kadar deterjen sangatlah mempengaruhi pergerakan operkulum pada ikan, semakin tinggi kadar deterjen yang digunakan maka semakin menurun jumlah pergerakan operkulum ikan. dan semakin lama ikan tersebut juga bisa mati. Hal tersebut terjadi karena jumlah oksigen menurun pada air yang lebih banyak kadar deterjennya. • Bila jawaban tepat. • Bila jawaban tepat, namun tidak berhubungan. • Bila jawaban kurang tepat, namun masih
berhubungan. • Bila jawaban jawaban kurang tepat dan tidak
berhubungan.
4 3 2 1
8. Merancang percobaan
Andini ingin melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu (panas dan dingin) pada jumlah gerak operkulum ikan. Apa saja alat dan bahan yang digunakan? Lalu bagaimana langkah kerja dalam merancang percobaan tersebut?
Dalam melakukan percobaan mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap gerak operkulum ikan, alat dan bahan yang digunakan yaitu :
- Gelas kimia 4 buah. - Termometer - Timer/stopwatch. - ikan sebanyak 4 ekor. - Air dingin/ es batu. - Air panas.
Langkah kerja: - Pengamatan dilakukan dengan lima perlakuan,
yaitu : suhu kamar 28oC, suhu panas (30oC, 32
oC), dan suhu dingin (26 oC, 24 oC).
149
- Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dengan lama pengamatan dua menit.
- pengamat pertama menghitung pergerakan operkulum ikan pada suhu normal
- pengamat kedua menghitung pergerakan operkulum suhu panas
- pengamat ketiga menghitung pada suhu dingin. - Setiap dua menit suhu dinaikan 2 oC da
diturunkan -2 oC. - Catat hasil percobaan dan hitung rata-rata
pergerkan operkulum ikan masing-masing suhu. • Alat, bahan dan langkah kerja tepat • Alat dan bahan tepat, namun beberapa
langkah kerja kurang tepat. • Alat dan bahan kurang tepat, langkah
kerja tepat. • Beberapa alat, bahan dan langkah kerja
kuran tepat. • alat, bahan dan langkah kerja tidak
berhungan
5 4 3 2 1
150
9. Komunikasi
Aidil melakukan percobaaan untuk mengetahui pengaruh penggunaan deterjen terhadap jumlah gerak operkulum ikan. dengan menggunakan 4 ikan komet berukuran 200gr, dan suhu ruangan 280C. Dan diperoleh data sebagai berikut:
Keterangan : Gelas A : tidak ada deterjen. Gelas C : deterjen 8 ml Gelas B : deterjen 4 ml. Gelas D : deterjen 12 ml
. Ramalkan berdasarkan diagram diatas, apa yang terjadi jika kadar bahan pencemaran ditingkatkan terus? Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
Jika pengunaan kadar detergen (bahan kimia) ditingkatlkan terus menerus akan mengakibatkan ikan mati, jika terjdi di lingkungan perairan dengan populasi ikan yang banyak, maka jumlah ikan akan menurun. Pengaruh deterjen bagi ikan adalah membuat ikan kekurangan oksigen, karena deterjen yang bercampur dengan air akan membuat kandungan oksigen dalam air menurun, keberadaan busa di permukaan air menjadi salah satu penyebab kontak udara dengan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut dengan demikian akan menyebabkan ikan kekurangan 02 dan mati. • Bila jawaban dan alasan tepat. • Bila jawaban tepat dan alasan masih
berhubungan. • Bila jawaban kurang tepat, namun alasan
berhubungan. • Bila jawaban kurang tepat dan alasan meluas.
4 3 2 1
0
20
40
60
80
100
120
2 menit 4 menit 6 menit 8 menit
Gelas A
Gelas B
Gelas C
Gelas D
151
10. Mengamati
Kita semua mengetahui bahwasan pencemaran air bersifat negatif dan juga merusak lingkungan dan juga kelangsungan hidup dari makhluk hidup itu sendiri. gambar dibawah ini salah satu dampak yang dapat kita amati :
Sumber : Majalahbartu.com
bagaimana dampak dari pencemran air tersebut terhadap lingkungan sekitar dan mahluk hidup? Jelaskan ! (minimal 4 dampak)
1. Menurunkan jumlah oksigen : Air yang tercemar mengandung berbagai macam larutan yang akan menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air tersebut. Hal ini akan berakibat tumbuhan- tumbuhan air kesulitan melakukan proses fotosintesis.
2. Mematikan binatang- binatang yang ada di air : Masih dalam kaitan dampak pencemaran air yang menurunkan jumlah oksigen, dampak ini akan diikuti oleh matinya binatang- binatang air. Hal ini karena binatang air bernafas menggunakan oksigen. Ketika jumlah oksigen yang tersedia di dalam air menurun, otomatis binatang akan kesulitan untuk bernafas..
3. Meningkatkan kecepatan reaksi kimia : Ketika air banyak mengandung bahan kimia, hal ini akan meningkatkan kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam air.
4. Mengganggu kehidupan binatang dan tumbuhan : Air yang tercemar jelas akan mengganggu kehidupan semua makhluk hidup, baik yang berada di darat maupun di air, baik berpa manusia, binatang, maupun tumbuh- tumbuhan..
5. Memgganggu kesuburan tanah : Air yang tercemar jelas akan mengganggu kesuburan tanah. Hal ini karena air akan meresap ke tanah
152
yang ada di sebelah kanan atau kiri. • Menyebutkan dan menjelaskan 4/ lebih
dampak dengan tepat. • Menyebutkan 4/ lebih damapak tepat,
namun penjelasan kurang tepat.. • Menyebutkan dan menjelaskan 3 dampak
dengan tepat. • Menyebutkan kurang dari 3 upaya namun
tidak ada penjelasan.
4 3 2 1
11. Komunikasi
Dibawah ini adalah tabel pengaruh perubahan suhu terhadap jumlah gerak operkulum ikan komet berukuran 200gr. Ubahlah tabel tersebut kedalam bentuk diagram grafik yang tepat!
Waktu Aquarium A
Aquarium B
Aquarium C
Aquarium D
Aquarium E
3 menit 1 117 132 143 98 91 3 menit 2 115 128 132 86 79 3 menit 3 99 138 108 56 44 3 menit 4 109 110 98 48 17
Suhu 280C 310C 330C 250C 220C
• Mengubah dalam bentuk grafik dengan
tepat. • Mengubah dalam bentuk grafik, tetapi
kurang tepat. • Mengubah dalam bentuk grafik, tetapi
kurang tepat dan tidak lengkap. • Mengubah dalam bentuk grafik, tetapi tidak
sesuai.
5 4 3 2
0
50
100
150
200
3menit
1
3menit
2
3menit
3
3menit
4
Aquarium A
Aquarium B
Aquarium C
Aquarium D
Aquarium E
153
• Tidak mengubah dalam bentuk grafik. 1
12. Meinterprestasi
data
Nilam melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap jumlah gerak operkulum ikan. dengan sample ikan komet 200gr. Diperoleh data sebagai berikut:
Waktu Aquarium
A
Aquarium
B
Aquarium
C
Aquarium
D
Aquarium
E 3 menit 1 115 132 143 98 91 3 menit 2 112 128 132 86 83 3 menit 3 99 137 138 56 50 3 menit 4 103 110 128 44 19
Suhu 280C 330C 380C 230C 180C • A : Suhu 280C : suhu normal ikan komet • B dan C : suhu naikkan 50C • D dan E : suhu diturunkan 50C Berdasarkan data diatas, apa yang dapat kalian simpulkan? Mengapa pada saat suhu dinaikkan gerak operkulum semakin cepat? Dan mengapa pada saat suhu diturunkan gerak operkulum semakin menurun?
Suhu mempengaruhi jumlah pergerakan operkulum. Seperti yang terlihat pada tabel percobaan tersebut, semakin naik suhu maka pergerakan operkulum semakin cepat, dan sebaliknya pada saat suhu diturunkan jumlah gerak operkulum ikan semakin lambar. Hal tersebut terjadi karena, kenaikan suhu pada suatu peraiaran menyebabkan kelarutan oksigen (DO) Dissolve Oksigen di peraiaran tersebut akan menurun, sehingga akan kebutuhan organisme air terhadap oksigen semakin bertambah dengan pergerakan operculum yang semakin cepat, penurunan suhu pada suatu perairan dapat menyebabkan kelarutan oksigen dalam perairan itu meningkat sehingga kebutuhan organisme dalam air terhadap oksigen semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya frekuensi membuka serta menutupnya overculum pada ikan tersebut. Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka panjang. Misalnya stres yang ditandai tubuh lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal, sedangkan suhu rendah mengakibatkan ikan menjadi rentan terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem imun. • Bila kesimpulan dan alasan tepat. • Bila kesimpulan tepat dan alasan masih
4 3
154
berhubungan. • Bila kesimpulan kurang tepat namun alasan
masih berhungan • Bila kesimpulan dan alasan kurang tepat.
2 1
13 Menerapkan
konsep
Bakteri Eschericia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas.Pengukuran air bersih secara bakteriologis dilakukan dengan melihat keberasan organisme golongan coli (coliform) sebagai indikator yang paling umum. Walaupun hasil pemeriksaan bakteri dalam sampel air menunjukkan adanya bakteri patogen, tetapi memberi kesimpulan bahwa kehadiran bakteri coli dengan jumlah tertentu dalam air, dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen.
Sumber : http://macampenyakit.com/apa-dan-bagaimana-
bakteri-e-coli/ Jika dalam uji analisis mutu air disuatu perairan ditemukan indikator tumbuhnya bakteri E.coli dengan jumlah tertentu, maka perairan tersebut telah mengalami pencemaran. Diakibatkan oleh apa pencemaran yang terjadi di perairan tersebut? Bisakah air tersebut digunakan untuk kebutuhan
Pertumbuhan bakteri E.coli diperairan dikarenakan peraran tersebut terkontaminasi dengan kotoran/ tinja dan banyak terdapat patogen. dampak dari adanya bakteri E.coli diperairan yaitu kualtas air tidak baik untuk digunakan untuk berbagai kebutuhan masyarakat. Idealnya air minum tidak boleh mengandung mikroorganuisme patogen apupun, selain itu harus bebas dari bakteri yang memberi indikasi pencemaran tinja. E.coli menunjukkan secara nyata telah terjadi pencemaran oleh tinja. Kualitas air minum ditetapkan bahwa air yang akan dipergunakan sebagai air minum.harus terhindar dari bakteri E.coli. • Bila jawaban tepat dan jelas. • Bila jawaban tepat, namun tidak berhubungan. • Bila jawaban kurang tepat, namun masih
berhubungan. • Bila jawaban jawaban kurang tepat dan tidak
berhubungan.
4 3 2 1
155
sehari-hari? Jelaskan
14 Mengamati
Sumber : https://sumber.com/component/k2/sumber/373-dampak-negatif-detergen-pada-kulit-dan-lingkungan.html
Gambar diatas merupakan dampak dari penggunaan sabun/ deterjen. Sabun dan deterjen terbuat dari bahan kimia yang tentunya tidak semua bahan kimia tersebut dapat terurai di lingkungan sehingga bila limbah dari penggunaan sabun maupun deterjen tersebut tidak ditangani secara serius bisa berakibat buruk bagi kesehatan dan lingkungan sekitar kita. Menurut kalian, bagaimana dampak buruk dari penggunaan sabun deterjen bagi lingkungan dan kesehatan tubuh?
1. Dampak Limbah Bahan Kimia Sabun dan Deterjen bagi Lingkungan Air limbah dari sabun dan deterjen dapat menimbulkan dampak pencemaran, apalagi bila bahan yang dipakainya bukan terbuat dari bahan alami dan ramah lingkungan, suatu misal adalah penggunaan bahan kimia ABS di dalam deterjen. ABS akan sangat sulit terurai oleh mikro bakteri, dampak-nya bila limbah tersebut menyebar di air dan sungai dapat membunuh organisme yang ada di dalamnya seperti ikan, fitoplankton, zooplankton / protozoa, cyanobacteria, dan lain-lain. Sedangkan, busa yang dihasilkan dari sabun dan deterjen di permukaan air juga menjadi salah satu penyebab kontak udara dan air terbatas sehingga menurunkan oksigen terlarut. Dampak Limbah Bahan Kimia Sabun dan Deterjen bagi Kesehatan.
2. Limbah dari bahan kimia sabun dan deterjen bila tidak dapat ditangani dengan baik pun akan memberi dampak yang buruk bagi kesehata. Bila sabun dan deterjen tidak cocok dengan kulit kita akan dapat menyebabkan iritasi (panas, gatal bahkan mengelupas) pada kulit terutama di
156
daerah yang bersentuhan langsung dengan produk. Untuk produk deterjen yang memiliki derajat keasaman (pH) tinggi. Bahan kimia berbahaya jika digunakan di wajah, minyak alami wajah pun akan ikut tanggal. Bahkan sabun bisa menyisakan drying residu di permukaan kulit. Dan hal ini bisa mempercepat garis dan kerut muncul ke permukaan lebih cepat.
• Bila menyebutkan dampak lingkungan dan kesehatan dengan tepat.
• Bila menyebutkan dampak lingkungan dan kesehatan tepat namun tidak berhubungan.
• Bila menyebutkan dampak lingkungan dan kesehatan kurang tepat namun masih berhubungan.
• Bila menyebutkan dampak lingkungan dan kesehatan kurang tepat dan tidak berhubungan
4 3 2 1
157
Lampiran 10
Instrumen Validitas Uji KPS Nama : Kelas : Sekolah : Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar!
1. Perhatikan gambar dibawah ini :
Gambar diatas merupakan salah satu bentuk pencemaran air disungai. Permasalahan apa saja yang mungkin terjadi dalam mengendalikan pencemaran air sungai?
2. Pencemaran diperairan sudah seringkali kita temui dimanapun. Salah satunya yang terjadi di depon baru-baru ini. Seperti yang diberitakan
pada link antaranewa.com yaitu pencemaran disungai ciliwung yang diduga berasal dari pabrik dan tempat usaha sekitar singai di kota Depok. Penelusuran Antara News selama dua jam menggunakan perahu karet bersama dengan pemerintah daerah setempat dan Komunita Ciliwung menemukan bahwa sungai tidak hanya tercemat tumpukan sampah, tapi juga limbah siswa pabrik san juga limbah dari warga. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
158
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/394182/pencemaran-sungai-ciliwung-kian-parah
Menurut pendapat kalian, bagaimana upaya yang dapat dlakukan agar pencemaran sungai dapat teratasi dengan baik? (minimal 4 upaya)
3. Jika ikan dimasukan ke dalam masing-masing akuarium selama 10 menit. Pada aquarium manakah ikan akan mengalami pergerakan operkulum lambat? Berikan alasannya!
4. Di Karawang, permukaan air sungai Citarum dikecamatan Karawang Barat ini dipenuhi oleh tumbuhan eceng gondok. Pantauan Tempo di Desa Anjun, Karawang kulon, tumbuhan gulma ini tumbuh menyebar menutupi seluruh permukaan air. Pesatnya tumbuhan eceg gondok juga berdampak pada populasi iakn di Citarum.Eceng gondok merupakan indikator pencemaran kerena tumbuhan itu dikenal dapat menyerap logam berat, merkuri, nikel dan pesisida. Kondisi diperparah saat musim hujan, yakni volume air meningkat dan menyebabkan racun tersebar. Selain terpapar endapan racun, ikan-ikan juga rebutan oksigen yang menipis. Itulah yang menjelaskan gejala ikan mati mendadak di Sungai Citarum. (Tempo.com)
159
Sumber : https://nasional.tempo.co/read/ /718196/eceng-gondok-ancam-
populasi-ikan-di-sungai-citarum. Di Situ Pamulang banyak dijumpai suburnya pertumbuhan eceng gondok. Apa yang akan terjadi pada biota yang ada di situ tersebut?
5. Untuk mengetahui air yang tercemar atau tidak terkadang kita masih sangat sulit untuk membedakannya. Secara sederhana, untuk mengetahui air yang tercemar kita dapat langsung mengetahuinya misalnya dengan melihat perubahan warna menjadi keruh.
Sumber : KimintekHijau.com
Dengan melihat gambar diatas dan melihat pencemaran yang ada dilingkungan sekitar kita. menurut kalian selain perubahan warna, indikator atau tanda apa yang menjadikan air tercemar?
6. Jumlah fenomena pencemaran air ini saat ini sudah terjadi dimana saja dan sudah dalam masa yang kritis karena mungkin hampir separuh perairan di bumi mengalami pencemaran. Hal ini membuat peraturan mengenai pencemaran ini memerlukan tindakan evaluasi kebijakan.
160
Hal ini sangatlah penting mengingat bahwa banyak kasus penularan penyakit terjadi melalui air. Apakah dilingkungan tempat kalian tinggal sering dijumpai pencemaran air? Apa saja akibat bagi lingkungan sekirar tempat tinggal?
7. Berdasarkan tabel dibawah ini, apa yang dapat kamu simpulkan?
No waktu Aquarium A Aquarium B Aquarium C Aquarium D 1 1 menit 110 116 103 98 2 5 menit 103 54 26 19 3 10 menit 107 22 8 2 4 15 menit 99 6 0 0
Kadar deterjen 0 ml 3 ml 6 ml 9 ml
8. Andini ingin melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu (panas dan dingin) pada jumlah gerak operkulum ikan. Apa saja alat dan bahan yang digunakan? Lalu bagaimana langkah kerja dalam merancang percobaan tersebut?
9. Aidil melakukan percobaaan untuk mengetahui pengaruh penggunaan deterjen terhadap jumlah gerak operkulum ikan. dengan menggunakan 4 ikan komet berukuran 200gr, dan suhu ruangan 280C. Dan diperoleh data sebagai berikut:
0
20
40
60
80
100
120
2 menit 4 menit 6 menit 8 menit
Gelas A
Gelas B
Gelas C
Gelas D
161
Keterangan : Gelas A : tidak ada deterjen. Gelas C : deterjen 8 ml Gelas B : deterjen 4 ml. Gelas D : deterjen 12 ml
. Ramalkan berdasarkan diagram diatas, apa yang terjadi jika kadar bahan pencemaran ditingkatkan terus? Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
10. Kita semua mengetahui bahwasan pencemaran air bersifat negatif dan juga merusak lingkungan dan juga kelangsungan hidup dari
makhluk hidup itu sendiri. gambar dibawah ini salah satu dampak yang dapat kita amati :
Sumber : Majalahbartu.com
bagaimana dampak dari pencemran air tersebut terhadap lingkungan sekitar dan mahluk hidup? Jelaskan ! (minimal 4 dampak)
11. Dibawah ini adalah tabel pengaruh perubahan suhu terhadap jumlah gerak operkulum ikan komet berukuran 200gr. Ubahlah tabel tersebut kedalam bentuk diagram grafik yang tepat!
Waktu Aquarium A Aquarium B Aquarium C Aquarium D Aquarium E 3 menit 1 117 132 143 98 91 3 menit 2 115 128 132 86 79 3 menit 3 99 138 108 56 44
162
3 menit 4 109 110 98 48 17 Suhu 280C 310C 330C 250C 220C
12. Nilam melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap jumlah gerak operkulum ikan. dengan sample ikan komet 200gr. Diperoleh data sebagai berikut:
Waktu Aquarium A Aquarium B Aquarium C Aquarium D Aquarium E 3 menit 1 115 132 143 98 91 3 menit 2 112 128 132 86 83 3 menit 3 99 137 138 56 50 3 menit 4 103 110 128 44 19
Suhu 280C 330C 380C 230C 180C • A : Suhu 280C : suhu normal ikan komet • B dan C : suhu naikkan 50C • D dan E : suhu diturunkan 50C Berdasarkan data diatas, apa yang dapat kalian simpulkan? Mengapa pada saat suhu dinaikkan gerak operkulum semakin cepat? Dan mengapa pada saat suhu diturunkan gerak operkulum semakin menurun?
13. Bakteri Eschericia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas.Pengukuran air bersih secara bakteriologis dilakukan dengan melihat keberasan organisme golongan coli (coliform) sebagai indikator yang paling umum. Walaupun hasil pemeriksaan bakteri dalam sampel air menunjukkan adanya bakteri patogen, tetapi memberi kesimpulan bahwa kehadiran bakteri coli dengan jumlah tertentu dalam air, dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen.
163
Sumber : http://macampenyakit.com/apa-dan-bagaimana-bakteri-e-coli/
Jika dalam uji analisis mutu air disuatu perairan ditemukan indikator tumbuhnya bakteri E.coli dengan jumlah tertentu, maka perairan tersebut telah mengalami pencemaran. Diakibatkan oleh apa pencemaran yang terjadi di perairan tersebut? Bisakah air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari? Jelaskan!
14. Perhatikan gambar berikut:
Sumber : https://sumber.com/component/k2/sumber/373-dampak-negatif-detergen-pada-kulit-dan-lingkungan.html
Gambar diatas merupakan dampak dari penggunaan sabun/ deterjen. Sabun dan deterjen terbuat dari bahan kimia yang tentunya tidak semua bahan kimia tersebut dapat terurai di lingkungan sehingga bila pencemaran dari penggunaan sabun maupun deterjen tersebut tidak ditangani secara serius bisa berakibat buruk bagi kesehatan dan lingkungan sekitar kita. Menurut kalian, bagaimana dampak buruk dari penggunaan sabun deterjen bagi lingkungan dan kesehatan tubuh
164
Lampiran 11 Rekap Analisis Butir Soal Tes
RELIABILITAS TES
================
Rata2= 26,93
Simpang Baku= 6,09
KorelasiXY= 0,51
Reliabilitas Tes= 0,68
Nama berkas: C:\USERS\HANHAN\DOCUMENTS\123\BISMILLAH\ANATESV4\UJI BISMILLAH. YESS.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total
1 1 M.Iqbal 19 13 32
2 2 Diandra Putri M 17 15 32
3 3 Nadia Raudatul 15 11 26
4 4 Suci Sumami 19 21 40
5 5 adelia Eka P 11 16 27
6 6 Fatihah Salma 8 11 19
7 7 Dinita Safitri 11 16 27
8 8 Kayla N 9 11 20
9 9 annisa R 21 14 35
10 10 andhita Salsa... 9 12 21
165
11 11 Rchel Rusiani 10 11 21
12 12 Muhammad Radhel 19 15 34
13 13 Nauval amar 18 11 29
14 14 M. Irhamsyah 15 12 27
15 15 Sifana Umardi 15 11 26
16 16 Ribka Martina 17 17 34
17 17 Indana Zulfa 14 16 30
18 18 Nabila Tantri 15 18 33
19 19 Risqi agung 17 16 33
20 20 Ilham Rialdi 8 11 19
21 21 Wildn alif 9 9 18
22 22 Siti ayu 14 13 27
23 23 Salsabila F 13 18 31
24 24 akbr Farhan 7 11 18
25 25 ananda Niko 10 9 19
26 26 Dina Rivia 12 12 24
27 27 Sadam Kresna 15 15 30
28 28 Hartayi Lestari 10 12 22
KELOMPOK UNGGUL & ASOR
======================
Kelompok Unggul
166
Nama berkas: C:\USERS\HANHAN\DOCUMENTS\123\BISMILLAH\ANATESV4\UJI BISMILLAH. YESS.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 4 Suci Sumami 40 3 3 3 3 2
2 9 annisa R 35 3 3 3 3 3
3 12 Muhammad Radhel 34 3 1 3 3 2
4 16 Ribka Martina 34 2 2 2 3 2
5 18 Nabila Tantri 33 4 2 2 1 2
6 19 Risqi agung 33 2 2 2 3 2
7 1 M.Iqbal 32 2 2 4 3 3
8 2 Diandra Putri M 32 3 2 2 3 2
Rata2 Skor 2,75 2,13 2,63 2,75 2,25
Simpang Baku 0,71 0,64 0,74 0,71 0,46
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 4 Suci Sumami 40 4 3 5 3 2
2 9 annisa R 35 3 3 2 3 0
3 12 Muhammad Radhel 34 3 3 3 2 2
4 16 Ribka Martina 34 4 3 3 3 1
5 18 Nabila Tantri 33 4 2 4 2 2
167
6 19 Risqi agung 33 4 3 3 2 0
7 1 M.Iqbal 32 3 3 3 3 1
8 2 Diandra Putri M 32 3 2 2 2 1
Rata2 Skor 3,50 2,75 3,13 2,50 1,13
Simpang Baku 0,53 0,46 0,99 0,53 0,83
11 12 13 14
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14
1 4 Suci Sumami 40 4 2 1 2
2 9 annisa R 35 3 2 3 1
3 12 Muhammad Radhel 34 3 1 3 2
4 16 Ribka Martina 34 3 1 2 3
5 18 Nabila Tantri 33 2 2 1 3
6 19 Risqi agung 33 4 2 2 2
7 1 M.Iqbal 32 3 0 1 1
8 2 Diandra Putri M 32 4 2 2 2
Rata2 Skor 3,25 1,50 1,88 2,00
Simpang Baku 0,71 0,76 0,83 0,76
Kelompok Asor
168
Nama berkas: C:\USERS\HANHAN\DOCUMENTS\123\BISMILLAH\ANATESV4\UJI BISMILLAH. YESS.AUR
1 2 3 4 5
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5
1 10 andhita Salsa... 21 1 2 2 2 1
2 11 Rchel Rusiani 21 1 1 1 2 3
3 8 Kayla N 20 1 1 2 3 1
4 6 Fatihah Salma 19 1 1 1 2 1
5 20 Ilham Rialdi 19 2 1 1 1 1
6 25 ananda Niko 19 1 1 2 1 2
7 21 Wildn alif 18 1 1 2 1 3
8 24 akbr Farhan 18 1 2 1 2 0
Rata2 Skor 1,13 1,25 1,50 1,75 1,50
Simpang Baku 0,35 0,46 0,53 0,71 1,07
6 7 8 9 10
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 10 andhita Salsa... 21 2 2 2 1 2
2 11 Rchel Rusiani 21 4 0 1 2 1
3 8 Kayla N 20 2 1 2 1 1
4 6 Fatihah Salma 19 2 1 2 2 0
5 20 Ilham Rialdi 19 3 1 3 1 2
169
6 25 ananda Niko 19 3 2 1 1 2
7 21 Wildn alif 18 2 0 2 1 1
8 24 akbr Farhan 18 3 1 2 2 0
Rata2 Skor 2,63 1,00 1,88 1,38 1,13
Simpang Baku 0,74 0,76 0,64 0,52 0,83
11 12 13 14
No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14
1 10 andhita Salsa... 21 2 1 0 1
2 11 Rchel Rusiani 21 3 1 0 1
3 8 Kayla N 20 3 1 0 1
4 6 Fatihah Salma 19 2 1 0 3
5 20 Ilham Rialdi 19 2 1 0 0
6 25 ananda Niko 19 2 1 0 0
7 21 Wildn alif 18 2 1 0 1
8 24 akbr Farhan 18 2 1 0 1
Rata2 Skor 2,25 1,00 0,00 1,00
Simpang Baku 0,46 0,00 0,00 0,93
DAYA PEMBEDA
============
Jumlah Subyek= 28
170
Klp atas/bawah(n)= 8
Butir Soal= 14
Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang Baku
Nama berkas: C:\USERS\HANHAN\DOCUMENTS\123\BISMILLAH\ANATESV4\UJI BISMILLAH. YESS.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%)
1 1 2,75 1,13 1,63 0,71 0,35 0,28 5,81 40,63
2 2 2,13 1,25 0,88 0,64 0,46 0,28 3,13 21,88
3 3 2,63 1,50 1,13 0,74 0,53 0,32 3,47 22,50
4 4 2,75 1,75 1,00 0,71 0,71 0,35 2,83 25,00
5 5 2,25 1,50 0,75 0,46 1,07 0,41 1,82 18,75
6 6 3,50 2,63 0,88 0,53 0,74 0,32 2,70 17,50
7 7 2,75 1,00 1,75 0,46 0,76 0,31 5,58 43,75
8 8 3,13 1,88 1,25 0,99 0,64 0,42 3,00 25,00
9 9 2,50 1,38 1,13 0,53 0,52 0,26 4,28 28,13
10 10 1,13 1,13 0,00 0,83 0,83 0,42 0,00 0,00
11 11 3,25 2,25 1,00 0,71 0,46 0,30 3,35 20,00
12 12 1,50 1,00 0,50 0,76 0,00 0,27 1,87 12,50
13 13 1,88 0,00 1,88 0,83 0,00 0,30 6,35 46,88
14 14 2,00 1,00 1,00 0,76 0,93 0,42 2,37 25,00
171
TINGKAT KESUKARAN
=================
Jumlah Subyek= 28
Butir Soal= 14
Nama berkas: C:\USERS\HANHAN\DOCUMENTS\123\BISMILLAH\ANATESV4\UJI BISMILLAH. YESS.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran
1 1 48,44 Sedang
2 2 42,19 Sedang
3 3 41,25 Sedang
4 4 56,25 Sedang
5 5 46,88 Sedang
6 6 61,25 Sedang
7 7 46,88 Sedang
8 8 50,00 Sedang
9 9 48,44 Sedang
10 10 28,13 Sukar
11 11 55,00 Sedang
12 12 31,25 Sedang
13 13 23,44 Sukar
14 14 37,50 Sedang
172
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL
=================================
Jumlah Subyek= 28
Butir Soal= 14
Nama berkas: C:\USERS\HANHAN\DOCUMENTS\123\BISMILLAH\ANATESV4\UJI BISMILLAH. YESS.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi
1 1 0,676 Sangat Signifikan
2 2 0,584 Signifikan
3 3 0,532 Signifikan
4 4 0,514 Signifikan
5 5 0,214 -
6 6 0,549 Signifikan
7 7 0,722 Sangat Signifikan
8 8 0,510 Signifikan
9 9 0,648 Sangat Signifikan
10 10 0,113 -
11 11 0,515 Signifikan
12 12 0,417 -
13 13 0,654 Sangat Signifikan
14 14 0,429 -
173
Lampiran 12
Instrumen Tes Penelitian
TES KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA
Nama : Kelas : Sekolah : Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar!
1. Perhatikan gambar dibawah ini :
Gambar diatas merupakan salah satu bentuk pencemaran air disungai. Permasalahan apa saja yang mungkin terjadi dalam mengendalikan pencemaran air sungai?
2. Pencemaran diperairan sudah seringkali kita temui dimanapun. Salah satunya yang
terjadi di depon baru-baru ini. Seperti yang diberitakan pada link antaranewa.com yaitu pencemaran disungai ciliwung yang diduga berasal dari pabrik dan tempat usaha sekitar singai di kota Depok. Penelusuran Antara News selama dua jam menggunakan perahu karet bersama dengan pemerintah daerah setempat dan Komunita Ciliwung menemukan bahwa sungai tidak hanya tercemat tumpukan sampah, tapi juga limbah siswa pabrik san juga limbah dari warga. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini:
Sumber : https://www.antaranews.com/berita/394182/pencemaran-sungai-ciliwung-kian-parah
Menurut pendapat kalian, bagaimana upaya yang dapat dlakukan agar pencemaran sungai dapat teratasi dengan baik? (minimal 4 upaya)
174
3. Jika ikan dimasukan ke dalam masing-masing akuarium selama 10 menit. Pada aquarium manakah ikan akan mengalami pergerakan operkulum lambat? Berikan alasannya!
4. Di Karawang, permukaan air sungai Citarum dikecamatan Karawang Barat ini dipenuhi oleh tumbuhan eceng gondok. Pantauan Tempo di Desa Anjun, Karawang kulon, tumbuhan gulma ini tumbuh menyebar menutupi seluruh permukaan air. Pesatnya tumbuhan eceg gondok juga berdampak pada populasi iakn di Citarum.Eceng gondok merupakan indikator pencemaran kerena tumbuhan itu dikenal dapat menyerap logam berat, merkuri, nikel dan pesisida. Kondisi diperparah saat musim hujan, yakni volume air meningkat dan menyebabkan racun tersebar. Selain terpapar endapan racun, ikan-ikan juga rebutan oksigen yang menipis. Itulah yang menjelaskan gejala ikan mati mendadak di Sungai Citarum. (Tempo.com)
Sumber : https://nasional.tempo.co/read/ /718196/eceng-gondok-ancam-
populasi-ikan-di-sungai-citarum. Di Situ Pamulang banyak dijumpai suburnya pertumbuhan eceng gondok. Apa yang akan terjadi pada biota yang ada di situ tersebut?
5. Jumlah fenomena pencemaran air ini saat ini sudah terjadi dimana saja dan sudah dalam masa yang kritis karena mungkin hampir separuh perairan di bumi mengalami pencemaran. Hal ini membuat peraturan mengenai pencemaran ini memerlukan tindakan evaluasi kebijakan. Hal ini sangatlah penting mengingat bahwa banyak kasus penularan penyakit terjadi melalui air. Apakah dilingkungan tempat kalian tinggal sering dijumpai pencemaran air? Apa saja akibat bagi lingkungan sekirar tempat tinggal?
175
6. Berdasarkan tabel dibawah ini, apa yang dapat kamu simpulkan?
No waktu Aquarium A Aquarium B Aquarium C Aquarium D 1 1 menit 110 116 103 98 2 5 menit 103 54 26 19 3 10 menit 107 22 8 2 4 15 menit 99 6 0 0
Kadar deterjen 0 ml 3 ml 6 ml 9 ml
7. Andini ingin melakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu (panas dan dingin) pada jumlah gerak operkulum ikan. Apa saja alat dan bahan yang digunakan? Lalu bagaimana langkah kerja dalam merancang percobaan tersebut?
8. Aidil melakukan percobaaan untuk mengetahui pengaruh penggunaan deterjen terhadap jumlah gerak operkulum ikan. dengan menggunakan 4 ikan komet berukuran 200gr, dan suhu ruangan 280C. Dan diperoleh data sebagai berikut:
Keterangan : Gelas A : tidak ada deterjen. Gelas C : deterjen 8 ml Gelas B : deterjen 4 ml. Gelas D : deterjen 12 ml
. Ramalkan berdasarkan diagram diatas, apa yang terjadi jika kadar bahan pencemaran ditingkatkan terus? Mengapa hal tersebut dapat terjadi?
9. Dibawah ini adalah tabel pengaruh perubahan suhu terhadap jumlah gerak operkulum ikan komet berukuran 200gr. Ubahlah tabel tersebut kedalam bentuk diagram grafik yang tepat!
Waktu Aquarium A Aquarium B Aquarium C Aquarium D Aquarium E 3 menit 1 117 132 143 98 91 3 menit 2 115 128 132 86 79 3 menit 3 99 138 108 56 44 3 menit 4 109 110 98 48 17
Suhu 280C 310C 330C 250C 220C
0
20
40
60
80
100
120
2 menit 4 menit 6 menit 8 menit
Gelas A
Gelas B
Gelas C
Gelas D
176
10. Bakteri Eschericia coli adalah penghuni normal saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas.Pengukuran air bersih secara bakteriologis dilakukan dengan melihat keberasan organisme golongan coli (coliform) sebagai indikator yang paling umum. Walaupun hasil pemeriksaan bakteri dalam sampel air menunjukkan adanya bakteri patogen, tetapi memberi kesimpulan bahwa kehadiran bakteri coli dengan jumlah tertentu dalam air, dapat digunakan sebagai indikator adanya jasad patogen.
Sumber : http://macampenyakit.com/apa-dan-bagaimana-bakteri-e-coli/
Jika dalam uji analisis mutu air disuatu perairan ditemukan indikator tumbuhnya bakteri E.coli dengan jumlah tertentu, maka perairan tersebut telah mengalami pencemaran. Diakibatkan oleh apa pencemaran yang terjadi di perairan tersebut? Bisakah air tersebut digunakan untuk kebutuhan sehari-hari? Jelaskan!
177
Lampiran 13
Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Pretest Kelas Eksperimen
No Nama Siswa
Nomer soal/Skor
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 44
1 A. Fauzan 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 15 34,09
2 Adzani 1 2 2 2 2 3 2 3 3 2 22 50,00
3 Agnes 2 2 1 0 2 1 3 2 2 1 16 36,36
4 Andika Ferdinan 1 2 1 2 1 3 1 2 2 2 17 38,64
5 Anisa Nur F 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 14 31,82
6 Arfan 1 1 1 1 2 3 2 3 2 1 17 38,64
7 Asih 1 2 1 1 1 1 1 1 3 2 14 31,82
8 Bagus Alfi 1 1 1 1 2 3 2 2 1 2 16 36,36
9 Bunga Pratiwi 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 15 34,09
10 Erri Firmansyah 0 2 2 1 2 2 2 1 2 2 16 36,36
11 Fahreza 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 13 29,55
12 Igantana 2 0 1 0 1 2 1 2 1 2 12 27,27
13 Iqbal 1 1 2 0 1 2 1 1 2 2 13 29,55
14 M. Ijlal 1 1 1 1 0 2 1 1 2 2 12 27,27
15 M. Said 0 1 1 2 1 2 1 1 2 2 13 29,55
16 Mahendra P 1 1 2 2 1 1 2 3 1 2 16 36,36
17 Mutiara Syifa 2 1 2 1 1 1 2 1 0 2 13 29,55
18 Nadia Dwi 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 12 27,27
19 Nadya 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 14 31,82
20 Nesta 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 13 29,55
21 Putri Audina 1 1 1 1 1 2 1 2 2 2 14 31,82
22 Putri Salsabila 2 1 2 1 1 3 2 2 2 2 18 40,91
23 Rifdah 1 1 2 2 1 1 2 1 2 1 14 31,82
24 Rizki Handoyo 0 2 1 1 1 1 1 1 2 1 11 25,00
25 Ronald 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 10 22,73
26 Salsabila Ayu 1 2 1 1 1 3 1 2 2 1 15 34,09
178
27 Salwa 1 2 2 0 1 2 1 2 2 1 14 31,82
28 Sansa F 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 16 36,36
29 Satria Alfadli 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 18 40,91
30 Syifa Mutiara 2 1 0 1 2 2 0 1 1 2 12 27,27
31 Vernanda 1 1 2 1 2 3 2 1 2 2 17 38,64
32 Wiliyanto N 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 14 31,82
jumlah 38 45 46 35 43 58 46 52 51 52 466
Nilai Terendah 22,73
Nilai Tertinggi 50,00
Rata-rata 33,10
Median 31,82
Modus 31,82
Simpangan Baku 5,50
179
Lampiran 14
Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Posttest Kelas Eksperimen
No Nama Siswa
Nomer soal/Skor
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 44
1 A. Fauzan 3 3 3 2 2 4 3 4 3 3 30 68,18
2 Adzani 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39 88,64
3 Agnes 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 32 72,73
4 Andika Ferdinan 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 36 81,82
5 Anisa Nur F 3 2 3 2 2 4 4 3 3 3 29 65,91
6 Arfan 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 31 70,45
7 Asih 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 36 81,82
8 Bagus Alfi 3 2 3 2 3 4 4 3 4 3 31 70,45
9 Bunga Pratiwi 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 35 79,55
10 Erri Firmansyah 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 38 86,36
11 Fahreza 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 37 84,09
12 Igantana 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 39 88,64
13 Iqbal 3 2 3 2 2 4 2 4 4 3 29 65,91
14 M. Ijlal 4 4 3 4 4 3 3 4 4 2 35 79,55
15 M. Said 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 36 81,82
16 Mahendra P 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 37 84,09
17 Mutiara Syifa 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 32 72,73
18 Nadia Dwi 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 37 84,09
19 Nadya 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 36 81,82
20 Nesta 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 29 65,91
21 Putri Audina 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 33 75,00
22 Putri Salsabila 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 29 65,91
23 Rifdah 3 2 1 3 3 5 4 4 4 3 32 72,73
24 Rizki Handoyo 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 30 68,18
25 Ronald 4 3 3 3 2 5 3 4 3 3 33 75,00
26 Salsabila Ayu 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 36 81,82
180
27 Salwa 3 4 3 3 2 4 3 2 4 4 32 72,73
28 Sansa F 3 3 4 4 3 4 2 4 4 3 34 77,27
29 Satria Alfadli 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 33 75,00
30 Syifa Mutiara 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 29 65,91
31 Vernanda 4 3 4 4 2 4 4 4 3 3 35 79,55
32 Wiliyanto N 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 36 81,82
jumlah 100 99 109 101 103 123 107 117 113 104 1076
Nilai Terendah 65,91
Nilai Tertinggi 88,64
Rata-rata 76,42
Median 76,14
Modus 81,82
Simpangan Baku 7,18
181
Lampiran 15
Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Pretest Kelas Kontrol
No Nama Siswa
Nomer soal/Skor
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 44
1 Resta Octovia 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1 15 34,09
2 Bayu Prayoga 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 13 29,55
3 Fransistus Bima 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 16 36,36
4 M.Syahrul Riski 2 1 2 1 1 3 1 3 3 1 18 40,91
5 Fadlan Gema 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 12 27,27
6 Nafa Safira 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 17 38,64
7 Intania Aulia 1 1 2 1 1 3 1 1 2 2 15 34,09
8 Elvani Anisa 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 13 29,55
9 Fikah Refana 0 2 1 2 2 2 2 1 1 2 15 34,09
10 Fitria Nadirasari 1 2 2 0 1 1 2 1 1 1 12 27,27
11 Nadella 1 2 0 1 0 2 1 2 1 1 11 25,00
12 Dhika galang 2 2 1 1 1 1 1 1 2 0 12 27,27
13 Naufal Z 0 2 1 1 2 1 1 2 2 1 13 29,55
14 Nur inayah 2 1 0 2 1 1 2 3 2 2 16 36,36
15 Rafly R 1 1 1 2 2 1 1 2 1 2 14 31,82
16 Alvan NB 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 27,27
17 M. Ridho 1 1 1 2 1 1 1 1 0 2 11 25,00
18 Ghifani Bagus 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 14 31,82
19 Zifan hani 1 2 1 1 1 2 2 2 2 0 14 31,82
20 Dewi 1 1 1 1 2 1 1 1 2 0 11 25,00
21 Adinda Farah 2 1 1 1 1 1 2 2 3 1 15 34,09
22 Radita H 2 1 2 2 1 2 2 3 1 2 18 40,91
23 R, M. Rizki 0 1 1 1 2 1 2 1 1 1 11 25,00
24 Nyoman Lentari 1 2 1 1 1 1 2 1 1 2 13 29,55
25 Fery Sandreya 2 1 1 0 1 2 2 1 2 0 12 27,27
26 Agus Alfianto 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 14 31,82
182
27 Dinah Maudy 2 1 1 0 0 1 1 2 1 1 10 22,73
28 Fadhia 1 2 1 1 0 1 1 2 1 2 12 27,27
29 Putri Maharani 1 0 2 1 1 2 1 0 0 1 9 20,45
30 M. Royyansyah 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 18 40,91
31 Junna Cristin 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 22,73
32 Dian Yusuf 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 12 27,27
jumlah 42 44 39 36 39 46 46 48 48 40 428
Nilai Terendah 20,45
Nilai Tertinggi 40,91
Rata-rata 30,40
Median 29,55
Modus 27,27
Simpangan Baku 5,50
183
Lampiran 16
Hasil Keterampilan Proses Sains (KPS) Posttest Kelas Kontrol
No Nama Siswa
Nomer soal/Skor
Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 44
1 Resta Octovia 3 3 2 4 4 3 3 2 4 3 31 70,45
2 Bayu Prayoga 2 3 4 2 3 4 3 3 2 4 30 68,18
3 Fransistus Bima 3 2 4 3 4 3 4 4 3 3 33 75,00
4 M.Syahrul Riski 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 35 79,55
5 Fadlan Gema 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 25 56,82
6 Nafa Safira 3 3 4 2 4 3 2 4 4 4 33 75,00
7 Intania Aulia 2 3 2 3 4 4 2 2 2 3 27 61,36
8 Elvani Anisa 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 31 70,45
9 Fikah Refana 2 3 4 2 3 3 4 4 4 3 32 72,73
10 Fitria Nadirasari 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 35 79,55
11 Nadella 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 33 75,00
12 Dhika galang 3 3 3 2 3 4 4 2 4 3 31 70,45
13 Naufal Z 4 4 3 2 2 3 2 2 3 3 28 63,64
14 Nur inayah 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 34 77,27
15 Rafly R 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 32 72,73
16 Alvan NB 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 31 70,45
17 M. Ridho 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 29 65,91
18 Ghifani Bagus 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 35 79,55
19 Zifan hani 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 35 79,55
20 Dewi 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 35 79,55
21 Adinda Farah 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 34 77,27
22 Radita H 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 32 72,73
23 R, M. Rizki 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 29 65,91
24 Nyoman Lentari 3 3 3 2 4 3 4 2 4 3 31 70,45
25 Fery Sandreya 2 2 3 2 4 4 3 4 4 2 30 68,18
26 Agus Alfianto 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 34 77,27
184
27 Dinah Maudy 3 2 3 2 3 4 3 4 3 2 29 65,91
28 Fadhia 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 33 75,00
29 Putri Maharani 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 31 70,45
30 M. Royyansyah 2 3 2 2 2 3 3 1 4 3 25 56,82
31 Junna Cristin 3 3 4 3 2 4 2 3 5 3 32 72,73
32 Dian Yusuf 2 2 2 2 2 3 2 3 3 4 25 56,82
jumlah 88 90 102 90 102 113 98 104 115 98 1000
Nilai terendah 56,82
Nilai tertinggi 79,55
Rata-rata 71,02
Median 71,59
Modus 70,45
Simpangan baku 6,73
185
Lampiran 17
Hasil n- gain kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelompok eksperimen
Pretest (X)
Posttest (Y) Gain (Y-X) N Gain Kategori
128 302 174 0,64 Sedang 46 109 63 0,77 Tinggi 87 205 118 0,7 Tinggi 58 123 65 0,92 Tinggi 46 107 61 0,53 Sedang 103 230 127 0,69 Sedang
Kelompok kontrol
Pretest (X)
Posttest (Y) Gain (Y-X) N Gain Kategori
125 280 155 0,53 Sedang 39 102 63 0,71 Tinggi 76 188 112 0,62 Sedang 46 113 67 0,82 Tinggi 46 98 52 0,36 Sedang 96 219 123 0,56 Sedang
186
Lampiran 18
Analisis Data Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains
Lembar Observasi KPS (Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama)
No Aspek KPS Kelompok Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 1. Mengamati 2 2 2 3 2 11 73,33% 2. Memprediksi 2 3 3 2 3 13 86,67% 3. Merencanakan percobaan 2 2 3 3 3 13 86,67% 4. Merencanakan percobaan 3 2 2 2 1 10 66,67% 5. Berkomunikasi 2 2 2 2 2 10 66,67% 6. Menerapkan konsep 2 3 2 2 2 11 73,33%
Jumlah 13 14 14 13 13
Lembar Observasi KPS (Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua)
No Aspek KPS Kelompok Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 1. Mengamati 3 3 3 2 2 13 86,67% 2. Memprediksi 3 3 2 3 3 14 93,33% 3. Merencanakan percobaan 2 2 3 3 2 12 80,00% 4. Merencanakan percobaan 3 3 3 2 3 14 93,33% 5. Berkomunikasi 2 2 2 2 3 11 73,33% 6. Menerapkan konsep 3 2 2 3 3 13 86,67%
Jumlah 14 15 15 15 16
Lembar Observasi KPS (Kelas Kontrol Pertemuan Pertama)
No Aspek KPS Kelompok Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 1. Mengamati 2 1 2 2 2 9 60,00% 2. Memprediksi 2 3 2 2 1 10 66,67% 3. Merencanakan percobaan 3 2 2 1 2 10 66,67% 4. Merencanakan percobaan 2 1 2 2 1 8 53,33% 5. Berkomunikasi 2 2 1 2 1 8 53,33% 6. Menerapkan konsep 1 2 2 2 2 9 60,00%
Jumlah 12 11 11 11 15
187
Lembar Observasi KPS (Kelas Kontrol Pertemuan Kedua)
No Aspek KPS Kelompok Jumlah Persentase 1 2 3 4 5 1. Mengamati 3 3 3 2 2 13 86,67% 2. Memprediksi 2 2 2 2 3 11 73,33% 3. Merencanakan percobaan 3 2 3 2 2 12 80,00% 4. Merencanakan percobaan 2 2 2 1 1 8 53,33% 5. Berkomunikasi 3 3 3 3 2 14 93,33% 6. Menerapkan konsep 2 2 3 3 3 13 86,67%
Jumlah 15 14 16 13 13
188
Lampiran 19
Perhitungan Uji Normalitas
Uji Normalitas Pretest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
pretest eksperimen pretest kontrol
N 32 32
Normal Parametersa,b Mean 33,8075 33,0972
Std.
Deviation 5,37673 5,50466
Most Extreme
Differences
Absolute ,144 ,154
Positive ,144 ,154
Negative -,081 -,082
Test Statistic ,144 ,154
Asymp. Sig. (2-tailed) ,089c ,051c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
189
Uji Normalitas Posttest
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Posttest ekperiment Posttest kontrol
N 32 32
Normal
Parametersa,b
Mean 76,4213 71,0228
Std.
Deviation 7,18177 6,73260
Most Extreme
Differences
Absolute ,149 ,154
Positive ,103 ,103
Negative -,149 -,154
Test Statistic ,149 ,154
Asymp. Sig. (2-tailed) ,069c ,053c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
190
Lampiran 20
Perhitungan Uji Homogenitas
Uji Homogenitas PretestIekkelompok eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances
pretest kps
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
,083 1 62 ,774
ANOVA pretest kps
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups
116,586 1 116,586 3,851 ,054
Within Groups 1876,958 62 30,274 Total 1993,544 63
Uji Homogenitas Posttest kelompok eksperimen dan kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Posttest KPS
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,126 1 62 ,293
191
Lampiran 21
Perhitungan Uji Hipotesis
Uji T Pretest kelompok eksperimen dan Kontrol
Group Statistics
kelas N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
nilai eksperimen 32 33,0972 5,50466 ,97310
kontrol 32 30,3978 5,49962 ,97220
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence
Interval of the Difference
Lower Upper
nilai Equal variances assumed
,083 ,774 1,962 62 ,054 2,69938 1,37553 -
,05028
5,44903
Equal variances not assumed
1,962 62,00
0 ,054 2,69938 1,37553
-,0502
8
5,44903
192
Uji t Posttet kelompok eksperimen dan Kontrol
Group Statistics
kelas N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
nilai eksperimen 32 76,4213 7,18177 1,26957
kontrol 32 71,0228 6,73260 1,19017
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality
of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
nilai Equal
variances
assumed
1,126 ,293 3,102 62 ,003 5,39844 1,74020 1,9198
2
8,8770
5
Equal
variances not
assumed
3,102 61,74
3 ,003 5,39844 1,74020
1,9195
3
8,8773
4
193
Lampiran 22
Wawancara Penelitian
Wawancara Guru Biologi SMAN 10 Tangerang Selatan
Nama Sekolah : SMAN 10 Tangerang Selatan
Nama Guru : Siti Maryam,S.Pd
Jenjang Kelas : Guru Kelas X
Apakah pembelajaran di SMAN 10 Tangerang Selatan sudah menerapkan
kurikulum 2013?
"Iya sudah, untuk keseluruhan kelas telah menerapkan kurikulum 2013."
Dalam hal belajar mengajar di kelas, apakah siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran?
“ya, namun masih ada beberapa siswa yang cenderung pasif dan tidak memperhatikan
pembelajaran.”
Apa metode pembelajaran yang sering diterapkan selama proses pembelajaran?
"lebih cenderung menggunakan metode ceramah.”
Dalam pembelajaran, media apa saja yang digunakan?
"Umumnya menggunakan papan tulis dan proyektor untuk menampilkan slide
presentasi."
Apakah pemanfaatn teknologi seperti internet dalam pembelajaran di kelas
sudah dilakukan?
"ya dan sudah cukup berkembang, dalam pembelajaran siswa diperbolehkan
membawa handphone dan laptop selama dipergunakan dengan bijak."
Bagaimana sistem evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran?
"Evaluasi dilakukan setiap akhir bab dalam bentuk tes uraian."
194
Bagaimana kemampuan keterampilan proses sains siswa di SMAN 10 Tangsel?
"Untuk beberapa kelas, siswa sudah menunjukkan keaktifan bertanya dan
memberikan opini masing-masing, ada juga siswa yang cenderung hanya
mendengarkan saja."
Apakah sudah ada pengukuran tentang keterampilan proses sains siswa di
SMAN 10 Tangsel?
"Belum ada pengukuran secara khusus mengenai keterampilan proses sains."
Tangerang, April 2018
Guru Mata Pelajaran Biologi,
Siti Maryam, S.Pd
NIGTT.506070007
195
Lampiran 23
Surat Bimbingan Skripsi
196
Lampiran 24
Surat Keterangan Penelitian
197
Lampiran 25
Uji Referensi
198
199
200
201
202
Lampiran 26
Dukumentasi Penelitian
203
Lampiran 27
BIODATA PENULIS
RATIH AULIA, anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Enta dan Ibu
Hanhan. Lahir di Bogor pada tanggal 2 Januari 1995, bertempat tinggal di Jalan Ciherang
Peuntas Rt 03/05 Desa Ciherang Kecamatan Dramaga Bogor Jawa Barat.
Riwayat Pendidikan, Jenjang pendidikan yang ditempuh penulis diantarnya SDN
Sindang Barang 2 lulus tahun 2006, SMPN 14 Kota Bogor lulus tahun 2009, SMAN 10Kota
Bogor lulus tahun 2013. Penulis kemudian melanjutkan ke Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Program Studi Pendidikan Biologi pada tahun 2013.