Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk...

25
JULI 2012 This publication was produced by ITTO Project “Developing Collaborative Management of Cibodas Biosphere Reserve, West Java, under Contract No. TFL – PD 019/10 Rev.2 (M) p Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik Peningkatan Implementasi Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas melalui Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi menjadi Biogas dan Pengelolaan Limbah Plastik DESA LANGENSARI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI Danau/Mata Air Batukarut, Desa Langensari

Transcript of Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk...

Page 1: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

JULI 2012

This publication was produced by ITTO Project “Developing Collaborative Management of Cibodas Biosphere Reserve,

West Java, under Contract No. TFL – PD 019/10 Rev.2 (M)

p

Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik Peningkatan Implementasi Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas melalui Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi menjadi Biogas dan Pengelolaan Limbah Plastik

DESA LANGENSARI KECAMATAN SUKARAJA KABUPATEN SUKABUMI

Danau/Mata Air Batukarut, Desa Langensari

Page 2: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 2 of 25

Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik Peningkatan Implementasi Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas melalui Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi menjadi Biogas dan Pengelolaan Limbah Plastik

Prosiding Pelatihan

Program, activity, or project number : Developing Collaborative Management of

Cibodas Biosphere Reserve West Java under

Contract No. TFL-PD 019/10 Rev 2 (M)

Date of publication : July 2012

Location : Desa Langensari Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Sukabumi, West Java - Indonesia

Fasilitator/Trainer : Nano, Tadin, Fery (YAPEKA)

ITTO Team : Ir. Harianto, MM (Coordinator ITTO Project)

Anggia Ananda (Secreatry ITTO Project)

Eko (Treasure ITTO Project)

Usep Suparman (Nat. Consultant ITTO Project)

Sadjuddin Haeruddin (YABI)

Page 3: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 3 of 25

Kata Pengantar

Pelatihan Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik “Peningkatan Implementasi Pengelolaan

Cagar Biosfer Cibodas melalui Pemanfaatan Kotoran Sapi menjadi Biogas dan Pengelolaan Limbah

Plastik” yang diselenggarakan oleh ITTO Project dan YAPEKA pada tanggal 16 - 18 Juli 2012 di MI

SELAKOPI dan Madrasah telah dilaksanakan dengan sukses. Sekitar 30 peserta yang terdiri dari

wakil-wakil masyarakat desa Ciputri, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, YAPEKA, dan ITTO

Project Team berperan aktif dalam cara tersebut.

Prosiding ini merupakan kumpulan dari kesluruhan acara pelatihan, berupa sambutan, kerangka

acuan, presentasi dan praktek lapangan, serta hasil-hasil diskusi kelompok, rumusan hasil diskusi,

dan rumusan hasil pelatihan. Secara keseluruhan isi prosiding dan tata urutannya menyesuaikan

dengan agenda pelatihan yang diadakan.

Berbagai pihak telah memberikan dukungan sehingga pelaksanaan pelatihannya ini mencapai hasil

sesuai dengan tujuan dan hasil yang diharapkan. Sehubungan dengan itu pada kesempatan ini

kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih setulus hati.

Harapan kami adalah bahwa prosiding ini tidak hanya menjadi dokumen formal dari hasil

pelatihan, akan tetapi lebih dimanfaatkan sebagai acuan bagi berbagai pihak yang mendukung

penyelenggaraan program pengelolaan cagar biosfer yang baik melalui peningkatan pengelolaan

limbah sampah plastic dan pupuk organic sebagai acuan dalam mensinergiskan pengelolaan cagar

biosfer berbasi para pihak pada tingkat implementasi sesuai dengan konsep pembangunan

berkelanjutan menuju pengelolaan yang ramah lingkungan.

Sukabumi, Juli 2012

Tim Penyunting

Usep Suparman (Nat. Consultant ITTO Project

Anggia Ananda (Notulensi/Secretaris ITTO Project)

Nano, Tadin, Fery (YAPEKA)

Page 4: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 4 of 25

Executive Summary

PENDAHULUAN

Cagar Biosfer adalah situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerjasama dengan program

MAB-UNESCO untuk mempromosikan konservasi keaneragaman hayati dan pembangunan

berkelanjutan, berdasarkan pada upaya masyarakat lokal dan ilmu pengetahuan yang handal.

Sebagai kawasan yang menggambarkan keselarasan hubungan antara pembangunan ekonomi,

pemberdayaan masyarakat dan perlindungan lingkungan, melalui kemitraan antara manusia dan

alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan

pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan pada tingkat

regional.

Cagar Biosfer Cibodas ditetapkan pada tahun 1977 oleh UNESCO. Sebagai kawasan inti Cagar

Biosfer Cibodas ini adalah kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sebagai kawasan

peralihan dan kawasan penyangganya adalah kawasan yang ada di sekitarnya yang dibatasi oleh

jalan raya yang menghubungkan 3 (tiga) kota yaitu: Ciawi (Bogor) – Cianjur – Sukabumi. Cagar

Biosfer mempunyai tujuan untuk mewujudkan pengelolaan lahan, perairan tawar, laut dan sumber

daya hayati secara terpadu, melalui program perencanaan bioregional, yang mengintegrasikan

konservasi keanekaragaman hayati ke dalam pembangunan berkelanjutan, yang dapat dicapai

melalui pengembangan sistem zonasi tepat. Sistem zonasi ini mencakup: zona inti, kawasan yang

dilindungi secara ketat, yang dilindungi oleh zona penyangga yang menekankan aspek konservasi,

namun masyarakat diperbolehkan tingal dan bekerja, dan secara keseluruhan kawasan tersebut

dikelilingi oleh zona transisi, atau disebut juga wilayah kerjasama, untuk mempromosikan

pembangunan berkelanjutan.

Cagar Biosfer berakar kuat dalam konteks budaya, gaya hidup tradisional, pelaksanaan rencana

tataguna lahan dan pengetahuan serta kearifan lokal; oleh kerana itu Cagar Biosfer memberikan

kontribusi dalam memelihara nilai-nilai budaya dan secara bersamaan melestarikan

keanekaragaman hayati.

Seiring dengan pengelolaan dan pengembangan Cagar Biosfer Cibodas, maka diperlukan suatu

kegiatan yang dapat mendukung pelaksanaan program tersebut agar tujuan mempromosikan

pembangunan berkelanjutan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Salah

satu bentuk kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memberikan pelatihan

pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dan pengelolaan limbah plastik.

Page 5: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 5 of 25

TUJUAN KEGIATAN

1. Memfasilitasi pelatihan pembuatan biogas (fixed dome)

2. Memfaslitasi pelatihan pembuatan dompet dari sampah kemasan kopi sachet

3. Memfasilitasi pelatihan pembuatan aneka tas dari sampah kemasan mie sachet

4. Memfasilitasi pelatihan pembuatan hordeng dari sampah kemasan sabut sachet

HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Peserta dapat mengetahui teknologi biogas

2. Peserta dapat memanfaatkan kotoran sapi yang banyak diwilayahnya untuk dimanfaatkan

menjadi biogas

3. Peserta dapat membuat dompet, aneka tas dan hordeng dari sampah plastik

4. Peserta dapat memanfaatkan sampah plastik diwilayahnya untuk dibuat menjadi barang

berharga

METODE PELATIHAN

Kegiatan pelatihan pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas dan pengelolaan limbah

plastik ini akan menggunakan metode orang dewasa yaitu belajar bersama, dimana pada setiap

sesi pelatihan akan diadakan diskusi, tanya jawab, curah pendapat bagi para peserta maupun

fasilitator. Pada pelaksanaan pelatihan ini juga akan diadakan praktek langsung pengelolaan

sampah plastik.

WAKTU KEGIATAN

Kegiatan Pelatihan pengelolaan limbah sampah plastik dan pupuk organik ini akan dilaksanakan

pada :

• Hari/Tanggal : Senin, Selasa, dan Rabu / 16-18 Juli 2012

• Lokasi : MI & Madrasah Salakopi, Desa Langensari, Sukaraja, Sukabumi

PESERTA DAN PANITIA KEGIATAN

Peserta

Masyarakat Desa Ciputri : 20 orang

Taman Nasional Gede Pangrango : 2 orang

Fasilitator Yapeka : 3 orang

ITTO, Consultant, Kelompok, Yapeka : 5 orang

________________________________________________

Total : 30 orang

Page 6: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 6 of 25

PROSES PELATIHAN

Hari ke-I

09.30 – 10.00 WIB : Pembukaan

Sambutan Panitia Pelaksana (ITTO)

Disampikan oleh : Usep Suparman (Nat. Konsultan ITTO Project)

Yth. Bapak Amas dan Andriyatno (Kepala Resort PTN Wilayah Goalpara)

Yth. Bapak Fery dan Tadin dari YAPEKA

Yth. Bapak dan ibu, para peserta pelatihan

Assalamualaikum wr.wb,

Kegiatan pelatihan pemanfaatan kotoran sapi menjadi energy akternatif (biogas) dan pengelolaan

limbah plastik guna menunjang pengelolaan cagar biosfer cibodas merupakan komitmen dan

tanggungjawab ITTO project untuk diimplementasikan. Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk

meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi kelompok masyarakat, khusunya masyarakat desa

Langensari dalam melakukan pengelolaan cagar biosfer cibodas ke depan. Sedangkan proses

pelatihan ini akan difasilitasi oleh YAPEKA selaku mitra ITTO Project, dalam hal peningkatan

kapasitas kelembagaan ditingkat masyarakat. Proses pelatihan ini akan dilaksanakan selama 3

(tiga) hari dan pada hari terakhir akan diadakan peresmian biogas oleh Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango (TNGGP). Oleh karena itu, selama proses pelatihan ini diharapkan bapak dan ibu

bisa mengikutinya secara maksimal. Demikianlah kami sampaikan, semoga pelatihan ini

memberikan manfaat bagi kita semua.

Wassalam,

Sambutan dan Pembukaan Pelatihan oleh Balai Besar TNGGP

Disampaikan oleh Andriyatno (PEH Resort PTN Wilayah Goalpara)

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Yang saya hormati:

Koordinator ITTO Project

Para Trainer dari YAPEKA

Hadirin, Undangan dan Peserta Pelatihan yang saya hormati.

Sebelumnya saya ucapkan permohonan maap, karena Kepala Balai Besar TNGGP tidak bisa hadir

dalam acara hari ini, karena ada kegiatan lain dan waktunya bersamaan. Oleh karena itu, saya

selaku Kepala Seksi PTN Wilayah Gedeh yang mewakili kepala Balai Besar TNGGP.

Page 7: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 7 of 25

Mengawali sambutan saya, marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan

rahmat dan ridhonya kita masih diberi kesehatan, sehingga dapat menghadiri acara Pelatihan

Peningkatan Kapasitas Kelompok Masyarakat dalam Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas melalui

Pelatihan Pemanfaatan Kotoran Sapi menjadi Energi Alternatif (Biogas) dan Pengelolaan Limbah

Plastik,

Bapak, Ibu dan saudara sekalian, pengelolaan cagar biosfer cibodas sebagaimana diatur dalam SK.

Gubernur Propinsi Jawa Barat Tahun 2010, dilaksanakan untuk mencapai sinergitas program dalam

pengelolaan cagar biosfer cibodas khususnya di tingkat kelompok masyarakat daerah penyangga

kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

Penyelenggaraan pelatihan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian,

keterampilan dan wawasan bagi masyarakat yang ada disekitar daerah pengelolaan cagar biosfer.

Mudah-mudahan kegiatan pelatihan ini dapat berjalan dengan lancer, guna membangun sikap

mental, kepercayaan diri dan kepekaan pribadi setiap individu yang nantinya akan berdampak

pada kinerja masyarakat serta mencetak SDM yang potensial.

Bapak, Ibu dan saudara sekalian, demikian kata sambutan saya, dengan mengucapkan

Bismillahroumanirrohiim Pelatihan Pemanfaatan Kotoran Sapi menjadi Energi Alternatif (Biogas)

dan Pengelolaan Limbah Plastik bagi masyarakat desa Langensari kec. Sukaraja kab. Sukabumi

secara resmi saya nyatakan dibuka. Selanjutnya pemberian tanda pengenal kepada peserta

perwakilan dari kelompok masyarakat (2 orang).

10:00 – 10:30 WIB : Rehat

10:30 – 12:00 WIB

RINGKASAN KEGIATAN

Dipandu oleh Fery (YAPEKA)

Ice Breaking (Konsentrasi)

� Peserta di minta untuk berdiri

� Fasilitator mengintruksikan kepada semua peserta untuk memegang telinga bagian kiri

dengan tangan kanan dan hidung dengan tangan kiri.

� Pada saat fasilitator mengatakan kata ‘PINDAH’, maka peserta harus memindahkan posisi

tangan kanan ke bagian hidung dan tangan kiri ke bagian telingan bagian kanan. Kegiatan

ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga peserta bisa berkonsentrasi selama proses

pelatihan yang akan berlangsung.

Inti dari permainan ini adalah : konsentrasi dalam menggunakan otak kiri dan otak kanan.

Page 8: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 8 of 25

PAPARAN MAKALAH

PENGELOLAAN LIMBAH SAMPAH PLASTIK Disampaikan oleh Ferry (YAPEKA)

Kita semua tahu bahwa sampah plastik adalah jenis sampah yang paling sulit diuraikan oleh tanah.

Jika Anda membuang sampah plastik hari ini, hingga 80 tahun mendatang pun sampah plastik ini

pun belum bisa teruraikan. Padahal, hampir semua produk kebutuhan rumah tangga

menggunakan pembungkus plastik. Jadi, terbayang kan berapa banyak sampah plastik terbuang

setiap harinya?

Untuk mencegah penumpukan sampah plastik, kita sebenarnya bisa mencoba mengurangi dampak

buruknya. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkannya kembali. Sampah plastik bisa

diolah menjadi barang-barang bermanfaat, seperti Bros Kupu-kupu, Gantungan Kunci, Dompet

Cantik dan Hordeng Ikan-ikanan. Hasilnya, tentunya tak kalah cantik dengan tas-tas berbahan kain.

Kerajinan dari sampah plastik merupakan kerajinan yang bisa menjadi alternatif peluang usaha di

sekeliling kita. Seperti diketahui plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak dipergunakan

dalam kehidupan manusia modern. Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari justru

semakin meningkat sehinga problem semakin pelik. Solusinya adalah dengan mengurangi

penggunaan bahan yang berasal dari plastik atau mendaur ulang sampah plastik menjadi barang

yang bermanfaat. Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka Kerajinan yang memiliki potensi

ekonomi yang cukup baik. Peluang usaha Kerajinan sampah plastik ini disamping mendatangkan

rezeki juga mengurangi polusi akibat sampah plastik.

A. PENGERTIAN SAMPAH

Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau

sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra,

2007) . Banyak sampah organik masih mungkin digunakan kembali/pendaurulangan (re-using),

walaupun akhirnya akan tetap merupakan bahan/material yang tidak dapat digunakan kembali

(Dainur, 1995).

Sampah dalam ilmu kesehatan lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal

yang dipandang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian

rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat disimpulkan

bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, disenangi

atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh

manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi yang bukan biologis (karena human waste tidak

termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).

Page 9: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 9 of 25

B. JENIS DAN KARAKTERISTIK SAMPAH

1. Jenis Sampah

Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah dalam bentuk

gas (fume, smoke). Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu :

1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didal

� Sampah anorganik misalnya : logam-logam, pecahan gelas, dan plastik

� Sampah organik misalnya : sisa makanan, sisa pembungkus dan sebagainya

2) Berdasarkan dapat tidaknya dibakar

� Mudah terbakar misalnya : kertas, plastik, kain, kayu

� Tidak mudah terbakar misalnya : kaleng, besi, gelas

3) Berdasarkan dapat tidaknya membusuk

� Mudah membusuk misalnya : sisa makanan, potongan daging

� Sukar membusuk misalnya : plastik, kaleng, kaca (Dainur, 1995)

2. Karakteristik Sampah

1) Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran dari

hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk,

lembab, dan mengandung sejumlah air bebas.

2) Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar yang

berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor, tapi yang tidak

termasuk garbage.

3) Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik dirumah,

dikantor, industri.

4) “Street Sweeping” (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik

dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas,

daun-daunan.

5) “Dead Animal” (Bangkai Binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena alam,

penyakit atau kecelakaan.

6) Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang berasal

dari perumahan.

7) Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai- bangkai mobil, truk, kereta

api.

8) Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industri-industri,

pengolahan hasil bumi.

9) Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.

10) Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan dan

pembaharuan gedung-gedung.

11) Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik hasil saringan

pada pintu masuk suatu pusat pengelolahan air buangan.

12) Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya kaleng-

kaleng cat, zat radiokatif.

Page 10: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 10 of 25

3. Sumber – Sumber Sampah

Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber berikut :

1) Pemukiman penduduk

Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga

yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama yang terdapat di desa atau di kota.

Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan

makanan atau sampah basah (garbage), sampah kering (rubbsih), perabotan rumah

tangga, abu atau sisa tumbuhan kebun. (Dainur, 1995).

2) Tempat umum dan tempat perdagangan

Tempat umum adalah tempat yang memungkinkan banyak orang berkumpul dan

melakukan kegiatan termasuk juga tempat perdagangan. Jenis sampah yang dihasilkan

dari tempat semacam itu dapat berupa sisa-sisa makanan (garbage), sampah kering,

abu, sisa bangunan, sampah khusus, dan terkadang sampah berbahaya.

3) Sarana layanan masyarakat milik pemerintah

Sarana layanan masyarakat yang dimaksud disini, antara lain, tempat hiburan dan

umum, jalan umum, tempat parkir, tempat layanan kesehatan (misalnya rumah sakit

dan puskesmas), kompleks militer, gedung pertemuan, pantai empat berlibur, dan

sarana pemerintah lain. Tempat tersebut biasanya menghasilkan sampah khusus dan

sampah kering.

4) Industri berat dan ringan

Dalam pengertian ini termasuk industri makanan dan minuman, industri kayu, industri

kimia, industri logam dan tempat pengolahan air kotor dan air minum,dan kegiatan

industri lainnya, baik yang sifatnya distributif atau memproses bahan mentah saja.

Sampah yang dihasilkan dari tempat ini biasanya sampah basah, sampah kering, sisa-

sisa bangunan, sampah khusus dan sampah berbahaya.

5) Pertanian

Sampah dihasilkan dari tanaman dan binatang. Lokasi pertanian seperti kebun, ladang

ataupun sawah menghasilkan sampah berupa bahan-bahan makanan yang telah

membusuk, sampah pertanian, pupuk, maupun bahan pembasmi serangga tanaman

(Chandra, 2007).

4. Pengelolaan Sampah

Ada beberapa tahapan di dalam pengelolaan sampah padat yang baik, diantaranya :

1) Tahap pengumpulan dan penyimpanan di tempat sumber

Sampah yang ada dilokasi sumber (kantor, rumah tangga, hotel dan sebagainya)

ditempatkan dalam tempat penyimpanan sementara, dalam hal ini tempat sampah.

Sampah basah dan sampah kering sebaiknya dikumpulkan dalam tempat yang terpisah

untuk memudahkan pemusnahannya. Adapun tempat penyimpanan sementara

(tempat sampah) yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut berikut ini :

Page 11: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 11 of 25

� Konstruksi harus kuat dan tidak mudah bocor

� Memiliki tutup dan mudah dibuka tanpa mengotori tangan

� Ukuran sesuai sehingga mudah diangkut oleh satu orang.

Dari tempat penyimpanan ini, sampah dikumpulkan kemudian dimasukkan kedalam dipo (rumah

sampah). Dipo ini berbentuk bak besar yang digunakan untuk menampung sampah rumah tangga.

Pengelolaanya dapat diserahkan pada pihak pemerintah. Untuk membangun suatu dipo, ada

bebarapa persyaratan yang harus dipenuhi, diantaranya :

1. Dibangun di atas permukaan tanah dengan ketinggian bangunan setinggi kendaraan

pengangkut sampah.

2. Memiliki dua pintu, pintu masuk dan pintu untuk mengambil sampah.

3. Memiliki lubang ventilasi yang tertutup kawat halus untuk mencegah lalat dan binatang

lain masuk ke dalam dipo.

4. Ada kran air untuk membersihkan

5. Tidak menjadi tempat tinggal atau sarang lalat atau tikus.

6. Mudah dijangkau masyarakat

Sedangkan untuk pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan 2 metode :

1. Sistem duet : tempat sampah kering dan tempat sampah basah

2. Sistem trio : tempat sampah basah, sampah kering dan tidak mudah terbakar.

5. Tahap pengangkutan

Dari dipo sampah diangkut ke tempat pembuangan akhir atau pemusnahan sampah dengan

mempergunakan truk pengangkut sampah yang disediakan oleh Dinas Kebersihan Kota. (Chandra,

2007)

6. Tahap pemusnahan

Di dalam tahap pemusnahan sampah ini, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, antara

lain :

a. Sanitary Landfill

Sanitary landfill adalah sistem pemusnahan yang paling baik. Dalam metode ini, pemusnahan

sampah dilakukan dengan cara menimbun sampah dengan cara menimbun sampah dengan

tanah yang dilakukan selapis demi selapis. Dengan demikian, sampah tidak berada di ruang

terbuka dan tentunya tidak menimbulkan bau atau menjadi sarang binatang pengerat. Sanitary

landfill yang baik harus memenuhi persyatatan yaitu tersedia tempat yang luas, tersedia tanah

untuk menimbunnya, tersedia alat-alat besar. Semua jenis sampah diangkut dan dibuang ke

suatu tempat yang jauh dari lokasi pemukiman. Ada 3 metode yang dapat digunakan dalam

menerapkan teknik sanitary landfill ini, yaitu:

1) Metode galian parit (trench method)

Sampah dibuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan

untuk menutup parit tersebut. Sampah yang ditimbun dan tanah penutup dipadatkan dan

Page 12: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 12 of 25

diratakan kembali. Setelah satu parit terisi penuh, dibuat parit baru di sebelah parit

terdahulu.

2) Metode area

Sampah yang dibuang di atas tanah seperti pada tanah rendah, rawa-rawa, atau pada

lereng bukit kemudian ditutup dengan lapisan tanah yang diperoleh dari tempat tersebut.

3) Metode ramp

Metode ramp merupakan teknik gabungan dari kedua metode di atas. Prinsipnya adalah

bahwa penaburan lapisan tanah dilakukan setiap hari dengan tebal lapisan sekitar 15 cm di

atas tumpukan sampah. Setelah lokasi sanitary landfill yang terdahulu stabil, lokasi

tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sarana jalur hijau (pertamanan), lapangan olahraga,

tempat rekreasi, tempat parkir, dan sebagainya (Kusnoputranto, 1986).

b. Incenaration

Incenaration atau insinerasi merupakan suatu metode pemusnahan sampah dengan cara

membakar sampah secara besar-besaran dengn menggunakan fasilitas pabrik. Manfaat sistem

ini, antara lain :

1. Volume sampah dapat diperkecil sampai sepertiganya.

2. Tidak memerlukan ruang yang luas.

3. Panas yang dihasilkan dapat dipakai sebagai sumber uap.

4. Pengelolaan dapat dilakukan secara terpusat dengan jadwal jam kerja yang dapat diatur

sesuai dengan kebutuhan.

Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat penerapan metode ini : biaya besar, lokalisasi

pembuangan pabrik sukar didapat karena keberatan penduduk. Peralatan yang digunakan dalam

insenarasi, antara lain :

1) Charging apparatus

Charging apparatus adalah tempat penampungan sampah yang berasal dari kendaraan

pengangkut sampah. Di tempat ini sampah yang terkumpul ditumpuk dan diaduk.

2) Furnace

Furnace atau tungku merupakan alat pembakar yang dilengkapi dengan jeruji besi yang

berguna untuk mengatur jumlah masuk sampah dan untuk memisahkan abu dengan sampah

yang belum terbakar. Dengan demikian tungku tidak terlalu penuh.

3) Combustion

Combustion atau tungku pembakar kedua, memiliki nyala api yang lebih panas dan berfungsi

untuk membakar benda-benda yang tidak terbakar pada tungku pertama.

4) Chimmey atau stalk

Chimmey atau stalk adalah cerobong asap untuk mengalirkan asap keluar dan mengalirkan

udara ke dalam

5) Miscellaneous features

Miscellaneous features adalah tempat penampungan sementara dari debu yang terbentuk,

yang kemudian diambil dan dibuang (Chandra, 2007).

Page 13: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 13 of 25

c. Composting

Pemusnahan sampah dengan cara proses dekomposisi zat organik oleh kuman-kuman pembusuk

pada kondisi tertentu. Proses ini menghasilkan bahan berupa kompos atau pupuk hijau (Dainur,

1995). Berikut tahap-tahap di dalam pembuatan kompos:

1. Pemisahan benda-benda yang tidak dipakai sebagai pupuk seperti gelas, kaleng, besi dan

sebagainya.

2. Penghancuran sampah menjadi partikel-partikel yang lebih kecil (minimal berukuran 5 cm)

3. Penyampuran sampah dengan memperhatikan kadar karbon dan nitrogen yang paling baik

(C:N=1:30)

4. Penempatan sampah dalam galian tanah yang tidak begitu dalam. Sampah dibiarkan

terbuka agar terjadi proses aerobik.

5. Pembolak-balikan sampah 4-5 kali selama 15-21 hari agar pupuk dapat terbentuk dengan

baik.

d. Hog Feeding

Pemberian sejenis garbage kepada hewan ternak (misalnya: babi). Perlu diingat bahwa

sampah basah harus diolah lebih dahulu (dimasak atau direbus) untuk mencegah penularan

penyakit cacing dan trichinosis.

e. Discharge to sewers

Sampah dihaluskan kemudian dimasukkan ke dalam sistem pembuangan air limbah. Metode

ini dapat efektif asalkan sistem pembuangan air limbah memang baik.

f. Dumping

Sampah dibuang atau diletakkan begitu saja di tanah lapangan, jurang atau tempat sampah.

g. Dumping in water

Sampah dibuang ke dalam air sungai atau laut. Akibatnya, terjadi pencemaran pada air dan

pendangkalan yang dapat menimbulkan bahaya banjir. (Mukono, 2006)

h. Individual Incenaration

Pembakaran sampah secara perorangan ini biasa dilakukan oleh penduduk terutama di daerah

pedesaaan.

i. Recycling

Pengolahan kembali bagian-bagian dari sampah yang masih dapat dipakai atau di daur ulang.

Contoh bagian sampah yang dapat di daur ulang, antara lain plastik, kaleng, gelas, besi, dan

sebagainya.

j. Reduction

Metode ini digunakan dengan cara menghancurkan sampah (biasanya dari jenis garbage)

sampai ke bentuk yang lebih kecil, kemudian di olah untuk menghasilkan lemak.

Page 14: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 14 of 25

PRAKTEK PEMBUATAN KERAJINAN DARI LIMBAH PLASTIK (MEMBUAT LAMPION INDAH)

Dipandu oleh Ferrry, Jamrud, dan Tadin (Yapeka)

Pada proses praktek ini. Peserta dibagi menjadi dua kelompok kecil dan masing-masing kelompok

akan mempraktekan cara pembuatan lampu lampion indah dengan bahan dari bekas botol

minuman plastic.

Adapun alat dan bahan yang harus disiapkan dalam pembuatan lampu lampion ini terdiri dari:

� Botol minuman plastic

� Cutter

� Gunting

� Lem listrik

� Spidol

� Cat Pilox

� Piting bohlam

� Bohlam, Kabel dan Colokkan

LANGKAH-LANGKAH :

1. Gambar pola garis lurus dari atas ke bawah di tengah-tengah botol plastic dengan

menggunakan spidol.

2. Gunting atau cutter pola tersebut.

3. Potong bagian bawah botol untuk dijadikan penyanggah lampu.

4. Tekan di bagian kedua sisi botol bagian atas dan bawah sehingga plastic yang telah dipotong-

potong bergelembung.

5. Lem bagian bawah botol di mulut botol menggunakan lem listrik.

6. Beri bolongan di mulut botol untuk tempat kabel.

7. Cat botol plastic sesuai dengan keinginan.

8. Pasang piting bohlam di mulut botol.

9. Pasang bohlam.

12:00 – 13:30 WIB : ISHOMA

13:30 – 16:30 WIB

Lanjutan Pembuatan Lampion Indah dan Praktek Pembuatan Pola Hiasan Ikan

Dipandu oleh Ferry, Jamrud dan Tadin (YAPEKA)

Pada proses praktek pembuatan kerajinan limbah plastic (pola hiasan ikan). Peserta dibagi menjadi

dua kelompk dan masing-masing kelompok akan melakukan praktek pembuatan pembuatan

hiasan ikan yang terbuat dari limbah sampah plastic (bekas kemasan kopi, dll). Adapun alat dan

bahan yang harus disiapkan adalah:

� Kemasan Plastik (bungkus Kopi)

� Gunting

� Limbah tissue

Page 15: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 15 of 25

� Mata-mataan

� Lem listrik

LANGKAH-LANGKAH :

1. Gunting kemasan plastic secara horizontal kurang lebih dengan lebar 5-6 cm

2. Lipat menjadi 2 plastik yang sudah dipotong.

3. Lipat ke dua plastik lalu sisipan ke plastic yang satu laginya

4. Lipat kedalam menjadi kubus bagian bawah plastic sehingga membuat tanda lipatan.

5. Lalu lepas kedua plastic dan gunting bagian lipatan sampai tanda lipatan menjadi 4 bagian.

6. Lakukan juga pada plastic kedua.

7. Setelah dipotong-potong anyam kedua plastik.

8. Sisa plastik yang tidak teranyam dibentuk menjadi ekor.

9. Masukkan limbah tissue kedalam badan ikan.

10. Lem ekor ikan dan beri mata pada kedua bagian ikan tersebut.

11. Ikan tersebut dapat dijadikan gantungan kunci atau hiasan pintu/jendela rumah.

16.30 WIB : Penutupan Pelatihan Hari Pertama

Page 16: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 16 of 25

PROSES KEGIATAN HARI KE-DUA

Proses pelatihan di hari kedua lebih memfokuskan pada aspek pengelolaan limbah sampah plastic

menjadi produk handycarft. Hal ini sangat penting, mengingat masyarakat sekitar mata air

batukarut desa Langensari masih membuang limbah sampah plastic ke saluran air.

08:30 – 09:00 WIB

ICE BREAKING (KEMBANG KUNCUP)

Dipandu oleh Fery dan Tadin (YAPEKA)

• Peserta diminta membuat lingkaran kecil lalu fasilitator akan menghitung 1-3 dan peserta

di minta untuk melakukan gerakan pada setiap angka yang disebut.

• Fasilitator menyebutkan angka 1 (satu) maka peserta akan menengadahkan telapak tangan

kanan kepada teman disebelahnya dan mengatakan “sheeee…”.

• Angka 2 (dua) maka peserta menaruh jari telunjuk tangan kirinya di telapak tangan kanan

teman sebelahnya sambil mengatakan “crot”.

• Lalu pada saat fasilitator menyebutkan angka 3 (tiga), peserta harus langsung mencoba

menghindar jari telunjuknya tertangkap dan mencoba menangkap jari telunjuk teman

sebelahnya.

Tujuan dari permainan ini adalah peserta mampu melakukan stimulasi mengenai bagaimana

menangkap peluang.

Pada saat 3 apa yang ada dipikiran :

• Menghindari

• Kaget

• Ketakutan

• Bingung

Aplikasi :

Ketakutan: Pada saat memulai suatu usaha akan ada rasa takut atau ke khawatiran, apakah produk

yang akan kita jual bisa laku dipasaran.

Kaget: Adakalanya rasa kaget muncul apabila tiba-tiba ada permintaan yang sangat banyak dari

konsumen.

Bingung: Adapula perasaan bingung dalam memenuhi bahan dasar sampah dalam pembuatan

produk.

Page 17: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 17 of 25

09.00 – 12.00 WIB

PRAKTEK PEMBUATAN KERAJINAN LIMBAH PLASTIK (HIASAN KUPU-KUPU)

Dipandu oleh Ferry dan tadin (YAPEKA)

Tata cara pembuatan hiasan ikan dari limbah plastik ini. Seluruh peserta diajak untuk untuk

membuat pola hiasan kupu-kupu yang trbuat dari limbah sampah plastic. Adapun alat dan bahan

yang harus disiapkan terdiri dari:

� Kemasan Plastik (bekas kopi, dll)

� Gunting

� Benang

� Lem Listrik

� Bros peniti / magnet

LANGKAH-LANGKAH :

1. Gunting kemasan plastic berbentuk oval sebanyak 2 buah

2. Lipat menjadi dua bagian secara memanjang.

3. Lipat kecil-kecil potongan tersebut seperti membuat kipas

4. Lakukan hal yang sama pada potangan oval yang kedua

5. Satukan kedua potongan oval dengan menggunakan benang.

6. Buat badan kupu-kupu dengan cara memotong kemasan lain berbentuk badan kupu-kupu.

7. Tempelkan pola badan kupu-kupu di sayap kupu-kupu yang sudah dibuat dengan

menggunakan lem listrik.

8. Langkah terakhir adalah menempelkan bros peniti atau magnet di belakang sayap kupu-kupu.

12.00 – 13.00 WIB : ISHOMA

13:00 – 13.30 WIB

ICE BREAKING (CHABU CHABU CHA CHA CHA)

Dipandu oleh Fery (YAPEKA)

• Peserta di bagi menjadi 4 kelompok

• Fasilitator akan memberikan contoh gerakan sambil menyanyikan “Chabu chabu cha cha

cha”

• Setelah fasilitator selesai peserta disalah satu kelompok harus mengikuti gerakan yang

telah di contohkan fasilitator.

• Searah jarum jam akan diikuti oleh kelompok selanjutnya secara bergiliran.

• Gerakkan yang diberikan fasilitator yang semula 1 gerakan bertambah menjadi 2, 3, 4,

sampai 5 gerakan sekaligus.

Page 18: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 18 of 25

13:30 – 16:00 WIB

PRAKTEK PEMBUATAN KERAJINAN LIMBAH PLASTIK (TAS MUNGIL) Dipandu oleh Ferry (YAPEKA)

Proses kegiatan pelatihan di hari kedua adalah menindaklanjuti praktek pembuatan limbah

sampah plastic dan lebih memfokuskan pada pembuatan ‘tas mungil’. Adapun alat dan bahan yang

harus disiapkan adalah:

� Kemasan plastic sachet

� Gunting

� Zipper

LANGKAH-LANGKAH :

1. Gunting bagian bawah kemasan sachet

2. Lipat menjadi 4 bagian hingga meninggalkan bekas garis.

3. Lipat ke dalam kemasan tersebut hingga menjadi 1 bagian saja.

4. Anyam kemasan-kemasan sachet yang telah dilipat.

5. Setelah anyaman selesai sesuai pola dilanjutkan dengan menjahit zipper dan tali tas.

15:30 – 16:00 WIB : REHAT

16:00 – 17:00 WIB

PENGANTAR ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) Disampaikan oleh Nano (YAPEKA)

Sebelum kita mengenal tentang energy alternative. Kira-kira apa bedanya antara biogas dan gas

elpiji? Jawabannya adalah Elpiji berasal dari liquid dan gas sedangkan Biogas berasal dari proses

pembusukan material organic. Elpiji apabila kena api akan meledak tapi tidak untuk biogas, karena

elpiji berasal dari sumber daya alam yang dapat habis sedangkan biogas merupakan sumber yang

terbarukan. Ada beberapa bahan organic dalam pembuatan biogas yaitu berasal dari eceng

gondok, kotoran manusia, kotoran hewan lainnya, sampah, singkong, dll. Dua (2) meter digester

dapat menghasilkan gas selama 1 jam bahkan bisa lebih. Sedangkan ukuran digester semen terdiri

dari 4, 6, 8, 10,12 kubik. Untuk digester diatas 12 kubik harus menggunakan bahan campuran

plastic dan karet. Sedangkan untuk ukuran 50 kubok kembali menggunakan semen sebagai bahan

utamanya.

Untuk proses pembuatan biogas dari kotoran hewan (sapi) minimal 2 (dua) ekor sapi dan dapat

menghasilkan gas selama kurang lebih 4 (empat) jam tapi berhenti. Penggunaan waktu ini bisa

lebih panjang dan itu tergantung pada penggunaan nya. Untuk menghindari ledakan, dom harus

dikuras dan dibersihkan yang kemudian di tambal kembali dengan menggunakan cat likuit (cat anti

bocor). Jika kelebihan gas dapat di simpan dan salurkan melalui kantung biogas yang saat ini sudah

tersedia di pasaran.

17:00 WIB : PENUTUPAN ACARA HARI KE-2

Page 19: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 19 of 25

PROSES KEGIATAN HARI KE-TIGA

Kegiatan pelatihan di hari ketiga (hari terakhir) ini lebih memfokuskan kepada pengembangan

energy alternative (biogas). Seluruh peserta pelatihan diberikan pemahaman penuh tentang

manfaat dari pengembangan biogas yang merupakan sebuah energy alternative yang ramah

lingkungan dan sangat berpotensi untuk dikembangkan oleh masyarakat peternak sapi.

08:45 – 09.30 WIB

ICE BREAKING (BERHITUNG YANG MENYEGARKAN)

Dipandu oleh Fery (YAPEKA)

� Peserta di minta membuat lingkaran

� Peserta harus mengikuti gerakan fasilitator sambil berhitung

� Yang pertama mengangkat tangan kanan sambil berhitung 1-6

� Lalu mengangkat tangan kiri sambil berhitung 1-6

� Dilanjutkan dengan kaki kanan dan kaki kiri.

� Lalu mengulangi gerakan dari awal dan berhitung 1-4

� Dan selanjutnya 1-2

� Dan terakhir 1 dan YES

� Hitungan lalu diubah menjadi berbagai bahasa.

09:00 – 09:15 WIB

PEMUTARAN FILM “ TURTLE WORLD”

Pelajaran yang didapat:

� Kita harus dapat menjaga bumi

� Kura-kura diibaratkan sebagai bumi dan monyet diibaratkan sebagai manusia.

� Apabila kita menebang pohon secara liar maka dapat terjadi tsunami atau bencana lainnya.

� Melestarikan lingkungan

Keterkaitan antara film dan pelatihan:

� Salah satu upaya melestarikan lingkungan dengan cara mengolah sampah plastic dan

pemanfaatan biogas dari kotoran sapi.

09:15 – 10:00

Presentasi “Membangun Biogas”

Disampaikan oleh Nano dan Tadin (YAPEKA)

� Sebutan lain dari digester adalah reactor

� Pemilihan lahan dalam pembuatan biogas atau penempatan digester sangatlah penting.

� Ukuran olahan adalah 123 yakni 1 semen 2 pasir dan 3 kerikil

� Tempat pembuangan bio slurry disebut dengan outlet

� Pasir yang bagus dapat diuji dengan cara memasukkan pasir ke botol yang berisi air lalu

kocok larutan tersebu. Apabila kandungan lumpur mencapai 3 % maka pasir tersebut

kurang bagus.

� Kompor biasa (kompor elpiji) dapat di modifikasi menjadi kompor biogas.

Page 20: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 20 of 25

10:00 – 10:30 WIB : REHAT

10:30 – 12:00 WIB

Presentasi “Bio Gas – Bio Slurry”

Disampaikan oleh Nano (YAPEKA)

Gas adalah bahan bakar yang diperoleh dari hasil pengolahan kotoran ternak dalam kondisi

tertutup dengan melibatkan mikroba dalam kondisi tanpa oksigen. Sedangkan manfaat

penggunaan bio gas adalah lingkungan lebih bersih, aman dan hemat, dan hasil samping berupa

ampas bio gas/ bio slurry dapat dimanfaatkan untuk aneka pupuk organic, pakan ternak, ikan dan

unggas, serta aneka rauan pestisida organic.

Pemahaman ampas Bio Gas = Bio Slurry adalah hasil pengolahan KOHE* dari reactor Bio Gas, tidak

berbau, tidak mengandung penyakit, kaya nutrisi dan kaya manfaat. Adapun perbedaan antara Bio

Slury Basah dan Kering adalah:

1. Bio Slurry Basah: memiliki pH 7,9 – 8,3, apabila digunakan langsung pada lahan memiliki

kandungan Nitrogen efektif 100%, apabila kering dalam keadaan ternaungi dengan sinar

matahari maka kandungan Nitrogen efektif tinggal 65%, dan memiliki kelembaban 90-93%.

2. Bio Slurry Kering: lengket dan tidak meng ‘kristal’, warna gelap, ukuran tidak seragam,

memiliki kapasitas memegang air lebih baik, dan secara fisik, biologi dan kimiawi lebih baik

dibandingkan dengan pupuk kandang.

Mengapa Bio Slurry bermanfaat ??

1. Organic dan ramah lingkungan

2. Kaya nutrisi sepserti N,P,K dan unsure lain serta hormone pertumbuhan.

3. Mengandung agen pnyubur tanah, yaitu asam humat

4. Dapat dijadikan bahan dasar pupuk organic, seperti kompos dan vermin kompos

5. Dapat dijadikan campuran insektisida dan fungsida organic

6. Dapat dijadikan campuran pakan ikan, ternak dan unggas.

12:00 – 13:00 WIB : ISHOMA

13:00 – 15:00 WIB

Kunjungan ke demplot Bio Gas ‘Penjelasan alur Kotoran Sapi samapi menjadi Biogas’

Dipandu oleh Nano (YAPEKA)

Pada kunjungan lapangan ini, fasilitator menjelaskan secara detail tentang proses pembuatan dan

pengolahan limbah kotoran sapi menjadi biogas. Berikut adalah alur prosesnya:

� Pipa untuk menyalurkan gas dari digester sampai ke gas harus terbuat dari besi.

� Seharusnya posisi inlet dan outlet harus lurus.

� Kotoran sapi yang telah di mixer akan terdapat sampah (rumput atau pakan sapi). Sampah

tersebut harus diambil sebelum dimasukkan ke digester.

� Penjelasan cara penggunaan kompor biogas.

� Mencoba hasil dari pemasakan kompor biogas.

Page 21: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 21 of 25

PERESMIAN BIOGAS

� Penjelasan Alur Biogas oleh Pak Hasan (Masyarakat Desa Selakopi yang merupakan pemilik

peternakan sapi) dan dibantu oleh Pak Nano (YAPEKA)

� Kata sambutan dari Kepala Desa Langensari :

1. Ucapan terima kasih karena telah mendapatkan bantuan dalam pembuatan biogas.

2. Diharapkan adanya bantuan ke masyarakat lain yang memiliki sapi.

3. Dengan adanya percontohan biogas ini, oleh sebab itu sapi sangatlah bermanfaat.

Sapi dapat menghasilkan susu, daging, dan bahkan kotoran nya dapat menjadi

biogas untuk kompor dan juga penerangan.

4. Diharapkan juga untuk masyarakat yang belum memiliki sapi mendapatkan bantuan

setidaknya satu orang satu sapi.

5. Dengan adanya pembangunan demplot biogas ini area peternakan menjadi bersih.

� Kata Sambutan dan Peresmian oleh perwakilan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,

yaitu Pak Afrizal (Kepala Bidang PTN Wilayah II Sukabumi).

1. Ucapan terima kasih kepada Pak Harianto sebagai project coordinator yang telah

melaksanakan pelatihan di Sukabumi.

2. ITTO merupakan organisasi internasional yang bekerjasama dengan 172 negara

diseluruh dunia. Untuk project Cagar Biosfer salah satu Taman Nasional yang

mendapatkan bantuan adalah TNGGP yang meliputi wilayah Bogor, Cianjur,dan

Sukabumi.

3. Semoga program ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak di sekitar TNGGP.

4. Menegaskan bahwa, bantuan ini bukanlah dari pemerintahan tetapi merupakan

bantuan dari organisasi internasional.

5. Permohonan maaf apabila ada salah-salah kata.

6. PERESMIAN dengan menarik tali gorden demplot biogas.

Setelah proses peresmian, seluruh peserta kembali menuju tempat pelatihan untuk melanjutkan

agenda kegiatan selanjutanya.

15:00 – 15:30 WIB

Ice Breaking (Tugu Pancoran)

Dipandu oleh Ferry dan Tadin (YAPEKA)

� Peserta diminta untuk membuat lingkaran besar.

� Fasilitator memberikan instruksi-instruksi yang harus dilakukan oleh para peserta.

1. Tugu Pancoran : Peserta bergaya mengikuti bentuk tugu pancoran

2. Ojek : Peserta harus mencari teman berdua lalu berbaris dan peserta yang

dibelakang menaruh tangan di pundak teman yang di depan sambil berjalan dan

bersuara seperti motor.

3. Lampu merah : Peserta harus mencari teman bertiga lalu orang pertama jongkok

didepan , yang kedua setengah jongkok di belakangnya, dan yang ketiga berdiri

dipaling belakang. Ketiga peserta harus mengembangkuncupkan tangan di depan

mereka sambil bersuara “blip blip”

Page 22: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 22 of 25

4. Bunga Matahari : Peserta harus mencari teman berempat. Satu orang berada di

tengah yang dikelilingi ketiga temannya yang bergandengan tangan sambil

bernyanyi ‘kembang kuncup” dengan tangan naik ke atas dan bawah secara

bersamaaan.

5. Mendayung : Peserta harus mencari teman berlima lalu berbaris sejajar dan mulai

bergerak seperti mendayung dan bersenandung “kiri kanan kiri kanan”

� Peserta yang tidak mendapat teman harus keluar dari permainan.

Inti : Penyegaran

15:30 – 17:30 WIB

Penyusunan Rencana Kerja Tindak Lanjut

Dipandu oleh Nano (YAPEKA)

Seluruh peserta diminta untuk membuat gambar tentang pemandangan yang ada disekitar kita,

dan waktu yang diberikan untuk menggambar adalah 5 menit. Kemudian fasilitator menanyakan

kepada para peserta, siapa diantara kawan-kawan yang tidak menggambar, bentuk :

1. Gunung

2. Jalan Raya

3. Tiang listrik

4. Rumah

5. Sawah

6. Pohon

7. Matahari

8. Awan

9. Burung

� Dan ternyata hampir semua gambar pemandangan peserta memiliki persamaan.

� Gambar pemandangan tersebut merupak gambar pemandangan yang diajarkan pada saat

SD dan tidak emmiliki perubahan sampai sekarang.

� Untuk hal ini kita harus berani untuk berinovasi:

1. Bahwa pertanian tidak itu-itu saja

2. Kotoran sapi tidak hanya kotoran Sapi

� Dengan mencoba berinovasi maka kotoran sapi yang awalnya hanya merupakan kotoran

sekarang dapat digunakan menjadi gas untuk memasak ataupun untuk penerangan.

15:00 – 15:30 WIB : REHAT

Page 23: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 23 of 25

15:30 – 17:00 WIB

PENYUSUNAN RENCANA KERJA TINDAKLANJUT Dipandu oleh Nano (YAPEKA)

Fasilitator mengajak kepada seluruh peserta pelatihan untuk memikirkan bergam jenis buah-

buahan dalam waktu 15 detik. Hasilnya adalah buah pisang, mengga, anggur, sawo, timun dan

apel. Pada saat memikirkan, para peserta akan mulai membayangkan bentuk buah dan bukan

tulisannya. Hal ini sangat penting untuk membantu kita dalam membayangkan apa yang akan kita

rencanakan dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk menyusun RKTL,para peserta dibagi

menjadi dua kelompok kecil, yaitu kelompok ibu-ibu (10 orang) dan kelompok bapak-bapak (10

orang).

Sebagai bahan diskusi, masing-masing kelompok akan memiliki tema, yaitu untuk kelompok laki-

laki bertemakan “pemeliharaan sapi” dan kelompok perempuan bertemakan “daur ulang limbah

plastic”. Berikut adalah hasil diskusi dari masing-masing kelompok:

KELOMPOK ‘LAKI – LAKI’ KELOMPOK ‘PEREMPUAN’

1. Pemeliharaan Sapi:

� Lahan buat kandang: membuat

kandang, perawatan, penambahan

sapi

� Lahan kebun (rumput) lahan tanam

rumput di perluas

� Fisik/ bangunan: ditambah bangunan

baru

� Air: pemeliharaan saluran air

2. Pemanfaatan Slurry

� Untuk Kompos, dan ternak ikan

1. Pelatihan daur ulang limbah plastic

� Lampion, bros (kupu-kupu dan bunga),

ikan (hiasan jendela): Modal dan sarana

2. Tas: Penyelesaian

3. Bio gas (pelatihan lanjutan)

� Praktek dan teori: bio slurry, pakan ikan,

pakan ayam

4. Pelatihan lanjutan kerajinan

(bimbingan): lebih mahir

5. Pemasaran: Koperasi

Tanggapan:

� Peserta mengharapkan adanya pelatihan mengenai pemanfaatan slurry menjadi pupuk

kompos.

� Peserta berharap adanya pembahasan mengenai mikrohidrolik

� Permasalahan air yang belum ditanggulangi

� Sudah adanya MoU Bupati dan Walikota yang menyatakan bahwa desa langensari mendapat

bantuan 200 ekor sapi tetapi bantuan tersebut ada kesalahan pemberian yang ternyata sampai

ke desa yang lain.

� Diharapkan adanya RPJMDes yang diusulkan oleh desa.

� Untuk kesedian air, sumur resapan, rehabilitasi dan biogas diharapkan adanya kerjasama

dengan OPD yang bersangkutan.

� Diharapkan kedepannya ada pengembangan menjadikan desa langensari menjadi desa sapi.

� Semoga ada bantuan dari Dinas Koperasi dalam pembentukan koperasi.

Page 24: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 24 of 25

� Pak Harianto memberikan semua peralatan yang digunakan selama kegiatan untuk

diserahkan kepada ketua kelompok masyarakat untuk digunakan kembali dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah diajarkan.

� ITTO hanya dapat membantu secara teknis dalam pembuatan biogas.

� Akan diadakan monitoring untuk tindak lanjut dari pelatihan ini.

17:30 : PENUTUPAN

� Ucapan Terima Kasih dari Masyarakat

� Penutupan dari Pak Harianto sebagai project coordinator ITTO

� Pemberian sertifikat pelatihan

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan ini adalah 30 orang terdiri dari unsur kelompok

masyarakat desa Langensari, staf Bidang PTN Wilayah II Sukabumi, fasilitator/ trainer dari

YAPEKA, Konsultan ITTO Project, dan Pengurus ITTO Project (Koordinator, Sekretaris,

Bendahara).

2. Tema pelatihan adalah Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi menjadi Biogas dan Pengelolaan

Limbah Plastik.

3. Proses pelatihan terbagi ke dalam tiga tahapan, yaitu materi di dalam kelas dan kunjungan

lapangan.

4. Pelaksanakaan pelatihan dilakukan selama 3 (tiga) hari jam kerja, mulai dari jam 09.00 WIB

s/d 17.00 WIB. Yang dilaksanakan di MI & Madrasah Salakopi desa Langensari, Sukaraja,

Sukabumi.

5. Kegiatan pelatihan ini di fasilitasi oleh YAPEKA (Yayasan Pendidikan Konservasi Alam).

B. Rekomendasi 1. Pembuatan Legalitas Kelembagaan Kelompok Masyarakat

2. Pembuatan RPJM Desa dalam Pengelolaan Cagar Biosfer Cibodas berbasis Pengembanan

Energi Alternatif (Biogas) dan Pengelolaan Limbah Plastik.

3. Sosialisasi RPJM Desa kepada Para Pihak, khususnya Dinas/SKPD Pemerintahan

Daerah/Kabupaten/Kota.

4. Penguatan kelembagaan dalam pengembanan energy alternative (biogas) dan pengelolaan

limbah plastic..

Page 25: Menuju Tata Kelola Cagar Biosfer yang Baik · alam, cagar biosfer adalah kawasan yang ideal untuk menguji dan mendemonstrasikan pendekatan-pendekatan yang mengarah kepada pembangunan

Page 25 of 25

Dokumentasi Kegiatan