Pengaruh Lidah Terhadap Retensi Dan Stabilisasi Pada Gigi Tiruan Penuh

7
REFERAT PROSTODONSIA PENGARUH LIDAH TERHADAP RETENSI DAN STABILISASI PADA GIGI TIRUAN PENUH Periode : 2 September 2013  –  1 Maret 2014 Pembimbing : drg. Ricky Setiawan, MM., Sp. Pros. Dibuat oleh : Kharinta Darmawan 2012 –  16 –  085 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) JAKARTA 2014

description

Merupakan suatu hal yang tidak mudah untuk menghubungkan ilmu anatomi dengan ilmu kedokteran gigi, akan tetapi terdapat suatu kebutuhan yang terus meningkat untuk menghubungkan kedua ilmu tersebut. Terutama dalam pembuatan gigi tiruan penuh, sangat penting untuk memahami anatomi, ukuran, posisi dan klasifikasi lidah serta otot di sekitarnya yang mana tanpa hal tersebut sangat mustahil untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi yang tepat pada gigi tiruan penuh. Jurnal ini mencoba menjelaskan berbagai macam faktor yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi, serta cara untuk mengatasi permasalahan yang timbul.

Transcript of Pengaruh Lidah Terhadap Retensi Dan Stabilisasi Pada Gigi Tiruan Penuh

REFERAT PROSTODONSIA

PENGARUH LIDAH TERHADAP RETENSI DAN STABILISASI PADA GIGI TIRUAN PENUH

Periode :2 September 2013 1 Maret 2014

Pembimbing :drg. Ricky Setiawan, MM., Sp. Pros.

Dibuat oleh :Kharinta Darmawan2012 16 085

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO(BERAGAMA)JAKARTA

2014PENGARUH LIDAH TERHADAP RETENSI DAN STABILISASI PADA GIGI TIRUAN PENUH

RingkasanMerupakan suatu hal yang tidak mudah untuk menghubungkan ilmu anatomi dengan ilmu kedokteran gigi, akan tetapi terdapat suatu kebutuhan yang terus meningkat untuk menghubungkan kedua ilmu tersebut. Terutama dalam pembuatan gigi tiruan penuh, sangat penting untuk memahami anatomi, ukuran, posisi dan klasifikasi lidah serta otot di sekitarnya yang mana tanpa hal tersebut sangat mustahil untuk mendapatkan retensi dan stabilisasi yang tepat pada gigi tiruan penuh. Jurnal ini mencoba menjelaskan berbagai macam faktor yang mempengaruhi retensi dan stabilisasi, serta cara untuk mengatasi permasalahan yang timbul.

Kata Kunci : Lidah, Stabilitas Gigi Tiruan, Retensi Gigi Tiruan

PengantarTehnik hanyalah suatu aplikasi praktis dari suatu prinsip, jika prinsipnya tidak sesuai, maka tehnik yang paling rinci dan paling rumit sekalipun pasti akan gagal. Oleh karenanya, diperlukan pemahaman secara terpisah akan faktor-faktor yang berkontribusi dan interaksi yang terjadi di dalamnya agar dapat teranalisa secara kritis dalam pemilihan tahapan dan tehnik-tehnik yang dapat menunjang keberhasilan dalam pembuatan suatu gigi tiruan.

Lidah, yang mana dapat muncul dalam ukuran, fungsi dan posisi yang abnormal, perlu dilakukan pemeriksaan. Lidah yang kecil membantu pada saat dilakukan pencetakan, tetapi dapat mengganggu kestabilan gigi tiruan bawah. Sedangkan lidah yang tebal dan lebar akan menyulitkan pada saat dilakukan pencetakan, tetapi dapat memberikan seal yang baik bagi gigi tiruan bawah. Lidah yang teralu besar dapat mengganggu kestabilan gigi tiruan.

Menurut House, lidah dapat diklasifikasikan menjadi :1. Kelas IUkuran, perkembangan dan fungsinya normal. Jumlah gigi yang ada cukup untuk mempertahankan bentuk dan fungsi yang normal.2. Kelas IITerjadi kehilangan beberapa gigi yang cukup lama sehingga dapat menyebabkan perubahan pada bentuk dan fungsi lidah.3. Kelas IIILidah terlalu besar. Terjadi kehilangan seluruh gigi dalam jangka waktu yang lama, sehingga menyebabkan kelainan dalam ukuran lidah. Gigi tiruan yang tidak efisien kadang dapat mengarah pada perkembangan lidah kelas III.

Posisi lidah menurut klasifikasi Wright dibagi menjadi 3 kelas, yaitu :1. NormalLidah mengisi dasar mulut dan dibatasi oleh gigi geligi rahang bawah. Tepi lateral terletak pada permukaan oklusal gigi posterior dan ujung lidah terletak pada tepi insisal gigi anterior. Tidak ada kelainan pada ukuran maupun aktivitas lidah.2. Kelas ILidah berada pada posisi normal. Ujung lidah bersandar rileks di area permukaan lingual gigi-gigi anterior rahang bawah. Tepi lateral lidah berkontak dengan permukaan lingual gigi-gigi posterior rahang bawah dan basis gigi tiruan.3. Kelas IITepi lateral lidah pada posisi yang normal, namun ujung lidah menggantung ke atas atau ke bawah.4. Kelas IIISaat hubungan lidah terhadap puncak ridge mandibula terlalu rendah atau terlalu ke belakang dalam hubungannya dengan ridge anterior, maka retensi pada gigi tiruan rahang bawah akan menjadi buruk.

DiskusiPergerakan pergerakan lidah seperti protrusi, mundur, mengayun dan pergerakan berlebihan lainnya yang secara terus menerus dapat menghasilkan prognosa yang buruk dan mempengaruhi retensi dan stabilisasi dari gigi tiruan. Retensi dan stabilisasi sangat diperlukan guna menunjang gigi tiruan yang baik.Faktor faktor yang mempengaruhi retensi dibagi menjadi Fisis Biologis Otot otot orofasial Kontrol neuromuskular Kontak dengan jaringan yang penting Border seal Mekanis Surgikal Psikologis

Faktor faktor yang mempengaruhi stabilisasi dibagi menjadi Hubungan antara permukaan eksternal dengan pinggiran gigi tiruan terhadap daerah di sekitar otot orofasial Hubungan basis gigi tiruan terhadap jaringan yang berada di bawahnya Hubungan antara permukaan oklusal yang berlawanan

Baiknya kita mempertimbangkan hubungan antara permukaan eksternal dengan pinggiran gigi tiruan terhadap daerah di sekitar otot orofasial. Hal yang paling umum dikeluhkan oleh pasien pengguna gigi tiruan adalah gigi tiruan bawah yang kurang cekat. Hal ini terutama disebabkan oleh karena kurangnya pemahaman pasien terhadap masalah-masalah spesial yang berhubungan dengan gigi tiruan bawah. Pasien sebaiknya diberikan edukasi mengenai 3 hal yang paling mendasar tentang gigi tiruan rahang bawah, yaitu : Meskipun daerah kedudukan basal gigi tiruan bawah 3 kali lipat lebih kecil dari gigi tiruan atas, keduanya menerima tekanan oklusal dan dorongan yang sama besarnya. Gigi tiruan bawah seluruhnya dikelilingi oleh otot baik pada permukaan lingual maupun bukal, yang mana dapat berpotensi terlepasnya gigi tiruan. Faktor ketiga dan yang paling penting adalah, gigi tiruan bawah bergantung kepada posisi lidah yang benar untuk mempertahankan periferal seal yang cukup dan stabil.

Pengguna gigi tiruan yang baik mengerti akan pentingnya posisi lidah yang benar serta hubungannya dalam menciptakan dan mempertahankan retensi dan stabilisasi dari gigi tiruan bawah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada posisi lidah klas I, merupakan yang paling ideal. Untuk menentukan posisi lidah, pasien diminta untuk membuka mulut secukupnya untuk menerima makanan yang masuk. Dokter gigi harus melihat permukaan dorsal lidah dan permukaan oklusal gigi. Lidah harus berkontak dengan permukaan lingual dari gigi tiruan dan dasar mulut harus berada pada ketinggian yang normal.

Pada kasus lain, jika lidah berada pada posisi retruded, maka gigi tiruan akan menjadi tidak stabil, tidak memiliki retensi dan mudah terlepas. Pasien akan mengeluh bahwa gigi tiruannya tidak cekat dan mudah terangkat. Dalam kasus ini, pentingnya diberikan edukasi pada pasien tersebut. Pasien harus dibuat sadar akan pentingnya posisi lidah, dengan diajarkan cara membuka dan menutup mulut sembari lidah berada dalam posisi yang normal. Bila sudah diajarkan, peningkatan stabilitas gigi tiruan rahang bawah sudah cukup untuk mempertahankan posisi lidah yang normal. Pasien harus dibuat sadar bahwa posisi lidah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masalahnya dan tidak ada tehnik penyesuaian gigi tiruan yang dapat memperbaikinya. Oleh karenanya, edukasi pasien sangat penting.

Faktor penting lainnya adalah hubungan antara permukaan eksternal dengan pinggiran gigi tiruan terhadap daerah di sekitar otot orofasial. Otot orofasial dapat memberikan retensi tambahan kepada gigi-gigi yang disusun pada neutral zone dan polished surface pada gigi tiruan yang dibentuk dan dipoles dengan baik. Demikian, aktivitas otot yang normal akan cenderung mempertahankan gigi tiruan dan bukan mengangkatnya.

Seperti yang dikemukakan oleh Fish dan kawan-kawan, posisi dan bentuk dari polished surface pada gigi tiruan dapat menjadi suatu aset yang baik yang berkaitan dengan retensi, fungsi, kenyamanan dan estetik. Fish percaya bahwa kontur polished surface memberikan faktor-faktor utama yang berpengaruh terhadap stabilisasi gigi tiruan penuh. Pada tahun 1933, Fish menjelaskan bahwa tidak terlalu banyak yang memahami bahwa permukaan bukal, labial dan lingual dapat berpengaruh terhadap stabilisasi gigi tiruan. Permukaan eksternal harus dibuat selaras dengan fungsi otot yang terkait yaitu lidah, bibir dan pipi. Desain geometris umum penampang basis gigi tiruan harus dibuat segitiga. Hal ini memungkinkan agar tekanan-tekanan yang diterima dapat disalurkan kepada ketiga permukaan tersebut guna terciptanya retensi yang lebih baik.

Sayap bukal rahang atas harus dibuat miring ke arah lateral dan superior, sedangkan sayap lingual dibuat ke arah medial dan inferior sayap palatal dibuat miring ke arah median dan inferior. Kemiringan kemiringan tersebut dapat memberikan keuntungan kepada komponen vertikal terhadap tekanan horizontal. Permukan palato-alveolar pada gigi tiruan atas harus dibuat konkaf, sehingga memungkinkan lidah untuk menahan gigi tiruan atas. Sayap lingual dari gigi tiruan bawah harus dibuat konkaf ke arah mesial. Sehingga dapat memandu lidah untuk beristirahat di atas sayap dan memungkinkan tekanan horizontal yang diterima basis gigi tiruan berupa suatu kontak.

KesimpulanUntungnya, kebanyakan pasien dapat beradaptasi dan terbiasa dengan cepat terhadap perubahan pada otot orofasial yang kompleks, sehingga sedikit atau tidak perlu adanya perubahan permanen dalam pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut. Namun demikian, desain dari suatu restorasi yang benar membuat periode adaptasi pasien menjadi lebih mudah dan singkat. Desain yang tepat dalam pembuatan protesa bergantung seluruhnya pada diagnosa dan pemeriksaan klinis pasien. Pemeriksan klinis yang benar dan rencana perawatan yang tepat sangat dibutuhkan, sehingga dokter dapat menemukan kelainan dari perilaku normal, struktur dan fungsi suatu jaringan. Oleh karena itu, pemahaman akan perilaku normal penting dalam praktik kedokteran gigi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nallaswamy DV. Diagnosis and Treatment Planning. Textbook of Prosthodontics. 1st edition, New Delhi, Jaypee Brothers Medical Publishers,2004;30.2. Jacobson TE, Krol AJ. A contemporary review of the factors involved in complete denture retention, stability, and support. Part I: retension. J Prosthet Dent 1983;49:5-15.3. Jacobson TE, Krol AJ. A contemporary review of the factors involved in complete denture retention, stability, and support. Part II: stability. J Prosthet Dent 1983;49:165-72.4. Jacobson TE, Krol AJ. A contemporary review of the factors involved in complete denture retention, stability, and support. Part III: support. J Prosthet Dent 1983;49:306-13.5. Zmudzki J, Chladek W, Lipski T. Influence of tongue activity on lower complete denture retention under biting forces. Acta Bioeng Biomech 2008;10:13-12.6. de Baat C, van Aken AA, Mulder J, Kalk W. Prosthetic condition and patients judgement of complete dentures. J Prosthet Dent 1997;78:472-8.7. Engelen L, van der Bilt A, Bosman F. Relationship between oral sensitivity and masticatory performance. J Dent Res 2004;83:388-92.8. Alfano SG, Leupold RJ. Using the neutral zone to obtain maxillomandibular relationship records for complete denture patients. J Prosthet Dent 2001 Jun;85:621-3.9. Lynch CD, Allen PF. Overcoming the unstable mandibular complete denture: the neutral zone impression tehnique. Dent Update 2006;33:21-2.