PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI...
Transcript of PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI...
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling
Oleh:
DWI DAYANTO
NPM: 1211080137
Jurusan : Bimbingan dan Konseling
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1439 H / 2017 M
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Dalam Ilmu Bimbingan dan Konseling
Oleh:
DWI DAYANTO
NPM: 1211080137
Jurusan : Bimbingan Konseling
Pembimbing I : Dr. Yetri, M.Pd
Pembimbing II : Hardiyansyah Masya, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1439 H / 2017 M
ABSTRAK
PENGARUH LAYANAN INFORMASI TERHADAP PERSEPSI
PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA PESERTA DIDIK
KELAS VII DI SMP NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2016/2017
OLEH:
DWI DAYANTO
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adiktif lainya,
yaitu nama segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Kadang disebut
juga Napza (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif). Zat-zat tersebut dapat
membuat berbagai efek samping seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis
lainnya. Pemakai narkoba yang berlebihan dan ketergantungan dapat menimbulkan
kematian. Masalah pada penelitian ini adalah terdapat peserta didik yang memiliki
pengetahuan persepsi penyalahgunaan narkoba yang masih rendah. Rumusan masalah
adalah Apakah terdapat pengaruh layanan informasi terhadap persepsi bahaya
penyalahgunaan narkoba pada peserta didik di kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh persepsi peserta didik kelas VII penyalahgunaan narkoba
dengan menerapkan layanan informasi.
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan metode menggunakan
asosiatif yaitu metode untuk mencari korelasi atau hubungan kasual (hubungan
bersifat sebab akibat). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 54 peserta didik
dari kelas VII A sampai dengan kelas VII J SMP Negeri 13 Bandar Lampung hasil
dari penyebaran angket persepsi penyalahgunaan narkoba sebanyak 30 item. Hasil
nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan
0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada
tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Sig pada tabel B
adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000.
Berdasarkan tabel nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat
bahwa nilai thitung untuk X yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan
0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. maka Ho di tolak dan
Ha diterima yang berarti ada pengaruh persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta
didik SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Saran yang diajukan peneliti yaitu kepada
guru bimbingan dan konseling agar lebih giat melaksanan penyuluhan tentang
narkoba dan memberikan layanan informasi supaya penyalahgunaan narkoba tidak
masuk di lingkungan sekolah.
Kata kunci: persepsi penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan layanan
informasi
MOTTO
Artinya: dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu
menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, Karena
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.. (QS. Al-Baqarah,
ayat 195).1
1 Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: PT. LISTAKWARTA PUTRA, 2011), h.76.
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi dan kucintai ayahanda Asmoro dan ibunda
Suyatmi yang senantiasa memberikan ketulusanya mencurahkan waktu tenaga dan
pikirannya serta keiklasan dalam do’anya, untuk keberhasilan dan kesuksesanku di
dunia dan akhirat, dukungan dan nasihat baik dari segi moral maupun materi sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi kuliahnya dan skripsi ini dengan baik.
2. Kakak tercinta Eko Susanto, S.Pd., dan adikku Tri Rizkianto, serta saudara-saudaraku
yang turut berjuang mendo’akan keberhasilanku dan Novi Alvianita, serta Mira
Nathacia, S.Pd. yang senantiasa memberikan, bantuan, penyemangat, dan dukungan
tanpa henti hingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-temanku Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 dan sahabat-sahabatku yang
selalu memotivasiku yang selalu memberikan masukan sehingga saya termotivasi
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Almamaterku tercinta Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 27 Agustus 1992 di Padang Tambak, Kec. Way
Tenong, Kab. Lampung Barat, Penulis adalah anak kedua dari 3 bersaudara dari
Bapak Asmoro, Ibu Suyatmi.
Penulis menempuh pendidikan formal: SD Negeri 3 Padang Tambak di Tahun
1999-2005; SMP Negeri 1 Way Tenong di Tahun 2005-2008 di lanjutkan ke SMA
Negeri 01 Way Tenong di Tahun 2008-2011; pada Tahun 2012, penulis terdaftar
sebagai mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Tahun Ajaran 2012/2013
hingga sekarang.
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahhirobil’allamin
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Segala puji bagi Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi besar Muhammad SAW, yang dinantikan syafaatnya diyaumul akhir nanti.
Penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Layanan Informasi Terhadap
Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13
Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” merupakan salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada program studi Bimbingan dan
Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
Dalam penyelesaian skripsi ini, peneliti menyadari bahwa peyusunan skripsi
ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan, dorongan, serta dukungan
dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Raden Intan Lampung:
2. Andi Thahir, M.A., Ed.D selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung:
3. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan
Konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung;
4. Dr. Yetri, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih atas kesediaan
untuk membimbing dan memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini;
5. Hardiyansyah Masya, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas
kesediaan dalam membimbing, mengarahkan, memberikan saran, dan kritik
yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini;
6. Seluruh Dosen Bimbingan dan Konseling. Terima kasih atas bimbingan dan
ilmu yang telah diberikan selama ini;
7. Sahabat-sahabatku A. Tomi Magrobi, Deni Permana, Harun Fadli, Rahma
Dewi, Yuli Andika
8. Semua pihak yang telah turut membantu menyelesaikan skripsi ini.
Bandar Lampung, Juli 2017
Penulis,
Dwi Dayanto
NPM: 1211080137
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. .................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 9
C. Batasan Masalah ...................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 10
F. Kegunaan Penelitian ................................................................. 10
1. Bagi Peserta Didik .............................................................. 10
2. Bagi Guru ............................................................................ 10
3. Bagi Peneliti ........................................................................ 10
G. Ruang Lingkup ......................................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Layanan Informasi ................................................................ 12
1. Pengertian Layanan Informasi .......................................... 12
2. Tujuan Layanan Informasi ................................................ 13
3. Macam-macam Layanan Informasi................................... 15
4. Metode Layanan Informasi disekolah ............................... 17
5. Teknik Layanan Informasi ................................................ 19
B. Persepsi ................................................................................. 21
1. Pengertian Persepsi ........................................................... 21
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi ..................... 22
3. Jenis-jenis Persepsi............................................................ 23
4. Unsur Persepsi ................................................................... 25
C. Narkoba ................................................................................. 27
1. Pengertian Narkoba .......................................................... 29
2. Jenis-Jenis Narkoba ........................................................... 30
3. Ciri-ciri Penyalahgunaan Narkoba .................................... 37
4. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba .................................... 41
5. Tempat-tempat Rawan Penyalahgunaan Narkoba ............ 45
6. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba .............................. 47
D. Penelitian Relevan ................................................................. 48
E. Kerangka Pikir Penelitian ..................................................... 49
F. Hipotesis Penelitian .............................................................. 51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ................................................................. 52
B. Desain Penelitian .................................................................. 53
C. Variabel Penelitian ............................................................... 53
D. Definisi Operasional ............................................................. 54
E. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................ 56
1. Populasi Penelitian ............................................................ 56
2. Teknik pengambilan Sampel ............................................. 57
F. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 58
1. Kuesioner (Angket) .......................................................... 59
2. Wawancara ........................................................................ 59
3. Observasi ........................................................................... 60
G. Pengembangan Instrumen Penelitian .................................... 61
H. Pengujian Instrument Penelitian ............................................ 64
1. Uji Validitas ..................................................................... 64
2. Uji Reliabilitas ................................................................. 65
I. Teknik Analisis Data ............................................................ 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .................................................................... 68
1. Profil Umum Penyalahagunaan Narkoba ........................ 69
a. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada
Indikator Tepat Sasaran .............................................. 70
b. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada
Indikator Mudah Dipahami ......................................... 71
c. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada
Indikator Tepat Waktu ................................................ 72
d. Gambaran Persepsi Penylahgunaan Narkoba Pada
Indikator Menyeleksi .................................................. 73
e. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada
Indikator Mengatur ..................................................... 74
f. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada
Indikator Menginterpretasikan Masukan Informasi
Untuk Menciptakan Gambaran Yang Berarti ............. 75
2. Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi
Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik ................ 81
3. Hasil Uji Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi
Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik ................. 81
B. Pembahasan ......................................................................... 95
C. Keterbatasan Penelitian ..................................................... 107
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 108
B. Saran .................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 110
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Persepsi Peserta Didik Tentang Narkoba ........................................... 5
2. Devinisi Operasional ........................................................................ 58
3. Populasi Penelitian ........................................................................... 59
4. Sampel Penelitian ............................................................................. 60
5. Kisi-Kisi Angket Penelitian ............................................................. 65
6. Gambaran Umum Persepsi Penyalahgunaan Narkoba .................... 70
7. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Tepat Sasaran ............ 71
8. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Mudah Dipahami ....... 72
9. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Tepat Waktu .............. 73
10. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Menyeleksi ................ 74
11. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Mengatur ................... 75
12. Gambaran Persepsi Narkoba Pada Indikator Menginterpretasikan .. 76
13. Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Naroba Secara
Keseluruhan ..................................................................................... 82
14. Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba
Pada Indikator Tepat Saran ............................................................. 84
15. Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba
Pada Indikator Mudah Dipahami ................................................... 87
16. Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba
Pada Indikator Menyeleksi ............................................................... 90
17. Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba
Pada Indikator Mengatur .................................................................. 93
18. Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba
Pada Indikator Mudah Dipahami .................................................... 95
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berfikir ............................................................................ 53
2. Variabel Penelitian ........................................................................... 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Narkoba adalah bahan/zat yang jika dimasukkan ke dalam tubuh manusia baik
dengan cara diminum, dihisap, maupun disuntikkan ke dalam tubuh dapat mengubah
pikiran, suasana hati atau perasaan seseorang yang dapat menimbulkan halusinasi,
ketergantungan fisik, dan efek psikologis.2 Dalam Undang-Undang No. 22 Tahun
1997 disebutkan bahwa narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba) adalah zat
atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun
semisintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan.3 Berdasarkan uraian Undang-Undang tersebut dapat
dianalisis bahwa buruknya dampak narkoba bagi tubuh manusia baik secara fisik
maupun psikis yang dapat menimbulkan ketergantungan.
Larangan mengkonsumsi narkoba atau yang memabukkan dan sejenisnya
diharamkan dalam ajaran agama Islam. Salah satu ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
2 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Mengenal Penyalahgunaan Narkoba (Jakarta:
BNN RI, 2007), h. 8. 3 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Loc.Cit. h. 8.
tentang larangan manusia untuk mengkonsumsi yang bersifat haram dan
memabukkan, adalah sebagai berikut:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,
(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan
permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi
itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah
kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al-Maidah : 90-91).4
Berdasarkan Q.S Al-Maidah ayat 90-91 dapat disimpulkan bahwa perbuatan
(meminum) khamar, berjudi, menyembah berhala, mengundi nasib, termasuk narkoba
adalah perbuatan keji yang termasuk ke dalam perbuatan syaitan yang sangat dibenci
oleh Allah SWT. Sebagai umat muslim yang beriman maka jauhilah hal-hal tersebut
agar mendapat keberuntungan baik di dunia maupun akhirat, dan senantiasa selalu
mengingat Allah SWT dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
4 Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: PT. Listakwarta Putra, 2003), h. 176-177.
Indonesia pada tahun 2015 mencapai jumlah angka hingga 5,8 juta jiwa
penyalahgunaan narkoba.5 Jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah
ganja, shabu-shabu, dan ekstasi. Sebagian besar penyalahgunaan narkoba berada pada
kelompok coba-coba terutama pada kelompok remaja. Menurut laporan UNODC
(lembaga survei internasional) Indonesia saat ini menduduki peringkat pertama dalam
jumlah tersangka narkoba di ASEAN.6 Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya
jumlah penyalahgunaan narkoba dari semua kalangan yang semakin meningkat
disetiap tahunnya, selain itu Indonesia saat ini menjadi salah satu jalur utama dalam
perdagangan narkoba. Hal ini terlihat banyaknya narkoba yang diperdagangkan dan
diselundupkan oleh sindikat internasional yang terorganisasi.
Sebagai Negara dengan populasi muda yang besar, permintaan narkoba cukup
tinggi dan menjadi pasar narkoba yang besar juga. Indonesia saat ini menjadi sasaran
yang empuk peredaran narkoba dengan bukti semakin meningkatnya jumlah
pengguna narkoba disetiap tahunnya sehingga pada 2015 Indonesia dinyatakan dalam
kondisi darurat narkoba. Target yang paling rawan menjadi sasaran operasi pengedar
narkoba adalah remaja. Hal ini terjadi karena usia remaja merupakan usia yang
sedang dalam pencarian jati diri sehingga usia remaja menjadi usia yang sangat
mudah untuk dipengaruhi. Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu yang terkait (seperti
Biologi dan fisiologi) remaja dikenal sebagai suatu tahap perkembangan fisik, yaitu
5 Phadli Harahap, “Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia” (On - Line), tersedia di:
http://m.kompasiana.com/phadli/jumlah-pengguna-narkoba-di-indonesia. (10 April 2016). 6 Thomas Latschan, “Indonesia Salah Satu Jalur Utama Penyelundupan Narkoba” (On - Line),
tersedia di: http://www.dw.de/pbb-indonesia-salah-satu-jalur-utama-penyelundupan-narkoba-1825054.
(10 April 2016).
masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangan sehingga masa remaja
merupakan masa peralihan dari anak-anak ke dewasa bukan hanya dalam artian
psikologis tetapi juga fisik. Bahkan perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah
yang merupakan gejala utama dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan-
perubahan psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan
fisik tersebut.7
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan 13 sampai dengan 22 tahun bagi pria. Pada usia tersebut remaja juga
sedang mangalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Remaja sebetulnya
tidak mempunyai tempat yang jelas, mereka sudah tidak termasuk golongan anak-
anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang
dewasa. Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Remaja seringkali dikenal
dengan fase “mencari jati diri”.8 Selain disebabkan oleh hal tersebut,
informasi/pengetahuan menjadi faktor mengapa usia remaja dapat dijadikan sasaran
yang empuk bagi pengedar narkoba. Ini terbukti dengan masih kurangnya
pengetahuan remaja tentang narkoba, jenis-jenis narkoba, dan dampak buruk bagi
tubuh maupun masa depan mereka dimasa kelak. Penyalahgunaan narkoba
dikalangan remaja kebanyakan hanya sekedar ingin tahu atau coba-coba, ikut gaya,
lambang status sosial, ingin melupakan persoalan yang sedang dialami seseorang, dan
lain-lain.
7 Sarlito Wirawan S, Psikologi Remaja (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 8.
8 Mohammad Ali, Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2012), h. 9.
Berdasarkan survei pra penelitian yang dilakukan pada tanggal 26 November
2015 dengan melakukan wawancara terhadap peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung untuk mengetahui persepsi peserta didik yang berkaitan dengan dampak
penyalahgunaan narkoba dengan memperhatikan indikator dari persepsi pengetahuan.
Berikut hasil survei pra penelitian yang peneliti lakukan pada peserta didik kelas VII
di SMP Negeri 13 Bandar Lampung, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1
Persepsi Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tentang
Narkoba
No Pertanyaan Tentang Narkoba
Interval Jawaban dan Jumlah Peserta Didik
Sangat
Paham
(4)
Cukup
Paham
(3)
Kurang
Paham
(2)
Tidak
Paham
(1)
1 Pengetahuan Narkoba 7 10 11 16
2 Ciri-ciri Narkoba 7 9 10 16
3 Jenis-jenis Narkoba 6 9 10 18
4 Dampak Penyalahgunaan
Narkoba 7 10 11 18
5 Penyakit Akibat Narkoba 6 9 11 18
6 Langkah yang dilakukan
Jika Sudah Terlanjur
Menyalahgunakan Narkoba
6 11 11 19
7 Slogan dan Kampanye Anti
Narkoba 6 11 12 20
8 Perundang-Undangan
Narkoba 5 10 13 20
Total 50 79 89 145
Jumlah Total 363
Sumber: Hasil Wawancara Terhadap Peserta Didik SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2016/20179
9 Hasil Wawancara Terhadap Peserta Didik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
Berdasarkan tabel 1 tersebut dapat diketahui bahwa dari 363 jumlah total peserta
didik yang berada pada kategori penilaian sangat paham sebanyak 50 peserta didik,
pada kategori penilaian cukup paham sebanyak 79 peserta didik, pada kategori
penilaian kurang paham sebanyak 89 peserta didik, dan pada kategori penilaian tidak
paham sebanyak 145 peserta didik. Artinya terdapat 35,53% peserta didik yang
pengetahuannya tentang narkoba sudah baik sedangkan 64,47% peserta didik yang
pengetahuannya tentang narkoba masih rendah. Berdasarkan hasil wawancara
terhadap peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung dapat ditarik kesimpulan
bahwa masih rendahnya persepsi peserta didik di kelas VII terhadap pengetahuan
mengenai narkoba, ciri-ciri narkoba, jenis-jenis narkoba, serta dampak
penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan hal tersebut untuk mengantisipasi
meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba dikarenakan kurangnya pengetahuan
terhadap narkoba dikalangan peserta didik diperlukan suatu layanan dan kegiatan
yang tepat. Jika tidak dilakukan pengantisipasian sejak dini dikhawatirkan jumlah
penyalahgunaan dikarenakan kurangnya pengetahuan narkoba semakin meningkat
terutama dikalangan perserta didik pada tingkatan sekolah menengah pertama.
Dampak yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan narkoba adalah ketagihan
yang dapat membuat si pengguna tidak bisa lepas dari jerat narkoba. Bahkan apabila
dosis yang digunakan semakin tinggi dan jangka waktu pemakaian semakin lama,
maka gejala yang timbul akan semakin berat hingga mengakibatkan kematian.
Menurut Isnaini Wahyuningtyas akibat terkecil dari penyalahgunaan narkoba adalah
menyebabkan ketergantungan dan apabila digunakan secara berlebihan atau over
dosis dapat menimbulkan gangguan fisik, psikis, dan gangguan fungsi sosial bahkan
hingga menyebabkan kematian.10
Peran yang dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling (BK) di SMP Negeri 13
Bandar Lampung adalah dengan memberikan layanan informasi tentang narkoba,
namun hal tersebut belum efektif dilakukan karena kurangnya media yang digunakan
dan penyampaian yang kurang menarik atau monoton.
Sekolah merupakan tempat peserta didik untuk menuntut ilmu dan bersosialisasi.
Oleh karena itu sekolah memiliki peran penting dan utama dalam mengantisipasi
meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar. Upaya yang dapat
dilakukan oleh pihak-pihak sekolah adalah dengan menerapkan layanan informasi.
Sekolah perlu mengadakan informasi mengenai narkoba secara menyeluruh kepada
peserta didik sehingga dapat menambah pengetahuan peserta didik dan mengerti
secara utuh dan mampu mengambil langkah yang benar. Hal yang dapat dilakukan
oleh Bimbingan dan Konseling (BK) untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan
narkoba terhadap peserta didik adalah dengan memberikan informasi yang benar dan
tepat kepada peserta didik tentang hal-hal yang terkait dengan narkoba. Informasi
bahaya penggunaan narkoba yang disampaikan harus secara spesifik, utuh dan
menyeluruh sehingga informasi yang di dapat oleh peserta didik tidak setengah-
setengah. Jika peserta didik tidak mendapatkan informasi yang seutuhnya terkait
10
Isnaini Wahyuningtyas, “Keefektifan Layanan Informasi Tentang Narkotika, Psikotropika,
dan Zat Adiktif untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Bahaya Penyalahgunaan NAPZA”
(On – Line), tersedia di: http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/counsilium/article/view/1299. (11
april 2016).
dampak narkoba maka itu akan berbahaya bagi peserta didik itu sendiri dalam
pengambilan keputusan.
Layanan informasi merupakan layanan Bimbingan dan Konseling yang
memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk
kepentingan peserta didik.11
Layanan informasi yaitu layanan bimbingan yang
memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh
yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) dalam menerima dan
memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat
dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan sehari-hari
sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.12
Layanan informasi ini dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik terhadap
narkoba karena layanan informasi ini dapat membekali peserta didik dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal-hal mengenai narkoba dari
pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga dampaknya bagi peserta didik. Untuk itu
peran sekolah sebagai proses pendidikan sangat diperlukan dalam proses pencegahan
penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar.
Penggunaan layanan informasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
peserta didik terhadap dampak penyalahgunaan narkoba sehingga dapat mencegah
11
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intlegensi) (Jakarta:
PT RajaGrafindo, 2007), h. 147. 12
Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Disekolah (Jakarta:
Rineka Cipta, 2008), h. 61.
terjadinya penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar khususnya di SMP Negeri 13
Bandar Lampung.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka masalah yang dapat
diidentifikasi adalah sebagai berikut:
1. Terdapat 234 peserta didik dari 363 peserta didik di kelas VII yang belum
mengetahui mengenai narkoba, ciri-ciri narkoba, jenis-jenis narkoba, serta
dampak penyalahgunaan narkoba.
2. Belum efektifnya layanan informasi yang dilakukan pihak-pihak sekolah
untuk pengetahuan peserta didik terhadap narkoba.
C. Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan untuk mengetahui masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini agar tidak terlalu luas cakupannya, maka berdasarkan latar
belakang masalah, peneliti membatasi permasalahannya adalah “Pengaruh layanan
informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta didik kelas VII di
SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah yang sudah diuraikan tersebut
maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh layanan
informasi terhadap persepsi bahaya penyalahgunaan narkoba pada peserta didik di
kelas VII?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh persepsi peserta didik kelas VII penyalahgunaan narkoba
dengan menerapkan layanan informasi.
F. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagi peserta didik
a. Untuk membantu peserta didik dalam memberikan pengetahuan peserta
didik terhadap dampak buruk penyalahgunaan narkoba
b. Peserta didik dapat memahami dampak yang diakibatkan oleh
penyalahgunaan narkoba
c. Dapat mengambil manfaat setelah diberikan layanan informasi sehingga
peserta didik dapat menjauhi narkoba
2. Bagi guru
Kegunaan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru Bimbingan
Konseling dan kepala sekolah serta pemerintah untuk mengantisipasi
masuknya narkoba di lingkungan sekolah.
3. Bagi peneliti
a. Memperoleh tambahan pengetahuan setelah memberikan informasi-
informasi penyalahgunaan narkoba
b. Dapat bermanfaat untuk masa yang akan mendatang
G. Ruang Lingkup
Agar penelitian dapat mengarah ke inti masalah yang sesungguhnya, maka
peneliti membatasi ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut: objek penelitian ini
adalah pengaruh layanan informasi terhadap persepsi tentang penyalahgunaan
narkoba bagi peserta didik. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas VII di
SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Layanan Informasi
Pelayanan bimbingan dan konseling diselenggarakan terhadap sasaran layanan
baik secara individu maupun kelompok. Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu
dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling
terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Salah satu jenis layanan atau kegiatan
dalam pelayanan bimbingan dan konseling adalah layanan informasi.
1. Pengertian Layanan Informasi
Layanan informasi merupakan kegiatan yang diberikan oleh seseorang
pembimbing untuk memberikan pelayanan dan memberikan sekumpulan data/fakta
kepada peserta didik terkait dengan pendidikan, kerja, dan lain sebagainya sehingga
peserta didik tidak salah dalam pengambilan keputusan. Untuk menjalani kehidupan
sehari-harinya seseorang memerlukan berbagai informasi agar ia mampu melakukan
perencanaan dalam kehidupnnya. Layanan informasi menurut Prayitno dan Erman
Amti adalah kegiatan yang memberikan pemahaman kepada individu-individu yang
berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas
atau kegiatan, atau untuk menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang
dikehendaki.13
Sedangkan menurut Zainal Aqib layanan informasi adalah layanan
bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik menerima dan
memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
dan pengambilan keputusan untuk peserta didik.14
Selanjutnya Tohirin
mengungkapkan bahwa layanan informasi bermakna usaha-usaha untuk membekali
siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan
tentang proses perkembangan anak muda.15
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa layanan
informasi merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang konselor
atau pembimbing kepada seseorang atau sekelompok individu guna memberikan
bantuan yang berupa informasi sebagai acuan dalam meningkatkan prestasi belajar,
dan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk individu tersebut.
2. Tujuan Layanan Informasi
Layanan informasi sangat baik jika diterapkan pada peserta didik untuk
membekali mereka dengan pengetahuan tentang data dan fakta dibidang pendidikan
sekolah, bidang pekerjaan, dan bidang perkembangan pribadi sosial. Menurut Tohirin
tujuan dari layanan informasi adalah agar individu (siswa) mengetahui informasi
yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan
13 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta,
2009), h. 259. 14 Zainal Aqib, Iktisar Bimbingan dan Konseling Disekolah (Jakarta: Yrama Widya, 1991), h. 80. 15 Tohirin, Op.Cit, h. 142.
perkembangnnya dirinya.16
Sedangkan menurut Zainal Aqib tujuan layanan informasi
adalah untuk membekali siswa dengan berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang
berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan, dan mengembangkan
pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.17
Selanjutnya
Yusuf Gunawan berpendapat bahwa ada dua tujuan layanan informasi yang bersifat
umum dan khusus, antara lain:18
Tujuan layanan informasi bersifat umum sebagai berikut:
a. mengembangkan pandangan yang luas dan realistis mengenai kesempatan-
kesempatan dan masalah-masalah kehidupan pada setiap tingkatan
pendidikan;
b. menciptakan kesadaran akan kebutuhan dan keinginan yang aktif untuk
memperoleh informasi yang tepat pendidikan, pekerjaaan sosial pribadi;
c. mengembangkan ruang lingkup yang luas mengenai kegiatan, pendidikan
pekerjaan sosial budaya;
d. membantu siswa untuk menguasai teknik memperoleh dan menafsirkan
informasi agar siswa semakin maju dalam mengarahkan dan memimpin
dirinya sendiri;
e. mengembangkan sifat dan kebiasaan yang akan membantu siswa dan
mengambil keputusan, penyesuaian, yang produktif dan memberikan
keputusan pribadi; dan
f. menyiapkan bantuan untuk pilihan tertentu yang progresif terhadap aktifitas
khusus sesuai dengan kemampuan minat dan bakat individu.
Sedangkan tujuan khusus tujuan layanan informasi adalah sebagai berikut:
1) memberikan pengertian tentang lapangan pekerjaan yang luas
dimasyarakat;
2) mengembangkan sarana yang dapat membantu siswa untuk mempelajari
secara insentif beberapa lapangan yang tersedia dan yang selektif;
3) membantu siswa agar lebih mengenal/dekat dengan kesempatan kerja dan
pendidikan dilingkungan masyarakat;
16 Tohirin, Loc.Cit. h. 142. 17
Zainal Aqib, Loc.Cit, h. 80. 18
Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1987) h. 89.
4) mengembangkan perencanaan sementara dalam bidang pekerjaan dan
pendidikan yang didasarkan pada belajar eksplorasi sendiri; dan
5) memberikan teknik-teknik khusus yang dapat membantu para siswa untuk
menghadapi kebutuhan-kebutuhan dan masalah-masalah setelah
meninggalkan sekolah, seperti memperoleh pekerjaan, melanjutkan
program berikutnya atau membentuk rumah tangga.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan layanan
informasi adalah untuk membekali peserta didik dalam memberikan pengetahuan dan
pemahaman tentang berbagai hal yang berguna dan bermanfaat untuk mengenal diri,
merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota
keluarga dan masyarakat.
3. Macam-macam Layanan Informasi
Macam-macam informasi yang menjadi layanan ini bervariasi tergantung
kepada kebutuhan para peserta layanan. Informasi yang menjadi isi layanan harus
mencakup seluruh bidang pelayanan bimbingan dan konseling. Menurut Prayitno dan
Erman Amti pada dasarnya jenis dan jumlah informasi tidak terbatas. Namun,
khususnya dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, hanya akan
dibicarakan tiga jenis informasi, yaitu: (a) informasi pendidikan; (b) informasi
pekerjaan; dan (c) informasi sosial budaya.19
a. Informasi Pendidikan
Dalam bidang pendidikan banyak individu yang berstatus siswa atau calon
siswa yang dihadapkan pada kemungkinan timbulnya masalah atau kesulitan.
Diantara masalah atau kesulitan tersebut berhubungan dengan (1) pemilihan
program studi; (2) pemilihan sekolah fakultas dan jurusannya; (3) penyesuaian
19 Prayitno dan Erman Amti, Op.Cit, h. 261.
diri dengan program studi; (4) penyesuaian diri dengan suasana belajar, dan
(5) putus sekolah. Mereka membutuhkan adanya keterangan atau informasi
untuk dapat membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana.
b. Informasi Jabatan
Saat-saat transisi dari dunia pendidikan kedunia kerja sering merupakan masa
yang sangat sulit bagi banyak orang muda. Kesulitan itu terletak tidak saja
dalam mendapatkan jenis pekerjaan yang cocok, tetapi juga dalam
penyesuaian diri dengan suasana kerja yang baru dimasuki dan pengembangan
diri selanjutnya.
c. Informasi Sosial Budaya
Hal ini dapat dilakukan melalui penyajian informasi sosial budaya yang
meliputi, macam-macam suku bangsa, adat istiadat, agama dan kepercayaan,
bahasa, potensi-potensi daerah dan kekhususan masyarakat atau daerah
tertentu.
Sedangkan Budi Purwoko juga menjelaskan, jenis-jenis informasi yang penting
bagi para siswa waktu masih sekolah, misalnya informasi tentang:20
1) kondisi fisik sekolahnya, fasilitas yang tersedia, guru-gurunya, para
karyawan, bagian administrasi, dan sebagainya;
2) informasi tentang program studi disekolahnya, yang bersumber dari
kurikulum yang berlaku;
20
Budi Purwoko, Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling (Surabaya: Unesa University
Press, 2008), h. 53.
3) informasi tentang cara belajar yang efisien, yang bersumber dari para
pembimbingnya; dan
4) informasi tentang usaha kesehatan sekolah yang bersumber dari doktor,
para perawat kesehatan.
Selanjutnya menurut Winkel dan Sri Hastuti memberikan gambaran bahwa data
dan fakta yang disajikan kepada siswa sebagai informasi biasanya dibedakan atas tiga
tipe dasar, yaitu:21
a) informasi tentang pendidikan sekolah yang mencakup semua data
mengenai variasi program pendidikan sekolah dan pendidikan prajabatan
dari berbagai jenis, mulai dari semua persyaratan penerimaan sampai
dengan bekal yang dimiliki pada waktu tamat;
b) informasi tentang dunia pekerjaan yang mencakup semua data mengenai
jenis-jenis pekerjaan yang ada dimasyarakat, mengenai gradasi posisi
dalam lingkup suatu jabatan, mengenai persyaratan tahap dan jenis
pendidikan, mengenai sistem klasifikasi jabatan, dan mengenai prospek
masa depan berkaitan dengan kebutuhan riil masyarakat akan/corak
pekerjaan tertentu; dan
c) informasi tentang proses perkembangan manusia muda serta pemahaman
terhadap sesama manusia mencakup semua data dan fakta mengenai
tahap-tahap perkembangan serta lingkungan hidup fisik dan psikologis,
bersama dengan hubungan timbal balik antara perkembangan kepribadian
dan pergaulan sosial diberbagai lingkungan masyarakat.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa materi
layanan informasi pada dasarnya tidak terbatas. Khusus dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling, layanan informasi yang diberikan kepada siswa dibedakan
menjadi empat tipe yaitu, informasi dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.
Namun demi tercapainya tujuan dari layanan informasi maka materi informasi
sebaiknya disesuaikan dengan tujuan dari pelaksanaan layanan informasi itu sendiri.
21
Winkel dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogjakarta: Media
Abadi, 2006), h. 318.
Dari berbagai jenis-jenis informasi yang digunakan, maka dalam penelitian ini jenis
metode yang digunakan adalah informasi pendidikan.
4. Metode Layanan Informasi di Sekolah
Layanan informasi dapat dilakukan secara langsung dan terbuka oleh
pembimbing kepada seluruh peserta didik di sekolah. Metode yang digunakan
bervariasi tergantung jenis informasi dan jenis karakteristik peserta layanan. Menurut
Prayitno dan Erman Amti pemberian informasi kepada peserta didik dapat dilakukan
dengan berbagai cara sebagai berikut:22
a. Ceramah
Ceramah merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana,
mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan hampir oleh
setiap petugas bimbingan disekolah.
b. Diskusi
Penyampaian informasi pada siswa dapat dilakukan melalui diskusi. Diskusi
semacam ini dapat diorganisasikan baik oleh siswa sendiri maupun oleh
konselor, atau guru.
c. Karya Wisata
Dalam bidang konseling karyawisata mempunyai dua sumbangan pokok.
Pertama, membantu siswa belajar dengan menggunakan berbagai sumber
yang ada dalam masyarakat yang dapat menunjang perkembangan mereka.
Kedua, memungkinkan diperolehnya informasi yang dapat membantu
pengembangan sikap-sikap terhadap pendidikan, pekerjaan dan berbagai
masalah dalam masyarakat.
d. Buku panduan
Buku-buku panduan (seperti buku panduan sekolah atau perguruan tinggi,
buku panduan kerja bagi karyawan) dapat membantu siswa dalam
mendapatkan informasi yang berguna.
e. Konferensi karier
Dalam konferensi karier para narasumber dari kelompok-kelompok usaha,
jawatan atau dinas lembaga pendidikan, dan lain-lain yang diundang,
mengadakan penyajian berbagai aspek program pendidikan dan
latihan/pekerjaan yang diikuti oleh para siswa.
22
Prayitno dan Erman Amti, Op.Cit, h. 269.
Sedangkan menurut Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang menjelaskan
bahwa teknik yang digunakan dalam layanan informasi adalah sebagai berikut:23
1) ceramah;
2) diskusi atau tanya jawab;
3) bacaan buku, selembaran dan brosur;
4) gambar, slide, pemutaran film;
5) karyawisata;
6) melalui mata pelajaran tertentu;
7) melalui kelas khusus;
8) hari karier;
9) hari perguruan tinggi; dan
10) wawancara dalam rangka konseling.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa layanan-layanan
yang diberikan disekolah membantu peserta didik untuk mengetahui berbagai hal
mengenai informasi, dan mengetahui berbagai macam mata pelajaran yang kurang di
pahami oleh peserta didik, serta pemahaman yang sudah didapatkan dapat menjadi
pedoman untuk belajar selanjutnya. Dari berbagai metode layanan informasi, maka
dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode ceramah, diskusi atau
tanya jawab, dan gambar.
5. Teknik Layanan Informasi
Teknik merupakan cara atau langkah-langkah yang dilakukan seseorang untuk
melakukan kegiatan. Tohirin mengemukakan beberapa teknik yang biasa digunakan
untuk layanan informasi:24
23
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang, Bimbingan Konseling Sekolah, I (Semarang: KIP
Press, 1993), h. 82. 24
Tohirin, Op.Cit, h. 144.
a. Ceramah, tanya jawab dan dikusi. Teknik ini paling umum yang
digunakan dalam penyampaian informasi dalam berbagai kegiatan
termasuk pelayanan bimbingan dan konseling.
b. Melalui media, penyampaian informasi bisa dilakukan melalui media tentu
alat peraga, media tulis, media gambar, poster, dan media elektronik seperti
radio, tepe recorder, film, televisi, internet, dan lain-lain.
c. Acara khusus. Layanan informasi melalui cara ini dilakukan berkenaan
dengan acara khusus di sekolah atau madrasah, misalnya: “hari tanpa asap
rokok” hari kebersihan lingkungan hidup”, dan sebagainya.
d. Narasumber. Layanan informasi juga bisa diberikan kepada peserta
layanan dengan mengundang narasumber (manusia sumber). Misalnya
tentang obat-obatan terlarang, narkoba, mengundang dinas kesehatan,
kepolisian.
Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi langkah-langkah layanan informasi
yakni:25
1) Langkah Persiapan
a) menentukan tujuan dan isi informasi termasuk alasan-alasannya;
b) mengidentifikasi sasaran (siswa) yang akan menerima informasi;
c) mengetahui sumber-sumber informasi;
d) menetapkan teknik penyampaian informasi;
e) menetapkan jadwal dan waktu kegiatan; dan
f) menetapkan ukuran keberhasilan.
2) Langkah Pelaksanaan
a) usahakan menarik minat para siswa;
b) berikan informasi secara sistematis, dan sederhana sehingga jelas isi
dan manfaatnya;
25
Dewa Ketut Sukardi, Op.Cit, h. 37-40.
c) berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan siswa sehari-
hari
d) persiapan sebaik mungkin;
e) bila menggunakan teknik langsung dan tidak langsung usahakan
tidak terjadi kekeliruan. Informasi yang keliru dan diterima siswa,
sukar untuk mengubahnya; dan
f) usahakan selalu bekerja sama dengan guru mata pelajaran, dan wali
kelas, agar isi informasi yang diberikan guru, wali kelas dan guru
Bimbingan Konseling tidak saling bertentangan atau ada
keselarasan antara sumber informasi.
3) Langkah Evaluasi
Pembimbing hendaknya mengevaluasi tiap kegiatan penyajian
informasi. Langkah evaluasi ini sering kali dilupakan sehingga tidak
diketahui sampai sejauh mana siswa mampu menangkap informasi.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui layanan
informasi ini dapat membantu peserta didik dalam menentukan langkah-langkah
untuk mendapatkan informasi yang sistematis dan jelas tidak setengah-tengah, peserta
didik dapat mengetahui berbagai informasi ceramah, melalui media, acara khusus dan
lain-lain. Layanan informasi dimungkinkan dapat menjadi penyajian informasi yang
tepat.
B. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi adalah pandangan, pendapat dan penilaian seseorang berdasarkan
hasil pengamatan alat inderanya dengan jalan menginterpretasikan stimulus-stimulus
yang diterimanya. Menurut Gibson, pengertian persepsi merupakan proses untuk
memahami lingkungannya meliputi objek, orang, dan simbol atau tanda yang
melibatkan proses kognitif (pengenalan). Proses kognitif adalah proses dimana
individu memberikan arti melalui penafsirannya terhadap rangsangan (stimulus) yang
muncul dari objek, orang, dan simbol tertentu. Dengan kata lain, persepsi mencakup
penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran stimulus yang telah diorganisasi
dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Hal ini terjadi
karena persepsi melibatkan penafsiran individu pada objek tertentu, maka masing-
masing objek akan memiliki persepsi yang berbeda walaupun melihat objek yang
sama.26
Sedangkan menurut Kotler menyatakan bahwa persepsi adalah proses
bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan masukan-
masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi
dapat diartikan sebagai suatu proses kategorisasi dan interpretasi yang bersifat
selektif.27
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan persepsi adalah
pemahaman suatu objek, pristiwa yang dilihat dengan penafsiran serta perbedaan
26
Rahmad Hidayat, “Persepsi Siswa Tentang Pribadi Konselor Yang Diharapkan Siswa di SMP
Negeri 2 Tersono Tahun Ajaran 2013/2014”. (On – Line) tersedia di:
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/11.artikel.fely_danretno. (14 Desember 2016). 27
Phillips Kotler,. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation& Control.
(Prentice Hall Int.1995), h. 123.
antara hal ini melalui proses mengamati dan mengartikan setelah panca indera
mendapat rangsangan.
Selanjutnya Walgito menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu
yang terjadi dalam tahap-tahap berikut:
a. tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
pengalaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu
stimulus oleh alat indera manusia;
b. tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis,
merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat
indera) melalui saraf-saraf sensoris;
c. tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses
psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang
stimulus yang diterima reseptor; dan
d. tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu
berupa tanggapan dan perilaku.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Thoha berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri
individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah
faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik
sosial maupun fisik. Sedangkan menurut Robbins bahwa meskipun individu-individu
memandang pada satu benda yang sama, mereka dapat mempersepsikannya berbeda-
beda. Ada sejumlah faktor yang bekerja untuk membentuk dan terkadang memutar-
balikkan persepsi. Faktor-faktor ini antara lain:
a. pelaku persepsi (perceiver);
b. objek atau yang dipersepsikan; dan
c. konteks dari situasi dimana persepsi itu dilakukan.
Oskamp (dalam Hamka), membagi empat karakteristik penting dari faktor-
faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:
a. faktor-faktor ciri dari objek stimulus;
b. faktor-faktor pribadi seperti intelegensi, minat;
c. faktor-faktor pengaruh kelompok; dan
d. faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.
3. Jenis-jenis persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh oleh
indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.
a. Persepsi Visual
Persepsi visual didapatkan dari penglihatan. Penglihatan adalah
kemampuan untuk mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari
indra. Alat tubuh yang digunakan untuk melihat adalah mata.
b. Persepsi Auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
Pendengaran adalah kemampuan untuk mengenali suara.
c. Persepsi Perabaan
Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit. Kulit dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu bagian epidermis, dermis, dan subkutis. Kulit
berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang;
sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka
terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu
tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi
dengan reseptor reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya
menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya
berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang
sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
d. Persepsi Penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu
hidung. Penciuman, penghiduan, atau olfaksi, adalah penangkapan atau
perasaan bau. Perasaan ini dimediasi oleh sel sensor tespesialisasi pada
rongga hidung vertebrata, dan dengan analogi, sel sensor pada antena
invertebrata. Untuk hewan penghirup udara, sistem olfaktori mendeteksi
zat kimia asiri atau, pada kasus sistem olfaktori aksesori, fase cair. Pada
organisme yang hidup di air, seperti ikan atau krustasea, zat kimia
terkandung pada medium air di sekitarnya. Penciuman, seperti halnya
pengecapan, adalah suatu bentuk kemosensor. Zat kimia yang
mengaktifkan sistem olfaktori, biasanya dalam konsentrasi yang sangat
kecil, disebut dengan bau.
e. Persepsi Pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu
lidah. Pengecapan atau gustasi adalah suatu bentuk kemoreseptor langsung
dan merupakan satu dari lima indra tradisional. Indra ini merujuk pada
kemampuan mendeteksi rasa suatu zat seperti makanan atau racun.28
3. Unsur Persepsi
Komponen atau unsur utama dalam persepsi menurut Mar’at yaitu seleksi
dan interpretasi. Seleksi yang dimaksud adalah proses penyaringan terhadap stimulus
pada alat indera. Interpretasi sendiri merupakan suatu proses untuk
mengorganisasikan informasi, sehingga mempunyai arti bagi individu. Dalam
melakukan interpretasi itu terdapat pengalaman masa lalu serta sistem nilai yang
dimilikinya. Sistem nilai di sini dapat diartikan sebagai penilaian individu dalam
mempersepsi suatu obyek yang dipersepsi, apakah stimulus tersebut akan diterima
atau ditolak. Sementara itu, pendapat lain dikemukakan oleh Depdikbud. Unsur-unsur
persepsi meliputi: 1) Seleksi, yang erat hubungannya dengan pengematan atau
stimulus yang diterima dari luar; 2) Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan
informasi sehingga mempunyai arti; 3) Tingkah laku sebagai reaksi.
Menurut Slameto mengemukan beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang
perlu diketahui oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswanya secara lebih
baik dan dengan demikian menjadi komunikator yang efektif :
1. Persepsi itu relatif bukannya absolut
28 Widayani. “Persepsi Akuntan Mahasiswa Akuntansi”. (On – Line), tersedia di:
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/6947116/kamen03.pdf?persepsi_akuntan_mahasis
wa.akutasidan.pdf. (14 Desember 2016).
Dalam hubungannya dengan kerelatifan persepsi ini, dampak pertama dari
suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih besar dari pada rangsangan
yang datang kemudian.
2. Persepsi itu selektif
Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan yang ada di
sekelilingnya pada saat-saat tertentu. Ini berarti bahwa rangsangan yang
diterima akan bergantung pada apa yang pernah ia pelajari, apa yang pada
suatu saat menarik perhatiannya dan kearah mana persepsi itu mempunyai
kecendrungan. Ini berarti juga bahwa ada keterbatasan dalam kemampuan
seseorang menerima rangsangan.
3. Persepsi itu mempunyai tatanan
Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia akan
menerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompok-kelompok.
Jika rangsangan yang datang tidak lengkap, ia akan melengkapinya sendiri
sehingga hubungan itu menjadi jelas. Bagi seorang guru, prinsip ini
menunjukan bahwa pelajaran yang disampaikan harus tersusun dalam
tatanan yang baik.
4. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan (penerima rangsangan)
Harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan mana yang
akan dipilih untuk diterima, selanjutnya bagaimana pesan yang dipilih untuk
diterima, selanjutnya bagaimana pesan tersebut akan diinterpretasi.
5. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang
atau kelompok lain sekalipun situasinya sama.
Perbedaan persepsi ini dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan
individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau
perbedaan dalam motivasi.29
C. Narkoba
1. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan senyawa kimia yang berbahaya jika dikonsumsi secara
berlebihan dan terus menerus dapat menimbulkan kecanduan, ketergantungan, dan
dapat menyebabkan penurunan atau kesadaran pada si pemakainya, sehingga narkoba
dapat menyebabkan kematian. Menurut Yusuf Apandi narkoba merupakan singkatan
dari narkotika dan obat-obatan berbahaya yang sering diartikan NAZA (Narkotik,
Alkohol dan Zat Adiktif lainnya).30
Sedangkan menurut Lydia Harlina Martono dan
Satya Joewana menyatakan ”napza (Narkotika, Psikotropika, Zat Adiktif) adalah
istilah kedokteran untuk sekelompok zat yang jika masuk ke dalam tubuh
29
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013),
h. 103-105. 30
Yusuf Apandi, Katakan Tidak Pada Narkoba (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), h. 5
menyebabkan ketergantungan (adiktif) dan berpengaruh pada kerja otak (psikoaktif).31
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa narkoba adalah
singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan bahan adaktif lainya, yaitu nama
segolongan zat alamiah, semi sintetik maupun sintetik. Kadang disebut juga Napza
(Narkotika, Psikotropika, dan Zat Aditif). Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai
efek samping seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis lainnya. Pemakai
narkoba yang berlebihan dan ketergantungan dapat menimbulkan kematian.
Menurut Yusuf Apandi narkoba dapat diidentifikasikan menjadi 3 golongan,
yakni narkotik, psikotropika, dan obat atau zat berbahaya (zat adiktif).32
a. Narkotik
Narkotik adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintes maupun semi sintesis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilang rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan bagi
pemakainya (UU RI NO. 22/1997).
Narkotik digolongkan menjadi 3 yakni:
1) Narkotik Alami
Narkotik alami adalah narkotik yang dihasilkan oleh tumbuhan-
tumbuhan. Yang termasuk kedalam narkotik alami: opium, ganja
kokain, kokain.
31
Lydia Harlina Martono dan Satya Joewana, Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan
Narkoba Berbasis Sekolah (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h. 5. 32
Yusuf Apandi, Loc.Cit. h. 5.
2) Narkotik Sintesis
Narkotik sintesis adalah narkotik yang bukan dihasilkan dari
tumbuhan, melainkan diolah secara kimia. Yang termasuk kedalam
narkotik sintesis: Amfetamin, Dekssamferamin, Penthidin, Meperidin,
Methadon, Dipipanon, Dekstropakasifen, LSD (Lisergik, Dietilmid).
3) Narkotik Semi Sintesis
Narkotik semi sintesis adalah zat yang diperoses sedemikian rupa
melalui proses ekstraksi dan isolasi. Contohnya: morfin, heroin,
kodein, dan lain-lain.
b. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat alamiah maupun sintesis bukan narkotik,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf
pusat (SSP) yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dari
prilaku (UU RI NO. 5/1997). Obat-obat psikotropika dibagi 4 golongan,
yaitu:
1) Psikotropika golongan I: Psikotropika yang tidak digunakan untuk
tujuan pengobatan dengan potensi ketergantungan yang sangat kuat;
2) Psikotropika golongan II: Psikotropika yang berkhasiat terapi, tetapi
dapat menimbulkan ketergantungan;
3) Psikotropika golongan III: Psikotropika dengan efek ketergantungan
sedang dari kelompok hipnotik sedatif; dan
4) Psikotropika golongan IV: Psikotropika yang efeknya
ketergantungannya ringan.
c. Zat-zat Adiktif
Zat-zat adiktif, yaitu zat yang dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati
dan prilaku seseorang, namun tidak tergolong dalam narkotik maupun
obat-obat psikotropika, serta berpotensi menimbulkan ketergantungan.
Yang termasuk zat adiktif antara lain: alkohol (minuman keras), jamur
yang mengandung Psilosibina dan Psiosina, kecubung, dan solvents.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa narkotik, psikotropika,
dan zat adiktif merupakan obat-obatan terlarang yang dapat menimbulkan
ketergantungan dan berpengaruh terhadap sistem saraf manusia, sehingga narkoba
dilarang untuk digunakan secara berlebihan dan tidak untuk di pergunakan tanpa izin
dari pihak kedokteran.
2. Jenis-jenis Narkoba
Penggunaan narkoba mempunyai dampak buruk bagi manusia jika
disalahgunakan, adapun jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan menurut
BNN RI (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia) antara lain:33
a. Ekstasy
Dikenal dengan nama inex, I, kancing huge drug, yuppie drug, essence,
clarity, butterfly, black hear, dll.
Bentuknya : Berupa tablet dan kapsul
33
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Lo.cit, h. 9.
Warna : Bermacam-macam
Penggunaan : Ditelan
Efek :
1) timbul rasa gembira secara berlebihan. Banyak orang
mengkonsumsi ekstasy untuk tujuan bersenang-senang.
Ekstasy banyak digunakan oleh anak-anak muda agar
dapat berpesta/diskotik sepanjang malam;
2) merasa cemas;
3) tidak mau diam (hiperaktif);
4) rasa percaya diri meningkat;
5) mengalami keringat dan gemetar; dan
6) susah tidur.
b. Ganja
Dikenal dengan nama Cannabis, Marijuana, Hasish, Gelek, Budha Stick,
Cimeng, Grass, Rumput, Sayur.
Bentuk : Berupa tanaman yang dikeringkan, daun ganja bentuknya
memanjang, pingirannya bergerigi, ujungnya lancip, urat daun
memajang ditengah pangkal hingga ujung bila diraba bagian
muka halus dan bagian belakang agak kasar, jumlah helai
daun ganja selalu ganjil yaitu 5, 7 atau 9 helai.
Warna : Ganja hijau atau segar dan berubah coklat bila sudah lama
dibiarkan karena kena udara dan panas.
Pengunaan : Dihisap dari gulungan menyerupai rokok atau dapat juga
dihisap dengan menggunakan pipa rokok.
Efek :
1) denyut jantung semakin cepat, temperatur badan menurun,
mata merah;
2) Nafsu makan bertambah;
3) santai, tenang dan melayang-layang;
4) fikiran selalu rindu pada ganja;
5) daya tahan menghadapi problema jadi lemah;
6) malas, apatis;
7) tidak peduli dan kehilangan sangat untuk belajar maupun
bekerja; dan
8) persepsi waktu dan pertimbangan intelektual maupun
moral terganggu.
c. Cocain
Berasal dari tanaman coca yang banyak dijumpai di Colombia di Amerika
latin
Bentuk : Berupa bubuk, daun coca, buah cocain kristal
Warna : 1) cairan berwarna putih/tidak bewarna;
2) kristal bewarna putih;
3) tablet bewarna putih; dan
4) bubuk/serbuk seperti tepung.
Penggunaan: Dengan cara menghirup melalui hidung dengan menggunakan
alat penyedot (sedotan) atau dapat juga dibakar bersama-sama
dengan tembakau (rokok), ditelan bersama minuman, atau
disuntikan pada pembuluh darah.
Efek :
a) tidak bergairah kerja;
b) tidak bisa tidur;
c) halusinasi;
d) tidak nafsu makan;
e) berbuat dan berfikir tanpa tujuan; dan
f) merasa gairah dan cemas berlebihan.
d. Morfin dan Heroin
Nama lain Putaw, Smack Junk, Horse, H, PT, Etep, Bedak Putih
Bentuk : Berupa serbuk
Warna : Putih, abu-abu, kecoklatan hingga coklat tua
Penggunaan: Dengan cara menghirup asepnya setelah bubuk heroin dibakar
diatas kertas timah pembungkus rokok (sniffing) atau dengan
menyuntikkan langsung kepembuluh darah setelah eroin
dilarutkan dalam air.
Efek :
1) menimbulkan rasa mengantuk, lesu, penampilan “dungu”
jalan mengambang;
2) rasa sakit seluruh badan;
3) badan gemetar, jantung berdebar-debar;
4) susah tidur dan nafsu makan berkurang;
5) matanya berair dan hidungnya selalu ingusan;
6) problem pada kesehatan : bengkak, pada daerah
menyuntik, tetanus, HIV/AIDS, Hepatitis B dan C,
problem jantung, dada dan paru-paru, serta sulit buang air
besar, pada wanita mengganggu sirkulasi menstruasi.
e. Shabu
Dikenal dengan nama, Ubas, SS, Mecin.
Bentuk : Berupa kristal
Warna : Putih
Penggunaan : Dibakar dengan menggunakan aluminium foil dan asapnya
dihirup melalui hidung. Dibakar dengan menggunakan
botol kaca khusus (bong) dan disuntikkan.
Efek :
1) badannya merasa lebih kuat dan energik
(meningkatkan stamina);
2) tidak mau diam (hiperaktif);
3) rasa pecaya diri meningkat;
4) rasa ingin di perhatikan orang lain;
5) nafsu makan berkurang akibatnya badan semakin
kurus, sering digunakan sebagai salah satu alternatif
pengurus badan;
6) jantungnya berdebar-debar;
7) tekanan darah meningkat; dan
8) mengalami gangguan pada fungsi sosial dan
pekerjaan.
f. Inhalen
Yakni zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thinner)
Penggunaan : Dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian
mendadak, seperti tercekik (Sudden, Sniffing, Death
Syndrome).
Efek :
1) hilang ingatan;
2) tidak dapat berfikir;
3) mudah berdarah dan memar;
4) kerusakan sistem syaraf utama;
5) kerusakan hati dan ginjal;
6) sakit maag;
7) sakit pada waktu buang air kecil; dan
8) kejang-kejang otot dan batuk-batuk.
g. Alkohol
Alkohol adalah minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari
bahan hasil pertanian yang mengandung karbohitrat dengan cara fermentasi
atau destiasi, baik melalui perlakuan sebelumnya, menambah bahan lain,
mencampur konsentrat dengan ethanol, ataupun dengan proses
pengenceran minuman yang mengandung ethanol.
Efek :
1) menyebabkan depresi pada sisem syaraf pusat;
2) jika penggunaan dicampur dengan obat lain si pemakai akan
pingsan atau kejang-kejang tidak sadar diri;
3) menyebabkan oedema otak (pembengkakan dan terbendungnya
darah dari otak);
4) mengakibatkan mundurnya kepribadian;
5) peradangan dilambung (gastritis); dan
6) melemahnya jantung dan hati menjadi keras.
h. Tembakau/rokok
Zat yang berhubungan luas penggunaan tembakau biasanya dalam bentuk
rokok.
Efek :
1) menyumbat saluran-saluran darah baik dari maupun menuju
jantung sehingga memperlambat aliran darah;
2) menimbulkan penyakit kanker; dan
3) impotensi dan gangguan kehamilan dan jantung.
i. Obat Penenang
(Obat Tidur, Pil Koplo, BK, Nipam, Valium, Lexotan dan Lain-Lain)
Bentuk : Tablet, Kapsul, Serbuk
Penggunaan: Ditelan secara langsung
Efek :
1) bicara jadi pelo, memperlambat respons fisik, mental dan
emosi. Dalam dosis tinggi akan membuat pengguna tidur
kemudian akan menimbulkan perasaan cemas, sensitive
dan marah;
2) penggunaan campuran dengan alkohol dapat berakibat
kematian; dan
3) gejala putus zat berakibat halusinasi buruk, bingung.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa narkoba dapat
menimbulkan ketergantungan dan kecanduan yang berlebihan, efek yang ditimbulkan
berakibat buruk bagi pengguna/pemakainya. Pemakaian narkoba yang berdosis tinggi
akan kehilangan kesadaran emosi yang tinggi, hilangnya kesadaran, zat yang ada
pada narkoba berdampak buruk pada pengguna.
3. Ciri-ciri Penyalahgunaan Narkoba
Mereka yang mengkonsumsi narkoba akan mengalami gangguan mental dan
perilaku, akibat terganggunya sistem neuro transmiter pada sel-sel susunan saraf
pusat diotak. Gangguan pada sistem ini mengakibatkan terganggunya fungsi kognitif
atau pikiran, prilaku atau alam perasaan/mood/emosi/ dan psikomotor. BNN RI
menerangkan ciri-ciri seseorang penyalahgunaan narkoba sebagai berikut:34
a. Fisik
Ciri-ciri fisik penyalahgunaan narkoba, antara lain:
1) kesehatan fisik dan penampilan menurun;
2) badan kurus, lemah, malas;
3) mata kemerah-merahan;
4) muka pucat dan bibir kehitaman;
5) berkeringat secara berlebihan;
6) badan gemeteran;
7) bicara cadel;
8) mata berair;
9) bekas suntikan di tangan;
10) batuk, pilek berkepanjangan;
11) sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas;
12) nafsu makanan menurun;
13) suhu badan tidak beraturan;
14) dalam keadaan yang sudah parah, pernapasan lambat dan dangkal;
15) pupil mata menurun;
16) kejang otot; dan
17) kesadaran makin lama makin menurun.
b. Emosi
Ciri-ciri emosi penyalahgunaan narkoba, antara lain:
34
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Op.Cit. h. 22.
1) sangat sensitif dan cepat bosan;
2) jika ditegur atau dimarahi malah membangkang dan menantang;
3) mudah tersinggung, cepat emosi;
4) curiga berlebihan sampai tingkat waham (tidak sejalan antara pikiran
dengan kenyataan);
5) ketakutan luar biasa;
6) hilang ingatan (gila);
7) berusaha menyakiti diri sendiri; dan
8) selalu berada di dunia khayalan.
c. Prilaku
Ciri-ciri prilaku penyalahgunaan narkoba, antara lain:
1) susah diajak bicara;
2) kurang disiplin;
3) sering menghindari kontak mata langsung;
4) suka membolos dan malas belajar;
5) mengabaikan kegiatan ibadah;
6) menarik diri dari aktifitas bersama keluarga;
7) apabila permintaannya tidak dituruti, ia menjadi lebih mudah
tersinggung;
8) bicara kasar kepada orang lain disekitarnya termasuk kepada orang
tuanya;
9) bersandiwara /memanipulasi keadaan atau berpura-pura;
10) sulit berkonsentrasi;
11) selalu kehabisan uang, sering meminjam dengan orang lain;
12) mulai menjual barang milik sendiri; dan
13) sering membawa obat tetes mata, memakai kaca mata hitam untuk
menutup matanya yang merah berair.
Sedangkan menurut Yusuf Apandi karakteristik pribadi penyalahgunaan narkoba,
sebagai berikut:
e. Ciri-ciri Fisik Penyalahguna Narkoba
1) berat badan menurun karena nafsu makan yang tidak menentu;
2) muka pucat/kuyu;
3) mata merah/cekung;
4) bibir hitam pucat;
5) bicara cadel;
6) keadaan kurang terurus;
7) sukar buang air besar dan kecil; dan
8) tangan dan lengan ada bekas tusukan jarum (seperti gigitan nyamuk),
bengkak dan merah goresan jaringan.35
f. Ciri-ciri Emosi Penyalahgunaan Narkoba
1) sifat mudah kecewa dan cenderung menjadi agresif dan destruktif;
2) mempunyai perasaan rendah diri;
3) suka mencari sensasi, dengan melakukan hal-hal yang mengandung
resiko bahaya yang berlebihan;
4) cepat merasa bosan dan merasa tertekan sehingga kehidupan sehari-
hari kurang berfungsi;
35 Yusuf Apandi, Op.Cit. h. 37.
5) kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan
dalam pendidikan atau pekerjaan;
6) prestasi belajar menurun;
7) timbulnya sikap atau perilaku yang menyimpang, misalnya putus
sekolah, tindakan kekerasan, agresivitas, sering berbohong, dan malas
sekolah; dan
8) perasaan stres yang memuncak.
g. Ciri-ciri Perilaku Sosial Penyalahgunaan Narkoba
1) Tingkah lakunya selalu mencari sensasi
2) Kepribadiannya antisosial dan nonkonformis
3) Memiliki perasaan terasing dari masyarakat
4) Kurang penghargaan terhadap nilai-nilai sosial
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
prilaku pengguna narkoba memiliki perbedaaan antara pemakai narkoba dan tidak
menggunakan narkoba, pengguna narkoba sering tidak menggukan akal dan
pikirannya untuk berkomunikasi dan secara luas pengguna narkoba tidak ada rasa
peduli terhadap orang disekeliling lingkungan dan keluarganya sendiri. Timbulnya
rasa malas, emosi tinggi yang sifatnya mudah marah tidak dapat dikendalikan.
4. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba
Dampak penyalahgunaan narkoba tidak hanya berbahaya bagi pemakainya,
namun juga bagi keluarga, lingkungan, dan negara. Menurut Yusuf Apandi dampak
bahaya penyalahgunaan narkoba antara lain:36
a. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Pemakainya
1) mengubah kepribadian si pemakai secara drastis, seperti menjadi
pemurung, pemarah, bahkan melawan terhadap siapaun;
2) menimbulkan sifat masa bodoh sekalipun terhadap dirinya sendiri,
seperti tidak lagi memerhatikan sekolah, pekerjaan, rumah, dan
pakaian;
3) menimbulkan kegilaan;
4) tidak ragu melanggar norma-norma masyarakat, hukum, agama karena
pandangan selalu ngawur dan negatif; dan
5) tidak segan-segan menyiksa diri karena ingin menghilangkan rasa
nyeri atau menghilangkan sifat ketergantungan obat bius, yang pada
puncaknya dapat menyebabkan kematian.
b. Bahaya Penyalahgunaan Bagi Keluarga
1) tidak lagi menjaga sopan santun dirumah bahkan melawan kepada
orang tua dan tidak segan-segan untuk melakukan kekerasan bila
keinginannya tidak terpenuhi;
36
Yusuf Apandi, Op.cit. h. 36.
2) kurang menghargai barang-barang yang ada dirumah, seperti
mengendarai kendaraan tanpa perhitungan, rusak menjadi hancur sama
sekali;
3) mencemarkan nama keluarga karena ulah dan prilakunya; dan
4) enghabiskan biaya yang cukup besar untuk perawatan dan pemulihan.
c. Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Lingkungan Masyarakat
1) sering terjadi tindak pidana, seperti pencurian, penodongan,
penjambretan;
2) gangguan ketertiban umum, seperti mengendarai kendaraan bermotor
dengan ugal-ugalan dan kecepatan tinggi;
3) menimbulkan bahaya bagi ketentraman dan keselamatan umum.
d. Bahaya Bagi Penyalahgunaan Narkoba Bagi Bangsa dan Negara
1) rusak generasi muda pewaris bangsa; dan
2) hilangnya rasa patriotisme, cinta dan bangga terhadap bangsa dan
negaranya sehingga memudahkan pihak-pihak lain mempengaruhinya
untuk menghancurkan bangsa dan negara.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan sebagai generasi
bangsa dan negara buatlah hidup yang berguna bagi keluarga, lingkungan sekitar dan
negara, hidup tidak untuk menggunakan narkoba atau berbuat kejahatan yang dapat
menimbulkan bahaya bagi diri sendiri maupun orang lain, bahaya penyalahgunaan
narkoba merugikan bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan maupun negara,
pengguna narkoba yang mengakibatkan timbulnya ketergantungan, hidup tidak akan
tenang dan merasa hidup tidak berguna bahkan narkoba akan membawa kematian.
Selain bahaya penyalahgunaan narkoba yang sudah dipaparkan di tersebut, islam
juga melarang umatnya untuk mengkonsumsi narkoba atau yang memabukkan dan
sejenisnya, berikut ayat tersebut:
Artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari keperluan". Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir. (Q.S Al-Baqarah
219).37
Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bahwa ganjaran untuk umatnya yang
mengonsumsi narkoba atau yang memabukkan dan sejenisnya yang bukan untuk
kepentingan seperti pengobatan yakni adalah hanya dosa besar dan dosa itu bahkan
lebih besar dari manfaatnya. Oleh karena itu kita sebagai umat islam jauhilah narkoba
agar kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
5. Tempat-tempat Rawan Penyalahgunaan Narkoba
37 Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op.Cit. h. 42.
Tidak jarang lingkungan sekitar tempat kita tinggal dijadikan tempat untuk
melakukan penyalahgunaan narkoba. Hal ini sangat meresahkan masyarakat
lingkungan sekitar sebab seperti yang sudah diketahui penyalahgunaan narkoba tidak
segan-segan melakukan kejahatan dan keonaran ditempat umum. BNN RI
mengungkapkan tempat-tempat yang sering dijadikan basecamp tempat
menyalahgunakan narkoba, yakni:38
a. di lingkungan tempat tinggal, seperti:
Di ruangan/rumah yang kosong, di lapangan, di bawah jembatan, tempat
kost atau asrama, di pinggir sungai;
b. di sekolah, seperti:
Di toilet atau kamar mandi sekolah, kantin, tempat parkir, gudang sekolah,
ruang kelas kosong; dan
c. di tempat-tempat umum lainnya, seperti:
Tempat-tempat hiburan malam (Discotique, Night Club, Pub, Coffe Shop),
kampus, pinggir/persampingan jalan, terminal bus/stasiun kereta api.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimbulkan bahwa sebagai manusia yang
taat pada aturan negara dan agama, jangan dijadikan hidup untuk bersenang-senang
saja, jangan menggunakan barang-barang yang haram yang dilarang oleh negara
ataupun oleh agama, hindarilah untuk melakukan kejahatan, menggunakan narkoba,
dan minum-minuman keras yang merugikan diri sendiri, keluarga, maupun
lingkungan disekitarnya.
38 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Op.Cit. h. 37.
6. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba
Indonesia memang telah menjadi target pasar yang sangat potensial bagi
peredaran gelap narkoba. Pencegahan penyalahgunaan narkoba harus sesegera
mungkin dilakukan guna memutus rantai peredaran narkoba. Menuruf Yusuf Apandi
pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan tindakan antisipatif,
meliputi pencehagan primer, pencegahan skunder, dan pencegahan tersier.39
a. pencegahan primer: pencegahan yang ditujukan kepada individu, kelompok
atau masyarakat luas yang belum terkena kasus penyalahgunaan narkoba.
Pencegahan dilakukan dengan memberikan informasi pendidikan meliputi
kegiatan alternatif agar mereka terhindar dari penyalahgunaan narkoba
serta memperkuat kemampuan untuk menolak;
b. pencegahan skunder: pencegahan yang ditujukan kepada individu,
kelompok atau masyarakat luas yang rentan terhadap atau telah
menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan narkoba; dan
c. pencegahan tersier: pencegahan yang ditujukan kepada mereka yang sudah
menjadi pengguna atau yang telah menderita ketergantungan. Pencegahan
dapat dilakukan melalui pelayanan medis, rehabilitasi, menjaga agar
mereka tidak kambuh dan sakaw.
Sedangkan menurut BNN RI hal yang harus dilakukan jika sudah terlanjur
menyalahgunakan narkoba adalah:
39
Yusuf Apandi, Op.Cit. h. 51.
1) berhenti segera, dengan cara:
Bertobat, menghindar dari teman-teman sesama pemakai, menjauhi tempat-
tempat memakai narkoba;
2) menyampaikan masalah kepada orang tua, guru dan teman yang dipercaya;
dan
3) Konseling bagi remaja, konseling dapat dilakukan dengan guru bimbingan
konseling (BK) dan dengan teman sebaya.40
Selain itu, Yusuf Apandi juga mengungkapkan upaya yang dapat dilakukan
siswa dan pihak sekolah untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, yakni:
a) Upaya Pencegahan Yang Dilakukan Peserta Didik
(1) mencari sumber informasi yang jelas tentang bahaya narkoba;
(2) membuat berbagai kegiatan positif yang menyangkut aktifitas sekolah;
(3) menyediakan tempat yang dapat membantu meringankan masalah dan
mencegah penyalahgunaan narkoba;
(4) membuka tempat curhat pada narkoba;
(5) katakan tidak pada narkoba;
(6) jelaskan kepada teman yang sehat “jangan bersahabat dengan narkoba,
apalagi memakainya;
(7) menciptakan suasana yang bebas dari rasa kekhawatiran; dan
(8) membuka ruang konseling tentang bahaya narkoba, dan menghadirkan
para ahli dibidangnya.
b) Upaya Yang Dilakukan Pihak Sekolah
40 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Op.Cit. h. 46.
(1) mensosilisasikan terus menerus tentang bahaya narkoba bagi pelajar,
remaja, dan generasi muda dengan berbagai cara, seperti pelatihan,
ceramah, diskusi, pemuteran film seputar bahaya narkoba;
(2) menambahkan ekstrakulikuler dalam kulikuler kegiatan belajar
mengajar disekolah, seperti pendidikan jasmani dan kesehatan,
pendidikan agama, dan pendidikan pengalaman kewarganegaraan
(PPKN);
(3) menciptakan suasana harmonis dan komulatif antara guru dan siswa;
dan
(4) pengawasan kepada siswa dari masuk sampai pulang sekolah.41
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa upaya yang
harus dilakukan untuk pencegahan penyalahgunaan narkoba yaitu dengan kesadaran
diri sendiri tidak untuk mencoba-coba menggunakan narkoba apalagi narkoba dapat
menimbulkan ketergantungan yang berkelanjutan, hindari bergaul yang berlebihan
jangan hanya untuk ikut-ikutan teman atau membuat kelompok/geng yang merugikan
diri sendiri, jika sudah terlanjur mengunakan narkoba segera berbicara kepada
keluarga ataupun dengan teman agar dapat membantu keluar dari menggunakan
narkoba, agar terhindar dari penggunaan narkoba mendekatkan diri kepada yang
tuhan yang maha ESA, dengan mendekatkan tuhan yang maha ESA, dapat terhindar
dari berbagai macam cobaan yang dapat merugikan diri sendiri.
41 Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, Op.Cit. h. 46.
D. Penelitian Relevan
Penelitian tentang layanan informasi dan narkoba telah banyak di lakukan,
terbukti dengan ditemukanya berbagai karya ilmiah yang diantaranya:
a. Penelitian dengan judul: “Penerapan Bimbingan Kelompok dengan Media
Video Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Bahaya Narkoba
Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Negoro” oleh Yulius Prasetyo
Rahayu tahun 201342
. Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan
bimbingan kelompok dengan media video untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang bahaya narkoba pada siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Ngoro.
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini ialah pre-experimental
dengan one group pre-test post-test. Alat pengumpul data yang di pakai
adalah angket untuk mendapatkan data pemahaman siswa tentang bahaya
narkoba yang rendah, dan dokumentasi sebagai data pelengkap. Teknik
analisis data yang digunakan adalah statistik non parametrik dengan
menggunakan uji tanda. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai ρ= 0,008
lebih kecil dari α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
pemahaman siswa tentang bahaya narkoba sebelum dan sesudah pemberian
bimbingan kelompok dengan media video. Berdasarkan hasil penghitungan di
atas meanpre-test sebesar 106,29 meanpost-test sebesar 125,43 dan selisih
42
Yulius Prasetyo Rahayu, “Penerapan Bimbingan Kelompok dengan Media Video Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Bahaya Narkoba Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2
Negoro” (On – Line) tersedia di: http://ejournal.unesa.ac.id/article.865313.article.pdf.Penerapan
Bimbingan Kelompok dengan Media Video Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Bahaya
Narkoba Pada Siswa Kelas VIII D SMP Negeri 2 Negoro. (15 Oktober 2016).
antara meanpre-test dan post-test sebesar 19,14. Dengan dapat disimpulkan
bahwa pemberian bimbingan kelompok dengan menggunakan media video
dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Ngoro
tentang bahaya narkoba.
b. Penelitian dengan judul: “Layanan Informasi oleh Guru BK Untuk
Mengetahui Persepsi Siswa Tentang Penginformasian Hasil Tes Inteligensi”
oleh Khairul Ummah tahun 2013.43
Penelitian bentuk deskriptif ini bertujuan
untuk menggambarkan persepsi siswa tentang hasil tes informasi intelijen
melalui layanan informasi oleh guru BK. Populasi penelitian ini adalah semua
siswa kelas XI SMA Adabiah Padang. Alat pengumpulan data adalah
kuesioner yang mengungkapkan persepsi siswa tentang informasi intelijen
hasil tes melalui layanan informasi oleh BK guru, maka data yang
dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan persentase. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang hasil tes informasi intelijen
melalui Informasi layanan oleh guru BK masuk kategori cukup baik.
Berdasarkan hasil dari studi guru BK harus mampu memberikan lebih intensif
informasi hasil tes kecerdasan, terutama untuk siswa yang tidak memahami
manfaat dan tindak lanjut dari hasil tes kecerdasan yang diperoleh.
E. Kerangka Pikir Penelitian
43
Khairul Ummah, “Layanan Informasi oleh Guru BK Untuk Mengetahui Persepsi Siswa Tentang
Penginformasian Hasil Tes Inteligensi” (On – Line), tersedia di:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24900&val=1533 Layanan Informasi oleh Guru
BK Untuk Mengetahui Persepsi Siswa Tentang Penginformasian Hasil Tes Inteligensi. (16 Oktober
2016).
Penelitian ini menguraikan tentang layanan informasi dan persepsi
penyalahgunaan narkoba. Layanan informasi merupakan suatu proses pemberian
bantuan kepada individu dalam menerima dan memahami berbagai informasi sebagai
acuan untuk meningkatkan prestasi belajar, sehingga peserta didik tidak salah dalam
pengambilan keputusan. Sedangkan NAPZA adalah singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan bahan adaktif lainya, yaitu nama segolongan zat alamiah, semi
sintetik maupun sintetik. Zat-zat tersebut dapat membuat berbagai efek samping
seperti halusinasi, ketagihan, dan efek psikologis lainnya. Pemakai narkoba dapat
menimbulkan ketergantungan hingga kematian.
Kenyataan yang peneliti temukan di lapangan masih rendahnya pengetahuan
peserta didik di kelas VII terhadap pengetahuan mengenai narkoba, ciri-ciri narkoba,
jenis-jenis narkoba, serta dampak penyalahgunaan narkoba. Hal ini terbukti saat
melakukan pra penelitian terdapat 35,53% peserta didik yang pengetahuannya
terhadap narkoba sudah baik sedangkan 64,47% peserta didik yang pengetahuannya
terhadap narkoba masih rendah.
Layanan informasi dapat digunakan untuk meningkatkan persepsi peserta didik
tentang penyalahgunaan narkoba karena dengan menggunakan layanan informasi ini
pendidik atau pembimbing dapat membekali peserta didik dengan berbagai
pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal-hal mengenai narkoba dari
pengertian, ciri-ciri, jenis-jenis, hingga dampaknya bagi peserta didik secara utuh
sehingga peserta didik tidak salah dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat
dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1
Kerangka Pikir Penelitian
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap
rumusan masalah sebelum jawaban yang empirik.
Ho : Layanan informasi tidak berpengaruh terhadap persepsi penyalahgunaan
narkoba pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2016/2017.
Ha : Layanan informasi dapat berpengaruh terhadap persepsi penyalahgunaan
narkoba pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2016/2017.
Sedangkan Hipotesis Statistik sebagai berikut :
Layanan Informasi
(X)
Persepsi Penyalahgunaan Narkoba
(Y)
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Dimana:
µ1 : Layanan informasi tidak berpengaruh terhadap persepsi penyalahgunaan
narkoba pada peserta didik.
µ2 : Layanan informasi dapat berpengaruh terhadap persepsi penyalahgunaan
narkoba pada peserta didik.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.44
Metode penelitian juga diartikan sebagai
cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan yang dapat
ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada
giliranya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi
masalah.45
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan metode penelitian
merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang cara-cara yang digunakan
untuk melakukan penelitian yang berfungsi sebagai pedoman yang dilakukan untuk
mendapatkan informasi data secara akurat.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut
Sugiyono disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan
analisis menggunakan statistik.46
Sedangkan jenis penelitiannya adalah penelitian
asosiatif, metode penelitian asosiatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
44
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010), h.
74. 45
Pengertian Metode Penelitian Menurut Para Ahli, (On – Line), tersedia di:
Http//:www,cangcutnews. Net.02/03/2013, pengertian metode penelitian menurut para ahli. (16
Oktober 2016). 46
Sugiyono, Op.Cit. h. 7.
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan.47
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung pada peserta didik kelas VII.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian asosiatif yaitu metode untuk
mencari korelasi atau hubungan kasual (hubungan bersifat sebab akibat). Penelitian
ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh layanan informasi sebagai variabel bebas
(independen) terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba sebagai variabel terikat
(dependen). Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
tingkatan yang tertinggi bila dibandingkan dengan penelitian deskriptif dan
komporatif. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat
berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.48
C. Variabel Penelitian
a. Variabel Independen/bebas (X)
Variabel dipenden/terikat adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain,
jadi variabel ini dapat secara bebas berpengaruh terhadap variabel lain. Pada
penelitian sebagai variabel bebas adalah layanan informasi
47
Sugiyono, Ibid. h. 72. 48
Sugiyono, Ibid. h. 11.
b. Variabel Dependen/terikat (Y)
Variabel dependen/terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi
oleh variabel lain. Pada penelitian ini sebagai variabel terikat adalah
penyalahgunaan narkoba pada peserta didik.
Gambar 2
Variabel Penelitian
D. Definisi Operasional
Definisi operasional variabel merupakan uraian yang berisikan sejumlah
indikator yang dapat diamati dan diukur untuk mengidentifikasi variabel atau konsep
yang digunakan. Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pemahaman dan
pengukuran setiap variabel yang ada didalam penelitian. Adapun definisi operasional
dari penelitian ini adalah:
Layanan informasi kelas
VII di SMP N 13 Bandar
Lampung
(X)
Persepsi Penyalahgunaan Narkoba pada
Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri
13 Bandar Lampung
(Y)
Tabel 2
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Oprasional
Indikator Hasil ukur Alat ukur Skala
Ukur
Variabel
bebas (X)
adalah
Layanan
Informasi
Layanan
informasi
merupakan suatu
proses kegiatan
yang dilakukan
oleh seorang
konselor atau
pembimbing
kepada seseorang
atau sekelompok
individu guna
memberikan
bantuan yang
berupa informasi
sebagai acuan
dalam
meningkatkan
prestasi belajar,
dan sebagai bahan
pertimbangan dan
pengambilan
keputusan untuk
individu tersebut.
a. tepat sasaran;
b. mudah
pahami; dan
c. tepat waktu.
- Angket -
Variabel
Terikat
(Y) adalah
Persepsi
Narkoba
persepsi adalah
proses bagaimana
seseorang 1)
menyeleksi, 2)
mengatur, dan 3)
menginterpretasik
an masukan-
masukan
informasi untuk
menciptakan
gambaran
Indikator persepsi
tentang narkoba
dapat dilihat dari
beberapa aspek
berikut ini:
menyeleksi,
mengatur,
menginterpretasik
an masukan
masukan
informasi
Skala penilaian
persepsi tentang
narkoba dengan
kategori:
a. Sangat
Paham (telah
mengetahui
76%-100%
atau
semuanya)
b. Cukup
Angket
persepsi
tentang
narkoba
berjumlah
6 item
pertanyaa
n, dengan
kriteria:
4(sangat
paham),
Interval
Variabel Definisi
Oprasional
Indikator Hasil ukur Alat ukur Skala
Ukur
keseluruhan yang
berarti. Persepsi
dapat diartikan
sebagai suatu
proses
kategorisasi dan
interpretasi yang
bersifat selektif.
Paham (telah
mengetahui
51%-75%)
c. Kurang
Paham (telah
mengetahui
26%-50%)
d. Tidak Paham
(bila
mengetahui
0%-25%)
3(cukup
paham),
2(kurang
paham),
dan
1(tidak
paham)
E. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.49
Menurut Arikunto populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian.50
Generalisasi berarti mengenakan kesimpulan-
kesimpulan kepada objek-objek, gejala-gejala, atau kejadian yang akan diselidiki.
Jadi populasi penelitian dapat disimpulkan sebagai subjek penelitian yang mengenai
dapat diperoleh dari data yang dipermasalahkan. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran
2016/2017 yang berjumlah 363 Peserta didik sebagaimana yang dijelaskan dalam
tabel berikut:
49
Sugiyono, Ibid. h. 80. 50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
1985), h. 173.
Tabel 3
Jumlah Populasi Penelitian SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Peserta Didik L P
VII A 9 12 36
VII B 9 10 36
VII C 10 12 37
VII D 10 14 35
VII E 9 14 37
VII F 10 12 36
VII G 12 14 36
VII H 11 13 37
VII I 11 14 37
VII J 12 16 36
Total 103 131 363
Sumber: Dokumentasi, SMP Negeri 13 Bandar Lampung51
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.52
Sampel penelitian ini adalah peserta didik kelas VII di SMP
Negeri 13 Bandar Lampung. Yang berada pada kategori penilaian tidak paham karena
banyaknya jumlah sampel yang akan diteliti agar penelitian ini dapat berjalan secara
efisien maka peneliti menentukan untuk mengambil sampel 25% dari kategori
penilaian tidak paham disetiap kelas.
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel, untuk menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling
yang digunakan.53
Menurut Novalia dan Muhamad Syazali teknik sampling adalah
51 Dokumentasi, SMP Negeri 13 Bandar Lampung. 52
Sugiyono, Op.Cit. h. 81. 53
Ibid. h. 217.
data yang digunakan dalam penelitian, ada yang diambil dari populasi dan sampel
(bagian dari populasi).54
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampel. yaitu sampel bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek
bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
tertentu. Teknik ini biasanya dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya
alasan keterbatasan waktu, tenaga, dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel
yang besar dan jauh.55
Berikut tabel sampel penelitian sebagai berikut:
Tabel 4
Jumlah Sampel penelitian SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Kelas Jenis Kelamin
Jumlah L P
VII A 9 (25%) = 2 12 (25%) = 3 21 (25%) = 5
VII B 9 (25%) = 2 10 (25%) = 2 19 (25%) = 4
VII C 10 (25%) = 2 12 (25%) = 3 22 (25%) = 5
VII D 10 (25%) = 2 14 (25%) = 3 24 (25%) = 5
VII E 9 (25%) = 2 14 (25%) = 3 23 (25%) = 5
VII F 10 (25%) = 2 12 (25%) = 3 22 (25%) = 5
VII G 12 (25%) = 3 14 (25%) = 3 26 (25%) = 6
VII H 11 (25%) = 3 13 (25%) = 3 24 (25%) = 6
VII I 11 (25%) = 3 14 (25%) = 3 25 (24%) = 6
VII J 12 (25%) = 3 16 (25%) = 4 28 (25%) = 7
Total 54
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam suatu penelitian merupakan hal yang pokok untuk
memperoleh segala informasi yang diperlukan dalam mengungkap permasalahan
54
Novalia & Muhamad Syazali, Olah Data Penelitian Pendidikan, (Bandar Lampung: Anugrah
Utama Raharja (AURA), 2014), h. 5. 55
Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 183.
yang diperlukan. Adapun metode pengumpulan data yang peneliti pergunakan dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut:
1. Kuesioner (Angket)
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabanya.56
Angket dipergunakan sebagai instrument untuk mengukur pengetahuan peserta didik
terhadap penyalahgunaan narkoba. Instrument ini terdiri dari 6 pertanyaan dan
digolongkan kedalam empat tingkatan pengetahuan penyalahgunaan narkoba yaitu:
sangat paham, cukup paham, kurang paham, dan tidak paham. Responden memilih
satu dari empat pilihan jawaban yang ada pada kuesioner. Metode yang digunakan
dengan menggunakan rating scale. Menurut Sugiyono Rating Scale adalah salah satu
jenis skala pengukuran yang lebih fleksibel tidak terbatas untuk pengukuran sikap
saja tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti
skala untuk mengukur status sosial ekonomi, kelembagaan, pengetahuan,
kemampuan, proses kegiatan dan lain-lain.57
2. Wawancara
Esterberg (dalam sugiyono) mendefinisikan interview/wawancara adalah
merupakan pertemuan dua orang atau bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.58
Wawancara
56
Sugiyono, Op.Cit. h. 142. 57
Ibid. h. 98. 58
Ibid. h. 231.
digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pedahuluan untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari reponden yang lebih mendalam. Wawancara
yang digunakan wawancara tidak terstruktur, wawancara tidak terstruktur adalah
wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.59
Untuk memperoleh informasi penyalahgunaan narkoba dari guru bimbingan
konseling (BK) SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
3. Observasi
Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono) mengemukakan bahwa observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis
dan psikologis. diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan
ingatan.60
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila
responden yamg diamati tidak terlalu besar.61
Peneliti melakukan pengumpulan data
dari lapangan dengan mengamati diantaranya adalah keadaan lingkungan sekolah
SMPN 13 bandar lampung, pengetahuan terhadap narkoba, serta layanan bimbingan
dan konseling yang diberikan.
59
Ibid. h. 233. 60
Ibid. h. 145. 61
Sugiyono, Loc.Cit, h.145.
G. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah
dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
lebih mudah diolah.62
Sedangkan menurut Sugiyono instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.63
Variasi jenis instrumen penelitian adalah: angket, ceklist (check-list) atau daftar
centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan.64
Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data adalah dengan angket. Bentuk angket menurut Sugiyono terdiri
dari dua macam yaitu angket dengan tipe pertanyaan terbuka dan angket dengan
pertanyaan tertutup. Angket dengan pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang
mengharapkan responden untuk menuliskan jawabanya berbentuk uraian tentang
suatu hal, sedangkan angket dengan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah
satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia.65
Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian adalah bentuk angket dengan
pertanyaan tertutup sehingga responden hanya memilih jawaban dari empat pilihan
yaitu a, b, c, dan d. Langkah-langkah penyusunan instrumen dalam penelitian adalah
62
Suharmi Arikunto, Op.Cit. h. 203. 63
Sugiyono, Op.Cit. h. 102. 64
Suharmi Arikunto, Loc.Cit, h. 203. 65
Sugiyono, Op.Cit. h. 143.
pembatasan materi yang digunakan penyusunan materi yang mengacu pada ruang
lingkup persepsi peserta didik tentang narkoba. Setelah pengkategorian dilakukan
maka disediakan kisi-kisi sifat angket untuk peserta didik sebagai berikut:
Tabel 5
Kisi-Kisi Angket Penelitian Persepsi Peserta Didik Tentang Narkoba
variabel Indikator
Pernyataan
+ -
Persepsi
penyalah
gunaan
narkoba
Tepat sasaran
2. apakah layanan informasi ini
tepat diberikan kepada anda;
3. apakah layanan informasi ini
sudah akurat;
5. Apakah anda mendapatkan
layanan informasi ini dengan
akurat;
9. Apakah layanan informasi
yang diberkan kepada anda
berjalan dengan lancer;
29. Banyak remaja SMP yang
terlibat penyalahgunaan
narkoba sehingga layanan ini
sangat tepat diberikan untuk
saya ;
1. Saya tidak menyukai layanan
informasi ini diberikan
kepada siswa SMP;
4. Layanan informasi ini kurang
tepat untuk mengurangi
penyalahgunaan narkoba;
7. Layanan informasi yang
diberikan disekolah tidak
berjalan dengan lancar;
Mudah
dipahami
6. Apakah layanan informasi
yang diberikan mudah
dipahami;
28. Materi pembelajaran tentang
layanan informasi
penyalahgunaan narkoba
mudah dipahami;
8. Layanan informasi yang
diberikan terlalu luas
sehingga sulit untuk
dipahami;
10. Durasi waktu layanan yang
diberikan terlalu singkat
sehingga kami kurang
paham;
25. Layanan informasi yang
diberikan hanyalah sebuah
teori yang susah untuk
dilaksanakan;
27. Pada saat layanan informasi
diberikan suasana kelas
tidak kondusif sehingga saya
kurang memahami;
Tetap waktu 11. Apakah layanan informasi
yang diberikan sudah tepat
waktu untuk anda;
12. Layanan informasi ini tidak
tepat diberikan kepada siswa
SMP;
15. Layanan informasi yang
diberikan tidak tepat untuk
remaja seusia saya;
Menyeleksi 13. Apakah layanan informasi
yang diberikan dapat
membantu menambah
pengetahuan anda tentang
narkoba;
26. Setelah saya mendapatkan
layanan informasi yang
diberikan saya dapat
menyeleksi teman pergaulan
yang baik;
14. Layanan informasi yang
diberikan tidak
mempengaruhi pergaulan
saya diluar sekolah;
16. Layanan yang diberikan
tidak mempengaruhi prestasi
belajar disekolah;
Mengatur
17. Apakah layanan informasi
yang diberikan dapat
menjadikan anda untuk sehat
tanpa narkoba;
18. Apakah layanan informasi
yang diberikan
mempengaruhi anda untuk
memilih teman pergaulan;
20. Saya menjauhi narkoba
karena larangan orang tua;
Menginterpreta
sikan
masukan-
masukan
informasi
untuk
menciptakan
gambaran
keseluruhan
yang berarti
19. Apakah anda bisa menjauhi
penyalahgunaan narkoba;
21. Apakah anda memahami
dampak negatif dari
penyalahgunaan narkoba;
24. Saya sangat bersyukur diusia
saya yang saat ini sudah
mendapatkan layanan
informasi tentang
penyalahgunaan narkoba;
22. Layanan informasi yang
diberikan tidak memberikan
gambaran tentang
penyalahgunaan narkoba;
23. Saya tidak memahami tetang
bahan/kandungan yang
sangat berbahaya yang ada
pada narkoba;
30. Menurut saya layanan
informasi ini hanya untuk
orang dewasa;
H. Pengujian Instrument Penelitian
Instrument merupakan alat untuk mengukur, mengobservasi, atau dokumentasi
yang dapat menghasilkan data kuantitatif.66
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument.67
Menurut Sugiyono instrumen yang valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.68
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu
yang hendak diukur.69
Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan
rumus korelasi product moment dengan rumus:
r𝑥𝑦 = 𝑁 XY − X Y
N X2 − ( X)2 (N Y2) − ( Y)2
Rumus Korelasi Product Moment
Keterangan :
r𝑥𝑦 : Koefisien validitas item yang dicari
X : Skor responden untk tipa item
Y : Total skor tiap responden dari seluruh item X : Jumlah skor dalam distribusi X Y : Jumlah skor dalam distribusi Y X2 : Jumlah kuadrat masing-masing skor X Y2 : Jumlah kuadrat masing-masing skor X
N : Jumlah subjek
66
Ibid. h. 72. 67
Suharsimi Arikunto, Op.Cit, h. 211. 68
Sugiyono, Op.Cit, h. 121. 69
Novalia & Muhamad Syazali, Op.Cit, h. 37.
2. Uji Realibilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik.70
Menurut Sugiyono instrumen yang reliabel adalah instrumen
yang bila digunakan beberapa kali akan menghasilkan data yang konsisten sama.71
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel, jika pengukurannya konsisten,
cermat dan akurat.72
Tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi
dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya, hasil
pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran
terhadap kelompok subjek yang homogen diperoleh hasil yang relatif sama.73
Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan Cronbach Alpha, yaitu:74
𝑟11 = 𝑘
𝑘 − 1 1 −
𝑠𝑖2
𝑠𝑖2
Rumus Cronbach Alpha
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrument/ koefesien Alfa
k = Banyaknya butir pertanyaan/ soal
𝑠𝑖2 = Varians total
Σ 𝑠𝑖2 = Jumlah seluruh varians masing-masing soal
70
Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 221. 71
Sugiyono, Lo.Cit. h. 121. 72
Novalia & Muhamad Syazali, Op.Cit. h. 39. 73
Novalia & Muhamad Syazali, Loc.Cit. h. 39. 74
Novalia & Muhamad Syazali, Loc.Cit. h. 39.
I. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini guna mengetahui adanya pengaruh, sehingga teknik yang
digunakan dalam menganalisis uji hipotesis menggunakan uji regresi linier
sederhana dengan rumus dalam Syofian Siregar adalah sebagai berikut:
𝑌 = a + bX
Rumus Persamaan Regresi Linier Sederhana
Keterangan :
𝑌 = Variabel Terikat X = Variabel bebas
a dan b = Konstanta75
Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus dihitung terlebih dahulu
harga a dan b. Cara menghitung harga a dan b menurut Syofian Siregar yaitu:
Mencari nilai konstanta 𝑎 = 𝑌−𝑏 . 𝑋
𝑛
Rumus mencari nilai konstanta a
Mencari nilai konstanta 𝑏 = 𝑛 . 𝑋𝑌− 𝑋 . 𝑌
𝑛 . 𝑋2−( 𝑋)2
Rumus mencari nilai konstanta b
Keterangan :
𝒏 = jumlah data.76
75
Syofian Siregar, Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP, 2015), h. 220. 76
Syofian Siregar, Op.Cit, h. 221.
Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dan sesuai dengan hipotesis yang
diajukan peneliti maka data yang akan diperoleh akan dianalisis dan diolah dengan
bantuan program SPPS (Statistical Product and Service Solution).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul “Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi
Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2017.
Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk membantu peserta didik mengetahui dan
memahami persepsi penyalahgunaan narkoba di SMP Negeri 13 Bandar Lampung.
Banyak remaja yang memiliki persepsi positif tentang narkoba. Persepsi yang mereka
miliki bahwa mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan gairah hidup,
mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar dan narkoba
dapat menghilangkan perasaan-perasaan kesal dan tertekan, pengguna narkoba
biasanya akan lebih mudah dalam berfikir dan menerima materi pelajaran,
mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan kesehatan dan dengan mengkonsumsi
narkoba, akan turut membantu perkembangan bangsa dan negara. Hal-hal tersebut
adalah persepsi yang dimiliki kebanyakan remaja, mereka tidak mengetahui tentang
bahayanya mengkonsumsi narkoba. Peneliti dalam menangani permasalahan yang
terjadi menggunakan layanan informasi.
1. Profil Umum Penyalahgunaan Karkoba
Berdasarkan hasil penyebaran instrumen penelitian persepsi penyalahgunaan
narkoba terhadap peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung
Tahun Ajaran 2016/2017 peneliti melakukan layanan informasi tentang
persepsi penyalahgunaan narkoba.
Tabel 6
Gambaran Umum Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik
Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017
Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase
Tinggi 80-120 32 59,26%
Sedang 50-79 12 22,23%
Rendah 1-49 10 18,51%
Jumlah 54 100 %
Tabel 6 menyatakan bahwa gambaran umum tentang layanan informasi
terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba dengan penyebaran angket yang
berjumlah 54 peserta didik. Terdapat 32 peserta didik (59,26%) berada pada
kategori tinggi, 12 peserta didik (22,23%) pada kategori sedang, 10 peserta didik
(18,51%) pada kategori rendah.
Hasil tersebut didapatkan dari penyebaran angket yang berjumlah 30 item
pernyataan kepada 54 peserta didik. sebanyak 32 peserta didik (59,26%) yang
berada pada kategori tinggi. Hal ini berbeda dengan skor yang didapatkan
sebelum diberikan layanan informasi, hal ini yang menunjukkan persepsi
penyalahgunaan narkoba yang ditandai kurangnya layanan informasi yang benar
tentang persepsi penyalahgunaan narkoba. Sementara itu, peserta didik yang
berada pada kategori sedang yang berjumlah 10 peserta didik (22,23%)
menunjukkan terdapat beberapa peserta didik mengetahui tentang pengetahuan
penyalahgunaan narkoba. Sedangkan pada kategori rendah terdapat 10 peserta
didik dengan persentase 18,51%.
Tujuan diadakan layanan informasi agar peserta didik dapat mengurangi
penyalahgunaan narkoba dan merubah persepsi positif mereka tentang narkoba.
Persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta didik dapat dilihat pada berbagai
indikator, diantaranya: (1) tepat sasaran; (2) mudah dipahami; (3) tepat waktu;
(4) menyeleksi; (5) Mengatur; dan (6) menginterpretasikan masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.
a. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat
sasaran
Hasil penelitian menunjukkan gambaran Persepsi penyalahgunaan narkoba
peserta didik pada indikator tepat sasaran berada pada kategori tinggi
sebanyak 22 peserta didik (59,26%), pada kategori sedang sebanyak 32
peserta didik (40,74%), pada kategori rendah sebanyak 0 peserta didik (0%).
Secara rinci disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Tepat Sasaran
Kategori Interval Frekuensi Persentase Presentase
Tinggi 31-40 22 59,26%
100% Sedang 16-30 32 40,74%
Rendah 1-15 0 0%
Berdasarkan tabel 7 persentase pada indikator tepat sasaran peserta didik
sebagian besar berada pada kategori sedang, sedangkan peserta didik lainnya
berada pada kategori tinggi. Hal ini ditandai dengan sikap peserta didik masih
acuh untuk memperhatikan saat layanan informasi diberikan.
b. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mudah di
Pahami
Hasil penelitian menunjukkan gambaran mudah dipahami peserta didik saat
diberikan layanan informasi. Kategori tinggi sebanyak 44 peserta didik
(81,49%), pada kategori sedang sebanyak 10 (18,51%) peserta didik
(18.75%), pada kategori rendah sebanyak 0 peserta didik (0%) Secara rinci
disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Indikator Mudah dipahami
Kategori Interval Frekuensi Persentase Presentase
Tinggi 11-16 44 81,49%
100% Sedang 6-10 10 18,51%
Rendah 1-5 0 0%
Berdasarkan tabel 8 persentase pada indikator mudah dipahami peserta
didik sebagian besar berada pada kategori tinggi, sedangkan peserta didik
lainnya berada pada kategori sedang, pada kategori rendah 0. Hal ini ditandai
dengan masih banyaknya peserta didik yang memperhatikan saat diberikan
layanan informasi.
c. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat
Waktu
Hasil penelitian menunjukkan gambaran tepat waktu layanan informasi itu
diberikan. Peserta didik pada yang berada pada kategori tinggi sebanyak 44
peserta didik (81,49%), pada kategori sedang sebanyak 10 peserta didik
(18,51%), dan pada kategori rendah sebanyak 0 peserta didik. Secara rinci
disajikan pada Tabel 10.
Tabel 9
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat Waktu
Kategori Interval Frekuensi Persentase Presentase
Tinggi 11-16 44 81,49%
100% Sedang 6-10 10 18,51%
Rendah 1-5 0 0%
Berdasarkan tabel 9 persentase pada indikator tepat waktu peserta didik
sebagian besar berada pada kategori sangat tinggi, sedangkan peserta didik
lainnya berada pada kategori rendah dan rendah 0. Tingkat indikator tepat
sasaran ini cenderung tinggi yang terlihat dari karena mereka merasa harus
sejak dini diberikan layanan informasi tentang narkoba.
d. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Menyeleksi
Hasil penelitian menunjukkan gambaran indikator menyeleksi peserta didik
pada kategori tinggi sebanyak 43 peserta didik (79,62%), pada kategori
sedang sebanyak 11 peserta didik (20,38%), dan pada kategori rendah
sebanyak 0 peserta didik. Secara rinci disajikan pada Tabel 11.
Tabel 10
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan NarkobaPada Indikator Menyeleksi
Kategori Interval Frekuensi Persentase Presentase
Tinggi 11-16 43 79,62%
100% Sedang 6-10 11 20,38%
Rendah 1-5 0 0%
Berdasarkan tabel 10 persentase pada indikator menyeleksi peserta didik
sebagian besar berada pada kategori tinggi, sedangkan peserta didik lainnya
berada pada kategori sedang. Tingkat menyeleksi ini peserta didik pada
indikator ini cenderung tinggi yang ditandai dengan sikap peserta didik yang
sangat menyeleksi informasi yang ada.
e. Gambaran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur
Hasil penelitian menunjukkan gambaran indikator mengatur peserta didik
pada indikator ini berada pada kategori tinggi sebanyak 34 peserta didik
(69,97%), pada kategori sedang sebanyak 18 peserta didik (33,33%)
sedangkan pada kategori rendah sebanyak 2 peserta didik (3,70%). Secara
rinci disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur
Kategori Interval Frekuensi Persentase Presentase
Tinggi 9- 12 34 62,97%
100% Sedang 5- 8 18 33,33%
Rendah 1-4 2 3,70%
Berdasarkan tabel 11 persentase pada indikator mengatur dalam persepsi
penyalahgunaan narkoba peserta didik sebagian besar berada pada kategori
tinggi, sedangkan peserta didik lainnya berada pada kategori sedang, dan
rendah. Tingkat persepsi penyalahgunaan narkoba pada indikator ini
cenderung tinggi dikarenakan peserta didik lebih menyeleksi informasi yang
masuk.
f. Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Menginterpretasi masukan informasi untuk menciptakan gambaran
keseluruhan yang berarti
Hasil penelitian menunjukkan gambaran menginterpretasikan peserta didik
berada pada kategori tinggi sebanyak 32 peserta didik (59,25%) pada kategori
sedang sebanyak 22 peserta didik (40,74%), pada kategori rendah sebanyak 0
peserta didik (0%) Secara rinci disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12
Gambaran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Menginterpretasikan
Kategori Interval Frekuensi Persentase Presentase
Tinggi 15-20 32 59,25%
100% Sedang 8-14 22 40,74%
Rendah 1-7 0 0%
Berdasarkan tabel 12 persentase pada indikator mengintepretasikan
persepsi penyalahgunaan narkoba peserta didik sebagian besar berada pada
kategori tinggi, sedangkan peserta didik lainnya berada pada sedang. Tingkat
menginterpretasikan peserta didik pada indikator ini cenderung tinggi karena
mereka memiliki antusias yang baik terhadap layanan informasi tentang
narkoba yang diberikan.
2. Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi Penyalahgunaan
Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Lampung
Tahun Ajaran 2016/2017
a. Pelaksanaan Layanan Informasi Terhadap Persepsi Penyalahgunaan
Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Lampung
Tahun Ajaran 2016/2017
Pelaksanaan penelitian ini menggunakan layanan informasi yang
dilakukan pada peserta didik yang sudah dipilih berdasarkan purvose
sampling. Kegiatan tersebut dilaksanakan di ruang kelas SMP Negeri 13
Bandar Lampung. Pretest diberikan pada hari Kamis, 02 Maret 2017
kepada seluruh peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung.
Pada tahap ini bertujuan untuk membina hubungan baik diawal
pertemuan dengan peserta didik, serta memberikan pengarahan tentang
penelitian yang akan dilakukan tentang layanan yang berupa layanan
informasi serta menggali informasi terkait persepsi penyalahgunaan
narkoba. Pelaksanaan layanan informasi dapat dikatakan cukup lancar
hal ini dapat dilihat dari seluruh peserta didik yang antusias
memperhatikan saat layanan informasi diberikan kepada peserta didik.
1) Pertemuan 1
Hari/Tanggal : Kamis, 09 Maret 2017
Waktu : 10.30 WIB
Tempat : Ruangan Kelas
Kegiatan layanan informasi dibuka dengan mengucapkan salam.
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada peserta didik atas
kesediaannya untuk mengikuti layanan informasi. Peneliti meminta
ketua kelas untuk memimpin doa dengan harapan supaya
pelaksanaan layanan informasi dapat berjalan dengan lancar dan
memberikan manfaat. Peneliti mengawali untuk memulai perkenalan
yang dilanjutkan oleh peserta didik secara bergantian meliputi nama
dan alamat. Kegiatan selanjutnya yaitu peneliti menjelaskan apa yang
akan dilakukan peneliti nantinya untuk melaksanakan layanan
informasi selama 45 menit untuk pertemuan layanan informasi pada
pertemuan pertama ini.
Pada tahap ini peniliti akan membina hubungan baik agar peserta
didik merasa aman, nyaman, dan percaya dengan peneliti, sehingga
peserta didik dapat hadir dengan sukarela dan terbuka pada saat
proses layanan informasi. Pertemuan ini peneliti memberikan
penjelasan mengenai angket yang akan dibagikan kepada peserta
didik, maksud dan tujuan angket layanan informasi serta cara
pengisian angket tersebut yang nantinya untuk dijadikan sebagai hasil
pretest. Setelah pretest selesai peneliti memulai masuk pada layanan
informasi tentang narkoba. Pertemuan pertama yang akan dibahas
oleh peneliti masuk pada pengertian narkoba. Layanan informasi
narkoba ini diberikan bertujuan agar peserta didik mengetahui apa itu
narkoba, ciri-cirinya, jenis-jenisnya serta dampak buruk
mengkonsumsi narkoba.
2) Pertemuan ke dua
Hari/Tanggal : Selasa , 14 Maret 2017
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Ruangan Kelas
Kegiatan layanan informasi pada pertemuan kedua dibuka
dengan mengucapkan salam. peneliti mengucapkan terimakasih
kepada peserta didik atas kehadirannya dan dilanjutkan dengan
meminta ketua kelas untuk memimpin do’a. Peneliti mengulas sedikit
mengenai kegiatan layanan informasi sebelumnya. Kegiatan
selanjutnya yaitu masih sama dengan pertemuan sebelumnya yaitu
layanan informasi tetapi dengan tema yang berbeda. Peneliti
menjelaskan kembali kepada peserta didik tentang pengertian, tujuan,
proses, azas serta cara pelaksanaan layanan informasi. Pertemuan
kedua ini peneliti memberikan layanan tentang pengertian narkoba
serta ciri-cirinya. Layanan informasi informasi pada pertemuan
kedua ini bertujuan agar peserta didik mengetahui dengan jelas apa
itu narkoba serta ciri-cirinya.
3) Pertemuan Ke Tiga
Hari/Tanggal : Kamis, 16 Maret 2017
Waktu : 10:30 Wib
Tempat : Ruangan Kelas
Pertemuan ketiga layanan informasi ini diawali dengan peneliti
melakukan opening dengan menyambut peserta didik dengan baik,
memberi salam, menyapa, membangun hubungan baik misalnya,
menanyakan kabar, serta menggunakan kalimat yang membuat
peserta didik merasa nyaman dan akrab. Kemudian memasuki
pembahasan inti, peneliti memberikan layanan informasi serta
menjelaskan tujuan yang akan dicapai dalam layanan informasi pada
pertemuan ini yaitu agar peserta didik mengetahui macam-macam
narkoba dan dampak dari menggunakan narkoba. Pertemuan ketiga
ini merupakan kegiatan inti dan yang paling utama dalam layanan
informasi yang diberikan ini. Oleh sebab itu, layanan informasi jenis
narkoba dan dampaknya akan diberikan pada pertemuan ketiga dan
kempat hal ini bertujuan agar peserta didik sangat jelas tentang
narkoba.
4) Pertemuan Ke Empat
Hari/Tanggal : Selasa, 21 Maret 2017
Waktu : 09:00 WIB
Tempat : Ruang Kelas
Memasuki pertemuan keempat kegiatan yang dilakukan masih
sama dengan kegiatan sebelumnya yaitu memberikan layanan
informasi kepada peserta didik agar mengetahui tentang dampak
penyalahgunaan narkoba. Seperti biasa proses layanan informasi
diawali dengan peneliti melakukan opening dengan menyambut
peserta didik dengan baik, memberi salam, menyapa, membangun
hubungan baik misalnya, menanyakan kabar, serta menggunakan
kalimat yang membuat peserta didik merasa nyaman dan akrab.
Kemudian memasuki pembahasan inti, peneliti memberikan layanan
informasi bertujuan agar peserta didik lebih jelas tentang dampak
penyalahgunaan narkoba.
Pertemuan keempat ini merupakan pertemuan terakhir layanan
informasi tentang persepsi penyalahgunaan narkoba. Pertemuan ini
peneliti memberikan penjelasan kembali mengenai angket yang akan
dibagikan kepada peserta didik, maksud dan tujuan angket layanan
informasi serta cara pengisian angket tersebut yang nantinya untuk
dijadikan sebagai hasil postest.
Mengakhiri pertemuan layanan informasi pada hari ini, peneliti
mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi dan kerjasamanya.
Kegiatan layanan informasi diakhiri dengan salam dan doa.
3. Hasil Uji Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi
Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri
13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Ho = Layanan Informasi Tidak Berpengaruh Terhadap Persepsi
Penyalahgunaan Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri
13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.
2. Hi = Layanan Informasi Berpengaruh Terhadap Persepsi Penyalahgunaan
Narkoba Pada Peserta Didik Kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017. Adapun hipotesis statistiknya adalah
sebagai berikut:
H0 : µ1 ≠ µ0
H1 : µ1= µ0
Berdasarkan hasil uji regresi linier pada peserta didik yang diberi
layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba peserta
didik dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 13
Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Secara Keseluruhan
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469
karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000
yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Sig pada tabel B adalah 0,000 yang
berarti probabilitas 0,000. Berdasarkan tabel nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel
tersebut, bahwa nilai thitung untuk X yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf
signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima.
Sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698 yang berarti probabilitas 0,698,
karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang artinya B tidak berarti.
Coefficientsa
Model
Unstandardize
d Coefficients
Stan
dardi
zed
Coef
ficie
nts
T Sig.
95.0%
Confidence
Interval for B
Correlations Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Lower
Bound
Upper
Bound
Zero-
order Partial Part
Tolera
nce VIF
1 (Constat) 70.744 11.96 5.937 .000 46.832 94.656
X .069 .178 .054 .390 .698 -.287 .426 .054 .054 .054 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu: Y
= 70,744.
Hasil analisis data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran seperti
dibawah ini.
Grafik 1
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Secara Keseluruhan
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat
bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar pada sumbu normal, maka
dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi yang berarti
kelinierannya normal.
a. Hasil Uji Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat
Sasaran
Hasil uji persepsi penyalahgunaan narkoba pada indikator tepat sasaran
untuk melihat efektif tidaknya layanan informasi ini diberikan ke peserta didik
seusia mereka. Hasil dari indikator tepat sasaran dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 14
Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Tepat sasaran
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficien
ts
T Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Zero-
order Partial Part
Tolera
nce VIF
1 (Constant) 60.477 13.714 4.410 .000
X .251 .207 .166 1.212 .231 .166 .166 .166 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 4,410 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469
karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000
yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang
berarti probabilitas 0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel diatas,
bahwa nilai thitung untuk X yaitu 1,212 pada ttabel dengan df 52 dan taraf
signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima.
sedangkan sig pada tabel B adalah 0,231 yang berarti probabilitas 0,231 karena
probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang artinya B tidak berarti.
Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi dugaannya yaitu:
Y = 60,477.
Hasil analisis data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti
dibawah ini :
Grafik 2.
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat
Sasaran
Berdasarkan grafik tersebut Jika residual berasal dari distribusi normal, maka
nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa sebaran
data pada gambar tersebut tersebar hampir semua tidak pada sumbu normal,
maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas tidak dapat dipenuhi.
b. Hasil Uji Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mudah
Dipahami
Hasil uji layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba
pada indikator mudah dipahami didapatkan oleh sebagai berikut.
Tabel 15
Hasil Uji Regresi Linier Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Mudah Dipahami
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 7.213 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena
thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti
Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas
0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa
nilai thitung untuk X yaitu 1,621 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05
diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B
adalah 0,111 yang berarti probabilitas 0,111 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka
diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis diatas maka dapat dibuat
model regresi dugaannya yaitu: Y = 63.321.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standard
ized
Coeffici
ents
T Sig.
Correlations
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error Beta
Zero-
order
Partia
l Part
Tolera
nce VIF
1 (Constan) 63.321 8.779 7.213 .000
X .204 .126 .219 1.621 .111 .219 .219 .219 1.000 1.000
a. Dependent Variable: Y
Hasil data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran dibawah ini :
Grafik 3
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Mudah Dipahami
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat
bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal,
maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi.
c. Hasil Uji Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat
Waktu
Hasil uji layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba
pada indikator tepat waktu didapatkan oleh sebagai berikut.
Tabel 16
Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mudah
Dipahami
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 71.490 8.916 8.018 .000
X .079 .126 .087 .626 .534
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant yaitu 8,018
pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel
maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000<
0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Untuk
nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk
X yaitu 0,626 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469,
karena thitung < Ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B adalah 0,534 yang
berarti probabilitas 0,534 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang
artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis diatas maka dapat dibuat model regresi
dugaannya yaitu: Y = 71.490.
Hasil data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran disebagai berikut:
Grafik 4
Grafik Kelinieran Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Tepat
Waktu
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat
bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal,
maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi.
d. Hasil Uji Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Menyeleksi
Hasil uji layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba
pada indikator tepat waktu didapatkan oleh sebagai berikut.
Tabel 17
Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Menyeleksi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 57.556 11.660 4.936 .000
X .247 .162 .207 1.525 .133
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 4,936 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena
thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti
Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas
0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa
nilai thitung untuk X yaitu 1,525 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05
diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B
adalah 0,133 yang berarti probabilitas 0,133 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka
diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat
model regresi dugaannya yaitu: Y = 57.556.
Hasil data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti dibawah ini:
Grafik 5
Grafik Kelinieran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Menyeleksi
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa
sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal, maka dapat
dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi.
e. Hasil Uji Persepsi Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur
Hasil uji layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba
pada indikator mengatur didapatkan oleh sebagai berikut.
Tabel 18
Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Mengatur
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 71.812 10.522 6.825 .000
X .047 .143 .045 .326 .746
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 6.825 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena
thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti
Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas
0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa
nilai thitung untuk X yaitu 0,326 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05
diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B
adalah 0,746 yang berarti probabilitas 0,746 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka
diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat
model regresi dugaannya yaitu: Y = 51.812.
Hasil data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti dibawah ini:
Grafik 6
Grafik Kelinieran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mengatur
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat
bahwa sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal,
maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi.
f. Hasil Uji Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Menginterpretasikan
masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan
yang berarti
Hasil uji layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba pada
indikator menginterpretasikan didapatkan oleh sebagai berikut.
Tabel 19
Hasil Uji Coba Regresi Linier Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator Mudah
Dipahami
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 85.612 10.163 8.424 .000
X -.148 .147 -.138 -1.007 .319
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant
yaitu 8.424 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena
thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti
Sig 0,000< 0,05 yang berarti sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas
0,000. Untuk nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa
nilai thitung untuk X yaitu -1,007 pada ttabel dengan df52 dan taraf signifikan 0,05
diperoleh 1.67469, karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel B
adalah 0,319 yang berarti probabilitas 0,319 karena probabilitas lebih dari 0,05 maka
diterima yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat
model regresi dugaannya yaitu: Y = 85.612.
Hasil data tersebut dapat dilihat juga pada grafik kelinieran seperti dibawah ini:
Grafik 7
Grafik Kelinieran Penyalahgunaan Narkoba Pada Indikator
Menginterpretasikan
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat Jika residual berasal dari distribusi
normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa
sebaran data pada gambar tersebut tersebar semua pada sumbu normal, maka dapat
dikatakan bahwa pernyataan normalitas dapat dipenuhi.
B. Pembahasan
Pembahasan Umum Persepsi Penyalahgunaan Narkoba di SMP Negeri
13 Bandar Lampung
Hasil penelitian persepsi penyalahgunaan narkoba menunjukkan gambaran
umum tentang layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba terdapat
32 peserta didik (59,26%) berada pada kategori tinggi, 12 peserta didik (22,23%)
pada kategori sedang, 10 peserta didik (18,51%) pada kategori rendah.
Hasil tersebut didapatkan dari penyebaran angket yang berjumlah 30 item
pernyataan kepada 54 peserta didik. Sebanyak 32 peserta didik (59,26%) yang berada
pada kategori tinggi. Hal ini berbeda dengan skor yang didapatkan sebelum diberikan
layanan informasi, hal ini yang menunjukan persepsi penyalahgunaan narkoba yang
ditandai kurangnya layanan informasi yang benar tentang persepsi penyalahgunaan
narkoba. Sementara itu, peserta didik yang berada pada kategori sedang yang
berjumlah 10 peserta didik (22,23%) menunjukkan terdapat beberapa peserta didik
mengetahui tentang pengetahuan penyalahgunaan narkoba. Sedangkan pada kategori
rendah terdapat 10 peserta didik dengan persentase 18,51%.
Hasil penelitian yang peneliti dapatkan adalah Berdasarkan perhitungan data
secara keseluruhan dengan menggunakan uji regresi linier dengan SPSS Versi 17
dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52
dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak,
sedangkan sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti
Sig pada tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Berdasarkkan tabel
nilai X dapat dilihat berdasarkan tabel tersbut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk X
yaitu 0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469,
karena thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698
yang berarti probabilitas 0,698, karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima
yang artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model
regresi dugaannya yaitu:Y = 70,744.
Hasil analisis data tersebut dapat juga dilihat pada grafik kelinieran pada
grafik 1. Jika residual berasal dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data
akan terletak sekitar garis lurus, terlihat bahwa sebaran data pada gambar diatas
tersebar pada sumbu normal, maka dapat dikatakan bahwa pernyataan normalitas
dapat dipenuhi yang berarti memiliki kelinierannya.
Tujuan diadakan layanan informasi sebagai media bimbingan dan konseling
agar peserta didik dapat memahami benar-benar tentang narkoba seperti apa itu
narkoba, bahaya atau dampak narkoba seperti apa dan juga dapat mengurangi
penyalahgunaan narkoba dan merubah persepsi mereka tentang narkoba. Persepsi
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang di peroleh
dengan menyimpulkan informasi dan menfsirkan pesan. Persepsi adalah mengenal
dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. Kata
lain yang menyangkut persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau
informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat panca
inderanya,yaitu indera penglihatan, pendengar, peraba, perasa dan pencium. Dengan
demikian persepsi remaja tentang penyalahgunaan narkoba adalah tanggapan yang
terjadi dalam diri remaja tentang penggunaan atau konsumsi narkoba sehingga remaja
sadar bahwa penggunaan narkoba berdampak pada kesehatannya. Kesadaran tersebut
didapat remaja dari lingkungan yang selalu memberi peringatan akan dampak
penggunaan narkoba ataupun dari pengamatan langsung akan dampak narkoba pada
orang yang dikenal yang kebetulan pecandu.
Pentingnya layanan informasi tentang persepsi narkoba memang harus
diberikan kepada anak sejak dini agar mereka memiliki dasar pengetahuan untuk
bekal mereka kelak dewasa. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang narkoba
setidaknya mereka sudah mengetahui bahaya menggunakan narkoba sehingga disaat
mereka dewasa dan menjumpai barang tersebut mereka sudah memiliki pengetahuan
yang bisa dijadikan pagar untuk dirinya dan sudah tidak ada perasaan ingin mencoba
karena sudah mengetahui bahaya narkoba, baik dampak untuk kesehatannya maupun
dampak hukum pidana jika mengkonsumsi narkoba. Maraknya narkoba telah banyak
mempengaruhi mental dan sekaligus pendidikan bagi para pelajar saat ini. Masa
depan bangsa yang besar ini bergantung sepenuhnya pada upaya pembebasan kaum
muda dari bahaya narkoba. Narkoba telah menyentuh lingkaran yang semakin dekat
dengan kita semua, penyebaran narkoba tidak mengenal golongan pelajar,
mahasiswa, penjabat, polisi, dan lain-lainnya. Remaja merupakan pengguna narkoba
yang paling banyak di indonesia dan indonesia sekarang ini telah menjadi negara
pengedaran narkoba jaringan internasional. Dari penjelasan singkat tersebut dapat
menggambarkan bahwa narkoba adalah sesuatu yang sangat berbahaya dan wajib kita
hindari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden negatif
tentang penyalahgunaan narkoba. Persepsi negatif membuat remaja cenderung untuk
mengkonsumsi narkoba serta mengesampingkan dampak yang muncul, baik dampak
terhadap diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar. Pada diri sendiri, remaja
yang terbiasa mengkonsumsi narkoba lebih cenderung menyendiri dan kesulitan
beraktivitas normal sebagaimana remaja lain. Keluarga remaja yang mengkonsumsi
narkoba tentu menolak keberadaan sebagai anggota keluarga sehingga seringkali
dikucilkan, dikesampingkan dan diabaikan. Lingkungan remaja juga memberikan
sanksi sosial atas perilaku konsumsi narkoba. Disamping itu persepsi negatif tentang
penyalahgunaan narkoba menyebabkan remaja meremehkan konsekwensi hukum dari
penggunaan narkoba ketika diketahui oleh aparat penegak hukum. Sebagaimana
diketahui bahwa narkoba termasuk jenis tindak kejahatan serius. Kebiasaan
mengkonsumsi narkoba pada remaja memungkinkan mereka terjerat hukum dan
menjalani konsekwensinya yaitu dipenjara.
Persepsi negatif tentang penyalahgunaan narkoba yang dimiliki responden
meliputi persepsi negatif tentang dampak penyalahgunaan narkoba dan akibat
penyalahgunaan narkoba. Persepsi negatif tentang dampak penyalahgunaan narkoba
meliputi; persepsi bahwa mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan gairah hidup,
mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan konsentrasi dalam belajar dan narkoba
dapat menghilangkan perasaan perasaan kesal dan tertekan.Sedangkan persepsi
negatif tentang akibat penyalahgunaan narkoba meliputi persepsi bahwa pengguna
narkoba biasanya akan lebih mudah dalam berfikir dan menerima materi pelajaran,
mengkonsumsi narkoba dapat meningkatkan kesehatan dan dengan mengkonsumsi
narkoba, akan turut membantu perkembangan bangsa dan negara.
Berdasarkan persepsi-persepsi negatif yang dimiliki responden perlu diadakan
layanan informasi dari pihak sekolah secara rutin agar mereka memiliki pengetahuan
yang banyak tentang narkoba. Pihak sekolah dapat juga bekerja sama dengan polsek
terdekat untuk membantu memberikan layanan informasi atau penyuluhan tentang
dampak penyalahguanaan narkoba yang apabila mereka mengkonsumsinya dapat
merusak tubuh mereka selain itu mereka juga dapat terjerat dengan hukum pidana
yang sangat berat. Pemberian layanan informasi sejak dini dapat menjadi pagar untuk
diri mereka sendiri jika mereka tergoda ingin memakai, mereka akan berfikir dua kali
karna sudah mengetahui dampak dan hukuman jika memakai barang tersebut. Hal ini
didukung dengan penilitian Yusuf Gunawan tentang tujuan layanan informasi yang
memiliki tujuan salah satunya membantu siswa agar lebih mengenal/dekat pendidikan
dilingkungan masyarakat, karena lingkungan masyarakat tidak semuanya baik.
Layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba pada peserta
didik dapat dilihat pada berbagai indikator, diantaranya: (1) tepat sasaran; (2) mudah
dipahami; (3) tepat waktu; (4) menyeleksi; (5) Mengatur; (6) mengintrepretasikan
masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti
a. Indikator Tepat Sasaran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam layanan informasi
terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba didapatkan sebanyak 32 pesarta didik
berada pada kategori sedang (59,26 %) sedangkan sebanyak 22 peserta didik berada
pada kategori tinggi (40,74%). Hal ini menandakan layanan informasi yang diberikan
tepat sasaran karena hampir 50% peserta didik berada pada kategori tinggi sedangkan
sisanya dikategori sedang hal ini berarti mereka menyadari bahwa layanan informasi
tentang penyalahgunaan narkoba sangat penting.
Kenakalan remaja sebenarnya adalah masalah yang tidak henti-hentinya
diperdebatkan. Remaja membutuhkan informasi sejak dini tentang perubahan-
perubahan yang terjadi pada dirinya. Untuk menghadapi perubahan pada masa
remaja khususnya yang berkaitan dengan masalah kenakalannya, remaja perlu
memiliki sikap yang positif terhadap pergaulan dan kesehatannya agar remaja dapat
terhindar dari pengaruh negatif lingkungan dan menjadi remaja yang sehat, serta
menerima kedewasaannya secara bertanggungjawab. Oleh sebab itu layanan
informasi harus tepat sasaran diberikan kepada anak yang beranjak remajasebagai
pondasi mereka untuk menghadapi lingkungan masyarakat yang tidak semuanya
baikmereka sudah memiliki pengetahuan tentang bahaya narkoba. Pengetahuan yang
mereka miliki sejak dini dapat menjadi pagar untuk dirinya sendiri disaat mereka
berada dilingkungan seperti itu mereka tidak ikut terjerumus kedalamnya.
b. Indikator mudah dipahami
Berdasarkan hasil penelitian pada indikator yang kedua ini diperoleh data dari
angket yang sudah diberikan sebanyak 44 peserta didik berada pada kategori tinggi
dengan persentase 81,49% sedangkan sisanya berada pada kategori sedang yaitu 10
dengan persentase 18,51%. Hal ini menandakan bahwa layanan informasi yang telah
diberikan mudah dipahami oleh peserta didik baik dari pengertian narkoba itu seperti
apa, memahami ciri-ciri narkoba, yang paling penting adalah jenis-jenis narkoba dan
dampak dari masing masing narkoba yang dapat merusak tubuh dan masa depan
mereka terlebih lagi mereka harus menjalani hukuman pidana apabila
mengkonsumsinya.Pemahaman yang mereka miliki setidaknya dapat penjadi pagar
atau penjaga untuk diri mereka sendiri disaat nanti mereka remaja akan banyak faktor
negative dari luar yang menggoda mereka. Pemahaman tentang layanan informasi
terhadap persepsi penyalah gunaan narkoba harus diberikan dengan jelas dan mudah
dimengerti oleh mereka. Layanan ini yang merupakan pengetahuan yang sangat
penting yang menjadi pondasi utama bagi mereka.
c. Indikator tepat waktu
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini
diperoleh data sebanyak 44 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan
persentase sebanyak 81,49%. Sisanya sebanyak 10 orang berada pada kategori sedang
sebanyak 10 peserta didik dengan persentase 18,51 %. Dapat dilihat berdasarkan
keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori tinggi ini
menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi penyalahgunaan narkoba
tepat waktu diberikan, mereka merasa bahwa saat peralihan masa keremaja mereka
memerlukan informasi penting sebagai bekal mereka remaja agar tidak terjerumus
kenarkoba.Pengetahuan awal tentang bahaya narkoba sangat mereka butuhkan agar
mereka tidak perrnah berfikir untuk terjerumus didalamnya.
d. Indikator menyeleksi
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini
diperoleh data sebanyak 43 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan
persentase sebanyak 79,62% sisanya sebanyak 11peserta didik berada pada kategori
sedang. Sebanyak 11 peserta didik dengan persentase 20,38 %. Dapat dilihat
berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori
tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi penyalahgunaan
narkoba sangat menyeleksi informasi – informasi yang diberikan untuk dimengerti
mana yang baik dan mana yang buruk. Guru BK harus pintar-pintar menyeleksi
layanan informasi tentang narkoba yang akan diberikan kepada peserta didik agar
menarik sehingga mereka antusias untuk memperhatikan saat layanan diberikan,
sehingga informasi tersebut dapat mereka serap dan dapat mereka mengerti sehingga
pengetahuan tersebut dapat mereka aplikasikan nanti disaat mereka dewasa.
e. Indikator mengatur
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini
diperoleh data sebanyak 34 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan
persentase sebanyak 62,97%. Sisanya sebanyak 18 peserta didik orang berada pada
kategori sedang. Sebanyak 18 peserta didik dengan persentase 18,51 %., dan sisanya
berada pada kategori rendah sebanyak 2 orang dengan persentase 3,70 %. Hal ini
dapat dilihat berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada
pada kategori tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi
penyalahgunaan narkoba dapat mengatur pengetahuan mereka tentang pentingnya
mengetahui bahaya mengkonsumsi narkoba yang diberikan, sehingga mereka merasa
bahwa saat peralihan masa keremaja informasi yang mereka ketahui sejak dulu adalah
informasi yang sangat penting.
f. Indikator menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang brarti
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada indikator tepat waktu ini
diperoleh data sebanyak 32 peserta didik berada pada kategori tinggi dengan
persentase sebanyak 59,25%. Sisanya sebanyak 22 peserta didik berada pada kategori
sedang. Sebanyak 22 peserta didik dengan persentase 40,74 %. Dapat dilihat
berdasarkan keterangan diatas bahwa banyak peserta didik yang berada pada kategori
tinggi ini menandakan bahwa layanan informasi tentang persepsi penyalahgunaan
narkoba dapat diinterpretasikan menjadi gambaran yang baru, pengetahuan yang baru
yang dapat dijadikan bekal untuk nanti sampai tua.Layanan informasi tentang
narkoba harus diintrepretasikan dengan sangat baik agar dapat dimengerti dan benar
benar dijadikan pedoman oleh mereka.
Kenakalan remajaa ini cenderung meningkat setiap tahunnya khususnya dalam
penggunaan narkoba. Ironisnya narkoba ini tidak hanya mengancam kalangan atas,
kalangan bawah pun sudah banyak memakainya.Peredaran narkoba saat ini sudah
marak sekali.Peredaran narkoba tidak memandang siapa pun , selagi mereka mampu
membelinya tidak memandang usia dan status.Siswa atau remaja sangat rentan
terhadap penyalahgunaan narkoba karena pada masa ini remaja penuh dorongan
keingin tahuan, penjelajahan, petualang, dan mudah terpengaruh. Dalam hal ini siswa
atau remaja mempunyai berbagai macam penyebab penyalahgunaan narkoba antara
lain: penyalahgunaan narkoba yaitu ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan
tuntutan lingkungan, mengalami tekanan jiwa, tidak memikirkan akan bahaya
narkoba. Terlebih lagi narkoba sangat mudah digunakan oleh masyarakat oleh sebab
itu sejak dini kita harus menanamkan pengetahuan yang positif kepada anak anak
yang beranjak memasuki remaja. Remaja sebagai pewaris bangsa ke depan haruslah
terhindar dari narkoba. Akan sangat mengkhawatirkan jika Indonesia gagal dalam
menanggulangi narkoba secara efektif karena kemungkinan lahir sebuah generasi
yang hilang tidak terelakkan, Generasi muda yang merupakan cermin dari barisan
reformasi tidak lagi peka terhadap fenomena sosial yang terjadi di sekelilingnya.
Selain itu harkat dan martabat bangsa akan semakin rendah jika para pemimpinnya
kelak merupakan generasi yang tadinya adalah generasi yang kurang berbudi pekerti,
cepat putus asa dan tidak menghadapi tantangan zaman.
Persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap stimulus
yang diterimanya. Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat
datang dari dalam diri individu. Karena persepsi merupakan aktivitas yang intergrated
dalam diri individu, maka apa yang ada di dalam diri individu akan ikut aktif dalam
persepsi. Persepsi siswa tentang penyalahgunaan narkoba pasti berbeda-beda. Positif
dan negatifnya persepsi siswa akan mempengaruhi perkembangan masa remajanya di
manaapabila timbul persepsi yang positif terhadap penyalahgunaan narkoba, maka
dia akan menyalahgunakan narkoba. Sebaliknya siswa yang memiliki persepsi
negatif terhadap penyalahgunaan narkoba maka dia tidak akan menggunakan
narkoba.
layanan informasi terhadap penyalahgunaan narkoba yang mempengaruhi
perkembangan prilaku remaja pada khususnya yaitu siswa. Masa remaja merupakan
masa peralihan dari kanak-kanak menuju remaja. Di sekolah siswa belum mengetahui
banyak tentang narkoba dan akibat menggunakan narkoba, siswa-siswa hanya
mengetahui pengertian secara umum, guru di sekolah tidak memberi penjelasan
secara jelas kepadasiswa sehingga sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan yang
dapat menghancurkan masa depan siswa tersebut. Oleh sebab itu, peneliti
memberikan layanan informasi tentang narkoba kepada siswa agar dapat mengetahui
narkoba lebih dalam lagi.
Layanan informasi adalah penyampaian berbagai informasi kepada sasaran
layanan agar individu dapat mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi
kepentingan hidup dan perkembangannya. Layanan informasi juga termasuk dalam
media massa. Layanan informasi yang akan dilaksanakan pada penelitian ini adalah
layanan informasi bidang bimbingan sosial. Bidang bimbingan layanan informasi ini
bidang bimbingan sosial dan pribadi. Layanan informasi dalam bimbingan sosial dan
pribadi meliputi kegiatan pemberian informasi tentang pengertian narkoba,jenis-jenis
narkoba, ciri-ciri orang menggunakan narkoba, dampak menggunakan narkoba.Oleh
sebab itu peneliti mencoba melakukan penelitian tentang layanan informasi untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba.
Berdasarkan uraian tentang layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan
narkoba diliat dari beberapa indikator diatas dapat disimpulkan bahwa layanan
informasi sangat diperlukan anak remaja sejak dini. Layanan informasi ini
diperlukaan untuk membangun pengetahuan mereka tentang narkoba agar saat
mereka dewasa mereka dapat menyesuaikan tuntutan lingkungan yang tidak
semuanya baik, selain itu mereka tidak mempunyai rasa keingin tauan untuk
memakai narkoba. Dengan pengetahuan yang mereka miliki mereka tidak mudah
untuk masuk kedalam dunia narkoba karena sudah mengetahui bahaya narkoba.
C. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dengan sebaik mungkin, namun
peneliti menyadari betul bahwa masih banyak kekurangannya. Peneliti sebagai
pelaksana layanan informasi mengalami beberapa hambatan. Pada awal pertemuan,
peneliti mengalami kesulitan dalam membangun keaktifan peserta didik. Namun, hal
itu dapat diatasi oleh peneliti mampu membuat mereka mulai merasa nyaman.
Selain keterbatasan tersebut, dimungkinkan juga ada jawaban yang tidak
sesuai dengan keadaan sebenarnya dari peserta didik karena alasan-alasan tertentu.
Hal ini dikarenakan peserta didik dimungkinkan mencari aman dalam menjawab
angket persepsi penyalahgunaan narkoba. Namun peneliti sudah berusaha
menjelaskan kepada peserta didik untuk jujur dalam menjawab butir-butir pernyataan
angket persepsi narkoba yang sesuai dengan keadaan peserta didik yang sebenarnya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian “Pengaruh Layanan Informasi Terhadap Persepsi
Penyalahgunaan Narkoba Pada peserta didik Kelas VII di SMP Negeri 13
Lampung Tahun Ajaran 2016/2017” menunjukan bahwa berpengaruh dan
meningkatkan skor, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Terdapat pengaruh layanan informasi terhadap persepsi penyalahgunaan narkoba
pada peserta didik kelas VII di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.
Hasil yang dapatkan adalah Berdasarkan perhitungan data secara keseluruhan dengan
menggunakan uji regresi linier dengan aplikasi SPSS Versi 17 dapat dilihat bahwa
nilai thitung untuk Constant yaitu 5,937 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan
0,05 diperoleh 1.67469 karena thitung > ttabel maka Ho ditolak, sedangkan signifikan
pada tabel B adalah 0,000 yang berarti Sig 0,000< 0,05 yang berarti Signifikan pada
tabel B adalah 0,000 yang berarti probabilitas 0,000. Berdasarkkan tabel nilai X
dapat dilihat berdasarkan tabel tersbut, dapat dilihat bahwa nilai thitung untuk X yaitu
0,390 pada ttabel dengan df 52 dan taraf signifikan 0,05 diperoleh 1.67469, karena
thitung < ttabel maka Ho diterima. sedangkan sig pada tabel nilai X adalah 0,698 yang
berarti probabilitas 0,698, karena probabilitas lebih dari 0,05 maka diterima yang
artinya B tidak berarti. Berdasarkan analisis tersebut maka dapat dibuat model regresi
dugaannya yaitu:Y = 70,744.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran-saran kepada
beberapa pihak yaitu :
1. Bagi Peserta Didik
Peserta didik perlu menumbuhkan hasrat, keinginan dan semangat untuk dapat
aktif dalam proses berjalannya layanan informasi yang diberikan oleh guru
bimbingan konseling sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman tentang persepsi penyalahgunaan narkoba.
2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Guru bimbingan dan konseling hendaknya dapat memprogramkan dan
melaksanakan pelayanan layanan informasi secara teratur, berkelanjutan
untuk membekali peserta didik untuk menuju kemasa remajanya.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang layanan
informasi pada peserta didik hendaknya dapat memberikan pemahaman yang
jelas agar mudah dimengerti tentang persepsi penyalahgunaan narkoba.
peserta didik di SMP Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2016/2017.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: PT. Listakwarta Putra, 2003.
Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta: PT Bumi, 2012.
Apandi, Yusuf. Katakan Tidak Pada Narkoba. Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2010.
Aqib, Zinal. Iktisar Bimbingan dan Koseling Disekolah. Jakarta: Yrama Widya,
1991.
Arikunto, Suharmi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta, 1985.
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Mengenal Penyalahgunaan Narkoba.
Jakarta: BNN RI, 2007.
Gunawan, Yusuf. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1987.
Harahap Phadli. ”Jumlah Penggunaan Narkoba di Indonesia”. (On - Line), tersedia di:
Http://M.Kompasiana.Com/Phadli/Jumlah-Pengguna-Narkoba-Di-Indonesia.
(10 April 2016).
Hidayat Rahmad. “Persepsi Siswa Tentang Pribadi Konselor Yang Diharapkan Siswa
di SMP Negeri 2 Tersono”. (On – Line), tersedia di:
http://ppb.jurnal.unesa.ac.id/bank/jurnal/11.artikel.fely_danretno.
(14 Desember 2016).
Latschan Thomas. “Indonesia Salah Satu Jalur Utama Penyelundupan Narkoba”. (On
– Line), tersedia di: http://www.dw.de/pbb-indonesia-salah-satu-jalur-utama-
penyelundupan-narkoba/a1825054. (10 april 2016).
Martono, Lydia Harlia dan Joewana, Satya. Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkotika Berbasis Sekolah. Jakarta: Balai Pustaka, 2006.
Novalia dan syazali, Muhamad. Olah Data Penelitian Pendidikan. Bandar Lampung:
Anugrah Utama Raharja (AURA), 2014.
Purwoko, Budi. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. Surabaya: Unesa
University Press, 2008.
Pratiwi, Juanita Ratna Eka. “Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan
Konseling Di Sman 1 Menganti, Sman 1 Driyorejo, dan Sma Al Azhar
Menganti Kabupaten Gresik”. (On – Line), Tersedia di:
Http://Gunadarma.Ac.Id/Library/Articles/Graduate/Economy/2009/Artikel_102
05pdf (Diakses 14 Desember 2016).
Prayitno dan Erman Emti. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta, 2009.
Rahayu Yulius Prasetyo. “Penerapan Bimbingan Kelompok Dengan Media Vidio
Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Bahaya Narkoba”. (On – Line),
tersedia di: http://ejournal.unesa.ac.id/article.865313.pdf.Penerapan Bimbingan
Kelompok Dengan Media Vidio Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang
Bahaya Narkoba Pada Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 2 Negoro. (15 Oktober
2016).
Siregar, Syofian. Statistika Terapan Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: PRENADAMEDIA
GROUP, 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,
2010.
Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Desak P.E. Proses Bimbingan dan Konseling
Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
________________________________________Pengantar Pelaksanaan Bimbingan
dan Konseling Disekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013.
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang. Bimbingan Konseling Sekolah.
Semarang: Ikip Semarang Press, 1993.
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Intelegensi).
Jakarta: PT RajaGrafindo, 2007.
Ummah Khairul. “Layanan Informasi oleh Guru BK Untuk Mengetahui Persepsi
Siswa Tentang Penginformasian Hasil Tes Inteligensi”.(On – Line), tersedia di:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=24900&val=1533 Layanan
Informasi oleh Guru BK Untuk Mengetahui Persepsi Siswa Tentang
Penginformasian Hasil Tes InteligensI. (16 Oktober 2016).
Wahyuningtyas, Isnaini. Jurnal. Keefektifan Layanan Informasi Tentang Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa
Terhadap Bahaya Penyalahgunaan NAPZA.
Widayani. “Persepsi Akuntan Mahasiswa Akuntansi”. (On – Line), tersedia di:
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/6947116/kamen03.pdf?pers
epsi_akuntan_mahasiswa_akutasidan.pdf. (14 Desember 2016).
Winkel dan Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:
Media Abadi, 2006.
Wirawan, Sarwono Sarlito. Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2011.
Yusuf, Syamsu. Landasan Bimbingan Konseling. Jakarta: Rosda, 2009.
DOKUMENTASI SAAT MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI
TERHADAP PESEPSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA
DOKUMENTASI PENGISIAN ANGKET
DOKUMENTASI SAAT MEMBERIKAN LAYANAN INFORMASI
PENYALAHGUAAN NARKOBA MENGGUNKAN POWER POINT
ANGKET PERSEPSI PENYALAHGUNAAN NARKOBA
Nama :
Kelas :
Nama Sekolah : SMP N 13 Bandar Lampung
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda silang (X) dengan jawaban yang sesuai dengan pengetahuan anda
tentang persepsi penyalahgunaan narkoba.
1. Saya tidak menyukai layanan informasi ini diberikan kepada siswa SMP?
a. Sangat Tidak Menyukai c. Menyukai
b. Tidak Menyukai d. Sangat Menyukai
2. Apakah layanan informasi ini tepat diberikan kepada anda?
a. Sangat Tepat c. Tidak Tepat
b. Tepat d. Tidak Tepat Sama Sekali
3. Apakah layanan informasi ini sudah akurat?
a. Sangat Sudah c. Tidak
b. Sudah d. Sangat Tidak Akurat
4. Layanan informasi ini kurang tepat untuk mengurangi penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Kurang c. Tepat
b. Kurang d. Sangat Tepat
5. Apakah anda mendapatkan layanan informasi ini dengan akurat?
a. Sangat Akurat c. Tidak Akurat
b. Akurat d. Sangat Tidak Akurat
6. Apakah layanan informasi yang diberikan mudah dipahami?
a. Sangat Mudah c. Sulit
b. Mudah d. Sangat Sulit
7. Layanan informasi yang diberikan disekolah tidak berjalan dengan lancar?
a. Sangat Tidak Lancar c. Lancar
b. Tidak Lancar d. Sangat Lancar
8. Layanan informasi yang diberikan terlalu luas sehingga sulit untuk dipahami?
a. Sangat Sulit c. Mudah
b. Sulit d. Sangat Mudah
9. Apakah layanan informasi yang diberkan kepada anda berjalan dengan lancar?
a. Sangat Lancar c. Mudah
b. Sulit d. Sangat Mudah
10. Durasi waktu layanan yang diberikan terlalu singkat sehingga kami kurang
paham?
a. Sangat Kurang c. Paham
b. Kurang Paham d. Sangat Paham
11. Apakah layanan informasi yang diberikan sudah tepat waktu untuk anda?
a. Sangat tepat c. Tidak tepat
b. Tepat d. Sangat tidak tepat
12. Layanan informasi ini tidak tepat diberikan kepada siswa SMP?
a. Sangat tidak tepat c. Tepat
b. Tidak tepat d. Sangat tepat
13. Apakah layanan informasi yang diberikan dapat membantu menambah
pengetahuan anda tentang narkoba?
a. Sangat Membantu c. Tidak Membantu
b. Membantu d. Sangat Tidak Membantu
14. Layanan informasi yang diberikan tidak mempengaruhi pergaulan saya diluar
sekolah?
a. Sangat Tidak Berpengaruh c. Berpengaruh
b. Tidak Pengaruh d. Sangat Berpengaruh
15. Layanan informasi yang diberikan tidak tepat untuk remaja seusia saya?
a. Sangat Tidak Tepat c. Tepat
b. Tidak Tepat d. Sangat Tepat
16. Layanan yang diberikan tidak mempengaruhi prestasi belajar disekolah?
a. Sangat Tidak Berpengaruh c. Berpengaruh
b. Tidak Berpengaruh d. Sangat Berpengaruh
17. Apakah layanan informasi yang diberikan dapat menjadikan anda untuk sehat
tanpa narkoba?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
18. Apakah layanan informasi yang diberikan mempengaruhi anda untuk memilih
teman pergaulan?
a. Sangat Berpengaruh c. Tidak Berpengaruh
b. Berpengaruh d. Tidak Sangat Berpengaruh
19. Apakah anda bisa menjauhi penyalahgunaan narkoba?
a. Bisa c. Tidak bisa
b. Ragu-ragu d. Sangat tidak bisa
20. Saya menjauhi narkoba karena larangan orang tua?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
21. Apakah anda memahami dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Memahami c. Tidak Memahami
b. Memahami d. Sangat Tidak Memahami
22. Layanan informasi yang diberikan tidak memberikan gambaran tentang
penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
23. Saya tidak memahami tetang bahan/kandungan yang sangat berbahaya yang ada
pada narkoba?
a. Sangat Tidak Memahami c. Memahami
b. Tidak Memahami d. Sangat Tidak Memahami
24. Saya sangat bersyukur diusia saya yang saat ini sudah mendapatkan layanan
informasi tentang penyalahgunaan narkoba?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
25. Layanan informasi yang diberikan hanyalah sebuah teori yang susah untuk
dilaksanakan?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
26. Setelah saya mendapatkan layanan informasi yang diberikan saya dapat
menyeleksi teman pergaulan yang baik?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
27. Pada saat layanan informasi diberikan suasana kelas tidak kondusif sehingga
saya kurang memahami?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
28. Materi pembelajaran tentang layanan informasi penyalahgunaan narkoba mudah
dipahami?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
29. Banyak remaja SMP yang terlibat penyalahgunaan narkoba sehingga layanan ini
sangat tepat diberikan untuk saya?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
30. Menurut layanan informasi ini hanya untuk orang dewasa?
a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju
b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju
Kisi-kisi Observasi
1. Umum
a. Letak geografi SMP Negeri 13 Bandar Lampung
b. Situasi dan kondisi SMP Negeri 13 Bandar Lampung
c. Sarana dan prasarana SMP Negeri 13 Bandar Lampung
d. Situasi dan kondisi peserta didik SMP Negeri 13 Bandar Lampung
2. Proses Belajar Mengajar
a. Bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran
b. Bagaimana guru bimbingan konseling (BK) dalam memberikan pembelajaran
c. Bagaimana peserta didik menerima pelajaran
d. Adakah kendala peserta didik dalam proses pembelajaran
3. Peserta Didik
a. Bagaimana sikap atau cara belajar peserta didik ketika proses pembelajaran
b. Bagaimana minat belajar peserta didik ketika proses pembelajaran
c. Bagaimana peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran
Kisi-kisi Wawancara
1. Apakah peserta didik mengetahui tentang narkoba ?
2. Apakah peserta didik mengetahui ciri-ciri tentang narkoba?
3. Apa saja yang di ketahui peserta didik tentang narkoba?
4. Apakah peserta didik tahu dampak yang diakibatkan oleh narkoba?
5. Bagaimana respon peserta didik setelah diberikan informasi tentang narkoba?