PENGARUH KOMPETENSI, PELATIHAN DAN SISTEM AKUNTANSI...
Transcript of PENGARUH KOMPETENSI, PELATIHAN DAN SISTEM AKUNTANSI...
Jurnal Akuntansi ISSN 2302-0164
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 14 Pages pp. 1- 14
1 - Volume 2, No. 1, November 2012
PENGARUH KOMPETENSI, PELATIHAN DAN SISTEM
AKUNTANSI INSTANSI TERHADAP KUALITAS
PERTANGGUNGJAWABAN LAPORAN KEUANGAN DANA
DEKONSENTRASI (STUDI PADA SATUAN KERJA
PEMERINTAH ACEH YANG MENGELOLA DANA
DEKONSENTRASI)
Aulia Rahman1, Darwanis
2, Dana Siswar
2
1) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract: This study aims to examine the effect of competency, trainings, and Institute Accounting System (SAI) to quality of deconcentration fund financial statements in Aceh Government Unit of Work (SKPA) managing deconcentration fund. The type of the research is verificative research or hypothesis testing, hypothesis testing uses multiple linear regression, The variables in this study are competency, training, and SAI as independent variables, and quality of deconcentration fund financial statements as dependent variable. The data was collected using questionnaires, Data analysis in this study using SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 15.0. The results of this study indicate that there are simultaneously positive effects between competency, training, and SAI to quality of deconcentration fund financial statements in SKPA managing deconcentration fund. Competency partially has a positive and significant impact to the quality of deconcentration fund financial statements. Training partially has a significant positive effect to the quality of deconcentration fund financial statements. SAI has a significant positive effect to the quality of deconcentration fund financial statements.
Keywords: Competency, Training, and Institute Accounting System (SAI) and Quality of Financial Accountability Deconcentration Fund
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi, pelatihan dan Sistem Akuntansi
Instansi (SAI) terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan dana dekonsentrasi pada Satuan
Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) yang mengelola dana dekonsentrasi. Jenis penelitian ini adalah
penelitian verifikatif (verificative research) atau penelitian hipotesis (hypothesis testing research).
Pengujian hipotesis menggunakan regresi linear berganda. Variabel dalam penelitian ini yaitu
kompetensi, pelatihan, dan SAI sebagai variable independen, dan kualitas pertanggungjawaban laporan
keuangan dana dekonsentrasi sebagai variabel dependen. Data dikumpulkan dengan menggunakan
kuisioner. Analisa data pada penelitian ini menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science)
versi 15.0. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan terdapat pengaruh positif antara
kompetensi, pelatihan dan SAI terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan dana
dekonsentrasi SKPA yang mengelola dana dekonsentrasi. Kompetensi secara parsial mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan dana
dekonsentrasi, pelatihan secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan dana dekonsentrasi, dan SAI mempunyai pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap kualitas pertanggungjawaban laporan keuangan dana dekonsentrasi.
Kata Kunci: Kompetensi, Pelatihan, and Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Kualitas
Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Dana Dekonsentrasi
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1 November 2012 - 2
PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia dalam
melaksanakan urusan yang menjadi
kewenangannya di daerah, berdasarkan
azas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945,
melimpahkan sebagian kewenangannya
kepada Gubernur selaku wakil pemerintah
pusat di daerah dan dilaksanakan
berdasarkan azas dekonsentrasi dan tugas
pembantuan, hal ini diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 7 tahun 2008 tentang
tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan, dimana penyelenggaraan
dekonsentrasi dilakukan melalui
pelimpahan sebagian urusan pemerintah
yang menjadi kewenangan kementerian
dan lembaga.
Pelaksanaan kegiatan
dekonsentrasi/tugas pembantuan yang
dilimpahkan oleh Pemerintah kepada
Gubernur selaku wakil pemerintah pusat di
daerah dilaksanakan oleh Satker yang
berperan sebagai penanggungjawab Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran
(UAKPA) serta sebagai penanggungjawab
Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang
(UAKPB) pada kegiatan
dekonsentrasi/tugas pembantuan di
lingkungan kerjanya, pekerjaannya
dilakukan oleh petugas akuntansi /
verifikasi dan petugas komputer yang
dijabarkan dalam perekaman, verifikasi,
rekonsiliasi dan penyampaian laporan
keuangan, sehingga diharapkan petugas
satker dapat bersinergi menghasilkan
laporan yang handal.
Semua pelaksanaan pertanggung
jawaban laporan keuangan satker baik
sebagai UAKPA maupun UAKPB
dilaksanakan secara terpadu dalam Sistem
Akuntansi Instansi (SAI). Mengingat
pentingnya SAI dalam pembuatan laporan
keuangan instansi, maka diharapkan setiap
instansi pemerintah dan tidak terkecuali
Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA)
yang mengelola dana dekonsentrasi untuk
menyelenggarakan SAI sebagai sistem
akuntansi dan dituntut untuk
menyampaikan laporan keuangan instansi
yang berkualitas serta tepat waktu kepada
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN).
Namun dalam pelaksanaannya
SKPA selaku penanggungjawab UAKPA
UAKPB kegiatan dekonsentrasi yang
menyelenggarakan akuntansi keuangan di
lingkungan kerjanya masih banyak yang
belum dapat menghasilkan Laporan
Keuangan Dana Dekonsentrasi yang
berkualitas, hal ini dapat dilihat dari masih
banyaknya SKPA yang mengelola dana
dekonsentrasi terlambat dalam
menyampaikan laporan keuangan ke
KPPN dan Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W).
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
3 - Volume 2, No. 1, November 2012
Padahal sebagaimana diatur dalam
Permenkeu No.171/PMK-04/2007 dan
Perdirjen Perbendaharaan No. PER-
65/PB/2010 tanggal 27 Desember 2010
telah ditegaskan bahwa penyajian laporan
keuangan dan rekonsiliasi ke KPPN
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
setelah bulan bersangkutan berakhir,
keterlambatan ini juga menyebabkan
KPPN dapat memberikan sanksi terhadap
SKPA yang terlambat dalam penyampaian
laporan keuangan berupa penolakan
terhadap pengajuan Surat Perintah
Membayar (SPM) dari SKPA untuk dapat
diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D), karena semua SKPA diwajibkan
melampirkan Berita Acara Rekonsiliasi
(pencocokan antara SAI dan SAU) pada
saat pengajuan SPM sebagai bukti bahwa
SKPA tersebut telah menyampaikan
laporan keuangan yang berkualitas dan
tepat waktu.
Selain itu, masih lemahnya
kemampuan SKPA dalam
mempertanggung jawabkan Laporan
Keuangan Dana Dekonsentrasi secara
berkualitas tercermin dari belum
tercapainya relevansi, kesesuaian, dan
keakuratan informasi yang disampaikan.
Hal ini disebabkan karena dalam Proses
penginputan data yang berasal dari
dokumen sumber baik ke dalam SAI
maupun SAU tidak jarang terjadi
kesalahan visual, human error, maupun
kurangnya pemahaman dari pengelola SAI
dalam menerjemahkan dokumen sumber
kedalam aplikasi sistem. Akibatnya sering
terjadi ketidaksamaan data penatausahaan
keuangan Negara antara SAI dengan SAU
padahal dokumen sumber yang menyusun
kedua sistem tersebut adalah sama,
sehingga jika data tersebut digunakan
untuk menyusun laporan keuangan maka
laporan yang dihasilkan menjadi tidak
valid dan akuntabel (Syahdan dan Al
Amjad : 2012).
Berdasarkan hasil audit yang
dihasilkan Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia (BPK-RI), kelemahan-
kelemahan ini dipengaruhi oleh masih
kurangnya kompetensi SDM serta masih
kurangnya pelatihan-pelatihan yang
diberikan kepada pengelola Dana
dekonsentrasi yang ditunjuk. Oleh karena
itu SAI yang didukung oleh kompetensi
dari pengelola dana dekonsentrasi serta
pemberian pelatihan yang memadai akan
sangat berpengaruh terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan
dana dekonsentrasi yang dihasilkan.
Dengan terpenuhinya kompetensi
yang memadai, pemberian pelatihan yang
cukup untuk pelaksanaan Sistem Akuntansi
Instansi secara baik, maka diharapkan
Laporan Keuangan yang dihasilkan SKPA
pengelola dana dekonsentrasi dapat lebih
relevan, sesuai, akurat dan tepat waktu.
KAJIAN KEPUSTAKAAN
Kompetensi
Kebutuhan akan Sumber Daya
Manusia yang unggul serta profesional
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, November 2012 - 4
dalam sebuah Organisasi mutlak diperlukan,
dalam hal ini kebutuhan yang dimaksud
adalah kompetensi dari Sumber Daya
Manusia. Kompetensi dapat diartikan
sebagai cerminan dari kemampuan
seseorang di bidang tertentu seperti
komunikasi verbal, kemampuan presentasi,
pengetahuan teknis, kemampuan mengelola
tekanan pekerjaan, dan kemampuan
membuat perencanaan dan keputusan
(Soemardi,dkk : 2010).
Winterton dan Deist (2005)
menjelaskan bahwa kompetensi menjadi
faktor kunci yang dapat digunakan untuk
mencapai keunggulan dalam bersaing
(competitive advantage). Paquette (2010)
menyatakan selama sepuluh tahun terakhir
isu kompetensi telah menyebar pada
wilayah managemen sumber daya manusia.
Profil Kompetensi, analisis varians,
klasifikasi, kompensasi, evaluasi kinerja,
kesesuaian penugasan staf, dan banyak
pendekatan-pendekatan kompetensi yang
digunakan dalam aktifitas organisasi. Di
sektor publik sebagaimana pada sektor
swasta, perkembangan kompetensi
dianggap sebagai faktor utama didalam
produktivitas dan kemampuan bersaing.
Pelatihan
Pelatihan merupakan sebuah proses
pengembangan kemampuan, kecerdasan,
serta prestasi kerja dari pegawai dalam
melaksanakan pekerjaannya. Menurut
Sjafri (2001:35) Pelatihan adalah proses
mengajarkan Pengetahuan dan keahlian
tertentu serta sikap agar karyawan
semangkin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya dengan
lebih baik.
Tujuan dari pelaksanaan pelatihan
adalah untuk meningkatkan keterampilan
kerja bagi karyawan dan sebagai jembatan
untuk perkembangan pengetahuan,
kecakapan, pengalaman, sehingga menjadi
stimulasi untuk melakukan pekerjaan lebih
baik sesuai dengan keinginan dan tujuan
perusahaan. (Rahardjo,2008). Lebih lanjut
Handoko (2001:103) menambahkan tujuan
dari pelaksanaan kegiatan pelatihan antara
lain :
1) Training dan pengembangan
dilakukan untuk menutup ”gap”
antara kemampuan atau kecakapan
karyawan dengan permintaan
jabatan.
2) Program-program tersebut
diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kerja yang
telah ditetapkan.
3) Peningkatan SDM
Sistem Akuntansi Instansi
Menurut Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat, Sistem
Akuntansi Instansi yang selanjutnya
disebut SAI adalah serangkaian prosedur
manual maupun terkomputerisasi mulai
dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
5 - Volume 2, No. 1, November 2012
posisi keuangan dan operasi keuangan
pada Kementerian Keuangan dan Lembaga.
Sistem Akuntansi Instansi merupakan
bagian dari Sistem Akuntansi Pemerintah
Pusat (SAPP) yang bertujuan untuk
menghasilkan laporan keuangan
pemerintah pusat, dan setiap Kementerian
Negara/Lembaga wajib menyelenggarakan
Sistem Akuntansi Instansi untuk
menghasilkan laporan keuangan.
Dalam melaksanakan Sistem
Akuntansi Instansi, Kementerian
Negara/Lembaga wajib membentuk Unit
Akuntansi yang terdiri dari :
1) Unit Akuntansi Pengguna
Anggaran/Barang (UAPA/B);
2) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran/Barang–Eselon I
(UAPPA/B-E1);
3) Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran/Barang–Wilayah
(UAPPA/B-W);
4) Unit Akuntansi Kuasa Pengguna
Anggaran/Barang (UAKPA/B)
SKPA selaku UAKPA memiliki
kewajiban untuk melaksanakan hal-hal
sebagai berikut :
1) SKPA selaku UAKPA memproses
dokumen sumber (DIPA, SPM,
SP2D, dll), untuk menghasilkan
laporan keuangan berupa Laporan
Realisasi Anggaran (LRA), Neraca,
dan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK).
2) SKPA selaku UAKPA wajib
menyampaikan LRA dan Neraca
beserta Arsip Data Komputer (ADK)
yang merupakan output dari SAI setiap
bulan ke KPPN.
3) SKPA selaku UAKPA melakukan
rekonsiliasi dengan KPPN setiap
bulan.
4) SKPA selaku UAKPA wajib
menyampaikan Laporan Realisasi
Anggaran dan Neraca beserta ADK
setiap bulan ke UAPPA-W
Dekonsentrasi dan UAPPA-E1 yang
mengalokasikan Dana
Dekonsentrasi.
5) SKPA selaku UAKPA
menyampaikan laporan keuangan
semester dan tahunan berupa LRA,
Neraca, dan disertai dengan Catatan
atas Laporan Keuangan.
Dana Dekonsentrasi
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan,
Dekonsentrasi adalah pelimpahan
wewenang dari Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah
dan/atau kepada Instansi Vertikal di
wilayah tertentu.
Dana Dekonsentrasi adalah dana
yang berasal dari APBN yang dilaksanakan
oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah
yang mencangkup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan
dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang
dialokasikan untuk instansi vertikal pusat
di daerah.
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, November 2012 - 6
Pendanaan dalam rangka
dekonsentrasi dialokasikan untuk kegiatan
yang bersifat non-fisik yang tidak
menambah aset. Pendanaan dalam rangka
dekonsentrasi ditujukan untuk kegiatan
fasilitasi, pelatihan, penyuluhan, supervisi,
pelatihan dan survey, pembinaan dan
pengawasan, serta pengendalian. Namun
sebagian kecil Dana Dekonsentrasi dapat
digunakan untuk membeli barang milik
Negara yang dipergunakan sebagai
penunjang untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan dekonsentrasi, dan SKPA wajib
untuk melakukan penatausahaan Barang
Milik Negara tersebut.
Kualitas Laporan Keuangan Dana
Dekonsentrasi
Didalam Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Pemerintah Pusat disebutkan
bahwa Laporan Keuangan Pemerintah
adalah bentuk pertanggungjawaban
pemerintah atas pelaksanaan APBN berupa
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca,
Laporan Arus Kas, dan Catatan atas
Laporan Keuangan.
SKPA selaku UAKPA Dekonsentrasi
wajib menyampaikan LRA dan Neraca
beserta ADK setiap bulan ke KPPN untuk
melakukan rekonsiliasi, Apabila Hasil
rekonsiliasi antara UAKPA dengan KPPN
menyatakan kesesuaian maka kesesuaian
tersebut akan dicantumkan pada sebuat
Berita Acara Rekonsiliasi (BAR). UAKPA
Dekonsentrasi juga wajib menyampaikan
Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca
beserta ADK setiap bulan ke UAPPA-W
Dekonsentrasi dan UAPPA-E1 yang
mengalokasikan Dana Dekonsentrasi.
Untuk menciptakan suatu Laporan
Keuangan yang berkualitas, maka hal-hal
yang harus diperhatikan antara lain
akuntabilitas, transparansi, dan ketepatan
waktu dari laporan keuangan yang
dihasilkan.
Hipotesis
Berdasarkan uraian kerangka
pemikiran sebelumnya, maka dapat
dikemukakan hipotesis yang berkaitan
dengan penelitian ini, yaitu :
H1 : Kompetensi, Pelatihan, dan Sistem
Akuntansi Instansi secara bersama-
sama berpengaruh terhadap
kualitas pertanggungjawaban
laporan keuangan Dana
Dekonsentrasi
H2 : Kompetensi berpengaruh terhadap
kualitas pertanggungjawaban
laporan keuangan Dana
Dekonsentrasi
H3 : Pelatihan berpengaruh terhadap
kualitas pertanggungjawaban
laporan keuangan Dana
Dekonsentrasi
H4 : Sistem Akuntansi Instansi
berpengaruh terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
7 - Volume 2, No. 1, November 2012
keuangan Dana Dekonsentrasi
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian
verifikatif (verificative research) atau
penelitian hipotesis (hypothesis testing
research). Penelitian verfikatif merupakan
jenis penelitian yang bertujuan untuk
menjelaskan hubungan kausal antara
variable-variabel melalui pengujian
hipotesis (Sekaran,2006:162).
Unit analisis penelitian ini adalah
Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA)
yang mengelola Dana Dekonsentrasi.
yaitu dinas, badan, kantor dan sekretariat
dalam Pemerintah Aceh. Sedangkan
responden penelitian adalah kepala dinas,
badan, kantor dan biro selaku Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA), kepala bidang
dan bagian selaku Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), kepala sub bidang dan
sub bagian selaku Pejabat
Penguji/Penandatangan SPM, bendahara,
dan 2 (dua) orang staf pengelola Dana
Dekonsentrasi.
Pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Kuesioner tersebut
didistribusikan langsung oleh peneliti
kepada responden bertujuan untuk
memperoleh tingkat pengembalian
kuesioner yang tinggi. Sebagaimana
dikemukakan oleh Dilman dalam Cooper
dan Schindler (2001) bahwa tingkat
pengembalian kuesioner sebesar 30%
dipandang memuaskan.
Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini populasi yang
terdiri dari 64 unit analisis (satuan kerja)
dari 24 SKPA atau sejumlah 343 orang
yang merupakan aparatur pemerintah yang
terlibat dalam pengelolaan Dana
Dekonsentrasi pada masing-masing unit
Satuan Kerja. Dari Jumlah populasi
tersebut dihitung ukuran sampel minimal
dengan menggunakan rumus sebagai
berikut (Yamane, 1967:99; dalam Rahkmat
Jalaluddin, 1999:82) adalah sebagai
berikut :
𝑁 =𝑁
𝑁𝑑2 + 1
Dimana :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
d = Presisi yang ditetapkan
1 = Konstanta
Nilai presisi ditetapkan 10% seperti
yang telah banyak digunakan dalam
penelitian sebelumnya. Dengan
menggunakan rumus tersebut, dari jumlah
populasi sebanyak 343 orang pada Satker
maka diperoleh sampel sebanyak :
𝑛 =343
343(0,1)2 + 1= 77,42
Dibulatkan menjadi 48
Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer yaitu
dengan menggunakan kuesioner, pengujian
data meliputi uji validitas dan reabilitas.
Uji validitas dilakukan dengan tujuan
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, November 2012 - 8
untuk mengetahui apakah alat pengukur
yang digunakan telah mengukur apa yang
ingin di ukur atau untuk memastikan
apakah masing-masing item pertanyaan
memang layak untuk masuk pada variable
yang telah ditentukan.
Metode Analisis Data
Data lapangan yang terkumpul
dikelompokkan ke dalam tiga langkah
yaitu persiapan, tabulasi dan pengujian
hipotesis. Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan SPSS (Statistical Package
for Social Science) versi 15.0.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan
regresi linear berganda. Analisis regresi
linear berganda digunakan untuk
mengukur pengaruh antara satu atau lebih
dari satu variabel bebas terhadap variabel
terikat. Adapun persamaan model empiris
hipotesis regresi linear berganda dalam
penelitian ini adalah:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dimana :
Y = Kualitas pertanggungjawaban
laporan keuangan dekonsentrasi
XI = Kompetensi
X2 = Pelatihan
X3 = Sistem Akuntansi Instansi
e = Error
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
HASIL PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Instrumen
Hasil kualitas data yang diperoleh
dari penggunaan instrumen penelitian
dapat dievaluasi melalui uji validitas (item
skor) dan uji reliabilitas (uji kehandalan)
berdasarkan koefisien Cronbach Alpha
yang lazim digunakan dalam penelitian
ilmu-ilmu sosial, seperti dijelaskan berikut
ini.
Pengujian Validitas
Pengujian validitas data dalam
penelitian ini dilakukan secara statistik,
yaitu dengan menggunakan uji Pearson
Product-moment Coefficient of Correlation
dengan bantuan SPSS 15.0 Berdasarkan
output komputer (lampiran output SPSS)
seluruh pernyataan dinyatakan valid karena
memiliki tingkat signifikansi di bawah 5%.
Ini berarti bahwa data yang
diperoleh adalah valid dan dapat
dipergunakan untuk penelitian. Adapun
hasil lengkap dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
No Pertanyaan
Variabel Koefisien Korelasi
Nilai Kritis
5% (n=78)
Ket
1. A1
Kompetensi
0.778
0.227 Valid 2. A2 0.592
3. A3 0.734
4. A4 0.905
5. B1
Pelatihan
0.813
0.227 Valid 6. B2 0.677
7. B3 0.856
8. C1
Sistem Akuntansi Instansi
0.747
0.227 Valid
9. C2 0.855
10. C3 0.512
11. C4 0.640
12. C5 0.888
13. C6 0.907
14. D1 Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan
0.775
0.227 Valid 15. D2 0.891
16. D3 0.924
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
9 - Volume 2, No. 1, November 2012
17. D4 Dana Dekonsentrasi 0.941
Sumber : Data primer 2012, (diolah)
Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten juga dilakukan
secara statistik yaitu dengan menghitung
besarnya Cronbach’s Alpha dengan
bantuan program SPSS 15.0. Hasilnya
seperti yang terlihat di Tabel 2 yang
menunjukkan bahwa instrumen dalam
penelitian ini reliabel (handal) karena nilai
alphanya lebih besar dari 0,60.
Tabel 2. Reliabilitas Variabel Penelitian
(Alpha)
NO Variabel Rata-rata
Item Variabel
Nilai Alpha
Kehandalan
1. Kompetensi
(X1) 3.846 4 0.745 Handal
2. Pelatihan (X2) 3.979 3 0.673 Handal
3. Sistem
Akuntansi Instansi (X3)
3.656 6 0.858 Handal
4.
Kualitas Pertanggung
jawaban Laporan
Keuangan Dana
Dekonsentrasi (Y)
3.974 4 0.908 Handal
Sumber: Data Primer, 2012 (diolah)
Hasil Uji Asumsi Klasik
Asumsi klasik yang pertama diuji
adalah normalitas. Pengujian normalitas
dengan memakai uji Kolmogorov-smirnov
(KZ) dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil
uji normalitas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Predicted Value
N 77
Normal Parameters(a,b)
Mean 0.1244272
Std, Deviation 0.25494983
Most Extreme Differences
Absolute 0.152
Positive 0.141
Negative -0.152
Kolmogorov-Smirnov Z 1.331
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.058
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat
dijelaskan dalam penelitian ini diperoleh
nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar
1.331 dengan tingkat signifikansi sebesar
0.058 atau a a= % lebih besar dari 5%.
Yang kedua adalah pengujian
autokorelasi. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa pada tingkat signifikan 5% nilai d
(DW) untuk 78 observasi dan 3 variabel
yang menjelaskan dan termasuk intersep
adalah du (batas atas) = 1.72 dan batas
bawah dl = 1.53 dengan demikian 4 – du
adalah sebesar 2.24. Hasil pengujian
menunjukkan DW yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah sebesar 1.782,
sehingga 1.53 < 1.782 < 2.24, dengan
demikian tidak terdapat autokorelasi positif
maupun negatif dalam model penelitian,
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, November 2012 - 10
yang berarti tidak terkena masalah
autokorelasi baik positif atau negatif.
Pengujian multikolinearitas akan
menguji mengenai multikulinearitas yaitu
diuji dengan melihat VIF dari masing-
masing variabel independent terhadap
variabel dependent. Bila VIF < 5 maka
tidak terjadi multikulinearitas atau non
multikulinearitas (Santoso, 2000). Hasil
pengujian ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 4. Nilai VIF Variabel Bebas
Variabel Bebas
Tolerance VIF Keterangan
Kompetensi 0.563 1.776 Non Multikolinieritas
Pelatihan 0.658 1.521 Non Multikolinieritas
Sistem akuntansi instansi
0.822 1.217 Non Multikolinieritas
Sumber : Data Primer, 2012(diolah)
Berdasarkan Tabel 4 tersebut dapat
dijelaskan bahwa semua indikator variabel
yang digunakan dalam penelitian ini tidak
terjadi Multikolinieritas (Non
Multikolinieritas), karena mempunyai nilai
Variance Infalting Factor kurang dari 10,
sebagai dipersyaratkan dalam penelitian ini.
Heteroskedastisitas merupakan
indikasi bahwa varian antar residual tidak
homogen yang mengakibatkan nilai
taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya heterokesdasitas
dapat dilakukan dengan uji Glejser seperti
tampak pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pikiran
Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat
dijelaskan bahwa titik-titik menyebar di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y
maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2001).
Pembahasan
Analisis pengaruh kompetensi (X1),
pelatihan(X2) dan sistem akuntansi instansi
(X3) sebagai variabel bebas (independen
variabel) terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan
dekonsentrasi sebagai variabel terikat
(dependen variabel) baik secara simultan
maupun parsial, maka untuk menjelaskan
didasarkan kepada analisis regresi berganda
seperti yang terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengaruh Masing-Masing Variabel
Bebas Terhadap Variabel Terikat Nama
Variabel B
Standar Error
thitung ttabel Sig
Konstanta (a)
2.097 0.135 15.588 1.991 0.000
Kompetensi (x1)
0.107 0.032 3.366 1.991 0.001
Pelatihan(x2) 0.224 0.029 7.778 1.991 0.000
Sistem akuntansi
instansi (x3) 0.140 0.032 4.362 1.991 0.000
Sumber: Data Primer, 2012(diolah)
Regression Standardized Predicted Value
2 1 0 -
1 -
2 -
3
Ku
ali
tas
Pert
an
gg
un
gja
wa
ba
n
La
po
ra
n K
eu
an
ga
n
Da
na
Dek
on
sen
tra
si
4
.4
4
.2
4
3
.8
3
.6
3
.4
Scatterpl
ot Dependent Variable: Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Dana
Dekonsentrasi
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
11 - Volume 2, No. 1, November 2012
Berdasarkan Tabel 5 tersebut, dapat
jelaskan analisis diperoleh persamaan
regresi berganda sebagai berikut.
Y = 2.097 + 0.107x1 + 0.224x2 + 0.140x3 + e
Sedangkan untuk melihat hubungan
dan pengaruh variabel bebas yaitu
Kompetensi (x1), Pelatihan(x2), Sistem
akuntansi instansi (x3), terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan
dekonsentrasi berdasarkan korelasi dan
determinasi seperti dijelaskan pada Tabel 6.
Tabel 6. Tabel Model Summary
R RSquare Adjusted
R2
Std. Error of
the estimate
Durbin Watson
Ket
0.865 0.749 0.738 0.113 2.282 Korelasi Sangat
Kuat
Sumber: Data Primer, 2012(diolah)
Dapat dilihat koefisien korelasi (R)
= 0.865 yang menunjukkan bahwa derajat
hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat sebesar 86.5%. sedangkan
Koefisien Determinasi (R²) sebesar 0.749.
Artinya sebesar 74.9% perubahan-
perubahan kualitas pertanggungjawaban
laporan keuangan dekonsentrasi dapat
dijelaskan oleh perubahan-perubahan
dalam faktor kompetensi (X1), pelatihan
(X2), sistem akuntansi instansi (X3).
Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 25.1%
dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain
di luar daripada penelitian ini.
Untuk menguji hipotesis mengenai
pengaruh variabel kompetensi (X1),
pelatihan (X2), sistem akuntansi instansi
(X3) secara simultan terhadap variabel
kualitas pertanggungjawaban laporan
keuangan dekonsentrasi, maka dapat
dijelaskan pada Tabel 4.8.
Tabel 7. Analisis Of Variance (Anova)
Model Sum of Square
s df
Mean Square
s Fhitung Ftabel Sig.
Regresi
2.833 3 0.944 73.48
4 2.72
8 0.00
0
Sisa 0.951 74
0.013
Total 3.784 77
Sumber : Data Primer, 2012 (diolah)
Hasil pengujian secara simultan
diperoleh Fhitung sebesar 73.484, sedangkan
Ftabel pada tingkat signifikansi =5 %
adalah sebesar 2.728. Hal ini
memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel,
dengan tingkat probabilitas 0.000. Dengan
demikian hasil perhitungan ini dapat di
ambil suatu keputusan bahwa menerima
hipotesis alternatif dan menolak hipotesis
nol, artinya bahwa variabel kompetensi
(X1), pelatihan (X2) dan sistem akuntansi
instansi (X3), secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas pertanggungjawaban laporan
keuangan dekonsentrasi.
Pembuktian Hipotesis
Pengaruh Kompetensi Terhadap
Kualitas Pertanggungjawaban Laporan
Keuangan Dekonsentrasi
Berdasarkan hasil penelitian
terhadap variabel kompetensi (X1)
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, November 2012 - 12
diperoleh thitung sebesar 3.366, sedangkan
ttabel sebesar 1.991, hasil perhitungan ini
menunjukkan bahwa thitung > ttabel dengan
signifikansi sebesar 0.001 atau probabilitas
jauh dibawah = 5%. Dengan demikian
hasil perhitungan statistik menunjukkan
bahwa secara parsial variabel kompetensi
berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas pertanggungjawaban laporan
keuangan dekonsentrasi pada Satuan Kerja
Pemerintah Aceh, yaitu semakin tinggi
tingkat kompetensi dari pengelola dana
dekonsentrasi pada SKPA semakin baik
kualitas pertanggungjawaban laporan
keuangan dekonsentrasi pada Satuan Kerja
Pemerintah Aceh. Maka dapat disimpulkan
maka Ha1 diterima dan menolak H01.
Pengaruh Pelatihan Terhadap Kualitas
Pertanggungjawaban Laporan
Keuangan Dekonsentrasi
Perolehan thitung terhadap variabel
pelatihan (X2) adalah sebesar 7.778,
sedangkan ttabel sebesar 1.991, hasil
perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung
> ttabel, dengan tingkat signifikansi sebesar
0.000 atau probabilitas jauh diatas = 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
program pelatihan yang diberikan kepada
pengelola dana dekonsentrasi pada SKPA
akan memberikan dampak yang cukup
signifikan dalam meningkatkan
kemampuan pegawai dalam meningkatkan
kualitas laporan keuangan yang
dihasilkannnya. Maka dapat disimpulkan
bahwa pelatihan berpengaruh secara positif
terhadap kualitas pertanggungjawaban
laporan keuangan dekonsentrasi pada
Satuan Kerja Pemerintah Aceh, dengan
demikian Ha2 diterima dan menolak H02.
Pengaruh Sistem Akuntansi Instansi
Terhadap Kualitas Pertanggung
jawaban Laporan Keuangan
Dekonsentrasi
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai thitung variabel sistem akuntansi
instansi (X3) adalah sebesar 4.362
sedangkan ttabel sebesar 1.991, hasil
perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung
> ttabel, dengan tingkat signifikansi sebesar
0.000 atau probabilitas jauh dibawah =
5%. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem
akuntansi instansi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap peningkatan kualitas
pertanggungjawaban laporan keuangan
dekonsentrasi, dengan demikian Ha3
diterima dan menolak H03.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan pengujian dan
analisis data dalam penelitian ini, maka
dapat ditarik beberapa kesimpulan sesuai
dengan hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya.
1. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kompetensi, pelatihan dan
sistem akuntansi instansi secara
simultan berpengaruh terhadap
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
13 - Volume 2, No. 1, November 2012
kualitas pertanggungjawaban
laporan keuangan dekonsentrasi
pada Satuan Kerja Pemerintah Aceh.
2. Kompetensi secara parsial
berpengaruh terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan
keuangan dekonsentrasi pada Satuan
Kerja Pemerintah Aceh.
3. Pelatihan secara parsial berpengaruh
terhadap kualitas
pertanggungjawaban laporan
keuangan dekonsentrasi pada Satuan
Kerja Pemerintah Aceh.
4. Sistem akuntansi instansi secara
parsial berpengaruh terhadap
kualitas pertanggungjawaban
laporan keuangan dekonsentrasi
pada Satuan Kerja Pemerintah Aceh.
Saran
1. Diharapkan kepada peneliti
selanjutnya perlu
mempertimbangkan jumlah populasi
yang lebih representatif dan
diseleksi secara random, serta waktu
pengamatan yang lebih lama,
kemungkinan akan memberikan
hasil yang lebih baik.
2. Penelitian ini hanya menggunakan
tiga variabel yang mempengaruhi
terhadap perubahan kualitas laporan
keuangan. Variabel-variabel yang
diteliti hanya dapat menjelaskan
sedikit (3 variabel), mengenai
perubahan kualitas laporan.
Mungkin masih banyak faktor-faktor
lain yang dapat mempengaruhi
perubahan kualitas laporan selain
faktor-faktor yang digunakan dalam
penelitian ini, seperti pengaruh
tekanan anggaran waktu, kepuasan
kerja maupun lingkungan kerja.
3. Untuk penelitian lanjutan perlu
menggunakan data dan jumlah
populasi yang lebih luas dari
berbagai jenis perusahaan, ini
dimaksudkan agar kesimpulan yang
dihasilkan dari penelitian tersebut
memiliki cakupan yang lebih luas
dan tidak hanya merupakan instansi
di lingkungan Pemerintah Aceh
semata.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Cooper, D.R. dan P.S. Schindler, 2001.
Business Research Methods. New York:
Mc.Graw Hill Companies,Inc.
Handoko, H., 2001. Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE.
Jalaluddin, R., 1999. Metode Penelitian
Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Paquette, G., 2010. Knowledge, Skills, and
Competency. LICEF Research Centre.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008
tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan.
Peraturan Direktur Jenderal
Perbendaharaan Nomor : PER-
65/PB/2010 tanggal 27 Desember 2010
tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Keuangan Kementerian
Negara/Lembaga.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
171/PMK-05/2007 tentang Sistem
Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
Rahardjo, M., 2008. Analisis Pelaksanaan
Pelatihan dalam Meningkatkan
Produktivitas Kerja Karyawan Bagian
Penjualan pada PT. X di Jakarta. Jurnal
Manajemen/Tahun XII. No.02. Hal: 176-
Jurnal Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 2, No.1, November 2012 - 14
190.
Santoso, S., 2000, Buku Latihan SPSS Statistik
Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sekaran, U., 2002. Research Methods for
Business : A Skill Building Approach.
John Wiley & Sons.
Sjafri, Tb., 2001. Manajemen Sumber Daya
Manusia Strategik. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Soemardi, B.W., Sunaryo, Indryati, dan
Budiman Ari, 2010. Assesing the Role
and Competence of Mandor in
Indonesian Construction Industry.
Second International Conference on
Construction in Developing Countries
(ICCIDC-II) “Advancing and
Integrating Construction Education,
Research and Practice” August 2010,
Cairo, Egypt.
Syahdan, S. A. dan Al Amjad, J., 2012. Analisis
Proses Rekonsiliasi pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN) Banjarmasin. Jurnal
Manajemen dan Akuntansi. Volume 13
Nomor 1. Hal: 86.
Winterton, J. & Deist, Franc Oise Delamare
Le. 2005. What is Competence. Human
Resource Development International.
Vol. 8, No. 1. Hal: 27 – 46.