PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP...

102
PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP KEBAHAGIAAN PERNIKAHAN BURUH MIGRAN YANG MENJALANI HUBUNGAN JARAK JAUH Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Zahrotul Afiffah NIM: 11140700000143 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Transcript of PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP...

Page 1: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP

KEBAHAGIAAN PERNIKAHAN BURUH MIGRAN YANG

MENJALANI HUBUNGAN JARAK JAUH Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Zahrotul Afiffah

NIM: 11140700000143

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2019 M

Page 2: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,
Page 3: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,
Page 4: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,
Page 5: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

v

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B) Oktober 2019

C) Zahrotul Afiffah

D) Pengaruh Kepercayaan dan Harapan terhadap Kebahagiaan Pernikahan

pada Buruh Migran yang Menjalani Hubungan Jarak Jauh

E) xii + 84 halaman + lampiran

Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh kepercayaan

dan harapan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis

regresi berganda. Sampel berjumlah 202 buruh migran yang diambil

dengan teknik non-probability sampling. CFA (Confirmatory Factor

Analysis) digunakan untuk menguji validitas alat ukur dan multiple linear

regression digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Peneliti

mengadaptasi alat ukur yang terdiri dari alat ukur kebahagiaan pernikahan

yang dikembangkan oleh Gottman (1999), Skala kepercayaan yang

disusun berdasarkan aspek kepercayaan yang dikemukakan oleh Johnson

dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale

(Snyder, Harris, et al., 1991)

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari variabel kepercayaan dan harapan dengan signifikansi

sebesar 0.000 atau p > 0.05 terhadap kebahagiaan pernikahan buruh

migran yang menjalani hubungan jarak jauh. Hasil uji koefisien regresi

masing-masing independent variable menunjukkan dari tujuh variabel

yang di uji yaitu openess, sharing, acceptance, support, cooperative

intentions, pathway thinking, dan agency thinking terdapat tiga variabel

yang signifikan mempengaruhi kebahagiaan pernikahan buruh migran

yang menjalani hubungan jarak jauh. Variabel yang dinyatakan signifikan

mempengaruhi kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani

hubungan jarak jauh adalah opennes, sharing dan support.

Hasil penelitian juga menunjukan proporsi varians dari

kebahagiaan pernikahan yang dijelaskan oleh seluruh variabel independen

adalah 66.1% sedangkan 33.9% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di

luar penelitian. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti

variabel lain di luar penelitian, seperti relijiusitas, pendapatan dan lain

sebagainya.

F) Buku bacaan: 44 ; buku: 21 + jurnal: 19 + artikel online: 4

Page 6: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

vi

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta

B) October 2019

C) Zahrotul Afiffah

D) The Effect of Trust and Hope on Marital Happiness of Migrant Workers

Who Undergo Long Distance Relationship

E) xii + 84 pages + appendix

This study was conducted to determine the effect of trust and hope on

marital happiness of migrant workers who undergo long distance

relationship.

This study used a quantitative approach with multiple regression

analysis. The sample was 202 migrant workers taken with non-probability

sampling technique. CFA (Confirmatory Factor Analysis) was used to test

the validity of instrument and multiple linear regression analysis was used

to test the research hypothesis. Researcher adapted measuring instruments

consisting of Marital Happiness scale by Gottman (1999), Trust Scale by

Johnson and Johnson (1997), and The Adult Dispositional (Trait) Hope

Scale (Snyder, Harris, et al., 1991).

The results showed that there is a significant influence of the

variable trust and hope with a significance of 0.000 or p> 0.05 to marital

happiness in migrant wokers who undergo long distance relationship. The

results of a minor hypothesis test that examined the effect of the seven

independent variables openess, sharing, acceptance, support, cooperative

intentions, pathway thinking, and agency thinking, showed that there were

only three significant variables, namely openess, sharing and support had

a significant effect on marital happiness in migrant workers who undergo

long distance relationship.

The results also showed the proportion of variance in marital

happiness explained by all independent variables was 66.1% while the

remaining 33.9% was influenced by other variables outside the study. For

further research it is recommended to examine other variables outside the

study, such as religiosity, income and so forth.

F) Reading materials: 44; books: 21 + journals: 19 + internets: 4

Page 7: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

vii

KATAPENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan syukur penulis panjatkan atas segala limpahan rahmat dan

karunia Allah SWT, karena-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Kepercayaan dan Harapan terhadap Kebahagiaan

Pernikahan Buruh Migran yang Menjalani Hubungan Jarak Jauh” Shalawat

serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta

sahabat, keluarga, dan pengikutnya sampai akhir zaman nanti.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini:

1. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si sebagai dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah menerima saya sebagai mahasiswi fakultas

psikologi.

2. Dr. Rena Latifa, M.Psi sebagai pembimbing skripsi saya yang telah

memberikan banyak bimbingan saran dan masukan dalam penyusunan

skripsi.

3. Mulia Sari Dewi, M.Psi. Psi sebagai dosen pembimbing akademik yang

telah memberikan bimbingan selama delapan semester.

4. Segenap Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Psikologi yang

telah memberikan banyak ilmu yang sangat berarti kepada peneliti.

5. Pimpinan dan Staff Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah memberikan pelayanan yang baik terhadap penulis sehingga

penulis dapat sampai di titik ini.

Page 8: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

viii

6. Para responden yang sudah bersedia mengisi kuesioner untuk keperluan data

penulis. Semoga Allah berikan kebahagiaan dan membalas kebaikan

responden.

7. Kedua orangtua serta keluarga yang telah memberikan doa dan

dukungannya baik moril maupun materil kepada penulis

8. Yoga Mizannovan yang sudah bersedia mengantar ke Madiun untuk

membantu menyebarkan angket dan memberikan dukungan selama

penyusunan skripsi.

9. Sahabat terdekat Annastasia Aulia, Izzati Kamilah, dan Salma Zahwa yang

selalu memberikan dukungan selama ini. Terimakasih atas kebersamaan,

gelak tawa, kesedihan dan kejutan-kejutan istimewanya.

10. Seluruh teman angkatan 2014 yang memberikan energi positif terhadap

penulis selama masa perkuliahan.

11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak bisa penulis sebutkan semuanya

Semoga Allah membalas kebaikan yang telah diberikan oleh seluruh

pihak kepada penulis. Akhir kata, penulis ucapkan terimakasih atas perhatiannya

dan mohon maaf pula atas segala kekurangan. Semoga skripsi ini bermanfaat

khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi seluruh pembaca. Aamiin.

Jakarta, 15 Oktober 2019

Penulis

Zahrotul Afiffah

Page 9: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................... 9

1.2.1 Pembatasan Masalah ...................................................................... 9

1.2.2 Perumusan Masalah........................................................................ 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 11

1.3.1 Tujuan Penelitian............................................................................ 11

1.3.2 Manfaat Penelitian.......................................................................... 12

BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................... 14

2.1 Kebahagiaan Pernikahan .......................................................................... 14

2.1.1 Definisi Kebahagiaan Pernikahan .................................................. 14

2.1.2 Aspek-aspek Kebahagiaan Pernikahan .......................................... 16

2.1.3 Faktor-faktor Pembentuk Kebahagiaan .......................................... 19

2.1.4 Skala Pengukuran Kebahagiaan Pernikahan .................................. 22

2.2 Kepercayaan ............................................................................................. 23

2.2.1 Definisi Kepercayaan ..................................................................... 23

2.2.2 Aspek-aspek Kepercayaan ............................................................. 25

2.2.3 Skala Pengukuran Kepercayaan ..................................................... 27

2.3 Harapan .................................................................................................... 28

2.3.1 Definisi Harapan ............................................................................ 28

2.3.2 Aspek-aspek Harapan ..................................................................... 29

2.3.3 Skala Pengukuran Harapan ............................................................ 32

2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................... 33

2.5 Hipotesis ................................................................................................... 40

BAB 3 METODE PENELITIAN ............................................................................ 41

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............................... 41

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ........................... 42

3.3 Instrumen Penelitian ................................................................................. 44

3.3.1 Teknik Pengambilan Data .............................................................. 44

3.3.2 Alat Ukur Penelitian ....................................................................... 45

Page 10: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

x

3.4 Uji Validitas Konstruk ............................................................................ 47

3.4.1 Uji Validitas Kebahagiaan Pernikahan .......................................... 49

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kepercayaan.............................................. 50

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Harapan ..................................................... 52

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................ 54

BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................................. 57

4.1 Deskripsi Umum Subjek Penelitian ......................................................... 57

4.1.1 Deksripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Data Demografi .............. 57

4.2 Analisis Deskriptif .................................................................................... 59

4.3 Kategorisasi Partisipan Penelitian ............................................................ 60

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian .................................................................. 63

4.4.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian .............................................. 66

4.4.2 Pengujian Proporsi Varians Independent Variabel ........................ 67

BAB 5 DISKUSI PENELITIAN ............................................................................. 69

5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 69

5.2 Diskusi ...................................................................................................... 69

5.3 Saran ......................................................................................................... 73

5.3.1 Saran Teoritis ................................................................................. 73

5.3.2 Saran Praktis ................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 75

LAMPIRAN .............................................................................................................. 78

Page 11: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Skala Likert ....................................................................................... 45

Tabel 3.2 Blue Print Skala Kebahagiaan Pernikahan................................................. 46

Tabel 3.3 Blue Print Skala Kepercayaan.................................................................... 46

Tabel 3.4 Blue Print Skala Harapan ........................................................................... 47

Tabel 3.5 Muatan Faktor Kebahagiaan Pernikahan ................................................... 50

Tabel 3.6 Muatan Faktor Kepercayaan ...................................................................... 51

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Pathway Thinking ..................................................... 53

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Agency Thinking ........................................................ 53

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Data Demografi .......................... 57

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik ...................................................................................... 59

Tabel 4.3 Norma Skor Kategorisasi ........................................................................... 60

Tabel 4.4 Kategorisasi Partisipan Penelitian .............................................................. 61

Tabel 4.5 Tabel R-Square .......................................................................................... 63

Tabel 4.6 Tabel Anova ............................................................................................... 63

Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi Variabel .............................................................. 64

Tabel 4.8 Proporsi Varians Variabel Setiap Independent Variabel ........................... 67

Page 12: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Variabel Penelitian ...................................................................... 38

Page 13: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian................................................................................ 80

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ............................................................................... 81

Lampiran 3 Path Diagram dan Syntax Kebahagiaan Pernikahan .............................. 86

Lampiran 4 Path Diagram dan Syntax Kepercayaan ................................................. 87

Lampiran 5 Path Diagram dan Syntax Pathway Thinking ......................................... 88

Lampiran 6 Path Diagram dan Syntax Agency Thinking ........................................... 89

Lampiran 7 Tabel R Square dan Tabel Analisis Deskriptif ....................................... 90

Lampiran 8 Tabel Anova dan Tabel Regresi ............................................................. 90

Lampiran 9 Tabel Proporsi Varians ........................................................................... 91

Page 14: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri, dan membutuhkan

orang lain dalam kehidupannya. Kebutuhan untuk melakukan interaksi dengan

orang lain dikenal dengan konsep kebutuhan afiliasi. McClelland (dalam Robbins,

2001) mengatakan kebutuhan afiliasi adalah suatu kebutuhan dari seseorang untuk

merasakan suatu perasaan terlibat dan ikut serta di dalam suatu kelompok sosial.

Dengan adanya kebutuhan afiliasi juga dapat menimbulkan perasaan dan

ketertarikan yang dapat berujung pada terjalinnya suatu hubungan yang lebih serius

yaitu menikah. Menurut Santrock (2014), membina hubungan intim dengan lawan

jenis merupakan tugas perkembangan spesifik bagi individu dewasa muda. Selain

itu, hubungan romantis juga merupakan suatu tahapan penting karena hal ini

berhubungan dengan proses pemilihan pasangan hidup.

Melalui proses pernikahan, maka individu telah membentuk sebuah

keluarga. Pernikahan adalah kehidupan bersama antara seorang laki-laki dan

perempuan yang menjalin ikatan lahir batin dalam membina kehidupan keluarga

bukan semata-mata legalisasi (Duvall & Miller, 1985). Menikah merupakan salah

satu kebutuhan pokok yang dijalankan oleh seorang laki-laki dan perempuan untuk

hidup bersama secara sah sebagai pasangan suami istri (Fatima & Ajmal, 2012).

Dengan menikah, seseorang dapat menjalin suatu hubungan jangka panjang dengan

komitmen yang kuat untuk saling memberikan kasih sayang dan perhatian.

Page 15: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

2

Pasangan suami istri berharap dapat memperoleh manfaat dari pernikahan yang

dijalaninya, seperti ekspresi rasa cinta, rasa syukur dan pengakuan. Pernikahan

dapat memberikan manfaat baik secara fisik, psikologis maupun sosiologis. Hasil

dari penelitian Stutzer & Frey (2003) menunjukkan bahwa orang yang telah

menikah kondisi fisik dan psikologisnya lebih sehat dibandingkan orang yang

belum menikah dan mereka dapat hidup lebih lama atau panjang umur.

Menurut Fatima & Ajmal (2012) ada berbagai macam alasan mengapa

seseorang memilih untuk menikah, diantaranya ialah adanya pengakuan secara sah

menurut hukum, terpenuhinya kebutuhan biologis, emosional, spiritual, religi,

ekonomi atau secara sederhana untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan

memperoleh keturunan. Fungsi penting dari pernikahan secara sosial menurut

Fatima & Ajmal (2012) adalah saling berbagi dan adanya rasa aman.

Dari beragamnya alasan yang dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa

tujuan seseorang menikah adalah memperoleh kebahagiaan. Kebahagiaan dalam

pernikahan merupakan hal yang diinginkan oleh setiap pasangan. Kebahagiaan

pernikahan menurut Gottman (1999) adalah kebahagiaan yang didasari pada rasa

saling percaya, menghormati satu sama lain, mengetahui dengan baik apa yang

pasangan sukai dan tidak sukai, mengetahui kepribadian, harapan, mimpi satu sama

lain, serta pasangan tersebut mampu mengekspresikan dengan baik hal-hal yang

mereka inginkan.

Seligman (2005) mengatakan bahwa pernikahan sangat erat hubungannya

dengan kebahagiaan. Menurut Carr (2004), ada dua penjelasan mengenai hubungan

kebahagiaan dan pernikahan yaitu, orang yang bahagia lebih atraktif sebagai

Page 16: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

3

pasangan daripada orang yang tidak bahagia. Penjelasan kedua yaitu pernikahan

memberikan banyak keuntungan yang dapat membahagiakan seseorang,

diantaranya keintiman psikologis dan fisik, memiliki anak, membangun keluarga,

menjalankan peran sebagai pasangan dan orang tua, menguatkan identitas dan

menciptakan keturunan (Carr, 2004).

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Stutzer dan Frey

(2003) yang menunjukkan bahwa orang yang telah menikah itu lebih bahagia

dibandingkan orang yang belum menikah dan orang yang bercerai. Selain itu

penelitian lain tentang pengaruh pernikahan terhadap kebahagiaan juga

menunjukkan bahwa tingkatan kebahagiaan orang yang telah menikah lebih tinggi

dibandingkan orang yang belum menikah, dengan studi penelitian di berbagai

negara dan pada periode waktu yang berbeda pula (Stutzer & Frey, 2003).

Dalam keluarga yang baru terbentuk inilah, kemudian terdapat peran dan

status sosial baru sebagai suami atau istri. Pada umumnya, keluarga yang baru

terbentuk tersebut tinggal dalam satu atap atau rumah bersama dengan anak-anak

mereka atau bersama keluarga besar di lingkungan yang sama (Mahyudin, dalam

Arida, 2010). Namun seiring dengan perubahan waktu, individu terpaksa mengikuti

tuntutan kehidupan dimana bisa saja melakukan migrasi karena beberapa faktor.

Mahyudin (dalam Arida, 2010) mengatakan faktor umum yang biasanya terjadi

adalah karena tuntutan ekonomi dan pekerjaan, Selama proses pemenuhan

kebutuhan keluarga tersebut, tidak jarang salah satu pasangan suami istri memiliki

pekerjaan yang mengharuskannya untuk meninggalkan rumah dan anggota

keluarga sementara waktu. Hal ini terjadi sebagai tuntutan pekerjaan yang harus

Page 17: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

4

dijalani atau karena tuntutan kebutuhan hidup yang semakin meningkat misalnya

seperti suami atau istri yang bekerja sebagai TKI di luar negeri. Kondisi ini

kemudian menjadi penyebab awal kehidupan pernikahan jarak jauh pada pasangan

suami istri. Pernikahan pada awalnya menjunjung tinggi kebersamaan kini

berkembang menjadi keluarga dengan hubungan jarak jauh. Idealnya, awal

pernikahan menjadi waktu untuk menjalin kasih sayang dan membangun rumah

tangga yang harmonis antara suami istri. Kenyataannya, banyak pasangan dalam

keluarga TKI justru harus menjalani kehidupan rumah tangga yang terpisah dari

pasangannya (Mahyudin, dalam Arida, 2010).

Penelitian lain yang dilakukan Qomariyah (2015), mengatakan salah satu

pasangan terutama (suami) berkewajiban untuk dapat menafkahi keluarganya,

karena suami merupakan tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah.

Kewajiban suami inilah yang mendorongnya untuk mencari pekerjaan, agar dapat

mencukupi segala kebutuhan rumah tangganya. Holmes (2004, dalam Pistole,

2010) menyatakan bahwa pernikahan jarak jauh merupakan ikatan pernikahan

dimana pasangan suami istri dipisahkan oleh jarak fisik yang tidak memungkinkan

adanya kedekatan secara fisik untuk periode waktu tertentu. Tidak jarang banyak

pasangan suami istri yang sedang menjalani hubungan jarak jauh karena masalah

tuntutan perkerjaan yang pindah tugas atau pendidikan (Kauffman, 2000).

Fenomena pernikahan hubungan jarak jauh di Indonesia, pada keluarga TKI

sudah banyak dijumpai di Indonesia, Menurut data dari BNP2TKI yang diolah

Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan (Pusdatinaker) menyebutkan bahwa di

Indonesia, penempatan TKI berdasarkan status perkawinan periode 2016-2017

Page 18: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

5

didominasi oleh TKI yang sudah menikah. Terakhir pada tahun 2017 sebesar 42%

TKI berstatus sudah menikah, 31% belum menikah dan 23% cerai. Penempatan

kerja TKI berdasarkan tahun 2016, 51% berstatus menikah, 41% belum menikah

dan 8% cerai. Hal ini menunjukkan bahwa TKI masih sangat didominasi oleh

pasangan yang sudah menikah. Sedangkan menurut provinsi yang menepatkan TKI

diatas 10.000 orang tahun 2017 terdapat di enam provinsi tertinggi yaiut provinsi

Jawa Timur sebanyak 63.498 orang, provinsi Jawa Tengah sebanyak 54.737, Jawa

Barat sebanyak 50.756 orang, NTB sebanyak 34.975 orang, Lampung sebanyak

15.327, Sumatera Utara sebanyak 17.109 orang, dan lainnya dibawah 10.000 orang.

Dikutip dari ddhongkong.org (2013), seorang buruh migran berinisial Y.C

mempermasalahkan keadaan rumah tangganya yang harus dijalani secara jarak

jauh. Y.C menjelaskan hal penting dalam suatu hubungan pernikahan adalah

kepercayaan dan komitmen agar pernikahannya tetap utuh. Y.C meyakini jika tidak

ada kepercayaan terhadap pasangan, maka otomatis sulit mempertahankan

hubungan. Selain kepercayaan, Y.C menjelaskan kesabaran juga sangat penting

dalam hubungan jarak jauh.

Hubungan jarak jauh sering kali menjadi topik perbincangan dikalangan

masyarakat, terutama bagi mereka yang sedang menjalaninya dan merasakannya.

Kerap kali masalah yang timbul dalam hubungan jarak jauh dapat diprediksi,

menurut Kariuki (2014) Beberapa masalah ini meliputi; keterasingan pasangan dari

satu sama lain dan orang tua dengan anak-anak, biaya telepon yang tinggi,

komunikasi yang buruk, kehilangan kesempatan untuk memiliki anak dan

mengasuh, keuangan yang kurang, zona waktu berbeda, kecurigaan,

Page 19: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

6

ketidakpercayaan, perselingkuhan dan ketidakjujuran. Masalah ini melemahkan

hubungan pasangan dan menciptakan jarak emosional antar anggota keluarga.

Masalah yang timbul pada akhirnya akan menimbulkan perselisihan, pertentangan,

dan bahkan berakhir dengan perceraian.

Data kasus perceraian yang diperoleh dari Dirjen Badan Peradilan Agama,

Mahkamah Agung pada tahun 2017, Pengadilan Tinggi Agama Surabaya mencatat

angka tertinggi pertama memutus perkara cerai talak sebanyak 26.342 perkara dan

cerai gugat 58.497 perkara. Diikuti Pengadilan Tinggi Agama Bandung di posisi

kedua dengan angka putusan perkara cerai talak sebanyak 20.580 perkara dan cerai

gugat 58.467 perkara. Di urutan ketiga ditempati Pengadilan Tinggi Agama

Semarang dengan putusan perkara cerai talak sebanyak 19.368 perkara dan cerai

gugat 50.489. Merujuk data tersebut, terdapat beberapa faktor penyebab perceraian.

Pertama, zina dengan 1.896 perkara. Kedua, mabuk dengan jumlah 4.264 perkara.

Ketiga, madat dengan jumlah 1.189 perkara. Keempat, judi dengan jumlah 2.179

perkara. Kelima, meninggalkan salah satu pihak dengan jumlah 70.958 perkara.

Keenam, dihukum penjara dengan jumlah 4.898 perkara. Ketujuh, poligami dengan

jumlah 1.697 perkara. Kedelapan, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan

jumlah 8.453 perkara. Kesembilan, cacat badan sebanyak 432 perkara. Kesepuluh,

perselisihan dan pertengkaran terus menerus dengan jumlah 152.575 perkara.

Kesebelas, kawin paksa sebanyak 1.976 perkara. Kedua belas, murtad sebanyak

600 perkara. Ketiga belas, ekonomi sebanyak 105.266 perkara. Keempat belas, lain

lain sebanyak 7.799 perkara (Hidayat, R. 2018).

Page 20: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

7

Dari data faktor penyebab perceraian tahun 2017 di Pengadilan Agama

seluruh Indonesia terlihat didominasi alasan/faktor penyebab perceraian yakni

meninggalkan salah satu pihak diurutan ketiga, kemudian faktor persoalan ekonomi

diurutan kedua, dan faktor perselisihan atau pertengkaran terus menerus yang

menempati urutan pertama terbanyak. Berdasarkan data faktor penyebab perceraian

tersebut semakin memperkuat asumsi peneliti bahwa pasangan suami istri yang

terpisah jarak atau meninggalkan salah satu pihak memiliki resiko keterputusan

hubungan atau perceraian lebih tinggi, namun realitanya ada juga pasangan suami

istri yang masih bisa mempertahankan keutuhan rumah tangganya meskipun

mengalami hubungan jarak jauh (Hidayat, R. 2018).

Penikahan tidak terlepas dari berbagai faktor yang menentukan bahagia atau

tidak bahagianya suatu kehidupan pernikahan. Salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kebahagiaan pernikahan adalah kepercayaan. Hal ini didasari pada

penelitian Fatima dan Ajmal (2012) yang menunjukkan bahwa rasa percaya adalah

salah satu dari enam belas faktor yang mempengaruhi kebahagiaan dalam

kehidupan pernikahan. Faktor lainnya yaitu kesamaan agama, kepuasan,

kompromi, cinta, care, saling memahami, komunikasi, perbedaan usia, ketulusan

dan respect, saling berbagi, saling memaafkan, temperamen pasangan, kekuatan

menjaga anak, struktur keluarga, pendidikan dan status hubungan hukum yang

positif.

Penelitian yang dilakukan Muhardeni (2018), menunjukkan ada hubungan

antara kepercayaan dan kebahagiaan pernikahan, semakin tinggi kepercayaan maka

semakin tinggi tingkat kebahagiaan pernikahan begitupun sebaliknya. Menurut

Page 21: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

8

Johnson & Johnson (1997) kepercayaan merupakan aspek dalam suatu hubungan

dan secara terus menerus berubah. Selain itu kepercayaan merupakan dasar dalam

membangun dan mempertahankan hubungan intrapersonal. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ramadhini dan Hendriani (2015) bahwa

kepercayaan yang dimiliki pasangan terhadap pasangan lainnya berperan penting

dalam memperkuat hubungan pernikahan khususnya dalam konteks hubungan jarak

jauh. Pada umumnya, hubungan yang terjalin dengan kepercayaan membuat

seseorang memiliki pikiran positif terhadap pasangannya. Karena pasangan tidak

akan mudah terpengaruh hal negatif yang dikatakan orang lain dan yakin bahwa

pasangannya dapat diandalkan dan menunjukkan perilaku yang konsisten seperti

yang telah diprediksi.

Selain kepercayaan, harapan juga diprediksi mempengaruhi kebahagiaan

pasangan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rios (2010)

menunjukkan bahwa harapan terhadap pasangan dan diri sendiri berhubungan

dengan kebahagiaan pernikahan. Apabila harapan terpenuhi maka kebahagiaan

pernikahan akan meningkat. Kariuki (2014) juga menyatakan faktor lain yang

meningkatkan kelangsungan hidup pernikahan jarak jauh adalah kesadaran bahwa

perjalanan panjang akan berakhir. Dengan demikian berarti ada harapan reuni dan

kelanjutan menjalin hubungan keluarga yang normal (tidak terpisah jarak). Sebuah

antisipasi bahwa ada harapan untuk reuni masa depan membantu mempertahankan

kebahagiaan pernikahan.

Snyder (2002) menyatakan harapan adalah keseluruhan dari kemampuan

yang dimiliki individu untuk menghasilkan jalur mencapai tujuan yang diinginkan,

Page 22: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

9

bersamaan dengan motivasi yang dimiliki untuk menggunakan jalur-jalur tersebut.

Harapan didasarkan pada harapan positif dalam pencapaian tujuan.

Peneliti telah melakukan studi pendahuluan sebelumnya dengan

memberikan angket pada 10 orang responden buruh migran yang menjalani

hubungan jarak jauh. 70% diantara mereka tidak bahagia dengan pernikahan jarak

jauh. 80% percaya pada pasangan walaupun menjalani hubungan jarak jauh.

Responden rata-rata telah menjalani hubungan jarak jauh selama tiga sampai lima

tahun dengan usia pernikahan diatas 10 tahun. Dalam penelitian ini yang menjadi

fokus penelitian adalah buruh migran yang meninggalkan keluarganya karena

tuntutan pekerjaan di luar negri.

Berdasarkan fenomena diatas dan penelitian sebelumnya, peneliti ingin

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan dan Harapan

terhadap Kebahagiaan Pernikahan Buruh Migran yang Menjalani hubungan

jarak jauh”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kebahagiaan

pernikahan pada buruh migran yang meninggalkan keluarga karena bekerja di luar

negri dan melihat pengaruh dari kepercayaan dan harapan terhadap kebahagiaan

pernikahan jarak jauh.

1.2 Pembatasan dan perumusan masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas dan lebih terarah, maka perlu suatu pembatasan

masalah. Adapun pokok permasalahan yang menjadi batasan dalam penelitian ini

adalah kebahagiaan pernikahan pasangan yang menajalani hubungan jarak jauh,

yang dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diantaranya adalah kepercayaan dan

Page 23: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

10

harapan. Adapun penjelasan mengenai variabel-variabel tersebut sebagai berikut:

Untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi

penelitian ini hanya kepada:

1. Kebahagiaan pernikahan yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada rasa

yang didasari oleh rasa saling percaya, menghormati satu sama lain,

mengetahui dengan baik apa yang pasangan sukai dan tidak sukai, mengetahui

kepribadian, harapan, mimpi satu sama lain, serta pasangan tersebut mampu

mengekspresikan dengan baik hal-hal yang mereka inginkan (Gottman, 1999).

2. Kepercayaan yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada openess,

sharing, Acceptance, support, dan cooperative intentions. (Johnson dan

Johnson, 1997)

3. Harapan yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada proses dari

pemikiran satu tujuan, dengan motivasi untuk mendapatkan tujuan-tujuan

tersebut (agency), dan cara-cara untuk meraih tujuan-tujuan tersebut

(pathways) (Snyder, 2002).

4. Subjek penelitian ini adalah buruh migran yang meninggalkan keluarga untuk

bekerja ke luar negri.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah

yang ingin diteliti adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan kepercayaan dan harapan

terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan

jarak jauh?

Page 24: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

11

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek openess dari variabel

kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek sharing dari variabel

kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh?

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek acceptance dari variabel

kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh?

5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek support dari variabel

kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh?

6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek cooperative intentions dari

variabel kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh?

7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek pathway thinking dari

variabel harapan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh?

8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan aspek agency thinking dari

variabel harapan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh?

Page 25: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

12

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

a. Untuk menguji pengaruh kepercayaan dan harapan terhadap kebahagiaan

pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh

b. Untuk menguji pengaruh aspek openess dari variabel kepercayaan terhadap

kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh

c. Untuk menguji pengaruh aspek sharing dari variabel kepercayaan terhadap

kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh

d. Untuk menguji pengaruh aspek acceptance dari variabel kepercayaan

terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan

jarak jauh

e. Untuk menguji pengaruh aspek support dari variabel kepercayaan terhadap

kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh

f. Untuk menguji pengaruh aspek cooperative intentions dari variabel

kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh

g. Untuk menguji pengaruh aspek pathway thinking dari variabel harapan

terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan

jarak jauh

h. Untuk menguji pengaruh aspek agency thinking dari variabel harapan

terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan

jarak jauh

Page 26: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

13

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi di bidang pemikiran dan

pengetahuan terhadap perkembangan psikologi yaitu psikologi keluarga dan

psikologi positif. Memberikan informasi terkait kebahagiaan pernikahan buruh

migran yang sedang menjalani hubungan jarak jauh.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan referensi bagi

remaja, orang tua, pendidik serta pihak-pihak yang tertarik dengan dinamika

psikologis pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh. Khususnya bagi buruh

migran yang sedang mengalami jarak jauh dapat menjadi masukan yang positif dan

bermanfaat bagi kelangsungan hubungan rumah tangganya.

Page 27: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

14

BAB 2

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini berisi landasan teori yang mendeskripsikan definisi dan konsep dasar

kebahagiaan dalam pernikahan pasangan jarak jauh, kepercayaan,dan harapan;

kerangka berpikir serta hipotesis penelitian.

2.1 Kebahagiaan Pernikahan

2.1.1 Definisi Kebahagiaan Pernikahan

Definisi Kebahagiaan atau happiness adalah konsep yang subjektif karena setiap

individu pada umumnya memiliki tolak ukur yang berbeda-beda dalam menentukan

kebahagiaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), bahagia

(ke.ba.ha.gi.an) adalah kesenangan dan ketenteraman hidup (lahir batin);

keberuntungan; kemujuran yang bersifat lahir batin. Keadaan atau perasaan senang

dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan).

Sedangkan kebahagiaan pernikahan menurut Gottman (1999) adalah

kebahagiaan yang didasari pada rasa saling percaya, menghormati satu sama lain,

mengetahui dengan baik apa yang pasangan sukai dan tidak sukai, mengetahui

kepribadian, harapan, mimpi satu sama lain, serta pasangan tersebut mampu

mengekspresikan dengan baik hal-hal yang mereka inginkan.

Gottman dan Notarius (2002) menjelaskan kebahagiaan pernikahan berarti

pasangan memfokuskan diri pada hal-hal positif yang ada pada diri pasangannya.

Page 28: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

15

Schoen (2002) menjelaskan kebahagiaan pernikahan sebagai tingkatan kepuasan

yang dirasakan individu dalam pernikahan.

Secara filsafat kata “bahagia” dapat diartikan dengan kenyamanan dan

kenikmatan spiritual dengan sempurna dan rasa kepuasan, serta tidak adanya cacat

dalam pikiran sehingga merasa tenang serta damai. Kebahagiaan bersifat abstrak

dan tidak dapat disentuh atau diraba. Kebahagiaan erat berhubungan dengan

kejiwaan dari yang bersangkutan. Kebahagiaan merupakan konsep yang mengacu

pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas positif yang

disukai oleh individu (Seligman, 2005).

Seligman (2005) menjelaskan kebahagiaan merupakan konsep yang

mengacu pada emosi positif yang dirasakan individu serta aktivitas-aktivitas positif

yang disukai oleh individu. Seligman (2005) mengklasifikasikan emosi positif

menjadi tiga kategori yaitu berhubungan dengan masa lalu, sekarang dan masa

depan. Emosi positif terkait dengan masa depan mencakup optimis, harapan,

keyakinan, dan kepercayaan. Emosi positif terkait masa lalu mencakup kepuasan,

pemenuhan, kebanggaan dan ketenangan sedangkan emosi positif berkaitan dengan

masa kini adalah kesenangan. Pada kontras yang lebih tinggi kesenangan berasal

dari kegiatan yang lebih kompleks dan mencakup perasaan seperti kebahagiaan.

Lebih lanjut, Seligman (dalam Lopez dan Snyder, 2002) menyebutkan kehidupan

yang menyenangkan dan bermakna dapat menghasilkan kebahagiaan yang berasal

dari pemanfaatan kekuatan- kekuatan psikologis.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, pada penelitian ini

peneliti menggunakan definisi kebahagiaan pernikahan menurut Gottman (1999)

Page 29: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

16

kebahagiaan yang didasari pada rasa saling percaya, menghormati satu sama lain,

mengetahui dengan baik apa yang pasangan sukai dan tidak sukai, mengetahui

kepribadian, harapan, mimpi satu sama lain, serta pasangan tersebut mampu

mengekspresikan dengan baik hal-hal yang mereka inginkan .

2.1.2 Aspek-aspek Kebahagiaan Pernikahan

Menurut Gottman (1999) kebahagiaan pernikahan terdiri atas tiga aspek, yaitu:

a. Friendship And Intimacy

Terdiri dari love maps yang berfungsi untuk melindungi pernikahan. Karena

pasangan suami istri telah menjaga dengan baik kebiasaan dan telah

sungguh-sungguh menyadari kondisi perasaan dan pikiran pasangannya,

fondness and admiration merupakan kebiasaan berfikir yang positif

terhadap karakter pasangan, turning toward or away yaitu didasari pada

kondisi emosional, percintaan dan kehidupan seksual yang baik, emotional

distance and loneliness adalah kesalahan dasar yang dapat menyebabkan

munculnya kesalahan secara menyeluruh.

b. Conflict

Terdiri dari harsh start-up dimana kondisi ini terjadi ketika istri merasa

tidak direspon dengan baik oleh pasangannya, mengeluh dan mudah

marah. The four horsemen mengidentifikasikan empat jenis konflik negatif

yang terjadi pada pasangan. empat jenis konflik tersebut ialah kritikan,

penghinaan, pertahanan diri dan diam seribu bahasa. Gridlock on

perceptual issues pada bagian ini dijelaskan bahwa mimpi-mimpi antar

pasangan dapat menjadi penyebab munculnya konflik. Accepting influence

Page 30: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

17

merupakan sikap dan kemampuan untuk menjaga hubungan baik dengan

cara memfokuskan perhatian pada pasangannya. Compromise dapat

membantu pasangan menemukan kedamaian setelah konflik terjadi.

c. Meaning

Shared Meaning Rituals merupakan salah satu komponen spiritual yang

berfungsi untuk menciptakan makna kebersamaan hidup. Shared

Meaning Roles berkaitan dengan peran yang dimainkan oleh suami istri,

yang dapat memunculkan keharmonisan, kebermaknaan dan ketegangan.

Shared Meaning Goals adalah perolehan/pencapaian yang diinginkan

oleh pasangan suami istri dalam kehidupan berumah tangga. Shared

Meaning Symbol merupakan salah satu komponen spiritual yang

menyangkut kepercayaan dan nilai-nilai.

Sedangkan menurut Seligman (2005) lima aspek utama kebahagiaan, yaitu:

a. Terjalinnya hubungan positif dengan orang lain

Hubungan positif bukan sekedar memiliki teman, pasangan, ataupun anak,

tetapi dengan menjalin hubungan yang positif dengan individu yang ada disekitar.

Hubungan positif akan tercipta bila adanya dukungan sosial yang membuat individu

mampu mengembangkan harga diri, meminimalkan masalah-masalah psikologis,

kemampuan pemecahan masalah yang adaptif, dan membuat individu menjadi

sehat secara fisik.

b. Keterlibatan Penuh

Keterlibatan penuh bukan hanya pada karir, tetapi juga dalam aktivitas lain

seperti hobi dan aktivitas bersama keluarga. Melibatkan diri secara penuh, bukan

Page 31: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

18

hanya fisik yang beraktivitas, tetapi hati dan pikiran juga turut serta dalam aktivitas

tersebut.

c. Penemuan makna dalam keseharian

Dalam keterlibatan penuh dan hubungan positif dengan orang lain tersirat

satu cara lain untuk dapat bahagia, yakni menemukan makna dalam apapun yang

dilakukan. Individu yang bahagia akan menemukan makna disetiap apapun yang

dilakukannya.

d. Optimisme yang realistis

Individu yang optimis mengenai masa depan merasa lebih bahagia dan puas

dengan kehidupannya. Individu yang mengevaluasi dirinya dengan cara yang

positif, akan memiliki kontrol yang baik terhadap hidupnya, sehingga memiiki

impian dan harapan yang positif tentang masa depan. Hal ini akan tercipta bila sikap

optimis yang dimiliki individu bersifat realistis.

e. Resiliensi

Orang yang berbahagia bukan berarti tidak pernah mengalami penderitaan.

Kebahagiaan tidak bergantung pada seberapa banyak peristiwa menyenangkan

yang dialami, melainkan sejauh mana seseorang memiliki resiliensi, yakni

kemampuan untuk bangkit dari peristiwa yang tidak menyenangkan sekalipun.

Carr (2004) membagi aspek kebahagiaan menjadi dua, yaitu:

a. Aspek afektif; aspek afektif yaitu menggambarkan pengalaman emosi dari

kesenangan, kegembiraan, dan kebahagiaan

b. Aspek kognitif; aspek kognitif yaitu kepuasan dengan variasi domain

kehidupan.

Page 32: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

19

Dengan demikian aspek kebahagiaan itu menggambarkan pengalaman emosi

yang positif selama dalam rentang kehidupan.

2.1.3 Faktor-faktor Pembentuk Kebahagiaan

Menurut Muhardeni (2018), faktor yang mempengaruhi kebahagiaan pernikahan

adalah kepercayaan. Hal ini diperoleh dari hasil penelitiannya mengenai peran

intensitas komunikasi, kepercayaan, dan dukungan sosial terhadap kebahagiaan

pernikahan. Hasilnya menunjukkan bahwa kepercayaan sangat kuat dalam

menentukan kebahagiaan pernikahan dibandingkan variabel lainnya.

Faktor lain yang mempengaruhi kebahagiaan pernikahan adalah harapan.

Menurut Rios (2010) harapan terhadap pasangan dan diri sendiri berhubungan

dengan kebahagiaan pernikahan. Apabila harapan terpenuhi maka kebahagiaan

pernikahan akan meningkat.

Menurut Seligman (2005) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

kebahagiaan, yaitu:

a. Pernikahan

Pernikahan terkadang dicerca sebagai belenggu dan terkadang dipuji sebagai

kenikmatan abadi. Tidak satupun dari kedua penggambaran itu tepat sasaran.

Namun, secara keseluruhan, data-data lebih mendukung penggambaran yang

kedua. Tidak seperti uang, yang hanya sedikit pengaruhnya, pernikahan sangat erat

hubungannya dengan kebahagiaan.

b. Uang

Penilaian seseorang terhadap uang akan mempengaruhi kebahagiaannya, lebih

daripada uang itu sendiri. Orang yang menempatkan uang diatas tujuan lainnya

Page 33: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

20

kurang puas dengan penghasilan mereka dan dengan kehidupan mereka secara

keseluruhan.

c. Kehidupan Sosial

Dalam penelitian Seligman dan Ed Diener tentang orang - orang yang sangat

bahagia, ditemukan bahwa semua orang (kecuali satu) yang termasuk dalam 10%

orang yang paling berbahagia, sedang terlibat dalam hubungan romantis. Orang

yang sangat bahagia jauh berbeda dengan orang rata-rata dan orang yang tidak

bahagia, yaitu orang yang menjalani kehidupan sosial yang kaya dan memuaskan.

d. Emosi negatif

Hanya terdapat sedikit korelasi negatif antara emosi positif dan emosi negatif. Ini

berarti, jika memiliki banyak emosi negatif, seseorang mungkin memiliki lebih

sedikit emosi positif. Demikian pula, meskipun seseorang memiliki banyak emosi

positif dalam hidup, tidak berarti seseorang tersebut sangat terlindungi dari

kepedihan.

e. Usia

Dalam kajian terkenal yang dilakukan 35 tahun lalu oleh Wilson, kemudaan

dianggap senantiasa mencerminkan keadaan lebih berbahagia. Kini, kemudaan

tidak lagi dinilai sedemikian tingginya. Begitu para peneliti menelaah data-data itu

secara lebih teliti, lenyaplah anggapan bahwa orang muda lebih berbahagia.

f. Kesehatan

Seseorang mengira bahwa kesehatan merupakan kunci menuju kunci kebahagiaan,

karena kesehatan yang bagus biasanya dinilai sebagai segi terpenting dalam

kehidupan manusia. Namun ternyata, kesehatan objektif yang baik tidak begitu

Page 34: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

21

berkaitan dengan kebahagiaan; yang penting adalah persepsi subjektif seseorang

terhadap seberapa sehat diri seseorang tersebut.

g. Pendidikan, iklim, ras, dan jenis kelamin

Meskipun merupakan sarana untuk mencapai penghasilan yang lebih tinggi,

pendidikan bukanlah sarana menuju kebahagiaan yang lebih besar, kecuali hanya

terjadi dikalangan mereka yang berpenghasilan rendah. Begitu pula, kecerdasan

tidak mempengaruhi kebahagiaan. Jenis kelamin, sebagaimana yang telah Seligman

katakan, memiliki hubungan yang mengherankan dengan suasana hati. Tingkat

emosi rata-rata laki-laki dan perempuan tidak berbeda. Yang mengherankan,

perempuan lebih bahagia dan sekaligus lebih sedih daripada laki-laki.

h. Agama

Relevansi yang paling langsung tampak pada fakta bahwa data survei secara

konsisten menunjukkan bahwa orang-orang yang religius lebih bahagia dan lebih

puas terhadap kehidupan daripada orang yang tidak religius.

Faktor pengaruh kebahagiaan pernikahan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kepercayaan yang merupakan hasil temuan Muhardeni (2018), dan harapan

yang merupakan hasil temuan Rios (2010). Berdasarkan faktor-faktor yang

dipaparkan di atas oleh Muhardeni (2018), menunjukan bahwa kepercayaan sangat

kuat dengan kebahagiaan pernikahan sehingga hal tersebut pun menarik menjadi

menarik untuk diteliti dan dengan faktor harapan peneliti ingin mengetahui harapan

terhadap pasangan maka penelitian ini akan berfokus pada apa yang mempengaruhi

kebahagiaan pernikahan dengan menggunakan variabel yang diambil berdasarkan

faktor-faktor di atas serta penelitian sebelumnya.

Page 35: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

22

2.1.4 Skala Pengukuran Kebahagiaan Pernikahan

1. Marital Happiness

Alat ukur ini dikembangkan oleh Johnson, White, Edwards dan booth

(dalam frisco dan williams, 2003). Terdiri dari 11 item dengan rentang skala

berjumlah tiga (sangat bahagia, agak bahagia, tidak bahagia).

2. Skala Kebahagiaan Pernikahan

Alat ukur ini merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Gottman

meliputi perasaan positif pada beberapa aspek penentu kebahagiaan

(1999). Aspek tersebut meliputi friendship and intimacy, conflict dan

meaning.

3. Marital Happiness Scale (MHS)

Alat ukur ini merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Azrin dan

Jones (1973). Terdiri dari 10 aspek kebahagiaan pasangan suami istri,

meliputi: household responsibility, Rearing of children, Social activities,

Money, Communication, Sex, Academic (or occupational) progress,

Personal independence, Spouse independence, General happiness.

Dari ketiga alat ukur diatas, dalam penelitian ini peneliti memilih alat ukur

yang digunakan adalah skala kebahagiaan pernikahan Gottman (1999) meliputi

perasaan positif pada beberapa aspek penentu kebahagiaan yang memiliki aspek

friendship and intimacy, conflict dan meaning.

Page 36: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

23

2.2 Kepercayaan

2.2.1 Definisi Kepercayaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepercayaan merupakan harapan dan

keyakinan seseorang akan kejujuran, kebaikan dan lain sebagainya dari orang lain

(kbbi.web.id). Kepercayaan merupakan sebuah keyakinan, kepedulian terhadap

pasangan, dan sebagai kekuatan hubungan (Rempel, dkk., 1985).

Menurut Johnson & Johnson (1997) kepercayaan merupakan aspek dalam

suatu hubungan dan secara terus menerus berubah. Selain itu kepercayaan

merupakan dasar dalam membangun dan mempertahankan hubungan intrapersonal.

Trust terhadap pasangan akan meningkat apabila pasangan dapat memenuhi

pengharapan individu dan bersungguh-sungguh peduli terhadap pasangan ketika

situasi memungkinkan individu untuk tidak memperdulikan mereka (Rempel,

1985).

Definisi kepercayaan menurut Ramadhini dan Hendriani (2015) adalah

keyakinan dan kepedulian terhadap pasangan serta kekuatan sebuah hubungan.

Keyakinan ini tidak hanya mencerminkan penilaian intelektual dari kemungkinan

bahwa pasangan akan bertindak seperti yang diharapkan tetapi juga pengalaman

emosional dan jaminan perilaku serta motif pasangan. Rotter (1967)

mengungkapkan bahwa kepercayaan adalah kata-kata harapan yang dipegang oleh

seseorang atau kelompok.

Menurut Arida (2010) kepercayaan adalah keyakinan dan kesediaan

seseorang untuk mempercayai integritas, kemampuan, karakter dan kebenaran yang

dimiliki oleh pihak lain. Dalam mempercayai pihak lain tersebut terdapat resiko

Page 37: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

24

harapan dan kepercayaanya tidak terpenuhi. Dalam mempercayai seseorang ada

dua hal yang terjadi yaitu kemampuan untuk mempercayai orang lain dan kesediaan

untuk mengambil resiko.

Yamagishi (1998) memformulasikan kepercayaan sebagai anggapan bahwa

setiap orang tidak bermaksud negatif terhadap dirinya. Ini apa yang disebut

kepercayaan secara umum. Untuk mempercayai orang lain, individu memiliki

indikator kepercayaan diri berdasarkan tingginya kepekaan dan keterampilan untuk

membedakan antara perasaan dapat dipercaya dan tidak dipercaya. Pada dasarnya

semua orang dapat dipercaya hingga suatu hal tertentu membuat individu tersebut

tidak dapat dipercaya lagi.

Dari beberapa uraian mengenai definisi kepercayaan di atas, peneliti

menggunakan definisi kepercayaan menurut Johnson & Johnson (1997) dan dapat

disimpulkan bahwa kepercayaan pada pasangan dapat diartikan sebagai perasaan

saling percaya dalam mempertahankan hubungan intrapersonal, keyakinan dan

kepedulian terhadap pasangan serta kekuatan sebuah hubungan. Kepercayaan

pasangan juga merupakan keyakinan bahwa pasangan akan bertindak seperti yang

diharapkan berdasarkan pada pengalaman kedua pasangan dalam menjalani

hubungan sebelumnya. Sehingga kepercayaan menjadi salah satu faktor pembentuk

kebahagiaan pernikahan.

2.2.2 Aspek-aspek Kepercayaan

Menurut Johnson dan Johnson (1997) terdapat lima aspek utama dalam

kepercayaan, yaitu sebagai berikut:

a. Keterbukaan (Openness)

Page 38: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

25

Keterbukaan meliputi kesediaan individu untuk berbagi informasi, ide,

pemikiran, perasaan, pendapat, dan reaksi terhadap hal yang sedang dialami.

b. Berbagi (Sharing)

Berbagi berarti kesediaan individu untuk membagikan bantuan emosional dan

sumber daya yang dimilikinya kepada orang lain untuk membantu pencapaian

tujuan bersama.

c. Penerimaan (Acceptance)

Penerimaan berarti melakukan komunikasi dengan orang lain dan menghargai

pendapat orang lain tersebut tentang suatu hal yang sedang dibicarakan.

d. Dukungan (Support)

Dukungan meliputi komunikasi yang dilakukan individu dengan orang lain

sehingga orang lain mengenal kelebihannya dan percaya bahwa orang lain

tersebut mampu mengatur secara produktif situasi di mana mereka berada dan

percaya bahwa dia mempunyai kapabilitas yang dibutuhkan dalam

menjalankan hubungan intrapersonal.

e. Bekerjasama (Cooperative Intentions)

Bekerja sama meliputi harapan individu untuk bisa bersikap kooperatif dan

bahwa orang lain juga akan bersikap kooperatif untuk mencapai tujuan

bersama.

Jadi ketika kita dan pasangan sudah memenuhi kelima aspek tersebut, maka kita

dan pasangan telah memiliki mutual trust satu dengan lainnya.

Page 39: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

26

Menurut Rempel dkk (1985) terdapat tiga komponen utama dalam kepercayaan

pada pasangan, yaitu sebagai berikut:

a. Dependability (ketergantungan), mengacu pada kepercayaan dalam diri

seseorang bahwa pasangannya peduli dan memberikan respon terhadap

kebutuhan, tujuan dan keinginannya. Komponen ini juga mencakup harapan

positif seseorang terkait dengan ketersediaan pasangan, sikap responsif dan

perhatiannya.

b. Predictability (keadaan dapat diprediksi). Komponen ini merupakan keyakinan

seseorang bahwa pasangan akan berperilaku konsisten dan sesuai dengan yang

telah diprediksi. Prediksi ini dapat diketahui berdasarkan interaksi yang

dilakukan dengan pasangan, pengalaman dan proses belajar dari hubungan

yang dijalani. Komponen ini juga berhubungan dengan sejauh mana

pengalaman bersama pasangan membentuk konsistensi dan kontrol atas

perilaku yang ditampilkan pasangan (Rempel dkk, 1985).

c. Faith (keyakinan). Komponen ini merupakan keyakinan seseorang bahwa

pasangan akan menjaga komitmen dan kesetiaan, dapat dipercaya pada janji

yang telah diberikan serta berani mengambil resiko atau keputusan terkait

dengan masa depan. Bentuk keyakinan ini tidak didasarkan pada pengalaman

masa lalu dalam hubungan, namun lebih cenderung pada kepercayaan dalam

diri individu terhadap komitmen pasangan. Keyakinan dalam hubungan perlu

dibangun dengan kuat sejalan dengan kepercayaan yang ada pada masing-

masing pasangan (Ramadhini & Hendriani, 2015).

Page 40: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

27

Menurut Rakhmat (dalam Arida, 2010) terdapat beberapa aspek dalam

kepercayaan, diantaranya yaitu aspek karakteristik, hubungan kekuasaan, sifat dan

kualitas komunikasi, sikap menerima, empati, kejujuran.

2.2.3 Skala Pengukuran Kepercayaan

1. Skala kepercayaan

Skala kepercayaan yang disusun berdasarkan aspek kepercayaan yang

dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (1997) meliputi keterbukaan

(openess), saling berbagi (sharing), penerimaan (acceptance), dukungan

(support) serta niat untuk bekerja sama (cooperative intentions).

2. Skala Kepercayaan Terhadap Pasangan

Skala dari kepercayaan yang digunakan menggunakan komponen dalam

kepercayaan menurut Rempel dkk (1985) yaitu keadaan dapat diramalkan

(Predictability), Keadaan dapat diandalkan (Dependability), Keyakinan

(Faith).

3. Trust Scale

Kuesioner dengan 5 item yang dirancang untuk mengukur tingkat

kepercayaan individu secara umum terhadap orang lain. Ini secara khusus

dirancang untuk mengukur dua faktor utama itu bentuk kepercayaan umum:

(1) keyakinan bahwa orang lain pada dasarnya bersifat jujur dan (2) percaya

bahwa untuk mempercayai orang lain itu beresiko. Item-item dari skala ini

sebagian berasal dari Yamagishi dan Skala Ketakutan Sato (1986) dan

sebagian dari skala kepercayaan Yamagishi dan Sato (1986).

Page 41: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

28

Dari ketiga alat ukur diatas, dalam penelitian ini peneliti memilih alat ukur yang

digunakan adalah skala kepercayaan yang disusun berdasarkan aspek kepercayaan

yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (1997) meliputi keterbukaan

(openess), saling berbagi (sharing), penerimaan (acceptance), dukungan (support)

serta niat untuk bekerja sama (cooperative intentions).

2.3 Harapan

2.3.1 Definisi Harapan

Menurut Snyder, Shorey, dkk (2002) harapan dapat didefinisikan sebagai “proses

dari pemikiran satu tujuan, dengan motivasi untuk mendapatkan tujuan-tujuan

tersebut (agency), dan cara-cara untuk meraih tujuan-tujuan tersebut (pathways)”.

Snyder, et al (1996) menjelaskan hope sebagai sekumpulan kognitif yang didasari

pada hubungan timbal-balik antara agency dan pathway. Menurut Snyder (2002),

harapan adalah keseluruhan daya kehendak (willpower/agency) dan strategi

(waypower/pathway) yang dimiliki individu untuk mencapai sasaran.

Menurut Linley dan Joseph (2004) harapan mencerminkan persepsi individu

terkait kapasitas mereka untuk mengkonseptualisasikan tujuan-tujuan secara jelas,

mengembangkan strategi spesifik untuk mencapai tujuan tersebut (pathways

thinking), menginisiasi dan mempertahankan motivasi untuk menggunakan strategi

tersebut (agency thinking). Snyder, Harris, dkk (1991) menjelaskan harapan

sebagai sekumpulan kognitif yang didasarkan pada hubungan timbal-balik antara

agency (penentu perilaku yang berorientasi tujuan) dan pathway (rencana untuk

mencapai tujuan).

Page 42: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

29

Snyder (dalam Carr, 2004) mengkonsepkan harapan ke dalam dua komponen,

yaitu kemampuan untuk merencanakan jalur untuk mencapai tujuan yang

diinginkan (pathway) dan agency atau motivasi untuk menggunakan jalur tersebut.

Harapan merupakan keseluruhan dari kedua komponen tersebut. Berdasarkan

konsep ini, harapan akan menjadi lebih kuat jika harapan ini disertai dengan adanya

tujuan yang bernilai yang memiliki kemungkinan untuk dapat dicapai,bukan

sesuatu yang mustahil dicapai.

Menurut Herth dan Snyder (dalam Drach-Zahavy, 2002) harapan adalah suatu

proses terhadap pencapaian tujuan di masa depan yang ditentukan oleh pentingnya

tujuan tersebut bagi seseorang dan motivasi dalam bertindak untuk meraih tujuan.

Pemahaman terhadap konsep harapan berkembang menurut Farran, Herth, dan

Popovitch, Snyder (dalam Drach-Zahavy, 2002) melakukan meta-analisis terhadap

beberapa definisi yang ada dan mengemukakan bahwa harapan merupakan suatu

pengalaman dalam kehidupan manusia.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, pada penelitian ini peneliti

menggunakan definisi harapan menurut Snyder (2002).

2.3.2 Aspek-aspek Harapan

Menurut Snyder (2002), aspek-aspek yang terkandung dalam teori harapan yaitu:

a. Pathway Thinking

Untuk dapat mencapai tujuan maka individu harus memandang dirinya sebagai

individu yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan suatu jalur untuk

mencapai tujuan. Proses ini yang dinamakan pathway thinking, yang menandakan

Page 43: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

30

kemampuan seseorang untuk mengembangkan suatu jalur untuk mencapai tujuan

yang diinginkan. Pathway thinking mencakup pemikiran mengenai kemampuan

untuk menghasilkan satu atau lebih cara yang berguna untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Beberapa jalur yang dihasilkan akan berguna ketika individu

menghadapi hambatan, dan orang yang memiliki harapan yang tinggi merasa

dirinya mampu menemukan beberapa jalur alternatif dan umumnya mereka sangat

efektif dalam menghasilkan jalur alternatif (Snyder, 2002).

b. Agency Thinking

Komponen motivasional pada teori harapan adalah agency, yaitu kapasitas untuk

menggunakan suatu jalur untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Agency

mencerminkan persepsi individu bahwa dia mampu mencapai tujuannya melalui

jalur-jalur yang dipikirkannya, agency juga dapat mencerminkan penilaian individu

mengenai kemampuannya bertahan ketika menghadapi hambatan dalam mencapai

tujuannya. Orang yang memiliki harapan tinggi menggunakan self-talk seperti

“Saya dapat melakukan ini” dan “Saya tidak akan berhenti sampai disini”. Agentic

thinking penting dalam semua pemikiran yang berorientasi pada tujuan, namun

akan lebih berguna pada saat individu menghadapi hambatan. Ketika individu

menghadapi hambatan, agency membantu individu menerapkan motivasi pada jalur

alternatif terbaik (Irving, Snyder, & Crowson dalam Snyder, Rand & Sigmon,

2002). Komponen agency dan pathway saling memperkuat satu sama lain sehingga

satu sama lain saling mempengaruhi dan dipengaruhi secara berkelanjutan dalam

proses pencapaian tujuan.

Page 44: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

31

Weil (2000) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa terdapat beberapa

aspek yang terdapat dalam teori harapan, yaitu: (a) dukungan sosial, harapan

memiliki kaitan erat dengan dukungan sosial. Dalam penelitiannya mengenai

pasien yang menderita penyakit kronis (Weil, 2000) mengatakan bahwa keluarga

dan teman pada umumnya diidentifikasikan sebagai sumber harapan untuk para

penderita penyakit kronis dalam beberapa aktivitas seperti mengunjungi suatu

tempat, mendengarkan, berbicara dan memberikan bantuan secara fisik.

Sebaliknya, kurangnya ikatan sosial diatribusikan sebagai hasil kesehatan yang

lebih buruk seperti peningkatan morbidity dan kematian awal. Individu

mengekspresikan perasaan tidak berdaya ketika mereka tidak mampu

berkomunikasi dengan orang lain. (b) kepercayaan religius, telah diidentifikasikan

sebagai sumber utama harapan. Kepercayaan religius dijelaskan sebagai

kepercayaan dan keyakinan seseorang pada hal positif atau menyadarkan individu

pada kenyataan bahwa terdapat sesuatu atau tujuan yang telah ditetapkan

sebelumnya untuk situasi individu saat ini. (c) kontrol, mempertahankan kontrol

merupakan salah satu bagian dari konsep harapan. Mempertahankan kontrol dapat

dilakukan dengan cara tetap mencari informasi, menentukan nasib sendiri, dan

kemandirian yang menimbulkan perasaan kuat pada harapan individu. Harapan

dapat dikorelasikan dengan keinginan dalam kontrol, kemampuan untuk

menentukan, menyiapkan diri untuk melakukan antisipasi terhadap stres,

kepemimpinan, dan menghindari ketergantungan.

Sedangkan menurut Post-White, dkk (1996 dalam Kemp 1999) aspek

harapan adalah:

Page 45: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

32

1. Menemukan makna melalui iman atau spiritualitas

2. Memiliki hubungan yang menguatkan

3. Mengandalkan sumber dalam diri

4. Menjalani kehidupan setiap hari

5. Mengantisipasi kelangsungan hidup di masa depan

2.3.3 Skala Pengukuran Harapan

1. The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris, et al., 1991)

merupakan self report dimana untuk mengisinya, subjek diminta untuk

membayangkan dirinya berada pada situasi dan waktu tertentu. Oleh sebab

itu, The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale juga biasa disebut The

Future Scale. The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale memiliki 12 item,

4 item untuk komponen agency thinking (willpower), 4 item untuk

komponen pathway thinking (waypower), dan 4 item distraktor.

2. The Adult State Hope Scale (Snyder et al., 1996) juga merupakan self report,

namun hal yang membedakan dibandingkan dengan The Adult

Dispositional (Trait) Hope Scale adalah untuk mengisinya subjek diminta

untuk mendeskripsikan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka pada

‘saat ini’. The Adult State Hope Scale memiliki 6 item, 3 item untuk

komponen agency thinking (willpower), dan 3 item untuk komponen

pathway thinking (waypower).

3. Herth Hope Index (HHI) merupakan 12 item yang dikembangkan oleh

Herth untuk mengukur harapan. Validitas dan keandalan instrumen ini telah

diverifikasi (Herth, 1992). Item HHI, seperti "Saya punya pandangan positif

Page 46: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

33

tentang kehidupan "dan" Saya memiliki gol yang pendek atau gol yang

jauh” dinilai menggunakan 4 poin skala Likert mulai dari 1 (sangat tidak

setuju) hingga 4 (Sangat setuju).

Peneliti menggunakan Adult Dispositional (Trait) Hope Scale dalam penelitian ini

dengan sedikit modifikasi dan adaptasi.

2.4 Kerangka Berpikir

Menikah adalah kehidupan bersama seorang laki-laki dan perempuan yang

menjalani hubungan lahir batin dan membangun sebuah keluarga. Tujuan utama

dari pernikahan adalah memperoleh kebahagiaan. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Stutzer dan Frey (2003), orang yang menikah itu lebih bahagia

dibandingkan dengan orang yang belum menikah.

Kebahagiaan dalam pernikahan merupakan hal yang diinginkan oleh setiap

pasangan. Kebahagiaan pernikahan menurut Gottman (1999) adalah kebahagiaan

yang didasari pada rasa saling percaya, menghormati satu sama lain, mengetahui

dengan baik apa yang pasangan sukai dan tidak sukai, mengetahui kepribadian,

harapan, mimpi satu sama lain, serta pasangan tersebut mampu mengekspresikan

dengan baik hal-hal yang mereka inginkan.

Lalu bagaimana dengan kebahagiaan pernikahan pada buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh. Pada umumnya, keluarga yang baru terbentuk

tersebut tinggal dalam satu atap atau rumah bersama dengan anak-anak mereka atau

bersama keluarga besar di lingkungan yang sama. Namun seiring dengan perubahan

waktu, individu terpaksa mengikuti tuntutan kehidupan dimana bisa saja melakukan

migrasi karena beberapa faktor. Faktor umum yang biasanya terjadi adalah karena

Page 47: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

34

tuntutan pekerjaan, pendidikan yang mengharuskan salah seorang dari pasangan

pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri dan mulai menjalin hubungan jarak jauh.

Hal ini akan membuat individu beradaptasi dengan kehidupan rumah tangga nya

yang berbeda dengan kebanyakan orang. Banyak perubahan yang terjadi baik

perubahan fisiologis maupun psikologis, keterasingan pasangan dari satu sama lain

dan orang tua dengan anak-anak, biaya telepon yang tinggi, komunikasi yang

buruk, kehilangan kesempatan untuk memiliki anak dan mengasuh, keuangan yang

kurang, zona waktu berbeda, kecurigaan, ketidakpercayaan, perselingkuhan dan

ketidakjujuran, ini semua akan menimbulkan kecemasan, stress dan depresi

sehingga menunrukan tingkat kebahagiaan pernikahan buruh migran yang

menjalani hubungan jarak jauh. Oleh sebab itu, munculah pertanyaan yang menjadi

fokus dalam penelitian ini yaitu akan melihat bagaimana pengaruh dari kepercayaan

dan harapan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani

hubungan jarak jauh.

Dalam penelitian peneliti menguji variabel kepercayaan. Beberapa penelitian

terdahulu menemukan bahwa individu yang memiliki kepercayaan pada pasangan

kepuasan hidupnya lebih tinggi dan cenderung bahagia. Hal ini dapat dijelaskan

karena kepercayaan kepercayaan merupakan faktor penting yang dapat

mempertahankan dan menjaga kebahagiaan bagi pasangan yang tinggal satu rumah

maupun tidak tinggal dalam satu rumah, kepercayaan adalah keyakinan dan

kepedulian terhadap pasangan serta kekuatan sebuah hubungan (Ramadhini dan

Hendriani , 2015). Memiliki kepercayaan yang tinggi akan memudahkan dalam

menjalani hubungan jarak jauh karena pasangan akan tetap merasakan aman dan

Page 48: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

35

nyaman walaupun tidak tinggal satu rumah dan pasangan juga dapat mencapai

kebahagiaan pernikahan. Apabila salah satu pasangan mulai tidak percaya dan tidak

saling terbuka, maka pasangan yang lain akan merasa tidak aman dan nyaman

(Tescher, 2010).

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori dari Johnson & Johnson

(1997) mengembangkan lima aspek dalam kepercayaan yaitu : (a). Openness,

merupakan dimensi yang mengukur kesediaan individu untuk berbagi informasi,

ide, pemikiran, perasaan, pendapat, dan reaksi terhadap hal yang sedang dialami.

Bagi setiap pasangan, saling terbuka adalah hal yang baik dalam menjalankan

komunikasi sehari-hari untuk mencapai keutuhan rumah tangganya. Peneliti

memiliki dugaan dimensi ini akan memberikan pengaruh positif terhadap

kebahagiaan pernikahan. (b) Sharing, merupakan dimensi yang mengukur

kesediaan individu untuk membagikan bantuan emosional dan sumber daya yang

dimilikinya kepada orang lain untuk membantu pencapaian tujuan bersama.

Pasangan yang senang melakukan sharing bersama akan leibih mudah memiliki

kepercayaan pada pasangan lainnya. Oleh karena itu, peneliti memiliki dugaan

bahwa dimensi ini akan memberikan pengaruh positif terhadap kebahagiaan

pernikahan. (c) Acceptance, merupakan dimensi yang mengukur komunikasi

dengan orang lain dan menghargai pendapat orang lain tersebut tentang suatu hal

yang sedang dibicarakan. Menghargai pendapat orang lain adalah keinginan setiap

pasangan dalam menjalankan sebuah hubungan. Oleh karena itu, peneliti memiliki

dugaan bahwa dimensi ini akan memberikan pengaruh positif terhadap kebahagiaan

pernikahan. (d) Support merupakan dimensi yang mengukur komunikasi yang

Page 49: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

36

dilakukan individu dengan orang lain sehingga orang lain mengenal kelebihannya

dan percaya bahwa orang lain tersebut mampu mengatur secara produktif situasi di

mana mereka berada dan percaya bahwa dia mempunyai kapabilitas yang

dibutuhkan dalam menjalankan hubungan intrapersonal. Oleh karena itu, peneliti

memiliki dugaan bahwa dimensi ini akan memberikan pengaruh positif terhadap

kebahagiaan pernikahan. (e) Cooperative Intentions, Bekerja sama meliputi

harapan individu untuk bisa bersikap kooperatif dan bahwa orang lain juga akan

bersikap kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, peneliti

memiliki dugaan bahwa dimensi ini akan memberikan pengaruh positif terhadap

kebahagiaan pernikahan.

Dari semua dimensi ini maka peneliti memiliki dugaan bahwa akan

berdampak pada buruh migran yang sedang menjalani hubungan jarak jauh. Dan

dimensi ini dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga membentuk

kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh.

Variabel kedua dalam penelitian ini adalah harapan. Menurut Snyder

(2002), harapan adalah keseluruhan daya kehendak (willpower/agency) dan strategi

(waypower/pathway) yang dimiliki individu untuk mencapai tujuan. Harapan ada

ketika seseorang mengharap yang terbaik untuk masa depan dan menjadi percaya

diri menghadapi hambatan, gigih berjuang mengatasinya, dan berani menghadapi

kegagalan (Aspinwall dan Staudinger, 2003). Harapan terhadap pasangan dan diri

sendiri berhubungan dengan kebahagiaan pernikahan, apabila harapan terpenuhi

maka kebahagiaan pernikahan akan meningkat (Rios, 2010). Pasangan suami istri

yang mengalami hubungan jarak jauh tentu akan memiliki harapan yang tinggi

Page 50: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

37

untuk bisa berjumpa atau kembali tinggal bersama dalam satu rumah. Memiliki

harapan tentu saja akan membuat kehidupan pernikahan terasa lebih bahagia,

karena adanya keyakinan terhadap satu sama lain dan adanya tujuan yang ingin

dicapai bersama.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori dari Snyder (2002), aspek-

aspek yang terkandung dalam teori harapan yaitu: (a) Pathway Thinking, dimensi

ini mengukur untuk dapat mencapai tujuan maka individu harus memandang

dirinya sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk mengembangkan suatu

jalur untuk mencapai tujuan. Proses ini yang dinamakan pathway thinking, yang

menandakan kemampuan seseorang untuk mengembangkan suatu jalur untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Pada pasangan yang sudah menikah memiliki

kemampuan untuk mencapai tujuan adalah hal yang bermanfaat dalam kehidupan

rumah tangganya. Tujuan dapat dicapai bersama sebagai suami istri. Oleh karena

itu, peneliti memiliki dugaan bahwa dimensi ini akan memberikan pengaruh positif

terhadap kebahagiaan pernikahan. (b) Agency Thinking, dimensi ini mengukur

persepsi individu bahwa inidividu mampu mencapai tujuannya melalui jalur-jalur

yang dipikirkannya, agency juga dapat mencerminkan penilaian individu mengenai

kemampuannya bertahan ketika menghadapi hambatan dalam mencapai tujuannya.

Bagi pasangan menghadapi hambatan bersama akan lebih mudah dibandingkan

dengan menghadapinya sendiri. Oleh karena itu, peneliti memiliki dugaan bahwa

dimensi ini akan memberikan pengaruh positif terhadap kebahagiaan pernikahan.

Kerangka berpikir yang dipaparkan diatas selanjutnya dapat dilihat pada

bagan berikut:

Page 51: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

38

Gambar 2.1 Pengaruh kepercayaan dan harapan terhadap kebahagiaan

pernikahan pasangan LDR

Kebahagiaan Pernikahan Buruh Migran yang

Menjalani Hubungan Jarak Jauh

Openness

Sharing

Acceptance

Support

Cooperative Intentions

Pathway Thinking

Agency Thinking

Harapan

Kepercayaan

Page 52: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

39

2.5 Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Hipotesis mayor:

Terdapat pengaruh signifikan dari aspek kepercayaan (openness, sharing,

acceptance, support, cooperative intentions) dan aspek harapan (pathway thinking,

agency thinking) terhadap kebahagiaan pernikahan suami istri yang menjalani

hubungan jarak jauh.

Hipotesis minor:

H1: Terdapat pengaruh signifikan dimensi opennes dari variabel kepercayaan

terhadap kebahagiaan pernikahan suami istri yang sedang menjalani hubungan

jarak jauh

H2: Terdapat pengaruh signifikan dimensi sharing dari variabel kepercayaan

terhadap kebahagiaan pernikahan suami istri yang sedang menjalani hubungan

jarak jauh

H3: Terdapat pengaruh signifikan dimensi acceptance dari variabel kepercayaan

terhadap kebahagiaan pernikahan suami istri yang sedang menjalani hubungan

jarak jauh

H4: Terdapat pengaruh signifikan dimensi support dari variabel kepercayaan

terhadap kebahagiaan pernikahan suami istri yang sedang menjalani hubungan

jarak jauh

Page 53: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

40

H5: Terdapat pengaruh signifikan dimensi cooperative intentions dari variabel

kepercayaan terhadap kebahagiaan pernikahan suami istri yang sedang menjalani

hubungan jarak jauh

H6: Terdapat pengaruh signifikan dimensi pathway thinking dari variabel harapan

terhadap kebahagiaan pernikahan suami istri yang sedang menjalani hubungan

jarak jauh

H7: Terdapat pengaruh signifikan dimensi agency thinking dari variabel harapan

terhadap kebahagiaan pernikahan suami istri yang sedang menjalani hubungan

jarak jauh

Page 54: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

41

BAB 3

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan populasi dan sampel penelitian, teknik sampling, variabel

penelitian, instrumen pengumpulan data, uji validitas konstruk dan hasilnya serta

teknik analisis data.

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.1.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini ialah buruh migran dengan status menikah yang sedang

menjalani hubungan jarak jauh dikarenakan saat ini sedang bekerja di luar negri.

3.1.2 Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buruh migran dengan status

menikah yang sedang menjalani hubungan jarak jauh dikarenakan saat ini sedang

bekerja di luar negri. Jumlah sampel adalah 202.

Peneliti melakukan pengambilan sampel di daerah Anyer pada tanggal 12

Oktober 2019, dan didapatkan 40 sampel. Pada saat peneliti sedang melakukan

pengambilan sampel sedang ada pelatihan untuk para TKI di daerah Anyer, mereka

diberikan ilmu yang berbeda untuk menuju negara yang berbeda. Peneliti juga

melakukan pengambilan sampel di daerah Madiun pada tanggal 26 Oktober 2018

dengan cara mengunjungi rumah warga yang bekerja sebagai buruh migran dan

sedang pulang ke Indonesia, peneliti juga mengunjungi pusat pelatihan buruh

migran di Madiun. Peneliti mendapatkan 74 sampel di Madiun. Sisanya peneliti

menggunakan google docs untuk mengumpulkan sampel. Google docs disebar dari

Juli 2018 hingga akhir Desember 2018. Data yang didapatkan sebanyak 88 sampel.

Page 55: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

42

Peneliti menghubungi satu persatu buruh migran yang sedang bekerja diluar negri

melalui aplikasi chat whatsapp dan kemudian meminta bantuan buruh migran untuk

bersedia mengisi google docs.

3.1.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non

probability sampling yaitu dengan purposive sampling yakni pemilihan sampel

yang berdasarkan pada tujuan-tujuan tertentu asalkan tidak menyimpang dari ciri-

ciri sampel (Sugiyono, 2014), karena tidak semua sampel memiliki kriteria yang

sesuai dengan yang telah peneliti tentukan. Adapun kriteria-kriteria yang dijadikan

sebagai sampel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Individu yang sudah menikah dan salah satu atau keduanya bekerja sebagai

buruh migran di luar negeri.

2. Responden adalah buruh migran yang meninggalkan keluarga untuk bekerja ke

luar negri.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan

variabel bebas (independent variable).

Adapun variabel-variabel tersebut adalah:

a. Variabel terikat (dependent variable), yaitu kebahagiaan pernikahan

b. Variabel bebas (independent variable), yaitu aspek-aspek dari:

- Kepercayaan: (openess, sharing, Acceptance, support, cooperative

intentions).

Page 56: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

43

- Harapan : ( pathway thinking, agency thinking)

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Kebahagiaan pernikahan: rasa yang didasari oleh kepercayaan,

menghormati satu sama lain, mengetahui dengan baik apa yang pasangan

sukai dan tidak sukai, mengetahui kepribadian, harapan, mimpi satu sama

lain, serta pasangan tersebut mampu mengekspresikan dengan baik hal-hal

yang mereka inginkan (Gottman, 1999). Secara operasional diukur dengan

skala kebahagiaan pernikahan yang dikembangkan oleh penulis beberapa

aspek penentu kebahagian pernikahan menurut Gottman (1999). Aspek

tersebut meliputi friendship and intimacy dengan indikator saling

memahami, conflict dengan indikator pengelolaan persepsi dan meaning

dengan indikator berbagi makna kebersamaan.

2. Kepercayaan: kepercayaan merupakan aspek dalam suatu hubungan dan

secara terus menerus berubah. Kepercayaan pada pasangan dapat diartikan

sebagai perasaan saling percaya dalam mempertahankan hubungan

intrapersonal, keyakinan dan kepedulian terhadap pasangan serta kekuatan

sebuah hubungan (Johnson & Johnson, 1997). Secara operasional diukur

dengan skala kepercayaan yang dikembangkan oleh penulis berdasarkan

aspek kepercayaan yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson (1997).

Aspek-aspek tersebut meliputi keterbukaan (openess) dengan indikator

diskusi secara terbuka antar pasangan, saling berbagi (sharing) dengan

indikator sharing antara pasangan, penerimaan (acceptance) dengan

Page 57: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

44

indikator menerima keadaan pasangan apa adanya, dukungan (support)

dengan indikator memberi dukungan kepada pasangan, serta niat untuk

bekerja sama (cooperative intentions) dengan indikator memiliki keinginan

untuk bekerja sama dengan pasangan.

3. Harapan: harapan adalah proses dari pemikiran satu tujuan, dengan motivasi

untuk mendapatkan tujuan-tujuan tersebut (agency), dan cara-cara untuk

meraih tujuan-tujuan tersebut (pathways) (Snyder, 2002). Secara

operasional diukur dengan Adult Disposition Hope Scale yang diadaptasi

dan dimodifikasi dari Snyder (1991). Aspek-aspek tersebut meliputi

pathway thinking dengan indikator yakin pada diri sendiri, agency thinking

dengan indikator mampu menghadapi situasi sulit dan distractor dengan

indikator cenderung menunjukkan sikap hidup yang pesimistis.

3.3 Instrumen Penelitian

3.3.1 Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data menggunakan self inventory yang berupa kuesioner

dengan tiga bentuk skala pernyataan yaitu skala kebahagiaan pernikahan,

kepercayaan dan harapan. Skala yang digunakan adalah model skala Likert, yaitu

pernyataan pendapat yang disajikan kepada responden yang memberikan indikasi

pernyataan setuju atau tidak setuju. Jawaban dari setiap item instrument ini

memiliki rentang dari tertinggi (sangat positif) sampai terendah (sangat negatif).

Tiap item diukur melalui empat kategori jawaban yaitu “Sangat Setuju” (SS),

“Setuju” (S), “Tidak Setuju” (TS), dan “Sangat Tidak Setuju” (STS). Hal ini

Page 58: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

45

dilakukan untuk menghindari terjadinya pemusatan (central tendency) atau

menghindari jumlah respon yang bersifat netral.

Instrumen pengumpulan data ini terdiri dari pernyataan positif (favorable),

pernyataan negatif (unfavorable) dan distraktor. Skor tertinggi diberikan pada

pilihan jawaban sangat setuju dan skor terendah diberikan pada pilihan jawaban

sangat tidak setuju untuk pernyataan favorable. Selanjutnya skor tertinggi untuk

pernyataan unfavorable diberikan pada pilihan jawaban sangat tidak setuju dan skor

terendah diberikan pada pilihan jawaban sangat setuju. Adapun cara subjek

memberikan jawaban terhadap skala model likert ini adalah dengan memberikan

tanda silang (X) pada salah satu alternatif jawaban.

Bobot skor nilai untuk skala kebahagiaan pernikahan, kepercayaan dan

harapan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Skor skala likert

Pilihan SS S TS STS

Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

3.3.2 Alat Ukur Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa skala dan kuesioner yang terdiri dari:

1. Skala Kebahagiaan Pernikahan

Kebahagiaan pernikahan diukur dengan skala kebahagiaan pasangan yang

dikembangkan oleh peneliti meliputi aspek penentu kebahagiaan pernikahan

menurut Gottman (1999). Item-item yang digunakan dalam skala ini adalah item

positif berjumlah 10 dengan adaptasi dan modifikasi skala. Jenis skala adalah skala

likert (sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat setuju).

Page 59: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

46

Tabel 3.2

Blueprint skala kebahagiaan pernikahan

Aspek Indikator Item

Fav Un-fav Jumlah

Persahabatan dan

keintiman

Saling memahami 1,2,3 4,5 5

Konflik

Pengelolaan persepsi

-

6, 7, 8

3

kebermaknaan Berbagi makna kebersamaan 9, 10 - 2

Jumlah 10

2. Skala Kepercayaan

Skala kepercayaan yang digunakan adalah skala kepercayaan yang disusun

berdasarkan aspek kepercayaan yang dikemukakan oleh Johnson dan Johnson

(1997) meliputi keterbukaan (openess), saling berbagi (sharing), penerimaan

(acceptance), dukungan (support) serta niat untuk bekerja sama (cooperative

intentions). Item dari skala ini berjumlah 10 dengan adaptasi dan modifikasi skala.

Jenis skala adalah skala likert (sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, sangat

setuju).

Tabel 3.3

Blueprint skala kepercayaan

Aspek Indikator Item

Fav Un-fav Jumlah

Keterbukaan Diskusi secara terbuka antar

pasangan

1 2 2

Saling berbagi Sharing antara pasangan 3, 4 - 2

Penerimaan Menerima keadaan pasangan apa

adanya

5, 6 - 2

Dukungan Memberi dukungan kepada pasangan 7 8 2

Niat untuk

bekerja sama

Memiliki keinginan untuk bekerja

sama dengan pasangan

9, 10 - 2

Jumlah 10

Page 60: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

47

3. Skala Harapan

Skala harapan disusun oleh penulis berdasarkan teori dan modifikasi skala Adult

Disposition Hope Scale dari Snyder et al. (1991) dengan jumlah item 12 butir

dengan adaptasi dan modifikasi skala. Skala yang digunakan dalam instrument ini

adalah likert scale yang terdiri atas empat pilihan jawaban berupa sangat sesuai

(SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Semua item pada

ADHS bersifat favorable dan memiliki penyekoran tersendiri. Dari tiga dimensi

ADHS, yang dilakukan pembobotan skor hanya dimensi agency dan pathways. Hal

ini dikarenakan dua dimensi tersebut merupakan komponen utama yang akan

mengukur tingkat harapan seorang indvidu. Sementara dimensi distractor

digunakan sebagai item yang akan memanipulasi dengan tujuan menghindari

adanya pengisian yang asal dan menebak.

Tabel 3.4

Blueprint skala harapan

Aspek Indikator Item

Fav Un-fav Jumlah

pathway Yakin pada diri sendiri 1, 4, 6, 8 - 4

Agency

Mampu menghadpi situasi sulit 2, 9, 10,

12

- 4

distraktor Cenderung menunjukan sikap

hidup yang pesimistis

3, 5, 7,

11

- 4

Jumlah 12

3.4 Uji Validitas Konstruk

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis). Dalam CFA (Confirmatory

Factor Analysis), peneliti harus memiliki gambaran yang spesifik mengenai (a)

jumlah faktor, (b) variabel yang mencerminkan suatu faktor dan (c) faktor-faktor

yang saling berkorelasi. Adapun logika dari CFA (Umar, 2011), yaitu:

Page 61: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

48

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran

terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-

itemnya.

2. Teori setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya, baik item maupun subtes

bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.

Matriks korelasi ini disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan

matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar

(unidimensional), maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ -

matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan ∑ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis penelitian yang kemudian diuji

dengan chi square. Jika hasil chi square tidak signifikan p>0,05, maka

hipotesis tersebut “tidak ditolak”. Artinya, teori unidimensionalitas tersebut

dapat diterima bahwa item ataupun subtes instrumen hanya mengukur satu

faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan

atau tidak mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test.

Jika hasil t-test tidak signifikan, maka item tersebut tidak signifikan dalam

Page 62: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

49

mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di drop

dan sebaliknya.

6. Terakhir, apabila hasil dari CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab, hal ini tidak

sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan software

LISREL 8.70.

3.4.1 Uji Validitas Kebahagiaan Pernikahan

Peneliti menguji apakah 10 item dari Kebahagiaan Pernikahan bersifat

unidimensional, artinya benar-benar mengukur kebahagiaan pernikahan.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak

fit dengan chi-square= 544.35, df= 35, p-value= 0.00000 RMSEA= 0.269. Peneliti

kemudian melakukan beberapa kali modifikasi terhadap model, kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan chi-square= 28.61, df= 20, p-value= 0.09566,

RMSEA= 0.046. Nilai chi-square menghasilkan RMSEA <0.05 (tidak signifikan),

yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana

seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu Kebahagiaan Pernikahan. Selanjutnya

adalah melihat apakah item tersebut signifikan mengukur faktor yang hendak

diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu untuk di drop

atau tidak. Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran Kebahagiaan

Pernikahan, seperti pada tabel 3.5

Page 63: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

50

Tabel 3.5 Muatan Faktor Kebahagiaan Pernikahan

Dimensi Item Koefisien Standar

Error

T-Value Keterangan

Persahabatan

dan keintiman

Konflik

Kebermaknaan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0.76

0.85

0.71

0.37

0.42

0.22

0.34

0.45

0.81

0.62

0.06

0.06

0.06

0.07

0.07

0.07

0.07

0.07

0.06

0.07

11.89

14.00

11.00

5.09

5.73

2.96

4.66

6.29

13.10

8.92

Keterangan: tanda √ = signifikan (t >1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, sepuluh item tersebut tidak ada yang di drop karena bersifat

signifikan yaitu t-value lebih besar dari 1.96 (t >1.96) sehingga dapat digunakan

dalam mengestimasi skor faktor untuk konstruk kebahagiaan pernikahan.

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Kepercayaan

Peneliti menggunakan CFA model multifaktorial untuk mengukur apakah 20 item

yang terdiri dari lima dimensi kepercayaan yaitu openess (keterbukaan), sharing

(saling berbagi), Acceptance (penerimaan), support (dukungan), dan cooperative

intentions (niat untuk bekerja sama) bersifat unidimensional yang artinya benar

hanya mengukur kepercayaan.

Berdasarkan hasil awal CFA yang dilakukan ternyata menghasilkan model yang

tidak fit dengan perolehan nilai Chi-Square= 840.71, df= 160, P-value=0.00000,

RMSEA=0.145. Oleh sebab itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square= 168.71, df= 147, P-

value= 0.10614 RMSEA=0.027.

Page 64: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

51

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di drop

atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan

faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran religiusitas disajikan

pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6. Muatan Faktor Kepercayaan

No Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

Keterbukaan

1

0.62

0.06

9.59

2 0.19 0.03 6.11 √

3 0.51 0.05 9.51 √

4

0.17 0.03 5.74 √

Saling Berbagi

5

0.74

0.05

16.26

6 0.73 0.05 16.14 √

7 0.04 0.03 1.37 X

8

0.53 0.04 13.32 √

Penerimaan

9 0.87 0.05 16.50 √

10 0.67 0.05 14.77 √

11 0.13 0.03 3.94 √

12

0.41 0.04 11.31 √

Dukungan

13

0.77

0.06

12.51

14 0.40 0.04 9.65 √

15 0.36 0.04 8.71 √

16

-0.21 0.04 -5.89 X

Niat untuk

bekerjasama

17

0.65

0.05

14.26

18 0.74 0.05 14.84 √

19 0.34 0.04 9.19 √

20 0.27 0.04 6.66 √

Page 65: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

52

Berdasarkan table 3.6, setelah dilakukan pengujian CFA, nilai t bagi koefisien

muatan faktor seluruh item bermuatan positif, artinya seluruh muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item. Akan tetapi, muatan faktor pada item nomor tujuh

dan delapan belas tidak signifikan karena nilai t<1.96. Dengan demikian dua item

tersebut di drop dan tidak diikutkan pada analisis berikutnya.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Harapan

Peneliti mengukur apakah 12 item yang terdiri dari dua dimensi harapan yaitu

pathway thinking dan agency thinking dan distraktor bersifat unidimensional yang

artinya benar hanya mengukur harapan.

3.4.3.1 Uji Validitas Dimensional Pathway Thinking

Peneliti menguji apakah empat item dari dimensi pathway thinking bersifat

unidimensional, artinya benar-benar mengukur pathway thinking. Berdasarkan

hasil analisi CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

chi-square= 1.31, df= 2, p-value= 0.51983, RMSEA= 0.000. Peneliti melakukan

beberapa kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan

chi-square= 0.00, df=1, p-value= 0.94543, RMSEA= 0.000. Nilai chi-square

menghasilkan RMSEA < 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu pathway thinking. Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

pathway thinking, seperti pada tabel 3.11

Page 66: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

53

Tabel 3.7 Muatan faktor item pathway thinking

Item Koefisien Standar Error T-Value Signifikan

ITEM1

ITEM4

ITEM6

ITEM8

0.46

0.61

0.16

0.49

0.10

0.12

0.10

0.11

4.44

5.05

1.56

4.61

X

Pada tabel di atas, terdapat muatan faktor negative pada satu item dan t-value di

bawah 1.96 (t <1.96) yang tidak signifikan, sehingga item tersebut harus didrop.

Maka hanya tiga item yang dapat digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk

dimensi pathway thinking.

3.4.3.2 Uji Validitas Dimensional Agency Thinking

Peneliti menguji apakah empat item dari dimensi agency thinking bersifat

unidimensional, artinya benar-benar mengukur agency thinking. Berdasarkan hasil

analisi CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata fit dengan chi-

square= 0.80, df= 2, p-value= 0.67159, RMSEA= 0.000. Nilai chi-square

menghasilkan RMSEA < 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu agency thinking. Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

agency thinking, seperti pada tabel 3.12

Tabel 3.8 Muatan faktor item agency thinking

Item Koefisien Standar Error T-Value Signifikan

ITEM2

ITEM9

ITEM10

ITEM12

0.65

0.36

0.54

0.57

0.08

0.08

0.08

0.08

8.03

7.45

6.77

7.13

Pada tabel di atas, terlihat tidak ada muatan faktor negative pada salah satu

item dan t-value di atas 1.96 (t > 1.96). Maka seluruh item tersebut dapat digunakan

dalam mengestimasi skor untuk dimensi agency thinking.

Page 67: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

54

3.5 Teknik Analisis Data

Dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian yaitu apakah terdapat pengaruh

yang signifikan antara kepercayaan dan harapan terhadap kebahagiaan pernikahan

pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh, dan untuk mengetahui seberapa

besar kontribusi yang diberikan kepercayaan dan harapan terhadap kebahagiaan

pernikahan pasangan jarak jauh, menggunakan metode statistika karena datanya

berupa angka-angka yang merupakan hasil pengukuran atau perhitungan. Dalam

hal ini berdasarkan hipotesis yang akan di ukur menggunakan teknik analisis

multiple reggresion atau analisis regresi berganda untuk mengetahui besar dan arah

hubungan kepercayaan dan harapan dengan kebahagiaan pernikahan. Adapun

persamaan umum analisis regresi berganda ini yaitu:

𝒀 =a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9

Keterangan:

𝑌 : Nilai yang diprediksi (DV) yang dalam hal ini adalah kebahagiaan pernikahan

a : Konstan Intersepsi

b : Koefisien Regresi

X1 : openess,

X2: sharing,

X3: acceptance,

X4: support,

X5: cooperative intentions,

X6: pathway thinking,

X7: agency thinking

Page 68: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

55

e : residu

Melalui analisis regresi berganda ini dapat diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara kebahagiaan pasangan jarak jauh dengan aspek

kepercayaan dan harapan. Besarnya kemungkinan kebahagiaan pasangan jarak jauh

karena dua aspek yang telah disebutkan tadi ditunjukkan oleh nilai R2, yaitu

koefisien determinasi yang menunjukan besarnya proporsi (presentase) varians dari

DV yang bisa dijelaskan oleh bervariasinya IV secara keseluruhan.

Adapun untuk mendapatkan nilai R2, digunakan rumus sebagai berikut :

𝑅2 = 𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔

𝑆𝑆𝑦

Yaitu :

R2 = Proporsi varians dari variabel kebahagiaan pernikahan jarak jauh

yang bisa dijelaskan oleh variabel kepercayaan dan harapan.

SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi

telah diperoleh.

SSy = Jumlah kuadrat dari DV (Y)

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya dengan uji F. Adapun rumus

untuk uji F terhadap R2 adalah :

𝐹 = 𝑅2 𝑘⁄

(1−𝑅2) (𝑁−𝑘−1)⁄ dengan df= K dan (N-K-1)

Dimana K adalah banyaknya IV dan N adalah besarnya sampel. Apabila

nilai F itu siginifikan (p<0,05), maka berarti seluruh IV secara bersama-sama

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DV.

Page 69: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

56

Adapun langkah berikutnya, hipotesis minor dianalisa melalui penjelasan

tentang apakah terdapat pengaruh signifikan yang diberikan kepercayaan dan

harapan terhadap kebahagiaan pernikahan pasangan jarak jauh, caranya adalah

dengan melakukan uji t. Jika nilai t > 1,96 maka berarti IV yang bersangkutan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DV, dan sebaliknya.

Adapun rumus t-test yang digunakan adalah :

𝑡𝑖 =𝑏

𝑆𝑏𝑖

Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar deviasi sampling

dari b. Signifikan tidaknya dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah

peneliti jelaskan sebelumnya.

Page 70: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

57

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Umum Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah buruh migran dengan status menikah yang sedang

menjalani hubungan jarak jauh dikarenakan saat ini sedang bekerja di luar negri.

4.1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan Data Demografi

Tabel 4.1 Deskripsi hasil penelitian berdasarkan data demografi

Demografi Jumlah (N) Presentase (%)

Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan

40

162

19.8%

80.2%

Usia 20-29 Tahun

30-39 Tahun

40-49 Tahun

>50 Tahun

59

86

48

9

29.2%

42.6%

23.8%

4.4%

Usia Pernikahan <10 Tahun

11-19 Tahun

20-29 Tahun

>30 Tahun

112

53

30

7

55.4%

26.2%

14.9%

3.5%

Pendidikan

Bekerja Sebagai Buruh

Migran

Menjalani LDR

Jumlah Anak

SD

SMP

SMA

D3

S1

S2

<1 Tahun

1-3 Tahun

3-6 Tahun

>6 Tahun

<1 Tahun

1-3 Tahun

3-6 Tahun

>6 Tahun

0

1-2

3-4

>5

48

43

71

10

24

6

33

82

47

40

33

92

39

38

32

141

25

4

23.8%

21.3%

35.1%

5%

11.9%

2.9%

16.3%

40.6%

23.3%

19.8%

16.3%

45.6%

19.3%

18.8%

15.8%

69.9%

12.3%

2%

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden pada penelitian ini yang berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 40 orang dengan presentase 19.8%, dan responden

berjenis kelamin perempuan terdapat 162 orang dengan presentase 80.2%.

Page 71: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

58

Selanjutnya, dapat diketahui usia dari responden yaitu pada rentang usia 20-29

tahun berjumlah 59 orang dengan presentase 29.2%, rentang usia 30-39 berjumlah

86 orang dengan presentase 42.6%, rentang usia 40-49 tahun berjumlah 48 orang

dengan presentase 23.8% dan rentang usia lebih besar dari 50 tahun atau sama

dengan 50 tahun berjumlah 9 orang dengan presentase 4.4%.

Berikutnya, diketahui usia pernikahan dari responden yaitu pada rentang

usia pernikahan kurang dari 10 tahun terdapat 112 orang dengan presentase 55.4%,

rentang usia pernikahan 11-19 tahun terdapat 53 orang dengan presentase 26.2%,

rentang usia pernikahan 20-29 tahun terdapat 30 orang dengan presentase 14.9%

dan rentang usia pernikahan lebih besar dari 30 tahun atau sama dengan 30 tahun

terdapat 7 orang dengan presentase 3.5%. Selain usia pernikahan, terdapat

karakteristik responden berdasarkan latar belakang pendidikannya yaitu SD

berjumlah 48 orang dengan presentase 23.8%, SMP berjumlah 43 orang dengan

presentase 21.3%, SMA berjumlah 71 orang dengan presentase 35.1 %, D3

berjumlah 10 orang dengan presentase 5%, S1 berjumlah 24 orang dengan

presentase 11.9% dan S2 berjumlah 6 orang dengan presentase 2.9%.

Selain latar belakang pendidikan responden, terdapat karakteristik

berdasarkan berapa lama responden bekerja sebagai buruh migran yaitu kurang dari

1 tahun berjumlah 33 orang dengan presentase 16.3%, rentang 1-3 tahun berjumlah

82 orang dengan presentase 40.6%, di rentang 3-6 tahun berjumlah 47 orang dengan

presentase 23.3% dan lebih dari 6 tahun berjumlah 40 orang dengan presentase

19.8%. Diketahui lamanya responden menjalani LDR yaitu kurang dari 1 tahun

terdapat 33 orang dengan presentase 16.3%, di rentang 1-3 tahun terdapat 92 orang

Page 72: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

59

dengan presentase 45.6%, di rentang 3-6 tahun terdapat 39 orang dengan presentase

19.3% dan lebih dari 6 tahun terdapat 38 orang dengan presentase 18.8%.

Karakteristik terakhir diketahui dari jumlah anak yang dimiliki responden,

yaitu responden tidak memiliki anak berjumlah 32 orang dengan presentase 15.8%,

responden memiliki 1 atau 2 anak terdapat 141 orang dengan presentase 69.9%,

responden yang memiliki 3 atau 4 anak berjumlah 25 orang dengan presentase

12.3% dan responden yang memiliki anak 5 atau lebih berjumlah 4 orang dengan

presentase 2%.

4.2 Analisis Deskriptif

Sebelum dilakukan uji hipotesis, penulis melakukan analisis deskriptif. Analisis

deskriptif tersebut bertujuan untuk menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan

dalam penelitian guna memperoleh gambaran mengenai suatu variable. Dalam hasil

analisis deskriptif ini akan disajikan sebuah tabel yang terdiri atas nilai maksimum,

minimum, mean, dan standar deviasi. Gambaran hasil analisis deksriptif ini dapat

dilihat pada tabel 4.2 berikut

Tabel 4.2 Deskripsi statistic

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kebahagiaan Pernikahan 202 20.35 65.44 50.0000 9.33603

Openess 202 28.42 61.98 50.0000 7.19344

Sharing 202 29.31 63.39 50.0000 8.39640

Acceptance 202 27.16 61.25 50.0000 8.20063

Support 202 24.72 63.61 50.0000 9.99500

Cooperative Intentions 202 27.95 63.85 50.0000 8.13457

Pathway Thinking 202 32.25 62.25 50.0000 6.86177

Agency Thinking 202 27.71 64.35 50.0000 7.86152

Valid N (listwise) 202

Berdasarkan tabel 4.2, terdapat penjelasan mengenai gambaran umum

deskripsi statistic dari variabel-variabel yang diteliti dengan indeks yang dijadikan

Page 73: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

60

acuan dalam perhitungan ini adalah skor mean, standar deviasi (SD), maksimum

dan minimum tiap variabel penelitian

Dependen variabel yaitu kebahagiaan pernikahan memiliki nilai minimum

20.35; nilai maksimum 65.44 dan SD= 9.33, variabel mentoring Openess memiliki

nilai minimum 28.42; nilai maksimum 61.98 dan SD = 7.19 variabel Sharing

memiliki nilai minimum 29.31; nilai maksimum 63.39 dan SD = 8.39, variabel

Acceptance memiliki nilai minimum 27.16; nilai maksimum 61.25 dan SD = 8.20,

variabel Support memiliki nilai minimum 24.72 nilai maksimum 63.61 dan SD =

9.99, variabel Cooperative Intentions memiliki nilai minimum 27.95; nilai

maksimum 63.85 dan SD = 8.13, variabel Pathway Thinking memiliki nilai

minimum 32.25; nilai maksimum 62.25 dan SD = 6.86, variabel Agency Thinking

memiliki nilai minimum 27.71; nilai maksimum 64.35 dan SD = 7.86.

4.3 Kategorisasi Partisipan Penelitian

Setelah melakukan deksripsi statistik dari masing-masing variabel penelitian, maka

hal yang perlu dilakukan adalah pengkategoriasian terhadap data penelitian.

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan responden penelitian ke dalam

kelompok-kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontimum

berdasarkan atribut yang diukur. Untuk mengelompokkan responden ke dalam

jenjang tersebut, ditetapkan norma dengan menggunakan standar deviasi dan mean

dari t-score seperti pada tabel dibawah

Tabel 4.3 Norma Skor Kategorisasi

Norma Intepretasi

X < Mean – 1Standar Deviasi Rendah

Mean – 1Standar Deviasi ≤ X ≤ Mean + 1Standar Deviasi Sedang

X > Mean +1Standar Deviasi Tinggi

Page 74: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

61

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan selanjutnya akan dijelaskan

perolehan nilai presentase kategorisasi unutk variabel kebahagiaan pernikahan,

pathway thinking, agency thinking, openess, sharing, acceptance, support dan

cooperative intentions pada tabel 4.4 berikut

Tabel 4.4 Kategorisasi partisipan penelitian Frekuensi

Variabel Rendah Sedang Tinggi

Kebahagiaan Pernikahan 30 (14.9%) 132 (65.3%) 40 (19.8%)

Openess 31 (15.3%) 123 (60.9%) 48 (23.8%)

Sharing 38 (18.8%) 129 (63.9%) 35 (17.3%)

Acceptance 37 (18.3%) 114 (56.4%) 51 (25.2%)

Support 57 (28.2%) 94 (46.5%) 51 (25.2%)

Cooperative Intentions 37 (28.3%) 131 (64.9%) 34 (16.8%)

Pathway Thinking 35(17.3%) 134 (66,3%) 33 (16,3%)

Agency Thinking

29 (14.4%)

135 (66.8%) 38 (18.8%)

Berdasarkan tabel 4.4, ditemukan bahwa pada variabel kebahagiaan pernikahan,

14.9% dari total responden memiliki tingkat kebahagiaan pernikahan rendah,

sementara 65.3% responden memiliki tingkat kebahagiaan sedang, dan 19.8%

memiliki tingkat kebahagiaan tinggi. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, kebahagiaan pernikahan yang paling dominan berada pada

kategori sedang.

Pada variabel openess, 15.3% dari total responden memiliki tingkat openess

rendah, sementara 60.9% responden memiliki tingkat openess sedang, dan 23.8%

memiliki tingkat openess yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, openess yang paling dominan berada pada katagori sedang.

Pada variabel sharing, 18.8% dari total responden memiliki tingkat sharing

rendah, sementara 63.9% responden memiliki tingkat sharing sedang, dan 17,3%

memiliki tingkat sharing yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, sharing yang paling dominan berada pada katagori sedang.

Page 75: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

62

Pada variabel acceptance, 18.3% dari total responden memiliki tingkat

acceptance rendah, sementara 56.4% responden memiliki tingkat acceptance

sedang, dan 25.2% memiliki tingkat acceptance yang tinggi. Dapat disimpulkan

bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, acceptance yang paling dominan

berada pada katagori sedang.

Pada variabel support, 28.2% dari total responden memiliki tingkat support

rendah, sementara 46.5% responden memiliki tingkat support sedang, dan 25.2%

memiliki tingkat support yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, support yang paling dominan berada pada katagori sedang.

Pada variabel cooperative intentions, 28.3% dari total responden memiliki

tingkat cooperative intentions rendah, sementara 64.9% responden memiliki tingkat

cooperative intentions sedang, dan 16.8% memiliki tingkat cooperative intentions

yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti,

cooperative intentions yang paling dominan berada pada katagori sedang.

Pada variabel pathway thinking, 17.3% dari total responden memiliki

tingkat pathway thinking rendah, sementara 66.3% responden memiliki tingkat

pathway thinking sedang, dan 16,3% memiliki tingkat pathway thinking yang

tinggi. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, pathway

thinking yang paling dominan berada pada katagori sedang.

Pada variabel agency thinking, 14.4% dari total responden memiliki tingkat

agency thinking rendah, sementara 66.8% responden memiliki tingkat agency

thinking sedang, dan 18.8% memiliki tingkat agency thinking yang tinggi. Dapat

Page 76: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

63

disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, agency thinking yang

paling dominan berada pada katagori sedang.

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

dengan menggunakan software SPSS 21. Seperti yang telah disebutkan pada BAB

tiga, dalam regresi ada tiga hal yang dilihat yaitu melihat besaran R-square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians dependent variable dan melihat signifikan

atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing independent variable.

Tabel 4.5 Tabel R Square Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .813a .661 .648 5.53549

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan R-square sebesar 0.661 atau

66.1% artinya, proporsi varians dari kebahagiaan pernikahan jarak jauh pada buruh

migran yang dijelaskan oleh kepercayaan (openess, sharing, Acceptance, support,

cooperative intentions) dan harapan (pathway thinking, agency thinking) adalah

sebesar 66.1%, sedangkan 33.9% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar

penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis pengaruh dari keseluruhan

independent variabel terhadap kebahagiaan pernikahan. Adapun hasil uji F dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.6 Tabel Anova

Model Sum of

square

df Mean

square

F Sig.

1 Regression 11574.980 7 1653.569 53.965 .000a

Residual 5944.483 194 30.642

Total 17519.463 201

Page 77: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

64

a. Predictors: (Constant), NIAT_BEKERJASAMA, harapanpathway, harapanpathway,

SALING_BERBAGI, PENERIMAAN, DUKUNGAN, KETERBUKAAN

b. Dependent Variable: kebahagiaanpernikahan.

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat pada kolom Sig bahwa (Sig < 0.05),

maka hipotesis nihil ditolak. Oleh karena itu hipotesis nihil yang menyatakan tidak

ada pengaruh yang signifikan dari openess, sharing, acceptance, support,

cooperative intentions, pathway thinking, dan agency thinking terhadap

kebahagiaan pernikahan ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari

openess, sharing, acceptance, support, cooperative intentions, pathway thinking,

dan agency thinking terhadap kebahagiaan pernikahan.

Langkah selanjutnya peneliti melihat signifikansi koefisien regresi pada setiap

variabel pada kolom signifikan. Jika signifikansi < 0.05 maka koefisien regresi

berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan. Adapun tabel

koefisien regresi dari setiap independent variable terhadap dependent variable

ditampilkan pada tabel berikut

Tabel 4.7 Tabel koefisien regresi variabel Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -8.457 3.459 -2.445 .015

Openess .309 .097 .238 3.182 .002*

Sharing .270 .071 .243 3.830 .000*

Acceptance .158 .080 .138 1.960 .051

Support .176 .049 .189 3.613 .000*

Overcooperative Intentions .090 .061 .078 1.483 .140

Pathway Thinking .041 .072 .030 .577 .565

Agency Thinking .124 .068 .105 1.831 .069

a. Dependent Variable: kebahagiaanpernikahan

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dipaparkan persamaan regresi sebagai berikut:

Kebahagiaan Pernikahan = -8.457 + 0.041 pathway thinking + 0.124 agency

thinking + 0.309 openess* + 0.270 sharing* + 0.158 acceptance + 0.176 support*

+ 0.090 overcooperative intentions.

Page 78: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

65

Keterangan: Signifikan (*)

Pada tabel 4.7 terdapat tiga koefisien regresi yang signifikan, yaitu opennes,

sharing dan support. Variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang tidak

signifikan. Penjelasan dari nilai yang diperoleh pada masing-masing independent

variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Openess

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.309 dengan signifikansi 0.002

(sig < 0.05). Dengan demikian hipotesis nihil ditolak, yang berarti terdapat

pengaruh yang signifikan Openess terhadap kebahagiaan pernikahan. Arah

koefisien positif menunjukkan bahwa semakin tinggi Openess maka

semakin tinggi kebahagiaan pernikahan.

2. Variabel Sharing

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.270 dengan signifikansi 0.000

(sig < 0.05). Dengan demikian hipotesis nihil ditolak, yang berarti terdapat

pengaruh yang signifikan Sharing terhadap kebahagiaan pernikahan. Arah

koefisien positif menunjukkan bahwa semakin tinggi sharing maka semakin

tinggi kebahagiaan pernikahan.

3. Variabel Acceptance

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.158 dengan signifikansi 0.051

(sig > 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil diterima, yang berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan Acceptance terhadap kebahagiaan

pernikahan.

Page 79: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

66

4. Variabel Support

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.176 dengan signifikansi 0.000

(sig < 0.05). Dengan demikian hipotesis nihil ditolak, yang berarti terdapat

pengaruh yang signifikan Support terhadap kebahagiaan pernikahan. Arah

koefisien positif menunjukkan bahwa semakin tinggi Support maka

semakin tinggi kebahagiaan pernikahan.

5. Variabel Cooperative Intentions

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.090 dengan signifikansi 0.140

(sig > 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil diterima, yang berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan Cooperative Intentions terhadap

kebahagiaan pernikahan.

6. Variabel Pathway Thinking

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.041 dengan signifikansi 0.565

(sig > 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil diterima, yang berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan Pathway Thinking terhadap kebahagiaan

pernikahan.

7. Variabel Agency Thinking

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.124 dengan signifikansi 0.069

(sig > 0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil diterima, yang berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan Agency Thinking terhadap kebahagiaan

pernikahan.

Page 80: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

67

4.4.2 Pengujian proporsi varians masing-masing independent variable

Peneliti ingin mengetahui bagaimana proporsi varian dari masing-masing

independent variable terhadap kebahagiaan pernikahan. Besarnya proporsi varian

pada kebahagiaan pernikahan dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.8 Proporsi varians variabel setiap independent variable

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df

1 df2

Sig. F

Change

1 .0454a .207 .023 8.33706 .207 52.055 1 200 .000*

2 .604b .365 .358 7.47778 .158 49.606 1 199 .000*

3 .761c .580 .573 6.09837 .215 101.206 1 198 .000*

4 .787d .620 .612 5.81593 .040 20.698 1 197 .000*

5 .796e .633 .624 5.72849 .013 7.060 1 196 .009*

6 .810f .657 .646 5.55247 .024 13.624 1 195 .000*

7 .813g .661 .648 5.53549 .004 2.198 1 194 .140

a. Predictors: (Constant), harapanpathway

b. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency

c. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency, KETERBUKAAN

d. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency, KETERBUKAAN,

SALING_BERBAGI

e. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency, KETERBUKAAN,

SALING_BERBAGI, PENERIMAAN

f. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency, KETERBUKAAN,

SALING_BERBAGI, PENERIMAAN, DUKUNGAN

g. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency, KETERBUKAAN,

SALING_BERBAGI, PENERIMAAN, DUKUNGAN, NIAT_BEKERJASAMA

Keterangan: signifikan(*)

Tabel 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel pathway thinking memberikan sumbangan yang signifikan sebesar

0.207 atau 20.7% dengan nilai sig F change = 0.000

2. Variabel agency thinking memberikan sumbangan yang signifikan sebesar

0.158 atau 15.8% dengan nilai sig F change = 0.000

Page 81: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

68

3. Variabel openess memberikan sumbangan yang signifikan sebesar 0.215 atau

21.5% dengan nilai sig F change = 0.000

4. Variabel sharing memberikan sumbangan yang signifikan sebesar 0.040 atau

4% dengan nilai sig F change = 0.000

5. Variabel acceptance memberikan sumbangan yang signifikan sebesar 0.013

atau 1.3% dengan nilai sig F change = 0.009

6. Variabel support memberikan sumbangan yang signifikan sebesar 0.024 atau

2.4% dengan nilai sig F change = 0.000

7. Variabel cooperative intentions memberikan sumbangan yang tidak signifikan

sebesar 0.004 atau 0.4% dengan nilai sig F change = 0.140

Dengan demikian terdapat enam dari tujuh independent variable (IV), yaitu agency

thinking, pathway thinking, openess, sharing, acceptance dan support yang

berpengaruh secara signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan jika dilihat dari

besarnya 𝑅2 yang dihasilkan dari sumbangan proporsi variabel yang diberikan.

Page 82: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

69

BAB 5

DISKUSI PENELITIAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab 4, maka kesimpulan

yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan

dari variabel kepercayaan (openess, sharing, acceptance, support dan cooperative

intentions) dan variabel harapan (pathway thinking dan agency thinking) terhadap

kebahagiaan pernikahan pada buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh.

Hasil uji koefisien regresi masing-masing independent variable

menunjukkan dari tujuh variabel yang di uji yaitu openess, sharing, acceptance,

support, cooperative intentions, pathway thinking, dan agency thinking terdapat

tiga variabel yang signifikan mempengaruhi kebahagiaan pernikahan buruh migran

yang menjalani hubungan jarak jauh. Variabel yang dinyatakan signifikan

mempengaruhi kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan

jarak jauh adalah openess, sharing dan support.

5.2 Diskusi

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan R square sebesar 0.661 atau 66.1%.

Hal ini berarti bahwa variabel kepercayaan dan harapan memberikan pengaruh

terhadap perubahan variabel kebahagiaan pernikahan sebesar 66.1%, Dengan

demikian perubahan variabel kebahagiaan pernikahan sebesar 33.9% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Pada bagian ini peneliti akan membahas diskusi mengenai ketujuh

independent variable yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu openess, sharing,

Page 83: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

70

acceptance, support, cooperative intentions, pathway thinking, dan agency thinking

terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan jarak

jauh. Serta membahas penelitian dan literature terhdahulu mengenai ketujuh

independent variable yang dikaitkan dengan dependent variable tersebut.

Pada penelitian ini yang menjadi variabel pengaruh terhadap kebahagiaan

pernikahan pada buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh ialah

kepercayaan dan harapan. Karena ukuran kebahagiaan pernikahan tidak serta merta

selalu kepercayaan yang ada didalam teori, maka peneliti memilih variabel

kepercayaan untuk diteltiti. Penelitian ini menghasilkan hal yang sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ramadhini dan Hendriani (2015) bahwa

kepercayaan yang dimiliki pasangan terhadap pasangan lainnya berperan penting

dalam memperkuat hubungan pernikahan khususnya dalam konteks long distance

marriage.

Selain kepercayaan, dalam penelitian ini harapan juga berpengaruh terhadap

kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh. Sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Kariuki (2014), Faktor lain yang meningkatkan

kelangsungan hidup pernikahan jarak jauh adalah kesadaran bahwa perjalanan

panjang akan berakhir. Dengan demikian berarti ada harapan reuni dan kelanjutan

menjalin hubungan keluarga yang normal (tidak terpisah jarak). Sebuah antisipasi

bahwa ada harapan untuk reuni masa depan membantu mempertahankan

pernikahan.

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang memiliki hasil siginifikan

yaitu, opennes, sharing dan support. Penelitian ini menghasilkan variabel opennes

Page 84: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

71

(keterbukaan) signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan. Keterbukaan pada

pasangan dapat menciptakan kebahagiaan dalam pernikahan karena dengan

keterbukaan tidak ada rahasia apapun yang disembunyikan oleh pasangan dalam

berhubungan. Adanya keterbukaan pada pasangan maka akan meningkatkan

kepercayaan antara suami dan istri hal ini sejalan dengan pernyataan Johnson

(dalam Johnson & Johnson, 1997), bahwa kepercayaan yang terpenting adalah

keterbukaan dan saling berbagi. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Rini, R. I.

(2009), keterbukaan akan membantu individu untuk mengenal lebih dalam tentang

pribadi pasangan hidupnya menyangkut hal-hal yang disukai dan tidak disukai,

pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya. Ketika suami atau istri telah mengenal

pribadi masing-masing pasangannya maka akan lebih mudah bagi suami atau istri

tersebut untuk melakukan penyesuaian diri dengan pasangan hidupnya. Dalam

penelitian kali ini opennes atau keterbukaan cenderung berada pada kategori tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel sharing memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani

hubungan jarak jauh. Sharing berarti kesediaan individu untuk membagikan

bantuan emosional dan sumber daya yang dimilikinya kepada orang lain untuk

membantu pencapaian tujuan bersama (Johnson & Johnson, 2012). Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Fatima dan Ajmal (2012), untuk mengetahui

faktor-faktor yang menyebabkan kehidupan pernikahan menjadi bahagia ada 16

faktor salah satunya adalah sharing, tidak adanya sharing dapat menimbulkan

keegoisan diantara pasangan yang dapat menyebabkan masalah besar dalam suatu

hubungan. Sharing masalah dan kekhawatiran seseorang dengan pasangannya

Page 85: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

72

membantu membangun kepercayaan. Sharing membuat hubungan pernikahan

bahagia dan tahan lama (Fatima & Ajmal, 2012). Hal ini dapat disimpulkan bahwa

individu yang senang melakukan sharing bersama pasangannya akan mendapatkan

kebahagiaan pernikahan walaupun terpisah oleh jarak.

Pada variabel support, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa support atau

dukungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebahagiaan pernikahan

buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Mijilputri (2015) bahwa dukungan sosial yang diterima

sesuai dengan kebutuhan istri membuat istri tidak terlalu merasa kesepian dan

menerima keadaan yang mengharuskannya menjalani pernikahan jarak jauh dengan

suami. Dengan kata lain, bahwa suami istri yang saling memberikan dukungan

maka akan merasa bahagia dengan pernikahannya walaupun terpisah oleh jarak.

Dari hasil penelitian, support memiliki nilai yang cukup tinggi.

Variabel acceptance, cooperative intentions, pathway thinking dan agency

thinking pada penelitian kali ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh.

Variabel acceptance dalam penelitian ini tidak signifikan dapat diduga karena

sebagian individu masih kesulitan dalam melakukan komunikasi terhadap pasangan

dan menghargai pendapat pasangannya. Variabel cooperative intentions dalam

penelitian ini tidak signifikan dapat diduga karena individu dengan pasangannya

belum bersifat saling kooperatif untuk mencapai suatu tujuan bersama. Variabel

pathway thinking tidak signifikan dapat diduga karena individu kurang memiliki

kemampuan untuk mengembangkan suatu strategi atau cara untuk mencapai tujuan

Page 86: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

73

yang diharapkan. Variabel agency thinking dalam penelitian ini tidak signifikan

karena kurangnya motivasi yang dimiliki oleh individu ataupun pasangan dalam

mencapai tujuan bersama yang diharapkan.

Secara keseluruhan pada hasil penelitian ini masih banyak kekurangan dan

masih perlu ditingkatkan lagi. Hal tersebut mungkin terjadi karena adanya

keterbatasan dalam kelemahan dalam penelitian seperti responden yang kurang

memahami maksud dari item atau kurang seriusnya responden dalam mengisi

kuesioner penelitian.

5.3 Saran

Pada proses penulisan ini, peneliti menyadari masih terdapat banyak kelemahan

dalam penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan

pertimbangan untuk menyempurnakan hasil penelitian selanjutnya

5.3.1 Saran teoritis

1. Pada penelitian ini ditemukan tiga variabel yang signifikan yaitu openness,

sharing dan support, yang mempengaruhi kebahagiaan pernikahan buruh

migran yang menjalani hubungan jarak jauh. Untuk penelitian lebih lanjut

dapat disarankan untuk diteliti faktor-faktor apa yang berkontribusi pada

variabel openness, sharing dan support.

2. Kebahagiaan pernikahan harus ada di dua pihak, namun pada penelitian ini

hanya fokus kepada salah satu pihak. Oleh karena itu untuk penelitian

selanjutnya bisa dipertimbangkan fokus antara dua pihak.

3. Penelitian ini, yang menjadi variabel independen hanyalah kepercayaan dan

harapan. Oleh karena itu perlu kiranya memperkaya variabel lain sebagai

Page 87: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

74

variabel independen yang mempengaruhi kebahagiaan pernikahan, seperti

relijiusitas, pendapatan dan lain sebagainya.

4. Mencari informasi yang lengkap mengenai prosedur validitas alat ukur agar

tidak mengalami kekurangan item atau penghapusan dimensi dan indikator

alat ukur yang mungkin disebabkan kesalahan responden dalam melakukan

uji keterbacaan.

5.3.2 Saran Praktis

Terkait dengan hasil penelitian, variabel yang memiliki pengaruh terhadap

kebahagiaan pernikahan buruh migran yang menjalani hubungan jarak jauh adalah

openness, sharing dan support. sehingga dapat disarankan sebagai berikut

1. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan antara suami dan istri

menjadi hal yang penting guna mencapai kebahagiaan pernikahan. Dengan

adanya keterbukaan pada pasangan maka akan meningkatkan kepercayaan

antara suami dan istri.

2. Untuk pasangan yang sedang menjalani hubungan jarak jauh, sharing

merupakan metode penting agar selalu merasa dekat dengan pasangan.

Karena itu diharapkan selalu berbagi perasaan dengan memberikan pujian

dan dukungan, berkompromi, saling menghargai perbedaan pendapat, serta

menghindari sikap saling menyalahkan.

3. Untuk para suami atau istri sebaiknya selalu memberikan dukungan kepada

pasangannya karena dengan memberikan dukungan, individu akan menjadi

lebih percaya kepada pasangannya dan dapat meningkatkan taraf

kebahagiaan pernikahannya.

Page 88: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

75

DAFTAR PUSTAKA

Arida, P. (2010). Gambaran Trust Pada Istri Yang Menjalani Commuter Marriage

Tipe Adjusting. Skripsi Psikologi. Universitas Sumatera Utara

Aspinwall,L.G. dan Staudinger, U.M. (2003). A psychological of human strengths

fundamental questions and future disections for positive psychology.

American Psychological Assotiaton. Washington, DC.

Azrin, N., Naster, B., & Jones, R. (1973). Reciprocity counseling: A rapid learning-

based procedure for marital counseling. Behaviour Research and Therapy,

11, 365-382.

Carr, A. (2004). Positive pschology : the science of happiness and human strengths.

Bronner-Routledge. New York.

Drach-Zahavy, A., & Erez, M. (2002). Challenge versus threat effects on the goal-

performance relationship. Organizational Behavior and Human Decision

Processes, 88(2), 667-682.

Duvall, Evelyn Millis & Miller, Brent C. (1985). Marriage and Family

Development (Sixth Edition). New York: Harper & Row

Fatima, M., & Ajmal, M. A. (2012). Happy marriage: a qualitative study. Pakistan

Journal of Social and Clinical Psychology, 9(2), 37-42.

Frisco, M.L., & Williams, K. (2003) Perceived housework equity, marital

happiness, and divorce in dual-earner households. Journal of family issues,

24, 51-73.

Gottman, J.M (1999). The seven principles for making marriage work. New York:

Crown Publishers, Inc.

Gottman, J.M., & Notarius C.I. (2002) Marital research in the 20th century and a

research agenda for the 21st century. Journal of Family Process, 41(2):159-

97.

Herth, K. (1992). Abbreviated instrument to measure hope: Development and

psychometric evaluation. Journal of Advanced Nursing, 17, 1251-1259.

Hidayat, R. (2018) Melihat Tren Perceraian dan Dominasi Penyebabnya.

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b1fb923cb04f/melihat-tren-

perceraian-dan-dominasi-penyebabnya. Diakses pada tanggal 26 Mei 2019,

pukul 22.00)

Johnson, D., and Johnson, F., (1997). Joining Together, Group Theory and Group

Skills 6th Ed. Boston: Allyn & Bown.

Kariuki, J. W (2014). The impact of long distance marriage on the family: a study

of families with spouses abroad in kiambu county. University Of Nairobi.

Page 89: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

76

Kauffman, M. H. (2000). Relational maintenance in long-distance relationships:

staying close. (Master of Science Thesis Blacksburg, Virginia). Diunduh

dari https://theses.lib.vt.edu/theses/available/etd-08292000

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:

http://kbbi.web.id/berbahagia, [Diakses 21 Mei 2018]

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:

http://kbbi.web.id/percaya, [Diakses 21 Mei 2018]

Kemp, C. (1999). Klien sakit terminal: seri asuhan keperawatan: edisi 2. Jakarta:

EGC.

Linley, A., Joseph, S. (2004). Positive Psychology in Practice. USA: Wiley

Mijilputri, N. (2015). Peran Dukungan Sosial terhadap Kesepian Istri yang

menjalani Hubungan Pernikahan Jarak Jauh (Long Distance Marriage).

eJournal Psikologi , 3(2) : 478.

Muhardeni, R. (2018). Peran intensitas komunikasi, kepercayaan, dan dukungan

sosial terhadap kebahagiaan perkawinan pada istri tentara saat menjalani

long distance marriage (ldm) di batalyon infanteri 407/padmakusuma

kabupaten Tegal. Jurnal Psikologi Sosial, 16(01), 34–44.

https://doi.org/10.7454/jps.2018.4

Pistole, M.C. (2010). Long distance romantic couples: an attachment theoretical

perspective. Journal of Marital and Family Therapy, 36, 115-125.

Qomariyah, N. (2015). Gambaran pernikahan jarak jauh (long distance marriage).

Skripsi. Program Sarjana Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta

Ramadhini, S & Hendriani, W (2015) Gambaran Trust Pada Wanita Dewasa Awal

yang Sedang Menjalani Long Distance Marriage. Jurnal Psikologi Klinis

dan Kesehatan Mental. Vol 4 no. 1

Rini, R. I. (2009). Hubungan antara keterbukaan diri dengan penyesuaian

perkawinan pada pasangan suami istri yang tinggal terpisah. Psycho Idea, 7

(2), 1-13.

Rios, C.M. (2010). The Relationship Between Premarital Advice, Expectations and

Marital Satisfaction. (tesis tidak dipublikasikan). Utah State University. US.

Rempel, J. K., Holmes J. G., & Zanna M.P. (1985). Trust in close relationship.

Journal of Personality and Social Psychology, 49 (1), 95-112. doi:

10.1037/0022-3514.49.1.95

Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi. Edisi 12 Bahasa Indonesia. Jakarta:

PTI Indeks.

Rotter, J. B. (1967). A new scale for the measurement of interpersonal trust. Journal

of Personality, 35(4), 651-665.

Page 90: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

77

Santrock, John W (2014) .A Topical Approach To Life-Span Development, Seventh

Edition. University of Texas-Dallas

Schoen, R., Astone, N. M., Rothert, K., Standish, N. J., & Kim, Y. J. (2002)

Women's employment, marital happiness, and divorce. Social Forces,

81(2), 643-662.

Seligman, M. (2005). Authentic Happiness: using the new positive psychology to

realize your potential for lasting fullfilment. New York: Free Press, cetakan

pertama.

Snyder, C. R. (2002). Hope Theory: Rainbows In The Mind . Psychological Inquiry.

2. 4. 249-275

Snyder, C. R., & Lopez, S, (2002) Handbook of Positive Psychology. Oxford

University Press.

Snyder, C. R., & Shorey, H. (2002). Hope in the classroom: The role of positive

psychology in academic achievement and psychology curriculum.

Psychology Teacher Network, 12, 1–9.

Snyder, C. R., Harris, C., Anderson, J. R., Holleran, S. A., Irving, L. M., Sigmon,

S. T., et al. (1991). The will and the ways: Development and validation of

an individual-differences measure of hope. Journal of Personality and

Social Psychology, 60, 570-585.

Snyder, C. R., Sympson, S. C., Ybasco, F. C., Borders T. F., Babyak, M. A., &

Higgins, R. L. (1996). Development and validation of the State Hope Scale.

Journal of Personality and Social Psychology, 70, 321–335.

Stutzer. A., & Frey. B.S (2003). Does marriage make people happy, or do happy

people get married?. The journal of socio-economics, 35,326-347.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tescher, E. (2010, April). Marriage without trust lacks good foundation. ProQuest

[online]. Diakses pada tanggal 14 Mei 2018 dari

http://search.proquest.com/docview/251477173?accountid=25704

Umar, Jahja. (2011). Analisis faktor konfirmatorik. Bahan perkuliahan. Fakultas

Psikologi. UIN Jakarta. Tidak dipublikasikan

Weil, C.M. (2000). Exploring Hope in Patients With End Stage Renal Disease on

Chronic Hemodialysis. ANNA Journal, 27, 219-223

Yamagishi, T dan Sato, K. (1986). Motivational Bases of the Public Goods

Problem. Journal of Personality and Social Psychology, Vol. 50, No. 1, 67-

73.

Yamagishi, T. (1998) Trust: The Evolutionary Game of Mind and Society,

University of Tokyo Press.

Page 91: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

78

LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat Izin Penelitian

Page 92: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

79

Lampiran 2: Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Selamat pagi/ siang/ sore/ malam,

Saya adalah Zahrotul Afiffah, mahasiswi Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Saat ini sedang melakukan penelitian mengenai “Pengaruh

Kepercayaan dan Harapan terhadap Kebahagiaan Pernikahan Buruh

Migran yang Menjalani Hubungan Jarak Jauh” dalam rangka menyelesaikan

tugas akhir. Peneliti mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk berpartisipasi

dalam penelitian ini. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam menjawab

pernyataan-pernyataan yang ada disini, Bapak/Ibu cukup menjawab sesuai dengan

keadaan Bapak/Ibu apa adanya. Kuesioner ini digunakan hanya untuk tujuan

penelitian dan setiap jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan terjamin

kerahasiaannya. Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terimakasih.

Identitas responden

Nama (Inisial) :__________________

Jenis kelamin :__________________

Usia : _____________Tahun

Usia pernikahan : __________________

Pendidikan terakhir : __________________

Jumlah anak : __________________

Pekerjaan : __________________

Lokasi tinggal/bekerja saat ini : __________________

Sudah berapa lama bekerja diluar negeri : __________________

Lokasi tinggal pasangan saat ini : __________________

Pekerjaan pasangan : __________________

………….., 2018

Responden

Page 93: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

80

Petunjuk pengisian

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda

saat ini sesuai dengan pilihan jawaban yang diberikan, yaitu:

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Contoh:

NO Pernyataan SS S TS STS

1. Saya suka memasak X

Selamat Mengerjakan

Skala 1

NO Pernyataan SS S TS STS

1 Saya merasa dicintai oleh pasangan saya

2 Saya merasa nyaman menjadi suami/istri

nya

3 Tanpa perlu saya jelaskan, pasangan akan

mengerti apa yang saya inginkan

4 Saya merasa pasangan saya tidak pernah

memahami saya dengan baik

5 Saya sering merasa kecewa dengan

pasangan saya

6 Saya sering dibentak pada saat terjadi

Page 94: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

81

perdebatan

7 Saya merasa dihina oleh pasangan saya

8 Kami sering bertengkar

9 Saya senang bertukar pikiran dengan

pasangan

10 Kami melakukan hal-hal yang

menyenangkan di akhir pekan

Skala 2

NO Pernyataan SS S TS STS

1 Kami saling terbuka satu sama lain

2 Saya merasa ada jarak antara saya dan

pasangan *

3 Saya senang melakukan diskusi dengan

pasangan saya

4 Saya mampu menceritakan sesuatu dengan

mudah kepada pasangan

5 Rasa cinta saya masih sama seperti dulu,

tidak berubah

6 Saya menerima pasangan apa adanya, tidak

menuntut

7 Saya dan pasangan saling pengertian

8 Saya tidak pernah mendapatkan dukungan

moral *

9 Saya senang melakukan kegiatan rumah

tangga bersama pasangan

10 Pasangan selalu membantu pekerjaan rumah

tangga

Page 95: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

82

11 Saya mudah mengutarakan perasaan

emosional terhadap pasangan

12 Saya senang berbagi informasi dengan

pasangan

13 Saya membantu pasangan dalam mencapai

tujuan bersama

14 Saya memberikan motivasi kepada pasangan

dalam keadaan apapun

15 Saya dapat menghargai perbedaan pendapat

diantara kami

16 Saya dapat menerima masukan dari

pasangan

17 Sesibuk apapun kami selalu memberikan

kabar

18 Saya senang melakukan komunikasi dengan

pasangan

19 Ketika memiliki masalah, kami

memecahkannya secara bersama

20 Kami mudah untuk bekerjasama satu sama

lain

Skala 3

NO Pernyataan SS S TS STS

1 Saya mampu memikirkan banyak cara untuk

keluar dari permasalahan yang rumit.

2 Saya mengejar tujuan yang saya inginkan

dengan penuh semangat.

3 Saya mengkhawatirkan banyak hal.

4 Bagi saya akan selalu ada cara untuk

Page 96: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

83

mengatasi masalah, sesulit apapun itu.

5 Saya sering merasa lelah sepanjang hari.

6 Saya tidak sulit mencari jalan keluar atas

masalah rumah tangga saya.

7 Saya mudah terpancing emosi.

8 Bahkan ketika orang lain ragu, saya tahu

saya bisa menemukan cara untuk

memecahkan masalah.

9 Pengalaman masa lalu telah mempersiapkan

saya dengan baik untuk masa depan saya.

10 Saya rasa saat ini saya cukup berhasil

mengelola kehidupan pernikahan kami.

11 Saya khawatir dengan kesehatan saya.

12 Dalam rumah tangga kami, ada tujuan yang

harus dicapai.

Page 97: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

84

Lampiran 3 : Path diagram dan Syntax Kebahagiaan Pernikahan

UJI VALIDITAS KONSTRUK KEBAHAGIAAN PERNIKAHAN

DA NI=10 NO=202 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

PM SY FI=KP.COR

MO NX=10 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

KP

FR TD 2 1 TD 5 4 TD 9 8 TD 6 5 TD 8 7 TD 6 4 TD 10 2 TD 5 3

FR TD 10 5 TD 7 5 TD 8 5 TD 8 6 TD 7 6 TD 8 4 TD 7 4

PD

OU MI SS TV

Page 98: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

85

Lampiran 4 : Path diagram dan Syntax Kepercayaaan

UJI VALIDITAS KONSTRUK KEPERCAYAAN

DA NI=12 NO=249 MA=PM

LA

KON1 KON2 KON3 KON4

KOM5 KOM6 KOM7

TAN8 TAN9 TAN10 TAN11 TAN12

PM SY FI=HARDINES.COR

MO NX=12 NK=3 PH=ST TD=SY

LK

KONTROL KOMITMEN TANTANGAN

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 2 LX 6 2 LX 7 2 LX 8 3 LX 9 3 LX 10 3

LX 11 3 LX 12 3

FR TD 12 7 TD 9 3 TD 11 8 TD 10 7 TD 5 3 TD 6 1 TD 8 2 TD 11 4 TD 12 8 TD

8 7 TD 9 5 TD 7 2 TD 12 4 TD 12 11 TD 9 8 TD 12 5 TD 8 3

PD

OU SS TV MI

Page 99: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

86

Lampiran 5 : Path diagram dan Syntax Pathway Thinking

UJI VALIDITAS KONSTRUK PATHWAY THINKING

DA NI=4 NO=202 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=HP.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

KP

FR TD 3 1

PD

OU MI SS TV

Page 100: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

87

Lampiran 6 : Path diagram dan Syntax Agency Thinking

UJI VALIDITAS KONSTRUK AGENCY THINKING

DA NI=4 NO=202 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4

PM SY FI=HA.COR

MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

HA

PD

OU MI SS TV

Page 101: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

88

Lampiran 7 : Tabel R-Square dan Tabel Analisis Deskriptif

Model Summary Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .813a

.661 .648 5.53549

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kebahagiaan Pernikahan 202 20.35 65.44 50.0000 9.33603

Pathway Thinking 202 32.25 62.25 50.0000 6.86177

Agency Thinking 202 27.71 64.35 50.0000 7.86152

Openess 202 28.42 61.98 50.0000 7.19344

Sharing 202 29.31 63.39 50.0000 8.39640

Acceptance 202 27.16 61.25 50.0000 8.20063

Support 202 24.72 63.61 50.0000 9.99500

Cooperative Intentions 202 27.95 63.85 50.0000 8.13457

Valid N (listwise) 202

Lampiran 8 : Tabel Anova dan Tabel Regresi

Anovaa

Model Sum of

Squares

Df Mean

Square

F Sig

1 Regresion 11574.980 8 1653.569 53.965 .000b

Residual 5944.483 194 30.642

Total 17519.463 201

a. Predictors: (Constant), NIAT_BEKERJASAMA, harapanpathway, harapanpathway,

SALING_BERBAGI, PENERIMAAN, DUKUNGAN, KETERBUKAAN

b. Dependent Variable: kebahagiaanpernikahan.

Page 102: PENGARUH KEPERCAYAAN DAN HARAPAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789...dan Johnson (1997), dan The Adult Dispositional (Trait) Hope Scale (Snyder, Harris,

89

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -8.457 3.459 -2.445 .015

Pathway Thinking .041 .072 .030 .577 .565

Agency Thinking .124 .068 .105 1.831 .069

Openess .309 .097 .238 3.182 .002*

Sharing .270 .071 .243 3.830 .000*

Acceptance .158 .080 .138 1.960 .051

Support .176 .049 .189 3.613 .000*

Overcooperative

Intentions

.090 .061 .078 1.483 .140

a. Dependent Variable: kebahagiaanpernikahan

Lampiran 9 : Tabel Proporsi Varians

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df

1 df2

Sig. F

Change

1 .0454a .207 .023 8.33706 .207 52.055 1 200 .000*

2 .604b .365 .358 7.47778 .158 49.606 1 199 .000*

3 .761c .580 .573 6.09837 .215 101.206 1 198 .000*

4 .787d .620 .612 5.81593 .040 20.698 1 197 .000*

5 .796e .633 .624 5.72849 .013 7.060 1 196 .009

6 .810f .657 .646 5.55247 .024 13.624 1 195 .000*

7 .813g .661 .648 5.53549 .004 2.198 1 194 .140

a. Predictors: (Constant), harapanpathway

b. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency

c. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency, KETERBUKAAN

d. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency, KETERBUKAAN,

SALING_BERBAGI

e. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency, KETERBUKAAN,

SALING_BERBAGI, PENERIMAAN

f. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency, KETERBUKAAN,

SALING_BERBAGI, PENERIMAAN, DUKUNGAN

g. Predictors: (Constant), harapanpathway, harapanagency, KETERBUKAAN,

SALING_BERBAGI, PENERIMAAN, DUKUNGAN, NIAT_BEKERJASAMA

Keterangan: signifikan(*)