PENGARUH KEPEMIMPINAN, PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI...

download PENGARUH KEPEMIMPINAN, PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI ...prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmm/images/Jurnal/vol.4/vol.4.no.1/12... · Jurnal Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah

If you can't read please download the document

Transcript of PENGARUH KEPEMIMPINAN, PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI...

  • Jurnal Manajemen ISSN 2302-0199

    Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 10 Pages pp. 108- 117

    Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 108

    PENGARUH KEPEMIMPINAN, PENGEMBANGAN KARIR

    DAN KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA

    IMPLIKASINYA PADA KINERJA PEGAWAI

    KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM ACEH

    Jumadi1, Mukhlis Yunus

    2, Amri

    3

    1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Abstract The purpose of this study was to determine (1) the state of leadership, career development, compensation, job satisfaction and performance of employees, (2) the influence of leadership, career development and compensation either simultaneously or partially on employee job satisfaction, (3) the influence of leadership, development career and compensation either simultaneously or partially on the performance of employees (4) the effect of job satisfaction on employee performance and (5) the magnitude of the indirect effect of leadership, career development and compensation on the performance of employees of the Ministry of Law and Human Rights through employee satisfaction. This research was conducted at the Ministry of Justice and Human Rights. Object of this study leadership, career development and compensation on job satisfaction and employee performance. The results showed that leadership, career development, compensation either simultaneously or partial effect on employee job satisfaction, leadership, career development, compensation either simultaneously or partial effect on employee performance, employee satisfaction also have an influence on employee performance improvement and there are significant indirect leadership, career development and compensation to employee performance through job satisfaction of employees of the Ministry of Law and Human Rights.

    Keywords Leadership, Career Development, Compensation, Employee Satisfaction and Performance

    Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) keadaan kepemimpinan,

    pengembangan karir, kompensasi, kepuasan kerja dan kinerja pegawai, (2) pengaruh

    kepemimpinan, pengembangan karir dan kompensasi baik secara simultan maupun parsial

    terhadap kepuasan kerja pegawai, (3) pengaruh kepemimpinan, pengembangan karir dan

    kompensasi baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai (4) pengaruh kepuasan

    kerja pegawai terhadap kinerja pegawai dan (5) besarnya pengaruh tidak langsung kepemimpinan,

    pengembangan karir dan kompensasi terhadap kinerja pegawai Kementerian Hukum dan HAM

    Aceh melalui kepuasan kerja pegawai. Penelitian ini dilakukan pada Kementerian Hukum dan

    HAM Aceh. Objek penelitian ini kepemimpinan, pengembangan karir dan kompensasi terhadap

    kepuasan kerja dan kinerja pegawai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan,

    pengembangan karir, kompensasi baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap

    kepuasan kerja pegawai, kepemimpinan, pengembangan karir, kompensasi baik secara simultan

    maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai, kepuasan kerja karyawan juga mempunyai

    pengaruh terhadap peningkatan kinerja pegawai dan terdapat pengaruh tidak langsung

    kepemimpinan, pengembangan karir dan kompensasi terhadap kinerja karyawan melalui

    kepuasan kerja pegawai Kementerian Hukum dan HAM Aceh.

    Kata kunci : Kepemimpinan, Pengembangan Karir, Kompensasi, Kepuasan dan Kinerja

    Pegawai

    PENDAHULUAN

    Sebagai sebuah organisasi

    pemerintahan, pegawai Kantor Wilayah

    Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

    Aceh dituntut untuk selalu meningkatkan

    kinerjanya, agar kinerja yang diperlihat tersebut

  • Jurnal Manajemen

    Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

    109 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

    dapat memberikan dampak yang nyata bagi

    peningkatan pelayanan kepada masyarakat

    Aceh. Kinerja pegawai pada Kantor Wilayah

    Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

    Aceh berdasarkan hasil pengamatan

    menunjukkan adanya kecenderungan penurunan

    kinerja secara individual. Hal ini dapat dilihat

    dari kemampuan pegawai dalam menyusun

    rencana kerja yang masih relatif rendah, hal ini

    dapat dilihat dari cara bekerja pegawai yang

    tanpa perencanaan, kemudian pegawai belum

    mampu merealisasikan rencana kerja yang telah

    ditetapkan sebelumnya, sehingga pencapaian

    kinerja yang diharapkan menjadi tidak sesuai

    dengan harapan, serta kemampuan pegawai

    dalam memberikan pelayanan kepada

    masyarakat juga masih rendah. Rendahnya

    kinerja pegawai dan tingkat kepuasan kerja

    yang dirasakan oleh pegawai ditengarai oleh

    beberapa faktor antara lain faktor

    pengembangan karir yang belum berjalan

    dengan baik, faktor kepemimpinan yang belum

    menunjukkan adanya perubahan terhadap

    peningkatan kinerja serta adanya faktor

    kompensasi yang terima oleh pegawai yang

    belum sesuai dengan tugas dan tanggung jawab

    dalam menjalankan tugas. Ketiga faktor

    tersebut diduga menjadi salah satu faktor yang

    berdampak terhadap penurunan tingkat

    kepuasan kerja pegawai maupun penurunan

    kinerja pegawai pada Kantor Wilayah

    Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

    Aceh.

    Dalam rangka mengemban tugas dan

    fungsinya serta mencapai tujuan kinerja yang

    diharapkan, maka diperlukan adanya faktor-

    faktor yang dapat meningkatkan kepuasan kerja

    pegawai dan meningkatkan kinerja pegawai.

    Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

    peningkatan kepuasan kerja adalah dengan

    adanya pengembangan karir mempengaruhi

    terhadap kinerja pegawai pada Kementerian

    Hukum dan HAM Aceh, dimana

    pengembangan karir merupakan pendekatan

    formal yang dilakukan organisasi untuk

    menjamin orang-orang dalam organisasi

    mempunyai kualifikasi dan kemampuan serta

    pengalaman yang cocok ketika dibutuhkan.

    Organisasi yang baik, tumbuh dan

    berkembang akan menitikberatkan pada sumber

    daya manusia (human resources) guna

    menjalankan fungsinya dengan optimal,

    khususnya menghadapi dinamika perubahan

    lingkungan yang terjadi. Dengan demikian

    kemampuan teknis, teoritis, konseptual, moral

    dari para pelaku organisasi / perusahaan di

    semua tingkat (level) pekerjaan amat

    dibutuhkan. Selain itu pula kedudukan sumber

    daya manusia pada posisi yang paling tinggi

    berguna untuk mendorong organisasi

    menampilkan norma perilaku, nilai dan

    keyakinan sebagai sarana penting dalam

    peningkatan kinerjanya (Felicia, 2006).

    Pada dasarnya, peluang

    pengembangan karir dapat dijelaskan dari dua

    perspektif, yaitu internal dan eksternal. Secara

    eksternal, pengembangan karir dapat dipandang

    sebagai suatu pendekatan formal yang diambil

    organisasi guna memastikan bahwa orang-orang

  • Jurnal Manajemen

    Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

    Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 110

    dengan kualifikasi pengalaman yang tepat

    tersedia pada saat dibutuhkan (Simamora,

    2006). Menurut Rivai dan Sagala (2009)

    pengembangan karir adalah proses peningkatan

    kemampuan kerja individu yang dicapai dalam

    rangka mencapai karir yang diinginkan. Dapat

    disimpulkan suatu pemahaman bahwa

    pengembangan karir adalah suatu proses

    berkesinambungan yang dilalui individu

    melalui upaya-upaya pribadi dalam rangka

    mewujudkan tujuan perencanaan karirnya yang

    disesuaikan dengan kondisi organisasi.

    Berdasarkan hasil pengamatan pada

    kantor Kementerian Hukum dan HAM Aceh

    yang menjadi dasar pengembangan karir bagi

    seorang pegawai meliputi faktor promosi yang

    pernah dilakukan oleh pimpinan pada masing-

    masing bagian, faktor pendidikan yang dimiliki

    oleh pegawai, dimana pimpinan lebih sering

    mengutamakan kepada pegawai yang

    mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi

    (Sarjana atau Pascasarjana) dibandingkan

    pegawai yang masih berpendidikan SMA untuk

    menduduki posisi seperti kepala bagian maupun

    kepala sub seksi dari masing-masing bagian.

    Berdasarkan hasil pengamatan yang

    penulis lakukan bahwa, pengembangan karir

    juga dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun

    internal. Faktor eksternal umumnya diciptakan

    oleh kondisi dari organisasi Kementerian

    Hukum dan HAM Aceh dan lingkungan

    organisasi seperti : kebijakan mengenai

    pengembangan sumber daya manusia yang ada

    di Kementerian Hukum dan HAM Aceh.

    Sementara faktor internal umumnya diciptakan

    oleh faktor-faktor yang terkandung dalam setiap

    jiwa pegawai Kementerian Hukum dan HAM

    Aceh seperti motivasi, mental, attitude dan lain-

    lain. Beberapa faktor tersebut perlu mendapat

    kajian yang sifatnya ilmiah guna mengetahui

    sejauhmana pengaruhnya terhadap kinerja

    pegawai Kementerian Hukum dan HAM Aceh

    secara umum.

    Sementara faktor kepemimpinan juga

    menjadi salah satu faktor yang dapat

    meningkatkan kinerja pegawai Kementerian

    Hukum dan HAM Aceh, dimana kepemimpinan

    merupakan faktor penting dalam memberikan

    pengarahan kepada pegawai apalagi pada saat-

    saat sekarang ini di mana semua serba terbuka,

    maka kepemimpinan yang dibutuhkan adalah

    kepemimpinan yang bisa memberdayakan

    pegawainya. Kepemimpinan yang bisa

    menumbuhkan motivasi kerja pegawai adalah

    kepemimpinan yang bisa menumbuhkan rasa

    percaya diri para pegawai dalam menjalankan

    tugasnya masing-masing.

    Kompensasi adalah sesuatu yang

    diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk

    kerja mereka. Kompensasi yang sesuai

    merupakan salah satu hal yang sangat penting

    bagi organisasi maupun karyawan. Apabila

    kompensasi diberikan secara benar dan teratur

    maka komitmen karyawan untuk bekerja

    menjadi lebih baik agar tercapai sasaran atau

    tujuan organisasi. Apabila kompensasi yang

    diberikan oleh organisasi kepada karyawan

    tidak sesuai atau tidak memadai, maka akan

    mengakibatkan turunnya kepuasan kerja

    karyawan

  • Jurnal Manajemen

    Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

    111 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

    KAJIAN KEPUSTAKAAN

    Kinerja Pegawai

    Kinerja karyawan adalah hasil kerja

    seseorang karyawan selama periode tertentu

    dibandingkan dengan berbagai kemungkinan,

    misalnya standar, target/sasaran atau kriteria

    yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah

    disepakati bersama, Robbins (2007 : 212). Oleh

    karena itu kinerja pada umumnya menyangkut

    dengan pekerjaan atau macam pekerjaan

    manusia yang mengerjakan pekerjaan tersebut

    dan kemampuan/ketrampilan serta lingkungan

    dari pada pekerjaan tersebut.

    Berdasdarkan pendapat Robbins (2007 :

    212) diatas dapat dijelaskan bahwa kinerja

    karyawan adalah hasil kerja yang dihasilkan

    oleh setiap anggota atau karyawan dalam suatu

    periode tertentu. Kinerja karyawan mengacu

    pada prestasi seseorang yang diukur

    berdasarkan standar atau kriteria yang

    ditetapkan oleh perusahaan/organisasi. Kinerja

    sebenarnya merupakan konsep yang sangat

    kompleks, baik definisi maupun pengukurannya

    yang sering menjadi tantangan bagi peneliti

    teori manajemen dan perilaku organisasi,

    karena bersifat multidimensional.

    Berdasarkan pengertian tersebut di atas,

    dapat dijelaskan bahwa kinerja atau prestasi

    kerja adalah hasil kerja baik secara kualitas

    maupun kuantitas yang dihasilkan oleh

    seseorang karyawan dalam periode tertentu

    sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

    Sedangkan menurut Dale Timpe

    (2002:31), kinerja adalah tingkat prestasi

    seseorang atau karyawan dalam suatu

    organisasi atau perusahaan yang dapat

    meningkatkan produktifitas. Kinerja menurut

    Meiner (2005; 43) adalah sebagai kesuksesan

    yang dapat dicapai individu didalam melakukan

    pekerjaannya, dimana ukuran kesuksesan yang

    dicapai individu tidak dapat disamakan dengan

    individu yang lain. Kesuksesan yang dicapat

    individu adalah berdasarkan ukuran yang

    berlaku dan disesuaikan dengan jenis

    pekerjaannya. Sedangkan Beyley (1982:56)

    dalam Subowo (2005:130), berpendapat bahwa

    kinerja berkaitan erat dengan tujuan atau

    sebagai suatu hasil dari perilaku kerja individu,

    hasil yang diharapkan dapat merupakan

    tuntutan dari individu itu sendiri.

    Sementara pendapat lain dikemukakan

    oleh Prawirosentono, (2009:106) bahwa kinerja

    adalah sebagai hasil kerja yang dapat dicapai

    oleh seseorang atau sekelompok orang dalam

    suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan

    tanggung-jawab masing-masing, dalam rangka

    upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan

    secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

    dengan moral dan etika. Kinerja karyawan lebih

    mengarah pada tingkatan prestasi kerja

    karyawan.

    Kepuasan Kerja

    Menurut Keith Davis dalam Anwar

    (2001 : 117) mengemukakan bahwa kepuasan

    kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya

    atau pekerjaannya). Pegawai akan merasa puas

    dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan

    dan aspek-aspek dirinya menyokong dan

    sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak

  • Jurnal Manajemen

    Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

    Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 112

    menyokong, pegawai akan merasa tidak puas.

    Kemudian menurut Luthans (2008)

    kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosi

    seseorang yang positif maupun menyenangkan

    yang dihasilkan dari penilaian suatu pekerjaan

    atau pengalaman kerja. Lima model kepuasan

    kerja, yang dikemukakan oleh Kreitner &

    Kinichi (2005) adalah ; Pertama pemenuhan

    kebutuhan, model ini menjelaskan bahwa

    kepuasan ditentukan oleh karakteristik dari

    sebuah pekerjaan yang memungkinkan

    seseorang dapat memenuhi kebutuhannya.

    Kedua ketidakcocokan, model ini menjelaskan

    bahwa kepuasan adalah hasil dari harapan yang

    terpenuhi. Ketiga pencapaian nilai, model ini

    menjelaskan bahwa kepuasan berasal dari

    persepsi bahwa suatu pekerjaan memungkinkan

    untuk pemenuhan nilai-nilai kerja yang penting

    dari individu. Keempat persamaan, model ini

    kepuasan adalah suatu fungsi dari bagaimana

    seorang individu diperlakukan ditempat kerja.

    Kelima watak/genetik, model ini berusaha

    menjelaskan beberapa orang merasa puas

    dengan situasi dan kondisi kerja tertentu,

    namun sebagian lagi merasa tidak puas dengan

    kondisi tersebut.

    Seiring dengan perkembangan

    teknologi yang berkembang sangat pesat,

    dimana segala macam peralatan kerja telah

    diciptakan oleh manusia untuk mempercepat

    dan mempermudah pekerjaan untuk dapat

    menghasilkan produk yang lebih berkualitas,

    tetapi sumber daya manusia tetap memegang

    peranan penting karena sekalipun peralatan

    tersebut sangat modern, namun peralatan

    tersebut tetap tidak akan berjalan dan bahkan

    hanya merupakan benda mati dan dapat pula

    rusak apabila manusianya tidak mempunyai

    kemampuan atau tidak cermat

    mengoperasikannya.

    Menurut Allen (2006:146),

    mengatakan bahwa : Unsur manusia

    memegang peranan penting dalam proses suatu

    pekerjaan, ia menyatakan bahwa betapapun

    sempurnanya rencana-rencana, organisasi, dan

    pengawasan serta penelitiannya, bila mereka

    tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat

    dan gembira maka suatu perusahaan tidak akan

    mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat

    dicapai.

    Pada dasarnya kepuasan kerja bersifat

    individual, setiap individu akan memiliki

    tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai

    dengan nilai-nilai yang berlaku pada dirinya.

    Hal ini ada karena perbedaan masing-masing

    individu tersebut, semakin banyak aspek dalam

    pekerjaan yang sesuai dengan keinginan

    individu tersebut, semakin tinggi pula tingkat

    kepuasan yang diperoleh, dan akan memperoleh

    tingkat kepuasan yang rendah jika terjadi

    sebaliknya.

    Karyawan melewatkan sebagian besar

    waktunya untuk bekerja dan bagian dari

    hidupnya ini harus dibuat sedemikian rupa

    sehingga menyenangkan dan memuaskan.

    Kepuasan kerja juga merupakan perasaan

    seseorang terhadap pekerjaan yang ditekuninya.

    Jadi kepuasan kerja itu sendiri berkaitan antara

    harapan karyawan dan apa yang diperoleh dari

    pekerjaan.

  • Jurnal Manajemen

    Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

    113 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

    Sedangkan menurut Handoko

    (2004:193), menyebutkan bahwa : Kepuasan

    kerja (Job satisfaction) adalah keadaan

    emosional yang menyenangkan atau tidak

    menyenangkan dengan mana karyawan

    memandang pekerjaan mereka

    Kepemimpinan

    Faktor kepemimpinan dalam suatu organsiasi

    sangat penting terutama dalam mengarahkan

    dan mengendalikan sumber daya dalam

    organisasi untuk keperluan tujuan organisasi.

    Dalam kehidupan manusia di dunia ditemui

    usaha kerja sama untuk mencapai tujuan

    tertentu yang disepakati bersama. Kerja sama

    dilakukan oleh beberapa orang (dua orang atau

    lebih) dalam berbagai kegiatan yang terarah

    pada tujuan yang lebih mudah dicapai dari pada

    dikerjakan secara individu. Dan keseluruhan

    proses kerja sama ini disebut dengan organisasi.

    Dalam kenyataannya apapun bentuk

    organisasi pasti memerlukan seseorang untuk

    menempati posisi sebagai pimpinan. Seorang

    pimpinan selalu mempunyai misi/tujuan yang

    harus dicapai dan tujuan ini baru direalisasikan,

    bila terdapat kerjasama diantara pimpinan dan

    para bawahannya. Seseorang yang menduduki

    posisi sebagai pimpinan di dalam suatu

    organisasi mengemban tugas untuk

    melaksanakan kepemimpinannya. Sehubungan

    dengan hal tersebut di atas dari segi organisasi

    kepemimpinan dapat diartikan kemampuan

    mendorong sejumlah orang agar bekerja sama

    dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang

    terarah pada tujuan bersama. Menurut

    Wahjisumidjo (2006 : 27) mendefinisikan

    kepemimpinan sebagai berikut:

    Sedangkan pendapat Siagian (2008 :

    8) menyatakan bahwa: "Kepemimpinan adalah

    suatu kemampuan seseorang meyakinkan orang

    lain sehingga dapat diarahkan maksimal untuk

    melaksanakan tugas-tugas tertentu.

    Kepemimpinan itu perlu dimiliki oleh setiap

    calon pimpinan.

    Pengembangan Karir

    Pengembangan karir dalam suatu

    organisasi sangat diperlukan dalam rangka

    memberikan apresiasi atau penghargaan kepada

    karyawan atau anggoa yang berprestasi. Suatu

    karir mencerminkan perkembangan para

    anggota organisasi (karyawan) secara individu

    dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang

    dapat dicapai selama masa kerja dalam

    organisasi yang bersangkutan. Dengan

    demikian, suatu karir menunjukkan orang-orang

    pada masing-masing peranan atau status

    mereka. Karir pada dasarnya merupakan istilah

    teknis dalam admimistrasi personalia. Menurut

    Handoko (2008) suatu karir adalah: semua

    pekerjaan (atau jabatan) yang dipunyai (atau

    dipegang) selama kehidupan kerja seseorang.

    Karir menunjukkan perkembangan para

    karyawan secara individual dalam jenjang

    jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai

    selama masa kerja dalam suatu organisasi.

    Menurut Robbins, (2007), adalah suatu yang

    menunjukkan adanya peningkatan peningkatan

    status seseorang dalam dalam suatu organisasi

    dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam

    organisasi yang bersangkutan. Bagaimanapun

  • Jurnal Manajemen

    Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

    Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 114

    juga pengembangan karir masing-masing

    anggota dalam organisasi tentunya tidak sama,

    karena amat tergantung dari berbagai faktor.

    Kompensasi

    Menurut Griffin (2004:432),

    kompensasi (compensation) adalah remunerasi

    finansial yang diberikan oleh organisasi kepada

    karyawannya sebagai imbalan atas pekerjaan

    mereka. Para pegawai yang telah

    mendedikasikan dirinya pada pekerjaan dalam

    organisasi mendapatkan balas jasa berupa

    kompensasi yang diberikan secara finansial

    maupun non finansial.

    Kemudian Rivai dan Sagala (2009 :

    741), juga memberikan definisi tentang

    kompensasi yaitu merupakan sesuatu yang

    diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi

    jasa mereka pada perusahaan. Pemberian

    kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan

    Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)

    yang berhubungan dengan semua jenis

    pemberian penghargaan individual sebagai

    pertukaran dalam melakukan tugas

    keorganisasian.

    METODE PENELITIAN

    Lokasi dan Objek Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada

    Kementerian Hukum dan HAM Aceh. Objek

    penelitian ini adalah seluruh pegawai pada

    Kementerian Hukum dan HAM Aceh. Objek

    penelitian adalah kepemimpinan,

    pengembangan karir dan kompensasi terhadap

    kepuasan kerja dan kinerja pegawai

    Kementerian Hukum dan HAM Aceh.

    Populasi dan Sampel

    Populasi adalah keseluruhan dari subjek

    penelitian. Sensus adalah cara pengumpulan

    data dimana seluruh elemen populasi diselidiki

    satu-persatu (Supranto:2000). Sedangkan

    populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

    pegawai pada Kementerian Hukum dan HAM

    Aceh yang berjumlah 138 orang, dan penelitian

    ini merupakan penelitian sensus yang artinya

    responden merupakan seluruh jumlah populasi

    yaitu 138 orang pegawai pada Kementerian

    Hukum dan HAM Aceh.

    Peralatan Analisis Data

    Peralatan analisis data yang digunakan

    untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian

    adalah analisis jalur (path analysis).

    Sebagaimana dijelaskan pada gambar berikut:

    Gambar 1. Diagram Jalur

    HASIL PEMBAHASAN

    Pengaruh Kepemimpinan, Pengembangan

    karir dan Kompensasi Terhadap Kepuasan

    Kerja Karyawan Pada Kementerian Hukum

    dan HAM Aceh

    Hasil pengujian secara simultan

    variabel kepemimpinan, pengembangan karir,

    dan kompensasi berpengaruh signifikan

    terhadap kepuasan kerja karyawan Kementerian

  • Jurnal Manajemen

    Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

    115 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

    Hukum dan HAM Aceh. Hal ini ditandai oleh

    nilai Fhitung > Ftabel (68,938 > 2,690) pada tingkat

    signifikansi 0,000. Hasil penelitian ini

    membuktikan bahwa secara simultan

    kepemimpinan, pengembangan karir, dan

    kompensasi berpengaruh signifikan terhadap

    kepuasan kerja karyawan Kementerian Hukum

    dan HAM Aceh.

    Pengaruh Parsial Kepemimpinan Terhadap

    Kepuasan kerja karyawan

    Kepemimpinan secara positif

    berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja

    karyawan Kementerian Hukum dan HAM Aceh.

    Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,000 <

    0,05 (0,1% < 5%).

    Pengaruh Parsial Pengembangan karir

    Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

    Pengembangan karir secara positif berpengaruh

    signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan

    Kementerian Hukum dan HAM Aceh. Hal ini

    ditandai oleh nilai signifikan 0,015 < 0,05

    (0,1% < 5%).

    Pengaruh Parsial Kompensasi Terhadap

    Kepuasan Kerja Karyawan

    Hasil penelitian terhadap variabel

    kompensasi dengan nilai signifikan 0,005 <

    0,05 (0,1% < 5%). Hasil penelitian terhadap

    variabel kompensasi juga diperoleh nilai

    koefisien beta sebesar 0,256.

    Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja

    pegawai

    Hasil pengujian hipotesis terhadap

    variabel kepemimpinan secara positif

    berpengaruh signifikan terhadap kinerja

    pegawai Kementerian Hukum dan HAM Aceh.

    Hal ini ditandai oleh nilai signifikan 0,000 <

    0,05 (0,1% < 5%).

    Pengaruh Pengembangan karir Terhadap

    Kinerja pegawai

    Hasil penelitian terhadap variabel

    pengembangan karir berpengaruh secara

    signifikan terhadap kinerja pegawai

    Kementerian Hukum dan HAM Aceh. Hasil ini

    ditunjukkan oleh nilai signifikannya yang

    sebesar 0,022 < 0,05 (2%

  • Jurnal Manajemen

    Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

    Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 116

    berpengaruh terhadap kinerja pegawai

    Kementerian Hukum dan HAM Aceh.

    3. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa

    kepuasan kerja karyawan juga mempunyai

    pengaruh terhadap peningkatan kinerja

    pegawai Kementerian Hukum dan HAM

    Aceh.

    4. Hasil penelitian juga membuktikan bahwa

    terdapat pengaruh tidak langsung

    kepemimpinan, pengembangan karir dan

    kompensasi terhadap kinerja karyawan

    melalui kepuasan kerja pegawai

    Kementerian Hukum dan HAM Aceh.

    Saran

    1. Dalam rangka meningkatkan kepuasan

    kerja karyawan pegawai Kementerian

    Hukum dan HAM Aceh berdasarkan

    variabel kepemimpinan, hendaknya

    pimpinan dapat memberikan bimbingan

    kepada setiap karyawan dalam melakukan

    pekerjaan.

    2. Pengembangan karir pegawai Kementerian

    Hukum dan HAM Aceh perlu diperhatikan

    lagi, agar karyawan lebih bersemangat lagi

    dalam menjalankan tugasnya, sehingga

    pelayanan kepada masyarakat menjadi lebih

    baik.

    3. Masalah kompensasi hendaknya juga

    menjadi perhatian pimpinan, terutama

    dengan cara memberikan insentif yang

    lebih baik lagi, karena adanya peningkatan

    kebutuhan hidup.

    4. Dalam rangka meningkatkan kepuasan

    kerja karyawan, hendaknya setiap karyawan

    dapat menghargai sikap semua karyawan

    yang lain yang berbeda pendapat.

    5. Sedangkan untuk meningkatkan kinerja

    yang lebih baik lagi, maka diharapkan

    kepada setiap karyawan harus mampu

    menyusun rencana kerja dengan baik, dan

    melaksanakan rencana tersebut di lapangan.

    DAFTAR KEPUSTAKAAN

    Ambar Teguh, Sulistiyani dan Rosidah, (2008),

    Manajemen Sumber Daya Manusia,

    Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik, Graha Ilmu,

    Yogyakarta

    Anoraga Panji (2005), Perilaku Keorganisasian,

    PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.

    Davis Kath, (2006), Perilaku dalam Organisasi.

    Jakarta: Erlangga

    Gibson, Ivannenich, Donnelly (2008), Organisasi,

    Edisi ke Lima Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Handoko, T. Hani. (2008). Manajemen Sumber

    Daya Manusia. Yogyakarta: Badan

    Penerbit Fakultas Ekonomi.

    Harvey, C, (2006), Motivasi yang Sukses dalam Sepekan, Jakrta: PT. Kosaint Blanc Indah

    Corp.

    Hasibuan Malayu S.P (2006), Motivasi Dalam

    Meningkatkan Kinerja Karyawan.

    Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.

    Keban, (2008), Manajemen Sumber Daya

    Manusia Perusahaan. PT. Remaja

    Rosdakarya, Jakarta.

    Mahmudi (2005), Manajemen Kinerja Sektor

    Publik. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

    Mangkunegara Anwar, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja

    Rosdakarya.

    Manullang (2008), Manajemen Personalia.

    Penerbit : Ghalia Indonesia, Jakarta.

  • Jurnal Manajemen

    Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

    117 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

    Mathis, Robert L, Jackson, John H. (2006).

    Manajemen Sumber Daya Manusia

    Jakarta: Salemba Empat.

    Miftah Thoha, (2008), Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya PT. Rajawali

    Grafindo, Jakarta.

    Munie (2008), Manajemen Kinerja, Jakarta, Ghalia

    Indonesia.

    Nawawi dan Hadari (2005). Administrasi dan

    Organisasi Bimbingan dan Penyuluhan,

    Jakarta, Ghalia Indonesia.

    Ranupandoyo, Heidjrachman dan Suad Husnan,

    (2007), Manajemen Personalia, Fakultas

    Ekonomi UGM (BPFE), Yogyakarta.

    Riduwan, (2010), Cara Menggunakan dan

    Memakai Analisis Jalur (Path Analysis),

    Jakarta, Alfa Beta.

    Rivai, Veithzal. (2009). Kepemimpinan dan

    Perilaku Organisasi (Cetakan Pertama).

    Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

    Robbins, Stephen P. (2007). Perilaku Organisasi.

    PT. Indeks Jakarta.

    Santoso, Singgih. 2007. SPSS Versi 10,01,

    Mengolah Data Statistik Secara

    Profesional. Jakarta: PT Elex Media

    Komputindo.

    Saydan, (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Penerbit Jambatan

    Siagian, Sondang P. (2008), Teori Motivasi dan

    Aplikasinya. Jakarta Rineka Cipta.

    Simamora Henry (2006), Manajemen Sumber

    Daya Manusia, Edisi II, STIE-YKPN,

    Jakarta.

    Thomson (2007), Manajemen, Edisi Bahasa

    Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta

    Wahjisumidjo (2006), Kepemimpian dan Motivasi,

    Cetakan III, Jakarta: Ghalia Indonesia.

    Wibowo, (2009), Manajemen Kinerja, Edisi Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.