PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN...
Transcript of PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN...
Jurnal Ilmu Manajemen ISSN 2302-0199
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 17 Pages pp. 97- 113
97 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN
ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI
SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT ACEH
Asriyadi1, Nasir Azis
2, Mukhlis Yunus
2
1) Magister Manajemen Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh
2) Fakultas Ekonomi Universitas Universitas Syiah Kuala
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis seberapa besar
pengaruh kepuasan kerja dan Komitmen Organisasi terhadap kinerja pegawai Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Aceh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik
pengumpulan datanya menggunakan metode kuesioner. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah semua Pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Aceh, yang berjumlah 357 orang yang terdiri
dari 177 orang PNS dan 180 orang Non PNS (Pegawai Kontrak). Adapun variabelnya terdiri dari satu
variabel terikat yaitu Kinerja Pegawai Pegawai (Y) dan dua variabel bebas yaitu variabel Kepuasan
Kerja (X1) dan Komitmen Organisasi (X2). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linear berganda dengan taraf signifikansi α 0,05. Dari hasil perhitungan dengan
menggunakan SPSS diperoleh persamaan regresinya: Y = 3.382 + 0.227x1 + 0.058x2. Nilai koefisien
korelasi (r) sebesar 0.599; hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh positif dan sangat
kuat terhadap variabel terikat, sedangkan nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 0.359, yang berarti
bahwa 35.9 % variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas, selebihnya 64.1% dijelaskan oleh
variabel bebas diluar variabel penelitian ini. Hasil pembuktian hipotesis secara simultan dapat dilihat
dari nilai Fhitung sebesar 52.38 > nilai Ftabel sebesar 3.04 atau nilai sig. 0,0001 < α 0,05 yang berarti
varibel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan secara
parsial variabel Kepuasan Kerja (X1) berpengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, diperoleh nilai thitung sebesar 8.799 sedangkan nilai ttabel
sebesar 1.653, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.0001, sedangkan Komitmen Organisasi (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, diperoleh nilai thitung sebesar 1.318,
sedangkan nilai ttabel sebesar 1.653, hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung < ttabel dengan
tingkat signifikansi sebesar 0.189.Berdasarkan hasil temuan tersebut maka disarankan kepada peneliti
selanjutnya untuk mencari hubungan dari variabel lain yang bisa menggambarkan keadaan
sesungguhnya terhadap Kinerja Pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh.
Kata kunci : Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasi dan Kinerja Pegawai.
Sekretariat DPRD Provinsi NAD dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Daerah
Istimewa Aceh Nomor 4 Tahun 2001.
Sekarang namanya berubah menjadi Sekretariat
DPR Aceh berdasarkan UU Pemerintah Aceh
Nomor 11 Tahun 2006. Sekretariat DPR Aceh
adalah unsur staf yang melayani DPR Aceh
dalam rangka menyelenggarakan tugas dan
kewajibannya. Sekretariat DPR Aceh dipimpin
oleh seorang Sekretaris DPR Aceh yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada
Pimpinan DPRA dan secara administrasi dibina
oleh Sekretaris Daerah Aceh.
Sekretariat DPR Aceh mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan urusan umum, sidang-sidang,
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 98
pengurusan rumah tangga, keuangan, humas
dan protokol, hukum dan perundang-undangan
di lingkungan Sekretariat DPR Aceh serta
melakukan koordinasi dengan Pemerintah
Aceh. Untuk menyelenggarakan tugas
sebagaimana dimaksud, Sekretariat DPR Aceh
mempunyai fungsi: penyiapan fasilitas rapat
Anggota DPR Aceh, penyiapan fasilitas
pelaksanaan tugas-tugas DPR Aceh,
pelaksanaan urusan rumah tangga dan
perjalanan dinas DPR Aceh, dan pengelolaan
tata usaha DPR Aceh.
Dalam menjalankan organisasi, kepuasan kerja
bagi pegawai pada Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh adalah salah satu faktor yang sangat
penting untuk mendapatkan hasil kerja yang
optimal. Kepuasan kerja merupakan suatu hal yang
didambakan oleh setiap pegawai karena dalam
setiap instansi, faktor sumber daya manusia
merupakan unsur yang sangat menentukan tujuan
instansi yang efektif dan efisien.
Permasalahan yang dihadapi Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh adalah masih
kurang berdayanya lembaga tersebut dalam
mengelola sumber daya manusia secara
berdayaguna dan berhasil guna dalam mencapai
tujuan organisasi. Rendahnya kemampuan/
keberdayaan pegawai dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, berhubungan dengan keterbatasan
kualitas sumber daya manusia dan sarana
manajemen pemerintahan. Berdasarkan data Sub
Bagian Kepegawaian Sekretariat DPR Aceh Per 31
Desember 2012, jumlah PNS adalah 177 orang dan
Pegawai kontrak 180.
Persoalannya adalah bagaimanakah pengaruh
faktor kepuasan kerja dan komitmen organisasi
terhadap kinerja Pegawai yang terjadi sekretariat
DPR Aceh. Oleh karena itu, diperlukan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kepuasan kerja dan Komitmen Organisasi terhadap
kinerja pegawai.
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Kepuasan Kerja
Pegawai adalah makhluk sosial yang
menjadi kekayaan utama bagi setiap organisasi.
Pegawai ini menjadi pelaksana yang menunjang
tercapainya tujuan, mempunyai tujuan,
mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan
yang dapat mempengaruhi pikiran sikap-
sikapnya terhadap pekerjaannya. Sikap ini akan
menentukan prestasi kerja, dedikasi dan
kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan
kepadanya. Sikap-sikap positif harus dibina,
sedangkan sikap-sikap negatif hendaknya
dihilangkan sedini mungkin (Abdurrahmat
Fathoni, 2006).
Menurut Keith Davis dalam Anwar (2001 :
117) mengemukakan bahwa “Job satisfaction is
the favorableness or unfavorableness with
employees view their work” (kepuasan kerja
adalah perasaan menyokong atau tidak
menyokong yang dialami pegawai dalam
bekerja). Wexly dan Yukl; mendefinisikan
kepuasan kerja "is the way an employee feels
about his or his job " (adalah cara pegawai
merasakan dirinya atau pekerjaannya).
Pegawai akan merasa puas dalam bekerja
apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek
dirinya menyokong, dan sebaliknya jika aspek-
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
99 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
aspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan
merasa tidak puas.
Teori-Teori Kepuasan Kerja
Mangkunegara (2000:121), menye-butkan
ada 3 (tiga) macam teori kepuasan kerja yang
lazim dikenal, yaitu :
Teori Diskrepansi (Discrepancy Theory)
Sebagian besar penelitian tentang kepuasan
kerja mengulas teori ini. Teori ini
mendefiniskan kepuasan kerja sebagai selisih
antara berapa banyak yang seharusnya ada
dengan berapa banyak kenyataan yang ada.
Bahwa kepuasan atau ketidakpuasan dengan
sejumlah aspek 3 pekerjaan tergantung pada
selisih (discrepancy) antara harapan-harapan,
kebutuhan-kebutuhan atau nilai-nilai yang
seharusnya dengan apa yang menurut
perasaannya atau persepsinya telah diperoleh
atau dicapai. Dengan demikian, orang akan
merasa puas bila tidak ada perbedaan antara
yang diinginkan dengan persepsinya atas
kenyataan, karena batas minimum telah
tepenuhi.
Ada 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi
harapan pekerja. Pertama, individu membawa
aset ke perusahaan, yaitu pengalaman,
senioritas, pendidikan dan lain-lain. Kedua,
pekerjaan juga mempertimbangkan macam-
macam tuntutan kerja. Apakah saya mempunyai
sejumlah/sedikit tanggung jawab?. Apakah saya
membuat keputusan tanggung penting ?.
Apakah saya bekerja dengan waktu yang
panjang?. Apakah pekerjaan meminta keahlian
khusus?. Semakin banyak job menuntut
individu, semakin tinggi harapan individu
terhadap imbalan atas job yang ada. Ketiga,
pegawai memperhatikan pegawai lain di
sekitarnya untuk melihat apakah benefit
kerjanya fair, pantas dan adil. Dengan
demikian, faktor yang mempengaruhi kondisi
yang seharusnya ada yaitu dengan perasaan
seseorang terhadap input, karakateristik job dan
perasaan keadilan.
Teori Keadilan (Equity Theory)
Teori keadilan merupakan variasi teori
proses perbandingan sosial. Prinsip teori
keadilan adalah bahwa seseorang akan merasa
puas atau tidak puas tergantung apakah ia
merasakan adanya keadilan atau tidak atas
situasi atau faktor tertentu. Rasio input dengan
Out come atas dirinya dibandingkan dengan
rasio input dengan out come seseorang atau
sejumlah orang bandingan. Teori ini
mempunyai komponen utama, yaitu:
1. Orang : individu yang merasakan
diperlakukan adil atau tidak adil.
2. Orang sebagai pembanding : setiap
kelompok atau orang yang digunakan
sebagai pembanding rasio input dengan
outcome. Pembanding bisa dari
perusahaan yang sama, perusahaan lain,
atau bisa pula dengan dirinya sendiri di
waktu lampau.
3. Masukan (input) : Karakteristik individual
yang dibawa ke pekerjaan, misal,
pendidikan, pengalaman, kecakapan,
banyaknya usaha yang dicurahkan dan
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 100
simbol status, penghargaan, peluang untuk
berhasil atau ekspresi diri.
Menurut teori ini, keadilan dikatakan ada
jika pegawai menganggap bahwa rasio antara
input dengan hasil sepadan dengan rasio
seseorang, atau sejumlah orang bandingan.
Ketidakadilan dikatakan ada, jika rasio tersebut
sepadan, rasio antara input dengan hasil
mungkin lebih besar atau lebih kecil dibanding
rasio orang bandingan. Seseorang menganggap
gajinya tidak adil jika pekerjaan lain dengan
kualifikasi yang sama menerima jumlah yang
lebih besar, atau jika pegawai yang lebih rendah
kualifikasinya menerima gaji yang sama.
Menurut teori ini seseorang juga mengalami
ketidakadilan jika mendapat kompensasi lebih
banyak dari orang bandingannya.
Teori Dua Faktor (Two Factor Theory)
Penjelasan teori ini diambil dari beberapa
penulis antara lain Indrawijaya (2000:80-82).
Teori ini berkembang berdasarkan hasil
penelitian Herzberg, Mausner dan Synderman
(1959) yang melibatkan 200 orang terdiri dari
akuntan dan insinyur. Prinsip teori ini
menyatakan bahwa kepuasan kerja secara
kuantitatif berbeda dengan ketidakpuasan kerja.
Pertama dinamakan distisfiers atau hygiene
factor atau extrinsic factor, yaitu faktor-faktor
yang menjadi sumber ketidakpuasan kerja,
terdiri dari gaji, pengawasan, hubungan
interpersonal, kondisi kerja dan status.
Perbaikan terhadap faktor-faktor ini akan
mengurangi atau menghilangkan
ketidakpuasan, tetapi tidak menimbulkan
motivasi. Seseorang hanya terpuaskan jika
terdapat jumlah yang memadai dari faktor
pekerjaan yang dinamakan satisfiers. Kedua,
satisfiers atau motivators atau intrinsic
factor, yaitu karakteristik pekerjaan atau
sumber-sumber kepuasan kerja. Faktor ini
terdiri dari pekerjaan yang menarik penuh
tantangan, kesempatan untuk berprestasi,
penghargaan dan promosi. Jika kondisi ini ada,
maka akan menimbulkan kepuasan, tetapi tidak
hadirnya faktor ini tidaklah menimbulkan
ketidakpuasan.
Manfaat Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja menjadi hal penting karena
dapat mempengaruhi produktivitas kerja
karyawan sebab karyawan yang memiliki
kepuasan yang tinggi akan memandang
pekerjaannya sebagai hal yang menyenangkan,
berbeda dengan karyawan yang memiliki
kepuasan kerja rendah, ia akan melihat
pekerjaannya sebagai hal yang menjemukan
dan membosankan sehingga karyawan tersebut
bekerja dalam keadaan terpaksa.
Karyawan yang bekerja dalam keadaan
terpaksa akan memiliki hasil kerja
(performance) yang buruk dibanding dengan
karyawan yang bekerja dengan semangat yang
tinggi. Apabila perusahaan memiliki karyawan
yang mayoritas kepuasannya rendah, dapat
dibayangkan tingkat produktivitas perusahaan
secara keseluruhan, dan ini akan merugikan
organisasi. Itulah sebabnya perusahaan perlu
memperhatikan derajat kepuasan pegawainya
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
101 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
dengan cara mengkaji ulang aspek-aspek yang
dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
Dalam hal ini Robbins (2002:183),
mengemukakan bahwa efek kepuasan kerja
terhadap kinerja adalah sebagai berikut :
1. Kepuasan dan Produktivitas
Mempunyai hubungan positif atau
searah, yaitu apabila kepuasan tinggi maka
produktivitas akan tinggi, dan apabila
kepuasan rendah maka juga produktivitas
juga akan rendah, yang artinya bahwa
organisasi-organisasi dengan karyawan
yang terpuaskan cenderung lebih efektif
daripada organisasi dengan karyawan yang
kurang terpuaskan.
2. Kepuasan dan Kemangkiran
Mempunyai hubungan negatif atau
tidak searah, dimana apabila kepuasan
tinggi maka kemangkiran akan rendah, dan
apabila kepuasan rendah maka
kemangkiran akan tinggi.
3. Kepuasan dan Tingkat
Kepuasan mempunyai hubungan
negatif atau tidak searah, yaitu apabila
kepuasan negatif maka tingkat keluarnya
karyawan akan rendah dan apabila
kepuasan rendah maka tingkat keluarnya
karyawan akan tinggi.
Karena pengaruh kepuasan terhadap
kinerja cukup besar, maka manajer harus
menciptakan lingkungan kerja yang mendukung
untuk tercapainya kepuasan kerja tersebut.
Karena karyawan yang merasa puas akan
memberikan kontribusi yang baik bagi
kemajuan perusahaan.
Indikator Kepuasan Kerja
Komponen kepuasan kerja penting untuk
dibahas khususnya guna memenuhi pertanyaan
apa yang diukur dalam variabel kepuasan kerja.
Banyak penulis memperlihatkan sejumlah
aspek situasi tertentu yang berbeda sebagai
sumber penting dari kepuasan kerja. Wesley
dan Yukl (2003:129), berpendapat bahwa :
"Terdapat ratusan karakteristik pekerjaan yang
dipertimbangkan seorang pekerja yang pada
umumnya ditemukan dalam sikap, meliputi
kondisi kerja, pengawasan, teman kerja, isi
pekerjaan, jaminan kerja serta kesempatan
promosi".
Pengertian kepuasan kerja di belakang
menjelaskan bahwa kepuasan kerja seseorang
tergantung kepada selisih antara harapan,
kebutuhan atau nilai yang seharusnya dengan
apa yang menurut perasaannya atau persepsinya
telah diperoleh melalui pekerjaan. Harapan
pegawai adalah mencakup jaminan, kondisi
kerja yang baik, teman sejawat yang cocok, jam
kerja yang masuk akal, kerja yang berarti,
pengakuan, peluang untuk maju, kebebasan
bertindak dan pimpinan yang cakap.
Pengukuran Kepuasan Kerja
Pengukuran kepuasan kerja pada
prakteknya sangat bervariasi, sampai saat ini
dirasakan belum ada kesempatan tentang model
terbaik yang digunakan untuk mengukur
kepuasan kerja seseorang. Dari teori
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 102
ketidaksesuaian (discrepancy theory) telah
disebutkan bahwa pengukuran kepuasan kerja
adalah dengan menghitung selisih nilai dengan
harapan (expectation) dengan apa secara nyata
diproses seseorang melalui pekerjaan. Bila
selisih nilai tersebut positif maka orang tersebut
dapat dinyatakan plus dari pekerjaannya dan
sebaliknya.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi
Kepuasan Kerja
Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
karyawan sangat banyak. Faktor-faktor itu
sediri dalam peranannya memberikan kepuasan
kerja kepada karyawan tergantung kepada
pribadi masing-masing karyawan. Ada
karyawan yang merasa puas dan menimbulkan
sikap positif terhadap pekerjaan yang berkaitan
dengan sedikitnya keluhan, hubungan karyawan
dan perusahaan yang lebih harmonis,
mengurangi tingkat kejenuhan dalam bekerja,
disamping itu pengalaman individu ditempat
kerjanya akan mewarnai sikapnya di luar
lingkungan pekerjaan dan kebahagiaannya
lingkungan pekerjaan secara umum.
Faktor-faktor terdapat dalam kepuasan
kerja disebutkan oleh Stephen Robbins
(2001:149) :
1. Kerja yang secara mental menantang.
2. Ganjaran yang pantas.
3. Kondisi kerja yang mendukung.
4. Rekan kerja yang mendukung.
5. Kesesuaian kepribadian dengan
pekerjaan.
Oleh karena itu, tidaklah heran jika
seorang karyawan mempunyai rekan kerja yang
ramah dan kooperatif dapat meningkatkan
kepuasan kerjanya. Bahkan, ada karyawan yang
gajinya kecil namun tetap bertahan pada
pekerjaannya karena ia sangat senang dengan
rekan-rekan. Hal demikian berlaku juga dengan
atasan, karena karyawan yang memiliki atasan
yang penuh perhatian dan sportif dapat
meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Komitmen Organisasi
Menurut Alwi (2001) menyatakan
Komitmen Organisasi adalah sikap karyawan
untuk tetap berada dalam organisasi dan terlibat
dalam upaya-upaya mencapai misi, nilai-nilai
dan tujuan perusahaan. Komitmen adalah
bentuk loyal yang lebih konkrit yang dapat
dilihat dari sejauh mana karyawan
mencurahkan perhatian, gagasan dan
tanggungjawabnya dalam upaya perusahaan
mencapai tujuan. Griffin (2005) menyatakan
Komitmen Organisasi adalah sikap yang
mencerminkan sejauhmana seseorang individu
mengenal dan terikat pada organisasinya. Porter
dalam Panggabean (2004) menyatakan bahwa
Komitmen Organisasi adalah kuatnya
pengenalan dan keterlibatan seseorang dalam
suatu organisasi tertentu.
Teori Komitmen Organisasi
Pedoman untuk meningkatkan Komitmen
Organisasi menurut Mayer, Allen dan Smith
dalam Sopiah (2008) ada tiga komponen
komitmen organisasi yaitu : (1) Affective
Commitmen, terjadi apabila karyawan ingin
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
103 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
menjadi bagian dari organisasi karena adanya
ikatan emosional. (2) Continnance Commitmen,
muncul apabila karyawan tetap bertahan pada
suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan
keuntungan-keuntungan lain atau karyawan
tersebut tidak menemukan pekerjaan lain. (3)
Normative Commitmen, timbul dari nilai-nilai
dalam diri karyawan-karyawan bertahan
menjadi anggota organisasi karena adanya
kesadaran bahwa komitmen terhadap organisasi
merupakan hal yang seharusnya dilakukan.
Faktor-Faktor Komitmen Organisasi
Menurut Luthans (2006), faktor-faktor
penentu komitmen organisasi adalah variabel-
variabel (umur, masa jabatan dalam organisasi,
dan pembagian seperti positif atau negatif,
afeksi, atau kedudukan kontrol internal dan
eksternal) dan organisasi (desain kerja dan gaya
kepemimpinan pengawas).
Ada tiga komponen komitmen organisasi
(Luthan,2006) yaitu :
a) Komponen afektif berkaitan dengan
emosional, identifikasi dan keterlibatan
pegawai di dalam suatu organisasi.
b) Komponen normatif merupakan perasaan-
perasaan pegawai tentang kewajiban yang
harus ia berikan kepada organisasi.
c) Komponen continuance berarti komponen
berdasarkan persepsi pegawai tentang
kerugian yang akan dihadapinya jika ia
meninggalkan organisasi.
Kinerja
Kata "Kinerja" merupakan istilah yang
diberikan untuk kata "performance" di dalam
bahasa Inggris, yang berarti
pekerjaan/perbuatan. Dalam kamus Bahasa
Indonesia (2001 : 503), pengertian kinerja
diartikan sebagai sesuatu yang harus dicapai,
prestasi yang diperlihatkan, dan kemauan kerja.
Dalam pengertian lebih luas, kata-kata
performance selalu digunakan dengan kata-kata
seperti job performance atau work performance
yang berarti hasil kerja atau prestasi. Dari
beberapa pendapat tentang pengertian kinerja
sebagai prestasi dan kemampuan kerja, maka
umumnya para ahli manajemen memberikan
pengertian yang sama antara kinerja dengan
prestasi kerja, atau juga dengan produktivitas
kerja.
Kinerja Pegawai
Menurut Hasibuan (2001:34), kinerja
(prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan
kesungguhan serta waktu. Kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha
dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
kerjanya, dan juga merupakan perilaku yang
nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai
dengan perannya dalam pemerintahan (Veithzal
Rival, 2004:309).
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 104
Penilaian Kinerja Pegawai
Untuk menilai kinerja pegawai
dibutuhkan penilaian kinerja. Dalam penilaian
kinerja kontribusi pegawai kepada organisasi
selama periode tertentu. Melalui organisasi
penilaian kinerja, pegawai mendapatkan
informasi mengenai seberapa baik ia bekerja
jika dibandingkan dengan standar organisasi.
Dengan kata lain pegawai mendapat jika
umpan balik atas kinerja mereka sebagai
pedoman perilaku di masa depan. Sehingga
diperlukan penilaian kinerja yang dilakukan
secara benar dan tepat agar hasilnya dapat
dijadikan informasi terhadap fokus strategi
organisasi. Agar penilaian kinerja sesuai
dengan apa yang diinginkan, maka harus
diketahui apa tujuan dari penilaian kinerja,
sehingga yang menilai mampu merumuskan
sistem penilaian yang akurat.
Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Syafarudin (2001:187), secara
teoritis tujuan penilaian dikategorikan sebagai
suatu yang bersifat evaluation dan
development. Yang bersifat evaluation penilai
harus menyelesaikan:
1) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar
pemberian kompensasi.
2) Hasil penilaian digunakan sebagai staffing
decision.
3) Hasil penilaian digunakan sebagai dasar
meengevaluasi sistem seleksi.
Sedangkan yang bersifat development
penilai harus menyelesaikan:
1) Prestasi riil yang dicapai individu.
2) Kelemahan-kelemahan individu yang
menghambat kinerja.
3) Prestasi-prestasi yang dikembangkan.
Manfaat penilaian kinerja kontribusi hasil-
hasil penilaian merupakan suatu yang sangat
bermanfaat bagi perencanaan kebijakan
organisasi. Adapun secara terperinci penilaian
kinerja bagi organisasi adalah:
1) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi.
2) Perbaikan kinerja.
3) Kebutuhan latihan dan pengembangan.
4) Pengambilan keputusan dalam hal
perencanaan tenaga kerja.
5) Untuk kepentingan penelitian pegawai.
6) Membantu diagnosis terhadap kesalahan
desain pegawai.
Faktor–faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Pegawai
Masalah kinerja selalu mendapat perhatian
dalam manajemen karena sangat berkaitan
dengan produktivitas lembaga atau organisasi.
Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi
seberapa banyak Pegawai memberi kontribusi
kepada organisasi yang antara lain termasuk;
kuantitas output, kualitas output, jangka waktu
output, kehadiran di tempat kerja, dan sikap
kooperatif. Dimensi lain dari kinerja mungkin
tepat untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu, tetapi
yang didata ini adalah yang paling umum, yang
mengidentifikasikan elemen-elemen yang
paling penting dari suatu pekerjaan.
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
105 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
Kerangka penelitian
Uraian pemikiran yang telah disampaikan
diatas memberikan landasan dan arah untuk menuju
pada penyusunan kerangka pemikiran teoritis,
berikut ini kerangka pemikiran teoritis yang
dimaksud:
Pengaruh Secara Parsial
Pengaruh Secara Simultan
Hipotesis
Dari uraian latar belakang dan tinjauan
kepustakaan di atas, dapat dirumuskan bahwa
hipotesis :
H1 : Kepuasan Kerja berpengaruh terhadap
Kinerja Pegawai Sekretariat DPR
Aceh.
H2 : Komitmen Organisasi terhadap Kinerja
Pegawai Sekretariat DPR Aceh.
H3 : Kepuasan Kerja dan Komitmen
Organisasi terhadap Kinerja Pegawai
Sekretariat DPR Aceh.
METODELOGI PENELITIAN
Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Sekretariat
DPR Aceh, yang berlokasi di Kota Banda
Aceh. Sedangkan yang menjadi objek
penelitian ini berhubungan dengan Pengaruh
Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi
Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Sekretariat DPR Aceh.
Populasi Penelitian
Populasi yang dimaksud menurut
Suharsimi Arikunto (2002, hal 180) adalah
jumlah keseluruhan subjek penelitian.
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah semua Pegawai Sekretariat Dewan
Perwakilan Aceh, yang berjumlah 357 orang
yang terdiri dari 177 orang PNS dan 180
orang Non PNS (Pegawai Kontrak).penelitian
mengambil sampel 190 responden yang
cukup mewakili untuk diteliti, dengan
menggunakan stratified sampling sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Pengambilan Sampel Responden
Dengan Menggunakan Stratified
Sampling Golongan Populasi Proporsi Sampel
Golongan IV 8
4
Golongan III 95
51
Golongan II 72
38
Golongan I 2
1
Pegawai
Kontrak
180
96
Jumlah 357 190
Peralatan Analisis Data
Peralatan analisis yang digunakan adalah
peralatan regresi linier berganda. Regresi yaitu
suatu bentuk peralatan analisa yang dirumuskan
dalam bentuk persamaan matematis yang
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 106
berguna untuk mengetahui pengaruh antara
variabel bebas (independent variabel) dan
variabel terikat (dependent variabel), dengan
asumsi sebagai berikut :
Y=a+b1x1 + b2x2 + e Dimana :
Y = Kinerja Pegawai
A = Nilai Intercept (Konstanta)
b1, b2, = Koefesien Regresi
X1 = Kepuasan Kerja
X2 = komitmen organisasi
e = Standard error
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden dapat
dikelompokkan atas dasar Lama Masa Kerja,
Jenis Kelamin, Status Perkawinan, Usia,
Pendidikan, Pangkat/golongan Pegawai, dan
Tingkat Pendapatan. Karakteristik responden
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Karakteristik Responden Karakteristik Frequency Percent
Lama Masa Kerja 0 – 5 tahun 80 42.1
6 – 10 tahun 62 32.6
11 – 15 tahun 30 15.8
16 – 20 tahun 6 3.2
20 tahun ke atas 12 6.3
Jenis Kelamin Laki-laki 101 53.2
Perempuan 89 46.8
Status
Perkawinan
Menikah 137 72.1
Belum Menikah 51 26.8
Janda 2 1.1
Usia 20 – 25 tahun 19 10.0
26 – 30 tahun 47 24.7
31 – 35 tahun 52 27.4
36 – 40 tahun 35 18.4
40 tahun ke atas 37 19.5
Pendidikan SLTP/Sederajat 1 0.5
SLTA/Sederajat 80 42.1
Akademi/Diploma 23 12.1
Sarjana(S1) 78 41.1
Pasca Sarjana
(S2) 8 4.2
Pangkat/Golongan
Pegawai
Golongan IV 4 2.1
Golongan III 51 26.8
Golongan II 38 20.0
Golongan I 1 0.5
Pegawai Kontrak 96 50.5
Rata-rata
Pendapatan
perbulan
Rp. 1.500.000,-
s/d Rp. 1.999.000, 98 51.6
Rp. 2.000.000,-
s/d Rp. 3.499.000, 59 31.1
Rp. 3.500.000,-
s/d Rp. 4.999.000, 25 13.2
Rp. 5.000.000,- 5 2.6
Karakteristik Frequency Percent
s/d Rp. 6.499.000,
> Rp. 7.000.000,-
ke atas 3 1.6
Sumber : Data Primer, 2012 (diolah)
Berdasarkan tabel diatas, dari hasil
penelitian terhadap Lama Masa Kerja Pegawai
Sekretariat Dewan Perwakilan rakyat Aceh,
dapat dijelaskan bahwa sebanyak 80 orang
(42,1%) mempunyai masa kerja kurang dari 5
tahun, sebanyak 62 orang (32,6%) memiliki
masa kerja 6 tahun sampai 10 tahun, 30 orang
(15,8%) memiliki masa kerja 11 tahun sampai
15 tahun, hanya 6 orang (3,2%) memiliki masa
kerja antara 16 tahun sampai 20 tahun,
sedangkan sisanya 12 orang (6,3%) memiliki
masa kerja yang lebih dari 20 tahun.
Berdasarkan Jenis Kelamin, terdapat 101
orang (53,2%) responden berkelamin Laki-laki,
sedangkan 89 orang (46,8%) Perempuan. Dari
Status Perkawinan terdapat 137 orang (72,1%)
responden telah menikah, 51 orang (26,6%)
belum menikah dan terdapat juga 2 orang
(1.1%) dengan status janda.
Dari segi usia pegawai terdapat 19 orang
(10%) berumur antara 20 sampai 25 tahun, 47
orang (24,7%) berumur 26 sampai 30 tahun, 52
orang (27,4%) berumur 31 sampai 35 tahun, 35
orang (18,4%) berumur 36 sampai 40 tahun,
dan terakhir 37 orang (19,5%) memiliki umur
di atas 40 tahun.
Berdasarkan tingkat pendidikan terdapat 1
orang (0,5%) yang berpendidikan tamat
SLTP/Sederajat, 80 orang (42,1%) tamat
SLTA/Sederajat, tamatan Akademi/ diploma
sebanyak 23 orang (12,1%), sarjana (S1)
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
107 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
sebanyak 78 orang (41,1%), dan juga terdapat
tamatan pascasarjana (S2) sebanyak 8 orang
(4,2%).
Dari segi Pangkat/Golongan Pegawai,
pengambilan sampel berdasarkan responden
dengan menggunakan Stratified Sampling, di
mana terdapat 4 orang (2,1%) pegawai
golongan IV, 51 orang (26,8%) pegawai
golongan III, 38 orang (20%) pegawai golongan
II, pegawai golongan I hanya 1 orang (0,5%) ,
dan lebihnya terdapat 96 orang (50,5%)
pegawai kontrak dari responden penelitian ini.
Dilihat dari jumlah pendapatan rata-rata
yang diterima pegawai setiap bulan, terdapat 98
orang (51,6%) berpendapatan antara Rp.
1.500.000,- s/d Rp. 1.999.000,- sebanyak 59
orang (31,1%) berpendapatan Rp. 2.000.000,-
s/d Rp. 3.499.000, - 25 orang (13,2%)
berpendapatan Rp. 3.500.000,- s/d Rp.
4.999.000,- 5 orang (2,6%) berpendapatan Rp.
5.000.000,- s/d Rp. 6.499.000,- dan terdapat 3
orang (1,6%) berpendapatan lebih dari Rp.
7.000.000,- ke atas.
Uji Validitas Data
Validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen penelitian. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan mampu mengungkap data
yang diteliti (Arikunto: 2007). Validitas
instrumen diuji dengan menggunakan korelasi
skor butir dengan skor total “Product Moment
(Pearson)”. Analisis dilakukan terhadap semua
butir instrumen. Kriteria pengujiannya
dilakukan dengan cara membandingkan r hitung
dengan r tabel pada taraf alpha = 0,05. Hasil
perhitungan ternyata r hitung > r tabel maka
butir instrumen dianggap valid, sebaliknya jika
r hitung < r tabel maka dianggap tidak valid
(invalid), sehingga instrumen tidak dapat
digunakan dalam penelitian.
Pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen dilakukan pada 190 pegawai
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh.
Dengan jumlah 190 orang, maka distribusi skor
(nilai) akan lebih mendekati kurva normal.
Asumsi ini sangat diperlukan dalam
perhitungan statistik. Berdasarkan pengujian
dengan menggunakan SPSS, diketahui bahwa
pengujian validitas instrumen : semua butir
pertanyaan dapat dikatakan valid. Berikut ini
disajikan dalam bentuk resume hasil
pengolahan.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Nomor
Pertanyaa
n
Koefisien
Korelasi Variabel
Nilai
Kritis 5%
(N=190)
Keterang
an
1 2 3 4 5
1 B1
X1
0.342 0.1428
Valid
2 B2 0.429 0.1428
3 B3 0.374 0.1428
4 B4 0.553 0.1428
5 B5 0.515 0.1428
6 B6 0.497 0.1428
7 B7 0.739 0.1428
8 B8 0.488 0.1428
9 B9 0.688 0.1428
1
0 B10
0.633 0.1428
1
1 B11
0.540 0.1428
1
2 B12
0.531 0.1428
1
3 B13
0.714 0.1428
1
4 B14
0.696 0.1428
1
5 B15
0.650 0.1428
1
6 B16
0.743 0.1428
1
7 B17
0.535 0.1428
1
8 B18
0.422 0.1428
1
9 B19
0.301 0.1428
2 B20 0.365 0.1428
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 108
Nomor
Pertanyaa
n
Koefisien
Korelasi Variabel
Nilai
Kritis 5%
(N=190)
Keterang
an
0
2
1 C1
X2
0.248 0.1428
Valid
2
2 C2
0.367 0.1428
2
3 C3
0.568 0.1428
2
4 C4
0.615 0.1428
2
5 C5
0.751 0.1428
2
6 C6
0.593 0.1428
2
7 C7
0.720 0.1428
2
8 C8
0.517 0.1428
2
9 C9
0.703 0.1428
3
0 C10
0.698 0.1428
3
1 C11
0.580 0.1428
3
2 C12
0.632 0.1428
3
3 D1
Y
0.628 0.1428
Valid 3
4 D2
0.709 0.1428
3
5 D3
0.678 0.1428
3
6 D4
0.661 0.1428
3
7 D5
0.727 0.1428
3
8 D6
0.697 0.1428
Sumber : Data Primer, 2012 (diolah)
Berdasarkan pengujian validitas instrumen,
seluruh nilai corrected item-total correlation
bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,1428
artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan
valid.
Uji Reliabilitas Data
Koefesien reliabilitas instrumen
dimaksudkan untuk melihat konsistensi
jawaban butir-butir pernyataan yang diberikan
oleh responden. Untuk reliabitas instrumen,
misalnya: 0-3, 1-5 atau 1-7, dan seterusnya
dapat digunakan “koefisien alpha” dari
Cronbach. Cronbach alpha yang baik adalah
yang makin mendekati 1 (Umar: 2003).
Pedoman dari Ghozali (2005), pemberian
interprestasi terhadap reliabilitas (ri) pada
umumnya digunakan patokan sebagai berikut :
1). Reliabilitas (ri) uji coba sama dengan atau
lebih dari 0,06 berarti hasil uji coba tesnya
memiliki reliabilitas tinggi 2). Reliabilitas (ri)
uji coba kurang dari 0,06 berarti hasil uji coba
tesnya memiliki reliabilitas kurang (unreliable).
Pada hasil pengujian reliabilitas
disimpulkan bahwa variabel kepuasaan kerja,
variabel komitmen organisasi dan kinerja
pegawai adalah seluruhnya reliabel, karena
alpha cronbach melebihi dari 0,6. Berikut ini
disajikan hasil pengujian reliabilitas :
Tabel 4. Rebialitas Variabel Penelitian (Alpha)
No. Variabel Cronbach's Alpha
1. Kepuasan Kerja 0.875
2. Komitmen Organisasi 0.827
3. Kinerja Pegawai 0.771
Sumber : Data Primer, 2012
Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Dengan menggunakan model Regresi linier
berganda pada pembahasan analisa data, maka
dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih
dahulu, di mana dalam hal ini ada 3 jenis
asumsi yang digunakan yaitu :
a) Uji Normalitas
Asumsi klasik yang pertama diuji adalah
normalitas. Residual variabel yang terdistribusi
normal akan terletak disekitar garis horizontal
(tidak terpencar jauh dari garis diagonal).
Berdasarkan dari gambar normal P–P Plot pada
lampiran menunjukkan sebaran slandarrized
residual berada dalam kisaran garis diagonal.
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
109 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
Seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar 2. Normalitas kinerja pegawai
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
b) Uji multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan
korelasi antara variabel independent. Jika
terjadi korelasi maka terdapat masalah
multikolinieritas sehingga model regresi tidak
dapat digunakan. Hasil pengujian
multikolinieritas dalam penelitian ini dapat
dilihat di bawah ini :
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas
Nama Variabel Tolerance VIF
Kepuasan Kerja 0.811 1.234
Komitmen Organisasi 0.811 1.234
Sumber : Hasil pengolahan data(2011)
Berdasarkan hasil pengolahan data Tabel
18 terlihat bahwa tidak terjadi multikolinieritas,
karena nilai VIF di sekitar angka 1
c) Uji heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam sebuah regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka
disebut homokedasitas dan jika berbeda disebut
heteroskedasitas. Model regresi yang baik tidak
terjadi heteroskedasitas.
Gambar 3. Uji Heteroskedastisitas
Pada Gambar 3 terlihat titik-titik menyebar
secara acak dan tidak membentuk pola tertentu
yang jelas serta menyebar baik di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model
regresi sehingga model ini banyak di pakai.
Analisis Regresi Linier Berganda
Kinerja pegawai merupakan pencapaian
tujuan yang ditetapkan dengan usaha secara
kerja sama maupun individu untuk mencapai
tujuan bersama. Untuk mengetahui pengaruh
variabel bebas yaitu Kepuasan Kerja (x1),
Komitmen Organisasi (x2) terhadap kinerja
pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh (Y). Pengaruh masing-masing variabel
bebas terhadap variabel terikat secara terinci
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Pengaruh Kepuasan Kerja dan
Komitmen Organisasi Terhadap
Kinerja Pegawai Nama Variabel
β Standar Error
t-
hitung
Ttabel Sig.
Konstanta 3.382 2.001 1.690 1.653 0.093
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 110
Nama
Variabel
β Standar
Error
t-
hitung
Ttabel Sig.
Kepuasan Kerja 0.227 0.026
8.799
1.653 0.000
Komitmen
Organisasi 0.058 0.044 1.
318
1.653 0.189
Sumber: Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan dari hasil dari output
komputer melalui program SPSS seperti terlihat
pada tabel di atas, maka diperoleh persamaan
regresi berganda sebagai berikut.
Y = 3.382 + 0.227x1 + 0.058x2
Dari persamaan regresi di atas dapat
diketahui hasil penelitian sebagai berikut:
Koefisien Regresi (β) :
Dalam penelitian diperoleh nilai konstanta
sebesar 3.382 Artinya bilamana faktor
Kepuasan Kerja (x1) dan Komitmen
Organisasi (x2), dianggap konstan, maka
kinerja pegawai Sekretariat Dewan
Perwakilan Aceh adalah sebesar 3.382.
pada satuan Skala likert atau Kinerja
Pegawai sudah bagus.
Koefisiensi regresi Kepuasan Kerja (x1)
sebesar 0.227 Artinya setiap 100%
perubahan dalam variabel Kepuasan Kerja
akan meningkatkan Kinerja Pegawai
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh sebesar 22,7% dengan asumsi
variable Komitmen Organisasi (x2)
dianggap konstan.
Koefisiensi regresi Komitmen Organisasi
(x2) sebesar 0.058 Artinya setiap 100%
perubahan dalam variabel Kepuasan Kerja
akan meningkatkan Kinerja Pegawai
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh sebesar 5.8% dengan asumsi variabel
Komitmen Organisasi (x2) dianggap
konstan.
Berdasarkan hasil analisis di atas dapat
diketahui bahwa dari Kedua variabel yang
diteliti, ternyata variabel Kepuasan Kerja
mempunyai pengaruh yang dominan dalam
meningkatkan Kinerja Pegawai Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh karena
diperoleh koefisien regresi yang besar
yaitu 22,7%.
Koefisien Korelasi dan Determinasi :
Sedangkan untuk melihat hubungan dan
pengaruh dari variabel bebas terhadap kinerja
pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh berdasarkan korelasi dan determinasi
seperti dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 7. Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std.
Error of
the
Estimate
1 0.599a 0.359 0.352 2.88714
Sumber: Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan dari output komputer di atas
maka diperoleh koefisien korelasi dalam
penelitian ini sebesar 0.599 dimana dengan nilai
tersebut terdapat hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat adalah sebesar
59,9%. Artinya kinerja pegawai Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh erat
hubungannya dengan Kepuasan Kerja (x1) dan
Komitmen Organisasi (x2).
Sementara itu koefisien determinasi yang
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
111 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
diperoleh dengan nilai sebesar 0.359 artinya
bahwa sebesar 35,9% perubahan-perubahan
dalam variabel terikat (kinerja pegawai
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh)
dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan
dalam variabel kerja Kepuasan Kerja (x1) dan
Komitmen Organisasi (x2).
Pengujian Hipotesis
Hasil Uji-t
Variabel yang mempengaruhi kinerja
pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh secara parsial dapat dilihat dari hasil uji-t.
Hasil perhitungan yang diperlihatkan pada tabel
19 dapat diketahui besarnya nilai thitung untuk
masing-masing variabel dengan tingkat
kepercayaan atau derajat signifikansi sebesar α
= 5%.
1. Variabel Kepuasan Kerja (x1)
Hasil penelitian terhadap variabel
Kepuasan Kerja (x1) diperoleh nilai thitung
sebesar 8.799 sedangkan nilai ttabel sebesar
1.653, hasil perhitungan ini menunjukkan
bahwa thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.0001. Dengan demikian hasil
perhitungan statistik menunjukkan bahwa
secara parsial variabel kepuasan kerja
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh.
2. Variabel Komitmen Organisasi (x2)
Temuan hasil penelitian terhadap variabel
Komitmen Organisasi diperoleh nilai thitung
sebesar 1.318, sedangkan nilai ttabel sebesar
1.653, hasil perhitungan ini menunjukkan
bahwa thitung < ttabel dengan tingkat signifikansi
sebesar 0.189. Dengan demikian hasil
perhitungan statistik menunjukkan bahwa
secara parsial variabel komitmen organisasi
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh.
Hasil Uji-F
Untuk menguji hipotesis mengenai
pengaruh kepuasan kerja dan komitmen
organisasi terhadap kinerja pegawai Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, digunakan uji-
F . Hasil uji-F dapat dilihat dalam tabel 21
berikut:
Tabel 8. Analisis of variance (Anova)
Model
Sum of
Square
s
df
Mea
n
Squ
are
Fhit
ung
Fta
bel
Si
g.
Regressio
n 873.355 2 436.6
78
52.3
87
3.0
4
0.000a
Residual 1558.755
18
7 8.336
Total 2432.111
18
9
Sumber : Data Primer, 2011 (diolah)
Berdasarkan hasil pengujian dari uji
ANOVA atau uji-F (secara simultan) diperoleh
Fhitung sebesar 52.387, sedangkan Ftabel pada
tingkat signifikansi α = 5% adalah sebesar 3.04.
Hal ini memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel,
dengan tingkat signifikansi 0.001. Hasil
perhitungan ini dapat di ambil suatu kesimpulan
bahwa menerima hipotesis alternatif dan
menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel
kepuasan kerja (x1) dan komitmen organisasi
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
Volume 1, No. 1, Agustus 2012 - 112
(x2) secara bersama-sama berpengaruh secara
signifikan terhadap peningkatan kinerja
pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh.
Berdasarkan hasil pembahasan di atas
dapat dibuktikan bahwa hipotesis alternative
diterima bahwa Kinerja Pegawai Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh sangat
dipengaruhi oleh variabel Kepuasan Kerja (x1)
dan Komitmen Organisasi (x2) sama-sama
mempunyai pengaruh dalam meningkatkan
kinerja pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh yaitu dengan diperoleh nilai Fhitung
sebesar 52.387, dan Ftabel pada tingkat
signifikansi α = 5% adalah sebesar 3.04 dengan
tingkat signifikansi 0.000. Hal tersebut
menyatakan bahwa secara simultan (bersama-
sama) variabel tersebut berpengaruh terhadap
kinerja pegawai Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh.
Sedangkan secara parsial variabel
Kepuasan Kerja (x1) berpengaruh yang
signifikan terhadap kinerja pegawai Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, sedangkan
Komitmen Organisasi (x2) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja pegawai
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Aceh.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel yang dominan mempengaruhi
kinerja pegawai Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Aceh adalah variabel
kepuasan kerja, karena mempunyai
pengaruh dominan dalam meningkatkan
kepuasan kerja pegawai pegawai
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh karena diperoleh koefisien regresi
lebih besar.
b. Variabel komitmen organisasi secara
parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat
Dewan Perwakilan Rakyat Aceh karena
diperoleh nilai thitung sebesar 1.318,
sedangkan nilai ttabel sebesar 1.653, hasil
perhitungan ini menunjukkan bahwa thitung
< ttabel dengan tingkat signifikansi sebesar
0.189
c. Secara simultan menunjukkan bahwa
variabel kepuasan kerja (x1) dan komitmen
organisasi (x2) secara bersama-sama
berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja pegawai Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Aceh, hal ini dapat
dilihat dari Fhitung sebesar 43.385 dan Ftabel
3,04, artinya secara statistik membuktikan
bahwa hipotesis alternatif yang digunakan
dapat diterima.
Saran-saran
a. Dalam meningkatkan kinerja pegawai
pada Sekretariat Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh diharapkan untuk
memperhatikan faktor - faktor kepuasan
kerja karena sangat berpengaruh terhadap
kinerja pegawai Sekretariat Dewan
Perwakilan Rakyat Aceh.
b. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
113 - Volume 1, No. 1, Agustus 2012
Aceh, hendaknya berperan aktif dalam
pemeliharaan komitmen organisasi
pegawai untuk lebih meningkatkan
kinerjanya.
Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat
Aceh, hendaknya mampu secara objektif
menghargai hasil kerja pegawainya, supaya
mereka merasa terikat dan loyal terhadap
instansi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni, 2006, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Cetakan Pertama, Penerbit
PT Rineka Cipta, Jakarta
Al-Quran dan Terjemahan
Alwi, Syafruddin, 2001, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama, BPFE, Yogyakarta.
As'ad, Moh. 2001, Psikologi Industri. Edisi
Keempat, Cetakan Pertama, Penerbit
Liberti, Yogyakarta.
__________ (2003), Psikologi Industri, Seri Ilmu
Sumber Daya Manusia, Liberty, Jakarta.
Bambang Wahyudi ,2002. Penilaian Kinerja
Pegawai. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Penerbit : Erlangga, Jakarta.
Griffin, R.W. 2005, Manajemen, Edisi Ketujuh,
Penerjemah Gina Ganiah, Erlangga,
Jakarta
Hasibuan ,2001, Organisasi dan Motivasi. Jakarta :
Bumi Aksara
Heidjrachman dan Suad Husnan. 2002,
Manajemen Personalia, Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Henry Simamora, 2004, Pengertian, Manfaat
Penilaian Kinerja dan Manajemen
Sumber Daya Manusia, STIE, YKPN,
Jakarta.
Ivancevich,J.M,dkk., 2005, Organisasi, Edisi
Ketujuh, Penerjemah Gina Gania,
Keban, 2004, Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. PT. Remaja
Rosdakarya, Jakarta.
Luthans, F, 2006, Perilaku Organisasi,
Terjemahan Vivin Andika Y, dkk, Edisi
Kesepuluh, Penerbit Andi, Yogyakarta
Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu, 2000,
Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, PT. Remaja Rosda Karya,
Bandung.
Mathis dan Jacson, 2002, Organizational
Behavior and Management. Business
Publishing Inc, Texas.
_________________. 2001, Manajemen
Sumber Daya Manusia. Penerjemah
Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie.,
Edisi Pertama, Salemba Empat. Jakarta
Mulyadi, 2001,Balanced Scorecard, Edisi
Pertama, Cetakan Pertama, Salemba
Robbins, Stephen P., (2001), Perilaku Organisasi,
Jilid 1, Alih Bahasa oleh Hadyana
Pujaatmaka dan Benyamin Molan,
Penyunting Tanty Tarigan, Edisi Kedelapan,
PT. Prehallindo, Jakarta
_______________, 2002, Perilaku Organisasi:
Konsep, Kontraversi, Aplikasi, Penerbit: PT.
Prihallindo, Yogyakarta.
_______________, 2003, Perilaku Organisasi
(Organizatinal Behavior), Penerbit: PT.
Indeks Gramedia, Jakarta
Santoso, S. 2002, Buku Latihan SPSS Statistis
Parametrik, PT. Elexmedia Komputindo,
Jakarta
Sopiah, 2008, Perilaku Organisasi, Penerbit Andi,
Yogyakarta
T. Hani Handoko. (2001). Manajemen Personalia
dan Sumber Daya Manusia, Edisi
2, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Usmara, 2007, Paradigma Baru Manajemen
Sumber Daya Manusia, Cetakan Kedua,
Amara Books, Jakarta.