ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI...

16
Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 16 Pages pp. 23 - 37 23 - Volume 4, No. 2, Mai 2015 ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KINERJA RENDAH PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ACEH JAYA Ferdi Handaya 1 , M. Isya 2 , Ibnu Abbas Majid 3 1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Abstract: Road construction project has been a priority of the government in order to support the accelerated development of regional economy and society as a basic infrastructure needs. Many problems at the time of execution of the project work. This research aims to study the factors that influence the most important or at least contribute to the occurrence of low performance (poor) and the most important strategy for improving the performance of low (poor) implementation of road construction in Aceh Jaya. Research methods conducted through a questionnaire survey with the target respondent is the Owner and Contractor engaged in road construction projects fiscal year 2011-2013. Based on the results of data processing and the discussion that has been done, the most important factor that contributed to the low performance (poor) implementation of road construction projects in Aceh Jaya district are: type of road construction projects, road construction project risk, PPTK experience in construction, size and organizational structure of the project Owner, quality control of materials, Supply of material in sufficient quantity, design drawings and technical spesifiksi complete, and managerial actions as a whole. While the most important strategy for improving the performance of low (poor) implementation of road construction projects in Aceh Jaya District, namely: General Superintendent must maintain good relations with all parties in the project, including workers at the bottom and treat all workers equally without causing bias, General Superintendent must be committed to the responsibilities and monitor the progress of projects primarily related costs, time and quality, and the Contractor must manage financial resources and plan cash flow by utilizing the progress payment. Keywords : The factors that cause low performance, road construction projects, Owner and Contractor Abstrak: Proyek pembangunan jalan telah menjadi prioritas pemerintah dalam rangka mendukung percepatan pembangunan perekonomian daerah dan sebagai prasarana dasar kebutuhan masyarakat. Banyak permasalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang paling penting pengaruhnya atau paling berkonstribusi terhadap terjadinya kinerja rendah (buruk) dan strategi yang paling penting untuk memperbaiki kinerja rendah (buruk) pelaksanaan konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya. Metode penelitian dilakukan melalui survey kuesioner dengan target responden adalah pihak Owner dan Kontraktor yang terlibat dalam proyek konstruksi jalan tahun anggaran 2011-2013. Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka faktor paling penting yang berkontribusi terjadinya kinerja rendah (buruk) pelaksanaan proyek konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya adalah: Jenis proyek konstruksi jalan, Risiko proyek konstruksi jalan, Pengalaman PPTK dalam proyek konstruksi, Ukuran dan struktur organisasi proyek pihak Owner , Pengendalian mutu material, Supply material dalam jumlah yang cukup, Gambar desain dan spesifiksi teknis yang lengkap, dan Tindakan-tindakan manajerial secara keseluruhan. Sedangkan Strategi yang paling penting untuk memperbaiki kinerja rendah (buruk) pelaksanaan proyek konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya yaitu: General Superintendent harus menjaga hubungan baik dengan semua pihak dalam proyek termasuk pekerja di bawahnya dan memperlakukan semua tenaga kerja secara sama tanpa menimbulkan bias, General Superintendent harus berkomitmen terhadap tanggung jawab dan memonitor kemajuan proyek terutama terkait biaya, waktu dan mutu dan Kontraktor harus mengelola sumber daya keuangan dan rencana arus kas dengan memanfaatkan pembayaran kemajuan. Kata kunci : Faktor-Faktor Penyebab Kinerja Rendah, Proyek Konstruksi Jalan, Owner Dan Kontraktor

Transcript of ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI...

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 16 Pages pp. 23 - 37

23 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI

TERHADAP KINERJA RENDAH PELAKSANAAN PROYEK

KONSTRUKSI JALAN DI KABUPATEN ACEH JAYA

Ferdi Handaya1, M. Isya 2, Ibnu Abbas Majid 3

1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala

Abstract: Road construction project has been a priority of the government in order to support

the accelerated development of regional economy and society as a basic infrastructure needs.

Many problems at the time of execution of the project work. This research aims to study the

factors that influence the most important or at least contribute to the occurrence of low

performance (poor) and the most important strategy for improving the performance of low

(poor) implementation of road construction in Aceh Jaya. Research methods conducted

through a questionnaire survey with the target respondent is the Owner and Contractor

engaged in road construction projects fiscal year 2011-2013. Based on the results of data

processing and the discussion that has been done, the most important factor that contributed to

the low performance (poor) implementation of road construction projects in Aceh Jaya district

are: type of road construction projects, road construction project risk, PPTK experience in

construction, size and organizational structure of the project Owner, quality control of

materials, Supply of material in sufficient quantity, design drawings and technical spesifiksi

complete, and managerial actions as a whole. While the most important strategy for improving

the performance of low (poor) implementation of road construction projects in Aceh Jaya

District, namely: General Superintendent must maintain good relations with all parties in the

project, including workers at the bottom and treat all workers equally without causing bias,

General Superintendent must be committed to the responsibilities and monitor the progress of

projects primarily related costs, time and quality, and the Contractor must manage financial

resources and plan cash flow by utilizing the progress payment.

Keywords : The factors that cause low performance, road construction projects, Owner and Contractor

Abstrak: Proyek pembangunan jalan telah menjadi prioritas pemerintah dalam rangka mendukung

percepatan pembangunan perekonomian daerah dan sebagai prasarana dasar kebutuhan masyarakat.

Banyak permasalahan pada saat pelaksanaan pekerjaan proyek. Penelitian ini bertujuan untuk

mempelajari faktor-faktor yang paling penting pengaruhnya atau paling berkonstribusi terhadap

terjadinya kinerja rendah (buruk) dan strategi yang paling penting untuk memperbaiki kinerja rendah

(buruk) pelaksanaan konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya. Metode penelitian dilakukan melalui

survey kuesioner dengan target responden adalah pihak Owner dan Kontraktor yang terlibat dalam

proyek konstruksi jalan tahun anggaran 2011-2013. Berdasarkan hasil pengolahan data dan

pembahasan yang telah dilakukan, maka faktor paling penting yang berkontribusi terjadinya kinerja

rendah (buruk) pelaksanaan proyek konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya adalah: Jenis proyek

konstruksi jalan, Risiko proyek konstruksi jalan, Pengalaman PPTK dalam proyek konstruksi, Ukuran

dan struktur organisasi proyek pihak Owner, Pengendalian mutu material, Supply material dalam

jumlah yang cukup, Gambar desain dan spesifiksi teknis yang lengkap, dan Tindakan-tindakan

manajerial secara keseluruhan. Sedangkan Strategi yang paling penting untuk memperbaiki kinerja

rendah (buruk) pelaksanaan proyek konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya yaitu: General

Superintendent harus menjaga hubungan baik dengan semua pihak dalam proyek termasuk pekerja di

bawahnya dan memperlakukan semua tenaga kerja secara sama tanpa menimbulkan bias, General

Superintendent harus berkomitmen terhadap tanggung jawab dan memonitor kemajuan proyek

terutama terkait biaya, waktu dan mutu dan Kontraktor harus mengelola sumber daya keuangan dan

rencana arus kas dengan memanfaatkan pembayaran kemajuan.

Kata kunci : Faktor-Faktor Penyebab Kinerja Rendah, Proyek Konstruksi Jalan, Owner Dan

Kontraktor

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 24

PENDAHULUAN

Proyek pembangunan jalan telah menjadi

prioritas pemerintah dalam rangka mendukung

percepatan pembangunan perekonomian daerah

dan sebagai prasarana dasar kebutuhan

masyarakat. Peranan jalan sebagai salah satu

prasarana transportasi darat, yang

menghubungkan antara satu daerah dengan

daerah lainnya, sentra produksi dengan daerah

pemasaran. Kabupaten Aceh Jaya adalah hasil

pemekaran dari Kabupaten Aceh Barat. Sebagai

Kabupaten yang baru diresmikan, Pemerintah

Daerah beserta perangkatnya sedang giat dalam

melaksanakan pembangunan di semua sektor,

salah satunya adalah sektor infrastruktur jalan.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap

pelaksanaan proyek pembangunan jalan di

Kabupaten Aceh Jaya selama 3 (tiga) tahun

terakhir (2011 s/d 2013) pihak kontraktor belum

dapat memberikan kepuasan hasil pekerjaan

yang maksimal kepada pihak pemilik proyek

atau kinerja pelaksanaan proyek masih rendah

(buruk). Total panjang jalan di Kabupaten Aceh

Jaya sepanjang 463.63 km, dengan pencapaian

dalam 3 (tiga) tahun terakhir sepanjang 51.5 km

jalan yang diaspal dan 17 km perkerasan jalan

yang dilakukan. Sumber dana kegiatan

pembangunan jalan terdiri atas Anggaran

Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK), Dana

Alokasi Khusus (DAK) dan sumber dana

Otonomi Khusus (OTSUS). Permasalahan yang

umum terjadi pada saat pelaksanaan pekerjaan

proyek-proyek tersebut, seperti item pekerjaan

yang dikerjakan berulang (rework),

perencanaan kerja yang tidak baik (bad

scedulling), penggunaan sumber daya manusia

(man power) yang tidak mempunyai keahlian

terhadap pekerjaan yang dilaksanakan dan

penyelesaian proyek melebihi waktu yang

disepakati dalam kontrak. Hal ini dapat

disebabkan oleh lemahnya atau belum

diaplikasikannya pengetahuan dan keahlian

manajemen proyek konstruksi dalam

pelaksanaan proyek konstruksi oleh pihak

kontraktor.

Berdasarkan uraian latar belakang

masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dari penelitian ini adalah: Apa saja

faktor yang berkonstribusi terjadinya kinerja

rendah (buruk) terhadap pelaksanaan proyek

konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya dan

apa usulan cara atau strategi untuk memperbaiki

kinerja rendah (buruk) pelaksanaan konstruksi

jalan di Kabupaten Aceh Jaya.

Berdasarkan latar belakang dan rumusan

masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-

faktor yang paling penting pengaruhnya atau

paling berkonstribusi terhadap terjadinya

kinerja rendah (buruk) dan mengetahui strategi

yang paling penting untuk memperbaiki kinerja

rendah (buruk) pelaksanaan konstruksi jalan di

Kabupaten Aceh Jaya.

Dari penelitian ini diharapkan ada 2(dua)

manfaat yang dapat diambil, yaitu: Manfaat

untuk Owner memberikan konstribusi untuk

mengaplikasikan pengetahuan dan keahlian

manajemen proyek konstruksi dalam

pelaksanaan proyek konstruksi jalan dan

manfaat untuk Kontraktor dapat meningkatkan

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

25 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

pengetahuan dan pemahaman terhadap

manajemen proyek konstruksi dalam

pelaksanaan proyek pembangunan konstruksi

jalan.

Penelitian dilakukan diwilayah

Kabupaten Aceh Jaya yang dikhususkan pada

pelaksanaan proyek konstruksi jalan dibawah

kewenangan Dinas Pekerjaan Umum Bidang

Bina Marga Kabupaten Aceh Jaya. Penelitian

ini dilakukan dengan cara menggunakan

metode pengumpulan data melalui kuisioner.

Adapun yang menjadi target responden adalah

pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan

proyek konstruksi (Owner dan Kontraktor).

Objek penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pelaksanaan konstruksi

proyek pembangunan jalan di Kabupaten Aceh

Jaya dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir

(2011 s/d 2013). Responden dalam survei

pengumpulan data primer adalah pihak

kontraktor (pelaksana konstruksi) dan Pihak

Owner (Pengguna Anggaran Barang dan Jasa).

Responden pihak Owner meliputi: Kepala

Dinas dan Panitia pengadaan barang dan jasa,

Unit layanan pelelangan(ULP), Pejabat

pelaksana teknis kegiatan(PPTK) dan Pengawas

Lapangan pada Dinas Pekerjaan Umum Bidang

Bina Marga Kabupaten Aceh Jaya. Sedangkan

responden pada pihak Kontraktor terdiri atas:

para pemimpin perusahaan/Direktur dan site

manager proyek atau General Superintendent.

Metode penelitian yang digunakan

meliputi tahapan perumusan masalah melalui

suvei awal pada Dinas Pekerjaan Umum

Bidang Bina Marga Kabupaten Aceh Jaya,

penentuan tujuan dan manfaat penelitian, studi

kepustakaan, pengumpulan data primer dan

pengolahan data dan pembahasan.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Kinerja Proyek

Yansen (2010) menyatakan bahwa dalam

kegiatan proyek konstruksi, perencanaan

dipergunakan sebagai bahan acuan bagi

pelaksana pekerjaan dan menjadi standar

pelaksanaan proyek meliputi: spesifikasi teknik,

jadwal dan anggaran. Perencanaan yang tidak

tepat, investigasi lokasi proyek yang tidak

sempurna, kurang memadainya kemampuan

pengelolaan proyek dan kurang profesionalnya

penyedia jasa, berkaitan erat terhadap hasil

suatu proses proyek konstruksi (kinerja proyek).

Sedangkan Soeharto (1999) kegiatan proyek

dapat diartikan sebagai suatu kegiatan

sementara yang berlangsung dalam jangka

waktu yang terbatas, dengan alokasi sumber

dana tertentu dan dimaksudkan untuk

melaksanakan tugas yang sasarannya telah

digariskan dengan tegas. Banyak kegiatan dari

pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan

proyek konstruksi yang menimbulkan

permasalahan dengan tingkat kompleksitas

yang tinggi tergantung dari:

1. Jumlah macam kegiatan di dalam proyek

2. Macam dan jumlah hubungan antar

kelompok (organisasi) di dalam proyek itu

sendiri

3. Macam dan jumlah hubungan antar

kegiatan (organisasi) di dalam proyek

dengan pihak luar.

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 26

Berdasarkan kedua definisi kinerja proyek

diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja proyek

merupakan bagaimana cara kerja proyek tersebut

dengan membandingkan hasil kerja nyata dengan

perkiraan cara kerja pada kontrak kerja yang

disepakati oleh pihak owner dan kontraktor

pelaksana.

Penelitian Terdahulu Terhadap Faktor-

Faktor Yang Umum Mempengaruhi Kinerja

Proyek

Chan dan Kumaraswamy (1997)

menyatakan lima faktor keterlambatan dalam

proyek konstruksi meliputi: rendahnya

manajemen risiko dan pengawasan, kondisi

lokasi yang tak terduga, pengambilan keputusan

yang lambat, memulai variasi client dan variasi

kerja. Sedangkan Noulmanee et al. (1999)

menyelidiki penyebab keterlambatan konstruksi

jalan raya adalah penundaan yang dapat

disebabkan oleh semua pihak yang terlibat

dalam proyek. Namun, penyebab utama berasal

dari tidak memadainya subkontraktor,

organisasi yang tidak memiliki sumber daya

yang cukup, gambar tidak lengkap dan tidak

jelas dan kekurangan antara konsultan dan

kontraktor.

Gunawan (2013) menyatakan

kesuksessan suatu proyek dipengaruhi oleh

kategori dan critical sussess factor yang terdiri

atas:

a. 5 (lima) kategori Critical Success Factors

terdiri atas: kategori kontraktor; kategori

Konsultan/Tim Perencana; Manajemen

Proyek; Manajer Proyek; dan Owner.

b. 10 (sepuluh) Critical Success Factors yang

mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan

proyek konstruksi jalan dan jembatan yaitu

faktor: kemampuan menyelesaikan

masalah; sistem komunikasi; efektifitas

membuat keputusan; penekanan Owner

pada mutu tinggi konstruksi; monitoring

proyek; keahlian memimpin manager

proyek; kemampuan teknik manager

proyek; penekanan Owner pada konstruksi

yang cepat; manajemen proyek Owner;

dan kecukupan dana.

Pada pelaksanaan proyek konstruksi,

terdapat faktor-faktor penting yang

mempengaruhi kinerja waktu dan biaya.

Menurut Junaidi (2013) faktor-faktor tersebut

terdiri atas:

a. Lima teratas (Top Five)) Faktor-faktor

penting yang mempengaruhi kinerja waktu

yaitu: Kondisi Lapangan Yang Tak

Terduga; Produktifitas Tenaga Kerja;

Kekurangan Jumlah Peralatan;

Kekurangan Bahan Konstruksi, Lambatnya

Pengerahan Tenaga Kerja.

b. Lima teratas (Top Five)) Faktor-faktor

penting yang mempengaruhi biaya yaitu:

Keterlambatan Pasokan Bahan Baku Oleh

Kontraktor; Biaya Material Meningkat;

Penghitungan Biaya Dan Harga Satuan;

Lemahnya Perencanaan Biaya/Pengawasan

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

27 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

Sebelum Dan Sesudah Kontrak; Fluktuasi

Dalam Harga Bahan Bangunan.

Penggunaan managemen proyek

konstruksi dalam pelaksanaan proyek juga

dapat meminimalisir terjadinya Cost Overrun

(pembengkakan biaya). Fazila (2013)

menyatakan bahwa lima besar faktor-faktor

penyebab terjadinya Cost Overrun yaitu: Tidak

Lengkapnya Desain Pada Saat Tender; Waktu

Pelaksanaan Terganggu Dengan Musim Tanam;

Keterlambatan Kontraktor Memulai Pekerjaan

Dilapangan; Tidak Memperhitungkan Biaya

Tak Terduga; Sulitnya Pengantaran Material Ke

Lokasi.

Proyek Konstruksi Jalan

Proyek adalah suatu usaha untuk

mencapai suatu tujuan tertentu yang dibatasi

oleh waktu dan sumber daya yang terbatas.

Sehingga pengertian proyek konstruksi adalah

suatu upaya untuk mencapai suatu hasil dalam

bentuk bangunan atau infrastruktur. Menurut

D.I Cleland dan W.R. King (1987), proyek

merupakan gabungan dari berbagai sumber

daya yang dihimpun dalam suatu wadah

organisasi sementara untuk mencapai tujuan

tertentu. Labombang (2011) menyatakan bahwa

proyek konstruksi adalah suatu rangkaian

kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan

umumnya berjangka pendek serta jelas waktu

awal dan akhir kegiatannya. Proyek konstruksi

adalah serangkaian kegiatan yang bersifat unik

dan sementara, mempunyai periode waktu

tertentu, memerlukan sumber daya,

membutuhkan suatu tim serta adanya

pendelegasian-pendelegasian dalam tim.

Salah satu proyek konstruksi yang saat

ini sedang mengalami perkembangan adalah

proyek konstruksi jalan. Bina Marga (dalam

Sari, 2011) menyatakan pembangunan jalan

baru merupakan kegiatan konstruksi jalan yang

dimulai dengan konstruksi tanah dasar,

dilanjutkan dengan konstruksi lapis pondasi

diatasnya dan diakhiri dengan konstruksi lapis

permukaan diatas lapis pondasi. Pemeliharaan

jalan masuk dilakukan secara rutin sepanjang

tahun atau berkala tiap lima tahun tergantung

performansi jalan yang diisyaratkan.

Peningkatan jalan lama dapat dilakukan dengan

program kegiatan perbaikan pelayanan Antara

lain:

a. Meningkatkan kekuatan struktural

perkerasan dengan menambah ketebalan

lapisan permukaan dengan bahan

konstruksi yang bernilai minimal sama

dengan lapis permukaan eksisting;

b. Memperbaiki geometrik dengan

memperlebar jalur lalu lintas untuk

menambah daya guna sekaligus daya

dukung perkerasannya.

Proyek konstruksi jalan di Kabupaten Aceh

Jaya dengan total panjang sepanjang 463.63 km,

dengan pencapaian dalam 3(tiga) tahun terakhir

sepanjang 51.5 km jalan yang diaspal dan 17 km

perkerasan jalan yang dilakukan. Sumber dana

kegiatan pembangunan jalan terdiri atas Anggaran

Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK), Dana

Alokasi Khusus (DAK) dan sumber dana Otonomi

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 28

Khusus (OTSUS).

Identifikasi Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Konstruksi Jalan

Berdasarkan kajian literatur yang telah

dilakukan, maka dapat diidentifikasikan faktor-

faktor yang mempengaruhi konstruksi jalan

sebagai berikut:

Tabel 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konstruksi Jalan

NO FAKTOR SUMBER

1 Critical Success Factors yang mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan proyek

konstruksi jalan dan jembatan yaitu faktor: kemampuan menyelesaikan

masalah; sistem komunikasi; efektifitas membuat keputusan; penekanan

Owner pada mutu tinggi konstruksi; monitoring proyek; keahlian memimpin

manager proyek; kemampuan teknik manager proyek; penekanan Owner pada

konstruksi yang cepat; manajemen proyek Owner; dan kecukupan dana.

Gunawan (2013)

2 Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kinerja waktu yaitu: Kondisi

Lapangan Yang Tak Terduga; Produktifitas Tenaga Kerja; Kekurangan Jumlah

Peralatan; Kekurangan Bahan Konstruksi, Lambatnya Pengerahan Tenaga

Kerja.

Junaidi (2013)

3 Faktor-faktor penting yang mempengaruhi biaya yaitu: Keterlambatan

Pasokan Bahan Baku Oleh Kontraktor; Biaya Material Meningkat;

Penghitungan Biaya Dan Harga Satuan; Lemahnya Perencanaan

Biaya/Pengawasan Sebelum Dan Sesudah Kontrak; Fluktuasi Dalam Harga

Bahan Bangunan.

Junaidi (2013)

4 Faktor tidak memadainya subkontraktor, organisasi yang tidak memiliki

sumber daya yang cukup, gambar tidak lengkap dan tidak jelas dan

kekurangan antara konsultan dan kontraktor.

Noulmaneeetal.

(1999)

5 faktor-faktor penyebab terjadinya Cost Overrun yaitu: Tidak Lengkapnya

Desain Pada Saat Tender; Waktu Pelaksanaan Terganggu Dengan Musim

Tanam; Keterlambatan Kontraktor Memulai Pekerjaan Dilapangan; Tidak

Memperhitungkan Biaya Tak Terduga; Sulitnya Pengantaran Material Ke

Lokasi.

Fazila (2013)

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas atau kehandalan

menunjukkan sejauh mana suatu pertanyaan

kuesioner dapat memberikan hasil untuk

pencapaian tujuan penelitian. Uji Reliabilitas

berdasarkan nilai Cronbach Alpha dimana

dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach >

0,6 dengan rumus sebagai berikut:

𝑟𝑖 = (𝑘

𝑘−1) (1 −

∑ 𝜎𝑏2

𝜎𝑡2 )

Dimana :

𝑟𝑖 = Reliabilitas instrumen;

k = Banyaknya butir pertanyaan;

∑ 𝜎𝑏2 = Jumlah varian butir;

𝜎𝑡2 = varian total.

Rumus untuk varians butir dan varians total:

𝜎𝑡2 = ∑ 𝑋𝑡2

𝑛−

(∑ 𝑋𝑡)2

𝑛2 (2.2)

𝜎𝑏2 = 𝐽𝑘𝑖

𝑛−

𝐽𝑘𝑠

𝑛2 ............................................................. (2.3)

Dimana:

𝜎𝑡2 = Varians total;

𝜎𝑏2 = Varians butir;

∑Xt = Kuadrat jumlah total jawaban

responden;

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

29 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

∑Xt = Jumlah total jawaban responden;

Jki = Jumlah kuadrat seluruh butir;

Jks = Jumlah kuadrat subjek;

n = Jumlah responden.

Analisa Frekuensi

Analitis frekuensi secara umum

menunjukkan frekuensi jawaban responden

terhadap setiap pertanyaan pada penelitian ini.

Pada analisa frekuensi, jawaban dapat dihitung

berdasarkan kategori bobot untuk setiap factor

yang disusun dalam kuesioner penelitian

dengan rumus:

% Frekuensi = 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑎

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑓𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑥 100 %

Nilai Relative Importance Index (RII)

Penentuan tingkat kepentingan yang

ditunjukkan oleh pihak-pihak yang terkait

digunakan untuk mengukur nilai Relative

Importance Index dari masing-masing faktor

(Narbuko dan Achmadi, 2004). Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Relative Importance Index (RII) = ∑ 𝑊𝑖𝑋𝑖5

𝑖=1

∑ 𝑊𝑖5𝑖=1

(2.5)

Dimana:

i = Indeks kategori respon (1, 2, 3, 4 dan 5)

Bagian B (Paling penting, sangat penting,

penting, cukup penting dan tidak penting)

Wi = Bobot yang dihubungkan dengan nilai

respon ke-i (1, 2, 3, 4, 5 secara

berurutan)

Xi = Frekuensi dari respon ke-i sebagai

persentase dari total responden untuk

setiap faktor.

Uji Korelasi Rank Spearman

Untuk mengukur kuatnya hubungan

antara dua variabel tidak berdasarkan pasangan

nilai data yang sebenarnya, tetapi berdasarkan

rangkingnya. Hubungan tersebut dinamakan

rank correlation coeficient. Uji korelasi rank

Spearman termasuk dalam statistik non-

parametrik. Metode korelasi ini ditemukan Carl

Spearman pada tahun 1904 (Narbuko dan

Achmadi, 2004. Rumus yang digunakan:

r = 1- 6 ∑ 𝑑𝑖

2𝑛𝑖=1

𝑛(𝑛2−1)

dimana:

r = Koefisien korelasi Spearman antara 2

grup;

n = Banyaknya pasangan data;

d = Selisih dari tiap pasangan rangking.

Tingkat keeratan hubungan tersebut dapat

diketahui dengan menentukan nilai koefisien

korelasi (rs) yang nantinya akan dibandingkan

dengan rs tabel. Keterkaitan antara peringkat

dari pihak-pihak tersebut dibuktikan dengan

sebuah uji hipotesa dengan taraf signifikan 95%.

Untuk mengetahui apakah korelasi

tersebut diterima atau ditolak antara dua

kelompok terhadap faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap kinerja rendah/buruk dan

strategi untuk memperbaiki kinerja

rendah/buruk pada pelaksanaan proyek

konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya, maka

diperlukan uji hipotesa. Rumusan hipotesa

statistik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

𝐻1 = ada hubungan signifikan dalam peringkat

antara 2 kelompok.

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 30

𝐻0 = tidak ada hubungan signifikan dalam

peringkat antara 2 kelompok.

𝐻0 diterima ( 𝐻1 ditolak) apabila nilai

probabilitas ≤ 0,05

𝐻1 diterima (𝐻0 ditolak) apabila nilai probabilitas >

0,05.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan terhadap 80

paket proyek pembangunan jalan dari tahun

2011 sampai dengan tahun 2013. Sampel untuk

penelitian ini bersumber dari 80 paket proyek

pembangunan jalan yang meliputi pihak Owner

dan kontraktor. Untuk setiap proyek akan

diambil seorang sampel mewakili Owner dan

Konstraktor. Sehingga jumlah populasi

responden secara keseluruhan adalah 80 sampel

proyek x 2 orang = 160 orang. Untuk

mendapatkan jumlah sampel dalam penelitian

ini digunakan rumus Slovin. Ukuran sampel

dihitung dengan menggunakan rumus :

𝑛 =𝑁

(𝑁 𝑥 𝑑2)+1

Dimana:

n = Jumlah sampel;

N = Jumlah populasi;

d2 = Presisi yang ditetapkan, dan

1 = Angka konstan

Dengan menggunakan rumus Slovin

tersebut, populasi sebesar 160 orang dan presisi

yang ditetapkan sebesar 10 % maka ukuran

sampel dalam penelitian ini adalah:

𝑛 =160

(160 𝑥 0,12)+1

= 61,54 responden

≈ 62 responden

Dari jumlah responden tersebut, maka

diperlukan sebanyak 62 responden yang terdiri dari

31 responden dari pihak Owner dan 31 responden

dari pihak kontraktor.

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua variabel

yaitu pengumpulan data primer dan data

sekunder.

Data Sekunder

Pengumpulan data sekunder dilakukan

dengan mempelajari dan menelaah hasil

penelitian yang dipublikasi melalui jurnal

ilmiah dan laporan penelitian yang berkaitan

dengan kinerja proyek konstruksi. Berdasarkan

hasil kajian (studi) kepustakaan akan didapat

data awal tentang factor penyebab kinerja

rendah dan selanjutnya digunakan untuk

pembuatan kuesioner dalam rangka

pengumpulan data primer

Data Primer

Pengumpulan data primer pada penelitian

ini dilakukan melalui survei kuisioner.

Penyusunan kuisioner dilakukan berdasarkan

data sekunder yang diperoleh melalui kajian

literatur. Kuesioner yang akan didesain

dikelompokkan atas 3 (tiga) bagian yaitu:

a. Bagian A tentang profil responden dan

deskripsi proyek bagian ini meliputi

informasi mengenai data kontraktor dan

perusahaan tempat responden bekerja, data

responden dan informasi proyek. Khusus

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

31 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

data perusahaan responden terdiri atas isian

nama perusahaan dan alamat perusahaan.

Data responden berisi nama, usia, jabatan

dan pengalaman kerja dibidang konstruksi

jalan.

b. Bagian B tentang pertanyaan-pertanyaan

kuesioner untuk mendapatkan faktor-faktor

yang berkontribusi terhadap kinerja rendah

(buruk) pelaksanaan proyek konstruksi jalan

di Kabupaten Aceh Jaya.

c. Bagian C tentang pertanyaan-pertanyaan

kuesioner untuk mendapatkan usulan cara

atau strategi untuk memperbaiki kinerja

rendah (buruk) pelaksanaan proyek

konstruksi jalan di Kabupaten Aceh Jaya.

Desain Kuisioner

Kuisioner dalam penelitian ini di desain

mengikuti Skala Likert. Riduwan (2003)

menyatakan skala likert adalah standar

penilaian variabel dalam bentuk pengkodean

untuk mengukur item-item pernyataan yang

bersifat positif maupun negatif terhadap

masalah yang diteliti.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh sebagai hasil

pengisian checklist dan kuisioner dari para

responden selanjutnya direkap dan ditabulasi

dengan bantuan software microsoft excel.

Rekapitulasi data dilakukan dengan

mengelompokkan kuisioner dari Pihak Owner

dan Kontraktor terhadap faktor-faktor penyebab

kinerja rendah pelaksanaan proyek konstruksi

jalan dan strategi untuk memperbaiki kinerja

rendah pada pelaksanaan proyek konstruksi

jalan di Kabupaten Aceh Jaya. Analisa yang

digunakan pada penelitian ini terdiri atas:

Analisa Reliabilitas untuk menguji kelayakan

kuesioner yang digunakan, Analisa Frekuensi

untuk menentukan persentase jawaban setiap

variabel, Analisa Relative Importance Indeks

untuk mengetahui tentang factor-faktor penting

penyebab kinerja rendah dan strategi untuk

memperbaiki kinerja rendah, dan analisa

Korelasi Rank Spearman untuk mengetahui

hubungan signifikan antara kedua pihak

responden terhadap factor-faktor yang diuji.

HASIL PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengolahan data yang

telah dilakukan, untuk analisa faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja rendah pelaksanaan

proyek konstruksi di Kabupaten aceh Jaya

diketahui peringkat faktor-faktor yang masuk

kedalam kategori paling penting dan sangat

penting dari variabel faktor-faktor yang

berkontribusi terhadap kinerja rendah (buruk)

pelaksanaan proyek konstruksi jalan di

Kabupaten Aceh Jaya. Faktor-faktor utama

yang berkontribusi terhadap kinerja rendah

antara lain:

1. Faktor Jenis Proyek Konstruksi Jalan

Perbedaan jenis proyek konstruksi jalan

juga sangat mempengaruhi pelaksanaan proyek

konstruksi jalan. Pelaksanaan proyek konstruksi

jalan di Kabupaten Aceh Jaya antara lain

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 32

pemeliharaan jalan masuk dilakukan secara

rutin sepanjang tahun atau berkala tiap lima

tahun tergantung performansi jalan yang

diisyaratkan dan Peningkatan jalan lama dapat

dilakukan dengan program kegiatan perbaikan

pelayanan Antara lain:

a. Meningkatkan kekuatan struktural

perkerasan dengan menambah

ketebalan lapisan permukaan dengan

bahan konstruksi yang bernilai minimal

sama dengan lapis permukaan

eksisting;

b. Memperbaiki geometric dengan

memperlebar jalur lalu lintas untuk

menambah daya guna sekaligus daya

dukung perkerasannya.

Perbedaan jenis proyek konstruksi juga

memberikan tingkat kesulitan dan waktu

penyelesaian yang berbeda-beda. Hal ini akan

terminimalisir seiring membaiknya sistem

manajemen proyek yang diterapkan dalam

pelaksanaan proyek konstruksi tersebut.

2. Faktor Risiko Proyek Konstruksi Jalan

Risiko dapat menyebabkan pertambahan

biaya dan keterlambatan jadwal dalam proyek.

Manajemen risiko secara efektif merupakan hal

yang penting dalam manajemen proyek. Risiko

dapat memberikan pengaruh terhadap

produktivitas, kinerja, kualitas dan batasan

biaya dari proyek konstruksi jalan. Risiko pada

proyek konstruksi khususnya proyek konstruksi

jalan bagaimanapun tidak dapat dihilangkan

tetapi dapat dikurangi atau ditransfer dari satu

pihak kepihak lainya, misalnya dengan adanya

asuransi. Jika risiko ini terjadi maka pekerjaan

konstruksi jalan akan terganggu dan akan

mengakibatkan terganggunya kinerja proyek

tersebut secara keseluruhan sehingga dapat

menimbulkan kerugian terhadap biaya.

3. Faktor Pengalaman PPTK dalam proyek

konstruksi

Semakin banyak pengalaman yang

dimiliki oleh PPTK dalam menangani proyek

konstruksi jalan akan memudahkan koordinasi

baik dalam menentukan kebijakan atau

memberikan arahan kepada para pelaksana

konstruksi untuk melaksanakan kegiatan

konstruksi sesuai dengan perencanaan yang

telah disusun. PPTK merupakan perpanjangan

tangan dari pengguna anggaran yang

bertanggung jawab langsung kepada kuasa

pengguna anggaran berfungsi sebagai

pengendalian dan pengambil keputusan

dilapangan yang dituangkan kedalam surat

keputusan dengan tujuan untuk mencapai

sasaran.

4. Faktor Struktur Organisasi Proyek Pihak

Owner

Struktur organisasi proyek pihak Owner

yang baik akan memudahkan proses

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,

pembayaran proyek dan serah trima proyek.

Keseluruhan struktur yang tersusun secara

sistematis akan mengurangi kesalahan-

kesalahan dalam melakukan koordinasi antara

penguna anggaran barang dan jasa (Owner) dan

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

33 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

Pelaksana konstruksi (Kontraktor) guna

melaksanakan pembangunan proyek konstruksi

sesuai dengan perencanaan yang telah

ditetapkan.

Pada prinsipnya penerapan manajemen

proyek merupakan kunci utama suksesnya

pelaksanaan proyek konstruksi. Penerapannya

tidak hanya menjadi prioritas bagi para

pelaksana konstruksi saja, melainkan juga bagi

pihak Owner. Dengan adanya manajemen

proyek yang baik akan terbentuk pembagian

kerja yang tegas dan mengurangi

tumpangtindihnya tanggung jawab bagi pihak-

pihak yang terlibat dalam pengadaan dan

pelaksana proyek konstruksi.

5. Faktor Pengendalian Mutu Material

Memenuhi persyaratan mutu merupakan

sasaran pengelolaan proyek di samping biaya

dan jadwal. Suatu peralatan, material, dan cara

kerja dianggap memenuhi persyaratan mutu

apabila dipenuhi semua pesyaratan yang

ditentukan dalam kriteria dan spesifikasi. Untuk

mencapai tujuan tersebut secara eektif dan

ekonomis tidak hanya diperlukan pemeriksaan

di tahap akhir sebelum diserahterimakan kepada

pemilik proyek, tetapi juga diperlukan

serangkaian tindakan sepanjang siklus proyek

mulai dari penyusunsn program, perencanaan,

pengawasan, pemeriksaan, dan pengendalian

mutu. Pengendalian mutu material dapat

dilakukan dengan Mengkaji kualitas, kuantitas,

dan prosedur yang dipakai, meliputi:

Kemampuan pemasok, Prosedur pemeriksaan

material, dan Pemeriksaan kualitas material dan

membandingkannya dengan spesifikasi yang

telah ditentukan.

6. Faktor Supply Material Dalam Jumlah

Yang Cukup

Penyaluran material membutuhkan

manajemen yang baik dalam upaya

memberikan pemenuhan atas kebutuhan

material untuk pelaksanaan konstruksi.

Penyaluran material hendaknya

mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi

penggunaan waktu yang secara langsung

mempengaruhi anggaran yang digunakan untuk

pelaksanaan proyek konstruksi. Letak material

yang jauh dari lokasi proyek dapat menghambat

upaya pelaksanaan proyek sesuai dengan

perencanaan. Hal ini dipengaruhi oleh waktu

tempuh untuk melansir material berdampak

langsung pada pembiayaan proyek dan

pemenuhan kebutuhan material akan terhambat.

Pelaksana proyek konstruksi (kontraktor)

hendaknya mampu merencanakan dan

menentukan penyaluran material sebelum

pelaksanaan konstruksi dimulai. Dengan

harapan dapat memberikan pemenuhan atas

kebutuhan material yang diperlukan untuk

melaksanakan proyek sesuai dengan spesifikasi

yang telah direncanakan.

7. Faktor Gambar Desain Dan Spesifiksi

Teknis Yang Lengkap

Akurasi Gambar desain dan spesifiksi

teknis yang lengkap akan mempermudah

pelaksana konstruksi dalam meyelesaikan

tugasnya. Banyaknya perubahan-perubahan

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 34

desain oleh pihak Owner akan menyulitkan

kontraktor dalam menentukan material dan

rincian anggaran yang diperlukan dalam

pelaksanaan proyek. Untuk menentukan gambar

desain dan spesifikasi yang lengkap diperlukan

kerjasama antara pihak Owner dan Kontraktor

guna terjalin komunikasi yang baik antar

keduanya.

Kondisi sekitar proyek konstruksi juga

sangat menentukan kelayakan gambar desain

dan spesifikasi teknis yang digunakan. Untuk

itu perlu dilakukan survey awal terhadap lokasi

proyek guna mengurangi kesalahan-kesalahan

dalam menentukan desain dan spesifikasi yang

sesuai untuk pelaksanaan proyek konstruksi di

lokasi tersebut.

8. Faktor Tindakan-Tindakan Manajerial

Secara Keseluruhan

Tindakan manajerial dalam pelaksanaan

proyek konstruksi hendaknya tersusun secara

sistematis sebagai suatu sistem manajemen

proyek yang kompleks dengan menggunakan

sumber daya yang ada secara efektif melalui

tindakan-tindakan perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

(actuating), dan pengawasan (controlling).

Tindakan-tindakan manajerial secara

keseluruhan dalam proyek konstruksi meliputi:

a. Perencanaan (Planning); Perencanaan

adalah menentukan apa yang harus

dikerjakan dan bagaimana

mengerjakannya. Ini berarti menyangkut

pengambilan keputusan berhadapan

dengan pilihan-pilihan.

b. Mengorganisasi (Organizing); Fungsi ini

berkaitan dengan usaha untuk menetapkan

jenis-jenis kegiatan yang dituntut untuk

mencapai suatu tujuan tertentu,

mengelompokkan kegiatan-kegiatan

tersebut berdasarkan jenisnya supaya lebih

mudah ditangani oleh bawahan.

c. Penempatan Orang (Staffing); Fungsi ini

menyangkut usaha untuk mengembangkan

dan menempatkan orang-orang yang tepat

di dalam berbagai jenis pekerjaan yang

sudah didisain lebih awal dalam organisasi.

d. Mengarahkan (Directing); Fungsi ini biasa

juga disebut supervisi. Ini menyangkut

pembinaan motivasi dan pemberian

bimbingan kepada bawahan untuk

mencapai tujuan utama.

e. Mengontrol (Controlling); Fungsi ini

dijalankan untuk menjamin bahwa

perencanaan bisa diwujudkan secara pasti.

Ada banyak alat-alat analisa untuk suatu

proses kontrol yang efektif. Proses kontrol

pada dasarnya selalu memuat unsur:

perencanaan yang diterapkan, analisa atas

deviasi atau penyimpangan-penyimpangan

yang terjadi, dan menentukan langkah-

langkah yang perlu untuk dikoreksi.

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

35 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

Sedangkan strategi yang dapat

dikategorikan paling penting dan sangat penting

dapat dilihat berdasarkan nilai rii gabungan dari

kedua kelompok responden. strategi utama

untuk memperbaiki kinerja rendah/buruk pada

pelaksanaan proyek konstruksi jalan di

Kabupaten Aceh Jaya antara lain: General

Superintendent harus menjaga hubungan baik

dengan semua pihak dalam proyek termasuk

pekerja di bawahnya dan memperlakukan

semua tenaga kerja secara sama tanpa

menimbulkan bias, General Superintendent

harus berkomitmen terhadap tanggung jawab

dan memonitor kemajuan proyek terutama

terkait biaya, waktu dan mutu dan Kontraktor

harus mengelola sumber daya keuangan dan

rencana arus kas dengan memanfaatkan

pembayaran kemajuan.

1. General Superintendent Harus Menjaga

Hubungan Baik Dengan Semua Pihak

Dalam Proyek Termasuk Pekerja Di

Bawahnya Dan Memperlakukan Semua

Tenaga Kerja Secara Sama Tanpa

Menimbulkan Bias

Hubungan baik dapat terjalin antara

penanggung jawab pelaksana proyek konstruksi

dengan para pekerja manakala komunikasi dua

arah terkoordinasi dengan baik. Diantara

keduanya. Pekerja akan bekerja dengan baik

jika pemenuhan atas hak mereka dapat

diselesaikan seuai dengan waktu yang telah

disepakati bersama dan secara langsung

berdampak pada waktu penyelesaian proyek.

Jika hak mereka terpenuhi maka akan

meningkatkan produktifitas kerja dan dapat

meminimalisir penyimpangan-penyimpangan

dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Para

pekerja hanya menuntut jaminan atas jiwa dan

upah yang sesuai dengan hasil kerjanya,

sedangkan GS membutuhkan para pekerja

dalam upaya menyelesaikan pekerja secara

efektif dan efisien sesuai dengan perencanaan.

2. General Superintendent Harus

Berkomitmen Terhadap Tanggung Jawab

Dan Memonitor Kemajuan Proyek

Terutama Terkait Biaya, Waktu Dan

Mutu

Komitmen GS dalam melakukan

pendanaan dan pengawasan proyek konstruksi

hendaknya menjadi prioritas utama karena

pendanaan akan sangat mempengaruhi mutu

suatu konstruksi. Pemanfaatan pengawasan

yang baik akan memudahkan dalam

menerapkan manajemen waktu dan pembiayaan

yang tepat terhadap pelaksanaan proyek

konstruksi. Pada intinya, GS harus memahami

tugas dan tanggung jawabnya dalam melakukan

pengawasan terhadap kemajuan proyek

konstruksi guna melakukan pengelolaan atas

biaya, waktu dan mutu yang efektif dan efisien

guna mengurangi pengeluaran biaya tambahan

atas pelaksanaan proyek konstruksi.

3. Kontraktor Harus Mengelola Sumber

Daya Keuangan Dan Rencana Arus Kas

Dengan Memanfaatkan Pembayaran

Kemajuan

Pembayaran yang dilakukan atas

kemajuan yang terlihat pada pelaksanaan

proyek konstruksi akan memberikan

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 36

kemudahan bagi para kontraktor untuk

menyelesaikan pekerjaan. Pembayaran ini

membutuhkan pengelolaan yang baik agar dana

yang tersedia dapat digunakan untuk

meningkatkan progress pekerjaan bukan untuk

kepentingan lain diluar pelaksanaan proyek

konstruksi.

Pembayaran kemajuan memberikan

keleluasaan kepada kontraktor dalam mengatur

sumber daya keuangan mereka secara mandiri

sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Untuk

itu, kontraktor dengan segala kelebihan dan

keterbatasan yang dimilikinya hendaknya memiliki

rencana arus kas dalam upaya menyelesaikan

proyek konstruksi dan memegang teguh komitmen

untuk menggunakan anggaran yang tersedia dalam

menyelesaikan proyek konstruksi sesuai waktu

yang telah disepakati dalam kontrak kerja.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pada sub bab ini dikemukakan

kesimpulan hasil penelitian yang dicapai sesuai

dengan tujuan penelitian yang ditetapkan adalah

sebagai berikut:

1. Telah diketahui faktor paling penting

pengaruhnya atau paling berkontribusi

terjadinya kinerja rendah (buruk)

pelaksanaan proyek konstruksi jalan di

Kabupaten Aceh Jaya adalah: (1) Jenis

proyek konstruksi jalan, (2) Risiko proyek

konstruksi jalan, (3) Pengalaman PPTK

dalam proyek konstruksi, (4) Ukuran dan

struktur organisasi proyek pihak Owner, (5)

Pengendalian mutu material, (6) Supply

material dalam jumlah yang cukup, (7)

Gambar desain dan spesifiksi teknis yang

lengkap, dan (8) Tindakan-tindakan

manajerial secara keseluruhan.

2. Telah diketahui strategi yang paling penting

untuk memperbaiki kinerja rendah (buruk)

pelaksana proyek konstruksi jalan di

Kabupaten Aceh Jaya yaitu: (1) General

Superintendent harus menjaga hubungan

baik dengan semua pihak dalam proyek

termasuk pekerja di bawahnya dan

memperlakukan semua tenaga kerja secara

sama tanpa menimbulkan bias, (2) General

Superintendent harus berkomitmen terhadap

tanggung jawab dan memonitor kemajuan

proyek terutama terkait biaya, waktu dan

mutu dan (3) Kontraktor harus mengelola

sumber daya keuangan dan rencana arus kas

dengan memanfaatkan pembayaran

kemajuan.

Saran

Penelitian ini telah dilakukan sesuai

tujuan penelitian dengan mengikuti metode

penelitian yang ditetapkan. Menurut hemat

penulis penelitian ini dapat disempurnakan dan

dikembangkan lagi dengan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Untuk kedalaman penelitian, disarankan

menganalisis faktor-faktor yang

berkontribusi terhadap kinerja rendah

pelaksanaan proyek konstruksi jalan

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

37 - Volume 4, No. 2, Mai 2015

dengan menambah grup responden seperti

grup/pihak konsultan pengawas,

menambah jumlah responden, memperluas

cakupan wilayah kajian seperti cakupan

lebih dari 1 (satu) Kabupaten, 1 (satu)

Provinsi dan cakupan Nasional.

2. Untuk peningkatan kualitas penelitian,

disarankan ruang lingkup kajian dengan

membandingkan kinerja pelaksana proyek

konstruksi jalan dengan sumber dana

APBN, APBA (APBD Prov) dan APBK

(APBD Kab/Kota) dan klasifikasi nilai

proyek diatas Rp 2,5 Milyar (Kualifikasi

non kecil) dan nilai proyek dibawah 2,5

Milyar (Kualifikasi kecil).

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Achmadi, A. dan Narbuko, C. Metodologi

Penelitian, Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Chan. D dan Kumaraswamy. M. 1997.

Contributors To Construction

Delay. Consrtuct manage Econom;

16 (1) : 17 – 29.

Cleland, D.I, dan King, W.R. 1987. System

Analisis and Project Management,

New York: McGraw-Hill.

Fazila, R. 2013. Cost Overrun Pada

Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Irigasi Di Provinsi Aceh. Banda

Aceh: Program Studi Magister

Teknik Sipil Program Pasca

Sarjana Unsyiah.

Gunawan. 2013. Critical Succes Factors

Pelaksanaan Proyek Konstruksi

Jalan Dan Jembatan Di

Kabupaten Pidie Jaya. Banda

Aceh: Program Studi Magister

Teknik Sipil Program Pasca

Sarjana Unsyiah.

Junaedi, N. 2008. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Tingkat

Pemahaman Manajemen

Keputusan oleh Manajer

Konstruksi Ditahap Pelaksanaan.

Depok: Program Studi Teknik Sipil

Kekhususan Manajemen Proyek

Konstruksi Program Pasca Sarjana

Bidang Ilmu Teknik Universitas

Indonesia.

Junaidi. 2013. Faktor-faktor Penting Yang

Mempengaruhi Kinerja Waktu dan

Biaya Pada pelaksanaan Proyek

Konstruksi Bendung Di Provinsi

Aceh. Banda Aceh: Program Studi

Magister Teknik Sipil Program

Pasca Sarjana Unsyiah.

Labombang, M. 2011, Manajemen Risiko

Dalam Proyek Konstruksi, Jurnal

SMARTek, Vol. 9 No. 1. Pebruari

2011: 39 – 46.

Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Noulmanee, A. 1999. Internaional Causes Of

Delay In Highway Construction

Projects In

Thailand.”www.ait.clet.com, July.

Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistika.

Bandung: Alfabeta.

Sari, A. 2011. Evaluasi Penerapan Sistem

Manajemen Mutu Pada

Pelaksanaan Konstruksi Jalan Di

Provinsi Aceh. Banda Aceh:

Program Studi Magister Teknik

Sipil Program Pasca Sarjana

Unsyiah

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 4, No. 2, Mai 2015 - 38

Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek Dari

Konseptual Sampai Operasional.

Jakarta: Erlangga.

Yansen, W. 2010. Korelasi Antara

Pengendalian Kualitas Rencana

Pelaksanaan Dengan Kinerja

Proyek Konstruksi. Denpasar:

Fakultas TeknikUnversitas

Udayana.