Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

16

Click here to load reader

Transcript of Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

Page 1: Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

BAB II

ISI

2.1 Sejarah Candi Borobur

Arti nama Borobudur yaitu "biara di perbukitan", yang berasal dari kata

"bara" (candi atau biara) dan "beduhur" (perbukitan atau tempat tinggi) dalam

bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat

ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadat penganut Budha.

Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis

oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang

memberi nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis yang lebih tua yang memberi

nama Borobudur pada candi ini. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan

keberadaan candi ini adalah kitab Nagara kertagama, yang ditulis oleh Mpu

Prapanca pada tahun 1365. Dalam kitab tersebut ditulis bahwa candi ini

digunakan sebagai tempat meditasi penganut Budha.

Borobudur merupakan salah satu peninggalan sejarah terindah dan terbaik

di dunia yang tercatat dalam Daftar Peninggalan Sejarah Dunia. Candi Borobudur

adalah bangunan agama Budha terbesar di dunia dan telah diakui sebagai

peninggalan sejarah terbesar yang pernah dibuat oleh manusia dan hingga kini

selalu dikunjungi oleh jutaan turis domestik maupun mancanegara.

Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi

Borobudur dibangun oleh para penganut agama Budha Mahayana pada masa

pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti

5

Page 2: Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

6

Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga yang berasal dari

wangsa atau dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun

824 M dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an M pada masa pemerintahan

Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari Samaratungga. Sedangkan arsitek

yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-temurun bernama

Gunadharma.

Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena

letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah

vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan semak

belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan

pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.

Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford

Raffles mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa

Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya yang besar terhadap sejarah

Jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur

Belanda, untuk menyelidiki lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang

dipenuhi semak belukar.

Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan

menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena

mempertimbangkan bangunan yang sudah rapuh dan bisa runtuh, maka Cornelius

melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut termasuk beberapa gambar.

Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai orang yang

memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun

Page 3: Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

7

1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar pada masa

penjajahan Belanda.

Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah Indonesia

meminta bantuan UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu pada tahun

1963, keluar keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan pemugaran

Candi Borobudur dengan bantuan dari UNESCO. Namun pemugaran ini baru

benar-benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses pemugaran

baru selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, Candi Borobudur ditetapkan

sebagai World Heritage Site atau Warisan Dunia oleh UNESCO.

Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari

Yogyakarta. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat

berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa

utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Seluruhnya

terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap stupa terdapat patung Budha.

Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Budha yaitu sepuluh tingkatan

Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Budha di

nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh stupa utama di tingkat paling atas.

Struktur Borobudur bila dilihat dari atas membentuk struktur mandala yang

menggambarkan kosmologi Budha dan cara berpikir manusia.

Di keempat sisi candi terdapat pintu gerbang dan tangga ke tingkat di

atasnya seperti sebuah piramida. Hal ini menggambarkan filosofi Budha yaitu

semua kehidupan berasal dari bebatuan. Batu kemudian menjadi pasir, lalu

menjadi tumbuhan, lalu menjadi serangga, kemudian menjadi binatang liar, lalu

Page 4: Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

8

binatang peliharaan, dan terakhir menjadi manusia. Proses ini disebut sebagai

reinkarnasi. Proses terakhir adalah menjadi jiwa dan akhirnya masuk ke nirwana.

Setiap tahapan pencerahan pada proses kehidupan ini berdasarkan filosofi Budha

digambarkan pada relief dan patung pada seluruh Candi Borobudur.

Bangunan raksasa ini hanya berupa tumpukan balok batu raksasa yang

memiliki ketinggian total 42 meter. Setiap batu disambung tanpa menggunakan

semen atau perekat. Batu-batu ini hanya disambung berdasarkan pola dan

ditumpuk. Bagian dasar Candi Borobudur berukuran sekitar 118 m pada setiap

sisi. Batu-batu yang digunakan kira-kira sebanyak 55.000 meter kubik. Semua

batu tersebut diambil dari sungai di sekitar Candi Borobudur. Batu-batu ini

dipotong lalu diangkut dan disambung dengan pola seperti permainan lego.

Semuanya tanpa menggunakan perekat atau semen.

Sedangkan relief mulai dibuat setelah batu-batuan tersebut selesai

ditumpuk dan disambung. Relief terdapat pada dinding candi. Candi Borobudur

memiliki 2670 relief yang berbeda. Relief ini dibaca searah putaran jarum jam.

Relief ini menggambarkan suatu cerita yang cara membacanya dimulai dan

diakhiri pada pintu gerbang di sebelah timur. Hal ini menunjukkan bahwa pintu

gerbang utama Candi Borobudur menghadap timur seperti umumnya candi Budha

lainnya.

2.2 Perkembangan Islam Di Indonesia

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun

dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim

Page 5: Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

9

delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri.

Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman

ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian,

tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di

pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan

Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi

abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.

Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti

animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa

Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-

kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan

Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan

sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima

dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian,

persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang

paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan

membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk

pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk

pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa

masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut

disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti.

Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti

Page 6: Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

10

Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para

penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi

pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15

M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-

kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda.

Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan

Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol.

Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak

dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang

benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.

Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara

lain ;

1. Perdagangan

Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin

kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam

seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin

ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia).

Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani

yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan

agama Islam.

2. Kultural

Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media

kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa.

Page 7: Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

11

Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia

mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan

ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian

tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa

sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-

anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.

3. Pendidikan

Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis

dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang

menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren

tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan

Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-santri Sunan Giri

menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate,

hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat

strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.

4. Kekuasaan politik

Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang

kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan

pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja

lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal

yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di

seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong

Page 8: Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

12

dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal

tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.

Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya

pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan

dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab

yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya

adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini

bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun

setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya

menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam

seakan terputus. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan

ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun.

Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan

akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara

orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke

kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk

menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini

telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun

selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam

memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang

masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran

kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis

Page 9: Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

13

menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah

pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah

pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu

menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini

dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan

Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi

orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten,

Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah

dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat

jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah

Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami

keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum

Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam.

Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup

Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari

hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang

penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat,

namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan

meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik,

namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai

pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad

16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda

Page 10: Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Penganut Islam Yang Ada Di Sekitarnya

14

Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti

Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam

Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).

2.3 Pengaruh Candi Borobudur Terhadap Masyarakat Islam Yang Ada Di

Sekitarnya

Borobudur adalah nama sebuah Candi Budha yang terletak di Borobudur,

Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah

barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi ini

didirikan oleh para penganut agama Budha Mahayana sekitar tahun 800-an

Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Dalam etnis Tionghoa, candi

ini disebut juga (Hanyu Pinyin) dalam bahasa Mandarin.

Keberadaan Candi Borobudur menjadi magnet yang memberikan banyak

manfaat bagi negara. Setiap tahun jutaan orang datang ke salah satu dari tujuh

keajaiban dunia ini. Devisa yang dihasilkan pun cukup besar untuk kas negara.

Selain memberikan keuntungan bagi negara, keberadaan Borobudur juga

memberikan dampak bagi masyarakat Islam yang ada di sekitarnya. Karena Candi

Borobudur adalah candi Budha jadi pasti ada pengarunhnya bagi masyarakat

Islam di sana.