Pengaruh Alat Kontrasepsi Intrauterin Pada Temuan Sitologi Dari Tes Pap Smear Rutin
-
Upload
theofilus-ardy -
Category
Documents
-
view
66 -
download
4
Transcript of Pengaruh Alat Kontrasepsi Intrauterin Pada Temuan Sitologi Dari Tes Pap Smear Rutin
![Page 1: Pengaruh Alat Kontrasepsi Intrauterin Pada Temuan Sitologi Dari Tes Pap Smear Rutin](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9d38550346d033acbddd/html5/thumbnails/1.jpg)
PENGARUH ALAT KONTRASEPSI INTRAUTERIN PADA
TEMUAN SITOLOGI DARI TES PAP SMEAR RUTIN
B. Kaplan, R. Orvieto, M. Hinch, D. Rabinerson, D. Braslavski, I. Bat-Hava, Z. Ben-Rafael
Tujuan
Untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan Alat Kontrasepsi Intrauterin (IUCD)
pada interpretasi Pap smear rutin
Desain penelitian
Studi case-control retrospektif
Pasien dan Metode
Dalam periode 2 tahun, kami mengevaluasi tes Papanicolaou (Pap) dari 452
wanita asimtomatis konsekutif di usia subur yang menggunakan IUCD tembaga
(kelompok studi) dan 452 kontrol yang cocok yang tidak menggunakan alat
kontrasepsi (kelompok kontrol).
Hasil
Eksudat inflamasi, perubahan inflamasi epitelial atau sel metaplasia yang
ekstensif yang sering ditemukan pada pengguna IUCD dubandingkan dengan
yang bukan pengguna (p<0,05). Tidak ada perbedaan yang ditemukan dalam
tingkat deteksi dari lesi intraepitelial skuamosa serviks pada kedua kelompok
kontrol.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa penggunaan IUCD tidak meningkatkan insidensi lesi
intraepitelial skuamosa. Temuan abnormal pada pengguna IUCD sebaiknya
diulang kembali setelah pengobatan lokal pada vagina, yang hanya bertujuan
untuk meredakan reaksi inflamasi seluler secara sementara yang mungkin dapat
mengganggu interpretasi yang kurang jelas dari Pap smear rutin.
Kata kunci
![Page 2: Pengaruh Alat Kontrasepsi Intrauterin Pada Temuan Sitologi Dari Tes Pap Smear Rutin](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9d38550346d033acbddd/html5/thumbnails/2.jpg)
Alat Kontrasepsi Intrauterin , Papanicolaou smear
PENDAHULUAN
Alat kontrasepsi intrauterin (IUCD) adalah metode kontrasepsi reversibel yang
cukup umum digunakan pada wanita yang berusia diantara 35 hingga 39 tahun
yang tidak ingin menambah anak dalam keluarganya dan wanita yang biasanya
menjarangkan anak/ memperlama periode kontrasepsi. Tes Papanicolaou (Pap)
smear rutin sangat direkomendasikan untuk dilakukan pada wanita di kelompok
usia ini, karena lesi intraepitelial skuamosa serviks terjadi dengan frekuensi
yang tinggi pada kelompok usia ini. Namun, Pap smear yang diambil dari
pengguna IUCD sering dipengaruhi oleh perubahan reaktif benigna dan bila hal
ini terjadi dalam jumlah yang cukup banyak akan dapat mempersulit
menginterpretasikan hasil smear secara pasti. Walaupun sebagian besar dari
perubahan ini biasanya bersifat jinak, tes berulang atau prosedur pemeriksaan
yang lebih jauh seringnya tidak diperlukan untuk mendapatkan kesimpulan
yang pasti. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh
penggunaan IUCD pada interpretasi Pap smear rutin.
PASIEN DAN METODE
Studi case-control retrospektif dilakukan dengan maksud untuk mengevaluasi
pengaruh IUCD pada hasil tes Pap smear. Antara Januari 1995 dan Januari
1997, 4975 Pap smear dikumpulkan sebagai bagian dari program skrining rutin
di lima klinik kandungan di daerah perkotaan yang bekerja sama dengan rumah
sakit kami. Dalam penelitian ini, kami hanya mengevaluasi wanita asimtomatik
dari golongan usia subur dan mengekslusikan wanita dengan riwayat penyakit
peradangan pelvis (PID) atau mereka yang mendapat antibiotik dalam periode
30 hari sebelum hari pengujian. Dari populasi tersebut didapatkan 452 wanita
menggunakan IUCD tembaga (kelompok kontrol) dan dicocokkan menurut usia
![Page 3: Pengaruh Alat Kontrasepsi Intrauterin Pada Temuan Sitologi Dari Tes Pap Smear Rutin](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9d38550346d033acbddd/html5/thumbnails/3.jpg)
dan paritas terhadap 452 wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi
(kelompok kontrol)
Pengumpulan dan Analisis Spesimen
Setelah mengekspos serviks uteri dengan spekulum vagina, setiap spesimen
dikumpulkan dengan spatula kayu dari zona transformasi dan dengan swab
berujung kapas dari kanalis endoserviks. Spesimen sesegera mungkin difiksasi
dengan menggunakan Cytospray fiksatif (Sprayfix, Surgipath) dan dikirim ke
laboratorium dengan dilapis plastik tebal. Spesimen sitologi dicat menurut
metode Papanicolaou dengan dinilai oleh ahli sitopatologi yang sudah
berpengalaman di pusat kesehatan milik kami.
Definisi sitologis
1. Eksudat inflamasi didiagnosis dengan ditemukannya sel-sel
polimorfonuklear dalam jumlah besar di smear sitologis, tanpa luka yang
signifikan pada sel epitelial. Beberapa histiosit dan sel plasma juga dapat
ditemukan.
2. Perubahan inflamasi epitelial didiagnosis dengan ditemukannya sel-sel
inflamasi (sel polimorfonuklear, limfosit, histiosit dan sel plasma) yang
dikombinasi dengan perubahan seluler baik pada epitel endoserviks
maupun epitel ektoserviks.
3. Metaplasia ekstensif dideskripsikan dengan adanya sel-sel metaplasia
skuamosa dalam jumlah banyak pada smear sitologis.
4. Infeksi virus papiloma (HPV) dan neoplasia intraepiteal serviks
diagnosis menurut klasifikasi Bethesda yang terbaru untuk sitologi
servik (lesi skuamosa intraepitelial)
Analisis statistik
Hasil dianalisis dengan uji X2 dan uji Fischer’s exact yang dianggap sesuai.
Signifikansi statistik dinilai dengan nilai p yang kurang atau sama dengan 0,05.
HASIL
![Page 4: Pengaruh Alat Kontrasepsi Intrauterin Pada Temuan Sitologi Dari Tes Pap Smear Rutin](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9d38550346d033acbddd/html5/thumbnails/4.jpg)
Pap smear rutin diteliti pada 452 pengguna IUCD dan 452 bukan pengguna
kontrasepsi. Tidak ada perbedaan yang ditemukan dalam tingkat deteksi
perubahan HPV pada neoplasia intraepitelial serviks pada kedua kelompok
studi. Temuan sitologis lainnya seperti eksudat inflamasi, perubahan inflamasi
epitelial atau sel-sel metaplasia ekstensif lebih sering ditemukan pada pengguna
IUCD dibandingkan dengan yang bukan pengguna (p<0,05) (tabel 1)
PEMBAHASAN
Berbagai penelitian telah meniliti hubungan antara temuan patologis spesifik
pada sitologi serviks dan penggunaan berbagai jenis metode kontrasepsi dengan
hasil yang kontroversial. Pada studi case-control retrospektif ini, kami
mengevaluasi pengaruh penggunaan IUCD pada hasil tes Pap smear. Bila
prevalensi eksudat inflamasi, perubahan inflamasi epitelial dan sel-sel
metaplasia atipikal yang ditemukan lebih tinggi pada pengguna IUCD
dibandingkan dengan bukan pengguna, prevalensi lesi intraepitelial skuamosa
(perubahan HPV dan neoplasi intraepitelial serviks) ditemukan tidak berbeda
secara statistik antara kedua kelompok.
Engineer et al gagal untuk mengungkap kasus mengenai keganasan atau
displasia berat pada skrining sitologi pada smear serviks dari pengguna IUCD
tembaga 198. Namun, mereka menunjukkan bahwa insidensi displasia
mengalami peningkatan secara progresif seiring dengan peningkatan durasi dari
pemakaian alat kontrasepsi tersebut tanpa memandang apakah alat tersebut
diganti atau tidak. Insidensi maksimum dari displasia diketahui setelah
penggunaan alat tersebut setelah 5 tahun, mungkin menggambarkan pengaruh
dari pelepasan tembaga yang konstan dari alat ini.
Risse et al menunjukkan peningkatan insidensi metaplasia skuamosa
atipikal dan displasia ringan pada smear serviks dari wanita yang menggunakan
IUCD. Berdasar patomorfologi dari permukaan endometrial, yang dibedakan
dari biopsi endometrial dan kerokan dari IUCD, mereka menyebutkan bahwa
![Page 5: Pengaruh Alat Kontrasepsi Intrauterin Pada Temuan Sitologi Dari Tes Pap Smear Rutin](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9d38550346d033acbddd/html5/thumbnails/5.jpg)
sebagian besar sel-sel metaplasia yang ditemukan pada smear serviks pengguna
IUCD kemungkinan berasal dari epitel permukaan endometrium. Selanjutnya
mereka menganjurkan kebijakan konservatif pada follow up smear atipikal dari
penggunaa IUCD dan menyarankan follow up setiap tahun bila sel-sel
metaplasia atipikal ditemukan atau mengambil IUCD dan melakukan smear 3
bulan kemudian bila terdeteksi displasi moderat atau berat.
Klasifikasi Bethesda yang terbaru untuk sitologi serviks telah
mendukung pandangan dimana perubahan inflamasi pada Pap smear adalah
suatu prekursor potensial dari lesi intraepitelial skuamosa dengan membaginya
ke kategori-kategori yang terpisah dari perubahan yang sifatnya jinak.
Subkategori spesifik untuk pengguna IUCD, yang diketahui berhubungan
dengan tingginya frekuensi dari reaksi mucopus serviks, juga telah diciptakan.
Saat ini, pada prakteknya, reaksi inflamasi seluler mungkin dapat menghalangi
diagnosis yang belum jelas pada Pap smear, mudahnya bila didapatkan lebih
dari 50% sel epitelial.
IUCD diketahui meningkatkan keberadaan sel-sel metaplasia atipikal
pada Pap smear, mungkin disebabkan karena peningkatan sel-sel endometrial
yang terlepas ke kanalis servikalis dan eksoserviks. Hasil yang kami temukan
mendukung pendapat mengenai sifat jinak dari abnormalitas Pap smear yang
ditemukan pada pengguna IUCD, karena kami telah menunjukkan tingginya
prevalensi perubahan jinak pada pengguna IUCD, dengan tanpa perbedaan
munculnya lesi intraepitelial skuamosa serviks. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penggunaan tidak meningkatkan insidensi lesi intraepitelial skuamous
serviks. Namun, temuan abnormal pada Pap smear seperti apapun pada
pengguna UCD sebaiknya diulang kembali setelah pengobatan lokal pada
vagina, yang hanya bertujuan untuk meredakan reaksi inflamasi seluler secara
sementara yang mungkin dapat mengganggu interpretasi yang kurang jelas dari
Pap smear rutin.
![Page 6: Pengaruh Alat Kontrasepsi Intrauterin Pada Temuan Sitologi Dari Tes Pap Smear Rutin](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082516/55cf9d38550346d033acbddd/html5/thumbnails/6.jpg)
Tabel 1. Temuan Sitologi pada Pap smear yang diambil dari pengguna IUCD
dan bukan pengguna IUCD
Pengguna IUCD Bukan Pengguna IUCD
n % n %
Total jumlah pasien 452 100 452 100
Eksudat 256* 56,6 201 44,5
Perubahan inflamasi 233* 51,5 164 36,3
Metaplasia eksesif 241* 53,5 195 43,1
Perubahan HPV 2 0,4 5 1,1
Neoplasia intraepitelial serviks
(CIN) I – II
0 0 1 0,2
* berbeda secara signifikan (p<0,05) dari bukan pengguna IUCD