Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

24
POKOK-POKOK PIKIRAN TENTANG PENGELOLAAN OPERASIONAL PENDIDIKAN BERBASIS MASYARAKAT MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pengantar Pendidikan Yang dibina oleh Bapak Tri Atmaji Oleh Arif Mafatia Karim (209531429326) Emha Fathoni Al’amien (109531429166) Sona Tungga Siswanto (209531429321) Bagus Eka Krisna (209531429322) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DESEMBER 2009 REVISI PTE’ 09

Transcript of Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

Page 1: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

POKOK-POKOK PIKIRAN TENTANG

PENGELOLAAN OPERASIONAL PENDIDIKAN BERBASIS

MASYARAKAT

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Pengantar Pendidikan

Yang dibina oleh Bapak Tri Atmaji

Oleh

Arif Mafatia Karim (209531429326)

Emha Fathoni Al’amien (109531429166)

Sona Tungga Siswanto (209531429321)

Bagus Eka Krisna (209531429322)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

DESEMBER 2009

REVISI PTE’ 09

Page 2: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena

limpahan rahmat, ridho dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini dengan sebaik-baiknya, juga kareana diberi kemudahan yang

membantu kami dalam menyelesaikan beberapa masalah yang sempat

menghambat proses penulisan makalah kami.

Dalam proses penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih atas

segala bantuan dan dukungan, khususnya kepada:

1. Bpk. Tri Atmadji selaku dosen pembimbing dalam penulisan makalah ini.

2. Seluruh teman-teman kami yang turut memberikan dukungan.

Di dalam makalah ini kami mengkaji mengenai “POKOK-POKOK PIKIRAN

TENTANG PENGELOLAAN OPERASIONAL PENDIDIKAN BERBASIS

MASYARAKAT”

Penulis menyadari masih adanya kekurangan baik dari segi isi maupun

segi penulisan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami

harapkan untuk kemajuan karya kami yang akan datang.

Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan dan kemampuan oleh Allah

SWT dalam melaksanakan tugas dan kewajiban secara obyektif, dengan harapan

segala aktifitas kita senantiasa dicatat oleh Allah SWT sebagai amal yang baik.

Amin . . .

Hormat kami,

Penulis

Page 3: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seminar Nasional tentang Strategi Pengelolaan Pendidikan Dasar dan

Menengah yang diselenggaraka dalam rangka Peringatan Hari Pendidikan

Nasional atau Hardiknas, sungguh sangat tepat. Peringatan Hardiknas secara

tidak langsung, atau kebetulan, diawali munculnya harapan baru dengan

dicanangkannya Visi Indonesia 2030 yang cukup optimistik. Kalau kita tidak

cukup optimistik, Visi Indonesia 2030 itu bisa kita anggap sebagai cetusan cita-

cita bangsa. Atau bisa juga dianggap sebagai cita-cita bangsa yang diprediksi, atau

“lebih aman” bisa dianggap sebagai cita-cita yang diimpikan. Namun, kalau lebih

optimistik, dan visi itu dianggap bukan impian, minimal bisa dianggap sebagai

“arahan” untuk mencapai cita-cita bangsa pada tahun 2030. Kalau Visi itu

dianggap sebagai “arahan cita-cita bangsa”, maka cita-cita itu hanya bisa terwujud

apabila ada perhatian, komitmen dan prioritas yang tinggi terhadap bidang

pendidikan. Dengan kata lain, suksesnya impian yang tertuang dalam visi itu

mengharuskan bidang pendidikan dan pelatihan, dalam limabelas tahun pertama,

antara sekarang sampai tahun 2015, kita semua bekerja keras mempersiapkan

sumber daya manusia yang bermutu dan dinamik. Sukses impian itu tergantung

kemampuan bangsa ini mempersiapkan pendidikan dan lapangan kerja yang

memadai agar anak-anak bangsa, setelah belajar dan berlatih dengan tekun, bisa

bekerja dan menghasilkan sesuatu dengan baik. Dengan persiapan itu, harapannya

pada limabelas tahun yang kedua, antara tahun 2015 sampai tahun 2030, setiap

anak bangsa mampu memberikan sumbangan nyata agar cita-cita yang tertuang

dalam Visi Indonesia tahun 2030 bisa terwujud dan seluruh keluarga Indonesia

berkembang menjadi keluarga sejahtera (haryonosuyono, 2007)

Dari naskah Visi Indonesia 2030 yang dikembangkan Indonesia Forum

beberapa waktu lalu dinyatakan bahwa perekonomian Indonesia yang mengantar

visi itu akan dimotori oleh sektor jasa. Biarpun visi tahun 2030 itu pada awalnya

diantar oleh sektor industri, tetapi setelah tahun 2015 sektor jasa akan menjadi

Page 4: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

penyumbang yang terbesar. Sektor pertanian yang dewasa ini cukup dominan

secara bertahap akan menurun peranannya. Namun karena sistem pertanian makin

menggunakan tehnologi modern, tingkat produktifitas bidang pertanian akan tetap

tinggi dan bisa memberikan sumbangan positif pada kesejahteraan petani. Untuk

mempersiapkan tenaga-tenaga penggerak di sektor industri dan jasa yang

diharapkan mulai memainkan peran signifikan pada tahun 2025, bidang

pendidikan dan pelatihan harus bekerja keras menghasilkan sumber daya manusia

yang bermutu dan terampil. Karena itu arah bidang pendidikan, khususnya

pendidikan anak-anak muda, harus makin dipacu tidak saja sampai pada tingkat

sekolah menengah pertama atau SMP, tetapi lebih tinggi lagi sampai pada tingkat

sekolah menengah atas atau SMA dan perguruan tinggi. Dalam limabelas tahun

kedua keseimbangan pendidikan anak perempuan pada tingkat SMA perlu dipacu

agar makin banyak anak perempuan bisa melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi

dan mempersiapkan diri menjadi pemimpin dibidang industri dan jasa. Lebih dari

itu, anak-anak muda tidak saja belajar dalam bidang ilmu tetapi harus pula mahir

dalam berbagai ketrampilan yang segera bisa mengantar setiap anak muda siap

bekerja di bidang industri dan jasa.(haryonosuyono, 2007)

Untuk mencapai pengembangan penduduk yang berkualitas seperti itu

dihadapi minimal tiga jenis tantangan yang harus dijinakkan agar upaya yang

dirancang dan dikembangkan secara operasional di lapangan tidak saja memenuhi

kebutuhan sesaat tetapi juga mampu menyiapkan bangsa ini untuk masa depan

yang makin sejahtera. Ketiga tantangan itu meliputi tantangan globalisasi yang

harus bisa dimanfaatkan secara maksimal. Tantangan budaya nasional, yang tidak

perlu disesali atau dirombak, tetapi justru dikembangkan untuk mendukung

aspirasi baru yang perlu dipacu agar membawa bangsa ini tetap jaya sepanjang

masa. Hampir diseluruh provinsi dihadapi tantangan kependudukan yang berbeda

dengan tantangan di tahun 1970-an karena akibat transisi penduduk yang cepat.

Tantangan internal atau tantangan birokrasi yang mungkin saja bersifat struktural

yang harus disesuaikan dengan jiwa reformasi untuk mengantar seluruh anak

bangsa sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya. Untuk mengatasi berbagai

tantangan tersebut diperlukan strategi operasinal yang dituangkan dalam program

dan kegiatan dengan komitmen dan dukungan yang memadai untuk mewujudkan

Page 5: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

masyarakat adil dan makmur yang kita cita-citakan. Komitmen itu harus disertai

dukungan anggaran yang memadai sehingga prioritas pendidikan dapat

dilaksanakan dengan baik. Dukungan operasional itu meliputi dukungan budaya

peduli pendidikan, dukungan pendidikan peduli pada masyarakat, dukungan

jaringan industri dan jasa peduli pendidikan, penggunaan kriteria pokok atau

indikator untuk mengarahkan penduduk menjadi penduduk berkualitas serta

pedoman pengelolaan operasinal pendidikan dasar yang bisa dijadikan pegangan

untuk mengembangkan program pendidikan yang komprehensif bagi generasi

muda yang diharapkan merangsang pertumbuhannya menjadi penduduk

berkualitas .(haryonosuyono, 2007)

Berdasarkan latar belakng di atas maka penulis menyusun makalah yang berjudul

“Pokok-pokok pikiran tentang pengelolaan operasional pendidikan berbasis

Masyarakat “

B. Masalah atau Topik Bahasan

Untuk mencapai pengembangan penduduk yang berkualitas seperti itu,

terdapat beberapa jenis tantangan yang harus dijinakkan agar upaya yang

dirancang dan dikembangkan secara operasional di lapangan tidak saja memenuhi

kebutuhan sesaat tetapi juga mampu menyiapkan bangsa ini untuk masa depan

yang makin sejahtera. Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah

makalah ini adalah: 1) bagaimanakah tantangan globalisasi yang dihadapai bangsa

bisa dimanfaatkan secara maksimal. 2) bagaimanakah pengembangan strategi

operasionalisasi pendidikan berbasis masyarakat

C. Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penulisan makalah ini

adalah sebagai berikut : 1) untuk mencari alternatif pemecahan tentang tantangan

globalisasi yang dihadapai bangsa guna dimanfaatkan secara maksimal. 2) untuk

mencari strategi pengembangan operasionalisasi pendidikan berbasis masyarakat

Page 6: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

BAB II

ISI

Tantangan Yang Dihadapi Bangsa

Dalam suasana globalisasi yang sangat dahsyat dan dinamis dewasa ini

bangsa Indonesia menghadapi berbagai tantangan yang silih berganti, bahkan

kadang satu dan lainnya saling bersinergy dan menyebabkan bangsa ini seakan

tidak mampu menghadapinya. Sumber daya manusia, mulai dari pemimpin

sampai rakyatnya di pedesaan, yang kepandaian dan ketrampilannya terbatas,

seakan nampak bodoh tidak bisa menyelesaikan masalah yang menghambat

kemajuan bangsa sehingga membuat masyarakat sangat kecewa.

Akibatnya tantangan globalisasi itu seakan menimbulkan prasangka bahwa

segala yang datang dari luar tidak baik dan perlu ditentang dengan

mempertahankan budaya lama, termasuk budaya yang pada zaman ini tidak cocok

lagi dan perlu disegarkan. Kombinasi penerimaan nilai baru dan penyegaran

budaya ini biasanya jarang terjadi karena anggapan atas tata nilai yang keliru dan

tidak kontekstual.

Secara singkat tantangan-tantangan itu adalah sebagai berikut :

A.Tantangan Globalisasi

Kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah

universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar

definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang

melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses

sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di

dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau

kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan

budaya masyarakat. Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah

proyek yang diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang

memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini,

globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuknya yang paling mutakhir.

Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi dunia

Page 7: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.

Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia,

bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama

(wikipedia,2009)

Menurut Emil Salim (1990:8:9) terdapat empat bidang kekuatn gelombang

globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya , yakni bidang-bidang

IPTEK, ekonomi, lingkungan hidup dan pendidikan.. Arus globalisasi, utamanya

dalam bidang budaya, politik, ekonomi dan tehnologi berjalan dengan kecepatan

yang sangat tinggi. Batasan-batasan tata nilai dan organisasi kemasyarakatan

mendapat limpahan arus baru melalui globalisasi yang sangat dahsyat dan

menyebar dengan kekuatan daya tarik yang sangat dominan. Masyarakat yang

sederhana, sopan dan lemah lembut di banyak negara berkembang, termasuk di

Indonesia, yang mempunyai dan menghargai budaya hidup damai, gotong royong

dan peduli terhadap sesamanya, mendadak tergiur sistem nilai baru yang sangat

membesar-besarkan individualisme dan kehidupan materialisme yang tinggi.

Sendi-sendi kehidupan yang tenang dan damai, dengan munculnya budaya

globalisasi yang kadang membingungkan disertai berkembangnya tehnologi yang

terapannya dalam masyarakat sekilas mempermudah kehidupan sederhana yang

semula dirasa berat, mampu menarik perhatian dan minat masyarakat. Banyak

anggota masyarakat memberikan respon positif dengan mengorbankan segala-

galanya. Mereka beralih kepada kehidupan modern dengan persiapan yang sangat

terbatas. Terperosok, putus asa dan biasanya malu untuk mundur. Tidak jarang

keputusasaan seperti itu berakhir dengan kekecewaan.

Mereka yang selamat mengatasi globalisasi muncul sebagai kelas

menengah dan atas baru yang dengan gigih membawa anak bangsa lainnya untuk

bergelut dan menangkap kesempatan baru yang terbuka. Tetapi ada pula yang

gagal, sebagian yang tidak lagi mengenal asal usulnya. Mereka lupa dan makin

tidak peduli terhadap sesama anak bangsa. Mereka bertingkah seperti bukan

warga yang berasal dari negara dan nenek moyangnya. Mereka muncul

kepermukaan dengan menganut sistem nilai baru yang untuk sebagian dianggap

aneh dan membingungkan.

Page 8: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

B. Tantangan Budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-

hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,

kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah

atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata

culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa

Indonesia.(wordpress,2009)

Tantangan budaya adalah tantangan yang akan dan dapat dihadapi oleh

suatu lingkungan budaya tatkala berkomunikasi dengan berbagai lingkungan

budaya yang lain yang memuat nilai yang berbeda, dalam situasi dan kondisi

perubahan sosial yang semakin pesat dan global, misalnya: 1) pribadi dengan

pribadi 2) antarunit kerja suatu organisasi 3) organisasi dengan organisasi 4)

pusat dengan daerah 5) Negara dengan Negara, bangsa dengan bangsa

(shelmi,2009)

Perubahan yang mendadak itu oleh masyarakat umum merupakan kejutan

yang tidak lagi bisa dipersiapkan sebagai proses ajustment atau penyesuaian

melalui pelatihan atau upaya lainnya. Sebagian sebenarnya tidak perlu terjadi

kalau saja masyarakat tanggap terhadap apa yang sedang berubah di sekitarnya.

Namun budaya malas dan nrimo muncul dalam sikap dan tingkah laku enggan

belajar. Budaya ini bisa juga muncul karena adanya rasa malu bertanya.

Masyarakat merasa mampu untuk melakukan penyesuaian sendiri dan enggan

untuk bertanya, apalagi belajar kepada mereka yang dianggap tidak sebanding.

Akhirnya sebagian tertinggal jauh dan sukar untuk berubah. Padahal masyarakat

luas berubah dan tidak peduli terhadap mereka yang tertinggal. Masyarakat yang

enggan berubah atau enggan mengikuti pelatihan akan tertinggal dari mayarakat

barunya. Masyarakat semacam itu biasanya bersifat kaku dan merasa sanggup

melakukan perubahan sendiri. Budaya malu atau bahkan di beberapa kalangan

menjadi budaya malas itu biasanya diselimuti dengan alasan ingin bertahan pada

peninggalan nenek moyang atau alasan lain yang dianggap mulia. Kadang-kadang

budaya malu itu disebabkan karena penduduk atau masyarakat pada umumnya

Page 9: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

malas untuk berubah. Kemalasan ini ditutupi dengan penolakan untuk

mempersiapkan diri terhadap perubahan jaman. Sikap yang seakan seperti budaya

itu merugikan banyak kalangan. Bisa menimbulkan konotasi bahwa budaya ini

menjadikan suatu bangsa dianggap lamban dan tidak sanggup menerima

perubahan yang terjadi di sekitarnya. Kecepatan antar suku di suatu negara seperti

Indonesia bisa saja berkembang menimbulkan disparitas kemajuan. Solusinya bisa

sederhana, yaitu melalui pendidikan dan pelatihan yang tujuannya tidak saja

mengandalkan pendadaran fisik tetapi juga pengembamgam sikap mental yang

diharapkan bisa memperkecil disparitas yang mungkin timbul karena persepsi

yang salah dalam menanggapi perubahan budaya yang berkembang.

(haryonosuyono,2009)

C. Tantangan Kependudukan

Jumlah penduduk dapat meningkat, stabil atau menurun. Indikator dari

perubahan penduduk ini adalah tingkat kelahiran, kematian dan migrasi.

Komposisi penduduk merupakan suatu konsep yang mengacu pada susunan

penduduk menurut kriteria tertentu, seperti jenis kelamin, usia, pekerjaan, suku

bangsa, dan pendidikan. (insan.ngeblogs.com,2009)

Berkat keberhasilan program KB, Kesehatan dan pembangunan lainnya

selama empatpuluh tahun terakhir, penduduk Indonesia mengalami transisi

demografi yang sangat cepat. Transisi yang di negara-negara maju biasanya

berlangsung antara 100 sampai 150 tahun, di Indonesia berlangsung hanya dalam

waktu satu generasi. Transisi mengakibatkan penduduk dibawah usia 15 tahun

seakan akan berhenti berkembang. Sebaliknya penduduk yang sebelumnya sangat

besar jumlahnya pada usia tersebut karena pelayanan kesehatan yang makin baik

tumbuh menjadi penduduk diatas usia 15 tahun dan menggantikan penduduk

sebelumnya dengan kelipatan dua sampai tigakali lipat jumlah sebelumnya.

Akibatnya penduduk usia 15 sampai 65 tahun membengkak sampai dua atau tiga

kali lipat sehingga apabila mendapat bekal pendidikan sebelumnya dan

memperoleh kesempatan kerja yang menguntungkan bisa menjadi pendukung

penduduk yang lebih muda dan tidak bertambah jumlahnya. Ini berarti bahwa

dengan penduduk dewasa yang lebih besar dukungan untuk menyekolahkan anak-

anaknya sesungguhnya bertambah baik. Begitu juga sarana yang harus disediakan.

Page 10: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

Kalau setiap tahun ada tambahan anggaran untuk menyempurnakan sarana

pendidikan maka kualitas pendidikan bisa bertambah baik. (haryonosuyono,2007)

D. Tantangan Internal

Tantangan kependudukan yang memberi peluang lebih banyak untuk

mengirim anak ke sekolah yang bertambah mutunya tidak selalu mulus karena ada

tantangan internal dalam lingkungan bidang pendidikan. Tantangan internal itu

terkait dengan adanya jalur birokrasi yang biasa lamban menerima adanya

perubahan. Tantangan birokrasi umumnya menghalangi timbulnya perubahan

karena bisa merugikan kalangan yang tidak mau belajar atau sudah mapan pada

kedudukannya. Tantangan internal harus diatasi dengan komitmen pimpinan yang

tinggi dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap bidang pendidikan dan

pelatihan dalam menyiapkan tenaga kerja yang siap tempur.

Dalam pendekatan birokrasi yang kaku bisanya munculnya suatu

perubahan sukar sekali diterima dan ditegakkan. Alasan klasiknya adalah

ketidakpastian. Alasan lain adalah ketakutan akan hilangnya kepercayaan yang

bisa berakibat fatal terhadap keutuhan birokrasi yang telah lama dikembangkan.

Dari gambaran diatas nampak sekali peran bidang pendidikan dan pelatihan dalam

mengatasi kelambanan dan sekaligus menangkap peluang baru yang makin

terbuka dalam alam globalisasi dewasa ini. (haryonosuyono,2007)

Operasionalisasi Pendidikan Berbasis Masyarakat

Pemanfaatan tata nilai baru yang pro pemberdayaan, peningkatan mutu

dan pembangunan masyarakat mandiri yang sejahtera memerlukan

operasionalisasi bidang pendidikan secara luas. Bidang pendidikan tidak saja

harus menyiapkan anak didik menjadi manusia berkualitas, tetapi harus aktif

membantu masyarakat mengembangkan budaya baru yang menempatkan manusia

sebagai titik sentral pembangunan. Mendambakan manusia berkualitas dan

menghargai manusia sebagai pelaku dan sekaligus bisa menikmati hasil

pembangunan dengan baik.

Perlu sinergy yang manis antara modal manusia, modal alam dan fisik

serta modal sosial budaya yang dimiliki masyarakat luas. Sinergy ini harus diolah

dan tidak bisa dibiarkan berkembang bebas. Tantangan globalisasi demikian kuat

sehingga kalau tidak secara sadar dilakukan upaya untuk membangun sinergy pro

Page 11: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

pendudikan untuk anak bangsa, bisa saja kekuatan manusia, sumber daya alam

dan fisik serta modal sosial budaya yang selama ini menjadi kekuatan perekat dan

dinamika masyarakat kita justru beralih menjadi pembunuh persatuan dan

kesatuan bangsa serta cita-cita masyarakat adil makmur dan sejahtera yang selama

ini diperjuangkan.

Agar upaya meningkatkan peran bidang pendidikan memberikan peran

yang maksimal, tanpa berpretensi merubah sistem pendidikan yang telah

diputuskan oleh pemerintah, bidang pendidikan perlu diarahkan bukan saja

mendidik anak didik yang sekolah, tetapi juga berperan memberdayakan orang

tua atau minimal calon orang tua dalam memahami delapan fungsi utama

keluarga. Delapan fungsi utama keluarga itu adalah fungsi agama, budaya, cinta

kasih, perlindungan, kesehatan dan reproduksi, pendidikan, ekonomi dan cinta

lingkungan.

Sejalan dengan pikiran itu diatas, ada dua komitmen budaya yang

sinergynya perlu dikembangkan, yaitu pendidikan peduli masyarakat dan

masyarakat, termasuk industri dan jasa, yang peduli pendidikan. Dibawah ini

diuraikan gagasan-gagasan pokok, yang bisa disempurnakan sesuai kondisi, dan

dapat dikembangkan atau diterapkan untuk meningkatkan hasil akhir yang

diharapkan, yaitu berupa anak didik yang bisa menyelesaikan sekolahnya dengan

hasil optimal, sekaligus memberi bekal menghadapi perubahan dan akhirnya

hidup bahagia dan sejahtera. (haryonosuyono,2007)

A. Menyiapkan Budaya Masyarakat Peduli Pendidikan

Untuk mengembangkan budaya masyarakat peduli pendidikan, berbagai

program dan kegiatan sosialisasi yang bersifat luas perlu dikembangkan.

Pengembangan pendidikan dasar dan menengah tidak cukup dengan menyediakan

gedung sekolah, perlengkapan sekolah dan guru serta rekrutmen calon siswa yang

baik dan bermutu. Program komunikasi, informasi dan edukasi bagi masyarakat

luas perlu dikemas dan dilaksanakan dengan baik secara terpadu. Ada tiga

komponen pokok yang perlu berjalan berbarengan. Pertama gedung dan peralatan

sekolah yang memadai. Kedua, guru dan fasilitas mengajar yang baik. Dan ketiga,

masyarakat pro pendidikan yang dengan penuh perhatian menyerahkan anak-

anaknya untuk sekolah dengan dukungan yang memadai.

Page 12: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

Dengan program KIE yang dikemas dengan baik masyarakat dapat

diyakinkan bahwa kegiatan pendidikan adalah kegiatan pemberdayaan bernuansa

dan berbasis manusia yang partisipasinya harus dilakukan dengan rajin, tidak

dapat diwakilkan karena diharapkan menghasilkan pengikutnya menjadi anak

yang cerdas, beriman, berbudi pekerti luhur, terampil, innovatif serta tanggap

terhadap perubahan. Karena proses ini berjangka panjang maka upaya tersebut

dimulai dari saat yang sangat dini misalnya dengan mengajak para orang tua

untuk mengajak anak-anak mulai saat masih berusia dibawah lima tahun

bergabung dalam kegiatan Bina Keluarga Balita atau BKB. Apabila di suatu desa

dikembangkan lembaga Pendidikan Anak Dini Usia atau PADU, sebaiknya anak-

anak dibawah usia lima tahun diikut sertakan.

Apabila suatu keluarga karena alasan tertentu tidak dapat mengikut

sertakan anak-anak balitanya dalam kegiatan BKB, hendaknya diusahakan agar

keluarga lain yang lebih mampu dapat memberi bantuan agar anak balita itu bisa

bergabung dalam kegiatan BKB atau masuk dalam PADU. Dukungan pada

pendidikan dini itu bukan sekedar mengirim anak balita ke sekolah atau kegiatan

pendidikan pra sekolah, tetapi suatu upaya yang intinya merangsang kepedulian

setiap keluarga betapa pentingnya pendidikan yang setinggi-tingginya untuk

setiap anak, termasuk dan terutama anak perempuan, agar mempunyai masa depan

yang sejahtera. Cakupan anak yang bersekolah harus menjadi ukuran awal

membangun budaya masyarakat peduli pendidikan tersebut. Cakupan yang tinggi

merupakan syarat awal dari pengembangan budaya universal masyarakat peduli

pendidikan dan mutu masa depan bangsa. (haryonosuyono,2007)

Untuk pengembangan budaya ini secara luas, diluar bidang pendidikan

formal perlu diupayakan pemupukan cinta sekolah melalui berbagai kegiatan.

Sebagai contoh sederhana, kegiatan menimbang balita untuk mengetahui apakah

seorang balita itu sehat dan pertumbuhannya normal bisa dirangsang dengan

sistem lomba. Balita yang sehat dan menunjukkan kenaikan berat badan dengan

baik diberikan hadiah yang menarik. Hadiah untuk lomba semacam ini, biarpun

anak balita belum bisa membaca, disediakan berupa buku bacaan. Tujuannya

adalah agar setiap ibu atau bapaknya, atau saudaranya, membacakan buku itu

untuk anak balita yang menang dalam lomba. Pembacaan buku yang menarik

Page 13: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

akan merangsang orang tua dan anak-anaknya makin cinta kepada buku dan

akhirnya cinta sekolah, cinta pendidikan.

Kebiasaan cinta sekolah tersebut perlu dipupuk sampai usia yang lebih

dewasa. Pendekatannya tentu harus makin menarik biarpun tidak harus makin

rumit. Anak-anak muda perlu dibiasakan membaca atau menulis cerita yang

menarik. Cerita-cerita yang menarik diusahakan bukan saja ditonton di televisi

tetapi juga ditulis dan diterbitkan sebagai buku. Karena itu kebiasaan menulis

kegiatan sehari-hari secara rapi dan meramunya menjadi cerita menarik, bahkan

kalau mungkin menjadi bahan pendidikan, bisa menciptakan masyarakat yang

cerdas dan berpikir sistematis. Cara berpikir seperti ini merupakan bagian penting

dari pengembangan masyarakat yang cerdas dan siap menghadapi perubahan.

Masyarakat terdidik sanggup mempergunakan gelombang perubahan karena

globalisasi sebagai pemicu masyarakat untuk makin maju dan modern dengan

isian peradaban luhur.

Kebiasaan mencatat dan membuat buku harian dan menghasilkan kisah

yang menarik tentang diri sendiri, keluarga, masyarakat dan budaya sekeliling

bisa menjadi pengantar dari pengembangan masyarakat modern dengan

ketrampilan tinggi serta marak dengan budaya saling peduli sesama anak bangsa.

Apalagi kalau rasa peduli sesama itu diwujudkan tidak saja dalam sikap, tulisan,

atau sekedar wacana, tetapi dimunculkan sebagai tingkah laku saling menghargai

diantara sesama anak bangsa. Bangsa ini tidak saja mempunyai budaya peduli

pendidikan sejak saat dini tetapi menjadi bangsa yang berkualitas, utuh dan tahan

banting.

B. Menyiapkan Budaya Jaringan Pendidikan Peduli Masyarakat

Kalau masyarakat diharapkan peduli terhadap pendidikan, maka

sebaliknya juga harus diupayakan agar pembangunan dibidang pendidikan di

Indonesia menghasilkan munculnya budaya baru Jaringan Pendidikan yang peduli

terhadap masyarakat sekitarnya. Karena itu upaya mendidik anak muda bangsa

tidak boleh dilepaskan dari masyarakatnya. Anak-anak didik di sekolah tidak

menjadi bagian yang tidak tersentuh oleh masyarakat sekitarnya, tetapi justru

menyatu, ikut peduli dan menggarap segala persoalan yang merisaukan

Page 14: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

masyarakatnya dan ikut prihatin dan berusaha mencari penyelesaiannya bersama

masyarakat sekitarnya.

Karena itu Kepala Sekolah, guru dan seluruh pengurus lembaga

pendidikan sesering mungkin mengadakan pertemuan dengan keluarga siswa di

sekitarnya. Membahas persoalan yang timbul atau tumbuh di masyarakatnya.

Anak-anak didik mulai di sekolah dasar dilatih bercerita dan menulis banyak

tentang desanya, sawah dan ladang yang luas, sistem penggarapan pertanian dan

peternakan, belajar mengubah hal-hal yang dirasa kurang baik menjadi makin

marak dan menarik. Kerja sesudah sekolah menjadi latihan mengembangkan

keindahan lingkungan dan mengubah yang tidak bermanfaat menjadi makin

menarik dan menguntungkan.

Pada tingkat sekolah menengah pertama, masalah-masalah yang hidup di

sekitar desa digubah menjadi cerita menarik yang bisa saja dikirim ke surat kabar

dan majalah untuk menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri yang makin

tinggi. Kepada anak-anak diperkenalkan keadaan sekitar yang luas, bergelar indah

dari desa ke kecamatan dan selanjutnya belajar mengenal kabupaten serta

lingkungan yang ada. Kebanggaan akan kampung halaman, kecamatan dan

kabupaten atau kotanya bisa membekas untuk mengembangkan cita-cita cinta

tanah air di masa depan.

Pada tingkat sekolah menengah atas, kebiasaan menulis tentang keadaan

sekitar itu ditambah lagi dengan menulis tentang keluarga dan permasalahan yang

mereka alami. Membahas keluarga lain yang menjadi tetangganya. Dan akhirnya

membahas masyarakat yang lebih luas. Pengenalan daerah dengan segala

persoalan yang dihadapi keluarga itu diharapkan menghidupkan empati dan saling

peduli diantara sesama.

Tingkatan yang lebih tinggi lagi bagi setiap sekolah adalah bahwa anak-

anak didiknya tidak saja mengenal pelajaran atas dasar buku-buku yang mungkin

diseragamkan secara nasional, tetapi bisa membaca situasi yang nyata di

lapangan. Kalau hal ini dilakukan, sekolah akan mendapat keuntungan ganda.

Pertama, anak didik mahir melihat secara wajar apa yang sedang terjadi. Dan

kedua, sekolah dan jaringannya makin dicintai masyarakat karena ternyata

mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan persoalan yang

Page 15: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

dihadapi. Sekolah dinilai peduli terhadap masyarakat disekitarnya.

(haryonosuyono,2007)

C. Menyiapkan Jaringan Industri dan Jasa Peduli Pendidikan

Perhatian pada masyarakat yang mulai dikembangkan pada tingkat sekolah

menengah pertama diteruskan dengan lebih bermakna pada jaringan pendidikan

sekolah menengah atas. Apabila kedekatan sekolah dengan masyarakat ditata

dengan baik, setiap sekolah mengembangkan komite sekolah bukan saja untuk

urusan sekolah, tetapi bagaimana membawa pendidikan makin dekat kepada

masyarakatnya, maka bidang industri dan jasa di sekitar sekolah, atau di desa

yang sama, atau di kecamatan dan kabupaten/kota yang sama, akan lebih mudah

diajak makin peduli terhadap bidang pendidikan. Kepedulian ini bukan saja

karena sekolah mendidik anak-anak karyawan suatu pabrik, atau suatu industri,

tetapi karena kepedulian itu akan mendorong sekolah untuk makin akrab terhadap

usaha industri dan jasa yang berkembang di sekitarnya.

Kedekatan jaringan industri dan jasa kepada dunia pendidikan bukan saja

karena mereka memberi bantuan peralatan atau hibah alat laboratorium, tetapi

karena bidang industri dan jasa berkepentingan untuk ikut mengarahkan

kebutuhan pasar yang tumbuh di sekitarnya. Karena pasar di bidang industri dan

jasa akan menjadi sangat dominan di masa depan, tidak salah kalau anak-anak

muda sejak saat dini, yaitu saat di bangku SLTA sudah diajak akrab dengan kedua

bidang yang akan menjadi dominan tersebut.

Anak-anak muda diajak belajar dalam sistem dengan disiplin tinggi,

bergaul dengan jajaran karyawan yang mungkin saja datang dari segala suku di

tanah air, agama yang berbeda-beda, asal usul yang beragam, dan bahasa serta

tingkah laku yang juga berbeda-beda. Anak-anak makin mahir belajar geografi

karena kenalannya di bidang industri dan jasa beragam asal usulnya. Anak-anak

belajar menahan diri karena mereka bergaul dengan karyawan tua yang mungkin

saja pendidikannya rendah tetapi pengalamannya jauh lebih matang. Banyak hal

yang tidak ada di sekolah bisa dipelajari karena anak-anak langsung berhadapan

dengan guru yang tidak mengajar tetapi bekerja keras dalam suatu proses industri

yang hasilnya bukan saja dinilai dengan skore A, atau B, atau 50 atau 100. Tetapi

produk yang dihasilkannya harus laku jual dan membawa untung. Kalau produk

Page 16: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

itu tidak digarap dengan baik dan penuh kasih sayang, produk itu tidak akan laku

jual, pabriknya bangkrut dan karyawannya terpaksa kena PHK, keluarganya akan

hidup sengsara. (haryonosuyono,2007)

Kepedulian industri dan jasa akan pendidikan bisa membantu

memperlancar upaya menghasilkan karyawan masa depan yang sejak sangat muda

sudah mulai belajar disiplin dan menghargai karya nyata yang tidak saja

menyambung kelangsungan usaha tetapi mengantar seluruh jajaran industri

dengan produk yang lebih baik, lebih laku jual dan menguntungkan semua pihak.

Dari sudut industri dan jasa, bidang pendidikan harus dipandang sebagai investasi

sumber daya manusia yang sangat penting. Masa depan industri dan jasa serta

keberlangsungan perusahaan akan sangat tergantung tidak saja pada tenaga yang

dihasilkan jajaran pendidikan, tetapi juga budaya cinta usaha dan jasa yang

memungkinkan tumbuhnya suasana berusaha yang menguntungkan.

Sinergy yang kuat dari dua arus besar seperti diuraikan diatas tidak cukup

hanya ada pada tingkat penentu kebijaksanaan di tingkat pusat tetapi harus

“mendarat” atau tercermin dalam tingkah laku di kalangan rakyat banyak. Untuk

mengembangkan sinergy tersebut pada tingkat akar rumput, biarpun mungkin saja

sifatnya sementara, perlu dikembangkan Pos-pos Pemberdayaan Keluarga atau

Posdaya yang berperan sebagai katalisator untuk mempersatukan kepentingan

kalangan pendidikan dan masyarakat luas yang saling menguntungkan.

Keberhasilan sinergy tersebut diukur bukan dari nilai hasil ujian akhir para

siswa tetapi dengan ukuran indeks pengembangan manusia (IPM), atau human

development index (HDI). Indeks tersebut ukuran pokoknya mengacu pada

tingkat kesehatan yang tinggi dan menghasilkan usia harapan hidup yang panjang,

partisipasi pendidikan yang tinggi dan menghasilkan rata-rata lamanya mengikuti

pendidikan formal yang panjang, serta kemampuan ekonomi penduduk yang

diukur dari pendapatan atau partisipasi penduduk dalam wirausaha.

(haryonosuyono,2007)

D. Penggunaan Indikator Pengembangan Mutu Manusia dan MDGs

Millennium Development Goals atau MDGs, yang disepakati para anggota

PBB lima tahun lalu dalam sebuah KTT global yang kemudian melahirkan

Millennium Declaration, adalah suatu inisiatif global untuk mengurangi jumlah

Page 17: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

orang miskin di dunia menjadi separuhnya pada tahun 2015. MDGs memiliki

delapan tujuan (goals) dan 18 target yang harus dicapai oleh negara-negara

berkembang dan juga negara-negara maju. ( digilib.ampl.or.id)

Selama ini upaya meningkatkan mutu manusia melalui bidang pendidikan

di Indonesia diukur dengan standar dan penilaian yang dikaitkan dengan apa yang

diberikan atau maksimum apa yang diterima oleh murid-murid di sekolahnya.

Jarang sekali, atau mungkin tidak pernah, ukuran itu dikaitkan dengan standar

mutu manusia yang diukur dengan standar-standar mutu manusia yang ditetapkan

dan diterima secara global.

Mutu anak didik yang bersekolah dan lulus dari suatu sekolah biasanya

diukur mutunya dari jumlah atau prosentase siswa yang lulus dengan nilai hasil

ujian akhir yang menggembirakan. Anak-anak muda itu jarang dikaitkan dengan

ukuran mutu manusia yang bersifat global seperti Indeks Pengembangan Manusia

(IPM) atau Human Development Index (HDI). Ukuran ini berbeda dengan ukuran

hasil pendidikan di sekolah yang diambil dari hasil ujian, baik ujian sekolah

maupun ujian nasional. Ukuran mutu menurut nilai hasil ujian ini bagus karena

mengukur daya tangkap dan kemampuan siswa menerima pelajaran di sekolah.

Namun ukuran ini belum dikaitkan dengan ukuran makro sebagai bagian dari

mutu manusia Indonesia secara umum. Oleh karena itu ada baiknya ukuran yang

sifatnya mikro tersebut disesuaikan dengan ukuran makro yang bersifat global

seperti HDI atau IPM. Lebih dari itu anak-anak muda dan pencapaian hasil

pemberdayaan atau pendidikannya diukur sejauh mana memberi kontribusi pada

upaya mencapai sasaran Millennium Development Goals (MDGs).

(haryonosuyono,2007)

Ukuran IPM atau HDI utamanya mengacu pada tiga indikator pokok yaitu

panjangnya usia harapan hidup, lamanya seseorang mengikuti pendidikan formal

dan kemampuan ekonomi penduduk yang diukur dari indikator daya beli masing-

masing penduduk tersebut. Ukuran pencapai target dan sasaran MDGs mengacu

pada delapan sasaran pokok yang meliputi indikator pengentasan kemiskinan,

kesehatan, pendidikan, kemampuan ekonomi dan keseimbangan lingkungan dan

kerjasama internasional. Penggunaan indikator untuk ukuran-ukuran IPM, HDI,

atau MDGs tersebut merupakan pedoman yang bersifat global yang akan

Page 18: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

menempatkan penduduk Indonesia dalam posisi menurut ukuran indikator

internasional. (haryonosuyono,2007)

E. Pengelolaan Operasinal Pendidikan Dasar

Pendidikan umum yang selama ini mendominasi pelayanan pendidikan di

tanah air idealnya dikembangkan dan diarahkan menjadi pendidikan kejuruan

untuk melayani maraknya industrialisasi dan pengembangan jasa pelayanan yang

bakal memberi nilai tambah yang tinggi pada masa tigapuluh tahun yang akan

datang. Namun karena membangun sekolah kejuruan perlu persiapan dan

memakan waktu lama serta dana yang besar, maka dapat ditempuh jalan pintas

dengan mengubah pengelolaan Operasional Pendidikan Dasar.

Pengembangan anak didik dengan kemampuan untuk mengambil prakarsa

dalam pemeliharaan kesehatan agar berumur panjang, mengusahakan agar bisa

sekolah setinggi-tingginya dan akhirnya menyiapkan diri untuk bisa bekerja

dengan nilai tambah yang memadai, merupakan syarat awal dari pengembangan

mutu manusia yang indikatornya adalah IPM atau HDI. Pencapaian oleh setiap

penduduk atas indikator-indikator tersebut menjauhkan setiap lulusan sekolah dari

ukuran kelulusan, tetapi pada kualitasnya untuk berumur panjang, sekolah

setinggi-tingginya dan bisa bekerja dengan upah yang memadai atau menjadi

pengusaha yang menghasilkan untung yang besar.

Karena keluarga kurang mampu mempunyai kesempatan yang terbatas

untuk memenuhi kreteria tersebut daitas, maka seperti halnya bidang

pembangunan lainnya, bidang pendidikan harus memberi perhatian dan prioritas

tinggi, kalau perlu dengan “sistem jemput bola”, atau “menyediakan bangku

khusus” untuk anak-anak keluarga kurang mampu. Utamanya keluarga muda yang

mempunyai anak antara umur 0 – 14 tahun, atau keluarga muda dengan anak

antara umur 15 – 24 tahun. Pendidikan umum luar sekolah dengan tekanan khusus

pada pelatihan ketrampilan diberikan kepada keluarga dengan anak-anak dewasa

usia 25 – 35 tahun. (haryonosuyono,2007)

Sistem jemput bola atau penyediaan bangku khusus itu harus

mencerminkan keberpihakan karena tanpa memihak akan sukar sekali mencapai

keadilan yang dapat diwujudkan sebagai hasil akhir pendidikan yang bersaing

Page 19: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

secara ketat. Keluarga kurang mampu akan selalu kalah bersaing karena kondisi di

luar sekolah yang tidak mungkin mereka penuhi.

Pendidikan harus dimulai dari saat yang sangat dini dengan disertai

kampanye secara besar-besaran agar tidak saja orang tua anak sadar, tetapi

masyarakat umum memberi penghargaan terhadap budaya sekolah sejak usia

sangat dini. Kalau perlu, disamping pendidikan anak dini usia formal, masyarakat

diberi kesempatan mengembangkan forum-forum tambahan seperti Taman

Pendidikan Al Qur’an (TPA), kegiatan Posyandu, Bina Keluarga Balita,

Penimbangan Balita, kegiatan bermain sesama anak balita lain di luar sekolah.

Agar keikhlasan itu tumbuh menjadi budaya yang banyak diimpikan para orang

tua, anak-anak itupun diberi kesempatan mempelajari agama dan budi pekerti

luhur dengan contoh-contoh konkrit yang melegakan semua pihak.

Kegiatan anak balita itu diramu dengan ramah misalnya dengan banyak

mengadakan lomba dengan hadiah menarik. Hadiah itu berupa buku bacaan yang

isinya menyenangkan. Pemberian penghargaan berupa buku itu bukan untuk

dibaca anak-anak balita yang belum bisa membaca tetapi dibaca oleh ibu dan

banpaknya, atau saudaranya yang lebih dewasa. Tujuannya sekaligus adalah

membangun budaya cinta buku, cinta sekolah, dan mengerti tingkah laku

kepahlawanan dan peduli sesama anak bangsa. Ketertarikan pada buku, baik bagi

orang tua atau anaknya, akan menghasilkan budaya peduli pendidikan yang tinggi.

Perhatian kepada anak-anak usia 5 – 24 tahun itu harus diramu tidak saja datang

dari orang tua tetapi juga harus menjadi daya tarik tersendiri bagi para pemimpin

sehingga para pemimpin menaruh perhatian pada pelayanan dan fasilitas

pendidikan yang disediakan untuk anak-anak yang sedang tumbuh dewasa

tersebut. Dengan perhatian itu diharapkan program pembangunan seperti

informasi tentang gizi dan lainnya makin difokuskan untuk keluarga dengan anak-

anak yang sedang sekolah. Kalau gizi keluarga mendapat perhatian, otomatis gizi

anak-anaknya akan mendapat perhatian yang sama. Disinilah bidang pendidikan

ikut memberi arah pembangunan dengan sasaran yang lebih tepat.

Perhatian yang besar perlu ditujukan kepada anak-anak diatas usia 12 – 13

tahun, yaitu usia 13 – 24 tahun, usia SMP dan SMA. Karena anak-anak tersebut

menginjak dewasa, maka setiap sekolah harus sering mendatangkan tenaga medis

Page 20: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

dan para medis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan

reproduksi dan hal-hal lain yang mulai muncul pada anak-anak menjelang masa

puber. Undangan kepada tenaga medis dan para medis memberi kesan adanya

keterpaduan antara sekolah dan masyarakat serta sekaligus memperkenalkan

sekolah dengan dunia nyata di pedesaan.(google.co.id)

Perhatian yang tinggi perlu diberikan terhadap pengaruh narkoba dan

hubungan seksual diluar nikah karena pengaruh budaya yang makin bebas dan

terbuka. Penyakit-penyakit seperti HIV/AIDS atau lainnya yang banyak

menyerang anak muda perlu dijelaskan oleh tenaga yang kompoten bukan sekedar

sebagai ilmu pengetahuan tetapi juga bahaya yang mengancam setiap siswa.

Lebih dari itu karena pendidikan kejuruan mahal dan masih langka, bisa

ditempuh pendekatan terobosan. Pada pendidikan umum ditambahkan mata

pelajaran ketrampilan mulai pada tingkat sekolah menengah umum pertama

(SMP) dan pada sekolah menengah umum atas (SMA). Masyarakat dan industri

jasa di sekitar sekolah, di pabrik dan perusahaan industri, di pasar dan tempat-

tempat pelayanan jasa di desa dan di kota, diajak menyatu menjadi wahana

pendidikan ketrampilan anak-anak muda yang sedang sekolah. Sekolah yang

biasanya membatasi dirinya dengan dinding-dinding tebal, dalam arti kiasan,

“dijebol” agar sekolah menyatu dengan masyarakat, industri dan pelayanan jasa

yang ada di sekitarnya. Anak-anak didik ditugaskan untuk magang dan belajar

sambil bekerja pada perusahaan-perusahaan, kontar atau perorangan. Mereka

betul-betul bekerja dan tidak pura-pura bekerja.

Anak-anak muda diajak berkenalan dengan persoalan yang ada dalam

masyarakat sehingga bisa menjadi pendobrak untuk pemeliharaan kesehatan

bersama rakyat sehingga penduduk berumur panjang. Anak sekolah diberikan

pelajaran yang menarik dan berguna untuk hidupnya di masa depan sehingga

mereka sekolah setinggi-tingginya karena bermanfaat untuk bekal membangun

masa depan yang sejahtera. Mulai usia yang sangat dini anak-anak diajak bekerja

bersama masyarakat sehingga menjadikan kegiatan kerja menjadi bagian hidup

yang harus diikuti untuk mengembangkan keluarga yang sejahtera di masa depan.

Arahan ini sekaligus menjadikan proses pendidikan menjadi bagian yang tidak

terpisahkan dari proses pemberdayaan manusia yang luas dan berkelanjutan.

Page 21: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

Ukuran keberhasilan upaya ini tidak saja pada indikator hasil pendidikan tetapi

juga bagaimana anak didik dan lulusan itu bisa merangsang suksesnya

pengukuran seperti IPM atau pencapaian sasaran-sasaran MDGs.(google.co.id)

Secara operasional anak-anak muda siswa SMP dan SMA menyatu dengan

masyarakatnya dan belajar serta bekerja keras menyatu dengan ahli-ahli yang

terampil pada usaha-usaha yang ada pada industri dan perdagangan yang ada di

desanya. Anak-anak muda itu tidak saja belajar di bangku sekolah dengan

mempelajari materi-materi pendidikan baku, tetapi juga “dipaksa” dengan disiplin

tinggi untuk ikut menggarap pengembangan industri kecil dan pelayanan jasa

dengan cara yang makin profesional dari rumah tangga atau industri dan jasa yang

ada di sekitar sekolah atau di desanya.

Kemampuan intelektual terhadap materi-materi yang diberikan di sekolah

dipadukan dengan ketrampilan yang diperoleh dalam pendidikan dan pelatihan

ketrampilan di luar sekolah. Hasil penggemblengan di luar sekolah tersebut

dihargai dengan sertifikasi yang berharga. Dengan cara ini setiap lulusan SMP dan

SMA sekaligus mengantongi dua macam sertifikat, pertama, tanda lulus sekolah

umum, dan kedua, tanda sudah memiliki ketrampilan tertentu yang dapat

dipergunakan sebagai syarat untuk mulai bekerja sebagai tenaga profesional.

Masyarakat yang bersedia menjadi bagian dari lembaga pendidikan anak

bangsa seperti ini diberikan pelatihan tertentu bagaimana cara mendampingi anak

didik dalam memperoleh ketrampilan yang diperlukannya untuk menjamin hidup

yang sejahtera di masa depan. Waktu sampai tahun 2015 sejak saat ini dianggap

cukup untuk menjadikan sekolah-sekolah umum masa kini menjadi sekolah

kejuruan (tanpa dinding) yang mendidik siswa sebagai pekerja yang ulet dan

menghasilkan nilai tambah yang tinggi. Perusahaan atau perorangan yang bersedia

menjadi bagian dari sistem pendidikan seperti ini diberikan kemudahan untuk

mendapatkan modal dari bank sehingga makin lama makin menjadi usaha modern

yang peka dan siap menjadi pendamping anak-anak didik menyiapkan

ketrampilan yang dibutuhkan.

Apabila fasilitas di sekitar sekolah sudah jenuh, maka fasilitas industri

kecil di desa dapat diperluas dengan dukungan anak-anak didik setelah pulang

sekolah. Dengan cara demikian diharapkan akan tumbuh industri kecil di

Page 22: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

pedesaan, sekaligus meningkatkan industri berbasis hasil pertanian. Bidang

pertanian makin modern tetapi tenaga muda di desa tidak perlu harus “migrasi” ke

kota. Dengan berbekal pendidikan dan keterampilan anak-anak muda desa bisa

merubah pola kerja mereka dengan baik karena munculnya industri dengan basis

sumber daya pedesaan, atau industri berbasis local resourses.

Kelebihan tenaga yang masih ada dipersiapkan dengan baik untuk bekerja

dalam bidang jasa yang wilayah kerjanya tidak saja di desa, atau di kota dekat

desanya, tetapi juga di wilayah lain di selur`uh Indonesia, atau bahkan

dipersiapkan menjadi tenaga terdidik dan terlatih untuk memenuhi keperluan

tenaga terampil di manca negara. Apabila pasar tenaga kerja dalam negeri belum

berkembang, atau sudah jenuh, tenaga terdidik pedesaan yang telah dilatih

keterampilan diarahkan dan disiapkan sebagai tenaga terdidik untuk tugas kerja di

luar negeri.

Tenaga tersebut adalah andalan yang memiliki ketrampilan yang bisa

menghasilkan nilai tambah tinggi. Hasil remintance atau uang yang dikirim anak-

anak muda ke desanya dijadikan modal investasi bagi usaha pertanian dan industri

pedesaan oleh keluarganya yang masih tinggal di desa.

Page 23: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Visi Indonesia tahun 2030 bagi bidang pendidikan bukan saja merupakan

ramalan yang akan terjadi, tetapi justru harus dianggap dan dijadikan cambuk,

landasan semangat serta dijadikan pedoman arah yang harus diikuti dengan baik.

Visi Indonesia tahun 2030 kalau dibaca sebagai pedoman dapat dipergunakan

untuk mempersiapkan tenaga kerja yang cerdas, bermutu dan terampil. Visi ini

memprediksi, atau lebih tepat “meminta kerjasama” berbagai sektor terkait agar

bersama-sama berupaya menyediakan modal manusia yang bermutu dan bisa

mengejar berkembangnya modal alam dan fisik serta ikut memelihara dan

menyegarkan modal sosial yang berbudaya.

SARAN

Pemerintah harus merealisasikan program-program terbaiknya dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan bangsa Indonesia secara maksimal dan

terkoordinasi dengan baik.Tentunya harus ada pengawasan extra ketat dari

Pemerintah dan Badan-badan terkait supaya tidak ada penyalahgunaan jabatan

dan tindakan yang merugikan pendidikan itu sendiri.

Masyarakat juga harus kritis dan menjadi kontrol dari setiap program yang

dilakukan pemerintah khususnya program peningkatan mutu pendidikan yang

baik.Jadi,semua pihak harus bekerja sama sehingga stiap program yang dijalankan

berjalan dengan baik dan sesuai harapan.InsyaAllah.

Page 24: Pengantar Pendidikan Tugas Makalah(Arif)

DAFTAR RUJUKAN

Suyono,Haryono. 2007. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Pengelolaan Operasional

Pendidikan Berbasis Masyarakat, (Online), (http://www.haryonosuyono.com/

,diakses 7 Oktober 2009)

Tirtaraharjda,dkk.2005.Pengantar Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta Jakarta.

Shelmi .2008.Tantangan Budaya, (Online), (http://shelmi.wordpress.com/2008/05/07

/tantangan-budaya/,diakses 7 Oktober 2009)

(http://id.wikipedia.org/, diakses 7 Desember 2009)

Insan.2009.Kependudukan, (Online),(.http://insan.ngeblogs.com/kependudukan-generasi-

dan-pembangunan-berkelanjutan-pengertian-dan-kajian-kependudukan/, diakses 7

Desember 2009)

(http://digilib.ampl.or.id , diakses 7 Desember 2009)

(http://www.google.co.id, diakses 7 Desember 2009)