Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

52
1 MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN TENTANG TRANSPLANTASI ORGAN DI SUSUN OLEH : Yulianus Andry Prabu Aulia Febri Damayanti Putri Ana Fajrin H. Muarif PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

description

makalah

Transcript of Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

Page 1: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

1

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATANTENTANG TRANSPLANTASI ORGAN

DI SUSUN OLEH :

Yulianus Andry Prabu

Aulia Febri Damayanti

Putri Ana Fajrin

H. Muarif

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

JALUR TRANSFER

STIKES WIDYA HUSADA

TAHUN AJARAN 2015

Page 2: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

2

KATA PENGANTAR

 

Puji syukur kami ucapkan Kepada Tuhan yang maha kuasa atas rahmat dan

karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep Dasar

Keperawatan I dalam bentuk makalah ini dengan lancar. Makalah yang berjudul

Transpalantasi Organ Tubuh ini membahas mengenai pengertian dan bagian-bagian

dari transplantasi organ tubuh.

Dalam penulisan makalah ini, kami banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak.Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu penulisan makalah ini.

Kami sadar, bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu

dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami.Oleh karena itu, kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para

pembaca.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca juga kami para

penulis.

Akhir kata, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat

banyak kesalahan.

Semarang, Oktober 2015

Penulis

Page 3: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

3

DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………... 1

Kata Pengantar……………………………………………………………...2

Daftar Isi………………………………………………………………........ 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang………………………………………………..… 4

1.2.   Tujuan……………………………………………………………… 5

1.3.   Manfaat…………………………………………………………….. 5

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1.   Sejarah Transplantasi Organ……………………………………….. 3

2.2.   PengertianTransplantasi Organ……………………………………..7

2.3.   Tujuan Transplantasi Organ…………………………………….…..8

2.4.   Klasifikasi Transplantasi Organ………………………………….....9

2.5.   Metode Transplantasi Organ………………………………………..11

2.6.   Kategori Transplantasi Organ…………………………………….... 11

2.7.   Masalah Etik dan Moral Dalam Transplantasi Organ……………....12

BAB III PEMBAHASAN

3.1.   Pandangan Agama Islam Dalam Transplantasi Organ……………..... 15

3.2.   Transplantasi Organ dari Segi Etika Keperawatan……………........ 23

3.3.   Peraturan Perundang-Undangan dan Etika Transplantasi Organ…... 25

BAB IV PENUTUP

4.1.   Kesimpulan……………………………………………………......... 31

4.2.   Saran…………………………………………………………………. 32

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….... 32

Page 4: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.   LATAR BELAKANG

Perkembangan dan kemajuan zaman yang sangat pesat saat ini memberikan

dampak secara global diberbagai bidang, salah satunya adalah kemajuan di

bidang kedokteran dan kesehatan yaitu teknik transplantasi organ.

Transplantasi organadalah tindakan medis berupa pendonoran atau

pemindahan seluruh maupun sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain,

atau dari suatu tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi

ini ditujukan untuk menggantikan organ yang rusak atau tak berfungsi pada

penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor. Donor organ dapat

berasal dariseseorang yang masih hidup ataupun telah meninggal.

Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor

kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1950 di Chicago, perkembangan di bidang

transplantasi maju pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami

peningkatan melebihi ketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh di China,

pada tahun 1999 tercatat hanya 24 transplantasi hati, namun tahun 2000

jumlahnya mencapai 78 angka. Sedangkan tahun 2003 angkanya bertambah

356.Jumlah tersebut semakin meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kali

transplantasi.Tidak hanya hati, jumlah transplantasi keseluruhan organ di China

memang meningkat drastis.Setidaknya telah terjadi 3 kali lipat melebihi Amerika

Serikat.Ketidakseimbangan antara jumlah pemberi organ dengan penerima organ

hampir terjadi di seluruh dunia.

Ketika tingkat keberhasilan tranplantasi organ semakin meningkat maka

permintaan atas organ dan jaringan tubuh manusia yang dijadikan donor juga

akan meningkat. Pada awal mula perkembangan teknologi tranplantasi jaringan

tubuh manusia, sumber donor berasal dari pihak keluarga semata namun seiring

dengan perkembangannya berkembang ke lingkar yang lebih luas.Badan

Page 5: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

5

Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, setiap tahun terjadi 21.000 pencangkokan

hati.Padahal, berdasarkan pakar medis, jumlah permintaan sebenarnya paling

sedikit 90.000. Selain itu, permintaan akan ginjal juga melebihi persediaan yang

ada. Hasilnya, harga organ tubuh melonjak tajam.Ini menjadi salah satu faktor

pendukung maraknya perdagangan organ tubuh manusia di pasar gelap. Di Mesir,

sebuah ginjal berharga USD5.300, sementara di Istanbul,Turki harganya bisa

mencapai USD30.700. Di China, harga liver bahkan menembus USD34.380.

Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU

No. 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya

diatur dalam Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat

Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh

Manusia.

Pada makalah ini akan dibicarakan lebih lanjut mengenai tranplantasi organ

dan berbagai macam klasifikasinya serta peninjauan mengenai etika moral dari

segi hukum maupun agama.

1.2.   TUJUAN

a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar I

b. Untuk memberikan informasi dan membuka wawasan pembaca mengenai

transplantasi organ.

1.3.   MANFAAT

Memberikan informasi dan wawasan kepada pembaca mengenai

transplantasi organ dan klasifikasinya,serta tinjauan dari segi hukum, etika moral

dan agama, khususnya bagi para calon tenaga kesehatan.

Page 6: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1.   SEJARAH TRANPLANTASI ORGAN

Transplantasi organ mulai dipikirkan oleh dunia sejak 4000 tahun silam

menurut manuscrip yang ditemukan di Mesir yang memuat uraian mengenai

eksperimen transplantasi jaringan yang pertama kali dilakukan di Mesirsekitar

2000 tahun sebelum diutusnya Nabi Isa as. Sedangkan di India, beberapa puluh

tahun sebelum lahirnya Nabi Isa as. seorang ahli bedah bangsa Hindu telah

berhasil memperbaiki hidung seorang tahanan yang cacat akibat siksaan, dengan

cara mentransplantasikan sebagian kulit dan jaringan lemak yang diambil dari

lengannya. Pengalaman inilah yang merangsang Gaspare Tagliacosi, seorang

ahli bedah Italia, pada tahun 1597M untuk mencoba memperbaiki cacat hidung

seseorang dengan menggunakan kulit milik kawannya.

Pada ujung abad ke-19 M para ahli bedah, baru berhasil

mentransplantasikan jaringan, namun sejak penemuan John Murphy pada tahun

1897 yang berhasil menyambung pembuluh darah pada binatang percobaan,

barulah terbuka pintu percobaan mentransplantasikan organ dari manusia ke

manusia lain. Percobaan yang telah dilakukan terhadap binatang akhirnya

berhasil, meskipun ia menghabiskan waktu cukup lama yaitu satu setengah abad.

Pada tahun 1954 M Dr. J.E. Murrayberhasil mentransplantasikan ginjal kepada

seorang anak yang berasal dari saudara kembarnya yang membawa

perkembangan pesat dan lebih maju dalam bidang transplantasi.

Tatkala Islam muncul pada abad ke-7 Masehi, ilmu bedah sudah dikenal di

berbagai negara dunia, khususnya negara-negara maju saat itu, seperti dua

negara adidaya Romawi dan Persia. Namun pencangkokan jaringan belum

mengalami perkembangan yang berarti, meskipun sudah ditempuh berbagai

upaya untuk mengembangkannya. Selama ribuan tahun setelah melewati bantuk

Page 7: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

7

eksperimen barulah berhasil pada akhir abad ke-19 M, untuk pencangkokan

jaringan, dan pada pertengahan abad ke-20 M untuk pencangkokan organ

manusia.

Di masa Nabi Muhammad SAW. negara Islam telah memperhatikan

masalah kesehatan rakyat, bahkan senantiasa berupaya menjamin kesehatan dan

pengobatan bagi seluruh rakyatnya secara cuma-cuma. Ada beberapa dokter ahli

bedah di masa Beliau yang cukup terkenal seperti al Harth bin Kildah dan Abu

Ramtah Rafa'ah, juga Rufa’idah Al Aslamiyah dari kaum wanita.

Meskipun pencangkokan organ tubuh belum dikenal oleh dunia saat itu,

namun operasi plastik yang menggunakan organ buatan atau palsu sudah dikenal

di masa Nabi Muhammad SAW, sebagaimana yang diriwayatkan Imam Abu

Daud dan Tirmidzi dari Abdurrahman bin Tharfah (Sunan Abu Dawud, hadits.

no.4232) "bahwa kakeknya 'Arfajah bin As'ad pernah terpotong hidungnya pada

perang Kulab, lalu ia memasang hidung (palsu) dari logam perak, namun hidung

tersebut mulai membau (membusuk), maka Nabi Muhammad SAW.

menyuruhnya untuk memasang hidung (palsu) dari logam emas". Imam Ibnu

Sa'ad dalam Thabaqatnya (III/58) juga telah meriwayatkan dari Waqid bin Abi

Yaser bahwa 'Utsman (bin 'Affan) pernah memasang mahkota gigi dari emas,

supaya giginya lebih kuat (tahan lama).

2.2.   PENGERTIAN TRANSPLANTASI ORGAN

Transplantasi Organ adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan

organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau

tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ atau jaringan

tubuh yang tidak berfungsi dengan baik (pasal 1 butir 5 UUK). Transplantasi

organ dan jaringan tubuh manusia merupakan tindakan medik yang sangat

bermanfaat bagi pasien dengan gangguan fungsi organ tubuh yang berat. Ini

adalah terapi pengganti (alternatif) yang merupakan upaya terbaik untuk

menolong pasien dengan kegagalan organnya,karena hasilnya lebih memuaskan

dibandingkan dengan yang lain dan hingga saat ini terus berkembang dalam dunia

Page 8: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

8

kedokteran. Namun tindakan medis ini tidak dapat dilakukan begitu saja, karena

masih harus dipertimbangkan dari segi non medis, yaitu dari segi agama, hukum,

budaya, etika dan moral. Kendala lain yang dihadapi Indonesia dewasa ini dalam

menetapkan terapi transplatasi,adalah terbatasnya jumlah donor keluarga (Living

Related Donor / LRD) dan donasi organ jenazah, karena itu diperlukan kerjasama

yang saling mendukung antara para pakar terkait (hukum, kedokteran, sosiologi,

pemuka agama).

Transplantasi organ dapat dikategorikan sebagai “life saving” sedangkan

transplantasi jaringan dikategorikan sebagai “life enhancing”.Dalam pelaksanaan

transplantasi organ tubuh ada tiga pihak yang terkait dengannya, yaitu orang yang

anggota tubuhnya dipindahkan disebut donor (pen-donor), sedang yang menerima

disebut resipien dan para dokter yang menangani operasi transplantasi dari pihak

donor kepada resipien.

2.3.   TUJUAN TRANSPLANTASI ORGAN

Transplantasi organ merupakan suatu tindakan medis memindahkan sebagian

tubuh atau organ yang sehat untuk menggantikan fungsi organ sejenis yang tidak

dapat berfungsi lagi. Transplantasi dapat dilakukan pada diri orang yang sama

(autotransplantasi), pada orang yang berbeda (homotransplantasi) ataupun antar

spesies yang berbeda (xeno-transplantasi). Transplantasi organ biasanya

dilakukan pada stadium terminal suatu penyakit, dimana organ yang ada tidak

dapat lagi menanggung beban karena fungsinya yang nyaris hilang karena suatu

penyakit.Pasal 33 UU No 23/1992 menyatakan bahwa transplantasi merupakan

salah satu pengobatan yang dapat dilakukan untuk penyembuhan penyakit dan

pemulihan kesehatan.

Secara legal transplantasi hanya boleh dilakukan untuk tujuan kemanusiaan

dan tidak boleh dilakukan untuk tujuan komersial (pasal 33 ayat 2 UU 23/

1992).Penjelasan pasal tersebut menyatakan bahwa organ atau jaringan tubuh

merupakan anugerah Tuhan YME sehingga dilarang untuk dijadikan obyek untuk

mencari keuntungan atau komersial.

Page 9: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

9

2.4.   KLASIFIKASI TRANSPLANTASI ORGAN

a. Autotransplantasi

Pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain dalam tubuh orang itu

sendiri.

b. Homotransplantasi

Pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh seseorang ke tubuh orang

lain.

c. Heterotransplantasi

Pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies ke spesies lain.

d. Autograft

Transplantasi jaringan untuk orang yang sama. Kadang-kadang hal ini

dilakukan dengan jaringan surplus, atau jaringan yang dapat memperbarui,

atau jaringan lebih sangat dibutuhkan di tempat lain (contoh termasuk kulit

grafts, ekstraksi vena untuk CABG, dll) Kadang-kadang autograft dilakukan

untuk mengangkat jaringan dan kemudian mengobatinya atau orang, sebelum

mengembalikannya (contoh termasuk batang autograft sel dan penyimpanan

darah sebelum operasi ).

e. Allograft

Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua non-

identik anggota genetis yang samaspesies. Sebagian besar jaringan manusia

dan organ transplantasi yang allografts. Karena perbedaan genetik antara

organ dan penerima, penerima sistem kekebalan tubuh akan mengidentifikasi

organ sebagai benda asing dan berusaha untuk menghancurkannya,

menyebabkan penolakan transplantasi.

f. Isograft

Sebuah subset dari allografts di mana organ atau jaringan yang di

transplantasikan dari donor ke penerima yang identik secara genetik (seperti

kembar identik ). Isografts dibedakan dari jenis lain transplantasi karena

Page 10: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

10

sementara mereka secara anatomi identik dengan allografts, mereka tidak

memicu respon kekebalan.

g. Xenograft dan xenotransplantation

Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah

contoh adalah transplantasi katup jantung babi, yang cukup umum dan sukses.

Contoh lain adalah mencoba-primata (ikan primata non manusia)-

transplantasi Piscine dari pulau kecil (yaitu pankreas atau jaringan).

h. Transplantasi Split

Kadang-kadang organ almarhum donor, biasanya hati, dapat dibagi

antara dua penerima, terutama orang dewasa dan seorang anak.Ini bukan

biasanya sebuah pilihan yang diinginkan karena transplantasi organ secara

keseluruhan lebih berhasil.

i. Transplantasi Domino

Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik

karena kedua paru-paru perlu diganti dan itu adalah operasi lebih mudah

secara teknis untuk menggantikan jantung dan paru-paru pada waktu yang

sama. Sebagai jantung asli penerima biasanya sehat, dapat dipindahkan ke

orang lain yang membutuhkan transplantasi jantung. (parsudi,2007).

Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi,

yaitu :

1. Eksplantasi : Usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hidup

atau yang sudah meninggal

2. Implantasi : Usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut

kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.

Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan

tindakan transplantasi, yaitu :

1.    Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang

hidup yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan

psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan atau organ. (anonim,2006)

Page 11: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

11

2.      Adaptasi resipien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima jaringan

atau organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak

jaringan atau organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti yang sudah

tidak dapat berfungsi lagi.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari

donor yang masih hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal

dimana meninggal sendiri didefinisikan kematian batang otak. Organ-organ

yang diambil dari donor hidup seperti : kulit, ginjal, sumsum tulang dan

darah (tranfusi darah). Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah

jantung, hati, ginjal, kornea, pankreas, paru-paru dan sel otak.

2.5.   METODE TRANSPLANTASI ORGAN

Semakin berkembangnya ilmu tranplantasi modern, ditemukan metode-

metode pencangkokan, seperti :

1.      Pencangkokan arteria mammaria interna di dalam operasi lintas koroner oleh

Dr. George E. Green.

2.      Pencangkokan jantung, dari jantung ke kepada manusia oleh Dr. Christian

Bernhard, walaupun resipiennya kemudian meninggal dalam waktu 18 hari.

3.      Pencangkokan sel-sel substansia nigra dari bayi yang meninggal ke penderita

Parkinson oleh Dr. Andreas Bjornklund.

2.6.   KATEGORI TRANSPLANTASI ORGAN TUBUH

Transplantasi dapat dikategorikan menjadi tiga tipe, yaitu :

a.       Donor dalam keadaan hidup sehat. Dalam tipe ini diperlakukan seleksi yang

cermat dan harus diadakan general check up (pemeriksaan kesehatan yang

lengkap dan menyeluruh) baik terhadap donor, maupun terhadap resipien.

Hal ini dilakukan demi untuk menghindari kegagalan transplantasi.

Transplantasi organ dari donor hidup wajib memenuhi 3 persyaratan:

1.      Resiko yang dihadapi oleh donor harus proporsional dengan manfaat

yang didatangkan oleh tindakan tersebut atas diri penerima.

Page 12: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

12

2.      Pengangkatan organ tubuh tidak boleh mengganggu secara serius

kesehatan donor atau fungsi tubuhnya.

3.      Donor wajib memutuskan dengan penuh kesadaran dan bebas, dengan

mengetahui resiko yang mungkin terjadi

b.     Donor dalam keadaan koma. Apabila donor dalam keadaan koma,atau diduga

kuat akan meninggal segera, maka dalam pengambilan organ tubuh donor

memerlukan alat kontrol dan penunjang kehidupan, misalnya bantuan alat

pernafasan khusus.

c.      Donor dalam keadaan meninggal. Dalam tipe ini, organ tubuh yang akan

dicangkokkan diambil ketika donor sudah meninggal berdasarkan ketentuan

medis dan yuridis.

Dalam hal pengambilan organ dari jenazah dikenal ada 2 sistem yang

diberlakukan secara nasional, yaitu :

1)     Sistem izin (toestemming system) : Sistem ini menyatakan bahwa

transplantasi baru dapat dilakukan jika ada persetujuan dari donor sebelum

pengambilan organ. Indonesia menganut sistem ini.

2)     Sistem tidak berkeberatan (geen bezwaar system) : dalam sistem ini

transplantasi organ dapat dilakukan sejauh tidak ada penolakan dari pihak

donor. Tidak adanya penolakan dari donor, dalam sistem ini, ditafsirkan

sebagai ”donor tidak keberatan dilakukan pengambilan organ”.

2.7.   MASALAH ETIK DAN MORAL DALAM TRANSPLANTASI ORGAN

Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah donor

hidup, jenazah dan donor mati, keluarga dan ahli waris, resipien, dokter dan

pelaksana lain, serta masyarakat. Hubungan pihak-pihak tersebut dengan masalah

etik dan moral dalam transplantasi akan dibicarakan dalam uraian dibawah ini.

1) Donor Hidup

Adalah orang yang memberikan jaringan atau organnya kepada orang

lain (resipien). Sebelum memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus

Page 13: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

13

mengetahui dan mengerti resiko yang akan dihadapi, baik resiko di bidang

medis, pembedahan, maupun resiko untuk kehidupannya lebih lanjut sebagai

kekurangan jaringan atau organ yang telah dipindahkan. Disamping itu, untuk

menjadi donor, sesorang tidak boleh mengalami tekanan psikologis.

Hubungan psikis dan emosi harus sudah dipikirkan oleh donor hidup tersebut

untuk mencegah timbulnya masalah.

2) Jenazah atau donor mati

Adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat

dengan sungguh-sungguh untuk memberikan jaringan atau organ tubuhnya

kepada yang memerlukan apabila ia telah meninggal kapan seorang donor itu

dapat dikatakan meninggal secara wajar, dan apabila sebelum meninggal,

donor itu sakit, sudah sejauh mana pertolongan dari dokter yang merawatnya.

Semua itu untuk mencegah adanya tuduhan dari keluarga donor atau pihak

lain bahwa tim pelaksana transplantasi telah melakukan upaya mempercepat

kematian seseorang hanya untuk mengejar organ yang akan

ditransplantasikan.

3) Keluarga donor dan ahli waris

Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk

menciptakan saling pengertian dan menghindari konflik semaksimal mungkin

ataupun tekanan psikis dan emosi di kemudian hari.Dari keluarga resipien

sebenarnya hanya dituntut suatu penghargaan kepada donor dan keluarganya

dengan tulus.Alangkah baiknya apabila dibuat suatu ketentuan untuk

mencegah timbulnya rasa tidak puas kedua belah pihak.

4) Resipien

Adalah orang yang menerima jaringan atau organ dari orang lain. Pada

dasarnya, seorang penderita mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan

yang dapat memperpanjang hidup atau meringankan penderitaannya. Seorang

resipien harus benar-benar mengerti semua hal yang dijelaskan oleh tim

pelaksana transplantasi. Melalui tindakan transplantasi diharapkan dapat

Page 14: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

14

memberikan nilai yang besar bagi kehidupan resipien. Akan tetapi, ia harus

menyadari bahwa hasil transplantasi terbatas dan ada kemungkinan gagal.

5) Dokter dan tenaga pelaksana lain

Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat

parsetujuan dari donor, resepien, maupun keluarga kedua belah pihak. Iawajib

menerangkan hal-hal yang mungkin akan terjadi setelah dilakukan

transplantasi sehingga gangguan psikologis dan emosi di kemudian hari dapat

dihindarkan. Tanggung jawab tim pelaksana adalah menolong pasien dan

mengembangkan ilmu pengetahuan untuk umat manusia. Dengan demikian,

dalam melaksanakan tugas, tim pelaksana hendaknya tidak dipengaruhi oleh

pertimbangan-pertimbangan kepentingan pribadi.

6) Masyarakat

Secara tidak langsung masyarakat turut menentukan perkembangan

transplantasi. Kerjasama tim pelaksana dengan para cendekiawan, pemuka

masyarakat, atau pemuka agama diperlukan untuk mendidik masyarakat agar

lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha transplantasi. Dengan adanya

pengertian ini kemungkinan penyediaan organ yang segera diperlukan, atas

tujuan luhur, akan dapat diperoleh.

Page 15: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

15

BAB III

PEMBAHASAN

3.1.   PANDANGAN AGAMA ISLAM TENTANG TRANSPLANTASI ORGAN

Menurut Syariat Islam

Didalam syariat Islam terdapat 3 macam hukum mengenai transplantasi organ

dan donor organ ditinjau dari keadaan si pendonor. Adapun ketiga hukum

tersebut, yaitu :

1. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup

Dalam syariat islam seseorang diperbolehkan pada saat hidupnya

mendonorkan sebuah organ tubuhnya atau lebih kepada orang lain yang

membutuhkan organ yang disumbangkan itu, seperti ginjal. Akan tetapi

mendonorkan organ tunggal yang dapat mengakibatkan kematian si

pendonor, seperti mendonorkan jantung, hati dan otaknya. Maka hukumnya

tidak diperbolehkan, berdasarkan firman Allah SWT dalam Al – Qur’an surat

Al – Baqarah ayat 195

�ة� �ك ه�ل الت �ل�ى إ �م� �د�يك ي� �أ ب �ق�وا �ل ت و�ال� ه� الل �يل� ب س� ف�ي �ف�ق�وا �ن و�أ

” dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan ”

An – Nisa ayat 29

و�ال� �وا �ل �ق�ت ت �م� ك �ف�س� �ن أ

” dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri ”

Al – Maidah ayat 2

و�ال� �وا �ع�او�ن ت ع�ل�ى � �م �ث اإل� �ع�د�و�ان� و�ال

” dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. ”

Dan dalam hal ini Allah SWT telah membolehkan memberikan

maaf dalam masalah qishash dan berbagai diyat. Allah SWT berfirman :

Page 16: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

16

ر* �ح� ال �ح�ر- �ال ب �د� �ع�ب و�ال �د� �ع�ب �ال ب �ث� �ن و�األ� �ى0 �ث ن� �األ� ب ف�م�ن� ع�ف�ي� �ه� ل م�ن� �خ�يه� �أ

�اع7ش�ي�ء7 -ب ف�ات �م�ع�ر�وف� �ال د�اء7ب� و�أ �ه� �ي �ل إ �ح�س�ان= �إ ب �ك� ذ�0ل �خ�ف�يف7 ت

م�ن� �م� -ك ب ر� ح�م�ة7 و�ر�

“Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya,

hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan

hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf

dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan

dari Tuhan kalian dan suatu rahmat.” (QS. Al Baqarah : 178) .

2. Hukum Transplantasi Dari Donor Yang Telah Meninggal

Sebelum kita mempergunakan organ tubuh orang yang telah

meninggal, kita harus mendapatkan kejelasan hukum transplantasi organ dari

donor tersebut. Adapun beberapa hukum yang harus kita tahu, yaitu :

1. Dilakukan setelah memastikan bahwa si penyumbang ingin

menyumbangkan organnya setelah dia meninggal. Bisa dilakukan melalui

surat wasiat atau menandatangani kartu donor atau yang lainnya.

2. Jika terdapat kasus si penyumbang organ belum memberikan persetujuan

terlebih dahulu tentang menyumbangkan organnya ketika dia meninggal

maka persetujuan bisa dilimpahkan kepada pihak keluarga penyumbang

terdekat yang dalam posisi dapat membuat keputusan atas penyumbang.

3. Organ atau jaringan yang akan disumbangkan haruslah organ atau jaringan

yang ditentukan dapat menyelamatkan atau mempertahankan kualitas

hidup manusia lainnya.

4. Organ yang akan disumbangkan harus dipindahkan setelah dipastikan secara

prosedur medis bahwa si penyumbang organ telah meninggal dunia.

5. Organ tubuh yang akan disumbangkan bisa juga dari korban kecelakaan lalu

lintas yang identitasnya tidak diketahui tapi hal itu harus dilakukan

dengan seizin hakim.

Page 17: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

17

3. Keadaan Darurat

Setelelah kita tinjau transplantasi organ dari Ilmu Fiqih, sekarang kita

akan membahas mengenai bagian – bagian tubuh yang halal dan haram

apabila didonorkan, sehingga kita sebagai seorang perawat dapat mengetahui

organ – organ apa saja yang di halalkan untuk didonorkan. Adapun ketentuan

mengenai halal dan haram mendonorkan organ tubuh, yaitu :

I. Donor anggota tubuh yang bisa pulih kembali .

Diantara bagian tubuh yang dapat tumbuh kembali apabila di

donorkan adalah darah, yang lebih dikenal sebagai donor darah.

Sejarah pertama kali diperkenalkan adanya donor darah, yaitu di

Prancis pada tahun 1667 M. Pada waktu itu donor darah berasal dari

hewan dan dipindahkan ke manusia, tetapi pendonoran darah ini

mengakibatkan manusia tersebut meninggal. Kemudian dilakukan

percobaan sekali lagi di Inggris, tetapi kali ini diambilkan dari darah

manusia lainnya yaitu pada tahun 1918 M dan akhirnya berhasil.

Adapun pelaksanaan donor darah ini disebabkan karena pasien

kekurangan atau kehabisan darah seperti ketika terjadi kecelakaan lalu

lintas, kebakaran pada anggota tubuh, akibat persalinan setelah

melahirkan anak, masalah pada ginjal yang menyebabkan gagal ginjal,

atau kanker darah dan lain-lainnya.

Dari situ bisa disimpulkan bahwa donor darah hukumnya boleh

selama hal itu sangat darurat dan dibutuhkan. ( Fatawa Kibar Ulama

Ummah, hal. 939 ) Adapun dalil-dalilnya adalah sebagai berikut :

Firman Allah swt :

�ف�س= ن �ر� �غ�ي ب G �ف�سا ن �ل� ق�ت م�ن ه� ن� أ �يل� ائ ر� �س� إ �ي �ن ب ع�ل�ى �ا �ن �ب �ت ك �ك� ذ�ل �ج�ل� أ م�ن�

G ج�م�يعا اس� الن �ل� ق�ت م�ا ن� �أ ف�ك ر�ض�

� األ ف�ي اد= ف�س� و�� أ

Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia,

maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.

" ( Qs Al Maidah : 32 )

Page 18: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

18

Dalam ayat ini, Allah SWT memuji setiap orang yang

memelihara kehidupan manusia, maka dalam hal ini, para pendonor

darah dan dokter yang menangani pasien adalah orang-orang yang

mendapatkan pujian dari Allah SWT, karena memelihara kehidupan

seorang pasien, atau menjadi sebab hidupnya pasien dengan ijin Allah

SWT.

Firman Allah SWT :

م�ا �ن إ م� ح�ر �م� �ك �ي ع�ل �ة� �ت �م�ي ال و�الدم� �ح�م� و�ل �ز�ير� ن �خ� ال و�م�ا �ه�ل أ �ه� ب �ر� �غ�ي ل ه� الل

ف�م�ن� اض�ط�ر �ر� غ�ي �اغ= ب و�ال� ع�اد= ف�ال� �م� �ث إ �ه� �ي ع�ل �ن ه�إ الل غ�ف�ور7 ح�يم7 �ر�" Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai,

darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut

(nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa

(memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak (pula)

melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah

Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. "( Qs Al Baqarah : 173 )

II. Donor anggota tubuh yang bisa menyebabkan kematian.

Dalam transplantasi organ ada beberapa organ yang akan

menyebabkan kematian seseorang, seperti : limpa, jantung, ginjal ,

otak, dan sebagainya. Maka mendonorkan organ-organ tubuh tersebut

kepada orang lain hukumnya haram karena termasuk dalam katagori

bunuh diri. Dan ini bertentangan dengan firman Allah SWT :

�ة� �ك ه�ل الت �ل�ى إ �م� �د�يك ي� �أ ب �ق�وا �ل ت و�ال� ه� الل �يل� ب س� ف�ي �ف�ق�وا �ن و�أ

" dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam

kebinasaan. " (Qs Al Baqarah : 195)

Juga dengan firman Allah SWT :

و�ال� �وا �ل �ق�ت ت �م� ك �ف�س� �ن أ �نال إ ه� الل �ان� ك �م� �ك ب ح�يمGا �ر�" Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri , sesungguhnya Allah

adalah Maha Penyayang kepadamu. ( Qs An Nisa : 29 )

Page 19: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

19

III. Donor anggota tubuh yang tunggal .

Organ-organ tubuh manusia ada yang tunggal dan ada yang ganda

( berpasangan ). Adapun yang tunggal, diantaranya adalah : mulut, pankreas,

buah pelir dan lainnya. Ataupun yang aslinya ganda ( berpasangan ) karena

salah satu sudah rusak atau tidak berfungsi sehingga menjadi tunggal, seperti :

mata yang tinggal satu. Mendonorkan organ-organ seperti ini hukumnya

haram, walaupun hal itu kadang tidak menyebabkan kematian. Karena,

masalah kesehatan yang ingin dicapai oleh pasien tidak kalah besarnya dengan

masalah kesehatan yang ingin dicapai pendonor. Bedanya jika organ tubuh tadi

tidak didonorkan, maka masalah kesehatannya akan lebih banyak, dibanding

kalau dia mendonorkan kepada orang lain.

IV. Donor anggota tubuh yang ada pasangannya.

Sebagaimana yang telah diterangkan di atas, bahwa sebagian organ

tubuh manusia ada yang berpasangan, seperti : ginjal, mata, tangan, kaki,

telinga dan sebagainya. Untuk melihat hukum donor organ-organ tubuh seperti

ini, maka harus diperinci terlebih dahulu :

Jika donor salah satu organ tubuh tersebut tidak membahayakan

pendonor dan kemungkinan besar donor tersebut bisa menyelamatkan pasien,

maka hukumnya boleh, seperti seseorang yang mendonorkan salah satu

ginjalnya. Alasannya, bahwa seseorang masih bisa hidup, bahkan bisa

beraktifitas sehari-hari sebagaimana biasanya hanya menggunakan satu ginjal

saja. Hanya saja pemindahan ginjal dari pendonor ke pasien tersebut jangan

sampai membahayakan pendonor itu sendiri.

Berkata Syekh Bin Baz – rahimaullahu - Mufti Saudi Arabia ( Fatawa

Kibar Ulama Ummah, hal. 941) :

" Tidak apa-apa mendonorkan ginjal, jika memang sangat dibutuhkan,

karena para dokter telah menyatakan bahwa hal tersebut tidak berbahaya

baginya, dan dalam sisi lain, bisa bermanfaat bagi pasien yang

membutuhkannya.

Page 20: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

20

Pendonornya Insya Allah akan mendapatkan pahala dari Allah SWT

karena perbuatan ini termasuk berbuatan baik dan menolong orang lain agar

terselamatkan jiwanya, Sebagaimana firman Allah :

�ن ف�إ �ه�و�ا �ت ان �ن� ف�إ ه� الل غ�ف�ور7 ح�يم7 ر�

" dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-

orang yang berbuat baik " ( Qs Al Baqarah : 192 )

Dan Rasulullah SAW sendiri bersabda :

" Dan Allah akan selalu membantu hamba-Nya selama hamba tersebut

membantu saudaranya " ( HR Muslim no 2699 ) .

Sebaliknya jika donor salah satu organ tubuh yang ada pasangannya

tersebut membahayakan atau paling tidak membuat kehidupan pendonor

menjadi sengsara, maka donor anggota tubuh tersebut tidak diperbolehkan,

apalagi jika tidak membawa banyak manfaat bagi pasien penerima donor,

seperti halnya dalam pendonoran jantung.

Apabila transplantasi organ tubuh diperbolehkan, lalu bagaimana

apabila organ tubuh tersebut dipakai oleh resipien melakukan tindakan dosa

atau tindakan yang berpahala? Dengan kata lain, apakah pemilik organ tubuh

asal akan mendapat pahala, jika organ tubuh tersebut dipakai repisien untuk

melakukan perbuatan yang baik. Sebaliknya, apakah pendonor akan mendapat

dosa apabila organ tubuh tersebut dipakai repisien melakukan dosa?

Pendonor tidak akan mendapat pahala dan dosa akibat perbuatan

repisien, berdasarkn dalil-dalil berikut ini:

1. Firman Allah:

Artinya:”Dan sesungguhnya, tidaklah bagi manusia itu kecuali

berdasarkan perbuatannya. Dan perbuatannya itu akan dilihat.

Kemudian akan dibalas dengan balasan yang sempurna”.

2. Firman Allah:

Artinya:”Tidaklah seseorang disiksa karena dosa orang lain.”

Page 21: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

21

3.  Hadis Rasullulah

Artinya:”Apabila seseorang meninggal, maka terputuslah semua

amalnya, kecuali tiga perkara, yaitu: shadaqah jariyah, ilmu yang

berguna dan anak yang shaleh yang mendoakan kepadanya.”

Adapun masalah transplantasi menggunakan organ hewan hal ini boleh

saja asalkan hewan/binatang itu tidak najis/halal, seperti hewan ternak

(sapi, kambing,kerbau dan unta) dan hal itu termasuk dalam kategori obat

yang mana kita diperintahkan Nabi untuk mencarinya bagi yang sakit.

Laiagi halnya kalau hewan/binatang itu najis/ haram seperti, babi atau

bangkai binatang dikarenakan mati tanpa disembelih secara islami terlebih

dahulu. Dalam hal ini tidak dibolehkan kecuali dalam kondisi yang benar-

benar gawat darurat dan tidak ada pilihan (alternatif organ) lain. (lihat; QS

Al Baqarah:173, Al Maidah:3, Majma' Annahr : II/535, An-Nawawi

dalam Al-Majmu' : III/138).

Diriwayatkan dalam kitab sahih bahwa Rasulullah saw. pernah

melewati bangkai seekor kambing, lalu para sahabat berkata,

"Sesungguhnya itu bangkai kambing milik bekas budak Maimunah." Lalu

beliau bersabda: "Mengapa tidak kamu ambil kulitnya lalu kamu samak,

lantas kamu manfaatkan?" Mereka menjawab, "Sesungguhnya itu adalah

bangkai." Beliau bersabda, "Sesungguhnya yang diharamkan itu hanyalah

memakannya."

Mendonorkan organ tubuh itu seperti menyedekahkan harta. Hal ini

boleh dilakukan terhadap orang muslim dan nonmuslim, tetapi tidak boleh

diberikan kepada orang kafir harbi yang memerangi kaum muslim.

Misalnya, orang kafir yang memerangi kaum muslim lewat perang pikiran

dan yang berusaha merusak Islam.

Demikian pula tidak diperbolehkan mendonorkan organ tubuh kepada

orang murtad yang keluar dari Islam secara terang-terangan. Karena

Page 22: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

22

menurut pandangan Islam, orang murtad berarti telah mengkhianati agama

dan umatnya sehingga ia berhak dihukum bunuh.

Apabila ada dua orang yang membutuhkan bantuan donor, yang satu

muslim dan satunya lagi nonmuslim, maka yang muslim itulah yang harus

diutamakan. Allah berfirman:

�ون� �م�ؤ�م�ن و�ال �ات� �م�ؤ�م�ن و�ال �ع�ض�ه�م� ب �اء� �ي و�ل� أ �ع�ض= ب

"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian

mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian Yang lain ..." (At-

Taubah: 71)

Apabila si muslim itu kerabat atau tetangga si donor, maka dia lebih

utama daripada yang lain, karena tetangga punya hak yang kuat dan

kerabat punya hak yang lebih kuat lagi, sebagaimana firman Allah:

�ول�و و�أ � ح�ام ر�� األ� �ع�ض�ه�م� ب

"... Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu

sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan

kerabat) di dalam kitab Allah ..." (Al-Anfal: 75)

Adapun mencangkokkan organ tubuh orang nonmuslim kepada orang

muslim tidak terlarang, karena organ tubuh manusia tidak diidentifikasi

sebagai Islam atau kafir, ia hanya merupakan alat bagi manusia yang

dipergunakannya sesuai dengan akidah dan pandangan hidupnya.

Apabila suatu organ tubuh dipindahkan dari orang kafir kepada orang

muslim, maka ia menjadi bagian dari wujud si muslim itu dan menjadi alat

baginya untuk menjalankan misi hidupnya, sebagaimana yang

diperintahkan Allah Ta'ala. Hal ini sama dengan orang muslim yang

mengambil senjata orang kafir dan mempergunakannya untuk berperang fi

sabilillah. Bahkan bahwa organ-organ di dalam tubuh orang kafir itu

adalah muslim (tunduk dan menyerah kepada Allah), selalu bertasbih dan

bersujud kepada Allah SWT, sesuai dengan pemahaman yang ditangkap

dari Al-Qur'an bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi itu

Page 23: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

23

bersujud menyucikan Allah Ta'ala, hanya saja kita tidak mengerti cara

mereka bertasbih.

3.2.   TRANSPLANTASI ORGAN DARI SEGI ETIKA KEPERAWATAN

Jika ditinjau dari segi etika keperawatan, transplantasi organ akan menjadi

suatu hal yang salah jika dilakukan secara illegal. Hal ini menilik pada kode etik

keperawatan, Pokok etik 4 pasal 2 yang mengatur tentang hubungan perawat

dengan teman sejawat. Pokok etik tersebut berbunyi “Perawat bertindak

melindungi klien dan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan

secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal”. Seorang perawat dalam

menjalankan profesinya juga diwajibkan untuk tetap mengingat tentang prinsip-

prinsip etik, antara lain :

a. Otonomi (Autonomy)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu

berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa

dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan

memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.

Prinsip otonomi merupakan bentuk respect terhadap seseorang, atau

dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional.

Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut

pembedaan diri.Praktik profesional merefleksikan otonomi saat perawat

menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan

dirinya.Jika dikaitkan dengan kasus transplantasi organ maka hal yang

menjadi pertimbangan adalah seseorang melakukan transplantasi tersebut

tanpa adanya paksaan dari pihak manapun dan tentu saja pasien diyakinkan

bahwa keputusan yang diambilnya adalah keputusan yang telah

dipertimbangkan secara matang.

b. Berbuat baik (Beneficience)

Page 24: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

24

Beneficience berarti hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,

memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan

kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.

Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip

ini dengan otonomi.

c. Keadilan (Justice)

Adil terhadap orang lain dan menjunjung prinsip-prinsip moral, legal

dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika

perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan

keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)

Prinsip ini berarti dalam pelaksanaan transplantasi organ, harus

diupayakan semaksimal mungkin bahwa praktek yang dilaksanakan tidak

menimbulkan bahaya/cidera fisik dan psikologis pada klien.

e. Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.Nilai ini diperlukan

oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada

setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.Prinsip

veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan

kebenaran.Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprehensif, dan

objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada,

dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang

berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Walaupun

demikian, terdapat beberapa argumen yang menyatakan adanya batasan untuk

kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk

pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best”

sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan

informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam

membangun hubungan saling percaya.

Page 25: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

25

f. Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan

komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan

menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah

kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang

dibuatnya.Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik

yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk

meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan

meminimalkan penderitaan.

Dari prinsip-prinsip diatas berarti harus diperhatikan benar bahwa

dalam memutuskan untuk melakukan transplantasi organ harus disertai

pertimbangan yang matang dan tidak ada paksaan dari pihak manapun, adil

bagi pihak pendonor maupun resipien, tidak merugikan pihak manapun serta

berorientasi pada kemanusiaan.

Selain itu dalam praktek transplantasi organ juga tidak boleh melanggar

nilai-nilai dalam praktek perawat professional.Sebagai contoh nilai tersebut

adalah, keyakinan bahwa setiap individu adalah mulia dan berharga. Jika

seorang perawat menjunjung tinggi nilai tersebut dalam praktiknya, niscaya

seorang perawat tidak akan mudah membantu melaksanakan praktek

transplantasi organ hanya dengan motivasi komersiil.

3.3.  PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN DAN ETIKA

TRANPLANTASI ORGAN

a.       Aspek Hukum Transplantasi Organ

Dari segi hukum, transplantasi organ, jaringan dan sel tubuh dipandang

sebagai suatu hal yang mulia dalam upaya menyehatkan dan

mensejahterakan manusia, walaupun ini adalah suatu perbuatan yang

melawan hukum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan, tetapi mendapat

Page 26: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

26

pengecualian hukuman, maka perbuatan tersebut tidak lagi diancam pidana,

dan dapat dibenarkan.

Peraturan transplantasi organ termuat dalam :

1.      Pasal 33 dan 34 UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

a)      Pasal 33

1)      Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat

dilakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, transfusi

darah , implant obat dan atau alat kesehatan, serta bedah pastik dan

rekonstruksi.

2)     Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan

kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial.

b)      Pasal 34

1)      Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan

oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan

untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.

2)      Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor

harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada

persetujuan ahli waris atau keluarganya.

3)      Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan

transplantasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)

ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

3. PP No. 18 Tahun 1981

Dalam PP No.18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, bedah mayat

anatomis dan transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia tercantum

pasal tentang transplantasi sebagai berikut:

Pasal 1 :

Page 27: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

27

a)      Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang

dibentuk oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal

(fungsi) tertentu untuk tubuh tersebut.

b)      Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal

(fungsi) yang sama dan tertentu.

c)      Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk

pemindahan organ dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari

tubuh orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat

dan atau jaringan tubuh ynag tidak berfungsi dengan baik.

d)     Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan

tubuhnya kepada orang lain untuk keperluan kesehatan.

e)      Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli

kedokteran yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan, dan atau

denyut jantung seseorang telah berhenti. Ayat yang mengenai definisi

meninggal dunia kurang jelas, maka IDI dalam seminar nasionalnya

mencetuskan fatwa tentang masalah mati yaitu bahwa seseorang

dikatakan mati bila fungsi spontan pernafasan dan jantung telah

berhenti secara pasti atau irreversible,atau terbukti telah terjadi

kematian batang otak.

Tujuan pengaturan :

         Melarang transplantasi untuk tujuan komersial

         Transplantasi bukanlah suatu obyek yang dapat diperjualbelikan

dalam mencari keuntungan.

         Tindakan transplantasi adalah suatu usaha mulia yang bertujuan

menolong sesama manusia untuk mengurangi penderitaannya.

f. Aspek Etis Transplantasi Organ

Pasal - pasal tentang transplantasi dalam PP No. 18 tahun 1981, pada

hakekatnya telah mencakup aspek etik, mengenai larangan memperjual

Page 28: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

28

belikan alat atau jaringan tubuh untuk tujuan transplantasi atau meminta

kompensasi material.

Yang perlu diperhatikan dalam tindakan transplantasi adalah penentuan

saat mati seseorang akan diambil organnya, yang dilakukan oleh dua

orang doter yang tidak ada sangkut paut medik dengan dokter yang

melakukan transplantasi, ini erat kaitannya dengan keberhasilan

transplantasi, karena bertambah segar organ tersebut bertambah baik

hasilnya tetapi jangan sampai terjadi penyimpangan karena pasien yang

akan diambil organnya harus benar-benar meninggal dan penentuan saat

meninggal dilakukan dengan pemeriksaan elektroensefalografi dan

dinyatakan meninggal jika terdapat kematian batang otak dan sudah pasti

tidak terjadi pernafasan dan denyut jantung secara spontan. Pemeriksaan

dilakukan oleh para dokter lain bukan dokter transplantasi agar hasilnya

lebih objektif.

g. Tenaga Kesehatan Yang Berwenang

Di Indonesia transplantasi hanya boleh dilakukan oleh tenaga kesehatan

yang memiliki kewenangan, yang melakukannya atas dasar adanya

persetujuan dari donor maupun ahli warisnya (pasal 34 ayat 1 UU No.

23/1992). Karena transplantasi organ merupakan tindakan medis, maka

yang berwenang melakukannya adalah dokter. Dalam UU ini sama sekali

tidak dijelaskan kualifikasi dokter apa saja yang berwenang. Dengan

demikian, penentuan siapa saja yang berwenang agaknya diserahkan

kepada profesi medis sendiri untuk menentukannya.

Secara logika, transplantasi organ dalam pelaksanaannya akan

melibatkan banyak dokter dari berbagai bidang kedokteran seperti bedah,

anestesi, penyakit dalam, dll sesuai dengan jenis transplantasi organ yang

akan dilakukan. Dokter yang melakukan transplantasi adalah dokter yang

bekerja di RS yang ditunjuk oleh Menkes (pasal 11 ayat 1 PP

18/1981).Untuk menghindari adanya konflik kepentingan, maka dokter

Page 29: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

29

yang melakukan transplantasi tidak boleh dokter yang mengobati pasien

(pasal 11 ayat 2 PP 18/1981)

h. Syarat Pelaksanaan Transplantasi

Pada transplantasi organ yang melibatkan donor organ hidup,

pengambilan organ dari donor harus memperhatikan kesehatan donor

yang bersangkutan. Pengambilan organ baru dapat dilakukan jika donor

telah diberitahu tentang resiko operasi, dan atas dasar pemahaman yang

benar tadi donor dan ahli waris atau keluarganya secara sukarela

menyatakan persetujuannya (pasal 32 ayat 2 UU No. 23/1992)

Syarat dilaksanakannya transplantasi adalah:

2) Keamanan

Tindakan operasi harus aman bagi donor maupun penerima

organ.Secara umum keamanan tergantung dari keahlian tenaga

kesehatan, kelengkapan sarana dan alat kesehatan.

3) Voluntarisme

Transplantasi dari donor hidup maupun mati hanya bisa

dilakukan jika telah ada persetujuan dari donor dan ahli waris atau

keluarganya (pasal 34 ayat 2 UU No. 23/1992).Sebelum meminta

persetujuan dari donor dan ahli waris atau keluarganya, dokter wajib

memberitahu resiko tindakan transplantasi tersebut kepada donor

(pasal 15 PP 18/1981).

i. Larangan dan Sanksi Hukum

Pelanggaran terbanyak atas aturan internasional adalah jual beli organ

dalam rangka transplantasi organ. Jual beli organ terjadi akibat tidak

seimbangnya kebutuhan (need) dan penawaran (demand) organ untuk

keperluan transplantasi. Dalam kaitan dengan isu ini, China dianggap sebagai

negara pelanggar terbesar. Sejak beberapa dekade terakhir, transplantasi organ

merupakan penyumbang devisa negara China yang amat besar. Besarnya

suplay organ, yang kebanyakan diperoleh dari narapidana tereksekusi,

Page 30: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

30

menyebabkan banyak orang berbondong-bondong mencari organ di China.

Pencarian organ yang bisa memakan waktu belasan tahun di negara lain,

dapat diperoleh di China hanya dalam waktu beberapa minggu. Banyaknya

suplay, tingginya ketrampilan dokter dan harganya yang relatif terjangkau

membuat China menjadi tujuan pertama pasien-pasien yang memerlukan

donor organ. Ada kecurigaan, sejak tahun 2001 China telah melakukan

pelanggaran Hak Asasi Manusia karena telah mengeksekusi secara sengaja

para pengikut Falun Gong yang dipenjara, untuk diambil organ tubuhnya.

Organ-organ ini lalu dijual kepada pasien yang membutuhkan dengan

mengambil keuntungan besar (laporan David Kilgour dan David Matas,

2007). Dalam beberapa tahun terakhir transplantasi ginjal di China mencapai

41.500 kasus.

Dalam hukum di Indonesia, pada prinsipnya ada beberapa larangan :

1. Larangan komersialisasi organ atau jaringan tubuh

         Pasal 16 PP 18/1981 menyatakan bahwa donor dilarang menerima

imbalan material dalam bentuk apapun.

         Pasal 80 ayat 3 UU No 23/1992 menyatakan bahwa barangsiapa

dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersial

dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh

atau tranfusi darah dipidana dengan pidana penjara paling lama 15

tahun dan pidana denda paling banyak 300 juta rupiah.

2. Larangan pengiriman dan penerimaan organ jaringan dari dan keluar

negeri (pasal 19 PP No. 18/1981).

BAB IV

Page 31: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

31

PENUTUP

4.1.   KESIMPULAN

Kemajuan teknologi dibidang kedokteran memungkinkan terjadinya

transplantasi organ tubuh manusia. Transplantasi organ merupakan suatu proses

pemindahan atau pencangkokan sel, jaringan maupun organ tubuh dari seseorang

yang sehat ke orang yang sakit dengan tujuan untuk memperbaiki jaringan atau

organ tubuh yang mengalami gangguan fungsi organ tubuh yang berat. Hal ini

sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia karena dengan transplantasi

organ-organ tubuh manusia yang telah rusak atau tidak berfungsi lagi dengan

normal dapat digantikan dengan organ yang masih berfungsi dengan baik. Orang

yang bisa melakukan transplantasi organ bisa dari orang yang telah meninggal

dunia ke orang yang masih hidup serta dari orang yang hidup ke orang lain.

Sebelum melakukan transplantasi organ harus ada persetujuan dari keluarga orang

tersebut atau pribadi orang tersebut. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri

banyaknya masalah yang muncul akibat kemajuan teknologi ini seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya.Transplantasi boleh saja dilakukan dengan melaksanakan

ketentuan-ketentuan berupa hukum kesehatan dan etika kedokteran yang berlaku

di Indonesia.Tenaga kesehatan berperan penting dalam masalah ini. Oleh sebab

itu, setiap pihak yang memiliki kewenangan tersebut hendaknya memperhatikan

tujuan dari transplantasi organ dengan pertimbangan yang matang dan bukan

karena kepentingan material semata. Dengan memperhatikan hukum kesehatan

dan etika yang berlaku maka usaha mulia untuk menolong pasien yang memiliki

masalah dengan salah satu organ tubuhnya dapat terlaksana.

4.2.   SARAN

Saran bagi Pendonor

Page 32: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

32

1)      Orang-orang yang ingin menyumbangkan salah satu organ tubuhnya adalah

orang yang dalam keadaan sehat atau aman dan bukan karena desakan

komersiil semata.

2)      Harus ada persetujuan dari keluarga pasien.

3)      Selain itu, para penjual organ juga harus menyadari kalau menjual organ

tubuh kita sendiri dapat membahayakan kesehatan bahkan dapat

menyebabkan kematian

Saran bagi Tenaga Kesehatan

1)      Sebelum melakukan tindakan, perawat wajib menjelaskan akibat-akibat,

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dan cara operasi.

2)      Perawat wajib bersikap tulus, ikhlas dan penuh tanggung jawab.

3)      Perawat harus menggunakan segala ilmu dan keterampilan untuk kepentingan

pasien.

4)      Sebaiknya para dokter dan juga paramedis tidak menyalahgunakan dan wajib

berhati – hati dalam mengaplikasikan keahliannya dalam transplantasi organ

terutama untuk tujuan - tujuan komersial semata, seperti jual-beli organ

illegal.

DAFTAR PUSTAKA

Page 33: Makalah Kdk Andy Dosen Pak Arif

33

Anonim. 2010. Organ Transplant.Accessed. Available at :

http://www.en.wikipedia.com

Keperawatan Religon transplantasi organ. 2009. Available at :

http://keperawatanreligionmira.wordpress.com/2013/05/09.html

Potter and Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Suprapti, S.R. 2009. Etika Kedokteran Indonesia.Transplantasi. Edisi 2. Jakarta : Bina

Pustaka

Teresa,L.2012. Nilai Etika Transplantasi Organ. Accessed. Available at :

http://www.maranatha.com.transplantasi

Triana, N. Menengok Transplantasi Organ di China.Accessed. Available at :

http://www.jurnalnasional.com