pengantar kebijakan pembiayaan kesehatan
Transcript of pengantar kebijakan pembiayaan kesehatan
Assalamu’alaikum Wr WbAssalamu’alaikum Wr Wb
Pengantar Kebijakan Pengantar Kebijakan Pembiayaan KesehatanPembiayaan Kesehatan
I. PEMBANGUNAN KESEHATAN I. PEMBANGUNAN KESEHATAN ADALAH ESENSIAL PEMBANGUNAN ADALAH ESENSIAL PEMBANGUNAN
SDMSDM
SALAH SATU INDIKATOR KESEJAHTERAAN SALAH SATU INDIKATOR KESEJAHTERAAN BANGSA (KOMPONEN HUMAN BANGSA (KOMPONEN HUMAN DEVELOPMENT INDEX=HDI ATAU INDEK DEVELOPMENT INDEX=HDI ATAU INDEK PEMBANGUNAN MANUSIA= IPM)PEMBANGUNAN MANUSIA= IPM)
Indikator: Indikator:
(1) Umur harapan hidup,(1) Umur harapan hidup,
(2) Melek Huruf, (2) Melek Huruf,
(3) Income/kapita(3) Income/kapita
HDI Indonesia 102 dari 160 negara 2002HDI Indonesia 102 dari 160 negara 2002
Kondisi Umum:Kondisi Umum:• Problem umum yang krusial:
-Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (terkorup di Asia)-Human Development Indikator jajaran terendah (ke 111 tahun 2004)-Biaya hidup dirasakan masyarakat terasa mahal---krisis ekonomi 1997-sekarang?, kenaikan harga BBM dst
. Sistem Pemerintahan yang terus berproses.
Kebijakan (Publik)?Kebijakan (Publik)?• Arti: Adalah apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan oleh Pemerintah.• Berkaitan dengan Pelayanan Publik:
pengawasan terhadap kebijakan publik tidak mungkin diberikan kepada swasta atau lembaga partisan.
Kebijakan Publik ---dapat dilihat-komitmen anggaran (manajemen,akuntabilitas,dsb)(Kumorotomo, W, 2005)
Alur KebijakanAlur Kebijakan
Aksi Kebijakan Hasil Kebijakan
InputPotensi
ProsesTindakan
OutputKeluaran
Dampak
REGULATIF-Peraturan perundangan-Sistem kebijakan-Partisipasi masyarakat
ALOKATIF-Sumber Daya Manusia-Fasilitas Kebijakan
TINDAKAN KEBIJAKAN
KELUARAN DAN DAMPAK
HasilInput Proses
Pelayanan Publik Yang Pelayanan Publik Yang Mendesak:Mendesak:
• Pelayanan dasar : Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan Sosial
• Berkaitan dengan pertentangan antara isu pemerataan dan keadilan---dengan persaingan dan kemajuan.
• Pemerintah, Masyarakat dan Swasta dituntut bertanggungjawab terhadap pelayanan publik?
Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan dan Komitmen Melalui Peraturan Komitmen Melalui Peraturan
PerundanganPerundangan
Purnomo (1999): Deklarasi internasional mengisyaratkan hak-hak asasi manusia ada keharusan keseimbangan antara penerima dan pemberi jasa pelayanan kesehatan.
Amandemen UUD 1945 pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir batin,bertempat tinggal, mendapat lingkungan yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Negara menjamin memberikan pelayanan kesehatan kepada setiap WN
Pasal 34 1945 bahwa: fakir miskin dan anak terlantar dipelihara negara, sistem jaminan sosial,negara bertanggungjawab thp fasilitas pel.kes.
Dijabarkan pada UU no Dijabarkan pada UU no 223 th 3 th 19921992 : :
Hak yang sama memperoleh derajat yang optimal (pasal 4),
b. Berkewajiban ikut memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan (pasal 5).
c. Pasal 8 bahwa : pemerintah---masyarakat dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan.---fungsi sosial bagi masy kurang mampu.
d. Pasal 9: Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Catatan: Semua peraturan-perundangan --- produk politik
yang di terapkan dalam bentuk kebijakan dalam semua tingkat pemerintahan
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 4, 5, 65 dan 66 yang mengatur berbagai hal. Isi yang paling penting adalah hak memperoleh dan kewajiban memelihara derajat kesehatan, biaya kesehatan dan pengembangan JPKM.
• Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 553/MENKES/SK/IV/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak Bidang Kesehatan (PKPS-BBM Bidkes) dan Pedoman Pelaksanaan pada Daerah Uji Coba Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Keluarga Miskin
• Lahirnya Undang-Undang no 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan suatu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak
• Pada tahun 2005 PKPS-BBM Bidkes atas Surat Keputusan Menteri Kesehatan No 1241/ Menkes/ XI/ 2004 menunjuk PT Askes sebagai badan pelaksana program pemeliharaan kesehatan dari dana kompensasai BBM.
• Kemudian pada September 2005 berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi atas tuntutan yudicial review, daerah kembali mendapat kesempatan mengelola dana asuransi kesehatan secara mandiri.
UU Kesehatan no 36 tahun UU Kesehatan no 36 tahun 20092009
BAB XV PEMBIAYAAN KESEHATAN
• Pasal 170 (1) Pembiayaan kesehatan bertujuan untuk
penyediaan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan agar meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
(2) Unsur-unsur pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas sumber pembiayaan, alokasi, dan pemanfaatan.
(3) Sumber pembiayaan kesehatan berasal dari Pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan sumber lain.
• Pasal 171 (1) Besar anggaran kesehatan Pemerintah
dialokasikan minimal sebesar 5% (lima persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji. (2) Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah
provinsi, kabupaten/kota dialokasikan minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di
luar gaji. (3) Besaran anggaran kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Pasal 172 (1) Alokasi pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 171 ayat (3) ditujukan untuk pelayanan k e s e ha t a n di bidang pelayanan publik, terutama bagi penduduk miskin, kelompok lanjut usia, dan anak terlantar.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara alokasi pembiayaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
.
Pasal 173
(1) Alokasi pembiayaan kesehatan yang bersumber dari swasta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 170 ayat (3) dimobilisasi melalui sistem jaminan sosial nasional dan/atau asuransi kesehatan komersial.
(2) Ketentuan mengenai tata cara penyelenggaraan sistem jaminan sosial nasional dan/atau asuransi kesehatan komersial sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Syarat Pokok Pelayanan Syarat Pokok Pelayanan KesehatanKesehatan
• Tersedia dan berkesinambungan---pelayanan kesehatan tidak sulit ditemukan.
• Dapat diterima dan wajar---tidak bertentangan adat/ budaya/ keyakinan masyarakat.
• Mudah dicapai---lokasi, distribusi, sarana.• Mudah dijangkau---biaya sesuai kemampuan
masyarakat.• Bermutu---tingkat kesempurnaan pelayanan:
memuaskan, dengan tatacara yang etis dan standar yang ditetapkan
• Prinsip-prinsip pembiayaan kesehatan harus memperhatikan hal:-desentralisasi, -solidaritas, -keadilan, -subsidiaritas, -efisien, dan -surplus revenue.
• Indonesia merupakan negara paling rendah tingkat kesehatan di kawasan Asia Tenggara.
• Sedang alokasi dana untuk kesehatan sekitar 2,5% yakni melalui APBN dan APBD, padahal rata-rata negara mencapai 5%. Kemiskinan merupakan problem yang sangat terkait dengan kesehatan dan kesejahteraan.
• Berdasarkan paradigma “new universalisme” bahwa tujuan kesehatan dunia yang baru adalah untuk meningkatkan status kesehatan dunia secara merata, mengurangi kesenjangan, mengakomodasi dan merespon kebutuhan nyata masyarakat dan menghargai martabat manusia, menjamin “fairness” atau keadilan pendistribusian sumber dana kesehatan.
Kecenderungan Problem Biaya Kecenderungan Problem Biaya KesehatanKesehatan
Perbandingan Indikator Kesehatan antar Perbandingan Indikator Kesehatan antar negara (WHO negara (WHO citcit Gani, 2001) Gani, 2001)
NoNegara
MMR MR Balita
GNP/Kapita
Biaya per kap
Urutan BiayaKes
1 Malaysia 329 9 3.400 110 93
2 Thailand 44 30 1.960 133 64
3 Philipina 170 42 1.020 40 124
4 Indonesia 390 52 580 18 154
5 Vietnam 160 160 370 17 182
6 Myanmar 230 230 220 100 136
7 Srilangka 60 19 820 25 138
Contoh: Pengeluaran anggaran Pemerintah Bid KesehatanContoh: Pengeluaran anggaran Pemerintah Bid Kesehatan(Sumber WHO (Sumber WHO cit cit Trinantoro, 2001)Trinantoro, 2001)
Negara Tahun 1997(%)
Tahun 1998(%)
Australia 87 89
Belgia 71 71
Denmark 82 82
Jepang 79 78
AS 45 45
Inggris 84 83
India 15 18
Brazil 40 48
Kuba 88 88
Kuwait 88 91
Indonesia 23 26
Thailand 57 61
Filipina 43 42
Vietnam 20 24
• Negara-negara tidak kaya cenderung sumber dana kesehatan lebih banyak berasal dari masyarakat, kecuali Kuba.
• Negara-negara kaya cenderung sumber dana kesehatan berasal lebih banyak dari Pemerintah, kecuali AS.
Cat: *Di negara tidak kaya–timbul problem sulitnya
akses pelayanan kesehatan dan rendah mutu pelayanan kesehatan.
*Sementara pelayanan kesesehatan semakin mengarah pada barang komoditi yang mengarah pada pasar. Rumah sakit ke arah organisasi sosial ekonomi.
Situasi di IndonesiaSituasi di Indonesia• Sebagian besar total biaya kesehatan di
Indonesia dari non Pemerintah sekitar 70%-75%, dari Pemerintah sekitar 25%-30%.
• Sebagian besar biaya non Pemerintah dikeluarkan secara langsung oleh rumah tangga (out of pocket payment) sekitar 75%, sebagian lagi dari perusahaan(19%) dan sebagian dengan sistem asuransi 6 %.
Problem Pembiayaan & Pelayanan Problem Pembiayaan & Pelayanan KesehatanKesehatan
• Sebagian besar masyarakat khususnya golongan ekonomi lemah dan kelompok rentan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hak asasinya untuk upaya kesehatan terutama kebutuhan pelayanan medis di rumah sakit.
• Pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia masih belum optimal yang menyebabkan kerugian ekonomi bangsa oleh karena keadaan sakit di Indonesia masih cukup tinggi.
• Dari aspek pemberi layanan kesehatan dapat dilihat bahwa penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Indonesia masih belum efisien, komitmen para pemberi layanan kesehatan masih belum memuaskan dan mutu pelayanan kesehatan masih dipertanyakan.
• Hubungan antara masyarakat, pemberi layanan kesehatan dan badan penyelenggara asuransi kesehatan /JPKM masih menghadapi kendala.
• Tata-hukum yang mengatur ketiga pihak tersebut masih berproses
*maka upaya yang mengarah pada reformasi sistem pelayanan kesehatan khususnya sistem pembiayaan pelayanan kesehatan perlu dilakukan
Arah Kebijakan ?Arah Kebijakan ?• Pemerintahan lebih percaya pada mekanisme
pasar atau lebih pada sosial.• Apakah pembuat kebijakan lebih mengarah pada
equity egaliter (adil dan merata tanpa memandang perbedaan status ekonomi) atau equity libertan (adil sesuai dengan kemampuan membayar).
• Aspek teknis termasuk infrastruktur, persentase penduduk yang bekerja secara formal, rata-rata pendapatan penduduk di suatu negara, kesiapan sumberdaya manusia, faktor kultur/ budaya masyarakat juga akan menentukannya.
•
Alokasi Anggaran responden di Gunung KidulAlokasi Anggaran responden di Gunung Kidul(Hasil survey: Ghufron, 2000)(Hasil survey: Ghufron, 2000)
Jenis Pengeluaran Rata-rata per bulan (rp)
Persentase(n=575)
Sewa rumah 562 0,1
Transportasi 82.433. 15.5
Makan 213.501 40.3
Rokok 60.896 11.5
Buku 23.078 2.9
Kesehatan 9.933 1.9
Pendidikan 15.465 2.9
Rekreasi 14.412 2.7
Sumbangan 45.459 8.6
Listrik 43.132 8.1
Lain-lain 20.257 3.8
Jumlah 529.127 100
Pengeluaran Biaya Kesehatan oleh masyarakat:
• Kemampuan membayar masyarakat dilihat dari pengeluaran untuk keperluan yang bersifat tersier.
• Alokasi kesehatan masih lebih kecil dari pos-pos: rekreasi, sumbangan, dan rokok.Mengapa tidak diasuransikan kesehatannya?
Format Baru Pembiayaan Format Baru Pembiayaan Kesehatan pada Otonomi Daerah:Kesehatan pada Otonomi Daerah:
Perlu Pertimbangan sbb:• Apakah menjadi prioritas dalam
pembangunan dibanding sektor lain?• Tiga hal pokok yg harus
diperhatikan: alokasi anggaran, sumber dana dan efisiensi.
Sumber danaSumber dana• Sumber dari Pemerintah: DAU, DAK,
Dana Perimbangan, Pinjaman, dan bantuan.
• Pelayanan kesehatan yang tergolong “public goods” harus melindungi kelompok yang tidak mampu—maka integrasi antara perencanaan kesehatan dengan pembiayaannya.
• Dalam mobilisasi dana harus meningkatkan “user fees”, subsidi secara tepat.Dilakukan penyesuaian tarif pelayanan. Pola tarif harus mempertimbangkan ability to pay (kemammpuan membayar) dan willingness topay (kemauan membayar masyarakat) agar tidak menjadi masalah pada pusat-pusat pelayanan.
• Pengembangan JPKM, karena cakupan di Indonesia masih rendah, tahun 1998 14%, sekarang semakin meningkat karena ada jaminan untuk masyarakat miskin 36 juta penduduk. Terakhir 2007/2009--- 76 juta maskin.
• Bagaimana pelaksanaan dan pengawasan dilapangan?
Usulan Reformasi Usulan Reformasi Bank Dunia:Bank Dunia:
Isi:• Subsidi pelayanan kesehatan dikurangi.• Meningkatkan cakupan asuransi• Meningkatkan peran swasta• Mendesentralisasikan pelayanan
pemerintah.
*cat: Reformasi—mengacu pada konsep efisiensi---peningkatan status kesehatan melalui peningkatan dana asuransi dan pemerataan dengan realokasi sumber daya dari kurasi ke pelayanan primer, serta peningkatan mutu dan penurunan ongkos produksi.
*Namun sering terjadi kontroversi dengan Deklarasi (Kesehatan)Alma Ata---equity.
II. HUBUNGAN TIMBAL BALIK II. HUBUNGAN TIMBAL BALIK KESEHATAN, EKONOMI DAN PENDIDIKANKESEHATAN, EKONOMI DAN PENDIDIKAN
A. Ekonomi -> Kesehatan1. Mampu membiayai kesehatan yang baik terutama untuk gizi dan sanitasi2. Dampak negatif kesehatan:
a. Perubahan gaya hidupb. Potensi timbul masalah kesehatan:
- keracunan pestisida- penciptaan breeding place- pencemaran- kecelakaan, dll
B. Kesehatan -> EkonomiB. Kesehatan -> Ekonomi
1. Jangka Pendek1) hilangnya rasa nyaman dan sejahtera, (2) hilangnya kesempatan melakukan interaksi sosial, (3) biaya untuk berobat, (4) biaya transportasi untuk berobat,
(5) hilangnya pendapatan akibat sakit atau mati
2. Jangka Panjang2. Jangka Panjang
Kerugian jangka panjang
Pertumbuhan&PerkembanganFisik& Otak
IbuHamil
Bayi
IQ (Intelligence Quotient)
EQ (Emotional Quotient)
PendidikanMutu
TenagaKerja
TatananKehidupanSosial Ekonomi
Balita
Kerugian Akibat Pertumbuhan Kerugian Akibat Pertumbuhan otak tidak optimal:otak tidak optimal:
• efektivitas pendidikan dasar, menengah dan menengah atas tidak optimal (kerugian anggaran pendidikan)
• drop out anak didik meningkat• pekerja anak• mutu tenaga kerja : dalam jangka panjang, ada "critical
mass" tenaga kerja yang hanya menawarkan jasa tenaga otot, dan bukan ketrampilan dan keahlian
• jumlah pencari kerja muda meningkat : pengangguran meningkat dan menimbulkan masalah sosial
• pada gilirannya, keadaan ini bisa menyebabkan ketidakstabilan sosial
KESEJAHTERAANPENDUDUK
Pendidikan Wanita
Pendidikan Wanita
Kesehatan Wanita
Kesehatan Wanita
Mutu Tenaga Kerja
Mutu Tenaga Kerja
ProduktivitasProduktivitas
Pendidikan Dasar
Pendidikan Dasar
Ekonomi Daerah• Growth Rate• Pemerataan
Ekonomi Daerah• Growth Rate• Pemerataan
PendidikanLanjut
KesehatanAnak
Innovatif ?Ekstraktif ?
ascobat g/2001
pendekjangka panjangjangka
Kerugian ekonomi dan sosial
Kerugian ekonomi
* Biaya kesehatan RT
* Biaya kesehatan pemerintah
* Biaya kesehatan perusahaan
* Hilangnya waktu produktif
Kerugian sosial
* Rasa nyaman terganggu
* Kegiatan sosial terganggu
* Child labor
* Prostitusi anak
Kerugian ekonomi
* Anggaran pendidikan mubazir
* Mutu tenaga keja rendah
* Hanya sebagai tenaga kasar
* Economic growth lamban
* Daya saing di pasar global rendah
Kerugian sosial
* Pengangguran
* Kriminalitas
* Konflik sosial
Economic Loss di Kab. Bogor Economic Loss di Kab. Bogor (1999)(1999)
• Estimasi orang sakit: 757,142 orang/bulan• Rata2 hari produktif yang hilang: 4,4 hari• Jumlah hari produktif yg hilang: 0,60 x 757,142 org x 4,4 hari = 1,988,854 hariUMR Rp 15,000/hari, total kerugian karenaKehilangan hari kerja = Rp 359 milyar.
KERUGIAN EKONOMI KARENA MALARIA
Kerugian Rumah Tagga akibat malaria, 1998 (*)Kepri Cilacap L. Barat
Jml. Penduduk 483,351 1,550,283 869,500 Jml. Kasus (ditemukan) 17,877 13,725 28,367 Hari prod. Hilang (@ 5hr) 89,385 68,625 141,835 67% pddk. Produktif 59,888 45,979 95,029 Nilai (Rp 7500/hr) 449,159,625 344,840,625 712,720,875 Biaya Th/ (@ Rp 5000) 89,385,000 68,625,000 141,835,000 Total kerugian 538,544,625 413,465,625 854,555,875 Estimasi populasi (**) 4,718,019,151 3,622,241,587 7,486,493,777 PAD 25,000,000,000 16,000,000,000 8,900,000,000 Kerugian sbg. % PAD 19% 23% 84%(*) perhitungan terbatas pada kasus yg. dilaporkan(**) Susenas ' 98: 48% orang sakit mengobati sendiri, 52% mencari pertolongan, yg. mencari pertolongan: 18% ke Puskesmas, 82% ke tempat lain
KERUGIAN EKONOMI KARENA TBC
Komponen kerugian JumlahAkibat sakitKasus baru 583,000 Kasus lama 971,667 Total kasus per tahun 1,554,667 Dissability days/kasus (hari) 105 Dissability days total 163,240,035 75% usia produktif 122,430,026 Nilai per hari (Rp) 15,000
Nilai (Rp) 1,836,450,393,750 Akibat matiJumlah mati karena tbc 140,000 75% pada usia produktif 105,000 Asumsi usia mati (thn) 50 Asumsi batas usia produktif 60Usia produktif yg hilang/kasus 10 Total tahun produktif yg hilang 1050000Total hari produktif yg hilang 383250000Nilai per hari (Rp) - asumsi 15000
Nilai (Rp) 5,748,750,000,000 Biaya berobatAsumsi % pendedrita berobat 50%Jumlah berobat 777,334 Asumsi biaya obat (6 bulan) 900,000
Nilai (Rp) 699,600,150,000 Total nilai kerugian langsung 8,284,800,543,750
Berikut : CONTOH-CONTOH yg masih terjadi di sekitar kita
Praktik Kini? Praktik Kini? TTerjadi Penciptaan Gakinerjadi Penciptaan Gakin
• Seorang istri tk ojek, hamil a term kembar masuk RSUD di Jakarta, eklampsia, kedua bayi mati, tensi 210/110.
• Dokter perintahkan masuk ICU. Karena tak punya kartu JPS dan dari wilayah lain, RS meminta uang muka Rp 2,2 jt. Ia tidak punya uang, tidak bisa mendesak.
• Mencoba bernegosiasi melalui orang lain yang bisa menjamin, akhirnya dapat mendesak RS untuk masukan dulu ke ICU. Disepakati. Keluarga pasien urus JPS dalam 48 jam
• Lurah tidak bisa beri JPS karena tak terdaftar sebagai Gakin, tapi bisa keluarkan Srt Ket Tidak Mampu (SKTM)
• RS tidak bisa terima, tak ada dana Rescue. Keluarga pasien takut, meskipun penjamin pihak ketiga meyakinkan. Yang bodoh dan miskin tak bisa negosiasi.
• Pasien akhirnya pulang paksa dengan tagihan Rp 3,7 jt, diberikan diskon Rp 700 rb. Keluarga bayar Rp 3 jt, hasil jual motor untuk ngojek.
• Kini ia pengangguran. Ia jadi Miskin sekarang. Mungkin tahun depan terdaftar sebagai Gakin
Mari Renungkan!Mari Renungkan!• Apa yang salah di negeri ini?• Bagaimana kalau kasus di Jakarta terjadi pada
diri kita, keluarga kita, sanak-famili kita, teman dekat kita, dsb.
• Bagaimana orang akan keluar dari lingkaran kemiskinan, kalau si miskin yang mudah sakit tidak bisa berobat?
• Benarkah Pemerintah tidak memiliki dana?• Ataukah Kita tidak sensitif terhdap
penderitaan sesama?
• BBM naik terus.....?
Sekarang Sekarang Apakah Apakah kitakita percaya? percaya?
APAKAH ADA PENGARUH ANTARA PERTUMBUHAN
EKONOMI dengan DERAJAT KESEHATAN SUATU NEGARA ?
Wassalamu,alaikum Wr Wb
Mohon maaf dan terimakasih