PENGANTAR FITOTERAPI

31
PENGANTAR FITOTERAPI DEWI DIANASARI,S.Farm., M.Farm., Apt.

description

mata kuliah farmasi

Transcript of PENGANTAR FITOTERAPI

PENGANTAR FITOTERAPI

DEWI DIANASARI,S.Farm., M.Farm., Apt.

PENGERTIAN FITOTERAPI

Penggunaan tanaman, bagian tanaman, sediaan yang terbuat dari tanaman untuk pengobatan dan pencegahan penyakit FITOTERAPI

SEJARAH FITOTERAPI

Istilah fitoterapi Henri Leclere (ilmuwan Perancis) penulis jurnal tanaman obat La Presse Medicale

Sumber- sumber sejarah dunia: prasasti, kitab, tulisan gua dll.

Indonesia: prasasti 7 Yupa, relief candi Borobudur Prambanan, Kitab Daun Lontar

Pada masa kebangkitan Fitoterapi Jerman, fitoterapi mengalami kejayaan dengan diamandemennya German Drug Act (Arzneimittelgesets) yang mulai berefek pada 1 Januari 1978 dan semenjak itu terus diamandemen dan ditambah.

Ilmu fitoterapi mengalami transisi dari pengobatan kuno ke arah pengobatan modern, salah satu pelopornya adalah Rudolf Fritz Weiss (1895-1992), yaitu salah satu pendiri German Phytotherapy. Seumur hidupnya, Weiss mempromosikan penggunaan fitoterapi. Salah satu bukunya berjudul Lehrbuch der Phytotherapie diterbitkan pada tahun 1944.

ILMU PENGOBATAN HERBAL

Pengetahuan tentang harbal medicine itu

meliputi :

Fitokimia

Fitofarmasi

Fitofarmakologi

Fitoterapi

KARAKTERISTIK OBAT HERBAL

1. EFEK FARMAKOLOGIS LEMAH2. UNTUK PENYAKIT KEPARAHAN RINGAN

PEMELIHARAAN KESEHATAN3. ONSET LAMA

KHASIAT DAN KEAMANAN OBAT HERBAL

KHASIAT UJI KHASIAT, LITERATUR

KEAMANAN UJI TOKSISITAS, UJI FARMAKOKINETIK, FARMAKODINAMIK

Ex: ketela pohon mgd glikosida sianida pengolahan harus tepat

Tanaman Crotalaria(orok-orok) dan komprey (symphytum officinale) hepatotoksik

Frohne telah mengelompokkan obat herbal berdasarkan resiko potensial dan efek yang tidak diinginkan, menjadi 4 kelompok:

A. Obat herbal yang potensial memiliki efek yang tidak diinginkan yang cukup tinggi digunakan dalam bentuk isolat

B. Obat herbal yang dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan jika digunakan melebihi dosis yang sudah ditentukan

C. Obat herbal yang belum terbukti kebenarannya, tetapi memiliki efek yang tidak diinginkan yang potensial

D. Obat herbal yang berpotensi memiliki efek yang tidak diinginkan yang cukup berbahaya dan tidak dibenarkan keberadannya sebagai zat tambahan

Beberapa ahli telah meneliti efek mutagenesis dan karsinogenesis obat herbal yang mengandung alkaloid pirolizidin seperti Symphytum, Tussilago, dan Petasitis sehingga penggunaannya dibatasi hanya pada penyakit tertentu dengan dosis tertentu.

PEMBERIAN OBAT HERBAL

Asas rasionalitas Indikasi Kontraindikasi Faktor farmakologi Interaksi obat kombinasi obat

PERENCANAAN PELAYANAN TERINTEGRASI 1. Mengerti sasaran pasien 2. Menentukan gangguan yang dapat terjadi bersamaan 3. menetapkan gejala jangka panjang yg ditunjukkan 4. memastikan profil alergi pasien 5. memastikan dosis wajar 6. meastikan kondisi pasien: hamil dll 7. Menyetujui terapetik, monitoring dan rencana

tindakan lanjut 8. mendapatkan riwayat pengobatan 9. menyarankan pasien tentang dosis dan frekuensi obat 10. memberikan konseling 11. merekomendasikan persiapan standar yang memiliki

nama dan alamat produsen, nomor lot, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluarsa

12. berhati-hati mengelola penyiapan obat herbal untuk wanita hamil, bayi

13. memberi saran pada penghentian konsumsi obat herbal sebelum tindakan operasi

14. merekomendasikan cara persiapan obat herbal yang dikombinasi

15. mendorong konsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum menggunakan obat herbal

16. menginformasikan pada pasien adanya interaksi obat, efek samping obat

17. mendorong pasien untuk mengkomunikasikan semua rencan apengobatan dengan tenaga kesehatan

18.Mementukan kondisi pasien yang dirawat apakah perlu penangann tenaga profesional lebih lanjut

19. Mendiskusikan biaya intervensi dan asuransi

JENIS OBAT HERBAL

Teh Dekok Infusa Jus Sirup Tingtur Ekstrak

BENTUK SEDIAAN OBAT HERBAL

Kapsul Tablet Tablet salut Salep Krim Jel

REGULASI OBAT HERBAL

BPOM membagi OT menjadi 3 kelompok yaitu:

1. JAMU2. OBAT HERBAL TERSTANDAR3. FITOFARMAKA

Logo Jamu mempunyai arti : bentuk lingkaran melambangkan sebuah proses, juga sebuah tanda untuk menyatakan aman. Warna hijau merupakan perwujudan kekayaan sumber daya alam Indonesia (keanekaragaman hayati). Stilsasi jari-jari daun (tiga pasang) melambangkan serangkaian proses yang sederhana yang merupakan visualisasi proses pembuatan jamu.

PROSES PEMBUATAN EKSTRAK Rotavvapur

Ekstrak Kental

Proses Ekstraksi

STANDARISASI EKSTRAK

Parameter Non Spesifik

Parameter Spesifik

UJI PRA KLINIK

Uji Toksisitas

Hewan Coba

Logo Obat Herbal Terstandar harus mencantumkan logo dan tulisan “Obat Herbal Terstandar”. Logo berupa “Jari-jari Daun (3 Pasang) Terletak dalam lingkaran”, dan ditempatkan dibagian atas kiri wadah/pembungkus/brosur; dicetak warna hijau diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok kontras dengan warna logo; tulisan “Obat Herbal Terstandar” harus jelas dan mudah dibaca, dicetak dengan warna hitam diatas dasar warna putih atau warna lain yang menyolok.

UJI KLINIK

Uji farmakologi dan farmakodinamik pada manusia

UJI KLINIK

Logo fitofarmaka : Bentuk lingkaran melambangkan sebuah proses, juga sebuah tanda untuk menyatakan aman. Warna hijau dan kuning merupakan perwujudan kekayaan sumber daya alam Indonesia (keanekaragaman hayati). Stilisasi jari-jari daun (yang kemudian membentuk bintang) melambangkan serangkaian proses yang cukup kompleks dalam pembuatan fitofarmaka (uji laboratorium, uji toksikolitas, uji praklinis, uji klinis

KLASIFIKASI FITOTERAPI

1. Kelas A: Bukti ilmiah kuat

2. Kelas B: Bukti ilmiah baik 3. Kelas C: Tidak jelas/ bukti ilmiah yang bertentangan 4. Kelas D:

Bukti ilmiah wajar negatif 5. Kelas E:

Bukti ilmiah negatif kuat 6. Kelas F: Kurangnya bukti ilmiah