Penganggaran Sanitasi Tahunan
-
Upload
infosanitasi -
Category
Documents
-
view
605 -
download
2
Transcript of Penganggaran Sanitasi Tahunan
1
Fasilitator Pelatihan :Dipresentasikan dalam
Pelatihan PPSP Bagi CF dan PF Kementerian PUBogor , 12 Desember 2011
Dimilikinya rencana kegiatan pembangunan Sanitasi pada n+1 dan n+2;
Koordinasi dengan pemangku kepentingan pengambil keputusan anggaran;
Menggali potensi pendaanaa diluar pemerintah;
Dimilikinya strategi pendanaan pemda.
2
3
Rp. 62,6T
Rp. 45T
Kebutuhan Pendanan
Ketersediaan
Diantisipasi denganKontribusi semua pihak ;
•Pemerintah Pusat•Pemerintah Propinsi•Pemerintah Daerah•Donor•Partisipasi sektor swasta•Partisipasi masyarakat
Gap Pendanaan
Sumber Data : Bappenas & Kemen PU – Dit. CK
Pusat : 37% Prov: 9%Kab/Kota : 37%Donor,dll: 17%
-Visi-Misi-Arah Pemb
RPJP Daerah
-Arah Kebj Keuangan-Strategi pemb-Kebj umum-Prog SKPD
RPJM Daerah
-Rnc Kerangka Ekonomi-Prioritas pemb-Renja-Pendanaan
RKP Daerah
P E DOMAN
A C UAN
Visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program & kegiatan sesuai tugas & fungsi SKPD
RENSTRA SKPD
Kebijakan program kegiatan
RENJA SKPD
4
7
KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA)
Kebijakan Umum APBD memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya.
Strategi pencapaian memuat langkah-langkah kongkrit dalam pencapaian target
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
(PPAS)• Prioritas disusun berdasarkan urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban daerah berupa prioritas pembangunan daerah, SKPD yang melaksanakan dan program/kegiatan yang terkait.
• Prioritas disusun berdasarkan rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan.
• Prioritas belanja diuraikan menurut prioritas pembangunan daerah, sasaran, SKPD yang melaksanakan.
• Plafon anggaran sementara diuraikan berdasarkan urusan dan SKPD, program dan kegiatan, belanja tidak langsung (belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga).
APBN APBD Prop. APBD Kab./Kota Non Pemda
Belanja K/L Belanja Belanja Lgs Investasi (PPP/PSP)
DAK & DAUHibah Prop.
(Bantuan Keu.)Investasi
/Penyertaan ModalMikrokredit
Dekon & TP Tugas Pembantuan SILPA CSR
Hibah Transfer ke Pemda
(Bagi hasil)Dana Cadangan
Bina Lingkungan (Community Devt.)
Pinjaman (Dekon)Hibah (mll pemda
atau langsung
Dana Khusus (PNPM,DPID,dll.)
Penyertaan Modal Propinsi
Mikrokredit (BKK/BPR)
SILPA Tarip / Retribusi
9
Transfer Daerah terdiri dari DBH, DAU, DAK, dan Dana Otsus & Dana Penyesuaian. Bantuan Ke masyarakat terdiri dari PNPM, BOS, Jamkesmas dan BLT (2008- 2009). Subsidi Terdiri dari Energi(BBM dan Listrik) dan Non Energi (Pangan, Pupuk, Benih dan lainnya). Data Subsidi hanya mencakup tahun 2008-2010.
Sumber : Kemenkeu, DJPK
309.3292.4253.3226.2150.8
10
344.6
33.3
7.5
113.0
34.4
176.3
63.1%
Ketersediaan Pendanaan Seleksi berbagai sumber pendanaan Kelayakan serta kecocokan program
dan kegiatan dengan sumber pendanaan tertentu
Harmonisasi dengan mekanisme masing – masing sumber pendanaan
Kinerja Keuangan Pemda Pentahapan
Analisa pertumbuhan APBD dan pertumbuhan belanja sanitasi
Pertumbuhan setiap subsektor harus wajar sesuai dengan kondisi internal (pemda) dan eksternal (pusat,provinsi, donor,dll)
Prioritas dan nilai nominal suatu program harus disesuaikan dengan kondisi keuangan pemda
Packaging / Pemaketan
Readiness Criteria • Rincian Kegiatan• Indikator Kinerja• Alokasi APBD (DDUPB)• FS• DED• Kesiapan lahan (Free and
Clear)• Unit pelaksana
12
Ketersediaan Pendanaan Seleksi berbagai sumber pendanaan : Utamakan pendanaan dari APBD kab/kota, APBN dan
APBD Prop. hanya sebagai pendanaan stimulan; Kelayakan serta kecocokan program dan kegiatan dengan sumber pendanaan tertentu :
Pemenuhan persayaratan/kriteria untuk masing-masing sumber pendanaan mutlak dilakukan (pemenuhan persaratan sumber dana dari pemerintah,donor, dan swasta;
Harmonisasi atas mekanisme masing – masing sumber pendanaan : Optimalisasi atas mekanisme per sumber pendanaan mutlak dilakukan agar usulan dapat maksimal
Pengukuran Kinerja Keuangan Pemda : Dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan dan potensi pemda dalam mengalokasikan anggaran infrastruktur terutama sanitasi.
Pentahapan Analisa pertumbuhan APBD dengan pertumbuhan belanja sanitasi : Belanja sanitasi setelah
dimilikinya SSK dan MPSS lonjakannya harus wajar dan mempertimbangkan belanja sanitasi historis
Pertumbuhan setiap subsektor harus wajar sesuai dengan kondisi internal (pemda) dan eksternal (pusat,provinsi, donor,dll) : Koordinasi dengan ahli teknik dalam melakukan pentahapan program harus dilakukan agar strategi pentahapan pembangunan sinkron dengan strategi pentahapan pendanaan
Prioritas dan nilai nominal suatu program disesuaikan dengan kondisi keuangan pemda : Dalam implementasi program dan kegiatan hasil dari penyusunan perencanaan, hendaknya disesuaikan kondisi yang ada, tidak semua subsektor mendapat porsi prioritas yang sama;
Packaging / Pemaketan Effort mengusulkan pendanaan dari donor untuk nilai besar/kecil sama, atas dasar hal tsb maka
mngeakse pendanaan yang besar direkomendasikan Untuk mengakses pendanaan yang besar nilainya, sanitasi hrsdikombinasikan
13
15
SSKKab/Kota
RenstraSKPD
RenjaSKPD
RPJMD RKPD
Rancangan KUA & PPAS
RKASKPD
RaperdaAPBD Kab./Kota
DPA
MusrenbangKota/Kab.
MPReguler
Penyiapan MP Sanitasi
T-1
Januari – April Mei – Agustus September – Desember
BPKab/Kota
SSKKab./Kota
Pembahasan KUA & PPAS
Nota KesepakatanKUA & PPAS
Rancangan KUA & PPAS
Pembahasan TAPD
RPIJMPU-CK
Pembahasan DPRD
Dievaluasi Provinsi
Perda APBD
Ke Musrenbang Prov.
Di reviewPusat & Prov
Penyiapan MP Sanitasi
15
16
Kabupaten/Kota Pusat
Mei – Agustus
SatkerPLP
SatkerRandal
Pokja AMPL
RKPD
RKA Pembahasan
TAPD
Pra - MusrenbangNasional
Januari – April September – Desember
BappedaProv
Dis CKProv MP
Reguler T-2
Konreg T-1
Review SSKKab./Kota
RenstraSKPD
RenjaSKPD
RPJMD
RPIJMKab./Kota
MP Sanitasi T-2
MusrenbangProv.
DPA
APBDProv.
Pokja AMPL
Evaluasi APBD
Kab./Kota
Verifikasi Shortlist MP T-2
SSKKab./Kota
Dis CKProv
MP Reguler T-1
MP Sanitasi T-1
InputRenja K/L
KUAPPAS
16
Januari – April Mei – Agustus September – Desember
ReviewMPs Reguler T-1
Konsol. RPIJMKab./Kota
T-2
SusunLonglist
Longlist – Short List
PenyiapanMPs
MusrenbangNasional
Konreg T-1
Renja K/L
Draft RKAK/L
RenstraK/L
RKP
Finalisasi Renja K/L
Penerbitan Pagu Sementara
HearingKom.VDPR
PaguDefinitif
RKAK/L Final
DIPAT-1
RAPBN APBN
Rincian APBN
Penandat.MPs
Penerbitan Pagu Indikatif
Verifikasi Shortlist MPs T-2
Pagu Sementara
17
DSCR = ((PAD+DBH+DBH Prov.+DAU) – Blj.Wajib ) / (Pokok Pinjaman + Bunga + Biaya Lain2)Merupakan Indikator kemampuan Pemda Dalam Memenuhi Kewajiban keuangannya, nilai minimal 2,5 kali
Ruang Fiskal= Total Pendap – (DAK + Pendap.Hibah + Dana Darurat + Dana Peny./Otsus) – Belanja Pegawai Tdk. Langsung
Ruang fiskal dapat didefinisikan sebagai : ketersediaan ruang yang cukup pada anggaran pemerintah, untuk menyediakan sumber daya tertentu tanpa mengancam kesinambungan posisi keuangan pemerintah. (Ruang fiskal diperoleh dari pendapatan umum setelah dikurang pendapatan yang sudah ditentukan penggunaannya (earmarked) serta belanja yang sifatnya mengikat seperti belanja pegawai dan belanja bunga). Stephen S. Heller (IMF Policy Discussion Paper, 2005)
Public Saving= Penerimaan – Belj. WajibMerupakan Tabungan Masyarakat (Pendanaan yang tersedia di APBD yang dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat)