PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM....

82
i PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR DAN MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA-SEKOLAH DI RUANG MELATI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN Karya Tulis Ilmiah ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesiakan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan SARTI A01401964 STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 2017/2018

Transcript of PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM....

Page 1: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

i

PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR DAN

MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT

KECEMASAN ANAK PRA-SEKOLAH DI RUANG MELATI RSUD Dr.

SOEDIRMAN KEBUMEN

Karya Tulis Ilmiah ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan

Menyelesiakan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

SARTI

A01401964

STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

2017/2018

Page 2: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

ii

Page 3: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

iii

Page 4: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

iv

Page 5: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................. ii

HALAMAN LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................... iii

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN ........................................................ iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................ 6

D.Manfaat Penulisan ....................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. ASUHAN KEPERAWATAN DALAM KECEMASAN AKIBAT

HOSPITALISASI ........................................................................................ 8

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................... ...... 10

C. PERENCANAAN ...................................................................................... 10

D. PELAKSANAAN ...................................................................................... 13

Page 6: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

vi

E. EVALUASI ................................................................................................ 13

F. HOSPITALISASI ........................................................................................ 14

G. KECEMASAN ............................................................................................ 24

H. KONSEP ANAK USIA PRASEKOLAH ................................................... 30

I. KONSEP TERAPI BERMAIN .................................................................... 33

J. KERANGKA KONSEP ............................................................................... 44

BAB III METODE STUDI KASUS

A. Jenis / Desain / Rancangan ........................................................................ 45

B. Subyek Studi Kasus ..................................................................................... 45

C. Fokus Studi Kasus ....................................................................................... 46

D. Definisi Operasional .................................................................................... 46

E. Instrument Studi Kasus ................................................................................ 47

F.Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 47

G. Lokasi dan Waktu Studi Kasus ................................................................... 49

H. Analisis Data dan Penyajian Data ............................................................... 49

I. Etika Studi Kasus .......................................................................................... 50

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus ....................................................................................... 52

B. Pembahasan ............................................................................................... 56

C. Keterbatasan .............................................................................................. 65

Page 7: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................................. 66

B. Saran ........................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 8: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah

ini dengan judul “Penerapan Terapi Bermain Dengan Menggambar Dan

Mewarnai Gambar Untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Pra-

Sekolah Di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

Tujuan dari penulisan proposal karya tulis ilmiah adalah sebagai salah

satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan.

Penyelesaian penulisan proposal karya tulis ilmiah ini penulis banyak

mendapatkan bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu

penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan nikmat sehat kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan lancar.

2. Orang tuaku tercinta Bapak Ngarsis Wiharno dan Ibu Turminah, kakakku

Arni dan adikku Triono tersayang yang telah memberikan dorongan, baik

dukungan moril dan materil serta doa yang tidak henti-hentinya kepada

penulis dalam menggapai cita-citanya serta dukungan dalam penyusunan

proposal karya tulis ilmiah ini.

3. Ibu Herniyatun,M. Kep. Sp. Mat selaku ketua STIKES Muhammadiyah

Gombong.

4. Ibu Nurlaila, S. Kep. Ns M. Kep selaku ketua prodi D III Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal karya

tulis ilmiah yang telah memberikan bimbingan dan saran yang membangun

untuk penulis.

5. Ibu Ning Iswati, M. Kep selaku Pembimbing.

6. Seluruh dosen dan staf karyawan Prodi DIII Keperawatan yang telah

membantu proses penulisan proposal karya tulis ilmiah.

7. Spesial buat yang terkasih yang selalu mendampingi dan senantiasa

memberikan support, masukan, motivasi, dan semangat kepada penulis

untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah.

Page 9: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

ix

8. Teman-teman seperjuangan Kelas 3 C Program Studi D III Keperawatan

STIKES Muhammadiyah Gombong yang senantiasa selalu memberikan

semangat satu sama lain dalam penyusunan proposal karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa di dalam menyelesaikan proposal karya

tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan

proposal karya tulis ilmiah ini pada waktu yang akan datang. Harapan

penulis semoga proposal karya tulis ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat

bagi penulis maupun bagi pembaca pada umumnya.

Gombong, 10 Juni 2017

Sarti

Page 10: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

x

Program DIII Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

KTI, Juli 2017

Sarti1, Ning Iswati

2

ABSTRAK

PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR DAN

MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN

ANAK PRA-SEKOLAH DI RUANG MELATI RSUD Dr. SOEDIRMAN

KEBUMEN

Latar belakang: Perasaan cemas merupakan dampak dari hospitalisasi yang

dialami oleh anak-anak. Dampak ini berisiko dapat mengganggu tumbuh

kembang anak dan proses penyembuhan pada anak. Untuk mengurangi

kecemasan anak dapat dilakukan terapi bermain.

Tujuan Penulisan: Menggambarkan asuhan keperawatan dengan menerapkan

terapi bermain yaitu menggambar dan mewarnai gambaruntuk menurunkan

tingkat kecemasan anak pra-sekolah akibat hospitalisasi.

Metode Penelitian: Penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan studi kasus

(case study approach).Subyeknya adalah anak (pasien) yang mengalami

kecemasan selama hospitalisasi di RSUD Dr. SoedirmanKebumen. Data

dikumpulkan melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi

dokumentasi. Analisis dan penyajian data menggunakan teknik naratif.

HasilStudi Kasus : Setelah dilakukan penerapan terapi bermain yaitu

menggambar dan mewarnai gambar,tingkat kecemasanmenurun, dari

tingkatkecemasan sangat tidak senang menjadi senang.

Pembahasan:Penerapan terapi bermain dengan cara menggambar dan mewarnai

gambar efektif untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien. Terapi bermain ini

juga mampu mengubah perilaku pasien, yaitu dia lebih kooperatif sehingga

mempercepat proses penyembuhannya.

Kesimpulan: Terapi bermain dengan cara menggambar dan mewarnai

gambardapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak akibat hospitalisasi.

Kata kunci: Hospitalisasi, kecemasan, terapi bermain

1. Mahasiswa

2. Dosen Pembimbing

Page 11: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

xi

DIII Program of Nursing Department

Muhammadiyah Health ScienceInstitute of Gombomg

Scientific Paper, July 2017

Sarti1, Ning Iswati

2

ABSTRACT

THE APPLICATION OF DRAWING AND COLOURING AS A PLAY

THERAPY TO DECREASEANXIETY LEVEL OF A PRE-

SCHOOLCHILD IN MELATI WARD OF DR. SOEDIRMAN

HOSPITAL KEBUMEN

Background: Anxiety isthe impactofhospitalizationexperiencedbypre-school

children. The impactofthiscandisturb the developmentandthe healingprocess of

the children.Play therapy can be applied todeceasechildren’s anxiety.

Objective:Describingplay therapy as a nursing careby drawing and colouring

picturesindecreasing anxietylevel of a pre-school child being hospitalized.

Method: This scientific paper is an anlytical descriptive with a case study

approach.The subject is a five-year old child having anxiety. Data collection was

conducted through interview, observation, physical examination, and study

documentation. The analysis and presentation of the data were done by using

narrative techniques.

Result: After applyingthe therapy,the anxiety level of the patientwas decreasing–

from the very unhappy level to be happy level.

Discussion: The application of play therapy by drawing and coloring pictures is

effective to lower down the anxiety level of the patient. This therapy canalso

change the patient’s behavior to be more cooperative so as to speed up the his

healing process.

Conclusion: The application ofdrawing and colouring pictures as play therapy

can decrease the child's anxiety level caused by hospitalization.

Keywords: Hospitalization, anxiety, play therapy

1. Student

2. Lecturer

Page 12: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Informed consent

2. Lampiran 2 : Penjelasan Untuk Mengikuti Penelitian (PSP)

3. Lampiran 3 : Asuhan keperawatan An. A

4. Lampiran 4 : Jurnal keperawatan terapi bermain menggambar

dan mewarnai

5. Lampiran 5 : Pengukuran kecemasan

6. Lampiran 6 : Hasil observasi pengukuran kecemasan

7. Lampiran 7 : Satuan Acara Bermain (Terapi bermain

menggambar dan mewarnai alat transportasi)

8. Lampiran 8 : Hasil pemeriksaan DDST

9. Lampiran 9 : Lembar konsultasi

Page 13: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seperti halnya orang dewasa, anak-anak juga dapat jatuh sakit dan

membutuhkan hospitalisasi untuk diagnosis dan pengobatan penyakitnya

(Adriana, 2011). Prosentasi hospitalisasi pada anak saat ini ,mengalami

masalah yang lebih serius dan kompleks dibandingkan kejadian hospitalisasi

pada tahun-tahun sebelumnya. Muniarsih (2007) hampir empat juta anak

dalam satu tahun mengalami hospitalisasi. Rata-rata anak mendapat perawatan

selama enam hari dan waktu yang dibutuhkan untuk merawat penderita anak-

anak 20-45% lebih banyak daripada waktu untuk merawat orang dewasa.

Penelitian di Miami, USA, menyebutkan kecemasan adalah keadaan

yang sering terjadi pada anak, pravalensinya mulai dari 5%-25% di belahan

dunia (Ehrenreich et al,2009). Sedangkan pravalensi kecemasan anak saat

dirawat di Rumah Sakit yaitu sekitar 8,3-27% (Wibowo, 2010).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Universitas California,

Amerika Serikat pada tuhan 2005 dari studi Eksperimental menyebutkan

bahwa dari 30 anak yang menjalani perawatan di pusat pemulihan Trauma

Anak, California Utara, 28 anak mengalami perubahan suasana hati (mood)

dari sedih menjadi senang, setelah diberi terapi bermain termasuk didalamnya

terapi bermain dengan menggambar dan mewarnai gambar (Hendon dan

Bohon, 2007).

Sumaryoko (2008) , menyatakan prevalansi kesakitan anak di Indonesia

diikrawat di Rumah Sakit cukup tinggi yaitu sekitar 35 per 100 anak, yang

ditunjukan dengan selalu penuhnya ruangan anak baik di Rumah Sakit

pemerintah ataupun Rumah Sakit swasta rata-rata anak mendapat perawatan

selama enam hari. Selama membutuhkan perawatan yang spesial dibanding

pasien lain. Waktu yang dibutuhkan untuk merawat anak-anak 20-45% lebih

banyak daripada waktu untuk merawat orang dewasa (Mc Cherty dan Kozak

cit Murniasih, 2009).

Page 14: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

2

Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan di Rumah Sakit dan

dapat menimbulkan trauma dan stres pada klien yang baru mengalami rawat

inap di Rumah Sakit. Hospitalisasi adalah suatu proses oleh karena suatu

alasan yang berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di

Rumah Sakit menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali

ke rumah (Jovan, 2008).

Wright (2008) dalam penelitiannya tentang efek hospitalisasi pada

perilaku anak menyebutkan bahwa reaksi anak pada hospitalisasi secara garis

besar adalah sedih, takut dan rasa bersalah karena menghadapi suatu yang

belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman, rasa tidak nyaman,

perasaan kehilangan sesuatu yang bisa dialami dan sesuatu yang dirasakan

menyakitkan. Anak usia prasekolah memandang hospitalisasi sebagai sebuah

pengalaman yang menakutkan. Ketika anak menjalani perawatan di Rumah

Sakit, biasanya ia akan dilarang untuk banyak bergerak dan harus banyak

beristirahat. Hal tersebut akan mengecewakan anak sehingga dapat

meningkatkan kecemasan pada anak (Samiasih, 2007).

Reaksi anak usia prasekolah yang menjalani stres akibat hospitalisasi

disebabkan karena mereka belum beradaptasi dengan lingkungan di Rumah

Sakit, masih merasa asing sehingga anak tidak dapat mengontrol emosi dan

mengalami stres, reaksinya berupa menolak makan, sering bertanya,

menangis, dan tidak kooperatif dengan petugas kesehatan. Banyak metode

menurunkan stres hospitalisasi pada anak. Perawat harus peka terhadap

kebutuhan dan reaksi klien untuk menentukan metode yang tepat dalam

melaksanakan intervensi keperawatan dalam menurunkan tingkat kecemasan

(Kozier, 2010). Respon secara umun yang terjadi pada anak yang dirawat inap

antara lain mengalami regresi, kecemasan perpisahan, apatis, ketakutan, dan

gangguan tidur, terutama terjadi pada anak dibawah usia 7 tahun

(Hockkenberry dan Wilson, 2007).

Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh pasien

anak yang mengalami hospitalisasi. Kecemasan yang sering dialami seperti

menangis, dan takut pada orang baru. Banyaknya stresor yang dialami anak

Page 15: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

3

ketika menjalani hospitalisasi menimbulkan dampak negatif yang menggangu

perkembangan anak. Lingkungan Rumah Sakit dapat merupakan penyebab

stres dan kecemasan pada anak (Utami, 2014).

Kecemasan hospitalisasi pada anak dapat membuat anak menjadi susah

makan, tidak tenang, takut, gelisah, cemas, tidak mau bekerja sama dalam

tindakan medikasi sehingga menggangu proses penyembuhan anak (Stuart,

2007). Masa hospitalisasi pada anak prasekolah juga dapat menyebabkan post

traumatic stres disorder (PSTD) yang dapat menyebabkan trauma hospitalisasi

berkepanjangan bahkan setelah anak beranjak dewasa (Perkin dkk, 2013).

Banyak anak menolak diajak ke Rumah Sakit, apalagi menjalani rawat inap

dalam jangka waktu yang lama. Peralatan medis yang terlihat bersih dirasakan

cukup menyeramkan bagi anak-anak. Begitu juga dengan bau obat yang

menyengat dan penampilan pra staf Rumah Sakit dengan baju putihnya yang

terkesan angker. Salah satu cara independent untuk menurunkan stres akibat

hospitalisasi pada anak usia prasekolah adalah terapi bermain.

Terapi bermain adalah suatu aktivitas bermain yang dijadikan sarana

untuk menstimulasi perkembangan anak, mendukung proses penyembuhan

dan membantu anak lebih kooperatif dalam program pengobatan serta

perawatan. Bermain dapat dilakukan oleh anak sehat maupun sakit. Walaupun

anak sedang dalam keadaan sakit tetapi kebutuhan akan bermainnya tetap ada.

Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada

permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan

(Evism, 2012).

Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit. Walaupun

anak sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain tetap ada

(Katinawati, 2011). Bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang

natural bagi anak-anak. Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi

terapeutik yang membutuhkan pengembangan pada pendidikan anak usia dini

(Suryanti, 2011). Bermain dapat digunakan sebagai media psiko terapi atau

pengobatan terhadap anak yang dikenal dengan sebutan terapi bermain

(Tedjasaputra, 2007).

Page 16: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

4

Bermain dapat menjadi bahasa yang paling universal, meskipun tidak

pernah dimasukkan sebagai salah satu dan ribuan bahasa yang ada di dunia.

Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka

inginkan. Bermain juga menjadi media terapi yang baik anak-anak bermasalah

selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit

Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak sangat penting.

Melalui bermain akan semakin mengembangkan kemampuan dan

keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan

dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih

banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Katinawati (2011) tentang

kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi menunjukkan

adanya perbedaan kecemasan anak sebelum dan sesudah dilakukan terapi

bermain, dimana sebelum diberikan terapi bermain 80% anak mengalami

kecemasan sedang dan 20% anak mengalami kecemasan berat dan setelah

diberikan terapi bermain 86.7% anak mengalami kecemasan ringan dan 13.3%

anak mengalami kecemasan sedang. Kecemasan dan masalah psikologi yang

muncul pada anak dapat dikurangi dengan terapi bermain pada saat perawatan

di Rumah Sakit. Terapi bermain yang diberikan pada anak usia prasekolah

harus menyesuaikan dengan tahapan perkembangan sesuai usianya. Permainan

anak usia prasekolah biasanya bersifat asosiatif, dapat mengembangkan

koordinasi motorik, dan memerlukan hubungan dengan teman sebaya

(Pramono, 2012). Menurut Wong (2009) bentuk permainan yang sesuai

dengan anak usia 3-6 tahun antara lain : bermain menyusun puzzle, bermain

game sederhana, bermain musik, bermain peran, mendengarkan cerita, melihat

buku-buku bergambar, menggambar dan mewarnai gambar. Dengan

menggambar anak anak dapat mengekspresikan perasaannya, ini berarti

menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk berkomunikasi tanpa

menggunakan kata-kata, menggambar juga dapat membantu menyalurkan

bentuk-bentuk emosi yang dirasakan anak melalui gambar (Muhammad,

2009). Mewarnai dalam Kamus Besar Indonesia berarti memberi berwarna

Page 17: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

5

dari kata dasar warna yang berarti corak atau rupa. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa mewarnai gambar merupakan kegiatan memberikan warna

pada gambar atau tiruan barang yang dibuat dengan coretan pensil pewarna

pada kertas. Menurunkan tingkat kecemasan anak selama perawatan dengan

mengajak mereka bermain menggunakan alat permainan yang tepat. Melalui

menggambar dan mewarnai gambar, seorang dapat menuangkan simbolisasi

tekanan atau kondisi traumatis yang dialaminya kedalam coretan dan

pemilihan warna. Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa

individu dapat menyalurkan perasaan-perasaan yang tersimpan dalam bawah

sadarnya dan tidak dapat dimunculkan kedalam realita melalui gambar.

Melalui menggambar dan mewarnai gambar, seseorang secara tidak sadar

telah mengeluarkan muatan amigdalanya, yaitu mengekspresikan rasa sedih,

tertekan, stres, menciptakan gambaran-gambaran yang membuat kita kembali

merasa bahagia, dan membangkitkan masa-masa indah yang pernah kita alami

bersama orang-orang yang kita cinta. Melalui aktifitas menggambar dan

mewarnai gambar, emosi dan perasaan yang ada didalam diri bisa dikeluarkan,

sehingga dapat menciptakan koping yang positif. Koping positif ini ditandai

dengan perilaku dan emosi yang positif. Keadaan tersebut akan membantu

dalam mengurangi stres yang dialami anak (Hidayah, 2011).

Dengan demikian penulis sangat tertarik untuk menyajikan studi kasus

dengan pendekatan melakukan suatu terapi atau tindakan keperawatan dalam

bentuk karya ilmiah dengan judul Terapi Bermain Menggambar dan

Mewarnai Gambar alat transportasi (truk) Untuk Menurunkan Tingkat

Kecemasan Anak Usia Prasekolah (3-6 Tahun) Selama Masa Perawatan di

RSUD Dr. Soedirman Kebumen. Penulis berharap dengan adanya Terapi

Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk) ini

mampu menurunkan tingkat kecemasan anak usia prasekolah (3-6 tahun) yang

mengalami hospitalisasi selama masa perawatan serta dapat memberikan

pengetahuan ibu dalam menurunkan tingkat kecemasan pada anak yang

mengalami hospitalisasi dengan terapi bermain.

Page 18: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

6

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan pemberian Terapi Bermain

Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk) dapat

menurunkan tingkat kecemasan hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-6

Tahun) selama masa perawatan di RSUD Dr. Soedirman Kebumen ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian Terapi Bermain

Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk) terhadap

penurunan tingkat kecemasan hospitalisasi pada anak usia prasekolah (3-

6 Tahun) selama masa perawatan di RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan tingkat kecemasan hospitalisasi anak sebelum

dilakukan Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat

Transportasi (truk).

b. Menggambarkan tingkat kecemasan hospitalisasi anak setelah

diberikan Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat

Transportasi (truk).

D. Manfaat Penulisan

Karya tulis ini, diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Masyarakat

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menurunkan tingkat

kecemasan pada pasien usia prasekolah (3-6 tahun) yang mengalami

hospitalisasi melalui Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai

Gambar Alat Transportasi (truk).

2. Bagi Pengembangan Ilmu Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan

dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien anak usia 3-6

Page 19: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

7

tahun yang mengalami hospitalisasi melalui Terapi Bermain

Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat Transportasi (truk).

3. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur

Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat

Transportasi (truk) pada asuhan keperawatan pasien anak prasekolah

yang mengalami hospitalisasi.

Page 20: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

DAFTAR PUSTAKA

Apriliawati, A. (2011). Pengaruh biblio terapi terhadap tingkat kecemasan anakusia sekolah yang menjalani hospitalisasi di Rumah Sakit Islam Jakarta.Thesis. Depok : Universitas Indonesia.

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :Salemba Medika.

Bambang Sujiono. (2008). Metode Pengembangan Fisik. Jakarta : UniversitasTerbuka.

Bernard,W,K, & Wilson,W.C. (2009). Psychological effects of physicalillness andhospitalization on the child and the family. J.H.K.C. Psych,3,9-18.

Dermawan, deden. (2012). Proses Keperawatan (Penerapan Konsep Dan KrangkaKerja). Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Devianti, Ayunita. (2013). Panduan Lengkap Mencerdaskan Otak Anak Usia 1-6tahun. Yogyakarta : Araska

Doenges, Marilyn, E. (2008). Nursing Diagnosis Manual Lanning, Individualizing,and Documenting Client Care, 2nd ed. America: F. A. Davis Company.

Elina Rharisti Rufaidah. (2009). Efektifitas Terapi Kognitif terhadap PenurunanTingkat Kecemasan pada Penderita Asma di Surakarta .Tesis. FakultasPsikologi-UGM

Fitri Fauziah & Julianty Widuri. (2007). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.Jakarta:Universitas Indonesia (UI-Press).

Gordon B.K., T.Jaaniste ,K.Bartlett,M. Perrin, A.Jackson, A. Sandstrom ,R.Charleston, dan S. Sheehan. (2010). Child and parental surveys about pre-hospitalization information provision. Child: care, health anddevelopment.

Gunarsa, Singgih D. (2007). Pendekatan psikologis Terhadap Anak yangDirawat dan Sikap Orang Tua,Diambil pada tanggal 03 Maret 2008,Avaiable:http://www.kalbe.co.id

Hajar Pamadhi, Evan Sukardi S, & Azizah Muis. (2010). Seni KeterampilanAnak. Jakarta : Penerbit Universitas Terbuka.

Haq Saiful. (2008). Jurus-Jurus Menggambar dan Mewarnai dari Nol.Yogyakarta : Mitra Barokah Abadi Press.

Page 21: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Hendon, C & Bohon, L. M. (2007). Hospitalized Children’s Mood DifferencesDuring Play and Music Therapy. Original Article, DOI: 10.1111/J.1365-2214.00746.x.

Hidayah. (2011). Terapi Bermain Mewarnai Gambar. http//.www.umul_hidayah.

Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : SalembaMedika.

Hockenberry,J.M. & Wilson,D. (2007). Wong’s nursing care of infant and children.(8thedition). Canada : Mos by Company.

Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2009). Essential of Pediatric Nursing. St. LouisMissoury : Mosby

Hockenberry, M.J., & Wilson, D. (2007). Nursing care of infants and children. (8th.).St.louis : Mosby Elsevier.

Hockenberry, J.M. & Wilson, D. (2007). Wong’s nursing care of infant and children.(8 th edition). Canada : Mosby Company.

James, S.R. & Ashwill, J.W. (2007). Nursing care of children : principles & practice.Third edition. St. Louis : Saunders Elsevier.

Jovan, Dachi.S. (2008). Stres Hospitalisasi. http://www.Jovans.multiply.com.diunduh tanggal 02 Juli 2013 pukul 19.00 WIB

Kartinawati. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Dalam Menurunkan KecemasanPada Anak Usia PraSekolah (3-5 Tahun) yang Mengalami Hospitalisasi DiRumah Sakit Umum Tugurejo Semarang. Kozier, Barbara.2010. Buku AjarFundamental Nursing. Jakarta : EGC

Kholil Lur Rochman. (2010).Kesehatan Mental. Fajar Media Press : Purwokerto.

Kusumawati & Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : SalembaMedika.

Martin. (2008). Bermain Sebagai Media Terapi, Diambil pada tanggal 20 Februari2008, Available : http://www.tabloid-nakita.com

Mansur. (2011). Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Morrison, GeorgeS. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).Jakarta : Indeks.

Page 22: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Muhammad, As’adi. (2009). Menghidupkan Otak Kanan Anak Anda. Yogyakarta:Power books.

Murniasih,E. (2009). Jurnal Kesehatan Surya Medika Yogyakarta. Diperoleh padatanggal 9 Juni 2017

Namora Lumongga Lubis. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis. Kencana : Jakarta.

Ratna,P. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kecemasan AkibatHospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah di RSUD Dr,Moewardi. Skripsi.Surakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah.

Nanda. (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10editor T Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru. Jakarta : EGC.

Notoadmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Edisi2. Jakarta : Salemba Medika

Pedak, Mustamir. (2009). Metode Super Nol Menaklukan Stres. Jakarta Selatan.Hikmah

Perkins, K, dkk (2013). About PhET (online), tersedia di : http://phet.colorado.edu,diakses pada 09 Juni 2017.

Perry & Potter. (2009). Fundamental Keperawatan. Ed4. Jakarta : EGC

Potter Perry (2009). Fundamental of Nursing, Buku 1, Edisi : 7, Salemba Medika :Jakarta

Pramono. (2012). Efektifitas Alat Permainan Edukatif Puzzle TerhadapPerkembangan Motorik Halus Pada Anak Usia 4-5 Tahun Di PonorogoSemarang.

Ratna, E.P. (2012). Hubungan dukungan keluarga Dengan tingkat kecemasan akibatHospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah di RSUD Dr, Moewardi. Skripsi.Surakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah.

Riduwan. (2009). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung :Alfabeta

Rohmad dan Walid. (2012). Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Ar-Ruzz Media.

Page 23: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Ramdaniati, Sri. (2011). Analisis Determinan Kejadian Takut Pada Anak PraSekolahdan Sekolah yang Mengalami Hospitalisasi di Ruang Rawat Anak RSU Blud dr.Slamet Garut. Tesis. Depok : Fakultas Ilmu Keperawatan Program MagisterKeperawatan Universitas Indonesia.

Riwidikdo. (2007). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Bina Pustaka.

Rokade. Internasional Conference on Chemical, Biological and EnvironmentalSciences: Release Of Endomorphin Hormone And Its Effects On Our Body AndMoods, Jurnal tidak diterbitkan: R.B. Attal Arts, Science, & CommorceCollege. Page No. 436-438. (Academic Year : 2011-2012).

Samiasih, Amin. (2007). Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat KecemasanAnak Usia Prasekolah Selama Tindakan Keperawatan di Ruang LukmanRumah Sakit Roemani Semarang. http://www.academia.edu/ 3585452 /Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Anak UsiaPrasekolah Selama Tindakan Keperawatan Di Ruang Lukman Rumah SakitRoemani Semarang. Diakses pada tanggal 20 Maret 2013, pukul 20.00 WITA

Singgih D. Gunarsa. (2008). Psikologi Perawatan. Gunung Mulia : Jakarta.

Small, L, Melnyk, B.M, & Arcoleo. (2009). The effects of gender in the copingoutcomes of young children following anunanticipated critical carehospitalization. Journal for Specialists in Pediatric Nursing.

Soetjiningsih. (2012). Tumbuh kembang anak.Jakarta : EGC.

Soetjiningsih. (2014). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.EGC.

Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :Alfabeta

Supartini, Y. (2012). Konsep dasar keperawaatan anak. Jakarta : EGC.

Suryanti. (2011). Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai Dan Origami TerhadapTingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia PraSekolah diRSUD dr. R. Goetheng Taruna dibrata Purbalingga. Jurnal Kesehatan SamodraIlmu

Suwarna. (2007). Menggambar Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas IlmuPendidikan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Tedjasaputra, Maykes. (2007). Bermain Mainan dan Permainan. Jakarta : Grasindo.

Page 24: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Utami, D.P. (2012). Masalah Mental Dan Emosional Pada Anak SMP KelasAkselerasi dan Reguler (Studi Kasus di SMP Negeri 2 Semarang). Semarang:Universitas Diponegoro

Utami, Y. (2014). Dampak Hospitalisasi Terhadap Anak. Jurnal Ilmiah WISYA vol.2 No 2 ; (9-20). http://e-journal.jurwidyakop3.com/index.php/journal-ilmiah /article / view / 177.

Wilkonson, J.M. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : EGC

Wright, M.C. (2008). Behavioural Effect of Hospitalization in Children. Journal ofPediatric and Health, 31, 165-167.

Wijayanti, Pradita Dwi. (2009). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan RegresiAnak Prasekolah Saat Hospitalisasi di Rumah Sakit Anak dan Bunda HarapanKita Jakarta. Skripsi. Jakarta : Program Studi Ilmu Keperawatan FakultasKedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Wong, D.L., Hockenberry, Marylin J. (2007). Wong’s nursing care of infants andchildren. St Louis, Missouri : Mosby Inc.

Wong, D.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6 Volume 2, EGC,Jakarta.

Wong, D.L., Eaton, M.H., Wilson, M.L., Schwartz,P. (2009). Buku AjarKeperawatan Pediatrik Vol 2. Jakarta : EGC.

Wong, D.L, Hockenberry-Eaton M, Wilson Detall. (2009). Buku Ajar KeperawatanPediatrik edisi 6. Jakarta : EGC

Wong, D.L et al. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. (Agus Sutarma etal, Penerjemah). Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC

Wong. D. L. Hockenberry. Marylin J. (2007). Wong’s nursing care of infants andchildren. St Louis. Missouri : MosbyInc.

Yuriastein. Effana. Dkk. (2009). Games Theraphy untuk Kecerdasan Bayi dan Balita.PT. Wahyu Media : Jakarta.

Page 25: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

INFORMED CONSENT

(Persetujuan Menjadi Partisipan)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya telah

mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang

akan dilakukan oleh Sarti dengan judul “Penerapan Terapi Bermain Dengan

Menggambar Dan Mewarnai Gambar Untuk Menurunkan Tingkat

Kecemasan Anak Pra-Sekolah Di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman

Kebumen”.

Saya memutuskan setuju untuk ikiut berpartisipasi pada penelitian ini

secara sukarela tanpa paksaan. Bila selama penelitian ini saya menginginkan

mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu – waktu tanpa

sanksi apapun.

Gombong, 13 Juli 2017

Yang memberikan persetujuan

Saksi

............................. .............................

Gombong, 13 Juli 2017

Sarti

Page 26: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

PENJELASAN UNTUK MENGIKUTI PENELITIAN

(PSP)

1. Kami adalah Peniliti berasal dari STIKES Muhammadiyah Gombong,

Program Studi DIII Keperawatan dengan ini meminta anda untuk

berpartispiasi dengan sukarela dalam penelitian yang berjudul “Penerapan

Terapi Bermain Dengan Menggambar Dan Mewarnai Gambar Untuk

Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Pra-Sekolah Di Ruang Melati

RSUD Dr. Soedirman Kebumen”.

2. Tujuan dari studi kasus ini adalah melakukan penerapan terapi bermain

menggambar dan mewarnai gambar alat transportasi (truk) dengan

masalah kecemasan yang dapat memberi manfaat untuk menurunkan

tingkat kecemasan pada anak. Studi kasus ini akan berlangsung selama 4

hari.

3. Prosedur pengambilan bahan data dengan cara wawancara terpimpin

menggunakan pedoman wawancara yang akan berlangsung 15-20 menit.

Cara ini mungkin menyebabkan ketidaknyamanan tetapi anda tidak perlu

khawatir karena penelitian ini untuk kepentingan pengembangan asuhan

atau pelayanan keperawatan.

4. Keuntungan yang anda peroleh dalam keikutsertaan pada penelitian ini

adalah anda turut terlibat aktif mengikuti perkembangan asuhan atau

tindakan yang diberikan.

5. Nama jati diri anda seluruh informasi yang saudara sampaikan akan tetap

dirahasiakan.

6. Jika saudara membutuhkan informasi sehubungan dengan penelitian ini,

silahkan menghubungi peneliti pada nomor Hp: 081542330074

Peneliti

Sarti

Page 27: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN

SISTEM PENCERNAAN : THYPOID FEVER DI RUANG MELATI

RSUD DR SOEDIRMAN KEBUMEN

Tanggal Masuk : 11 Juli 2017 Jam : 23.33 WIB

Tanggal Pengkajian : 12 Juli 2017 Jam : 13.30 WIB

Nama Pengkaji : Sarti

Ruang : Melati

A. DATA SUBYEKTIF

a. Identitas klien

Nama : An A

Tanggal lahir : 25 Januari 2017

Umur : 5 Tahun 5 Bulan

Jenis kelamin : Laki-laki

BB : 12,5 kg

PB/TB : 105 cm

Alamat : Kalirancang, Alian, Kebumen

Agama : Islam

Pendidikan : TK

Suku bangsa : Jawa

No. RM : 297701

Diagnosa Medis : THYPOID FEVER

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. I

Umur : 35 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Page 28: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Hubungan dengan klien : Ibu klien

c. Keluhan utama : Nyeri

d. Riwayat Kesehatan

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien datang ke IGD RSUD Dr Soedirman

Kebumen pada tanggal 11 Juli 2017 pukul 23.33 WIB,

dengan keluhan batuk pilek sejal 2 hari sebelum masuk RS,

batuk berdahak (-), Demam (+), mual (+), muntah (+) 5 kali

per hari, setiap muntah sekitar 1 gelas aqua (200 cc), nyeri

perut. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital

didapatkan hasil, Nadi : 120x/menit, Suhu : 38 0C, RR :

30x/menit. Selanjutnya klien diberikan terapi IVFD D ¼

NS 1000 cc/jam, Injeksi Ceftriaxon 300 mg, Vometa syirup

½ sdt, Paracetamol infus 10 cc, (Ambroxol, Dexametason

1/6 dan B complex ¼ puyer), kemudian klien dipindahkan

ke Ruang melati pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 03.00

WIB, pada saat pengkajian pada tanggal 12 Juli 2017 pukul

09.00 WIB, klien mengatakan ada nyeri pada saat bergerak

dan nyeri berkurang pada saat istirahat, Q : Nyeri seperti

ditusuk-tusuk, R : Nyeri pada perut bagian kiri, S : Skala

nyeri 6, T : Nyeri hilang timbul, 5 menit sekali. Ibu klien

mengatakan klien tidak nafsu makan setiap makan klien

selalu mual dan ingin muntah, klien makan hanya 2 sendok

makan dari porsi yang disediakan oleh RS. Ibu klien

mengatakan klien masih batuk pilek, setelah dilakukan

pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil Nadi :

110x/menit, Suhu : 36,7 0C, RR : 30x/menit, BB : 12,5 kg.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ibu klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah

dirawat di RS, jika anaknya sakit hanya berobat ke Bidan

Desa terdekat.

Page 29: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu klien mengatakandi dalam anggota keluarganya tidak

ada yang menderita penyakit menular atau menurun seperti

Hipertensi, DM, Hepatitis, HIV/AIDS, dll.

4. Riwayat Kehamilan

Ibu klien mengatakan selama kehamilanselalu ANC ke

Bidan secara teratur sesuai anjuran dari Bidan, Ibu klien

mempunyai riwayat pre eklamsi.

5. Riwayat Persalinan

Ibu klien mengatakan An. A lahir dengan SC (Sectio

Caesaria), bayi lahir langsung menangis, dengan BBL :

2000 gram, PB : 45 cm.

6. Riwayat Imunisasi

Ibu klien mengatakan anaknya sudah mendapatkan

imunisasi lengkap ( Hb 0, BCG, DPT I, II, III, Polio I, II,

III, IV dan Campak.

7. Riwayat Kembang

Ibu klien mengatakan di usia anaknya sekarang 5 Tahun 5

Bulan tidak ada masalah dalam tumbuh kembangnya,

anaknya sudah mampu berjalan lurus, berdiri dengan 1 kaki

selama 11 detik, menggambar, menangkap bola kecil

dengan kedua tangan, mengenal angka, mengenal warna-

warni, berpakaian sendiri tanpa dibantu.

8. Genogram

Page 30: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

9. Kebutuhan Cairan

Kebutuhan cairan klien :

BB : 12,5 kg

12,5 kg = 10 kg + 2,5 kg = 1000 ml + 2,5 kg

Jawab : 1000 ml + (2,5 kg x 50 ml) =

1000 + 125 = 1125 ml/hari

10. Kebutuhan Kalori

Kebutuhan kalori : 90 x 12,5 kg = 1,125 kal/hari

Kebutuhan protein : (10% x 1,125 kal) : 4

= 28 kal/hari

Kebutuhan Lemak : (20% x 1,125 kal) : 9

=25kal/hari

Kebutuhan karbohidrat: (70% x 1,125 kal) : 4

= 196 kal/hari

11. Pola Pengkajian Menurut Gordon

1. Pola Persepsi Kesehatan atau Penanganan Kesehatan

Selama ini apabila anaknya sakit atau ada anggota

keluarganya yang sakit maka segera dibawa ke Bidan

atau Dokter terdekat apabila tidak ada perubahan

langsung dibawa ke Rumah Sakit.

2. Pola Nutrisi / Metabolik

Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan sebelum sakit

klien makan 3 x sehari, menunya berupa nasi, ikan

dan sayur-sayuran, klien selalu mengahabiskan

makanan yg tersedia, klien minum air putih 5-6 gelas

/ hari.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan saat ini klien

makan 3 x sehari, klien mendapatkan diit bubur halus,

tetapi klien hanya menghabiskan 2 sendok dari diit

Page 31: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

yang disediakan oleh RS, minum air putih 2-3 gelas /

hari. Ibu klien mengatakan setiap makan klien selalu

mual dan ingin muntah.

3. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan biasanya

klien BAB 1x/hari, konsistensi lembek, warna kuning

dan BAK 4-7x/hari, warna kuning jernih.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien

BAB 1x/hari, konsistensi padat, warna kuning, dan

BAK 3-4x/hari warna kuning pekat.

4. Pola Aktivitas / Latihan

Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan tidak ada

keluhan dalam aktivitasnya, klien dapat bermain

dengan teman-teman sebayanya di rumah.

Saat dikaji : Klien hanya tiduran tidak bisa

aktivitas seperti biasanya, ADL dibantu oleh ibunya

dan perawat.

5. Pola Istirahat / tidur

Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien tidur

malam sekitar pukul 19.30 WIB s.d pukul 05.00 WIB

dan tidur siang sekitar 2 jam.

Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien tidur

sekitar pukul 22.00 WIB, klien sulit tidur karena

suasana lingkungan RS yang ramai.

6. Pola Perseptif Kognitif

Tidak ada keluhan tentang penglihatan, penciuman,

pendengaran dan perabaan, klien berumur 5,5 Tahun

kemampuan kognitifnya baik.

7. Pola Koping / Toleransi Stress

Orang tua klien memberikan kebebasan kepada

anaknya untuk bermain bersama teman-temannya

Page 32: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

asalkan tidak melebihi waktunya beristirahat dan jika

ada masalah di dalam keluarga diselesaikan secara

bermusyawarah.

8. Pola Konsep Diri

Ibu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh

karena tidak tega melihat anaknya sakit.

9. Pola Seksual dan Reproduksi

Klien berjenis kelamin laki-laki usia 5,5 Tahun, tidak

ada kelainan dalam alat reproduksinya.

10. Pola Peran / Hubungan

Klien sebagai anak pertama yang bertugas mematuhi

dan menghormati kedua orang tuanya serta yg ada

dilingkungannya. Hubungan klien dengan orang tua

terjalin baik, dengan orang lain dan perawat juga baik

11. Pola Nilai / Kepercayaan

Tidak ada nilai-nilai keluarga yang bertentang dengan

kesehatan.

B. DATA OBYEKTIF

Pemeriksaan fisik

1. TTV

Nadi : 110x/menit

Suhu : 36,7 0C

RR : 30x/menit

2. Antropometri

Lingkar kepala : 54 cm

Lingkar Lengan Atas: 17 cm

Lingkar dada : 38 cm

BB : 12,5 kg

TB : 105 cm

Page 33: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

3. Kepala : Bentuk mesochepal, rambut hitam, lurus, bersih,

tidak ada luka.

4. Mata : Simetris, sklera anikterik, konjungtiva ananemis

5. Hidung : Simetris, discharge (-), bersih

6. Mulut :Simetris, mukosa bibir kering, gigi normal,

bersih, karies (-)

7. Telinga : Simetris, discharge (-), serumen dalam batas

normal

8. Leher : Tidak ada peningkatan JVP, tidak ada

pembesaran

9. Dada

Paru

Inspeksi : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : Fokal fremitus teraba jelas.ekspirasi dan

insirasi paru kanan dan kiri seimbang (sama)

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Vesikuler

Jantung

Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis

Palpasi : Teraba denyut jantung ictus cordis pada ICS 4

mid clavikula

Perkusi : Pekak

Auskultasi : S1 S2 reguler tidak ada bunyi suara tambahan

10.Abdomen

Inspeksi : Simetris

Auskultasi : Bising usus 10x/menit

Palpasi : Tidak teraba massa dan nyeri tekan

Perkusi : Timpani

11. Genetalia : Genetalia bersih dan tidak ada kelainan

12. Ekstremitas

Page 34: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Atas : Tidak ada oedema pada bagian ekstremitas,

terpasang infus D5 ¼ NS 20 tpm di tangan kiri

Bawah : Tidak ada oedema pada bagian ekstremitas

13.Kulit : Turgor kulit elastis

14.Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 12 Juli 2017 pukul 00:39

WIB

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI

RUJUKAN

Hemoglobin 13.8 g/dl 10.8-15.0

Leukosit H 20.5 10^3/ul 5.0-14.5

Hematokrit 41 % 33-45

Eritrosit 5.3 10^6/ul 3.80-5.80

Trombosit H 619 10^3/ul 181-521

MCH 26 Pg 22-34

MCHC 34 g/dl 32-36

MCV 77 Fl 69-93

Eosinofil 3.00 % 1-5

Basofil 0.10 % 0-1

Netrofil H 81.40 % 50-70

Limfosit L 11.10 % 25-50

Monosit 4.40 % 1-6

Golongan Darah B

Gula Darah Sewaktu 99 mg/dl 80-100

SGOT 36 u/l <37

SGPT 18 u/l <42

Widal

S. TYPHI O

POS 1/400 Negatif

Page 35: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

S. TYPHI H Negatif Negatif

S. PARATYPHI O-A Negatif Negatif

S. PARATYPHI O-B Negatif Negatif

HbsAg Rapid Non Reaktif Non Reaktif

15. Terapi Obat

Nama Obat Dosis Rute Waktu Pemberian

IVFD D5 ¼

NS

20 tpm IV

Ceftriaxon 2 x 300 mg IV Jam 10:00 & 22:00

WIB

Ambroxol 5 mg Oral Jam 12:00 & 19:00

WIB

Dexametasone 1/6 tablet Oral Jam 12:00 & 19:00

WIB

B Complex ¼ tablet Oral Jam 12:00 & 19:00

WIB

Vometa syrup ½ sdt Oral Jam 12:00 & 19:00

WIB

C. ANALISA DATA

Waktu Data Fokus Problem Etiologi

Rabu, 12

Juli 2017

Jam 13.30

WIB

DS :

P : Klien mengatakan ada nyeri pada

saat bergerak dannyeri

berkurang pada saat istirahat,

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : Nyeri pada perut bagian kiri

S : Skala nyeri 6

T : Nyeri hilang timbul, 5 menit

Nyeri Akut Agen cedera

biologis

Page 36: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

sekali.

DO : Klien tampak lemah, klien

tampak gelisah, klien tampak

merintih kesakitan

Rabu, 12

Juli 2017

Jam 13.30

WIB

DS : Ibu klien mengatakan klien

tidak nafsu makan setiap makan klien

selalu mual dan ingin muntah, klien

makan hanya 2 sendok makan dari

porsi yang disediakan oleh RS

DO : Klien terlihat lemas, pucat, dan

mukosa bibir kering, porsi makan

dari RS hanya dimakan 2 sendok

makan

Resiko nutrisi

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Anoreksia

(mual,

muntah)

Rabu, 12

Juli 2017

Jam 13.30

WIB

DS : -

DO : Klien terlihat takut dan cemas,

klien terlihat gelisah dan menangis

terus, klien menolak dilakukan

tindakan

Ansietas Krisis

situasional

(Hospitalisasi)

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cedera biologis

2. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

(mual, muntah)

3. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi

Page 37: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tanggal/ja

m

Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Para

f

Rabu, 12

Juli 2017

Jam 13.45

WIB

1 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan nyeri dapat

berkurang dengan kriteria hasil :

a. Pain control

Indikator 1 2 3 4 5

Mampu

mengontrol

nyeri

2 5

Menyatakan

rasa nyaman

setelah nyeri

berkurang

2 4

Melaporkan

bahwa nyeri

berkurang

dari skala

nyeri 6

menjadi

skala nyeri 3

dengan

menggunaka

n

managemen

nyeri

2 4

1. Lakukan

pengkajian nyeri

secara

komprehensif

termasuk lokasi,

karakteristik,

duras,frekuensi,kw

alitas dan faktor

persipirasi.

2. Kontrol

lingkungan yang

dapat

mempengaruhi

nyeri seperti(suhu

ruangan,pencahaya

an dan kebisingan)

3. Latih teknik

nafasdalam

4. Berikan informasi

tentang nyeri

seperti penyebab

nyeri,berapa lama

nyeri,akan

berkurang dan

antisipasi

ketidaknyamanan

dari prosedur.

5. Berikan analgetik

Page 38: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

untuk mengurangi

nyeri

Rabu, 12

Juli 2017

Jam 13.50

WIB

2 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan masalah resiko

nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh dapat teratasi dengan

kriteria hasil :

Indikator 1 2 3 4 5

Klien

tidak

mual

2 5

Porsi

yang

disediaka

n habis

2 4

1. Kaji pola dan

kebiasaan makan

2. Observasi adanya

muntah

3. Anjurkan keluarga

untuk memberi

makan porsi kecil

tapi sering

4. Berikan terapi

pemberian

antiemetik sesuai

program

5. Berikan terapi

pemberian cairan

sesuai program

Rabu, 12

Juli 2017

Jam 13.55

WIB

3 Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 jam

diharapkan masalah Ansietas

dapat teratasi dengan kriteria

hasil :

Indikator 1 2 3 4 5

Vital sign

dalam

batas

normal

2 5

Postur 2 4

Anxiety Reduction

(Penurunan

kecemasan)

1. Gunakan

pendekatan yang

menenangkan

2.Nyatakan dengan

jelas harapan

terhadap perilaku

pasien

3.Pahami prespektif

pasien terhadap

Page 39: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

tubuh,

ekspresi

wajah,

bahasa

tubuh, dan

tingkat

aktivitas

menunjukk

an

berkurang

nya

kecemasan

situasi stress

4.Temani pasien

untuk memberikan

keamanan dan

mengurangi takut

5.Dorong keluarga

untuk menemani

anak

6.Dengarkan dengan

penuh perhatian

7.Berikan terapi

bermain

menggambar dan

mewarnai gambar

alat transportasi

(truk)

8. Identifikasi tingkat

kecemasan

E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal No.dx Implementasi Respon Paraf

Rabu, 12 Juli

2017

Jam 14.00 WIB

1 Mengkaji

komprehensif nyeri

meliputi lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas

keparahan nyeri dan

faktor presipitasi.

DS :

P : Klien mengatakan

ada nyeri pada saat

bergerak dannyeri

berkurang pada

saat istirahat,

Q : Nyeri seperti

ditusuk-tusuk

Page 40: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

14.05 WIB

14.10 WIB

2

3

Kaji pola dan

kebiasaan makan dan

observasi adanya

muntah

Mengidentifikasi

tingkat kecemasan

anak

R : Nyeri pada perut

bagian kiri

S : Skala nyeri 6

T : Nyeri hilang timbul,

5 menit sekali.

DO : Klien tampak

lemah, klien

tampak gelisah,

klien tampak

merintih kesakitan

Ds :

- Klien hanya

menghabiskan 2

sendok dari

porsi yang

disediakan oleh

RS

- Klien tidak

muntah hanya

mual

Do : Klien tampak

lemah, mukosa bibir

kering

Ds : -

Do : Klien terlihat takut

dan cemas, klien

terlihat gelisah dan

menangis terus, klien

menolak dilakukan

Page 41: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

14.15 WIB

14.15 WIB

14.20 WIB

15.00 WIB

1

2

3

2

Mengontrol lingkungan

yang dapat

mempengaruhi nyeri

seperti(suhu

ruangan,pencahayaan

dan kebisingan)

Menganjurkan

keluarga untuk

memberi makan porsi

kecil tapi sering

Memberikan terapi

bermain menggambar

dan mewarnai gambar

alat transportasi (truk)

Berikan Memberikan terapi

pemberian antiemetik

sesuai program

tindakan, tidak

kooperatif

Ds :

Do : Klien terlihat lebih

tenang

Ds :

Ibu klien mengatakan

mengerti apa yang

telah dijelaskan oleh

perawat

Do :

Ibu klien tampak

paham dan mengerti

Ds :

Do : Klien terlihat

senang

Ds :

Do: Vometa syrup telah

diberikan ½ sdt via

oral

Page 42: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Kamis, 13 Juli

2017

Jam 08.00 WIB

Jam 08.05 WIB

Jam 08.10 WIB

Jam 08.15 WIB

3

2

3

1

Mendorong keluarga

untuk menemani anak

Observasi adanya

muntah

Mengidentifikasi

tingkat kecemasan

anak

Mengkaji

komprehensif nyeri

meliputi lokasi,

karakteristik, durasi,

frekuensi, kualitas

keparahan nyeri dan

Ds :

Do : Keluarga tampak

kooperatif

Ds : Ibu klien

mengatakan anaknya

sudah tidak muntah

Do : Klien tidak terlihat

pucat

Ds :

Do :

- Kecemasan

klien tampak

menurun dari

tingkat

kecemasan

berat menjadi

tingkat

kecemasan

sedang

- Klien terlihat

lebih kooperatif

DS :

P : Klien mengatakan

ada nyeri pada saat

bergerak dannyeri

berkurang pada

saat istirahat,

Page 43: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Jam 09.00 WIB 3

faktor presipitasi.

Memberikan terapi

bermain menggambar

dan mewarnai gambar

alat transportasi (truk)

Q : Nyeri seperti

ditusuk-tusuk

R : Nyeri pada perut

bagian kiri

S : Skala nyeri

berkurang dari

skala nyeri 6

menjadi skala

nyeri 4

T : Nyeri hilang timbul,

5 menit sekali.

DO : Klien tampak

lemah, klien tampak

gelisah, klien tampak

merintih kesakitan

Ds :

Do : Klien terlihat

senang, tidak gelisah,

tidak menangis, lebih

kooperatif

Page 44: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

F. EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal/jam No.dx SOAP TTD

Jum’at, 14 Juli

2017

Jam 08.00 WIB

1 S :

P : Klien mengatakan ada nyeri pada saat

bergerak dannyeri berkurang pada saat

istirahat,

Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk

R : Nyeri pada perut bagian kiri

S : Skala nyeri 4

T : Nyeri hilang timbul, 5 menit sekali.

O : Klien tampak lemah, klien tampak gelisah,

klien tampak merintih kesakitan

A : Masalah keperawatan nyeri akut belum

teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Lakukan pengkajian nyeri secara

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, duras,frekuensi,kwalitas

dan faktor persipirasi.

- Kontrol lingkungan yang dapat

mempengaruhi nyeri seperti(suhu

ruangan,pencahayaan dan kebisingan)

- Latih teknik nafasdalam

- Berikan informasi tentang nyeri seperti

penyebab nyeri,berapa lama nyeri,akan

berkurang dan antisipasi

ketidaknyamanan dari prosedur.

- Berikan analgetik untuk mengurangi

nyeri

Page 45: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Jum’at, 14 Juli

2017

Jam 08.05 WIB

Jum’at, 14 Juli

2017

Jam 08.10 WIB

2

3

S : Ibu klien mengatakan nafsu makan klien

bertambah, dan mual sudah berkurang klien

menghabiskan ½ porsi makanan yang disediakan

oleh RS

O : Klien terlihat lemas, pucat, dan mukosa bibir

lembab, klien tampak menghabiskan ½ porsi

makanan yang disediakan oleh RS

A : Masalah keperawatan Resiko nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Kaji pola dan kebiasaan makan

- Observasi adanya muntah

- Anjurkan keluarga untuk memberi makan

porsi kecil tapi sering

- Berikan terapi pemberian antiemetik

sesuai program

- Berikan terapi pemberian cairan sesuai

program

S : Ibu klien mengatakan klien sudah lebih

tenang

O : Klien terlihat lebih tenang, klien lebih

kooperatif, cemas berkurang dari tingkat

kecemasan berat turun menjadi tingkat

kecemasan ringan

A : Masalah ansietas belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

- Gunakan pendekatan yang menenangkan

- Nyatakan dengan jelas harapan terhadap

perilaku pasien

Page 46: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

- Pahami prespektif pasien terhadap situasi

stress

- Temani pasien untuk memberikan

keamanan dan mengurangi takut

- Dorong keluarga untuk menemani anak

- Dengarkan dengan penuh perhatian

- Berikan terapi bermain

- Identifikasi tingkat kecemasan

Page 47: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Efektifitas Terapi Bermain Menggambar Terhadap Kecemasan Anak Usia Pra SekolahAkibat Hospitalisasi

Aida Rusmariana, Nur Faridah, Rieza AriyaniSTIKES Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan, Jl.Raya Ambokembang No.8 Kedungwuni Pekalongan

Email: [email protected]

Abstrak. Hospitalisasi pada anak merupakan suatu proses perawatan anak di rumah sakit dengan alasanyang berencana ataupun darurat untuk menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya. Hospitalisasisering menimbulkan kecemasan bagi anak-anak. Perawat dapat mengurangi kecemasan anak-anak tersebutdengan terapi bermain. Terapi bermain yang tidak banyak mengeluarkan energi seperti terapi bermain aktifmenggambar bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial anak selama hospitalisasi.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan terapi bermain menggambar terhadap kecemasan anakusia pra sekolah akibat hospitalisasi. Penelitian ini dilakukan di ruang Flamboyan RSUD Batang KabupatenBatang. Desain penelitian ini menggunakan descriptive cross-sectional study yaitu penelitian yang dilakukansecara cross-sectional (satu titik waktu tertentu pada populasi atau penelitian pada sampel yang merupakanbagian dari populasi. Jumlah sample pada penelitian ini 15 responden dan menggunakan teknik secarapurposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi bermain aktifmenggambar mengalami penurunan, yaitu skor kecemasan The OSBD sebelum diberikan terapi bermain aktifmenggambar paling rendah 7 dan paling tinggi 16 dan setelah dilakukan terapi bermain aktif menggambarmengalami penurunan yaitu skor kecemasan The OSBD paling rendah 0 dan paling tinggi 9.Kata Kunci : Terapi Bermain Menggambar, Kecemasan, Hospitalisasi Active Therapeutic Play by Drawing

Effectiveness Active Therapeutic Play by Drawing Against Anxiety Preschooler Due toHospitalization

Abstract. Hospitalization in children is a child-care process in hospitals for reasons that are planning oremergency for therapy and treatment up repatriation. Hospitalization often cause anxiety for children. Nursescan reduce the anxiety of children with play therapy. Play therapy who do not spend a lot of energy such asactive play therapy drawing can be used to meet the physical and psychosocial needs of children duringhospitalization. This study aims to determine the effectiveness of therapy play draw against anxietypreschool children due to hospitalization. This research was conducted at the Flamboyan space HospitalBatang Batang. Design of this study using descriptive cross-sectional study is research done by cross-sectional (one point in time in the population or research on samples that are part of the population. Thesample in this study of 15 respondents and using the technique with purposive sampling.. Results Thisresearch showed that after therapy is playing an active drawing to decline, anxiety scores The OSBD beforetherapy is given to active play to draw the most low 7 and the highest 16 and after therapy play an activedrawing a decline that anxiety scores The OSBD lowest 0 and most 9 high.Kata Kunci : Terapi Bermain Menggambar, Kecemasan, Hospitalisasi

PendahuluanHospitalisasi pada anak merupakan suatu prosesyang karena suatu alasan yang berencana ataudarurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumahsakit, menjalani terapi dan perawatan sampaipemulangannya kembali ke rumah (Supartini 2004,h. 188). Anak-anak yang mengalami hospitalisasiakan merasakan kecemasan karena perpisahan,kehilangan kontrol, ketakutan tentang tubuh yangdisakiti, dan nyeri yang nantinya akanmempengaruhi perilaku anak- anak tersebut (Wong1995 dalam Potter & Perry2005, hh. 666-667). Reaksi anak terhadap krisisdipengaruhi oleh usia perkembangan mereka,pengalaman mereka sebelumnya dengan penyakit,perpisahan, hospitalisasi, keterampilan koping

yang mereka miliki dan dapatkan, keparahandiagnosis, dan sistem pendukung yang ada (Wong2008, h. 754).Perawat dapat melakukan tindakan untukmengurangi kecemasan anak-anak tersebut.Terapi bermain merupakan pedoman bagi timkesehatan, khususnya untuk memenuhi kebutuhanfisik dan psikososial anak selama hospitalisasi.Terapi bermain dapat membantu mengurangistress, memberikan instruksi dan perbaikankemampuan fisiologis (Vessey dan Mohan dalamSuriadi & Yuliani 2006, h. 10). Jenis kegiatanpegisi waktu anak dihospitalisasi salah satunyamenggambar.Menggambar, diduga dapat memfasilitasilaporan verbal anak-anak secara emosional

Page 48: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

terhadap peristiwa dengan beberapa cara:menurunkan kecemasan, membantu anak merasanyaman dengan terapis, penerimaan memori,mengatur narasi, dan mendorong anak untukmenceritakan lebih rinci daripada hanya denganwawancara verbal (Gross & Haynes dalamMalchiodi 2003, h. 21).Tinjauan PustakaHospitalisasi merupakan suatu proses yangkarena suatu alasan yang berencana atau darurat,mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,menjalani terapi dan perawatan sampai

bermain aktif menggambar di Ruang FlamboyanRSUD Batang Kabupaten Batang tahun 2012.

a. Kecemasan pada anak prasekolah akibathospitalisasi sebelum diberikan terapi bermainaktif menggambar, sebagai berikut :

Distribusi Frekuensi Kecemasan RespondenSebelum Diberikan Intervensi Terapi Bermain

Aktif Menggambar di Ruang FlamboyanRSUD Batang Kabupaten Batang Tahun 2012

pemulangannya kembali ke rumah (Supartini2004, h. 188). Stress utama masa bayi Skor Frekuensi Persen

pertengahan sampai usia prasekolah akibathospitalisasi adalah kecemasan akibat perpisahan.Fase yang dialami anak-anak saat hospitalisasi yaitufase protes, fase putus asa dan fasepelepasan (Wong 2008, h. 754).Penyakit dan hospitalisasi seringkali menjadi krisispertama yang harus dihadapi anak. Berikut iniakan diuraikan stressor hospitalisasi dan reaksi anakprasekolah saat mengalami hospitalisasi (Wong2008, hh. 754-761).Stress utama dari masa bayi pertengahan sampaiusia prasekolah, terutama untuk anak-anak yangberusia 6 sampai 30 bulan, adalah kecemasanakibat perpisahan disebut juga depresi analitik.Anak prasekolah dapat menoleransi perpisahansingkat dengan orangtua mereka dan lebihcenderung membangun rasa percaya pengganti padaorang dewasa lain yang bermakna untuknya. Akantetapi, stress karena penyakit biasanya membuatanak prasekolah menjadi kurang mampumenghadapi perpisahan; akibatnya merekamenunjukkan banyak tahap perilaku cemasakibat perpisahan, meskipun secara umum perilakuprotes yang mereka tunjukkan lebih samar danpasif daripada yang terlihat pada anak- anak yanglebih kecil.

MetodeDesain penelitian ini menggunakandescriptive cross-sectional study yaitu penelitianyang dilakukan secara cross-sectional (satu titikwaktu tertentu pada populasi atau penelitian padasampel yang merupakan bagian dari populasi.Jumlah sample pada penelitian ini 15 responden.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalahteknik secara purposive sampling.

HasilAnalisis univariat dalam penelitian ini adalahgambaran kecemasan pada anak prasekolah akibathospitalisasi sebelum dan setelah diberikan terapi

kecemasan7 2 13,3%8 3 20,0%9 0 0,0%10 0 0,0%11 2 13,3%12 3 20,0%13 2 13,3%14 1 6,7%15 1 6,7%

16 1 6,7%Total 15 100,0%

Berdasarkan Tabel 4.1. Menunjukkan bahwakecemasan anak di Ruang Flamboyan RSUDBatang kabupaten Batang sebelum diberikanterapi bermain aktif menggambar yaitu skor 7dengan 2 responden (13,3%), skor 8 dengan 3responden (20,0%), skor 11 dengan 2 responden(13,3%), skor 12 dengan 3 responden (20,0%),skor 14 dengan 1 responden (6,7%), skor 15dengan 1 responden (6,7%), skor 16 dengan 1responden (6,7%).b. Kecemasan pada anak prasekolah akibathospitalisasi setelah diberikan terapi bermainaktif menggambar, sebagai berikut :

Distribusi kecemasan Responden SetelahDiberikan Intervensi Terapi Bermain AktifMenggambar di Ruang Flamboyan RSUD

Batang Kabupaten Batang Tahun2012

Page 49: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

0 1 6,7%

Simpulan

Kecemasan anak prasekolah yang mengalamihospitalisasi sebelum dilakukan terapi bermainmempunyai rata-rata skor kecemasan The OSBD

1 0 0,0%2 1 6,7%3 1 6,7%4 7 46,7%5 0 0,0%6 1 6,7% 11,13. Kecemasan anak prasekolah yang7 1 6,7% mengalami hospitalisasi setelah dilakukan terapi

bermain aktif menggambar mempunyai rata-rata skorkecemasan The OSBD 4,73. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa setelah dilakukan terapi

8 2 13,3%9 1 6,7%

Total 15 100,0%

Skor Frekuensi Persen The OSBD kelompok terapi bermain aktif

kecemasan menggambar 6.

Berdasarkan Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwakecemasan responden di Ruang Flamboyan RSUDBatang kabupaten Batang setelah diberikan terapibermain aktif menggambar yaitu skor 0 dengan 1responden (6,7%), skor 2 dengan 1 responden(6,7%), skor 3 dengan 1 responden (6,7%), skor 4dengan 7 responden (46,7%), skor 6 dengan 1responden (6,7%), skor 7 dengan 1 responden(6,7%), skor 8 dengan 2 responden (13,3%) danskor 9 dengan 1 responden (6,7%).

c. Rata-rata skor kecemasan The OSBD anakprasekolah

Tabel 4.3.Rata-rata skor kecemasan The OSBDsebelum dan sesudah dilakukan terapibermain aktif menggambar di Ruang

Flamboyan RSUD Batang Kabupaten BatangTahun 2012

Rata-rata skor kecemasan The OSBD

Sebelum Sesudah Selisih

Gambar 11,13 4,73 6,40

bermain aktif menggambar mengalami penurunan,yaitu skor kecemasan The OSBD sebelumdiberikan terapi bermain aktif menggambar palingrendah 7 dan paling tinggi 16 dan setelahdilakukan terapi bermain aktif menggambarmengalami penurunan yaitu skor kecemasan TheOSBD paling rendah 0 dan paling tinggi 9.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyatno, V 2005, Cara mudah menggambardengan pensil, Kawan Pustaka, Jakarta.Corwin, EJ, 2009, Buku saku patofisiologi, YudhaEK et al. (alih bahasa) EGC, Jakarta.Davies, T & Craig TKJ 2009, ABC kesehatanmental, EGC, Jakarta.Hawadi, R 2001, Psikologi perkembangan anakmengenal sifat, bakat dan kemampuan, Grasindo,Jakarta.Hidayat, AA 2008, Pengantar ilmu kesehatananak untuk mahasiswa kebidanan, SalembaMedika, Jakarta.Kyle, T 2008, Essentials of pediatric nursing,Wolter Kluwer Health, Philadelphia.Malchiodi, CA 2003, Handbook of art therapy,Guilford press, New York.

2008, Creative interventions withtraumatized children, Guilford press, New York.Notoadmodjo, S 2005, Metodologi penelitiankesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Rangeskor

7-16 0-12 3-10 Nursalam 2003, Konsep dan penerapan metodepenulisan riset keperawatan, SalembaMedika, Jakarta.

2008, Konsep dan penerapan metodologi

Tabel di atas menunjukan rata-rata skorkecemasan The OSBD sebelum terapi bermainaktif menggambar sebesar 11,13. Rata-rata skorkecemasan The OSBD setelah terapi bermain aktifmenggambar sebesar 4,73. Hasil perhitunganmenunjukan rata-rata penurunan skor kecemasan

penelitian ilmu keperawatan; Pedomanskripsi, tesis, dan instrument penelitiankeperawatan, Edisi ke 2, Salemba Medika,Jakarta.

Olivia, Femi 2010, Career skills for kidsmeroketkan kekuatan otak kanan denganjurus biodrawing, Elex Media Komputindo,

Page 50: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Jakarta.

Potter, PA & Perry AG 2005, Buku ajarfundamental keperawatan : Konsep, Proses, danPraktik Edisi 4 Volume 1, EGC, Jakarta.

Riyadi, S & Sukarmin 2009, Asuhan keperawatanpada anak, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Setiadi 2007, Konsep dan penulisan risetkeperawatanCetakan Pertama, Graha Ilmu,Yogyakarta.

Setiawati, S & Dermawan AC 2009,Keterampilan khusus praktik keperawatan, TransInfo Media, Jakarta.

Soejanto, A 2005, Psikologi perkembangan,Rineka Cipta, Jakarta.

Somantri, S & Muhidin A 2006, Aplikasi stastikadalam penelitian, CV. Pustaka Setia, Bandung.Sugiyono, 2009, Statistika untuk penelitian,Alfabeta, Bandung.

Suherman, 2000, Buku Saku Perkembangan Anak,EGC, Jakarta.

Supartini, Y 2004, Buku ajar konsep dasarkeperawatan anak, EGC, Jakarta.

Suriadi, & Yuliani, R 2006, Asuhan keperawatanpada anak, Sagung Seto, Jakarta.

Wong, DL 2008, Buku ajar keperawatan pediatrikEdisi 6 Volume 2, EGC, Jakarta.

Biermeier, A et. Al, 2007, Journal of PediatricOncology Nursing, Vol 24, No 1 (January-February), 2007: pp 8-19, dilihat 15 Juli2011, http://aphon.org/files>.

Page 51: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Open Journal of Nursing, 2016, 6, 46-52Published Online January 2016 in SciRes. http://www.scirp.org/journal/ojn

http://dx.doi.org/10.4236/ojn.2016.61005

Comparison Study of Art Therapy and PlayTherapy in Reducing Anxiety on Pre-SchoolChildren Who Experience Hospitalization

Sri Ramdaniati, Susy Hermaningsih, Muryati

Nursing Department of Bandung Health Polytechnic, Ministry of Health, Bandung, Indonesia

Received 22 December 2015; accepted 26 January 2016; published 29 January 2016

Copyright © 2016 by authors and Scientific Research Publishing Inc.This work is licensed under the Creative Commons Attribution International License (CC BY).

http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

Abstract

Pain and hospitalization caused a crisis in the child’s life. At the pre-school children, the stress of thedisease makes children become less able to cope with separation. As a result, many children show anxiousbehavior though more vague than toddler age children. Various ways have been conducted by nurses totreat anxiety in children, but the most effective types of the intervention have not be found. Types ofintervention that can be done are art therapy and play therapy. This study aims to compare the effects ofart therapy and play therapy in reducing anxiety on children who experience hospitalization. A quasi-experimental research design with pre-post test two group design is used. The sample was 23 childrenpre-school age for art therapy group and 25 children for play therapy with sampling techniquesperformed purposive sampling. Intervention of art therapy and play therapy each performed for 3days with duration about 30 minutes. Anxiety levels before and after the intervention were measuredby using the facial affective scale. The results show that there is a difference in anxiety between before andafter the action in the art therapy group (p = 0.00) and that there are differences in anxiety before andafter the action in the play therapy group (0.00). But statistical tests using Man Whitney U indicate thatthere is no difference in anxiety levels in pre-school children who do art therapy and play therapy (p =0.26). So, it is concluded that the art therapy and the play therapy can reduce the level of anxiety onpre-school school children that experience hospitalization. Based on these conclusions, it is recommendedthat the art therapy and the play therapy can be used by nurses and the choice of the interventionshould be submitted to the child.

Keywords

Art Therapy, Play Therapy, Pre-School Children, Hospitalization

How to cite this paper: Ramdaniati, S., Hermaningsih, S. and Muryati (2016) Comparison Study of Art Therapy and PlayTherapy in Reducing Anxiety on Pre-School Children Who Experience Hospitalization. Open Journal of Nursing, 6, 46-52.

Open Journal of Nursing, 2016, 6, 46-52Published Online January 2016 in SciRes. http://www.scirp.org/journal/ojn

http://dx.doi.org/10.4236/ojn.2016.61005

Comparison Study of Art Therapy and PlayTherapy in Reducing Anxiety on Pre-SchoolChildren Who Experience Hospitalization

Sri Ramdaniati, Susy Hermaningsih, Muryati

Nursing Department of Bandung Health Polytechnic, Ministry of Health, Bandung, Indonesia

Received 22 December 2015; accepted 26 January 2016; published 29 January 2016

Copyright © 2016 by authors and Scientific Research Publishing Inc.This work is licensed under the Creative Commons Attribution International License (CC BY).

http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

Abstract

Pain and hospitalization caused a crisis in the child’s life. At the pre-school children, the stress of thedisease makes children become less able to cope with separation. As a result, many children show anxiousbehavior though more vague than toddler age children. Various ways have been conducted by nurses totreat anxiety in children, but the most effective types of the intervention have not be found. Types ofintervention that can be done are art therapy and play therapy. This study aims to compare the effects ofart therapy and play therapy in reducing anxiety on children who experience hospitalization. A quasi-experimental research design with pre-post test two group design is used. The sample was 23 childrenpre-school age for art therapy group and 25 children for play therapy with sampling techniquesperformed purposive sampling. Intervention of art therapy and play therapy each performed for 3days with duration about 30 minutes. Anxiety levels before and after the intervention were measuredby using the facial affective scale. The results show that there is a difference in anxiety between before andafter the action in the art therapy group (p = 0.00) and that there are differences in anxiety before andafter the action in the play therapy group (0.00). But statistical tests using Man Whitney U indicate thatthere is no difference in anxiety levels in pre-school children who do art therapy and play therapy (p =0.26). So, it is concluded that the art therapy and the play therapy can reduce the level of anxiety onpre-school school children that experience hospitalization. Based on these conclusions, it is recommendedthat the art therapy and the play therapy can be used by nurses and the choice of the interventionshould be submitted to the child.

Keywords

Art Therapy, Play Therapy, Pre-School Children, Hospitalization

How to cite this paper: Ramdaniati, S., Hermaningsih, S. and Muryati (2016) Comparison Study of Art Therapy and PlayTherapy in Reducing Anxiety on Pre-School Children Who Experience Hospitalization. Open Journal of Nursing, 6, 46-52.

Open Journal of Nursing, 2016, 6, 46-52Published Online January 2016 in SciRes. http://www.scirp.org/journal/ojn

http://dx.doi.org/10.4236/ojn.2016.61005

Comparison Study of Art Therapy and PlayTherapy in Reducing Anxiety on Pre-SchoolChildren Who Experience Hospitalization

Sri Ramdaniati, Susy Hermaningsih, Muryati

Nursing Department of Bandung Health Polytechnic, Ministry of Health, Bandung, Indonesia

Received 22 December 2015; accepted 26 January 2016; published 29 January 2016

Copyright © 2016 by authors and Scientific Research Publishing Inc.This work is licensed under the Creative Commons Attribution International License (CC BY).

http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/

Abstract

Pain and hospitalization caused a crisis in the child’s life. At the pre-school children, the stress of thedisease makes children become less able to cope with separation. As a result, many children show anxiousbehavior though more vague than toddler age children. Various ways have been conducted by nurses totreat anxiety in children, but the most effective types of the intervention have not be found. Types ofintervention that can be done are art therapy and play therapy. This study aims to compare the effects ofart therapy and play therapy in reducing anxiety on children who experience hospitalization. A quasi-experimental research design with pre-post test two group design is used. The sample was 23 childrenpre-school age for art therapy group and 25 children for play therapy with sampling techniquesperformed purposive sampling. Intervention of art therapy and play therapy each performed for 3days with duration about 30 minutes. Anxiety levels before and after the intervention were measuredby using the facial affective scale. The results show that there is a difference in anxiety between before andafter the action in the art therapy group (p = 0.00) and that there are differences in anxiety before andafter the action in the play therapy group (0.00). But statistical tests using Man Whitney U indicate thatthere is no difference in anxiety levels in pre-school children who do art therapy and play therapy (p =0.26). So, it is concluded that the art therapy and the play therapy can reduce the level of anxiety onpre-school school children that experience hospitalization. Based on these conclusions, it is recommendedthat the art therapy and the play therapy can be used by nurses and the choice of the interventionshould be submitted to the child.

Keywords

Art Therapy, Play Therapy, Pre-School Children, Hospitalization

How to cite this paper: Ramdaniati, S., Hermaningsih, S. and Muryati (2016) Comparison Study of Art Therapy and PlayTherapy in Reducing Anxiety on Pre-School Children Who Experience Hospitalization. Open Journal of Nursing, 6, 46-52.

Page 52: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

http://dx.doi.org/10.4236/ojn.2016.61005

1. Introduction

Hospitalization is a process for reasons of planning or emergency that requires the child to stay in the hospital in order toundergo treatment and medication. Nevertheless, hospitalization remains a major problem and causes anxiety and fear inchildren [1]. Hospitalization can also cause stress for children related to the change of envi- ronment and the status oftheir health. According to Hockenberry, Wilson and Winkelstein [2], the main thing that can cause stress on theprocess of hospitalization is the separation of parents, loss of control, and fear of bo- dily injury and pain. In addition tostress, hospitalization also causes fear and anxiety in children aged 4 - 6 years [3]. If anxiety in children is not addressed,it will result in withdrawal and rejection of the implementation of the medical or nursing action, the length of stay andincrease of the severity of health conditions [4].

Various interventions can be done by nurses and parents to overcome anxiety and fear in children, such as creating apleasant atmosphere, providing support, and giving explanation [5]. Research by Ramdaniati & Se- tiawan [6] explainsthat the play can reduce fear in children. In addition to playing, art therapy is a collection of therapeutic approaches thatinvolve the creative arts. Art therapy programs vary and may include aspect of drawing, painting, photography,sculpture, dancing, creative writing and storytelling [7]. Some research suggests that stress and fear in children can bereduced with the use of the method of drawing [8]. Rollins [9] explains that drawing helps children communicate hisexperience so as to reduce stress and anxiety. Play therapy is the use of play as a therapy used to reduce distress, andfear in children [10]. According to Armstrong [11], playing for children is not a sheer pleasure, but it is a way to expressthe anxiety and fear of a situation so clear that any type of game is granted. Decreasing fear and anxiety is meaningful.This study aims to compare the art therapy with the play therapy in reducing anxiety on preschool children whoexperience hospitalization.

2. Methods

A quasi-experimental pretest-posttest two group design was initiated during 3 month period ending 8 October2015 with a sample size of 48 children pre-school age for both treatment groups. Samples are taken by pur- posivesampling of pre-school age children who are being hospitalized in Al Islam Bandung Hospital. Inclusion criteria wereaged from 3 - 6 years old, the first day of hospitalized and having compos mentis counciosness and the exlusion criteriawere children who had limited motion in the upper extremity (not able to move right and left hands to draw or play apuzzle) and children who are pain.

The study was approved by ethical commission of Bandung Health Polytechnic and before the enrolment of thisstudy, the parents received verbal information about the research including procedure, benefit and also gave writteninformed consent to participate in the study. The research process begins with the selection of the appropriate sampleinclusion criteria, then the children are grouped into 2 groups of interventions based on their own choices, namelydrawing (art therapy) and puzzles (play therapy). Furthermore, researchers take measure- ments of anxiety before theintervention using the modified facial affective scale [12] consisting of four images of the face, then intervention for 15- 30 minutes in a 3-day, after that researcher taking second measurement for identified anxiety level after theintervention. The data collected is then processed and analyzed gradually rang- ing from univariate continued withbivariate. Univariate analysis using frequency distribution and proportion, while bivariate analysis using wilxocon testfor each group and Man Whitney U for measurements both treat- ment groups with statistical significance difference orp value below 0.05.

3. Result

Based on Table 1, it can be seen that the average age of children who are respondents in this study is 4.21 years to 4.40years, with the same age range between 3 to 6 years in accordance with the criteria inclusion that has been set.

Table 2 shows that more than half of the respondents in this group are male and have never been hos-pitalized.

Table 3 shows that in group play therapy, more than half respondents are male and have never had the experience tobe hospitalized.

Table 4 shows that in the group art therapy, children’s anxiety levels before treatment are subjected to severe anxiety(43.5%), followed by moderate anxiety (34.8%) and mild anxiety (21.7%) and none of the respondents who do notexperience anxiety. While at the time after treatment, more than half do not experience anxiety and

Page 53: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Table 1. Frequency distribution of respondent age at the play therapy and art therapy group (n = 48).

Characteristics Age Mean SD Min-Max

Group Art Therapy 4.21 0.99 3.0 to 6.0

Group Play Therapy 4.40 1.08 3.0 to 6.0

Table 2. Frequency distribution of respondents characteristics at the art therapy group (n = 23).

Characteristics F %

GenderMaleFemale

Treated experienceEver

Has never been

14 60.99 39.1

10 43.513 56.5

Table 3. Frequency distribution of respondent characteristics at the play therapy group (n = 25).

Characteristics F %

GenderMaleFemale

Treated experienceEver

Has never been

14 5611 44

7 2818 72

Table 4. Frequency distribution of anxiety levels before and after treatment at the art therapy group (n = 23).

Anxiety levels

No. Intervention Not anxiety Mild anxiety moderate anxiety Severe anxiety

F % F % F % f % Total

1. Before 0 0.0 5 21.7 8 34.8 10 43.5 23

2. After 12 52.2 8 34.8 3 13.0 0 0.0 23

none of the respondents who experienced severe anxiety.Based on Table 5 can be seen that the play therapy group obtained the data that is currently before the

treatment more than half of respondents (52%) had moderate anxiety and no one responden who do not ex-perience anxiety. At the time after treatment, most do not experience anxiety and no one responden experiencingmoderate and severe anxiety.

Table 6 shows that, based on analysis by using wilxocon test showed significant differences (p < 0.05)between anxiety before and after the action in each group play therapy and art therapy group.

Results of the analysis in Table 7 shows that the statistical test p value > 0.05, which means that at 5% alphathere is no significant difference between the level of anxiety in the play therapy and art therapy group by usingMan Whitney U Test.

4. Discussion

Anxiety is a condition that is often found in children who undergo hospitalization. Almost at every stage of de-velopment of the child’s age, anxiety and fear due to hospitalization is still a major problem in nursing servicessubsidiary as disclosed by Ambarwati [13] that hospitalization can cause stress and anxiety at all age levels. Forpreschool children hospitalization is a frightening experience [14] and Ramdaniati [15] also explained that 53%of pre-school age children who are undergoing hospitalization experience fear.

Various efforts have been made by caregivers to overcome the problems that arise as a result of hospitaliza-

Page 54: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Table 5. Levels of anxiety before and after treatment at the play therapy group (n = 25).

Anxiety levels

No. Intervention Not worried Mild anxiety moderate anxiety Severe anxiety

F % F % F % f % Total

1. Before 0 0.0 8 32.0 13 52.0 4 16.0 25

2. After 16 64.0 9 36.0 0 0.0 0 0.0 25

Table 6. Distibution of anxiety levels before and after treatment at the group play therapy and art therapy.

Variables Mean Rank P Value N

Group Play TherapyPre InterventionPost Intervention 12.5 0.00 25

Group Art TherapyPre InterventionPost Intervention 12.0 0.00 23

Table 7. Differences anxiety levels at the play therapy and art therapy group.

Variables Mean Rank p Value n

Play TherapyArt Therapy

22.6026.57 0.26 48

tion. One of the nursing actions to reduce the impact of hospitalization is playing. For children, play is a routine job.Playing is an activity that is done voluntarily and there is no coercion or pressure from outside or liabilities [16].Play is a reflection of the ability of physical, intellectual, emotional and social and play a good medium forlearning because the children can speak (communicate), learn to adapt to the environment, and do what can bedone [17]. Play can be carried by healthy or sick children. Although the child was ill, but there remains a needfor play [18].

Games consists of various types and kinds, depending on which side of judgment. In this study, researcherstried to compare the effects between the two games is play therapy and art therapy in reducing anxiety in pre-school children. Play therapy is done using a puzzle as media and art therapy for children were asked to drawwhat she likes in a picture book provided. Selection of the type of game based on the child’s own choice.Children choose the type of game he likes. Games that like by the child makes the child feel good about thegame, while if the child does not like his game then the child will not enjoy the game.

Based on the results listed in Table 5 in the previous section, the results of the univariate analysis in playtherapy showed that 52% of pre-school children experiencing moderate anxiety at the moment before the game,followed by mild anxiety and no anxiety as much as 32% and as much as 16%. This condition is changed afterthe intervention in the form of puzzles for 30 minutes for 3 days. Most children (64%) had not experiencedanxiety and the rest (36%) experienced only mild anxiety. Then performed bivariate analysis to compare thechanges that occur. Results of the analysis in Table 6 in the previous section shows that the play therapy withthe use of the puzzle has significant value <0.05 at alpha of 0.05. This means that the play therapy by usingpuzzles can reduce anxiety levels pre-school age children significantly. The results are consistent with researchconducted by Kaluas, Ismanto and Kundre [19] which states that playing puzzle and storytelling can reduceanxiety preschool children who experienced hospitalization at the hospital. Another study also had the sameresult is research de Breving, Ismanto and Onibala [20] which uses the game as well as an ice cube as one actionatraumatic care in children aged 1 - 14 years who experience anxiety. Research results by Hela and Tjahyono[21] in the RS. William Booth Surabaya also support the conclusion that this research through play therapyaffect the child’s anxiety level with a significance value of 0.00.

In addition to viewing of the play therapy using puzzzle, this study also looked at the effects of art therapyagainst anxiety pre-school children. Drawing is a form of art therapy are performed as one of the interventions in

Page 55: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

this study in order to reduce the level of anxiety in the pre-school age children who experience hospitalization.Results of univariate analysis of the results of this group showed that at the time before the intervention, almosthalf of the respondents had a severe anxiety, followed by moderate and mild anxiety and no one who does notexperience anxiety. This condition changed when measurement after intervention demonstrated that no one isexperiencing severe levels of anxiety. From the tables can be seen that in descriptive, art therapy can reduceanxiety levels of children. Furthermore, after the bivariate analysis using the Wilcoxon test to compare the con-ditions before and after the act of art therapy showed that the 0.00 significance value which gives the sense thatart therapy can reduce anxiety levels significantly in pre-school age children.

The result of this are in line with research Wowiling, Ismanto and Babakal [22] and Pravitasari and Warsito[23] which uses coloring techniques as a form of art therapy that is performed at pre-school age children in orderto reduce anxiety. In the study it was obtained p value of 0.00 which means that the art therapy influence on theanxiety level of pre-school children. Coloring technique drawing on research conducted by Kapti, Ahsan andIstiqomah [24] is also a positive effect on maladaptive behavior of children who experience hospitalization.Meaningfulness use art therapy to reduce children’s anxiety in this study are not always in line with the resultsof previous studies. Purwandari’s research [25] explained that the art therapy does not give effect to decrease thelevel of anxiety in school children but are effective in lowering the pulse rate is one of the physiological re-sponse of anxiety. This distinction is made possible because of differences in the age of respondents, where theresearch Purwandari respondents are school-age children in the 6 - 12 year range, while respondents in thisstudy were pre-school children who still have high levels of anxiety.

The results of the study mentioned above can be analyzed that the drawing as a form of art therapy performedcapable of being distractor, expressive space for children as well as a medium of communication that is able todescribe the condition of children’s anxiety during hospitalization. Besides drawing or coloring can reduce ten-sion, it also giving a relaxing effect on the body and can provide emotional stimuli in the limbic system that oc-curs in the hypothalamic control of maladaptive behavior, including anxiety responses. Although obviously notbe denied the possibility of the influence of the presence of a parent or other factors that contribute simulta-neously reduce anxiety in children.

Table 8. Advantages and disadvantages of art therapy and play therapy.

Advantages Disadvantages

Art Therapy

Play Therapy

• Performed capable of being distractor• Expressive space for children as well as a medium of

communication that is able to describe the condition ofchildren’s anxiety during hospitalization

• Can reduce tension• Also giving a relaxing effect on the

body• Can provide emotional stimuli in the limbic system that

occurs in the hypothalamic control of maladaptivebehavior

• Therapeutic in itself because client gives symbolicshape and form to feelings

• Can serve to express fears which children find toofrightening to talk abou

• An active therapy—clients regain sense of control overhealing

• It provides a safe space for emotionalexpression

• helping to empower the child and learn how to expresstheir thoughts and feelings in constructive ways

• It fosters decision-making and acceptance ofresponsibility

• It facilitates the development of problem-solving,coping skills and resilience

• expanding the awareness and self-esteem and increasethe relationship of trust between the patient and healthcare workers

• It encourages confidence andconcentration

• It fosters imagination and creativity• It supports emotional healing and

growth

• Materials cost money and must bemanaged.

• Requires an appropriate setting, especially for fluidmedia.

• Some populations (e.g., older adults) may not see therelevance of artwork to their problem

• Requires more planning to incorporateinto

information-giving or highly directive counseling modes• It can not increase ability to explore and practise

children’s social skills• It can not help children to make friends and learn about

their ever expanding world

• Play therapy can be seen as a distraction to the actualproblem.

• This type of therapy has positive shortterm effects, but

it may be harder for the abuse victim later on in life. Thevictim may suppress the abuse using play therapy buteventually the memories will come back as they growolder (not always, but more often than not)

Page 56: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

In both groups can be seen that at the time before treatment mostly mild to severe anxiety but at the time afterthe action mostly do not experience anxiety and only a few are experiencing anxiety was, in fact none had se-vere anxiety. It shows that both therapies together can reduce anxiety in children who are experiencing hospita-lization. But when seen from the results of the bivariate analysis in Table 7 can be explained that the value ofsignificance (p value) obtained is 0.26 or greater than 0.05. This means that there is no significant difference inanxiety levels between the use of art therapy and play therapy in reducing anxiety on pre-school children. Nev-ertheless, basically the second game can be given to pre-school age children who experience anxiety. Selectionof the type of therapy that should be given not based on the opinions of nurses but should be based on the child’sfavorite, so that they will enjoy the play.

Playing for a child is a necessity. The importance of play, playing techniques as well as efforts to divert atten-tion is to be understood by every nurse. Play can be a psychological preparation efforts for children in the faceof a disease that happened and help the process of coping confront actions that will be undertaken. The rightplay can reduce misunderstanding and fear of child, helping to empower the child, expanding the awareness andself-esteem and increase the relationship of trust between the patient and health care workers [26]. Based on theexplanation above and some references [27], art therapy and play therapy have some advantages and disadvan-tages will show in Table 8.

5. Conclusions & Suggestions

The conclusions that can be drawn from this study are: 1) There is a significant difference in anxiety betweenbefore and after the action in the art therapy group; 2) There is a significant difference in anxiety between beforeand after the action in the play therapy group and 3) There are no significant differences in anxiety in pre-schoolage children in the art therapy group and the play therapy group.Based on the above conclusion, nurses who work in the children units can use drawing (art therapy) and puz-zles (play therapy) to reduce anxiety in pre-school children who experience hospitalization. The type of thetherapy is best left to children to choose to have broad opportunities to express.

References[1] Supartini, Y. (2004) Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC, Jakarta.

[2] Hockenberry, M.J., Wilson, D. and Winkelstein, M.L. (2005) Wong’s Essentials of Pediatric Nursing. 7th Edition,Elsevier Mosby, St. Louis.

[3] Salmela, M., Salantera, S. and Aronen, E. (2009) Child-Reported Hospital Fears in 4 to 6 Year Old Children. PediatricNursing, 35, 269-276.

[4] Shield, L. (2001) A Review of the Literature from Developed and Developing Countries Relating to the Effect of theHospitalization on Children and Parents. International Nursing Review, 48, 29-37.

http://dx.doi.org/10.1046/j.1466-7657.2001.00032.x

[5] Widyasari, F.K. (2009) Terapi Bermain Untuk Anak Normal.http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/05/12/1160/13/Terapi-Bermain-Untuk-Anak-Normal

[6] Ramdaniati, S. and Setiawan, R. (2013) Efektifitas Normative Play Dan Therapeutic Play Terhadap Penurunan RasaTakut Anak Usia Pra Sekolah Yang Dirawat Di RSUD Dr. Slamet Garut. Jurnal Kesehatan Bhakti Kencana, 3, 322-325.

[7] Burns, M.E. and Mechanic, O.J. (2012) Art Therapy. The Monday Life.

[8] Burns, S.D. (2011) Reducing Stress in Hospitalized Children. Medical News Today, Sweden.

[9] Rollins, J.A. (2005) Tell Me about It: Drawing as a Communication Tool for Children With Cancer. Journal of Pedi-atric Oncology Nursing, 25, 203-221. http://dx.doi.org/10.1177/1043454205277103

[10] Chambers, M.A. (1993) Play as Therapy for The Hospitalized Children. Journal of Clinical Nursing, 2, 349-354.

[11] Armstrong, T.S. and Aitken, H.L. (2000) The Developing Role of Play Preparation in Paediatric Anaesthesia. Paedia-tric Anaesthesia, 10, 1-4. http://dx.doi.org/10.1046/j.1460-9592.2000.00406.x

[12] Ortigosa Quiles, J.M., García-Banda García, G., Chellew, K., Ponsell Vicens, E., Riquelme Marín, A. and NicolásCarrasco, M.P. (2013) Identification of Degress of Anxiety in Children with Three-Five Face Facial Scales. Psico-thema, 25, 446-451.

[13] Ambarwati, F. and Nasution, N. (2012) Buku Pintar Asuhan Keperawatan BayiDan Balita. Cakrawala Ilmu, Yogya-

Page 57: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

karta.

[14] Samiasih, A. (2007) Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Tingkat Kecemasan Anak UsiaPrasekolah Selama Tindakan Keperawatan di Ruang Tukman.http://www.academia.edu/3585452/pengaruh_terapi_bermain_terhadap_tingkat_kecemasan_anak_usia_prasekolah_sel ama_tindakan_keperawatan_di_ruang_tukman

[15] Ramdaniati, S. (2011) Analisis Determinan Kejadian Takut Pada Anak Sekolah Dan PraSekolah Yang MenjalaniHospitalisasi Di Ruang Perawatan Anak BLUD Dr. Slamet Garut. Tesis, FIK Universitas

Indonesia, Jakarta.

[16] Nurhayatin, Soesanto, E. and Alfiyanti, D. (2010) Gambaran Kecemasan Pada Anak Usia PraSekolah Yang DilakukanTerapi Bermain Bercerita Di Ruang Nusa Indah RS. Bakti Wira Tamtama Semarang.

Unpublished.

[17] Hockenberry, M.J. and Wilson, D. (2009) Wong’s Essentials Of Pediatric Nursing. 8th Edition,Elsevier Mosby, St.Louis.

[18] Suryanti, Sodikin and Yulistiani, M. (2011) Pengaruh Terapi Bermain Mewarnai DanOrigami Terhadap Tingkat Kecemasan Sebagai Efek Hospitalisasi Pada Anak Usia PraSekolah di RSUD dr. R. Goetheng Tarunadibrata, Purbalingga. Jurnal Kesehatan SamodraIlmu, 3, 73-80.

[19] Kaluas, I., Ismanto, A.Y. and Kundre, R.M. (2015) Perbedaan Terapi Bermain Puzzle DanBercerita Terhadap Kecemasan Anak Usia Pra Sekolah (3-5 Tahun) Selama Hospitalisasi DiRuang Anak RS. Tk III R.W. Monginsidi Menado. Jurnal Keperawatan, 3.

[20] De Breving, R.M., Ismanto, A.Y. and Onibala, F. (2015) Pengaruh Penerapan AtraumaticCare Terhadap Respon Kecemasan Anak Yang Mengalami Hospitalisasi Di RSU PancaranKasih Gmim Manado Dan RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan, 3.

[21] Hela, M. and Tjahyono, H.D. (2015) Pengaruh Terapi Bermain Terhadap KecemasanAnak Yang MengalamiHospitalisasi Di Ruang Mirah Delima RS. William Booth Surabaya. S1 Keperawatan, 4.

[22] Wowiling, F.E., Ismanto, A.Y. and Babakal, A. (2014) Pengaruh Mewarnai GambarTerhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah Yang Mengalami HospitalisasiDi Ruang Irina E. RSUP. BLU. Prof. Dr. R.D. Kandao. Menado. Jurnal Keperawatan, 2, 1-8.

[23] Pravitasari, A. and Warsito, B.E. (2012) Perbedaan Tingkat Kecemasan Pasien Anak Usia PraSekolah Sebelum DanSesudah Proses Mewarnai. Jurnal Keperawatan Diponegoro, 1, 16-21.

[24] Kapti, R.E., Ahsan A. and Istiqomah, A. (2013) Pengaruh Bermain Dengan MewarnaiTerhadap Penurunan Skor Perilaku Mal Adaptif Anak Usia Pra Sekolah (3-5 Tahun) YangMengalami Hospitalisasi Di RS. Kabupaten Kediri. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1, 169-175.http://jik.ub.ac.id

[25] Purwandari, H. (2009) Pengaruh Terapi Seni Dalam Menurunkan Tingkat KecemasanAnak Usia Sekolah Yang Menjalani Hospitalisasi Di Wilayah Kabupaten Banyumas. Tesis.Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta.

[26] Tanaka, K., Yoshikawa, N., Kudo, N., Negishi, Y., Shimizu, T. and Hayata, N. (2010) A Needfor Play Specialist inJapanese Children’s Wars. Pediatric Nursing, 22, 31-32.

[27] Councill, T. (2012) Medical Art Therapy with Children. In: Malchiodi, C.A., Ed., Handbookof Art Therapy, 2ndEdition, The Guilford Press, New York, 222-239.

Page 58: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Pengukuran kecemasan

Kecemasan dapat diukur dengan menggunakan Facial Image Scale

(FIS). Facial Image Scale (FIS) merupakan alat ukur yang digunakan

untuk mengukur tingkat kecemasan yang terdiri dari lima kategori

ekspresi wajah yang menggambarkan situasi atau keadaan dari

kecemasan, mulai dari ekspresi wajah sangat senang (skor 1) hingga

sangat tidak senang (skor 5). Skor 1 merupakan ekspresi yang paling

positif dan skor 5 merupakan ekspresi paling negatif. Studi validitas

menunjukkan bahwa FIS cocok untuk mengukur tingkat kecemasan

pada anak. Alat ukur ini dipilih sebagai alat ukur dalam menilai

kecemasan pada anak karena didasarkan pada sifat gambar yang

sederhana dan mudah untuk dimengerti. FIS merupakan skala

pengukuran berjenis likert. Skala likert merupakan skala yang

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

terhadap fenomena sosial yang ditunjukkan melalui respon sangat

setuju hingga sangat tidak setuju (Riduwan, 2009).

Gambar 1.1. Facial Image Scale

Sumber: Riduwan 2009

Keterangan gambar :

a. Gambar 1 adalah sangat senang ditunjukkan dengan sudut bibir

terangkat ke atas ke arah mata dan memiliki skor 1

b. Gambar 2 adalah senang ditunjukkan dengan sudut bibir sedikit

terangkat ke atas ke arah mata dan memiliki skor 2

Page 59: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

c. Gambar 3 adalah agak tidak senang ditunjukkan dengan sudut bibir

ditarik ke samping atau tidak bergerak dan memiliki skor 3

d. Gambar 4 adalah tidak senang ditunjukkan dengan sudut bibir

ditekuk ke bawah ke arah dagu dan memiliki skor 4

e. Gambar adalah sangat tidak senang ditunjukkan dengan sudut bibir

sangat ditekuk ke bawah ke arah dagu hingga menangis dan

memiliki skor 5

Page 60: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Hasil Pengukuran Kecemasan Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Kegiatan

Terapi Bermain Menggambar Dan Mewarnai Gambar Alat

Transportasi (Truk) di Ruang Melati RSUD Dr Soedirman Kebumen

Nama : An. A

Jenis Kelamin : Laki-laki

Diagnosa Medis : Thypoid

Ruang : Melati

Hari/Tanggal/Waktu : Kamis, 14 Juli 2017 Pukul 10.00 WIB

NO RESPON KECEMASAN

PRE TERAPI

BERMAIN

POST TERAPI

BERMAIN

YA TIDAK YA TIDAK

1 Ekspresi wajah cemberut

2 Sering menangis

3 Gelisah

4 Menolak dilakukan tindakan

5 Merengek terus ingin cepat pulang

6 Menolak untuk makan

7 Sulit untuk tidur

8 Bertanya terus menerus tentang

keberadaan orang tuanya

9 Berteriak memanggil orang tuanya

10 Menolak perhatian dari orang lain

11 Menarik diri dari orang lain

12 Saat diajak bicara hanya diam saja

13 Tidak Kooperatif

Page 61: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

SATUAN ACARA BERMAIN “MENGGAMBAR DAN MEWARNAI

GAMBAR ALAT TRANSPORTASI (TRUK)” UNTUK MENURUNKAN

TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA 3-6 TAHUN SELAMA MASA

PERAWATAN DI RUANG MELATI RSUD DR. SOEDIRMAN

KEBUMEN

1. Bidang studi : Keperawatan Anak

2. Pokok bahasan : Terapi Bermain

3. Sub pokok bahasan : Menggambar dan Mewarnai Gambar Alat

Transportasi (Truk)

4. Tujuan : Mengoptimalkan perkembangan motorik

halus

5. Sasaran : Anak Usia 3-6 Tahun

Di Ruang Melati RSUD Dr. SOEDIRMAN

6. Pelaksana : Sarti

7. Pertemuan : Pertama

8. Hari/tanggal : Kamis, 13 Juli 2017

9. Waktu : 40 menit

10. Tempat : Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen

A. Latar Belakang

Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan di Rumah

Sakit dan dapat menimbulkan trauma dan stress pada klien yang baru

mengalami rawat inap di Rumah Sakit. Hospitalisasi adalah suatu proses

oleh karena suatu alasan yang berencana atau darurat mengharuskan anak

untuk tinggal di Rumah Sakit menjalani terapi dan perawatan sampai

pemulangannya kembali ke rumah (Jovans, 2008).

Hospitalisasi adalah suatu keadaan kritis pada anak, saat anak sakit

dan di rawat di Rumah Sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha

untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit,

sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap

Page 62: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

anak maupun orang tua dan keluarga. Reaksi anak terhadap hospitalisasi

bersifat individual, dan sangat bergantung pada tahapan usia

perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem

pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya

(Wong, 2009).

Wright (2008) dalam penelitiannya tentang efek hospitalisasi pada

perilaku anak menyebutkan bahwa reaksi anak pada hospitalisasi secara

garis besar adalah sedih, takut dan rasa bersalah karena menghadapi suatu

yang belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak aman, rasa tidak

nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang bisa dialami dan sesuatu yang

dirasakan menyakitkan. Anak usia prasekolah memandang hospitalisasi

sebagai sebuah pengalaman yang menakutkan. Ketika anak menjalani

perawatan di Rumah Sakit, biasanya ia akan dilarang untuk banyak

bergerak dan harus banyak beristirahat. Hal tersebut akan mengecewakan

anak sehingga dapat meningkatkan kecemasan pada anak (Samiasih,

2007).

Reaksi anak usia prasekolah yang menjalani stres akibat

hospitalisasi disebabkan karena mereka belum beradaptasi dengan

lingkungan di Rumah Sakit, masih merasa asing sehingga anak tidak dapat

mengontrol emosi dan mengalami stres, reaksinya berupa menolak makan,

sering bertanya, menangis, dan tidak kooperatif dengan petugas kesehatan.

Banyak metode menurunkan stres hospitalisasi pada anak. Perawat harus

peka terhadap kebutuhan dan reaksi klien untuk menentukan metode yang

tepat dalam melaksanakan intervensi keperawatan dalam menurunkan

tingkat kecemasan (Kozier, 2010). Respon secara umun yang terjadi pada

anak yang dirawat inap antara lain mengalami regresi, kecemasan

perpisahan, apatis, ketakutan, dan gangguan tidur, terutama terjadi pada

anak dibawah usia 7 tahun (Hockkenberry dan Wilson, 2007).

Kecemasan merupakan perasaan yang paling umum dialami oleh

pasien anak yang mengalami hospitalisasi. Kecemasan yang sering dialami

seperti menangis, dan takut pada orang baru. Banyaknya stresor yang

Page 63: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

dialami anak ketika menjalani hospitalisasi menimbulkan dampak negatif

yang menggangu perkembangan anak. Lingkungan Rumah Sakit dapat

merupakan penyebab stres dan kecemasan pada anak (Utami, 2014).

Kecemasan hospitalisasi pada anak dapat membuat anak menjadi

susah makan, tidak tenang, takut, gelisah, cemas, tidak mau bekerja sama

dalam tindakan medikasi sehingga menggangu proses penyembuhan anak

(Stuart, 2007). Masa hospitalisasi pada anak prasekolah juga dapat

menyebabkan post traumatic stres disorder (PSTD) yang dapat

menyebabkan trauma hospitalisasi berkepanjangan bahkan setelah anak

beranjak dewasa (Perkin dkk, 2013). Banyak anak menolak diajak ke

Rumah Sakit, apalagi menjalani rawat inap dalam jangka waktu yang

lama. Peralatan medis yang terlihat bersih dirasakan cukup menyeramkan

bagi anak-anak. Begitu juga dengan bau obat yang menyengat dan

penampilan pra staf Rumah Sakit dengan baju putihnya yang terkesan

angker. Salah satu cara independent untuk menurunkan stres akibat

hospitalisasi pada anak usia prasekolah adalah terapi bermain.

Terapi bermain adalah suatu aktivitas bermain yang dijadikan

sarana untuk menstimulasi perkembangan anak, mendukung proses

penyembuhan dan membantu anak lebih kooperatif dalam program

pengobatan serta perawatan. Bermain dapat dilakukan oleh anak sehat

maupun sakit. Walaupun anak sedang dalam keadaan sakit tetapi

kebutuhan akan bermainnya tetap ada. Melalui kegiatan bermain, anak

dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya dan relaksasi melalui

kesenangannya melakukan permainan (Evism, 2012).

Bermain dapat dilakukan oleh anak yang sehat maupun sakit.

Walaupun anak sedang mengalami sakit, tetapi kebutuhan akan bermain

tetap ada (Katinawati, 2011). Bermain merupakan salah satu alat

komunikasi yang natural bagi anak-anak. Bermain merupakan dasar

pendidikan dan aplikasi terapeutik yang membutuhkan pengembangan

pada pendidikan anak usia dini (Suryanti, 2011). Bermain dapat digunakan

Page 64: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

sebagai media psiko terapi atau pengobatan terhadap anak yang dikenal

dengan sebutan terapi bermain (Tedjasaputra, 2007).

Bermain dapat menjadi bahasa yang paling universal, meskipun

tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dan ribuan bahasa yang ada di

dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang

mereka inginkan. Bermain juga menjadi media terapi yang baik anak-anak

bermasalah selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut

Nasution (cit Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak

sangat penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan

kemampuan dan keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya,

melalui kontak dengan dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya,

menjadi percaya diri, dan masih banyak lagi manfaat lainnya (Martin,

2008).

Terapi bermain yang diberikan pada anak usia prasekolah harus

menyesuaikan dengan tahapan perkembangan sesuai usianya. Permainan

anak usia prasekolah biasanya bersifat asosiatif, dapat mengembangkan

koordinasi motorik, dan memerlukan hubungan dengan teman sebaya

(Pramono, 2012). Beberapa permainan anak usia prasekolah dalam

mengatasi kecemasan misalnya mewarnai gambar, menggambar,

menyusun puzzle, dan menyusun balok. Menurunkan tingkat kecemasan

anak selama perawatan dengan mengajak mereka bermain menggunakan

alat permainan yang tepat. Melalui mewarnai gambar, seorang dapat

menuangkan simbolisasi tekanan atau kondisi traumatis yang dialaminya

kedalam coretan dan pemilihan warna. Dinamika secara psikologis

menggambarkan bahwa individu dapat menyalurkan perasaan-perasaan

yang tersimpan dalam bawah sadarnya dan tidak dapat dimunculkan

kedalam realita melalui gambar.

Melalui menggambar mewarnai gambar, seseorang secara tidak

sadar telah mengeluarkan muatan amigdalanya, yaitu mengekspresikan

rasa sedih, tertekan, stres, menciptakan gambaran-gambaran yang

membuat kita kembali merasa bahagia, dan membangkitkan masa-masa

Page 65: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

indah yang pernah kita alami bersama orang-orang yang kita cinta. Melalui

aktifitas mewarnai gambar, emosi dan perasaan yang ada didalam diri bisa

dikeluarkan, sehingga dapat menciptakan koping yang positif. Koping

positif ini ditandai dengan perilaku dan emosi yang positif. Keadaan

tersebut akan membantu dalam mengurangi stres yang dialami anak

(Hidayah, 2011).

Manfaat bermain bagi anak adalah berfungsi untuk merangsang

perkembangan sensorimotor, perkembangan intelektual, sosialisasi,

kreativitas, kesadaran diri, nilai moral dan manfaat terapeutik (Adriana

(2011).

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan terapi bermain selama 40 menit, anak diharapkan

bisa merasa tenang selama perawatan di Rumah Sakit dan tidak takut

lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama

dirawat di Rumah Sakit.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan Terapi Bermain Menggambar dan Mewarnai Gambar

Alat Transportasi (truk) selama kurang lebih 40 menit diharapkan

tingkat kecemasan anak usia 3-6 tahun dapat berkurang.

a. Bisa merasa tenang selama dirawat

b. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan petugas

kesehatan (dokter dan perawat)

c. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat

d. Anak menjadi kooperatif pada perawat dan tindakan keperawatan

e. Kebutuhan bermain anak dapat terpenuhi

f. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal

g. Dapat mengekspresikan keinginan, keinginan, perasaan, dan fantasi

anak terhadap suatu permainan

h. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain

yang tepat

Page 66: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

i. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena

sakit

j. Menurukan tingkat kecemasan pada anak

k. Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti di

rumah sebagai alat komunikasi antara perawat klien.

C. Sasaran

Yang menjadi sasaran dalam terapi bermain menggambar dan mewarnai gambar

alat transportasi (truk) adalah anak usia 3-6 tahun yang sedang menjalani

perawatan di Ruang Melati RSUD Dr. Soedirman Kebumen.

D. Sarana dan Media

1. Sarana

Ruangan tempat bermain

2. Media

a. Meja belajar

b. Buku gambar

c. Pensil / bolpoint

d. Pensil warna / crayon

E. Materi

Terlampir

F. Rencana pelaksanaan

NO Waktu Kegiatan bermain Kegiatan peserta

1. 5 menit Pembukaan :

1. Perawat membuka kegiatan dan

mengucapkan salam

2. Perawat memperkenalkan diri

3. Perawat menjelaskan tujuan dan

peraturan kegiatan

4. Perawat menjelaskan media yang

akan dijadikan media permainan

5. Kontrak waktu

Menjawab salam

Mendengarkan dan dan

memperhatikan

Memperhatikan

Page 67: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

2. 25 menit Pelaksanaan :

1. Perawat mengatur posisi klien

2. Perawat membagikan buku gambar,

Pensil / bolpoint, crayon / pensil

warna kepada klien

3. Perawat mengajak dan memotivasi

klien (anak) untuk mengungkapkan

gambar yang diinginkan pada buku

gambar

4. Memulai mewarnai gambar dengan

didampingi oleh perawat

5. Perawat memberi semangat pada anak

selama proses mewarnai

6. Perawat memotivasi anak untuk

dapat memilih warna yang disukainya

7. Apabila anak tidak mau aktif,

melibatkan orang tua atau pendamping

anak untuk membantu anak mewarnai

gambar yang telah diberikan

Berpindah posisi

Menerima kertas

dan pensil warna

Klien menggambar alat

Transportasi (truk)

Klien mewarnai gambar

Alat transportasi (truk)

3. 5 menit Evaluasi :

1. Menanyakan tentang perasaan anak

setelah diberi terapi bermain

menggambar dan mewarnai gambar

alat transportasi (truk)

Menjawab pertanyaan

4. 5 menit Penutup :

1. Perawat menutup acara permainan

dengan memberikan reward kepada

klien

2. Mengucapkan terima kasih dan

Memperhatikan

Menjawab salam

Page 68: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

mengucapkan salam

G. Setting tempat

Keterangan :

: Meja belajar

: Perawat

: Anak : Ibu

H. Evaluasi

1. Anak bisa menggambar dan mewarnai sesuai dengan tingkat perkembangan

2. Membedakan warna dan bentuk gambar

3. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi

p

Page 69: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

MATERI SATUAN ACARA BERMAIN

A. Pengertian Terapi Bermain

Bermain adalah unsur yang penting untuk perkembangan anak, baik

fisik, emosi mental, intelektual, kreativitas maupun sosial (Soetjiningsih,

2014). Terapi merupakan penerapan sistematis dari sekumpulan prinsip

belajar terhadap suatu kondisi atau tingkah laku yang dianggap

menyimpang dengan tujuan melakukan perubahan. Terapi bermain adalah

usaha mengubah tingkah laku yang bermasalah dengan menempatkan

anak dalam situasi bermain (Adriana, 2011).

B. Fungsi Bermain

Fungsi bermain menurut Adriana (2011) berfungsi untuk

merangsang perkembangan sensorimotor, perkembangan intelektual,

sosialisasi, kreativitas, kesadaran diri, nilai moral dan manfaat terapeutik.

1. Perkembangan sensorimotor : aktivitas sensorimotor adalah

komponen utama bermain pada semua usia. Permainan aktif penting

untuk perkembangan otot dan bermanfaat untuk melepaskan

kelebihan energi. Melalui stimulasi taktil, auditorius, visual dan

kinestetik, bayi memperoleh kesan. Todler dan prasekolah sangat

menyukai gerakan tubuh dan mengeksplorasi segala sesuatu di

ruangan.

2. Perkembangan intelektual : melalui eksplorasi dan manipulasi,

anak-anak belajar mengenal warna, bentuk, ukuran, tesktur dan fungsi

objek-objek. Ketersediaan materi permainan dan kualitas keterlibatan

orang tua adalah dua variabel terpenting yang terkait dengan

perkembangan kognitif selama masa bayi dan prasekolah. Sosialisasi:

perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi

dengan lingkungannya. Melalui bermain, anak belajar membentuk

hubungan sosial dan menyelesaikan masalah, belajar pola perilaku

dan sikap yang diterima masyarakat.

Page 70: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

3. Kreativitas : anak-anak bereksperimen dan mencoba ide mereka

dalam bermain. Kreativitas terutama merupakan hasil aktivitas

tunggal, meskipun berpikir kreatif sering kali ditingkatkan dalam

kelompok. Anak merasa puas ketika menciptakan sesuatu yang baru

dan berbeda.

4. Kesadaran diri : melalui bermain, anak akan mengembangkan

kemampuannya dalam mengatur tingkah laku. Anak juga akan belajar

mengenal kemampuan diri dan membandingkannya dengan orang

lain. Kemudian menguji kemampuannya dengan mencoba berbagai

peran serta mempelajari dampak dari perilaku mereka terhadap orang

lain.

5. Nilai moral : anak mempelajari nilai benar dan salah dari

lingkungannya terutama dari lingkungan. Melalui aktivitas bermain

anak memperoleh kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut

sehingga dapat diterima di lingkungannya. Anak juga akan belajar

nilai moral dan etika, belajar membedakan sesuatu dan bertanggung

jawab.

6. Manfaat terapeutik : bermain bersifat terapeutik pad aberbagai usia.

Bermain bersifat terapeutik pada berbagai usia. Bermain memberikan

sarana untuk melepaskan diri dari ketegangann dan stress yang

dihadapi di lingkungan. Dalam bermain, anak dapat mengekspresikan

emosi dan melepaskan impuls yang tidak dapat diterima dalam cara

yang dapat diterima masyarakat. Melalui bermain anak-anak mampu

mengkomunikasikan kebutuhan, rasa takut, kecemasan dan keinginan

mereka kepada pengamat yang tidak dapat mereka ekspresikan.

C. Tujuan Bermain

Supartini (2012) mengemukakan beberapa tujuan dari terapi bermain antara

lain :

1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal

pada saat sakit anak mengalami gangguan pertumbuhan dan

perkembangannya, walaupun demikian selama anak dirawat di

Page 71: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

rumah sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan

masih harus tetap di lanjutkan untuk menjaga kesinambungannya.

2. Mengespresikan perasaan, keinginan dan fantasi, serta ide-idenya

pada saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit anak mengalami

berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan. Pada anak yang

belum dapat mengespresikannya secara verbal, permainan adalah

media yang sangat efektif untuk mengeskpresikannya.

3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah,

permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi dan fantasinya

untuk menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya.

4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap sters karena sakit dan

dirawat di rumah sakit.

D. Jenis-jenis Permainan

Ada 2 jenis permainan yaitu permainan aktif dan permainan pasif.

Kedua jenis permainan tersebut harus diketahui orang tua atau

siapapun yang berkaitan dengan pendidikan dan perkembangan anak

supaya dapat menyeimbangkan antara keduanya.

a. Kategori permainan aktif adalah sebagai berikut

1) Permainan olahraga. Bagi anak olah raga bisa menjadi satu

permainan yang menyenangkan yang mengandung kesenangan,

hiburan dalam bermain tapi tidak juga terlepas dari unsur

partisipasi dan keinginan untuk unggul. Permainan Perkelahian (body

Contact). Permainan yang menuntut keseriusan anak untuk

memenuhi kebutuhan kekuasaan. Hal ini sehat dan positif bagi anak,

berguna untuk menguji keunggulan dan kekuatan dilingkungan sekitar

bermain bebas dan spontan atau eksplorasi. Anak dapat melakukan hal

yang diinginkan. Anak akan terus bermain dengan permaianan selama

itu menimbulkan kesenangan.

2) Bermain drama atau peran. Menirukan karakter yang dikagumi

dalam kehidupan nyata maupun terdapat dalam media massa atau

televisi. Anak akan berfantasi dan meniru peran-peran.

Page 72: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Perbendaharaan bertambah dan kemampuan berkomunikasi semaakin

baik. Mengajarkan berbagai keterampilan sosial dan nilai-nilai

kemanusiaan kepada anak.

3) Bermain air atau pasir. Mengembangkan perasaan dan kebebasan

serta kepuasan. Belajar membentuk sesuatu yang baru sebagai modal

awal kreatifitas.

4) Bermain musik dan menari. Mengembangkan kepekaan, membebaskan

ekspresi dan mendorong anak untuk mengembangkan kepekaan,

membebaskan ekspresi dan mendorong anak untuk mengembangkan

tingkah laku sosialnya.

5) Permainan bongkar pasang (puzzle) dan menyusun balok. Melatih

kemampuan motorik halus, konsentrasi, dan melatih koordinasi

mata dan tangan. Anak belajar konsentrasi dan kreatifitas anak

menjadi terasah (Devianti, 2013).

b. Kategori permainan pasif adalah sebagai berikut:

1) Permainan mekanis.

Alat tehnologi canggih seperti komputer bukan lagi milik orang

dewasa, tapi telah menjadi barang biasa untuk anak-anak.

Berbagai games atau permainan virtual telah tersedia

didalam komputer. Bermain komputer tidak sama bermain

bersama teman. Anak bermain sendiri dengan kesenangannya.

Sisi negatif permainan mekanis ini adalah kurangnya

pembentukan sikap anak untuk menerima dan memberi (take and

give). Anak memegang sikap kendali penuh atas “teman

mainnya” dan Si teman mainnya” akan melakukan apapun yang

diinginkan anak. Kendali penuh ini akan menimbulkan reaksi

serius bila anak menyalurkannya dalam pertemanan dilingkungan

sosialnya. Hal positif, anak memiliki keterampilam komputer

yang akan diperlukan anak sebagai sarana hidupnya.

2) Permainan elektronik seperti komputer dan playstation

meningkatkan refleks (rangsangan), perkembangan motorik halus

Page 73: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

anak dan memberikan konstribusi pada perbendaharaan kata

terutama bahasa asing. Namun, stimulus (rangsangan) fisik dan

interaksi sosial ditawarkan dalam permainan tersebut bersifat

artifisial (buatan), bahkan sangat kurang. Permainan interaktif

atau software bersifat edukatif yang sering ada dalam komputer

dapat menjadi suatu alternatif permainan (Yuriastien, 2009).

3) Permainan Fantasi. Anak dapat membentuk dunia sesuai

dengan keinginannya (imajinasi). Permainan fantasi selain proses

kreatif pengembangan kemampuan sisi otak kanan, juga untuk

pembentukan kecerdasan interpersonal.

4) Mendengarkan cerita. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan

imajinasi anak. Anak akan belajar empati dari apa yang dialami

tokoh dan berimajinasi menjadi si tokoh dalam cerita tersebut.

Hubungan anak dengan orang tua akan menjadi lebih erat karena

saling berinteraksi dan akan menjadi sarana komunikasi yang baik

antara keduanya.

5) Membaca. Menambah perbendaharaan kata, imajinasi,

memperluas wawasan serta pengetahuan anak.

6) Menonton televisi. Dengan menonton tv anak akan mendapatkan

tambahan pengetahuan serta ide-ide tentang hal-hal yang dapat

dimainkan. Televisi dapat membangun kemampuan anak

untuk menirukan atau mengembangkan kekuatan intuisi dan

imajinasi anak dalam memperkaya pengalaman. Tetapi televisi

dapat berpengaruh negatif terhadap anak misalkan menirukan

adegan-adegan kekerasan, kriminalitas. (Yuriastien, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, jenis-jenis permainan yang

dilakukan pada saat anak bermain ada 2 macam yaitu permainan

aktif dan permainan pasif. Permainan aktif ketika anak banyak

menggunakan aktifitas fisik saat bermain sehingga anak banyak

melakukan gerakan-gerakan dengan menggunakan tubuhnya.

Permainan pasif ketika anak hanya berdiam diri tanpa

Page 74: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

mempergunakan aktifitas tubuh yang berlebihan dan

menggunakan alat-alat yang cenderung dapat dilakukan dengan

hanya diam dan duduk saja.

E. Hal-hal yang Diperhatikan dalam Terapi Bermain

Hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Soetjianingsih (2014) saat

anak dalam aktivitas bermain yaitu:

1. Energi ekstra/tambahan: bermain memerlukan energi tambahan,

dimana anak yang sakit, tidak memiliki energi yang banyak untuk

bermain, sehingga permainan yang di anjurkan yaitu permainan yang

tidak memerlukan banyak energi.

2. Waktu: anak yang hospitalisasi harus mempunyai cukup waktu

untuk bermain

3. Alat permainan: untuk bermain diperlukan alat permainan yang

sesuai dengan umur dan taraf perkembangan anak.

4. Ruangan untuk bermain: ruangan tidak usah terlalu besar, anak

juga bisa bermain di halaman atau di tempat tidur disesuaikan

dengan keadaan anak.

5. Pengetahuan cara bermain: anak belajar bermain melalui

mencoba-coba sendiri, meniru teman-temannya, atau dibimbing oleh

orangtua atau pengasuh

6. Teman bermain: anak harus yakin bahwa ia mempunyai teman

bermain. Anak dapat bermain dengan orang tua, teman sebaya atau

saudara sehingga anak tidak kehilangan kesempatan dalam

bersosialisasi

7. Reward: pemberian reward akan membuat anak termotivasi,

reward dapat diberikan berupa semangat dan pujian atau hadiah

pada anak bila berhasil melakukan sebuah permainan.

F. Jenis permainan pada anak Usia Prasekolah

Permainan anak usia prasekolah menurut Adriana (2011)

biasanya bersifat asosiatif (interaktif dan kooperatif) serta memerlukan

hubungan dengan teman sebaya. Alat permainan yang dianjurkan

Page 75: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

untuk anak usia prasekolah yaitu berbagai benda dari sekitar rumah,

buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar dan tulis, dokter-

dokteran atau masak-masakan (Soetjianingsih, 2014).

G. Terapi bermain di Rumah Sakit

Terapi bermain menurut Adriana (2011) membantu anak

dalam beradaptasi dengan lingkungan baru di rumah sakit, membantu

mengurangi stress terhadap perpisahan, dapat sebagai distraksi

(pengalihan perhatian) dan relaksasi dan mencapai tujuan terapeutik.

Prinsip bermain di rumah sakit yaitu:

1. Permainan tidak bertentangan dengan terapi dan perawatan yang

dijalani

2. Tidak membutuhkan energi yang banyak

3. Harus mempertimbangkan keamanan bagi anak

4. Dilakukan pada kelompok umur yang sama

5. Melibatkan orang tua atau keluarga

H. Pengertian Menggambar dan Mewarnai

Menurut Soedarso (dalam Suwarna, 2007: 10) menggambar adalah suatu

pengucapan pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua

dimensional dengan garis warna. Dengan demikian menggambar

merupakan bahasa visual dan merupakan salah satu media komunikasi

yang diungkapkan melalui garis, bentuk, warna dan teksture. Dijelaskan

pula dalam Suwarna (2007: 10) bahwa menggambar juga merupakan

curahan isi jiwa seseorang yang bernuansa estetis, kreatif, harmonis, dan

ekspresif, yang tidak terlepas dari sensitivitas, mengandung pesan yang

ingin disampaikan kepada orang lain yang melihatnya, dan hal ini dapat

menimbulkan sesuatu.

Menurut Affandi (dalam Saiful Haq, 2008: 2) menggambar merupakan

perwujudan bayangan angan-angan ataupun suatu pernyataan

perasaan/ekspresi dan pikiran yang diinginkan. Perwujudan tersebut

dapat berupa tiruan objek ataupun fantasi yang lengkap dengan garis,

bidang, warna, dan tekstur dengan sederhana.

Page 76: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Berdasarkan pada pengertian-pengertian tersebut di atas, maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa menggambar adalah membuat gambar dengan

cara menggoreskan benda-benda tajam (seperti pensil atau pena) pada

bidang datar (misalnya permukaan papan tulis, kertas, atau dinding) yang

merupakan perwujudan bayangan angan-angan ataupun suatu pernyataan

perasaan/ekspresi dan pikiran yang diinginkan. Perwujudan tersebut

dapat berupa tiruan objek ataupun fantasi yang lengkap dengan garis,

bidang, warna, dan tekstur dengan sederhana.

I. Tujuan dan Manfaat Menggambar bagi anak

Menurut Hajar Pamadhi (dalam Saiful Haq, 2008: 4) menyatakan bahwa

menggambar memiliki tujuan yang antara lain :

1. Alat untuk mengutarakan/ekspresi isi hati, pendapat maupun

gagasan

2. Media fantasi, imajinasi, dan sekaligus sublimasi

3. Stimulasi bentuk ketika lupa atau untuk menumbuhkan gagasan

baru

4. Alat untuk menjelaskan bentuk serta situasi

Menurut Hajar Pamadhi, Evan Sukardi S, dan Azizah Muis (2010: 2.11)

menjelaskan tentang fungsi menggambar bagi anak. Hal tersebut diuraikan

sebagai berikut :

1. Menggambar sebagai alat bercerita (bahasa visual/bentuk)

2. Menggambar sebagai media mencurahkan perasaan

3. Menggambar sebagai alat bermain

4. Menggambar melatih ingatan

5. Menggambar melatih berfikir komprehensif (menyeluruh)

6. Menggambar sebagai media sublimasi perasaan

7. Menggambar melatih keseimbangan

8. Menggambar mengembangkan kecakapan emosional

9. Menggambar melatih kreativitas anak

10. Menggambar melatih ketelitian melalui pengamatan langsung

Anak-anak sangat suka memberi warna melalui berbagai media

Page 77: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

baik saat menggambar atau meletakkan warna saat mengisi bidang-

bidang gambar yang harus diberi pewarna (Hajar Pamadhi dan Evan

Sukardi S, 2011: 7.4). Berdasarkan pernyataan tersebut maka kegiatan

mewarnai merupakan kegiatan yang menyenangkan untuk anak.

Menyenangkan yang dimaksud di sini terletak pada proses memilih

warna yang digunakan untuk mewarnai sebuah bidang gambar kosong.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sumanto (2005: 65) bahwa

kreativitas yang dapat dikembangkan pada kegiatan mewarnai bagi anak

usia prasekolah adalah adanya kebebasan untuk memilih dan

mengkombinasikan unsur warna pada obyek yang diwarnainya sesuai

keinginan anak. Tujuan dari kegiatan mewarnai adalah melatih

menggerakkan pergelangan tangan (Sujiono, 2008: 2.12).

Mewarnai pada anak usia dini bertujuan untuk melatih

keterampilan, kerapian serta kesabaran (Hajar Pamadhi dan Evan

Sukardi, 2011: 728). Keterampilan diperoleh dari kemampuan anak

untuk mengolah tangan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga

semakin lama anak bisa mengendalikan serta mengarahkan sesuai yang

dikehendaki. Kerapian dilihat dari bagaimana anak memberi warna pada

tempat-tempat yang telah ditentukan semakin lama anak akan semakin

terampil untuk menggoreskan media pewarnanya karena sudah terbiasa.

Kesabaran diperoleh melalui kegiatan memilih dan menentukan

komposisi yang tepat sesuai pendapatnya, seberapa banyak warna yang

digunakan untuk menentukan komposisi warnanya. Usaha yang

dilakukan secara terus-menerus akan melatih kesabaran anak.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disampaikan di atas

dapat disimpulkan bahwa mewarnai merupakan kegiatan yang sangat

cocok diterapkan untuk anak usia taman kanak-kanak, karena mewarnai

merupakan kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, melalui kegiatan

mewarnai dapat melatih keterampilan, kerapian dan kesabaran serta

mengekspresikan keinginannya untuk memberi atau membuat warna

pada obyek gambar menggunakan pewarna dan alat yang digunakan

Page 78: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

untuk mewarnai.

J. Kegiatan Mewarnai

Anak prasekolah juga senang berpartisipasi dalam aktivitas

gerak ringan seperti menggambar, mewarnai, melukis, memotong, dan

menempel (Morrison, 2012: 221). Anak pra sekolah disini termasuk anak

kelompok B yaitu usia 5-6 tahun yang seharusnya menyukai kegiatan

mewarnai menggunakan bahan yang beraneka ragam. Kegiatan

mewarnai gambar merupakan kegiatan mewarnai yang dilakukan

menggunakan berbagai macam media seperti krayon, spidol, pensil

warna dan pewarna makanan. Dalam penelitian ini akan digunakan

media pewarna makanan. Gambar yang akan diwarnai disesuaikan

dengan tema yang sedang digunakan di taman kanak-kanak.

K. Manfaat Menggambar dan Mewarnai

As’adi Muhammad (2009: 15-27) mendeskripsikan bahwa kegiatan

menggambar dan mewarnai memberikan manfaat bagi anak, yakni :

1. Merangsang dan Membangkitkan otak kanan

Dengan memberikan pelajaran atau pelatihan mengenai

menggambar dan mewarnai, otak kanan akan terasah yang akhirya

akan membuatnya mempunyai kreativitas yang tinggi.

2. Menumbuhkan kreativitas

Lewat menggambar, anak bisa menuangkan beragam imajinasi

yang ada di kepala mereka. Lewat gambar yang dibuatnya, anak

bisa menuangkan segala gagasan dan pendapat-pendapat yang

terpendam. Dengan demikian, tidaklah keliru jika dikatakan bahwa

gambar dapat meningkatkan kreativitas anak.

3. Membuka wawasan

Sebagai contoh anak sedang belajar menggambar seekor kuda yang

tengah merumput di kehijauan padang lapang. Dalam menggambar

kuda tersebut, anak pasti akan banyak berusaha mengetahui apa

saja yang ada disekitar hewan tersebut.

4. Lukisan, cermin kreativitas dan kecerdasan anak

Page 79: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama

Apapun hasil lukisan yang tertuang, merupakan hasil gagasan dan

kemampuan anak. Jika anak mempunyai kreativitas dan kecerdasan

yang tinggi, maka lukisan yang dihasilkan akan baik. Tetapi jika

tidak, maka lukisan akan terlihat biasa-biasa saja, bahkan

kualitasnya akan cenderung di bawah standar lukisan anak pada

umumnya.

Page 80: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama
Page 81: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama
Page 82: PENERAPAN TERAPI BERMAIN DENGAN MENGGAMBAR …elib.stikesmuhgombong.ac.id/619/1/SARTI NIM. A01401964.pdf · STIKES Muhammadiyah Gombong dan selaku pembimbing proposal ... terutama