PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

138
PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA TUGAS AKHIR SKRIPSI Oleh : MUHAMMAD WILDAN AL-FIRDAUS NIM. 16148110 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA 2021

Transcript of PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

Page 1: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN

PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Oleh :

MUHAMMAD WILDAN AL-FIRDAUS

NIM. 16148110

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2021

Page 2: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN

PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Strata -1 (S-1)

Proram Studi Televisi dan Film Jurusan Seni Media Rekam

Oleh :

MUHAMMAD WILDAN AL-FIRDAUS

NIM. 16148110

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

INSTITUT SENI INDONESIA

SURAKARTA

2021

Page 3: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

ii

Page 4: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

iii

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Muhammad Wildan Al-Firdaus

NIM : 16148110

Menyatakan bahwa Tugas Akhir (Skripsi) berjudul :

Penerapan Struktur Naratif Pada Film Negeri 5 Menara Berdasarkan

Pendekatan Konflik Tokoh Utama adalah karya saya sendiri dan bukan jiplakan

atau plagiarisme dari karya orang lain. Apabila di kemudian hari, terbukti sebagai

hasil jiplakan atau plagiarisme, maka saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

Selain itu, saya menyetujui laporan Tugas Akhir ini dipublikasikan secara online

dan cetak oleh Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta dengan tetap memperhatikan

etika penulisan karya ilmiah untuk keperluan akademis.

Demikian, surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Surakarta, 19 Agustus 2021

Yang menyatakan

Muhammad Wildan Al- Firdaus NIM. 16148110

Page 5: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

iv

ABSTRAK

PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA (Muhammaad Wildan Al – Firdaus, 2021, hal 1 - 133) Tugas Akhir Skripsi Program Studi Film & Televisi Jurusan Seni Media Rekam Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konflik menjadi sebuah unsur yang membangun cerita pada film. Skripsi ini mengkaji mengenai konflik tokoh utama pada film Negeri 5 Menara. Penelitian ini menggunakan teori tangga dramatik dari buku Himawan Pratista. dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan observasi dan studi Pustaka, sedangkan analisis data dilakukan dengan menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh utama dalam film ini mempunyai karakter tokoh dengan tujuan yang lemah, tidak di dasari dengan motivasi serta filosofi yang kuat pada segi alur cerita film. Tangga dramatic pada film ini ditunjukkan bahwa konflik sudah muncul sejak awal film sebagai pemantik penonton dengan cerita yang disuguhkan, hingga pada bagian perengahan berisi konflik utama dan resolusi penyelesaian masalah, sedangkan tahap penutupan berisi pencapaian atas konflik yang dialami sebelumnya.

Kata Kunci : Konflik, Struktur Naratif, Tokoh Utama, Film Negeri 5 Menara

Page 6: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Allah SWT

Kedua Orang tua saya, Ayah dan Ibu, keluarga besar saya, serta teman-

teman seperjuangan. Terimakasih atas dukungan dan doa kalian selama ini,

utamanaya dalam proses pengerjaan skripsi ini.

Page 7: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

vi

MOTTO

Karunia Allah yang paling lengkap adalah

kehidupan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan

-Ali bin Abi Thalib -

Page 8: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah dan

hidahyah-Nya kepada penulis sehingga diberikan kemudahan dan kelancaran dalam

menyusun tugas skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak

akan berjalan lancar tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak yang telah

membantu. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terimakasih kepada :

1. Sri Wastiwi Setiawati, S.Sn., M.Sn, selaku Dosen pembimbing tugas akhir

skripsi, yang telah memberikan banyak arahan dan saran selama proses

penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.

2. Ttius Soepono Adji, S.Sn., M.A, selaku dosen pembimbing akademik yang

memberikan perhatian dan arahan kepada penulis untuk segera

menyelesaikan studi sekaligus sebagai dosen penguji tugas akhir yang

memberikan masukan dan saran.

3. I Putu Suhada Agung, S.T., M.Eng. selaku ketua penguji pada ujian

pendadaran sekaligus memberikan arahan dan saran kepada penulis.

4. Seluruh dosen program studi film dan televisi, yang telah memberikan

ilmunya selama masa perkuliahan di Institut Seni Indonesia Surakarta.

5. Saiful Asrori dan Lailatul Nikmah, S.Pd., M.Pd. selaku kedua orang tua

penulis yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan kepada

penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir skripsi.

Page 9: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

viii

6. Rizky Hikmatul Maulidia yang selalu memberikan semangat dan dukungan

untuk segera menyelesaikan tugas akhir skripsi.

7. Ustadz Royali selaku pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul

Khoirot yang senantiasa memberi semangat dan membimbing penulis

selama menempuh studi di pondok.

8. Hizbul Wafi, Wifaqurrohman, Subhan Masruri, Aji Pangestu, Slamet

Ginanjar yang selalu mendengarkan keluh kesah, dan memberikan nasihat

dukungan, serta semangat kepada penulis selama proses pengerjaan tugas

akhir skripsi.

9. Rekan-rekan Pondok Pesantren Mahasiswa Miftahul Khoirot yang

senantiasa memberi dukungan penuh kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan prodi film & televisi yang memberi inspirasi,

dukungan serta semangat kepada penulis selama proses pengerjaan tugas

akhir skripsi.

11. Semua pihak yang membantu dalam bentuk apapun yang tidak bisa penulis

sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Besar harapan penulis atas kritik dan saran yang membangun guna

menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis, pembaca dan semua pihak.

Surakarta, 19 Agsustus 2021

Penulis

Page 10: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

ix

DAFTAR ISI

PENGESAHAN ................................................................................................. ii

PERNYATAAN ............................................................................................... iii

ABSTRAK ........................................................................................................ iv

PERSEMBAHAN ............................................................................................. v

MOTTO ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ …vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Tujuan Peneletian ............................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 5

F. Kerangka Konseptual ....................................................................... 9

1. Struktur ................................................................................... 9

2. Pola Struktur ......................................................................... 10

G. Metode Penelitian .......................................................................... 15

1. Jenis Penelitian .................................................................... 15

2. Objek Peneliitian .................................................................. 15

3. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 16

4. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 17

Page 11: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

x

BAB II FILM NEGERI 5 MENARA ............................................................ 22

A. Film Negri 5 Menara ..................................................................... 22

1. Identitas Film ........................................................................ 23

2. Sinopsis ................................................................................ 24

B. Bedah scene Film Negeri 5 Menara .............................................. 25

C. Identifikasi Tokoh Utama .............................................................. 65

BAB III PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5

MENARA BERDASARKAN PENDEKATAN KONFLIK

TOKOH UTAMA ........................................................................... 75

A. Struktur Film .................................................................................. 75

1. Babak Permulaan .................................................................. 75

2. Babak Pertengahan ............................................................... 93

3. Babak Akhir ....................................................................... 127

BAB IV PENUTUP ...................................................................................... 130

A. KESIMPULAN ........................................................................... 130

B. SARAN ........................................................................................ 131

DAFTAR ACUAN ........................................................................................ 132

Page 12: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Poster Film Negeri 5 Menara ........................................................... 2

Gambar 2. Karakter tokoh Alif diperankan Gazza Zubiareta ............................. 66

Gambar 3. Karakter tokoh Raja dipernakan oleh Jiofani Lubis ......................... 67

Gambar 4. Karakter tokoh said dipernakan oleh Ernest Samudera .................... 68

Gambar 5. Karakter tokoh Dulmajid diperankan oleh Aris Putra ...................... 69

Gambar 6. Karakter tokoh Atang dipernakan oleh Rizki Ramdani .................... 70

Gambar 7. Karakter tokoh Baso diperankan olwh Bily Sandy ........................... 71

Gambar 8. Karakter tokoh Amak diperankan oleh Lulu Tobing ........................ 72

Gambar 9. Karakter tokoh Ayah diperankan oleh David Chalik ........................ 73

Gambar 10. Alif dan Randai berlarian di tepi danau Maninjau ........................... 76

Gambar 11. Alif mendengarkan pembicaraan Amak dan Ayah ......................... 78

Gambar 12. Ayah menjual kerbau peliharaanya untuk biaya Alif ..................... 82

Gambar 13. Alif bertanya kepada Ayah .............................................................. 83

Gambar 14. Kebimbangan Alif melihat dua brosur di hadapannya .................... 88

Gambar 15. Alif berkata kepada Amak ............................................................... 90

Gambar 16. Amak mengantar Alif dan Ayah ke terminal ................................... 91

Gambar 17. Amak memasang foto Alif dantara Moh. Hatta dan Buya Hamka .. 86

Gambar 18. Ustadz Iskandar menerangkan peraturan kamar .............................. 94

Gambar 19. Alif dan kawan-kawan dihukum oleh santri senior ......................... 98

Gambar 20. Baso sedang berlatih pidato bahasa Inggris ..................................... 100

Gambar 21. Alif mendapat surat dari Randai yang berada di Bandung .............. 101

Gambar 22. Alif mendaftar ke lembaga jurnalistik pondok ................................ 103

Gambar 23. Alif dan teman-teman menceritakan cita-cita mereka ..................... 105

Gambar 24. Shohibul Menara berhasil membetulkan genset rusak ..................... 108

Gambar 25. Dulmajid berinisiatif agar bisa menonton bulu tangkis di pondok .. 110

Gambat 26. Alif mendapat surat dari Amak ....................................................... 113

Gambar 27. Baso dijemput tetangganya dan meninggalkan Pondok Madani ..... 115

Gambar 28. Alif membuat sebuah tulisan di bukunya ........................................ 117

Gambar 29. Alif beradu argumen dengan teman-temanya .................................. 119

Page 13: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

xii

Gambar 30. Said mendatangi Alif setelah kelas .................................................. 120

Gambar 31. Alif membaca surat permintaan maaf Amak ................................... 123

Gambar 32. Alif tidak jadi meninggalkan pondok ............................................. 124

Gambar 33. Baso mengurus neneknya yang sakit dan mengajari ...................... 126

Gambar 34. Alif mengikuti workshop jurnalis ................................................... 127

Gambar 35. Alif bertemu dengan Raja dan Atang .............................................. 128

Gambar 36. Baso mendapat telepon dari Alif ..................................................... 129

Page 14: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Scene dan adegan dalam film Negeri 5 Menara ..................................... 64

Page 15: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Skema pola struktur naratif menurut Himawan Pratista ........................ 10

Bagan 2. Skema penelitian struktur naratif film Negeri 5 Menara ...................... 14

Page 16: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Film sebagai salah satu media untuk menyampaikan sebuah gagasan dari

kreator film kepada penontonnya. Pembuat film dapat menjadikanya sebagai

media penyampai pesan dalam bentuk karya audio visual yang didalamnya

dapat dimasukkan nilai-nilai yang diinginkan. Seorang kreator

menyampaikan pesan kepada penonton melalui rangkaian cerita dengan

memainkan alur atau arah cerita dalam film tersebut agar tercipta film yang

menarik untuk dinikmati dengan unsur-unsur pembentuk film.

Film secara umum dapat dibagi atas dua unsur pembentuk, yakni unsur

naratif dan sinematik. Unsur naratif adalah bahan (materi) yang akan diolah,

sementara sinematik adalah cara (gaya) untuk mengolahnya.1 Film Negeri 5

Menara yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama karya A. Fuadi,

seorang penulis yang menggabungkan konsep cerita novel “Ayat-Ayat Cinta

karya Habiburrahman El-Shirazy dengan setting/latar lingkungan religius,

serta mengusung konsep cerita novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata

dengan konsep mimpi besar khas anak daerah, yang jika digabungkan

menjadi sebuah novel berjudul “Negeri 5 Menara” dan kemudian diadaptasi

menjadi sebuah film yang di produksi oleh Milion Pictures dan Kompas

Gramedia Production dengan di sutradarai oleh Affandi Abdul Rachman.

1 Himawan Pratista. 2008. Memahami Film. Homerian Pustaka : Yogyakarta. hal 1

Page 17: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

2

Sebuah hal yang menjadikan menarik pada film ini adalah cerita yang

menggambarkan pergolakan batin seorang Alif sebagai salah satu tokoh

utama dalam film ini dan kelima temannya untuk mewujudkan mimpinya

sesuai passionnya, untuk sukses dengan prinsip yang mereka pahami.

Namun, mimpi Alif terkendala dengan harus menuruti permintaan orang

tuanya sebagai tanda bakti atas nama anak terhadap orang tua. Salah satu

bukti bahwa Alif menunjukkan baktinya sebagai anak adalah dengan

mengikuti apa kata amaknya untuk masuk pesantren.

Konflik dapat diartikan sebagai penghalang yang dihadapi tokoh

protagonis untuk mencapai tujuanya. Banyak konflik secara lansgung dan

tak langsung yang dialami oleh tokoh, baik berupa kejadian-kejadian antara

tokoh dengan tokoh maupun konflik batin yang berasal dari diri sisi

psikologis tokoh. Pemilihan tokoh dalam sebuah film adalah suatu hal yang

sangat penting karena penonton akan memusatkan perhatianya kepada

tokoh yang akan membawa cerita pada film tersebut melalui peran tokoh

dan konflik yang dimunculkan. Karakter tokoh utama dalam film Negeri 5

Menara tidak hanya dibawakan oleh satu atau dua orang saja, melainkan

lima orang santri yang berasal dari berbagai daerah yang sama-sama

diwujudkan sebagai sosok yang semangat menggapai mimpinya, sebagai

anak daerah yang berkeinginan menunjukkan bahwa dirinya akan menjadi

sosok yang berhasil. Peran Alif sebagai salah satu tokoh sentral dalam film

ini dapat dilihat dari konflik-konflik yang dihadapi. walaupun dalam sebuah

cerita mungkin terdapat berbagai konflik, tapi didalamnya terdapat satu

Page 18: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

3

konflik besar yang akhirnya menyimpan arti terpenting dari cerita itu

sebagai sebuah keseluruhan.

Film Negeri 5 Menara merupakan kisah perjuangan seorang anak daerah

yang bernama Alif Fikri Chaniago asal Bukittinggi, Sumatera Barat, beserta

lima temanya dari berbagai daerah, yang berusaha menggapai mimpi di balik

persahabatan dan persaudaraan di pondok madani, sebuah pondok pesantren

modern di Ponorogo, Jawa Timur. Film ini bercerita tentang Alif (Gazza

Zubizareta) yang setelah kelulusanya di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Maninjau, bersama sahabatnya Randai (Sakura Ginting), yang memiliki

keinginan untuk bersama sama melanjutkan ke sekolah umum, SMA

Bukittinggi, dan kemudian meneruskan kuliah di kampus yang menjadi

tujuanya di ITB (Institut Teknologi Bandung) karena terinspirasi dari seorang

tokoh nasional yang juga presiden B.J Habibie. Namun keinginan Alif

bertolak belakang dengan amaknya (Lulu Tobing) yang menginginkan Alif

masuk ke pondok pesantren untuk mendalami ilmu agama agar nanti dewasa

menjadi tokoh nasional yang bermanfaat bagi banyak orang, walaupun pada

awalnya Alif tidak mau, namun akhirnya memenuhi keinginan orang tuanya

meski dengan setengah hati.

Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana penciptaan konflik

melalui pola struktur naratif diterapkan dalam film ini, alur yang mudah

dipahami membuat penonton merasa dekat dengan maksud dari film tersebut

melalui alur cerita yang disampaikan. penulis mengkaji pola struktur naratif

dalam film Negeri 5 Menara ini untuk melihat bagaimana penerapan pola

Page 19: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

4

struktur naratif dalam menciptakan sebuah konflik sehingga menjadikan film

ini menarik untuk ditonton dan menimbulkan kesan menginspirasi dan

memotivasi setelah menontonnya. Penulis berharap dengan adanya penelitian

ini dapat memberi sedikit manfaat terhadap proses inspirasi penciptaan cerita

dalam sebuah film.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini yaitu bagaimana struktur naratif dalam film Negeri 5 Menara

diterapkan melalui konflik pada tokoh utama ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan

struktur naratif film Negeri 5 Menara melalui konflik pada tokoh utama

dalam film.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahami

penerapan struktur naratif pada film Negeri 5 Menara melalui konflik pada

tokoh utama dalam film dan juga sebagai referensi model dalam penciptaan

struktur naratif melalui konflik tokoh utama.

Page 20: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

5

E. Tinjauan Pustaka

Banyak buku dan skripsi terdahulu yang ditemukan sebagai rujukan

bahwa penelitian ini berbeda dengan penelitian yang pernah diteliti oleh

peneliti lain, diantaranya :

Skripsi yang berjudul Karakter Tokoh Utama Film Di Timur Matahari

Melalui Metode Langsung (Telling) Karya Araya Dewi Anggraeni.

Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film, Jurusan Seni Media Rekam,

Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta tahun 2018.

Penelitian ini mengkaji tentang kehidupan sosial masyarakat Tiom yang

menceritakan bagaimana semangat anak-anak di pegunungan Papua untuk

mengenyam pendidikan dasar dengan berbagai keterbatasan. Metode telling

adalah dengan mengkarakteristikkan melalui tokoh utama, dengan

pemaparan cerita yang dilakukan oleh pengarang untuk menentukan

karakterisasi tokoh. Penelitian ini dilakukan dengan observasi dan

wawancara kepada sutradara, ditambah dengan studi pustaka menggunakan

buku penunjang maupun jurnal. Hasil Penelitian ini adalah memaparkan isu

sosial terkait pelestarian budaya yang kental menunjukkan realitas yang ada

di Papua, dengan dua tokoh yang menuturkan adanya permasalahan sosial di

Papua, yakni kemiskinan, kurangngnya lapangan pekerjaan, dan sering

terjadinya konflik semakin menunjukkan relitas yang ada di Papua.

Sedangkan pada penelitian Penerapan struktur naratif pada film Negeri 5

Menara berdasarkan pendekatan konflik tokoh utama membahas tentang

penerapan struktur naratif pada film dalam menciptakan konflik tokoh utama.

Page 21: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

6

Skripsi yang berjudul Pembangunan Konflik Melalui Struktur Naratif

Dalam Film RUDHY HABIBIE yang ditulis oleh Winda Setya Maharani.

Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film, Jurusan Seni Media Rekam,

Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Suraarta, tahun 2019.

Penelitian ini membahas tentang bagaimana konflik dibangun melalui

struktur naratif pada film tersebut. Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif dengan memahami perilaku, persepsi, motivasi dan

tindakan yang disampaikan melalui dialog yang ada, menggunakan teknik

purposive sampling atau mengambil cuplikan scene-scene mengandung

konflik yang berpengaruh pada pelaku utama yaitu Rudy Habibie. Hasil

penelitian yang dilakukan pada film ini adalah konflik yang dihadirkan lebih

banyak mengenai konflik antar tokoh utama (Rudy Habibie) dengan tokoh

lainya, pola struktur naratif pada film Rudy Habibie menggunakan pola

struktur naratif tiga babak. Sedangkan pada penelitian Penerapan struktur

naratif pada film Negeri 5 Menara berdasarkan pendekatan konflik tokoh

utama lebih menekankan bagaimana konflik diciptakan melalui struktur

naratif.

Skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Pendidikan Moral Dalam Film

Negeri 5 Menara Perspektif Pendidikan Islam yang ditulis oleh M.Hadi

Saputro, Universitas Islam Negreri Sunan Ampel Surabaya, tahun 2019.

Penelitian ini membahas tentang nilai-nilai moral apa saja yang diterapkan

pada film Negeri 5 Menara, karena pada dasarnya moral sangat penting baik

kepada teman sesama, guru, orang tua, maupun masyarakat luas. Penelitian

Page 22: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

7

ini menggunakan pendekatan semiotik sebagai metode penelitianya, dengan

mengambil nilai moral yang ada didalamnya, disertai observasi dengan

mengamati secara langsung terhadap objek penelitiannya. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa nilai moral dapat di kategorikan menjadi 2, yaitu moral

terhadap Tuhan, meliputi beriman, selalu ingat, dan taat terhadap Tuhan, dan

nilai moral kepada diri sendiri adalah jujur,disiplin, dan pantang menyerah.

Sedangkan pada penelitian Penerapan struktur naratif pada film Negeri 5

Menara berdasarkan pendekatan konflik tokoh utama lebih menekan kepada

konflik yang dalami tokoh utama sebagai pengantar cerita yang didalamnya

terdapat nilai-nilai moral.

Skripsi yang berjudul Analisis Struktur Naratif Dalam Membangun

Biografi Soekarno Pada Film Soekarno yang ditulis oleh Meria Agustina,

Universitas Jember, tahun 2016. Peneltian ini lebih menekankan struktur

naratif biografi tokoh Soekarno dalam Film Soekarno, sedangkan pada

penelitian Penerapan struktur naratif pada film Negeri 5 Menara

berdasarkan pendekatan konflik tokoh utama mengkaji tentang penerapan

struktur naratif dalam penciptaan sebuah konflik pada sebuah film melalui

tokoh utama.

Buku Memahami Film Karangan Himawan Pratista. Buku ini banyak

membahas tentang studi film hingga sampai dengan elemen-elemen yan

terkandung didalamnya. Pemahaman mengenai bedah karya film juga

disajikan dalam buku ini, buku ini merupakan golongan buku yang wajib

sebagai referensi dalam bidang perfilman.

Page 23: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

8

Buku Memahami Penelitian Kualitatif Karangan Prof. Dr. Sugiyono.

Buku ini sebagai pengantar dalam menjalankan penelitian seperti apa yang

akan dilakukan. Buku ini menjabarkan tentang teori-teori penelitian

kualitatif dan penelitian kuantitatif beserta teknik pengumpulan dan

analisisnya.

Buku Kunci Sukses Menulis Skenaruo Karangan Elizabeth Lutters.

Buku ini membahas mengenai tuntunan-tuntunan membuat skenario film,

mengkonsep mulai dari ide cerita hingga tata penulisan skenario film dan

juga membahas materi bumbu-bumbu yang biasa digunakan untuk

menjadikan film menarik di tonton.

Buku Cara Menilai Sebuah Film karya Asrul Sani, buku ini berisi

petunjuk lengkap bagaimana menyusun dan menganalisa kritik film secara

sistematis, dialog dan konflik film merupakan unsur-unsur yang dipakai

dalam penelitian ini.

Page 24: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

9

F. Kerangka Konseptual

Bagian ini memaparkan konsep yang sesuai dengan tema penelitian,

tujuan dengan dipaparkannya konsep ini adalah agar diperoleh pemahaman

mendasar mengenai konsep tersebut. Konsep-konsep terkait diantaranya :

1. Struktur Naratif

Sebuah cerita tidak lepas dari namanya unsur naratif, naratif berguna

untuk membantu orang lain memahami hal apa yang akan disampaikan

dalam sebuah film. Unsur naratif pada sebuah film digunakan sebagai

bagian dalam pembentukan sebuah film.

Naratif adalah suatu rangkaian peristiwa yang berhubungan satu sama

lain dan terikat oleh logika sebab-akibat (kausalitas) yang terjadi dalam

suatu ruang dan waktu. Sebuah kejadian tidak bisa mengalir begitu saja

tanpa ada alasan yang jelas. Segala hal yang terjadi pasti disebabkan oleh

suatu dan terikat sartu sama lain dalam hubungan kausalitas.2

Pola struktur naratif dalam film secara umum dibagi menjadi tiga

tahapan, yakni : permulaan, pertengahan, serta penutupan. Tahap -tahap

inilah karakter, masalah, tujuan, aspek ruang dan waktu masing-masing

ditetapkan dan berkembang menjadi alur cerita secara keseluruhan.3

2 Himawan Pratista. hal 33 3 Himawan Pratista. hal 44

Page 25: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

10

Berikut skema pola struktur naratif :

Permulaan Pertengahan Penutupan Aspek Ruang dan waktu Konflik Konfrontasi Akhir Para pelaku Konfrontasi Resolusi Masalah Pengembangan Masalah Tujuan

Bagan 1. Skema pola struktur naratif menurut Himawan Pratista

Diambil dalam buku berjudul “Memahami Film”

a. Tahap Permulaan

Tahap permulaan atau pendahuluan adalah titik paling kritis dalam

sebuah cerita film karena dari sinilah segalanya bermula. Pada titik inilah

ditentukan aturan permainan cerita film. Tahap ini biasanya telah

ditetapkan pelaku utama dan pendukung, pihak protagonis dan antagonis,

masalah dan tujuan, serta aspek ruang dan waktu cerita (eksposisi). Jika

seorang pelaku cerita baik protagonis maupun antagonis membutuhkan

apapun, pada tahap inilah tuntutan tersebut biasanya dipenuhi. Kadang

pada tahap ini terdapat sekuen pendahulu atau prolog yang merupakan

latar belakang cerita film. Prolog bukan merupakan bagian dari alur cerita

utama namun adalah peristiwa yang terjadi sebelum cerita sebenarnya

terjadi.4

4 Himawan Pratista. hal 45

Page 26: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

11

b. Tahap Pertengahan

Tahap pertengahan sebagian besar berisi usaha dari tokoh utama atau

protagonis untuk menyelesaikan solusi dari masalah yang telah ditentukan

pada tahap permulaan. Tahap inilah alur cerita mulai berubah arah dan

biasanya disebabkan oleh aksi di luar perkiraan yang dilakukan oleh

karakter utama atau pendukung. Tindakan inilah yang nantinya memicu

munculnya konflik. Konflik sering kali berisi konfrontasi (fisik) antara

pihak protagonis dengan antagonis. Tahap ini juga umumnya karakter

utama tidak mampu begitu saja menyelesaikan masalahnya karena

terdapat elemen-elemen kejutan yang membuat masalah menjadi lebih

sulit atau kompleks dari sebelumnya. Tahap inilah tempo cerita semakin

meningkat hingga klimaks cerita. Akhir tahap ini hingga menjelang

klimaks, tokoh utama sering kali mengalami titik terendah (putus asa) baik

dari segi fisik maupun mental.5

c. Tahap Penutupan

Tahap penutupan adalah klimaks cerita, yakni puncak dari konflik atau

konfrontasi akhir. Titik inilah cerita film mencapai titik ketegangan

tertinggi. Setelah konflik berakhir maka tercapailah penyelesaian masalah,

kesimpulan cerita atau resolusi. Tokoh utama berhasil mencapai tujuannya

dan bisa pula tidak. Mulai titik inilah tempo cerita makin menurun hingga

5 Himawan Pratista. hal 45

Page 27: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

12

cerita film berakhir.6

2. Konflik

Konflik adalah permasalahan yang kita ciptakan untuk menghasillkan

pertentangan dalam sebuah keadaan sehingga menimbulkan dramatik

yang menarik.7

Sebuah cerita pasti terdapat sebuah konflik yang memperngaruhi

jalan cerita. Penulis menggali lebih dalam konflik apa saja yang ada pada

film Negri 5 Menara, penelitian ini menggunakan dua rujukan mengenai

konflik, yaitu menurut Asrul Sani dalam bukunya Cara Menilai Sebuah

Film, yaitu :

a. Konflik Eksternal

Konflik eksternal bentuknya yang paling bersahaja. Sebuah

konflik eksternal bisa merupakan sebuah perkelahian pribadi dan

perorangan, atau antara tokoh utama dan tokoh lainya.

b. Konflik Internal.

Konflik internal ialah sebuah konflik yang berpusat pada

sebuah konflik internal, psikologis dari tokoh utama, sehingga

kekuatan yang saling berlawanan sebetulnya adalah aspek-aspek

lainya dari pribadi yang sama. 8

6 Himawan Pratista. hal 46 7 Elizabeth Lutters. 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta : PT Grasindo. hal 100 8 Asrul Sani, 1992. Cara Menilai Sebuah Film, Jakarta : Yayasan Citra. hal 65

Page 28: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

13

3. Tokoh Utama

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa tokoh dalam karya sastra

adalah sosok yang benar-benar mengambil peran dalam cerita tersebut,

Karya sastra termasuk film juga membutuhkan aktor atau pemain (tokoh).

Pelaku yang menggambarkan peristiwa dalam cerita fiksi sehingga

peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita disebut dengan tokoh.9

Para tokoh yang terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang

berbeda. Seorang tokoh yang memiliki peranan penting dalam suatu cerita

disebut sebagai tokoh utama. Sedangkan tokoh yang memiliki peranan

tidak penting karena pemunculanya hanya melengkapi, melayani,

mendukung tokoh utama disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu.10

G. Skema Penelitian

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dijabarkan, kemudian

penulis membuat skema penelitian untuk mempermudah dan juga

dijadikan sebagai fokus penelitian. Berikut skema penelitian yang akan

dibuat :

9 Aminuddin 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru. hal 79 10 Aminuddin, hal 80

Page 29: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

14

Bagan 2. Skema penelitian struktur naratif film negeri 5 menara

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian dengan maksud memahami fenomena yang

dialami oleh subek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan

Page 30: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

15

tindakan, secara holistik dan dengan cara dekripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada sutu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 12 Penelitian ini fokus pada

bagaimana penerapan struktur naratif yang digunakan pada film Negeri 5

Menara melalui pendekatan konflik tokoh utama.

Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data

yang pasti adalah data yang sebenarnya terjadi sebagaimana adanya,

bukan yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna

di balik yang terlihat dan terucap tersebut.13

2. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah film berjudul Negeri 5 Menara yang

diproduksi oleh Milion Pictures dan Kompas Gramedia Production.

Sebuah film tentang perjuangan anak daerah untuk mencapai cita-citanya,

yang di sutradarai oleh Affandi Abdul Rachman, dengan naskah yang

ditulis oleh Salman Aristo, yang sebelumnya juga menulis skenario film

Ayat-ayat Cinta, Laskar Pelangi dan juga Sang Penari. Lokasi

pengambilan gambar yang diambil dalam film ini berada di sebuah

Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.

Durasi film ini adalah 119 menit, film ini pertama kali dirilis pada 1 Maret

2012. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap film

Ngeri 5 Menara. Penulis juga menggunakan file film asli yang didapatkan

12 Lexy J. Moleong.2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. hal 6 13 Sugiyono. 2016. Memehami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. hal 2.

Page 31: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

16

secara resmi dari Sinematek Indonesia, sebuah lembaga yang berfokus

pada penyimpanan dan perawatan film yang berada di Kuningan, Jakarta

Selatan, D.K.I Jakarta sebagai bahan penelitian.

3. Jenis dan Sumber data

a. Data Primer

Sumber data utama yang digunakan untuk penelitian ini

yaitu file video DVD original film Negeri 5 Menara

berformat (VOB) yang didapatkan langsung dari Sinematek

Indonesia. Peneliti melihat karakter tokoh, pola struktur

naratif, dan konflik yang ada pada film tersebut.

b. Data Sekunder

Data lain yang digunakan untuk melengkapi penelitian

ini yaitu buku-buku, jurnal, artikel, maupun situs internet

yang relevan dengan objek penelitian serupa. Memahami

Film,Cara Menulis Skenario, Kunci Sukses Menulis

Skenario, Memahami Penelitisn Kualitatif.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah metode penelitian kualitatif terdapat beberapa metode

dalam pengumpulan data. Untuk menunjang penelitian ini, diperlukan

teknik-teknik dalam pengumpulan data agar mendapatkan informasi yang

diperlukan. Berikut bebrapa teknik yang diperlukan pada penelitian ini :

Page 32: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

17

a. Observasi

Pada penelitian ini observasi dilakukan untuk menggali data dari

sumber data dengan mengamati video original film Negeri 5 Menara

untuk menganalisis penerapan struktur naratif film Negeri 5 Menara

berdasarkan pendekatan konflik tokoh utama. Peneliti melakukan

beberapa tahapan ketika melakukan teknik observasi, yaitu menonton

secara berkala setiap sekuen yang ada dalam film tersebut, setiap

sekuen peneliti mengamati objek penelitian tentang konflik apa saja

yang terjadi dalam film.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk melengkapi data dan informasi

yang dibutuhkan peneliti, baik dari jurnal, karya ilmiah atau buku-

buku yang berkaitan dengan penelitian film Negeri 5 Menara.

Dengan melakukan studi pustaka, peneliti dapat memanfaatkan

informasi yang diperlukan dari berbagai media tersebut. dengan studi

pustaka yang dilakukan, harapanya peneliti mendapatkan informasi

dari sumber yang tepat dan terpercaya sebagai penunjang teori yang

digunakan dalam penelitian.

c. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan tiga tahap dalam menganalisis data

yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimoulan dan

verifikasi.

Page 33: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

18

1) Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari

tema dan polanya.14 Mereduksi data berarti pemilihan,

penyederhanaan, dan pemfokusan dari semua data yang

telah dikumpulkan dari berbagai sumber. Reduksi data

ddilakukan agar mempermudah menemukan data karena

tidak semua data digunakan dalam penelitian ini.

Analisis data ini dapat diperoleh dari mengamati film

Negeri 5 Menara.

Dari pengamatan seluruh scene dalam film Negeri 5

Menara, dipilih yang sesuai dengan tema bahasan pada

penelitian ini. Pemilihan beberapa scene yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah scene yang sering

memunculkan tokoh utama, konflik yang dalam film

yang berhubungan dengan tokoh utama, dan kesesuaian

karakter tokoh dengan pesan yang ingin disampaikan

dalam film Negri 5 Menara.

2) Penyajian data

Pada Penelitian ini, data disajikan secara deskriptif.

Setelah melalui tahap reduksi data, maka tahap

14 Prof. Dr. Sugiyono.2012.Memahami Penelitian Kulaitatif. Bandung : Alfabeta. hal 92

Page 34: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

19

selanjutnya adalah menyajikan data. Pada penelitian ini,

pemilihan scene-scene terpilih dari sekuen yang

dilakukan sebelumnya selanjutnya dialihkan menjadi

adegan, kemudian mendeskripsikan dan selanjutnya

diubah menjadi narasi. Data yang diperlukan mencakup

karakterisasi tokoh, konflik, dan pesan yang ingin

disampaikan dalam film Negeri 5 Menara.

3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi menjadi puncak

dalam sebuah penelitian. Dalam tahap ini peneliti dapat

membuat kesimpulan-kesimpulan sementara. Hasil dari

kesimpulan sementara ini kemudian dapat di verifikasi

ulang dengan cara pencocokan data yang telah dilakukan

dan menonton film Negeri 5 Menara sebagai sumber

data utama.

Setelah data terkumpul melalui Teknik

pengumpulam data, maka analisis dapat dilakukan

dengan mereduksi data, yaitu mencatat sekuen fikm

Negeri 5 Menara yang berhubungan dengan struktur

naratif dan konflik tokoh utama. Setelah tahapan

sebelumnya selesai, selanjutnya yaitu penyajian data.

Data berupa uraian cerita film dibagi berdasarkan

Page 35: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

20

struktur naratif dan konflik-konflik yang terjadi pada

film.

I. Sistematika Penulisan

Laporan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bab yang berisi uraian dan

penjelasan yang dibagi menjadi beberapa subbab. Sistematika penulisan

penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi uraian latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konseptual,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM FILM NEGERI 5 MENARA

Pada film ini dijelaskan deskripsi film Negeri 5 Menara, mulai dari sinopsis

film hingga identitas film tersebut. dalam bab ini sebagai pengantar juga

dijelaskan tentang rumah produksi yang memproduksi film Negeri 5

Menara.

BAB III PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

NEGERI 5 MENARA BERDASARKAN PENDEKATAN TOKOH

UTAMA

Bab ini merupakan bagian inti dari penelitian ini, yang berisi tentang data-

Page 36: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

21

data umum hasil dari analisis adegan untuk mengetahui pola struktur naratif

pada penciptaan konflik melalui karakter tokoh Alif sehingga menjadikan

film ini menarik dari segi cerita yang disampaikan. Bab ini berisi hasil

penelitian mengenai penciptaan konflik melalui karakter tokoh pada film

Negeri 5 Menara.

BAB IV PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan.

Page 37: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

22

BAB II

FILM NEGERI 5 MENARA

A. Film Negeri 5 Menara

Film Negeri 5 Menara adalah sebuah film karya Affandi Abdul Rahman

yang diadaptasi dari sebuah novel dengan judul yang sama karya A. Fuadi,

seorang penulis cerita yang dulunya juga pernah menuntut ilmu di pondok

yang dijadikan latar cerita dalam film ini. skenario pada film ini dibuat oleh

Salman Aristo yang juga sekaligus menjadi produsernya. Film ini rilis

pertama kali pada 1 Maret 2012 dan dengan genre drama.

Fim ini bercerita tentang Alif, seorang anak daerah yang mempunyai

cita-cita untuk kuliah di sebuah perguruan tinggi di Bandung (ITB) yang

terinspirasi dari tokoh nasional B.J Habibie, tetapi keinginan Alif tersebut

terhalang oleh keinginan amak/ibunya yang menginginkannya masuk ke

sebuah pondok pesantren dengan tujuan setelah lulus bisa menjadi panutan

bagi bangsa dan negara dengan ilmu agama yang dimilikinya.

Film ini dibintangi oleh Gazza Zubizareta, Sakurta Ginting, Lulu Tobing

dan beberapa artis senior seperti Ikang Fawzi, David Chalik dan Donny

Alamsah. Film ini juga menceritakan bagaimana menjalani hidup di sebuah

pondok pesantren dengan segala keterbatasanya, dengan demikian banyak

pelajaran kehidupan yang didapatkan didalamnya.

Page 38: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

23

Gambar 1. Poster Film Negeri 5 Menara (Diunduh dari http://filmindonesia.or.id pukul 17.37)

1. Identitas Film

Judul film yang digunakan pada penelitian ini adalah film Negeri 5

Menara, sebuah film fiksi bergenre drama dengan durasi 119 menit. Tema

yang diambil dalam film ini tentang sekelompok pemuda yang menamakan

diri sebagai Shohibul Menara, karena titik kumpul mereka terletak di bawah

menara di sebelah masjid utama. Shohibul Menara yang berusaha meraih

impian atau cita-citanya, pada film ini cerita tidak hanya dibawakan oleh satu

orang saja, melainkan tokoh utama beserta keempat temanya sebagai sahabat

dengan tujuan yang sama sebagai inti cerita dalam film ini. Sasaran penonton

pada film ini ditujukan kepada usia 13 tahun keatas dengan alasan menjadi

inspirasi bagi pemuda-pemudi yang hendak melanjutkan pendidikanya di

Page 39: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

24

pondok pesantren dan juga menjadi referensi untuk orang tua yang ingin

memasukkan putra-putrinya masuk ke pondok pesantren. Film ini diambil

berdasarkan kisah nyata Ahmad Fuadi, penulis ceriita film ini yang juga

menyandang status santri di Pondok Pesantren Gontor, Jawa Timur.

2. Sinopsis Film Negeri 5 Menara

Pertengahan tahun 1988 Alif akan lulus SMP. Bersama sahabatnya,

Randai, mereka berharap bisa masuk SMA terkenal di Bukit Tinggi, lalu

lanjut kuliah di ITB. Namun Amaknya menginginkan Alif untuk masuk ke

Pondok Madani, sebuah pesantren di sudut kota Ponorogo, Jawa Timur. Alif

sempat menolak dengan keinginan amaknya, tetapi pada akhirnya memenuhi

keniginan orangtuanya tersebut meski dengan setengah hati.

Setibanya di Pondok Madani, Gontor, Jawa Timur. Alif melihat tempat

itu kampungan dan mirip penjara karena peraturan yang ketat dan keharusan

mengikuti kelas adaptasi terlebih dahulu selama setahun. Alif sering

menyendiri di awal-awal masa adaptasinya, tetapi seiring berjalannya waktu,

Alif mulai bersahabat dengan teman-teman satu kamarnya, yaitu Baso dari

Gowa, Atang dari Bandung, Raja dari Medan, Said dari Surabaya, dan

Dulmajid dari Madura. Mereka berenam selalu berkumpul di menara masjid

dan menamakan diri mereka Sahibul Menara alias para pemilik menara.

Suasana kian menghangat di kelas pertama, saat Alif disentak oleh

teriakan penuh semangat dari sang Ustadz: Man Jadda Wajada! Arti kata itu

adalah : Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. "Mantra" ini lah

yang menambah motivasi keenam anak itu bermimpi. Suatu sore, para

Page 40: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

25

Sahibul menara menatap awan dan bercita-cita untuk keluar negeri. Alif

melihat benua Amerika di awan. Raja menatap Eropa, Atang menggambar

Afrika. Dulmajid dan Said melihat Indonesia. Sedang Baso, Asia.

B. Bedah Scene Film Negeri 5 Menara

Film Negeri 5 Menara memiliki durasi 1:51:41 dengan total 100 scene,

antara lain sebagai berikut :

Tabel 1. Scene dan adegan dalam film Negeri 5 Menara

Scene Setting Adegan Time Code

Established perahu dipinggir danau Maninjau

00.00.28 - 00.00.32

Established orang di pinggir sawah

00.00.34 – 00.00.39

Page 41: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

26

1. Danau Maninjau

Randai dan Alif berlarian ke tepi danau maninjau sepulang sekolah, disana mereka berbicara mengenai rencana setelah lulus SMA

00.00.52 – 00.01.40

2. Rumah Alif

Orang tua Alif berdiskusi tentang kemungkinan Alif di sekolahkan ke pesantren

00.01.43 – 00.03.17

3. Rumah Alif

Alif pulang kerumah dan mendengar pembicaraan perihal rencana orang tuanya, seketika itu Alif marah dan langsung berlari keliuar rumah

00.03.37 – 00.04.20

Page 42: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

27

4. Rumah Randai

Alif pergi ke rumah Randai dan menceritakan keinginan orang tuanya

00.04.25 – 00.05.19

5. Rumah Alif

Alif Kembali kerumah dan berpapasan dengan ayah di ruang tamu. Alif bergegas ke kamar dan menutup pintu dengan keadaan kesal karena mengetahui rencana orang tuanya yang hendak menyekolahkan ke pondok pesantren

00.05.19 – 00.06.19

6. Kamar Alif

Selesai sholat subuh, Ayah memanggil Alif dari luar untuk mengajak pergi ke pasar hewan

00.06.20 – 00.07.12

Page 43: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

28

7. Kamar Alif

Ayah mengajak Alif pergi ke pasar hewan untuk menjual kerbau miliknya untuk biaya Alif sekolah ke Jawa

00.07.13 – 00.07.51

8. Danau Maninjau

Ayah dan Alif berbicara di pinggir danau Maninjau, berbicara perihal mengapa Alif harus melanjutkan ke sekolah agama, Ayah berusaha meyakinkan Alif agar ia mau menuruti apa keinginan orang tuanya

00.07.52 – 00.09.45

9. Kamar Alif

Alif melihat brosur ITB dan Pondok Madani, lalu amak menghampiri untuk mengajak Alif makan malam

00.09.46 - 00.11.09

Page 44: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

29

10. Ruang Makan

Di tengah – tengah makan makan malam Alif berbicara bahwa ia setuju untuk sekolah di Pondok Madani

00.11.10 – 00.12.45

11. Kamar Alif

Alif mengemasi pakaian-pakaian yang akan ia bawa ke Pondok Madani, Randai datang menghampiri untuk berpamitan, ia mendoakan agar Alif bisa sukses nantinya di Pondok Madani

00.12.46 – 00.14.25

12. Terminal

Alif berpamitan kepada Amak sebelum berangkat ke Pondok Madani, Amak mendoakan agar ia menjadi anak yang sholeh dan berhasil menuntut ilmu disana

00.14.26 – 00.15.31

Page 45: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

30

Established Bis

00.15.34 – 00.15.44

13. Ruang Tamu

Amak menempelkan foto Alif di dinding berhimpitan dengan foto 2 pahlawan, menandakan harapan besar Amak kepada Alif agar ia sukses seperti mereka

00.15.46 – 00.16.15

14. Bis

Alif mabuk perjalanan karena ia tidak terbiasa perjalanan jauh

00.16.17 – 00.17.16

Page 46: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

31

Established Gapura Kota Ponorogo

00.17.23 – 00.17.54

Established Gapura Pondok Madani

00.17.56 – 00.18.02

15. Halaman Sekertariat

Alif dan Para calon santri mendapat pengaharahan tentang persiapan mengikuti ujian tes tulis keesokan harinya

00.18.08 – 00.18.12

Page 47: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

32

16. Lobby Pendaftaran

Calon santri mendengarkan peraturan pondok pesamtren

00.18.22 – 00.19.03

17. Kamar Transit Peserta

Di tengah malam, Ayah membersihkan bolpoin warisan kakeknya

00.19.07 – 00.19.26

18. Depan Ruang Ujian

Ayah memberikan bolpoin warisan kakeknya sebagai modal untuk Alif menjalankan ujian dengan lancar

00.19.30 – 00.20.09

Page 48: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

33

19. Ruang Ujian

Alif ujian tulis bersama ratusan calon santri lainya, di tengah-tengah ujian tiba-tiba bolpoin Alif rusak, akhirnya ia menggunakan bolpoin yang diberi ayahnya tersebut

00.20.11 – 00.21.37

20. Halaman Pesantren

Alif bertemu santri yang bernama Baso, ia sedang membaca al-qur’an, ia berkata bahwa seseorang harus mempunyai mimpi yang tinggi seperti menara

00.21.42 – 00.22.34

21. Kamar Transit

Alif dan Bapak berjamaah dan berdoa agar kebaikan hasil dari ujian

00.22.38 – 00.22.56

Page 49: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

34

22. Papan Pengumuman

Bapak dan Alif melihat daftar nama-nama yang lolos dalam tes bersama yang dilakukan sebelumnya, dan pada papan nama tersebut Alif menjadi salah satu nama yang tertera atau artinya ia di terima masuk ke Pondok Madani

00.22.58 – 00.23.37

23. Halaman Depan Pondok

Bapak berpamitan dengan Alif untuk terakhir kalinya sebelum pulang, bapak berpesan agar ia sungguh-sungguh dalam belajar

00.23.41 – 00.24.37

24. Bilik Aula

Alif beserta teman-teman barunya mendapat sambutan selamat datang dari ustadz Iskandar dan mendapat pengarahan seputar adaptasi pondok pesantren, masing-masing santri baru berkenalan dengan teman barunya

00.24.36 – 00.26.16

Page 50: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

35

25. Depan Kamar Santri

Santri baru mendapat pengarahan dari para pengasuh tentang peraturan pondok pesantren

00.26.19 – 00.26.51

26. Depan Kamar

Alif dan 6 orang teman sekamarnya meminum susu bersama sembari bercanda

00.26.54 – 00.27.40

Established lonceng dan santri berjalan

27. Ruang Kelas

Alif memasuki kelas pertamanya, duduk bersebelahan dengan Baso, tak lama ustadz Salman pun datang memperkenalkan dirinya, memberi materi pelajaran tentang “man jadda wa jadda/siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil”

00.28.05 – 00.31.25

Page 51: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

36

28. Gudang

Santri mengambil lemari di Gudang untuk dibawa ke kamar mereka masing-masing

00.31.28 – 00.32.12

29. Halaman Depan Masjid

Setelah dari Gudang Alif dan kawan-kawan berlari membawa lemari menuju kamar mereka, tetapi ditengah jalan dihadang oleh ustadz pengasuh yang menghukum mereka karena terlambat,

00.32.15 – 00.34.17

30. Majid

Kyai penyambutan santri dan tiba-tiba lampu mati

00.34.27 – 00.37.28

Page 52: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

37

31. Tangga Depan Masjid

Seluruh santri kembali ke kamar untuk istirahat

00.37.29 – 00.37.37

32. Balkon Kamar

Shohibul Menara meminum susu di balkon depan kamar mereka dan tiab-tiba lampu di sekitarnya mati, penyebabnya adalah genset pondok yang rusak

00.37.41 – 00.38.34

33. Ruang Kelas

Alif, Baso dan Atang memperagakan obrolam dengan bahasa inggris, diantara mereka hanya baso yang tidak lancar, Baso merasa malu

00.38.37 – 00.39.25

34. Lapangan Santri-santri olahraga pagi

Page 53: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

38

00.39.28 – 00.39.43

35. Tempat Mencuci

Raja membawa sebuah brosur perlombaan pidato bahasa inggris tingkat pondok pesantren dan menunjuk Baso sebagai perwakilan kamar

00.39.45 – 00.40.05

36. Tempat

Menjemur Baju

Baso berlatih pidato bahasa inggris didepan teman-temanya yang sedang menjemur baju

00.40.17 – 00.41.14

Page 54: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

39

37. Halaman

Baso berlari menuju masjid karena terlambat dan diikuti

00.41.16 – 00.41.42

38. Di bawah Menara

Baso berlatih Di bawah menara

00.41.44 – 00.41.54

39. Aula

Baso lomba pidato bahasa inggris, ditengah-tengah pidatonya ia lupa, dan teman temanya memberi support dengan membawa boneka orang-orang sawah

00.41.57 – 00.43.03

Page 55: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

40

40. Di bawah Menara

Shohibul Menara berbicara mengenai impian mereka masing-masing setelah lulus dari pondok madani

00.43.05 – 00.44.55

41. Balkon Kamar

Alif mendapat surat dari sahabatnya Randai dan memberitahu pengalamanya berada di Bandung

'

00.44.56 – 00.46.01

42. Kantor SYAMS

Alif mendaftar di SYAMS, sebuah lembaga jurnalis yang ada di pondok

00.46.03 – 00.48.36

Page 56: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

41

43. Di bawah Menara

Shohibul Menara berbiacara mengenai mimpinya tentang daerah mana saja yang akan mereka tuju

00.48.48 – 00.51.28

44. Gudang Genseat

Atang dan Alif menghampiri teknisi genset dan bertanya tentang genset mereka

00.51.38 – 00.52.12

45. Lapangan Badminton

Atang dan ke 3 temanya melihat kyai Rais yang sedang bermain musik

00.52.14 – 00.52.53

46. Studio Musik

Shohibul Menara mencari keberadaaan Kyai Rais untuk menanyakan peihal genset, dan mereka menemukanya di studio musik

Page 57: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

42

00.52.54 – 0053.28

47. Rumah Kyai

Shohibul Menara meghampiri rumah kyai Rais untuk menanyakan perihal headset

00.53.33 – 00.56.09

48. Kamar Tidur

Ustadz Salman berkeliling kamar santri, dan menemukan Alif yang belum tidur dan ada sebuah lilin di depanya

00.56.11 – 00.57.16

Page 58: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

43

49. Kantor SYAMS

Alif mendatangi kantor SYAMS, ia menyerahkan essay tulisan sebagai syarat masuknya, tak lama Alif dinyatakan diterima di SYAMS

00.57.18 – 00.58.11

50. Toko Bangunan

Pak kyai membeli sparepart untuk membenahi genset yang rusak, ia membeli dengan menyerahkan jaminan sementara

00.58.14 – 00.59.53

51. Gudang Genset

Shohibul Menara membetulkan genset pondok yang rusak dan akhirnya mereka berhasil

00.59.54 – 01.01.21

Page 59: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

44

52. Kamar Baso mengeroki Alif yang sedang masuk angin

01.01.23 – 01.02.05

53. Aula Badminton

Alif memotret kegiatan para santri, Dulmajid bermain badminton. Alif melihat keponakan dari pak kyai, ia pun sedikit terpesona

01.02.06 – 01.03.11

54. Ruang Tamu Pak Kyai

Seorang TNI protes kepada kyai rais bahwa bagaimana keponakanya tidak diterima masuk di Pondok Madani

01.03.13 – 01.04.10

Page 60: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

45

55. Kantor SYAMS

Alif meminta ijin ke koordinator SYAMS untuk mewawancarai kyai Rais

01.04.14 – 01.05.32

56. Kamar

Alif sedang berkaca di kamar dan didatangi oleh kawan Shohibul Menara, pada hari itu Alif akan mewawancarai kyai Rais dan teman-temanya mengira tujuan wawancara kyai Rais hanyalah untuk bertemu keponakaanya

01.05.34 – 01.06.18

57. Aula Badminton

Shohibul Menara menggiring Alif ke aula badminton untuk melihat keponakaan kyai Rais

01.06.19 – 01.08.04

Page 61: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

46

58. Rumah Kyai Rais

Alif wawancara dengan kyai Rais dan betemu dengan anak beserta keponakan kyai

01.08.09 – 01.10.16

59. Halaman Pesantren

Alif berjalan dengan anak dan keponakaan kyai Rais, mereka berfoto-foto di area pesntren

01.10.23 – 01.11.55

60. Kamar

Dulmajid sangat menyukai olahraga bulu tangkis, ia mempunyai keinginan untuk menonton Thomas Cup di TV, tetapi di pondok pesantren mereka tidak diperbolehkan melihat TV. Baso mempunyai ide agar mereka tetap bisa menonton, dengan cara merayu ustadz Thariq agar diijinkan

01.11.59 – 01.14.19

Page 62: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

47

menonton Thomas Cup di pondok pesantren

61. Aula Badminton

Shohibul Menara dan ustadz Salman merayu ustadz Thariq agar diijinkan menonton TV di pondok dengan alasan sebagai bahan edukasi olahraga bulu tangkis

01.14.21 – 01.16.05

62. Aula Badminton

Santri-santri menonton Thomas Cup di TV

01.16.07 – 01.16.41

63. Depan Rumah Kyai

Keponakan kyai rais berpamitan usai selesai liburanya di pondok madani

01.16.42 – 01.17.10

Page 63: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

48

64. Depan Ruang Kelas

Ustadz Salman berjalan menuju ruang kelas

01.17.12 – 01.17.23

65. Kamar

Alif mendapat surat dari amaknya dikampung yang berisi bahwa amaknya tidak bisa memberi uang kiriman untuknya, lalu Atang mengajak Shohibul Menara untuk liburan ke Bandung

01.17.29 – 01.19.36

66. Kota Bandung

Shohibul Menara berlibur di Bandung, mereka bersepeda keliling di jalan Asia – Afrika, Kota Bandung

01.19.37 – 01.20.33

Page 64: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

49

67. Kos Randai

Alif bertemu Randai di tempat tinggalnya dan bercerita banyak hal tentang ITB

01.20.34 – 01.21.10

68. ITB Randai mengajak Alif masuk ke ITB

01.21.11 – 01.22.10

69. Bis

Shohibul Menara dalam perjalanan kembali ke Pondok Madani

01.22.12 – 01.22.39

Page 65: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

50

Established Gedung Sate, Bandung

01.22.42 – 01.22.46

70. Ruang Kelas

Alif melihat ustadz baru masuk kelas yang menggantikan ustadz Salman, ia bingung kenapa ustadz Salman digantikan

01.22.48 – 01.23.12

71. Kantor Pondok

Kyai Rais meminta kepada ustadz Salman untuk mulai mengurusi kepentingan pribadinya, karena menurutnya, ustadz Salman sudah terlalu banyak mengabdi untuk pondok dan melupakaan kepentingan pribadinya

01.23.14 – 01.24.19

Page 66: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

51

72. Halaman

Di tengah prosesi wawancara untuk SYAMS, Alif melihat ustadz Salman yang meninggalkan pondok

01.24.22 – 01.25.01

Established Suasana Santri di pondok

01.25.04 – 01.25.09

73. Di bawah Menara

Shohibul Menara berinisiatif mengikuti pentas akbar tahunan di pondok

01.25.11 – 01.26.27

Page 67: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

52

74. Ruang Kelas

Baso memimpin tim Shohibul Menara dan beberapa santri yang terlibat memepersiapkan pentas seni, mulai dari naskah hingga properti yang akan digunakan

01.26.28 – 01.27.46

75. Kantor

Baso menemui panggilan tetangganya yang menejemput Baso untuk pulang kampung karena neneknya sakit

01.27.47 – 01.27.54

76. Kamar

Baso meminta ijin kepada teman-teman untuk tidak bisa memimpin pentas karena ia harus pergi dari pondok dan menjaga neneknya di kampung

01.27.56 – 01.30.05

Established Awan Sore

01.30.06 – 01.30.12

Page 68: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

53

77. Kantor SYAMS

Alif lembur menulis sebuah surat tentag keputusan kelanjutanya di pesantren

01.30.15 – 01.32.06

78. Dubawah Menra

Raja tidak terima dengan pernyataan bahwa Alif juga akan meninggalkan pondok

01.32.08 – 01.32.38

Establish Masjid Pondok

01.32.40 – 01.32.44

Page 69: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

54

79. Tetaer Arena

Raja marah kepada Atang yang telat datang di waktu latihan pentas

01.32.46 – 01.33.03

80. Established Lonceng

01.33.04 – 01.33.05

81. Ruang Kelas

Said mendatangi Alif selesai kelas dan ia bertanya tentang keputusan Alif yang akan pindah ke bandung

01.33.07 – 01.34.07

Page 70: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

55

Established Masjid Pondok

01.34.39 – 01.34.50

82. Kamar Alif mengemasi baran-barangnya di lemari

01.34.54 – 01.34.56

83. Serambi Masjid

Alif membaca surat dari amak yang isinya mengizinkan Alif jika ia pindah ke Bandung

01.34.57 – 01.35.20

Page 71: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

56

84. Kamar

Tengah malam Alif menangis mengingat pesan amak

01.35.20 – 01.35.51

Montase Suasa pondok

01.35.55 – 01.35.59

85. Kamar

Alif berkata kepada teman-temanya bahwa ia memutuskan untuk tidak jadi meninggalkan pondok

01.36.04 – 01.37.04

Page 72: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

57

86. Kamar Alif memandangi sarungnya

01.37.08 – 01.37.34

87. Teater Arena

Atang dan Alif memimpin latihan pentas seni

01.37.34 – 01.37.58

88. Tetae Arena Para pemain latihan senam

01.38.00 – 01.38.50

Page 73: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

58

89. Kantor

Shohibul Menara meminta izin kepada pengurus pondok untuk membeli beberapa properti

01.38.53 – 01.39.18

90. Toko Properti

Shohibul Menara menaiki sebuah angkot, dengan tergesa-gesa mereka masuk ke sebuah toko dan membeli properti

01.39.20 – 01.39.44

91. Toko Properti

Shohibul Menara mengangkuti properti dan bergegas kembali menuju pondok

01.39.48 - 01.39.55

92. Jalan

Di tengah jalan, mobil yang mereka naiki terbakar

Page 74: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

59

01.39.54 – 01.40.38

93. Persawahan

Akhirnya mereka menyewa becak sebagai gantinya

01.40.39 – 01.48.49

94. Dapur

Alif dan said mencoba membuat gas buatan untuk kebutuhan pentas

01.40.51 – 01.41.10

95. Teater Arena

Shohibul Menara dan kawan-kawan pentas seni didepan dewan pengurus besar Pondok Madani

01.41.11 – 01.41.27

Page 75: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

60

96. Rumah Baso Baso merawat neneknya yang sedang sakit

01.43.10 – 01.43.52

97. Rumah Baso Baso mengajari anak-anak kecil mengaji

01.45.02 – 01.45.10

Establish Inggris

01.48.29 – 01.48.38

Page 76: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

61

98. Inggris - Ruang

Seminar

Alif mengikuti workshop jurnalis dan menerima telepon amaknya dikampung

01.48.47 – 01.49.27

99. Inggris - Taman

Alif bertemu dengan Raja dan Atang di Inggris

01.49.35 – 01.50.27

100.

Jakarta -Pertemuan

Santri Nasional

Baso mendapat telepon dari Alif dan mereka juga memanggil Dulmajid dan said, mereka pun telepon bersama

01.50.29 – 01.51.14 Ending

Page 77: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

62

C. Identifikasi Tokoh Utama

Film Negeri 5 Menara terdapat banyak tokoh yang menjadi pengantar

cerita, tetapi dari semua tokoh yang ada, terdapat 6 tokoh utama sebagai inti

cerita dan 1 tokoh sentral bernama Alif. Berikut tokoh utama sebagai

pengantar cerita dalam film ini :

1. Alif Fikri

Tokoh Alif pada film Negeri 5 Menara diperankan oleh Gazza

Zubizareta, seorang anak berusia 15 tahun yang berasal dari Medan. Gazza

sendiri baru pertama kali bermain film layer lebar, melalui tawaran salah

satu kru ia di coba untuk casting menjadi pemeran. Gazza sendiri tidak

mengalami kesulitan berarti dalam belajar aksen minang pada dialog yang

ada.

Karakter tokoh Alif sendiri di visualkan sebagai seorang yang bercita -

cita tinggi. Seperti yang digambarkan pada scene- scene awal bahwa ingin

menempuh pendidikan teknik karena mengidolai B.J Habibie. Konflik

karakter tokoh Alif diuji ketika dihadapkan dengan dua pilihan yang mana

harus memilih antara mengejar ambisinya masuk ke ITB atau patuh dengan

orang tuanya.

Page 78: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

63

Gambar 2. Karakter Tokoh Alif Diperankan Gazza Zubiareta (Sumber : Film Negeri 5 Menara )

Sebagai konflik puncak ditunjukkan dengan keraguan hatinya kembali

ketika amaknya mengirim surat dengan isi bahwa amaknya merasa bersalah

karena terlalu memkasakkan kehendaknya agar Alif masuk ke pondok

pesantren. Alif dengan kebimbangan hatinya pada akhirnya menetapakan

keputusan untuk bertahan di pondok pesantren dan melanjutkan

keseriusanya di bidang jurnalis yang ia awali ketika masuk ke Syams sebuah

organisasi yang ada di Pondok Madani.

Page 79: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

64

2. Raja Lubis

Gambar 3. Karakter tokoh Raja dipernakan oleh Jiofani Lubis (Sumber : Film Negeri 5 Menara)

Raja Lubis memiliki watak yang percaya diri, keras dan tegas. Tokoh

Raja diperankan oleh Jiofani Lubis. Raja dikenal sebagi sosok karakter yang

tegas dan disiplin, dengan karakternya yang keras diperlihatkan pada

beberapa scene, contohnya ketika ia mengetahui wacana Alif akan

meninggalkan pondok demi masuk ke ITB.

Page 80: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

65

3. Said Jufri

Gambar 4. Karakter tokoh said dipernakan oleh Ernest Samudera

(Sumber : Film Negeri 5 Menara)

Tokoh Said Jufri diperankan oleh Ernest Samudera. Film Negeri 5

Menara menjadi film pertamanya dalam dunia perfilman, melalui casting

yang diikuti akhirnya sutradara memilih Ernest untuk memerankan tokoh

Said. Ernest sendiri tidak merasa kesulitan untuk memerankan tokoh said

yang mempunyai latar belakang seorang santri yang berasal dari jawa timur

dengan logat khas Jawa, dengan perwatakan berpikiran dewasa, dan sabar.

Said divisualkan menjadi karakter yang kalem dan tidak banyak tingkah,

mempunyai pikiran yang dewasa, contohnya ketika menasehati dan

meyakinkan Alif bahwa tidak perlu melulu mengejar ambisinya untuk

masuk ke ITB.

Page 81: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

66

4. Dulmajid

Gambar 5. Karakter tokoh Dulmajid diperankan oleh Aris Putra (Sumber : Film Negeri 5 Menara)

Tokoh Dulmajid diperankan oleh Aris Putra. Tokoh dengan perwatakan

tegas, Dulmajid mewakili karakter madura pada film Negeri 5 Menara.

Dulmajid memiliki cita-cita menjadi pemain bulu tangkis professional,

ditunjukkan ketika di pondok pesantren tidak boleh menonton tv, Dulmajid

menjadi yang paling semangat agar mengusahakan bisa menonton

pertandingan Thomas Cup di Pondok Pesantren.

Page 82: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

67

5. Atang

Gambar 6. Karakter tokoh Atang dipernakan oleh Rizki Ramdani (Sumber : Film Negeri 5 Menara)

Tokoh Atang dalam film ini diperankan oleh Rizki Ramdani. Atang

dalam film ini digambarkan sebagai seseorang inisiator, scene yang

menunjukkan bahwa Atang adalah seorang yang mempunyai inisiatif, yaitu

ketika di pondok sering terjadi lampu mati setelah isya’, Atang mempunyai

inisiatif untuk mencari tau sebabnya, dan ketika tau bahwa genset

mengalami kerusakan, lalu Atang mengajak teman-temanya untuk

menghadap ke kyai Rais dan meminta solusi. Atang dipercaya oleh kyai

Rais menjadi teknisi untuk memperbaiki genset pondok yang sering mati

dan terbukti berhasil membetulkan genset yang rusak tersebut.

Page 83: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

68

6. Baso

Gambar 7. Karakter Tokoh Baso Diperankan oleh Bily Sandy (Sumber : Film Negeri 5 Menara )

Tokoh Baso pada Film Negeri 5 Menara diperankan oleh Billy Sandy,

seorang aktor yang telah banyak membintangi judul sinetron di layar kaca

televisi Indonesia. Karakter Baso sendiri pada film Negeri 5 Menara

diwujudkan sebagai anak daerah yang jauh dari Sulawesi ke Jawa untuk

menempuh pendidikan agama sekaligus menjadi penghafal Al Qur’an, pada

beberapa bagian tokoh Baso ditampilkan sebagai seseorang yang minder,

seperti yang awalnya tidak mengerti berbahasa inggris yang benar sampai

teman-temanya mendorong untuk mengikuti lomba pidato bahasa inggris

tingkat pondok pesantren.

Page 84: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

69

Tokoh Baso mencapai konflik puncak ketika ia dengan terpaksa harus

dijemput oleh tetangganya untuk pulang ke Gowa mengurus neneknya yang

sudah tua karena berkata bahwa sudah tidak memiliki orang tua lagi atau

yatim piatu.

7. Amak

Gambar 8. Karakter tokoh amak diperankan oleh Lulu Tobing (Sumber : Film Negeri 5 Menara)

Amak memiliki watak yang disiplin, ramah, keras hati, perhatian.

Amak dalam film Negeri 5 Menara diperankan oleh Lulu Tobing seorang

aktris senior di dunia perfilman Indonesia. Tokoh Amak dalam film ini

digambarkan sebagai pemeran antagonis karena melarang Alif untuk masuk

SMA yang menyebabkan konflik tokoh Alif dan menyarankannya masuk

Page 85: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

70

madrasah agar kelak lahir ulama-ulama pintar yang mendakwahkan agama

kepada umat. Amak tidak ingin Alif menjadi seorang yang tidak tahu akan

ilmu agama, karena berkaca kepada anak tetangga yang bandel.

8. Ayah

Gambar 9. Karakter tokoh ayah diperankan oleh David Chalik (Sumber : kapanlagi.com/diakses Selasa 25 Mei 2021 pukul 22:09)

Ayah dalam film ini diperankan oleh seorang aktor senior David

Chalik. Aktor senior yang sudah membintangi banyak judul film ini pada

film Negeri 5 Menara mendapatkan peran sebagai ayah Alif.Tokoh Ayah

dalam film ini diwujudkan sebagai sosok panutan dalam keluarga dan rela

berkorban demi anaknya, terbukti ayah rela menjual kerbaunya untuk Alif

sekolah ke Jawa dan masuk ke Pondok Madani. Ayah juga memberi sebuah

Page 86: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

71

bolpoin peninggalan kakeknya yang diberikan untuk Alif sebelum

mengikuti ujian tes masuk.

Page 87: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

72

BAB III

PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM NEGERI 5 MENARA

BERDASARKAN PENDEKATAN KONFLIK TOKOH UTAMA

A. Struktur Film

Penulis memaparkan analisis dalam bentuk pembabakan yang bertujuan

untuk mengetahui secara jelas alur cerita yang dibangun, dalam film Negeri 5

Menara ini terbagi menjadi tiga babak,. Struktur tiga babak sendiri sering

digunakan dalam berbagai pembuatan naskah film untuk merancang alur cerita.

Adapun penjelasan alur cerita pada film Negeri 5 Menara, sebagai berikut :

1. Babak Permulaan

Babak pertama ini diceritakan tokoh Alif bersama sahabatnya Randai

yang baru saja lulus SMA dan mempunyai rencana hendak melanjutkan

ke pendidikan selanjutnya, mereka bercerita keinginan maisng-masing

mengenai langkah mereka selanjutnya, mereka berenang sepulang

sekolah di danau Maninjau seperti biasa.

Potongan gambar adegan pertama ditunjukkan Alif dan Randai

sepulang sekolah berlarian di pinggir danau Maninjau, mereka

bersahabat sejak kecil, disana mereka bercerita cita-cita masing-masing

setelah lulus SMA. Potongan gambar dalam scene satu ini sebagai awal

mula pengantar cerita dimana dua tokoh dalam film yaitu Alif pada time

code ke 00.00.52 – 00.01.40 membicarakan rencana masing-masing

setelah lulus SMA, dimana Randai akan meneruksan ke ITB, begitu juga

Page 88: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

73

dengan Alif yang mempunyai cita-cita serupa, karena mengikuti jejak

idolanya, B.J Habibie. Pada scene ini tidak ada konflik yang terjadi,

hanya saja pada scene ini dijelaskan bahwa Alif dan Randai sebagai

tokoh pelaku cerita dan terdapat potongan adegan yang akan menjadi

permasalahan pada scene selanjutnya, yaitu keinginan Alif yang ingin

melanjutkan ke ITB.

Gambar 10. Alif dan Randai Berlarian di tepi danau Maninjau (Time Code 00.00.52 – 00.01.40)

Potongan dialog yang menunjukkan ketika Alif dan Randai ditanyai

oleh seorang nelayan hendak kemana mereka akan melanjutkan sekolah

setelah lulus SMA, dan mereka menjawab ITB. berikut potongan dialog

tersebut :

EXT. TEPI DANAU Maninjau. DAY Cast : Alif, Randai Sepulang sekolah Alif dan Randai berlarian di pinggir danau Maninjau dan membivarakan masa depan mereka setelah lulus sekolah

Alif,Randai (Berteriak)

Ooooiiii…..

Page 89: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

74

Nelayan (Memanggil dari kejauhan)

Ooi Randai …. Orang – Orang sudah

memekakkan telinga,Jadi lulus tidak ?

Randai

Jadi lulus lah

Nelayan

Jangan seperti temanku inilah, SD saja tidak lulus

Nelayan 2

Jangan sembarangan lah

Nelayan 1

Kan memang benar kau tidak lulus

Nelayan 2

Enak saja…

Randai

Makanya seperti saya, masuk SMA di Bandung Lalu terus ke ITB (sambal berteriak)

Alif

Iya.. seperti Habibi (Presiden RI Ke-3)

Page 90: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

75

Gambar 11. Alif mendengarkan pembicaraan Amak dan Ayah tentang rencana memasukkan ke pondok pesantren.

(Time Code 00.01.43 – 00.03.17)

Potongan gambar adegan ke dua, memeprlihatkan kedua orang tua

Alif sedang membicarakan kemungkinan memasukkan Alif ke pondok

pesantren, karena keresahan orang tuanya yang mana semakin hari

banyak anak muda yang jauh dari agama, mereka menginginkan Alif

untuk masuk ke sekolah agama agar ia bisa menjadi panutan orang

banyak.

Alif dengan tidak sengaja mendengar percakapan antara Ayah dan

Amaknya, seketika ia langsung kembali meninggalkan rumah dengan

ekspresi marah karena mengetahui rencana orang tuanya tersebut, Scene

ini ditunjukkan konflik terjadi ketika Alif sepulang sekolah. Konflik

dalam film ini langsung ditunjukkan pada awal cerita dengan munculnya

masalah secara langsung yang membuat penonton penasaran dengan

kelanjutan dari konflik Alif yang menolak mentah-mentah jika

dimasukkan ke pondok pesantren.

Page 91: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

76

Gambaran konflik yang terjadi dapat dilihat pada potongan dialog di

bawah ini dimana Ayah dan Amak mengungkapkan bahwa anggapan

sekolah agama hanya menjadi tempat pembuangan anak-anak nakal.

INT. RUMAH-RUANG TAMU. DAY Cast : Amak, Alif, Ayah

Amak

Yah, sedih saya melihat nasib sekolah agama, Cuma jadi tempat pembuangan anak-anak nakal saja

Ayah

Iya tapi kan nggak semua seperti itu

Amak

Sudah hamper seperti itu, kalau seperti itu Mau apa jadinya ? bodohlah islam

bisa tidak ada lagi orang seperti Hamka

Ayah

Iya setuju, seperti anaknya Buyung Edo, Anaknya bandel, bikin ulah dipasar dan juga

sekolah Pantas tidak naik kelas, nah supaya lepas dari

tanggung jawab makanya anaknya dimasukkan pesantren, seperti itu kan ?

Amak

Boleh seperti itu, Tetapi kalau niatnya seperti itu semua, tapi kalua niat dan bibitnya seperti itu semua, yang tumbuh

pasti lebih payah lagi, Ayah bisa merasakan sendiri, kan Ayah juga mengajar

Alif pulang kerumah menggunakan sepeda dan masuk rumah

Amak

Page 92: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

77

Alif tu anak pandai, pasti dia mengerti, niat saya baik

Alif

Assalamualaikum

(Amak dan Ayah menengok kebelakang)

Amak

Walaikumsalam

Ayah

Waalaikumsalam

Alif

Ada apa ini bu ? Ayah ?

Alif (Berlari keluar rumah)

Alif ndak mau masuk pesantren

Amak (mengejar Alif)

Alif …

Penulis menganalisa dari dialog yang disampaikan tokoh Amak pada

scene ini berasumsi bahwa sekolah agama atau pondok pesantren bisa

dikatakan sebagai tempat pembuangan anak nakal, seperti dialog yang

disampaikanya. Amak berkata bahwa ada anak tetangganya yang nakal

dan bandel kemudian di masukkan ke pondok pesantren supaya tidak

nakal lagi, tetapi di sisi lain jika dilihat hal tersebut tidak lepas dari

pengaruh orang tua yang juga keliru dalam mendidik, orang tua seakan

menjadikan pondok sebagai solusi anak yang nakal dan bandel tersebut

Page 93: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

78

dengan tujuan agar tidak menanggung jawabi anak tersebut. Padahal jika

dilihat, pada umumnya orang yang memasukkan anak-anaknya ke

pondok pesantren dengan tujuan utama supaya anaknya pandai dalam

urusan Agama. Tokoh Amak pada Scene ini juga menekankan jika hal

tersebut dampak dari kapasitas orang tua yang tidak berkualitas dalam

hal mendidik anak sehingga mengakibatkan anak yang tidak berkualitas

juga.

Gambar 12. Ayah menjual kerbau peliharaanya (Time Code 00.07.13 – 00.07.51)

Potongan adegan pada gambar ke tiga, Ayah menjual kerbau

peliharaanya untuk biaya Alif melanjutkan pendidikan di pondok

pesantren Madani yang berada di Ponorogo, Jawa Timur. Salah satu

budaya masyarakat Minang adalah transaksi dengan memasukkaan

masing-masing penjual dan pembeli di dalam sarung, tradisi ini di sebut

Marosok.

Page 94: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

79

Scene ini menunjukkan upaya Ayah untuk memperjuangkan Alif

agar masuk ke pondok pesantren sesuai dengan harapanya, yang

merupakan sebuah pengorbanan. Scene ini juga menunjukkan tokoh

Ayah sebagai salah satu pemeran tokoh pembantu, dan scene ini juga

sebagai penguat konflik Alif yang awalnya ia menolak untuk masuk ke

pondok madani, respon yang ditunjukan tokoh Alif adalah dengan

melihat keseriusan sang ayah untuk memperjuangkan pendidikanya

membuat ia berpikir ulang akan masa depan pendidikanya.

Di bawah ini terdapat potongan dialog yang menunjukkan alasan

Ayah menjual kerbau peliharaanya untuk biaya sekolah Alif di pondok

pesantren ke jawa timur, karena dilihat dari sisi sosiologis diceritakan

bahwa keluarga Alif kategori ekonomi menengah ke bawah.

EXT. PASAR HEWAN. PAGI Cast : Ayah, Alif, Pembeli Kerbau Pagi buta Ayah dan Alif sudah sampai di pasar hewan dengan membawa kerbau dan menemui pembeli kerbaunya

Pembeli

Jadi, kerbau ini dijual pak ?

Ayah

Iya betul, untuk biaya Alif sekolah ke Jawa

Pembeli

Jadi, berapa harga kerbau ini ?

Ayah dan Pembeli saling memasukkan tanganya kedalam sarung untuk tawar-menawar harga kerbau

Page 95: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

80

Pembeli

Segini ya ?

Ayah

Tambahin lagi

Pembeli

Kalau segitu segini

Ayah

Iya Alif terheran dengan transaksi yang dilakukan di luar dan di dalam sarung

Gambar 13. Alif bertanya kepada Ayah (Time Code 00.07.52 – 00.09.45)

Potongan gambar ke empat adalah Alif bertanya kepada Ayahnya

mengapa ia harus masuk ke pondok pesantren. Alif mempunyai asumsi

dirinya tidak akan kerasan dengan lingkungan pesantren yang ia tidak

tahu sama sekali sebelumnya

Page 96: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

81

Pada scene ini ditunjukkan bahwa Ayah sebagai tokoh karakter

bapak yang rela berkorban dan mengayomi anaknya atas kebingungan

yang dialami dengan menjual kerbau satu-satunya yang digunakan untuk

membajak sawah. Respon yang ditunjukkan tokoh Alif setelah melihat

keseriusan Ayahnya tersebut ialah masih ragu-ragu dengan keputusan

orang tuanya yang menginginkanya masuk ke pondok pesantren, tetapi

Ayah meyakinkan agar mencoba dulu dan tidak boleh memutuskan

sesuatu sebelum merasakanya secara langsung. Karakter Ayah di film ini

berperan sebagai solusi konflik batin Alif.

Potongan dialog yang menunjukkan Ayah sebagai solusi singkat atas

permasalahan yang dialami Alif dalam memutuskan masa depan

pendidikanya ditunjukkan sebagai berikut.

EXT. PINGGIR DANAU MANINJAU. PAGI Cast : Ayah, Alif Alif penasaran mengapa Ayah menjual kerbaunya untuk Alif yang akan melanjutkan sekolah ke Pondok Madani

Alif

Itu kerbau satu-satunya, bagaimana Ayah menggarap sawah nanti ?

Ayah

Jangan kau pikirkan hal itu, kalua ada rezeki nanti kita beli lagi

Alif

Tapi mau Alif bukan ke sekolah agama

Ayah

Tapi apakah kau pernah berpikir

Page 97: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

82

mana yang paling bagus ?

Alif

Maksud Ayah sekolah agama lebih bagus bergitu ?

Ayah

Belum tentu juga, Alif tadi ihatkan ketika Ayah menjual kerbau,Ayah bertransaksi dalam sarung, Ayah mau tau berapa harga yang dia kasih untuk

kerbau kita. Hidup itu seperti itu nak, saat kita benar-benar menjalankanya, kita jabat dulu, kita jalani, baru tau mana yang paling baik untuk hidup kita, tapi singkatnya, niat ibumu luar biasa. Ibumu itu memikirkan ummat, dia tidak memikirkan dirinya sendiri. Apa pernah selalma

ini ibumu memaksakan sesuatu padamu ?

Alif

Tidak, Yah!

Ayah Makanya jalani dulu,

jangan Cuma melihatnya dari luar sarung, apa yang paling baik buat Alif

Gambar 14. Kebimbangan Alif melihat dua brosur didepanya (Time code 00.09.46 - 00.11.09)

Page 98: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

83

Potongan adegan gambar kelima, ketika Alif dihadapkan dengan dua

brosur sekolah lanjutan, yaitu brosur Pondok Madani yang diharapkan

oleh orang tuanya dan brosur Institut Teknologi Bandung (ITB) sesuai

keingininanya.

Konflik batin dalam scene ini ditunjukkan ketika Alif merasa

bimbang dan masih terbayang akan meneruskan pendidikanya di ITB

sesuai cita-cita yang diinginkan, tetapi brosur bertuliskan Pondok

Madani mulai dilihat dan ditunjukkan bahwa ia adalah anak yang

berbakti terhadap kedua orang tuanya dengan cara menuruti keinginan

yang diharapkan kepadanya. scene ini menjadi puncak rangkaian konflik

pada babak pertama ini. Potongan adegan yang menggambarkan

kebingungan Alif ketika dihadapkan dengan pilihan untuk menentukan

pendidikan dan masa depanya di gambarkan sebagai berikut.

INT. KAMAR ALIF. DAY Cast : Alif Dihadapan Alif yang sedang minum di ats=as indomaret

Alif

(Alif memandangi dua brosur sekolah yang ada di depanya)

Amak datang menghampiri Alif yang sedang melamun, dan melihat ada 2 brosur yang ada di atas mejanya

Amak

(mengambil brosur yang ada didepan Alif) Makan dulu, nanti perutmu sakit lagi

Page 99: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

84

Gambar 15. Alif berkata kepada Amak (Time Code 00.12.46 – 00.14.25)

Potongan adegan ke enam yaitu Alif berkata kepada Amaknya jika

dirinya setuju untuk masuk ke pondok pesantren memenuhi keinginan

kedua orang tuanya. Setelah mempertimbangkan kepiutusanya, Alif

akhirnya setuju untuk melanjutkan ke Pondok Madani. Amak

menyambut keputusan Alif dengan senang hati dan segera menyuruhnya

mengemasi barang-barangnya karena keesokan harinya harus berangkat

ke Pondok Madani, di Ponorogo, Jawa Timur.

Scene ini menunjukkan upaya tokoh Alif menurunkan egonya untuk

mengejar cita-cita sesuai dengan keinginanya, dan menunjukkan bahwa

ia menjadi anak yang taat dengan cara menuruti keinginan orang tuanya.

hal ini menjadi bagian akhir dari konflik internal yang berasal dari dalam

dirinya dengan kebimbangan sebelumnya. Scene ini sekaligus menjadi

konfrontasi akhir dan jawaban dari rangkaian scene sebelumnya dengan

setujunya tokoh Alif dengan keinginan orang tuanya.

Page 100: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

85

Potongan dialog antara Alif dan Amak yang menunjukkan bahwa

Amak menyuruh Alif segera mengemasi barang-barangnya karena

keesokanya akan berangkat ke Pondok Madani, berikut potongan dialog

antara Alif dan Amak tersebut :

INT KAMAR ALIF. DAY Cast : Alif, Amak

Amak

Sudah semua ya barang-barangmu

Gambar 16. Amak mengatar Alif dan Ayah ke terminal bus sebelum berangkat ke

Pondok Madani, Ponorogo, Jawa Timur (Time Code 00.14.26 – 00.15.31)

Potongan adegan gambar ke tujuh adalah ketika Amak mengantar

Alif dan Ayah ke terminal untuk mengantarnya ke Pondok Madani di

kota Ponorogo, Jawa Timur. Pada scene ini konflik batin terjadi antara

Amak dengan Alif, karena tahu bahwa anaknya akan meninggalkanya

untuk sementara waktu demi mengejar pendidikan agama sesuai dengan

Page 101: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

86

keinginanya. Bagian ini sekaligus menjadi akhir dari konflik pada babak

pertam ini Gambaran dialog tercantum di bawah ini :

EXT. TERMINAL BUS. DAY Cast : Amak,Ayah,Alif, dan kedua adiknya Alif berpamitan dengan Amak dan adik-adiknya untuk berangkat ke Pondok Madani

Gambar 17. Amak memasang foto Alif dantara Moh. Hatta dan Buya Hamka

Time Code : 00.15.46 – 00.16.15

Potongan gambar ke delapan adalah ketika Amak memasang fotto

Alif diantara dua tokoh nasioanal, Moh Hatta dan Buya Hamka. Amak

memasang foto Alif tersebut dengan tujuan agar Alif menjadi sosok

yang hebat seperti kedua tokoh tersebut.

INT. Ruang Tamu. Day Cast : Amak Amak menempelkan foto Alif diantara Moh Hatta dan Buya Hamka

Page 102: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

87

Babak pertama ini berisi pengenalan tokoh dan gambaran dimana

latar belakang tokoh Alif yang telah lulus SMA dan mempunyai

keinginan selanjutnya akan meneruskan ke pendidikan tinggi. Alif dan

sahabatnya Randai mempunyai keinginan masuk ITB karena

termotivasi menjadi seperti B.J Habibie. Bacharudin Jusuf Habibie atau

dikenal sebagai B.J Habibie adalah mantan presiden Indonesia ke tiga

setelah Soeharto. Dikenal sebagai sosok yang cerdas, B.J Habibie

memang pernah menjadi pelajar di Institut Teknologi Bandung (ITB)

fakultas teknik jurusan teknik mesin, tetapi hanya enam bulan saja,

karena setelah itu melanjutkan ke Rhenisch Wesfalische Thnische

Hochscule di Jerman.

Tokoh Alif dan Randai jika dilihat dalam film ini terinspirasi akan

seorang tokoh Habibie yang sukses menjadi tokoh nasional dan

berpengaruh sehingga dijadikan motivasi, tetapi pandangan lain

disampaikan tokoh Amak yang berpandangan bahwa Alif harus

melanjutkan ke sekolah Agama agar terhindar dari lingkungan yang

tidak baik dan juga menjadi seperti tokoh nasional Buya Hamka,

seorang ulama dan sastrawan yang juga berasal dari tanah Maninjau,

Sumatera Barat. Amak berharap Alif mencontoh Buya Hamka yang

tekun dan rajin dalam bidang agama agar setelah lulus nanti menjadi

panutan banyak umat. Konflik terjadi dengan ditunjukkanya Alif marah

ketika mendengar Amak dan Ayahnya membicarakan keinginanya

memasukkan ke Pondok Madani, namun pada akhirnya menyetujui

Page 103: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

88

permintaan orang tuanya tersebut dengan ditunjukkan Alif bersama

Ayahnya berangkat ke Ponorogo, Jawa Timur untuk ujian seleksi

masuk ke Pondok Madani.

2. Babak Pertengahan

Babak pertengahan ini berisi tentang awal perjalanan Alif di

Pondok Madani, hingga bertemu dengan rekan sekmarnya yang ia sebut

sebagai Shohibul Menara. Konflik cerita dan lika-liku kehidupan di

pesantren terdapat di bagian ini, di bagian ini juga Alif mengalami

kebimbangan ketika dihadapkan dengan keputusan antara pindah ke

Bandung atau tetap melanjutkan di Pondok Madani, mendengar

rencana kepergian Alif, teman-temanya merespon dengan tidak baik

dan menentang keputusanya, hingga Alif memikirkan ulang dan

mengurungkan keputusanya tersebut.

Gambar 18. Ustadz Iskandar menerangkan peraturan kamar (Time Code : 00.24.36 – 00.26.16)

Page 104: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

89

Potongan gambar ke sembilan adalah ketika Iskandar sebagai

santri senior menjelaskan kepada Alif dan kawan-kawan tentang

peraturan kamar yang harus ditaati oleh seluruh santri. Pada scene ini

ditunjukkan awal perkenalan masing-masing pemeran tokoh utama

yang menjadi pelaku cerita dari awal hingga akhir cerita dalam film.

Para pelaku cerita baru dimunculkan pada awal babak pertengahan ini,

dimana ada lima orang tambahan tokoh utama sebagai pelaku dan

pengembang cerita dimana juga terdapat konflik nantinya.

Potongan dialog yang menjelaskan bahwa Alif dan masing-masing

temanya berkenalan satu sama lain ketika pertama kali di pertemukan

dalam satu ruangan yang sama ada di bawah ini :

INT. Ruang Pembagian. Day Cast : Ustadz

Iskandar,Alif,Atang,Baso,Raja,Dulmajid,Said

Ustadz Iskandar menyambut santri baru diruangan pembagian dan berkenalan dengan masing-masing santri baru

Ustadz Iskandar

Kaifa Khaluk ? Artinya bagaimana kabar kalian ? Bagaimana kabar kalian ?

Santri

Alhamdulillah

Ustadz Iskandar

Jangan malu-malu disini ya, saya Iskandar kepala asrama Indonesia 1, kalian sudah saling kenal ?

Page 105: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

90

Santri

(Menatap satu sama lain dan menggelengkan kepala)

Ustadz Iskandar

Tunggu apalagi ? ah masih malu rupanya, saya

kasih tau ya, orang – orang yang ada di sebelah kamu, itu akan menjadi orang-orang terdekat bagi

kamu, bukan lagi keluarga, jadi saran saya mulailah berkenalan dengan keluarga baru kamu

Baso

Seperti Rasulullah bilang tetangga itu pintu surga

Ustadz Iskandar

Nah betul juga, ini kecil-kecil suaranya besar,

kamu siapa ?

Baso

Saya baso, asli dari Gowa, Sulawesi Selatan

Ustadz Iskandar

Yang lain ?

Said (Mengangkat tangan)

Said, daru Surabaya

Raja

(mengamgkat tangan)

Raja Lubis, asli dari medan

Ustadz Iskandar

Jauh, kau pasti capek ya kesini ya

Atang (mengangkat tangan)

Saya Atang dari Bandung

Page 106: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

91

Dulmajid

Saya Dulmajid, asli Madura

Alif

Namaku Alif

Ustadz iskabndar

Alif, dari Padang ? Sekarang sudah saatnya saya membacakan peraturan pondok,peraturan ini hanya akan dibacakan satu kali pada santru baru, dan akan ditirukan sama-

sama….

Para santri selanjutnya berpindah kedepan kamar dan membaca peraturan kamar bersama-sama dengan mengikuti Ustadz Iskandar

Gambar 19. Alif dan kawan-kawan dihukum oleh santri senior (Time Code : 00.32.15 – 00.34.17)

Potongan gambar ke sepuluh yaitu Alif, Atang, Baso, Raja, Said,

Dulmajid atau yang biasa disebut Shohibul Menara dihukum untuk

menjewer telinga satu sama lain karena terlambat untuk sholat

berjamaah bersama santri-santri lainya.

Page 107: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

92

Konflik singkat pada scene ini terjadi secara langsung antara mereka

ber enam dengan santri senior. Scene ini menjelaskan bahwa dalam

pondok pesantren diajarkan untuk menjadi pribadi yang selalu

menghormati waktu. Terdapat transkip dialog yang menjadi gambaran

ketika mereka dihukum karena terlambat mengikuti kegiatan sebagai

berikut :

EXT.LAPANGAN.DAY CAST: Alif,Baso,Raja,Atang,Dulmajid,Said Alif,Baso,Raja,Atang,Dulmajid belari membawa lemari yang akan bawa ke kamar, tetapi di tengah jalan, mereka di hadang oleh senior karena dianggap telat untuk mengikuti jamaah, sebagai hukuman mereka menjewer telinga masing-masing temannya

Senior

(Menyetandarkan sepeda) Letakkan lemarinya (dengan nada tegas)

Berjalan menuju Alif,Baso,Said,Raja,Atang,Dulmajid

Senior

Semuanya baris, buat satu shaf, kalian suda =h pasti datang ke masjid, tidak dengar bunyi jaros

(lonceng) berkali-kali, jewer telinga kawan sebelah, cepat !!!

Menjewer telinga Alif

Senior

Jewer sekeras saya menjewer kamu

Alif

Mari membuat lingkaran Baso kau jewer telingaku

Page 108: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

93

Membuat lingkaran Senior

Lebih keras!!!

Gambar 20. Baso sedang berlatih untuk pidato bahasa Inggris (Time Code : 00.40.17 – 00.43.03)

Baso mendapat tawaran untuk mengikuti lomba pidato berbahasa

inggris, akan tetapi ia mempunyai masalah dengan kepercayaan dirinya

ketika berbicara dihadapan orang banyak, hingga teman-temanya

memberi saran untuk berlatih di tempat yang ramai dengan di sela-sela

temanya menjemur baju, ia berlatih pidato bahasa Inggris.

Scene ini menjadi salah satu dimana tokoh utama medapat konflik

yang berasal dari dalam diri tokoh Baso dengan mencoba mengatasi

rasa gugupnya dengan berlatih dihadapan teman-temanya ketika sedang

mencuci bersama hingga akhirnya Baso tampil dihadapan para

penonton dan disaksikan oleh pengasuh Pondok Madani, di tengah-

tengah pidatonya ia lupa dengan isi pidatonya,

Konflik tersebut diatasi oleh teman-teman yang membantu dengan

membawa boneka orang-orangan yang sama untuk menyemangati Baso

Page 109: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

94

seperti waktu latihan sehingga memunculkan Kembali kepercayaan

dirinya hingga mendapat apresiasi dari para audience yang hadir.

Gambar 21. Alif mendapat surat dari Randai yang berada di Bandung (Time Code : 00.44.56 – 00.46.01)

Alif mendapat sebuhah surat dari Randai yang sedang kuliah di

ITB, isi surat tersebut berupa ajakan untuk mencoba kuliah di

Bandung, dengan alasan kuat bahwa Alif sudah menunjukkan bahwa

ia berbakti kepada orang tuanya karena telah mencoba kehidupan

yang ada di pesantren. Selanjutnya menurut Randai, Alif harus

mencoba untuk mewujudkan mimpinya dengan kuliah di ITB.

Scene ini ditunjukkan bahwa tokoh Alif mengalami konflik batin

berupa ambisinya masuk ITB yang dulunya hilang, setelah mendapat

undangan dari Randai yang sekolah di Bandung menjadi muncul

kembali dan menjadi kebimbangan hati pada tokoh utama. Alif pada

scene ini menghiraukan sementara surat yang telah dibaca tersebut

Page 110: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

95

hingga konflik puncak terjadi pada scene setelahnya. Di bawah ini

gambaran tokoh Alif ketika membaca surat dari Randai

EXT. Teras Pondok. Day Cast : Alif Alif mendapat surat dari Randai yang sedang kuliah di ITB

V.O Randai

Intinya, SMA di tandah sunda ini luar biasa sekali lif, belum lagi makhluk-makhluk manisnya, wah tuti pujaan kau waktu madrasah itu, kalah telat disini, sebenarnya akum au bicara ini sebelum kau berangkat, aku punya usulan untuk situasi kau sekarang ini, bagaimana kalu biar adil, kau coba dulu selama setahun, menghormati kemauan orang tua, tapi kalua memang tak cocok, kau minta dengan amat sangat serius pada amakmu,

kalua kau minta dengan mmemohon, dia pasti dengar, asalk kau setahun ini jadi anak yang

berbakti

Alif (merenung sambal melihat foto SMA)

Gambar 22. Alif mendaftar ke SYAMS (Time code : 00.46.03 – 00.48.36)

Page 111: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

96

Alif mendaftar ke sebuah lembaga jurnalis pondok yang bernama

SYAMS, ia tertarik untuk masuk ke SYAMS karena ingin

mewujudkan keinginan Amaknya menjadi tokoh berpengaruh seperti

Buya Hamka. Buya Hamka juga merupakan seorang penulis buku dan

juga jurnalis, seperti karya-karyanya berjudul Di Bawah Lindungan ,

Ka’bah, Adat Minangkabau dan Islam, dan juga Pembela Islam.

Alif pada tahap ini ditunjukkan sebagi tokoh utama yang

dihadapkan dengan suasana atau babak lain dalam film ini, dan mulai

melupakan keraguan awal konfliknya ketika masuk pondok pesantren

pada bagian awal. Penggambaran tokoh Alif ini memiliki karakter

yang bimbang dalam segala keputusan yang dibuatnya, contohnya di

awal film dijelaskan bahwa Alif berambisi menjadi seperti B.J

Habibie yang identik tentang teknik, tetapi pada tahap ini ia memulai

babak baru dengan memasuki sebuah lembaga jurnalistik dan

cenderung mengarahkan idolanya kepada Buya Hamka. Pada

dasarnya Alif bisa disimpulkan bahwa ia tidak cukup memiliki prinsip

yang kuat.

Potongan dialog yang menunjukkan keraguan Alif saat sebelum

bergabung dengan SYAMS. Di bawah ini terdapat gambaran tokoh

Alif mendatangi kantor SYAMS untuk mendaftarkan dirinya.

Page 112: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

97

INT. KANTOR SYAMS. DAY Cast : Alif,Kak Fahmi

Fahmi

Siapa namamu

Alif

Alif Fikri

Fahmi

Sudah yakin ? kalua belum yakin ndakpapa, kamu coba aja dulu, semonggu, kkalu kamu nggak suka

boleh pilih kegiatan yang lain, gimana

Alif (melihat kertas formular)

Fahmi

Kamu tau apa hebatnya orang bikin berita ? Jadi jurnalis ?

Alif

(menggelengkan kepala) nggak tau kak

Fahmi

Qoddarta ‘ala tahfiri dunnya, bil kalimah (kamu bisa merubah dunia dengan kata-kata)

Page 113: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

98

Gambar 23. Alif dan teman-teman menceritakan cita – cita mereka (Time Code : 00.48.48 – 00.51.28)

Alif, Raja, Baso, Dulmajid, Said, dan Atang menceritakan cita-

cita mereka masing- masing ketika mereka telah lulus dari Pondok

Madani. Scene ini menjadi petunjuk bagi penonton tentang cerita

selanjutnya dari tokoh utama dalam mewujudkan cita-citanya. Di

bawah ini terdapat potongan dialog yang menunjukkan cita-cita dari

para tokoh utama tersebut.

EXT.Di bawah Menara Masjid. Day Cast : Alif,Raja,Baso,Dulmajid,Said, Atang

Baso

(Melihat keatas) Wah aku melihat peta dunia, heh kalian ingat

kisah ibnu batutah

Atang

Ya inget atuh so, kan diulang-ulang terus sama kamu tiap malem

Page 114: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

99

Baso

Itu karena aku ingin merantau, menuntut ilmu di berbagai belahan dunia, seperti ibnu batutah to, apa kalian tidak ingin melihat tanah selain tanah

yang kalian injak ini

Alif (melihat kearah Baso)

Baso

Sekarang coba mi kau lihat awan-awan itu, aku melihat benua asia, aku harus menjengkalinya

Raja

(menunjuk kearah awan) Ah, kau tengok itu, akum au ke Inggris, kasih

salam sama kerajaan disana

Atang

(menunjuk kearah atas) Kalau saya mah mau kesana tuh, Afrika, Mesir, Al-

Azhar

Said

Kalau aku cinta Indonesia, jadi aku lihatnya Indonesia

(meninjuk kearah atas) Tanah Irian Jaya

Dulmajid

Iya id, sama dengan aku, aku cinta Indonesia

Raja

Eh ini bicara dunia

Page 115: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

100

Gambar 24. Shohibul Menara berhasil membetulkan genset rusak (Time Code : 00.59.54 – 01.01.21)

Alif, Raja, Baso, Dulmajid, Said, dan Atang berhasil

membetulkan genset pondok yang rusak, Atang sebagai koordinator

berhasil memimpin rekan-rekannya untuk membetulkan bagian-

bagian yang rusak. Pada scene ini ditunjukkan bahwa para tokoh

utama berhasil menghadapi konflik yang dialami dan menemukan

solusi yang tepat, konflik ditunjukkan pada scene sebelumnya dimana

genset yang sering mati. Di bawah ini terdapat potongan dialog yang

menunjukkan konflik :

INT. Rumah Kyai rais. Day Cast : Atang,Alif,Baso,Dulmajid,Raja,said

Atang

Saya sempat ke ruang generator kemarin, dan ternyata generatornya masih sering mati kyai

Kyai Rais

Tapia da masalh lain nggak, selain masalah

generator ?

Atang

Page 116: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

101

Untuk sementara itu dulu

Kyai Rais

Yakin ya…

Menganggukkan kepala bersama

Kyai Rais

Jadi begini.. kita analogikan sebuah pemerintahan say aini sebagai penguasa disini

atau sebagai otoritas tugas saya adalah Memberikan fasilitas untuk kalian, nah perkara Masalah dinamisasi, pergerakan atau pertumbuhan itu ya datangnya harus dari kalian sendiri, itu yang Namanya pemerintahan yang butten up, dari

bawah keatas, yang diatas ini kewajibanya memberi semua kebutuhan yang dirasakan oleh yang Di bawah, ya… lho kok melongo, masih belum paham

apa, ya ginilah yang yang protes itu siapa

Atang

Saya

Kyai Rais

Yang protes itu biasane seng ngerti to ? Yang ngerti itu tau dong solusinya, itu baru

bener Namanya, ga asal protes aja, gini ya kalua kalian siap untuk dipimpin kalian juga harus

siap untuk memimpin paham ya

Atang,Alif,Baso,Dulmajid,Raja,said

Paham

Page 117: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

102

Gambar 25. Dulmajid berinisiatif agar bisa menonton bulu tangkis di pondok

(Time Code : 01.11.59 - 01.16.41)

Dulmajid adalah seorang santri yang memiliki antusiasme tinggi

terhadap dunia bulu tangkis, pada scene ini diceritakan bahwa para

santri pondok pesantren madani ingin menonton kompetisi Thomas

Cup di televisi tetapi peraturan menghalangi itu semua, kemudian

mereka mempunyai ide dengan cara negosiasi kepada ustadz Thoriq

agar bisa menonton bulu tangkis bersama-sama. Pada scene ini

konflik terjadi antara keinginan santri yang terbentur dengan

peraturan yang ada. Di bawah ini terdapat potongan dialog yang

menjelaskan scene diatas.

INT. Kamar. Day Cast : Alif,Baso,Raja,Dulmajid,Atang,Said

Dulmajid (berteriak)

Said

Page 118: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

103

Oposih jid, malem-malem kok Dulmajid

Tiga hari lagi Piala Thomas, aku ini ndak pernah

ndak nonton

Said

Pasti ramet tuh jid

Dulmajid

Ini tuh musuh bebuyutan yang tanding, Indonesia Vs Malaysia

Said

Wah bener juga tuh jid, dikampungku selalu nonton bareng setiap piala Thomas

Baso

Nah kita bikin nih nonton piala Thomas untuk pondok, aku bisa bayangkan pasti ramai orang yang datang itu, paling tidak orang yang suka bulu

tangkis macam Dulmajid ini pasti datang,

Dulmajid

hebat juga sih so, idemu itu jenius, tapi gimana caranya, sampean-sampean-sampean kan tahu.

Dilarang menonton TV

Page 119: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

104

Gambat 26. Alif mendapat surat dari Amak (Time Code : 01.17.29 – 01.19.36)

Salah satu modal untuk mencari ilmu seperti bersekolah atau

mondok adalah biaya penunjang kegiatan. Ketika pergantian semester

tiba Alif mendapatkan surat dari amaknya di kampung, surat itu berisi

pemberitahuan bahwa amaknya tidak bisa mengirimkan uang untuk

Alif sementara waktu karena panen sedang sulit di kampung. Scene

ini menjadi salah satu konflik batin Alif ketika ingin berlibur tetapi

terkendala oleh biaya, tetapi penyelesaian tiba ketika Atang

mengajaknya berlibur ke Bandung serta menanggung biaya

operasionalnya selama liburan. Gambaran mengenai konflik batin

Alif pada scene ini terdapat pada dialog di bawah ini :

INT. Kamar. Day Cast : Alif,Baso,Said,Atang,Dulmajid,Raja Alif mendapat surat dari amak dikampung, ia membacanya didalam hati

V.O Amak

Page 120: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

105

Amak minta maaf, liburan ini tidak bisa mengirimkan uang untuk kau pulang, panen sedang sulit, amak berharap kau betah

dipondok dulu

Meihat Alif serius membaca sebuah surat, kemudain said mendekat

Said

Kamu gimana lif ? mau ikut atau pulang kampung?

Alif

Enggak kayanya id, aku disini sajo,

indakdo uang

Atang

Taka jak lif, kita liburan sama-sama ke Bandung

Said

Kamu mau jadi penjaga pondok apa ?

Alif

Indak repot tang ?

Atang

Nggaklah, siduruh malah sama mamah saya, hayuk

Page 121: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

106

Gambar 27. Baso dijemput tetangganya dan meminta izin kepada teman – teman untuk meninggalkan Pondok Madani

(Time Code : 01.27.47 - 01.30.05)

Pondok pesantren madani mempunyai agenda rutin berupa pentas

di setiap akhir semester, perwakilan kelas masing-masing

mengirimkan kelompok untuk menampilkan sebuah pertunjukan, tak

terkecuali Alif dan kawan-kawan yang juga akan mementaskan

sebuah pertunjukan. Baso pada event tersebut ditunjuk sebagai kepala

pementasan kelas. Di tengah-tengah persiapan latihan, Baso mendapat

sebuah panggilan tiba-tiba dari tetangganya di kampungnya di Gowa,

Sulawesi Selatan. Baso melalui panggilan tersebut mengetahui jika

neneknya satu-satunya di kampung sedang sakit dan membutuhkan

dirinya untuk pulang kampung dan merawat neneknya, kemudian

Baso kembali ke teman-temanya dan berkata jika harus keluar dari

Pondok Madani, menanggapi hal tersebut teman-temanya terharu dan

mengikhlaskan Baso untuk kembal ke kampung halamanya. Scene ini

menjadi konflik eksternal antara Baso, teman-temanya dengan kondisi

yang ada yang membuat dirinya harus pulang. Baso akhirnya benar-

Page 122: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

107

benar pulang dan kemudian kepala pementasan kelas digantikan oleh

Atang. Gambaran konflik tersebut dapat dilihat pada potongan adegan

di bawah ini :

INT. Kamar Santri. Day Cast : Baso,Alif,Atang,Dulmajid,Raja,Said

Baso

Aku mengerti kekecewaan kalian, kalian pernah bertanya padaku, kenapa aku tidak pernah menerima surat, atau ada keluarga yang

mengunjungiku kan ?

Mengambil sebuah foto didalam lemari didekatnya

Baso

(menunjukkan sebuah foto) Ini satu satunya, yang mengingatkanku bahwa aku

pernah punya orang tua, dan ini juga yang membuat aku berjuang untuk menghafalkan Al-Qur’an, supaya aku bisa memberikan jubah

kemuliaan untuk orang tuaku di akhirat nanti, sekarang aku Cuma punya nenekku, beliau buta

huruf, dan tidak kuat lagi naik kapal dari Gowa ke jawa, sekarang sakit beliau semakin parah, tidak bisa lagi bangkit dari tempat tidurnya,

sudah pasti aku harus pulang kawan

Raja Di luar itu bukanya pamanmu, biar saja dia yang

urus, ngapain kau maesti pulang

Baso

Dia bukan pamanku, tetanggaku, bayangkan dia berhari hari naik kapal dari Gowa ke jawa, sudah pasti aku harus pulang, jangan takut, aku akan jadi orang besar di 107ea rah107ti, pegang itu

janjiku

Page 123: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

108

Gambar 28. Alif membuat sebuah tulisan di bukunya (Time Code : 01.30.15 – 01.32.06)

Alif melihat kearah luar jendela dan meneteskan air mata,

keinginanya sudah bulat untuk meninggalkan Pondok Madani. Scene

ini menjadi titik puncak konflik batin seorang Alif yang berusaha

mewujudkan cita-citanya untuk kuliah di ITB. Di bawah ini terdapat

potongan scene yang menggambarkan puncak konflik batin Alif.

INT. Kantor Syams. Night Cast : Alif, Fahmi Fahmi keluar dari kantor syams, menutup pintu dari luar dan bertanya kepada Alif lewat jendela

Fahmi

Alif kamu ndak balik ke asrama ?

Alif

(Menggelengkan kepala)

Fahmi

Tidur disini ? Yowis aku duluan yo

Page 124: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

109

Gambar 29. Alif beradu argument dengan teman-temanya (Time Code : 01.32.08 – 01.32.38)

Alif mendatangi teman-temanya dan berkata akan meninggalkan

Pondok Madani, Raja merespon pernyataan tersebut sangat emosional

memarahi Alif karena mengira meninggalkan pondok imbas dari

keluarnya Baso. Alif menjelaskan bahwa memang tidak mau masuk

pondok sejak awal. Scene ini ditunjukkan konflik antara Alif dengan

Raja dan teman-temanya. Di bawah ini gambaran tokoh Alif berselisih

dengan teman-temanya.

EXT. Bawah Menara. Day Cast : Alif,Atang,Dulmajid,Raja,Said

Raja (menggedor pintu)

Kau piker shohibul Menara Cuma baso ? sama -sama

kami disini setahun saja terlalu lama ha ?

Alif

Page 125: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

110

Indak ado hubunganya dengan itu

Alif

Aku memang dari awal ndak mau disini

Atang,Dulmajid,Raja,Said

Sabar-Sabar

Gambar 30. Said mendatangi Alif setelah kelas (Time code :1.33.42 – 1.34.45)

Said mendatangi Alif setelah selesai kelas dan menanyakan sejauh

mana keinginanya untuk meninggalkan Pondok Madani. Alif

bersikeras akan meninggalkan pondok dengan mengikuti prinsip Man

Jadda Wa Jadda, Said mengingatkan Alif untuk tidak menyalah arti

dan menyalah gunakan kalimat tersebut. Scene inilah konflik yang

menjadikan titik balik Alif yang pada akhirnya mengurungkan niatnya

untuk meninggalkan pondok. Di bawah ini terdapat potongan scene

yang menggambarkan konflik said dengan Alif.

Page 126: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

111

INT. Ruang kelas. Day Cast : Said, Alif Said memasuki kelas mendatangi Alif

Alif

Gimana lif kabarnya ? jadi ke Bandung ?

Alif (menganggukkan kepala)

Said

Gimana caranya ?

Alif

Aku bisa masuk sebagai murid pindahan, pondok bisa mengurus itu, tinggal menunggu surat dari

amakku

Said

Kalua amakmu ndak setuju gimana ?

Alif

Aku akan tetap pergi pasti ad acara, MAN JADDA WA JADDA

Said

(Menggelengkan kepala)

Alif,lif liat aku, jangan pernah menyalah artikan MAN JADDA WA JADDA

Pergi keluar kelas meninggalkan Alif

Said Oiya, kalua kamu tetap mau pergi, sakkarepmu,

hidup-hidupmu kok

Page 127: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

112

Gambar 31. Alif membaca surat permintaan maaf Amak (Time Code : 01.34.57 – 01.35.20)

Alif duduk di tangga teras usai sholat, membaca sebuah surat dari

amaknya di kampung dan surat itu berisi permintaan maaf amak

kepada Alif karena memaksanya untuk masuk ke pondok pesantren

sedangkan dirinya memiliki keinginan kuat masuk ke ITB, amak baru

menyadari bahwa memaksakan kehendak seorang anak tidaklah baik

bagi si anak itu sendiri. Scene ini menunjukkan resolusi konflik dari

amak dan Alif karena amak sudah menyadari egonya memasukkan

Alif ke pondok pesantren yang tidak sesuai dengan keinginan Alif. Di

bawah ini terdapat potongan scene gambaran kondisi kesedihan Alif

dan surat dari Amak.

Ext. Tangga Serambi Masjid. Day Cast: Alif

V.O Amak

Amak dan Ayah bisa mengerti, mungkin salahku terlalu memaksakan kehendak dulu, amak tidak

melarang sudah kukirim surat kepindahanmu menuju

Page 128: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

113

pondok, satu saja pinta amak, entah itu di Bandung atau dimanapun kau mau belajar,

lakukanlah dengan kesungguhan, amak juga baru menyadari tempat belajar memang penting, tapi

kesungguhan hati lebih penting lagi

Gambar 32. Shohibul Menara berpelukan karena Alif tidak jadi meninggalkan pondok

(Time Code : 01.36.04 – 01.37.04)

Alif memasukkan barang-barangnya ke dalam lemarinya yang

sebelumnya di kemasi. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak jadi

meninggalkan Pondok Madani dan bertekad meneruskan

pendidikanya di Pondok Madani. Scene ini menjadi resolusi dari

semua konflik yang dialami oleh Alif dalam film ini, gambaran

mengenai keputusan Alif yang tidak jadi meninggalkan Pondok

Madani digambarkan pada potongan scene Di bawah ini

Page 129: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

114

INT. Kamar Santri. Day Cast : Alif,Said,Atang,Raja,Dulmajid Alif memasukkan barang-barangnya kedalam lemari

Dulmajid

(mendekati Alif) Ngapain sampean lif ?

Alif

Ambo ndak jadi pulang

Raja

Bukan waktunya bercanda ini

Atang

Jangan main-main lif

Alif

Ambo yakin

Gambar 33. Baso mengurus neneknya yang sakit dan mengajari (Time Code : 01.43.10 – 01.45.10)

Baso setelah memutuskan untuk pulang kekampung halamanya ia

merawat neneknya dirumah serta mengajari ngaji anak-anak kecil

Page 130: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

115

yang ada di sekitar rumahnya. Baso pada scene ini dijelaskan bahwa

mengamalkan ajaran yang telah didapatkan ketika berada di pondok

pesantren. Di bawah ini gambaran adegan Baso mengajari anak-anak

kecil di sekitar rumahnya.

INT. Ruang Tengah. Night Cast : Baso dan anak-anak Baso mengajari ngaji anak-anak kecil di sekitar rumahnya

Baso Ayo kita mulai pengajian ini

3. Babak Penutupan

Tahap penutupan dalam film ini digambarkan bahwa Shohibul

Menara sudah sukses dengan cita-citanya masing-masing, Alif dengan

cita-citanya sebagai jurnalis di Inggris, juga Raja dan Atang yang

sama-sama berada di Inggris, sedangkan Baso berada di Jakarta

bersama Dulmajid. Pada tahap ini tidak terdapat konflik yang terjadi,

tetapi menunjukkan bahwa cita-cita atau tujuan yang telah dicapai

oleh masing-masing konflik.

Page 131: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

116

Gambar 34. Alif mengikuti workshop jurnalis

(Time Code : 01.48.47 – 01.49.27)

Alif sedang mengikuti seminar jurnalistik, di tengah-tengah

workshop berlangsung Amak menelfon dan bertanya tentang

kabarnya di Inggris. Scene ini di tunjukkan bahwa Alif telah sukses

mengejar mimpinya sebagai jurnalis yang hebat di luar negeri.

Gambar 35. Alif bertemu dengan Raja dan Atang

(Time Code : 01.49.35 – 01.50.27)

Alif, Atang, dan Raja bertemu di Inggris, mereka bertanya kabar

masing-masing, dan menelpon Baso yang berada di Jakarta, pada

Page 132: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

117

scene ini ditunjukkan bahwa mereka sukses megejar cita-citanya

masing-masing untuk pergi ke salah satu menara yang ada di luar

negeri.

Gambar 36. Baso mendapat telepon dari Alif yang berada di Inggis (Time Code : 01.50.29 -01.51.14)

Di saat yang sama Baso mendapat telepon dari Alif, Atang, dan

Raja yang berada di Inggris, mereka saling bertukar kabar. Scene ini

ditunjukkan bahwa anggota Sohibul Menara yang berada di Indonesia

juga sukses sesuai dengan cita-citanya.

Babak penutupan dalam film ini ditunjukkan masing-masing dari

Shohibul Menara telah sukses dengan tujuanya masing. Alif menjadi

tokoh yang paling disorot dan dijadikan point of view sepanjang film

ini. Alif sukses mengejar cita-citanya sebagai jurnalis di Inggris, tetapi

hal lain yang dapat ditangkap dari penyajian penceritaan tokoh Alif

adalah bahwa ia yang awalnya memiliki keinginan kuat untuk masuk

Page 133: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

118

ke ITB karena termotivasi menjadi seperti B.J Habibie yang ahli

dalam bidang teknik sesuai keinginanya, kemudian beralih kepada

Buya Hamka yang ahli pada bidang jurnalistik dan tasawuf sesuai

keinginan orang tua.

Page 134: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

119

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akhir penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan struktur naratif

pada film Negeri 5 Menara berdasarkan karakter utama dibentuk oleh

struktur tiga babak dengan karakter utama terikat konflik pada setiap

babaknya. Babak pertama menceritakan latar belakang Alif sebelum masuk

pondok pesantren, dimana berawal ketika Alif telah lulus SMA dan akan

melanjutkan di perguruan tinggi negeri Institut Teknologi Bandung (ITB)

karena ingin menjadi seperti idolanya B.J Habibe, pada babak ini konflik

disebabkan ketika orang tuanya memasukkan ke pondok pesantren.

Babak ke dua berisi kehidupan Alif dan lima temannya yang disebut

shohibul menara selama di pondok pesantren mendapat berbagai konflik

yang menyebabkan struktur cerita di film ini menjadi menarik dan mudah

dipahami. Babak ke tiga merupakan bagian akhir dari film ini, tentang

kehidupan Alif dan kelima temanya ketika setelah selesai dari pondok

pesantren dan berhasil mewujudkan masing-masing cita-citanya. Babak ini

tidak terdapat konflik, melainkan hanya berisi tujuan akhir yang tercapai dari

tokoh utama.

Analisis penerapan struktur naratif pada film Negeri 5 Menara

berdasarkan konflik tokoh utama ini dapat disimpulkan bahwa tokoh utama

mempunyai peranan penting sebagai pengembang cerita dengan konflik yang

Page 135: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

120

dialami. Tokoh utama pada film ini terletak pada tokoh Alif yang menjadi

tokoh sentral dimana ia dihadapkan dengan dua pilihan berat antara

mengikuti ambisinya atau patuh terhadap orang tuanya, baik Alif maupun

orang tuanya memiliki bayangan masing-masing tentang masa depan, dimana

Alif mengidolakan seorang B.J Habibie yang ahli pada bidang teknik

sedangkan Amaknya mengidolakan Buya Hamka yang ahli pada bidang

dakwah dan tasawuf. Karakter tokoh Alif sendiri divisualisasikan sebagai

tokoh yang kurang memiliki prinsip kuat untuk mengejar cita-citanya karena

tidak ada pengantar cerita yang kuat penyebab keinginanya masuk ke ITB,

hanya saja diawal film diceritakan bahwa Alif dan sahabatnya Randai sama-

sama menginginkan masuk ke ITB, dan di bagian tengah film divisualkan

justru hanya Randai yang sukses masuk ITB, jadi dapat disimpulkan bahwa

tokoh Alif pada film ini hanya sekedar mengikuti sahabatnya Randai karena

tidak memiliki motivlain yang mennasi khusus yang mendorong dirinya

masuk ke ITB.

Alif ditunjukkan sebagai karakter yang taat terhadap orang tuanya yaitu

ketika Alif mengikuti keinginanya masuk ke pondok pesantren. Alif

mengikuti ekstrakulikuler jurnalistik yang identik dengan menulis dan

merangkai sebuah informasi yang didapatkan, hal tersebut sesuai dengan

tokoh idola Amaknya yaitu Buya Hamka.

Page 136: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

121

B. Saran

Penelitian ini turut memberikan saran, bahwa sebuah film drama dengan

tokoh utama sebagai pelaku cerita dengan konflik yang dialami harus

memiliki motivasi yang kuat dan logika penceritaan yang dapat dipahami

sehingga memudahkan pentonton menerima cerita yang disajikan dan dapat

di pertanggungjawabakan secara logis. Hal lain yang dapat dirasakan pada

film ini adalah sebuah pesan tersirat tentang adab seorang anak terhadap

orang tua, meskipun seorang anak mempunyai idelaisme diri dengan apa yang

menurutnya baik, tetapi orang tua memiliki pandangan dan harapan lebih

terhadap masa depan anaknya kelak. Harapan dengan hadirnya film ini

diharapkan dijadikan contoh munculnya film drama inspirasi anak muda

lainya. Karena di zaman ini film yang mendidik sangat dibutuhkan di tengah

munculnya konten digital yang banyak tidak mendidik dan berimbas terhadap

generasi penerus bangsa khususnya anak muda.

Page 137: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

122

DAFTAR ACUAN

Buku

Aminudin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung : Sinar Baru.

Araya Dewi Anggraeni. 2018. Karakter Tokoh Utama Film Di Timur

Matahari Melalui Metode Langsung (Telling). Karya Tugas

Akhir Institut Seni Indonesia Surakarta.

Asrul Sani, 1992. Cara Menilai Sebuah Film, Jakarta : Yayasan Citra.

Elizabeth Lutters, 2004. Kunci Sukses Menulis Skenario. Jakarta : PT

Grasindo.

Himawan Pratista, 2008. Memahami Film. Homerian Pustaka : Yogyakarta.

Imam Gunawan, 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik :

Bumi Aksara.

Kamus Besar Bahasa Indonesia,2000. Departemen Pendidikan Nasional,

(Balai Pustaka).

Lexy J. Moleong, 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT

Remaja.

M.Hadi Saputro. 2019. Nilai-Nilai Pendidikan Moral Dalam Film Negeri 5

Menara Perspektif Pendidikan Islam. Karya Tugas Akhir

Institut Seni Indonesia Surakarta.

Prof. Dr. Sugiyono, 2012. Memahami Penelitian Kulaitatif. Bandung.

Alfabeta. Rosdakarya

Sugiyono, 2016. Memehami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Winda Setya Maharani. 2019. Pembangunan Konflik Melalui Struktur

Naratif Dalam Film RUDHY HABIBIE. Karya Tugas Akhir

Institut Seni Indonesia Surakarta.

Page 138: PENERAPAN STRUKTUR NARATIF PADA FILM

123

Internet

Poster film Negeri 5 Menara (http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-n013-12-793847_negeri-5-menara#.YSDT2i8RoWo diunduh pada 21 Agustus 2021 pukul 17.37) Skripsi

Anggraeni, Dewi. 2018. Karakter Tokoh Utama Film Di Timur Matahari Melalui Metode Langsung (Telling). Tidak diterbitkan. Institut Seni Indonesia Surakarta : Surakarta.

Maharani, Windi Setya. 2019. Pembangunan Konflik Melalui Struktur Naratif Dalam Film RUDHY HABIBIE. Tidak diterbitkan. Institut Seni Indonesia Surakarta : Surakarta.

Saputro, M.Hadi. 2019. Nilai-Nilai Pendidikan Moral Dalam Film Negeri 5 Menara Perspektif Pendidikan Islam. Tidak diterbitkan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya : Surabaya.

Agustina, Meria. 2016. Analisis Struktur Naratif Dalam Membangun Biografi Soekarno Pada Film Soekarno. Tidak diterbitkan. Universitas Jember : Jember.