Paradigma naratif

37
Paradigma Naratif Walter Fisher Arum Martikasari 071146004 Vita Monica 071148013 Ninah Aris 071148011

description

kita, manusia, adalah makhluk pencerita (homo narrans)

Transcript of Paradigma naratif

Page 1: Paradigma naratif

Paradigma NaratifWalter Fisher

Arum Martikasari

071146004

Vita Monica071148013

Ninah Aris071148011

Page 2: Paradigma naratif

Core dari teori ini adalah komunikasi kepada publik – khalayak sebagi partisipan.

Page 3: Paradigma naratif

Paradigma naratif (Narrative Paradigm) mengemukakan keyakinan bahwa manusia adalah seorang pencerita (homo narrans) dan bahwa pertimbangan akan nilai, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita.

Page 4: Paradigma naratif

Kisah seseorang akan efektif jika sesuai dengan nilai-nilai yang dianut oleh pendengarnya.

Page 5: Paradigma naratif

Kita cenderung dapat lebih terbujuk oleh sebuah cerita yang bagus ketimbang oleh

sebuah argumen yang baik.

Page 6: Paradigma naratif

Fisher menyatakan bahwa esensi dari

sifat dasar manusia adalah menceritakan

kisah.

Page 7: Paradigma naratif

Pergeseran ParadigmaPergeseran paradigma adalah perubahan

signifikan dalam cara kebanyakan orang melihat dunia dan maknanya.

Pergeseran terjadi dari paradigma dunia rasional (sistem logika) ke arah paradigma naratif.

Fisher berusaha memperlihatkan paradigma naratif sebagai

penggabungan logika dan estetika.

Page 8: Paradigma naratif

Asumsi paradigma naratif

#1 Manusia pada dasarnya adalah makhluk pencerita

(homo narrans)

Page 9: Paradigma naratif
Page 10: Paradigma naratif

#2 Keputusan mengenai harga dari sebuah cerita didasarkan pada “pertimbangan yang sehat”.

Page 11: Paradigma naratif
Page 12: Paradigma naratif

#3 Pertimbangan yang sehat ditentukan oleh sejarah, biografi, budaya, dan karakter.

Page 13: Paradigma naratif
Page 14: Paradigma naratif

#4 Rasionalitas didasarkan pada penilaian orang mengenai konsistensi dan kebenaran sebuah cerita.

Page 15: Paradigma naratif
Page 16: Paradigma naratif

#5 Kita mengalami dunia sebagai dunia yang diisi dengan cerita, dan kita harus memilih dari cerita yang ada.

Page 17: Paradigma naratif
Page 18: Paradigma naratif
Page 19: Paradigma naratif

Konsep kunci dalam pendekatan

naratif

narasi Rasionalitas naratif

Page 20: Paradigma naratif

Narasi: sebuah deskripsi yang oleh pendengar diberi makna

“Semua komunikasi adalah naratif…semua kehidupan disusun dari cerita-cerita atau naratif” (Fisher, 1987).

Page 21: Paradigma naratif

Rasionalitas Naratif

adalah sebuah metode–standart untuk menilai cerita mana yang dipercayai dan mana yang diabaikan.

Page 22: Paradigma naratif

Elemen-elemen Rasionalitas Naratif

Page 23: Paradigma naratif

Koherensi (coherence)

• Koherensi adalah prinsip rasionalitas naratif yang menilai konsitensi internal dari sebuah cerita.

• Naratif memiliki koherensi ketika semua potongan dari cerita ada.

Page 24: Paradigma naratif

Koherensi adalah standar dari pemahaman yang diterapkan pada naratif

tertentu.

Page 25: Paradigma naratif

Proses pemahaman ini biasanya dicapai

ketika ada konsistensi internal dari sebuah narasi.

Page 26: Paradigma naratif

Koherensi struktural – suatu jenis koherensi yang merujuk pada aliran cerita.

Page 27: Paradigma naratif

Koherensi material – jenis koherensi yang merujuk pada kongruensi antara satu cerita dan

cerita lainnya yang berkaitan.

Page 28: Paradigma naratif

Koherensi karakterologis – jenis koherensi yang merujuk pada

dipercayanya karakter-karakter di dalam cerita.

Page 29: Paradigma naratif

Kebenaran (fidelity)

Kebenaran

adalah prinsip

rasionalitas

naratif yang

menilai

kredibilitas dari

sebuah cerita.

Page 30: Paradigma naratif

Elemen-elemen cerita

merepresentasikan

kebenaran

(Fisher, 1987)

pernyataan-

pernyataan

akurat

mengenai

realitas sosial

Page 31: Paradigma naratif

Logika dari Good Reason

Good reason–pertimbangan yang sehat, adalah seperangkat nilai untuk menerima suatu cerita sebagai benar dan berharga untuk diterima; memberikan suatu metode untuk menilai kebenaran.

Page 32: Paradigma naratif

Logic of good

reason

accept

reject

The values to choose

Page 33: Paradigma naratif

Apapun yang mendorong seseorang untuk percaya sebuah naratif tergantung pada

nilai atau konsepsi yang baik.

Page 34: Paradigma naratif

5 pertanyaan yang membentuklogika alasan

1. Apakah pertanyaan-pertanyaan diklaim faktual di dalam sebuah naratif benar-benar faktual?

2. Apakah ada fakta-fakta relevan yang telah dihapuskan dari naratif atau didistorsi dalam penyampaiannya?

3. Pola-pola pertimbangan apa yang ada di dalam naratif?4. Seberapa relevan argumen-argumen di dalam cerita

dengan keputusan apa pun yang mungkin akan dibuat oleh pendengar?

5. Seberapa baik naratif ini menjawab isu-isu penting dan signifikan dari kasus ini?

Page 35: Paradigma naratif

5 pertanyaan yang mengubah logika alasan menjadi logika good reason

1. Nilai implisit dan eksplisit apakah yang terkandung di dalam naratif?

2. Apakah nilai-nilai ini sesuai dengan keputusan yang relevan dengan naratif itu?

3. Apakah dampak dari mengikuti nilai-nilai yang tertanam dalam naratif tersebut?

4. Apakah nilai-nilai tersebut dapat dikonfirmasi atau divalidasi dalam pengalaman yang dijalani?

5. Apakah nilai-nilai dari naratif merupakan dasar bagi perilaku manusia yang ideal?

Page 36: Paradigma naratif

Kritik & Penutup

• Paradigma naratif terlalu luas (berfokus pada klaim Fisher bahwa semua komunikasi adalah naratif.

• Teori ini dianggap kurang berguna karena sesuatu hal yang disebut dengan “bias konservatif”.

• Dinilai gagal untuk konsisten dengan beberapa klaim yang dibuat oleh Fisher.

• Namun paradigma ini juga ternyata dinilai telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam kajian mengenai komunikasi manusia. Pertama, ide mengenai orang sebagai pencerita telah terbukti menarik dan heuristik. Fisher telah memberikan sebuah paradigma baru untuk memahami sifat dasar manusia, tepat terletak di dalam wilayah simbolik dari komunikasi.

Page 37: Paradigma naratif