ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

165
ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN KH. HASYIM ASY’ARI DALAM FILM SANG KIAI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: ANGGA FIRMANSYAH NIM. 11160510000155 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1443 H / 2021 M

Transcript of ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

Page 1: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

KH. HASYIM ASY’ARI DALAM FILM SANG KIAI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

ANGGA FIRMANSYAH

NIM. 11160510000155

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1443 H / 2021 M

Page 2: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

i

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Angga Firmansyah

NIM : 11160510000155

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS

NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN KH. HASYIM

ASY’ARI DALAM FILM SANG KIAI adalah benar merupakan

karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam

penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan

karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi.

Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan

peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini

sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang

lain.

Demikian pernyataan dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Jakarta,

Angga Firmansyah

NIM. 11160510000155

Page 3: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

KH. HASYIM ASY’ARI DALAM FILM SANG KIAI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Angga Firmansyah

NIM. 11160510000155

Dosen Pembimbing,

Dr. H. M. Yakub, M.A.

NIP. 196210181993031002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1443 H/2021 M

Page 4: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul “ANALISIS NARATIF KARAKTER

KEPEMIMPINAN KH HASYIM ASY’ARI DALAM FILM

SANG KIAI” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada 3 Mei 2021. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial (S. Sos)

pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Jakarta, 3 Mei 2021

Tim Sidang Munaqasyah Tanggal Tanda Tangan

Ketua/ Penguji

Dr. Armawati Arbi, M.Si …… ……………...

NIP. 196502071991032002

Sekretaris

Dr. H. Edi Amin, S.Ag, MA …… ……………...

NIP. 197609082009011010

Penguji I

Dr. Roudhonah M, Ag …… ……………...

NIP. 195809101987032001

Penguji II

Burhanuddin, MA …… ……………...

NIP. 196005091988031001

Pembimbing

Dr. H. M. Yakub, M.A …… ……………...

NIP. 196210181993031002

Page 5: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

iv

ABSTRAK

Angga Firmansyah

11160510000155

Analisis Naratif Karakter Kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari

Dalam Film Sang Kiai

Film Sang Kiai merupakan film yang dibuat oleh sutradara

pengalaman Rako Prijanto. Film ini mengangkat kisah perjalanan

seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yaitu KH Hasyim Asy’ari

dalam melawan penjajahan Jepang. Film yang dilatar belakangi unsur

religi terutama Islam membuat film Sang Kiai berporos pada

perjuangan seorang pemuka agama untuk meraih kemerdekaan bagi

Indonesia. Selain dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme

dan kecintaan generasi muda terhadap sejarah, Film Sang Kiai

menyimpan sebuah pembelajaran sebagai seorang pemimpin yang

memiliki karakter kepemimpinan Islam. Hal tersebut terdapat dalam

banyak adegan dan dialog yang terdapat dalam film Sang Kiai.

Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk menjawab pertanyaan bagaimana fungsi pelaku

dinarasikan dalam film Sang Kiai menurut teori Vladimir Propp,

bagaimana karakter oposisi berlawanan dalam film Sang Kiai menurut

teori Vladimir Propp, bagaimana karakter tokoh dinarasikan dalam film

Sang Kiai menurut teori Vladimir Propp, dan penggambaran karakter

kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari dalam film Sang Kiai.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan

metode penelitian analisis naratif Vladimir Propp yang

mendeskripsikan penggambaran 31 fungsi karakter, mengetahui

karakter oposisi berlawanan, dan karakter dalam film. Teknik

pengumpulan data, penulis menonton original film Sang Kiai serta

melakukan wawancara dengan executive produser rapi films yaitu Sunil

Samtani dan Sutradara film Sang Kiai yaitu Rako Prijanto.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu fungsi pelaku

sebanyak 16 fungsi pelaku kepemimpinan dari 31 fungsi pelaku. Untuk

karakter oposisi berlawanan mengikuti pola narasi modern yang

menggambarkan karakter kebaikan dan kejahatan berdasarkan karakter

yang dinarasikan dalam film, dan dalam tujuh fungsi karakter hanya

ada 5 karakter dalam film Sang Kiai. Selain film ini memiliki nilai

nasionalisme, film ini juga memiliki nilai perjuangan kaum agamis

dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.

Kata Kunci: Film Sang Kiai, Kepemimpinan, Karakter, Narasi,

Vladimir Propp.

Page 6: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi

Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya dalam kehidupan umat manusia. Atas rahmat dan karunia-

Nya jugalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Analisis Naratif Karakter Kepemimpinan KH. Hasyim

Asy’ari Dalam Film Sang Kiai”. Shalawat serta salam juga tak

lupa selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Dalam penelitian ini, penulis menyadari masih jauh dari

kata sempurna. Namun tidak menghilangkan rasa terima kasih

kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penelitian skripsi

ini baik secara moril maupun materiil. Dengan demikian penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, sebagai Rektor Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Suparto, M.Ed., Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, selaku Wakil

Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag.

sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta

Cecep Sastrawijaya, M.A. selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan.

3. Dr. Armawati Arbi, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam, dan Dr. Edi Amin, M.A selaku

sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Page 7: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

vi

4. Dra. Rochimah Imawati, M.Psi, sebagai dosen pembimbing

akademik yang telah membantu penulis dalam memberikan

arahan dalam proses penyesunan skripsi ini.

5. Dr. H. M. Yakub, M.A., sebagai dosen pembimbing

penelitian skripsi yang senantiasa membimbing,

mengarahkan, dan memberikan dukungan penuh selama

proses penelitian.

6. Seluruh jajaran dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih

sebesar-besarnya atas ilmu yang telah diberikan.

7. Pimpinan staf Perpustakaan Utama dan staf Perpustakaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

memberikan pelayanan dalam meminjam literatur untuk

penelitian skripsi ini.

8. Pimpinan serta jajaran staf Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, khususnya staf tata usaha Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu dan

mengarahkan penulis baik segi regulasi atau administrasi.

9. Sunil Samtani sebagai Executive Producer Rapi Films dan

Rako Prijanto sebagai Produser film Sang Kiai, selaku

narasumber penelitian skripsi yang telah memudahkan penulis

untuk mendapatkan data-data penelitian skripsi.

10. Kedua orang tua saya, Ayahanda Sadiran dan Ibunda Sumini,

terima kasih atas do’a, dukungan, dan kasih sayang yang tiada

Page 8: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

vii

terhingga dan tak terhitung banyaknya yang selalu diberikan

kepada penulis semasa hidupnya.

11. Adik-adik, Lulut Priyo Anggito dan Lathif Maliki Anggoro,

terima kasih telah menghibur dan memotivasi penulis selama

penulis menyusun penelitian skripsi ini.

12. Partner saya Vera Difa Az zahro, yang telah menemani,

mendukung, dan memberi semangat kepada penulis baik

dalam suka maupun duka, yang selalu menjadi penghibur saat

penulis menemui kesulitan.

13. Andi Ahmad Jayadi, M Ilham Shobirin, Dewa Ruci, Rahman

Aulia yang telah menjadi sahabat dan pendengar keluh kesah

penulis, memberikan dukungan, dan menemani hari-hari

penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

14. Felly Agriaka, M Zainul Mafakhir, Risma Febby Hambekti,

Diki Mujianto, M Ihsan Amrulloh, Toby Febiyanto, Marjan

Mardyansyah, M Ropi, Alvian Salafin, Andriyansyah, Zul

Asy’ari, yang telah memberikan banyak dukungan dari masa

awal perkuliahan dengan pelajaran hidup kepada penulis.

Serta telah menjadi teman penulis dikala berkuliah hingga

dalam tahap penulisan skripsi ini.

15. Teman-teman FIDIKOM dan KPI angkatan 2016 khususnya

KPI C, yang telah berjuang bersama dan memberikan banyak

pelajaran kepada penulis, terima kasih atas segala bantuan

dan dorongannya semasa kuliah, semoga sukses selalu.

16. Dedi Fahrudin, M.Ikom, dan keluarga besar DNK TV,

khususnya untuk angkatan 7, yang telah memberikan banyak

Page 9: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

viii

pengalaman, kekeluargaan dan pelajaran tentang media

pertelevisian.

17. Teman-teman KKN TEKAD 091 yang telah menemani

penulis selama sebulan dalam menjalani pengalaman baru

yang sangat berarti untuk kehidupan di masa yang

mendatang.

18. Seluruh pihak yang telah membantu penulis baik dari masa

perkuliahan hingga pengerjaan penelitian skripsi ini selesai,

yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah

SWT membalas seluruh kebaikan kalian semua. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh

dari kata sempurna, baik dari segi keterbatasan pengetahuan

maupun pengalaman yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan

kesempurnaan penelitian ini, sehingga pada akhirnya skripsi ini

dapat memberi manfaat dan dapat dikembangkan lebih lanjut

lagi. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 3 Mei 2021

Angga Firmansyah

NIM. 11160510000155

Page 10: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

ix

DAFTAR ISI

Contents

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................ ii

ABSTRAK .................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................... ix

DAFTAR TABEL ..................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................... 10

C. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................ 10

1. Batasan Masalah ........................................................... 10

2. Rumusan Masalah ........................................................ 11

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 11

1. Tujuan Penelitian .......................................................... 11

2. Manfaat Penelitian ........................................................ 12

E. Metodologi Penelitian ...................................................... 13

1. Paradigma Penelitian .................................................... 13

2. Pendekatan Penelitian ................................................... 14

3. Metode Penelitian ......................................................... 14

4. Subjek dan Objek Penelitian ........................................ 16

5. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 16

6. Teknik Analisis Data .................................................... 18

F. Tinjauan Pustaka .............................................................. 19

G. Sistematika Penulisan ...................................................... 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................... 22

A. Definisi Film .................................................................... 22

Page 11: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

x

1. Pengertian Film ............................................................ 22

2. Sejarah Film ................................................................. 23

3. Struktur Film ................................................................ 25

B. Analisis Naratif ................................................................ 28

1. Pengertian Narasi ......................................................... 28

2. Analisis Narasi Vladimir Propp ................................... 33

C. Definisi Karakter .............................................................. 39

D. Definisi Kepemimpinan ................................................... 40

BAB III GAMBARAN UMUM ............................................... 52

A. Latar Belakang Pembuatan Film Sang Kiai ..................... 52

B. Sinopsis Film Sang Kiai ................................................... 55

C. Tim Produksi Film Sang Kiai .......................................... 57

D. Sutradara dan Penulis Naskah Film Sang Kiai ................ 59

E. Tokoh Pemeran Film Sang Kiai ....................................... 62

F. Kelebihan Film Sang Kiai ................................................ 68

BAB IV DATA DAN HASIL TEMUAN ................................ 70

A. Analisis Fungsi Karakter Dalam Film Sang Kiai ............. 70

B. Karakter dan Oposisi Berlawanan dalam Film Sang Kiai 93

C. Karakter Tokoh dalam Film Kiai ..................................... 94

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN ...................................... 96

A. Narasi Fungsi Film Sang Kiai .......................................... 96

B. Berbagai Karakter Oposisi ............................................. 105

C. Berbagai Karakter Tokoh ............................................... 111

D. Karakter Kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari dalam film

Sang Kiai ............................................................................... 114

BAB VI PENUTUP ................................................................. 128

A. Kesimpulan .................................................................... 128

B. Saran ............................................................................... 129

Page 12: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

xi

DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 132

LAMPIRAN ............................................................................. 138

Page 13: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Propp ............................................................. 37

Tabel 4.1 Situasi Awal ............................................................... 72

Tabel 4.2 Ketidakhadiran ......................................................... .73

Tabel 4.3 Pelarangan .................................................................. 74

Tabel 4.4 Kekerasan .................................................................. 77

Tabel 4.5 Pemindahan Ruang ................................................... 79

Tabel 4.6 Tipu Daya ................................................................... 80

Tabel 4.7 Tugas Berat ............................................................... 82

Tabel 4.8 Keterlibatan ............................................................... 84

Tabel 4.9 Kejahatan .................................................................. 85

Tabel 4.10 Mediasi .................................................................... 86

Tabel 4.11 Fungsi Pertama Seorang Penolong ......................... 87

Tabel 4.12 Reaksi dari Pahlawan .............................................. 89

Tabel 4.13 Tindak Balasan ........................................................ 90

Tabel 4.14 Kemenangan ............................................................ 90

Tabel 4.15 Kedatangan Tidak Dikenal ...................................... 91

Tabel 4.16 Solusi ........................................................................ 92

Tabel 4.17 Karakter dan Oposisi Berlawanan film Sang Kiai ... 95

Tabel 5.1 Tabel Karakter Oposisi ............................................ 110

Tabel 5.2 Tabel Temuan Penelitian ........................................ 127

Page 14: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Poster Film Sang Kiai .......................................... 55

Gambar 3.2 Rako Prijanto ......................................................... 59

Gambar 3.3 Anggoro Saronto ................................................... 61

Gambar 3.4 Ikranagara .............................................................. 62

Gambar 3.5 Christine Hakim .................................................... 63

Gambar 3.6 Adipati Dolken ...................................................... 65

Gambar 3.7 Agus Kuncoro ........................................................ 66

Gambar 3.8 Meriza F Batubara ................................................. 67

Gambar 4.1 Menit 00.00.15-00.02.48 ....................................... 71

Gambar 4.2 Menit 00.12.06-00.17.50 ....................................... 73

Gambar 4. 3 Menit 00.21.06-00.24.00 ...................................... 74

Gambar 4. 4 ............................................................................... 77

Gambar 4.5 Menit 00.35.06-00.39.20 ........................................ 77

Gambar 4.6 Menit 00.40.55-00.42.15 ....................................... 79

Gambar 4.7 Menit 00.47.27-00.48.32 ....................................... 80

Gambar 4.8 Menit 01.13.34-01.13.50 ....................................... 80

Gambar 4.9 Menit 00.49.12-00.50.02 ....................................... 82

Gambar 4.10 Menit 01.12.40-01.13.30 ..................................... 82

Gambar 4.11 Menit 00.54.10-00.54.40 ..................................... 83

Gambar 4.12 Menit 00.56.47-00.57.53 ..................................... 85

Gambar 4.13 Menit 01.13.54-01.14.58 ..................................... 85

Gambar 4.14 Menit 01.16.49-01.19.05 ..................................... 87

Gambar 4.15 Menit 01.19.06-01.22.24 ..................................... 89

Page 15: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

xiv

Gambar 4.16 Menit 01.22.25-01.24.32 ..................................... 89

Gambar 4.17 Menit 01.24.34-01.25.40 ..................................... 90

Gambar 4.18 Menit 01.26.37-01.26.50 ..................................... 91

Gambar 4.19 Menit 01.26.53-01.28.36 ..................................... 92

Page 16: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era informasi saat ini, media massa adalah

sebuah media yang saat ini tidak akan bisa di pisahkan lagi

dengan manusia. kebutuhan akan adanya informasi seakan

menjadi kebutuhan pokok bagi manusia saat ini. Karena

sebagai makhluk sosial, manusia menggunakan informasi

sebagai alat berinteraksi dengan manusia lain.

Media massa, atau disebut pula media jurnalistik,

merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa.

Sebab, komunikasi massa sendiri, secara sederhana berarti

kegiatan komunikasi yang menggunakan media. Menurut

Bittner, sebagaimana dikutip oleh Asep Saeful Muhtadi,

menyatakan bahwa sebuah komunikasi massa dapat dipahami

sebagai suatu komunikasi yang dilakukan melalui media

kepada sejumlah orang yang tersebar di tempat-tempat yang

tidak di tentukan. Jadi, media massa menurutnya adalah suatu

alat transmisi informasi, seperti koran, majalah, buku, radio,

dan televisi atau suatu kombinasi bentuk bentuk media

tersebut.1

Dalam pandangan konstruksionis, media bukanlah

sekedar saluran bebas, ia menjadi subjek yang

1 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori Dan Praktek,

(Jakarta: Pt. Logos Wacana Ilmu, 1999), hal.73

Page 17: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

2

mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias,

dan pemihakannya. Di sini media dipandang sebagai agen

konstruksi sosial yang mendenifisikan realitas. Menurut

Burhan Bungin, proses kelahiran konstruksi media

berlangsung dengan melalui dengan melalui tahap-tahap (1)

keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Artinya,

media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk

dijadikan sebagai mesin penciptaan uang/pelipatgandaan

modal. (2) keberpihakan semu kepada masyarakat. Artinya,

bersikap seolah-olah simpati, empati, dan berbagaipartisipasi

kepada masyarakat. (3) keberpihakan kepada kepentingan

umum. Artinya sebenarnya adalah visi setiap media massa.

Tahap berikut sebaran konstruksi, di mana pemberitaan

(penceritaan) telah sampai pada pembaca dan pemirsanya

(penonton), yaitu terjadi pembentukan konstruksi di

masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung generic.

Pertama, konstruksi realitas pembenaran. kedua, kesediaan

dikonstruksi oleh media massa. ketiga, sebagai pilihan

konsumtif.2

Namun, penyampaian informasi tidak hanya melalui

media-media seperti yang disebutkan diatas. Film yang

selama ini masih dianggap sebagai media hiburan oleh

masyarakat luas, sebenarnya adalah salah satu media yang

digunakan juga sebagai penyedia informasi kepada khalayak

luas. Film merupakan sebuah karya dan produk yang inovatif

2 Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan

Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta:

Kencana,2006),h.191

Page 18: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

3

dari sebuah media. Film mengandung nilai edukasi,

informasi, persuasi dan hiburan yang bermakna untuk para

khalayaknya. Film juga menjadi sarana dalam penyampaian

pesan dan divisualisasikan dalam alur cerita berupa adegan-

adegan dalam narasi.

Film sebagai karya seni lahir dari dari proses

kreatifitas yang menuntut kebebasan beraktivitas merupakan

salah satu media massa yang mengandung pesan sosial

didalamnya. Itu dikarenakan film adalah sebuah gabungan

pemikiran dan kenyataan sosial yang dirasakan oleh

seseorang dan dituangkan pada sebuah gambar audio visual

dalam bentuk cerita. Pesan sosial yang terdapat dalam film

dapat merubah perilaku, cara pikir, style (gaya), hingga cara

berbicara seseorang. Film bisa disebut sebagai sinema atau

gambar hidup yang mana dapat diartikan sebagai karya seni,

bentuk popular dari hiburan juga produksi industri atau

barang bisnis.3

Sadar akan kemampuan potensi media film dalam

kontruksi pesan, akhir-akhir ini dalam 10 tahun di Indonesia

muncul banyak film yang bernuansa dakwah atau paling tidak

film tersebut bergenre Islami. Pesan dakwah merupakan

pesan agama yang universal. Hal ini sejalan dengan

3 Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional Tinjauan dan Restrospeksi,

(Jakarta: Panitia hari Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010`),

hal.73

Page 19: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

4

pemahaman bahwa dakwah merupakan proses yang berjalan

(makro proses) dan holistic.4

Pesan dakwah yang terdapat di film sangat beragam,

salah satunya adalah pesan bagaimana menjadi seorang

pemimpin dan memiliki jiwa kepimpinan sesuai ajaran Islam.

Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah SWT

ke bumi ini sebagai khalifah (pemimpin), oleh sebab itu

manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin yang

merupakan peran sentral dalam setiap kegiatan.

Kepemimpinan didefinisikan sebagai kekuatan

untuk menggerakan dan memengaruhi orang. Kepemimpinan

sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk

orang agar bersedia melakukan sesuatu secara

sukarela/sukacita. Berdasarkan definisi kepemimpinan diatas,

dapat dipahami bahwa kepimpinan pada prakteknya

dilakukan dalam sebuah kelompok baik dalam skala kecil

seperti organisasi maupun skala besar seperti negara.5

Dalam pandangan Islam kehadiran seorang

pemimpin sangatlah penting. Dengan adanya pemimpin

tujuan hidup umat Islam menjadi jelas terarah. Oleh karena

itu Islam mewajibkan kepada umatnya untuk memilih

pemimpin. Argumentasi yang di kemukakan adalah

pengangkatan imam itu merupakan usaha untuk menolak

4 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in

Indonesia: South Sulawesi Muslim Perceptions of Global Development

Program (Jakarta: INIS, 2004), hal.80-81 5 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan perilaku Organisasi, (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal.3

Page 20: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

5

kejahatan, dan kejahatan itu tidak mungkin tertolak tanpa

adanya imam.6

Umat Islam dalam menentukan seorang pemimpin

sudah memiliki figur dan pelaku yang pantas untuk di

teladani. Dalam Islam figur pemimpin yang sangat ideal dan

patut di teladani ialah Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana

Allah SWT berfirman :

فيرلقد وةحسنةكانلكم أس جواسولٱلل ل منكانير

أ مٱل يو وٱل كثير ٱلل ٢١ اخروذكرٱلل

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri)

Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi

orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS. Al-Ahzab ayat

[33]: 21

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Rasullah SAW

adalah manusia yang sempurna dan memiliki akhlak yang

mulia. Sehingga tidak diragukan jika Rasullah SAW dijadikan

panutan sebagai suri taudalan termasuk dalam hal menjadi

seorang pemimpin dan memimpin umat.

Salah satu tokoh kepemimpinan Islam di Indonesia

adalah KH. Hasyim Asy’ari, Kiai Hasyim dilahirkan dari

pasangan Kiai Asy’ari dan Halimah pada hari Selasa kliwon

tanggal 14 Februari tahun 1871 M atau bertepatan dengan 12

6 Moh Mufid, Politik dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN Jakarta

Press, 2004), cetakan 1, hal.37

Page 21: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

6

Dzulqa’dah tahun 1287 H. Tempat kelahiran beliau berada

disekitar 2 kilometer ke arah utara dari kota Jombang,

tepatnya di Pesantren Gedang. Gedang sendiri merupakan

salah satu dusun yang terletak di desa Tambakrejo kecamatan

Jombang. 7pada awal karirnya, ia bukan lah seorang yang

aktif politik bukan juga musuh utama kolonial. Hasyim asyari

ketika itu, belum peduli betul tentang menyebarkan ide-ide

politik dan umumnya tidak, keberatan dengan kolonial

selama, kolonial tidak mengganggu kegiatan-kegiatan

keagamaan. Sebagai pemimpin sebuah pesantren besar saat

itu, Kh, Hasyim Asy’ari hanya melakukan perlawanan budaya

dengan jalan melarang umat Islam untuk meniru kebiasaan-

kebiasaan orang-orang kolonial.8

Karena pada dasarnya, Kh Hasyim asy’ari

menjunjung doktrin politik sunni yaitu akomodatif penguasa

baik terhadap penguasa baik yang muslim maupun non

muslim. Namun, Kh. Hasyim Asy’ari punya ketegasan dalam

menentukan sikap politiknya. Hal ini bisa dibuktikan ketika,

beliau, murid dan koleganya membuat keputusan tentang

Jihad melawan penjajah atau biasa dikenal Revolusi Jihad.9

Setelah jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu

akibat di bom atomnya kota di jepang, Hiroshima dan

7 Muhibbin Zuhri Achmad, Pemikiran KH. M Hasyim Asy’ari

Tentang Ahlu Sunnah Wa Al-Jama’ah, (Surabaya, 2010) hal. 67 8 Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama, (Yogyakarta: Lkis,

2000). hal. 89 9 KH. Salahuddin Wahid dalam memberi Kata pengantar di bukunya

Zuhaeri Misrawi, tentang Hadratussyaikh Hasyim Asyari: Moderasi,

keumatan, dan kebangsaan. (Kompas, Jakarta, 2010), hal. XIV

Page 22: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

7

Nagasaki, indonesia menjadi sasaran sekutu untuk dijajah.

Namun, para pejuang menyadari betul bahwa, sejarah negeri

ini belum usai. Datangnya tentara sekutu, mengundang

perlawanan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan.

Melihat situasi ini dari jakarta, presiden Soekarno mengutus

orang untuk menghadap seorang Kyai terkemuka di jawa

timur Kh. Hasyim Asy’ari. Untuk menanyakan hukumnya

membela tanah air, bukan membela Allah, membela Islam,

atau membela Al quran. Sekali lagi membela tanah air?10

Kemudian PBNU membuat rapat darurat yang di

pimpin langsung oleh KH. Hasyim Asy’ari dan

mendeklarasikan seruan Jihad Fi Sabilillah yang dikenal

dengan resolusi jihad.

Atas dasar aktivitas dan perjuangan Kh. Hasyim

Asy’ari sesuai dijelaskan diatas maka, para kiai dan

organisasi Nahdlatul Ulama memberikan gelar kepada KH.

Hasyim Asy’ari sebagai tuan guru besar, dalam bahasa arab

Hadratussyaikh. Bagi NU, Beliau memiliki peranan yang

sangat penting dalam memperjuangkan harkat dan martabat

kemanusiaan, keumatan, dan kebangsaan. Hal ini, telah

dibuktikan dalam sejarah perjuangan KH. Hasyim Asy’ari

yang telah dijelaskan. Sebagaimana ia seorang kyai di

pesantren, ribuan santri yang belajar padanya menjadi kyai

dan mayoritas memiliki pesantren, sehingga pesantren yang di

dirikan beliau menjadi model bagi pesantren pesantren

10 Gugun El Gyanie, Jihad Paling Syar’i. (Yogyakarta: Pustaka

Pesantren, 2010), hal. 73

Page 23: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

8

lainnya. Juga tidak sedikit para kyai dan tokoh politik

Nasional meminta nasehat kepada beliau, sebuh saja Ir.

Soekarno, Bung Tomo, dan Jendral Sudirman.11

Salah satu film Indonesia yang memiliki unsur

kepemimpinan Islam dan tokoh Kh. Hasyim Asy’ari adalah

film “Sang Kiai”, Film yang di produksi tahun 2013 dan di

sutradarai oleh Rako Prijanto ini memiliki unsur

kepemimpinan didalamnya. Hal ini dikarenakan Film “Sang

Kiai” menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai

sosok kepemimpinan K.H Hasyim Asy’ari dalam masa

penjajahan jepang pada tahun 1942, sekaligus

mempresentasikan mengenai bagaimana menjadi seorang

pemimpin sesuai tuntunan ajaran Islam.

Film “Sang Kiai” bercerita tentang pendudukan

jepang yang ternyata tidak lebih baik dari belanda. Jepang

mulai melarang pengibaran bendera merah putih, melarang

lagu indonesia raya dan memaksa rakyat indonesia untuk

melakukan Sekerei (Menghormat kepada Matahari). KH

Hasyim Asy’ari sebagai tokoh besar agamis saat itu menolak

untuk melakukan Sekerei karena beranggapan bahwa

tindakan itu menyimpang dari aqidah agama Islam. Menolak

karena sebagai umat Islam, hanya boleh menyembah kepada

kepada Allah SWT. Karena tindakannya yang berani itu,

Jepang menangkap KH Hasyim Asy’ari.12

11 Zamakhsari Dhofie, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1994) hal.

98-99 12 https://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Kiai Diakses pada 7 Maret

2020, pukul 15.24 WIB

Page 24: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

9

Dalam Film juga menceritakan tentang sepak terjang

bagaimana kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari saat menjadi

ketua di pesantren Tebuireng, Jombang Jawa timur, kemudian

diangkat menjadi ketua Masyumi (Majelis Syuro Muslimin

Indonesia) setelah penangkapan beliau oleh jepang dan

bahkan jepang menjadikan KH Hasyim Asy’ari menjadi ketua

di Masyumi dan Shumubu (Departemen Agama).

Film ini di bintangi oleh Ikranaga, Christine Hakim,

Agus Kuncoro, Adipati Dolke, Meriza Febriani, Dimas

Aditya, Royhan Hidayat, Dayat Simbala dll. 13 Film “Sang

Kyai” tampil sebagai film terbaik dalam Festival Film

Indonesia dengan mendapatkan empat piala citra dan bersaing

ketat dengan film “Habibi-Ainun” dan “Belenggu”.

Seterusnya film ini akan di ikut sertakan dalam academy

awards 2014 dalam kategori Film Bahasa Asing Terbaik.14

Dengan banyaknya adegan yang menggambarkan

tentang kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari dalam film “Sang

Kiai” , sekiranya perlu dilakukan penelitian mendalam

tentang bagaimana kepemimpinan beliau sebagai tokoh

agamis besar di Indonesia di tengah masa penjajahan jepang.

Guna memahami kepemimpinan yang disampaikan dalam

film ini, penelitian ini akan menggunakan metode analisis

naratif dengan kaca mata Vladimir Propp.

13 http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s008-13-020007_sang-

kiai/credit#.XmNfYhNR3Dc Diakses Pada 7 Maret 2020, pukul 15.47 WIB 14 https://www.antaranews.com/berita/408510/prestasi-film-sang-kiai-

diteruskan-ke-academy-awards-2014 Diakses pada 7 Maret 2020, pukul 16.01

WIB

Page 25: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

10

Berdasarkan pemaparan diatas, Peneliti ingin

meneliti bagaimana kepemimpinan yang terdapat di alur

cerita dan karakter tokoh yang terdapat dalam film. Maka dari

itu peneliti memilih judul “ANALISIS NARATIF

KARAKTER KEPEMIMPINAN KH. HASYIM

ASY’ARI DALAM FILM “SANG KYAI”.

B. Identifikasi Masalah

Dalam film “Sang Kiai” terdapat banyak sekali

pesan-pesan moral yang bisa kita jadikan contoh dalam

kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan yang disampaikan

dalam film ini adalah tentang pesan bagaimana membentuk

karakter seorang pemimpin yang bijak dan sesuai dengan

ajaran agama Islam. Pemimpin adalah seorang yang sangat

berpengaruh dalam kelompok, bahkan kelompok terkecil pun

seperti keluarga mempunyai seorang pemimpin didalamnya,

apalagi dengan sebuah tatanan besar seperti negara. Dan

cerita dalam film “Sang Kiai” ini mengandung unsur karakter

kepemimpinan yang dapat memberikan pelajaran bagi kita.

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Adapun agar penelitian ini lebih terarah, maka

penelitian ini membatasi untuk mengkaji adegan dan

dialog kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari dalam film

“Sang Kyai”. Pembahasan penelitian akan menggunakan

model Vladimir Propp, serta Analisa karakter

Page 26: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

11

kepemimpinan Islam, yang terdapat dalam film durasi 130

menit tersebut.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan menjadi

objek penelitian ini adalah:

a. Bagaimana fungsi pelaku di narasikan dalam film

Sang Kiai menurut Vladimir Proop?

b. Bagaimana karakter oposisi berlawanan dalam film

Sang Kiai menurut Vladimir Propp?

c. Bagaimana karakter tokoh dinarasikan dalam film

Sang Kiai menurut Vladimir Propp?

d. Bagaimanakah penggambaran karakter kepemimpinan

KH. Hasyim Asy’ari pada film Sang Kiai?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat

tujuan yang diharapkan memdaptkakan hasil yang baik

dalam penelitian ini, sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui fungsi pelaku dinarasikan dalam

film Sang Kiai menurut teori Vladimir Propp.

b. Untuk mengetahui karakter oposisi berlawanan dalam

film Sang Kiai menurut teori Vladimir Propp.

c. Untuk mengetahui karakter tokoh dinarasikan dalam

film Sang Kiai menurut teori Vladimir Propp.

Page 27: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

12

d. Untuk mendeskripsikan penggambaran karakter

kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari pada film Sang

Kiai.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

1. Penulis berharap hasil penelitian in dapat

memperkaya studi ilmu komunikasi khususnya di

bidang kepemimpinan.

2. Penulis juga berharap skripsi ini bisa menjadi

bahan referensi untuk memperkuat penelitian

tentang narasi film Vladimir Propp bagi

mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam

khususnya, dan mahasiswa lainnya yang

mempunyai minat di bidang komunikasi dan film

pada umumnya.

b. Manfaat Praktis

1. Memberikan konstribusi kepada mahasiswa

Komunikasi Penyiaran Islam, maupun kepada para

pemimpin dalam memahami karakter

kepemimpinan yang Islami.

2. Memberikan konstribusi tentang memahami

karakter-karakter yang ada dalam sebuah film

untuk praktisi film serta peminat film.

3. Sebagai masukan kepada pembuat film atau

mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam yang

berminat dalam dunia film agar senantiasa

memasukkan nilai-nilai Islam dalam sebuah film.

Page 28: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

13

E. Metodologi Penelitian

1. Paradigma Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini

ada konstruktivisme. Menurut Weber, paradigma

konstruktivisme melihat bentuk kehidupan di masyarakat

tidak hanya dari bentuk penilaian objektif, namun juga

dari tindakan perorangan yang timbul karena alasan

subjektif. Selain itu ia juga melihat bahwa setiap individu

akan memberikan pengaruh pada masyarakat sekitarnya,

dengan tindakan sosial yang dilakukan individu tersebut

harus berdasarkan rasionalitas dan tindakan sosial yang

harus dipelajari melaluo penasiran dan pemahaman.15

Paradigma konstruktivisme ini memandang

realitas sosial yang bukanlah realitas yang natural, tetapi

realitas sosial yang terbentuk dari hasil konstruksi.16

Sehingga paradigma ini berpandangan bahwa

pengetahuan itu bukan hanya hasil pengalaman terhadap

fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran

subjek yang di teliti. Pengenalan manusia terhadap realitas

sosial berpusat pada subjek dan bukan objek, hal ini

berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman

15 Onong Uchaha Efendy, Ilmu Teori, dan filsafat komunikasi,

(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), hal. 72. 16 Eriyanto, Analisis Isi: Pengatar Metologi untuk Penelitian Ilmu

Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup, 2011), hal. 43.

Page 29: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

14

semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh

pemikirian.17

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif, karena memungkinkan peneliti untuk

menginterpretasikan dan menjelaskan suatu fenomena

secara holistic (utuh) dengan menggunakan kata-kata

tanpa harus bergantung pada sebuah angka. Hal ini sesuai

dengan pendapat Bodgan dan Taylor yang

mengemukakan pendekatan kualitatif merupakan sebuah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada

latar dan individu secara holistic(utuh). Jadi tidak boleh

mengisolasi individu atau organisasi kedalam variable

atau hipotesis, tetapi perlu memangdangnya sebagai

bagian dari suatu keutuhan.18

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif

dan analisis narasi deskriptif (narrative analysis) yaitu

studi tentang struktur pesab atau telah mengenai aneka

fungsi Bahasa (pragmatic).19 Analisis naratif juga dapat

17 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,

(Bandung: Rosdakarya, 2012), hal. 140. 18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya,1990), hal.4 19 Alex Sobur, Analisis Teks Media-Suatu Penganter Untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja

Roesdakarya,2001). hal.18

Page 30: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

15

digunakan untuk mengkaji struktur cerita dari narasi fiksi

(seperti novel dan film).

Analisis naratif memiliki sejumlah kelebihan.

Pertama, analisis naratif membantu kita memahami

bagaimana pengetahuan, makna, dan nilai diproduksi dan

disebarkan dalam masyarakat. kedua, memahami

bagaimana dunia sosial dan politik diceritakan dalam

pandangan tertentu yang dapat membantu kita mengetahui

kekuatan dan nilai sosial yang dominan dalam

masyarakat. ketiga, analisis naratif memungkinkan

menyelidiki hal-hal tersembunyi dan laten dari suatu teks

media. keempat, analisis naratif merefleksikan kontinuitas

dan perubahan komunikasi.20

Dengan menggunakan metode ini tidak hanya

diketahui pesan apa saja yang terkandung dalam film

Sang Kiai, tetapi bagaimana pesan itu disampaikan lewat

cerita. Analisis narasi lebih melihat bagaimana isi pesan

yang akan di teliti. Dalam pendekatan ini, penulis akan

menggunakan metode yang langsung menarasikan dalam

bentuk penjelasan kualitatif. Pendekatan ini bertujuan

untuk memahami makna sehingga dapat menggambarkan

secara luas tentang isi dari film Sang Kiai.

20 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam

Analis Teks Berita Media. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2013),

hal.9

Page 31: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

16

4. Subjek dan Objek Penelitian

Pada penelitian ini, subjek yang digunakan

adalah film “Sang Kiai” sedangkan objek penelitiannya

adalah terfokus pada analisis narasi kepemimpinan yang

terdapat dalam film.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data. menurut

Sugiyono, bila dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat

dilakukan dengan observasi, wawancara, angket dan

dokumentasi.21 Namun dalam penelitian ini teknik

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah

dengan melalui tiga metode, yaitu:

Penelitian kualitatif menggunakan berbagai

metode pengumpulan data, seperti wawancara individual,

wawancara kelompok, penelitian dokumen dan arsip, serta

penelitian lapangan. Adapun tahapan-tahapan

pengumpulan data peneliti menggunakan metode sebagai

berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan dengan

maksud tertentu yang terdiri dari dua orang dimana

salah satunya bertujuan untuk menggali dan

21 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,

(Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 209.

Page 32: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

17

mendapatkan suatu informasi. Wawancara bukanlah

suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan

atau memulai pembicaraan sementara yang lain hanya

mendengarkan, tetapi wawancara diartikan sebagai

sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran

baik kepercayaan, perasaan, tanggung jawab dan lain

sebagainya.22

b. Dokumentasi

Gottschalk menyatakan bahwa dokumen

(dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas

berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan

atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat

tulisan, lisan, gambar, atau arkeologis.23 Adapun

dokumentasi dalam penelitian ini berupa sumber

yang didapat dari buku-buku, catatan, naskah ataupun

arsip lainnya mengenai kepemimpinan, KH. Hasyim

Asy’ari dan juga analisis naratif, penulis juga

menggunakan internet dan situs sebagai tambahan

informasi. Selain itu juga menelaah dari video,

grafik, arsip, teks ataupun gambar dari film Sang

Kiai.

c. Observasi

Semua bentuk penelitian mengandung aspek

observasi didalamnya. Istilah observasi lebih

22 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif

(Jakarta:Salemba Humanika, 2010), Cet ke-3, hal.118 23 Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,

(London and New York: Routledge, 2003). hal.173

Page 33: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

18

diarahkan kepada kegiatan memperhatikan secara

akurat, mencatatat fenomena yang muncul, dan

mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam

fenomena tersebut.24 Dalam melakukan observasi

penelitian ini dilakukan dengan menonton tayangan

atau film Sang Kiai terlebih dahulu untuk mengetahui

alur cerita dalam film ini.

6. Teknik Analisis Data

Analisa pada penelitian ini dengan cara

mengumpulkan data-data yang terkait, kemudian setelah

data terkumpul akan di klasifikasikan sesuai dengan

pertanyaan penelitian.

Dalam menganalisa, penulis menggunakan

analisis narasi. Narasi merupakan suatu bentuk wacana

yang berusaha menggambarkan dengan jelas kepada para

pembaca terhadap suatu peristiwa yang telah terjadi.

Perhatian dalam analisis narasi adalah menggambarkan

tokoh, alur, dan sifat yang bersaa-sama dalam suatu

proses komunikasi. Analisis narasi yang digunakan

sebagai metode dalam penelitian ini adalah model

Vladimir Propp yang diharapkan mampu tidak hanya

menganalisis teks semata, tetapi juga menganalisis

karakter pelaku dalam film Sang Kiai.

24 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Praktek,

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal.143

Page 34: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

19

F. Tinjauan Pustaka

1. Skripsi hasil karya Akhmad Khanif Syaifudin mahasiswa

UIN Walisongo Semarang tentang analisis isi jihad dalam

film “Sang Kyai”.25 Skripsi tersebut menjelaskan tentang

analisis isi arti jihad dalam film Sang Kyai. Adanya

kesamaan dalam skripsi ini dengan penelitian yang akan

dikaji oleh penulis adalah film “Sang Kyai”. Penulis

memfokuskan pada analisis naratif kepemimpinan KH

Hasyim Asy’ari.

2. Skripsi hasil karya Muhammad Badruzzaman Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Analisis Narasi

Fungsi Karakteristik Makna Perjuangan dalam film Surat

dari Praha.26 Penelitian ini menggunakan teori narasi

model Vladimir Proop. Subjek kajiannya adalah film

Surat dari Praha. Dalam skripsi ini objek pembahasan

tentang bagaimana pembentukan karakter perjuangan

yang terletak dalam film tersebut. Perbedaan dari skripsi

ini terletak pada pembahasan pokok karakter, dimana

dalam skripsi ini akan membahas tentang karakter

kepemimpinan dalam film Sang Kiai.

3. Skripsi hasil karya Fazriah Afriani Mahasiswi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tentang Analisis Karakter

Kepemimpinan Rizieq Syihab pada Laporan Utama

25 Akhmad Khanif Syaifudin, Analisis isi jihad dalam film Sang Kyai,

(Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2019). 26 Muhammad Badruzzaman, Analisis Narasi Fungsi karakter makna

perjuangan dalam film Surat dari Praha, (Jakarta: Universitas Islam Negeri

Syarif HIdayatullah, 2017)

Page 35: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

20

Majalah Tempo edisi 2-8 Januari 2017 dan 23-29 Januari

2017.27 Persamaan dengan penelitian ini adalah objek

yang membahas tentang karakter kepemimpinan seorang

tokoh dan menggunakan analisis narasi Vladimir Proop.

Perbedaanya adalah penelitian ini membahas karakter

kepemimpinan KH, Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dibuat untuk

mempermudah pemahaman mengenai penelitian ini.

Sistematika penulisan dibagi menjadi enam bab yang terdiri

dari sub-sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah

sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terbagi menjadi beberapa sub-bab, yaitu

latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisikan landasan teori untuk

menganalisis penelitian, dengan beberapa sub-bab

yang menjelaskan definisi narasi dan analisis

naratif, analisis naratif model Vladimir Propp,

nasionalisme, film, serta kerangka berpikir.

27 Fazriah Afriani, Analisis Karakter Kepemimpinan Rizieq Syihab

pada Laporan Utama Majalah Tempo edisi 2-8 Januari 2017 dan 23-29

Januari 2017, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2017)

Page 36: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

21

BAB III GAMBARAN UMUM

Bab ini menguraikan secara umum film

Perburuan guna memberikan informasi tentang

subjek penelitian yang terbagi menjadi beberapa

sub-bab yang akan menjelaskan latar belakang

pembuatan film Perburuan, sinopsis film,

produksi film, sutradara dan penulis naskah film,

serta tokoh pemeran film.

BAB IV DATA DAN HASIL TEMUAN

Bab ini memaparkan data yang telah diperoleh

melalui beberapa teknik pengumpulan data, dan

terbagi menjadi beberapa sub-bab yang akan

memaparkan data temuan naratif fungsi karakter

makna nasionalisme di dalam film Perburuan.

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini menganalisis temuan yang telah

dikumpulkan pada bab sebelumnya, bab ini

terbagi menjadi beberapa sub-bab yang akan

memaparkan hasil analisis dari data temuan

naratif fungsi karakter makna nasionalisme di

dalam film Perburuan.

BAB VI PENUTUP

Bab ini memaparkan kesimpulan penelitian dan

sekaligus menjadi penutup penelitian yang

berisikan saran-saran yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 37: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Film

1. Pengertian Film

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, film

merupakan sebuah selaput tipis yang dibuat dari bahan

tipis berbentuk seluloid untuk tempat menyimpan gambar

negatif dan positif dari sebuah objek ( yang akan

dimainkan di bioskop).1 Sedangkan menurut Gatot

Prakoso Film merupakan salah satu bagian dari audio

visual yang berarti suatu cara menyampaikan dan

sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran.2

Film merupakan bayangan yang diangkat dari

kenyataan hidup yang di alami dalam kehidupan sehari-

hari. Itulah sebabnya selalu ada kecenderungan untuk

mencari relevansi antara film dengan realitas kehidupan.

Apakah film itu merupakan film drama, yaitu film yang

mengungkapkan tentang kejadian atau peristiwa hidup

yang hebat. Atau film yang sifatnya realism yaitu film

yang mengandung relevansi dengan kehidupan seharian.3

Film merupakan sebuah media komunikasi yang

sangat efektif untuk menyampaikan suatu pesan moral

1 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/film diakses pada 5 November

2020 pukul 21.55 2 Gatot Prakoso, Film Pinggiran-antologi Film Pendel, Eksperimental

& Documenter, FFTV-IKJ dengan YLP (Jakarta:Fatwa Press, 1997), hal.22 3 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis

Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2001), hal.128

Page 38: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

23

maupun pesan sosial kepada khalayak luas dengan tujuan

memberikan informasi, hiburan, dan ilmu yang

bermanfaat dan mendidik ketika di lihat dan didengar oleh

khalayak luas. Film mempunyai seni tersendiri dalam

memilih sebuah peristiwa untuk di jadikan suatu cerita.

Film juga mencerminkan dan menyatakan segi-segi yang

kadang -kadang jelas terlihat dalam masyarakat.4

2. Sejarah Film

Film yang ditemukan pada akhir abad ke-19 dan

terus Film yang ditemukan pada akhir abad ke-19 dan

terus berkembang hingga hari ini merupakan

‘perkembangan lebih jauh’ dari teknologi fotografi.

Perkembangan penting sejarah fotografi telah terjadi di

tahun 1826, ketika Joseph Nicephore Niepce dari Perancis

membuat campuran dengan perak untuk membuat gambar

pada sebuah lempengan timah yang tebal. Thomas Alva

Edison (1847-1931) seorang ilmuwan Amerika Serikat

penemu lampu listrik dan fonograf (piringan hitam), pada

tahun 1887 terinspirasi untuk membuat alat untuk

merekam dan membuat (memproduksi) gambar. Edison

tidak sendirian. Ia dibantu oleh George Eastman, yang

kemudian pada tahun 1884 menemukan pita film

(seluloid) yang terbuat dari plastik tembus pandang.

Tahun 1891 Eastman dibantu Hannibal Goodwin

4 Pranajaya, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar, (Jakarta:

Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, 1992), hal. 6.

Page 39: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

24

memperkenalkan satu rol film yang dapat dimasukkan ke

dalam kamera pada siang hari.

Alat yang dirancang dan dibuat oleh Thomas

Alva Edison itu disebut kineskop (kinetoscope) yang

berbentuk kotak berlubang untuk menyaksikan atau

mengintip suatu pertunjukan.

Lumiere Bersaudara kemudian merancang

peralatan baru yang mengombinasikan kamera, alat

memproses film dan proyektor menjadi satu. Lumiere

Bersaudara menyebut peralatan baru untuk kineskop itu

dengan “sinematograf” (cinematographe). Peralatan

sinematograf ini kemudian dipatenkan pada tahun 1895.

Pada peralatan sinematograf ini terdapat mekanisme

gerakan yang tersendat (intermittent movement) yang

menyebabkan setiap frame dari film diputar akan berhenti

sesaat, dan kemudian disinari lampu proyektor.

Film pertama kali dipertontonkan untuk

khalayak umum secara berbayar berlangsung di Grand

Cafe Boulevard de Capucines, Paris, Perancis pada 28

Desember 1895. Peristiwa ini sekaligus menandai

lahirnya film dan bioskop di dunia. Karena lahir secara

bersamaan inilah, maka saat awal-awal ini berbicara film

artinya juga harus membicarakan bioskop. Meskipun

usaha untuk membuat citra bergerak atau film ini sendiri

sudah dimulai jauh sebelum tahun 1895, bahkan sejak

tahun 130 Masehi, namun dunia internasional mengakui

bahwa peristiwa di Grand Cafe inilah yang menandai

Page 40: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

25

lahirnya film pertama di dunia. Pelopornya adalah dua

bersaudara Lumiere Louis (1864-1948) dan Auguste

(1862-1954). Thomas A. Edison juga menyelenggarakan

bioskop di New York pada 23 April 1896. Meskipun Max

dan Emil Skladanowsky muncul lebih dulu di Berlin pada

1 November 1895, namun pertunjukan Lumiere

bersaudara inilah yang diakui kalangan internasional.

Kemudian film dan bioskop ini terselenggara pula di

Inggris (Februari 1896), Uni Soviet (Mei 1896), Jepang

(1896-1897), Korea (1903) dan di Italia (1905).

Perkembangan film seiring dengan

perkembangan teknologi, mulai dari film bisu hitam putih

sampai film hitam putih bersuara pada akhir tahun 1920-

an dan film warna pada tahun 1930-an. Pada awalnya,

film hanya sebagai tiruan mekanisme dari realitas atau

sarana untuk memproduksi karya seni pertunjukan seperti

teater.5

3. Struktur Film

Struktur terdapat dalam semua bentuk karya

seni. Pada film, struktur mengikat aksi dan ide menjadi

suatu kesatuan utuh. Esensi dari struktur film terletak

pada pengaturan berbagai unit cerita atau ide sedemikian

rupa sehingga mudah dipahami. Struktur merupakan

blueprint atau kerangka desain yang menyatukan berbagai

unsur film dan merepresentasikan jalan pikiran dari

5 Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa (Jakarta: Gramedia

Widiasarana, 2017) hal. 98

Page 41: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

26

pembuat film. Struktur yang baik adalah struktur yang

sederhana, tapi penuh relief. Struktur yang sederhana

dapat diartikan adalah struktur yang berhubungan dengan

kontinuitas fisik contohnya seperti anak dilahirkan, hidup

sebagai orang dewasa, kemudian mati. Ini menandai

adanya permulaan, pengembangan dan akhir. Variasi dari

urutan ini banyak sekali misalnya, suatu akhir dapat

dijadikan permulaan dalam hal kilas balik atau flashback

contohnya.

Penyusunan pikiran dan perasaan sineas film

ditentukan oleh beberapa faktor diantara-nya adalah:

a. Keutuhan: semua unsur dalam film harus dikaitkan

dengan subjek utamanya dan harus menjaga bagian

dari keseluruhan arti dan maknanya di tentukan

hubungannya dengan keseluruhan karya.

b. Ketergantungan: unsur atau unit yang satu harus

memiliki hubungan dengan unit berikutnya

sedemikian rupa sehingga, hubungan ini bukan saja

logis tetapi juga hubungan yang membangun. Ini

berarti bahwa urutan unsur harus menunjukkan

perkembangan yang menuju ke suatu kesimpulan.

Maka faktor ketergabungan tergantung pada sebab,

akibat dan kemungkinan.

c. Tekanan: unsur ini berhubungan dengan menentukan

posisi dari unit-unit pertama dan sampingan,

hubungan terhadap yang lain. Tekanan juga

Page 42: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

27

menentukan proporsi dari unit-unit tersebut sehingga

nilai yang diangkat dari berbagai unit tersebut jelas.

d. Interest: unsur ini berhubungan dengan isi dari

setiap unit. Pilihan ini tepat untuk menjadikan unit-unit

tersebut saling berhubungan dengan jalinan ordinat

sehingga menjadi suatu kesatuan karya yang utuh.

Pemahaman tentang unsur-unsur dalam film

secara fisik akan banyak berguna untuk membagi urutan-

urutan atau segmentasi plot sebuah film secara sistematik.

Secara fisik sebuah film dapat dipecah menjadi beberapa

unsur yaitu shoot, adegan dan sekuen. segmentasi plot

akan banyak membantu melihat perkembangan sebuah

film secara menyeluruh dari awal hingga akhir.

a. Shoot selama produksi film memiliki arti proses

perekaman gambar sejak kamera diaktifkan hingga

kamera diberhentikan atau sering diistilahkan juga

harga dengan pengambilan gambar. Pengambilan

gambar merupakan unsur terkecil dari film,

sekumpulan beberapa pengambilan gambar biasanya

dapat dikelompokkan menjadi sebuah adegan.6

b. Adegan atau scene adalah salah satu segmen pendek

dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan suatu

aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang waktu,

isi atau cerita, tema, karakter, dan motif. Suatu adegan

umumnya terdiri dari beberapa pengambilan gambar

6 Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian

Pustaka, 2008) hal. 29

Page 43: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

28

yang saling berhubungan. Biasanya film cerita terdiri

dari tiga sampai lima puluh adegan, adegan

merupakan segmen yang paling mudah dikenali

sewaktu menonton film.

c. Sekuen adalah satu segmen besar yang

memperlihatkan satu rangkaian peristiwa yang utuh.

Satu sekuen umumnya terdiri dari beberapa adegan

yang saling berhubungan. Maka sekuen bisa

diibaratkan sebagai sebuah bab atau bahkan

sekumpulan bab dalam pertunjukan teater sekuen bisa

disamakan dengan satu babak. Satu sekuen biasanya

dikelompokkan berdasarkan satu periode waktu,

lokasi atau satu rangkaian aksi panjang. Biasanya

sebuah film cerita terdiri dari delapan sampai lima

belas sekuen. Dalam beberapa kasus film sekuen dapat

dibagi berdasarkan usia karakter utama seperti masa

balita anak-anak, remaja, dewasa, sampai lanjut usia.

B. Analisis Naratif

1. Pengertian Narasi

Narasi berasal dari Bahasa latin narre yang

artinya membuat tahu. Narasi berhubungan dengan usaha

untuk memberi tahu sesuatu atau peristiwa. Sejak dulu

hingga saat ini, narasi sering kali dihubungkan dengan

dongeng, cerita rakyat, atau cerita fiktif lainnya seperti

novel, prosa, puisi, dan drama. Oleh karena itu, analisis

Page 44: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

29

naratif selama ini banyak dipakai untuk mengkaji cerita-

cerita fiksi.7

Narasi dapat berupa fakta dan bisa pula berisi

rekaan atau fiksi yang di khayalkan oleh pengarangnya

saja. Narasi yang disebut fakta adalah biografi dan

autobiografi, sedangkan narasi berupa fiksi adalah novel,

cerita pendek, cerita bergambar dan lain sebagainya.8

Pada narasi yang fiksi ataupun fakta, umumnya

menampilkan peristiwa dalam bentuk alur. Penting bagi

pembuat cerita untuk menyajikan sebuah narasi yang

menarik bagi para pembacanya. Oleh karena itu, urutan

peristiwa yang disajikan tidak selalu mengikuti urutan

kronologi waktu, tetapi diatur peristiwa mana yang

menarik terlebih dahulu baru disusul dengan peristiwa

pendukung yang tidak menarik.9

Narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk

wacana yang sasaran utamanya adalah tingkah laku yang

dijalin dan di rangkaian menjadi sebuah peristiwa yang

terjadi dalam suatu waktu.10 Narasi berisikan tentang

bagaimana cerita disampaikan melalui representasi dari

teks. Teks dilihat sebagai rangkaian peristiwa, logika, dan

7 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam

Analisis Teks Berita Media. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013),

hal.5 8 Alex Sobur, Komunikasi Naratif : Paradigma, Analisis, dan

Aplikasi, (Bandung: PT Remaja Roesdakarya, 2014), hal. 5 9 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam

Analisis Teks Berita Media, hal.46 10 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta:PT Gramedia,

2007), hal.136

Page 45: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

30

tata aturan peristiwa yang akan digunakan atau tidak.

Teks dapat dikatakan narasi, apabila terdapat berbagai

macam peristiwa. Narasi mempunyai alur yang

didasarkan pada hubungan sebab dan akibat.

Analisis naratif secara umum mengharuskan kita

mengungkapkan struktur benda-benda kultural. Menaruh

perhatian pada narasi mensyaratkan sikap untuk

mempercayainya. Kita menginterupsi kisah guna

menganalisis dan menyelidikinya. Sebuah kisah yang baik

akan selalu menyembunyikan mekanismenya sehingga tak

akan sampai teks membuat kita lupa bahwa yang kita

hadapi adalah sebuah narasi. Dalam analisisnya, kita perlu

mengadopsi satu jarak kritis agar dapat memahami lebih

baik bagaimana sebuah kisah akan dibangun.11

Menurut Braston and Stafford, narasi terdiri dari

empat model, yaitu

a. Narasi menurut Tvzetan Todorov

Narasi berisi sebuah penjelasan bagaimana cerita akan

disampaikan dan bagaimana materi dari suatu cerita

dipilih serta disusun untuk mencapai efek tertentu

kepada khalayak.12 Narasi adalah suatu proses dan

efek dari merepresentasikan waktu dalam teks.13

11 Jane Stokes, How to media and cultural studies : panduan untuk

melaksanakan penelitian dalam kegiatan media dan budaya, (Yogyakarta:

Bentang Pustaka, 2007) hal. 73 12 Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,

(London and New York: Routledge, 2003). hal.38 13 Tony Thwaites, dkk, Introducting Cultural and Media Studies

(Yogyakarta: Jalasutra, 2009), hal.174

Page 46: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

31

Setiap narasi memiliki sebuah Plot atau alur yang

didasarkan pada kesinambungan sebuah peristiwa

dalam narasi tersebut dalam hubungan sebab akibat.

Ada bagian yang mengawali narasi, ada bagian yang

merupakan perkembangan lebih lanjut dari situasi

awal dan ada bagian yang mengakhiri narasi itu. Alur

lah yang akan menandai kapan sebuah narasi itu mulai

dan kapan akan berakhir.14

b. Narasi menurut Vladimir Propp

Sebagaimana analisanya terhadap dongeng lebih

ditekankan kepada struktur atau anatomi cerita dan

pada karakter tokoh di dalam cerita. Dengan

pendekatan model Propp ini, terutama analisis

karakter tokoh dalam sebuah cerita akan

mempermudah menemukan “lompatan-lompatan

baru” atau kejutan narasi. Propp menyimpulkan ke

dalam delapan ruang tindakan dan peranan.15

c. Narasi menurut Levis Strauss

Levi-Strauss setidaknya menggunakan dua konsep

penting dari pemikiran Saussure; 1) konsep perbedaan

(diferensiasi). Menurut Saussure, yang membedakan

satu kata dengan kata lain adalah diferensiasi

sistematis yang ada antara setiap kata dengan kata-

kata yang lain. Kata “paku” misalnya dibedakan

menurut suaranya dengan “baku” atau “daku”, namun

14 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s, hal.36 15 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s, hal.34

Page 47: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

32

secara konseptual kata tersebut dibedakan dengan

“Sekrup”, “mur”. “pasak” dan sebagainya, dan 2)

konsep tentang sintagmatik dan paradigmatic. Kata-

kata mempunyai relasi dengan kata lain sehingga

membentuk suatu pengertian melalui hubungan

asosiatif (Paradigmatik) dan hubungan sintagmatik.16

Hubungan sigmatik adalah hubungan antara satu tanda

dengan tanda lain dalam suatu kesatuan (linier).

Sementara hubungan paradigmatic adalah relasi antara

tanda-tanda dalam suatu paradigma (kesamaan

umum): unit-unit memiliki kesamaan karakteristik

yang menentukan keanggotaannya dalam paradigma

tersebut.17

d. Narasi menurut Joseph Campbell

Narasi Joseph Campbell, yang kaitannya membahas

narasi dengan mitos. Campbell menyatakan mitos

memiliki 4 fungsi utama : Fungsi mistis, menafsirkan

kekaguman atas alam semesta. Fungsi kosmologis,

menjelaskan bentuk semesta alam. Fungsi sosiologis,

mendukung dan mengesahkan tata tertib sosial

tertentu, fungsi pendagogis, bagaimana menjalani

hidup sebagai manusia dalam keadaan apapun.18

16 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam

Analisis Teks Berita Media , hal.162-163 17 Heddy Shri Ahimsa-Putra, Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan

Karya Sastra (Yogyakarta: galang Press,2001), hal. 41-42 18 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s, hal.33

Page 48: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

33

Setelah pemaparan model-model analisis singkat

di atas, dalam penelitian ini akan menggunakan model

narasi yaitu Vladimir Propp.

2. Analisis Narasi Vladimir Propp

Vladimir Propp lahir pada 17 April 1895 di St.

Petersburg, Rusia. Ia Merupakan seorang peneliti sastra pada

masa 1920 an banyak berkenalan dengan tokoh-tokoh

formalis Rusia. Namun meskipun banyak berkenalan dengan

kaum formalis, Propp bukanlah seorang formalis. Vladimir

Propp berpendapat bahwa peneliti sebelumnya banyak

melakukan beberapa kesalahan dan sering membuat

kesimpulan yang tumpang tindih. Selain itu, banyak teori

prop jug mendekontruksi teori formalis. Jika Formalisme

menekankan perhatian pada penyimpangan (deviation)

melalui unsur naratif fabula dan suzjet dalam karya-karya

individual untuk mencapai nilai kesastraan (literariness)

sastra, Vladimir Propp lebih menekankan perhatiannya pada

motif naratif yang terpenting, yaitu tindakan atau perbuatan

(action), yang selanjutnya disebut fungsi (function).

Vladimir Propp melihat bahwa 3 unsur itu dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu unsur yang tetap

dan unsur yang berubah. Unsur yang tetap adalah perbuatan,

sedangkan unsur yang berubah adalah pelaku dan

penderitaan.

Didalam narasi terdapat karakter, Yakni orang atau

tokoh yang mempunyai sifat atau perilaku tertentu. Karakter-

karakter tersebut masing-masing memiliki fungsi dalam

Page 49: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

34

narasi sehingga narasi menjadi koheren atau menyatu. Narasi

tidak hanya menggambarkan isi, tetapi juga di dalamnya

terdapat karakter-karakter. Dengan adanya karakter akan

mempermudah bagi pembuat cerita dalam mengungkapkan

gagasanya.19 Vladimir Propp menjelaskan bahwa adanya

dasar kesamaan dari struktur naratif dalam cerita rakyat

Rusia. Propp berpendapat bahwa semua dongeng Rusia dapat

di pahami dengan empat prinsip dasar, fungi karakter

merupakan elemen dongeng yang stabil, fungsi-fungsi di

dalam dongeng amatlah terbatas, sekuen-sekuen fungsi

tersebut selalu identic, dan dongeng hampir selalu berpegang

pada struktur.20

Masing-masing karakter menempati fungsi masing-

masing dalam suatu narasi, sehingga narasi menjadi utuh.

Fungsi ini dapat dipahami sebagai tindakan dari sebuah

karakter, didefinisikan dari sudut pandang signifikasinya

sebagai bagian dari tindakannya dalam teks. Fungsi ini

dikonseptualisasikan oleh Vladimir Propp dengan dua aspek.

Pertama, tindakan dari karakter tersebut dalam narasi.

Tindakan atau perbuatan apa yang dilakukan oleh karakter

atau actor. Perbedaan antara tindakan dari satu karakter

dengan karakter lain. Bagaimana masing-masing tindakan itu

membentuk makna tertentu yang ingin disampaikan oleh

pembuat cerita tersebut. Kedua, akibat dari tindakan dalam

19 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam

Analisis Teks Berita Media, hal.65 20 Alex Sobur, Komunikasi Naratif : Paradigma, Analisis, dan

Aplikasi, hal. 228

Page 50: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

35

cerita (narasi). Tindakan dari aktor atau karakter akan

memengaruhi karakter-karakter lain dalan cerita.21

Dalam setiap narasi setidaknya terdapat 31 jenis

fungsi yang dapat dibagi sebagai berikut:

No Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

α Situasi awal

Anggota keluarga atau

sosok pahlawan

diperkenalkan.

Pahlawan sering kali

digambarkan sebagai

orang biasa.

1 β Ketidakhadiran Salah seorang pemeran

tidak berada di tempat

2 γ Pelarangan Larangan yang

ditunjukkan kepada

pemain

3 δ Kekerasan Larangan dilanggar

4 Ε Pengintaian Pengintaian yang

dilakukan oleh penjahat

5 ζ Pengiriman Penerimaan informasi

oleh penjahat

6 η Tipu daya Penjahat melakukan

tipu daya

7 θ Keterlibatan Korban tertipu

8

A Kejahatan Penjahat menyebabkan

kerugian bagi anggota

keluarga

a Keterkurangan Anggota keluarga

kekurangan sesuatu

9 B Mediasi Terjadi keadaan yang

malang

21 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam

Analisis Teks Berita Media, hal.65

Page 51: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

36

10 C Tindak balasan Seseorang setuju untuk

melakukan aksi balasan

11 ⭡ Keberangkatan Pahlawan memutuskan

mengejar penjahat

12 D Fungsi pertama

penolong Pahlawan mendapat

ujian

13 E Reaksi dari pahlawan

Pahlawan bereaksi

terhadap bantuan dari

penolong

14 F Resep magis Pahlawan belajar

menggunakan magis

15 G Pemindahan

ruang mengarah pada tempat

objek berada

16 H Perjuangan Pahlawan bertemu

dengan penjahat secara

langsung

17 I Kemenangan Penjahat dikalahkan

18 J Gelar Pahlawan mulai

dikenali

19 K Pembubaran Kesulitan berhasil

dihilangkan

20 ⭣ Kembali Pahlawan kembali dari

tugas

21 Pr Pengejaran Penjahat melakukan

pembalasan

22 Rs Pertolongan Pahlawan ditolong oleh

seseorang dari

pengejaran

23 O Kedatangan tidak dikenal

Pahlawan tidak

dikenal, pulang ke

rumah atau negeri tak

dikenal

24 L Tidak bisa mengklaim

Muncul pahlawan

palsu

25 M Tugas berat Tugas berat ditawarkan

kepada pahlawan

26 N Solusi Pahlawan lolos dari

ujian

Page 52: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

37

27 R Pengenalan Pahlawan asli dikenali

28 Ex Pemaparan Kedok terbuka

29 T Perubahan rupa Pahlawan tampil

dengan penampilan

baru

30 U Hukuman Penjahat dihukum

31 W Pernikahan Pahlawan menikah dan

memperoleh tahta Tabel 2. 1 Fungsi Propp

Ke 31 fungsi yang telah di temukan Propp diatas

adalah bentuk cerita yang sempurna, di mana cerita tersebut

memiliki karakter dan fungsi. Namun, tidak semua dalam

sebuah cerita atau narasi mengandung seluruh fungsi dan

karakter. Sebuah cerita atau narasi mungkin hanya terdapat

beberapa karakter dan fungsi saja. Eriyanto menyebutkan

bahwa dari ke 31 fungsi diatas dapat disimpukan bahwa

terdapat 7 karakter yang memainkan fungsi masing-masing

terhadap sebuah narasi atau cerita.22 Dan dapat di jelaskan

sebagai berikut :

Karakter pertama, Penjahat. Karakter ini merupakan

pembentuk konflik atau komplikasi terhadap suatu cerita.

Karakter kedua, penderma. Karakter ini memberikan sesuatu

kepada pahlawan bisa berupa barang, jasa, dan lain

sebagainya. Karakter ketiga, penolong. Karakter ini

membantu pahlawan secara langsung untuk mengalahkan

22 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam

Analisis Teks Berita, hal.71

Page 53: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

38

penjahat dan mengembalikan kondisi narasi seperti semula.

Karakter ke empat, putri. Karakter ini adalah yang

mendapatkan perlakuan buruk secara langsung dari penjahat.

Didalam suatu narasi karakter putri ini dapat disekap, diculik,

disihir, yang pada akhir cerita ditolong oleh karakter

pahlawan. Karakter ini juga bisa digambarkan seorang wanita

yang yang ada disamping pahlawan misalnya istri pahlawan

ataupun adik atau teman dekat pahlawan. Karakter kelima,

pengirim. Dalah sebuah narasi karakter ini dapat digambarkan

sebagai orang yang mengirim pahlawan untuk menyelesaikan

tugasnya. Karakter ke enam, pahlawan. Karakter ini berfungsi

sebagai orang yang mengembalikan situasi kacau balau yang

telah di lakukan oleh penjahat. Karakter ke tujuh, pahlawan

palsu. Dalam sebuah narasi karakter ini biasanya

digambarkan sebagai sosok abu-abu yang awalnya terlihat

baik namun pada akhir cerita terbongkar kedoknya.23

Menurut Silverman, yang menjadi titik tolak dalam

model Propp adalah fungsi dan karakter dalam narasi, dan

bukan karakter itu sendiri. Setiap karakter memainkan peran

dan fungsi tertentu dalam narasi, misalnya karakter yang

berperan sebagai pahlawan dan karakter yang berfungsi

sebagai penjahat dan seterusnya. karena hal itu dapat di

23 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam

Analisis Teks Berita Media, hal.65

Page 54: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

39

terapkan pada cerita klasik atau tradisional maupun ceritsa

modern.24

C. Definisi Karakter

Narasi terdiri dari alr, plot, latar waktu, latar tempt,

latar keterangan, dan tokoh. Narasi menceritakan suatu

peristiwa yang di dalamnya memiliki tokoh yang membuat

narasi tersebut menjadi utuh. Tokoh tersebut memiliki

karakter-karakternya tersendiri. Perbedaan karakter pada

suatu narasi membentuk makna tertentu yang ingin

disampaikan oleh pembuat cerita.25

Istilah tokoh dan karakter sering sekali di samakan.

Namun, sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Tokoh

adalah para pelaku yang ada dalam sebuah cerita. Tokoh

adalah seorang yang melakukan aksi pada bagian dari suatu

kisah, biasanya fiksi atau drama. Sedangkan karakter merujuk

pada istilah watak atau sifat dari tokoh tersebut.26

Dalam istilah psikologi, yang disebut dengan

karakter adalah watak perangai sifat dasar yang khas satu sifat

atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat

dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang pribadi.

Sedangkan didalam terminologi Islam, karakter

disamakan dengan khuluq (bentuk tunggal dari akhlaq)

24Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam

Analisis Teks Berita Media, hal.73 25 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam

Analisis Teks Berita Media, hal.66 26 Alison Booth, J. Paul Hunter, dan Kelly J. Mays, The Norton

Introduction to Literature, (London: W.W. Norton & Company, 2006), hal.

119

Page 55: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

40

akhlak yaitu kondisi batiniyah dalam dan lahiriah (luar)

manusia. kata akhlak berasal dari kata Khalaqa yang berarti

perangai, tabiat, adat istiadat.27 Menurut Muhammad bin Ali

asy-Syarif al-Jurjani, Akhlak adalah istilah bagi sesuatu sifat

yang tertanam kuat dalam diri yang darinya keluar perbuatan-

perbuatan dengan mudah, ringan, tanpa perlu berfikir dan

merenung. Akhlak adalah sifat manusia dalam bergaul dengan

sesamanya ada yang terpuji, ada yang tercela.28

D. Definisi Kepemimpinan

Dari zaman kuno, banyak para ahli membahas

kepemimpinan. Mereka mengemukakan berbagai definisi dan

teori mengenai kepemimpinan. Definisi-definisi tersebut

berbeda satu sama lain walaupun memiliki indikator yang

sama.

Wirawan didalam bukunya, tentang kepemimpinan,

menuliskan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

Seperti definisi yang dikemukakan oleh Robert N. Lussier

dan Cristopher F.Achua. Lussier dan Achua berkata bahwa

kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi oleh

pemimpin kepada pengikut untuk mencapai tujuan organisasi.

Wirawan juga mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu

proses pemimpin menciptakan visi dan melakukan interaksi

27 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia Group,

2012, Cet.9) hal. 510 28 Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta : Gema Insani

Press, 2004, Cet.1) hal.32

Page 56: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

41

saling mempengaruhi dengan para pengikutnya untuk

merealisasikan visi.29

Dengan kata lain pemimpin adalah orang yang

memimpin atau mengetuai atau mengepalai. Bertolak dari

kata pemimpin berkembang pula perkataan kepemimpinan,

berupa penambahan awalan ke dan akhiran an pada kata

pemimpin. Perkataan kepemimpinan menunjukan pada

sebuah perihal dalam memimpin, termasuk juga

kegiatannya.30 Pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua

elemen yang saling berkaitan. Kepemimpinan adalah

cerminan dari karakter atau perilaku seorang pemimpin.

Dilihat dari ajaran Islam manusia diciptakan Allah

SWT ke bumi sebagai Khalifah (Pemimpin), oleh sebab itu

manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin yang

merupakan peran sentral dalam setiap pembinanaan.

Sedangkan kepemimpinan Dalam islam merupakan kegiatan

menuntun, membimbing, memandu dan menunjukan jalan

yang diridhai Allah SWT. Kepemimpinan islam yang

biasanya merujuk pada kepemimpinan Kepimpinan tertinggi

yang berkembang ke seluruh aspek manusia, sampai ke

kelompok kecil, keluarga dan individunya. dalam Islam

kepemimpinan merupakan suatu fitrah bagi setiap manusia.

29 Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi,

Aplikasi dan Penelitian, (Depok:Raja Grafindo, 2013) hal. 6-7 30 Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta:

Gajah Mada University Press, 1993), hal.28

Page 57: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

42

ربك قال وإذ خليفة ض ر ٱل في جاعل إن ي ئكة

أ مل لل

ن ونح ماأء ٱلد فك ويس فيها سد يف من فيها عل أتج ا قالوأ

لمون لممالتع أع قالإن يأسلك دكونقد ٣٠نسب حبحم

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para

Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang

khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau

hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan

membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal

kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan

Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa

yang tidak kamu ketahui”. QS. Al-Balqarah ayat : 30

بوهو ورفع ض ر ٱل ئفأ خل جعلكم قٱلذي فو ضكم ع

تضبع سريعدرج ربك إن كم ءاتى ماأ في لوكم يب ل

عقابوإنهۥلغفور ٱل حيم ١٦٥ر“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-

penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas

sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang

apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat

cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang..” QS. Al-An’am ayat: 165

Dalam ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah

SWT telah mengingatkan untuk menjadikan manusia sebagai

penguasa di atas bumi, yang telah menggantikan umat dan

Page 58: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

43

masyarakat yang sebelumnya. Dan dalam hadist juga

dijelaskan

قال هري الز عن شعيب أخبرنا اليمان أبو حدثنا

عبدالل بن سالم رضيأخبرني عمر بن عبدالل عن

عنهماأنه الل

راع كلكم يقول وسلم عليه الل صلى الل رسول سمع

عن مسئول وهو راع مام فال رعيته عن ومسئول

أه في جل والر رعيتهرعيته عن مسئول وهو راع له

عن مسئولة وهي راعية زوجها بيت في والمرأة

عن مسئول وهو راع سي ده مال في والخادم رعيتها

صلىالل عليهرعيتهقالفسمعتهؤلءمنرسولالل

جل والر قال وسلم عليه صلىالل النبي وأحسب وسلم

راع فكلكم رعيته عن مسئول وهو راع أبيه مال في

.وكلكممسئولعنرعيته

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman

telah mengabarkan kepada kami Syu'aib berkata, dari Az

Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepadaku Salim bin

'Abdullah dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma

bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi

wasallam telah bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin

dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas

yang dipimpinnya. Imam (kepala Negara) adalah pemimpin

yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya.

Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan

Page 59: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

44

akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya.

Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah

tangga suaminya dan akan diminta pertanggung jawaban

atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu

adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan akan

diminta pertanggung jawaban atas urusan tanggung

jawabnya tersebut". Dia ('Abdullah bin 'Umar radliallahu

'anhuma) berkata: "Aku mendengar semua itu dari

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan aku munduga

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda"; "Dan

seorang laki-laki pemimpin atas harta bapaknya dan akan

diminta pertanggung jawaban atasnya dan setiap kalian

adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta

pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. (HR. Bukhari

dan Muslim).31

Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya

masing-masing, karena kepemimpinan berkaitan dengan

karakter atau cara memimpin seorang pemimpin. Pemimpin

yang baik akan mengkomunikasikan energinya,

antusiasmenya, ambisinya, kesabaranya, kesukaannya dan

arahannya.32

Setiap umat Islam sebagai pemimpin yang beriman

harus berusaha secara maksimal untuk meneladani

kepemimpinan Rasullah sebagai kongkretisasi kepemimpinan

31 HR. Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari

Shahih Al Bukhari, (Jakarta: Almahira, 2011) No. 2232 32 Veithzal Rivai, Kiat Memimpin dalam Abad ke 21, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada,2004), hal..67

Page 60: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

45

Allah SWT. Umat Islam dalam menentukan seorang

pemimpin sudah memiliki figur dan pelaku yang pantas untuk

di teladani. Dalam Islam figur pemimpin yang sangat ideal

dan patut di teladani ialah Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana Allah SWT berfirman :

فيرسول كانلكم وةحسنةلقد أس جواٱلل ل منكانير

أ مٱل يو وٱل ٱلل كثير ٢١اخروذكرٱلل “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu

suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap

(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.” QS. Al-Ahzab ayat [33]: 21

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Rasullah SAW

adalah manusia yang sempurna dan memiliki akhlak yang

mulia. Sehingga tidak diragukan jika Rasullah SAW dijadikan

panutan sebagai suri taudalan termasuk dalam hal menjadi

seorang pemimpin dan memimpin umat.

Karakter Nabi Muhammad SAW yang dimaksud

dalam kepemimpinan dikenal dengan sebutan sifat wajib rasul

dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin umat. Secara

rinci karakter-karakter tersebut sebagai berikut:

1. Shiddiq

Nabi selalu memperlakukan orang dengan adil

dan jujur. Beliau tidak hanya berbicara dengan kata-kata,

tetapi juga dengan perbuatan dan keteladanan. Kata-kata

beliau selalu konsisten konsisten, tidak ada perbedaan

Page 61: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

46

antara kata dan perbuatan. Shiddiq berarti jujur dalam

perkataan dan perbuatan, Nabi menyerukan kepada

umatnya untuk berlaku jujur di setiap keadaan, dimanapun

dan kapanpun. Ubaidillah Ibnush shamit r.a. menuturkan

bahwa, Rasulullah saw. bersabda,

الهاشمي داود بن سليمان إسماعيلحدثنا أخبرنا

امت أخبرناعمروعنالمطلبعنعبادةبنالص

عليهوسلمقالاضمنواليستا صلىالل النبي أن

حدثتم إذا اصدقوا الجنة لكم أضمن أنفسكم من

واحفظواوأوفوا اؤتمنتم إذا وأدوا وعدتم إذا

مصاركموكفواأيديكفروجكموغضواأب

“Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud

Al Hasyimi telah mengabarkan kepada kami Isma'il telah

mengabarkan kepada kami 'Amru dari Al Muththalib

dari 'Ubadah bin Ash Shamit bahwa Nabi

Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jaminlah enam

hal untukku dari diri kalian, saya akan menjamin surga

untuk kalian; jujurlah jika berbicara, tepatilah jika

kalian berjanji, tunaikanlah amanat jika kalian serahi

amanat, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan

kalian dan tahanlah tangan kalian." (HR. Imam

Ahmad).33

33HR.Imam Ahmad, Musnad Imsm Ahmad, No. 21695

Page 62: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

47

Dengan sifat diatas, Nabi Muhammad SAW

menjadi seorang pemimpin kepercayaan bagi orang-orang

yang hidup semasanya. Berliau selalu memperlakukan

orang dengan adil dan jujur. Selain kejujuran, karakter

pemimpin yang memiliki keadilan sangatlah penting.

Sebab, adil merupakan tonggak bagi kemaslahatan

seluruh umat manusia. tanpa pemimpin yang adil maka

kehidupan ini akan terjebak ke dalam jurang penderitaan

yang cukup dalam. Hal ini sesuai dengan firman Allah

SWT dalam surat Shaad ayat 26

داو كخليفة ي ن نٱلناسۥدإناجعل كمبي ضفٱح ر فيٱل

ه ٱلل سبيل عن فيضلك هوى ٱل تتبع ول حق بٱل إن

ع يضلون عذابٱلذين لهم ٱلل سبيل بمان شديد

حساب مٱل ٢٦نسوايو

“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah

(penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di

antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti

hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan

Allah.” QS. Sad ayat: 26

2. Amanah

Karakter yang seharusnya dimiliki seorang

pemimpin sebagaimana karakter yang dimiliki Rasul yaitu

sifa dapat dipercaya atau bertanggung jawab. Pemimpin

yang amanah yakni pemimpin yang benar-benar

bertanggung jawab pada amanah, tugas dan kepercayaan

yang diberikan Allah SWT. Yang dimaksud amanah

Page 63: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

48

dalam hal ini adalah apapun yang dipercayakan kepada

Rasullah SAW. Meliputi segala aspek kehidupan, baik

politik, ekonomi, maupun agama.

Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW

sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat, mendengar

keinginan dan keluhan masyarakat, memperhatikan

potensi yang ada dalam masyarakat. Mulai dari potensi

alam sampai potensi manusiawinya. Dan sebagai

pemimpin, Nabi Muhammad SAW berusaha untuk

memberi yang terbaik bagi umatnya, sehingga dalam

kepemimpinannya, nabi Muhammad SAW. Selalu

mengutamakan umatnya, berkorban untuk umatnya,

bahkan sampai akhir umurnya Rasullah masih

memikirkan umatnya. Dengan memiliki sifat amanah,

pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan

masyarakat yang telah diserahkan diatas pundaknya. Hal

tersebut sesuai dengan firman Allah SWT pada surat QS.

An-nisa : 58

وإذا لها أه أ إلى ت ن م ٱل أنتؤدوا مركم يأ ٱلل ۞إن

نعم ٱلل إن له عد بٱل كموا تح أن ٱلناس ن بي تم احكم

إن ابصييعظكمبهأۦ كانسميع ٱلل ٥٨ار “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada

yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan

hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya

dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi

Page 64: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

49

pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar,

Maha Melihat.” QS. An-nisa ayat: 58

3. Tabligh

Tabligh merupakan sifat Rasul yang ketiga, cara

dan metodenya agar ditiru. Sasaran pertama adalah

keluarga beliau, lalu berdakwah ke segenap penjuru.

Sebelum mengajarkan sesuatu, beliau yang terlebih

dahulu melakukannya. Sifat ini adalah sebuah sifat Rasul

yang tidak menyembunyikan informasi yang benar

apalagi untuk kepentingan umat dan agama. Beliau tidak

pernah sekalipun menyimpan informasi berharga hanya

untuk dirinya sendiri.

Akuntabilitas berkaitan dengan sikap

keterbukaan (transparasi) dalam kaitannya dengan cara

kita mempertanggung jawabkan sesuatu di hadapan orang

lain. Salah satu ciri kekuatan komunikasi seorang

pemimpin adalah keberaniannya menyatakan kebenaran

meskipun konsekuensinya berat.

4. Fathanah

Fathanah merupakan sifat Rasul keempat, yaitu

akalnya yang panjang sangat cerdas sebagai pemimpin

yang selalu berwibawa. Selain itu, seorang pemimpin juga

harus memiliki emosi yang stabil, tidak gampang berubah

dalam dua keadaan, baik itu dimasa keemasan dan dalam

keadaan terpuruk sekalipun. Menyelesaikan masalah

dengan tangkas dan bijaksana. Sifat pemimpin adalah

cerdas dan mengetahui dengan jelas apa akar

Page 65: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

50

permasalahan yang dia hadapi serta tindakan apa yang

harus dia ambil untuk mengatasi permasalahan yang

terjadi pada umat. Sang pemimpin harus mampu

memahami betul apa saja bagian-bagian tersebut agar

sesuai dengan strategi untuk mencapai sisi yang telah

digariskan.34

Kepemimpinan yang sempurna itu sebagai

perwujudan kehendak Allah SWT, merupakan rahmat

yang tidak ternilai harganya bagi seluruh umat Islam

sepanjang zaman. Namun nilai yang tinggi itu tidak ada

artinya jika setiap umat Islam tidak berusaha mencontoh

dan meneladaninya untuk diterapkan dalam lingkungan

masing-masing.35

Kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran dan

hadits adalah sebuah amanah yang harus di emban dengan

sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab,

keikhlasan, professional. Kepemimpinan dalam Islam

memiliki beberapa prinsip antara lain prinsip tauhid, asy-

syura (musyawarah), al-‘adalah (keadilan), al burriyyah

ma’a mas’uliyyah (kebebasan disertai tanggung jawab),

kepastian hukum, jaminan haq al-ibad36. Pemimpin harus

mempunyai visi dan misi yang jelas, serta tahu bagaimana

34 Sakdiah, “ Karakterisktik Kepemimpinan dalam Islam (kajian

historis fisolosi)”. Jurnal Al-Bayam Vol. 22 No. 33, Januari-Juni (2016) : 38-

45 35 Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, hal..24-25 36 Abdul Hakim, Kepemimpinan Islami (Semarang:Unissula Press,

2007), cetakan 1, hlm.67

Page 66: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

51

memimpin dan mengatur. Pemimpin harus mempunyai

keberanian untuk menegakkan hukum dan keadilan.

Page 67: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

52

BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Latar Belakang Pembuatan Film Sang Kiai

Sang Kiai adalah sebuah film Garapan sutradara

berpengalaman Rako Prijanto, pada saat pembuatannya

nyatanya Rako masih memiliki kesulitan untuk mengetahui

produk asli Indonesia. Namun Rako Prijanto menemukan ide

untuk membuat sebuah film mengenai sesuatu yang lahir dari

Indonesia. Dia ingin membuat film yang mengangkat sebuah

perjalanan seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yaitu KH.

Hasyim Asy’ari dalam melawan penjajahan jepang. Menurut

Rako, film ini mengangkat adanya unsur spiritual religi

terutama Islam yang sangat berpengaruh dalam

memperjuangkan dan mempertahankan kemerdeka, karena itu

Rako ingin memberikan gambaran utuh perjuangan bangsa

dari perspektif manapun. Terlebih film ini mengangkat nilai

dari perjuangan dan pengorbanan. Faktanya, dahulu warga

Indonesia masih bersenjata bambu runcing dan batu untuk

melawan para penjajah yang sudah menggunakan senjata

modern. Mereka sadar bahwa itu tidak cukup, tetapi secara

mental jihad dan meneriakkan allahu akbar, membuat warga

Indonesia lebih berani. Itulah menurut rako unsur yang belum

digarap.

Film yang berjudul Sang Kiai mendapatkan

judulnya dikarenakan film ini menceritakan seorang karakter

yang sangat kental dengan agama dan kepeduliannya dengan

Page 68: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

53

sesama, dan film ini menjadi film pertama yang mengangkat

nilai perjuangan dari seorang tokoh pemuka agama.

“ Dalam pengambilan ide dan judul dalam film

Sang Kiai, kami memakai nama Sang Kiai

dikarenakan karakter utama dalam film dan

pergerakan cerita berporos pada karakter Kiai

Hasyim Asy’ari, dan ini yang menjadi unik bagi

saya karena selama ini belum pernah ada film

perjuangan yang diambil dari sudut pandang

Pemuka Agama”.1

Film ini menggambarkan biografi ulama besar

sekaligus salah satu tokoh nasional di Indonesia ini memilih

menggunakan sebuah pondok pesantren di dusun kapurejo,

Desa Pagu, Kabupaten Kediri. Lokasi ini sangat cocok

dengan situasi saat itu. Selain di kediri, ada beberapa daerah

lain yang dijadikan lokasi pengambilan gambar untuk film

tersebut di antaranya di Semarang, Magelang, Klaten, dan

daerah lain.

Pemeran yang menggambarkan tantara Jepang

menggunakan orang Jepang asli, karena menurutnya jika

tidak diperankan oleh orang Jepang asli akan susah

melakukan dialognya. Ada sekitar enam orang yang berdialog

menggunakan Bahasa Jepang. Hal ini berbeda dengan

pemeran yang memerankan tentara kita. Dengan

1 Wawancara dengan Rako Prijanto, Sutradara Film Sang Kiai, pada

tanggal 9 Januari 2021 pukul 16.15 WIB

Page 69: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

54

menggunakan penggambaran aslinya dan research yang

mendalam agar karakter akan mirip dengan aslinya.

Dibuatnya film berjudul Sang Kiai oleh Rafi films

diharapkan mampu menumbuhkan rasa nasionalisme dan

kecintaan generasi muda terhadap sejarah bangsa ini. Film ini

memiliki latar belakang perjuangan ulama besar KH Hasyim

Asy’ari sebagai tokoh yang menggerakan santri-santrinya

dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan negara

Indonesia .2

“Dalam pembuatan film ini, Rapi Film mengajak

para penonton untuk bisa lebih mengenal sosok

KH Hasyim Asy’ari sebagai seorang tokoh Agamis

dan pahlawan nasional yang berkorban demi

kemerdekaan Indonesia dan mengajak penonton

untuk senantiasa selalu cinta tanah air Indonesia

sebagaimana para pendahulunya”.3

Film ini berdurasi 120 menit ini ditetapkan sebagai

film terbaik FFI 2013. Film ini menggambarkan perjuangan

pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari dalam merebutkan

kemerdekaan Indonesia.

2 https://www.beritasatu.com/beritasatu/hiburan/115267/film-sang-

kiai-diharap-tumbuhkan-nasionalisme-generasi-muda Diakses pada tanggal 26

November 2020 pukul 19.03 3 Wawancara dengan Sunil Samtani, Eksekutif produser Film Sang

Kiai, pada tanggal 5 November 2020 pukul 11.30 WIB

Page 70: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

55

B. Sinopsis Film Sang Kiai

Gambar 3. 1 Poster Film Sang Kiai

Film Sang Kiai merupakan film yang disutradarai

oleh Rako Prijanto dan dirilis pada tahun 2013. Film ini

mengangkat kisah para pejuang Indonesai terhadap penjajah

Jepang.

Berawal pada tahun 1942 saat Jepang melakukan

ekspansi ke Indonesia. Beberapa Kiai ditangkap karena

melakukan perlawanan terhadap penjajah Jepang. Jepang

ternyata tidak lebih baik dari Belanda. Jepang mulai melarang

pengibaran bendera Merah Putih, melarang lagu Indonesia

Raya, dan memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan

Sekerei (menghormat kepada Matahari).

KH. Hasyim Asy’ari adalah pimpinan Pondok

Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur sekaligus

Page 71: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

56

merupakan salah satu ulama yang paling di hormati dan

berpengaruh di tanah Jawa yang menjadi tokoh sentral dalam

film ini. Dia ditangkap karena menentang keinginan penjajah

Jepang. KH Hasyim Asy’ari menganggap peraturan tersebut

melanggar akidah Islam.

Para santri yang mengetahui gurunya tersebut

ditangkap oleh penjajah Jepang tidak tinggal diam termasuk

Sang putra KH Wahid Hasyim. Mereka berusaha mencari

cara untuk membebaskan Sang Kiai dari tangan penjajah,

berbeda dengan KH Wahid yang mengambil jalan diplomasi,

harun salah satu santri KH Hasyim Asy’ari yang percaya

kekerasanlah yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Harun menghimpun kekuatan santri untuk melakukan demo

menuntut kebebasan KH. Hasyim Asy’ari. Tetapi Harun salah

karena cara tersebut malah menambah korban berjatuhan.

Setelah waktu yang cukup lama akhirnya KH.

Hasyim Asy’ari berhasil di bebaskan. Namun, kebebasan

Sang Kiai tidak membuat penjajah mundur. Jepang

menggunakan Masyumi yang diketuai KH. Hasyim Asy’ari

untuk menggalakkan bercocok tanam dan rakyat wajib

menyetor hasil panennya kepada penjajah Jepang.

Rakyat tidak setuju dengan keputusan yang dibuat

oleh penjajah jepang, hingga akhirnya para rakyat melakukan

perang dengan para penjajah. Jepang pun kalah perang dan

sekutu mulai datang. Soekarno sebagai presiden saat itu

mengirim utusannya ke tebuireng untuk meminta KH Hasyim

Asy’ari membantu mempertahankan kemerdekaan. KH

Page 72: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

57

Hasyim Asy’ari menjawab permintaan Soekarno dengan

mengeluarkan Resolusi Jihad yang kemudian membuat

barisan santri dan masa penduduk Surabaya berduyun-duyun

tanpa rasa takut melawan sekutu di Surabaya. Para Santri

bersiap untuk berjihad.4

C. Tim Produksi Film Sang Kiai

Produksi : Rapi Films

Departemen Produksi

Sutradara : Rako Prijanto

Asisten Sutradara : Zulkamain Simatupang

Asisten Sutradara 2 : Harfan Agustriyansyah

Asisten Sutradara 3 : Riska Thalita

Chandra Ali

Rahmat

Pengarah Peran : Sanca Khatulistiwa

Line Producer : Tutut Kulopaking

Taufik Kusnadar

Produser Eksekutif : Sunil Samtani

Priya NK

Produser : Gope T Samtani

Penata Skrip : Anggoro Saronto

4 https://hot.detik.com/movie/d-4987383/sinopsis-film-sang-kiai-

kisah-ulama-ikut-berjuang-merebut-kemerdekaan Diakses Pada 25 Desember

2020, pukul 21.37 WIB

Page 73: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

58

Departemen Kamera

Penata Kamera : Muhammad Firdaus

Asisten Penata Kamera : Hanafi Malik

Geno Akib

Operator Kamera : Batara Goempar

Fotografi : Rezha PN

Departemen Grip dan Listrik

Gaffer : Haryanto

Departemen Artistik

Penata Artistik : Frans XR Paat

Penata Busana : Gemailla Gea Geriantiana

Penata Rias : Danny Boris Saragi

Sarwo Edi Kocom

Asisten Penata Artistik : Ibanez

Frans Bogor

Efek Khusus : Adam Howarth

Departemen Penyuntingan

Penata Gambar : Cesa David Luckmansyah

Page 74: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

59

D. Sutradara dan Penulis Naskah Film Sang Kiai Rako

Prijanto

Gambar 3. 2 Rako Prijanto

Rako Prijanto lahir di Magelang Jawa Tengah 4 mei

1973 adalah seorang sutradara Indonesia. Ia mengawali karier

dengan menjadi asisten sutradara Rudy Soerdjarwo dan Riri

Riza. Selain itu, ia pernah bermain dalam film Tragedi pada

tahun 2001. Pada tahun 2002, Rako Prijanto dipercaya oleh

Mira Lesmana untuk membuat puisi cinta Rangga di film Ada

Apa dengan Cinta (2002). Puisi ini kemudian populer di

kalangan anak muda, yang segera mengenali puisi tersebut

sebagai penggalan adegan film Ada Apa dengan Cinta.5

Tak lama kemudian, Rako memutuskan untuk terjun

secara total di bidang penyutradaraan film, kesungguahn

Rako lagi-lagi menarik minat Mira Lesmana. Ia meminta

Rako untuk menggarap film Bintang Jatuh yang menjadi

5 https://id.wikipedia.org/wiki/Rako_Prijanto Diakses pada tanggal 4

Desember 2020 pukul 14.00 WIB

Page 75: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

60

debut film perdana Rako. Setelah sukses dengan Bintang

Jatuh, karir Rako semakin melaju dengan beberapa judul film

lainnya seperti D’Bijis dan Merah itu Cinta hingga Sang

Kiai.6 Hal ini sesuai dengan penjelasan Rako mengenai

bagaimana beliau mengenai awal mula dalam perfilman

Indonesia.

“ Pada awalnya saya menyutradarai beberapa film

yang bergenre drama percintaan, kemudian sempat

menjadi freelancer Photografer, asisten sutradara

hingga akhirnya saya mantap menjadi seorang

sutradara”.7

Pada tahun 2012, Rako Prijanto menangani film

Sang Kiai yang berlatar belakang kehiduoan pesantren

menjadi tantangan tersendiri bagi sutradara Rako Prijanto.

Sepanjang hidupnya, Rako belum pernah mengeyam

kehidupan pesantren. Namun, riset selama enam bulan

membantunya menyelami kehidupan pesantren dan

Nahdliyin. Tentang motivasinya mengangkat kisah KH

Hasyim Asy’ari, menurut Rako yang pernah menyutradarai

film Ungu Violet, adalah keinginannya untuk menggali

tentang Indonesia.8 Rako Prijanto juga dikenal sebagai

sutradara yang memiliki beberapa prestasi yaitu sebagai

penerima piala citra untuk sutradara terbaik pada tahun 2013

6 https://www.kapanlagi.com/rako-prijanto/profil/ Diakses pada

tanggal 4 Desember 2020 pukul 16.30 WIB 7 Wawancara dengan Rako Prijanto, Sutradara Film Sang Kiai, pada

tanggal 9 Januari 2021 pukul 16.15 WIB 8https://bola.kompas.com/read/2012/12/16/18252581/Rako.Prijanto.T

ertantang.Sang.Kyai. Diakses pada tanggal 4 Desember 2020 pukul 17.00 WIB

Page 76: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

61

untuk film Sang Kiai dan Penghargaan khusus Piala Maya

untuk pemelihan ide cerita pada tahun 2016 pada film

Bangkit!.

Beberapa film yang sudah di sutradarai oleh Rako

Prijanto antara lain : Ungu Violet (2005), D'Bijis (2007),

Merah Itu Cinta (2007), Oh My God (2008), Takut: Faces of

Fear (2008), Benci Disko (2009), Krazy Crazy Krezy (2009),

Maling Kutang (2009), Preman In Love (2009),

RomanPicisan (2010), Pengantin Sunat (2010), Perempuan-

Perempuan Liar (2011), Malaikat TanpaSayap (2012), Sang

Kiai (2012), 3 Nafas Likas (2014), Bangkit! (2016), Terjebak

Nostalgia (2016), TemanTapiMenikah (2018), Asal Kau

Bahagia (2018), Warkop DKI Reborn 3 (2019), Pemburu di

Manchester Biru (2020), TemanTapiMenikah2 (2020),

Warkop DKI Reborn 4 (2020), Keluarga Slamet (2021).

Anggoro Saronto

Gambar 3. 3 Anggoro Saronto

Anggoro Saronto merupakan seorang penulis skrip

Indonesia yang sudah banyak menuliskan berbagai macam

Page 77: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

62

film dan genre. Salah satu penghargaan yang sudah diraih

adalah piala citra untuk kategori penulis cerita asli terbaik

2013 untuk film Sang Pialang.

Beberapa film yang sudah anggoro susanto tulis

adalah Warkop DKI Reborn 4, Warkop DKI Reborn, Negeri

5 Menara: The Series (30 episode), Cahaya Cinta Pesantren,

Terjebak Nostalgia, Bangkit!, Anak Kos Dodol, 7 Misi

Rahasia Sophie, Sang Kiai, Seandainya, Malaikat Tanpa

Sayap.9

E. Tokoh Pemeran Film Sang Kiai

Ikranagara

Gambar 3. 2 Ikranagara

Ikranagara lahir pada tanggal 19 September 1943 di

Loloan Barat, Negara, Jembrana adalah seorang pemeran dan

Sastrawan Indonesia. Ia memulai kiprah di dunia kesenian

melalui drama dan puisi. Keterlibatannya di dunia film sendiri

diakui ikra karena faktor keisengan belaka. Sekurangnya

hingga detik ini sudah sekitar 13 film berhasil ia bintangin.

Tidak hanya bermain film, penghargaan pun berhasil ia raih,

seperti pemeran pembantu pria terpuji Festival Film Bandung

9 https://www.themoviedb.org/person/1310774-anggoro Diakses pada

tanggal 4 Desember 2020 pukul 18.15 WIB

Page 78: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

63

(2009), dan pemeran Utama Pria tebaik Indonesia Movie

Award (2009).10

Dalam Film Sang Kiai, Ikranagara berperan sebagai

tokoh utama film yaitu Sang Kiai KH Hasyim Asy’ari. Beliau

memerankan seorang tokoh pendiri NU dan juga seorang

pejuang Islam dimana ia harus memerankan sifat dan karakter

seorang KH Hasyim Asy’ari yang sangat religius, cerdas, dan

seseorang yang sangat cinta tanah air. Dalam perannya, selain

memerankan tokoh KH Hasyim Asy’ari, Ikranagara juga

harus mampu menggambarkan seorang karakter KH Hasyim

Asy’ari yang dikenal sebagai tokoh yang sangat Tawadu,

bijaksana , dan seorang yang sangat menjunjung tinggi

akidah.

Cristine Hakim sebagai Masrurah/Nyai Kapu

Gambar 3.5 Christine Hakim

Herlina Christine Natalia Hakim lahir di Kuala

Tungkai, Jambi pada tanggal 25 Desember 1956 atau dikenal

dengan nama Christine Hakim adalah aktris, produser film

dan aktivis Indonesia. Meski di lahirkan di Jambi, namun

10 https://id.wikipedia.org/wiki/Ikranagara Diakses pada tanggal 26

November 2020 Pukul 20.02

Page 79: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

64

orang tuanya merupakan campuran Minangkabau dan Aceh.

Hal ini lah yang menyebabkan Cristine kecil sering

mempertanyakan identitas dirinya yang terlahir di kampung

laut. Cita-citanya berubah setelah ia ditemukan oleh Teguh

Karya untuk filmnya pada tahun 1973 Cinta Pertama, sebuah

peran yang menghantarkannya meraih piala citra untuk

pemeran utama wanita terbaik dan membuatnya yakin untuk

meneruskan karir nya dalam dunia seni peran. Sejak saat itu,

ia telah membintangi sejimlah film termasuk film Badai Pasti

berlalu (1977) dan Tjoet Nja Dhien (1988), ia juga memiliki

peran minor dalam film Hollywood tahun 2010 Eat Pray

Love.

Hingga 2018, ia telah mendapatkan delapan piala

citra, menerima penghargaan seumur hidup dari festival film

Indonesia, Indonesia Movie Actors Awards, dan Festival Film

Internasional Cinemanila, serta ditunjuk sebagai anggota juri

pada ajang Festival Film Cannes 2002.11

Dalam Film Sang Kiai, Christine Hakim berperan

sebagi Nyai Kapu atau sebagai seorang istri dari tokoh KH

Hasyim Asy’ari. Perannya sang sangat vital yaitu bagaimana

ia menjadi istri yang sangat menghormati suaminya dan

membantu suaminya dalam membela agama dan negara.

11 https://id.wikipedia.org/wiki/Christine_Hakim Diakses pada

tanggal 26 November 2020 pada pukul 20.38 WIB

Page 80: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

65

Adipati Dolken sebagai Harun

Gambar 3.6 Adipati Dolken

Adipati Dolken lahir di Jakarta, 19 Agustus 1991

adalah actor dari Indonesia, Adipati koesmadji mulai dikenal

sejak berperan sebagai Virgo dalam Sinetron Kepompong

yang tayang di SCTV.

Berkat perannya di film Sang Kiai pada tahun 2013,

Adipati memenangkan penghargaan FFI untuk pemeran

pendukung pria terbaik, menjadikan adi salah satu actor

termuda yang memenangkan piala citra usia 21 Tahun.12

Dalam Film Sang Kiai, Adipati berperan sebagai

Harun dimana dia adalah seorang santri di tebuireng asuhan

KH Hasyim Asy’ari. Dalam film Sang Kiai, saat KH Hasyim

Asy’ari ditangkap oleh Jepang, Harun adalah salah satu murid

beliau yang sangat tidak terima saat gurunya ditangkap,

kemudian dia mengumpulkan pasukan santri untuk berdemo

dalam pembebasan KH Hasyim Asyari.

12 https://id.wikipedia.org/wiki/Adipati_Dolken Diakses pada tanggal

26 November 2020 pada pukul 21.12 WIB

Page 81: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

66

Agus Kuncoro Adi sebagai KH Wahid Hasyim

Gambar 3.7 Agus Kuncoro

Agus Kuncoro lahir di Jakarta, 11 Agustus 1972

adalah seorang aktor Indonesia, pemilik nama lengkap Agus

Kuncoro Adi dikenal sebagai bitang film yang telah

membintangi drama-drama kolosal di layar kaca. Namanya

melambung setelah bermain dalam film saur sepuh IV yang

diangkat langsung dari drama radio hits pada masa itu.

Disisi lain, pria yang lebih akrab disapa Agus

Kuncoro ini mengawali debut di dunia sinetron sebagai Prabu

Kertarajasa Jayawardhana dalam sinetron laga Tutur Tinular

yang tayang 1997. Agus Kuncoro semakin melejit setelah

dipercaya memerankan karakter Azzam di sinetron Para

Pencari Tuhan. Ada beberapa film yang berhasil ia perankan

seperti Malaikat Tanpa Sayap (2012), Cinta Tapi Beda

(2012), Sule, Ay Need You (2012), dan Cinta di Saku Celana

(2012).

Berkat kehebatannya dalam bermain peran, ia

beberapa kali masuk nominasi Piala Citra untuk kategori

pemain pendukung pria terbaik 2017. Hingga pada perhelatan

Page 82: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

67

Panasonic Gobel Awards 2017, dan pemeran akum dalam

sinetron Dunia Terbaik ini pun dinobatkan sebagai Aktor

Favorit.13

Pada film Sang Kiai, Agus Kuncoro berperan

sebagai KH Wahid Hasyim, beliau adalah anak pertama dari

pahlawan nasional dan ulama besar KH Hasyim Asy’ari

sekaligus menjadi seorang ayah dari Abdurrahman wahid,

pada perannya sebagai seorang anak Kiai, Agus Kuncoro

yang memerankan Wahid Hasyim harus membebaskan

ayahnya dari tangan penjajah Jepang. Wahid Hasyim

menggunakan jalur diplomat sebagai upaya dalam

pembebasan ayahnya dan menjadi tangan kanan ayahanya

pada masa itu.

Meriza F Batubara sebagai sari

Gambar 3.8 Meriza F Batubara

Meriza Febriani Batubara atau lebih dikenal Meriza

Febriani lahir di Bandung, 16 Februari 1989 adalah seorang

Aktrris dan model . Meriza mengawali karir sebagai finalis

13 https://www.viva.co.id/siapa/read/611-agus-kuncoro Diakses pada

tanggal 27 November 2020 pada pukul 10.06 WIB

Page 83: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

68

Gadis Sampul pada tahun 2005, sebelum terjun dalam dunia

perfilman Indonesia dan FTV, Meriza Febriani terlebih

dahulu menjadi model iklan-iklan komersial mulai dari

majalah, surat kabar, bahkan televisi.14

Dalam film Sang kiai, Meriza berperan sebagai Sari,

seorang santriwati dari pesantren Tebuireng asuhan KH

Hasyim Asyari. Sari merupakan santriwati yang sangat pintar

dan agamis, ia kemudian jatuh cinta dan menikah dengan

salah satu santri yang bernama harun. Sebagai seorang istri,

sari sangat menuruti kata kata suaminya.

Tokoh Pemeran lainnya

Dimas Aditya sebagai Hamzah

Royham Hidayat Sebagai Khamid

Ernestsan Samudera sebagai Abdi

Ayes Kassar Sebagai Baidhowi

Dayat Simbala sebagai KH Yusuf Hasyim

Andrew Trigg sebagai Brigadir Mallaby

Arswendi Nasution sebagai KH. A. Wahab Hasbullah

Norman Rivianto Akyuwen sebagai Kang Solichin

F. Kelebihan Film Sang Kiai

Sebagai sebuah bagian dari komunikasi massa, tentu

film sangat mampu mempengaruhi para penikmatnya. Salah

satunya adalah film Sang Kiai ini. Tidak hanya sebagai

14 https://id.wikipedia.org/wiki/Meriza_Febriani Diakses pada tanggal

3 Desember 2020 pukul 19.00

Page 84: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

69

sebuah media hiburan, film Sang Kiai juga mampu sebagai

media informasi dan edukasi yang memberikan nilai sejarah

yang besar tentang perjuangan rakyat Indonesia di jaman

penjajahan Jepang pada saat itu, khusus nya adalah KH.

Hasyim Asyari sebagai ulama besar dan pahlawan di

Indonesia.

Film ini juga masuk dalam beberapa nominasi yang

diadakan dalam ajang penghargaan film terbaik Tanah Air.

Selain masuk nominasi, film Sang Kiai juga mampu

memenangkan berbagai penghargaan tersebut, diantaranya

adalah:

1. Film Sang Kiai sebagai Film terbaik dalam Festival film

Indonesia tahun 2013

2. Rako Prijanto sebagai Sutradara terbaik dalam festival

film Indonesia tahun 2013

3. Adipati Dolken sebagai pemeran pendukung pria terbaik

dalam festival film Indonesia tahun 2013

4. Film Sang Kiai sebagai film terpuji dalam festival film

bandung tahun 2014

5. Ikranagara sebagai pemeran utama pria terpuji dalam

festival film bandung tahun 2014

6. Rako Prijanto sebagai sutradara terpuji dalam festival film

bandung tahun 2014

7. Adipati Dolken sebagai pemeran pembantu pria terpuji

dalam festival film bandung tahun 2014.15

15 http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s008-13-020007_sang-

kiai/award Diakses pada tanggal 25 November 2020 pukul 22.59 WIB

Page 85: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

70

BAB IV

DATA DAN HASIL TEMUAN

Dalam Bab ini, penulis akan memaparkan data dan

temuan penelitian dan analisis penelitian yang terdapat dalam

film Sang Kiai, sesuai dengan teori yang penulis gunakan yaitu

model analisis naratif karakter Vladimir Propp untuk

mendeskripsikan dan menganalisis karakter tokoh yang terdapat

dalam film Sang Kiai. Berikut adalah hasil temuan yang berkaitan

dengan teori Vladimir Propp :

A. Analisis Fungsi Karakter Dalam Film Sang Kiai

Dalam Fungsi pelaku terdapat ringkasan cerita,

fungis, definisi, dan lambing. Fungsi pelaku menggambarkan

dimana seorang tokoh atau pelaku bertindak sesuatu. Dari

fungsi tertentu kemudian dideskripsikan sesuai narasi film.

Deskripsi dari narasi film akan diberi lambang dengan kode-

kode tertentu. Sebutan tokoh di bagian fungsi, tidak

dijelaskan dengan nama tokoh namun menggunakan istilah

dengan pahlawan, puteri, penjahat, pendonor dan penolong.

Pahlawan merupakan tokoh sentral yang selalu hadir

dalam setiap peristiwa. Penjahat adalah orang yang membuat

celaka pahlawan atau keluarga pahlawan. Donor adalah orang

atau alat yang membantu pahlawan saat mengalami kesulitan.

Puteri disini digambarkan adalah seorang istri dari pahlawan.

Penolong adalah orang yang menolong pahlawan dan

membantu pahlawan dalam mengalahkan penjahat.

Page 86: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

71

Dalam cerita Sang Kiai, penggambaran fungsi

karakter berfokus berdasarkan perjalanan hidup seorang

pahlawan, cara berpikir dan tindakan/keputusan yang diambil

oleh karakter berdasarkan situasi dan kondisi saat itu.

1. Adegan Awal

Adegan awal dari film Sang Kiai dibuka dengan

keadaan pesantren Tebuireng yang sangat damai dan

tentram. Dimana saat itu pesantren Tebuireng sedang

melakukan pendaftaraan santri baru. Pada adegan ini juga

diperkenalkan sosok KH Hasyim Asy’ari ( pahlawan ),

sosok pahlawan dikenal sebagai seorang yang rendah hati

dan digambarkan sebagai orang biasa.

Gambar 4.1 Menit 00.00.15-00.02.48

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

α Situasi awal

Bagian ini dibuka dengan adegan di pesantren Tebuireng yang sedang membuka pendaftaran santri baru. Hamid yang bertugas sebagai penerima para pendaftar di tebuireng melayani 2 calon santri yang memiliki perbedaan latar belakang yaitu kaya dan miskin. Ketika melayani calon santri yang miskin, Hamid hampir menolak calon santri tersebut dengan alasan calon santri

Page 87: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

72

tersebut tidak memiliki harta atau uang sebagai bayaran untuk menjadi santri di Tebuireng. Kemudian KH Hasyim Asy’ari (Pahlawan) yang melihat hal tersebut menegur Hamid dan menerima calon santri tersebut agar menjadi santri di tebuireng

Tabel 4.1 Situasi Awal

Orang tua kaya : “Cukup nak ?”

Hamid : “Sampun pak”

Orang tua kaya : “Kalau kurang ngomong, saya

kan orang kaya, iya toh le ?”

Hamid : “silahkan pak, berikut nya”

Orang tua miskin : “aduh, maaf dek. Ee.. kami tidak

punya hasil bumi untuk nyantri

disini.”

Hamid : “waduh pak, pak... gabisa, kalo

bapak nyantri disini, mangan opo

pak ? mangan opo ?”

Kh. Hasyim : “wallahu khoirur roziqin, Allah

itu sebaik-baik maha pemberi rizki..

Bapak, anak bapak diterima

menjadi santri disini”

Orang tua miskin : “ Matursuwun hadratussyaikh”

Kh. Hasyim : “antar anak ini ke pondok ya”

Abdi : “ nggeh, nyai..

Page 88: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

73

2. Ketidakhadiran

Awal kedatangan jepang yang disambut baik

oleh rakyat Indonesia berubah menjadi malapetaka bagi

rakyat itu sendiri. Jepang mulai menjajah berbagai daerah

di Indonesia. hingga akhirnya tibalah jepang masuk

daerah Jombang Jawa Timur. Kerusuhan pabrik cukir

membuat Jepang mendatangi pesantren Tebuireng untuk

membawa dan menangkap KH. Hasyim Asy’ari. Adegan

yang semula tentram dan damai mendadak menjadi situasi

kacau karena Jepang mengancam para santri agar KH

Hasyim Asy’ari keluar dan mau menemui Jepang.

Gambar 4.2 Menit 00.12.06-00.17.50

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

Β Ketidakhadiran

Dalam adegan ini, kedatangan Jepang ke pesantren Tebuireng membuat keadaan kacau. Jepang membuat ancaman dengan menembakan senjata api ke arah para santri agar membuat pahlawan yaitu KH Hasyim Asy’ari mau keluar untuk bertemu Jepang.

Tabel 4.2 Ketidakhadiran

Page 89: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

74

K. Tentara Jepang : “ Tembakkk! , Kepung…!”

Tentara Jepang : “ Pergi kesana….!”

K. Tentara Jepang : “ Mana KH Hasyim Asy’ari ?,

Keluar!, Tembakk ! Kh Hasyim

Asy’ari !”

3. Pelarangan

Setibanya KH Hasyim Asy’ari di markas Jepang,

komandan Jepang langsung menyuruh KH Hasyim

Asy’ari untuk segera menandatangani perjanjian untuk

menyembah matahari dan larangan untuk memeluk Islam.

Gambar 4. 1 Menit 00.21.06-00.24.00

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

Γ Pelarangan Setelah ditangkap dan dibawa ke markas Jepang. KH Hasyim Asy’ari (Pahlawan) diberikan surat perjanjian yang berisikan larangan untuk memeluk agama Islam dan menyembah dewa matahari mereka. Namun beliau menolak dan diberi ancaman akan disiksa jika tidak menandatangani surat tersebut

Tabel 4.3 Pelarangan

K.Tentara Jepang : “Cepat tanda tangan !, Lihat apa

kamu orang tua ?”

Page 90: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

75

KH. Hasyim Asy’ari : “ Saya tidak bisa tanda tangan,

saya sama sekali tidak terlibat

dalam peristiwa cukir, tentang

Sekirei saya tidak akan pernah

melakukannya.”

Hamzah : “KH Hasyim Asy’ari tidak

terlibat peristiwa cukir. Beliau

tidak bersedia menandatangani.”

K. Tentara Jepang : “apa ? Dia tidak mau tanda

tangan ?. kalau dia tidak mau

tanda tangan, saya akan siksa dia

sampai mau tanda tangan. Cepat

katakana ke dia, cepat katakan !.”

KH. Hasyim Asy’ari : “Tidak ada hal yang lebih buruk

dari pada menggadaikan akidah

untuk cari selanat, hanya kepada

Allah SWT kami menyembah,

silahkan tuan kalau ingin

menyiksa saya.”.

Hamzah : “ Kiai tetap tidak bersedia.

Karena ini berhubungan dengan

prinsip agama kiai.”.

K.Tentara Jepang : (menggebukan meja) “anda

harus menandatangani ini !”.

Page 91: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

76

Terdengar suara adzan

Hamzah : “ Kiai mau kemana ?”

KH. Hasyim Asy’ari : “kamu muslim ?”

Hamzah : “ Iya Kiai ?”

KH. Hasyim Asy’ari : “Bagaimana kamu bisa mengaku

muslim, kalau panggilan itu sama

sekali tidak mengetuk-ngetuk pintu

kalbu mu, panggilan itu

seharusnya menggugurkan segala

kegiatan yang kamu lakukan. Kafir

ini boleh saja merajam saya,

setelah saya menunaikan ibadah

sholat. Mereka memaksa kita

untuk memuja dewa matahari

mereka , sekarang apakah mereka

akan melarang kita memuja tuhan

kita ?”

K.Tentara Jepang : “mau kemana dia ?”

Hamzah : “ Kiai mau shalat. kata Kiai,

mereka memaksa kita memuja

dewa matahari mereka dan

Sekarang mereka apa mereka

akan melarang kita memuja tuhan

kita?”

Page 92: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

77

K.Tentara Jepang : “Bajingan !” (sambil menampar

Hamzah).

4. Kekerasaan

KH Hasyim Asy’ari yang menolak untuk

menandatangani surat perjanjian tersebut membuat beliau

harus di siksa dan di pukuli oleh tantara Jepang.

Gambar 4. 4

Gambar 4. 5 Menit 00.35.06-00.39.20

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

δ Kekerasan KH hasyim Asy’ari yang menolak untuk menandatangani surat perjanjian mendapatkan kekerasan dari tentara Jepang. Beliau disiksa dipukuli tangannya untuk membuat takut para santri Tebuireng dan memaksa KH Hasyim Asy’ari mau menandatangani surat tersebut

Tabel 4.4 Kekerasan

Page 93: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

78

K.Tentara Jepang : “Pukuli mereka, siksa mereka !”

Hamzah : “ Komandan, hara panda

pikirkan. KH Hasyim Asy’ari bukan

kiai pesantren kecil. Pesantren di

jawa dan di madura akan meminta

restunya saat akan membuka

pesantren. Mencederainya akan

mencederai perasaan banyak

orang, dan situasi ini tidak

menguntungkan kita.”

K.Tentara Jepang : “Siksa dua orang ini dan

penjarakan mereka !”

Hamzah : “ anda mau melakukan apa ?”

K.Tentara Jepang : “kau bilang dia Kiai besar, biar

rakyat tahu. Kalau Kiai besar

mereka sedang mendapatkan

masalah!”

5. Pemindahan Ruang

Antusiasme para pengikut dan santri Tebuireng

agar KH Hasyim Asy’ari bebas, membuat beliau

dipindahkan dari markas Jepang Jombang ke markas

Jepang Mojekerto.

Page 94: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

79

Gambar 4. 6 Menit 00.40.55-00.42.15

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

G Pemindahan ruang

Berbagai macam cara yang dilakukan para pengikut dan santri Tebuireng untuk membebaskan KH Hasyim Asy’ari membuat Komandan Jepang memerintahkan para tentara untuk memindahkan KH Hasyim Asyari dari Jombang ke Mojokerto.

Tabel 4.5 Pemidahaan Ruang

K.Tentara Jepang : “KH Hasyim Asy’ari, harus

secepatnya kita pindahkan dari

sini. Lama-lama, penjara ini bisa

jebol oleh pengikutnya. Kita

pindahkan Kh Hasyim Asy’ari ke

Mojokerto. Laksanakan !”

6. Tipu Daya

Jepang melakukan berbagai macam cara dan tipu

daya untuk mengusai Indonesia. Salah satunya adalah

dengan menggunakan jalur agama.

Page 95: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

80

Gambar 4. 7 Menit 00.47.27-00.48.32

Gambar 4.8 Menit 01.13.34-01.13.50

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

Η Tipu Daya Mengambil Jalur agama menjadi salah satu cara jepang untuk menguasai dan untuk memakai tenaga rakyat Indonesia.

Tabel 4.6 Tipu Daya

A Hamid Ono : “Saya kira untuk mengambil hati

rakyat Indonesia dengan cara

mengambil jalur agama”.

Letjen kumakichi : “apakah tindakan merangkul itu

tidak terkesan lemah ? itu akan

membuat mereka semakin berani.”

A Hamid Ono : “Jumlah penduduk yang beragaama

Islam di Indonesia 60 juta orang, kita

Page 96: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

81

bisa milisi mereka merepotkan logistic

kita. Mungkin kita bisa memakasi

tenaga mereka itu”.

Saiko Sikikan : “Kalau begitu, kita tidak bisa

lepaskan para kiai begitu saja. Kita

adakan latihan para kiai agar mereka

loyal kepada pemerintahan Jepang.”

Sementara di scene lainnya

Saiko Sikikan : “Penyatuan ini salah satu cara untuk

menundukan ulama NU. Akan lebih

memudahkan bagi kita juga. Karena

Shumubu dan Masyumi tidak akan

bertentangan.”

Letjen kumakichi : “Saya mengerti. Dengan

penggabungan ini akan memudahkan

bagi kita untuk mengontrol dalam

penyelesaian Islam.”

7. Tugas Berat

Kebebasan KH Hasyim Asy’ari yang diberikan

oleh Jepang menimbulkan tugas berat bagi beliau. KH

Hasyim Asy’ari diberikan tugas untuk menjadi pemimpin

dari organisasi Masyumi dan Shumubu.

Page 97: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

82

Gambar 4.9 Menit 00.49.12-00.50.02

Gambar 4.10 Menit 01.12.40-01.13.30

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

M Tugas Berat

KH Hasyim Asy’ari menerima tugas berat yang diberikan oleh pemerintah Jepang. Beliau dipilih untuk memimpin organisasi Masyumi dan Shumubu.

Tabel 4.7 Tugas Berat

Dialog ketika KH Hasyim Asy’ari ditunjuk

sebagai pemimpin Masyumi dan Shumubu.

Saiko Sikikan : “Kami menganggap Shumubu gagal

dalam menjalankan tugasnya.

Penyatuan shumubu dan masyumi

dibawah satu kepemimpinan tentu

tidak akan membuat Masyumi dan

Page 98: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

83

Shumubu berseberangan tapi malah

akan saling mendudung”.

Wahid Hasyim : “Jadi maksud tuan ketua Shumubu

dan ketua Masyumi itu sama ?”

Seiko Sikikan : “tentu saja, saya meminta KH

Hasyim Asy’ari bersedia untuk

memimpin Masyumi sekaligus

Shumubu.”

8. Keterlibatan

KH Hasyim Asy’ari dan Wahid Hasyim berhasil

ditipu daya oleh pemerintah Jepang. Mereka tidak

mengetahui tujuan sesungguhnya dari pembentukan

Masyumi dan di tunjuknya KH Hasyim Asy’ari sebagai

pemimpin organisasi tersebut.

Gambar 4.11 Menit 00.54.10-00.54.40

Page 99: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

84

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

Θ Keterlibatan

Dijadikannya KH Hasyim Asy’ari sebagai pemimpin Masyumi dan Shumubu ternyata memiliki sebuah alasan. Ini merupakan sebuah strategi Jepang dalam menaklukan Umat Islam di Indonesia.

Tabel 4.8 Keterlibatan

Wahid Hasyim : “Jepang meminta kita untuk

melipatgandakan hasil bumi,

sedangkan kita sendiri belum tahu apa

kepentingannya”.

KH Hasyim Asy’ari : “Kita ikuti saja, tapi kalau terjadi

penyelewengan harus kita tolak.

Sebab sesungguhnya sesuatu hal

ketaatan itu apabila telah bercampur

dengan kemaksiatan yang tampak

jelas maka harus di tolak .”

9. Kejahatan

Propaganda untuk melipatgandakan hasil bumi

mendapat kritik dari rakyat Indonesia. Hal ini sangat

merugikan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.

Page 100: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

85

Gambar 4.12 Menit 00.56.47-00.57.53

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

A Kejahatan Rakyat Indonesia mendapat kejahatan dan kesengsaraan dari hasil propaganda yang dilakukan pemerintah Jepang. Mereka memerintahkan melipatgandakan hasil bumi mereka.

Tabel 4.9 Kejahatan

10. Mediasi

KH Hasyim Asy’ari menerima keputusan Jepang

untuk menjadi ketua Masyumi dan ketua Shumubu.

Gambar 4.13 Menit 01.13.54-01.14.58

Page 101: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

86

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

B Mediasi Melihat adanya peluang dan kesempatan, KH Hasyim Asy’ari menerima tawaran dari pemerintah Jepang untuk menjadi pemimpin di Masyumi dan Shumubu.

Tabel 4.10 Mediasi

Wahid Hasyim : “Bagaimana tawaran dari

Pemerintah Jepang tadi pak?”.

KH Hasyim Asy’ari : “Ini kesempatan . agar kita bisa

memperjuangkan Indonesia dari

dalam. Dengan masuk ke Shumubu

tentu kita akan bisa mengambil

kebijakan yang tidak merugikan

rakyat, peristiwa Zaenal Mustafa

jangan sampai terulang lagi.”

Wahid Hasyim : “Jadi bapak ambil kesempatan ini

?”.

KH Hasyim Asy’ari : “ya, dengan satu syarat. Bapak

akan tetap di Tebuireng, kamu yang

mewakili bapak di Jakarta.”

11. Fungsi Pertama Seorang Penolong

Pengumuman Janji jepang untuk segera

memerdekakan Indonesia, membuat A Hamid Ono

menyarankan kepada KH Hasyim Asy’ari untuk

mengikuti latihan militer Jepang untuk menjadi salah satu

Page 102: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

87

persiapan kemerdekaan Indonesia dan upaya dalam

mempertahankan Indonesia.

Gambar 4.14 Menit 01.16.49-01.19.05

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

D Fungsi Pertama Seorang Penolong

Setelah A Hamid Ono menyampaikan maksud dan tujuan Jepang kepada KH Hasyim Asy’ari. Beliau memberikan saran untuk mengikuti latihan militer yang perintahkan Jepang bukan untuk membantu Jepang dalam berperang melawan sekutu, melainkan untuk menjaga kedaulatan Indonesia dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia..

Tabel 4.11 Fungsi Pertama Seorang Penolong

A Hamid Ono : “Kyai, dan Gus Wahid tentu telah

mendengar di Jakarta Bung Karno

memakai strategi koperatif dengan

Jepang karena mereka berjanji untuk

memerdekakan Indonesia. Kalo

menurut saya, panjengenan mau

mengikuti pelatihan militer ini. Ini

tentu akan menguntungkan pihak

Indonesia.”

Page 103: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

88

Wahid Hasyim : “Pelatihan militer ? saya pikir apa

yang dikatakan tuan Ono ini ada

betulnya. Kalo benar-benar Indonesia

akan merdeka itu berarti

membutuhkan tantara yang memadai

untuk memertahankan negeri. Jadi,

tawaran tuan Ono untuk pelatihan

militer sangat penting. Bagaimana

pak ?.”

KH Hasyim Asy’ari : “ya.., tapi sebatas menjaga

pertahanan dalam negeri tidak masuk

Heiho melainkan berdiri sendiri

membentuk barisan sendiri barisan

Hisbullah.”

12. Reaksi Dari Pahlawan

Dengan Informasi dan nasehat yang didapatkan

dari A Hamid Ono, KH Hasyim Asy’ari sebagai

pemimpin dari Shumubu yang di wakilkan oleh anaknya

memberikan amanat kepada seluruh pesantren untuk

mengikuti beberapa santrinya dalam latihan militer guna

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan membentuk

barisan Hisbullah.

Page 104: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

89

Gambar 4.15 Menit 01.19.06-01.22.24

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

E Reaksi dari Pahlawan

Berkat Nasehat dan Informasi yang didapatkan dari A Hamid Ono, KH Hasyim Asy’ari memberikan amanat kepada seluruh pesantren agar santrinya bisa mengikuti pelatihan militer Jepang untuk persiapan kemerdekaan Indonesia.

Tabel 4.12 Reaksi dari Pahlawan

13. Tindak Balasan

Pada tanggal 14 agustus 1945 Jepang akhirnya

menyerah kalah pada sekutu. Hal tersebut dimanfaatkan

oleh rakyat Indonesia untuk melakukan pembalasan dan

menyerang ke markas besar Jepang.

Gambar 4.16 Menit 01.22.25-01.24.32

Page 105: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

90

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

C Tindak Balasan

Titik balik penyerangan Indonesia terhadap Jepang ditandai dengan kekalahan Jepang dengan sekutu. Hal tersebut dimanfaatkan Indonesia untuk segera mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan mengusir Jepangd dari Indonesia.

Tabel 4.13 Tindak Balasan

14. Kemenangan

Setelah melakukan tindak balasan dan

penyerangan balik kepada Jepang, akhirnya Indonesia

berhasil menang dan terbebas dari jajahan Jepang.

Gambar 4.17 Menit 01.24.34-01.25.40

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

I Kemenangan

Penantian lama rakyat Indonesia terhadap penjajahan Jepang akhirnya usai. Kemenangan yang dinanti akhirnya tiba.

Tabel 4.14 Kemenangan

15. Kedatangan Tidak Dikenal

Seusai Jepang kalah dan meninggalkan

Indonesia, Sekutu mulai mencoba kembali menjajah

Indonesia.

Page 106: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

91

Gambar 4.18 Menit 01.26.37-01.26.50

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

O Kedatangan tidak dikenal

Setelah Jepang kalah, sekutu mulai mendarat di Indonesia kembali guna untuk menjajah dan menguasai Indonesia.

Tabel 4.15 Kedatangan Tidak Dikenal

16. Solusi.

Kedatangan sekutu membawa masalah baru bagi

Indonesia. Hal ini lah yang mendasari Bung Karno

melalui utusannya untuk bertemu dengan KH Hasyim

Asy’ari. Bung Karno menanyakan bagaimana hokum

dalam Islam tentang membela tanah air.

Gambar 4.19 Menit 01.26.53-01.28.36

Page 107: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

92

Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi

N Solusi Kedatangan sekutu di Indonesia menimbulkan banyak pertanyaan tentang hukum Islam dalam membela tanah air. KH Hasyim yang ditanyai hal tersebut membuat pertemuan dengan para Kyai dan para sesepuh untuk membahas hal tersebut.

Tabel 4.16 Solusi

Utusan Bung Karno : “Bung Karno menitipkan pesan

kepada Kyai

KH Hasyim Asy’ari : “Apa pesan Bung Karno ?”.

Utusan Bung Karno : “Beliau berpesan apa hukumnya

membela tanah air bukan membela

Allah, bukan membela Islam, atau

membela Alqur-an, sekali lagi

membela tanah air. Apa hukumnya

Kyai ?.”

Setelah utusan Bung Karno menyampaikan

pesan, KH Hasyim Asy’ari bersegera untuk mengundang

para Kyai sepuh untuk membahas bagaimana Hukum

dalam membela tanah air.

KH Hasyim Asy’ari : “Kemarin kita kedatangan utusan

Bung Karno, yang menanyakan apa

hukumnya membela tanah air. Hokum

membela negara dan melawan

Page 108: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

93

penjajah adalah Fardhu ai’n bagi

setiap Mukallaf yang berada dalam

radius, perang melawan penjajah

adalah Jihad Fisabilillah. Oleh

karena itu, umat Islam yang mati

dalam peperangan itu adalah Syahid.

Mereka yang mengkhianati

perjuangan umat Islam dengan

memecah belah persatuan dan

menjadi kaki tangan penjajah wajib

hukumnya di bunuh.”

B. Karakter dan Oposisi Berlawanan dalam Film Sang Kiai

Dalam sebuah cerita terdapat alur plot di dalamnya.

Dalam sebuah dongeng jaman dahulu, tampilan seorang

pahlawan digambarkan dengan sangat tampan ataupun cantik,

dan penjahat mempunyai wajah yang buruk rupa. Seiring

berjalannya waktu dan perkembangan.

pemikiran seseorang, di jaman sekarang tampilan

seorang penjahat pun bisa mengimbangin wajah sang

pahlawan. Dalam fungsi karakter dan oposisi berlawan, sifat

antara pahlawan dan penjahat sangat bertolak belakang dalam

film. Pahlawan mempunyai sifat dan karakter pemimpin

Islam sedangkan penjahat mempunyai sifat dan karakter

berlainan. Dalam film Sang Kiai sang pahlawan diwakili oleh

KH. Hasyim Asy’ari dan penjahat adalah penjajah Jepang,

Page 109: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

94

Belanda dan sekutu yang membuat hidup rakyat Indonesia

menderita.

Kepahlawanan Kejahatan

Pahlawan menjalankan misi

tertentu atau menderita

akibat tindakan penjahat.

Penjahat menghalangi misi,

pahlawan dan menghukum

pahlawan

Mengalami cobaan berat Membuat pahlawan mengalami

cobaan berat.

Cinta

Benci

Individualis

Kolektivis

Perjuangan keras

Kerajaan jahat

Imajinasi, penemuan,

kreatifitas

Teknologi, kekuatan

Memperoleh pertolongan

Menghambat penolong

Tabel 4.17 Karakter dan Oposisi Berlawanan film Sang Kiai

C. Karakter Tokoh dalam Film Sang Kiai

Menurut Vladimir Propp terdapat 5 karakter tokoh

dalam narasi. Berikut hasil analisis karakter tokoh yang

terdapat dalam film Sang Kiai.

1. The Hero atau Pahlawan (KH. Hasyim Asy’ari)

2. Villain atau Penjahat ( Penjajah Jepang)

Page 110: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

95

3. Princess atau Putri ( Nyai Kapu atau Masruroh )

4. Helper atau Penolong ( KH Wahid Hasyim )

5. The Donor atau Penderma ( A. Hamid Ono )

Page 111: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

96

BAB V

ANALISIS PEMBAHASAN

A. Narasi Fungsi Film Sang Kiai

Berikut Analisis narasi fungsi yang terdapat

dalam film Sang Kiai :

1. Situasi Awal

Peristiwa ini merupakan sebuah situasi awal yang

sangat berperan penting dalam urutan cerita film Sang

Kiai. Situasi awal ini tidak termasuk dalam fungsi pelaku

yaitu α. Adegan awal menampilkan kondisi pertama

pahlawan dan menampilkan kebaikan serta kemurahan

hati pahlawan sebagai pemimpin dari pesantren

Tebuireng. Situasi awal menceritakan sifat dan karakter

dari pahlawan yang di perankan KH Hasyim Asy’ari.

Pahlawan ini merupakan tokoh utama dan sentral yang

banyak terlibat dalam kejadian. Setelah situasi awal,

kemudian dilanjutkan dengan fungsi pelaku.

2. Ketidakhadiran

Dalam potongan dialog diatas, Terlihat bahwa

kedatangan Jepang ke pesantren Tebuireng memiliki

tujuan, yaitu menangkap KH Hasyim Asy’ari (Pahlawan).

Ketidakhadiran KH Hasyim Asy’ari pada awalnya

membuat para tentara Jepang mengancam dan menembaki

para Santri Tebuireng agar KH Hasyim Asy’ari keluar.

Peristiwa ini terdapat dalam fungsi narasi Propp ke-2

dengan lambing β. Ketidakhadiran yang dimaksudkan

Page 112: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

97

dalam fungsi narasi Propp adalah ketika salah seorang

anggota keluarga tidak berada di rumah. Dalam banyak

cerita, ini menjadi awal dari sebuah malapetakan. Dunia

yang teratur tiba-tiba terlihat akan menjadi kacau.

3. Pelarangan.

Dalam potongan dialog diatas, sesampainya KH

Hasyim Asy’ari (pahlawan) di markas Jepang. Komandan

jepang langsung mengadakan pertemuan dengan KH

Hasyim asy’ari dan di damping oleh Hamzah sebagai

penterjemah antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang.

Komandan Jepang langsung memberikan surat kepada

KH Hasyim Asy’ari untuk di datangani olehnya. Surat

tersebut berisikan tentang larangan untuk memeluk Islam

dan untuk menyembah dewa matahari Jepang. Namun,

KH Hasyim Asy’ari menolak dan memegang teguh

akidah serta agama Islam. Komandan Jepang yang marah

kan mengancam sang pahlawan dengan siksaan sampai

KH Hasyim Asy’ari mau menandatangani perjanjian

tersebut.

4. Kekerasan

KH Hasyim Asy’ari yang menolak untuk

menandatangani surat perjanjian tersebut mendapatkan

kekerasan dan siksaan yang sangat kejam. Meskipun

hamzah membujuk Komandan Jepang untuk tidak kasar

dan mencederai KH Hasyim Asy’ari karena beliau

merupakan Kiai besar. Hal tersebut membuat Komandan

Jepang untuk segera memberikan siksaan dan memasukan

Page 113: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

98

KH Hasyim Asy’ari masuk penjara agar rakyat tahu dan

tunduk pada kekuasaan Jepang.

5. Pemindahaan Ruang

Pemindahan KH Hasyim Asy’ari dari penjara

Jombang ke penjara Mojokerto di dasari oleh

kekhawatiran komandan Tentara Jepang terhadap

jebolnya penjara Jombang oleh para pengikut dan santri

Tebuireng. Antusiasime yang di perlihatkan oleh santri

dan para pengikut KH Hasyim Asy’ari sangat terlihat jelas

dari berbagai macam kegiatan mereka seperti bersholawat

bersama di depan penjara hingga berunjuk rasa di depan

penjara.

6. Tipu Daya

Dengan banyaknya rakyat Indonesia yang

beragama Islam membuat pemerintah Jepang untuk

mengambil jalur agama sebagai cara untuk mengusai

Indonesia. Berbagai macam cara dan tipu daya yang

dilakukan Jepang untuk mengontrol para Kiai besar dan

para tokoh agama dalam membantu pemerintah Jepang

dan bisa menguasai sumber daya manusia Indonesia.

7. Tugas Berat

Dibebaskannya KH Hasyim Asy’ari dari penjara

Jepang, tidak membuat beliau bebas sepenuhnya. Sebab,

Jepang meminta KH Hasyim Asy’ari untuk menjadi

pemimpin di organisasi Masyumi dan Shumubu. Hal ini

dikarenakan Jepang merasa kecewa atas kerja Shumubu

sebelumnya yang gagal dalam propaganda hasil bumi

Page 114: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

99

kepada rakyat maka dari itu, Jepang inigin menyatukan

Shumubu dan Masyumi agar umat Muslim memiliki satu

komando dan dapat kuasai dengan mudah.

8. Keterlibatan

Pertemuan pertama antara Masyumi dan

pemerintah Jepang memiliki maksud tertentu. Jepang

menginginkan kerjasama dengan Masyumi untuk

melakukan propaganda melipatgandakan hasil bumi

kepada rakyat. Hal ini lah yang membuat Wahid Hasyim

merasa tertipu oleh pemerintah Jepang yang sengaja

membuat organisasi ini untuk kepentingan militer mereka.

KH Hasyim Asy’ari memberikan nasehat kepada Wahid

Hasyim untuk mengikuti mereka dengan catatan jika hal

tersebut merugikan rakyat dan melanggar akidah harus

segera di tolak.

9. Kejahatan

Dengan meminta bantuan organisasi Masyumi,

Jepang memerintahkan kepada rakyat Indonesia untuk

melakukan melipatgandakan hasil bumi. Hal ini membuat

rakyat Indonesia menderita dan mendapat kejahatan dari

para Tentara Jepang. Rakyat Indonesia dipaksa untuk

bertani dan hasilnya diserahkan kepada Jepang tanpa

adanya bayaran. Bagi rakyat yang tidak menurut akan di

pukuli dan di siksa oleh Tentara Jepang. Kemudian KH

Zaenal Mustafa yang melihat kejadian ini merasa Jepang

telah memanfaatkan hasil bumi Indonesia untuk

kepentingan militer mereka. KH Zaenal Mustafa

Page 115: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

100

melakukan propaganda dan menghasut rakyat untuk tidak

lagi memberikan hasil bumi rakyat Indonesia ditangkap

dan dihukum mati oleh tentara Jepang.

10. Mediasi

Keputusan pemerintah Jepang untuk menyatukan

Masyumi dan Shumubu dilihat sebagai sebuah

kesempatan bagi KH Hasyim Asy’ari (Pahlawan). Beliau

melihat bahwa adanya peluang untuk memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia dari dalam. Dengan bergabung

dengan Shumubu, kebijakan-kebijakan yang diambil tidak

akan merugikan rakyat dan peristiwa KH Zaenal Mustafa

tidak akan terulang kembali.

11. Fungsi Pertama Seorang Penolong

Dengan kedudukan yang semakin melemah,

membuat Jepang berjanji kepada Indonesia untuk

memberikan kemerdekaan dengan membantu Jepang

melawan sekutu. Kemudian Jepang mengutus A Hamid

Ono untuk bertemu KH Hasyim Asy’ari untuk

menyampaikan bahwa Jepang membutuhkan bantuan

tantara dari rakyat Indonesia. Namun, KH Hasyim Asy’ari

dan Wahid Hasyim menolak dan berpendapat bahwa para

santri enggan berperang dengan Jepang dan akan

merepotkan pihak Jepang. Namun, A Hamid Ono

memberikan tawaran dan nasehat serta informasi kepada

KH Hasyim Asy’ari untuk mau mengikuti latihan militer,

sebab hal ini akan menguntungkan pihak Indonesia yang

akan segera merdeka. Wahid Hasyim berpendapat jika

Page 116: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

101

Indonesia merdeka tentu akan membutuhkan tantara yang

memadai untuk bisa mempertahankan kemerdekaan

Indonesia. Hal ini pun disetujui oleh KH Hasyim Asy’ari

(pahlawan) namun beliau berpesan bahwa santri yang

mengikuti latihan militer tidak akan menjadi Heiho tetapi

membentuk barisan sendiri yaitu Hisbullah. Dari dialog

diatas mencerminkan fungsi dari seorang penolong. A

Hamid Ono sebagai penolong memberikan banyak

bantuan kepada Indonesia melalui KH Hasyim Asy’ari

dengan dengan berbagai informasi, nasehat dan kebebasan

bagi pahlawan serta ikut serta dalam persiapan

kemerdekaan Indonesia.

12. Reaksi Dari Pahlawan

KH Hasyim Asy’ari yang setuju atas tawaran yang

diberikan A Hamid Ono, memberikan amanat kepada

Wahid Hasyim untuk menyebarluaskan ke pesantren-

pesantren untuk mengirimkan beberapa santrinya untuk

bersedia melakukan latihan militer sebagai upaya dalam

mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dengan

kemerdekaan Indonesia yang semakin dekat tentu

dibutuhkan tentara-tentara yang memadai untuk

mempertahankan kemerdekaan dan menjaga kedaulatan

dalam negeri. Tentara-tentara tersebut nantinya tidak akan

bergabung dengan pasukan Heiho melainkan akan

membentuk pasukan sendiri yang diberi nama oleh KH

Hasyim Asy’ari dengan sebutan Hisbullah.

13. Tindak Balasan

Page 117: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

102

Peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan

Nagasaki membuat Jepang harus mengakui kekalahan

dengan sekutu. Tepat pada 14 Agustus 1945 pemerintahan

Jepang d Indonesia mulai goyah. Hal tersebut

dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia untuk melakukan

balasan dan penyerangan ke markas besar Jepang. Seluruh

tentara Jepang yang berada di markas tersebut satu-

persatu berhasil di kalahkan. Para rakyat dan santri

berhasil menerobos gerbang depan dan langsung

menembaki para tentara Jepang dengan senapan yang

mereka telah pelajari dari latihan militer mereka. Tidak

hanya itu, rakyat yang menyerang juga turut

menyelamatkan beberawa tawanan yang di tahan Jepang

dan para wanita yang ditangkap. Hingga akhirnya

komandan Jepang mengakui kekalahan mereka dan

melakukan bunuh diri.

14. Kemenangan

Narasi fungsi Kemenangan ditandai dengan

berakhirnya masa penjajahan Jepang kepada Indonesia.

Indonesia akhirnya bebas dari genggaman Jepang dan

mendapatkan kemerdekannya. Dalam film Sang Kiai,

kemenangan di gambarkan dengan berhasilnya rakyat

Indonesia menyerang markas Jepang dan berhasil

mengalah kan para tentara disana. Pesan KH Hasyim

Asy’ari sang pahlawan mengatakan bahwa kita jangan

membiarkan lagi pemerintah kafir mengusasi kita kembali

motif agama adalah yang paling tepat digunakan pada saat

Page 118: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

103

zaman ini, bahwasanya motif agama dan motif

nasionalisme yang berarti saat seseorang taat beragama

akan muncul rasa nasionalisme, nasionalisme adalah

bagian dari agama.

15. Kedatangan Tidak Dikenal

Berakhirnya penjajahan Jepang atas Indonesia

tidak membuat Indonesia bebas sepenuhnya. Indonesia

harus merasakan kembali penjajahan. Tentara sekutu yang

mencoba untuk menjajah kembali Indonesia akhirnya tiba

di pelabuhan. Mereka bersiap kembali untuk menjajah

Indonesia.

16. Solusi

Bung karno melalu utusannya menanyakan

bagaimana hukum dalam membela tanah air dan bukan

membela Islam. Sang pahlawan KH Hasyim Asy’ari

melakukan pertemuan dengan para Kyai Sepuh untuk

membahas hal tersebut, dan memberikan pernyataan

bahwa hukum dalam membela negara adalah wajib bagi

setiap rakyat yang beragama Islam dan berperang

melawan penjajah adalah Jihad Fisabilillah, dan jika ada

yang meninggal saat berperang ia akan mati Syahid. Dari

peryataan dari pahlawan menimbulkan semangat yang

tinggi bagi rakyat Indonesia terutama yang beragama

Islam. Mereka bersama-sama untuk membela tanah air

dan menjaga kedaulatan negara Indonesia.

Ending cerita berakhir dengan meninggalnya sang

pahlawan. KH Hasyim Asy’ari harus meninggal disaat

Page 119: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

104

para pahlawan Indonesia membutuhkan nasehat dan

pernyataan beliau. KH Hasyim Asy’ari meninggal

disebabkan kelelahan yang sangat karena beliau sangat

menginginkan kemerdekaan Indonesia dan mencintai para

rakyat serta Santrinya.

Ke-31 fungsi yang dikemukakan oleh Vladimir

Propp adalah cerita yang sempurna, dimana setiap

karakter dan fungsi terdapat dalam cerita. Sering kali,

dalam cerita (narasi) tidak semua karakter dan fungsi ada.

Sebuah cerita mungkin hanya memuat beberapa bagian

saja dari karakter dan fungsi. Dalam analisis narasi,

peneliti tidak perlu membuktikan atau menemukan ke-31

fungsi yang dikemukakan Propp. Bisa jadi, hanya terdapat

beberapa fungsi saja.

Dalam film Sang Kiai, terdapat 16 fungsi pelaku

karakter kepemimpinan yang diawali dengan situasi awal

yang merupakan sebuah pengenalan pahlawan yaitu KH

Hasyim Asy’ari kepada penonton atau penikmat film.

Fungsi pelaku yang dialami tokoh-tokoh baik pahlawan,

puteri, penjahat, penolong, dan penderma ini diakhiri

dengan solusi yaitu KH Hasyim Asy’ari yang menyatakan

bahwa hukum membela tanah air dalam Islam adalah

Fardhu Ai’n dan merupakan Jihad Fisabilillah, sedangkan

jika orang tersebut mati dalam membela tanah air maka ia

akan mati syahid.

Dari fungsi-fungsi tersebut terbentuklah struktur

fungsi pelaku karakter kepemimpinan dalam film Sang

Page 120: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

105

Kiai apabila disusun yaitu sebagai berikut : α, β, γ, δ, G,

η, M, θ, A, B, D, E, C, I, O, N.

B. Berbagai Karakter Oposisi

Karakter oposisi yang terdapat dalam film Sang Kiai.

Kepahlawanan Kejahatan

Pahlawan menjalankan

misi tertentu atau

menderita akibat tindakan

penjahat.

Dalam film Sang Kiai,

Pahlawan tersebut ialah KH.

Hasyim Asy’ari. Beliau

menjalankan misi untuk bisa

mensejahterakan dan

membebaskan rakyat

Indonesia dari jajahan

jepang dan belanda dengan

Berporos pada Agama Islam

dan Hadist.

Penjahat menghalangi

misi, pahlawan dan

menghukum pahlawan

Dalam film Sang Kiai,

penjahat tersebut adalah

jepang yang sedang

menjajah Indonesia pada

saat itu. Jepang

menghalangi KH. Hasyim

Asy’ari dengan menangkap

beliau dan menyiksa beliau

bahkan memaksa beliau

untuk mau menyembah

matahari seperti Jepang

(Sekire). Dikarenakan,

selain KH Hasyim Asy’ari

merupakan Ulama besar

Indonesia saat itu dan

merupakan pendiri dari

pesantren Tebuireng yang

memiliki banyak sekali

pengikut. Penangkapan dan

penyiksaan ulama termasuk

KH Hasyim Asy’ari

dimaksudkan agar rakyat

Indonesia semakin takut dan

tunduk kepada

pemerintahan Jepang.

Page 121: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

106

Mengalami cobaan berat

KH. Hasyim Asy’ari harus

mengalami banyak sekali

cobaan yang bertubi-tubi

dan berat. Dimulai dengan

sangat memikirkan negeri

nya yang menjadi jajahan,

dituduh sebagai dalang di

balik kerusuhan cukir, di

paksa melakukan sekirei

oleh Jepang, menghadapi

kenyataan bahwa banyak

santrinya dan para Kiai yang

meninggal akibat ulah

penjajah Jepang, di siksa

oleh Jepang akibat tidak

patuh, menjadi ketua

organisasi Masyumi, dan

terakhir KH. Hasyim

Asy’ari harus rela melihat

santrinya berperang

melawan Jepang dan sekutu.

Membuat pahlawan

mengalami cobaan berat

Kedatangan Jepang yang

awalnya disambut baik oleh

masyarakat Indonesia

perlahan mulai menunjukan

sifat aslinya. Jepang banyak

memberikan cobaan berat

kepada KH Hasyim Asyari

dengan memfitnah beliau

sebagai dalang dibalik

kerusuhan pabrik cukir,

memaksa KH Hasyim

Asy’ari untuk bersedia

menandatangani perjanjian

yang berisikan beliau harus

melakukan sekirei dan patuh

kepada Jepang. Menyiksa

KH Hasyim Asy’ari,

Memindahkan KH Hasyim

Asy’ari dari Jombang ke

Mojokerto agar jauh dari

para santrinya, dan

memberikan kepercayaan

kepada KH Hasyim Asy’ari

untuk bersedia menjadi

ketua Masyumi lalu

menyuruh untuk

memberikan khutbah

propaganda dengan anjuran

memperbanyak hasil bumi.

Cinta

KH. Hasyim Asy’ari adalah

seorang ulama besar

Indonesia yang sangat

memperdulikan negara dan

rakyat Indonesia terutama

keluarga dan para santrinya.

Beliau merupakan ulama

Benci

Kebencian Jepang terlihat

dari cara Jepang

memerlakukann rakyat

Indonesia dengan kejam

yang membuat rakyat

Indonesia semakin tercekik

akan kemiskinan. Selain itu

Page 122: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

107

yang sangat berpaku pada

Alquran dan Hadist dalam

setiap aktivitas dan

keseharian beliau. Bahkan

beliau rela untuk ikut Jepang

agar para santrinya tidak di

sakiti oleh jepang. Beliau

juga selalu mendoakan para

santrinya untuk senantiasa

diberi kesehatan dan

keselamatan. Dan terakhir

KH Hasyim Asyari

memberikan fatwa jihad

karena membela negara

senantiasa untuk para santri

dan rakyat Indonesia yang

meninggal di saat perang.

Jepang menculik para Kiai

Nusantara demi menakuti

para rakyat dan membuat

rakyat takut, bahkan sampai

tega memenggal KH. Zaenal

Mustafa dikarenakan beliau

yang protes akan sikap

Jepang dengan menyuruh

rakyat Indonesia untuk

memperbanyak hasil bumi.

Tidak hanya itu, Jepang juga

memaksa rakyat agar

melakukan Sekirei atau

menyembah matahari

sebagai upaya menghormati

mereka.

Individualis

Sebagai seorang pendiri

pondok pesantren Tebuireng

dan pendiri organisasi

Nahdathul Ulama, membuat

KH Hasyim Asy’ari mampu

memimpin para pengikutnya

dan teman-teman nya

melawan Jepang.

Kepemimpinan yang

bijaksana berlandas Alquran

dan Hadist serta kematangan

pemikiran beliau dalam

membuat keputusan mampu

membuat Jepang cukup

kesulitan. Yang

membedakan beliau dengan

pemimpin atau pahlawan

Indonesia lainnya adalah

ketaatan beliau dengan

agama Islam sehingga

semua keputusan beliau

Kolektivis

Penjajah Jepang dilatar

belakangi dengan keserahan

Jepang untuk menguasai

sumber daya alam

Indonesia. Salah satu cara

Jepang untuk menguasi

Indonesia adalah

menggunakan jalan agama.

Mereka (Jepang) menculik

satu-persatu para Kyai

Nusantara dengan maksud

untuk menakuti para rakyat

Indonesia dan menunjukan

kehebatan mereka.

Page 123: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

108

sebisa mungkin sesuai

dengan Islam dan sesuai

dengan kepentingan rakyat

Indonesia.

Perjuangan keras

Perjuangan keras KH

Hasyim Asy’ari dalam

kemerdekaan Indonesia

ditandai dengan kehebatan

beliau membangun

pesantren Tebuireng dan

mendirikan organisasi

Nahdathul Ulama. Tidak

hanya itu, kesabaran beliau

ketika di tuduh sebagai

penyebab kerusuhan di

pabrik cukir, diperlakukan

kejam oleh Jepang, dan

dipaksa untuk melakukan

sekirei. Namun hal itu tidak

membuat semangat KH

Hasyim Asy’ari pudar.

Beliau menjadi bersedia

menjadi ketua Masyumi dan

organisasi Nahdhatul Ulama

untuk bisa mengalahkan

kekejaman Jepang.

Kemudian beliau juga

membentuk Laskar

Hizbullah. Berkat keputusan

dan kesabaran beliau,

Indonesia bisa bertahan

hingga akhirnya jepang

kalah oleh sekutu.

Kepemimpinan dan kerja

keras KH Hasyim Asy’ari

ditutup dengan keputusan

beliau mengerluarkan

pernyataan JIHAD

Kerajaan jahat

Kedatangan Jepang ke

Indonesia pada awalnya

disambut dengan antusiasme

dan sukacita oleh Rakyat

Indonesia, karena Jepang

lah yang berhasil membantu

Indonesia dalam belenggu

Belanda. Namun, kenyataan

berkata lain. Seiring

berjalannya waktu Jepang

mulai menunjukan sifat

aslinya, Jepang berusaha

mengusai Indonesia

terutama kekayaan sumber

alam Indonesia. Dengan

kekuatan dan persenjataan

modern yang dimiliki

Jepang mereka mampu

menjajah berbagai kota di

Indonesia dan membuat

rakyat sengsara. Kekejaman

pemerintahan Jepang

ditandai dengan banyak nya

Rakyat terbunuh, melakukan

kerja paksa, melakukan

penculikan terhadap para

Kyai dan tokoh penting

Indonesia, dan pemaksaan

untuk melakukan Sekirei

atau menghormati Tuhan

mereka.

Page 124: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

109

Imajinasi, penemuan,

kreatifitas

Kekuatan terbesar KH

Hasyim Asy’ari terletak dari

kecerdasan beliau dalam

menyikapi setiap kejadian

yang beliau alami.

Keputusan-keputusan yang

beliau ambil tidak semata-

mata tanpa pertimbangan,

Namun KH Hasyim Asy’ari

adalah seorang pemuka

Agama yang berpikiran

maju dan terbuka,

menyelesaikan konflik

dengan pertimbangan yang

sangat matang,

menggunakan dasar alquran

dan hadist sebagai landasan

keputusan-keputusan yang

beliau ambil. Karena

ketaatan beliau dengan

Islam dan kecintaanya

dengan Indonesia. Maka KH

Hasyim Asy’ari mengambil

keputusan-keputusan yang

tidak akan berseberangan

dengan agama dan sebisa

mungkin mengutamakan

rakyat Indonesia.

Teknologi, kekuatan

Penjajahan Jepang kepada

rakyat Indonesia bukan

tanpa perlawanan. Namun,

senjata tradisional yang

dimiliki rakyat Indonesia

tidak mampu mengalahkan

senjata modern yang

dimiliki Jepang. Kekuatan

militer Jepang mampu

menginvasi dan mengusai

sumber daya alam Indonesia

dengan begitu mudah.

Memperoleh pertolongan

Ketika KH Hasyim Asy’ari

ditangkap oleh Jepang dan

dibawa ke markas Jepang

yang berada di Jombang

Jawa Timur. Santri

Tebuireng yang mengetahui

hal tersebut berbondong-

Menghambat penolong

Penangkapan KH Hasyim

Asy’ari yang dilakukan oleh

Jepang mendapat respon

yang serius dari para Santri

Tebuireng, Hal tersebut

membuat Jepang terdesak

dan membuat mereka

Page 125: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

110

bondong mendatangi markas

Jepang untuk menuntut

kebebasan KH Hasyim

Asy’ari. Tak hanya

mendapat bantuan dari

santri-santri nya. KH

Hasyim Asy’ari juga

mendapat pertolongan dari

putra tertuanya yaitu Wahid

Hasyim Bersama para tokoh

agama yang menggunakan

jalan diplomasi. Kemudian

mereka mengadakan

pertemuan membahas

strategi untuk melawan

Jepang dengan berpura-pura

mendukung Jepang dan

memanfaatkan fasilitas dari

Jepang, serta membentuk

panitia pembelaan ulama

NU yang ditangkap Jepang.

Dengan bantuan dari A.

Hamid Ono, para petinggi

Jepang memutuskan untuk

melepas semua Kyai yang di

tawan. Hal tersebut

membuat Jepang akhirnya

memutuskan untuk

membebaskan para Kyai

yang di tawan termasuk KH

Hasyim Asy’ari.

akhirnya memutuskan untuk

memindahkan KH Hasyim

Asy’ari dari Jombang ke

Mojokerto, hal ini

dimaksudkan untuk

menjauh kan KH Hasyim

ASy’ari dari para Santrinya.

Tabel 5.1 Tabel Karakter Oposisi

Didalam narasi cerita terdapat karakter yakni

orang atau tokoh yang mempunyai sifat dan perilaku

tertentu. Karakter-karakter tersebut masing-masing

mempunyai fungsi dalam narasi sehingga narasi menjadi

menyatu. Narasi tidak hanya menggambarkan isi, tetapi di

Page 126: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

111

dalamnya terdapat karakter-karakter. Dengan adanya

karakter akan memudahkan bagi pembuat cerita ataupun

film dalam mengungkapkan gagasannya. Karakter

tersebut bisa membuat sesuatu yang dekat atau jauh dari

kehidupan sehari-hari khalayaknya tetapi ia membantu

untuk menggambarkan dunia realitas. Analisi naratif

adalah mengenai narasi, baik itu narasi fiksi ( Novel,

puisi,cerita rakyat, dongeng, film, komuk, music, dan

sebagainya ) atau fakta seperti berita menggunakan analisi

naratif berarti menempatkan teks sebagai sebuah cerita.

Teks dilihat sebagai rangkaian peristiwa, logika, dan tata

urutan peristiwa, bagian dari peristiwa yang dipilih dan

dibuang.79

C. Berbagai Karakter Tokoh

1. The Hero atau Pahlawan (KH. Hasyim Asy’ari)

Menurut Propp, Pahlawan adalah seorang yang

dapat mengembalikan situasi yang kacau menjadi normal

kembali. Walau tidak semua pahlawan dalam narasi

digambarkan dengan tokoh yang gagah dan tampan.

Didalam film Sang Kiai seorang pahlawan di perankan

oleh KH Hasyim Asy’ari dan yang memerankan tokoh

KH Hasyim Asy’ari adalah Ikranagara. Sesuai dengan

pengertian pahlawan yang dikemukakan oleh Propp, KH

Hasyim Asy’ari dalam film Sang Kiai adalah seorang

pemuka agama dan pahlawan yang berusaha

79 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya Dalam

Analisis Teks Berita Media. hal.9

Page 127: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

112

mengembalikan situasi kacau yang di sebabkan oleh

Jepang. Setelah dibebaskan, KH Hasyim Asy’ari

memikirkan solusi bagaimana cara melawan Jepang pada

saat itu, dengan berbagai kebijakan dan keputusan beliau.

KH Hasyim Asy’ari memimpin para Kyai lain dan para

pengikutnya untuk melawan penjajahan tidak hanya

melalui perang, melainkan menggunakan jalur diplomasi

atau perundingan dengan tidak melanggar syariat Islam.

2. Villain atau Penjahat (Penjajah Jepang)

Sesuai yang dikemukakan oleh Propp, karakter

ini adalah orang atau sosok yang membentuk komplikasi

atau konfllik dalam narasi. Situasi yang normal berubah

menjadi tidak normal tidak normal yang berujung pada

terjadinya konflik dengan hadirnya penjahat. Dalam film

Sang Kiai, penjahat yang dimaksud bukan perorangan

melainkan sebuah kelompok atau pemerintahan yaitu

Jepang. Jepang yang sedang menjajah Indonesia

menyebabkan rakyat Indonesia mengalami kesengsaraan,

terancam, dan siksaan. Banyak dari rakyat Indonesia

mengalami kematian, kehilangan keluarga, kemiskinan

dan kehilangan tempat tinggal. Bahkan banyak dari rakyat

Indonesia yang harus mengalami kerja paksa tanpa upah

dari Jepang.

3. Princess atau Putri (Nyai Kapu atau Masruroh)

Umumnya seorang putri dalam suatu cerita

digambarkan sebagai orang yang mengalami perlakuan

buruk oleh penjahat. Namun putri juga bisa digambarkan

Page 128: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

113

sebagai seorang wanita yang ada disamping pahlawan

misalnya istri pahlawan ataupun adik atau teman dekat

pahlawan. Sosok Nyai kapu atau Masruroh adalah sosok

Princess dalam film Sang Kiai. Beliau adalah istri dari

seorang pahlawan yaitu KH Hasyim Asy’ari, dalam film

Sang Kiai, Nyai Kapu berperan sangat penting dalam

perjalan hidup KH Hasyim Asy’ari, beliau adalah seorang

istri yang selalu menemai KH Hasyim Asy’ari dalam suka

maupun duka, beliau juga selalu menguatkan dan menjadi

pengingat bagi KH Hasyim Asy’ari.

4. Helper atau Penolong (Wahid Hasyim)

Karakter Helper adalah seseorang yang

membantu secara langsung pahlawan dalam mengalahkan

penjahat dan mengembalikan situasi menjadi normal.

Dalam film Sang Kiai, Seorang penolong adalah Wahid

Hasyim, beliau adalah putra pertama dari pahlawan KH

Hasyim Asy’ari. Melalu jalur diplomasi, Wahid Hasyim

berhasil membebaskan KH Hasyim Asy’ari dari tahanan

Jepang. Tidak hanya itu, Wahid Hasyim juga membantu

KH Hasyim Asy’ari dalam memikirkan dan menjalankan

strategi untuk mengalahkan Jepang.

5. The Donor atau Penderma (A. Hamid Ono)

Menurut Propp, Penderma adalah orang yang

memberikan sesuatu kepada pahlawan, baik berupa benda,

informasi ataupun nasihat. Penderma dalam film Sang

Kiai tidak memberikan bantuan secara langsung,

Page 129: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

114

melainkan relasi dan informasi. Penderma dalam film

Sang Kiai adalah A. Hamid Ono, beliau adalah seorang

perwira Jepang muslim dan Intelejen yang bertugas untuk

memata-matai KH Hasyim Asy’ari. Namun seiring

berjalannya waktu, A Hamid Ono terkesan dengan

kepribadian Kh Hasyim Asy’ari. Karena kedekatan A.

Hamid Ono dengan para petinggi Jepang akhirnya Jepang

mendengarkan nasihat dan masukan A. Hamid Ono untuk

membebaskan KH Hasyim Asy’ari. Selain itu, peran A.

Hamid Ono sangat berpengaruhi dalam kemerdekaan

Indonesia karena banyak memberikan informasi dan

nasehat kepada pahlawan mengenai strategi dalam

melawan penjahat.

D. Karakter Kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari dalam film

Sang Kiai

Dalam pandangan Islam adanya sosok seorang

pemimpin merupakan hal yang sangat penting. Sebab, dengan

adanya seorang pemimpin tujuan hidup umat Islam menjadi

jelas terarah. Dalam penentuan seorang pemimpin umat Islam

sudah memiliki figur pemimpin yang sangat ideal dan patut

untuk di teladani yaitu Nabi Muhammad SAW.

Dalam seorang diri pemimpin diharuskan memiliki

dasar kepemimpinan. Kepemimpinan tersebut merupakan

sebuah karakter atau perilaku dari seorang pemimpin. Dalam

ajaran Islam berarti karakter kepemimpinan dapat merupakan

Page 130: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

115

kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukan

jalan yang diridhai Allah SWT.

Sebagai umat Islam sebagai pemimpin yang beriman

harus berusaha secara maksimal untuk meneladani karakter

kepemimpinan Rasullah SWT sebagai kongkretisasasi

kepemimpinan dan perwujudan kehendak Allah SWT.

Penggambaran karakter kepemimpinan Islam dalam

film Sang Kiai bisa dilihat dari tokoh KH Hasyim Asy’ari.

Seorang tokoh dan Kiai besar Indonesia pada zaman

penjajahan belanda hingga Jepang. Kepemimpinan KH

Hasyim Asy’ari tercermin dari sikap keseharian beliau dalam

memimpin pesantren Tebuireng dan melarang umat Islam

untuk meniru kebiasaan-kebiasaan orang-orang kolonial. Pada

awalnya kepemimpinan beliau hanya berdasarkan tujuan

keagamaan saja tanpa menyinggung unsur politik. Namun,

KH Hasyim Asy’ari memiliki ketegasan dalam menentukan

sikap politiknya. Selain dalam memimpin pesantren

Tebuireng, KH Hasyim Asy’ari juga dipercaya untuk

memimpin organisasi Masyumi dan shumubu. Atas dasar

aktivitas dan perjuangan KH Hasyim Asy’ari tersebut, para

kiai dan organisasi Nahdlatul Ulama memberikan gelar

kepada KH. Hasyim Asy’ari sebagai tuan guru besar, dalam

Bahasa arab Hadratussyaikh.

Sedangkan penggambaran karakter Nabi

Muhammad SAW didalam tokoh KH Hasyim Asy’ari dalam

film Sang Kiai dapat dijelaskan :

Page 131: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

116

1. Shiddiq

Shiddiq merupakan salah satu sifat nabi yang berarti

jujur dalam perkataan dan perbuatan. Dengan sifat tersebut

Nabi Muhammad SAW menjadi seorang pemimpin

kepercayaan bagi orang-orang yang hidup di masanya.

Selain itu karakter keadilan kepemimpinan Nabi Muhammad

SAW juga sangatlah penting. Sebab, adil merupakan dasar

kemaslahatan seluruh umat manusia.

Dalam film Sang Kiai, tokoh KH Hasyim Asy’ari

digambarkan memiliki karakter seperti nabi Muhammad

SAW yaitu Shiddiq. Hal ini tercermin dalam beberapa

adegan yang terdapat dalam film tersebut. Contohnya pada

adegan awal yang memberikan penggambaran suasana

pesantren Tebuireng yang sedang membuka pendaftaran

santri baru, ketika terdapat orang tua santri yang miskin dan

tidak memiliki hal yang dapat membayarkan anaknya,

Hamid menolak santri tersebut dengan alasan . Tetapi KH

Hasyim Asy’ari yang mendengarkan percakapan tersebut

segera menegur Hamid dengan mengatakan bahwa Allah

adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Kemudian KH Hasyim

Asy’ari dengan senang hati menerima anak dari orang tua

miskin tersebut. Dengan adegan tersebut membuktikan

bahwa KH Hasyim Asy’ari sebagai pemimpin memiliki

karakter adil kepada sesama, beliau tidak melihat

kesenjangan sosial selama santrinya memiliki niat untuk

belajar.

Page 132: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

117

Kemudian pada menit 04.35 menampilkan karakter

KH Hasyim Asy’ari yang sedang menanyakan bagaimana

santrinya melakukan sholat berjamaah atau tidak. Ketika

kang Solichin menyebutkan bahwa KH Hasyim Asy’ari dan

Harun tidak mengikuti sholat berjamaah, namun harun

menyebutkan bahwa mereka sholat berjamaah bersama para

petani disawah. Dengan adegan tersebut membuktikan

bahwa sebagai guru dan pemimpin pesantren Tebuireng, KH

Hasyim Asy’ari menjadi sosok keteladanan bagi para

santrinya dan beliau juga merupakan sosok yang sesuai

antara perbuatan dan perkataan. Hal ini lah yang menjadikan

KH Hasyim Asy’ari memiliki karakter Shiddiq.

Kemudian adegan pada menit 22.00 yang

menggambar sosok KH Hasyim Asy’ari yang jujur pada saat

beliau ditanya oleh komandan Jepang yang menanyainya

perihal insiden di pabrik cukir dan menyuruh beliau untuk

menyembah matahari. KH Hasyim Asy’ari dengan tegas

menyanggah keterlibatannya dalam pabrik cukir dan

menolak secara tegas untuk menyembah matahari. Hal ini

menjadi cerminan karakter beliau yang sangat jujur dan

ketulusan beliau terhadap agama Islam meskipun akan

mendapat siksaan dari tentara Jepang.

Pada menit 58.54 berisikan adegan yang

menggambarkan keadaan polemik yang sedang dialami oleh

KH Hasyim Asy’ari. Perintah pemerintah Jepang kepada

Masyumi untuk rakyat agar memperbanyak hasil bumi.

Harun yang melihat Masyumi sudah berpihak pada Jepang

Page 133: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

118

segera menanyai keraguan dirinya kepada KH Hasyim

Asy’ari, KH Hasyim Asyari segera menjawab dengan

mengatakan bahwa Masyumi tidak berpihak kepada Jepang,

tetapi hanya untuk mengolah tanah dan melipatkan hasil

bumi tidak memberikannya pada Jepang. Walaupun rakyat

tidak melihat demikian tetapi kejujuran KH Hasyim Asy’ari

memberikan kita penjelasan bahwa kejujuran merupakan

diatas segalanya walaupun orang lain tidak mempercayainya.

Kemudian pada menit 01.29.35 menggambarkan

kepedulian KH Hasyim Asy’ari terhadap para Syuhada yang

sedang berperang. Selain itu adegan ini menggambarkan

perasaan beliau yang adil dan jujur yang mengatakan bahwa

keinginan beliau untuk ikut berperang. Keadilan yang

diwakilkan dengan ikut berperang tanpa melihat umurnya

dan kejujuran serta ketulusan beliau untuk peduli terhadap

para syuhada yang berperang.

2. Amanah

Amanah merupakan karakter yang dimiliki Nabi

Muhammad SAW yang berarti dapat dipercaya dan

bertanggung jawab. Karakter ini harus dimiliki oleh

pemimpin Islam. Pemimpin yang amanah yakni pemimpin

yang benar-benar bertanggung jawab pada amanah, tugas

dan kepercayaan, selalu mengutamakan umat, berkorban

untuk umat.

Karakter Amanah dalam diri KH Hasyim Asy’ari

yang terdapat dalam film Sang Kiai terdapat pada beberapa

adegan dalam film diantaranya adalah :

Page 134: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

119

Pada adegan menit 16.34 berisikan adegan

penyerangan yang dilakukan tentara Jepang untuk

menangkap KH Hasyim Asy’ari. Kemudian sebagai

pemimpin beliau memerintahkan kepada Wahid Hasyim

untuk memimpin pesantren Tebuireng menggantikan dirinya

selagi tidak ada.

Kemudian pada menit 51.18 menggambarkan

adegan dimana KH Hasyim Asy’ari menjadi wali untuk

pernikahan Harun dan Sari. Meskipun sebelumnya KH

Hasyim Asy’ari sempat mengalami kekerasaan dan siksaan

dari tentara Jepang. Namun, hal itu tidak mengurungan niat

beliau untuk menempati janji kepada Harun sebagai walinya.

Selanjutnya pada menit 49.55 KH Hasyim Asy’ari

ditunjuk sebagai pemimpin dan ketua dari organisasi

Masyumi. Sebagai pemimpin, KH Hasyim Asy’ari

mempunyai sifat amanah dalam menjalankan tugas tersebut.

Kemudian pada menit 01.01.20 berisikan adegan

dimana keadaan lumbung pesantren yang mulai menipis. Hal

ini diketahui oleh KH Hasyim Asy’ari berkat informasi yang

diberikan oleh Harun. Hal ini membuat KH Hasyim Asy’ari

cemas dan memikirkan keadaan masyarakat khususnya

pesantren yang sedang mengalami krisis pangan akibat

perlakuan Jepang.

Pada menit 01.14.24 KH Hasyim Asy’ari dipercayai

oleh Jepang untuk memimpin Masyumi sekaligus memimpin

organisasi Shumubu. Dengan sifat beliau sebagai pemimpin

yang amanah, KH Hasyim ASy’ari menerima posisi tersebut

Page 135: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

120

dengan melihat bahwa adanya peluang untuk membantu

Indonesia merdeka.

Dan yang terakhir adegan pada menit 01.27.04

berisikan adegan dimana keadaan Indonesia yang sudah

merdeka. Namun, tentara sekutu yang datang kembali ke

Indonesia membuat Ir. Soekarno mengirimkan utusan untuk

menemui KH Hasyim Asy’ari dalam rangka menanyakan

pendapat beliau mengenai bagaimana hukum Islam dalam

membela tanah air. Dalam adegan ini jelas bagaimana KH

Hasyim Asy’ari sebagai orang terpercaya dan memiliki andil

yang sangat kuat dalam kemerdekaan Indonesia.

3. Tabligh

Sifat Rasul yang ketiga adalah Tabligh. Tabligh

yang memiliki arti menyampaikan. Nabi Muhammad SAW

tidak pernah menyembunyikan informasi benar apalagi

untuk kepentingan umat dan agama. Beliau tidak pernah

sekalipun menyimpan informasi berharga hanya untuk

dirinya sendiri.

Karakter Tabligh pada diri KH Hasyim Asy’ari yang

terdapat dalam film Sang Kiai diawali dalam adegan pada

menit 00.59 dimana KH Hasyim Asy’ari memberikan

nasehat kepada Hamid mengenai bagaimana Allah SWT

merupakan sebaik-baik maha pemberi rezeki. Selain itu pada

menit 02.00 KH Hasyim Asya’ari juga memberikan nasehat

kepada Harun bagaimana mereka tidak boleh membebani

para petani dan ikut dalam bersawah dan berdagang.

Page 136: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

121

Kemudian pada menit 11.01 pada pertemuan dengan

keluarganya, KH Hasyim Asy’ari memberikan nasehat

bahwasanya dalam hidup ini terdapat hal-hal yang dapat

dikompromikan namun jika hal tersebut sudah menyangkut

soal akidah maka hal itu tidak bisa diganggu gugat.

Selanjutnya pada menit 53.50 berisikan adegan

ketika Hamzah mendatangi KH Hasyim Asy’ari untuk

menanyai pendapat dan nasehat beliau. KH Hasyim Asy’ari

memberikan nasehat kepada Hamzah bahwasanya setiap

manusia tidak semua memiliki hidayah maka bersyukurlah

ketika kita mendapat sebuah hidayah.

Pada adegan pada menit 59.22, Harun mendatangi

KH Hasyim Asy’ari untuk menanyai apakah Masyumi sudah

berpihak kepada Jepang atau tidak. KH Hasyim Asy’ari yang

mendengar hal tersebut segera membantah dan

menyampaikan informasi bahwa Masyumi sama sekali tidak

berpihak kepada Jepang. Masyumi hanya memberikan

nasehat untuk mengolah tanah dan melipatgandakan hasil

bumi. KH Hasyim memberikan informasi yang sejujurnya

kepada harun dan tidak ada yang disembunyikan.

Selanjutnya pada menit 01.27.29 berisikan adegan

pertemuan KH Hasyim Asy’ari dengan para Kiai besar.

Pertemuan tersebut membahas bagaimana hokum Islam

dalam membela tanah air. KH Hasyim Asy’ari memberikan

fatwa bahwa dalam Islam hokum membela tanah air adalah

Jihad Fisabilillah dan umat Islam yang mati dalam

peperangan tersebut adalah Syahid. Perkataan tersebut

Page 137: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

122

membuat semangat juang masyarakat Indonesia dalam

membela tanah air.

4. Fathanah

Fathanah merupakan sifat Rasul yang keempat.

Yaitu akalnya yang Panjang dan cerdas sebagai seorang

pemimpin yang selalu berwibawa. Selain itu, menyelesaikan

masalah dengan tangkas dan bijaksana.

Dalam film Sang Kiai, penggambaran karakter

Fathanah dalam diri KH Hasyim Asy’ari terdapat dalam

berbagai adegan, antara lain :

Pada adegan awal menit 02.19 berisikan adegan

dimana harun yang penasaran mengapa KH Hasyim Asy’ri

sampai rela berkebun padahal dengan status sebagai

pemimpin pesantren Tebuireng jelas beliau dapat menyuruh

para santrinya untuk berkebun. Namun, KH Hasyim Asy’ari

menjawab dengan cerdas dan tersenyum bahwasanya dengan

membantu para petani di sawah kita dapat merasakan jerih

payah mereka. Dengan begitu, kita dapat menghargai nasi

yang dimakan.

Kemudian pada menit 10.42 berisikan adegan sikap

KH Hasyim Asy’ari dalam menyikapi perlakuan tentara

Jepang yang sedang menangkap para Kiai besar pesantren.

KH Hasyim Asy’ari menyikapi hal tersebut dengan tenang

dan bijak. Bahwasanya dalam hidup ini ada beberapa hal

yang bisa di bicarakan tetapi jika hal tersebut sudah

menyangkut akidah itu sudah tidak bisa ditolerir.

Page 138: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

123

Kemudian pada menit 34.00 berisikan adegan ketika

KH Hasyim Asy’ari dipenjara, Wahid Hasyim pergi untuk

menemui KH Hasyim Asy’ari dengan memberikan

informasi-informasi penting. Salah satunya adalah berita

kematian Hamid yang diduga dikarenakan Hamid

merupakan santri Tebuireng. KH Hasyim Asy’ari yang

mendengar hal tersebut merasa sangat sedih dan memberikan

nasehat kepada Wahid Hasyim bahwa mereka harus

menggunakan strategi untuk bersikap halus kepada para

tentara Jepang.

Selanjutnya pada menit 55.20 menunjukan adegan

setelah pembentukan organisasi Masyumi yang dipimpin

oleh KH Hasyim Asy’ari telah selesai dibentuk. Jepang

memberikan tugas kepada Masyumi untuk memerintahkan

rakyat Indonesia melipatgandakan hasil bumi. Situasi ini

membuat Wahid Hasyim merasa bingung bahwa mereka

tidak tahu untuk apa hal tersebut digunakan. KH Hasyim

Asy’ari dengan bijak memberikan pernyataan bahwa mereka

akan mengikuti apa perintah Jepang. Akan tetapi mereka

akan menolak jika hal tersebut terjadi penyelewengan.

Pada menit 01.13.56 terdapat adegan penggabungan

antara organisasi Masyumi dengan Shumubu dibawah satu

pemimpin yaitu KH Hasyim Asy’ari yang dilakukan oleh

Jepang. KH Hasyim Asy’ari merespon positif dengan hal

tersebut dan beranggapan bahwa hal ini merupakan sebuah

kesempatan bagi mereka untuk bisa memperjuangankan

Indonesia dari dalam. Dengan bergabung dengan Shumubu,

Page 139: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

124

KH Hasyim Asy’ari yakin akan bisa membuat kebijakan-

kebijakan yang tidak akan merugikan masyarakat.

Kemudian pada menit 01.18.37 terjadi pertemuan

antara KH Hasyim Asy’ari, A Hamid Ono dan Wahid

Hasyim untuk membahas tentang langkah Jepang untuk

mengumpulkan pemuda-pemuda Indonesia agar bergabung

dengan Heiho. Namun KH Hasyim Asy’ari beranggapan

bahwa pemuda-pemuda Indonesia tidak akan tertarik

berperang di negeri orang, namun, akan berperang mati-

matian ketika membela tanah air. Kemudian A Hamid Ono

menyarankan kepada KH Hasyim Asy’ari dan Wahid

Hasyim bahwa jika mereka mengikuti pelatihan militer, ini

akan menjadi kesempatan bagi Indonesia jikalau nanti

mereka akan merdeka. Wahid Hasyim yang mendengarhal

tersebut berdiskusi dengan ayahnya KH Hasyim Asy’ari

dengan mengatakan jika nanti Indonesia merdeka tentu akan

membutuhkan tentara yang memadai untuk mempertahankan

kemerdekaan. KH Hasyim Asy’ari yang melihat ini adalah

kesempatan bagi mereka segera menyetujui putusan tersebut

dengan mengatakan bahwa hanya sebatas mempertahankan

tanah air tidak masuk Heiho melainkan membentuk barisan

sendri yang disebut Hisbullah.

Dan yang terakhir sifat fathonah dalam diri KH

Hasyim Asy’ari dapat dilihat pada menit 01.27.30. Dalam

adegan tersebut berisikan pertemuan antara KH Hasyim

Asy’ari dengan para Kiai sepuh untuk membahas hokum

Islam dalam membela tanah air. KH Hasyim Asy’ari

Page 140: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

125

menjelaskan dengan jelas bahwa zaman ini motif agama dan

motif nasionalisme adalah satu kesatuan yang utuh. Maka

dari itu dalam Islam, hokum membela tanah air disebut

berjihad di jalan Allah SWT dan setiap orang yang wafat

akan disebut Syahid.

Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan

pemimpin yang harus menjalankan rangkaian kegiatan atau

proses mengajak orang lain di sekitar untuk menjadi manusia

beriman. Untuk menjadi pemimpin yang memiliki karakter

kepemimpinan Islam tidaklah mudah, pemimpin tersebut

harus memiliki nilai-nilai kebenaran, bertanggung jawab,

mempunyai loyalitas tinggi, cerdas dalam melihat peluang

dan dapat menjafa amanah dengan baik.

Karakterisktik kepemimpinan seperti yang

diidealkan tersebut, hanya terdapat dalam diri Nabi

Muhammad SAW, sebab kepemimpinan yang beliau ajarkan

berjalan diatas landasan spiritual yang paling tinggi dengan

Allah langsung sebagai pembimbingnya. Dalam hal ini

bahwa ketaatan kepada Nabi Muhammad SAW merupakan

ketaatan kepada Allah SWT. Karena pada dasarnya

kepemimpinan beliau adalah mengajak beriman kepada

Allah SWT.

Dalam film Sang Kiai, karakter kepemimpinan

Islam bisa dilihat dalam diri tokoh utama yaitu KH Hasyim

Asy’ari. Beliau mencerminkan karakter tersebut dalam

kegiatan sehari-hari terlebih pada saat peristiwa penjajahan

yang dilakukan Jepang terhadap Indonesia. KH Hasyim

Page 141: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

126

Asy’ari memperlihatkan bagaimana karakter kepemimpinan

beliau didalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil

atas landasan agama Islam. Meskipun tidak sempurna seperti

kepemimpinan nabi Muhammad SAW, namun

kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari sudah mewakili

bagaimana karakter kepemimpinan Islam. Maka selayaknya

patut dicontoh bukan hanya untuk para pemimpin yang

berada dalam lingkungan organisasi yang besar, melainkan

bagi setiap diri manusia sebagai pemimpin diri mereka

sendiri.

E. Tabel Temuan

No. Temuan Keterangan Level

Dakwah

Level Ilmu

Komunikasi

1 16 Narasi

Fungsi

dalam film

Sang Kiai

Menjelaskan

tentang

Fungsi

Karakter

dalam Film

Sang Kiai

yang

menggambark

an tentang

Kepemimpina

n Islam

Dakwah

Profesional

Ilmu

Komunikasi

Massa dalam

Film

2 7 Pasang

Karakter

Oposisi

dalam Film

Sang Kiai

Menjelaskan

7 pasang

karakter Baik

Buruk atau

Pahlawan

Dakwah

Profesional

Ilmu

Komunikasi

Massa dalam

Film

Page 142: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

127

dengan

Penjahat yang

berlawanan di

Film Sang

Kiai

3 5 Karakter

Tokoh

dalam Film

Perburuan

Menjelaskan

tentang Jenis

Karakter yang

terdapar

dalam Film

Sang Kiai

Dakwah

Profesional

Ilmu

Komunikasi

Massa dalam

Film

4 Karakter

Kepemimp

inan KH.

Hasyim

Asy’ari

dalam Film

Sang Kiai

Menjelaskan

Bagaimana

Karakter

Kepemimpina

n Islam yang

dimiliki KH

Hasyim

Asy’ari dalam

Film Sang

Kiai.

Dakwah

Profesional

Ilmu

Komunikasi

Massa dalam

Film

Tabel 5.2 Temuan Penelitian

Page 143: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

128

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang terdapat

pada bab sebelumnya, peneliti mengacu pada fokus

permasalahan yang ada dengan melihat pada pendekatan teori

dan implementasinya pada objek penelitian, maka peneliti

menyimpulkan terdapat 16 adegan yang mengandung fungsi

narasi karakter kepemimpinan Islam, terdapat 7 pasang

karakter oposisi, ada 5 karakter tokoh dan penjelasan tentang

karakter kepemimpinan Islam yang mengacu pada sifat dan

karakter nabi Muhammad SAW yang dibingkai dalam

karakter KH Hasyim Asy’ari dalam film Sang Kiai.

Penulis menyimpulkan bahwa dalam film Sang Kiai

ini mengandung makna kepemimpinan dalam Islam tentang

bagaimana perjuangan dan kepemimpinan tokoh KH Hasyim

Asy’ari sebagai pemimpin pesantren Tebuireng, sekaligus

menjadi pemimpin dalam organisasi Masyumi dan pendiri

organisasi Nahdhatul Ulama. Film ini memberikan sebuah

pelajaran tentang menjadi sosok pemimpin, karena pada

dasarnya seseorang yang menjadi pemimpin adalah orang

yang mempunyai sebuah kelebihan dari orang-orang yang

lain, seperti terkuat, terpandai, dan yang paling

berpengalamannya. Tidak hanya itu, untuk menjadi seorang

pemimpin yang baik dalam agama Islam, seorang pemmpin

diharapkan memiliki sifat dan karakteristik yang dijiwai nilai-

nilai yang diajarkan Rasullah SAW. Dalam setiap tindakan

Page 144: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

129

kepemimpinan yang dijalankan seharusnya mengedepankan

prinsip Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah.

Dalam proses kepemimpinan tentu rakyat memiliki

hak dan pemimpin memiliki tanggung jawab. Begitupun

sebaliknya. Antara kedua keduanya harus ada keseimbangan

dan kesetaraan, tidak boleh adanya saling mendominasi. Film

ini memberikan contoh bagaimana karakter kepemimpinan

Islam yang dijaarkan Rasullah SAW diimplementasikan

dalam kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari. Film Sang Kiai ini

juga memiliki nilai-nilai perjuangan dari para pendiri bangsa.

Film ini jiga memberikan nilai yang menunjukan perjuangan

kaum agamis yang diwakilkan KH Hasyim Asy’ari dalam

masa penjajahan Jepang.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian pada film Sang Kiai

tentang Karakter Kepemimpinan Islam, maka penulis

memiliki beberapa saran dan masukan :

1. Untuk Film Sang Kiai

Dalam membuat produksi film Sang Kiai yang bisa

diterima oleh masyarakat umum tentu tidaklah mudah, akan

tetapi film ini mampu menyampaikan pesan perjuangan dan

karakter kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari dengan cukup

baik dan dapat dijadikan contoh bagaimana menjadi sosok

pemimpin sesuai ajaran Islam melalui film. Dalam film Sang

Kiai banyak mengandung pesan-pesan perjuangan dan pesan-

pesan karakter kepemimpinan yang bisa diambil hikmahnya.

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pembuat film,

Page 145: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

130

terutama terdapat pada unsur-unsurnya. Terkait hal tersebut,

saran peneliti adalah untuk memperhatikan unsur-unsur

tersebut agar lebih menarik agar pesan yang disampaikan

dalam film lebih diterima masyarakat luas. Dan peneliti

berharap pembuatan film dibingkai dengan perkembangan

zaman dan lebih menekankan pada sosok dan sifat yang ingin

disampaikan.

2. Untuk penonton dan masyarakat umum

Masyarakat diharapkan mampu dan bisa untuk

memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah

film. Masyarakat juga diharapkan dengan adanya film Sang

Kiai ini mampu melihat dan memaknai pesan bagaimana

menjadi seorang pemimpin dalam Islam baik bagi diri sendiri

maupun pemimpin dalam organisasi. Peneliti juga

menekankan kepada masyarakat diharapkan dapat lebih

cerdas menilai bagaimana film yang layak ditonton atau tidak,

karena baik atau tidaknya sebuah film tidak diukur dari siapa

pemerannya melainkan mencakup semua aspek yang

berpengaruh dalam film.

3. Universitas

Universitas diharapkan memiliki sarana dan

prasarana yang memadai untuk mendukung adanya

perkuliahan terutama dibidang broadcasting dan perfilman.

Universitas juga diharapkan memberikan dosen broadcasting

dan berfilman, agar mahasiswa dapat mempraktekan teori-

teori yang sudah didapatkan serta terjun dalam dunia

broadcasting dan perfilman.

Page 146: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

131

Dan kepada Universitas terutama jepada jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam, agar penelitian mengenai

film menjadi sesuatu yang lebih dipertimbangkan lagi.

Mengingat film merupakan sesuatu yang mudah dikonsumsi

oleh masyarakat luas dari berbagai tingkat usia. Karena

proses pembuatan film tidaklah mudah, maka diperlukan

adanya pengalawan ketat terhadat film-film yang dibuat

melalui adanya sebuah penelitian.

Page 147: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

132

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Abdul Halim Mahmud, Ali. (2004). Akhlak

Mulia,.Jakarta : Gema Insani Press, Cet.1.

Achmad Muhibbin Zuhri.(2010), Pemikiran KH. M

Hasyim Asy’ari Tentang Ahlu Sunnah Wa Al-

Jama’ah, Surabaya

Alison, Paul Hunter, dan Kelly. (2006). The Norton

Introduction to Literature, London: W.W. Norton

& Company.

Arifin, Zaenal. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan

Paradigma Baru, Bandung: Rosdakarya.

Bungin, Burhan, (2006), Sosiologi Komunikasi Teori,

Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi

di Masyarakat, Kencana: Jakarta

Braston, Gill and Roy Stafford. (2003). The Media

Student’s Book. London and New York:

Routledge.

Dhofie, Zamakhsari. (1994). Tradisi Pesantren. Jakarta:

LP3S.

El Gyanie, Gugun. (2010). Jihad Paling Syar’i.

Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Eriyanto. (2013). Analisis Naratif: Dasar-dasar dan

penerapannya dalam Analis Teks Berita Media.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Eriyanto. (2011). Analisis Isi: Pengatar Metologi untuk

Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial

Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Page 148: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

133

Faisal Bakti, Andi. (2004). Communication and Family

Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi

Muslim Perceptions of Global Development

Program. Jakarta: INIS.

Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian Kualitatif:

Teori dan Praktek. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hakim, Abdul. (2007). Kepemimpinan Islami.

Semarang:Unissula Press, cetakan 1.

Herdiyansyah, Haris. (2010). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Cet ke-3. Jakarta: Salemba Humanika.

Keraf, Gorys. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta:

PT. Gramedia.

Khuluq, Lathiful. (2000). Fajar Kebangunan Ulama.

Yogyakarta: Lkis,

Moeleong, J, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mufid, Moh. (2004). Politik dalam perspektif Islam.

Jakarta: UIN Jakarta Press, Cetakan-1.

Muhtadi, Asep. (1999). Jurnalistik Pendekatan Teori dan

Praktek. Jakarta: PT. Lagos Wacana Ilmu.

Nawawi, Hadari. (1993). Kepemimpinan Menurut Islam.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Onong Uchaha Efendy. (2007). Ilmu Teori, dan filsafat

komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Pranajaya. (1992). Film dan Masyarakat: Sebuah

Pengantar, Jakarta: Yayasan Pusat Perfilman H.

Usmar Ismail.

Page 149: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

134

Prakoso, Gatot. (1997). Film Pinggiran-Antologi Film

Pendek, Eksperimental & Documenter. Jakarta:

Fatwa Press.

Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film, Yogyakarta:

Homerian Pustaka.

Rivai, Veithzal. (2006). Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.

Khomsahrial Romli. (2017). Komunikasi Massa. Jakarta:

Gramedia Widiasarana.

Ramayulis. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :

Kalam Mulia Group. Cet1.

Rivai, Veithzal. (2004). Kiat Memimpin dalam Abad ke

21. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Shri Ahimsa-Putra, Heddy. (2001). Strukturalisme Levi-

Strauss: Mitos dan Karya Sastra,Yogyakarta:

galang Press.

Sobur, Alex. (2001). Analisis Teks Media- Suatu

Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotic, dan Analisis Framing. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sobur, Alex. (2014). Komunikasi Naratif: Paradigma,

Analisis, dan Aplikasi. Bandung: PT Remaja

Roesdakarya.

Suryapati, Akhlis. (2010). Hari Film Nasional Tinjauan

dan Restropeksi, Jakarta: Panitia hari Film

Nasional ke-60 Direktorat Perfilman.

Stokes, Jane. (2007). How to media and cultural studies :

panduan untuk melaksanakan penelitian dalam

Page 150: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

135

kegiatan media dan budaya. Yogyakarta: Bentang

Pustaka.

Thwaites, Tony, dkk, (2009). Introducting Cultural and

Media Studies. Yogyakarta: Jalasutra.

Uchaha Efendy, Onong. (2007). Ilmu Teori, dan filsafat

komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti.

Wahid, Kh.Salahuddin. Misrawo, Zuhaeri. (2010).

Hadratussyaikh Hasyim Asyari: Moderasi,

keumatan, dan kebangsaan. Jakarta: Kompas.

XIV.

Wirawan, (2013). Kepemimpinan: Teori, Psikologi,

Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian,

Depok:Raja Grafindo.

B. Skripsi

Badruzzaman, Muhammad.2017. Skripsi: Analisis Narasi

Fungsi karakter makna perjuangan dalam film

Surat dari Praha”. Jakarta: Universitas Islam

Negeri Syarif HIdayatullah.

Khanif Syaifudin, Akhmad.2019. Skripsi: “Analisis isi

jihad dalam film Sang Kyai”. Semarang:

Universitas Islam Negeri Walisongo.

Afriani, Fazriah. 2017. Skripsi:” Analisis Karakter

Kepemimpinan Rizieq Syihab pada Laporan

Utama Majalah Tempo edisi 2-8 Januari 2017 dan

23-29 Januari 2017”. Jakarta: Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

C. Jurnal

Sakdiah. 2016. Jurnal: “ Karakterisktik Kepemimpinan

dalam Islam (kajian historis fisolosi)”, Jurnal Al-

Bayam Vol. 22 No. 33.

Page 151: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

136

D. Website

Antara News, Prestasi film "Sang Kiai" diteruskan ke

Academy Awards 2014,

https://www.antaranews.com/berita/408510/presta

si-film-sang-kiai-diteruskan-ke-academy-awards-

2014 Diakses pada 7 Maret 2020, pukul 16.01

WIB

Berita Satu, Film "Sang Kiai" Diharap Tumbuhkan

Nasionalisme Generasi Muda.

https://www.beritasatu.com/beritasatu/hiburan/115

267/film-sang-kiai-diharap-tumbuhkan-

nasionalisme-generasi-muda Diakses pada tanggal

26 November 2020 pukul 19.03

Film Indonesia, Sang Kiai Award,

http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s008-13-

020007_sang-kiai/credit#.XmNfYhNR3Dc

Diakses Pada 7 Maret 2020, pukul 15.47 WIB

Film Indonesia, Sang Kiai,

http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s008-13-

020007_sang-kiai/award Diakses pada tanggal 25

November 2020 pukul 22.59 WIB

Kapanlagi.com, Profil Rako Prijanto,

https://www.kapanlagi.com/rako-prijanto/profil/

Diakses pada tanggal 4 Desember 2020 pukul

16.30 WIB

KBBI, Film, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/film

diakses pada 5 November 2020 pukul 21.55

Kompas.com, Rako Prijanto tertantang “Sang Kiai”.

https://bola.kompas.com/read/2012/12/16/1825258

1/Rako.Prijanto.Tertantang.Sang.Kyai. Diakses

pada tanggal 4 Desember 2020 pukul 17.00 WIB

Page 152: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

137

TMDB, Anggoro Saronto,

https://www.themoviedb.org/person/1310774-

anggoro Diakses pada tanggal 4 Desember 2020

pukul 18.15 WIB

Viva.com, Agus Kuncoro,

https://www.viva.co.id/siapa/read/611-agus-

kuncoro Diakses pada tanggal 27 November 2020

pada pukul 10.06 WIB

Wikipedia, Adipati Dolken,

https://id.wikipedia.org/wiki/Adipati_Dolken

Diakses pada tanggal 26 November 2020 pada

pukul 21.12 WIB

Wikipedia, Christine

Hakimhttps://id.wikipedia.org/wiki/Christine_Hak

im Diakses pada tanggal 26 November 2020 pada

pukul 20.38 WIB

Wikipeddia, Ikranagara,

https://id.wikipedia.org/wiki/Ikranagara Diakses

pada tanggal 26 November 2020 Pukul 20.02

Wikipedia, Meriza Febriani,

https://id.wikipedia.org/wiki/Meriza_Febriani

Diakses pada tanggal 3 Desember 2020 pukul

19.00

Wikipedia, Rako Prijanto,

https://id.wikipedia.org/wiki/Rako_Prijanto

Diakses pada tanggal 4 Desember 2020 pukul

14.00 WIB

Wikipedia, Sang Kiai,

https://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Kiai Diakses

pada 7 Maret 2020, pukul 15.24 WIB

Page 153: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

LAMPIRAN

Page 154: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

139

Lampiran 1

Page 155: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

140

Lampiran 2

Page 156: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

141

Lampiran 3

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : Sunil Samtani

Jabatan : Executive Producer Rapi Film

Hari/Tangggal : 05 November 2020

Waktu : Pukul 11.34 WIB

Tempat : Via telfon Whatsapp

1. Apa ide terbesar yang melatar belakangi Rapi Film menghadirkan

film Sang Kiai pada saat itu ?

Jawaban :

Yah untuk ide terbesar dalam pembuatan saat itu sih ada di rako ya,

saat itu saya dibawa oleh rako dalam project ini untuk sama sama

garap project ni. jadi pada saat itu kita sama sama buat ini film ide

awal itu ada di rako kemudian kita kembangkan sama sama. Karena

beliau merupakan tokoh NU dan memiliki massa yang sangat

banyak maka kami berpikir bahwa tidak ada salahnya untuk

mengangkat film ini. Dan kami ingin mengungkap bagaimana

sebutan sang kiai ini, bagaimana peran sang kiai dalam

kemerdekaan.

2. Pada saat pembuatan film sang kiai itu sendiri, rapi film merangkai

film ini menggunakan tema apa ?

Jawaban

Ya tema kita pada saat itu sih lebih pada menceritakan seorang

tokoh nasional yang berperan sangat penting di Indonesia. Dari

tema sendiri itu rako yang buat, dia menyebut bahwa kita hanya

Page 157: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

142

perlu membuat sebuah film sang kiai ini dari KH. Hasyim Asyari

dewasa saja, terlebih pada masa peran penting beliau dan tahun

penting beliau saja.

3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk praproduksi produksi

dan pasca produksi dalam pembuatan film sang kiai ?

Jawaban

Sangat lama ya, saya ingat betul bahwa pembuatan film ini sangat

memakan waktu yang lama, sekitar 1 tahun lebih total dalam

pembuatan film ini, ya praproduksi sangat Panjang dimana kita

banyak melakukan riset buku, riset tempat, riset melalui tokoh

tokoh agama, banyak meeting dengan mereka, banyak bertanya

dengan para pemuka agama bagaimana sosok KH. Hasyim Asyari

tersebut. Dan memang research tempat sih yang memakan waktu

banyak karena kita ga bisa sembarangan dalam memilih tempat dan

harus cocok pada jaman 1945. Yang repot adalah ketika ada tempat

yang ada tiang listrik sih, itu yang membuat kita beberapa scene

menggunakan teknologi CGI untuk menambah realistic waktu dan

tempat pada saat itu

4. Siapa saja yang menjadi target segmentasi penonton film sang kiai

?

Jawaban

Untuk segmentasi penonton tidak ada ya, karena memang pada

dasarnya kami membuat film ini untuk segala umur dari yang tua

muda dan anak anak, karena kami tidak ada Batasan maka kami

menyelipkan scene scene seperti romance, action, drama dan lain

lain sebagai daya Tarik utama disamping tema utama yang

disebutkan tadi

Page 158: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

143

5. Bagaimana rapi film membingkai film sang kiai ini menjadi sebuah

film yang dapat digemari oleh khalayak luas ?

Jawaban

Yah seperti yang saya sudah sebutkan tadi bahwa kami

membingkai film sang kiai ini dengan sangat hati hati, disamping

kami ingin membingkai film ini dengan unsur sejarah, kami juga

membingkai nya dengan segi komersil seperti ada genre action,

romance, drama comedy dll agar mudah di terima dan disukai oleh

masyarakat

6. Alasan mengangkat KH. Hasyim Asyari sebagai tokoh utama

dalam film sang kiai dibanding dengan tokoh agamis lainnya

Jawaban

Kenapa kami mengangkat beliau dalam film yaitu karena kami

menyadari bahwa beliau patut untuk di kenal lebih jauh di masa ini,

karena kita tau bahwa beliau merupakan tokoh agamis yang sangat

berpengaruh pada kemerdekaan Indonesia, dan tokoh yang sangat

di hormati oleh kaum ulama dan tokoh nasional terlebih beliau

merupakan pendiri pertama NU dan memiliki massa yang sangat

banyak di Indonesia in

7. Bagaimana rapi film dalam menentukan actor dan aktris yang

cocok untuk setiap peran di film sang kiai ? terlebih dalam

menentukan actor yang pas untuk berperan sebagai KH. Hasyim

Asyari dalam film sang kiai.

Jawaban

Dalam penentuan pemain kami tentu melakukan casting terlebih

dahulu ya, dan kami memang pada awalnya sudah menargetkan

beberapa pemain yang terkenal seperti adipate dolken, agus

Page 159: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

144

koncoro dan ikranagara dan pemain lainnya, tapi itu pun kami juga

melalukan casting terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa pas

karakter film dengan mereka.

8. Apakah ada tahapan khusus dalam pemilihannya ?

Jawaban

Tidak ada ya, tidak ada tahapan khusus dalam pemilihan pemain,

kami menggunakan casting dan melihat video video para pemain

yang kami casting dan tentu sutrada juga datang pada saat casting.

9. Apakaha da kendalan dalam pemilihannya ?

jawaban

Tidak ada juga, karena memang pada dasarnya kami dan sutradara

khusunya sudah memilih dan menargetkan pemain pemain yang

terlibat.

10. Apakah secara garis besar ada Hambatan dalam pembuatan film ?

Jawaban

Untuk hambatan tidak ada ya, semua lancar. Karena rako sebagai

sutrada sangat hebat dalam pembuatan film ini, ya cuman hanya

saja waktu yang sangat Panjang di praproduksi karena memang

kami ingin membuat sebuah film yang tidak hanya bagus tapi juga

sebisa mungkin membuat flm berdasarkan fakta dan real sesuai apa

adanya. Karena pada dasarnya ini merupakan sebuah film sejarah

Indonesia, sejarah kemerdekaan, jadi kami tidak ingin menghapus

apa yang memang terjadi pada saat itu.

11. Bagaimana tanggapan rapi film dan bapak pribadi setelah film ini

dibuat ?

Jawaban

Page 160: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

145

Saya pribadi sangat puas dan bangga ya, karena sudah terlibat

dalam project ini, dan saya sangat salut pada rako yang mampu

membuat film ini sangat hebat , bahkan setelah kami membuat film

ini dan kami berikan kepada para tokoh agamis dan para ulama

mereka langsung suka dan merasa terharu setelah melihat film ini

12. Pada saat itu bagaimana cara rapi film dalam mempromosilam film

sang kiai ini kepada para masyarakat khususnya para penikmat film

?

Jawaban

Untuk strategi dalam mempromosikan film ini tidak ad acara

khusus ya, kami mempromosikannya melalui roadshow roadshow

ke beberapa kota besar, kemudia kami juga menyebar para pemain

ke roadshow yang kami adakan, kemudia kami juga promosi

menggunakan media cetak seperti majalah, bilbord, poster ya.

Karena pada saat itu kan internet juga tidak se hebat sekarang dan

social media juga belum banyak penikmatnya, jadi kami pada saat

itu memang gencar di media cetak.

13. Ketika pada saat event nobar, bagaimana tanggapan penonton ?

Jawaban

Mereka sangat suka dengan filmnya, mereka terharu melihat film

nya, karena pada dasarnya kan ini bukan film biografi ya tapi film

tentang sebuah massa bagaimana seorang tokoh sang kiai ini sangat

berpengaruh di kemerdekaan Indonesia. Dan penonton jga

menyukai beberapa genre yang ada di film itu sepeti percintaan,

drama dll, semua menikmati itu.

14. Apakah dari pihak rapi film dan pak sunil sendiri sangat puas

dengan film sang kiai ?

Page 161: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

146

Sangat puass

15. Apa pesan moral dan pesan teladan dari pihak rapi film bagi kaum

milenial dalam pembuatan film ini

Jawaban

Ya untuk pesan dari kami yaitu mengajak para penonton untuk

bisa lebih mengenal sosok KH Hasyim asyari sebagai seorang

tokoh agamis dan pahlawan nasional yang berkorban demi

kemerdekaan indonesia.

Dan mengajak penonton untuk senantiasa selalu cinta tanah air

indosia sebagaimana para pendahulunya.

16. Apakah suatu saat ada kemungkinan rapi film akan membuat film

serupa dengan sang kiai ?

Jawaban

Yah tentu ada, jikalau ceritanya pas dan bagus, kami tidak menutup

kemungkinan untuk membuat film hal serupa.

Page 162: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

147

Lampiran 4

TRANSKRIP WAWANCARA

Nama : Rako Prijanto

Jabatan : Sutradara Film Sang Kiai

Hari/Tangggal :

Waktu :

Tempat : Via Chatting Whatsapp

1. Apa yang melatar belakangi Pak Rako dalam menyutradarai film

Sang Kiai ?

Jawaban : Latar belakang saya karena ingin memberikan gambaran

utuh perjuangan bangsa dari prespektif manapun

2. Bagaimana awal mula Pak Rako terjun di dunia sutradara dan

perfilman

Jawaban : berawal dr cinta Film, kemudian menjd freelancer

Photografer, asisten sutradara dan sutradara

3. Apa tema yang diusung dalam film Sang Kiai ?

Jawaban : Temanya Pengorbanan dalam perjuangan

4. Alasan dalam mengangkat tema tersebut ?

Jawaban: Dalam setiap perjuangan pastinya ada pengorbanan ..

pengorbanan dari banyak sudut

Page 163: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

148

5. Apakah bisa di jelaskan pak, bagaimana alur dan plot film Sang

Kiai ?

Jawaban: Kayaknya mas nonton aja terus bisa menjelaskan plot dan

alurnya

6. Mengapa mengambil ide menggunakan judul film Sang Kiai ?

Jawaban : Karena karakter utama dan pergerakan cerita berporos

pada karakter Kiai Hasyim Asy’ari .. dan ini juga kemudian menjd

unik karena selama ini belum pernah ada film perjuangan diambil

dr sudut pandang Pemuka Agama ..

7. Apakah bapak bisa menjelaskan bagaimana penggambaran karakter

kh.hasyim asyari dalam film Sang Kiai ?

Jawaban : Beliau sangat Tawadu .. bijaksana tapi kalau

menyangkut masalah akidah beliau sangat ketat .. bijaksana dan

segala sesuatu dipertimbangkan dr sisi agama Islam terutama

Hadist

8. Bagaimana penggambaran fungsi dari karakter dalam film Sang

Kiai

Jawaban: Cerita bergulir berdasarkan perjalanan hidup, cara

berpikir dan tindakan/ keputusan yg diambil oleh karakter

berdasarkan situasi dan kondisi saat itu..

9. Apa yang bapak ingin tonjolkan dalam karakter KH.Hasyim Asyari

Jawaban: Seorang pemuka Agama yang berpikiran maju dan

terbuka .. menyelesaikan konflik dgn pertimbangan yang sangat

matang.. segala sesuatu nya utk kepentingan negara dan Agama ..

tidak saling bertentangan ..

Page 164: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

149

10. Mengapa Pak Rako mengambil sosok KH.Hasyim Asyari untuk di

filmkan ? apakah ada alasan khusus ? dibanding dengan tokoh

pejuang lainnya ?

Jawaban: Karena saya mengidolakan sosok beliau .

11. Apakah ada pesan khusus yang ingin disampaikan kepada penonton

dari sosok KH. Hasyim Asy’ari dalam Film Sang Kiai ?

Jawaban: Pemikiran pemikiran beliau yang skg bisa kita rasakan

dalam kehidupan bernegara.. tidak mempertentangkan antara

Agama dan Nasionalisme

12. Menurut bapak, Sosok kepemimpinan Kh. Hasyim Asy’ari seperti

apa ? terlbih khusus pada moment penjajahan jepang ?

Jawaban: Kiai Hasyim sangat taat kepada Akidah dan kuat

mempertahankan itu .. tetapi di sisi lain sangat lentur menjaga

perbedaan dan nasionalisme

13. Apakah ada kendala dalam pembuatan film Sang Kiai ?

Jawaban: Kendala pasti Ada tapi inshaa Allah banyak yang

membantu .. terlebih mencari bahan2 research

14. Bagaimana membuat karakter orang jepang dan belanda bisa hidup

didalam film Sang Kiai

Jawaban: Dengan penggambaran aslinya .. memakai aktor 2

asing .. juga research

15. Bagaimana pemilihan karakter orang asing agar bisa sesuai dengan

film Sang Kiai ?

Jawaban: Pastinya berdasarkan research apa yg mmg terjadi saat

itu.

Page 165: ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN

150

16. Selain bercerita tentang sejarah, politik dan cinta apakah ada pesan

lain yang ingin disampaikan dalam film Sang Kiai ?

Jawaban: konsep Islam Nusantara (bisa digali dari sumber lain)

17. Bagaimana cara pak rako menggabungkan agama, politik dan cinta

dalam film agar bisa di sukai banyak pihak dan lapisan masyarakat

?

Jawaban : Dengan 4E .. Edukasi, Entertainment, Eksklusifitas dan

Estetika

18. Apa yang menjadi teladan bagi generasi milenial mengenai

kepemimpinan KH.Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai ?

Jawaban: Tidak sombong, Tawadu, bekerja dalam diam dgn hasil

maksimal .. tidak ingin disanjung.