ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN
Transcript of ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN
ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN
KH. HASYIM ASY’ARI DALAM FILM SANG KIAI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ANGGA FIRMANSYAH
NIM. 11160510000155
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H / 2021 M
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Angga Firmansyah
NIM : 11160510000155
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS
NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN KH. HASYIM
ASY’ARI DALAM FILM SANG KIAI adalah benar merupakan
karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam
penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan
karya ini telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi.
Saya bersedia melakukan proses yang semestinya sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini
sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang
lain.
Demikian pernyataan dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta,
Angga Firmansyah
NIM. 11160510000155
ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
ANALISIS NARATIF KARAKTER KEPEMIMPINAN
KH. HASYIM ASY’ARI DALAM FILM SANG KIAI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Angga Firmansyah
NIM. 11160510000155
Dosen Pembimbing,
Dr. H. M. Yakub, M.A.
NIP. 196210181993031002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1443 H/2021 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “ANALISIS NARATIF KARAKTER
KEPEMIMPINAN KH HASYIM ASY’ARI DALAM FILM
SANG KIAI” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 3 Mei 2021. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana sosial (S. Sos)
pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Jakarta, 3 Mei 2021
Tim Sidang Munaqasyah Tanggal Tanda Tangan
Ketua/ Penguji
Dr. Armawati Arbi, M.Si …… ……………...
NIP. 196502071991032002
Sekretaris
Dr. H. Edi Amin, S.Ag, MA …… ……………...
NIP. 197609082009011010
Penguji I
Dr. Roudhonah M, Ag …… ……………...
NIP. 195809101987032001
Penguji II
Burhanuddin, MA …… ……………...
NIP. 196005091988031001
Pembimbing
Dr. H. M. Yakub, M.A …… ……………...
NIP. 196210181993031002
iv
ABSTRAK
Angga Firmansyah
11160510000155
Analisis Naratif Karakter Kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari
Dalam Film Sang Kiai
Film Sang Kiai merupakan film yang dibuat oleh sutradara
pengalaman Rako Prijanto. Film ini mengangkat kisah perjalanan
seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yaitu KH Hasyim Asy’ari
dalam melawan penjajahan Jepang. Film yang dilatar belakangi unsur
religi terutama Islam membuat film Sang Kiai berporos pada
perjuangan seorang pemuka agama untuk meraih kemerdekaan bagi
Indonesia. Selain dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme
dan kecintaan generasi muda terhadap sejarah, Film Sang Kiai
menyimpan sebuah pembelajaran sebagai seorang pemimpin yang
memiliki karakter kepemimpinan Islam. Hal tersebut terdapat dalam
banyak adegan dan dialog yang terdapat dalam film Sang Kiai.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk menjawab pertanyaan bagaimana fungsi pelaku
dinarasikan dalam film Sang Kiai menurut teori Vladimir Propp,
bagaimana karakter oposisi berlawanan dalam film Sang Kiai menurut
teori Vladimir Propp, bagaimana karakter tokoh dinarasikan dalam film
Sang Kiai menurut teori Vladimir Propp, dan penggambaran karakter
kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari dalam film Sang Kiai.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode penelitian analisis naratif Vladimir Propp yang
mendeskripsikan penggambaran 31 fungsi karakter, mengetahui
karakter oposisi berlawanan, dan karakter dalam film. Teknik
pengumpulan data, penulis menonton original film Sang Kiai serta
melakukan wawancara dengan executive produser rapi films yaitu Sunil
Samtani dan Sutradara film Sang Kiai yaitu Rako Prijanto.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu fungsi pelaku
sebanyak 16 fungsi pelaku kepemimpinan dari 31 fungsi pelaku. Untuk
karakter oposisi berlawanan mengikuti pola narasi modern yang
menggambarkan karakter kebaikan dan kejahatan berdasarkan karakter
yang dinarasikan dalam film, dan dalam tujuh fungsi karakter hanya
ada 5 karakter dalam film Sang Kiai. Selain film ini memiliki nilai
nasionalisme, film ini juga memiliki nilai perjuangan kaum agamis
dalam merebut kemerdekaan bangsa Indonesia.
Kata Kunci: Film Sang Kiai, Kepemimpinan, Karakter, Narasi,
Vladimir Propp.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi
Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya dalam kehidupan umat manusia. Atas rahmat dan karunia-
Nya jugalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
“Analisis Naratif Karakter Kepemimpinan KH. Hasyim
Asy’ari Dalam Film Sang Kiai”. Shalawat serta salam juga tak
lupa selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Dalam penelitian ini, penulis menyadari masih jauh dari
kata sempurna. Namun tidak menghilangkan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penelitian skripsi
ini baik secara moril maupun materiil. Dengan demikian penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, sebagai Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto, M.Ed., Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, selaku Wakil
Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabudin Noor, M.Ag.
sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta
Cecep Sastrawijaya, M.A. selaku Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan.
3. Dr. Armawati Arbi, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, dan Dr. Edi Amin, M.A selaku
sekretaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
vi
4. Dra. Rochimah Imawati, M.Psi, sebagai dosen pembimbing
akademik yang telah membantu penulis dalam memberikan
arahan dalam proses penyesunan skripsi ini.
5. Dr. H. M. Yakub, M.A., sebagai dosen pembimbing
penelitian skripsi yang senantiasa membimbing,
mengarahkan, dan memberikan dukungan penuh selama
proses penelitian.
6. Seluruh jajaran dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
sebesar-besarnya atas ilmu yang telah diberikan.
7. Pimpinan staf Perpustakaan Utama dan staf Perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
memberikan pelayanan dalam meminjam literatur untuk
penelitian skripsi ini.
8. Pimpinan serta jajaran staf Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya staf tata usaha Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu dan
mengarahkan penulis baik segi regulasi atau administrasi.
9. Sunil Samtani sebagai Executive Producer Rapi Films dan
Rako Prijanto sebagai Produser film Sang Kiai, selaku
narasumber penelitian skripsi yang telah memudahkan penulis
untuk mendapatkan data-data penelitian skripsi.
10. Kedua orang tua saya, Ayahanda Sadiran dan Ibunda Sumini,
terima kasih atas do’a, dukungan, dan kasih sayang yang tiada
vii
terhingga dan tak terhitung banyaknya yang selalu diberikan
kepada penulis semasa hidupnya.
11. Adik-adik, Lulut Priyo Anggito dan Lathif Maliki Anggoro,
terima kasih telah menghibur dan memotivasi penulis selama
penulis menyusun penelitian skripsi ini.
12. Partner saya Vera Difa Az zahro, yang telah menemani,
mendukung, dan memberi semangat kepada penulis baik
dalam suka maupun duka, yang selalu menjadi penghibur saat
penulis menemui kesulitan.
13. Andi Ahmad Jayadi, M Ilham Shobirin, Dewa Ruci, Rahman
Aulia yang telah menjadi sahabat dan pendengar keluh kesah
penulis, memberikan dukungan, dan menemani hari-hari
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
14. Felly Agriaka, M Zainul Mafakhir, Risma Febby Hambekti,
Diki Mujianto, M Ihsan Amrulloh, Toby Febiyanto, Marjan
Mardyansyah, M Ropi, Alvian Salafin, Andriyansyah, Zul
Asy’ari, yang telah memberikan banyak dukungan dari masa
awal perkuliahan dengan pelajaran hidup kepada penulis.
Serta telah menjadi teman penulis dikala berkuliah hingga
dalam tahap penulisan skripsi ini.
15. Teman-teman FIDIKOM dan KPI angkatan 2016 khususnya
KPI C, yang telah berjuang bersama dan memberikan banyak
pelajaran kepada penulis, terima kasih atas segala bantuan
dan dorongannya semasa kuliah, semoga sukses selalu.
16. Dedi Fahrudin, M.Ikom, dan keluarga besar DNK TV,
khususnya untuk angkatan 7, yang telah memberikan banyak
viii
pengalaman, kekeluargaan dan pelajaran tentang media
pertelevisian.
17. Teman-teman KKN TEKAD 091 yang telah menemani
penulis selama sebulan dalam menjalani pengalaman baru
yang sangat berarti untuk kehidupan di masa yang
mendatang.
18. Seluruh pihak yang telah membantu penulis baik dari masa
perkuliahan hingga pengerjaan penelitian skripsi ini selesai,
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga Allah
SWT membalas seluruh kebaikan kalian semua. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh
dari kata sempurna, baik dari segi keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman yang dimiliki peneliti. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan penelitian ini, sehingga pada akhirnya skripsi ini
dapat memberi manfaat dan dapat dikembangkan lebih lanjut
lagi. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 3 Mei 2021
Angga Firmansyah
NIM. 11160510000155
ix
DAFTAR ISI
Contents
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ............................ ii
ABSTRAK .................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................... ix
DAFTAR TABEL ..................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................... 10
C. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................ 10
1. Batasan Masalah ........................................................... 10
2. Rumusan Masalah ........................................................ 11
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 11
1. Tujuan Penelitian .......................................................... 11
2. Manfaat Penelitian ........................................................ 12
E. Metodologi Penelitian ...................................................... 13
1. Paradigma Penelitian .................................................... 13
2. Pendekatan Penelitian ................................................... 14
3. Metode Penelitian ......................................................... 14
4. Subjek dan Objek Penelitian ........................................ 16
5. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 16
6. Teknik Analisis Data .................................................... 18
F. Tinjauan Pustaka .............................................................. 19
G. Sistematika Penulisan ...................................................... 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................... 22
A. Definisi Film .................................................................... 22
x
1. Pengertian Film ............................................................ 22
2. Sejarah Film ................................................................. 23
3. Struktur Film ................................................................ 25
B. Analisis Naratif ................................................................ 28
1. Pengertian Narasi ......................................................... 28
2. Analisis Narasi Vladimir Propp ................................... 33
C. Definisi Karakter .............................................................. 39
D. Definisi Kepemimpinan ................................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM ............................................... 52
A. Latar Belakang Pembuatan Film Sang Kiai ..................... 52
B. Sinopsis Film Sang Kiai ................................................... 55
C. Tim Produksi Film Sang Kiai .......................................... 57
D. Sutradara dan Penulis Naskah Film Sang Kiai ................ 59
E. Tokoh Pemeran Film Sang Kiai ....................................... 62
F. Kelebihan Film Sang Kiai ................................................ 68
BAB IV DATA DAN HASIL TEMUAN ................................ 70
A. Analisis Fungsi Karakter Dalam Film Sang Kiai ............. 70
B. Karakter dan Oposisi Berlawanan dalam Film Sang Kiai 93
C. Karakter Tokoh dalam Film Kiai ..................................... 94
BAB V ANALISIS PEMBAHASAN ...................................... 96
A. Narasi Fungsi Film Sang Kiai .......................................... 96
B. Berbagai Karakter Oposisi ............................................. 105
C. Berbagai Karakter Tokoh ............................................... 111
D. Karakter Kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari dalam film
Sang Kiai ............................................................................... 114
BAB VI PENUTUP ................................................................. 128
A. Kesimpulan .................................................................... 128
B. Saran ............................................................................... 129
xi
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 132
LAMPIRAN ............................................................................. 138
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Fungsi Propp ............................................................. 37
Tabel 4.1 Situasi Awal ............................................................... 72
Tabel 4.2 Ketidakhadiran ......................................................... .73
Tabel 4.3 Pelarangan .................................................................. 74
Tabel 4.4 Kekerasan .................................................................. 77
Tabel 4.5 Pemindahan Ruang ................................................... 79
Tabel 4.6 Tipu Daya ................................................................... 80
Tabel 4.7 Tugas Berat ............................................................... 82
Tabel 4.8 Keterlibatan ............................................................... 84
Tabel 4.9 Kejahatan .................................................................. 85
Tabel 4.10 Mediasi .................................................................... 86
Tabel 4.11 Fungsi Pertama Seorang Penolong ......................... 87
Tabel 4.12 Reaksi dari Pahlawan .............................................. 89
Tabel 4.13 Tindak Balasan ........................................................ 90
Tabel 4.14 Kemenangan ............................................................ 90
Tabel 4.15 Kedatangan Tidak Dikenal ...................................... 91
Tabel 4.16 Solusi ........................................................................ 92
Tabel 4.17 Karakter dan Oposisi Berlawanan film Sang Kiai ... 95
Tabel 5.1 Tabel Karakter Oposisi ............................................ 110
Tabel 5.2 Tabel Temuan Penelitian ........................................ 127
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Poster Film Sang Kiai .......................................... 55
Gambar 3.2 Rako Prijanto ......................................................... 59
Gambar 3.3 Anggoro Saronto ................................................... 61
Gambar 3.4 Ikranagara .............................................................. 62
Gambar 3.5 Christine Hakim .................................................... 63
Gambar 3.6 Adipati Dolken ...................................................... 65
Gambar 3.7 Agus Kuncoro ........................................................ 66
Gambar 3.8 Meriza F Batubara ................................................. 67
Gambar 4.1 Menit 00.00.15-00.02.48 ....................................... 71
Gambar 4.2 Menit 00.12.06-00.17.50 ....................................... 73
Gambar 4. 3 Menit 00.21.06-00.24.00 ...................................... 74
Gambar 4. 4 ............................................................................... 77
Gambar 4.5 Menit 00.35.06-00.39.20 ........................................ 77
Gambar 4.6 Menit 00.40.55-00.42.15 ....................................... 79
Gambar 4.7 Menit 00.47.27-00.48.32 ....................................... 80
Gambar 4.8 Menit 01.13.34-01.13.50 ....................................... 80
Gambar 4.9 Menit 00.49.12-00.50.02 ....................................... 82
Gambar 4.10 Menit 01.12.40-01.13.30 ..................................... 82
Gambar 4.11 Menit 00.54.10-00.54.40 ..................................... 83
Gambar 4.12 Menit 00.56.47-00.57.53 ..................................... 85
Gambar 4.13 Menit 01.13.54-01.14.58 ..................................... 85
Gambar 4.14 Menit 01.16.49-01.19.05 ..................................... 87
Gambar 4.15 Menit 01.19.06-01.22.24 ..................................... 89
xiv
Gambar 4.16 Menit 01.22.25-01.24.32 ..................................... 89
Gambar 4.17 Menit 01.24.34-01.25.40 ..................................... 90
Gambar 4.18 Menit 01.26.37-01.26.50 ..................................... 91
Gambar 4.19 Menit 01.26.53-01.28.36 ..................................... 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era informasi saat ini, media massa adalah
sebuah media yang saat ini tidak akan bisa di pisahkan lagi
dengan manusia. kebutuhan akan adanya informasi seakan
menjadi kebutuhan pokok bagi manusia saat ini. Karena
sebagai makhluk sosial, manusia menggunakan informasi
sebagai alat berinteraksi dengan manusia lain.
Media massa, atau disebut pula media jurnalistik,
merupakan alat bantu utama dalam proses komunikasi massa.
Sebab, komunikasi massa sendiri, secara sederhana berarti
kegiatan komunikasi yang menggunakan media. Menurut
Bittner, sebagaimana dikutip oleh Asep Saeful Muhtadi,
menyatakan bahwa sebuah komunikasi massa dapat dipahami
sebagai suatu komunikasi yang dilakukan melalui media
kepada sejumlah orang yang tersebar di tempat-tempat yang
tidak di tentukan. Jadi, media massa menurutnya adalah suatu
alat transmisi informasi, seperti koran, majalah, buku, radio,
dan televisi atau suatu kombinasi bentuk bentuk media
tersebut.1
Dalam pandangan konstruksionis, media bukanlah
sekedar saluran bebas, ia menjadi subjek yang
1 Asep Saeful Muhtadi, Jurnalistik Pendekatan Teori Dan Praktek,
(Jakarta: Pt. Logos Wacana Ilmu, 1999), hal.73
2
mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias,
dan pemihakannya. Di sini media dipandang sebagai agen
konstruksi sosial yang mendenifisikan realitas. Menurut
Burhan Bungin, proses kelahiran konstruksi media
berlangsung dengan melalui dengan melalui tahap-tahap (1)
keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Artinya,
media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk
dijadikan sebagai mesin penciptaan uang/pelipatgandaan
modal. (2) keberpihakan semu kepada masyarakat. Artinya,
bersikap seolah-olah simpati, empati, dan berbagaipartisipasi
kepada masyarakat. (3) keberpihakan kepada kepentingan
umum. Artinya sebenarnya adalah visi setiap media massa.
Tahap berikut sebaran konstruksi, di mana pemberitaan
(penceritaan) telah sampai pada pembaca dan pemirsanya
(penonton), yaitu terjadi pembentukan konstruksi di
masyarakat melalui tiga tahap yang berlangsung generic.
Pertama, konstruksi realitas pembenaran. kedua, kesediaan
dikonstruksi oleh media massa. ketiga, sebagai pilihan
konsumtif.2
Namun, penyampaian informasi tidak hanya melalui
media-media seperti yang disebutkan diatas. Film yang
selama ini masih dianggap sebagai media hiburan oleh
masyarakat luas, sebenarnya adalah salah satu media yang
digunakan juga sebagai penyedia informasi kepada khalayak
luas. Film merupakan sebuah karya dan produk yang inovatif
2 Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan
Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat (Jakarta:
Kencana,2006),h.191
3
dari sebuah media. Film mengandung nilai edukasi,
informasi, persuasi dan hiburan yang bermakna untuk para
khalayaknya. Film juga menjadi sarana dalam penyampaian
pesan dan divisualisasikan dalam alur cerita berupa adegan-
adegan dalam narasi.
Film sebagai karya seni lahir dari dari proses
kreatifitas yang menuntut kebebasan beraktivitas merupakan
salah satu media massa yang mengandung pesan sosial
didalamnya. Itu dikarenakan film adalah sebuah gabungan
pemikiran dan kenyataan sosial yang dirasakan oleh
seseorang dan dituangkan pada sebuah gambar audio visual
dalam bentuk cerita. Pesan sosial yang terdapat dalam film
dapat merubah perilaku, cara pikir, style (gaya), hingga cara
berbicara seseorang. Film bisa disebut sebagai sinema atau
gambar hidup yang mana dapat diartikan sebagai karya seni,
bentuk popular dari hiburan juga produksi industri atau
barang bisnis.3
Sadar akan kemampuan potensi media film dalam
kontruksi pesan, akhir-akhir ini dalam 10 tahun di Indonesia
muncul banyak film yang bernuansa dakwah atau paling tidak
film tersebut bergenre Islami. Pesan dakwah merupakan
pesan agama yang universal. Hal ini sejalan dengan
3 Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional Tinjauan dan Restrospeksi,
(Jakarta: Panitia hari Film Nasional ke-60 Direktorat perfilman tahun 2010`),
hal.73
4
pemahaman bahwa dakwah merupakan proses yang berjalan
(makro proses) dan holistic.4
Pesan dakwah yang terdapat di film sangat beragam,
salah satunya adalah pesan bagaimana menjadi seorang
pemimpin dan memiliki jiwa kepimpinan sesuai ajaran Islam.
Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah SWT
ke bumi ini sebagai khalifah (pemimpin), oleh sebab itu
manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin yang
merupakan peran sentral dalam setiap kegiatan.
Kepemimpinan didefinisikan sebagai kekuatan
untuk menggerakan dan memengaruhi orang. Kepemimpinan
sebagai sebuah alat, sarana atau proses untuk membujuk
orang agar bersedia melakukan sesuatu secara
sukarela/sukacita. Berdasarkan definisi kepemimpinan diatas,
dapat dipahami bahwa kepimpinan pada prakteknya
dilakukan dalam sebuah kelompok baik dalam skala kecil
seperti organisasi maupun skala besar seperti negara.5
Dalam pandangan Islam kehadiran seorang
pemimpin sangatlah penting. Dengan adanya pemimpin
tujuan hidup umat Islam menjadi jelas terarah. Oleh karena
itu Islam mewajibkan kepada umatnya untuk memilih
pemimpin. Argumentasi yang di kemukakan adalah
pengangkatan imam itu merupakan usaha untuk menolak
4 Andi Faisal Bakti, Communication and Family Planning in Islam in
Indonesia: South Sulawesi Muslim Perceptions of Global Development
Program (Jakarta: INIS, 2004), hal.80-81 5 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan perilaku Organisasi, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hal.3
5
kejahatan, dan kejahatan itu tidak mungkin tertolak tanpa
adanya imam.6
Umat Islam dalam menentukan seorang pemimpin
sudah memiliki figur dan pelaku yang pantas untuk di
teladani. Dalam Islam figur pemimpin yang sangat ideal dan
patut di teladani ialah Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana
Allah SWT berfirman :
فيرلقد وةحسنةكانلكم أس جواسولٱلل ل منكانير
أ مٱل يو وٱل كثير ٱلل ٢١ اخروذكرٱلل
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS. Al-Ahzab ayat
[33]: 21
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Rasullah SAW
adalah manusia yang sempurna dan memiliki akhlak yang
mulia. Sehingga tidak diragukan jika Rasullah SAW dijadikan
panutan sebagai suri taudalan termasuk dalam hal menjadi
seorang pemimpin dan memimpin umat.
Salah satu tokoh kepemimpinan Islam di Indonesia
adalah KH. Hasyim Asy’ari, Kiai Hasyim dilahirkan dari
pasangan Kiai Asy’ari dan Halimah pada hari Selasa kliwon
tanggal 14 Februari tahun 1871 M atau bertepatan dengan 12
6 Moh Mufid, Politik dalam Perspektif Islam (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2004), cetakan 1, hal.37
6
Dzulqa’dah tahun 1287 H. Tempat kelahiran beliau berada
disekitar 2 kilometer ke arah utara dari kota Jombang,
tepatnya di Pesantren Gedang. Gedang sendiri merupakan
salah satu dusun yang terletak di desa Tambakrejo kecamatan
Jombang. 7pada awal karirnya, ia bukan lah seorang yang
aktif politik bukan juga musuh utama kolonial. Hasyim asyari
ketika itu, belum peduli betul tentang menyebarkan ide-ide
politik dan umumnya tidak, keberatan dengan kolonial
selama, kolonial tidak mengganggu kegiatan-kegiatan
keagamaan. Sebagai pemimpin sebuah pesantren besar saat
itu, Kh, Hasyim Asy’ari hanya melakukan perlawanan budaya
dengan jalan melarang umat Islam untuk meniru kebiasaan-
kebiasaan orang-orang kolonial.8
Karena pada dasarnya, Kh Hasyim asy’ari
menjunjung doktrin politik sunni yaitu akomodatif penguasa
baik terhadap penguasa baik yang muslim maupun non
muslim. Namun, Kh. Hasyim Asy’ari punya ketegasan dalam
menentukan sikap politiknya. Hal ini bisa dibuktikan ketika,
beliau, murid dan koleganya membuat keputusan tentang
Jihad melawan penjajah atau biasa dikenal Revolusi Jihad.9
Setelah jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu
akibat di bom atomnya kota di jepang, Hiroshima dan
7 Muhibbin Zuhri Achmad, Pemikiran KH. M Hasyim Asy’ari
Tentang Ahlu Sunnah Wa Al-Jama’ah, (Surabaya, 2010) hal. 67 8 Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama, (Yogyakarta: Lkis,
2000). hal. 89 9 KH. Salahuddin Wahid dalam memberi Kata pengantar di bukunya
Zuhaeri Misrawi, tentang Hadratussyaikh Hasyim Asyari: Moderasi,
keumatan, dan kebangsaan. (Kompas, Jakarta, 2010), hal. XIV
7
Nagasaki, indonesia menjadi sasaran sekutu untuk dijajah.
Namun, para pejuang menyadari betul bahwa, sejarah negeri
ini belum usai. Datangnya tentara sekutu, mengundang
perlawanan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan.
Melihat situasi ini dari jakarta, presiden Soekarno mengutus
orang untuk menghadap seorang Kyai terkemuka di jawa
timur Kh. Hasyim Asy’ari. Untuk menanyakan hukumnya
membela tanah air, bukan membela Allah, membela Islam,
atau membela Al quran. Sekali lagi membela tanah air?10
Kemudian PBNU membuat rapat darurat yang di
pimpin langsung oleh KH. Hasyim Asy’ari dan
mendeklarasikan seruan Jihad Fi Sabilillah yang dikenal
dengan resolusi jihad.
Atas dasar aktivitas dan perjuangan Kh. Hasyim
Asy’ari sesuai dijelaskan diatas maka, para kiai dan
organisasi Nahdlatul Ulama memberikan gelar kepada KH.
Hasyim Asy’ari sebagai tuan guru besar, dalam bahasa arab
Hadratussyaikh. Bagi NU, Beliau memiliki peranan yang
sangat penting dalam memperjuangkan harkat dan martabat
kemanusiaan, keumatan, dan kebangsaan. Hal ini, telah
dibuktikan dalam sejarah perjuangan KH. Hasyim Asy’ari
yang telah dijelaskan. Sebagaimana ia seorang kyai di
pesantren, ribuan santri yang belajar padanya menjadi kyai
dan mayoritas memiliki pesantren, sehingga pesantren yang di
dirikan beliau menjadi model bagi pesantren pesantren
10 Gugun El Gyanie, Jihad Paling Syar’i. (Yogyakarta: Pustaka
Pesantren, 2010), hal. 73
8
lainnya. Juga tidak sedikit para kyai dan tokoh politik
Nasional meminta nasehat kepada beliau, sebuh saja Ir.
Soekarno, Bung Tomo, dan Jendral Sudirman.11
Salah satu film Indonesia yang memiliki unsur
kepemimpinan Islam dan tokoh Kh. Hasyim Asy’ari adalah
film “Sang Kiai”, Film yang di produksi tahun 2013 dan di
sutradarai oleh Rako Prijanto ini memiliki unsur
kepemimpinan didalamnya. Hal ini dikarenakan Film “Sang
Kiai” menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai
sosok kepemimpinan K.H Hasyim Asy’ari dalam masa
penjajahan jepang pada tahun 1942, sekaligus
mempresentasikan mengenai bagaimana menjadi seorang
pemimpin sesuai tuntunan ajaran Islam.
Film “Sang Kiai” bercerita tentang pendudukan
jepang yang ternyata tidak lebih baik dari belanda. Jepang
mulai melarang pengibaran bendera merah putih, melarang
lagu indonesia raya dan memaksa rakyat indonesia untuk
melakukan Sekerei (Menghormat kepada Matahari). KH
Hasyim Asy’ari sebagai tokoh besar agamis saat itu menolak
untuk melakukan Sekerei karena beranggapan bahwa
tindakan itu menyimpang dari aqidah agama Islam. Menolak
karena sebagai umat Islam, hanya boleh menyembah kepada
kepada Allah SWT. Karena tindakannya yang berani itu,
Jepang menangkap KH Hasyim Asy’ari.12
11 Zamakhsari Dhofie, Tradisi Pesantren, (Jakarta: LP3S, 1994) hal.
98-99 12 https://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Kiai Diakses pada 7 Maret
2020, pukul 15.24 WIB
9
Dalam Film juga menceritakan tentang sepak terjang
bagaimana kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari saat menjadi
ketua di pesantren Tebuireng, Jombang Jawa timur, kemudian
diangkat menjadi ketua Masyumi (Majelis Syuro Muslimin
Indonesia) setelah penangkapan beliau oleh jepang dan
bahkan jepang menjadikan KH Hasyim Asy’ari menjadi ketua
di Masyumi dan Shumubu (Departemen Agama).
Film ini di bintangi oleh Ikranaga, Christine Hakim,
Agus Kuncoro, Adipati Dolke, Meriza Febriani, Dimas
Aditya, Royhan Hidayat, Dayat Simbala dll. 13 Film “Sang
Kyai” tampil sebagai film terbaik dalam Festival Film
Indonesia dengan mendapatkan empat piala citra dan bersaing
ketat dengan film “Habibi-Ainun” dan “Belenggu”.
Seterusnya film ini akan di ikut sertakan dalam academy
awards 2014 dalam kategori Film Bahasa Asing Terbaik.14
Dengan banyaknya adegan yang menggambarkan
tentang kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari dalam film “Sang
Kiai” , sekiranya perlu dilakukan penelitian mendalam
tentang bagaimana kepemimpinan beliau sebagai tokoh
agamis besar di Indonesia di tengah masa penjajahan jepang.
Guna memahami kepemimpinan yang disampaikan dalam
film ini, penelitian ini akan menggunakan metode analisis
naratif dengan kaca mata Vladimir Propp.
13 http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s008-13-020007_sang-
kiai/credit#.XmNfYhNR3Dc Diakses Pada 7 Maret 2020, pukul 15.47 WIB 14 https://www.antaranews.com/berita/408510/prestasi-film-sang-kiai-
diteruskan-ke-academy-awards-2014 Diakses pada 7 Maret 2020, pukul 16.01
WIB
10
Berdasarkan pemaparan diatas, Peneliti ingin
meneliti bagaimana kepemimpinan yang terdapat di alur
cerita dan karakter tokoh yang terdapat dalam film. Maka dari
itu peneliti memilih judul “ANALISIS NARATIF
KARAKTER KEPEMIMPINAN KH. HASYIM
ASY’ARI DALAM FILM “SANG KYAI”.
B. Identifikasi Masalah
Dalam film “Sang Kiai” terdapat banyak sekali
pesan-pesan moral yang bisa kita jadikan contoh dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu pesan yang disampaikan
dalam film ini adalah tentang pesan bagaimana membentuk
karakter seorang pemimpin yang bijak dan sesuai dengan
ajaran agama Islam. Pemimpin adalah seorang yang sangat
berpengaruh dalam kelompok, bahkan kelompok terkecil pun
seperti keluarga mempunyai seorang pemimpin didalamnya,
apalagi dengan sebuah tatanan besar seperti negara. Dan
cerita dalam film “Sang Kiai” ini mengandung unsur karakter
kepemimpinan yang dapat memberikan pelajaran bagi kita.
C. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Adapun agar penelitian ini lebih terarah, maka
penelitian ini membatasi untuk mengkaji adegan dan
dialog kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari dalam film
“Sang Kyai”. Pembahasan penelitian akan menggunakan
model Vladimir Propp, serta Analisa karakter
11
kepemimpinan Islam, yang terdapat dalam film durasi 130
menit tersebut.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi
objek penelitian ini adalah:
a. Bagaimana fungsi pelaku di narasikan dalam film
Sang Kiai menurut Vladimir Proop?
b. Bagaimana karakter oposisi berlawanan dalam film
Sang Kiai menurut Vladimir Propp?
c. Bagaimana karakter tokoh dinarasikan dalam film
Sang Kiai menurut Vladimir Propp?
d. Bagaimanakah penggambaran karakter kepemimpinan
KH. Hasyim Asy’ari pada film Sang Kiai?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, terdapat
tujuan yang diharapkan memdaptkakan hasil yang baik
dalam penelitian ini, sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui fungsi pelaku dinarasikan dalam
film Sang Kiai menurut teori Vladimir Propp.
b. Untuk mengetahui karakter oposisi berlawanan dalam
film Sang Kiai menurut teori Vladimir Propp.
c. Untuk mengetahui karakter tokoh dinarasikan dalam
film Sang Kiai menurut teori Vladimir Propp.
12
d. Untuk mendeskripsikan penggambaran karakter
kepemimpinan KH. Hasyim Asy’ari pada film Sang
Kiai.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1. Penulis berharap hasil penelitian in dapat
memperkaya studi ilmu komunikasi khususnya di
bidang kepemimpinan.
2. Penulis juga berharap skripsi ini bisa menjadi
bahan referensi untuk memperkuat penelitian
tentang narasi film Vladimir Propp bagi
mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam
khususnya, dan mahasiswa lainnya yang
mempunyai minat di bidang komunikasi dan film
pada umumnya.
b. Manfaat Praktis
1. Memberikan konstribusi kepada mahasiswa
Komunikasi Penyiaran Islam, maupun kepada para
pemimpin dalam memahami karakter
kepemimpinan yang Islami.
2. Memberikan konstribusi tentang memahami
karakter-karakter yang ada dalam sebuah film
untuk praktisi film serta peminat film.
3. Sebagai masukan kepada pembuat film atau
mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam yang
berminat dalam dunia film agar senantiasa
memasukkan nilai-nilai Islam dalam sebuah film.
13
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini
ada konstruktivisme. Menurut Weber, paradigma
konstruktivisme melihat bentuk kehidupan di masyarakat
tidak hanya dari bentuk penilaian objektif, namun juga
dari tindakan perorangan yang timbul karena alasan
subjektif. Selain itu ia juga melihat bahwa setiap individu
akan memberikan pengaruh pada masyarakat sekitarnya,
dengan tindakan sosial yang dilakukan individu tersebut
harus berdasarkan rasionalitas dan tindakan sosial yang
harus dipelajari melaluo penasiran dan pemahaman.15
Paradigma konstruktivisme ini memandang
realitas sosial yang bukanlah realitas yang natural, tetapi
realitas sosial yang terbentuk dari hasil konstruksi.16
Sehingga paradigma ini berpandangan bahwa
pengetahuan itu bukan hanya hasil pengalaman terhadap
fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran
subjek yang di teliti. Pengenalan manusia terhadap realitas
sosial berpusat pada subjek dan bukan objek, hal ini
berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman
15 Onong Uchaha Efendy, Ilmu Teori, dan filsafat komunikasi,
(Bandung: Citra Aditya Bakti, 2007), hal. 72. 16 Eriyanto, Analisis Isi: Pengatar Metologi untuk Penelitian Ilmu
Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2011), hal. 43.
14
semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh
pemikirian.17
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif, karena memungkinkan peneliti untuk
menginterpretasikan dan menjelaskan suatu fenomena
secara holistic (utuh) dengan menggunakan kata-kata
tanpa harus bergantung pada sebuah angka. Hal ini sesuai
dengan pendapat Bodgan dan Taylor yang
mengemukakan pendekatan kualitatif merupakan sebuah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Pendekatan ini diarahkan pada
latar dan individu secara holistic(utuh). Jadi tidak boleh
mengisolasi individu atau organisasi kedalam variable
atau hipotesis, tetapi perlu memangdangnya sebagai
bagian dari suatu keutuhan.18
3. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dan analisis narasi deskriptif (narrative analysis) yaitu
studi tentang struktur pesab atau telah mengenai aneka
fungsi Bahasa (pragmatic).19 Analisis naratif juga dapat
17 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru,
(Bandung: Rosdakarya, 2012), hal. 140. 18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya,1990), hal.4 19 Alex Sobur, Analisis Teks Media-Suatu Penganter Untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja
Roesdakarya,2001). hal.18
15
digunakan untuk mengkaji struktur cerita dari narasi fiksi
(seperti novel dan film).
Analisis naratif memiliki sejumlah kelebihan.
Pertama, analisis naratif membantu kita memahami
bagaimana pengetahuan, makna, dan nilai diproduksi dan
disebarkan dalam masyarakat. kedua, memahami
bagaimana dunia sosial dan politik diceritakan dalam
pandangan tertentu yang dapat membantu kita mengetahui
kekuatan dan nilai sosial yang dominan dalam
masyarakat. ketiga, analisis naratif memungkinkan
menyelidiki hal-hal tersembunyi dan laten dari suatu teks
media. keempat, analisis naratif merefleksikan kontinuitas
dan perubahan komunikasi.20
Dengan menggunakan metode ini tidak hanya
diketahui pesan apa saja yang terkandung dalam film
Sang Kiai, tetapi bagaimana pesan itu disampaikan lewat
cerita. Analisis narasi lebih melihat bagaimana isi pesan
yang akan di teliti. Dalam pendekatan ini, penulis akan
menggunakan metode yang langsung menarasikan dalam
bentuk penjelasan kualitatif. Pendekatan ini bertujuan
untuk memahami makna sehingga dapat menggambarkan
secara luas tentang isi dari film Sang Kiai.
20 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam
Analis Teks Berita Media. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2013),
hal.9
16
4. Subjek dan Objek Penelitian
Pada penelitian ini, subjek yang digunakan
adalah film “Sang Kiai” sedangkan objek penelitiannya
adalah terfokus pada analisis narasi kepemimpinan yang
terdapat dalam film.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama
dari penelitian adalah mendapatkan data. menurut
Sugiyono, bila dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dengan observasi, wawancara, angket dan
dokumentasi.21 Namun dalam penelitian ini teknik
pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah
dengan melalui tiga metode, yaitu:
Penelitian kualitatif menggunakan berbagai
metode pengumpulan data, seperti wawancara individual,
wawancara kelompok, penelitian dokumen dan arsip, serta
penelitian lapangan. Adapun tahapan-tahapan
pengumpulan data peneliti menggunakan metode sebagai
berikut :
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan dengan
maksud tertentu yang terdiri dari dua orang dimana
salah satunya bertujuan untuk menggali dan
21 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 209.
17
mendapatkan suatu informasi. Wawancara bukanlah
suatu kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan
atau memulai pembicaraan sementara yang lain hanya
mendengarkan, tetapi wawancara diartikan sebagai
sebuah interaksi yang didalamnya terdapat pertukaran
baik kepercayaan, perasaan, tanggung jawab dan lain
sebagainya.22
b. Dokumentasi
Gottschalk menyatakan bahwa dokumen
(dokumentasi) dalam pengertiannya yang lebih luas
berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan
atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat
tulisan, lisan, gambar, atau arkeologis.23 Adapun
dokumentasi dalam penelitian ini berupa sumber
yang didapat dari buku-buku, catatan, naskah ataupun
arsip lainnya mengenai kepemimpinan, KH. Hasyim
Asy’ari dan juga analisis naratif, penulis juga
menggunakan internet dan situs sebagai tambahan
informasi. Selain itu juga menelaah dari video,
grafik, arsip, teks ataupun gambar dari film Sang
Kiai.
c. Observasi
Semua bentuk penelitian mengandung aspek
observasi didalamnya. Istilah observasi lebih
22 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif
(Jakarta:Salemba Humanika, 2010), Cet ke-3, hal.118 23 Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,
(London and New York: Routledge, 2003). hal.173
18
diarahkan kepada kegiatan memperhatikan secara
akurat, mencatatat fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam
fenomena tersebut.24 Dalam melakukan observasi
penelitian ini dilakukan dengan menonton tayangan
atau film Sang Kiai terlebih dahulu untuk mengetahui
alur cerita dalam film ini.
6. Teknik Analisis Data
Analisa pada penelitian ini dengan cara
mengumpulkan data-data yang terkait, kemudian setelah
data terkumpul akan di klasifikasikan sesuai dengan
pertanyaan penelitian.
Dalam menganalisa, penulis menggunakan
analisis narasi. Narasi merupakan suatu bentuk wacana
yang berusaha menggambarkan dengan jelas kepada para
pembaca terhadap suatu peristiwa yang telah terjadi.
Perhatian dalam analisis narasi adalah menggambarkan
tokoh, alur, dan sifat yang bersaa-sama dalam suatu
proses komunikasi. Analisis narasi yang digunakan
sebagai metode dalam penelitian ini adalah model
Vladimir Propp yang diharapkan mampu tidak hanya
menganalisis teks semata, tetapi juga menganalisis
karakter pelaku dalam film Sang Kiai.
24 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif. Teori dan Praktek,
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), hal.143
19
F. Tinjauan Pustaka
1. Skripsi hasil karya Akhmad Khanif Syaifudin mahasiswa
UIN Walisongo Semarang tentang analisis isi jihad dalam
film “Sang Kyai”.25 Skripsi tersebut menjelaskan tentang
analisis isi arti jihad dalam film Sang Kyai. Adanya
kesamaan dalam skripsi ini dengan penelitian yang akan
dikaji oleh penulis adalah film “Sang Kyai”. Penulis
memfokuskan pada analisis naratif kepemimpinan KH
Hasyim Asy’ari.
2. Skripsi hasil karya Muhammad Badruzzaman Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Analisis Narasi
Fungsi Karakteristik Makna Perjuangan dalam film Surat
dari Praha.26 Penelitian ini menggunakan teori narasi
model Vladimir Proop. Subjek kajiannya adalah film
Surat dari Praha. Dalam skripsi ini objek pembahasan
tentang bagaimana pembentukan karakter perjuangan
yang terletak dalam film tersebut. Perbedaan dari skripsi
ini terletak pada pembahasan pokok karakter, dimana
dalam skripsi ini akan membahas tentang karakter
kepemimpinan dalam film Sang Kiai.
3. Skripsi hasil karya Fazriah Afriani Mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang Analisis Karakter
Kepemimpinan Rizieq Syihab pada Laporan Utama
25 Akhmad Khanif Syaifudin, Analisis isi jihad dalam film Sang Kyai,
(Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo, 2019). 26 Muhammad Badruzzaman, Analisis Narasi Fungsi karakter makna
perjuangan dalam film Surat dari Praha, (Jakarta: Universitas Islam Negeri
Syarif HIdayatullah, 2017)
20
Majalah Tempo edisi 2-8 Januari 2017 dan 23-29 Januari
2017.27 Persamaan dengan penelitian ini adalah objek
yang membahas tentang karakter kepemimpinan seorang
tokoh dan menggunakan analisis narasi Vladimir Proop.
Perbedaanya adalah penelitian ini membahas karakter
kepemimpinan KH, Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibuat untuk
mempermudah pemahaman mengenai penelitian ini.
Sistematika penulisan dibagi menjadi enam bab yang terdiri
dari sub-sub bab. Adapun sistematika penulisannya adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini terbagi menjadi beberapa sub-bab, yaitu
latar belakang masalah, identifikasi masalah,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisikan landasan teori untuk
menganalisis penelitian, dengan beberapa sub-bab
yang menjelaskan definisi narasi dan analisis
naratif, analisis naratif model Vladimir Propp,
nasionalisme, film, serta kerangka berpikir.
27 Fazriah Afriani, Analisis Karakter Kepemimpinan Rizieq Syihab
pada Laporan Utama Majalah Tempo edisi 2-8 Januari 2017 dan 23-29
Januari 2017, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2017)
21
BAB III GAMBARAN UMUM
Bab ini menguraikan secara umum film
Perburuan guna memberikan informasi tentang
subjek penelitian yang terbagi menjadi beberapa
sub-bab yang akan menjelaskan latar belakang
pembuatan film Perburuan, sinopsis film,
produksi film, sutradara dan penulis naskah film,
serta tokoh pemeran film.
BAB IV DATA DAN HASIL TEMUAN
Bab ini memaparkan data yang telah diperoleh
melalui beberapa teknik pengumpulan data, dan
terbagi menjadi beberapa sub-bab yang akan
memaparkan data temuan naratif fungsi karakter
makna nasionalisme di dalam film Perburuan.
BAB V ANALISIS DATA
Bab ini menganalisis temuan yang telah
dikumpulkan pada bab sebelumnya, bab ini
terbagi menjadi beberapa sub-bab yang akan
memaparkan hasil analisis dari data temuan
naratif fungsi karakter makna nasionalisme di
dalam film Perburuan.
BAB VI PENUTUP
Bab ini memaparkan kesimpulan penelitian dan
sekaligus menjadi penutup penelitian yang
berisikan saran-saran yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
22
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Film
1. Pengertian Film
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, film
merupakan sebuah selaput tipis yang dibuat dari bahan
tipis berbentuk seluloid untuk tempat menyimpan gambar
negatif dan positif dari sebuah objek ( yang akan
dimainkan di bioskop).1 Sedangkan menurut Gatot
Prakoso Film merupakan salah satu bagian dari audio
visual yang berarti suatu cara menyampaikan dan
sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran.2
Film merupakan bayangan yang diangkat dari
kenyataan hidup yang di alami dalam kehidupan sehari-
hari. Itulah sebabnya selalu ada kecenderungan untuk
mencari relevansi antara film dengan realitas kehidupan.
Apakah film itu merupakan film drama, yaitu film yang
mengungkapkan tentang kejadian atau peristiwa hidup
yang hebat. Atau film yang sifatnya realism yaitu film
yang mengandung relevansi dengan kehidupan seharian.3
Film merupakan sebuah media komunikasi yang
sangat efektif untuk menyampaikan suatu pesan moral
1 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/film diakses pada 5 November
2020 pukul 21.55 2 Gatot Prakoso, Film Pinggiran-antologi Film Pendel, Eksperimental
& Documenter, FFTV-IKJ dengan YLP (Jakarta:Fatwa Press, 1997), hal.22 3 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis
Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2001), hal.128
23
maupun pesan sosial kepada khalayak luas dengan tujuan
memberikan informasi, hiburan, dan ilmu yang
bermanfaat dan mendidik ketika di lihat dan didengar oleh
khalayak luas. Film mempunyai seni tersendiri dalam
memilih sebuah peristiwa untuk di jadikan suatu cerita.
Film juga mencerminkan dan menyatakan segi-segi yang
kadang -kadang jelas terlihat dalam masyarakat.4
2. Sejarah Film
Film yang ditemukan pada akhir abad ke-19 dan
terus Film yang ditemukan pada akhir abad ke-19 dan
terus berkembang hingga hari ini merupakan
‘perkembangan lebih jauh’ dari teknologi fotografi.
Perkembangan penting sejarah fotografi telah terjadi di
tahun 1826, ketika Joseph Nicephore Niepce dari Perancis
membuat campuran dengan perak untuk membuat gambar
pada sebuah lempengan timah yang tebal. Thomas Alva
Edison (1847-1931) seorang ilmuwan Amerika Serikat
penemu lampu listrik dan fonograf (piringan hitam), pada
tahun 1887 terinspirasi untuk membuat alat untuk
merekam dan membuat (memproduksi) gambar. Edison
tidak sendirian. Ia dibantu oleh George Eastman, yang
kemudian pada tahun 1884 menemukan pita film
(seluloid) yang terbuat dari plastik tembus pandang.
Tahun 1891 Eastman dibantu Hannibal Goodwin
4 Pranajaya, Film dan Masyarakat: Sebuah Pengantar, (Jakarta:
Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, 1992), hal. 6.
24
memperkenalkan satu rol film yang dapat dimasukkan ke
dalam kamera pada siang hari.
Alat yang dirancang dan dibuat oleh Thomas
Alva Edison itu disebut kineskop (kinetoscope) yang
berbentuk kotak berlubang untuk menyaksikan atau
mengintip suatu pertunjukan.
Lumiere Bersaudara kemudian merancang
peralatan baru yang mengombinasikan kamera, alat
memproses film dan proyektor menjadi satu. Lumiere
Bersaudara menyebut peralatan baru untuk kineskop itu
dengan “sinematograf” (cinematographe). Peralatan
sinematograf ini kemudian dipatenkan pada tahun 1895.
Pada peralatan sinematograf ini terdapat mekanisme
gerakan yang tersendat (intermittent movement) yang
menyebabkan setiap frame dari film diputar akan berhenti
sesaat, dan kemudian disinari lampu proyektor.
Film pertama kali dipertontonkan untuk
khalayak umum secara berbayar berlangsung di Grand
Cafe Boulevard de Capucines, Paris, Perancis pada 28
Desember 1895. Peristiwa ini sekaligus menandai
lahirnya film dan bioskop di dunia. Karena lahir secara
bersamaan inilah, maka saat awal-awal ini berbicara film
artinya juga harus membicarakan bioskop. Meskipun
usaha untuk membuat citra bergerak atau film ini sendiri
sudah dimulai jauh sebelum tahun 1895, bahkan sejak
tahun 130 Masehi, namun dunia internasional mengakui
bahwa peristiwa di Grand Cafe inilah yang menandai
25
lahirnya film pertama di dunia. Pelopornya adalah dua
bersaudara Lumiere Louis (1864-1948) dan Auguste
(1862-1954). Thomas A. Edison juga menyelenggarakan
bioskop di New York pada 23 April 1896. Meskipun Max
dan Emil Skladanowsky muncul lebih dulu di Berlin pada
1 November 1895, namun pertunjukan Lumiere
bersaudara inilah yang diakui kalangan internasional.
Kemudian film dan bioskop ini terselenggara pula di
Inggris (Februari 1896), Uni Soviet (Mei 1896), Jepang
(1896-1897), Korea (1903) dan di Italia (1905).
Perkembangan film seiring dengan
perkembangan teknologi, mulai dari film bisu hitam putih
sampai film hitam putih bersuara pada akhir tahun 1920-
an dan film warna pada tahun 1930-an. Pada awalnya,
film hanya sebagai tiruan mekanisme dari realitas atau
sarana untuk memproduksi karya seni pertunjukan seperti
teater.5
3. Struktur Film
Struktur terdapat dalam semua bentuk karya
seni. Pada film, struktur mengikat aksi dan ide menjadi
suatu kesatuan utuh. Esensi dari struktur film terletak
pada pengaturan berbagai unit cerita atau ide sedemikian
rupa sehingga mudah dipahami. Struktur merupakan
blueprint atau kerangka desain yang menyatukan berbagai
unsur film dan merepresentasikan jalan pikiran dari
5 Khomsahrial Romli, Komunikasi Massa (Jakarta: Gramedia
Widiasarana, 2017) hal. 98
26
pembuat film. Struktur yang baik adalah struktur yang
sederhana, tapi penuh relief. Struktur yang sederhana
dapat diartikan adalah struktur yang berhubungan dengan
kontinuitas fisik contohnya seperti anak dilahirkan, hidup
sebagai orang dewasa, kemudian mati. Ini menandai
adanya permulaan, pengembangan dan akhir. Variasi dari
urutan ini banyak sekali misalnya, suatu akhir dapat
dijadikan permulaan dalam hal kilas balik atau flashback
contohnya.
Penyusunan pikiran dan perasaan sineas film
ditentukan oleh beberapa faktor diantara-nya adalah:
a. Keutuhan: semua unsur dalam film harus dikaitkan
dengan subjek utamanya dan harus menjaga bagian
dari keseluruhan arti dan maknanya di tentukan
hubungannya dengan keseluruhan karya.
b. Ketergantungan: unsur atau unit yang satu harus
memiliki hubungan dengan unit berikutnya
sedemikian rupa sehingga, hubungan ini bukan saja
logis tetapi juga hubungan yang membangun. Ini
berarti bahwa urutan unsur harus menunjukkan
perkembangan yang menuju ke suatu kesimpulan.
Maka faktor ketergabungan tergantung pada sebab,
akibat dan kemungkinan.
c. Tekanan: unsur ini berhubungan dengan menentukan
posisi dari unit-unit pertama dan sampingan,
hubungan terhadap yang lain. Tekanan juga
27
menentukan proporsi dari unit-unit tersebut sehingga
nilai yang diangkat dari berbagai unit tersebut jelas.
d. Interest: unsur ini berhubungan dengan isi dari
setiap unit. Pilihan ini tepat untuk menjadikan unit-unit
tersebut saling berhubungan dengan jalinan ordinat
sehingga menjadi suatu kesatuan karya yang utuh.
Pemahaman tentang unsur-unsur dalam film
secara fisik akan banyak berguna untuk membagi urutan-
urutan atau segmentasi plot sebuah film secara sistematik.
Secara fisik sebuah film dapat dipecah menjadi beberapa
unsur yaitu shoot, adegan dan sekuen. segmentasi plot
akan banyak membantu melihat perkembangan sebuah
film secara menyeluruh dari awal hingga akhir.
a. Shoot selama produksi film memiliki arti proses
perekaman gambar sejak kamera diaktifkan hingga
kamera diberhentikan atau sering diistilahkan juga
harga dengan pengambilan gambar. Pengambilan
gambar merupakan unsur terkecil dari film,
sekumpulan beberapa pengambilan gambar biasanya
dapat dikelompokkan menjadi sebuah adegan.6
b. Adegan atau scene adalah salah satu segmen pendek
dari keseluruhan cerita yang memperlihatkan suatu
aksi berkesinambungan yang diikat oleh ruang waktu,
isi atau cerita, tema, karakter, dan motif. Suatu adegan
umumnya terdiri dari beberapa pengambilan gambar
6 Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2008) hal. 29
28
yang saling berhubungan. Biasanya film cerita terdiri
dari tiga sampai lima puluh adegan, adegan
merupakan segmen yang paling mudah dikenali
sewaktu menonton film.
c. Sekuen adalah satu segmen besar yang
memperlihatkan satu rangkaian peristiwa yang utuh.
Satu sekuen umumnya terdiri dari beberapa adegan
yang saling berhubungan. Maka sekuen bisa
diibaratkan sebagai sebuah bab atau bahkan
sekumpulan bab dalam pertunjukan teater sekuen bisa
disamakan dengan satu babak. Satu sekuen biasanya
dikelompokkan berdasarkan satu periode waktu,
lokasi atau satu rangkaian aksi panjang. Biasanya
sebuah film cerita terdiri dari delapan sampai lima
belas sekuen. Dalam beberapa kasus film sekuen dapat
dibagi berdasarkan usia karakter utama seperti masa
balita anak-anak, remaja, dewasa, sampai lanjut usia.
B. Analisis Naratif
1. Pengertian Narasi
Narasi berasal dari Bahasa latin narre yang
artinya membuat tahu. Narasi berhubungan dengan usaha
untuk memberi tahu sesuatu atau peristiwa. Sejak dulu
hingga saat ini, narasi sering kali dihubungkan dengan
dongeng, cerita rakyat, atau cerita fiktif lainnya seperti
novel, prosa, puisi, dan drama. Oleh karena itu, analisis
29
naratif selama ini banyak dipakai untuk mengkaji cerita-
cerita fiksi.7
Narasi dapat berupa fakta dan bisa pula berisi
rekaan atau fiksi yang di khayalkan oleh pengarangnya
saja. Narasi yang disebut fakta adalah biografi dan
autobiografi, sedangkan narasi berupa fiksi adalah novel,
cerita pendek, cerita bergambar dan lain sebagainya.8
Pada narasi yang fiksi ataupun fakta, umumnya
menampilkan peristiwa dalam bentuk alur. Penting bagi
pembuat cerita untuk menyajikan sebuah narasi yang
menarik bagi para pembacanya. Oleh karena itu, urutan
peristiwa yang disajikan tidak selalu mengikuti urutan
kronologi waktu, tetapi diatur peristiwa mana yang
menarik terlebih dahulu baru disusul dengan peristiwa
pendukung yang tidak menarik.9
Narasi dapat dibatasi sebagai suatu bentuk
wacana yang sasaran utamanya adalah tingkah laku yang
dijalin dan di rangkaian menjadi sebuah peristiwa yang
terjadi dalam suatu waktu.10 Narasi berisikan tentang
bagaimana cerita disampaikan melalui representasi dari
teks. Teks dilihat sebagai rangkaian peristiwa, logika, dan
7 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam
Analisis Teks Berita Media. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013),
hal.5 8 Alex Sobur, Komunikasi Naratif : Paradigma, Analisis, dan
Aplikasi, (Bandung: PT Remaja Roesdakarya, 2014), hal. 5 9 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya dalam
Analisis Teks Berita Media, hal.46 10 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta:PT Gramedia,
2007), hal.136
30
tata aturan peristiwa yang akan digunakan atau tidak.
Teks dapat dikatakan narasi, apabila terdapat berbagai
macam peristiwa. Narasi mempunyai alur yang
didasarkan pada hubungan sebab dan akibat.
Analisis naratif secara umum mengharuskan kita
mengungkapkan struktur benda-benda kultural. Menaruh
perhatian pada narasi mensyaratkan sikap untuk
mempercayainya. Kita menginterupsi kisah guna
menganalisis dan menyelidikinya. Sebuah kisah yang baik
akan selalu menyembunyikan mekanismenya sehingga tak
akan sampai teks membuat kita lupa bahwa yang kita
hadapi adalah sebuah narasi. Dalam analisisnya, kita perlu
mengadopsi satu jarak kritis agar dapat memahami lebih
baik bagaimana sebuah kisah akan dibangun.11
Menurut Braston and Stafford, narasi terdiri dari
empat model, yaitu
a. Narasi menurut Tvzetan Todorov
Narasi berisi sebuah penjelasan bagaimana cerita akan
disampaikan dan bagaimana materi dari suatu cerita
dipilih serta disusun untuk mencapai efek tertentu
kepada khalayak.12 Narasi adalah suatu proses dan
efek dari merepresentasikan waktu dalam teks.13
11 Jane Stokes, How to media and cultural studies : panduan untuk
melaksanakan penelitian dalam kegiatan media dan budaya, (Yogyakarta:
Bentang Pustaka, 2007) hal. 73 12 Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Student’s Book,
(London and New York: Routledge, 2003). hal.38 13 Tony Thwaites, dkk, Introducting Cultural and Media Studies
(Yogyakarta: Jalasutra, 2009), hal.174
31
Setiap narasi memiliki sebuah Plot atau alur yang
didasarkan pada kesinambungan sebuah peristiwa
dalam narasi tersebut dalam hubungan sebab akibat.
Ada bagian yang mengawali narasi, ada bagian yang
merupakan perkembangan lebih lanjut dari situasi
awal dan ada bagian yang mengakhiri narasi itu. Alur
lah yang akan menandai kapan sebuah narasi itu mulai
dan kapan akan berakhir.14
b. Narasi menurut Vladimir Propp
Sebagaimana analisanya terhadap dongeng lebih
ditekankan kepada struktur atau anatomi cerita dan
pada karakter tokoh di dalam cerita. Dengan
pendekatan model Propp ini, terutama analisis
karakter tokoh dalam sebuah cerita akan
mempermudah menemukan “lompatan-lompatan
baru” atau kejutan narasi. Propp menyimpulkan ke
dalam delapan ruang tindakan dan peranan.15
c. Narasi menurut Levis Strauss
Levi-Strauss setidaknya menggunakan dua konsep
penting dari pemikiran Saussure; 1) konsep perbedaan
(diferensiasi). Menurut Saussure, yang membedakan
satu kata dengan kata lain adalah diferensiasi
sistematis yang ada antara setiap kata dengan kata-
kata yang lain. Kata “paku” misalnya dibedakan
menurut suaranya dengan “baku” atau “daku”, namun
14 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s, hal.36 15 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s, hal.34
32
secara konseptual kata tersebut dibedakan dengan
“Sekrup”, “mur”. “pasak” dan sebagainya, dan 2)
konsep tentang sintagmatik dan paradigmatic. Kata-
kata mempunyai relasi dengan kata lain sehingga
membentuk suatu pengertian melalui hubungan
asosiatif (Paradigmatik) dan hubungan sintagmatik.16
Hubungan sigmatik adalah hubungan antara satu tanda
dengan tanda lain dalam suatu kesatuan (linier).
Sementara hubungan paradigmatic adalah relasi antara
tanda-tanda dalam suatu paradigma (kesamaan
umum): unit-unit memiliki kesamaan karakteristik
yang menentukan keanggotaannya dalam paradigma
tersebut.17
d. Narasi menurut Joseph Campbell
Narasi Joseph Campbell, yang kaitannya membahas
narasi dengan mitos. Campbell menyatakan mitos
memiliki 4 fungsi utama : Fungsi mistis, menafsirkan
kekaguman atas alam semesta. Fungsi kosmologis,
menjelaskan bentuk semesta alam. Fungsi sosiologis,
mendukung dan mengesahkan tata tertib sosial
tertentu, fungsi pendagogis, bagaimana menjalani
hidup sebagai manusia dalam keadaan apapun.18
16 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam
Analisis Teks Berita Media , hal.162-163 17 Heddy Shri Ahimsa-Putra, Strukturalisme Levi-Strauss: Mitos dan
Karya Sastra (Yogyakarta: galang Press,2001), hal. 41-42 18 Gill Branston and Roy Stafford, The Media Student’s, hal.33
33
Setelah pemaparan model-model analisis singkat
di atas, dalam penelitian ini akan menggunakan model
narasi yaitu Vladimir Propp.
2. Analisis Narasi Vladimir Propp
Vladimir Propp lahir pada 17 April 1895 di St.
Petersburg, Rusia. Ia Merupakan seorang peneliti sastra pada
masa 1920 an banyak berkenalan dengan tokoh-tokoh
formalis Rusia. Namun meskipun banyak berkenalan dengan
kaum formalis, Propp bukanlah seorang formalis. Vladimir
Propp berpendapat bahwa peneliti sebelumnya banyak
melakukan beberapa kesalahan dan sering membuat
kesimpulan yang tumpang tindih. Selain itu, banyak teori
prop jug mendekontruksi teori formalis. Jika Formalisme
menekankan perhatian pada penyimpangan (deviation)
melalui unsur naratif fabula dan suzjet dalam karya-karya
individual untuk mencapai nilai kesastraan (literariness)
sastra, Vladimir Propp lebih menekankan perhatiannya pada
motif naratif yang terpenting, yaitu tindakan atau perbuatan
(action), yang selanjutnya disebut fungsi (function).
Vladimir Propp melihat bahwa 3 unsur itu dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu unsur yang tetap
dan unsur yang berubah. Unsur yang tetap adalah perbuatan,
sedangkan unsur yang berubah adalah pelaku dan
penderitaan.
Didalam narasi terdapat karakter, Yakni orang atau
tokoh yang mempunyai sifat atau perilaku tertentu. Karakter-
karakter tersebut masing-masing memiliki fungsi dalam
34
narasi sehingga narasi menjadi koheren atau menyatu. Narasi
tidak hanya menggambarkan isi, tetapi juga di dalamnya
terdapat karakter-karakter. Dengan adanya karakter akan
mempermudah bagi pembuat cerita dalam mengungkapkan
gagasanya.19 Vladimir Propp menjelaskan bahwa adanya
dasar kesamaan dari struktur naratif dalam cerita rakyat
Rusia. Propp berpendapat bahwa semua dongeng Rusia dapat
di pahami dengan empat prinsip dasar, fungi karakter
merupakan elemen dongeng yang stabil, fungsi-fungsi di
dalam dongeng amatlah terbatas, sekuen-sekuen fungsi
tersebut selalu identic, dan dongeng hampir selalu berpegang
pada struktur.20
Masing-masing karakter menempati fungsi masing-
masing dalam suatu narasi, sehingga narasi menjadi utuh.
Fungsi ini dapat dipahami sebagai tindakan dari sebuah
karakter, didefinisikan dari sudut pandang signifikasinya
sebagai bagian dari tindakannya dalam teks. Fungsi ini
dikonseptualisasikan oleh Vladimir Propp dengan dua aspek.
Pertama, tindakan dari karakter tersebut dalam narasi.
Tindakan atau perbuatan apa yang dilakukan oleh karakter
atau actor. Perbedaan antara tindakan dari satu karakter
dengan karakter lain. Bagaimana masing-masing tindakan itu
membentuk makna tertentu yang ingin disampaikan oleh
pembuat cerita tersebut. Kedua, akibat dari tindakan dalam
19 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam
Analisis Teks Berita Media, hal.65 20 Alex Sobur, Komunikasi Naratif : Paradigma, Analisis, dan
Aplikasi, hal. 228
35
cerita (narasi). Tindakan dari aktor atau karakter akan
memengaruhi karakter-karakter lain dalan cerita.21
Dalam setiap narasi setidaknya terdapat 31 jenis
fungsi yang dapat dibagi sebagai berikut:
No Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
α Situasi awal
Anggota keluarga atau
sosok pahlawan
diperkenalkan.
Pahlawan sering kali
digambarkan sebagai
orang biasa.
1 β Ketidakhadiran Salah seorang pemeran
tidak berada di tempat
2 γ Pelarangan Larangan yang
ditunjukkan kepada
pemain
3 δ Kekerasan Larangan dilanggar
4 Ε Pengintaian Pengintaian yang
dilakukan oleh penjahat
5 ζ Pengiriman Penerimaan informasi
oleh penjahat
6 η Tipu daya Penjahat melakukan
tipu daya
7 θ Keterlibatan Korban tertipu
8
A Kejahatan Penjahat menyebabkan
kerugian bagi anggota
keluarga
a Keterkurangan Anggota keluarga
kekurangan sesuatu
9 B Mediasi Terjadi keadaan yang
malang
21 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam
Analisis Teks Berita Media, hal.65
36
10 C Tindak balasan Seseorang setuju untuk
melakukan aksi balasan
11 ⭡ Keberangkatan Pahlawan memutuskan
mengejar penjahat
12 D Fungsi pertama
penolong Pahlawan mendapat
ujian
13 E Reaksi dari pahlawan
Pahlawan bereaksi
terhadap bantuan dari
penolong
14 F Resep magis Pahlawan belajar
menggunakan magis
15 G Pemindahan
ruang mengarah pada tempat
objek berada
16 H Perjuangan Pahlawan bertemu
dengan penjahat secara
langsung
17 I Kemenangan Penjahat dikalahkan
18 J Gelar Pahlawan mulai
dikenali
19 K Pembubaran Kesulitan berhasil
dihilangkan
20 ⭣ Kembali Pahlawan kembali dari
tugas
21 Pr Pengejaran Penjahat melakukan
pembalasan
22 Rs Pertolongan Pahlawan ditolong oleh
seseorang dari
pengejaran
23 O Kedatangan tidak dikenal
Pahlawan tidak
dikenal, pulang ke
rumah atau negeri tak
dikenal
24 L Tidak bisa mengklaim
Muncul pahlawan
palsu
25 M Tugas berat Tugas berat ditawarkan
kepada pahlawan
26 N Solusi Pahlawan lolos dari
ujian
37
27 R Pengenalan Pahlawan asli dikenali
28 Ex Pemaparan Kedok terbuka
29 T Perubahan rupa Pahlawan tampil
dengan penampilan
baru
30 U Hukuman Penjahat dihukum
31 W Pernikahan Pahlawan menikah dan
memperoleh tahta Tabel 2. 1 Fungsi Propp
Ke 31 fungsi yang telah di temukan Propp diatas
adalah bentuk cerita yang sempurna, di mana cerita tersebut
memiliki karakter dan fungsi. Namun, tidak semua dalam
sebuah cerita atau narasi mengandung seluruh fungsi dan
karakter. Sebuah cerita atau narasi mungkin hanya terdapat
beberapa karakter dan fungsi saja. Eriyanto menyebutkan
bahwa dari ke 31 fungsi diatas dapat disimpukan bahwa
terdapat 7 karakter yang memainkan fungsi masing-masing
terhadap sebuah narasi atau cerita.22 Dan dapat di jelaskan
sebagai berikut :
Karakter pertama, Penjahat. Karakter ini merupakan
pembentuk konflik atau komplikasi terhadap suatu cerita.
Karakter kedua, penderma. Karakter ini memberikan sesuatu
kepada pahlawan bisa berupa barang, jasa, dan lain
sebagainya. Karakter ketiga, penolong. Karakter ini
membantu pahlawan secara langsung untuk mengalahkan
22 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam
Analisis Teks Berita, hal.71
38
penjahat dan mengembalikan kondisi narasi seperti semula.
Karakter ke empat, putri. Karakter ini adalah yang
mendapatkan perlakuan buruk secara langsung dari penjahat.
Didalam suatu narasi karakter putri ini dapat disekap, diculik,
disihir, yang pada akhir cerita ditolong oleh karakter
pahlawan. Karakter ini juga bisa digambarkan seorang wanita
yang yang ada disamping pahlawan misalnya istri pahlawan
ataupun adik atau teman dekat pahlawan. Karakter kelima,
pengirim. Dalah sebuah narasi karakter ini dapat digambarkan
sebagai orang yang mengirim pahlawan untuk menyelesaikan
tugasnya. Karakter ke enam, pahlawan. Karakter ini berfungsi
sebagai orang yang mengembalikan situasi kacau balau yang
telah di lakukan oleh penjahat. Karakter ke tujuh, pahlawan
palsu. Dalam sebuah narasi karakter ini biasanya
digambarkan sebagai sosok abu-abu yang awalnya terlihat
baik namun pada akhir cerita terbongkar kedoknya.23
Menurut Silverman, yang menjadi titik tolak dalam
model Propp adalah fungsi dan karakter dalam narasi, dan
bukan karakter itu sendiri. Setiap karakter memainkan peran
dan fungsi tertentu dalam narasi, misalnya karakter yang
berperan sebagai pahlawan dan karakter yang berfungsi
sebagai penjahat dan seterusnya. karena hal itu dapat di
23 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam
Analisis Teks Berita Media, hal.65
39
terapkan pada cerita klasik atau tradisional maupun ceritsa
modern.24
C. Definisi Karakter
Narasi terdiri dari alr, plot, latar waktu, latar tempt,
latar keterangan, dan tokoh. Narasi menceritakan suatu
peristiwa yang di dalamnya memiliki tokoh yang membuat
narasi tersebut menjadi utuh. Tokoh tersebut memiliki
karakter-karakternya tersendiri. Perbedaan karakter pada
suatu narasi membentuk makna tertentu yang ingin
disampaikan oleh pembuat cerita.25
Istilah tokoh dan karakter sering sekali di samakan.
Namun, sebenarnya kedua istilah tersebut berbeda. Tokoh
adalah para pelaku yang ada dalam sebuah cerita. Tokoh
adalah seorang yang melakukan aksi pada bagian dari suatu
kisah, biasanya fiksi atau drama. Sedangkan karakter merujuk
pada istilah watak atau sifat dari tokoh tersebut.26
Dalam istilah psikologi, yang disebut dengan
karakter adalah watak perangai sifat dasar yang khas satu sifat
atau kualitas yang tetap terus menerus dan kekal yang dapat
dijadikan ciri untuk mengidentifikasi seorang pribadi.
Sedangkan didalam terminologi Islam, karakter
disamakan dengan khuluq (bentuk tunggal dari akhlaq)
24Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam
Analisis Teks Berita Media, hal.73 25 Eriyanto, Analisis Naratif:Dasar-dasar dan penerapannya dalam
Analisis Teks Berita Media, hal.66 26 Alison Booth, J. Paul Hunter, dan Kelly J. Mays, The Norton
Introduction to Literature, (London: W.W. Norton & Company, 2006), hal.
119
40
akhlak yaitu kondisi batiniyah dalam dan lahiriah (luar)
manusia. kata akhlak berasal dari kata Khalaqa yang berarti
perangai, tabiat, adat istiadat.27 Menurut Muhammad bin Ali
asy-Syarif al-Jurjani, Akhlak adalah istilah bagi sesuatu sifat
yang tertanam kuat dalam diri yang darinya keluar perbuatan-
perbuatan dengan mudah, ringan, tanpa perlu berfikir dan
merenung. Akhlak adalah sifat manusia dalam bergaul dengan
sesamanya ada yang terpuji, ada yang tercela.28
D. Definisi Kepemimpinan
Dari zaman kuno, banyak para ahli membahas
kepemimpinan. Mereka mengemukakan berbagai definisi dan
teori mengenai kepemimpinan. Definisi-definisi tersebut
berbeda satu sama lain walaupun memiliki indikator yang
sama.
Wirawan didalam bukunya, tentang kepemimpinan,
menuliskan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
Seperti definisi yang dikemukakan oleh Robert N. Lussier
dan Cristopher F.Achua. Lussier dan Achua berkata bahwa
kepemimpinan adalah sebuah proses mempengaruhi oleh
pemimpin kepada pengikut untuk mencapai tujuan organisasi.
Wirawan juga mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu
proses pemimpin menciptakan visi dan melakukan interaksi
27 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia Group,
2012, Cet.9) hal. 510 28 Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta : Gema Insani
Press, 2004, Cet.1) hal.32
41
saling mempengaruhi dengan para pengikutnya untuk
merealisasikan visi.29
Dengan kata lain pemimpin adalah orang yang
memimpin atau mengetuai atau mengepalai. Bertolak dari
kata pemimpin berkembang pula perkataan kepemimpinan,
berupa penambahan awalan ke dan akhiran an pada kata
pemimpin. Perkataan kepemimpinan menunjukan pada
sebuah perihal dalam memimpin, termasuk juga
kegiatannya.30 Pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua
elemen yang saling berkaitan. Kepemimpinan adalah
cerminan dari karakter atau perilaku seorang pemimpin.
Dilihat dari ajaran Islam manusia diciptakan Allah
SWT ke bumi sebagai Khalifah (Pemimpin), oleh sebab itu
manusia tidak terlepas dari perannya sebagai pemimpin yang
merupakan peran sentral dalam setiap pembinanaan.
Sedangkan kepemimpinan Dalam islam merupakan kegiatan
menuntun, membimbing, memandu dan menunjukan jalan
yang diridhai Allah SWT. Kepemimpinan islam yang
biasanya merujuk pada kepemimpinan Kepimpinan tertinggi
yang berkembang ke seluruh aspek manusia, sampai ke
kelompok kecil, keluarga dan individunya. dalam Islam
kepemimpinan merupakan suatu fitrah bagi setiap manusia.
29 Wirawan, Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi,
Aplikasi dan Penelitian, (Depok:Raja Grafindo, 2013) hal. 6-7 30 Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta:
Gajah Mada University Press, 1993), hal.28
42
ربك قال وإذ خليفة ض ر ٱل في جاعل إن ي ئكة
أ مل لل
ن ونح ماأء ٱلد فك ويس فيها سد يف من فيها عل أتج ا قالوأ
لمون لممالتع أع قالإن يأسلك دكونقد ٣٠نسب حبحم
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau
hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan
membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak kamu ketahui”. QS. Al-Balqarah ayat : 30
بوهو ورفع ض ر ٱل ئفأ خل جعلكم قٱلذي فو ضكم ع
تضبع سريعدرج ربك إن كم ءاتى ماأ في لوكم يب ل
عقابوإنهۥلغفور ٱل حيم ١٦٥ر“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-
penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas
sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang
apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat
cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang..” QS. Al-An’am ayat: 165
Dalam ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah
SWT telah mengingatkan untuk menjadikan manusia sebagai
penguasa di atas bumi, yang telah menggantikan umat dan
43
masyarakat yang sebelumnya. Dan dalam hadist juga
dijelaskan
قال هري الز عن شعيب أخبرنا اليمان أبو حدثنا
عبدالل بن سالم رضيأخبرني عمر بن عبدالل عن
عنهماأنه الل
راع كلكم يقول وسلم عليه الل صلى الل رسول سمع
عن مسئول وهو راع مام فال رعيته عن ومسئول
أه في جل والر رعيتهرعيته عن مسئول وهو راع له
عن مسئولة وهي راعية زوجها بيت في والمرأة
عن مسئول وهو راع سي ده مال في والخادم رعيتها
صلىالل عليهرعيتهقالفسمعتهؤلءمنرسولالل
جل والر قال وسلم عليه صلىالل النبي وأحسب وسلم
راع فكلكم رعيته عن مسئول وهو راع أبيه مال في
.وكلكممسئولعنرعيته
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman
telah mengabarkan kepada kami Syu'aib berkata, dari Az
Zuhriy berkata, telah mengabarkan kepadaku Salim bin
'Abdullah dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma
bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam telah bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin
dan setiap pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas
yang dipimpinnya. Imam (kepala Negara) adalah pemimpin
yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya.
Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan
44
akan diminta pertanggung jawaban atas keluarganya.
Seorang isteri adalah pemimpin di dalam urusan rumah
tangga suaminya dan akan diminta pertanggung jawaban
atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu
adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan akan
diminta pertanggung jawaban atas urusan tanggung
jawabnya tersebut". Dia ('Abdullah bin 'Umar radliallahu
'anhuma) berkata: "Aku mendengar semua itu dari
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan aku munduga
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda"; "Dan
seorang laki-laki pemimpin atas harta bapaknya dan akan
diminta pertanggung jawaban atasnya dan setiap kalian
adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta
pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. (HR. Bukhari
dan Muslim).31
Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya
masing-masing, karena kepemimpinan berkaitan dengan
karakter atau cara memimpin seorang pemimpin. Pemimpin
yang baik akan mengkomunikasikan energinya,
antusiasmenya, ambisinya, kesabaranya, kesukaannya dan
arahannya.32
Setiap umat Islam sebagai pemimpin yang beriman
harus berusaha secara maksimal untuk meneladani
kepemimpinan Rasullah sebagai kongkretisasi kepemimpinan
31 HR. Bukhari, Abu Abdullah Muhammad bin Ismail al-Bukhari
Shahih Al Bukhari, (Jakarta: Almahira, 2011) No. 2232 32 Veithzal Rivai, Kiat Memimpin dalam Abad ke 21, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada,2004), hal..67
45
Allah SWT. Umat Islam dalam menentukan seorang
pemimpin sudah memiliki figur dan pelaku yang pantas untuk
di teladani. Dalam Islam figur pemimpin yang sangat ideal
dan patut di teladani ialah Nabi Muhammad SAW.
Sebagaimana Allah SWT berfirman :
فيرسول كانلكم وةحسنةلقد أس جواٱلل ل منكانير
أ مٱل يو وٱل ٱلل كثير ٢١اخروذكرٱلل “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.” QS. Al-Ahzab ayat [33]: 21
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Rasullah SAW
adalah manusia yang sempurna dan memiliki akhlak yang
mulia. Sehingga tidak diragukan jika Rasullah SAW dijadikan
panutan sebagai suri taudalan termasuk dalam hal menjadi
seorang pemimpin dan memimpin umat.
Karakter Nabi Muhammad SAW yang dimaksud
dalam kepemimpinan dikenal dengan sebutan sifat wajib rasul
dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin umat. Secara
rinci karakter-karakter tersebut sebagai berikut:
1. Shiddiq
Nabi selalu memperlakukan orang dengan adil
dan jujur. Beliau tidak hanya berbicara dengan kata-kata,
tetapi juga dengan perbuatan dan keteladanan. Kata-kata
beliau selalu konsisten konsisten, tidak ada perbedaan
46
antara kata dan perbuatan. Shiddiq berarti jujur dalam
perkataan dan perbuatan, Nabi menyerukan kepada
umatnya untuk berlaku jujur di setiap keadaan, dimanapun
dan kapanpun. Ubaidillah Ibnush shamit r.a. menuturkan
bahwa, Rasulullah saw. bersabda,
الهاشمي داود بن سليمان إسماعيلحدثنا أخبرنا
امت أخبرناعمروعنالمطلبعنعبادةبنالص
عليهوسلمقالاضمنواليستا صلىالل النبي أن
حدثتم إذا اصدقوا الجنة لكم أضمن أنفسكم من
واحفظواوأوفوا اؤتمنتم إذا وأدوا وعدتم إذا
مصاركموكفواأيديكفروجكموغضواأب
“Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Dawud
Al Hasyimi telah mengabarkan kepada kami Isma'il telah
mengabarkan kepada kami 'Amru dari Al Muththalib
dari 'Ubadah bin Ash Shamit bahwa Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jaminlah enam
hal untukku dari diri kalian, saya akan menjamin surga
untuk kalian; jujurlah jika berbicara, tepatilah jika
kalian berjanji, tunaikanlah amanat jika kalian serahi
amanat, jagalah kemaluan kalian, tundukkan pandangan
kalian dan tahanlah tangan kalian." (HR. Imam
Ahmad).33
33HR.Imam Ahmad, Musnad Imsm Ahmad, No. 21695
47
Dengan sifat diatas, Nabi Muhammad SAW
menjadi seorang pemimpin kepercayaan bagi orang-orang
yang hidup semasanya. Berliau selalu memperlakukan
orang dengan adil dan jujur. Selain kejujuran, karakter
pemimpin yang memiliki keadilan sangatlah penting.
Sebab, adil merupakan tonggak bagi kemaslahatan
seluruh umat manusia. tanpa pemimpin yang adil maka
kehidupan ini akan terjebak ke dalam jurang penderitaan
yang cukup dalam. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT dalam surat Shaad ayat 26
داو كخليفة ي ن نٱلناسۥدإناجعل كمبي ضفٱح ر فيٱل
ه ٱلل سبيل عن فيضلك هوى ٱل تتبع ول حق بٱل إن
ع يضلون عذابٱلذين لهم ٱلل سبيل بمان شديد
حساب مٱل ٢٦نسوايو
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah
(penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di
antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan
Allah.” QS. Sad ayat: 26
2. Amanah
Karakter yang seharusnya dimiliki seorang
pemimpin sebagaimana karakter yang dimiliki Rasul yaitu
sifa dapat dipercaya atau bertanggung jawab. Pemimpin
yang amanah yakni pemimpin yang benar-benar
bertanggung jawab pada amanah, tugas dan kepercayaan
yang diberikan Allah SWT. Yang dimaksud amanah
48
dalam hal ini adalah apapun yang dipercayakan kepada
Rasullah SAW. Meliputi segala aspek kehidupan, baik
politik, ekonomi, maupun agama.
Sebagai pemimpin, Nabi Muhammad SAW
sangat memperhatikan kebutuhan masyarakat, mendengar
keinginan dan keluhan masyarakat, memperhatikan
potensi yang ada dalam masyarakat. Mulai dari potensi
alam sampai potensi manusiawinya. Dan sebagai
pemimpin, Nabi Muhammad SAW berusaha untuk
memberi yang terbaik bagi umatnya, sehingga dalam
kepemimpinannya, nabi Muhammad SAW. Selalu
mengutamakan umatnya, berkorban untuk umatnya,
bahkan sampai akhir umurnya Rasullah masih
memikirkan umatnya. Dengan memiliki sifat amanah,
pemimpin akan senantiasa menjaga kepercayaan
masyarakat yang telah diserahkan diatas pundaknya. Hal
tersebut sesuai dengan firman Allah SWT pada surat QS.
An-nisa : 58
وإذا لها أه أ إلى ت ن م ٱل أنتؤدوا مركم يأ ٱلل ۞إن
نعم ٱلل إن له عد بٱل كموا تح أن ٱلناس ن بي تم احكم
إن ابصييعظكمبهأۦ كانسميع ٱلل ٥٨ار “Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan
hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya
dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi
49
pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar,
Maha Melihat.” QS. An-nisa ayat: 58
3. Tabligh
Tabligh merupakan sifat Rasul yang ketiga, cara
dan metodenya agar ditiru. Sasaran pertama adalah
keluarga beliau, lalu berdakwah ke segenap penjuru.
Sebelum mengajarkan sesuatu, beliau yang terlebih
dahulu melakukannya. Sifat ini adalah sebuah sifat Rasul
yang tidak menyembunyikan informasi yang benar
apalagi untuk kepentingan umat dan agama. Beliau tidak
pernah sekalipun menyimpan informasi berharga hanya
untuk dirinya sendiri.
Akuntabilitas berkaitan dengan sikap
keterbukaan (transparasi) dalam kaitannya dengan cara
kita mempertanggung jawabkan sesuatu di hadapan orang
lain. Salah satu ciri kekuatan komunikasi seorang
pemimpin adalah keberaniannya menyatakan kebenaran
meskipun konsekuensinya berat.
4. Fathanah
Fathanah merupakan sifat Rasul keempat, yaitu
akalnya yang panjang sangat cerdas sebagai pemimpin
yang selalu berwibawa. Selain itu, seorang pemimpin juga
harus memiliki emosi yang stabil, tidak gampang berubah
dalam dua keadaan, baik itu dimasa keemasan dan dalam
keadaan terpuruk sekalipun. Menyelesaikan masalah
dengan tangkas dan bijaksana. Sifat pemimpin adalah
cerdas dan mengetahui dengan jelas apa akar
50
permasalahan yang dia hadapi serta tindakan apa yang
harus dia ambil untuk mengatasi permasalahan yang
terjadi pada umat. Sang pemimpin harus mampu
memahami betul apa saja bagian-bagian tersebut agar
sesuai dengan strategi untuk mencapai sisi yang telah
digariskan.34
Kepemimpinan yang sempurna itu sebagai
perwujudan kehendak Allah SWT, merupakan rahmat
yang tidak ternilai harganya bagi seluruh umat Islam
sepanjang zaman. Namun nilai yang tinggi itu tidak ada
artinya jika setiap umat Islam tidak berusaha mencontoh
dan meneladaninya untuk diterapkan dalam lingkungan
masing-masing.35
Kepemimpinan dalam pandangan Al-Quran dan
hadits adalah sebuah amanah yang harus di emban dengan
sebaik-baiknya, dengan penuh tanggung jawab,
keikhlasan, professional. Kepemimpinan dalam Islam
memiliki beberapa prinsip antara lain prinsip tauhid, asy-
syura (musyawarah), al-‘adalah (keadilan), al burriyyah
ma’a mas’uliyyah (kebebasan disertai tanggung jawab),
kepastian hukum, jaminan haq al-ibad36. Pemimpin harus
mempunyai visi dan misi yang jelas, serta tahu bagaimana
34 Sakdiah, “ Karakterisktik Kepemimpinan dalam Islam (kajian
historis fisolosi)”. Jurnal Al-Bayam Vol. 22 No. 33, Januari-Juni (2016) : 38-
45 35 Hadari Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, hal..24-25 36 Abdul Hakim, Kepemimpinan Islami (Semarang:Unissula Press,
2007), cetakan 1, hlm.67
51
memimpin dan mengatur. Pemimpin harus mempunyai
keberanian untuk menegakkan hukum dan keadilan.
52
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Latar Belakang Pembuatan Film Sang Kiai
Sang Kiai adalah sebuah film Garapan sutradara
berpengalaman Rako Prijanto, pada saat pembuatannya
nyatanya Rako masih memiliki kesulitan untuk mengetahui
produk asli Indonesia. Namun Rako Prijanto menemukan ide
untuk membuat sebuah film mengenai sesuatu yang lahir dari
Indonesia. Dia ingin membuat film yang mengangkat sebuah
perjalanan seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) yaitu KH.
Hasyim Asy’ari dalam melawan penjajahan jepang. Menurut
Rako, film ini mengangkat adanya unsur spiritual religi
terutama Islam yang sangat berpengaruh dalam
memperjuangkan dan mempertahankan kemerdeka, karena itu
Rako ingin memberikan gambaran utuh perjuangan bangsa
dari perspektif manapun. Terlebih film ini mengangkat nilai
dari perjuangan dan pengorbanan. Faktanya, dahulu warga
Indonesia masih bersenjata bambu runcing dan batu untuk
melawan para penjajah yang sudah menggunakan senjata
modern. Mereka sadar bahwa itu tidak cukup, tetapi secara
mental jihad dan meneriakkan allahu akbar, membuat warga
Indonesia lebih berani. Itulah menurut rako unsur yang belum
digarap.
Film yang berjudul Sang Kiai mendapatkan
judulnya dikarenakan film ini menceritakan seorang karakter
yang sangat kental dengan agama dan kepeduliannya dengan
53
sesama, dan film ini menjadi film pertama yang mengangkat
nilai perjuangan dari seorang tokoh pemuka agama.
“ Dalam pengambilan ide dan judul dalam film
Sang Kiai, kami memakai nama Sang Kiai
dikarenakan karakter utama dalam film dan
pergerakan cerita berporos pada karakter Kiai
Hasyim Asy’ari, dan ini yang menjadi unik bagi
saya karena selama ini belum pernah ada film
perjuangan yang diambil dari sudut pandang
Pemuka Agama”.1
Film ini menggambarkan biografi ulama besar
sekaligus salah satu tokoh nasional di Indonesia ini memilih
menggunakan sebuah pondok pesantren di dusun kapurejo,
Desa Pagu, Kabupaten Kediri. Lokasi ini sangat cocok
dengan situasi saat itu. Selain di kediri, ada beberapa daerah
lain yang dijadikan lokasi pengambilan gambar untuk film
tersebut di antaranya di Semarang, Magelang, Klaten, dan
daerah lain.
Pemeran yang menggambarkan tantara Jepang
menggunakan orang Jepang asli, karena menurutnya jika
tidak diperankan oleh orang Jepang asli akan susah
melakukan dialognya. Ada sekitar enam orang yang berdialog
menggunakan Bahasa Jepang. Hal ini berbeda dengan
pemeran yang memerankan tentara kita. Dengan
1 Wawancara dengan Rako Prijanto, Sutradara Film Sang Kiai, pada
tanggal 9 Januari 2021 pukul 16.15 WIB
54
menggunakan penggambaran aslinya dan research yang
mendalam agar karakter akan mirip dengan aslinya.
Dibuatnya film berjudul Sang Kiai oleh Rafi films
diharapkan mampu menumbuhkan rasa nasionalisme dan
kecintaan generasi muda terhadap sejarah bangsa ini. Film ini
memiliki latar belakang perjuangan ulama besar KH Hasyim
Asy’ari sebagai tokoh yang menggerakan santri-santrinya
dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan negara
Indonesia .2
“Dalam pembuatan film ini, Rapi Film mengajak
para penonton untuk bisa lebih mengenal sosok
KH Hasyim Asy’ari sebagai seorang tokoh Agamis
dan pahlawan nasional yang berkorban demi
kemerdekaan Indonesia dan mengajak penonton
untuk senantiasa selalu cinta tanah air Indonesia
sebagaimana para pendahulunya”.3
Film ini berdurasi 120 menit ini ditetapkan sebagai
film terbaik FFI 2013. Film ini menggambarkan perjuangan
pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari dalam merebutkan
kemerdekaan Indonesia.
2 https://www.beritasatu.com/beritasatu/hiburan/115267/film-sang-
kiai-diharap-tumbuhkan-nasionalisme-generasi-muda Diakses pada tanggal 26
November 2020 pukul 19.03 3 Wawancara dengan Sunil Samtani, Eksekutif produser Film Sang
Kiai, pada tanggal 5 November 2020 pukul 11.30 WIB
55
B. Sinopsis Film Sang Kiai
Gambar 3. 1 Poster Film Sang Kiai
Film Sang Kiai merupakan film yang disutradarai
oleh Rako Prijanto dan dirilis pada tahun 2013. Film ini
mengangkat kisah para pejuang Indonesai terhadap penjajah
Jepang.
Berawal pada tahun 1942 saat Jepang melakukan
ekspansi ke Indonesia. Beberapa Kiai ditangkap karena
melakukan perlawanan terhadap penjajah Jepang. Jepang
ternyata tidak lebih baik dari Belanda. Jepang mulai melarang
pengibaran bendera Merah Putih, melarang lagu Indonesia
Raya, dan memaksa rakyat Indonesia untuk melakukan
Sekerei (menghormat kepada Matahari).
KH. Hasyim Asy’ari adalah pimpinan Pondok
Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur sekaligus
56
merupakan salah satu ulama yang paling di hormati dan
berpengaruh di tanah Jawa yang menjadi tokoh sentral dalam
film ini. Dia ditangkap karena menentang keinginan penjajah
Jepang. KH Hasyim Asy’ari menganggap peraturan tersebut
melanggar akidah Islam.
Para santri yang mengetahui gurunya tersebut
ditangkap oleh penjajah Jepang tidak tinggal diam termasuk
Sang putra KH Wahid Hasyim. Mereka berusaha mencari
cara untuk membebaskan Sang Kiai dari tangan penjajah,
berbeda dengan KH Wahid yang mengambil jalan diplomasi,
harun salah satu santri KH Hasyim Asy’ari yang percaya
kekerasanlah yang dapat menyelesaikan masalah tersebut.
Harun menghimpun kekuatan santri untuk melakukan demo
menuntut kebebasan KH. Hasyim Asy’ari. Tetapi Harun salah
karena cara tersebut malah menambah korban berjatuhan.
Setelah waktu yang cukup lama akhirnya KH.
Hasyim Asy’ari berhasil di bebaskan. Namun, kebebasan
Sang Kiai tidak membuat penjajah mundur. Jepang
menggunakan Masyumi yang diketuai KH. Hasyim Asy’ari
untuk menggalakkan bercocok tanam dan rakyat wajib
menyetor hasil panennya kepada penjajah Jepang.
Rakyat tidak setuju dengan keputusan yang dibuat
oleh penjajah jepang, hingga akhirnya para rakyat melakukan
perang dengan para penjajah. Jepang pun kalah perang dan
sekutu mulai datang. Soekarno sebagai presiden saat itu
mengirim utusannya ke tebuireng untuk meminta KH Hasyim
Asy’ari membantu mempertahankan kemerdekaan. KH
57
Hasyim Asy’ari menjawab permintaan Soekarno dengan
mengeluarkan Resolusi Jihad yang kemudian membuat
barisan santri dan masa penduduk Surabaya berduyun-duyun
tanpa rasa takut melawan sekutu di Surabaya. Para Santri
bersiap untuk berjihad.4
C. Tim Produksi Film Sang Kiai
Produksi : Rapi Films
Departemen Produksi
Sutradara : Rako Prijanto
Asisten Sutradara : Zulkamain Simatupang
Asisten Sutradara 2 : Harfan Agustriyansyah
Asisten Sutradara 3 : Riska Thalita
Chandra Ali
Rahmat
Pengarah Peran : Sanca Khatulistiwa
Line Producer : Tutut Kulopaking
Taufik Kusnadar
Produser Eksekutif : Sunil Samtani
Priya NK
Produser : Gope T Samtani
Penata Skrip : Anggoro Saronto
4 https://hot.detik.com/movie/d-4987383/sinopsis-film-sang-kiai-
kisah-ulama-ikut-berjuang-merebut-kemerdekaan Diakses Pada 25 Desember
2020, pukul 21.37 WIB
58
Departemen Kamera
Penata Kamera : Muhammad Firdaus
Asisten Penata Kamera : Hanafi Malik
Geno Akib
Operator Kamera : Batara Goempar
Fotografi : Rezha PN
Departemen Grip dan Listrik
Gaffer : Haryanto
Departemen Artistik
Penata Artistik : Frans XR Paat
Penata Busana : Gemailla Gea Geriantiana
Penata Rias : Danny Boris Saragi
Sarwo Edi Kocom
Asisten Penata Artistik : Ibanez
Frans Bogor
Efek Khusus : Adam Howarth
Departemen Penyuntingan
Penata Gambar : Cesa David Luckmansyah
59
D. Sutradara dan Penulis Naskah Film Sang Kiai Rako
Prijanto
Gambar 3. 2 Rako Prijanto
Rako Prijanto lahir di Magelang Jawa Tengah 4 mei
1973 adalah seorang sutradara Indonesia. Ia mengawali karier
dengan menjadi asisten sutradara Rudy Soerdjarwo dan Riri
Riza. Selain itu, ia pernah bermain dalam film Tragedi pada
tahun 2001. Pada tahun 2002, Rako Prijanto dipercaya oleh
Mira Lesmana untuk membuat puisi cinta Rangga di film Ada
Apa dengan Cinta (2002). Puisi ini kemudian populer di
kalangan anak muda, yang segera mengenali puisi tersebut
sebagai penggalan adegan film Ada Apa dengan Cinta.5
Tak lama kemudian, Rako memutuskan untuk terjun
secara total di bidang penyutradaraan film, kesungguahn
Rako lagi-lagi menarik minat Mira Lesmana. Ia meminta
Rako untuk menggarap film Bintang Jatuh yang menjadi
5 https://id.wikipedia.org/wiki/Rako_Prijanto Diakses pada tanggal 4
Desember 2020 pukul 14.00 WIB
60
debut film perdana Rako. Setelah sukses dengan Bintang
Jatuh, karir Rako semakin melaju dengan beberapa judul film
lainnya seperti D’Bijis dan Merah itu Cinta hingga Sang
Kiai.6 Hal ini sesuai dengan penjelasan Rako mengenai
bagaimana beliau mengenai awal mula dalam perfilman
Indonesia.
“ Pada awalnya saya menyutradarai beberapa film
yang bergenre drama percintaan, kemudian sempat
menjadi freelancer Photografer, asisten sutradara
hingga akhirnya saya mantap menjadi seorang
sutradara”.7
Pada tahun 2012, Rako Prijanto menangani film
Sang Kiai yang berlatar belakang kehiduoan pesantren
menjadi tantangan tersendiri bagi sutradara Rako Prijanto.
Sepanjang hidupnya, Rako belum pernah mengeyam
kehidupan pesantren. Namun, riset selama enam bulan
membantunya menyelami kehidupan pesantren dan
Nahdliyin. Tentang motivasinya mengangkat kisah KH
Hasyim Asy’ari, menurut Rako yang pernah menyutradarai
film Ungu Violet, adalah keinginannya untuk menggali
tentang Indonesia.8 Rako Prijanto juga dikenal sebagai
sutradara yang memiliki beberapa prestasi yaitu sebagai
penerima piala citra untuk sutradara terbaik pada tahun 2013
6 https://www.kapanlagi.com/rako-prijanto/profil/ Diakses pada
tanggal 4 Desember 2020 pukul 16.30 WIB 7 Wawancara dengan Rako Prijanto, Sutradara Film Sang Kiai, pada
tanggal 9 Januari 2021 pukul 16.15 WIB 8https://bola.kompas.com/read/2012/12/16/18252581/Rako.Prijanto.T
ertantang.Sang.Kyai. Diakses pada tanggal 4 Desember 2020 pukul 17.00 WIB
61
untuk film Sang Kiai dan Penghargaan khusus Piala Maya
untuk pemelihan ide cerita pada tahun 2016 pada film
Bangkit!.
Beberapa film yang sudah di sutradarai oleh Rako
Prijanto antara lain : Ungu Violet (2005), D'Bijis (2007),
Merah Itu Cinta (2007), Oh My God (2008), Takut: Faces of
Fear (2008), Benci Disko (2009), Krazy Crazy Krezy (2009),
Maling Kutang (2009), Preman In Love (2009),
RomanPicisan (2010), Pengantin Sunat (2010), Perempuan-
Perempuan Liar (2011), Malaikat TanpaSayap (2012), Sang
Kiai (2012), 3 Nafas Likas (2014), Bangkit! (2016), Terjebak
Nostalgia (2016), TemanTapiMenikah (2018), Asal Kau
Bahagia (2018), Warkop DKI Reborn 3 (2019), Pemburu di
Manchester Biru (2020), TemanTapiMenikah2 (2020),
Warkop DKI Reborn 4 (2020), Keluarga Slamet (2021).
Anggoro Saronto
Gambar 3. 3 Anggoro Saronto
Anggoro Saronto merupakan seorang penulis skrip
Indonesia yang sudah banyak menuliskan berbagai macam
62
film dan genre. Salah satu penghargaan yang sudah diraih
adalah piala citra untuk kategori penulis cerita asli terbaik
2013 untuk film Sang Pialang.
Beberapa film yang sudah anggoro susanto tulis
adalah Warkop DKI Reborn 4, Warkop DKI Reborn, Negeri
5 Menara: The Series (30 episode), Cahaya Cinta Pesantren,
Terjebak Nostalgia, Bangkit!, Anak Kos Dodol, 7 Misi
Rahasia Sophie, Sang Kiai, Seandainya, Malaikat Tanpa
Sayap.9
E. Tokoh Pemeran Film Sang Kiai
Ikranagara
Gambar 3. 2 Ikranagara
Ikranagara lahir pada tanggal 19 September 1943 di
Loloan Barat, Negara, Jembrana adalah seorang pemeran dan
Sastrawan Indonesia. Ia memulai kiprah di dunia kesenian
melalui drama dan puisi. Keterlibatannya di dunia film sendiri
diakui ikra karena faktor keisengan belaka. Sekurangnya
hingga detik ini sudah sekitar 13 film berhasil ia bintangin.
Tidak hanya bermain film, penghargaan pun berhasil ia raih,
seperti pemeran pembantu pria terpuji Festival Film Bandung
9 https://www.themoviedb.org/person/1310774-anggoro Diakses pada
tanggal 4 Desember 2020 pukul 18.15 WIB
63
(2009), dan pemeran Utama Pria tebaik Indonesia Movie
Award (2009).10
Dalam Film Sang Kiai, Ikranagara berperan sebagai
tokoh utama film yaitu Sang Kiai KH Hasyim Asy’ari. Beliau
memerankan seorang tokoh pendiri NU dan juga seorang
pejuang Islam dimana ia harus memerankan sifat dan karakter
seorang KH Hasyim Asy’ari yang sangat religius, cerdas, dan
seseorang yang sangat cinta tanah air. Dalam perannya, selain
memerankan tokoh KH Hasyim Asy’ari, Ikranagara juga
harus mampu menggambarkan seorang karakter KH Hasyim
Asy’ari yang dikenal sebagai tokoh yang sangat Tawadu,
bijaksana , dan seorang yang sangat menjunjung tinggi
akidah.
Cristine Hakim sebagai Masrurah/Nyai Kapu
Gambar 3.5 Christine Hakim
Herlina Christine Natalia Hakim lahir di Kuala
Tungkai, Jambi pada tanggal 25 Desember 1956 atau dikenal
dengan nama Christine Hakim adalah aktris, produser film
dan aktivis Indonesia. Meski di lahirkan di Jambi, namun
10 https://id.wikipedia.org/wiki/Ikranagara Diakses pada tanggal 26
November 2020 Pukul 20.02
64
orang tuanya merupakan campuran Minangkabau dan Aceh.
Hal ini lah yang menyebabkan Cristine kecil sering
mempertanyakan identitas dirinya yang terlahir di kampung
laut. Cita-citanya berubah setelah ia ditemukan oleh Teguh
Karya untuk filmnya pada tahun 1973 Cinta Pertama, sebuah
peran yang menghantarkannya meraih piala citra untuk
pemeran utama wanita terbaik dan membuatnya yakin untuk
meneruskan karir nya dalam dunia seni peran. Sejak saat itu,
ia telah membintangi sejimlah film termasuk film Badai Pasti
berlalu (1977) dan Tjoet Nja Dhien (1988), ia juga memiliki
peran minor dalam film Hollywood tahun 2010 Eat Pray
Love.
Hingga 2018, ia telah mendapatkan delapan piala
citra, menerima penghargaan seumur hidup dari festival film
Indonesia, Indonesia Movie Actors Awards, dan Festival Film
Internasional Cinemanila, serta ditunjuk sebagai anggota juri
pada ajang Festival Film Cannes 2002.11
Dalam Film Sang Kiai, Christine Hakim berperan
sebagi Nyai Kapu atau sebagai seorang istri dari tokoh KH
Hasyim Asy’ari. Perannya sang sangat vital yaitu bagaimana
ia menjadi istri yang sangat menghormati suaminya dan
membantu suaminya dalam membela agama dan negara.
11 https://id.wikipedia.org/wiki/Christine_Hakim Diakses pada
tanggal 26 November 2020 pada pukul 20.38 WIB
65
Adipati Dolken sebagai Harun
Gambar 3.6 Adipati Dolken
Adipati Dolken lahir di Jakarta, 19 Agustus 1991
adalah actor dari Indonesia, Adipati koesmadji mulai dikenal
sejak berperan sebagai Virgo dalam Sinetron Kepompong
yang tayang di SCTV.
Berkat perannya di film Sang Kiai pada tahun 2013,
Adipati memenangkan penghargaan FFI untuk pemeran
pendukung pria terbaik, menjadikan adi salah satu actor
termuda yang memenangkan piala citra usia 21 Tahun.12
Dalam Film Sang Kiai, Adipati berperan sebagai
Harun dimana dia adalah seorang santri di tebuireng asuhan
KH Hasyim Asy’ari. Dalam film Sang Kiai, saat KH Hasyim
Asy’ari ditangkap oleh Jepang, Harun adalah salah satu murid
beliau yang sangat tidak terima saat gurunya ditangkap,
kemudian dia mengumpulkan pasukan santri untuk berdemo
dalam pembebasan KH Hasyim Asyari.
12 https://id.wikipedia.org/wiki/Adipati_Dolken Diakses pada tanggal
26 November 2020 pada pukul 21.12 WIB
66
Agus Kuncoro Adi sebagai KH Wahid Hasyim
Gambar 3.7 Agus Kuncoro
Agus Kuncoro lahir di Jakarta, 11 Agustus 1972
adalah seorang aktor Indonesia, pemilik nama lengkap Agus
Kuncoro Adi dikenal sebagai bitang film yang telah
membintangi drama-drama kolosal di layar kaca. Namanya
melambung setelah bermain dalam film saur sepuh IV yang
diangkat langsung dari drama radio hits pada masa itu.
Disisi lain, pria yang lebih akrab disapa Agus
Kuncoro ini mengawali debut di dunia sinetron sebagai Prabu
Kertarajasa Jayawardhana dalam sinetron laga Tutur Tinular
yang tayang 1997. Agus Kuncoro semakin melejit setelah
dipercaya memerankan karakter Azzam di sinetron Para
Pencari Tuhan. Ada beberapa film yang berhasil ia perankan
seperti Malaikat Tanpa Sayap (2012), Cinta Tapi Beda
(2012), Sule, Ay Need You (2012), dan Cinta di Saku Celana
(2012).
Berkat kehebatannya dalam bermain peran, ia
beberapa kali masuk nominasi Piala Citra untuk kategori
pemain pendukung pria terbaik 2017. Hingga pada perhelatan
67
Panasonic Gobel Awards 2017, dan pemeran akum dalam
sinetron Dunia Terbaik ini pun dinobatkan sebagai Aktor
Favorit.13
Pada film Sang Kiai, Agus Kuncoro berperan
sebagai KH Wahid Hasyim, beliau adalah anak pertama dari
pahlawan nasional dan ulama besar KH Hasyim Asy’ari
sekaligus menjadi seorang ayah dari Abdurrahman wahid,
pada perannya sebagai seorang anak Kiai, Agus Kuncoro
yang memerankan Wahid Hasyim harus membebaskan
ayahnya dari tangan penjajah Jepang. Wahid Hasyim
menggunakan jalur diplomat sebagai upaya dalam
pembebasan ayahnya dan menjadi tangan kanan ayahanya
pada masa itu.
Meriza F Batubara sebagai sari
Gambar 3.8 Meriza F Batubara
Meriza Febriani Batubara atau lebih dikenal Meriza
Febriani lahir di Bandung, 16 Februari 1989 adalah seorang
Aktrris dan model . Meriza mengawali karir sebagai finalis
13 https://www.viva.co.id/siapa/read/611-agus-kuncoro Diakses pada
tanggal 27 November 2020 pada pukul 10.06 WIB
68
Gadis Sampul pada tahun 2005, sebelum terjun dalam dunia
perfilman Indonesia dan FTV, Meriza Febriani terlebih
dahulu menjadi model iklan-iklan komersial mulai dari
majalah, surat kabar, bahkan televisi.14
Dalam film Sang kiai, Meriza berperan sebagai Sari,
seorang santriwati dari pesantren Tebuireng asuhan KH
Hasyim Asyari. Sari merupakan santriwati yang sangat pintar
dan agamis, ia kemudian jatuh cinta dan menikah dengan
salah satu santri yang bernama harun. Sebagai seorang istri,
sari sangat menuruti kata kata suaminya.
Tokoh Pemeran lainnya
Dimas Aditya sebagai Hamzah
Royham Hidayat Sebagai Khamid
Ernestsan Samudera sebagai Abdi
Ayes Kassar Sebagai Baidhowi
Dayat Simbala sebagai KH Yusuf Hasyim
Andrew Trigg sebagai Brigadir Mallaby
Arswendi Nasution sebagai KH. A. Wahab Hasbullah
Norman Rivianto Akyuwen sebagai Kang Solichin
F. Kelebihan Film Sang Kiai
Sebagai sebuah bagian dari komunikasi massa, tentu
film sangat mampu mempengaruhi para penikmatnya. Salah
satunya adalah film Sang Kiai ini. Tidak hanya sebagai
14 https://id.wikipedia.org/wiki/Meriza_Febriani Diakses pada tanggal
3 Desember 2020 pukul 19.00
69
sebuah media hiburan, film Sang Kiai juga mampu sebagai
media informasi dan edukasi yang memberikan nilai sejarah
yang besar tentang perjuangan rakyat Indonesia di jaman
penjajahan Jepang pada saat itu, khusus nya adalah KH.
Hasyim Asyari sebagai ulama besar dan pahlawan di
Indonesia.
Film ini juga masuk dalam beberapa nominasi yang
diadakan dalam ajang penghargaan film terbaik Tanah Air.
Selain masuk nominasi, film Sang Kiai juga mampu
memenangkan berbagai penghargaan tersebut, diantaranya
adalah:
1. Film Sang Kiai sebagai Film terbaik dalam Festival film
Indonesia tahun 2013
2. Rako Prijanto sebagai Sutradara terbaik dalam festival
film Indonesia tahun 2013
3. Adipati Dolken sebagai pemeran pendukung pria terbaik
dalam festival film Indonesia tahun 2013
4. Film Sang Kiai sebagai film terpuji dalam festival film
bandung tahun 2014
5. Ikranagara sebagai pemeran utama pria terpuji dalam
festival film bandung tahun 2014
6. Rako Prijanto sebagai sutradara terpuji dalam festival film
bandung tahun 2014
7. Adipati Dolken sebagai pemeran pembantu pria terpuji
dalam festival film bandung tahun 2014.15
15 http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s008-13-020007_sang-
kiai/award Diakses pada tanggal 25 November 2020 pukul 22.59 WIB
70
BAB IV
DATA DAN HASIL TEMUAN
Dalam Bab ini, penulis akan memaparkan data dan
temuan penelitian dan analisis penelitian yang terdapat dalam
film Sang Kiai, sesuai dengan teori yang penulis gunakan yaitu
model analisis naratif karakter Vladimir Propp untuk
mendeskripsikan dan menganalisis karakter tokoh yang terdapat
dalam film Sang Kiai. Berikut adalah hasil temuan yang berkaitan
dengan teori Vladimir Propp :
A. Analisis Fungsi Karakter Dalam Film Sang Kiai
Dalam Fungsi pelaku terdapat ringkasan cerita,
fungis, definisi, dan lambing. Fungsi pelaku menggambarkan
dimana seorang tokoh atau pelaku bertindak sesuatu. Dari
fungsi tertentu kemudian dideskripsikan sesuai narasi film.
Deskripsi dari narasi film akan diberi lambang dengan kode-
kode tertentu. Sebutan tokoh di bagian fungsi, tidak
dijelaskan dengan nama tokoh namun menggunakan istilah
dengan pahlawan, puteri, penjahat, pendonor dan penolong.
Pahlawan merupakan tokoh sentral yang selalu hadir
dalam setiap peristiwa. Penjahat adalah orang yang membuat
celaka pahlawan atau keluarga pahlawan. Donor adalah orang
atau alat yang membantu pahlawan saat mengalami kesulitan.
Puteri disini digambarkan adalah seorang istri dari pahlawan.
Penolong adalah orang yang menolong pahlawan dan
membantu pahlawan dalam mengalahkan penjahat.
71
Dalam cerita Sang Kiai, penggambaran fungsi
karakter berfokus berdasarkan perjalanan hidup seorang
pahlawan, cara berpikir dan tindakan/keputusan yang diambil
oleh karakter berdasarkan situasi dan kondisi saat itu.
1. Adegan Awal
Adegan awal dari film Sang Kiai dibuka dengan
keadaan pesantren Tebuireng yang sangat damai dan
tentram. Dimana saat itu pesantren Tebuireng sedang
melakukan pendaftaraan santri baru. Pada adegan ini juga
diperkenalkan sosok KH Hasyim Asy’ari ( pahlawan ),
sosok pahlawan dikenal sebagai seorang yang rendah hati
dan digambarkan sebagai orang biasa.
Gambar 4.1 Menit 00.00.15-00.02.48
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
α Situasi awal
Bagian ini dibuka dengan adegan di pesantren Tebuireng yang sedang membuka pendaftaran santri baru. Hamid yang bertugas sebagai penerima para pendaftar di tebuireng melayani 2 calon santri yang memiliki perbedaan latar belakang yaitu kaya dan miskin. Ketika melayani calon santri yang miskin, Hamid hampir menolak calon santri tersebut dengan alasan calon santri
72
tersebut tidak memiliki harta atau uang sebagai bayaran untuk menjadi santri di Tebuireng. Kemudian KH Hasyim Asy’ari (Pahlawan) yang melihat hal tersebut menegur Hamid dan menerima calon santri tersebut agar menjadi santri di tebuireng
Tabel 4.1 Situasi Awal
Orang tua kaya : “Cukup nak ?”
Hamid : “Sampun pak”
Orang tua kaya : “Kalau kurang ngomong, saya
kan orang kaya, iya toh le ?”
Hamid : “silahkan pak, berikut nya”
Orang tua miskin : “aduh, maaf dek. Ee.. kami tidak
punya hasil bumi untuk nyantri
disini.”
Hamid : “waduh pak, pak... gabisa, kalo
bapak nyantri disini, mangan opo
pak ? mangan opo ?”
Kh. Hasyim : “wallahu khoirur roziqin, Allah
itu sebaik-baik maha pemberi rizki..
Bapak, anak bapak diterima
menjadi santri disini”
Orang tua miskin : “ Matursuwun hadratussyaikh”
Kh. Hasyim : “antar anak ini ke pondok ya”
Abdi : “ nggeh, nyai..
73
2. Ketidakhadiran
Awal kedatangan jepang yang disambut baik
oleh rakyat Indonesia berubah menjadi malapetaka bagi
rakyat itu sendiri. Jepang mulai menjajah berbagai daerah
di Indonesia. hingga akhirnya tibalah jepang masuk
daerah Jombang Jawa Timur. Kerusuhan pabrik cukir
membuat Jepang mendatangi pesantren Tebuireng untuk
membawa dan menangkap KH. Hasyim Asy’ari. Adegan
yang semula tentram dan damai mendadak menjadi situasi
kacau karena Jepang mengancam para santri agar KH
Hasyim Asy’ari keluar dan mau menemui Jepang.
Gambar 4.2 Menit 00.12.06-00.17.50
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
Β Ketidakhadiran
Dalam adegan ini, kedatangan Jepang ke pesantren Tebuireng membuat keadaan kacau. Jepang membuat ancaman dengan menembakan senjata api ke arah para santri agar membuat pahlawan yaitu KH Hasyim Asy’ari mau keluar untuk bertemu Jepang.
Tabel 4.2 Ketidakhadiran
74
K. Tentara Jepang : “ Tembakkk! , Kepung…!”
Tentara Jepang : “ Pergi kesana….!”
K. Tentara Jepang : “ Mana KH Hasyim Asy’ari ?,
Keluar!, Tembakk ! Kh Hasyim
Asy’ari !”
3. Pelarangan
Setibanya KH Hasyim Asy’ari di markas Jepang,
komandan Jepang langsung menyuruh KH Hasyim
Asy’ari untuk segera menandatangani perjanjian untuk
menyembah matahari dan larangan untuk memeluk Islam.
Gambar 4. 1 Menit 00.21.06-00.24.00
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
Γ Pelarangan Setelah ditangkap dan dibawa ke markas Jepang. KH Hasyim Asy’ari (Pahlawan) diberikan surat perjanjian yang berisikan larangan untuk memeluk agama Islam dan menyembah dewa matahari mereka. Namun beliau menolak dan diberi ancaman akan disiksa jika tidak menandatangani surat tersebut
Tabel 4.3 Pelarangan
K.Tentara Jepang : “Cepat tanda tangan !, Lihat apa
kamu orang tua ?”
75
KH. Hasyim Asy’ari : “ Saya tidak bisa tanda tangan,
saya sama sekali tidak terlibat
dalam peristiwa cukir, tentang
Sekirei saya tidak akan pernah
melakukannya.”
Hamzah : “KH Hasyim Asy’ari tidak
terlibat peristiwa cukir. Beliau
tidak bersedia menandatangani.”
K. Tentara Jepang : “apa ? Dia tidak mau tanda
tangan ?. kalau dia tidak mau
tanda tangan, saya akan siksa dia
sampai mau tanda tangan. Cepat
katakana ke dia, cepat katakan !.”
KH. Hasyim Asy’ari : “Tidak ada hal yang lebih buruk
dari pada menggadaikan akidah
untuk cari selanat, hanya kepada
Allah SWT kami menyembah,
silahkan tuan kalau ingin
menyiksa saya.”.
Hamzah : “ Kiai tetap tidak bersedia.
Karena ini berhubungan dengan
prinsip agama kiai.”.
K.Tentara Jepang : (menggebukan meja) “anda
harus menandatangani ini !”.
76
Terdengar suara adzan
Hamzah : “ Kiai mau kemana ?”
KH. Hasyim Asy’ari : “kamu muslim ?”
Hamzah : “ Iya Kiai ?”
KH. Hasyim Asy’ari : “Bagaimana kamu bisa mengaku
muslim, kalau panggilan itu sama
sekali tidak mengetuk-ngetuk pintu
kalbu mu, panggilan itu
seharusnya menggugurkan segala
kegiatan yang kamu lakukan. Kafir
ini boleh saja merajam saya,
setelah saya menunaikan ibadah
sholat. Mereka memaksa kita
untuk memuja dewa matahari
mereka , sekarang apakah mereka
akan melarang kita memuja tuhan
kita ?”
K.Tentara Jepang : “mau kemana dia ?”
Hamzah : “ Kiai mau shalat. kata Kiai,
mereka memaksa kita memuja
dewa matahari mereka dan
Sekarang mereka apa mereka
akan melarang kita memuja tuhan
kita?”
77
K.Tentara Jepang : “Bajingan !” (sambil menampar
Hamzah).
4. Kekerasaan
KH Hasyim Asy’ari yang menolak untuk
menandatangani surat perjanjian tersebut membuat beliau
harus di siksa dan di pukuli oleh tantara Jepang.
Gambar 4. 4
Gambar 4. 5 Menit 00.35.06-00.39.20
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
δ Kekerasan KH hasyim Asy’ari yang menolak untuk menandatangani surat perjanjian mendapatkan kekerasan dari tentara Jepang. Beliau disiksa dipukuli tangannya untuk membuat takut para santri Tebuireng dan memaksa KH Hasyim Asy’ari mau menandatangani surat tersebut
Tabel 4.4 Kekerasan
78
K.Tentara Jepang : “Pukuli mereka, siksa mereka !”
Hamzah : “ Komandan, hara panda
pikirkan. KH Hasyim Asy’ari bukan
kiai pesantren kecil. Pesantren di
jawa dan di madura akan meminta
restunya saat akan membuka
pesantren. Mencederainya akan
mencederai perasaan banyak
orang, dan situasi ini tidak
menguntungkan kita.”
K.Tentara Jepang : “Siksa dua orang ini dan
penjarakan mereka !”
Hamzah : “ anda mau melakukan apa ?”
K.Tentara Jepang : “kau bilang dia Kiai besar, biar
rakyat tahu. Kalau Kiai besar
mereka sedang mendapatkan
masalah!”
5. Pemindahan Ruang
Antusiasme para pengikut dan santri Tebuireng
agar KH Hasyim Asy’ari bebas, membuat beliau
dipindahkan dari markas Jepang Jombang ke markas
Jepang Mojekerto.
79
Gambar 4. 6 Menit 00.40.55-00.42.15
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
G Pemindahan ruang
Berbagai macam cara yang dilakukan para pengikut dan santri Tebuireng untuk membebaskan KH Hasyim Asy’ari membuat Komandan Jepang memerintahkan para tentara untuk memindahkan KH Hasyim Asyari dari Jombang ke Mojokerto.
Tabel 4.5 Pemidahaan Ruang
K.Tentara Jepang : “KH Hasyim Asy’ari, harus
secepatnya kita pindahkan dari
sini. Lama-lama, penjara ini bisa
jebol oleh pengikutnya. Kita
pindahkan Kh Hasyim Asy’ari ke
Mojokerto. Laksanakan !”
6. Tipu Daya
Jepang melakukan berbagai macam cara dan tipu
daya untuk mengusai Indonesia. Salah satunya adalah
dengan menggunakan jalur agama.
80
Gambar 4. 7 Menit 00.47.27-00.48.32
Gambar 4.8 Menit 01.13.34-01.13.50
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
Η Tipu Daya Mengambil Jalur agama menjadi salah satu cara jepang untuk menguasai dan untuk memakai tenaga rakyat Indonesia.
Tabel 4.6 Tipu Daya
A Hamid Ono : “Saya kira untuk mengambil hati
rakyat Indonesia dengan cara
mengambil jalur agama”.
Letjen kumakichi : “apakah tindakan merangkul itu
tidak terkesan lemah ? itu akan
membuat mereka semakin berani.”
A Hamid Ono : “Jumlah penduduk yang beragaama
Islam di Indonesia 60 juta orang, kita
81
bisa milisi mereka merepotkan logistic
kita. Mungkin kita bisa memakasi
tenaga mereka itu”.
Saiko Sikikan : “Kalau begitu, kita tidak bisa
lepaskan para kiai begitu saja. Kita
adakan latihan para kiai agar mereka
loyal kepada pemerintahan Jepang.”
Sementara di scene lainnya
Saiko Sikikan : “Penyatuan ini salah satu cara untuk
menundukan ulama NU. Akan lebih
memudahkan bagi kita juga. Karena
Shumubu dan Masyumi tidak akan
bertentangan.”
Letjen kumakichi : “Saya mengerti. Dengan
penggabungan ini akan memudahkan
bagi kita untuk mengontrol dalam
penyelesaian Islam.”
7. Tugas Berat
Kebebasan KH Hasyim Asy’ari yang diberikan
oleh Jepang menimbulkan tugas berat bagi beliau. KH
Hasyim Asy’ari diberikan tugas untuk menjadi pemimpin
dari organisasi Masyumi dan Shumubu.
82
Gambar 4.9 Menit 00.49.12-00.50.02
Gambar 4.10 Menit 01.12.40-01.13.30
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
M Tugas Berat
KH Hasyim Asy’ari menerima tugas berat yang diberikan oleh pemerintah Jepang. Beliau dipilih untuk memimpin organisasi Masyumi dan Shumubu.
Tabel 4.7 Tugas Berat
Dialog ketika KH Hasyim Asy’ari ditunjuk
sebagai pemimpin Masyumi dan Shumubu.
Saiko Sikikan : “Kami menganggap Shumubu gagal
dalam menjalankan tugasnya.
Penyatuan shumubu dan masyumi
dibawah satu kepemimpinan tentu
tidak akan membuat Masyumi dan
83
Shumubu berseberangan tapi malah
akan saling mendudung”.
Wahid Hasyim : “Jadi maksud tuan ketua Shumubu
dan ketua Masyumi itu sama ?”
Seiko Sikikan : “tentu saja, saya meminta KH
Hasyim Asy’ari bersedia untuk
memimpin Masyumi sekaligus
Shumubu.”
8. Keterlibatan
KH Hasyim Asy’ari dan Wahid Hasyim berhasil
ditipu daya oleh pemerintah Jepang. Mereka tidak
mengetahui tujuan sesungguhnya dari pembentukan
Masyumi dan di tunjuknya KH Hasyim Asy’ari sebagai
pemimpin organisasi tersebut.
Gambar 4.11 Menit 00.54.10-00.54.40
84
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
Θ Keterlibatan
Dijadikannya KH Hasyim Asy’ari sebagai pemimpin Masyumi dan Shumubu ternyata memiliki sebuah alasan. Ini merupakan sebuah strategi Jepang dalam menaklukan Umat Islam di Indonesia.
Tabel 4.8 Keterlibatan
Wahid Hasyim : “Jepang meminta kita untuk
melipatgandakan hasil bumi,
sedangkan kita sendiri belum tahu apa
kepentingannya”.
KH Hasyim Asy’ari : “Kita ikuti saja, tapi kalau terjadi
penyelewengan harus kita tolak.
Sebab sesungguhnya sesuatu hal
ketaatan itu apabila telah bercampur
dengan kemaksiatan yang tampak
jelas maka harus di tolak .”
9. Kejahatan
Propaganda untuk melipatgandakan hasil bumi
mendapat kritik dari rakyat Indonesia. Hal ini sangat
merugikan dan kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.
85
Gambar 4.12 Menit 00.56.47-00.57.53
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
A Kejahatan Rakyat Indonesia mendapat kejahatan dan kesengsaraan dari hasil propaganda yang dilakukan pemerintah Jepang. Mereka memerintahkan melipatgandakan hasil bumi mereka.
Tabel 4.9 Kejahatan
10. Mediasi
KH Hasyim Asy’ari menerima keputusan Jepang
untuk menjadi ketua Masyumi dan ketua Shumubu.
Gambar 4.13 Menit 01.13.54-01.14.58
86
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
B Mediasi Melihat adanya peluang dan kesempatan, KH Hasyim Asy’ari menerima tawaran dari pemerintah Jepang untuk menjadi pemimpin di Masyumi dan Shumubu.
Tabel 4.10 Mediasi
Wahid Hasyim : “Bagaimana tawaran dari
Pemerintah Jepang tadi pak?”.
KH Hasyim Asy’ari : “Ini kesempatan . agar kita bisa
memperjuangkan Indonesia dari
dalam. Dengan masuk ke Shumubu
tentu kita akan bisa mengambil
kebijakan yang tidak merugikan
rakyat, peristiwa Zaenal Mustafa
jangan sampai terulang lagi.”
Wahid Hasyim : “Jadi bapak ambil kesempatan ini
?”.
KH Hasyim Asy’ari : “ya, dengan satu syarat. Bapak
akan tetap di Tebuireng, kamu yang
mewakili bapak di Jakarta.”
11. Fungsi Pertama Seorang Penolong
Pengumuman Janji jepang untuk segera
memerdekakan Indonesia, membuat A Hamid Ono
menyarankan kepada KH Hasyim Asy’ari untuk
mengikuti latihan militer Jepang untuk menjadi salah satu
87
persiapan kemerdekaan Indonesia dan upaya dalam
mempertahankan Indonesia.
Gambar 4.14 Menit 01.16.49-01.19.05
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
D Fungsi Pertama Seorang Penolong
Setelah A Hamid Ono menyampaikan maksud dan tujuan Jepang kepada KH Hasyim Asy’ari. Beliau memberikan saran untuk mengikuti latihan militer yang perintahkan Jepang bukan untuk membantu Jepang dalam berperang melawan sekutu, melainkan untuk menjaga kedaulatan Indonesia dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia..
Tabel 4.11 Fungsi Pertama Seorang Penolong
A Hamid Ono : “Kyai, dan Gus Wahid tentu telah
mendengar di Jakarta Bung Karno
memakai strategi koperatif dengan
Jepang karena mereka berjanji untuk
memerdekakan Indonesia. Kalo
menurut saya, panjengenan mau
mengikuti pelatihan militer ini. Ini
tentu akan menguntungkan pihak
Indonesia.”
88
Wahid Hasyim : “Pelatihan militer ? saya pikir apa
yang dikatakan tuan Ono ini ada
betulnya. Kalo benar-benar Indonesia
akan merdeka itu berarti
membutuhkan tantara yang memadai
untuk memertahankan negeri. Jadi,
tawaran tuan Ono untuk pelatihan
militer sangat penting. Bagaimana
pak ?.”
KH Hasyim Asy’ari : “ya.., tapi sebatas menjaga
pertahanan dalam negeri tidak masuk
Heiho melainkan berdiri sendiri
membentuk barisan sendiri barisan
Hisbullah.”
12. Reaksi Dari Pahlawan
Dengan Informasi dan nasehat yang didapatkan
dari A Hamid Ono, KH Hasyim Asy’ari sebagai
pemimpin dari Shumubu yang di wakilkan oleh anaknya
memberikan amanat kepada seluruh pesantren untuk
mengikuti beberapa santrinya dalam latihan militer guna
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan membentuk
barisan Hisbullah.
89
Gambar 4.15 Menit 01.19.06-01.22.24
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
E Reaksi dari Pahlawan
Berkat Nasehat dan Informasi yang didapatkan dari A Hamid Ono, KH Hasyim Asy’ari memberikan amanat kepada seluruh pesantren agar santrinya bisa mengikuti pelatihan militer Jepang untuk persiapan kemerdekaan Indonesia.
Tabel 4.12 Reaksi dari Pahlawan
13. Tindak Balasan
Pada tanggal 14 agustus 1945 Jepang akhirnya
menyerah kalah pada sekutu. Hal tersebut dimanfaatkan
oleh rakyat Indonesia untuk melakukan pembalasan dan
menyerang ke markas besar Jepang.
Gambar 4.16 Menit 01.22.25-01.24.32
90
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
C Tindak Balasan
Titik balik penyerangan Indonesia terhadap Jepang ditandai dengan kekalahan Jepang dengan sekutu. Hal tersebut dimanfaatkan Indonesia untuk segera mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan mengusir Jepangd dari Indonesia.
Tabel 4.13 Tindak Balasan
14. Kemenangan
Setelah melakukan tindak balasan dan
penyerangan balik kepada Jepang, akhirnya Indonesia
berhasil menang dan terbebas dari jajahan Jepang.
Gambar 4.17 Menit 01.24.34-01.25.40
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
I Kemenangan
Penantian lama rakyat Indonesia terhadap penjajahan Jepang akhirnya usai. Kemenangan yang dinanti akhirnya tiba.
Tabel 4.14 Kemenangan
15. Kedatangan Tidak Dikenal
Seusai Jepang kalah dan meninggalkan
Indonesia, Sekutu mulai mencoba kembali menjajah
Indonesia.
91
Gambar 4.18 Menit 01.26.37-01.26.50
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
O Kedatangan tidak dikenal
Setelah Jepang kalah, sekutu mulai mendarat di Indonesia kembali guna untuk menjajah dan menguasai Indonesia.
Tabel 4.15 Kedatangan Tidak Dikenal
16. Solusi.
Kedatangan sekutu membawa masalah baru bagi
Indonesia. Hal ini lah yang mendasari Bung Karno
melalui utusannya untuk bertemu dengan KH Hasyim
Asy’ari. Bung Karno menanyakan bagaimana hokum
dalam Islam tentang membela tanah air.
Gambar 4.19 Menit 01.26.53-01.28.36
92
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
N Solusi Kedatangan sekutu di Indonesia menimbulkan banyak pertanyaan tentang hukum Islam dalam membela tanah air. KH Hasyim yang ditanyai hal tersebut membuat pertemuan dengan para Kyai dan para sesepuh untuk membahas hal tersebut.
Tabel 4.16 Solusi
Utusan Bung Karno : “Bung Karno menitipkan pesan
kepada Kyai
KH Hasyim Asy’ari : “Apa pesan Bung Karno ?”.
Utusan Bung Karno : “Beliau berpesan apa hukumnya
membela tanah air bukan membela
Allah, bukan membela Islam, atau
membela Alqur-an, sekali lagi
membela tanah air. Apa hukumnya
Kyai ?.”
Setelah utusan Bung Karno menyampaikan
pesan, KH Hasyim Asy’ari bersegera untuk mengundang
para Kyai sepuh untuk membahas bagaimana Hukum
dalam membela tanah air.
KH Hasyim Asy’ari : “Kemarin kita kedatangan utusan
Bung Karno, yang menanyakan apa
hukumnya membela tanah air. Hokum
membela negara dan melawan
93
penjajah adalah Fardhu ai’n bagi
setiap Mukallaf yang berada dalam
radius, perang melawan penjajah
adalah Jihad Fisabilillah. Oleh
karena itu, umat Islam yang mati
dalam peperangan itu adalah Syahid.
Mereka yang mengkhianati
perjuangan umat Islam dengan
memecah belah persatuan dan
menjadi kaki tangan penjajah wajib
hukumnya di bunuh.”
B. Karakter dan Oposisi Berlawanan dalam Film Sang Kiai
Dalam sebuah cerita terdapat alur plot di dalamnya.
Dalam sebuah dongeng jaman dahulu, tampilan seorang
pahlawan digambarkan dengan sangat tampan ataupun cantik,
dan penjahat mempunyai wajah yang buruk rupa. Seiring
berjalannya waktu dan perkembangan.
pemikiran seseorang, di jaman sekarang tampilan
seorang penjahat pun bisa mengimbangin wajah sang
pahlawan. Dalam fungsi karakter dan oposisi berlawan, sifat
antara pahlawan dan penjahat sangat bertolak belakang dalam
film. Pahlawan mempunyai sifat dan karakter pemimpin
Islam sedangkan penjahat mempunyai sifat dan karakter
berlainan. Dalam film Sang Kiai sang pahlawan diwakili oleh
KH. Hasyim Asy’ari dan penjahat adalah penjajah Jepang,
94
Belanda dan sekutu yang membuat hidup rakyat Indonesia
menderita.
Kepahlawanan Kejahatan
Pahlawan menjalankan misi
tertentu atau menderita
akibat tindakan penjahat.
Penjahat menghalangi misi,
pahlawan dan menghukum
pahlawan
Mengalami cobaan berat Membuat pahlawan mengalami
cobaan berat.
Cinta
Benci
Individualis
Kolektivis
Perjuangan keras
Kerajaan jahat
Imajinasi, penemuan,
kreatifitas
Teknologi, kekuatan
Memperoleh pertolongan
Menghambat penolong
Tabel 4.17 Karakter dan Oposisi Berlawanan film Sang Kiai
C. Karakter Tokoh dalam Film Sang Kiai
Menurut Vladimir Propp terdapat 5 karakter tokoh
dalam narasi. Berikut hasil analisis karakter tokoh yang
terdapat dalam film Sang Kiai.
1. The Hero atau Pahlawan (KH. Hasyim Asy’ari)
2. Villain atau Penjahat ( Penjajah Jepang)
95
3. Princess atau Putri ( Nyai Kapu atau Masruroh )
4. Helper atau Penolong ( KH Wahid Hasyim )
5. The Donor atau Penderma ( A. Hamid Ono )
96
BAB V
ANALISIS PEMBAHASAN
A. Narasi Fungsi Film Sang Kiai
Berikut Analisis narasi fungsi yang terdapat
dalam film Sang Kiai :
1. Situasi Awal
Peristiwa ini merupakan sebuah situasi awal yang
sangat berperan penting dalam urutan cerita film Sang
Kiai. Situasi awal ini tidak termasuk dalam fungsi pelaku
yaitu α. Adegan awal menampilkan kondisi pertama
pahlawan dan menampilkan kebaikan serta kemurahan
hati pahlawan sebagai pemimpin dari pesantren
Tebuireng. Situasi awal menceritakan sifat dan karakter
dari pahlawan yang di perankan KH Hasyim Asy’ari.
Pahlawan ini merupakan tokoh utama dan sentral yang
banyak terlibat dalam kejadian. Setelah situasi awal,
kemudian dilanjutkan dengan fungsi pelaku.
2. Ketidakhadiran
Dalam potongan dialog diatas, Terlihat bahwa
kedatangan Jepang ke pesantren Tebuireng memiliki
tujuan, yaitu menangkap KH Hasyim Asy’ari (Pahlawan).
Ketidakhadiran KH Hasyim Asy’ari pada awalnya
membuat para tentara Jepang mengancam dan menembaki
para Santri Tebuireng agar KH Hasyim Asy’ari keluar.
Peristiwa ini terdapat dalam fungsi narasi Propp ke-2
dengan lambing β. Ketidakhadiran yang dimaksudkan
97
dalam fungsi narasi Propp adalah ketika salah seorang
anggota keluarga tidak berada di rumah. Dalam banyak
cerita, ini menjadi awal dari sebuah malapetakan. Dunia
yang teratur tiba-tiba terlihat akan menjadi kacau.
3. Pelarangan.
Dalam potongan dialog diatas, sesampainya KH
Hasyim Asy’ari (pahlawan) di markas Jepang. Komandan
jepang langsung mengadakan pertemuan dengan KH
Hasyim asy’ari dan di damping oleh Hamzah sebagai
penterjemah antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang.
Komandan Jepang langsung memberikan surat kepada
KH Hasyim Asy’ari untuk di datangani olehnya. Surat
tersebut berisikan tentang larangan untuk memeluk Islam
dan untuk menyembah dewa matahari Jepang. Namun,
KH Hasyim Asy’ari menolak dan memegang teguh
akidah serta agama Islam. Komandan Jepang yang marah
kan mengancam sang pahlawan dengan siksaan sampai
KH Hasyim Asy’ari mau menandatangani perjanjian
tersebut.
4. Kekerasan
KH Hasyim Asy’ari yang menolak untuk
menandatangani surat perjanjian tersebut mendapatkan
kekerasan dan siksaan yang sangat kejam. Meskipun
hamzah membujuk Komandan Jepang untuk tidak kasar
dan mencederai KH Hasyim Asy’ari karena beliau
merupakan Kiai besar. Hal tersebut membuat Komandan
Jepang untuk segera memberikan siksaan dan memasukan
98
KH Hasyim Asy’ari masuk penjara agar rakyat tahu dan
tunduk pada kekuasaan Jepang.
5. Pemindahaan Ruang
Pemindahan KH Hasyim Asy’ari dari penjara
Jombang ke penjara Mojokerto di dasari oleh
kekhawatiran komandan Tentara Jepang terhadap
jebolnya penjara Jombang oleh para pengikut dan santri
Tebuireng. Antusiasime yang di perlihatkan oleh santri
dan para pengikut KH Hasyim Asy’ari sangat terlihat jelas
dari berbagai macam kegiatan mereka seperti bersholawat
bersama di depan penjara hingga berunjuk rasa di depan
penjara.
6. Tipu Daya
Dengan banyaknya rakyat Indonesia yang
beragama Islam membuat pemerintah Jepang untuk
mengambil jalur agama sebagai cara untuk mengusai
Indonesia. Berbagai macam cara dan tipu daya yang
dilakukan Jepang untuk mengontrol para Kiai besar dan
para tokoh agama dalam membantu pemerintah Jepang
dan bisa menguasai sumber daya manusia Indonesia.
7. Tugas Berat
Dibebaskannya KH Hasyim Asy’ari dari penjara
Jepang, tidak membuat beliau bebas sepenuhnya. Sebab,
Jepang meminta KH Hasyim Asy’ari untuk menjadi
pemimpin di organisasi Masyumi dan Shumubu. Hal ini
dikarenakan Jepang merasa kecewa atas kerja Shumubu
sebelumnya yang gagal dalam propaganda hasil bumi
99
kepada rakyat maka dari itu, Jepang inigin menyatukan
Shumubu dan Masyumi agar umat Muslim memiliki satu
komando dan dapat kuasai dengan mudah.
8. Keterlibatan
Pertemuan pertama antara Masyumi dan
pemerintah Jepang memiliki maksud tertentu. Jepang
menginginkan kerjasama dengan Masyumi untuk
melakukan propaganda melipatgandakan hasil bumi
kepada rakyat. Hal ini lah yang membuat Wahid Hasyim
merasa tertipu oleh pemerintah Jepang yang sengaja
membuat organisasi ini untuk kepentingan militer mereka.
KH Hasyim Asy’ari memberikan nasehat kepada Wahid
Hasyim untuk mengikuti mereka dengan catatan jika hal
tersebut merugikan rakyat dan melanggar akidah harus
segera di tolak.
9. Kejahatan
Dengan meminta bantuan organisasi Masyumi,
Jepang memerintahkan kepada rakyat Indonesia untuk
melakukan melipatgandakan hasil bumi. Hal ini membuat
rakyat Indonesia menderita dan mendapat kejahatan dari
para Tentara Jepang. Rakyat Indonesia dipaksa untuk
bertani dan hasilnya diserahkan kepada Jepang tanpa
adanya bayaran. Bagi rakyat yang tidak menurut akan di
pukuli dan di siksa oleh Tentara Jepang. Kemudian KH
Zaenal Mustafa yang melihat kejadian ini merasa Jepang
telah memanfaatkan hasil bumi Indonesia untuk
kepentingan militer mereka. KH Zaenal Mustafa
100
melakukan propaganda dan menghasut rakyat untuk tidak
lagi memberikan hasil bumi rakyat Indonesia ditangkap
dan dihukum mati oleh tentara Jepang.
10. Mediasi
Keputusan pemerintah Jepang untuk menyatukan
Masyumi dan Shumubu dilihat sebagai sebuah
kesempatan bagi KH Hasyim Asy’ari (Pahlawan). Beliau
melihat bahwa adanya peluang untuk memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dari dalam. Dengan bergabung
dengan Shumubu, kebijakan-kebijakan yang diambil tidak
akan merugikan rakyat dan peristiwa KH Zaenal Mustafa
tidak akan terulang kembali.
11. Fungsi Pertama Seorang Penolong
Dengan kedudukan yang semakin melemah,
membuat Jepang berjanji kepada Indonesia untuk
memberikan kemerdekaan dengan membantu Jepang
melawan sekutu. Kemudian Jepang mengutus A Hamid
Ono untuk bertemu KH Hasyim Asy’ari untuk
menyampaikan bahwa Jepang membutuhkan bantuan
tantara dari rakyat Indonesia. Namun, KH Hasyim Asy’ari
dan Wahid Hasyim menolak dan berpendapat bahwa para
santri enggan berperang dengan Jepang dan akan
merepotkan pihak Jepang. Namun, A Hamid Ono
memberikan tawaran dan nasehat serta informasi kepada
KH Hasyim Asy’ari untuk mau mengikuti latihan militer,
sebab hal ini akan menguntungkan pihak Indonesia yang
akan segera merdeka. Wahid Hasyim berpendapat jika
101
Indonesia merdeka tentu akan membutuhkan tantara yang
memadai untuk bisa mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Hal ini pun disetujui oleh KH Hasyim Asy’ari
(pahlawan) namun beliau berpesan bahwa santri yang
mengikuti latihan militer tidak akan menjadi Heiho tetapi
membentuk barisan sendiri yaitu Hisbullah. Dari dialog
diatas mencerminkan fungsi dari seorang penolong. A
Hamid Ono sebagai penolong memberikan banyak
bantuan kepada Indonesia melalui KH Hasyim Asy’ari
dengan dengan berbagai informasi, nasehat dan kebebasan
bagi pahlawan serta ikut serta dalam persiapan
kemerdekaan Indonesia.
12. Reaksi Dari Pahlawan
KH Hasyim Asy’ari yang setuju atas tawaran yang
diberikan A Hamid Ono, memberikan amanat kepada
Wahid Hasyim untuk menyebarluaskan ke pesantren-
pesantren untuk mengirimkan beberapa santrinya untuk
bersedia melakukan latihan militer sebagai upaya dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dengan
kemerdekaan Indonesia yang semakin dekat tentu
dibutuhkan tentara-tentara yang memadai untuk
mempertahankan kemerdekaan dan menjaga kedaulatan
dalam negeri. Tentara-tentara tersebut nantinya tidak akan
bergabung dengan pasukan Heiho melainkan akan
membentuk pasukan sendiri yang diberi nama oleh KH
Hasyim Asy’ari dengan sebutan Hisbullah.
13. Tindak Balasan
102
Peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan
Nagasaki membuat Jepang harus mengakui kekalahan
dengan sekutu. Tepat pada 14 Agustus 1945 pemerintahan
Jepang d Indonesia mulai goyah. Hal tersebut
dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia untuk melakukan
balasan dan penyerangan ke markas besar Jepang. Seluruh
tentara Jepang yang berada di markas tersebut satu-
persatu berhasil di kalahkan. Para rakyat dan santri
berhasil menerobos gerbang depan dan langsung
menembaki para tentara Jepang dengan senapan yang
mereka telah pelajari dari latihan militer mereka. Tidak
hanya itu, rakyat yang menyerang juga turut
menyelamatkan beberawa tawanan yang di tahan Jepang
dan para wanita yang ditangkap. Hingga akhirnya
komandan Jepang mengakui kekalahan mereka dan
melakukan bunuh diri.
14. Kemenangan
Narasi fungsi Kemenangan ditandai dengan
berakhirnya masa penjajahan Jepang kepada Indonesia.
Indonesia akhirnya bebas dari genggaman Jepang dan
mendapatkan kemerdekannya. Dalam film Sang Kiai,
kemenangan di gambarkan dengan berhasilnya rakyat
Indonesia menyerang markas Jepang dan berhasil
mengalah kan para tentara disana. Pesan KH Hasyim
Asy’ari sang pahlawan mengatakan bahwa kita jangan
membiarkan lagi pemerintah kafir mengusasi kita kembali
motif agama adalah yang paling tepat digunakan pada saat
103
zaman ini, bahwasanya motif agama dan motif
nasionalisme yang berarti saat seseorang taat beragama
akan muncul rasa nasionalisme, nasionalisme adalah
bagian dari agama.
15. Kedatangan Tidak Dikenal
Berakhirnya penjajahan Jepang atas Indonesia
tidak membuat Indonesia bebas sepenuhnya. Indonesia
harus merasakan kembali penjajahan. Tentara sekutu yang
mencoba untuk menjajah kembali Indonesia akhirnya tiba
di pelabuhan. Mereka bersiap kembali untuk menjajah
Indonesia.
16. Solusi
Bung karno melalu utusannya menanyakan
bagaimana hukum dalam membela tanah air dan bukan
membela Islam. Sang pahlawan KH Hasyim Asy’ari
melakukan pertemuan dengan para Kyai Sepuh untuk
membahas hal tersebut, dan memberikan pernyataan
bahwa hukum dalam membela negara adalah wajib bagi
setiap rakyat yang beragama Islam dan berperang
melawan penjajah adalah Jihad Fisabilillah, dan jika ada
yang meninggal saat berperang ia akan mati Syahid. Dari
peryataan dari pahlawan menimbulkan semangat yang
tinggi bagi rakyat Indonesia terutama yang beragama
Islam. Mereka bersama-sama untuk membela tanah air
dan menjaga kedaulatan negara Indonesia.
Ending cerita berakhir dengan meninggalnya sang
pahlawan. KH Hasyim Asy’ari harus meninggal disaat
104
para pahlawan Indonesia membutuhkan nasehat dan
pernyataan beliau. KH Hasyim Asy’ari meninggal
disebabkan kelelahan yang sangat karena beliau sangat
menginginkan kemerdekaan Indonesia dan mencintai para
rakyat serta Santrinya.
Ke-31 fungsi yang dikemukakan oleh Vladimir
Propp adalah cerita yang sempurna, dimana setiap
karakter dan fungsi terdapat dalam cerita. Sering kali,
dalam cerita (narasi) tidak semua karakter dan fungsi ada.
Sebuah cerita mungkin hanya memuat beberapa bagian
saja dari karakter dan fungsi. Dalam analisis narasi,
peneliti tidak perlu membuktikan atau menemukan ke-31
fungsi yang dikemukakan Propp. Bisa jadi, hanya terdapat
beberapa fungsi saja.
Dalam film Sang Kiai, terdapat 16 fungsi pelaku
karakter kepemimpinan yang diawali dengan situasi awal
yang merupakan sebuah pengenalan pahlawan yaitu KH
Hasyim Asy’ari kepada penonton atau penikmat film.
Fungsi pelaku yang dialami tokoh-tokoh baik pahlawan,
puteri, penjahat, penolong, dan penderma ini diakhiri
dengan solusi yaitu KH Hasyim Asy’ari yang menyatakan
bahwa hukum membela tanah air dalam Islam adalah
Fardhu Ai’n dan merupakan Jihad Fisabilillah, sedangkan
jika orang tersebut mati dalam membela tanah air maka ia
akan mati syahid.
Dari fungsi-fungsi tersebut terbentuklah struktur
fungsi pelaku karakter kepemimpinan dalam film Sang
105
Kiai apabila disusun yaitu sebagai berikut : α, β, γ, δ, G,
η, M, θ, A, B, D, E, C, I, O, N.
B. Berbagai Karakter Oposisi
Karakter oposisi yang terdapat dalam film Sang Kiai.
Kepahlawanan Kejahatan
Pahlawan menjalankan
misi tertentu atau
menderita akibat tindakan
penjahat.
Dalam film Sang Kiai,
Pahlawan tersebut ialah KH.
Hasyim Asy’ari. Beliau
menjalankan misi untuk bisa
mensejahterakan dan
membebaskan rakyat
Indonesia dari jajahan
jepang dan belanda dengan
Berporos pada Agama Islam
dan Hadist.
Penjahat menghalangi
misi, pahlawan dan
menghukum pahlawan
Dalam film Sang Kiai,
penjahat tersebut adalah
jepang yang sedang
menjajah Indonesia pada
saat itu. Jepang
menghalangi KH. Hasyim
Asy’ari dengan menangkap
beliau dan menyiksa beliau
bahkan memaksa beliau
untuk mau menyembah
matahari seperti Jepang
(Sekire). Dikarenakan,
selain KH Hasyim Asy’ari
merupakan Ulama besar
Indonesia saat itu dan
merupakan pendiri dari
pesantren Tebuireng yang
memiliki banyak sekali
pengikut. Penangkapan dan
penyiksaan ulama termasuk
KH Hasyim Asy’ari
dimaksudkan agar rakyat
Indonesia semakin takut dan
tunduk kepada
pemerintahan Jepang.
106
Mengalami cobaan berat
KH. Hasyim Asy’ari harus
mengalami banyak sekali
cobaan yang bertubi-tubi
dan berat. Dimulai dengan
sangat memikirkan negeri
nya yang menjadi jajahan,
dituduh sebagai dalang di
balik kerusuhan cukir, di
paksa melakukan sekirei
oleh Jepang, menghadapi
kenyataan bahwa banyak
santrinya dan para Kiai yang
meninggal akibat ulah
penjajah Jepang, di siksa
oleh Jepang akibat tidak
patuh, menjadi ketua
organisasi Masyumi, dan
terakhir KH. Hasyim
Asy’ari harus rela melihat
santrinya berperang
melawan Jepang dan sekutu.
Membuat pahlawan
mengalami cobaan berat
Kedatangan Jepang yang
awalnya disambut baik oleh
masyarakat Indonesia
perlahan mulai menunjukan
sifat aslinya. Jepang banyak
memberikan cobaan berat
kepada KH Hasyim Asyari
dengan memfitnah beliau
sebagai dalang dibalik
kerusuhan pabrik cukir,
memaksa KH Hasyim
Asy’ari untuk bersedia
menandatangani perjanjian
yang berisikan beliau harus
melakukan sekirei dan patuh
kepada Jepang. Menyiksa
KH Hasyim Asy’ari,
Memindahkan KH Hasyim
Asy’ari dari Jombang ke
Mojokerto agar jauh dari
para santrinya, dan
memberikan kepercayaan
kepada KH Hasyim Asy’ari
untuk bersedia menjadi
ketua Masyumi lalu
menyuruh untuk
memberikan khutbah
propaganda dengan anjuran
memperbanyak hasil bumi.
Cinta
KH. Hasyim Asy’ari adalah
seorang ulama besar
Indonesia yang sangat
memperdulikan negara dan
rakyat Indonesia terutama
keluarga dan para santrinya.
Beliau merupakan ulama
Benci
Kebencian Jepang terlihat
dari cara Jepang
memerlakukann rakyat
Indonesia dengan kejam
yang membuat rakyat
Indonesia semakin tercekik
akan kemiskinan. Selain itu
107
yang sangat berpaku pada
Alquran dan Hadist dalam
setiap aktivitas dan
keseharian beliau. Bahkan
beliau rela untuk ikut Jepang
agar para santrinya tidak di
sakiti oleh jepang. Beliau
juga selalu mendoakan para
santrinya untuk senantiasa
diberi kesehatan dan
keselamatan. Dan terakhir
KH Hasyim Asyari
memberikan fatwa jihad
karena membela negara
senantiasa untuk para santri
dan rakyat Indonesia yang
meninggal di saat perang.
Jepang menculik para Kiai
Nusantara demi menakuti
para rakyat dan membuat
rakyat takut, bahkan sampai
tega memenggal KH. Zaenal
Mustafa dikarenakan beliau
yang protes akan sikap
Jepang dengan menyuruh
rakyat Indonesia untuk
memperbanyak hasil bumi.
Tidak hanya itu, Jepang juga
memaksa rakyat agar
melakukan Sekirei atau
menyembah matahari
sebagai upaya menghormati
mereka.
Individualis
Sebagai seorang pendiri
pondok pesantren Tebuireng
dan pendiri organisasi
Nahdathul Ulama, membuat
KH Hasyim Asy’ari mampu
memimpin para pengikutnya
dan teman-teman nya
melawan Jepang.
Kepemimpinan yang
bijaksana berlandas Alquran
dan Hadist serta kematangan
pemikiran beliau dalam
membuat keputusan mampu
membuat Jepang cukup
kesulitan. Yang
membedakan beliau dengan
pemimpin atau pahlawan
Indonesia lainnya adalah
ketaatan beliau dengan
agama Islam sehingga
semua keputusan beliau
Kolektivis
Penjajah Jepang dilatar
belakangi dengan keserahan
Jepang untuk menguasai
sumber daya alam
Indonesia. Salah satu cara
Jepang untuk menguasi
Indonesia adalah
menggunakan jalan agama.
Mereka (Jepang) menculik
satu-persatu para Kyai
Nusantara dengan maksud
untuk menakuti para rakyat
Indonesia dan menunjukan
kehebatan mereka.
108
sebisa mungkin sesuai
dengan Islam dan sesuai
dengan kepentingan rakyat
Indonesia.
Perjuangan keras
Perjuangan keras KH
Hasyim Asy’ari dalam
kemerdekaan Indonesia
ditandai dengan kehebatan
beliau membangun
pesantren Tebuireng dan
mendirikan organisasi
Nahdathul Ulama. Tidak
hanya itu, kesabaran beliau
ketika di tuduh sebagai
penyebab kerusuhan di
pabrik cukir, diperlakukan
kejam oleh Jepang, dan
dipaksa untuk melakukan
sekirei. Namun hal itu tidak
membuat semangat KH
Hasyim Asy’ari pudar.
Beliau menjadi bersedia
menjadi ketua Masyumi dan
organisasi Nahdhatul Ulama
untuk bisa mengalahkan
kekejaman Jepang.
Kemudian beliau juga
membentuk Laskar
Hizbullah. Berkat keputusan
dan kesabaran beliau,
Indonesia bisa bertahan
hingga akhirnya jepang
kalah oleh sekutu.
Kepemimpinan dan kerja
keras KH Hasyim Asy’ari
ditutup dengan keputusan
beliau mengerluarkan
pernyataan JIHAD
Kerajaan jahat
Kedatangan Jepang ke
Indonesia pada awalnya
disambut dengan antusiasme
dan sukacita oleh Rakyat
Indonesia, karena Jepang
lah yang berhasil membantu
Indonesia dalam belenggu
Belanda. Namun, kenyataan
berkata lain. Seiring
berjalannya waktu Jepang
mulai menunjukan sifat
aslinya, Jepang berusaha
mengusai Indonesia
terutama kekayaan sumber
alam Indonesia. Dengan
kekuatan dan persenjataan
modern yang dimiliki
Jepang mereka mampu
menjajah berbagai kota di
Indonesia dan membuat
rakyat sengsara. Kekejaman
pemerintahan Jepang
ditandai dengan banyak nya
Rakyat terbunuh, melakukan
kerja paksa, melakukan
penculikan terhadap para
Kyai dan tokoh penting
Indonesia, dan pemaksaan
untuk melakukan Sekirei
atau menghormati Tuhan
mereka.
109
Imajinasi, penemuan,
kreatifitas
Kekuatan terbesar KH
Hasyim Asy’ari terletak dari
kecerdasan beliau dalam
menyikapi setiap kejadian
yang beliau alami.
Keputusan-keputusan yang
beliau ambil tidak semata-
mata tanpa pertimbangan,
Namun KH Hasyim Asy’ari
adalah seorang pemuka
Agama yang berpikiran
maju dan terbuka,
menyelesaikan konflik
dengan pertimbangan yang
sangat matang,
menggunakan dasar alquran
dan hadist sebagai landasan
keputusan-keputusan yang
beliau ambil. Karena
ketaatan beliau dengan
Islam dan kecintaanya
dengan Indonesia. Maka KH
Hasyim Asy’ari mengambil
keputusan-keputusan yang
tidak akan berseberangan
dengan agama dan sebisa
mungkin mengutamakan
rakyat Indonesia.
Teknologi, kekuatan
Penjajahan Jepang kepada
rakyat Indonesia bukan
tanpa perlawanan. Namun,
senjata tradisional yang
dimiliki rakyat Indonesia
tidak mampu mengalahkan
senjata modern yang
dimiliki Jepang. Kekuatan
militer Jepang mampu
menginvasi dan mengusai
sumber daya alam Indonesia
dengan begitu mudah.
Memperoleh pertolongan
Ketika KH Hasyim Asy’ari
ditangkap oleh Jepang dan
dibawa ke markas Jepang
yang berada di Jombang
Jawa Timur. Santri
Tebuireng yang mengetahui
hal tersebut berbondong-
Menghambat penolong
Penangkapan KH Hasyim
Asy’ari yang dilakukan oleh
Jepang mendapat respon
yang serius dari para Santri
Tebuireng, Hal tersebut
membuat Jepang terdesak
dan membuat mereka
110
bondong mendatangi markas
Jepang untuk menuntut
kebebasan KH Hasyim
Asy’ari. Tak hanya
mendapat bantuan dari
santri-santri nya. KH
Hasyim Asy’ari juga
mendapat pertolongan dari
putra tertuanya yaitu Wahid
Hasyim Bersama para tokoh
agama yang menggunakan
jalan diplomasi. Kemudian
mereka mengadakan
pertemuan membahas
strategi untuk melawan
Jepang dengan berpura-pura
mendukung Jepang dan
memanfaatkan fasilitas dari
Jepang, serta membentuk
panitia pembelaan ulama
NU yang ditangkap Jepang.
Dengan bantuan dari A.
Hamid Ono, para petinggi
Jepang memutuskan untuk
melepas semua Kyai yang di
tawan. Hal tersebut
membuat Jepang akhirnya
memutuskan untuk
membebaskan para Kyai
yang di tawan termasuk KH
Hasyim Asy’ari.
akhirnya memutuskan untuk
memindahkan KH Hasyim
Asy’ari dari Jombang ke
Mojokerto, hal ini
dimaksudkan untuk
menjauh kan KH Hasyim
ASy’ari dari para Santrinya.
Tabel 5.1 Tabel Karakter Oposisi
Didalam narasi cerita terdapat karakter yakni
orang atau tokoh yang mempunyai sifat dan perilaku
tertentu. Karakter-karakter tersebut masing-masing
mempunyai fungsi dalam narasi sehingga narasi menjadi
menyatu. Narasi tidak hanya menggambarkan isi, tetapi di
111
dalamnya terdapat karakter-karakter. Dengan adanya
karakter akan memudahkan bagi pembuat cerita ataupun
film dalam mengungkapkan gagasannya. Karakter
tersebut bisa membuat sesuatu yang dekat atau jauh dari
kehidupan sehari-hari khalayaknya tetapi ia membantu
untuk menggambarkan dunia realitas. Analisi naratif
adalah mengenai narasi, baik itu narasi fiksi ( Novel,
puisi,cerita rakyat, dongeng, film, komuk, music, dan
sebagainya ) atau fakta seperti berita menggunakan analisi
naratif berarti menempatkan teks sebagai sebuah cerita.
Teks dilihat sebagai rangkaian peristiwa, logika, dan tata
urutan peristiwa, bagian dari peristiwa yang dipilih dan
dibuang.79
C. Berbagai Karakter Tokoh
1. The Hero atau Pahlawan (KH. Hasyim Asy’ari)
Menurut Propp, Pahlawan adalah seorang yang
dapat mengembalikan situasi yang kacau menjadi normal
kembali. Walau tidak semua pahlawan dalam narasi
digambarkan dengan tokoh yang gagah dan tampan.
Didalam film Sang Kiai seorang pahlawan di perankan
oleh KH Hasyim Asy’ari dan yang memerankan tokoh
KH Hasyim Asy’ari adalah Ikranagara. Sesuai dengan
pengertian pahlawan yang dikemukakan oleh Propp, KH
Hasyim Asy’ari dalam film Sang Kiai adalah seorang
pemuka agama dan pahlawan yang berusaha
79 Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-dasar dan penerapannya Dalam
Analisis Teks Berita Media. hal.9
112
mengembalikan situasi kacau yang di sebabkan oleh
Jepang. Setelah dibebaskan, KH Hasyim Asy’ari
memikirkan solusi bagaimana cara melawan Jepang pada
saat itu, dengan berbagai kebijakan dan keputusan beliau.
KH Hasyim Asy’ari memimpin para Kyai lain dan para
pengikutnya untuk melawan penjajahan tidak hanya
melalui perang, melainkan menggunakan jalur diplomasi
atau perundingan dengan tidak melanggar syariat Islam.
2. Villain atau Penjahat (Penjajah Jepang)
Sesuai yang dikemukakan oleh Propp, karakter
ini adalah orang atau sosok yang membentuk komplikasi
atau konfllik dalam narasi. Situasi yang normal berubah
menjadi tidak normal tidak normal yang berujung pada
terjadinya konflik dengan hadirnya penjahat. Dalam film
Sang Kiai, penjahat yang dimaksud bukan perorangan
melainkan sebuah kelompok atau pemerintahan yaitu
Jepang. Jepang yang sedang menjajah Indonesia
menyebabkan rakyat Indonesia mengalami kesengsaraan,
terancam, dan siksaan. Banyak dari rakyat Indonesia
mengalami kematian, kehilangan keluarga, kemiskinan
dan kehilangan tempat tinggal. Bahkan banyak dari rakyat
Indonesia yang harus mengalami kerja paksa tanpa upah
dari Jepang.
3. Princess atau Putri (Nyai Kapu atau Masruroh)
Umumnya seorang putri dalam suatu cerita
digambarkan sebagai orang yang mengalami perlakuan
buruk oleh penjahat. Namun putri juga bisa digambarkan
113
sebagai seorang wanita yang ada disamping pahlawan
misalnya istri pahlawan ataupun adik atau teman dekat
pahlawan. Sosok Nyai kapu atau Masruroh adalah sosok
Princess dalam film Sang Kiai. Beliau adalah istri dari
seorang pahlawan yaitu KH Hasyim Asy’ari, dalam film
Sang Kiai, Nyai Kapu berperan sangat penting dalam
perjalan hidup KH Hasyim Asy’ari, beliau adalah seorang
istri yang selalu menemai KH Hasyim Asy’ari dalam suka
maupun duka, beliau juga selalu menguatkan dan menjadi
pengingat bagi KH Hasyim Asy’ari.
4. Helper atau Penolong (Wahid Hasyim)
Karakter Helper adalah seseorang yang
membantu secara langsung pahlawan dalam mengalahkan
penjahat dan mengembalikan situasi menjadi normal.
Dalam film Sang Kiai, Seorang penolong adalah Wahid
Hasyim, beliau adalah putra pertama dari pahlawan KH
Hasyim Asy’ari. Melalu jalur diplomasi, Wahid Hasyim
berhasil membebaskan KH Hasyim Asy’ari dari tahanan
Jepang. Tidak hanya itu, Wahid Hasyim juga membantu
KH Hasyim Asy’ari dalam memikirkan dan menjalankan
strategi untuk mengalahkan Jepang.
5. The Donor atau Penderma (A. Hamid Ono)
Menurut Propp, Penderma adalah orang yang
memberikan sesuatu kepada pahlawan, baik berupa benda,
informasi ataupun nasihat. Penderma dalam film Sang
Kiai tidak memberikan bantuan secara langsung,
114
melainkan relasi dan informasi. Penderma dalam film
Sang Kiai adalah A. Hamid Ono, beliau adalah seorang
perwira Jepang muslim dan Intelejen yang bertugas untuk
memata-matai KH Hasyim Asy’ari. Namun seiring
berjalannya waktu, A Hamid Ono terkesan dengan
kepribadian Kh Hasyim Asy’ari. Karena kedekatan A.
Hamid Ono dengan para petinggi Jepang akhirnya Jepang
mendengarkan nasihat dan masukan A. Hamid Ono untuk
membebaskan KH Hasyim Asy’ari. Selain itu, peran A.
Hamid Ono sangat berpengaruhi dalam kemerdekaan
Indonesia karena banyak memberikan informasi dan
nasehat kepada pahlawan mengenai strategi dalam
melawan penjahat.
D. Karakter Kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari dalam film
Sang Kiai
Dalam pandangan Islam adanya sosok seorang
pemimpin merupakan hal yang sangat penting. Sebab, dengan
adanya seorang pemimpin tujuan hidup umat Islam menjadi
jelas terarah. Dalam penentuan seorang pemimpin umat Islam
sudah memiliki figur pemimpin yang sangat ideal dan patut
untuk di teladani yaitu Nabi Muhammad SAW.
Dalam seorang diri pemimpin diharuskan memiliki
dasar kepemimpinan. Kepemimpinan tersebut merupakan
sebuah karakter atau perilaku dari seorang pemimpin. Dalam
ajaran Islam berarti karakter kepemimpinan dapat merupakan
115
kegiatan menuntun, membimbing, memandu dan menunjukan
jalan yang diridhai Allah SWT.
Sebagai umat Islam sebagai pemimpin yang beriman
harus berusaha secara maksimal untuk meneladani karakter
kepemimpinan Rasullah SWT sebagai kongkretisasasi
kepemimpinan dan perwujudan kehendak Allah SWT.
Penggambaran karakter kepemimpinan Islam dalam
film Sang Kiai bisa dilihat dari tokoh KH Hasyim Asy’ari.
Seorang tokoh dan Kiai besar Indonesia pada zaman
penjajahan belanda hingga Jepang. Kepemimpinan KH
Hasyim Asy’ari tercermin dari sikap keseharian beliau dalam
memimpin pesantren Tebuireng dan melarang umat Islam
untuk meniru kebiasaan-kebiasaan orang-orang kolonial. Pada
awalnya kepemimpinan beliau hanya berdasarkan tujuan
keagamaan saja tanpa menyinggung unsur politik. Namun,
KH Hasyim Asy’ari memiliki ketegasan dalam menentukan
sikap politiknya. Selain dalam memimpin pesantren
Tebuireng, KH Hasyim Asy’ari juga dipercaya untuk
memimpin organisasi Masyumi dan shumubu. Atas dasar
aktivitas dan perjuangan KH Hasyim Asy’ari tersebut, para
kiai dan organisasi Nahdlatul Ulama memberikan gelar
kepada KH. Hasyim Asy’ari sebagai tuan guru besar, dalam
Bahasa arab Hadratussyaikh.
Sedangkan penggambaran karakter Nabi
Muhammad SAW didalam tokoh KH Hasyim Asy’ari dalam
film Sang Kiai dapat dijelaskan :
116
1. Shiddiq
Shiddiq merupakan salah satu sifat nabi yang berarti
jujur dalam perkataan dan perbuatan. Dengan sifat tersebut
Nabi Muhammad SAW menjadi seorang pemimpin
kepercayaan bagi orang-orang yang hidup di masanya.
Selain itu karakter keadilan kepemimpinan Nabi Muhammad
SAW juga sangatlah penting. Sebab, adil merupakan dasar
kemaslahatan seluruh umat manusia.
Dalam film Sang Kiai, tokoh KH Hasyim Asy’ari
digambarkan memiliki karakter seperti nabi Muhammad
SAW yaitu Shiddiq. Hal ini tercermin dalam beberapa
adegan yang terdapat dalam film tersebut. Contohnya pada
adegan awal yang memberikan penggambaran suasana
pesantren Tebuireng yang sedang membuka pendaftaran
santri baru, ketika terdapat orang tua santri yang miskin dan
tidak memiliki hal yang dapat membayarkan anaknya,
Hamid menolak santri tersebut dengan alasan . Tetapi KH
Hasyim Asy’ari yang mendengarkan percakapan tersebut
segera menegur Hamid dengan mengatakan bahwa Allah
adalah sebaik-baik pemberi rezeki. Kemudian KH Hasyim
Asy’ari dengan senang hati menerima anak dari orang tua
miskin tersebut. Dengan adegan tersebut membuktikan
bahwa KH Hasyim Asy’ari sebagai pemimpin memiliki
karakter adil kepada sesama, beliau tidak melihat
kesenjangan sosial selama santrinya memiliki niat untuk
belajar.
117
Kemudian pada menit 04.35 menampilkan karakter
KH Hasyim Asy’ari yang sedang menanyakan bagaimana
santrinya melakukan sholat berjamaah atau tidak. Ketika
kang Solichin menyebutkan bahwa KH Hasyim Asy’ari dan
Harun tidak mengikuti sholat berjamaah, namun harun
menyebutkan bahwa mereka sholat berjamaah bersama para
petani disawah. Dengan adegan tersebut membuktikan
bahwa sebagai guru dan pemimpin pesantren Tebuireng, KH
Hasyim Asy’ari menjadi sosok keteladanan bagi para
santrinya dan beliau juga merupakan sosok yang sesuai
antara perbuatan dan perkataan. Hal ini lah yang menjadikan
KH Hasyim Asy’ari memiliki karakter Shiddiq.
Kemudian adegan pada menit 22.00 yang
menggambar sosok KH Hasyim Asy’ari yang jujur pada saat
beliau ditanya oleh komandan Jepang yang menanyainya
perihal insiden di pabrik cukir dan menyuruh beliau untuk
menyembah matahari. KH Hasyim Asy’ari dengan tegas
menyanggah keterlibatannya dalam pabrik cukir dan
menolak secara tegas untuk menyembah matahari. Hal ini
menjadi cerminan karakter beliau yang sangat jujur dan
ketulusan beliau terhadap agama Islam meskipun akan
mendapat siksaan dari tentara Jepang.
Pada menit 58.54 berisikan adegan yang
menggambarkan keadaan polemik yang sedang dialami oleh
KH Hasyim Asy’ari. Perintah pemerintah Jepang kepada
Masyumi untuk rakyat agar memperbanyak hasil bumi.
Harun yang melihat Masyumi sudah berpihak pada Jepang
118
segera menanyai keraguan dirinya kepada KH Hasyim
Asy’ari, KH Hasyim Asyari segera menjawab dengan
mengatakan bahwa Masyumi tidak berpihak kepada Jepang,
tetapi hanya untuk mengolah tanah dan melipatkan hasil
bumi tidak memberikannya pada Jepang. Walaupun rakyat
tidak melihat demikian tetapi kejujuran KH Hasyim Asy’ari
memberikan kita penjelasan bahwa kejujuran merupakan
diatas segalanya walaupun orang lain tidak mempercayainya.
Kemudian pada menit 01.29.35 menggambarkan
kepedulian KH Hasyim Asy’ari terhadap para Syuhada yang
sedang berperang. Selain itu adegan ini menggambarkan
perasaan beliau yang adil dan jujur yang mengatakan bahwa
keinginan beliau untuk ikut berperang. Keadilan yang
diwakilkan dengan ikut berperang tanpa melihat umurnya
dan kejujuran serta ketulusan beliau untuk peduli terhadap
para syuhada yang berperang.
2. Amanah
Amanah merupakan karakter yang dimiliki Nabi
Muhammad SAW yang berarti dapat dipercaya dan
bertanggung jawab. Karakter ini harus dimiliki oleh
pemimpin Islam. Pemimpin yang amanah yakni pemimpin
yang benar-benar bertanggung jawab pada amanah, tugas
dan kepercayaan, selalu mengutamakan umat, berkorban
untuk umat.
Karakter Amanah dalam diri KH Hasyim Asy’ari
yang terdapat dalam film Sang Kiai terdapat pada beberapa
adegan dalam film diantaranya adalah :
119
Pada adegan menit 16.34 berisikan adegan
penyerangan yang dilakukan tentara Jepang untuk
menangkap KH Hasyim Asy’ari. Kemudian sebagai
pemimpin beliau memerintahkan kepada Wahid Hasyim
untuk memimpin pesantren Tebuireng menggantikan dirinya
selagi tidak ada.
Kemudian pada menit 51.18 menggambarkan
adegan dimana KH Hasyim Asy’ari menjadi wali untuk
pernikahan Harun dan Sari. Meskipun sebelumnya KH
Hasyim Asy’ari sempat mengalami kekerasaan dan siksaan
dari tentara Jepang. Namun, hal itu tidak mengurungan niat
beliau untuk menempati janji kepada Harun sebagai walinya.
Selanjutnya pada menit 49.55 KH Hasyim Asy’ari
ditunjuk sebagai pemimpin dan ketua dari organisasi
Masyumi. Sebagai pemimpin, KH Hasyim Asy’ari
mempunyai sifat amanah dalam menjalankan tugas tersebut.
Kemudian pada menit 01.01.20 berisikan adegan
dimana keadaan lumbung pesantren yang mulai menipis. Hal
ini diketahui oleh KH Hasyim Asy’ari berkat informasi yang
diberikan oleh Harun. Hal ini membuat KH Hasyim Asy’ari
cemas dan memikirkan keadaan masyarakat khususnya
pesantren yang sedang mengalami krisis pangan akibat
perlakuan Jepang.
Pada menit 01.14.24 KH Hasyim Asy’ari dipercayai
oleh Jepang untuk memimpin Masyumi sekaligus memimpin
organisasi Shumubu. Dengan sifat beliau sebagai pemimpin
yang amanah, KH Hasyim ASy’ari menerima posisi tersebut
120
dengan melihat bahwa adanya peluang untuk membantu
Indonesia merdeka.
Dan yang terakhir adegan pada menit 01.27.04
berisikan adegan dimana keadaan Indonesia yang sudah
merdeka. Namun, tentara sekutu yang datang kembali ke
Indonesia membuat Ir. Soekarno mengirimkan utusan untuk
menemui KH Hasyim Asy’ari dalam rangka menanyakan
pendapat beliau mengenai bagaimana hukum Islam dalam
membela tanah air. Dalam adegan ini jelas bagaimana KH
Hasyim Asy’ari sebagai orang terpercaya dan memiliki andil
yang sangat kuat dalam kemerdekaan Indonesia.
3. Tabligh
Sifat Rasul yang ketiga adalah Tabligh. Tabligh
yang memiliki arti menyampaikan. Nabi Muhammad SAW
tidak pernah menyembunyikan informasi benar apalagi
untuk kepentingan umat dan agama. Beliau tidak pernah
sekalipun menyimpan informasi berharga hanya untuk
dirinya sendiri.
Karakter Tabligh pada diri KH Hasyim Asy’ari yang
terdapat dalam film Sang Kiai diawali dalam adegan pada
menit 00.59 dimana KH Hasyim Asy’ari memberikan
nasehat kepada Hamid mengenai bagaimana Allah SWT
merupakan sebaik-baik maha pemberi rezeki. Selain itu pada
menit 02.00 KH Hasyim Asya’ari juga memberikan nasehat
kepada Harun bagaimana mereka tidak boleh membebani
para petani dan ikut dalam bersawah dan berdagang.
121
Kemudian pada menit 11.01 pada pertemuan dengan
keluarganya, KH Hasyim Asy’ari memberikan nasehat
bahwasanya dalam hidup ini terdapat hal-hal yang dapat
dikompromikan namun jika hal tersebut sudah menyangkut
soal akidah maka hal itu tidak bisa diganggu gugat.
Selanjutnya pada menit 53.50 berisikan adegan
ketika Hamzah mendatangi KH Hasyim Asy’ari untuk
menanyai pendapat dan nasehat beliau. KH Hasyim Asy’ari
memberikan nasehat kepada Hamzah bahwasanya setiap
manusia tidak semua memiliki hidayah maka bersyukurlah
ketika kita mendapat sebuah hidayah.
Pada adegan pada menit 59.22, Harun mendatangi
KH Hasyim Asy’ari untuk menanyai apakah Masyumi sudah
berpihak kepada Jepang atau tidak. KH Hasyim Asy’ari yang
mendengar hal tersebut segera membantah dan
menyampaikan informasi bahwa Masyumi sama sekali tidak
berpihak kepada Jepang. Masyumi hanya memberikan
nasehat untuk mengolah tanah dan melipatgandakan hasil
bumi. KH Hasyim memberikan informasi yang sejujurnya
kepada harun dan tidak ada yang disembunyikan.
Selanjutnya pada menit 01.27.29 berisikan adegan
pertemuan KH Hasyim Asy’ari dengan para Kiai besar.
Pertemuan tersebut membahas bagaimana hokum Islam
dalam membela tanah air. KH Hasyim Asy’ari memberikan
fatwa bahwa dalam Islam hokum membela tanah air adalah
Jihad Fisabilillah dan umat Islam yang mati dalam
peperangan tersebut adalah Syahid. Perkataan tersebut
122
membuat semangat juang masyarakat Indonesia dalam
membela tanah air.
4. Fathanah
Fathanah merupakan sifat Rasul yang keempat.
Yaitu akalnya yang Panjang dan cerdas sebagai seorang
pemimpin yang selalu berwibawa. Selain itu, menyelesaikan
masalah dengan tangkas dan bijaksana.
Dalam film Sang Kiai, penggambaran karakter
Fathanah dalam diri KH Hasyim Asy’ari terdapat dalam
berbagai adegan, antara lain :
Pada adegan awal menit 02.19 berisikan adegan
dimana harun yang penasaran mengapa KH Hasyim Asy’ri
sampai rela berkebun padahal dengan status sebagai
pemimpin pesantren Tebuireng jelas beliau dapat menyuruh
para santrinya untuk berkebun. Namun, KH Hasyim Asy’ari
menjawab dengan cerdas dan tersenyum bahwasanya dengan
membantu para petani di sawah kita dapat merasakan jerih
payah mereka. Dengan begitu, kita dapat menghargai nasi
yang dimakan.
Kemudian pada menit 10.42 berisikan adegan sikap
KH Hasyim Asy’ari dalam menyikapi perlakuan tentara
Jepang yang sedang menangkap para Kiai besar pesantren.
KH Hasyim Asy’ari menyikapi hal tersebut dengan tenang
dan bijak. Bahwasanya dalam hidup ini ada beberapa hal
yang bisa di bicarakan tetapi jika hal tersebut sudah
menyangkut akidah itu sudah tidak bisa ditolerir.
123
Kemudian pada menit 34.00 berisikan adegan ketika
KH Hasyim Asy’ari dipenjara, Wahid Hasyim pergi untuk
menemui KH Hasyim Asy’ari dengan memberikan
informasi-informasi penting. Salah satunya adalah berita
kematian Hamid yang diduga dikarenakan Hamid
merupakan santri Tebuireng. KH Hasyim Asy’ari yang
mendengar hal tersebut merasa sangat sedih dan memberikan
nasehat kepada Wahid Hasyim bahwa mereka harus
menggunakan strategi untuk bersikap halus kepada para
tentara Jepang.
Selanjutnya pada menit 55.20 menunjukan adegan
setelah pembentukan organisasi Masyumi yang dipimpin
oleh KH Hasyim Asy’ari telah selesai dibentuk. Jepang
memberikan tugas kepada Masyumi untuk memerintahkan
rakyat Indonesia melipatgandakan hasil bumi. Situasi ini
membuat Wahid Hasyim merasa bingung bahwa mereka
tidak tahu untuk apa hal tersebut digunakan. KH Hasyim
Asy’ari dengan bijak memberikan pernyataan bahwa mereka
akan mengikuti apa perintah Jepang. Akan tetapi mereka
akan menolak jika hal tersebut terjadi penyelewengan.
Pada menit 01.13.56 terdapat adegan penggabungan
antara organisasi Masyumi dengan Shumubu dibawah satu
pemimpin yaitu KH Hasyim Asy’ari yang dilakukan oleh
Jepang. KH Hasyim Asy’ari merespon positif dengan hal
tersebut dan beranggapan bahwa hal ini merupakan sebuah
kesempatan bagi mereka untuk bisa memperjuangankan
Indonesia dari dalam. Dengan bergabung dengan Shumubu,
124
KH Hasyim Asy’ari yakin akan bisa membuat kebijakan-
kebijakan yang tidak akan merugikan masyarakat.
Kemudian pada menit 01.18.37 terjadi pertemuan
antara KH Hasyim Asy’ari, A Hamid Ono dan Wahid
Hasyim untuk membahas tentang langkah Jepang untuk
mengumpulkan pemuda-pemuda Indonesia agar bergabung
dengan Heiho. Namun KH Hasyim Asy’ari beranggapan
bahwa pemuda-pemuda Indonesia tidak akan tertarik
berperang di negeri orang, namun, akan berperang mati-
matian ketika membela tanah air. Kemudian A Hamid Ono
menyarankan kepada KH Hasyim Asy’ari dan Wahid
Hasyim bahwa jika mereka mengikuti pelatihan militer, ini
akan menjadi kesempatan bagi Indonesia jikalau nanti
mereka akan merdeka. Wahid Hasyim yang mendengarhal
tersebut berdiskusi dengan ayahnya KH Hasyim Asy’ari
dengan mengatakan jika nanti Indonesia merdeka tentu akan
membutuhkan tentara yang memadai untuk mempertahankan
kemerdekaan. KH Hasyim Asy’ari yang melihat ini adalah
kesempatan bagi mereka segera menyetujui putusan tersebut
dengan mengatakan bahwa hanya sebatas mempertahankan
tanah air tidak masuk Heiho melainkan membentuk barisan
sendri yang disebut Hisbullah.
Dan yang terakhir sifat fathonah dalam diri KH
Hasyim Asy’ari dapat dilihat pada menit 01.27.30. Dalam
adegan tersebut berisikan pertemuan antara KH Hasyim
Asy’ari dengan para Kiai sepuh untuk membahas hokum
Islam dalam membela tanah air. KH Hasyim Asy’ari
125
menjelaskan dengan jelas bahwa zaman ini motif agama dan
motif nasionalisme adalah satu kesatuan yang utuh. Maka
dari itu dalam Islam, hokum membela tanah air disebut
berjihad di jalan Allah SWT dan setiap orang yang wafat
akan disebut Syahid.
Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan
pemimpin yang harus menjalankan rangkaian kegiatan atau
proses mengajak orang lain di sekitar untuk menjadi manusia
beriman. Untuk menjadi pemimpin yang memiliki karakter
kepemimpinan Islam tidaklah mudah, pemimpin tersebut
harus memiliki nilai-nilai kebenaran, bertanggung jawab,
mempunyai loyalitas tinggi, cerdas dalam melihat peluang
dan dapat menjafa amanah dengan baik.
Karakterisktik kepemimpinan seperti yang
diidealkan tersebut, hanya terdapat dalam diri Nabi
Muhammad SAW, sebab kepemimpinan yang beliau ajarkan
berjalan diatas landasan spiritual yang paling tinggi dengan
Allah langsung sebagai pembimbingnya. Dalam hal ini
bahwa ketaatan kepada Nabi Muhammad SAW merupakan
ketaatan kepada Allah SWT. Karena pada dasarnya
kepemimpinan beliau adalah mengajak beriman kepada
Allah SWT.
Dalam film Sang Kiai, karakter kepemimpinan
Islam bisa dilihat dalam diri tokoh utama yaitu KH Hasyim
Asy’ari. Beliau mencerminkan karakter tersebut dalam
kegiatan sehari-hari terlebih pada saat peristiwa penjajahan
yang dilakukan Jepang terhadap Indonesia. KH Hasyim
126
Asy’ari memperlihatkan bagaimana karakter kepemimpinan
beliau didalam setiap tindakan dan keputusan yang diambil
atas landasan agama Islam. Meskipun tidak sempurna seperti
kepemimpinan nabi Muhammad SAW, namun
kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari sudah mewakili
bagaimana karakter kepemimpinan Islam. Maka selayaknya
patut dicontoh bukan hanya untuk para pemimpin yang
berada dalam lingkungan organisasi yang besar, melainkan
bagi setiap diri manusia sebagai pemimpin diri mereka
sendiri.
E. Tabel Temuan
No. Temuan Keterangan Level
Dakwah
Level Ilmu
Komunikasi
1 16 Narasi
Fungsi
dalam film
Sang Kiai
Menjelaskan
tentang
Fungsi
Karakter
dalam Film
Sang Kiai
yang
menggambark
an tentang
Kepemimpina
n Islam
Dakwah
Profesional
Ilmu
Komunikasi
Massa dalam
Film
2 7 Pasang
Karakter
Oposisi
dalam Film
Sang Kiai
Menjelaskan
7 pasang
karakter Baik
Buruk atau
Pahlawan
Dakwah
Profesional
Ilmu
Komunikasi
Massa dalam
Film
127
dengan
Penjahat yang
berlawanan di
Film Sang
Kiai
3 5 Karakter
Tokoh
dalam Film
Perburuan
Menjelaskan
tentang Jenis
Karakter yang
terdapar
dalam Film
Sang Kiai
Dakwah
Profesional
Ilmu
Komunikasi
Massa dalam
Film
4 Karakter
Kepemimp
inan KH.
Hasyim
Asy’ari
dalam Film
Sang Kiai
Menjelaskan
Bagaimana
Karakter
Kepemimpina
n Islam yang
dimiliki KH
Hasyim
Asy’ari dalam
Film Sang
Kiai.
Dakwah
Profesional
Ilmu
Komunikasi
Massa dalam
Film
Tabel 5.2 Temuan Penelitian
128
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang terdapat
pada bab sebelumnya, peneliti mengacu pada fokus
permasalahan yang ada dengan melihat pada pendekatan teori
dan implementasinya pada objek penelitian, maka peneliti
menyimpulkan terdapat 16 adegan yang mengandung fungsi
narasi karakter kepemimpinan Islam, terdapat 7 pasang
karakter oposisi, ada 5 karakter tokoh dan penjelasan tentang
karakter kepemimpinan Islam yang mengacu pada sifat dan
karakter nabi Muhammad SAW yang dibingkai dalam
karakter KH Hasyim Asy’ari dalam film Sang Kiai.
Penulis menyimpulkan bahwa dalam film Sang Kiai
ini mengandung makna kepemimpinan dalam Islam tentang
bagaimana perjuangan dan kepemimpinan tokoh KH Hasyim
Asy’ari sebagai pemimpin pesantren Tebuireng, sekaligus
menjadi pemimpin dalam organisasi Masyumi dan pendiri
organisasi Nahdhatul Ulama. Film ini memberikan sebuah
pelajaran tentang menjadi sosok pemimpin, karena pada
dasarnya seseorang yang menjadi pemimpin adalah orang
yang mempunyai sebuah kelebihan dari orang-orang yang
lain, seperti terkuat, terpandai, dan yang paling
berpengalamannya. Tidak hanya itu, untuk menjadi seorang
pemimpin yang baik dalam agama Islam, seorang pemmpin
diharapkan memiliki sifat dan karakteristik yang dijiwai nilai-
nilai yang diajarkan Rasullah SAW. Dalam setiap tindakan
129
kepemimpinan yang dijalankan seharusnya mengedepankan
prinsip Shiddiq, Amanah, Tabligh, dan Fathanah.
Dalam proses kepemimpinan tentu rakyat memiliki
hak dan pemimpin memiliki tanggung jawab. Begitupun
sebaliknya. Antara kedua keduanya harus ada keseimbangan
dan kesetaraan, tidak boleh adanya saling mendominasi. Film
ini memberikan contoh bagaimana karakter kepemimpinan
Islam yang dijaarkan Rasullah SAW diimplementasikan
dalam kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari. Film Sang Kiai ini
juga memiliki nilai-nilai perjuangan dari para pendiri bangsa.
Film ini jiga memberikan nilai yang menunjukan perjuangan
kaum agamis yang diwakilkan KH Hasyim Asy’ari dalam
masa penjajahan Jepang.
B. Saran
Setelah melakukan penelitian pada film Sang Kiai
tentang Karakter Kepemimpinan Islam, maka penulis
memiliki beberapa saran dan masukan :
1. Untuk Film Sang Kiai
Dalam membuat produksi film Sang Kiai yang bisa
diterima oleh masyarakat umum tentu tidaklah mudah, akan
tetapi film ini mampu menyampaikan pesan perjuangan dan
karakter kepemimpinan KH Hasyim Asy’ari dengan cukup
baik dan dapat dijadikan contoh bagaimana menjadi sosok
pemimpin sesuai ajaran Islam melalui film. Dalam film Sang
Kiai banyak mengandung pesan-pesan perjuangan dan pesan-
pesan karakter kepemimpinan yang bisa diambil hikmahnya.
Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam pembuat film,
130
terutama terdapat pada unsur-unsurnya. Terkait hal tersebut,
saran peneliti adalah untuk memperhatikan unsur-unsur
tersebut agar lebih menarik agar pesan yang disampaikan
dalam film lebih diterima masyarakat luas. Dan peneliti
berharap pembuatan film dibingkai dengan perkembangan
zaman dan lebih menekankan pada sosok dan sifat yang ingin
disampaikan.
2. Untuk penonton dan masyarakat umum
Masyarakat diharapkan mampu dan bisa untuk
memahami pesan-pesan yang disampaikan dalam sebuah
film. Masyarakat juga diharapkan dengan adanya film Sang
Kiai ini mampu melihat dan memaknai pesan bagaimana
menjadi seorang pemimpin dalam Islam baik bagi diri sendiri
maupun pemimpin dalam organisasi. Peneliti juga
menekankan kepada masyarakat diharapkan dapat lebih
cerdas menilai bagaimana film yang layak ditonton atau tidak,
karena baik atau tidaknya sebuah film tidak diukur dari siapa
pemerannya melainkan mencakup semua aspek yang
berpengaruh dalam film.
3. Universitas
Universitas diharapkan memiliki sarana dan
prasarana yang memadai untuk mendukung adanya
perkuliahan terutama dibidang broadcasting dan perfilman.
Universitas juga diharapkan memberikan dosen broadcasting
dan berfilman, agar mahasiswa dapat mempraktekan teori-
teori yang sudah didapatkan serta terjun dalam dunia
broadcasting dan perfilman.
131
Dan kepada Universitas terutama jepada jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, agar penelitian mengenai
film menjadi sesuatu yang lebih dipertimbangkan lagi.
Mengingat film merupakan sesuatu yang mudah dikonsumsi
oleh masyarakat luas dari berbagai tingkat usia. Karena
proses pembuatan film tidaklah mudah, maka diperlukan
adanya pengalawan ketat terhadat film-film yang dibuat
melalui adanya sebuah penelitian.
132
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdul Halim Mahmud, Ali. (2004). Akhlak
Mulia,.Jakarta : Gema Insani Press, Cet.1.
Achmad Muhibbin Zuhri.(2010), Pemikiran KH. M
Hasyim Asy’ari Tentang Ahlu Sunnah Wa Al-
Jama’ah, Surabaya
Alison, Paul Hunter, dan Kelly. (2006). The Norton
Introduction to Literature, London: W.W. Norton
& Company.
Arifin, Zaenal. (2012). Penelitian Pendidikan Metode dan
Paradigma Baru, Bandung: Rosdakarya.
Bungin, Burhan, (2006), Sosiologi Komunikasi Teori,
Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi
di Masyarakat, Kencana: Jakarta
Braston, Gill and Roy Stafford. (2003). The Media
Student’s Book. London and New York:
Routledge.
Dhofie, Zamakhsari. (1994). Tradisi Pesantren. Jakarta:
LP3S.
El Gyanie, Gugun. (2010). Jihad Paling Syar’i.
Yogyakarta: Pustaka Pesantren.
Eriyanto. (2013). Analisis Naratif: Dasar-dasar dan
penerapannya dalam Analis Teks Berita Media.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Eriyanto. (2011). Analisis Isi: Pengatar Metologi untuk
Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
133
Faisal Bakti, Andi. (2004). Communication and Family
Planning in Islam in Indonesia: South Sulawesi
Muslim Perceptions of Global Development
Program. Jakarta: INIS.
Gunawan, Imam. (2013). Metode Penelitian Kualitatif:
Teori dan Praktek. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hakim, Abdul. (2007). Kepemimpinan Islami.
Semarang:Unissula Press, cetakan 1.
Herdiyansyah, Haris. (2010). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Cet ke-3. Jakarta: Salemba Humanika.
Keraf, Gorys. (2007). Argumentasi dan Narasi. Jakarta:
PT. Gramedia.
Khuluq, Lathiful. (2000). Fajar Kebangunan Ulama.
Yogyakarta: Lkis,
Moeleong, J, Lexy. (2002). Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mufid, Moh. (2004). Politik dalam perspektif Islam.
Jakarta: UIN Jakarta Press, Cetakan-1.
Muhtadi, Asep. (1999). Jurnalistik Pendekatan Teori dan
Praktek. Jakarta: PT. Lagos Wacana Ilmu.
Nawawi, Hadari. (1993). Kepemimpinan Menurut Islam.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Onong Uchaha Efendy. (2007). Ilmu Teori, dan filsafat
komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Pranajaya. (1992). Film dan Masyarakat: Sebuah
Pengantar, Jakarta: Yayasan Pusat Perfilman H.
Usmar Ismail.
134
Prakoso, Gatot. (1997). Film Pinggiran-Antologi Film
Pendek, Eksperimental & Documenter. Jakarta:
Fatwa Press.
Pratista, Himawan. (2008). Memahami Film, Yogyakarta:
Homerian Pustaka.
Rivai, Veithzal. (2006). Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Khomsahrial Romli. (2017). Komunikasi Massa. Jakarta:
Gramedia Widiasarana.
Ramayulis. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta :
Kalam Mulia Group. Cet1.
Rivai, Veithzal. (2004). Kiat Memimpin dalam Abad ke
21. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Shri Ahimsa-Putra, Heddy. (2001). Strukturalisme Levi-
Strauss: Mitos dan Karya Sastra,Yogyakarta:
galang Press.
Sobur, Alex. (2001). Analisis Teks Media- Suatu
Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotic, dan Analisis Framing. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sobur, Alex. (2014). Komunikasi Naratif: Paradigma,
Analisis, dan Aplikasi. Bandung: PT Remaja
Roesdakarya.
Suryapati, Akhlis. (2010). Hari Film Nasional Tinjauan
dan Restropeksi, Jakarta: Panitia hari Film
Nasional ke-60 Direktorat Perfilman.
Stokes, Jane. (2007). How to media and cultural studies :
panduan untuk melaksanakan penelitian dalam
135
kegiatan media dan budaya. Yogyakarta: Bentang
Pustaka.
Thwaites, Tony, dkk, (2009). Introducting Cultural and
Media Studies. Yogyakarta: Jalasutra.
Uchaha Efendy, Onong. (2007). Ilmu Teori, dan filsafat
komunikasi, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Wahid, Kh.Salahuddin. Misrawo, Zuhaeri. (2010).
Hadratussyaikh Hasyim Asyari: Moderasi,
keumatan, dan kebangsaan. Jakarta: Kompas.
XIV.
Wirawan, (2013). Kepemimpinan: Teori, Psikologi,
Perilaku Organisasi, Aplikasi dan Penelitian,
Depok:Raja Grafindo.
B. Skripsi
Badruzzaman, Muhammad.2017. Skripsi: Analisis Narasi
Fungsi karakter makna perjuangan dalam film
Surat dari Praha”. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif HIdayatullah.
Khanif Syaifudin, Akhmad.2019. Skripsi: “Analisis isi
jihad dalam film Sang Kyai”. Semarang:
Universitas Islam Negeri Walisongo.
Afriani, Fazriah. 2017. Skripsi:” Analisis Karakter
Kepemimpinan Rizieq Syihab pada Laporan
Utama Majalah Tempo edisi 2-8 Januari 2017 dan
23-29 Januari 2017”. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
C. Jurnal
Sakdiah. 2016. Jurnal: “ Karakterisktik Kepemimpinan
dalam Islam (kajian historis fisolosi)”, Jurnal Al-
Bayam Vol. 22 No. 33.
136
D. Website
Antara News, Prestasi film "Sang Kiai" diteruskan ke
Academy Awards 2014,
https://www.antaranews.com/berita/408510/presta
si-film-sang-kiai-diteruskan-ke-academy-awards-
2014 Diakses pada 7 Maret 2020, pukul 16.01
WIB
Berita Satu, Film "Sang Kiai" Diharap Tumbuhkan
Nasionalisme Generasi Muda.
https://www.beritasatu.com/beritasatu/hiburan/115
267/film-sang-kiai-diharap-tumbuhkan-
nasionalisme-generasi-muda Diakses pada tanggal
26 November 2020 pukul 19.03
Film Indonesia, Sang Kiai Award,
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s008-13-
020007_sang-kiai/credit#.XmNfYhNR3Dc
Diakses Pada 7 Maret 2020, pukul 15.47 WIB
Film Indonesia, Sang Kiai,
http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s008-13-
020007_sang-kiai/award Diakses pada tanggal 25
November 2020 pukul 22.59 WIB
Kapanlagi.com, Profil Rako Prijanto,
https://www.kapanlagi.com/rako-prijanto/profil/
Diakses pada tanggal 4 Desember 2020 pukul
16.30 WIB
KBBI, Film, https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/film
diakses pada 5 November 2020 pukul 21.55
Kompas.com, Rako Prijanto tertantang “Sang Kiai”.
https://bola.kompas.com/read/2012/12/16/1825258
1/Rako.Prijanto.Tertantang.Sang.Kyai. Diakses
pada tanggal 4 Desember 2020 pukul 17.00 WIB
137
TMDB, Anggoro Saronto,
https://www.themoviedb.org/person/1310774-
anggoro Diakses pada tanggal 4 Desember 2020
pukul 18.15 WIB
Viva.com, Agus Kuncoro,
https://www.viva.co.id/siapa/read/611-agus-
kuncoro Diakses pada tanggal 27 November 2020
pada pukul 10.06 WIB
Wikipedia, Adipati Dolken,
https://id.wikipedia.org/wiki/Adipati_Dolken
Diakses pada tanggal 26 November 2020 pada
pukul 21.12 WIB
Wikipedia, Christine
Hakimhttps://id.wikipedia.org/wiki/Christine_Hak
im Diakses pada tanggal 26 November 2020 pada
pukul 20.38 WIB
Wikipeddia, Ikranagara,
https://id.wikipedia.org/wiki/Ikranagara Diakses
pada tanggal 26 November 2020 Pukul 20.02
Wikipedia, Meriza Febriani,
https://id.wikipedia.org/wiki/Meriza_Febriani
Diakses pada tanggal 3 Desember 2020 pukul
19.00
Wikipedia, Rako Prijanto,
https://id.wikipedia.org/wiki/Rako_Prijanto
Diakses pada tanggal 4 Desember 2020 pukul
14.00 WIB
Wikipedia, Sang Kiai,
https://id.wikipedia.org/wiki/Sang_Kiai Diakses
pada 7 Maret 2020, pukul 15.24 WIB
LAMPIRAN
139
Lampiran 1
140
Lampiran 2
141
Lampiran 3
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama : Sunil Samtani
Jabatan : Executive Producer Rapi Film
Hari/Tangggal : 05 November 2020
Waktu : Pukul 11.34 WIB
Tempat : Via telfon Whatsapp
1. Apa ide terbesar yang melatar belakangi Rapi Film menghadirkan
film Sang Kiai pada saat itu ?
Jawaban :
Yah untuk ide terbesar dalam pembuatan saat itu sih ada di rako ya,
saat itu saya dibawa oleh rako dalam project ini untuk sama sama
garap project ni. jadi pada saat itu kita sama sama buat ini film ide
awal itu ada di rako kemudian kita kembangkan sama sama. Karena
beliau merupakan tokoh NU dan memiliki massa yang sangat
banyak maka kami berpikir bahwa tidak ada salahnya untuk
mengangkat film ini. Dan kami ingin mengungkap bagaimana
sebutan sang kiai ini, bagaimana peran sang kiai dalam
kemerdekaan.
2. Pada saat pembuatan film sang kiai itu sendiri, rapi film merangkai
film ini menggunakan tema apa ?
Jawaban
Ya tema kita pada saat itu sih lebih pada menceritakan seorang
tokoh nasional yang berperan sangat penting di Indonesia. Dari
tema sendiri itu rako yang buat, dia menyebut bahwa kita hanya
142
perlu membuat sebuah film sang kiai ini dari KH. Hasyim Asyari
dewasa saja, terlebih pada masa peran penting beliau dan tahun
penting beliau saja.
3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk praproduksi produksi
dan pasca produksi dalam pembuatan film sang kiai ?
Jawaban
Sangat lama ya, saya ingat betul bahwa pembuatan film ini sangat
memakan waktu yang lama, sekitar 1 tahun lebih total dalam
pembuatan film ini, ya praproduksi sangat Panjang dimana kita
banyak melakukan riset buku, riset tempat, riset melalui tokoh
tokoh agama, banyak meeting dengan mereka, banyak bertanya
dengan para pemuka agama bagaimana sosok KH. Hasyim Asyari
tersebut. Dan memang research tempat sih yang memakan waktu
banyak karena kita ga bisa sembarangan dalam memilih tempat dan
harus cocok pada jaman 1945. Yang repot adalah ketika ada tempat
yang ada tiang listrik sih, itu yang membuat kita beberapa scene
menggunakan teknologi CGI untuk menambah realistic waktu dan
tempat pada saat itu
4. Siapa saja yang menjadi target segmentasi penonton film sang kiai
?
Jawaban
Untuk segmentasi penonton tidak ada ya, karena memang pada
dasarnya kami membuat film ini untuk segala umur dari yang tua
muda dan anak anak, karena kami tidak ada Batasan maka kami
menyelipkan scene scene seperti romance, action, drama dan lain
lain sebagai daya Tarik utama disamping tema utama yang
disebutkan tadi
143
5. Bagaimana rapi film membingkai film sang kiai ini menjadi sebuah
film yang dapat digemari oleh khalayak luas ?
Jawaban
Yah seperti yang saya sudah sebutkan tadi bahwa kami
membingkai film sang kiai ini dengan sangat hati hati, disamping
kami ingin membingkai film ini dengan unsur sejarah, kami juga
membingkai nya dengan segi komersil seperti ada genre action,
romance, drama comedy dll agar mudah di terima dan disukai oleh
masyarakat
6. Alasan mengangkat KH. Hasyim Asyari sebagai tokoh utama
dalam film sang kiai dibanding dengan tokoh agamis lainnya
Jawaban
Kenapa kami mengangkat beliau dalam film yaitu karena kami
menyadari bahwa beliau patut untuk di kenal lebih jauh di masa ini,
karena kita tau bahwa beliau merupakan tokoh agamis yang sangat
berpengaruh pada kemerdekaan Indonesia, dan tokoh yang sangat
di hormati oleh kaum ulama dan tokoh nasional terlebih beliau
merupakan pendiri pertama NU dan memiliki massa yang sangat
banyak di Indonesia in
7. Bagaimana rapi film dalam menentukan actor dan aktris yang
cocok untuk setiap peran di film sang kiai ? terlebih dalam
menentukan actor yang pas untuk berperan sebagai KH. Hasyim
Asyari dalam film sang kiai.
Jawaban
Dalam penentuan pemain kami tentu melakukan casting terlebih
dahulu ya, dan kami memang pada awalnya sudah menargetkan
beberapa pemain yang terkenal seperti adipate dolken, agus
144
koncoro dan ikranagara dan pemain lainnya, tapi itu pun kami juga
melalukan casting terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa pas
karakter film dengan mereka.
8. Apakah ada tahapan khusus dalam pemilihannya ?
Jawaban
Tidak ada ya, tidak ada tahapan khusus dalam pemilihan pemain,
kami menggunakan casting dan melihat video video para pemain
yang kami casting dan tentu sutrada juga datang pada saat casting.
9. Apakaha da kendalan dalam pemilihannya ?
jawaban
Tidak ada juga, karena memang pada dasarnya kami dan sutradara
khusunya sudah memilih dan menargetkan pemain pemain yang
terlibat.
10. Apakah secara garis besar ada Hambatan dalam pembuatan film ?
Jawaban
Untuk hambatan tidak ada ya, semua lancar. Karena rako sebagai
sutrada sangat hebat dalam pembuatan film ini, ya cuman hanya
saja waktu yang sangat Panjang di praproduksi karena memang
kami ingin membuat sebuah film yang tidak hanya bagus tapi juga
sebisa mungkin membuat flm berdasarkan fakta dan real sesuai apa
adanya. Karena pada dasarnya ini merupakan sebuah film sejarah
Indonesia, sejarah kemerdekaan, jadi kami tidak ingin menghapus
apa yang memang terjadi pada saat itu.
11. Bagaimana tanggapan rapi film dan bapak pribadi setelah film ini
dibuat ?
Jawaban
145
Saya pribadi sangat puas dan bangga ya, karena sudah terlibat
dalam project ini, dan saya sangat salut pada rako yang mampu
membuat film ini sangat hebat , bahkan setelah kami membuat film
ini dan kami berikan kepada para tokoh agamis dan para ulama
mereka langsung suka dan merasa terharu setelah melihat film ini
12. Pada saat itu bagaimana cara rapi film dalam mempromosilam film
sang kiai ini kepada para masyarakat khususnya para penikmat film
?
Jawaban
Untuk strategi dalam mempromosikan film ini tidak ad acara
khusus ya, kami mempromosikannya melalui roadshow roadshow
ke beberapa kota besar, kemudia kami juga menyebar para pemain
ke roadshow yang kami adakan, kemudia kami juga promosi
menggunakan media cetak seperti majalah, bilbord, poster ya.
Karena pada saat itu kan internet juga tidak se hebat sekarang dan
social media juga belum banyak penikmatnya, jadi kami pada saat
itu memang gencar di media cetak.
13. Ketika pada saat event nobar, bagaimana tanggapan penonton ?
Jawaban
Mereka sangat suka dengan filmnya, mereka terharu melihat film
nya, karena pada dasarnya kan ini bukan film biografi ya tapi film
tentang sebuah massa bagaimana seorang tokoh sang kiai ini sangat
berpengaruh di kemerdekaan Indonesia. Dan penonton jga
menyukai beberapa genre yang ada di film itu sepeti percintaan,
drama dll, semua menikmati itu.
14. Apakah dari pihak rapi film dan pak sunil sendiri sangat puas
dengan film sang kiai ?
146
Sangat puass
15. Apa pesan moral dan pesan teladan dari pihak rapi film bagi kaum
milenial dalam pembuatan film ini
Jawaban
Ya untuk pesan dari kami yaitu mengajak para penonton untuk
bisa lebih mengenal sosok KH Hasyim asyari sebagai seorang
tokoh agamis dan pahlawan nasional yang berkorban demi
kemerdekaan indonesia.
Dan mengajak penonton untuk senantiasa selalu cinta tanah air
indosia sebagaimana para pendahulunya.
16. Apakah suatu saat ada kemungkinan rapi film akan membuat film
serupa dengan sang kiai ?
Jawaban
Yah tentu ada, jikalau ceritanya pas dan bagus, kami tidak menutup
kemungkinan untuk membuat film hal serupa.
147
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama : Rako Prijanto
Jabatan : Sutradara Film Sang Kiai
Hari/Tangggal :
Waktu :
Tempat : Via Chatting Whatsapp
1. Apa yang melatar belakangi Pak Rako dalam menyutradarai film
Sang Kiai ?
Jawaban : Latar belakang saya karena ingin memberikan gambaran
utuh perjuangan bangsa dari prespektif manapun
2. Bagaimana awal mula Pak Rako terjun di dunia sutradara dan
perfilman
Jawaban : berawal dr cinta Film, kemudian menjd freelancer
Photografer, asisten sutradara dan sutradara
3. Apa tema yang diusung dalam film Sang Kiai ?
Jawaban : Temanya Pengorbanan dalam perjuangan
4. Alasan dalam mengangkat tema tersebut ?
Jawaban: Dalam setiap perjuangan pastinya ada pengorbanan ..
pengorbanan dari banyak sudut
148
5. Apakah bisa di jelaskan pak, bagaimana alur dan plot film Sang
Kiai ?
Jawaban: Kayaknya mas nonton aja terus bisa menjelaskan plot dan
alurnya
6. Mengapa mengambil ide menggunakan judul film Sang Kiai ?
Jawaban : Karena karakter utama dan pergerakan cerita berporos
pada karakter Kiai Hasyim Asy’ari .. dan ini juga kemudian menjd
unik karena selama ini belum pernah ada film perjuangan diambil
dr sudut pandang Pemuka Agama ..
7. Apakah bapak bisa menjelaskan bagaimana penggambaran karakter
kh.hasyim asyari dalam film Sang Kiai ?
Jawaban : Beliau sangat Tawadu .. bijaksana tapi kalau
menyangkut masalah akidah beliau sangat ketat .. bijaksana dan
segala sesuatu dipertimbangkan dr sisi agama Islam terutama
Hadist
8. Bagaimana penggambaran fungsi dari karakter dalam film Sang
Kiai
Jawaban: Cerita bergulir berdasarkan perjalanan hidup, cara
berpikir dan tindakan/ keputusan yg diambil oleh karakter
berdasarkan situasi dan kondisi saat itu..
9. Apa yang bapak ingin tonjolkan dalam karakter KH.Hasyim Asyari
Jawaban: Seorang pemuka Agama yang berpikiran maju dan
terbuka .. menyelesaikan konflik dgn pertimbangan yang sangat
matang.. segala sesuatu nya utk kepentingan negara dan Agama ..
tidak saling bertentangan ..
149
10. Mengapa Pak Rako mengambil sosok KH.Hasyim Asyari untuk di
filmkan ? apakah ada alasan khusus ? dibanding dengan tokoh
pejuang lainnya ?
Jawaban: Karena saya mengidolakan sosok beliau .
11. Apakah ada pesan khusus yang ingin disampaikan kepada penonton
dari sosok KH. Hasyim Asy’ari dalam Film Sang Kiai ?
Jawaban: Pemikiran pemikiran beliau yang skg bisa kita rasakan
dalam kehidupan bernegara.. tidak mempertentangkan antara
Agama dan Nasionalisme
12. Menurut bapak, Sosok kepemimpinan Kh. Hasyim Asy’ari seperti
apa ? terlbih khusus pada moment penjajahan jepang ?
Jawaban: Kiai Hasyim sangat taat kepada Akidah dan kuat
mempertahankan itu .. tetapi di sisi lain sangat lentur menjaga
perbedaan dan nasionalisme
13. Apakah ada kendala dalam pembuatan film Sang Kiai ?
Jawaban: Kendala pasti Ada tapi inshaa Allah banyak yang
membantu .. terlebih mencari bahan2 research
14. Bagaimana membuat karakter orang jepang dan belanda bisa hidup
didalam film Sang Kiai
Jawaban: Dengan penggambaran aslinya .. memakai aktor 2
asing .. juga research
15. Bagaimana pemilihan karakter orang asing agar bisa sesuai dengan
film Sang Kiai ?
Jawaban: Pastinya berdasarkan research apa yg mmg terjadi saat
itu.
150
16. Selain bercerita tentang sejarah, politik dan cinta apakah ada pesan
lain yang ingin disampaikan dalam film Sang Kiai ?
Jawaban: konsep Islam Nusantara (bisa digali dari sumber lain)
17. Bagaimana cara pak rako menggabungkan agama, politik dan cinta
dalam film agar bisa di sukai banyak pihak dan lapisan masyarakat
?
Jawaban : Dengan 4E .. Edukasi, Entertainment, Eksklusifitas dan
Estetika
18. Apa yang menjadi teladan bagi generasi milenial mengenai
kepemimpinan KH.Hasyim Asyari dalam film Sang Kiai ?
Jawaban: Tidak sombong, Tawadu, bekerja dalam diam dgn hasil
maksimal .. tidak ingin disanjung.