PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC,...
Click here to load reader
Transcript of PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC,...
PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIC, AUDITORY,
VISUAL, INTELLECTUAL) UNTUK MENINGKATKAN
DISPOSISI MATEMATIK SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Al-Barkah Curug Tangerang)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
Ahmad Ivan Farhan
NIM 109017000073
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
i
ABSTRAK
Ahmad Ivan Farhan (109017000073), “Penerapan Pendekatan SAVI (Somatic,
Auditory, Visual, Intellectual) untuk Meningkatkan Disposisi Matematik Siswa”.
Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pendekatan SAVI merupakan pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik
dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indra. Disposisi
Matematik adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa
untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika.
Melalui metode penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan pendekatan SAVI dalam meningkatkan disposisi
matematik siswa dan mendeskripsikan penerapan pendekatan SAVI dalam
pembelajaran matematika. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII A MTs
Al Barkah Cukanggalih Tahun ajaran 2013/2014 pada bulan Mei-Juni 2014.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat
meningkatkan disposisi matematik siswa. Lebih lanjut, penerapan pendekatan
SAVI juga dapat meningkatkan aktivitas belajar, respon positif, dan hasil belajar
siswa.
Kata Kunci : Disposisi Matematik, Pendekatan Pembelajaran, Pendekatan SAVI,
Penelitian Tindakan Kelas.
.
ii
ABSTRACT
Ahmad Ivan Farhan (109017000073), “The Implementation of The SAVI
(Somatic, Auditory, Visual, Intellectual) Approach to Improve Student’s
Mathematical Disposition”, Thesis of Department of Mathematics Education at
Faculty of Tarbiyah and Teachers Training of State Islamic University Syarif
Hidayatullah Jakarta
The SAVI Approach is learning which combines the physical movement with
intellectual activity and the use of all the senses. Mathematical Disposition is the
desire, the awareness, and the powerful dedication of student in learning
mathematics and carrying out mathematical activities. Through the method of
Classroom Action Research (CAR), the purpose of this research is identify the
implementation of the SAVI approach in improving student’s mathematical
disposition and describing the implementation of the SAVI approach in learning
of Mathematics. This research was conducted in class VIII-A of MTs Al Barkah,
Cukanggalih in academic year 2013/2014 on May until June 2014.
The result of the research showed that the implementation of the SAVI approach
can be improving student’s mathematical disposition. Furthermore, the
implementation of The SAVI approach also increased student’s learning activity,
student’s positive respone, and student’s learning result.
Key Words : Mathematics disposition, The SAVI Approach, Learning’s Approach,
Classroom Action Research.
iii
KATA PENGANTAR
بسماهللالرحمنالرحيم
Alhamdulillah segala puji kehadirat illahirabbi Allah SWT yang telah
memberikan segala karunia, nikmat iman, nikmat islam, dan nikmat kesehatan
yang berlimpah dari dunia sampai akhirat. Shalawat dan Salam senantiasa
dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak
sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, doa,
perjuangan, kesungguhan hati dan dorongan serta masukan-masukan yang positif
dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh
sebab itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Abdul Muin, S.Si, M.Pd, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Lia Kurniawati, M.Pd, Dosen Pembimbing akademik sekaligus sebagai
dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, bimbingan, arahan,
motivasi, dan semangat dalam membimbing penulis selama ini. Terlepas dari
segala perbaikan dan kebaikan yang diberikan, Semoga Ibu selalu berada
dalam kemuliaanNya.
5. Ibu Tita Khalis Maryati, Dr.M.Kom, Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan waktu, bimbingan, arahan, motivasi, dan semangat dalam
membimbing penulis selama ini. Terlepas dari segala perbaikan dan kebaikan
yang diberikan. Semoga Ibu selalu berada dalam kemuliaanNya.
6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
iv
penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
7. Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Staf Jurusan Pendidikan
Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dalam
pembuatan surat-surat serta sertifikat.
8. Kepala MTs Al Barkah, Bapak Drs. Hasan Basri yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian.
9. Seluruh dewan guru MTs Al Barkah, khususnya Ibu Dra. Juwita Rokhimah
selaku guru mata pelajaran yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
penelitian ini. Serta siswa dan siswi MTs Al Barkah, khususnya kelas VIII-A.
10. Teristimewa untuk keluarga tercinta Ayahanda Hasan Basri, Ibunda Ida Farida
yang tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang dan
memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis. Adik Ahmad Ival
Fadli, Rara Rafidatun Nabihah, Riri Rifdatun Nabihah, dan Athiya Izzatun
Nisa serta semua keluarga yang selalu mendoakan, mendorong penulis untuk
tetap semangat dalam mengejar dan meraih cita-cita. Dan untuk keluarga besar
di Pondok Cabe terimakasih atas segala bantuannya.
11. Sahabatku Muhammad Khoirul Anam, Odhi Ramdhani, dan Ghufron Kamil
yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan menjadi tempat berbagi
untuk segala cerita selama penulisan skripsi ini.
12. Sahabat seperjuangan Wahyu Syaifullah, Frendy Astra, M. Anang Jatmiko,
Muchtar, Johana, Mulyoko yang selalu merepotkan dan memberikan masukan
positif kepada penulis.
13. Suci Nurpratiwi yang selalu meluangkan waktu untuk mengingatkan,
menemani, membantu, dan memberikan doa serta motivasi penuh selama
proses penyusunan skripsi. Terimakasih atas segala dukungannya, semoga
selalu dipermudah dalam menggapai cita-cita.
14. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika Angkatan 2009,
khususnya kelas C. Terimakasih untuk doa dan semangatnya. Semoga
kekeluargaan kita tetap terjalin dengan baik.
v
15. Kakak Kelas angkatan 2008 yang telah membantu memberikan saran dan
motivasi kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga ditunjukan kepada semua pihak yang namanya
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis hanya dapat memohon dan
berdoa mudah-mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, masukan dan
doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah
SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa robbal’alamin.
Demikianlah, betapapun penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun di
atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai
macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja
yang membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.
Jakarta, 13 September 2014
Penulis
Ahmad Ivan Farhan
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian . .................................................................... 7
BAB II: KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teoritik…………………………………………………… 9
1. Pendekatan SAVI .................................................................... 9
a. Pengertian Pendekatan SAVI ........................................... 9
b. Karekteristik Pendekatan SAVI ........................................ 11
c. Tahapan Pendekatan SAVI ............................................... 15
2. Disposisi Matematika ............................................................. 18
a. Pengertian Disposisi Matematika ..................................... 18
b. Indikator Disposisi Matematika ........................................ 19
3. Pembelajaran Matematika....................................................... 21
B. Penelitian yang Relevan .............................................................. 22
C. Pengajuan Konseptual Interpensi Tindakan ............................... 24
D. Hipotesis Tindakan ..................................................................... 25
vii
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 26
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................. 26
C. Subjek Penelitian, Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 28
D. Tahap Intervensi Tindakan .......................................................... 29
E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan . ............................. 34
F. Data dan Sumber ......................................................................... 34
G. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 35
H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 36
I. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .......................................... 37
J. Analisis Data dan Interpretasi Data............................................. 39
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan ...................................... 42
BAB IV: DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan .................................. 43
1. Penelitian Pendahuluan ....................................................... 43
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I .......................................... 44
a. Tahap Perencanaan ....................................................... 44
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 45
c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data Siklus I ............. 57
d. Tahap Refleksi .............................................................. 65
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II ........................................ 66
a. Tahap Perencanaan ....................................................... 66
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 67
c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data Siklus II ........... 77
d. Tahap Refleksi .............................................................. 85
B. Interpretasi Hasil Analisis .......................................................... 86
1. Disposisi Matematik Siswa ................................................ 86
2. Aktivitas Siswa ................................................................... 89
3. Respon Siswa ....................................................................... 91
4. Hasil Belajar Siswa ............................................................. 92
viii
C. Pembahasan Temuan Penelitian .................................................. 93
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 97
B. Saran ............................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... xiii
LAMPIRAN ......................................................................................................... 99
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Hasil Angket untuk Pernyataan Positif & Negatif ................ 39
Tabel 3.2 Kriteria Kategori Hasil Skor Angket Disposisi Matematik Siswa.. 40
Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Tindakan Penelitian ....................................... 43
Tabel 4.2 Hasil Jaring-Jaring Kubus dan Balok Siswa .................................. 50
Tabel 4.3 Skor Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus I ......................... 58
Tabel 4.4 Perhitungan Lembar Observasi Siswa Siklus I ............................. 61
Tabel 4.5 Respon Siswa terhadap Pembelajaran Siklus I ............................. 62
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I ........................................................... 64
Tabel 4.7 Hasil Jaring-jaring Prisma dan Limas Siswa ................................. 71
Tabel 4.8 Skor Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus II ....................... 78
Tabel 4.9 Perhitungan Lembar Observasi Siswa Siklus II ............................. 81
Tabel 4.10 Respon Siswa terhadap Pembelajaran Siklus II ............................ 83
Tabel 4.11 Hasil Belajar Siswa Siklus II ......................................................... 85
Tabel 4.12 Perbandingan Rata-rata Skor Disposisi Matematik Siswa Siklus I dan
Siklus II .......................................................................................... 87
Tabel 4.13 Perbandingan Indikator Disposisi Matematik Siswa Siklus I dan
Siklus II .......................................................................................... 88
Tabel 4.14 Perbandingan Aktivitas Belajar Siklus I dan Siklus IItematika Siswa
Siklus I dan Siklus II……………………………………………… 90
Tabel 4.15 Perbandingan Presentase Rata-rata Respon Siswa Siklus I dan Siklus
II …………………………………………………………………. 92
Tabel 4.16 Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II….. 92
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 28
Gambar 3.2 Tahapan Intervensi Tindakan ...................................................... 31
Gambar 4.1 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Pertama ..................... 46
Gambar 4.2 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Pertama .................. 47
Gambar 4.3 Aktivitas Siswa Saat Membuat Jaring-jaring Kubus dan Balok . 49
Gambar 4.4 Hasil Jaring-jaring Kubus & Balok ............................................. 51
Gambar 4.5 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Ketiga ......................... 52
Gambar 4.6 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Ketiga ..................... 53
Gambar 4.7 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Keempat ..................... 54
Gambar 4.8 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Keempat ................. 55
Gambar 4.9 Diagram Batang Indikator Disposisi Matematik Siklus I ........... 58
Gambar 4.10 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Kelima ........................ 68
Gambar 4.11 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Kelima ................... 69
Gambar 4.12 Aktivitas Siswa Saat Membuat Jaring-jaring Prisma dan Limas 70
Gambar 4.13 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Kedelapan .................. 72
Gambar 4.14 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Kedelapan .............. 73
Gambar 4.15 Aktivitas Siswa Saat Diskusi Pertemuan Kesembilan ................ 75
Gambar 4.16 Aktivitas Siswa Saat Presentasi Pertemuan Kesembilan ............ 75
Gambar 4.17 Diagram Batang Indikator Disposisi Matematik Siklus II .......... 79
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.................................. 99
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................ 121
Lampiran 3 LKS ................................................................................................ 140
Lampiran 4 Kisi-kisi Angket Disposisi Matematik sebelum diuji ..................... 171
Lampiran 5 Hasil Uji Validitas Angket ............................................................. 174
Lampiran 6 Hasil Uji Reabilitas Angket ............................................................ 177
Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Disposisi Matematik setelah diuji ....................... 178
Lampiran 8 Angket Disposisi Matematik ......................................................... 181
Lampiran 9 Hasil Jawaban Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus I .......... 184
Lampiran 10 Hasil Jawaban Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus II ......... 187
Lampiran 11 Distribusi Frekuensi Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus I . 190
Lampiran 12 Distribusi Frekuensi Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus II 193
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa................................................. 196
Lampiran 14 Rekapitulasi Presentase Aktivitas Siswa Siklus I ........................... 197
Lampiran 15 Rekapitulasi Presentase Aktivitas Siswa Siklus II ......................... 198
Lampiran 16 Jurnal Harian Siswa ........................................................................ 199
Lampiran 17 Hasil Jurnal Harian Siswa Siklus I ................................................. 200
Lampiran 18 Hasil Jurnal Harian Siswa Siklus II ................................................ 208
Lampiran 19 Rekapitulasi Presentase Respon Siswa Siklus I ............................. 215
Lampiran 20 Rekapitulasi Presentase Respon Siswa Siklus II ............................ 219
Lampiran 21 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .................................................. 222
Lampiran 22 Hasil Uji Reabilitas Instrumen Tes ................................................. 224
Lampiran 23 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ...................................... 226
Lampiran 24 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes......................................... 228
Lampiran 25 Lembar Soal Tes Siklus I................................................................ 230
Lampiran 26 Lembar Soal Tes Siklus II .............................................................. 231
Lampiran 27 Kunci Jawaban Tes Siklus I ........................................................... 232
xii
Lampiran 28 Kunci Jawaban Tes Siklus II .......................................................... 234
Lampiran 29 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I............................................ 236
Lampiran 30 Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus II .......................................... 237
Lampiran 31 Distribusi Frekuensi Tes Siklus I.................................................... 238
Lampiran 32 Distribusi Frekuensi Tes Siklus II .................................................. 241
Lampiran 33 Lembar Pedoman Wawancara Guru ............................................... 244
Lampiran 34 Hasil Wawancara Guru Siklus Pra Penelitian ................................ 245
Lampiran 35 Uji Referensi ................................................................................... 247
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan tujuan diberikannya matematika di sekolah, kita dapat melihat
bahwa matematika sekolah memegang peranan sangat penting. Anak didik
memerlukan matematika untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Misalnya, dapat
berhitung, dapat menghitung isi dan berat, dapat mengumpulkan, mengola,
menyajikan dan manafsirkan data, dapat menggunakan kalkulator dan komputer.
Selain itu, agar mereka mampu mengikuti pelajaran matematika lebih lanjut,
memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur, farmasi, geografi,
ekonomi, dan sebagainya, dan agar siswa dapat berpikir logis, kritis, dan praktis, serta
bersikap positif dan berjiwa kreatif.
Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu
mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tercantum dalam
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa pembelajaran
matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau logaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan perrnyataan matematika.
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
4. Mengkomunikasikan gagagsan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.1
1 Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan, 2006), h.140.
2
Dari kelima tujuan pembelajaran matematika di atas, selain pengembangan
kemampuan kognitif pembelajaran matematika pun perlu mengembangkan
kemampuan afektif siswa. Hal ini dikarenakan pembelajaran matematika tidak hanya
berkaitan tentang pembelajaran konsep prosedural dan aplikasinya, tetapi juga terkait
dengan pengembangan minat dan ketertarikan terhadap matematika sebagai cara yang
powerful dalam menyelesaikan masalah. Pengembangan minat dan ketertarikan
terhadap matematika tersebut akan membentuk kecenderungan yang kuat yang
dinamakan disposisi matematis (mathematical disposition).2
Disposisi matematik adalah keinginan, kesadaran, kecenderungan dan dedikasi
yang kuat pada diri siswa untuk berpikir dan berbuat secara matematik. Dengan
demikian disposisi matematik bukan hanya mengenai sikap tetapi juga
kecenderungan untuk berpikir secara matematik. Disposisi matematik siswa memuat
bagaimana mendekati latihan-latihan dengan kepercayaan diri, mau mengeksplorasi
metode-metode alternatif, tertarik dan mau menemukan hal-hal baru serta memiliki
kecenderungan untuk merefleksi pemikiran mereka sendiri.3
Disposisi matematik merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan
keberhasilan belajar siswa. Siswa memerlukan disposisi yang akan menjadikan
mereka gigih menghadapi masalah yang lebih menantang, untuk bertanggung
jawab terhadap belajar mereka sendiri, dan untuk mengembangkan kebiasaan baik di
matematika.
Pada tahun 2011, Trends in International Mathematics and Science Study
(TIMSS) melakukan survei terhadap kemampuan matematika siswa kelas VIII,
berdasarkan survei tersebut Indonesia memperoleh skor 386 dari skor rata-rata 500.
Pada tahun 2007 Indonesia memperoleh skor 397 dan 411 pada tahun 2003. Hal ini
2 Nurbiati Widyasari, Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Disposisi Matematis Siswa SMP
Melalui Pendekatan Metaphorical Thinking, (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, 2013), h. 2. 3 National Council of Teachers of Mathematics, Curriculum and Evaluation Standards for School
Mathematics, (VA: NCTM Inc, 1989), h.233.
3
mestinya menjadi tamparan bagi bangsa Indonesia karena terjadi penurunan setiap 4
tahun sekali, yakni 11 poin pada tahun 2011 dan 14 poin pada tahun 2007.4
TIMSS juga mengukur sikap siswa terhadap matematika. Hasil yang didapat
menunjukan 20% siswa Indonesia menyukai belajar matematika, 10% tidak
menyukai belajar matematika, dan 70% biasa saja. Berdasarakan laporan TIMSS
tersebut, terlihat bahwa siswa Indonesia yang menyukai belajar matematika masih
rendah. Akan tetapi, sikap menyenangi matematika tersebut tidak dapat dipandang
sebagai keseluruhan dari disposisi matematik. Hal ini dikarenakan disposisi
matematik dipandang lebih dari sekedar bagaimana siswa menyenangi matematika.5
Meskipun sikap menyenangi matematika tidak dapat dipandang disposisi secara
keseluruhan, namun sikap tersebut dapat dijadikan dasar untuk menumbuhkan sikap
positif lainnya, seperti kepercayaan diri, minat terhadap matematika, melihat
kegunaan matematika dan lain-lain. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
perlunya meningkatkan sikap menyenangi matematika agar dapat berkembangnya
sikap-sikap positif lainnya yang termuat dalam disposisi matematik, sehingga akan
berdampak positif terhadap prestasi belajar matematika.
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan di sekolah MTs Al-Barkah kelas VIII,
sikap positif yang ditunjukan siswa sangatlah kurang. Hal tersebut terlihat pada saat
pelajaran matematika dimulai, banyak siswa yang masih berada diluar kelas dan
mengulur-ngulur waktu untuk masuk kelas. Lalu saat pelajaran berlangsung, banyak
siswa yang mengatakan tidak suka terhadap pelajaran matematika, siswa tidak
mempunyai rasa ingin tahu dan kurangnya minat untuk belajar matematika, siswa
banyak yang mengantuk, bercanda dengan teman, tidak fokus dengan materi yang
disampaikan guru, dan sering mengeluh apabila diberikan tugas atau PR. Banyaknya
siswa yang menyontek dan menyalin tugas temannya pada saat ulangan menunjukkan
4 Ina V.S. Mullis dkk., TIMSS 2011 International results in Mathematics (Amsterdam: IEA,
2012), h. 56. 5 Nurbiati Widyasari., loc.cit.
4
banyak siswa yang sangat tidak percaya diri terhadap kemampuannya. Hal tersebut
menunjukkan rendahnya disposisi matematik siswa di kelas VIII MTs Al-Barkah.
Jika rendahnya disposisi matematik tersebut tidak segera diatasi, siswa akan terus
menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan cepat menyerah
saat menemukan kesulitan. Siswa tidak lagi tahu dan mungkin tidak ingin tahu apa
yang akan mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah sehingga muncul berbagai
macam kecurangan. Hal tersebut membuat siswa tidak lagi mempunyai rasa percaya
diri terhadap kemampuan matematika mereka dan lambat laun akan kehilangan
keinginan untuk mempelajari matematika padahal matematika memiliki karakteristik
yang mengarahkan bahwa matematika merupakan kebutuhan di masa kini dan masa
yang akan datang. Matematika diperlukan untuk menyelesaikan masalah matematika
dan ilmu pengetahuan lain, dan juga memberi peluang berkembangnya kemampuan
yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan yang selalu berubah.
Berdasarkan pemaparan-pemaparan di atas mengenai disposisi matematik,
diperlukan solusi dalam upaya peningkatan disposisi matematik tersebut. Salah satu
faktor yang menyebabkan kondisi tersebut adalah penerapan pendekatan yang kurang
tepat dalam proses belajar-mengajar. Disposisi matematik akan terbentuk dan tumbuh
jika siswa terbiasa bersikap kritis, cermat, objektif, kreatif, terbuka serta menghargai
matematika juga terbiasa dengan kegiatan berpikir matematik.6 Dengan demikian
guru harus menciptakan proses pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga siswa
terbiasa dengan kebiasaan yang dapat menumbuhkan disposisi matematik tersebut.
Banyak alternatif pembelajaran yang bisa digunakan guru untuk membuat proses
pembelajaran yang optimal untuk meningkatkan disposisi matematik siswa, salah satu
di antaranya adalah pendekatan pembelajaran SAVI (Somatic, Auditory, Visual, and
Intellectual), yaitu salah satu pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik
dengan aktivitas intelektual dan pengunaan semua indra yang dapat berpengaruh
besar terhadap pembelajaran. Dilihat dari tahapan pembelajaran ini yang melibatkan
6Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah: Berfikir dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya,
(Jurusan Pendidikan Matematika: FPMIPA, 2013), h. 7.
5
proses pengoptimalan siswa dalam memulai pelajaran dengan cara menumbuhkan
motivasi terlebih dahulu agar siswa semangat untuk belajar, memberikan perasaan
positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka
dalam situasi optimal untuk belajar.
Dalam pendekatan SAVI siswa dituntut ikut aktif dalam pembelajaran seperti
melakukan percobaan, mengamati, mempresentasikan materi yang mereka peroleh,
kemudian meyelesaikan permasalahan berdasarkan pengetahuan atau ilmu yang telah
diperoleh siswa selama pembelajaran. Pasalnya siswa tidak hanya duduk diam dan
mendengarkan guru berbicara di depan kelas. Dengan demikian, siswa akan lebih
merasa yakin dan percaya diri dalam belajar, tidak mudah putus asa, dan termotivasi
dalam belajar.
Unsur-unsur pembelajaran SAVI adalah Somatic dimana siswa belajar dengan
bergerak dan berbuat, Auditory dimana siswa belajar dengan berbicara dan
mendengar, Visual yaitu siswa belajar dengan mengamati dan menggambarkan, dan
Intellectual siswa belajar dengan memecahkan masalah. Penerapan pembelajaran
Somatic, Auditory, Visual, Intellectual (SAVI) pada pembelajaran matematika
dianggap penting untuk diterapkan karena dengan pembelajaran SAVI dapat
mengoptimalkan seluruh panca indera dalam pembelajaran secara langsung dalam
satu peristiwa, tidak hanya mendengar dan melihat penjelasan guru, tetapi adanya hal
baru dimana ada media visual untuk dilihat, mendengarkan penjelasan selain guru,
siswa berusaha untuk menerangkan dan mempraktekkan pelajaran, diskusi sesama
teman, bertanya sesama teman dan guru sehingga pembelajaran siswa menjadi lebih
aktif.
Berdasarkan uraian di atas, sangat menarik untuk dilakukan penelitian mengenai
“Penerapan Pendekatan SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) untuk
meningkatkan Disposisi Matematik Siswa”.
6
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut :
1. Siswa kurang memiliki minat dan ketertarikan untuk belajar matematika.
2. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika.
3. Siswa malas dengan pelajaran matematika.
4. Guru kurang memberikan pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan
membuat semangat siswa untuk belajar matematika.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka
permasalahan ini dibatasi pada:
1. Penerapan pendekatan pembelajaran SAVI dalam pembelajaran matematika
untuk meningkatkan disposisi matematik pada siswa kelas VIIIA MTs Al-
Barkah.
2. Disposisi yang penulis maksud adalah keinginan, kecenderungan siswa untuk
menilai dan bersikap positif terhadap matematika. Adapun indikator disposisi
yang ingin dikembangkan dalam penelitian ini adalah : 1) Rasa percaya diri
dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan dan
mengkomunikasikan gagasan; 2) Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam
melakukan tugas matematik; 3) Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas
matematik; 4) Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha
mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda; dan
5) Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan.
3. Pendekatan SAVI yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran yang
menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan
semua alat indra.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi sebagaimana di atas,
maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana peningkatan disposisi matematik siswa setelah mengikuti
pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory,
Visual, dan Intellectual)?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas belajar siswa setelah mengikuti
pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI?
3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran matematika yang menggunakan
pendekatan SAVI?
4. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran
matematika dengan pendekatan SAVI?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Mendeskripsikan peningkatan disposisi matematik siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, and
Intellectual).
2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa setelah mengikuti pembelajaran
dengan pendekatan SAVI.
3. Mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan SAVI
4. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar matematik siswa setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SAVI.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan karena diharapkan dapat memberikan
manfaat sebagai berikut:
8
1. Sebagai informasi tentang penggunaan pendekatan pembelajaran SAVI
(Somatic, Auditory, Visual and Intellectual) dalam kegiatan pembelajaran.
2. Sebagai bahan wawasan bagi guru tentang salah satu pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pengajaran matematika.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi yang ingin menerapkan pembelajaran
dengan pendekatan SAVI.
4. Dapat menambah wawasan bagi penulis untuk bahan pengalaman dan referensi
dalam tugas akhir kuliah.
9
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teoritik
1. Pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual)
a. Pengertian Pendekatan SAVI
Pendekatan SAVI merupakan salah satu pendekatan yang diterapkan
dalam pembelajaran matematika. Dave Meier menyatakan bahwa, “Pendekatan
SAVI merupakan suatu pendekatan pembelajaran dengan cara menggabungkan
gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua alat indera.
Unsur-unsur yang terdapat dalam SAVI adalah somatik, auditori, visual dan
intelektual. Keempat unsur ini harus ada dalam peristiwa pembelajaran,
sehingga belajar bisa optimal.”1
Pendekatan belajar ini didasari oleh fakta bahwa setiap siswa memiliki
gaya berfikir dan gaya belajar yang berbeda-beda. Sebagaimana dikemukakan
oleh Bobbi De Porter tentang tiga modalitas belajar yang dimiliki seseorang.
Ketiga modalitas tersebut adalah modalitas visual, modalitas auditorial, dan
modalitas kinestetik. Pelajar visual belajar melalui apa yang mereka lihat, pelajar
auditorial belajar dengan cara mendengar, dan pelajar kinestetik belajar dengan
cara bergerak, bekerja, dan menyentuh.2
Sebagian siswa lebih suka guru mereka mengajar dengan cara menuliskan
segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk kemudian
mencoba memahaminya. Tapi, sebagian siswa lain lebih suka guru mereka
mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan mereka mendengarkan
untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang lebih suka membentuk
1 Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook (Terjemahan), (Bandung: Kaifa, 2002), h. 91
2 Bobi DePorter, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan,
(Bandung: Kaifa, 2013), h. 113.
10
kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang menyangkut pelajaran
tersebut.
Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan,
di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Ketika kita menyadari
bagaimana kita menyerap dan mengola informasi, kita dapat menjadikan belajar
dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya belajar kita sendiri. Ada dua
kategori utama tentang bagaimana kita belajar. Pertama, bagaimana kita
menyerap informasi dengan mudah (modalitas), dan kedua, cara kita mengatur
dan mengelola informasi tersebut (dominasi otak). Gaya belajar seseorang adalah
kombinasi bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur serta mengelola
informasi.3
Pendekatan SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa belajar
haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI
sendiri adalah kependekan dari: Somatic yang bermakan gerakan tubuh (hands-
on, aktivitas fisik) di mana belajar dengan mengalami dan melakukan; Auditory
yang bermakan bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan,
menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan
menanggapi; Visualization yang bermakna belajar haruslah menggunakan indra
mata melalui mengamati menggambar, mendemonstrasikan, membaca,
menggunakan media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakan belajar
haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on), belajar haruslah dengan
konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki,
mengindentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan
masalah dan menerapkan.4
Dave Meier menyatakan orang dapat belajar paling baik dalam lingkungan
fisik, emosi, dan sosial yang positif, yaitu lingkungan yang tenang sekaligus
mengugah semangat, ada rasa keutuhan, keamanan, minat dan kegembiraan
3Ibid., h. 110-112
4 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Banjarmasin: 2012), h. 166.
11
sangat penting untuk mengoptimalkan pembelajaran. Berdasarkan uraian diatas
maka suasana belajar dikatakan baik apabila didukung dengan keadaan yang
positif dan ada minat dari pembelajar sehingga dapat mengoptimalkan
pembelajaran. Menurutnya ada beberapa alasan yang melandasi perlunya
diterapkan pendekatan SAVI dalam kegiatan sehari-hari, antara lain:
1) Dapat terciptanya lingkungan yang positif (lingkungan yang tenang dan
menggugah semangat).
2) Keterlibatan pembelajar sepenuhnya (aktif dan kreatif).
3) Adanya kerja sama di antara pembelajar.
4) Menggunakan metode yang bervariasi tergantung dari pokok bahasan yang
dipelajari.
5) Dapat menggunakan belajar kontekstual.
6) Dapat menggunakan alat peraga.5
b. Karakteristik Pendekatan SAVI
1) Somatic
Somatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh (soma). Istilah
somatik sama artinya dengan kinestetik. Belajar somatik berarti belajar
melalui aktivitas fisik dan keterlibatan secara langsung.6 Belajar somatik
sesuai untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik. Menurut Bobbi de
Porter dkk para pelajar kinestetik suka belajar melalui gerakan dan paling
baik menghapal informasi dengan mengasosiasikan gerakan dengan setiap
fakta. Jadi para pelajar kinestetik mengutamakan belajar dengan cara
bergerak, bekerja, dan menyentuh.7
Belajar somatik memerlukan usaha yang dapat merangsang pembelajar
untuk melibatkan tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menciptakan
5 Meier, op. cit., h. 111-128.
6 Colin Rose, Accelerated Learnung For The 21st Century, (Bandung: Nuansa, 2009), h. 131.
7 DePorter, op. cit., h. 111-112.
12
suasana belajar yang dapat membuat pembelajar bangkit aktif secara fisik.
Namun tidak semua pembelajaran memerlukan aktivitas fisik, tetapi dengan
berganti-ganti menjalankan aktivitas aktif dan pasif secara fisik, dapat
membantu keberhasilan seseorang dalam pembelajaran.
Belajar somatik dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika,
misalnya:
a) Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempelajari langkah demi langkah seperti menyebutkan ada berapa sisi
yang terdapat dalam kubus.
b) Menggunakan alat bantu (kerangka yang terbuat dari karton) saat belajar
untuk menimbulkan rasa ingin tahu.
c) Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar, dan
lain-lain).
d) Melakukan tinjauan lapangan, lalu lintas, gambar dan bicarakan tentang
apa yang dipelajarinya.8
2) Auditory
Belajar auditori adalah cara belajar dengan menggunakan pendengaran.
Belajar auditori merupakan cara belajar standar bagi semua masyarakat sejak
adanya manusia. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada yang kita sadari.
Telinga terus-menerus menangkap dan menyimpan informasi auditori, bahkan
tanpa disadari seseorang mampu membuat beberapa area penting di dalam
otak menjadi aktif.9
Proses pembelajaran tidak mungkin dapat berlangsung dengan baik
tanpa adanya keterlibatan indera pendengaran. Mendengar merupakan salah
satu aktivitas dalam belajar. Penyampaian informasi, materi pembelajaran
8 Bobi DePorter, Quantum Teaching: Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang
Kelas, (Bandung: Kaifa, 2010), h. 124. 9 Meier op. cit., h. 95.
13
secara lisan maupun komunikasi antara guru dan siswa pada saat berinteraksi
di kelas tidak mungkin dapat dilakukan apabila siswa tidak menggunakan
telinganya untuk mendengar. Guru hanya membimbing siswa agar dalam
proses pembelajaran, mereka dapat memanfaatkan indera pendengarnya
secara maksimal sehingga kinerja telinga dan otak dapat berkembang dengan
baik dan menghasilkan hasil belajar yang sesuai dengan harapan.
Ciri-ciri tipe auditori adalah :
a) Suka mendengarkan radio, musik, sandiwara, drama, dan debat.
b) Ingat dengan baik nama orang.
c) Bagus dalam mengingat fakta.
d) Suka berbicara dan punya perbendaharaan kata luas.
e) Menerima dan memberikan penjelasan arah dengan kata-kata (verbal).
f) Suka mengungkapkan emosi secara verbal melalui perubahan nada
bicara atau vokal.
g) Suka bermmain musik, membuat cerita lucu, berdebat, dan berfilosofi.10
Belajar auditori yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui
mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat,
dan menanggapi, dapat diterapkan oleh guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Siswa yang memiliki cara belajar auditori harus diberikan
suasana belajar yang mengajak mereka membicarakan apa yang sedang
mereka pelajari dan mengikutsertakan keterlibatan indera pendengaran
mereka secara aktif, tidak hanya sekedar duduk untuk mendengarkan
penjelasan guru semata.
Belajar auditori dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika,
misalnya:
a) Menyanyikan konsep kunci atau meminta siswa mengarang lagu
mengenai konsep tersebut.
10 Rose, op. cit., h. 133-134.
14
b) Setelah pembelajaran selesai, minta siswa memberitahukan teman di
sebelahnya satu hal yang dia pelajari.
c) Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep
kunci dan petunjuk.
d) Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin.11
3) Visual
Belajar visual adalah belajar dengan menggunakan indera mata melalui
mengamati, menggambarkan, mendemonstrasikan, menggunakan media dan
alat peraga. Di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses
informasi visual daripada semua indera yang lain. Setiap orang lebih mudah
belajar jika dapat melihat apa yang sedang dibicarakan. Secara khususnya
pembelajar visual yang baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia
nyata, diagram, peta gagasan, ikon dan sebagainya ketika belajar. Dan mereka
dapat belajar lebih baik lagi jika menciptakan peta gagasan, ikon, diagram,
dan citra mereka sendiri dari hal-hal yang mereka pelajari.
Ciri-ciri pembelajar visual:
a) Suka membaca.
b) Mengingat orang melalui penglihatan.
c) Memberi/menerima penjelasan arah lebih suka memakai peta/gambar.
d) Menyatakan emosi melalui ekspresi muka.
e) Memiliki aktivitas kreatif, seperti: menulis, menggambar, melukis, dan
merancang (mendesain).12
Belajar visual dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika,
misalnya:
a) Dorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan
peta, diagram, warna.
11 DePorter, Quantum Teaching, op.cit., h. 123. 12 Rose, op. cit., h. 133-134.
15
b) Gunakan bahasa ikon dalam presentasi dengan menciptakan symbol
visual atau ikon yang mewakili konsep kunci.
c) Gantungkan gambar berisi informasi penting disekitar ruangan pada saat
menyajikan materi.13
4) Intellectual
Belajar intelekual adalah dengan memecahkan masalah dan berpikir.
Intelektual menunjukkan apa yang dilakukan pembelajar dalam pikiran secara
internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu
pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari
pengalaman tersebut. Aspek intelektual dalam belajar dapat terlatih jika
pembelajar terlibat dalam aktivitas seperti memecahkan masalah, melahirkan
gagasan yang kreatif, mengajarkan perencanaan yang strategis, mencari dan
menyaring informasi, dan merumuskan pertanyaan.
Menurut Dave Meier, intelektual adalah pencipta makan dalam pikiran,
sarana yang digunakan manusia untuk berpikir, menyatukan pengalaman,
menciptakan jaringan saraf baru dan belajar. Ia menghubungkan pengalaman
mental, fisik, emosional dan intuitif tubuh untuk membuat makna baru bagi
dirinya sendiri. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk mengubah
pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, dan
pemahaman diterapkan menjadi kearifan.14
c. Tahapan Pendekatan SAVI
Menurut Meier, Pembelajaran SAVI akan tercapai dan sesuai dengan
tujuan yang diharapkan jika empat tahap berikut dilaksanakan dengan baik.
Empat tahap tersebut adalah sebagai berikut: 15
13 DePorter, Quantum Teaching. loc. cit. 14 Meier, op. cit., h. 99.
15
Ibid., h. 103.
16
1) Tahap Persiapan (Kegiatan Pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan
positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan
mereka dalam situasi optimal untuk belajar. Secara spesifik meliputi hal
sebagai berikut
a) Memberikan sugesti positif.
b) Memberikan pernyataan memberi manfaat kepada siswa.
c) Memberikan tujuan yang jelas dan bermakna.
d) Membangkitkan rasa ingin tahu.
e) Menciptakan lingkungan fisik yang positif.
2) Tahap Penyampaian (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini guru membantu siswa menemukan materi belajar yang
baru dengan cara menarik, menyenakangkan, relavan, melibatkan panca
indera, dan cocok untuk semua gaya belajar. Hal yang dapat dilakukan dikelas
adalah sebagai berikut:
a) Uji coba kolaboratif dan berbagi pengetahuan.
b) Pengamatan fenomena dunia nyata.
c) Pelibatan seluruh otak dan seluruh tubuh.
d) Presentasi interaktif.
e) Grafik dan sarana yang menarik.
f) Aneka macam cara untuk disesuaikan dengan seluruh gaya belajar.
g) Proyek belajar berdasarkan kemitraan dan tim.
h) Latihan menemukan (sendiri, berpasangan, berkelompok).
i) Pengalaman belajar didunia nyata yang kontekstual.
j) Pelatihan memecahkan masalah.
17
3) Tahap Pelatihan (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini guru membantu siswa mengitegrasikan dan menyerap
pengetahuan dan ketrampilan baru dengan berbagai cara. Secara spesifik
adalah sebagai berikut:
a) Aktivitas pemrosesan siswa.
b) Usaha aktif atau umpan balik atau renungan atau usaha kembali.
c) Simulasi dunia nyata.
d) Permainan dalam belajar.
e) Pelatihan aksi pembelajaran.
f) Aktivitas pemecahan masalah.
g) Refleksi dan artikulasi individu.
h) Dialog berpasangan atau berkelompok.
i) Pengajaran dan tinjauan kolaboratif.
j) Aktivitas praktis yang membangun ketrampilan.
k) Mengajar balik.
4) Tahap Penampilan Hasil (Kegiatan Penutup)
Pada tahap ini guru membantu siswa menerapkan dan memperluas
pengetahuan atau ketrampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil
belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Hal yang
dapat dilakukan di kelas adalah sebagai berikut.
a) Penerapan dunia nyata dalam waktu yang segera.
b) Penciptaan dan pelaksanaan rencana aksi.
c) Aktivitas pengeuatan penerapan.
d) Materi penguatan pascasesi.
e) Pelatihan terus menerus.
f) Umpan balik dan evaluasi kinerja.
g) Aktivitas dukungan kawan.
18
2. Disposisi Matematika
a. Pengertian Disposisi Matematik
Kemampuan yang harus dikembangkan dalam pembelajaran matematika
tidak hanya mencakup kemampuan kognitif saja, tetapi juga afekif. Kemampuan
afektif yang harus dimiliki dan dikembangkan oleh setiap siswa dalam
pembelajaran matematika adalah sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah16
. Aspek
tersebut merupakan diposisi matematik.
Disposisi matematik menurut Sumarmo adalah keinginan, kesadaran, dan
dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan
berbagai kegiatan matematika.17
Sedangkan menurut Wardani (dalam Permana)
mengatakan bahwa “Disposisi matematik adalah ketertarikan dan apresiasi
terhadap matematika yaitu kecenderungan dan bertindak dengan positif,
termasuk kepercayaan diri, keingintahuan, ketekunan, antusias dalam belajar,
gigih menghadapi permasalahan, fleksibel, mau berbagi dengan orang lain,
reflektif dalam kegiatan matematika.”18
Sejalan dengan kedua pendapat diatas Jeremy Kilpatrick, Jane Swafford,
dan Bradford Findell menuliskan dalam artikelnya yaitu “productive disposition
refers to the tendency to see sense in mathematics, to perceive it as both useful
and worthwhile, to believe that steady effort in learning mathematics pays off,
and to see oneself as an effective learner and doer of mathematics.”19
Yang
artinya bahwa disposisi matematik mengacu pada kecenderungan untuk
16 Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional
Pendidikan, 2006), h. 140.
17 Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah: Berpikir dan Diposisi Matematik serta Pembelajarannya,
(Bandung : UPI, 2013), h.129. 18
Yanto Permana, “Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Diposisi Matematis
Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik”, Disertasi pada Pascasarjana UPI
Bandung, (Bandung: , 2010), h.44. 19
Jeremy Kilpatrick., etc, Adding It Up: Helping Children Learn Mathematics, (Washington DC:
National Academy, 2001), h. 131.
19
memandang perasaan dalam matematika, memandang bahwa matematika
berguna dan berharga, mempercayai bahwa usaha yang terus-menerus dalam
belajar matematika akan mendapatkan hasil, dan untuk memandang dirinya
sendiri sebagai pembelajar yang efektif dan seorang matematikawan.
Kemudian Katz (dalam Ali) lebih khusus mendefinisikan disposisi sebagai
kecenderungan untuk berperilaku secara sadar, teratur, dan sukarela untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks pembelajaran matematika disposisi
matematik (mathematical disposition) berkaitan dengan bagaimana sikap siswa
menyelesaikan masalah matematik, apakah percaya diri, tekun, berminat, dan
berpikir fleksibel untuk mengeksplorasi berbagai alternatif penyelesaian masalah,
bagaimana siswa bertanya, menjawab pertanyaan, mengkomunikasikan ide-ide
matematik dan bekerja dalam kelompok.20
Dari penjelasan di atas disimpulkan secara singkat bahwa disposisi
matematik adalah kecenderungan untuk memandang matematika sebagai hal
yang bermanfaat, bersikap positif terhadap matematika dan terbiasa melakukan
kegiatan matematik.
b. Indikator Diposisi Matematik
Menurut National Council of Teacher Mathematis menjelaskan bahwa
untuk menilai disposisi matematik siswa bisa dilihat dari tujuh indikator
berikut:21
1) Percaya diri menggunakan matematika dalam menyelesaikan masalah,
menyampaikan ide dan pendapat.
2) Fleksibel dalam bermatematika dan mencoba menggunakan berbagai metode
lain dalam memecahkan masalah.
3) Gigih dan tekun dalam mengerjakan tugas matematika.
20Ali Mahmudi, Tinjauan Asosiasi Antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik dan
Disposisi Matematik, (Yogyakarta: FMIPA UNY, Makalah Seminar Nasional Pendidikan, 2010), h. 5.
21 National Council of Teachers of Mathematics, Curriculum and Evaluation Standards for School
Mathematics, (VA: NCTM Inc, 1989), h.233.
20
4) Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan yang baik terhadap matematika
5) Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan.
6) Menghargai aplikasi matematika dalam kehidupan sehari-hari dan disiplin
ilmu yang lain
7) Mengapresiasi matematika sebagai alat dan bahasa.
Kemudian Wardani (dalam Permana) mengungkapkan aspek-aspek yang
diukur pada disposisi matematik, yaitu:22
1) Kepercayaan diri dengan indikator percaya diri terhadap kemampuan diri
2) Keingitahuan dari empat yaitu sering mengajukan pertanyaan, melakukan
penyelidikan, semangat dalam belajar, dan membaca sumber buku lain.
3) Ketekunan dengan indikator gigih/ tekun/ perhatian/ kesungguhan
4) Fleksibel, yaitu kerja sama/ berbagi pengetahuan, menghargai pendapat yang
berbeda, berusaha mencari solusi/ strategi lain.
5) Refleksi terdiri dari dua indikator yaitu bertindak dan berhubungan dengan
matematika, menyukai/rasa senang terhadap matematika.
Silver (dalam Sumarmo) menguraikan disposisi matematik kedalam
beberapa komponen yaitu :23
1) rasa percaya diri (self confident),
2) rasa diri mampu (self efficacy),
3) rasa ingin tahu (curiousity),
4) senang mengerjakan tugas matematika,
5) rajin dan tekun (diligence),
6) fleksibel (flexibility),
7) reflektif.
Berdasarkan indikator-indikator disposisi matematis tersebut, maka
indikator disposisi matematik dalam penelitian ini adalah:
22 Permana. loc. cit. h. 44.
23 Sumarmo, op. cit., h.203.
21
1) Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah,
memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan.
2) Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik
3) Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik.
4) Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi
lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda.
5) Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan.
3. Pembelajaran Matematika
Pembelajaran berasal dari kata belajar yang diartikan sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pelatihan pengalaman individu akibat
interaksi dengan lingkungannya.24
Belajar dipandang sebagai upaya sadar
seorang individu untuk memperoleh perubahan prilaku secara keseluruhan, baik
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.25
Menurut Gage-Berliner belajar adalah
suatu proses perubahan prilaku yang muncul karena pengalaman.26
Dari
pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian aktivitas
yang menghasilkan perubahan pada diri individu, berupa keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
Pembelajaran adalah proses komunikasi antara siswa dengan guru dan
siswa dengan siswa dalam rangka perubahan sikap dan pola pikir yang akan
menjadikan kebiasaan bagi siswa yang bersangkutan serta proses perolehan ilmu
dan pengetahuan. Pembelajaran dapat memberikan suasana lingkungan belajar
tumbuh dan berkembang secara optimal.27
Dengan demikian, pembelajaran
merupakan upaya untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik.
24
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011), h. 139. 25
Sofwan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, Konstruksi Pengembangan Pembelajaran, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2010), h.205 26
B. Uno. Loc. cit. 27
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA UPI,
2001), h. 8-9.
22
Menurut Sumarmo, pembelajaran merupakan suatu proses, situasi, dan
upaya yang dirancang guru sedemikian rupa sehingga membuat siswa belajar.28
Guru berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran untuk memilih
informasi baru yang berkaitan dengan pengetahuan awal siswa dan menciptakan
lingkungan belajar.
Berdasarkan definisi di atas, pembelajaran adalah proses perubahan
tingkah laku berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang menyesuaikan diri
dengan lingkungan berupa kecakapan dan sikap. Dalam pembelajaran terdapat
pengajar dan pembelajar, yaitu guru sebanyak pengajar dan siswa sebagai
pembelajar. Adanya proses interaksi antara guru yang mengajarkan materi
kepada siswa dan siswa menerima materi yang diajarkan guru untuk
mendapatkan tujuan belajar yang diinginkan.
Matematika adalah ilmu yang memiliki bahasa simbol yang efisien dan
menekankan proses deduktif, penalaran logis, terstruktur, serta sebagai ilmu
bantu dalam kehidupan sehari-hari.29
Matematika merupakan ilmu pengetahuan
tentang bilangan dan hubungan antara bilangan-bilangan yang didasari dengan
penalaran untuk menemukan jawaban dalam suatu permasalahan, penalaran
dalam menganalisis suatu masalah dan penalaran dalam menangkap suatu
informasi secara sistematis.
Jadi dapat disimpulkan pembelajaran matematika adalah proses perubahan
tingkah laku berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang menyesuaikan diri
dengan lingkungan dengan menggunakan penalaran untuk menganalisis suatu
permasalahan secara sistematis, logis dan kritis.
B. Penelitian yang Relevan
1. Dian Novitasari dengan judul penelitian “Penerapan Pendekatan SAVI
(Somatik, Auditori, Visual, dan Intelektual) untuk Meningkatkan Aktivitas
28
Sumarmo, op. cit., h. 126. 29
Ibid., h. 112.
23
Belajar Matematika Siswa”. Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Tangerang
II Pamulang tahun pelajaran 2011/2012 kelas VIII. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dala dua siklus. Instrumen yang
digunakan yaitu lembar observasi, angket, jurnal harian untuk mengetahui
respon siswa, wawancara untuk mengetahui proses pembelajaran dan
aktivitas belajar siswa. Dokumentasi berupa foto-foto yang diambil pada saat
pembelajaran berlangsung, dan tes hasil belajar. Hasil penelitian ini
menunjukan pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat
meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa, hasil belajar matematika
siswa, dan respon positif siswa terhadap pembelajaran matematika.
2. Ahmad Dimyati dengan judul penelitian “Penerapan Metode Hypnoteaching
untuk Meningkatkan Disposisi Matematika Siswa”. Penelitian ini
dilaksanakan di sekolah SMAN 1 Kab. Tangerang tahun pelajaran
2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari dua siklus. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket,
wawancara, catatan lapangan untuk mengetahui hal-hal yang terjadi dalam
proses pembelajaran, dan jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran Hypnoteaching. Hasil penelitian ini menunjukan
penerapan metode Hypnoteaching dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan disposisi matematik siswa dan respon positif siswa.
3. Agustyani Sari Ratna Dewi dengan judul penelitian “Penerapan Pendekatan
SAVI (Somatic, Auditory, Visual, and Intellectual) untuk Meningkatkan
Minat Belajar dan Pemahan Konsep Matematis Siswa Kelas VIII B SMPN 3
Depok Yogyakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini adalah observasi, wawancara, angket, dan tes.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan terhadap minat belajar
dan pemahan konsep matematis siswa dengan menggunakan pendekatan
SAVI.
24
C. Pengajuan Konseptual Intervensi Tindakan
Pembelajaran matematika tidak hanya menitikberatkan kepada kemampuan
kognitif semata melainkan juga afektif mengingat bahwa reaksi afektif sebenarnya
selalu menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan aspek kognitif seseorang. Saat
siswa mengerjakan tugasnya dan mempelajari bagaimana menyelesaikan tugas
tersebut mereka secara bersamaan mempelajari apakah mereka suka atau tidak
melakukakannya. Siswa mengatasi tugas-tugas sulit dengan lebih efektif ketika
mereka menikmati apa yang mereka kerjakan, dan kesuksesan tersebut kemudian
membuat merka gembira dan bangga terhadap dirinya sendiri. Begitu sebaliknya,
siswa mungkin akan merasa cemas dan frustasi dalam mempelajari materi dan
mengembangkan rasa tidak senang atau sikap negatif.
Sampai saat ini peserta didik masih menganggap bahwa matematika merupakan
pelajaran yang sulit sehingga mempengaruhi kepada pandangan dan tindakannya
terhadap matematika. Pandangan dan tindakan yang negatif tersebut membuat siswa
tidak senang dalam mempelajari matematika yang kemudian mengakibatkan mereka
malas dan acuh tak acuh terhadap pelajaran matematika. Hal ini jelas menunjukan
bahwa disposisi matematik siswa masih rendah, maka tujuan pembelajaran
matematika yang ideal belum tercapai.
Jika rendahnya disposisi matematik tersebut tidak segera diatasi, siswa akan
terus menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan cepat
menyerah saat menemukan kesulitan. Siswa tidak lagi tahu dan mungkin tidak ingin
tahu apa yang akan mereka lakukan untuk menyelesaikan masalah sehingga muncul
berbagai macam kecurangan. Hal tersebut membuat siswa tidak lagi mempunyai rasa
percaya diri terhadap kemampuan matematika mereka dan lambat laun akan
kehilangan keinginan untuk mempelajari matematika padahal matematika memiliki
karakteristik yang mengarahkan bahwa matematika merupakan kebutuhan di masa
kini dan masa yang akan datang. Matematika diperlukan untuk menyelesaikan
masalah matematika dan ilmu pengetahuan lain, dan juga memberi peluang
25
berkembangnya kemampuan yang sangat diperlukan dalam menghadapi masa depan
yang selalu berubah.
Berdasarkan paparan kajian teori dan penelitian yang dijadikan rujukan di atas,
diasumsikan bahwa salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan disposisi
matematik adalah pendekatan SAVI. Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran
dengan berbuat dan bergerak (somatic), belajar berbicara dan mendengar (auditory),
belajar dengan mengamati dan menggambar (visual), dan belajar dengan
memecahkan masalah dan berpikir (intellectual). Dilihat dari tahapan dalam
pembelajaran SAVI yang melibatkan proses pengoptimalan siswa pada saat memulai
pelajaran dengan menumbuhkan motivasi terlebih dahulu agar siswa semangat untuk
belajar, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang,
dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.
Pendekatan SAVI dalam pembelajaran matematika diharapkan dapat
meningkatkan disposisi matematik siswa. Dengan mengoptimalkan seluruh panca
indera dalam pembelajaran secara langsung dalam satu peristiwa, tidak hanya
mendengar dan melihat penjelasan guru, tetapi adanya hal baru dimana ada media
visual untuk dilihat, mendengarkan penjelasan selain guru, siswa berusaha untuk
menerangkan dan mempraktekkan pelajaran, diskusi sesama teman, bertanya sesama
teman dan guru sehingga pembelajaran siswa menjadi lebih aktif.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritik yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Pendekatan SAVI (Somatic,
Auditory, Visual, Intellectual) dapat meningkatkan Disposisi Matematik siswa kelas
VIII A MTs Al-Barkah”.
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs Al-Barkah Curug Tangerang yang
beralamat di Jalan Cukanggalih II, Curug Tangerang 15810 di kelas VIII A. Waktu
penelitian dilaksanakan pada semester genap dimulai dari bulan Mei 2014 sampai
Juni 2014 tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.1 PTK
secara umum bertujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek
pembelajaran secara berkesinambung sehingga meningkatkan mutu hasil
instruksional.2 Adapun tujuan utama pada penelitian ini adalah mendeskripsikan
kemampuan dan sikap siswa dalam pembelajaran di kelas, khususnya peningkatan
disposisi matematik setelah siswa mengalami proses pembelajaran dengan
pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual).
Penelitian ini diterapkan melalui urutan yang terdiri dari beberapa siklus yaitu
satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula. Penelitian dimulai
dengan siklus I. Jika indikator keberhasilan yang diharapkan telah tercapai, maka
penelitian dihentikan. Namun jika indikator keberhasilan belum tercapai, maka
penelitian dilanjutkan pada siklus II, begitu seterusnya hingga indikator keberhasilan
tercapai. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi3. Adapun uraian setiap tahapan siklus sebagai berikut:
1Suharsimi Arikunto., dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,2012), h.58
2 Burhan Elfanany, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Araska,2013), h. 2
3 Arikunto, op. cit., h.16
27
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rancangan tindakan
berdasarkan tujuan penelitiaan. Peneliti bekerja sama dengan guru bidang studi
untuk menentukan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan dalam
penelitian. Peneliti membuat penjelasan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Selanjutnya peneliti
merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang akan disajikan dalam proses pembelajaran di kelas dan menyiapkan
instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi, lembar wawancara,
jurnal harian siswa, angket disposisi matematik dan soal tes untuk akhir siklus.
2. Pelaksanaan
Pada tahap ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau
penerapan isi rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan rancangan
pembelajaran yang akan diterapkan. Peneliti menerapkan pendekatan SAVI
dalam proses pembelajaran dan bertindak sebagai pelaku tindakan
3. Pengamatan
Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal
yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Peneliti mengamati,
menggali,dan mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama
proses penelitian. Peneliti juga mengobservasi keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi.
4. Refleksi
Dalam tahap ini peneliti menganalisis dan mengkaji lebih dalam tindakan
yang telah diterapkan berdasarkan data yang diperoleh. Peneliti melakukan
evaluasi terhadap hasil data yang diperoleh, sehingga dapat diketahui apakah
kegiatan yang telah dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih
perlu ada perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki
kegiatan penelitian sebelumnya yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.
28
Tahapan model penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar
berikut.4
Gambar 3.1
Model Penelitian Tindakan Kelas
C. Subjek Penelitian, Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A MTs Al-Barkah yang
memiliki disposisi matematik rendah. Sedangkan objek penelitianya adalah seluruh
proses dan hasil pembelajaran matematika yang dirancang untuk meningkatkan
disposisi matematik siswa dengan menggunakan pendekatan SAVI.
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian yang
berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran dengan
pendekatan SAVI dan pengamat. Peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran
matematika kelas VIII A yang berperan sebagai pengamat dan penasehat peneliti
4 Elfanany, op. cit., h.16
Perencanaan
an
Pengamatan Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Perencanaan
an
Pengamatan Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
29
Observasi Pendahuluan
1. Pembuatan surat izin penelitian
2. Menghubungi kepala sekolah dan guru bidang studi matematika
3. Mengamati proses pembelajaran dalam kelas
4. Wawancara dengan guru bidang studi tentang aktivitas belajar siswa
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan
menggunakan pendekatan SAVI
2. Berdiskusi dengan guru bidang studi mengenai rencana pembelajaran yang
akan dilaksanakan
3. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS)
4. Menyiapkan lembar angket disposisi matematik siswa yang digunakan
untuk mengetahui skala disposisi matematik siswa.
5. Menyiapkan jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran SAVI
6. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
7. Menyiapkan soal tes hasil belajar
8. Menyiapkan alat dokumentasi
dalam membuat rancangan, melakukan tindakan, mengobservasi proses pembelajaran
dan merefleksi data yang telah terkumpul serta memperbaiki segala kekurangan
untuk diperbaiki di siklus selanjutnya.
D. Tahap Intervensi Tindakan
Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya pendahuluan yang akan
dilanjutkan dengan tindakan berupa siklus yang terdiri dari empat tahap kegiatan,
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi pada siklus I. Penelitian akan
dilanjutkan ke silkus II jika di akhir siklus 1 belum mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditentukan.
30
b. Tahap Pelaksanaan
1. Peneliti menjelaskan materi pembelajaran
2. Peneliti memberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
3. Siswa melakukan kegiatan dalam LKS
4. Peneliti menjadi fasilitator siswa dalam melakukan kegiatan
5. Siswa melaporkan hasil kegiatan pembelajaran
6. Peneliti melakukan penilaian dalam lembar observasi aktivitas siswa saat
pembelajaran berlangsung
7. Siswa mengisi jurnal haian terhadap pembelajaran SAVI
8. Siswa mengisi angket skala disposisi matematik dan hasil belajar siswa
pada akhir siklus I
c. Tahap Pengamatan
1. Peneliti melakukan pengamatan tentang aktivitas siswa saat pembelajaran
berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
2. Peneliti mengumpulkan dokumentasi
d. Tahap Refleksi
1. Mengulas data yang telah terkumpul
2. Melakukan evaluasi untuk perbaikan siklus selanjutnya
Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam siklus II
berdasarkan hasil perbaikan dari siklus I
2. Berdiskusi dengan guru bidang studi mengenai rencana pembelajaran yang
akan dilaksanakan
3. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk siklus II
4. Membuat lembar kerja siswa dan soal tes hasil belajar
5. Menyiapkan angket skala disposisi matematik siswa
6. Menyiapkan jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran
7. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran
8. Menyiapkan alat dokumentasi
31
b. Tahap Pelaksanaan
1. Peneliti menjelaskan materi selanjutnya
2. Peneliti meberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
3. Siswa melakukan kegiatan dalam LKS
4. Peneliti menjadi fasilitator siswa dalam melakukan kegiatan
5. Siswa melaporkan hasil kegiatan
6. Peneliti melakukan penilaian dalam lembar observasi aktivitas siswa saat
pembelajarn berlangsung
7. Siswa mengisi jurnal harian tentang pembelajaran dengan pendekatan
SAVI
8. Siswa mengisi angket skala disposisi matematik dan hasil belajar siswa
pada akhir siklus II siswa
Penilain disposisi matematik dan hasil belajar siswa siklus I c. Tahap Pengamatan
1. Peneliti melakukan pengamatan tentang aktivitas siswa saat pembelajaran
berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
2. Peneliti mengumpulkan dokumentasi
d. Tahap Refleksi
1. Mengulas data yang telah terkumpul.
2. Membandingkan hasil observasi siklus I dan II
Tindakan dihentikan sampai siklus II apabila hasil hasil intervensi tindakan
yang diharapkan tercapai. Jika belum tercapai tindakan dilanjutka ke siklus
berikutnya
Gambar 3.2
Tahapan Intervensi Tindakan
Adapun uraian tindakan pada tahapan penelitian adalah:
a. Observasi pendahuluan
1) Mengamati proses pembelajaran
Pengamatan proses pembelajaran dilakukan untuk melihat aktivitas siswa
selama proses pembelajaran matematika di kelas berlangsung. Adapun aspek
yang diamati meliputi kesiapan siswa dalam belajar, perhatian siswa terhadap
32
penjelasan guru, repon siswa terhadap pertanyaan yang diajukan, intensitas
bertanya siswa, dan penggunaan buku pelajaran yang disiapkan.
2) Wawancara dengan guru tentang aktivitas belajar siswa
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi mengenai masalah
apa yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran matematika di kelas.
Adapun hal-hal yang ditanyakan meliputi sikap siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, respon siswa jika diminta untuk menjelaskan
kembali materi atau jawaban di depan kelas, sikap siswa terhadap teman yang
sedang menjelaskan, kebiasaan siswa mencontek, dan kesalahan-kesalahan
yang ditemukan dalam hasil kerja siswa.
b. Siklus 1
1) Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti merancang kegiatan yang akan dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung untuk meningkatkan disposisi
matematik siswa dengan pendekatan SAVI. Selain itu, peneliti juga
mempersiapkan instrumen-instrumen yaitu angket skala disposisi matematik,
jurnal harian siswa, lembar observasi aktivitas siswa, dan alat dokumentasi.
Selain itu peneliti menyusun soal tes hasil belajar siswa pada akhir siklus I.
2) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan pembelajaran
menggunakan pendekatan Somatic, Auditory, Visual and Intellectual (SAVI)
sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu pembelajaran
matematika menggunakan model pembelajaran Somatic, Auditory, Visual and
Intellectual (SAVI). Peneliti memberikan lembar Kerja Siswa (LKS) di mana
siswa diarahkan untuk mengalami proses pembelajaran dengan pendekatan
SAVI yang diasumsikan dapat meningkatkan disposisi matematik siswa.
Setelah itu peneliti melakukan penilaian dalam observasi aktivitas siswa saat
33
pembelajaran berlangsung. Siswa mengisi jurnal harian dan angket skala
disposisi matematik pada akhir siklus I. Dalam usaha perbaikan, perencanaan
bersifat fleksibel terhadap perubahan yang sesuai dengan apa yang terjadi di
lapangan.
3) Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti untuk mengamati aktivitas dalam
pembelajaran dengan pendekatan SAVI di kelas selama proses pembelajaran
berlangsung. Peneliti mencatat semua hal yang terjadi selama proses
pembelajaran dan mengumpulkan dokumentasi berupa foto kegiatan
pembelajaran.
4) Tahap Refleksi
Pelaksanaan refleksi berupa evaluasi data-data yang telah dikumpulkan.
Peneliti dan guru mata pelajaran berdiskusi untuk menganalisis dan
mengevaluasi hasil data yang telah didapat. Evaluasi yang dilaksanakan antara
lain meliputi kualitas pembelajaran dan disposisi matematik siswa, kendala-
kendala yang dihadapi, dan respon siswa terhadap pembelajaran dengan
pendekatan SAVI. Keseluruhan hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai
pedoman untuk merancang tindakan yang akan dilaksanakan siklus II yang
lebih baik sehingga kekurangan yang terdapat di siklus I tidak terjadi lagi dan
indikator keberhasilan tercapai.
c. Siklus II
Tindakan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dari
pelaksanaan siklus I sehingga diharapkan kekurangan tidak terulang di siklus II
dan indikator keberhasilan tercapai. Tahapan-tahapan pelaksanaan pada siklus II
sama dengan tahapan-tahapan pelaksanaan pada siklus I, yaitu diawali dengan
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
34
E. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah rendahnya disposisi
matematik siswa kelas VIII A MTs Al-Barkah yang ditingkatkan dengan pendekatan
Somatic, Auditory, Visual and Intellectual (SAVI). Penerapan pendekatan SAVI
dilakukan berdasarkan asumsi bahwa SAVI merupakan salah satu pendekatan yang
dapat meningkatkan disposisi matematik.
Adapun hasil yang diharapkan dari intervensi tindakan di atas yang merupakan
indikator keberhasilan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Hasil angket skala disposisi matematik siswa dalam pembelajaran matematika
mencapai rata-rata 70%.
2) Aktivitas siswa mencapai nilai rata-rata 70% dalam proses pembelajaran.
3) Respon positif siswa mencapai rata-rata 70% dalam pembelajaran
matematika.
4) Nilai hasil belajar siswa yang mencapai KKM 70%.
Jika keempat indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian dihentikan.
Namun sebaliknya, jika terdapat salah satu atau tiga indikator keberhasilan belum
tercapai, maka penelitian tindakan ini dilanjutkan ke siklus berikutnya.
F. Data dan Sumber
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam data, yaitu :
1. Data kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini berupa pedoman wawancara guru dan
dokumentasi berupa foto kegiatan.
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa presentase angket skala disposisi
matematik siswa, presentase aktivitas belajar siswa, presentase respon siswa, dan
nilai hasil belajar setiap siklus.
35
Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A MTs
Al-Barkah yang diberikan treatment peningkatan disposisi matematik dengan
pendekatan SAVI.
G. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka terlebih dahulu dibuat instrumen
penelitian yang terdiri dari :
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui permasalahan yang lebih
mendalam dari guru bidang studi tentang kesulitan proses pembelajaran yang
guru lakukan dan masalah yang dihadapi di kelas.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa selama proses
pembelajaran sehingga dapat diketahui bagaimana keterlaksanaan proses
pembelajaran SAVI di dalam kelas. Panduan lembar observasi mengacu kepada
kegiatan yang dilakukan pada setiap tahapan pendekatan SAVI dan aspek yang
diamati meliputi keaktifan siswa dalam mencari informasi, keaktifan siswa
bertanya, keaktifan siswa dalam menyelesaikan LKS, keaktifan siswa menyusun
bahan presentasi, keaktifan siswa mengajukan presentasi dan pendapat serta
respon siswa terhadap teman yang mempresentasikan hasil kerja.
3. Lembar Angket Skala disposisi matematik
Lembar angket ini digunakan untuk mengetahui skala disposisi matematik
siswa terhadap pembelajaran matematik malalui pendekatan SAVI. Angket
dibuat berdasarkan skala diposisi matematika yang disusun dalam bentuk skala
Likert, yang terdiri dari 40 butir pernyataan dan serangkaian pernyataan positif
dan negatif berkenaan dengan aspek disposisi yang akan diukur, dengan pilihan
36
SS (sering sekali), SR (sering), KD (kadang-kadang), JR (jarang), dan TP (tidak
pernah). 5
4. Jurnal Harian
Jurnal harian digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu pendekatan SAVI.
5. Instrumen Tes
Instrumen tes ini berupa soal tes uraian yang digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran SAVI yang diberikan
setiap akhir siklus. Soal disusun berdasarkan indikator pembelajaran yang
sebelumnya telah direncanakan dalam RPP.
6. Dokumentasi
Dokumentasi ini berupa gambar atau foto saat kegiatan penelitian
berlangsung. Dokumentasi ini dibuat untuk memperkuat proses penelitian.
Instrumen yang akan diuji dengan validitas isi dan dilanjutkan dengan validitas
konstruk yaitu angket disposisi matematik. Uji validitas dilakukan untuk menguji
seberapa jauh instrumen mampu menghasilkan butir-butir atau pernyataan yang valid.
Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dengan
validator instrumen penelitian ini adalah 2 orang yang ahli dalam hal ini yaitu dosen
pembimbing. Sedangkan soal tes hasil belajar akan diuji dengan validitas empiris
yaitu menguji ke lapangan dan menguji validitas dan reabilitas setiap butir soal.
H. Teknik Pengumpulan Data
Dengan instrumen yang telah ditetapkan, teknik penggunaanya dalam
mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
1. Lembar observasi.
Pengumpulan data dengan lembar observasi dilakukan untuk mengetahui
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan pendekatan SAVI dalam
5 Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya, (Bandung:
Tarsito, 2010), h. 135.
37
meningkatkan disposisi matematik siswa danmengungkapkan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran. Peneliti dan kolabolator mengisi checklist pada
lembar observasi pada setiap pertemuan pembelajaran.
2. Angket
Angket diberikan kepada semua siswa pada akhir siklus. Angket ini berisi
pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan disposisi matematik siswa. Angket
dalam penelitian ini dibuat berdasarkan skala disposisi matematika antara lain
dapat disusun dalam bentuk skala Likert yang terdiri dari serangkaian pernyataan
positif dan negatif berkenaan dengan aspek disposisi yang akan diukur.
3. Jurnal harian
Jurnal harian digunakan untuk mengetahui respon siswa dengan
diterapkannya pendekatan SAVI. Jurnal harian siswa diberikan setiap akhir
pertemuan pembelajaran.
4. Tes
Diberikan kepada siswa setelah materi disampaikan untuk mengetahui
kompetensi matematik yang dimiliki siswa.
5. Dokumentasi
Dokumentasi ini berupa gambar atau foto saat kegiatan penelitian
berlangsung. Penggambilan gambar aktivitas siswa yang terjadi pada setiap
tahapan proses pembelajaran dan dilakukan oleh peneliti.
I. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Sebelum instrumen digunakan dalam penelitian sebaiknya diperiksa
kevalidannya terlebih dahulu agar mendapatkan instrumen yang valid. Instrumen
dikatakan valid jika instrumen tersebut dapat mengukur dan mengevaluasi apa yang
seharusnya diukur.
Instrumen yang mengukur disposisi matematik siswa adalah angket skala
disposisi matematik siswa. Angket dalam penelitian ini adalah hasil adaptasi dari
Prof. Dr. Utari Sumarmo dalam buku yang berjudul ”Kumpulan Makalah: Berpikir
38
dan Disposisi Matematik serta Pembelajarannya” pada Jurusan Pendidikan
Matematika FPMIPA UPI tahun 2013. Serta diperkuat oleh Yanto Permana pada
sekolah pascasarjana UPI Bandung tahun 2010 yang berjudul “Mengembangkan
Kemampuan Pemahaman, Komunikasi, dan Disposisi Matematik Siswa Sekolah
Menengah Atas Melalui Model Elicting Activities”. Agar angket skala disposisi
matematik mendapatkan hasil pertimbangan teoritik yang lebih terpercaya maka
dilakukan pertimbangan kembali oleh orang yang dianggap ahli pada bidang tersebut,
salah satunya adalah dosen pembimbing. Angket akan diuji dengan validitas isi dan
dosen pembimbing melakukan pertimbangan yang ditinjau dari validitas konstruk,
maka instrumen angket sudah layak digunakan.
Teknik pemeriksaan kepercayaan data yang digunakan terhadap data aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran dan data respon siswa adalah dengan menggunakan
metode triangulasi. Metode triangulasi merupakan metode yang memastikan sesuatu
dari berbagai sudut pandang yang berfungsi untuk meningkatkan ketajaman hasil
pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data. Metode triangulasi data
terhadap data aktivitas siswa diperoleh data yang dihasilkan dari lembar observasi
aktivitas siswa. Sedangkan metode triangulasi data terhadap data respon siswa
diperoleh data yang dihasilkan dari jurnal harian siswa. Dengan metode triangulasi
diharapkan dapat memperkuat dan mengarahkan data aktivitas siswa dan data respon
siswa.
Teknik pemeriksaan kepercayaan data yang digunakan terhadap data hasil belajar
siswa adalah dengan uji validitas empiris yaitu menguji validitas, reabilitas, taraf
kesukaran, dan daya pembeda soal tes hasil belajar pada tiap butir soal. Untuk
menguji validitasnya diukur dengan teknik korelasi product moment dengan
menghitung korelasi skor butir dengan skor total dan reliabilitasnya diuji dengan
rumus Alpha Cronbach.
39
J. Analisis Data dan Interpretasi Data
Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis
deskriptif. Data di analisis untuk mengetahui peningkatan disposisi matematik siswa
dengan penerapan pendekatan SAVI, aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
matematika dengan penerapan pendekatan SAVI, respon siswa dengan penerapan
pendekatan SAVI, dan peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode
pendekatan SAVI. Data yang diperoleh dalam penelitian merupakan data kuantitatif
dan kualitatif.
1. Analisis Angket Disposisi Matematik
Angket digunakan untuk mengetahui skor skala disposisi matematik siswa
dengan penerapan pendekatan SAVI. Angket terdiri dari serangkaian pernyataan
positif dan pernyataan negatif dengan pilihan jawaban respons Sering sekali (Ss),
Sering (Sr), Kadang-kadang (Kd), Jarang (Jr), dan Tidak pernah (Tp). Skor untuk
pernyataan positif dan negatif pada angket adalah sebagai berikut.6
Tabel 3.1
Skor Hasil Angket untuk Pernyataan Positif dan Negatif
Skor
Alternatif Jawaban Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
5 1 Sering sekali (Ss)
4 2 Sering (Sr)
3 3 Kadang-kadang (Kd)
2 4 Jarang (Jr)
1 5 Tidak pernah (Tp)
6Utari Sumarmo, Kumpulan Makalah: Berfikir dan Disposisi Matematik Serta Pembelajarannya,
(Bandung: UPI,2013), h. 228.
40
Hasil angket disposisi matematik siswa dianalisis dengan langkah-langkah,
yaitu :
a. Menghitung skor setiap butir pernyataan sesuai dengan pedoman dan
kriteria yang telah ditetapkan
b. Mengelompokkan setiap butir pernyataan sesuai aspek disposisi
matematik yang telah dirumuskan
c. Menghitung jumlah skor tiap butir pernyataan selanjutnya menghitung
skor akhir disposisi matematik siswa dengan cara mengubah skor yang
diperoleh menjadi skor berstandar 100 dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :7
d. Skor akhir angket disposisi yang diperoleh selanjutnya dikelompokkan
dengan ketentuan yang terdapat dalam tabel berikut ini :8
Tabel 3.2
Kriteria Kategori Hasil Skor Angket Disposisi Matematik Siswa
Interval Skor Kategori
Sangat Tinggi
Tinggi
Rendah
Sangat Rendah
2. Lembar Observasi Siswa
a. Menganalisis data semua aktivitas siswa pada setiap akhir pertemuan
b. Menghitung berapa banyak siswa yang melakukan aktivitas pada langkah
pembelajaran dengan pendekatan SAVI
7Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik: Evaluasi Pengajaran, (Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h.102. 8Tim Peneliti Program Pascasarjana UNY, Pedoman Penilaian Afektif,
(Yogyakarta:DEPDIKNAS,2003-2004), h.22.
41
c. Menghitung persentase siswa yang melakukan aktivitas pada langkah
pembelajaran dengan pendekatan SAVI
d. Membandingkan nilai persentase aktivitas siswa antara siklus I dengan siklus
II.
3. Jurnal Harian Siswa
a. Merangkum pendapat siswa pada setiap akhir pertemuan
b. Mengelompokkan ke dalam kategori respon positif, netral, dan negatif
terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI.
c. Menghitung berapa banyak siswa yang memiliki respon positif dan respon
negatif
d. Menghitung persentase siswa yang memiliki respon positif dan respon
negatif setiap siklus
e. Membandingkan nilai persentase siswa yang memiliki respon positif dan
respon negatif siklus I dengan siklus II
4. Tes Hasil Belajar Siswa
a. Menghitung skor setiap butir tes
b. Menghitung skor total hasil tes yang diperoleh siswa
42
c. Menghitung nilai rata-rata kelas atau mean ( ) dengan rumus :9
∑
Keterangan :
Mean yang dicari ∑ Jumlah tiap skor dalam sebaran
Banyak skor
d. Membandingkan skor hasil tes dengan KKM
e. Mengelompokkan skor hasil tes siswa yang mencapai KKM dengan yang
tidak mencapai KKM dengan membuat persentase skor hasil tes siswa yang
mencapai KKM dan persentase skor hasil tes siswa yang tidak mencapai
KKM.
f. Membandingkan skor hasil tes siklus I dan siklus II.
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pada siklus I selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum
mencapai indikator keberhasilan penelitian yaitu peningkatan disposisi matematik
siswa, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II sebagai rencana perbaikan
pembelajaran. Penelitian ini akan berakhir, apabila telah mencapai indikator
keberhasilan penelitian yaitu disposisi matematik siswa mengalami peningkatan.
9 Purwanto, op. cit., h.90.
43
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan
Tindakan penelitian dilaksanakan pada tanggal 09 Mei 2014 s.d 07 Juni 2014.
Penelitian ini terdiri atas 2 siklus, dengan perincian siklus I dan siklus II masing-
masing dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
VIII A MTs Al-Barkah Kab.Tangerang yang berjumlah 33 orang siswa, yang terdiri
dari 22 siswi dan 11 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian dan materi pembelajaran
dipaparkan pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Waktu Pelaksanaan Tindakan Penelitian
Siklus Waktu Materi pembelajaran
I
Pertemuan ke-1 Unsur-unsur kubus dan balok
Pertemuan ke-2 Jaring-jaring kubus dan balok
Pertemuan ke-3 Luas permukaan kubus dan balok
Pertemuan ke-4 Volume kubus dan balok
Pertemuan ke-5 Tes siklus I dan pengisian angket
disposisi matematik
II
Pertemuan ke-6 Unsur-unsur prisma dan limas
Pertemuan ke-7 Jaring-jaring prima dan limas
Pertemuan ke-8 Luas permukaan prisma dan limas
Pertemuan ke-9 Volume prisma dan limas
Pertemuan ke-10 Tes siklus II dan pengisian angket
disposisi matematis
1. Penelitian Pendahuluan
Pelaksanaan penelitian pendahuluan dilaksanakan pada tanggal 11-17 April
2014. Kegiatan ini merupakan tahap awal yang dilakukan peneliti untuk
mengetahui kondisi kelas dan sebagai tahap perkenalan dengan guru pengajar
dan lingkungan sekolah. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan wawancara,
44
melakukan observasi dan mensosialisasikan pendekatan SAVI dan disposisi
matematik dalam penelitian ini kepada guru mata pelajaran matematika.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara guru selama penelitian
pendahuluan diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Banyak siswa belum memiliki sikap positif saat proses pembelajaran
matematika berlangsung
b. Siswa kurang memiliki minat dan ketertarikan untuk belajar matematika.
c. Kurangnya rasa percaya diri siswa dalam belajar matematika.
d. Guru kurang memberikan pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan
membuat semangat siswa untuk belajar matematika.
e. Siswa masih malas dalam mengerjakan tugas yang sulit dan cepat menyerah.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus I
Hasil pengamatan dan wawancara digunakan sebagai bahan persiapan untuk
merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran pada
siklus I. Tindakan pembelajaran siklus I terdiri dari beberapa tahap, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Setiap tahap tindakan
pembelajaran tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut :
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan pelaksanaan tindakan siklus I yang akan dilaksanakan terdiri dari
empat pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran setiap pertemuannya (2 x
40 menit). Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah sebagai
berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan pendekatan SAVI.
2) Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan pada
siklus I, yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
3) Mempersiapkan angket disposisi matematik siswa yang diberikan pada
akhir siklus I.
45
4) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas dan jurnal harian siswa.
5) Mempersiapkan soal tes hasil belajar yang diberikan pada akhir siklus I.
6) Memperiapkan alat dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus I terdiri dari 5 pertemuan, dengan 4
pertemuan dilakukannya kegiatan pembelajaran dan 1 pertemuan untuk tes
akhir siklus I. Tahap ini dilaksanakan pada tanggal 9-23 Mei 2014 dengan
alokasi waktu masing-masing tindakan adalah 20 x 40 menit (2 jam pelajaran).
Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
yang telah direncanakan sebelumnya dengan menerapkan pendekatan SAVI.
Deskripsi proses pembelajaran setiap pertemuan pada siklus I diuraikan sebagai
berikut :
1) Pertemuan Pertama (Jum’at, 9 Mei 2014)
Materi pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah
mengidentifikasi unsur-unsur kubus dan balok. Terdapat 31 siswa dari 33
siswa yang mengikuti pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada
pertemuan pertama diawali dengan memberi salam dan menanyakan kabar
siswa. Pada pertemuan ini peneliti melakukan ice breaking berupa permainan
“kisah-kisah angka” untuk mengenal sebagian siswa. Peneliti meminta
seluruh siswa berhitung dari 1-31 secara berurutan dimulai dari siswa yang
duduk di barisan depan sampai barisan belakang. Seluruh siswa diminta untuk
mengingat nomornya masing-masing. Peneliti menceritakan sebuah cerita
yang mengandung angka, ketika peneliti menyebutkan salah satu angka maka
siswa yang memiliki angka tersebut harus segera berdiri dan langsung
menyebutkan namanya. Siswa terlihat antusias mengikuti permainan tersebut,
permainan ini pun di akhiri dengan tepuk tangan para siswa.
Pada tahap awal pembelajaran, peneliti memberikan sugesti positif
kepada siswa dengan menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran pada
46
pertemuan kali ini dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti membangkitkan rasa
ingin tahu siswa dengan menanyakan apa yang mereka ketahui tentang kubus
dan balok sambil menunjukan kerangka kubus dan balok. Ketika siswa
terlihat siap mengikuti pembelajaran, peneliti membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok yang tersebar dalam 8 kelompok yang terdiri dari 5
kelompok perempuan dan 3 kelompok laki-laki. Masing-masing kelompok
diberikan lembar kerja siswa (LKS) beserta alat peraga berupa kerangka
kubus untuk 4 kelompok dan kerangka balok untuk 4 kelompok lainnya.
Tahap selanjutnya ialah tahap penyampaian (kegiatan inti). Pada tahap
ini siswa berdiskusi bersama teman kelompoknya mengerjakan LKS dan
peneliti berperan sebagai fasilitator. Siswa mengamati alat peraga yang
diberikan kemudian mendiskusikannya bersama kelompoknya. Mereka
mengindentifikasi kubus/balok tersebut dengan menghitung secara langsung
banyaknya rusuk, titik sudut, sisi, diagonal sisi, dan diagonal ruang
(intelektual).
Gambar 4.1
Aktivitas siswa saat diskusi
Setelah semua kelompok menyelesaikan LKS, peneliti meminta
beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. Namun,
karena tidak ada yang mau dan berani mempresentasikannya, akhirnya
47
peneliti menunjuk dan memilih secara acak beberapa kelompok untuk
mempresentasikannya. Kelompok pertama yang dipilih adalah kelompok
siswa yang mengidentifikasi kubus dan dilanjutkan dengan presentasi
kelompok yang mengidentifikasi balok. Ketika presentasi kelompok
berlangsung, terdapat banyak diantara siswa yang masih belum
memperhatikan, ada yang sibuk dengan dirinya sendiri, mengobrol dengan
temannya, bahkan bercanda sehingga suasana kelas menjadi riuh.
Gambar 4.2
Aktivitas siswa saat presentasi kelompok
Pada tahap pelatihan peneliti menunjuk siswa secara acak dan
memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut untuk dijawab secara lisan.
Peneliti memberikan pertanyaan kepada beberapa siswa secara bergantian dan
meminta siswa lain untuk menanggapi hasil jawaban temannya. Setelah tanya
jawab selesai peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi pembelajaran hari ini.
Memasuki tahap akhir pembelajaran, peneliti bersama siswa
menyimpulkan materi pembelajaran hari ini dan menjelaskan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum menutup pembelajaran, peneliti
48
membagikan jurnal harian siswa untuk diisi. Tujuan diberikannya jurnal
harian siswa yaitu untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran hari
ini. Tidak lupa peneliti juga meminta siswa membawa karton, penggaris, dan
gunting pada pertemuan selanjutnya. Pertemuan pertama ditutup dengan
berdoa bersama, dan menghimbau siswa agar rajin membaca.
2) Pertemuan kedua (Sabtu, 10 Mei 2014)
Pada pertemuan kedua, siswa belajar tentang pengertian jaring-jaring
kubus dan balok serta membuat jaring-jaring kubus dan balok. Siswa yang
mengikuti pembelajaran hari ini sebanyak 33 siswa, hal ini berarti bahwa
seluruh siswa hadir di kelas. Pembelajaran dimulai dengan berdoa bersama
yang dipimpin oleh ketua kelas, kemudian peneliti menyapa siswa dengan
menanyakan kabar siswa.
Sebelum masuk ke materi, peneliti me-review materi pada pertemuan
pertama melalui kegiatan permainan tebak-tebakan, tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah siswa masih mengingat materi pelajaran yang diajarkan
pada pertemuan sebelumnya atau tidak. Permainan ini dimulai dengan peneliti
meminta seorang siswa mengamati sebuah bangun ruang dan setelah itu harus
menjawab (yes/no) dari pernyataan siswa lain tentang bangun ruang tersebut.
Dari permainan tersebut terlihat sebagian besar siswa masih mengingat materi
sebelumnya.
Pada tahap awal pembelajaran peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan kali ini, serta
membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan menunjukan kubus yang terbuat
dari karton kemudian meminta siswa berpikir bagaimana cara membuat kubus
yang ditunjukan. Peneliti membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang
sama seperti pertemuan sebelumnya dan membagikan replika kubus dan balok
yang terbuat dari karton.
49
Pada tahap penyampaian siswa bekerja secara kelompok untuk membuat
jaring-jaring kubus dan balok. Hal yang pertama yang dilakukan siswa adalah
memotong-motong replika kubus dan balok pada setiap bagian rusuknya
sehingga terbentuk jaring-jaringnya.
Memasuki tahap pelatihan, siswa membuat jaring-jaring kubus dan
balok menggunakan kertas karton sebanyak-banyaknya. Siswa sangat antusias
dalam membuat jaring-jaring kubus dan balok. Mereka saling bekerjasama
dalam membuat jaring-jaring kubus dan balok, sebagian siswa membuat
kerangka jaring-jaringnya dan yang lain menggunting hasil kerangka
temannya.
Gambar 4.3
Aktivitas siswa saat membuat jaring-jaring kubus & balok
Pada tahap selanjutnya setiap kelompok mengumpulkan hasil kerja
kelompok mereka di depan kelas. Peneliti bersama seluruh siswa menilai hasil
kerja setiap kelompok. Dimulai dari kelompok pertama, peneliti menunjukkan
jaring-jaring kubus dan balok yang dibuat dan bertanya kepada siswa,
”Apakah ini merupakan jaring-jaring kubus/balok?”, lalu siswa menjawab
secara bersama-sama dengan jawaban ya/tidak.
Dari hasil kerja kelompok siswa yang terdapat pada Tabel 4.2 kelompok
4 berhasil membuat jaring-jaring paling banyak yaitu 13 jaring-jaring,
kemudian peneliti memberikan rewards kepada kelompok 4 disertai tepuk
50
tangan yang sangat meriah dari kelompok lain. Memasuki tahap akhir
pembelajaran, peneliti memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya. Ada
salah satu siswa yang bertanya, “Pak, ada berapa sih jaring-jaring kubus dan
balok itu?”, Peneliti lalu menjawabnya, dengan bantuan proyektor peneliti
menampilkan jaring-jaring kubus dan balok secara keseluruhan dan meminta
siswa menghitungnya secara bersama-sama. Siswa besama peneliti
menyimpulkan materi pembelajaran pada pertemuan kali ini.
Tabel 4.2
Hasil kerja kelompok siswa dalam membuat jaring-jaring
No Nama
Kelompok
Jaring-jaring yang berhasil dibuat Total
Kubus Balok
1 Kelompok 1 6 4 10
2 Kelompok 2 5 2 7
3 Kelompok 3 7 2 9
4 Kelompok 4 7 6 13
5 Kelompok 5 6 1 7
6 Kelompok 6 7 2 9
7 Kelompok 7 5 3 8
8 Kelompok 8 6 2 8
Pembelajaran hari ini ditutup dengan berdoa dan menyampaikan materi
pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya, yaitu mengenai
luas permukaan kubus dan balok. Tidak lupa, peneliti memberikan tugas
dengan meminta setiap kelompok untuk mengambil kembali jaring-jaring
kubus dan balok yang telah mereka buat untuk ditempelkan di kertas karton
atau papan agar bisa ditampilkan di ruangan kelas mereka untuk dikumpulkan
pada pertemuan selanjutnya.
51
Gambar 4.4
Hasil Jaring-jaring yang dibuat siswa
3) Pertemuan ketiga (Jum’at, 16 Mei 2014)
Pertemuan ketiga dimulai dengan memberi salam kepada siswa dan
menyapa siswa dengan menanyakan kabar mereka, serta menyiapkan siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan mengecek kehadiran siswa. Terdapat 1
siswa yang tidak hadir pada pertemuan kali ini dikarenakan sakit. Peneliti
mengajak siswa untuk melakukan ice breaking agar siswa kembali semangat
mengikuti pembelajaran.
Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah luas permukaan
kubus dan balok. Pada tahap awal pembelajaran, peneliti memberikan sugesti
positif kepada siswa dengan menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran
pada pertemuan kali ini dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti membangkitkan
rasa ingin tahu siswa dengan menanyakan bagaimana mereka menghitung luas
permukaan kubus dan balok. Ketika siswa terlihat siap untuk mengikuti
pembelajaran, peneliti membagi siswa kedalam delapan kelompok secara
heterogen dan membagikan lembar kerja siswa (LKS). Dalam LKS, empat
52
kelompok diminta untuk mencari luas permukaan kubus dan empat kelompok
lain mencari luas permukaan balok.
Gambar 4.5
Aktivitas siswa saat diskusi kelompok
Pada tahap penyampaian, siswa berdiskusi mencari rumus luas
permukaan kubus dan balok. Diskusi dimulai dengan mengamati jaring-jaring
kubus atau balok yang telah mereka buat (visual), kemudian mereka
mengukur luas permukaan setiap sisi pada jaring-jaring (somatic) dan
menjumlahkannya sehingga menemukan rumus tersebut (intellectual).Siswa
sudah terbiasa bekerja secara kelompok dan berdiskusi tentang materi
bersama teman kelompoknya (auditory).
Selama diskusi berlangsung terlihat beberapa siswa serius mengerjakan
LKS yang diberikan, namun begitu masih terdapat pula beberapa siswa yang
pasif, bahkan ada yang mengobrol atau becanda dengan temannya. Banyak
siswa yang masih belum mengerti arahan atau perintah yang ada di dalam
LKS, sehingga banyak siswa yang bertanya selama diskusi berlangsung.
Peneliti berkeliling kepada setiap kelompok untuk mengarahkan siswa yang
belum mengerti.
Memasuki tahap pelatihan, peneliti meminta beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Presentasi kelompok dimulai dengan
53
presentasi dari kelompok 5 yaitu tentang menemukan rumus luas permukaan
balok. Ketika presentasi berlangsung, kelompok lain memperhatikan, tapi
masih ada kelompok yang duduk di belakang, asyik mengobrol dan bercanda
dengan temannya. Peneliti lalu meminta seluruh siswa agar memperhatikan
temannya yang sedang presentasi. Presentasi dilanjutkan dengan pemaparan
dari kelompok dua mengenai luas permukaan kubus.
Ketika kelompok lima dan kelompok dua selesai mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya, peneliti memberikan waktu kepada kelompok lain
untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi kelompok lima dan
kelompok dua. Kelompok lain tidak ada yang bertanya atau menanggapi.
Siswa terlihat masih bingung tentang materi yang mereka pelajari, selanjutnya
dengan tanya jawab peneliti bersama siswa membahas kembali tentang luas
permukaan kubus dan balok. Peneliti memberikan 2 soal kepada siswa untuk
mengecek pemahaman siswa tentang luas permukaan kubus dan balok.
Peneliti memilih secara acak dua orang siswa untuk mengerjakan soal di
depan kelas, lalu peneliti dan siswa yang lain membahas jawaban yang
dikerjakan 2 orang siswa tadi.
Gambar 4.6
Aktivitas siswa saat prsentasi kelompok
Pada tahap akhir pembelajaran, peneliti dan siswa mengemukakan
manfaat apa yang didapatkan pada pembelajaran hari ini. Salah satu
manfaatnya adalah siswa menjadi tahu berapa ukuran kertas kado untuk
54
membungkus sebuah hadiah yang berbentuk kubus ataupun balok. Peneliti
menghimbau siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya di
rumah, yaitu mengenai volume kubus dan balok. Pembelajaran pada
pertemuan ketiga ini ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh
peneliti dan diakhiri dengan salam.
4) Pertemuan keempat (Sabtu, 17 Mei 2014)
Pembelajaran pada pertemuan keempat dibuka dengan memberi salam
dan dilanjutkan dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas.
Seluruh siswa hadir pada pertemuan kali ini. Materi pembelajaran pada
pertemuan kali ini adalah volume kubus dan balok. Pada tahap awal
pembelajaran, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mengemukakan manfaat yang akan didapatkan siswa dari mempelajari
volume kubus dan balok dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 4.7
Aktivitas siswa saat diskusi kelompok
Memasuki tahap penyampaian, peneliti mengeluarkan sebotol air
mineral yang berisi air 250 ml dan menunjukan kepada siswa bahwa air yang
ada di dalam botol tersebut merupakan volume. Siswa diminta meyebutkan
contoh volume yang mereka temui dalam kehidupan sehari-hari. Sama halnya
pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, siswa dibagi kedalam beberapa
55
kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa dan peneliti
membagikan lembar kerja siswa (LKS), serta kubus-kubus kecil yang terbuat
dari kayu sebanyak 12 buah kepada masing-masing kelompok. Peneliti
mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS dan melaksanakan diskusi
kelompok untuk mencari tahu tentang rumus volume kubus dan balok.
Siswa terlihat antusias ketika mencari rumus volume kubus dan balok.
Mereka menyusun kubus-kubus kecil tersebut menjadi kubus atau balok yang
besar (somatik, visual), kemudian mereka menghitung banyaknya kubus kecil
yang tersusun dan mendiskusikannya dengan teman kelompok sehingga
mendapatkan rumus volume kubus atau balok (intelektual, auditori). Ketika
semua kelompok selesai mengerjakan LKS yang diberikan, selanjutnya
peneliti meminta kelompok 1,2,3, dan 4 untuk membuat kubus besar dengan
menyatukan kubus-kubus kecil yang mereka punya. Di sisi lain, kelompok 5,
6, 7, dan 8 diminta untuk membuat balok besar di depan kelas.
Gambar 4.8
Aktivitas siswa saat presentasi kelompok
Pada tahap pelatihan, peneliti menunjuk beberapa kelompok secara acak
untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dengan menggunakan
kubus dan balok besar yang ada di depan kelas. Peneliti memberikan waktu
kepada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi
56
kelompok temannya, dan begitu seterusnya hingga kelompok terakhir. Untuk
mengecek pemahaman, peneliti memberikan 2 soal kepada siswa tentang
volume kubus dan balok. Peneliti memilih secara acak dua orang siswa untuk
mengerjakan soal di depan kelas, lalu peneliti dan siswa yang lain membahas
jawaban yang dikerjakan oleh 2 orang siswa tadi.
Pada tahap akhir pembelajaran, peneliti dan siswa mengemukakan
manfaat apa yang didapatkan pada pembelajaran hari ini. Peneliti
menginformasikan akan diadakan kuis pada pertemuan selanjutnya dan
menghimbau siswa untuk mempelajari materi yang telah mereka pelajari dari
pertemuan pertama sampai kepada pertemuan hari ini. Sebelum menutup
pembelajaran, peneliti membagikan jurnal harian siswa untuk dilengkapi oleh
siswa. Pembelajaran pada pertemuan keempat ini ditutup dengan berdoa
bersama yang dipimpin oleh peneliti dan diakhiri dengan salam.
5) Pertemuan kelima (Jumat, 23 Mei 2014)
Pada pertemuan kelima dilakukan tes hasil belajar siswa pada siklus I
yang berlangsung selama 2 x 40 menit. Kegiatan tes ini bertujuan untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan pendekatan SAVI.
Pertemuan kali ini dimulai dengan berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas.
Instrumen tes berisi soal-soal mengenai materi pembelajaran dari pertemuan
pertama sampai dengan pertemuan keempat yaitu unsur-unsur kubus dan
balok, jaring-jaring kubus dan balok, luas permukaan kubus dan balok, dan
volume kubus dan balok. Soal tes siklus I ini terdiri dari 5 butir soal yang
sudah divalidasi. Selama tes berlangsung, terdapat beberapa siswa yang masih
bertanya dan melirik-lirik temannya.
Saat tes hasil belajar selesai, peneliti membagikan angket disposisi
matematik siklus I kepada siswa, dan meminta mereka untuk melengkapinya.
Pertemuan kali ini ditutup dengan berdoa bersama, tidak lupa peneliti pun
57
menghimbau siswa untuk membaca mengenai prisma dan limas yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya.
c. Tahap Pengamatan dan Analisis Data Siklus I
Tahap pengamatan ini berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Peneliti mengamati hasil tindakan penerapan pendekatan SAVI dalam proses
pembelajaran di kelas. Peneliti menganalisis data-data yang diperoleh dari tahap
pelaksanaan yaitu analisis data angket disposisi matematik siswa, akitivitas siswa
dalam proses pembelajaran, respon siswa terhadap pembelajaran dan hasil belajar
siswa. Berikut ini adalah paparan hasil analisis data siklus I :
1) Angket Disposisi Matematik Siswa
Angket disposisi matematik berisi 33 butir pernyataan yang terdiri dari
18 pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif dengan indikator:
a) Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah,
memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan (terdiri dari 7 item)
b) Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik
(terdiri dari 8 item)
c) Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik (terdiri dari 7 item)
d) Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi
lain, kerja sama dan menghargai pendapat yang berbeda (terdiri dari 6
item)
e) Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan
(terdiri dari 5 item).
Berdasarkan Tabel 4.3 diperoleh skor akhir disposisi matematik siswa
sebesar 63,21%. Skor disposisi matematik siswa kelas VIII A tergolong
tinggi. Pada hasil angket disposisi matematik siswa akhir siklus I terdapat 14
siswa dalam kategori baik dan 19 siswa dalam kategori cukup. Hasil data
yang diperoleh, skor diposisi matematik siswa belum mencapai indikator yang
58
diharapkan, yaitu hasil angket disposisi matematik siswa dalam pembelajaran
matematika mencapai skor akhir .
Tabel 4.3
Skor Angket Disposisi Matematik Siswa Siklus I
No Interval Frekuensi Presentase (%)
1 85– 91 4 12,12
2 92 – 98 8 24,24
3 99 – 105 5 15,15
4 106 – 112 9 27,27
5 113 – 119 3 9,10
6 120 – 126 4 12,12
Rata-rata presentase 63,21
Peneliti juga mengolah data skor dari setiap indikator disposisi
matematik. Skor tiap indikator disposisi matematik siswa di kelas VIII A pada
siklus I dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut:
Gambar 4.9
Diagram Batang Presentase
Indikator Disposisi Matematik Siswa Siklus I
61,80% 60,50% 66,40% 66,70%
61,20%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5
Indikator Disposisi Matematik
59
Gambar 4.9 menunjukkan bahwa skor rata-rata disposisi matematik
yang paling rendah adalah pada indikator kedua, yaitu: minat, rasa ingin tahu,
dan daya temu dalam melakukan tugas matematik. Indikator kedua ini
tergolong dalam kategori tinggi dengan nilai sebesar 60,50 %. Masih banyak
siswa yang acuh tak acuh terhadap pelajaran matematika, terlihat dari
beberapa siswa yang hanya diam ketika diskusi berlangsung dan mengobrol
atau bercanda dengan temannya. Siswa masih malas untuk mencari materi
pembelajaran dari sumber lain selain dari LKS yang mereka miliki.
Pada indikator rasa percaya diri dalam menggunakan matematika,
memecahkan masalah, memberi alasan, dan mengkomunikasikan gagasan,
rata-rata skor siswa tergolong tinggi yaitu sebesar 61,80%. Sebagian siswa
masih belum percaya diri dengan kemampuannya dilihat dari siswa masih
melihat pekerjaan temannya saat menyelesaikan soal dalam LKS dan saat
ujian akhir siklus I. Siswa masih belum berani untuk berargumentasi di depan
kelas, siswa masih malu-malu dan saling menunjuk temannya saat
mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Siswa masih mengandalkan
temannya tanpa mencari tahu sendiri lebih dalam tentang materi yang
dipelajari dalam pembelajaran di kelas. Hanya sedikit siswa yang berani untuk
berbicara di depan kelas dan menuliskan rumus atau mencoba menyelesaikan
soal.
Pada indikator gigih dan tekun dalam mengerjakan tugas matematika,
rata-rata skor siswa tergolong tinggi, yaitu sebesar 66,40%. Tugas kelompok
atau individu yang diberikan oleh peneliti selalu dikerjakan siswa dan mereka
mengumpulkannya tepat waktu, walaupun masih ada beberapa siswa yang
mengandalkan temannya untuk mengerjakan tugas kelompok. Siswa selalu
tepat waktu saat masuk kelas untuk belajar matematika, hal ini terlihat dari
tidak adanya siswa yang datang terlambat ketika pembelajaran dimulai.
Indikator yang memiliki skor paling tinggi adalah indikator fleksibel
dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja
60
sama dan meghargai pendapat yang berbeda, yaitu sebesar 66,70%.
Kebanyakan siswa menyukai belajar kelompok, mereka bekerjasama selama
melakukan tugas yang diberikan, dan rata-rata dari mereka mau
mendengarkan pendapat temannya.
Indikator yang terakhir, yaitu indikator melakukan refleksi atas cara
berpikir dan tugas yang telah diselesaikan tergolong tinggi, yaitu sebesar
61,20%. Kemauan siswa untuk mengevaluasi dirinya sendiri masih rendah,
mereka acuh tak acuh akan kemampuan matematikanya dan mereka masih
beranggapan bahwa matematika tidak berguna bagi kehidupan sehari-hari.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa disposisi matematik siswa kelas
VIII A lebih besar pada indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan
matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai
pendapat yang berbeda. Siswa lebih mudah memahami pelajaran matematika
dengan bekerja sama dengan temannya, berbagi pengetahuan dan saling
mengajarkan. Namun begitu, semua indikator disposisi matematik masih perlu
ditingkatkan karena belum mencapai indikator keberhasilan yang peneliti
tetapkan yaitu memiliki skor rata-rata ≥70%.
2) Aktivitas Siswa
Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
dengan menerapkan pendekatan SAVI, peneliti mengamati proses belajar
siswa dengan menggunakan lembar observasi siswa. Peneliti mengamati
setiap langkah yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dengan dibantu oleh
observer. Data hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa
pada saat proses pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI
mencapai nilai rata-rata skor 57,42 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa melakukan aktivitas yang baik dalam pembelajaran matematika
walaupun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti
61
yaitu mencapai nilai rata-rata dalam proses pembelajaran
matematika.
Tabel 4.4
Perhitungan Lembar Observasi Siswa siklus I
No. Aspek yang diamati
Persentase (%)
Siswa pertemuan ke- Rata-
rata
(%) 1 2 3 4
1. Memperhatikan penjelasan
guru 48,38 54,54 53,12 57,57 53.40
2. Mengajukan pertanyaan 38,71 27,27 43,75 39,39 37.28
3. Berdiskusi dan
bekerjasama dengan teman 67,74 72,72 71,87 78,78 72.77
4. Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok 25,80 48,48 37,50 45,45 39,30
5. Mengerjakan tugas yang
diberikan guru 64,51 72,72 65,62 75,75 69,65
6. Menyimpulkan materi yang
dipelajari secara lisan 74,19 63,63 75,00 78,78 72,90
Rata-rata Keseluruhan 57,42
Sebagian besar siswa aktif dalam proses pembelajaran. Selama proses
pembelajaran sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru,
berdiskusi dengan kelompoknya, mempresentasikan hasil kerja kelompok,
dan mengajukan pertanyaan bila ada yang tidak mengerti. Siswa antusias
dengan pelajaran matematika, pada saat kerja kelompok sebagian besar siswa
ikut berperan aktif. Siswa juga mulai terbiasa menggunakan LKS dalam
pembelajaran meskipun masih mengalami kesulitan untuk mengerjakannya.
Namun siswa masih belum terbiasa dalam hal menjawab pertanyaan dan
menyimpulkan materi secara lisan, dan cenderung belum berani berbicara di
62
depan kelas. Menyikapi hal ini peneliti berusaha membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran menjadi baik lagi pada siklus kedua nanti.
3) Respon Siswa
Untuk mengetahui respon siswa tentang pembelajaran dengan
pendekatan SAVI, peneliti memberikan jurnal harian yang disi oleh siswa
pada pertemuan pertama dan pertemuan keempat, Berikut ini Tabel rata-rata
presentase respon siswa siklus I yang diambil dari jurnal harian siswa pada
pertemuan 1 dan 4:
Tabel 4.5
Rata-rata Presentase Respon Siswa Siklus I
No Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Rata-rata
1
Memahami
materi melalui
konsep yang
diajarkan
Menyenangi
pembelajaran
yang diberikan
Tidak memiliki
kendala dalam
belajar
Memberikan
saran yang
positif 31,64 %
Present
ase 39,03% 50,00% 1,56% 35,94%
2
Memahami
materi
berdasarkan
definisi
Biasa saja Diganggu oleh
teman ketika
belajar
Biasa saja
35,54%
Present
ase 26,57% 32,81% 67,18% 15,62%
3
Tidak
memahami
konsep materi
Tidak
menyenangi
pembelajaran
yang diberikan
Kesulitan dalam
belajar
Memberikan
saran yang
negatif 32.82%
Present
ase 34,40% 17,19% 31,26% 48,44%
63
Berdasarkan Tabel 4.5, pada kategori pertama beberapa siswa
memahami materi sesuai konsep yang diajarkan, yaitu sebesar 49,09%,
memahami materi berdasarkan definisi sebesar 26,57%, dan sebesar 34,40%
siswa tidak memahami konsep materi. Secara kesuluruhan siswa belum bisa
memahami materi dengan baik, beberapa siswa masih bingung terhadap
materi yang diajarkan dikarenakan mereka belum terbiasa belajar
berkelompok dan mencari sendiri konsep yang diajarkan.
Pada kategori 2 sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran yang
diberikan, yaitu sebesar 50,0%, tidak menyenangi pembelajaran yang
diberikan sebesar 17,19% dan sebesar 32,81% siswa biasa saja. Sebagian
besar siswa mebyukai belajar dengan pendekatan SAVI, walaupun masih ada
beberapa siswa yang kesulitan dalam memahami materi pelajaran.
Berdasarkan kategori 3 banyak sekali siswa yang mengalami kendala
ketika belajar, yaitu sebesar 67,18% siswa diganggu temannya, 31,26% siswa
kesulitan dalam belajar dan hanya 1,66% siswa yang tidak mengalami kendala
dalam belajar. Hal ini dikarenakan suasana kelas yang berisik membuat siswa
tidak bisa konsentrasi dalam belajar, serta siswa belum terbiasa belajar
berkelompok.
Pada kategori 4 sebesar 35,94% siswa memberikan saran yang positif,
siswa menyukai belajar berkelompok dan ingin selalu belajar berkelompok.
Sebesar 15,62% siswa biasa saja dalam memberikan sara, dan sebesar 48,44%
memberikan saran yang negatif dikarenakan mereka tidak menyukai
kelompok yang dibagikan peneliti, dan mereka masih kesulitan dalam
memahami materi.
Saran yang diberikan siswa sangat membantu peneliti memperbaiki
pembelajaran pada siklus II. Untuk itu penerapan pendekatan SAVI harus
ditingkatkan menjadi lebih menarik lagi dalam pembelajaran matematika. Hal
ini menjadi motivasi bagi peneliti untuk berusaha lebih baik lagi pada siklus
kedua sehingga kendala-kendala yang dijumpai siswa bisa dikurangi dan
64
pembelajaran dengan pendekatan SAVI ini bisa diterima sepenuhnya oleh
siswa.
4) Tes Hasil Belajar
Data hasil belajar siswa didapatkan saat ujian akhir siklus I dengan soal
tes yang terdiri dari 5 butir soal. Indikator soal disesuaikan dengan materi
pembelajaran pada siklus I yaitu unsur-unsur kubus dan balok, jaring-jaring
kubus dan balok, luas permukaan kubus dan balok, dan volume kubus dan
balok. Soal tes digunakan setelah peneliti menguji validitas dan dikoreksi oleh
dosen pembimbing.
Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Interval Frekuensi Presentase (%)
1 30-41 1 3,03
2 42-53 4 12,12
3 54-65 6 18,18
4 66-77 14 42,42
5 78-89 6 18,18
6 90-101 2 6,06
Jumlah 33 100
Rata-rata 67,36
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa
masih sangat rendah. Terdapat setengah dari seluruh siswa yang memperoleh
nilai tidak mencapai KKM. Nilai KKM yang ditentukan di sekolah adalah 70.
Hanya 15 siswa yang nilainya mencapai KKM dan 18 siswa tidak mencapai
KKM. Hal itu berarti siswa masih kurang paham dan mengerti tentang materi
pembelajaran matematika karena terlalu sulit untuk menerapkan rumus ke
dalam soal matematika. Data hasil belajar siswa pada siklus I ini belum
mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu siswa yang
65
nilainya mencapai KKM . Untuk itu peneliti berusaha keras dan
mengoptimalkan pembelajaran agar siswa mudah mengerti dan memahami
pembelajaran dengan baik pada siklus kedua nanti.
d. Tahap Refleksi
Setelah peneliti melakukan tindakan pembelajaran menggunakan
pendekatan SAVI dan mendapatkan hasil data sebagaimana yang telah disajikan
sebelumnya, dapat dikatakan bahwa penelitian pada akhir siklus I belum
mencapai indikator keberhasilan penelitian sehingga penelitian perlu dilanjutkan
ke siklus II. Sebelum dilakukan siklus II, peneliti mencermati hal-hal yang
menyebabkan disposisi matematik siswa, aktivitas siswa, respon siswa terhadap
pembelajaran matematika, dan hasil tes belajar siswa yang belum memenuhi
indikator keberhasilan kinerja, juga hal-hal yang menjadi keberhasilan dan
kekurangan tindakan pada siklus I sehingga diharapkan ada peningkatan pada
siklus II dan indikator keberhasilan bisa tercapai sesuai dengan yang ditetapkan
oleh peneliti.
Kekurangan tindakan di siklus I diantaranya adalah diskusi kelompok yang
belum berjalan maksimal. Selama diskusi berlangsung, kelompok siswa laki-laki
masih banyak bercanda dengan temannya sehingga mengganggu kelompok lain
dan masih banyak pula siswa yang mengandalkan temannya dalam mengerjakan
LKS. Arahan atau perintah yang ada di dalam LKS tidak dapat dimengerti
dengan mudah oleh siswa, sehingga masih banyak siswa yang kebingungan
dalam mengerjakan LKS. Penerapan diskusi kelompok dengan setiap kelompok
membahas materi yang berbeda nampak tidak berjalan dengan baik, sebagian
besar siswa tidak mengerti materi yang tidak mereka pelajari dengan LKS
walaupun kelompok lain sudah mempresentasikannya.
Berdasarkan analisis data pada siklus I, peneliti melakukan perbaikan dan
modifikasi tindakan perbaikan sebagai berikut:
66
1) Peneliti membagi kelompok baru secara heterogen berdasarkan tes hasil
belajar dan skor angket disposisi matematis.
2) Peneliti membuat langkah-langkah dalam LKS lebih sistematis agar siswa
mudah memahaminya.
3) Diskusi kelompok dibuat dengan setiap kelompok membahas materi yang
sama untuk memaksimalkan kegiatan siswa saat diskusi.
4) Peneliti menggunakan bantuan LCD proyektor untuk menyimpulkan materi
pembelajaran.
5) Peneliti membuat inovasi dalam pembelajaran agar lebih menarik minat
siswa dengan memberikan reward untuk siswa yang berani mengemukakan
pendapatnya di depan kelas, menyimpulkan materi pembelajaran secara
lisan, dan menjawab pertanyaan agar siswa lebih terpacu untuk berlomba-
lomba dengan temannya sehingga menambah semangat dan antusias siswa
dalam pembelajaran.
3. Tindakan Pembelajaran Siklus II
Tindakan pembelajaran siklus II merupakan refleksi dari pembelajaran pada
siklus I. Tindakan pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari beberapa tahapan,
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan pengamatan tindakan kelas, tahap
pengamatan dan analisis data siklus II, dan tahap refleksi. Semua tahap tersebut
dideskripsikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan pendekatan SAVI yang mengacu pada hasil refleksi dari
siklus I.
2) Menyusun dan mempersiapkan media pembelajaran yang digunakan pada
siklus II, yaitu Lembar Kegiatan Siswa (LKS).
67
3) Peneliti bersama guru bidang studi mendiskusikan RPP dan LKS yang
akan dilaksanakan dalam pembelajaran pada siklus II yang sudah
diperbaiki dan dibuat semenarik mungkin agar pembelajaran menjadi
lebih kondusif
4) Mempersiapkan angket disposisi matematik siswa yang diberikan pada
akhir siklus II.
5) Mempersiapkan lembar observasi aktivitas siswa dan jurnal harian siswa.
6) Mempersiapkan soal tes hasil belajar yang diberikan pada akhir siklus II.
7) Memperiapkan alat dokumentasi
b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II terdiri dari 5 pertemuan, dengan 4
pertemuan dilakukan kegiatan pembelajaran dan 1 pertemuan dilakukan tes akhir
siklus I. Pelaksanaan dimulai dari tanggal 24 Mei 2014 sampai dengan 7 Juni 2014
dengan alokasi waktu masing-masing tindakan adalah 2 x 40 menit (2 jam
pelajaran). Dalam kegiatan ini peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
RPP yang telah direncanakan sebelumnya dengan menerapkan pendekatan SAVI.
Adapun deskripsi proses pembelajaran setiap pertemuan pada siklus II diuraikan
sebagai berikut :
1) Pertemuan Keenam (Sabtu, 24 Mei 2014)
Pelaksanaan pembelajaran pertama dimulai dengan memberi salam dan
mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pembelajaran. Seluruh siswa hadir
pada pertemuan kali ini. Peneliti menanyakan kabar siswa dan sebagian besar
siswa menjawabnya dengan penuh semangat. Pada pertemuan kali ini peneliti
membagikan hasil tes belajar siklus I kepada siswa agar bisa dipelajari di
rumah dan memberikan reward kepada siswa yang mendapatkan nilai
tertinggi. Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah unsur-unsur
prisma dan limas.
68
Pada tahap awal pembelajaran peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai pada pertemuan kali ini, dan untuk
memotivasi siswa, peneliti mengemukakan manfaat yang akan didapatkan
siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam mempelajari prisma dan limas.
Siswa dibagi ke dalam 8 kelompok secara heterogen.dan diberikan lembar
kerja siswa (LKS) mengenai unsur-unsur prisma dan limas untuk dikerjakan
secara kelompok.
Gambar 4.10
Aktivitas siswa saat diskusi kelompok
Setiap kelompok diberikan kerangka prisma dan limas untuk
diidentifikasi. Siswa memulai mengidentifikasi unsur-unsur prisma dan limas
dengan mengamati kerangka-kerangkanya. Mereka menghitung rusuk-
rusuknya, sisi, titik sudut, diagonal sisi, dan diagonal bidang prisma dan limas
yang mereka miliki. Siswa menuliskan hasil pengamatan mereka pada LKS
yang diberikan. Peneliti berkeliling memantau jalannya diskusi dan berperan
sebagai fasilitator bagi siswa dalam mengerjakan LKS. Ketika diskusi
berlangsung, terlihat sebagian besar siswa antusias dalam berdiskusi sambil
mengerjakan LKS yang diberikan, dan terdapat beberapa siswa bertanya
kepada peneliti mengenai hal yang belum mereka pahami.
69
Pada tahap pelatihan, peneliti meminta beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Kelompok siswa yang
mendapatkan tugas untuk mempresentasikan hasil diskusinya maju ke depan
kelas sambil membawa kerangka prisma dan limas. Mereka menyebutkan
unsur-unsur yang terdapat pada kerangka limas dan prisma tersebut. Siswa
yang lain memperhatikan presentasi temannya dan pada akhir presentase
siswa dari kelompok lain bertanya dan memberikan tanggapan.
Gambar 4.11
Aktivitas siswa saat presentasi kelompok
Setelah presentasi dan tanya jawab kelompok selesai, siswa dan peneliti
menyimpulkan materi pembelajaran dengan berbantuan powerpoint. Peneliti
kemudian menanyakan kepada siswa mengenai manfaat pembelajaran hari ini
dan meminta siswa untuk memberikan saran pada pembelajaran berikutnya
harus seperti apa. Peneliti menyampaikan materi pembelajaran pada
pertemuan selanjutnya dan meminta siswa membawa karton, penggaris, dan
gunting untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan pertama ditutup dengan
berdoa bersama, dan menghimbau siswa agar banyak membaca.
70
2) Pertemuan ketujuh (Jum’at, 30 Mei 2014)
Pada pertemuan ketujuh, siswa belajar membuat jaring-jaring prisma
dan limas. Seluruh siswa mengikuti pembelajaran hari ini. Pembelajaran
dimulai dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas, kemudian
peneliti menyapa siswa dengan bertanya, “Apa kabar kalian hari ini?” dan
siswa menjawab dengan serempak, “Alhamdulillah, luar biasa, Allahuakbar”.
Sebelum masuk ke materi peneliti memotivasi siswa dengan
menjelaskan manfaat dari pembelajaran hari ini dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
serta membagi siswa ke dalam 8 kelompok seperti pertemuan sebelumnya dan
peneliti membagikan lembar kerja siswa (LKS).
Gambar 4.12
Aktivitas siswa saat membuat jaring-jaring
Peneliti membagikan kertas karton kepada setiap kelompok sebagai
bahan untuk membuat jaring-jaring prisma (prisma segitiga, segiempat,
segilima, segienam, dll.) dan limas (limas segitiga, segiempat, segilima,
segienam, dll.) sebanyak-banyaknya. Siswa sangat antusias untuk membuat
jaring-jaring prisma dan limas tersebut. Mereka saling bekerjasama dalam
membuat jaring-jaring tersebut, ada siswa yang membuat kerangka jaring-
jaringnya dan yang lainnya menggunting hasil kerangka temannya. Semua
siswa terlibat aktif dalam kerja kelompok.
71
Ketika waktu yang diberikan oleh peneliti habis, setiap kelompok
mengumpulkan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Peneliti bersama
siswa menilai hasil kerja setiap kelompok. Dimulai dari kelompok pertama,
peneliti menunjukan jaring-jaring kubus dan balok yang dibuat dan bertanya
kepada para siswa,”Apakah ini merupakan jaring-jaring prisma/limas?”.
Berdasarkan Tabel 4.6 kelompok 4 berhasil membuat jaring-jaring
paling banyak, yaitu 4 jaring-jaring prisma dan 5 jaring-jaring limas. Maka
peneliti memberikan reward kepada kelompok 4 dan diikuti tepuk tangan
yang sangat meriah dari kelompok lain.
Tabel 4.7
Hasil kerja kelompok siswa dalam membuat jaring-jaring
No Nama Kelompok Jaring-jaring yang berhasil dibuat
Total Prisma Limas
1 Kelompok 1 4 3 7
2 Kelompok 2 4 4 8
3 Kelompok 3 4 2 6
4 Kelompok 4 4 5 9
5 Kelompok 5 3 4 7
6 Kelompok 6 4 4 8
7 Kelompok 7 4 4 8
8 Kelompok 8 3 4 7
Pada tahap akhir pembelajaran peneliti bersama dengan siswa
menyimpulkan pembelajaran dengan menampilkan gambar jaring-jaring
prisma dan limas di depan kelas. Peneliti dan siswa juga mengemukakan
manfaat apa yang telah di dapatkan pada pembelajaran pada pertemuan kali
ini. Peneliti kemudian memberikan jurnal harian kepada seluruh siswa untuk
diisi, tujuan diberikan jurnal tersebut untuk mengetahui respon siswa tentang
pembelajaran hari ini. Pembelajaran pada pertemuan kali ini ditutup dengan
membaca doa bersama, dan diakhiri dengan salam.
3) Pertemuan kedelapan (Sabtu, 31 Mei 2014)
72
Pertemuan kedelapan dimulai dengan memberi salam kepada siswa dan
menyapa siswa dengan menanyakan kabar mereka, serta menyiapkan siswa
untuk mengikuti pembelajaran dengan mengecek kehadiran siswa. Terdapat 1
siswa yang tidak hadir pada pertemuan kali ini dikarenakan sakit. Peneliti
mengajak siswa untuk melakukan ice breaking. Peneliti kemudian
memberikan motivasi dengan menjelaskan pandangan agama islam terhadap
ilmu matematika.
Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah luas permukaan
prisma dan limas. Sebelum memasuki materi pelajaran, peneliti terlebih dulu
meyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai siswa, lalu peneliti
dan siswa mengulas sedikit tentang phytagoras dan luas segitiga. Setelah
menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran hari ini, peneliti
membagi siswa kedalam 8 kelompok secara heterogen dan membagikan
lembar kerja siswa (LKS). Di dalam LKS siswa diminta untuk mencari luas
permukaan prisma dan limas dengan bantuan jaring-jaring prisma dan limas
yang telah mereka buat pada pertemuan sebelumnya.
Gambar 4.13
Aktivitas siswa saat diskusi kelompok
Diskusi kelompok diawali dengan mengamati jaring-jaring prisma dan
limas (Visual), kemudian mereka mendiskusikan bagaimana mendapatkan
73
rumus luas permukaan prisma dan limas dari jaring-jaring tersebut (auditori,
intelektual). Siswa sudah aktif dalam diskusi, mereka terlihat semangat dan
antusias dalam mengikuti pembelajaran, dan mereka sudah mulai berani untuk
mengemukakan gagasan mereka.
Setelah diskusi selesai peneliti meminta beberapa kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Presentasi kelompok dimulai dengan
presentasi dari kelompok 3 yaitu tentang menemukan rumus luas permukaan
limas. Ketika presentasi berlangsung, kelompok lain memperhatikan dan
kemudian memberikan tanggapan atau pertanyaan. Presentasi dilanjutkan
dengan pemaparan dari kelompok 7 mengenai luas permukaan prisma. Setelah
kelompok 3 dan kelompok 7 mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,
giliran kelompok 4 dan 1 mempresentasikan soal yang ada dalam LKS.
Gambar 4.14
Aktivitas siswa saat presentase kelompok
Pada tahap akhir pembelajaran, peneliti dan siswa menyimpulkan materi
pembelajaran dengan berbantuan media power point. Siswa mengemukakan
manfaat apa yang didapatkan pada pembelajaran hari ini. Peneliti
menghimbau siswa untuk mempelajari materi pada pertemuan selanjutnya di
rumah, yaitu mengenai volume prisma dan limas. Pembelajaran pada
74
pertemuan ketiga ini ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh
peneliti dan diakhiri dengan salam.
4) Pertemuan kesembilan (Jum’at, 6 Juni 2014)
Pembelajaran pada pertemuan kesembilan dibuka dengan memberi
salam dan dilanjutkan dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh ketua kelas,
peneliti kemudian menyapa siswa dengan menanyakan kabar mereka dan
mengkondusikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran. Seluruh siswa
hadir pada pertemuan kali ini.
Materi pembelajaran pada pertemuan kali ini adalah volume prisma dan
limas. Sebelum masuk ke materi, peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Peneliti kemudian memotivasi siswa dengan
mengemukakan manfaat apa yang akan didapatkan siswa dalam kehidupan
sehari-hari jika mempelajari volume prisma dan limas. peneliti dan siswa
mengulas sedikit tentang volume kubus dan balok yang telah dipelajari pada
pertemuan selanjutnya. Seperti pada pertemuan sebelumnya, siswa dibagi
kedalam beberapa kelompok secara heterogen yang terdiri dari 4-5 siswa.
Peneliti kemudian membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-
masing kelompok dan mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS.
Selama diskusi berlangsung peneliti berkeliling dan memantau jalannya
diskusi. Pada diskusi kali ini banyak siswa yang turut aktif dalam diskusi
kelompoknya. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan LKS yang
diberikan, peneliti meminta beberapa kelompok mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya, kali ini banyak kelompok yang ingin mempresentasikan
hasil diskusinya, sehingga peneliti memilih secara acak kelompok yang maju
ke depan.
75
Gambar 4.15
Aktivitas siswa saat diskusi kelompok
Setelah presentasi salah satu kelompok selesai, peneliti memberikan
waktu kepada kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi hasil presentasi
kelompok temannya. Peneliti dan siswa membuat kesimpulan tentang rumus
volume prisma dan limas dengan berbantuan media powerpoint, lalu peneliti
memberikan 2 soal kepada siswa tentang volume prisma dan limas. Peneliti
memilih secara acak dua orang siswa untuk mengerjakan soal di depan kelas
dan membahas jawaban yang dikerjakan 2 orang siswa tersebut.
Gambar 4.16
Aktivitas siswa saat presentase kelompok
Pada tahap akhir pembelajaran, peneliti dan siswa mengemukakan
manfaat apa yang didapatkan pada pembelajaran hari ini. Peneliti kemudian
76
menginformasikan bahwa akan diadakan kuis pada pertemuan selanjutnya dan
menghimbau siswa untuk mempelajari materi yang telah mereka pelajari,
yaitu: unsur-unsur prisma dan limas; jaring-jaring prisma dan limas; luas
permukaan prisma dan limas; volume prisma dan limas. Sebelum menutup
pembelajaran, peneliti membagikan jurnal harian siswa agar dilengkapi oleh
siswa. Pembelajaran pada pertemuan keempat ini ditutup dengan berdoa
bersama yang dipimpin oleh peneliti dan diakhiri dengan salam.
5) Pertemuan kesepuluh (Sabtu, 7 Juni 2014)
Sama halnya dengan pertemuan kelima, pada pertemuan kali ini
dilaksanakan tes hasil belajar siswa pada siklus II yang berlangsung selama
kurang lebih 2 x 40 menit. Kegiatan tes ini bertujuan untuk mengetahui hasil
belajar siswa setelah diterapkan pendekatan SAVI. Setelah siswa siap untuk
mengikuti ujian maka peneliti membagikan lembar soal dan lembar jawaban
untuk diisi oleh siswa. Instrumen tes berisi tentang soal-soal mengenai materi
pembelajaran dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan keempat
yaitu unsur-unsur prsima dan limas, jaring-jaring prisma dan limas, luas
permukaan prisma dan limas, dan volume prisma dan limas. Soal tes siklus II
ini terdiri dari 4 butir soal yang sudah divalidasi. Selama tes berlangsung,
terdapat beberapa siswa yang masih bertanya dan melirik-lirik dengan
temannya.
Setelah tes hasil belajar selesai, kemudian peneliti membagikan angket
disposisi matematik siklus II kepada siswa untuk melengkapinya. Pertemuan
kali ini ditutup dengan berdoa bersama dan peneliti memberikan reward
kepada anak yang aktif selama proses pembelajaran berlangsung dan juga
kepada yang memiliki nilai tertinggi selama siklus I dan II.
77
c. Tahap Pengamatan dan Analisis Siklus II
Tahap pengamatan ini sama seperti yang dilakukan pada siklus I yaitu
berlangsung bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti mengamati hasil tindakan
penerapan SAVI dalam proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya peneliti
menganalisis data-data yang diperoleh dari tahap pelaksanaan yaitu analisis data
angket disposisi matematik siswa, akitivitas siswa dalam proses pembelajaran, respon
siswa terhadap pembelajaran dan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah paparan hasil
analisis data siklus II :
1) Disposisi Matematik Siswa
Angket disposisi matematik pada siklus II ini sama dengan angket
disposisi pada siklus I, yaitu terdapat 33 butir pernyataan yang terdiri dari 18
pernyataan positif dan 15 pernyataan negatif dengan indikator:
a) Rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan
masalah, memberi alasan dan mengkomunikasikan gagasan (terdiri dari 7
item)
b) Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas matematik
(terdiri dari 8 item)
c) Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik (terdiri dari 7 item)
d) Fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari
strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda (terdiri
dari 6 item)
e) Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan
(terdiri dari 5 item).
Disposisi matematik siswa pada siklus II diperoleh berdasarkan hasil
skor angket disposisi matematik siswa siklus II, dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut ini.
78
Tabel 4.8
Skor Angket Disposisi Matenatik Siswa Siklus II
No. Interval Frekuensi Presentase (%)
1 98-104 2 6,06
2 105-111 3 9,10
3 112-118 7 21,21
4 119-125 9 27,27
5 126-132 8 24,24
6 133-139 4 12,12
Rata-rata presentase 73,55
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh skor rata-rata dalam persen disposisi
matematik siswa sebesar 73,55%. Pada hasil angket disposisi matematik siswa
akhir siklus II terdapat 4 siswa dalam kategori baik sekali, 25 siswa dalam
kategori baik dan 4 siswa dalam kategori cukup. Hasil data yang diperoleh
menunjukkan ketercapaian indikator disposisi matematik yang diharapkan
yaitu hasil angket skala disposisi matematik siswa dalam pembelajaran
matematika mencapai nilai rata-rata %.
Peneliti juga mengolah data skor dari setiap indikator disposisi
matematik. Data skor dari tiap indikator disposisi matematik siswa di kelas
VIII A pada siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.17 dibawah ini:
79
Gambar 4.17
Diagram Batang Presentase
Indikator Disposisi Matematik Siswa Siklus II
Berdasarkan Gambar 4.17 skor rata-rata disposisi matematik pada
indikator rasa percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan
masalah, memberi alasan, dan mengkomunikasikan gagasan mengalami
peningkatan sebesar 10,06% dari siklus I. Pada indikatorini sebagian besar
siswa sudah mulai percaya diri dengan kemampuannya, hal ini dilihat dari
siswa yang sudah terbiasa mengerjakan tugasnya di papan tulis dan
mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas. Siswa sudah berani
untuk berargumentasi di depan kelas, walaupun terkadang pengucapannya
masih terbata-bata. Siswa sudah tidak mengandalkan temannya lagi dan
berusaha sendiri mencari tahu lebih dalam tentang materi yang dipelajari
dalam pembelajaran di kelas. Namun, beberapa siswa masih ragu menjawab
soal yang diberikan peneliti karena mereka khawatir jika jawabannya salah.
Meskipun demikian, siswa secara umum sudah memiliki rasa percaya diri
dengan kemampuan mereka.
71,86% 72,87% 73,59% 76,36% 72,72%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5
Indikator Disposisi Matematik
80
Pada indikator minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan
tugas matematik skor siswa sebesar 72,87%. Sebagian besar siswa antusias
dalam mengikuti pembelajaran, tidak ada yang terlambat masuk kelas, dan
siswa sudah terbiasa bertanya tentang apa yang mereka belum pahami. Saat
berdiskusi untuk mengerjakan LKS siswa mencari materi yang didiskusikan
atau solusi di buku paket atau buku tambahan. Secara umum pada indikator
ini siswa semakin membaik dan menunjukan peningkatan dari siklus I.
Skor siswa pada indikator gigih dan tekun dalam mengerjakan tugas
matematika sebesar 73,59%. Pada siklus II siswa sudah mulai berusaha
semaksimal mungkin dalam memahami materi pembelajaran dan mengerjakan
tugas matematika yang diberikan. Siswa pantang menyerah ketika diberikan
soal yang sulit, mereka bertanya kepada peneliti dan berusaha kembali untuk
mengerjakannya. Ketika diberikan tugas, sebagian besar siswa mengerjakan
tugas tersebut di kelas maupun di rumah.
Pada indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik,
berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang
berbeda, rata-rata skor siswa mempunyai nilai paling tertinggi dibandingkan
indikator-indikator lain, yaitu sebesar 76,36%. Sebagian besar siswa
menyukai belajar kelompok, mereka tampak saling bekerja sama, saling
memahami pendapat teman dan menghargai perbedaan pendapat temannya.
Siswa saling mengajarkan temannya yang belum mengerti dan melengkapi
apa yang belum diketahuinya. Siswa percaya bahwa ada cara lain yang lebih
mudah dalam mengerjakan soal matematika.
Indikator yang terakhir adalah melakukan refleksi atas cara berpikir dan
tugas yang telah diselesaikan memiliki skor sebesar 72,72%. Sebagian besar
siswa sudah mau untuk mengevaluasi diri dengan meminta peneliti
mengoreksi hasil pekerjaannya. Mereka nampak peduli dengan hasil
pekerjaan matematika mereka.
81
Berdasarkan analisis data diatas, secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa disposisi matematik siswa kelas VIII A pada siklus II mengalami
peningkatan dibanding siklus I. Pada indikator fleksibel dalam menyelidiki
gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai
pendapat yang berbeda lebih dominan dibandingkan indikator yang lain.
Artinya nilai rata-rata disposisi matematik siswa sudah tercapai pada indikator
keberhasilan yang peneliti tetapkan.
2) Aktivitas Siswa
Peneliti mengamati setiap langkah yang dilakukan siswa dalam
pembelajaran dengan dibantu oleh observer. Data hasil obeservasi aktivitas
siswa selama proses pembelajaran pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.9
berikut:
Tabel 4.9
Perhitungan Lembar Observasi Aktivitas Siswa siklus II
No. Aspek yang diamati
Persentase (%) Rata-
rata
(%)
siswa pertemuan ke-
6 7 8 9
1. Memperhatikan penjelasan
guru 60.60 69.69 75.75 81.81 71.96
2. Mengajukan pertanyaan 45.45 42.42 48.48 54.54 47.72
3. Berdiskusi dan bekerjasama
dengan teman 75.75 84.84 81.81 84.84 81.81
4. Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok 48.48 72.72 54.54 57.57 58.33
5. Mengerjakan tugas yang
diberikan guru 84.84 84.84 81.81 87.87 84.84
6. Menyimpulkan materi yang
dipelajari secara lisan 78.78 75.75 78.78 84.84 79.54
Rata-rata Keseluruhan 70,05
82
Berdasarkan Tabel 4.9 diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa
pada saat proses pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI
mencapai nilai rata-rata skor 70,05%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa melakukan aktivitas yang baik dalam pembelajaran matematika
dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu
mencapai nilai rata-rata . Sebagian besar siswa memperhatikan
penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung. Siswa juga antusias dengan
pelajaran matematika terlihat dari siswa yang mulai terbiasa menggunakan
LKS dalam pembelajaran meskipun merasa agak sulit untuk mengerjakannya,
selain itu siswa juga sudah mulai aktif berdiskusi dengan teman,
mempresentasikan kerja kelompok, mengajukan pertanyaan bila ada yang
tidak dimengerti dan berani memberikan saran. Dalam hal menjawab
pertanyaan dan menyimpulkan materi secara lisan, pada pertemuan
kesembilan siswa secara umum sudah terbiasa dan mulai berani berbicara di
depan kelas. Secara keseluruhan, setiap pertemuan pada siklus II ini, aktivitas
siswa mengalami peningkatan dan semakin baik.
3) Respon Siswa
Seperti halnya pada siklus I, data hasil respon siswa selama
pembelajaran berlangsung dianalisis berdasarkan hasil jurnal harian siswa
yang diberikan setiap akhir pembelajaran. Jurnal harian siswa diberikan pD
pertemuan ke 6 dan 9. Hasil rata-rata presentase respon siswa pada siklus II
dapat dilihat pada Tabel 4.10.
Berdasarkan Tabel 4.10, Sebagian besar siswa sudah bisa memahami
materi yang diajarkan, terlihat dari jawaban siswa pada pertanyaan pertama
rata-rata siswa menjawab sesuai konsep yang mereka pelajari, yaitu sebesar
47,69%. Beberapa siswa mendefinisikan materi sesuai apa yang mereka
83
pahami, yaitu sebesar 41,54% dan 10,77% siswa tidak memahami materi yang
diajarkan.
Tabel 4.10
Rata-Rata Presentase Respon Siswa Siklus II
No Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Katgeori 4 Rata-
rata
1
Memahami
materi melalui
konsep yang
diajarkan
Menyenangi
pembelajaran
yang diberikan
Tidak
memiliki
kendala dalam
belajar
Memberikan
saran yang
positif 45,76%
Presenta
se 47,69% 60,00% 24,61% 50,77%
2
Memahami
materi
berdasarkan
definisi
Biasa saja Diganggu oleh
teman ketika
belajar
Biasa saja
31,54%
Presenta
se 41,54% 32,30% 40,00% 12,30%
3
Tidak
memahami
konsep materi
Tidak
menyenangi
pembelajaran
yang diberikan
Kesulitan
dalam belajar
Memberikan
saran yang
negatif 22,70%
Presenta
se 10,77% 7,70% 35,39% 36,93%
Pada kategori 2 sebagian besar siswa menyenangi pembelajaran dengan
pendekatan SAVI, yaitu sebesar 60,00%. Beberapa siswa tidak menyenangi
pembelajaran yang diberikan, yaitu sebesar 7,70% dan sebanyak 32,30%
siswa biasa saja. Siswa sudah mulai nyaman belajar berkelompok, mereka
juga menyukai pembelajaran dengan pendekatan SAVI.
Berdasarkan kategori 3 masih banyak siswa yang mengalami kendala
ketika belajar, yaitu sebesar 40,00% siswa diganggu temannya, 35,39% siswa
84
kesulitan dalam belajar. Namun demikian siswa yang tidak memiliki kendala
dalam belajar mengalami peningkatan, yaitu menjadi 24,61% pada siklus II.
Kendala-kendala yang dijumpai siswa pada siklus I dapat dikurangi, walaupun
masih ada beberapa siswa yang mengganggu temannya ketika belajar dan
mengalami kesulitan dalam belajar.
Pada kategori 4 sebesar 50,77% siswa memberikan saran yang positif,
siswa menyukai belajar berkelompok dan ingin selalu belajar berkelompok.
Sebesar 12,30% siswa tidak memberikan saran, dan sebesar 36,93%
memberikan saran yang negatif dikarenakan mereka tidak menyukai
kelompok yang dibagikan peneliti, dan mereka masih kesulitan dalam
memahami materi.
Secara umum siswa menanggapi dengan positif proses pembelajaran
dengan pendekatan SAVI dan menyukai pendekatan pembelajaran yang
diterapkan pada siklus II sehingga dapat diterima dengan baik oleh siswa. Den
gan demikian secara garis besar respon positif siswa mengalami peningkatan
dengan diterapkan pendekatan SAVI.
4) Tes Hasil Belajar
Data hasil belajar siswa didapatkan saat ujian akhir siklus II dengan soal
tes yang sama dengan siklus I yaitu terdiri 4 butir soal. Indikator soal
disesuaikan dengan materi pembelajaran pada siklus II yaitu unsur-unsur
prisma dan limas, jaring-jaring prisma dan limas, luas permukaan prisma dan
limas, dan volume prisma dan limas. Data hasil belajar siswa pada siklus II
dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Berdasarkan Tabel 4.11 terlihat nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar
74,45. Hal itu berarti hasil belajar siswa pada siklus II ini telah mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti yaitu nilai hasil belajar
mencapai KKM . Hanya ada 7 siswa yang nilainya tidak mencapai
85
KKM sedangkan 26 siswa memperoleh nilai mencapai KKM. Artinya
sebanyak 79% nilai siswa telah mencapai KKM. Hal itu berarti siswa sudah
memahami dan mengerti tentang materi pembelajaran matematika. Secara
garis besar nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan diterapkan
pendekatan SAVI.
Tabel 4.11
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Interval Frekuensi Frekuensi
Kumulatif
1 47-55 2 6,06
2 56-64 4 12,12
3 65-73 11 33,33
4 74-82 7 21,21
5 83-91 6 18,18
6 92-100 3 9,09
Jumlah 33 100
Rata-rata 74,45
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan uraian data hasil pelaksanakan tindakan siklus II diatas, dapat
kita lihat bahwa penelitian pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan
yang ditentukan peneliti. Hasil angket disposisi matematik siswa pada siklus II
menunjukkan rata-rata skor sebesar 73,45%. Rata-rata skor disposisi matematik
siswa pada indikator rasa percaya diri dalam menggunakan matematika,
memecahkan masalah, memberi alasan, dan mengkomunikasikan gagasan
sebesar 71,86%, pada indikator minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam
melakukan tugas matematik skor siswa sebesar 72,87%, indikator gigih dan
tekun dalam mengerjakan tugas matematika sebesar 73,59%, indikator fleksibel
dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari strategi lain, kerja sama
dan meghargai pendapat yang berbeda sebesar 76,36%, dan indikator melakukan
86
refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah diselesaikan memiliki skor
sebesar 72,72%. Pada siklus II ini, siswa mempunyai skor tertinggi pada
indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha mencari
strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda. Secara umum,
disposisi matematik siswa mengalami peningkatan dikarenakan adanya perbaikan
yang dilakukan peneliti berdasarkan refleksi siklus I.
Aktivitas siswa pada siklus II mengalami peningkatan dengan rata-rata
70,05%. Siswa sudah mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan
sangat antusias dalam pembelajaran. Secara umum, aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika menjadi lebih baik. Begitu pula respon siswa pada
siklus II lebih baik dari siklus I dan mengalami peningkatan menjadi rata-ratanya
sebesar 45,76%. Pada umumnya siswa sudah merespon dengan baik terhadap
pembelajaran dengan pendekatan SAVI yang diterapkan dalam pembelajaran
matematika. Dan dalam hasil belajar siswa pada siklus II pun menjadi lebih baik
dengan nilai rata-rata 74,45 dan secara garis besar nilai siswa yang mencapai
KKM dengan 26 siswa dan 7 siswa yang nilainya tidak mencapai KKM. Karena
indikator keberhasilan penelitian telah tercapai, maka penelitian tindakan
dihentikan.
B. Interpretasi Hasil Analisis
Setelah data hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dikumpulkan, diamati dan
dianalisis untuk mengetahui perkembangan penelitian, maka tahap selanjutnya adalah
interpretasi data. Peneliti menganalisis disposisi matematik siswa yang didukung
dengan data angket disposisi matematik, aktivitas siswa, respon siswa, dan hasil
belajar siswa dengan dibantu oleh soal tes setiap akhir siklus.
1. Disposisi Matematik Siswa
87
Setelah dilakukan pembelajaran matematika di kelas VIII A dengan
pendekatan SAVI pada siklus I dan siklus II, diperoleh data rata-rata skor
disposisi matematik siswa sebagai mana terdapat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12
Perbandingan Rata-rata Skor Diposisi Matematika
Siklus I dan Siklus II
Keterangan: Skor maksimum angket disposisi matematik adalah 165.
Berdasarkan Tabel 4.12 diketahui bahwa rata-rata skor hasil angket
disposisi matematik siswa menunjukkan peningkatan 10, 17% dari siklus I. Hal
ini terlihat bahwa usaha perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat
meningkatkan rata-rata skor disposisi matematik siswa.
Pada indikator-indikator disposisi matematik siswa juga mengalami
peningkatan. Perbandingan indikator-indikator disposisi matematika pada siklus
I dan II disajikan dalam Tabel 4.13 berikut.
Berdasarkan Tabel 4.13 menunjukkan bahwa pada siklus II indikator-
indikator disposisi matematik siswa mengalami peningkatan. Indikator Rasa
percaya diri dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi
alasan dan mengkomunikasikan gagasan meningkat sebesar 10,06%. Hal ini
dikarenakan pembelajaran pada siklus II, dalam tahap pembelajaran awal peneliti
memberikan motivasi dan sugesti yang positif untuk memulai pelajaran dengan
lebih percaya diri dan yakin pasti bisa dengan kemampuannya sehingga
membuat siswa lebih berani untuk berbicara di depan kelas.
Siklus Rata-rata Peningkatan
Skor Persen Skor Persen
I 104,30 63,21% 17,06 10,34%
II 121,36 73,55%
88
Tabel 4.13
Perbandingan Indikator Disposisi Matematik Siswa
Siklus I dan siklus II
No Indikator Siklus I Siklus II Peningkatan
1
Rasa percaya diri dalam
menggunakan matematika,
memecahkan masalah, memberi
alasan dan mengkomunikasikan
gagasan
61,80% 71,86% 10,06%
2
Minat, rasa ingin tahu, dan daya
temu dalam melakukan tugas
matematik 60,50% 72,87% 12,37%
3 Gigih, tekun dalam mengerjakan
tugas matematik 66,40% 73,59% 7,19%
4
Fleksibel dalam menyelidiki
gagasan matematik, berusaha
mencari strategi lain, kerja sama
dan meghargai pendapat yang
berbeda
66,70% 76,36% 9,66%
5
Melakukan refleksi atas cara
berpikir dan tugas yang telah
diselesaikan 61,20% 72,72% 11,52%
Rata-rata 63,32% 73,48% 10,16%
Indikator minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas
matematik memilki peningkatan yang paling besar, yaitu sebesar 12,37%. Dalam
pembelajaran siklus II, siswa tampak lebih antusias dan bersemangat dari siklus
I. Hal ini dikarenakan selain penyajian LKS yang menarik, juga adanya alat
peraga disetiap diskusi kelompok. Ketika belajar kelompok siswa banyak
bertanya dan siswa diminta menemukan rumus-rumus dengan cara mereka
sendiri. Siswa juga sudah terbiasa mengerjakan tugasnya di papan tulis dan
mempresentasikan hasil kelompoknya di depan kelas.
89
Indikator gigih, tekun dalam mengerjakan tugas matematik ini mengalami
peningkatan sebesar 7,19%. Siswa sangat bersemangat mengerjakan LKS dan
menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan peneliti. Siswa sudah sering bertanya
kepada peneliti dan mencari bantuan temannya jika ada hal yang tidak
dimengerti. Jika jawaban yang dikerjakan tidak tepat, siswa langsung
melengkapi jawaban tersebut dengan benar. Sebagian besar siswa bersungguh-
sungguh untuk memahami materi pelajaran dengan baik.
Indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematik, berusaha
mencari strategi lain, kerja sama dan meghargai pendapat yang berbeda
memiliki nilai rata-rata disposisi matematik yang paling tinggi dengan
peningkatan sebesar 9,66%. Sebagian besar siswa menyukai belajar kelompok,
mereka saling bekerja sama, dan saling menghargai perbedaan pendapat
temannya. Siswa juga saling mengajarkan temannya yang belum mengerti dan
melengkapi apa yang belum diketahuinya.
Pada Indikator melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah
diselesaikan mengalami peningkatan sebesar 11,52%. Sebagian besar siswa
mengerjakan soal yang sulit untuk mengukur sampai mana kemampuan mereka
dan mengevaluasi hasil kerja mereka dengan bertanya kepada peneliti.
Perbandingan persentase indikator disposisi matematik siswa siklus I dan
siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,16 terutama pada aspek rajin dan
tekun yang mengalami peningkatan relatif cukup besar. Berdasarkan uraian
diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat
meningkatkan disposisi matematik siswa.
2. Aktivitas Siswa
Berdasarkan hasil analisis lembar observasi siswa setiap pertemuan
diperoleh informasi bahwa aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan
pendekatan SAVImengalami peningkatan dari pada siklus I. Data hasil lembar
90
observasi siswa yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14
Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Siklus I dan Siklus II
No. Aspek yang diamati Siklus I Siklus II
1. Memperhatikan penjelasan guru 53,4% 84,31%
2. Mengajukan pertanyaan 37,28% 82,82%
3. Berdiskusi dan bekerjasama dengan
teman 72,77% 73,12%
4. Mempresentasikan hasil diskusi
kelompok 39,30% 66,39%
5. Mengerjakan tugas yang diberikan guru 69,65% 80,57%
6. Menyimpulkan materi yang dipelajari
secara lisan 72,9% 75,42%
Rata-rata 57,42 74,83%
Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan pada Tabel 4.14,
diperoleh data bahwa aktivitas siswa telah mengalami peningkatan dari siklus I
ke siklus II. Hal ini menunjukan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan
peneliti pada siklus II dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas siswa
dalam pembelajaran dengan pendekatan SAVI.
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa seluruh aktivitas yang diamati meningkat
pada siklus II, namun begitu peningkatannya berbeda dari tiap aktivitas.
Aktivitas yang paling tinggi adalah aktivitas memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru dan antusias dalam pembelajaran, siswa begitu fokus dengan apa
yang dibicarakan peneliti dalam pembelajaran dan sangat antusias dengan
kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran.
91
Dengan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II, persentase
keaktifan yang masih kurang pada siklus I telah mengalami peningkatan. Pada
siklus I, siswa belum terbiasa untuk berbicara di depan kelas seperti menjawab
pertanyaan yang diberikan peneliti atau menyimpulkan materi yang dipelajari,
tetapi pada siklus II ini, siswa sudah mulai terbiasa untuk berbicara di depan
kelas mengemukakan pendapatnya dan mulai berani untuk menjawab soal
matematika.
3. Respon Siswa
Berdasarkan hasil analisis jurnal harian siswa pada siklus I dan II diperoleh
informasi bahwa respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
pendekatan SAVI mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa senang dan
menyukai pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan SAVI.
Pembelajaran dengan ditumbuhkan motivasi terlebih dahulu sehingga
memunculkan rasa semangat menjadikan siswa sangat antusias dalam belajar
matematika dan tidak ada rasa takut dalam belajar matematika. Data hasil respon
siswa yang dilakukan pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.15.
Berdasarkan Tabel 4.15, terjadi peningkatan pada seluruh kategori No 1.
Hal ini menunjukan bahwa siswa sudah bisa memahami materi pelajaran sesuai
konsep yang diajarkan, siswapun menyukai pembelajaran dengan pendekatan
SAVI, dan kendala yang dijumpai siswa berkurang pada siklus II, serta dari
saran yang diberikan siswa terlihat mereka menyukai pembelajaran yang
diberikan.
Suasana kelas yang ceria membuat siswa santai dan relaks dalam belajar
sehingga siswa dengan mudah menangkap dan memahami materi pelajaran.
Dalam aktivitas diskusi bersama temannya dan alat peraga yang diberikan
membuat siswa merasa nyaman dan senang karena siswa bisa lebih memahami
langkah-langkah yang harus dikerjakan dan bisa bertukar pikiran pendapat
dengan temannya. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
92
menyukai pembelajaran matematika dengan pendekatan SAVI dan respon siswa
terhadap pembelajaran SAVI adalah respon positif.
Tabel 4.15
Presentase Respon Siswa Siklus I dan siklus II
No Siklus I Rata-
rata Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4
1 39,03% 50,00% 1,56% 35,94% 31,64%
2 26,57% 32,81% 67,18% 15,62% 35,54%
3 34,40% 17,19% 31,26% 48,44% 32,82%
No Siklus II Rata-
rata Kategori 1 Kategori 2 Katgeori 3 Katgeori 4
1 47,69% 60,00% 24,61% 50,77% 45,76%
2 41,54% 32,30% 40,00% 12,30% 31,54%
3 10,77% 7,70% 35,39% 36,93% 22,70%
4. Hasil Belajar Siswa
Setelah dilakukan ujian siklus I dan siklus II, diperoleh nilai hasil belajar
siswa sebagai berikut :
Tabel 4.16
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Siklus
Nilai Peningkatan
Rata-rata Persentase
mencapai KKM Rata-rata
Persentase
mencapai KKM
I 68,95 45,45%
3,5 33,33% II 74,45 78,78%
Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa
mengalami peningkatan 3,5% dari siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan
93
perbaikan yang dilakukan pada siklus II dapat meningkatkan nilai hasil belajar
siswa. Pada siklus I ini siswa yang memperoleh nilai tidak mencapai KKM
terdapat 18 siswa (54,54%) dan hanya 15 siswa (45,45%) yang memperoleh nilai
yang mencapai KKM. Sedangkan pada siklus II, siswa yang memperoleh nilai
tidak mencapai KKM hanya 7 siswa (21,21%) dan 26 siswa (78,78%) telah
memperoleh nilai yang mencapai KKM. Pada siklus II ini siswa sebagian besar
dapat memahami materi yang dipelajari dan terbiasa dalam soal-soal yang
dipelajari sehingga siswa mendapatkan nilai yang baik.
C. Pembahasan Temuan Penelitian
Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data hasil penelitian akan dibahas
mengenai hasil temuan penelitian. Pembahasan ini berdasarkan angket skala disposisi
matematik siswa, pengamatan melalui lembar observasi aktivitas belajar siswa,
respon siswa dengan menggunakan jurnal harian, dan tes hasil belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan SAVI mempermudah siswa dalam memahami
materi pembelajaran. Berbantuan alat peraga yang disediakan siswa belajar dengan
bergerak dan menyentuh (somatik), belajar dengan melihat dan mengamati (visual),
belajar dengan berdiskusi (auditori), serta belajar menyimpulkan sesuatu dan
menjawab soal yang diberikan (intelektual). Selama proses pembelajaran peneliti
melihat siswa cukup antusias dan merasa senang mengikuti pembelajaran matematika
karena mereka mendapatkan suasana yang baru dan menyenangkan. Siswa menjadi
lebih aktif dalam pembelajaran, sering bertanya jika tidak mengerti, antusias dalam
mengerjakan latihan soal dan berlomba-lomba dengan temannya untuk maju ke depan
kelas mengerjakan soal yang diberikan peneliti. Siswa menjadi terbiasa untuk
mendapatkan rumus sendiri tanpa harus diberikan peneliti dan mereka menjadi lebih
apresiasi dan antusias dalam belajar matematika.
Berdasarkan data yang diperoleh dari angket disposisi matematik siswa
mengalami peningkatan dengan rata-rata skor angket dalam kategori tinggi. Hal itu
terlihat dari indikator-indikator disposisi matematik siswa juga meningkat setelah
94
diterapkan pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Awalnya pada siklus I siswa
masih belum terbiasa dengan diskusi kelompok dan mencari rumus sendiri. Siswa
masih belum maksimal untuk memahami materi yang dipelajari dilihat dari siswa ada
yang mengandalkan temannya dalam mengerjakan soal dalam LKS. Pada saat siklus
II sebagian besar siswa sudah mulai terbiasa menemukan rumus sendiri dengan
dibantu oleh LKS dan sumber lain seperti buku paket dan internet.
Indikator kepercayaan diri siswa mengalami peningkatan dikarenakan pada
aspek auditori siswa dituntut untuk terbiasa mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas, sehingga siswa pun berani dalam mengkomunikasikan
gagasan di depan teman-temannya, dan berani untuk mengerjakan soal di depan
kelas, serta tidak ragu untuk bertanya tentang hal yang belum dimengerti selama
proses pembelajaran.
Indikator minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam melakukan tugas
matematika juga meningkat. Pada unsur visual dalam pembelajaran SAVI, siswa
belajar dengan melihat dan mengamati langsung alat peraga yang diberikan di awal
pembelajaran dan saat diskusi kelompok, sehingga rasa ingin tahu siswa meningkat.
Minat siswa dalam belajar matematika pun meningkat, terlihat siswa tidak bermalas-
malasan lagi untuk masuk kelas dan bersemangat dalam belajar matematika. Daya
temu siswa meningkat dikarenakan pada saat belajar kelompok siswa menemukan
sendiri rumus-rumus bangun ruang dengan berbantuan LKS dan alat peraga.
Indikator gigih, tekun dalam mengerjakan matematika juga menunjukan
peningkatan pada kategori baik. Secara umum siswa tampak lebih sungguh-sungguh
dalam memahami materi dan mengerjakan soal pada LKS. Siswa selalu
menyelesaikan tugas yang diberikan peneliti. Hal ini disebabkan pada unsur somatik
siswa dituntut untuk belajar dengan bergerak dalam menemukan rumus matematika
dan juga siswa dituntut untuk belajar melaui apa yang mereka lihat (visual) untuk
diamati, serta membuat kesimpulan dari hasi pengamatan mereka (intelektual).
Pada indikator fleksibel dalam menyelidiki gagasan matematika, berusaha
mencari startegi lain, kerja sama dan menghargai pendapat yang berbeda terjadi
95
peningkatan. Hal ini dikarenkan dalam pembelajaran dengan pendekatan SAVI pada
aspek auditori dioptimalkan melalui belajar kelompok. Siswa dibagi perkelompok
untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan dan bekerja sama dalam memahami materi
pelajaran.
Indikator melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas yang telah
diselesaikan juga mengalami peningkatan. Aspek intelektual dalam pendekatan SAVI
mempengaruhi indikator ini dikarenakan hasil diskusi kelompok ditulis dalam LKS
dan dipresentasikan di depan kelas kemudian diberi tanggapan oleh siswa lain dan
peneliti, sehingga membuat siswa bisa mengevaluasi hasil kerja mereka dan
mengukur kemampuan mereka.
Aktivitas siswa dengan menggunakan pendekatan SAVI mengalami
peningkatan. Aktivitas siswa pada proses pembelajaran di siklus I, sebagian besar
siswa memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung. Siswa juga
antusias dengan pelajaran matematika dilihat dari siswa mulai terbiasa menggunakan
LKS dalam pembelajaran meskipun merasa sulit untuk mengerjakannya dan
berdiskusi dengan teman, mempresentasikan kerja kelompok, mengajukan pertanyaan
bila ada yang tidak mengerti dan berani memberikan saran. Dalam hal menjawab
pertanyaan dan menyimpulkan materi secara lisan, siswa masih belum terbiasa dan
cenderung belum berani berbicara di depan kelas. Pada siklus II aktivitas siswa dalam
proses pembelajaran mengalami peningkatan, siswa sudah terbiasa menggunakan
LKS dan mulai berani berbicara di depan kelas dalam menjawab pertanyaan,
presentasi hasil diskusi, dan menyimpulkan materi.
Respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
pendekatan SAVI mengalami peningkatan. Sebagian besar siswa memberikan respon
yang positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI. Hal ini terlihat dari
pendapat sebagian siswa melalui jurnal harian. Sebagian besar siswa merespon positif
dan mendukung terhadap pembelajaran dengan pendekatan SAVI, karena dalam
pembelajaran matematika ini mengalami suasana belajar yang menyenangkan dan
96
asik sehingga siswa lebih bersemangat dalam belajar dan lebih memahami materi
pelajaran dengan baik yang berbeda dan membuat siswa bersemangat dalam belajar.
Hasil belajar siswa pun mengalami peningkatan. Awalnya pada saat akhir siklus
I hanya terdapat 15 siswa mendapatkan nilai tes hasil belajar mencapai KKM dan
hampir setengahnya siswa mendapatkan nilai yang rendah, tetapi setelah akhir siklus
II sebagian besar siswa mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibanding akhir siklus I.
Nilai setiap siswa mengalami peningkatan dan pada umumnya nilai siswa melampaui
KKM sekolah bahkan terdapat beberapa siswa yang mendapatkan niai 100. Dari hasil
pengamatan, sebagian besar siswa memahami materi yang dipelajari dan terbiasa
dalam soal-soal yang dipelajari sehingga siswa mendapatkan nilai yang baik.
Dari beberapa uraian diatas, terlihat bahwa penerapan pendekatan SAVI dapat
meningkatkan disposisi matematik siswa. Hal ini terlihat pada siklus II, aktivitas
siswa dan respon siswa meningkat maka disposisi matematik yang dimiliki siswa
juga meningkat. Kecenderungan siswa untuk belajar matematika menjadi baik
menyebabkan nilai hasil belajar siswa pun menjadi meningkat begitu pula sebaliknya.
Siswa yang memiliki disposisi matematik yang baik maka aktivitas belajar dan
respon siswa dalam pembelajaran juga baik dan hasil belajar siswa menjadi baik pula.
97
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan pendekatan SAVI (Somatic, Auditory, Visual, Intellectual)
dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan disposisi
matematik siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata disposisi matematik pada
siklus I sebesar 63,28% dan mengalami peningkatan pada siklus II
menjadi 73,45%. Jumlah peningkatan rata-rata disposisi matematik relatif
cukup baik yaitu 10,17%. Rata-rata skor disposisi matematik siswa
tergolong tinggi. Setiap indikator disposisi matematik siswa juga
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II .
2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dengan
penerapan pendekatan SAVI mengalami peningkatan yang relatif cukup
baik. Hal ini diperkuat dari rata-rata persentase pada siklus I sebesar
57,42% meningkat menjadi 74,83% pada siklus II. Jumlah peningkatan
rata-rata aktivitas siswa relatif cukup baik yaitu sebesar 17,41%. Pada
siklus I, siswa belum terbiasa untuk berbicara di depan kelas seperti
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, tetapi pada siklus II ini,
siswa sudah mulai terbiasa untuk berbicara di depan kelas
mengemukakan pendapatnya.
3. Respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan penerapan
pendekatan SAVI adalah respon positif. Awalnya pada siklus I respon
positif siswa masih rendah, tetapi pada siklus II respon positif siswa
menjadi meningkat. Hal ini diperkuat dengan rata-rata persentase respon
positif siswa terhadap pembelajaran pada siklus I sebesar 62,16%
menjadi 79,96% pada siklus II. Pada jurnal harian, siswa mengemukakan
bahwa pembelajaran yang diterapkan membuat siswa mengalami suasana
98
belajar yang menyenangkan sehingga siswa lebih bersemangat dalam
belajar dan lebih memahami materi pelajaran dengan mudah.
4. Hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan SAVI mengalami peningkatan yang relatif
baik dan sangat signifikan. Hal ini diperkuat dari nilai rata-rata dari
siklus I sebesar 68,95 menjadi 74,45 pada siklus II. Selain itu
peningkatan nilai hasil belajar siswa yang mencapai KKM pada siklus II
juga meningkat dari siklus I. Pada siklus I nilai hasil belajar siswa yang
mencapai KKM sebesar 45,45% menjadi 78,78% pada siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi sekolah diharapkan dapat mendukung dan memfasilitasi guru
matematika dengan pendekatan SAVI dalam pembelajaran sehingga
dapat dikembangkan di lingkungan sekolah.
2. Bagi para guru disarankan mencoba menerapkan pendekatan SAVI
sebagai alternatif dalam proses pembelajaran khususnya dalam
meningkatkan aktivitas, disposisi matematik dan hasil belajar siswa.
3. Bagi para guru jika selama diskusi kelompok terdapat beberapa siswa
yang mengandalkan temannya dalam mengerjakan tugas kelompok,
maka disarankan agar pembagian tugas dibagi secara merata kepada
setiap anggota kelompok untuk memaksimalkan diskusi kelompok.
4. Bagi peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan pendekatan
SAVI untuk meningkatkan kemampuan matematik siswa yang lain.
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dan Ahmadi, Iif Khoiul. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.
Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2010.
Arikunto, Suharsimi dkk., Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara,
Cet ke-11, 2012.
Badan Standar Nasional Pendidikan. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: BSNP, 2006.
DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike. Quantum Learning: Membiasakan Belajar
Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2013.
DePorter, Bobbi dkk., Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Bandung: PT Mizan Pustaka, 2010.
Elfanany, Burhan. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska, 2013.
Kilpatrick, Jeremy. et al., Adding It Up:Helping Children Learn Mathematics.
Washington DC: National Academy, 2001.
Mahmudi, Ali. Makalah Seminar Nasional: Tinjauan Asosiasi Antara
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik dan Disposisi Matematik.
Yogyakarta: FMIPA UNY, 2010.
Meier, Dave. The Accelerated Learning Handbook: Paduan Kreatif & Efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Mizan Media
Utama, 2003.
Mullis, V.S. Ina dkk., TIMSS 2011 International Results in Mathematics.
Amsterdam: International Association for the Achievement (IEA), 2012.
NCTM, Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. VA: The
NCTM, 1989.
Ngalimun. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja Pressindo,
2012.
Permana, Yanto. “Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah, dan
Diposisi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik”. Disertasi pada Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, 2010, tidak dipublikasikan.
xiv
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik: Evaluasi Pengajaran. Jakarta: PT
Remaja Rosdakarya, 2012.
Rose, Collin dan Nichols, J. Malcolm. Accelerated Learning for the 21st Century:
Cara Belajar Cepat Abad XXI. Jakarta: Nuansa, Cet ke-7, 2012.
Ruseffendi. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainnya.
Bandung: PT. Tarsito Bandung, 2010.
Suherman, Erman. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung:
JICA, 2001.
Sumarmo, Utari. Kumpulan Makalah: Berfikir dan Disposisi Matematik serta
Pembelajarannya. Bandung: UPI, 2013.
Tim Peneliti Program Pascasarjana UNY. Pedoman Penilaian Afektif.
Yogyakarta: DEPDIKNAS, 2003-2004.
Uno, B. Hamzah dan Mohamad, Nurdin. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM.
Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Widyasari, Nurbiati. “Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Disposisi
Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Metaphorical Thinking”. Tesis
pada Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 2013,
tidak dipublikasikan.
99
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 1
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : MTs Al Barkah
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Ajaran : 2013 / 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya,
serta menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-
bagiannya.
D. Indikator
1. Mengidentifikasi unsur-unsur kubus.
2. Memahami sifat-sifat kubus.
3. Menghitung panjang atau luas rusuk, sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan
bidang diagonal kubus.
4. Mengidentifikasi unsur-unsur balok.
5. Memahami sifat-sifat balok.
6. Menghitung panjang atau luas rusuk, sisi, diagonal sisi, diagonal ruang, dan
bidang diagonal balok
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
1. Siswa dapat menentukan sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang,
dan bidang diagonal kubus.
2. Siswa dapat mendefinisikan sifat-sifat kubus.
3. Siswa dapat menghitung panjang atau luas rusuk, sisi, diagonal sisi, diagonal
ruang, dan luas bidang diagonal kubus.
100
4. Siswa dapat menentukan sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang,
dan bidang diagonal balok.
5. Siswa dapat mendefinisikan sifat-sifat balok.
6. Siswa dapat menghitung panjang atau luas rusuk, sisi, diagonal sisi, diagonal
ruang, dan luas bidang diagonal kubus
F. Materi Pembelajaran
1. Kubus
Unsur-unsur kubus
a. Sisi Kubus adalah bidang persegi yang membatasi bangun ruang kubus.
Kubus terdiri dari 6 sisi / bidang yang kongruen, yaitu: bidang ABCD,
EFGH, ABFE, CDHG, BCGF, dan ADHE.
b. Titik sudut kubus adalah titik pertemuan dari tiga rusuk kubus yang
berdekatan. Kubus memiliki 8 titik sudut, yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H.
c. Rusuk kubus adalah ruas garus yang merupakan perpotongan dua bidang
sisi pada sebuah kubus. Kubus memiliki 12 rusuk, yaitu: AB, BC, CD,
AE, BF, CG, DH, EF, FG, GH, EH.
d. Diagonal bidang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut
yang berhadapan pada setiap sisi kubus.
101
Diagonal bidang kubus ABCDEFGH adalah: AC, BD, FH, GE, BE, AF,
DG, CH, BG, CF, AH, DE.
e. Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua titik sudut
yang berhadapan dalam suatu ruang kubus.
Diagonal ruang kubus ABCDEFGH adalah: BH, CE, AG, DF.
f. Bidang diagonal adalah bidang yang dibatasi oleh dua rusuk dan dua
diagonal bidang pada kubus.
Bidang diagonal kubus ABCDEFGH adalah: BDHF, ACGF, ABGH,
CDEF, ADGF, BCHE.
2.Balok
Unsur-unsur balok
a. Sisi Balok.
(1) Sisi datar terdiri atas sisi alas ABCD dan sisi atas AFGH
(2) Sisi tegak terdiri sisi depan ABFE, belakang DCGH, kiri ADHE dan
kanan BCGF
102
b. Titik sudut balok adalah titik pertemuan dari tiga rusuk balok yang
berdekatan. Titik sudut pada balok semuanya ada 8 buah, yatu A, B, C, D,
E, F, G, H.
c. Rusuk Balok
(1) Rusuk terpanjang disebut panjang balok yang terdiri dari rusuk AB,
CD, EF, HG.
(2) Rusuk tegak disebut tinggi balok, yang terdiri dari rusuk AE, BF, CG,
DH.
(3) Rusuk Miring disebut lebar balok, ynag terdiri dari rusuk AD, BC,
EH, FG.
d. Diagonal sisi (diagonal bidang) adalah diagonal yang terdapat pada sisi
nalok. Balok mempunyai 12 diagoanl sisi yaitu AF, BE, CH, DG, AC,
BD, EG, FH, AH, DE, BG, CF.
e. Diagonal ruang adalah ruas garis yang menghubungkan dua buah titik
sudut tidak sebidang yang saling berhadapan. Balok mempunyai 4
diagonal ruang, yaitu AG, BH, CE, DF.
f. Bidang diagonal merupakan bidang di dalam balok yang dubuat melalui
dua rusuk yang saling sejajar tetapi tidak terletak pada satu sisi. Balok
mempunyai 6 diagonal bidang, yaitu ABGH, CDEF, BCHE, ADGF,
AEGC, BDHF..
G. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu Kegiatan Pembelajaran
15’ Pendahuluan
1. Guru dan siswa berdoa sebelum memluai pelajaran dan
103
mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran.
2. Guru dan siswa melakukan ice breaking “kisah-kisah angka”
untuk mengenal sebagian peserta didik.
3. Guru dan siswa mereview materi prasyarat, yaitu menentukan
luas bangun datar persegi dan menentukan panjang sisi sebuah
segtiga siku-siku dengan bantuan media proyektor dan
menggunakan metode tanya jawab
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen,
dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
55’ Kegiatan inti
1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap
kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali
informasi lebih mendalam tentang kubus dan balok. (somatik,
auditori, visual, intelektual)
3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya
diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain
memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual)
5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran
sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual)
6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan
soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak
untuk menjawab. (intelektual)
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
104
10’ Penutup
1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang
didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode
pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu
diperbaiki.
2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang
akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.
3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan
mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang
menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat.
White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor.
2. Sumber.
a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh
Budiarto, Kusrini. 2008.
b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
d. Lembar Kerja Siswa (terlampir)
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
105
1) Ani memiliki kawat sepanjang 180 cm, Berapa banyakah kubus yang bisa
Ani buat dengan kawat tersebut? Tentukan panjang rusuk kubus-kubus yang
Ani buat.
2) Diketahui panjang rusuk suatu kubus ABCD.EFGH adalah 12
cm, tentukan:
a. Panjang diagonal sisi dan diagonal ruang kubus tersebut.
b. Luas sisi dan bidang diagonal kubus tersebut.
3) Gambarlah balok PQRS.TUVW dan tentukan:
a. Rusuk, titik sudut, dan sisi.
b. Panjang diagonal sisi dan diagonal ruang jika diketahui panjang balok
tersebut 22 cm dan lebar 12 cm.
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) – 2
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : MTs Al Barkah
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Ajaran : 2013 / 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
1. Mengetahui pengertian jaring-jaring.
2. Menemukan jaring-jaring kubus.
3. Menemukan jaring-jaring balok.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
1. Siswa dapat memahami pengertian jaring-jaring.
2. Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus.
3.Siswa dapat membuat jaring-jaring balok.
F. Materi Pembelajaran
1. Jaring-jaring kubus
107
2. Jaring-jaring balok
G. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu Kegiatan Pembelajaran
15’ Pendahuluan
1. Guru dan siswa berdoa sebelum memluai pelajaran dan
mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran.
2. Guru mereview materi sebelumnya melalui kegiatan permainan
tebak-tebakan, yaitu dengan meminta seorang siswa mengamati
sebuah bangun ruang dan setelah itu harus menjawab (yes/no)
pernyataan dari siswa lain tentang bangun ruang tersebut.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru menjelaskan pengertian jaring-jaring
5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen,
dengan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
108
55’ Kegiatan inti
1. Guru membagikan replika kubus dan balok yang terbuat dari
kertas karton dan meminta setiap kelompok untuk memotong
sisi-sisi bangun ruang tersebut pada rusuknya sehingga
membentuk jaring-jaring. (somatik, visual)
2. Siswa membuat jaring-jaring kubus dan balok menggunakan
kertas karton sebanyak-banyaknya (somatik, auditori, visual,
intelektual)
3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya
diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
4. Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil
kegiatan mereka dan menghitung banyaknya jaring-jaring yang
telah mereka buat.
5. Guru memberikan penghargaan berupa hadiah kepada kelompok
yang membuat jaring-jaring kubus dan balok terbanyak.
6. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran
sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual)
7. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan
soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak
untuk menjawab. (intelektual)
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
10’ Penutup
1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang
didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode
pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu
diperbaiki.
2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya
109
yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.
3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa
dan mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat.
White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyekto, kertas
karton, gunting.
2. Sumber.
a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh
Budiarto, Kusrini. 2008.
b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
1) Perhatikan jaring-jaring kubus di bawah ini. Jika no 3 sebagai alas kubus,
nomor berapakah yang merupakan tutup kubus?
110
2) Diketehui kubus KLMN.OPQR. Lengkapilah titik-titik pada jaring-jaring
dibawah ini.
3) Perhatikan jaring-jaring balok berikut ini.
Jika no 2 pada jaring-jaring balok sebagai alasnya, nomor berapakah yang
menjadi tutup balok.
111
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 3
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : MTs Al Barkah
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Ajaran : 2013 / 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
D. Indikator
1. Menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
2. Menghitung luas permukaan kubus dan balok.
3. Menerapkan rumus luas permukaan kubus untuk menentukan rusuknya.
4. Menerapkan rumus luas permukaan balok untuk menentukan panjang, tinggi,
atau lebarnya.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
2. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok.
3. Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan kubus untuk menghitung
rusuknya
4. Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan balok untuk menghitung
panjang, tinggi, atau lebarnya
112
F. Materi Pembelajaran
1. Luas Permukaan Kubus
Kubus merupakan bangun ruang yang memiliki 6 buah sisi yang setiap
rusuknya sama panjang. Luas permukaan kubus adalah jumlah luas sisi dari kubus
tersebut. Sehingga Luas Permukaan kubus = 6 X luas persegi
= 6 X (s X s) = 6s2.
2. Luas Permukaan Balok
Balok mempunyai 6 permukaan, yang tiap pasang memiliki luas yang sama.
Luas permukaan balok = luas sisi depan + luas sisi belakang + luas sisi
samping kanan + luas sisi samping kiri + luas sisi
alas + luas sisi atas
Luas permukaan balok =
=
113
=
=
G. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu Kegiatan Pembelajaran
15’ Pendahuluan
1. Guru dan siswa berdoa sebelum memulai pelajaran dan
mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran.
2. Guru dan siswa melakukan ice breaking untuk menarik minat
siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen,
dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
55’ Kegiatan inti
1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap
kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali
informasi lebih mendalam tentang luas permukaan kubus dan
balok. (somatik, auditori, visual, intelektual)
3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya
diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain
114
memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual)
5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran
sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual)
6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan
soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak
untuk menjawab. (intelektual)
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
10’ Penutup
1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang
didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode
pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu
diperbaiki.
2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang
akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.
3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan
mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang
menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat.
White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor,
jaring-jaring kubus dan balok
2. Sumber.
a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh
Budiarto, Kusrini. 2008.
b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
115
c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
d. Lembar Kerja Siswa (terlampir)
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
1) Jika diketahui panjang diagonal ruang sebuah kubus adalah 15 cm,
Tentukan luas permukaan kubus tersebut.
2) Ella akan membungkus hadiah ulang tahun berbentuk kubus untuk
adiknya. Jika tinggi kotak hadiah yang berbentuk kubus tersebut adalah 20
cm. Berapakah luas kertas kado minimal yang Ella butuhkan?
3) Luas sebuah permukaan balok adalah 22 cm2. Jika ukuran panjang kubus
tersebut adalah 3 cm dan lebarnya 2 cm, hitunglah tinggi balok tersebut.
4) Tentukan panjang rusuk suatu kubus yang memiliki luas permukaan 384
cm3.
5) Tomi akan memberikan hadiah berupa buku untuk ibunya. Sebelum
memberikan kado tersebut kepada ibunya, Tomi membungkus buku
dengan kotak yang berukuran sama dengan buku tersebut, kemudian
melapisi kotak dengan kertas kado. Jika ukuran buku adalah 37 cm x 30
cm dengan tebal buku adalah 7 cm, berapa luas kertas kado yang Tomi
perlukan?
116
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 4
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : MTs Al Barkah
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Ajaran : 2013 / 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
D. Indikator
1. Menemukan rumus volume kubus dan balok.
2. Menghitung volume kubus dan balok.
3. Menerapkan rumus volume kubus untuk menghitung panjang rusuknya.
4. Menerapkan rumus volume balok untuk menghitung panjang, lebar, atau
tinggi balok.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
1. Siswa dapat menemukan rumus volume kubus dan balok.
2. Siswa dapat menghitung volume kubus dan balok.
3. Siswa dapat menerapkan rumus volume kubus untuk menghitung panjang
rusuknya.
4. Siswa dapat menerapkan rumus volume balok untuk menghitung panjang,
lebar, atau tinggi balok.
117
F. Materi Pembelajaran
1. Volume Kubus
Tumpukan kubus-kubus satuan di atas membentuk suatu kubus. Alas
kubus di atas terdiri atas 4 x 4 = 16 kubus satuan. Sedangkan tinggi kubus di
atas adalah 4 kubus satuan. Sehingga kubus di atas terdiri dari 4 x 16 = 64
kubus atuan. Jadi volume kubus di atas adalah 4 x 4 x 4 = 64 kubus satuan.
Jadi volume balok dapat dicari dengan cara menghitung:
Volume kubus = 4 x 4 x 4 = 64 kubus satuan.
Volume kubus = rusuk x rusuk x rusuk
Apabalia panjang rusuk-rusuk kubus dinyatakan dengan s,
maka volumenya : V = s x s x s = s3
2. Volume balok
Tumpukan kubus-kubus satuan di atas membentuk suatu balok. Alas
balok di atas terdiri atas 6 x 4 = 24 kubus satuan. Sedangkan tinggi balok di
atas adalah 4 kubus satuan. Sehingga balok di atas terdiri dari 4 x 24 = 96
kubus atuan. Jadi volume balok di atas adalah 6 x 4 x 4 = 96 kubus satuan.
Jadi volume balok dapat dicari dengan cara menghitung:
Volume kubus = panjang x lebar x tinggi
Apabalia panjang, lebar dan tinggi dinyatakan dengan p, l dan t,
maka volumenya : V = p x l x t
G. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
118
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu Kegiatan Pembelajaran
15’ Pendahuluan
1. Guru dan siswa berdoa sebelum memulai pelajaran dan
mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran.
2. Guru dan siswa melakukan ice breaking untuk menarik minat
siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen,
dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
55’ Kegiatan inti
1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap
kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali
informasi lebih mendalam tentang volume kubus dan balok.
(somatik, auditori, visual, intelektual)
3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya
diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain
memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual)
5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran
sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual)
6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan
soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak
untuk menjawab. (intelektual)
119
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
10’ Penutup
1. Siswa dan guru mengemukakan manfaat apa yang didapatkan
setelah belajar dan mencari solusi apakah metode pembelajaran
yang telah digunakan sudah baik atau perlu diperbaiki.
2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang
akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.
3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan
mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang
menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat
White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor.
2. Sumber
a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh Budiarto,
Kusrini. 2008.
b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
d. Lembar Kerja Siswa (terlampir)
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
120
90 cm 60 cm
40 cm
1) Ayah ingin membuat bak mandi yang dapat menampung sebanyak 512 liter
air. Jika bak mandi tersebut berbentuk kubus, tentukan tinggi bak mandi yang
harus dibuat (dalam cm).
2) Pabrik kapur tulis akan membuat kemasan baru berbentuk kubus. Permukaan
kemasan baru tersebut adalah 486 cm2. Tentukan volume kemasan baru kapur
tulis tersebut.
3) Bak mandi berbentuk balok dengan ukuran dalamnya 40 cm x 40 cm, dan
tingginya 90 cm. jika bak air diisi air yang megalir dengan debit 3 liter/menit.
Berapa lamakah bak tersebut akan penuh terisi air?
4) Andri memiliki akuarium berbentuk balok yang terisi penuh. kemudian isinya
akan dikurangi hingga ketinggian air akuarium menjadi 25 cm. jika ukuaran
akuarium seperti gambar di bawah, hitunglah volume air yang harus diambil?
121
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 5
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : MTs Al Barkah
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Ajaran : 2013 / 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas serta bagian-
bagiannya.
D. Indikator
1. Mengidentifikasi unsur-unsur prisma.
2. Menjelaskan sifat-sifat prisma.
3. Menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal
prisma.
4. Mengidentifikasi unsur-unsur limas.
5. Menjelaskan sifat-sifat limas.
6. Menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang, dan bidang diagonal
limas.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
1. Siswa dapat menentukan sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang,
dan bidang diagonal prisma.
2. Siswa dapat mendefinisikan sifat-sifat prisma.
122
3. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang, dan luas
bidang diagonal prisma.
4. Siswa dapat menentukan sisi, rusuk, titik sudut, diagonal sisi, diagonal ruang,
dan bidang diagonal limas.
5. Siswa dapat mendefinisikan sifat-sifat limas.
6. Siswa dapat menghitung panjang diagonal sisi, diagonal ruang, dan luas
bidang diagonal limas
F. Materi Pembelajaran
1. Prisma
Prisma merupakan bangun ruang yang mempunyai sepasang sisi sejajar dan
diapit oleh sisi-sisi yang terbentuk dari garis-garis sejajar.
Macam-macam prisma berdasarkan alasnya:
a. Prisma segitiga
b. Prisma segiempat
c. Prisma segilima
d. Prisma segi-n
2. Limas
Limas adalah bangun ruang yang dibatasi oleh sebuah segi-n dan beberapa
segitiga yang alasnya berimpit dengan segi-n tersebut dan bertemu pada satu
titik di luar bidang alas.
Macam-macam limas berdasarkan alasnya:
a. Limas segitiga
b. Limas segiempat
c. Limas segilima
d. Limas segi-n
G. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
123
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu Kegiatan Pembelajaran
15’ Pendahuluan
1. Guru dan siswa berdoa sebelum memluai pelajaran dan
mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran.
2. Guru dan siswa melakukan ice breaking.
3. Guru meminta siswa menyebutkan contoh-contoh dari bangun
ruang prisma dan limas.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen,
dan setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa
55’ Kegiatan inti
1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap
kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali
informasi lebih mendalam tentang unsur-unsur prisma dan limas.
(somatik, auditori, visual, intelektual)
3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya
diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain
memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual)
5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran
sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual)
6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan
soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak
124
untuk menjawab. (intelektual)
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
10’ Penutup
1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang
didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode
pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu
diperbaiki.
2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang
akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.
3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan
mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang
menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat.
White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor.
2. Sumber.
a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh
Budiarto, Kusrini. 2008.
b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
d. Lembar Kerja Siswa (terlampir)
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis.
125
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
1) Gambarlah limas segilima beraturan T.ABCDE. dari gambar yang telah
kalian buat sebutkan:
a. Rusuk-rusuk yang sama panjang.
b. Sisi yang sama dan sebangun.
c. Diagonal sisi alasnya.
2) Pampam mendapat tugas dari sekolahnya untuk membuat alat peraga
berbentuk prisma segi enam. Jika mula-mula Pampam membuat sisi-
sisinya terlebih dahulu, berapa banyak bangun datar yang harus Pampam
buat? Berbentuk apa sajakah bangun datar itu? dan berapa banyak rusuk
dan titik sudut prisma segilima yang dibuat?sebutkan!
126
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 6
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : MTs Al Barkah
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Ajaran : 2013 / 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
D. Indikator
1. Menjelaskan pengertian jaring-jaring.
2. Menemukan jaring-jaring prisma.
3. Menemukan jaring-jaring limas.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
1. Siswa dapat memjelaskansi pengertian jaring-jaring.
2. Siswa dapat membuat jaring-jaring prisma.
3. Siswa dapat membuat jaring-jaring limas.
F. Materi Pembelajaran
1. Jaring-jaring prisma
Jaring-jaring prisma segitiga Jaring-jaring prisma segiempat
127
2. Jaring-jaring limas
G. Strategi Pembelajaran
Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual)
Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu Kegiatan Pembelajaran
15’ Pendahuluan
1. Guru dan siswa berdoa sebelum memluai pelajaran dan
mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran.
Jaring-jaring prisma segilima Jaring-jaring prisma segienam
128
2. Guru mereview materi sebelumnya melalui kegiatan permainan
tebak-tebakan, yaitu dengan meminta seorang siswa mengamati
sebuah bangun ruang dan setelah itu harus menjawab (yes/no)
pertanyaan dari siswa lain tentang bangun ruang tersebut.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru menjelaskan pengertian jaring-jaring
5. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen,
dengan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
55’ Kegiatan inti
1. Guru membagikan replika prisma dan limas yang terbuat dari
kertas karton dan meminta setiap kelompok untuk memotong
sisi-sisi bangun ruang tersebut pada rusuknya sehingga
membentuk jaring-jaring. (somatik, visual)
2. Siswa membuat jaring-jaring prisma dan limas dengan
menggunakan kertas karton sebanyak-banyaknya (somatik,
auditori, visual, intelektual)
3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya
diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
4. Guru meminta setiap kelompok untuk mengumpulkan hasil
kegiatan mereka dan menghitung banyaknya jaring-jaring yang
telah mereka buat.
5. Guru memberikan penghargaan berupa hadiah kepada kelompok
yang membuat jaring-jaring kubus dan balok terbanyak.
6. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran
sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual)
7. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan
soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak
129
untuk menjawab. (intelektual)
8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
10’ Penutup
1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang
didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode
pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu
diperbaiki.
2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang
akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.
3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan
mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat.
White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyekto, kertas
karton, gunting.
2. Sumber.
a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh
Budiarto, Kusrini. 2008.
b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian.
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 7
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : MTs Al Barkah
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Ajaran : 2013 / 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
D. Indikator
1. Menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas.
2. Menghitung luas permukaan prisma dan limas.
3. Menerapkan rumus luas permukaan prisma.
4. Menerapkan rumus luas permukaan.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
1. Siswa dapat menemukan rumus luas permukaan prisma dan limas.
2. Siswa dapat menghitung luas permukaan prisma dan limas.
3. Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan prisma.
4. Siswa dapat menerapkan rumus luas permukaan limas.
131
F. Materi Pembelajaran
1. Luas Permukaan Prisma
a.
2. Luas Permukaan Limas
G. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual).
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
132
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu Kegiatan Pembelajaran
15’ Pendahuluan
1. Guru dan siswa berdoa sebelum memulai pelajaran dan
mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran.
2. Guru dan siswa melakukan ice breaking untuk menarik minat
siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen,
dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
55’ Kegiatan inti
1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap
kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali
informasi lebih mendalam tentang luas permukaan prisma dan
limas. (somatik, auditori, visual, intelektual)
3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya
diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain
memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual)
5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran
sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual)
6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan
soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak
untuk menjawab. (intelektual)
133
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
10’ Penutup
1. Siswa bersama guru mengemukakan manfaat apa yang
didapatkan setelah belajar dan mencari solusi apakah metode
pembelajaran yang telah digunakan sudah baik atau perlu
diperbaiki.
2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang
akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.
3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan
mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang
menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat.
White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor,
jaring-jaring prisma dan limas.
2. Sumber.
a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh
Budiarto, Kusrini. 2008.
b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
d. Lembar Kerja Siswa (terlampir)
134
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
1) Perhatikan prisma segitiga siku-siku pada gambar dibawah ini! Tentukan:
a. Luas alas
b. Keliling alas
c. Luas permukaan prisma
2) Dari gambar limas EABCD di bawah, tentukan:
a. Luas alas
b. Luas sisi tegak
c. Luas permukaan
5 cm 12 cm
16
cm
10 cm
4 cm
135
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) - 8
A. Identitas Mata Pelajaran
Sekolah : MTs Al Barkah
Kelas / Semester : VIII (delapan) / Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Tahun Ajaran : 2013 / 2014
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
B. Standar Kompetensi
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
C. Kompetensi Dasar
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
D. Indikator
1. Menemukan rumus volume prisma dan limas.
2. Menghitung volume prisma dan limas.
3. Menerapkan rumus volume limas.
4. Menerapkan rumus volume prisma.
E. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran, diharapkan :
1. Siswa dapat menemukan rumus volume prisma dan limas.
2. Siswa dapat menghitung volume prisma dan limas.
3. Siswa dapat menerapkan rumus volume prisma.
4. Siswa dapat menerapkan rumus volume limas.
F. Materi Pembelajaran
1. Volume Prisma
Untuk menentukan rumus umum volume sebuah prisma, marilah kita tinjau
rumus volume prisma segitiga. Rumus volume prisma segitiga dapat diturunkan
dari rumus volume balok. Perhatikanlah gambar berikut ini.
136
Jika balok ABCD.EFGH pada gambar di atas dibagi dua melalui bidang
diagonal BDFH, maka akan diperoleh dua buah prisma segitiga, yaitu prisma
ABD.EFH dan prisma BCD.FHG. Karena bidang diagonal balok membagi
balok menjadi dua bagian sama besar, maka volume balok sama dengan dua
kali volume prisma segitiga. Maka volume prisma segitiga dapat dirumuskan:
Volume prisma segitiga = ½ × volume balok ABCD.EFGH
= ½ × AB × BC × CG
= ½ × luas bidang ABCD × CG
= ½ × (luas ΔABC + luas ΔACD) × CG
= ½ × (2 × luas ΔABC) × CG
= luas ΔABC × CG
= luas alas × tinggi prisma
Untuk volume prisma segienam beraturan juga sama yaitu: luas alas x
tinggi prisma.
Maka untuk setiap prisma berlaku rumus:
(Volume prisma = luas alas × tinggi prisma).
2. Volume Limas
Untuk menentukan rumus volume limas, dapat dicari dengan bantuan
sebuah kubus.
Misal kubus ABCD.EFGH, Jika kita membuat semua diagonal ruangnya
maka diagonal-diagonal tersebut akan berpotongan pada satu titik dan
membagi kubus ABCD.EFGH menjadi enam limas segiempat yang kongruen.
Karena luas enam limas segiempat sama dengan luas kubus, maka:
137
volume limas = 1/6 × volume kubus
= 1/6 × s3 = 16 × s × s × s
= 1/6 × (s × s) × 2 × ½ s
= 1/6 × 2 × luas bidang ABCD × TO
= 1/3 × luas alas × tinggi limas
(Volume limas = 1/3 × luas alas × tinggi limas).
G. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual.
2. Metode : Diskusi, tanya jawab, penemuan terbimbing dan penugasan.
H. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Waktu Kegiatan Pembelajaran
15’ Pendahuluan
1. Guru dan siswa berdoa sebelum memulai pelajaran dan
mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran.
2. Guru dan siswa melakukan ice breaking untuk menarik minat
siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
4. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok heterogen,
dan setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa
55’ Kegiatan inti
1. Guru membagikan lembar Kerja Siswa (LKS) kepada setiap
kelompok.
2. Siswa mengerjakan dan mendiskusikan LKS untuk menggali
informasi lebih mendalam tentang volume prisma dan limas.
(somatik, auditori, visual, intelektual)
3. Guru memfasilitasi siswa dengan berkeliling memantau jalannya
diskusi dan membantu/mengarahkan siswa yang mengalami
138
kesulitan.
4. Guru memilih 2 kelompok secara acak untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas, dan kelompok lain
memperhatikan/ memberi tanggapan. (somatik, auditori, visual)
5. Siswa menyimpulkan materi secara lisan dari awal pelajaran
sampai diakhir pelajaran dengan bimbingan guru.(intelektual)
6. Guru mengecek pemahaman siswa dengan cara menampilkan
soal menggunakan proyektor dan memilih siswa secara acak
untuk menjawab. (intelektual)
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
10’ Penutup
1. Siswa dan guru mengemukakan manfaat apa yang didapatkan
setelah belajar dan mencari solusi apakah metode pembelajaran
yang telah digunakan sudah baik atau perlu diperbaiki.
2. Guru menghimbau siswa untuk belajar materi selanjutnya yang
akan dibahas pada pertemuan yang akan datang.
3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama siswa dan
mengigatkan kepada siswa untuk terus belajar dan tidak pantang
menyerah.
I. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat.
White board, spidol, penggaris, replika kubus, replika balok, proyektor,.
2. Sumber.
a. Endah Budi Rahaju, R. Sulaiman, Tata Yuli Eko S, Mega Teguh
Budiarto, Kusrini. 2008.
139
b. Contextual Teaching and Learning Matematika: Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
c. Dewi Nuharini, Tri Wahyuni. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya
untuk kelas VIII SMP dan MTs. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
d. Lembar Kerja Siswa (terlampir)
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian: Lisan,tes tertulis.
2. Bentuk Instrumen : Tes uraian
1) Sebuah prisma tegak memiliki volume 432 cm3. Alas prisma tersebut
berbentuk segitiga yang panjang sisi-sisinya 6 cm dan 8 cm. hitung tinggi
prisma tersebut.
2) Limas segiempat beraturan dengan panjang rusuk alasnya 14 cm dan
tinggi sisi tegaknya 25 cm. tentukan tinggi limas dan volume limas
tersebut.
140
Lampiran 3
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1.a
KUBUS DAN UNSUR - UNSURNYA Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 4. ……………………………..
2. …………………………. 5. ……………………………..
3. …………………………. 6. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit)
1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu
2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan
3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru!
B. Alat
1. Mistar atau penggaris 4. Gunting atau cutter
2. Model kubus dari karton 5. Kertas HVS dan karton
3. Kerangka kubus dari besi 6. Benang
C. Langkah-langkah Kegiatan
Gambarlah kerangka kubus yang telah disediakan, kemudian berilah nama
di setiap titik sudutnya !
Langkah 1
141
Langkah
3
Pada gambar yang telah kamu buat, berapakah titik sudut kubus tersebut?
Sebutkan!___________________________________________________
___________________________________________________________
Tutuplah kerangka kubus dengan kertas HVS yang
telah disediakan untuk membatasi bagian dalam dan
bagian luarnya!
Berapa banyak kertas yang kalian butuhkan?
………………...
Apakah setiap kertas yang kalian gunakan untuk
menutupi kerangka kubus mempunyai besar yang sama? ………………
Setiap permukaan yang ditutupi oleh kertas tersebut dinamakan sisi.
Nah, sekarang coba kamu sebutkan sisi-sisi yang terdapat pada kubus
tersebut!
……………………………………………………………………………
……………...…………………………………………………………….
Setiap sisi pada kubus di atas saling berpotongan. Garis-garis yang
memotong sisi-sisi tersebut dinamakan rusuk.
Sebutkan rusuk pada kubus kalian! apakah panjang semua rusuknya
sama? Jelaskan!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Langkah 2
142
Langkah
4
Langkah
5
5
Perhatikan kembali salah satu sisi kubus tersebut,
hubungkan dua sudut yang berhadapan dengan
benang sehingga membentuk garis lurus.
Garis lurus yang menghubungkan dua sudut yang
berhadapan pada sisi yang sama dinamakan
diagonal bidang.
Sebutkan diagonal bidangnya! Apakah panjang semua diagonal bidang
sama? Jelaskan!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Hubungkan dua titik yang berhadapan dan tidak
dalam satu sisi/bidang pada bangun ruang
tersebut dengan menggunakan benang.
Garis lurus (benang) yang menghubungkan dua
titik sudut yang berhadapan dan tidak dalam satu
bidang dinamakan diagonal ruang.
Sebutkan diagonal ruangnya! Apakah semua diagonal ruang kubus
memiiki panjang yang sama? Jelaskan!
……………………………………………………………………………
…………….………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
143
KESIMPULAN
Sisipkan kertas karton di antara dua diagonal
sisi/bidang dan di antara dua buah rusuk yang
berhadapan sehingga membagi kubus menjadi dua
bagian yang sama besar.
Daerah yang dibatasi dua diagonal bidang dan di
antara dua buah rusuk yang berhadapan sehingga
membagi kubus menjadi dua bagian yang sama besar disebut bidang
diagonal.
Sebutkan bidang diagonal kubus kalian ? Apakah semua bidang diagonal
nya mempunyai luas yang sama?.................................................................
……………………………………………………………………………
…………...................................................................................................
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Setelah melakukan kegiatan di atas. Apa yang kamu ketahui tentang kubus?
Kubus adalah …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Sifat-sifat kubus : (lihat kegiatan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
Langkah 6
144
LEMBAR KEGIATAN SISWA 1.b
Balok DAN UNSUR - UNSURNYA Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 4. ……………………………..
2. …………………………. 5. ……………………………..
3. …………………………. 6. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit)
1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu
2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan
3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru!
B. Alat
1. Mistar atau penggaris 4. Gunting atau cutter
2. Model kubus dari karton 5. Kertas HVS dan karton
3. Kerangka kubus dari besi 6. Benang
C. Langkah Kegiatan
Gambarlah kerangka balok yang telah disediakan, kemudian berilah nama
di setiap titik sudutnya !
Pada gambar yang telah kamu buat, ada berapakah titik sudut balok
tersebut?
Sebutkan!___________________________________________________
___________________________________________________________
KEGIATAN 1
145
KEGIATAN 3
KEGIATAN4
Sediakan kertas HVS, lalu tutuplah kerangka balok
dengan kertas HVS untuk membatasi bagian dalam
dan bagian luarnya!
Berapa banyak kertas yang kalian butuhkan?
……………….............................................................
Apakah setiap kertas yang kalian gunakan untuk menutupi kerangka balok
mempunyai luas yang sama? ……………………………………………..
Setiap permukaan yang ditutupi oleh kertas tersebut dinamakan sisi.
Nah, sekarang coba kamu sebutkan sisi-sisi yang terdapat pada balok
tersebut!
……………………………………………………………………………
……………...…………………………………………………………….
Setiap sisi pada balok di atas saling berpotongan. Garis-garis yang
memotong sisi-sisi tersebut dinamakan rusuk.
Sebutkan rusuk pada balok kalian! apakah panjang semua rusuknya sama?
Jelaskan!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Perhatikan kembali salah satu sisi balok tersebut,
hubungkan dua sudut yang berhadapan dengan
benang sehingga membentuk garis lurus.
Garis lurus yang menghubungkan dua sudut yang
berhadapan dalam satu bidang dinamakan diagonal
bidang.
KEGIATAN 2
146
KEGIATAN 5
Pada kegiatan 4, Sebutkan diagonal bidang pada balok kalian! Apakah
panjang semua diagonal bidang sama? Jelaskan!
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Hubungkan dua titik yang berhadapan dan tidak dalam
satu sisi/bidang pada bangun ruang tersebut dengan
menggunakan benang.
Garis lurus (benang) yang menghubungkan dua titik
sudut yang berhadapan dan tidak dalam satu bidang
dinamakan diagonal ruang.
Sebutkan diagonal ruang pada balok kalian! Apakah semua diagonal ruang
balok memiiki panjang yang sama?Jelaskan!
……………………………………………………………………………
…………….………………………………………………………………
…………………………………………………………………………….
Sisipkan kertas karton di antara dua diagonal
sisi/bidang dan di antara dua buah rusuk yang
berhadapan sehingga membagi balok menjadi
dua bagian yang sama besar.
Daerah yang dibatasi dua diagonal bidang dan di
antara dua buah rusuk yang berhadapan sehingga membagi balok menjadi
dua bagian yang sama besar disebut bidang diagonal.
Sebutkan bidang diagonal balok kalian ? Apakah semua bidang diagonal
nya mempunyai luas yang sama?................................................................
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
KEGIATAN 6
147
KESIMPULAN
Setelah melakukan kegiatan di atas. Apa yang kamu ketahui tentang balok?
Balok adalah ………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
Sifat-sifat balok : (lihat kegiatan 1, 2, 3, 4, 5, dan 6)
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
148
LEMBAR KEGIATAN SISWA 2
Jaring-jaring kubus dan balok Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 4. ……………………………..
2. …………………………. 5. ……………………………..
3. …………………………. 6. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit)
1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu
2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan
3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru!
B. Alat
1. Mistar atau penggaris 4. Gunting atau cutter
2. Model kubus dari karton 5. Kertas Karton
3. Model balok dari karton
C. Langkah Kegiatan
Sediakanlah model kubus dan balok dari karton, dan berikan nomor di setiap
sisinya
Kemudian irislah rusuk-rusuk model kubus dan balok tersebut sesuai garis di
atas lalu bentangkan! Bangun apakah yang
terbentuk?_____________________________________________________
Gambarkan hasil irisan yang kalian dari model kubus dan balok tersebut di
dalam kotak berpetak di bawah ini!
149
Rangkaian yang kalian gambar di atas merupakan jaring-jaring kubus dan
jaring-jaring balok.
Menurut kamu, apakah jaring-jaring bangun ruang itu?
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________
Tugas Kelompok
Bersama kelompokmu, buatlah jaring-jaring kubus dan balok yang lain
sebanyak-banyaknya dengan menggunakan kertas karton yang telah
disediakan!!!
150
A B
C
A
D
A
F
G
G H
E H
F E
H
F
G
LEMBAR KEGIATAN SISWA 3
LUAS PERMUKAAN KUBUS DAN BALOK
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit)
1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu
2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperluka
3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru!
B. Langkah-langkah Kegiatan
LUAS PERMUKAAN KUBUS
Perhatikan jaring-jaring kubus di atas, berbentuk apakah setiap sisi pada
jaring-jaring kubus tersebut? Apakah semua sisinya sama? Jelaskan!................
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
1 2 4 6
3
5
Langkah 1
5
151
Luas seluruh sisi pada jaring-jaring kubus di atas merupakan luas permukaan
kubus. Jadi Bagaimana cara kamu menghitung luas permukaan kubus di atas?
Luas Permukaan kubus.
= Luas sisi 1 + ………… +………… +………… +………… +………… .
= …………. + ………… +………… +………… +………… +………… .
= ………….
Dari kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang luas permukaan kubus?
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
RUMUS LUAS PERMUKAAN KUBUS =
Langkah 2
5
KESIMPULAN
5
152
LUAS PERMUKAAN BALOK
Buatlah jaring-jaring balok ABCD.EFGH di atas , dan namai setiap titik
sudutnya, kemudian berilah angka di setiap sisi-sisinya.
Perhatikan jaring-jaring balok yang kalian buat, berbentuk apakah setiap sisi pada
jaring-jaring balok tersebut? __________________________________________
Apakah semua sisinya sama?Jelaskan!___________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
Bagaimanakah cara kamu menghitung luas sisi pada jaring-jaring balok
tersebut?
Luas seluruh sisi pada jaring-jaring balok di atas merupakan luas permukaan
balok.
Jadi Bagaimana cara kamu menghitung luas permukaan balok di atas?
Luas Permukaan balok =__________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
Langkah 3
5
Langkah 4
5
153
Dari kegiatan di atas apa yang kamu ketahui tentang luas permukaan balok?
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
Untuk lebih memahami tentang luas permukaan kubus dan balok,
berdiskusilah dengan teman kelompokmu untuk menyelesaikan masalah
di bawah ini.
1. Ella akan membungkus hadiah ulang tahun berbentuk kubus untuk
adiknya. Jika tinggi kotak hadiah yang berbentuk kubus tersebut adalah 20
cm. Berapakah luas kertas kado minimal yang Ella butuhkan?
2. Luas sebuah permukaan balok adalah 22 cm2. Jika ukuran panjang kubus
tersebut adalah 3 cm dan lebarnya 2 cm, hitunglah tinggi balok tersebut.
RUMUS LUAS PERMUKAAN BALOK =
Ayoo Cari Tau
KESIMPULAN
5
154
P
LEMBAR KERJA SISWA 4
VOLUME KUBUS DAN BALOK
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit)
4. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu
5. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan
6. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru!
B. Alat
1. Model kubus dari karton 3. Kubus-kubus kecil yang terbuat dari
kayu
2. Model balok dari karton
C. Langkah Kegiatan
VOLUME BALOK
Penuhi kotak balok dengan kubus-kubus kecil, lalu hitunglah berapa
jumlah kubus satuan yang memenuhi kotak balok tersebut.
155
Disebut apakah isi yang memenuhi kotak balok tersebut?...........................
Kotak berbentuk balok berisi …….. buah satuan kubus.
Hitunglah jumlah satuan isi pada panjang, tinggi, dan lebar balok.
Panjang balok
terdiri dari
Tinggi balok
terdiri dari
Lebar balok
terdiri dari
Jumlah satuan isi
Panjang x tinggi x lebar
…… satuan kubus …… satuan kubus …… satuan kubus …………………………
Jadi rumus volume balok dengan panjang p lebar l , dan tinggi t adalah………
………………………………………………………………………………….
VOLUME KUBUS
Tumpuklah kubus kecil seperti gambar di bawah ini !
Berbentuk apakah tumpukan kubus kecil itu?
Hitunglah jumlah satuan isi pada panjang, tinggi, dan lebar kubus.
Panjang kubus
terdiri dari
Tinggi kubus
terdiri dari
Lebar kubus
terdiri dari
Jumlah satuan isi
Panjang x tinggi x lebar
…… satuan kubus …… satuan kubus …… satuan kubus …………………………
Apakah panjang, tinggi, dan lebar kubus memiliki satuan kubus yang
sama?...................................................................................................................
Jika panjang, tinggi, dan lebar kubus adalah s, maka rumus volume kubus
adalah: _______________________________________________________
156
225 cm 140 cm
95 cm
Untuk lebih memahami tentang volume kubus dan balok, kerjakanlah soal-soal
berikut ini dengan teman kelompokmu!!
1. Ayah ingin membuat bak mandi yang dapat menampung sebanyak 512 liter
air. Jika bak mandi tersebut berbentuk kubus, tentukan tinggi bak mandi yang
harus dibuat (dalam cm).
2. Andri memiliki akuarium berbentuk balok yang terisi penuh. kemudian isinya
akan dikurangi hingga ketinggian air akuarium menjadi 73 cm. jika ukuaran
akuarium seperti gambar di bawah, hitunglah volume air yang harus diambil?
157
LEMBAR KEGIATAN SISWA 5
Mengenal prisma dan limas Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3.……………………………..
2. …………………………. 4. …………………………….
A. Tugas Diskusi (40 menit)
1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu
2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan
3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru!
B. Alat
1. Mistar atau penggaris
2. Model prisma dari karton (prisma segitiga, segiempat, segilima, segienam)
C. Langkah-langkah Kegiatan.
Prisma dan Limas merupakan bangun ruang yang unik, karena memiliki ciri-ciri yang
khas. Mari kita mengenal prisma dan limas lebih dekat dengan mengikuti kegiatan
dibawah ini!
PRISMA
Benda di samping merupakan bangun ruang prisma. Dapatkah
kamu menyebutkan benda-benda lain berbentuk prisma yang
kamu temui dalam kehidupan sehari-hari?sebutkan!
Langkah 1 Gambarlah prisma-prisma yang telah disediakan untuk mempermudah
kalian mengenal prisma
1. Prisma Segitiga
Perhatikan alas dan tutup pada prisma di
atas!
a. Berbentuk apakah alas prisma tersebut?
b. Berbentuk apakah tutupnya?
2. Prisma Segiempat
Perhatikan alas dan tutup pada prisma di
atas!
a. Berbentuk apakah alas prisma tersebut?
b. Berbentuk apakah tutupnya?
158
Dari kegiatan di atas, adakah persamaan dari alas dan tutup bangun ruang pada
keempat prisma tersebut? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Langkah 2
Perhatikan keempat prisma yang kalian miliki, kemudian isilah tabel-tabel berikut ini.
Prisma Banyak
Sisi
Banyak
rusuk
Banyak
titik sudut
Banyak
diagonal
sisi
Banyak
diagonal
ruang
Banyak
bidang
diagonal
Segi-3 …. ….. ….. ….. ….. ….
Segi-4 …. ….. ….. ….. ….. ….
Segi-5 …. ….. ….. ….. ….. ….
Segi-6 …. ….. ….. ….. ….. ….
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
N n
3. Prisma Segilima
Perhatikan alas dan tutup pada prisma di
atas!
a. Berbentuk apakah alas prisma tersebut?
b. Berbentuk apakah tutupnya?
4. Prisma Segienam
Perhatikan alas dan tutup pada prisma di
atas!
a. Berbentuk apakah alas prisma tersebut?
b. Berbentuk apakah tutupnya?
159
Dari kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang prisma?
Prisma adalah ……………………………………………………………...................
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………….
Pikirkan. Apakah balok dan kubus merupakan salah satu prisma? Mengapa?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
KESIMPULAN
160
LIMAS
Bangun di samping merupakan bangun ruang limas. Dapatkah
kamu menyebutkan bangun-bangun lain berbentuk limas yang
kamu temui dalam kehidupan sehari-hari?sebutkan!
Langkah 1
Gambarlah limas-limas yang telah disediakan.
1. Limas segitiga 3. Limas segiempat
Berbentuk apakah alas limas tersebut? Berbentuk apakah alas limas tersebut?
2. Limas segiempat 4. Limas segienam
Berbentuk apakah alas limas tersebut? Berbentuk apakah alas limas tersebut?
161
Perhatikan gambar keempat limas di atas, berbentuk apakah bidang-bidang tegak
pada keempat limas tersebut? …….........................................................
Setiap limas di atas dibatasi oleh sebuah segi sebagai bidang alas, dapatkah kamu
membuat kesimpulan tentang limas tersebut?jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Langkah 2
Perhatikan keempat limas tersebut, kemudian isilah tabel-tabel berikut ini.
Prisma Banyak
Sisi
Banyak
rusuk
Banyak
titik
sudut
Banyak
diagonal sisi
Banyak
diagonal
ruang
Banyak
bidang
diagonal
Segi-3 …. ….. ….. ….. ….. ….
Segi-4 …. ….. ….. ….. ….. ….
Segi-5 …. ….. ….. ….. ….. ….
Segi-6 …. ….. ….. ….. ….. ….
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dari kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang limas? Jelaskan!
Limas adalah …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
KESIMPULAN
162
LEMBAR KEGIATAN SISWA 6
Jaring-jaring PRISMA DAN LIMAS Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 4. ……………………………..
2. …………………………. 5. ……………………………..
3. …………………………. 6. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit)
1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu
2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan
3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru!
B. Alat
1. Mistar atau penggaris 4. Gunting atau cutter
2. Model prisma segitiga dari karton 5. Kertas Karton
3. Model limas segitiga dari karton
C. Langkah Kegiatan
Siapkan model prisma dan limas dari karton yang telah disediakan , dan
berikan nomor di setiap sisinya.
Kemudian irislah rusuk-rusuk pada model prisma dan limas tersebut sesuai
garis lalu bentangkan! Bangun-bangun apa saja terbentuk?sebutkan!
Gambarkan hasil irisan yang kalian dapatkan dari model prisma dan limas
tersebut di dalam kotak berpetak di bawah ini!
163
Rangkaian yang kalian gambar di atas merupakan jaring-jaring prisma dan
limas.
Menurut kamu, apakah jaring-jaring bangun ruang itu?
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________
Tugas Kelompok
Bersama kelompokmu, buatlah jaring-jaring prisma (segitempat, segilima, dan
segienam) dan limas (segitempat, segilima, dan segienam) yang lain
sebanyak-banyaknya dengan menggunakan kertas karton yang telah
disediakan!!!
Selamat mengerjakan
164
LEMBAR KEGIATAN SISWA 7
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. …………………………….
A. Tugas Diskusi (40 menit)
1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu
2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan
3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru!
B. Alat
1. Mistar atau penggaris
2. Model prisma dari karton (prisma segitiga, segiempat, segilima,
segienam)
C. Langkah-langkah Kegiatan.
1. Menentukan Luas Permukaan Prisma
Langkah 1
Dari replika prisma yang tersedia, irislah/guntinglah prisma tersebut pada
rusuk tegaknya sehingga terbentuk jaring-jaring prisma.
Gambarlah jaring-jaring yang kalian dapatkan pada kolom di bawah ini!
165
Berilah nama pada setiap titik sudut jaring-jaring di atas!
Langkah 2
Perhatikan jaring-jaring prisma pada langkah 1, berbentuk apakah alas dan
tutup pada prisma tersebut? Apakah keduanya kongruen?..................................
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Ada berapa sisi tegaknya? Sebutkan!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Luas permukaan prisma adalah luas seluruh sisi tegak ditambah luas alas dan
luas tutup.
Jadi bagaimana cara kamu menghitung luas permukaan prisma di atas?
Luas permukaan prisma :
=
Dari kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang luas permukaan prisma?
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
RUMUS LUAS PERMUKAAN PRISMA =
KESIMPULAN
5
166
2. Menentukan Luas Permukaan Limas
Langkah 1
Dari replika limas yang tersedia, irislah/guntinglah limas tersebut pada rusuk
tegaknya sehingga terbentuk jaring-jaring limas.
Gambarlah jaring-jaring limas tersebut pada kolom di bawah ini!
Berilah huruf pada setiap titik sudut jaring-jaring di atas!
Perhatikan jaring-jaring limas diatas, berbentuk apakah alas limas tersebut?
……………………………………………………………………………….
Ada berapa sisi tegaknya? Sebutkan!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Luas permukaan prisma adalah luas seluruh sisi tegak ditambah luas alas.
Jadi bagaimana cara kamu menghitung luas permukaan limas di atas?
Luas permukaan limas :
=
167
Dari kegiatan di atas, apa yang kamu ketahui tentang luas permukaan limas?
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
______________________________________________________________
LATIHAN
Agar kamu lebih memahami tentang luas permukaan prisma dan limas, kerjakanlah
soal dibawah ini bersama kelompokmu!
1. Perhatikan prisma segitiga siku-siku pada gambar dibawah ini! Tentukan:
a. Luas alas
b. Keliling alas
c. Luas permukaan prisma
2. Dari gambar limas EABCD di bawah, tentukan:
a. Luas alas
b. Luas sisi tegak
c. Luas permukaan
RUMUS LUAS PERMUKAAN LIMAS =
KESIMPULAN
5
5 cm 12 cm
16
cm
4 cm
168
LEMBAR KERJA SISWA 8
VOLUME Prisma dan limas
Kelompok
Nama Anggota :
1. …………………………. 3. ……………………………..
2. …………………………. 4. ……………………………..
A. Tugas Diskusi (40 menit)
1. Kerjakanlah kegiatan ini bersama kelompokmu
2. Persiapkan alat-alat tulis yang diperlukan
3. Bila menemui kesulitan, tanyakanlah kepada guru!
B. Alat
1. Model kubus yang terdiri dari 6 limas
2. Model balok yang terdiri dari 2 prisma
C. Langkah Kegiatan
MENCARI RUMUS VOLUME PRISMA
Jika kita membagi dua balok di atas maka akan terbagi menjadi dua prisma
segiempat yang kongruen . Dengan kata lain 2 PRISMA SEGIEMPAT = 1 BALOK
Artinya :
Volume balok = ……… Volume prisma
Jadi, Volume prisma = ………………………
Rumus Volume Prisma adalah
169
MENCARI RUMUS VOLUME LIMAS
Jika kita gabungkan 6 limas segiempat yang kongruen, maka akan terbentuk
kubus seperti gambar di atas. Dengan kata lain, 6 limas segi empat = 1 kubus.
Artinya :
Tinggi limas = ……… Tinggi kubus
Volume kubus = ……….Volume limas
Jadi, Volume Limas =
Rumus Volume Limas adalah
170
LATIHAN
Agar kalian lebih memahami tentang volume prisma dan limas, kerjakanlah soal
dibawah ini bersama kelompokmu!
1. Sebuah prisma tegak memiliki volume 432 cm3. Alas prisma tersebut
berbentuk segitiga yang panjang sisi-sisinya 6 cm dan 8 cm. hitung tinggi
prisma tersebut.
2. Limas segiempat beraturan dengan panjang rusuk alasnya 14 cm dan tinggi
sisi tegaknya 25 cm. tentukan tinggi limas dan volume limas tersebut.
171
Lampiran 4
Kisi-Kisi Angket Skala Disposisi Matematik
(Sebelum di Uji)
No Indikator yang diukur No.Item
Positif Negatif
1. Rasa percaya diri dalam menggunakan
matematika, memecahkan masalah,
memberi alasan dan mengkomunikasikan
gagasan
1,4,5,8 2, 3,6,7
2. Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam
melakukan tugas matematik
9,13,16 10,11,12,14,15
3. Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas
matematik
17,20,22,23,
24
18,19, 21
4. Fleksibel dalam menyelidiki gagasan
matematik, berusaha mencari strategi lain,
kerja sama dan meghargai pendapat yang
berbeda
26,28,30,33 25,27,29,31,32,34
5. Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas
yang telah diselesaikan 35,37,39,40 36,38
Jumlah 20 20
172
No. Indikator + - Pernyataan
1. Rasa percaya diri
dalam menggunakan
matematika,
memecahkan masalah,
memberi alasan dan
mengkomunikasikan
gagasan
1 Saya yakin bahwa saya mampu menyelesaikan
soal matematika yang sulit.
2 Saya merasa gugup mneyelesaikan soal
matematika di depan kelas
4 Saya berani menjawab pertanyaan dari guru
5 Belajar matematika membuat saya menjadi lebih
percaya diri
6 Saya sulit menerapkan matematika dalam masalah
sehari-hari
7 Ketika kesulitan mengerjakan soal ujian, saya
melihat pekerjaan teman
8 Saya yakin dapat memperoleh nilai yang baik
dalam pelajaran matematika
2. Minat, rasa ingin tahu,
dan daya temu dalam
melakukan tugas
matematik
9 Saya mempelajari materi matematika dari
berbagai sumber (buku, internet,dll)
10 Saya malas mencari informasi tentang materi
pelajaran matematika selain dari buku paket/guru
11 Saya bertanya kepada guru tentang pelajaran
matematika
12 Saya masa bodoh terhadap benar salahnya
jawaban pekerjaan matematika saya
13 Saya memeriksa kembali pekerjaan matematika
saya dengan teliti agar terhindar dari kesalahan
14 Saya malas mengerjakan soal matematika yang
sulit
15 Saya menganggap bahwa belajar matematika dari
beberapa sumber hanya membuang-buang waktu
16 Saya senang membaca buku tentang matematika
3. Gigih, tekun dalam
mengerjakan tugas
matematik
17 Saya mampu belajar matematika dalam waktu
yang lama
18 Saya cepat menyerah dalam mengerjakan soal
matematika yang sulit
19 Saya memilih soal latihan matematika yang mirip
dengan contoh
20 Saya berusaha mengerjakan soal matematika
sebaik-baiknya
21 Saya merasa bosan belajar matematika dalam
waktu yang lama
22 Saya berusaha mencoba beberapa cara berbeda
173
dalam menyelesaikan soal matematika untuk
memperoleh hasil yang terbaik
23 Saya berusaha memahami materi pelajaran
matematika
24 Saya selalu mengumpulkan tugas matematika
tepat waktu
4. Fleksibel dalam
menyelidiki gagasan
matematik, berusaha
mencari strategi lain,
kerja sama dan
meghargai pendapat
yang berbeda
25 Saya sudah puas dengan satu solusi dan tidak
berusaha mencari solusi lain
26 Saya mencoba menyelesaikan soal matematika
dengan caara lain
27 Saya menyelesaikan soal matematika dengan cara
yang dicontohkan guru
28 Saya menerima pendapat dari teman tentang
pelajaran matematika
29 Dalam memahami pelajaran matematika, saya
tidak perlu bantuan dan pendapat teman
30 Belajar kelompok membantu saya belajar
matematika dengan mudah
31 Saya merasa tergangggu belajar bersama teman
32 Saya jarang memberikan pendapat kepada teman
saya
33 Saya senang bekerja dan belajar bersama
kelompok
34 Saya bersikap cuek jika ada teman lain yang
mengalami kesulitan belajar
5. Melakukan refleksi atas
cara berpikir dan tugas
yang telah diselesaikan
35 Setelah pekerjaan matematika saya selesai, saya
bertanya pada diri sendiri “Benarkan pekerjaan
matematika saya?”
36 Saya belajar matematika tanpa membuat rencana
belajar terlebih dahulu
37 Matematika berguna dalam menyelesaikan
masalah sehari-hari
38 Saya masa bodoh jika mendapatkan nilai yang
jelek dalam pelajaran matematika
39 Saya mengukur kemampuan matematika saya
dengan mencoba menjawab soal-soal matematika
yang lain
40 Setelah diberikan tugas, saya bertanya kepada diri
sendiri: “Apakah tugas yang saya kerjakan sudah
memenuhi kriteria yang ditetapkan?”
174
Lampiran 5 HASIL UJI COBA INSTRUMEN
ANGKET DISPOSISI MATEMATIK SISWA
Nama A B C D E F G H I J
Nilai 113 144 152 114 143 111 102 141 121 128
V W X Y Z AA AB AC AD
85 155 140 149 92 110 152 136 113
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS DENGAN SPEARMAN RANK
Contoh perhitungan uji validitas soal nomor 1
No Xi Peringkat xi yi Peringkat yi D D2
1. 3 21 113 21.5 -0.5 0.25 2. 3 21 144 6 15 225 3. 4 8.5 152 3.5 5 25 4. 2 28.5 114 20 8.5 72.25 5. 4 8.5 143 7 1.5 2.25 6. 4 8.5 111 24 -15.5 240.25 7. 2 28.5 102 28 0.5 0.25 8. 3 21 141 8.5 12.5 156.25 9. 4 8.5 121 19 -10.5 110.25
10. 4 8.5 128 17 -8.5 72.25 11. 3 21 111 24 -3 9 12. 4 8.5 131 14 -5.5 30.25 13. 2 28.5 107 27 1.5 2.25 14. 3 21 129 16 5 25 15. 3 21 131 14 7 49 16. 4 8.5 141 8.5 0 0 17. 4 8.5 111 24 -15.5 240.25 18. 3 21 122 18 3 9 19. 4 8.5 138 11 -2.5 6.25 20. 3 21 131 14 7 49
K L M N O P Q R S T U
111 131 107 129 131 141 111 122 138 131 155
175
21. 4 8.5 155 1.5 7 49 22. 2 28.5 85 30 -1.5 2.25 23. 4 8.5 155 1.5 7 49 24. 4 8.5 140 10 -1.5 2.25 25. 4 8.5 149 5 3.5 12.25 26. 3 21 92 29 -8 64 27. 3 21 110 26 -5 25 28. 5 1 152 3.5 -2.5 6.25 29. 4 8.5 136 12 -3.5 12.25 30. 3 21 113 21.5 -0.5 0.25
TOTAL 1546.5
rxy = ∑
=
=
=
=
Dengan dk = n – 2 = 30 – 2 = 28 dan = 0,05 diperoleh rtabel 0,361
Karena rxy rtabel, maka soal nomor 1 valid
Untuk soal no 2 sampai 40 diberlakukan cara yang sama. Sehingga diperoleh:
Tabel Rangkuman Hasil Uji Validitas Angket Skala Disposisi Matematik
No Soal r hitung r tabel Interpretasi keterangan
1 0.655 0.361 0.655 ≥ 0.361 Valid
2 -0.188 0.361 -0.188 ≤ 0.361 Drop
3 0.407 0.361 0.407 ≥ 0.361 Valid
4 0.426 0.361 0.426 ≥ 0.361 Valid
5 0.610 0.361 0.610 ≥ 0.361 Valid
6 0.458 0.361 0.458 ≥ 0.361 Valid
7 0.405 0.361 0.405 ≥ 0.361 Valid
176
8 0.703 0.361 0.703 ≥ 0.361 Valid
9 0.445 0.361 0.445 ≥ 0.361 Valid
10 0.478 0.361 0.478 ≥ 0.361 Valid
11 0.580 0.361 0.580 ≥ 0.361 Valid
12 0.599 0.361 0.599 ≥ 0.361 Valid
13 0.737 0.361 0.737 ≥ 0.361 Valid
14 0.815 0.361 0.815 ≥ 0.361 Valid
15 0.521 0.361 0.521 ≥ 0.361 Valid
16 0.380 0.361 0.380 ≥ 0.361 Valid
17 0.433 0.361 0.433 ≥ 0.361 Valid
18 0.692 0.361 0.692 ≥ 0.361 Valid
19 0.136 0.361 0.136 ≤ 0.361 Drop
20 0.696 0.361 0.696 ≥ 0.361 Valid
21 0.780 0.361 0.780 ≥ 0.361 Valid
22 0.663 0.361 0.663 ≥ 0.361 Valid
23 0.534 0.361 0.534 ≥ 0.361 Valid
24 0.538 0.361 0.538 ≥ 0.361 Valid
25 0.455 0.361 0.455 ≥ 0.361 Valid
26 0.441 0.361 0.441 ≥ 0.361 Valid
27 0.126 0.361 0.126 ≤ 0.361 Drop
28 -0.107 0.361 -0.107 ≤ 0.361 Drop
29 -0.133 0.361 -0.133 ≤ 0.361 Drop
30 0.390 0.361 0.390 ≥ 0.361 Valid
31 0.481 0.361 0.481 ≥ 0.361 Valid
32 0.430 0.361 0.430 ≥ 0.361 Valid
33 -0.104 0.361 -0.104 ≤ 0.361 Drop
34 0.415 0.361 0.415 ≥ 0.361 Valid
35 -0.003 0.361 -0.003 ≤ 0.361 Drop
36 0.359 0.361 0.359 ≥ 0.361 Valid
37 0.430 0.361 0.430 ≥ 0.361 Valid
38 0.557 0.361 0.557 ≥ 0.361 Valid
39 0.600 0.361 0.600 ≥ 0.361 Valid
40 0.407 0.361 0.407 ≥ 0.361 Valid
177
Lampiran 6
PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS ANGKET
Menentukan nilai varians skor tiap soal, misal varians skor nomor 1
∑
(
∑
)
(
)
Perhitungan nilai varians skor soal yang lainnya dan varians total menggunakan
software excel.
Didapat jumlah varian tiap soal ∑
Varians total sehingga reliabilitasnya diperoleh:
(
)(
∑
)
(
) (
)
Berdasarkan kategori koefesien reliabilitas , Maka angket tersebut
memiliki relibilitas sangat tinggi.
178
Lampiran 7
Kisi-Kisi Angket Skala Disposisi Matematik
(Setelah di Uji)
No Indikator yang diukur No.Item
Positif Negatif
1. Rasa percaya diri dalam menggunakan
matematika, memecahkan masalah,
memberi alasan dan mengkomunikasikan
gagasan
1,3,4,7 2, 5,6
2. Minat, rasa ingin tahu, dan daya temu dalam
melakukan tugas matematik
8,12,15 9,10,11,13,14
3. Gigih, tekun dalam mengerjakan tugas
matematik
16,18,20,21,
22
17,19
4. Fleksibel dalam menyelidiki gagasan
matematik, berusaha mencari strategi lain,
kerja sama dan meghargai pendapat yang
berbeda
24,25 23,26,27,28
5. Melakukan refleksi atas cara berpikir dan tugas
yang telah diselesaikan 29,30,32,33 31
Jumlah 18 15
179
No. Indikator + - Pernyataan
1. Rasa percaya diri
dalam menggunakan
matematika,
memecahkan masalah,
memberi alasan dan
mengkomunikasikan
gagasan
1 Saya yakin bahwa saya mampu menyelesaikan
soal matematika yang sulit.
2 Saya merasa gugup mneyelesaikan soal
matematika di depan kelas
3 Saya berani menjawab pertanyaan dari guru
4 Belajar matematika membuat saya menjadi lebih
percaya diri
5 Saya sulit menerapkan matematika dalam masalah
sehari-hari
6 Ketika kesulitan mengerjakan soal ujian, saya
melihat pekerjaan teman
7 Saya yakin dapat memperoleh nilai yang baik
dalam pelajaran matematika
2. Minat, rasa ingin tahu,
dan daya temu dalam
melakukan tugas
matematik
8 Saya mempelajari materi matematika dari
berbagai sumber (buku, internet,dll)
9 Saya malas mencari informasi tentang materi
pelajaran matematika selain dari buku paket/guru
10 Saya bertanya kepada guru tentang pelajaran
matematika
11 Saya masa bodoh terhadap benar salahnya
jawaban pekerjaan matematika saya
12 Saya memeriksa kembali pekerjaan matematika
saya dengan teliti agar terhindar dari kesalahan
13 Saya malas mengerjakan soal matematika yang
sulit
14 Saya menganggap bahwa belajar matematika dari
beberapa sumber hanya membuang-buang waktu
15 Saya senang membaca buku tentang matematika
3. Gigih, tekun dalam
mengerjakan tugas
matematik
16 Saya mampu belajar matematika dalam waktu
yang lama
17 Saya cepat menyerah dalam mengerjakan soal
matematika yang sulit
18 Saya berusaha mengerjakan soal matematika
sebaik-baiknya
19 Saya merasa bosan belajar matematika dalam
waktu yang lama
20 Saya berusaha mencoba beberapa cara berbeda
dalam menyelesaikan soal matematika untuk
memperoleh hasil yang terbaik
21 Saya berusaha memahami materi pelajaran
matematika
180
22 Saya selalu mengumpulkan tugas matematika
tepat waktu
4. Fleksibel dalam
menyelidiki gagasan
matematik, berusaha
mencari strategi lain,
kerja sama dan
meghargai pendapat
yang berbeda
23 Saya sudah puas dengan satu solusi dan tidak
berusaha mencari solusi lain
24 Saya mencoba menyelesaikan soal matematika
dengan caara lain
25 Belajar kelompok membantu saya belajar
matematika dengan mudah
26 Saya merasa tergangggu belajar bersama teman
27 Saya jarang memberikan pendapat kepada teman
saya
28 Saya bersikap cuek jika ada teman lain yang
mengalami kesulitan belajar
5. Melakukan refleksi atas
cara berpikir dan tugas
yang telah diselesaikan
29 Saya belajar matematika tanpa membuat rencana
belajar terlebih dahulu
30 Matematika berguna dalam menyelesaikan
masalah sehari-hari
31 Saya masa bodoh jika mendapatkan nilai yang
jelek dalam pelajaran matematika
32 Saya mengukur kemampuan matematika saya
dengan mencoba menjawab soal-soal matematika
yang lain
33 Setelah diberikan tugas, saya bertanya kepada diri
sendiri: “Apakah tugas yang saya kerjakan sudah
memenuhi kriteria yang ditetapkan?”
181
Lampiran 8
Angket Disposisi Matematik
Tujuan pengisian angket:
Untuk mengetahui disposisi matematik siswa
Petunjuk Pengisian Angket:
1. Tulislah identitas pada lembar jawaban secara lengkap dan jelas.
2. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama
3. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi kalian dengan memberikan tanda centang
( pada kolom yang sesuai pilihanmu,
4. Pedoman pemilihan jawaban untuk skala 1 adalah sebagai berikut:
Ss = Sering sekali
Sr = Sering
Kd = Kadang-kadang
Jr = Jarang
Tp = Tidak Pernah
5. Pastikan tidak ada pertanyaan yang belum dijawab ketika adik-adik akan mengumpulkannya
kembali.
6. Kembalikan angket ini beserta lebar jawaban yang telah diisi.
7. Apapun jawaban yang kamu berikan tidak akan mempengaruhi nilai matematika kamu. Oleh karena
itu, jawablah dengan sejujur-jujurnya.
8. Terimakasih telah mengisi angket
Identitas:
Nama : ................................................................................
Kelas : .................................................................................
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
Ss Sr Kd Jr Tp
1. Saya yakin bahwa saya mampu menyelesaikan soal
matematika yang sulit.
2. Saya merasa gugup mneyelesaikan soal matematika di
depan kelas
3. Saya berani menjawab pertanyaan dari guru
4. Belajar matematika membuat saya menjadi lebih
percaya diri
5. Saya sulit menerapkan matematika dalam masalah
sehari-hari
6. Ketika kesulitan mengerjakan soal ujian, saya melihat
pekerjaan teman
7. Saya yakin dapat memperoleh nilai yang baik dalam
pelajaran matematika
8. Saya mempelajari materi matematika dari berbagai
sumber (buku, internet,dll)
9. Saya malas mencari informasi tentang materi pelajaran
matematika selain dari buku paket/guru
10. Saya bertanya kepada guru tentang pelajaran
182
matematika
11. Saya masa bodoh terhadap benar salahnya jawaban
pekerjaan matematika saya
12. Saya memeriksa kembali pekerjaan matematika saya
dengan teliti agar terhindar dari kesalahan
13. Saya malas mengerjakan soal matematika yang sulit
14. Saya menganggap bahwa belajar matematika dari
beberapa sumber hanya membuang-buang waktu
15. Saya senang membaca buku tentang matematika
16 Saya mampu belajar matematika dalam waktu yang
lama
17. Saya cepat menyerah dalam mengerjakan soal
matematika yang sulit
18. Saya berusaha mengerjakan soal matematika sebaik-
baiknya
19. Saya merasa bosan belajar matematika dalam waktu
yang lama
20. Saya berusaha mencoba beberapa cara berbeda dalam
menyelesaikan soal matematika untuk memperoleh
hasil yang terbaik
21. Saya berusaha memahami materi pelajaran matematika
22. Saya selalu mengumpulkan tugas matematika tepat
waktu
23. Saya sudah puas dengan satu solusi dan tidak berusaha
mencari solusi lain
24. Saya mencoba menyelesaikan soal matematika dengan
caara lain
25. Belajar kelompok membantu saya belajar matematika
dengan mudah
26. Saya merasa tergangggu belajar bersama teman
27. Saya jarang memberikan pendapat kepada teman saya
28. Saya bersikap cuek jika ada teman lain yang
mengalami kesulitan belajar
29. Saya belajar matematika tanpa membuat rencana
belajar terlebih dahulu
30. Matematika berguna dalam menyelesaikan masalah
sehari-hari
31. Saya masa bodoh jika mendapatkan nilai yang jelek
dalam pelajaran matematika
32. Saya mengukur kemampuan matematika saya dengan
mencoba menjawab soal-soal matematika yang lain
33. Setelah diberikan tugas, saya bertanya kepada diri
sendiri: “Apakah tugas yang saya kerjakan sudah
memenuhi kriteria yang ditetapkan?”
184
Lampiran 9
185
186
187
Lampiran 10
188
189
190
Lampiran 11
Distribusi Frekuensi Angket Disposisi Matematik Siswa
Kelas VIII A Siklus I
1) Distribusi frekuensi
85 87 87 91 93
93 94 95 96 97
98 98 99 100 100
103 105 107 107 109
111 111 111 112 112
112 114 114 115 121
122 125 125
2) Banyak data (n) = 33
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai Minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 125 - 85
= 40
4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + (3,3 x 1,518)
= 6,01 (dibulatkan kebawah)
191
5) Panjang kelas (i)
(dibulatkan keatas)
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK SIKLUS I
No Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi Titik
Tengah
(xi)
(Xi)2
Fixi Fixi
2
F
%
1 85– 91 84,5 91,5 4 12,12 88 7744 352 30976
2 92 – 98 91,5 98,5 8 24,24 95 9025 760 72200
3 99 – 105 98,5 105,5 5 15,15 102 10404 510 52020
4 106 – 112 105,5 112,5 9 27,27 109 11881 981 106929
5 113 – 119 112,5 119,5 3 9,1 116 13456 348 40368
6 120 – 126 119,5 126,5 4 12,12 123 15129 492 60516
Jumlah 33 100 633 67639 3443 363009
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me)
N Mean ̅ ∑
∑
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
∑ = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing
interval dengan frekuensinya.
∑ = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
2) Median/ Nilai Tengah (Md)
Me = (
)
Me (
) (
)
192
Keterangan :
Me = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
= Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median
= Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
3) Modus (Mo)
Mo = (
)
(
)
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
4) Varians ∑
∑
5) Simpangan Baku (s) √ ∑
∑
√
193
Lampiran 12
Distribusi Frekuensi Angket Disposisi Matematik Siswa
Kelas VIII A Siklus II
1) Distribusi frekuensi
98 101 101 107 111
112 113 113 114 115
115 116 117 119 121
122 122 124 124 125
125 126 126 127 129
129 129 130 130 134
136 138 139
2) Banyak data (n) = 33
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai Minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 139 – 98
= 41
4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + (3,3 x 1,518)
= 6,01 (dibulatkan kebawah)
194
5) Panjang kelas (i)
(dibulatkan keatas)
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK SIKLUS II
No Interval Batas
Bawah
Batas
Atas
Frekuensi Titik
Tengah
(xi)
(Xi)2
Fixi Fixi
2
F
%
1 98– 104 97,5 104,5 2 6,06 101 10201 202 20402
2 105 – 111 104,5 111,5 3 9,1 108 11664 324 34992
3 112 – 118 111,5 118,5 7 21,21 115 13225 805 92575
4 119 – 125 118,5 125,5 9 27,27 122 14884 1098 133956
5 126 – 132 125,5 132,5 8 24,24 129 16641 1032 133128
6 133 – 139 132,5 139,5 4 12,12 136 18496 544 73984
Jumlah 33 100 711 85111 4005 489037
6) Mean/Nilai Rata-rata (Me)
N Mean ̅ ∑
∑
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
∑ = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing
interval dengan frekuensinya.
∑ = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
7) Median/ Nilai Tengah (Md)
Me = (
)
Me (
) (
)
195
Keterangan :
Me = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
= Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median
= Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
8) Modus (Mo)
Mo = (
)
(
)
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
9) Varians ∑
∑
10) Simpangan Baku (s) √ ∑
∑
=√
196
Lampiran 13
Lembar Observasi Aktivitas Siswa dengan Penerapan Pendekatan SAVI
Hari/Tanggal : Materi :
Pertemuan ke- : Kelas : VIII A
Berilah tanda ( ) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan
pegamatan anda.
No Aspek yang diamati
A1 A2 A3 A4 B1 B2 B3 B4 C1 C2
1. Memperhatikan penjelasan
guru
2. Mengajukan pertanyaan
3. Berdiskusi dan
bekerjasama dengan teman
4. Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
5. Mengerjakan tugas yang
diberikan guru
6. Menyimpulkan materi
yang dipelajari secara lisan
No. Aspek yang diamati
D1 D2 D3 D4 E1 E2 E3 E4 F1 F2
1. Memperhatikan
penjelasan guru
2. Mengajukan pertanyaan
3. Berdiskusi dan
bekerjasama dengan
teman
4. Mempresentasikan hasil
diskusi kelompok
5. Mengerjakan tugas yang
diberikan guru
6. Menyimpulkan materi
yang dipelajari secara
lisan
197
Lampiran 14
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa
dengan Penerapan Pendekatan SAVI Siklus I
No. Aspek yang diamati
Jumlah siswa
pertemuan ke-
Persentase(%)
Siswa pertemuan ke-
Rata-rata
Persentase
(%)
siswa 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Memperhatikan
penjelasan guru 15 18 17 19 48,38 54,54 53,12 57,57 53,40
2. Mengajukan
pertanyaan 12 9 14 13 38,71 27,27 43,75 39,39 37,28
3.
Berdiskusi dan
bekerjasama dengan
teman
21 24 23 26 67,74 72,72 71,87 78,78 72,77
4.
Mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok
8 16 12 15 25,80 48,48 37,50 45,45 39,30
5. Mengerjakan tugas
yang diberikan guru 20 24 21 25 64,51 72,72 65,62 75,75 69,65
6.
Menyimpulkan materi
yang dipelajari secara
lisan
23 21 24 26 74,19 63,63 75,00 78,78 72,90
Jumlah Rata-rata 53,22 56,56 57,31 62,62 57.42
198
Lampiran 15
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Siswa
dengan Penerapan Pendekatan SAVI Siklus II
No. Aspek yang diamati
Jumlah siswa
pertemuan ke-
Persentase(%)
Siswa pertemuan ke-
Rata-rata
Persentase
(%)
siswa 6 7 8 9 6 7 8 9
1. Memperhatikan
penjelasan guru 20 23 25 27 60,60 69,69 75,75 81,81 71,96
2. Mengajukan
pertanyaan 15 14 16 18 45,45 42,42 48,48 54,54 47,72
3.
Berdiskusi dan
bekerjasama dengan
teman
25 28 27 28 75,75 84,84 81,81 84,84 81,81
4.
Mempresentasikan
hasil diskusi
kelompok
16 24 18 19 48,48 72,72 54,54 57,57 58,33
5. Mengerjakan tugas
yang diberikan guru 28 28 27 29 84,84 84,84 81,81 87,87 84,84
6.
Menyimpulkan materi
yang dipelajari secara
lisan
26 25 26 28 78,78 75.75 78,78 84,84 79,54
Jumlah Rata-rata 65,65 71,61 70,20 75,75 70,05
199
Lampiran 16
JURNAL HARIAN SISWA
Nama :
Kelas :
Tanggal:
1. Apa yang kamu ketahui tentang kubus dan balok?
2. Tolong ceritakan pengalaman belajar kamu hari ini!
3. Kendala apa aja yang kamu temui selama proses belajar ?
4. Tuliskan saran kamu untuk pelajaran berikutnya!
200
Lampiran 17
Hasil Jurnal Harian Siswa Siklus I
Pertemuan 1
Pertanyaan :
No. Pertanyaan
1 Apa yang kamu ketahui tentang kubus dan balok?
2 Tolong ceritakan pengalaman belajar kamu hari ini ?
3 Kendala apa yang kamu temui selama proses belajar?
4 Tuliskan saran kamu untuk pelajaran berikutnya ?
2 siswa sakit
No Siswa Jawaban pertanyaan
1 2 3 4
1 A Kubus berbentuk kotak,
memiliki 6 sisi dan 12
rusuk.
Balok memiliki 6 sisi
dan 12 rusuk juga
Belajar tentang
balok dan kubus
Kebanyakan soalnya
jadi pusing
Pak kelompoknya
diganti
2 B Kubus memiliki 6 titik
sudut dan balok juga
memiliki 6 titik sudut
Saya Belajar tentang
kubus dan balok
dengan mengukur
panjang-panjang
rusuknya
Digangguin teman
saat belajar
Belajarnya
kelompok aja
kayak gini
3 C Berbentuk kotak atau
persegi
Seru bisa
memainkan kubus
dan balok
Tugasnya
kebanyakan
Lebih sabar yah
pak
4 D Kubus dan balok
memiliki rusuk yang
sama
Sangat kesal Diganggu teman
sekelompok
Kelompoknya
diganti
5 E Kubus memiliki
panjang rusuk yang
sama.
Balok memiliki panjang
rusuk yang berbeda
Cukup senang saya
belajar kubus dan
balok hari ini
Berisik ketika belajar Semoga lebih
menyenangkan lagi
6 F Kubus adalah prisma
yang saemua sisinya
berbentuk persegi yang
sama.
Balok adalah prisma
yang alasnya berbentuk
persegi panjang
Pelajaran hari ini
Menyenangkan dan
seru
Becanda sama teman Tambah seru lagi
201
7 G Ga ngerti, ngantuk Berisik aja waktu
belajar
Saya pengen
belajar berikutnya
pengen lebih
mengerti dan
dipahami oleh saya
8 H Kubus dan balok
memiliki ukuran yang
sama
Belajar mengenai
kubus dan balok
Dijailin teman ketika
belajar
Banyakin lagi
media nya
9 I Kubus memiliki
panjang yang sama
Balok memiliki panjang
yang berbeda
Pelakajaran hari ini
cukup sulit tapi
mengasyikan
Kendala saya pada
berisik aja
Lebih asik lagi
belajarnya
10 J Kubus memiliki sisi
yang sama, balok
berbeda
Biasa aja Banyak tugas Kelompoknya
kayak tadi
11 K Kubus dan balok
memiliki 8 titik sudut
Susah, ga ngerti Pusing, pada berisik Lebih tegas dalam
mengajar
12 L Kubus adalah panjang
dan lebarnya sama
Balok adalah panjang
dan lebarnya berbeda
Sangat
menyenangkan dan
mengasyikan
Diganggu teman
ketika belajar
Saya ingin belajar
prisma dan limas
13 M Berbentuk kotak Belajar kubus dan
balok
Kesulitan dalam
mengerjakan tugas
Saya pengen
pelajaran yang
akan datang
menyenangkan dan
bermanfaat
14 N Kubus adalah
mempunyai sisi yang
sama atau berbentuk
persegi.
Balok adalah memiliki
8 buah titik sudut atau
berbentuk persegi.
Senang sekali saya
hari ini, bisa
menjadi mengerti
tentang kubus dan
balok
Digangguin temen-
temen
Digabung
kelompoknya cowo
cewe
15 O Kubus adalah bangun
ruang berbentuk
persegi.
Balok adalah bangun
ruang yang berbentuk
persegi panjang
Pelajaran
matematika
membuat pusing
atau kadang-kadang
menyenangkan
Anak-anak cowo nya
pada gangguin
Lebih tegas dalam
mengajar
16 P Kubus dan balok adalah
bangun ruang berbentuk
persegi
Hari ini saya belajar
mengukur kubus
dan balok,
menyenangkan dan
kadang tidak.
Diganggu teman Belajarnya kayak
gini aja tiap
pertemuan
17 Q Bangun ruang Belajar kelompok
tentang kubus dan
balok
Belajarnya ga ngerti Yang jelas
ngomongnya pak
18 R Kubus memiliki rusuk-
rusuk yang sama
panjang.
Agak rumit dan
kadang-kadang
susah
Kesel banged
diganggu teman
Saya ingin
pelajaran
berikutnya
202
Balok memiliki rusuk-
rusuk yang
panjangnnya berbeda
membuat saya
lebih mengerti
19 S Kubus berbentuk
persegi yang sama
panjang.
Balok berbentuk
persegi panjang yang
berbeda ukurannya
Mempelajari kubsu
dan balok dengan
teman kelompok,
cukup menyenagkan
pelajaran hari ini
dibecandain oleh
teman
Saya ingin
pelajaran
berikutnya lebih
menarik
20 T Balok memiliki panjang
yang berbeda beda.
Kubus dan balok
bentuk nya sama tapi
balok lebih panjang
Menghitung dan
mengujur bagian-
bagian dari balok
dan kubus
Selalu diganggu oleh
teman
Semoga bisa
mengikuti
pembelajaran
berikutnya dengan
baik
21 U Kubus dan balok
berbentuk kotak
Mempelajari kubus
dan balok
Tidak ada Lebih baik lagi
22 V Kubus dan balok
merupakan bangun
ruang berbentuk persegi
Mempelajari tentang
balok dan kubus
Tidak konsentrasi
karena banyak yang
berisik
Saya ingin
pelajaran
berikutnya mudah
dipahami
23 W Kubus memiliki
panjang yang sama.
Balok memiliki panjang
yang berbeda
Mengerjakan soal
tentang kubus dan
balok serta
Diganggu teman
ketika belajar
Semoga lebih seru
lagi pelajaran
berikutnya
24 X Kubus dan balok
meiliki rusuk, titik
sudut, dan sisi yang
sama
Sangat senang Teman kelompok ada
yang ga mau bantuin
Lebih jelas lagi
perintahnya
25 Y Banyak sekali yang
saya ketahui tentang
kubus dan balok tapi
saya tidak mengerti
Ga ngerti Diganggu teman
26 Z Mengukur kubus dan
balok
Sangat
menyenangkan
Diganggu teman dan
pada berisik
Semoga pertemuan
selanjutnya lebih
seru lagi
27 AA Macam-macam bangun
ruang
Ngantuk ketika
belajar
Tidak bisa mengerti Tolong
mengerjakan
pelajaran lebih
jelas lagi
28 AB Balok dan kubus
merupakan bangun
ruang berbentuk kotak
Mempelajari bangun
ruang kubus dan
balok
Tidak bisa fokus Kelompoknya
jangan yang kayak
tadi lagi
29 AC Kubus dan balok adalah
bangun ruang
Sangat
menyenangkan
Banyak yang berisik Jangan kebanyakan
ngasil soal
30 AD Kubus memiliki
panjang, tinggi, dan
lebar yang sama.
Balok memiliki
panjang, tinggi, dan
lebar yang berbeda
Seru dan
menyenangkan
Diganggu teman Semoga tambah
seru lagi belajarnya
203
31 AE Kubus dan balok
memiliki jumlah titik
sudut yang sama yaitu 8
Saya sewaktu
belajar becanda
dengan teman-teman
saya waktu
mengerjakan tugas
Kesulitan dalam
watktu mengerjakan
tugas matematika
Untuk pelajaran
yang akan datang
lebih baik dan
menyenangkan
Kategori Positif : 16 siswa
Kategori Netral : 4 siswa
Kategori Negatif : 11 siswa
Pertemuan 4
Pertanyaan :
No. Pertanyaan
1 Apa yang kamu ketahui tentang volume kubus dan balok?
2 Tolong ceritakan pengalaman belajar kamu hari ini ?
3 Kendala apa yang kamu temui selama proses belajar?
4 Tuliskan saran kamu untuk pelajaran berikutnya ?
No Nama
Siswa
Jawaban pertanyaan
1 2 3 4
1 A Volume balok =
Volume kubus= r
3
Belajarnya bikin
guru cape, ketika
diterangkan saya ga
ngerti-ngerti
Belajarnya pada
berisik
Pak, belajarnya
lebih enak
berkelompok
seperti tadi.
2 B Volume kubus dan
balok adalah isi dari
kubus dan balok
tersebut
Hari ini saya belajar
dengan baik
Saya sedikit sulit
dalam menghitung
Saya ingin belajar
secara kelompok
seperti saat ini
3 C Volume kubus dan
balok adalah isi dari
dalam sebuah kubus
dan balok
Hari ini saya belajar
matematika dengan
menjelaskan volume
kubus dan balok.
Setelah itu saya
disuruh
mengerjakan soal
secara berkelompok
Sering mendapatkan
soal yang lumayan
susah menurut saya
Lebih tegas lagi
untuk pelajaran
berikutnya
4 D Besar volume balok
maupun kubus
bergantung pada
panjang rusuk-
rusuknya
Sangat
menyenangkan
Diganggu teman
sebangku
Semoga lebih
fokus buat
pertemuan
berikutnya
5 E Volume balok =
. Balok memiliki 8 buah
titik sudut.
Volume kubus= r3
Cukup senang saya
belajar kubus dan
balok hari ini
Digangguin temen,
terus saya sering
sekali bertanya
kepada teman saya
kalau ada soal yang
Saya senang
belajar
berkelompok
Jangan terlalu sulit
dalam memberi
204
Luas kubus= 6r3
saya tidak dimengerti soal
6 F Volume balok =
Volume kubus= r
3
Volume kubus
memiliki panjang,
tinggi, dan lebar yang
sama.
Volume balok
memiliki panjang,
tinggi, dan lebar yang
berbeda
Cukup senang dan
tidak membosankan.
Digangguin sama
teman dan banyak
bertanya sama teman
Jangan terlalu sulit
memberikan soal.
Belajarnya harus
tambah seru.
Sering-sering
kelompok.
7 G Volume balok =
dan dia
berbentuk persegi
panjang
Volume kubus= r3 dan
dia berbentuk persegi
4
Belajar
berkelompok
tentang pengertian
balok dan kubus
Becanda, dan dijailin
sama teman, berisik
aja waktu belajar
Saya pengen
belajar berikutnya
pengen lebih
mengerti dan
dipahami oleh
saya, biar lebih
mudah ketika saya
mengerjakan soal.
8 H Volume kubus dan
balok itu adalah isi di
dalam sebuah kubus
dan balok
Belajar yang tadi
seru tapi ada juga
ketika pusing, dan
ada tertawa juga.
Diisengin teman Yang lebih seru
lagi
9 I Volume kubus dan
balok yang saya
ketahui adalah isi dari
suatu kubus dan balok
tersebut.
Pelajaran
matematika hari ini
sangat
menyenangkan
Kendala hari ini saya
di isengin
Saya ingin
pelajaran
berikutnya lebih
menyenangkan
10 J Volume kubus adalah
volume yang
berbentuk persegi
Volume balok adalah
volume yang
berbentuk balok dan
persegi panjang
Pelajaran hari ini
mengasikan dan
cukup sulit
Susah masuk ke otak,
teman-temannya
berisik
Pak kerjain soalnya
berkelompok aja
yah
11 K Volume : Isi di suatu
tempat tersebut
Pelajaran hari ini
sangat
menyenangkan dan
sedikit sulit untuk
mengerjakannya
Digangguin sama
teman sendiri
Saya ingin
pelajaran
berikutnya saya
mengerjakannya
dengan serius dan
tidak ada yang
bercanda
12 L Banyak, ada balok,
kubus dan lain-lain
Pelajaran hari ini
saya mengisi dan
menerangkan dan
cukup meyenangkan
Ada, suka diganggu
teman
Pak tolong minggu
depan mengisi
yang belum
diterangkan
13 M Kubus adalah panjang
dan lebarnya sama
Balok adalah asalnya
Ketika mengerjakan
tugas, saya bercanda
dengan mengerjakan
Kesulitan dalam
mengerjakan tugas
Saya pengen
pelajaran yang
akan datang sangat
205
prisma yang berbentuk
persegi
tugas menyenangkan dan
bermanfaat
14 N Volume: isi di suatu
tempat tersebut.
Senang sekali saya
hari ini, bisa
menjadi mengerti
tentang kubus dan
balok dan saya
setiap mengerjakan
soal matematika ada
teman yang
mengganggu
Diganggu sama
teman-teman saya
Saya bersaran
untuk pelajaran
berikutnya
membuat
kelompok cewe-
cowo itu digabung
15 O Kubus adalah
mempunyai sisi yang
sama atau berbentuk
persegi.Volume : r3.
Balok adalah memiliki
8 buah titik sudut atau
berbentuk
persegi.lume adalah
mempunyai (p x l x t)
Setiap pelajaran
Matematika atau
semua pelajaran
temen-temen aku
pada gangguin atau
berisik, kalau
pelajaran
matematika
membuat pusing
tapi hari ini
menyenangkan
Setiap aku belajar
selalu digangguin
sama teman atau pada
berisik dan juga
selalu pada nyolot
kalau dibilangin juga
sama KM nya
Saya selalu ingin
belajar konsentrasi
tapi tidak bisa,
karena di setiap ada
guru selalu pada
berisik atau
mengganggu
pelajaran yang lain,
saya pengen hari
jumat/sabtu materi
matematika cepat
seesai atau ngisi,
terangin sama
bapak Ivan
16 P Menghitung/
mengisi
Ga bisa ngitung Beda kelompok
17 Q Isi yang memenuhi
bangun kubus dan
balok
Membentuk bangun
balok menggunakan
kayu-kayu yang
berbentuk kubus
Diejek teman saat
ingin mencoba
membuat bangun-
bangun ruang lainnya
dengan kayu yang
berbentuk kubus
Mempelajari
bangun ruang yang
lian contohnya
prisma dan limas,
jangan langsung
mengerjakan soal,
tapi diterangkan
dulu biar tidak
banyak bertanya
18 R Rumus volume kubus
adalah r3
Rumus volume balok
adalah = p x l x t
Agak rumit dan
kadang-kadang
pelajaran
matematika
membuat senang
Kesel banged banyak
temen0temen yang
berisik dan
mengganggu
konsentrasi saya
Saya ingin
pelajaran
berikutnya
membuat saya
lebih mengerti
dengan rumus
matematika
19 S Volume rumus balok
adalah p x l x t
Kalau volume kubus
adalah r3
Belajar rumus
volume balok dan
kubus
Selalu direcohkan
oleh teman, selalu
dibecandain oleh
teman
Saya ingin
pelajaran
berikutnya lebih
agak sulit lagi dan
lebih seru lagi
20 T Volume kubus ialah
tergantung pada rusuk-
rusuknya
Banyak bertanya
dan banyak
bercanda
Selalu diganggu oleh
teman
Jangan terburu-
buru dalam
mengumpulkan
206
soal
21 U Volume balok= p x l x
t
Volume kubus = r3
Mempelajari balok
dan kubus, dan saya
mengerjakan tugas
yang diberikan oleh
guru
Tidak konsentrasi
karena sangat berisik
Pelajaran
berikutnya mudah-
mudahan dapat
dimengerti dan
tidak terlalu susah
22 V Volume balok= p x l x
t
Volume kubus = r3
Cukup senang, saya
mempelajari tentang
balok dan kubus dan
saya bermain
menyusun kubus
dan balok
Tidak konsentrasi
karena banyak yang
berisik
Saya ingin
pelajaran
berikutnya mudah
dipahami dan lebih
menyenangkan
23 W Banyak sekali yang
saya temukan tentang
volume kubus dan
balok, serta rumus
rumus kedua ruang
tersebut
Mengerjakan soal
tentang kubus dan
balok serta
menghitung volume
ruang tersebut
Gangguin oleh teman
ketika sedang fokus
belajar
24 X Banyak sekali yang
saya ketahui tentang
kubus dan balok tetapi
saya tidak
mengertinya
Sangat senang
karena memainkan
beberapa kayu yang
berbentuk kubus
Diganggu teman dan
diandalkan olehnya
Lebih tegas lagi
untuk mengajar
siswa-siswi,
terutama siswa-
siswa yang tidak di
siplin dalam
belajarnya. Jangan
terlalu lembut
kerana kelembutan
tidak bisa membuat
disiplin malah
melawan sama
bapak
25 Y Banyak sekali yang
saya ketahui tentang
kubus dan balok tapi
saya tidak mengerti
Sangat
menyenangkan
Diganngu teman
26 Z Membuat kubus, balok
dan lain-lain
Sangat
menyenangkan
Diganngu sama
teman
27 AA Mempunya volume R Sangat memuaskan
dan pengalaman
saya tentang volume
balok dan kubus
Dijailin atau di pukul
saat saya mengisi
Pak tolong
mengerjakan
pelajaran lebih
jelas lagi
Kelompknya baru
lagi
Hadiahnya lebih
diperbanyak
Pelajarannya yang
lebih memuaskan
lagi.
28 AB Volume kubus adalah
isi kubus balok
berbentuk persegi
Mengetahui tentang
rumus- rumus balok
kubus dll
Dijailin teman ketika
sedang fokus ngerjain
soal
Pak tolong
menjelaskan lebih
jelas, Hadiahnya
207
panjang diperbanyak
Kelompoknyayang
baru lagi jangan
itu-itu aja
Medianya
(proyektor)di
gunain dong.
29 AC Memahami tentang
kubus dan balok
Sangat
menyenangkan
Diganngu sama
teman
Pelajaran hari ini
sangat susah
30 AD Memahami tentang
volume kubus dan
balok
Sangat
menyenangkan
Digangguin sama
teman
Pelajarannya yang
gampang dikit
dong jangan ngasih
soal yang susah
mulu
31 AE Kubus adalah prisma
yang saemua sisinya
berbentuk persegi
yang kongruen.
Balok adalah prisma
yang alasnya
berbentuk persegi
panjang atau persegi
Saya sewaktu
belajar becanda
dengan teman-teman
saya waktu
mengerjakan tugas
Kesulitann dalam
watktu mengerjakan
tugas matematika
Untuk pelajaran
yang akan datang
lebih baik dan
menyenangkan
32 AF Mengetahui isi volume
kubus dan balok
Kubu dan balok adalah
salah satu bangun
ruang
Sangat
menyenagkan,
karena belajarnya
sambil bercanda,
dan belajarnya pun
jadi tidak bosen
dong ngantuk, terus
juga kalau
mengerjakan tugas
dengan benar suka
dikasih hadiah, jadi
belajarnya tambah
semangat.
Lagi seru-serunya
bercanda, eh maah
diomelin sama
kelompok lain, terus
juga kalau masalah
ngitung-ngitung suka
kebolak balik
Ingin belajar limas
33. AG Volume kubus adalah
r3 dan volume balok
adalah
menyenangkan Digangguin temen
ketika belajar
Tambah seru lagi
belajarnya
Kategori Positif : 24 siswa
Kategori Netral : 3 siswa
Kategori Negatif : 6 siswa
208
Lampiran 18
Hasil Respon Siswa Siklus II
Pertemuan 6
Pertanyaan :
No. Pertanyaan
1 Apa yang kamu ketahui tentang prisma dan limas?
2 Tolong ceritakan pengalaman belajar kamu hari ini ?
3 Kendala apa yang kamu temui selama proses belajar?
4 Tuliskan saran kamu untuk pelajaran berikutnya ?
Keterangan : 1 siswa sakit
No Siswa Jawaban pertanyaan
1 2 3 4
1 A Kubus dan balok
merupakan prisma.
Limas hanya punya satu
alas
Saya belajar tentang
prisma dan limas,
menghitung rusuk-
rusuknya, dan sisi-
sisi nya.
Menyenangkan,
karena bisa belajar
sambil bermain
dengan teman
Lebih Semangat
lagi ngajarnya pak
2 B Prisma segitiga,
segiempat, segilima,
segienam.
Limas segitiga,
segiempat, segilima,
segienam
Hari ini saya belajar
matematika tentang
prisma dan limas
Banyak sekali
prisma dan
limasnya jadi
pusing
Saya ingin belajar
berkelompok terus
3 C Limas segitiga
memiliki satu alas.
Prisma memiliki bidang
yang sejajar
Hari ini saya belajar
matematika dengan
menjelaskan prisma
dan limas
Masih merasa
gugup kalau di
depan kelas
Lebih baik lagi
pertemuan
mendatang
4 D Prisma segitiga
memiliki 9 rusuk, dan 6
titik sudut
Sangat
menyenangkan
Diganggu teman
sekelompok
Saya senang
belajar
berkelompok,
semoga tambah
seru belajarnya
5 E Prisma dan Limas
merupakan bangun
ruang yang mempunyai
banyak jenis
Pelajaran hari ini
cukup menyenangkan
Lebih tegas lagi
agar tidak pada
berisik
6 F Coklat merupakan
prisma, dan piramida
merupakan limas.
Cukup senang dan
tidak membosankan.
Saya agak sulit
menggambar
Hadiahnya
diperbanyak pak
209
7 G Unsur-unsur prisma dan
limas
Belajar berkelompok
tentang prisma dan
Limas
Becanda dengan
teman
Jangan kebanyakan
pak, pusing.
8 H Prisma segempat
alasnya berbentuk
segiempat.
Limas segitiga alasnya
berbentuk segitiga
Belajar hari ini seru
tapi ada juga ketika
pusing, dan ada
tertawa juga.
Pokoknya macem-
macem
Kendala hari ini,
susah mengerti
pelajaran
Yang lebih
menarik lagi
pelajarannya
9 I Prisma dan Limas
merupakan bangun
ruang
Pelajaran matematika
hari ini sangat
menyenangkan
Banyak materinya Saya ingin
pelajaran
berikutnya lebih
menyenangkan
10 J Prisma dan limas
bangun ruang yang
memiliki rusuk, sisi,
dan titik sudut
Pelajaran hari ini
mengasikan dan
cukup sulit
Susah masuk ke
otak
Kerjain soalnya
dikit aja yah
11 K Belajar prisma dan
limas
Sangan menyenagkan Pada gangguin
temen-temen
Pak media nya
diperbanyak lagi
12 L Limas memiliki satu
alas
Menggambar macam-
macam prisma dan
limas
Kadang diganggu
teman ketika
belajar
Jangan bosen yah
pak ngajarnyaa
13 M Limas memiliki satu
alas, dan prisma
memiliki alas yang
sama
Pelajaran matematika
hari ini
membingkungkan
Kesulitan dalam
mengerjakan tugas
14 N Prisma memiliki sisi
yang berbentuk persegi.
Dan limas memiliki sisi
berbentuk segitiga
Senang sekali saya
hari ini, bisa menjadi
mengerti tentang
prisma dan limas
Tidak bisa
menggambar
Kelompoknya
diganti yah pak kl
bisa
15 O Prisma memiliki sisi
yang berbentuk persegi
limas memiliki sisi
berbentuk segitiga
Hari ini belajarnya
menyenagkan
Pada berisik Semoga saya
mendapat nilai
yang bagus
16 P Prisma dan limas Hari ini belajar
bangun ruang
Ga ngerti Lebih jelas lagi
ngajarnya
17 Q Prisma dan balok
memiliki macam-
macam bangun ruang
atau jenisnya
Mengerjakan tugas
dan menggambar
Mengantuk Saya ingin
pelajaran
berikutnya lebih
seru
18 R Macam-macam prisma
dan limas yang
berbeda-beda
Saya belajar hari ini
menyenangkan
Suka diganggu
teman ketika
mengerjakan tugas
Saya ingin belajar
kelompok terus
19 S Prsima dan Limas
memiliki bentuk yang
Mempelajari Prisma
dan Limas, serta
Pelajaran hari ini
menyenangkan
Lebih
menyenangkan lagi
210
berbeda-beda menggambar prisma
dan limas
belajarnya pak
20 T Banyak bertanya dan
banyak bercanda
Selalu diganggu
oleh teman
Waktunya lebih
banyak lagi, jangan
terburu-buru
21 U Prisma segitiga,
segiempat, segilima, dst
Limas segitiga,
segiempat, segilima dan
seterusnya
Mempelajari prisma
dan limas dan
mengerjakan tugas
yang diberikan oleh
guru dan
menyenangkan
pelajaran hari ini
Suka kebalik
prisma dan limas
Jangan terlalu
susah dalam
memberi soal
22 V Sisi prisma berbentuk
persegi.
Sisi limas berbentuk
segitiga
Cukup senang, saya
mempelajari macam-
macam prisma dan
limas
Bingung ketika
mengerjakan tugas
Saya ingin
pelajaran
berikutnya mudah
dipahami
23 W Prisma dan limas
memiliki banyak
macamnya
Cukup
menyenangkan
karena saya suka
menggambar prisma
dan limas
Digangguin teman
sebangku
Lebih
menyenangkan lagi
belajarnya
24 X Prisma berbenuk
persegi dan segitiga
Limas berbentuk
segitiga
Mengerjakan soal
tentang prisma dan
limas
Tidak ada Jangan terlalu
lembut sama murid
25 Y Kubus dan balok adalah
bangun ruang prisma
Sangat senang belajar
hari ini
Pada berisik Semoga lebih baik
lagi
26 Z Limas hanya memiliki
satu alas, sedangkan
prisma memiliki alas
yang sama
Menggambar macam-
macam limas
Diganngu sama
teman
Kelompoknya yang
ini aja pak jangan
dirubah lagi
27 AA Prisma memiliki alas
yang sama bentuknya
Menggambar macam-
macam prisma,
menyenagkan dan
seru
Capek belajar hari
ini
Hadiahnya
diperbanyak lagi
pak
28 AB Bangun ruang prisma
dan limas
Mengetahui tentang
prisma dan Limas
Tidak focus
belajarnya
Pak ganti
kelompoknya
jangan yang itu lagi
29 AC Prisma dan limas
adalah bangun ruang
Belajar Prisma dan
limas
Diganngu sama
teman
Kelompoknya ganti
lagi
30 AD Limas memiliki satu
alas, sedangkan prisma
memiliki alas yang
sama
Sangat
menyenangkan
Media nya kurang Untuk pelajaran
berikutnya semoga
lebih
menyenangkan
31 AE Prisma dan Limas
memiliki banyak
macamnya, segitiga,
segiempat, segilima,
segienam sampai segi n
Menyenangkan, tapi
kadang bikin pusing
belajarnya
Kesulitan
mengerjakan LKS
Pelajarannya lebih
baik lagi dan
menyenangkan
32 AF Prisma segitiga Sangat menyenagkan, Cukup sulit Semoga belajarnya
211
mempunyai alas
berbentuk segitiga.
Limas segitiga
mempunyai alas
berbentuk segitiga
Karena saya bisa
mempelajari prisma
dan limas
materinya seperti ini terus
Kategori Positif : 25 siswa
Kategori Netral : 2 siswa
Kategori Negatif : 5 siswa
Pertemuan 9
Pertanyaan :
No. Pertanyaan
1 Apa yang kamu ketahui tentang volume prisma dan limas?
2 Tolong ceritakan pengalaman belajar kamu hari ini ?
3 Kendala apa yang kamu temui selama proses belajar?
4 Tuliskan saran kamu untuk pelajaran berikutnya ?
No Siswa Jawaban pertanyaan
1 2 3 4
1 A Volume prisma san
limas merupakan isi
dari bangun ruang
tersebut
Belajar tentang
volume prisma dan
limas, dan pelajaran
hari ini
menyenangkan
Saya agak sulit
dalam menghitung
Semoga ulangan
besok ga susah-
susah ya soalnya
pak
2 B Volume prisma
Volume Limas
Hari ini saya belajar
tentang volume
prisma dan limas,
cukup menyenangkan
karena saya jadi tau
volume limas dan
prisma
Kesulitan
mengerjakan soal
Jangan kelompok
mulu pak
3 C Volume prisma
Volume Limas
Belajar rumus
volume prisam dan
limas
Tidak ada Semoga lebih baik
4 D Volume prisma
Volume Limas
Amat menyenangkan,
bisa menemukan
sendiri rumus volume
prisma dan limas
Agar ribet nentuin
rumusnya
Jangan susah-susah
ngasih soalnya pak
5 E Volume prisma adalah
Volume Limas adalah
Pelajaran hari ini
lumayan susah tapi
mudah dipahami
Saat mengerjakan
soal diganggu sama
anak cowo
Pak kasih soal
latihan nya jangan
susah-susah
212
6 F Isi dari prisma dan
balok
Pusing, ga bisa
ngerjain soalnya
Hitung-hitungan
7 G Volume prisma
Volume Limas
Belajar hari ini
menyenangkan, saya
mencari rumus
volume prisma dan
limas
Tidak ada Semoga lebih seru
lagi belajarnya dan
ngasih soal
ulangannya jangan
terlalu sulit
8 H Volume prisma
Volume Limas
Menyenangkan Agak sulit dalam
mengerjakan soal
Semoga saya bisa
mengerjakan soal
ulangan dengan
baik
9 I Volume prisma
Volume Limas
Belajar kelompok
tentang volume
prisma dan limas, dan
mengerjakan soal
serta presentasi di
depan kelas
Banyak yang
gangguin saya
ketika belajar
Kelompoknya yang
ini aja, jangan
diganti lagi
10 J Prisma
Limas
Menyenangkan Pengen belajar
yang lain jangan
bangun ruang terus
11 K Volume prisma
Volume Limas
Menemukan rumus
volume bangun ruang
prisma dan limas
dengan bantuan
kubus
Memahami
pelajarannya agak
sulit
Permainannya
ditambah lagi
12 L Volume prisma
Volume Limas
Sangat
menyenangkan
Teman kelompok
cowo nya pada
becanda
Jangan terlalu
lembek dalam
mengajar
13 M Volume prisma
Volume Limas
Cukup
menyenangkan
Soalnya agak susah Makasih pak, saya
jadi mengerti
14 N Volume prisma
Volume Limas
Mengerjakan soal
berkelompok dan
berdiskusi dengan
teman kelompok
Hmm, tidak ada Saya suka belajar
seperti ini,
menyenangkan
sekali
15 O Prisma dan limas
memiliki isi yang
berupa volume
Sangat
menyenangkan
Sulit mengerti
pelajaran
Soalnya jangan
terlalu sulit ketika
ulangan
213
16 P Volume Prisma =
Setengah balok dan
volume limas sepertiga
balok
Menyenangkan,
karena saya bisa tau
lebih banyak tentang
prisma dan limas
Keuslitan dalam
menemukan rumus
Semoga lebih seru
dan menyenangkan
lagi belajarnya
17 Q Volume prisma dan
limas merupakan
bagian dari kubus dan
balok
Memahami volume
prisma dan limas,
cukup menyenangkan
Berisik Belajarnya jangan
kelompok terus
18 R Prisma adalah setengah
kubus
Limas adalah
seperenam kubus
Belajar hari ini sangat
menyenangkan,
karena tidak bosan
Dijailin teman
ketika belajar
Saya ingin belajar
bangun ruang yang
lain
19 S Volume prisma
Volume Limas
Belajar tentang
volume prisma dan
limas, meyenangkan
Kesulitan dalam
menghitung
Dijelasin dulu baru
ngasih soal pak
biar gampang
ngerjainnya
20 T Volume prisma
Volume Limas
Biasa saja Tidak ada Soalnya jangan
banyak-banyak
21 U Volume prisma
merupakan isi dari
bangun ruang = Luas
alas X tinggi
Volume limas
X Luas
alas X t.
Berdiskusi dengan
teman kelompok
mencari volume
prisma dan limas, dan
cukup menyenangkan
pelajarannya
Kesulitan
mengerjakan soal
Ulangannya jangan
sulit yah pak
soalnya
22 V Prisma dan limas
memiliki volume yang
merupakan isi
Mencari rumus
volume prisma dan
limas, dan
mengerjakan soal
tentang prisma dan
limas
Diganggu teman
ketika belajar
Pak belajarnya
jangan kelompok
terus yaa
23 W Volume prisma
Volume Limas
Sangat
menyenangkan
Sulit dalam
menentukan luas
alas nya
Diperbanyak lagi
hadianya pak
24 X Volume prisma
Mengerjakan soal
tentang prisma dan
limas. Dan saya
diandalkan ketika
mengerjakan soal.
Belajarnya cukup
menyenangkan
Kesulitan dalam
mnegerjakan soal
Jangan bosen-
bosen yah pak
ngajarinnya
25 Y Volume prisma dan
Limas adalah Luas alas
X tinggi
Belajar prisma dan
limas
Biasa saja Bisa lebih baik lagi
dalam mengajar
214
26 Z Rumus Volume prisma
Rumus Volume Limas
Mempelajari rumus
tentang volume
prisma dan limas
Mendapatkan
rumusnya susah
Belajarnya
kelompok terus yah
pak, asyik
belajarnya
27 AA Volume prisma
Volume Limas
Mencari rumus
prisma dan limas,
belajarnya enak
Cukup melelahkan Tambah seru lagi
belajarnya
28 AB Volume prisma
Volume Limas
Pelajaran matematika
hari ini saya belajar
tentang volume
prsima dan limas, dan
saya jadi mengerti
tentang prisma dan
limas
Diganggu sama
teman ketika
belajar
Jangan susah-susah
ya pak kalau ngasih
soal
29 AC Volume Limas
Volume prisma
Mencari rumus
volume prisma dan
limas
Apa yah, ga ada
pak
Saya ingin belajar
materi yang lain
30 AD Volume Limas
adalah
Volume prisma adalah
Pelajaran hari ini
menyenangkan ,
karena saya bisa
mengerti volume
prisma dan limas
Kesulitan dalam
mengerjakan soal
Semoga saya bisa
mengerti lagi
materi yang lain
31 AE Prisma dan Limas
adalah bangun ruang
Saya bercanda
dengan teman ketika
belajar
Ga bisa fokus
belajarnya
Saya ingin bisa
fokus dalam belajar
32 AF Volume prisma dan
limas
Mengantuk ketika
belajar
Becanda dengan
teman sebangku
33 AG Volume prisma adalah
isi dari bangun ruang
tersebut.
Volume limas juga
merupakan isi dari
bangun ruang tersebut
Hari ini saya belajar
tentang volume
prisma dan limas.
Pelajaran hari ini
menyenangkan
Awalnya saya suliit
mengerti tapi
akhirnya saya bisa
mengerti juga
Semoga tambah
seru lagi belajarnya
Kategori Positif : 27 siswa
Kategori Netral : 3 siswa
Kategori Negatif : 3 siswa
215
Lampiran 19
Rekapitulasi Persentase Respon Siswa Siklus I
Pertemuan ke-1
No Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4
1
Memahami kubus
dan balok dengan
unsur-unsurnya
Menyenangi
pembelajaran yang
diberikan
Tidak memiliki
kendala dalam
belajar
Memberikan saran
yang positif
Jumlah 15 11 1 10
2
Memahami kubus
dan balok dengan
definisi
Biasa saja Diganggu oleh
teman ketika
belajar
Biasa saja
Jumlah 7 13 19 6
3
Tidak memahami
konsep kubus dan
balok
Tidak menyenangi
pembelajaran yang
diberikan
Kesulitan dalam
belajar
Memberikan saran
yang negatif
Jumlah 9 7 11 15
.
Pertemuan ke-4
No Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4
1
Memahami volume
kubus dan balok
dengan rumus
Menyenangi
pembelajaran yang
diberikan
Tidak memiliki
kendala dalam
belajar
Memberikan saran
yang positif
Jumlah 10 21 0 13
2
Memahami volume
kubus dan balok
dengan definisi
Biasa saja Diganggu oleh
teman ketika
belajar
Biasa saja
Jumlah 10 8 24 4
3
Tidak memahami
konsep volume
kubus dan balok
Tidak menyenangi
pembelajaran yang
diberikan
Kesulitan dalam
belajar
Memberikan saran
yang negatif
Jumlah 13 4 9 16
216
Rata-Rata Presentase Respon Siswa Siklus I
No Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Rata-rata
1
Memahami
materi melalui
konsep yang
diajarkan
Menyenangi
pembelajaran
yang diberikan
Tidak memiliki
kendala dalam
belajar
Memberikan
saran yang
positif 31,64 %
Rata-rata
Presentase 39,03% 50,00% 1,56% 35,94%
2
Memahami
materi
berdasarkan
definisi
Biasa saja Diganggu oleh
teman ketika
belajar
Biasa saja
35,54%
Rata-rata
Presentase 26,57% 32,81% 67,18% 15,62%
3
Tidak memahami
konsep materi
Tidak
menyenangi
pembelajaran
yang diberikan
Kesulitan
dalam belajar
Memberikan
saran yang
negatif 32,82%
Rata-rata
Presentase 34,40% 17,19% 31,26% 48,44%
217
Rekapitulasi Persentase Respon Siswa Siklus II
Pertemuan ke-6
No Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4
1
Memahami prisma dan
limas dengan unsur-
unsurnya
Menyenangi
pembelajaran yang
diberikan
Tidak memiliki
kendala dalam
belajar
Memberikan
saran yang
positif
Jumlah 15 18 7 15
2
Memahami prisma dan
limas dengan definisi
Biasa saja Diganggu oleh
teman ketika
belajar
Biasa saja
Jumlah 13 12 10 6
3
Tidak memahami
konsep prisma dan
limas
Tidak menyenangi
pembelajaran yang
diberikan
Kesulitan dalam
belajar
Memberikan
saran yang
negatif
Jumlah 4 2 15 11
.
Pertemuan ke-9
No Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4
1
Memahami volume
prisma dan limas
dengan rumus
Menyenangi
pembelajaran yang
diberikan
Tidak memiliki
kendala dalam
belajar
Memberikan
saran yang positif
Jumlah 16 21 9 18
2
Memahami volume
prisma dan limas
dengan definisi
Biasa saja Diganggu oleh
teman ketika
belajar
Biasa saja
Jumlah 14 9 16 2
3
Tidak memahami
konsep volume primsa
dan limas
Tidak menyenangi
pembelajaran yang
diberikan
Kesulitan dalam
belajar
Memberikan
saran yang negatif
Jumlah 3 3 8 13
218
Rata-Rata Presentase Respon Siswa Siklus II
No Kategori 1 Kategori 2 Kategori 3 Katgeori 4 Rata-rata
1 Memahami
materi melalui
konsep yang
diajarkan
Menyenangi
pembelajaran
yang diberikan
Tidak memiliki
kendala dalam
belajar
Memberikan
saran yang
positif 45,76%
Rata-rata
Presentase 47,69% 60,00% 24,61% 50,77%
2 Memahami
materi
berdasarkan
definisi
Biasa saja Diganggu oleh
teman ketika
belajar
Biasa saja
31,54%
Rata-rata
Presentase 41,54% 32,30% 40,00% 12,30%
3 Tidak memahami
konsep materi
Tidak
menyenangi
pembelajaran
yang diberikan
Kesulitan
dalam belajar
Memberikan
saran yang
negatif 22,70%
Rata-rata
Presentase 10,77% 7,70% 35,39% 36,93%
219
Lampiran 20
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Standar Kompetensi :
Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta
menentukan ukurannya
Kompetensi Dasar :
1. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-
bagiannya.
2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
Indikator No.Butir Soal Skor
Mengidentifikasi
unsur-unsur balok
1. Perhatikan gambar balok PQRS.TUVW
berikut.
a. Lukislah semua diagonal ruangnya
b. Berapa banyak bidang diagonal pada
balok tersebut?sebutkan!.
4
Menghitung
panjang rusuk
kubus dan balok
2. Diketahui sebatang kawat mempunyai
panjang 232 cm. kawat itu akan dibuat
model kerangka berbentuk sebuah kubus
dan sebuah balok. Jika ukuran balok
tersebut 12 cm x 8 cm x 5 cm tentukan
panjang rusuk kubus.
4
Menghitung
volume kubus
3. Diketahui luas permukaan sebuah kubus
adalah 294 cm2, Hitunglah volume kubus
tersebut
3
Menerapkan
rumus volume
balok untuk
4. Sebuah mainan berbentuk balok
memiliki volume sebesar 140 cm3. Jika
3
220
8 cm
8 cm
8 cm
8 cm
O
menentukan
panjang, lebar,
atau tinggi balok
panjang mainan tersebut 7 cm dan tinggi
mainan 5 cm, tentukan lebar mainan
tersebut.
Menghitung
volume kubus
5. Beni memiliki kubus besar yang tersusun
dari kubus-kubus kecil, jika panjang
setiap rusuk kubus besar 2 m dan
panjang setiap rusuk kubus kecil adalah
20 cm.
a. Tentukan volume kubus besar dan
kubus kecil
b. Berapa banyak kubus kecil yang
digunakan hingga terbentuk kubus
besar?
5
Membuat jaring-
jaring limas
6 Gambarlah limas segi enam beraturan
beserta jaring-jaringnya
4
Menerapkan
rumus luas
permukaan prisma
untuk menentukan
tinggi prisma
7 Sebuah prisma alasnya berbentuk
segitiga siku-siku dengan sisi miring 26
cm dan salah satu sisi siku-sikunya 10
cm. jika luas permukaan prisma tersebut
960 cm2, tentukan tinggi prisma tersebut.
5
Menghitung luas
permukaan prisma
8 Sebuah bangun terdiri dari prisma dan
limas seperti gambar di bawah ini. Jika
semua rusuk bangun tersebut masing-
masing panjangnya 8 cm, Hitunglah luas
permukaan bangun tersebut.
5
Menghitung 9 Suatu limas segi lima beraturan 5
221
volume limas T.ABCDE tampak seperti gambar di
samping. Panjang AB = 16 cm, OA = 10
cm, dan tinggi limas 20 cm. Hitunglah:
a. Luas alas limas
b. Volume limas
222
Lampiran 21
HASIL UJI COBA INSTRUMEN TES
SMP KELAS VIII A
POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR
Nama A B C D E F G H I J
Nilai 20 20 30 18 24 17 27 19 26 26
V W X Y Z AA AB AC AD
26 21 20 15 16 12 11 21 13
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS
Contoh perhitungan uji validitas soal nomor 1
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
∑ ∑
√
√
√
√
Dengan dk = n – 2 = 30 – 2 = 28 dan = 0,05 diperoleh rtabel 0,361
Karena rxy rtabel, maka soal nomor 1 valid
Perhitungan validitas butir soal selanjutnya menggunakan microsoft excel
K L M N O P Q R S T U
29 18 29 28 19 21 14 23 16 19 15
223
VALIDITAS ISI INSTRUMEN TES MATEMATIKA
No Nama Nomor Soal Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 A 2 2 1 1 4 3 2 4 1 20
2 B 1 4 0 2 2 4 1 3 3 20
3 C 4 4 2 1 4 3 4 4 4 30
4 D 1 2 3 2 2 1 1 2 4 18
5 E 2 0 2 2 4 3 4 5 2 24
6 F 2 3 2 2 2 2 0 3 1 17
7 G 4 2 3 2 5 1 4 4 2 27
8 H 1 1 1 3 4 2 0 3 4 19
9 I 4 2 2 3 5 3 1 4 2 26
10 J 3 2 1 2 4 2 3 4 5 26
11 K 3 4 2 3 4 4 4 2 3 29
12 L 0 3 2 2 3 3 0 3 2 18
13 M 2 3 3 2 4 4 4 3 4 29
14 N 4 3 2 3 4 3 4 3 2 28
15 O 2 1 1 2 4 2 1 5 1 19
16 P 4 2 1 2 3 3 1 3 2 21
17 Q 1 2 0 0 2 2 3 3 1 14
18 R 3 4 0 2 2 4 3 4 1 23
19 S 1 1 1 2 2 2 2 2 3 16
20 T 2 2 1 3 2 1 3 4 1 19
21 U 1 1 2 2 1 2 2 3 1 15
22 V 4 3 1 3 1 4 4 5 1 26
23 W 2 3 2 2 4 2 0 2 4 21
24 X 4 1 2 3 4 1 0 3 2 20
25 Y 4 1 1 1 1 2 2 3 0 15
26 Z 1 2 2 1 2 1 2 3 2 16
27 AB 0 1 2 0 2 1 2 3 1 12
28 AC 1 2 0 1 1 2 1 2 0 10
29 AD 2 2 1 2 4 3 2 3 2 21
30 AE 2 2 0 1 3 1 3 1 0 13
Jumlah 67 65 43 57 89 71 63 96 61 612
r hitung 0.647 0.463 0.415 0.542 0.638 0.681 0.516 0.439 0.542
r tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Lam
pira
n 1
0
224
Lampiran 22
PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS
INSTRUMEN TES
Tentukan nilai varians skor tiap soal, misal varians skor nomor 1
∑
(
∑
)
(
)
Perhitungan nilai varians skor soal yang lainnya dan varians total
menggunakan software excel.
Didapat jumlah varian tiap soal ∑
Varians total sehingga reliabilitasnya diperoleh:
(
)(
∑
)
(
) (
)
225
No Nama Nomor Soal Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 A 2 2 1 1 4 3 2 4 1 20
2 B 1 4 0 2 2 4 1 3 3 20
3 C 4 4 2 1 4 3 4 4 4 30
4 D 1 2 3 2 2 1 1 2 4 18
5 E 2 0 2 2 4 3 4 5 2 24
6 F 2 3 2 2 2 2 0 3 1 17
7 G 4 2 3 2 5 1 4 4 2 27
8 H 1 1 1 3 4 2 0 3 4 19
9 I 4 2 2 3 5 3 1 4 2 26
10 J 3 2 1 2 4 2 3 4 5 26
11 K 3 4 2 3 4 4 4 2 3 29
12 L 0 3 2 2 3 3 0 3 2 18
13 M 2 3 3 2 4 4 4 3 4 29
14 N 4 3 2 3 4 3 4 3 2 28
15 O 2 1 1 2 4 2 1 5 1 19
16 P 4 2 1 2 3 3 1 3 2 21
17 Q 1 2 0 0 2 2 3 3 1 14
18 R 3 4 0 2 2 4 3 4 1 23
19 S 1 1 1 2 2 2 2 2 3 16
20 T 2 2 1 3 2 1 3 4 1 19
21 U 1 1 2 2 1 2 2 3 1 15
22 V 4 3 1 3 1 4 4 5 1 26
23 W 2 3 2 2 4 2 0 2 4 21
24 X 4 1 2 3 4 1 0 3 2 20
25 Y 4 1 1 1 1 2 2 3 0 15
26 Z 1 2 2 1 2 1 2 3 2 16
27 AB 0 1 2 0 2 1 2 3 1 12
28 AC 1 2 1 1 1 2 1 2 0 11
29 AD 2 2 1 2 4 3 2 3 2 21
30 AE 2 2 0 1 3 1 3 1 0 13
Jumlah 67 65 44 57 89 71 63 96 61 613
si2 1.646 1.072 0.716 0.690 1.499 1.032 1.957 0.893 1.766 27.912
Σsi2 11.270
st
2 27.912
rhitung 0.671
226
Lampiran 23
PERHITUNGAN UJI TARAF KESUKARAN
INSTRUMEN TES
Langkah-langkah perhitungan taraf kesukaran
Menentukan
∑
Menentukan N = jumlah peserta tes
Menentukan Sm= skor maksimal soal yang bersangkutan
Misal, untuk soal no. 1 perhitungan tingkat kesukarannya sebagai berikut :
∑ Sm = 4, N = 30
Menentukan taraf kesukaran :
∑
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, p = 0,558 berada pada kisaran
nilai 0,31 ˂ p ˂ 0,70, maka soal nomor 1 tersebut memiliki tingkat
kesukaran sedang.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan tingkat kesukarannya
sema dengan perhitungan nomor 1.
227
TARAF KESUKARAN INSTRUMEN TES
No Nama Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 A 2 2 1 1 4 3 2 4 1
2 B 1 4 0 2 2 4 1 3 3
3 C 4 4 2 1 4 3 4 4 4
4 D 1 2 3 2 2 1 1 2 4
5 E 2 0 2 2 4 3 4 5 2
6 F 2 3 2 2 2 2 0 3 1
7 G 4 2 3 2 5 1 4 4 2
8 H 1 1 1 3 4 2 0 3 4
9 I 4 2 2 3 5 3 1 4 2
10 J 3 2 1 2 4 2 3 4 5
11 K 3 4 2 3 4 4 4 2 3
12 L 0 3 2 2 3 3 0 3 2
13 M 2 3 3 2 4 4 4 3 4
14 N 4 3 2 3 4 3 4 3 2
15 O 2 1 1 2 4 2 1 5 1
16 P 4 2 1 2 3 3 1 3 2
17 Q 1 2 0 0 2 2 3 3 1
18 R 3 4 0 2 2 4 3 4 1
19 S 1 1 1 2 2 2 2 2 3
20 T 2 2 1 3 2 1 3 4 1
21 U 1 1 2 2 1 2 2 3 1
22 V 4 3 1 3 1 4 4 5 1
23 W 2 3 2 2 4 2 0 2 4
24 X 4 1 2 3 4 1 0 3 2
25 Y 4 1 1 1 1 2 2 3 0
26 Z 1 2 2 1 2 1 2 3 2
27 AB 0 1 2 0 2 1 2 3 1
28 AC 1 2 1 1 1 2 1 2 0
29 AD 2 2 1 2 4 3 2 3 2
30 AE 2 2 0 1 3 1 3 1 0
Jumlah 67 65 44 57 89 71 63 96 61
TARAF KESUKARAN 0.55 0.54 0.48 0.63 0.59 0.59 0.42 0.64 0.40
KETERANGAN sedang sedang sedang sedang sedang Sedang sedang sedang sedang
228
Lampiran 24
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA
INSTRUMEN TES
Langkah-langkah perhitungan daya beda soal
Menentukan jumlah kelompok atas dan bawah dengan cara :
Jumlak kelompok = 50% x jumlah siswa
= 50% x 30
=15
Nilai siswa diurutkan dari yang terbesar , sehingga 15 siswa dengan nilai
tertinggi menempati kelompok A dan 15 siswa dengan nilai terendah
menempati kelompok B
∑ = jumlah nilai kelompok atas pada soal yang diolah
∑ = jumlah nilai kelompok bawah pada soal yang diolah
= jumlah skor maksimal butir soal
= jumlah peserta kelompok atas
= jumlah peserta kelompok bawah
Misal, untuk soal no. 1, perhitungan daya bedanya adalah sebagai berikut :
∑
∑
Daya pembeda (D)
D = ∑
-
∑
=
Bedasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai D = 0,42 berada dikisaran nilai
0,41 – 0,60. Maka soal nomor 1 tersebut memiliki daya pembeda Baik.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya pembedanya sama
dengan perhitungan daya pembeda nomor 1.
229
DAYA BEDA SOAL INSTRUMEN TES
No Nama Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
3 C 4 4 2 1 4 3 4 4 4
13 M 2 3 3 2 4 4 4 3 4
11 K 3 4 2 3 4 4 4 2 3
14 N 4 3 2 3 4 3 4 3 2
7 G 4 2 3 2 5 1 4 4 2
10 J 3 2 1 2 4 2 3 4 5
9 I 4 2 2 3 5 3 1 4 2
22 V 4 3 1 3 1 4 4 5 1
5 E 2 0 2 2 4 3 4 5 2
18 R 3 4 0 2 2 4 3 4 1
23 W 2 3 2 2 4 2 0 2 4
29 AD 2 2 1 2 4 3 2 3 2
16 P 4 2 1 2 3 3 1 3 2
2 B 1 4 0 2 2 4 1 3 3
24 X 4 1 2 3 4 1 0 3 2
jumlah tepi atas 46 39 24 34 54 44 39 52 39
0.76667 0.65 0.53333 0.75556 0.72 0.73333 0.52 0.69333 0.52
1 A 2 2 1 1 4 3 2 4 1
8 H 1 1 1 3 4 2 0 3 4
20 T 2 2 1 3 2 1 3 4 1
15 O 2 1 1 2 4 2 1 5 1
4 D 1 2 3 2 2 1 1 2 4
12 L 0 3 2 2 3 3 0 3 2
6 F 2 3 2 2 2 2 0 3 1
19 S 1 1 1 2 2 2 2 2 3
26 Z 1 2 2 1 2 1 2 3 2
21 U 1 1 2 2 1 2 2 3 1
25 Y 4 1 1 1 1 2 2 3 0
17 Q 1 2 0 0 2 2 3 3 1
30 AE 2 2 0 1 3 1 3 1 0
27 AB 0 1 2 0 2 1 2 3 1
28 AC 1 2 1 1 1 2 1 2 0
jumlah tepi
bawah
21 26 20 23 35 27 24 44 22
0.35 0.43333 0.44444 0.51111 0.46667 0.45 0.32 0.58667 0.29333
DAYA
PEMBEDA 0.42 0.22 0.09 0.24 0.25 0.28 0.20 0.11 0.23
KETERANGAN Baik cukup jelek cukup cukup cukup jelek jelek cukup
230
230
Lampiran 25
LEMBAR INSTRUMEN TES SIKLUS I
Bangun Ruang Sisi Datar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Satuan Pendidikan : MTs Al Barkah
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk:
Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar belakang soal
Kerjakan semua soal berikut ini dan mulailah dengan soal yang kamu anggap paling
mudah.
Kerjakan soal dengan teliti, cepat, dan tepat.
Lembar soal beserta jawaban dikumpulkan kembali
Agar lebih mudah, sebaiknya baca doa terlebih dahulu
Selamat mengerjakan
Soal :
1. Perhatikan gambar balok PQRS.TUVW berikut.
a. Lukislah semua diagonal ruangnya
b. Berapa banyak bidang diagonal pada balok tersebut?sebutkan!.
2. Diketahui sebatang kawat mempunyai panjang 232 cm. kawat itu akan dibuat model
kerangka berbentuk sebuah kubus dan sebuah balok. Jika ukuran balok tersebut 12 cm x 8
cm x 5 cm tentukan panjang rusuk kubus!
3. Diketahui luas permukaan sebuah kubus adalah 294 cm2, Hitunglah volume kubus tersebut.
4. Sebuah mainan berbentuk balok memiliki volume sebesar 140 cm3. Jika panjang mainan
tersebut 7 cm dan tinggi mainan 5 cm, tentukan lebar mainan tersebut.
5. Beni memiliki kubus besar yang tersusun dari kubus-kubus kecil, jika panjang setiap rusuk
kubus besar 2 m dan panjang setiap rusuk kubus kecil adalah 20 cm.
a. Tentukan volume kubus besar dan kubus kecil
b. Berapa banyak kubus kecil yang digunakan hingga terbentuk kubus besar?.
231
O
8 cm
8 cm
8 cm 8 cm
Lampiran 26
LEMBAR INSTRUMEN TES SIKLUS II
Bangun Ruang Sisi Datar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Satuan Pendidikan : MTs Al Barkah
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Petunjuk:
Tulislah nama lengkap dan kelas pada lembar belakang soal
Kerjakan semua soal berikut ini dan mulailah dengan soal yang kamu anggap paling
mudah.
Kerjakan soal dengan teliti, cepat, dan tepat.
Lembar soal beserta jawaban dikumpulkan kembali
Agar lebih mudah, sebaiknya baca doa terlebih dahulu
Selamat mengerjakan
Soal :
1. Gambarlah limas segi enam beraturan beserta jaring-jaringnya.
2. Sebuah prisma alasnya berbentuk segitiga siku-siku dengan sisi miring 26 cm dan salah satu
sisi siku-sikunya 10 cm. jika luas permukaan prisma tersebut 960 cm2, tentukan tinggi
prisma tersebut.
3. Sebuah bangun terdiri dari prisma dan limas seperti gambar di bawah ini. Jika semua rusuk
bangun tersebut masing-masing panjangnya 8 cm, Hitunglah luas permukaan bangun
tersebut.
4. Suatu limas segi lima beraturan T.ABCDE tampak seperti gambar di
samping. Panjang AB = 16 cm, OA = 10 cm, dan tinggi limas 20 cm.
Hitunglah:
a. Luas alas limas
b. Volume limas
232
Lampiran 27
Kunci Jawaban Tes Siklus I
No.
Soal Jawaban Skor
Skor
Maksimum
1. a.
b. Banyak bidang diagonal pada balok tersebut
adalah 6.
Yaitu: QSWU, PRVT, PQVW, RSTU, PSVU, dan
QRWT.
1
1
1
1
4
2. Diketahui:
Panjang kawat 232 cm akan dibuat balok dan
kubus.
Ukuran balok (12x8x5) cm.
Ditanya:panjang rusuk kubus.
Jawab:
Panjang kawat untuk membuat balok
= 4(p + l + t)
= 4(12+8+5) cm
=4 x 25 cm
= 100 cm
Panjang kawat untuk membuat kubus
=232 – 100
= 132 cm
Jadi, Panjang rusuk kubus adalah 132 cm : 12 = 11
cm.
1
1
1
1
4
3. Diketahui: Luas permukaan kubus = 294 cm2.
Ditanya : Volume kubus
Jawab: Luas permukaan kubus = 6r2
294 cm2 = 6r
2
= r
2
49 = r2
r = √
r = 7 cm
Jadi, volume kubus = r3
1
1
3
233
= 7
3
= 343 cm3
1
4. Diketahui: Volume balok =140 cm3
Panjang = 7 cm
Tinggi = 5 cm
Ditanya : Lebar balok?
Jawab: V = p x l x t
140 = 7 x l x 5
140 = 35 x l
l =
= 7
Jadi lebar mainan tersebut adalah 7 cm.
1
1
1
3
5. Diketahui: panjang rusuk kubus 1(r1) = 2 m
Panjang rusuk kubus 2(r2) = 20 cm
Ditanya: a. Volume kubus 1 dan kubus 2
b. Banyaknya kubus kecil yang digunakan
hingga terbentuk kubus besar.
Jawab: a. V1 = (r1)3
V1 = 23
V1 = 8 m
3
V2 = (r2)3
V2 = 203
V2 = 8000 cm
3
b. r1 = 2 m = 200 cm = 10 r2
Jadi banyaknya kubus kecil yang
digunakan hingga terbentuk kubus besar
adalah 10 x 10 x 10 = 1.000 kubus kecil
1
1
1
1
1
5
234
Lampiran 28
Kunci Jawaban Tes Siklus II
No.
Soal Jawaban Skor
Skor
Maksimum
1.
2
2
4
2. Diketahui prisma segitiga siku-siku memiliki:
sisi miring = 26 cm, panjang salah satu sisi siku-siku =
10 cm, luas permukaan prisma = 960 cm2.
Ditanya: tinggi prisma.
Jawab : a = √
a c (26 cm) a = √
a = √
a = √ = 24
b (10 cm)
Keliling alas = 24 cm+10 cm+26 cm = 60 cm
Luas alas =
= 120 cm2
Luas permukaan prisma = (2 x luas alas) + (keliling
alas x tinggi)
960 = (2 x 120) + (60 x t)
960 = 240 + 60t
1
1
1
1
5
235
720 = 60t, t =
= 12.
Jadi tinggi prisma adalah 12 cm.
1
3. Diketahui: panjang setiap rusuk 8 cm.
Ditanya : Luas permukaan bangun tersebut.
Jawab :
Luas permukaan bangun1 = 4 x Luas Δ
= 4 x (
)
= 4 x 32 = 128 cm2
Luas permukaan bangun 2 = 5 x Luas persegi
= 5 x (8x8)
= 5 x 64 = 320 cm2
Luas seluruh permukaan bangun = 128 cm2+ 320 cm
2
= 448 cm
2
1
1
1
1
1
1
5
4. Diketahui: AB=16 cm, OA = 10 cm
Tinggi limas = 20 cm
Ditanya : a. Luas alas limas
b. Volume limas
Jawab:
a. Tinggi Δ AOB = √ = √
= √ = 6
Luas Δ AOB = (
x alas x tinggi)
= (
x 16 x 6) = 48 cm
2
Jadi, luas alas limas = 5 x 48 cm2 = 240 cm
2
b. Volume limas =
=
x 240 cm
2 x 20 cm
=
x 4800 cm
3= 1600 cm
3
Jadi, Volume limas adalah 1600 cm3
1
1
1
1
1
5
236
Lampiran 29
Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Siklus I
No. Siswa Nilai Siswa
1 A 68
2 B 42
3 C 89
4 D 52
5 E 68
6 F 73
7 G 78
8 H 68
9 I 68
10 J 63
11 K 52
12 L 73
13 M 42
14 N 84
15 O 43
16 P 68
17 Q 30
18 R 63
19 S 42
20 T 99
21 U 73
22 V 68
23 W 68
24 X 68
25 Y 68
26 Z 68
27 AA 99
28 AB 89
29 AC 68
30 AD 84
31 AE 58
32 AF 63
33 AG 84
Nilai Rata-rata Siswa 67.36
237
Lampiran 30
Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Kelas VIII A Siklus II
No. Siswa Nilai Siswa
1 A 82
2 B 58
3 C 100
4 D 63
5 E 78
6 F 84
7 G 89
8 H 78
9 I 73
10 J 68
11 K 63
12 L 77
13 M 73
14 N 89
15 O 70
16 P 77
17 Q 47
18 R 73
19 S 52
20 T 84
21 U 63
22 V 73
23 W 77
24 X 70
25 Y 70
26 Z 78
27 AA 84
28 AB 100
29 AC 73
30 AD `100
31 AE 73
32 AF 70
33 AG 89
Nilai Rata-rata Siswa 72,66
238
Lampiran 31
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII A Siklus I
1) Distribusi frekuensi
30 42 42 42 42
52 52 58 63 63
63 68 68 68 68
68 68 68 70 70
70 70 73 73 73
78 84 84 84 89
89 100 100
2) Banyak data (n) = 33
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai Minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 100 - 30
= 70
4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
239
= 1 + (3,3 x 1,518)
= 6,01 (dibulatkan kebawah)
5) Panjang kelas (i)
(dibulatkan ke atas)
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK SIKLUS I
No Nilai Batas
Bawah
Batas
Atas
Titik
Tengah
1 30-41 29,5 41,5 1 35,5 1260.25 35.5 1260.25
2 42-53 41,5 53,5 4 47,5 2256.25 190 9025
3 54-65 53,5 65,5 6 59,5 3540.25 357 21241.5
4 66-77 65,5 77,5 14 71,5 5112.25 1001 71571.5
5 78-89 77,5 89,5 6 83,5 6972.25 501 41833.5
6 90-101 89,5 101,5 2 95,5 9120.25 191 18240.5
Jumlah 33 393 28261,5 2275,5 163172,3
1) Mean/Nilai Rata-rata (Me)
N Mean ̅ ∑
∑
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
∑ = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing
interval dengan frekuensinya.
∑ = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
2) Median/ Nilai Tengah (Md)
Me = (
)
Me (
) (
)
240
Keterangan :
Me = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
= Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median
= Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
3) Modus (Mo)
Mo = (
)
(
)
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
4) Varians ∑
∑
5) Simpangan Baku (s) √ ∑
∑
√
241
Lampiran 32
Distribusi Frekuensi Hasil Tes Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII A Siklus II
1) Distribusi frekuensi
47 52 58 63 63
63 68 70 70 70
70 73 73 73 73
73 73 77 77 77
78 78 78 82 84
84 84 89 89 89
100 100 100
2) Banyak data (n) = 33
3) Rentang data (R) = Xmax – Xmin
Keterangan : R = Rentangan
Xmax = Nilai Maksimum (tertinggi)
Xmin = Nilai Minimum (terendah)
R = Xmax – Xmin
= 100 - 47
= 53
4) Banyak kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
Keterangan : K = Banyak kelas
n = Banyak siswa
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
242
= 1 + (3,3 x 1,518)
= 6,0094 (dibulatkan kebawah)
5) Panjang kelas (i)
(dibulatkan keatas)
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI KELOMPOK SIKLUS II
No Nilai Batas
Bawah
Batas
Atas
Titik
Tengah
1 47-55 46,5 55,5 2 51 2601 102 5202
2 56-64 55,5 64,5 4 60 3600 240 14400
3 65-73 64,5 73,5 11 69 4761 759 52371
4 74-82 73,5 82,5 7 78 6084 546 42588
5 83-91 82,5 91,5 6 87 7569 522 45414
6 92-100 91,5 101,5 3 96 9216 288 27648 Jumlah 33 441 33831 2457 187623
6) Mean/Nilai Rata-rata (Me)
N Mean ̅ ∑
∑
Keterangan :
Me = Mean/ Nilai Rata-rata
∑ = Jumlah dari hasil perkalian midpoint (nilai tengah) dari masing-masing
interval dengan frekuensinya.
∑ = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
7) Median/ Nilai Tengah (Md)
Me = (
)
Me (
) (
)
Keterangan :
243
Me = Median/ Nilai Tengah
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas median)
n = Jumlah frekuensi/ banyak siswa
= Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah interval kelas median
= Frekuensi kelas median
i = Interval kelas
8) Modus (Mo)
Mo = (
)
(
)
Keterangan :
Mo = Modus/ Nilai yang paling banyak muncul
l = Lower Limit (batas bawah dari interval kelas modus)
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
= Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas setelahnya
i = Interval kelas
9) Varians ∑
∑
10) Simpangan Baku (s) √ ∑
∑
√
244
Lampiran 33
Lembar Pedoman Wawancara Guru
Tahap : Pra Penelitian
Hari/tanggal :
Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan dasar siswa, kendala yang dihadapi saat
proses pembelajaran berlangsung, dan untuk menentukan kelas yang akan
digunakan sebagai penelitian
Daftar pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana keadaan para siswa pada saat pembelajaran matematika?
2. Apakah para siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan pada saat belajar
matematika?
3. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika?
4. Upaya apa yang ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut?
5. Bagaimana respon siswa saat belajar matematika ?
6. Apakah siswa percaya diri dengan kemampuannya dalam menyelesaikan soal
matematika?
7. Bagaimana dengan disposisi matematik siswa?
8. Perlukah setiap siswa memiliki disposisi matematik yang baik? Mengapa?
9. Pendekatan pembelajaran apa yang biasa ibu gunakan pada saat pembelajaran
matematika?
10. Menurut ibu, pendekatan pembelajaran yang ibu gunakan sudah cukup untuk
meningkatkan disposisi matematik ?
245
Lampiran 34
Hasil Wawancara Guru Pra Penelitian
Hari/Tanggal : Senin, 15 April 2014
Nama Guru : Dra. Juwita
Tempat : MTs Al Barkah
Pewawancara : Ahmad Ivan Farhan
Daftar pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana keadaan para siswa pada saat pembelajaran matematika?
“Keadaan siswa pada saat pembelajaran berbeda-beda. Ada yang antusias, ada
yang diam, ada yang malu-malu, dan ada yang suka berbicara tentang hal-hal
diluar pelajaran matematika. Umumnya siswa belum siap untuk belajar.”
2. Apakah para siswa aktif bertanya ketika mereka mengalami kesulitan pada saat
belajar matematika?
“Ada beberapa siswa yang aktif bertanya karna menyukai pelajaran matematika.
Namun siswa yang seperti itu sangat sedikit”
3. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika?
“Keadaan siswa pada saat pembelajaran matematika berbeda-beda, siswa masih
memiliki kesulitan dalam perhitungan dasar Sehingga tidak sedikit siswa yang
sudah putus asa dalam menyelesaikan permasalahan matematika; terutama pada
soal cerita, menyelesaikan masalah matematika dan soal aplikasi matematika.”
4. Upaya apa yang ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut?
“Biasanya ya saya yang harus aktif dalam menangani perbedaan karakteristik
siswa yang berbeda-beda, saya harus mengulang kembali mengenai materi
perhitungan dasar. Umumnya dalam pembelajaran matematika masih terfokus
pada guru yang harus aktif“
5. Bagaimana respon siswa saat belajar matematika ?
246
“Bervariasi, bagi mereka yang senang dengan matematika, mereka merespon
dengan baik. Tetapi bagi mereka yang tidak senang dengan matematika, mereka
kurang merespon atau kurang apresiasi. Karena dianggapnya bahwa pelajaran
matematika adalah pelajaran yang susah.
6. Apakah siswa percaya diri dengan kemampuannya dalam menyelesaikan soal
matematika?
“Beberapa siswa percaya diri, mereka percaya diri untuk menyelesaikan soal
matematika. Tetapi ada juga beberapa siswa yang tidak percaya diri karena
pemahaman mereka masih kurang, kurang mengerti dan kurang mendalami
pelajaran matematika”
7. Bagaimana dengan disposisi matematik siswa?
“kalau disposisi itu tentang sikap siswa terhadap matematika, sikap siswa
terhadap matematika bervariasi, ada yang menyenangi matematika, adapula yang
malas belajar matematika dan tidak menyukai matematika.”
8. Perlukah setiap siswa memiliki disposisi matematik yang baik? Mengapa?
“Ya perlu, agar siswa bisa menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari”
9. Pendekatan pembelajaran apa yang biasa ibu gunakan pada saat pembelajaran
matematika?
“Biasanya saya masih menggunakan metode gabungan atau variatif tapi lebih
sering ceramah.”
10. Menurut ibu, pendekatan pembelajaran yang ibu gunakan sudah cukup untuk
meningkatkan disposisi matematik ?
“Pendekatan yang saya gunakan masih belum cukup untuk membantu siswa dalam
meningkatkan disposisi matematik siswa, karena ya banyak faktor-faktor yang
saya hadapi.”
247
Lampiran 35
248
249
250
251
252
253
254
238
Lampiran 35