PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …
Transcript of PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM …
PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
TERHADAP KONSEP MOL DALAM STOIKIOMETRI
(PTK di kelas X SMAN 2 Cisauk-Tangerang)
SKRIPSI
Diajukan untuk mendapatkan gelar Sarjana (S1) Pendidikan Kimia di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
SITI ROHMAH
105016200558
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2011 M
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Rohmah
NIM : 105016200558
Semester : XI
Jurusan : Pendidikan IPA – Kimia
Judul Skripsi : “Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Kimia Siswa terhadap Konsep Mol dalam
Stoikiometri”
Pembimbing : 1. Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd
2. Munasprianto Ramli, M.A
Dengan ini menyetakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1) di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya siap
menerima sanksi apabila di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan
merupakan karya ilmiah saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain.
Jakarta, 16 Maret 2011
Siti Rohmah
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA
TERHADAP KONSEP MOL DALAM STOIKIOMETRI
(PTK di kelas X SMAN 2 Cisauk-Tangerang)
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Siti Rohmah
105016200558
Mengesahkan,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd Munasprianto Ramli, M.A
NIP. 19681228 20003 1004 NIP. 19791029 20064 001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2010 M
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “Penerapan Pendekatan Problem Soving dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa terhadap Konsep Mol dalam
Stoikiometri” oleh Siti Rohmah dengan NIM. 105016200558. Diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 15 Desember 2010
dihadapan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.
Jakarta, 23 Februari 2011
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Prodi Pendidikan Biologi)
Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd
NIP. 19681228 200003 1 004
Sekretaris (Sekjur Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd
NIP. 19790510 200604 2 001
Penguji I
Dedi Irwandi, M.Si
NIP. 19710528 200003 1 002
Penguji II
Tonih Feronika, M.Pd
NIP. 19760107 200501 1 007
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
NIP. 19571005 198703 1 003
i
ABSTRAK
Siti Rohmah. Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Kimia Siswa terhadap Konsep Mol dalam Stoikiometri.
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1431 H/
2010 M. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa
dengan penerapan pendekatan pembelajaran problem solving. Metode penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang secara umum
terdiri dari II siklus. Masing-masing siklus terdapat empat tahapan yakni
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas
X-3 SMAN 2 Cisauk yang berjumlah 32 siswa. Penelitian ini difokuskan pada
konsep mol dalam stoikiometri yang mencakup konversi jumlah mol ke dalam
jumlah partikel, jumlah massa, dan jumlah volum; hipotesis Avogadro; rumus
molekul dan rumus empiris; serta reaksi pembatas. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah tes, lembar observasi, lembar angeket, dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian diperoleh 87,50% siswa telah mencapai SKBM (60) pada
siklus II dengan nilai rata-rata 73,78. Dan dari hasil angket siswa serta hasil
observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem
solving terdapat tanggapan yang baik dari siswa. Hal ini membuktikan bahwa
pendekatan problem solving memberikan dampak yang positif bagi siswa dalam
proses belajar mengajar.
Kata kunci : PTK, Konsep Mol, Stoikiometri, Hasil Belajar, Pendekatan
Problem Solving.
ii
ABSTRACT
Siti Rohmah. In persuasive application learning problem solving to increase
result of student chemical study against mol concept in stoikiometri.
Department of science faculty Tarbiyah and and teaching of islam university
syarif hidayatullah jakarta, 1431 H/2010 M. This research was intend to
increase study result of student chemical study with persuasive application
problem solving. The research methode that using is class action research(PTK)
which generally consist OF II cycle. each part of cycle has 4 stages they are
planning, application,observation and reflection. This research is implemented in
class X-3 SMAN 2 Cisauk with 32 students. This research is focus on mol
concept in stoikiometri which includes convertion ammount of mol into amount
of particle, mass amount and amount of volum. Avogrado hypothesis; molecule
formula and empirical formula along with limitting reaction. Data collecting
technic is using test, observasion sheet, questionnaire sheet and documentation.
The results gets from this research 87.50% students already reach SKBM(60) in
cycle II witn average result point 78.78 and from student questionnaire results
along with observation result of good responses from all students. it's proving that
persuasive problem solving gives positive impact for student in teaching and
learning proses.
Key word: PTK, Mol Concept, Stoikiometri, Learning Result, Persuasive
Problem Solving
iii
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Rabb semesta alam atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dalam bentuk
skripsi ini. Sholawat beserta salam tercurah kepada panglima jihad Rasulullah
SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan semoga tercurah juga kepada seluruh
pengikutnya yang senantiasa istiqomah di jalannya.
Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan (S1)
oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini tidak akan dapat terealisasi dengan baik tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosada, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc selaku ketua Jurusan Pendidikan IPA
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd selaku sekretaris Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Bapak DR. Sujiyo Miranto, M.Pd dan Bapak Munasprianto Ramli, M.A
selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan masukan dan
arahan yang berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Dedi Irwandi, M.Si selaku dosen penasehat akademik yang telah
memberikan pengarahan kepada penulis selama menjalani perkuliahan.
6. Para dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada umumnya dan
dosen Jurusan Pendidikan IPA pada khususnya yang telah memberikan
ilmu dan pengalamannya kepada penulis selama perkuliahan.
7. Orang tua dan keluarga penulis yang tidak henti-hentinya memberikan
do’a dan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan pendidikan dan skripsi ini.
iv
8. Ibu Dra. Widayati Wardani selaku kepala SMAN 2 Cisauk yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
9. Bapak Drs. Murdoyoko dan Ibu Bidari S.Si selaku guru bidang studi
kimia SMAN 2 Cisauk yang telah berkenan menjadi partner dan
membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
10. Seluruh guru dan staf SMAN 2 Cisauk yang telah memberikan
dukungan kepada penulis.
11. Siswa-siswi kelas X-3 SMAN 2 Cisauk yang telah bekerjasama dengan
baik dalam penelitian ini.
12. Teman-teman Pendidikan Kimia 2005 dan sahabat-sahabat penulis yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang tidak henti-hentinya
memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis.
13. Seluruh pihak yang turut membantu dalam penelitian ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.
Hanya doa dan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya yang dapat
penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu ataupun terlibat
dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Tidak ada manusia yang sempurna,
oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak guna
perbaikan untuk masa yang akan datang. Akhir kata semoga karya ilmiah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, Februari 2011
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK. ........................................................................................................ i
ABSTRACT. ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR. ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI. ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL. ............................................................................................ vii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR. ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN. .................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN. ............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian. ........................................................................ 7
BAB II. KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINDAKAN. ....................................................................................... 8
A. Kajian Teori ................................................................................... 8
1. Pendekatan Problem Solving. .................................................. 8
a) Tahap-tahapan dalam Pemecahan Masalah. ...................... 12
b) Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran
Problem Solving……………………….....…………….....15
2. Hakikat Belajar. ....................................................................... 18
3. Hakikat Hasil Belajar. .............................................................. 20
4. Hakikat Ilmu Kimia. ................................................................ 24
a) Karakteristik Ilmu Kimia. .................................................. 24
b) Deskripsi teori tentang stoikiometri dan konsep mol. ....... 27
5. Tinjauan Pembelajaran Kimia mengenai Konsep Mol. ........... 29
a) Standar Kompetensi. .......................................................... 29
b) Kompetensi Dasar. ............................................................. 30
c) Indikator.. ........................................................................... 30
vi
d) Materi Pokok. ..................................................................... 30
6. Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Kimia.. ..... 30
B. Hasil Penelitian yang Relevan ....................................................... 33
C. Desain Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih. ..................... 34
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 36
B. Tujuan Penelitian.. ......................................................................... 36
C. Pihak yang Terkait dalam Penelitian ............................................. 36
D. Metode dan Desain Rancangan Siklus Penelitian. ......................... 36
1. Metode Penelitian. ..................................................................... 36
2. Siklus Penelitian. ........................................................................ 37
E. Tahapan Intervensi Tindakan. ........................................................ 38
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan. ................................. 39
G. Jenis Data dan Sumber data. .......................................................... 39
H. Intsrumen-intrumen Pengumpul Data yang Digunakan. ............... 40
I. Teknik Pengumpulan Data. ............................................................ 41
J. Teknik Keterpercayaan Studi. ........................................................ 41
K. Analisis Data. ................................................................................. 43
L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan............................................ 44
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. ........................................................ 45
A. Hasil Intervensi Tindakan. ............................................................. 45
B. Pemeriksaan Keabsahan Data. ....................................................... 60
C. Analisis Data. ................................................................................. 62
D. Pembahasan Temuan Penelitian. ................................................... 70
E. Keterbatasan dalam Penelitian. ...................................................... 73
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 75
A. Kesimpulan. ................................................................................... 75
B. Saran .. ........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................... 77
LAMPIRAN. ...................................................................................................... 80
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tahapan Penelitian dan Pemecahan Masalah. .................................... 14
Tabel 3.1 Data dan Sumber Data Penelitian. ...................................................... 39
Tabel 4.1 Aktivitas pra Penelitian. ...................................................................... 46
Tabel 4.2 Aktivitas Penelitian Pertemuan Pertama. ............................................ 47
Tabel 4.3 Aktivitas Penelitian Pertemuan Kedua. .............................................. 48
Tabel 4.4 Aktvitas Penelitian Pertemuan Ketiga. ............................................... 49
Tabel 4.5 Aktivitas Penelitian Pertemuan Keempat. .......................................... 53
Tabel 4.6 Aktivitas Penelitian Pertemuan Kelima. ............................................. 55
Tabel 4.7 Aktivitas penelitian Pertemuan Keenam. ............................................ 57
Tabel 4.8 Persentase Ketercapaian SKBM. ........................................................ 60
Tabel 4.9 Nilai Rata-rata dan % Ketercapaian SKBM. ...................................... 62
Tabel 4.10 Aktivitas Siswa. ................................................................................ 63
Tabel 4.11 Aktivitas Guru Siklus I. .................................................................... 64
Tabel 4.12 Aktivitas Guru Siklus II. ................................................................... 65
viii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Tingkat pemahaman siswa terhadap tahap-tahap pemecahan
Masalah……………………………………………………………..66
Grafik 4.2 Respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan problem solving. ..................................... 67
Grafik 4.3 Respon siswa terhadap cara penyampaian materi oleh guru. ............ 68
Grafik 4.4 Respon siswa terhadap pemahaman materi yang dipelajari. ............. 69
Grafik 4.5 Respon siswa terhadap tes/evaluasi yang diberikan. ......................... 69
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tingkat Kompleksitas Keterampilan Intelektual ............................ 11
Gambar 2.2 Pereaksi Pembatas. .......................................................................... 28
Gambar 2.3 Hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan
volum zat. ....................................................................................... 29
Gambar 3.1 Riset Aksi Model Jhon Elliot. ......................................................... 37
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I. ...................... 84
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II. .................... 93
Lampiran 3. Soal Validasi. .................................................................................. 101
Lampiran 4. Soal Posttest I. ................................................................................ 105
Lampiran 5. Soal Posttest II. ............................................................................... 106
Lampiran 6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian. ....................................................... 107
Lampiran 7. Kisi-kisi Soal Posttest I. ................................................................. 127
Lampiran 8. Kisi-kisi Soal Posttest II. ................................................................ 131
Lampiran 9. Lembar Jawaban Postest I. ............................................................. 135
Lampiran 10. Lembar Jawaban Posttest II. ......................................................... 137
Lampiran 11. LKS Siklus I. ................................................................................ 138
Lampiran 12. LKS Siklus II. ............................................................................... 149
Lampiran 13. Latihan Stoikiometri. .................................................................... 162
Lampiran 14. Jawaban Latihan Stoikiometri. ..................................................... 165
Lampiran 15. Soal Kuis Kelompok..................................................................... 166
Lampiran 16. Jawaban Soal Kuis Kelompok. .................................................... 167
Lampiran 17. Soal dan Jawaban Kuis Individu. ................................................. 170
Lampiran 18. Lembar Observasi. ........................................................................ 172
Lampiran 19. Lembar Angket Penelitian. ........................................................... 173
Lampiran 20. Hasil Observasi. ............................................................................ 174
Lampiran 21. Analisis Hasil Angket Penelitian Siklus I. ................................... 178
Lampiran 22. Analisis Hasil Angket Penelitian Siklus II. .................................. 179
Lampiran 23. Kriteria Penilaian. ......................................................................... 180
Lampiran 24. Perhitungan Hasil Posttest I. ........................................................ 182
Lampiran 25. Perhitungan Hasil posttest II. ....................................................... 185
Lampiran 26. Lembar Wawancara Siswa (Prapenelitian). ................................. 188
Lampirab 27. Lembara Wawancara Guru (Prapenelitian). ................................. 189
Lampiran 28. ANATEST. ................................................................................... 200
Lampiran 29. Surat Bimbingan Skripsi. ............................................................. 208
Lampiran 30. Foto-foto Kegiatan. ...................................................................... 209
xi
Lampiran 31. Surat Izin penelitian. ..................................................................... 210
Lampiran 32. Surat Keterangan Penelitian. ........................................................ 211
Lampiran 33. Lembar Uji Referensi. .................................................................. 212
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi yang terus maju dan ditemukannya teori-teori
baru serta alat-alat canggih untuk mengatasi tantangan zaman, tidak lepas dari
perkembangan ilmu pengertahuan. Dan wadah berkembangnya pengetahuan
adalah dunia pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan menjadi suatu hal yang
penting untuk dikembangkan. Pendidikan pada hakikatnya harus mampu
menyediakan lingkungan yang memungkinkan setiap peserta didik untuk
mengembangkan bakat, minat, dan kemampuannya secara optimal dan utuh
(mencakup matra kognitif, afektif, dan psikomotor).
Islam telah mewajibkan bagi setiap pengikutnya untuk menuntut ilmu
seperti yang disampaikan oleh Rasulullah Muhammad SAW:
طلبإلعلمفرضةعلىكلمسلمينوالمسلمات
”Menuntut ilmu merupakan kewajiban atas setiap orang muslim laki-
laki maupun muslim perempuan.” (HR. Abdul Bar)
Adapun tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk membangun
bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih baik sebagaimana yang tertulis
dalam UU pendidikan no. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi:1
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th. 2003. SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan
Nasional). (Bandung :Fokus Media, 2006). Hal. 5.
2
Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tujuan utama yang
ingin dicapai pada mata pelajaran Kimia di SMA/MA yaitu pada kurikulum
2004 adalah:2
1. Menyadari keteraturan dan keindahan alam untuk mengagungkan
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memupuk sikap ilmiah yang mencakup: sikap jujur dan obyektif
terhadap data; sikap terbuka, yaitu bersedia menerima pendapat
orang lain serta mau mengubah pandangannya, jika ada bukti
bahwa pandangannya tidak benar; ulet dan tidak cepat putus asa;
kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya
tanpa ada dukungan hasil observasi empiris; dan dapat
bekerjasama dengan orang lain.
3. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah
melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan
pengujian hipotesis dengan merancang eksperimen melalui
pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan dan interpretasi
data, serta mengkomunikasikan hasil eksperimen secara lisan dan
tertulis.
4. Meningkatkan kesadaran tentang aplikasi sains yang dapat
bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan
lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan
melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
5. Memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya dan
penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari dan teknologi.
6. Membentuk sikap yang positif terhadap kimia, yaitu merasa
tertarik untuk mempelajari kimia lebih lanjut karena merasakan
keindahan dalam keteraturan perilaku alam serta kemampuan
kimia dalam menjelaskan berbagai peristiwa alam dan
penerapannya dalam teknologi.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya Kimia,
mempunyai potensi besar dalam menyiapkan sumber daya manusia karena
semua kehidupan pada dasarnya adalah hasil reaksi-reaksi kimia. Ilmu kimia
adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang materi yang meliputi
susunan, struktur, sifat, dan perubahannya serta energi yang menyertai
perubahannya menyertai perubahan materi tersebut.3 Ilmu Kimia juga
2 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kkompetensi Mata
pelajaran Kimia Sekolah Menengah Atas dan Madrasah aliyah . (Jakarta: 2003). Hal. 7-8. 3 Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. (Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1,
hal. 3.
3
memiliki keterkaitan dengan ilmu biologi, fisika, dan ilmu pengetahuan yang
lain.
Sekolah Menengah Atas (SMA/MA) merupakan jenjang pendidikan
menengah yang akan dimasuki siswa setelah ia menamatkan tingkat SD dan
SMP. Di SMA/MA dipelajari berbagai macam pelajaran yang pastinya lebih
tinggi dan lebih sulit pembahasannya dibandingkan dengan konsep pelajaran
di tingkat sebelumnya. Terkadang para siswa mengalami banyak kesulitan
dalam mengikuti palajaran mereka di tingkat tersebut, tak terkecuali pelajaran
kimia.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa kelas X di
SMAN 2 Cisauk, peneliti mendapatkan informasi bahwa materi kimia masih
dirasa sulit oleh siswa karena banyak mengandung rumus-rumus kimia yang
masih terasa asing bagi mereka. Namun meskipun begitu sebagian dari
mereka tetap menyukai pelajaran kimia walaupun hasil mereka tidak begitu
baik. Cara pengajaran yang dilakukan oleh guru cukup baik walau tidak semua
siswa terperhatikan. Saat melakukan observasi kelas peneliti masih melihat
separuh siswa tidak memperhatikan pelajaran karena kurangnya pengawasan
dari guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia yang mengajar
khusus untuk kelas X di sekolah tersebut di dapat informasi bahwa masih
terdapat kesulitan pada siswa dalam memahami pelajaran kimia dan
mengerjakan soal-soal kimia khususnya pada pokok bahasan stoikiometri,
yakni dalam hal perhitungan karena kurangnya kemampuan analisis dan
pemahaman soal yang baik. Rata-rata hasil belajar kimia siswa pada tahun
ajaran sebelumnya khususnya pada pokok bahasan stoikiometri masih
tergolong rendah yakni 41,80. Hasil tersebut berada pada tingkat paling
rendah dibandingkan dengan hasil belajar kimia pada pokok bahasan lainnya.
Guru bidang studi tersebut menyarankan agar penelitian yang dilakukan dapat
meningkatkan hasil belajar kimia siswa tak terkecuali pada pokok bahasan
stoikiometri.
4
Stoikiometri merupakan materi dasar dalam kimia yang harus bisa di
fahami oleh siswa. Siswa harus mempunyai kemampuan analisa dan
matematika yang baik agar dapat menyelesaikan soal-soal perhitungan dengan
benar. Dalam stoikiometri terdapat konsep mol yang merupakan materi atau
konsep dasar dalam perhitungan kimia itu sendiri sehingga menjadi salah satu
materi kimia yang esensial secara umum. Isi materi yang terkandung di
dalamnya merupakan aspek kimia yang sifatnya abstrak yang juga
membutuhkan pemahaman dan hafalan yaitu hukum-hukum dasar kimia,
menghitung volum reaksi dan hasil reaksi, menentukan rumus empiris dan
rumus molekul, serta menentukan reaksi pembatas. Materi-materi tersebut
harus bisa dijelaskan dengan baik agar siswa mengerti dan menguasai konsep
dasar yang akan terus dipergunakan hingga tingkat selanjutnya. Siswa akan
mengalami kesulitan dalam mengikuti materi selanjutnya jika materi dasarnya
belum berhasil mereka kuasai.
Selain itu, penyelesaian soal-soal stoikiometri juga membutuhkan
pemahaman yang tepat, apa yang disajikan dan ditanyakan terkadang cukup
membingungkan. Hal ini menyebabkan pelajaran kimia khususnya
stoikimometri dianggap sulit oleh siswa sehingga menjadi masalah bagi
mereka. Begitupun yang terjadi di sekolah yang hendak dijadikan target
penelitian ini. Salah satu pendekatan yang dapat memfasilitasi hal tersebut
adalah pendekatan problem solving (pemecahan masalah)
Dalam pemecahan masalah, yang terpenting harus difahami adalah
masalah itu sendiri. Menurut John Dewey dalam buku Mulyati Arifin:
Masalah adalah suatu yang diragukan atau sesuatu yang belum pasti.4 Individu
menyadari masalah bila ia dihadapkan langsung kepada situasi keraguan dan
kekaburan sehingga merasakan adanya semacam kesulitan. Dimanapun dan
kapanpun seseorang akan bertemu dengan masalah. Sedangkan menurut
Wordnet seperti yang dikutip oleh Arief dalam artikelnya “masalah adalah
keadaan kesulitan yang perlu dipecahkan”. Adapun definisi lain dari masalah
4 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:
UPI, 2000), hal. 95
5
yaitu suatu pertanyaan yang diajukan untuk dicarikan penyelesaiannya,
(Webster’s Revised Unabridged Dictionary).
Pembahasan mengenai pemecahan masalah tidak bisa lepas dari tokoh
utamanya yaitu G. Polya. Menurut Polya, dalam pemecahan suatu masalah
terdapat empat langkah yang harus dilakukan yaitu: (1) memahami masalah,
(2) merencanakan pemecahannya, (3) menyelesaikan masalah sesuai dengan
rencana, dan (4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Empat tahap
pemecahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat
penting untuk dikembangkan.
Pemecahan masalah merupakan tahapan yang paling tinggi karena
masalah selalu datang dalam proses pembelajaran dan membutuhkan
pemecahan dari berbagai sudut pandang. Siswa tidak akan mampu
memecahkan suatu masalah apabila tidak mempunyai banyak konsep, kaidah
atau aturan tertentu dari berbagai aspeknya. “The best way for the students to
learn science was by giving them challenge problems and forcing their mind,
stimulating habituation to think and doing action related to problem
solving.”5
Tahap-tahap pemecahan masalah yang akan peneliti terapkan dalam
penelitian adalah 4 tahap pemecahan Polya karena tahap-tahap tersebut dirasa
efektif dan efesian untuk diberikan kepada siswa. Dengan 4 tahap pemecahan
masalah tersebut siswa dilatih untuk dapat memahami atau menganalisa suatu
masalah, kemudian merencanakan suatu pemecahan masalahnya lalu
melaksanakan rencana pemecahan masalah atau melakukan perhitungan jika
terdapat soal yang memerlukan perhitungan dalam penyelesaiannya. Setelah
itu memeriksa atau mengecek kembali hasil pemecahan masalah.
Maka melalui pendekatan problem solving pada pembelajaran kimia
diharapkan terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa kelas X khususnya
pada pokok bahasan stoikiometri. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul
penelitian:
5 Munir Tanrere, Environmental Problem Solving in Learning Chemistry for High School
Students, (Jurnal of Applied Sciences in Environmental Sanitation Volume 3 No.1, 2008), h. 47
6
“PENERAPAN PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA TERHADAP
KONSEP MOL DALAM STOIKIOMETRI”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah
yang dapat di identifikasi.
1. Siswa masih merasa kesulitan dalam mempelajari ilmu kimia khususnya
dalam hal perhitungan kimia.
2. Rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisa soal sehingga siswa
sulit untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh soal.
3. Rendahnya rata-rata hasil belajar siswa khususnya pada pokok bahasan
stoikiometri.
C. Pembatasan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penulis
membatasi masalah yang akan diteliti agar tidak menimbulkan penafsiran
yang berbeda sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas X-3 SMAN 2 Cisauk semester 2
tahun ajaran 2009/2010.
2. Pokok bahasan yang diambil adalah stoikiometri karena pada pokok
bahasan inilah siswa banyak mengalami permasalahan.
3. Pendekatan problem solving yang dimaksud adalah bagaimana siswa
berpikir cara memecahkan masalah pada soal-soal perhitungan kimia
dengan baik sehingga siswa tidak lagi merasa kesulitan dan mendapatkan
hasil yang memuaskan.
4. Bahasan stoikiometri yang diambil adalah penggunaan konsep mol dalam
mengkonversi jumlah mol ke dalam jumlah partikel, massa, dan volum
zat, serta menentukan rumus empiris, rumus molekul, dan reaksi
pembatas.
7
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
“Bagaimana penerapan pendekatan problem solving dalam meningkatkan
hasil belajar kimia siswa terhadap konsep mol dalam stoikiometri di kelas X
SMAN 2 Cisauk?”
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
yang terlibat baik guru, siswa, peneliti, maupun peneliti lain.
1. Manfaat bagi siswa
Melatih siswa agar lebih aktif dalam belajar, antusias, dan mampu
menghubungkan antar konsep dalam menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik, bukan hanya
dalam pelajaran di sekolah saja, namun juga dalam kehidupan sehari-hari.
2. Manfaat bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru yang lain
untuk bisa menggunakan pendekatan-pendekatan lain dalam pembelajaran
serta mengembangkan metode-metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa untuk kemudian diterapkan di sekolah
agar tercapai hasil yang diharapkan.
3. Manfaat bagi sekolah
Dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan dan
peningkatan mutu pendidikan, khusunya mata pelajaran kimia.
4. Manfaat bagi peneliti.
Peneliti akan mengetahui bagaimana efektivitas pendekatan
problem solving dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa terhadap
konsep mol dalam stoikiometri pada kelas X di SMAN 2 Cisauk. Selain
itu sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti selanjutnya yang
akan mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.
8
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Pendekatan Problem Solving
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu
pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approach) dan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach) dalam
dunia pendidikan dikenalkan pertama kali oleh John Dewey. Menurut John
Dewey: Masalah adalah suatu yang diragukan atau sesuatu yang belum
pasti.1 Teori ini timbul karena kurikulum pembelajaran dibuat sedemikian
rupa yang tujuan sebenarnya adalah untuk memecahkan masalah yang ada
dan berkaitan dengan “keperluan serta interest” yang berkembang pada
suatu waktu tertentu. Menurut pendapatnya masalah yang perlu
dikemukakan memiliki dua kriteria, yaitu:2
1) Masalah yang dipelajari harus sesuatu yang penting untuk masyarakat
dan perkembangan kebudayaan.
2) Masalah yang dipelajari adalah sesuatu yang penting dan relevan
dengan permasalahan yang dihadapi siswa.
Problem solving adalah belajar memecahkan masalah. Pada tingkat
ini para anak didik belajar merumuskan memecahkan masalah,
1 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:
UPI, 2000), h. 96 2 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:
UPI, 2000), h. 96
9
memberikan respons terhadap rangsangan yang menggambarkan atau
membangkitkan situasi problematik, yang menggunakan berbagai kaidah
yang telah dikuasainya. Menurut Jhon Dewey, individu menyadari
masalah bila ia dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan
sehingga merasakan adanya semacam kesulitan.3 Pada saat itulah individu
belajar memecahkan masalah.
Problem solving is generally regarded as the most important
cognitive activity in everyday and professional contexts. Most
people are required to and rewarded for solving problems. Gagne
believed that, “the central point of education is to teach people to
think, to use their rational powers, to become better problems
solvers”.4
Dari pernyataan di atas dapat diartikan bahwa pemecahan masalah
secara umum adalah aktivitas kognitif yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam konteks profesional. Konteks profesional
disini adalah konteks pada masing-masing bidang keahlian. Semua
manusia dalam kehidupannya dituntut untuk bisa memecahkan masalah
yang ditemui dalam kehidupannya. Begitu juga seorang siswa yang
dituntut untuk bisa memecahkan masalah-masalah yang terkait dengan
pelajarannya. Dalam hal ini, Gagne percaya bahwa tujuan utama dari
pendidikan adalah bagaimana mengajarkan siswa untuk berpikir, untuk
menggunakan kekuatan akal mereka, untuk dapat memecahkan masalah
dengan baik.
Krulick and Rudnick (1980) also define problem solving as “ the
means by which an individual uses previously acquired knowledge,
skills, and understanding to satisfy the demands of unfamiliar
situation. The student must synthesize what he or she has learned
and apply it to a new and different situation.5
3 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, cetakan ke-3), h. 18 4 David H. Jonassen, Toward Design Theory of Problem Solving, (Paper, ETR&D, Vol.
48, No. 4, 2000), p. 63 5 Jamin Carson, A Problem with Problem Solving: Teaching Thinking Without Teaching
Knowledge. (The Mathemathic Educator 2007 Vol. 17, no. 2), h. 7-14.
10
Krulick dan Rudnick juga mendefinikan pemecahan masalah
dengan memaknai bahwa setiap individu menggunakan pengalaman
pengetahuan terdahulu, keterampilan, dan sebuah pembuktian untuk
memenuhi permintaan pada situasi yang tidak familiar. Siswa harus
memahami apa yang mereka pelajari dan mengaplikasikannya pada situasi
yang baru dan berbeda.
“Problem solving is usually defined as formulating new answer,
going beyond the simple application of previously learned rules to create
a solution.”.6 Problem solving biasanya didefinisikan sebagai formula
baru dalam menjawab, berangkat dari aplikasi sederhana dari
pembelajaran yang terdahulu untuk menciptakan sebuah solusi.
Pendekatan problem solving menekankan agar pembelajaran memberikan
kemampuan bagaimana cara memecahkan masalah-masalah secara
objektif dan tahu benar apa yang dihadapi.
Pemecahan masalah merupakan tahapan yang paling tinggi karena
masalah selalu datang dalam proses pembelajaran dan membutuhkan
pemecahan dari berbagai sudut pandang. Siswa tidak akan mampu
memecahkan suatu masalah apabila tidak mempunyai banyak konsep,
kaidah atau aturan tertentu dari berbagai aspeknya.7 Dalam hal ini masalah
yang dihadapi siswa adalah masalah-masalah yang ada pada soal-soal
pelajaran yang siswa temui selama proses belajar mengajar berlangsung.
Pada saat siswa menghadapi soal yang belum bisa ia pecahkan, pada saat
itulah siswa tersebut sedang menghadapi masalah. Dan untuk dapat
menyelesaikan masalah tersebut, ia harus menguasai konsep-konsep dan
aturan-aturan yang berhubungan dengan masalah itu.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Gagne.
Menurut Gagne, pemecahan masalah merupakan kegiatan yang melibatkan
6 Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem Solving Intstruction of Physics
Achievement, Problem Solving Performance and Strategi Use.(Jurnal of physics education vol. 2
no.3. September 2008) 7 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail, 2008), h. 112
11
pembentukan aturan-aturan tingkat tinggi.8 Aturan-aturan tingkat tinggi
tersebut digambarkan oleh Gagne sebagai tingkat-tingkat kompleksitas
dalam keterampilan intelektual.
Gambar 2.1 Tingkat Kompleksitas keterampilan Intelektual (Gagne, 1988)9
1) Aturan-aturan tingkat tinggi, merupakan gabungan yang kompleks
tentang aturan-aturan yang lebih sederhana.
2) Aturan-aturan merupakan prinsip-prinsip yang masih bersifat umum.
3) Konsep-konsep terdefinisi merupakan suatu bentuk khusus dari aturan
yang bertujuan untuk mengelompokkan objek-objek dan kejadian-
kejadian dengan kata lain, konsep terdefinisi adalah suatu aturan
pengklasifikasian.
8 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 136
9 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: Erlangga, 1996), h. 136
PEMECAHAN MASALAH
ATURAN-ATURAN TINGKAT TINGGI
DISKRIMINASI-DISKRIMINASI
melibatkan pembentukan
KONSEP-KONSEP KONKRIT
KONSEP-KONSEP TERDEFINISI
ATURAN-ATURAN
membutuhkan prasyarat-prasyarat
12
4) Diskriminasi-diskriminasi merupakan suatu kemampuan untuk
mengadakan respons yang berbeda terhadap stimulus yang berbeda.
Dengan demikian, siswa dalam memecahkan suatu masalah harus
memiliki prasyarat-prasyarat sebagaimana yang disebutkan pada gambar
2.1. Selain itu siswa harus mampu mengidentifikasi masalah tersebut,
yaitu apa masalahnya, dari mana masalah itu, bagaimana memecahkan
masalah itu, dan untuk apa masalah itu dipecahkan.
a) Tahapan-tahapan dalam Pemecahan Masalah
Dalam Jurnal of physics education vol. 2 no.3. September 2008
10, dinyatakan bahwa dasar dari pemecahan masalah adalah sebuah
proses yang sistematis. Setiap tahap adalah hasil dari tahap yang
sebelumnya dan berlanjut hingga tahap berikutnya. Metode yang
terkenal adalah pemecahan masalah dalam pengajaran yang
mengunakan model bertahap. Pembahasan mengenai pemecahan
masalah ini tidak bisa lepas dari tokoh utamanya yaitu G. Polya.
Pemikiran Polya mengenai pemecahan masalah terdiri dari 4 tahap,
yakni:
(1) Memahami masalah.
Contoh tindakan yang kita lakukan adalah seperti “apa yang kita
lihat?” atau “informasi apa yang diberikan dari suatu
permasalahan tersebut?”
(2) Merencanakan pemecahan masalah.
“Apa saja cara penyelesaian yang saya tau?”
(3) Menerapkan rencana pemecahan masalah.
(4) Memeriksa kembali hasil pemecahan masalah.
10
Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem Solving Intstruction of Physics
Achievement, Problem Solving Performance and Strategi Use.(Jurnal of physics education vol. 2
no.3. September 2008)
13
Dalam buku Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain yang
berjudul Strategi Belajar Mengajar, langkah-langkah dalam
memecahkan masalah adalah sebagai berikut:11
1) Merumuskan dan menegaskan masalah
Individu melokalisasi letak sumber kesulitan untuk
memungkinkan mencari jalan pemecahannya. Ia menandai aspek
mana yang mungkin dipecahkan menggunakan prinsip atau dalil
serta kaidah yang diketahuinya.
2) Mencari fakta pendukung dan merumuskan hipotesis.
Individu menghimpun berbagai informasi yang relevan
termasuk pengalaman orang lain dalam menghadapi pemecahan
masalah yang serupa. Kemudian mengidentifikasi berbagai
alternatif kemungkinan pemecahannya yang dapat dirumuskan
sebagai pertanyaan jawaban sementara yang memerlukan
pembuktian (hipotesis)
3) Mengevaluasi alternatif pemecahan yang dikembangkan.
Setiap alternatif pemecahan masalah ditimbang dari segi
untung ruginya. Selanjutnya dilakukan pengambilan keputusan
memilih alternatif yang dipandang paling mungkin dan
menguntungkan.
4) Mengadakan pengujian atau verifikasi.
Mengadakan pengujian atau verifikasi secara eksperimental
alternatif pemecahan yang dipilih, dipraktikan, atau dilaksanakan.
Dari hasil pelaksanaan itu diperoleh informasi untuk membuktikan
benar atau tidaknya yang telah dirumuskan.
Sedangkan dalam buku Strategi Belajar Mengajar Kimia
karangan Mulyati Arifin, dituliskan bahwa langkah-langkah dalam
memecahkan masalah adalah sama halnya dengan memecahkan
masalah dalam penelitian, untuk memecahkan masalah tertentu
11
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, cetakan ke-3), h. 18
14
seseorang perlu menggunakan tahap seperti yang dilakukan peneliti
yaitu melewati 6 tahap seperti yang tertera pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Tahapan Penelitian dan Pemecahan Masalah12
Tahapan Penelitian Tahapan Pemecahan Masalah
1. Perumusan masalah.
2. Membuat hipotesis.
3. Studi pustaka.
4. Melakukan penelitian
untuk mendapatkan
data.
5. Menganalisis data.
6 Kesimpulan.
1. Apa yang ditanyakan.
2. Menuliskan alternatif cara menjawab.
3. Mencari teori, rumus-rumus aturan
yang berkaitan dengan yang
ditanyakan.
4. Menganalisa soal untuk mendapat data
yang diketahui.
5. Menjelaskan soal berdasarkan data.
6. Menyimpulkan jawaban.
Namun tahapan-tahapan pemecahan masalah di sekolah oleh
pelajar dalam hal ini yang dimaksud adalah pemecahan soal. Menurut
Melters tahap-tahap pemecahan masalah tersebut adalah:
1) Tahap analisis masalah untuk mendapatkan rumusan masalah dan
menyimpulkan data yang ada.
2) Tahap perencanaan pemecahan masalah. Dari data-data yang ada,
siswa mencoba merencanakan suatu pemecahan masalah dengan
tahapan sebagai berikut:
a) Memecahkan rumus standar
b) Meneliti hubungan antar konsep.
c) Membuat transformasi atau membuat suatu pengubahan bentuk
yang dapat mendukung proses pemecahan masalah.
3) Tahap melakukan perhitungan.
4) Tahap pengecekan.
12
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:
UPI, 2000), h.97.
15
b) Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Problem Solving
Terdapat beberapa saran dan tips yang mungkin berguna bagi
guru mengimplementasi pembelajaran problem solving. Untuk
melengkapi tips-tips dalam melakukan fasilitasi pembelajaran, di
bawah ini disajikan beberapa daftar mengenai saran atau tips dalam
pembelajaran pemecahan masalah.
Nancy Plooster tahun 1997 yang peneliti ambil dari catatan
Sumardyono, M.Pd. menulis “Teaching Tips for TAs: 10 Suggestions
for Teaching Problem Solving” yang berisi saran-saran dalam
pembelajaran problem solving. Berikut ini saran-saran yang berguna
tersebut:13
1) Cobalah untuk memulai setiap bagian pelajaran dengan
mengutarakan sebuah masalah dan menjelaskan mengapa masalah
tersebut menarik dan penting.
2) Dari pada menyuruh siswa menghafalkan rumus, lebih baik ajari
mereka bagaimana menurunkan rumus tersebut dan
mengidentifikasi bagian-bagiannya.
3) Cobalah melakukan pendekatan langkah demi langkah untuk
menyelesaikan masalah. Tanyakan beberapa pertanyaan sepanjang
kegiatan agar siswa dapatmemahami bagaimana solusi diperoleh,
dan dapat menghadapi pertanyaan yang serupa dengan strategi
yang sama.
4) Giatkan siswa untuk membayangkan atau memikirkan cara
menyelesaikan masalah sebelum kita bersama-sama siswa
menyelesaikan masalah. Hal ini untuk meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan siswa secara aktif.
13
Sumardyono, M.Pd, Beberapa Saran dan Tips dalam Penerapan pembelajaran
Problem Solving. http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TipsPenerapanProblemSolving-
smd.pdf.
16
5) Saat bertanya kepada siswa, cobalah meminta siswa untuk
mengusulkan apa yang harus dilakukan, bukan menanyakan hasil
akhir/jawaban masalah.
6) Aktif meminta pertanyaan dari kelas dan menghindari untuk
menjawabnya secara langsung. Pastikan setiap siswa mendengar
dan memahami pertanyaanpertanyaan tersebut dan kemudian
mulailah bekerja menyelesaikannya secara bersama-sama.
7) Cobalah sedini mungkin menggiatkan siswa untuk berbicara, agar
mereka secara bertahap aktif untuk berpartisipasi dalam kelas.
8) Cobalah untuk menyelesaikan masalah dengan cara berbeda-beda.
Hal ini dapat membantu siswa memahami cara terbaik
menyelesaikan masalah tersebut, dan mungkin dapat mencegah
kesalahan. Teknik ini juga menarik perhatian/attensi siswa karena
mereka ingin melihat apakah cara-cara tersebut berakhir pada
jawaban yang sama.
9) Bantulah siswa belajar merumuskan masalah sekeras upaya kita
membantu mereka menemukan jawabannya, dan giatkan mereka
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan untuk mereka sendiri.
10) Sebelum bergerak ke konsep yang baru, cobalah bertanya kepada
siswa dengan pertanyaan yang spesifik tentang masalah yang
relevan. Siswa biasanya merespon untuk masalah-masalah yang
spesifik.
Dalam buku “What Successful Math Teachers Do, Grade 6-12”
(2005) karya Posamentier & Jaye yang masih peneliti ambil dari
sumber yang sama, diulas mengenai berbagai tips dalam pembelajaran
yang salah satunya pembelajaan problem solving berdasarkan 79
penelitian yang relevan. Berikut ini saran-saran mengenai
pembelajaran problem solving.14
14
Sumardyono, M.P. Beberapa Saran dan Tips dalam Penerapan Pembelajaran
Problem Solving.
17
1) Upayakan agar siswa “berpikir keras” saat berusaha memecahkan
masalah.
2) Upayakan agar siswa menulis model penyelesaian saat belajar
memecahkan masalah.
3) Giatkan siswa untuk membuat gambaran mental saat menerapkan
aturan untuk memecahkan masalah.
4) Berikan petunjuk atau pertanyaan yang mengarah saat siswa
membutuhkan bantuan. Beri bantuan secara bertahap untuk
menjaga agar penyelesaian diperoleh siswa secara mandiri.
5) Ajari siswa untuk bertanya pada diri sendiri apa yang mereka
pahami dari masalah dan apa yang mereka (harus) lakukan dalam
usaha memecahkan masalah tersebut.
6) Tekankan prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyelesaian
suatu masalah.
7) Ujilah pengetahuan siswa dan gunakan informasi tersebut untuk
membuat masalah yang menantang sehingga membuat mereka
enjoy.
8) Susun pengajaran konsep dan keterampilan matematika dengan
menggunakan masalah (problem-centerd or problem-based
approach to teaching).
9) Bantu siswa untuk belajar tanpa harus menerapkan pendekatan
terpusat guru (teacher-centered approachs). Beri mereka secara
hati-hati serangkaian contoh dan masalah untuk dipecahkan.
10) Beri waktu pada siswa untuk menemukan dan menerapkan rencana
penyelesaian yang mereka buat.
Dengan adanya tips-tips di atas diharapkan guru yang
menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
pemecahan masalah dapat terlaksana secara baik.
18
2. Hakikat Belajar
James O. Wittaker mengemukakan bahwa “belajar adalah proses
dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan
pengalaman.”15
Belajar atau yang disebut juga dengan learning adalah
perubahan yang secara relatif berlangsung lama pada perilaku yang
diperoleh dari pengalaman-pengalaman.16
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of
behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan .
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami.17
Belajar adalah proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah
mampu, terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi harus
secara relatif menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku
yang saat ini nampak, tetapi perilaku yang mungkin terjadi di masa
mendatang. Oleh karena itu, perubahan-perubahan terjadi karena
pengalaman.18
Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses di mana suatu organisma berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman.19
Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan sebuah perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu usaha
dari hasil latihan dan pengalaman. Oleh sebab itu, belajar merupakan
proses perubahan dari tidak tahu menjadi tidak tahu, dari tidak mengerti
menjadi mengerti dan dari tidak paham menjadi paham.
15
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. (Bandung: Rosda
Karya. 2005). Cet. Ke-11, hal. 104 16
Zikri Neni Iska. Diktat Psikologi Umum. Hal.65 17
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Bumi aksara.2005). cet. Ke-4
h. 27 18
Zikri Neni Iska. Diktat Psikologi Umum. Hal.65 19
Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar. (Jakarta: Erlangga, 1996), cet. Ke-2, h. 11
19
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi
dua golongan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.20
Faktor internal
meliputi kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan
faktor pribadi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar
diri siswa itu sendiri atau disebut juga sebagai faktor sosial. Faktor ini
meliputi lingkungan keluarga, guru dan cara mengajar, alat-alat yang
digunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang ada,
serta motivasi sosial.
Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa selain faktor internal dan faktor eksternal adalah faktor pendekatan
belajar.21
Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan
kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Keinginan belajar untuk setiap orang berbeda bergantung pada ada
atau tidaknya dorongan pada diri setiap individu. Jadi, antara faktor
internal dengan faktor eksternal, faktor yang paling berperan adalah faktor
internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.
Bagaimanapun kuatnya dorongan dari luar seperti dukungan keluarga,
teman, guru, dan pihak-pihak lain jika dalam diri siswa tersebut tidak ada
motivasi, maka faktor eksternal tersebut tidak akan berpengaruh.
Seperti dalam berlatih mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
guru, jika siswa tidak ada semangat untuk mengerjakan soal tersebut,
maka ia tidak akan mengerjakan. Namun pada hakikatnya, pendirian atau
motivasi dalam diri seseorang itu dapat berubah dari tidak ada menjadi
ada, dari tidak semangat menjadi semangat, atau dari tidak adanya
keoptimisan menjadi optimis. Faktor eksternal tersebut bisa menjadi
stimulus tumbuhnya motivasi dalam diri.
20
M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004). h.
102-105 21
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu, 2001), cet.ke-3,
h.130
20
3. Hakikat Hasil Belajar
Hasil belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di
dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar.
Hasil belajar sebagaimana yang dituliskan dalam kamus besar Bahasa
Indonesia Kontemporer, yaitu “peningkatan penguasaan pengetahuan
keterampilan terhadap mata pelajaran.”22
Hasil belajar merupakan produk dari suatu proses belajar yang
dapat dilihat dari perubahan kondisi pribadi pelaku pembelajar dari yang
semula tidak tahu menjadi tahu. Indikator hasil belajar merupakan target
pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan
standar kompetensi. Ada tiga ranah hasil belajar yang harus dinilai untuk
mengetahui seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut, yakni hasil
belajar pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.23
Menurut Ralph Tyler, evaluasi hasil belajar merupakan sebuah
proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa,
dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagian
mana yang belum dan apa sebabnya.”24
Definisi yang lebih luas
dikemukakan oleh dua orang ahli lain, yakni Cronbach dan Stufflebeam.
Tambahan definisi tersebut adalah bahwa “proses bukan sekedar
mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat
keputusan.”25
Hasil pengalaman yang didapat dari usaha seseorang dalam belajar
dapat menyebabkan perubahan tingkah laku yang diperoleh setelah proses
belajar. Menurut Benyamin Bloom, hasil belajar meliputi 3 ranah, yakni
ranah kognitf (pemahaman), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotoris
22
Peter Salim dan Yeni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. (Jakarta: Modern
English. 1991). H. 359 23
Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta: PT Bumi aksara.2005). cet. Ke-4
h. 27 24
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara.2001).
Cet ke-2. h.3 25
Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara.2001).
Cet ke-2.h. 3
21
(keterampilan).26
Ketiga ranah tersebut merupakan suatu objek penilaian
hasil belajar dan diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai karena berkaitan dengan kemampuan siswa alam
menguasai bahan pelajaran. Indikator hasil belajar merupakan target
pencapaian kompetensi secara operasional dar kompetensi dasar dan
standar kompetensi.
Ada 3 aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui
seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap:
a. Penguasaan materi akademik (kognitif).
Hasil belajar pada ranah kognitif meliputi kemampuan
menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari, dan
kemampuan-kemampuan intelektual lainnya. Kemampuan-
kemampuan intelektual tersebut dikategorikan oleh Bloom dkk,
menjadi enam jenjang kemampuan. Enam jenjang tersebut adalah:27
1) Hafalan (C1).
Jenjang hafalan (ingatan) meliputi kemampuan menyatakan
kembali fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang telah
dipelajarinya.
2) Pemahaman (C2).
Jenjang pemahaman meliputi kemampuan menangkap arti dari
informasi yang diterima, seperti menafsirkan bagan, atau grafik,
menerjemahkan suatu pernyataan verbal ke dalam rumusan
matematis atau sebaliknya, serta mengungkapkan suatu konsep
atau prinsip dengan kata-kata sendiri.
3) Penerapan (C3).
Jenjang penerapan meliputi kemampuan menggunakan prinsip,
aturan, metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada situasi
konkrit.
26
Nana sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar. (Bandung: remaja Rosda Karya. 1995),
h. 22 27
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN
Press, 2006), h. 13-17
22
4) Analisis (C4).
Jenjang analisis meliputi kemampuan menguraikan suatu informasi
yang dihadapi menjadi komponen-komponennya sehingga struktur
informasi serta hubungan antar komponen informasi tersebut
menjadi jelas
5) Sintesis (C5).
Jenjang sintesis meliputi kemampuan untuk mengintegrasikan
bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu keseluruhan yang
terpadu. Termasuk ke dalamnya kemampuan merencanakan
eksperimen, menyusun karangan (laporan praktikum, artikel,
rangkuman), menyusun cara baru untuk mengklasifikasikan objek-
objek, peristiwa, dan informasi lainnya.
6) Evaluasi (C6).
Jenjang evaluasi meliputi kemampuan untuk mempertimbangkan
nilai suatu pernyataan, uraian, pekerjaan, berdasarkan kriteria
tertentu yang ditetapkan.
b. Hasil belajar yang bersifat normatif (afektif).
Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai,
berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau
metode. Ciri-ciri hasil belajar ini akan tampak pada peserta didik
dalam berbagai tingkah laku, seperti: perhatian terhadap pelajaran,
kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat kepada guru, dan
sebagainya. Hasil belajar afektif juga termasuk watak perilaku seperti
perasaan, minat, sikap, emosi, atau nilai. Ranah afektif ini dirinci oleh
Krathwohl dkk. menjadi lima jenjang, yakni:28
1) Perhatian/penerimaan (receiving)
2) Tanggapan (responding)
3) Penilaian/penghargaan (valuing)
4) Pengorganisasian (organizing)
28
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN
Press, 2006), hal. 7
23
5) Karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai (characterization
by a value or vale complex).
c. Hasil belajar aplikatif produktif (psikomotor).
Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor
merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan afektif, hasil
belajar ini akan tampak setelah siswa menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung pada kedua
ranah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Klasifikasi hasil belajar
psikomotor yang erat kaitannya dengan ilmu sains (kimia) dalam
kegiatan laboratorium ialah klasifikasi menurut Trowbidge,
diantaranya yaitu:29
1) Moving (bergerak).
Kategori ini merujuk pada sejumlah gerakan tubuh yang
melibatkan koordinasi gerakan-gerakan fisik. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan adalah membawa,
membersihkan, menempatkan atau menyimpan.
2) Manipulating (memanipulasi)
Kategori ini merujuk pada aktivitas yang mencakup pola-pola yang
terkoordinasi dari gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian
tubuh, misalnya tangan-jari, tangan-mata. Kata kerja operasional
yang dapat digunakan adalah merangkai, menimbang, mengaduk,
mencampurkan.
3) Communicating (berkomunikasi).
Kategori ini merujuk pada pengertian aktivitas yang menyajikan
gagasan dan perasaan untuk diketahui oleh orang lain.
4) Creating (menciptakan).
Kategori ini merujuk pada proses dari hasil gagasan-gagasan baru.
29
Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN
Press, 2006), h. 23-24
24
Dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah setiap macam kegiatan
belajar yang menghasilkan suatu perubahan yang khas. Hasil belajar
tampak dalam suatu prestasi yang ditunjukkan oleh siswa yang dapat
menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Hasil
belajar itu sendiri dapat diketahui dari proses penilaian baik secara
penilaian secara kualitatif maupun penilaian secara kuantitatif.
4. Hakikat Ilmu Kimia
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
materi yang meliputi susunan, struktur, sifat, dan perubahannya serta
energi yang menyertai perubahannya.30
Ilmu kimia tidak hanya
mempelajari sifat zat tetapi berusaha mencari prinsip yang mengatur sifat-
sifat materi tersebut serta merumuskan teori untuk menerangkan mengapa
hal itu terjadi.
a. Karakterisrik Ilmu Kimia
Kesulitan mempelajari ilmu kimia oleh para siswa terkait
dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yaitu:
1) Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak.
Atom, molekul, dan ion merupakan materi dasar kimia
yang tidak nampak, yang menuntut siswa dan mahasiswa
membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa pernah menemui,
melihat, atau mengalaminya secara langsung. Karena atom
merupakan pusat kegiatan kimia, maka walaupun kita tidak melihat
atom secara langsung, tetapi dalam angan-angan kita dapat
membentuk suatu gambar untuk mewakili sebuah atom, misalnya
sebuah atom oksigen kita gambarkan sebagai bulatan.
2) Ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya.
Kebanyakan objek yang ada di dunia ini merupakan
campuran zat-zat kimia yang kompleks dan rumit. Agar segala
30
Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. (Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1,
h. 3
25
sesuatunya mudah dipelajari, maka pelajaran kimia dimulai dari
gambaran yang disederhanakan, di mana zat-zat yang dianggap
murni atau hanya mengandung dua atau tiga zat saja. Dalam
penyederhanaannya diperlukan pemikiran dan pendekatan tertentu
agar siswa atau mahasiswa tidak mengalami salah konsep dalam
menerima materi yang diajarkan tersebut.
3) Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat.
Sering kali topik-topik ilmu kimia harus dipelajari dengan
urutan tertentu. Misalnya kita tidak dapat menggabungkan atom-
atom untuk membentuk molekul jika atom dan karakteristiknya
tidak dipelajari terlebih dahulu. Disamping itu, perkembangan ilmu
kimia itu sangat cepat, seperti pada bidang biokimia yang
menyelidiki tentang rekayasa genetika, kloning, dan sebagainya.
Hal ini menuntut kita semua untuk lebih cepat tanggap dan selektif
dalam menerima semua kemajuan tersebut.
4) Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal.
Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal-
soal numerik) merupakan bagian yang penting dalam mempelajari
kimia. Namun, kita juga harus mempelajari deskripsi seperti fakta
kimia, aturan-aturan kimia, peristilahan kimia, dan lain-lain.
5) Bahan/materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak.
Dengan banyaknya bahan yang harus dipelajari , siswa
ataupun mahasiswa dituntut untuk dapat merencanakan belajarnya
dengan baik, sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan
seefisien mungkin.
Menurut Arifin dalam artikelnya, kesulitan siswa dalam
mempelajari ilmu kimia dapat bersumber pada:
1) Kesulitan dalam memahami istilah.
Kesulitan ini timbul karena kebanyakan siswa hanya hafal
akan istilah dan tidak memahami dengan benar maksud dari istilah
yang sering digunakan dalam pengajaran kimia.
26
2) Kesulitan dalam memahami konsep kimia.
Kebanyakan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun
materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi
yang bersifat abstrak dan kompleks, sehingga siswa dituntut untuk
memahami konsep-konsep tersebut dengan benar dan mendalam.
3) Kesulitan angka.
Dalam pengajaran kimia, kita tidak terlepas dari
perhitungan matematis, dimana siswa dituntut untuk terampil
dalam rumusan/ operasi matematis. Namun sering dijumpai siswa
kurang memahami rumusan tersebut. Hal ini disebabkan karena
siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik, siswa
tidak hafal rumusan matematika yang banyak digunakan dalam
perhitungan-perhitungan kimia, sehingga siswa tidak terampil
dalam menggunakan operasi-operasi dasar matematika.
b. Deskripsi teori tentang stoikiometri dan konsep mol
Istilah stoikiometri berasal dar bahasa Yunani, yaitu dari kata
“stoicheion” yang berarti unsur dan “metron” yang berarti
mengukur.31
Dasar dari semua hitungan stoikiometri adalah
pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul. Pengetahuan
stoikiometri sangat penting dalam merencanakan suatu eksperimen
maupun dalam industri, dimana kita dapat mencampurkan zat pereaksi
dalam jumlah yang sesuai serta dapat memperkirakan jumlah
produknya. Pembahasan stoikiometri meliputi; penentuan rumus
kimia, penetapan massa atom dan massa molekul relatif; konsep mol;
dan hubungan kuantitatif antar zat dalam reaksi.
Massa atom relatif adalah perbandingan massa 1 atom unsur
dengan suatu perbandingan tetap. Massa atom relaif dinyatakan
dengan lambang Ar.
31
Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. (Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1,
h. 64
27
Sedang massa molekul relatif yang dinyatakan dengan lambang
Mr adalah perbandingan antara massa rata-rata satu molekul unsur atau
senyawa terhadap 1/n massa satu atom Xn.
Konsep mol yaitu konsep yang menghubungkan massa zat
dengan jumlah pertikel yang terkandung didalamnya. Sedangkan
pengertian mol itu sendiri adalah satuan jumlah sama seperti lusin atau
gross tetapi jauh lebih besar. Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat
yang mengandung partikel zat itu sebanyak atom yang terdapat dalam
12,000 gram atom C-12. Ditentukan bahwa jumlah 1 mol adalah sama
dengan bilangan Avogadro yaitu 6,02 x 1023
partikel.
Atom atau molekul terlalu kecil untuk dihitung secara
langsung. Oleh karena itu kita harus mengambil satuan jumlah yang
lebih besar dari lusin maupun gross. Satuan Internasional (SI)
mendefinisikan satuan dasar untuk jumlah zat kimia disebut mol.32
Mol dinyatakan dengan lambang n. Massa 1 mol zat di sebut
juga massa molar yang dinyatakan dengan lambang mm atau Mr
dengan satuannya adalah gram/mol. Sedang volum 1 mol zat yang
berbentuk gas di sebut volum molar gas, diberi lambang Vm. Oleh
karena volum gas sangat dipengaruhi suhu dan tekanan, maka setiap
menyatakan volum gas harus diikuti keterangan tentang suhu (T) dan
tekanan (P) pengukurannya. Dalam ilmu kimia, kondisi suhu 0 0C dan
tekanan 1 atm disebut keadaan standar dan dinyatakan dengan STP
(Standar Temperature and Preasure).33
Dan pada keadaan tersebut
volume 1 mol zat sebanding dengan 22,4 liter.
Setelah kita mengetahui jumlah mol suatu zat dan
perbandingannya dalam suatu senyawa, kita bisa menentukan rumus
32
http://kimia.upi.edu/kimia-old/ht/Sri/main/global2c.htm#Tetapan%20Avogadro 33
Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. (Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1,
h. 70
28
kimia senyawa tersebut. Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur
dan jumlah relatif masing-masing unsur yang terdapat dalam zat.
Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat ditunjukkan dengan angka
indeks. Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan molekul. Rumus
empiris adalah rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-
atom dari unsur-unsur yang menyusun senyawa. Sedangkan rumus
molekul adalah rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari
unsur-unsur yang menyusun satu molekul senyawa.34
Stoikiometri sendiri mencakup reaksi pembatas. Reaksi
pembatas adalah reaksi yang mempunyai kemungkinan tersisanya mol
salah satu pereaksi. Salah satu pereaksi habis dan pereaksi yang lain
bersisa. Pereaksi yang habis akan membatasi hasil reaksi yang
didapatkan. Perhatikan gambar berikut:
Gambar 2.2 Pereaksi Pembatas 35
Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi,
1 mol zat X membutuhkan 2 mol zat Y. Gambar di atas menunjukkan
bahwa 3 molekul zat X direaksikan dengan 4 molekul zat Y. Setelah
reaksi berlangsung, banyaknya molekul zat X yang bereaksi hanya 2
molekul dan 1 molekul yang tersisa, sedangkan 4 molekul zat Y habis
bereaksi. Maka zat Y ini disebut pereaksi pembatas.
Hubungan antara jumlah mol dengan jumlah partikel, massa
zat, dan volum zat dapat digambarkan sebagai berikut:
34
PUSTEKOM,2005.(http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=101&fname=kb2_
2.htm) 35
PUSTEKOM,2005.(http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=101&fname=kb2_
2.htm)
29
MOL
(n)
Jumlah volum
Gambar 2.3 .Hubungan jumlah mol dengan jumlah partikel,massa, dan volum zat.
5. Tinjauan Pembelajaran Kimia mengenai Konsep Mol.
a. Standar Kompetensi
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya
dalam perhitungan kimia (stoikhiometri)
b. Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum
dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol
dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
c. Indikator
1) Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan
volum zat.
2) Menghitung volum gas ideal dan menghitung volum gas
berdasarkan hipotesis avogadro.
3) Menentukan rumus empiris dan rumus molekul.
4) Menentukan rumus air kristal serta kadar zat dalam suatu suatu
senyawa.
5) Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
6) Menentukan banyak zat pereaksi dan hasil reaksi dalam reaksi.
d. Materi pokok
Perhitungan kimia
X = n x 6,02.1023
m = n x Mr
n = X . 6,02.1023
n = m. Mr
V= n x 22,4 L
30
6. Pendekatan Problem Solving dalam Pembelajaran Kimia
Di dalam pembelajaran kimia banyak materi-materi yang
membutuhkan suatu pemecahan masalah, baik yang bersifat eksperimen,
perhitungan, maupun yang bersifat teori. Untuk dapat memecahkan
masalah tersebut, siswa harus menguasai konsep-konsep yang
berhubungan dengan soal yang akan dipecahkan.
Dengan pendekatan problem solving dalam pembelajaran kimia,
diharapkan siswa menjadi terlatih untuk bisa memecahkan soal-soal kimia
secara sistematis dan mampu mengaitkan konsep yang satu dengan yang
lain. Hal ini sesuai dengan tujuan dan fungsi ilmu kimia menurut
Depdiknas yaitu, memahami konsep-konsep kimia dan saling
keterkaitannya dan juga penerapannya untuk menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Sebagai contoh untuk dapat
memecahkan soal molaritas, siswa harus lebih dahulu menguasai konsep
mol.
Contoh penerapan pendekatan problem solving dalam stoikiometri:
Jika 7 gram batu kapur (CaCO3) direaksikan dengan 500 ml HCl 0,2 M,
tentukan volum CO2 maksimum pada keadaan STP. (Ar Ca= 40, C= 12,
O= 16).
Berdasarkan pendekatan problem solving, maka pemecahan soal di
atas dapat dilakukan dengan tahap-tahap berikut:36
1) Tahap analisis
Setelah membaca soal dengan seksama, siswa membuat skema
yang menunjukkan gambaran dari yang diketahui dan ditanyakan
dalam suatu sistem. Sistem tersebut dilengkapi dengan semua data
yang ada dengan satuan yang tepat, masalah yang ditanyakan dan
estimasi jawaban. Dalam soal tersebut terdapat beberapa konsep antara
lain:
36
Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung:
UPI, 2000), h. 100
31
(a) Persamaan reaksi.
A + B → AB
(b) Mol, yang didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung
sebanyak kesatuan.
dimana, n= jumlah mol
m= massa zat
Mr= massa molekul relatif
(c) Molaritas, yaitu jumlah mol per liter larutan.
dimana M = molaritas
n = jumlah mol salut
V = volum larutan dalam liter
(d) VSTP didefinisikan sebagai jumlah volum pada keadaan standar,
yakni 22,4 L/mol.
(e) Data lain:
Massa batu kapur = 7 gram
Volum HCl = 500 ml
Massa atom relatif (Ar) Ca= 40, C= 12, O= 16
Yang ditanyakan:
Volum maksimum CO2 pada keadaan STP. Perkiraan mol yang
digunakan sebagai perbandingan dalam mencari volum maksimum.
CO2 adalah antara mol CaCO3 atau HCl, tergantung zat mana yang
menjadi reaksi pembatas.
2) Tahap perencanaan
Pada tahap ini, siswa berpikir ke arah:
(a) Membuat persamaan reaksi dan menyetarakannya..
CaCO3 + 2HCl → CaCl + H2O + CO2
Satuan yang digunakan adalah mol, maka konversikan dahulu
CaCO3 jumlah massa menjadi mol, dan HCl dari jumlah volum
menjadi mol.
32
(b) Menentukan reaksi pembatas dari hasil bagi jumlah mol dengan
koefisien masing-masing zat. Zat yang hasil baginya lebih kecil
yang menjadi reaksi pembatas.
(c) Menentukan jumlah mol CO2 bergantung pada zat yang menjadi
reaksi pembatas.
Mol CO2 = koefisien CO2 x jumlah mol CaCO3 atau HCl
Koefisien CaCO3 atau HCl
(d) CO2 = jumlah mol CO2 x V STP
Mencari hubungan dari rumus yang dipilih
Yang
ditanyakan Volum Hubungan (rumus)
Yang tak
diketahui
V CO2 V CO2= n CO2 x VSTP n CO2
n CO2
n Reaksi
pembatas
Jadi, sebelum menentukan volum maksimum CO2, harus
ditentukan dahulu zat yang menjadi reaksi pembatas. Dan sebelum
menentukan reaksi pembatas, harus ditentukan terlebih dahulu
jumlah mol tiap-tiap pereaksi.
3) Tahap perhitungan
(a) Mencari mol CaCO3 = g/ mr = 7g/100 g/mol = 0,07 mol
(b) Mencari mol HCl = volum HCl x kemolaran HCl= 0,10 mol
(c) Menentukan reaksi pembatas
CaCO3 + 2HCl CaCl + H2O + CO2
Mol awal: 0,07 mol 0,10 mol
Rx pembatas 0,07/ 1 0,10/ 2
Yang menjadi reaksi pembatas adalah HCl
(d) Menghitung Mol CO2
Mol CO2 = koefisien CO2 x jumlah mol HCl
Koefisien HCl
= 1/ 2 x 0,10 mol
= 0,05 mol
33
(e) Menghitung volum CO2 = jumlah mol CO2 x V STP
= 0,05 mol x 22,4 L/ mol
= 1,12 L
4) Tahap pengecekan
Satuan volum gas pada keadaan STP adalah L, jadi hasil akhir yang
didapat adalah 1,12 L
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
penelitian yang dilakukan oleh Yahya, mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Ilmu Pengetahuan
Alam, Program Studi Pendidikan Kimia yang mengananlisis dan mengatasi
kesulitan belajar kimia siswa pada pokok bahasan stoikiometri. Di dalam
penelitiannya, ia mengumpulkan dua hasil temuan yaitu analisis tingkat
kesulitan siswa sebelum menggunakan teknik pemecahan Polya dan analisis
tingkat kesulitan siswa setelah menggunakan teknik pemecahan masalah
Polya.
Berdasarkana data yang diperolehnya, kesulitan siswa sebelum mereka
mendapatkan teknik pemecahan Polya pada indikator menentukan reaksi
pembatas adalah sebesar 80,7%. Sedangkan setelah siswa mendapatkan teknik
pemecahan Polya, tingkat kesulitan siswa pada indikator tersebut menurun
menjadi 29,5%. Pada indikator mengkonversi jumlah mol ke dalam jumlah
partikel; jumlah massa; dan jumlah volum; sebelum mendapatkan teknik
pemecahan Polya, tingkat kesulitan siswa mencapai 79,5%. Sedangkan setelah
siswa mendapatkan teknik pemecahan masalah Polya kesu;itan siswa menurun
menjadi 33,0%.
Begitupun pada indikator menemukan rumus empiris; rumus molekul;
air kristal; dan kadar senyawa, sebelum diberikan teknik pemecahan Polya
kesulitan siswa mencapai 54,5% dan setelah diterapkan teknik pemecahan
masalah Polya kesulitan siswa menurun menjadi 18,2%. Adapun temuan lain
dari penelitian tersebut adalah terdapat 22 siswa yang mendapatkan nilai
34
dibawah SKBM yang ditentukan oleh sekolah yakni 60,0. Dan berdasarkan
hasil tes siswa setelah diberikan teknik pemecaha Polya di dapat hasil yang
signifikan.
Dari hasil penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa teknik pemecahan
masalah Polya dapat digunakan untuk mengurangi kesulitan siswa dan
meningkatkan hasil belajar pada pokok bahasan stoikiometri.37
C. Desain Alternatif Intervensi Tindakan Yang Dipilih
Pembelajaran kimia erat kaitannya dengan proses pemecahan masalah.
Hampir semua aspek dalam pembelajaran kimia membutuhkan kemampuan
dalam memecahkan masalah, baik yang bersifat praktik maupun teori. Untuk
menciptakan siswa-siswa yang dapat memecahkan masalah dengan sistematis,
maka diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang memang mendukung
akan hal itu. Pendekatan tersebut adalah pendekatan problem solving.
Pendekatan problem solving menekankan agar pembelajaran
memberikan kemampuan bagaimana cara memecahkan masalah-masalah
secara objektif dan tahu benar apa yang dihadapi. Disadari atau tidak setiap
hari kita harus menyelesaikan berbagai masalah. Dalam penyelesaian suatu
masalah, kita sering kali dihadapkan pada suatu hal yang pelik dan kadang-
kadang pemecahannya tidak dapat diperoleh dengan segera. Tidak bisa
dipungkiri masalah yang biasa dihadapai sehari-hari itu tidak selamanya
bersifat matematis. Dengan demikian tugas utama guru adalah untuk
membantu siswa menyelesaikan berbagai masalah dengan spektrum yang luas
yakni membantu mereka untuk dapat memahami makna kata-kata atau istilah
yang muncul dalam suatu masalah sehingga kemampuannya dalam memahami
konteks masalah bisa terus berkembang.
Guru menghadapi kesulitan dalam mengajarkan bagaimana cara
menyelesaiakan masalah dengan baik, di lain pihak siswa menghadapi
37
Yahya, Skripsi “Analisis Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Stoikiometri
dengan Menggunakan Tahapan Pemecahan Masalah Polya” (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
35
kesulitan bagaimana menyelesaikan masalah yang diberikan guru. Berbagai
kesulitan ini muncul antara lain karena mencari jawaban dipandang sebagai
satu-satunya tujuan yang ingin dicapai. Karena hanya berfokus pada jawaban,
anak seringkali salah dalam memilih teknik penyelesaian yang sesuai. Suatu
masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang
menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus
dikerjakan untuk menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada
seorang anak dan anak itu langsung mengetahui secara sara penyelesaiannya
dengan benar maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah.
Menurut G. Polya, dalam pemecahan suatu masalah terdapat empat
langkah yang harus dilakukan yaitu: (1) memahami masalah, (2)
merencanakan pemecahannya, (3) menyelesaikan masalah sesuai dengan
rencana dan (4) memeriksa kembali hasil yang diperoleh. Empat tahap
pemecahan malsalah dari Polya tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat
penting untuk dikembangkan.
Dalam penerapannya, siswa diharapkan dapat memiliki kebiasaan
dalam memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya dengan baik dan
benar serta mampu menghubungkan antar konsep yang dimiliki.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMAN 2 Cisauk, yang berlokasi di jl. Raya
LAPAN-Cisauk, Cisauk-Tangerang 15314 pada kelas X-3 semester genap
tahun ajaran 2009/2010. Adapun waktu pelaksanaannya yaitu pada tanggal 15
Januari s.d 1 Maret 2010.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar
kimia siswa pada pokok bahasan konsep mol dalam stoikhiometri pada kelas
X SMAN 2 Cisauk melalui penerapan pendekatan problem solving serta
memberikan informasi tambahan kepada pihak sekolah ataupun pihak lain
yang terkait dengan penelitian ini.
C. Pihak yang Terkait dalam Penelitian
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah dua orang guru kimia
yang berperan sebagai kolaborator yang mengamati dan mencatat sikap detail
aktifitas guru dan siswa di kelas, dan peneliti yang berperan sebagai guru di
kelas yang melaksanakan rancangan penelitian tindakan kelas. Selain itu,
peneliti juga bertindak sebagai perencana kegiatan bersama-sama dengan
observer merancang setiap kegiatan pembelajaran. Peneliti bekerja melakukan
pengamatan, merencanakan tindakan, melaksanakan kegiatan, mengumpulkan
dan menganalisis data, serta melaporkan hasil penelitian. Sedangkan siswa
kelas X-3 SMAN 2 Cisauk berperan sebagai objek dalam penelitian ini.
D. Metode dan Desain Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Reseach). Karena metode
37
penelitian ini memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk
meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik
dan benar. Diimplementasikan dengan benar artinya pihak yang terlibat
dalam PTK yang dalam hal ini adalah guru mencoba dengan sadar
mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui
tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau
memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati
pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.
Diimplementasikan dengan benar artinya sesuai dengan kaidah-kaidah
PTK.1
Menurut John Elliot (1991), penelitian tindakan kelas sebagai
kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk
memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.2
2. Siklus Penelitian
Gambar 3.1 Riset Aksi Model John Elliot
1 Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Rajawali Press. 2008),
cet. Ke-1, h. 41 2 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: Rajawali Press. 2008),
cet. Ke-1 h. 43
38
Siklus yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah siklus
penelitian tindakan kelas yang tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi kemudian dilanjutkan
kesiklus berikutnya.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan intervensi tindakan yang akan dilakukan peneliti selama
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Temuan awal
Berdasarkan hasil observasi di kelas yang akan dijadikan subjek
penelitian, siswa di kelas tersebut tampak tertib dan mendengarkan apa
yang disampaikan oleh guru di depan kelas. Selain itu, berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa siswa dikelas tersebut, peneliti memperoleh
informasi bahwa mata pelajaran kimia masih dianggap sulit oleh sebagian
siswa. Dan informasi yang peneliti peroleh dari guru bidang studi kimia
kelas X di SMAN 2 Cisauk adalah lemahnya kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal hitungan dan memahami konsep terutama pada konsep
stoikiometri.
2. Diagnosa
Hasil belajar kimia siswa dapat ditingkatkan dengan menggunakan
pendekatan problem solving.
a. Siklus 1
1) Perencanaan
- Merencanakan pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan pendekatan
pembelajaran problem solving.
- Menentukan materi pada konsep stoikiometri, yaitu konsep mol
yang memuat indikator mengkonversikan jumlah mol dengan
jumlah partikel, massa, dan volume zat.
- Menyiapkan sumber belajar.
- Mengembangkan format evaluasi.
39
2) Pelaksanaan
- Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang
telah disusun.
- Mengaplikasikan pendekatan, metode, ataupun strategi
pengajaran yang digunakan.
3) Pengamatan
- Mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan. Pengamatan yang dilakukan meliputi observasi
kelas, angket terbuka, soal tes, dan catatan lapangan.
4) Refleksi
- Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
bagaimana tindakan yang dilakukan dan hal apa saja yang perlu
diperbaiki pada tindakan di siklus berikutnya.
b. Siklus II dan seterusnya apabila indikator belum tercapai.
c. Pembuatan laporan
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya peningkatan
hasil belajar siswa pada pokok bahasan konsep mol dalam stoikhiometri
dengan menggunakan pendekatan problem solving yang dilihat dari
ketercapaian SKBM. Batasan indikator keberhasilan dari penelitian ini yaitu:
a. Nilai rata-rata hasil belajar siswa yang dicapai adalah ≥ 60,0.
b. Siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan rata-rata hasil belajar
mencapai ≥ 80% .
G. Jenis dan Sumber Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini mencakup hasil belajar siswa,
partisipasi aktif siswa, dan sikap siswa serta guru. Adapun jenis data yang
digunakan adalah hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil tes siswa.
Sedangkan sumber data dapat diperoleh dari siswa, observer, dan guru kelas.
40
Tabel 3.1 Data dan sumber data penelitian
Data Sumber Data Instrument
Hasil belajar Siswa Tes
Sikap siswa Siswa Angket/ kuisioner
Partisipasi aktif guru dan siswa Guru dan siswa Lembar observasi
H. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan.
Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi lembar observasi, tes (lembar kerja siswa), angket, dan dokumentasi.
1. Lembar observasi
Observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa dan
guru selama proses pembelajaran. Observasi ini menggunakan lembar
observasi sistematis dimana pengamat menggunakan pedoman observasi
sebagai instrumen pengamatan.3 Observasi pun digunakan untuk
mengungkapkan sejauh mana pendekatan problem solving dapat
diterapkan.
2. Lembar kerja siswa (tes)
Tes digunakan untuk mengungkapkan kemampuan siswa
memahami pelajaran selama proses pembelajaran, mengukur hasil belajar
siswa, dan mengetahui kemampuan siswa memecahkan masalah terhadap
soal-soal stoikiometri. Tes berupa soal uraian yang tiap soalnya mencakup
jenjang C2, C3, C4, dan C5. Dari jawaban siswa dapat diperoleh seberapa
besar tingkat pemahaman siswa terhadapa materi yang telah diajarkan.
Begitu pula dengan kemampuan pemecahan masalah terhadap soal
tersebut.
3. Lembar angket (kuisioner)
Angket digunakan untuk mengukur sikap siswa dan memperoleh
gambaran data dari setiap siswa terhadap pembelajaran dengan
3 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), h.157
41
menggunakan pendekatan problem solving. Angket yang digunakan adalah
angket pertanyaan bebas atau tidak berstruktur. Setiap pertanyaan dalam
angket ini dapat dijawab secara bebas oleh responden dalam
menyampaikan informasi yang akan diungkapkan peneliti.4 Jawaban dapat
berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan, atau lain sebagainya.
4. Catatan lapangan/ dokumentasi.
Catatan lapangan atau dokumentasi diperlukan untuk merekam
kejadian-kejadian selama proses pembelajaran. Dokumentasi yang akan
peneliti gunakan adalah dokumentasi foto aktivitas guru dan siswa selama
proses pembelajaran.
I. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melihat
hasil kerja siswa yang diberikan oleh peneliti pada tiap siklus, dan observasi
yang dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil setiap
pengamatan didiskusikan oleh peneliti dan observer atau kolaborator pada saat
menganalisis data. Hasil ini sangat berguna untuk menentukan tindakan pada
siklus selanjutnya.
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi.
Sebelum digunakan dalam penelitian, soal tes di uji coba terlebih
dahulu untuk mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan untuk
mengukur hasil belajar. Apabila telah memenuhi persyaratan tersebut, maka
instrumen dapat digunakan dalam penelitian. Pemeriksaan yang dilakukan
yaitu dengan melakukan analisis kuantitatif seperti tingkat kesukaran, daya
beda, validitas soal, dan reliabilitas.
1. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantutatif untuk
mengetahui tingkat kesukaran suatu butir soal. Indeks kesukaran rentangnya
4 Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008),
h.176
42
dari 0,0 - 1,0. Semakin besar indeks menunjukkan semakin mudah butir
soal, karena dapat dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa. Untuk
mengetahui tingkat kesukaran tiap butir soal, peneliti menggunakan rumus
sebagai berikut:5
I =
2. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D). Daya beda yang baik adalah D > 0,30. Dan untuk
mengetahui daya pembeda dari butir soal, peneliti menggunakan rumus:6
D =
Keterangan:
D = Daya beda.
Ba = Jumlah yang menjawab benar pada keompok atas.
Bb = Jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawah.
N = Jumlah peserta tes.
3. Validitas
Validitas adalah sutu ukuran yang menunjukkan tingkat keshahihan
suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur
apa yang hendak diukur.7 Untuk mengetahui validitas dari tiap butir soal,
peneliti menggunakan rumus:8
5 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
208 6 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
218 7 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
h.65 8 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
78
43
4. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau keandalan dalam mengukur apa yang
hendak diukur. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas
(kepercayaan) yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap.9 Untuk mengetahui reliabilitas dari butir soal, dapat digunakan rumus
berikut:10
K. Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang dilakukan
adalah analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Analisis data
kuantitatif yaitu nilai hasil belajar siswa berupa postest tiap akhir siklus. Hasil
belajar diberikan skor untuk masing-masing soal. Skor-skor tersebut kemudian
dikonversi ke dalam nilai akhir. Nilai-nilai tersebut kemudian disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi untuk selanjutnya dilakukan perhitungan
mencari nilai rata-rata dan standar deviasi. Setelah didapatkan nilai rata-rata
postes tiap siklus, dilakukan pengujian dua sampel yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara siklus satu
dengan siklus berikutnya.
Adapun data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk
kalimat seperti data hasil observasi yang memberi gambaran tentang sikap
guru dan siswa terhadap pembelajaran kimia dengan menerapkan pendekatan
problem solving. Data yang berisi partisipasi keaktifan siswa dianalisis
langsung menggunakan lembar observasi di setiap siklus dengan skala <50%,
50%, dan >50%. Data kemudian diinterpretasikan secara deskriptif sesuai
dengan data yang ada pada lembar observasi. Sedangkan data yang bersumber
dari kuisioner yang menunjukkan sikap siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan problem solving diperoleh dengan mencari
9 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
86 10
Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.
109
44
persentase dari setiap pertanyaan pada lembar angket kemudian
diinterpretasikan dengan menggunakan grafik yang akan menunjukkan apakah
terjadi peningkatan atau penurunan persentase pada sikap siswa. Rumus yang
digunakan untuk menghitung persentase sikap siswa yaitu:
P = f x 100%
N
Keterangan:
f = frekuensi
N = number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu)
P = angka persentase.
L. Tindak Lanjut Perencanaan Tindakan
Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, maka
ditindaklanjuti dengan melakukan tahapan pada siklus II, adapun tahapan
dalam siklus II adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan tindakan
Identifikasi terhadap permasalahan pembelajraan yang dijumpai pada
siklus I serta penentuan alternatif pemecahan terhadap permasalahan
tersebut. Kemudian dilakukan pengembangan skenario tindakan.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan sesuai dengan sknario yang telah disusun.
3. Pengamatan tindakan
Peneliti melakukan pengamatan terhadap tindakan dan mengumpulkan
data-data penelitian dengan menggunakan instrument yang telah disusun.
4. Refleksi tindakan
Menganalisis, mengevaluasi, dan melakukan refleksi data hasil penelitian.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari tindakan yang telah
dilakukan menghasilkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik dari
siklus I atau tidak. Jika hasil yang diperoleh sudah mencapai target yang
diharapakan, maka penelitian dicukupkan pada siklus ini.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Intervensi Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Januari s.d 01 Maret 2010
di SMAN 2 Cisauk dengan subjek penelitian siswa kelas X.3 yang berjumlah
32 orang. Pada penelitian tersebut peneliti mencoba menerapkan pendekatan
pembelajaran problem solving guna meningkatkan hasil belajar kimia siswa.
Tahap-tahap yang digunakan adalah tahap-tahap pemecahan masalah Polya
yang terdiri dari 4 tahap yakni analisis, perencanaan, perhitungan, dan
pengecekan. Secara garis besar, PTK yang telah dilaksanakan peneliti terdiri
dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yakni perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Tindakan pembelajaran pada siklus I yakni mengkonversi jumlah mol
ke dalam jumlah partikel, jumlah massa, dan jumlah volume zat. Sedangkan
tindakan pembelajaran pada siklus II yakni mengenai rumus empiris, rumus
molekul, dan reaksi pembatas. Adapun deskripsi tindakan yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
- Peneliti dan guru bidang studi melakukan analisis kurikulum untuk
menentukan standar kompetensi dasar yang akan disampaikan
kepada siswa dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah.
- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
- Membuat lembar kerja siswa (LKS) yang didalamnya terdapat
ringkasan materi, contoh soal yang disertai dengan tahapan
pemecahan masalah, dan latihan soal.
- Membuat instrumen yang akan digunakan dalam siklus PTK seperti
instrumen tes, lembar observasi dan angket.
46
- Menyiapkan dokmentasi untuk menggambarkan kondisi riil di
kelas.
b. Tahap pelaksanaan
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, peneliti yang
bertindak sebagai guru kelas berusaha menerapkan kegiatan
pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Pembelajaran dalam kelas dilaksanakan
sebanyak tiga kali pertemuan yaitu pada tanggal 16 dan 22 Januari dan
1 Februari 2010. Setiap pertemuan berlangsung selama 2 x 45 menit.
Adapun materi yang disampaikan pada siklus I adalah
pengkonversian jumlah mol ke dalam jumlah partikel, jumlah
massa, dan jumlah volum zat, serta hipotesis avogadro.
Tabel 4.1. Aktivitas pra penelitian
Jum’at, 15 Januari 2010
No Aktivitas guru Aktivitas siswa
1 Guru bidang studi memberitahukan
kepada siswa bahwa selama
pembelajaran kimia mengenai
stoikiometri akan diajarkan oleh
peneliti, sedangkan guru bidang studi
bertindak sebagai kolaborator peneliti.
- Menyimak
penjelasan guru.
2 Peneliti memperkenalkan diri kepada
siswa dan menjelaskan mengenai
pendekatan problem solving yang akan
digunakan dalam pembelajaran dan
menjelaskan tentang tahapan-tahapan
pemecahan masalah yang akan
digunakan dalam mengerjakan soal
serta membagikan LKS yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran.
- Menyimak
penjelasan yang
disampaikan oleh
peneliti.
- Beberapa siswa
membantu
membagikan
LKS.
47
Tabel 4.2. Aktivitas penelitian pertemuan pertama
Sabtu, 16 Januari 2010
No Aktivitas guru Aktivitas siswa
1 Mengkondisikan siswa untuk
siap belajar dan membuka
pelajaran serta menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Duduk rapi memperhatikan
apa yang disampaikan oleh
guru.
2 Menjelaskan materi tentang
mol dan memancing keaktifan
siswa.
Menyimak penjelasan guru.
3 Memberikan contoh soal
mengenai pengkonversian
jumlah mol ke dalam jumlah
partikel dan menyelesaikannya
dengan menggunakan tahap-
tahap pemecahan masalah.
Menyimak pejelasan guru
dan menyalin catatan ke
buku tulis.
4 Meminta siswa mengerjakan
LKS.
- Mengerjakan LKS
masing-masing.
- Siswa menganalisis soal,
merencanakan rumus
penyelesaian, kemudian
melakukan perhitungan,
dan mengecek kembali
hasil jawaban.
5 Bersama-sama dengan siswa
membahas jawaban yang telah
dikerjakan oleh siswa.
6 Menanyakan kefahaman siswa. Bertanya kepada guru jika
masih ada yang belum
dimengerti.
7 Menjelaskan meteri mengenai
pengkonversian jumlah mol ke
dalam jumlah massa.
Menyimak penjelasan guru.
Menyimak dan sebagian
turut aktif menyelesaikan
48
8 Memberikan contoh soal
sebagai latihan.
contoh latihan soal.
9
- Meminta siswa mengerjakan
latihan serupa dalam LKS.
- Berkeliling memeriksa cara
kerja siswa dan menanyakan
kepada siswa yang masih
belum mengerti.
- Mengerjakan LKS masing-
masing dengan menerepkan
tahap-tahap pemecahan
masalah yang dipelajari.
- Bertanya jika masih belum
mengerti.
10 Meminta siswa menyelesaikan
latihan soal dalam LKS di
rumah.
Duduk rapi dan
mempersiapkan diri
mengakhiri pelajaran.
Tabel 4.3. Aktivitas penelitian pertemuan kedua
Jumat, 22 Januari 2010
No Guru Siswa
1 Mengkondisikan siswa dan
membuka palajaran.
Mengkondisikan diri untuk
belajar.
2 Meminta hasil pekerjaan
rumah siswa.
Menujukkan hasil pekerjaan
rumah masing-masing.
3 Melanjutkan materi yang akan
dipelajari yakni mengkonversi
jumlah mol ke dalam jumlah
volum zat dan rumus volum gas
ideal.
Menyimak cara pengerjaan
dan mengikuti guru dalam
mengerjakan latihan soal
tersebut.
4 Membimbing siswa
mengerjakan latihan soal di
papan tulis dengan
menggunakan tahap-tahap
pemecahan masalah.
49
5 Meminta siswa mengerjakan
latihan soal dalam LKS.
Mengerjakan latihan soal
yang diberikan oleh guru
dalam LKS
6 Berkeliling untuk mengecek
pemahaman siswa apakah
masih ada siswa yang belum
mengerti cara pengerjaan atau
tidak.
Siswa bertanya pada guru
apabila masih belum
mengerti.
7 Meminta siswa mengerjakan
soal di papan tulis.
Seorang siswa maju ke
depan untuk mengerjakan
soal.
8 Memberikan lembaran soal-
soal stoikiometri untuk
dikerjakan dirumah.
Mempersiapkan diri untuk
mengakhiri pembelajaran.
Tabel 4.4 Aktivitas penelitian pertemuan ketiga
Senin, 01 Februari 2010
No Guru Siswa
1 Mengoreksi tugas siswa. Mengoreksi pekerjaan masing-
masing.
4 Mempersiapkan siswa untuk
mengikuti posttest.
Merapikan posisi duduk untuk
siap mengahadap posttest I.
2 Memberikan soal-soal
posttest.
Mengerjakan latihan soal
posttest secara individu.
Dari tabel 4.2 dan tabel 4.3 yang mendeskripsikan aktivitas
pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua di siklus I,
menunjukkan bahwa tindakan guru yaitu langsung mengawali
pembelajaran dengan menjelaskan materi, kemudian melakukan
latihan terbimbing dan mengecek pemahaman siswa melalui lontaran
pertanyaan.
50
Guru membimbing siswa dengan pendekatan pemecahan
masalah yaitu bagaimana siswa berpikir cara menyelesaikan masalah
dengan menggunakan 4 tahap pemecahan masalah yaitu menganalisis,
merencanakan, melakukan perhitungan, dan mengevaluasi jawaban.
Pada saat guru (peneliti) dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran,
observer atau kolaborator melakukan pengamatan terhadap aktivitas
guru dan siswa di kelas. Dengan menggunakan lembar observasi,
observer mengamati aktivitas siswa juga guru berdasarkan aktivitas-
aktivitas yang tampak dan berdasarkan kriteria penilaian yang telah
ditetapkan serta memberikan catatan tambahan mengenai proses
pembelajaran yang berlangsung.
c. Tahap pengamatan
1) Rata-rata skor posttest siswa adalah 58,56. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I termasuk
dalam kategori kurang baik.
2) Hasil posttest siswa dari 3 soal uraian, diperoleh persentase siswa
yang telah mencapai nilai ≥60 adalah sebesar 43,75%. Angka ini
masih jauh untuk mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti
yaitu sebesar 80%
3) Persentase tahap analisis siswa yang dikerjakan yaitu 90%
4) Persentase tahap perencanaan yang dikerjakan yaitu 70%
5) Persentase tahap perhitungan yaitu 52%
6) Tahap evaluasi yang dikerjakan siswa yaitu 22%
7) Pada pertemuan pertama siklus I, dari lembar observasi aktifitas
siswa di peroleh data lebih dari 50% siswa memperhatikan
penjelasan guru. Kurang dari 50% siswa yang bertanya ketika guru
memberikan kesempatan bertanya, namun ketika mengerjakan soal
dan guru berkeliling siswa tidak sungkan-sungkan untuk bertanya
hal yang mereka belum mengerti. Lebih dari 50% siswa
mengerjakan soal dengan tahapan pemecahan masalah. Baru
Sekitar 50% siswa yang langsung mengerjakan latihan soal ketika
51
diperintahkan guru. Dan kurang dari 50% siswa berdiskusi saat
pengerjaan soal.
8) Pada pertemuan kedua di siklus I, perubahan aktifitas siswa hanya
terjadi pada kegiatan mengerjakan latihan soal, siswa yang
langsung mengerjakan soal yang diberikan oleh guru meningkat
menjadi lebih dari 50%.
9) Sebagian besar siswa masih belum tepat dalam membuat suatu
kesimpulan pada tahap pengecekan.
10) Hampir semua siswa tidak mengerjakan latihan lanjutan di rumah.
11) Siswa masih sungkan untuk maju mengerjakan soal di papan tulis.
12) Sebagian besar siswa keliru antara istilah mol dengan molekul.
13) Proses belajar mengajar masih terpusat pada guru.
14) Hampir 50% siswa menyatakan bahwa penyampaian materi oleh
guru terlalu cepat.
d. Tahap refleksi
Persentase siswa yang mencapai indikator keberhasilan hasil
belajar belum mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditargetkan
yakni 80%. Persentase siswa yang sudah mencapai nilai tersebut baru
mencapai 43,56% saja dan proses belajar mengajar masih terpusat
pada guru sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar lebih serius
lagi. Selain itu, siswa menilai bahwa penyampain materi yang
disampaikan oleh guru terlalu cepat sehingga siswa sulit menangkap
pelajaran dengan baik. Begitu juga aktivitas siswa belum sesuai
dengan yang diharapkan. Oleh karena itu hasil belajar dan aktivitas
siswa perlu ditingkatkan melalui tindakan pembelajaran pada siklus II.
e. Rekomendasi hasil pembelajaran siklus I
Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh gambaran bahwa
hasil belajar siswa masih berada dalam kategori kurang baik. Dengan
demikian, target pada siklus I ini belum tercapai. Selain itu kegiatan
belajar mengajar masih terpusat pada guru dan aktivitas siswa masih
belum maksimal. Oleh Karena itu, sebagai langkah untuk
52
menindaklanjuti proses pembelajaran pada siklus I, perlu adanya
perbaikan dengan tindakan pembelajaran pada siklus II. Adapun
perbaikan yang dilakukan pada siklus berikutnya adalah sebagai
berikut:
1) Tindakan-tindakan pada siklus I yang sudah baik tetap
dipertahankan.
2) Pada saat fase latihan terbimbing, peneliti mencoba memberikan
tugas kelompok. Dengan tugas kelompok tersebut diharapkan
interaksi antar siswa menjadi meningkat dan siswa lebih aktif
untuk belajar mandiri. Siswa yang sudah mengerti bisa membantu
teman yang belum mengerti dalam kelompok.
3) Guru lebih meningkatkan umpan balik kepada siswa agar siswa
lebih termotivasi dalam pembelajaran. Umpan balik tersebut
seperti memberikan penghargaan terhadap kinerja kelompok, nilai,
pujian ataupun hadiah.
4) Lebih banyak memberikan soal-soal latihan untuk dikerjakan
dirumah.
5) Memperlahan cara pengajaran yang dalam hal ini adalah
penyampaian materi dan latihan terbimbing sehingga tidak ada lagi
yang merasa tertinggal atau menilai penyampaian materi terlalu
cepat.
6) Lebih menekankan penggunaan tahap-tahap pemecahan masalah
terutama dalam menganalisis soal.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Tahap perencanaan siklus kedua ini merupakan perbaikan dari
pembelajaran pada siklus I.
1) Peneliti dengan guru bidang studi kimia melakukan analisis
terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I
dengan tujuan untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I.
53
2) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan problem solving.
3) Membuat dan memperbaharui susunan lembar kerja siswa (LKS)
yang didalamnya terdapat ringkasan materi, contoh soal, dan
latihan soal, serta PR (pekerjaan rumah).
4) Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK seperti
instrument tes, lembar observasi dan angket.
5) Membuat tugas kelompok dan kuis individu serta menyiapkan
hadiah untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas siswa.
b. Tahap tindakan
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru berusaha
menerapkan kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran. Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II
ini pembelajaran dilaksanakan di dalam kelas sebanyak 3 kali
pertemuan dengan durasi masing-masing 2 x 45 menit,
Adapun materi yang disampaikan pada siklus II adalah
perhitungan rumus empiris, rumus molekul, dan reaksi pembatas.
Langkah-langkah tindakan yang dilaksanakan pada siklus II disajikan
dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.5 Aktivitas penelitian pertemuan ke empat
Senin, 15 Februari 2010
No Aktivitas guru Aktivitas siswa
1. Mengkondisikan siswa untuk
belajar dan menjelaskan tujuan
pembelajaran.
Mengkondisikan diri untuk
belajar dan menyiapkan
LKS masing-masing.
2. Meminta siswa untuk
menyebutkan pengertian dari
rumus empiris.
Menyebutkan pengertian
dari rumus empiris tersebut.
54
4. - Menjelaskan materi mengenai
rumus empiris dan penentuannya.
- Memberikan contoh soal yang
terdapat dalam LKS dan
menjelaskan tahap-tahap
penyelesaiannya dengan
menggunakan pendekatan
pemecahan masalah.
- Memperhatikan penjelasan
guru.
- Menyimak contoh soal yang
dijelaskan di depan.
6. Memberikan 1 butir latihan soal
yang terdapat dalam LKS kemudian
berkeliling mengamati pekerjaan
siswa.
- Mengerjakan latihan soal
yang dimaksud dalam LKS.
- Siswa mengerjakan soal
dengan menggunakan tahap-
tahap pemecahan masalah.
7.
Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan latihan di
papan tulis.
Salah satu siswa maju ke
depan mengerjakan soal.
8. Bersama-sama siswa membahas
soal yang telah dikerjakan.
Membahas soal yang telah
dikerjakan.
9. Menjelaskan pengertian rumus
molekul, hubungannya dengan
rumus empiris, dan cara penentuan
rumus molekul.
- Menyimak cara pengerjaan
yang dicontohkan oleh guru.
- Mengerjakan soal dengan
pendekatan pemecahan
masalah. 10. Memberikan 1 butir latihan soal
yang terdapat dalam LKS mengenai
cara penentuan rumus molekul
suatu senyawa.
11. Membimbing siswa dalam
menentukan kadar persen unsur
dalam suatu senyawa masih dengan
menggunakan tahap-tahap
pemecahan masalah.
- Menyimak penjelasan guru.
- Beberapa siswa
mengajukan pertanyaan
mengenai materi yang
belum mengerti.
12. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
55
13 Mengajak siswa untuk mengikuti
permainan kecil yang bertujuan
membuat kembali semangat belajar
siswa.
Dengan semangat mengikuti
permainan yang diperlihatkan
guru.
14 Kembali meminta siswa
mengerjakan soal untuk
menentukan rumus molekul
senyawa dan kadar unsure dalam
senyawa.
Mengerjakan soal dalam LKS.
15. Menyelesaikan pembelajaran dan
memberikan PR kepada siswa untuk
kemudian di bahas pada pertemuan
selanjutnya.
Menyelesaikan pekerjaannya
dan mempersiapkan diri
mengakhiri proses belajar
mengajar.
16. Menutup pelajaran dan
mengucapkan salam.
Berdoa dan memberi salam.
Tabel 4.6 Aktivitas penelitian pertemuan ke lima
Senin, 22 Februari 2010
No Aktivitas guru Aktivitas siswa
1 Mengkondisikan siswa untuk
belajar.
Mengkondisikan diri untuk
belajar.
2 Meminta hasil pekerjaan siswa baik
PR maupun soal yang telah
diberikan pada pertemuan
sebelumnya.
Mengeluarkan hasil pekerjaan
rumah masing-masing.
3 Mereview atau mengingatkan
kembali materi pada pertemuan
sebelumnya dan kemudian
melanjutkan pembahasan ke materi
selanjutnya yakni reaksi pembatas.
Mengikuti pembahasan
selanjutnya.
4 Menjelaskan pengertian reaksi
pembatas.
Menyimak penjelasan guru.
5 Memberikan contoh latihan soal Mengikuti tahap-tahap
56
dan menunjukkan cara menentukan
pereaksi pembatas.
pengerjaan soal.
6 Menanyakan tingkat kefahaman
siswa.
Bertanya hal-hal yang belum
mengerti.
7 Meminta siswa membentuk
kelompok yang beranggotakan
masing-masing 4 orang.
Mencari teman terdekat untuk
membentuk kelompok dengan 4
orang anggota.
8 Membagikan quiz kelompok Secara berkelompok
mengerjakan soal latihan
dengan menggunakan tahapan
pemecahan masalah.
9 Berkeliling mengecek keaktifan tiap
kelompok dan kefahaman tiap
anggota serta membimbing siswa
apabila ada yang merasa kesulitan
dalam mengerjakan soal.
Berdiskusi dengan teman
sekelompok dan bertanya pada
guru apabila menemukan
kesulitan dalam mengerjakan
soal.
10 Meminta tiap kelompok untuk
mengumpulkan tugas masing-
masing.
Mengumpulkan tugas
kelompok masing-masing.
11 Secara bebas menawarkan tiap
kelompok untuk membahas salah
satu soal yang telah dikerjakan dan
memberikan reward untuk tiap
kelompok yang turut aktif dalam
proses pembelajaran.
Berlomba untuk dapat
menyelesaikan soal yang telah
diberikan di tiap kelompok.
12 Menutup pelajaran dan
memberitahukan siswa untuk siap
kembali menghadapi posttest pada
siklus II
Mempersiapkan diri mengakhiri
pembelajaran.
13 Memberikan lembaran soal quiz
individu untuk dikerjakan di rumah
dan di bahas pada pertemuan
selanjutnya.
Berdo’a dan member salam.
57
Tabel 4.7 Aktivitas penelitian pertemuan ke enam
Senin, 01 Maret 2010
No Akitivitas guru Aktivitas siswa
1 Mengkondisikan siswa untuk
siap mengikuti pelajaran.
Mengkondisikan diri untuk
belajar.
2 Membahas soal dalam quiz
individu dengan
mempersilahkan siswa untuk
mengerjakan di papan tulis.
Mengerjakan soal yang
diberikan guru dan belomba
untuk dapat mengejakannya
di papan tulis.
3 Mengkondisikan siswa untuk
siap mengikuti posttest 2
Menyiapkan diri untuk
mengikuti posttest 2.
4 Memberikan soal-soal posttest 2 Mengerjakan soal-soal yang
diberikan.
5 Meminta hasil pekerjaan siswa,
kemudian mempersiapkan diri
untuk mengakhiri pelajaran.
Segera menyelesaikan
pekerjaan yang diberikan dan
mengakhiri pelajaran.
Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa permainan kecil dapat
mengembalikan semangat siswa dari kejenuhan menerima materi
pelajaran. Pada kegiatan tersebut juga guru memperbaiki cara
mengajar pada siklus sebelumnya yang siswa nilai terlalu cepat dengan
lebih perlahan dalam membimbing siswa dan lebih memperbanyak
interaksi dengan siswa sehingga tidak ada siswa yang merasa tidak
diperhatikan atau jenuh dengan pembelajaran yang berlangsung.
Pada siklus I guru terlalu fokus pada penyelesaian soal
sehingga tidak memperhatikan kemampuan siswa. Proses
pembelajaran masih terpusat pada guru yang menerangkan di depan
kelas. Sesuai dengan masukan dari kolaborator, siswa sebaiknya
dilibatkan dalam penyelesaian soal. Setelah dianalisis, didapatkan
informasi bahwa kemampuan siswa dalam mengerjakan soal masih
kurang, tahap-tahap pemecahan masalah yang dikerjakan siswa masih
58
belum baik terutama untuk tahap analisis. Maka dari itu guru
memperbaiki cara pengajaran agar hasil yang diharapkan akan tercapai
pada siklus berikutnya. Pembelajaran lebih ditekankan pada penerapan
tahap-tahap pemecahan masalah terutama tahap analisis karena pada
tahap inilah proses berpikir siswa dapat dikembangkan untuk
kemudian dapat mengerjakan tahap-tahap selanjutnya yakni tahap
perencanaan, perhitungan, dan evaluasi atau pengecekan.
Dalam proses pembelajaran tersebut guru memberikan
pengetahuan mengenai rumpus empiris, rumus molekul, kadar
senyawa, dan reaksi pembatas berikut cara-cara penentuannya secara
bertahap yang diawali dengan pemberian materi, contoh soal, dan
latihan soal.
Pada tabel 4.6 diketahui bahwa untuk meningkatkan keaktifan
siswa guru memberikan latihan soal yang dikerjakan secara kelompok.
Dengan pemberian soal kelompok tersebut diharapkan akan adanya
interaksi antar siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh
guru sehingga siswa yang sudah paham dapat membantu teman yang
belum paham.
Tindakan siklus II ini diakhiri dengan mengulas materi dan
mambahas soal secara bersama-sama, setelah itu guru memberikan
posttest untuk mengetahui pengetahuan siswa setelah proses
pembelajaran. Aktivitas guru (peneliti) dan observer selanjutnya
adalah melakukan perhitungan skor hasil belajar siswa berupa posttest
dan angket yang diberikan kepada siswa.
c. Tahap pengamatan
Berikut ini adalah hasil observasi pada siklus II:
1) Rata-rata skor posttest dari 32 siswa adalah 73,78. Angka tersebut
menunjukkan bahwa indikator ketercapaian hasil belajar yang
ditetapkan sudah terpenuhi yakni ≥ 60.
59
2) Persentase siswa yang yang telah mencapai indikator ketercapaian
hasil belajar meningkat menjadi 87,5%. Angka tersebut sudah
melebihi dari target penelitian yang ingin dicapai yakni 80%.
3) Pengerjaan tahap analisis siswa pada posttest II mencapai 99%
4) Tahap perencanaan yang dikerjakan siswa meningkat menjadi 86%
dari siklus sebelumnya yang hanya mnecapai 70%
5) Tahap perhitungan siswa juga meningkat menjadi 66% dari
sebelumnya hanya 52%
6) Dan tahap evaluasi yang dikerjakan siswa meningkat menjadi 44%
7) Pada petemuan pertama di siklus II, baru sekitar 50% siswa
memperhatikan saat guru menerangkan. Sekitar 50% siswa yang
bertanya saat diberi kesempatan bertanya. Lebih dari 50% siswa
mengerjakan soal latihan yang diberikan. Sekitar 50% siswa
berdiskusi saat mengerjakan soal. Lebih dari 50% siswa
mengerjakan soal dengan menggunakan tahapan pemecahan
masalah.
8) Pada pertemuan ke dua di siklus II, siswa yang memperhatikan
guru masih sekitar 50%. Sedangkan aktivitas siswa yang lain
seperti mengajukan pertanyaan dan berdiskusi meningkat menjadi
lebih dari 50% siswa. Aktivitas siswa yang mengerjakan latihan
soal yang diberikan dan mengerjakan dengan tahapan pemecahan
masalah pun lebih dari 50% siswa.
9) Siswa sudah mulai terbiasa membuat tahap-tahap pemecahan
masalah dalam mengerjakan soal.
10) Kurang dari 20% siswa merasa penyampaian materi oleh guru
masih terlalu cepat..
d. Tahap refleksi
Pada siklus II ini terjadi peningkatan jumlah siswa yang
mencapai SKBM (≥ 60) yaitu mencapai 87,5%. Dengan demikian
target yang telah ditetapkan oleh peneliti telah tercapai. Selain itu
terdapat peningkatan pemahaman mengenai tahap-tahap pemecahan
60
masalah dari siklus I ke siklus II. Selain itu, terjadi juga peningkatan
sikap dan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Berikut rekapitulasi
hasil belajar siswa dalam persentase ketercapaian SKBM.
Tabel 4.8 persentase Ketercapaian SKBM
Siklus Rata-rata SKBM
≥ 𝟔𝟎
% siswa mencapai
SKBM
I 58,56 43,75
II 73,78 87,5
e. Rekomendasi hasil pembelajaran siklus II
Setelah dilakukan tindakan pembelajaran berupa kegiatan
pembelajaran pada kedua siklus, diperoleh hasil sebagai berikut:
1) Ketercapaian SKBM siswa dari siklus I ke siklus II telah terjadi
peningkatan.
2) Siswa sudah mampu menyelesaikan soal dengan strategi
pemecahan masalah, seperti melakukan analisis soal, membuat
perecanaan, melakukan perhitungan, dan membuat kesimpulan
pada tahap pengecekan.
3) Siswa merasa senang selama proses pembelajaran karena mereka
dapat meningkatkan kemampuan mereka dengan latihan-latihan
yang diberikan.
4) Dari ketercapaian SKBM dan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran yang meningkat dari siklus I ke siklus II, maka
peneliti memutuskan untuk mencukupkan penelitian sampai pada
siklus II ini.
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Langkah pertama yang dilakukan peneliti agar data yang diperoleh
teruji keabsahannya adalah melakukan observasi lapangan di SMA Negeri 2
Cisauk dan menyiapkan instrument untuk kemnudian diujikan kepada siswa.
61
Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk
penelitian. Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:
1. Menemui kepala SMAN 2 Cisauk untuk meminta izin melakasanakan
penelitian.
2. Menemui guru bidang studi kimia untuk membicarakan garis besar
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
3. Berdiskusi dengan guru bidang studi tentang permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran kimia.
4. Mengamati kondisi kelas yang akan menjadi subjek penelitian.
Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Soal berbentuk uraian untuk mengetahui hasil belajar siswa. Sebelum soal
digunakan, soal tersebut terlebih dulu diujicobakan kepada siswa kelas XI
IPA 1 SMAN 2 Cisauk yang berjumlah 36 siswa. Tes uraian yang
digunakan terdiri dari 20 butir soal yang mencakup 5 indikator. Setelah
dilakukan analisis butir soal dengan menggunakan program ANATES
terhadap 20 butir soal tersebut didapatkan 12 butir soal yang signifikan
dengan harga reliabilitas tes sebesar 0,83 (tinggi)1. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa butir soal tersebut cukup reliable untuk mengukur
hasil belajar siswa. Dari 12 butir soal yang signifikan tersebut, peneliti
hanya mengambil 6 soal dengan pembagian soal masing-masing 3 soal
untuk tiap siklus. Pengambilan 6 butir soal ini sudah disesuaikan dengan
pengelompokan indikator-indikator yang ingin di capai pada tiap siklus.
2. Lembar observasi siswa dan guru untuk mengetahui proses pembelajaran
di kelas.
3. Lembar angket untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran.
4. Catatan lapangan/ dokumentasi untuk mengambil gambaran nyata selama
pembelajaran.
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hal. 276
62
Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai dengan jenisnya.
Data yang berupa tes hasil belajar setelah terkumpul kemudian dikoreksi oleh
peneliti. Tes hasil belajar pada konsep mol dalam stoichiometri ini diberi skor
10 untuk tipa-tiap soal. Sedangkan data berupa respon siswa terhadap
pembelajaran diperoleh dengan mencari persentase dari setiap pertanyaan
terbuka.
C. Analisis Data
Selain hasil belajar siswa, data yang dianalisis mencakup sikap dan
aktivitas siswa serta aktivitas guru di kelas selama pembelajaran. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tanggapan dan partisipasi siswa
selama pembelajaran tersebut dan sebagai bahan pertimbangan guru dalam
melakukan reflkesi di akhir siklus serta merencanakan perbaikan untuk sikus
berikutnya.
1. Hasil belajar kimia siswa pada konsep mol dalam stoikhiometri.
Berdasarkan dua siklus yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil
belajar siswa kelas X-3 SMAN 2 Cisauk berupa postes pada konsep mol
dalam stoikhiometri. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah
ini.
Tabel 4.9 Nilai rata-rata dan % Ketercapaian SKBM
Nilai Postes siklus I Postes siklus II
Rata-rata 58,56 73,78
% ketercapaian SKBM 43,75% 87,5%
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan
hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, dan target keberhasilan
penelitian pun telah tercapai yakni sebanyak 87,5% siswa telah mencapai
indikator ketercapaian hasil belajar yang telah ditentukan (60) dari yang
ditargetkan yaitu ≥ 80%.
63
2. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dapat dianalisis dari lembar observasi yang di isi
oleh observer pada setiap pertemuan. Berikut ini adalah aktivitas siswa
yang terjasi pada siklus I dan II.
Tabel. 4.10 aktivitas siswa
No
. Aktivitas yang diamati
Siklus I Siklus II
P 1 P 2 P 1 P 2
1 Siswa memperhatikan saat
guru menerangkan. < 50% < 50% 50% > 50%
2 Siswa bertanya saat diberi
kesempatan. >50% >50% 50% >50%
3 Siswa mengerjakan latihan
soal yang diberikan. 50%
>50% >50% >50%
4 Siswa berdiskusi dengan
teman sebangkunya saat
mengerjakan latihan soal.
< 50% < 50% 50% >50%
5 Siswa mengerjakan soal
dengan tahapan pemecahan
masalah.
>50% >50% >50% >50%
Keterangan:
P = Pertemuan
Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi beberapa
peningkatan aktivitas siswa secara bertahap dari siklus I ke siklus II.
Sekitar 50% siswa bahkan lebih memperhatikan guru saat guru
menerangkan materi pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
siswa pada siklus II sudah lebih siap dan lebih terbiasa dengan proses
pembelajaran yang diikuti diibandingkan siklus sebelumnya. Sudah lebih
dari 50% juga siswa tidak sungkan untuk bertanya hal yang belum
dimengerti oleh mereka.
Baik pada siklus I maupun siklus II, lebih dari 50% siswa
mengerjakan soal yang diberikan guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk mengerjakan soal.
Peningkatan aktivitas siswa juga terjadi pada saat berdiskusi. Pada siklus I,
kurang dari 50% siswa mau berdiskusi dengan teman terdekatnya. Namun
64
pada siklus II, aktivitas berdiskusi siswa meningkat menjadi lebih dari
50% siswa. Hal ini dikarenakan guru berusaha meningkatkan interaksi
antar siswa dengan memberikan tugas kelompok yang dengan hal tersebut
diharapkan terjadi transfer ilmu pengetahuan antar siswa. Dan baik pada
siklus I maupun siklus II, siswa yang mengerjakan soal dengan tahapan
pemecahan masalah sudah lebih dari 50%, hal ini dikarenakan LKS yang
diterima siswa dapat membantu siswa untuk menerapkan tahap-tahap
pemecahan masalah tersebut.
3. Aktivitas guru
Aktivitas guru dapat dianalisis dari istrumen yang berupa lembar
observasi guru. Berikut adalah rekapan ativitas guru pada sikklus I dan
siklus II.
Tabel 4.11 Aktivitas Guru pada Sikuls I
No Aktivitas yang diamati P 1 P 2
4 3 2 1 4 3 2 1
1 Membuka pelajaran & apersepsi
2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan
mempersiapkan siswa.
3 Mendemonstrasikan pengetahuan
atau keterampilan yakni
menunjukkan tahap - tahap
pemecahan masalah dalam setiap
pengerjaan soal.
4 Membimbing pelatihan.
5 Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik.
6 Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan.
7 Memberikan kesempatan untuk
bertanya.
8 Menutup pembelajaran
65
Tabel 4.12 Aktivitas Guru pada Siklus II
No Aktivitas yang diamati P 1 P 2
4 3 2 1 4 3 2 1
1 Membuka pelajaran & apersepsi
2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan
mempersiapkan siswa.
3 Mendemonstrasikan pengetahuan
atau keterampilan yakni
menunjukkan tahap-tahap
pemecahan masalah dalam setiap
pengerjaan soal.
4 Membimbing pelatihan.
5 Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik.
6 Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan.
7 Memberikan kesempatan untuk
bertanya.
8 Menutup pembelajaran
Keterangan:
4= Sangat Baik (SB); 3= Baik (B); 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)
Dari kedua tabel di atas yakni tabel 4.11 dan tabel 4.12, secara
umum peneliti yang bertindak sebagai guru sudah menerapkan langkah-
langkah pembelajaran yang seharusnya dijalankan oleh guru pada
umumnya. Dan dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa terjadi
peningkatan kualitas pada aktivitas guru dari yang sebelumnya kurang
baik menjadi lebih baik seperti kegiatan membuka pelajaran dan apersepsi,
dari pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan guru sudah terbiasa
menghadapi siswa yang menjadi objek penelitian. Begitupun aktivitas
ketika guru menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa,
dari penilaian “cukup” meningkat menjadi “baik”.
Pada siklus II aktivitas guru saat mendemonstrasikan pengetahuan
atau keterampilan adalah dengan menekankan pada proses pengerjaan soal
dengan tahap-tahap pemecahan masalah terutama pada tahap analisis. Hal
66
ini tergolong sangat baik. Begitupun aktivitas guru saat membimbing
pelatihan siswa, penilaian terhadap aktivitas ini masih tergolong sangat
baik.
Pada aktivitas guru saat mengecek pemahaman dan memberikan
umpan balik, pada siklus I aktivitas ini dinilai kurang baik karena metode
yang masih teacher center, namun pada siklus II hal itu dapat diperbaiki
sehingga penilaian meningkat menjadi baik. Begitu pun kegiatan saat guru
memberikan kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan, penilaian
untuk aktivitas ini masih terbilang cukup baik pada siklus I, namun pada
siklus II aktivitas ini bisa ditingkatkan menjadi lebih baik.
Sama seperti aktivitas ketiga saat guru mendemonstrasikan
pengetahuan atau keterampilan, aktivitas memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya baik siklus I maupun siklus II tidak ada perubahan,
aktivitas ini masih dinilai baik. Sedangkan aktivitas guru saat menutup
pelajaran ikut mengalami perbaikan menjadi sangat baik.
4. Tingkat pemahaman siswa
Dari hasil pada pembelajaran siklus I dan II terjadi peningkatan
pemahaman siswa dalam menerapkan tahap-tahap pemecahan masalah.
Berikut grafik yang menunjukkan tingkat pemahaman tersebut.
Grafik 4.1 Tingkat pemahaman siswa terhadap tahap-tahap pemecahan masalah
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
Analisis Perencanaan Perhitungan Evaluasi
Siklus I
Siklus II
67
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman siswa
terhadap proses pemecahan masalah mengalami peningkatan dari siklus I
ke siklus II. Tingkat analisis siswa mengalami peningkatan dari siklus I
sebesar 90% menjadi 99% di siklus II artinya hampir seluruh siswa telah
mampu dalam menganalisis soal. Kemampuan siswa dalam merencanakan
penyelesaian soal pun meningkat dari 70% pada siklus I menjadi 86%
pada siklus II. Tahap perhitungan meningkat menjadi 66% pada siklus II
dari sebelumnya 52% pada siklus I. Dan tahap evaluasi siswa meningkat
dua kali dari siklus I yakni 44%.
5. Sikap siswa
Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh data yang
digambarkan ke dalam tabel dan grafik seperti di bawah ini.
a) Sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang diikuti.
Grafik 4.2 Respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan problem solving
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II hampir
70% siswa mengatakan bahwa proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan problem solving menarik dan mudah
dimengerti. Hampir 30% siswa mengatakan bahwa pembelajaran
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
menarik dan
mudah
dimengerti
cukup
mudah
dimengerti
sulit
dimengerti
siklus 1
siklus 2
68
dengan menggunakan pendekatan problem solving cukup mudah untuk
dimengerti. Dan sisanya kurang dari 10% siswa mengatakan
pembelajaran sulit dimengerti. Dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa pendekatan pemecahan masalah cukup bisa membantu siswa
dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang dalam hal ini
adalah soal-soal yang diberikan oleh guru. Melalui pendekatan
tersebut, guru menjelaskan materi secara bertahap sehingga siswa
dapat memahami secara keseluruhan. Selain itu, siswa juga merasa
terbantu dengan adanya LKS yang disediakan karena siswa dapat
langsung mengaplikasikan pemahaman materi dengan mengerjakan
soal-soal yang terdapat dalam LKS tersebut.
b) Respon siswa terhadap cara penyampaian materi oleh guru
Grafik 4.3 Respon siswa terhadap cara penyampaian materi oleh guru
Grafik 4.2 menunjukkan bahwa penyampaian materi dengan
menggunakan pendekatan pemecahan masalah sudah tergolong sangat
baik pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari angka persentase siswa
yang mengatakan bahwa penyampaian meteri oleh guru sudah sangat
baik yakni sebesar 65%, 25% mengatakan cukup baik, sedangkan
sisanya mengatakan kurang baik. Pada siklus II guru dapat
memperbaiki cara mengajar yang sebelumnya belum dapat diterima
siswa sepenuhnya. Guru memperbaikinya dengan lebih memberikan
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
baik cukup baik kurang baik
sikus 1
siklus 2
69
kesempatan kepada siswa untuk dapat berpikir sendiri melalui
pertanyaan yang memancing konsentrasi siswa. Selain itu guru
senantiasa berkeliling kelas mengecek kemampuan siswa dan
memberikan bimbingan jika ada hal-hal yang belum dimengerti.
c) Respon siswa terhadap pemahaman materi yang dipelajari
Grafik 4.4 Respon siswa terhadap pemahaman materi yang dipelajari
Dari grafik 4.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa
dapat memahami materi yang dipelajari walaupun materi tersebut
tergolong materi yang cukup sulit. Alasannya karena penyampaian
sudah cukup detail dan dapat difahami oleh siswa. Guru mengubah
cara penyampaian yang pada awalnya dirasa cepat menjadi sedikit
lebih perlahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata posttest
yang cukup baik pada siklus II.
d) Respon siswa terhadap tes/ evaluasi yang diberikan
Grafik 4.5 Respon siswa terhadap tes/ evaluasi yang diberikan
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
faham kurang faham tidak faham
siklus 1
siklus 2
0%10%20%30%40%50%60%
sangat
mudah
mudah sulit sangat sulit
siklus 1
siklus 2
70
Pada grafik 4.4 dapat dilihat bahwa peningkatan sikap siswa
terjadi cukup signifikan. Telah lebih dari 50% siswa mengatakan
bahwa tes atau evaluasi yang diberikan pada siklus II tidak lagi terlalu
sulit. Hal ini karena siswa telah terbiasa melakukan tahap-tahap
pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal. sikap ini dapat
dibuktikan dengan nilai posttest siswa yang cukup baik pada siklus II,
lebih dari 80% siswa telah mencapai SKBM yang ditentukan.
Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas dari
hasil analisis angket yang diberikan kepada siswa mengenai
pendekatan problem solving dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
siswa merasa senang dengan pembelajaran tersebut. Siswa dapat
memahami secara bertahap materi yang diberikan hingga mereka dapat
menerima materi secara keseluruhan. Siswa juga dapat meningkatkan
pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari karena
mereka diberi kesempatan untuk mengerjakan latihan soal sesuai
dengan apa yang telah guru jelaskan. Mereka juga cukup senang
karena dalam pengerjaan soal tersebut mereka dapat bertanya kepada
guru apabila ada yang belum mereka mengerti. Dalam hal ini guru
membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan karena adanya
interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sehingga
siswa merasa dihargai dan lebih diperhatikan. Namun dari keseluruhan
proses yang telah dilakukan, yakni kurang dari 10% siswa dari jumlah
keseluruhan siswa di kelas masih merasa tidak mendapat sesuatu yang
mereka inginkan seperti nilai posttest yang baik atau dibimbing penuh
oleh guru.
D. Pembahasan Temuan Penelitian
Dari hasil pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan problem solving pada siklus I dan II, peneliti menemukan
beberapa temuan penelitian yang akan dibahas sebagai berikut. Hasil belajar
yang diperoleh pada siklus I mengenai pengkonversian jumlah mol ke dalam
71
jumlah partikel, jumlah massa, dan jumlah volum zat serta hipotesis
Avogadro rata-rata posttest yang di dapat dalam kelas adalah 58,56. Angka
tersebut masih tergolong kurang baik karena belum mencapai target yang telah
ditetapkan yakni ≥ 60. Selain itu, hanya terdapat 14 siswa yang mencapai
nilai yang telah ditetapkan tersebut, selebihnya yakni 18 siswa masih berada di
bawah rata-rata. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian belum berhasil dan
harus dilanjutkan ke siklus berikutnya yakni siklus II.
Temuan lain dalam siklus I adalah sebagian siswa masih salah dalam
mempersepsikan istilah mol dengan molekul, selain itu siswa masih keliru
dalam mengkonversi rumus apakah harus di kali atau di bagi, di jumlah
ataupun di kurang. Kurangnya kemampuan siswa dalam hal perhitungan juga
turut menghambat proses pembelajaran begitupun kemampuan dalam
penyerapan materi sehingga guru tidak bisa terlalu cepat dalam
menyampaikan materi tersebut. Hal itu ditunjukan oleh hasil belajar siswa
yang hampir 60% berada di bawah nilai SKBM (60) dan tanggapan siswa
mengenai penyampaian materi oleh guru yang dianggap terlalu cepat bagi
mereka. Persentase siswa yang menganggap penyampaian materi oleh guru
terlalu cepat mencapai 59,4% siswa.
Di kelas yang cukup variatif tingkat keceredasan dan keaktifannya,
pada siklus I ini hanya siswa yang memang terbiasa aktif saja yang berani
bertanya, maju ke depan mengerjakan soal, dan mengerjakan latihan di rumah
selebihnya masih sungkan untuk meminta bantuan guru walaupun mereka
belum mengerti. Dan dari 32 siswa yang mengikuti pembelajaran tersebut,
hanya sekitar 5 sampai 10 siswa saja yang terlihat aktif di kelas. Berdasarkan
data yang diperoleh dari hasil posttest pada siklus I di dapat bahwa
pemahaman analisis siswa baru 90%, kemampuan merencanakan rumus
pengerjaan soal 70%, kemampuan berhitung siswa 52%, dan pengecekan yang
dilakukan oleh seluruh siswa hanya 22%
Dari siklus I tersebut guru beserta observer menganalisis dan
berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang dapat memperbaiki siklus I
tersebut melalui proses pembelajaran pada siklus II. Adapun perbaikan-
72
perbaikan yang dilakukan oleh guru adalah lebih memahami dan memberikan
perhatian lebih kepada siswa yang terlihat kurang aktif selama pembelajaran,
lebih meningkatkan langkah-langkah pembelajaran problem solving kepada
siswa. Lebih banyak memberikan pertanyaan yang sifatnya memancing
keaktifan siswa untuk dapat berpikir lebih keras dalam menyelesaikan
masalah yang dalam hal ini adalah soal yang diberikan oleh guru. Guru lebih
sering lebih berkeliling untuk mengecek ataupun mamastikan bahwa materi
yang telah disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa. Selain itu,
guru pun memberikan tugas kelompok kepada siswa agar lebih aktif di kelas
dan terjadi transfer ilmu dari siswa yang sudah faham kepada siswa yang
masih belum memahami materi yang dipelajari. Pemberian reward untuk
siswa yang turut berpartisipasi aktif pun cukup meningkatkan semangat
belajar siswa di kelas.
Dari siklus II ini di dapatkan hasil rata-rata posttest yakni 73,78 dan
siswa yang mencapai SKBM sudah lebih dari 80% yakni 87,5%. Hanya
sekitar 18% siswa yang masih menganggap penyampaian materi oleh guru
terlalu cepat. 87,5% siswa merasa senang dengan pembelelajaran pada siklus
II dan hampir 50% siswa menganggap soal yang diberikan cukup mudah
untuk dikerjakan. Hal ini di dukung oleh tingkat pemahaman siswa terhadap
tahap-tahap pemecahan masalah yang meningkat pada siklus II. Kemampuan
analisis siswa mencapai 99%, kemampuan perencanaan yang dilakukan siswa
sebesar 86%, kemampuan melakukan perhitungan sebesar 66%, dan
kemampuan mengevaluasi soal yakni 44%. Artinya penelitian pada siklus II
yang memuat materi penentuan rumus empiris, rumus molekul , dan reaksi
pembatas ini sudah dikatakan berhasil. Maka dari itu peneliti memutuskan
untuk mencukupkan penelitian hanya pada siklus II.
Alasan mengapa pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yang
cukup siginifikan adalah karena siswa memang sudah terbiasa dengan
pembelajaran problem solving dan faham dengan tahap-tahap
penyelesaiannya, siswa sudah terbiasa berinteraksi dengan peneliti yang dalam
hal ini sebagai guru di kelas tersebut, dan siswa lebih banyak mengerjakan
73
latihan-latihan soal yang diberikan dengan tahapan pemecahan masalah.
Selain itu, peneliti berusaha agar pembelajaran yang diterapkan benar-benar
dapat diterima oleh siswa yaitu dengan lebih berkomunikasi kepada siswa,
mencari tahu apa saja kesulitan yang dihadapi siswa, memberikan latihan
terbimbing kepada siswa yang mengalami kesulitan tersebut dan berusaha
menciptakan suasana kelas yang nyaman agar siswa tetap senang dengan
pembelajaran kimia walaupun materi yang dipelajari cukup sulit.
Dengan demikian, berdasarkan beberapa temuan penelitian di atas
penerapan pendekatan problem solving yang dirancang dengan baik dapat
menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia
khususnya untuk menjelaskan pengetahuan prosedural yang membutuhkan
tahap-tahap yang sistematis. Dalam hal ini materi-materi hitungan seperti
perhitungan kimia mengenai konsep mol dalam stoikiometri membutuhkan
penjelasan dan bimbingan yang lebih dari guru. Dengan digunakannnya
tahapan pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal, diharapkan siswa
selain siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar, siswa dapat menganalisis
data-data yang terdapat dalam soal, merencanakan sebuah pemecahan masalah
yang tepat, dan dapat membuat sebuah kesimpulan yang benar dari sebuah
jawaban. Selain itu, melalui tahap-tahap pemecahan masalah juga diharapkan
siswa terbiasa untuk menyelesaikan masalah dengan baik dan benar tidak
hanya dalam hal pelajaran kimia atau pelajaran hitungan saja namun juga
dapat diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Jadi secara umum dapat disimpulkan bahwa pendekatan pemecahan
masalah dalam pembelajaran kimia dapat diterapkan untuk mencapai tujuan
dalam mempelajari konsep perhitungan kimia dan dapat menjadi salah satu
alternatif untuk pembelajaran lain diluar pembelajaran kimia.
E. Keterbatasan dalam Penelitian
Peneliti menyadari bahwasanya dalam penelitian yang dilakukan
masih terdapat banyak keterbatasan. Peneliti berusaha menyimpulkan
74
beberapa keterbatasan yang dihadapi ketika melakukan proses pembelajaran
yang diteliti tersebut. Keterbatasan-keterbatasan tersebut diantaranya adalah:
1. Instrument test yang digunakan belum seluruhnya dapat menilai
pemahaman siswa pada sisi perhitungan.
2. Penelitian yang dilakukan terbatas hanya pada bagaimana siswa mampu
dalam menyelesaikan masalah yang terdapat pada pokok bahasan
stoikiomteri II yang membahas perhitungan kimia saja.
3. Pelaksanaan latihan terbimbing, latihan mandiri, dan perhatian guru
dalam suatu kelompok ataupun perorangan belum terlaksana secara baik
dan memadai.
4. Konsentrasi siswa yang tidak seluruhny dapat di atasi oleh peneliti.
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya,
dapat diambil kesimpulan bahwa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan problem solving dengan 4 tahapan yakni
analisis dimana siswa terlebih dahulu memahami masalah dengan
mengumpulkan data yang diperoleh dan menentukan inti permasalahan yang
harus dipecahkan; kemudian membuat sebuah perencanaan dengan
menentukan langkah-langkah ataupun rumus-rumus yang akan digunakan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut; setelah itu melakukan
perhitungan sesuai dengan langkah-langkah ataupun rumus yang digunakan,
dan terakhir melakukan evaluasi untuk mengecek ketepatan jawaban yang
diperoleh; hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan konsep mol dalam
stoikiometri dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan.
Dari proses pembelajaran pada siklus I dan II didapatkan nilai rata-
rata hasil belajar pada posttest I adalah 58,56 dan persentase siswa yang
mencapai nalai rata-rata ketercapaian hasil belajar yakni 43,75%. Setelah
dilakukan perbaikan baik pada penerapan tahap-tahap penyelesaian masalah,
ringkasan materi yang diberikan kepada siswa, cara penyampaian materi oleh
guru, pendekatan yang dilakukan, maupun metode yang digunakan pada siklus
II, rata-rata posttest siswa mencapai 73,78 dan persentase siswa yang
mendapatkan nilai lebih atau sama dengan nilai rata-rata ketercapaian hasil
belajar adalah 87,50%. Angka ini sudah cukup bahkan melebihi dari batas
ketercapaian yang ditentukan artinya penelitian dapat dikatakan berhasil.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, peneliti mencoba
mengemukakan beberapa saran sebagai berikut:
76
1. Pendekatan problem solving dalam pembelajaran dapat diterapkan sebagai
salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran kimia. Namun,
pendekatan ini harus disesuaikan dengan materi atau konsep yang dipilih.
2. Penerapan pendekatan problem solving dapat dikolaborasikan dengan
model pembelajaran lain seperti model pembelajaran kooperatif sehingga
siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.
3. Kelengkapan media pembelajaran juga dapat membantu guru dalam
menerapkan pendekatan problem solving ini sehingga tujuan pembelajaran
akan tercapai dengan lebih baik.
4. Untuk peneliti yang ingin melanjutkan penelitian ini, ada baiknya
menerapkan model ataupun metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan motivasi siswa selama pembelajaran di kelas.
5. Mengingat penelitian ini masih sangat sederhana, apa yang didapat dari
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian lanjutan.
77
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Mulyati. 2000. Strategi Belajar Mengajar Kimia: Prinsip dan Aplikasinya
Menuju Pembelajaran yang Efektif. Bandung: UPI
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2996. Prosedur Peneltian dan Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Bruder, Regina. 2005. Working with tasks for the learning of problem solving in
maths teaching as an issue of the first teacher training phase. Darmstadt
(Germany) ZDM Vol. 37 (5) Analyses.
Carson, Jamin. 2007. A Problem with Problem Solving: Teaching Thinking
Without Teaching Knowledge. The Mathemathic Educator 2007 Vol. 17,
no. 2.
Dahar, Ratna Wilis . 1996. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan
MA.
Depdiknas. 2006. Pusat Kurikulum. Balitbang: Depdiknas.
Dzamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta. Edisi revisi. Cet. Ke 3
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta:
FITK UIN Syarif Hidayatullah.
Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, cet. ke-7
Iska, Zikri Neni. Diktat Psikologi Umum. (untuk kalangan sendiri)
Jonassen, David H. 2004. Toward Design Theory of Problem Solving. Paper,
ETR&D, Vol. 48, No. 4.
78
Kean, E dan C Middlecamp. 1985. Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta:
Gramedia.1985
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Litzinger, Thomas. A Cognitive Study of Problem Solving in Statics.(di akses 20
mei 2009)
Michael Purba. 2000. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1. Jakarta: Erlangga. Cet. Ke
1.
Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
PUSTEKOM,2005.(http://www.edukasi.net/mol/mo_full.php?moid=101&fname=
kb2_2.htm)
Salim, Peter dan Yeni Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern English.
Sezgin Selcuk, Gamze. 2008. The Effects of Problem Solving Intstruction of
Physics Achievement, Problem Solving Performance and Strategi
Use.(Jurnal of physics education vol. 2 no.3.
Sofyan, Ahmad dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi.
Jakarta: UIN Press.
Sudarman. 2007. Problem Based Learning: suatu model pembelejaran untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah.
Jurnal pendidikan inovatif volume 2, no. 2.
Sudarmo, Unggul. Kimia Untuk SMA kelas X. Jakarta: PT. Phibeta Aneka Gama,
cet. Ke-1.
Sudjana, Nana. 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung: remaja Rosda
Karya.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sumardyono, M.P. Beberapa Saran dan Tips dalam Penerapan Pembelajaran
Problem Solving.
Syah, Muhibbin. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Logos Wacana Ilmu, cet.
.ke-3.
79
Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Tanrere, Munir. 2008. Environmental Problem Solving in Learning Chemistry for
High School Students. Jurnal of Applied Sciences in Environmental
Sanitation Volume 3 No.1
Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. Semarang: Rasail.
Undang—undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 th. 2003). 2008. Jakarta: Sinar
Grafika.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
84
RPP SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMAN 2 Cisauk
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/1
Alokasi waktu : 6 jam pelajaran (6 x 45 menit)
Jumlah pertemuan : 3 kali pertemuan
Standar Kompetensi
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (stoikhiometri).
Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
Indikator
1. Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa zat, dan volum
zat, serta membuktikan hipotesis avogadro
Tujuan pembelajaran :
1. Siswa dapat mengkonversikan jumlah mol kedalam jumlah partikel.
2. Siswa dapat mengkonversikan jumlah mol kedalam jumlah massa.
3. Siswa dapat mengkonversikan jumlah mol ke dalam jumlah volum zat.
4. Siswa dapat menghitung volum gas ideal dan menghitung volume gas
berdasarkan hipotesis avogadro.
Materi Ajar
Perhitungan kimia:
- Konsep mol
- Hukum gas ideal
- Hipotesis avogadro
Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Latihan
- Diskusi Informasi
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Problem Solving
85
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 x 45 menit) Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Awal
(5 menit)
Mengkondisikan siswa untuk belajar.
Mengabsen siswa.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Apersepsi dan motivasi
- Apakah kalian pernah mendengar
istilah ”mol”?
- Siapa yang mengetahui satuan-
satuan dalam fisika?
Siswa mengkondisikan diri untuk
belajar.
Memperhatikan guru
Menjawab:
- Ya/ tidak
- Gram, meter, kilogram,
dsb...
Inti
(80 menit)
Menjelaskan definisi mol dalam senyawa
atau reaksi kimia.
- Mol merupakan jenis satuan dalam
kimia yang digunakan untuk
menentukan sejumlah zat.
Menjelaskan hubungan mol dengan
jumlah pertikel atau molekul.
1mol = 6,02 x 1023
partikel
Memberikan contoh soal mengenai
pengkonversian jumlah mol ke dalam
jumlah partikel dan menunjukan tahap-
tahap penyelesaian dengan menggunakan
pendekatan problem solving.
Contoh:
Dalam satu mol molekul air (H2O)
terdapat 6,022 x 1023
partikel molekul
H2O. Berapakah jumlah partikel atom
yang terdapat dalam 1 mol air tersebut?
Jawab :
1. Tahap analisis
Diketahui:
Jumlah mol molekul air (H2O)
= 1 mol
1 mol molekul air = 6,022 x
1023
partikel molekul H2O.
Ditanyakan :
Jumlah partikel atom dalam 1 mol
air tersebut?
2. Tahap perencanaan
1 molekul air tersusun oleh 2
atom H dan 1 atom O. Jadi 1
molekul air tersusun oleh 3
atom.
1 mol zat mengandung 6,022 x
1023
partikel zat, maka 1 mol
atom mengandung 6,022 x 1023
partikel
Mencari jumlah total partikel
atom dalam 1 mol air dengan
rumus:
Memperhatikan penjelasan guru
mengenai definisi mol dalam
senyawa.
Memperhatikan penjelasan
mengenai hubungan mol dengan
jumlah molekul dan
memperhatikan tahap-tahap
pengerjaan soal yang dicontohkan
oleh guru.
86
X = a x n x L
3. Tahap perhitungan
Jumlah partikel H2O
= 1 mol H2O x 6,022 x 10 23
molekul
Jumlah paritkel atom
= 3 x 1 mol x 6,022 x 10 23
atom/mol = 1,806 x 10 23
atom
4. Tahap evaluasi
Jadi, dalam 1 mol air terdapat 1,806
x 10 23
partikel atom
Memberikan latihan pada LKS hal. 3.
Soal:
Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23
molekul H2O. Jika dalam satu tetes air
hujan terdapat 2 mol air, berapakah
jumlah partikel atom air hujan tersebut
jika tertampung sebanyak 10 tetes?
Mengerjakan soal latihan pada
LKS halaman 3 dengan
menggunakan pendekatan
problem solving.
1. Analisis:
Diketahui:
1 mol H2O = 6,022 x 10 23
molekul/mol
1 tetes = 2 mol
Ditanyakan:
- Jumlah molekul dalam 10
tetes air?
- Jumlah partikel atomnya?
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol 10
tetes air.
- Menentukan jumlah molekul
10 tetes air.
- Menentukan jumlah atom
air.
- Menentukan jumlah partikel
atom-atom air.
3. Perhitungan
1 tetes air = 2 mol, maka 10
tetes = 20 mol
Maka jumlah molekul air
= 20 mol x 6,022 x 10 23
molekul/mol
= 120,44 x 1023
molekul
Satu molekul air (H2O) tersusun
oleh 2 atom H dan 1 atom O.
Jadi dalam 1 molekul air
tersusun oleh 3 atom. 1 mol
suatu unsur terdiri dari 6,022 x
1023
partikel/mol. Maka jumlah
partikel atom-atom air sebanyak
20 mol
= 20 mol x 3 x 6,022 x 1023
partikel/mol
87
Menanyakan tingkat kefahaman siswa.
Menjelaskan hubungan mol dengan massa
zat.
Menjelaskan pengertian massa molar atau
massa molekul relatif (Mr)
Massa zat = mol x Mr zat
Memberikan contoh soal mengenai
pengkonversian jumlah mol ke dalam
jumlah massa dan menunjukan tahap-
tahap penyelesaian dengan menggunakan
pendekatan problem solving.
Contoh:
Berapakah jumlah partikel dari 11
gram CO2, jika diketahui Ar C = 12
dan Ar O = 16?
1. Analisis
Diketahui:
- Molekul karbondioksida sebanyak 11
gram
- Ar C = 12, Ar O = 16
Ditanyakan:
Jumlah molekul CO2 ?
2. Perencanaan
- Menentukan massa molar atau massa
molekul realtifnya.
- Menentukan jumlah mol CO2
- Menentukan jumlah molekul CO2
3. Perhitungan
- Massa molar atau massa molekul realtif
CO2
Mr CO2=(1xAr C )+( 2 x Ar O)
= ( 1 x 12 ) + ( 2 x 16 )
= 44
Massa molar CO2 = 44 g/mol.
- Mol CO2 = massa/ Mr CO2
= 11 gram
44 gram/mol
= 0,25 mol CO2
- Jumlah molekul CO2
= jumlah mol x jumlah molekul
= 0,25 mol x (6,022 x 1023
)
= 1,5055 x 1023
molekul
4. Pengecekan
Jumlah molekul CO2 yang berhasil di
hitung rani adalah 1,5055 x 1023
= 361,32 x 1023
partikel
4. Pengecekan
Jumlah molekul 10 tetes air
adalah 120,44 x 1023
molekul.
Dan jumlah partikel atom 10
tetes air adalah
361,32 x 1023
partikel
Bertanya bila masih belum
faham.
Memperhatikan penjelasan
mengenai hubungan mol dengan
massa molar dan massa zat.
88
molekul.
Memberikan latihan pada LKS halaman 5
Soal:
Berapakah massa sejumlah volum gas
NH3 yang mengandung 6,02 x 1022
molekul NH3 jika diketahui Ar N=14,
H=1?
Menanyakan tingkat kefahaman siswa.
Mengerjakan soal latihan pada
LKS halaman 5 dengan
menggunakan pendekatan
problem solving.
Bertanya bila belum faham
Penutup
(2 menit)
Meminta siswa untuk mempelajari soal-
soal yang terdapat pada buku paket kimia
ataupun LKS.
Menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam.
Merapikan buku dan posisi
belajar.
Menjawab salam.
Pertemuan Kedua (2 X 45 Menit)
Alokasi
waktu
Kegiatan guru Kegiatan siswa
Awal
(5 menit)
Mengkondisikan siswa untuk belajar.
Mengabsensi siswa
Meminta tugas yang diberikan ke
siswa.
Menyiapkan diri untuk belajar.
Mengeluarkan LKS dan
menunjukkan hasil pekerjaan
rumah masing-masing.
Inti
70 menit
Melanjutkan materi yang akan dipelajari
yakni mengkonversi jumlah mol ke dalam
jumlah volum zat dan rumus volum gas
ideal.
Menjelaskan pengertian volum molar dan
menentukan besarnya.
1 mol = 22,4 liter
Menjelaskan hubungan mol dengan volum
zat.
Volum zat = mol x Volum molar zat
(V = n x Vm)
Memberikan contoh soal pada halaman 6
serta tahap-tahap penyelesaiannya dengan
menggunakan pendekatan problem
solving.
Contoh 1:
Hitunglah volum gas SO3 yang bermassa
4 gram jika diketahui Ar S=32 dan
O=16!
Jawab:
a. Analisis
Diketahui:
Massa gas SO3= 4 gram
Ar S=32, Ar O=16
Ditanyakan: Volum gas?
b. Perencanaan
Menghitung volume gas dengan
rumus:
V = Mol SO3 x Vms atau
Memperhatikan penjelasan
mengenai hubungan antara mol
dengan volum zat.
89
V= n x 22,4 L/mol
Karna jumlah mol belum
diketahui maka jumlah mol gas
dapat ditentukan dengan rumus :
Mol SO3=massa SO3
Mr SO3
Mr zat belum diketahui maka
Mr dihitung terlebih dulu.
c. Perhitungan
Mr SO3 = (1 x Ar S) + (3 x Ar O)
= (1 x 32) + (3 x 16)
= 80 gram/mol
Mol SO3= 4 gram = 0,05 mol
80 g/mol
V = 0,05 mol x 22,4 L/mol = 1,12 L
d. Pengecekan
Volum yang didapat dari 4 gram gas
SO3 adalah 1,12 liter.
Memberikan latihan soal dalam LKS
halaman 7 no. 2
Radit ingin menghitung massa dari 10
liter gas CH4 pada ruangan yang bersuhu
00C dan bertekanan 1 atm. Berapakah
jumlah massa gas yang di dapat Radit jika
ia mengetahui bahwa Ar C = 12 dan Ar H
= 1?
Mengerjakan soal latihan pada
LKS halaman 7 dengan
menggunakan pendekatan
problem solving.
1. Analisis
Diketahui:
Volum gas CH4 = 10 liter
Ar C = 12, Ar H = 1
Suhu (T) = 00C
Tekanan (P) = 1 atm
(suhu 00C dan tekanan 1 atm
adalah keadaan standar)
Ditanyakan:
Massa gas CH4?
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol gas
dari volum yang diketahui.
- Menentukan massa molekul
relative CH4
- Menghitung massa gas dari
mol dan Mr yang telah di
ketahui.
3. Perhitungan
- Volum CH4 = mol CH4 x
Volum molar gas
10 liter = n x 22,4
liter/mol
n = 10 L
22,4L
mol
n = 0,446 mol
- Mr CH4 = (1 x 12) + (4 x 1)
= 16 gram/mol
- Massa gas CH4 = mol x Mr
= 0,446 mol x 16 g/mol
90
Menanyakan tingkat kefahaman siswa.
Menjelaskan pengertian volum gas ideal
P . V = n. R . T
Menyajikan cara mencari mol dengan
menggunakan rumus volum gas ideal
n = PV
R.T
Contoh:
Berapakah volum 1 gram gas hydrogen
(H2) yang diukur pada suhu 25 0C dan
tekanan 1 atm?
Jawab :
1. Analisis
Diketahui :
massa gas = 1 gram
suhu (T) = 25 0C
tekanan (P) = 1 atm
Ditanyakan:
Volum gas?
2. Perencanaan
Karna suhu bukan 00C, maka
ditentukan untuk volum gas
adalah dengan menggunakan
rumus gas ideal, yaitu:
PV=nRT
Mengubah satuan suhu dari 0C
menjadi 0K
T = 250C = 25 + 273
0K = 298
0K
Menghitung besaran mol gas
dengan terlebih dahulu
menghitung Mr-nya. (Mol=
G/Mr)
Memasukkan nilai besaran-
besaran yang ada.
Menghitung Volum gas dengan
rumus: V = n R T
P
3. Perhitungan
Mr H2 = (2 x Ar H)
= 2 x 1 = 2 g/mol
Mol H2 = 1 gram = 0,5 mol
2 g/mol
= 7,136 gram
4. Pengecekan
Massa gas CH4 yang di dapat
Radit adalah sebanyak 7,136
gram.
Bertanya bila belum faham.
Memperhatikan penjelasan
mengenai rumus volum gas
ideal.
91
V H2 = 0,5 mol x 0,082 L atm/K mol x 298
0K
1 atm
= 12,218 L
4. Pengecekan
Volum gas hydrogen yang didapat
ialah 12,218 liter.
Memberikan contoh soal dan latihan pada
LKS halaman 9 serta tahap-tahap
penyelesaiannya dengan menggunakan
pendekatan problem solving.
Menanyakan tingkat kefahaman siswa.
Mengerjakan soal latihan pada
LKS halaman 9 dengan
menggunakan pendekatan
problem solving.
Bertanya bila belum faham
Penutup
5 menit
Meminta siswa untuk menyimpulkan
materi yang telah dipelajari mengenai
hubungan mol dengan jumlah parikel,
massa, dan volum zat.
Membagikan lembaran soal latihan untuk
dikerjakan dirumah.
Menutup pelajaran dengan mengucapkan
salam.
Menyimpulkan matrei yang
telah dipelajari.
Merapikan buku dan posisi
belajar.
Menjawab salam.
Pertemuan Ketiga (2 x 45 menit)
Kegiatan Aktivitas guru Aktivitas siswa
Awal
(5 menit)
Mengkondisikan siswa untuk belajar.
Mengingatkan siswa bahwa pada 1 jam
pelajaran terakhir akan ada postest 1.
Mengkondisikan diri untuk
belajar
Berdo’a sebelum memulai
pelajaran.
Inti
(80 menit)
Menjelaskan pengertian hipotesis
Avogadro bahwa Pada suhu dan tekanan
yang sama, sejumlah volume yang sama
suatu gas (sembarang gas) mengandung
jumlah molekul yang sama pula.
V1 : V2 = n1 : n2
Memberikan contoh soal.
Berapakah volum dari 3 gram gas
nitrogen monoksida (NO) yang diukur
pada suhu dan tekanan yang sama dengan
1 gram gas metana (CH4) dengan volum
1,5 liter? (Ar N=14, O=16, H=1)
Jawab :
1. Analisis
Diketahui:
Massa gas NO = 3 gram
Massa gas metana = 1 gram
Volum gas metana = 1,5 L
Ar N=14, O=16, H=1
Ditanyakan :
Volum gas NO?
Menyimak penjelasan guru.
Membantu guru menyelesaikan
latihan soal bersama-sama.
92
2. Perencanaan
Mencari volum NO dengan
menggunakan perbandingan
(hipotesis) Avogadro, V1 : V2 = n1 :
n2
Menghitung jumlah mol masing-
masing gas, dengan rumus: Mol=
G/Mr
3.Perhitungan
Mr NO = (1 x 14) + (1 x 16)
= 30 g/mol
Mol NO = 3 gram = 0,1 mol
30 g/mol
Mr CH4 = (1 x 12 ) + (4 x 1)
= 16 g/mol
Mr CH4 = 1 gram = 0,0625 mol
16 g/mol
VNO : VCH4 = nNO : nCH4
VNO : 1,5 L = 0,1 mol : 0,0625 mol
VNO =(0,1 mol : 0,0625 mol) x 1,5 L
VNO = 2,4 L
4.Pengecekan
Jadi, volum gas NO yang di dapat
adalah sebanyak 2,4 liter.
Menanyakan tingkat kefahaman siswa
Membagikan soal post test 1.
Memperhatikan siswa mengerjakan
latihan soal.
Menerima lembar jawaban siswa.
Bertanya apabila belum faham.
Mengerjakan soal postest dengan
baik (30 menit)
Mengumpulkan lembar jawaban
yang telah diisi.
Penutup Menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.
Menjawab salam.
Sumber Belajar
1. Buku Kimia SMA kelas X
Penilaian
1. Jenis Instrumen : tes
2. Bentuk Instrumen : tes tertulis berupa tes uraian
3. Contoh Instrumen :
Berapakah massa sejumlah volum gas NH3 yang mengandung 6,02 x 1022
molekul NH3 jika diketahui Ar N=14, H=1?
Cisauk ,......Januari 2010
Kepala sekolah Guru Mata Pelajaran Kimia
93
RPP SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
STOIKIOMETRI
Satuan Pendidikan : SMAN 2 Cisauk
Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas/Semester : X/1
Alokasi waktu : 6 jam pelajaran (6 x 45 menit)
Jumlah pertemuan : 3 kali pertemuan.
Standar Kompetensi
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (stoikhiometri).
Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar
kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan
perhitungan kimia.
Indikator
1. Menentukan rumus empiris, rumus molekul dan kadar zat dalam suatu
senyawa.
2. Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
Tujuan pembelajaran :
1. Siswa dapat menentukan rumus empiris suatu senyawa.
2. Siswa dapat menentukan rumul molekul melalui rumus empiris senyawa.
3. Siswa dapat menentukan kadar zat dalam suatu senyawa.
4. Siswa dapat dapat menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
5. Siswa dapat dapat menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi yang
terbentuk.
Materi Ajar
Perhitungan kimia:
- Rumus empiris
- Rumus molekul
- Kadar zat
- Reaksi pembatas
Metode Pembelajaran
- Ceramah
- Latihan
- Diskusi Informasi.
Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Problem Solving
94
Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (2 X 45 menit)
Kegiatan Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Awal
(5 menit)
Mengkondisikan siswa untuk belajar.
Mengabsen siswa.
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Apersepsi dan motivasi.
”Siapa yang bisa menyebutkan rumus kimia
glukosa?”
”Siapa yang mengetahui rumus kimia dari
karbondioksida?”
Mengkondisikan diri untuk belajar.
Memotivasi diri untuk belajar
dengan baik.
Menjawab: C6H12O6 dan CO2
Inti
(80menit)
Menjelaskan pengertian rumus empiris dan
rumus rumus molekul senyawa. Rumus empiris (RE) atau rumus perbandingan adalah rumus kimia yang menyatakan jenis dan perbandingan paling sederhana dari atom-atom yang terdapat dalam suatu senyawa. Contoh: Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6, rumus empirisnya adalah CH2O, berarti perbandingan mol atom C : H : O adalah 1 : 2 : 1.
Menyajikan cara menentukan rumus
molekul dan rumus empiris senyawa
menggunakan perbandingan mol antar unsur
dalam senyawa serta tahap-tahap pemecahan
masalahnya.
Contoh:
Dalam 3 gram suatu senyawa karbon
terdapat 1,2 gram karbon (C), 0,2 hidrogen
(H), dan sisanya oksigen (O). Tentukanlah
rumus empiris senyawa tersebut jika
diketahui Ar H=1, C=12, dan O=16!
Jawab:
1. Analisis
Diketahui:
Massa senyawa= 3 gram
Massa karbon (C)= 1,2 gram
Massa hydrogen (H)= 0,2 gram
Ar H=1, C=12, dan O=16
Ditanyakan:
Rumus empiris senyawa?
2. Perencanaan
Menentukan massa oksigen =
massa senyawa – (massa C +
massa H)
Menentukan jumlah mol masing-
masing atom
Membandingkan mol masing-
masing atom
Menentukan rumus empiris
Memperhatikan penjelasan guru
mengenai rumus empiris dan
menentukan rumus empiris.
Mencoba menentukan rumus
empiris dan rumus molekul
senyawa dengan menggunakan
perbandingan mol dan tahap-
tahap pemecahan masalah.
95
3. Perhitungan
Massa O = 3g – (1,2g + 0,2 g)
= 1,6 gram
Mol C = 1,2 gram = 0,1 mol
12 g/mol
Mol H= 0,2 gram = 0,2 mol
1 g/mol
Mol O= 1,6 gram = 0,1 mol
16 g/mol
Perbandingan mol C : H : O = 0,1
mol : 0,2 mol : 0,1 mol
= 1 : 2 : 1
Rumus empiris senyawa= CH2O
4. Pengecekan
Rumus empiris senyawa tersebut adalah
CH2O
Memberikan latihan soal dalam LKS
halaman 4-5.
Menanyakan kefahaman siswa.
Menyajikan cara menentukan rumus
molekul:
Suatu senyawa mempunyai rumus empiris
CH2O dan massa molekulrelatif 60. Jika
diketahui massa atom relatif H=1, C=12,
dan O=16, maka rumus molekul senyawa itu
adalah…
Jawab:
1. Analisis
Diketahui:
Rumus empiris : CH2O
Mr senyawa : 60 g/mol
Ar H= 1, C=12, O=16
Ditanyakan:
Rumus molekul?
2. Perencanaan
Menentukan rumus molekul dari
rumus empiris yang telah diketahui
RM = (RE)n
∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n
menentukan rumus Mr rumus
empiris
Mr CH2O = (Ar C) + (Ar H x 2) +
(Ar O)
3. Perhitungan
Mr CH2O
= (Ar Cx1)+ (Ar Hx2) + (Ar Ox1)
= (12 x 1) + (1 x 2) + (16 x 1)
= 12 + 2 + 16 = 30 g/mol
Mengerjakan soal latihan dengan
menggunakan tahapan pemecahan
masalah.
Seorang siswa maju ke depan
mengerjakan soal.
Bertanya apabila belum faham.
Memerhatikan penjelasan guru
mengenai rumus molekul dan cara
menenetukan rumus molekul.
96
∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n
60 g/mol = ( 30 g/mol) n
n = 60 g/mol
30 g/mol
n = 2
RM = (RE)n
RM = (CH2O) 2
RM = C2H4O2
4. Pengecekan
Jadi rumus molekul senyawa itu
adalah C2H4O2
Membimbing siswa menentukan kadar
persen unsur dalam suatu senyawa.
Contoh:
Berapakah persen besi yang terdapat
dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,
O=16.
Jawab:
1. Analisis
Diketahui :
- Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16)
Ditanyakan :
- % unsur besi dan Fe2O3
2. Perencanaan
- Menentukan Mr senyawa
- Menentukan jumlah besi (n) dalam
senyawa kemudian mencari kadar
besi melalui perbandingan Ar besi
dengan Mr senyawa.
3. Perhitungan
- Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16))
= 160
- Kadar besi = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒
𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %
Fe = 2 �尰 56
160 x 100 %
Fe = 70%
4. Pengecekan
Persentase besi dalam senyawa
Fe2O3 adalah 70 %
Memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya.
Mengajak siswa untuk mengikuti permainan
kecil yang bertujuan membangkitkan
kembali semangat belajar siswa
Kembali meminta siswa mengerjakan soal
untuk menentukan rumus molekul senyawa
dan kadar unsur dalam senyawa..
Memberikan latihan soal menentukan rumus
molekul dalam LKS halaman 6.
Menyimak penjelasan guru
mengenai cara perhitungan kadar
zat dalam senyawa.
Bertanya jika belum faham.
Mengikuti permainan yang
ditunjukkan oleh guru dengan
senang.
Mengerjakan soal latihan dengan
pendekatan pemecahana masalah.
97
1. Diketemukan suatu senyawa terdiri
dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan
sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu
= 80 g/mol. Bagaimamankah rumus
empiris dan rumus molekul senyawa
tersebut?! (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)
2. Seorang siswa yang sedang melakukan
percobaan di laboratorium mengambil
senyawa yang mengandung 80% unsur
karbon dan 20% unsur hidrogen
sebagai sampel. Massa relatif senyawa
tersebut adalah 30 g/mol. Tentukan
rumus molekul senyawa tersebut!
Seorang siswa mengerjakan soal
di papan tulis..
Jawaban no. 1
1. Analisis
Diketahui:
Suatu senyawa mengandung
karbon (C)= 60%
hidrogen= 5 %
nitrogen = % senyawa – (% C
+ % H)
Mr senyawa: 80 g/mol
Ditanyakan: Rumus empiris
dan rumus molekul?
2. Perencanaan
- Menentukan % N
- Menentukan massa
senyawa dengan
pemisalan (misal massa =
100 g)
- Menentukan perbandingan
massa unsur
- Menentukan perbandingan
mol antar unsur.
- Menentukan rumus
empiris dan rumus
molekul senyawa.
3. Perhitungan
- % Nitrogen = 100% - (
60% + 5% ) = 35%
- Misal massa senyawa =
100 gram,
Maka massa C = 60% x
100 g = 60 g
Massa H = 5 % x 100 g =
5 g
Massa N = 35% x 100 g =
35 g
- Perbandingan massa unsur
C : N : H = 60 : 35 : 5
- Perbandingan mol
C : H : N = 5 : 5 : 2,5
= 2 : 2 :1
(dibulatkan)
Maka rumus empiris =
C2H2N …….(0.5)
- Rumus = ( C2H2N ) n = 80
= ( 24 + 2 + 14 ) n = 80
= ( 40 ) n = 80 n = 2
98
Menanyakan kefahaman siswa.
Jadi rumus molekul
senyawa tersebut
= ( C2H2N ) 2= C4H4N2
4. Pengecekan
Rumus empiris senyawa =
C2H2N
Rumus molekul senyawa =
C4H4N2
Bertanya apabila belum faham.
Penutup
(5 menit)
Meminta siswa untuk mengerjakan tugas
rumah dan latihan-latihan dalam LKS.
Meminta siswa menyimpulkan materi.
Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
Merapikan posisi untuk siap
menghadapi mata pelajaran
berikutnya.
Menyimpulkan matrei yang elah
dipelajari yakni cara penentuan
rumus molekul dan rumus
empiris senyawa.
Menjawanb salam.
Pertemuan kedua
Kegiatan Aktivitas guru Aktivitas siswa
Awal
(5 menit) Mempersiapkan siswa untuk belajar.
Meminta hasil pekerjaan rumah siswa
yang telah diberikan pada pertemuan
sebelumnya.
Menanyakan kepada siswa apakah masih
terdapat kesulitan dalam mengerjakan
soal.
Mengkondisikan diri untuk siap
belajar.
Menyerahkan tugas rumah masing-
masing.
Menyampaikan kepada guru
kesulitan-kesulitan yang di hadapi
ketika mengerjakan soal.
Inti
(80 menit) Meminta siswa mengerjakan soal atau
tugas rumah di papan tulis.
Mereview dan menegaskan materi pada
pertemuan sebelumnya kemudian
melanjutkan pembahasan ke matrei
selanjutnya yakni mengenai reaksi
pembatas.
Menjelaskan cara penentuan reaksi
pembatas dan memberikan contoh latihan
soal dengan menggunakan tahap-tahap
pemecahan masalah.
Menanyakan tingkat pemahaman siswa.
Meminta siswa membentuk kelompok
yang beranggotakan masing-masing 4
orang..
Membagikan quiz kelompok untuk
dikerjakan dalam waktu 30 menit.
Maju ke depan untuk menggerjakan
soal.
Mengikuti pembahasan selanjutnya.
Mengikuti tahap-tahap pengerjaan
soal.
Bertanya bagi yang belum faham.
Membentuk kelompok yang
beranggotakan 4 orang.
Mengerjakan soal/ quiz yang
diberikan.
99
Berkeliling mengecek keaktifan tiap
kelompok dan kefahaman tiap anggota
serta membimbing apabila ada siswa
yang menghadapi kesulitan dalam
mengerjakan soal.
Meminta tiap kelompok untuk
mengumpulkan tugas masing-masing.
Secara bebas menawarkan kepada tiap
kelompok untuk membahas salah satu
soal yang telah dikerjakan dan
memberikan reward untuk kelompok
yang turut aktif dalam proses
pembelajaran.
Berdiskusi dengan teman
sekelompok dan bertanya pada guru
apabila menemukan kesulitan dalam
mengerjakna soal.
Mengumpulkan tugas kelompok
masing-masing.
Tiap kelompok mengirimkan
perwakilan untuk mengerjakan soal
di papan tulis.
Penutup
(5 menit) Meminta siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
Membagikan quiz individu untuk
dikerjakan dirumah dan dikumpulkan
pada pertemuan berikutnya.
Memberitahukan siswa untuk siap
kembali mengahadapi postest kedua.
Mempersiapkan siswa untuk pulang.
Menyimpulkan materi yang telah
diterima.
Menerima lembaran quis individu
untuk dikerjakan dirumah.
Berdo’a dan memberi salam
Pertemuan ketiga
Kegiatan Aktivitas guru Aktivitas siswa
Awal
(5 menit)
Mengkondisikan siswa untuk siap
menerima pelajaran.
Meminta hasil quis individu yang telah
diberikan pada pertemuan sebelumnya.
Mengkondisikan diri untuk siap
belajar.
Menunjukan hasil pengerjaan quis
masing-masing.
Inti
(80 menit)
Meminta beberapa siswa untuk
menunjukan hasil pekerjaan rumah
mereka di papan tulis kemudian dibahas
bersama-sama.
Bertanya tingkat kefahaman siswa
Mengkondisikan siswa untuk siap
mengerjakan post test 2.
Membagikan soal post test 2.
Beberapa siswa maju kedepan
mengerjakan hasil pekerjaan rumah
mereka.
Bertanya pada guru bila belum
mengerti.
Berdo’a sebelum memulai post test.
Mengerjakan soal postest dengan baik.
(40 menit)
Penutup
(5 menit)
Menerima lembar jawaban siswa.
Menutup pertemuan dengan
mengucapkan salam.
Mengumpulkan lembar jawaban yang
telah diisi.
Berdo’a dan memberi salam
100
Sumber Belajar
1. Buku Kimia SMA kelas X
Penilaian
1. Jenis Instrumen : tes
2. Bentuk Instrumen : tes tertulis berupa tes uraian
3. Contoh Instrumen :
Suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan sisanya Nitrogen. Jika
Mr senyawa itu = 80 (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14). Tentukan rumus empiris dan
rumus molekul senyawa itu!
Cisauk,.....Februari 2010
Kepala sekolah Guru Mata Pelajaran Kimia
LAMPIRAN 3
101
SOAL VALIDASI
Nama :
Kelas :
Kerjakankah soal di bawah ini dengan benar pada lembar jawaban yang telah disediakan.
Indikator 1.
Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa zat, dan volum zat,
serta membuktikan hipotesis avogadro.
1. Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23
molekul H2O. Jika dalam satu tetes
air hujan terdapat 2 mol air, berapakah jumlah molekul air hujan tersebut jika
tertampung sebanyak 10 tetes? Dan berapa pula jumlah partikel atomnya?
2. Khaerani sedang mempelajari sistem pernafasan manusia. Setelah ia pelajari,
ia mengetahui ternyata manusia menghirup oksigen dan mengeluarkannya
kembali dalam bentuk karbondioksida. Ia tertarik untuk menghitung jumlah
molekul karbondioksida (CO2) jika seandainya ia memilikinya sebanyak 11
gram. Berapakah jumlah molekul CO2 yang berhasil di hitung rani? (diketahui
Ar C = 12 ; Ar O = 16).
3. Gas H2S adalah salah satu gas yang banyak terdapat di alam. 17 gram di alam
adalah merupakan jumlah yang cukup banyak. Peneliti ingin mengetahui
volume gas tersebut jika ia mengukurnya pada keadaan standar (STP).
Berapakah volum yang didapat oleh peneliti tersebut? (Ar H = 1, Ar S = 32)
4. Radit ingin menghitung massa dari 10 liter gas CH4 pada ruangan yang
bersuhu 00C dan bertekanan 1 atm. Berapakah jumlah massa gas yang di dapat
Radit jika ia mengetahui bahwa Ar C = 12 dan Ar H = 1?
5. Di dalam ruangan bersuhu 270C terdapat 12,5 liter gas nitrogen monoksida
(NO). Seorang peneliti ingin menghitung massa dan jumlah molekul gas
tersebut pada tekanan 1 atm sebagai langkah percobannya. Berapakah hasil
yang di peroleh oleh peneliti tersebut jika ia mengetahui bahwa Mr NO adalah
30 g/mol dan tetapan gas ideal (R) adalah 0,082 L atm/K mol?
102
6. Seorang ibu rumah tangga baru saja membeli tabung gas LPG yang berisi gas
CH4 bervolum 30 liter. Agar massa gas menjadi 12 kg pada suhu 270C,
berapakah tekanan udara yang dibutuhkan oleh ibu tersebut jika Mr CH4 =16
g/mol dan CH4 dianggap sebagai gas ideal?
7. Suatu tabung dengan volum tertentu berisi gas O2 seberat 6,4 kg. Tabung
tersebut kemudian dikosongkan dan diisi dengan gas CH4 pada suhu dan
tekanan yang sama. Berapakah massa gas CH4 yang berada dalam tabung
tersebut? Apakah nilainya bernilai sama dengan massa O2? (Mr CH4 = 16
g/mol).
Indikator 2:
Menentukan rumus empiris, rumus molekul dan air kristal serta kadar zat dalam
senyawa.
8. Seorang laboran melakukan sebuah analisis kadar senyawa. Dari hasil analisis
tersebut diketahui suatu senyawa mengandung 26,57% kalium, 35,36 %
kromium, dan 38,07 % oksigen. Jika Ar K = 39, Cr = 52, dan O = 16,
bagaimanakah rumus empiris senyawa yang telah di analisis oleh laboran
tersebut?
9. Diketemukan suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan
sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu = 80 g/mol. Bagaimamankah rumus
empiris dan rumus molekul senyawa tersebut? (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)
10. Suatu senyawa karbon mengandung unsur C, H, dan O. Pada pembakaran 0,29
gram senyawa itu diperoleh 0,66 gram CO2 dan 0,27 gram H2O. Bila massa
molekul relatif senyawa itu adalah 58 g/mol, berapakah rumus molekul
senyawa karbon tersebut?
11. Seorang siswa yang sedang melakukan percobaan di laboratorium mengambil
senyawa yang mengandung 80% unsur karbon dan 20% unsur hidrogen
sebagai sampel. Massa relatif senyawa tersebut adalah 30 g/mol. Senyawa
apakah yang digunakan oleh siswa itu?
12. Berapakah persen besi yang terdapat dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,
O=16.
103
13. Tentukanlah komposisi masing-masing unsur dalam senyawa Al2O3 dalam
persen! (Ar Al=27,O=16)
14. menentukan rumus air Kristal natrium fosfat (Na3PO4.xH2O), seorang analit
memanaskan sebanyak 38 gram Kristal tersebut hingga semua air kristalnya
menguap. Ternyata setelah penguapan, massa Kristal tersisa 16,4 gram. Jika
Ar Na=23, P=31, O=16, dan H=1, berapakah jumlah air Kristal dalam Kristal
natrium fosfat tersebut?
15. Kristal garam natrium karbonat (Na2CO3.nH2O) seberat 9,8 gram berhasil
direaksikan dengan asam klorida sampai habis sesuai dengan reaksi:
Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Ternyata dari hasil reaksi tersebut dihasilkan gas CO2 sebanyak 1,12 liter pada
keadaan standar (00C, 1 atm). Jika Ar Na=23, C=12, O=16, dan H=1,
tentukanlah jumlah air Kristal dalam garam natrium karbonat tersebut!
Indikator 3:
Menentukan reaksi pembatas dan hasil reaksi dalam suatu reaksi.
16. Seorang siswa membakar 22,4 gram besi dengan 16 gram oksigen untuk
membentuk besi oksida (Fe2O3). Unsur manakah yang menjadi pereaksi
pembatas dalam reaksi tersebut? (Ar Fe=56, O=16)
17. 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2 gram S membentuk besi sulfida, menurut
persamaan:..Fe (s) .....+..... S (s) . .FeS (s)
a. Tentukan pereaksi pembatasnya.
b. Massa FeS yang terbentuk.
c. Massa zat yang tersisa. ( Ar Fe = 56 ; S = 32 )
18. Diketahui reaksi sebagai berikut
.S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2
a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?
104
19. Logam magnesium seberat 3 gram direaksikan dengan larutan asam klorida
seberat 40 gram. Reaksi yang terjadi seperti berikut:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Tentukanlah Volum gas hydrogen yang dihasilkan jika diukur pada 270C, 1
atm. (Ar Mg=24, H=1, Cl=35,5)
20. Gas SO2 sebanyak 22,4 L direaksikan dengan 33,6 L gas O2 (STP)
membentuk gas SO3. Berapa gram SO3 yang terbentuk? ( Ar S = 32 ; O = 16 )
LAMPIRAN 4
105
POST TEST 1
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar. Gunakanlah
pendekatan problem solving (pemecahan masalah) dalam menyelesaikannya.
1. Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23
molekul H2O. Jika dalam satu tetes
air hujan terdapat 2 mol air, berapakah jumlah molekul air hujan tersebut jika
tertampung sebanyak 10 tetes? Dan berapa pula jumlah partikel atomnya?
2. Gas H2S adalah salah satu gas yang banyak terdapat di alam. 17 gram di alam
merupakan jumlah yang cukup banyak. Peneliti ingin mengetahui volume gas
tersebut jika ia mengukurnya pada keadaan standar (STP). Berapakah volum
yang didapat oleh peneliti tersebut? (Ar H = 1, Ar S = 32)
3. Seorang ibu rumah tangga baru saja membeli tabung gas LPG yang berisi gas
CH4 bervolum 30 liter. Agar massa gas menjadi 12 kg pada suhu 270C,
berapakah tekanan udara yang dibutuhkan oleh ibu tersebut jika Mr CH4 =16
g/mol dan CH4 dianggap sebagai gas ideal?
LAMPIRAN 5
106
POST TEST 2
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar. Gunakanlah
pendekatan problem solving (pemecahan masalah) dalam menyelesaikannya.
1. Diketemukan suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan
sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu = 80 g/mol. Bagaimanakah rumus
empiris dan rumus molekul senyawa tersebut?! (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)
2. Berapakah persen besi yang terdapat dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,
O=16?
3. 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2 gram S membentuk besi sulfida, menurut
persamaan: Fe(s).+.S(s). .FeS(s)
a. Tentukan pereaksi pembatas
b. Massa FeS yang terbentuk
c. Massa zat yang tersisa.
( Ar Fe = 56 ; S = 32 )
107
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
NO SOAL INDIKATOR JENJANG
SOAL JAWABAN SKOR
1 Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23
molekul H2O. Jika dalam satu tetes air
hujan terdapat 2 mol air, berapakah
jumlah molekul air hujan tersebut jika
tertampung sebanyak 10 tetes? Dan
berapa pula jumlah partikel atomnya?
1. Mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel,
massa zat, dan
volum zat, serta
membuktikan
hipotesis avogadro .
C3
1. Analisis:
Diketahui:
1 mol H2O = 6,022 x 10 23
molekul/mol
1 tetes = 2 mol …….(0,5)
Ditanyakan:
- Jumlah molekul dalam 10 tetes air?
- Jumlah partikel atomnya? ………….(0,5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol 10 tetes air.
- Menentukan jumlah molekul 10 tetes air.
- Menentukan jumlah atom air.
- Menentukan jumlah partikel atom-atom air.
3. Perhitungan
1 tetes air = 2 mol, maka 10 tetes = 20 mol ……(1)
Maka jumlah molekul air
= 20 mol x 6,022 x 10 23
molekul/mol
= 120,44 x 1023
molekul ……..(1)
Satu molekul air (H2O) tersusun oleh 2 atom H dan 1 atom
O. Jadi dalam 1 molekul air tersusun oleh 3 atom. 1 mol
suatu unsur terdiri dari 6,022 x 1023
partikel/mol. Maka
jumlah partikel atom-atom air sebanyak 20 mol
= 20 mol x 3 x 6,022 x 1023
partikel/mol
= 361,32 x 1023
partikel ……….(1)
4. Pengecekan
Jumlah molekul 10 tetes air adalah 120,44 x 1023
molekul.
Dan jumlah partikel atom 10 tetes air adalah
361,32 x 1023
partikel
1
0.5
3
0.5
108
2 Khaerani sedang mempelajari sistem
pernafasan manusia. Setelah ia pelajari, ia
mengetahui ternyata manusia menghirup
oksigen dan mengeluarkannya kembali
dalam bentuk karbondioksida. Ia tertarik
untuk menghitung jumlah molekul
karbondioksida (CO2) jika seandainya ia
memilikinya sebanyak 11 gram.
Berapakah jumlah molekul CO2 yang
berhasil di hitung rani?
(diketahui Ar C = 12 ; Ar O = 16)
1. Mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel,
massa zat, dan
volum zat, serta
membuktikan
hipotesis avogadro
C4 1. Analisis
Diketahui:
- Molekul karbondioksida sebanyak 11 gram
- Ar C = 12, Ar O = 16 …………….(0.5)
Ditanyakan:
Jumlah molekul CO2 ? ……………(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan massa molar atau massa molekul realtifnya.
- Menentukan jumlah mol CO2
- Menentukan jumlah molekul CO2
3. Perhitungan
- Massa molar atau massa molekul realtif CO2
Mr CO2 =( 1 x Ar C ) + ( 2 x Ar O )
= ( 1 x 12 ) + ( 2 x 16 )
= 44
Massa molar CO2 = 44 g/mol ………… (1)
- Mol CO2 = massa/ Mr CO2
= 11 gram
44 gram/mol
= 0,25 mol CO2 …………………...(1)
- Jumlah molekul CO2
= jumlah mol x jumlah molekul
= 0,25 mol x (6,022 x 1023
molekul/mol)
= 1,5055 x 1023
molekul ……………………(1)
4. Pengecekan
Berapakah jumlah molekul CO2 yang berhasil di hitung rani
adalah 1,5055 x 1023
molekul.
1
0.5
3
0.5
3 Gas H2S adalah salah satu gas yang
banyak terdapat di alam. 17 gram di alam
adalah merupakan jumlah yang cukup
banyak. Peneliti ingin mengetahui
volume gas tersebut jika ia mengukurnya
pada keadaan standar (STP). Berapakah
1. Mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel,
massa zat, dan
volum zat, serta
membuktikan
C3 1. Analisis
Diketahui:
Massa gas H2S = 17 gram,
Ar H = 1, Ar S = 32
Ditanyakan: Volum gas pada keadaan standar?
2. Perencanaan
1
109
volum yang didapat oleh peneliti
tersebut? (Ar H = 1, Ar S = 32)
hipotesis avogadro - Menentukan massa molar (Mr) gas.
- Menentukan jumlah mol gas
- Menghitung volum gas pada keadaan standar
(1 mol zat = 22,4 liter/mol = volum molar gas)
3. Perhitungan
- Mr H2S = ( 2 x 1 ) + ( 1 x 32 )
= 34 g/mol ………(1)
- Mol H2S = massa / Mr H2S
= 17 gram
34 gram/mol
= 0,5 mol ……………..(1)
- Volum H2S = n x Vm
= 0,5 mol x 22,4 L/mol
= 11,2 L …………………….(1)
4. Pengecekan
Volum 17 gram gas H2S pada keadaan standar adalah 11,2
liter.
0.5
3
0.5
4 Radit ingin menghitung massa dari 10
liter gas CH4 pada ruangan yang bersuhu
00C dan bertekanan 1 atm. Berapakah
jumlah massa gas yang di dapat Radit
jika ia mengetahui bahwa Ar C = 12 dan
Ar H = 1?
1. Mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel,
massa zat, dan
volum zat, serta
membuktikan
hipotesis avogadro
C3 1. Analisis
Diketahui:
Volum gas CH4 = 10 liter
Ar C = 12, Ar H = 1
Suhu (T) = 00C
Tekanan (P) = 1 atm
(suhu 00C dan tekanan 1 atm adalah keadaan standar)
…………………(0.5)
Ditanyakan: Massa gas CH4? ………………(0,5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol gas dari volum yang diketahui.
- Menentukan massa molekul relative CH4
- Menghitung massa gas dari mol dan Mr yang di ketahui.
3. Perhitungan
- Volum CH4 = mol CH4 x Volum molar gas
10 liter = n x 22,4 liter/mol
1
0.5
110
n = 10 L
22,4L
mol
n = 0,446 mol ……………..(1)
- Mr CH4 = (1 x 12) + (4 x 1)
= 16 gram/mol …………….(1)
- Massa gas CH4 = mol x Mr
= 0,446 mol x 16 g/mol
= 7,136 gram …………….(1)
4. Pengecekan
Massa gas CH4 yang di dapat Radit adalah sebanyak 7,136
gram.
3
0.5
5 Di dalam ruangan bersuhu 270C terdapat
12,5 liter gas nitrogen monoksida (NO).
Seorang peneliti ingin menghitung massa
dan jumlah molekul gas tersebut pada
tekanan 1 atm sebagai langkah
percobannya. Berapakah hasil yang di
peroleh oleh peneliti tersebut jika ia
mengetahui bahwa Mr NO adalah 30
g/mol dan tetapan gas ideal (R) adalah
0,082 L atm/K mol?
1. Mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel,
massa zat, dan
volum zat, serta
membuktikan
hipotesis avogadro
C3 1. Analisis
Diketahui :
Suhu (T) = 270C
Tekanan (P) = 1 atm
Tetapan gas ideal (R)= 0,082 L atm/K mol
Volum gas = 12,5 L
Mr gas NO = 30 g/mol …………….(0.5)
Ditanyakan :
- Massa gas NO
- Jumlah molekul NO …………………(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol NO dari rumus gas ideal
(P.V=n.R.T)
- Suhu diubah dalam satuan kelvin (270C=300
0K)
- Menentukan massa gas dari jumlah mol yang di dapat.
- Menentukan jumlah molekul.
3. Perhitungan
- Menghitung jumlah mol (n)
P . V = n . R . T
1atm x 12,5 L= n x 0,082 L atm/K mol x 3000K
1
0.5
3
111
n = 12,5 L atm
0,082 Latm
K .mol x 300 K
n = 12,5 L atm
24,6 L atm
mol
n = 0,508 mol ≈ 0,51 mol …………….(1)
- Menghitung massa gas NO
n NO= massa NO
Mr NO
massa = n x Mr
= 0,51 mol x 30 g/mol
= 15,25 gram ………………(1)
- Menghitung jumlah molekul NO
X = mol x 6,022. 1023
molekul/mol
= 0,51 mol x 6,022 . 1023
molekul/mol
= 3,07 x 1023
molekul …………………(1)
4. Pengecekan
Massa gas NO adalah 15,25 gram dan jumlah molekulnya
adalah 3,07 x 1023
molekul.
0.5
6 Seorang ibu rumah tangga baru saja
membeli tabung gas LPG yang berisi gas
CH4 bervolum 30 liter. Agar massa gas
menjadi 12 kg pada suhu 270C,
berapakah tekanan udara yang
dibutuhkan oleh ibu tersebut jika Mr CH4
=16 g/mol dan CH4 dianggap sebagai gas
ideal?
1. Mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel,
massa zat, dan
volum zat, serta
membuktikan
hipotesis avogadro
C4 1. Analisis
Diketahui:
Volum gas CH4 = 30 liter
Suhu (T) = 270C
Massa gas = 12 kg
Mr CH4 = 16 g/mol
CH4 dianggap gas ideal ………………….(0.5)
Ditanyakan:
Tekanan yang dibutuhkan agar massa gas menjadi 12 kg?
…………..(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol dari massa yang diketahui.
- Mengkonversi suhu dari 0C ke
0K
- Menentukan P dari rumus gas ideal.
1
0.5
112
3. Perhitungan
- Mol CH4 =massa CH 4
Mr CH 4
= 12 kg
16 g/mol =
12.000 g
16 g/mol
= 750 mol …………..(1.5)
- Rumus gas ideal
P. V = n . R . T
P = n .R .T
V =
750 mol x 0,082 Latm
Kmol x 300 K
30 L
= 615 atm ………………….(1.5)
4. Pengecekan
Tekanan gas yang di butuhkan agar massa gas menjadi 12
kg adalah 615 atm.
3
0.5
7 Suatu tabung dengan volum tertentu
berisi gas O2 seberat 6,4 kg. Tabung
tersebut kemudian dikosongkan dan diisi
dengan gas CH4 pada suhu dan tekanan
yang sama. Berapakah massa gas CH4
yang berada dalam tabung tersebut?
Apakah nilainya bernilai sama dengan
massa O2? (Mr CH4 = 16 g/mol)
1. Mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel,
massa zat, dan
volum zat, serta
membuktikan
hipotesis avogadro
C6 1. Anailisis
Diketahui :
Massa gas O2 = 6,4 kg = 6.400 gram
Volum tidak ditentukan
Mr CH4 = 16 g/mol ………………….(0.5)
Ditanyakan :
Massa gas CH4 jika di ukur pada suhu dan tekanan yang
sama seperti gas O2 …………………(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan mol gas O2 dari massa yang diketahuinya.
- Menentukan volum O2 dari volum molarnya.
- Menentukan volum CH4 dari volum O2 jika dianggap
sama.
- Menetukan mol CH4 berdasarkan perbandingan volum
(hipotesis avogadro)
- Menentukan massa gas CH4 dari jumlah mol yang telah
diketahui.
3. Perhitungan
- Mol O2 = massa O2
Mr O2 =
6.400 gram
32 g/mol = 200 mol …..(1)
1
0,5
113
- V O2 = n x Vm
= 200 mol x 22,4 L/mol
= 4.480 liter …….(0.5)
- Missalkan volum CH4 adalah sama dengan volum O2,
maka volum CH4 = 4.480 L …………(0.5)
- Volum CH4 = n x Vm
4.480 L = n x 22,4 L/mol
n = 4.4.80 L
22,4 L/mol = 200 mol ……(0,5)
- Mol CH4 = massa CH 4
Mr CH 4
Massa CH4 = mol CH4 x Mr CH4
= 200 mol x 16 g/mol
= 3.200 gram = 3,2 kg …………(0,5)
4. Pengecekan
Massa dari gas CH4 dalam tabung adalah 3,2 kg, lebih
rendah rendah dari massa O2
3
0.5
8 Seorang laboran melakukan sebuah
analisis kadar senyawa. Dari hasil
analisis tersebut diketahui suatu senyawa
mengandung 26,57% kalium, 35,36 %
kromium, dan 38,07 % oksigen. Jika Ar
K = 39, Cr = 52, dan O = 16,
bagaimanakah rumus empiris senyawa
yang telah di analisis oleh laboran
tersebut?
2. Menentukan rumus
empiris, rumus
molekul dan air
kristal serta kadar
zat dalam senyawa
C5 1. Analisis
Diketahui:
Senyawa mengandung 26,57% K, 35,36% Cr, 38,07% O.
Ar K=39, Cr=52, O=16 …………….(0.5)
Ditanyakan: Rumus empiris senyawa? ………….(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan dengan pemisalan massa senyawa. (misal
100 gram)
- Menentukan perbandingan mol antar unsur.
- Membagi jumlah mol dengan perbandingan mol
terkecil.
3. Perhitungan
- Misal massa senyawa adalah 100 g, maka massa
K=26,57 g ; Cr=35,36 g ; dan O=38,07 g …(1)
- Perbandingan mol antar unsur
1
0.5
3
114
K : Cr : O = 26,57
39 :
35,36
52 :
38,07
16
= 0,68 : 0,68 : 2,379 ……..(1)
- Membagi dengan bilangan mol terkecil
K : Cr : O = 0,68
0.68 :
0,68
0.68 :
2,379
0.68
= 1 : 1 : 3,5 → 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛, 𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑖 2 = 2 : 2 : 7
Rumus empirisnya adalah K2Cr2O7 …………(1)
4. Pengecekan
Rumus empiris senyawa yang dianalisis adalah K2Cr2O7
0.5
9 Diketemukan suatu senyawa terdiri dari
60% Karbon, 5% Hidrogen, dan sisanya
Nitrogen. Jika Mr senyawa itu = 80
g/mol. Bagaimamankah rumus empiris
dan rumus molekul senyawa tersebut?!
(Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)
2. Menentukan rumus
empiris, rumus
molekul dan air
kristal serta kadar
zat dalam senyawa
C5 1. Analisis
diketahui:
Suatu senyawa mengandung karbon (C)= 60%
hidrogen= 5 %
nitrogen = % senyawa – (% C + % H)
Mr senyawa: 80 g/mol ………(0.5)
Ditanyakan: Rumus empiris dan rumus molekul?
2. Perencanaan
- Menentukan % N
- Menentukan massa senyawa dengan pemisalan (misal
massa = 100 g)
- Menentukan perbandingan massa unsur
- Menentukan perbandingan mol antar unsur.
- Menentukan rumus empiris dan rumus molekul
senyawa.
3. Perhitungan
- % Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35% …….(0.5)
- Misal massa senyawa = 100 gram,
Maka massa C = 60% x 100 g = 60 g
Massa H = 5 % x 100 g = 5 g
Massa N = 35% x 100 g = 35 g ………….(0.5)
- Perbandingan massa unsur
1
0.5
3
115
C : N : H = 60 : 35 : 5 ……(0.5)
- Perbandingan mol
C : H : N = 5 : 5 : 2,5
= 2 : 2 :1 (dibulatkan)
Maka rumus empiris = C2H2N …….(0.5)
- Rumus molekul = ( C2H2N ) n = 80
= ( 24 + 2 + 14 ) n = 80
= ( 40 ) n = 80 n = 2 ….(0.5)
Jadi rumus molekul senyawa tersebut
= ( C2H2N ) 2= C4H4N2 …………..(0.5)
4. Pengecekan
Rumus empiris senyawa = C2H2N
Rumus molekul senyawa = C4H4N2
0.5
10 Suatu senyawa karbon mengandung
unsur C, H, dan O. Pada pembakaran
0,29 gram senyawa itu diperoleh 0,66
gram CO2 dan 0,27 gram H2O. Bila
massa molekul relatif senyawa itu adalah
58 g/mol, berapakah rumus molekul
senyawa karbon tersebut?
2. Menentukan rumus
empiris, rumus
molekul dan air
kristal serta kadar zat
dalam senyawa
C5 1. Analisis
Diketahui:
- Senyawa karbon mengandung C, H, dan O. Sebanyak
0,29 g di bakar menghasilkan CO2 = 0,66 g,dan H2O =
0,27 g.
- Mr senyawa = 58 g/mol …………..(0.5)
Ditanyakan:
Rumus molekul senyawa karbon? (0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan persamaan reaksi pembakaran
- Menentukan massa C dalam CxHyOz dari CO2
- Menentukan massa H dalam CxHyOz dari H2O
- Mennetukan massa O dalam CxHyOz dari pengurangan
massa senyawa dengan massa C dan H.
- Menentukan rumus empiris senyawa dari perbandingan
mol-nya.
- Menetukan rumus molekul dari Mr yang diketahui.
3. Perhitungan
- Reaksi pembakaran :
CxHyOz + O2 → CO2 + H2O
1
0.5
3
116
- Massa C dalam CxHyOz = massa C dalam CO2
C = 𝐴𝑟 𝐶
𝑀𝑟 𝐶𝑂2 x massa CO2 =
1 𝑥 12
44 x 0.66 g
= 0,18 gram …..
- Massa H dalam CxHyOz = massa H dalam H2O
H = 𝐴𝑟 𝐻
𝑀𝑟 𝐻2𝑂 x massa H2O =
2 𝑥 1
18 x 0,27 g
= 0,03 gram
- Massa O
=massa CxHyOz – (massa C + massa H)
O = 0,29 g – (0,18 g + 0,03 g)
O = 0,08 gram ……(1)
- Perbandingan mol unsur-unsur
C : H : O = 0,18
12 :
0,03
1 : =
0,08
16
= 0,015 : 0,03 :0,05
= 3 : 6 : 1
Rumus empiris senyawa = C3H6O …….(1)
- Dengan massa relative berjumlah 58, senyawa dianggap
(C3H6O)n
Mr (C3H6O)n = ((3 x 12) + (6 x 1) + (1 x 16))n
58 = (58)n
n = 1
Rumus molekul senyawa adalah C3H6O ……(1)
4. Pengecekan
Rumus molekul senyawa sama seperti rumus empirisnya
yaitu C3H6O
0.5
11 Seorang siswa yang sedang melakukan
percobaan di laboratorium mengambil
senyawa yang mengandung 80% unsur
karbon dan 20% unsur hidrogen sebagai
sampel. Massa relatif senyawa tersebut
adalah 30 g/mol. Senyawa apakah yang
digunakan oleh siswa itu?
2. Menentukan rumus
empiris, rumus
molekul dan air
kristal serta kadar
zat dalam senyawa.
C6 1. Analisis
Diketahui:
Senyawa mengandung 80% C dan 20% H
Mr senyawa = 30 g/mol ………..(0.5)
Ditanyakan: Rumus molekul senyawa? …………(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan rumus senyawa denagna pemisalan CxHy
1
117
- Menentukan kadar C berdasarkan Ar C dan Mr senyawa
dikali 100 %
- Menentukan kadar H berdasarkan Ar H dan Mr senyawa
di kali 100 %
- Menentukan rumus molekul senyawa.
3. Perhitungan
- Misal rumus senyawa adalah CxHy
- Kadar unsur C = 𝑥 𝑋 𝐴𝑟 𝐶
𝑀𝑟 𝐶𝑥𝐻𝑦 x 100 %
80% = 𝑥 𝑋 12
30 x 100 %
X = 80 𝑥 30
100 𝑥 12 = 2 …….(1.5)
- Kadar unsur H = 𝑦 𝑋 𝐴𝑟 𝐻
𝑀𝑟 𝐶𝑥𝐻𝑦 x 100 %
20 % = 𝑦 𝑋 1
30 x 100 %
Y =20 𝑥 30
100 𝑥 1 = 6 …….(1,5)
4. Pengecekan
Rumus senyawa yang digunakan oleh siswa itu adalah C2H6
0.5
3
0.5
12 Berapakah persen besi yang terdapat
dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,
O=16.
2. Menentukan rumus
empiris, rumus
molekul dan air
kristal serta kadar zat
dalam senyawa
C2 1. Analisis
Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16)
Ditanyakan : % unsur besi dan Fe2O3
2. Perencanaan
- Menentukan Mr senyawa
- Menentukan jumlah besi (n) dalam senyawa kemudian
mencari kadar besi melalui perbandingan Ar besi
dengan Mr senyawa.
3. Perhitungan
- Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160 …..(1)
- Kadar besi = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒
𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %
Fe = 2 𝑋 56
160 x 100 %
Fe = 70% …….(2)
1
0.5
3
118
4. Pengecekan
Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 %
0.5
13 Tentukanlah komposisi masing-masing
unsur dalam senyawa Al2O3 dalam
persen! (Ar Al=27,O=16)
2. Menentukan rumus
empiris, rumus
molekul dan air
kristal serta kadar zat
dalam senyawa
1. Analisis
Diketahui: senyawa Al2O3 (Ar Al =27, O=16)
Ditanyakan :% masing-masing unsur?
2. Perencanaan
- Menentukan Mr senyawa dari rumus [(2xAr Al) + (3xAr
O)]
- Memperkirakan massa Al2O3 sejumlah 1 mol.
- Menghitung massa tiap unsure.
3. Perhitungan
- Mr Al2O3 = [(2x27) + (3x16)] = 102 g/mol ….(1)
- Misal Al2O3 sejumlah 1 mol, maka massa senyawa
adalah 102 gram.
- Kadar Al = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐴𝑙
𝑀𝑟 𝐴𝑙2𝑂3 x 100 %
Al = 2 𝑋 27
102 x 100 %
= 53,94 % …….(1)
- Kadar O = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝑂
𝑀𝑟 𝐴𝑙2𝑂3 x 100 %
O = 3 𝑋 16
102 x 100 %
= 46,06 % …..(1)
- Atau % O dalam Al2O3 = 100% - 53,94%
= 46,06%.
4. Pengecekan
Komposisi masing-masing unsure Al dan O dalam Al2O3
adalah 53,94% dan 46,06%
1
0.5
3
0.5
14 Untuk menentukan rumus air Kristal
natrium fosfat (Na3PO4.xH2O), seorang
analit memanaskan sebanyak 38 gram
Kristal tersebut hingga semua air
kristalnya menguap. Ternyata setelah
2. Menentukan rumus
empiris, rumus
molekul dan air
kristal serta kadar
zat dalam senyawa
C5 1. Analisis
Diketahui:
Rumus Air kristal natrium fosfat = (Na3PO4.xH2O)
Massa kristal = 38 g
Massa kristal setelah penguapan = 16,4 g
1
119
penguapan, massa Kristal tersisa 16,4
gram. Jika Ar Na=23, P=31, O=16, dan
H=1, berapakah jumlah air Kristal dalam
Kristal natrium fosfat tersebut?
Ar Na=23, P=31, O=16, dan H=1 ………….(0.5)
Ditanyakan:
Jumlah air kristal (xH2O) dalam kristal natrium fosfat
tersebut? ………………..(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan massa air sebelum proses penguapan.
- Menentukan Mr natrium fosfat.
- Menentukan perbandingan mol kristal dengan air.
- Menentukan banyaknya jumlah air dalam Kristal.
3. Perhitungan
- Massa H2O dalam kristal sebelum penguapan
= 38 g – 16,4 g = 21,6 g ………….(1)
- Perbandingan mol kristal dengan air
Na3PO4 : H2O = 16,4 𝑔
164 :
21,6
18
= 0,1 mol : 1,2 mol
= 0,5 mol : 6 mol (dibulatkan di x2)
= 1 : 12 ……….(1.5)
- Jumlah air yang terkandung dalam Kristal natrium fosfat
adalah 12 …………..(0.5)
4. Pengecekan
Jadi rumus air Kristal tersebut adalah (Na3PO4.12 H2O)
0.5
3
0.5
15 Kristal garam natrium karbonat
(Na2CO3.nH2O) seberat 9,8 gram berhasil
direaksikan dengan asam klorida sampai
habis sesuai dengan reaksi:
Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) +
H2O(l) + CO2(g)
Ternyata dari hasil reaksi tersebut
dihasilkan gas CO2 sebanyak 1,12 liter
2, Menentukan rumus
empiris, rumus
molekul dan air
kristal serta kadar
zat dalam senyawa.
C5 1. Analisis
Diketahui:
Massa Kristal garam (Na2CO3.nH2O) = 9,8 gram
Direaksikan dengan asam klorida (HCl) sampai habis.
Reaksi :
Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g
Gas CO2 yang dihasilkan = 1,12 L (STP)
Ar Na=23, C=12, O=16, dan H=1 ……………..(0.5)
1
120
pada keadaan standar (00C, 1 atm). Jika
Ar Na=23, C=12, O=16, dan H=1,
tentukanlah jumlah air Kristal dalam
garam natrium karbonat tersebut!
Ditanyakan:
Jumlah air Kristal dalam garam tersebut? ……..(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol CO2 yang dihasilkan.
- Menentukan jumlah mol senyawa yang lain melalui
perbandingan jumlah mol CO2
- Menentukan Mr natrium karbonat.
- Menentukan jumlah air dalam Kristal tersebut.
3. Perhitungan
- Volum CO2 = mol CO2 x Volum molar gas
1,12 liter = n x 22,4 liter/mol
n = 1,12 L
22,4L
mol
n = 0,05 mol ……(1)
- Dari persamaan reaksi: Na2CO3(s) + 2HCl(aq) →
2NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Di dapat bahwa koefisien Na2CO3 dengan CO2 adalah
sama. Maka jumlah mol Na2CO3 = jumlah mol CO2 =
0,05 mol ………….(0.5)
- Massa rumus molekul relative Na2CO3 = 106 g/mol,
maka Mr (Na2CO3.nH2O) = (106 + 18 n) …….(0.5)
- Massa 0,05 mol (Na2CO3.nH2O) = 9,8 gram
0,05 x (106 + 18n) = 9,8
5,3 + 0,9 n = 9.8
0,9 n = 4,5
n = 5 …………(1)
- Jumlah air dalam Kristal adalah 5.
4. Pengecekan
Rumus air Kristal tersebut adalah (Na2CO3 . 5H2O)
0.5
3
0.5
121
16 Seorang siswa membakar 22,4 gram besi
dengan 16 gram oksigen untuk
membentuk besi oksida (Fe2O3). Unsur
manakah yang menjadi pereaksi
pembatas dalam reaksi tersebut?
(Ar Fe=56, O=16)
3. Menentukan reaksi
pembatas dan hasil
reaksi dalam suatu
reaksi.
C6 1. Analisis
Diketahui:
Massa besi (Fe)= 22,4 g
Massa okaigen (O2) = 16 g
Ditanyakan:
Pereaksi pembatas?
2. Perencanaan
- Menuliskan persamaan reaksi dan menyetarakannya.
- Menentukan jumlah mol besi dan oksigen.
- Menentukan pereaksi pembatas
3. Perhitungan
Persamaan reaksi yang setara:
4Fe (s) + 3O2 (g) 2 Fe2O3(s) ….(1)
Mol Fe = 22,4 𝑔
56= 0,4 mol ……(0.5)
mol O2 = 16 𝑔
2 𝑥 16 = 0,5 mol ….(05)
Penentuan pereaksi pembatas berdasarkan hasil
perbandingan mol dengan koefisien persamaan reaksi
terkecil.
Fe = 0,4 𝑔
4 = 0,01 ….. (0,5)
O2 = 0,5 𝑔
3 = 0,167 ….(0,5)
Yang akan menjadi pereaksi pembatas adalah Fe.
4. Pengecekan
Pereaksi pembatas adalah unsure Fe karena memiliki hasil
perbandingan mol dengan koefisien terkecil.
1
0.5
3
0.5
17 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2 gram
S membentuk besi sulfida, menurut
persamaan:
.....Fe (s) .....+..... S (s) . .FeS (s)
a. Tentukan pereaksi pembatasnya.
b. Massa FeS yang terbentuk.
3, Menentukan reaksi
pembatas dan hasil
reaksi dalam suatu
reaksi.
C5 1. Ananlisis
Diketahui:
Massa Fe = 10 gram
Massa S = 3,2 gram
Persamaan reaksi : Fe (s) +. S (s) . .FeS (s)
( Ar Fe = 56 ; S = 32 ) ……………….(0.5)
1
122
c. Massa zat yang tersisa
( Ar Fe = 56 ; S = 32 )
Ditanyakan:
- reaksi pembatas
- zat yang bersisa ………(0.5)
2. perencanaan
- menentukan jumlah mol Fe
- menentukan jumlah mol S
- mennetukan pereaksi pembatas
- menentukan mol dan massa zat yang tersisa.
3. Perhitungan
.....Fe (s)..... +..... S (s)... .. FeS (s)
..... ....................
.....10 gram.......... 3,2 gram
.....= mol ..........= mol
.....= 0,178 mol .....= 0,1 mol
........ .....................
.....= 0,178 ..........= 0,1 (Nilai 0,1 < 0,178)
Sehingga:
.....Fe (s)..... +..... S (s)... .. FeS (s)
..... ....................
.....0,178 ..............0,1 mol
- Yang menjadi Pereaksi pembatas = S ……..(1)
- FeS yang bereaksi = 1/1 x 0,1 mol
...........................= 0,1 mol ……(0.5)
- Massa FeS = 0,1 x Mr FeS
.............= 0,1 x 88
.............= 8,8 gram ……………(0.5)
- Massa Fe yang bereaksi = 1/1 x 0,1 mol
..........................bbbbb= 0,1 x 56
........................... = 5,6 gram ……(0.5)
- Massa Fe yang tersisa = 10 - 5,6 gram = 4,4 gram
0.5
3
0.5
123
……(0.5)
4. Pengecekan
Pereaksi pembatas adalah S, zat yang bersisa adalah Fe
sebanyak 4,4 gram.
18 Diketahui reaksi sebagai berikut
.S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol
F2
a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang
tersisa?
3, Menentukan
reaksi
pembatas dan
hasil reaksi
dalam suatu
reaksi.
C5 1. Analisis
Diketahui:
Suatu reaksi : S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)
S = 2 mol yang bereaksi
F2= 10 mol yang bereaksi ……………(0.5)
Ditanyakan:
Mol SF6 yang terbentuk?
Mol zat yang tersisa? …………..(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan reaksi pembatas
- Menentukan mol SF6
- Menentukan mol F2 yang bereaksi
- Menentukan mol F2 yang tersisa
3. Perhitungan
.S .....+ .....3 F2 → SF6
..... ...............
.....2 mol ........10 mol
..... ...............
..... = 2.......... = 3,33 (Nilai 2 < 3,33)
Berarti zat pereaksi pembatas : S ………………..(1.5)
Sehingga ditulis:
.....S .....+ .....3 F2... .. SF6
..... ...............
1112 mol ........10 mol
1
0.5
3
124
a. mol SF6 = x 2 mol S
...............=1 x 2 mol = 2 mol …(0.5)
b. mol F2 yang bereaksi = x 2 mol S
.................................= x 2 mol = 6 mol ……(0.5)
....mol F2 sisa = mol tersedia - mol yang bereaksi
....................= 10 mol - 6 mol = 4 mol …..(0.5)
4. Pengecekan
Jumlah mol SF6 adalah 2 mol
Zat yang tersisa adalah F2 sebanyak 4 mol
0.5
19 Logam magnesium seberat 3 gram
direaksikan dengan larutan asam klorida
seberat 40 gram. Reaksi yang terjadi
seperti berikut:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Tentukanlah Volum gas hydrogen yang
dihasilkan jika diukur pada 270C, 1 atm.
(Ar Mg=24, H=1, Cl=35,5)
3, Menentukan
reaksi
pembatas dan
hasil reaksi
dalam suatu
reaksi.
C5 1. Analisis
Diketahui:
Massa magnesium (mg) = 3 gram
Massa asam klorida = 40 gram
Reaksi yang terjadi:
Mg(s) + HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Ditanyakan :
- Volum gas H2 jika diukur pada 270C, 1 atm.
2. Perencanaan
- Menentukan mol Mg dan HCl
- Menentukan reaksi pembatas
- Menetukan mol dan volum H2 yang terbentuk.
3. Perhitungan
- Persamaan reaksi yang setara
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) …..(1)
3/24 40/36,5
1
0.5
3
125
= 0.125 mol 1,096 mol
0,125
2
1,096
2
- Zat yang menjadi reaksi pembatas adalah Mg …..(1)
- Maka mol H2 = 2/2 x 0,125 mol
= 0,125 mol ……..(0.5)
- Volum H2 (sebagai gas ideal)
P. V = n . R . T
V = n . R .T
P
V = 0,125 mol x 0,082 L
atm
Kmol x 300 K
1 atm
V = 3,075 L …….(0.5)
4. Pengecekan
Volum gas H2 yang dihasilkan jika diukur pada suhu 270C
dan tekanan 1 atm adalah 3,075 liter.
0.5
20 22,4 L gas SO2 direaksikan dengan 33,6
L gas O2 (STP) membentuk gas SO3.
Berapa gram SO3 yang terbentuk? ( Ar S
= 32 ; O = 16 )
3, Menentukan
reaksi
pembatas dan
hasil reaksi
dalam suatu
reaksi.
C5 1. Analisis
Diketahui :
Volum gas SO2 = 22,4 L
Volum gas O2 = 33,6 L
Ar S = 32 ; O = 16 ……………..(0.5)
Ditanyakan:
massa SO3 yang terbentuk?
2. Perencanaan
- Menentukan persamaan reaksi dan menyetarakannya.
- Menentukan jumlah mol SO2 dan O2
- Menentukan pereaksi pembatas.
- Menentukan massa SO3 yang terbentuk.
3. Perhitungan
....2 SO2 (g) ....+.... O2 (g) . ...2 SO3 (s)
1
0.5
3
126
.... ........................
....22,4 L ................33,6 L
....= mol = mol
....= 1 mol ........= 1,5 mol
.. .. ....................
. ... = 0,5 ........ = 1,5 (Nilai 0,5 < 1,5)
Maka pereaksi pembatas adalah SO2 …………(1)
Sehingga:
....2 SO2 (g) ....+.... O2 (g) . ...2 SO3 (s)
.... ........................
....1 mol 1.5 mol
- Mol SO3 = x 1 mol = 1 mol ………..(1)
- Massa SO3 yang terbentuk = 1 x Mr
= 1 x 80 = 80 gram …….(1)
4. Pengecekan
Zat yang berperan sebagai reaksi pembatas adalah SO2 .
Massa SO3 yang terbentuk yaitu 80 gram.
0.5
127
KISI-KISI POSTEST SIKLUS I
Standar Kompetens :
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikhiometri).
Kompetensi Dasar :
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam
menyelesaikan perhitunagn kimia.
No Soal Indikator Jenjang
Soal Tahapan Pengerjaan Soal Skor
1 Dalam satu mol air terdapat 6,022
x 10 23
molekul H2O. Jika dalam
satu tetes air hujan terdapat 2 mol
air, berapakah jumlah molekul air
hujan tersebut jika tertampung
sebanyak 10 tetes? Dan berapa
pula jumlah partikel atomnya?
1. Mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel,
massa zat, dan
volum zat, serta
membuktikan
hipotesis avogadro.
C3
1. Analisis:
Diketahui:
1 mol H2O = 6,022 x 10 23
molekul/mol
1 tetes = 2 mol …….(0,5)
Ditanyakan:
- Jumlah molekul dalam 10 tetes air?
- Jumlah partikel atomnya? ………….(0,5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol 10 tetes air.
- Menentukan jumlah molekul 10 tetes air.
- Menentukan jumlah atom air.
- Menentukan jumlah partikel atom-atom air.
3. Perhitungan
1 tetes air = 2 mol, maka 10 tetes = 20 mol ……(1)
Maka jumlah molekul air
= 20 mol x 6,022 x 10 23
molekul/mol
= 120,44 x 1023
molekul ……..(1)
1
0.5
3
128
Satu molekul air (H2O) tersusun oleh 2 atom H dan
1 atom O. Jadi dalam 1 molekul air tersusun oleh 3
atom. 1 mol suatu unsur terdiri dari 6,022 x 1023
partikel/mol. Maka jumlah partikel atom-atom air
sebanyak 20 mol
= 20 mol x 3 x 6,022 x 1023
partikel/mol
= 361,32 x 1023
partikel ……….(1)
4. Pengecekan
Jumlah molekul 10 tetes air adalah 120,44 x 1023
molekul.
Dan jumlah partikel atom 10 tetes air adalah
361,32 x 1023
partikel.
0.5
2 Gas H2S adalah salah satu gas
yang banyak terdapat di alam. 17
gram di alam adalah merupakan
jumlah yang cukup banyak.
Peneliti ingin mengetahui volume
gas tersebut jika ia mengukurnya
pada keadaan standar (STP).
Berapakah volum yang didapat
oleh peneliti tersebut? (Ar H = 1,
Ar S = 32)
1. Mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel,
massa zat, dan
volum zat, serta
membuktikan
hipotesis avogadro.
C3 1. Analisis
Diketahui:
Massa gas H2S = 17 gram
Ar H = 1, Ar S = 32
Ditanyakan:
Volum gas pada keadaan standar?
2. Perencanaan
- Menentukan massa molar (Mr) gas.
- Menentukan jumlah mol gas
- Menghitung volum gas pada keadaan standar
(1 mol zat = 22,4 liter/mol = volum molar gas)
3. Perhitungan
- Mr H2S = ( 2 x 1 ) + ( 1 x 32 )
= 34 g/mol ………(1)
1
0,5
129
- Mol H2S = massa / Mr H2S
= 17 gram
34 gram/mol
= 0,5 mol ……………..(1)
- Volum H2S = n x Vm
= 0,5 mol x 22,4 L/mol
= 11,2 L …………………….(1)
4. Pengecekan
Volum 17 gram gas H2S pada keadaan standar
adalah 11,2 liter.
3
0,5
3 Seorang ibu rumah tangga baru
saja membeli tabung gas LPG
yang berisi gas CH4 bervolum 30
liter. Agar massa gas menjadi 12
kg pada suhu 270C, berapakah
tekanan udara yang dibutuhkan
oleh ibu tersebut jika Mr CH4 =16
g/mol dan CH4 dianggap sebagai
gas ideal?
1. Mengkonversikan
jumlah mol dengan
jumlah partikel,
massa zat, dan
volum zat, serta
membuktikan
hipotesis avogadro.
C4 1. Analisis
Diketahui:
Volum gas CH4 = 30 liter
Suhu (T) = 270C
Massa gas = 12 kg
Mr CH4 = 16 g/mol
CH4 dianggap gas ideal ………………….(0.5)
Ditanyakan:
Tekanan yang dibutuhkan agar massa gas menjadi
12 kg? …………..(0.5)
2. Perencanaan
- Menentukan jumlah mol dari massa yang
diketahui.
- Mengkonversi suhu dari 0C ke
0K
- Menentukan P dari rumus gas ideal.
1
0,5
130
3. Perhitungan
- Mol CH4 =massa CH4
Mr CH4
= 12 kg
16 g/mol =
12.000 g
16 g/mol
= 750 mol …………..(1.5)
- Rumus gas ideal
P. V = n . R . T
P = n .R .T
V =
750 mol x 0,082 Latm
Kmol x 300 K
30 L
= 615 atm ………………….(1.5)
4. Pengecekan
Tekanan gas yang di butuhkan agar massa gas
menjadi 12 kg adalah 615 atm.
3
0,5
LAMPIRAN 8
131
KISI-KISI POSTEST SIKLUS II
Standar Kompetens :
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia (stoikhiometri).
Kompetensi Dasar :
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan serta menerapkan konsep mol dalam
menyelesaikan perhitunagn kimia.
No Soal Indikator Jenjang
Soal Tahap Pengerjaan Soal Skor
1 Diketemukan suatu senyawa terdiri dari
60% Karbon, 5% Hidrogen, dan
sisanya Nitrogen. Jika Mr senyawa itu
= 80 g/mol. Bagaimamankah rumus
empiris dan rumus molekul senyawa
tersebut?!
(Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)
2. Menentukan
rumus empiris,
rumus molekul
dan air kristal
serta kadar zat
dalam senyawa.
C5 1. Analisis
diketahui:
Suatu senyawa mengandung karbon (C)= 60%
hidrogen= 5 %
nitrogen = % senyawa – (% C + % H)
Mr senyawa: 80 g/mol ………(0.5)
Ditanyakan:
Rumus empiris dan rumus molekul?
2. Perencanaan
- Menentukan % N
- Menentukan massa senaywa dengan pemisalan (misal
massa = 100 g)
- Menentukan perbandingan massa unsur
- Menentukan perbandingan mol antar unsur.
- Menentukan rumus empiris dan rumus molekul
senyawa.
3. Perhitungan
- % Nitrogen = 100% - ( 60% + 5% ) = 35% …….(0.5)
1
0.5
3
132
- Misal massa senyawa = 100 gram,
Maka massa C = 60% x 100 g = 60 g
Massa H = 5 % x 100 g = 5 g
Massa N = 35% x 100 g = 35 g ………….(0.5)
- Perbandingan massa unsur
C : N : H = 60 : 35 : 5 ……(0.5)
- Perbandingan mol
C : H : N = 5 : 5 : 2,5
= 2 : 2 :1 (dibulatkan)
Maka rumus empiris = C2H2N …….(0.5)
- Rumus molekul = ( C2H2N ) n = 80
= ( 24 + 2 + 14 ) n = 80
= ( 40 ) n = 80 n = 2 ….(0.5)
Jadi rumus molekul senyawa tersebut
= ( C2H2N ) 2= C4H4N2 …………..(0.5)
4. Pengecekan
Rumus empiris senyawa = C2H2N
Rumus molekul senyawa = C4H4N2
0.5
2 Berapakah persen besi yang terdapat
dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56,
O=16?
2. Menentukan rumus
empiris, rumus
molekul dan air
kristal serta kadar
zat dalam senyawa.
C2 1. Analisis
Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16)
Ditanyakan : % unsur besi dan Fe2O3
2. Perencanaan
- Menentukan Mr senyawa
- Menentukan jumlah besi (n) dalam senyawa kemudian
mencari kadar besi melalui perbandingan Ar besi
dengan Mr senyawa.
1
0,5
133
3. Perhitungan
- Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160 …..(1)
- Kadar besi = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒
𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %
Fe = 2 𝑋 56
160 x 100 %
Fe = 70% …….(2)
4. Pengecekan
Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 %
3
0,5
3 10 gram Fe dipanaskan dengan 3,2
gram S membentuk besi sulfida,
menurut persamaan: Fe(s).+.S(s).
.FeS(s)
a. Tentukan pereaksi pembatas
b. Massa FeS yang terbentuk
c. Massa zat yang tersisa.
( Ar Fe = 56 ; S = 32 )
3. Menentukan
reaksi pembatas
dan hasil reaksi
dalam suatu
reaksi.
C5 1. Ananlisis
Diketahui:
Massa Fe = 10 gram
Massa S = 3,2 gram
Persamaan reaksi : Fe (s) +. S (s) . .FeS (s)
( Ar Fe = 56 ; S = 32 ) ……………….(0.5)
Ditanyakan:
- reaksi pembatas
- zat yang bersisa ………(0.5)
2. perencanaan
- menentukan jumlah mol Fe
- menentukan jumlah mol S
- mennetukan pereaksi pembatas
- menentukan mol dan massa zat yang tersisa.
3. Perhitungan
.....Fe (s)..... +..... S (s)... .. FeS (s)
..... ....................
.....10 gram.......... 3,2 gram
1
0,5
3
134
.....= mol ..........= mol
.....= 0,178 mol .....= 0,1 mol
........ .....................
.....= 0,178 ..........= 0,1 (Nilai 0,1 < 0,178)
Sehingga:
.....Fe (s)..... +..... S (s)... .. FeS (s)
..... ....................
.....0,178 ..............0,1 mol
- Yang menjadi Pereaksi pembatas = S ……..(1)
- FeS yang bereaksi = 1/1 x 0,1 mol
...........................= 0,1 mol ……(0.5)
- Massa FeS = 0,1 x Mr FeS
.............= 0,1 x 88
.............= 8,8 gram ……………(0.5)
- Massa Fe yang bereaksi = 1/1 x 0,1 mol
..........................bbbbb= 0,1 x 56
........................... = 5,6 gram ……(0.5)
- Massa Fe yang tersisa
= 10 - 5,6 gram
= 4,4 gram ……(0.5)
4. Pengecekan
Pereaksi pembatas adalah S, zat yang bersisa adalah Fe
sebanyak 4,4 gram.
0,5
LAMPIRAN 9
135
LEMBAR JAWABAN POST TEST 1
Nama : Hari :
Kelas : Tanggal :
1 Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
2 Analisis
Perencanaan:
Perhitungan :
Pengecekan :
NILAI:
136
3 Analisis :
Perencanaan :
Perhitungan:
Pengecekan:
LAMPIRAN 10
137
LEMBAR JAWABAN POST TEST 2
Nama : Hari :
Kelas : Tanggal :
No Jawaban
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
NILAI:
LAMPIRAN 11
138
PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI)
PETA KONSEP
MOL
n = m.
Mr
(n)
Jumlah volum
Rumus gas ideal :
Standar Kompetensi
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan kimia
(stoikhiometri)
Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui
percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
Indikator
1) Mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
2) Menentukan rumus empiris, rumus molekul, dan kadar zat dalam senyawa. 3) menentukan rumus air Kristal.
4) Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi.
5) Menentukan banyaknya zat pereaksi atau hasil reaksi
Setelah mempelajari modul ini, siswa diharapkan dapat :
1. mengkonversikan jumlah mol dengan jumlah partikel, massa,dan volum zat. 2. menghitung volum gas ideal dan menghitung volum gas berdasarkan hipotesis avogadro. 3. menentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa. 4. menentukan rumus air kristal. 5. menentukan kadar zat dalam suatu senyawa. 6. menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi. 7. menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi yang terbentuk.
X = n x 6,02.1023 m = n x Mr
V= n x 22,4 L
PV = n R T
V = n R T P
n = X .
6,02.1023
139
KONSEP MOL
1. DEFINISI MOL
Apabila kita mereaksikan atom Karbon (C) dengan molekul Oksigen (O2), maka akan terbentuk satu molekul CO2. Tetapi sebenarnya yang kita reaksikan bukan satu atom Karbon dengan satu molekul Oksigen, melainkan sejumlah besar atom Karbon dan sejumlah besar molekul Oksigen. Oleh karena itu jumlah atom atau jumlah molekul yang bereaksi begitu besarnya, maka untuk menyatakannya, para ahli kimia menggunakan “ mol “ sebagai satuan jumlah partikel (senyawa, atom, atau ion).
A. Hubungan Mol dengan Jumlah Molekul
Melalui percobaan yang dilakukan, ditetapkan bahwa jumlah partikel yang terdapat dalam 12,00 gram C-12 adalah 6,02x1023 butir atom. Bilangan ini selanjutnya disebut bilangan Avogadro atau tetapan Avogadro yang diberi lambang L.
Jumlah partikel = mol x bilangan Avogadro
Contoh soal (beserta langkah-langkah pemecahan masalah) Dalam satu mol molekul air (H2O) terdapat 6,022 x 1023 partikel molekul H2O. Berapakah jumlah partikel atom yang terdapat dalam 1 mol air tersebut? Jawab : 1. Tahap analisis
Diketahui: Jumlah mol molekul air (H2O) = 1 mol 1 mol molekul air = 6,022 x 1023 partikel molekul H2O. Ditanyakan : Jumlah partikel atom dalam 1 mol air tersebut?
2. Tahap perencanaan 1 molekul air tersusun oleh 2 atom H dan 1 atom O. Jadi 1 molekul air
tersusun oleh 3 atom. 1 mol zat mengandung 6,022 x 1023 partikel zat, maka 1 mol atom
mengandung 6,022 x 1023 partikel Mencari jumlah total partikel atom dalam 1 mol air dengan rumus:
X = a x n x L
Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung partikel zat itu
sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 gram atom Karbon - 12
1 mol atom = 6,022 x 10 23 partikel atom 1 mol senyawa = 6,022 x 10 23 partikel senyawa
X = n x L
140
3. Tahap perhitungan Jumlah partikel H2O = 1 mol H2O x 6,022 x 10 23 molekul Jumlah paritkel atom = 3 x 1 mol x 6,022 x 10 23 atom/mol = 1,806 x 10 23 atom
4. Tahap evaluasi Jadi, dalam 1 mol air terdapat 1,806 x 10 23 partikel atom
Kerjakan latihan soal berikut dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.
Pedoman Pemecahan Masalah
No Tahap Kriteria
1 Analisis Siswa mencoba menemukan masalah yang harus dipecahkan dan menegidentifikasi data-data apa saja yang telah ada untuk mendukung proses pemecahan masalah.
2 Perencanaan Dari data-data yang ada, siswa mencoba merencanakan suatu pemecahan masalah dengan tahapan sebagai berikut: Memecahakan rumus standar, meneliti hubungan antar konsep, membuat transformasi yaitu membuat penggubahan bentuk (rumus, satuan) yang dapat mendukung proses pemecahan masalah.
3 Perhitungan Siswa melakukan perhitungan sesuai dengan data dan perencanaan pemecahan masalah.
4 Evaluasi Siswa mengecek kembali jawaban yang telah di dapat dan memberikan kesimpulan terhadap jawaban tersebut.
1 Dalam satu mol air terdapat 6,022 x 10 23 molekul H2O. Jika dalam satu tetes air hujan terdapat 2 mol air, berapakah jumlah partikel atom air hujan tersebut jika tertampung sebanyak 10 tetes?
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
LATIHAN
141
B. Hubungan Mol dengan Massa Molar Massa molar adalah massa zat itu yang sama dengan massa atom atau massa
rumus zat tersebut yang dinyatakan dalam gram/mol.
Dari kedua rumusan di atas dapat dicari hubungan antara massa, jumlah mol, dan rumus massa atom atau massa molekul relative (Ar atau Mr) suatu zat.
Massa zat A = mol A x Mr A
mol A = massa A Mr A
Contoh soal Berapakah jumlah partikel dari 11 gram CO2, jika diketahui Ar C = 12 dan Ar O = 16?
Jawab : 1. Analisis
Diketahui : Ar C = 12 ; Ar O = 16. Massa CO2 = 11 gram Ditanyakan : Jumlah partikel CO2
2. Perencanaan Menghitung jumlah partikel CO2 dengan rumus: X = mol x 6,022.1023
partikel/mol Karna jumlah molbelum diketahui, maka hitung jumlah mol CO2 dengan
rumus; n = Gr/Mr Mr belum diketahui, maka hitung massa molar (Mr) CO2 dengan rumus:
Mr CO2 = ( 1 x Ar C ) + ( 2 x Ar O )
3. Perhitungan Mr CO2 = ( 1 x Ar C ) + ( 2 x Ar O )
= (1 x 12 ) + (2 x 16 ) = 44 g/mol
Mol CO2 = 11 gram = 0,25 mol 44 g/mol
Jumlah partikel CO2 = 0,25 mol x 6,022 x 1023 molekul/mol = 1,505 x 1023 molekul
4. Pengecekan
Massa 1 mol A = (Ar A) gram Massa 1 mol AB = (Mr AB) gram
m = n x Mr
n = m Mr
142
Jadi, jumlah mol dari 11 gram CO2 adalah 0,25 mol, dan jumlah partikel molekulnya adalah 1,505 x 1023 molekul
LATIHAN
1 Berapakah massa
sejumlah volum gas
NH3 yang
mengandung 6,02 x
1022 molekul NH3 jika
diketahui Ar N=14,
H=1?
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
2 Khaerani sedang
mempelajari sistem
pernafasan manusia. Ia
mengetahui bahwa
manusia menghirup
oksigen dan
mengeluarkannya
kembali dalam bentuk
karbondioksida. Ia
tertarik untuk
menghitung jumlah
molekul oksigen (O2)
tersebut jika seandainya
ia memilikinya sebanyak
11 gram. Berapakah
jumlah molekul O2 yang
berhasil di hitung rani?
(diketahui Ar C = 12 ; Ar
O = 16)
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
3 Diketahui gas X2
sebanyak 11,2 gram
mengandung 2,408.1023
molekul X. berapakah
Analisis
Perencanaan
143
massa atom relativ
(Ar) unsur X tersebut?
Perhitungan
Pengecekan
C. Hubungan Mol dengan Volum Zat.
Volum molar gas menyatakan volum 1 mol gas pada suhu dan tekanan tertentu. Jika
pengukuran dilakukan pada suhu 00C dan tekanan 1 atm, volum molar gas disebut
sebagai volum molar standar, hal itu disebabkan keadaan STP (Standard Temperature
and Preasure). Pada keadaan standar, volum 1 mol gas adalah 22,4 liter.
Contoh soal 1:
Terdapat 1,5 mol gas H2 di udara. Berapakah jumlah volumnya dalam keadaan
standar?
Jawab : Volum H2 = mol H2 x Vms
= 1,5 mol x 22,4 L/mol
= 33,6 L
Jadi, pada keadaan standar volum 1,5 mol gas H2 berjumlah 33,6 L
Contoh soal 2:
Hitunglah volum gas SO3 yang bermassa 4 gram jika diketahui Ar S=32 dan O=16!
Jawab:
1. Analisis
Diketahui:
Massa gas SO3= 4 gram
Ar S=32, Ar O=16
Ditanyakan: Volum gas?
2. Perencanaan
Menghitung volume gas dengan rumus: V = Mol SO3 x Vms atau V= n x 22,4 L/mol
Karna jumlah mol belum diketahui maka jumlah mol gas dapat ditentukan
dengan rumus : Mol SO3=massa SO3
Mr SO3
Mr zat belum diketahui maka Mr dihitung terlebih dulu.
3. Perhitungan
VSTP = n x 22,4 L/mol
144
Mr SO3 = (1 x Ar S) + (3 x Ar O)
= (1 x 32) + (3 x 16)
= 80 gram/mol
Mol SO3= 4 gram = 0,05 mol
80 g/mol
V = 0,05 mol x 22,4 L/mol = 1,12 L
4. Pengecekan
Volum yang didapat dari 4 gram gas SO3 adalah 1,12 liter.
Latihan mengkonversi mol dengan jumlah partikel, massa, dan volum zat.
1 Jumlah molekul yang
terkandung dalam 560
ml gas NH3 pada suhu
00C dan tekanan 76
cmHg adalah….
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
2 Radit ingin menghitung
massa dari 10 liter gas
CH4 pada ruangan
yang bersuhu 00C dan
bertekanan 1 atm.
Berapakah jumlah
massa gas yang di
dapat Radit jika ia
mengetahui bahwa Ar
C = 12 dan Ar H = 1?
Analisis Perencanaan
Perhitungan Pengecekan
3 Gas H2S adalah salah satu
gas yang banyak terdapat
di alam. 34 gram di alam
adalah merupakan jumlah
yang cukup banyak.
Peneliti ingin mengetahui
volume gas tersebut jika ia
Analisis
Perencanaan
145
mengukurnya pada
keadaan standar (STP).
Berapakah volum yang
didapat oleh peneliti
tersebut? (Ar H = 1, Ar S =
32)
Perhitungan
Pengecekan
D. Hukum Gas Ideal
Telah diketahui bahwa bila suatu gas dipanaskan maka akan terjadi pemuaian
volum. Adanya pemuaian volum menyebabkan terjadinya penyimpangan-
penyimpangan pada hukum-hukum yang berlaku pada gas. Untuk gas ideal
dianggap bahwa tidak ada penyimpangan-penyimpangan tersebut. Beberapa hukum
tentang gas yang berlaku pada gas ideal adalah:
a. Hukum Boyle, “Pada suhu tetap dan jumlah mol tetap, berlaku P≈1/V”
b. Hukum Amonton, “Pada volum dan jumlah mol tetap, maka P≈T”
c. Hukum Charles, “Pada tekanan dan jumlah mol tetap, maka V≈T”
d. Hipotesis Avogadro “Pada tekanan dan suhu tetap, maka V≈n”
Dari keempat hukum tersebut dapat disimpulkan bahwa pada gas ideal
berlaku persamaan:
Dengan, P = tekanan (atm) T = suhu mutlak (0K) V = Volum (L) n = jumlah mol (mol) R = Tetapan gas ideal (0,082 L atm/0K mol)
Contoh Soal
Berapakah volum 1 gram gas hydrogen (H2) yang diukur pada suhu 25 0C dan
tekanan 1 atm?
Jawab :
1. Analisis
Diketahui :
massa gas = 1 gram
suhu (T) = 25 0C
tekanan (P) = 1 atm
PV = n R T
146
Ditanyakan:
Volum gas?
2. Perencanaan
Karna suhu bukan 00C, maka ditentukan untuk volum gas adalah dengan
menggunakan rumus gas ideal, yaitu: PV=nRT
Mengubah satuan suhu dari 0C menjadi 0K
T = 250C = 25 + 273 0K = 298 0K
Menghitung besaran mol gas dengan terlebih dahulu menghitung Mr-nya.
(Mol= G/Mr)
Memasukkan nilai besaran-besaran yang ada.
Menghitung Volum gas dengan rumus: V = n R T P
3. Perhitungan
Mr H2 = (2 x Ar H) = 2 x 1 = 2 g/mol
Mol H2 = 1 gram = 0,5 mol 2 g/mol
V H2 = 0,5 mol x 0,082 L atm/K mol x 298 0K 1 atm
= 12,218 L
4. Pengecekan Volum gas hydrogen yang didapat ialah 12,218 liter.
LATIHAN
1 Di dalam ruangan
bersuhu 270C terdapat
12,5 liter gas nitrogen
monoksida (NO).
Seorang peneliti ingin
menghitung massa gas
tersebut pada tekanan 1
atm sebagai langkah
percobannya. Berapakah
hasil yang di peroleh oleh
peneliti tersebut jika ia
mengetahui bahwa Mr
NO adalah 30 g/mol dan
tetapan gas ideal (R)
adalah 0,082 L
atm/K.mol ?
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
2 Seorang ibu rumah Analisis Perencanaan
147
tangga baru saja
membeli tabung gas
LPG yang berisi gas
CH4 bervolum 30 liter.
Agar massa gas
menjadi 12 kg pada
suhu 270C, berapakah
tekanan udara yang
dibutuhkan oleh ibu
tersebut jika Mr CH4
=16 g/mol dan CH4
dianggap sebagai gas
ideal?
Perhitungan
Pengecekan
E. Hipotesis Avogadro
Hipotesis Avogadro menyatakan bahwa, Pada suhu dan tekanan yang sama,
sejumlah volume yang sama suatu gas (sembarang gas) mengandung jumlah molekul yang
sama pula.
Berdasarkan pernyataan tersebut berarti apabila jumlah molekul sama, maka
jumlah mol gas akan sama pula. Dengan demikian berlaku bahwa perbandingan volum
gas akan sama dengan perbandingan mol gas.
Contoh soal
Berapakah volum dari 3 gram gas nitrogen monoksida (NO) yang diukur pada suhu
dan tekanan yang sama dengan 1 gram gas metana (CH4) dengan volum 1,5 liter? (Ar
N=14, O=16, H=1)
Jawab :
1. Analisis Diketahui: Massa gas NO = 3 gram Massa gas metana = 1 gram Volum gas metana = 1,5 L Ar N=14, O=16, H=1 Ditanyakan : Volum gas NO?
2. Perencanaan Mencari volum NO dengan menggunakan perbandingan (hipotesis)
Avogadro, V1 : V2 = n1 : n2 Menghitung jumlah mol masing-masing gas, dengan rumus: Mol= G/Mr
V1 : V2 = n1 : n2
148
3. Perhitungan Mr NO = (1 x 14) + (1 x 16)
= 30 g/mol Mol NO = 3 gram = 0,1 mol
30 g/mol Mr CH4 = (1 x 12 ) + (4 x 1)
= 16 g/mol Mr CH4 = 1 gram = 0,0625 mol
16 g/mol VNO : VCH4 = nNO : nCH4
VNO : 1,5 L = 0,1 mol : 0,0625 mol VNO = (0,1 mol : 0,0625 mol) x 1,5 L VNO = 2,4 L
4. Pengecekan Jadi, volum gas NO yang di dapat adalah sebanyak 2,4 liter.
LATIHAN
1 Tentukan volume 22
gram gas CO2, jika
pada suhu dan
tekanan yang sama, 8
gram gas SO3
volumenya = 10 liter.
(Mr CO2 = 44, Mr SO3
= 80)
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
2 Apabila 6,02.1023
molekul gas NO
mempunyai volum 2
liter pada suhu dan
tekana tertentu, maka
pada keadaan yang
sama volum dari
3,01x1023 molekul gas
N2 adalah….?
(Ar N=14, O=16)
Analisis Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
149
LAMPIRAN 12
149
PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI)
Untuk menentukan Untuk menentukan
Terdiri dari
Standar Kompetensi
2. Mendeskripsikan hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam perhitungan
kimia (stoikhiometri)
Kompetensi Dasar
2.2 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui
percobaan serta menerapkan konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia.
Indikator
1) Menentukan rumus empiris senyawa 2) Menentukan rumus molekul suatu senyawa 3) Menentukan kadar zat dalam senyawa 4) Menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi. 5) Menentukan banyaknya zat pereaksi atau hasil reaksi.
Setelah mempelajari modul ini, diharapkan: 1. Siswa dapat menentukan rumus empiris suatu senyawa. 2. Siswa dapat menentukan rumul molekul melalui rumus empiris senyawa. 3. Siswa dapat menentukan kadar zat dalam suatu senyawa. 4. Siswa dapat dapat menentukan pereaksi pembatas dalam suatu reaksi. 5. Siswa dapat dapat menentukan banyak zat pereaksi atau hasil reaksi yang terbentuk.
PERHITUNGAN
KIMIA
Rumus molekul
Rumus empiris
Reaksi pembatas rumus kimia
MAP KONSEP
150 RUMUS EMPIRIS, RUMUS MOLEKUL, DAN KADAR ZAT DALAM SENYAWA.
A. RUMUS EMPIRIS
Rumus empiris (RE) atau rumus perbandingan adalah rumus kimia yang menyatakan
jenis dan perbandingan paling sederhana dari atom-atom yang terdapat dalam suatu
senyawa.
Contoh:
Rumus molekul glukosa adalah C6H12O6, rumus empirisnya adalah CH2O, berarti perbandingan mol
atom C : H : O adalah 1 : 2 : 1.
Hal yang harus diupayakan pada penetapan rumus empiris suatu senyawa adalah
menentukan jumlah mol atau perbandingan mol unsur penyusun senyawa tersebut.
Rumus molekul dan rumus empiris beberapa senyawa
Perhatikan contoh soal berikut!
(menjawab soal dengan tahap-tahap pemecahan masalah)
Jawab: 1. Analisis
Diketahui: Massa senyawa= 3 gram Massa karbon (C)= 1,2 gram Massa hydrogen (H)= 0,2 gram Ar H=1, C=12, dan O=16 Ditanyakan: Rumus empiris senyawa?
2. Perencanaan Menentukan massa oksigen = massa senyawa – (massa C + massa H) Menentukan jumlah mol masing-masing atom Membandingkan mol masing-masing atom Menentukan rumus empiris
3. Perhitungan
Massa O = 3 g – (1,2 g + 0,2 g) = 1,6 gram Mol C = 1,2 gram = 0,1 mol
12 g/mol Mol H = 0,2 gram = 0,2 mol
1 g/mol Mol O = 1,6 gram = 0,1 mol
16 g/mol
Dalam 3 gram suatu senyawa karbon terdapat 1,2 gram karbon (C), 0,2 hidrogen (H), dan
sisanya oksigen (O). Tentukanlah rumus empiris senyawa tersebut jika diketahui Ar H=1,
C=12, dan O=16!
151
Perbandingan mol C : H : O = 0,1 mol : 0,2 mol : 0,1 mol = 1 : 2 : 1
Rumus empiris senyawa= CH2O
4. Pengecekan
Rumus empiris senyawa tersebut adalah CH2O
Contoh soal 2
Jawab:
1. Analisis
Diketahui: Senyawa mengandung:
K = 26,57% Cr = 35,36% O = 38,07%
Ar K=39, Cr=52, O=16 Ditanyakan: Rumus empiris senyawa?
2. Perencanaan
Menentukan dengan pemisalan massa senyawa. (misal 100 gram), maka:
K = 26,57% = 26,57 gram Cr = 35,36% = 35,36 gram O = 38,07% = 38,07 gram
Menentukan perbandingan mol antar unsur.
Mol K : mol Cr : mol O
Membagi jumlah mol dengan perbandingan mol terkecil.
3. Perhitungan
Misal massa senyawa adalah 100 g, maka:
Massa K=26,57 g ; masssa Cr=35,36 g ; dan massa O= 38,07 g
Perbandingan mol antar unsur
K : Cr : O = 26,57
39 :
35,36
52 :
38,07
16
= 0,68 : 0,68 : 2,379 Membagi dengan bilangan mol terkecil
K : Cr : O = 0,68
0.68 :
0,68
0.68 :
2,379
0.68
= 1 : 1 : 3,5 → 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛, 𝑑𝑖 𝑘𝑎𝑙𝑖 2 = 2 : 2 : 7 Maka di dapat rumus empiris senyawa adalah K2Cr2O7
4. Pengecekan
Jadi, Rumus empiris senyawa yang dianalisis adalah K2Cr2O7
Dari hasil analisis, diketahui suatu senyawa X mengandung 26,57% kalium, 35,36 % kromium, dan 38,07 % oksigen. Jika Ar K = 39, Cr = 52, dan O = 16, bagaimanakah rumus empiris senyawa yang telah di analisis tersebut?
152 Kerjakan latihan soal berikut dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.
Pedoman Pemecahan Masalah
No Tahap Kriteria
1 Analisis - Menegidentifikasi data-data apa saja yang telah untuk mendukung proses pemecahan masalah.
- Menemukan masalah yang harus dipecahkan
2 Perencanaan Dari data-data yang ada, siswa mencoba merencanakan suatu pemecahan masalah dengan tahapan sebagai berikut:
- Memecahakan rumus standar - Meneliti hubungan antar konsep, - membuat penggubahan bentuk (rumus, satuan) yang dapat
mendukung proses pemecahan masalah.
3 Perhitungan - Melakukan perhitungan sesuai dengan data dan perencanaan pemecahan masalah.
4 Pengecekan(Evaluasi ) - Mengecek kembali jawaban yang telah di dapat dan memberikan kesimpulan terhadap jawaban tersebut.
No Soal 1 Suatu senyawa organik dengan massa 100 gram terseusun dari 40 gram
karbon (C ), 6,6 gram hydrogen, dan sisanya oksigen (O). Tentukan rumus
empiris senyawa tersebut jika diketahui Ar C=12, H=1, O=16!
Analisis
Perencanaan
Perhitungan Pengecekan
LATIHAN
153
2 Senyawa X tersusun atas natrium (Na), karbon (C ), dan Oksigen (O). Kandungan massa unsurnya mempunyai persentasi Na=34,33%, C=17,91%, dan O=47,96 %. Jika diketahui Ar Na=23, C=12, dan O=16, tentukanlah rumus empiris senyawa X!
Analisis Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
B. RUMUS MOLEKUL
Berbeda dengan rumus empiris, rumus molekul (RM) zat menyatakan jenis dan
jumlah atom dalam tiap molekul zat itu. Hanya zat yang partikelnya berupa molekul yang
mempunyai rumus molekul.
Contoh: H2O (air), C6H12O6 (glukosa), C6H6 (benzene), dan lain sebagainya.
Penentuan rumus molekul (RM) :
Contoh soal:
Jawab:
1. Analisis
Diketahui: Rumus empiris : CH2O Mr senyawa : 60 g/mol Ar H= 1, C=12, O=16 Ditanyakan:
Rumus molekul?
2. Perencanaan Menentukan rumus molekul dari rumus empiris yang telah diketahui
RM = (RE)n ∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n
menentukan rumus Mr rumus empiris Mr CH2O = (Ar C) + (Ar H x 2) + (Ar O)
RM = (RE)n
∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n
Suatu senyawa mempunyai rumus empiris CH2O dan massa molekul relatif 60. Jika diketahui massa atom relatif H=1, C=12, dan O=16, maka rumus molekul senyawa itu adalah…
154
3. Perhitungan
Mr CH2O = (Ar C x 1) + (Ar H x 2) + (Ar O x 1) = (12 x 1) + (1 x 2) + (16 x 1) = 12 + 2 + 16 = 30 g/mol
∑ Mr RM = (∑ Mr RE)n 60 g/mol = ( 30 g/mol) n n = 60 g/mol 30 g/mol n = 2
RM = (RE)n RM = (CH2O) 2 RM = C2H4O2
4. Pengecekan Jadi rumus molekul senyawa itu adalah C2H4O2
No Soal
1 Diketemukan suatu senyawa terdiri dari 60% Karbon, 5% Hidrogen, dan sisanya Nitrogen.
Jika Mr senyawa itu = 80 g/mol. Bagaimamankah rumus empiris dan rumus molekul
senyawa tersebut?! (Ar C = 12 ; H = 1 ; N = 14)
Analisis Perhitungan
Perencanaan Pengecekan
2 Seorang siswa yang sedang melakukan percobaan di laboratorium mengambil senyawa yang mengandung 80% unsur karbon dan 20% unsur hidrogen sebagai sampel. Massa relatif senyawa tersebut adalah 30 g/mol. Tentukan rumus molekul senyawa tersebut!
Analisis
Perhitungan
LATIHAN
155
Perencanaan
Pengecekan
C. KADAR ZAT DALAM SENYAWA
Kadar menunjukkan komposisi bagian dalam satu komponen kompleks. Kadar unsur
dalam senyawa dapat di nyatakan dengan persentase mol unsur dalam senyawa tersebut.
Contoh soal:
Jawab:
1. Analisis
Diketahui: Senyawa Al2O3 (Ar Al =27, O=16) Ditanyakan : % masing-masing unsur?
2. Perencanaan
Menentukan Mr senyawa dari rumus : [(2xAr Al) + (3xAr O)]
Memperkirakan massa Al2O3 sejumlah 1 mol.
Menghitung massa tiap unsure.
3. Perhitungan
Mr Al2O3 = [(2x27) + (3x16)] = 102 g/mol
Misal Al2O3 sejumlah 1 mol, maka massa senyawa adalah 102 gram.
Kadar Al = x 100 %
Al = x 100 %
= 53,94 %
Kadar O = x 100 %
O = x 100 %
= 46,06 % Atau % O dalam Al2O3 = 100% - 53,94%
= 46,06%
4. Pengecekan
Komposisi masing-masing unsur Al dan O dalam Al2O3 adalah 53,94% dan 46,06%
Komposisi masing-masing unsur dalam senyawa Al2O3 adalah…
156 Contoh soal 2:
Jawab:
1. Analisis
Diketahui : Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16) Ditanyakan : % unsur besi dan Fe2O3
2. Perencanaan
Menentukan Mr senyawa
Menentukan jumlah besi (n) dalam senyawa kemudian mencari kadar besi melalui
perbandingan Ar besi dengan Mr senyawa.
3. Perhitungan
Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160
Kadar besi = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒
𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %
Fe = 2 𝑋 56
160 x 100 %
Fe = 70%
4. Pengecekan
Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 %
No Soal
1 Berapa persenkah kadar N dan S dalam senyawa (NH4)2SO4. Dimana Ar N = 14 ; S = 32 ; H = 1 dan O = 16.
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
LATIHAN
Berapakah persen besi yang terdapat dalam Fe2O3 jika diketahui Ar Fe=56, O=16.
157
2 Kadar unsur N dalam senyawa CO(NH3)2 adalah… (Ar C=12, N=14, O=16, H=1)
Analisis
Perhitungan
Perencanaan Pengecekan
Kerjakan latihan soal berikut dengan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah.
1. Massa molekul relatif suatu senyawa yang dianalisis 58. Jika senyawa itu terdiri dari 82,8% Karbon dan 17,2% Hidrogen, tentukan rumus molekulnya!
2. Suatu molekul mempunyai rumus empiris (CH2)n. bila molekul mempunyai Mr= 28 g/mol, maka rumus molekulnya adalah….
3. Suatu senyawa karbon mengandung unsur C, H, dan O. Pada pembakaran 0,29
gram senyawa itu diperoleh 0,66 gram CO2 dan 0,27 gram H2O. Bila massa molekul relatif senyawa itu adalah 58 g/mol, berapakah rumus molekul senyawa karbon tersebut?
Tugas rumah
158 REAKSI PEMBATAS
Bila dua zat direaksikan akan didapat dua kemungkinan. Kemungkinan pertama,
kedua pereaksi tepat habis. Kemungkinan kedua, salah satu pereaksi habis dan pereaksi
yang lain bersisa. Pereaksi yang habis akan membatasi hasil reaksi yang didapatkan.
Pereaksi yang membatasi hasil reaksi disebut reaksi pembatas.
Contoh soal
Diketahui reaksi sebagai berikut: ..... .....S (s) + 3 F2 (g)..... ..... SF6 (g) Jika yang direaksikan adalah 2 mol S dengan 10 mol F2, a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk? b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa? Jawab: 1. Analisis
Diketahui: Suatu reaksi : S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g) S = 2 mol yang bereaksi F2= 10 mol yang bereaksi Ditanyakan: Mol SF6 yang terbentuk? Mol zat yang tersisa?
2. Perencanaan Menyetarakan reaksi .... ..... S + 3 F2 ...... ... ... SF6 (sudah setara) Menentukan pereaksi pembatas dengan menentukan kemungkinan yang terjadi.
* JIka semua S bereaksi maka mencari mol F2 yang dibutuhkan adalah:
.....mol F2 = x 2 mol S * Jika semua F2 habis bereaksi, maka S yang dibutuhkan .....mol S =koefisien S x mol F2
Koefisian F2 Menentukan mol zat sisa hasil reaksi.
A = koefisien A x mol pereaksi pembatas. 3. Perhitungan
* JIka semua S bereaksi maka F2 yang dibutuhkan
.....mol F2 = x 2 mol S
..... ..... .....= x 2 mol
..... ..... .....= 6 mol Hal ini memungkinkan karena F2 tersedia 10 mol.
* Jika semua F2 habis bereaksi, maka S yang dibutuhkan .....mol S =koefisien S x mol F2
Koefisian F2 ... =1/3 x 10 mol .. .= 3,33 mol
159
Hal ini tidak mungkin terjadi, karena S yang tersedia hanya 2 mol. Jadi yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah S! *Banyaknya mol SF6 yang terbentuk adalah x mol S
Mol SF6 = koefisien SF6 x mol reaksi pembatas = 1 x 2 mol = 2 mol *Banyaknya zat F2 yang terpakai F2 = koefisien F2 x mol S Koefisien S = 3/1 x 2 mol = 6 mol *Banyaknya F2 yang tersisa F2 = 10 mol – 6 mol = 4 mol
4. Pengecekan
a. mol SF6 yang terbentuk adalah 2 mol b. zat yang tersisa adalah F2 sebanyak 4 mol
LATIHAN 1 Satu mol logam Aluminium direaksikan dengan asam klorida secukupnya menurut reaksi:
Al (s).... + ....HCl (aq) . ...AlCl3 (aq) ....+ ....H2 (g)
Ditanya:
a. Berapa gram AlCl3 yang terbentuk?
b. Berapa L gas H2 (STP)? c. Berapa pertikel H2 yang terjadi?
Ar Al = 27 ; Cl = 35,5
Jawab:
Analisis
Ringkasan pada tahap perhitungan (dengan rumus MBS)
S (s) + 3 F2 ..... ..... SF6 (g)
Mula-mula : 2 mol 10 mol Bereaksi : 2 mol 3/1(2 mol) A - Sisa : - 4 mol 1/1 (2 mol)
160
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
2 13 gram Seng tepat habis bereaksi dengan sejumlah HCl menurut reaksi:
.....Zn (s) + HCl (aq) ZnCl2 (aq) + H2 (g).
Bila 1 mol gas oksigen pada tekanan dan suhu tersebut bervolume 20 liter, berapa literkah
Analisis
Perencanaan
Perhitungan
Pengecekan
161 3 22,4 L gas SO2 direaksikan dengan 33,6 L gas O2 (STP) membentuk gas SO3. Berapa gram
SO3 yang terbentuk? ( Ar S = 32 ; O = 16 )
Analisis
Perencanaan
perhitungan
Pengecekan
LAMPIRAN 13
162
STOIKIOMETRI
RINGKASAN MATERI
Mol : Satu mol didefinisikan sebagai sejumlah zat yang mengandung partikel zat itu
sebanyak atom yang terdapat dalam 12,000 gram atom Karbon – 12
PETA KONSEP
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍 MOL
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒐𝒍𝒆𝒌𝒖𝒍 (n)
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂
Jumlah volum Rumus gas ideal :
No Soal Jawaban 1 Jika diketahui tetapan Avogadro adalah
L, maka jumlah molekul 2 mol gas klorin adalah… a. 2 L c. ½ L b. 0,2 L d. 12 L
2 Jika diketahui L= 6 x 1023 partikel/mol, maka jumlah mol 5,4 x 1023 atom besi setara dengan… a. 9 mol c. 6 mol b. 0,9 mol d. 0,6 mol
X = n x 6,02.1023 m = n x Mr
n = X .
6,02.1023
n = m.
Mr
V= n x 22,4 L
PV = n R T
V = n R T P
LATIHAN SOAL
163
3 Berapakah jumlah molekul dari 0,56 g CaO jika diketahui tetapan Avogadro (L)= 6 x 1023 dan Ar Ca=40, O=16? a. 6 x 1023 molekul b. 3 x 1023 molekul c. 6 x 1021 molekul d. 3 x 1021 molekul
4 Jika diketahui massa urea CO(NH2)2
adalah 24 g. maka jumlah mol urea tersebut adalah… (Ar O=16. C=12, N=14, dan H=1) a. 0,4 mol c. 0,6 mol b. 0,5 mol d. 0,7 mol
5 Diketahui massa atom relative (Ar) O=16. C=12, N=14, dan H=1. Berapakah massa dari o,5 mol zat urea CO(NH2)2 ? a. 22 g c. 30 g b. 44 g d. 60 g
6 Diketahui massa o,5 mol senyawa XSO4 adalah 72 gram. Berapakah massa molekul relative (Mr) senyawa tersebut? a. 144 c. 72 b. 96 d. 64
7 Volume 8,8 gram gas CO2 pada keadaan standar (T=00C, P=1 atm) adalah… A. 22,4 L c. 4,48 L B. 3,36 L d. 5,60 L
8 Volume 1,4 gram gas N2 dalam keadaan standar adalah…. (Ar N=14) a. 1,12 L c. 3,36 l b. 2,24 L d. 4,48 L
164
9 Volume 34 gram gas ammonia (Mr=17) yang diukur pada suhu 270C dan tekanan 1 atm adalah… a. 4,48 L c. 24,6 L b. 36,4 L d. 2,24 L
10 Volume 88 g gas CO2 (Mr=44) yang diukur pada suhu 250C dan tekanan 2 atm adalah… a. 22,4 L c. 48,8 L b. 44,8 L d. 11,2 L
LAMPIRAN 14
165
Jawaban soal latihan Stoikiometri
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
LAMPIRAN 15
166
QUIZ KELOMPOK
1. Senyawa X tersusun atas natrium (Na), karbon (C ), dan Oksigen (O).
Kandungan massa unsurnya mempunyai persentasi Na=34,33%, C=17,91%,
dan O=47,96 %. Jika diketahui Ar Na=23, C=12, dan O=16, tentukanlah
rumus empiris senyawa X!
2. Seorang siswa yang sedang melakukan percobaan di laboratorium mengambil
senyawa yang mengandung 80% unsur karbon dan 20% unsur hidrogen
sebagai sampel. Massa relatif senyawa tersebut adalah 30 g/mol. Tentukan
rumus molekul senyawa tersebut!
3. Berapa persenkah kadar N dan S dalam senyawa (NH4)2SO4.
Dimana Ar N = 14 ; S = 32 ; H = 1 dan O = 16.
4. Diketahui reaksi sebagai berikut
.S (s) + 3 F2 (g) ..... ..... (g) SF6 (g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2
a. Berapa mol kah SF6 yang terbentuk?
b. Zat mana dan berapa mol zat yang tersisa?
167
JAWABAN SOAL QUIZ KELOMPOK
1. Senyawa X tersusun atas natrium (Na), karbon (C ), dan Oksigen (O).
Kandungan massa unsurnya mempunyai persentasi Na=34,33%, C=17,91%,
dan O=47,96 %. Jika diketahui Ar Na=23, C=12, dan O=16, tentukanlah
rumus empiris senyawa X!
Jawaban:
a. Analisis
Diketahui:
- Senyawa X mengandung Na=34,33%, C=17,91%, dan O=47,96 %.
- Ar Na=23, C=12, dan O=16
Ditanyakan: Rumus empiris senyawa X?
b. Perencanaan
- Menentukan massa senyawa dengan pemisalan (misal massa = 100 g)
- Menentukan perbandingan massa unsure.
- Menentukan perbandingan mol antar unsur.
- Menentukan rumus empiris senyawa.
c. Perhitungan
- Misal massa senyawa = 100 gram,
Maka massa Na = 34,33% x 100 g = 34,33 g
Massa C = 17,91 % x 100 g = 17,91 g
Massa O = 47,96 % x 100 g = 47,96 g
- Perbandingan massa unsur
Na : C : O = 34,33 : 17,91 : 47,96
- Perbandingan mol
Na : C : O = 34,33/ 23 : 17,91/ 12 : 47,96/ 16
= 1,49 : 1,49 : 2,99
= 1 : 1 : 2
Maka rumus empiris = NaCO2
d. Pengecekan
Rumus empiris senyawa = NaCO2
2. Seorang siswa yang sedang melakukan percobaan di laboratorium mengambil
senyawa yang mengandung 80% unsur karbon dan 20% unsur hidrogen
sebagai sampel. Massa relatif senyawa tersebut adalah 30 g/mol. Tentukan
rumus molekul senyawa tersebut!
168
Jawaban:
a. Analisis
Diketahui:
Senyawa mengandung 80% C dan 20% H
Mr senyawa = 30 g/mol
Ditanyakan: Rumus molekul senyawa?
b. Perencanaan
- Menentukan rumus senyawa denagna pemisalan CxHy
- Menentukan kadar C berdasarkan Ar C dan Mr senyawa dikali 100 %
- Menentukan kadar H berdasarkan Ar H dan Mr senyawa di kali 100 %
- Menentukan rumus molekul senyawa.
c. Perhitungan
Misal rumus senyawa adalah CxHy
Kadar unsur C = 𝑥 𝑋 𝐴𝑟 𝐶
𝑀𝑟 𝐶𝑥𝐻𝑦 x 100 %
80% = 𝑥 𝑋 12
30 x 100 %
X = 80 𝑥 30
100 𝑥 12 = 2
Kadar unsur H = 𝑦 𝑋 𝐴𝑟 𝐻
𝑀𝑟 𝐶𝑥𝐻𝑦 x 100 %
20 % = 𝑦 𝑋 1
30 x 100 %
Y =20 𝑥 30
100 𝑥 1 = 6
d. Pengecekan
Rumus molekul senyawa CxHy adalah C2H6
3. Berapa persenkah kadar N dan S dalam senyawa (NH4)2SO4.
Dimana Ar N = 14 ; S = 32 ; H = 1 dan O = 16.
Jawaban:
a. Analisis
Senyawa Fe2O3 (Ar Fe=56, O=16)
Ditanyakan : % unsur besi dan Fe2O3
b. Perencanaan
- Menentukan Mr senyawa.
- Menentukan jumlah besi (n) dalam senyawa kemudian mencari kadar
besi melalui perbandingan Ar besi dengan Mr senyawa.
169
c. Perhitungan
- Mr Fe2O3 = ((2 x 56) + (3 x 16)) = 160
- Kadar besi = 𝑛 𝑋 𝐴𝑟 𝐹𝑒
𝑀𝑟 𝐹𝑒2𝑂3 x 100 %
Fe = 2 𝑋 56
160 x 100 %
Fe = 70%
d. Pengecekan
Persentase besi dalam senyawa Fe2O3 adalah 70 %
4. Diketahui reaksi sebagai berikut
.S (s) + 3 F2 (g) ..... ..... (g) SF6 (g)
Jika direaksikan 2 mol S dengan 10 mol F2
a. Berapakah massa SF6 yang terbentuk?
b. massa zat yang tersisa? (Ar S=32, F=19)
Jawaban:
a. Analisis
Diketahui:
Suatu reaksi : S (s) + 3 F2 ..... ..... (g) SF6 (g)
S = 2 mol yang bereaksi
F2= 10 mol yang bereaksi
Ditanyakan:
- Mol SF6 yang terbentuk?
- Mol zat yang tersisa?
b. Perencanaan
- Menentukan reaksi pembatas
- Menentukan mol SF6
- Menentukan mol F2 yang bereaksi
- Menentukan mol F2 yang tersisa.
c. perhitungan
Ringkasan pada tahap perhitungan (dengan rumus MBS)
S (s) + 3 F2 ..... ..... SF6 (g) Mol mula-mula : 2 mol 10 mol Bereaksi : 2 mol 3/1(2 mol) 1/1 (2 mol) Sisa : - 4 mol 2 mol
Massa SF6 = mol SF6 x Mr SF6 massa F2 = mol sisa F2 x Mr F2 = 2 mol x 146 = 4 mol x 38 g/mol = 292 gram = 152 gram
LAMPIRAN 17
170
SOAL DAN JAWABAN QUIZ INDIVIDU
1) . Suatu senyawa terdiri dari 43,7% P dan 56,3% O. Tentukan rumus
empirisnya! (Ar P = 3 dan O = 16)
Jawab :
...Misal massa senyawa = 100 gram
...Maka massa P dan O masing-masing 43,7 g dan 56,3 g
...Perbandingan mol P : mol O = :
........................................= 1,41 : 3,52
........................................= 1 : 2,5
........................................= 2 : 5
Jadi rumus empirisnya P2O5
2) Berapakah kadar C dan N dalam urea (CO(NH2)2)?
Dimana, Ar C = 12 ; N = 4 ; O = 16 ; dan H = 1.
Jawab:
1 mol urea mengandung 1 atom C, 1 atom O, 2 atom N dan 4 atom H.
Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60
Kadar C = x 100 % = 20 %
Kadar N = x 100 % = 46,66 %
3) Sebanyak 0,5 mol N2 direaksikan dengan 3 mol H2 menurut reaksi:
N2 ....+ .... H2 .. .. NH3
a. Tentukan pereaksi pembatas
b. Berapa liter NH3 (STP) dihasilkan?
c. Berapa mol zat sisa?
Jawab:
Reaksi:
....N2(g).+3H2(g). ...2NH3(g)
.... .................
171
..0,5mol .3mol
..... ................
.=0,5 =1 (Nilai0,5<1)
Maka pereaksi pembatas adalah N2, sehingga:
a. Pereaksi pembatas zat : N2
b. NH3 = x 0,5 mol = 1 mol
Volume NH3 = 1 x 22,4 L = 22,4 L
c. H2 yang bereaksi = x 0,5 mol = 1,5 mol
H2 sisa = yang tersedia - yang bereaksi
= ( 3 – 1,5 ) mol
.= 1,5 mol
LAMPIRAN 18
172
LEMBAR OBSERVASI
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Cisauk
Tahun Pelajaran : 2009/2010 Kelas :…………...........
Materi pokok : ………………………………………………………………………
Indikator : ………………………………………………………………………
Hari/Tanggal : ……………/…………………………… Siklus : ……...
AKTIVITAS SISWA DI KELAS
No. Aktivitas yang diamati Kurang dari
50%
Sekitar
50%
Lebih dari
50%
1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan.
2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan.
3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan.
4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat
mengerjakan latihan soal.
5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan
pemecahan masalah.
AKTIVITAS GURU DI KELAS
No. Aktivitas yang diamati 4 3 2 1
1 Membuka pelajaran & apersepsi
2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.
3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.
4 Membimbing pelatihan.
5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan.
7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.
8 Menutup pembelajaran
Keterangan:
4= Sangat Baik (SB) ; 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)
Mengetahui,
Observer/Guru Bidang Studi
………………………………
LAMPIRAN 19
173
LEMBAR ANGKET PENELITIAN
Nama :
Jenis Kelamin : L / P
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang pembelajaran yang baru kalian ikuti?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
2. Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang baru kalian ikuti? Mengapa?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau menjelaskan
materi pelajaran? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
4. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
5. Bagaimana tes atau evaluasi yang diberikan oleh guru? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
LAMPIRAN 20
174
LEMBAR OBSERVASI
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Cisauk
Tahun Pelajaran : 2009/2010
Kelas : x.3
Materi pokok : konsep mol
Indikator : 1 Pertemuan : 1
Hari/Tanggal : sabtu, 16 januari 2010 Siklus : 1
AKTIVITAS SISWA DI KELAS
No. Aktivitas yang diamati Kurang dari
50%
Sekitar
50%
Lebih dari
50%
1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan.
2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan.
3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan.
4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat
mengerjakan latihan soal.
5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan
pemecahan masalah.
AKTIVITAS GURU DI KELAS
No. Aktivitas yang diamati 4 3 2 1
1 Membuka pelajaran & apersepsi
2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.
3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.
4 Membimbing pelatihan.
5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan.
7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.
8 Menutup pembelajaran
Keterangan:
4= Sangat Baik (SB) ; 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)
Mengetahui,
Observer/Guru Bidang Studi
Murdoyoko, S.Pd
175
LEMBAR OBSERVASI
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Cisauk
Tahun Pelajaran : 2009/2010
Kelas : x.3
Materi pokok : konsep mol
Indikator : 1 Pertemuan : 2
Hari/Tanggal : jumat, 29 januari 2010 Siklus : 1
AKTIVITAS SISWA DI KELAS
No. Aktivitas yang diamati Kurang dari
50%
Sekitar
50%
Lebih dari
50%
1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan.
2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan.
3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan.
4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat
mengerjakan latihan soal.
5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan
pemecahan masalah.
AKTIVITAS GURU DI KELAS
No. Aktivitas yang diamati 4 3 2 1
1 Membuka pelajaran & apersepsi
2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.
3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.
4 Membimbing pelatihan.
5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan.
7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.
8 Menutup pembelajaran
Keterangan:
4= Sangat Baik (SB); 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)
Mengetahui,
Observer/Guru Bidang Studi
Annisa Khairani
176
LEMBAR OBSERVASI
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Cisauk
Tahun Pelajaran : 2009/2010
Kelas : x.3
Materi pokok : konsep mol
Indikator : 1 Pertemuan : 4
Hari/Tanggal : sabtu, 16 januari 2010 Siklus : 2
AKTIVITAS SISWA DI KELAS
No. Aktivitas yang diamati Kurang dari
50%
Sekitar
50%
Lebih dari
50%
1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan.
2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan.
3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan.
4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat
mengerjakan latihan soal.
5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan
pemecahan masalah.
AKTIVITAS GURU DI KELAS
No. Aktivitas yang diamati 4 3 2 1
1 Membuka pelajaran & apersepsi
2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.
3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.
4 Membimbing pelatihan.
5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan.
7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.
8 Menutup pembelajaran
Keterangan:
4= Sangat Baik (SB) ; 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)
Mengetahui,
Observer/Guru Bidang Studi
Bidari, S.Pd
177
LEMBAR OBSERVASI
Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Cisauk
Tahun Pelajaran : 2009/2010
Kelas : x.3
Materi pokok : konsep mol
Indikator : 1 Pertemuan : 5
Hari/Tanggal : sabtu, 16 januari 2010 Siklus : 2
AKTIVITAS SISWA DI KELAS
No. Aktivitas yang diamati Kurang dari
50%
Sekitar
50%
Lebih dari
50%
1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan.
2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan.
3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan.
4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat
mengerjakan latihan soal.
5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan
pemecahan masalah.
AKTIVITAS GURU DI KELAS
No. Aktivitas yang diamati 4 3 2 1
1 Membuka pelajaran & apersepsi
2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.
3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan.
4 Membimbing pelatihan.
5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan
penerapan.
7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.
8 Menutup pembelajaran
Keterangan:
4= Sangat Baik (SB) ; 3= Baik (B) ; 2= Cukup (C ); 1= Kurang (K)
Mengetahui,
Observer/Guru Bidang Studi
Bidari, S.Pd
LAMPIRAN 21
178
Analisis hasil angket siswa siklus I
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang proses pembelajaran yang baru
kalian ikuti?
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
1 Menarik dan mudah dimengerti 17 53%
2 Cukup mudah dimengerti 4 12,5%
3 Sulit dimengerti 11 34%
2. Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang baru kalian ikuti?
Mengapa?
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
1 Senang 20 62,5%
3 Biasa saja 7 22%
4 Tidak senang 5 15,5%
3. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau
menjelaskan materi pelajaran? Jelaskan!
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
1 Baik 13 40,6%
2 Cukup Baik 11 34,3%
3 Kurang baik 8 25%
4. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti?
Jelaskan!
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
1 Mengerti 14 43,75%
2 Kadang-kadang 8 25%
3 Tidak mengerti 10 31,25%
5. Bagaimana tes atau evaluasi yang diberikan oleh guru?
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
1 Sangat mudah 0 0%
2 Mudah 2 6,2%
3 Sulit 19 59,3%
4 Sangat sulit 11 34,3%
LAMPIRAN 22
179
Analisis hasil angket siswa siklus II
1. Bagaimana menurut pendapatmu tentang proses pembelajaran yang baru
kalian ikuti?
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
1 Menarik dan mudah dimengerti 22 68,7%
2 Cukup mudah dimengerti 7 21,9%
3 Sulit dimengerti 3 9,3%
2. Apakah kalian senang dengan pembelajaran yang baru kalian ikuti?
Mengapa?
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
1 Senang 28 87,5%
3 Biasa saja 3 9,3%
4 Tidak senang 1 3,2%
3. Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru menerangkan atau
menjelaskan materi pelajaran? Jelaskan!
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
1 Baik 21 65,6%
2 Cukup Baik 8 25%
3 Kurang baik 3 9,3%
4. Apakah kalian dapat memahami materi pelajaran yang baru kalian ikuti?
Jelaskan!
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
Mengerti 23 71,87%
Kadang-kadang 5 15,6%
Tidak mengerti 4 12,5%
5. Bagaimana tes atau evaluasi yang diberikan oleh guru?
No Tanggapan Banyak siswa Persentase
1 Sangat mudah 4 12,5%
2 Mudah 15 46,87%
3 Sulit 10 31,25%
4 Sangat sulit 3 9,3%
LAMPIRAN 23
180
PENILAIAN SOAL
KRITERIA PENILAIAN
No Tahap Skor Keterangan
1
Analisis 0 - Jika siswa tidak menuliskan data apapun
0,5 - Jika siswa menuliskan apa yang di ketahui dan yang
di tanyakan namun apa yang di tanyakan tidak sesuai
dengan permintaan soal.
1 - Jika siswa menuliskan data yang diketahui dan di
tanyakan dengan lengkap.
No Tahap Kriteria penilaian Skor
1 Analisis Siswa mencoba menemukan masalah yang harus
dipecahkan dan mengidentifikasi data-data apa saja
yang telah ada unutk mendukung proses pemecahan
masalah tersebut.
1
2 Perencanaan Dari data-data yang ada, siswa mencoba
merencanakan suatu pemecahan masalah dengan
tahap-tahap berikut:
Memecahkan rumus standar, meneliti hubungan antar
konsep, dan membuat transformasi (membuat suatu
pengubahan bentuk rumus atau satuan yang dapat
menudkung proses pemecahan masalah.
0,5
3 Perhitungan Siswa melakukan perhitungan sesuai dengan data dan
perencanaan pemecahna masalah.
3
4 Pengecekan Siswa mengecek kembali jawaban yang telah di dapat
dan memberikan kesimpulan terhadap jawaban
tersebut.
0,5
Skor total 5
181
2 Perencanaan 0 - Jika siswa tidak menuliskan apapun dalam kolom
perencanaan
0,2 - Jika siswa menuliskan tahap perencanaan namun
tidak lengkap, missal hanya 1 tahap perencanaan
atau beberapa tahap namun keterangan kurang
lengkap
0,5 - Jika siswa menuliskan tahap-tahap perencanaan
dengan lengkap (rumus-rumus yang diperlukan)
3 Perhitungan
0 - Jika siswa tidak menuliskan apapun di kolom
perhitungan
- Jika siswa mengerjakan sedikit perhitungan dan
jawabannya salah.
0,5 - Jika siswa mengerjakan semua tahap perhitungan
namun jawaban masih salah.
1 - Jika siswa mengerjakan semua tahap perhitungan
dan hanya 1 tahap yang benar sedang yang lainnya
salah.
2,5 - Jika siswa menghitung semua rumus dengan semua
jawaban benar namun terdapat kekurangan
keterangan seperti tidak mencantumkan nama
rumus, atau ketangan lain, atau menambahkan
pernyataan yang salah yang tidak sesuai dengan
permintaan soal
3 - Jika siswa mengerjakan semua tahap perhitungan
dengan lengkap dan benar
4 Evaluasi
0 - Jika siswa tidak menuliskan apapun dalam kolom
pengecekan atau evaluasi
- Jika siswa salah menyatakan kesimpulan
0,5 - Jika siswa meyatakan kesimpulan dengan lengkap
dan benar.
LAMPIRAN 24
182
Perhitungan Hasil Posttest Siklus I
No Kode
subjek
No
soal
Skor per tahap Skor
tiap
soal
Skor
total
(ST)
Nilai
akhir
[𝑺𝑻 𝐱 𝟐
𝟑𝟎 x
100]
Analisis
(1)
Perenca-
naan
(0,5)
Perhitun
gan
(3)
Pengece
k-an
(0,5)
1 L1
1 0,5 0 2 0 2,5
8 53 2 0,5 0,5 2 0 3
3 0,5 0,5 1,5 0 2,5
2 L2
1 1 0 0 0 1
3,5 23 2 1 0,5 0 0 1,5
3 1 0 0 0 1
3 P1
1 1 0,5 3 0 4,5
13,5 90 2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0,5 3 0 4,5
4 P2
1 1 0 2 0 3
8 53 2 1 0 3 0 4
3 1 0 0 0 1
5 L3
1 1 0,5 3 0,5 5
14 93 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 2,5 0 4
6 P3
1 1 0 1 0 2
6,5 43 2 0,5 0,5 2 0 3
3 0,5 0,5 0,5 0 1,5
7 P4
1 1 0,5 3 0,5 5
15 100 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 3 0,5 5
8 L4
1 1 0,5 1,5 0 3
13 87 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 3 0,5 5
9 P5
1 1 0,5 0 0 1,5
8 53 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0 0,5 0 1,5
10 P6
1 1 0,5 1 0 2,5
5,5 37 2 1 0,5 0,5 0 2
3 1 0 0 0 1
11 P7
1 1 0,5 2 0 3,5
9,5 63 2 1 0,5 2 0 3,5
3 1 0,5 1 0 2,5
183
12 L5
1 0,5 0,5 2 0 3
8,5 57 2 1 0,5 2 0 3,5
3 1 0 1 0 2
13 P8
1 1 0,5 0,5 0 2
4 27 2 1 0 0 0 1
3 1 0 0 0 1
14 P9
1 1 0,5 0,5 0 2
6,5 43 2 1 0,5 1,5 0 3
3 1 0,5 0 0 1,5
15 L6
1 1 0 0 0 1
3 20 2 1 0 0 0 1
3 1 0 0 0 1
16 P10
1 1 0,5 3 0,5 5
15 100 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 3 0,5 5
17 P11
1 1 0,5 2 0 3,5
9,5 63 2 1 0,5 1 0 2,5
3 1 0,5 2 0 3,5
18 P12
1 1 0,5 2 0,5 4
13,5 90 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 2,5 0,5 4,5
19 P13
1 1 0 0 0 1
5 33 2 1 05 0,5 0 2
3 1 0,5 0,5 0 2
20 P14
1 1 0 2 0 3
7,5 50 2 0,5 0 1 0 1,5
3 1 0,5 1,5 0 3
21 P15
1 0,5 0 0,5 0 1
5,5 37 2 1 0 2 0,5 3,5
3 1 0 0 0 1
22 L7
1 1 0,5 1 0 2,5
11,5 77 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0 3 0 4
23 P16
1 1 0,5 0,5 0 2
6 40 2 1 0 2 0 3
3 1 0 0 0 1
24 L8
1 0 0 2 0 2
7 46 2 0,5 0 2 0 2,5
3 0,5 0 2 0 2,5
184
25 P17
1 1 0,5 1,5 0 3
9,5 63 2 1 0,5 1 0 2,5
3 1 0,5 2,5 0 4
26 P18
1 1 0,5 3 0,5 5
13
87
2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0,5 2 0 3,5
27 L9
1 1 0,5 0 0 1,5
5 33 2 1 0,5 1 0 2,5
3 1 0 0 0 1
28 P19
1 1 0,5 1,5 0 3
12 80 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 2 0,5 4
29 L10
1 1 0,5 2 0 3,5
12,5 83 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 2,5 0 4
30 P20
1 0,5 0,5 0 0 1
4,5 30 2 0,5 0,5 1 0 2
3 0,5 0,5 0,5 0 1,5
31 P21
1 0,5 0,5 1 0 2
5 33 2 0,5 0,5 1 0 2
3 0,5 0,5 0 0 1
32 P22
1 1 0,5 3 0,5 5
13 87 2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0,5 2 0 3,5
Rata-rata hasil belajar siklus I 58,56
LAMPIRAN 25
185
Perhitungan hasil posttest siklus II
No Kode
subjek
No
soal
Skor per tahap Skor
tiap
soal
Skor
total
(ST)
Nilai akhir
[𝑺𝑻 𝐱 𝟐
𝟑𝟎 x 100]
Analisi
s
(1)
Perenc
a-naan
(0,5)
Perhitu
-ngan
(3)
Pengece
k-an
(0,5)
1 L1
1 1 0,5 3 0,5 5
10,5 70 2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0 0 0 1
2 L2
1 1 0,5 2 0 3,5
9,5 63 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0 0 0 1
3 P1
1 1 0,5 3 0,5 5
4,5 97 2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0,5 3 0,5 5
4 P2
1 1 0,5 3 0,5 5
11 73 2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0,5 0 0 1,5
5 L3
1 1 0,5 3 0,5 5
14,5 97 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 3 0 4,5
6 P3
1 1 0,5 2,5 0 4
10,5 70 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 0 0 1,5
7 P4
1 1 0,5 3 0,5 5
12 80 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 0,5 0 2
8 L4
1 1 0,5 1,5 0 3
9 60 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0 0 0 1
9 P5
1 1 0,5 3 0 4,5
10,5 70 2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0 0,5 0 1,5
10 P6
1 1 0,5 0 0 1,5
8 53 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 0 0 1,5
186
11 P7
1 1 0,5 1 0 2,5
9 60 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 0 0 1,5
12 L5
1 1 0,5 1,5 0 3
9,5 63 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 0 0 1,5
13 P8
1 1 0,5 2 0 3,5
9 60 2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0 0 0 1
14 P9
1 1 0,5 3 0,5 5
11 73 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0 0 0 1
15 L6
1 1 0,5 3 0,5 5
11 73 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0 0 0 1
16 P10
1 1 0,5 3 0,5 5
15 100 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 3 0,5 5
17 P11
1 1 0,5 3 0,5 5
14,5 97 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 3 0 4,5
18 P12
1 1 0,5 1,5 0 3
11 70 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 1 0 2,5
19 P13
1 1 0,5 0 0 1,5
8 53 2 1 05 3 0,5 5
3 1 0,5 0 0 1,5
20 P14
1 1 0,5 3 0,5 5
11 73 2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0,5 0 0 1,5
21 P15
1 1 0,5 2 0 3,5
9,5 63 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0 0 0 1
22 L7
1 1 0,5 3 0,5 5
11 73 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0 0 0 1
187
23 P16
1 1 0 0,5 0 1,5
8 53 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0 0,5 0 1,5
24 L8
1 1 0,5 3 0 4,5
9 60 2 0 0 1 0 1
3 1 0,5 2 0 3,5
25 P17
1 1 0,5 3 0,5 5
14,5 97 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 3 0 4,5
26 P18
1 1 0,5 3 0,5 5
14,5 97 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 3 0 4,5
27 L9
1 1 0,5 0 0 1,5
7,5 50 2 1 0,5 5 0,5 5
3 1 0 0 0 1
28 P19
1 1 0,5 1,5 0 3
11 73 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 1,5 0 3
29 L10
1 1 0,5 3 0,5 5
15 100 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 3 0,5 5
30 P20
1 1 0,5 3 0 4,5
10,5 70 2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0,5 0 0 1,5
31 P21
1 1 0,5 3 0,5 5
11 73 2 1 0,5 3 0 4,5
3 1 0,5 0 0 1,5
32 P22
1 1 0,5 3 0,5 5
14,5 97 2 1 0,5 3 0,5 5
3 1 0,5 3 0 4,5
Rata-rata hasil belajar siklus II 73,78
LAMPIRAN 26
LEMBAR WAWANCARA SISWA PRAPENELITIAN
1. Apakah kamu menyukai pelajaran kimia? Alasannya?
Jawab :….......................................................................................................
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
2. Apakah kamu merasa kesulitan dalam mempelajarai ilmu kimia atau materi-
materi kimia? Jika ya, tuliskan alasannya.
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
3. Materi kimia apa yang menurutmu sulit?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
4. Bagaimana cara mengajar gurudi kelas? Apakah sudah baik dan bisa di
fahami?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
5. Cara atau metode belajar seperti apa yang kamu harapkan dalam proses
pembelajaran di kelas?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
LAMPIRAN 27
LEMBAR WAWANCARA GURU PRAPENELITIAN
1. Bagaimana proses pembelajaran kimia di sekolah yang bapak/ibu ajar saat ini?
Jawab :….......................................................................................................
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
2. Apakah bapak/ibu merasa kesulitan dalam menerangkan peajaran kimia di
kelas?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
3. Materi kimia apa yang menurut bapak/ibu di nilai sulit oleh siswa?
Alasannya?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
4. Bagaimana hasil yang diperoleh siswa untuk materi yang dianggap sulit
tersebut?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
5. Apakah di sekolah yang bapak/ibu mengajar saat ini sudah pernah ada yang
melakukan penelitian tentang kesulitan siswa tersebut?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
6. Apakah ada rekomendasi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian
disekolah yang bapak/ibu saat ini mengenai cara belajar, metode, pendekatan,
ataupun model untuk mengatasi kesulitan dan meningkatkan hasil belajar
siswa tersebut?
Jawab :……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………
………………………………………………………………………
ANATES SITISKOR DATA=========
Rata2= 755.83Standar Deviasi= 78.83Keterangan: data terurut berdasarkan skor (tinggi ke rendah)Nama berkas: BELUM_ADA_NAMA.AUR
Nomor Nomor No. Butir Baru -----> Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 Urut Subyek No. Butir Asli ---> 1 2 3 4 5 6 7 8 Nama|Skr Ideal -> 50 50 50 50 50 50 50 50 1 18 865 30 25 45 50 25 50 45 35 2 19 857 25 25 45 50 25 50 42 35 3 1 856 25 50 50 37 25 50 25 35 4 27 843 15 22 45 50 22 50 42 35 5 26 836 15 22 50 35 25 50 42 35 6 36 833 37 30 50 25 25 50 50 35 7 23 827 37 35 50 35 30 50 50 20 8 33 826 35 30 50 35 35 50 45 30 9 16 820 15 35 50 35 25 47 47 30 10 20 817 25 50 45 15 20 45 40 17 11 2 809 30 45 50 35 25 35 47 22 12 8 807 32 50 45 35 25 50 25 25 13 4 796 20 50 50 20 25 35 47 22 14 22 788 30 20 50 50 25 45 42 17 15 17 787 15 50 50 40 25 35 25 35 16 24 781 30 25 37 45 15 40 45 25 17 12 777 35 35 50 35 20 45 50 35 18 15 777 30 30 47 35 25 50 50 25 19 10 752 27 25 45 30 20 40 45 50 20 31 752 20 20 45 37 25 50 50 30 21 25 747 20 25 47 35 20 45 50 30 22 14 742 30 20 50 20 22 45 45 25 23 13 739 30 15 45 25 20 45 42 20 24 6 722 30 25 45 20 15 45 50 20 25 32 720 25 20 47 32 20 50 47 20 26 5 714 30 50 50 25 32 50 25 25 27 9 711 10 40 50 35 50 47 37 25 28 7 704 30 50 50 20 32 40 25 30 29 34 697 20 45 45 30 20 40 32 30 30 3 693 25 50 50 50 35 15 20 20 31 30 690 15 22 40 37 17 40 15 25 32 11 684 22 25 50 50 37 25 20 30 33 21 679 30 15 45 35 17 50 45 20 34 29 664 20 17 45 35 20 45 35 20 35 35 622 10 42 45 15 15 22 17 25 36 28 476 5 40 37 40 15 30 40 15
Nomor Nomor No. Butir Baru -----> Skor 9 10 11 12 13 14 15 16 Urut Subyek No. Butir Asli ---> 9 10 11 12 13 14 15 16 Nama|Skr Ideal -> 50 50 50 50 50 50 50 50 1 18 865 45 50 45 50 50 50 50 30 2 19 857 45 50 45 50 50 50 50 35 3 1 856 45 50 42 50 50 50 50 35 4 27 843 45 47 45 50 50 50 50 35 5 26 836 45 47 45 50 50 50 50 35 6 36 833 42 50 40 50 37 50 50 40 7 23 827 35 25 30 50 45 50 50 35 8 33 826 40 40 37 50 37 50 50 35 9 16 820 42 25 45 50 50 50 50 50 10 20 817 45 50 50 50 50 50 45 35 11 2 809 50 10 50 50 50 45 35 50 12 8 807 50 20 50 50 50 50 45 50 13 4 796 45 10 50 50 50 50 47 50 14 22 788 40 50 45 45 40 40 45 37 15 17 787 32 50 45 50 45 50 45 30 16 24 781 45 22 47 47 47 50 50 50
Page 1
ANATES SITI 17 12 777 50 25 35 50 50 45 45 35 18 15 777 50 40 50 45 45 45 45 25 19 10 752 45 20 40 45 45 45 45 30 20 31 752 50 25 30 50 45 45 45 30 21 25 747 50 25 30 50 50 45 45 25 22 14 742 45 45 40 45 45 45 45 20 23 13 739 45 45 40 45 45 45 45 30 24 6 722 40 45 40 45 40 45 45 30 25 32 720 40 22 35 45 45 45 50 30 26 5 714 35 25 30 45 35 40 45 25 27 9 711 50 20 20 45 45 45 45 45 28 7 704 35 25 30 50 35 40 45 20 29 34 697 25 5 40 45 45 40 30 50 30 3 693 45 15 42 50 47 35 32 35 31 30 690 25 25 27 45 40 45 50 30 32 11 684 40 15 40 40 40 40 35 40 33 21 679 35 40 37 45 40 40 45 35 34 29 664 27 20 25 40 40 45 40 30 35 35 622 40 10 42 45 45 40 25 45 36 28 476 45 5 40 7 30 10 25 15
Nomor Nomor No. Butir Baru -----> Skor 17 18 19 20 Urut Subyek No. Butir Asli ---> 17 18 19 20 Nama|Skr Ideal -> 50 50 50 50 1 18 865 40 50 50 50 2 19 857 35 50 50 50 3 1 856 37 50 50 50 4 27 843 40 50 50 50 5 26 836 40 50 50 50 6 36 833 27 50 45 50 7 23 827 50 50 50 50 8 33 826 32 50 45 50 9 16 820 40 42 50 42 10 20 817 35 50 50 50 11 2 809 40 50 45 45 12 8 807 40 20 45 50 13 4 796 40 40 50 45 14 22 788 45 32 45 45 15 17 787 30 45 45 45 16 24 781 35 47 47 32 17 12 777 27 25 45 40 18 15 777 30 45 20 45 19 10 752 35 45 45 30 20 31 752 35 45 45 30 21 25 747 35 45 45 30 22 14 742 35 35 45 40 23 13 739 27 40 45 45 24 6 722 27 40 35 40 25 32 720 22 40 40 45 26 5 714 37 35 40 35 27 9 711 20 12 25 45 28 7 704 37 35 40 35 29 34 697 35 45 40 35 30 3 693 30 32 35 30 31 30 690 47 45 50 50 32 11 684 30 30 35 40 33 21 679 15 40 10 40 34 29 664 45 30 40 45 35 35 622 35 22 40 42 36 28 476 12 25 35 5
RELIABILITAS TES================
Rata2= 755.83
Page 2
ANATES SITISimpang Baku= 78.83KorelasiXY= 0.72Reliabilitas Tes= 0.83Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 399 457 856 2 2 422 387 809 3 3 361 332 693 4 4 424 372 796 5 5 359 355 714 6 6 367 355 722 7 7 359 345 704 8 8 407 400 807 9 9 352 359 711 10 10 392 360 752 11 11 349 335 684 12 12 407 370 777 13 13 384 355 739 14 14 402 340 742 15 15 392 385 777 16 16 414 406 820 17 17 357 430 787 18 18 425 440 865 19 19 412 445 857 20 20 405 412 817 21 21 319 360 679 22 22 407 381 788 23 23 427 400 827 24 24 398 383 781 25 25 392 355 747 26 26 412 424 836 27 27 404 439 843 28 28 284 192 476 29 29 337 327 664 30 30 326 364 690 31 31 390 362 752 32 32 371 349 720 33 33 406 420 826 34 34 332 365 697 35 35 314 308 622 36 36 403 430 833
KELOMPOK UNGGUL & ASOR======================
Kelompok UnggulNama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
1 2 3 4 5 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 1 18 865 30 25 45 50 25 2 19 857 25 25 45 50 25 3 1 856 25 50 50 37 25 4 27 843 15 22 45 50 22 5 26 836 15 22 50 35 25 6 36 833 37 30 50 25 25 7 23 827 37 35 50 35 30 8 33 826 35 30 50 35 35 9 16 820 15 35 50 35 25 10 20 817 25 50 45 15 20 Rata2 Skor 25.90 32.40 48.00 36.70 25.70 Simpang Baku 8.85 10.38 2.58 11.30 4.14
Page 3
ANATES SITI 6 7 8 9 10 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10 1 18 865 50 45 35 45 50 2 19 857 50 42 35 45 50 3 1 856 50 25 35 45 50 4 27 843 50 42 35 45 47 5 26 836 50 42 35 45 47 6 36 833 50 50 35 42 50 7 23 827 50 50 20 35 25 8 33 826 50 45 30 40 40 9 16 820 47 47 30 42 25 10 20 817 45 40 17 45 50 Rata2 Skor 49.20 42.80 30.70 42.90 43.40 Simpang Baku 1.75 7.13 6.78 3.31 10.18
11 12 13 14 15 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15 1 18 865 45 50 50 50 50 2 19 857 45 50 50 50 50 3 1 856 42 50 50 50 50 4 27 843 45 50 50 50 50 5 26 836 45 50 50 50 50 6 36 833 40 50 37 50 50 7 23 827 30 50 45 50 50 8 33 826 37 50 37 50 50 9 16 820 45 50 50 50 50 10 20 817 50 50 50 50 45 Rata2 Skor 42.40 50.00 46.90 50.00 49.50 Simpang Baku 5.58 0.00 5.45 0.00 1.58
16 17 18 19 20 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20 1 18 865 30 40 50 50 50 2 19 857 35 35 50 50 50 3 1 856 35 37 50 50 50 4 27 843 35 40 50 50 50 5 26 836 35 40 50 50 50 6 36 833 40 27 50 45 50 7 23 827 35 50 50 50 50 8 33 826 35 32 50 45 50 9 16 820 50 40 42 50 42 10 20 817 35 35 50 50 50 Rata2 Skor 36.50 37.60 49.20 49.00 49.20 Simpang Baku 5.30 6.10 2.53 2.11 2.53
Kelompok AsorNama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
1 2 3 4 5 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 1 9 711 10 40 50 35 50 2 7 704 30 50 50 20 32 3 34 697 20 45 45 30 20 4 3 693 25 50 50 50 35 5 30 690 15 22 40 37 17 6 11 684 22 25 50 50 37 7 21 679 30 15 45 35 17 8 29 664 20 17 45 35 20 9 35 622 10 42 45 15 15 10 28 476 5 40 37 40 15 Rata2 Skor 18.70 34.60 45.70 34.70
Page 4
ANATES SITI25.80 Simpang Baku 8.58 13.50 4.52 11.20 11.97
6 7 8 9 10 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10 1 9 711 47 37 25 50 20 2 7 704 40 25 30 35 25 3 34 697 40 32 30 25 5 4 3 693 15 20 20 45 15 5 30 690 40 15 25 25 25 6 11 684 25 20 30 40 15 7 21 679 50 45 20 35 40 8 29 664 45 35 20 27 20 9 35 622 22 17 25 40 10 10 28 476 30 40 15 45 5 Rata2 Skor 35.40 28.60 24.00 36.70 18.00 Simpang Baku 11.72 10.55 5.16 8.88 10.59
11 12 13 14 15 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 13 14 15 1 9 711 20 45 45 45 45 2 7 704 30 50 35 40 45 3 34 697 40 45 45 40 30 4 3 693 42 50 47 35 32 5 30 690 27 45 40 45 50 6 11 684 40 40 40 40 35 7 21 679 37 45 40 40 45 8 29 664 25 40 40 45 40 9 35 622 42 45 45 40 25 10 28 476 40 7 30 10 25 Rata2 Skor 34.30 41.20 40.70 38.00 37.20 Simpang Baku 8.07 12.47 5.21 10.33 9.04
16 17 18 19 20 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 16 17 18 19 20 1 9 711 45 20 12 25 45 2 7 704 20 37 35 40 35 3 34 697 50 35 45 40 35 4 3 693 35 30 32 35 30 5 30 690 30 47 45 50 50 6 11 684 40 30 30 35 40 7 21 679 35 15 40 10 40 8 29 664 30 45 30 40 45 9 35 622 45 35 22 40 42 10 28 476 15 12 25 35 5 Rata2 Skor 34.50 30.60 31.60 35.00 36.70 Simpang Baku 11.17 11.82 10.36 10.80 12.56
DAYA PEMBEDA============
Jumlah Subyek= 36Klp atas/bawah(n)= 10Butir Soal= 20Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang BakuNama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%) 1 1 25.90 18.70 7.20 8.85 8.58 3.90 1.85 14.40
Page 5
ANATES SITI 2 2 32.40 34.60 -... 10.38 13.50 5.39 -... -4.40 3 3 48.00 45.70 2.30 2.58 4.52 1.65 1.40 4.60 4 4 36.70 34.70 2.00 11.30 11.20 5.03 0.40 4.00 5 5 25.70 25.80 -... 4.14 11.97 4.01 -... -0.20 6 6 49.20 35.40 1... 1.75 11.72 3.75 3.68 27.60 7 7 42.80 28.60 1... 7.13 10.55 4.03 3.53 28.40 8 8 30.70 24.00 6.70 6.78 5.16 2.70 2.49 13.40 9 9 42.90 36.70 6.20 3.31 8.88 3.00 2.07 12.40 10 10 43.40 18.00 2... 10.18 10.59 4.65 5.47 50.80 11 11 42.40 34.30 8.10 5.58 8.07 3.10 2.61 16.20 12 12 50.00 41.20 8.80 0.00 12.47 3.94 2.23 17.60 13 13 46.90 40.70 6.20 5.45 5.21 2.38 2.60 12.40 14 14 50.00 38.00 1... 0.00 10.33 3.27 3.67 24.00 15 15 49.50 37.20 1... 1.58 9.04 2.90 4.24 24.60 16 16 36.50 34.50 2.00 5.30 11.17 3.91 0.51 4.00 17 17 37.60 30.60 7.00 6.10 11.82 4.21 1.66 14.00 18 18 49.20 31.60 1... 2.53 10.36 3.37 5.22 35.20 19 19 49.00 35.00 1... 2.11 10.80 3.48 4.02 28.00 20 20 49.20 36.70 1... 2.53 12.56 4.05 3.08 25.00
TINGKAT KESUKARAN=================
Jumlah Subyek= 36Butir Soal= 20Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 44.60 Sedang 2 2 67.00 Sedang 3 3 93.70 Sangat Mudah 4 4 71.40 Mudah 5 5 51.50 Sedang 6 6 84.60 Mudah 7 7 71.40 Mudah 8 8 54.70 Sedang 9 9 79.60 Mudah 10 10 61.40 Sedang 11 11 76.70 Mudah 12 12 91.20 Sangat Mudah 13 13 87.60 Sangat Mudah 14 14 88.00 Sangat Mudah 15 15 86.70 Sangat Mudah 16 16 71.00 Sangat Mudah 17 17 68.20 Sedang 18 18 80.80 Mudah 19 19 84.00 Mudah 20 20 85.90 Sangat Mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================
Jumlah Subyek= 36Butir Soal= 20Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.458 Signifikan 2 2 -0.006 - 3 3 0.411 - 4 4 0.165 - 5 5 0.181 - 6 6 0.545 Signifikan 7 7 0.350 -
Page 6
ANATES SITI 8 8 0.430 Signifikan 9 9 0.293 - 10 10 0.591 Sangat Signifikan 11 11 0.392 - 12 12 0.784 Sangat Signifikan 13 13 0.624 Sangat Signifikan 14 14 0.862 Sangat Signifikan 15 15 0.735 Sangat Signifikan 16 16 0.329 - 17 17 0.483 Signifikan 18 18 0.605 Sangat Signifikan 19 19 0.524 Signifikan 20 20 0.720 Sangat Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
REKAP ANALISIS BUTIR=====================
Rata2= 755.83Simpang Baku= 78.83KorelasiXY= 0.72Reliabilitas Tes= 0.83Butir Soal= 20Jumlah Subyek= 36Nama berkas: C:\DOCUMENTS AND SETTINGS\COMPAQ\MY DOCUMENTS\ANATES SITI.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 1.85 14.40 Sedang 0.458 Signifikan 2 2 -... -4.40 Sedang -0.006 - 3 3 1.40 4.60 Sangat Mudah 0.411 - 4 4 0.40 4.00 Mudah 0.165 - 5 5 -... -0.20 Sedang 0.181 - 6 6 3.68 27.60 Mudah 0.545 Signifikan 7 7 3.53 28.40 Mudah 0.350 - 8 8 2.49 13.40 Sedang 0.430 Signifikan 9 9 2.07 12.40 Mudah 0.293 - 10 10 5.47 50.80 Sedang 0.591 Sangat Signifikan 11 11 2.61 16.20 Mudah 0.392 - 12 12 2.23 17.60 Sangat Mudah 0.784 Sangat Signifikan 13 13 2.60 12.40 Sangat Mudah 0.624 Sangat Signifikan 14 14 3.67 24.00 Sangat Mudah 0.862 Sangat Signifikan 15 15 4.24 24.60 Sangat Mudah 0.735 Sangat Signifikan 16 16 0.51 4.00 Sangat Mudah 0.329 - 17 17 1.66 14.00 Sedang 0.483 Signifikan 18 18 5.22 35.20 Mudah 0.605 Sangat Signifikan 19 19 4.02 28.00 Mudah 0.524 Signifikan 20 20 3.08 25.00 Sangat Mudah 0.720 Sangat Signifikan
Page 7
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama : Siti Rohmah
NIM : 105016200558
Jurusan/ Semester : Pendidikan IPA-Kimia/ XI
Judul Skripsi :”Penerapan Pendekatan Problem Solving dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa terhadap Konsep
Mol dalam Stoikiometri.”
Dosen Pembimmbing : 1. Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd
2. Munasprianto Ramli, M.A
BAB I
No Sumber
Paraf
Dosen
Pembimbing
I
Dosen
Pembimbing
II
1 1 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Th.
2003. SISDIKNAS ( Sistem Pendidikan Nasional).
(Bandung :Fokus Media, 2006). Hal. 5.
2 Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004
Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia Sekolah
Menengah Atas dan Madrasah Aliyah . (Jakarta:
2003). hal. 7-8.
3 Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1.
(Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1, h. 3.
4 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia:
Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung: UPI, 2000), hal.
95.
5 Arief, Artikel: Problem
Solving.http://ariefbudi.wordpress.com/2007/04/11/p
roblem-solving/ [diakses tanggal 11 April 2007]
6 Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar……………….. hal.
7
7 Lalu Muhammad Fauzi. Artikel: pendekatan
problem solving matematika pada kurikulum tingkat
satuan pendidikan (ktsp).
http://ulfiyahanin.blogspot.com/2009/01/pendekatan-
problem-solving-matematika.html. (diakses Rabu, 21
Januari 2009).
8
Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail,
2008), hal. 112.
9 Munir Tanrere, Environmental Problem Solving in
Learning Chemistry for High School Students,
(Jurnal of Applied Sciences in Environmental
Sanitation Volume 3 No.1, 2008), hal. 47.
BAB II
No Sumber
Paraf
Dosen
pembimbing
I
Dosen
pembimbing
II
1 Ahmad Sudrajat. Artikel: Pengertian Pendekatan,
Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan
Model Pembelajaran..http://akhmadsudrajat.wordpre
ss.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi-
metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/.
[Diterbitkan tanggal 12 September 2008]
2 Mulyati Arifin, Strategi Belajar Mengajar Kimia:
Prinsip dan Aplikasinya, (Bandung: UPI, 2000), h.
96
3 Arifin , Startegi belajar…., h. 96.
4 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006,
cetakan ke-3), h. 18
5 David H. Jonassen, Toward Design Theory of
Problem Solving, (Paper, ETR&D, Vol. 48, No. 4,
2000), p. 63
6 Jamin Carson, A Problem with Problem Solving:
Teaching Thinking Without Teaching Knowledge.
(The Mathemathic Educator 2007 Vol. 17, no. 2), h.
7-14.
7 Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem
Solving Intstruction of Physics Achievement,
Problem Solving Performance and Strategi
Use.(Jurnal of physics education vol. 2 no.3.
September 2008)
8 Thoifuri, Menjadi Guru Inisiator, (Semarang: Rasail,
2008), h. 112
9 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta:
Erlangga, 1996), h. 136
10 Wilis Dahar, teori-teori….., h.136
11 Gamze Sezgin Selcuk. The Effects of Problem Solving
Intstruction of Physics Achievement, Problem Solving
Performance and Strategi Use.(Jurnal of physics
education vol. 2 no.3. September 2008)
12 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi
Belajar……. h. 18
13 Arifin , Startegi belajar…., h. 97.
14 Sumardyono, M.Pd, Beberapa Saran dan Tips
dalam Penerapan pembelajaran Problem Solving.
http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TipsP
enerapanProblemSolving-smd.pdf.
15 Sumardyono, M.Pd, Beberapa Saran dan Tips
dalam Penerapan pembelajaran Problem Solving.
http://p4tkmatematika.org/file/problemsolving/TipsP
enerapanProblemSolving-smd.pdf.
16 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan
Pendekatan Baru. (Bandung: Rosda Karya. 2005).
Cet. Ke-11, h. 104
17 Oemar Hamalik. Proses Belajar Mengajar. (Jakarta:
PT Bumi aksara.2005). cet. Ke-4 h. 27
18 Zikri Neni Iska. Diktat Psikologi Umum. Hal.65
19 Neni Iska, Diktat Psikologi……., h. 65.
20 Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar. (Jakarta:
Erlangga, 1996), cet. Ke-2, h. 11
21 M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan.
(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004). h. 102-105
22 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta:
PT.Logos Wacana Ilmu, 2001), cet.ke-3, h.130
23 Peter Salim dan Yeni Salim. Kamus Bahasa Indonesia
Kontemporer. (Jakarta: Modern English. 1991). H.
359
24 Hamalik, Proses Belajar ....... h. 27
25 Suharsimi Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara.2001). Cet ke-2.
h.3
26 Arikunto, Dasar-dasar..... h. 3
27 Nana sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar.
(Bandung: remaja Rosda Karya. 1995), h. 22
28 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi , (Jakarta: UIN Press, 2006), h.
13-17
29 Sofyan dkk. Evaluasi Pembelejaran…… hal. 7
30 Sofyan dkk. Evaluasi Pembelejaran…… h. 23-24
31 Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1.
(Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1, h. 3
32 http://aliciakomputer.wordpress.com/2008/01/10/kar
akteristik-ilmu-kimia
33 Michael Purba. KIMIA 2000 Untuk SMU kelas 1.
(Jakarta: Erlangga, 2000). Cet. Ke-1, h. 64
34 http://kimia.upi.edu/kimia-
old/ht/Sri/main/global2c.htm#Tetapan%20Avogadro
35 Purba. KIMIA 2000 ....... , h. 70
36 Purba. KIMIA 2000 .........., h. 97.
37 Purba. KIMIA 2000 .........., h. 94
38 Purba. KIMIA 2000 .................., h. 9
39 Arifin. Strategi Belajar……….. , h. 100
40 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru,
(Jakarta: Rajawali Press, 2008), h. 45.
41 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindkaan Kelas,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.2-3.
42 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan
Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), h.211-212.
43 Basrowi dan Suwandi. Prosedur Penelitian
Tindakan Kelas, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008),
hal. 52-55.
44 Kunandar, Langkah mudah…., h.67
45 Kunandar, langkah mudah………h. 68
46 Kunandar, langkah mudah……… h. 69
47 Kunandar, langkah mudah……… h.71-76
BAB III
No Sumber
Paraf
Dosen
pembimbing
I
Dosen
pembimbing
II
1 Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan
Kelas. (Jakarta: Rajawali Press. 2008), cet. Ke-1, h.
41
2 Kunandar, Langkah mudah….., h. 43
3 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu
pendekatan praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
h.157
4 Kunandar, Langkah mudah Penelitian Tindakan
Kelas, (Jakarta: Rajawali Pres, 2008), h.176
5 Suharsimi arikunto, Dasar-dasar evaluasi
pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 218
6 Arikunto, dasar-dasar…. .h.65
7 Arikunto, dasar-dasar….. h. 86
BAB IV
No Sumber
Paraf
Dosen
pembimbing
I
Dosen
pembimbing
II
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal.
276
Jakarta, Agustus 2010
Mengesahkan
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd Munasprianto Ramli, M.A
NIP. 19681228 200303 1004 NIP. 19791029 200604 1001