Metode creative problem solving
-
Upload
st-zulaiha-nurhajarurahmah -
Category
Documents
-
view
4.134 -
download
8
Embed Size (px)
Transcript of Metode creative problem solving

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 1 Di Palembang
METODE CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Zainab
Guru SMP Negeri 3 Pemulutan
email : [email protected]
Abstrak :
Pembelajaran matematika yang menggunakan metode Creative Problem Solving (CPS)
bertujuan untuk membimbing siswa menemukan dan mempresentasikan suatu masalah
secara kreatif. Ada enam yang menjadi indikator dalam metode CPS sehingga dapat
menciptakan suatu solusi dari pengalaman siswa menjadi pengetahuan yang baru.
Metode CPS mempunyai tiga prosedur dalam pembelajaran yaitu : 1. Menemukan fakta,
melibatkan penggambaran, mengumpulkan dan meneliti data atau informasi yang
bersangkutan; 2. Menemukan gagasan; dan 3. Menemukan solusi. Langkah-langkah
dalam metode CPS ini terdiri dari empat yaitu : 1. Klarifikasi masalah; 2. Pengungkapan
masalah; 3. Evaluasi dan seleksi; dan 4. Implementasi. Agar metode CPS dapat berhasil
dengan baik maka perlu ditunjang dengan bahan ajar atau media pembelajaran. Pada
makalah ini menggunakan bahan ajar berupa Lembar Aktivitas Siswa (LAS).
Kata Kunci : Metode Creative Problem Solving (CPS), Pembelajaran Matematika,
Creative Problem Solving (CPS) dalam Matematika
A. Pendahuluan
Standar The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)
dalam Van de Walle (2008:4) sebagai standar utama dalam pembelajaran
matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),
kemampuan komunikasi (communication), kemampuan koneksi (connection),
kemampuan penalaran (reasoning), dan kemampuan representasi (representation).
Visi dan tujuan dari dokumen (NCTM), yaitu Princples and Standards for School
Mathematics, semua siswa harus mendapatkan kesempatan untuk mempelajari,
mengapresiasi, dan menerapkan skill-skil, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip
matematika baik didalam ataupun diluar sekolah (Wahyudin, 2008:4).
Untuk mencapai standar-standar tersebut maka di Indonesia melakukan
upaya perubahan kurikulum mulai dari kurikulum 1994 sampai pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada KTSP dalam Depdiknas 2006

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 2 Di Palembang
(Suwarman, 2009:2) pembelajaran matematika bertujuan: (1) Siswa memiliki
kemampuan memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar
konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien,
dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) Siswa memiliki kemampuan
menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika; (3) Siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah
yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) Siswa memiliki
kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, tabel diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan (5) Siswa memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet
dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Sedangkan menurut NCTM (dalam
Van de Walle, 2008:14) dalam mengajar diperlukan Standar Profesional untuk
mengajar matematika yang menyatakan bahwa guru harus mengubah pendekatan
pengajarannya dari pengajaran terpusat pada guru menjadi pengajaran terpusat
pada siswa.
Peran guru dalam pembelajaran matematika adalah memberi semangat
untuk melakukan penyelidikan, kepercayaan serta harapan kepada siswa sehingga
siswa diajak untuk mengerjakan matematika. Tujuan hal ini adalah siswa yang
secara aktif memahami soal, menguji ide-idenya, membuat dugaan, memberi
alasan dan menjelaskan hasil kerjanya. Dalam pengerjaan, siswa dapat secara
berkelompok, berpasangan ataupun individu dalam berbagi ide ataupun
berdiskusi. Matematika merupakan pelajaran yang sulit untuk beberapa siswa
bahkan secara umum. Oleh karena itu, guru (dalam Van de Walle, 2008:Apendiks
B2) perlu menciptakan suasana belajar yang memberikan kekuatan matematika
setiap siswa dengan :
Menyediakan dan mengatur waktu yang diperlukan untuk mengungkapkan
matematika yang logis dan menghadapi ide-ide serta masalah yang penting.

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 3 Di Palembang
Menggunakan ruang fisik dan benda-benda untuk memfasilitasi belajar
matematika siswa.
Menyediakan sesuatu yang dapat mendorong perkembangan keahlian dan
kecakapan matematika siswa.
Menghargai dan memiliki ide-ide, cara berpikir, dan waktu atau sikap
matematika siswa.
dan secara konsisten mengharapkan dan mendorong siswa untuk :
Bekerja secara mandiri atau berkelompok untuk memahami matematika.
Mengambil resiko intelektual dengan mengajukan pertanyaan dan
merumuskan dugaan.
Memperlihatkan perasaan tentang kompetensi matematika dengan memeriksa
dan mendukung ide-ide dengan menggunakan alasan matematika.
Agar proses pembelajaran matematika dapat berhasil sesuai dengan
harapan maka perlu adanya penggunaan model pembelajaran yang dipandang
sangat penting. Penggunaan model pembelajaran disesuaikan dengan materi
pelajaran yang memiliki karakteristik yang berbeda dan beragam karakteristik
peserta didik dilihat dari tipe belajar (visual, auditif dan kinestetis), serta
menghindari kejenuhan saat belajar. Guru harus mampu berinovasi dalam hal
model pembelajaran sehingga penyampaian materi pelajaran menjadi lebih baik
dan sangat mempengaruhi behavior change yang diharapkan untuk peserta didik.
Pada makalah ini akan dibahas cara mendesain model pembelajaran yang
sesuai dengan keadaan tersebut yang berjudul “Desain Metode Creative Problem
Solving (CPS) dalam Pembelajaran Matematika”.
B. Metode Creative Problem Solving (CPS)
Menurut Karen dalam Rosalin (2008:57), model Creative Problem Solving
(CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang berpusat pada keterampilan
pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan kreativitas. Guru hendaknya
dapat merangsang siswa dalam memecahkan masalah sehingga dapat
meningkatkan keterampilan proses dan keaktifan siswa dalam proses

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 4 Di Palembang
pembelajaran. CPS terdiri dari problem solving yaitu bagian dari pemikiran
analitis (analytical thinking) dan kreativitas siswa.
Problem Solving menurut Woods dalam Rosalin (2008:57), is the process
of obtaining a satisfactory solution to a novel problem, or at least a problem
which the problem solver has not seen before. Empat langkah Polya dalam
Problem Solving (dalam Alfeld) adalah :
1. Understanding The Problem
2. Devising a Plan
3. Carrying Out The Plan
4. Looking Back
Problem Solving merupakan bagian dari CPS. CPS menurut Wikipedia
adalah proses mental menciptakan solusi dari masalah. CPS menurut Pepkin
(2000:63) adalah Representing process dimensions in a natural, rather than in a
contrived way. Undergoing a transformation from a prescriptive to a descriptive
approach. Becoming more flexible and responsive to task, contextual, personal,
methodological and meta-cognitive consideration. Jadi, CPS adalah metode
untuk menemukan solusi dan merepresentasikan suatu masalah secara kreatif.
Osborn dalam Rosalin (2008:58) mengatakan bahwa CPS mempunyai tiga
prosedur, yaitu ;
1. Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan dan
meneliti data atau informasi yang bersangkutan.
2. Menemukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi
gagasan tentang strategi pemecahan masalah.
3. Menemukan solusi, yaitu proses evaluatif sebagai puncak pemecahan masalah.
Kreatif memiliki dua fase dalam pemecahan masalah menurut Von Oech (Pepkin,
2000:63), yaitu fase imajinatif (gagasan strategi pemecahan masalah diperoleh)
dan fase praktis (gagasan dievaluasi dan dilaksanakan). Menurut Osborn dalam
Davis ada enam langkah sebagai proses CPS yaitu

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 5 Di Palembang
The Osborne-Parnes Creative Problem Solving Process Notes from the CPSI 1998 brochure.
OF FF PF IF SF AF
Objective
Finding
Fact
Finding
Problem
Finding
Idea
Finding
Solution
Finding
Acceptance
Finding
Identify
Goal, Wish,
Challenge
Gather Data Clarify the
Problem
Generate
Ideas
Select &
Strengthen
Solutions
Plan for
Action
What is the
goal, wish,
or
challenge
upon which
you want to
work?
What's the
situation or
background
? What are
all the facts,
questions,
data,
feelings
that are
involved
What is the
problem
that really
needs to be
focuses on?
What is the
concern
that really
needs to be
addressed?
What are all
the possible
solutions
for how to
solve the
problem?
How can
you
strengthen
the
solution?
WHow can
you select
the
solutions to
know
which one
will work
best?
What are all
the action
steps that
need to take
place in
order to
implement
your
solution?
Pepkin (2000:64) menuliskan langkah-langkah creative problem solving
(CPS) dalam pembelajaran matematika sebagai hasil gabungan prosedur Von
Oech dan Osborn, di antaranya sebagai berikut :
a. Klarifikasi masalah, meliputi pemberian penjelasan kepada siswa tentang
masalah yang diajukan agar siswa dapat memahami tentang penyelesauiannya
yang diharapkan.
b. Pengungkapan masalah, siswa dibebaskan untuk mengungkapkan gagasan
tentang berbagai macam strategi penyelesaian masalah.
c. Evaluasi dan seleksi, setiap kelompok mendiskusikan pendapat-pendapat atau
strategi-strategi yang cocok untuk menyelesaikan masalah.

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 6 Di Palembang
d. Implementasi, siswa menentukan strategi yang dapat diambil untuk
menyelesaikan masalah, kemudian menerapkannya hingga menemukan
penyelesaian dari masalah tersebut.
Sedangkan menurut Aldous (2007) yang membuat diagram gabungan 4 langkah
model CPS dari Hadamard (1945) dan Wallas (1926) bersama dengan teori
lingkaran dari Shaw (1989) yaitu :
Gambar 1: Diagram of the classical model of creative problem solving
superimposed with Shaw’s feedback loops
Dari beberapa langkah metode CPS tersebut maka pemakalah
menggunakan langkah-langkah metode CPS dari hasil gabungan prosedur Von
Oech dan Osborn. Langkah dari metode CPS menurut Von Oech dan Osborn
lebih mencakup semuanya dan sesuai dengan pembelajaran matematika.
C. Indikator Metode Creative Problem Solving (CPS)
Metode CPS dalam pembelajaran matematika dapat diukur melalui
beberapa indikator. Indikator merupakan sasaran yang akan dicapai dalam proses
pembelajaran tersebut. Menurut Pepkin (2000:63) indikatornya sebagai berikut :
a. Siswa mampu menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah.
Maksunya adalah siswa dapat membuat langkah-langkah proses pemecahan
masalah dengan memperkirakan keadaan konteks soal.
Comunication Loop
Lalas Loop
Vinacke Loop
Areti Loop
Rossman Loop
Preparing Illuminating Outcome
Incubating Elaborating

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 7 Di Palembang
Contohnya :
A. Tentukan luas daerah yang diarsir pada gambar dibawah ini!
1.
2.
3.
B. Pindahkanlah 3 lingkaran pada segitiga kiri menjadi bentuk segitiga
dikanan dan tentukan luas yang diarsir kuning!
(Sumber : Leoang, 2010)
Dari soal tersebut, urutan langkah-langkah pemecahan masalah dibuat siswa
dengan kemungkinan-kemungkinannya adalah :

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 8 Di Palembang
1) Meneliti gambar dengan mengumpulkan fakta-fakta dan informasi dari
gambar tersebut.
2) Menemukan beberapa gagasan yang berkaitan dengan gambar dan
memodifikasinya atau mengaitkan masalah tersebut dengan materi pokok
lain.
b. Siswa mampu menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pemecahan
masalah.
Maksudnya adalah siswa dapat menentukan langkah-langkah pengerjaan
melalui beberapa strategi pemecahan masalah. Kemungkinan-kemungkinannya
adalah :
1) Siswa langsung mencari luas yang diarsir sesuai dengan bentuknya.
2) Siswa mencari luas hanya satu daerah yang diarsir lalu dijumlahkan
sebanyak daerah yang diarsir tersebut.
3) Siswa mencari luas hanya satu daerah yang diarsir lalu dikalikan dengan
banyak daerah yang diarsir.
4) Siswa melihat dan meneliti bentuk lingkaran tersebut sehingga mendapat
kesimpulan bahwa daerah yang diarsir merupakan gabungan dari beberapa
lingkaran.
c. Siswa mampu mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan
tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada.
Artinya, setelah membuat beberapa kemungkinan-kemungkinan solusi maka
siswa dapat menyeleksi strategi-strategi yang dianggap mudah dan efektif.
d. Siswa mampu memilih suatu pilihan solusi yang optimal.
Artinya siswa dapat memilih dari kemungkinan pengerjaan solusi yang paling
mudah dan efektif dalam pemecahan masalah.
e. Siswa mampu mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan
strategi pemecahan masalah.
Dari strategi yang didapatkan, siswa mampu mengembangkannya menjadi
suatu jawaban
f. Siswa mampu mengartikulasikan bagaimana CPS dapat digunakan dalam
berbagai bidang dan situasi.

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 9 Di Palembang
Maksudnya adalah siswa dapat menggunakan metode CPS pada pokok bahasan
matematika yang lainnya bahkan mata pelajaran lain. Siswa dalam setiap
proses pembelajaran menggunakan prosedur dari metode CPS.
Selain itu, dalam proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan
metode CPS, dapat dilakukan penilaian proses yang menurut HOSA (2011)
sebagai berikut :
1) Mengerti masalah;
2) Efektifitas menggunakan pengetahuan dan pengalaman dalam pemecahan
masalah;
3) Penyelesaian yang logis;
4) Penyelesaian adalah hal penting dan bekerjasama;
5) Memberikan solusi yang baik dengan menyertakan data atau fakta-fakta;
6) Menunjukkan imaginatif dan inovatif digunakan untuk memberikan solusi
masalah;
7) Fakta dari kerja kelompok dalam mencari jawaban;
8) Organisasi, Pengiriman dan kualitas presentasi lisan;
9) Kualitas jawaban dari pertanyaan penilai; dan
10) Keseriusan kelompok dalam memaparkan hasil atau solusi yang diperoleh.
D. Metode Creative Problem Solving (CPS) dalam Pembelajaran
Matematika
Pembelajaran matematika menggunakan metode CPS dapat membuat siswa lebih
aktif dan kreatif dalam menciptakan solusi dari suatu masalah yang diberikan.
Metode CPS terdiri dari beberapa langkah dalam pembelajaran yang merupakan
proses untuk menimbulkan kreativitas anak. Diharapkan juga, langkah tersebut
menghasilkan fase berpikir divergen yang menghasilkan banyak ide (fakta,
definisi masalah, ide-ide, kriteria evaluasi, strategi implementasi), dan fase
konvergen yang banyak memberi ide yang diseleksi untuk dieksplorasi. Dalam
mengatasi kesulitan pelajaran matematika, diharapkan dapat membantu siswa
dengan menggunakan langkah-langkah yang kreatif dalam memecahkan masalah.

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 10 Di Palembang
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran matematika dikelas adalah
sebagai berikut :
a. Tahap Awal
- Guru menanyakan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran
matematika.
- Mengulang kembali materi sebelumnya yang menjadi prasyarat materi yang
akan dipelajari siswa.
- Guru menjelaskan aturan main dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode CPS.
- Guru memberikan motivasi tentang pentingnya pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
b. Tahap Inti
- Siswa membentuk kelompok untuk melakukan Small discussion yang terdiri
dari 4 – 5 siswa yang dibentuk guru dan bersifat permanen.
- Guru membagikan LAS yang berisi materi permasalahan yang akan dibahas
dalam kelompoknya.
- Dalam kelompok, siswa secara bersama-sama memecahkan masalah
tersebut sesuai dengan petunjuk yang tersedia dalam LAS.
- Guru membimbing siswa dalam memecahkan masalah (dalam hal ini, guru
mempunyai peranan dalam menciptakan situasi yang memudahkan siswa
memunculkan pertanyaan dan mengarahkan kegiatan brainstorming dalam
rangka menjawab pertanyaan atas dasar interest siswa).
Pada kegiatan berlangsung, guru hendaknya melakukan penekanan saat
pendampingan siswa saat menyelesaikan masalah. Setelah dibentuk
kelompok besar, langkah yang ditempuh siswa adalah :
1) Klarifikasi masalah
Siswa secara berkelompok mengklarifikasi masalah yang diperoleh
setelah guru menjelaskan materi pembelajaran. Siswa diharapkan dapat
mengetahui solusi yang diharapkan dalam LAS tersebut. Dalam tahap ini,

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 11 Di Palembang
masing-masing kelompok mengajukan pemecahan masalah dari masalah
mereka.
2) Pengungkapan gagasan
Siswa masing-masing kelompok mengungkapkan pendapat sebanyak-
banyaknya dengan strategi pemecahan masalah yang dihadapi dalam
LAS tersebut.
3) Evaluasi dan seleksi
Setelah dibuat daftar strategi atau gagasan, siswa bersama guru
mengevaluasi dan menyeleksi berbagai gagasan tentang strategi
pemecahan masalah sehingga menghasilkan strategi yang optimal.
Setelah keempat tahap tersebut, menuju ke implementasi. Dalam tahap
ini, siswa bersama kelompoknya memutuskan strategi pemecahan
masalah dan melaksanakan strategi yang dipilih dalam memecahkan
permasalahan sesuai dengan pendapat yang diajukan.
Setelah pekerjaan selesai, siswa mempresentasikan hasil kerja bersama
kelompoknya didepan kelas sesuai dengan kreativitas untuk
menyampaikan gagasannya. Siswa lain memberikan saran dan kritik dari
pihak lain untuk menghasilkan solusi yang optimal yang berkaitan
dengan pemecahan masalah. Kemudian, guru bersama siswa
menyimpulkan materi pembelajaran.
c. Tahap Penutup
Siswa secara individu mengerjakan quiz untuk pemantapan materi dan guru
memberikan poin bagi siswa yang mampu dalam mengerjakan soal-soal yang
diberikan.
E. Penutup
Dalam proses pembelajaran matematika, guru berfungsi sebagai fasilitator
sehingga pembelajaran bukan berpusat pada guru melainkan pada siswa. Untuk
menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, guru harus dapat

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 12 Di Palembang
memilih metode pengajaran yang baik sehingga dapat membuat siswa lebih
kreatif dan aktif. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Creative
Problem Solving (CPS). Metode ini mempunyai prosedur dan langkah-langkah
pembelajaran dalam memecahkan masalah dengan menciptakan solusi. Siswa
dituntut untuk aktif dan kreatif yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
matematika baik dalam NCTM maupun KTSP.
DAFTAR PUSTAKA
Aldous, Carol R. (2007). Creativity, problem solving and innovative science
insights from history, cognitive psychology and neuroscience.
International Education Journal, 8(2), 176 – 186. Tersedia :
http://ehlt.flinders.edu.au/education/iej/articles/v8n2/Aldous/paper.pdf.
Diakses : 6 mei 2012.
Alfeld, Peter. ny. Understanding Mathematics : G. Polya, How to solve it.
Tersedia : http://www.math.utah.edu/~pa/math/polya.html. Diakses : 7
Mei 2012.
Berns, Robert G. & Erickson, Patricia M. ny. Contextual teaching and learning :
prepazing students for the new economy. Tersedia :
www.eric.ed.gov/PDFS/ED452376.pdf. Diakses 28 April 2012. Diakses :
6 Mei 2012.
Davis, Gary. ny. Creative problem solving : Creativity is forever. Tersedia :
http://members.optusnet.com.au/charles57/Creative/Brain/cps.htm.
Diakses 6 Mei 2012.
Depdiknas. (2006). Pedoman memilih dan menyusun bahan ajar. Jakarta :
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Hermawan, Hendy. (2010). Teori belajar dan motivasi. Bandung : CV Citra
Praya.
HOSA. (2011). Creative problem solving. Event Guidelines. Tersedia :
www.hosa.org/natorg/sectb/cat-iv/cps.pdf. Diakses : 6 Mei 2012.
Johnson, Jerry. (2000). Teaching and learning mathematics : Using research to
shift from the “yesterday” mind to the “tomorrow” mind. Tersedia :
www.k12.wa.us. Diakses : 19 April 2012.

Metode creative problem solving…
Diseminarkan pada SEMNAS HIMMA tanggal 26 Mei 2012 13 Di Palembang
Leong, Hon Wai. (2010). Fun and creative problem solving in mathematics and
computer science. School of Computing National University of
Singapore, 28 January 2010. Tersedia :
www.comp.nus.edu.sg/~leonghw/Outreach/2010-01-NYGH-CPS-6-on-
1.pdf. Diakses : 6 Mei 2012.
Pepkin, Karen L. (2000). Creative problem solving in math. Tersedia :
http://hti.math.uh.edu/curriculum/units/2000/02/00.02.04.pdf. Diakses : 6
Mei 2012.
Rosalin, Elin. (2008). Gagasan merancang pembelajaran kontekstual. Bandung :
PT Karsa Mandiri Persada.
Sukino & Simangunsong, Wilson. (2007). Matematika untuk SMP kelas VIII.
Jakarta : Erlangga.
Sumarno, Alim. (2011). Model pembelajaran kooperatif. Tersedia :
http://elearning.unesa.ac.id/myblog/alim-sumarno/model-pembelajaran-
kooperatif. Diakses : 26 Maret 2012.
Supriatna, Dadang & Mulyadi, Mochamad. (2009). Konsep dasar desain
pembelajaran. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa
(P4TK dan PLB).
Suwarma, Dina Mayadina. (2009). Suatu alternatif pembelajaran kemampuan
berpikir kritis matematika. Jakarta : Cakrawala Maha Karya.
Van de Walle, John A. (2008). Matematika sekolah dasar dan menengah
pengembangan pengajaran edisi keenam jilid 1. Jakarta : PT Erlangga.
_____________________. (2008). Matematika sekolah dasar dan menengah
pengembangan pengajaran edisi keenam jilid 2. Jakarta : PT Erlangga.
Wahyudin. (2008). Kurikulum, pembelajaran, dan evaluasi. Bandung : CV. Ipa
Abong.
Wikipedia. (2012). Creative problem solving. Tersedia :
http://en.wikipedia.org/wiki/Creative_problem_solving. Diakses : 6 Mei
2012.