Ptk Problem Solving
-
Author
tendi-ependi -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
Embed Size (px)
description
Transcript of Ptk Problem Solving
Ringkasan PTK
1
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Banyak pihak yang mensinyalir rendahnya kualitas pendidikan saat ini berkaitan erat dengan rendahnya motivasi siswa. Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian, perlu dilakukan upaya yang antara lain berupa pengembangan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan motivasi belajar siswa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh dalam belajar. Metode Pembelajaran Problem Solving merupakan salah satu pendekatan pembelajaran motivasional yang diyakini mampu meningkatkan motivasi maupun prestasi siswa dalam belajar. Berdasarkan kenyataan diatas maka kami melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Problem Solving pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 2 KendariPada penelitian ini akan dikembangkan tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh metode problem solving (pemecahan masalah) terhadap peningkatan semangat belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari?2. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode problem solving (pemecahan masalah) dalam kegiatan belajar mengajar ?1.3 TujuanPenelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan1. Untuk mengetahui dampak metode problem solving (pemecahan masalah) terhadap peningkatan semangat belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode problem solving (pemecahan masalah).1.4 Manfaat PenelitianDalam penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai berikut:a.Bagi lembagaSebagai penambah sumber keilmuan yang baru bagi lembaga, sehingga lembaga tersebut lebih sering menggunakan metode problem solving sebagai upaya menuju terhadap demokratisasi pendidikanb.Bagi guruSebagai alat tolak ukur bagi metode yang telah disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, sehingga guru dapat menggunakan metode yang lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar guna mencapai terhadap berbagai tujuan yang diinginkan.
c.Bagi siswa
Sebagai tambahan ilmu mengenai metode dalam pendidikan, sehingga mereka mengetahui bahwa dalam pendidikan mereka bukan hanya dijadikan sebagai obyek, melainkan perlu juga dijadikan sebagai subyek.d..Bagi peneliti Sebagai suatu eksperimen yang dapat dijadikan salah satu acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. Untuk menambah wawasan keilmuan tentang metode problem solving.BAB II
KAJIAN PUSTAKA2.1 Pengertian Metode Problem Solving
Metode ini berasal dari John Dewey, maksud utama metode ini adalah memberikan latihan kepada siswa dalam berpikir. Metode ini dapat menghindarkan dalam pembuatan kesimpulan yang tergesa-gesa. Proses menimbang-nimbang berbagai kemungkinan pemecahan dan menangguhkan pengambilan keputusan sampai terdapat bukti-bukti yang cukup akan menjadi dasar dalam penerapan metode ini.
Metode problem solving (pemecahan masalah) atau suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan sejalan melatih anak-anak (siswa) untuk menghadapi masalah-masalah dari yang paling sederhana sampai kepada masalah yang paling rumit (Zuhairini, 1997 : 110). Metode ini biasanya dikombinasikan dengan metode proyek, dimana anak dihadapkan pada masalah-masalah, kemudian disuruh memecahkan sendiri sampai mendapatkan pemecahannya atau kesimpulannya (Roestiyah, 1986 : 82).Suatu masalah yang akan dipecahkan selalu mempunyai ciri yaitu adanya suatu kesulitan baik yang bersifat psikis maupun fisik. Maksudnya dalam percakapan sehari-hari dikatakan bahwa ada persoalan yang memerlukan otak dan ada yang memerlukan otot untuk dapat memecahkannya. Oleh sebab itulah maka sebaiknya suatu masalah yang akan dipecahkan oleh murid harus selalu merupakan masalah yang kepentingan pemecahannya benar-benar dihayati sebagai kebutuhan bagi hidupnya.Suatu masalah dikatakan masalah yang baik bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:1. Jelas, dalam arti bersih dari kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi pengertian yang berbeda.2. Kesulitan dapat diatasi, maksudnya adalah bahwa pokok persoalan yang akan dipecahkan tidak merupakan pokok berganda3. Bernilai bagi murid, hasil ataupun proses yang dialami murid harus bermanfaat dan menguntungkan pengalaman murid atau memperkaya pengalaman murid.4. Sesuai dengan perkembangan psikis murid, masalah yang dipecahkan tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.5. Praktis, dalam artian mungkin dijumpai delam kehidupan sehari-hari Adapun tujuan utama dari penggunaan metode problem solving dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:1. mengembangkan kemampuan berpikir, terutama dalam mencari sebab akibat dan tujuan dari suatu permasalahan.
2. memberikan kepada siswa pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai atau bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari.
3. belajar bagaimana dalam bertindak dalam suatu situasi baru.4. belajar bekerja secara sistematis diwaktu memecahkan suatu permasalahan. Metode problem solving (pemecahan masalah) tepat digunakan:1. apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa untuk berpikir kritis dan analitis.2. apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa memiliki keberanian dan rasa tanggung jawab dalam mengahadapi masalah-masalah kehidupan kelak dimasyarakat.2.2 Rencana Tindakan
a. Kegiatan Peneliti:1. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan. Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok permasalahan2. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing3. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan4. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahan.b. Kegiatan siswa1. Menelaah topik atau pokok permasalahan yang diajukan guru, atau mengusulkan suatu problema2. Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencari sumber atau data dari buku-buku sumber pengetahuan lain agar dapat menemukan jawaban pemecahan masalah yang diajukan3. Menghormati pendapat teman-temannya walaupun tidak setuju dengan pendapat yang dikemukakanBAB IIIMETODE PENELITIAN3.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kendari Kota Kendari. Adapun Penelitian Tindakan Kelas ini di khususkan pada kelas X semester pertama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2014/20153.2 Persiapan Penelitian
Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. Penggunaan metode ini memerlukan persiapan-persiapan sebagai berikut:a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuanya.b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku, meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain sebagainya.c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada langkah kedua diatas.d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok, apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya, seperti demontrasi, tugas, diskusi dan lain sebagainya.e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sama kepada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tadi. Disamping langkah tersebut juga terdapat langkah-langkah lain yaitu sebagai berikut: pengenalan kesulitan masalah pendefinisian masalah saran-saran mengenai berbagai kemungkinan pemecahan pengujian hipotesis memferifikasi kesimpulan (Muhaimin dkk, 1996 : 88)3.3 Siklus Penelitian
Siklus dalam penelitian ini adalah merupakan hal yang paling inti dari Penelitian tindakan kelas karena dengan siklus itulah sebuah metode dapat diuji secara akurat dan lebih mempunyai kredibilitas yang tinggi serta kita akan dapat mengetahui secara seksama pengaruh penggunaan metode yang kita aplikasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam Penelitin ini dilaksanakan dengan tiga kali siklus yang berlangsung antara bulan Agustus sampai bulan September 2014. Adapun tema yang diambil adalah masalah terjadinya kenakalan remaja dan terjadinya disintegrasi bangsa 3.4 Instrumen
Alat yang digunakan dalam proses pembelajaran (kegiatan belajar mengajar) disekolah ini adalah buku pedoman guru dan siswa kelas X SMA serta buku pedoman bahasa indonesia kurikulum 2013 dan Lembar Kerja Siswa serta sarana dan prasarana pembelajaran lainnya.BAB IV
HASIL PENELITIAN4.1 Siklus Pertamaa. Perencanaan
1. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan. Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok permasalahan2. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing3. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan4. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahanb. Pelaksanaan1. Tahap awal: membuka pelajaran perkenalan antara peneliti dan siswa2. Tahap inti: memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian di SMA Negeri 2 Kendari membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam penelitian ilmiah peneliti memberikan rangsangan berfikir pada siswa bagaimana cara berpartisipasi dalam penelitian ini memberikan Topik Permasalahan memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan berdiskusi sesuai dengan tema3. Tahap akhir peneliti menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan pemantapan peneliti memberikan himbauan dan motivasi kepada siswa untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. peneliti menutup pelajaranc. Pengamatan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas X ini menerapkan metode problem solving (pemecahan masalah) dalam kegiatan belajar mengajar dan didapat hasil yang cukup memuaskan.Dari pengamatan dapat diketahui secara langsung bahwa dengan metode tersebut suasana kelas menjadi hidup. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang ikut aktif dalam mengajukan permasalahan dan memecahkan suatu permasalahan. Dalam memecahkan berbagai permasalahan, siswa seringkali menggunakan buku rujukan yang ada kaitannya dengan permasalahan dan juga disertai dengan alasan-alasan yang rasional. Disamping itu pula banyak siswa yang terlihat antusias dalam mendengarkan permasalahan dan pemecahannya, sehingga terlihat tidak ada siswa yang mengantuk, main-main, bergurau dan bahkan tertidur.d. RefleksiSesuai dengan apa yang telah kami amati, penggunaan metode problem solving dalam pelajaran bahasa indonesia kelas X melalui perencanaan tindakan yang telah dibuat sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode tersebut telah memberikan hasil yang maksimal. ini terbukti dengan semangat siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga suasana kelas menjadi hidup. Walaupun demikian perlu adanya suatu pembenahan guna mencapai hasil yang maksimal dalam penerapan metode ini. Langkah berikutnya kami akan merencanakan dan menguji kembali penerapan metode ini dalam siklus ke dua.4.2 Siklus kedua: a. Perencanaan 1. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan. Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok permasalahan2. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing3. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan4. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahanb. Pelaksanaan1. Tahap awal: membuka pelajaran pemberian motivasi dan review 2. Tahap inti: membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam penelitian ilmiah peneliti memberikan rangsangan berfikir
peneliti mempersilahkan siswa untuk melanjutkan diskusi kemarin memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan berdiskusi sesuai dengan tema peneliti peneliti memberi pertanyaan kepada siswa3. Tahap akhir peneliti menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan pemantapan peneliti memberikan himbauan dan motivasi kepada siswa untuk membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. peneliti menutup pelajaranc. Pengamatan.Dari pengamatan juga dapat diketahui secara langsung bahwa dengan metode tersebut suasana kelas menjadi hidup. Hal ini juga dibuktikan dengan banyaknya siswa yang ikut aktif dalam mengajukan permasalahan dan memecahkan suatu permasalahan. Dalam memecahkan berbagai permasalahan, siswa juga seringkali menggunakan buku rujukan yang ada kaitannya dengan permasalahan dan juga disertai dengan alasan-alasan yang rasional. d. RefleksiSesuai dengan apa yang telah kami amati, penggunaan metode problem solving dalam pelajaran bahasa indonesia kelas X pada siklus kedua ini, maka dapat pula diambil suatu kesimpulan bahwa metode tersebut telah memberikan hasil yang maksimal. ini terbukti dengan bersemangatya siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga suasana kelas menjadi hidup. Penelitian kedua ini juga didasarkan melalui perencanaan tindakan yang telah dibuat sebelumnya. Untuk lebih memantapkan keefektifan penggunaan metode ini dalam proses belajar mengajar, kami akan menguji kembali pada siklus ketiga dalam Penelitian Tindakan Kelas ini.4.3 Siklus Ketiga:
a. Perencanaan
a. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan. Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok permasalahanb. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masingc. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakand. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok permasalahanb. Pelaksanaan
a. Tahap awal: membuka pelajaran pemberian motivasi dan review b. Tahap inti: membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam penelitian ilmiah (pemutaran CD) mengawasi siswa melakukan penyelidikan ilmiah mempersilahkan siswa memecahkan masalah dengan tema yang ada memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan berdiskusi sesuai dengan temac. Tahap akhir memberikan pemantapan, meluruskan hal-hal yang kurang tepat dan menyimpulkan evaluasi akhir Peneliti menutup pelajaranc. Pengamatan.Pelaksanaan metode problem solving (pemecahan masalah) di kelas X SMA Negeri 2 Kendari terlihat memperoleh basil yang sangat memuaskan. Para siswa bila dilihat sebelum diterapkan metode problem solving (pemecahan masalah) ini terlihat begitu kurang bersemangat, tidak siap dalam menerima materi pelajaran, ada yang main-main, tidur-tiduran, mengantuk, dan lain sebagainya. Begitu materi pelajaran disampaikan melalui metode problem solving (pemecahan masalah), maka siswa banyak yang antusias, bersemangat dan aktif dalam memberikan kontribusi keilmuan (memecahkan suatu permasalahan), sehingga suasana dalam kelas terlihat lebih hidup
.Hal lain yang menjadi indikator keberhasilan metode problem solving (pemecahan masalah) ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari lebih sering membaca buku-buku bacaan yang dapat menunjang terhadap materi pelajaran biologi di sekolah, buku-buku ilmiah dan lain sebagainya. Untuk data hasil dari penelitian dapat dilihat pada lampiran.d. Refleksi
Sesuai dengan apa yang telah kami amati, penggunaan metode problem solving dalam pelajaran bahasa indonesia kelas X melalui perencanaan tindakan yang telah dibuat sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode tersebut telah memberikan hasil yang maksimal. ini terbukti dengan bersemangatnya siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga suasana kelas menjadi hidup.
Walaupun demikian dalam metode ini terdapat beberapa kelemahan-kelemahan sehingga perlu adanya suatu pembenahan guna mencapai hasil yang maksimal dalam penerapan metode ini. Pembenahan (Refleksi) tersebut adalah:
1. Seorang Guru jangan hanya terpaku dengan metode problem solving ini, guru juga perlu menggunakan metode-metode lainnya yang dapat menunjang terhadap pencapaian berbagai tujuan, guru juga harus memberikan rangkuman pelajaran karena siswa mudah lupa apabila materi-materi tidak dicatat..
2. Guru harus memberikan reward (penghargaan) bagi siswa yang selialu agresif dalam memecahkan berbagai permasalahan dan memberikan remedial bagi siswa yang tertinggal.3. Guru hendaknya jangan terlalu sering memaksakan pendapatnya terhadap permasalahan yang diajukan siswa, guru hanya memberikan stimulus agar siswa dapat dengan mudah memecahkan berbagai masalah dan tercipta pendidikan yang demokratis.BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulan Dengan penerapan metode problem solving (pemecahan masalah) di kelas X SMA Negeri 2 Kendari, maka semangat belajar siswa semakin bertambah yang dibuktikan dengan banyaknya siswa yang sering berargumen dalam memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan literature yang telah dibaca serta aktif .
Adapun kelebihan penerapan metode problem solving (pemecahan masalah) siswa dapat ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan lebih berpikir kritis dari pada sebelumnya, sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup.
Kelemahan penerapan untuk melaksanakan metode problem yaitu penyediaan buku-buku bacaan sebagai bahan penunjang.dan waktu yang dibutuhkan relatif lama karena biasanya siswa menuntut waktu untuk berfikir agar pendapat mereka benar dan tepat.5.1 Saran Perlu adanya kerjasama antara personalia yang ada dilingkungan sekolah tentang pentingnya interaksi antara guru dengan murid sebagai upaya pengembangan potensi daya pikir mereka dan upaya untuk melatih siswa dalam memecahkan masalahnya secara mandiri Siswa sepatutnya belajar dan membaca buku-buku pengetahuan lainnya yang dapat menunjang terhadap pemahamannya tentang bahasa indonesia, sehingga setiap permasalahan yang diajukan oleh guru dapat dijawab dengan benar. Dan siswa juga dapat menemukan berbagai permasalahan guna dipecahkan sehingga dapat menumbuhkan kekritisan siswa.DAFTAR PUSTAKADinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim. 2006 Panduan Workshop Penelitian Tindakan Kelas, Surabaya : Tim Perluasan dan Peningkatan Baku Mutu SMU.
Djajadisastra, Jusuf. 1981. Metode-Metode Mengajar. Bandung:Angkasa Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar: Penerapannya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama. Surabaya: CV. Citra Media,
Roestiyah, dkk. 1986. Didaktik Metodik. Jakarta: PT Bina Aksara.Zuhairini, dkk, 1997. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya:Usaha Nasional.PENELITIAN TINDAKAN KELAS(PTK)PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWADENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBLEM SOLVING PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X
SMA NEGERI 2 KENDARI
NAMA
: HARTINI, SPd, MPdNIP
: 19760526 200701 2 012BIDANG STUDI : BAHASA INDONESIA
SMA NEGERI 2 KENDARI
KENDARI
2014KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Problem Solving Pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Sma Negeri 2 Kendari.
Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk dipakai dalam pengurusan kenaikan pangkat/golongan dari III/c ke III/d Tahun 2014
Dalam penyusunan Penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu Penulis ucapkan terima kasih dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini selesai.
Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini jauh dari sempurna untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis harapkan.Semoga Penelitian ini bisa bermanfaat bagi para pembaca
Penulis
DAFTAR ISI Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penelitian 2
D. Manfaat Penelitian2
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN 3
A. Kemampuan Membaca 3
B. Teks Berita pada Surat Kabar 3
C. Membaca Teks Berita4
D. Pengaruh Media Surat Kabar Terhadap Peningkatan Kemampuan Membacakan Teks Berita 5
E. Hipotesis Tindakan5BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................6
A. Prosedur Penelitian 6
B. Tempat Penelitian 9
C. Subyek Penelitian 9
D. Instrumen Penilaian 9E. Data dan Sumber Data 9F. Teknik Pengumpulan Data 10G. Teknik Analisis Data 10H. Indikator Keberhasilan10BAB I V PENUTUP .............................................................................11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12