Ptk Problem Solving

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak pihak yang mensinyalir rendahnya kualitas pendidikan saat ini berkaitan erat dengan rendahnya motivasi siswa. Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian, perlu dilakukan upaya yang antara lain berupa pengembangan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan motivasi belajar siswa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh dalam belajar. Metode Pembelajaran Problem Solving merupakan salah satu pendekatan pembelajaran motivasional yang diyakini mampu meningkatkan motivasi maupun prestasi siswa dalam belajar. Berdasarkan kenyataan diatas maka kami melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Problem Solving pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 2 Kendari” Pada penelitian ini akan dikembangkan tindakan- tindakan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh metode problem solving (pemecahan masalah) terhadap peningkatan

description

ptk problem solving

Transcript of Ptk Problem Solving

Page 1: Ptk Problem Solving

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyak pihak yang mensinyalir rendahnya kualitas pendidikan saat ini

berkaitan erat dengan rendahnya motivasi siswa. Untuk memecahkan masalah

pembelajaran yang demikian, perlu dilakukan upaya yang antara lain berupa

pengembangan strategi pembelajaran yang mampu mengoptimalkan motivasi belajar

siswa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran secara menyeluruh dalam

belajar.

Metode Pembelajaran Problem Solving merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran motivasional yang diyakini mampu meningkatkan motivasi maupun

prestasi siswa dalam belajar. Berdasarkan kenyataan diatas maka kami melakukan

Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan

Menggunakan Metode Problem Solving pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas X

SMA Negeri 2 Kendari”

Pada penelitian ini akan dikembangkan tindakan-tindakan yang dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh metode problem solving (pemecahan masalah)

terhadap peningkatan semangat belajar siswa kelas X SMA Negeri 2

Kendari?

2. Apa kelebihan dan kekurangan dari metode problem solving (pemecahan

masalah) dalam kegiatan belajar mengajar ?

1.3 Tujuan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan

1. Untuk mengetahui dampak metode problem solving (pemecahan masalah)

terhadap peningkatan semangat belajar siswa kelas X SMA Negeri 2

Page 2: Ptk Problem Solving

Kendari

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari metode problem solving

(pemecahan masalah).

1.4 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat sebagai

berikut:

a. Bagi lembaga

Sebagai penambah sumber keilmuan yang baru bagi lembaga, sehingga

lembaga tersebut lebih sering menggunakan metode problem solving

sebagai upaya menuju terhadap demokratisasi pendidikan

b. Bagi guru

Sebagai alat tolak ukur bagi metode yang telah disampaikan oleh guru

dalam kegiatan belajar mengajar dikelas, sehingga guru dapat

menggunakan metode yang lebih baik dalam kegiatan belajar mengajar

guna mencapai terhadap berbagai tujuan yang diinginkan.

c. Bagi siswa

Sebagai tambahan ilmu mengenai metode dalam pendidikan, sehingga

mereka mengetahui bahwa dalam pendidikan mereka bukan hanya

dijadikan sebagai obyek, melainkan perlu juga dijadikan sebagai subyek.

d.. Bagi peneliti

- Sebagai suatu eksperimen yang dapat dijadikan salah satu acuan untuk

melaksanakan penelitian selanjutnya.

- Untuk menambah wawasan keilmuan tentang metode problem solving.

Page 3: Ptk Problem Solving

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Metode Problem Solving

Metode ini berasal dari John Dewey, maksud utama metode ini adalah

memberikan latihan kepada siswa dalam berpikir. Metode ini dapat

menghindarkan dalam pembuatan kesimpulan yang tergesa-gesa. Proses

menimbang-nimbang berbagai kemungkinan pemecahan dan menangguhkan

pengambilan keputusan sampai terdapat bukti-bukti yang cukup akan menjadi dasar

dalam penerapan metode ini.

Metode problem solving (pemecahan masalah) atau suatu metode dalam

pendidikan dan pengajaran dengan sejalan melatih anak-anak (siswa) untuk

menghadapi masalah-masalah dari yang paling sederhana sampai kepada masalah

yang paling rumit (Zuhairini, 1997 : 110). Metode ini biasanya dikombinasikan

dengan metode proyek, dimana anak dihadapkan pada masalah-masalah,

kemudian disuruh memecahkan sendiri sampai mendapatkan pemecahannya

atau kesimpulannya (Roestiyah, 1986 : 82).

Suatu masalah yang akan dipecahkan selalu mempunyai ciri yaitu adanya

suatu kesulitan baik yang bersifat psikis maupun fisik. Maksudnya dalam

percakapan sehari-hari dikatakan bahwa ada persoalan yang memerlukan otak dan

ada yang memerlukan otot untuk dapat memecahkannya. Oleh sebab itulah maka

sebaiknya suatu masalah yang akan dipecahkan oleh murid harus selalu

merupakan masalah yang kepentingan pemecahannya benar-benar dihayati

sebagai kebutuhan bagi hidupnya.

Suatu masalah dikatakan masalah yang baik bila memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1. Jelas, dalam arti bersih dari kesalahan-kesalahan bahasa maupun isi

pengertian yang berbeda.

Page 4: Ptk Problem Solving

2. Kesulitan dapat diatasi, maksudnya adalah bahwa pokok persoalan yang akan

dipecahkan tidak merupakan pokok berganda

3. Bernilai bagi murid, hasil ataupun proses yang dialami murid harus

bermanfaat dan menguntungkan pengalaman murid atau memperkaya

pengalaman murid.

4. Sesuai dengan perkembangan psikis murid, masalah yang dipecahkan tidak

terlalu mudah dan tidak terlalu sulit.

5. Praktis, dalam artian mungkin dijumpai delam kehidupan sehari-hari

Adapun tujuan utama dari penggunaan metode problem solving

dalam kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:

1. mengembangkan kemampuan berpikir, terutama dalam mencari sebab

akibat dan tujuan dari suatu permasalahan.

2. memberikan kepada siswa pengetahuan dan kecakapan praktis yang

bernilai atau bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari.

3. belajar bagaimana dalam bertindak dalam suatu situasi baru.

4. belajar bekerja secara sistematis diwaktu memecahkan suatu

permasalahan.

Metode problem solving (pemecahan masalah) tepat digunakan:

1. apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa untuk berpikir kritis dan

analitis.

2. apabila pelajaran dimaksudkan untuk melatih siswa memiliki

keberanian dan rasa tanggung jawab dalam mengahadapi masalah-

masalah kehidupan kelak dimasyarakat.

2.2 Rencana Tindakan

a. Kegiatan Peneliti:

1. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan.

Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok

permasalahan

2. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak

serempak berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing

Page 5: Ptk Problem Solving

3. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh

kelas dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan

4. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari

pokok permasalahan.

b. Kegiatan siswa

1. Menelaah topik atau pokok permasalahan yang diajukan guru,

atau mengusulkan suatu problema

2. Ikut aktif memikirkan sendiri atau mencari sumber atau data dari

buku-buku sumber pengetahuan lain agar dapat menemukan jawaban

pemecahan masalah yang diajukan

3. Menghormati pendapat teman-temannya walaupun tidak setuju

dengan pendapat yang dikemukakan

Page 6: Ptk Problem Solving

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Kendari Kota Kendari.

Adapun Penelitian Tindakan Kelas ini di khususkan pada kelas X semester

pertama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2014/2015

3.2 Persiapan Penelitian

Metode problem solving bukan hanya sekedar metode mengajar,

tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving

dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari

data sampai kepada menarik kesimpulan. Penggunaan metode ini memerlukan

persiapan-persiapan sebagai berikut:

a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus

tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuanya.

b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk

memecahkan masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku,

meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain sebagainya.

c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan

jawaban ini tentu saja didasarkan kepada data yang telah diperoleh pada

langkah kedua diatas.

d. Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini

siswa harus berusaha betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-

betul cocok, apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali

tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja

Page 7: Ptk Problem Solving

diperlukan metode-metode lainnya, seperti demontrasi, tugas, diskusi

dan lain sebagainya.

e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sama kepada kesimpulan

terakhir tentang jawaban dari masalah tadi.

Disamping langkah tersebut juga terdapat langkah-langkah lain

yaitu sebagai berikut:

- pengenalan kesulitan masalah

- pendefinisian masalah

- saran-saran mengenai berbagai kemungkinan pemecahan

- pengujian hipotesis

- memferifikasi kesimpulan (Muhaimin dkk, 1996 : 88)

3.3 Siklus Penelitian

Siklus dalam penelitian ini adalah merupakan hal yang paling inti dari

Penelitian tindakan kelas karena dengan siklus itulah sebuah metode dapat diuji

secara akurat dan lebih mempunyai kredibilitas yang tinggi serta kita akan dapat

mengetahui secara seksama pengaruh penggunaan metode yang kita aplikasikan

dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam Penelitin ini dilaksanakan dengan tiga kali

siklus yang berlangsung antara bulan Agustus sampai bulan September 2014.

Adapun tema yang diambil adalah masalah terjadinya kenakalan remaja dan

terjadinya disintegrasi bangsa

3.4 Instrumen

Alat yang digunakan dalam proses pembelajaran (kegiatan belajar

mengajar) disekolah ini adalah buku pedoman guru dan siswa kelas X SMA serta

buku pedoman bahasa indonesia kurikulum 2013 dan Lembar Kerja Siswa serta

sarana dan prasarana pembelajaran lainnya.

Page 8: Ptk Problem Solving

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Siklus Pertama

a. Perencanaan

1. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan.

Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok

permasalahan

2. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak

berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing

3. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas

dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan

4. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok

permasalahan

b. Pelaksanaan

1. Tahap awal:

- membuka pelajaran

- perkenalan antara peneliti dan siswa

2. Tahap inti:

- memberikan penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian di

SMA Negeri 2 Kendari

- membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam

penelitian ilmiah

- peneliti memberikan rangsangan berfikir pada siswa bagaimana cara

berpartisipasi dalam penelitian ini

Page 9: Ptk Problem Solving

- memberikan Topik Permasalahan

- memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan berdiskusi sesuai

dengan tema

3. Tahap akhir

- peneliti menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan pemantapan

- peneliti memberikan himbauan dan motivasi kepada siswa untuk

membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

- peneliti menutup pelajaran

c. Pengamatan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas X ini menerapkan metode

problem solving (pemecahan masalah) dalam kegiatan belajar mengajar dan didapat

hasil yang cukup memuaskan.

Dari pengamatan dapat diketahui secara langsung bahwa dengan metode

tersebut suasana kelas menjadi hidup. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa

yang ikut aktif dalam mengajukan permasalahan dan memecahkan suatu

permasalahan. Dalam memecahkan berbagai permasalahan, siswa seringkali

menggunakan buku rujukan yang ada kaitannya dengan permasalahan dan juga

disertai dengan alasan-alasan yang rasional. Disamping itu pula banyak siswa yang

terlihat antusias dalam mendengarkan permasalahan dan pemecahannya, sehingga

terlihat tidak ada siswa yang mengantuk, main-main, bergurau dan bahkan tertidur.

d. Refleksi

Sesuai dengan apa yang telah kami amati, penggunaan metode problem

solving dalam pelajaran bahasa indonesia kelas X melalui perencanaan tindakan

yang telah dibuat sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode

tersebut telah memberikan hasil yang maksimal. ini terbukti dengan semangat

siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga suasana kelas

menjadi hidup. Walaupun demikian perlu adanya suatu pembenahan guna mencapai

hasil yang maksimal dalam penerapan metode ini. Langkah berikutnya kami akan

merencanakan dan menguji kembali penerapan metode ini dalam siklus ke dua.

Page 10: Ptk Problem Solving

4.2 Siklus kedua:

a. Perencanaan

1. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan

dipecahkan. Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu

pokok permasalahan

2. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak

berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing

3. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas

dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan

4. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok

permasalahan

b. Pelaksanaan

1. Tahap awal:

- membuka pelajaran

- pemberian motivasi dan review

2. Tahap inti:

- membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam

penelitian ilmiah

- peneliti memberikan rangsangan berfikir

- peneliti mempersilahkan siswa untuk melanjutkan diskusi kemarin

- memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan berdiskusi sesuai

dengan tema peneliti

- peneliti memberi pertanyaan kepada siswa

3. Tahap akhir

- peneliti menyimpulkan hasil diskusi dan memberikan pemantapan

- peneliti memberikan himbauan dan motivasi kepada siswa untuk

membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas.

Page 11: Ptk Problem Solving

- peneliti menutup pelajaran

c. Pengamatan.

Dari pengamatan juga dapat diketahui secara langsung bahwa dengan metode

tersebut suasana kelas menjadi hidup. Hal ini juga dibuktikan dengan banyaknya

siswa yang ikut aktif dalam mengajukan permasalahan dan memecahkan suatu

permasalahan. Dalam memecahkan berbagai permasalahan, siswa juga seringkali

menggunakan buku rujukan yang ada kaitannya dengan permasalahan dan juga

disertai dengan alasan-alasan yang rasional.

d. Refleksi

Sesuai dengan apa yang telah kami amati, penggunaan metode problem

solving dalam pelajaran bahasa indonesia kelas X pada siklus kedua ini, maka dapat

pula diambil suatu kesimpulan bahwa metode tersebut telah memberikan hasil

yang maksimal. ini terbukti dengan bersemangatya siswa dalam proses kegiatan

belajar mengajar dikelas sehingga suasana kelas menjadi hidup. Penelitian kedua ini

juga didasarkan melalui perencanaan tindakan yang telah dibuat sebelumnya. Untuk

lebih memantapkan keefektifan penggunaan metode ini dalam proses belajar

mengajar, kami akan menguji kembali pada siklus ketiga dalam Penelitian Tindakan

Kelas ini.

4.3 Siklus Ketiga:

a. Perencanaan

a. Peneliti menetapkan suatu pokok atau problema yang akan dipecahkan.

Guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok

permasalahan

b. Guru mengatur giliran pembicaraan agar semua siswa tidak serempak

berbicara mengemukakan pendapatnya masing-masing

c. Menjaga suasana kelas dan mengatur setiap pembicara agar seluruh kelas

dapat mendapatkan apa yang sedang dikemukakan

Page 12: Ptk Problem Solving

d. Mengatur agar sifat atau isi pembicaraan tidak menyimpang dari pokok

permasalahan

b. Pelaksanaan

a. Tahap awal:

- membuka pelajaran

- pemberian motivasi dan review

b. Tahap inti:

- membantu siswa menyiapkan bahan atau media yang diperlukan dalam

penelitian ilmiah (pemutaran CD)

- mengawasi siswa melakukan penyelidikan ilmiah

- mempersilahkan siswa memecahkan masalah dengan tema yang ada

- memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat dan berdiskusi sesuai

dengan tema

c. Tahap akhir

- memberikan pemantapan, meluruskan hal-hal yang kurang tepat dan

menyimpulkan

- evaluasi akhir

- Peneliti menutup pelajaran

c. Pengamatan.

Pelaksanaan metode problem solving (pemecahan masalah) di kelas X SMA

Negeri 2 Kendari terlihat memperoleh basil yang sangat memuaskan. Para siswa bila

dilihat sebelum diterapkan metode problem solving (pemecahan masalah) ini terlihat

begitu kurang bersemangat, tidak siap dalam menerima materi pelajaran, ada yang

main-main, tidur-tiduran, mengantuk, dan lain sebagainya. Begitu materi pelajaran

disampaikan melalui metode problem solving (pemecahan masalah), maka siswa

banyak yang antusias, bersemangat dan aktif dalam memberikan kontribusi keilmuan

(memecahkan suatu permasalahan), sehingga suasana dalam kelas terlihat lebih hidup

.Hal lain yang menjadi indikator keberhasilan metode problem solving

(pemecahan masalah) ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Kendari lebih sering

Page 13: Ptk Problem Solving

membaca buku-buku bacaan yang dapat menunjang terhadap materi pelajaran

biologi di sekolah, buku-buku ilmiah dan lain sebagainya. Untuk data hasil dari

penelitian dapat dilihat pada lampiran.

d. Refleksi

Sesuai dengan apa yang telah kami amati, penggunaan metode problem

solving dalam pelajaran bahasa indonesia kelas X melalui perencanaan tindakan

yang telah dibuat sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode

tersebut telah memberikan hasil yang maksimal. ini terbukti dengan

bersemangatnya siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dikelas sehingga

suasana kelas menjadi hidup.

Walaupun demikian dalam metode ini terdapat beberapa kelemahan-

kelemahan sehingga perlu adanya suatu pembenahan guna mencapai hasil yang

maksimal dalam penerapan metode ini. Pembenahan (Refleksi) tersebut adalah:

1. Seorang Guru jangan hanya terpaku dengan metode problem

solving ini, guru juga perlu menggunakan metode-metode lainnya yang dapat

menunjang terhadap pencapaian berbagai tujuan, guru juga harus

memberikan rangkuman pelajaran karena siswa mudah lupa apabila materi-materi

tidak dicatat..

2. Guru harus memberikan reward (penghargaan) bagi siswa yang

selialu agresif dalam memecahkan berbagai permasalahan dan memberikan

remedial bagi siswa yang tertinggal.

3. Guru hendaknya jangan terlalu sering memaksakan pendapatnya

terhadap permasalahan yang diajukan siswa, guru hanya memberikan stimulus

agar siswa dapat dengan mudah memecahkan berbagai masalah dan tercipta

pendidikan yang demokratis.

Page 14: Ptk Problem Solving

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

• Dengan penerapan metode problem solving (pemecahan masalah) di kelas X

SMA Negeri 2 Kendari, maka semangat belajar siswa semakin bertambah yang

dibuktikan dengan banyaknya siswa yang sering berargumen dalam

memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan literature yang telah

dibaca serta aktif .

• Adapun kelebihan penerapan metode problem solving (pemecahan masalah)

siswa dapat ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar dan lebih berpikir

kritis dari pada sebelumnya, sehingga suasana kelas menjadi lebih hidup.

• Kelemahan penerapan untuk melaksanakan metode problem yaitu

penyediaan buku-buku bacaan sebagai bahan penunjang.dan waktu yang

dibutuhkan relatif lama karena biasanya siswa menuntut waktu untuk

berfikir agar pendapat mereka benar dan tepat.

5.1 Saran

• Perlu adanya kerjasama antara personalia yang ada dilingkungan sekolah tentang

pentingnya interaksi antara guru dengan murid sebagai upaya pengembangan

potensi daya pikir mereka dan upaya untuk melatih siswa dalam memecahkan

masalahnya secara mandiri

• Siswa sepatutnya belajar dan membaca buku-buku pengetahuan lainnya

yang dapat menunjang terhadap pemahamannya tentang bahasa indonesia,

sehingga setiap permasalahan yang diajukan oleh guru dapat dijawab dengan

benar. Dan siswa juga dapat menemukan berbagai permasalahan guna

dipecahkan sehingga dapat menumbuhkan kekritisan siswa.

Page 15: Ptk Problem Solving

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jatim. 2006 Panduan Workshop Penelitian Tindakan Kelas,

Surabaya : Tim Perluasan dan Peningkatan Baku Mutu SMU.

Djajadisastra, Jusuf. 1981. Metode-Metode Mengajar. Bandung:Angkasa

Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar: Penerapannya Dalam

Pembelajaran Pendidikan Agama. Surabaya: CV. Citra Media,

Roestiyah, dkk. 1986. Didaktik Metodik. Jakarta: PT Bina Aksara.

Zuhairini, dkk, 1997. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya:Usaha Nasional.

Page 16: Ptk Problem Solving

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

DENGAN MENGGUNAKAN METODE

PROBLEM SOLVING

PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

KELAS X

SMA NEGERI 2 KENDARI

NAMA : HARTINI, SPd, MPd

NIP : 19760526 200701 2 012

BIDANG STUDI : BAHASA INDONESIA

Page 17: Ptk Problem Solving

SMA NEGERI 2 KENDARI

KENDARI

2014

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini dengan judul “Peningkatan Motivasi

Belajar Siswa dengan Menggunakan Metode Problem Solving Pada Pelajaran Bahasa

Indonesia Kelas X Sma Negeri 2 Kendari”.

Penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini untuk dipakai dalam pengurusan kenaikan

pangkat/golongan dari III/c ke III/d Tahun 2014

Dalam penyusunan Penelitian ini penulis banyak mendapat bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu Penulis ucapkan terima kasih dengan tulus dan sedalam-

dalamnya kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini

selesai.

Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini jauh dari sempurna untuk

itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak selalu penulis

harapkan.

Semoga Penelitian ini bisa bermanfaat bagi para pembaca

Penulis

Page 18: Ptk Problem Solving

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ................................................................................................i

Kata Pengantar ...............................................................................................ii

Daftar Isi .......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................1

A. Latar Belakang ................................................................1

B. Rumusan Masalah ............................................................1

C. Tujuan Penelitian .............................................................2

D. Manfaat Penelitian...........................................................2

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN .........3

A. Kemampuan Membaca ....................................................3

B. Teks Berita pada Surat Kabar ..........................................3

C. Membaca Teks Berita.......................................................4

D. Pengaruh Media Surat Kabar Terhadap Peningkatan Kemampuan

Membacakan Teks Berita ................................................5

E. Hipotesis Tindakan...........................................................5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................6

A. Prosedur Penelitian .........................................................6

B. Tempat Penelitian ..........................................................9

Page 19: Ptk Problem Solving

C. Subyek Penelitian ..........................................................9

D. Instrumen Penilaian ........................................................9

E. Data dan Sumber Data ....................................................9

F. Teknik Pengumpulan Data ...........................................10

G. Teknik Analisis Data ....................................................10

H. Indikator Keberhasilan....................................................10

BAB I V PENUTUP .............................................................................11

A. Kesimpulan ....................................................................11

B. Saran ..............................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................12