penerapan erp pada sistem informasi berdasarkan iso 9126
-
Upload
khicef-setia -
Category
Education
-
view
267 -
download
3
description
Transcript of penerapan erp pada sistem informasi berdasarkan iso 9126
TUGAS KELOMPOK TESTING DAN IMPLEMENTASIEvaluasi Penerapan ERP pada Sistem Informasi Penjualan Properti berdasarkan ISO 9126
DI KERJAKAN OLEH :- AHMAD SYAMSUDIN
- DIONNISIUS - SITI NURANI
- RILYASARI MELIA PRATIWI - MELLIZA TURNIA
PROPERTI
PENJUALAN PROPERTIBisnis properti di Indonesia saat ini bisa dikatakan sebagai
bisnis yang cukup diminati. Karena banyaknya peminat terhadap bisnis ini, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bisnis ini dituntut untuk bisa menciptakan suatu manajemen yang baik dan terorganisir demi menarik perhatian pelanggan. Namun, dalam bisnis ini ada banyak sekali komponen atau hal-hal yang harus diolah, mulai dari data properti, data pembeli, data penjual, data transaksi, dan data-data lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan sistem Enterprise Resource Planning (ERP) untuk mengatasi permasalahan ini. Sistem ERP dapat menggabungkan sistem pada setiap divisi fungsional perusahaan ke dalam suatu sistem tunggal agar tercapai suatu operasi yang terintegrasi dan transparan dalam menjalankan proses bisnis secara realtime. Sistem ERP memfasilitasi arus informasi dari berbagai fungsi yang berbeda di perusahaan, sehingga proses bisnis yang ada dan informasi yang diberikan pun saling berhubungan dan dapat meminimalkan kesalahan
DEFINISI PROPERTI
Definisi properti adalah harta berupa tanah dan bangunan serta saran dan prasarana yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tanah dan bangunan , singkatnya definisi dari property adalah tanah milik dan bangunan.
SISTEM MODEL ISO 9126Sama halnya dengan sistem-sistem yang lain, juga diperlukan
suatu evaluasi terhadap sistem ERP ini. Salah satu model evaluasi yang bisa digunakan adalah model ISO 9126. Model ISO 9126 melakukan evaluasi berdasarkan karakteristik kualitas yang umum. Evaluasi ini bertujuan untuk menguji atau menganalisa seberapa baik kualitas penerapan ERP pada sistem penjualan properti dengan modul-modul yang telah disebutkan sebelumnya. Ada enam karakteristik sistem yang dievaluasi, yakni functionality, reliability, usability, efficiency, portability, dan maintainability dan masing-masing karakteristik ini mempunyai beberapa sub-karakteristik. Hasil dari evaluasi terhadap penerapan ERP pada sistem penjualan properti ini bisa memberikan suatu informasi penting kepada pengguna sistem atau pelaku bisnis. Apabila berdasarkan evaluasi diperoleh hasil yang kurang memuaskan, maka bisa dilakukan perbaikan terhadap sistem.
PENGERTIAN ERP
ERP yaitu sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur/jasa yang berperan untuk mengintegrsikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek opeasi, produksi, maupun distribusi pada perusahaan. ERP dikenal sebagai suatu hal yang diperlukan untuk efisiensi, ketangkasan/kematangan, dan kemampuan bereaksi secara cepat kepada pelanggan dan penyalur, yang pada umumnya dibutuhkan oleh suatu perusahaan e-business agar berhasil dalam dunia e-commerce yang dinamis.
Sistem yang berjalan
METODE WATERFALL
Tahap tahap pengembangan sistem• Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti tahap-tahap pengembangan sistem dengan menggunakan
metode waterfall [5] . Fase pengembangan dimulai dengan analisis dan definisi kebutuhan, lalu dilanjutkan dengan perancangan sistem dan software, selanjutnya dilakukan implementasi dan pengujian unit lalu integrasi dan pengujian sistem serta dilakukan operasi dan pemeliharaan.
• Pada tahap analisis dan definisi kebutuhan dilakukan dengan mengumpulkan kebutuhan yang diperlukan secara lengkap kemudian dianalisis dan didefinisikan kebutuhan yang harus dipenuhi khususnya hal-hal yang berkaitan dalam penjualan properti. Analisa dan definisi kebutuhan ini meliputi modul-modul yang diperlukan dalam Sistem Informasi Penjualan Properti ini seperti modul Customer Relationship Management (CRM), modul pengelolaan data properti, modul KPR, modul accounting dan modul komunikasi penjual & pembeli serta mengintegrasikan antar modul tersebut dalam satu kesatuan sistem ERP.
• Tahap selanjutnya, dilakukan desain sistem dan software dengan merancang sistem ERP menggunakan notasi Unified Modelling Languange (UML) berupa class diagram dan use case. Pada tahap ini juga dilakukan perancangan user interface yang digunakan untuk pengguna. Selanjutnya dilakukan implementasi dengan mengimplementasikan hasil rancangan sebelumnya ke dalam kode-kode program dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan tampilan Jquery. Setelah diimplementasikan dilakukan pengujian dengan menggunakan model ISO 9126 dengan beberapa karakteristik dan sub-karakteristiknya. Pada tahap operasi dan pemeliharaan akan dilakukan pada tahap selanjutnya dengan tujuan untuk mengoperasikan program di lingkunganya dan melakukan pemeliharaan seperti menyesuaian perubahan dengan situasi sebenarnya sehingga sistem ke depannya dapat bekerja secara optimal.
Pengujian Sistem Berdasarkan Model Evaluasi ERP ISO 9126
• Model ISO 9126 memberikan karakteristik kualitas yang bersifat umum untuk mengevaluasi kualitas setiap jenis produk perangkat lunak. Meskipun demikian, ada banyak jenis produk perangkat lunak yang memiliki karakteristik tersendiri. Dengan demikian, dalam rangka untuk mengevaluasi kualitas produk perangkat lunak tersebut, model kualitas perangkat lunak yang ada harus diubah dan diperluas. Dalam hal ini, dimulai dari model kualitas yang spesifik, karakteristik dan sub-karakteristik dari model seperti itu harus disesuaikan dengan sifat sistem baru yang sedang dievaluasi. Adaptasi tersebut termasuk menghilangkan beberapa karakteristik, mendefinisikan yang lain, dan memperkenalkan fitur baru.
• Model mutu ISO 9126 memerlukan analisis karakteristik lebih lanjut, sebelum
sepenuhnya disesuaikan untuk mengevaluasi kualitas dari sistem ERP. Standar ISO 9126 mendefinisikan model mutu dengan enam karakteristik termasuk functionality, reliability, usability, efficiency, portability, dan maintainability yang selanjutnya dibagi kedalam dua puluh tujuh sub-karakteristik. Berikut ini meliputi bagaimana karakteristik dan sub-karakteristik yang disesuaikan.
• Functionality telah didefinisikan oleh ISO 2001 sebagai kemampuan perangkat lunak untuk menyediakan fungsi yang memenuhi kebutuhan pengguna yang dinyatakan dan tersirat di bawah kondisi pemakaian tertentu. Dalam rangka untuk mengevaluasi karakteristik seperti itu, telah dibagi menjadi lima sub-karakteristik yaitu accuracy, suitability, interoperability, security, dan functionality compliance.
• Reliability adalah kemampuan perangkat lunak untuk mempertahankan tingkat kinerja di bawah kondisi yang ditetapkan untuk jangka waktu yang ditetapkan. Reliability memiliki empat sub-karakteristik terdiri maturity, fault tolerance, recoverability, dan reliability compliance
• Usability adalah kemampuan perangkat lunak untuk dipahami, dipelajari, digunakan, dan menarik bagi pengguna, bila digunakan dalam kondisi tertentu. Usability telah menetapkan sub-karakteristik termasuk understandability, learnability, operability, dan attractiveness. Karakteristik ini digunakan dalam penelitian untuk menyarankan bahwa sistem ERP harus dipahami, dipelajari, digunakan, dan dieksekusi pada kondisi tertentu.
• Efficiency mengacu pada kemampuan sebuah sistem untuk memberikan
kinerja berhubungan dengan jumlah sumber daya yang digunakan, di bawah kondisi yang ditentukan. Ini juga telah dibagi menjadi tiga sub-karakteristik yaitu time behavior, resource utilization dan efficiency compliance. Mengadaptasi karakteristik ini untuk sistem ERP di institusi pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan bahwa sistem harus peduli dengan sumber daya yang digunakan ketika memberikan fungsionalitas yang diperlukan.
• Maintainabilty adalah kemampuan perangkat lunak untuk dimodifikasi. Maintainabilty terdiri lima sub-karakteristik termasuk analyzability, changeability, stability, testability, dan maintainability compliance. Dalam penelitian ini, setiap fitur atau bagian dari sistem ERP harus dimodifikasi. Serta mengidentifikasi fitur atau bagian
Berdasarkan pernyataan sebelumnya, model kualitas sistem ERP yang berdasarkan ISO 9126 dapat dilihat pada Tabel .
Model ini mencakup karakteristik kualitas dan sub-karakteristik.TABEL I MODEL ISO 9126
Karakteristik Sub-karakteristik DeskripsiFunctionality Suitability Apakah perangkat lunak
sistem ERP dapat melakukan fungsi yang diperlukan?
Accurateness Apakah hasil sistem ERP sesuai yang diharapkan?
Interoperability Apakah software sistem ERP dapat beriteraksi dengan sistem lainnya?
Security Apakah sistem ERP dapat mencegah akses yang tidak diizinkan?
Functionality compliance Apakah sistem ERP memenuhi standar aplikasi dan peraturan hukum yang ada?
Reliability Maturity Apakah kekurangan pada software sistem ERP dan hardware dapat dieliminasi dari waktu ke waktu?
Fault tolerance Apakah sistem ERP mampu mempertahankan level yang ditetapkan dari performa dalam kasus error pada software dan hardware?
Recoverability Apakah sistem ERP dapat melanjutkan pekerjaannya dan memulihkan data yang error?
Reliability compliance Apakah sofware sistem ERP memenuhi standar reliability yang ada?
Usability Understandability Apakah pengguna sistem ERP dapat menggunakan sistem dengan mudah?
Learnability Apakah sistem ERP dapat dipelajari dengan mudah?
Operability Apakah sistem ERP dapat bekerja dengan usaha yang minimal?
Attractiveness Apakah inteface dari sistem ERP sesuai atau terlihat baik?
UsabilityCompliance
Apakah software sistem ERP memenuhi standar usability yang ada?
Efficiency Time behavior Apakah sistem ERP memiliki respon yang cepat?
Resourceutilization
Apakah sistem ERP dapat memanfaatkan sumber daya secara efisien?
Efficiencycompliance
Apakah sofware sistem ERP memenuhi standar efficiency yang ada?
Maintainability Analyzability Apakah diagnosa kesalahan atau identifikasi bagian yang dimodifikasi pada sistem ERP dapat dilakukan dengan usaha yang minimal?
Changeability Apakah sistem ERP dapat dimodifikasi dengan mudah?
Stability Apakah sistem ERP dapat melangsungkan fungsinya setelah terjadi perubahan?
Testability Apakah modifikasi sistem ERP dapat dengan mudah divalidasi?
Portability Adaptability Apakah sistem ERP dapat dipindahkan dengan mudah ke lingkungan yang lain?
Installability Apakah software sistem ERP dapat diinstall dengan mudah?
Portabilitycompliance
Apakah sistem ERP memenuhi standar portability yang ada?
Replaceability Apakah sistem ERP dapat diganti dengan mudah dengan sistem yang serupa?
3.2. White Box Black Box
• A. Implementasi dan Unit Testing• Implementasi dari sistem ERP ini menggunakan sebuah sistem
yang terintegrasi dan berbasis web. Setelah itu, dilakukan pengujian pada unit testing dengan menguji source code yang telah dibuat apakah berkerja sebagaimana mestinya sehingga diharapkan hasil yang optimal dengan meminimalkan kesalahan yang terjadi. Pengujian dilakukan pada saat modul-modul belum saling terintegrasi sehingga dapat lebih mengetahui bug atau error ketika dilakukan pengujian menggunakan White Box Testing. Karakteristik model mutu SO 9126 yang termasuk dalam pengujian White Box yaitu efficiency dan maintainability.
– Pengertian White Box Testing• White box testing adalah pengujian yang didasarkan pada pengecekan
terhadap detail perancangan, menggunakan struktur kontrol dari desain program secara procedural untuk membagi pengujian ke dalam beberapa kasus pengujian. Secara sekilas dapat diambil kesimpulan white box testing merupakan petunjuk untuk mendapatkan program yang benar secara 100%.
- Pengertian Black Box Testing• Black box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil
eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Jadi dianalogikan seperti kita melihat suatu koatak hitam, kit hanya bisa melihat penampilan luarnya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungkus hitam nya. Sama seperti pengujian black box, mengevaluasi hanya dari tampilan luarnya(interface nya) , fungsionalitasnya.tanpa mengetahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam proses detilnya (hanya mengetahui input dan output).
TABEL II PENGUJIAN WHITE BOX PADA MODEL ISO 9126
Karakter Sub-Karakter Deskripsi Metod.Evaluasi
efficiency Time behavior Menguji respon SIPP mengacu pada kecepatan dalam menampilkan hasil dari inputan
White Box
Resourceutilization
Menguji ketersediaan data atau database dengan menjalankan fitur-fitur pada tiap modul yang belum terintegrasi
White Box
Efficiencycompliance
Menguji SIPP White Box
maintainability Analyzability Menguji kode program pada event, procedure, dan function
White Box
Changeability Menguji rancangan dan kebutuhan sistem
White Box
Stability Menguji integrasi pada tiap modul
White Box
Testability Menguji keselurah sistem
White Box
B. Integrasi dan System Testing
• Setelah dilakukan integrasi antara beberapa modul yang saling terkait dilakukan pengujian menggunakan Black Box dan evaluasi dengan menggunakan ISO 9126. Karakteristik model mutu ISO 9126 yang termasuk dalam pengujian Black Box yaitu Functionality, Reliability, Usability, dan Portability
TABEL III PENGUJIAN BLACK BOX PADA MODEL ISO 9126
Kar. Sub-Kar. Deskripsi Metod.Evaluasi
Functionality
Suitability Menguji kelengkapan SIPP dengan melihat inputan dan hasil output
Black Box
Accurateness Menguji sinkronisasi antara inputan dan outputan
Black Box
Interoperability Menguji integrasi pada tiap modul
Black Box
Security Menguji Log In User maupun Log In admin pada SIPP
Black Box
Functionality compliance
Menguji standard fungsionalitas pada SIPP
Black Box
Reliability Maturity Menguji frekuensi kesalahan pada SIPP
Black Box
Fault tolerance Menguji estimasi waktu kinerja pada SIPP
Black Box
Recoverability Menguji sistem backup dan restore pada SIPP
Black Box
Reliability compliance
Menguji standard kahandalan pada SIPP
Black Box
Usability Understandability Menguji User Interface pada SIPP
Black Box
Learnability Menguji User Interface pada SIPP
Black Box
Operability Menguji kebtuhan hardware maupun software
Black Box
Attractiveness Menguji fitur-fitur dalam SIPP
Black Box
UsabilityCompliance
Menguji kebutuhan user
Black Box
Portability Adaptability Menguji SIPP pada berbagai browser maupun perangkat lunak lainnya
Black Box
Installability Menguji SIPP pada berbagai OS
Black Box
Portabilitycompliance
Menguji standard portabilitas pada SIPP
Black Box
Replaceability Menguji kesamaan SIPP dengan sistem yang lain
Black Box
Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian dan analisa aplikasi, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:
• Secara fungsional, SIPP sudah memenuhi kriteria untuk menjadi sebuah sistem ERP meskipun ada beberapa modul yang belum terintegrasi.
• Dari segi keandalan, SIPP masih memerlukan pembenahan di beberapa fungsi.• Dari segi kegunaan, SIPP sangat user friendly, sehingga mudah untuk dipelajari.• Secara efisiensi, SIPP berjalan dengan Time Behavior dan Resource Utilization
yang baik, sehingga tidak memakan waktu yang lama untuk respon dan tidak berat untuk proses.
• Untuk pemeliharaan, SIPP belum mudah diketahui jika terjadi kesalahan dalam proses pembangunan akan tetapi mudah untuk dilakukan modifikasi karena telah disediakan fitur tambahan dalam sistem.
• Berdasarkan Adaptibility, Installability, dan Replaceability, maka dapat dikatakan jika sistem yang dibangun telah memenuhi standarisasi tingkat portability.
TERIMAKASIH